how to sustain icm in indonesia

Upload: zulfikar-afandy

Post on 28-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 How to Sustain ICM in Indonesia

    1/3

    HOW TO SUSTAIN ICM IN INDONESIA

    Pendahuluan

    Potensi pesisir Indonesia sangat besar, namun belum mampu memberikan konstribusi

    yang nyata dalam pembangunan, minimal untuk masyarakat yang berdiam di wilayah

    tersebut. Di wilayah pesisir banyak terjadi fenomena-fenomena ambiguitas, contohnya

    kemiskinan masyarakat pesisir ditengah-tengah sumberdaya pesisir yang memiliki

    produktivitas yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa penyebab dari hal ini?

    beberapa pendekatan telah dilakukan untuk menangani masalah ini, salah satunya adalah

    pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu atau dikenal dengan ICM (Integrated

    Coastal and Management). Apa dan bagaimana ICM ini? Apakah mampu menjawab

    permasalahan wilayah pesisir di Indonesia dan bagaimana perkembangan dan keberlanjutan

    ICM di Indonesia?

    Pengertian ICM

    Menurut (Dahuri, dkk., 1996) Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu merupakan

    pendekatan pengelolaan yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumberdaya dan kegiatan

    pemanfaatan secara terpadu, agar tercapai tujuan pembangunan wilayah pesisir secara

    berkelanjutan (sustainable), sehingga keterpaduannya mengandung tiga dimensi; dimensi

    sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis. Keterpaduan sektor diartikan sebagai

    perlunya koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antara sektor atau instansi

    pemerintah pada tingkat pemerintah tertentu (horizontal integration), dan antara tingkat

    pemerintah mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan propinsi sampai tingkat pusat

    (vertical integration).

    Sedangkan menurut GESAMP (Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine

    Environmental Protection) Integrated Coastal Management (ICM) merupakan suatu proses

    dinamis dan berkelanjutan yang menyatukan pemerintah dan masyarakat, ilmu pengetahuan

    dan pengelolaan, serta kepentingan sektoral dan masyarakat umum dalam menyiapkan

    (preparing) dan melaksanakan (implementing) suatu rencana terpadu untuk perlindungan dan

    pengembangan sumberdaya dan ekosistem pesisir (GESAMP, 1996).

    ICM di IndonesiaDari beberapa defenisi ICM di atas, dapat dilihat bahwa ICM ini merupakan konsep

    yang sangat ideal bagi efektifitas pembangunan dan pemberdayaan pesisir, dan ternyata

    konsep ini telah dilaksanakan di Indonesia sejak 1996, berikut jejak ICM di Indonesia

    (tropical-mcrm-blogspot) dimulai oleh USAID yang memprakarsai Proyek Pengelolaan

    Sumberdaya Pesisir (Coastal Resources Management ProjectCRMP) atau dikenal sebagai

    Proyek Pesisir, sebagai bagian dari program Pengelolaan Sumberdaya Alam (Natural

    Resources Management Program). Program ini direncanakan dan diimplementasikan melalui

    kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    (BAPPENAS), dan dengan dukungan Coastal Resources Center University of Rhode Island(CRC/URI) di Amerika Serikat. CRC/URI mendisain dan mengimplementasikan program-

  • 7/25/2019 How to Sustain ICM in Indonesia

    2/3

    program lapangan jangka panjang yang bertujuan membangun kapasitas menata-kelola

    wilayah pesisir yang efektif di tingkat lokal dan nasional. Lembaga ini juga melaksanakan

    analisis dan berbagi pengalaman tentang pembelajaran yang diperoleh dari dan melalui

    proyek-proyek lapangan, lewat program-program pelatihan, publikasi, dan partisipasi di

    forum-forum internasional.Di bawah bimbingan CRC/URI, Proyek Pesisir yang berkantor pusat di Jakarta,

    bekerja sama erat dengan para pengguna sumberdaya, masyarakat, industri, LSM, kelompok-

    kelompok ilmiah, dan seluruh jajaran pemerintahan. Program-program lapangan difokuskan

    di Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Provinsi Lampung (sebelah selatan Sumatera)

    ditambah Provinsi Papua pada masa akhir proyek. Selain itu, dikembangkan pula pusat

    pembelajaran pada Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) di Institut

    Pertanian Bogor (IPB), sebagai perguruan tinggi yang menjadi mitra implementasi Proyek

    Pesisir dan merupakan fasilitator dalam pengembangan Jaringan Universitas Pesisir

    Indonesia (INCUNE). Kegiatan Proyek Pesisir di Lampung berfokus pada proses penyusunan

    rencana dan pengelolaan strategis provinsi secara partisipatif. Upaya ini menghasilkan Atlas

    Sumberdaya Pesisir Lampung, yang untuk pertama kalinya menggambarkan kualitas dan

    kondisi sumberdaya alam suatu provinsi melalui kombinasi perolehan informasi terkini dan

    masukan dari 270 stakeholders setempat, serta 60 organisasi pemerintah dan non pemerintah.

    Atlas tersebut menyediakan landasan bagi pengembangan sebuah rencana strategis pesisir

    dan progam di Lampung, dan sarana pembelajaran bagi Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan

    Lautan (PKSPL) IPB, yang telah menangani program pengelolaan pesisir di Lampung.

    Sebagai contoh kegiatan pelaksanaan awal tingkat lokal dari Rencana Strategis Pesisir

    Provinsi Lampung, dua kegiatan berbasis masyarakat telah berhasil diimplementasikan. Satu

    berlokasi di Pematang Pasir, dengan titik berat pada praktik budidaya perairan yangberkelanjutan, dan yang lainnya berlokasi di Pulau Sebesi di Teluk Lampung, dengan fokus

    pada pembentukan dan pengelolaan daerah perlindungan laut (DPL). Model Atlas

    Sumberdaya Pesisir Lampung tersebut belakangan telah direplikasi oleh setidaknya 9

    (sembilan) provinsi lainnya di Indonesia dengan menggunakan anggaran provinsi masing-

    masing.(http://tropical-mcrm.blogspot.com)

    ICM in The Future

    Dari beberapa gambaran kegiatan ICM di Indonesia yang telah terlaksana di beberapa

    daerah, saat ini belum memberikan gambaran pencapaian tujuan ideal dari ICM itu sendiri.

    Hal ini terjadi karena selama ini ICM dilaksanakan dengan pendekatan proyek, dimana ICMhanya dilaksanakan selama proyek berlangsung. Selain itu kebanyakan pemerintah daerah

    belum memiliki inisiatif untuk mengaplikasikan konsep ICM untuk pembangunan wilayah

    pesisirnya. Mereka hanya menunggu proyek dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    Kedepannya, agar ICM dapat terlaksana secara menyeluruh dan efektif, maka ada beberapa

    hal yang direkomendasikan :

    Pelaksanaan ICM dengan pendekatan proyek perlu ditinggalkan, digantikan dengan

    pendekatan learning siteyang bersifat bottom up.

    Perlu dilakukan sosialisasi konsep ICM kepada semua Kepala Daerah yang memiliki

    wilayah pesisir, agar mereka memahami dan dapat mengaplikasikan konsep ICMdalam pembangunan wilayah pesisir daerahnya.

  • 7/25/2019 How to Sustain ICM in Indonesia

    3/3

    Terhadap ICM yang telah terlaksana, diperlukan Adaptive Management untuk

    menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan.

    Referensi

    Dahuri R., Rais J., Ginting S.P. dan Sitepu M.J., 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah

    Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

    [GESAMP] Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection

    (IMO/FAO/UNESCO-IOC/WMO/WHO/IAEA/UN/UNEP), 1996. The Contribution of

    Science to Integrated Coastal management. Report and Studies No. 61. Roma: Food

    and Agricultural of The United Nations. 71 pp.http://www.gesamp.org

    http://tropical-mcrm.blogspot.com/2012/04/jejak-icm-integrated-coastal-management.html.

    Bahan ajar kuliah Pengelolaan Pesisir dan Laut, Program Pengelolaan Pesisir dan Laut. FIKP.

    IPB.

    http://www.gesamp.org/http://www.gesamp.org/http://www.gesamp.org/http://tropical-mcrm.blogspot.com/2012/04/jejak-icm-integrated-coastal-management.htmlhttp://tropical-mcrm.blogspot.com/2012/04/jejak-icm-integrated-coastal-management.htmlhttp://tropical-mcrm.blogspot.com/2012/04/jejak-icm-integrated-coastal-management.htmlhttp://www.gesamp.org/