hal 1-16 dinamika metro oktober 2008bulletinmetropolis.com/arsip/2008/d05.pdfsejarah bangsa ini....

16
foto: winardi

Upload: vuongdieu

Post on 11-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

foto

: win

ardi

Dari KamiEdisi Oktober

200822

TSumpah Pemuda, Kemerdekaan dan Pembangunan

Setelah Clean Land

Apa Lagi ? ____________ 3

Saatnya Membangun Kota yang

Humanopolis & Ecopolis _____ 5

Bung Tomo,

Pekik “Merdeka atau Mati”

___________________ 8

Kaum Muda Jangan Melupakan

Kebangkitan 28 _______ 10

Rp 1 Miliar untuk Renovasi

10 Pasar __________ 11

Politisi yang

Menjauhi Demokrasi _____ 12

Memaknai Kembali

Sumpah Pemuda ________13

ANGGAL 28 Oktober 1928 sungguhbermakna penting dalam perjalanansejarah bangsa ini. Pada saat itupara pemuda yang terdiri dariberbagai suku, ras dan golongan

(Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, JongBatak, Jong Sumatranen Bond, Jong IslamietenBond, Perhimpunan Pelajar Indonesia)menyatakan tekad satu bangsa, satu tanah air dansatu bahasa. Kebulatan tekad ini kemudiandikenal dengan Sumpah Pemuda.

Cita-cita mereka saat itu begitu sederhana.Yakni ingin mewujudkan kemerdekaan Indonesiasecepatnya. Walaupun dalam realitasnyakeinginan tersebut baru tercapai 27 tahunkemudian, saat proklamasi kemerdekaanRepublik Indonesia pada 17 Agustus 1945, namunspirit 28 Okober, selain spirit menjadi inspirasiperjuangan kala itu.

Kini , 80 tahun sudah ikrar Sumpah Pemudadikumandangkan. Begitu pula, kita telahmengecap 63 tahun kemerdekaan lepas daricengkeraman kaum penjajah. Apa hikmah yangbisa dipetik dari kedua peristiwa ini?

Tak lain adalah, kaum muda merupakan peloporkebangkitan dan perubahan Indonesia. Sulitmembayangkan bagaimana “wajah” Indonesiabila kaum mudanya tidak bangkit dan melakukanperubahan. Pun telah banyak kita baca dalamliteratur, bagaimana peran utama pemuda dariberbagai penjuru dunia dalam perjuangan, baiksecara fisik maupun lewat jalur diplomasi,organisasi sosial politik, dan intelektual.

Perang merebut dan mempertahankankemerdekaan sejatinya memang merupakanladang bagi tumbuh suburnya heroisme pemuda.Generasi muda yang hidup dalam suasanapergolakan akan cenderung memiliki kreativitastinggi untuk melakukan perubahan atas berbagaikerumitan yang dihadapi.

Sebaliknya, para pemuda yang hidup dalamnuansa nyaman dan tenang, cenderung

mempertahankan situasi yang ada tanpaberupaya melakukan perubahan kearah yang lebihbaik dan produktif.

Tentu saja, sebagai generasi penerus, kaummuda kita tak harus berperang secara fisik duluuntuk meneladani serta melanjutkan spirit parapendahulu-muda-kita. Kendati demikian, di eraketerbukaan saat ini tantangan bagi generasi mudakita lebih berat dan kompleks.

Sayangnya, kaum muda kita sekarangcenderung merupakan generasi yang terkesantanpa semangat, terjebak dalam kehidupan yanghedonistik serta gamang mencari identitas kedirianmereka.

Karena itu, kaum muda perlu segera berbenah.Dimasa sekarang, spirit sumpah pemuda danproklamasi kemerdekaan harus dimaknai ulangsebagai sebuah sistem untuk membangunkehidupan bangsa ke arah yang lebih baik.

Cita-cita Sumpah Pemuda dan Kemerdekaanharus diterjemahkan dengan prestasi dan kerjanyata. Syaratnya, kaum muda harusmendayagunakan segenap potensi dankemampuannya, serta membekali dirinya dengansemua sarana yang memungkinkan mereka agarbisa mandiri baik secara personal maupunkomunal. Keterlibatan dalam derap pembangunandan pemberdayaan masyarakat menjadi suatu halyang tak dapat ditawar-tawar lagi.

Disisi lain, pemerintah sebagai pengambilkebijakan pun mesti tanggap. Generasi muda perludilibatkan dalam setiap perencanaanpembangunan, sehingga pelayanan dapat lebihdisesuaikan dengan sasaran yang ingin dicapai.Progresifitas kaum muda tak hanya penting dalamkerangka pemberdayaan, tapi juga memberikankontribusi bagi penyiapan generasi selanjutnya,serta regenerasi kepemimpinan di masamendatang. Semua ini bukan cuma untukpemuda, tapi untuk kita juga, Rakyat Indonesia.(***)

Fokus Edisi oktober

2008 33

S eperti kata pepatah, makin tua makin menjadi. Pun seperti ilmu padi,kian berisi kian merunduk, yang menggambar kearifan pelakunya,seperti itulah Kota Palembang.

MENYANDANG predikat sebagaikota tertua di Indonesia (berdasar-kan Prasasti Kedukan Bukit 605saka), tidak serta merta menjadikanPalembang juga “tua” dalam kinerjapembangunan. Justru, prestasipembangunan dari kota yang diju-luki “Venesia dari Timur” karena ke-khasan wisata airnya ini kian mem-banggakan.

Dalam bidang kebersihan misal-nya. Secara berturut-turut (2007-2008), Palembang meraih PialaAdipura. Adipura merupakan peng-hargaan tertinggi pada level na-sional untuk kota yang dinilai ber-komitmen terhadap lingkungan dankebersihan. Untuk 2008 Palembangbahkan mendapat dua Adipurasekaligus. Yakni Adipura untukpredikat sebagai Kota MetropolitanTerbesih dan predikat sebagai kotadengan Rasio Hutan Kota Terbaik.

Sukses meraih penghargaan duatahun berturut-turut membuat pe-merintah pusat memberikan per-hatian lebih kepada Palembang.Bersama dengan DKI Jakarta, Pa-lembang diutus sebagai wakil Indo-nesia dalam ajang Piala Adipura se-ASEAN.

Selain Indonesia, Malaysia, Thai-land, Philipina, Brunei Darussalam,Vietnam, Myanmar dan Laos jugaturut ambil bagian dalam kegiatanlingkungan yang baru pertama kalidigelar ini. Sementara tim penilaiterdiri dari negara Singapura, Italia,Australia dan Swedia

Hasilnya? Palembang berhasilmeraih penghargaan sebagai KotaTerbersih Berwawasan Lingkungandan Berkelanjutan atau Environ-mental Suistainable City Award2008. Penghargaan ini diberikanoleh The ASEAN Environment Mi-nister dan diterima langsung Wali-kota Palembang Ir H Eddy SantanaPutra MT di Hanoi, Vietnam, Senin(8/9).

Menurut Chairperson kelompokkerja kota-kota berwawasan ling-

kungan dan berkelanjutan tingkat ASEAN(ASEANWorking Group Sustainable Enviromentally City/AWGSEC), yang juga staf ahli Kementerian NegaraLingkungan Hidup RI, Liana Bratasida, keberhasilanmemperoleh penghargaan karena Palembang takhanya mampu mempertahankan penghargaanAdipura, tetapi juga berhasil menjadi kota tercepatmenuntaskan permasalahan kebersihan kota.Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Wacana pembangunan kota berwawasan ling-kungan telah lama digulirkan. Pembangunan ber-wawasan lingkungan mensyaratkan adanya se-jumlah kawasan yang tetap di pertahankan beradadalam status alaminya. Ini berguna untuk menjagakualitas air, perlindungan sumberdaya plasma nut-fah, perlindungan kawasan berpemandangan indah,serta kesempatan untuk menikmati lingkungan alamisehingga menjamin kelestarian sumber daya alam.

Adanya pembangunan tanpa disadari telah ber-dampak pada munculnya masalah-masalah per-kotaan, seperti terbatasnya air bersih, polisi udara,asap, masalah drainase dan banjir, pengelolaansampah yang semrawut dan berbagai persoalanlingkungan.

Apalagi di Indonesia. Pertumbuhan dan pemba-ngunan kota-kotanya secara umum berjalan secaraalami tanpa dilandasi perencanaan kota yangterpadu. Kecuali pada kota-kota baru yang memangdirencanakan sejak awal. Kota-kota kita tidak begitudi persiapkan dan direncanakan untuk dapat me-nampung pertumbuhan penduduk yang besar dimasa yang akan datang. Karena itu, kota-kota besardi Indonesia selalu menampilkan wajah ganda.

Di satu sisi terlihat perkembangan pembangunanyang sangat mengesankan dalam wujud arsitekturmodern dan gedung-gedung pencakar langit di se-panjang jalan utama kota. Di sisi lain, juga menjamurlingkungan kumuh dengan kondisi lingkungan yangmemprihatinkan, mengabaikan estetika, kesehatanserta budaya.

Sungai yang semula mengalir jernih dan berfungsisebagai sumber kehidupan penduduk, tidak lagi bisamelanjutkan fungsinya karena pencemaran yang me-lampaui batas. Taman dan ruang terbuka yangsemula cukup banyak tersedia, beralih menjadi ba-ngunan yang semakin memperpadat lingkungan.

Lingkungan hijau yang semula berperan sebagaipenjaga ekologis, berubah fungsi jadi kawasanpemukiman, perdagangan, perhotelan dan kegiatankomersial lainnya. Akibatnya mudah ditebak. Kota kianpadat, sumpek dan semrawut. Hal ini berdampakpada luntur bahkan hilangnya jati diri serta kekhas-

an suatu kota.Dengan kondisi tersebut, tidak

mudah bagi sebuah daerah di tanahair untuk mengimplementasikanpembangunan dengan tetap me-ngacu pada keselarasan ling-kungan. Dibutuhkan perencanaanyang matang, komitmen, serta kerjakeras dan kesadaran semua pihak.

Untungnya, Pemerintah danwarga Kota Palembang memilikisemua persyaratan ini.

FokusEdisi oktober

200844

Padahal, 2 tahun lalu kota ini sempat men-dapat predikat sebagai kota terjorok di tanahair. Plaza Benteng Kuto Besak sebagai con-toh. Kawasan ini dulunya merupakan pasartradisional dan permukiman padat. Tak hanyajadi tempat gubuk-gubuk dan rumah kumuhberdiri, tapi juga jadi tempat kubangan sejumlahhewan, baik unggas, sapi maupun kambing.

Hingga akhirnya pada 2003 pemerintah kotadipimpin Eddy Santana Putra yang saat itubaru menjabat sebagai Walikota, menertibkanpara pedagang dan penghuni gubuk liar di ka-wasan tersebut. Bersamaan dengan itu,pemerintah membangun pasar induk diJakabaring dan menyulap lokasi BKB menjaditaman kota yang indah.

Kini, menikmati matahari terbenam sambilbersantai di pinggir Sungai Musi, dekat Jem-batan Ampera, menjadi salah satu aktivitasmenarik yang dilakukan warga dan wisatawanyang datang ke Kota Palembang. Pada hari-hari libur, tempat ini kerap dijadikan arena ber-main bagi kaula muda. Even-even berskalanasional maupun internasional pun banyakdigelar.Air Bersih, Sampah, hingga Sejuta Pohon

Komitmen terhadap pembangunan berwa-wasan lingkungan diimplementasikan Peme-rintah Kota Palembang dalam beberapakebijakan. Antara lain melalui program

pengolahan sampah dengan pola pengomposan,program penghijauan, penyediaan air bersih, sertakampung ramah lingkungan.

Sistem pengomposan terdiri dari pengomposanuntuk skala industri, skala pasar dan skala rumahtangga. Untuk industri, semua sampah yang diha-silkan melalui proses industri tidak dibuang begitusaja tapi dimanfaatkan. Seperti bau yang diprosesmenghasikan gas metan.

“Sementara limbah organiknya dapat dijadikan pu-puk kompos sehingga nantinya volume sampah yangdibawa ke tempat pembuangan akhir hanya sedikitdan merupakan sampah yang tidak dapat di-manfaatkan lagi,” terang Kepala Pengendalian Dam-pak Lingkungan Daerah Palembang, Kemas AbuBakar.

Agar pengelolaan sampah ini lebih optimal, pe-merintah juga menyediakan tempat pembuangansampah tak hanya di jalan-jalan utama, tapi jugahingga ke lorong-lorong dan gang. Setiap hari pe-tugas kebersihan membersihkan dan mengangkutsampah untuk kemudian diproses ketempatpembuangan akhir (TPA). Diantaranya dibawa keTPA Sukawinatan.

Selain pengomposan, pemerintah juga me-nyiapkan pohon pelindung yang terdiri dari dua jenis,yakni pohon hias dan pohon peneduh. Pohon pe-neduh diantaranya pohon Akasia, Beringin dan po-hon Angsana. Sementara Cemara, Palm dan bunga-bunga termasuk pohon hias. Bila Anda berjalan disepanjang jalan protokol di kota metropolis ini, keduajenis pohon tersebut sangat mudah dijumpai.

Pemerintah pun telah mencanangkan gerakan me-nanam sejuta pohon. Program untuk menye-lamatkan paru-paru dunia akibat ketidakseimbanganlingkungan sebagai dampak dinamisnya pemba-ngunan serta pengaruh pemanasan global ini terusdigencarkan. Yang teranyar adalah penanamanpohon di sepanjang jalan Alang-alang Lebar danTanjung Api-Api yang merupakan kerjasama antaraPemerintah Kota Palembang dengan Asosiasi Pe-merintah Kota Seluruh Indonesia.

Di bidang pelayanan publik, penyediaan air bersihkian menunjukkan trend positif. Target 80 persen war-ga kota dialiri air bersih sudah terwujud dan bahkantarget tersebut diperluas lagi hingga 90 persen.

“80 persen pelayanan air bersih itu merupakanpencapaian yang luar biasa. Tidak semua pe-merintah kabupaten maupun kota bisa mela-kukannya,” ujar Walikota Palembang, Eddy SantanaPutra.Kampung Ramah Lingkungan

Kampung Ramah Lingkungan merupakan programlingkungan yang komprehensif. Program inimerupakan pengembangan dari program RT danRW ramah lingkungan. Hanya saja dalam lingkupnyaditambahkan unsur sanitasi lingkungan (sistem danpembuangan limbah rumah tangga).

Setiap tahun, pemerintah menambahkan 2 ke-lurahan untuk menjadi kampung ramah lingkungan.Prosedur pengajuan kampung ini adalah melaluilurah. Lurah kemudian mengajukan ke camatkemudian diteruskan kepada Bapedalda untuk

dilakukan penilaian. Kriteria penilaian terdiridari pemilihan sampah, pengomposan sertapenghijauan. Jika dinilai layak, maka Ba-pedalda akan mengusulkan kepada peme-rintah untuk dijadikan titik pantau Adipura.

Banyak lagi upaya yang dijalankan pe-merintah. Diantaranya menggalakkan pro-gram kali bersih, gotong royong kebersihansetiap minggu di setiap kecamatan serta upayapenyadaran lingkungan lainnya. Tak lupa,kepada 1.200 petugas kebersihan kota ataupasukan kuning yang bekerja tanpa kenallelah, pemerintah juga memberi apresiasiberupa kenaikan gaji, serta kado umroh bagibeberapa petugas.

“Ini sebagai penghargaan atas pengabdianmereka serta diharapkan dapat memacu me-reka lebih semangat dalam menjaga ke-bersihan Kota Palembang,” kata Zulkifli Simin,Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang.Kebanggaan

Keberhasilan memperoleh Adipura tingkatASEAN berdampak positif bagi citra Pa-lembang, tak hanya pada skala nasional tapijuga internasional. Kota pempek ini bahkanmulai disejajarkan dengan kota-kota di negaralain, seperti Temburong District di BruneiDarussalam, Municipality of Phnom Penh diCambodia, North Kucing City Hall (Malaysia),Bangkok City (Thailand) dan kota-kotainternasional lain sebagai kota terbersihberwawasan lingkungan.

“Ini akan menjadikan kita lebih giat lagimemacu supaya kota kita Palembang lebihbersih. Tidak hanya daratan, tetapi juga su-ngai dan udaranya. Demi mewujudkanPalembang BARI,” ujar Eddy.

“Katakanlah penghargaan clean land inisebagai kegembiraan. Tidak hanya bagipemerintah kota tapi juga seluruh masyarakatPalembang,” tambah Asisten Tata Praja,Abdullah Farhan.

Ya, kesadaran menjaga kebersihan ling-kungan dan berprilaku hidup bersih bukantugas pemerintah semata, melainkan tugaskita semua. Dan syukurlah kerjasama ini telahdan diharapkan terus berjalan. Apa yang di-dapat? Tentu saja kebanggaan sebagai war-ga. Seperti yang diungkapkan Ahmad seorangpelajar SMA, saat arak-arakan Adipura ASEAN.

“Setelah Clean Land, apa lagi penghargaanyang bakal didapat Kota Palembang.“

Pernyataan Ahmad tidaklah berlebihan.Dengan komitmen yang kuat serta kerja keras,nama Palembang sebagai kota yang bervisiinternasional sejahtera dan berbudaya akanterus mengakar. Tak hanya pada skalanasional, tapi juga pada level internasional.Dan, penghargaan Clean Land yang diterima,baru merupakan langkah awal. (yat/rio)

Fokus Edisi oktober

2008 55

Saatnya Membangun Kota yangHumanopolis dan Ecopolis

MASALAH pembang-unan perkotaansaya kira di manapun selalu memilikikesamaan dalam

Musibah banjir serta serentetan bencana alam yang terjadibeberapa tahun terakhir seolah-olah menyadarkan kitabahwa betapa selama ini pembangunan, termasuk di

perkotaan, cenderung mengabaikan keseimbangan tataruang. Pembangunan yang di jalankan selama ini telah

mengabaikan wawasan ekologi dalam gerak danperjalanannya.

masalah lingkungan, mulai dari tataruang, sampah, limbah beracun, polusiudara, hingga ketersediaan air bersih.Persoalannya, orientasi pembangunankota di nilai lebih mengutamakan dimensipasar tanpa pernah mengindahkan dam-paknya terhadap lingkungan.

Dalam menjalankan pembangunan diperkotaan, selama ini tampaknya adakonsep yang cenderung dilupakan, yaknimengenai bagaimana mengidentifikasidan mengkonseptualisasi cita-cita ma-syarakat berwawasan ekologi perkotaanyang di dalamnya mencakup dimensiteknologis, politis, sosiologis, dan jugadimensi kemanusiaan.

Belajar dari beragam bencana yangberulang dari tahun ketahun, sepertimisalnya banjir, maka orientasi pem-bangunan kota sudah saatnya ditekankanpada penciptaan kota yang manusiawi(humanopolis) dan sebuah kota yangbersahabat dengan lingkungan(ecopolis).

Paradigma ini tampak mendesak danmenjadi sebuah keharusan karena ke-banyakan kota-kota besar berkembangdengan mengabaikan kepentingansosial-budaya masyarakat dan cen-derung merusak keseimbangan eko-sistem.

Indikasi paling kuat akan ketidakse-imbangan tata ruang adalah semakin me-rebaknya komersialisasi ruang yang di-tandai dengan semakin membanjirnyabisnis properti dan bisnis lokasi tanparegulasi yang jelas.

Berkecamuknya bisnis di sektor ini tan-pa kawalan regulasi yang ketat telahmenyebabkan, antara lain, terjadinya pe-nyebaran infrastruktur yang tidak se-imbang.Beberapa Prinsip

Berangkat dari kekhawatiran tersebut,ada beberapa prinsip yang perlu dihayatiserta dikembangkan untuk menciptakansebuah kota berwawasan lingkunganserta melaksanakan pembangunan kotaberkelanjutan. Pertama, adalah yangberkaitan dengan ketenagakerjaan atau

ekonomi, baik di sektor formal maupun informal.Selama ini, dalam pembangunan kota-kota ter-

kesan kuat bahwa sektor formal lebih di perhatikan,diprioritaskan, dan diutamakan ketimbang sektor in-formal. Jarang sekali perencanaan kota menetapkansejak awal rencana lokasi kegiatan sektor informaldalam rencana kota yang dibuat.

Akibatnya, para pedagang kaki lima, pedagangasongan, dan lesehan menempati ruang kota yangtersisa yang menimbulkan rasa tidak aman dalambekerja.

Kedua, dengan mengembangkan apa yang disebutdengan engagement atau partisipasi. Dalam hal iniketerlibatan dari warga kota dan segenap sta-keholders merupakan prasyarat dari pembangunankota berkelanjutan. Melalui partisipasi masyarakatdan dunia usaha, pemerintah kota juga akan lebihdiringankan bebannya.

Mengutip apa yang dikatakan Eko Budiharjo (2003),bahwa paradigma lama yang selama inimenempatkan pemerintah hanya sebagai pemasokatau penyedia (provider) mesti diubah dengan pa-radigma baru yang memosisikan pemerintah se-bagai fasilitator atau pemberdaya (enabler) dalamsetiap derap pembangunan kota.

Ketiga, dalam pembangunan kota perludikembangkan prinsip yang berkaitan dengan equityyang berarti persamaan hak, kesetaraan, ataukeadilan. Artinya bahwa seluruh sumberdayaperkotaan mestinya dapat dijangkau oleh segenaplapisan masyarakat tanpa terkecuali. Seluruhsumber daya alam adalah milik publik yang tidakseyogianya dikuasai oleh segelintir orang sepertiyang selama ini telah terjadi.

Dalam upaya menciptakan kota yang berwawasanlingkungan, satu hal yang tak boleh diabaikan dalahmenyangkut konservasi energi serta etika dalammembangun. Ini menjadi sebuah prinsip yang pen-ting karena seringkali pembangunan yang dilakukanbanyak yang mengabaikan nilai moral serta lebihmewadahi kepentingan segelintir orang saja.

Kendala utama yang teramat sering timbul dalampenataan kota di Indonesia adalah terjadinya ben-turan antara kepentinganpublik dan ekonomi. Taksedikit rencana tataruang hijau sebuah ko-ta kalah dengan ke-pentingan bisnis. Dan takjarang pula atas nama peningkatanpendapatan asli daerah (PAD),penataan lingkungan pun seringditerabas demi bisnis.

Karena itu, kota-kota harus mulaimengambil prakarsa dan mengambil

langkah konkrit untuk memecahkan ma-salah lingkungan seperti penataan ruang,sampah, polusi udara, kualitas air, tanah,dan tumbuh-tumbuhan. Ketika isu ini di-kesampingkan, maka bencana yang se-lama ini menimpa hanya akan berulangdan berulang terus.

Ketidakseimbangan antara pertumbuhankawasan bisnis yang menyita kawasan-kawasan publik dan fasilitas publik jelasmerupakan persoalan serius yangmendesak adanya regulasi yangmengaturnya. Dan, ke depan, harusdicegah praktik komersialisasi ruang yangjelas mengancam keseimbangan eko-sistem dan kerusakan lingkungan. (*)

Analisis oleh Achmad Maulani,Peneliti pada Pusat Studi Asia PasifikUGM Yogyakarta

FokusEdisi OKTOBER

200866

* Temburong District (Negara Brunei Darussalam)* Municipality of Phnom Penh (Cambodia)* Palembang City (Indonesia)* Luang Prabang District (Lao PDR)* North Kucing City Hall (Malaysia)* Taugyi City (Myanmar)* Puerto Princesa City (Philippines)* The South West Community Development Council (Singapore)* Bangkok City (Thailand)* Ha Long City (Vietnam)

Kota-kota yang Meraih PenghargaanAsean Environmentally SustainableCity Award 2008

Edisi Oktober

2008 77

TOKOH88 Edisi Oktober

2008

ALIMAT diatas merupakan isi pi-dato dari Sutomo, lebih dikenaldengan Bung Tomo. Pidato yangdi ucapkan penuh semangat danberapi-api tersebut, terbukti

kelompok politik dan sosial. Ketika terpilih pada 1944untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yangdisponsori Jepang, hampir tak seorang pun yangmengenal Sutomo. Namun semua ini mempersiap-kan Sutomo untuk peranannya yang sangat pentingsatu tahun berikutnya.Iman dan Perjuangan yang Teguh

Saat itu, situasi politik di tanah air tidak menentu.Belanda mencoba “comeback” menjajah Indonesialewat tentara NICA. Sikap pemerintah yang terkesanlambat dan lebih banyak memilih jalur diplomasi,membuat Sutomo bersama para pejuang lainmendirikan Barisan Perjuangan Rakyat Indonesia(BPRI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Tujuannyahanya satu, mempertahankan kemerdekaan negarakita yang baru berusia beberapa bulan.

Sutomo dalam setiap kesempatan senantiasamenekankan kepada anggota kelompok pejuang iniagar dekat kepada Allah Yang Maha Esa. BagiSutomo, keimanan adalah landasan berjuang yangmaha penting. Contoh berikut ini adalah bukti bilakeimanan yang kokoh akan berbuah manfaat. Dalamsebuah perjalan gerilya pada Oktober 1945, Sutomodan para pejuang telah terkepung dengan pesawat-pesawat tempur Belanda.

Dengan kecemasan yang tinggi seorang rekanBung Tomo meminta untuk mundur dan mencaripepohonan yang rindang, sedangkan pepohonan ituhanya ada di posisi yang jauh. Maka Bung Tomoberusaha menenangkan mereka

“Tenanglah, pertolongan Allah akan datang, kitatelah merelakan diri kita untuk negara dan Agamaini. Merdeka atau Mati Syahid. Allaahu Akbar!!”.

Slogan perjuangan sekaligus keimanan yang selaludigemakan Sutomo ini terbukti efektif. Luluh-lah rasatakut pada diri para pejuang mendengar semangatdan keihlasan Sutomo memohon perlindungankepada Rabb-nya.

Apa yang terjadi? Sesaat setelah mengucapkankata-kata tersebut, gumpalan awan hitam menutupiSutomo dan rekan seperjuangan sehingga pesawatterhalang pandangannya kebawah dan akhirnyameninggalkan tempat tersebut tanpa memuntahkanamunisinya.

Pecahnya peristiwa 10 November 1945 dipicu olehultimatum Tentara Sekutu yang di keluarkan MayorJenderal Mansergh, pengganti Brigadir JenderalMallaby yang terbunuh dalam sebuah kontakbersenjata. Isi ultimatum menyebutkan bahwasemua pimpinan dan orang Indonesia yangbersenjata harus melapor dan meletakkansenjatanya di tempat yang ditentukan danmenyerahkan diri dengan mengangkat tangan diatas.Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10November 1945. Bagi para pejuang dan rakyat,pernyataan ini merupakan penghinaan. Sebab,Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupunbaru saja diproklamasikan), dan Tentara KeamananRakyat (TKR) sebagai alat negara juga telahdibentuk. Karena itu terjadilah pertempuran.

Disinilah peran Bung Tomo sangat kentara. Pekik“Merdeka Atau Mati” yang diucapkannya mampumembakar semangat sehingga seluruh pemuda diSurabaya bangkit melakukan perlawanan. Peristiwabersejarah itu bermula dari perobekan warna birupada bendera Belanda di Hotel Yamato atau HotelOrange (sekarang Hotel Majapahit) di Surabaya pada27 September 1945.

“Seluruhnya itu benar-benar seluruhnya, termasukpara pemuda dari berbagai daerah yang saat itutinggal di kota Surabaya, juga para ’bondo nekat’,maling, begal, perampok dan sebagainya. Bung

K“Saudara-saudara rakyat Surabaya.Bersiaplah! Keadaan genting.Tetapi saya peringatkan sekali lagi.Jangan mulai menembak. Baru kalau

kita ditembak. Maka kita akan gantimenyerang mereka itu.

Kita tunjukkan bahwa kita itu adalah or-ang yang benar-benar ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.Lebih baik kita hancur lebur daripada

tidak merdeka. Semboyan kita tetap.Merdeka atau mati.

Dan kita yakin, Saudara-saudara.Akhirnya, pastilah kemenangan akan

jatuh ke tangan kita.Sebab Allah selalu berada di pihak yang

benar. Percayalah Saudara-saudara!Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! AllahuAkbar!

Merdeka!”

mampu membangkitkan semangat rakyat Surabayadalam melawan penjajah Belanda melalui tentaraNICA-nya. Perlawanan gigih pada 10 November 1945tersebut kemudian di peringati sebagai HariPahlawan.

Siapa sebenarnya Sutomo?Masa Muda

Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusatkota Surabaya, 3 Oktober 1920. Ayahnya bernamaKartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga darikelas menengah. Sementara ibunya adalah wanitaberperangai lembut yang berdarah campuran JawaTengah, Sunda dan Madura.

Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat meng-hargai pendidikan. Bicaranya lantang, terus terangdan penuh semangat. Sutomo muda dikenal sebagaiseorang pekerja keras. Ia tak pernah sungkanmelakukan berbagai pekerjaan selagi ia mampu.

Pendidikan awal ditempuhnya di Sekolah Rakyat(SR), kemudian MULO, dan terakhir di FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

“Saat kuliah Bung Tomo sempat berhenti beberapakali karena terlibat gerakan perjuangan. Ia masuktahun 1957 dan menyelesaikannya pada 1969,” katapengamat sejarah Syafaruddin SPd, SH.

Sutomo kemudian bergabung dengan KepanduanBangsa Indonesia (KBI). Prestasinya di organisasiini sangat baik. Pada usia 17 tahun, ia menjadi po-puler ketika berhasil menjadi orang kedua di HindiaBelanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkatini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.

Sutomo pernah pula bekerja sebagai wartawan.Ketika empat tokoh yaitu Soemanang, AM Sipahoetar,Adam Malik dan Pandu Kartawiguna mendirikanKantor Berita Antara, Sutomo menjadi wartawanANTARA di Surabaya, selain juga bekerja untuk AsiaShimbun.

Ia kemudian bergabung dengan sejumlah

TOKOH Edisi Oktober

2008 99

Tomo mampu membangkitkan nasionalismemereka,” kata Syafaruddin.

Ia juga mengatakan, kepahlawanan Bung Tomoantara lain ditulis oleh Ktut Tantri dalam dua bukunya,masing-masing berjudul “The New Paradise” (1957)dan “Revolusi di Nusa Damai” (Gramedia, 1982).

Ktut Tantri adalah wanita Amerika Serikat keturunanInggris yang datang ke Bali untuk belajar melukis.Belakangan ia diangkat anak oleh Raja Bali dandiberi nama Indonesia.

Dalam sejarah perjuangan, Bung Tomo termasuklima pendiri Tentara Keamanan Rakyat. Empat pen-diri lainnya adalah Jenderal Sudirman, Jenderal UripSumoharjo, Laksamana Laut Natzir, dan MayorSungkono.Setelah Kemerdekaan

Selepas masa perjuangan, Bung Tomo menjalanikarier militer dan politik. Bung Tomo pernah diangkatmenjadi mayor jenderal dan menempati pucukpimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersamaJenderal Soedirman.

Dia bertugas sebagai Koordinator Bidang Intelijendan Perlengkapan Perang untuk Angkatan Darat,Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Ketika dimintamemilih untuk terus berpidato atau menjadi jenderaloleh Menteri Pertahanan Amir Syarifudin, Bung Tomojustru memilih menanggalkan pangkat jenderalnya.“Persetan, ora dadi jenderal ya ora pateken,” ujarnyadalam logat Surabaya seperti tertulis dalam bukuSulistina Sutomo, Bung Tomo Suamiku, Biar Rakyatyang Menilai Kepahlawananmu, Visimedia, 2008(Cetakan II).

Selain sebagai Koordinator Bidang Intelijen dan Per-lengkapan Perang, Bung Tomo juga pernah men-jabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas PejuangBersenjata/ Veteran/Menteri Sosial Ad Interim (1955-1956), anggota DPR (1956-1959), Ketua II MabesLegium Veteran, dan pendiri Partai Rakyat. Berkatjasa-jasanya, Bung Tomo dianugerahi Satya LencanaKemerdekaan dan Bintang Gerilya.

Meski kiprah politiknya tak berlangsung lama, BungTomo dikenal sebagai sosok yang tak kenal takutkepada siapa pun, termasuk penguasa. Kiprah BungTomo sendiri di kancah politik bukan sebagairepresentasi ambisi kekuasaan, tetapi lebih padabentuk lain pengabdian bagi bangsa dan negara.Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal10 November 2008, pemerintah menganugerahkangelar pahlawan nasional kepada Bung Tomo. Kepu-tusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi danInformatika Kabinet Indonesia Bersatu, MuhammadNuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta. SelainBung Tomo, gelar serupa juga diberikan kepadaMohammad Natsir dan KH Abdul Halim.

Persoalan gelar pahlawan nasional untuk BungTomo memang sempat mencuat sebagai kontro-versi. Maklum, sejak 1982—setahun setelah wa-fatnya—, masyarakat Jawa Timur mengajukan per-mohonan agar nama Bung Tomo dimasukkan dalamdaftar pahlawan nasional. Namun, pemerintah saatitu dengan sejuta dalih menolaknya. Setelah 26 ta-hun berlalu, lewat Keputusan Presiden Nomor 041/TK/TH 2008 pada 6 November lalu, gelar itu pundiberikan.

Peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo-nesia (LIPI) Taufik Abdullah bisa memaklumimengapa proses penentuan gelar pahlawan nasionalkepada Bung Tomo butuh waktu lama. Sebab, di In-donesia gelar pahlawan nasional masuk dalamranah hukum yang harus mengikuti perundang-undangan yang berlaku lewat sebuah proses

panjang. Diawali dari pengajuan daerah asal,kemudian harus diikuti oleh seminar yang mem-bahas tokoh yang bersangkutan.

Di samping itu, harus ada buku yang ditulis secarailmiah yang mengungkap peran kepahlawanan sangtokoh sebelum akhirnya ditetapkan dalam suratkeputusan presiden.

Setidaknya, untuk menyandang gelar pahlawannasional, seseorang harus “bersentuhan” dengansejumlah sumber hukum, di antaranya UU No 33Prps Tahun 1964 tentang Penetapan Penghargaandan Pembinaan terhadap Pahlawan, UU No 6 Tahun1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kese-jahteraan Sosial, UU No 32 Tahun 2004 tentang Pe-merintah Daerah, PP No 25/2000 tentang Ke-wenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi se-bagai Daerah Otonom,PP No 25/2000 tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsisebagai Daerah Otonom.

Pada masa Orde Lama, gelar pahlawanbisa langsung melekat kepada sangtokoh ketika ditetapkan P r e s i d e nSoekarno. Ketika dianggaplayak mendapat gelarpahlawan, gelar itu langsungmelekat kepada tokoh yang ber-sangkutan. Berbeda halnyadengan masa Orde Baru,mereka memberlakukankebijakan lebih ketat.

Menanggapi kasus BungTomo, Taufik menilai sisilain kehidupan BungTomo yang berkiprahdi dunia politikmenjadi salah satup e r s o a l a nmengapa gelarkepahlawananl a m adiberikan.Maklum,B u n gTomodikenal

sebagai sosok yang juga pernah berseberang-an secara politis dengan penguasa Orde Lamadan Orde Baru. Terbukti, Bung Tomo pernah di-penjara beberapa tahun terkait keterlibatannyadi peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari).

“Mungkin karena itulah kenapa sosok BungTomo dilupakan,” ujar Taufik.

Selama ini, keluarga besar Bung Tomo jugatidak pernah mempermasalahkan gelar tersebut.Bagi sebagian orang, gelar pahlawan nasionalbisa menjadi sesuatu yang berprestise, tetapitidak bagi Bung Tomo. Dia menginginkan dirinyamenjadi pahlawan rakyat, sebagaimana yangdituliskan sang istri: “Biar rakyat yang menilaikepahlawananmu.”

Riwayat Bung Tomo berakhir ketika ia me-ninggal dunia di Padang Arafah dan dikuburkandi Wadi, Madinah, Arab Saudi, Pada 7 Oktober1981. Dua tahun kemudian makamnya dibongkardan tulang-tulangnya dibawa pulang untukdimakamkan kembali di tanah kelahirannya.Bung Tomo tidak dimakamkan di MakamPahlawan, melainkan di Tempat PemakamanUmum Ngagel di Surabaya. Bagi Bung Tomo,seorang pejuang harus dekat dengan rakyat danmatinya pun harus bersama rakyat jelata. (yat/disarikan dari berbagai sumber)

WartaEdisi Oktober

20081010

Kaum Muda Jangan MelupakanKebangkitan 28

ANGKA 28 merupakan angka yang bermaknapenting dalam perjalanan sejarah bangsa Indo-nesia. Ya, tepatnya pada 28 Oktober 1928 parapemuda yang berasal dari berbagai ras, sukudan golongan (Jong Java, Jong Ambon, JongCelebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond,Jong Islamieten Bond, Perhimpunan Pelajar In-donesia) menyatakan tekad satu bangsa, satutanah air dan satu bahasa. Kebulatan tekad inikemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Seiring berjalannya waktu, semangat dankebulatan tekad itu mengalami pasang surut.Sikap dan cara pandang kita sebagai bangsasaat ini terkesan luntur bahkan mengalami titiknadir. Para pemuda yang merupakan generasipenerus peradaban bangsa terkesan tanpasemangat, terjebak dalam kehidupan yanghedonistik dan gamang mencari identitas ke-dirian mereka.

Karena itulah, guna membangkitkan kembalighirah (semangat) 28, Dewan PimpinanDaerah (DPD) Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDI-P) Sumatera Selatanmenggelar seminar sehari bagi pemuda. Semi-nar yang bertajuk “Bangkitkan Semangat Juang28” ini berlangsung di Hotel Swarna Dwipa,Selasa (28/10) dan dibuka secara resmi olehWalikota Palembang Ir H Eddy Santana Putra,MT.

Seminar yang diikuti oleh ratusan pelajar, ma-hasiswa serta beberapa elemen organisasi diKota Palembang ini menghadirkan tiga nara-sumber. Dr H Didik Susetyo, SE, MSi yang me-maparkan makalah tentang Pemuda dan Eko-nomi, kemudian Yandes Effriady, SH yangmengangkat tema Mencari Kembali Pemuda In-donesia, serta Budi Santoso yang menyorotiperan dan pemberdayaan para pemuda. Acaraini pandu oleh aktivis pemuda Muhammad IqbalMarshal.

Kaum Muda Jangan MelupakanKebangkitan 28

Eddy Santana dalamsambutannya mengajaksemua elemen masyara-kat terutama kaum mudagenerasi penerus bangsauntuk bekerja lebih kerasdan tidak melupakan seja-rah kebangkitan 28.

“Semangat juang 28 ha-rus terus digulirkan. Parapemuda dituntut kreatifdan melakukan berbagaiinovasi yang dapat meng-gugah semangat sepertiyang dilakukan para pen-dahulu kita. Prinsipnya ha-ri esok harus lebih baikdari hari ini. Teruskan se-mangat 28, merdeka!”kata Eddy, mengobarkansemangat para pemudayang dibalas dengan te-riakan merdeka! oleh para peserta.

Dalam konteks keekonomian, pemateri Didik Su-setyo menekankan Sumpah Pemuda harus dijadikanspirit bagi generasi penerus untuk menjadi pelakudan pelopor ekonomi rakyat.

“Momentum kebangkitan pemuda harus menjadimodal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomidan kesejahteraan rakyat,” ujar Didik.

Sementara Yandes Effriady mengajak para pe-muda untuk meneladani semangat para foundingfather seperti Soekarno, Hatta, Soetomo dan Cok-roaminoto.

“Kaum muda merupakan motor penggerak peru-bahan (agent of change). Para pendahulu kita di usiamereka yang relative sangat muda, 20 hingga 30tahun, telah berhasil menemukan jati diri bangsa.Mereka dengan idealismenya telah berfikir demi ke-majuan bangsa bahkan rela mengorbankan jiwa dan

raganya demi semangat nasionalisme. Se-mangat dan kegigihan mereka inilah yang ha-rus diteladani,” papar Yandes.

Apalagi di era globalisasi saat ini. Era yangditandai dengan keterbukaan informasi danperubahan yang cepat hampir disemua sektorkehidupan ini sudah barang tentu harus disikapidengan cermat dan arif serta persiapan yangmatang. Jika tidak, sebagai bagian dari penerusperadaban, kaum muda tentu akan tergerusoleh zaman.

“Kaum muda harus mempunyai keunggulankompetitif dan mempunyai daya saing global.Hal ini dapat dimulai dengan pencetakan sumberdaya manusia yang tidak hanya cerdas secaraintelektual, tapi juga punya kekuatan emosionaldan spiritual. Ini tantangan yang harus kita hadapidan wujudkan,” kata pemateri Budi Santoso.(yat)

SEMINAR KEPEMUDAAN BERTAJUK “BANGKITKAN SEMANGAT JUANG 28” YANG DIBUKA OLEHWALIKOTA PALEMBANG EDDY SANTANA PUTRA. FOTO:RYO

Badan Pemberdayaan Masyarakat danKelurahan Kota Palembang Azhari Said, darihasil evaluasi dan pemantauan selamapelaksanaan bulan bakti, jumlah dana swadayamurni masyarakat yang terserap mencapai Rp366,368 juta.

Kelurahan Silaberanti Kecamatan SeberangUlu I merupakan kelurahan dengan penyerapanswadaya tertinggi sebesar Rp 198,5 jutasehingga terpilih sebagai Kelurahan Terbaik I.Di ikuti kemudian oleh Kelurahan Sekip Jayadengan penyerapan sebesar Rp 100 juta(terbaik II), serta Kelurahan 20 Ilir Daerah IKecamatan Ilir Timur I dengan penyerapan se-besar Rp 2,3 juta (terbaik III)

Sementara untuk kelurahan pelaksanankegiatan terbanyak, Kelurahan PahlawanKecamatan Kemuning menempati peringkatpertama dengan 14 kegiatan, Kelurahan KebunBunga Kecamatan Sukarami di urutan keduadengan 12 kegiatan, serta Kelurahan SukamajuKecamatan Sako di urutan ketiga dengan 7Kegiatan.

Romi berharap, melalui kegiatan ini partisipasimasyarakat dalam pembangunan akan lebihbesar lagi. Mengenai peningkatan bantuan bagikelurahan di tahun-tahun mendatang, Romimengatakan pihaknya masih akan melakukankajian terlebih dahulu.

“Ya kita lihat prosesnya, bila evaluasi sesuaiperencanaan dan bermanfaat bagi masyarakat,maka secara bertahap akan kita naikkan.Namun besarannya kita sesuaikan dengananggaran pemerintah daerah,” katanya. (yat)

Wawako Serahkan Dana Stimulan Pembangunan Kelurahan

WAKIL Walikota Palembang H Romi Herton SHMH, Selasa (21/10) di Lapangan SepakbolaSMPN 23, Sekojo Ujung, Kelurahan Srimulya,Kecamatan Sematang Borang, menyerahkandana stimulan pembangunan kelurahan bagi 107kelurahan di Kota Palembang. Setiap kelurahanmendapat dana stimulan sebesar Rp 35 jutayang bersumber dari APBD Palembang tahun2008.

Dana stimulan pembangunan kelurahan me-rupakan salah satu komponen pembangunandaerah dalam rangka memberdayakan masya-rakat. Pemberian dana ini telah dimulai empat

Dalam kesempatan yang sama Romi juga secararesmi melakukan penutupan Bulan Bakti Gotong-Royong Masyarakat Kota Palembang Tahun 2008.Kegiatan ini telah dicanangkan pada 16 Juli 2008 laludi Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alangLebar, dengan pelaksanaan kegiatan meliputi bidangkemasyarakatan, bidang sosial budaya dankeagamaan, serta bidang lingkungan.

Saat pencanangan tersebut pemerintah kota jugamemberikan dana dukungan senilai Rp 1 juta perkelurahan sebagai dana pancingan untuk menyerapswadaya gotong-royong masyarakat. Upaya pe-merintah ini ternyata cukup efektif. Menurut Kepala

tahun silam dan terus mengalami pe-ningkatan setiap tahunnya. Berturut-turutpada 2005, 2006, 2007 dan 2008 jumlahdana yang diterima setiap kelurahansebesar Rp 20 juta, Rp 30 juta, Rp 35 jutadan Rp 35 juta.

“Dana ini adalah milik masyarakat untukmerangsang, mendorong dan mengge-rakkan pembangunan kelurahan. Karena-nya, dana tersebut harus diterima secarautuh oleh kelurahan demi percepatanpembangunan,” kata Romi.

Dijelaskan Romi, dengan dana tersebutsetiap kelurahan dapat mendorong ber-fungsinya lembaga-lembaga kelurahanseperti LPMK, PKK, RT dan RW, sertauntuk peningkatan produksi, kelancarantransportasi dan kegiatan sosial ke-masyarakatan.

WAKIL WALIKOTA PALEMBANG H. ROMI HERTON SAAT PENYERAHAN TRO-PHY DAN PEMBERIAN BANTUAN DANA STIMULAN BAGI WARGAMASYARAKAT PALEMBANG FOTO:RYO

Warta Edisi Oktober

2008 1111

Palembang dan Jakarta Wakili Indone-sia dalam Adipura Tingkat ASEAN

Bagian Tengah Jembatan Ampera akan DifungsikanJEMBATAN Amanat Penderitaan Rakyat (Am-pera) merupakan jembatan kebanggaan ma-syarakat Sumsel. Jembatan terpanjang di Pu-lau Sumatera dan mulai dibangun pada 1962di masa Presiden RI Pertama Ir. Soekarno inidikenal unik dan memiliki banyak keis-timewaan.

Bagian tengah jembatan dulunya dapat di-angkat ketika sebuah kapal besar melintas.Terdapat juga sebuah lift untuk menaiki me-nara dan menikmati pemandangan indah di se-kitarnya. Sayang, jembatan yang pengerja-annya selesai pada 1965 di masa penjajahanJepang, karena faktor usia sekarang tidakberfungsi lagi.

Karena itu, Pemerintah Provinsi SumateraSelatan berkeinginan memfungsikan kembalisistem hidraulik pengangkatan bagian tengahdan lift menara jembatan Ampera. Bila sistemini difungsikan banyak manfaat yang akandiperoleh.

“Misalnya pada momen tertentu, kita angkatbagian tengah jembatan dan dimeriahkandengan acara tertentu. Tentu akan menjadidaya tarik tersendiri bagi Kota Palembang,” ujarAsisten Pemerintahan Setda Prov Sumsel HAbdul Shobur.

Pun apabila lift difungsikan, kata Shobur,maka kian menarik minat para pengunjungmaupun wisatawan yang ingin menikmatiAmpera dari atas menara.

Kendati demikian, kata Shobur, untuk me-

PEMERINTAH Kota Palembang menganggarkan dana dari APBD senilai Rp 1 miliar guna perbaikan 10pasar tradisional yang saat ini kondisinya secara umum dinilai sudah tidak layak pakai.

Pasar-pasar tradisional tersebut yaitu Pasar Tangga Buntung, Pasar Kertapati, Pasar Tiga perempatUlu, Pasar 10 Ulu, Pasar Kamboja, Pasar Sekanak, Pasar Kuto, Pasar Lemabang, Pasar 26 Ilir, PasarCinde.

Direktur Utama PD Pasar Palembang Jaya Syaifuddin Azhar mengatakan, perbaikan yang akan dilakukanantara lain perbaikan drainase, lantai pasar serta atap yang bocor.

“Dengan demikian, kondisi pasar lebih nyaman dan baik seperti kondisi pasar gubah,” katanya.Menurut Syaifuddin, perbaikan pasar secara bertahap akan dimulai pada akhir tahun 2008 dan awal

tahun 2009. Saat ini PD Pasar tengah menyiapkan proses tender bagi kontraktor yang akan memperbaikipasar bekerjasama dengan koperasi pasar di wilayah tersebut. (rio)

Rp 1 Miliar untuk Renovasi 10 PasarRp 1 Miliar untuk Renovasi 10 Pasar

wujudkan keinginan tersebut butuh biaya yang taksedikit. Dalam perhitungan Kepala Satuan KerjaNonvertikal Tertentu Jalan dan Jembatan KotaPalembang Aidil fiqri, setidaknya dibutuhkan dana

sebesar Rp 200 hingga 300 miliar guna mere-novasi serta memfungsikan kembali JembatanAmpera seperti sediakala.

“Ini hampir menyamai biaya pembangunansebuah jembatan baru,” kata Aidil. (yat)

Bekas Hotel Musi Dijadikan Lahan ParkirPEMERINTAH Kota Palembang akan memanfaatkan lahanbekas Hotel Musi di Jalan Merdeka sebagai tempat parkir. Karenaitu, dalam waktu dekat seluruh bangunan yang berada di kawasanhotel tersebut akan dibongkar.

Keputusan memanfaatkan lahan parkir merupakan saranWalikota Palembang Eddy Santana Putra. Eddy melihat, bangunanfisik bekas Hotel Musi yang sudah rapuh dan terkesan kumuhpadahal berada ditengah kota merupakan hal yang cukupmengganggu pemandangan. Jika dibiarkan maka akan bertolakbelakang dengan predikat Palembang sebagai kota peraihadipura. Selain itu, pemanfaatan lahan jiuga merupakan salahsatu upaya mengantisipasi kemacetan di sepanjang JalanMerdeka.

Kendati demikian, tempat parkir ini hanya bersifat sementara.Karena sesuai dengan rencana pemerintah, di lokasi ini akandibangun gedung pelayanan satu atap pada 2009 mendatang.(iin)

JEMBATAN AMPERA PADA MASA LALU BAGIAN TENGAHNYA DAPAT DIFUNGSIKAN AGAR KAPAL-KAPAL BESAR DAPATMELEWATINYA. FOTO: IST

BANGUNAN BEKAS HOTEL MUSI YANG AKAN DIJADIKAN LAHAN PARKIR. FOTO:RYO

DRS. H. SYAIFUDDIN AZHAR, MM

AgendaAgenda

PerspektifEdisi oktober

20081212

DALAM Pertemuan Ilmiah ArkeologiIV di Cipanas, 1986, dibahas olehBoechari (alm)seorang epigraf (tu-lisan kuna) tentang dunia per-

banditan melalui data prasasti.Fenomena kekerasan dalam masyarakat

Jawa kuno dapat diketahui melalui kajian ar-keologi dari sumber-sumber tertulis berupaprasasti, lontar, dan naskah-naskah. Adapunpenggambaran dalam beberapa panil reliefcandi terdapat di Candi Mendut di Jawa Tengahserta Candi Surawana dan Rimbi di JawaTimur.

Pada masa Jawa kuno, serangkaian un-dang-undang dan hukum berupa pemberiansanksi yang keras diberlakukan tidak sajapada pelaku kejahatan, tetapi juga warga yangdesanya sebagai tempat kejadian perkara(TKP). Sanksi yang diberikan kepada desa-desa tersebut berupa denda dan pajak yangsangat memberatkan. Oleh karena itu,penduduk desa membuat pos-pos keamananuntuk meminimalisir kejahatan. Walaupunupaya itu telah dilakukan, masih sering terjadikarena faktor alam dan lingkungan berupahutan lebat dan terisolirnya dari pusatpemerintahan.

Dapat dibayangkan bahwa naskah-naskahhukum yang digunakan oleh para pejabatkehakiman dari masa klasik (Hindu-Buddha)tidak semuanya ditulis di atas logam,tembaga, atau perunggu karena tidak praktisdan terlalu berat. Biasanya ditulis di atas riptaberupa daun lontar atau karas. Setelahberpuluh-puluh tahun ripta tersebut dapatrusak dan disalin kembali serta dilakukanperubahan, penambahan, atau penguranganpasal-pasal sesuai dengan perubahan bahasadan perkembangan masyarakat.

Adanya naskah hukum tadi memberikangambaran yang jelas bahwa masyarakat Jawakuno bukanlah suatu masyarakat yangsenantiasa aman, tenteram, dan damai, jauhdari segala tindak kejahatan.Kejahatan dari masa ke masa

Sumber-sumber hukum yang tertulis dalamprasasti abad ke-9-10 Masehi di Jawa Tengahpada masa Dyah Balitung dan naskah padamasa pasca-Majapahit abad ke-13-15 Masehimemuat tentang hukum dan kerawanan-kerawanan yang pernah terjadi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, prasasti Balingawan berangka ta-hun 891 M dari bahan batu yang ditulis berlanjutpada bagian belakang sebuah arca Ganesa(disimpan di Museum Pusat Jakarta). Prasastiini memuat penetapan sebidang tanah di DesaBalingawan menjadi sima (daerah perdikan/otonom). Prasasti itu lahir karena rakyatnyaketakutan, menderita, dan melarat lantaransenantiasa harus membayar pajak dendaatas rah kasawur (darah tersebar berceceran)dan wankay kabunan (mayat kena embun).Hal itu terjadi karena dalam hukum Jawa kunodesa-desa yang menjadi tempatberlangsungnya peristiwa kriminal walaupunperistiwanya terjadi di tempat lain, tetapimayatnya ditemukan di desa tersebut makadesa yang bersangkutan (TKP) mendapatsanksi keras harus membayar denda/pajakkepada raja.

Kenapa peristiwa semacam itu bisa terjadi?

Hal tersebut berkaitan erat dengan sistem danstruktur pemerintahan desa yang bergantung padahierarki pemerintahan di atasnya sehingga untukpengamanan desa menjadi kurang efektif. Akhirnya,permohonan desa tersebut dikabulkan. Desa Ba-lingawan menjadi sebuah sima, keamanan di jalanbesar terjamin, rakyat desa dan dukuh-dukuhnyatidak lagi merasa ketakutan.

Kedua, prasasti Mantyasih (907 M) yang ditulisdalam tiga versi berbeda, dua di antaranya ditulis diatas lempengan perunggu dan satu di atas batu,tetapi yang terlengkap yang ditulis di atas lempenganperunggu. Isi prasasti berkisar tentang penetapansima dari Raja Rakai Watukura Dyah Balitung ke-pada 5 patih yang telah berjasa mengerahkan rakyatDesa Mantyasih pada waktu diselenggarakan pestaperkawinan raja. Pada suatu ketika, rakyat desa me-rasa ketakutan oleh ulah para penjahat dan merekatidak dapat mengatasinya. Kelima patih diberi tugasuntuk menumpas dan menjaga keamanan di jalan.Daerah ini pada masa Jawa kuno terletak di sekitarGunung Susundara (Sundara) dan Gunung Sumbingdi wilayah Temanggung, Jawa Tengah.

Ketiga, prasasti Kaladi (909 M). Prasasti ini jugabermasa dari Raja Rakai Watukura Dyah Balitung.Isinya tentang pemberian sima atas permohonanpejabat daerah yang bernama Dapunta Suddharadan Dapunta Dampi karena ada hutan arapan yangmemisahkan (desa-desa) itu menyebarkan keta-kutan. Mereka senantiasa mendapat serangan dariMariwun yang membuat para pedagang dan penang-kap ikan merasa resah dan ketakutan siang danmalam. Maka diputuskan bersama, hutan itudijadikan sawah agar penduduk tidak lagi merasaketakutan.

Keempat, prasasti Sanguran (928 M). Berisikanbeberapa hal yang menyangkut kejahatan, diantaranya: wipati wankay kabunan (kejatuhan mayatyang terkena embun), rah kasawur in dalan (darahyang terhambur di jalan), wakcapala (memaki-maki),duhilatan (menuduh), hidu kasirat (meludahi),hastacapala (memukul dengan tangan), mamijilakanturuh nin kikir (mengeluarkan senjata tajam), mamuk(mengamuk), mamumpan (tindak kekerasan

terhadap wanita), ludan (perkelahian?), tutan(mengejar lawan yang kalah?), danda kudanda(pukul-memukul), bhandihaladi (kejahatandengan menggunakan kekuatan magis).

Kelima, naskah Purwwadhigama. Sistempengadilan zaman klasik membagi segalamacam tindak pidana dan perdata ke dalam18 jenis kejahatan yang disebut astadasawya-wahara. Penulisan ke-18 hukum tersebut tidakselalu lengkap, kadang hanya garis besarnya,mungkin beberapa hal yang dianggap penting/sesuai dengan kondisi saat itu.

Dari 18 aturan hukum pidana tersebut, adatiga yang sedang marak terjadi saat ini, sepertiulah sahasa (tindak kekerasan), ulah tan yogyarin laki stri (perbuatan tidak pantas terhadapsuami istri), serta totohan prani dan totohantan prani (taruhan dan perjudian).Relief Candi

Beberapa candi yang memuat adegankekerasan dapat dilihat di Candi Mendut, JawaTengah, bercorak Buddhis.

Di Jawa Timur, panil-panil relief yangmenggambarkan kekerasan dapat dilihat padaCandi Surawana (Pare, Kediri), merupakanpeninggalan sekitar abad ke-14 M, bercorakkeagamaan Buddhis. Pada bagian kaki candisisi utara terlihat relief yang menggambarkanadegan kekerasan/perkelahian, yakni seorangtokoh sedang memilin kepala seseorang.

Fenomena masyarakat Jawa kuno tentangdunia kekerasan tidak terlepas dari kondisisosial, ekonomi, dan politik. Para penguasapada masa itu sudah mengindahkan aturan-aturan dan nilai-nilai hidup yang harmonisberupa pandangan hidup berdasarkankepercayaan/agama. Aturan-aturan tersebutdisosialisasikan dengan cara pembuatanprasasti dan gambar-gambar pada relief candiyang sarat akan pesan-pesan moral dan etika,sebagai tuntunan hidup manusia.

(www.kompas.com) Penulis adalahPeneliti pada Balai Arkeologi Yogyakarta

KEBIJAKAN Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Bambang Hendarso Danuri untuk memberantastindak premanisme cukup tepat. Kebijakan ini didasari pada banyaknya laporan dan keluhan masyarakatyang masuk ke polisi akibat ulah para preman.

Tidak sulit mencari contoh tindak premanisme di tengah masyarakat. Kita bisa melihatnya disetiap saatdi jalanan atau ditempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, hingga lingkungan permukiman.

Kelompok yang paling rentan menjadi korban tindak premanisme atau kejahatan jalanan justru masyarakatkelas menengah ke bawah. Buruknya fasilitas umum dan transportasi umum menjadi salah satu tempatberbiaknya tindak premanisme. Kereta api dan bus umum yang selalu disesaki penumpang adalah tempatyang nyaman bagi para penjahat jalanan untuk beraksi.

Kalangan kelas menengah ke atas pun tak lepas dari ancaman para preman. Kejahatan terhadap parapengendara mobil di lampu-lampu merah sudah banyak terjadi, entah berupa penodongan, pemalakan,pencongkelan kaca spion, dan sebagainya. Para petugas parkir liar juga bisa merangkap sebagai premanyang melakukan pemerasan. Demikian juga para pengamen dan pengemis.

Operasi pemberantasan tindak premanisme selama sepekan ini sudah dilaksanakan di beberapa kepolisiandaerah, yakni Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Timur, Polda Jawa Tengah, Polda SumateraSelatan dan Polda Sumatera Utara. Operasi ini akan diperluas ke wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesiadan dilakukan secara berkelanjutan dengan evaluasi berkala setiap tiga bulan.

Langkah kepolisian tersebut hanya salah satu cara melawan premanisme, yakni lewat penegakan hukum.Langkah ini mesti didukung dengan pendekatan-pendekatan lain dalam bidang ekonomi, sosial, hinggapenataan wilayah.

Namun, tindak premanisme tidak hanya melibatkan kalangan masyarakat kelas menengah bawah, tapijuga kalangan kelas menengah atas. Premanisme yang melibatkan elite politik dan ekonomi ini juga harusdiberantas, sebab dampaknya lebih besar daripada premanisme kelas kroco. (*)

Memberantas PremanismeOleh: TM Hari Lelono

Varia Edisi oktober

2008 1313

S

Dalam perkembangannya, konsep negarabangsa di tengah arus globalisasi mengalamipergeseran, sebagaimana dikemukakan KenichiOhmae dalam buku The End of The Nation Statebahwa negara bangsa mengalami masakeredupannya.

Memang pengertian negara bangsa saat inimengalami perkembangan yang lebih canggihdibandingkan dengan suasana sebelumnya,tetapi tetap relevan dan perlu karena jika prinsipnegara bangsa tidak berlaku lagi, hal itu berartisetiap negara melepaskan diri dari akar yangmenghidupi serta memaknai keberadaannya.Bergesernya nasionalisme

Dalam kenyataannya, hingga kini negara-negaradi dunia tetap mempertahankan kepentingannyadalam menjalankan kerja sama dan hubunganglobal. Oleh karena itu, menganggap negarabangsa tidak relevan lagi tidaklah realistis.Mengeliminasi konsep negara bangsa berartimenghilangkan sumber inspirasi untuk menjagaeksistensi negara dan kepentingannya.

Padahal setiap negara mempunyai proble-matikanya sendiri-sendiri. Untuk pemecahanmasalah dalam negeri mereka perlu mendapat

UMPAH Pemuda dimaknaisebagai akumulasi perju-angan sejarah dalam periodepenjajahan sejak Kebangkitan

Nasional (1908). Ikrar yang diucapkanpada masa itu merupakan semangatnasionalisme yang memuat empatprinsip, yaitu kemandirian, ke-merdekaan, kesetaraan, dan identitas.Sumpah itu menjadi cikal bakal konsepnegara bangsa. Hal ini menunjukkan,kesadaran politik saat itu banyakdipengaruhi suasana politik dunia yangmemunculkan kesadaran negarabangsa sejak akhir abad ke-19.

pijakan yang kuat dalam bentuk nasionalisme. Halitu berlaku bagi negara yang maju sekalipun, sepertiAS, apalagi bagi negara berkembang yang harusberjuang untuk mendapatkan pengakuan danperlakuan atas hak-hak asasinya.

Konsep nasionalisme telah mengalami perge-seran. Kita perlu menyadari, arus globalisasi duniamenjadi transparan. Oleh karena itu kesadarankemanusiaan tidak lagi bisa dikapling dan dibatasidalam kedaulatan bangsa masing-masing.Pelanggaran terhadap HAM secara massal, sepertigenocide, sudah menjadi kepedulian dunia, bahkanmerupakan komitmen moral bagi seluruh dunia.Karena itu, nasionalisme amat terkait kemanusiaan.Peristiwa Tian An Men bukan saja merupakansekadar aib dalam sejarah RRC, tetapi merupakantragedi kemanusiaan. Peristiwa Myanmar yangmemperlakukan secara keji dan kasar ribuan biksuyang berdemonstrasi cukup menggegerkan dunia.

Globalisasi memperlihatkan pergeseran konsepnegara bangsa yang berlandaskan bukan semata-mata pada pilar-pilar individu (self) dan masyarakatnasional yang berdaulat (national society), tetapi jugapada dunia bangsa-bangsa nasional (world of na-tional societies) serta bangsa manusia (mankind).

Keempat pilar itumerupakan unsur-unsur konstitutif negarabangsa.

Dengan demikian, na-sionalisme dalamkondisi dewasa ini tetapmenunjukkan relevan-sinya untuk mengisi ke-merdekaan, mewu-judkan kemandirian,menghargai keseta-raan, dan memperta-hankan identitas.

Kemerdekaan adalahtuntutan untuk bebasdari segala bentuk pen-jajahan, baik oleh do-minasi luar negeri mau-pun dalam negeri. Ke-mandirian bertujuanmelepaskan diri dariberbagai bentuk keter-gantungan secara totalataupun parsial ter-

hadap negara-negara tertentu meski harusmengakui perlunya kerja sama dan inter-dependensi.

Kesetaraan berarti menuntut pengakuan danperlakuan terhadap setiap bangsa yang mandiridan berdaulat, dan akhirnya nasionalismemendorong tiap bangsa mampu meng-ekspresikan bakat, kapasitas, serta kom-petensinya secara bebas dan kritis sesuai ka-rakter dan keunikan budayanya. Nasionalisme da-lam bentuk baru ini pada masa kini perludikembangkan dalam suasana dunia yang meng-embuskan empat pilar itu.Penyadaran Kembali

Sumpah Pemuda saat ini menjadi sangatrelevan untuk mengingatkan kita pada pentingnyakonsep negara bangsa yang menyadarkan kitauntuk mengatasi kepentingan pribadi, kelompok,atau golongan tertentu semata.

Dengan demikian, kita tidak mudah melepaskanTanah Air beserta kekayaan buminya untuk dikuasai bangsa lain demi keuntungan pribadi dansesaat.

Selain itu, Sumpah Pemuda menyemangati kitauntuk menghargai bahasa Indonesia denganmenggunakannya secara baik dan benar, yaitumampu mengekspresikan konsep dan pemikiransesuai penalaran yang logis dan sistematis.Akhirnya Sumpah Pemuda menyadarkan kepadaeksistensi kita sebagai bangsa Indonesia dalamkeragaman budaya, etnik, dan keyakinan agama.

Kita harus mengakui, kondisi masyarakat kitakini makin sadar dan bangga akan asal-usuletniknya. Namun, kegairahan etnisitas perludikembangkan secara rasional sehingga tidakmenjurus kepada chauvinism atau nasionalismeetnis, tetapi justru keragaman etnis itu merupakanekstensitas kekayaan masyarakat majemukmenuju kepada identitas bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan pendidikanuntuk meningkatkan kesadaran multikulturalisme.Pendidikan ini akan menghindarkankecenderungan emosionalitas yang berlebihanatau terbatas pada perkembangan kognitif saja,tetapi juga mampu membangkitkan imajinasi yangkreatif, inovatif dari masyarakat. Dalam hal initimbul pertanyaan. sejauh mana generasi mudacukup menyadari pentingnya Sumpah Pemudauntuk memaknainya secara realistis. (net)

LensaEdisi oktober

20081414

MASYARAKAT TAMPAK ANTUSIAS SAAT MENYAMBUT PAWAI KEMENANGAN KOTA PALEMBANG DIAJANG ENVIRONMENT SUSTAINABLE CITY AWARD 2008 FOTO:RYO

WARGA PALEMBANG, MENUAI REZEKI DENGAN BERBARIS MENANGKUL IKAN USAI BANJIR YANGMELANDA AKIBAT HUJAN DERAS SELAMA SATU HARI BEBERAPA WAKTU LALU FOTO:RYO

BERSAMA TEMAN-TEMANNYA BOCAH-BOCAH INI MENGADU KEBERANIAN DENGAN BERLONCATAN KESUNGAI DARI DERMAGA KAPAL PUTRI KEMBANG DADAR FOTO:RYO

SUASANA PASAR MODERN PLAJU YANG TERTATA RAPI INI JUGA DILENGKAPI DENGAN BERBAGAIFASILITAS DI ANTARANYA ESKALATOR FOTO:RYO

KANTOR LEDENG, SALAH SATU BANGUNAN YANG MEMPUNYAI NILAI SEJARAH TINGGI INI. KINIDIFUNGSIKAN MENJADI KANTOR WALIKOTA PALEMBANG FOTO:RYO

WALIKOTA PALEMBANG MENGGUNTING PITA TANDA DIRESMIKANNYA PASAR MODERN PLAJU, BELUMLAMA INI FOTO:RYO

Lensa Edisi oktober

2008 1515

SEORANG ANAK TAMPAK BERSEMANGAT MENCIUM PENGHARGAAN KOTA TERBERSIH TINGKAT ASEANSEBAGAI UNGKAPAN RASA SYUKUR ATAS KEMENANGAN INI FOTO:RYO

MEMANCING, MENURUT SEBAGIAN ORANG DAPAT MENGHILANGKAN STRESS, SELAIN DAPAT JUGAMENYALURKAN HOBI FOTO:RYO

OPEN HOUSE HARI PERTAMA DI RUMAH WALIKOTA IR. H. EDDY SANTANA PUTRA,MT LANGSUNG DISERBUOLEH MASYARAKAT KOTA PALEMBANG FOTO:RYO

KAPAL TONGKANG BERGERAK PERLAHAN DI BAWAH JEMBATAN AMPERA UNTUK MENGHINDARITABRAKAN DENGAN TIANG DAN FENDER JEMBATAN AMPERA FOTO:RYO

BEBERAPA WARGA MASYARAKAT TAMPAK ANTUSIAS MENGIKUTI SOSIALISASI BLT YANG DIADAKANDI AULA RAPAT DINAS INFORKOM KOTA PALEMBANG BEBERAPA WAKTU YANG LALU FOTO:RYO

RIBUAN PESERTA MENGIKUTI JALAN SANTAI YANG DIADAKAN SALAH SATU PARPOL UNTUKMEMPERINGATI SUMPAH PEMUDA 2008 FOTO:RYO

Edisi Oktober

20081616