hubla-1
TRANSCRIPT
DEPARTEMEN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
“IMPLEMENTASI ASAS CABOTAGE PADA INDUSTRI PELAYARAN DAN PELUANG
PEMBIAYAANNYA BAGI PERBANKAN”
-2-
INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA
Jumlah Pulau : + 17.504Garis Pantai : + 81.000 km (kedua terpanjang setelah
Kanada)Luas Wilayah Daratan : 1,9 Juta km2
Luas Wilayah Lautan : 5,8 Juta km2
• Laut Teritorial : 0,8 Juta km2
• Laut Nusantara : 2,3 Juta km2
• ZEE : 2,7 Juta km2
Pelayaran merupakan infrastruktur yang menghubungkan ribuan pulau dan jembatan penghubung yang mempersatukan dan mempertahankan kedaulatan bangsa.
Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2005Tanggal 28 Maret 2005
tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional
-3-
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK IDONESIANOMOR 5 TAHUN 2005
TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan industri pelayaran nasional, dengan ini menginstruksikan :
Kepada : 1. Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;3. Menteri Perhubungan;4. Menteri Keuangan;5. Menteri Dalam Negeri;6. Menteri Perindustrian; 7. Menteri Perdagangan;8. Menteri Kehutanan;9. Menteri Pendidikan Nasional;10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;11. Menteri Kelautan dan Perikanan; 12. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;13. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;14. Para Gubernur/Bupati/Walikota di seluruh Indonesia.
Untuk :PERTAMA : Menerapkan asas cabotage secara konsekuen dan merumuskan kebijakan
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna memberdayakan industri pelayaran nasional sebagai berikut :
1. Perdagangan … -4-
INSTRUKSI PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2005
Menerapkan asas Cabotage secara konsekuen danmerumuskan kebijakan serta mengambil langkah-langkahyang diperlukan sesuai dengan kewenangan masing-masing
guna memberdayakan industri pelayaran Nasional
BidangPerdagangan
BidangPerdagangan
Muatan dalamnegeri(Cabotage))Muatan imporKemitraan dengan kontrakangkutan jangkapanjang.
BidangKeuanganBidang
Keuangan
PerpajakanLembagaKeuanganAsuransi
BidangPerhubungan
BidangPerhubungan
Angkutan Laut- Angkutan Laut
Dalam Negeri (Cabotage)
Pelabuhan
BidangPerindustrian
BidangPerindustrian
Industriperkapalan
Pembangunankapal
BidangESDM
BidangESDM
Jaminan penyedia-an BBM bagi kapal
berbenderaIndonesia untuk
angkutan lautdalam negeri
BidangPendidikan &
Latihan
BidangPendidikan &
Latihan
MendorongPemda danswasta me-ngembangkan diklat ber-standar IMOKerjasama dengan peng-guna jasa pelaut
-5-
AMANAT INPRES NO. 5/ 2005UNTUK MENERAPKAN ASAS CABOTAGE
AMANAT INPRES NO. 5/ 2005UNTUK MENERAPKAN ASAS CABOTAGE
Bidang PerdaganganMuatan pelayaran antarpelabuhan di dalam negeri dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya setelah Instruksi Presiden ini berlaku, wajib diangkut dengan kapal berbendera Indonesia dan dioperasikan oleh perusahaan pelayaran nasional.
Bidang PerhubunganAngkutan LautMenata penyelenggaraan angkutan laut nasional dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya setelah Instruksi Presiden ini berlaku, sehingga angkutan laut dalam negeri seluruhnya dilayani oleh kapal-kapal berbendera Indonesia.
-6-
PENGERTIAN ASAS CABOTAGEPENGERTIAN ASAS CABOTAGECabotage is the principle of reserving the privilege or right of navigating and trading along the coast between two or more ports within the national territory only to vessels that are duly registered in that country (Cabotage adalah prinsip yang memberikan hak kepada suatu negara bahwa pengangkutan antarpelabuhan di dalam negeri suatu negara hanya dapat diangkut oleh kapal-kapal berbendera negara tersebut);Asas Cabotage berakar pada konsepsi bahwa kegiatan angkutan laut dalam negeri adalah bagian dan kekuatan strategis dalam mempertahankan kedaulatan negara, dengan demikian pelaksanaan asas Cabotage bukan semata-mata menyangkut masalah ekonomi atau proteksi ekonomi tetapi adalah menyangkut masalah kedaulatan negara.
-8-
Peraturan Menteri Perhubungan No. 71 Tahun 2005 tanggal 18 Nopember 2005 tentang Pengangkutan Barang/ Muatan Antarpelabuhan di Dalam Negeri;
Peraturan ini menetapkan Roadmap Pelaksanaan Asas Cabotage Angkutan Laut Dalam Negeri Berdasarkan Komoditi, dimana sesuai dengan kapasitas armada nasional yang tersedia diharapkan seluruh barang/ muatan antar pelabuhan di dalam negeri akan telah dapat diangkut oleh perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia selambat-lambatnya 1 Januari 2011.Barang/ muatan antarpelabuhan di dalam negeri meliputi :
1. Minyak dan gas bumi (Oil/ Petroleum);2. Barang umum (General Cargo);3. Batubara (Coal)4. Kayu dan olahan primer (Wood)5. Beras (Rice)6. Minyak kelapa sawit (CPO)7. Pupuk (Fertilizer)8. Semen (Cement)9. Bahan galian tambang/ bahan galian logam, bahan galian non logam dan bahan
galian golongan C (Mine and Quarry);10. Biji-bijian lainnya (Other Grains);11. Muatan cair dan bahan kimia lainnya (Other Liquid);12. Bijian hasil pertanian (Agri Grain)13. Sayur, buah-buahan dan ikan segar (Fresh Product);14. Penunjang kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi (Offshore).
ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGE BERDASARKAN KOMODITI
-9-
-10-
0
2
4
6
8
10
12
14
1 Jan 2005 1 Jan 2006 1 Jan 2007 1 Jan 2008 1 Jan 2009 1 Jan 2010 1 Jan 2011
General Cargo
Wood
Fertilizer
Rice
Cement
Fresh Product
CPO
Mine and Quarry
Other Grains
ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGE BERDASARKAN KOMODITI
OtherLiquid
Agri Grain
Oil/Petroleum
Coal
Offshore
Jenis dan Jumlah Komoditi
Batas AkhirPember-
lakuan AsasCabotage
2
1413
11
9
55
ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGEANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN KOMODITI (2005-2010)
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2006
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2007
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2008
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2009
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2010
Pangsa Muatan (%)
1 Jan 2011No Komoditi
KapalIndonesia
KapalAsing
KapalIndonesia
Kapal Asing
KapalIndonesia
Kapal Asing
KapalIndonesia
Kapal Asing
KapalIndonesia
Kapal Asing
KapalIndonesia
Kapal Asing
1 General Cargo 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
2 Wood 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
3 Fertilizer 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
4 Cement 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
5 Rice 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
6 Fresh product 95 5 95 5 100 0 100 0 100 0 100 0
7 CPO 80 20 80 20 100 0 100 0 100 0 100 0
8 Other grains 70 30 70 30 100 0 100 0 100 0 100 0
9 Mine and Quarry
40 60 40 60 100 0 100 0 100 0 100 0
10 Agri grain 70 30 70 30 80 20 100 0 100 0 100 0
11 Other liquid 40 60 40 60 65 35 100 0 100 0 100 0
12 Coal 60 40 60 40 75 25 95 5 100 0 100 0
13 Oil/ Petroleum 40 60 40 60 60 40 90 10 100 0 100 0
Komoditi 5 5 9 11 13 13
Penunjang Kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi (offshore) dilaksanakan selambat-lambatnya 1 Januari 2011
-11-
PENINGKATAN JUMLAH ARMADA NIAGA NASIONAL BERBENDERA INDONESIA
(POSISI 31 MARET 2005 VS 31 MARET 2008)
6041
7846
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
s.d 31 Maret 2005 s.d 31 Maret 2008
1.805 Unit( 29,9 %)
Unit Kapal
Posisi 31 Maret 2008 total armada sebanyak 7.846 unit kapal, bila dibandingkan dengan bulan Maret 2005 yang total armadanya sebanyak 6.041 unit kapal maka terjadi peningkatan jumlah armada sebanyak 1.805 unit kapal atau sebesar 29,9 %, dimana sebagian besar merupakan pengalihan bendera kapal milik perusahaan pelayaran nasional dari bendera asing ke bendera Indonesia serta pembangunan kapal baru dan pengadaan kapal bekas dari luar negeri.
SIUPAL : Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan LautSIOPSUS : Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus
888
238
1.030
267
1.139
300
1.272
317
1.381
330
1.485
346
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2002
2003
2004
2005
2006
2007
SIUPAL SIOPSUS
Jum
lah
Peru
saha
an
Tahun
PERKEMBANGAN PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL
-13-
NO. JENISPERUSAHAAN 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 ANGKUTAN LAUT (SIUPAL) 888 1.030 1.150 1.272 1.381 1.485 2 ANGKUTAN LAUT KHUSUS (SIOPSUS) 238 267 300 317 330 346
TOTAL 1.126 1.297 1.450 1.589 1.711 1.831
JUMLAH PERUSAHAAN
2,44
5,8
20,95
70,81
1 s/d 3 4 s/d 10 11 s/d 20 > 20-14-
PROFIL KEPEMILIKAN KAPALPERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL
Berdasarkan Unit Armada Yang Dimiliki (Tahun 2007)
PROFIL KEPEMILIKAN KAPALPERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL
28,55
16,74
16,52 8,33
5,583,62
20,65
GT 175 s.d GT 500 GT 501 s.d GT1000 GT 1001 s.d GT 2000 GT 2001 s.d GT 3000GT 3001 s.d GT 4000 GT 4001 s.d GT 5000 GT > 5000
-15-
Berdasarkan GT Kumulatif Armada Yang Dimiliki (Tahun 2007)
PERKEMBANGAN ARMADA NIAGABERBENDERA NEGARA ASEAN (RIBUAN DWT)
No NegaraPosisi
1 Jan 2005
Posisi
1 Jan 2006
Posisi
1 Jan 2007
% Change
2005-2006
% Change
2006-2007
1 Brunei 422 421 421 0 0
2 Cambodia - - 2700 - -
3 Indonesia 5038 5308 6392 5 20
4 Malaysia 8709 7755 8571 -11 11
5 Myanmar 656 645 574 -2 -11
6 Philippines 7008 7129 6704 2 -6
7 Singapore 40943 48562 51043 19 5
8 Thailand 4383 4591 4320 5 -6
9 Vietnam 2127 2479 3144 17 27
Sumber : Review of Maritime Transport 2007, UNCTAD-16-
PENINGKATAN PANGSA MUATAN PELAYARAN NASIONAL UNTUK ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI
54,0
46,0
55,5
44,5
61,3
38,7
65,3
34,7
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
2004 2005 2006 2007
Kapal Nasional Kapal Asing
%
No Muatan 2004 2005 2006 2007
1 Nasional 101,3 (54,0%) 114,5 (55,5%) 135,3 (61,3%) 148,7 (65,3%)2 Asing 86,3 (46,0%) 91,8 (44,5%) 85,4 (38,7%) 79,2 (34,7%)
Jumlah 187,6 206,3 220,7 227,9
Juta Ton
-17-
3,5
96,5
5,0
95,0
5,7
94,3
5,9
94,1
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
2004 2005 2006 2007
Kapal Nasional Kapal Asing
%
Juta Ton
No Muatan 2004 2005 2006 2007
1 Nasional 16,3 (3,5%) 24,6 (5,0%) 29,4 (5,7%) 31,4 (5,9%)2 Asing 448,8 (96,5%) 468,4 (95,0%) 485,8 (94,3%) 500,5 (94,1%)
Jumlah 465,1 493,0 515,2 531,9
PENINGKATAN PANGSA MUATAN PELAYARAN NASIONAL UNTUK ANGKUTAN LAUT LUAR NEGERI
-18-
90,0
50,5
100,197,995,692,791,489,2
41,4 45,049,0
60,375,0
48,147,344,238,0 43,6
0
20
40
60
80
100
120
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Oil/Petroleum Coal General Cargo
PROYEKSI PERTUMBUHAN 3 KOMODITI DENGAN VOLUME MUATAN TERBESAR UNTUK ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI
-19-
Juta Ton
PROYEKSI PERTUMBUHAN MUATAN PROYEKSI PERTUMBUHAN MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERIANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI
Volume Muatan(Dalam Juta Ton)Jenis Komoditi
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan rata-rata/ tahun (%)
1) Oil/Petroleum 89.2 91.4 92.7 95.6 97.9 100.1 2.3
2) Coal 41.4 45 49 60.3 75 90 18.9
3) General Cargo 38.0 43.6 44.2 47.3 48.1 50.5 3.7
4) Cement 6.7 7.3 8.0 8.8 9.7 10.7 10.0
5) Wood 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 0
6) Fertilizer 6.2 6.4 6.5 6.6 6.8 6.9 1.9
7) CPO 4.4 5.7 5.9 6.1 6.3 6.5 3.3
8) Mine and Quarry 5.0 5.3 5.5 5.7 5.9 6.1 3.6
9) Other Grains 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.6
10) Other Liquid 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 9.2
11) Rice 1.3 1.4 1.4 1.5 1.5 1.5 1.7
12) Agri Grain 1.3 1.4 1.4 1.4 1.5 1.5 1.7
13) Fresh Product 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0
All Cargo 206.3 220.7 227.9 247.1 266.8 288.2 6.9--2020--
JUMLAH JUMLAH VOLUME VOLUME MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI YANG MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI YANG MEMERLUKAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN MEMERLUKAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010 2010
Volume MuatanJenis Komoditi
2006 2010
Proyeksi Penambahan
Muatan
Muatan Yg Diangkut Kpl
Bendera Asing Th 2006
Total Muatan Yang Diangkut Kpl Bendera Indonesia Th
2010
1) Coal 45 90 45 25.65 70.65
2) Oil/Petroleum 91.4 100.1 8.7 50.73 59.43
3) General Cargo 43.6 50.5 6.9 0 6.90
4) Mine and Quarry 5.3 6.1 0.8 3.71 4.51
5) Cement 7.3 10.7 3.4 0 3.40
6) CPO 5.7 6.5 0.8 2.28 3.08
7) Other Liquid 1.9 2.7 0.8 1.04 1.84
8) Other Grains 2.6 3.0 0.4 1.30 1.70
9) Agri Grain 1.4 1.5 0.1 0.70 0.80
10) Fertilizer 6.4 6.9 0.5 0 0.5
11) Rice 1.4 1.5 0.1 0 0.10
12) Fresh Product 0.4 0.4 0 0.03 0.03
13) Wood 8.3 8.3 0 0 0
Total Muatan 220.7 288.2 67.5 85.44 152.94
(dalam juta on)
--2121--
PROYEKSI MUATAN ANGKUTAN LAUT BATUBARAVS
KEBUTUHAN PENAMBAHAN KAPASITAS ARMADA
TahunUraian
2006 2007 2008 2009 2010 2015
Proyeksi Muatan Angk Laut Batubara 45 49 60,3 75 90 130
Kapasitas Angkut Armada Nasional 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 -
Kekurangan Kapasitas Angkut Kapal Nasional 25,6 29,6 40,9 55,6 70,6
Penambahan Kapasitas Angkut/ Tahun - - 23,5 23,5 23,6
Juta Ton
Juta Ton
-22-
25,6
70,647,1
23,5
OPSI/ SKENARIO SISTEM PENGANGKUTAN BATUBARA
-23-
Mining Area
MiningPort
TranshipmentLocation
End UserPower PlantTug & Barge
(Sea Train)50%
Panamax + Handymax50%
Tug & Barge(Sea Train)
50%
KEBUTUHAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010KEBUTUHAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010
Tipe Kapal Jumlah Kapal Ukuran Kapal (DWT) Keterangan
10 60,000 Panamax Type
13 45,000 Handymax Type
Coal Carrier
367 8,000 Tug/ Barge or Sea Train
8 30,000
12 20,000
22 11,500
40 6,000
Tanker
143 2,500
10 1,500
10 3,000
General Cargo
5 6,000
5 3,000
5 6,000
Container
4 15,000
Total 654
--2424--
Penambahan Kapal Nasional Yg Diperlukan Tahun 2010 Dana Yg Dibutuhkan (Juta US $)
Jenis Kapal Jumlah Kapal Ukuran Kapal(DWT)
Harga Pasar Kapal (Juta US$)
Dana Total Yg Dibutuhkan
Dana Bersih Yg Dibutuhkan (Di
luar modal sendiri*)
10 60,000 46.541) 465.40 372.32
13 45,000 34.001) 442.00 353.60
Coal Carrier
367 8,000 6.00 2) 2,202.00 1,761.60
8 30,000 21.005) 168.00 134.40
12 20,000 15.005) 180.00 144.00
22 11,500 12.002) 264.00 211.20
40 6,000 7.002) 280.00 224.00
Tanker
143 2,500 3.502) 500.50 400.40
10 1,500 1.504) 15.00 12.00
10 3,000 2.203) 20.00 17.60
General Cargo
5 6,000 3.304) 16.50 13.20
5 3,000 4.253) 21.25 17.00
5 6,000 5.004) 25.00 20.00
Container
4 15,000 10.004) 40.00 32.00
Total 654 4,635.65 3,713.32
*) Asumsi modal sendiri sebesar 20%1) Used Vessel (19 years old); 2) New Vessel3) Used Vessel (17 years old); 4)Used Vessel (20 years old)
KKEBUTUHAN DANA UNTUK PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010EBUTUHAN DANA UNTUK PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010
--2525--
KEBUTUHAN PENDANAAN UNTUK PENGEMBANGAN KEBUTUHAN PENDANAAN UNTUK PENGEMBANGAN ARMADA ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERIARMADA ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI
Sumber pendanaan untuk investasi yang besar bagi pengembanan Sumber pendanaan untuk investasi yang besar bagi pengembanan armada angkutan laut dalam negeri bersumber dari armada angkutan laut dalam negeri bersumber dari ::
Private Ship Financing :Private Ship Financing :1) modal sendiri1) modal sendiri22)) pinjaman dari bank komersial dan non bankpinjaman dari bank komersial dan non bank33)) leasing leasing dari perusahaan dari perusahaan leasingleasing4) penjualan saham dan penerbitan obligasi4) penjualan saham dan penerbitan obligasi ((pasar modalpasar modal))
Public Ship FinancingPublic Ship FinancingPinjaman lunak dari Pinjaman lunak dari ODAODA/ JBIC dengan skim Two Step Loan / JBIC dengan skim Two Step Loan melalui Public Ship Financing Program (melalui Public Ship Financing Program (PSFPPSFP) yang difasilitasi ) yang difasilitasi oleh Pemerintah.oleh Pemerintah.
Pelaksanaan Asas Cabotage
Tahun 2010
Kebutuhan Pengadaan Kapal
(Baru & Bekas)
Kebutuhan Pendanaan/ Investasi
Untuk Kapal
--2626--
KESIMPULANKESIMPULAN1.1. Penambahan armada kapal nasional saat ini Penambahan armada kapal nasional saat ini
terutama merupakan penggantian bendera;terutama merupakan penggantian bendera;2.2. Penambahan kapasitas armada angkutan laut Penambahan kapasitas armada angkutan laut
dalam negeri belum signifikan dibanding dengan dalam negeri belum signifikan dibanding dengan kebutuhan;kebutuhan;
3.3. Pasar angkutan laut dalam negeri (asas cabotage) Pasar angkutan laut dalam negeri (asas cabotage) bagi perusahaan pelayaran nasional masih cukup bagi perusahaan pelayaran nasional masih cukup besar;besar;
4.4. Dibutuhkan dana besar dalam kurun waktu yang Dibutuhkan dana besar dalam kurun waktu yang relatif pendek dalam rangka penambahan armada relatif pendek dalam rangka penambahan armada nasional;nasional;
5.5. Merupakan peluang investasi bagi perbankan dan Merupakan peluang investasi bagi perbankan dan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya.lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya. 2727