hakikat dan filosofi audit pptx

22
Hakikat dan filosofi audit Oleh : Arifia Mulyana

Upload: aisyahlathifawahyudi

Post on 10-Oct-2015

196 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Slide 1

Hakikat dan filosofi auditOleh :Arifia Mulyana

ini sekedar opini atau fakta??Bagi kebanyakan kalangan berpendapat bahwa audit merupakan bagian dari ilmu akuntansi.... ????

Audit bertujuan untuk mencari-cari kesalahan pihak-pihak tertentu...????

Seorang auditor pandai memanfaatkan peluang....???Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, lebih bijaknya kita mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya audit itu....Filosofi auditMenurut Irmayanti Mulyono (2007), filsafat diartikan sebagai studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.

Filosofi audit :analisis atau studi yang dilakukan secara kritis untuk merumuskan problem, mencari solusi dengan argumen yang kuat dan melalui proses dialog dalam rangka menemukan jati diri ilmu auditing.Karakteristik :a) Komprehensif Menyiratkan adanya pemahaman secara menyeluruh.

b) PerspektifBerpandangan luas untuk menangkap arti penting dalam suatu kejadian.

c) InsightKarateristik ini menekankan dalamnya penyelidikan, mengungkap asumsi dasar yang mendasari pandangan manusia untuk berbuat sesuatu.

d) Visionkemampuan untuk memandang gejala dalam kerangka yag lebih luas, ideal dan imajinatif.

Kesimpulan sementara :Audit mempunyai filosofi sendiri Audit juga melakukan pendekatan yang berupa :

Pendekatan analitis yang berupaya merefleksikan sikap kritis dan analitis terhadap ide dan gagasan.

Pendekatan penilaian yang terwujud dalam etika dan moral Auditing merupakan disiplin ilmu sendiriAkuntansi

Berkaitan dengan pengumpulan, pengikhtisaran serta pengkomunikasian data.

Terlibat dalam proses pengakuan, pengukuran, dan penyajian data

Bersifat konstruktif

Audit

Berkaitan dengan mereview pengukuran atau penilaian

Terlibat dalam pencarian bukti berdasarkan penyajian data dan kenyataan

Bersifat analisisMetodologi AuditingAudit sebagai disiplin ilmu menuntut seorang auditor melaksanakan tugasnya sesuai sistematis dalam profesi, yakni :

Penerimaan penugasanPengumpulan informasi umumPengujian mutu pengendalian secara terbatasPenetuan jenis bukti dan luasnya bukti yang diperlukanPengumpulan buktiEvaluasi dan analisis buktiPerumusan judgment dan opini No.Sifat dan ProsedurIlmu (sains)Auditing1.Tujuan pokokMengungkap teka-teki ilmu pengetahuan yang belum terjawabMenguji kelayakan informasi atau asersi tentang suatu objek berdasarkan kriteria (eksplisit atau implisit)2Ruang lingkupMeliputi seluruh bidang keilmuanUmumnya mencakup informasi atau asersi tentang suatu entitas3Perumusan masalah Mutlak, dan sangat penting dalam perumusan hipotesisTidak selalu dirumuskan secara formal.4Pengumpulan informasi awalMelakukan review literatur dan hasil-hasil riset terdahulu secara intensifMempelajari informasi umum tentang keadaan entitas serta laporan audit terdahulu5Penetapan teori dasarMutlak dinyatakan secara eksplisitTidak dirumuskan6Penyiapin desain atau program kegiatanDesain riset harus disiapkan yang mencakup hipotesis, variabel, model, jenis dan sumber data dan analisis statistik yang digunakanDesain auditing dimuat dalam program audit yang formatnya tidak serumit dan seketat penyiapan desain riset7Pembuktianeksperimen, observasi, survei dan penelitian dokumenpemeriksaan fisik, konsfirmasi, pemeriksaan dokumen, observasi, wawancara dan review analitis8Pengolahan dataMengandalkan statistik sebagai alat pengolah data dan analisis dataMetode statistik digunakan terbatas. Faktor judgment sangat dominan dalam menganalisis bukti9Penetapan simpulanSepenuhnya tergantung pada hasil uji statistikBanyak bergantung pada judgment auditor atas seluruh temuan yang diperoleh10Bentuk simpulanMendukung atau menolak hipotesisMemberi opini wajar atau tidak wajar atau simpulan dan rekomendasi atas temuan audit11Akumulasi hasilSetiap hasil riset diakumulasikan dengan hasil-hasil riset lainnya sebagai bagian dari scientific block-buildingMasing-masing hasil audit digunakan dengan berdiri sendiri, dan tidak perlu dikaitkan dengan hasil audit lainnyaTujuan auditingTeori informasi bernilai tambah

Pemberian informasi dari auditor tentang hasil audit yang telah dilakukan tentang keadaan yang sebenarnya dan kelayakan objek yang diaudit menjadi nilai plus itu sendiri pada objek audit.

Dapat dirumuskan oleh Hekinus Manao:

P=Probabilitas.B=Breach, penyimpangan, ketidakekonomisan, penyelewengan, keborosan.C=Competence, tingkat kompetensi auditor dalam menemukan penyimpangan.I=Indenpendence, tingkat integritas auditor.F=Follow up, tingkat tindak lanjut atas hasil temuan yang telah dilaporkan.Voa=Value of Audited object, nilai nominal dari objek yang diaudit.AC=Audit cost, total biaya yang diperlukan dalam mewujudkan audit.

Net Audit Value = {P[B] x P[C|B] x P[I|C] x P[F|I] x VOA} - ACTeori Perlindungan

Teori perlindungan dari auditing sangat erat dengan risiko kerugian yang disebabkan oleh penyaji informasi yang sengaja memanfaatkan peluang untuk mengatur informasi sehingga dapat memaksimalkan kepentingannya atau yang dikenal dengan moral hazard.Konsep ini memberikan perlindungan bagi pelaku bisnis dari segala macam kerugian dan kecurangan. Teori keagenanPostulat auditPostulat adalah setiap anggapan dasar yang digunakan sebagai titik tolak dalam pengembangan suat disiplin. Menurut Mautz dan Sharaf (1961) terdapat 5 ciri pokok dari postulat, yakni :

Dipentingkan dalam pengembangan suatu disiplin intelektual.Bersifat asumsatif, sehingga tidak perlu dibuktikan kebenarannya.Berfungsi sebagai dasar untuk inferensi.Menjadi salah satu landasan struktur teoritis.Terbuka terhadap tantangan dipandang dari sudut pengembangan pengetahuan.

Postulat dalam auditing berfungsi sebagai anggapan dasar yang semestinya harus dipegang sebelum auditing difungsikanBerikut ini adalah 7 (tujuh) postulat yang dimodifikasi dari delapan postulat yang secara tentatif diusulkan oleh Mautz dan Sharaf dalam bukunya The Philosophy of Auditing:

1.Asersi atau objek audit harus verifiable atau auditable.

2.Auditor yang bertugas memiliki hubungan netral dan tidak mempunyai konflik dengan objek audit.

3.Asersi atau objek audit harus dipandang bebas dari kekeliruan sampai proses pembuktian diselesaikan dan menunjukkan sebaliknya.

4.Suatu sistem pengendalian internal dipandang eksis dan berjalan semestinya sampai diperoleh bukti bahwa telah terjadi hal sebaliknya.

5.Penerapan ketentuan yang berlaku (seperti standar akuntansi) diasumsikan telah berjalan dengan konsisten sampai diperoleh bukti meyakinkan bahwa telah terjadi hal hal sebaliknya.

6.Setiap auditor berfungsi secara eksklusif sebagai auditor dalam menjalankan tugasnya.

7.Setiap auditor senantiasa diasumsikan profesional dalam pelaksanaan tugasnya dan tingkah lakunya.

Konsep dasar auditKonsep pembuktianKonsep kewajaran asersiKonsep kecermatan profesionalKonsep independensiKonsep etikaLatihan :1. Salah satu perbedaan utama antara kegiatan ilmiah pada umumnya dengan auditing terletak pada tujuan ilmiah yang berupaya menciptakan terbentuknya pengetahuan secara utuh yang hasilnya terbuka untuk diketahui sepanjang masa oleh siapapun, sedangkan audit dilaksanakan untuk tujuan praktis dan tertutup. Apakah dengan demikian auditing memiliki prospek untuk disejajarkan dengan disiplin ilmu lain? Berikan penjelasan !

2.Setujukah Anda bila masyarakat pemakai jasa auditing di Indonesia didorong untuk menggugat auditor yang gagal dalam tugasnya?

Terima kasih