hand out psd [compatibility mode]

437
TT 3113 TT-3113 PENGOLAHAN SINYAL PENGOLAHAN SINYAL DIJITAL 1 DIJITAL Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Upload: anna-itu-saia

Post on 10-Oct-2014

336 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT 3113TT-3113 PENGOLAHAN SINYALPENGOLAHAN SINYAL

DIJITAL1

DIJITALJangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 2: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Outline

Pendahuluan (Sejarah Perkembangan PSD)Sinyal & SistemyTransformasi Fourier Waktu DiskritTransformasi ZTransformasi ZTransformasi Fourier DiskritSampling & Rekonstruksi SinyalFilter Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom2

j

Page 3: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT 3113TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #1BAB #1PENDAHULUAN

3 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 4: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Outline

Pendahuluan (Sejarah Perkembangan PSD)PSD)Sinyal & SistemTransformasi Fourier Waktu DiskritTransformasi ZTransformasi ZTransformasi Fourier DiskritFilt Dijit lFilter Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom4

Page 5: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan

Mengetahui perkembangan teknologii l dijit lpemrosesan sinyal dijital

Mengetahui keuntungan dan kerugianpengolahan secara dijitalMengetahui bidang yang terkait dengang g y g gpengolahan sinyal dijitalMengetahui aplikasi pengolahan sinyalMengetahui aplikasi pengolahan sinyaldijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom5

Page 6: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Definisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom6

Page 7: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DefinisiSinyal diartikan sebagai suatu fungsi dari sekumpulanvariabel bebas Sinyal membawa suatu informasi yangvariabel bebas. Sinyal membawa suatu informasi yangkemungkinan besar terdapat dalam suatu pengamatan.Pengolahan diartikan sebagai suatu operasi dalam suatubentuk tertentu pada suatu sinyal, yang untuk selanjutnyadiekstrak ke dalam suatu bentuk yang lebih bermanfaat.Dalam banyak kasus, pengolahan akan berlaku sebagaiy , p g gsuatu transformasi yang bersifat non destruktif yangmenghasilkan sinyal data.Dijit l b i ti b h l h dil k kDijital memberi arti bahwa pengolahan yang dilakukanmenggunakan komputer dijital atau perangkat keras dijitalkhusus.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom7

Page 8: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sejarah PerkembanganSejarah Perkembangan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom8

Page 9: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tahun 1807 : Foirier mengembangkan TransformasiFourier untuk menyelesaikan permasalahan pada suatuFourier untuk menyelesaikan permasalahan pada suatupersamaan yang sulit.Awal abad 18 : Laplace memodifikasi TransformasiFourier di atas untuk menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial yang lebih luas.Masih di awal abad 18 : Gauss menemukan suatu metodeMasih di awal abad 18 : Gauss menemukan suatu metodeyang dapat secara cepat digunakan untuk menghitungTransformasi Fourier. Gauss kemudian mengembangkand d filt dijit l t k liti t tdasar-dasar filter dijital untuk proses penelitian tentangplanet dan komet.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom9

Page 10: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tahun 1900-1n : Bunsen menggunakan analisis spektraluntuk menemukan elemen-elemen baruuntuk menemukan elemen elemen baru.Awal 1900-an : Einstein menunjukkan hubungan yangpenting antara spektrum daya dan fungsi korelasi.Tahun 1940-an : Teknologi radar dan sonar telahdikembangkan . Kemajuan-kemajuan dalam bidangpemrosesan sinyal digunakan pada sistem komunikasipemrosesan sinyal digunakan pada sistem komunikasi.Tahun 1960-an : Kalman mengembangkan filter yangpraktis untuk menunjukkan optimasi dari suatufilter/kontrol.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom10

Page 11: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tahun 1960-an : Filter dijital yang lebih kompleks berikutsistem-sistem kontrol dijital diimplementasikan di NASAsistem sistem kontrol dijital diimplementasikan di NASAdan tempat-tempat lain. Pada masa ini pula filter adaptiftelah mulai dikembangkan.Tahun 1964 : Kecepatan Transformasi Fourierdikembangkan kembali. Algoritma-algoritma Markov yangpenting telah dikembangkan.p g gTahun 1970 : Teori dn pengertian dari filter/kontrol dijitaltelah mapan.Awal tahun 1980-an : Filter dijital sudah sangat populerdikenal.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom11

Page 12: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tahun 1980-an : terjadi kemajuan yang pesat pada bidangpengkodean gambar dan sinyal bicara pengenalanpengkodean gambar dan sinyal bicara, pengenalansinyalbicara, pencitraan bentuk radar, pencitraan dibidang medis, dsb.Akhir tahun 1980-an : Jaringan syaraf, Wavelets, danfractal mulai ditemukan. TV dijital mulai semakindikembangkan.gTahun 1990-an : Terjadi “ledakan” di dalam penggunaanteknik-teknik pengolahan sinyal dijital untuk menggantikani kit i kit l kt ik k i l ( ti filt k dsirkit-sirkit elektronik konvensional (seperti : filter, kode-

kode, modulator, dsb).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom12

Page 13: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

KapabilitasKapabilitas Pengolah Sinyal DijitalPengolah Sinyal Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom13

Page 14: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perkembangan Chip tidak lepas dari teknologi IC yaitu LSI(Large Scale Integration) dan VLSI (Very Large Scale(Large Scale Integration) dan VLSI (Very Large ScaleIntegration), ULSI (Ultra Large Scale Integration) sertaGSI (Giant Scale Integration).LSI mengandung 1.000 sampai 9.999 transistor per chip.VLSI mengandung 10.000 sampai 99.999 transistor perchipchip.ULSI mengandung 100.000 sampai 999.999 transistor perchip.GSI mengandung jutaan transistor per chip.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom14

Page 15: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kecepatan suatu prosesor juga tergantung waktu siklus(cycle time) uaitu selang waktu antara pemanggilan (call)(cycle time) uaitu selang waktu antara pemanggilan (call)akan informsi dan penyerahannya (delivery) dari pirantipenyimpan. Waktu siklus ini merupakan parameter unjukk j d i k t t k it dkerja dari kecepatan prosesor yang terkait dengan prosespengepakan rangkaian.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom15

Page 16: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom16

Page 17: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Semakin rumit aplikasi, maka nilai BIPS (Billion Input PerSecond)/GFLOPS (Giga Floating Point Solutions) jugaSecond)/GFLOPS (Giga Floating Point Solutions) jugasemakin tinggi. Nilai BIPS/GFLOPS menunjukkan inputdalam satu detik sebagai solusi pengolahan bagib k d t fl tibanyaknya data floating.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom17

Page 18: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kebutuhan Kinerja Berdasarkan ServisKebutuhan Kinerja Berdasarkan Servis

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom18

Page 19: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Aplikasi yang menggunakan Chip DSP sebagai unjuk dataperbandingan adalah :perbandingan adalah :Video ConferencingGraphics Processingp gSpeech ProcessingVirtual realityVideo RecognisersRadar/Sonar Processing

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom19

Page 20: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sebagai gambaran pertumbuhan kecepatan konverter A/Ddari tahun ke tahun untuk tipe 12 bit adalah :dari tahun ke tahun untuk tipe 12 bit adalah :Tahun 1983 : 100.000 sampel / detikTahun 1987 : dalam jutaan sampel / detikj pTahun 1993 : 30 juta sampel / detikTahun 1996 : 50 juta sampel / detikSaat ini : ????

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom20

Page 21: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dari sisi harga dapat ditunjukkan bahwa :

Tahun 1982 : Chip TMS320C10 biayanya berkisarUS$300

Tahun 1996 : Chip TMS320C30 (kecepatannya lebihti i dib di TMS320C10) bi b ki US$30tinggi dibanding TMS320C10) biayanya berkisar US$30

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom21

Page 22: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Grafik Pertumbuhan Pasar Chip DSPGrafik Pertumbuhan Pasar Chip DSP

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom22

Page 23: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

SekilasSekilas Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom23

Page 24: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pengolahan sinyal dijital secara umum meliputi 3 tahap yaitu

Sinyal analog didigitasi melalui proses pencuplikan dank antisasi sehingga sin al dik antisasi ke bent k bit bitkuantisasi , sehingga sinyal dikuantisasi ke bentuk bit-bitsejumlah terbatas. Proses ini disebut konversi Analog kedijital.

Sampel-sampel terdigitasi diolah oleh Digital SignalP (DSP)Processor (DSP).

Sinyal keluaran DSP dikonversi kembali ke bentuk analogSinyal keluaran DSP dikonversi kembali ke bentuk analogoleh analog reconstructor (yang disebut dengan prosesDigital to Analog Convertion/DAC)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom24

Page 25: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Keuntungan :Toleransi terhadap harga komponen tidak kritisPerformansi relatif tidak sensitif terhadap lingkunganPerformansi relatif tidak sensitif terhadap lingkungan ,misalnya temperaturAkurasi tinggi, karena dapat dikontrol secara presisi.gg p pKeakurasian tergantung dari panjang ”word”.Rangkaian mudah direproduksiD t li ik i t l tif id l i l filtDapat merealisasikan sistem yang relatif ideal, misal filterberfasa linear.Parameter-parameter filter seperti frekuensi cut-off dapatParameter parameter filter seperti frekuensi cut off, dapatdikontrol dengan mudah.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom25

Page 26: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Keuntungan :Mudah dikembangkan ke sistem adaptif.Teori matematika yang komplek sekalipun dapatTeori matematika yang komplek sekalipun dapatdiimplementasikan seperti : Aljabar linear untukCoding/Decoding dalam error control, Transformasi Diskrit(DFT, DCT dsb), Teori filter kalman untuk pemrosesansinyal acak.Simulasi software dapat secara eksakSimulasi software dapat secara eksakmenunjukkan/mewakili performansi hasil.Dengan perkembangan teknologi VLSI : Reliabilitas tinggi,Ukuran Kecil, Pemrosesan kompleks, Harga murah.Dan sebagainya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom26

Page 27: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kerugian :DSP selalu menggunakan daya listrik, tidak ada rangkaiandijital pasifdijital pasif.Keterbatasan frekuensi tinggi yang diolah, karenaketerbatasan frekuensi ADC.Sinyal alam adalah sinyal analog.Dan sebagainya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom27

Page 28: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bidang Ilmu Terkait

Teori KomunikasiAnalisis NumerikStatistik dan ProbabilitasPemrosesan SinyalAnalogTeori KeputusanTeori KeputusanElektronika Dijital dan Elektronika AnalogDan sebagainya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom28

Page 29: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Aplikasi PSDMedical :

Pencitraan untuk diagnosisPencitraan untuk diagnosisAnalisis ElektrokardiogramMedical ImageMedical Image

Komersial :Kompresi Suara dan Citra untuk MultimediaEfek Spesial pada filmVideo Conferencing

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom29

Page 30: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Telephon :Kompresi data dan VoicepReduksi EchoMultipleksing SinyalFilteringFilteringPengkodean sinyal bicara, Pemrosesan Sinyal bicara dan Audio,Pengenalan sinyal Bicara

Militer :RadarSonarPemandu KoordinatKeamanan KomunikasiKeamanan Komunikasi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom30

Page 31: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Industri :Kontrol dan monitoring prosesKontrol dan monitoring prosesPengetesan non destruktifCADCAD

Scientific :Perekaman dan analisis gempaAkuisisi dataAnalisis SpektralSimulasi dan pemodelan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom31

Page 32: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ruang angkasa :Perbaikan kualitas foto udaraPerbaikan kualitas foto udaraKompresi dataRemote sensingRemote sensing

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom32

Page 33: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Penyebab Perkembangan PSDTeknologi Piranti : Mikroelektronik, Superkonduktor, dsbTeknologi Sensor : Sistem Intelegen Interface mesinTeknologi Sensor : Sistem Intelegen, Interface mesin-manusia.Teknologi algoritma : Sistem adaptif, Sistem Expert,g g p pAlgoritma pemodelan (jaringan syaraf tiruan, Fuzzy logic,algoritma genertika dsb)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom33

Page 34: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT 3113TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #2BAB #2SINYAL & SISTEM

34 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 35: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DefinisiDefinisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom35

Page 36: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objekyang disusun membentuk proses dengan tujuan tertentuyang disusun membentuk proses dengan tujuan tertentu.Sebagai model matematik yang menghubungkan antarainput dan output, umum disebut I/O systemMasukan dari enviroment ke system dan keluaran darisystem ke enviroment di sebut sinyal.Diskrit : hanya terdefinisi pada bilangan integerDiskrit : hanya terdefinisi pada bilangan integer.Kontinyu : di luar definisi diskrit.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom36

Page 37: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Input – OutputInput OutpuSystem

pu

Sinyal

pt

Sinyal

environmentenvironment

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom37

Page 38: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal bisa digambarkan sebagai fungsiwaktu/”time signals” dan fungsi frekuensi Sinyalwaktu/ time signals dan fungsi frekuensi. Sinyalfungsi waktu dapat dibedakan menjadi SinyalWaktu Kontinyu (t) dan Sinyal Waktu Diskrit (n).Waktu Kontinyu (t) dan Sinyal Waktu Diskrit (n).

Sistem yang menghubungkan sinyal inputSistem yang menghubungkan sinyal inputkontinyu dengan sinyal output kontinyu disebutSistem Waktu Kontinyu (SWK) dan Sistem yangy ( ) y gmenghubungkan sinyal input diskrit dengan sinyaloutput diskrit disebut Sistem Waktu Diskrit.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom38

Page 39: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Konvensi :- t = waktu kontinyu- n = waktu diskrit- Ω = frekuensi kawasan waktu kontinyu

ω = frekuensi kawasan waktu diskrit- ω = frekuensi kawasan waktu diskrit

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom39

Page 40: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

x(t)

x(t) SWK y(t) y(t)=T(x(t))

t

y(n)

x(n) SWD y(n)

x(n)

y(n)=T(x(n))y(n) T(x(n))

n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom40

Page 41: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sampling

Rekonstruksi

Waktu Kontinyu t Waktu Diskrit

t

Sampling

Pasangan

ℑ ℑ‐1

Kontinyu

Pasangan

ℑ ℑ‐1

Diskrit

Frekuensi KontinyuΩ

y

Frekuensi Diskritω

Rekonstruksi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom41

Page 42: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Si l i l DSinyal-sinyal Dasar

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom42

Page 43: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal impulse δ(t),δ(n) Sinyal impuls / delta kontinyu

)t(δ =

=0 t1,

δ(t)

Si l i l / d lt di k it

t1

=ainnyal t 0,

δ(t)

Sinyal impuls / delta diskrit

)n(δ = 0n1

n1

)(

=

=ainnyaln 0,0n 1,

(n)δ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom43

Page 44: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Setiap sinyal waktu diskrit dapat dinyatakan sebagaideretan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatuderetan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatukoefisien (konstanta)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom44

Page 45: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal langkah satuan u(t),u(n)Sinyal impuls / delta kontinyu

)t(δ >=

=0 t1,

u(t)

Si l i l / d lt di k it

t1

=ainnya t 0,

u(t)l

Sinyal impuls / delta diskrit

)n(δ => 0n1

n1

)(

=>

=ainnyan 0,

0n 1,(n)u

l

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom45

Page 46: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal Segitiga

)t(∧

1

)t(∧

t-1 1

1t1-;1)( ≤≤−= ttλ 1t1 ;1)( ≤≤ttλ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom46

Page 47: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal Persegi Rect(t) atau Π(t)

π(t)( )

t-0,5 0,5

1 , -0,5 ≤ t ≤ 0,5Rect(t) = Π(t)=

0 , t lainnya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom47

Page 48: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal sinc atau [sin(t)/t]

sinc (t)

t0 1 32-1-2

~t~ t

tsin)t(csin <<π

π=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom48

Page 49: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Genap &

Fungsi GanjilFungsi Ganjil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom49

Page 50: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Seperti halnya fungsi waktu kontinyu, maka fungsi waktudiskrit dapat dibedakan menjadi fungsi genap fungsi ganjildiskrit dapat dibedakan menjadi fungsi genap, fungsi ganjildan bukan fungsi genap maupun ganjil. Namunsepertifungsi waktu kontinyu, setiap fungsi waktu diskrit dapatdi ik j di b i d b i jil B ik tdiuraikan menjadi bagian genap dan bagian ganjil. Berikutcontoh fungsi genap dan fungsi ganjil waktu diskrit.

F i G W kt Di k it F i G jil W kt Di k itFungsi Genap Waktu Diskrit Fungsi Ganjil Waktu Diskrit

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom50

Page 51: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Diberikan g(n) adalah fungsi waktu diskrit maka bila ge(n) adalah bagiangenap dari g(n) dan go(n) adalah bagian ganjil dari g(n) maka :

ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 Bila g(n) adalah fungsi genap maka :Bila g(n) adalah fungsi genap maka :

ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n) dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0

Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka :

ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom51

Page 52: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.1.Periksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakanPeriksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakanfungsi genap atau fungsi ganjil?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom52

Page 53: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.2.Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = u(n) – u(n-4)g g p g g j g( ) ( ) ( )Solusi : Bagian genap dari g(n) adalah :

Bagian genap dari g(n) Bagian ganjil dari g(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom53

Page 54: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latihan :1 Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]1. Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]2. Diberikan sinyal sebagai berikut :

SketsalahSketsalaha. g(-n) b. g(2-n) c. g(2n) d. g(n/2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom54

Page 55: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Operasi SinyalOperasi Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom55

Page 56: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal dapat dioperasikan berdasar amplitudonyamaupun waktunya Pada kuliah ini operasi sinyalmaupun waktunya. Pada kuliah ini, operasi sinyalyang dibahas adalah berdasar waktunya seperti :

PencerminanPenskalaan WaktuPenskalaan WaktuPergeseran

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom56

Page 57: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sinyal Waktu Diskrit f(n)Sinyal Waktu Diskrit f(n)

±±=±±

bn(af)ban(f ±±±±

an(af)ban(f

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom57

Page 58: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat & Klasifikasi Sistem

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom58

Page 59: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

a). Statis (memoryless) dan Dinamis (with)memory)

Sistem statis jika keluaran sistem hanyatergantung/hanya dipengaruhi padamasukan saat itu (memoryless), sedangkansistem dinamis jika keluaran sistem dapatmengingat masa lalu (with memory)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom59

Page 60: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

b). Linieritas dan homogenitasSistem linier jika memenuhi prinsip superposisi

SWDx1[n] y1n]

SWDx2[n] y2[n]

SWDx1[n]+x1[n] y1[n]+y1[n]

Dan homogenitasαx1(n)+ β x2(n) = αy1(n) + β y2 (n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom60

Page 61: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Mengapa diperlukan sistem yang linear ?Pada gambar di bawah ini pada gambar (a) terlihat bahwaPada gambar di bawah ini,pada gambar (a) terlihat bahwa

suatu sinyal sebagai masukan sistem yang linear akandihasilkan sinyal output yang sama dengan sinyalinputnya, hanya mengalami penundaan (delay).Sedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyalsebagai masukan suatu sistem yang tidak linear akang y gmenghasilkan sinyal output yang mengalami distorsiphasa.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom61

Page 62: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom62

Page 63: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pergeseran WaktuSistem tak ubah waktu jika output sistem tidak berubah

bentuk walaupun inputnya digeser tetapi outputnya akanbergeser sejauh pergeseran input.g j p g p

SWD y[n]x[n]

SWDx[n - k]y[n - k]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom63

Page 64: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan kata lain :

Jika y1 (n) adalah output sistem dengan input x1 (n)y2 (n) adalah output sistem dengan input x2 (n)y2 (n) adalah output sistem dengan input x2 (n)

dan x(n) = x1 (n-k) maka y(n) = y1 (n – k)

Sistem disebut LTW (Linear dan Tak Berubah terhadapW kt ) t LTI (Li Ti I i t) jik Li i d t kWaktu) atau LTI (Linear Time Invariant) jika Linier dan takubah waktu .

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom64

Page 65: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

d). KausalitasSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapatSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapat

direalisasikan. Sistem LTW disebut kausal bila keluaranpada waktu n=n0 (untuk SWD) hanya bergantung padaharga-harga dari masukan n<n0 (sebelumnya dansekarang)dan keluaran-keluaran sebelumnya.

Dengan kata lain bahwa keluaran saat ini y(n) (untuk SWD)hanya bergantung pada harga-harga dari masukan saatini x(n) dan atau masukan-masukan sebelumnya dan ataukeluaran-keluaran sebelumnya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom65

Page 66: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakanKondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakankausalitas adalah :

h (n) = 0 untuk n < 0 . h(n) adalah respon impuls sistem.( ) ( ) p p

Respons impuls

h(n)

kausal

h(n)

Non kausal

n0

ausa

n0

Non kausal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom66

Page 67: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

e). StabilitasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatas

menghasilkan keluaran terbatas “BIBO” Bounded inputBounded output.

Kondisi yang diperlukan dan cukup (KPC)untuk menyatakanstabilitas adalah :

untuk SWD( )∑

∞=

∞<n

nhuntuk SWD

untuk SWK

−∞=n

( )∫∞

∞<dtth

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom67

∫∞−

Page 68: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh : Respons impuls LTW suatu SWDh(n)

Stabil

n0

.......

h(n)

Tidak Stabil

n0

.......

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom68

Page 69: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Stabilitas sistem dapat juga dilihat dari letak pola dari fungsitransfer sistem:transfer sistem:Untuk SWK stabil, letak pole di sebelah kiri sumbuimajinerUntuk SWD stabil, letak pole didalam lingkaran satuan

J di t k k li h i l d i t i i i t lJadi untuk kuliah sinyal dan sistem ini sistem yang perluadalah LTW/LTI (Linier tak ubah waktu / linier timeinvariant) dengan memeriksa apakah sistem tersebut) g pkausal dan stabil.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom69

Page 70: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.3.Diketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretanDiketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretan

masukan x(n) dengan hubungan input – output sebagaiberikut :y(n) = ax2(n-1)y(n) = ax(n-2) + bx(n+2)

P ik if t i t di tPeriksa sifat sistem diatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom70

Page 71: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Solusi :y(n) = ax2 (n 1)y(n) = ax2 (n-1)

LinearitasJika input x1(n) maka output y1 (n) = ax1

2 (n-1)Jika input x1(n) maka output y1 (n) ax1 (n 1)Input x2 (n) maka output y2 (n) = ax2

2 (n-1)Ambil x(n) = x3(n) = αx1 (n) + (3x2(n)Makay(n) = y3(n) = a [x(n-1)]2

= a [α x1(n-1) + β x2 (n-1)]2

= a [α2 x12 (n-1) + 2αβx1 (n-1) x2 (n-1) + β2 x2 (n-1)]

≠ y (n) + β y (n)≠ α y1(n) + β y2 (n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom71

Page 72: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pergeseran waktuJika input x (n) maka output y (n) = a x 2 (n 1)Jika input x1 (n) maka output y1 (n) = a x1

2 (n-1)Jika input x1 (n-k) maka output y1(n) = a x1

2 (n-k-1)= y1 (n-k)y1 (n k)

Syarat kausal : output saat ini hanya tergantung padainput saat ini dan/atau input saat sebelumnya dan / atau

t t t b loutput saat sebelumnya.Stabilitas

y(n) = a x2 (n 1) jika < M makay(n) = a x2 (n-1) jika < M maka

Jadi sistem tsb nonlinier – time invariant – kausal – stabilJadi sistem tsb nonlinier time invariant kausal stabil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom72

Page 73: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

y(n) = a x(n-2) + b x (n + 2)Bukti kausal dapat dilihat dari respons impuls

h(n)h(n)ab

20-2321

l

karena h(n) ada untuk n < 0causal non

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom73

Page 74: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Diambil x(n) = x3(n) = α x1(n) + β x2(n)maka y(n) = y (n) = α a x (n 2 + b x(n+2)+β a x (n 2) + bmaka y(n) = y3 (n) = α a x1(n-2 + b x(n+2)+β a x2(n-2) + b

x2 (n+2)= α y1(n) +β y2(n)y1( ) β y2( )

sistem LinierJika x(n) = x1(n) maka y(n) = y1(n) = ax1(n-2) +bx1(n+2)

Jika x(n) = x (n-k) maka y (n) = a x1 (n-k-2) + b x1 (n-k-2)= y1 (n-k-t)

Kesimpulan sistem : Linier, Tak ubah waktu, Non kausal, StabilStabil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom74

Page 75: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sistem OperatorSistem Operator

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom75

Page 76: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sistem operator :L = Output/Input =Fungsi alih sistem (fungsi transfer sistem)p p g ( g )Untuk SWK L(p) = N(p)/D(p) = Numerator/Denumerator

Dimana p = operator diferensial d/dtp-1 = operator integral ∫ ( ) dtp-1 = operator integral ∫ (.) dt

Untuk SWD L(q) = N(q)/D(q) = Numerator/DenumeratorDimana q = operator maju

q-1 = operator tundaq-1.x(n) = x(n-1)q.x(n) = x(n+1)q ( ) ( )

Untuk menganalisis suatu sistem maka buat dulu model matematis(hubungan input-outputnya).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom76

Page 77: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal: 2.4.Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari SistemCarilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Sistem

Waktu Diskrit dengan hubungan input-output sebagaiberikut :

3y(n) + 4y(n-1) + 7y(n-2) = 2x(n) + 5x(n-1)Solusi :D k t did tDengan menggunakan operator q didapat :y(n)(3 + 4q-1 + 7q-2 ) = x(n) (2 + 5q-1)

74352

74352

2

2

2

2

21

1

+++

=++

+== −−

qqq

qqx

qqq

)n(x)n(y)q(L

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

77

Page 78: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Solusi Persamaan DifferenceSolusi Persamaan Difference (Perbedaan)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom78

Page 79: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Persamaan Perbedaan (u/ SWD)

Bentuk umum sistem LTW

∑ ∑= =

≥>−−−=−N

i

M

iii M)in(xb)in(ya

0 0

0

Untuk penyederhanaan , ambil a0 = 1y(n) + a1y(n-1) + … + aNy(n-N) = b0x(n) + … + bMx(n-M)

dengan operator q :dimana q-1 x(n) = x(n-1) dan q x(n) = x(n+1),maka didapat:

y(n) (1 + a1q-1 + … + aNq-N ) = x(n) (b0 + b1q-1 + … + bMq-M)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom79

Page 80: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

NN

MM

qa...qaqqb...qbb

)q(D)q(N

)n(x)n(y)q(L −−

−−

++++++

=== 11

110

jadi : D(q) y(n) = N(q) x(n)jadi : D(q). y(n) = N(q). x(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom80

Page 81: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Seperti halnya SWK ,maka pada SWD juga ada dua macamsolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusisolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusipartikular (solusi khusus) :

y(n) = yc(n) + yp(n)

S l i k l t jik d t k ( ) 0Solusi komplementer jika deretan masukan x(n) = 0D(q) yc(n) = N(q).0 = 0, maka D(q) = 0 dengan solusi :

∑ ∑= =

==m

k

m

k

mkkkkc rA)n(yA)n(y

1 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom81

Page 82: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

dimana rk = akar polynomial D(q) dengan solusi :(i) r riil dan tunggal y (n) = r n(i) . rk riil dan tunggal yk(n) = rk

n

(ii). rk riil dan jamak sejumlah m buahyk (n) = rn, nrn, n2rn,…,nm-1rnyk (n) r , nr , n r ,…,n r

(iii). rk kompleks tapi tunggal , rk = α + jβ = rejΦ

yk(n) = rn cos nφ dan rn sin nφ(iv). rk kompleks dan jamak sejumlah m buah

yk(n) = rn cos nφ ; rn sin nφ= nrn cos nφ ; nrn sin nφ

.= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom82

Page 83: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Solusi khusus jika deretan masukan adaD(q) y (n) = N(q)x(n)D(q) yp(n) = N(q)x(n)

yp(n) = )n(x)q(L)n(x)q(Nyp(n)

Kasus khusus jika input eksponensial , ambil x(n) = A(s)n

)n(x)q(L)n(x)q(D

q=

didapat : yp(n) = L(q)x(n) q = s

Stabilitas sistem SWD stabil jika magnitudo akar polynomialD(q) < 1 (atau didalam lingkaran satuan).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom83

Page 84: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.5.y(n + 3) 8y(n + 2) + 37y(n+1) 50y(n) = 8(0 5)n y(0) = 2y(n + 3) – 8y(n + 2) + 37y(n+1) – 50y(n) = 8(0,5)n , y(0) = 2,

y(1) = 3, y(2) = 5dengan operator qg p qy(n) (q3 – 8q2 + 37q - 50) = 8(0,5)n

508 ),()(L)q(N)n(y n

D( ) ( 3 8 2 37 50) ( 2)( 2 6 25)

50378508

23 −+−=== − qqq

),()q(L)q(D)q(N

)n(x)n(y

D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom84

Page 85: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)Akar-akar D(q)

q1 = 2

q2,3 = 432

100366 jj±=

−±

q2 = 3 + j4 = 5 < 0,927 radq3 = 3 – j4 = 5 < -0,927 rad 3 jSolusi komplementer

yc(n) = A(2)n + B(5)n cos 0,927n + C(5)n sin 0,927n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom85

Page 86: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

solusi partikulary (n) = L(q) x(n) =

50823

),( n

yp(n) = L(q) x(n) = q = s q = 0,5

50378 23 −+− qqq

yp(n) = nn

),(),(),(),(

),( 5026769

50503750850508

23 −=−+−

solusi total/lengkap

i)(C)(B)(A)()( nnnn 927059270525064 n,sin)(Cn,cos)(B)(A),()n(y nnnn 927059270525026764

+++−=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom86

Page 87: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

64 CBA)( 2267640 =+++−= CBA)(y

32 B)( 392705927052267321 =+++−= ,sinC,cosBA)(y

5854612585461254162 =+++= sincosBA)(y 5854612585461254267

2 =+++−= ,sin,cosBA)(y

didapat : A = 2,1886B = 0,05108C = 0 35666C = 0,35666

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom87

Page 88: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga:

- cek stabilitas :

n,sin)(,n,cos)(,)(,),()n(y nnnn 92705356660927050510802188625026764

+++−=

cek stabilitas : Plot akar D(q) :

Im D(q) x

1 2 3 Re D(q)

xsistem tidak stabil (karena ada akar polinomial D(q) yang

terletak di luar lingkaran satuan)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom88

Page 89: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Realisasi SWD

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom89

Page 90: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Syarat sistem dapat direalisasi jika kausal dapat direalisirdalam bentukdalam bentuk

struktur langsung tipe Istruktur langsung tipe IIg g p

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom90

Page 91: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Realisasi SWDStruktur Langsung Tipe I :Hubungan input output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskanHubungan input-output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskan

sebagai berikut

∑∑NN

∑∑==

−=−0i

i0i

i )in(xb)in(ya

Untuk penyederhanaan, ambil a0 = 1, sehingga didapathubungan berikut :

NN

)nn(xb...)1n(xb)n(xb

)in(ya)in(xb)n(y

n10

N

0ii

N

0ii

−++−+=

−−−= ∑∑==

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom91

)mn(ya...)1n(ya n1 −++−−

Page 92: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

q-1 q-1

b1bN

+ + +

x(n)

y(n)

1

b0 q-1

q-1

aN aN-1

q-1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom92

Page 93: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Struktur Langsung Tipe IIMengacu pada hubungan input outpur SWD berikut iniMengacu pada hubungan input-outpur SWD berikut ini,

)in(xb)in(yaN

i

N

i −=− ∑∑

)(b)1(b)(b)nn(ya...)1n(ya)n(ya

)in(xb)in(ya

n10

0ii

0ii

=−++−+

∑∑==

)nn(xb...)1n(xb)n(xb n10 −++−+

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom93

Page 94: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

[ ] [ ]n1n1 bbb)()( −−−−[ ] [ ]

n1

nn

110

nn

110

nn

110

qa1qb...qbb)n(y)q(N)q(L

qb...qbb)n(xqa_...qaa)n(y

=+++

===

+++=++

∑ −−−

−−−−

43421

43421)q(L

0ii

)q(L

n

0i

ii

nn

110

2

1

qaqaqa...qaa)n(x)q(D

)q(L

=+++

=== ∑∑ =

=

−−−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom94

Page 95: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Transfer L(q) diuraikan menjadi 2, sehingga L(q) =L1(q) L2(q) Masing-masing fungsi transfer dapatL1(q). L2(q) . Masing masing fungsi transfer dapatdigambarkan struktur realisasinya dan kemudian digabungkembali, hingga didapat L(q) total.

∑∑

=ω⇒ω

===

n

0i

1in

1i

1 )n(xqa)n()n(x)n(

qa

1)q(L

ωω

=n

0ii

)in(a)n(x)n(

qa

∑ −ω−=ω i )in(a)n(x)n(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom95

Page 96: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

x(n) ω(n)+

q‐1

q‐2

‐a1

q‐N

‐a2

‐aN

∑ ∑ −− ω=⇒==N N

1i

1i qb)n()n(yqb)n(y)q(L ∑ ∑

= =ω=⇒=

ω=

0i 0iii2 qb)n()n(yqb

)n()q(L

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom96

Page 97: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

y(n)ω (n)

+b0

q-1

q-2

b1

q-N

b2

bN

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom97

Page 98: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Rangkaian total digabung :L(q) = L (q) L (q)L(q) = L1(q) . L2(q)

)n(y.)n()n(y ω=

)n()n(x)n(x ω

( )x (n) b0 y(n)

q‐1

b1‐a1

++b0

q‐2

b2‐a2

bN‐aN

q‐N

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom98

NN

Page 99: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.6.Buat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubunganBuat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubungan

input-output sebagai berikut:y(n) + 3y(n-1) + 5(n-2) + 7y(n-2) = 6 x(n) + 4 x(n-1)y( ) y( ) ( ) y( ) ( ) ( )

Jawab :Struktur langsung tipe I :y(n) = 6x(n) + 4x(n-1) – 3y(n-1) – 5y (n-2) – 7y(n-3)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom99

Page 100: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

x (n)

q-1

6

4

+

q-1

y (n)

-3

q-1

-5

q-1

-7

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom100

Page 101: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Struktur langsung tipe II :y(n) [1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3] = x(n) [6 + 4q-1]y(n) [1 + 3q 1 + 5q 2 + 7q 3] = x(n) [6 + 4q 1]

1321321

q46x1q46)()n(y 1 −+=

+=

ω(n)/x(n) = 1/[1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3]

321321q

q7q5q31q7q5q31)n(x −−−−−− ++++++

→ x(n) = ω(n) + 3ω(n-1) + 5ω(n-2) + 7ω(n-3)ω(n) = x(n)-3ω(n-1)-5ω(n-2)-7ω(n-3)

y(n)=6ω(n) + 4ω(n-1)⇒+=ω

−1q46)n()n(y

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom101

Page 102: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

x (n)6ω

y(n)

q-1

43

++6ωn

q-2

4-3

-5

ωn-1

-7q-1

ωn-2

ωn-3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom102

Page 103: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons ImpulseRespons Impulse

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom103

Page 104: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons impuls adalah respons sistem (output sistem) jika masukannyadiberi sinyal impuls

SWD h (n)δ(t)

δ(n)

Si t i di b k d i l k d

SWK

(n)

h (t)

δ(t) Respons impuls

Sistem sering digambarkan dengan respons impulsnya karena denganrespons impuls dapat dilihat apakah sistem tersebut kausal dan stabilatau tidak.

h(n)

h( )

y (n)x (n)

x (t)

SWD

SWK

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom104

h(t) y (t)( )

Page 105: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Impuls SWDDiketahui SWD - LTWy(n) + a y(n 1) + a y(n 2) + + a y(n N) = x(n)y(n) + a1 y(n-1) + a2 y(n-2) + ….+ an- y(n-N) = x(n)Respons impuls sistem adalah respons sistem (output) jika

x(n) = δ(n)( ) ( )Sehingga dapat dituliskan h(n) = y(n)

x(n) =δ (n)Jadih(n) + a1 h(n-1) + a2 h(n-2) + …. + aN h(n-N) = δ(n)k SWD k l > h( ) 0 t k <0karena SWD kausal ==> h(n) = 0 untuk n<0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom105

Page 106: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

makan = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n 1) ; h(n 2) dst = 0n = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n-1) ; h(n-2) dst = 0n = 1 h(1) + a1 h(0) + 0 + ….+ 0 = δ(1) = 0n = 2 h(2) + a1 h(1) + a2 h(0) + … = δ(2) = 0n 2 h(2) a1 h(1) a2 h(0) … δ(2) 0… dstingat solusi persamaan y(n) = yc(n) + yp(n)p

D(q) y(n) = N(q) x(n)

m⇒yc(n) ⇒ D(q) yc(n) = 0 ⇒ D(q) = 0 maka yc(n) = ∑

=

m

1k

nkk rA

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom106

Page 107: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

⇒yp(n) ⇒ yp(n) = L(q) x(n)q=s untuk x(n) = A(s)n

tetapi input disini bukan eksponesial maka y (n)=0tetapi input disini bukan eksponesial maka yp(n)=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom107

Page 108: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.7.y(n) 0 8y(n 1) + 0 15 y(n 2) = x(n)y(n) – 0,8y(n-1) + 0,15 y(n-2) = x(n)

Respons impulsh(n)-0,8 h(n-1) + 0,15 h(n-2) = δ(0)h(n) 0,8 h(n 1) 0,15 h(n 2) δ(0)

n=0 ⇒ h(0) – 0,8 h(-1) + 0,15 h(-2) = δ (0) = 1 ⇒ h(0) = 1n=1 ⇒ h(1) – 0,8 h(0) + 0,15 h(-1) = δ(1) = 0 ⇒ h(1) = 0,8n=2 ⇒ h(2) – 0,8 h(1) + 0,15 h(0) = δ(2) = 0 ⇒ h(2) = 0,8 x

0,8 – 0,15 = 0,49

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom108

Page 109: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

solusiy (n) = nn

mn AAA )()(∑yc(n) =

dimana y(n) [1- 0,8 q-1 + 0,15 q-2] = x(n)

nn

k

nkk rArArA )()( 2211

1+=∑

=

dimana y(n) [1 0,8 q 0,15 q ] x(n)

qqq1 222

L(q) = )3,0q)(5,0q(q

15,0q8,0q

q

2

qxq15,0q8,01

12321 −−

=+−

=+− −−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom109

Page 110: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jadiy (n) = A (0 5)n + B (0 3)nyc(n) = A (0,5)n + B (0,3)n

n=0 ⇒ y(n) = A + B = h(0) = 1n=1 ⇒ y(n) = 0,15A + 0,3 B = h(1) = 0,8n 1 ⇒ y(n) 0,15A 0,3 B h(1) 0,8

A + 0,6 B = 1,6A + B = 1

- 0,4B = 0,6 ⇒ B = -1,5A = 2,5

Maka y(n) = h(n0 = [2,5 (0,5)n – 1,5 (0,3)n] u(n) Bagaimana kalau imputnya superposisi ?Karena sistem linier maka outputnya juga superposisiKarena sistem linier maka outputnya juga superposisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom110

Page 111: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.8.y(n) 2y(n 1) + 1 31 y(n 2) 0 28 y(n 3) = x(n) + 3x(n 2)y(n) – 2y(n-1) + 1,31 y(n-2) – 0,28 y(n-3) = x(n) + 3x(n-2)

respons impuls didapat jika x(n) = δ (n) dan 3x(n-2) = 3δ(n-2)y(n) [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3] = x(n) [1 + 3 q-2]y(n) [1 2 q 1,31 q 0,28 q ] x(n) [1 3 q ]L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q) = [1 + 3 q-2] / [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3]Kalikan L(q) dengan q3 / q3 , didapat :

q3q3 +

28,0q31,1q2q

q3q)q(L23 −+−

+=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom111

Page 112: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

D(q) = q3-2 q2 + 1,31 q - 0,28 = (q - 0,5) (q - 0,7) (q - 0,8)yc(n)=A(0,5)n + B(0,7)n + C(0,8)nyc( ) ( , ) ( , ) ( , )

Input 1 : δ(n) maka h(n) = 2h(n-q) + 1,31 h(n-2)-0,28 h(n-3)=δ(n)]n = 0 ⇒ h(0) = 1n =1 ⇒ h(1) 2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n =1 ⇒ h(1) –2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n = 2 ⇒ h(2) –2h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 0 ⇒ h(2) = 2,69

dimana

2/496/25

28,07,05,0)1(1)0(

−==

=++=

=++=BA

CBAhCBAh

3/6469,264,049,025,0)2( ==++= CCBAh

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom112

Page 113: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jadi

untuk n ≥ 0nnn1 )8,0(

369)7,0(

249)5,0(

125)n(h +−=

Input 2 : 3δ(n-2)outputnya h(n) – 2h(n-1) + 1,31 h(n-2) – 0,28 h(n-3) = 3δ (n-2)n = 0 h(0) – 2h(-1) + 1,31 h(-2) – 0,28 h(-3) = 3δ (-2) = 0

h(0) = 0n = 1 h(1) – 2h(0) + 0 – 0 = 3δ (-1) = 0 ⇒ h(1) = 0( ) ( ) ( ) ( )n = 2 h(2) –2 h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 3δ (0) = 3 ⇒ h(2) = 3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom113

Page 114: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Makah(0) = A + B + C = 0 A= 50h(0) = A + B + C = 0 A= 50h(1) = 0,5A + 0,7B + 0,8C = 0 B = -150h(2) = 0,25A + 0,49B + 0,64C = 3 C = 100h(2) 0,25A 0,49B 0,64C 3 C 100jadi

h2(n) = 50(0,5)n – 150 (0,7)n + 100 (0,8)n n ≥ 2Maka : h(n) = h1 (n) + h2 (n)

=+−= 1dan0nuntuk)80(64)70(49)50(25 nnn

≥+−=

=+−=

2 n untuk )8,0(3

364)7,0(2

349)5,0(6

325

1dan 0n untuk )8,0(3

)7,0(2

)5,0(6)n(h

nnn

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom114

Page 115: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latihan :Carilah respons impuls sistem dengan persamaanCarilah respons impuls sistem dengan persamaan

perbedaan berikut :y(n) = x(n) +0,8 y(n-1)y( ) ( ) y( )25y(n) + 6y(n-1) + y(n-2) = x(n)2y(n) + 6y(n-2) = x(n) – x(n-2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom115

Page 116: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Konvolusi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom116

Page 117: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

KonvolusiAdalah suatu operasi perkalian sekaligus penjumlahandalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasidalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasiperkalian sekaligus integral dalam kawasan waktu (SWK).Dapat digunakan untuk mendapatkan respons sistemt h d k b b J di k t f iterhadap masukan bebas. Jadi merupakan transformasidari masukan ke keluaran.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom117

Page 118: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Penjumlahan KonvolusiJika x(n) adalah input suatu SWD – LTW dan y(n) adalah

output sistem tersebut dimana y(n) = T [x(n)] maka :output sistem tersebut dimana y(n) T.[x(n)] , maka :

∑ ∑ −=−=~ ~

)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y

dimana operasi diatas didefinisikan sebagai operatork l i “ * ” hi

∑ ∑−= −=~k ~k

)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y

konvolusi “ * ” , sehingga

∑ ∑∆

−=−==~ ~

)k(*)kn(x)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y

Dimana h (n) adalah respons impuls

∑ ∑−= −=~k ~k

)k()kn(x)kn(h)k(x)n(h)n(x)n(y

Dimana h (n) adalah respons impuls

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom118

Page 119: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Blok diagram penjumlahan konvolusi

x[n] y[n]H

[ ] y[ ]

x(n) * h(n) = y(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom119

Page 120: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat-sifat Konvolusi :Komutatif :

x(n) * y(n) = y(n) * x(n)Asosiatif :

x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)Distributif untuk operasi penjumlahan

x(n) * [y(n) + z(n)] = x(n) * y(n) + x(n) * z(n)Memiliki elemen identity : δ(n)

x(n) * δ (n) = δ(n) * x(n) = x(n)Konvolusi dari suatu deretan pulsa sampling tertunda dengan x(n)p p g g ( )

x(n) * δ(n-k) = x(n-k)

Lihat lagi operasi pencerminan dan pergeseran

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom120

Page 121: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soal 2.9.x[n] y[n]

h(n)x[n] y[n]

Dengan input x(n) dan respons impuls h(n) seperti di bawahini, dapatkan output sistem y(n) = x(n)*h(n)

x (n) h (n)

32

n0 1 2

0,5

n0

1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom121

Page 122: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jawab :

∑−=

−==~

~k)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y

Disini k merupakan variabel penjumlahan untuk harga ntertentu. Misalnya diberikan harga suatu n=N0 makaj l hk k li t d t (k) djumlahkan semua perkalian antara deretan x(k) denganh(n0-k) untuk semua k [-~ , ~], dimana h(n0-k) = h-(k-n)yaitu pencerminan dari h(k) kemudian digeserkan sejauhy p ( ) g jn0.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom122

Page 123: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan kata lain dapat dituliskan langkah-langkah penjumlahan konvolusi sebagai berikut :penjumlahan konvolusi sebagai berikut :

Gambarkan x(n) dan h(n)( ) ( )Ubah peubahnya dari n menjadi k, sehingga didapat x(k) dan h(k)L k k i t h d b tik l d i h(k)Lakukan pencerminan terhadap sumbu vertikal dari h(k) atau x(k) sehingga didapat h(-k) atau x(-k)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom123

Page 124: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Misalkan yang dicerminkan adalah h(k) maka didapat h(-k) dan x(k) Geser h(-k) untuk n =0 dan kalikan besarank) dan x(k). Geser h( k) untuk n 0 dan kalikan besaranpada h(-k) dan x(k) pada waktu yang sama danjumlahkan. Sehingga akan dikalikan h(-k) dengan x(k).G l i h( k) t k 1 k kit k likGeser lagi h(-k) untuk n=1, maka kita akan mengalikanh(1-k) dengan x(k), begitu seterusnya hingga antara h(n-k)dan x(k) tidak bersinggungan lagi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom124

Page 125: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Energi & Daya SinyalEnergi & Daya Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom125

Page 126: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Energi SinyalEnergi sinyal waktu diskrit x(n) didefinisikan sebagai Exberikut :berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom126

Page 127: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh 2.10.Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Solusi :Dari definisi :Dari definisi :

= 1/[1-1/4] = 4/3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom127

Page 128: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Daya SinyalDaya rata-rata sinyal waktu diskrit didefinisikan sebagai

berikut :berikut :

Untuk sinyal waktu diskrit periodik, daya rata-ratanya adalah :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom128

Page 129: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latihan :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :

x(n) = 10 sin (2πn/4)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom129

Page 130: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #3BAB #3TRANSFORMASI FOURIER

WAKTU DISKRIT

130 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 131: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan

Memahami prinsip dasar deret Fourier danT f i F i W kt Di k it tTransformasi Fourier Waktu Diskrit sertadapat menerapkannya pada berbagaiSi l W kt Di k itSinyal Waktu Diskrit

Memahami sifat-sifat deret Fourier danTransformasi Fourier Waktu Diskrit danmenerapkan dalam analisis sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom131

Page 132: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Deret Fourier Waktu Diskrit(DFWK)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom132

Page 133: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DFWK bentuk TrigonometriDiberikan sebuah sinyal waktu diskrit x(n) periodik dengan

periode N :periode N :x(n)=x(n+kN)

nx(n) = an cos ( 2πn/N)

n

x(n) = bn sin ( 2πn/N)n

0 17

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom133

Page 134: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DFWK : ∑∞

Ω+Ω+= 000 )sincos()( nn tnbtnaatxDFWK :

DFWD :

∑=

Ω+Ω+1

000 )sincos()(n

nn tnbtnaatx

∑∞

=

++=1

0 )sincos()(k

okok nkwbnkwaanxDFWD : Dimana frekuensi sudut = 2π/periode Ώ0 = 2π/T; ω0 =

2π/N

=1k

Bentuk-bentuk trigonometri yang penting :cos(Nω0n)=cos (2πn)=cos (0ω0n)

([N 1] ) ( )cos([N+1]ω0n)=cos(ω0n)cos([N+2]ω0n)=cos(2ω0n)

cos([N+k]ω0n)=cos(kω0n)cos([N k]ω0n) cos(kω0n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom134

Page 135: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DFWK bentuk EksponensialDFWK : ∑

−∞=

Ω−=n

tjnnectx 0)(

∫+ Ω−−=

Tt

t

tjnn dtetx

Tc 0

0

0 )(1

DFWD : ∑−

±±==1

0,....2,1,0,)( 0

N

kk neanx

njkω

=0k

( ) 1...2,1,0,10

1

0

−== −−

=∑ Nkenx

Na njk

N

nk

ω

0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom135

Page 136: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Disingkat penulisannya : ∑−

=

±±==1N

0k

knNk ,....2,1,0n,wa)n(x

( ) 1...2,1,0,1 1

0−== −

=∑ Nkwnx

Na kn

N

N

nk

0

πjN

j

N eew =∆

Nk2j

kN ew

π

=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom136

Page 137: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bentuk DFWD cukup dianalisis 1 periode dari n =0 sampaidengan N-1 karena sifat eksponensial dan periodisitas :dengan N 1, karena sifat eksponensial dan periodisitas :

[ ] 122

0 ==

= kj

N

Nkj

Njk eee ππ

ω

Dimana k adalah integer sejumlah N dari 0 sampai N-1.

[ ]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom137

Page 138: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Steady State thd masukan sinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom138

Page 139: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sistem dalam notasi operator q : L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q)Respons sistem : y(n) = y (n) + y (n)Respons sistem : y(n) = yc(n) + yp(n)Respons steady state input eksponensial x(n) = Ayss(n) = [N(q)/D(q)] x(n) dimana q=

[ ]njke 0ω

[ ]0ωjeyss(n) [N(q)/D(q)] x(n) dimana qJika input sinusoidal maka ubah dahulu ke dalam bentuk

eksponensial

[ ]e

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom139

Page 140: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

ContohTentukan respon tunak (steady state) dari sistem waktu

diskrit berikut :diskrit berikut :y(n+2)-0.8y( n+1)+0.15y(n)= x(n) dimana x(n) = 5 + 2 ej2πn/10

Jadi disini seolah-olah inputnya ada 2 buah yaitu x1(n) = 5dan x2(n) = ej2πn/10

Dengan menggunakan operator q dapat ditulis :Dengan menggunakan operator q, dapat ditulis :y(n)[q2 – 0,8 q + 0,15] = x(n)L(q) = y(n)/x(n) 1

2=L(q) y(n)/x(n)yss1(n) = L(q) x1(n) dengan q = ej0

15.08.02 +− qq

28614350/55

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom140

286,1435,0/515.08,0 00 ==

+−= jj ee

Page 141: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

yss2(n) = L(q) x2(n) dengan q = ej2π/10

102

104

102

15080

2=

jj

nj

eππ

π

102

1010

15,0)4.0sin8,02.0cos8,04,0sin4,0(cos2

15.08,0

+−−+=

+−nj

jje

eeπ

ππππ

)94,12,0(102

873,3488,0188,0

2

,),,,,(

−=+−

= nj

nj

ej

e

jj

π

π

Sehingga : yss(n) = )94,12,0(873,3286,14 −+ nje π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom141

Page 142: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi Fourier Waktu Diskrit

(TFWD)( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom142

Page 143: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tinjau sinyal waktu diskrit terbatas :x(n) ≠ 0 0 ≤ n ≤ Nx(n) ≠ 0 , 0 ≤ n ≤ N1

Buatlah x(n) menjadi sinyal periodik dengan periode N (dimana N> N1)( 1)

x(n) nN1-10(a)

)(~ nxN1-10-N N n(b)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom143

Page 144: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan menggunakan analisis DFWD dapat ditulis :

∑−

=

ω=1N

0n

)njk(k

0ea)n(x~

)njk(1N

0nk

0e)n(x~N1a ω−

=∑=

Karena =0, n> N1, maka

)(1

0)(1 njkN

ω−−

∑ )(

0

0)( njk

nk enx

Na ω

=∑=

knN

wnxa −−

∑1

)(1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom144

Nn

k wnxN

a=

∑=0

)(

Page 145: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Karena x(n) ≠ 0, 0≤n≤N1 maka

knN

n

nk wnx

Na −

∞=

−∞=∑= )(1

)( 0)(1 njkn

nk enx

Na ω−

∞=

−∞=∑=

Perlu diingat bahwa ω0 = 2π/NPerlu diperhatikan bahwa akan mendekati x(n) untuk nilai N

yang semakin tinggi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom145

Page 146: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga dapat dinyatakan :

)n(x)n(x~limN

=∞→

Sedangkan bila N ~ maka ω0 0 sehingga spektrumnya kontinyu.

)( 0)(. njkn

nk enxaN ω−

∞=

−∞=∑=

)()(. njn

k enxaN ω−∞=

∑=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom146

n −∞=

Page 147: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

)(. ωjk eXaN −=

Dengan ω = k.ω0

inilah yang disebut sebagai Transformasi Fourier Waktu

)(k

inilah yang disebut sebagai Transformasi Fourier WaktuDiskrit dari x(n).

Kembali ke persamaan sebelumnya :

∑−

=

=1

0

)( 0)()(~ N

n

njkk eanx ω

∑−

=

=1

0

)(0

0)](1[)(~ N

n

njkekXN

nx ωω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom147

Page 148: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

)njk0

N0 0e)k(X

2)n(x~ ωω

ω=∑

Untuk N ~, ω0 0 maka x(n)

0n 2= π∑

Untuk N , ω0 0 maka x(n)Sehingga ω0 berubah menjadi suatu elemen frekuensi dω,

dengan demikian :

ωωπ

= ∫π ω2

0

)njk de)(X21)n(x

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom148

Page 149: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jadi pasangan Transformasi Fourier Waktu Diskrit (TFWD)dan inversenya adalah sebagai berikut :dan inversenya adalah sebagai berikut :

)()()( njn

enxX ωω −∞=

∑= )()(n −∞=∑

π ω∫2 ))(1)( dX njk ωω

πω∫=

0

))(2

)( deXnx njk

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom149

Page 150: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TFWDTFWD Sinyal SinusoidalSinyal Sinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom150

Page 151: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

nj 0Ae)n(x ω=

∑∞

−∞=

π−ω−ωπδ=ωk

0 )k2(2)(X

( ) )ee(2AncosAnx njnj

000 ω−ω +=ω=

∑∞

−∞=

π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ=ωk

00 )k2()k2()(X

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom151

Page 152: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan cara yang sama kita dapat menunjukkan bahwa TFWD dari fungsi sinusTFWD dari fungsi sinus

)ee()j2(

AnsinA)n(x njnj0

00 ω−ω −=ω=

Adalah :

)j2(

∑∞

−∞=

π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ−=ωk

00 )k2()k2([j)(X

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom152

Page 153: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TFWD sinyal cosinusoidalX(n)

n

π π π ππ π

TFWD sinyal sinusoidal

n-2π 0 2π−ω0 ω0

π ππ

X(n)

n-2π 0

−π

−π−π

−ω0ω0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom153

Page 154: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat sifat TFWDSifat-sifat TFWD

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom154

Page 155: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

a. Periodik atau berulang

X(ω+2π)=X(ω)b. Linearitasb. Linearitas

Jika dan[ ] )(X)n(x 11 ω=F [ ] )(X)n(x 22 ω=F

Maka :[ ] 11

[ ] )(Xa)(Xa)n(xa)n(xa 22112211 ω+ω=+F[ ] )()()()( 22112211

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom155

Page 156: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

c. Pergeseran waktu dan frekuensimaka

Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(Xe)nn(x 0nj0 ω=− ω−F

Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(X)n(xe 0nj 0 ω−ω=ω−F

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom156

Page 157: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

d. Penskalaan waktu dan frekuensi

Jika maka dimana k> 1

[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )k/(X)nk(x ω=F

dimana k> 1e. Differensiasi dan penjumlahan

Jika maka [ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(Xe1()1n(x)n(x )j ω−=−− ω−F

∞ n 1Dan ∑∑−∞=

ω−−∞=

π−ωδπ+ω−

=

kj

m

)k2()0(X)(Xe11)m(xF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom157

Page 158: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

f. Differensiasi dalam frekuensi

Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ])(d)(dXj)n(nx

ωω

=F

g.Teorema Parseval

∞ 1Jika maka [ ] )(X)n(x ω=F ∫∑

π∞

−∞=

ωωπ

=2

0

2

n

2 d)(X21)n(x

h. KonvolusiJika maka ∑

∞=

−=k

)kn(h)k(x)n(y )(X)(H)(Y ωω=ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom158

−∞=k

Page 159: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

i. Konvolusi Periodik/Konvolusi sirkular

)n(R)mn(x~)m(x~mnxmx)n(y N2

1N

0m1

Nk

1k21 −=⟩−⟨⟩⟨= ∑∑

−+

+

dimana ,

0m1k =+

k adalah integer, ekspresi <r> adalah r modulo N untuk rinteger sembarang, N adalah perioda( ) ( ) d t t b tx1(n)=x2(n)= deretan terbatas

y(n) adalah respons sistem

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom159

Page 160: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #4BAB #4 T f i ZTransformasi Z

160 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 161: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TujuanMemahami sifat sifat Transformasi ZMemahami sifat-sifat Transformasi ZMemahami hubungan antara Transformasi Z denganTransformasi Fourier Waktun Diskrit serta hubungangTransformasi Z dengan Transformasi LaplaceDapat menggunakan Transformasi Z untuk memecahkanpersamaan perbedaan dengan kondisi awalpersamaan perbedaan dengan kondisi awal.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom161

Page 162: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila ada deretan x(n) maka TZ[x(n)] didefinisikan sebagai :

TZ 2 sisi∑∞=

−=n

nznTxzX ).()(TZ 2 sisi−∞=n

TZ 1 sisi∑∞=

=

−=n

n

nznTxzX0

).()(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom162

Page 163: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Definisi diperluas :

TZ[h(n)] = H(z) = h(n) z-n∑∞

−∞=n

Untuk z = ejω didapat H(ejω)

Sehingga bila ada respons frekuensi h(n), dapat dihitungH(z), kemudian z diganti dengan ejω didapat H(ejω ) yaituRespons FrekuensiRespons Frekuensi.Dengan kata lain, untuk mencari respons frekuensi dapatdilakukan melalui TZ.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom163

Page 164: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Daerah KonvergensiDaerah Konvergensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom164

Page 165: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Daerah Konvergensi merupakan tempat kedudukan (harga-harga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaharga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaberhingga.

a. Diberikan sinyal kausal x(n) = Aαn u(n), |α| >0 maka :

X( ) A ( ) A A A ( / )∑∞

∑∞

∑∞

∑∞

X(z) = Aαn u(n).z-n = Aαn z-n = A αn z = A (α/z)n

X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|

∑−∞=n ∑

=0n∑

=0n∑

=0n

X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|Sehingga X(z) = , |z| > |α| dengan daerah konvergensidi setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari α.

11 −− zAα

di setiap titik di luar lingkaran dengan jari jari α.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom165

Page 166: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

b. Diberikan sinyal antikausal x(n) = Aα-n u(-n), |α| >0 maka :

X(z) = Aα-n u(-n).z-n = Aα-n z-n = A α-n z-n = A (α.z)n∑∞

−∞=n∑

=0n∑

−∞=n∑

−∞=n

X(z) akan berhingga bila (αz) < 1 atau |z| < |1/α|Sehingga X(z) = , |z| < |1/α| dengan daerah konvergensiA

1disetiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari 1/α.

zα−1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom166

Page 167: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

DeretanDeretan dalam Waktu Terbatasdalam Waktu Terbatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom167

Page 168: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,N2] dengan N1< N2 dan N1,N2 terbatas, maka :maka :

X(z) = x(n).z∑=

2

1

N

Nn

X(z) konvergen di setiap titik pada bidang z dengankemungkinan pengecualian di z = 0 atau z = ~.

( 3) 2 ( 2) 5 ( 1) 3 (0) 0 (1) 4 (2) 2 (3)x(-3) = 2, x(-2) = -5, x(-1) = 3, x(0) = 0, x(1) = 4, x(2) = 2, x(3)= -4, x(4) = -2

23

4

2

x(n)

0-1

-2

-3 1 2

3 4

5-4

-2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom168

-5

Page 169: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

4321123 2424352)( −−−− −−+++−= zzzzzzzzXTerlihat bahwa bila ada z berpangkat positif, maka z = ~ tidak berlaku

karena hasilnya tak terhingga. Begitu pula bila ada z berpangkatnegative maka z = 0 tidak berlaku karena hasilnya juga tak terhingganegative maka z 0 tidak berlaku karena hasilnya juga tak terhingga.

Bila deretan dengan waktu terbatas adalah Respons Impuls h(n) darisuatu sistem linear dan tak berubah terhadap waktu maka sistemsuatu sistem linear dan tak berubah terhadap waktu maka sistemtersebut disebut dengan “SISTEM RESPONS IMULS TERBATAS”(RIT) atau FINITE IMPULSE RESPONSE SYSTEM (FIR SYSTEM).

Bila N1 = -~ dan/ N2 = ~ maka sistemnya disebut dengan “SISTEMRESPONS IMULS TAK TERBATAS” atau INFINITE IMPULSERESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM)RESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom169

Page 170: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Deretan KausalDeretan Kausal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom170

Page 171: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,~] dengan N1 ≥ 0 , maka :

X(z) = x(n).z-n∑∞

= 1Nn

Contoh : Diberikan sinyal x(n) = an u(n)

X(z) = , |z| > |α|11

1−− az

X(z) konvergen di setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari a. Bila a < |1|, maka sistem stabil.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom171

Page 172: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Deretan Tidak KausalDeretan Tidak Kausal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom172

Page 173: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, N1] dengan N1 <0 , maka :

X(z) = x(n).z-n∑−∞=

1N

n

Contoh : Diberikan sinyal x(n) = - bn u(-n-1)

X(z) = -bn.z - n = -b-n.z n = - b-n.z n = 1 - b-n.z n∑−

−∞=

1

n∑

=1n∑

=1n

∑∞

=0n

= 1 - (b-1.z) n∑∞

=0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom173

Page 174: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

X(z) akan konvergen bila |b-1.z| < 1.

X(z) = 1 - = , |z| < |b|zb 111

−− bzz−

X(z) konvergen di setiap titik di dalam lingkaran dengan jari-jari b.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom174

Page 175: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Deretan Dua SisiDeretan Dua Sisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom175

Page 176: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, ~], maka :

X(z) = x (n) z-n = x(n). z-n + x(n). z-n∑∞

−∞=n∑

=0n∑−

−∞=

1

n

Contoh :Diberikan sinyal x(n) = an u(n)

b ( 1) | | |b|= - bn u(-n-1) , |a| < |b|

X(z) = + = dengan ROC |a| < |z| < |b|z z 2( bazz −−X(z) = + = , dengan ROC |a| < |z| < |b|az − bz − ))(( bzaz −−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom176

Page 177: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TZTZ beberapa Sinyalbeberapa Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom177

Page 178: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

a. Sinyal impuls 0n1

X (z) = x(n) z-n = 1

=

=ainnyaln 0,0n 1,

(n)δ

∑∞

X (z) = x(n) z n = 1

b. Deretan konstan

∑=0n

∞== ,,.........2,1,0,)( nAnx∞

X(z) = z-n = A( 1 + z-1 + z-2 + …)∑=0

)(n

nx

A= , |z| > |1|

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom178

11 −− zA

Page 179: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

c. Deretan eksponensialnrAnx )( u(n)

X (z) = A rn z-n = A (r z-1 )n = = , >

rAnx .)( =∑

=0n∑

=0n

11 −− rzA

rzAZ− z r

d. Deretan sinusoidal/cosinusoidal Diberikan sinyal cosinusoidal

nAnx βcos.)( =Diberikan sinyal cosinusoidal

X(z) = TZ TZ [ ]nA βcos

+

22

njnj AeAe ββ

X(z) = (A/2)

− βjezz

−+ − βjez

z

−+− − ββ jj ezezAz=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom179

+−−

+− 12 2 ββ jj zezezezezAz

Page 180: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

=

+−

−1cos2

cos222 2 β

βzz

zAz

= , > 1]1cos2

cos[2 +−

−ββ

zzzAz z

Im[z]lingkaransatuan

β

n Re[z]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom180

Page 181: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Diberikan sinyal sinusoidalX(z) =TZ [A sin ] = TZnβ

−AeAe njnj ββX(z) =TZ [A.sin ] = TZ

=

je

je

22

− ββ jj

zzA

= ; > 1

−− − ββ jj ezezj2

1cos2sin

2 +− ββ

zzAz z1cos2 +βzz

Im[z]lingkaransatuan

n Re[z]

β

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom181

Page 182: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat-sifat TZSifat sifat TZ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom182

Page 183: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

LinearitasBila deretan x(n) = αx1(n) + βx2(n), dengan α dan β konstan,

maka :maka :

X(z) = TZ [ ])()( 21 nxnx βα +( )

)()(

).().(

21

20

10

zXzX

znxznx n

n

n

n

βα

βα

+=

+= −∞

=

−∞

=∑∑

dengan X1(z) = TZ[x1(n)] , ROC R1 -< < R1+;

X ( ) TZ[ ( )] ROC R < <R d

)()( 21 β

zX2(z) =TZ[x2(n)] , ROC R2 -< <R2+ dan X(z) = Z [x(n)],

z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom183

Page 184: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Maka TZ[αx1(n) + βx2(n)] dengan ROC dari hasil TZ inidiberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z)diberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z).

ROC : max [R1 - ; R2-] < < min [R1+ ; R2+]z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom184

Page 185: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pergeseran DeretanDiberikan xk(n) = x(n-k) adalah deretan x(n) yang tergeser

sebesar k cuplikan dan bilasebesar k cuplikan dan bilaTZ[x(n)] = X(z) maka :TZ[x(n-k)] = Xk(z)[ ( )] k( )

= xk(n) z-n = x(n-k) z-n∑∞

−∞=n∑

−∞=n

Sebut n-k = m maka Xk(z) = x(m)z-(m+k)=z-k x(m) z-m∑∞

−∞=n∑

−∞=n

= z-k X(z)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom185

Page 186: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila TZ[x(n)] = X(z) , Rx -< < Rx+;

Maka :z

Maka :TZ[x(n-k)] = z-k X(z), Rx -< < Rx+;

Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n-k) adalahz

Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n k) adalahsama , dengan kemungkinan pengecualian di z = 0 dan z= ~.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom186

Page 187: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perkalian dengan n (diferensiasi)Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka :

TZ [ ] )()( zXdzdznnx −=

Bentuk umum : [ ] m

mmm

dzzxdznxn )()()( −=

Bukti TZ [ ] ∑∑∞

=

−−∞

=

− ==0

1

0)()()(

n

n

n

n znnxzznnxnnx

∑∑∞

−∞

−−

== 1 )())(( nn zdznxzznnxz ∑∑

==

−==00

).().)((nn

zdz

znxzznnxz

)().( zXddzznx

ddz n −=

−= ∑

∞−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom187

0 dzdz n

=

Page 188: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perkalian dengan rn

Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka : TZ [ ] )()(rzXnxr n =

Bukti :

[ ] )().().()(00 r

zXrznxznxrnxr

n

n

n

nnn ∑∑∞

=

−∞

=

− =

==

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom188

Page 189: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Penjumlahan KonvolusiJika X (z) =TZ [x (n)] , ROC R1- < < R1+;

X (z)=TZ[ x (n)] ROC R < < RzzX (z)=TZ[ x (n)] , ROC R2 -< < R2+,

Maka :X1(z) X2(z) = TZ Bukti :

z

−∑

=021 )().(

kknxkx

Bukti :

TZ n

n kkzknxkxknxkx −

=

=

=∑ ∑∑

−=

− .)().()().(

0 021

021

,).()(0 0

21 knmzmxkxk n

km −== ∑ ∑∞

=

=

−−

[ ] [ ])().(

,).()(

21

0 021

zXzX

zmxzkxk n

mk

=

= ∑ ∑∞

=

=

−−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom189

Page 190: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh :x(n) = u(n) maka X(z) = z-n = |z| > |1|1∑

x(n) = u(n), maka X(z) = z n = , |z| > |1|

h(n) = an u(n), maka H(z) = anz-n = , |z| > |a|, dengan

11 −− z∑=0n

∑∞ 1h(n) a u(n), maka H(z) a z , |z| |a|, dengan

a < 1, maka :∑

=0n 11 −− az

1 2zY(z) = X(z).H(z) = . = , |z| > |1|11

1−− z 11

1−− az

−− ))(( bzaz

z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom190

Page 191: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Teorema Nilai AwalJika : X(z) = Z [x(n)], maka :

Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk menentukan

)(lim)0( zXxz ∞→

=Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk menentukan

nilai awal x(0) secara langsung dari X(z), tanpa melakukan evaluasi inverse TZ. Buktinya diberikan seperti berikut ini :berikut ini :

Dari persamaan definisi TZSS,X(z) = x(0) + x(1) z-1 + x(2) z-2 + x(3) z-3 +X(z) x(0) x(1). z x(2).z x(3).z ....

Bila z , maka seluruh suku akan menjadi sangat kecil,kecuali suku pertama. Hal ini membuktikan persamaannilai awal di atas.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom191

Page 192: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Teorema Nilai AkhirJika TZ [x(n)] = X(z) dan semua pole X(z) terletak didalam

lingkaran satuan dengan pengecualian yang mungkin darilingkaran satuan, dengan pengecualian yang mungkin daripole yang sederhana pada z = 1, maka nilai x(n) pada ndiberikan oleh :li x(n)=

Bukti :

xn→lim lim

z→1z

zX z

1( )

Bukti :Dengan mempertimbangkan TZ , Dari sifat

pergeseran maka dapat dituliskan :)]()1([ nxnx −+

p g pTZ )]()1([ nxnx −+ )()]0()([ zXzxzzX −−=

nk

znxnx −−+= ∑ )]()1([lim

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom192

nkznxnx

=∞→

+∑ )]()1([lim0

Page 193: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Hal ini dapat disusun kembali sebagai :

dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :

nk

nkznxnxxzXz −

=∞→

−+=−− ∑ )]()1([lim)0()()1(0

dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :

...)]1()[...)]1()2([)]0()1([)0()()1(1

kxXkxxxxxzXzimlz→

+−−++−+−+=−

)(lim kxk ∞→

=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom193

Page 194: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

PenskalaanBila TZ[x(n)] = X(z) maka :

TZ[αn x(n)] = αn x(n) z-n = x(n) (z/α)-n∑∞

=0n∑

=0n

= G(z/α)

Dengan cara yang sama : nje 0ω

0ωje−

TZ[ x(n)] = G(z )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom194

Page 195: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

LatihanCarilah hasil TZ dan daerah konvergensi dari sinyal :

x(n) = [3(4/5)n (2/3)2n] u(n)x(n) = [3(4/5)n – (2/3)2n] u(n)x(n) = 2n u(n) + 3n u(-n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom195

Page 196: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Inverse Transformasi ZInverse Transformasi Z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom196

Page 197: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan dari Inverse Transformasi Z adalahb lik d i k f k i ( )mengembalikan dari kawasan frekuensi (z)

ke kawasan waktu (n).

Ada beberapa metode InversepTransformasi Z, antara lain :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom197

Page 198: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Metode Penyesuaian Koefisien

Jika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0 1 2∑∞

−nJika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0,1,2,…

Contoh :

∑=0n

nnza

Contoh :X (z) =

lakukan pembagian :464

5323

2

++−−

zzzzz

x (z) = 0z0 +3z-1 +7z-2 + …↑ ↑ ↑a0 a1 a2

x(0) x(1) x(2)↑ ↑ ↑

x(0) x(1) x(2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom198

Page 199: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Metode Deret TaylorMerefer pada suatu bilangan komplek c dimana |c| < 1.

1 ∑∞

= c−11 ∑

=0n

nc

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom199

Page 200: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Metode Ekspansi ParsiilMetode ini merupakan metode yang paling popular, karena

cukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangcukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangsederhana.

N )(iaX(z) =

(i) (i)

∑=

N

i 11)(1

)(−− zip

ia

)(iaa(i) pn(i)

Maka x(n) = a(i) pn(i) n ≥ 0

1)(1)(

−− zip

∑N

Maka x(n) = a(i) pn(i) , n ≥ 0= 0 , n < 0

∑=i 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom200

Page 201: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #5BAB #5 TRANSFORMASI FOURIERTRANSFORMASI FOURIER

DISKRIT201 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 202: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan

Memamahi hubungan Transformasi FourierDiskrit dengan Transformasi Fourier Waktu DiskritDiskrit dengan Transformasi Fourier Waktu Diskritdan Transformasi ZMemahami sifat sifat Transformasi Fourier WaktuMemahami sifat-sifat Transformasi Fourier WaktuDiskritMemahami aplikasi Transformasi Fourier DiskritMemahami aplikasi Transformasi Fourier Diskritpada pengolahan sinyal dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom202

Page 203: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Analisis FourierSinyal Waktu Kontinyu Periodik, digunakan Deret Fourier WaktuKontinyu (DFWK), akan didapatkan spektrum yang diskrit.Sinyal Waktu Kontinyu Non Periodik (terbatas), digunakanTransformasi Fourier Waktu Kontinyu (TFWK), akan didapatkanspektrum yang kontinyu.Sinyal Waktu Diskrit Periodik, digunakan Deret Fourier Waktu Diskrit(DFWD), akan didapatkan spektrum yang diskrit.Sinyal Waktu Diskrit Non Periodik (terbatas), digunakan Transformasiy ( ), gFourier Waktu Diskrit (TFWD), akan didapatkan spektrum yangkontinyu.Sinyal Waktu Diskrit Non Periodik (terbatas), dan diinginkan spektrumy ( ), g pdiskrit, maka digunakan Transformasi Fourier Diskrit (TFD).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom203

Page 204: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Representasi Fourier

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom204

Page 205: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Formulasi Transformasi Fourier Diskrit

∑− π−

−==1N

Nkn2j

1N10ke)n(x)k(X ∑=

==0k

1N,....1,0k,e)n(x)k(X

k ))Nk2(X)(X)k(X

N/kn2

π=ω=

π=ω )

1,...2,1,0,)(1)(1

−== ∑−

− NnwkXN

nxN

knN)()(

0∑

=N kN

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom205

Page 206: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

ContohDiberikan respons impuls sistem adalah :h(n) = 1/3 0 ≤ n ≤ 2h(n) = 1/3 , 0 ≤ n ≤ 2

= 0 , n lainnya

Bila dicari hasil TFWD[(h(n)] yaitu H(ejω) dan hasil TFD[h(n)] yaitu H(k) seperti ditunjukkan dalam gambar berikuti iini.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom206

Page 207: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Hubungan antara TFWD dan TFD dari deretan kausal untuk N=4 dan N=8

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom207

Page 208: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat-sifat TFDJika maka: [ ] N,....3,2,1,0k),k(X)n(x ==F

1 i i [ ] )()()()( kXkXF1.Linearitas

2.Pergeseran waktu kmNwkXmnx −=− )()]([F

[ ] )()()()( 22112211 kXakXanxanxa +=+F

3.Pergeseran frekuensi

4 D lit )()]([ NkF

)(])([ mkXwnx mnN −=−F

4.Dualitas

5. Konvolusi Sirkular

)()]([ nNxkx −=F

)()()(]mod)[(1

0kYkXiyNinx

N

i=

−∑

=

F

6. Perkalian

7 T P l

−= ∑

=

−1

0

1 )(]mod)[()]()([N

iiYNikxNnynx F

∑∑−−

=1

21

2 )()(NN

kXnxN

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom208

7.Teorema Parseval ∑∑== 11

)()(kn

kXnxN

Page 209: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi Fourier Cepat

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom209

Page 210: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Komputasi langsung dari TFD tidak efisien, karena tidakmemanfaatkan sifat simetri dan sifat keperiodikanmemanfaatkan sifat simetri dan sifat keperiodikan(periodisitas).

Sifat simetri : WNkn = - WN

k

Sifat periodisitas : W k+n = W kSifat periodisitas : WNk+n = WN

k

TFD langsung : N2 perkaliang g pN2 – N penjumlahan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom210

Page 211: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Refer TFD :N 1N-1

X(k) = ∑ x(n) WNkn , k = 0, 1, ...., N-1

n=0

WNk = e-j2π/N

Bila x(n) deretan waktu diskrit dengan panjang N, maka X(k)merupakan deretan frekuensi dengan panjang N.p g p j g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom211

Page 212: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TFD 2 Titik1

X(k) = ∑ x(n) W kn k = 0 1X(k) = ∑ x(n) W2kn, k = 0, 1

n=0

k =0 → X(0) = x(0) + x(1)k 0 X(0) x(0) x(1)k=1 → X(1) = x(0) – x(1)

Diperlukan : 4 perkalian dan 2 penjumlahan.

x(0) X(0)x(1) X(1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom212

Page 213: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TFD 4 Titik3

X(k) = ∑ x(n) W kn k = 0 1 2 3X(k) = ∑ x(n) W2kn, k = 0, 1 , 2 , 3

n=0

X(0) = x(0) + x(1) + x(2) + x(3)X(0) x(0) x(1) x(2) x(3)X(1) = x(0) + x(1) W4

1 + x(2) W42 + x(3) W4

3

= x(0) -j x(1) - x(2) + j x(3) X(2) = x(0) + x(1) W4

2 + x(2) W44 + x(3) W4

6

= x(0) - x(1) + x(2) - x(3) X(3) = x(0) + x(1) W4

3 + x(2) W46 + x(3) W4

9

= x(0) +j x(1) - x(2) – j x(3) Diperlukan : 16 perkalian dan 12 penjumlahanDiperlukan : 16 perkalian dan 12 penjumlahan.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom213

Page 214: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

X(0) = [x(0) + x(2)] + [x(1) + x(3)]X(1) = [x(0) x(2)] j[ x(1) x(3)]X(1) = [x(0) - x(2)] – j[ x(1) - x(3)] X(2) = [x(0) + x(2)] - [x(1) + x(3)]X(3) = [x(0) - x(2)] + j[ x(1) - x(3)]X(3) [x(0) x(2)] j[ x(1) x(3)]

x(0) X(0) (1) X(1)x(1) X(1)

x(2) X(2)x(3) X(3)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom214

Page 215: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformas Fourier Cepat(Fast Fourier Transform)

FFT

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom215

Page 216: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Algoritma FFT

Desimasi dalam waktuDesimasi dalam frekuensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom216

Page 217: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Desimasi dalam Waktu

N-1

Refer TFD : X(k) = ∑ x(n) WNkn , k = 0, 1, ...., N-1

n=0

WN = e-j2π/N

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom217

Page 218: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Misalkan n = 2r , untuk ndeks genapn = 2r+1 untuk indeks ganjiln = 2r+1 ,untuk indeks ganjil

(N/2)-1 (N/2)-1( ) ( )

X(k) = ∑ x(2r) WN2rk + ∑ x(2r+1) WN

(2r+1)k

r=0 r=0

(N/2)-1 (N/2)-1

= ∑ x(2r) WN2rk + WN

k ∑ x(2r+1) WN2rk

r=0 r=0

↓ ↓= N/2 point TFD bag genap + N/2 point TFD bag ganjil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom218

Page 219: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan W 2rk = exp[ j(2π/N)2rk] = exp exp[ j2π/(N/2)rk] = WrkWN

2rk = exp[-j(2π/N)2rk] = exp exp[-j2π/(N/2)rk] = WrkN/2

Sehingga :gg

(N/2)-1 (N/2)-1

X(k) = ∑ x(2r) WrkN/2+ Wk

N ∑ x(2r+1) WrkN/2

r=0 r=0

= G(k) + WkN . H(k) ; k = 0, 1, ..., N-1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom219

Page 220: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dimana :

G(k) = TFD N/2 titik bagian genap dari deretan x(n)

H(k) = TFD N/2 titik bagian ganjil dari deretan x(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom220

Page 221: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambar aFFT 8 titik (N = 23) Desimasi dalam Waktu( )

TFD N titik didekomposisi dalam TFD N/2 titik

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom221

Page 222: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambar bFFT 8 titik (N = 23) Desimasi dalam Waktu( )

TFD N/2 titik didekomposisi dalam TFD N/4 titik

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom222

Page 223: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambar bSubstitusi gambar b ke dalam gambar a

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom223

Page 224: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Flow Graph 2 titikFlow Graph 2 titik

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom224

Page 225: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Flow Graph dari perhitungan TFD 8 titik dekomposisi desimasi dalam waktup p g p

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom225

Page 226: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Struktur FFT 8 titik

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom226

Page 227: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perhitungan kompleksitas perkalian dan penjumlahan dalam FFTPerhitungan kompleksitas perkalian dan penjumlahan dalam FFT

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom227

Page 228: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pengurutan kembali deretan dengan bit reversalPengurutan kembali deretan dengan bit reversal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom228

Page 229: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tugas

Turunkan formulasi Desimasi DalamF k i d FFTFrekuensi pada FFT

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom229

Page 230: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #6BAB #6 SAMPLING &SAMPLING &

REKONSTRUKSI SINYAL230 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 231: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan

Memahami kaidah-kaidah pencuplikani l t k t k isinyal serta rekonstruksinya

Memahami kaidah-kaidah pada quantisasi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom231

Page 232: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latar BelakangLatar Belakang

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom232

Page 233: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pemrosesan Sinyal Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom233

Page 234: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sampling

Sampling ideal :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom234

Page 235: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

ContohSinyal Sinusoidal x(t) = e2∏jft dengan frekuensi f ,

Sebelum proses sampling : spektralnya pada frekuensi fSebelum proses sampling : spektralnya pada frekuensi fSetelah proses sampling :X(nT) = e2∏jnft : spektralnya pada frekuensi = f yangX(nT) e : spektralnya pada frekuensi f yangperiodik dengan dengan n fs.

Pengulangan Spektrum akibat pencuplikan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom235

Page 236: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

fs = frekuensi sampling = 1/T = sampling rate

Sinyal x(t) dibuat bandlimited, spektrumnya bandlimiteddengan frekuensi sebesar fmax

Samping rate dipilih paling tidak = 2 x frekuensi maksimum dariSamping rate dipilih paling tidak = 2 x frekuensi maksimum dari sinyal yang ada.

fs ≥ 2 fmax atau T ≤ 1/(2 fmax)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom236

Page 237: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sampling Rate minimum fs = 2 fmax disebutN i t R tNyquist Rate

Sedangkan besaran fs/2 disebut frekuensiNyquist atau Folding frequencyyq g q y

[ fs/2 fs/2 ] disebut Nyquist Interval[-fs/2 , fs/2 ] disebut Nyquist Interval

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom237

Page 238: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh

Aplikasi fmax fsGeofisika 500 Hz 1 kHzBiomedical 1 kHz 2 kHzMekanikal 2 kHz 4 kHzSpeech 4 kHz 8 kHzSpeech 4 kHz 8 kHzAudio 20 kHz 40 kHzVideo 4 MHz 8 MHz

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom238

Page 239: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk sinyal yang tidak bandlimited, dibuatb dli it d d di” filt ” l h filtbandlimited dengan di”prefilter” oleh filteranalog Low Pass disebut sebagai“A ti li i filt ” d t ff“Antialiasing pre filter” dengan cut offfrequency :

fmax ≤ fs/2 max s

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom239

Page 240: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Output dari analog Low Pass Pre Filter menjadi bandlimited

Prefilter AntialiasingPrefilter Antialiasing

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom240

Page 241: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pembatasan HardwareBila total waktu proses atau waktu komputasi = Tprocessdan periode pencuplikan = T maka :dan periode pencuplikan T, maka :

T ≥ Tprocess

Dengan kata lain : Computation Rate atau ProcessingRate adalah :

fprocess = 1/Tprocess

Sehingga berlaku : 2 fmax ≤ fs ≤ fprocess

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom241

Page 242: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

IlustrasiSinyal frekuensi tunggal :x(t) = Cos (2∏ft) disampling dengan 3 macam frekuensix(t) = Cos (2∏ft) disampling dengan 3 macam frekuensisampling : fs1= 8f, fs2= 4f dan fs3= 2f

Sinyal Sinusoidal pada rate fs = 8f; 4f; 2fs

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom242

Page 243: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dari ketiga gambar tersebut di atas, apa komentar anda ???

Jumlah sample/cycle = fs/f = (sample/sec)/(cycles/sec) (sample/sec)/(cycles/sec) = samples/cycle

fs/f » 2 samples/cycle sehingga fs » 2f

Seringkali f dinormalisir terhadap frekuensi Nyquist :

f = f /2 sehingga f/ ffN = fs/2 sehingga f/ fN

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom243

Page 244: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dalam hal ini interval Nyquist menjadi [-1, 1]

Unit Frekuensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom244

Page 245: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Analog Reconstruction & Aliasing

x(t) = ejΩt = ej2Πft disampling dengan periode T sehingga t = nT :

x(nT) = ejΩnT = ej2ΠfnT

Definisikan m=0 + 1 + 2 x (t) = exp2∏j(f+mf )nTDefinisikan m=0,+-1, +-2,……. xm(t) = exp2∏j(f+mfs)nT

Ingat : exp2∏jmfsnT = exp2∏jmn = 1

Maka : xm(t) = exp2∏j(f+mfs)nT = exp2∏jfnT. exp2∏jmfsnT

= exp2∏jfnT

= x(nT)= x(nT)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom245

Page 246: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ideal ReconstructorIdeal Reconstructor

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom246

Page 247: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ideal Analog Reconstructor melewatkani l d k f k isemua sinyal dengan komponen frekuensi

yang ada di dalam interval Nyquist [-fs/2 ,f /2 ] d hil k i l dfs/2 ] dan menghilangkan sinyal denganfrekuensi di luar interval tersebut.

Dengan kata lain : Ideal Analogg gReconstructor bekerja sebagai LPF dengancut off sama dengan frekuensi Nyquist fs/2.g yq

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom247

Page 248: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

IlustrasiDiberikan x(t) = 4 + 3 Cos (πt) + 2 Cos (2πt) + Cos (3πt)(t dalam ms) Tentukan sampling rate minimum agar tak(t dalam ms). Tentukan sampling rate minimum agar takterjadi aliasing.Tunjukkan bila sinyal disampling ½ Nyquist rate(tunjukkan xa(t) dan x(t))

Solusi :Solusi :Frekuensi yang ada pada x(t) adalah :f1 = 0 Hz f2 = 0 5 kHz f3 = 1kHz f4 =1 5 kHzf1 0 Hz, f2 0,5 kHz, f3 1kHz, f4 1,5 kHz,fmax = f4 =1,5 kHzNyquist rate = 2 fmax = 2f4 = 3 kHzmax 4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom248

Page 249: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila sinyal disampling 0,5 Nyquist rate :fs = 1 5 kHz interval Nyquist [ 0 75; 0 75] kHzfs = 1,5 kHz, interval Nyquist [-0,75; 0,75] kHzf1 dan f2 tidak masalah (f1a = f1 , f2a = f2)

Tetapi f3 dan f4 di luar interval Nyquist.f3a = f3mod(fs) = 1 mod(1,5) = 1 – 1,5 = -0,5 kHzf4a = f4mod(fs) = 1,5 mod(1,5) = 1,5 – 1,5 = 0 kHz

Ditulis kembali x(t) dengan frekuensi yang “baru” :

x(t) = 4Cos 2Πf t + 3Cos 2Πf t 2 Cos 2Πf t + Cos 2Πf tx(t) = 4Cos 2Πf1t + 3Cos 2Πf2t 2 Cos 2Πf3t + Cos 2Πf4t

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom249

Page 250: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Terjadi aliasing :

xa(t) = 4Cos2Πf1at + 3Cos 2Πf2at+2Cos2Πf3at+Cos 2Πf4at= 4 + 3 Cos Πt + 2 Cos(-Πt) + Cos 0 4 3 Cos Πt 2 Cos( Πt) Cos 0= 5 + 5 Cos Πt

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom250

Page 251: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pada frekuensi = 0 kHz, amplitudonya (4 + 0,5 + 0,5) = 5= + 0 5 kHz amplitudonya (3/2 + 2/2) = 2 5= +- 0,5 kHz, amplitudonya (3/2 + 2/2) = 2,5

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom251

Page 252: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuantisasi

Konversi Analog ke DijitalKonversi Analog ke Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom252

Page 253: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Setelah melewati DS Processor, terapkan D/A Converteruntuk mengembalikan ke bentuk analog kembaliuntuk mengembalikan ke bentuk analog kembali.

Sinyal terkuantisasi xQ(nT) direpresentasikan oleh B bitsy Q( ) pyang mempunyai nilai 2B yang mungkin (2B levelquantisasi)Dimana : R = rangeDimana : R = range

Q = spasi antar level= lebar quantisasi lebar quantisasi= resolusi quantizer

2B = jumlah level quantisasi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom253

Page 254: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuantisasi sinyalKuantisasi sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom254

Page 255: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dalam range skala penuh dibagi secara uniform ke dalam 2B levelquantisasi.

Q = R/(2B) atau R/Q = 2B

Misal harga R antara 1 s/d 10 volt, dengan melihat gambarsebelumnya , maka B = 3 atau 2B = 8 level.

Untuk Bipolar ADC : -R/2 ≤ xQ(nT) < R/2

Untuk Unipolar ADC : 0 ≤ x (nT) ≤ R/2Untuk Unipolar ADC : 0 ≤ xQ(nT) ≤ R/2

Dengan maksimum level : R/2 - Q.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom255

Page 256: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Beberapa Definisi dalam Kuantisasi

ROUNDING : pembulatan ke harga terdekat dari levelquantisasiquantisasiTRUNCATION : memotong bagian atas (membulatkan ke

harga di bawahnya yang terdekat)QUANTIZATION ERROR : selisih antara sinyalterkuantisasi dengan sinyal tersample x(nT)e(nT) = x (nT) x(nT) atau e = x xe(nT) = xQ(nT) – x(nT) atau e = xQ – x

Q/2 ≤ e ≤ Q/2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom256

Page 257: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Mean Error Mean Square Error

Terlihat bahwa e tidak dapat merepresentasikan error.Perlu definisi harga rms :

Pelajari lebih lanjut mengenai probabilitas dan statistik

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom257

Page 258: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila R = range dari sinyal dan Q = noise kuantisasi makaS/N Ratio (SNR) adalah :S/N Ratio (SNR) adalah :

SNR = 20 log10(R/Q) = 20 log10 (2B)g10( ) g10 ( )= B. 20 log10 2

Jadi :Jadi :

SNR = 20 log10(R/Q) = 6 B (dB)SNR 20 log10(R/Q) 6 B (dB)

= disebut “dynamic range” dari quantizer

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom258

Page 259: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soalDalam aplikasi audio dijital, sinyal dicuplik pada lajupencuplikan 44 kHz dan masing-masing cuplikanpencuplikan 44 kHz dan masing masing cuplikandikuantisasi menggunakan A/D konverter yangmempunyai range/jangkauan skala penuh 10 volt.T t k j l h bit B jik k l h k ti i f ktifTentukan jumlah bit B jika kesalahan kuantisasi efektif(rms) dijaga di bawah 50 mikro volt. Kemudian tentukankesalahan (dalam rms) dan bit rate per second. Hitungpula dynamic range dari kuantiser.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom259

Page 260: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

SolusiJumlah bit B = log2 [R/(erms √12)] = log2 [10/(50.10-6√12)] =15 82 dibulatkan ke 16 Sehingga terdapat 2B = 65 53615,82 , dibulatkan ke 16. Sehingga terdapat 2 65.536level kuantisasi.Dengan harga B tersebut dapat dihitung erms = R.2-B/√12= 44 mikro volt.Bit Rate =B.fs = 16. 44 = 704 kbits/sec. Ini merupakantipikal bit rate untuk CD playertipikal bit rate untuk CD player.Dynamic range dari kuantiser : 6B = 6. 16 = 96 dB.Sebagai catatan, dynamic range alat pendengaranmanusia sekitar 100 dB. Ini sebagai alasan mengapaDijital Audio kualitas CD diperlukan minimal 16 bitkuantisasi.kuantisasi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom260

Page 261: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

TT-3113 Pengolahan Sinyal DijitalPengolahan Sinyal Dijital

BAB #7BAB #7 FILTER DIJITALFILTER DIJITAL

261 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Page 262: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tujuan

Memahami sifat-sifat filter dijitalDapat merancang filter dijital responsimpuls terbatas dan filetr dijital responsimpuls tak terbatas dengan berbagaimetode

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom262

Page 263: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

PendahuluanPemfilteran Dijital adalah pemrosesan sinyal denganmenggunakan program komputer yakni memproses suatumenggunakan program komputer yakni memproses suatufile dari sampel-sampel sinyal dan menghasilkan suatu filebaru dari sampel-sampel terfilter.

Sehingga pemfilteran dijital dapat diimplementasikan padasuatu komputer dijitalsuatu komputer dijital.

Dewasa ini ada kecenderungan untukgmengimplementasikannya secara cepat, untuk desainkhusus dan murah sehingga sering ditambahkan dengansuatu Digital Sinyal Prosessor (DSR) Chipsuatu Digital Sinyal Prosessor (DSR) Chip.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom263

Page 264: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Deskripsi Desain Filter DijitalBlok Diagram Pemfilteran Dijital

Sinyal analog band limited dicuplik periodik dandikonversikan dalam sampel dijital x(n), untuk n = 0, 1, 2,.....Prosesor Dijital mengimplementasikan operasi filtering,mapping deretan input x(n) ke deretan output y(n)menurut algoritma komputasi pada filter.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom264

Page 265: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Digital to Analog Converter (DAC) mengkonversi outputfilter dijital ke dalam nilai-nilai analog kemudian difilter dijital ke dalam nilai nilai analog, kemudian dismoothing dan menghilangkan komponen frekuensi tinggiyang tidak diinginkan. Prosesor Dijital

i l t ik i filt i i d tmengimplementasikan operasi filtering, mapping deretaninput x(n) ke deretan output y(n) menurut algoritmakomputasi pada filter.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom265

Page 266: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Keuntungan Filter DijitalFilter dijital dapat mempunyai karakteristik yang tidakdapat dipenuhi filter analog seperti respons fasa yangdapat dipenuhi filter analog, seperti respons fasa yangbenar-benar linear.Performansi filter dijital relatif tak berubah denganperubahan lingkungan seperti variasi temperatur.Cut off, daerah transisi dsb di bawah kontrol komputer,sehingga dapat diset “high precission” Kepresisiansehingga dapat diset high precission . Kepresisianditentukan panjang wordFleksibilitas tinggi : cut off, daerah transisi dsb dapatbervariasi dengan perubahan kecil pada program.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom266

Page 267: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Mudah membangun filter linear fasaRespons Frekuensi dapat otomatis di “ajust” jikaRespons Frekuensi dapat otomatis di ajust jikadiimplementasikan menggunakan prosesor terprogram(kasus Filter adaptif)Dapat memfilter sejumlah inputData terfilter & data tak terfilter dapat disimpan untukkeperluan yang akan datangkeperluan yang akan datangDengan perkembangan teknologi elektronika, filter dijitaldapat dipabrikasi dengan ukuran kecil, konsumsi dayap p g , yrendah, harga murahMudah dalam pengembangan ke filter adaptif.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom267

Page 268: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Aplikasi Filter DijitalKompresi Data.Biomedical Signal ProcessingBiomedical Signal Processing.Speech Processing.Image Processing.Image Processing.Digital Audio.Telephone Echo Cancellation.Video Processing.Watermaking.Steganografi.Inverse Filtering.DsbDsb.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom268

Page 269: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambaran Implementasi Sederhana

Step 1 : Pada sampel sinyal x(n) diterapkan TransformasiFourier sehingga didapat fungsi di kawasan frekuensiFourier, sehingga didapat fungsi di kawasan frekuensiX(f).

Step 2 : Terapkan fungsi “pemberat” H(f) pada kawasanfrekuensi, sehingga didapatkan X(f) yang terfilter.

Step 3 : Terapkan Inverse Transformasi Fourier untukmendapatkan sinyal y(n).p y y( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom269

Page 270: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Implementasi Sederhana Pemfilteran Dijitalp j

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom270

Page 271: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tipe Filter DijitalFilter Respons Impuls Tak Terbatas (RITT) /Infinite Impulse

Response (IIR) :Response (IIR) :

~y(n) = ∑ h(k).x(n-k) y( ) ∑ ( ) ( )

k=0

Terlihat bahwa Respons Impuls IIR Filter TAK TERBATASSecara Praktis tidak feasibel menghitung output filter IIRdengan persamaan di atas karena respons impulnyadengan persamaan di atas, karena respons impulnyasangat panjang (teori : tak terbatas)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom271

Page 272: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga Filtering IIR diekspresikan dalam bentuk Rekursifsebagai berikut :sebagai berikut :

~y(n) = ∑ h(k).x(n-k)y( ) ∑ ( ) ( )

k=0

~ ~= ∑ ak.x(n-k) - ∑ bk.y(n-k)

k=0 k=1

ak dan bk adalah koefisien filter IIR

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom272

Page 273: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Respons Impulse Terbatas (RIT) / Finite ImpulseResponse (FIR) :Response (FIR) :

N-1N 1y(n) = ∑ h(k).x(n-k)

k=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom273

Page 274: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Komparasi FIR & IIR FilterFIR Filter :

Sederhana (+)Sederhana (+)Stabil (+)Hampir selalu berfasa linear (+)Hampir selalu berfasa linear ( )Delay = 0,5 panjang h(n) (-)

IIR Filter :Orde rendah & Delay pendek (+)Sulit membuat fasa linear (-)Ada kemungkinan tak stabil (-)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom274

Page 275: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pertimbangan Pemilihan1. Filter FIR dapat secara tepat mempunyai respons fasa

linear implikasinya tak ada distorsi fasa (Perlu dalamlinear, implikasinya tak ada distorsi fasa (Perlu dalamtransmisi data, biomedical, digital audio, image processingdsb.)Fasa Filter FIR non linear

2 Filter FIR direalisasikan non rekursif2. Filter FIR direalisasikan non rekursifFilter FIR selalu stabilFilter IIR belum tentu stabilFilter IIR belum tentu stabil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom275

Page 276: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

3. Filter FIR banyak memerlukan koefisien dibanding FilterIIR Kurang ekonomis dalam hal komputasi dan memoryIIR. Kurang ekonomis dalam hal komputasi dan memorypenyimpanan

4. Filter analog dapat dengan mudah ditransform dalamekivalen Filter IIR menyesuaikan spesifikasi.Tak dapat dilakukan pada Filter FIR karena tak adaTak dapat dilakukan pada Filter FIR karena tak ada“analoque counterpart” nya

5. Dan sebagainya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom276

Page 277: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kompromi (Pedoman umum)Penggunaan IIR FilterBila diperlukan filter dengan cut off curam terutamaBila diperlukan filter dengan cut off curam, terutamapenggunaan karakteristik ellyptic akan menggunakankoefisien yang lebih kecil dibanding ilter FIR

Penggunaan FIR FilterBil j l h k fi i tid k t l l b d kh bilBila jumlah koefisien tidak terlalu besar dan khusunya biladiperlukan syarat tanpa distorsi fasa (distorsi fasa yangkecil))

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom277

Page 278: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

IlustrasiDua fungsi transfer yang mempunyai respons amplitudo

hampir sama sebagai berikut :hampir sama sebagai berikut :

IIR : H(z) =[a0+a1z-1+a2z-2]/[1+b1z-1+b2z-2]( ) [ ] [ ]

dengan a0 = 0,4981819 b1 = -0,6744878a1 = 0,9274777 b2 = -0,3633482a2 = 0,4981819

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom278

Page 279: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

11FIR : H(z) = ∑ h(k) z-k

k=0

dengan h(0) = 0,546.10-12 = h(11)h(1) = -0,450.10-1 = h(10)h(2) = 0,691.10-1 = h(9)h(3) 0 553 10 1 h(8)h(3) = -0,553.10-1 = h(8)h(4) = -0,634.10-1 = h(7)h(5) = 0 5789 10-0 = h(6)h(5) 0,5789.10 0 h(6)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom279

Page 280: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Blok Diagram IIR untuk kasus di atas :

w(n) = x(n) – b1(n-1) – b2(n-2)y(n) = a0(n) + a1w(n-1) + a2w(n-2)

Jumlah perkalian = 5; jumlah penambahan = 4Data & koefisien yang disimpan = 10 (?) yaitu :x(n) w(n) w(n 1) w(n 2) dan koefisien : a a a b byaitu :x(n), w(n), w(n-1), w(n-2), dan koefisien : a0, a1, a2, b1, b2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom280

Page 281: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Blok Diagram FIR untuk kasus di atas :

11

y(n) = ∑ h(k) x(n-k)k=0

Jumlah perkalian = 12; jumlah penambahan = 11Data dan koefisien yang disimpan = 24 yaitu x(0) s/d x(11)

d h(0) /d h(11)dan h(0) s/d h(11)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom281

Page 282: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Mengapa diperlukan Filter Fasa Linear?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom282

Page 283: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Fasa MinimumSecara umumn, diinginkan adanya delay sekecil-kecilnyayang mungkin dalam suatu filter Delay minimum atauyang mungkin dalam suatu filter. Delay minimum ataufasa minimum filter dapat dicapai dengan tidakmembangun “Right Half Plane Zeros”.Filter berfasa minimum adalah suatu filter dimana seluruhpole dan zero dari fungsi transfernya di dalam lingkaransatuan. Bila dilihat dari fasanya, sistem berfasa minimumy ,akan memenuhi hubungan :

ω=π - ω=0 = 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom283

Page 284: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter DijitalFilter DijitalRespons Impuls TakRespons Impuls Tak

TerbatasTerbatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom284

Page 285: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Impuls h(n) = 0 , n < 0

)(...)1()(...)1()()(

1

10

qnybnybpnxanxanxany

n

n

−++−−−++−+=

Transformasi Z :

)()(1 qyy n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom285

Page 286: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Syarat : Minimum ada sebuah ak ≠ 0Akar-akar dari penyebut tidak dihilangkan oleh akar-akar dari pembilangZ d t di b t t l h di d lZero dapat disembarang tempat, pole harus di dalam lingkaran satuan.Biasanya M ≤ NBiasanya M ≤ N

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom286

Page 287: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Magnitude Squared :

|H(ejω)|2 = |H(z).H(z-1)| untuk z= ejω

Respons Fasa :Respons Fasa :

β(ejω) = tan-1 Im[H(z)/Re[H(z)] untuk z= ejω

= (1/2j).ln[H(z)/H(z-1)] untuk z= ejω

Group Delay :p y

τg(ejω) = - dβ(ejω)/dω = -( jz dβ/dz)| untuk z= ejω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom287

Page 288: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Penentuan Koefisien Filter RITTMenentukan b dan a agar Respons Filter mendekatiMenentukan bk dan ak agar Respons Filter mendekati sifat yang diinginkan.Pendekatan : bidang z untuk filter dijitalg j

bidang s untuk filter analog

Penentuan h(n) Filter : Spesifikasi filterS ifik i filt did k ti d filt di it l k lSpesifikasi filter didekati dengan filter digital yang kausal (pole berhingga).Realisasi filterRealisasi filter

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom288

Page 289: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Metode Pendekatan :

Transformasi Respons Impulsp pTransformasi z Bilinear (BZT Method)Transformasi Matched ZTransformasi Matched Z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom289

Page 290: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi Respons ImpulsRespons Impuls Filter Dijital adalah versi cuplikan darirespons impuls analogrespons impuls analogFungsi Transfer Filter Analog :

M M∑ bk.sk ∏ (s +ck)k=0 k=1k 0 k 1

H(s) = ----------- = ------------N N∑ ak. Sk ∏ (s + dk)k=1 k=1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom290

Page 291: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan perluasan pecahan parsial :

N

H(s) = ∑ ck/(s+dk) k=1

Dimana : ck = H(s).(s+dk)|s=dk

dk = tempat pole ke-k

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom291

Page 292: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Impuls :

Nh(t) = ∑ ck. exp[-dkt u(t)]

k=1k=1

Dengan pencuplikan :g p p

Nh(nT) = ∑ ck. exp[-dknT u(nT)] ;

k=1

T= Periode pencuplikan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom292

Page 293: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi Z :

~ ~ NH(z) = ∑ h(nT) z-n = ∑ ∑ ck. exp[-dknT] z-n

n=0 n=0 k=1

~ N

= ∑ ck ∑ exp[-dkT. z-1]nn=0 k=1

N= ∑ ck/[1- exp(-dkT. z-1)]

k=1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom293

Page 294: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Hubungan Pemetaan :

1/(s+dk) →1/[1- exp(-dkT. z-1)] untuk pole sederhana

Bila dk komplek maka ck juga komplek, karena h(t) riil makaakan ada pole dk* dan ck* , dimana * = komplek konjugate

ck/(s+dk) + ck* /(s+dk*)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom294

Page 295: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila dk = σk + jΩk dan ck = gk + jhk

ck/(s+dk) + ck* /(s+dk*)

= 2 gk. s+2(σk gk+Ωk hk)/[s2+2 σk.s +(σk2+Ωk

2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom295

Page 296: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan pemetaan : 1/(s+dk) → 1/[1- exp(-dkT. z-1)]

maka :

ck/[1- exp(-dk.T. z-1)] + ck*/[1- exp(-dk*T. z-1)]

= 2 gk- exp(-σkT) . z-1 [2 gk Cos(ΩkT)-2 hk Sin(ΩkT)(7.17)

1 2 ( d *T) 1 C (Ω T) ( 2 T) 21- 2 exp(-dk*T). z-1 Cos(ΩkT) + exp(-2 σkT). z-2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom296

Page 297: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga :

s + σ + Ω(h/g) →s2+2 σ s + σ2+Ω2s 2 σ s σ Ω

1 - exp(-σT). z-1 [Cos(ΩT) - (h/g) Sin(ΩT)](7.18)

1 - 2 exp(-σT). z-1 Cos(ΩT) + exp(-2σT). z-2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom297

Page 298: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh :h(t) = exp( σT) Cos (Ωt) u(t)h(t) = exp(-σT). Cos (Ωt).u(t)

H(s) = (s+σ)/s2+2 σ s+σ2+Ω2H(s) (s σ)/s 2 σ s σ ΩH(z) = [1- exp(-σT). z-1 Cos (ΩT)] / [1-2 exp(-σT).z-1

Cos(ΩT)+exp(-2σT) z-2]

K i lKesimpulan :Koefisien filter dijital tergantung periode pencuplikan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom298

Page 299: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Karena respons impuls filter dijital adalah hasil cuplikandari respons impuls filter analog maka ada efek aliasingdari respons impuls filter analog maka ada efek aliasing.

~H(ejΩT) = (1/T) ∑ H(jΩ +j l Ωs)( j ) ( ) ∑ (j j s)

l=-~

Ω 2 /T F k i lik ( di ) t kΩs = 2π/T = Frekuensi pencuplikan (radian) untuksistem dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom299

Page 300: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi Z BilinearDefinisi : s → (2/T) (1-z-1)/(1+z-1)

z = [(2/T)+s]/[(2/T)-s]

Bila s = jΩ → z = [(2/T) + jΩ]/[(2/T)- jΩ]

Ω = 0 → z = 1Ω = ~ → z = -1Ω → z 1

= - ~ → z =-1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom300

Page 301: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila s = σ + jΩ → z = [(2/T) + σ + jΩ]/[(2/T)- σ -jΩ]

σ < 0 (Bidang s sebelah kiri) → |z | < 1 (didalam lingkaran ( g ) | | ( gsatuan)

F i t f filt dijit l did t d t f iFungsi transfer filter dijital didapat dengan transformasibilinear

H(z) = H(s) untuk s=(2/T)(1-z-1)/(1+z-1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom301

Page 302: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Transformasi dari bidang s ke bidang zTransformasi dari bidang s ke bidang z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom302

Page 303: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jadi dengan transformasi Bilinear ini tidak terjadi AliasingJadi dengan transformasi Bilinear ini tidak terjadi Aliasing

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom303

Page 304: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Hubungan Non Linear

Hubungan antara frekuensi analog dan frekuensi dijital ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut :j p p g

Bila s = jΩ dan z = exp(jωT) , maka :

jΩ →(2/T)(1 – exp(-jωT)/ (1 + exp(-jωT)

jΩ →(2/T)[ exp(jωT/2) – exp(-jωT/2)]. exp(-jωT/2)/[exp(jωT/2 + exp(-jωT/2)]. exp(-jωT/2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom304

Page 305: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Hubungan antara Frekuensi Analog dan Frekuensi Dijital dalam Transformasi Bilinear

jΩ →(2/T) j tan (ωT/2)Ω →(2/T) tan (ωT/2)Ω →(2/T) tan (ωT/2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom305

Page 306: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat-sifat Transformasi Bilinear :Pemetaan sederhana :Pemetaan sederhana :

Bidang s Bidang zSumbu jΩ → Lingkaran satuanSumbu jΩ Lingkaran satuan

Bila filter analog stabil dan kausal (dapat direalisasikan)maka filter dijitalnya juga stabil dan dapat direalisasikan.Karena Transformasi Non Linear maka responsefrekuensi filter analog harus konstan per segmen.Response Impuls maupun response fasa filter tidak samaResponse Impuls maupun response fasa filter tidak samadengan filter analog.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom306

Page 307: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Analog sbg Counterpart g gFilter Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom307

Page 308: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter analog yang digunakan sebagaiC t t filt IIR d l hCounterpart filter IIR adalah :Filter ButterworthFilter ChebyshevFilter EllypticFilter Ellyptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom308

Page 309: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Frekuensi Filter(a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom309

Page 310: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter ButterworthFilter Butterworth

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom310

Page 311: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter yang akan kita rancang biasanya adalah filter yang sudah dinormalisasisudah dinormalisasi.

Contoh : LPF dengan Frekuensi Cut Off fco = 1 rad/detFilter frekuensi kendali (normalisasi).( )Respons Magnitude Squared :

|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n]

D Ω f k i t ff (1 d/ )Dengan Ω = frekuensi cut off (1 rad/s)n = derajad filterH(s) H(-s) = 1/[1+(-s2)]nH(s).H(-s) = 1/[1+(-s )]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom311

Page 312: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tempat kedudukan pole-pole filter Butterworthp p p(a). n ganjil (b). n genap

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom312

Page 313: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi transfer Filter Butterworth dapat dituliskan sebagai berikut :berikut :

n

H(s) k /[ Π (s s )]H(s) = k0/[ Π (s-sk)]k=1

dimana sk adalah pole-pole filter Butterworthsk = exp [jπ(0,5 + (2k-1)/2n] dengan k = 1, 2, …, n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom313

Page 314: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

H(s) = 1/[ Π (s-sk)] = 1/Bn(s)LHP

Poles

Dengan Bn(s) adalah polinomial Butterworth.Pole-pole sk dicari dari hubungan sebagai berikut :

Untuk n ganjil : 1 kπ/n ; k = 0 1 2 2n-1Untuk n ganjil : 1 kπ/n ; k 0, 1, 2, ..., 2n 1.

Untuk n genap : 1 π/2n + kπ/n; k = 0, 1, 2, ..., 2n-g p ; , , , ,

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom314

Page 315: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Polinomial Butterworth

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom315

Page 316: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom316

Page 317: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat Filter Butterworth :Hanya mempunyai poleHanya mempunyai polePada Ω =1 → H(Ω) = 1/√2 Derajad filter n menentukan karakteristik filterDerajad filter n menentukan karakteristik filter

Bila redaman pada Ωt > 1 (yaitu di daerah stopband)sebesar A db, maka dari hubungan :

|H(Ω )|2 1/[1 (Ω2)n] t lih t b h H(Ω ) 1/A|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n], terlihat bahwa H(Ωt ) = 1/A

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom317

Page 318: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga didapat persamaan :

|(1/A)2|= 1/[1 + Ωt2n]

Dari persamaan tersebut, derajad (orde) filter n dapat dicari :

n = log (A2 – 1)/(2 log Ωt)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom318

Page 319: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuadrat respons frekuensi untuk berbagai orde filter

Semakin tinggi orde filter (n) maka semakin curam respons frekuensi dan kuadrat respons frekuensinyafrekuensi dan kuadrat respons frekuensinya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom319

Page 320: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh-contoh :1) H(s) =k /(s s ) Orde 11). H(s) =k0/(s-s1) Orde-1

s1 = ejπ(0,5+0,5) = ejπ = -1s1 ejπ(0,5 0,5) ejπ 1

H(s) = k0/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k0=1

Didapat H(s) = 1/(s+1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom320

Page 321: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

2. Diberikan LPF Butterworth dengan redaman pada Ωt > 3 rad/detik sebesar 30 dbrad/detik sebesar 30 dbBerapakah orde filter tersebut?Carilah pole-pole filter tersebut.p pCarilah fungsi transfer filter tersebut.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom321

Page 322: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gain Filter Butterworth untuk berbagai orde nGain Filter Butterworth untuk berbagai orde n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom322

Page 323: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Analog-AnalogAnalog Analog

Dengan Transformasi Analog-Analog

LPF Transformasi Pencuplikan Filter Dijital p janalog Analog-analogΩc = 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom323

Page 324: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

T f i A l A lTransformasi Analog-Analog

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom324

Page 325: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan Transformasi Dijital-DijitalPerencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Dijital DijitalPerencanaan Filter Dijital dengan Transformasi Dijital-Dijital

LPF Pencuplikan Transformasi Filter DijitalAnalog Dijital-DijitalΩc = 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom325

Page 326: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

T f i Dijit l Dijit lTransformasi Dijital-Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom326

Page 327: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perencanaan LPF ButterworthBila Ω1 dan Ω2 masing-masing adalah frekuensi passband

dan frekuensi stop band serta K1 dan K2 masing-masingdan frekuensi stop band serta K1 dan K2 masing masing gain pada frekuensi Ω1 dan Ω2 maka :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom327

Page 328: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gain (dalam dB) dari LPF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom328

Page 329: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gain pada passban dan Gain pada stop band

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom329

Page 330: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Derajad filterDerajad filter

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom330

Page 331: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perencanaan BPF ButterworthTipikal BPF untuk ditransformasike LPF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom331

Page 332: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Transfer BPF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom332

Page 333: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ωr diambil yang lebih kecil dari harga mutlak A atau hargamutlak B, dimana A dan B adalah kecuraman daerahtransisi dari BPF.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom333

Page 334: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latihan

Diinginkan filter dijital yang akan melalukanit f k i d i 0 /d 100 H J i filtpita frekuensi dari 0 s/d 100 Hz. Jenis filter

yang dipilih adalah Butterworth derajad( d ) 2 F k i lik 625 H(orde) 2. Frekuensi pencuplikan 625 Hz.Perencanaan filter dengan menggunakanT f i BiliTransformasi Bilinear.Tentukan fungsi transfer filter analog H(s)dan Fungsi Transfer filter Dijital H(z)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom334

Page 335: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter ChebyshevFilter Chebyshev

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom335

Page 336: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Tipe I : Hanya mempunyai poleResponse Magnitude Squared :Response Magnitude Squared :

Dimana Tn(Ω) = polinomial Chebyshev derajad n

Tn(Ω) = Cos (n Cos-1 Ω) |Ω| ≤ 1

= Cosh (n Cosh-1 Ω) |Ω| > 1

ε = parameter ripple di passbandε = parameter ripple di passband

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom336

Page 337: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ω = 1 maka |H(1)| = 1/(1 + ε2)Ω = Ωr maka |H(Ωr)| = 1/A2Ω = Ωr maka |H(Ωr)| = 1/A2

n ganjil n genap

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom337

Page 338: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type Iuntuk orde n ganjil dan n genapuntuk orde n ganjil dan n genap

Pada Ω = 1 → H(1)2 = 1/(1 +ε2) ( ) ( )

Ω = Ωr → H(Ωr)2 = 1/A2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom338

Page 339: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Polinomial ChebyshevT0(Ω) = 1T (Ω) = ΩT1(Ω) = ΩT2(Ω) = 2 Ω2 – 1T3(Ω) = 4 Ω3 – 3 ΩT3(Ω) 4 Ω 3 ΩT4(Ω) = 8 Ω4 – 8 Ω2 + 1T5(Ω) = 16 Ω5 – 20 Ω3 + 5ΩT6(Ω) = 32 Ω6 – 48 Ω4 + 18 Ω2 – 1

Tn+1(Ω) = 2 Ω Tn(Ω) – Tn-1(Ω)

T 2(Ω) = 0 5 [T (Ω) + 1]Tn (Ω) = 0,5 [T2n(Ω) + 1]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom339

Page 340: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

(a). plot dari polinomial Chebyshev orde 5 yaitu T5(Ω)(b) plot kuadrat respons magnitudenya |H (jΩ)|2(b). plot kuadrat respons magnitudenya |H5(jΩ)|2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom340

Page 341: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pole=pole dari Hn(s). Hn(-s) didapat dengan menentukan akar-akar dari persamaan :akar akar dari persamaan :

1 + ε2 Tn2(s/j) = 0 n ( j)

T t k d d k l l Filt Ch b h d l hTempat kedudukan pole-pole Filter Chebyshev adalah sebagai berikut :

Bila sk = σk + j Ωk dengan k = 1 2 n maka :Bila sk σk j Ωk dengan k 1, 2, …n, maka :

σk2/sinh Q + Ωk

2/cosh Q = 1k k

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom341

Page 342: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dimana :

σk = - sinh Q sin[(2k-1)π/2n] ; Ωk = cosh Q cos [(2k-1)π/2n]Ωk cosh Q cos [(2k 1)π/2n]

sinh Q = (γ - γ-1)/2; cosh Q = (γ + γ-1)/2

γ = [(1 + √1 +ε2 )/ε]1/n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom342

Page 343: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

(a). Tempat kedudukan pole-pole (b). Dari H(s) untuk n=6, ε = 0,7647831

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom343

Page 344: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat-sifat Filter Chebyshev :

Tempat kedudukan pole-pole nya didalam lliellip

Passband tidak rata (tipe-I)Daerah Transisi curamFasanya terpengaruh ripple jugaFasanya terpengaruh ripple jugaAplikasi filter microwave

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom344

Page 345: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sifat filter Chebyshev ditentukan oleh :Derajad filter (n)Faktor ripple (ε)pp ( )Frekuensi daerah stopband (Ωr)Redaman pada stopband (A)Redaman pada stopband (A)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom345

Page 346: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bila Faktor ripple, Redaman stopband dan frekuensistopband diketahui maka orde (derajad) filter dapat dicaristopband diketahui, maka orde (derajad) filter dapat dicaridengan hubungan :

n = log (g +√ g2 -1)/[log(Ωr + √Ωr2 -1]

Dimana g = √[A2 – 1)/ε2]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom346

Page 347: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Pole-pole Filter Chebyshev dapat juga ditentukan denganmenggunakan persamaan sebagai berikut :menggunakan persamaan sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom347

Page 348: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Transfer :

Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0)= 1 untuk n ganjil dan H(0) = 1/(1 +ε2)1/2 untuk n genap.

S d k V ( ) d l h li i l d l b i b ik tSedangkan Vn(s) adalah polinomial dalam s sebagai berikut :

V (s) = s + b sn-1 + + b s + bVn(s) = sn + bn-1 s +…+ b1s + b0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom348

Page 349: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Sehingga Konstanta K dapat dengan mudah ditentukansebagai berikut :sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom349

Page 350: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Langkah-langkah Perencanaan Tipe-IData data εData-data – ε

- Ωr- AA

Hitung Pole dan Zero untuk mendapatkan H(s)H(s) rangkaian L/C (analog) dengan cara sintesaUntuk filter dijital :H(s) dengan pendekatan didapat H(z), dengan t f i Bilitransformasi Bilinear

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom350

Page 351: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perencanaan (seperti pada Filter Butterworth).

Low Pass FilterBand Pass FilterBand Pass FilterHigh Pass FilterBand Stop Filter

Dengan menggunakan filter prototipe nya adalah LPF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom351

Page 352: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Dengan Transformasi Frekuensi :1) LPF analog Transf Frekuensi Pencuplikan1). LPF analog Transf. Frekuensi Pencuplikan

Filter DijitalΩc=1 analog-analogg g

2). LPF analog Pencuplikan Tranf. Frekuensi Filt Dijit lFilter Dijital

Ωc=1 Dijital-dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom352

Page 353: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh-contoh :

LPF ke HPFH(s) = 1/(s+1)H(s) 1/(s 1)misal Ωu = 2 rad/s maka H(s) = 1/(2/s +1) = s/(2 + s)

s (2/T) (1-z-1)/(1+z-1)Didapat H(z)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom353

Page 354: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

LPF ke BPFmisal ΩL = 2 rad/s Ωu = 3 rad/smisal ΩL = 2 rad/s, Ωu = 3 rad/s H(S) = 1/[(s2+6)/s(1)+1] = s/[s2 + s + 6]Untuk s=0, H(s) = 0Untuk s 0, H(s) 0s= ~ , H(s) = 0s= j3, H(s) =j3/(-9+j3+6) = j3/(j3+3), |H(s)|= 3/(3√2) = 1/√2s=j2, H(s) = j2/(-4+j2+6) = j2/(2+j2), H(s) =2/(2√2) = 1/√2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom354

Page 355: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

LatihanTransformasi Bilinear dengan bentuk umum :

s →k(z-1)/(z+1)( ) ( )Diinginkan filter dijital yang akan melalukan pita frekuensi dari 0 Hz

sampai 100 Hz dengan ripple 0,5 db, diluar pita frekuensi tersebut di atas redaman akan naik secara monoton sehingga pada frekuensi gg p183 Hz minimum redaman 19 db. Bila k=1 dan frekuensi pencuplikan 1000 Hz :

a). Hitung frekuensi ekivalen dari 100 Hz dan 183 Hz pada domain ) g panalog

b). Jenis filter analog adalah Chebyshev tipe-I, hitung derajad filter (n) yang dibutuhkany g

c). Hitung harga-harga pole dan tentukan fungsi transfer dari filter analogd). Dengan menggunkan transformasi bilinear, tentukan fungsi transfer

H(z) dari filter dijitalH(z) dari filter dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom355

Page 356: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Polinomial Chebyshev Vn(s)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom356

Page 357: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom357

Page 358: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom358

Page 359: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom359

Page 360: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter EllypticFilter Ellyptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom360

Page 361: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Magnitude Squared

Dimana Rn(Ω) adalah fungsi rasional Chebyshev sebagai fungsi Ω yang ditentukan dari karakterisstik ripple.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom361

Page 362: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuadrat Respons Magnitude untuk LPF Ellyptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom362

Page 363: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Kuadrat Respons magnitude Ternormalisasi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom363

Page 364: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Transfer Filter Elliptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom364

Page 365: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Parameter-paremeter filter Elliptic :εεAΩrΩrG1 dan G2

Dengan hubungan sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom365

Page 366: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Koefisien dari Fungsi Transfer LPF Ellipticternormalisasi HN(s)ternormalisasi HN(s)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom366

Page 367: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom367

Page 368: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom368

Page 369: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom369

Page 370: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom370

Page 371: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom371

Page 372: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom372

Page 373: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Non RekursifFilter Non Rekursif

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom373

Page 374: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi Transfer :

H(z) = Y(z)/X(z)

N-1

H(z) = ∑ h(n) z-n

N 0N=0

Persamaan Perbedaan :

N-1

y(n) = ∑ h(i).x(n-i) = h(0).x(n) + h(1).x(n-1) + ...+ h(N-1).x(n-N+1)i=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom374

Page 375: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Struktur Filter Non Rekursif

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom375

Page 376: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Karakteristik Filter Respons Impuls Terbatas (RIT) dengan Fasa Linear(RIT) dengan Fasa Linear

Bila h(n) adalah deretan waktu terbatas kausal 0 ≤ n ≤ N-1,makamaka

TZ :

N-1N 1

H(z) = ∑ h(n) z-n = h(0) + h(1). z-1 +...+ h(N-1).z-N+1

n=0

TFWD :

N-1

H(ejω) = ∑ h(n) e-jωn

n=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom376

Page 377: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi periodik dengan periode 2π :

H(ejω) = H(ej(ω+2πm) , m = 0, +- 1, +- 2, ...

Bila h(n) nyata : H(ejω) = H(ejω) ejΘ(ω)

H(ejω) = H(e-jω); 0 ≤ ω ≤ π fungsi genap

Θ( ) Θ( ) f i jilΘ(ω) = - Θ(-ω) fungsi ganjil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom377

Page 378: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Persyaratan h(n) agar karakteristik tercapai linear :

Θ(ω) = - α.ω -π ≤ ω ≤ π

α = konstanta pelambat fasa

maka :

N-1

H(ejω) = ∑ h(n) e-jωn = H(ejω) e-jωα

n=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom378

Page 379: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Bagian Riil :

N-1

H(ejω) Cos αω = ∑ h(n) Cos ωnn=0

Bagian Imajiner :

N-1

H(ejω) Sin αω = ∑ h(n) Sin ωnn=0

N-1 N-1

tan αω = Sin αω / Cos αω = ∑ h(n) Sin ωn /[h(0) + ∑ h(n) Cos ωn ]n=0 n=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom379

Page 380: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Solusi :1) α = 0 → h(0) sebarang1). α = 0 → h(0) sebarang

h(n) = 0, n ≠ 0Respons Impuls dari filter adalah sebuah impuls.Respons Impuls dari filter adalah sebuah impuls.

N-1 N-1

2). α ≠ 0 → ∑ h(n) Cos ωn Sin αω - ∑ h(n) Sin ωn Cos αω = 0n=0 n=0

N-1

∑ h(n) Sin [(α-n)ω] = 0n=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom380

Page 381: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Salah satu solusi :

α = (N-1)/2

h(n) = h(N-1-n) , 0 ≤ n ≤ N-1

Untuk setiap N hanya ada satu α sehingga fasa linear danUntuk setiap N, hanya ada satu α sehingga fasa linear dan deretan h(n) simetris.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom381

Page 382: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

a). N ganjil → α bilangan bulatFilter delay adalah sejumlah cuplikan yang berhargaFilter delay adalah sejumlah cuplikan yang berharga bulat.Contoh N = 11 → α = 5

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom382

Page 383: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

b). N genap → α bilangan pecahanContoh N = 10 → α = 4 5Contoh N = 10 → α = 4,5

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom383

Page 384: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter dengan fasa linear :

H(ejω) = H(ejω) ej(β-α) ω

Solusi : α = (N-1)/2 dan β = +- π/2

h( ) h(N 1 ) 0 N 1h(n) = - h(N-1-n) , 0 ≤ n ≤ N-1

maka respons impulsnya anti simetris terhadap pusatmaka respons impulsnya anti simetris terhadap pusat deretan.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom384

Page 385: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Frekuensi Filter FIR fasa Linear

H( jω) H*( jω) j(β αω)H(ejω) = H*(ejω) ej(β-αω)

β 0 i t iβ = 0, simetris

β = π/2 anti simetrisβ π/2, anti simetris

Tanda * bukan menyatakan konjugate, tetapi menyatakany j g , p yamplitudo yang bukan harga mutlak.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom385

Page 386: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

1). Respons Impuls Simetri dan N ganjil

(N-1)/2

H(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ] e-jω(N-1)/2

0n=0

(N-1)/2

H*(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ]H*(ejω) =[ ∑ a(n) Cos ωn ] n=0

a(0) = h[(N-1)/2]( ) [( ) ]

a(n) = 2 h[(N-1)/2 – n] , n = 1, 2, ..., (N-1)/2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom386

Page 387: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :

a). h(n) = δ(n) + 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) + 2 δ(n-3) + δ(n-4)) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )b). h(n) = 1 , 0 ≤ n ≤4

= 0 , n lainnya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom387

Page 388: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

2). Respons Impuls Simetri dan N genap

N/2

H(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n-0,5) ] e-jω(N-1)/2

n=1

N/2

H*(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n 0 5) ]H*(ejω) =[ ∑ b(n) Cos ω(n-0,5) ]n=1

Terlihat bahwa untuk ω = π → H*(ejω) = 0, sehingga( ) , ggtidak cocok untuk HPF.

b(n) = 2 h[(N/2) – n]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom388

Page 389: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :

a). h(n) = - δ(n) - 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) + 3 δ(n-3) - 2 δ(n-4) -δ(n-5)

b). h(n) = 1 , 0 ≤ n ≤ 5= 0 , n lainnya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom389

Page 390: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

3). Respons Impuls Anti Simetri dan N ganjil

(N-1)/2

H(ejω) =[ ∑ c(n) Sin ωn ] e-jω(N-1)/2 . ejπ/2

n=1

(N-1)/2

H*(ejω) =[ ∑ c(n) Sin ωn ]1n=1

Dengan : c(n) = 2 h[(N-1)/2 - n] , n = 1 , 2, ..., (N-1)/2

Terlihat bahwa respons frekuensinya imajiner.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom390

Page 391: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :Impuls sebagai berikut :

h(n) = - δ(n) + 2 δ(n-1) - 3 δ(n-3) + δ(n-4) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom391

Page 392: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

4). Respons Impuls Anti Simetri dan N genap

N/2

H(ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] j. e-jω(N-1)/2

n=1

N/2

=[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] e-jω(N-1)/2 . ejπ/2

1n=1

N/2

H*(ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n 0 5) ] denganH (ejω) =[ ∑ d(n) Sin ω(n-0,5) ] dengan n=1

d(n) = 2 h[(N)/2 - n] , n = 1 , 2, ..., N/2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom392

Page 393: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk ω = → 0 H*(ejω) = 0

Cocok untuk : Transformator HilbertDiferensiatorDiferensiator

Gambarkan Respons Frekuensi Sistem dengan responsImpuls sebagai berikut :

h(n) = - δ(n) - 2 δ(n-1) + 3 δ(n-2) - 3 δ(n-3) + 2 δ(n-4) + δ(n-5)5)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom393

Page 394: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perbandingan respons impuls dari ke empat tipe FIR linear fasatipe FIR linear fasa.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom394

Page 395: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Delay Filter FIR fasa LinearUntuk Sistem dengan Respons Impuls Simetris → GroupDelay nya sebesar :Delay nya sebesar :

[(N-1)/2] T[( ) ]

Untuk Sistem dengan Respons Impuls Anti Simetris →Group Delay nya sebesar :Group Delay nya sebesar :

[(N-1-π)/2] T[(N 1 π)/2] T

Dengan T adalah Periode Pencuplikan.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom395

Page 396: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perancangan Filter FIR Fasa Linear dengan Metode Jendela (Windowing)Jendela (Windowing)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom396

Page 397: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons frequensi yang diinginkan:

)()().()( ωφωωω j

n

njnjj eeHenheH −∞

−∞=

−∑ ==

Dimana :

∫−

−=π

π

ωω ωπ

deeHnh njj ).(21)(

Maka : koefisien dari deret Fourier h(n) identik denganrespons impuls filter.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom397

Page 398: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

(a). Respons Frekuensi LPF Ideal (b). Respons Impuls LPF Ideal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom398

Page 399: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Umumnya respons impuls tak kausal, dan panjangnya takterbatas atau dengan kata lain akan dtemukan kesulitanterbatas, atau dengan kata lain akan dtemukan kesulitankarena :

Respons Impuls tak terbatasFilter tak dapat direalisasikan, karena diperlukan pelambat tak terbatas agar bersifat kausal

Pendekatan :Pendekatan : H(ejω) didekati dengan deret Fourier terbatas → n = +- MAkibatnya :Akibatnya :

Fenomena GibbsOvershoot dan ripple di titik diskontinyu respons frekuensi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom399

Page 400: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Efek pemotongan(pembatasan) respons impuls terhadap respons frekuensi(a) 13 koefisien (b) 25 koefisien (c) Koefisien tak terbatas(a). 13 koefisien (b). 25 koefisien (c). Koefisien tak terbatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom400

Page 401: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ilustrasi penentuan koefisien filter dengan metode jendelaIlustrasi penentuan koefisien filter dengan metode jendela

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom401

Page 402: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

h(n) Low Pass Filter :

h(n) = 2.fc. Sin (nωc) ; - ∞ ≤ n ≤ ∞ dan n ≠ 0= 2.fc ; n = 0 (menggunakan aturan L’Hopital) 2.fc ; n 0 (menggunakan aturan L Hopital)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom402

Page 403: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Respons Impuls LPF HPF BPF dan BSFRespons Impuls LPF, HPF, BPF dan BSF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom403

Page 404: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh :a. LPF Ideal dengan

diil idil ωω

01

)(≤

=ωjeHatasdinilaidiluar 0

)(

∫ −π

ωω dHh njj )(1)( ∫π1∫

ωω ωπ

deeHnh njj ).(2

)( ∫−

−=π

ω ωπ

de nj.121

ωsin 0n

c

πωsin

= 0 , ≠∞<<∞− nn

ωc

“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”

πc= 0=n

“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom404

Page 405: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

b. LPF Ideal denganatas di nilaidiluar

ωω

0)(

=αω

ωj

j eeH

∫−

−=π

π

ωω ωπ

deeHnh njj ).(21)( ∫

−−=π

π

ωαω ωπ

dee njj .21

π π

)()(sin

απαω

−−

=nn

nc α≠∞<<∞− nn ,

πωc= 0=n

“h(n) hanya merupakan deretan h(n) pada a) yang digeser( ) y p ( ) p ) y g gkekanan sebesar α, tetap merupakan deretan tak terbatasdan tidak kausal”

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom405

Page 406: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

c. HPF Ideal denganatas di nilaidiluar

ωω

01

)( c πω ≤≤

=jeH

∫ −=π

π

ωω ωπ

deeHnh njj ).(21)(

+= ∫∫ −

−π

ω

ωω

π

ω ωωπ

c

c

dede njnj .1.121

−π

nc

πωsin

−= 0 , ≠∞<<∞− nn

πωc−=

“h(n) merupakan deretan tak terbatas dan tidak kausal”

Untuk mendapatkan respons impuls terbatas dapatdilakukan pemotongan respons impuls tak terbatasdilakukan pemotongan respons impuls tak terbatas.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom406

Page 407: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk membuat respons impuls terbatas maka n akandibatasi -M ≤ n ≤ M diperoleh :dibatasi M ≤ n ≤ M , diperoleh :

≤≤−

=diatasnilaidiluar

MnMnhnh

0 )(

)(~

Jadi :

diatasnilaidiluar0

)(*)()(~ ωωω jjj eWeHeH Π=

∫−

−=π

π

θθ θπ

deWeHnh njj )(().(21)(~

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom407

Page 408: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

“Produk konvolusi antara dua buah respons frequensi’Ada perubahan bentuk spektral yang inginkan olehAda perubahan bentuk spektral yang inginkan, olehkarena itu kita harus memilih window yang baikZero menjadi terbatasjAda fenomena Gibbs

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom408

Page 409: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Agar kausal, kalikan respons impuls yang tak kausal dengan deretan pemberat terbatasderetan pemberat terbatas.

≤≤−

=MnMnh

nh 20)(

)(~

Respons frekuensi filter :=

diatasnilaidiluarnh

0)(

)()(~)(ˆ ωωω jMjj eeHeH Π=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom409

Page 410: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jenis Filter Respons Impuls Terbatas

Spesifikasi I II III IVPanjang N Ganjil Genap Ganjil Genap

Derajat Filter Genap Ganjil Genap Ganjil

Sifat h(n) Simetri Simetri Anti Simetri Anti Simetri

Sifat H(ejw) Simetri Simetri Anti Simetri Anti Simetri

Perioda H(ejw) 2π 4π 2π 4π

H(1) Sembarang Sembarang 0 0

H(-1) Sembarang 0 0 Sembarang

Pemakaian LP, HP, BP,Multiband

LP, BP DifferensiatorTransformasi Hilbert

DifferensiatorTransformasi Hilbert

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom410

Page 411: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perbandingan Karakteristik Jendela pada Kawasan Waktu dan FrekuensiWaktu dan Frekuensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom411

Page 412: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jendela Persamaan

Rectangular ≤≤ Nn 101gKausal

−≤≤

=diatasnilaidiluar

Nnnw

,0 10,1

)(

Tidak kausal −≤≤

=diatasnilaidiluar

Nnnw

,0 10,1

)(

Bartlett −≤≤−−

= ,0

2/)1(2/)1(,1)(

diatasnilaidiluarNnN

nw

−≤≤−

−≤≤−−

−= )1(2/)1(

2/)1(0)1/(22

)1/(2)( NnN

NnNn

Nnnw

≤≤atas di nilaidiluar

)1(2/)1( 0

)1/(22)( NnNNnnw

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom412

Page 413: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Jendela Persamaan

Hanning −≤≤

Nnn 102cos5050 πHanning

H i

≤≤

−=diatasnilaidiluar

NnNnw

, 10,

01

cos5,05,0)(

Hamming

−≤≤

−−=

dld lNn

Nn

nw 10,

12cos46,054,0)(π

Blackman diatasnilaidiluarN , 0

1)(

42

Keiser

−≤≤

−+

−−=

diatasnilaidiluarNn

Nn

Nn

nw , 10,

01

4cos08,01

2cos5,042,0)(ππ

Keiser

diil idil

1Nn,0

)(

1121

)(0

2

0

−≤≤

−−−

−=

aI

NNnaI

nw

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom413

atasdinilaidiluar ,0)(0

Page 414: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Window Kaiser

2

, L ≤ 25 adalah fungsi bessel termodifikasi orde nol∑=

=

L

kk

k

kxxI

0

2

0 !2)(

),log(min20 spA δδ−=

50A)78(11020 A

21A50A21

50A

0)21(07886,0)21(5842,0

)7,8(1102,0

<≤<

>

−+−

−= AA

)(285,295,7

ps

ANωω −

−≥

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom414

Page 415: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Parameter dari berbagai Jendela

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom415

Page 416: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

LatihanDiinginkan membuat filter digital respons impuls terbatas

yang mempunyai karaktersitik sbb :yang mempunyai karaktersitik sbb :

2/2/,-2/,-

ej).e-j(-

)( j4,5-

j4,5-

πωππωπ

ωπω

ω

ω

ω ≤≤−≤≤

=jeH 2/,

).ej(-

.ej)(j4,5- πωππω

ωω ≤≤

+

=eH

Desain filter ini memakai metoda windowing, window yangdipakai Blackman dengan persamaan :

−≤≤

−+

−−=

diatasnilaidiluarNn

Nn

Nn

nw , 10,

01

4cos08,01

2cos5,042,0)(ππ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom416

Page 417: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Frequensi sampling 20 KHzGambarkan respons frekuensi AmplitudaGambarkan respons frekuensi AmplitudaHitung koefisien filter digital tsb.Apakah desain saudara menghasilkan filter stabil danApakah desain saudara menghasilkan filter stabil dan kausal? Gambarkan realisasi filter tsbGambarkan respon amplituda yang didapatkanFilter ini sebagai apa ?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom417

Page 418: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Perancangan FilterPerancangan Filter FIR Metode SamplingFIR Metode Sampling

FrekuensiFrekuensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom418

Page 419: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Non Rekursif Sampling Frekuensi

Respons frekuensi LPF Ideal

Dengan mengambil N sample dari Respons Frekuensi pada interval :

Tipe I : fk = Fs .(k/N) ; k = 0, 1, 2, ..., N-1 (7 116)(7.116)

Tipe II : fk = Fs .(k+0,5)/N ; k = 0, 1, 2, ..., N-1Tipe II : fk Fs .(k 0,5)/N ; k 0, 1, 2, ..., N 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom419

Page 420: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Refer : Inverse Transformasi Fourier Diskrit (TFD)

Koefisien filter h(n) ditentukan dengan menggunakan InverseTFDdari sampel-sampel ideal/target respons frekuensi .

Sampel-sampel dari LPF IdealSampel-sampel dari LPF Ideal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom420

Page 421: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk filter fasa linear, respons impuls simetris dan N genap

Dengan α = (N-1)/2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom421

Page 422: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk filter fasa linear, respons impuls simetris dan N ganjil,persamaannya seperti di atas hanya k = 0 1 (N-1)/2persamaannya seperti di atas hanya k 0,1,...(N 1)/2.

Respons Frekuensi LPF yang diturunkan dari sampel-p y g psampel frekuensi gambar sebelumnya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom422

Page 423: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Ada 4 kemungkinan sampling pada bidang z sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom423

Page 424: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Contoh soalDiberikan spesifikasi LPF Filter sebagai berikut :

Passband 0 5 KHzPassband 0 – 5 KHzFrekuensi Sampling 18 KHzPanjang Filter 9Panjang Filter 9

Tentukan koefisien filter menggunakan metoda sampling frekuensi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom424

Page 425: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Solusi Respons Frekuensi ideal

Sampel-sampel yang diambil pada interval k. Fs/N adalah18/9 = 2 KHz. Sehingga sampel-sampel frekuensi tersebutadalah :adalah :

H(k) = 1 ; k = 0, 1, 2= 0 ; k = 3, 40 ; k 3, 4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom425

Page 426: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Lanjutkan sehingga didapat : h(0)= 0 07252 = h(8)h(0)= 0,07252 = h(8)h(1)= -0,1111 = h(7)h(2)= -0,05912 = h(6)h(2) 0,05912 h(6)h(3)= 0,3199 = h(5)h(4)= 0,5555 = h(4)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom426

Page 427: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Filter Rekursif Sampling Frekuensi

Transformasi Fourier Diskrit dan Inverse-nya :

N-1

H(k) = ∑ h(n) e-j(2π/N)kn

n=0

N-1

h(n) = (1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn

0n=0

dan H(k) = H(z) untuk z = ej(2π/N)kdan H(k) = H(z) untuk z = ej(2π/N)k

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom427

Page 428: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Fungsi transfer filter :

N-1 N-1 N-1

H( ) ∑ h( ) n ∑ [(1/N) ∑ H(k) j(2π/N)kn ] nH(z) = ∑ h(n) z-n = ∑ [(1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn ] z-n

n=0 n=0 k=0

N-1 N-1

= ∑ [(1/N) ∑ H(k) ej(2π/N)kn ] z-n

k=0 n=0

N-1 N-1N 1 N 1

= ∑ [(H(k)/N)] ∑ (ej(2π/N)kn z-1) nk=0 n=0

N-1

= ∑ [(H(k)/N)] [(1 - ej2πk z-N) / (1 - ej2πk/N z-1)]k=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom428

Page 429: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Karena ej2πk = 1 , maka :

N-1

H(z) = [(1- z-N)/N)] ∑ [H(k) / (1 - ej2πk/N z-1)]k=0

= H1(z). H2(z)

Dengan : H1(z) = (1- z-N)/N)

N-1

H2(z) = ∑ [H(k) / (1 - ej2πk/N z-1)]K=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom429

Page 430: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Terlihat bahwa pada bentuk rekursif, H(z) dapatdiekspresikan dengan cascade 2 filter :diekspresikan dengan cascade 2 filter :H1(z) yang mempunyai N zero uniform yang terdistribusi disekeliling lingkaran satuan.H2(z) yang merupakan penjumlahan N single All-polefilter

Zero dari H1(z) dan pole dari H2(z) terletak pada lingkaransatuan pada titik zk = ej2πk/N → Pole-Zero Cancelation →p kmembuat H(z) sebagai filter tanpa pole.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom430

Page 431: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Secara praktis, efek finite wordlength menyebabkan poledari H2(z) tidak benar-benar pada lingkaran satuan → poledari H2(z) tidak benar benar pada lingkaran satuan → poletidak dihilangkan oleh zero yang ada → H(z) sebuah IIRyang potensial tidak stabil.

Problem di atas dapat dihindari dengan mencuplik H(z) padajari-jari r yang sedikit lebih kecil ( mendekati) jari-jarijari jari r yang sedikit lebih kecil ( mendekati) jari jarilingkaran satuan, sehingga :

N-1

H(z) = [(1- z-N)/N)] ∑ [H(k) / (1 – r.ej2πk/N z-1)]k=0k=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom431

Page 432: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Untuk kasus linear fasa dan simetris :

H(z) = [(1- z-N)/N)]

Mx ∑ [H(k)2 cos(2πkα/N)-2 r cos[2πk(1+α)/N].z-1/[1-2r cos(2πk/N) z-1 + r2 z-2 ]

k=1

+ H(0)/(1 – z-1 r)

Dengan α = (N-1)/2

U t k N jil M (N 1)/2Untuk N ganjil : M = (N-1)/2

Untuk N genap : M = (N/2) – 1Untuk N genap : M (N/2) 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom432

Page 433: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Latihan1. Rancanglah filter IIR dengan spesifikasi sbb :

High pass filter dengan bandwidth –0,5 dB pada frequensi digitalg p g , p q gf=0,375 siklus per cuplikan (cycles per sample)Frequensi pencuplikan 20.000 HzMenggunakan transformasi Bilinier dan filter Low-pass anlogMenggunakan transformasi Bilinier dan filter Low pass anlogternormalisasi yang dipakai mempunyai respons impuls sbb :

43138,1)(H5162,14256,1

,)( 2 ++=

sssH

a. Turunkan Persamaan H(s) filter High pass analog ekivalen, dan hitungnilai Ω pada gain = -0,5 dB

b. Turunkan persamaan H(z) filter highpass digital tsbc. Gambarkan realisasi filter tersebut

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom433

Page 434: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

2. Sebuah filter analog dengan fungsi transfer

01,92,01,0)( 2 ++

+=

ssssH

Filter tersebut ingin diubah menjadi filter digital respons impuls takterbatas dengan memakai metoda transformasi respons impuls.Frequensi pencuplikan 20 HzFrequensi pencuplikan 20 HzTurunkan persamaaan fungsi transfer H(z) filter digital tsbTurunkan dan gambarkan respons frequensi yang diinginkan H(ejw)Gambarkan realisasi filter iniMenurut pendapat anda filter digital ini berfungsi sebagai apa ?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom434

Page 435: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

3. Rencanakan sebuah filter Band Stop Filter respons impuls terbatas dengan spesifikasi sbb:Penguatan pada frequensi 0 Hz = 1 dan penuatan pada frequensi 8000 Hz = 1Tidak melalukan daerah frequensi 3000 Hz sampai dengan 4000 Hzq p gFrequensi pencuplikan yang dipakai 16000 HzMetoda window dengan window HammingJumlah koefisien filter 11Jumlah koefisien filter 11

a. Gambarkan respons frequensi yang diinginkan H(ejw) sbg fungsi wb. Hitung koefisisen filter c. Tulis persamaan H(ejw) yang diperolehd. Hitung amplituda respons frekuensi pada frekuensi 4000 Hz

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom435

Page 436: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

4. Diberikan spesifikasi filter LPF sebagai berikut :Passband 0 4 KHzPassband 0 – 4 KHzFrekuensi Sampling 18 KHzPanjang filter 9Panjang filter 9Tentukan fungsi transfer dalam bentuk rekursif.Gambarkan struktur realisasinya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom436

Page 437: Hand Out PSD [Compatibility Mode]

Terima KasihTerima Kasih

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom437