hadis nabi dan ayat quran berkenaan sifat manusia

Upload: ridhuan-helangsenja

Post on 14-Jul-2015

1.606 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

This is Google's cache of http://filsafatindonesia1001.wordpress.com/page/4/. It is a snapshot of the page as it appeared on 12 Jan 2012 17:24:37 GMT. The current page could have changed in the meantime. Learn more Text-only version These search terms are highlighted: rasulullah pernah bersabda

Filsafat BerfikirMENGAWALI MENGHIDUPKAN PESANTRENJuni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar MENGAWALI MENGHIDUPKAN PESANTREN Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Alhamdulillah, sejak malam pertama saya mondok di Kampung ini, saya langsung laporan kepada Bapak RT selaku aparat pemerintah dan tokoh masyarakat. Di malam itu juga saya bertemu dengan tokoh masyarakat dan tokoh pemudanya. Saya telah mengungkapkan maksud, tujuan, visi dan misi kedatangan Kami dari Bandung ke tempat ini. Yaitu akan membangun pesantren di tanah wakaf dari Bapak Ir. Loka Sangganegra. Pesantren yang didedikasikan untuk anak-anak yatim dan dhuafa serta anak-anak yang tidak dhuafa. Besar harapan saya, tokoh-tokoh yang terhormat memberikan persetujuan, dukungan dan pernyataan untuk memberikan bantuan dalam wujud apapun untuk upaya kami itu. Respon mereka yang terhormat waktu itu adalah sangat positif. Sebab itu hilanglah rasa takut, hilang rasa sedih, muncul rasa gembira dalam dada kami. Menambah semangat dan tekad bagi kami untuk membangun pesantren tersebut. Pondok pesantren, sebagaimana umumnya pesantren, bertujuan untuk mencetak anak-anak menjadi orang-orang yang taat kepada agamanya dan menjadi penggerak keagamaan di masyarakatnya di masa depannya. Begitupun Baladil Amiin, mengikuti konsep yang telah dikenal secara umum tentang pesantren, hendak mewujudkan cita-cita tersebut. Saya atas nama pribadi, para pemrakarsa serta pendiri pondok pesantren Baladil Amiin mengucapkan terimakasih atas dukungan bapak-bapak sekalian. Ini merupakan kelanjutan langkah pertama kami ke sini dalam memulai membangun pesantren Baladil Amiin. Atas dukungan dan keberlangsungan upaya membangun Pondok Pesantren ini semoga menjadi cahaya keberkahan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Menjadi salah satu sebab masyarakat di sini dihilangkan rasa khawatir dan takutnya dari hal-hal yang tidak diinginkan, dijauhkan dari rasa sedih karena kekurangan, dan senantiasa digembirakan oleh berbagai kemajuan di bidang apapun. Semoga Allah Swr mengabulkan harapan kita ini. Moga kami bisa menjadi menjadi kekuatan Bapak RT dalam membina masyarakat khususnya di bidang spiritualnya. Kami belum punya gambaran untuk bidang-bidang lainnya seperti bidang ekonomi untuk membantu kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di sekitar ini.

Moga pula PP BA dapat mendampingi Yayasan Al-Ihsan dalam kerangka Syiar Islam. Atas kebaikan Bapak RT, Bapak Khaerul Anwar dan rekan Arif, Kami sekali lagi mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Disampaikan di Mesjid Bakda Pengajian Shubuh, Leuwiliang Bogor 15 Juni 2010, 2 Rajab 1431 H. Ditulis dalam Uncategorized Tags: motivasi

HARGA HIDUPJuni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar HARGA HIDUP Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Pernahkan engkau bertanya, berapakah harga untuk sehari hidup di dunia? Saat mata terbuka melepas tidur lelap di malam yang suntuk, kita dibangunkan Allah untuk memulai hari. Banyak sekali pilihan yang mengikuti waktu demi waktu hingga kita kembali tertidur di malam berikutnya. Saat kita bangun, badan kembali segar, fikiran jernih, pandangan mata tajam, nafas lancar, dan detak kehidupan begemuruh di dada. Tak sedikit pun kekuatan pada diri kita untuk bisa kembali bangun dari tidur, Allah lah yang membangunkan kita kembali di hari ini. Dan andaikan di hargakan hidup sehari ini, berapakah biaya yang harus dikeluarkan? Tidakkah kita merasa sayang, bila perjalanan waktu hidup ini kita isi dengan perbuatan sia-sia atau malah perbuatan yang mendatangkan murka Allah dan kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat? Marilah kita tafakuri semua hal yang pernah kita lakukan, betapa banyak ketololannya ketimbang kecerdasannya, akibat dari menuruti nafsu dan melupakan besarnya nikmat dari sisi Allah Swt. Alangkah besarnya nilai nikmat yang Allah berikan kepada kita di setiap waktu yang pernah kita jalani. Dengan mata yang indah kita bisa melihat, dengan melihat kita menatap dan memandang keindahan dunia beserta isinya. Dengan telinga kita mendengar dan dengan mendengar kita menjadi tahu kebenaran dan kebaikan, juga kesyahduan setiap bunyi-bunyian di alam ini. Kaki pun melangkah mengantarkan raga ke tempat-tempat di mana kita beroleh hikmah dan pelajaran. Tangan bekerja membuat barang-barang berharga. Tuhanlah yang mengkuasakan engkau semacam itu, dan sungguh lucu hidupmu jika akhirnya semua titipan yang berpotensi besar itu engkau pergunakan untuk durhaka kepadaNya. Seharusnya engkau bersyukur kepada Allah, berterimakasih atas semua anugrahNya, kini yang engkau perbuat adalah melalaikan semua perintah dan melalaikan dirimu sendiri mengenalNya.

Dirimu dan kehidupanmu sungguh amat mahal harganya, engkau harus tahu itu. Engkau harus menghargai hidupmu sendiri. Dan jalan satu-satunya agar engkau lurus dalam menimbang harga hidupmu adalah menyadari bahwa engkau diciptakan dari keadaan yang sangat lemah, lalu dikuatkan tubuh dan dibaguskan susunannya, lalu diperintahkan kepadamu untuk mengabdi kepadaNya. Jangan sia-siakan waktu-waktumu, karena akhirnya semua akan ada perhitungan dan pertanggungjawabannya. Allah yang menciptakanmu adalah Zat satu-satunya yang punya hal untuk engkau sembah. Engkau harus mau menyembahNya dengan segenap pengabdian dan keikhlasan melalui kesetiaanmu menjalankan apa-apa yang telah diajarkan kepadamu. Allah telah mengajarkan kepada umat manusia Dinul Islam. Tak perlu susah payah untuk memahami dan menjalankan Islam, sebab cikal bakal ajarannya telah ada dalam dadamu sendiri yaitu fitrah dan kekuatan untuk menjalaninya telah tersedia pada dirimu sendiri yaitu jiwa dan harta. Engkau hanya tinggal mengubah haluan hidupmu: kembalilah ke jalan Tuhanmu yang hak dan tinggalkan penyembahan kepada syaithan dan hawa nafsu. Itu adalah cara memberikan harga yang pantas bagi hidupmu di dunia. Bila aku menakar hidupku dengan nafsu, maka hidup akan dihargakan dengan nilai yang sangat murah. Aku akan menilai hidup ini menjadi sedikit saja nilainya, aku tidak lagi memberikan penghargaan terhadap hidupku sendiri. Aku rendahkan hidup dan aku celupkan hidup dalam kerendahan-kerendahan. Aku merasa telah mendapatkan kenikmatan yang besar dari perbuatan merendahkan hidupku, padahal yang benar adalah aku telah mendapatkan kesia-siaan yang luar biasa. Saat aku mengikuti nafsu dan setiap bisikan syaithan yang terkutuk, menilai ketika aku melakukan perbuatan-perbuatan rendah dan hina, aku telah melakukan hal-hal yang patut dan terpuji. Nanti di hari berikutnya aku kembali melakukan kerendahan demi kerendahan. Jangan sampai perkara yang demikian itu menimpa dirimu dan diriku. Hidup manusia bisa seharga neraka, bisa juga seharga surga. Untuk membeli surga telah ada alat tukarnya. Untuk membeli neraka telah pula ada alat tukarnya. Manusia hanya tinggal memilih mana yang ia minati. Adapun seluruh umat Islam akan masuk ke surga, kecuali yang tidak mau. Kenapa Umat Islam dijanjikan surga seluruhnya? Karena mereka adalah umat manusia yang pandai mengadakan perniagaan dengan Tuhannya. Mereka serahkan harta dan jiwanya di jalan Allah, yaitu dengan berjihad, berdakwah dan beramal sholeh dalam kerangka meninggikan kalimat Allah yaitu Islam. Mereka hidup di dalam ketaatan dan mati di dalam ketaatan pula. Adakah umat Islam yang enggan masuk surga? Ada jawabnya, yaitu orang Islam yang tidak mau taat kepada ajaran Nabi Muhammad Saw. Mereka hanya mengaku saja sebagai beragama Islam, tetapi sesungguhnya tidak menjalankan Islam. Ia hidup tidak taat pada Islam, dan meninggal pun dalam keadaan tidak taat kepada Islam. Hidup adalah sangat berharga. Alat untuk mengukur harga hidup adalah Islam. Jadi berapa harga hidupmu? Jawabnya seharga Islam. Berapa harga Islam? Seharga surga dan neraka. Maksudnya bila seseorang meninggalkan Islam, maka baginya neraka. Dan bila ia melaksanakan Islam, maka baginya surga. Kepahitan neraka adalah abadi dan kemanisan surga juga abadi. Hidupmu adalah abadi, di neraka atau surga tergantung kepada sikapmu kepada dan di dalam Islam. Betapa berharganya hidup manusia dan Islam yang harus jadi pegangannya. Andaikan manusia menyia-nyiakan hidup dan Islam, maka betapa ia telah merendahkan makna kehidupannya. Leuwiliang, Bogor, 30 Rabiul Akhir 1431 H

Ditulis dalam Uncategorized Tags: motivasi

PENGHINAANJuni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar PENGHINAAN Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Marilah sekali-kali berfikir secara mendalam mengapa ada orang yang menghina orang. Israel dicacimaki, dikutuk, di mana-mana. Mengapa orang menghina Israel? Sesungguhnya timbulnya penghinaan itu oleh dua sebab. Pertama, yang menghina memiliki rasa kebencian kepada yang dihina. Kedua, yang dihina memiliki sifat yang dibenci oleh yang menghina. Jadi pada intinya penghinaan adalah ungkapan kebencian seseorang kepada orang lain lantaran ia membenci orang lain tersebut sehubungan dengan sifat dan perbuatan orang yang dibencinya itu. Penghinaan memiliki kaitan erat dengan konsep benci dan buruk. Engkau akan menghina seseorang apabila engkau membenci dia karena sifatnya yang dalam takaranmu buruk. Sebaliknya orang akan menghina engkau, saat engkau dibenci dan perbuatanmu buruk. Sebab itu memiliki pengetahuan tentang perkara baik dan buruk, dan upaya untuk mengamalkan kebaikan serta menjauhi keburukan, perlu ditanamkan dan dibiasakan dalam hidupmu. Ketika engkau dihina dan dicaci maki, maka jalan terbaiknya adalah instrospeksi diri. Kita ini adalah manusia biasa, yang tak luput dari kesalahan. Penghinaan terkadang memiliki arti yang penting dan mengandung pelajaran yang berharga. Bahwa hidup ini tak selamanya mulus. Kita terkadang terjebak dalam perbuatan nista dan dusta. Saat kita dihina kita tersadar bahwa memang selama ini, ada yang salah dengan langkah kehidupan kita. Perasaan kita melakukan segala sesuatunya dengan baik-baik saja. Namun ternyata mengandung keburukan. Jangan bersedih hati dengan penghinaan yang dialamatkan kepadamu, apalagi jika fakta-fakta yang diberikan kepadamu, yang menjadi alasan mereka melancarkan penghinaan adalah faktafakta kebenaran. Artinya fakta yang membeberkan kesalahan-kesalahanmu. Tidak guna membela diri, jika memang perbuatan kita salah. Yang harus kita lakukan saat itu segera mengubah sikap dan kebiasaan yang buruk tersebut. Terkadang orang berlebihan kata dan ucapan dalam mengungkapkan penghinaannya kepadamu. Sadarilah semua itu mungkin timbul dari benci yang menggantikan kedudukan cinta. Artinya awalnya seseorang yang menghina dirimu selama ini adalah seseorang yang mencintaimu, mengagumimu, dan menyayangimu lantaran kebaikan-kebaikanmu selama ini kepadanya. Namun akhirnya ia tahu bahwa dirimu ternyata penuh dengan dosa dan kemunafikkan. Maka tergantikanlah rasa cintanya menjadi kebenciannya yang luar biasa. Sehingga ia muntahkan rasa bencinya itu menjadi kata-kata penghinaan yang tiada tara.

Jangan berharap maaf dari orang lain, agar engkau sebisa mungkin menghindari perbuatan yang salah dan hina. Namun di sisi lain engkau harus memiliki sifat pemaaf seluas-luasnya, karena kesalahan orang lain kepada dirimu, belum tentu disadarinya sebagai kesalahan. Bila engkau dihina oleh seseorang, janganlah membalas penghinaan itu dengan penghinaan lagi. Karena boleh jadi penghinaannya menjadikan dirimu tersadar dan bangun dari kekhilafan yang selama ini engkau perbuat. Sehingga penghinaan itu boleh dikatakan suatu hadiah gratis yang engkau dapatkan dengan manfaat yang besar. Berbuatlah yang wajar-wajar saja, jangan engkau terlalu menonjolkan diri, juga jangan engkau berada di belakang. Sekalipun suatu ketika engkau berada di depan, jadilah seseorang yang berwatak memberi teladan sebaik-baiknya. Dan jika engkau berada di belakang, engkau harus menjadi pendorong dalam kebaikan. Agar engkau tidak jadi sasaran kebencian manusia. Atau agar orang tidak mengatakan engkau seorang yang buruk perilakunya. Bila engkau membenci seseorang, maka sadarilah sedini mungkin, bahwa seseorang yang engkau benci selama ini, mungkin memiliki perhatian dan kebaikan kepada dirimu. Dimana engkau seharusnya bersikap lembut dan santun kepadanya. Sehingga engkau tidak melanjutkan ke sikap menghina dirinya. Jika alasanmu karena ia telah melakukan keburukan dan kejahatan, maka siapakah manusia yang tidak pernah berbuat salah dan jahat kecuali para Nabi dan orangorang yang sholeh. Akibatnya adalah engkau akan membenci banyak orang. Padahal dunia akan menjadi damai, bila kita mau berlapang dada dan pandai dalam memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain. Namun bila terlanjur engkau ingin menghina orang lain, maka semua harus didasarkan pada kriteria yang Allah Swt tetapkan. Bahwa kehinaannya adalah memang apa adanya. Sebagaimana kini orang rame-rame menghina Israel, karena dalam kenyataannya Israel telah berbuat keburukan yang banyak yang dibenci oleh segenap umat manusia. Leuwiliang, Bogor, 29 Jumadil Akhir 1431 H Ditulis dalam Uncategorized Tags: motivasi

KEADAANJuni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar KEADAAN Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Setiap keadaan dan kemanapun kita melangkahkan kaki, syaithan yang terkutuk selalu menyertai langkah kita untuk menggoda kita. Adapun langit dan bumi beserta segenap isinya akan menjadi saksi atas apapun yang engkau perbuat. Malaikat akan senantiasa mencatat setiap gerak dan lintasan matamu. Dan Allah yang menciptakanmu akan tetap menjaga dan memperhatikan apa yang engkau butuhan selama hidup, di kala engkau bermaksiat kepadaNya ataupun tatkala

engkau taat kepada syariatNya. Hati nuranimu akan selalu memberitahumu jika langkahmu akan tersesat. Keadaan hidup ini sungguh indah dan luar biasa. Sungguh tiada hal patut disesali dan ditangisi. Engkau bila miskin tetaplah tersemyum, lihatlah kelebihan apa yang Allah berikan kepadamu. Engkau yang kaya tetaplah tersenyum sekalipun mungkin hari ini sedang dililit utang dan tagihan segala macam. Sungguh bila kita mengingat tentang makna nikmat hidup ini, tiada bandingannya. Betul hidup ini adalah sementara. Tetapi yang sementara ini bisa kita buat memiliki makna yang amat luas dan langgeng. Boleh saja suatu masa nanti jasad kita terbujur kaku, dimakan cacing tanah, tulangpun hancur lebur, maka kenyataan bahwa hidup kita memberikan arti yang besar bagi orang-orang yang masih hidup dapat kita usahakan selagi hidup ini. Apa yang sedang engkau perbuat hari ini? Apakah suatu kebaikan ataukah kejahatan? Bila yang kau ukir adalah kebaikan, maka beruntunglah. Berbuatlah yang besar-besar, jangan tanggungtanggung, sekalipun engkau harus menderita dalam menjalaninya. Karena hidup bagi manusia adalah perjuangan. Perjuangan atau jihad, adalah alam kehidupannya manusia. Siapa yang meninggalkan perjuangan, maka ia sedang mencari kematiannya sendiri dalam keadaan hina dan tidak berharga. Setiap keadaan kita, kemuliaan atau kehinaannya diukur bukan dari ukuran materinya, tetapi diukur dari kapasitas spiritualnya. Jika engkau hari ini bekerja sebagai petani, tetapi di saat yang sama dengan bertani itu engkau lebih dekat kepada Allah Swt, maka itu lebih mulia keadaannya dibanding dengan ketika engkau bekerja di kantoran namun membuatmu jauh dari Allah Swt. Betapa banyak manusia yang tertipu dengan keadaannya, dikarenakan ia jauh dari ilmu, ibadah dan keberkahan. Sehingga ia pun jauhdari rahmat Allah Swt. Jangan menyangka bahwa hidup mewah dengan penghasilan besar adalah lebih baik dibanding dengan hidup miskin. Namun hidup kaya juga sesungguhnya lebih baik dari hidup miskin. Ketika orang kaya atau miskin tersebut menjadikan setiap keadaan dirinya menjadi sarana untuk lebih dekat kepada Allah Swt. Ketika kita sakit, banyak hal yang menjadi terbengkalai dan tidak terurus. Banyak kawan dan rekan kerja tak bisa kita temui. Banyak saudara tak bisa kita santuni lagi. Dunia menjadi lebih sepi dibanding ketika kita sehat dan bertubuh kuat. Memang kehidupan itu beraneka ragam. Ada yang diberi kesempatan oleh Allah hingga ia menjadi orang yang kuat, sehat, kaya dan berkeinginan tinggi untuk melanglang buana. Sementara ada juga yang sakit tadi. Di keadaan mana pun engkau dikondisikan Allah, bukan soal apakah itu sakit atau lemah, tetapi cobalah untuk berbuat selalu hal yang dapat menjadikan dirimu dekat kepada Allah dan menjauhi setiap bisikan syaithan yang terkutuk. Leuwiliang, Bogor, 29 Rabiul Akhir 1431 H. Ditulis dalam Uncategorized

TUHAN KAMI ALLAH DAN KAMI BERTEGUH HATI

Juni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar TUHAN KAMI ALLAH DAN KAMI BERTEGUH HATI Oleh Ading Nashrulloh A.Dz Bila kita bertanya, keinginan siapakah kita hidup di dunia? Jawaban orang-orang yang beriman adalah keinginan dan kehendak Tuhan. Tuhanlah yang berkuasa atas hidup dan mati kita. Maka sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang sadar akan jati dirinya dan memenuhi konsekuensi kesadaran tersebut. Manusia yang sadar dan patuh pada konsekuensi kesadaran adalah manusia yang paling beruntung. Ia sadar bahwa dirinya diciptakan Allah, maka Allah adalah Dzat yang berhak di sembahnya, dan ia pun melakukan penyembahan tersebut dengan mengikuti agamaNya. Ia mengikuti agama itu dengan melaksanakan setiap perintah agama dengan keikhlasan. Inilah golongan manusia yang beruntung di kehidupannya nanti. Di antara manusia ada yang sadar bahwa dirinya di ciptakan dari ketiadaan menjadi ada, sadar bahwa keberadaannya di muka bumi memiliki tugas sebagai hamba Tuhan. Namun ia enggan untuk memenuhi konsekuensi kesadaran itu. Ia tidak mau beribadah kepadaNya. Itulah manusia yang rugi. Sering manusia semacam ini memiliki prasangka yang baik kepada Tuhan, namun sesungguhnya ia tertipu dengan prasangkanya itu. Seharusnya prasangka yang baik harus disertai dengan rasa takut kepadaNya yang mendorong ia taat kepadaNya. Orang yang rugi adalah orang yang menyangka ia telah berbuat baik dalam kehidupannya dan berharap Tuhan akan memberikan balasan pahala, namun akhirnya ia malah mendapat siksa dariNya. Ini akibat dari perbuatan yang tidak memenuhi konsekuensi kesadaran bahwa dirinya diciptakan. Dan ada lagi golongan manusia yang termasuk golongan yang celaka. Siapa mereka? Mereka adalah manusia yang memiliki keyakinan bahwa keberadaannya di muka bumi ini ada dengan sendirinya. Bahwa Tuhan itu tiada. Maka tak perlu beragama atau menyembah Tuhan. Mereka adalah golongan orang-orang yang tidak memiliki kesadaran tentang jati diri mereka yang sebenarnya, bahwa mereka adalah makhluk. Maka bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk kehidupannya di akhirat kelak? Jangankan mempersiapkan, percaya dan ingat pun mereka sama sekali tidak. Mereka adalah adalah golongan manusia yang tertutup mata hatinya. Setiap seruan kepada keimanan mereka menolak secara terang-terangan. Tabiat manusia yang merugi dan celaka tersebut dalam kaitannya dengan usaha-usaha mereka dilihat dari urusan dunia dan agama, dapat kita perhatikan sebagai berikut: 1. mereka sangat cinta dunia, mengukur segala-galanya dari sudut duniawi. 2. menghalangi manusia dari Islam 3. meyakinkan bahwa manhaj mereka benar sedangkan Islam buruk. Ketiga ciri tersebut diungkapkan dalam al-Quran surat Ibrohim ayat 3. Bagaimana halnya orang-orang yang beruntung akan tabiatnya? Pada intinya mereka menyatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka berpegang teguh pada pendiriannya tersebut. Tidak mudah untuk menyatakan sikap ini dan tidak mudah pula untuk tetap pada sikap ini. Banyak contoh manusia yang gagal dalam mempertahankan prinsipnya yang demikian itu. Mudah memang diucapkan, namun sulit untuk dijadikan sikap

hidup dan dasar nilai kehidupan. Ketika kita mejadikan ucapan ini sebagai sikap dan prinsip, maka berarti ini menyangkut urusan hari dan corak kehidupan yang akan kita bangun dengan segala bagian dan fase-fasenya. Dalam hidup kita dituntut untuk menentukan sikap. Sikap adalah pilihan hidup dan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Leuwiliang Bogor 3 Rajab 1431 H Ditulis dalam Uncategorized Tags: istiqomah

MIRINGJuni 19, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar MIRING Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Sukakah kamu bila aku panggil engkau orang yang berfikiran miring? Maukah engkau aku bangunkan rumah dengan tiang-tiang yang miring? Sukakah kamu bila aku tawarkan barang dengan harga miring? Bidang miring banyak manfaatnya, ia ada diciptakan Allah untuk memudahkan hidup manusia. Bagian bumi ini, ada yang datar, ada yang curam, ada yang miring, semua ada guna dan manfaatnya, agar hidupmu bahagia dan engkau mau bersyukur kepadaNya. Adakah fikiran miring itu ada guna dan manfaatnya? Mengapa ada istilah fikiran miring? Konsep yang serupa dengan fikiran miring adalah fikiran gila, majnun, crazy, edan. Zaman edan adalah zaman di mana manusia memilih cara hidup miring, namun mereka sendiri merasa dan berfikiran bahwa jalan hidupnya lurus dan penuh dengan kebajikan, keuntungan dan kelimpahan harta. Sementara ketika pandangan mereka diarahkan kepada jalan hidup yang lurus, mereka malah mengatakan jalan itu bengkok dan sesat. Secara umum, fikiran miring itu artinya fikiran yang dianggap memiliki kecenderungan mengarah kepada jalan yang sesat dan menjauh dari kebenaran yang selama ini dipegang oleh umumnya manusia di sekitarnaya. Dahulu saya pernah mendengar penuturan dari seorang pengusaha MLM. Ketika ia memulai usaha itu, orang-orang di sekitarnya mengatakan bahwa ia seorang yang berfikiran miring. Sampai akhirnya, ketika ia sukses di MLM itu, orang-orang pun berhenti mengatakan ia berfikiran miring. Ia dikatakan demikian sebab ia melakukan perkara yang waktu itu masyarakat tidak memiliki pemahaman tentang MLM. Kepada kita yang muslim sering diceritakan kisah para Nabi yang mengalami ejekan dan hinaan dari kaumnya. Salah satunya adalah Nabi Muhammad Saw. Di awal dakwahnya, kaumnya mengatakan beliau SAW adalah almajnun, ahli sihir, pendusta, dan orang yang patut ditertawakan. Perjalanan sejarah akhirnya menunjukkan, mareka yang mentertawakan itu mengakui akan kehebatan dan kebenaran Nabi Muhammad Saw. Nabi-nabi yang lain pun

mengalami hal yang sama. Bukan hanya ejekan dan hinaan, malah siksaan dan pengusiran. Itulah sebabnya Rasululloh sempat menangis ketika sahabatnya diminta membacakan ayat tentang betapa ruginya manusia yang menolak dakwahnya yang akan menyelamatkan hidupnya di dunia dan akhirat. Bila engkau melakukan perbuatan buruk, sedangkan dirimu suka mengajak kepada orang lain berbuat baik, engkau pun akan dikatakan orang yang berfikiran miring. Jangan heran bila engkau dikatakan kurang akal dan penipu. Seharusnya bilamana engkau ingin mengajak manusia berbuat kebajikan, maka terlebih dahulu engkau pun melakukan perbuatan bajik juga, tanpa harus menunggu ada orang yang menyertaimu atau tidak. Ibaratnya jadilah santri seorang diri sebelum engkau menjadi kiyai bagi santri-santri yang akan datang kepadamu. Jadilah engkau sebagai pembelajar yang aktif, sebelum engkau menjadi seorang pengajar. Tetaplah belajar dan berbuat kebajikan selama-lamanya sampai tutup usia. Agar dirimu tidak berfikiran miring dalam arti yang hakiki menurut ukuran keimanan dan keislaman, pertama-tama janganlah kamu berfikiran bahwa kamu sudah berbuat kebaikan. Tetapi katakanlah mudah-mudahan apa yang aku lakukan adalah kebaikan yang diridoi Allah Swt mengingat apa yang aku lakukan mengikuti petunjukNya. Apa yang engkau lakukan bisa jadi belum berupa kebaikan, tetapi hanya baru sebatas mendekati. Menjadi sosok yang baik dan benar dalam arti yang sebenarnya bukan perkara mudah. Seringkali manusia, yakni kita ini, merasa dan yakin bahwa kita sudah berada di jalan yang benar. Dalam kenyataannya belum tentu seperti yang kita harapkan. Terkadang kita hanya merasa benar saja dan menyandarkan diri kepada argumen-argumen yang dianggap benar oleh kita sendiri. Untuk menjadi benar, semestinya kita pun tahu yang salah. Kita harus memiliki kemauan mempelajari berbagai corak cara pandang manusia terhadap kehidupan. Setiap orang akan ditanya oleh Tuhan di akhirat kelak mengapa ia mengikuti suatu jalan kehidupan. Bagi orang-orang muslim, jalan kehidupan dan cara pandang kehidupan adalah sudah jelas, yakni Islam. Bagaimana konsep Islam tentang kehidupan, realitas hakiki dan apa yang seharusnya dilakukan manusia telah dijelaskan dengan seterang-terangnya dalam ajarannya. Sebaik-baiknya sikap orang-orang yang beriman adalah berperilaku postif atas ajaran Islam ini. Artinya ia harus membenarkan dan mengamalkannya tanpa reserve. Ketika kita menempatkan diri sebagai orang yang membenarkan dan menjalankan Islam sebagai jalan kehidupan, maka kita akan melihat jalan pikiran selain Islam adalah sesat. Dan siapa yang menyimpang sedikit saja dari ajaran Islam, kita pun harus secara konsisten mengatakan bahwa pemikirannya adalah miring. Sebaliknya jangan heran bila engkau dikatakan berfikiran miring pula oleh orang-orang yang tidak menjadikan Islam sebagai landasan cara berfikirnya, ini sudah merupakan tabiat dan sunah kehidupan di muka bumi. Selain Islam adalah sesat, dan selamanya yang sesat tidak akan pernah bisa seiring sejalan dengan yang benar. Jika engkau dibenci dan dikatakan berpikiran miring, hanya karena engkau memuja Allah dan mengikuti syariatNya, itu adalah hal biasa. Kau harus membiasakan diri diejek dan dihina oleh mereka yang tidak berilmu dan enggan mengabdi kepadaNya.

Leuwiliang, Bogor, 30 Rabiul Akhir 1431 H Ditulis dalam Uncategorized

KESALAHANJuni 19, 2010 1 Komentar KESALAHAN Oleh: Ading Nashrulloh A.Dz Jangan memperlakukan kesalahan orang lain dengan kejahatan dan kelicikan karena itu berarti kita sama saja. Terkadang orang yang kita pandang salah, tidak benar-benar salah. Yang memiliki kemampuan menilai suatu kesalahan hanyalah orang-orang yang berilmu. Hendaklah kita menyadari bahwa pada saat kita mengatakan bahwa seseorang salah, pada saat yang sama, kita bukanlah malaikat, kita sama saja manusia seperti dirinya yang juga tak lepas dari kesalahan. Bila kita menemukan orang lain berbuat salah, hendaknya ditahan dulu jangan sampai menegurnya di waktu itu. Kita hanya boleh menegur pada saat ketika hatinya sudah mendekat dengan diri kita. Agar kata-kata yang kita ungkapkan kepadanya disertai dengan sikap yang lemah lembut. Kita sering ingin meluruskan kesalahan orang lain dengan hati yang penuh dendam. Akibatnya adalah cacian dan makian yang keluar. Sehingga orang yang salah semakin membenci kebenaran. Jika datang kepadamu laporan bahwa ada seseorang telah berbuat salah, maka ada dua hal yang harus diverifikasi. Pertama, apakah orang yang melaporkan itu benar dengan laporannya. Kedua, apakah yang dilaporkannya itu benar-benar berupa kesalahan. Terkadang manusia melaporkan suatu kedustaan, atau melaporkan suatu hal yang menurut pandangannya adalah salah, padahal belum tentu salah. Sesungguhna keanggunan seseorang dalam menyikapi kesalahan manusia adalah memaafkan dan memberikan kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri. Tetapi yang lebih anggun lagi adalah mengetahui sebab-sebab seseorang melakukan kesalahan, sehingga ia termaafkan dengan sendirinya. Sebab Allah pun memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah karena kejahilannya. Artinya sekalipun ia tidak bertaubat, dosanya terampuni. Maka untuk itulah kita harus menjadi orang yang berilmu, agar ketika kita berbuat suatu dosa, kita tahu bahwa itu dosa, dan terdorong jiwa kita untuk bertaubat kepadaNya. Kenapa taubat itu perlu? Karena ada Zat yang memiliki sifat dan hak untuk mengampuni, yakni Allah swt. Berbuat dosa adalah wajar dalam kehidupan manusia, hanya menjadi tidak wajar kalau terus menerus berbuat dosa, sebab hal yang demikian menunjukkan tabiat seseorang yang jahil atau bodoh, artinya orang yang tidak mau mempergunakan akal fikirannya. Belajarlah terus untuk berpengetahuan. Semua jalan ke neraka sudah dijelaskan oleh agama. Begitupun jalan menuju surga tak satupun terlewat disampaikan Rasulullah Saw. Syaithan harus

dikenali dengan jeli, agar kita bisa menghindari jalan-jalannya. Para ulama dan wali harus kita dekati, agar kita bisa mengikuti langkah-langkah amal sholehnya. Jangan kita seperti orang dungu, yang memilih jalan kebodohan, sementara ia menyangka bahwa dirinya akan selamat dengan kebodohannya itu. Syaithan itu adalah makhluk Allah yang memiliki tabiat paten untuk senantiasa menyertai manusia, ke mana pun manusia melangkah. Begitu setianya syaithan dekat dengan manusia di kala apapun yang dilakukan manusia. Bahkan ketika manusia itu sedang beramal sholeh sekalipun, syaithan tak pernah patang mundur mendekati manusia. Untuk urusan apa? Untuk menjerumuskan manusia kepada perbuatan-perbuatan yang salah. Amal sholeh bisa berubah menjadi amal salah, ketika manusia tunduk kepada syaitan. Jadi manusia berbuat salah bisa karena ia jahil, bisa karena ia tergoda oleh syaithan dan kesenganan mengikuti hawa nafsunya. Dan sebagai wujud solidaritas kita kepada sesama manusia yang terperosok berbuat kesalahan adalah mengingatkan dirinya sebelum ajal atau kiamat tiba. Kita adalah seperti juga orang lain, perlu dan membutuhkan suatu peringatan, nasihat dan teguran dari orang lain tatkala kita salah langkah, agar diri kita selamat dari ketertipuan hidup ini. Leuwiliang, Bogor, 28 Rabiul Awal 1431 H Ditulis dalam Uncategorized

TAKUT KEPADA ALLAHMei 7, 2010 Tinggalkan sebuah Komentar TAKUT KEPADA ALLOH Oleh: Ading Nashrulloh Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan (24:52) Mengacu kepada definisi takwa yaitu mengadakan perlindungan dari azab Allah, mengindikasikan bahwa takwa itu mengandung arti takut. Selanjutnya definisi takwa adalah menjalankan segala perintah Allah, ini mengindikasikan bahwa takwa itu mengandung arti taat. Definisi takwa berikutnya adalah menjauhi segala larangan Allah, ini mengindikasikan hal lain lagi, yaitu bahwa takwa mengandung arti bersih hati. Sebab hati yang bersih itu pertama kali syaratnya harus jauh dari pelanggaran atas segala larangan Allah. Dengan demikian inti sari takwa adalah takut kepada Allah, taat kepadaNya dan keadaan bersih hati. Takut kepada Allah artinya takut terhadap azab yang telah menjadi ketetapanNya. Allah bukanlah Zat yang Zhalim terhadap hamba-hambaNya, tetapi hamba itulah yang zhalim terhadap dirinya sendiri sehingga menyebabkan dirinya masuk ke dalam kategori manusia yang dimurkai Allah dan kategori manusia yang menempuh jalan yang sesat. Sedangkan balasan bagi mereka

yang dimurkaiNya dan sesat jalannya adalah tiada lain azabNya di dunia dan di akhirat kelak. Takwa mengandung arti taat, ini merupakan konsekuensi dari perasaan takut kepada Allah. Seseorang jika takut kepada Allah, tentu dia akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari laknat dan kemarahanNya dan caranya adalah dengan mendekat kepadaNya, bukan menjauhiNya. Cara mendekati Allah adalah dengan melaksanakan apa yang diwajibkanNya kepada hamba-hambaNya. Taat kepada Allah bukanlah untuk kepentingan Dia yang Maha Kuasa, tetapi untuk kepentingan hamba itu sendiri. Perintah Allah yang paling besar adalah Tauhid dan Islam. Islam didirikan di atas pondasi yang bernama tauhid. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari Islam adalah kafir. Takwa mengandung arti bersih hati. Bersih hati adalah gambaran seorang yang baru lahir ke dunia. Yang ada pada dirinya adalah fitrah. Hatinya putih bersih tanpa noda. Ketika seorang hamba berbuat zhalim atau dosa, maka terkotorilah hati itu bagai noktah hitam di kaca yang bersih. Dan ketika ia bertaubat dan terus berusaha menjaga diri dari perbuatan dosa, maka hati itu bersih lagi. Takwa adalah menjauhi segala larangan Allah. Jika larangan Allah dilanggar, maka itulah dosa di hati. Takwa adalah bersih hati. Karena takwa adalah usaha untuk terus menerus menjauhi larangan Allah, berusaha menjaga diri agar sampai melanggar larangan Allah. Orang yang takut kepada Allah, taat kepadaNya dan jauh dari perbuatan dosa yang menghasilkan keadaan hati yang bersih senantiasa, maka mereka adalah hamba-hamba Allah yang dekat denganNya dan memiliki kedudukan yang mulia di sisiNya. Sesungguhnya Allah itu dekat bagi hamba-hambaNya yang sholeh. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (2:186) 1. PERINTAH TAKUT KEPADA ALLAH Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin agar mereka takut kepada-Nya. Karena takut adalah perintah maka takut itu wajib dan memiliki konsekuensi penting. Bagi yang melaksanakan perintah tersebut maka ketakwaannya akan bertambah dan karena itu ia akan memperoleh kemuliaan dan ditujukiNya ke arah kebaikan. Sedangkan bagi yang mengabaikannya, maka dosanya makin bertambah dan bertambah pula kehinaannya dan ia bergelimang dalam lautan dosa dan kemaksiatan. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab beliau Fathul Majid mengatakan: Takut berkedudukan tinggi dan mulia di dalam agama dan termasuk jenis ibadah yang banyak cakupannya yang wajib hanya diberikan kepada Allah subhanahu wa taala. Banyak sekali ayat al-Quran dan Hadits yang menunjukkan tentang wajibnya takut kepada Allah Swt. Berikut adalah di antara ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan wajibnya takut kepada Allah. Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benarbenar orang yang beriman. (Ali Imran: 175). Maka janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku. (Al-Maidah: 44). Orang-orang yang menyampaikan risalah Allah mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak

merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. (Al-Ahzab: 39). Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepada-Ku. (Al-Baqarah:150). Mereka (malaikat) takut kepada Rabb mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. (An-Nahl: 50) Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, (Qs. al-Anfaal [8]: 2). Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras (Qs. al-Haj [22]: 1-2). Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (Qs. arRahman[55]: 46). Rasululullah bersabda: Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (HR. Al-Baihaqi). Rasulullah bersabda: Dua mata yang diharamkan dari api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umatnya dari (gangguan) kaum kafir. (HR. Bukhari) Rasulullah bersabda: Puncak kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati adalah keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan termasuk kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari (peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang sengsara sejak dalam kandungan ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah dekat. (HR. Al-Baihaqi) Rasulullah, beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tujuh golongan orang yang akan mendapatkan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari Allah, di antaranya seorang hamba yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, dan dia mengatakan: Aku takut kepada Allah. (Shahih, HR. Al-Bukhari no.629 dan Muslim no. 1031 dari hadits Abu Hurairah) Syaddad bin Aus radiallahuanhu berkata: telah berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa Allah subhanahu wa taala berfirman: Demi kemuliaan dan keagunganku, aku tidak akan menghimpun pada diri hamba-hamba-Ku dua rasa aman dan dua rasa takut. Jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan beri rasa takut pada hari Aku menghimpun hambahamba-Ku. Dan jika dia takut kepada-Ku di dunia maka Aku akan berikan rasa aman pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku. (HR. Abu Nuaim dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 742). Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Orang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai kerena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia

berkata, Aku takut kepada Allah!; Orang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya. Dari Adiy bin Hatim r.a., ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Ia pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan maka ia tidak melihat kecuali Neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari Neraka meski dengan sebutir kurma. [Mutafaq alaih]. Jika seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Jika orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang putus asa dari rahmat-Nya. [HR. Muslim]. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw, tentang perkara yang diriwayatkan beliau dari Tuhannya. Allah berfirman: Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan bemberikannya rasa aman di Hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di Hari Kiamat. [HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya]. Dari Ibnu Abas, semoga Allah meridhai keduanya, ia berkata; ketika Allah menurunkan ayat ini kepada Nabi-Nya: Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. (Qs. at-Tahrim [66]: 6); Pada suatu hari Rasulullah saw. membacakan ayat ini kepada para sahabat, tiba-tiba ada seorang pemuda yang terjungkal pingsan. Kemudian Nabi Saw meletakkan tangan beliau di atas hatinya, dan ternyata masih berdetak jantungnya. Kemudian Nabi Saw bersabda, Wahai anak muda ucapkanlah: Tidak ada Tuhan selain Allah, maka pemuda itu pun mengucapkannya. Kemudian beliau memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga. Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah!, apakah pemuda itu termasuk golongan kita? Rasulullah bersabda; apakah kalian tidak mendengar firman Allah: Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. [HR. Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi]. Dari Tsauban r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda: Aku akan memberitahukan beberapa kaum dari umatku. Di hari kiamat mereka datang dengan membawa kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih. Tapi Allah menjadikannya bagaikan debu yang bertebarkan. Tsauban berkata, Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat mereka dan jelaskanlah keadaan mereka agar kami kami tidak termasuk bagian dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya. Rasulullah Saw bersabda, Ingatlah!, mereka adalah bagian dari saudara kalian dan dari ras kalian. Mereka suka bangun malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah kaum yang jika tidak dilihat oleh siapa pun ketika menghadapi perkara yang diharamkan Allah, maka mereka melanggaranya. [HR. Ibnu Majah. Al-Kinani penulis buku Mishbah Al-Zujajah berkata, Isnad hadits ini shahih, para perawinya terpercaya].

Abdullah bin Masud menceritakan kepada kami dua hadits, salah satunya berasal dari Nabi Saw dan satu lagi dari dirinya sendiri ia berkata: Sesungguhnya orang yang beriman akan melihat dosa-dosanya seolah-olah ada di atas gunung. Ia takut (dosa itu) jatuh menimpanya. Sedangkan orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menghampiri hidungnya, kemudia ia berkata mengenai dosanya, Seperti inikah? Abu Syihab berkata dengan tangannya yang diletakkan di atas hidungnya. [HR. Bukhari]. Ditanyakan kepada Rasulullah Saw manusia manakah yang paling utama? Rasulullah Saw bersabda, Orang yang bening hatinya dan jujur lisannya. Para shahabat berkata, Wahai Rasulullah!, Kami sudah mengetahui maksud jujur lisannya, namun apa yang dimaksud dengan bening hatinya? Rasulullah Saw bersabda, Adalah hati yang takut (kepada Allah) dan bersih. Di dalamnya tidak ada dosa, sifat jahat, kedengkian, dan iri. [Al-Kinani berkata, Sanad hadits ini shahih. Al-Baihaki meriwayatkannya dalam kitab sunannya dari arah tersebut]. Takut merupakan bentuk ibadah hati yang memiliki kedudukan agung dan mulia di dalam agama bahkan mencakup seluruh jenis ibadah. Takut adalah salah satu dari rukun ibadah dan merupakan syarat iman. Rasa takut adalah pilar yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. (Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. (Al Anbiya: 49). Beribadah dengan penuh rasa takut (khauf), artinya ialah takut jikalau ibadah kita tidak sempurna, takut jikalau kita tidak mendapatkan ridha Allah, takut jukalau dosa-dosa kita tidak diampuni. Oleh karena itu orang yang beribadah dengan rasa takut ini, mereka tidak akan terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan yang mengotori hati. Mereka takut hal-hal yang dulu mereka lakukan dalam rangka mengabdi kepada Allah hilang begitu saja karena suatu kemaksiatan sekecil apapun. Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut kepada Robb mereka. Dan orangorang yang beriman kepada ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka (sesuatu pun). Dan orang-orang yang telah memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,(karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegera untuk berbuat kebaikan, dan merekalah orang-orang yang pertama-tama memperolehnya. (Qs. al-Mukmin [23]: 60) Imam Tirmidziy meriwayatkan, Aisyah berkata, Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini, apakah yang dimaksud disini orang-orang yang meminum arak, berzina dan mencuri? Rasululloh saw menjawab, Bukan begitu, wahai putri as-Shiddiq. Tetapi mereka orang-orang yang berpuasa, sholat, dan bersedekah. Mereka takut jika amalannya tidak diterima. Merekalah yang bersegera dalam kebaikan. (Hadits shohih riwayat at-Tirmidiy Kitaabut-tafsir IX/19, al-Hakim at-Tafsir II/393 menyatakannya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabiy).

2. PENGERTIAN TAKUT KEPADA ALLAH Definisi takut kepada Allah Takut adalah kesadaran bahwa diri kita lemah di hadapan Allah, sedangkan Dia Maha Kuat dan Kuasa atas diri kita, yang menjadi sebab kita tidak berbuat durhaka padaNya, memohon perlindungan dari azabNya dan memohon petunjukNya agar kita berada dalam rahmatNya. Ada tiga konsep utama yang berkaitan dengan takut kepada Allah. Yaitu Khauf , Khosyah, dan Rohbah. Penjelasannya sebagai berikut ini: Khouf artinya perasaan takut yang muncul terhadap sesuatu yang mencelakakan, berbahaya atau mengganggu . Sedangkan makna khouf secara istilah adalah rasa takut dengan berbagai macam jenisnya, yaitu: khouf thabii, Khouf ibadah, Khouf sir. Khosyah serupa maknanya dengan khouf walaupun sebenarnya ia memiliki makna yang lebih khusus daripada khouf karena khosyah diiringi oleh marifatullah taala. Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu. (QS. Faathir: 28). Oleh sebab itu khosyah adalah rasa takut yang diiringi marifatullah. Karena itulah Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Adapun aku, demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling khosyah kepada Allah di antara kalian dan paling bertakwa kepada-Nya. (HR. Bukhari Muslim). Ar Raaghib berkata: Khosyah adalah khouf yang tercampuri dengan pengagungan. Hal itu muncul didasarkan pada pengetahuan terhadap sesuatu yang ditakuti. Rohbah adalah khouf yang diikuti dengan tindakan meninggalkan sesuatu yang ditakuti, dengan begitu ia adalah khouf yang diiringi amalan. Rasa takut itu nanti akan lenyap di akhirat bagi orang yang masuk surga. Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada rasa takut dan sedih yang akan menyertai mereka. (QS. Yunus: 62) Syaikh Al Utsaimin menjelaskan, Takut itu ada tiga macam : Khouf thabiI, takut yang bersifat tabiat, yaitu takut kepada hal-hal yang bisa membahayakan jiwa seseorang seperti halnya orang takut hewan buas, takut api, takut tenggelam, maka rasa takut semacam ini tidak membuat orangnya dicel, akan tetapi apabila rasa takut ini, menjadi sebab dia meninggalkan kewajiban atau melakukan yang diharamkan maka hal itu haram. Takut jenis ini dibolehkan selama tidak melampaui batas. Berfirman menceritakan kisah Nabi Musa alaihisallam: Dia keluar dari negerinya dalam keadaan takut yang sangat. (Al-Qashash: 21)

Khouf ibadah, takut yang bernilai ibadah, yaitu takut yang diiringi dengan penghinaan diri, pengagungan, dan ketundukan diri kepada Allah subhanahu wa taala, maka takut yang seperti ini tidak boleh ada kecuali ditujukan kepada Allah taala. Adapun menujukannya kepada selain Allah adalah syirik akbar. Khouf sirr, takut yang bernilai syirik, yaitu memberikan takut ibadah kepada selain Allah. seperti halnya orang takut kepada penghuni kubur atau wali yang berada di kejauhan serta tidak bisa mendatangkan pengaruh baginya akan tetapi dia merasa takut kepadanya maka para ulama pun menyebutnya sebagai bagian dari syirik. (lihat Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 57) Perbuatan ini akan mengekalkan pelakunya di dalam neraka, mengeluarkannya dari Islam, dan menghalalkan darah dan hartanya. Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku. (Al-Maidah: 44). Rasa takut ada bermacam-macam sebagaimana dijelaskan di atas, namun takutnya seorang mukmin ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba. Seorang mukmin itu tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah. Hal itu dikecualikan takut secara naluri (maka ini tidak terlarang), seperti seseorangyang takut terhadap ular, sebagaimana pernah terjadi pada Kaliimullah (Nabi yangdiajak bicara oleh Allah, yaitu Nabi Musa), Allah berfirman. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (Thaahaa: 67) Dan seperti takutnya seseorang terhadap serigala yang akan memangsa kambingnya, sebagaimana tersebut di dalam hadits Khabab bin al-Arat dalam Shahih Bukhari. Kemudian bahwa takut kepada Allah yang sebenarnya dan yang terpuji adalah takut yang menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah dan mendorongnya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Rasulullah bersabda: Barangsiapa takut niscaya dia berangkat di waktu akhir malam, dan barangsiapa berangkat di waktu akhir malam niscaya dia mencapai tempat tujuan. Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga. Imam Ibnu Abil `Izzi al-Hanaberkata: Seorang hamba wajib untuk takut dan berharap (kepada Allah), dan sesungguhnya takut yang terpuji dan yang sebenarnya adalah yang menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Apabila (takut) itu melewati batas, dikhawatirkan dia terjatuh pada sikap putus asa. Syeikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin hazhahullah berkata: Dan takut kepada Allah ada yang terpuji dan ada yang tidak terpuji. Yang terpuji adalah yang tujuannya / akhirnya akan menghalangimu maksiat terhadap Allah, yang mendorongmu untuk

mengerjakan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan apa-apa yang diharamkan. Sedangkan yang tidak terpuji adalah yang membawa seorang hamba menjadi putus asa dari rahmat Allah, sehingga di saat itu hamba tadi menyesali(dirinya) dan patah semangat; bisa jadi dia terusmenerus menjalankan kemaksiatan karena keputus-asaannya yang kuat. Imam Ibnu Abil `Izzi al-Hanajuga berkata:Dan setiap orang, apabila engkau takut terhadapnya, niscaya engkau lari darinya, kecuali (takut) terhadap Allah Taala, karena sesungguhnyaapabila engkau takut terhadap-Nya, niscaya engkau lari kepada-Nya. Maka seseorang yang takut (kepada Allah) itu, dia lari dari Rabbnya menuju Rabbnya. Sehingga takut seorang hamba yang sebenarnya kepada Allah itu tidak sebagaimana takutnya Iblis/setan kepada Allah. Karena setan itu juga takut kepada Allah, tetap takutnya tidak mendorongnya untuk tunduk dan taat kepada-Nya, bahkan dia enggan dan sombong/takabbur untuk taat kepada-Nya. Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka, dan mengatakan:Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat sating lihat-melihat (berhadapan pada perang Badar-pen), setan itu balik ke belakang seraya berkata:Sesungguhnya saya berlepas diri dari kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kalian tidak dapat melihat, sesungguhnya saya takut kepada Allah.Dan Allah sangat keras siksaNya. (Al- Anfal: 48) Demikianlah takut yang sebenarnya kepada Allah, yang mendorong untuk menjalankan perintahperintah-Nya, meninggalkan larangan-larangan-Nya dan bersegera menjalankan berbagai kebaikan. Allah memuji kepada orang yang mempunyai rasa takut semacam ini. Sesungguhnya orang yang berhati-hati karena takut (terhadap siksa) Rabb mereka. Dan orangorang yang beriman terhadap ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan (sesuatupun) dengan Rabb mereka, Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikankebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (Al-Mukminun: 57-61) Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad dan Sunan at-Tirmidzi dari Aisyah yang berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini. (Dan orang-orang yang memberihan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut)(Al-Mukminun: 60), apakah mereka adalah orang-orang yang berzina, minum khamr dan mencuri?. Beliau menjawab: Tidak wahai (Aisyah) anak ashShidiiq, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa,melaksanakan shalat, bershadagah dan mereka khawatir (amalan mereka) tidak diterima. Al-Hasan berkata: Mereka telah beramal -demi Allah- dengan semua ketaatan-ketaatandan mereka telah bersunggah-sungguh padanya, serta mereka takut (seandainya amalan-amalan mereka) ditolak. Sesungguhnya seorang mukmin itu menggabungkan antara berbuat baik dengan takut (tidak

diterima amalannya), sedangkan orang munafik menggabungkan antara berbuat buruk dengan (merasa) aman (dari siksa Allah). Dan firman-Nya: Orang-orang laki-Iaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pulaoleh jual-beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan(dari) membayarkan zakat. Dan mereka takut terhadap suatu hari yang (pada hart itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An-Nur: 37) Takut Yang Tidak Benar Khauf sirri (itiqadi) Yaitu seseorang takut kepada selain Allah -baik kepada patung, berhala, orang yang telah mati, mayat yang dikubur, thaghut, makhluk yang tidak ada di hadapannya dari jin ataupun manusia, tempat-tempat/barang-barang yang dikeramatkan, dan lain-lain- akan menimpakan bencana (kesusahan/sesuatu yang tidak disakai) secara sirr (rahasia). Sebagaimana firman Allah yang menghikayatkan perkataan kaum Nabi Huud Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. Huud menjawab: Sesungguhnya aku menjadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipudayamu semnanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (Huud: 54-55). Juga firman-Nya tentang sikap orang-orang kar terhadap Rasulullah Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya? Dan mereka (orang-orang kar) mempertakuti kamu dengan (sesembahan-sesembahan) yang selain Allah. Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada seorangpan pemberi petunjuk baginya. (Az-Zumar: 36) Khauf sirr ini termasuk dosa yang besar, bahkan termasuk syirik akbar (syirik besar) yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Rasa takut seperti ini dewasa ini terjadi di kalangan para penyembah kubur, tempat-tempat/barang- barang keramat dan lainnya. Mereka takut kepadanya dan mereka menakut-nakuti dengannya kepada para ahlu tauhid tatkala para ahlu tauhid itu memperingatkan peribadahan mereka yang batil dan memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja. Khauf amali. Yaitu seseorang meninggalkan sesuatu / amalan yang wajib atau melakukan sesuatu / amalan yang haram karena takut kepada manusia. Hal ini termasuk jenis syirik ashghar (syirik kecil) yang meniadakan kesempurnaan tauhid. Dan inilah yang menyebabkan turunnya firman Allah : (Yang mendapatkan pahala yang besar yaitu orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan-Sesungguhnya manusia (yaitu orang Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka

perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: Cukuplah Allah menjadi penalong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (Ali Imran: 173) Juga Rasulullah bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian menghinakan dirinya, yaitu jika dia melihat satu perkara yang menjadi hak Allah dan menjadi kewajibannya dibicarakan, kemudian dia tidak mengatakannya. Maka Allah akan bertanya( kepadanya pada hari Kiamat): Apa yang menghalangimu antuk mengatakannya?, kemudian dia akan menjawab: Rabbku, aku takut kepada manusia. Maka Allah barkata: Hanya Akulah yang paling berhak engkaai takuti. Takut secara khayalan. Syeikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi berkata: 2HSR. Ahmad III/27,29,77, Ibnu Hibban no:1845 dan Ibnu Majah no: 4008, dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami no: 1814. Dan jika takut itu adalah takut secara khayalan, seperti takut tanpa sebab mendasar atau takut dengan sebab yang lemah, maka ini adalah takut yang tercela, yang menjadikan pelakunya termasuk orang-orang yang penakut. Rasulullah telah mohon perlindungan kepada Allah dari sifat penakut ini, karena termasuk akhlaq yang buruk. Dengan demikian keimanan yang sempurna, tawakkal dan sifat pemberani akan menolak jenis sifat penakut ini. 3. TAKUT KEPADA ALLAH DALAM AL-QURAN a. Al-Quran itu peringatan bagi orang yang takut kepada Allah Thaahaa Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (201-3). Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (36:11) b. Takutnya orang munafik adalah kalau-kalau Allah berbuat zhalim Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. (24:50) Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: Kami takut akan mendapat bencana.(5:52) c. Takutnya orang kafir kepada Allah hanya terjadi pada saat terjadi pada hari kiamat dan itu menyebabkan mereka ingin dikembalikan ke dunia. Hati manusia pada waktu itu sangat takut Pandangannya tunduk. (Orang-orang kafir) berkata: Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? (79:8-10) Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat. (74:53)

Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya. (72:24) d. Perbuatan dosa secara naluri menimbulkan rasa takut akan akibatnya Musa berkata: Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (28:33). Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkata- an)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku. (28:35) e. Takut kepada Allah berpengaruh pada jiwa sehingga jiwa itu tergerak untuk tidak berbuat zhalim Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. (5:28) f. Orang yang takut kepada Allah akan mendapat keridoan Allah Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga Adn yang mengalir di bawahnya sungaisungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (98:8) g. Takut kepada Allah adalah pintu untuk mendapatkan pelajaran yang banyak oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (87:911) h. Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti dan itu sumber dari sifat berani melawan orangorang kafir Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (9:13) i. Syaithan menyembunyikan rasa takutnya tatkala masih menggoda manusia untuk kafir dan menyatakannya setelah manusia berhasil dijadikannya kafir (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam. (59:16)

j. Beri peringatan bagi yang takut pada Allah agar mereka bertakwa Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. (6:51) Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (79:45) k. Takut: berhati-hatilah menyalahi Rasul Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (24:63) l. Agar tidak takut kepada selain Allah maka bertawakkallah padaNya, pasti Allah menolong. ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (3:122-123) (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya manusia[250] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (3:173) Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.(3:175) orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (5:3) m. Hati manusia pembangkang lebih keras dari batu tatapi batu takut kepada Allah Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (2:74) n. Buah dari takut kepada Allah: ampunan dan pahala Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (67:12) Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga (55:46)

o. Jika Takut pada Allah, Sampaikan apa yang mesti disampaikan Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (5:44) p. Jika Takut pada Allah, Perbaiki hubungan persaudaraan Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (49:10) q. Kisah mengajak Firaun agar takut kepada Allah untuk orang yang takut kepada Allah Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Firaun): Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya? Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. Seraya) berkata:Akulah tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (79 :17-26). r. Takutnya Nabi Musa dalam menghadapi Firaun Dalam al-Quran beberapa kali disingungg tentang rasa takutnya Nabi Musa ketika hendak menghadapi Firaun. Marilah kita kaji bagian ini, sebab mengandung pesan-pesan yang penting. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). (20: 67-68) Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. Allah berfirman: Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan), (26:14-15). s. Hal-hal yang tidak boleh ditakuti orang-orang mukmin 1). Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (5:54). 2). Tidak takut akan kemiskinan

Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatanperbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (6:151) Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (17:31) 3). Tidak takut kepada manusia Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (5:44) 4). Tidak takut pada ancaman orang-orang kafir Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (3:175) 5). Tidak takut menghadapi musuh Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (5:21) t. Takut kepada Allah menyempurnakan Nikmat serta Hidayah Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. (2:150). Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (5:3) u. Rasa Takut akan hilang ketika orang mukmin memasuki surga

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (41:30) Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu? Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (34:23) v. Takut kepada Allah melahirkan sifat taat dan enggan melakukan kedurhakaan kepadaNya Sementara orang-orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah, tenggelam dalam kemaksiatan dan kesesatan. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang lahir dari rasa takut kepada Allah itu akhirnya akan sampai kepada apa yang telah dijanjikan oleh Allah yaitu surga yang penuh kenikmatan di akhirat kelak. Dan di dunia kenikmatan yang akan diberikan kepada orang-orang yang takut kepada Allah adalah ketentraman batin, keistiqomahan dalam beribadah, hilangnya rasa sedih dan turunnya pertolongan dari sisiNya. Semua itu merupakan pilar-pilar kemuliaan. (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (50:33-34) Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya (23:57-61) w. Mendapatkan kemenangan yang besar Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan (24:52) Orang yang takut kepada Allah akan mendapatkan kemenangan yang besar dari sisi Allah Swt. Kemenangan yang besar itu adalah kemenangan di dunia dan kemenangan di akhirat kelak. Di dunia yaitu kemenangan atas orang-orang kafir dan di akhirat kemenangan berupa masuk ke dalam surga. Kemenangan yang besar akan diberikan kepada mereka yang takut kepada Allah Swt, yang taat kepadaNya dan RasulNya, juga kepada orang-orang yang berjihad di jalanNya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (9:20). Juga kepada orang-orang yang berbuat kebajikan, Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (22:77). Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (78:31)

x. Diperbaiki amalan-amalan dan diampuni dosa-dosanya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosadosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (33:70-71). 4. TAKUT KEPADA ALLAH DALAM AL-HADITS a. Takut membuat kita berhati-hati dalam beramal Rasulullah SAW bersabda: Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta, namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia melakukan amalan ahli neraka, sampai ia akhirnya ia masuk neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal dengan amalnya ahli neraka, sehingga jarak antara dia dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia mengamalkan amalan ahli surga sampai akhirnya ia masuk surga. (HR Bukhari dan Muslim) Seseorang memperoleh Surga atau Neraka adalah akibat dari perbuatannya. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits di atas namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tibatiba ia melakukan amalan ahli neraka, sampai ia akhirnya ia masuk neraka. Tetapi jika kita mengkaji lagi hadits di atas rupanya seseorang masuk ke neraka juga karena sudah ditakdirkan Allah bahwa dia memang telah dicatat, ditetapkan sebagai ahli neraka. Oleh karena itulah, maka kita tidak bisa mengandalkan perbuatan kita semata untuk menghindari siksa neraka dan beroleh surgaNya. Kita pun harus memohon kepada Allah agar kita dicatat menjadi ahli surga. b. Takutlah kepada siksa neraka dan beratnya hari kiamat Dari Numan bin Basyir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat, ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi ahli neraka. (HR Bukhari dan muslim). Dari Samurah bin Jundub ra., ia berkata : Nabi SAW bersabda : Di antara ahli neraka ada yang disiksa dengan api sebatas pada kedua mata kakinya, sebatas kedua lututnya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang disiksa dengan api sebatas bahunya. (HR Muslim). Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Di kala manusia berdiri, menunggu panggilan Tuhan semesta alam, ada salah seorang di antara mereka yang terbenam dalam keringatnya sampai pada kedua daun telinganya. (HR Bukhari dan Muslim). c. Takut kepada Allah akan membuat kita banyak menangis dan sedikit tertawa Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah SAW pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengar khutbah yang seperti itu. Beliau bersabda : Seandaimya kamu mengetahui apa yang

aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis. Kemudian para sahabat Rasulullah SAW menutup wajah mereka sambil menangis terisak-isak. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Zarr ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kamu lihat. Langit itu berkeriat-keriut ; di situ tidak ada tempat untuk bisa menyisipkan empat jari-jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah Taala. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan benyak menangis, dan kamu tidak akan bersuka ria dengan istrimu diperaduan. Bahkan, kalian akan keluar ke tempattempat yang ramai untuk mohon pertolongan kepada Allah Taala. Dari Al-Miqdad ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Pada hari kiamat matahari didekatkan kepada para makhluk, sehingga jaraknya kira-kira hanya satu mil. Sulaim bin Amir yang meriwayatkan dari Al-miqdad, berkata : Demi Allah, saya tidak mengerti yang dimaksud oleh Rasulullah dengan mil itu; apakah ukuran jarak pada perjalanan ataukah mil yang biasa dipakai untuk mencelaki mata. Rasulullah SAW bersabda lagi : Manusia tenggelam dalam keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Di antara mereka ada yang terbenam sebatas kedua mata kakinya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang terbenam sampai pada mulutnya. Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan tangan ke arah mulut beliau. (HR Muslim) d. Takut kepada Allah dorongan untuk membentengi diri dari siksaNya dengan berbuat amalan baik Dari Adiy bin Halim ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Seorang di antara kalian akan berbicara langsung dengan Tuhannya, padahal di antara dia dengan tuhannya tidak ada juru bahasa, kemudian ia melihat ke kanan, tiada terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, ia melihat ke kiri, tiada terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, dan ia melihat ke depan, tiada yang terlihat kecuali api yang tepat di depannya. Maka takutlah kalian terhadap neraka walaupun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma. (HR Bukhari dan Muslim) e. Jika Takut kepada Allah maka berhai-hatilah dengan umur, ilmu, harta dan badan kita Dari Abu Barzah Nadlah bin `Ubaid Al Aslamy ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : Kedua kaki seseorang tidak akan bergerak, sebelum ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya, untuk apa ia pergunakan. Tentang hartanya, darimana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan. Dan tentang badannya, untuk apa ia rusakkan. (H.R.Tirmidzi) f. Takutlah kepada Allah, bumi akan menjadi saksi atas seluruh perbuatan kita Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Membaca ayat YAUMAIDZIN TUHADDITSU AKHBAARAHAA (Pada hari itu bumi menceritakan beritanya). Kemudian beliau bertanya: Tahukah kalian, apa yang diberitakan oleh bumi? Para sahabat menjawab : Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda : Sesungguhnya berita bumi, adalah bumi menjadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, yang mereka perbuat di atasnya. Bumi itu akan berkata : Ia telah berbuat begini dan begitu pada hari ini dan hari itu : Inilah yang diberitakan oleh bumi (H.R Tirmidzi)

g. Takut kepada Allah, maka berlindunglah kepadaNya Dari Abu Sa`id Al-Khudriy ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : Bagaimana aku bisa bersenang-senang padahal malaikat peniup sangkakala telah memasukkannya ke dalam mulut dan ia hanya menunggu ijin, kapan ia diperintah untuk meniup sangkakalanya. Berita ini terasa berat sekali oleh para sahabat, kemudian beliau bersabda : Ucapkanlah HASBUNALLAAHU WANI`MAL WAKIIL (Allah yang mencukupi kami dan Ia sebaik-baik yang menjamin) (H.R Tirmidzi) h. Takut kepada Allah berkonsekuensi untuk bersegera berbuat kebaikan Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : Siapa saja yang takut, ia harus berangkat lebih pagi, dan siapa saja yang berangkat lebih pagi, ia pasti akan lebih cepat sampai pada tempat tujuan.. Ingatlah bahwa dagangan Allah itu mahal. Ingatlah bahwa dagangan Allah itu Surga. (H.R Tirmidzi). Dari `Aisyah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW Bersabda : Manusia akan dikumpulkan nanti pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang bulat. Saya bertanya : Wahai Rasulullah, waktu itu laki-laki dan perempuan berkumpul, mereka dapat saling memandang kepada yang lain? Beliau menjawab : Wahai `Aisyah, pada saat itu urusannya sangat berat, sehingga mereka tidak sempat memperhatikan hal-hal demikian itu. (H.R Bukhari dan Muslim) i. Menjadikan Allah sebagai tempat berlindung Dari Jabir ra., ia berkata : Saya berperang bersama Nabi SAW menuju ke arah Najd. Tatkala Rasulullah kembali kami pun ikut kembali. Di suatu lembah yang banyak pohon berduri, kami merasa payah dan mengantuk, Rasulullah SAW pun turun dan berpencar untuk berteduh di bawah pohon, kemudian beliau menggantungkan pedangnya, sedangkan kami semua tertidur. Tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil kami, sedangkan di dekat beliau ada seorang Badui, kemudian beliau bersabda Sesungguhnya orang ini telah menghunus pedangku sewaktu aku tertidur, setelah aku terbangun pedang itu sedang terhunus di tangannya. Lalu orang ini berkata : Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ? Aku menjawab : Allah (tiga kali). Kemudian orang itu tidak melakukan apa-apa dan langsung duduk. (HR. Bukhari dan Muslim) j. Kita bersandar sepenuhnya kepada Allah dengan sepenuh harapan kepadaNya Dari Umarah Al-Barra bin Azib ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Hai fulan apabila kau hendak tidur maka bacalah ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WAWAJJAHTU WAJHII ILAIKA WAFAWWADTU AMRII ILAIKA WA ALJATU DHAHRII ILAIKA RAGHBATAN WARAHBATAN ILAIKA LAA MALJAA WALAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA AAMANTU BIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WA NABIYYIKAL LADZII ARSALTA. (Ya Allah, saya menyerahkan diri kepada-Mu. Saya hadapkan wajahku kehadirat-Mu, saya menyerahkan segala urusanku kepada-Mu dan saya menyandarkan punggungku, kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat kembali dan tidak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada-

Mu. Saya percaya dengan sepenuh hati terhadap Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan terhadap Nabi-Mu yang telah engkau utus.) Dengan membaca doa ini, apabila kalian mati pada malam itu, maka matinya dalam keadaan bersih dari dosa, dan jika kamu masih hidup sampai pagi harinya maka kamu akan memperoleh kebaikan. (HR. Bukhari dan Muslim) k. Tidak perlu ada rasa khawatir terhadap ancaman yang datang dari selainNya Dari Abu Bakar As Shiddiq Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Kaab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib Al-Quraisy At-Taimiy ra., ia ayah dan ibunya termasuk sahabat Nabi, ia berkata : Tatkala kami berada di gua Tsur, saya melihat kaki-kaki orang musyrik berada di atas kepala kami, kemudian saya berkata : Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang di antara mereka melihat ke bawah telapak kakinya dia pasti akan melihat kita. Beliau menjawab : Wahai Abu Bakar, apakah yang kamu cemaskan terhadap dua orang sedangkan Allah ketiganya ? (HR. Bukhari dan Muslim) l. Takut miskin adalah hal yang wajar dalam batas-batas tertentu, bahkan itu merupakan kesempatan untuk bersedekah Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW bertanya : Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya ? Beliau menjawab : Bersedekahlah selama kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan, maka kamu baru berkata : Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya). (HR.Bukhari dan Muslim) m. Menghindari kekikiran dan kezhaliman Dari Jabir ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Takutlah kalian pada kezaliman karena kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat, dan takutlah kamu pada kekikiran sebab orang-orang sebelum kalian binasa karena kekikiran, dan hal itulah yang menyebabkan mereka mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan yang haram. (HR.Muslim) n. Tidak berbuat aniaya pada orang lain. Takutlah kamu terhadap doa orang yang teraniaya karena tidak ada tirai yang menghalangi antara doanya dengan Allah. (HR.Bukhari dan Muslim) o. Takut kepada Allah Berbuah Mendapatkan naungan di akhirat kelak. Hurairah ra., dari Nabi SAW beliu bersabda : Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : (1) Pemimpin yang adil. (2) Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung. (3) Seorang yang hatinya selalu digantungkan (dipertautkan) dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah. (5) Seorang laki-

laki ketika dirayu untuk berzina oleh wanita bangsawan yang berwajah cantik rupawan, laliu ia berkata : Sesungguhnya aku takut kepada Allah. (6) Seseorang yang mengelurkan sedekah, secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikn oleh tangan kanannya. (7) Dan seseorang yang mengingat Allah di tempat sunyi dan kedua matanya bercucuran air mata. (HR. Bukhari dan Muslim) p. Takut kepada Allah Jalan menuju Kejayaan Islam Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam ini hingga merata di Shana sampai ke Hadramaut dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan hanya kepada Allah, melebihi takutnya kambing terhadap serigala. (HR. Bukhari) q. Ancaman yang dilancarkan orang-orang kafir malah menambah keyakinan orang mukmin akan kekuatan Allah Swt Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : HASBUNALLAH WANIKMAL WAKIL, kalimat ini pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim as. Ketika beliau dilemparkan ke dalam api, dan juga dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir mengatakan : Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Oleh karena itu, takutlah kalian kepada mereka. Akan tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka serta mereka mengucapkan HASBUNALLAAHU WANIKMAL WAKIIL. (HR. Bukhari) r. Tidak akan masuk neraka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya. (HR. Tirmidzi [1633]). s. Mendapat naungan dari Allah di Hari Kiamat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah taala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, Sesungguhnya aku takut kepada Allah, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis). (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]). Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah. (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).

t. Dicintai Allah Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah. (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363]) u. Lebih disukai Abdullah bin Umar radhiyallahuanhuma mengatakan, Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!. Kaab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku. Alloh swt menyediakan petunjuk, rahmat, ilmu, dan keridhoan bagi hamba yang khauf kepadaNya. Alloh berfirman, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Rabb mereka (QS. Al-Araf : 156). Alloh ridla terhadap mereka dan mereka pun ridla kepadaNya. Demikian itu bagi siapa saja yang takut kepada RabbNya (QS. Al-Bayyinah:8) Alloh memerintahkan khauf , dan menjadikannya syarat iman. Dan takutlah kalian kepadaKu, jika kalian benar-benar beriman.! (QS. Ali Imran: 175). Yahya bin Muadz berkata, Jika seorang mukmin melakukan suatu kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya ke surga; takut akan siksa dan harapan akan ampunan. v. Teladan Takut kepada Allah Ibnu Masud radhiyallahuanhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku, Bacakanlah al-Quran kepadaku. Maka kukatakan kepada beliau, Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Quran kepada anda sementara al-Quran itu diturunkan kepada anda?. Maka beliau menjawab, Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku. Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka. (QS. an-Nisaa : 40). Maka beliau berkata, Cukup, sampai di sini saja. Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata. (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]). Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahuanha, Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?. Maka Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku. Maka aku katakan, Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang

apa yang membuat anda senang. Aisyah menceritakan, Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat. Aisyah berkata, Beliau terus menerus menangis sampaisampai basahlah bagian depan pakaian beliau!. Aisyah mengatakan, Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!. Aisyah melanjutkan, Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!. Maka Nabi pun menjawab, Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi.dst sampai selesai (QS. Ali Imran : 190). (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]). Muadz radhiyallahuanhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, Apa yang membuatmu menangis?. Maka beliau menjawab, Karena Allah azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di an