halaman motto - repository.usd.ac.id

121
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBELIAN IMPULSIF MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE PADA GENERASI MILENIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Psikologi Disusun oleh : Rossana Ayu Hanna Wisesa NIM : 139114023 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBELIAN

IMPULSIF MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE

PADA GENERASI MILENIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Rossana Ayu Hanna Wisesa

NIM : 139114023

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

iv

HALAMAN MOTTO

Tuhan tidak memerlukan pendampingan dari siapapun, tetapi Ia memberikan

pendampingan kepada manusia yang memerlukan – Santo Ireneus

Bagi Tuhan tak ada yang mustahil

Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin

MujizatNya disediakan bagiku

Ku diangkat dan dipulihkanNya – Sari Simorangkir

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati

dan pikiranmu dalam Kristus Yesus - (Filipi 4: 6 - 7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terimakasih untuk Tuhan Yesus yang mendampingi, memberi kesehatan,

memulihkan dari keterpurukan, dan memberi rezeki yang cukup.

Untuk, Papa dan Mama yang menyayangi dengan sepenuh hati, berjuang dan

sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi anaknya. Adek bersyukur terlahir

menjadi anak papa dan mama.

Untuk Mas Niko, terima kasih sudah menyayangiku sejak kecil, walaupun

terkadang gengsi untuk mengungkapkan adek sayang sama mas.

Untuk Mas Ito kekasih yang hadir di waktu yang tepat. Terima kasih

sudah menyayangiku bahkan memprioritaskanku di atas kepentinganmu

sendiri. Tetap ada untukku dikala susah dan senang ya. Aku sayang mas.

Untuk Winda, terima kasih sudah menjadi teman dan sahabat dari SMA sampai

kuliah, mengingatkan, membantu, dan menjadi teman curhatku yang paling ku

andalkan. Luv bebeh

Untuk sahabatku Reti, terima kasih sudah membantu, berbagi kisah, dan

membantuku saat susah. Terima kasih kamu selalu ada untukku. Luv bebeb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

vii

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBELIAN

IMPULSIF MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE

PADA GENERASI MILENIAL

Rossana Ayu Hanna Wisesa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan

pembelian impulsif produk makanan ringan secara online pada generasi milenial.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 201 generasi milenial yang pernah membeli

makanan ringan secara online. Alat ukur yang digunakan skala kecerdasan

emosional (α = 0,979) dan skala pembelian impulsif (α = 0,941). Metode analisis

data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena data tidak terdistribusi

normal. Hasil uji korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada hubungan

negatif dan signifikan antara pembelian impulsif dan kecerdasan emosional (r = -

0,636 dan p = 0,000). Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional

individu maka pembelian impulsif semakin rendah. Sebaliknya, jika kecerdasan

emosional rendah maka pembelian impulsif tinggi.

Kata kunci: kecerdasan emosional. pembelian impulsif, generasi milenial,

makanan ringan, online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

viii

CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND

IMPULSIVE BUYING ON ONLINE SNACKS PURCHASING WITHIN

MILLENNIALS

Rossana Ayu Hanna Wisesa

This research aims to find out the relation of emotional intelligence and impulsive

buying towards snacks purchased online of millennials. 201 millenials who once

purchased snacks online are chosen as the subject of this research. Emotional

intelligence scale (α = 0,979) and impulsive buying scale (α = 0,941) are used as

the measuring instruments. Spearman’s Rank Correlation Coefficient is used as

the data analysis method since the data are not distributed normally. Spearman’s

rho correlation test results that there is a negative and significant correlation

between impulsive buying and emotional intelligence (r = -0,636 and p = 0,000).

This means that the higher someone’s emotional intelligence, the lower impulsive

buying they result. On the other hand, if someone has low emotional intelligence,

it will result in a high impulsive buying.

Keyword : emotional intelligence, impulsive buying, millennials, snacks

purchasing, online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

x

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis persembahkan untuk Tuhan Yesus sang

sumber kehidupan. Karena-Nya penulis masih bisa bernapas dan diberi anugerah

yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir. Tentu bukan perjalanan

yang mudah hingga tugas akhir ini dapat selesai, namun dengan kasih karunia

yang Tuhan beri penulis dimampukan.

Ungkapan terima kasih penulis persembahkan untuk diri sendiri. Terima

kasih karena sudah bertahan, bersemangat, serta berjuang hingga penelitian ini

dapat selesai. Walaupun mungkin terdapat kekurangan, namun penulis tetap

bangga akan diri sendiri karena tidak menyerah dan tetap mau berusaha

semaksimal mungkin.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Psikologi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga penulis

menyadari bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Atas segala bantuan, dari lubuk hati yang terdalam penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas limpahan berkat dan karunia dari penulis lahir

hingga saat ini. Walaupun perjalanan hingga selesainya penelitian ini

banyak cobaan yang membuat penulis sempat patah semangat, namun

Tuhan mampukan untuk penulis berjuang.

2. Leluhur-leluhur penulis yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia.

Khususnya Ibu Anastasia Kartini Sri Rahayu, Bapak Antonius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xi

Abdulrahman Hadisiswoyo, dan Ibu Veronika Sudinem. Terima kasih atas

doa restu yang telah diberikan untuk penulis. Mohon maaf untuk ibu Sis

karena penulis tidak bisa menyelesaikan penelitian ini saat ibu masih ada,

namun penulis percaya doa ibu selalu menyertai.

3. Ibu Henrietta selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat membantu

hingga penelitian ini dapat selesai. Terima kasih atas bimbingan dan

kesabaran yang selalu diberikan pada penulis.

4. Terima kasih untuk seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah berbagi ilmu kepada penulis selama ini.

5. Untuk kedua orang tuaku yang ku kasihi, Drs. Yustinus Hari Nugroho dan

Dra. Yustina Dwi Rahayu. Terima kasih untuk semua cinta, perhatian,

waktu, semangat, dan banyak hal yang tidak dapat dijabarkan. Terima

kasih untuk tidak pernah menekan walaupun penulis menyadari bahwa

penelitian ini harus selesai. Adek bersyukur dilahirkan sebagai anak mama

dan papa.

6. Niklaus Wisesa Ganang Wijaya, terima kasih mas sudah menjadi kakak

yang baik dan selalu perhatian dari adek kecil. Adek bersyukur punya mas.

7. Christofer Josef Dian Permadi, terima kasih sudah hadir pada waktu yang

tepat ketika penulis sedang terpuruk. Terima kasih juga untuk bantuan

mengecek EYD di skripsi ini, menyebar skala, dan selalu memberi

dukungan ketika penulis mulai lemah. Aku menyangimu bibibii.

8. Terima kasih untuk Anindya Winda Kusumawati sahabatku, selalu

mendengar keluh kesahku dan membantu dengan tulus. KI yang mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xii

membantu ditengah kesibukan yang dimiliki. Sangat terharu waktu kalian

sampai membuat grup khusus untuk skripsi aku. Terima kasih juga

dukungan yang diberikan untuk teman-teman satu bimbingan skripsi.

9. Terima kasih untuk Theresia Catur Pustaka Reti sahabat rasa saudara yang

sudah menawarkan bantuan, waktu, mendukung, dan percaya kalau aku

mampu melewati semua ini. Terima kasih juga untuk nasi dadar penuh

cinta yang ku makan setelah pendadaran, sangat mengenyangkan hati dan

perut hihi.

10. Terima kasih untuk Clara si yang pernah menjadi 24/7ku. Terima kasih

karena sudah membantu menyebarkan dan mengisi skala penelitian ini.

Mungkin sekarang kita sudah berbeda, tapi ku menyadari kalau jauh di

hati kita masih saling membutuhkan hahaha.

11. Terima kasih untuk Defty, Lias, dan Dea yang sudah sangat membantu

hingga penelitian ini bisa selesai. Terima kasih atas waktu dan

kebersamaan yang mungkin baru dirasa ketika menjelang akhir kuliah ini.

12. Terima kasih untuk bebeb Reti yang mendukung, membantu, dan selalu

menanyakan kabar penulis. Sukses untuk kita ya beb.

13. Terima kasih untuk Classy Class 13 atas dinamika selama penulis kuliah

dan membantu menyebarkan skala penelitian ini.

14. Terima kasih pula untuk seluruh subjek penelitian atas waktu dan

kesediaannya mengisi kuesioner penelitian ini. Tanpa bantuan kalian

penelitian ini tidak akan selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 8

C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................... 8

D. MANFAAT PENELITIAN ..................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis................................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ................................................................................... . 8

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xiv

A. PEMBELIAN IMPULSIF ...................................................................... 9

1. Definisi Pembelian Impulsif ................................................................ 9

2. Produk-produk yang Menimbulkan Pembelian Impulsif ................... 11

3. Aspek-aspek Pembelian Impulsif........................................................ 13

4. Faktor-faktor Pembelian Impulsif....................................................... 14

B. KECERDASAN EMOSIONAL ............................................................. 16

1. Definisi Kecerdasan Emosional .......................................................... 17

2. Dimensi Kecerdasan Emosional ......................................................... 18

3. Dampak Kecerdasan Emosional ......................................................... 20

D. GENERASI MILENIAL ........................................................................ 21

E. DINAMIKA HUBUNGAN ................................................................... 22

F. BAGAN KERANGKA BERPIKIR ........................................................ 25

G. HIPOTESIS PENELITIAN .................................................................... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27

A. JENIS PENELITIAN ............................................................................. 27

B. IDENTIFIKASI VARIABEL ................................................................. 27

1. Variabel Bebas .................................................................................... 27

2. Variabel Tergantung ........................................................................... 27

C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................... .28

1. Pembelian Impulsif Online ................................................................. 28

2. Kecerdasan Emosional........................................................................ 28

D. SUBJEK PENELITIAN ......................................................................... 29

E. METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................... 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xv

1. Skala Pembelian Impulsif ................................................................... 30

2. Skala Kecerdasan Emosional .............................................................. 31

F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR .............................. 32

1. Validitas .............................................................................................. 32

2. Kesahihan Item ................................................................................... 34

3. Reliabilitas .......................................................................................... 35

G. METODE ANALISIS DATA ................................................................ 36

1. Uji Asumsi .......................................................................................... 36

2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 38

A. PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................... 38

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN .................................................... 38

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ........................................................ 39

D. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 44

1. Uji Asumsi .......................................................................................... 44

2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 46

E. PEMBAHASAN ..................................................................................... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 49

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 49

B. SARAN PENELITIAN .......................................................................... 49

1. Bagi Subjek/ Generasi Milenial .......................................................... 49

2. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xvi

LAMPIRAN ................................................................................................ 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Pemberian Skor Skala Pembelian Impulsif ......................................... 30

Tabel 2. Sebaran Item Skala Pembelian Impulsif ............................................ 31

Tabel 3. Pemberian Skor Skala Kecerdasan Emosional .................................. 32

Tabel 4. Sebaran Item Skala Kecerdasan Emosional ....................................... 32

Tabel 5. Tingkat Korelasi dan Kuatnya Hubungan .......................................... 37

Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Umur ........................................ 39

Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 39

Tabel 8. Kategorisasi Kecenderungan Variabel ............................................... 40

Tabel 9. Data Empirik Skala Pembelian Impulsif ............................................ 41

Tabel 10. Kategorisasi Variabel Pembelian Impulsif ...................................... 42

Tabel 11. Data Empirik Skala Kecerdasan Emosional .................................... 42

Tabel 12. Kategorisasi Variabel Kecerdasan Emosional ................................. 43

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian......................................... 44

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Variabel Penelitian .......................................... 45

Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Variabel ............................................................ 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IZIN ........................ 59

LAMPIRAN 2 SKALA PENELITIAN ............................................................ 63

LAMPIRAN 3 RELIABILITAS SKALA PENELITIAN ................................ 90

LAMPIRAN 4 DESKRIPSI HASIL UJI ASUMSI .......................................... 93

LAMPIRAN 5 HASIL UJI HIPOTESIS ......................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak Desember 2019, seluruh dunia terkena wabah Covid-19,

membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan virus ini menjadi

pandemi global (Elvina, 2020). Pandemi merupakan wabah yang berjangkit

serempak meliputi daerah geografis yang luas (kbbi.web.id). Sejak pandemi

Covid-19 ini terjadi di seluruh dunia, salah satu aspek kehidupan yang terkena

dampak signifikan ialah sektor perekonomian. Di Indonesia khususnya,

pertumbuhan perekonomian yang terpantau oleh Badan Pusat Statistik

menunjukkan data yang mengalami penurunan.

Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mengakibatkan

banyak perusahaan maupun pemilik usaha melakukan kebijakan baru dengan

mempekerjakan karyawan dari rumah dan atau mengurangi jumlah karyawan

(PHK). Kebijakan tersebut, bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus

Corona (Covid-19). Ida Fauziyah selaku Menteri Ketenagakerjaan,

mengungkapkan bahwa sebanyak 1.722.958 pekerja dirumahkan bahkan

terkena pemutusan hubungan kerja (Kemnaker, 2020). Hal tersebut dilakukan

berdasarkan imbauan Presiden Joko Widodo yang kemudian ditindaklanjuti

oleh Kementerian Keuangan serta beberapa perusahaan swasta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

2

mengeluarkan surat edaran terkait kebijakan bekerja di rumah (Dewayani,

2020).

Bekerja dari rumah tentu dapat berpengaruh terhadap kondisi keuangan

para pekerja. Pernyataan salah satu pegawai start-up yang bekerja dari rumah

mengaku kesulitan karena hanya mendapat gaji 10% dari yang seharusnya

diterima (Adam, 2020). Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta,

Diana Dewi (Hamdani, 2020) mengungkapkan bahwa pengusaha memiliki

kebijakan masing-masing dalam mengelola upah para karyawan yang bekerja

dari rumah. Misalnya seperti memotong uang transport dan uang makan, tetapi

ada pula yang hanya memotong salah satu saja.

Dalam menyikapi pandemi dan kesulitan keuangan, Budi Raharjo yang

merupakan seorang financial planner mengungkapkan bahwa untuk pegawai

yang mengalami dampak kebijakan tersebut diharapkan mampu mengelola

dana sebaik mungkin (Sulistiowati, 2020). Keadaan pandemi membuat banyak

orang harus mampu beradaptasi dengan keadaan, termasuk dalam mengatur

biaya hidup, membeli barang dengan bijak dan mengurangi hedonisme

(Djumena, 2020).

Akan tetapi, sektor industri makanan dan minuman (F&B) masih

menjadi salah satu sektor yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi sehingga

kemungkinan konsumen untuk mengonsumsi makanan maupun minuman di

tengah pandemi masih cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan

dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa industri makanan dan minuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

3

diprediksi menjadi kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III/

2020 sebesar 19,87% khususnya di sektor industri pengolahan (Arief, 2020).

Pertumbuhan ekonomi didukung oleh pembelian konsumen.

Berdasarkan survei lembaga riset Snapchart (Tashandra, 2018) mengemukakan

bahwa sebanyak 50% responden berumur 25-34 tahun menjadi konsumen di

bidang e-commerce paling banyak. Konsumen dengan rentang umur 25-34

merupakan kelompok generasi milenial. Golongan generasi milenial yang

Menurut Lancester dan Stillman (2002) adalah generasi yang lahir pada tahun

1981 hingga 1999. Generasi milenial atau Gen Y juga dapat dikategorikan

sebagai generasi yang lahir pada tahun 1980 sampai 2000 (Junker, et al., 2016).

Pada usia di atas, generasi milenial telah mencapai usia yang sudah

bekerja. Menurut Utomo dan Noormega (2020), milenial sebagai konsumen

lebih memilih sistem pengalaman “one-stop-shopping” dengan pertimbangan

lebih praktis, menekankan keaslian dan produk yang terjangkau . Oleh sebab

itu ketika pandemi Covid-19, pemesanan layanan pesan antar makanan melalui

daring mengalami peningkatan walaupun sedang bekerja dari rumah

(katadata.co.id, 2020).

Berdasarkan pengertian di atas, rentang umur generasi milenial

termasuk dewasa awal hingga dewasa (Santrock, 2002). Ketika mencapai masa

dewasa, diharapkan telah menyelesaikan pertumbuhan serta perkembangannya

agar tidak mengalami masalah dan merasa bahagia menjalani tugas

perkembangan selanjutnya (Hurlock, 1996). Menurut Hurlock (2009), dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

4

awal seharusnya sudah mampu mendapatkan pekerjaan, memilih seorang

teman hidup, membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima

tanggung jawab sebagai warga negara, serta bergabung dalam suatu kelompok

sosial.

Selain itu jika ditinjau berdasarkan masa perkembangan dewasa awal

dinilai mampu berpikir secara reflektif (Papalia, Olds, dan Feldman, 2005). Hal

tersebut tentu bertentangan dengan tugas perkembangan dewasa awal. Nielsen

Global Survey of E-commerce mengemukakan bahwa karakteristik generasi

milenial cenderung akrab dengan internet dan lebih memilih jalur daring untuk

membeli produk atau jasa guna kebutuhan sehari-hari (Ester, 2016).

Adapun kebiasaan makan yang digemari yaitu ngemil atau

mengonsumsi makanan ringan. Berdasarkan Mondelez Internasional (dalam

guesehat, 2019) menyampaikan bahwa Indonesia merupakan peringkat pertama

sebagai negara yang paling sering mengkonsumsi camilan. Survei tersebut

mengungkapkan sebanyak 72% orang usia dewasa muda di Indonesia

mengkonsumsi camilan tiga kali sehari (guesehat, 2019). Camilan atau

makanan ringan merupakan makanan kecil atau kudapan yang dikonsumsi

diantara dua waktu makan (Kbbi, 2020). Ngemil menjadi pilihan bagi generasi

milenial karena kepraktisannya, hal ini dilandasi oleh rutinitas generasi

milenial yang padat (Christiyaningsih, 2019).

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mewawancara beberapa

pegawai dengan kategori umur milenial yang ketika pandemi Covid-19 bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

5

dari rumah. Narasumber 1 (N1) berprofesi sebagai guru honorer dan privat

mengungkapkan bahwa pengeluaran bertambah untuk membeli camilan karena

tidak melakukan aktifitas. Hal tersebut juga dirasakan oleh N2 yang bekerja

sebagai staff periklanan di sebuah restauran, ia mengungkapkan bahwa lebih

sering membeli camilan untuk menemani dirinya bekerja di rumah. Berbeda

dengan narasumber sebelumnya, N3 yang bekerja sebagai salah satu karyawati

swasta, justru mengalami pengurangan 30% dari gaji yang seharusnya diterima

namun ia tetap membeli camilan guna persediaan. Pengalaman serupa terjadi

pada N4 yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan negara. Ia

mengungkapkan bahwa senang membeli serta konsumsi camilan selama di

rumah karena merasa tidak melakukan aktifitas berat.

Berdasarkan temuan dari wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa

pekerja generasi milenial yang diwawancarai memilih makanan ringan karena

praktis dan dapat dikonsumsi untuk menemani saat bekerja maupun ketika

santai. Selain itu, terdapat narasumber melakukan pembelian makanan ringan

walaupun terjadi pengurangan pemasukan. Hal tersebut tentu bertentangan

dengan situasi ketika pandemi yang menyarankan konsumen mengurangi

pengeluaran yang bersifat hedonisme dan hanya memenuhi kebutuhan pokok.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bellenger et al. (dalam

Kacen & Lee, 2002) konsumen di bawah usia 35 tahun rentan melakukan

pembelian yang bersifat hedonisme atau impulsif. Berdasarkan situasi di atas,

dapat disimpulkan bahwa fenimena dalam penelitian ini yaitu pembelian tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

6

pertimbangan dan hanya mengikuti dorongan emosi yang ada pada pekerja

generasi milenial ketika pandemi.

Pembelian impulsif merupakan pembelian yang cepat dan tidak

direncanakan diikuti adanya konflik pikiran dan dorongan emosional

(Verplanken & Herabadi, 2001). Seseorang dapat dikatakan membeli secara

impulsif ditandai dengan munculnya perasaan terdesak secara tiba-tiba dan

tidak dapat dilawan (Solomon & Rabolt, 2009).

Rook (1987) mengidentifikasikan pembelian impulsif sebagai suatu

perilaku yang dilakukan spontan dan lebih melibatkan emosional. Seseorang

yang kurang atau lemah dalam meregulasi emosi cenderung akan melakukan

hal yang hedonis (Salerno, et al., 2014). Hedonis merupakan salah satu

karaktersitik dalam pembelian impulsif (Bayley&Nancarrow, 1998). Pembelian

impulsif justru dipandang sebagai sarana untuk menyenangkan diri serta

dilakukan sebagai bentuk regulasi emosi (Vohs dan Faber, 2007). Dalam

penelitian George dan Yaouneyoung (2010) menemukan pembelian impulsif

menjadi cara untuk melepaskan emosi. Akan tetapi, jika dilakukan secara terus

menerus tentu tidak akan baik bagi individu secara finansial maupun cara

emosi. Individu dewasa awal tentu seharusnya sudah mencapai kematangan

baik secara kognitif maupun emosional (Jahja, 2011).

Mayer dan Salovey (1997) (dalam Salovey & Grewal, 2005)

menemukan model kecerdasan emosional guna perkembangan psikologi

khususnya yang berkaitan dengan emosi. Kecerdasan emosional merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

7

kemampuan mengenali emosi diri sendiri maupun emosi orang lain kemudian

menggunakan hal tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan (Salovey, et

al., 1995). Goleman (1995) merupakan kemampuan seseorang mengatur emosi

yang dimiliki dengan intelegensi, menjaga keselarasan emosi dan

mengungkapkan melalui kesadaran diri, pengendalian diri motivasi diri, empati

dan keterampilan sosial.

Pribadi yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi berpengaruh

pada hubungan personal yang baik dan mampu mencapai sukses di tempat

kerja (Salovey & Grewal, 2005). Selain itu, karakteristik individu dengan

kecerdasan emosional yang baik akan cenderung menahan diri ketika

dihadapkan dorongan tertentu dan bangkit dari perasaan yang menekan

(Goleman, 1995). Kerugian pribadi yang memiliki kecerdasan emosional yang

rendah cenderung kurang mampu menguasai dirinya sendiri, cenderung

memiliki amarah yang meluap, serta gangguan emosional yang berlebihan

(Goleman, 1995). Oleh sebab itu, kecerdasan emosional merupakan bahasan

yang penting untuk mempengaruhi timbulnya pembelian impulsif.

Penelitian Amos (2014) menemukan bahwa interaksi antara faktor

disposisi dan faktor situasional dalam pembelian impulsif memiliki hubungan

yang paling kuat untuk pembelian impulsif. Faktor disposisi merupakan

karaktersitik yang dirasa oleh individu dan dapat diterapkan secara umum

diseluruh situasi (Beatty dan Ferrell, 1998; Rook dan Fisher, 1995; Sharma et

al, 2010). Sedangkan faktor situasional merupakan keadaan di luar diri individu

yang berupa stimulus atau keadaan saat itu juga. Pada penelitian sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

8

(Amos, 2014) mengungkapkan bahwa memerlukan lebih banyak studi

mengenai interaksi variabel disposisi dan situasional untuk melihat efek yang

ditimbulkan pada pembelian impulsif.

Menurut analisis yang telah dilakukan, peneliti hendak melakukan

penelitian mengenai kecerdasan emosional dan pembelian impulsif disesuaikan

dengan sitasi pandemi covid-19 pada pekerja milenial. Kecerdasan emosional

sebagai variabel yang terjadi dalam individu dan situasi pandemi sebagai faktor

situasi di luar ketika terjadi pembelian impulsif.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan

kecerdasan emosional dan pembelian impulsif produk makanan ringan secara

online pada pekerja generasi milenial?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan

emosional dan pembelian impulsif produk makanan ringan secara online pada

pekerja generasi milenial.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini untuk memberikan referensi di

bidang psikologi konsumen, psikologi kepribadian, psikologi perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

9

mengenai terdapat hubungan kecerdasan emosional dan pembelian impulsif

produk makanan ringan secara online pada pekerja generasi milenial.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan memberi informasi serta

bahan evaluasi bagi pekerja generasi milenial dan peneliti terkait pembelian

impulsif dan kecerdasan emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

1. Definisi Pembelian Impulsif Online (Online Impulsive Buying)

Rook, D. W. (1987) berpendapat bahwa pembelian impulsif

merujuk pada perilaku spontan dan memiliki pengaruh, di luar kontrol

yang cenderung melibatkan emosional dari pada biasanya. Pembelian

impusif terjadi karena ada dorongan yang kuat untuk segera membeli

barang ketika melihat suatu barang. Setelah penelitian yang dilakukan

oleh Rook, topik mengenai pembelian impulsif menjadi banyak diteliti.

Rook dan Gardner (1993) mengemukakan pembelian impulsif sebagai

perilaku yang tidak direncanakan dan melibatkan pengambilan

keputusan secra cepat dan memiliki keinginan untuk memperoleh

produk dengan segera mungkin.

Weinberg dan Gottwald (1982) berpendapat pembelian impulsif

merupakan pengalaman berbelanja yang dilakukan dengan spontan

dengan melibatkan emosi di dalamnya. Verplanken dan Herabadi

(2001) berpendapat hal yang serupa bahwa pembelian impulsif

dilandasi dorongan emosional untuk memenuhi kesenangan semata.

Individu yang melakukan perilaku pembelian impulsif cenderung tidak

mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk karena terdapat

dorongan yang kuat untuk sesegera mungkin membeli. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

11

individu membeli produk, akan muncul perasaan senang karena adanya

dorongan emosional (Verplanken dan Herabadi, 2001).

Bayley dan Ferrell (1998) mendefinisikan perilaku impulsif

merupakan pembelian yang terjadi secara langsung tanpa adanya

perencanaan sebelum belanja. Karena tidak terdapat perencanaan,

individu menjadi tidak dapat berfokus pada kategori produk yang

seharusnya menjadi kebutuhan yang lebih pokok. Hal tersebut

didukung Bayley dan Nancarrow (1998) yang mendefinisikan perilaku

pembelian impulsif dilakukan secara mendadak karena terdapat produk

yang dirasa menarik tanpa adanya pertimbangan yang bijaksana.

Dorongan untuk melakukan impulsif terjadi karena adanya perasaan

negatif maupun positif yang dirasakan individu, sehingga dapat

menjadi motivator yang potensial (Youn&Faber, 2000).

Berkembangnya teknologi membuat pembelian tidak hanya

dilakukan dengan datang ke toko ritel, namun dapat melalui online.

Pembelian online dinilai memiliki lebih banyak informasi produk dan

dapat diakses 7/24 sehingga konsumen memiliki keleluasaan dalam

memilih maupun membandingkan dengan penjual online lain (Kim,

2002). Pembelian melalui aplikasi online maupun melalui e-commerce

tidak dibatasi oleh jam buka maupun tutup, lokasi fisik, beragam jenis

pilihan, serta ketersediaan barang (LaRose, 2001). Menurut penelitian

Jeffrey dan Hodge (2007) pembelian secara online menjadikan

berkurangnya tekanan dalam pembelian produk, sehingga menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

12

lebih impulsif dibanding membeli secara offline. Dengan berbagai

kemudahan yang ditawarkan, membuat konsumen merasa nyaman

berbelanja melalui online maupun e-commerce dibandingkan belanja

secara tradisional. Rasa nyaman tersebut dapat mendorong pembelian

impulsif (Dawson dan Kim, 2009).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan

pembelian impulsif online merupakan perilaku membeli yang

dilakukan melalui aplikasi online maupun e-commerce karena adanya

dorongan yang tidak tertahankan. Dorongan tersebut terjadi guna

memenuhi keinginan sesaat tanpa pertimbangan sebelumnya dan

cenderung melibatkan emosi baik positif maupun negatif.

2. Produk-produk yang Menimbulkan Pembelian Impulsif

Menurut Herabadi (2003), terdapat beberapa produk yang

membuat timbulnya perilaku pembelian impulsif yaitu:

a. Buku (novel, buku pelajaran, majalah, komik

b. Fashion (pakaian, sepatu, tas)

c. Makanan (makanan ringan, coklat, gulali)

d. Minuman

e. Parfum

f. Make Up

g. Produk elektronik

h. Barang-barang yang berkaitan dengan hobi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

13

Salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia

adalah produk makanan. Berkembangnya industri makanan

secara tidak langsung mengubah pemikiran serta gaya hidup

konsumen dan keputusan untuk membeli makanan. Saat ini

bukan lagi dipandang sebagai kebutuhan pokok melainkan

kegiatan dan pengalaman baru (Maharani, 2018). Makanan

ringan merupakan produk yang tidak masuk kategori makanan

pokok akan tetapi digemari.

Makanan ringan merupakan makanan kecil atau kudapan

yang dikonsumsi diantara dua waktu makan (Kbbi, 2020).

Menurut Booth (1990) produk makanan ringan yaitu cookies,

roti, makanan berbahan dasar susu, makanan berbahan dasar

buah, dan permen.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, PT. Calbe Wings

Food menemukan bahwa 50,95% responden berusia 18-25 di

Indonesia gemar mengkonsumsi makanan ringan guna

membuat perasaan menjadi lebih baik (Ramadhan, 2019). Hal

tersebut senada dengan survei yang dilakukan Mondelez

Internasional (dalam guesehat,2019), Indonesia merupakan

peringkat pertama sebagai negara yang paling sering

mengkonsumsi makanan ringan. Survei tersebut

mengungkapkan sebanyak 72% orang dewasa muda di

Indonesia mengkonsumsi camilan tiga kali sehari (guesehat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

14

2019). Berdasarkan uraian tersebut peneliti memilih

menggunakan produk makanan ringan. Saat ini, makanan

ringan tengah digemari oleh berbagai kalangan.

3. Aspek-aspek Pembelian Impulsif

Berdasarkan Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat 2 aspek

dalam pembelian impulsif, yaitu:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif melingkupi kurangnya perencanaan dan

pertimbangan ketika individu melakukan keputusan pembelian.

Individu cenderung akan tertarik pada harga produk yang

ditawarkan serta keuntungan yang diperoleh ketika membeli

produk tersebut. Oleh sebab itu, individu tidak

mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pembelian

tersebut.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif melingkupi perasaan tertarik pada suatu

produk yang melibatkan emosi, minat, dan sikap. Ketika individu

merasa tertarik dengan produk tertentu, maka akan muncul

perasaan senang, gembira, serta dorongan untuk memiliki barang

yang disenangi. Dorongan tersebut membuat kurangnya kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

15

dalam diri sehingga dapat terjadi penyesalan setelah melakukan

pembelian.

4. Faktor-faktor Pembelian Impulsif

Terdapat beberapa hal yang mendasari konsumen untuk membeli

sebuah produk bisa dikarenakan sangat membutuhkan barang tertentu,

untuk menggambarkan atau menunjang identitas, untuk menyenangkan

diri, bahkan meredakan mood (Verplanken&Herabadi, 2001). Berikut

faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif :

a. Faktor Eksternal

Faktor ekternal pembelian impulsif dapat terjadi ketika

konsumen dihadapkan pada stimulus yang ada di sekitarnya seperti

lingkungan toko atau adanya promosi (Piron, 1991). Selain itu,

stimulus promosi yang ditimbulkan oleh sales, penyampaian yang

kreatif, dan penggunaan teknologi yang tepat dapat mempengaruhi

munculnya perilaku pembelian secara impulsif (Schiffman, 2010).

b. Faktor Internal

Pada faktor internal, kondisi mood dan emosi konsumen

memiliki dampak pada pembelian impulsif (Verplanken dan

Herabadi 2001). Hal ini memiliki arti jika konsumen dalam situasi

menyenangkan maupun tidak dapat mempengaruhi intensitas

pembelian. Youn dan Faber (2000) mengemukakan dorongan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

16

terjadi ketika melakukan pembelian secara hedonis dapat

merangsang emosi. Keadaan emosional tersebut dikarenakan

rendahnya kemampuan untuk mengelola emosi individu (Sharma,

et al, 2010).

c. Faktor Situasional

Kemudian pada faktor situasional terdapat hal yang

mempengaruhi munculnya pembelian impulsif seperti lokasi toko,

waktu berbelanja, musim dan kebiasaan berbelanja (Shapiro,

1992). Hoch dan Lowenstein (1991) berpendapat bahwa seseorang

dapat lebih banyak melakukan pembelian sehingga membentuk

momentum dan diikuti dengan kecenderungan pembelian impulsif

(dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013). Selain itu, seseorang

yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk melihat produk di

toko barang yang tidak termasuk dalam daftar belanja maka akan

lebih memungkinkan untuk terlibat dalam pembelian impulse

(Jeffrey & Hodge, 2007).

d. Faktor Demografi

Kollat dan Willett (1967) menemukan bahwa karakteristik

konsumen dan pengaruh demografi dapat memicu pembelian

impulsif (dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013). Selain itu,

jenis kelamin, sosial kategori, mempengaruhi pembelian impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

17

(Dittmar et.al, 1996). Wanita cenderung membeli barang simbolis

yang dapat mengekspresikan serta mencerminkan penampilan

mereka dan aspek emosional.

Bagan 1

Muruganantham dan Bhakat (2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

18

B. Kecerdasan Emosional

1. Definisi Kecerdasan Emosional

Bahasan mengenai kecerdasan emosional menjadi topik yang

muncul bagi bidang psikologis, pendidikan, dan penelitian berkaitan

manajemen, dan konsultan (Shapiro, 1997; Weisinger, 1998). Banyak

orang bahkan perusahaan yang telah menyadari pentingnya kecerdasan

emosional bagi individu. Menurut Goleman (1995) orang yang

memiliki kecerdasan emosional lebih sehat secara mental oleh sebab

itu dapat mencapai karir yang gemilang.

Konsep dasar kecerdasan emosional adalah ‘kecerdasan sosial’

pertama kali diidentifikasi oleh Thorndike 1920. Kecerdasan sosial

menurut Thorndike berarti kemampuan untuk mengetahui dan

mengelola antara laki-laki dan perempuan, anak kecil lelaki dan anak

kecil perempuan untuk memiliki hubungan yang dilakukan secara

bijkasana. Kemudian Gardner (1993) mengembangkan kembali konsep

kecerdasan sosial dengan multiple intelligences melalui tujuh domain.

Menurut Gardner (1993) kecerdasan sosial terdiri dari kecerdasan

interpersonal dan intrapersonal (dalam Wong dan Law, 2002)

Peter Salovey dan John Mayer menemukan istilah kecerdasan

emosional untuk pertama kali pada tahun 1990. Kecerdasan emosional

menurut Salovey dan Mayer merupakan kemampuan mengenali emosi

diri sendiri maupun emosi orang lain kemudian menggunakan hal

tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan (Salovey & Grewal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

19

2005). Mayer dan Salovey (1997) mengembangkan kembali konsep

kecerdasan emosional dan mendefinisikan sebagai kemampuan untuk

melihat, menilai dan mengekspresikan emosi dengan akurat;

kemampuan mengakses atau menghasilkan perasaan ketika pikiran

memfasilitasinya; kemampuan memahami emosi; kemampuan untuk

mengatur emosi.

Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan kecerdasan emosional

merupakan kemampuan untuk memahami emosi diri dan orang lain,

mengatur emosi, kemudian menggunakan hal tersebut untuk memandu

pikiran serta tindakan.

2. Dimensi Kecerdasan Emosional

Menurut Wong dan Law (2002) terdapat beberapa sampel

kecerdasan emosional yang diukur melalui empat dimensi dan secara

empiris dari dimensi Big Five, yaitu:

1. Appraisal and ecpression of emotion in the self (Self-emotion

appraisal atau SEA)

Kemampuan seseorang untuk merasakan lebih dalam emosi

dan mampu mengekspresikannya secara alami. Seseorang yang

memiliki kemampuan yang baik pada dimensi ini mampu

merasakan dan mengetahui emosi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

20

2. Appraisal and recognition of emotion in others (Others-emotion

appraisal atau OEA)

Kemampuan seseorang untuk mengetahui serta mengerti

emosi yang dimiliki orang sekitarnya. Seseorang yang

memiliki kemampuan tinggi pada dimensi ini akan lebih

sensitif pada perasaan dan emosi orang disekitarnya.

3. Regulation of emotion in the self (Regulation of emotion atau

ROE)

Kemampuan untuk mengelola emosi yang dimiliki, dan

secara cepat dapat pulih dari kesulitan psikologis.

4. Use of emotion to facilitate performance (Use of emotion atau

UOE)

Kemampuan untuk menggunakan emosi yang dimiliki

dalam aktifitas maupun tampilan.

Dimensi kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Wong dan

Law (2002) merupakan konstruk multidimensional, akan tetapi antar

dimensi yang ada saling berhubungan. Oleh karena itu, dimensi

multidimensional yang ada dalam alat ukur kecerdasan emosional ini

merupakan tipe laten yang berarti tiap dimensi merupakan satu kesatuan

manifestasi dari konstruk kecerdasan emosional (Law, Wong, dan

Mobley, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

21

3. Dampak Kecerdasan Emosional

Berdasarkan penelitian Kidwell, Hardesty, dan Childers (2008)

menemukan tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki konsumen

dapat berpengaruh pada bagaimana konsumen menggunakan dan

mengelola emosi sehingga berdampak pada pengambilan keputusan

yang akan diambil. Selain itu, Kidwell dsb juga mengemukakan

kecerdasan emosional dapat menjadi prediktor konsumsi yang sifatnya

mendesak atau memaksa. Senada dengan Bell (2011), emosi negatif

merupakan sesuatu yang buruk dan berdampak pada cara konsumen

dalam pengambilan keputusan.

Pada penelitian Verplanken, Herabadi, Perry, dan Silvera (2005)

menemukan bahwa pembelian impulsif memiliki hubungan yang kuat

dengan kebiasaan konsumsi makanan ringan. Dengan lemahnya faktor

disposisional maka akan berhubungan langsung dengan perasaan yang

dimiliki sehingga berdampak pada kecenderungan gangguan makan.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, faktor disposisi merupakan

hal yang munculnya dari dalam diri individu. Terdapat beberapa

penelitian yang menemukan bahwa suasana hati baik positif maupun

negatif dapat memicu munculnya pembelian impulsif (Mick dan

Demoss 1990; Rook dan Gardner 1993; Youn dan Faber, 2000 dalam

Vohs dan Faber, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

22

C. Generasi Milenial

Generasi merupakan suatu kelompok yang dapat diidentifikasi

berdasarkan tahun kelahiran, usia, lokasi dan peristiwa yang membentuk

kepribadian (Smith dan Nichols, 2015). Orang dalam kelompok kelahiran

tertentu menunjukkan karakteristik, preferensi, dan nilai yang serupa

selama hidup mereka. Dalam tiap generasi memiliki keadaan dan

karakteristik berbeda.

Saat ini populasi terbesar yaitu generasi milenial. Generasi milenial

merupakan kelompok generasi orang muda kelahiran 1981 hingga 1999

(Lancaster & Stillman, 2002). Generasi ini menggunakan teknologi dalam

kehidupan sehari-harinya dalam berbagai kesempatan, nilai, motivasi, dan

perilaku pembelian (Moreno at al, 2017). Lahir ketika teknologi sedang

berkembang membuat generasi ini sangat dekat dengan sosial media dan

komunikasi termasuk televisi, penggunaan alat komunikasi, penggunaan

internet, komputer maupun tablet, laptop, musik, pesan singkat, video game

dan program sosial (Omar, 2016). Pada usia di atas, generasi milenial telah

mencapai usia yang sudah bekerja. Menurut Utomo dan Noormega (2020),

milenial sebagai konsumen lebih memilih sistem pengalaman “one-stop-

shopping” dengan pertimbangan lebih praktis, menekankan keaslian dan

produk yang terjangkau .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

23

Moreno et al (2017), mengemukakan generasi milenial cenderung

lebih cepat menghabiskan uang dibandingkan generasi sebelumnya.

Generasi ini lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dengan

kehidupan pribadi dan cenderung percaya diri serta optimis mengenai

masa depan mereka (Elam et al, 2017). Terdapat aspek yang

mempengaruhi perilaku pembelian generasi milenial yaitu aspek biologis,

aspek sosial, aspek ekonomi, dan keadaan geografis. Di sisi lain terdapat

aspek psikologis seperti perasaan, moticasi, persepsim dan gaya hidup

yang mempengaruhi perilaku berbelanja generasi milenial (Moreno et al,

2017)

Wood (dalam Kacen dan Lee, 2002) mengemukakan bahwa

pembelian impulsif mengalami peningkatan pada usia 18-39 tahun.

Lancester dan Stillman (2002) mengelompokkan generasi milenial pada

tahun kelahiran 1981 hingga 1999. Pada usia tersebut sudah dalam usia

dewasa. Pada tahap perkembangan dewasa awal, individu diharapkan telah

mencapai kematangan baik secara kognitif maupun emosional (Jahja,

2011).

Kematangan secara kognitif dewasa awal menurut teori neo-Piagetian

menunjukkan seharusnya kategori dewasa awal dapat berpikir reflektif,

hati-hati disertai bukti dan kesimpulan mendukung sebelum pengambilan

keputusan (Papalia, Olds, dan Feldman, 2005). Hal ini bertentangan

dengan karakteristik pembelian impulsif yang melakukan pembelian

dengan cepat dan kurang pertimbangan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

24

Sedangkan pada kematangan secara emosi, dewasa awal dihadapkan

pada berbagai perubahan sehingga dapat mengalami ketegangan (Jahja,

2011). Oleh sebab itu cenderung mencari kesenangan. Proses membeli

dijadikan sebagai waktu untuk bersantai dan dijadikan sebagai hiburan

(Moreno et al, 2017). Akan tetapi justru dilakukan secara berlebihan.

Menurut Ben (dalam CNN Indonesia, 2018) generasi milenial paling

konsumtif.

D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosional dan Pembelian Impulsif

Kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer merupakan

kemampuan mengenali emosi diri sendiri maupun emosi orang lain

kemudian menggunakan hal tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan

(Salovey & Grewal, 2005). Mayer dan Salovey (1997) mendefinisikan

sebagai kemampuan untuk melihat, menilai dan mengekspresikan emosi

dengan akurat.

Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi

memiliki kemampuan untuk memahami dan mengenali emosi yang

dimiliki serta mengelola emosi tersebut. Dengan kemampuan tersebut,

individu dapat mengenali pola emosi yang dimiliki dan hal tersebut

mendasari pengambilan keputusan (Kidwell et al, 2008). Ketika harus

mengambil keputusan, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi

mampu berpikir lebih reflektif. Sedangkan individu dengan kecerdasan

emosional yang rendah kurang mampu memahami dan mengelola emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

25

Perilaku yang melibatkan emosional yang kuat dan tidak

tertahankan sehingga membuat individu menjadi tidak berdaya untuk

segera membeli produk merupakan definisi pembelian impulsif (Rook,

1987). Seseorang melakukan pembelian impulsif karena adanya keinginan

secara spontan dan dapat membuat konsumen merasa bahagia walaupun

hanya sesaat (Baumeister, 2002). Pembelian impulsif cenderung dilakukan

secara tiba-tiba dan kompleks tanpa adanya pertimbangan dan dampak

kedepan (Sharma et al, 2010). Seseorang yang melakukan pembelian

impulsif cenderung melibatkan emosional (Rook, 1987; Weinberg &

Gottwald, 1982; Verplanken&Herabadi, 2010).

Generasi milenial lahir pada tahun 1981 hingga 1999 (Lancester

dan Stillman (2002). Milenial merupakan generasi yang tumbuh bersama

dengan internet sehingga untuk kebutuhan sehari-hari sering

memanfaatkan teknologi karena memiliki berbagai kemudahan. Jika

dilihat dari sisi perkembangan, generasi milenial masuk dalam tahap

dewasa.

Orang dengan usia dewasa diharapkan sudah mencapai

kematangan baik secara kognitif maupun emosional serta mampu berpikir

reflektif dan hati-hati sebelum membuat keputusan (Papalia, Olds, dan

Feldman, 2005; Jahja, 2011). Kemudian individu dengan kategori dewasa

awal mampu mengelola emosi yang dimiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

26

A. Bagan Kerangka Berpikir

Bagan 2

Kerangka berpikir

Kecerdasan Emosional

tinggi

Kecerdasan Emosional

rendah

Generasi milenial

kurang memiliki

kemampuan untuk

menyadari dan

mengekspresikan emosi

dengan akurat, serta

kurang mampu dalam

mengakses, memahami,

dan mengatur emosi.

Generasi milenial

memiliki kemampuan

untuk menyadari dan

mengekspresikan emosi

dengan akurat, serta

mampu mengakses dan

memahami emosi,

kemampuan untuk

mengatur emosi.

Pembelian Impulsif

tinggi

Pembelian Impulsif

rendah

Generasi milenial dapat

mengelola dorongan

yang muncul ketika

berbelanja sesehingga

mampu menghadapi

situasi yang dapat

menimbulkan pembelian

impulsif

Generasi milenial kurang

mampu menghadapi

situasi yang dapat

menimbulkan pembelian

impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

27

B. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir mengenai kecerdasan emosional dan pembelian

impulsif, maka hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang negatif

dan signifikan antara kecerdasan emosional dan pembelian impulsif. Hal ini

menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah

pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional diikuti

semakin tinggi pembelian impulsif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini meneliti hubungan antara kecerdasan emosional dan

pembelian impulsif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Creswell (2009) penelitian kuantitatif bertujuan menguji teori secara objektif

dengan memeriksa hubungan antar variabel. Variabel dalam penelitian harus

dapat diukur sehingga data numerik yang dihasilkan dapat dianalisis secara

statistik (dalam Supratiknya, 2015).

Metode pengumpulan data menggunakan survei. Survei merupakan

metode pengumpulan data terhadap sampel dengan menggunakan angket atau

kuesioner (Purwanto & Sulistyastuti, 2007).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Terdapat dua variabel dalam penelitian, terdiri dari variabel tergantung dan

variabel bebas. Dalam Supratiknya (2015) definisi dari variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang

mempengaruhi, menyebabkan, atau berdampak pada hasil tertentu.

Variasi di dalam variabel independen diasumsukan menjelaskan

sebagian atau keseluruhan variabel tergantung. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah kecerdasan emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

29

2. Variabel Tergantung (Dependent Variable)

Variabel tergantung atau dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel ini tergantung pada variasi

pada variabel tergantung dan diasumsikan merupakan hasil atau akibat

dari variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

pembelian impulsif.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pembelian Impulsif Online

Pembelian impulsif online merupakan perilaku membeli yang

dilakukan melalui aplikasi online maupun e-commerce karena adanya

dorongan yang tidak tertahankan. Dorongan tersebut terjadi karena untuk

memenuhi keinginan sesaat tanpa pertimbangan sebelumnya dan

cenderung melibatkan emosi baik positif maupun negatif. Alat ukur

pembelian impulsif mengacu pada skala penelitian Verplanken dan

Herabadi (2001). Terdapat dua aspek dalam alat ukur ini yaitu aspek

afektif dan aspek kognitif. Aspek afektif berfokus pada perasaan yang

dimiliki seseorang sedangkan aspek kognitif berfokus pada kurangnya

perencanaan ketika melakukan pembelian impulsif. Semakin tinggi skor

yang diperoleh, maka semakin tinggi pembelian impulsif seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

30

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami

emosi diri dan orang lain, mengatur emosi, kemudian menggunakan hal

tersebut untuk memandu pikiran serta tindakan. Alat ukur yang

digunakan merupakan skala kecerdasan emosional Wong dan Law

(2002). Terdapat empat dimensi dalam konsep kecerdasan emosional,

yaitu self emotional appraisal (SEA), others emotional appraisal (OEA),

regulation of emotion (ROE), use of emotion (UOE). Semakin tinggi

skor, maka kecerdasan emosional seseorang dikatakan tinggi.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja

generasi milenial. Menurut Lancester dan Stillman (2002), generasi Y atau

generasi milenial merupakan orang yang lahir pada tahun 1981-1999 atau

berusia 21 hingga 39 tahun pada tahun 2020. Pada rentang umur tersebut

generasi milenial sudah memasuki dunia kerja. Proses seleksi individu untuk

dijadikan sampel menggunakan convenience sample yaitu anggota sampel

dipilih berdasarkan ketersediaan mengakses (Supratiknya, 2015).

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumplan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penyebaran skala. Penyebaran skala berupa laporan diri sendiri berisi

pernyataan-pernyataan yang wajib dijawab individu sebagai subjek penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

31

(Azwar, 2009). Model skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert. Subjek diminta menyatakan kesetujuan maupun ketidaksetujuannya

pada sebuah pilihan jawaban yang kontinum (Supratiknya, 2014). Penelitian

ini menggunakan dua skala yaitu skala pembelian impulsif dan skala

kecerdasan emosional. Kedua skala yang digunakan merupakan skala yang

telah di adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.

1. Skala Pembelian Impulsif

Penelitian ini menggunakan skala pembelian impulsif yang

diadaptasi dari penelitian Verplanken dan Herabadi (2001). Skala

adaptasi dalam Bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Ninggar, B.

(2019). Koefisien reliabilitas alat ukur yang diuji menggunakan alpha

cronbach sebesar 0,931. Skala penelitian terdiri dari 20 item

pembelian impulsif berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif

dengan empat pilihan jawaban. Skala adaptasi Skala terdiri dari 13

item favorable dan 7 item unfavorable. Pada skala ini terdiri dari

empat pilihan jawaban yang terdiri dari: sangat setuju, setuju, tidak

setuju, sangat tidak setuju. Berikut merupakan pemberian skor pada

skala pembelian impulsif.

Tabel 1.

Pemberian Skor Skala Pembelian Impulsif Online

Skor Item Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

32

Tabel 2.

Sebaran Aitem Skala Pembelian Impulsif Online

Aspek Nomor Item Total

Item Favorable Unfavorable

Kognitif

Afektif

2, 3, 8, 9.

10 1, 4, 5, 6, 7 10 item

11, 12, 13,

15, 16, 18,

19, 20

14, 17 10 item

20 item

2. Skala Kecerdasan Emosional

Penelitian ini menggunakan skala kecerdasan emosional yang

diadaptasi dari Wong dan Law (2004). Alat ukur diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia oleh ahli. Skala terdiri dari 16 item

kecerdasan emosional berdasarkan empat dimensi self emotional

appraisal (SEA), regulation of emotion (ROE), use of emotion (UOE),

others emotional appraisal (OEA). Semua item dalam skala

merupakan favorable. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan

tujuh pilihan jawaban yang terdiri dari: sangat tidak sesuai, tidak

sesuai, agak tidak sesuai, netral, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai.

Berikut pemberian skor pada skala kecerdasan emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

33

Tabel 3.

Pemberian Skor Pada Skala Kecerdasan Emosional

Skor Item Favorable

Sangat Sesuai (SS) 7

Sesuai (S) 6

Agak Sesuai (AS) 5

Netral (N) 4

Agak Tidak Sesuai (ATS) 3

Tidak Sesuai (TS) 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

Tabel 4.

Sebaran Aitem Skala Kecerdasan Emosional

Dimensi Favorable Jumlah

SEA 1, 2, 3, 4 4 item

OEA 5, 6, 7, 8 4 item

UOE 9, 10, 11, 12 4 item

ROE 13, 14, 15, 16 4 item

16 item

F. VALIDITAS DAN REABILITAS

1. Validitas

Validitas merupakan uji yang dilakukan untuk menunjukkan dan

memastikan suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur atribut

psikologis yang hendak diukur. Uji validitas digunakan untuk melihat

bukti-bukti empiris dan teoritis dalam menasfirkan skor tes sesuai

dengan tujuan penggunaan tes (Supratiknya, 2014).

Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

validitas isi dengan melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

34

rasional yang bersifat subjektif. Validitas isi dilakukan dengan

melakukan uji antara isi dan konstruk yang diukur (Supratiknya,

2014).

Untuk mengukur pembelian impulsif pada penelitian ini

menggunakan skala Verplanken dan Herabadi (2001). Proses adaptasi

pada skala dan perhitungan telah dilakukan oleh Ninggar, B. (2019)

menggunakan pengujian validitas isi. Proses dimulai dengan

menerjemahkan skala bahasa asing (asli) ke dalam Bahasa Indonesia.

Kemudian tahap selanjutnya disebut dengan back translation yaitu

menterjemahkan kembali ke bahasa aslinya (Brislin, 1970). Hal ini

digunakan untuk memastikan bahwa versi yang telah diterjemahkan

sudah mencerminkan isi yang sama dengan proses aslinya. Pada

proses pengujian validitas isi dilakukan oleh peneliti ahli yang

merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Terakhir melakukan uji coba untuk memastikan versi

yang diadaptasi sesuai dengan situasi (Beaton dkk, 2000). Peneliti

menggunakan skala ini kemudian melakukan modifikasi ke konteks

online.

Pengukuran kecerdasan emosional pada penelitian ini

menggunakan skala kecerdasan emosional yang dibuat oleh Wong dan

Law (2004). Proses pertama menggunakan back translation (Brislin,

1970). Back translation penerjemah pertama diawali dengan

menerjemahkan skala bahasa asing (asli) ke dalam Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

35

Kemudian tahap selanjutnya penerjemah kedua menerjemahkan hasil

dari proses sebelumnya ke dalam Bahasa Inggris (asli) untuk

memastikan bahwa versi yang telah diterjemahkan sudah

mencerminkan isi yang sama dengan proses aslinya. Proses

memastikan atau equivalensi item-item hasil terjemahan dengan

persetujuan dan keterlibatan dosen pembimbing.

2. Kesahihan Item

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai. Uji

coba terpakai adalah uji coba yang hasilnya digunakan langsung

sebagai data penelitian (Hadi, 2005). Penggunaan uji coba terpakai

dilakukan karena keterbatasan waktu untuk mencari sampel uji coba.

Pelaksanaan uji coba terpakai dilakukan tanggal 08 Juli 2020

hingga 12 Agustus 2020 dengan total 201 responden kategori milenial.

Hasil uji coba skala dianalisis menggunakan bantuan IBM SPSS

Statistic 23.

a. Skala Pembelian Impulsif

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada skala pembelian

impulsif, terdapat aitem yang tidak sesuai standar korelasi item-

total yang seharusnya (rix ≥ 0.20) yaitu pada item nomor 2,7,8, dan

17. Akan tetapi, item nomor 13 dan 16 ikut digugurkan dengan

pertimbangan agar jumlah item pada aspek kognitif dan afektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

36

memiliki total yang sama. Sehingga item tersebut tidak akan

digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

b. Skala Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional, semua aitem memiliki

korelasi-total sesuai standar (rix ≥ 0.20), sehingga tidak ada aitem

yang digugurkan.

3. Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat ketepatan pengukuran

pada atribut yang akan diukur. Intrumen alat ukur memiliki kualitas

yang baik jika memiliki konsistensi hasil pengukuran ketika dilakukan

pengetesan secara berulangkali pada suatu populasi atau individu

(Supratiknya, 2014).

Peneliti menggunakan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dengan

perhitungan alpa cronbach. Instrumen tes dapat dikatakan baik ketika

memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0.70 (Supratiknya, 2014).

a. Skala Pembelian Impulsif

Skala pembelian impulsif memiliki koefisien alfa sebesar

0.849. Akan tetapi setelah dilakukan pengguguran item pada nomor

2, 7, 8, 13, 16, 17 koefisien alfa berubah menjadi 0.941. Berdasarkan

hasil tersebut, skor koefisien alfa dapat dikatakan alat ukur yang

digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi (Supratiknya, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

37

b. Skala Kecerdasan Emosional

Pada skala Kecerdasan emosional, koefisien alfa yang

diperoleh 0.979. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan skor

koefisien alfa pada skala yang digunakan memiliki koefisien yang

tinggi (Supratiknya, 2014).

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil berasal dari sebaran data normal atau tidak (Santoso,

2010). Sebaran data dikatakan normal apabila hasil uji normalitas

menunjukkan nilai (p > 0,05). Sebaliknya, dikatakan tidak normal

apabila hasil uji normalitas menunjukkan nilai (p < 0,05). Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis

Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS versi 23.

b. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh

mengikuti garis lurus atau tidak. Uji linearitas menggunakan test

for linearity. Jika data yang diperoleh menunjukkan nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan

hubungan antara variabel linear (Santoso,2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

38

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi

yang bertujuan melihat hubungan antar variabel dependen dan variabel

independen berdasarkan hipotesis yang dibuat peneliti. Jika data dalam uji

normalitas terdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah

Pearson’s Product Moment Correlation. Akan tetapi, jika salah satu atau

kedua variabel tidak terdistribusi normal uji hipotesis yang digunakan yaitu

Spearman’s rho (Clark Carter, 2010). Selain itu, uji linearitas harus

memenuhi. Hal ini disebabkan untuk melihat hubungan antar dua variabel.

Hubungan antar dua variabel memiliki kekuatan yang berbeda dan

dapat dikategorikan. Berikut interpretasi berdasarkan kekuatan hubungan dan

kriteria koefisien korelasi menurut Budi (2006):

Tabel 5.

Tingkat Korelasi dan Kuatnya Hubungan

Koefisien Korelasi Kategori

0,001 – 0,002 Sangat lemah

0,201 – 0,400

0,401 – 0,600

0,601 – 0,800

0,801 – 1

Lemah

Cukup kuat

Kuat

Sangat Kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala

penelitian, yaitu skala pembelian impulsif dan kecerdasan emosional.

Kuesioner dalam bentuk online menggunakan Google Form disebarkan

melalui tautan https://forms.gle/2M9QDm5kMUVJ7igd7 ke beberapa media

sosial seperti LINE, Whats Up, Instagram, dan Facebook. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2020 sampai 12 Agustus 2020. Dari proses

pengambilan data sebanyak 205 responden yang sesuai dengan kriteria umur,

gemar konsumsi makanan ringan, dan saat pandemi sedang bekerja dari

rumah. Empat diantaranya digugurkan karena tidak sesuai dengan kategori

yang telah ditentukan, sehingga total data yang digunakan sebanyak 201

responden.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 201 orang dengan kategori usia generasi

milenial dengan rentang usia 21 – 39 tahun. Dari keseluruhan data yang

diperoleh, berikut deskripsi informasi data:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

40

Tabel 6.

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Umur

Usia Frekuensi Presentase

21 – 25 tahun 96 47,8

26 – 39 tahun 105 52,2

201 100,0

Dari tabel nomor 4 diketahui bahwa penelitian ini didominasi oleh

subjek dengan rentang umur 26 hingga 39 tahun dengan total presentase

52,2%. Kemudian pada rentang umur 21 hingga 25 memiliki presentase

47,8%.

Tabel 7.

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 73 36,3

Perempuan 128 63,7

201 100,0

Berdasarkan tabel nomor 5 dapat diketahui bahwa penelitian ini

didominasi oleh subjek dengan jenis kelamin perempuan. Sebanyak 64%

subjek merupakan perempuan. Sedangkan sebanyak 36% merupakan subjek

dengan jenis kelamin laki-laki.

C. Deskripsi Data Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

41

Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai data yang diperoleh dari

201 subjek. Deskripsi data penelitian bertujuan untuk menggambarkan data

pembelian impulsif dan kecerdasan emosional.

Mean teoritik merupakan rata-rata skor skala penelitian yang diperoleh

dari angka yang menjadi titik tengah (Sugiyono, 2007). Mean teoritik (MT)

didapat dari hasil perhitungan manual berdasarkan skor terendah dan skor

tertinggi yang dapat diraih dalam sebuah skala (Azwar, 1993). Rumus mean

teoritik :

MT = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)

2

Jarak sebaran = x max-x min

Sedangkan mean empiris dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS

versi 23, yang kemudian diuji menggunakan uji one sample t-test dengan

tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

mean teoritik dan mean empiris.

Selanjutnya skor kedua variabel yang didapat dalam penelitiaan ini

dikelompokkan. Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan individu

dalam kategori tertentu dalam posisi yang berjenjangan menurut suatu

kontinum dari rendah, sedang, tinggi (Azwar, 2007).

Tabel 8.

Kategorisasi Kecenderungan Variabel

Kategori Ketentuan

Rendah X < (ME-1SDe)

Sedang (ME-1SDe) ≤ X ≥ (ME+1SDe)

Tinggi X > (ME+1SDe)

(SDe = Standar Deviasi Empirik; ME = Mean Empirik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

42

a. Pembelian Impulsif Online

Hasil perhitungan mean teoritis pada variabel pembelian impulsif

berdasarkan rumus di atas adalah :

Mean teoritis pembelian impulsif = (1𝑥20)+(4 𝑥 20)

2 =

100

2 = 50

Jarak sebaran = 53 – 14 = 39

Tabel 9.

Data Empirik Pembelian Impulsif Online

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

total_impulsif 201 32.71 9.479 .669

One-Sample Test

Test Value = 50

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

total_impulsif -25.864 200 .000 -17.294 -18.61 -15.98

Mean teoritik yang diperoleh pada skala pembelian impulsif

sebesar 50 dan mean empirik sebesar 32,71. Berdasarkan hasil yang

diperoleh, menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar dari pada mean

empirik. Berdasarkan tabel 11, diperoleh nilai signifikansi dari uji beda

mean One-Sample Test sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

43

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean

empirik. Dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara

signifikan memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah.

Tabel 10.

Kategorisasi Variabel Pembelian Impulsif Online

Kategori Kelas Interval Jumlah Presentase

Rendah < 14,27 1 0,50

Sedang 14,27 - 42,18 156 77,60

Tinggi > 42,18 44 21,90

201 100,00

Berdasarkan hasil kategori pembelian impulsif, sebanyak 156

subjek memiliki kecenderungan melakukan pembelian impulsif dalam

kategori sedang dengan presentase 77,60%. Selanjutnya, sebesar 44

subjek berada dalam kategori pembelian impulsif tinggi. Terakhir,

sebanyak 1 subjek memiliki berada dalam kategori rendah dengan

presentase 0,50%.

b. Kecerdasan Emosional

Mean teoritis kecerdasan emosional = (1 𝑥 16 )+(7 𝑥 16)

2 =

128

2 = 64

Jarak sebaran = 112 – 16 = 96

Tabel 11.

Data Empirik Kecerdasan Emosional

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

44

total_kecerdasan 201 70.00 26.063 1.838

One-Sample Test

Test Value = 64

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

total_kecerdasan 3.267 200 .001 6.005 2.38 9.63

Mean empirik yang diperoleh pada skala kecerdasan emosional

sebesar 70 dan mean teoritik sebesar 64. Berdasarkan tabel 13, diperoleh

nilai signifikansi dari uji beda mean One-Sample Test sebesar 0,001.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara mean teoritik dan mean empirik. Berdasarkan hasil yang

diperoleh, menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari pada mean

teoritik. Dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara

signifikan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.

Tabel 12.

Kategorisasi Variabel Kecerdasan Emosional

Kategori Kelas Interval Jumlah Presentase

Rendah < 44 64 31,84

Sedang 44 - 96 110 54,73

Tinggi > 96 27 13,43

201 100,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

45

Berdasarkan hasil kategorisasi kecerdasan emosional, sebagian

besar subjek berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 54,73%.

Kemudian sebanyak 64 subjek berada pada kategori rendah dengan

presentase 31,84%. Sebanyak 27 subjek berada dalam kategori tinggi

dengan presentase 13,43%.

D. Hasil penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari sebaran data normal atau tidak (Santoso, 2010). Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov

pada program SPSS versi 23. Sebaran data dikatakan normal apabila hasil uji

normalitas menunjukkan nilai (p > 0,05). Sebaliknya, dikatakan tidak normal

apabila hasil uji normalitas menunjukkan nilai (p < 0,05).

Tabel 13.

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pembelian Impulsif .100 201 .000 .967 201 .000

Kecerdasan

Emosional .184 201 .000 .862 201 .000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

46

Berdasarkan tabel nomor 11, pada data pembelian impulsif dan

kecerdasan emosional keduanya memiliki signifikansi sebesar 0,000. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa data tersebut masuk terdistribusi tidak normal.

Hal ini disebabkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh mengikuti

garis lurus atau tidak. Uji linearitas menggunakan test for linearity. Jika data

yang diperoleh menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05)

maka dapat dikatakan hubungan antara variabel linear (Santoso,2010).

Tabel 14.

Hasil Uji Linearitas Variabel Penelitian

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Pembelian

Impulsif *

Kecerdasan

Emosional

Between

Groups

(Combined) 11978.976 58 206.534 4.894 .000

Linearity 8505.673 1 8505.673 201.546 .000

Deviation

from Linearity 3473.304 57 60.935 1.444 .042

Within Groups 5992.705 142 42.202

Total 17971.682 200

Berdasarkan tabel uji linearitas diketahui nilai signifikansi sebesar

0,000. Hal ini menandakan hubungan x dan y mengikuti garis lurus atau

linear antara variabel pembelian impulsif dengan kecerdasan emosional

karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

47

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis non parametrik

dengan uji korelasi Spearman’s rho, dikarenakan data yang diperoleh tidak

berdistribusi normal. Koefisien bergerak dari -1 hingga +1 untuk melihat

apakah hubungan antara variabel positif atau negatif (Sarwono, 2006).

Hubungan antar variabel dapat dikatakan signifikan apabila nilai (p < 0,05).

Tabel 15.

Hasil Uji Hipotesis

Correlations

Pembelian

Impulsif

Kecerdasan

Emosional

Spearman's rho Pembelian Impulsif Correlation

Coefficient 1.000 -.636**

Sig. (1-tailed) . .000

N 201 201

Kecerdasan Emosional Correlation

Coefficient -.636** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 201 201

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Pada tabel 13 menunjukkan variabel pembelian impulsif dengan

kecerdasan emosional memiliki nilai koefisien (r) sebesar -0,636 dan

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,005). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif yang kuat dan signifikan pada kedua variabel

dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan, semakin tinggi

kecerdasan emosional maka akan semakin rendah pembelian impulsif. Begitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

48

juga sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional pada subjek maka

semakin tinggi pembelian impulsif.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional

dan pembelian impulsif pada generasi milenial. Berdasarkan hasil uji korelasi

Spearman’s Rho menunjukkan koefisien korelasi (r) data sebesar -0,636

dengan signifikansi 0,000, menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan

signifikan antara kecerdasan emosional dan pembelian impulsif pada pekerja

generasi milenial. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada penelitian ini

diterima. Hal tersebut memiliki arti semakin generasi milenial pada penelitian

ini memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka pembelian impulsif akan

rendah. Berdasarkan temuan tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian

di terima.

Generasi milenial dalam penelitian ini merupakan pekerja, akan tetapi

ketika pandemi covid-19 terpaksa bekerja dari rumah. Berada di rumah terlalu

lama memiliki tantangan tersendiri baik dalam pekerjaan, motivasi bekerja,

maupun kebiasaan makan. Berdasarkan the Conversation (dalam Tashandra,

2020) bekerja di rumah membuat individu menjadi mudah mengakses makanan

maupun camilan yang tidak sehat. Akan tetapi, ketika individu memiliki

kecerdasan emosional yang baik, maka akan mampu berpikir secara reflektif.

Hal tersebut memiliki arti ketika individu dihadapkan dengan situasi yang

melibatkan emosi, akan mampu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

49

melakukan atau mengambil keputusan. Oleh sebab itu meski tertarik dengan

produk makanan, atau terdapat potongan harga yang menarik, individu akan

memikirkan lebih dalam sebelum membuat suatu keputusan, sehingga

meminimalisir munculnya perilaku pembelian impulsif. Berdasarkan penelitian

sebelumnya mengemukakan bahwa kecerdasan emosional konsumen akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan (Kidwell, B;Hardesty&Childers,

2008). Individu dengan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi

akan lebih menyadari pilihan makanan yang ingin dikonsumsi.

Sebaliknya, individu yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah

maka akan cenderung melakukan pembelian impulsfif. Oleh sebab itu, jika

dihadapkan dengan promo di platform e-commerce individu kurang mampu

untuk berpikir reflektif. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembelian

yang tidak direncanakan. Selain itu, individu dengan kecerdasan emosional

yang rendah cenderung kurang mampu mengenali dan mengelola emosi yang

dimiliki. Seseorang yang kurang atau lemah dalam meregulasi emosi

cenderung akan melakukan hal yang hedonis (Salerno, et al., 2014). Pada

penelitian Sneath, Lacey dan Kennett (2009) berpendapat bahwa pembelian

impulsif dapat disertai dengan depresi individu. Hal tersebut berarti orang yang

memiliki kecerdasan emosional yang rendah memiliki kemungkinan untuk

melakukan pembelian impulsif sebagai upaya untuk meningkatkan mood.

Verplanken dan Herabadi (2001) menemukan individu yang ingin

terbebas dari perasaan negatif seperti rendahnya self-esteem, dan mood akan

cenderung diasosiasikan pada pembelian impulsif. etika dihadapkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

50

situasi yang memicu emosi orang dengan kecerdasan emosional yang rendah

dapat melakukan emotional eating atau makan secara berlebihan

(Kompas.com, 2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dan pembelian impulsif generasi milenial pada produk makanan ringan secara

online. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional

pada generasi milenial maka akan semakin rendah pembelian impulsif.

Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka akan semakin tinggi

pembelian impulsif.

B. Saran Penelitian

1. Subjek Penelitian (Generasi Milenial)

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pekerja generasi milenial

dapat mengevaluasi diri pada pembelian yang dilakukan. Generasi

milenial diharapkan mampu mengelola emosi yang dimiliki sehingga

dapat memahami diri dan mengurangi adanya perilaku impulsif yang

dapat merugikan.

2. Penelitian Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan uji coba

terlebih dahulu dibandingkan dengan uji coba terpakai untuk mengurangi aitem

yang digugurkan. Peneliti selanjutnya diharapkan mencantumkan kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

52

ekonomi subjek pada saat pengambilan data serta menambah variasi subjek

penelitian berdasarkan jenis kelamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

51

DAFTAR PUSTAKA

Amos, C., Holmes, G. R., & Keneson, W. C. (2014). A meta-analysis of consumer

impulse buying. Journal of Retailing and Consumer Services, 21(2), 86-

97.

Arief, Andi. M. (2020, Agustus 05). Kuartal III/2020, Sektor Makanan &

Minuman Penggerak Utama Industri Pengolahan. Diunduh pada 25

September 2020, melalui laman

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200805/257/1275601/kuartal-iii2020-

sektor-makanan-minuman-jadi-penggerak-utama-industri-pengolahan.

22/9/2020

Azwar, S. (1993). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar, S. (2009). Efek seleksi aitem berdasar daya diskriminasi terhadap

reliabilitas skor tes. Buletin Psikologi, 17(1).

Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. (3ed). Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive

purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer Research, 28(4),

670-676. https://doi.org/10.1086/338209

Bayley, G., & Nancarrow, C. (1998). Impulse purchasing: a qualitative

exploration of the phenomenon. Qualitative Market Research: An

International Journal. https://doi.org/10.1108/13522759810214271

Bbc.com. (2020, Juni 12). Covid-19: Kajian kasus di Wuhan Muncul sejak akhir

Agustus, China sebut hasil itu ‘sebagai hal yang konyol’. Diunduh 06 Juni

2020 melalui laman https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

52

Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M. B. (2000). Guidelines

for the Process of Cross-Cultural Adaptation of Self-Report Measures.

Journal of Clinical Epidemiology. 25 (24), 3186-3191.

Beatty, S. E., & Ferrell, M. E. (1998). Impulse buying: Modeling its

precursors. Journal of retailing, 74(2), 169-191. https://doi.org/10.1016/S0022-4359(99)80092-X

Bell, H. (2011). A contemporary framework for emotions in consumer decision-

making: Moving beyond traditional models. International Journal of

Business and Social Sciences, 2(17), 12-16.

Brislin, R. W. (1970). Back-translation for cross-cultural research. Journal of

cross-cultural psychology, 1(3), 185-216.

Bps. (2019). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2015-2019. Badan

Pusat Statistik

Budi, T. P. (206). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta:

ANDI – Andi Offset

Christiyaningsih. (2019). Psikolog: Ngemil begitu dicintai Milenial. Diunduh

melalui laman https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-

sehat/19/07/13/pujlng459-psikolog-ngemil-begitu-dicintai-milenial pada

t28 September 2020 pukul 6.46 WIB.

Clark-Carter, D. (2010). Quantitative psychological research: A student’s

handbook. New York: Psychology Press.

Creswell, J.W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed

methods approaches. California: SAGE Publications. Inc.

Dawson, S., & Kim, M. (2009). External and internal trigger cues of impulse

buying online. Direct Marketing: An International Journal.

Dewayani, Tantri. (2020, Maret 31). Bekerja dari Rumah (Work From Home)

Dari Sudut Pandang Internal. Artikel DKJN Kementrian Keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

53

Republik Indonesia. Di unduh 18 April 2020, melalui laman

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13014/Bekerja-dari-

Rumah-Work-From-Home-Dari-Sudut-Pandang-Unit-Kepatuhan-

Internal.html 21/9/20.

Dholakia, U. M. (2000). Temptation and resistance: An integrated model of

consumption impulse formation and enactment. Psychology &

Marketing, 17(11), 955-982.

Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1996). Objects, decision considerations and

self-image in men's and women's impulse purchases. Acta

psychologica, 93(1-3), 187-206. https://doi.org/10.1016/0001-

6918(96)00019-4

Djumena, E. (2020). Cara Bijak Menghemat Biaya Hidup Saat Pandemi. Diunduh

19 Januari 2021, melalui laman

https://money.kompas.com/read/2020/09/30/173100026/cara-bijak-

menghemat-biaya-hidup-saat-pandemi?page=all.

Elam, C., Stratton, T., & Gibson, D. D. (2007). Welcoming a new generation to

college: The millennial students. Journal of College admission, 195, 20-

25.

Elvina, L. (2020, Maret 12). WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Sebagai

Pandemi Global. Diunduh 18 April 2020, melalui laman

https://www.kompas.tv/article/70893/who-tetapkan-wabah-virus-corona-

sebagai-pandemi-global.

George, B. P., & Yaoyuneyong, G. (2010). Impulse buying and cognitive

dissonance: a study conducted among the spring break student

shoppers. Young Consumers.

Goleman, D. (1995). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama.

Grand View Research. (2019). Food Trends Among Millennials: Remodeling The

Food Industry. Diunduh melalui laman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

54

https://knowledge.ulprospector.com/9440/fb-food-trends-among-

millennials-remodeling-the-food-industry/ pada 29 September 2020 pukul

17.36 WIB

Guesehat. (2019, April 08). Indonesia, Negara Paling Suka Ngemil. Diunduh 18

April 2020, melalui laman https://www.guesehat.com/indonesia-negara-

paling-suka-ngemil.

Hadi, S. (2005). Aplikasi ilmu statistika di fakultas psikologi. Anima, Indonesia

Psychological Journal, 20(3), 203-209.

Hamdani, T. (2020). Karyawan kerja dari rumah tetap dapat jadi Full?. Diunduh

pada 24 April 2020, melalui https://finance.detik.com/berita-ekonomi-

bisnis/d-4942532/karyawan-kerja-dari-rumah-tetap-dapat-gaji-full 16/9/20

Herabadi, A. G. (2003). Buying impulses: A study on impulsive consumption. [Sl:

sn].

Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E.B. (2009). Psikologi Perkembangan : Suatu Perkembangan Sepanjang

Rentan Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Jeffrey, S., & Hodge, R. (2007). Factors Influencing Impulse Buying During an

Online Purchase. Electronic Commerce Research.

Junker, Franziska., Walcher, Dominik., & Blazek, Paul. (2016). Acceptance of

Online Mass Customization by Generation Y. Design Research Salzburg.

Kacen, Jacqueline J dan Lee, Julie A. (2002). The Influence of Culture on

Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology,

Vol. 12(No2), 163-176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

55

Kbbi. (tanpa tahun). Diunduh 24 April 2020, melalui https://kbbi.web.id/pandemi.

Kbbi. (tanpa tahun). Diunduh 24 September 2020, melalui

https://kbbi.web.id/camilan.

Kemnaker. (2020, Mei 08). Menaker Beri Bantuan bAgi KOrban PHK dan

Dirumahkan. Kementrian Ketenagakerjaan. Diunduh 19 Juni 2020,

melalui https://kemnaker.go.id/news/detail/menaker-beri-bantuan-bagi-

korban-phk-dan-dirumahkan.

Kidwell, B., Hardesty, D. M., & Childers, T. L. (2008). Consumer emotional

intelligence: Conceptualization, measurement, and the prediction of

consumer decision making. Journal of Consumer Research, 35(1), 154-

166.

Kidwell, B., Hardesty, D. M., & Childers, T. L. (2008). Consumer emotional

intelligence: Conceptualization, measurement, and the prediction of

consumer decision making. Journal of Consumer Research, 35(1), 154-

166.

Kim, Y. K. (2002). Consumer value: an application to mall and Internet

shopping. International Journal of Retail & Distribution Management.

Kumparan.com. (2018). 7 Sifat Milenial Dalam Memilih Makanan, Kamu yang

Mana?. Diunduh melalui laman https://kumparan.com/kumparanfood/7-

sifat-milenial-dalam-memilih-makanan-kamu-yang-mana/full 28

September 2020 pukul 07.28

Lancaster, L.C. and Stillman, D. (2002). When Generations Collide Who They

Are. Why They Clash. How to Solve the Generational Puzzle at Work.

New York: Harper Business.

LaRose, R. (2001). On the negative effects of e-commerce: a sociocognitive

exploration of unregulated on-line buying. Journal of Computer Mediated

Communication. Vol. 6 No. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

56

Law, K. S., Wong, C. S., & Mobley, W. M. (1998). Toward a taxonomy of

multidimensional constructs. Academy of management review, 23(4), 741-

755.

Moreno, F. M., Lafuente, J. G., Carreón, F. Á., & Moreno, S. M. (2017). The

characterization of the millennials and their buying behavior. International

Journal of Marketing Studies, 9(5), 135-144.

Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2013). A review of impulse buying

behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), 149.

doi:10.5539/ijms.v5n3p149

MnNamara, Carter., MBA, Phd. (tanpa tahun) . Understand Generational

differences: Guidelines and Resources. Diunduh pada tanggal 24

September 2020 pukul 23.45 melalui laman

https://managementhelp.org/interpersonal/understand-

generationaldifferences.htm#:~:text=What%20Do%20We%20Mean%20b

y,between%20different%20generations%20of%20people.&text=A%20gen

eration%20gap%20or%20generational,beliefs%2C%20politics%2C%20or

%20values.

Omar, F. I. (2016). Gen Y: A study on social media use and outcomes. Journal of

Management & Muamalah.

Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2005). Human Development 10th

Ed. New York: McGraw-Hill.

Primadhyta, S. (2015). Generasi Millenial RI Paling Impulsif Belanja Barang

Mewah. Diunduh pada tanggal 25 November 2020 pada pukul 16.12 WIB

melalui laman https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151102182452-

92-88999/generasi-millenial-ri-paling-impulsif-belanja-barang-mewah.

Purwanto, A., & Sulistyastuti, D. R. (2007). Metode penelitian kuantitatif, untuk

administrasi publik, dan masalah-masalah sosial. Yogyakarta: Gaya

Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

57

Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research,

Vol. 14, No. 2, 189-199. http://dx.doi.org/10.1086/209105

Rook, D. W., & Gardner, M. P. (1993). In the mood: Impulse buying’s affective

antecedents. Research in consumer behavior, 6(7), 1-28.

Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying

behavior. Journal of consumer research, 22(3), 305-313.

https://doi.org/10.1086/209452

Salerno, A., Laran, J., & Janiszewski, C. (2014). Hedonic eating goals and

emotion: When sadness decreases the desire to indulge. Journal of

Consumer Research, 41(1), 135-151. https://doi.org/10.1086/675299

Salovey, P., & Grewal, D. (2005). The Science of Emotional Intelligence.

American Psychological Society, 14(6), 281-285.

Salovey, P., Mayer, J. D., Goldman, S. L., Turvey, C., & Palfai, T. P. (1995).

Emotional attention, clarity, and repair: Exploring emotional intelligence

using the Trait Meta-Mood Scale.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development Jilid 1; alih bahasa Damanik,

Achmad Chusairi; editor, Herman Sinaga, Yati Sumiharti Ed 5 Jakarta:

Erlangga

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Schiffman, L., & Kanuk, L,. (2010). Consumer Behavior. New Delhi: Prentice

Hall.

Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a natural

disaster: Losses, emotions, and impulsive and compulsive buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

58

Marketing Letters, 20(1), 45-60. http://dx.doi.org/10.1007/s11002-008-

9049-y

Sharma, P., Sivakumaran, B., & Marshall, R. (2010). Impulse buying and variety

seeking: A trait-correlates perspective. Journal of Business

Research, 63(3), 276-283. http://dx.doi.org/10.1016/j.jbusres.2009.03.013

Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam

Psikologi. Penerbit Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Tashandra, N. (2018, Maret 22) 80 Persen Konsumen Belanja Online Orang Muda

dan Wanita. Diunduh 25 September 2020, melalui

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/22/155001820/80-persen-

konsumen-belanja-online-orang-muda-dan-wanita?page=all.

Tirto.id. (2017). Kemana mengalirnya uang para milenial. Diunduh 27 September

2020, melalui laman https://tirto.id/ke-mana-mengalirnya-uang-para-

milenial-cv76.

Utomo, W. P., & Noormega. R. (2020). Indonesia Millennial Report 2020 :

Understanding Millennials’ Behaviours and Demystifying Their

Stereotypes. IDN Research Institue.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying

tendency: Feeling and no thinking. European Journal of personality,

15(S1), S71-S83. http://dx.doi.org/10.1086/209105

Vohs, K. D., & Faber, R. J. (2007). Spent resources: Self-regulatory resource

availability affects impulse buying. Journal of consumer research, 33(4),

537-547. https://doi.org/10.1086/510228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

59

Worldometers. (2020). Diunduh melalui laman

https://www.worldometers.info/coronavirus/

Youn, S., & Faber, R. J. (2000). Impulse buying: its relation to personality traits

and cues. ACR North American Advances.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

59

LAMPIRAN 1

TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IZIN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

63

LAMPIRAN 2

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

90

LAMPIRAN 3

RELIABILITAS SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

91

1. Uji Reliabilitas a. Pembelian Impulsif (setelah item 2,7,8, 13, 16, 17 dihapus)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 201 100.0

Excludeda 0 .0

Total 201 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.941 14

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item_1 30.74 77.645 .730 .936

item_3 30.11 78.258 .682 .937

item_4 30.51 79.091 .657 .938

item_5 30.60 80.431 .557 .940

item_6 30.52 79.431 .563 .941

item_9 30.33 76.502 .738 .935

item_10 30.39 76.739 .746 .935

item_11 30.32 76.090 .821 .933

item_12 30.40 75.971 .809 .933

item_14 30.52 79.331 .664 .938

item_15 30.00 79.385 .655 .938

item_18 30.30 76.740 .785 .934

item_19 30.31 76.754 .774 .934

item_20 30.13 77.303 .701 .937

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

92

b. Kecerdasan Emosional

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 201 100.0

Exclude

da 0 .0

Total 201 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.979 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item_1 65.71 602.096 .802 .979

item_2 65.62 597.046 .859 .978

item_3 65.46 593.569 .907 .977

item_4 65.42 599.135 .820 .978

item_5 65.79 601.709 .831 .978

item_6 65.76 597.315 .835 .978

item_7 65.58 596.325 .874 .978

item_8 65.66 597.817 .866 .978

item_9 65.42 592.915 .888 .977

item_10 65.70 600.832 .831 .978

item_11 65.49 593.881 .883 .978

item_12 65.29 588.158 .892 .977

item_13 65.79 603.356 .833 .978

item_14 65.69 600.214 .866 .978

item_15 65.90 603.584 .832 .978

item_16 65.80 597.270 .861 .978

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

93

LAMPIRAN 4

DESKRIPSI HASIL UJI ASUMSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

94

A. HASIL UJI NORMALITAS

Descriptives

Statistic Std. Error

Pembelian

Impulsif

Mean 32.71 .669

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 31.39

Upper Bound 34.02

5% Trimmed Mean 32.70

Median 31.00

Variance 89.858

Std. Deviation 9.479

Minimum 14

Maximum 53

Range 39

Interquartile Range 16

Skewness .109 .172

Kurtosis -.970 .341

Kecerdasan

Emosional

Mean 70.00 1.838

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 66.38

Upper Bound 73.63

5% Trimmed Mean 70.22

Median 81.00

Variance 679.255

Std. Deviation 26.063

Minimum 16

Maximum 112

Range 96

Interquartile Range 50

Skewness -.371 .172

Kurtosis -1.483 .341

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

95

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pembelian Impulsif .100 201 .000 .967 201 .000

Kecerdasan

Emosional .184 201 .000 .862 201 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Pembelian Impulsif

Pembelian Impulsif Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 1 . 4

16.00 1 . 5566667777889999

25.00 2 . 0000111122223333333344444

39.00 2 . 555555666666677777777888888889999999999

42.00 3 . 000000000000001111111111122222222333333334

16.00 3 . 5666677777888899

34.00 4 . 0000001112222222223333333334444444

23.00 4 . 55555666666666677788889

5.00 5 . 00123

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

97

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 1 . 6

.00 2 .

45.00 3 .

111122222222222333333334555556666777778889999

24.00 4 . 000111112222222222234448

3.00 5 . 027

6.00 6 . 566799

15.00 7 . 344556677778999

51.00 8 .

000000111233444445555566666666667777888888888889999

40.00 9 . 0000111122223334444455566666677777789999

14.00 10 . 00011122356669

2.00 11 . 02

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

99

\

B. HASIL UJI LINEARITAS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N

Percen

t N Percent N Percent

Pembelian

Impulsif *

Kecerdasan

Emosional

201 100.0% 0 0.0% 201 100.0%

C.

Report

Pembelian Impulsif

Kecerdasan Emosional Mean N Std. Deviation

16 32.00 1 .

31 47.75 4 2.363

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

100

32 42.82 11 6.631

33 41.13 8 9.234

34 45.00 1 .

35 45.20 5 4.087

36 36.00 4 9.381

37 43.80 5 1.924

38 46.67 3 1.528

39 44.25 4 3.304

40 43.33 3 1.528

41 43.20 5 2.280

42 34.36 11 9.058

43 43.00 1 .

44 42.00 3 2.646

48 46.00 1 .

50 33.00 1 .

52 32.00 1 .

57 29.00 1 .

65 31.00 1 .

66 31.50 2 9.192

67 15.00 1 .

69 28.00 2 2.828

73 27.00 1 .

74 32.00 2 7.071

75 35.00 2 5.657

76 33.50 2 6.364

77 29.75 4 3.686

78 28.00 1 .

79 25.33 3 8.145

80 27.33 6 4.844

81 35.67 3 10.693

82 29.00 1 .

83 32.00 2 7.071

84 32.40 5 5.413

85 23.80 5 5.450

86 30.10 10 5.744

87 24.75 4 8.539

88 29.27 11 5.985

89 30.00 4 6.481

90 30.75 4 7.274

91 29.25 4 6.602

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

101

92 24.25 4 6.185

93 23.67 3 7.371

94 24.00 5 7.517

95 24.33 3 3.786

96 26.33 6 5.955

97 23.67 6 9.626

98 32.00 1 .

99 22.25 4 3.948

100 25.00 3 2.646

101 34.33 3 4.726

102 22.50 2 9.192

103 44.00 1 .

105 23.00 1 .

106 25.00 3 6.245

109 15.00 1 .

110 33.00 1 .

112 29.00 1 .

Total 32.71 201 9.479

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Pembelia

n

Impulsif *

Kecerda

san

Emosion

al

Between

Groups

(Combined) 11978.976 58 206.534 4.894 .000

Linearity 8505.673 1 8505.673

201.54

6 .000

Deviation from

Linearity 3473.304 57 60.935 1.444 .042

Within Groups 5992.705 142 42.202

Total 17971.682 200

D.

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

102

Pembelian Impulsif *

Kecerdasan Emosional -.688 .473 .816 .667

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

103

LAMPIRAN 5

HASIL UJI HIPOTESIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HALAMAN MOTTO - repository.usd.ac.id

104

Uji Beda (Spearman – Karena data tidak terdistribusi normal)

Nonparametric Correlations

Correlations

Pembelian

Impulsif

Kecerdasan

Emosional

Spearman's

rho

Pembelian Impulsif Correlation

Coefficient 1.000 -.636**

Sig. (1-tailed) . .000

N 201 201

Kecerdasan

Emosional

Correlation

Coefficient -.636** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 201 201

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI