hakikat negara.docx
DESCRIPTION
Artikel Hakikat NegaraTRANSCRIPT
HAKIKAT NEGARA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pembina:
Disusun Oleh
Putri Nurjanah Muslimah (1203874)
Mahardhita Rahayu P (1203450)
Ahmad Kahfi Sobar (1200769)
Sopyan Irawan (1204376)
PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, Rahmat,
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah mengenai “Hakikat Negara”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.Dan diharapkan setelah membuat makalah ini, penyusun dan pembaca
dapat menambah wawasannya.Bukan hanya bagi peyusun, tetapi untuk teman-teman dan
bermanfaat untuk semua orang.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun selaku pembuat makalah ini mohon maaf yang sebesar besarnya
apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat
untuk semuanya. Aamiin
Bandung, Oktober 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Negara.......................................................................................................................3
2.2 Sifat-sifat Negara.........................................................................................................................4
2.3 Unsur-unsur Pembentuk Negara.................................................................................................4
2.4 Asal Mula Terjadinya Negara.......................................................................................................8
2.5 Tujuan dan Fungsi Negara.........................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................13
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................13
3.1 Contoh Kasus...................................................................................................................................13
3.2 Analisis Kasus.............................................................................................................................14
BAB IV........................................................................................................................................................16
KESIMPULAN.............................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia Berasal dari bahasa Sansekerta, “manu” yang artinya berakal budi dan berpikir.dan
dalam sejarah homo berarti manusia.
Manusia adalah makhluk social, sebagai mana yang dikatakan oleh Aristoteles dan bahwa
manusia adalah makhluk yang bergaul serta bermasyarakat. Manusia diciptakan Tuhan sebagai
makhluk yang paling sempurna melibihi makhluk lainnya, karena manusia diciptakan dengan
akal, pikiran, dan itulah yang membedakan manusia dengan binatang, binatang diciptakan
dengan otak namun tidak dengan akal seperti manusia.
Manusia selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi segala kebutuhannya , baik rohani
maupun jasmani. Kebutuhan rohani misalnya seseorang pasti akan membutuhkan orang lain
sebagai teman yang berbeda dalam berbagai urusan, baik kerja ,sekolah,bergaul, dan lain
sebagainya. Manusia juga dalam mempertahankan keturunannya membutuhkn orang lain agar
tidak punah. Kebutuhan jasmani manusia misalnya, utuk memenuhi kebutuhan pangan seseorang
harus bekerja untuk mendapat uang dan selanjutnya untuk makan, namun bekerja tanpa orang
lain adalah sesuatu yang mungkin bias dikatakan mustahil, karena dalam bekerja seharusnya
manusia tidak sendiri , baik dalam mencari bahan untuk di produksi dan proses memproduksi
suatu barang selain untuk diri sendiri juga membutuhkan manusia lain sebagai subjek sasaran
produksinya. Bahkan Nabi Muhammad saw pun mengajurkan para umatnya untuk berdagang,
otomatis dalam hal ini seseorang akan membutuhkan orang lain untuk menukar dagangannya
dengan uang.
Adapun manusia sebagai makhluk individu, maksudnya adalah Tuhan mencitakan manusia
yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki karakter , sifat , cirri, kemampuan,
kepribadian,perilaku dan perbuatan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Manusia
mempunyai hak-hak individu dalam bergaul sehingga dapat terjalin hubungan yang
harmonis ,selaras, serasi dan seimbang.
1
Sedangkan bangsa adalah perkumpulan manusia yang mempunyai cita-cita yang sama,
keinginan bersatu yang kuat, perasaan senasib sepenanggungan, adat istiadat, karakter yang
sama, yang mendiami suatu wilayah yang nyata dan mempunyai suatu organisasi kekuasaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Negara?
2. Bagaimana sifat-sifat Negara?
3. Bagaimanaa unsur-unsur pembentukan Negara?
4. Bagaimana asal mula terjadinya suatu Negara?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Negara
2. Untuk mengetahui sifat-sifat Negara
3. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentukan Negara
4. Untuk mengetahui bagaimana asal mula terjadinya negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara
Secara etimologi kata Negara berasal dari kata staat (Belanda dan Jerman); state
(Inggris); etat (Perancis); Status atau statuum (Latin). Kata-kata tersebut berarti “meletakkan
dalam dari keinginan manusia untuk bergaul dengan orang lain dalam rangka menyempurnakan
segala kebutuhan hidupnya. Semakin luas pergaulan manusia, semakin banyak pula
kebutuhannya, sehingga bertambah besar kebutuhannya akan suatu organisasi Negara yang akan
melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya.
Menurut pendapat para ahli:
George Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu.
R.Djokosoetono
Negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
J.H.A Logemann
Negara adalah suatu organisasi kemasyarkatan yang mempunyai tujuan melalui
kekuasaannya untuk mengatur serta menyelenggarakan sesuatu (berkaitan dengan jabatan, fungsi
lembaga kenegaraan, atau lapangan kerja) dalam msyarakat.
Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa Negara adalah suatu
organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata
tertibserta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.Negara juga
3
merupakan suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk memkasa demi ketertiban social. Masyarakat ini berada
dalam satu wilayah tertentu yang membedakannya dari kondisi masyarakat lain diluarnya.
2.2 Sifat-sifat Negara
Sifat memaksa,artinya semua peraturan perundangan yang berlaku diharapkan akan di
taati sehingga keamanan dan ketertiban Negarapun akan tercapai. Untuk mencapai hal
tersebut Negara di lengkapi keuatan fisik secara legal seperti adanya polisi, tentara, dan
alat hokum lainnya (jaksa, hakim, peradilan).
Sifat monopoli, artinya Negara berhak menentukan tujuan bersama masyarakat,
menentukan mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan bertentangan dengan
tujuan Negara dan masyarakat.
Sifat mencakup semua, artinya segala peraturan perundangan yang berlaku adalah untuk
sebuah orang, semua warga Negara, tanpa kecuali.
2.3 Unsur-unsur Pembentuk Negara
Berdasarkan onvensi Montevideo (Uruguay) tahun 1933, suatu Negara harus memiliki
empat unsur yaitu, tiga unsur konstitutif (unsur yang harus ada ketika Negara berdiri) yang
terdiri atas penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa, wilayah, dan kekuasaan
tertinggi (penguasa yang berdaulat). Disamping itu ada satu unsur deklaratif yaitu pengakuan
dari Negara lain.
A. Rakyat
Rakyat suatu Negara adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah suatu
Negara yang tunduk dan patuh terhadap pertauran Negara tersebut.
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.Sedangkan secara yuridis,
rakyat merupakan warga Negara dalam suatu Negara yang memiliki ikatan hokum dengan
pemerintah. Rakyat suatu Negara dapat dibedakan atas:
4
Penduduk, yaitu orang-orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu
Negara untuk jangka waktu yang lama. Di Indonesia, penduduk yang memiliki status
kewarganegaraan disebut Warga Negara Indonesia. Penduduk suatu negar dapat
dibedakan antar warga Negara dan bukan warga Negara. Warga Negara adalah orang-
oarang yang secara sah menurut hokum menjadi anggota suatu Negara, dengan status
kewarganegaraan warga Negara asli atau warga Negara keturunan asing. Bukan
warga Negara adalah mereka yang berada di Indonesiatetapi menurut hokum tidak
diakui sebagai anggota suatu Negara. Mereka berstatus warga Negara asing (WNA).
Bukan penduduk, yaitu mereka yang berada dalam wilayah suatu Negara tidak secara
tetap, hanya untuk sementara waktu saja. Status kewarganegaraan mereka adalah
warga Negara asing.
B. Wilayah
Wilayah merupakan salah satu unsur mutlak bagi suatu Negara.Jika warga Negara
merupakan dasar personal suatu Negara, maka “wilayah” merupakan landasan material atau
landasan fisik Negara.Suatu bangsa nomaden tidak mungkin mempunyai Negara walaupun
mereka memiliki warga dan penguasa sendiri.
Wilayah suatu Negara biasanya terdiri atas wilayah daratan, lautan, udara, dan
eksterritorial.
Mungkin juga wilayah Negara hanya terdiri atas daratan, udara, dan eksterritorial, tidak
memiliki wilayah lautan.
Wilayah daratan, suatu Negara biasanya ditentukan batas-batasnya melalui perjanjian
antar Negara baik berbentuk bilateral (dua Negara) maupun multilateral (lebih daru dua
negara). Sebagai batas daratan biasanya dintentukan ciri-ciri alamiah seperti gunung dan
sungai atau mungkin dibuat bata buatan dalam bentuk tembok pembatasan.
Wilayah lautan, wilayah laut yang masuk ke dalam wilayah Negara tertentu disebut
lautteritorial .berdasarkan hasil Konvensi Hukun Laut III yang diadakan PBB tgl. 10
Desember 1982 di Jamica, ditetapkan wilayah laut terdiri atas:
5
a) Laut Teritorial, yang lebarnya 12 mil diukur dari garis-garis dasar yang
menghubungkan pulau terluar kepulauan suatu Negara yang diukur pada saat air
surut.
b) Zona bersebelahan, yaitu wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut territorial
suatu Negara.
c) Zona ekonomi esklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200
mil kelaut bebas. Di zona ini Negara pantai berhak menggali dan mengolah segala
kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi Negara tersebut. Di zona tersebut Negara
pantai berhak menangkap kapal asing yang sedang menangkap ikan.
d) Landas Kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di laut territorial dengan
kedalaman dua ratus meter atau lebih .
e) Lamdas benua, yaitu wilayah laut suatu Negara yang lebarnya lebih dari 200 mil
laut. Ditempat ini Negara boleh mengelola kekayaan dengan kewajiban membagi
keuntungan dengan masyarakat internasional.
Wilayah Udara, dalam Konvensi Paris (1949) dinyatakan bahwa Negara-negara merdeka
dan berdaulat berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi diwilayah udaranya, misalnya
untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan. Di Indonesia, ketentuan tentang
wilayah udara diatur dalam UU No 20 tahun 1982. Berdasarkan UU tersebut, maka batas
wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk Orbit Geostasioner adlah setinggi 35.761
km. namun demikian klaim Indonesia atas wilayah udara tersebut bertentangan dengan
teori-teori berikut:
a) Teori Keamanan, yang menyatakan bahwa suatu Negara mempunyai kedaulatan
atas wilayah udaranya samapi batas yang diperlukan untuk menjaga keamanan
Negara itu.
b) Teori Penguasaan Cooper, yang menyatakan bahwa kedaulatan Negara
ditentukan oleh kemampuan Negara yang bersangkutan untuk menguasai atau
mengawasi ruang udara yang ada diatas wilayahnya secar fisik maupun ilmiah.
c) Teori Udara Schacter, yang menyatakan bahwa wilayah udara harus sampai
suatu ketinggian, dimana udara masih cukup mampu mengangkat
(mengapungkan) balon udara dan pesawat udara.
6
Wilayah Eksteritorial, adalah wilayah suatu Negara yang berada diluar wilayah Negara
itu. Dengan kata lain wilayah Negara tersebut berada di wilayah Negara lain atau diluar
territorial suatu Negara. Contoh utnuk ini adalah kantor kedutaan besar suatu Negara di
Negara lain atau kapal asing yang berlayar dilaut bebas dengan berbendera suatu Negara.
Seorang duta besar memiliki hak eksteritorial (selain hak kekebalan diplomatik), yaitu
hak kedaulatan atas banguna, gedung, halaman keduataan besar sampai sebatas pagar.
Tak seorangpun boleh memasuki halaman keduataan besar tanpa izin dari Negara atau
kedutaan besar yang bersangkutan.
C. Pemerintah yang Berdaulat
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara yang berlaku terhadap seluruh
wilayah dan segenap rakyuat Negara itu.Pemerintah bisa dibedakan dalam arti sempit dan
luas.Pemerintah dalam arti sempit meliputi seluruh alat perlengkapan Negara yang melaksanakan
fungsi pemerintahan saja, yaitu eksekutif (presiden dan para menteri) yang menjalanakan tugas
yang dibuat legislative (DPR).Sedangkan pemerintah dalam arti luas adalah keseluruhan alat
perlrngkapan Negara yang memegang kekuasaan Negara yang meliputu kekuasaan legislative,
eksekutif, yudikatif, dan kekuasaan lainnya.
Adapun yang berdaulat mengandung makna:
a. Berdaulat kedalam, artinya memiliki kewenangan tertingi dalam mengatur dan
menjalankan organisasi Negara sesuia dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Berdaulat keluar, artinya pemerintah berkuasa penuh, bebas, tidak terikat dan tidak
tunduk pada keuatan lain. Pemerintah harus pula menghormati kedaulatan Negara lain
dengan tidak mencampuri urusan dalam Negara lain tersebut.
D. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan Negara yang satu terhadap Negara lain memungkinkan hubungan antara
Negara-negara itu. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan diplomatic, hubungan dagang,
7
kebudayaan dan lain-lain.Pengakuan bukanlah factor yang menentukan ada tidaknya
Negara.Pengakuan hanyalah menerangkan bahwa Negara yang telah ada itu diakuin oleh Negara
yang mengakui.Pengakuan tersebut bersifat deklaratif, bukan konstitutif.
Pengakuan dari Negara lain terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Pengakuan de facto, yakni yang berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang
sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu Negara. Pengakuan ini ada yang bersifat
tetap dan ada juga yang bersifat sementara.
2. Pengakuan de jure, yakni pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum
internasional. Pengakuan de jure juga ada yang bersifat tetap dimana pengakuan dari
Negara lain itu berlaku untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya
pemerintahan yang stabil. Disamping itu ada juga pengakuan de jure yang bersifat penuh
dimana terjadi hubungan antar Negara yang mengakui dan diakui dalam hubungan
dagang dan diplomatic. Negara yang mengakui berhak menempatkan konsulat atau
kedutaan di Negara yang diakui.
2.4 Asal Mula Terjadinya Negara
Tiap Negara memiliki pengalaman berbeda dalam hal terjadinya Negara hingga diakui
Negara lain. Ada beberapa cara untuk mengetahui asal mula terjadinya suatu Negara, yaitu :
a. Secara factual, yaitu cara mengetahui asal mula terjadinya Negara berdasarkan fakta nyata
yang dapat diketahui melalui sejarahlahirnya Negara tersebut. Secara factual dapat
digolongkan lagi menjadi beberapa kejadian , yaitu :
1. Occupatie (pendudukan) ,yaitu suatu daerah yang tadinya tidak bertuan kemudian
diduduki oleh suku atau kelompok tertentu. Contoh : Liberia diduduki budak-budak
negro dan dimerdekakan tahun 1947.
2. Cessie (penyerahan) ,yakni suatu wilayah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan
perjanjian tertentu. Contoh : wilayah sleeswijk diserahkan Austria kepada Prusian/jerman
karena Austria kalah perang dunia satu atas suatu perjanjian bahwa Negara yang kalah
perang harus menyerahkan Negara yang dikuasainya kepada Negara yang menang.
8
\Accesie (penaikan), terjadi karena terbentuknya wilayah akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul dari dasar laut. Contoh : mesir yang terbentuk dari delta sungai nil.
3. Fusi (peleburan), yakni beberapa Negara mengadakanj peleburan dan membentuk Negara
baru. Contoh : bersatunya jerman barat dan jerman timur tahun 1990.
4. Proklamasi, yakni ketika penduduk pribumi dari suatu Negara yang diduduki bangsa lain
mengadakan perjuangan perlawanan sehingga berhasil merebut wilayahnya dan
menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Indonesia
5. Innovation (pembentukan baru ) , yakni munculnya Negara baru diatas wilayah Negara
yang pecah dan lenyap karena suatu hal. Contoh : lenyapnya unisoviet yang didalamnya
muncul Negara baru seperti Chechnya,rusia dan uzbeskistan .
6. Anexatie ( pencaplokan/penguasaan) yakni suatu Negara berdiri di atas suatu wilayah
yang dikuasai bangsa lain tranpa reaksi berarti .contoh terbentuknya Israel yang terbentuk
dengan cara menguasai daerah palesstina, suriyah, yordania dan mesir.
b. Secara Teoritis
Ada beberapa teori terbentuknya suatu Negara ,yaitu :
1. Teori ketuhanan,yakni segala sesuatu yang terjadi didunia atas kehendak tuhan , termasuk
terjadinya Negara. Tokoh-tokohnya : agustinus, kranenberg, thomas Aquinas
2. Teori kekuasaan ,yakni Negara terbentuk atas dasar kekuasaan yang diciptakan orang
yang paling kuat dan berkuasa. Pendukung teori ini : H.J.Laski, Leon Duguit, dan Karl
Marx.
3. Teori perjanjian masyrakat (kontak social) yakni , Negara terjadi karena terjadinya
perjanjian masyarakat untuk mendirikan Negara dan memilih penguasa yang akan
memimpinnya. Tokohnya Thomas Hobbes, Jhon Locke , Montesquieu , Rousseau.
4. Teori hokum alam , yakni terjadinya Negara karena hokum alam yang bersifat universal
dan tidak berubah .
c. Berdasarkan proses pertumbuhan
Berdasarkan cara ini, asal mula terjadinya Negara dibedakan menjadi dua proses yaitu:
9
1. Secara primer : tumbuhnya suku/persukutuan masyarakat, munculnya kerajaan , Negara
nasional , Negara demokrasi .
2. Secara sekunder, dimana Negara telah ada sebelumnya namun karena adanya revolusi ,
intervensi dan penaklukan timbulah Negara baru yang menggantikan Negara yang telah
ada tersebut, seperti munculnya Chechnya dan uzbeskistan setelah adanya revolusi di
unisoviet.
2.5 Tujuan dan Fungsi Negara
A. Tujuan Negara
Ada beberapa teori tentang tujuan Negara yaitu :
a. Teori kekuasaan
Menurut shang yang , tujuan Negara adalah memperoleh kekuasaan yang sebesar
besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin , lemah dan bodoh. Sementara
maciaveli mengatakan bahwa tujuan Negara adalah kekuasaan yang digunakan untuk
mencapai kebesaran dan kehormatan Negara. Untuk mencapai tersebut seorang
pemimpinan dibenarkan bertindak kejam dan licik
b. Teori perdamaian Dunia
Menurut Dante Allegieri tujuan Negara adalah untuk menciptakan perdamaian dunia,
yang dapat dicapai apabila seluruh Negara berada dalam satu kerajaan dunia (imperium)
dengan undang-undang yang seragam bagi semua Negara
c. Teori jaminan Hak dan kebebasan
Tokoh teori ini adalah Imanuel Kant dan Kranenburg keduanya menganjurkan agar hak
dan kebebasan warga Negara terjamin, didalam Negara harus dibentuk peraturan atau
undang-undang. Keduanya memiliki perbedaan, dimana menurut Imanuel kant perlunya
dibentuk Negara hokum klasik sedangkan Kranenburg menghendaki dibentuknya Negara
hokum modern (welfare state).
B. Fungsi Negara
10
Secara umum fungsi Negara adalah melaksanakan penertiban, mengusahakan
kesejahteraan, pertahanan, menegakan keadilan.
a. Menurut G.A Jacobsen dan M.H Lipman, ada tiga fungsi Negara yaitu :
1. Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan Negara.
Fungsi ini meliputi :
- Memelihara angkatan perang untuk mempertahankan serangan
dari luar dan pergolakan dari dalam
- Memelihara angkatan kepolisian untuk memberantas kejahatan
- Memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggaran hokum
- Mengadakan hubungan dengan luar negeri
- Mengadakan pemungutan pajak
2. Fungsi jasa, yaitu aktivitas yang mungkin tidak aka nada apabila tidak
diselenggarakan oleh Negara seperti pemeliharaan fakir miskin,
pembangunan jalan, jembatan dll.
3. Fungsi perniagaan, fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu dengan
tujuan memperoleh keuntungan, bisa juga dilaksanakan oleh Negara
dengan pertimbangan bahwa modal swasta tidak mencukupi`.contoh
fungsi jaminan social, pencegahan pengangguran , penyelenggaraan pos ,
telefon dan lain-lain.
b. R.M Mac Iver dalam bukunya Modern State (1926) dan The Web of Government
(1947) berpendapat bahwa fungsi Negara adalah :
1. Memelihara ketertiban dalam batas-batas wilayah Negara
2. Konservasi (penyelamatan) dan perkembangan
Contoh fungsi ini adalah pemeliharaan hutan-hutan, danau , hasil
pertanian dan lain lain.
c. Van Vollenhoven
Ada empat fungsi Negara yang dikenal dengan nama catur praja, yaitu fungsi
menyelenggarakan pemerintahan (bestuur), fungsi mengadili (rechtsprak) , fungsi
membuat peraturan (regeling) dan fungsi ketertiban dan keamanan (politie)
11
d. Jhon Locke
Jhone Locke membagi fungsi Negara menjadi tiga yaitu fungsi legislative (membuat
undang-undang) , eksekutif (membuat peraturan dan mengadili) federative
( mengurus urusan luar negeri, perang dan damai )
e. Montesquieu
Montesquieu membagi fungsi Negara menjadi tiga yaitu : fungsi legislative
(membuat undang-undang) , eksekutif ( melaksanakan undang-undang) , dan
yudikatif ( mengawasi dan mengadili agar setiap peraturan ditaati)
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh Kasus
Jum'at, 23 November 2012 , 09:14:00
Ada yang Lewat Jalur Khusus
Foto: Hendra Eka/Jawa Pos
SEBENARNYA, proses naturalisasi atau menjadi warga Negara Indonesia (WNI) cukup sulit.
Kepala Humas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkum-HAM Sucipto
menyebutkan, ada beberapa pasal yang mengatur syarat untuk menjadi warga negara. Yakni,
pasal 8, 19, dan 20 UU 12/2006 tentang Kewarganegaraan.
Tetapi, syarat utama selain memiliki pekerjaan di sini adalah orang tersebut pernah tinggal dan
selama lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tak berturut-turut di Indonesia.
13
"Kalau persyaratan naturalisasi karena ada jasa kepada negara, itu bisa. Tapi, saya tidak tahu
pasti pemain bola itu masuk ke mana," terang lelaki asal Tuban tersebut.
Mengenai orang asing yang berjasa, lanjut Cipto, itu dijelaskan dalam pasal 20 UU 12/2006.
Asalkan, orang asing tersebut dianggap memiliki prestasi, salah satunya di bidang keolahragaan
dan telah mengharumkan nama bangsa.
"Kalau sudah memenuhi itu, lalu disahkan presiden dengan alasan kepentingan negara dan dapat
pertimbangan DPR, sah-sah saja, seperti yangdijelaskan UU 12/2006," tuturnya.
Hal tersebut dibenarkan praktisi hukum yang lama berkecimpung di sepak bola, Ahmad Riyadh.
Dia menganggap para pemain yang dinaturalisasi itu mempunyai keahlian khusus, yakni
mengolah si kulit bundar.
Riyadh, sapaan karibnya, pun berharap para pemain naturalisasi tersebut bisa memberikan
kontribusi yang berarti. Alasannya, mereka sudah dianggap sebagai WNI yang bisa
mengharumkan nama bangsa.
3.2 Analisis Kasus
Menurut pandangan saya selama ini tentang dunia persepakbolaan di Indonesia, memang
prestasi Indonesia di bidang sepak bola tidak begitu cukup membanggakan.Mungkin
dikarenakan kurangnya kualitas pemain lokal kita. Dari segi fisik pemain, pengalaman, pelatih
sampai organisasi persepakbolaan kita saya rasa masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan
timnas-timnas negara lain yang sudah tidak perlu diragukan lagi kekuatannya. Contohnya
negara-negara Eropa.Secara fisik pemain, mereka mempunyai fisik yang lebih bagus.Rata-rata
mereka berpostur tinggi dan berbadan tegap.Daya tahan mereka juga lebih baik.Kalau secara
pengalaman dan pelatih tentunya negara-negara Eropa tidak perlu diragukan lagi.Banyak legenda
sepak bola dunia yang berasal dari negar-negara Eropa.Prestasi timnas negara Eropa juga sudah
mendunia.Contohnya Spanyol yang berhasil menjadi juara piala dunia 2010 dan juara piala euro
dua kali berturut-turut yaitu tahun 2008 dan 2012.
14
Tentunya timnas Indonesia pun ingin mendapatkan prestasi semacam itu. Tapi,
bagaimana mungkin bisa diwujudkan apabila kualitas pemain lokal kita tidak mumpuni?Maka
dari itu pemerintah berinisiatif untuk melakukan naturalisasi dari pemain asing yang siap
mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk membela timnas Indonesia.Dan tentunya para
pemain naturalisasi ini harus melewati tahap seleksi untuk mendapatkan pemain yang berkualitas
supaya bisa memperkuat timnas Indonesia.
Sikap para pemain naturalisasi ini pun patut kita apresiasi mengingat mereka bisa
mencintai dan rela berkorban untuk negeri ini melebihi negaranya sendiri.Ini adalah sikap
nasionalisme yang patut kita ambil sisi positifnya.Karena mereka awalnya bukan warga negara
Indonesia dan mungkin pula tidak lahir di Indonesia.Tetapi mereka bisa mencintai negeri ini
melebihi negara asalnya.Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia asli yang lahir,
dibesarkan, dan selalu menetap di Indonesia sudah seharusnya mencintai negara ini karena kita
adalah Warga Negara Indonesia.
15
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Hakikat Negara adalah dasar-dasar yang membangun sebuah Negara. Negara dapat dibangun
jika ada suatu bangsa, mempunyai wilayah, memiliki pemerintahan yang berdaulat dan diakui
oleh Negara lain. Tanpa itu semua tidak akan terbentuk sebuah Negara. Negara tidak mungkin
terbentuk tanpa suatu bang sa, karena bangsa tersebut yang akan menempati sebuah Negara.
Memiliki wilayah, wilayah merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Suatu
bangsa nomaden tidak mungkin mempunyai Negara walaupun mereka memiliki warga dan
penguasa sendiri. Selanjutnya adalah memiliki pemerintahan yang berdaulat. Kedaulatan adalah
kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap
rakyat Negara itu. Tanpa pemerintahan yang berdaulat tidak akan mungkin mengatur suatu
bangsa dalam suatu wilayah. Terakhir adalah diakui Negara lain yang dapat menguntungkan
sesama Negara dalam membangun eksistensinya di dunia internasional.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkifathur.blogspot.com/2013/01/contoh-kasus-warga-negara-dan-negara.html
Sumber :http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=147879
http://vhie666.blogspot.com/2013/03/hakikat-negara.html
17