hubungan antara dukungan sosial teman sebaya …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka...

28
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO AGUSTINUS PURBALINGGA OLEH MARIA ANASTASIA EVALYN MATURBONGS 80 2013 123 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 22-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA

DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO

AGUSTINUS PURBALINGGA

OLEH

MARIA ANASTASIA EVALYN MATURBONGS

80 2013 123

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena
Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena
Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

Nim : 802013123

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal

bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN

PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO AGUSTINUS PURBALINGGA

Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 10 Mei 2017

Yang menyatakan,

Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

Nim : 802013123

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN

PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO AGUSTINUS PURBALINGGA

Yang dibimbing oleh:

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkai kalimat atau

gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan

pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 10 Mei 2017

Yang memberi pernyataan

Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN

PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO AGUSTINUS PURBALINGGA

Oleh

Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

802013123

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal : 16 Mei 2017

Oleh

Pembimbing Utama

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.S Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA

DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA-SISWI SMA SANTO

AGUSTINUS PURBALINGGA

Maria Anastasia Evalyn Maturbongs

Krismi D. Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan penyesuaian diri pada siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan desain penelitian korelasional yang

menghubungkan dua variabel, yaitu antara variabel dependen (Y) penyesuaian diri dengan

variabel independen (X) dukungan sosial teman sebaya. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah sampling jenuh yaitu pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan

semua anggota populasi yang berjumlah 60 orang sebagai sampel penelitian.Variabel

dukungan sosial teman sebaya diukur dengan menggunakan Skala dukungan sosial teman

sebaya yang dikembangkan oleh House (dalam Smet, 1994) dan diadaptasi oleh Kusumawati

(2008) terdiri dari 39 item pernyataan. Sedangkan variabel penyesuaian diri menggunakan

Skala penyesuaian diri yang dikembangkan oleh Schneiders (1964) dan diadaptasi oleh

Kusumawati (2008) terdiri dari 26 item pernyataan. Analisis data dengan menggunakan

teknik analisis korelasi Pearson Product Moment dan diperoleh hasil r = 0,089 (r>0) dengan

signifikansi 0,024 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri siswa-siswi SMA

Santo Agustinus Purbalingga.

Kata kunci : Dukungan Sosial Teman Sebaya, Penyesuaian Diri, Remaja.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

ii

Abstract

This study aims to determine the relationship between peer social support against adjustment

to students in SMA Santo Agustinus Purbalingga. This research uses quantitative approach,

with correlational research design which connect two variables, that is between the

dependent variable (Y) adjustment with independent variable (X) peer social support. The

sampling technique used saturated sampling, which is sampling where the researcher uses all

members of the population of 60 people as a sample of the research. Peer-based social

support variable measured using the peer-based social support scale developed by House (in

Smet 1994) and adapted by Kusumawati (2008) consists of 39 statement items. While the

adjustment variable using Adjustment Scale developed by Schneiders (1964) and adapted by

Kusumawati (2008) consists of 26 items statement. Data analysis using correlation analysis

technique Pearson Product Moment and obtained result r = 0,089 (r> 0) with significance

0,024 (p <0,05). The results showed a significant positive relationship between peer social

support against adjustment of students in SMA Santo Agustinus Purbalingga.

Keywords : peer social support, adaptability, adolescence.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

1

PENDAHULUAN

Masa remaja dianggap sebagai masa labil karena individu berusaha mencari

jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada

pemikiran lebih lanjut (Hurlock dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012). Menurut

Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara

masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau

13 tahun dan berakhir di usia 16 hingga 20 tahun). Kondisi lingkungan mempunyai

pengaruh yang sangat besar dalam mempengaruhi remaja untuk melakukan interaksi,

akan tetapi kondisi lingkungan selalu berubah setiap saat, oleh karena itu remaja

dituntut untuk dapat melakukan interaksi dan penyesuaian diri dengan bentuk-bentuk

interaksi yang baru dalam berbagai situasi sesuai dengan perannnya dengan lebih

matang (Sears dkk, 1992).

Tuntutan dari lingkungan tersebut dapat dipenuhi oleh remaja apabila ia

memiliki kemampuan untuk memahami berbagai situasi di lingkungan yang

kemudian menentukan perilaku yang sesuai dan tepat dalam situasi tertentu, yang

biasa disebut dengan kemampuan penyesuaian diri. Remaja yang dapat melakukan

penyesuaian dengan baik tentu akan melewati masa remajanya dengan baik dan

diharapkan adanya perkembangan kedewasaan dan dapat diterima dalam lingkungan

masyarakat. Sebaliknya, apabila remaja mengalami permasalahan dalam penyesuaian

diri, kelak remaja akan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri pada tahap

perkembangan selanjutnya (Andayani, 2003).

Semiun (dalam Handono dan Bashori, 2013) mengemukakan bahwa

penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan

tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan,

tegangan, frustrasi, dan konflik batin serta menyelaraskan tuntutan batin ini dengan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

2

tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Menurut Kartono

(dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012), penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk

mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan,

dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai

respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.Atwater (1983),

mengungkapkan bahwa penyesuaian diri juga memiliki tiga elemen yang penting dan

saling berhubungan satu dengan lainnya yaitu:diri sendiri, orang lain dan perubahan.

Secara sederhana, penyesuaian diri mencakup perubahan dalam diri sendiri dan

lingkungan yang diperlukan untuk mencapai hubungan yang memuaskan dengan

orang lain dan lingkungan sekitar.

Kumalasari dan Ahyani (2012), mengemukakan bahwa penyesuaian diri juga

merupakan sebuah patokan untuk mencapai kesehatan mental seseorang. Banyak

remaja yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya karena

ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan keluarga,

sekolah,dan masyarakat.

Schneiders (1964) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang

baik, yaitu: pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya, objektivitas diri

dan penerimaan diri, kontrol dan perkembangan diri,integrasi pribadi yang baik,

adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya, adanya perspektif, skala nilai,

filsafat hidup yang memadai; mempunyai rasa humor, mempunyai rasa tanggung

jawab, menunjukkan kematangan respon, adanya perkembangan kebiasaan yang baik,

adanya adaptabilitas, bebas dari respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan

mental), memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain,

memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain, adanya kepuasan dalam

bekerja dan bermain, memiliki orientasi yang memadai terhadap realitas.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

3

Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person)

adalah individu dengan segala keterbatasan, kemampuan serta kepribadiannya telah

bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya secara efisien, matang, bermanfaat

dan memuaskan.Efisien yang dimaksud adalah apa yang dilakukan oleh seorang

individu dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak

mengeluarkan energi, membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan.

Matang yang dimaksud adalah seorang individu dapat memulai dengan melihat dan

menilai situasi dengan kritis sebelum beraksi. Bermanfaat yang dimaksud adalah apa

yang dilakukan seorang individu bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam

lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Memuaskan yang dimaksud

adalah apa yang dilakukan seorang individu dapat menimbulkan perasaan puas pada

dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya.

Seorang individu juga diharapkan mampu menyelesaikan konflik-konflik yang

berhubungan dengan mental, frustrasi, dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun

kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta tidak

menunjukkan perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang.

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa-siswi SMA Santo

Agustinus Purbalingga pada tanggal 25 Oktober 2016 kepada 5 orang siswa-siswi

SMA Santo Agustinus Purbalingga yang bernama Jonathan,Dimas,Teresia,Fani dan

Okta. Dihasilkan bahwa beberapa siswa-siswi yang mengenyam pendidikan di SMA

Santo Agustinus Purbalingga mengalami kesulitan untuk melakukan interaksi dan

adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang

mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena masih ada beberapa siswa-

siswi yang tidak dapat mengontrol emosinya ketika menghadapi masalah dengan

teman-temannya di sekolah, sehingga sering kali ditemukan siswa-siswi yang

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

4

bertengkar di sekolah ataupun bertengkar di dalam kelas setelah jam pelajaran

selesai. Ada beberapa siswa-siswi juga yang ketika mengalami kegagalan dalam ujian

cenderung menyalahkan temannya yang tidak mau memberikan contekan jawaban

saat ujian karena siswa atau siswi tersebut tidak belajar sebelum mengerjakan ujian

(melakukan mekanisme pertahanan diri yaitu proyeksi) dan tidak berusaha untuk

memperbaiki kegagalannya. Beberapa siswa-siswi yang ketika mengalami masalah

dengan prestasi belajarnya atau masalah pertemanan di sekolah cenderung akan

merasa cemas dan tidak dapat berpikir rasional untuk menghadapi masalah tersebut,

jika mereka tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut mereka menjadi

frustrasi dan tidak dapat berperilaku yang sewajarnya.

Selain itu ada beberapa siswa-siswi yang memiliki rasa ketidakpedulian

dengan teman-temannya di sekolah tersebut yang mengalami kesulitan dalam

mengikuti pelajaran dan mengalami penurunan prestasi belajarnya.Beberapa siswa-

siswi juga memiliki sifat egois dan emosional yang berlebihan saat mengalami dan

menghadapi masalah dengan teman sekelasnya atau dengan gurunya. Beberapa siswa-

siswi juga kurang memiliki sikap realistis jika menghadapi suatu masalah di sekolah,

beberapa dari mereka tidak bisa menerima kenyataan jika prestasi belajar mereka

menurun atau dijauhi oleh teman-teman sekelasnya karena memiliki sikap yang

buruk. Siswa-siswi yang mengalami permasalahan dengan teman-temannya di

sekolah tersebut kebanyakan melihat dan menyelesaikan masalah secara subjektif dan

tidak melihatnya secara objektif. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru BK dan salah satu guru kelas di SMA Santo Agustinus Purbalingga

untuk memperkuat pernyataan yang disampaikan oleh 5 orang siswa-siswi yang

sebelumnya sudah melakukan wawancara dengan peneliti. Berdasarkan hasil

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

5

wawancara yang dilakukan oleh peneliti, terdapat hambatan penyesuaian diri pada

siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga.

Schneiders (dalam Kusumawati, 2008) terdapat 3 aspek penyesuaian diri

yaitu: keharmonisan dengan diri sendiri, yaitu kemampuan seorang individu untuk

menerima keadaan diri sendiri. Kemampuan individu, yaitu kemampuan seorang

individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya tanpa adanya tekanan emosional yang

berarti. Keharmonisan dengan lingkungan, yaitu kemampuan seorang individu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Schneiders (1964), mengatakan bahwa terdapat tujuh aspek penyesuaian diri

yang baik, yaitu: mengontrol emosi yang berlebihan, penyesuaian diri yang normal

dan baik ditandai dengan tidak adanya emosi yang relatif berlebihan. Adanya kontrol

dan ketenangan emosi pada individu akan memungkinkannya untuk menghadapi

permasalahan secara cermat dan dapat menentukan berbagai kemungkinan pemecahan

masalah ketika menemui hambatan. Meminimalkan mekanisme pertahanan diri,

penyesuaian diri yang normal dan baik ditandai dengan tidak ditemukannya

mekanisme psikologis. Individu dengan penyesuaian diri yang normal bersedia

mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Sebaliknya, individu dikatakan mengalami gangguan penyesuaian jika

individu mengalami kegagalan, ia cenderung melakukan mekanisme seperti

rasionalisasi, proyeksi, atau kompensasi. Mengurangi rasa frustrasi, seorang individu

yang mengalami frustrasi ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan tanpa harapan,

maka akan sulit bagi individu untuk mengorganisir kemampuan berpikir, perasaan,

motivasi dan tingkah laku dalam menghadapi situasi yang menuntut penyelesaian.

Seorang individu harus mampu menghadapi masalah secara wajar, tidak

menjadi cemas dan frustrasi. Berpikir rasional dan mampu mengarahkan diri,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

6

penyesuaian diri yang normal dan baik ditandai dengan adanya kemampuan individu

dalam menghadapi masalah, konflik, dan frustrasi dengan menggunakan kemampuan

berpikir secara rasional dan mampu mengarahkan tingkah laku yang sesuai.

Kemampuan untuk belajar, penyesuaian diri yang baik ditunjukkan dan diperoleh

individu dari proses belajar yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga dari

proses belajar tersebut individu memperoleh berbagai cara yang dapat digunakan

untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Memanfaatkan pengalaman masa lalu,

kemampuan individu untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman merupakan hal

yang penting bagi penyesuaian diri yang normal. Dalam menghadapi masalah,

individu dapat membandingkan pengalaman diri sendiri dengan pengalaman orang

lain sehingga pengalaman-pengalaman yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan

yang baik dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Sikap realistis dan objektif,

penyesuaian diri yang normal dan baik akan berkaitan dengan sikap yang realistis dan

objektif. Sikap realistis dan objektif berkenaan dengan orientasi individu terhadap

kenyataaan, mampu menerima kenyataan yang dialami tanpa konflik dan melihatnya

secara objektif. Sikap realistik dan objektif berdasarkan pada proses belajar,

pengalaman masa lalu, pertimbangan rasional, dan dapat menghargai situasi dan

masalah.

Penyesuaian diri pada remaja dipengaruhi beberapa faktor. Menurut

Schneiders (dalam Ali & Asrori, 2012) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

proses penyesuaian diri remaja, yaitu: kondisi fisik, kondisi fisik yang sehat dapat

menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan

menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.

Sebaliknya, kondisi fisik yang tidak sehat dapat menyebabkan perasaan rendah diri,

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

7

kurang percaya diri, atau bahkan menyalahkan diri sehingga akan berpengaruh kurang

baik bagi proses penyesuain diri.

Faktor belajar dan pengalaman, Ali dan Asrori (2012) mengatakan dalam

proses penyesuaian diri, belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak

fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan.

Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri, karena

berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Faktor lingkungan

antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat

Faktor budaya dan agama, Ali dan Asrori (2012) mengatakan proses

penyesuaian diri remaja, mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara

bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultural

tempat individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian

dirinya. Sebaliknya, agama akan memberikan suasana psikologis tertentu dalam

mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan

suasana damai dan tenang pada remaja.

Berdasarkan penjelasan dari faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian

diri, faktor dukungan sosial teman sebaya termasuk dalam faktor lingkungan

khususnya lingkungan sekolah karena seorang remaja akan banyak bertemu,

berinteraksi dan memerlukan lebih banyak dukungan sosial dari teman sebaya saat

berada di lingkungan sekolah.

Sarafino (2008), mengatakan bahwa dukungan sosial bisa berasal dari mana

saja salah satunya adalah teman sebaya. Teman sebaya merupakan salah satu

komponen utama yang ada di dalam lingkungan sekolah. Penyesuaian diri pada

dasarnya juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana seseorang itu berada (Schneider,

1964). Santrock (2003), mengatakan bahwa seorang remaja banyak menghabiskan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

8

waktu bersama teman-temannya di sekolah sehingga dapat dilihat peranan dan

pengaruh teman sebaya dalam kehidupan remaja. Dengan kata lain, remaja

membutuhkan dukungan sosial teman sebaya yang dapat membantunya dalam

melakukan penyesuaian diri yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitan yang

dilakukan Dennis (2005), yang menyatakan bahwa dukungan dari teman sebaya

adalah prediktor kuat untuk seorang remaja dalam penyesuaian sosial daripada

dukungan dari keluarga.

Johnson dan Johnson (dalam Rochayati, 2001) menyatakan bahwa dukungan

sosial merupakan makna dari hadirnya orang lain yang dapat diandalkan untuk

dimintai bantuan, dorongan, dan penerimaan apabila individu yang bersangkutan

mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sarafino (2002)

mengatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan,

maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari orang lain ataupun

dari kelompok. Lebih lanjut Sarafino (2006) mengemukakan bahwa dukungan sosial

mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau

menghargainya. Sarason dalam Kuntjoro (2002) mengatakan bahwa dukungan sosial

adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang lain yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita.

House (dalam Smet, 1994) mengemukakan terdapat empat aspek dukungan

sosial, yaitu: dukungan emosional, aspek ini melibatkan kelekatan, jaminan dan

keinginan untuk percaya pada orang lain, sehingga seseorang menjadi yakin bahwa

orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang. Dukungan

instrumental, aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah menolong

orang lain, meliputi peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung yang lain

termasuk didalamnya memberikan peluang waktu. Dukungan informasi, aspek ini

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

9

meliputi pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Terdiri atas

pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan. Dukungan

penilaian (penghargaan), aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi

umpan balik, pertandingan sosial dan afirmasi (persetujuan).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kumalasari dan Ahyani

(2012) membuktikan bahwa faktor internal dan eksternal dapat memengaruhi

perkembangan penyesuaian diri pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan di daerah

Kudus dapat memengaruhi seorang remaja dalam melakukan penyesuaian diri. Seperti

memberikan perhatian dari pengelola Panti Asuhan yang berperan sebagai keluarga,

membantu mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya.

Penelitian yang dilakukan Maharani dan Andayani (2003). Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa interaksi dengan orang tua dapat membantu remaja dalam

melakukan penyesuaian diri. Interaksi yang intens dan baik antara orang tua dan

remaja dapat menjadi pendukung remaja dalam melakukan penyesuaian diri dengan

lingkungan sekitarnya. Keterlibatan orang tua dan perhatian dari orang tua juga

membantu seorang remaja dalam melakukan interaksi dan penyesuaian diri dengan

lingkungan sekitar seperti dengan teman sebaya dan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Asrori (2009) dan Adhyastama (2015)

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya

dengan penyesuaian sosial dimana penyesuiaan sosial merupakan bagian dari

penyesuaian diri individu terhadap lingkungan sosial.

Penelitian serupa dilakukan oleh Megantoro (2015), dimana terdapat

hubungan positif yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian

diri di sekolah pada siswa kelas X SMK Kristen Salatiga.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

10

Penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2014) dimana terdapat korelasi positif

antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri siswa tunarungu di sekolah

inklusi.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Brissette, Scheier, dan Carver

(2002) menemukan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan

penyesuaian diri. Mereka menjelaskan bahwa penyesuaian diri lebih dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain di luar dukungan sosial, keadaan fisik, perkembangan dan

kematangan, keadaan psikologis, tingkat religiusitas dan kebudayaan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan, hasil wawancara, fenomena-fenomena

yang ada dan perbedaan pandangan dari beberapa penelitian sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman

sebaya dengan penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga.

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

teman sebaya terhadap penyesuaian diri, serta menambah informasi kepada siswa-

siswi maupun mahasiswa-mahasiswi bahwa dukungan sosial berkontribusi penting

dalam proses penyesuaian diri seseorang.

Hipotesis

Rumusan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah terdapat

hubungan yang positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan

penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga. Artinya semakin

tinggi dukungan sosial teman sebaya maka penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo

Agustinus Purbalingga semakin meningkat, sebaliknya jika dukungan sosial teman

sebaya rendah maka penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus semakin

menurun.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

11

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif, yaitu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian

yang telah disesuaikan dengan variabel-variabel yang akan diteliti dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya (Sugiyono, 2008).

Variabel penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas (X) adalah Dukungan Sosial Teman Sebaya sedangkan variabel

tergantung (Y) adalah Penyesuaian Diri.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa-siswi SMA Santo Agustinus

Purbalingga yang berjumlah 60 orang siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga

yang terdiri dari kelas 1 sebanyak 14 orang, kelas 2 sebanyak 26 orang, dan kelas 3

sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti

menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2012),

sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini juga menggunakan 2 skala yang terdiri dari yang pertama Skala

Penyesuaian Diri yang dikembangkan oleh Schneiders (dalam Kusumawati, 2008)

skala ini terdiri dari 26 item pernyataan yang terbagi berdasarkan 3 aspek penyesuaian

diri yaitu keharmonisan dengan diri sendiri, kemampuan individu, keharmonisan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

12

dengan lingkungan. Alternatif jawaban yang diberikan untuk partisipan adalah

“sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “ tidak dapat menentukan dengan pasti” (TP),

“tidak setuju” (TS), dan “sangat tidak setuju” (STS). Perhitungan seleksi item

dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Corrected Item-Total Correlation

dengan bantuan program komputer SPPS versi 16.0 for windows. Kriteria pemilihan

item berdasarkan korelasi item total dengan batasan koefisien korelasi yang dianggap

memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik adalah sebesar > 0,3 (Azwar,

2012). Pada skala penyesuaian diri dari 26 item yang di uji terdapat 4 item yang

gugur, sehingga terdapat 22 item yang terpakai. Nilai r (corrected item-total

correlation) bergerak dari 0.327 - 0.842 dengan koefisien alpha cronbach sebesar

0.898, yang tergolong reliabel.

Skala yang kedua adalah Skala Dukungan Sosial yang dikembangkan oleh

House (dalam Smet, 1994), skala ini terdiri dari 39 item pernyataan yang terbagi

berdasarkan 4 aspek dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian (penghargaan).Alternatif

jawaban yang diberikan untuk partisipan adalah “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “

tidak dapat menentukan dengan pasti” (TP), “tidak setuju” (TS), dan “sangat tidak

setuju” (STS). Perhitungan seleksi item dilakukan dengan menggunakan teknik

statistik Corrected Item-Total Correlation dengan bantuan program komputer SPPS

versi 16.0 for windows. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total

dengan batasan koefisien korelasi yang dianggap memuaskan dan memberikan

kontribusi yang baik adalah sebesar > 0,3 (Azwar, 2012). Pada skala dukungan sosial

teman sebaya dari 39 item yang di uji terdapat 4 item yang gugur, sehingga terdapat

35 item yang terpakai. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.350 -

0.662 dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0.918, yang tergolong reliabel.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

13

HASIL PENELITIAN

Analisa Deskriptif

a. Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya

Kategorisasi variabel dukungan sosial teman sebaya dibuat berdasarkan nilai

tertinggi yaitu 35 x 5 = 175 dan nilai terendah yaitu 35 x 1 = 35.

Tabel 1.1

Kategorisasi Dukungan Sosial Sosial Teman Sebaya

No Interval Kategori Means N SD Presentase

1 147 ≥ X < 175 Sangat Tinggi 161,25

56

8,92

93 %

2 119 ≥ X ≤ 147 Tinggi 4 7%

3 91 ≥ X ≤ 119 Sedang 0 0%

4 63 ≥ X < 91 Rendah 0 0%

5 35 ≥ X < 63 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 60 100%

SD = 8,92 Min = 143 Max = 175

Dukungan Sosial Teman Sebaya rata-rata subjek berada pada kategori sangat tinggi

dengan mean 161,25.

b. Variabel Penyesuaian Diri

Kategorisasi variabel penyesuaian diri dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu

22 x 5 = 110 dan nilai terendah yaitu 22 x 1 = 22.

Tabel 1.2

Kategorisasi Penyesuaian Diri

No Interval Kategori Means N SD Presentase

1 92,4 ≥ X < 110 Sangat Tinggi

79.10

17

14,97

28 %

2 74,8 ≥ X ≤ 92,4 Tinggi 9 15%

3 57,2 ≥ X ≤ 74,8 Sedang 34 57%

4 39,6 ≥ X < 57,2 Rendah 0 0%

5 22 ≥ X < 39,6 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 60 100%

SD = 14,97 Min = 57 Max = 108

Penyesuaian diri rata-rata subjek berada pada kategori tinggi dengan mean 79,10.

Uji Normalitas

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

14

Berdasarkan hasil pengujian normalitas, variabel dukungan sosial teman

sebaya memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,746 dengan probabilitas (p) atau signifikansi

sebesar 0,634 (p>0,05). Oleh karena nilai signifikansi p > 0,05, maka distribusi

variabel dukungan sosial teman sebaya adalah normal. Sedangkan variabel

penyesuaian diri memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,613 dengan probabilitas (p) atau

signifikasi sebesar 0,110 (p>0,05), sehingga distribusi variabel penyesuaian diri

normal. Dengan demikian kedua variabel memiliki distribusi yang normal.

Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi

penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Didapatkan F Deviation from

Linearity = 1,118 dengan sig. = 0,377 (p > 0,05) yang berarti hubungan kedua

variabel tersebut linear.

Uji Korelasi

Hasil perhitungan dari uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara

dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri r = 0,089 (r> 0) dengan

signifikansi 0.024 (p<0.05) yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan

Correlations

VAR00001 VAR00002

VAR00001 Pearson Correlation 1 .089

Sig. (1-tailed) .024

N 60 60

VAR00002 Pearson Correlation .089 1

Sig. (1-tailed) .024

N 60 60

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

15

antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo

Agustinus Purbalingga. Artinya semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka

penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan meningkat,

sebaliknya jika dukungan sosial teman sebaya rendah maka penyesuaian diri siswa-

siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan menurun.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri siswa-siswi

SMA Santo Agustinus Purbalingga. Artinya semakin tinggi dukungan sosial teman

sebaya maka penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan

meningkat, sebaliknya jika dukungan sosial teman sebaya rendah maka penyesuaian

diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan menurun.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock (2003), yang mengatakan bahwa

seorang remaja banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya di sekolah

sehingga dapat dilihat peranan dan pengaruh teman sebaya dalam kehidupan remaja.

Dengan kata lain, remaja membutuhkan dukungan sosial teman sebaya yang dapat

membantunya dalam melakukan penyesuaian diri yang lebih baik. Hal ini juga sesuai

dengan penelitan yang dilakukan Dennis (2005), yang menyatakan bahwa dukungan

dari teman sebaya adalah prediktor kuat untuk seorang remaja dalam penyesuaian

sosial daripada dukungan dari keluarga.

Sementara itu berdasarkan uji koefisien determinasi dengan rumusan R= r2 x

100%, yang menunjukkan sumbangan efektif variabel X (dukungan sosial teman

sebaya) terhadap variabel Y (penyesuaian diri) berpengaruh sebesar 0.8% sedangkan

20,79% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lainnya. Dukungan sosial teman sebaya

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

16

dalam penelitian ini memiliki sumbangan efektif yang sangat rendah yaitu kurang dari

1%. Faktor-faktor lain yang memengaruhi proses penyesuaian diri adalah kondisi fisik,

belajar, pengalaman, budaya dan agama (Ali & Asrori, 2012).

Dari analisis deskriptif, dihasilkan presentase variabel dukungan sosial teman

sebaya dari sebagian besar partisipan penelitian berada pada kategori sangat tinggi

dengan persentase 93%. Hal ini menujukkan bahwa komponen teman sebaya

merupakan salah satu komponen utama yang ada di dalam lingkungan sekolah

(Sarafino, 2008). Penyesuaian diri pada dasarnya juga dipengaruhi oleh lingkungan

dimana seseorang itu berada (Schneider, 1964).

Sedangkan hasil presentase untuk variabel penyesuaian diri sebagian besar

partisipan penelitian berada pada kategori sedang dengan presentase 57%. Peneliti

menemukan bahwa sebagian siswa-siswi mengalami hambatan penyesuaian diri

dikarenakan kurangnya kepedulian teman sebaya mereka dalam memberikan

dukungan sosial. House (dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa untuk membantu

seseorang yang mengalami hambatan dalam proses penyesuaian diri, orang lain dapat

memberikan dukungan sosial berupa dukungan emosional, dukungan instrumental,

dukungan informasi dan dukungan penghargaan.

Dari uraian diatas dapat ditemukan bahwa bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya terhadap penyesuaian diri siswa-siswi

SMA Santo Agustinus Purbalingga. Artinya semakin tinggi dukungan sosial teman

sebaya maka penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan

meningkat, sebaliknya jika dukungan sosial teman sebaya rendah maka penyesuaian

diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan menurun.

KESIMPULAN

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

17

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri pada siswa-

siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga. Artinya semakin tinggi dukungan sosial

teman sebaya maka penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga

akan meningkat, sebaliknya jika dukungan sosial teman sebaya rendah maka

penyesuaian diri siswa-siswi SMA Santo Agustinus Purbalingga akan menurun.

SARAN

Setelah peneliti melakukan, mencermati, dan menarik kesimpulan dari

penelitian ini, maka peneliti memiliki saran:

a. Bagi siswa-siswi

Siswa-siswi sebaiknya dapat lebih peduli dengan teman-teman

sebayanya yang mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri di

lingkungan sekolah dengan cara memberikan sebuah dukungan sosial yang

diharapkan dapat membantu mereka yang mengalami kesulitan penyesuaian

diri dengan lingkungan sekolah.

b. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya kiranya dapat mengembangkan dan

meneliti mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri

dengan menambahkan Faktor-faktor lain yang memengaruhi proses

penyesuaian diri adalah kondisi fisik, belajar, pengalaman, budaya dan agama

(Ali & Asrori, 2012). Peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan

aspek-aspek dan alat ukur yang digunakan agar memperoleh tingkat validitas

alat ukur yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

18

Adhyastama, A.A. (2015). Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

penyesuaian sosial pada siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta :

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ali, M & Asrori, M. (2012).Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, A. (2009). Hubungan kecerdasan emosi dan interaksi teman sebaya dengan

penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program kelas akselerasi di SMP

Negeri 9 Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Brissette, I., Scheier, M.F., Carver., C.S. (2002). The role of optimism in social

network development, coping, and psychological adjustment during a life

transition. Journal of Personality and Social Psychology, 82, 102-111.

Estiane, U. (2015). Pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial

mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal Psikologi Klinis dan

Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, 4, 29-40.

Fatnar, V.N & Anam, C. (2014). Kemampuan interaksi sosial antara remaja yang

tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal bersama keluarga. Jurnal

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2, 71-75.

Handono, O.T & Bashori, K. (2013). Hubungan antara penyesuaian diri dan dukungan

sosial terhadap stress lingkungan pada santri baru. Jurnal Fakultas Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 1, 79-89.

Hasan, S.A., Handayani, M.M. (2014). Hubungan dukungan teman sebaya dengan

penyesuaian diri siswa tunarungu di sekolah inklusi. Skripsi (tidak diterbitkan).

Surabaya : Universitas Airlangga Surabaya.

Kumalasari, F & Ahyani, L. N. (2012).Hubungan antara dukungan sosial dengan

penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur Universitas

Muria Kudus, 1, 22-31.

Kusumawati, Y. (2008). Hubungan dukungan sosial dari teman terhadap penyesuaian

diri pada remaja di panti asuhan Suko Mulyo Tegal. Skripsi (tidak diterbitkan).

Fakultas Psikologi UKSW.

Maharani, O.P & Andayani, B. (2003). Hubungan antara dukungan sosial ayah

dengan penyesuaian sosial pada remaja laki-laki. Jurnal Psikologi Universitas

Gadjah Mada 1, 23-35.

Mahmudi, Moh. Hadi & Suroso. (2014). Efikasi diri, dukungan sosial dan penyesuaian

diri dalam belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3, 183-194.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …...adaptasi dengan masyarakat sekitar sekolah mereka dan teman-teman mereka yang mengenyam pendidikan di SMA tersebut. Hal ini karena

19

Megantoro, X. (2015). Hubungan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian diri di

sekolah pada siswa baru di SMK Kristen Salatiga tahun ajaran 2015/2016.

Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Rochayati. (2001). Hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar pada

mahasiswa fakultas psikologi ahmad dahlan. Skripsi (tidak diterbitkan).

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjusment and Mental Health. New York: Holt,

Rinehart and Winston.

Sears, D. O, Freedman, J. L. & Peplau, L.A. 1992. Psikologi Sosial Jilid I.

Terjemahan: Michael, A. dan Savitri,S. Jakarta: Erlangga.

Siwabessy, B.M. (2016). Hubungan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan

kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru angkatan 2015 fakultas

psikologi UKSW. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UKSW.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.