hand out psd [compatibility mode]
TRANSCRIPT
TT 3113TT-3113 PENGOLAHAN SINYALPENGOLAHAN SINYAL
DIJITAL1
DIJITALJangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Outline
Pendahuluan (Sejarah Perkembangan PSD)Sinyal & SistemyTransformasi Fourier Waktu DiskritTransformasi ZTransformasi ZTransformasi Fourier DiskritSampling & Rekonstruksi SinyalFilter Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom2
j
TT 3113TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #1BAB #1PENDAHULUAN
3 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Outline
Pendahuluan (Sejarah Perkembangan PSD)PSD)Sinyal & SistemTransformasi Fourier Waktu DiskritTransformasi ZTransformasi ZTransformasi Fourier DiskritFilt Dijit lFilter Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom4
Tujuan
Mengetahui perkembangan teknologii l dijit lpemrosesan sinyal dijital
Mengetahui keuntungan dan kerugianpengolahan secara dijitalMengetahui bidang yang terkait dengang g y g gpengolahan sinyal dijitalMengetahui aplikasi pengolahan sinyalMengetahui aplikasi pengolahan sinyaldijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom5
Definisi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom6
DefinisiSinyal diartikan sebagai suatu fungsi dari sekumpulanvariabel bebas Sinyal membawa suatu informasi yangvariabel bebas. Sinyal membawa suatu informasi yangkemungkinan besar terdapat dalam suatu pengamatan.Pengolahan diartikan sebagai suatu operasi dalam suatubentuk tertentu pada suatu sinyal, yang untuk selanjutnyadiekstrak ke dalam suatu bentuk yang lebih bermanfaat.Dalam banyak kasus, pengolahan akan berlaku sebagaiy , p g gsuatu transformasi yang bersifat non destruktif yangmenghasilkan sinyal data.Dijit l b i ti b h l h dil k kDijital memberi arti bahwa pengolahan yang dilakukanmenggunakan komputer dijital atau perangkat keras dijitalkhusus.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom7
Sejarah PerkembanganSejarah Perkembangan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom8
Tahun 1807 : Foirier mengembangkan TransformasiFourier untuk menyelesaikan permasalahan pada suatuFourier untuk menyelesaikan permasalahan pada suatupersamaan yang sulit.Awal abad 18 : Laplace memodifikasi TransformasiFourier di atas untuk menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial yang lebih luas.Masih di awal abad 18 : Gauss menemukan suatu metodeMasih di awal abad 18 : Gauss menemukan suatu metodeyang dapat secara cepat digunakan untuk menghitungTransformasi Fourier. Gauss kemudian mengembangkand d filt dijit l t k liti t tdasar-dasar filter dijital untuk proses penelitian tentangplanet dan komet.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom9
Tahun 1900-1n : Bunsen menggunakan analisis spektraluntuk menemukan elemen-elemen baruuntuk menemukan elemen elemen baru.Awal 1900-an : Einstein menunjukkan hubungan yangpenting antara spektrum daya dan fungsi korelasi.Tahun 1940-an : Teknologi radar dan sonar telahdikembangkan . Kemajuan-kemajuan dalam bidangpemrosesan sinyal digunakan pada sistem komunikasipemrosesan sinyal digunakan pada sistem komunikasi.Tahun 1960-an : Kalman mengembangkan filter yangpraktis untuk menunjukkan optimasi dari suatufilter/kontrol.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom10
Tahun 1960-an : Filter dijital yang lebih kompleks berikutsistem-sistem kontrol dijital diimplementasikan di NASAsistem sistem kontrol dijital diimplementasikan di NASAdan tempat-tempat lain. Pada masa ini pula filter adaptiftelah mulai dikembangkan.Tahun 1964 : Kecepatan Transformasi Fourierdikembangkan kembali. Algoritma-algoritma Markov yangpenting telah dikembangkan.p g gTahun 1970 : Teori dn pengertian dari filter/kontrol dijitaltelah mapan.Awal tahun 1980-an : Filter dijital sudah sangat populerdikenal.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom11
Tahun 1980-an : terjadi kemajuan yang pesat pada bidangpengkodean gambar dan sinyal bicara pengenalanpengkodean gambar dan sinyal bicara, pengenalansinyalbicara, pencitraan bentuk radar, pencitraan dibidang medis, dsb.Akhir tahun 1980-an : Jaringan syaraf, Wavelets, danfractal mulai ditemukan. TV dijital mulai semakindikembangkan.gTahun 1990-an : Terjadi “ledakan” di dalam penggunaanteknik-teknik pengolahan sinyal dijital untuk menggantikani kit i kit l kt ik k i l ( ti filt k dsirkit-sirkit elektronik konvensional (seperti : filter, kode-
kode, modulator, dsb).
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom12
KapabilitasKapabilitas Pengolah Sinyal DijitalPengolah Sinyal Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom13
Perkembangan Chip tidak lepas dari teknologi IC yaitu LSI(Large Scale Integration) dan VLSI (Very Large Scale(Large Scale Integration) dan VLSI (Very Large ScaleIntegration), ULSI (Ultra Large Scale Integration) sertaGSI (Giant Scale Integration).LSI mengandung 1.000 sampai 9.999 transistor per chip.VLSI mengandung 10.000 sampai 99.999 transistor perchipchip.ULSI mengandung 100.000 sampai 999.999 transistor perchip.GSI mengandung jutaan transistor per chip.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom14
Kecepatan suatu prosesor juga tergantung waktu siklus(cycle time) uaitu selang waktu antara pemanggilan (call)(cycle time) uaitu selang waktu antara pemanggilan (call)akan informsi dan penyerahannya (delivery) dari pirantipenyimpan. Waktu siklus ini merupakan parameter unjukk j d i k t t k it dkerja dari kecepatan prosesor yang terkait dengan prosespengepakan rangkaian.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom15
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom16
Semakin rumit aplikasi, maka nilai BIPS (Billion Input PerSecond)/GFLOPS (Giga Floating Point Solutions) jugaSecond)/GFLOPS (Giga Floating Point Solutions) jugasemakin tinggi. Nilai BIPS/GFLOPS menunjukkan inputdalam satu detik sebagai solusi pengolahan bagib k d t fl tibanyaknya data floating.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom17
Kebutuhan Kinerja Berdasarkan ServisKebutuhan Kinerja Berdasarkan Servis
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom18
Aplikasi yang menggunakan Chip DSP sebagai unjuk dataperbandingan adalah :perbandingan adalah :Video ConferencingGraphics Processingp gSpeech ProcessingVirtual realityVideo RecognisersRadar/Sonar Processing
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom19
Sebagai gambaran pertumbuhan kecepatan konverter A/Ddari tahun ke tahun untuk tipe 12 bit adalah :dari tahun ke tahun untuk tipe 12 bit adalah :Tahun 1983 : 100.000 sampel / detikTahun 1987 : dalam jutaan sampel / detikj pTahun 1993 : 30 juta sampel / detikTahun 1996 : 50 juta sampel / detikSaat ini : ????
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom20
Dari sisi harga dapat ditunjukkan bahwa :
Tahun 1982 : Chip TMS320C10 biayanya berkisarUS$300
Tahun 1996 : Chip TMS320C30 (kecepatannya lebihti i dib di TMS320C10) bi b ki US$30tinggi dibanding TMS320C10) biayanya berkisar US$30
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom21
Grafik Pertumbuhan Pasar Chip DSPGrafik Pertumbuhan Pasar Chip DSP
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom22
SekilasSekilas Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom23
Pengolahan sinyal dijital secara umum meliputi 3 tahap yaitu
Sinyal analog didigitasi melalui proses pencuplikan dank antisasi sehingga sin al dik antisasi ke bent k bit bitkuantisasi , sehingga sinyal dikuantisasi ke bentuk bit-bitsejumlah terbatas. Proses ini disebut konversi Analog kedijital.
Sampel-sampel terdigitasi diolah oleh Digital SignalP (DSP)Processor (DSP).
Sinyal keluaran DSP dikonversi kembali ke bentuk analogSinyal keluaran DSP dikonversi kembali ke bentuk analogoleh analog reconstructor (yang disebut dengan prosesDigital to Analog Convertion/DAC)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom24
Keuntungan :Toleransi terhadap harga komponen tidak kritisPerformansi relatif tidak sensitif terhadap lingkunganPerformansi relatif tidak sensitif terhadap lingkungan ,misalnya temperaturAkurasi tinggi, karena dapat dikontrol secara presisi.gg p pKeakurasian tergantung dari panjang ”word”.Rangkaian mudah direproduksiD t li ik i t l tif id l i l filtDapat merealisasikan sistem yang relatif ideal, misal filterberfasa linear.Parameter-parameter filter seperti frekuensi cut-off dapatParameter parameter filter seperti frekuensi cut off, dapatdikontrol dengan mudah.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom25
Keuntungan :Mudah dikembangkan ke sistem adaptif.Teori matematika yang komplek sekalipun dapatTeori matematika yang komplek sekalipun dapatdiimplementasikan seperti : Aljabar linear untukCoding/Decoding dalam error control, Transformasi Diskrit(DFT, DCT dsb), Teori filter kalman untuk pemrosesansinyal acak.Simulasi software dapat secara eksakSimulasi software dapat secara eksakmenunjukkan/mewakili performansi hasil.Dengan perkembangan teknologi VLSI : Reliabilitas tinggi,Ukuran Kecil, Pemrosesan kompleks, Harga murah.Dan sebagainya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom26
Kerugian :DSP selalu menggunakan daya listrik, tidak ada rangkaiandijital pasifdijital pasif.Keterbatasan frekuensi tinggi yang diolah, karenaketerbatasan frekuensi ADC.Sinyal alam adalah sinyal analog.Dan sebagainya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom27
Bidang Ilmu Terkait
Teori KomunikasiAnalisis NumerikStatistik dan ProbabilitasPemrosesan SinyalAnalogTeori KeputusanTeori KeputusanElektronika Dijital dan Elektronika AnalogDan sebagainya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom28
Aplikasi PSDMedical :
Pencitraan untuk diagnosisPencitraan untuk diagnosisAnalisis ElektrokardiogramMedical ImageMedical Image
Komersial :Kompresi Suara dan Citra untuk MultimediaEfek Spesial pada filmVideo Conferencing
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom29
Telephon :Kompresi data dan VoicepReduksi EchoMultipleksing SinyalFilteringFilteringPengkodean sinyal bicara, Pemrosesan Sinyal bicara dan Audio,Pengenalan sinyal Bicara
Militer :RadarSonarPemandu KoordinatKeamanan KomunikasiKeamanan Komunikasi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom30
Industri :Kontrol dan monitoring prosesKontrol dan monitoring prosesPengetesan non destruktifCADCAD
Scientific :Perekaman dan analisis gempaAkuisisi dataAnalisis SpektralSimulasi dan pemodelan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom31
Ruang angkasa :Perbaikan kualitas foto udaraPerbaikan kualitas foto udaraKompresi dataRemote sensingRemote sensing
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom32
Penyebab Perkembangan PSDTeknologi Piranti : Mikroelektronik, Superkonduktor, dsbTeknologi Sensor : Sistem Intelegen Interface mesinTeknologi Sensor : Sistem Intelegen, Interface mesin-manusia.Teknologi algoritma : Sistem adaptif, Sistem Expert,g g p pAlgoritma pemodelan (jaringan syaraf tiruan, Fuzzy logic,algoritma genertika dsb)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom33
TT 3113TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #2BAB #2SINYAL & SISTEM
34 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
DefinisiDefinisi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom35
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objekyang disusun membentuk proses dengan tujuan tertentuyang disusun membentuk proses dengan tujuan tertentu.Sebagai model matematik yang menghubungkan antarainput dan output, umum disebut I/O systemMasukan dari enviroment ke system dan keluaran darisystem ke enviroment di sebut sinyal.Diskrit : hanya terdefinisi pada bilangan integerDiskrit : hanya terdefinisi pada bilangan integer.Kontinyu : di luar definisi diskrit.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom36
Input – OutputInput OutpuSystem
pu
Sinyal
pt
Sinyal
environmentenvironment
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom37
Sinyal bisa digambarkan sebagai fungsiwaktu/”time signals” dan fungsi frekuensi Sinyalwaktu/ time signals dan fungsi frekuensi. Sinyalfungsi waktu dapat dibedakan menjadi SinyalWaktu Kontinyu (t) dan Sinyal Waktu Diskrit (n).Waktu Kontinyu (t) dan Sinyal Waktu Diskrit (n).
Sistem yang menghubungkan sinyal inputSistem yang menghubungkan sinyal inputkontinyu dengan sinyal output kontinyu disebutSistem Waktu Kontinyu (SWK) dan Sistem yangy ( ) y gmenghubungkan sinyal input diskrit dengan sinyaloutput diskrit disebut Sistem Waktu Diskrit.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom38
Konvensi :- t = waktu kontinyu- n = waktu diskrit- Ω = frekuensi kawasan waktu kontinyu
ω = frekuensi kawasan waktu diskrit- ω = frekuensi kawasan waktu diskrit
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom39
x(t)
x(t) SWK y(t) y(t)=T(x(t))
t
y(n)
x(n) SWD y(n)
x(n)
y(n)=T(x(n))y(n) T(x(n))
n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom40
Sampling
Rekonstruksi
Waktu Kontinyu t Waktu Diskrit
t
Sampling
Pasangan
ℑ ℑ‐1
Kontinyu
Pasangan
ℑ ℑ‐1
Diskrit
Frekuensi KontinyuΩ
y
Frekuensi Diskritω
Rekonstruksi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom41
Si l i l DSinyal-sinyal Dasar
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom42
Sinyal impulse δ(t),δ(n) Sinyal impuls / delta kontinyu
)t(δ =
=0 t1,
δ(t)
Si l i l / d lt di k it
t1
=ainnyal t 0,
δ(t)
Sinyal impuls / delta diskrit
)n(δ = 0n1
n1
)(
=
=ainnyaln 0,0n 1,
(n)δ
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom43
Setiap sinyal waktu diskrit dapat dinyatakan sebagaideretan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatuderetan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatukoefisien (konstanta)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom44
Sinyal langkah satuan u(t),u(n)Sinyal impuls / delta kontinyu
)t(δ >=
=0 t1,
u(t)
Si l i l / d lt di k it
t1
=ainnya t 0,
u(t)l
Sinyal impuls / delta diskrit
)n(δ => 0n1
n1
)(
=>
=ainnyan 0,
0n 1,(n)u
l
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom45
Sinyal Segitiga
)t(∧
1
)t(∧
t-1 1
1t1-;1)( ≤≤−= ttλ 1t1 ;1)( ≤≤ttλ
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom46
Sinyal Persegi Rect(t) atau Π(t)
π(t)( )
t-0,5 0,5
1 , -0,5 ≤ t ≤ 0,5Rect(t) = Π(t)=
0 , t lainnya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom47
Sinyal sinc atau [sin(t)/t]
sinc (t)
t0 1 32-1-2
~t~ t
tsin)t(csin <<π
π=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom48
tπ
Fungsi Genap &
Fungsi GanjilFungsi Ganjil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom49
Seperti halnya fungsi waktu kontinyu, maka fungsi waktudiskrit dapat dibedakan menjadi fungsi genap fungsi ganjildiskrit dapat dibedakan menjadi fungsi genap, fungsi ganjildan bukan fungsi genap maupun ganjil. Namunsepertifungsi waktu kontinyu, setiap fungsi waktu diskrit dapatdi ik j di b i d b i jil B ik tdiuraikan menjadi bagian genap dan bagian ganjil. Berikutcontoh fungsi genap dan fungsi ganjil waktu diskrit.
F i G W kt Di k it F i G jil W kt Di k itFungsi Genap Waktu Diskrit Fungsi Ganjil Waktu Diskrit
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom50
Diberikan g(n) adalah fungsi waktu diskrit maka bila ge(n) adalah bagiangenap dari g(n) dan go(n) adalah bagian ganjil dari g(n) maka :
ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 Bila g(n) adalah fungsi genap maka :Bila g(n) adalah fungsi genap maka :
ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n) dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0
Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka :
ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom51
Contoh soal 2.1.Periksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakanPeriksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakanfungsi genap atau fungsi ganjil?
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom52
Contoh soal 2.2.Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = u(n) – u(n-4)g g p g g j g( ) ( ) ( )Solusi : Bagian genap dari g(n) adalah :
Bagian genap dari g(n) Bagian ganjil dari g(n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom53
Latihan :1 Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]1. Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]2. Diberikan sinyal sebagai berikut :
SketsalahSketsalaha. g(-n) b. g(2-n) c. g(2n) d. g(n/2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom54
Operasi SinyalOperasi Sinyal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom55
Sinyal dapat dioperasikan berdasar amplitudonyamaupun waktunya Pada kuliah ini operasi sinyalmaupun waktunya. Pada kuliah ini, operasi sinyalyang dibahas adalah berdasar waktunya seperti :
PencerminanPenskalaan WaktuPenskalaan WaktuPergeseran
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom56
Sinyal Waktu Diskrit f(n)Sinyal Waktu Diskrit f(n)
±±=±±
bn(af)ban(f ±±±±
an(af)ban(f
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom57
Sifat & Klasifikasi Sistem
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom58
a). Statis (memoryless) dan Dinamis (with)memory)
Sistem statis jika keluaran sistem hanyatergantung/hanya dipengaruhi padamasukan saat itu (memoryless), sedangkansistem dinamis jika keluaran sistem dapatmengingat masa lalu (with memory)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom59
b). Linieritas dan homogenitasSistem linier jika memenuhi prinsip superposisi
SWDx1[n] y1n]
SWDx2[n] y2[n]
SWDx1[n]+x1[n] y1[n]+y1[n]
Dan homogenitasαx1(n)+ β x2(n) = αy1(n) + β y2 (n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom60
Mengapa diperlukan sistem yang linear ?Pada gambar di bawah ini pada gambar (a) terlihat bahwaPada gambar di bawah ini,pada gambar (a) terlihat bahwa
suatu sinyal sebagai masukan sistem yang linear akandihasilkan sinyal output yang sama dengan sinyalinputnya, hanya mengalami penundaan (delay).Sedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyalsebagai masukan suatu sistem yang tidak linear akang y gmenghasilkan sinyal output yang mengalami distorsiphasa.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom61
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom62
Pergeseran WaktuSistem tak ubah waktu jika output sistem tidak berubah
bentuk walaupun inputnya digeser tetapi outputnya akanbergeser sejauh pergeseran input.g j p g p
SWD y[n]x[n]
SWDx[n - k]y[n - k]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom63
Dengan kata lain :
Jika y1 (n) adalah output sistem dengan input x1 (n)y2 (n) adalah output sistem dengan input x2 (n)y2 (n) adalah output sistem dengan input x2 (n)
dan x(n) = x1 (n-k) maka y(n) = y1 (n – k)
Sistem disebut LTW (Linear dan Tak Berubah terhadapW kt ) t LTI (Li Ti I i t) jik Li i d t kWaktu) atau LTI (Linear Time Invariant) jika Linier dan takubah waktu .
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom64
d). KausalitasSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapatSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapat
direalisasikan. Sistem LTW disebut kausal bila keluaranpada waktu n=n0 (untuk SWD) hanya bergantung padaharga-harga dari masukan n<n0 (sebelumnya dansekarang)dan keluaran-keluaran sebelumnya.
Dengan kata lain bahwa keluaran saat ini y(n) (untuk SWD)hanya bergantung pada harga-harga dari masukan saatini x(n) dan atau masukan-masukan sebelumnya dan ataukeluaran-keluaran sebelumnya.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom65
Kondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakanKondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakankausalitas adalah :
h (n) = 0 untuk n < 0 . h(n) adalah respon impuls sistem.( ) ( ) p p
Respons impuls
h(n)
kausal
h(n)
Non kausal
n0
ausa
n0
Non kausal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom66
e). StabilitasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatas
menghasilkan keluaran terbatas “BIBO” Bounded inputBounded output.
Kondisi yang diperlukan dan cukup (KPC)untuk menyatakanstabilitas adalah :
untuk SWD( )∑
∞
∞=
∞<n
nhuntuk SWD
untuk SWK
−∞=n
( )∫∞
∞<dtth
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom67
∫∞−
Contoh : Respons impuls LTW suatu SWDh(n)
Stabil
n0
.......
h(n)
Tidak Stabil
n0
.......
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom68
Stabilitas sistem dapat juga dilihat dari letak pola dari fungsitransfer sistem:transfer sistem:Untuk SWK stabil, letak pole di sebelah kiri sumbuimajinerUntuk SWD stabil, letak pole didalam lingkaran satuan
J di t k k li h i l d i t i i i t lJadi untuk kuliah sinyal dan sistem ini sistem yang perluadalah LTW/LTI (Linier tak ubah waktu / linier timeinvariant) dengan memeriksa apakah sistem tersebut) g pkausal dan stabil.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom69
Contoh soal 2.3.Diketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretanDiketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretan
masukan x(n) dengan hubungan input – output sebagaiberikut :y(n) = ax2(n-1)y(n) = ax(n-2) + bx(n+2)
P ik if t i t di tPeriksa sifat sistem diatas
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom70
Solusi :y(n) = ax2 (n 1)y(n) = ax2 (n-1)
LinearitasJika input x1(n) maka output y1 (n) = ax1
2 (n-1)Jika input x1(n) maka output y1 (n) ax1 (n 1)Input x2 (n) maka output y2 (n) = ax2
2 (n-1)Ambil x(n) = x3(n) = αx1 (n) + (3x2(n)Makay(n) = y3(n) = a [x(n-1)]2
= a [α x1(n-1) + β x2 (n-1)]2
= a [α2 x12 (n-1) + 2αβx1 (n-1) x2 (n-1) + β2 x2 (n-1)]
≠ y (n) + β y (n)≠ α y1(n) + β y2 (n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom71
Pergeseran waktuJika input x (n) maka output y (n) = a x 2 (n 1)Jika input x1 (n) maka output y1 (n) = a x1
2 (n-1)Jika input x1 (n-k) maka output y1(n) = a x1
2 (n-k-1)= y1 (n-k)y1 (n k)
Syarat kausal : output saat ini hanya tergantung padainput saat ini dan/atau input saat sebelumnya dan / atau
t t t b loutput saat sebelumnya.Stabilitas
y(n) = a x2 (n 1) jika < M makay(n) = a x2 (n-1) jika < M maka
Jadi sistem tsb nonlinier – time invariant – kausal – stabilJadi sistem tsb nonlinier time invariant kausal stabil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom72
y(n) = a x(n-2) + b x (n + 2)Bukti kausal dapat dilihat dari respons impuls
h(n)h(n)ab
20-2321
l
karena h(n) ada untuk n < 0causal non
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom73
Diambil x(n) = x3(n) = α x1(n) + β x2(n)maka y(n) = y (n) = α a x (n 2 + b x(n+2)+β a x (n 2) + bmaka y(n) = y3 (n) = α a x1(n-2 + b x(n+2)+β a x2(n-2) + b
x2 (n+2)= α y1(n) +β y2(n)y1( ) β y2( )
sistem LinierJika x(n) = x1(n) maka y(n) = y1(n) = ax1(n-2) +bx1(n+2)
Jika x(n) = x (n-k) maka y (n) = a x1 (n-k-2) + b x1 (n-k-2)= y1 (n-k-t)
Kesimpulan sistem : Linier, Tak ubah waktu, Non kausal, StabilStabil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom74
Sistem OperatorSistem Operator
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom75
Sistem operator :L = Output/Input =Fungsi alih sistem (fungsi transfer sistem)p p g ( g )Untuk SWK L(p) = N(p)/D(p) = Numerator/Denumerator
Dimana p = operator diferensial d/dtp-1 = operator integral ∫ ( ) dtp-1 = operator integral ∫ (.) dt
Untuk SWD L(q) = N(q)/D(q) = Numerator/DenumeratorDimana q = operator maju
q-1 = operator tundaq-1.x(n) = x(n-1)q.x(n) = x(n+1)q ( ) ( )
Untuk menganalisis suatu sistem maka buat dulu model matematis(hubungan input-outputnya).
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom76
Contoh soal: 2.4.Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari SistemCarilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Sistem
Waktu Diskrit dengan hubungan input-output sebagaiberikut :
3y(n) + 4y(n-1) + 7y(n-2) = 2x(n) + 5x(n-1)Solusi :D k t did tDengan menggunakan operator q didapat :y(n)(3 + 4q-1 + 7q-2 ) = x(n) (2 + 5q-1)
74352
74352
2
2
2
2
21
1
+++
=++
+== −−
−
qqq
qqx
qqq
)n(x)n(y)q(L
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
77
Solusi Persamaan DifferenceSolusi Persamaan Difference (Perbedaan)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom78
Persamaan Perbedaan (u/ SWD)
Bentuk umum sistem LTW
∑ ∑= =
≥>−−−=−N
i
M
iii M)in(xb)in(ya
0 0
0
Untuk penyederhanaan , ambil a0 = 1y(n) + a1y(n-1) + … + aNy(n-N) = b0x(n) + … + bMx(n-M)
dengan operator q :dimana q-1 x(n) = x(n-1) dan q x(n) = x(n+1),maka didapat:
y(n) (1 + a1q-1 + … + aNq-N ) = x(n) (b0 + b1q-1 + … + bMq-M)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom79
NN
MM
qa...qaqqb...qbb
)q(D)q(N
)n(x)n(y)q(L −−
−−
++++++
=== 11
110
jadi : D(q) y(n) = N(q) x(n)jadi : D(q). y(n) = N(q). x(n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom80
Seperti halnya SWK ,maka pada SWD juga ada dua macamsolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusisolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusipartikular (solusi khusus) :
y(n) = yc(n) + yp(n)
S l i k l t jik d t k ( ) 0Solusi komplementer jika deretan masukan x(n) = 0D(q) yc(n) = N(q).0 = 0, maka D(q) = 0 dengan solusi :
∑ ∑= =
==m
k
m
k
mkkkkc rA)n(yA)n(y
1 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom81
dimana rk = akar polynomial D(q) dengan solusi :(i) r riil dan tunggal y (n) = r n(i) . rk riil dan tunggal yk(n) = rk
n
(ii). rk riil dan jamak sejumlah m buahyk (n) = rn, nrn, n2rn,…,nm-1rnyk (n) r , nr , n r ,…,n r
(iii). rk kompleks tapi tunggal , rk = α + jβ = rejΦ
yk(n) = rn cos nφ dan rn sin nφ(iv). rk kompleks dan jamak sejumlah m buah
yk(n) = rn cos nφ ; rn sin nφ= nrn cos nφ ; nrn sin nφ
.= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom82
Solusi khusus jika deretan masukan adaD(q) y (n) = N(q)x(n)D(q) yp(n) = N(q)x(n)
yp(n) = )n(x)q(L)n(x)q(Nyp(n)
Kasus khusus jika input eksponensial , ambil x(n) = A(s)n
)n(x)q(L)n(x)q(D
q=
didapat : yp(n) = L(q)x(n) q = s
Stabilitas sistem SWD stabil jika magnitudo akar polynomialD(q) < 1 (atau didalam lingkaran satuan).
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom83
Contoh soal 2.5.y(n + 3) 8y(n + 2) + 37y(n+1) 50y(n) = 8(0 5)n y(0) = 2y(n + 3) – 8y(n + 2) + 37y(n+1) – 50y(n) = 8(0,5)n , y(0) = 2,
y(1) = 3, y(2) = 5dengan operator qg p qy(n) (q3 – 8q2 + 37q - 50) = 8(0,5)n
508 ),()(L)q(N)n(y n
D( ) ( 3 8 2 37 50) ( 2)( 2 6 25)
50378508
23 −+−=== − qqq
),()q(L)q(D)q(N
)n(x)n(y
D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom84
D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)Akar-akar D(q)
q1 = 2
q2,3 = 432
100366 jj±=
−±
q2 = 3 + j4 = 5 < 0,927 radq3 = 3 – j4 = 5 < -0,927 rad 3 jSolusi komplementer
yc(n) = A(2)n + B(5)n cos 0,927n + C(5)n sin 0,927n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom85
solusi partikulary (n) = L(q) x(n) =
50823
),( n
yp(n) = L(q) x(n) = q = s q = 0,5
50378 23 −+− qqq
yp(n) = nn
),(),(),(),(
),( 5026769
50503750850508
23 −=−+−
solusi total/lengkap
i)(C)(B)(A)()( nnnn 927059270525064 n,sin)(Cn,cos)(B)(A),()n(y nnnn 927059270525026764
+++−=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom86
64 CBA)( 2267640 =+++−= CBA)(y
32 B)( 392705927052267321 =+++−= ,sinC,cosBA)(y
5854612585461254162 =+++= sincosBA)(y 5854612585461254267
2 =+++−= ,sin,cosBA)(y
didapat : A = 2,1886B = 0,05108C = 0 35666C = 0,35666
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom87
Sehingga:
- cek stabilitas :
n,sin)(,n,cos)(,)(,),()n(y nnnn 92705356660927050510802188625026764
+++−=
cek stabilitas : Plot akar D(q) :
Im D(q) x
1 2 3 Re D(q)
xsistem tidak stabil (karena ada akar polinomial D(q) yang
terletak di luar lingkaran satuan)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom88
Realisasi SWD
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom89
Syarat sistem dapat direalisasi jika kausal dapat direalisirdalam bentukdalam bentuk
struktur langsung tipe Istruktur langsung tipe IIg g p
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom90
Realisasi SWDStruktur Langsung Tipe I :Hubungan input output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskanHubungan input-output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskan
sebagai berikut
∑∑NN
∑∑==
−=−0i
i0i
i )in(xb)in(ya
Untuk penyederhanaan, ambil a0 = 1, sehingga didapathubungan berikut :
NN
)nn(xb...)1n(xb)n(xb
)in(ya)in(xb)n(y
n10
N
0ii
N
0ii
−++−+=
−−−= ∑∑==
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom91
)mn(ya...)1n(ya n1 −++−−
q-1 q-1
b1bN
+ + +
x(n)
y(n)
1
b0 q-1
q-1
aN aN-1
q-1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom92
Struktur Langsung Tipe IIMengacu pada hubungan input outpur SWD berikut iniMengacu pada hubungan input-outpur SWD berikut ini,
)in(xb)in(yaN
i
N
i −=− ∑∑
)(b)1(b)(b)nn(ya...)1n(ya)n(ya
)in(xb)in(ya
n10
0ii
0ii
=−++−+
∑∑==
)nn(xb...)1n(xb)n(xb n10 −++−+
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom93
[ ] [ ]n1n1 bbb)()( −−−−[ ] [ ]
n1
nn
110
nn
110
nn
110
qa1qb...qbb)n(y)q(N)q(L
qb...qbb)n(xqa_...qaa)n(y
=+++
===
+++=++
∑ −−−
−−−−
43421
43421)q(L
0ii
)q(L
n
0i
ii
nn
110
2
1
qaqaqa...qaa)n(x)q(D
)q(L
=+++
=== ∑∑ =
=
−−−
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom94
Fungsi Transfer L(q) diuraikan menjadi 2, sehingga L(q) =L1(q) L2(q) Masing-masing fungsi transfer dapatL1(q). L2(q) . Masing masing fungsi transfer dapatdigambarkan struktur realisasinya dan kemudian digabungkembali, hingga didapat L(q) total.
∑∑
=ω⇒ω
===
−
−
n
0i
1in
1i
1 )n(xqa)n()n(x)n(
qa
1)q(L
∑
∑
ωω
=n
0ii
)in(a)n(x)n(
qa
∑ −ω−=ω i )in(a)n(x)n(
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom95
x(n) ω(n)+
q‐1
q‐2
‐a1
q‐N
‐a2
‐aN
∑ ∑ −− ω=⇒==N N
1i
1i qb)n()n(yqb)n(y)q(L ∑ ∑
= =ω=⇒=
ω=
0i 0iii2 qb)n()n(yqb
)n()q(L
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom96
y(n)ω (n)
+b0
q-1
q-2
b1
q-N
b2
bN
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom97
Rangkaian total digabung :L(q) = L (q) L (q)L(q) = L1(q) . L2(q)
)n(y.)n()n(y ω=
)n()n(x)n(x ω
( )x (n) b0 y(n)
q‐1
b1‐a1
++b0
q‐2
b2‐a2
bN‐aN
q‐N
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom98
NN
Contoh soal 2.6.Buat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubunganBuat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubungan
input-output sebagai berikut:y(n) + 3y(n-1) + 5(n-2) + 7y(n-2) = 6 x(n) + 4 x(n-1)y( ) y( ) ( ) y( ) ( ) ( )
Jawab :Struktur langsung tipe I :y(n) = 6x(n) + 4x(n-1) – 3y(n-1) – 5y (n-2) – 7y(n-3)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom99
x (n)
q-1
6
4
+
q-1
y (n)
-3
q-1
-5
q-1
-7
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom100
Struktur langsung tipe II :y(n) [1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3] = x(n) [6 + 4q-1]y(n) [1 + 3q 1 + 5q 2 + 7q 3] = x(n) [6 + 4q 1]
1321321
q46x1q46)()n(y 1 −+=
+=
−
ω(n)/x(n) = 1/[1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3]
321321q
q7q5q31q7q5q31)n(x −−−−−− ++++++
→ x(n) = ω(n) + 3ω(n-1) + 5ω(n-2) + 7ω(n-3)ω(n) = x(n)-3ω(n-1)-5ω(n-2)-7ω(n-3)
y(n)=6ω(n) + 4ω(n-1)⇒+=ω
−1q46)n()n(y
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom101
x (n)6ω
y(n)
q-1
43
++6ωn
q-2
4-3
-5
ωn-1
-7q-1
ωn-2
ωn-3
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom102
Respons ImpulseRespons Impulse
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom103
Respons impuls adalah respons sistem (output sistem) jika masukannyadiberi sinyal impuls
SWD h (n)δ(t)
δ(n)
Si t i di b k d i l k d
SWK
(n)
h (t)
δ(t) Respons impuls
Sistem sering digambarkan dengan respons impulsnya karena denganrespons impuls dapat dilihat apakah sistem tersebut kausal dan stabilatau tidak.
h(n)
h( )
y (n)x (n)
x (t)
SWD
SWK
⇒
⇒
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom104
h(t) y (t)( )
Respons Impuls SWDDiketahui SWD - LTWy(n) + a y(n 1) + a y(n 2) + + a y(n N) = x(n)y(n) + a1 y(n-1) + a2 y(n-2) + ….+ an- y(n-N) = x(n)Respons impuls sistem adalah respons sistem (output) jika
x(n) = δ(n)( ) ( )Sehingga dapat dituliskan h(n) = y(n)
x(n) =δ (n)Jadih(n) + a1 h(n-1) + a2 h(n-2) + …. + aN h(n-N) = δ(n)k SWD k l > h( ) 0 t k <0karena SWD kausal ==> h(n) = 0 untuk n<0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom105
makan = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n 1) ; h(n 2) dst = 0n = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n-1) ; h(n-2) dst = 0n = 1 h(1) + a1 h(0) + 0 + ….+ 0 = δ(1) = 0n = 2 h(2) + a1 h(1) + a2 h(0) + … = δ(2) = 0n 2 h(2) a1 h(1) a2 h(0) … δ(2) 0… dstingat solusi persamaan y(n) = yc(n) + yp(n)p
D(q) y(n) = N(q) x(n)
m⇒yc(n) ⇒ D(q) yc(n) = 0 ⇒ D(q) = 0 maka yc(n) = ∑
=
m
1k
nkk rA
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom106
⇒yp(n) ⇒ yp(n) = L(q) x(n)q=s untuk x(n) = A(s)n
tetapi input disini bukan eksponesial maka y (n)=0tetapi input disini bukan eksponesial maka yp(n)=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom107
Contoh soal 2.7.y(n) 0 8y(n 1) + 0 15 y(n 2) = x(n)y(n) – 0,8y(n-1) + 0,15 y(n-2) = x(n)
Respons impulsh(n)-0,8 h(n-1) + 0,15 h(n-2) = δ(0)h(n) 0,8 h(n 1) 0,15 h(n 2) δ(0)
n=0 ⇒ h(0) – 0,8 h(-1) + 0,15 h(-2) = δ (0) = 1 ⇒ h(0) = 1n=1 ⇒ h(1) – 0,8 h(0) + 0,15 h(-1) = δ(1) = 0 ⇒ h(1) = 0,8n=2 ⇒ h(2) – 0,8 h(1) + 0,15 h(0) = δ(2) = 0 ⇒ h(2) = 0,8 x
0,8 – 0,15 = 0,49
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom108
solusiy (n) = nn
mn AAA )()(∑yc(n) =
dimana y(n) [1- 0,8 q-1 + 0,15 q-2] = x(n)
nn
k
nkk rArArA )()( 2211
1+=∑
=
dimana y(n) [1 0,8 q 0,15 q ] x(n)
qqq1 222
L(q) = )3,0q)(5,0q(q
15,0q8,0q
q
2
qxq15,0q8,01
12321 −−
=+−
=+− −−
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom109
Jadiy (n) = A (0 5)n + B (0 3)nyc(n) = A (0,5)n + B (0,3)n
n=0 ⇒ y(n) = A + B = h(0) = 1n=1 ⇒ y(n) = 0,15A + 0,3 B = h(1) = 0,8n 1 ⇒ y(n) 0,15A 0,3 B h(1) 0,8
A + 0,6 B = 1,6A + B = 1
- 0,4B = 0,6 ⇒ B = -1,5A = 2,5
Maka y(n) = h(n0 = [2,5 (0,5)n – 1,5 (0,3)n] u(n) Bagaimana kalau imputnya superposisi ?Karena sistem linier maka outputnya juga superposisiKarena sistem linier maka outputnya juga superposisi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom110
Contoh soal 2.8.y(n) 2y(n 1) + 1 31 y(n 2) 0 28 y(n 3) = x(n) + 3x(n 2)y(n) – 2y(n-1) + 1,31 y(n-2) – 0,28 y(n-3) = x(n) + 3x(n-2)
respons impuls didapat jika x(n) = δ (n) dan 3x(n-2) = 3δ(n-2)y(n) [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3] = x(n) [1 + 3 q-2]y(n) [1 2 q 1,31 q 0,28 q ] x(n) [1 3 q ]L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q) = [1 + 3 q-2] / [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3]Kalikan L(q) dengan q3 / q3 , didapat :
q3q3 +
28,0q31,1q2q
q3q)q(L23 −+−
+=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom111
D(q) = q3-2 q2 + 1,31 q - 0,28 = (q - 0,5) (q - 0,7) (q - 0,8)yc(n)=A(0,5)n + B(0,7)n + C(0,8)nyc( ) ( , ) ( , ) ( , )
Input 1 : δ(n) maka h(n) = 2h(n-q) + 1,31 h(n-2)-0,28 h(n-3)=δ(n)]n = 0 ⇒ h(0) = 1n =1 ⇒ h(1) 2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n =1 ⇒ h(1) –2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n = 2 ⇒ h(2) –2h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 0 ⇒ h(2) = 2,69
dimana
2/496/25
28,07,05,0)1(1)0(
−==
=++=
=++=BA
CBAhCBAh
3/6469,264,049,025,0)2( ==++= CCBAh
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom112
Jadi
untuk n ≥ 0nnn1 )8,0(
369)7,0(
249)5,0(
125)n(h +−=
Input 2 : 3δ(n-2)outputnya h(n) – 2h(n-1) + 1,31 h(n-2) – 0,28 h(n-3) = 3δ (n-2)n = 0 h(0) – 2h(-1) + 1,31 h(-2) – 0,28 h(-3) = 3δ (-2) = 0
h(0) = 0n = 1 h(1) – 2h(0) + 0 – 0 = 3δ (-1) = 0 ⇒ h(1) = 0( ) ( ) ( ) ( )n = 2 h(2) –2 h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 3δ (0) = 3 ⇒ h(2) = 3
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom113
Makah(0) = A + B + C = 0 A= 50h(0) = A + B + C = 0 A= 50h(1) = 0,5A + 0,7B + 0,8C = 0 B = -150h(2) = 0,25A + 0,49B + 0,64C = 3 C = 100h(2) 0,25A 0,49B 0,64C 3 C 100jadi
h2(n) = 50(0,5)n – 150 (0,7)n + 100 (0,8)n n ≥ 2Maka : h(n) = h1 (n) + h2 (n)
=+−= 1dan0nuntuk)80(64)70(49)50(25 nnn
≥+−=
=+−=
2 n untuk )8,0(3
364)7,0(2
349)5,0(6
325
1dan 0n untuk )8,0(3
)7,0(2
)5,0(6)n(h
nnn
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom114
Latihan :Carilah respons impuls sistem dengan persamaanCarilah respons impuls sistem dengan persamaan
perbedaan berikut :y(n) = x(n) +0,8 y(n-1)y( ) ( ) y( )25y(n) + 6y(n-1) + y(n-2) = x(n)2y(n) + 6y(n-2) = x(n) – x(n-2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom115
Konvolusi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom116
KonvolusiAdalah suatu operasi perkalian sekaligus penjumlahandalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasidalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasiperkalian sekaligus integral dalam kawasan waktu (SWK).Dapat digunakan untuk mendapatkan respons sistemt h d k b b J di k t f iterhadap masukan bebas. Jadi merupakan transformasidari masukan ke keluaran.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom117
Penjumlahan KonvolusiJika x(n) adalah input suatu SWD – LTW dan y(n) adalah
output sistem tersebut dimana y(n) = T [x(n)] maka :output sistem tersebut dimana y(n) T.[x(n)] , maka :
∑ ∑ −=−=~ ~
)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y
dimana operasi diatas didefinisikan sebagai operatork l i “ * ” hi
∑ ∑−= −=~k ~k
)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y
konvolusi “ * ” , sehingga
∑ ∑∆
−=−==~ ~
)k(*)kn(x)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y
Dimana h (n) adalah respons impuls
∑ ∑−= −=~k ~k
)k()kn(x)kn(h)k(x)n(h)n(x)n(y
Dimana h (n) adalah respons impuls
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom118
Blok diagram penjumlahan konvolusi
x[n] y[n]H
[ ] y[ ]
x(n) * h(n) = y(n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom119
Sifat-sifat Konvolusi :Komutatif :
x(n) * y(n) = y(n) * x(n)Asosiatif :
x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)Distributif untuk operasi penjumlahan
x(n) * [y(n) + z(n)] = x(n) * y(n) + x(n) * z(n)Memiliki elemen identity : δ(n)
x(n) * δ (n) = δ(n) * x(n) = x(n)Konvolusi dari suatu deretan pulsa sampling tertunda dengan x(n)p p g g ( )
x(n) * δ(n-k) = x(n-k)
Lihat lagi operasi pencerminan dan pergeseran
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom120
Contoh soal 2.9.x[n] y[n]
h(n)x[n] y[n]
Dengan input x(n) dan respons impuls h(n) seperti di bawahini, dapatkan output sistem y(n) = x(n)*h(n)
x (n) h (n)
32
n0 1 2
0,5
n0
1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom121
Jawab :
∑−=
−==~
~k)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y
Disini k merupakan variabel penjumlahan untuk harga ntertentu. Misalnya diberikan harga suatu n=N0 makaj l hk k li t d t (k) djumlahkan semua perkalian antara deretan x(k) denganh(n0-k) untuk semua k [-~ , ~], dimana h(n0-k) = h-(k-n)yaitu pencerminan dari h(k) kemudian digeserkan sejauhy p ( ) g jn0.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom122
Dengan kata lain dapat dituliskan langkah-langkah penjumlahan konvolusi sebagai berikut :penjumlahan konvolusi sebagai berikut :
Gambarkan x(n) dan h(n)( ) ( )Ubah peubahnya dari n menjadi k, sehingga didapat x(k) dan h(k)L k k i t h d b tik l d i h(k)Lakukan pencerminan terhadap sumbu vertikal dari h(k) atau x(k) sehingga didapat h(-k) atau x(-k)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom123
Misalkan yang dicerminkan adalah h(k) maka didapat h(-k) dan x(k) Geser h(-k) untuk n =0 dan kalikan besarank) dan x(k). Geser h( k) untuk n 0 dan kalikan besaranpada h(-k) dan x(k) pada waktu yang sama danjumlahkan. Sehingga akan dikalikan h(-k) dengan x(k).G l i h( k) t k 1 k kit k likGeser lagi h(-k) untuk n=1, maka kita akan mengalikanh(1-k) dengan x(k), begitu seterusnya hingga antara h(n-k)dan x(k) tidak bersinggungan lagi.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom124
Energi & Daya SinyalEnergi & Daya Sinyal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom125
Energi SinyalEnergi sinyal waktu diskrit x(n) didefinisikan sebagai Exberikut :berikut :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom126
Contoh 2.10.Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Solusi :Dari definisi :Dari definisi :
= 1/[1-1/4] = 4/3
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom127
Daya SinyalDaya rata-rata sinyal waktu diskrit didefinisikan sebagai
berikut :berikut :
Untuk sinyal waktu diskrit periodik, daya rata-ratanya adalah :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom128
Latihan :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :
x(n) = 10 sin (2πn/4)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom129
TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #3BAB #3TRANSFORMASI FOURIER
WAKTU DISKRIT
130 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami prinsip dasar deret Fourier danT f i F i W kt Di k it tTransformasi Fourier Waktu Diskrit sertadapat menerapkannya pada berbagaiSi l W kt Di k itSinyal Waktu Diskrit
Memahami sifat-sifat deret Fourier danTransformasi Fourier Waktu Diskrit danmenerapkan dalam analisis sinyal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom131
Deret Fourier Waktu Diskrit(DFWK)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom132
DFWK bentuk TrigonometriDiberikan sebuah sinyal waktu diskrit x(n) periodik dengan
periode N :periode N :x(n)=x(n+kN)
nx(n) = an cos ( 2πn/N)
n
x(n) = bn sin ( 2πn/N)n
0 17
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom133
DFWK : ∑∞
Ω+Ω+= 000 )sincos()( nn tnbtnaatxDFWK :
DFWD :
∑=
Ω+Ω+1
000 )sincos()(n
nn tnbtnaatx
∑∞
=
++=1
0 )sincos()(k
okok nkwbnkwaanxDFWD : Dimana frekuensi sudut = 2π/periode Ώ0 = 2π/T; ω0 =
2π/N
=1k
Bentuk-bentuk trigonometri yang penting :cos(Nω0n)=cos (2πn)=cos (0ω0n)
([N 1] ) ( )cos([N+1]ω0n)=cos(ω0n)cos([N+2]ω0n)=cos(2ω0n)
cos([N+k]ω0n)=cos(kω0n)cos([N k]ω0n) cos(kω0n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom134
DFWK bentuk EksponensialDFWK : ∑
∞
−∞=
Ω−=n
tjnnectx 0)(
∫+ Ω−−=
Tt
t
tjnn dtetx
Tc 0
0
0 )(1
DFWD : ∑−
±±==1
0,....2,1,0,)( 0
N
kk neanx
njkω
=0k
( ) 1...2,1,0,10
1
0
−== −−
=∑ Nkenx
Na njk
N
nk
ω
0n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom135
Disingkat penulisannya : ∑−
=
±±==1N
0k
knNk ,....2,1,0n,wa)n(x
( ) 1...2,1,0,1 1
0−== −
−
=∑ Nkwnx
Na kn
N
N
nk
0
2ω
πjN
j
N eew =∆
Nk2j
kN ew
π
=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom136
Bentuk DFWD cukup dianalisis 1 periode dari n =0 sampaidengan N-1 karena sifat eksponensial dan periodisitas :dengan N 1, karena sifat eksponensial dan periodisitas :
[ ] 122
0 ==
= kj
N
Nkj
Njk eee ππ
ω
Dimana k adalah integer sejumlah N dari 0 sampai N-1.
[ ]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom137
Respons Steady State thd masukan sinusoidal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom138
Sistem dalam notasi operator q : L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q)Respons sistem : y(n) = y (n) + y (n)Respons sistem : y(n) = yc(n) + yp(n)Respons steady state input eksponensial x(n) = Ayss(n) = [N(q)/D(q)] x(n) dimana q=
[ ]njke 0ω
[ ]0ωjeyss(n) [N(q)/D(q)] x(n) dimana qJika input sinusoidal maka ubah dahulu ke dalam bentuk
eksponensial
[ ]e
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom139
ContohTentukan respon tunak (steady state) dari sistem waktu
diskrit berikut :diskrit berikut :y(n+2)-0.8y( n+1)+0.15y(n)= x(n) dimana x(n) = 5 + 2 ej2πn/10
Jadi disini seolah-olah inputnya ada 2 buah yaitu x1(n) = 5dan x2(n) = ej2πn/10
Dengan menggunakan operator q dapat ditulis :Dengan menggunakan operator q, dapat ditulis :y(n)[q2 – 0,8 q + 0,15] = x(n)L(q) = y(n)/x(n) 1
2=L(q) y(n)/x(n)yss1(n) = L(q) x1(n) dengan q = ej0
15.08.02 +− qq
28614350/55
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom140
286,1435,0/515.08,0 00 ==
+−= jj ee
yss2(n) = L(q) x2(n) dengan q = ej2π/10
102
104
102
15080
2=
jj
nj
eππ
π
102
1010
15,0)4.0sin8,02.0cos8,04,0sin4,0(cos2
15.08,0
+−−+=
+−nj
jje
eeπ
ππππ
)94,12,0(102
873,3488,0188,0
2
,),,,,(
−=+−
= nj
nj
ej
e
jj
π
π
Sehingga : yss(n) = )94,12,0(873,3286,14 −+ nje π
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom141
Transformasi Fourier Waktu Diskrit
(TFWD)( )
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom142
Tinjau sinyal waktu diskrit terbatas :x(n) ≠ 0 0 ≤ n ≤ Nx(n) ≠ 0 , 0 ≤ n ≤ N1
Buatlah x(n) menjadi sinyal periodik dengan periode N (dimana N> N1)( 1)
x(n) nN1-10(a)
)(~ nxN1-10-N N n(b)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom143
Dengan menggunakan analisis DFWD dapat ditulis :
∑−
=
ω=1N
0n
)njk(k
0ea)n(x~
)njk(1N
0nk
0e)n(x~N1a ω−
−
=∑=
Karena =0, n> N1, maka
)(1
0)(1 njkN
ω−−
∑ )(
0
0)( njk
nk enx
Na ω
=∑=
knN
wnxa −−
∑1
)(1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom144
Nn
k wnxN
a=
∑=0
)(
Karena x(n) ≠ 0, 0≤n≤N1 maka
knN
n
nk wnx
Na −
∞=
−∞=∑= )(1
)( 0)(1 njkn
nk enx
Na ω−
∞=
−∞=∑=
Perlu diingat bahwa ω0 = 2π/NPerlu diperhatikan bahwa akan mendekati x(n) untuk nilai N
yang semakin tinggi.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom145
Sehingga dapat dinyatakan :
)n(x)n(x~limN
=∞→
Sedangkan bila N ~ maka ω0 0 sehingga spektrumnya kontinyu.
)( 0)(. njkn
nk enxaN ω−
∞=
−∞=∑=
)()(. njn
k enxaN ω−∞=
∑=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom146
n −∞=
)(. ωjk eXaN −=
Dengan ω = k.ω0
inilah yang disebut sebagai Transformasi Fourier Waktu
)(k
inilah yang disebut sebagai Transformasi Fourier WaktuDiskrit dari x(n).
Kembali ke persamaan sebelumnya :
∑−
=
=1
0
)( 0)()(~ N
n
njkk eanx ω
∑−
=
=1
0
)(0
0)](1[)(~ N
n
njkekXN
nx ωω
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom147
)njk0
N0 0e)k(X
2)n(x~ ωω
ω=∑
Untuk N ~, ω0 0 maka x(n)
0n 2= π∑
Untuk N , ω0 0 maka x(n)Sehingga ω0 berubah menjadi suatu elemen frekuensi dω,
dengan demikian :
ωωπ
= ∫π ω2
0
)njk de)(X21)n(x
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom148
Jadi pasangan Transformasi Fourier Waktu Diskrit (TFWD)dan inversenya adalah sebagai berikut :dan inversenya adalah sebagai berikut :
)()()( njn
enxX ωω −∞=
∑= )()(n −∞=∑
π ω∫2 ))(1)( dX njk ωω
πω∫=
0
))(2
)( deXnx njk
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom149
TFWDTFWD Sinyal SinusoidalSinyal Sinusoidal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom150
nj 0Ae)n(x ω=
∑∞
−∞=
π−ω−ωπδ=ωk
0 )k2(2)(X
( ) )ee(2AncosAnx njnj
000 ω−ω +=ω=
∑∞
−∞=
π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ=ωk
00 )k2()k2()(X
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom151
Dengan cara yang sama kita dapat menunjukkan bahwa TFWD dari fungsi sinusTFWD dari fungsi sinus
)ee()j2(
AnsinA)n(x njnj0
00 ω−ω −=ω=
Adalah :
)j2(
∑∞
−∞=
π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ−=ωk
00 )k2()k2([j)(X
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom152
TFWD sinyal cosinusoidalX(n)
n
π π π ππ π
TFWD sinyal sinusoidal
n-2π 0 2π−ω0 ω0
π ππ
X(n)
n-2π 0
−π
2π
−π−π
−ω0ω0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom153
Sifat sifat TFWDSifat-sifat TFWD
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom154
a. Periodik atau berulang
X(ω+2π)=X(ω)b. Linearitasb. Linearitas
Jika dan[ ] )(X)n(x 11 ω=F [ ] )(X)n(x 22 ω=F
Maka :[ ] 11
[ ] )(Xa)(Xa)n(xa)n(xa 22112211 ω+ω=+F[ ] )()()()( 22112211
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom155
c. Pergeseran waktu dan frekuensimaka
Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(Xe)nn(x 0nj0 ω=− ω−F
Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(X)n(xe 0nj 0 ω−ω=ω−F
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom156
d. Penskalaan waktu dan frekuensi
Jika maka dimana k> 1
[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )k/(X)nk(x ω=F
dimana k> 1e. Differensiasi dan penjumlahan
Jika maka [ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(Xe1()1n(x)n(x )j ω−=−− ω−F
∞ n 1Dan ∑∑−∞=
ω−−∞=
π−ωδπ+ω−
=
kj
m
)k2()0(X)(Xe11)m(xF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom157
f. Differensiasi dalam frekuensi
Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ])(d)(dXj)n(nx
ωω
=F
g.Teorema Parseval
∞ 1Jika maka [ ] )(X)n(x ω=F ∫∑
π∞
−∞=
ωωπ
=2
0
2
n
2 d)(X21)n(x
h. KonvolusiJika maka ∑
∞
∞=
−=k
)kn(h)k(x)n(y )(X)(H)(Y ωω=ω
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom158
−∞=k
i. Konvolusi Periodik/Konvolusi sirkular
)n(R)mn(x~)m(x~mnxmx)n(y N2
1N
0m1
Nk
1k21 −=⟩−⟨⟩⟨= ∑∑
−+
+
dimana ,
0m1k =+
k adalah integer, ekspresi <r> adalah r modulo N untuk rinteger sembarang, N adalah perioda( ) ( ) d t t b tx1(n)=x2(n)= deretan terbatas
y(n) adalah respons sistem
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom159
TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #4BAB #4 T f i ZTransformasi Z
160 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
TujuanMemahami sifat sifat Transformasi ZMemahami sifat-sifat Transformasi ZMemahami hubungan antara Transformasi Z denganTransformasi Fourier Waktun Diskrit serta hubungangTransformasi Z dengan Transformasi LaplaceDapat menggunakan Transformasi Z untuk memecahkanpersamaan perbedaan dengan kondisi awalpersamaan perbedaan dengan kondisi awal.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom161
Bila ada deretan x(n) maka TZ[x(n)] didefinisikan sebagai :
TZ 2 sisi∑∞=
−=n
nznTxzX ).()(TZ 2 sisi−∞=n
TZ 1 sisi∑∞=
=
−=n
n
nznTxzX0
).()(
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom162
Definisi diperluas :
TZ[h(n)] = H(z) = h(n) z-n∑∞
−∞=n
Untuk z = ejω didapat H(ejω)
Sehingga bila ada respons frekuensi h(n), dapat dihitungH(z), kemudian z diganti dengan ejω didapat H(ejω ) yaituRespons FrekuensiRespons Frekuensi.Dengan kata lain, untuk mencari respons frekuensi dapatdilakukan melalui TZ.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom163
Daerah KonvergensiDaerah Konvergensi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom164
Daerah Konvergensi merupakan tempat kedudukan (harga-harga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaharga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaberhingga.
a. Diberikan sinyal kausal x(n) = Aαn u(n), |α| >0 maka :
X( ) A ( ) A A A ( / )∑∞
∑∞
∑∞
∑∞
X(z) = Aαn u(n).z-n = Aαn z-n = A αn z = A (α/z)n
X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|
∑−∞=n ∑
=0n∑
=0n∑
=0n
X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|Sehingga X(z) = , |z| > |α| dengan daerah konvergensidi setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari α.
11 −− zAα
di setiap titik di luar lingkaran dengan jari jari α.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom165
b. Diberikan sinyal antikausal x(n) = Aα-n u(-n), |α| >0 maka :
X(z) = Aα-n u(-n).z-n = Aα-n z-n = A α-n z-n = A (α.z)n∑∞
−∞=n∑
∞
=0n∑
∞
−∞=n∑
∞
−∞=n
X(z) akan berhingga bila (αz) < 1 atau |z| < |1/α|Sehingga X(z) = , |z| < |1/α| dengan daerah konvergensiA
1disetiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari 1/α.
zα−1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom166
DeretanDeretan dalam Waktu Terbatasdalam Waktu Terbatas
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom167
Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,N2] dengan N1< N2 dan N1,N2 terbatas, maka :maka :
X(z) = x(n).z∑=
2
1
N
Nn
X(z) konvergen di setiap titik pada bidang z dengankemungkinan pengecualian di z = 0 atau z = ~.
( 3) 2 ( 2) 5 ( 1) 3 (0) 0 (1) 4 (2) 2 (3)x(-3) = 2, x(-2) = -5, x(-1) = 3, x(0) = 0, x(1) = 4, x(2) = 2, x(3)= -4, x(4) = -2
23
4
2
x(n)
0-1
-2
-3 1 2
3 4
5-4
-2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom168
-5
4321123 2424352)( −−−− −−+++−= zzzzzzzzXTerlihat bahwa bila ada z berpangkat positif, maka z = ~ tidak berlaku
karena hasilnya tak terhingga. Begitu pula bila ada z berpangkatnegative maka z = 0 tidak berlaku karena hasilnya juga tak terhingganegative maka z 0 tidak berlaku karena hasilnya juga tak terhingga.
Bila deretan dengan waktu terbatas adalah Respons Impuls h(n) darisuatu sistem linear dan tak berubah terhadap waktu maka sistemsuatu sistem linear dan tak berubah terhadap waktu maka sistemtersebut disebut dengan “SISTEM RESPONS IMULS TERBATAS”(RIT) atau FINITE IMPULSE RESPONSE SYSTEM (FIR SYSTEM).
Bila N1 = -~ dan/ N2 = ~ maka sistemnya disebut dengan “SISTEMRESPONS IMULS TAK TERBATAS” atau INFINITE IMPULSERESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM)RESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM).
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom169
Deretan KausalDeretan Kausal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom170
Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,~] dengan N1 ≥ 0 , maka :
X(z) = x(n).z-n∑∞
= 1Nn
Contoh : Diberikan sinyal x(n) = an u(n)
X(z) = , |z| > |α|11
1−− az
X(z) konvergen di setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari a. Bila a < |1|, maka sistem stabil.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom171
Deretan Tidak KausalDeretan Tidak Kausal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom172
Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, N1] dengan N1 <0 , maka :
X(z) = x(n).z-n∑−∞=
1N
n
Contoh : Diberikan sinyal x(n) = - bn u(-n-1)
X(z) = -bn.z - n = -b-n.z n = - b-n.z n = 1 - b-n.z n∑−
−∞=
1
n∑
∞
=1n∑
∞
=1n
∑∞
=0n
= 1 - (b-1.z) n∑∞
=0n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom173
X(z) akan konvergen bila |b-1.z| < 1.
X(z) = 1 - = , |z| < |b|zb 111
−− bzz−
X(z) konvergen di setiap titik di dalam lingkaran dengan jari-jari b.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom174
Deretan Dua SisiDeretan Dua Sisi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom175
Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, ~], maka :
X(z) = x (n) z-n = x(n). z-n + x(n). z-n∑∞
−∞=n∑
∞
=0n∑−
−∞=
1
n
Contoh :Diberikan sinyal x(n) = an u(n)
b ( 1) | | |b|= - bn u(-n-1) , |a| < |b|
X(z) = + = dengan ROC |a| < |z| < |b|z z 2( bazz −−X(z) = + = , dengan ROC |a| < |z| < |b|az − bz − ))(( bzaz −−
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom176
TZTZ beberapa Sinyalbeberapa Sinyal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom177
a. Sinyal impuls 0n1
X (z) = x(n) z-n = 1
=
=ainnyaln 0,0n 1,
(n)δ
∑∞
X (z) = x(n) z n = 1
b. Deretan konstan
∑=0n
∞== ,,.........2,1,0,)( nAnx∞
X(z) = z-n = A( 1 + z-1 + z-2 + …)∑=0
)(n
nx
A= , |z| > |1|
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom178
11 −− zA
c. Deretan eksponensialnrAnx )( u(n)
X (z) = A rn z-n = A (r z-1 )n = = , >
rAnx .)( =∑
∞
=0n∑
∞
=0n
11 −− rzA
rzAZ− z r
d. Deretan sinusoidal/cosinusoidal Diberikan sinyal cosinusoidal
nAnx βcos.)( =Diberikan sinyal cosinusoidal
X(z) = TZ TZ [ ]nA βcos
+
−
22
njnj AeAe ββ
X(z) = (A/2)
− βjezz
−+ − βjez
z
−+− − ββ jj ezezAz=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom179
+−−
+− 12 2 ββ jj zezezezezAz
=
+−
−1cos2
cos222 2 β
βzz
zAz
= , > 1]1cos2
cos[2 +−
−ββ
zzzAz z
Im[z]lingkaransatuan
β
n Re[z]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom180
Diberikan sinyal sinusoidalX(z) =TZ [A sin ] = TZnβ
−AeAe njnj ββX(z) =TZ [A.sin ] = TZ
=
nβ
−
je
je
22
− ββ jj
zzA
= ; > 1
−− − ββ jj ezezj2
1cos2sin
2 +− ββ
zzAz z1cos2 +βzz
Im[z]lingkaransatuan
n Re[z]
β
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom181
Sifat-sifat TZSifat sifat TZ
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom182
LinearitasBila deretan x(n) = αx1(n) + βx2(n), dengan α dan β konstan,
maka :maka :
X(z) = TZ [ ])()( 21 nxnx βα +( )
)()(
).().(
21
20
10
zXzX
znxznx n
n
n
n
βα
βα
+=
+= −∞
=
−∞
=∑∑
dengan X1(z) = TZ[x1(n)] , ROC R1 -< < R1+;
X ( ) TZ[ ( )] ROC R < <R d
)()( 21 β
zX2(z) =TZ[x2(n)] , ROC R2 -< <R2+ dan X(z) = Z [x(n)],
z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom183
Maka TZ[αx1(n) + βx2(n)] dengan ROC dari hasil TZ inidiberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z)diberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z).
ROC : max [R1 - ; R2-] < < min [R1+ ; R2+]z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom184
Pergeseran DeretanDiberikan xk(n) = x(n-k) adalah deretan x(n) yang tergeser
sebesar k cuplikan dan bilasebesar k cuplikan dan bilaTZ[x(n)] = X(z) maka :TZ[x(n-k)] = Xk(z)[ ( )] k( )
= xk(n) z-n = x(n-k) z-n∑∞
−∞=n∑
∞
−∞=n
Sebut n-k = m maka Xk(z) = x(m)z-(m+k)=z-k x(m) z-m∑∞
−∞=n∑
∞
−∞=n
= z-k X(z)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom185
Bila TZ[x(n)] = X(z) , Rx -< < Rx+;
Maka :z
Maka :TZ[x(n-k)] = z-k X(z), Rx -< < Rx+;
Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n-k) adalahz
Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n k) adalahsama , dengan kemungkinan pengecualian di z = 0 dan z= ~.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom186
Perkalian dengan n (diferensiasi)Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka :
TZ [ ] )()( zXdzdznnx −=
Bentuk umum : [ ] m
mmm
dzzxdznxn )()()( −=
Bukti TZ [ ] ∑∑∞
=
−−∞
=
− ==0
1
0)()()(
n
n
n
n znnxzznnxnnx
∑∑∞
−∞
−−
== 1 )())(( nn zdznxzznnxz ∑∑
==
−==00
).().)((nn
zdz
znxzznnxz
)().( zXddzznx
ddz n −=
−= ∑
∞−
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom187
0 dzdz n
∑
=
Perkalian dengan rn
Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka : TZ [ ] )()(rzXnxr n =
Bukti :
[ ] )().().()(00 r
zXrznxznxrnxr
n
n
n
nnn ∑∑∞
=
−∞
=
− =
==
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom188
Penjumlahan KonvolusiJika X (z) =TZ [x (n)] , ROC R1- < < R1+;
X (z)=TZ[ x (n)] ROC R < < RzzX (z)=TZ[ x (n)] , ROC R2 -< < R2+,
Maka :X1(z) X2(z) = TZ Bukti :
z
−∑
∞
=021 )().(
kknxkx
Bukti :
TZ n
n kkzknxkxknxkx −
∞
=
∞
=
∞
=∑ ∑∑
−=
− .)().()().(
0 021
021
,).()(0 0
21 knmzmxkxk n
km −== ∑ ∑∞
=
∞
=
−−
[ ] [ ])().(
,).()(
21
0 021
zXzX
zmxzkxk n
mk
=
= ∑ ∑∞
=
∞
=
−−
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom189
Contoh :x(n) = u(n) maka X(z) = z-n = |z| > |1|1∑
∞
x(n) = u(n), maka X(z) = z n = , |z| > |1|
h(n) = an u(n), maka H(z) = anz-n = , |z| > |a|, dengan
11 −− z∑=0n
∑∞ 1h(n) a u(n), maka H(z) a z , |z| |a|, dengan
a < 1, maka :∑
=0n 11 −− az
1 2zY(z) = X(z).H(z) = . = , |z| > |1|11
1−− z 11
1−− az
−− ))(( bzaz
z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom190
Teorema Nilai AwalJika : X(z) = Z [x(n)], maka :
Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk menentukan
)(lim)0( zXxz ∞→
=Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk menentukan
nilai awal x(0) secara langsung dari X(z), tanpa melakukan evaluasi inverse TZ. Buktinya diberikan seperti berikut ini :berikut ini :
Dari persamaan definisi TZSS,X(z) = x(0) + x(1) z-1 + x(2) z-2 + x(3) z-3 +X(z) x(0) x(1). z x(2).z x(3).z ....
Bila z , maka seluruh suku akan menjadi sangat kecil,kecuali suku pertama. Hal ini membuktikan persamaannilai awal di atas.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom191
Teorema Nilai AkhirJika TZ [x(n)] = X(z) dan semua pole X(z) terletak didalam
lingkaran satuan dengan pengecualian yang mungkin darilingkaran satuan, dengan pengecualian yang mungkin daripole yang sederhana pada z = 1, maka nilai x(n) pada ndiberikan oleh :li x(n)=
Bukti :
xn→lim lim
z→1z
zX z
−
1( )
Bukti :Dengan mempertimbangkan TZ , Dari sifat
pergeseran maka dapat dituliskan :)]()1([ nxnx −+
p g pTZ )]()1([ nxnx −+ )()]0()([ zXzxzzX −−=
nk
znxnx −−+= ∑ )]()1([lim
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom192
nkznxnx
=∞→
+∑ )]()1([lim0
Hal ini dapat disusun kembali sebagai :
dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :
nk
nkznxnxxzXz −
=∞→
−+=−− ∑ )]()1([lim)0()()1(0
dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :
...)]1()[...)]1()2([)]0()1([)0()()1(1
kxXkxxxxxzXzimlz→
+−−++−+−+=−
)(lim kxk ∞→
=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom193
PenskalaanBila TZ[x(n)] = X(z) maka :
TZ[αn x(n)] = αn x(n) z-n = x(n) (z/α)-n∑∞
=0n∑
∞
=0n
= G(z/α)
Dengan cara yang sama : nje 0ω
0ωje−
TZ[ x(n)] = G(z )
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom194
LatihanCarilah hasil TZ dan daerah konvergensi dari sinyal :
x(n) = [3(4/5)n (2/3)2n] u(n)x(n) = [3(4/5)n – (2/3)2n] u(n)x(n) = 2n u(n) + 3n u(-n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom195
Inverse Transformasi ZInverse Transformasi Z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom196
Tujuan dari Inverse Transformasi Z adalahb lik d i k f k i ( )mengembalikan dari kawasan frekuensi (z)
ke kawasan waktu (n).
Ada beberapa metode InversepTransformasi Z, antara lain :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom197
Metode Penyesuaian Koefisien
Jika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0 1 2∑∞
−nJika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0,1,2,…
Contoh :
∑=0n
nnza
Contoh :X (z) =
lakukan pembagian :464
5323
2
++−−
zzzzz
x (z) = 0z0 +3z-1 +7z-2 + …↑ ↑ ↑a0 a1 a2
x(0) x(1) x(2)↑ ↑ ↑
x(0) x(1) x(2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom198
Metode Deret TaylorMerefer pada suatu bilangan komplek c dimana |c| < 1.
1 ∑∞
= c−11 ∑
=0n
nc
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom199
Metode Ekspansi ParsiilMetode ini merupakan metode yang paling popular, karena
cukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangcukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangsederhana.
N )(iaX(z) =
(i) (i)
∑=
N
i 11)(1
)(−− zip
ia
)(iaa(i) pn(i)
Maka x(n) = a(i) pn(i) n ≥ 0
1)(1)(
−− zip
∑N
Maka x(n) = a(i) pn(i) , n ≥ 0= 0 , n < 0
∑=i 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom200
TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #5BAB #5 TRANSFORMASI FOURIERTRANSFORMASI FOURIER
DISKRIT201 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memamahi hubungan Transformasi FourierDiskrit dengan Transformasi Fourier Waktu DiskritDiskrit dengan Transformasi Fourier Waktu Diskritdan Transformasi ZMemahami sifat sifat Transformasi Fourier WaktuMemahami sifat-sifat Transformasi Fourier WaktuDiskritMemahami aplikasi Transformasi Fourier DiskritMemahami aplikasi Transformasi Fourier Diskritpada pengolahan sinyal dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom202
Analisis FourierSinyal Waktu Kontinyu Periodik, digunakan Deret Fourier WaktuKontinyu (DFWK), akan didapatkan spektrum yang diskrit.Sinyal Waktu Kontinyu Non Periodik (terbatas), digunakanTransformasi Fourier Waktu Kontinyu (TFWK), akan didapatkanspektrum yang kontinyu.Sinyal Waktu Diskrit Periodik, digunakan Deret Fourier Waktu Diskrit(DFWD), akan didapatkan spektrum yang diskrit.Sinyal Waktu Diskrit Non Periodik (terbatas), digunakan Transformasiy ( ), gFourier Waktu Diskrit (TFWD), akan didapatkan spektrum yangkontinyu.Sinyal Waktu Diskrit Non Periodik (terbatas), dan diinginkan spektrumy ( ), g pdiskrit, maka digunakan Transformasi Fourier Diskrit (TFD).
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom203
Representasi Fourier
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom204
Formulasi Transformasi Fourier Diskrit
∑− π−
−==1N
Nkn2j
1N10ke)n(x)k(X ∑=
==0k
1N,....1,0k,e)n(x)k(X
k ))Nk2(X)(X)k(X
N/kn2
π=ω=
π=ω )
1,...2,1,0,)(1)(1
−== ∑−
− NnwkXN
nxN
knN)()(
0∑
=N kN
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom205
ContohDiberikan respons impuls sistem adalah :h(n) = 1/3 0 ≤ n ≤ 2h(n) = 1/3 , 0 ≤ n ≤ 2
= 0 , n lainnya
Bila dicari hasil TFWD[(h(n)] yaitu H(ejω) dan hasil TFD[h(n)] yaitu H(k) seperti ditunjukkan dalam gambar berikuti iini.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom206
Hubungan antara TFWD dan TFD dari deretan kausal untuk N=4 dan N=8
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom207
Sifat-sifat TFDJika maka: [ ] N,....3,2,1,0k),k(X)n(x ==F
1 i i [ ] )()()()( kXkXF1.Linearitas
2.Pergeseran waktu kmNwkXmnx −=− )()]([F
[ ] )()()()( 22112211 kXakXanxanxa +=+F
3.Pergeseran frekuensi
4 D lit )()]([ NkF
)(])([ mkXwnx mnN −=−F
4.Dualitas
5. Konvolusi Sirkular
)()]([ nNxkx −=F
)()()(]mod)[(1
0kYkXiyNinx
N
i=
−∑
−
=
F
6. Perkalian
7 T P l
−= ∑
−
=
−1
0
1 )(]mod)[()]()([N
iiYNikxNnynx F
∑∑−−
=1
21
2 )()(NN
kXnxN
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom208
7.Teorema Parseval ∑∑== 11
)()(kn
kXnxN
Transformasi Fourier Cepat
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom209
Komputasi langsung dari TFD tidak efisien, karena tidakmemanfaatkan sifat simetri dan sifat keperiodikanmemanfaatkan sifat simetri dan sifat keperiodikan(periodisitas).
Sifat simetri : WNkn = - WN
k
Sifat periodisitas : W k+n = W kSifat periodisitas : WNk+n = WN
k
TFD langsung : N2 perkaliang g pN2 – N penjumlahan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom210
Refer TFD :N 1N-1
X(k) = ∑ x(n) WNkn , k = 0, 1, ...., N-1
n=0
WNk = e-j2π/N
Bila x(n) deretan waktu diskrit dengan panjang N, maka X(k)merupakan deretan frekuensi dengan panjang N.p g p j g
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom211
TFD 2 Titik1
X(k) = ∑ x(n) W kn k = 0 1X(k) = ∑ x(n) W2kn, k = 0, 1
n=0
k =0 → X(0) = x(0) + x(1)k 0 X(0) x(0) x(1)k=1 → X(1) = x(0) – x(1)
Diperlukan : 4 perkalian dan 2 penjumlahan.
x(0) X(0)x(1) X(1)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom212
TFD 4 Titik3
X(k) = ∑ x(n) W kn k = 0 1 2 3X(k) = ∑ x(n) W2kn, k = 0, 1 , 2 , 3
n=0
X(0) = x(0) + x(1) + x(2) + x(3)X(0) x(0) x(1) x(2) x(3)X(1) = x(0) + x(1) W4
1 + x(2) W42 + x(3) W4
3
= x(0) -j x(1) - x(2) + j x(3) X(2) = x(0) + x(1) W4
2 + x(2) W44 + x(3) W4
6
= x(0) - x(1) + x(2) - x(3) X(3) = x(0) + x(1) W4
3 + x(2) W46 + x(3) W4
9
= x(0) +j x(1) - x(2) – j x(3) Diperlukan : 16 perkalian dan 12 penjumlahanDiperlukan : 16 perkalian dan 12 penjumlahan.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom213
X(0) = [x(0) + x(2)] + [x(1) + x(3)]X(1) = [x(0) x(2)] j[ x(1) x(3)]X(1) = [x(0) - x(2)] – j[ x(1) - x(3)] X(2) = [x(0) + x(2)] - [x(1) + x(3)]X(3) = [x(0) - x(2)] + j[ x(1) - x(3)]X(3) [x(0) x(2)] j[ x(1) x(3)]
x(0) X(0) (1) X(1)x(1) X(1)
x(2) X(2)x(3) X(3)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom214
Transformas Fourier Cepat(Fast Fourier Transform)
FFT
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom215
Algoritma FFT
Desimasi dalam waktuDesimasi dalam frekuensi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom216
Desimasi dalam Waktu
N-1
Refer TFD : X(k) = ∑ x(n) WNkn , k = 0, 1, ...., N-1
n=0
WN = e-j2π/N
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom217
Misalkan n = 2r , untuk ndeks genapn = 2r+1 untuk indeks ganjiln = 2r+1 ,untuk indeks ganjil
(N/2)-1 (N/2)-1( ) ( )
X(k) = ∑ x(2r) WN2rk + ∑ x(2r+1) WN
(2r+1)k
r=0 r=0
(N/2)-1 (N/2)-1
= ∑ x(2r) WN2rk + WN
k ∑ x(2r+1) WN2rk
r=0 r=0
↓ ↓= N/2 point TFD bag genap + N/2 point TFD bag ganjil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom218
Dengan W 2rk = exp[ j(2π/N)2rk] = exp exp[ j2π/(N/2)rk] = WrkWN
2rk = exp[-j(2π/N)2rk] = exp exp[-j2π/(N/2)rk] = WrkN/2
Sehingga :gg
(N/2)-1 (N/2)-1
X(k) = ∑ x(2r) WrkN/2+ Wk
N ∑ x(2r+1) WrkN/2
r=0 r=0
= G(k) + WkN . H(k) ; k = 0, 1, ..., N-1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom219
Dimana :
G(k) = TFD N/2 titik bagian genap dari deretan x(n)
H(k) = TFD N/2 titik bagian ganjil dari deretan x(n)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom220
Gambar aFFT 8 titik (N = 23) Desimasi dalam Waktu( )
TFD N titik didekomposisi dalam TFD N/2 titik
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom221
Gambar bFFT 8 titik (N = 23) Desimasi dalam Waktu( )
TFD N/2 titik didekomposisi dalam TFD N/4 titik
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom222
Gambar bSubstitusi gambar b ke dalam gambar a
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom223
Flow Graph 2 titikFlow Graph 2 titik
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom224
Flow Graph dari perhitungan TFD 8 titik dekomposisi desimasi dalam waktup p g p
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom225
Struktur FFT 8 titik
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom226
Perhitungan kompleksitas perkalian dan penjumlahan dalam FFTPerhitungan kompleksitas perkalian dan penjumlahan dalam FFT
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom227
Pengurutan kembali deretan dengan bit reversalPengurutan kembali deretan dengan bit reversal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom228
Tugas
Turunkan formulasi Desimasi DalamF k i d FFTFrekuensi pada FFT
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom229
TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #6BAB #6 SAMPLING &SAMPLING &
REKONSTRUKSI SINYAL230 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami kaidah-kaidah pencuplikani l t k t k isinyal serta rekonstruksinya
Memahami kaidah-kaidah pada quantisasi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom231
Latar BelakangLatar Belakang
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom232
Pemrosesan Sinyal Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom233
Sampling
Sampling ideal :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom234
ContohSinyal Sinusoidal x(t) = e2∏jft dengan frekuensi f ,
Sebelum proses sampling : spektralnya pada frekuensi fSebelum proses sampling : spektralnya pada frekuensi fSetelah proses sampling :X(nT) = e2∏jnft : spektralnya pada frekuensi = f yangX(nT) e : spektralnya pada frekuensi f yangperiodik dengan dengan n fs.
Pengulangan Spektrum akibat pencuplikan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom235
fs = frekuensi sampling = 1/T = sampling rate
Sinyal x(t) dibuat bandlimited, spektrumnya bandlimiteddengan frekuensi sebesar fmax
Samping rate dipilih paling tidak = 2 x frekuensi maksimum dariSamping rate dipilih paling tidak = 2 x frekuensi maksimum dari sinyal yang ada.
fs ≥ 2 fmax atau T ≤ 1/(2 fmax)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom236
Sampling Rate minimum fs = 2 fmax disebutN i t R tNyquist Rate
Sedangkan besaran fs/2 disebut frekuensiNyquist atau Folding frequencyyq g q y
[ fs/2 fs/2 ] disebut Nyquist Interval[-fs/2 , fs/2 ] disebut Nyquist Interval
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom237
Contoh
Aplikasi fmax fsGeofisika 500 Hz 1 kHzBiomedical 1 kHz 2 kHzMekanikal 2 kHz 4 kHzSpeech 4 kHz 8 kHzSpeech 4 kHz 8 kHzAudio 20 kHz 40 kHzVideo 4 MHz 8 MHz
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom238
Untuk sinyal yang tidak bandlimited, dibuatb dli it d d di” filt ” l h filtbandlimited dengan di”prefilter” oleh filteranalog Low Pass disebut sebagai“A ti li i filt ” d t ff“Antialiasing pre filter” dengan cut offfrequency :
fmax ≤ fs/2 max s
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom239
Output dari analog Low Pass Pre Filter menjadi bandlimited
Prefilter AntialiasingPrefilter Antialiasing
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom240
Pembatasan HardwareBila total waktu proses atau waktu komputasi = Tprocessdan periode pencuplikan = T maka :dan periode pencuplikan T, maka :
T ≥ Tprocess
Dengan kata lain : Computation Rate atau ProcessingRate adalah :
fprocess = 1/Tprocess
Sehingga berlaku : 2 fmax ≤ fs ≤ fprocess
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom241
IlustrasiSinyal frekuensi tunggal :x(t) = Cos (2∏ft) disampling dengan 3 macam frekuensix(t) = Cos (2∏ft) disampling dengan 3 macam frekuensisampling : fs1= 8f, fs2= 4f dan fs3= 2f
Sinyal Sinusoidal pada rate fs = 8f; 4f; 2fs
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom242
Dari ketiga gambar tersebut di atas, apa komentar anda ???
Jumlah sample/cycle = fs/f = (sample/sec)/(cycles/sec) (sample/sec)/(cycles/sec) = samples/cycle
fs/f » 2 samples/cycle sehingga fs » 2f
Seringkali f dinormalisir terhadap frekuensi Nyquist :
f = f /2 sehingga f/ ffN = fs/2 sehingga f/ fN
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom243
Dalam hal ini interval Nyquist menjadi [-1, 1]
Unit Frekuensi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom244
Analog Reconstruction & Aliasing
x(t) = ejΩt = ej2Πft disampling dengan periode T sehingga t = nT :
x(nT) = ejΩnT = ej2ΠfnT
Definisikan m=0 + 1 + 2 x (t) = exp2∏j(f+mf )nTDefinisikan m=0,+-1, +-2,……. xm(t) = exp2∏j(f+mfs)nT
Ingat : exp2∏jmfsnT = exp2∏jmn = 1
Maka : xm(t) = exp2∏j(f+mfs)nT = exp2∏jfnT. exp2∏jmfsnT
= exp2∏jfnT
= x(nT)= x(nT)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom245
Ideal ReconstructorIdeal Reconstructor
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom246
Ideal Analog Reconstructor melewatkani l d k f k isemua sinyal dengan komponen frekuensi
yang ada di dalam interval Nyquist [-fs/2 ,f /2 ] d hil k i l dfs/2 ] dan menghilangkan sinyal denganfrekuensi di luar interval tersebut.
Dengan kata lain : Ideal Analogg gReconstructor bekerja sebagai LPF dengancut off sama dengan frekuensi Nyquist fs/2.g yq
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom247
IlustrasiDiberikan x(t) = 4 + 3 Cos (πt) + 2 Cos (2πt) + Cos (3πt)(t dalam ms) Tentukan sampling rate minimum agar tak(t dalam ms). Tentukan sampling rate minimum agar takterjadi aliasing.Tunjukkan bila sinyal disampling ½ Nyquist rate(tunjukkan xa(t) dan x(t))
Solusi :Solusi :Frekuensi yang ada pada x(t) adalah :f1 = 0 Hz f2 = 0 5 kHz f3 = 1kHz f4 =1 5 kHzf1 0 Hz, f2 0,5 kHz, f3 1kHz, f4 1,5 kHz,fmax = f4 =1,5 kHzNyquist rate = 2 fmax = 2f4 = 3 kHzmax 4
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom248
Bila sinyal disampling 0,5 Nyquist rate :fs = 1 5 kHz interval Nyquist [ 0 75; 0 75] kHzfs = 1,5 kHz, interval Nyquist [-0,75; 0,75] kHzf1 dan f2 tidak masalah (f1a = f1 , f2a = f2)
Tetapi f3 dan f4 di luar interval Nyquist.f3a = f3mod(fs) = 1 mod(1,5) = 1 – 1,5 = -0,5 kHzf4a = f4mod(fs) = 1,5 mod(1,5) = 1,5 – 1,5 = 0 kHz
Ditulis kembali x(t) dengan frekuensi yang “baru” :
x(t) = 4Cos 2Πf t + 3Cos 2Πf t 2 Cos 2Πf t + Cos 2Πf tx(t) = 4Cos 2Πf1t + 3Cos 2Πf2t 2 Cos 2Πf3t + Cos 2Πf4t
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom249
Terjadi aliasing :
xa(t) = 4Cos2Πf1at + 3Cos 2Πf2at+2Cos2Πf3at+Cos 2Πf4at= 4 + 3 Cos Πt + 2 Cos(-Πt) + Cos 0 4 3 Cos Πt 2 Cos( Πt) Cos 0= 5 + 5 Cos Πt
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom250
Pada frekuensi = 0 kHz, amplitudonya (4 + 0,5 + 0,5) = 5= + 0 5 kHz amplitudonya (3/2 + 2/2) = 2 5= +- 0,5 kHz, amplitudonya (3/2 + 2/2) = 2,5
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom251
Kuantisasi
Konversi Analog ke DijitalKonversi Analog ke Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom252
Setelah melewati DS Processor, terapkan D/A Converteruntuk mengembalikan ke bentuk analog kembaliuntuk mengembalikan ke bentuk analog kembali.
Sinyal terkuantisasi xQ(nT) direpresentasikan oleh B bitsy Q( ) pyang mempunyai nilai 2B yang mungkin (2B levelquantisasi)Dimana : R = rangeDimana : R = range
Q = spasi antar level= lebar quantisasi lebar quantisasi= resolusi quantizer
2B = jumlah level quantisasi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom253
Kuantisasi sinyalKuantisasi sinyal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom254
Dalam range skala penuh dibagi secara uniform ke dalam 2B levelquantisasi.
Q = R/(2B) atau R/Q = 2B
Misal harga R antara 1 s/d 10 volt, dengan melihat gambarsebelumnya , maka B = 3 atau 2B = 8 level.
Untuk Bipolar ADC : -R/2 ≤ xQ(nT) < R/2
Untuk Unipolar ADC : 0 ≤ x (nT) ≤ R/2Untuk Unipolar ADC : 0 ≤ xQ(nT) ≤ R/2
Dengan maksimum level : R/2 - Q.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom255
Beberapa Definisi dalam Kuantisasi
ROUNDING : pembulatan ke harga terdekat dari levelquantisasiquantisasiTRUNCATION : memotong bagian atas (membulatkan ke
harga di bawahnya yang terdekat)QUANTIZATION ERROR : selisih antara sinyalterkuantisasi dengan sinyal tersample x(nT)e(nT) = x (nT) x(nT) atau e = x xe(nT) = xQ(nT) – x(nT) atau e = xQ – x
Q/2 ≤ e ≤ Q/2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom256
Mean Error Mean Square Error
Terlihat bahwa e tidak dapat merepresentasikan error.Perlu definisi harga rms :
Pelajari lebih lanjut mengenai probabilitas dan statistik
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom257
Bila R = range dari sinyal dan Q = noise kuantisasi makaS/N Ratio (SNR) adalah :S/N Ratio (SNR) adalah :
SNR = 20 log10(R/Q) = 20 log10 (2B)g10( ) g10 ( )= B. 20 log10 2
Jadi :Jadi :
SNR = 20 log10(R/Q) = 6 B (dB)SNR 20 log10(R/Q) 6 B (dB)
= disebut “dynamic range” dari quantizer
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom258
Contoh soalDalam aplikasi audio dijital, sinyal dicuplik pada lajupencuplikan 44 kHz dan masing-masing cuplikanpencuplikan 44 kHz dan masing masing cuplikandikuantisasi menggunakan A/D konverter yangmempunyai range/jangkauan skala penuh 10 volt.T t k j l h bit B jik k l h k ti i f ktifTentukan jumlah bit B jika kesalahan kuantisasi efektif(rms) dijaga di bawah 50 mikro volt. Kemudian tentukankesalahan (dalam rms) dan bit rate per second. Hitungpula dynamic range dari kuantiser.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom259
SolusiJumlah bit B = log2 [R/(erms √12)] = log2 [10/(50.10-6√12)] =15 82 dibulatkan ke 16 Sehingga terdapat 2B = 65 53615,82 , dibulatkan ke 16. Sehingga terdapat 2 65.536level kuantisasi.Dengan harga B tersebut dapat dihitung erms = R.2-B/√12= 44 mikro volt.Bit Rate =B.fs = 16. 44 = 704 kbits/sec. Ini merupakantipikal bit rate untuk CD playertipikal bit rate untuk CD player.Dynamic range dari kuantiser : 6B = 6. 16 = 96 dB.Sebagai catatan, dynamic range alat pendengaranmanusia sekitar 100 dB. Ini sebagai alasan mengapaDijital Audio kualitas CD diperlukan minimal 16 bitkuantisasi.kuantisasi.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom260
TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital
BAB #7BAB #7 FILTER DIJITALFILTER DIJITAL
261 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami sifat-sifat filter dijitalDapat merancang filter dijital responsimpuls terbatas dan filetr dijital responsimpuls tak terbatas dengan berbagaimetode
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom262
PendahuluanPemfilteran Dijital adalah pemrosesan sinyal denganmenggunakan program komputer yakni memproses suatumenggunakan program komputer yakni memproses suatufile dari sampel-sampel sinyal dan menghasilkan suatu filebaru dari sampel-sampel terfilter.
Sehingga pemfilteran dijital dapat diimplementasikan padasuatu komputer dijitalsuatu komputer dijital.
Dewasa ini ada kecenderungan untukgmengimplementasikannya secara cepat, untuk desainkhusus dan murah sehingga sering ditambahkan dengansuatu Digital Sinyal Prosessor (DSR) Chipsuatu Digital Sinyal Prosessor (DSR) Chip.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom263
Deskripsi Desain Filter DijitalBlok Diagram Pemfilteran Dijital
Sinyal analog band limited dicuplik periodik dandikonversikan dalam sampel dijital x(n), untuk n = 0, 1, 2,.....Prosesor Dijital mengimplementasikan operasi filtering,mapping deretan input x(n) ke deretan output y(n)menurut algoritma komputasi pada filter.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom264
Digital to Analog Converter (DAC) mengkonversi outputfilter dijital ke dalam nilai-nilai analog kemudian difilter dijital ke dalam nilai nilai analog, kemudian dismoothing dan menghilangkan komponen frekuensi tinggiyang tidak diinginkan. Prosesor Dijital
i l t ik i filt i i d tmengimplementasikan operasi filtering, mapping deretaninput x(n) ke deretan output y(n) menurut algoritmakomputasi pada filter.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom265
Keuntungan Filter DijitalFilter dijital dapat mempunyai karakteristik yang tidakdapat dipenuhi filter analog seperti respons fasa yangdapat dipenuhi filter analog, seperti respons fasa yangbenar-benar linear.Performansi filter dijital relatif tak berubah denganperubahan lingkungan seperti variasi temperatur.Cut off, daerah transisi dsb di bawah kontrol komputer,sehingga dapat diset “high precission” Kepresisiansehingga dapat diset high precission . Kepresisianditentukan panjang wordFleksibilitas tinggi : cut off, daerah transisi dsb dapatbervariasi dengan perubahan kecil pada program.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom266
Mudah membangun filter linear fasaRespons Frekuensi dapat otomatis di “ajust” jikaRespons Frekuensi dapat otomatis di ajust jikadiimplementasikan menggunakan prosesor terprogram(kasus Filter adaptif)Dapat memfilter sejumlah inputData terfilter & data tak terfilter dapat disimpan untukkeperluan yang akan datangkeperluan yang akan datangDengan perkembangan teknologi elektronika, filter dijitaldapat dipabrikasi dengan ukuran kecil, konsumsi dayap p g , yrendah, harga murahMudah dalam pengembangan ke filter adaptif.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom267
Aplikasi Filter DijitalKompresi Data.Biomedical Signal ProcessingBiomedical Signal Processing.Speech Processing.Image Processing.Image Processing.Digital Audio.Telephone Echo Cancellation.Video Processing.Watermaking.Steganografi.Inverse Filtering.DsbDsb.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom268
Gambaran Implementasi Sederhana
Step 1 : Pada sampel sinyal x(n) diterapkan TransformasiFourier sehingga didapat fungsi di kawasan frekuensiFourier, sehingga didapat fungsi di kawasan frekuensiX(f).
Step 2 : Terapkan fungsi “pemberat” H(f) pada kawasanfrekuensi, sehingga didapatkan X(f) yang terfilter.
Step 3 : Terapkan Inverse Transformasi Fourier untukmendapatkan sinyal y(n).p y y( )
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom269
Implementasi Sederhana Pemfilteran Dijitalp j
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom270
Tipe Filter DijitalFilter Respons Impuls Tak Terbatas (RITT) /Infinite Impulse
Response (IIR) :Response (IIR) :
~y(n) = ∑ h(k).x(n-k) y( ) ∑ ( ) ( )
k=0
Terlihat bahwa Respons Impuls IIR Filter TAK TERBATASSecara Praktis tidak feasibel menghitung output filter IIRdengan persamaan di atas karena respons impulnyadengan persamaan di atas, karena respons impulnyasangat panjang (teori : tak terbatas)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom271
Sehingga Filtering IIR diekspresikan dalam bentuk Rekursifsebagai berikut :sebagai berikut :
~y(n) = ∑ h(k).x(n-k)y( ) ∑ ( ) ( )
k=0
~ ~= ∑ ak.x(n-k) - ∑ bk.y(n-k)
k=0 k=1
ak dan bk adalah koefisien filter IIR
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom272
Filter Respons Impulse Terbatas (RIT) / Finite ImpulseResponse (FIR) :Response (FIR) :
N-1N 1y(n) = ∑ h(k).x(n-k)
k=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom273
Komparasi FIR & IIR FilterFIR Filter :
Sederhana (+)Sederhana (+)Stabil (+)Hampir selalu berfasa linear (+)Hampir selalu berfasa linear ( )Delay = 0,5 panjang h(n) (-)
IIR Filter :Orde rendah & Delay pendek (+)Sulit membuat fasa linear (-)Ada kemungkinan tak stabil (-)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom274
Pertimbangan Pemilihan1. Filter FIR dapat secara tepat mempunyai respons fasa
linear implikasinya tak ada distorsi fasa (Perlu dalamlinear, implikasinya tak ada distorsi fasa (Perlu dalamtransmisi data, biomedical, digital audio, image processingdsb.)Fasa Filter FIR non linear
2 Filter FIR direalisasikan non rekursif2. Filter FIR direalisasikan non rekursifFilter FIR selalu stabilFilter IIR belum tentu stabilFilter IIR belum tentu stabil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom275
3. Filter FIR banyak memerlukan koefisien dibanding FilterIIR Kurang ekonomis dalam hal komputasi dan memoryIIR. Kurang ekonomis dalam hal komputasi dan memorypenyimpanan
4. Filter analog dapat dengan mudah ditransform dalamekivalen Filter IIR menyesuaikan spesifikasi.Tak dapat dilakukan pada Filter FIR karena tak adaTak dapat dilakukan pada Filter FIR karena tak ada“analoque counterpart” nya
5. Dan sebagainya.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom276
Kompromi (Pedoman umum)Penggunaan IIR FilterBila diperlukan filter dengan cut off curam terutamaBila diperlukan filter dengan cut off curam, terutamapenggunaan karakteristik ellyptic akan menggunakankoefisien yang lebih kecil dibanding ilter FIR
Penggunaan FIR FilterBil j l h k fi i tid k t l l b d kh bilBila jumlah koefisien tidak terlalu besar dan khusunya biladiperlukan syarat tanpa distorsi fasa (distorsi fasa yangkecil))
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom277
IlustrasiDua fungsi transfer yang mempunyai respons amplitudo
hampir sama sebagai berikut :hampir sama sebagai berikut :
IIR : H(z) =[a0+a1z-1+a2z-2]/[1+b1z-1+b2z-2]( ) [ ] [ ]
dengan a0 = 0,4981819 b1 = -0,6744878a1 = 0,9274777 b2 = -0,3633482a2 = 0,4981819
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom278
11FIR : H(z) = ∑ h(k) z-k
k=0
dengan h(0) = 0,546.10-12 = h(11)h(1) = -0,450.10-1 = h(10)h(2) = 0,691.10-1 = h(9)h(3) 0 553 10 1 h(8)h(3) = -0,553.10-1 = h(8)h(4) = -0,634.10-1 = h(7)h(5) = 0 5789 10-0 = h(6)h(5) 0,5789.10 0 h(6)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom279
Blok Diagram IIR untuk kasus di atas :
w(n) = x(n) – b1(n-1) – b2(n-2)y(n) = a0(n) + a1w(n-1) + a2w(n-2)
Jumlah perkalian = 5; jumlah penambahan = 4Data & koefisien yang disimpan = 10 (?) yaitu :x(n) w(n) w(n 1) w(n 2) dan koefisien : a a a b byaitu :x(n), w(n), w(n-1), w(n-2), dan koefisien : a0, a1, a2, b1, b2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom280
Blok Diagram FIR untuk kasus di atas :
11
y(n) = ∑ h(k) x(n-k)k=0
Jumlah perkalian = 12; jumlah penambahan = 11Data dan koefisien yang disimpan = 24 yaitu x(0) s/d x(11)
d h(0) /d h(11)dan h(0) s/d h(11)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom281
Mengapa diperlukan Filter Fasa Linear?
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom282
Filter Fasa MinimumSecara umumn, diinginkan adanya delay sekecil-kecilnyayang mungkin dalam suatu filter Delay minimum atauyang mungkin dalam suatu filter. Delay minimum ataufasa minimum filter dapat dicapai dengan tidakmembangun “Right Half Plane Zeros”.Filter berfasa minimum adalah suatu filter dimana seluruhpole dan zero dari fungsi transfernya di dalam lingkaransatuan. Bila dilihat dari fasanya, sistem berfasa minimumy ,akan memenuhi hubungan :
ω=π - ω=0 = 0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom283
Filter DijitalFilter DijitalRespons Impuls TakRespons Impuls Tak
TerbatasTerbatas
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom284
Respons Impuls h(n) = 0 , n < 0
)(...)1()(...)1()()(
1
10
qnybnybpnxanxanxany
n
n
−++−−−++−+=
Transformasi Z :
)()(1 qyy n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom285
Syarat : Minimum ada sebuah ak ≠ 0Akar-akar dari penyebut tidak dihilangkan oleh akar-akar dari pembilangZ d t di b t t l h di d lZero dapat disembarang tempat, pole harus di dalam lingkaran satuan.Biasanya M ≤ NBiasanya M ≤ N
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom286
Fungsi Magnitude Squared :
|H(ejω)|2 = |H(z).H(z-1)| untuk z= ejω
Respons Fasa :Respons Fasa :
β(ejω) = tan-1 Im[H(z)/Re[H(z)] untuk z= ejω
= (1/2j).ln[H(z)/H(z-1)] untuk z= ejω
Group Delay :p y
τg(ejω) = - dβ(ejω)/dω = -( jz dβ/dz)| untuk z= ejω
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom287
Penentuan Koefisien Filter RITTMenentukan b dan a agar Respons Filter mendekatiMenentukan bk dan ak agar Respons Filter mendekati sifat yang diinginkan.Pendekatan : bidang z untuk filter dijitalg j
bidang s untuk filter analog
Penentuan h(n) Filter : Spesifikasi filterS ifik i filt did k ti d filt di it l k lSpesifikasi filter didekati dengan filter digital yang kausal (pole berhingga).Realisasi filterRealisasi filter
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom288
Metode Pendekatan :
Transformasi Respons Impulsp pTransformasi z Bilinear (BZT Method)Transformasi Matched ZTransformasi Matched Z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom289
Transformasi Respons ImpulsRespons Impuls Filter Dijital adalah versi cuplikan darirespons impuls analogrespons impuls analogFungsi Transfer Filter Analog :
M M∑ bk.sk ∏ (s +ck)k=0 k=1k 0 k 1
H(s) = ----------- = ------------N N∑ ak. Sk ∏ (s + dk)k=1 k=1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom290
Dengan perluasan pecahan parsial :
N
H(s) = ∑ ck/(s+dk) k=1
Dimana : ck = H(s).(s+dk)|s=dk
dk = tempat pole ke-k
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom291
Respons Impuls :
Nh(t) = ∑ ck. exp[-dkt u(t)]
k=1k=1
Dengan pencuplikan :g p p
Nh(nT) = ∑ ck. exp[-dknT u(nT)] ;
k=1
T= Periode pencuplikan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom292
Transformasi Z :
~ ~ NH(z) = ∑ h(nT) z-n = ∑ ∑ ck. exp[-dknT] z-n
n=0 n=0 k=1
~ N
= ∑ ck ∑ exp[-dkT. z-1]nn=0 k=1
N= ∑ ck/[1- exp(-dkT. z-1)]
k=1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom293
Hubungan Pemetaan :
1/(s+dk) →1/[1- exp(-dkT. z-1)] untuk pole sederhana
Bila dk komplek maka ck juga komplek, karena h(t) riil makaakan ada pole dk* dan ck* , dimana * = komplek konjugate
ck/(s+dk) + ck* /(s+dk*)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom294
Bila dk = σk + jΩk dan ck = gk + jhk
ck/(s+dk) + ck* /(s+dk*)
= 2 gk. s+2(σk gk+Ωk hk)/[s2+2 σk.s +(σk2+Ωk
2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom295
Dengan pemetaan : 1/(s+dk) → 1/[1- exp(-dkT. z-1)]
maka :
ck/[1- exp(-dk.T. z-1)] + ck*/[1- exp(-dk*T. z-1)]
= 2 gk- exp(-σkT) . z-1 [2 gk Cos(ΩkT)-2 hk Sin(ΩkT)(7.17)
1 2 ( d *T) 1 C (Ω T) ( 2 T) 21- 2 exp(-dk*T). z-1 Cos(ΩkT) + exp(-2 σkT). z-2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom296
Sehingga :
s + σ + Ω(h/g) →s2+2 σ s + σ2+Ω2s 2 σ s σ Ω
1 - exp(-σT). z-1 [Cos(ΩT) - (h/g) Sin(ΩT)](7.18)
1 - 2 exp(-σT). z-1 Cos(ΩT) + exp(-2σT). z-2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom297
Contoh :h(t) = exp( σT) Cos (Ωt) u(t)h(t) = exp(-σT). Cos (Ωt).u(t)
H(s) = (s+σ)/s2+2 σ s+σ2+Ω2H(s) (s σ)/s 2 σ s σ ΩH(z) = [1- exp(-σT). z-1 Cos (ΩT)] / [1-2 exp(-σT).z-1
Cos(ΩT)+exp(-2σT) z-2]
K i lKesimpulan :Koefisien filter dijital tergantung periode pencuplikan
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom298
Karena respons impuls filter dijital adalah hasil cuplikandari respons impuls filter analog maka ada efek aliasingdari respons impuls filter analog maka ada efek aliasing.
~H(ejΩT) = (1/T) ∑ H(jΩ +j l Ωs)( j ) ( ) ∑ (j j s)
l=-~
Ω 2 /T F k i lik ( di ) t kΩs = 2π/T = Frekuensi pencuplikan (radian) untuksistem dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom299
Transformasi Z BilinearDefinisi : s → (2/T) (1-z-1)/(1+z-1)
z = [(2/T)+s]/[(2/T)-s]
Bila s = jΩ → z = [(2/T) + jΩ]/[(2/T)- jΩ]
Ω = 0 → z = 1Ω = ~ → z = -1Ω → z 1
= - ~ → z =-1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom300
Bila s = σ + jΩ → z = [(2/T) + σ + jΩ]/[(2/T)- σ -jΩ]
σ < 0 (Bidang s sebelah kiri) → |z | < 1 (didalam lingkaran ( g ) | | ( gsatuan)
F i t f filt dijit l did t d t f iFungsi transfer filter dijital didapat dengan transformasibilinear
H(z) = H(s) untuk s=(2/T)(1-z-1)/(1+z-1)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom301
Transformasi dari bidang s ke bidang zTransformasi dari bidang s ke bidang z
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom302
Jadi dengan transformasi Bilinear ini tidak terjadi AliasingJadi dengan transformasi Bilinear ini tidak terjadi Aliasing
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom303
Hubungan Non Linear
Hubungan antara frekuensi analog dan frekuensi dijital ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut :j p p g
Bila s = jΩ dan z = exp(jωT) , maka :
jΩ →(2/T)(1 – exp(-jωT)/ (1 + exp(-jωT)
jΩ →(2/T)[ exp(jωT/2) – exp(-jωT/2)]. exp(-jωT/2)/[exp(jωT/2 + exp(-jωT/2)]. exp(-jωT/2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom304
Hubungan antara Frekuensi Analog dan Frekuensi Dijital dalam Transformasi Bilinear
jΩ →(2/T) j tan (ωT/2)Ω →(2/T) tan (ωT/2)Ω →(2/T) tan (ωT/2)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom305
Sifat-sifat Transformasi Bilinear :Pemetaan sederhana :Pemetaan sederhana :
Bidang s Bidang zSumbu jΩ → Lingkaran satuanSumbu jΩ Lingkaran satuan
Bila filter analog stabil dan kausal (dapat direalisasikan)maka filter dijitalnya juga stabil dan dapat direalisasikan.Karena Transformasi Non Linear maka responsefrekuensi filter analog harus konstan per segmen.Response Impuls maupun response fasa filter tidak samaResponse Impuls maupun response fasa filter tidak samadengan filter analog.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom306
Filter Analog sbg Counterpart g gFilter Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom307
Filter analog yang digunakan sebagaiC t t filt IIR d l hCounterpart filter IIR adalah :Filter ButterworthFilter ChebyshevFilter EllypticFilter Ellyptic
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom308
Respons Frekuensi Filter(a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom309
Filter ButterworthFilter Butterworth
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom310
Filter yang akan kita rancang biasanya adalah filter yang sudah dinormalisasisudah dinormalisasi.
Contoh : LPF dengan Frekuensi Cut Off fco = 1 rad/detFilter frekuensi kendali (normalisasi).( )Respons Magnitude Squared :
|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n]
D Ω f k i t ff (1 d/ )Dengan Ω = frekuensi cut off (1 rad/s)n = derajad filterH(s) H(-s) = 1/[1+(-s2)]nH(s).H(-s) = 1/[1+(-s )]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom311
Tempat kedudukan pole-pole filter Butterworthp p p(a). n ganjil (b). n genap
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom312
Fungsi transfer Filter Butterworth dapat dituliskan sebagai berikut :berikut :
n
H(s) k /[ Π (s s )]H(s) = k0/[ Π (s-sk)]k=1
dimana sk adalah pole-pole filter Butterworthsk = exp [jπ(0,5 + (2k-1)/2n] dengan k = 1, 2, …, n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom313
H(s) = 1/[ Π (s-sk)] = 1/Bn(s)LHP
Poles
Dengan Bn(s) adalah polinomial Butterworth.Pole-pole sk dicari dari hubungan sebagai berikut :
Untuk n ganjil : 1 kπ/n ; k = 0 1 2 2n-1Untuk n ganjil : 1 kπ/n ; k 0, 1, 2, ..., 2n 1.
Untuk n genap : 1 π/2n + kπ/n; k = 0, 1, 2, ..., 2n-g p ; , , , ,
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom314
Polinomial Butterworth
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom315
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom316
Sifat Filter Butterworth :Hanya mempunyai poleHanya mempunyai polePada Ω =1 → H(Ω) = 1/√2 Derajad filter n menentukan karakteristik filterDerajad filter n menentukan karakteristik filter
Bila redaman pada Ωt > 1 (yaitu di daerah stopband)sebesar A db, maka dari hubungan :
|H(Ω )|2 1/[1 (Ω2)n] t lih t b h H(Ω ) 1/A|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n], terlihat bahwa H(Ωt ) = 1/A
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom317
Sehingga didapat persamaan :
|(1/A)2|= 1/[1 + Ωt2n]
Dari persamaan tersebut, derajad (orde) filter n dapat dicari :
n = log (A2 – 1)/(2 log Ωt)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom318
Kuadrat respons frekuensi untuk berbagai orde filter
Semakin tinggi orde filter (n) maka semakin curam respons frekuensi dan kuadrat respons frekuensinyafrekuensi dan kuadrat respons frekuensinya.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom319
Contoh-contoh :1) H(s) =k /(s s ) Orde 11). H(s) =k0/(s-s1) Orde-1
s1 = ejπ(0,5+0,5) = ejπ = -1s1 ejπ(0,5 0,5) ejπ 1
H(s) = k0/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k0=1
Didapat H(s) = 1/(s+1)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom320
2. Diberikan LPF Butterworth dengan redaman pada Ωt > 3 rad/detik sebesar 30 dbrad/detik sebesar 30 dbBerapakah orde filter tersebut?Carilah pole-pole filter tersebut.p pCarilah fungsi transfer filter tersebut.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom321
Gain Filter Butterworth untuk berbagai orde nGain Filter Butterworth untuk berbagai orde n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom322
Perencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Analog-AnalogAnalog Analog
Dengan Transformasi Analog-Analog
LPF Transformasi Pencuplikan Filter Dijital p janalog Analog-analogΩc = 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom323
T f i A l A lTransformasi Analog-Analog
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom324
Dengan Transformasi Dijital-DijitalPerencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Dijital DijitalPerencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Dijital-Dijital
LPF Pencuplikan Transformasi Filter DijitalAnalog Dijital-DijitalΩc = 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom325
T f i Dijit l Dijit lTransformasi Dijital-Dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom326
Perencanaan LPF ButterworthBila Ω1 dan Ω2 masing-masing adalah frekuensi passband
dan frekuensi stop band serta K1 dan K2 masing-masingdan frekuensi stop band serta K1 dan K2 masing masing gain pada frekuensi Ω1 dan Ω2 maka :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom327
Gain (dalam dB) dari LPF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom328
Gain pada passban dan Gain pada stop band
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom329
Derajad filterDerajad filter
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom330
Perencanaan BPF ButterworthTipikal BPF untuk ditransformasike LPF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom331
Fungsi Transfer BPF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom332
Ωr diambil yang lebih kecil dari harga mutlak A atau hargamutlak B, dimana A dan B adalah kecuraman daerahtransisi dari BPF.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom333
Latihan
Diinginkan filter dijital yang akan melalukanit f k i d i 0 /d 100 H J i filtpita frekuensi dari 0 s/d 100 Hz. Jenis filter
yang dipilih adalah Butterworth derajad( d ) 2 F k i lik 625 H(orde) 2. Frekuensi pencuplikan 625 Hz.Perencanaan filter dengan menggunakanT f i BiliTransformasi Bilinear.Tentukan fungsi transfer filter analog H(s)dan Fungsi Transfer filter Dijital H(z)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom334
Filter ChebyshevFilter Chebyshev
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom335
Tipe I : Hanya mempunyai poleResponse Magnitude Squared :Response Magnitude Squared :
Dimana Tn(Ω) = polinomial Chebyshev derajad n
Tn(Ω) = Cos (n Cos-1 Ω) |Ω| ≤ 1
= Cosh (n Cosh-1 Ω) |Ω| > 1
ε = parameter ripple di passbandε = parameter ripple di passband
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom336
Ω = 1 maka |H(1)| = 1/(1 + ε2)Ω = Ωr maka |H(Ωr)| = 1/A2Ω = Ωr maka |H(Ωr)| = 1/A2
n ganjil n genap
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom337
Kuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type Iuntuk orde n ganjil dan n genapuntuk orde n ganjil dan n genap
Pada Ω = 1 → H(1)2 = 1/(1 +ε2) ( ) ( )
Ω = Ωr → H(Ωr)2 = 1/A2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom338
Polinomial ChebyshevT0(Ω) = 1T (Ω) = ΩT1(Ω) = ΩT2(Ω) = 2 Ω2 – 1T3(Ω) = 4 Ω3 – 3 ΩT3(Ω) 4 Ω 3 ΩT4(Ω) = 8 Ω4 – 8 Ω2 + 1T5(Ω) = 16 Ω5 – 20 Ω3 + 5ΩT6(Ω) = 32 Ω6 – 48 Ω4 + 18 Ω2 – 1
Tn+1(Ω) = 2 Ω Tn(Ω) – Tn-1(Ω)
T 2(Ω) = 0 5 [T (Ω) + 1]Tn (Ω) = 0,5 [T2n(Ω) + 1]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom339
(a). plot dari polinomial Chebyshev orde 5 yaitu T5(Ω)(b) plot kuadrat respons magnitudenya |H (jΩ)|2(b). plot kuadrat respons magnitudenya |H5(jΩ)|2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom340
Pole=pole dari Hn(s). Hn(-s) didapat dengan menentukan akar-akar dari persamaan :akar akar dari persamaan :
1 + ε2 Tn2(s/j) = 0 n ( j)
T t k d d k l l Filt Ch b h d l hTempat kedudukan pole-pole Filter Chebyshev adalah sebagai berikut :
Bila sk = σk + j Ωk dengan k = 1 2 n maka :Bila sk σk j Ωk dengan k 1, 2, …n, maka :
σk2/sinh Q + Ωk
2/cosh Q = 1k k
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom341
Dimana :
σk = - sinh Q sin[(2k-1)π/2n] ; Ωk = cosh Q cos [(2k-1)π/2n]Ωk cosh Q cos [(2k 1)π/2n]
sinh Q = (γ - γ-1)/2; cosh Q = (γ + γ-1)/2
γ = [(1 + √1 +ε2 )/ε]1/n
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom342
(a). Tempat kedudukan pole-pole (b). Dari H(s) untuk n=6, ε = 0,7647831
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom343
Sifat-sifat Filter Chebyshev :
Tempat kedudukan pole-pole nya didalam lliellip
Passband tidak rata (tipe-I)Daerah Transisi curamFasanya terpengaruh ripple jugaFasanya terpengaruh ripple jugaAplikasi filter microwave
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom344
Sifat filter Chebyshev ditentukan oleh :Derajad filter (n)Faktor ripple (ε)pp ( )Frekuensi daerah stopband (Ωr)Redaman pada stopband (A)Redaman pada stopband (A)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom345
Bila Faktor ripple, Redaman stopband dan frekuensistopband diketahui maka orde (derajad) filter dapat dicaristopband diketahui, maka orde (derajad) filter dapat dicaridengan hubungan :
n = log (g +√ g2 -1)/[log(Ωr + √Ωr2 -1]
Dimana g = √[A2 – 1)/ε2]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom346
Pole-pole Filter Chebyshev dapat juga ditentukan denganmenggunakan persamaan sebagai berikut :menggunakan persamaan sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom347
Fungsi Transfer :
Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0)= 1 untuk n ganjil dan H(0) = 1/(1 +ε2)1/2 untuk n genap.
S d k V ( ) d l h li i l d l b i b ik tSedangkan Vn(s) adalah polinomial dalam s sebagai berikut :
V (s) = s + b sn-1 + + b s + bVn(s) = sn + bn-1 s +…+ b1s + b0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom348
Sehingga Konstanta K dapat dengan mudah ditentukansebagai berikut :sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom349
Langkah-langkah Perencanaan Tipe-IData data εData-data – ε
- Ωr- AA
Hitung Pole dan Zero untuk mendapatkan H(s)H(s) rangkaian L/C (analog) dengan cara sintesaUntuk filter dijital :H(s) dengan pendekatan didapat H(z), dengan t f i Bilitransformasi Bilinear
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom350
Perencanaan (seperti pada Filter Butterworth).
Low Pass FilterBand Pass FilterBand Pass FilterHigh Pass FilterBand Stop Filter
Dengan menggunakan filter prototipe nya adalah LPF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom351
Dengan Transformasi Frekuensi :1) LPF analog Transf Frekuensi Pencuplikan1). LPF analog Transf. Frekuensi Pencuplikan
Filter DijitalΩc=1 analog-analogg g
2). LPF analog Pencuplikan Tranf. Frekuensi Filt Dijit lFilter Dijital
Ωc=1 Dijital-dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom352
Contoh-contoh :
LPF ke HPFH(s) = 1/(s+1)H(s) 1/(s 1)misal Ωu = 2 rad/s maka H(s) = 1/(2/s +1) = s/(2 + s)
s (2/T) (1-z-1)/(1+z-1)Didapat H(z)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom353
LPF ke BPFmisal ΩL = 2 rad/s Ωu = 3 rad/smisal ΩL = 2 rad/s, Ωu = 3 rad/s H(S) = 1/[(s2+6)/s(1)+1] = s/[s2 + s + 6]Untuk s=0, H(s) = 0Untuk s 0, H(s) 0s= ~ , H(s) = 0s= j3, H(s) =j3/(-9+j3+6) = j3/(j3+3), |H(s)|= 3/(3√2) = 1/√2s=j2, H(s) = j2/(-4+j2+6) = j2/(2+j2), H(s) =2/(2√2) = 1/√2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom354
LatihanTransformasi Bilinear dengan bentuk umum :
s →k(z-1)/(z+1)( ) ( )Diinginkan filter dijital yang akan melalukan pita frekuensi dari 0 Hz
sampai 100 Hz dengan ripple 0,5 db, diluar pita frekuensi tersebut di atas redaman akan naik secara monoton sehingga pada frekuensi gg p183 Hz minimum redaman 19 db. Bila k=1 dan frekuensi pencuplikan 1000 Hz :
a). Hitung frekuensi ekivalen dari 100 Hz dan 183 Hz pada domain ) g panalog
b). Jenis filter analog adalah Chebyshev tipe-I, hitung derajad filter (n) yang dibutuhkany g
c). Hitung harga-harga pole dan tentukan fungsi transfer dari filter analogd). Dengan menggunkan transformasi bilinear, tentukan fungsi transfer
H(z) dari filter dijitalH(z) dari filter dijital
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom355
Polinomial Chebyshev Vn(s)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom356
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom357
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom358
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom359
Filter EllypticFilter Ellyptic
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom360
Respons Magnitude Squared
Dimana Rn(Ω) adalah fungsi rasional Chebyshev sebagai fungsi Ω yang ditentukan dari karakterisstik ripple.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom361
Kuadrat Respons Magnitude untuk LPF Ellyptic
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom362
Kuadrat Respons magnitude Ternormalisasi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom363
Fungsi Transfer Filter Elliptic
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom364
Parameter-paremeter filter Elliptic :εεAΩrΩrG1 dan G2
Dengan hubungan sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom365
Koefisien dari Fungsi Transfer LPF Ellipticternormalisasi HN(s)ternormalisasi HN(s)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom366
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom367
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom368
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom369
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom370
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom371
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom372
Filter Non RekursifFilter Non Rekursif
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom373
Fungsi Transfer :
H(z) = Y(z)/X(z)
N-1
H(z) = ∑ h(n) z-n
N 0N=0
Persamaan Perbedaan :
N-1
y(n) = ∑ h(i).x(n-i) = h(0).x(n) + h(1).x(n-1) + ...+ h(N-1).x(n-N+1)i=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom374
Struktur Filter Non Rekursif
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom375
Karakteristik Filter Respons Impuls Terbatas (RIT) dengan Fasa Linear(RIT) dengan Fasa Linear
Bila h(n) adalah deretan waktu terbatas kausal 0 ≤ n ≤ N-1,makamaka
TZ :
N-1N 1
H(z) = ∑ h(n) z-n = h(0) + h(1). z-1 +...+ h(N-1).z-N+1
n=0
TFWD :
N-1
H(ejω) = ∑ h(n) e-jωn
n=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom376
Fungsi periodik dengan periode 2π :
H(ejω) = H(ej(ω+2πm) , m = 0, +- 1, +- 2, ...
Bila h(n) nyata : H(ejω) = H(ejω) ejΘ(ω)
H(ejω) = H(e-jω); 0 ≤ ω ≤ π fungsi genap
Θ( ) Θ( ) f i jilΘ(ω) = - Θ(-ω) fungsi ganjil
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom377
Persyaratan h(n) agar karakteristik tercapai linear :
Θ(ω) = - α.ω -π ≤ ω ≤ π
α = konstanta pelambat fasa
maka :
N-1
H(ejω) = ∑ h(n) e-jωn = H(ejω) e-jωα
n=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom378
Bagian Riil :
N-1
H(ejω) Cos αω = ∑ h(n) Cos ωnn=0
Bagian Imajiner :
N-1
H(ejω) Sin αω = ∑ h(n) Sin ωnn=0
N-1 N-1
tan αω = Sin αω / Cos αω = ∑ h(n) Sin ωn /[h(0) + ∑ h(n) Cos ωn ]n=0 n=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom379
Solusi :1) α = 0 → h(0) sebarang1). α = 0 → h(0) sebarang
h(n) = 0, n ≠ 0Respons Impuls dari filter adalah sebuah impuls.Respons Impuls dari filter adalah sebuah impuls.
N-1 N-1
2). α ≠ 0 → ∑ h(n) Cos ωn Sin αω - ∑ h(n) Sin ωn Cos αω = 0n=0 n=0
N-1
∑ h(n) Sin [(α-n)ω] = 0n=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom380
Salah satu solusi :
α = (N-1)/2
h(n) = h(N-1-n) , 0 ≤ n ≤ N-1
Untuk setiap N hanya ada satu α sehingga fasa linear danUntuk setiap N, hanya ada satu α sehingga fasa linear dan deretan h(n) simetris.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom381
a). N ganjil → α bilangan bulatFilter delay adalah sejumlah cuplikan yang berhargaFilter delay adalah sejumlah cuplikan yang berharga bulat.Contoh N = 11 → α = 5
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom382
b). N genap → α bilangan pecahanContoh N = 10 → α = 4 5Contoh N = 10 → α = 4,5
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom383
Filter dengan fasa linear :
H(ejω) = H(ejω) ej(β-α) ω
Solusi : α = (N-1)/2 dan β = +- π/2
h( ) h(N 1 ) 0 N 1h(n) = - h(N-1-n) , 0 ≤ n ≤ N-1
maka respons impulsnya anti simetris terhadap pusatmaka respons impulsnya anti simetris terhadap pusat deretan.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom384
Respons Frekuensi Filter FIR fasa Linear
H( jω) H*( jω) j(β αω)H(ejω) = H*(ejω) ej(β-αω)
β 0 i t iβ = 0, simetris
β = π/2 anti simetrisβ π/2, anti simetris
Tanda * bukan menyatakan konjugate, tetapi menyatakany j g , p yamplitudo yang bukan harga mutlak.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom385
1). Respons Impuls Simetri dan N ganjil
(N-1)/2
H(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ] e-jω(N-1)/2
0n=0
(N-1)/2
H*(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ]H*(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ] n=0
a(0) = h[(N-1)/2]( ) [( ) ]
a(n) = 2 h[(N-1)/2 – n] , n = 1, 2, ..., (N-1)/2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom386
Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :
a). h(n) = δ(n) + 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) + 2 δ(n-3) + δ(n-4)) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )b). h(n) = 1 , 0 ≤ n ≤4
= 0 , n lainnya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom387
2). Respons Impuls Simetri dan N genap
N/2
H(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n-0,5) ] e-jω(N-1)/2
n=1
N/2
H*(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n 0 5) ]H*(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n-0,5) ]n=1
Terlihat bahwa untuk ω = π → H*(ejω) = 0, sehingga( ) , ggtidak cocok untuk HPF.
b(n) = 2 h[(N/2) – n]
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom388
Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :
a). h(n) = - δ(n) - 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) + 3 δ(n-3) - 2 δ(n-4) -δ(n-5)
b). h(n) = 1 , 0 ≤ n ≤ 5= 0 , n lainnya
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom389
3). Respons Impuls Anti Simetri dan N ganjil
(N-1)/2
H(ejω) =[ ∑ c(n) Sin ωn ] e-jω(N-1)/2 . ejπ/2
n=1
(N-1)/2
H*(ejω) =[ ∑ c(n) Sin ωn ]1n=1
Dengan : c(n) = 2 h[(N-1)/2 - n] , n = 1 , 2, ..., (N-1)/2
Terlihat bahwa respons frekuensinya imajiner.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom390
Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :
h(n) = - δ(n) + 2 δ(n-1) - 3 δ(n-3) + δ(n-4) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom391
4). Respons Impuls Anti Simetri dan N genap
N/2
H(ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] j. e-jω(N-1)/2
n=1
N/2
=[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] e-jω(N-1)/2 . ejπ/2
1n=1
N/2
H*(ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n 0 5) ] denganH (ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] dengan n=1
d(n) = 2 h[(N)/2 - n] , n = 1 , 2, ..., N/2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom392
Untuk ω = → 0 H*(ejω) = 0
Cocok untuk : Transformator HilbertDiferensiatorDiferensiator
Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :
h(n) = - δ(n) - 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) - 3 δ(n-3) + 2 δ(n-4) + δ(n-5)5)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom393
Perbandingan respons impuls dari ke empat tipe FIR linear fasatipe FIR linear fasa.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom394
Delay Filter FIR fasa LinearUntuk Sistem dengan Respons Impuls Simetris → GroupDelay nya sebesar :Delay nya sebesar :
[(N-1)/2] T[( ) ]
Untuk Sistem dengan Respons Impuls Anti Simetris →Group Delay nya sebesar :Group Delay nya sebesar :
[(N-1-π)/2] T[(N 1 π)/2] T
Dengan T adalah Periode Pencuplikan.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom395
Perancangan Filter FIR Fasa Linear dengan Metode Jendela (Windowing)Jendela (Windowing)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom396
Respons frequensi yang diinginkan:
)()().()( ωφωωω j
n
njnjj eeHenheH −∞
−∞=
−∑ ==
Dimana :
∫−
−=π
π
ωω ωπ
deeHnh njj ).(21)(
Maka : koefisien dari deret Fourier h(n) identik denganrespons impuls filter.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom397
(a). Respons Frekuensi LPF Ideal (b). Respons Impuls LPF Ideal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom398
Umumnya respons impuls tak kausal, dan panjangnya takterbatas atau dengan kata lain akan dtemukan kesulitanterbatas, atau dengan kata lain akan dtemukan kesulitankarena :
Respons Impuls tak terbatasFilter tak dapat direalisasikan, karena diperlukan pelambat tak terbatas agar bersifat kausal
Pendekatan :Pendekatan : H(ejω) didekati dengan deret Fourier terbatas → n = +- MAkibatnya :Akibatnya :
Fenomena GibbsOvershoot dan ripple di titik diskontinyu respons frekuensi.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom399
Efek pemotongan(pembatasan) respons impuls terhadap respons frekuensi(a) 13 koefisien (b) 25 koefisien (c) Koefisien tak terbatas(a). 13 koefisien (b). 25 koefisien (c). Koefisien tak terbatas
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom400
Ilustrasi penentuan koefisien filter dengan metode jendelaIlustrasi penentuan koefisien filter dengan metode jendela
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom401
h(n) Low Pass Filter :
h(n) = 2.fc. Sin (nωc) ; - ∞ ≤ n ≤ ∞ dan n ≠ 0= 2.fc ; n = 0 (menggunakan aturan L’Hopital) 2.fc ; n 0 (menggunakan aturan L Hopital)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom402
Respons Impuls LPF HPF BPF dan BSFRespons Impuls LPF, HPF, BPF dan BSF
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom403
Contoh :a. LPF Ideal dengan
diil idil ωω
01
)(≤
=ωjeHatasdinilaidiluar 0
)(
∫ −π
ωω dHh njj )(1)( ∫π1∫
−
=π
ωω ωπ
deeHnh njj ).(2
)( ∫−
−=π
ω ωπ
de nj.121
ωsin 0n
c
πωsin
= 0 , ≠∞<<∞− nn
ωc
“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”
πc= 0=n
“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom404
b. LPF Ideal denganatas di nilaidiluar
ωω
0)(
≤
=αω
ωj
j eeH
∫−
−=π
π
ωω ωπ
deeHnh njj ).(21)( ∫
−
−−=π
π
ωαω ωπ
dee njj .21
π π
)()(sin
απαω
−−
=nn
nc α≠∞<<∞− nn ,
πωc= 0=n
“h(n) hanya merupakan deretan h(n) pada a) yang digeser( ) y p ( ) p ) y g gkekanan sebesar α, tetap merupakan deretan tak terbatasdan tidak kausal”
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom405
c. HPF Ideal denganatas di nilaidiluar
ωω
01
)( c πω ≤≤
=jeH
∫ −=π
π
ωω ωπ
deeHnh njj ).(21)(
+= ∫∫ −
−
−
−π
ω
ωω
π
ω ωωπ
c
c
dede njnj .1.121
−π
nc
πωsin
−= 0 , ≠∞<<∞− nn
πωc−=
“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”
Untuk mendapatkan respons impuls terbatas dapatdilakukan pemotongan respons impuls tak terbatasdilakukan pemotongan respons impuls tak terbatas.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom406
Untuk membuat respons impuls terbatas maka n akandibatasi -M ≤ n ≤ M diperoleh :dibatasi M ≤ n ≤ M , diperoleh :
≤≤−
=diatasnilaidiluar
MnMnhnh
0 )(
)(~
Jadi :
diatasnilaidiluar0
)(*)()(~ ωωω jjj eWeHeH Π=
∫−
−=π
π
θθ θπ
deWeHnh njj )(().(21)(~
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom407
“Produk konvolusi antara dua buah respons frequensi’Ada perubahan bentuk spektral yang inginkan olehAda perubahan bentuk spektral yang inginkan, olehkarena itu kita harus memilih window yang baikZero menjadi terbatasjAda fenomena Gibbs
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom408
Agar kausal, kalikan respons impuls yang tak kausal dengan deretan pemberat terbatasderetan pemberat terbatas.
≤≤−
=MnMnh
nh 20)(
)(~
Respons frekuensi filter :=
diatasnilaidiluarnh
0)(
)()(~)(ˆ ωωω jMjj eeHeH Π=
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom409
Jenis Filter Respons Impuls Terbatas
Spesifikasi I II III IVPanjang N Ganjil Genap Ganjil Genap
Derajat Filter Genap Ganjil Genap Ganjil
Sifat h(n) Simetri Simetri Anti Simetri Anti Simetri
Sifat H(ejw) Simetri Simetri Anti Simetri Anti Simetri
Perioda H(ejw) 2π 4π 2π 4π
H(1) Sembarang Sembarang 0 0
H(-1) Sembarang 0 0 Sembarang
Pemakaian LP, HP, BP,Multiband
LP, BP DifferensiatorTransformasi Hilbert
DifferensiatorTransformasi Hilbert
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom410
Perbandingan Karakteristik Jendela pada Kawasan Waktu dan FrekuensiWaktu dan Frekuensi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom411
Jendela Persamaan
Rectangular ≤≤ Nn 101gKausal
−≤≤
=diatasnilaidiluar
Nnnw
,0 10,1
)(
Tidak kausal −≤≤
=diatasnilaidiluar
Nnnw
,0 10,1
)(
Bartlett −≤≤−−
= ,0
2/)1(2/)1(,1)(
diatasnilaidiluarNnN
nw
−≤≤−
−≤≤−−
−= )1(2/)1(
2/)1(0)1/(22
)1/(2)( NnN
NnNn
Nnnw
≤≤atas di nilaidiluar
)1(2/)1( 0
)1/(22)( NnNNnnw
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom412
Jendela Persamaan
Hanning −≤≤
Nnn 102cos5050 πHanning
H i
≤≤
−
−=diatasnilaidiluar
NnNnw
, 10,
01
cos5,05,0)(
Hamming
−≤≤
−−=
dld lNn
Nn
nw 10,
12cos46,054,0)(π
Blackman diatasnilaidiluarN , 0
1)(
42
Keiser
−≤≤
−+
−−=
diatasnilaidiluarNn
Nn
Nn
nw , 10,
01
4cos08,01
2cos5,042,0)(ππ
Keiser
diil idil
1Nn,0
)(
1121
)(0
2
0
−≤≤
−−−
−=
aI
NNnaI
nw
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom413
atasdinilaidiluar ,0)(0
Window Kaiser
2
, L ≤ 25 adalah fungsi bessel termodifikasi orde nol∑=
=
L
kk
k
kxxI
0
2
0 !2)(
),log(min20 spA δδ−=
50A)78(11020 A
21A50A21
50A
0)21(07886,0)21(5842,0
)7,8(1102,0
<≤<
>
−+−
−= AA
Aα
)(285,295,7
ps
ANωω −
−≥
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom414
Parameter dari berbagai Jendela
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom415
LatihanDiinginkan membuat filter digital respons impuls terbatas
yang mempunyai karaktersitik sbb :yang mempunyai karaktersitik sbb :
2/2/,-2/,-
ej).e-j(-
)( j4,5-
j4,5-
πωππωπ
ωπω
ω
ω
ω ≤≤−≤≤
=jeH 2/,
).ej(-
.ej)(j4,5- πωππω
ωω ≤≤
+
=eH
Desain filter ini memakai metoda windowing, window yangdipakai Blackman dengan persamaan :
−≤≤
−+
−−=
diatasnilaidiluarNn
Nn
Nn
nw , 10,
01
4cos08,01
2cos5,042,0)(ππ
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom416
Frequensi sampling 20 KHzGambarkan respons frekuensi AmplitudaGambarkan respons frekuensi AmplitudaHitung koefisien filter digital tsb.Apakah desain saudara menghasilkan filter stabil danApakah desain saudara menghasilkan filter stabil dan kausal? Gambarkan realisasi filter tsbGambarkan respon amplituda yang didapatkanFilter ini sebagai apa ?
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom417
Perancangan FilterPerancangan Filter FIR Metode SamplingFIR Metode Sampling
FrekuensiFrekuensi
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom418
Filter Non Rekursif Sampling Frekuensi
Respons frekuensi LPF Ideal
Dengan mengambil N sample dari Respons Frekuensi pada interval :
Tipe I : fk = Fs .(k/N) ; k = 0, 1, 2, ..., N-1 (7 116)(7.116)
Tipe II : fk = Fs .(k+0,5)/N ; k = 0, 1, 2, ..., N-1Tipe II : fk Fs .(k 0,5)/N ; k 0, 1, 2, ..., N 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom419
Refer : Inverse Transformasi Fourier Diskrit (TFD)
Koefisien filter h(n) ditentukan dengan menggunakan InverseTFDdari sampel-sampel ideal/target respons frekuensi .
Sampel-sampel dari LPF IdealSampel-sampel dari LPF Ideal
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom420
Untuk filter fasa linear, respons impuls simetris dan N genap
Dengan α = (N-1)/2
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom421
Untuk filter fasa linear, respons impuls simetris dan N ganjil,persamaannya seperti di atas hanya k = 0 1 (N-1)/2persamaannya seperti di atas hanya k 0,1,...(N 1)/2.
Respons Frekuensi LPF yang diturunkan dari sampel-p y g psampel frekuensi gambar sebelumnya.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom422
Ada 4 kemungkinan sampling pada bidang z sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom423
Contoh soalDiberikan spesifikasi LPF Filter sebagai berikut :
Passband 0 5 KHzPassband 0 – 5 KHzFrekuensi Sampling 18 KHzPanjang Filter 9Panjang Filter 9
Tentukan koefisien filter menggunakan metoda sampling frekuensi.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom424
Solusi Respons Frekuensi ideal
Sampel-sampel yang diambil pada interval k. Fs/N adalah18/9 = 2 KHz. Sehingga sampel-sampel frekuensi tersebutadalah :adalah :
H(k) = 1 ; k = 0, 1, 2= 0 ; k = 3, 40 ; k 3, 4
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom425
Lanjutkan sehingga didapat : h(0)= 0 07252 = h(8)h(0)= 0,07252 = h(8)h(1)= -0,1111 = h(7)h(2)= -0,05912 = h(6)h(2) 0,05912 h(6)h(3)= 0,3199 = h(5)h(4)= 0,5555 = h(4)
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom426
Filter Rekursif Sampling Frekuensi
Transformasi Fourier Diskrit dan Inverse-nya :
N-1
H(k) = ∑ h(n) e-j(2π/N)kn
n=0
N-1
h(n) = (1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn
0n=0
dan H(k) = H(z) untuk z = ej(2π/N)kdan H(k) = H(z) untuk z = ej(2π/N)k
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom427
Fungsi transfer filter :
N-1 N-1 N-1
H( ) ∑ h( ) n ∑ [(1/N) ∑ H(k) j(2π/N)kn ] nH(z) = ∑ h(n) z-n = ∑ [(1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn ] z-n
n=0 n=0 k=0
N-1 N-1
= ∑ [(1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn ] z-n
k=0 n=0
N-1 N-1N 1 N 1
= ∑ [(H(k)/N)] ∑ (ej(2π/N)kn z-1) nk=0 n=0
N-1
= ∑ [(H(k)/N)] [(1 - ej2πk z-N) / (1 - ej2πk/N z-1)]k=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom428
Karena ej2πk = 1 , maka :
N-1
H(z) = [(1- z-N)/N)] ∑ [H(k) / (1 - ej2πk/N z-1)]k=0
= H1(z). H2(z)
Dengan : H1(z) = (1- z-N)/N)
N-1
H2(z) = ∑ [H(k) / (1 - ej2πk/N z-1)]K=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom429
Terlihat bahwa pada bentuk rekursif, H(z) dapatdiekspresikan dengan cascade 2 filter :diekspresikan dengan cascade 2 filter :H1(z) yang mempunyai N zero uniform yang terdistribusi disekeliling lingkaran satuan.H2(z) yang merupakan penjumlahan N single All-polefilter
Zero dari H1(z) dan pole dari H2(z) terletak pada lingkaransatuan pada titik zk = ej2πk/N → Pole-Zero Cancelation →p kmembuat H(z) sebagai filter tanpa pole.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom430
Secara praktis, efek finite wordlength menyebabkan poledari H2(z) tidak benar-benar pada lingkaran satuan → poledari H2(z) tidak benar benar pada lingkaran satuan → poletidak dihilangkan oleh zero yang ada → H(z) sebuah IIRyang potensial tidak stabil.
Problem di atas dapat dihindari dengan mencuplik H(z) padajari-jari r yang sedikit lebih kecil ( mendekati) jari-jarijari jari r yang sedikit lebih kecil ( mendekati) jari jarilingkaran satuan, sehingga :
N-1
H(z) = [(1- z-N)/N)] ∑ [H(k) / (1 – r.ej2πk/N z-1)]k=0k=0
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom431
Untuk kasus linear fasa dan simetris :
H(z) = [(1- z-N)/N)]
Mx ∑ [H(k)2 cos(2πkα/N)-2 r cos[2πk(1+α)/N].z-1/[1-2r cos(2πk/N) z-1 + r2 z-2 ]
k=1
+ H(0)/(1 – z-1 r)
Dengan α = (N-1)/2
U t k N jil M (N 1)/2Untuk N ganjil : M = (N-1)/2
Untuk N genap : M = (N/2) – 1Untuk N genap : M (N/2) 1
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom432
Latihan1. Rancanglah filter IIR dengan spesifikasi sbb :
High pass filter dengan bandwidth –0,5 dB pada frequensi digitalg p g , p q gf=0,375 siklus per cuplikan (cycles per sample)Frequensi pencuplikan 20.000 HzMenggunakan transformasi Bilinier dan filter Low-pass anlogMenggunakan transformasi Bilinier dan filter Low pass anlogternormalisasi yang dipakai mempunyai respons impuls sbb :
43138,1)(H5162,14256,1
,)( 2 ++=
sssH
a. Turunkan Persamaan H(s) filter High pass analog ekivalen, dan hitungnilai Ω pada gain = -0,5 dB
b. Turunkan persamaan H(z) filter highpass digital tsbc. Gambarkan realisasi filter tersebut
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom433
2. Sebuah filter analog dengan fungsi transfer
01,92,01,0)( 2 ++
+=
ssssH
Filter tersebut ingin diubah menjadi filter digital respons impuls takterbatas dengan memakai metoda transformasi respons impuls.Frequensi pencuplikan 20 HzFrequensi pencuplikan 20 HzTurunkan persamaaan fungsi transfer H(z) filter digital tsbTurunkan dan gambarkan respons frequensi yang diinginkan H(ejw)Gambarkan realisasi filter iniMenurut pendapat anda filter digital ini berfungsi sebagai apa ?
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom434
3. Rencanakan sebuah filter Band Stop Filter respons impuls terbatas dengan spesifikasi sbb:Penguatan pada frequensi 0 Hz = 1 dan penuatan pada frequensi 8000 Hz = 1Tidak melalukan daerah frequensi 3000 Hz sampai dengan 4000 Hzq p gFrequensi pencuplikan yang dipakai 16000 HzMetoda window dengan window HammingJumlah koefisien filter 11Jumlah koefisien filter 11
a. Gambarkan respons frequensi yang diinginkan H(ejw) sbg fungsi wb. Hitung koefisisen filter c. Tulis persamaan H(ejw) yang diperolehd. Hitung amplituda respons frekuensi pada frekuensi 4000 Hz
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom435
4. Diberikan spesifikasi filter LPF sebagai berikut :Passband 0 4 KHzPassband 0 – 4 KHzFrekuensi Sampling 18 KHzPanjang filter 9Panjang filter 9Tentukan fungsi transfer dalam bentuk rekursif.Gambarkan struktur realisasinya.
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom436
Terima KasihTerima Kasih
Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom437