halaman motto - repository.usd.ac.id
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBELIAN
IMPULSIF MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE
PADA GENERASI MILENIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Rossana Ayu Hanna Wisesa
NIM : 139114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Tuhan tidak memerlukan pendampingan dari siapapun, tetapi Ia memberikan
pendampingan kepada manusia yang memerlukan – Santo Ireneus
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya – Sari Simorangkir
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus - (Filipi 4: 6 - 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Terimakasih untuk Tuhan Yesus yang mendampingi, memberi kesehatan,
memulihkan dari keterpurukan, dan memberi rezeki yang cukup.
Untuk, Papa dan Mama yang menyayangi dengan sepenuh hati, berjuang dan
sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi anaknya. Adek bersyukur terlahir
menjadi anak papa dan mama.
Untuk Mas Niko, terima kasih sudah menyayangiku sejak kecil, walaupun
terkadang gengsi untuk mengungkapkan adek sayang sama mas.
Untuk Mas Ito kekasih yang hadir di waktu yang tepat. Terima kasih
sudah menyayangiku bahkan memprioritaskanku di atas kepentinganmu
sendiri. Tetap ada untukku dikala susah dan senang ya. Aku sayang mas.
Untuk Winda, terima kasih sudah menjadi teman dan sahabat dari SMA sampai
kuliah, mengingatkan, membantu, dan menjadi teman curhatku yang paling ku
andalkan. Luv bebeh
Untuk sahabatku Reti, terima kasih sudah membantu, berbagi kisah, dan
membantuku saat susah. Terima kasih kamu selalu ada untukku. Luv bebeb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBELIAN
IMPULSIF MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE
PADA GENERASI MILENIAL
Rossana Ayu Hanna Wisesa
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan
pembelian impulsif produk makanan ringan secara online pada generasi milenial.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 201 generasi milenial yang pernah membeli
makanan ringan secara online. Alat ukur yang digunakan skala kecerdasan
emosional (α = 0,979) dan skala pembelian impulsif (α = 0,941). Metode analisis
data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena data tidak terdistribusi
normal. Hasil uji korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif dan signifikan antara pembelian impulsif dan kecerdasan emosional (r = -
0,636 dan p = 0,000). Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional
individu maka pembelian impulsif semakin rendah. Sebaliknya, jika kecerdasan
emosional rendah maka pembelian impulsif tinggi.
Kata kunci: kecerdasan emosional. pembelian impulsif, generasi milenial,
makanan ringan, online
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND
IMPULSIVE BUYING ON ONLINE SNACKS PURCHASING WITHIN
MILLENNIALS
Rossana Ayu Hanna Wisesa
This research aims to find out the relation of emotional intelligence and impulsive
buying towards snacks purchased online of millennials. 201 millenials who once
purchased snacks online are chosen as the subject of this research. Emotional
intelligence scale (α = 0,979) and impulsive buying scale (α = 0,941) are used as
the measuring instruments. Spearman’s Rank Correlation Coefficient is used as
the data analysis method since the data are not distributed normally. Spearman’s
rho correlation test results that there is a negative and significant correlation
between impulsive buying and emotional intelligence (r = -0,636 and p = 0,000).
This means that the higher someone’s emotional intelligence, the lower impulsive
buying they result. On the other hand, if someone has low emotional intelligence,
it will result in a high impulsive buying.
Keyword : emotional intelligence, impulsive buying, millennials, snacks
purchasing, online
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis persembahkan untuk Tuhan Yesus sang
sumber kehidupan. Karena-Nya penulis masih bisa bernapas dan diberi anugerah
yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir. Tentu bukan perjalanan
yang mudah hingga tugas akhir ini dapat selesai, namun dengan kasih karunia
yang Tuhan beri penulis dimampukan.
Ungkapan terima kasih penulis persembahkan untuk diri sendiri. Terima
kasih karena sudah bertahan, bersemangat, serta berjuang hingga penelitian ini
dapat selesai. Walaupun mungkin terdapat kekurangan, namun penulis tetap
bangga akan diri sendiri karena tidak menyerah dan tetap mau berusaha
semaksimal mungkin.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga penulis
menyadari bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Atas segala bantuan, dari lubuk hati yang terdalam penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, atas limpahan berkat dan karunia dari penulis lahir
hingga saat ini. Walaupun perjalanan hingga selesainya penelitian ini
banyak cobaan yang membuat penulis sempat patah semangat, namun
Tuhan mampukan untuk penulis berjuang.
2. Leluhur-leluhur penulis yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia.
Khususnya Ibu Anastasia Kartini Sri Rahayu, Bapak Antonius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Abdulrahman Hadisiswoyo, dan Ibu Veronika Sudinem. Terima kasih atas
doa restu yang telah diberikan untuk penulis. Mohon maaf untuk ibu Sis
karena penulis tidak bisa menyelesaikan penelitian ini saat ibu masih ada,
namun penulis percaya doa ibu selalu menyertai.
3. Ibu Henrietta selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat membantu
hingga penelitian ini dapat selesai. Terima kasih atas bimbingan dan
kesabaran yang selalu diberikan pada penulis.
4. Terima kasih untuk seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah berbagi ilmu kepada penulis selama ini.
5. Untuk kedua orang tuaku yang ku kasihi, Drs. Yustinus Hari Nugroho dan
Dra. Yustina Dwi Rahayu. Terima kasih untuk semua cinta, perhatian,
waktu, semangat, dan banyak hal yang tidak dapat dijabarkan. Terima
kasih untuk tidak pernah menekan walaupun penulis menyadari bahwa
penelitian ini harus selesai. Adek bersyukur dilahirkan sebagai anak mama
dan papa.
6. Niklaus Wisesa Ganang Wijaya, terima kasih mas sudah menjadi kakak
yang baik dan selalu perhatian dari adek kecil. Adek bersyukur punya mas.
7. Christofer Josef Dian Permadi, terima kasih sudah hadir pada waktu yang
tepat ketika penulis sedang terpuruk. Terima kasih juga untuk bantuan
mengecek EYD di skripsi ini, menyebar skala, dan selalu memberi
dukungan ketika penulis mulai lemah. Aku menyangimu bibibii.
8. Terima kasih untuk Anindya Winda Kusumawati sahabatku, selalu
mendengar keluh kesahku dan membantu dengan tulus. KI yang mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
membantu ditengah kesibukan yang dimiliki. Sangat terharu waktu kalian
sampai membuat grup khusus untuk skripsi aku. Terima kasih juga
dukungan yang diberikan untuk teman-teman satu bimbingan skripsi.
9. Terima kasih untuk Theresia Catur Pustaka Reti sahabat rasa saudara yang
sudah menawarkan bantuan, waktu, mendukung, dan percaya kalau aku
mampu melewati semua ini. Terima kasih juga untuk nasi dadar penuh
cinta yang ku makan setelah pendadaran, sangat mengenyangkan hati dan
perut hihi.
10. Terima kasih untuk Clara si yang pernah menjadi 24/7ku. Terima kasih
karena sudah membantu menyebarkan dan mengisi skala penelitian ini.
Mungkin sekarang kita sudah berbeda, tapi ku menyadari kalau jauh di
hati kita masih saling membutuhkan hahaha.
11. Terima kasih untuk Defty, Lias, dan Dea yang sudah sangat membantu
hingga penelitian ini bisa selesai. Terima kasih atas waktu dan
kebersamaan yang mungkin baru dirasa ketika menjelang akhir kuliah ini.
12. Terima kasih untuk bebeb Reti yang mendukung, membantu, dan selalu
menanyakan kabar penulis. Sukses untuk kita ya beb.
13. Terima kasih untuk Classy Class 13 atas dinamika selama penulis kuliah
dan membantu menyebarkan skala penelitian ini.
14. Terima kasih pula untuk seluruh subjek penelitian atas waktu dan
kesediaannya mengisi kuesioner penelitian ini. Tanpa bantuan kalian
penelitian ini tidak akan selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 8
C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................... 8
D. MANFAAT PENELITIAN ..................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ................................................................................... . 8
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. PEMBELIAN IMPULSIF ...................................................................... 9
1. Definisi Pembelian Impulsif ................................................................ 9
2. Produk-produk yang Menimbulkan Pembelian Impulsif ................... 11
3. Aspek-aspek Pembelian Impulsif........................................................ 13
4. Faktor-faktor Pembelian Impulsif....................................................... 14
B. KECERDASAN EMOSIONAL ............................................................. 16
1. Definisi Kecerdasan Emosional .......................................................... 17
2. Dimensi Kecerdasan Emosional ......................................................... 18
3. Dampak Kecerdasan Emosional ......................................................... 20
D. GENERASI MILENIAL ........................................................................ 21
E. DINAMIKA HUBUNGAN ................................................................... 22
F. BAGAN KERANGKA BERPIKIR ........................................................ 25
G. HIPOTESIS PENELITIAN .................................................................... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27
A. JENIS PENELITIAN ............................................................................. 27
B. IDENTIFIKASI VARIABEL ................................................................. 27
1. Variabel Bebas .................................................................................... 27
2. Variabel Tergantung ........................................................................... 27
C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................... .28
1. Pembelian Impulsif Online ................................................................. 28
2. Kecerdasan Emosional........................................................................ 28
D. SUBJEK PENELITIAN ......................................................................... 29
E. METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Skala Pembelian Impulsif ................................................................... 30
2. Skala Kecerdasan Emosional .............................................................. 31
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR .............................. 32
1. Validitas .............................................................................................. 32
2. Kesahihan Item ................................................................................... 34
3. Reliabilitas .......................................................................................... 35
G. METODE ANALISIS DATA ................................................................ 36
1. Uji Asumsi .......................................................................................... 36
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 38
A. PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................... 38
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN .................................................... 38
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ........................................................ 39
D. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 44
1. Uji Asumsi .......................................................................................... 44
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 46
E. PEMBAHASAN ..................................................................................... 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 49
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 49
B. SARAN PENELITIAN .......................................................................... 49
1. Bagi Subjek/ Generasi Milenial .......................................................... 49
2. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN ................................................................................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Pemberian Skor Skala Pembelian Impulsif ......................................... 30
Tabel 2. Sebaran Item Skala Pembelian Impulsif ............................................ 31
Tabel 3. Pemberian Skor Skala Kecerdasan Emosional .................................. 32
Tabel 4. Sebaran Item Skala Kecerdasan Emosional ....................................... 32
Tabel 5. Tingkat Korelasi dan Kuatnya Hubungan .......................................... 37
Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Umur ........................................ 39
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 39
Tabel 8. Kategorisasi Kecenderungan Variabel ............................................... 40
Tabel 9. Data Empirik Skala Pembelian Impulsif ............................................ 41
Tabel 10. Kategorisasi Variabel Pembelian Impulsif ...................................... 42
Tabel 11. Data Empirik Skala Kecerdasan Emosional .................................... 42
Tabel 12. Kategorisasi Variabel Kecerdasan Emosional ................................. 43
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian......................................... 44
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Variabel Penelitian .......................................... 45
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Variabel ............................................................ 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IZIN ........................ 59
LAMPIRAN 2 SKALA PENELITIAN ............................................................ 63
LAMPIRAN 3 RELIABILITAS SKALA PENELITIAN ................................ 90
LAMPIRAN 4 DESKRIPSI HASIL UJI ASUMSI .......................................... 93
LAMPIRAN 5 HASIL UJI HIPOTESIS ......................................................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Desember 2019, seluruh dunia terkena wabah Covid-19,
membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan virus ini menjadi
pandemi global (Elvina, 2020). Pandemi merupakan wabah yang berjangkit
serempak meliputi daerah geografis yang luas (kbbi.web.id). Sejak pandemi
Covid-19 ini terjadi di seluruh dunia, salah satu aspek kehidupan yang terkena
dampak signifikan ialah sektor perekonomian. Di Indonesia khususnya,
pertumbuhan perekonomian yang terpantau oleh Badan Pusat Statistik
menunjukkan data yang mengalami penurunan.
Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mengakibatkan
banyak perusahaan maupun pemilik usaha melakukan kebijakan baru dengan
mempekerjakan karyawan dari rumah dan atau mengurangi jumlah karyawan
(PHK). Kebijakan tersebut, bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus
Corona (Covid-19). Ida Fauziyah selaku Menteri Ketenagakerjaan,
mengungkapkan bahwa sebanyak 1.722.958 pekerja dirumahkan bahkan
terkena pemutusan hubungan kerja (Kemnaker, 2020). Hal tersebut dilakukan
berdasarkan imbauan Presiden Joko Widodo yang kemudian ditindaklanjuti
oleh Kementerian Keuangan serta beberapa perusahaan swasta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengeluarkan surat edaran terkait kebijakan bekerja di rumah (Dewayani,
2020).
Bekerja dari rumah tentu dapat berpengaruh terhadap kondisi keuangan
para pekerja. Pernyataan salah satu pegawai start-up yang bekerja dari rumah
mengaku kesulitan karena hanya mendapat gaji 10% dari yang seharusnya
diterima (Adam, 2020). Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta,
Diana Dewi (Hamdani, 2020) mengungkapkan bahwa pengusaha memiliki
kebijakan masing-masing dalam mengelola upah para karyawan yang bekerja
dari rumah. Misalnya seperti memotong uang transport dan uang makan, tetapi
ada pula yang hanya memotong salah satu saja.
Dalam menyikapi pandemi dan kesulitan keuangan, Budi Raharjo yang
merupakan seorang financial planner mengungkapkan bahwa untuk pegawai
yang mengalami dampak kebijakan tersebut diharapkan mampu mengelola
dana sebaik mungkin (Sulistiowati, 2020). Keadaan pandemi membuat banyak
orang harus mampu beradaptasi dengan keadaan, termasuk dalam mengatur
biaya hidup, membeli barang dengan bijak dan mengurangi hedonisme
(Djumena, 2020).
Akan tetapi, sektor industri makanan dan minuman (F&B) masih
menjadi salah satu sektor yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi sehingga
kemungkinan konsumen untuk mengonsumsi makanan maupun minuman di
tengah pandemi masih cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan
dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa industri makanan dan minuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diprediksi menjadi kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III/
2020 sebesar 19,87% khususnya di sektor industri pengolahan (Arief, 2020).
Pertumbuhan ekonomi didukung oleh pembelian konsumen.
Berdasarkan survei lembaga riset Snapchart (Tashandra, 2018) mengemukakan
bahwa sebanyak 50% responden berumur 25-34 tahun menjadi konsumen di
bidang e-commerce paling banyak. Konsumen dengan rentang umur 25-34
merupakan kelompok generasi milenial. Golongan generasi milenial yang
Menurut Lancester dan Stillman (2002) adalah generasi yang lahir pada tahun
1981 hingga 1999. Generasi milenial atau Gen Y juga dapat dikategorikan
sebagai generasi yang lahir pada tahun 1980 sampai 2000 (Junker, et al., 2016).
Pada usia di atas, generasi milenial telah mencapai usia yang sudah
bekerja. Menurut Utomo dan Noormega (2020), milenial sebagai konsumen
lebih memilih sistem pengalaman “one-stop-shopping” dengan pertimbangan
lebih praktis, menekankan keaslian dan produk yang terjangkau . Oleh sebab
itu ketika pandemi Covid-19, pemesanan layanan pesan antar makanan melalui
daring mengalami peningkatan walaupun sedang bekerja dari rumah
(katadata.co.id, 2020).
Berdasarkan pengertian di atas, rentang umur generasi milenial
termasuk dewasa awal hingga dewasa (Santrock, 2002). Ketika mencapai masa
dewasa, diharapkan telah menyelesaikan pertumbuhan serta perkembangannya
agar tidak mengalami masalah dan merasa bahagia menjalani tugas
perkembangan selanjutnya (Hurlock, 1996). Menurut Hurlock (2009), dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
awal seharusnya sudah mampu mendapatkan pekerjaan, memilih seorang
teman hidup, membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima
tanggung jawab sebagai warga negara, serta bergabung dalam suatu kelompok
sosial.
Selain itu jika ditinjau berdasarkan masa perkembangan dewasa awal
dinilai mampu berpikir secara reflektif (Papalia, Olds, dan Feldman, 2005). Hal
tersebut tentu bertentangan dengan tugas perkembangan dewasa awal. Nielsen
Global Survey of E-commerce mengemukakan bahwa karakteristik generasi
milenial cenderung akrab dengan internet dan lebih memilih jalur daring untuk
membeli produk atau jasa guna kebutuhan sehari-hari (Ester, 2016).
Adapun kebiasaan makan yang digemari yaitu ngemil atau
mengonsumsi makanan ringan. Berdasarkan Mondelez Internasional (dalam
guesehat, 2019) menyampaikan bahwa Indonesia merupakan peringkat pertama
sebagai negara yang paling sering mengkonsumsi camilan. Survei tersebut
mengungkapkan sebanyak 72% orang usia dewasa muda di Indonesia
mengkonsumsi camilan tiga kali sehari (guesehat, 2019). Camilan atau
makanan ringan merupakan makanan kecil atau kudapan yang dikonsumsi
diantara dua waktu makan (Kbbi, 2020). Ngemil menjadi pilihan bagi generasi
milenial karena kepraktisannya, hal ini dilandasi oleh rutinitas generasi
milenial yang padat (Christiyaningsih, 2019).
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mewawancara beberapa
pegawai dengan kategori umur milenial yang ketika pandemi Covid-19 bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dari rumah. Narasumber 1 (N1) berprofesi sebagai guru honorer dan privat
mengungkapkan bahwa pengeluaran bertambah untuk membeli camilan karena
tidak melakukan aktifitas. Hal tersebut juga dirasakan oleh N2 yang bekerja
sebagai staff periklanan di sebuah restauran, ia mengungkapkan bahwa lebih
sering membeli camilan untuk menemani dirinya bekerja di rumah. Berbeda
dengan narasumber sebelumnya, N3 yang bekerja sebagai salah satu karyawati
swasta, justru mengalami pengurangan 30% dari gaji yang seharusnya diterima
namun ia tetap membeli camilan guna persediaan. Pengalaman serupa terjadi
pada N4 yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan negara. Ia
mengungkapkan bahwa senang membeli serta konsumsi camilan selama di
rumah karena merasa tidak melakukan aktifitas berat.
Berdasarkan temuan dari wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa
pekerja generasi milenial yang diwawancarai memilih makanan ringan karena
praktis dan dapat dikonsumsi untuk menemani saat bekerja maupun ketika
santai. Selain itu, terdapat narasumber melakukan pembelian makanan ringan
walaupun terjadi pengurangan pemasukan. Hal tersebut tentu bertentangan
dengan situasi ketika pandemi yang menyarankan konsumen mengurangi
pengeluaran yang bersifat hedonisme dan hanya memenuhi kebutuhan pokok.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bellenger et al. (dalam
Kacen & Lee, 2002) konsumen di bawah usia 35 tahun rentan melakukan
pembelian yang bersifat hedonisme atau impulsif. Berdasarkan situasi di atas,
dapat disimpulkan bahwa fenimena dalam penelitian ini yaitu pembelian tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pertimbangan dan hanya mengikuti dorongan emosi yang ada pada pekerja
generasi milenial ketika pandemi.
Pembelian impulsif merupakan pembelian yang cepat dan tidak
direncanakan diikuti adanya konflik pikiran dan dorongan emosional
(Verplanken & Herabadi, 2001). Seseorang dapat dikatakan membeli secara
impulsif ditandai dengan munculnya perasaan terdesak secara tiba-tiba dan
tidak dapat dilawan (Solomon & Rabolt, 2009).
Rook (1987) mengidentifikasikan pembelian impulsif sebagai suatu
perilaku yang dilakukan spontan dan lebih melibatkan emosional. Seseorang
yang kurang atau lemah dalam meregulasi emosi cenderung akan melakukan
hal yang hedonis (Salerno, et al., 2014). Hedonis merupakan salah satu
karaktersitik dalam pembelian impulsif (Bayley&Nancarrow, 1998). Pembelian
impulsif justru dipandang sebagai sarana untuk menyenangkan diri serta
dilakukan sebagai bentuk regulasi emosi (Vohs dan Faber, 2007). Dalam
penelitian George dan Yaouneyoung (2010) menemukan pembelian impulsif
menjadi cara untuk melepaskan emosi. Akan tetapi, jika dilakukan secara terus
menerus tentu tidak akan baik bagi individu secara finansial maupun cara
emosi. Individu dewasa awal tentu seharusnya sudah mencapai kematangan
baik secara kognitif maupun emosional (Jahja, 2011).
Mayer dan Salovey (1997) (dalam Salovey & Grewal, 2005)
menemukan model kecerdasan emosional guna perkembangan psikologi
khususnya yang berkaitan dengan emosi. Kecerdasan emosional merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kemampuan mengenali emosi diri sendiri maupun emosi orang lain kemudian
menggunakan hal tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan (Salovey, et
al., 1995). Goleman (1995) merupakan kemampuan seseorang mengatur emosi
yang dimiliki dengan intelegensi, menjaga keselarasan emosi dan
mengungkapkan melalui kesadaran diri, pengendalian diri motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial.
Pribadi yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi berpengaruh
pada hubungan personal yang baik dan mampu mencapai sukses di tempat
kerja (Salovey & Grewal, 2005). Selain itu, karakteristik individu dengan
kecerdasan emosional yang baik akan cenderung menahan diri ketika
dihadapkan dorongan tertentu dan bangkit dari perasaan yang menekan
(Goleman, 1995). Kerugian pribadi yang memiliki kecerdasan emosional yang
rendah cenderung kurang mampu menguasai dirinya sendiri, cenderung
memiliki amarah yang meluap, serta gangguan emosional yang berlebihan
(Goleman, 1995). Oleh sebab itu, kecerdasan emosional merupakan bahasan
yang penting untuk mempengaruhi timbulnya pembelian impulsif.
Penelitian Amos (2014) menemukan bahwa interaksi antara faktor
disposisi dan faktor situasional dalam pembelian impulsif memiliki hubungan
yang paling kuat untuk pembelian impulsif. Faktor disposisi merupakan
karaktersitik yang dirasa oleh individu dan dapat diterapkan secara umum
diseluruh situasi (Beatty dan Ferrell, 1998; Rook dan Fisher, 1995; Sharma et
al, 2010). Sedangkan faktor situasional merupakan keadaan di luar diri individu
yang berupa stimulus atau keadaan saat itu juga. Pada penelitian sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(Amos, 2014) mengungkapkan bahwa memerlukan lebih banyak studi
mengenai interaksi variabel disposisi dan situasional untuk melihat efek yang
ditimbulkan pada pembelian impulsif.
Menurut analisis yang telah dilakukan, peneliti hendak melakukan
penelitian mengenai kecerdasan emosional dan pembelian impulsif disesuaikan
dengan sitasi pandemi covid-19 pada pekerja milenial. Kecerdasan emosional
sebagai variabel yang terjadi dalam individu dan situasi pandemi sebagai faktor
situasi di luar ketika terjadi pembelian impulsif.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan
kecerdasan emosional dan pembelian impulsif produk makanan ringan secara
online pada pekerja generasi milenial?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan
emosional dan pembelian impulsif produk makanan ringan secara online pada
pekerja generasi milenial.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini untuk memberikan referensi di
bidang psikologi konsumen, psikologi kepribadian, psikologi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mengenai terdapat hubungan kecerdasan emosional dan pembelian impulsif
produk makanan ringan secara online pada pekerja generasi milenial.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan memberi informasi serta
bahan evaluasi bagi pekerja generasi milenial dan peneliti terkait pembelian
impulsif dan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)
1. Definisi Pembelian Impulsif Online (Online Impulsive Buying)
Rook, D. W. (1987) berpendapat bahwa pembelian impulsif
merujuk pada perilaku spontan dan memiliki pengaruh, di luar kontrol
yang cenderung melibatkan emosional dari pada biasanya. Pembelian
impusif terjadi karena ada dorongan yang kuat untuk segera membeli
barang ketika melihat suatu barang. Setelah penelitian yang dilakukan
oleh Rook, topik mengenai pembelian impulsif menjadi banyak diteliti.
Rook dan Gardner (1993) mengemukakan pembelian impulsif sebagai
perilaku yang tidak direncanakan dan melibatkan pengambilan
keputusan secra cepat dan memiliki keinginan untuk memperoleh
produk dengan segera mungkin.
Weinberg dan Gottwald (1982) berpendapat pembelian impulsif
merupakan pengalaman berbelanja yang dilakukan dengan spontan
dengan melibatkan emosi di dalamnya. Verplanken dan Herabadi
(2001) berpendapat hal yang serupa bahwa pembelian impulsif
dilandasi dorongan emosional untuk memenuhi kesenangan semata.
Individu yang melakukan perilaku pembelian impulsif cenderung tidak
mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk karena terdapat
dorongan yang kuat untuk sesegera mungkin membeli. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
individu membeli produk, akan muncul perasaan senang karena adanya
dorongan emosional (Verplanken dan Herabadi, 2001).
Bayley dan Ferrell (1998) mendefinisikan perilaku impulsif
merupakan pembelian yang terjadi secara langsung tanpa adanya
perencanaan sebelum belanja. Karena tidak terdapat perencanaan,
individu menjadi tidak dapat berfokus pada kategori produk yang
seharusnya menjadi kebutuhan yang lebih pokok. Hal tersebut
didukung Bayley dan Nancarrow (1998) yang mendefinisikan perilaku
pembelian impulsif dilakukan secara mendadak karena terdapat produk
yang dirasa menarik tanpa adanya pertimbangan yang bijaksana.
Dorongan untuk melakukan impulsif terjadi karena adanya perasaan
negatif maupun positif yang dirasakan individu, sehingga dapat
menjadi motivator yang potensial (Youn&Faber, 2000).
Berkembangnya teknologi membuat pembelian tidak hanya
dilakukan dengan datang ke toko ritel, namun dapat melalui online.
Pembelian online dinilai memiliki lebih banyak informasi produk dan
dapat diakses 7/24 sehingga konsumen memiliki keleluasaan dalam
memilih maupun membandingkan dengan penjual online lain (Kim,
2002). Pembelian melalui aplikasi online maupun melalui e-commerce
tidak dibatasi oleh jam buka maupun tutup, lokasi fisik, beragam jenis
pilihan, serta ketersediaan barang (LaRose, 2001). Menurut penelitian
Jeffrey dan Hodge (2007) pembelian secara online menjadikan
berkurangnya tekanan dalam pembelian produk, sehingga menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lebih impulsif dibanding membeli secara offline. Dengan berbagai
kemudahan yang ditawarkan, membuat konsumen merasa nyaman
berbelanja melalui online maupun e-commerce dibandingkan belanja
secara tradisional. Rasa nyaman tersebut dapat mendorong pembelian
impulsif (Dawson dan Kim, 2009).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan
pembelian impulsif online merupakan perilaku membeli yang
dilakukan melalui aplikasi online maupun e-commerce karena adanya
dorongan yang tidak tertahankan. Dorongan tersebut terjadi guna
memenuhi keinginan sesaat tanpa pertimbangan sebelumnya dan
cenderung melibatkan emosi baik positif maupun negatif.
2. Produk-produk yang Menimbulkan Pembelian Impulsif
Menurut Herabadi (2003), terdapat beberapa produk yang
membuat timbulnya perilaku pembelian impulsif yaitu:
a. Buku (novel, buku pelajaran, majalah, komik
b. Fashion (pakaian, sepatu, tas)
c. Makanan (makanan ringan, coklat, gulali)
d. Minuman
e. Parfum
f. Make Up
g. Produk elektronik
h. Barang-barang yang berkaitan dengan hobi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia
adalah produk makanan. Berkembangnya industri makanan
secara tidak langsung mengubah pemikiran serta gaya hidup
konsumen dan keputusan untuk membeli makanan. Saat ini
bukan lagi dipandang sebagai kebutuhan pokok melainkan
kegiatan dan pengalaman baru (Maharani, 2018). Makanan
ringan merupakan produk yang tidak masuk kategori makanan
pokok akan tetapi digemari.
Makanan ringan merupakan makanan kecil atau kudapan
yang dikonsumsi diantara dua waktu makan (Kbbi, 2020).
Menurut Booth (1990) produk makanan ringan yaitu cookies,
roti, makanan berbahan dasar susu, makanan berbahan dasar
buah, dan permen.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, PT. Calbe Wings
Food menemukan bahwa 50,95% responden berusia 18-25 di
Indonesia gemar mengkonsumsi makanan ringan guna
membuat perasaan menjadi lebih baik (Ramadhan, 2019). Hal
tersebut senada dengan survei yang dilakukan Mondelez
Internasional (dalam guesehat,2019), Indonesia merupakan
peringkat pertama sebagai negara yang paling sering
mengkonsumsi makanan ringan. Survei tersebut
mengungkapkan sebanyak 72% orang dewasa muda di
Indonesia mengkonsumsi camilan tiga kali sehari (guesehat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2019). Berdasarkan uraian tersebut peneliti memilih
menggunakan produk makanan ringan. Saat ini, makanan
ringan tengah digemari oleh berbagai kalangan.
3. Aspek-aspek Pembelian Impulsif
Berdasarkan Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat 2 aspek
dalam pembelian impulsif, yaitu:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif melingkupi kurangnya perencanaan dan
pertimbangan ketika individu melakukan keputusan pembelian.
Individu cenderung akan tertarik pada harga produk yang
ditawarkan serta keuntungan yang diperoleh ketika membeli
produk tersebut. Oleh sebab itu, individu tidak
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pembelian
tersebut.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif melingkupi perasaan tertarik pada suatu
produk yang melibatkan emosi, minat, dan sikap. Ketika individu
merasa tertarik dengan produk tertentu, maka akan muncul
perasaan senang, gembira, serta dorongan untuk memiliki barang
yang disenangi. Dorongan tersebut membuat kurangnya kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dalam diri sehingga dapat terjadi penyesalan setelah melakukan
pembelian.
4. Faktor-faktor Pembelian Impulsif
Terdapat beberapa hal yang mendasari konsumen untuk membeli
sebuah produk bisa dikarenakan sangat membutuhkan barang tertentu,
untuk menggambarkan atau menunjang identitas, untuk menyenangkan
diri, bahkan meredakan mood (Verplanken&Herabadi, 2001). Berikut
faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif :
a. Faktor Eksternal
Faktor ekternal pembelian impulsif dapat terjadi ketika
konsumen dihadapkan pada stimulus yang ada di sekitarnya seperti
lingkungan toko atau adanya promosi (Piron, 1991). Selain itu,
stimulus promosi yang ditimbulkan oleh sales, penyampaian yang
kreatif, dan penggunaan teknologi yang tepat dapat mempengaruhi
munculnya perilaku pembelian secara impulsif (Schiffman, 2010).
b. Faktor Internal
Pada faktor internal, kondisi mood dan emosi konsumen
memiliki dampak pada pembelian impulsif (Verplanken dan
Herabadi 2001). Hal ini memiliki arti jika konsumen dalam situasi
menyenangkan maupun tidak dapat mempengaruhi intensitas
pembelian. Youn dan Faber (2000) mengemukakan dorongan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
terjadi ketika melakukan pembelian secara hedonis dapat
merangsang emosi. Keadaan emosional tersebut dikarenakan
rendahnya kemampuan untuk mengelola emosi individu (Sharma,
et al, 2010).
c. Faktor Situasional
Kemudian pada faktor situasional terdapat hal yang
mempengaruhi munculnya pembelian impulsif seperti lokasi toko,
waktu berbelanja, musim dan kebiasaan berbelanja (Shapiro,
1992). Hoch dan Lowenstein (1991) berpendapat bahwa seseorang
dapat lebih banyak melakukan pembelian sehingga membentuk
momentum dan diikuti dengan kecenderungan pembelian impulsif
(dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013). Selain itu, seseorang
yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk melihat produk di
toko barang yang tidak termasuk dalam daftar belanja maka akan
lebih memungkinkan untuk terlibat dalam pembelian impulse
(Jeffrey & Hodge, 2007).
d. Faktor Demografi
Kollat dan Willett (1967) menemukan bahwa karakteristik
konsumen dan pengaruh demografi dapat memicu pembelian
impulsif (dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013). Selain itu,
jenis kelamin, sosial kategori, mempengaruhi pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Dittmar et.al, 1996). Wanita cenderung membeli barang simbolis
yang dapat mengekspresikan serta mencerminkan penampilan
mereka dan aspek emosional.
Bagan 1
Muruganantham dan Bhakat (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
B. Kecerdasan Emosional
1. Definisi Kecerdasan Emosional
Bahasan mengenai kecerdasan emosional menjadi topik yang
muncul bagi bidang psikologis, pendidikan, dan penelitian berkaitan
manajemen, dan konsultan (Shapiro, 1997; Weisinger, 1998). Banyak
orang bahkan perusahaan yang telah menyadari pentingnya kecerdasan
emosional bagi individu. Menurut Goleman (1995) orang yang
memiliki kecerdasan emosional lebih sehat secara mental oleh sebab
itu dapat mencapai karir yang gemilang.
Konsep dasar kecerdasan emosional adalah ‘kecerdasan sosial’
pertama kali diidentifikasi oleh Thorndike 1920. Kecerdasan sosial
menurut Thorndike berarti kemampuan untuk mengetahui dan
mengelola antara laki-laki dan perempuan, anak kecil lelaki dan anak
kecil perempuan untuk memiliki hubungan yang dilakukan secara
bijkasana. Kemudian Gardner (1993) mengembangkan kembali konsep
kecerdasan sosial dengan multiple intelligences melalui tujuh domain.
Menurut Gardner (1993) kecerdasan sosial terdiri dari kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal (dalam Wong dan Law, 2002)
Peter Salovey dan John Mayer menemukan istilah kecerdasan
emosional untuk pertama kali pada tahun 1990. Kecerdasan emosional
menurut Salovey dan Mayer merupakan kemampuan mengenali emosi
diri sendiri maupun emosi orang lain kemudian menggunakan hal
tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan (Salovey & Grewal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2005). Mayer dan Salovey (1997) mengembangkan kembali konsep
kecerdasan emosional dan mendefinisikan sebagai kemampuan untuk
melihat, menilai dan mengekspresikan emosi dengan akurat;
kemampuan mengakses atau menghasilkan perasaan ketika pikiran
memfasilitasinya; kemampuan memahami emosi; kemampuan untuk
mengatur emosi.
Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan kecerdasan emosional
merupakan kemampuan untuk memahami emosi diri dan orang lain,
mengatur emosi, kemudian menggunakan hal tersebut untuk memandu
pikiran serta tindakan.
2. Dimensi Kecerdasan Emosional
Menurut Wong dan Law (2002) terdapat beberapa sampel
kecerdasan emosional yang diukur melalui empat dimensi dan secara
empiris dari dimensi Big Five, yaitu:
1. Appraisal and ecpression of emotion in the self (Self-emotion
appraisal atau SEA)
Kemampuan seseorang untuk merasakan lebih dalam emosi
dan mampu mengekspresikannya secara alami. Seseorang yang
memiliki kemampuan yang baik pada dimensi ini mampu
merasakan dan mengetahui emosi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Appraisal and recognition of emotion in others (Others-emotion
appraisal atau OEA)
Kemampuan seseorang untuk mengetahui serta mengerti
emosi yang dimiliki orang sekitarnya. Seseorang yang
memiliki kemampuan tinggi pada dimensi ini akan lebih
sensitif pada perasaan dan emosi orang disekitarnya.
3. Regulation of emotion in the self (Regulation of emotion atau
ROE)
Kemampuan untuk mengelola emosi yang dimiliki, dan
secara cepat dapat pulih dari kesulitan psikologis.
4. Use of emotion to facilitate performance (Use of emotion atau
UOE)
Kemampuan untuk menggunakan emosi yang dimiliki
dalam aktifitas maupun tampilan.
Dimensi kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Wong dan
Law (2002) merupakan konstruk multidimensional, akan tetapi antar
dimensi yang ada saling berhubungan. Oleh karena itu, dimensi
multidimensional yang ada dalam alat ukur kecerdasan emosional ini
merupakan tipe laten yang berarti tiap dimensi merupakan satu kesatuan
manifestasi dari konstruk kecerdasan emosional (Law, Wong, dan
Mobley, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Dampak Kecerdasan Emosional
Berdasarkan penelitian Kidwell, Hardesty, dan Childers (2008)
menemukan tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki konsumen
dapat berpengaruh pada bagaimana konsumen menggunakan dan
mengelola emosi sehingga berdampak pada pengambilan keputusan
yang akan diambil. Selain itu, Kidwell dsb juga mengemukakan
kecerdasan emosional dapat menjadi prediktor konsumsi yang sifatnya
mendesak atau memaksa. Senada dengan Bell (2011), emosi negatif
merupakan sesuatu yang buruk dan berdampak pada cara konsumen
dalam pengambilan keputusan.
Pada penelitian Verplanken, Herabadi, Perry, dan Silvera (2005)
menemukan bahwa pembelian impulsif memiliki hubungan yang kuat
dengan kebiasaan konsumsi makanan ringan. Dengan lemahnya faktor
disposisional maka akan berhubungan langsung dengan perasaan yang
dimiliki sehingga berdampak pada kecenderungan gangguan makan.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, faktor disposisi merupakan
hal yang munculnya dari dalam diri individu. Terdapat beberapa
penelitian yang menemukan bahwa suasana hati baik positif maupun
negatif dapat memicu munculnya pembelian impulsif (Mick dan
Demoss 1990; Rook dan Gardner 1993; Youn dan Faber, 2000 dalam
Vohs dan Faber, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
C. Generasi Milenial
Generasi merupakan suatu kelompok yang dapat diidentifikasi
berdasarkan tahun kelahiran, usia, lokasi dan peristiwa yang membentuk
kepribadian (Smith dan Nichols, 2015). Orang dalam kelompok kelahiran
tertentu menunjukkan karakteristik, preferensi, dan nilai yang serupa
selama hidup mereka. Dalam tiap generasi memiliki keadaan dan
karakteristik berbeda.
Saat ini populasi terbesar yaitu generasi milenial. Generasi milenial
merupakan kelompok generasi orang muda kelahiran 1981 hingga 1999
(Lancaster & Stillman, 2002). Generasi ini menggunakan teknologi dalam
kehidupan sehari-harinya dalam berbagai kesempatan, nilai, motivasi, dan
perilaku pembelian (Moreno at al, 2017). Lahir ketika teknologi sedang
berkembang membuat generasi ini sangat dekat dengan sosial media dan
komunikasi termasuk televisi, penggunaan alat komunikasi, penggunaan
internet, komputer maupun tablet, laptop, musik, pesan singkat, video game
dan program sosial (Omar, 2016). Pada usia di atas, generasi milenial telah
mencapai usia yang sudah bekerja. Menurut Utomo dan Noormega (2020),
milenial sebagai konsumen lebih memilih sistem pengalaman “one-stop-
shopping” dengan pertimbangan lebih praktis, menekankan keaslian dan
produk yang terjangkau .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Moreno et al (2017), mengemukakan generasi milenial cenderung
lebih cepat menghabiskan uang dibandingkan generasi sebelumnya.
Generasi ini lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dengan
kehidupan pribadi dan cenderung percaya diri serta optimis mengenai
masa depan mereka (Elam et al, 2017). Terdapat aspek yang
mempengaruhi perilaku pembelian generasi milenial yaitu aspek biologis,
aspek sosial, aspek ekonomi, dan keadaan geografis. Di sisi lain terdapat
aspek psikologis seperti perasaan, moticasi, persepsim dan gaya hidup
yang mempengaruhi perilaku berbelanja generasi milenial (Moreno et al,
2017)
Wood (dalam Kacen dan Lee, 2002) mengemukakan bahwa
pembelian impulsif mengalami peningkatan pada usia 18-39 tahun.
Lancester dan Stillman (2002) mengelompokkan generasi milenial pada
tahun kelahiran 1981 hingga 1999. Pada usia tersebut sudah dalam usia
dewasa. Pada tahap perkembangan dewasa awal, individu diharapkan telah
mencapai kematangan baik secara kognitif maupun emosional (Jahja,
2011).
Kematangan secara kognitif dewasa awal menurut teori neo-Piagetian
menunjukkan seharusnya kategori dewasa awal dapat berpikir reflektif,
hati-hati disertai bukti dan kesimpulan mendukung sebelum pengambilan
keputusan (Papalia, Olds, dan Feldman, 2005). Hal ini bertentangan
dengan karakteristik pembelian impulsif yang melakukan pembelian
dengan cepat dan kurang pertimbangan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Sedangkan pada kematangan secara emosi, dewasa awal dihadapkan
pada berbagai perubahan sehingga dapat mengalami ketegangan (Jahja,
2011). Oleh sebab itu cenderung mencari kesenangan. Proses membeli
dijadikan sebagai waktu untuk bersantai dan dijadikan sebagai hiburan
(Moreno et al, 2017). Akan tetapi justru dilakukan secara berlebihan.
Menurut Ben (dalam CNN Indonesia, 2018) generasi milenial paling
konsumtif.
D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosional dan Pembelian Impulsif
Kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer merupakan
kemampuan mengenali emosi diri sendiri maupun emosi orang lain
kemudian menggunakan hal tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan
(Salovey & Grewal, 2005). Mayer dan Salovey (1997) mendefinisikan
sebagai kemampuan untuk melihat, menilai dan mengekspresikan emosi
dengan akurat.
Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
memiliki kemampuan untuk memahami dan mengenali emosi yang
dimiliki serta mengelola emosi tersebut. Dengan kemampuan tersebut,
individu dapat mengenali pola emosi yang dimiliki dan hal tersebut
mendasari pengambilan keputusan (Kidwell et al, 2008). Ketika harus
mengambil keputusan, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi
mampu berpikir lebih reflektif. Sedangkan individu dengan kecerdasan
emosional yang rendah kurang mampu memahami dan mengelola emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Perilaku yang melibatkan emosional yang kuat dan tidak
tertahankan sehingga membuat individu menjadi tidak berdaya untuk
segera membeli produk merupakan definisi pembelian impulsif (Rook,
1987). Seseorang melakukan pembelian impulsif karena adanya keinginan
secara spontan dan dapat membuat konsumen merasa bahagia walaupun
hanya sesaat (Baumeister, 2002). Pembelian impulsif cenderung dilakukan
secara tiba-tiba dan kompleks tanpa adanya pertimbangan dan dampak
kedepan (Sharma et al, 2010). Seseorang yang melakukan pembelian
impulsif cenderung melibatkan emosional (Rook, 1987; Weinberg &
Gottwald, 1982; Verplanken&Herabadi, 2010).
Generasi milenial lahir pada tahun 1981 hingga 1999 (Lancester
dan Stillman (2002). Milenial merupakan generasi yang tumbuh bersama
dengan internet sehingga untuk kebutuhan sehari-hari sering
memanfaatkan teknologi karena memiliki berbagai kemudahan. Jika
dilihat dari sisi perkembangan, generasi milenial masuk dalam tahap
dewasa.
Orang dengan usia dewasa diharapkan sudah mencapai
kematangan baik secara kognitif maupun emosional serta mampu berpikir
reflektif dan hati-hati sebelum membuat keputusan (Papalia, Olds, dan
Feldman, 2005; Jahja, 2011). Kemudian individu dengan kategori dewasa
awal mampu mengelola emosi yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
A. Bagan Kerangka Berpikir
Bagan 2
Kerangka berpikir
Kecerdasan Emosional
tinggi
Kecerdasan Emosional
rendah
Generasi milenial
kurang memiliki
kemampuan untuk
menyadari dan
mengekspresikan emosi
dengan akurat, serta
kurang mampu dalam
mengakses, memahami,
dan mengatur emosi.
Generasi milenial
memiliki kemampuan
untuk menyadari dan
mengekspresikan emosi
dengan akurat, serta
mampu mengakses dan
memahami emosi,
kemampuan untuk
mengatur emosi.
Pembelian Impulsif
tinggi
Pembelian Impulsif
rendah
Generasi milenial dapat
mengelola dorongan
yang muncul ketika
berbelanja sesehingga
mampu menghadapi
situasi yang dapat
menimbulkan pembelian
impulsif
Generasi milenial kurang
mampu menghadapi
situasi yang dapat
menimbulkan pembelian
impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir mengenai kecerdasan emosional dan pembelian
impulsif, maka hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang negatif
dan signifikan antara kecerdasan emosional dan pembelian impulsif. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah
pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional diikuti
semakin tinggi pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini meneliti hubungan antara kecerdasan emosional dan
pembelian impulsif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut
Creswell (2009) penelitian kuantitatif bertujuan menguji teori secara objektif
dengan memeriksa hubungan antar variabel. Variabel dalam penelitian harus
dapat diukur sehingga data numerik yang dihasilkan dapat dianalisis secara
statistik (dalam Supratiknya, 2015).
Metode pengumpulan data menggunakan survei. Survei merupakan
metode pengumpulan data terhadap sampel dengan menggunakan angket atau
kuesioner (Purwanto & Sulistyastuti, 2007).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Terdapat dua variabel dalam penelitian, terdiri dari variabel tergantung dan
variabel bebas. Dalam Supratiknya (2015) definisi dari variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang
mempengaruhi, menyebabkan, atau berdampak pada hasil tertentu.
Variasi di dalam variabel independen diasumsukan menjelaskan
sebagian atau keseluruhan variabel tergantung. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Variabel tergantung atau dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel ini tergantung pada variasi
pada variabel tergantung dan diasumsikan merupakan hasil atau akibat
dari variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
pembelian impulsif.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pembelian Impulsif Online
Pembelian impulsif online merupakan perilaku membeli yang
dilakukan melalui aplikasi online maupun e-commerce karena adanya
dorongan yang tidak tertahankan. Dorongan tersebut terjadi karena untuk
memenuhi keinginan sesaat tanpa pertimbangan sebelumnya dan
cenderung melibatkan emosi baik positif maupun negatif. Alat ukur
pembelian impulsif mengacu pada skala penelitian Verplanken dan
Herabadi (2001). Terdapat dua aspek dalam alat ukur ini yaitu aspek
afektif dan aspek kognitif. Aspek afektif berfokus pada perasaan yang
dimiliki seseorang sedangkan aspek kognitif berfokus pada kurangnya
perencanaan ketika melakukan pembelian impulsif. Semakin tinggi skor
yang diperoleh, maka semakin tinggi pembelian impulsif seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami
emosi diri dan orang lain, mengatur emosi, kemudian menggunakan hal
tersebut untuk memandu pikiran serta tindakan. Alat ukur yang
digunakan merupakan skala kecerdasan emosional Wong dan Law
(2002). Terdapat empat dimensi dalam konsep kecerdasan emosional,
yaitu self emotional appraisal (SEA), others emotional appraisal (OEA),
regulation of emotion (ROE), use of emotion (UOE). Semakin tinggi
skor, maka kecerdasan emosional seseorang dikatakan tinggi.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja
generasi milenial. Menurut Lancester dan Stillman (2002), generasi Y atau
generasi milenial merupakan orang yang lahir pada tahun 1981-1999 atau
berusia 21 hingga 39 tahun pada tahun 2020. Pada rentang umur tersebut
generasi milenial sudah memasuki dunia kerja. Proses seleksi individu untuk
dijadikan sampel menggunakan convenience sample yaitu anggota sampel
dipilih berdasarkan ketersediaan mengakses (Supratiknya, 2015).
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumplan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penyebaran skala. Penyebaran skala berupa laporan diri sendiri berisi
pernyataan-pernyataan yang wajib dijawab individu sebagai subjek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Azwar, 2009). Model skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Subjek diminta menyatakan kesetujuan maupun ketidaksetujuannya
pada sebuah pilihan jawaban yang kontinum (Supratiknya, 2014). Penelitian
ini menggunakan dua skala yaitu skala pembelian impulsif dan skala
kecerdasan emosional. Kedua skala yang digunakan merupakan skala yang
telah di adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
1. Skala Pembelian Impulsif
Penelitian ini menggunakan skala pembelian impulsif yang
diadaptasi dari penelitian Verplanken dan Herabadi (2001). Skala
adaptasi dalam Bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Ninggar, B.
(2019). Koefisien reliabilitas alat ukur yang diuji menggunakan alpha
cronbach sebesar 0,931. Skala penelitian terdiri dari 20 item
pembelian impulsif berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif
dengan empat pilihan jawaban. Skala adaptasi Skala terdiri dari 13
item favorable dan 7 item unfavorable. Pada skala ini terdiri dari
empat pilihan jawaban yang terdiri dari: sangat setuju, setuju, tidak
setuju, sangat tidak setuju. Berikut merupakan pemberian skor pada
skala pembelian impulsif.
Tabel 1.
Pemberian Skor Skala Pembelian Impulsif Online
Skor Item Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 2.
Sebaran Aitem Skala Pembelian Impulsif Online
Aspek Nomor Item Total
Item Favorable Unfavorable
Kognitif
Afektif
2, 3, 8, 9.
10 1, 4, 5, 6, 7 10 item
11, 12, 13,
15, 16, 18,
19, 20
14, 17 10 item
20 item
2. Skala Kecerdasan Emosional
Penelitian ini menggunakan skala kecerdasan emosional yang
diadaptasi dari Wong dan Law (2004). Alat ukur diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh ahli. Skala terdiri dari 16 item
kecerdasan emosional berdasarkan empat dimensi self emotional
appraisal (SEA), regulation of emotion (ROE), use of emotion (UOE),
others emotional appraisal (OEA). Semua item dalam skala
merupakan favorable. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan
tujuh pilihan jawaban yang terdiri dari: sangat tidak sesuai, tidak
sesuai, agak tidak sesuai, netral, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai.
Berikut pemberian skor pada skala kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3.
Pemberian Skor Pada Skala Kecerdasan Emosional
Skor Item Favorable
Sangat Sesuai (SS) 7
Sesuai (S) 6
Agak Sesuai (AS) 5
Netral (N) 4
Agak Tidak Sesuai (ATS) 3
Tidak Sesuai (TS) 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1
Tabel 4.
Sebaran Aitem Skala Kecerdasan Emosional
Dimensi Favorable Jumlah
SEA 1, 2, 3, 4 4 item
OEA 5, 6, 7, 8 4 item
UOE 9, 10, 11, 12 4 item
ROE 13, 14, 15, 16 4 item
16 item
F. VALIDITAS DAN REABILITAS
1. Validitas
Validitas merupakan uji yang dilakukan untuk menunjukkan dan
memastikan suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur atribut
psikologis yang hendak diukur. Uji validitas digunakan untuk melihat
bukti-bukti empiris dan teoritis dalam menasfirkan skor tes sesuai
dengan tujuan penggunaan tes (Supratiknya, 2014).
Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
validitas isi dengan melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
rasional yang bersifat subjektif. Validitas isi dilakukan dengan
melakukan uji antara isi dan konstruk yang diukur (Supratiknya,
2014).
Untuk mengukur pembelian impulsif pada penelitian ini
menggunakan skala Verplanken dan Herabadi (2001). Proses adaptasi
pada skala dan perhitungan telah dilakukan oleh Ninggar, B. (2019)
menggunakan pengujian validitas isi. Proses dimulai dengan
menerjemahkan skala bahasa asing (asli) ke dalam Bahasa Indonesia.
Kemudian tahap selanjutnya disebut dengan back translation yaitu
menterjemahkan kembali ke bahasa aslinya (Brislin, 1970). Hal ini
digunakan untuk memastikan bahwa versi yang telah diterjemahkan
sudah mencerminkan isi yang sama dengan proses aslinya. Pada
proses pengujian validitas isi dilakukan oleh peneliti ahli yang
merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Terakhir melakukan uji coba untuk memastikan versi
yang diadaptasi sesuai dengan situasi (Beaton dkk, 2000). Peneliti
menggunakan skala ini kemudian melakukan modifikasi ke konteks
online.
Pengukuran kecerdasan emosional pada penelitian ini
menggunakan skala kecerdasan emosional yang dibuat oleh Wong dan
Law (2004). Proses pertama menggunakan back translation (Brislin,
1970). Back translation penerjemah pertama diawali dengan
menerjemahkan skala bahasa asing (asli) ke dalam Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kemudian tahap selanjutnya penerjemah kedua menerjemahkan hasil
dari proses sebelumnya ke dalam Bahasa Inggris (asli) untuk
memastikan bahwa versi yang telah diterjemahkan sudah
mencerminkan isi yang sama dengan proses aslinya. Proses
memastikan atau equivalensi item-item hasil terjemahan dengan
persetujuan dan keterlibatan dosen pembimbing.
2. Kesahihan Item
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai. Uji
coba terpakai adalah uji coba yang hasilnya digunakan langsung
sebagai data penelitian (Hadi, 2005). Penggunaan uji coba terpakai
dilakukan karena keterbatasan waktu untuk mencari sampel uji coba.
Pelaksanaan uji coba terpakai dilakukan tanggal 08 Juli 2020
hingga 12 Agustus 2020 dengan total 201 responden kategori milenial.
Hasil uji coba skala dianalisis menggunakan bantuan IBM SPSS
Statistic 23.
a. Skala Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada skala pembelian
impulsif, terdapat aitem yang tidak sesuai standar korelasi item-
total yang seharusnya (rix ≥ 0.20) yaitu pada item nomor 2,7,8, dan
17. Akan tetapi, item nomor 13 dan 16 ikut digugurkan dengan
pertimbangan agar jumlah item pada aspek kognitif dan afektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
memiliki total yang sama. Sehingga item tersebut tidak akan
digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
b. Skala Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional, semua aitem memiliki
korelasi-total sesuai standar (rix ≥ 0.20), sehingga tidak ada aitem
yang digugurkan.
3. Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat ketepatan pengukuran
pada atribut yang akan diukur. Intrumen alat ukur memiliki kualitas
yang baik jika memiliki konsistensi hasil pengukuran ketika dilakukan
pengetesan secara berulangkali pada suatu populasi atau individu
(Supratiknya, 2014).
Peneliti menggunakan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dengan
perhitungan alpa cronbach. Instrumen tes dapat dikatakan baik ketika
memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0.70 (Supratiknya, 2014).
a. Skala Pembelian Impulsif
Skala pembelian impulsif memiliki koefisien alfa sebesar
0.849. Akan tetapi setelah dilakukan pengguguran item pada nomor
2, 7, 8, 13, 16, 17 koefisien alfa berubah menjadi 0.941. Berdasarkan
hasil tersebut, skor koefisien alfa dapat dikatakan alat ukur yang
digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Skala Kecerdasan Emosional
Pada skala Kecerdasan emosional, koefisien alfa yang
diperoleh 0.979. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan skor
koefisien alfa pada skala yang digunakan memiliki koefisien yang
tinggi (Supratiknya, 2014).
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diambil berasal dari sebaran data normal atau tidak (Santoso,
2010). Sebaran data dikatakan normal apabila hasil uji normalitas
menunjukkan nilai (p > 0,05). Sebaliknya, dikatakan tidak normal
apabila hasil uji normalitas menunjukkan nilai (p < 0,05). Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis
Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS versi 23.
b. Uji linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh
mengikuti garis lurus atau tidak. Uji linearitas menggunakan test
for linearity. Jika data yang diperoleh menunjukkan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan
hubungan antara variabel linear (Santoso,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi
yang bertujuan melihat hubungan antar variabel dependen dan variabel
independen berdasarkan hipotesis yang dibuat peneliti. Jika data dalam uji
normalitas terdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah
Pearson’s Product Moment Correlation. Akan tetapi, jika salah satu atau
kedua variabel tidak terdistribusi normal uji hipotesis yang digunakan yaitu
Spearman’s rho (Clark Carter, 2010). Selain itu, uji linearitas harus
memenuhi. Hal ini disebabkan untuk melihat hubungan antar dua variabel.
Hubungan antar dua variabel memiliki kekuatan yang berbeda dan
dapat dikategorikan. Berikut interpretasi berdasarkan kekuatan hubungan dan
kriteria koefisien korelasi menurut Budi (2006):
Tabel 5.
Tingkat Korelasi dan Kuatnya Hubungan
Koefisien Korelasi Kategori
0,001 – 0,002 Sangat lemah
0,201 – 0,400
0,401 – 0,600
0,601 – 0,800
0,801 – 1
Lemah
Cukup kuat
Kuat
Sangat Kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Proses pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala
penelitian, yaitu skala pembelian impulsif dan kecerdasan emosional.
Kuesioner dalam bentuk online menggunakan Google Form disebarkan
melalui tautan https://forms.gle/2M9QDm5kMUVJ7igd7 ke beberapa media
sosial seperti LINE, Whats Up, Instagram, dan Facebook. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2020 sampai 12 Agustus 2020. Dari proses
pengambilan data sebanyak 205 responden yang sesuai dengan kriteria umur,
gemar konsumsi makanan ringan, dan saat pandemi sedang bekerja dari
rumah. Empat diantaranya digugurkan karena tidak sesuai dengan kategori
yang telah ditentukan, sehingga total data yang digunakan sebanyak 201
responden.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 201 orang dengan kategori usia generasi
milenial dengan rentang usia 21 – 39 tahun. Dari keseluruhan data yang
diperoleh, berikut deskripsi informasi data:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 6.
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Umur
Usia Frekuensi Presentase
21 – 25 tahun 96 47,8
26 – 39 tahun 105 52,2
201 100,0
Dari tabel nomor 4 diketahui bahwa penelitian ini didominasi oleh
subjek dengan rentang umur 26 hingga 39 tahun dengan total presentase
52,2%. Kemudian pada rentang umur 21 hingga 25 memiliki presentase
47,8%.
Tabel 7.
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 73 36,3
Perempuan 128 63,7
201 100,0
Berdasarkan tabel nomor 5 dapat diketahui bahwa penelitian ini
didominasi oleh subjek dengan jenis kelamin perempuan. Sebanyak 64%
subjek merupakan perempuan. Sedangkan sebanyak 36% merupakan subjek
dengan jenis kelamin laki-laki.
C. Deskripsi Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai data yang diperoleh dari
201 subjek. Deskripsi data penelitian bertujuan untuk menggambarkan data
pembelian impulsif dan kecerdasan emosional.
Mean teoritik merupakan rata-rata skor skala penelitian yang diperoleh
dari angka yang menjadi titik tengah (Sugiyono, 2007). Mean teoritik (MT)
didapat dari hasil perhitungan manual berdasarkan skor terendah dan skor
tertinggi yang dapat diraih dalam sebuah skala (Azwar, 1993). Rumus mean
teoritik :
MT = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)
2
Jarak sebaran = x max-x min
Sedangkan mean empiris dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS
versi 23, yang kemudian diuji menggunakan uji one sample t-test dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean teoritik dan mean empiris.
Selanjutnya skor kedua variabel yang didapat dalam penelitiaan ini
dikelompokkan. Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan individu
dalam kategori tertentu dalam posisi yang berjenjangan menurut suatu
kontinum dari rendah, sedang, tinggi (Azwar, 2007).
Tabel 8.
Kategorisasi Kecenderungan Variabel
Kategori Ketentuan
Rendah X < (ME-1SDe)
Sedang (ME-1SDe) ≤ X ≥ (ME+1SDe)
Tinggi X > (ME+1SDe)
(SDe = Standar Deviasi Empirik; ME = Mean Empirik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Pembelian Impulsif Online
Hasil perhitungan mean teoritis pada variabel pembelian impulsif
berdasarkan rumus di atas adalah :
Mean teoritis pembelian impulsif = (1𝑥20)+(4 𝑥 20)
2 =
100
2 = 50
Jarak sebaran = 53 – 14 = 39
Tabel 9.
Data Empirik Pembelian Impulsif Online
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
total_impulsif 201 32.71 9.479 .669
One-Sample Test
Test Value = 50
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
total_impulsif -25.864 200 .000 -17.294 -18.61 -15.98
Mean teoritik yang diperoleh pada skala pembelian impulsif
sebesar 50 dan mean empirik sebesar 32,71. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar dari pada mean
empirik. Berdasarkan tabel 11, diperoleh nilai signifikansi dari uji beda
mean One-Sample Test sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean
empirik. Dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara
signifikan memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah.
Tabel 10.
Kategorisasi Variabel Pembelian Impulsif Online
Kategori Kelas Interval Jumlah Presentase
Rendah < 14,27 1 0,50
Sedang 14,27 - 42,18 156 77,60
Tinggi > 42,18 44 21,90
201 100,00
Berdasarkan hasil kategori pembelian impulsif, sebanyak 156
subjek memiliki kecenderungan melakukan pembelian impulsif dalam
kategori sedang dengan presentase 77,60%. Selanjutnya, sebesar 44
subjek berada dalam kategori pembelian impulsif tinggi. Terakhir,
sebanyak 1 subjek memiliki berada dalam kategori rendah dengan
presentase 0,50%.
b. Kecerdasan Emosional
Mean teoritis kecerdasan emosional = (1 𝑥 16 )+(7 𝑥 16)
2 =
128
2 = 64
Jarak sebaran = 112 – 16 = 96
Tabel 11.
Data Empirik Kecerdasan Emosional
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
total_kecerdasan 201 70.00 26.063 1.838
One-Sample Test
Test Value = 64
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
total_kecerdasan 3.267 200 .001 6.005 2.38 9.63
Mean empirik yang diperoleh pada skala kecerdasan emosional
sebesar 70 dan mean teoritik sebesar 64. Berdasarkan tabel 13, diperoleh
nilai signifikansi dari uji beda mean One-Sample Test sebesar 0,001.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean teoritik dan mean empirik. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari pada mean
teoritik. Dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara
signifikan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.
Tabel 12.
Kategorisasi Variabel Kecerdasan Emosional
Kategori Kelas Interval Jumlah Presentase
Rendah < 44 64 31,84
Sedang 44 - 96 110 54,73
Tinggi > 96 27 13,43
201 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil kategorisasi kecerdasan emosional, sebagian
besar subjek berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 54,73%.
Kemudian sebanyak 64 subjek berada pada kategori rendah dengan
presentase 31,84%. Sebanyak 27 subjek berada dalam kategori tinggi
dengan presentase 13,43%.
D. Hasil penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari sebaran data normal atau tidak (Santoso, 2010). Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov
pada program SPSS versi 23. Sebaran data dikatakan normal apabila hasil uji
normalitas menunjukkan nilai (p > 0,05). Sebaliknya, dikatakan tidak normal
apabila hasil uji normalitas menunjukkan nilai (p < 0,05).
Tabel 13.
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pembelian Impulsif .100 201 .000 .967 201 .000
Kecerdasan
Emosional .184 201 .000 .862 201 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan tabel nomor 11, pada data pembelian impulsif dan
kecerdasan emosional keduanya memiliki signifikansi sebesar 0,000. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa data tersebut masuk terdistribusi tidak normal.
Hal ini disebabkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh mengikuti
garis lurus atau tidak. Uji linearitas menggunakan test for linearity. Jika data
yang diperoleh menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05)
maka dapat dikatakan hubungan antara variabel linear (Santoso,2010).
Tabel 14.
Hasil Uji Linearitas Variabel Penelitian
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Pembelian
Impulsif *
Kecerdasan
Emosional
Between
Groups
(Combined) 11978.976 58 206.534 4.894 .000
Linearity 8505.673 1 8505.673 201.546 .000
Deviation
from Linearity 3473.304 57 60.935 1.444 .042
Within Groups 5992.705 142 42.202
Total 17971.682 200
Berdasarkan tabel uji linearitas diketahui nilai signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menandakan hubungan x dan y mengikuti garis lurus atau
linear antara variabel pembelian impulsif dengan kecerdasan emosional
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis non parametrik
dengan uji korelasi Spearman’s rho, dikarenakan data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal. Koefisien bergerak dari -1 hingga +1 untuk melihat
apakah hubungan antara variabel positif atau negatif (Sarwono, 2006).
Hubungan antar variabel dapat dikatakan signifikan apabila nilai (p < 0,05).
Tabel 15.
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
Pembelian
Impulsif
Kecerdasan
Emosional
Spearman's rho Pembelian Impulsif Correlation
Coefficient 1.000 -.636**
Sig. (1-tailed) . .000
N 201 201
Kecerdasan Emosional Correlation
Coefficient -.636** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Pada tabel 13 menunjukkan variabel pembelian impulsif dengan
kecerdasan emosional memiliki nilai koefisien (r) sebesar -0,636 dan
signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,005). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif yang kuat dan signifikan pada kedua variabel
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan, semakin tinggi
kecerdasan emosional maka akan semakin rendah pembelian impulsif. Begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
juga sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional pada subjek maka
semakin tinggi pembelian impulsif.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional
dan pembelian impulsif pada generasi milenial. Berdasarkan hasil uji korelasi
Spearman’s Rho menunjukkan koefisien korelasi (r) data sebesar -0,636
dengan signifikansi 0,000, menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan
signifikan antara kecerdasan emosional dan pembelian impulsif pada pekerja
generasi milenial. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada penelitian ini
diterima. Hal tersebut memiliki arti semakin generasi milenial pada penelitian
ini memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka pembelian impulsif akan
rendah. Berdasarkan temuan tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian
di terima.
Generasi milenial dalam penelitian ini merupakan pekerja, akan tetapi
ketika pandemi covid-19 terpaksa bekerja dari rumah. Berada di rumah terlalu
lama memiliki tantangan tersendiri baik dalam pekerjaan, motivasi bekerja,
maupun kebiasaan makan. Berdasarkan the Conversation (dalam Tashandra,
2020) bekerja di rumah membuat individu menjadi mudah mengakses makanan
maupun camilan yang tidak sehat. Akan tetapi, ketika individu memiliki
kecerdasan emosional yang baik, maka akan mampu berpikir secara reflektif.
Hal tersebut memiliki arti ketika individu dihadapkan dengan situasi yang
melibatkan emosi, akan mampu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
melakukan atau mengambil keputusan. Oleh sebab itu meski tertarik dengan
produk makanan, atau terdapat potongan harga yang menarik, individu akan
memikirkan lebih dalam sebelum membuat suatu keputusan, sehingga
meminimalisir munculnya perilaku pembelian impulsif. Berdasarkan penelitian
sebelumnya mengemukakan bahwa kecerdasan emosional konsumen akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan (Kidwell, B;Hardesty&Childers,
2008). Individu dengan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi
akan lebih menyadari pilihan makanan yang ingin dikonsumsi.
Sebaliknya, individu yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah
maka akan cenderung melakukan pembelian impulsfif. Oleh sebab itu, jika
dihadapkan dengan promo di platform e-commerce individu kurang mampu
untuk berpikir reflektif. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembelian
yang tidak direncanakan. Selain itu, individu dengan kecerdasan emosional
yang rendah cenderung kurang mampu mengenali dan mengelola emosi yang
dimiliki. Seseorang yang kurang atau lemah dalam meregulasi emosi
cenderung akan melakukan hal yang hedonis (Salerno, et al., 2014). Pada
penelitian Sneath, Lacey dan Kennett (2009) berpendapat bahwa pembelian
impulsif dapat disertai dengan depresi individu. Hal tersebut berarti orang yang
memiliki kecerdasan emosional yang rendah memiliki kemungkinan untuk
melakukan pembelian impulsif sebagai upaya untuk meningkatkan mood.
Verplanken dan Herabadi (2001) menemukan individu yang ingin
terbebas dari perasaan negatif seperti rendahnya self-esteem, dan mood akan
cenderung diasosiasikan pada pembelian impulsif. etika dihadapkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
situasi yang memicu emosi orang dengan kecerdasan emosional yang rendah
dapat melakukan emotional eating atau makan secara berlebihan
(Kompas.com, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional
dan pembelian impulsif generasi milenial pada produk makanan ringan secara
online. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional
pada generasi milenial maka akan semakin rendah pembelian impulsif.
Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka akan semakin tinggi
pembelian impulsif.
B. Saran Penelitian
1. Subjek Penelitian (Generasi Milenial)
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pekerja generasi milenial
dapat mengevaluasi diri pada pembelian yang dilakukan. Generasi
milenial diharapkan mampu mengelola emosi yang dimiliki sehingga
dapat memahami diri dan mengurangi adanya perilaku impulsif yang
dapat merugikan.
2. Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan uji coba
terlebih dahulu dibandingkan dengan uji coba terpakai untuk mengurangi aitem
yang digugurkan. Peneliti selanjutnya diharapkan mencantumkan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ekonomi subjek pada saat pengambilan data serta menambah variasi subjek
penelitian berdasarkan jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Amos, C., Holmes, G. R., & Keneson, W. C. (2014). A meta-analysis of consumer
impulse buying. Journal of Retailing and Consumer Services, 21(2), 86-
97.
Arief, Andi. M. (2020, Agustus 05). Kuartal III/2020, Sektor Makanan &
Minuman Penggerak Utama Industri Pengolahan. Diunduh pada 25
September 2020, melalui laman
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200805/257/1275601/kuartal-iii2020-
sektor-makanan-minuman-jadi-penggerak-utama-industri-pengolahan.
22/9/2020
Azwar, S. (1993). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Azwar, S. (2009). Efek seleksi aitem berdasar daya diskriminasi terhadap
reliabilitas skor tes. Buletin Psikologi, 17(1).
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. (3ed). Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive
purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer Research, 28(4),
670-676. https://doi.org/10.1086/338209
Bayley, G., & Nancarrow, C. (1998). Impulse purchasing: a qualitative
exploration of the phenomenon. Qualitative Market Research: An
International Journal. https://doi.org/10.1108/13522759810214271
Bbc.com. (2020, Juni 12). Covid-19: Kajian kasus di Wuhan Muncul sejak akhir
Agustus, China sebut hasil itu ‘sebagai hal yang konyol’. Diunduh 06 Juni
2020 melalui laman https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M. B. (2000). Guidelines
for the Process of Cross-Cultural Adaptation of Self-Report Measures.
Journal of Clinical Epidemiology. 25 (24), 3186-3191.
Beatty, S. E., & Ferrell, M. E. (1998). Impulse buying: Modeling its
precursors. Journal of retailing, 74(2), 169-191. https://doi.org/10.1016/S0022-4359(99)80092-X
Bell, H. (2011). A contemporary framework for emotions in consumer decision-
making: Moving beyond traditional models. International Journal of
Business and Social Sciences, 2(17), 12-16.
Brislin, R. W. (1970). Back-translation for cross-cultural research. Journal of
cross-cultural psychology, 1(3), 185-216.
Bps. (2019). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2015-2019. Badan
Pusat Statistik
Budi, T. P. (206). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta:
ANDI – Andi Offset
Christiyaningsih. (2019). Psikolog: Ngemil begitu dicintai Milenial. Diunduh
melalui laman https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-
sehat/19/07/13/pujlng459-psikolog-ngemil-begitu-dicintai-milenial pada
t28 September 2020 pukul 6.46 WIB.
Clark-Carter, D. (2010). Quantitative psychological research: A student’s
handbook. New York: Psychology Press.
Creswell, J.W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches. California: SAGE Publications. Inc.
Dawson, S., & Kim, M. (2009). External and internal trigger cues of impulse
buying online. Direct Marketing: An International Journal.
Dewayani, Tantri. (2020, Maret 31). Bekerja dari Rumah (Work From Home)
Dari Sudut Pandang Internal. Artikel DKJN Kementrian Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Republik Indonesia. Di unduh 18 April 2020, melalui laman
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13014/Bekerja-dari-
Rumah-Work-From-Home-Dari-Sudut-Pandang-Unit-Kepatuhan-
Internal.html 21/9/20.
Dholakia, U. M. (2000). Temptation and resistance: An integrated model of
consumption impulse formation and enactment. Psychology &
Marketing, 17(11), 955-982.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1996). Objects, decision considerations and
self-image in men's and women's impulse purchases. Acta
psychologica, 93(1-3), 187-206. https://doi.org/10.1016/0001-
6918(96)00019-4
Djumena, E. (2020). Cara Bijak Menghemat Biaya Hidup Saat Pandemi. Diunduh
19 Januari 2021, melalui laman
https://money.kompas.com/read/2020/09/30/173100026/cara-bijak-
menghemat-biaya-hidup-saat-pandemi?page=all.
Elam, C., Stratton, T., & Gibson, D. D. (2007). Welcoming a new generation to
college: The millennial students. Journal of College admission, 195, 20-
25.
Elvina, L. (2020, Maret 12). WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Sebagai
Pandemi Global. Diunduh 18 April 2020, melalui laman
https://www.kompas.tv/article/70893/who-tetapkan-wabah-virus-corona-
sebagai-pandemi-global.
George, B. P., & Yaoyuneyong, G. (2010). Impulse buying and cognitive
dissonance: a study conducted among the spring break student
shoppers. Young Consumers.
Goleman, D. (1995). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Grand View Research. (2019). Food Trends Among Millennials: Remodeling The
Food Industry. Diunduh melalui laman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
https://knowledge.ulprospector.com/9440/fb-food-trends-among-
millennials-remodeling-the-food-industry/ pada 29 September 2020 pukul
17.36 WIB
Guesehat. (2019, April 08). Indonesia, Negara Paling Suka Ngemil. Diunduh 18
April 2020, melalui laman https://www.guesehat.com/indonesia-negara-
paling-suka-ngemil.
Hadi, S. (2005). Aplikasi ilmu statistika di fakultas psikologi. Anima, Indonesia
Psychological Journal, 20(3), 203-209.
Hamdani, T. (2020). Karyawan kerja dari rumah tetap dapat jadi Full?. Diunduh
pada 24 April 2020, melalui https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-4942532/karyawan-kerja-dari-rumah-tetap-dapat-gaji-full 16/9/20
Herabadi, A. G. (2003). Buying impulses: A study on impulsive consumption. [Sl:
sn].
Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. (2009). Psikologi Perkembangan : Suatu Perkembangan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Jeffrey, S., & Hodge, R. (2007). Factors Influencing Impulse Buying During an
Online Purchase. Electronic Commerce Research.
Junker, Franziska., Walcher, Dominik., & Blazek, Paul. (2016). Acceptance of
Online Mass Customization by Generation Y. Design Research Salzburg.
Kacen, Jacqueline J dan Lee, Julie A. (2002). The Influence of Culture on
Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology,
Vol. 12(No2), 163-176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kbbi. (tanpa tahun). Diunduh 24 April 2020, melalui https://kbbi.web.id/pandemi.
Kbbi. (tanpa tahun). Diunduh 24 September 2020, melalui
https://kbbi.web.id/camilan.
Kemnaker. (2020, Mei 08). Menaker Beri Bantuan bAgi KOrban PHK dan
Dirumahkan. Kementrian Ketenagakerjaan. Diunduh 19 Juni 2020,
melalui https://kemnaker.go.id/news/detail/menaker-beri-bantuan-bagi-
korban-phk-dan-dirumahkan.
Kidwell, B., Hardesty, D. M., & Childers, T. L. (2008). Consumer emotional
intelligence: Conceptualization, measurement, and the prediction of
consumer decision making. Journal of Consumer Research, 35(1), 154-
166.
Kidwell, B., Hardesty, D. M., & Childers, T. L. (2008). Consumer emotional
intelligence: Conceptualization, measurement, and the prediction of
consumer decision making. Journal of Consumer Research, 35(1), 154-
166.
Kim, Y. K. (2002). Consumer value: an application to mall and Internet
shopping. International Journal of Retail & Distribution Management.
Kumparan.com. (2018). 7 Sifat Milenial Dalam Memilih Makanan, Kamu yang
Mana?. Diunduh melalui laman https://kumparan.com/kumparanfood/7-
sifat-milenial-dalam-memilih-makanan-kamu-yang-mana/full 28
September 2020 pukul 07.28
Lancaster, L.C. and Stillman, D. (2002). When Generations Collide Who They
Are. Why They Clash. How to Solve the Generational Puzzle at Work.
New York: Harper Business.
LaRose, R. (2001). On the negative effects of e-commerce: a sociocognitive
exploration of unregulated on-line buying. Journal of Computer Mediated
Communication. Vol. 6 No. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Law, K. S., Wong, C. S., & Mobley, W. M. (1998). Toward a taxonomy of
multidimensional constructs. Academy of management review, 23(4), 741-
755.
Moreno, F. M., Lafuente, J. G., Carreón, F. Á., & Moreno, S. M. (2017). The
characterization of the millennials and their buying behavior. International
Journal of Marketing Studies, 9(5), 135-144.
Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2013). A review of impulse buying
behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), 149.
doi:10.5539/ijms.v5n3p149
MnNamara, Carter., MBA, Phd. (tanpa tahun) . Understand Generational
differences: Guidelines and Resources. Diunduh pada tanggal 24
September 2020 pukul 23.45 melalui laman
https://managementhelp.org/interpersonal/understand-
generationaldifferences.htm#:~:text=What%20Do%20We%20Mean%20b
y,between%20different%20generations%20of%20people.&text=A%20gen
eration%20gap%20or%20generational,beliefs%2C%20politics%2C%20or
%20values.
Omar, F. I. (2016). Gen Y: A study on social media use and outcomes. Journal of
Management & Muamalah.
Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2005). Human Development 10th
Ed. New York: McGraw-Hill.
Primadhyta, S. (2015). Generasi Millenial RI Paling Impulsif Belanja Barang
Mewah. Diunduh pada tanggal 25 November 2020 pada pukul 16.12 WIB
melalui laman https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151102182452-
92-88999/generasi-millenial-ri-paling-impulsif-belanja-barang-mewah.
Purwanto, A., & Sulistyastuti, D. R. (2007). Metode penelitian kuantitatif, untuk
administrasi publik, dan masalah-masalah sosial. Yogyakarta: Gaya
Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research,
Vol. 14, No. 2, 189-199. http://dx.doi.org/10.1086/209105
Rook, D. W., & Gardner, M. P. (1993). In the mood: Impulse buying’s affective
antecedents. Research in consumer behavior, 6(7), 1-28.
Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying
behavior. Journal of consumer research, 22(3), 305-313.
https://doi.org/10.1086/209452
Salerno, A., Laran, J., & Janiszewski, C. (2014). Hedonic eating goals and
emotion: When sadness decreases the desire to indulge. Journal of
Consumer Research, 41(1), 135-151. https://doi.org/10.1086/675299
Salovey, P., & Grewal, D. (2005). The Science of Emotional Intelligence.
American Psychological Society, 14(6), 281-285.
Salovey, P., Mayer, J. D., Goldman, S. L., Turvey, C., & Palfai, T. P. (1995).
Emotional attention, clarity, and repair: Exploring emotional intelligence
using the Trait Meta-Mood Scale.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development Jilid 1; alih bahasa Damanik,
Achmad Chusairi; editor, Herman Sinaga, Yati Sumiharti Ed 5 Jakarta:
Erlangga
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Schiffman, L., & Kanuk, L,. (2010). Consumer Behavior. New Delhi: Prentice
Hall.
Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a natural
disaster: Losses, emotions, and impulsive and compulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Marketing Letters, 20(1), 45-60. http://dx.doi.org/10.1007/s11002-008-
9049-y
Sharma, P., Sivakumaran, B., & Marshall, R. (2010). Impulse buying and variety
seeking: A trait-correlates perspective. Journal of Business
Research, 63(3), 276-283. http://dx.doi.org/10.1016/j.jbusres.2009.03.013
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam
Psikologi. Penerbit Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Tashandra, N. (2018, Maret 22) 80 Persen Konsumen Belanja Online Orang Muda
dan Wanita. Diunduh 25 September 2020, melalui
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/22/155001820/80-persen-
konsumen-belanja-online-orang-muda-dan-wanita?page=all.
Tirto.id. (2017). Kemana mengalirnya uang para milenial. Diunduh 27 September
2020, melalui laman https://tirto.id/ke-mana-mengalirnya-uang-para-
milenial-cv76.
Utomo, W. P., & Noormega. R. (2020). Indonesia Millennial Report 2020 :
Understanding Millennials’ Behaviours and Demystifying Their
Stereotypes. IDN Research Institue.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying
tendency: Feeling and no thinking. European Journal of personality,
15(S1), S71-S83. http://dx.doi.org/10.1086/209105
Vohs, K. D., & Faber, R. J. (2007). Spent resources: Self-regulatory resource
availability affects impulse buying. Journal of consumer research, 33(4),
537-547. https://doi.org/10.1086/510228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Worldometers. (2020). Diunduh melalui laman
https://www.worldometers.info/coronavirus/
Youn, S., & Faber, R. J. (2000). Impulse buying: its relation to personality traits
and cues. ACR North American Advances.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN 1
TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IZIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN 2
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 3
RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Uji Reliabilitas a. Pembelian Impulsif (setelah item 2,7,8, 13, 16, 17 dihapus)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 201 100.0
Excludeda 0 .0
Total 201 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 30.74 77.645 .730 .936
item_3 30.11 78.258 .682 .937
item_4 30.51 79.091 .657 .938
item_5 30.60 80.431 .557 .940
item_6 30.52 79.431 .563 .941
item_9 30.33 76.502 .738 .935
item_10 30.39 76.739 .746 .935
item_11 30.32 76.090 .821 .933
item_12 30.40 75.971 .809 .933
item_14 30.52 79.331 .664 .938
item_15 30.00 79.385 .655 .938
item_18 30.30 76.740 .785 .934
item_19 30.31 76.754 .774 .934
item_20 30.13 77.303 .701 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 201 100.0
Exclude
da 0 .0
Total 201 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.979 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 65.71 602.096 .802 .979
item_2 65.62 597.046 .859 .978
item_3 65.46 593.569 .907 .977
item_4 65.42 599.135 .820 .978
item_5 65.79 601.709 .831 .978
item_6 65.76 597.315 .835 .978
item_7 65.58 596.325 .874 .978
item_8 65.66 597.817 .866 .978
item_9 65.42 592.915 .888 .977
item_10 65.70 600.832 .831 .978
item_11 65.49 593.881 .883 .978
item_12 65.29 588.158 .892 .977
item_13 65.79 603.356 .833 .978
item_14 65.69 600.214 .866 .978
item_15 65.90 603.584 .832 .978
item_16 65.80 597.270 .861 .978
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 4
DESKRIPSI HASIL UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
A. HASIL UJI NORMALITAS
Descriptives
Statistic Std. Error
Pembelian
Impulsif
Mean 32.71 .669
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 31.39
Upper Bound 34.02
5% Trimmed Mean 32.70
Median 31.00
Variance 89.858
Std. Deviation 9.479
Minimum 14
Maximum 53
Range 39
Interquartile Range 16
Skewness .109 .172
Kurtosis -.970 .341
Kecerdasan
Emosional
Mean 70.00 1.838
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 66.38
Upper Bound 73.63
5% Trimmed Mean 70.22
Median 81.00
Variance 679.255
Std. Deviation 26.063
Minimum 16
Maximum 112
Range 96
Interquartile Range 50
Skewness -.371 .172
Kurtosis -1.483 .341
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pembelian Impulsif .100 201 .000 .967 201 .000
Kecerdasan
Emosional .184 201 .000 .862 201 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pembelian Impulsif
Pembelian Impulsif Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
1.00 1 . 4
16.00 1 . 5566667777889999
25.00 2 . 0000111122223333333344444
39.00 2 . 555555666666677777777888888889999999999
42.00 3 . 000000000000001111111111122222222333333334
16.00 3 . 5666677777888899
34.00 4 . 0000001112222222223333333334444444
23.00 4 . 55555666666666677788889
5.00 5 . 00123
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
1.00 1 . 6
.00 2 .
45.00 3 .
111122222222222333333334555556666777778889999
24.00 4 . 000111112222222222234448
3.00 5 . 027
6.00 6 . 566799
15.00 7 . 344556677778999
51.00 8 .
000000111233444445555566666666667777888888888889999
40.00 9 . 0000111122223334444455566666677777789999
14.00 10 . 00011122356669
2.00 11 . 02
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
\
B. HASIL UJI LINEARITAS
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N
Percen
t N Percent N Percent
Pembelian
Impulsif *
Kecerdasan
Emosional
201 100.0% 0 0.0% 201 100.0%
C.
Report
Pembelian Impulsif
Kecerdasan Emosional Mean N Std. Deviation
16 32.00 1 .
31 47.75 4 2.363
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
32 42.82 11 6.631
33 41.13 8 9.234
34 45.00 1 .
35 45.20 5 4.087
36 36.00 4 9.381
37 43.80 5 1.924
38 46.67 3 1.528
39 44.25 4 3.304
40 43.33 3 1.528
41 43.20 5 2.280
42 34.36 11 9.058
43 43.00 1 .
44 42.00 3 2.646
48 46.00 1 .
50 33.00 1 .
52 32.00 1 .
57 29.00 1 .
65 31.00 1 .
66 31.50 2 9.192
67 15.00 1 .
69 28.00 2 2.828
73 27.00 1 .
74 32.00 2 7.071
75 35.00 2 5.657
76 33.50 2 6.364
77 29.75 4 3.686
78 28.00 1 .
79 25.33 3 8.145
80 27.33 6 4.844
81 35.67 3 10.693
82 29.00 1 .
83 32.00 2 7.071
84 32.40 5 5.413
85 23.80 5 5.450
86 30.10 10 5.744
87 24.75 4 8.539
88 29.27 11 5.985
89 30.00 4 6.481
90 30.75 4 7.274
91 29.25 4 6.602
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
92 24.25 4 6.185
93 23.67 3 7.371
94 24.00 5 7.517
95 24.33 3 3.786
96 26.33 6 5.955
97 23.67 6 9.626
98 32.00 1 .
99 22.25 4 3.948
100 25.00 3 2.646
101 34.33 3 4.726
102 22.50 2 9.192
103 44.00 1 .
105 23.00 1 .
106 25.00 3 6.245
109 15.00 1 .
110 33.00 1 .
112 29.00 1 .
Total 32.71 201 9.479
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Pembelia
n
Impulsif *
Kecerda
san
Emosion
al
Between
Groups
(Combined) 11978.976 58 206.534 4.894 .000
Linearity 8505.673 1 8505.673
201.54
6 .000
Deviation from
Linearity 3473.304 57 60.935 1.444 .042
Within Groups 5992.705 142 42.202
Total 17971.682 200
D.
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pembelian Impulsif *
Kecerdasan Emosional -.688 .473 .816 .667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 5
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Uji Beda (Spearman – Karena data tidak terdistribusi normal)
Nonparametric Correlations
Correlations
Pembelian
Impulsif
Kecerdasan
Emosional
Spearman's
rho
Pembelian Impulsif Correlation
Coefficient 1.000 -.636**
Sig. (1-tailed) . .000
N 201 201
Kecerdasan
Emosional
Correlation
Coefficient -.636** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI