hernia dr nangti

26
Hernia Definisi Hernia merupakan tonjolan ruangan melalui suatu lubang atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan, baik secara kongenital atau didapat. 1 Lubang tersebut dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup secara sempurna atau melebar akibat tekanan rongga perut yang meninggi. Hernia pada dinding abdominal hanya dapat terjadi bila tidak ada aponeurosis atau fascia yang melapisi dari muskulus tersebut. Lokasi yang sering terjadi hernia seperti inguinal, femoral, area umbilikal, linea alba, dan area dibawah linea semilunaris. 2 Suatu hernia terdiri dari kantong hernia, isi hernia, dan cincin hernia. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya hernia umbilikalis, hernia femoralis, hernia inguinalis, dan sebagainya. Epidemiologi Hernia merupakan kasus yang sering terjadi, baik pada anak kecil, dewasa, sampai usia tua. 75 % dari kasus hernia adalah hernia inguinalis, 2/3 hernia inguinalis lateralis dan 1/3 hernia inguinalis medialis. Pada hernia inguinalis lateralis lebih sering terjadi pada pria dan lebih banyak sisi kanan. Dari kasus hernia

Upload: florencia-wirawan

Post on 25-Sep-2015

59 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tutor hernia

TRANSCRIPT

Hernia

Definisi Hernia merupakan tonjolan ruangan melalui suatu lubang atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan, baik secara kongenital atau didapat.1 Lubang tersebut dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup secara sempurna atau melebar akibat tekanan rongga perut yang meninggi. Hernia pada dinding abdominal hanya dapat terjadi bila tidak ada aponeurosis atau fascia yang melapisi dari muskulus tersebut. Lokasi yang sering terjadi hernia seperti inguinal, femoral, area umbilikal, linea alba, dan area dibawah linea semilunaris.2

Suatu hernia terdiri dari kantong hernia, isi hernia, dan cincin hernia. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya hernia umbilikalis, hernia femoralis, hernia inguinalis, dan sebagainya.Epidemiologi

Hernia merupakan kasus yang sering terjadi, baik pada anak kecil, dewasa, sampai usia tua. 75 % dari kasus hernia adalah hernia inguinalis, 2/3 hernia inguinalis lateralis dan 1/3 hernia inguinalis medialis.

Pada hernia inguinalis lateralis lebih sering terjadi pada pria dan lebih banyak sisi kanan. Dari kasus hernia yang ada, hanya 3% adalah hernia femoralis, sedangkan pada wanita lebih banyak terjadi hernia femoralis. Kasus hernia femoralis lebih sering terjadi pada sisi kanan, disebabkan adanya kolon sigmoid pada sisi kiri yang mendorong ke sebelah kanan.1

Insiden hernia inguinalis pada anak kecil berkisar hingga 4,4%, sedangkan hernia umbilikalis terjadi pada sekitar 1 dari setiap 6 anak. Prevalensi hernia meningkat sesuai dengan usia, terutama pada hernia inguinal, umbilikalis, dan femoralis. Semakin tua, semakin tinggi resiko terjadinya hernia strangulata. Angka kejadian hernia strangulasi 1 3% dari seluruh kejadian hernia inguinalis. Hernia strangulata biasanya disebabkan oleh hernia inguinalis dan hernia femoralis.

Faktor resiko1

Adapun faktor-faktor penyebab hernia antara lain: Adanya riwayat hernia dalam anggota keluarga Akitivitas yang meningkatkan tekanan abdomen (batuk kronis, kebiasaan mengejan, kebiasaan mengangkat beban berat)

Meningkatnya isi abdomen (obesitas, hamil, asites) Berat badan waktu lahir < 1500 g Distensi dinding perut

MerokokKlasifikasi Berdasarkan terjadinya1- Hernia kongenital: hernia diafragmatika dan hernia inguinalis lateralis

Hernia inguinalis lateral terjadi bersamaan dengan desendus testikulorum dan prosesus vaginalis tidak tertutup. Normalnya harus naik turun, jadi tertutup.

- Hernia akuisita: hernia femoralis, hernia inguinalis medialis dan hernia insisional. Berdasarkan letaknya

- Hernia inguinalisHernia inguinalis dapat terjadi pada semua usia dan lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Hernia inguinalis medialis hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intrabdominal dan kelemahan otot dinding perut, umumnya terjadi bilateral pada pria tua. Anatomi3Kanalis inguinalis pada pria berisi spermatic cord (terdiri atas serat-serat otot kremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis, ramus genital nervus genitofemoralis, duktus deferen, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis) dan pada wanita berisi ligamentum rotundum/teres uteri. Pada dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm ke arah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan eksternal.

Gambar 1 : Penampang anatomi abdomen yang diliat dari muskulus, fascia, dan ligamentum

Batas kanalis inguinalis:

Anulus inguinalis internus berada di kraniolateral yang merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis tranvesus abdominis. Anulus internus terletak di pertengahan antara SIAS dengan tuberkulum pubikum dan 1 jari atas ligamentum inguinalis.

Anulus inguinalis eksternus berada di kaudomedial, di atas tuberkulum pubikum yang merupakan bagian terbuka dari aponeuresis muskulus oblikus eksternus.

Atapnya adalah aponeurosis muskulus oblikus eksternus.

Dasarnya terdapat ligamentum inguinalis.

Ventral

: aponeurosis muskulus obliquus externus

Dorsal

: fascia transversalis

Kaudal

: ligamentum inguinalis

Kranial:bagian bawah muskulus obliquus externus dan muskulus transversus abdominis.

Gambar 2 : Penampang abdomen dari lateral

Etiologi

Kongenital

Terjadi akibat prosesus vaginalis peritoneum persisten disertai dengan anulus inguinalis yang cukup lebar (pada bayi dan anak).

Didapat 1. Proses vaginalis yang tetap terbuka

Normal pada bayi yang baru lahir, pada perkembangan selanjutnya prosesus vaginalis akan mengalami obliterasi. Dalam beberapa kasus prosesus vaginalis tetap terbuka (tidak mengalami obliterasi), artinya tidak menutup sempurna. Apabila kecil, maka cairan kavum abdomen bisa masuk, disebut dengan hidrokel.

2. Peninggian tekanan intra abdomen- pekerjaan mengangkat barang berat

- batuk kronik

- hipertrofi prostat, striktur uretra, konstipasi, asites3. Kelemahan otot dinding perut

- usia tua, sering melahirkan

- kerusakan nervus ilioinguinalis dan ilifemoralis setelah apendektomi

- orang kurus (jaringan ikat yang sedikit)- obesitas

- merokok dan diabetes melitusKlasifikasi1. Hernia inguinalis lateralis/indirek

Terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior. Disebut indirek karena menonjol melalui anulus dan kanalis inguinalis. Hernia yang melalui annulus inguinalis lateralis/internus dan mengikuti jalannya spermatic cord di kanalis inguinalis dan keluar melalui annulus inguinalis subkutan (eksternus) sampai di scrotum.

2. Hernia inguinalis medialis

- Terletak di sebelah medial dari vasa epigastrica inferior, disebut direk karena menonjol langsung melalui trigonum Hasselbach, tanpa melalui kanalis inguinalis.- Hernia yang berjalan melalui dinding inguinal belakang, medial dari vasa epigastrika inferior ke daerah yang dibatasi oleh trigonum Hasselbach.- Batas trigonum Hasselbach:Kaudal

: ligamentum inguinale

Lateral

: vasa epigastrika inferior

Medial

: tepi lateral M. rectus abdominis

- Hernia ini harus disebabkan oleh peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hasselbach. Oleh karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral khususnya pada orang tua. Hernia ini jarang mengalami inkaserata dan strangulata karena celahnya lebar dan pada pria benjolan tidak pernah masuk ke scrotum.

Patofisiologi4Kanalis inguinalis merupakan kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 gestasi, terjadi desensus testikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang telah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehinga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini belum tertutup, karena testis kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka, maka biasnya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanalis terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada usia lanjut terjadi karena otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdonimal meningkat seperti batuk, mengejan, mengangkat barang berat. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

Akibat semakin banyaknya usus yang msauk, akan terjadi penekanan pada cincin hernia, sehingga cincin hernia semakin sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus yang akan menimbulkan edema bila terjadi obstruksi usus yang akan menekan pembuluh darah serta lama kelamaan terjadinya nekroris. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia, antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi usus dan menimbulkan abses lokal, fistel, dan peritonitis.Manifestasi Klinis, Ditentukan dari keadaan isi hernia:

Benjolan di lipat paha yang hilang timbul, muncul saat berdiri, batuk, bersin, mengedan, mengangkat barang berat dan menghilang saat penderita berbaring atau dimasukkan secara manual. Nyeri disertai muntah timbul bila terjadi inkarserta atau strangulataDiagnosaAnamnesis:

Timbul benjolan di lipat paha yang hilang timbul. Pada keadaan lanjut dapat menetap (irreponibilis), kecuali pada hernia inguinalis medialis tidak terjadi irreponibilis.

Penonjolan muncul saat tekanan intra abdomen meningkat dan hilang saat pasien tiduran atau dapat dimasukkan dengan tangan (manual).

Dapat terjadi gangguan passase usus (obstruksi) terutama pada hernia inkarserata.

Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya berupa nyeri visceral pada daerah umbilikus dan paraumbilikal. Nyeri yang hebat dapat dijumpai jika terjadi strangulata.

Pemeriksaan Fisik:

Meminta pasien berdiri di depan dokternya (dokter duduk) dan pasien diminta untuk memasukkan sendiri benjolannya.

Pada hernia inguinalis lateral, saat mengejan tampak benjolan bentuk lonjong di inguinal yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial, dapat sampai ke scrotum.

Pada hernia inguinalis medialis, benjolan bentuk bulat, tidak mencapai skrotum.

Kemudian pasien diminta untuk mengejan dan diperhatikan proses munculnya hernia (mulai dari lokasi, permulaan keluarnya, kecepatan keluarnya, bentuknya, dan apakah dapat masuk ke dalam skrotum atau labium), disebut dengan tes visible.5 Kemudian tonjolan dimasukkan kembali sambil dirasakan, apakah tonjolan itu masuk kembali melalui suatu kanal/hambatan atau mudah keluar masuk.

Dengan ibu jari metutup anulus internus pasien diminta mengedan, liat apakah ada benjolan keluar atau tidak, disebut dengan tes Oklusi.5 Jari telunjuk pemeriksa memeriksa annulus eksternus, lewat skrotum yang diinvaginasikan, terus masuk ke dalam kanalis inguinalis. Annulus inguinalis di evaluasi (melebar atau tidak) dengan membandingkannya dengan yang sehat. Kemudian, sambil jari telunjuk masih di dalam kanalis inguinalis, minta pasien untuk batuk atau mengejan dan rasakan dorongan dari benjolan tersebut. Pada hernia inguinalis lateralis maka dorongan akan dirasakan di ujung jari. Sebaliknya jika merupakan hernia inguinalis medialis maka dorongan akan dirasakan di tepi jari, disebut dengan tes taktil.5 Pemeriksaan ini dapat diulang saat pasien dalam keadaan berbaring.

Pemeriksaan lainnya dapat berupa tes 3 jari (tes Zieman): jari telunjuk, tengah dan manis.5 Jari telunjuk pada anulus internus : hernia lateralis

Jari tengah pada anulus externus : hernia medialis

Jari manis pada fossa ovalis

: hernia femoralis

Silk sign: kanalis inguinalis teraba lebih tebal karena adanya kantong hernia di dalamnya, tetapi tanda ini sukar ditentukan. Sedangkan pada anak kecil perabaan terasa seperti 2 sutera. Usahakan untuk mereposisi isi hernia dengan mendorong isi hernia dengan jari telunjuk atau kelingking.

Benjolan di atas lipat paha atau scrotum dengan batas atas tidak jelas, bising usus (+), transiluminasi (-).

Tabel 2. Perbedaan hernia lateralis, hernia medialis, dan hernia femoralis.5

SifatHILHIMH. femoralis

PenyebabKongenital/akuisitaAkuisitaAkuisita

UmurAnak, dewasa, tuaDewasa, tuaDewasa, tua

KelaminPria lebih banyakPria lebih banyakWanita lebih banyak

BentukLonjongOval/bulatOval/bulat

Letak benjolanDi atas lig. Inguinale, dapat sampai ke skrotum/labiumDi atas lig. Inguinal, tidak sampai ke skrotum/labiumDi bawah lig. Inguinale, tidak ke skrotum/labium

Rangsang mengedan / batuk

Tes visibel- Benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial- Keluar lambat- Langsung di medial- Keluar cepat- Di bawah lig. inguinal pada fossa ovalis

- Keluar lambat

Tes oklusiBenjolan tidak keluarBenjolan keluarBenjolan keluar

Tes taktilMenekan ujung jariPada sisi jari-

Tes ZiemannDorongan pada jari IIJari IIIJari IV

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium, foto toraks, EKG diperlukan untuk persiapan operasi. Leukositosis dapat ditemukan, bila sudah terjadi strangulata.Tata Laksana

Pada hernia inguinalis reponibel dan ireponibel dilakukan tindakan bedah elektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.

Prinsip terapi operatif pada hernia inguinalis:

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.

Prinsip operasi adalah untuk membuang kantongnya, mengembalikan isinya, mempersempit cincin, dan memperkuat bagian yang lemah.

Kantung hernia indirek harus diisolasi, dipisahkan dari peritoneum dan diligasi. Pada bayi dan anak-anak yang memiliki anatomi inguinal normal, perbaikan hanya terbatas pada ligasi tinggi, memisahkan kantung, dan mengecilkan cincin ke ukuran yang seharusnya. Pada kebanyakan hernia orang dewasa, dasar inguinal juga harus direkonstruksi, cincin inguinal juga dikecilkan. Pada wanita, cincin inguinal dapat ditutup total untuk mencegah rekurensi dari tempat yang sama.

Hernia rekuren yang terjadi dalam beberapa bulan atau setahun biasanya menunjukkan adanya perbaikan yang tidak adekuat. Sedangkan rekurensi yang terjadi setelah dua tahun atau lebih cenderung disebabkan oleh timbulnya kelemahan yang progresif pada fascia pasien. Rekurensi berulang setelah perbaikan yang adekuat menunjukkan adanya defek pada sintesis kolagen.

Tindakan bedah pada hernia adalah6:

i. Herniotomi: membuang kantong hernia

ii. Herniorrhapy:memperkuat dasar kanalis inguinalis dan mempersempit cincin internal.

Pada anak, prinsipnya hanya dilakukan herniotomi (kantung hernia dibuka dan isi didorong ke dalam rongga abdomen, kantong proksimal dijahit setinggi mungkin lalu dipotong, dan kantong distal dibiarkan), karena pada anak, dinding abdomen prinsipnya masih normal, sehingga setelah dilakukan herniotomi, dinding abdomen akan tumbuh normal.

Pada herniotomi, kantong hernia dibuka dan isi didorong ke dalam rongga abdomen. Kantong proksimal dijahit dan diikat setinggi mungkin lalu dipotong. Kantong distal dibiarkan. Bila terjadi inkarserata, lakukan terapi konservatif dahulu dengan cara pemberian sedatif, mengompres dingin lokal, pasien dibaringkan dengan posisi trendelenberg. Bila berhasil maka boleh dilakukan operasi elektif. Jika tidak tereposisi dalam waktu 6 jam, dilakukan operasi emergensi. Pada dewasa, dapat dilakukan herniorafi yang terdiri herniotomi dan hernioplastik. Pada hernioplastik, akan dilakukan tindakan untuk memperkuat anulus internus dan memperkuat dinding kanalis inguinalis. Ini penting untuk mencegah residif.

Metode Basini5Jahit conjoint tendon (pertemuan m.transversus abdominis dengan m.oblikus internus) dengan ligamentum inguinalis Pouparti.

Metode Halstedt5Sama dengan Bassini, tetapi spermatic cord berada di atas aponeurosis muskulus oblikus eksternus.

Metode Mc Vay5Jahit conjoint tendon ke ligamentum Cooper.

Metode Shouldice5Fasia transversalis abdominis dijahitkan ke ligamentum inguinalis dan conjoint tendon ke ligamentum inguinalis.

Metode Fergusson5Conjoint tendon dijahitkan pada ligamentum inguinalis di atas spermatic cord.

Teknik non-tension hernioraphy dengan mesh cukup ideal karena tidak mengganggu mekanisme kontraksi muskulus transversus abdominis dan cincin internal diperkecil. Pada prinsipnya, dasar yang lemah di posterior ditutup dengan mesh, sampai tumbuh jaringan baru. Keuntungannya metode ini adalah tidak menimbulkan nyeri, tidak tegang, dan komplikasi hampir tidak ada, sehingga proses penyembuhan lebih cepat.

Komplikasi dari operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, alergi terhadap mesh, hematom dan infeksi luka adalah masalah yang sering terjadi. Komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atrofi testis terjadi kurang dari 1 persen dari pasien yang menjalani operasi ini. Mekanisme Mencegah Hernia Inguinalis

Pada orang sehat, ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu:

Kanalis inguinalis yang berjalan miring

Struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika sedang berkontraksi (ada cincin transversal yang memperkuat cincin internal bagian median dan inferior). Bila dinding abdomen berkontraksi, cincin ikut tertarik sehingga lubang cincin interna menyempit. Adanya mekanisme shitter m. transversalis abdominis, bila otot itu berkontraksi akan menekan kanalis inguinalis dan menutup trigonum Hasselbach yang umumnya tidak berotot.

Komplikasi

1. Hernia akreta, terjadi perlekatan isi dengan kantong hernia, tidak ada gangguan pasase.

2. Hernia inkarserata, terjadi perlekatan yang disertai gangguan pasase sehingga menimbulkan obstruksi usus. (kembung, mual,muntah, nyeri hilang timbul, tidak bisa flatus). Pada inspeksi pada abdomen terlihat perut cembung, darm contour dan darm steifung. Pada palpasi teraba distensi, perkusi adanya hipertimpani, dan pada auskultasi terdengar adanya metallic sound.3. Hernia strangulasi, terdapat gangguan vaskularisasi yang menimbulkan nekrosis, gangren, abses lokal, fistel, dan peritonitis. Bila bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau membengkak, dapat menganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.Tabel 3. Perbedaan hernia inkarserata dan hernia strangulata.5

GejalaInkarserataStrangulata

StatusSakit sedangBerarti / toksik

NyeriKolikMenetap

NadiNormal / cepatCepat

SuhuNormalTinggi

Rangsang PeritoneumTidak adaNormal / jelas

LaboratoriumNormalLekositosis

Hernia diafragmatika7 (hernia hiatal), hernia kongenital yang melalui foramen morgagni (hernia parasternal/hernia retrosternal) dan melalui foramen Bochdalek (hernia pleuroperitoneal). Hernia hiatal merupakan herniasi gaster ke dalam rongga dada melalui hiatus esophageal diafragmatika.Epidemiologi Berhubungan dengan diverticulitis (25%), esofagitis (25%), ulkus duodenum (20%) dan batu empedu (18%).

Lebih dari 90% pasien dengan endoskopi yang menunjukkan adanya esofagitis memiliki hernia hiatal.

50% kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun

Meningkat sesuai dengan pertambahan usia

Lebih sering terjadi pada Negara barat daripada Asia dan Afrika

Hernia hiatal reponibel lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Etiologi

Lemahnya struktur pendukung yang mempertahankan posisi gastroesofageal junction pada posisi normal. Regangan berulang pada gastroesofageal junction menyebabkan pelebaran hiatus dan robekan ligamentum phrenoesophageal.Klasifikasi

Tipe 1: hernia hiatal reponibel, axial, atau konsentrik (tipe yang paling sering terjadi, 99%). Hanya gastroesofageal junction yang menonjol ke rongga dada Tipe 2: hernia paraesophageal atau rolling. Gastroesofageal junction ada setinggi diafragma, tetapi bagian lambung menonjol ke dalam rongga dada. Tipe 3: campuran (jarang), kombinasi tipe 1 dan 2 Tipe 4: defek luas pada hiatus menyebabkan organ abdomen masuk ke dalam rongga dada.

Gambar 3. Tipe hernia hiatal esofagus A, Hernia hiatal reponibel (paling sering terjadi). B, Hernia hiatal paraesophageal.

Manifestasi Klinis8

Sebagian besar pasien tidak menujukkan gejala apapun. Bila menunjukka gejala, gejala lebih menyerupai gejala pada gastroesophageal reflux disease (GERD).

Dada terasa terbakar (heartburn) Disfagia

Regurgitasi ini lambung

Nyeri dada

Perasaan penuh setelah makan

Perdarahan saluran pencernaan

Dispnea

Parau

Wheezing dengan suara usus terdengar diatas basis paru kiri.

Tatalaksana . Pencitraan

Kontras barium saluran pencernaan atas (Barium contrast upper gastrointestinal (UGI)) sangat baik dalam menunjukkan kelainan anatomi. Menunjukkan herniasi kardiak gaster setinggi 2 cm diatas hiatus. UGI dapat menunjukkan esophagus yang berliku-liku. Bila endoskopi dilakukan sebelum operasi, pemeriksaan barium tidak perlu dilakukan.

Endoskopi saluran pencernaan atas menunjukkan adanya hernia hiatal dan sekaligus mengeksklusi penyakit lain yang sering terjadi seperti esofagitis dan Barretts esophagus (sebaiknya dilakukan minimal 1 kali sebelum dilakukan tatalaksana). Diagnosis hernia hiatal ditegakkan bila terlihat rugae gaster berdiameter lebih dari 2 cm diatas margin diaphragmatic crura. Pada USG abdomen, bila diameter esophagus transdiafragmatika 18 mm, menunjukkan kemungkinan besar terdapat hernia hiatal reponibel.

Terapi9

Nonfarmakologi

Perubahan gaya hidup: menghindari konsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan esophagus bagian bawah, seperti kafein, coklat, mint, penghambat kanal kalsium, dan antikolinergik.

Pengurangan berat badan

Menghindari makan dalam jumlah banyak dalam satu waktu makan.

Tidur dengan kepala dielevasikan 15 cm (6 inch).

Keadaan akut

Antasida untuk menghilangkan gejala yang ringan

Antagonis H2, seperti cimetidine 400 mg bid, ranitidine 150 mg bid, atau famotidine 20 mg bid.

Jika terdapat gejala GERD dengan tanda esofagitis, digunakan proton pump inhibitors, seperti omeprazole 20 mg qd or lansoprazole 30 mg qd. Pada kasus rekuren dibutuhkan dosis yang lebih tinggi, seperti dosis bid.

Agen prokinetik (metoclopramide 10 mg diminum 30 menit sebelum makan) dapat ditambahkan H2 antagonist atau proton pump inhibitor.

Keadaan kronis

Operasi (laparoskopi atau terbuka) dapat dilakukan pada pasien dengan gejala refraktori yang mempengaruhi kualitas hidup, atau menyebabkan gejala intestinal (perdarahan saluran cerna berulang) atau komplikasi ekstraintestinal (pneumonia aspirasi, asma, atau komplikasi THT).

Operasi profilaksis dipertimbangkan pada semua hernia paraesophageal karena memiliki insiden tinggi terjadinya strangulasi.

Komplikasi

Komplikasi hernia hiatal mirip dengan komplukasi GERD, yaitu:

Esofagitis erosive

Esofagitis ulseratif

Barrett's esophagus

Striktur peptic

Perdarahan saluran cerna

Komplikasi ekstraintestinal

Kolaps paru atau gagal jantung (terjadi pada kasus yang berat)

- Hernia umbilikalisMerupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikalis akibat peninggian tekanan intra abdomen, hanya ditutupi oleh peritoneum dan kulit. Umbilikus merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilikalis muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan kehamilan berulang merupakan prekursor, dan asites sering menjadi faktor pencetus. Hernia umbilikalis pada dewasa tidak berhubungan dengan hernia umbilikalis pada anak-anak. Sering terjadi strangulata pada colon atau omentum.Hernia umbilikalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, namun pada beberapa kasus hernia tersebut menutup secara spontan pada usia 2 tahun, bila persisten sampai usia 5 tahun dibutuhkan operasi, walaupun komplikasi hernia umbilikalis pada anak-anak jarang terjadi.2

- Hernia femoralisEpidemiologi

Hernia femoralis umumnya terjadi pada wanita dengan frekuensi empat kali lebih banyak, sering terjadi inkarserasi akibat foramen yang sempit (anulus femoralis) dan dibatasi oleh dinding yang keras. Hernia femoralis berjalan di dalam kanalis femoralis dan keluar di sebelah bawah ligamentum inguinalis pada fossa ovalis.

Anatomi3

Kanalis inguinalis terletak di medial dari vena femoralis dalam lakuna vasorum dan di dorsal dari ligamentum inguinalis.

Di kranioventral oleh ligamentum ignuinalis

Di kaudodorsal oleh ligamentum iliopektinea (cooper) Di medial oleh ligamentum lakunare gimbernati

Etiologi

Faktor kausal berupa :

Peninggian tekanan intrabadomen

Kelemahan dinding perut, multipara, obesitas, usia lanjut

Manifestasi Klinis

Ada benjolan di lipat paha saat tekanan intraabdomen meningkat, menghilang saat berbaring. Pada umumnya penderita datang dengan gejala strangulasi, namun benjolan tidak ditemukan (benjolan kecil, penderita gemuk)

Pada pemeriksaan fisik tampak :

Benjolan oval atau bulat di bawah ligamentum inguinalis di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum (fosa ovalis).Tata LaksanaKonservatif dan pembedahan

Pendekatan inguinal: ligamentum inguinalis dijahitkan ke ligamentum lakunare gimbernati. Pendekatan krural: ligamentum inguinalis dijahitkan ke ligamenutm cooper. Pendekatan kombinasi

- Menurut sifatnya

Hernia reponibilis

Isi kantung dapat dikembalikan ke rongga perut (keluar masuk)

Hernia irreponibilis

Isi kantung tidak dapat dikembalikan

(H. Akreta: ada perleketan isi dengan kantong hernia, tidak ada ganggu pasase

( H.inkarserata: ada perlekatan yang disertai gangguan pasase

( H. Strangulata: sudah ada gangguan vaskularisasi