halaman pengesahan karya tulis ilmiah pengaruh …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8812.pdf · halaman...
TRANSCRIPT
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH RELAKSASI AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT NYERI KALA I FASE AKTIF PADA IBU MELAHIRKAN
DI RSIA SAKINA IDAMAN SLEMAN YOGYAKARTA
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 10 November 2008
Oleh:
NAZWAR HAMDANI RAHIL
NIM: 20040320022
Dewan Penguji:
Sri Sumaryani, M. Kep., Sp. Mat (………………….)
drh. Zulkhah Noor, M.Kes (…………………..)
Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. xi
DAFTAR SKEMA DAN TABEL................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
INTISARI ...................................................................................................... xvi
ABSTRACT................................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................... 7
E. Penelitian Terkait .................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori. ....................................................................... 10
1. Persalinan......................................................................... 10
xi
2. Nyeri ................................................................................ 16
3. Aromaterapi ..................................................................... 21
B. Kerangka Konsep .................................................................... 23
C. Hipotesis.................................................................................. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian..................................................................... 24
B. Populasi dan Sampel .............................................................. 25
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... 26
D. Variabel Penelitian .................................................................. 26
E. Definisi Operasional ............................................................... 27
F. Hubungan Antar Variabel....................................................... 28
G. Instrumen Penelitian................................................................ 28
H. Cara Pengumpulan Data.......................................................... 30
I. Pengolahan Data...................................................................... 30
J. Analisa Data............................................................................. 31
K. Kesulitan Penelitian................................................................. 31
L. Etik Penelitian ......................................................................... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................ 33
1. Gambaran Karakteristik Responden ................................ 34
2. Gambaran Tingkat Nyeri pada Responden ...................... 35
3. Uji Hipotesis..................................................................... 36
xii
B. Pembahasan ............................................................................. 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................. 43
B. Saran........................................................................................ 43
C. Kelemahan dan Kekuatan Penelitian....................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SKEMA DAN TABEL
Daftar Skema
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian.......................................................... 23
Skema 2. Hubungan Antar Variabel.............................................................. 28
Daftar Tabel
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di RSIA Sakina Idaman Sleman
Yogyakarta Juli- November 2008................................................. 30
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri pada Kelompok I (kontrol)
Ibu Melahirkan Kala I Fase Aktif di RSIA Sakina Idaman
Sleman Yogyakarta Juli-November 2008 ...................................... 31
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Sebelum dan Setelah Pemberian
Pada Ibu Melahirkan Kala I Fase Aktif di RSIA Sakina Idaman
Sleman Yogyakarta Juli-November 2008...................................... 31
Tabel 4 Distribusi Hasil Hasil Analisis Hipotesis Wilcoxon Tingkat Nyeri
Kala I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.................. 32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Inform Consent
Lampiran 3 Lembar Observasi
Lampiran 4 Lembar Prosedur Pemberian Aromaterapi
Lampiran 5 Uji Statistik
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melahirkan atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan
dapat dibagi dalam 4 tingkatan yaitu kala I dimulai dari kontraksi uterus yang
teratur dan berakhir pada pembukaan lengkap serviks, kala II pembukaan
lengkap serviks sampai dengan bayi lahir, kala III dari bayi lahir sampai
keluarnya plasenta, kala IV dimulai sejak lahirnya plasenta sanmpaii 2 jam
postpartum. Nyeri selama dalam persalinan kala I disebut nyeri primer sebagai
akibat dilatasi serviks dan kontraksi uterus, sedangkan nyeri kala II berasal
dari pelebaran vulva dan perineum (Prawirohardjo, 2005).
Menurut Prawirohardjo (2005) pada kala I fase aktif amplitudo his
meningkat dari 60-90. Menurut Doengoes & Moorhouse (2001) kontraksi
uterus akan meningkat sampai intensitas sedang, kontraksi tersebut terjadi
setiap 2,5-5 menit dengan rentang kontraksi 30-40 detik dalam fase aktif.
Wanita memiliki persepsi dan dugaan yang unik tentang proses
persalinan, termasuk tentang nyeri dan bagaimana kesanggupan untuk
mengatasinya dengan baik (Reeder, 1997). Nyeri persalinan memiliki
keunikan bila dibandingkan dengan nyeri yang menyertai suatu penyakit.
Keunikan tersebut antara lain, nyeri persalinan merupakan suatu bagian dari
proses persalinan normal dan nyeri biasanya dihubungkan dengan luka atau
1
2
sakit, wanita yang sedang hamil mempunyai waktu beberapa bulan untuk
mempersiapkan persalinannya termasuk rasa tidak nyaman yang menyertai,
untuk mengatasi nyeri persalinan ibu dapat mengembangkan keterampilan
dengan belajar tentang proses persalinan (Mc. Kinney, 2000).
Keunikan nyeri persalinan yang lain adalah nyeri persalinan akan hilang
dengan segera begitu ibu melahirkan bayi, nyeri persalinan bersifat intermiten
atau tidak konstan, artinya selama kontraksi berlangsung ibu akan merasa
nyeri, dan ibu akan merasa relatif lebih nyaman saat periode antara kontraksi.
Perhatian ibu menjadi terfokus pada bayinya ketika persalinan berakhir
sehingga ini bisa menjadi motivasi ibu untuk meningkatkan toleransi terhadap
nyeri (Mc. Kinney, 2000).
Kebanyakan wanita yang sedang hamil setidaknya mempunyai rasa
khawatir terhadap nyeri persalinan yang disebabkan belum diketahuinya
gambaran nyeri yang akan dialaminya. Menurut studi yang pernah dilakukan
terdapat 67% wanita agak khawatir, 12 % wanita mengaku sangat khawatir,
dan 23% wanita tidak khawatir (Green, 1993 cit Reeder, 1997). Orang lain
memberi gambaran tentang nyeri persalinan ketika ditanya jawabannya adalah
29% wanita membuat nyeri persalinan nampak tidak sama dari sebelumnya,
31% wanita mengatakan orang lain membuat nyeri persalinan nampak lebih
nyeri dari pada sebelumnya, 40% wanita mengatakan orang lain
menggambarkan tentang nyeri persalinan dengan tepat (Yarrow, 1992 cit
Reeder, 1997).
3
Perbedaan informasi telah dilaporkan tentang apakah wanita mendapat
lebih atau sedikit nyeri pada yang diharapkan. Peneliti lain melaporkan bahwa
skor dari 106 primipara antara nyeri yang diharapakan dengan kenyataan nyeri
yang mereka rasakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, 60% dari
mereka mengalami epidural, sehinga disarankan bahwa wanita tersebut tidak
terlalu meremehkan tentang nyeri persalinan sebagaimana mereka
meremehkan kemampuannya untuk mentoleransi nyeri
(Reynolds 1990 cit Reeder 1997).
Persalinan dapat meningkatkan metabolisme ibu. Nyeri persalinan akan
lebih meningkatkan metabolisme ibu, yang meyebabkan ibu akan bernafas
dengan cepat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen serta mengeluarkan
banyak karbodioksida pula. Perubahan yang signifikan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada tekanan oksigen dan tekanan
karbondioksida serta pH darah di arteri. Perubahan pernafasan dan
metabolisme dari maternal akan mempengaruhi pertukaran materi dalam
plasenta. Janin akan kekurangan oksigen untuk diambil dan kehilangan
kemampuan untuk membuang karbondioksida pada ibu. Sebagai hasilnya,
janin akan mengalami metabolisme anaerob dengan peningkatan ion hydrogen
(asidosis). Tipe asidosis ini adalah metabolik dan ini tidak dapat diatasi
dengan segera setelah bayi lahir seperti asidosis respiratori
( Mc.Kinney, 2000)
Menurut Bobak, et al (1995), jika nyeri dalam persalinan tidak diatasi,
akan meningkatkan respon otonom, selanjutnya akan terjadi perubahan pada
4
ibu dan bayi. Perubahan pada saat persalinan meliputi kenaikan cardiac
output, resisten peripheral, tekanan darah naik, hiperventilasi, memproduksi
asam laktat, peningkatan kebutuhan oksigen, dan pelepasan katekolamin.
Penurunan aktivitas kontraksi uterus terjadi pada saat yang sama, penururnan
pasokan darah ke uterus dan penurunan perfusi serebral. Asidosis pada ibu,
hipoksia dan asidosis pada janin juga terjadi seiring dengan perubahan pada
ibu jika tidak adanya usaha untuk menurunkan nyeri.
Metode yang bisa digunakan untuk menejemen nyeri ada dua, yaitu
menejemen farmakologik dan menejemen nonfarmakologik. Menejemen nyeri
secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi
namun metode farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang
kurang baik ( Dickersin, 1989). Metode nonfarmakologi bersifat nonintrusif,
noinvasif, murah, simpel, efektif dan tanpa efek yang merugikan
(Burns & Blamey, 1994)
Menejemen farmakologik memerlukan prosedur yang membutuhkan
ketelitian dan kecermatan serta kegagalan yang cukup besar dan berakibat
tidak baik untuk ibu dan bayi (Reeder, 1997). Golongan obat sedative-hipnotik
mempunyai efek samping depresi pernafasan pada bayi. Golongan narkotik
analgesic mempunyai efek samping depresi pernafasan pada bayi, depresi
susunan syaraf pusat pada ibu, mual, pengeluaran keringat berlebih dan
hipotensi. Golongan transquilizer mempunyai efek samping penurunan heart
rate dan depresi pernafasan pada bayi.
5
Menejemen nyeri secara nonfarmakologik selain ekonomis, dapat
menghasilkan kontrol nyeri yang adekuat dan tidak ada efek samping
(Burrough, 2001). Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya
(Mackey, 1995)
Menurut Brown. et al., (2001) relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan
dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik,
guided imagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa tehnik
nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan
mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap pengalaman
persalinan. Menggunakan 10 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada
sample 46 orang didapatkan bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur
dan massage merupakan teknik yang paling efektif menurunkan nyeri saat
persalinan.
Respon relaksasi adalah kebalikan respon alarm dan mengembalikan
tubuh dalam keadaan seimbang. Mempunyai efek penyembuhan yang
memberi kesempatan untuk beristirahat dari lingkungan stres eksternal dan
internal dari pikiran. Respon relaksasi mengembalikan proses fisik mental dan
emosi (Davis, 1995)
Teknik relaksasi bisa lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan aromaterapi. Aromaterapi memilki efek menenangkan untuk
mengurangi kecemasan dan ketegangan. Penggunaan aromaterapi bisa dengan
cara dihirup, dicampur dengan air kemudian digunakan untuk mandi dan cuci
6
muka, atau di oleskan langsung ke badan ( Kaina, 2006). Menurut Sipkoff
(2007) penelitian yang dilakkukan oleh Complementary Therapies in Clinical
Practice pada bulan Februari 2000 menunjukkan bahwa aroma terapi bisa
mengurangi keceamasan, ketakutan dan mengurasi rasa nyeri selama proses
melahirkan.
Peneliti memilih RSIA Sakina Idaman sebagai tempat penelitian karena
setelah melakukan studi pendahuluan peneliti mendapatkan data angka
kelahiran bayi 2-3 bayi perhari. RSIA Sakina Idaman merupakan RSIA
percontohan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat
nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sinduadi,
Mlati, Sleman, Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri pada ibu
melahirkan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan setelah
diberikan teknik relaksasi aromaterapi
7
b. Diketahuinya tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan setelah
diberikan teknik relaksasi aromaterapi
c. Diketahuinya tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan yang tidak
diberikan teknik relaksasi aromaterapi
D.Manfaat Penelitian
1. Praktek Keperawatan
Sebagai salah satu metode nonfarmakologik untuk reduksi nyeri pada ibu
melahirkan
2. Kebijakan Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan standar
acuan prosedur dalam menejemen nyeri nonfarmakologik pada ibu
melahirkan
3. Ibu Melahirkan
Sebagai alternatif bagi ibu melahirkan untuk mengurangi tingkat nyeri pada
saat melahirkan
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang relaksasi sebelumnya telah dilakukan oleh Darmasta
Maulana (2003) dengan judul ‘Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi
Terhadap Tingkat Nyeri Postpartum dii RSUD Bantul’. Metode penelitian
yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain non-equivalent
control group hasil penelitian ini tehnik nafas dalam dapat membantu
8
menurunkan tingkat nyeri pada ibu postpartum, sebelum pemberian nafas
dalam 90 % responden mengalami nyeri sedang , setelah pemberian nafas
dalam 100% responden merasakan nyeri tingkat dua (ringan) pada kelompok
ekperimen dan 66,7% merasakan nyeri tingkat tiga (sedang) pada kelompok
control.
Eva Nauli Rahmawati A (2004), melakukan penelitian dengan judul ‘
Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Gangguan Jiwa Fase Pemeliharaan di RS Grahasia Propinsi
DIY Tahun 2004’. Hasil penelitian ini adalah terdapat penurunan skala
kecemasan yang bermakan pada pasien gangguan jiwa fase pemeliharaan
setelah diberikan aktivitas terapi relaksasi.
Joni Haryanto (2005), melakukan penelitian dengan judul ’Efek Teknik
Relaksasi Progresif Pada Klien Dengan Nyeri Akibat Penyakit
Gloukoma’ penelitian ini menggunakan 31 klien gloukoma di RSU Dr.
Soetomo Surabaya, menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain
penelitian one group pre-post test design. Sebelum dilakukan teknik relaksasi
progresif 84% klien mengalami nyeri berat sisanya 16% klienmengalami nyeri
sedang, setelah dilakukan teknik relaksasi progresif 13% klien mengalami
nyeri berat, 62% mengalami nyeri sedang, 19% nyeri rinagan, sisanya 6%
tidak merasakan nyeri.
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya adalah pada
karakteristik kasus, responden, teknik relaksasi yang digunakan, lokasi
penelitian. Peneliti pada penelitian ini yang mengambil judul’ Pengaruh
9
Relaksasi Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif Pada
Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta’. Penellitian
ini menggunakan penelitian ekperimen dengan metode quasi experimen
dengan desain non-equivalent control group menggunakan alat ukur tingkat
nyeri Verbal Descriptor Scale (VDS), analisa data menggunakan analisa
kualitatif.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
dengan pengeluaran pleasenta dan selaput janin dalam tubuh (Hamilton,
1995). Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm, spontan, selesai setelah 24 jam, mempunyai janin tunggal, denagan
peresentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial, tidak ada komplikasi, kelahiran plasenta
yang normal (Farrer, 1999).
a. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan (Pillitteri, 1999)
1) Powers (kontraksi uterus)
Kontraksi uterus merupakan sumber tenaga yang sangat penting,
ini berguna untuk pembukaan servik serta membentu fetus untuk
rotasi, menyebabkan kelahiran fetus dan mengeluarkan plasenta
setelah melahirkan. Karakteristik dari kontraksi uterus meliputi
frekuensi, durasi, intensitas harus didokumentasikan setiap jam selama
awal persalinan, informasi ini penting untuk menilai kemajuan
persalinan normal.
10
11
2) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari bagian tulang dan bagian lunak. Bagian
tulang meliputi tulang koksa, tulang sakrum dan tulang koksigius.
Bagian lunak meliputi segmen bawah rahim, serviks uteri, vagina dan
otot-otot dasar panggul.
3) Passangger (janin)
Ukuran janin saat lahir juga dalam proses melahirkan. Letak, sikap,
presentasi dan posisi janin juga memiliki berparan dalam proses
melahirkan
b. Tanda-tanda menjelang persalinan (Bobak et al., 1995)
Sebelum melahirkan ibu hamil akan merasakan :
1) Lightening
Lightening adalah saat kepala fetus turun memasuki pintu atas
panggul (PAP). Perubahan fisik ibu karena lightening antara lain adalah
ibu tidak lagi mengeluhkan pernapasannya, peningkatan frekuensi
kencing, kram pada kaki dan edema di ekstrimitas bawah.
2) Vaginal discharge (bloody show)
Bloody show adalah lendir dengan bercak-bercak darah berasal dari
sekresi serviks yang meningkat. Bercak-bercak darah terjadi sebagai
akibat pergeseran selaput ketuban dengan dinding rahim. Bloody show
berwarna merah muda, berbeda dengan perdarahan pada jari teriris.
12
3) False labor
False labor ditandai oleh kontraksi uterus yang tidak teratur dan
sakit yang dirasakan di daerah inguinal dan perut bagian bawah.
Kontraksi ini berbeda dengan his. Kontraksi his teratur dan rasa sakit
mulai dari fundus menyebar ke bawah sampai pinggang.
4) Spontaneus rupture of membrane
Ruptur spontan membrane amnion terjadi sebelum melahirkan,
terjadi dalam 24 jam pada kehamilan aterm. Resiko infeksi pada ibu dan
fetus akan meningkat jika lebih dari 24 jam belum melahirkan. Induksi
untuk membuka jalan lahir akan dilakukan jika terjadi hal demikian.
Kehamilan yang belum aterm tidak akan dilakukan induksi untuk
membuka jalan lahir karena dapat menyebabkan prolap tulang belakang
fetus jika fetus belum masuk pelvis ibu.
5) Cevical changes
Cervical changes meliputi tidak terabanya serviks (cervical
effacement) dan dilatasi serviks. Cevical effacement adalah pemendekan
dan penipisan serviks. Panjang serviks normal adalah 1-2 cm, ketika
effacement komplit (100%), serviks hampir hilang atau tidak teraba.
Dilatasi serviks adalah pelebaran seviks dari pembukaan serviks 0-10 cm
(dilatasi komplit).
13
c. Tahap-tahap melahirkan (Hamilton, 1995)
1) Kala I
Kala I berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi
sempurna (10 cm). Kala I terbagi menjadi tiga fase yaitu fase laten, fase
aktif dan fase transisi. Fase laten kontraksi terjadi secara tidak teratur atau
sangat lemah. Fase aktif kontraksi menjadi lebih sering, lebih lama dan
lebih kuat. Fase transisi yang sangat singkat, terjadi tepat sebelum
pendataran sempurna. Lamanya kala I rata-rata 6-18 jam pada primipara
dan 2-10 pada multipara.
2) Kala II
Kala II diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan
kelahiran bayi. Kontraksi pada kala II sangat kuat. Kemampuan ibu
menggunakan otot-otot abdomen dan posisi bagian presentasi
mempengaruhi durasi kala II. Durasi pada multipara sekitar 20 menit,
primipara sampai 2 jam.
3) Kala III
Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan di akhiri dengan
keluarnya plasenta. Proses ini berlangsung beberapa menit baik pada
primipara maupun pada multipara.
4) Kala IV
Kala IV diawali dengan lahirnya plasenta dan berakhir ketika uterus
tidak relaksasi lagi yaitu pada saat perdarahan postpartum lewat. Kala IV
14
terjadi lebih panjang pada multipara dari pada primipara rata-rata 4-12
jam.
d. Fisiologi Persalinan (Guyton, 1997)
1) Faktor-faktor Hormonal yang Menyebabkan Peningkatan Kontraktilitas
Uterus
a. Rasio Estrogen terhadap Progesteron.
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sehingga mebantu mencegah ekspulasi fetus. Estrogen mempunyai
kecendrungan untuk meningkatkan derajat kontraktilitas uterus,
sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah taut celah (gap
jungtion) antara sel-sel otot polos yang berdekatan. Progesteron dan
Estrogen disekresikan dalam yang secara progresif makin betambah
selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan setrusnya
sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap
konstan dan semakin menurun. Rasio Estrogen terhadap progesteron
cukup meningkat menjelang akhir kehamilan.
b. Pengaruh Oksitosin pada Uterus
Oksitosin merupakan hormon yang disekresikan oleh
neurohipofisis yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus.
c. Pengaruh hormon Fetus pada Uterus
Kelenjar hipofisis fetus juga menyekresikan oksitosin yang
jumlahnya semakin meningkat, berperan dalam merangsang uterus dan
kelenjar adrenalnya menyekresikan sejumlah besar kortisol yang
15
merupakan suatu stimulan uterus. Membran fetus melepaskan
prostaglandin dalam konsentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostaglandin
ini juga dapat meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2) Faktor-faktor Mekanis yang Menigkatkan Kontraktilitas Uterus
a. Regangan Otot-otot Uterus
Regangan sederhana organ-organ berotot polos akan meningkatkan
kontraktilitas otot-toto tersebut. Regangan intermiten seperti yang
terjadi beulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga dapat
meningkatkan kontraksi otot polos.
b. Regangan atau Iritasi Serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya
refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat
terjadi akibat transmisi miogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus
uteri.
3) Teori Umpan Balik Positif Mulainya Persalinan
Uterus mengalami episode periodik kontraksi lemah dan
lambat selama masa kehamilan yang disebut kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi ini secara progresif betambah kuat menjelang akhir
kehamilan, kemudian berubah secara dalam beberapa jam menjadi
kontraksi yang sangat kuat sehingga mulai meregangkan serviks dan
selanjutnya mendorong bayi meleui jalan lahir, dengan demikian
menyebabkan persalinan. Kontraksi kuat yang menyebabkan
persalinan ini disebut kontraksi persalinan. Perubahan kontraksi yang
16
yang mengubah irama secara tiba-tiba secara teotitis disebut teori
umpan balik positif. Teori ini menjelskan bahwa regangan serviks oleh
kepala fetus akhirnya menjadi cukup kuat untuk menimbulkan
peningkatan refleks kontraksi korpus uteri yang kuat. Kontrkasi ini
akan mendorong bayi maju, sehingag lebih meregang serviks dan terus
menimbulkan umpan balik positif pada korpus uteri. Proses ini
berlangsung berulang-ulang sampai bayi lahir.
2. Nyeri
a. Pengertian
Nyeri merupakan mekanisme protektif tubuh, timbul bila jaringan apa
saja sedang dirusak dan menyebabkan individu bereaksi untuk
menghilangkan rangsang nyeri tersebut (Ganong, 1995). Semua kerusakan
sel yang diakibatkan oleh panas, mekanis, kimia, atau listrik menghasilkan
produk nyeri seperti potassium, histamine, bradikinin, yang bergabung
pada reseptor nosiseptor (reseptor yang merespon stimulus yang dapat
mengancam tubuh), untuk memulai transmisi, neuron berasosiasi dengan
reseptor nyeri (Clancy and Mc. Vicar, 1992 cit Potter and Perry, 1997).
b. Fisiologi nyeri
Nyeri merupakan campuran kompleks antara reaksi fisik, emosi dan
tingkah laku. Impuls saraf dihasilkan dari stimulasi nyeri yang berjalan
sepanjang saraf peripheral aferen. Dua jenis serabut saraf yang
menghubungkan stimulus nyeri yaitu stimulus nyeri cepat yang
17
transmisikan oleh serabut bermyelin A-delta dan stimulus nyeri lambat
ditransmisikan oleh serabut bermyelin C. Serabut A-delta dan serabut C
akan mengirim banyak rangsangan dari serabut saraf peripheral ketika
mediator-mediator biokimia yang mengaktifkan nyeri seperti potassium
dan prostaglandin dibebaskan (Potter and Perry, 1997)
Transmisi stimulus nyeri dilanjutkan sepanjang serabut saraf
aferen sampai akhir dorsal horn dari spinal cord. Neurotransmiter seperti
substansi P dilepaskan di dalam dorsal horn menyebabkan transmisi sinap
dari saraf peripheral aferen (sensori) ke system saraf spinothalamic.
Impuls nyeri kemudian berjalan ke spinal cord kemudian informasi
ditransmisikan secara cepat ke otak, meliputi formasi retikuler, system
limbic, thalamus, kortek sensori dan asosiasi (Potter and Perry, 1997)
c. Fisiologi nyeri selama persalinan
Impuls dari servik dan uterus ditransmisikan oleh nervus aferen
sepanjang jalur simpatis melalui pelvis inferior tengah dan plexus
hypogastrik superior, rantai simpatis lumbalis dan nervus spinal T10, T11,
T12 dan L1. Nervus T11 dan T12 yang terlibat pada awal persalinan
namun selama proses persalinan T10 dan L1 ikut berperan
(Bobak. et al 1995). Menurut Mc. Kinney (2000), empat sumber utama
rasa sakit selama persalinan yaitu : dilatasi dan melonggarnya leher rahim,
kontraksi rahim, tekanan dan tarikan rangka tubuh bagian panggul,
distensi dan pelonggaran vagina dan perineum.
18
d. Faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan, terdiri dari :
1) Psikologis
Reaksi ibu terhadap rasa nyeri pada persalinan berbeda-beda.
Antisipasi ibu yang semakin besar terhadap nyeri akan membuat ibu
semakin cemas dan akan membuat semakin merasakan nyeri.
2) Pengalaman masa lalu
Pengalaman nyeri masa lalu yang dialami sendiri maupun yang
dialami orang lain atau keluarga mempengaruhi persepsi ibu terhadap
rasa nyeri. Ibu yang memilki pengalaman tentang rasa nyeri akan bebeda
persepsinya dengan ibu yang belum pernah punya pengalaman tentang
rasa nyeri.
3) Budaya
Ekspresi nyeri bervariasi sesuai dengan latar belakang budaya.
Wanita China tidak menunjukkan tanda-tanda adanya nyeri, mereka
lebih menyukai akupreser dan menolak tawaran obat untuk pereda nyeri.
Wanita Jepang lebih bias menerima nyeri, sebaliknya wanita Mesir lebih
vokal dalam mengekspresikan nyeri dan segera minta obat pereda rasa
nyeri. Wanita Irlandia lebih vokal namun menolak obat pereda nyeri.
19
4) Fisik
Kondisi fisik dapat memperbesar persepsi klien terhadap nyeri.
Kondisi fisik yang lelah disebabkan oleh penggunaan energi dalam
jumlah yang besar oleh tubuh.
e. Tingkatan Nyeri (Potter & Perry, 1997)
Karakteristik yang paling subyektif dari rasa sakit adalah
kehebatannya yang dapat dimasukkan dalam tingkatan/skala nyeri. Alat
yang obyektif untuk mengukur kehebatan nyeri berupa skala deskriptif.
Verbal Deskriptor Scale (VDS) terdiri dari sebuah garis lurus yang berupa
urutan angka 0-10 dengan penjelas yang diurutkan dari yang tidak ada
rasanya hingga nyeri yang tidak dapat ditahan.
Visual Analog Scale (VAS) dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
nyeri, skala ini terdiri dari enam wajah kartun yang diurutkan dari seorang
yang tersenyum (tidak ada rasa sakit), meningkat wajah yang kurang
bahagia hingga ke wajah yang sedih, wajah penuh air mata (rasa yang
paling buruk).
f. Penatalaksanaan Nyeri
1) Metode Farmakologi
Secara umum obat untuk nyeri digolongkan ke dalam analgesic,
terbagi menjadi dua golongan yaitu analgesic nonnarkotik dan analgesic
narkotik. Bila nyeri sangat berat dan akut diberikan sedative
(Kee dan Hayes, 1996). Penggunaan obat sering menimbulkan efek
20
samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan
(Burroughs, 2001).
2) Metode Nonfarmakologi
a) Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan
cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga klien akan
lupa terhadap nyeri yang dialami. Teknik distraksi antara lain
bernafas pelan, mendengar lagu, membayangkan hal-hal yang indah
(Priharjo, 1993)
b) Rangsangan kulit
Stimulasi dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres
dingin, balsam analgetik, dan stimulasi kontralateral, sentuhan,
gosokan atau pijatan seringkali menurunkan kegelisahan (Priharjo,
1993). Tekanan balik pada telapak tangan, kepalan tertutup atau yang
kuat ditekankan pada titik nyeri punggung seringkali membantu (Mc.
Kinney, 2000).
c) Relaksasi
Relaksasi adalah pembebasan mental dan fisik dari ketegangan.
Teknik ini efektif untuk mengontrol ketidaknyaman atau nyeri. Tenik
relaksasi dapat digunakan pada berbagai kondisi, sehat maupun sakit.
Sakit kepala, sakit ketika persalinan, mengantisipasi episode nyeri
akut dan nyeri sakit kronis dapat diatasi/diringankan denagan cara ini
21
(Potter & Perry, 1997). Relaksasi juga dapat dilakukan dengan
aromaterapi (Kaina, 2006).
3. Aromaterapi
a) Sejarah Aromaterapi
Penggunaan aroma sebagai cara untuk memelihara kesehatan telah
berumur ribuan tahun. Aromaterapi di pemandian digunakan pada zaman
Romawi. Zaman Mesir kuno minyak tanaman digunakan untuk pelembut
kulit, di era Yunani kuno minyak beraroma digunakan sebagai anti diare,
pendeta Hindu India menggunakan aroma tumbuhan sebagai obat. Zaman
pertengahan, selama wabah pes melanda Eropa, semak rosemary dibakar
di jalanan untuk mencegah penularan penyakit tersebut (Kaina, 2006).
Abad ke-17, minyak astiri telah menjadi bagain dari bahan pengobatan,
seperti minyak lavender yang digunakan untuk menangani kejang, sawan,
pingsan, minyak rosemary digunakan untuk mengobati sakit kepala. Masa
itu minyak tersebut disebut Quinta Essenta, selanjutnya menjadi essential.
Abad ke-18 dari hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak astiri dapat
membunuh mikroorganisme seperti pada penyakit tifus dan demam kuning
(Kaina, 2006)
Sebutan aromaterapi diungkapakan pertama kali oleh seorang ahli
kimia dari Prancis, Rene Maurice Gattefose. Ia menemukan kemampuan
penyembuhan lavender sejak 1910, ketika mengalami luka bakar pada
tangannya, dan menggunakan minyak mengobati tentara yang terluka saat
22
perang. Produk minyak astiri digunakan di rumah sakit untuk membantu
penyembuhan, mengurangi stress, mengontrol rasa sakit dan di tempat
kerja digunakan untuk menjaga konsentrasi dan meningkatkan kinerja
serta produktivitas kerja, sehingga popular dengan istilah aromaterapi.
b) Pengertian, manfaat dan cara penggunaan aromaterapi
Wangi bunga, buah pohon, alam adalah aroma yang dapat membuat
setiap orang menjadi lebih tenteram, rileks, dan menjadi merasa lebih
sehat. Aromaterapi dapat diartikan sebagai penggunaan minyak atsiri
untuk meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran, jiwa denagan
cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan masase
(Kaina, 2006)
c) Cara kerja minyak esensial sebagai aromaterapi
Molekul-molekul minyak esensial diterima oleh sel-sel reseptor dalam
lapisan hidung ketika dihirup akan mengirimkan sinyal-sinyal ke otak.
Peran elektrokimia yang diterima oleh pusat penciuman dalam otak
kemudian merangsang pelepasan kimia-kimia saraf yang sangat kuat ke
dalam darah yang kemudian diangkut ke seluruh tubuh. Molekul-molekul
yang dihirup ke dalam paru bisa memasuki aliran darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh dengan cara yang sama (Gidds & Grosset, 2000).
Minyak esensial akan menembus pori-pori kulit dan folikel-folikel
rambut ketika digosokkan atau dipijat pada kulit. Minyak esensial akan
masuk ke dalam pembuluh darah kapiler kemudian tersebar ke seluruh
tubuh. (Gidds & Grosset, 2000).
23
B. Kerangka Konsep
Menejemen nyeri nonfarmakologi dengan relaksasi Aromaterapi
Nyeri berat
Intensitas/tingkat nyeri
Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri sangat berat
Psikologi Pengalaman masa lalu Budaya Fisik
Proses persalinan kala I fase aktif
Keteranagan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
C. Hipotesis
Ada pengaruh teknik relaksasi aromaterapi dengan tingkat nyeri kala 1 fase
aktif pada ibu melahirkan.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitaian ini adalah Quasi Eksperimen (penelitian eksperimen
semu) dengan pendekatan non-equivalent control group, yaitu salah satu jenis
penelitian eksperimen yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik
purposive sampling (Sastroasmoro, 1995)
Gambar penelitian ini : Pre Perlakuan Post
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
O1 = Tingkat nyeri sebelum pemberian teknik relaksasi
aromaterapi pada kelompok ekperimen
O1’ = Tingkat nyeri pada kelompok kontrol pada saat yang sama
kelompok eksperimen belum diberikan teknik relaksasi
X = Pemberian teknik relaksasi aromaterapi
O2 = Tingkat nyeri setelah pemberian teknik relaksasi
aromaterapi pada kelompok eksperimen
O2’ = Tingkat nyeri pada kelompok kontrol pada saat yang sama
sudah dilakukan pemberian teknik relaksasi pada kelompok eksperimen.
O1 X O2
O1’ O2’
24
25
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan penelitian atau objek yang di teliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang
melahirkan atau yang melakukan persalinan di RSIA Sakina Idaman,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2005) sampel merupakan sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap mewakili
seluruh populasi dengan menggunakan cara atau teknik tertentu sehingga
sampel tersebut dapat mewakili populasinya. Metode pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan non random sampling yaitu
pengambilan sampel bukan secara acak atau random. Pengambilan
sampel tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan
berdasarkan segi kepraktisan (Notoatmodjo, 2005). Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Sampel diambil berdasarkan pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasar kan ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui peneliti. Jumlah sampel penelitian adalah
23 orang ibu melahirkan di RSIA Sakin Idaman Sinduadi, Mlati,
Sleman, terdiri dari 9 orang sebagai kelompok kontrol dan 14 orang
sebagai kelompok eksperimen. Kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan dengan memberikan aromaterapi, sedangkan kelompok
26
kontrol merupakan kelompok yang diberikan perlakuan dengan
memerikan aromaterapi. (Sugiono, 2007). Kriteria inklusi yang
digunakan pada penelitian ini adalah ibu melahirkan di RSIA Sakina
Idaman, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta, melahirkan secara normal
dan tanpa keadaan patologis serta tidak mendapatkan analgetik/sedative.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di RSIA Sakina Idaman, Sinduadi, Mlati
Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli 2008 sampai bulan November
2008.
D. Variabel Penelitian
1. Varabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah teknik relaksasi aromaterapi
yang diberikan pada ibu melahirkan
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat nyeri yang dirasakan
ibu melahirkan
27
E. Definisi Operasional
1. Teknik relaksasi dengan aromaterapi adalah intervensi yang diberikan
oleh perawat kepada ibu melahirkan berupa pemberian aromaterapi
dengan mencium/menghirup aroma yang diberikan mulai kala satu
fase aktif sampai masuk kala II atau awal kala II. Aromaterapi yang
diberikan adalah Green Tea, karena sebagian besar orang nyaman
untuk mencium aromanya
2. Tingkat nyeri ibu melahirkan adalah tingkat nyeri yang dialami ibu
melahirkan yang dapat diperoleh dengan menunjukkan garis skala
nyeri kepada ibu melahirkan kemudian menanyakan kepada ibu tingkat
nyeri yang dirasakan. Tingkat nyeri di ukur dengan skala deskriptif
yaitu menggunakan VDS (Verbal Descriptor Scale) dengan rentang 0-
10. Nyeri ringan 1-3, nyeri sedang 4-6, nyeri berat 7-9, nyeri sangat
berat 10. Skala dari hasil pengukuran ini adalah skala ordinal.
28
F. Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas: Relaksasi Aromaterapi
Variabel Terikat: Tingkat Nyeri
Variabel Pengganggu: 1. Manajemen Farmakologi 2. Manajemen Non Farmakologi
Stimulasi kulit (kompres hangat kering) Anticipory guidance (pemberian informasi) Bio feeback (terapi tingkah laku) Distraksi Hipnotis, pembayangan, meditasi
3. Persepsi Nyeri 4. Kondisi Psikologis
Gambar 1
Skema Hubungan Antar Variabel
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri
pada penelitian ini berupa lembar observasi yang berisi biodata klien dan
alat ukur untuk menunjukkan tingkat nyeri. Alat yang obyektif untuk
mengukur kehebatan nyeri berupa skala deskriptif. Verbal Deskriptor
Scale (VDS) terdiri dari sebuah garis lurus yang berupa urutan angka 0-10
dengan penjelas yang diurutkan dari yang tidak ada rasanya hingga nyeri
yang tidak dapat ditahan. Gambaran kriteria dan skala nyeri sebagai
berikut :
29
1. Tidak ada nyeri : Skala 0
2. Nyeri ringan : Skala 1-3
3. Nyeri sedang : Skala 4-6
4. Nyeri berat : Skala 7-9
5. Nyeri sangat berat : Skala 10
Skala nyeri menurut Mankoski, sebagai berikut :
1 = Sangat sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil.
2 = Sedikit gangguan, seperti tusukan yang lebih dalam.
3 = Gangguan cukup dihilangkan dengan mengalihkan perhatian.
4 = Nyeri dapat diabaikan dengan beraktifitas/melakukan pekerjaan,
masih dapat dialihkan perhatiannya.
5 = Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit.
6 = Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi
masih bisa bekerja.
7 = Sulit untuk berkonsentrasi, dengan diselangi istirahat/tidur kamu
masih bisa bekerja/berfungsi dengan sedikit usaha.
8 = Beberapa aktifitas fisik terbatas. Kamu masih bisa membaca dan
berbicara dengan usaha. Merasakan mual dan pusing kepala/pening.
9 = Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang dan merintih tidak
dapat dikendalikan, penurunan kesadaran, menggigau.
10 = Tidak sadarkan diri/pingsan
30
H. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Ibu
melahirkan diobservasi kondisi fisik, psikis dan tinkat nyerinya. Langkah
yang dilakukan untuk mengetahui tingkat nyeri sebelum dan sesudah
diberikan teknik relaksasi aromaterapi dengan mengkaji dan mencatat
nyeri yang dialami klien mulai dari kala I fase aktif sampai masuk kala II
(selama kala I fase aktif). Peneliti melakukan obsevasi awal kepada ibu
melahirkan dengan mengkaji dan mencatat keadaan fisik,psikis dan tingkat
nyeri ibu pada lembar observasi.
Peneliti memberikan aromaterapi setelah hasil observasi awal
diketahui. Pemberian aromaterapi kepada ibu melahirkan dilakukan
selama 30 menit dengan meminta ibu menghirup aromaterapi yang telah
disemprotkan pada kasa steril. Peneliti mengkaji dan mencatat kondisi
fisik, psiskis, dan tingkat nyeri setelah 30 menit. Menganalisa data setelah
data terkumpul.
I. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari penelitian diolah untuk mempermudah proses
analisa data. Pengolahan data ini meliputi proses pengeditan dengan
memeriksa data, memperjelas data, selanjutnya adalah pengelompokan
data dan pentabulasian
31
J. Analisa Data
Peneliti menggunakan statistik inferensial dalam menganalisa data
karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan mengambil
sampel untuk diteliti. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon karena
pada penelitian ini ada dua variabel yang peneliti ingin mengetahui
pengaruh antara variabel bebas yaitu relaksasi aromaterapi dengan variabel
terikat yaitu tingkat nyeri kala I fase aktif dan Uji Statistik Kolmogorov-
Smirnov karena kelompok kontrol dan kelompok ekperimen yang berbeda
subyek, sehingga bisa membandingkan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen
K. Kesulitan Penelitian
Peneliti tidak bisa melakuan observasi secara langsung kepada
responden karena aturan yang diberlakukan di lokasi penelitian seorang
pria tidak diperbolehkan untuk masuk di kamar bersalin kecuali suami.
Peneliti harus mencari asisten peneliti putri untuk melakukan intervensi
dan observasi. Kala I fase aktif tidak bisa diperkirakan waktu mulainya,
karena masing-masing ibu memiliki waktu yang berbeda-beda.
L. Etik Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Terhadap
Tingkat Nyeri Kala I Pada Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman
Yogyakarta, sudah mendapat surat izin resmi dari Program Studi Ilmu
32
Keperawatan FK UMY. Peneliti meminta persetujuan terlebih dahulu
kepada responden untuk kesediaannya menjadi responden dengan
menandatangani surat persetujuan menjadi responden secara sukarela
tanpa intimidasi atau paksaan. Data pribadi, hasil wawancara dan hasil
observasi pada responden akan dijaga kerahasiaannya. Peneliti akan
memberikan penjelasan kepada responden setelah responden
menandatanagani surat persetujuan berkaitan dengan :
1. Tujuan penelitian
1. Manfaat penelitian
2. Prosedur penelitian
3. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan kepada ibu melahirkan sebanyak 23
orang. Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2008 sampai dengan bulan
November 2008 dengan memberikan Intervensi pemberian aromaterapi dan
melakukan observasi. Berikut ini adalah data gambaran umum responden ibu
melahirkan kala I fase aktif di RSIA Sakina Idaman yang diperoleh pada saat
penelitian. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : kelompok I sebagai
kelompok kontrol dan kelompok II sebagai kelompok eksperimen. Kelompok I
adalah kelompok yang tidak diberikan teknik relaksasi dengan aromaterapi
sedangkan kelompok II diberikan teknik relaksasi dengan aromaterapi.
Data umum hasil penelitain berikut merupakan gambaran karakteristik
responden, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel berikut:
33
34
1. Gambaran Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di RSIA Sakina Idaman Sleman
Yogyakarta Juli-November 2008 No Karakteristik
Responden Kelmpok Kontrol Kelompok
Eksperimen 1 Umur Jumlah(n) % Jumlah(n) %
Jumlah(n)
20-25 2 22,22 7 50 9 26-31 4 44,44 6 42,85 10 32-37 3 33,33 - 3 38-43 - - 1 7,14 1 2 Pendidikan SLTP - - 1 7,14 1 SLTA 5 55,55 7 50 12 Perguruan
Tinggi 4 44,44 6 42,8 10
3 Jumlah Kelahiran
Primipara 5 55,55 9 64,28 14 Multipara 4 44,44 5 35,71 9
Tabel 1 memperlihatkan bahwa terdapat 4 orang (44,44%) pada kelompok
kontrol dan 6 orang (42,85%) pada kelompok eksperimen berusia antara 26
sampai 31 tahun, merupakan usia yang paling banyak. Tingkat pendidikan yang
paling banyak adalah SLTA sebanyak 5 orang (55,55%) kelompok kontrol dan 7
(50%) orang kelompok eksperimen, sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah
SLTP sebanyak 1 orang (4,34%) hanya terdapat kelompok eksperimen. Jumlah
kelahiran yang paling banyak adalah primipara berjumlah, 5 orang (55,55%) pada
kelompok kontrol dan 9 orang (64,28%) pada kelompok eksperimen..
35
2. Gambaran Tingkat Nyeri pada Responden
Berikut ini adalah data tingkat nyeri kala I fase aktif pada saat ibu
melahirkan yang tidak diberikan intervensi berupa aromaterapi atau disebut
sebagai kelompok kontrol
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri pada Kelompok I (kontrol) Kala 1 Fase
Aktif Pada Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta Juli-November 2008
Pre-test Post-test No
Tingkat Nyeri Jmlh % Jmlh %
1 Ringan - - 2 Sedang 1 11,11 1 11,11 3 Berat 5 55,56 5 55,56 4 Sangat Berat 3 33,33 3 33,33
Jumlah 9 100 9 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat tigkat nyeri yang paling banyak
dialami responden adalah tingkat nyeri berat, berjumlah 5 orang (55,56%).
Responden yang mengalami nyeri dengan tingkat sedang berjumlah 1 orang
(11,11%) ini merupakan jumlah tingkat nyeri yang dialami responden dengan
jumlah yang paling sedikit pada kelompok kontrol. Perubahan jumlah tingkat
nyeri pada kelompok kontrol tidak ada.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Sebelum dan Setelah Pemberian
Aromaterapi Pada Ibu Melahirkan Kala 1 Fase Aktif di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta Juli-November 2008
Pre-test Post-test No
Tingkat Nyeri Jmlh % Jmlh %
1 Ringan 2 14,28 5 35,71 2 Sedang 6 42,86 3 21,42 3 Berat 4 28,57 3 21,42 4 Sangat Berat 2 14,28 3 21,42
Jumlah 14 100 14 100
36
Tabel 3 tentang tingkat nyeri pada kelompok II menunjukkan jumlah
yang paling besar pada tingkat nyeri sedang berjumlah 6 orang (42,28%) sebelum
diberikan aroamaterapi. Jumlah tingkat nyeri yang paling banyak dialami
responden setelah pemberian aromaterapi adalah tingkat nyeri ringan, berjumlah 5
orang (35,71%). Jumlah nyeri ringan mengalami peningakatan setelah pemberian
aromaterapi, sedangkan jumlah nyeri berat berkurang.
3. Uji Hipotesis
Hasil penelitian yang menggambarkan tentang kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :
Tabel 4 Distribusi Hasil Analisis Wilcoxcon Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif Ibu
Melahirkan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kelompok Keterangan Mean St. Dev P Value
Kontrol Pretes 8,11 1,69 0,102 Postes 8,11 1,69
Eksperimen Pretes 6,71 2,46 0,087 Postes 6,07 3,31
Tabel 5 tentang distribusi hasil uji hipotesis menunjukkan nilai Sig. Untuk
kelompok kontrol sebesar 0,102 dan kelompok eksperimen sebesar 0,087, kedua
nilai Sig. tersebut lebih besar dari nilai α = 5 % (0,05). Maknanya adalah Ho
ditolak, aromaterapi tidak memilki pengaruh terhadap tingkat nyeri pada ibu
melahirkan.
Hasil uji anlisis Kolmogorov-Smirnov , pre-test dan pos-test kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan nilai α = 0,196 maka tidak terdapat
perbedaan tingkat nyeri pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
37
B. Pembahasan
Responden pada kelompok kontrol mengalami tingkat nyeri berat yang
dominan, sebanyak 5 orang dari 9 responden (55,56%) pada awal observasi,
sedangkan pada kelompok eksperimen tingkat nyeri yang dominan pada tingkat
nyeri sedang sebanyak 6 orang dari 14 responden (42,86%) sebelum dilakukan
pemberian aroma terapi. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,087 lebih besar dari nilai α = 5 % (0,05), memiliki makna
tidak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum pemberian aroma terapi maupun
setelah pemberian aromaterapi. Hasil uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov,
untuk membandingkan tingkat nyeri kelompok kontrol denagn kelompok
eksperimen, menjukkan nilai pre-test α = 0,196, nilai post-test α = 0,196.
Perbedaan tingkat nyeri ini di sebabkan oleh perbedaan karakter dari masing-
masing responden, baik dari kondisi fisik, persepsi terhadap nyeri maupun tingkat
kecemasan responden (Kozier, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2003) tentang efek
relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu postpartum didapatkan bahwa
teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat nyeri pada nyeri postpartum. Nyeri
postpartum dari sedi penyebab tidak jauh berbeda dengan nyeri menjelang
melahirkan, yaitu disebabkan kontraksi rahim setelah proses melahirkan.
Relaksasi merupakan cara yang efektif untuk mengontrol ketidaknyamanan
(Priharjo, 1993). Teknik relaksasi bisa dilakukan melalui berbagai cara atau
metode, salah satunya adalah dengan menggunakan aromaterapi.
38
Menurut Kaina (2006) aroma terapi bisa mengendalikan emosi, membuat
rasa nyaman, menghilangkan rasa cemas dan membuat rasa tenang, juga bisa
menurunkan tingkat nyeri. Penurunan tingkat nyeri ini karena adanya efek
relaksasi dari aromaterapi sehingga merangsang kelenjar pituitari untuk
melepasakan endhorphine, suatu zat yang berfungsi sebagai pengurang rasa sakit
(Champell, 2002).
Berbagai kondisi dapat diredakan dengan aromaterapi antara lain nyeri
anggota badan, nyeri otot dan persendian yang diseabkan oleh radang atau
reumatik, keluhan pernapasan, gangguan pencernaan, kondisi kulit, infeksi
tenggorokan dan mulut, infeksi saluran kencing dan berbagai persoalan yang
mempengaruhi rambut dan kulit kepala. Keluhan sakit lainnya yang bisa
disembuhkan dengan aromaterapi seperti nyeri saat menstruasi, terbakar, gigitan
dan serangan serangga, sakit demam, gejala-gejala menopause, peredaran darah
tidak lancar, dan encok (Giddess & Grosset, 2000).
Aromaterapi yang berupa molekul-molekul minyak esensial pada saat
dihirup akan diterima oleh sel-sel reseptor dalam lapisan hidung selanjutnya akan
mengirimkan sinyala-sinyal pada otak. Pesan-pesan elektrokimia yang diterima
pusat penciuman dalam otak kemudian merangsang pelepasan kimia-kimai syaraf
yang sangat kuat yaitu endhorphine ke dalam darah yang kemudian diangkut
keseluruh tubuh (Giddess & Grosset, 2000). Minyak yang dihirup akan membuat
vibrasi di hidung. Minyak yang mempunyai manfaat tertentu itu akan
mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat memori, suasana hati, dan
intelektualitas berada (Maifrisco, 2000).
39
Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari
minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,
membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan
merangsang proses penyembuhan (Maifrisco, 2000). Sistem aktivasi retikular
menghambat stimulus yang menyakitkan jika seseorang menerima masukan
sensori yang cukup atau berlebihan. Stimulus sensori yang menyenangkan
menyebabkan pelepasan endhorphine (Potter, 2005).
Aromaterapi bisa tidak mendatangkan efek yang baik bagi seseorang.
Orang bisa saja alergi dengan berbagai macam aroma, sehingga bukan membantu
meringankan ketidaknyamanan bahkan bisa membuat semakin tidak nyaman
(McCucteon, 1996)
Respon nyeri timbul apabila stimuli nyeri mengaktivasi reseptor nyeri.
Stimuli dapat berupa zat kimia, listrik, panas, mekanik, maupun mikroorganisme
(Sunaryo, 1989). Informasi dari reseptor nyeri mencapai system saraf sentral
melalui serabut saraf ascenden. Bila informasi ini telah sampai di thalamus maka
seseorang akan merasakan adanya sesuatu sensasi. Bila informasi telah sampai
pada korteks serebri maka seseorang menjadi lebih terlibat dengan sensasi nyeri,
mencoba menginterpretasikan arti nyeri dan mencari cara untuk menghindari
sensasi lebih lanjut (Priharjo, 1993).
Ada tiga gambaran yang membantu untuk mendeterminasi seberapa
banyak nyeri diterima seseorang. Pertama input emosional dan kognitif yang terus
menerus berkaitan dengan stimulus nyeri. Kedua adalah intensitas stimulus nyeri
40
dalam arti jumlah serabut yang terstimulasi dan frekuensi impuls. Ketiga adalah
keseimbangan relative aktifitas serabut besar terhadap serabut kecil.
Gate control theory tergantung pada konsep dua serabut saraf yang
keduanya teletak secara “pararel” dengan batang sel pada akar dorsal ganglia.
Serabut besar mentransmisikan sensasi sentuhan, getaran, suhu hangat, tekanan
halus dan mempunyai reseptor yang terletak di struktur permukaan, secara dasar
mempunyai efek inhibitor terhadap persepsi nyeri. Serabut kecil menstranmisikan
sensasi nyeri yang keras, mempunyai reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di
kulit dan struktur dalam tendon, otot, dan alat-alat dalam seperti otot uterus,
secara dasar mempunyai efek fasilitatif.
Serabut besar beraksi terhadap substansi gelatinosa (SG) dan
menstimulasinya. Serabut kecil dapat mengatasi atau memodifikasi pengaruh
serabut besar pada SG. Serabut besar dapat juga beraksi secara langsung terhadap
mekanisme pemrosesan pusat otak. Sinyal-sinyal dapat berupa inhibitor atau
fasilitatif. Bila fasilitatif menghasilkan persepsi nyeri, respon otot, dan endokrin
(Priharjo, 1993).
Teori Gate Control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall tahun
1965 menjelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG), yaitu suatu area dari sel-sel
khusus pada bagian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang belakang (Spina
Cord) mempunyai peran sebagai mekanisme pintu gerbang (Gating Mechanism).
Mekanisme pintu gerbang ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang
datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan persepsi
41
nyeri. Interaksi serabut-serabut diameter besar dan kecil di pintu gerbang
merupakan penyebab perubahan modulasi sensasi nyeri (Priharjo, 1993).
Secara fisiologis teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri, hal ini sesuia
dengan teori gate control yang menjelaskan bahwa rangsangan-rangsangan rasa
sakit dapat diatur atau bahkan dihalangi olleh pintu mekanisme sepanjang sistem
syaraf pusat neurons. Pintu mekanisme dapat ditemukan di dalam sel-sel
gelatinosa pada urat syaraf tulang belakang, talamus dan sistim limbik. Teori ini
menyatakan bahwa rangsagan akan dirintangi ketika sebuah ’pintu’ tertutup.
Penutupan pintu adalah dasar untuk terapi pertolongan rasa sakit (Potter, 2005)
Keseimbangan aktifitas dari neuron sensori dan serabut-serabut kontrol
yang menurun dari otak mengatur proses ini. A delta dan neuron C membebaskan
zat P untuk mengirim rangsangan-rangsangan melalui mekanisme pintu.
Mekanoreseptor merupakan tambahan dari mekanisme pintu selain A neuron beta,
yang lebih bebas menghambat neurotransmiter. Mekanisme pintu akan tertutup
jika inti neuron yang dominan adalah serabut A-beta. Aksi ini terjadi jika
dilakukan belaian lembut pada pasien dan seseorang melakukan teknik relaksasi
(Potter, 2005)
Teori tentang aromaterapi sebagai cara yang efektif untuk relaksasi dan
bisa mengurangi tingkat nyeri pada penelitian-penelitian sebelumnya sangat
banyak dan bisa membuktikan tentang adanya pengaruh aromaterapi terhadap
penurunan tingkat nyeri dengan terlebih dahulu membuat seseorang mengalami
relaksasi. Penelitian ini tidak bisa menunjukkan adanya pengaruh dari aromaterapi
42
terhadap perubahan tingkat nyeri, hanya bisa membuat ibu merasakan rasa
nyaman dan mengurangi kecemasan.
Aromaterapi tidak mengalami pengaruh karena berbagai hal. Ketidak
percayaan responden terhadap manfaat aromrterapi bisa jadi menjadi masalah
utama. Pemikiran yang negatif terlebih dahulu menyebabkan tidak efektifnya
bahkan tidak akan ada pengaruhnya sama sekali bagi responden. Pikiran memiliki
peran yang sangat besar terhadap seserang.
Jika seseorang mempersepsikan tidak bisa untuk menurunkan nyeri maka
bagaiamanpun metode komplemnter yang diguanakan tidak akan bisa untuk
menurunkan tingkat nyerinya. Nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan juga
sangat besar pengaruhnya terhadap tidak adanya efek aromaterapi. Intensitas nyeri
kala I fase aktif sebagian besar pada tingkat berat dan frekuensi nyerinya yang
sering.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitin dan pembahasan yang telah diuraiakan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan sebelum diberikan
aromaterapi sebagian besar tingkat nyeri sedang
2. Tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan setelah diberikan
aromaterapi sebagian besar tingkat nyeri ringan
3. Tidak ada pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I
fase aktif pada ibu melahirkan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitaian yang di lakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi perawat yang menolong persalinan hendaknya mampu
memberikan empati dan membantu ibu melahirkan untuk memilih
metode yang tepat bagi ibu untuk mengurangi nyeri saat melahirkan
sesuai dengan kondisi ibu tersebut
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan malakukan penelitian hendaknya
mampu untuk melakukan sendiri intervensi tanpa bantuan dari asisten
peneliti, menggunakan Visual Analog Scale (VAS) selain Verbal
43
44
Descriptor Scale (VDS), mulai melakukan intervensi kepada ibu
melahirkan sejas mulai masuk kala I fase laten.
3. Bagi ibu yang akan melahirkan hendaknya secara rutin untuk selalu
konsultasi mengenai metode untuk mengurangi nyeri pada saat
melahirkan, dan berusaha tidak cemas atau takut pada saat melahirkan.
C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian
1. Kekuatan Penelitian
Menurut pengetahuan peneliti, belum ada penelitin yang meneliti
tentang pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I
pada ibu melahirkan di RSIA Sakina Idaman.
2. Kelemahan Penelitian
Peneliti tidak bisa secara langsung memberikan intervensi dan
observasi kepada responden karena aturan yang diberlakukan di tempat
penelitian, tidak bisa mengetahiu secara langsung gambaran responden
saat diberikan perlakuan dan sampel yang digunakan pada penelitian
ini jumlahnya kecil.
45
Daftar Pustaka
Alimul, Azis., (2000), Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika, Jakarta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Edisi Revisi V., Rineka Cipta, Jakarta. Bobak, I. (1995). Maternity Nursing, 4thed. Misouri : St. Louis Burrough, Arlene. (2000), Maternity Nursing : An Introductory Text Philadelphia WB Saunder Company Chambell, D., (2002), Efek Mozart memanfaatkan kekuatan musik untuk
mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Davis, M, Eshelman, E.R.McKay, M. (1995). Panduan Relaksasi dan Reduksi Stress, Edisi III. EGC, Jakarta
Dempsey, P.A, & Arthur D.D., (2002), Riset Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Yogyakarta.
Doenges. M. E. (2001). Rencana Maternal/Bayi : Pedoman Untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Alih Bahasa, Monika ester. Jakarta: EGC
Ferrer, Helen. (1999). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Alih Bahasa, Andi Hartono. EGC, Jakarta
Ganong, WF, (1999), Buku Ajar fisiologi Kedokteran, Edisi 17, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Guyton. (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta Giddes, Grosset. (2000). Alternative Therapies. Children Leisure Product Limited,
Scotlandia Hamilton, P.M. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6, Alih
Bahasa, Asih, N.L.G.Y. Jakarta : EGC Haryono, Joni. (2005). Efek Teknik Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Nyeri
Akibat Penyakit Gloukoma. Surabaya. http://www.jiptunair.ac.id (last update). Diakses 12 Mei 2008
46
Kaina. (2006), Aromaterapi Pengaruh dan Kekeuatan Aroma dalam Kehidupan, Centra Grafindo, Yogyakarta
Kozier, et.al. (1996). Fundamental of Nursing Concept Process and Practice,
5thEd. Addissson Wesley Publishing Company Inc. Makonski. (1995). Mankoski Pain Scale. Diakses 11 November 2008 jam 11.15
WIB dari www.mcvitamin.com/pain.scale.htm Maulana, D. (2003). Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Terhadap Tingkat
Nyeri Postpartum di RSUD Bantul. KTI, UMY, Yogyakarta. Mc. Kinney, E.S. et.al. (2000). Mternity Child Nursing, Philadelphia : WB
Saundar Company Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Andi Offset,
Yogyakarta. Pilliteri, A. (1999). Maternal and Child Nursing, 3rdEd. Lippincott, Philadhelpia. Potter & Perry, (2005), Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Prawirohardjo, S., (2005), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Priharjo, R., (1993), Perawatan Nyeri, Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Reeder, Martin, Koniak, Griffin. (1997). Maternity Nursing Family, Newborn and
Health Care. Eighteent Edition, Lippincot : Philadhelpia Sastroasmoro, S, Ismail,S. (1995). Dasar-dasar Metodelogi Penelitian, Binarupa
Aksara, Jakarta. Sugiono. (2007). Statistika untuk Penelitian, Alpabeta, Bandung.
47
PENGARUH RELAKSASI AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT
NYERI KALA I FASE AKTIF PADA IBU MELAHIRKAN
DI RSIA SAKINA IDAMAN SLEMAN YOGYAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
NAZWAR HAMDANI RAHIL
20040320022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2008
i
48
MOTTO
“Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Alloh Subhanahu wa
ta’ala ”.
“Kebahagiaan adalah nikmat Alloh
Subhanahu wa Ta’ala yang kita syukuri, kepuasan adalah kebahagiaan yang kita
nikmati”.
“Tersenyum adalah sadaqoh yang paling murah dan mudah”…
“Kemenanagan adalah bukan kita bisa mengalahkan orang lain melainkan mampu mengendalikan diri sendiri”
vi
49
PERSEMBAHAN Sebuah karya kecil aku persembahkan sebagai hasil dari sebuah
penantian perjalanan panjang dari proses belajarku buat diriku dan
orang-orang yang kusayangi…
Segala Puji dan Syukur kepada Alloh atas limpahan rahmat-
Nya, serta solawat kepada Rosulullohsolollohualaihi wa sallam,
hanya kepada Alloh saya mengabdi.
Terima Kash Kepada:
Ibuku Hj. Zuhriah nan jauh disana yang senantiasa
memberikan dukungan dan tidak henti-hentinya
memcurahkan do’a demi cita-cita dan masa depanku.
Adikku tersayang, Erni, Robi,Wiwin, Yaza, sebagai
motivasi saya untuk selalu semangat, semoga kelak kalian
juga bisa meraih kesuksesan masing-masing.
Semua keluarga besar Rahil dan Aikanyar di Lombok , yang
telah meberikan bantuan baik moril maupun materil.
Keluaraga dr. Rismanto, Ibu dan keluarga yang telah
membimbing dan memotivasi saya. Mas Decko, Mas Hesa
Mb Ari..... terima kasih untuk semua bantuannya
Bidan Dyah,Mb Yani, Mb Arni, Mb Putri, Mb Septi, Mb
Handa, Mb hana, Mb Esti, Mb Beti, Mb lilis, Mb nita, Mb
vii
50
Linda, Mb Raya, Mb Retno, Mas Bowo, Pak Juhari maaf
bagi an tidak tertulis namanya....Sakina Crew
Teman- teman Taffeta, mas Yopi, Kak Willy, om Uang, Om
Kudus, dan yang lai yang tak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Ustadz-ustadz saya yang telah mebimbing dan mengajarkan
saya tentang hidup.....Jazakumulloh khair....
Keluarga Abah Yusren, Umi Jazakumulloh khair untuk
semua bantuanya.....
Saudara-saudara saya seperjuangan yang selalu bersabar
dalam jalan dakwah,(tedy, koko, gani, rodzi, febri, heri,
agung, rahmat, faham, syafiq, Nazmi, dr.andre, dr.tatak,
ilin, fadhly, alfian, galih, alfa...do’a kalian ku nanti
Saudari-saudari saya yang telah membantu penelitian, dyah,
ida, wulan, siti, dewi Hp, Azky, ayez, rely, eva, lili, mb
Arsi....terima kasih banyak....Semoga Alloh membalas
deagan hal yang lebih baik
Saudara /saudari PSIK 2004 (Pungky, Wahyu, Bayu, Doni,
Andi, Rib, Imoy, Andi, Wawan, Purnomo, Fahni, Pras,
Ayik Type, Sari, Uni, Nia A, Nuning dan saudara/I ku
yang tak bisa semua kusebut namanya mari tetap kita jag
kekompakan dan kebersamaan
51
Keluarga besar Himika, JAA, KAMMI, SKIF AL-
Jundi....sebagai tempat melabuhkan kepenatan dan
kebosanan untuk mendapat semangat baru...
Saudara/saudari seperjuangan... Mb Ida, Akh Alan, Akh
Zen, Mb Nina, Mb Septi, Mb Witri,Mb Widya, Mb
Ayu,Mb Asni, Mb Hani, Ah Ario, Rio... Amir...tetap
semangat...serta saudara/i yang lain yang tidak bisa saya
tuliskan
viii
Teman temanku alumni FK Unizar....Eka, Umang, Joni,
Aden, Kak Syam, Mb Titin, Memik, Qonita, Rusmiatik,
Rusdy....WismaMedika ....
Keluarga besar Kekalik, Umi, Bang idin, Niah, Kak Roh,
Kak Can, Kak Ham, Kak Kak Han......
Keluarga Besar pak Udin, Mb Mar...ats segala
bantuannya..Keluarga Besar Pak Edi, Mas Dwi, Mb.
Krisni...atas bimbingannya
Takmir masjid Shirotol Mustaqim.....Pak Deni dan ibu,pak
Bambang dan ibu, Pak Jono sekeluarga.., Bu Islam
sekeluarga Ustadzah TPA AL Furqon: Mb Aton, Mb Sri,
Mb Siti, Mb Atik...Mb Wining dan yang lain
Temen-temen kos Rahmat dan Kos Krisna(Okta, sigit, toni,
fuad, rio(makasi pinjaman laptopnya), khotib, favo,
dedy,ajun, yonas, fanani, Yonas, Binar, Ari, Doni, Reza
52
(makasi atas short coursenya,teman-teman kos Padi..Ms
Noren, rifan, roy, nanok, kifly, edy, adam, ari, akmal,
bahtiar, khairi)
Temen-temen satu bimbingan (dyah, Kelly, dewi Hp, isti,
siti, nana, pras, dewi u, Nia Agustina, Ayuk, Ayez….)
Teman-teman FKML (Alfian, Faris, Ina, Dewi, Fahmi,
Aland, Bang anwar, Abeng , Kak Iwan tanjung, Roni
(maksi pinjaman motor dan laptopnya), Dapit, Akbar,Bayu,
Maman…..dan Semua Keluarga Besar Mahasiswa Lombok
–DIY)
Temen-temen IKPM Lombok Timur... Mik Oche, Oji...dan
Gilis..Semua temen-temen Lombok Timur.... mkasi atas
suguhan preseannya...jasa temen-temen semua tak akan bisa
saya lupakan
‘Setiap Pengorbanan yang telah kita lakukan dengan niat ibadah
Kepada Alloh pasti kita akan dapatkan balasannya…..tidak di
dunia…maka kelak kita dapatkan di akhirat’
Buakankah akhirat lebih baik dari pada dunia………………..?
53
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullai Wabarokatuh x
Alhamdulillahirobil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, Solawat dan
salam senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri tauladan terbaik Muhammd
Rosululloh Sollollohu alaihi wa sallam, kepada keluarga, sahabat, tabi’in,
tabi’ittabi’in dan para pengikutnya. Penulis mampu menyusun dan menyelesaikan
karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Relaksasi Aromterapi Terhadap
Tingkat Nyei Kala I Fase Aktif Pada Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman
Sleman Ygyakarta”, semata-mata karena kehendak dan kemurahan Alloh
Subhanahu wa ta’ala.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam
memperoleh gelar sarjana ilmu keperawatan pada Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan moral, materil serta uluran tangan dari berbagai pihak,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua terutama Ibu, serta keluarga yang senatiasa mendo’akan dan
mendukung dalam setiap langkah meraih ridho Alloh Subhanahu wa
Ta’ala
54
2. dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun karya tulis
ilmiah.
3. Uswatun Khasanah, MNS selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
dan menyusun karya tulis ilmiah.
iii
4. Sri Sumaryani, M. Kep., Sp. Mat, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.
5. Drh. Hj. Zulkhah Noor, M. Kes, selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan masukan
serta saran terhadap karya tulis ini.
6. Direktur RSIA Sakina Idaman yang telah member izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta
7. Bidan, perawat, seluruh karyawan RSIA Sakina Idaman yang telah banyak
membantu demi terlaksananya penelitian ini.
8. Ibu-ibu yang bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
9. Dosen dan seluruh staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mengajarkan ilmu dengan penuh
dedikasi, kesabaran dan keikhlasannya iii
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
iv
55
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Atas
kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis ini, penulis mohon maaf. Demi
kebaikan karya tulis ilmiah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin..
iv
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Yogyakarta, Oktober 2008
Penulis
v
56
Nazwar Hamdani Rahil (2008). Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta
Pembimbing: Sri Sumaryani, M. Kep, Sp. Mat.
INTISARI Melahirkan atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Nyeri selama dalam persalinan kala I disebut nyeri primer sebagai akibat dilatasi serviks dan kontraksi uterus, sedangkan nyeri kala II berasal dari pelebaran vulva dan perineum.
Respon relaksasi adalah kebalikan respon alarm dan mengembalikan tubuh dalam keadaan seimbang. Teknik relaksasi bisa lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I pada ibu melahirkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan desain quasi eksperimen with control group, perancangan pretest-postest dengan group kontrol. Jumlah sampel 23 responden, masing-masing 9 responden kelompok kontrol, 14 responden kelompok eksperimen yang diambil secara purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia yang paling banyak antara 26-31 tahun terdiri dari 4 orang (44,44%) kelompok kontrol dan 6 orang (42,85%) kelompok eksperimen. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SLTA sebanyak 5 orang (55,55%) kelompok kontrol dan 7 (50%) orang kelompok eksperimen. Jumlah kelahiran yang paling banyak adalah primipara berjumlah, 5 orang (55,55%) pada kelompok kontrol dan 9 orang (64,28%) pada kelompok eksperimen. Instrument yang digunakan adalah minyak aromaterapi dan lembar observasi skala nyeri VDS (Verbal Descriptor Scale). Uji statistic menggunakan Wilcoxon dan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Hasil penelitian ini didapatkan pada kelompok kontrol tingkat nyeri yang paling banyak adalah nyeri berat yaitu 5 orang (55,56%) pada observasi awal dan setelah 30 menit α=0,102. Tingkat nyeri pada kelompok eksperimen yang paling banyak adalah nyeri sedang yaitu 6 orang (42,86) pada pre-tes dan nyeri ringan yaitu 5 orang (35,71%) pada post-test. Pemberian aromaterapi tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan α=0,087. Uji Kolmogorov-Smirnov pada pretest dan post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mendapatkan nilai α=0,196 . Kesimpulan penelitian adalah tidak ada pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan Kata Kunci: Relaksasi, Aromaterapi, Tingkat Nyeri. Referensi: 25 (1993-2007)
xvi
57
Nazwar Hamdani Rahil. (2008). The Influence of Relaxation Aromatiquetheraphie to Pain Level Stage I Active Phase In Delivery Mother at RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta
Adviser: Sri Sumaryani, M. Kep, Sp. Mat
ABSTRACT
Delivery is a process to make uot a fetus from intra uterin with life condition. Pain in stage 1 called primary pain causes by service dilatation and uterus contraction, pain in satge 2 come from vulva and perineum enlarge.
Relaxation is a feedback of alarm respon and make replace our body to maintenance balance condition. Relaxatin can do with many methode, one of them is Aromaiquetherapy. Aromatiquetherapy have effect make calm condition, reduce anxiety and stress. Aim of this research ia to know influence of aromatiquetherapy toward pain level stage 1 active phase in delivery mother.
Kind of the research is experimental with quasi eksperiment with contol group design, prete-postes design. The number of responden are 24 respondents that consist of 9 respondents as control group and 14 respondents as experiment group take by purpossive sampling methode. Characterisic of respondents, higest age is 26-31 years old 4 person (44,44%) in control group, 6 person (42,85%) in experiment group. Highest education is Senior High School 5 person (55,55%) in control group, 7 person (50%) in eksperiment group. Highest birth status is 5 person (55,55%) in control group with primipara and 9 person (64,28%) in eksperiment group with multipara. Statistics test use Wilcoxon and Kolmogorov-Smirnov with siginficancy α<0,05. The result of the research in control group 5 people (55,55%) in severe level is the most people, and is there is no diffrences in pain level α=0,102 until 30 minute observation. Pain level in experiment group, the most people in moderate pain 6 person (42,86%) in pre-tes and mild pain 5 person (35,71%) in pos-tes. Aromatiquetherapy can’t reduce pain level α=0,087 with Wilcoxon test. Pain level in control group with eksperiment group in pretest and post-test is no differences α=0,196 with Kolmogorov-Smirnov test. The conclusion is aromatiquetherapy can’t influence reduce the pain level of stage 1 phase active in mother delivery. Keywords: Relaxation, Aroamtiquetherapy, Pain level. References: 25 (1993-2007)
xvii
Lampiran
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nazwar Hamdani Rahil
NIM : 20040320022
Alamat :Jl. Ringroad Barat, Ngebel RT 01, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Program A Fakultas
kedokteran UMY yang sedang malakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Relaksasi Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri Kala I Pada Ibu Melahirkan Di
RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta 2008”
Peneliti mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden pada penelitian
ini. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Ibu sebagai
responden, kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan
untuk kepentingan penelitian. Peneliti mohon Ibu menandatangani lembar
persetujuan ini sekiranya berkenan menjadi responden.Tanda tangan saya
menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini peneliti buat, atas perhatian Ibu peneliti
sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 2008
PENELITI RESPONDEN
Nazwar Hamdani Rahil ....................................................
Prosedur Pelaksanaan Relaksasi Aromaterapi
1. Mengucapakan salam kepada responden
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat relaksasi aromaterapi :
a) megurangi rasa cemas pada ibu saat melahirkan
b) mengurangi rasa nyeri
c) membuat rasa nyaman
d) mebuat biu menjadi rilek/tidak tegang
4. Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan :
a) Mengkaji dan mencatat nyeri yang dirasakan responden dengan
menanyakan tingkat nyeri sambil menunjukkan VDS (Verbal Descriptor
Scale) yang memilki skala 0-10. Nyeri ringan 1-3, nyeri sedang 4-6, nyeri
berat 7-9, nyeri sangat berat 10.
b) Memberikan minyak aromaterapi dengan menyemprotkan ke tisu/kasa
steril/sapu tangan kemudian meminta responden menghirup aroma dari
minyak aromaterapi tersebut.
c) Membiarkan klien untuk rilek selama 30 menit smbil tetap mencium
minyak aromaterapi
d) Mengkaji kembali dan mencatat tingkat nyeri responden dengan
menanyakan tingkat nyeri dengan menunjukkan skala nyeri 0-10 (nyeri
ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri sangat berat.
5. Mengucapkan salam dan terimakasih kepada responden
6. Mencatat hasil di form observasi
Format Pengkajian
a. Nama Responden : b. Tempat dan tanggal lahir : c. Pendidikan : d. Pekerjaan : e. Alamat : f. Suku : g. Kelahiran ke : h. Kondisi psikologis : a. Cemas b. Takut c. Rilek/tenang i. Kondisi Fisik : a. Lelah b. Fit j. Skala Nyeri : a. Ringan 1-3
b. Sedang 4-6 c. Berat 7-9 d. Sangat berat 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1. Nyeri ringan = skala 1-3 2. Nyeri sedang = skala 4-6 3. Nyeri berat = skala 7-9 4. Nyeri sangat berat = skala 10
NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test (Ekperimen) Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimenpretes 14 3.00 10.00 6.7143 2.46291 Eksperimenpostes 14 2.00 10.00 6.0714 3.31580 Valid N (listwise) 14
Ranks
7a 4.29 30.001b 6.00 6.006c
14
Negative RanksPositive RanksTiesTotal
Eksperimenpostes -Eksperimenpretes
N Mean Rank Sum of Ranks
Eksperimenpostes < Eksperimenpretesa.
Eksperimenpostes > Eksperimenpretesb.
Eksperimenpostes = Eksperimenpretesc.
Test Statisticsb
-1.710a
.087ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Eksperimenpostes -
Eksperimenpretes
Based on positive ranks.a.
Wilcoxon Signed Ranks Testb.
NPar Tests (Kontrol)
Wilcoxon Signed Ranks Test (Kontrol)
Ranks
0a .00 .003b 2.00 6.006c
9
Negative RanksPositive RanksTiesTotal
Kontrolpostes -Kontrolpretes
N Mean Rank Sum of Ranks
Kontrolpostes < Kontrolpretesa.
Kontrolpostes > Kontrolpretesb.
Kontrolpostes = Kontrolpretesc.
Test Statisticsb
-1.633a
.102ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Kontrolpostes-
Kontrolpretes
Based on negative ranks.a.
Wilcoxon Signed Ranks Testb.
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kontrolpretes 9 5.00 10.00 8.1111 1.69148 Kontrolpostes 9 6.00 10.00 8.5556 1.42400 Valid N (listwise) 9
NPar Tests Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test( Pre-test)
Frequencies
91423
Aroma_terapikontrol pretesteksperimen pretestTotal
Tingkat_nyeriN
Test Statisticsa
.460
.460-.0241.077
.196
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Tingkat_nyeri
Grouping Variable: Aroma_terapia.
NPar Tests Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Post-test)
Frequencies
91423
Aroma_terapiKontrol postesEksperimen postesTotal
Tingkat_nyeriN
Test Statisticsa
.460
.460-.0951.077
.196
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Tingkat_nyeri
Grouping Variable: Aroma_terapia.