haramkah membaca quran di kuburan
DESCRIPTION
Berikut Penjelasan HARAMKAH MEMBACA QURAN DI KUBURANTRANSCRIPT
ADAKAH DARI ULAMA YANG
MENGHARAMKAN MEMBACA QUR’AN DI
KUBURAN
Yang Jelas, Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas jauh lebih pintar
dari saya, jauh lebih memahami agama dari saya, Al-Ustadz Yazid
bin Abdul Qadir Jawas juga jauh lebih mahir berbahasa Arab dari
saya. Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas jauh lebih terkenal dari
saya, Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas lebih banyak dijadikan
panutan sebagian umat islam, Tapi.. Al-Ustadz Yazid bin Abdul
Qadir Jawas tidak lebih pintar dari Imam Nawawi, bahkan Debu
dikaki Imam Nawawi juah lebih mulia dari Al-Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas.
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas tidak sehebat Ulama hadis
seperti Imam Al-Bukhari wafat 256 H Imam Muslim wafat 271 H
Imam Ibnu Majah wafat 273 H Imam Abu Hatim wafat 277 H Imam
Abu Zur’ah wafat 264 H Imam Abu Dawud : wafat 275 H
Imam At-Tirmidzi wafat 279 Imam An Nasa’i wafat 234 H
ImamIbnu Jarir ath Thabary wafat 310 H Imam Ibnu Khuzaimah
wafat 311 H Imam Muhammad Ibn Sa’ad wafat 230 H Imam Ad-
Daruquthni wafat 385 H Imam Ath-Thahawi wafat 321 H
Imam Al-Ajurri wafat 360 H Imam Ibnu Hibban wafat 342 H
Imam Ath Thabarany wafat 360 H Imam Al-Hakim An-Naisaburi
wafat 405 H Imam Al-Lalika’i wafat 416 H Imam Al-Baihaqi wafat
458 H Imam Al-Khathib Al-Baghdadi wafat 463 H Imam Ibnu
Qudamah Al Maqdisi wafat 620 H dan ribuan bahkan Jutaan ulama
lainnya.
dan tidak seorangpun dari mereka yang tidak mengetahui hadis
یطان إن ، مقابر بیوتكم تجعلوا ال :قال وسلم علیھ هللا صلى هللا رسول أن ھریرة أبي عن تقرأ الذي البیت من ینفر الش
البقرة سورة فیھ
Karena Mereka tidak buta. dan tidak seorangpun ulama tersebut
yang menjadikan hadis diatas sebagai dalil PENGHARAMAN BACA
aLQURAN DIKUBURAN,
Lalu, Bagaimana cara Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
memahami hadis tersebut, sehingga berani menyimpulkan sesuatu
yang tidakpernah disimpulkan ulama?? apakah Al-Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas tidak takut akan ancaman orang yang
memahami hadis sesuai fikirannya sendiri??
Lalu dari kitab dan ulama siapa Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir
Jawas mengambil pendapat tersebut??
Tentang hadis
مساجد أنبیائھم قبور اتخذوا والنصارى ھود الی هللا لعن
Juga tidak seorangpun ulama hadis memahaminya sebagai dalil
haramnya Baca Alquran dikuburan??
apakah Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas tidak pernah
membaca hadis
ح عبد وعن ، یا :أبي لي قال » :قال اللجالج بن العالء بن من الر لحدي في وضعتني فإذا لحدا، لي فالحد مت إذا بني
بسم :فقل رسول ملة وعلى هللا صلى هللا راب شن ثم وسلم، علیھ هللا البقرة بفاتحة رأسي عند اقرأ ثم شنا، علي الت
رسول سمعت فإني وخاتمتھا، صلى هللا .«ذلك یقول وسلم علیھ هللا
براني رواه قون ورجالھ الكبیر، في الط ــــد مجمع .موث ـــــــد ومنبـــــع الزوائ الفوائ
Hadits tentang wasiat Ibnu Umar ra yang tertulis dalam syarah
Aqidah Thahawiyah hal. 458 : “Dari Ibnu Umar ra : “Bahwasanya
beliau berwasiat agar diatas kuburnya nanti sesudah pemakaman
dibacakan awal-awal surat al-Baqarah dan akhirnya..”.
“Dari Ibnu Umar ra: “Bahwasanya beliau berwasiat agar diatas
kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal surat al-
Baqarah dan akhirnya..”.
Hadits ini menjadi pegangan Muhammad bin Hasan dan Imam
Ahmad bin Hanbal padahal Imam Ahmad ini sebelumnya termasuk
orang yang mengingkari sampainya pahala amalan dari orang yang
hidup pada orang yang telah mati. Namun setelah beliau mendengar
dari orang-orang kepercayaan tentang wasiat Ibnu Umar ini
beliaupun mencabut pengingkar- annya itu (Mukhtasar Tazkirah
Qurtubi hal. 25).
Ada hadits yang serupa dalam Sunan Baihaqi dengan isnad Hasan:
"Bahwasanya Ibnu Umar menyukai agar dibaca diatas pekuburan
sesudah pemakaman awal surat Al-Baqarah dan akhirnya”.
Perbedaan dua hadits terakhir diatas ialah yang pertama adalah
wasiat Ibnu Umar sedangkan yang kedua adalah pernyataan bahwa
beliau menyukai hal tersebut.
Hadits dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulallah saw.bersabda :”Jika
mati seorang dari kamu, maka janganlah kamu menahannya dan
segeralah mem- bawanya kekubur dan bacakanlah Fatihatul Kitab
disamping kepalanya”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Abu Hurairah ra.meriwayatkan bahwasanya Nabi saw. bersabda :
“Barangsiapa yang berziarah di kuburan, kemudian ia membaca ‘Al-
Fatihah’, ‘Qul Huwallahu Ahad’ dan ‘Alhaakumut takatsur’, lalu ia
berdo’a Ya Allah, kuhadiahkan pahala pembacaan firman-Mu pada
kaum Mu’minin dan Mu’minat penghuni kubur ini, maka mereka
akan menjadi penolong baginya (pemberi syafa’at) pada hari kiamat”.
Hadits-hadits diatas atau hadits-hadits lainnya dijadikan dalil yang
kuat oleh para ulama untuk menfatwakan sampainya pahala
pembacaan Al-Qur’an bagi orang yang telah wafat. Apa mungkin
para sahabat Nabi seperti Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah [ra]
mengeluarkan kata-kata yang mengandung ilmu gaib (yaitu
mengenai imbalan pahala) tidak dari Rasulallah saw. atau
meriwayatkan sesuatu amalan yang berbau kesyirikan atau
larangan dalam agama Islam? Mereka berdua adalah termasuk salah
satu tokoh dari golongan Salaf Sholeh, mengapa golongan pengingkar
ini menolaknya ?
Imam Nawawi dalam Syahrul Muhadzdzib mengatakan:
‘Disunnahkan bagi orang yang berziarah kekuburan membaca
beberapa ayat Al-Qur’an dan berdo’a untuk penghuni kubur’.
Imam Nawawi menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an bagi
arwah orang-orang yang telah wafat dilakukan juga oleh kaum Salaf
(terdahulu). Pada akhirnya Imam Nawawi mengutip penegasan
Taqiyyuddin Abul Abbas Ahmad bin Taimiyah (Ibnu Taimiyyah)
sebagai berikut : "Barangsiapa berkeyakinan bahwa seorang hanya
dapat memperoleh pahala dari amal perbuatannya sendiri, ia
menyimpang dari ijma’ para ulama dan dilihat dari berbagai sudut
pandang keyakinan demikian itu tidak dapat dibenarkan”.
Mari budayakan rasa malu...