h09lab

Upload: rifa-tyass-gapakeg

Post on 10-Jul-2015

3.391 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA JAKARTA

SKRIPSI

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR2009

RINGKASAN LOLY ATANIA SEMBIRING. Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan Dr. Ir. RAHMAT PAMBUDY,MS). PT Dexa Medica adalah perusahaan farmasi yang memproduksi obatobatan. Salah satu produk yang dihasilkan Dexa Medica adalah Stimuno. Stimuno merupakan obat penguat daya tahan tubuh yang terbuat dari ekstrak tanaman Meniran. PT Dexa Medica memilki faktor internal yang terdiri dari, kualitas dan mutu produk, kemasan produk praktis dan harga relatif murah, memperoleh pengakuan dari berbagai instansi, aktif melakukan penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja, memilki alat produksi yang lengkap dan telah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelemahan yang dimilki oleh PT dexa Medica adalah promosi masih kurang khususnya melalui televisi. Faktor eksternal yang dimiliki oleh PT Dexa Medica adalah harga produk substitusi meningkat, ketersediaan bahan baku cukup, teknologi yang digunakan modern, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan obat alami, masyarakat memilki tradisi mengkonsumsi obat tradisional dan gaya hidup masyarakat yang cenderung ke alam (backt to nature). Ancaman yang dimilki oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun, adanya anggapan bahwa obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia, kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan konsumen memilki banyak pilihan produk lain. Analisis internal perusahaan, faktor kekuatan utama adalah kualitas dan mutu produk yang baik Kelemahan utama pada adalah promosi masih kurang. Matriks IFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi rata-rata. Faktor kunci peluang utama bagi PT Dexa Medica adalah ketersediaan bahan baku cukup sehingga perusahaan dapat terus berproduksi tanpa impor. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun dan disertai kesadaran masyarakat kurang mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit. Matiks EFE menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi tinggi. Bila diposisikan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan berada pada sel II yaitu pada strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build). Matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu: mempertahankan kualitas, memperluas pemasaran, meningkatkan promosi, mempertahankan harga murah dan mensosialisasikan mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan melakuka riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih baik. Matriks QSPM menghasilkan alternatif strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT Dexa Medica berdasarkan skala prioritas utama adalah meningkatkan promosi khususnya melalui iklan televisi.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA JAKARTA

LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT. Dexa Medica Jakarta Nama : Loly Atania br Sembiring NIM : H34066074

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP 195912231989031002

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 195809081984031002

Tanggal Lulus :

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Loly Atania br Sembiring H34066074

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Singa, Tanah Karo, Sumatera Utara 27 Oktober 1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sucipta Sembiring (+) dan Ibu Rosmani br Tarigan (+). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri III Juhar pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Sint. Xaverius II Kaban Jahe. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMU Negeri I Kaban Jahe dan selesai pada tahun 2003. Penulis diterima pada Program Studi Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) pada tahun 2003. Penulis kemudian melanjutkan ke Program Sarjana Penyelenggara Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006. Pada tahun 2007 menikah dengan Hosea Rimon Ambrauw, S.Pt, M.Si.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang brjudul Strategi pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT Dexa Medica dalam memasarkan produk Stimuno. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009

Loly Atania br Sembiring

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelasaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing, terimakasih atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyususnan skripsi ini. 2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium penulis terimakasih atas waktu, saran dan kritik yang diberikan demi perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,saran dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Pak Udin untuk bantuan dalam mengantarkan draft-draft penulis. 5. Almarhum Ibu dan Bapak untuk setiap didikan cinta kasih dan pantang menyerah yang diberikan. Harapanmu mengantar aku sampai disini. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaikku. 6. Suami tercinta Hosea Rimon Ambrauw S.Pt. MSi atas cinta, kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta putri kecilku, Caroline Isabell Ambrauw, motivator sejati serta tumpuan harapanku. 7. Marsella adik dan sahabat terbaikku terimakasih untuk dukungan, bantuan, motivasi. Semoga Tuhan selalu menyertai persaudaraan kita. 8. Pihak Pemasaran PT Dexa Medica atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 9. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Linda, Fanny, Intan, Rini, Solihin dan Riana atas semangat dan curhat selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, Agustus 2009

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL.......................................................................................... DAFTAR GAMBAR...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. I PENDAHULUAN.................................................................................. 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 1.3 Tujuan............................................................................................... 1.4 Manfaat............................................................................................. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 2.1 Bahan Baku Stimuno........................................................................ 2.2 Obat tradisional................................................................................ 2.3 Tinjauan Pustaka Terdahulu ........................................................... 2.3.1 Penelitian Mengenai Obat Tradisional................................... 2.3.2 Penelitian Mengenai Pemasaran............................................. KERANGKA PEMIKIRAN............................................................. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................... 3.1.1 Pengertian Dan Konsep Pemasaran....................................... 3.1.2 Strategi Pemasaran... . 3.1.3 Bauran pemasaran..... 3.1.4 Analisis Strategi Pemasaran. 3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal... 3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal. 3.1.5 Matriks SWOT. 3.1.6 Tahapan Perencanaan Strategi. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional.. METODE PENELITIAN................................................................ 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 4.2 Jenis Dan Sumber Data.................................................................. 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 4.3.1 Tahap pengumpulan Data 4.3.2 Tahap Analisis...... 4.3.3 Tahap Pengambilan Keputusan GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN . 5.1 Sejarah Perusahaan ... 5.2 Visi Misi Dan Tujuan Perusahaan. 5.3 Struktur Organisasi... vi vii viii 1 1 5 6 7 8 8 11 13 13 14 16 16 16 17 18 22 23 23 26 26 27 30 30 30 30 31 35 38 40 40 41 42

II

III

IV

V

VI

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Lingkungan Internal 6.1.1 Aspek Bauran Pemasaran. 6.1.2 Aspek Sumberdaya Manusia 6.1.3 Aspek Produksi dan Operasi 6.1.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan... 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal.. 6.2.1 Lingkungan Eksternal Makro... 6.2.2 Lingkungan Eksternal Mikro 6.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan... 6.4 Identifikasi peluang dan Ancaman

45 45 45 51 53 54 55 55 59 60 61 63 63 63 66 69 79 70 71 71 71 75 77 77 78 79 81

VII MERANCANG STRATEGI PEMASARAN.. 7.1 Pengumpulan Data. 7.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 7.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) 7.2 Tahap Analisis .. 7.2.1 Matriks Internal Eksternal (IE). 7.2.1.1 Strategi Penetrasi Pasar 7.2.1.2 Strategi Pengembangan Pasar... 7.2.1.3 Strategi Pengembangan Produk 7.2.2 Matriks SWOT. 7.2.3 Matriks QSPM. VIII KESIMPULAN DAN SARAN.. 8.1 Kesimpulan 8.2 Saran.. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN

DAFTAR TABELNomor Halaman

1.

Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010........................................................................... Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004.................................................... Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan........................ Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan..................... Matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).. Matriks SWOT.................................................................................... Matriks QSPM..................................................................................... Perbedaan Stimuno Dengan Imunomodulator........................................

3

2.

4 32 32 33 35 38 44 47 48 49 52 61 62 65 67 72

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. Perbandingan Harga Imonumodulator................................................... 11. Jenis Imunomodulator Yang Beredar Di Pasaran....... 12 13 Urutan Perusahaan Farmasi Berdasarkan Nilai Penjualan...................... Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Stimuno......................................

14. Identifikasi Peluang dan Ancaman......................................................... 15 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).........................................

16. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)...................................... 17. Matriks SWOT PT Dexa Medica.......................................................

DAFTAR GAMBARNomor Halaman

1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10.

Logo Jamu 11 Logo Obat Herbal Terstandar........................................................... 11 Logo Fitofarmaka.............................................................................. 12 Konsep Pemasaran............................................................................. 16 Komponen Bauran Pemasaran.......................................................... 19 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga...................... 20 Kerangka Pemikiran Operasional...................................................... 29 Matriks Internal Eksternal................................................................. 35 Matriks SWOT.................................................................................. 36 Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal.......................................... 66

DAFTAR LAMPIRANNomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 7. Halaman Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal....... Penilaian Bobot Dan Rating Faktor Strategis Eksternal................ Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating......................................... Kuisioner QSPM............................................................................ Matriks QSPM PT Dexa Medica................................................... Kuisioner Karakter Konsumen...................................................... Tanaman Meniran Dan Kemasan Stimuno................................... Struktur Organisasi........................................................................ 82 83 85 89 91 92 93 95

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia, memiliki keanekaragaman hayati dan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Tanaman-tanaman tersebut termasuk dalam sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Indonesia memiliki 40 ribu spesies tanaman dan 940 diantaranya berkhasiat obat. Namun demikian dari 646 biofarmaka yang diteliti baru sekitar 465 jenis yang dimanfaatkan oleh industri tradisional, sehingga prospek biofarmaka untuk lebih dieksplorasi dan dikembangkan secara intensif sangat terbuka seiring kemajuan ilmu dan teknologi. Keberadaan kekayaan tumbuhan obat yang tersedia di Indonesia, memberi potensi yang besar dalam memanfaatkan dan mengembangkan tanaman-tanaman untuk mendukung pengobatan tradisional. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan informasi dan sosialisasi berbagai macam tumbuhan berkhasiat tersebut, sehingga pemanfaatan tumbuhan obat bagi masalah kesehatan. Dewasa ini ada kecendrungan perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat di masyarakat. Hal ini karena ada kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) sebagai bagian dari pola hidup yang alami. Gerakan back to nature dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat untuk perawatan kesehatan dan pengobatan penyakit secara alami yang menawarkan suatu sistem pengobatan yang efektif, efisien, aman dan ekonomis. Sekarang masyarakat lebih tenang bila pemenuhan kebutuhan makan, minuman atau obat-obatan berasal dari bahanbahan alami yang tidak mengandung bahan pengawet atau pewarna. Seiring berkembangnya jaman maka secara tidak langsung mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Meningkatnya tingkat pendidikan maka tingkat kesadaran akan kesehatan akan semakin meningkat. Banyak hal-hal yang dilakukan untuk menjaga kesehatan, salah satunya menggunakan obat-obatan berbahan alami (back to nature). Kesadaran masyarakat tidak hanya dalam mengonsumsi makanan seharisehari. Prinsip masyarakat yaitu lebih baik mencegah daripada mengobati

tersebut, membuka peluang bisnis dibidang lain. Banyak masyarakat dalam membeli kebutuhannya tidak hanya makan nasi dan lauk saja. Kecendrungan mengonsumsi multivitamin tambahan suplemen makan sudah menjadi tradisi, khususnya kalangan menengah keatas. Obat yang dikenal adalah obat kimia (sintesis) dan obat alami (tradisional). Obat kimia dan obat alami mempunyai perbedaan. Obat alami dalam proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lebih lama, hal ini disebabkan belum adanya tambahan-tambahan zat lain yang dapat memberikan reaksi yang cepat. Obat alami ini biasanya mempunyai harga yang lebih rendah bila dibanding dengan obat kimia. Obat kimia adalah obat yang diolah sudah menggunakan teknologi yang lebih tinggi, ada tambahan bahan-bahan kimia lain dan umumnya harga lebih tinggi dari pada obat alami. Hal ini disebabkan adanya atribut-atribut tambahan lain seperti kemasan yang menarik, sertifikat, standarisasi serta harus melewati uji klinis terlebih dahulu. Kedua obat tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan. Banyak masyarakat berpindah dari konsumsi obat kimia ke obat alami dengan alasan memilih yang aman bagi kesehatan jangka panjang. Obat alami atau sering disebut sebagai obat tradisional terbagi menjadi tiga yaitu, jamu, obat herbal terstandar dan obat fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat berdasarkan pengalaman. Setingkat di atas jamu adalah herbal terstandar. Obat herbal terrstandar yaitu bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah atau penelitian praklinik menggunakan hewan sebagai bahan uji mengenai efek dan manfaat. Hasil penelitian tersebut memenuhi kriteria aman, berkhasiat, bahan baku yang dipergunakan sudah mengikuti standarisasi sehingga aman digunakan dalam produk jadi dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Kategori tertinggi adalah fitofarmaka. Obat fitofarmaka yaitu obat yang memenuhi persyaratan aman, klaim khasiat terbukti berdasarkan uji klinik yang diterapkan pada manusia, bahan baku yang dipergunakan sudah mengikuti standarisasi dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, karena itu obat tradisional fitofarmaka bukan kategori jamu biasa. Perbandingan permintaan obat kimia dan alami dijelaskan pada Tabel 1

2

Tabel 1. Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010 Tahun Obat Kimia Pangsa pasar Permintaan (%) (Triliun/Rp) 17 89,5 21.3 37 84,0 Obat Alami Permintaan Pangsa pasar (Triliun/Rp) (%) 2. 10,5 2.9 7.2 16,0

2003 2005 2010

Sumber: LIPI dalam www.bexi.co.id, 2006

Tabel 1 memperlihatkan kondisi permintaan obat kimia dan obat alami. Tahun 2003 jumlah permintaan obat kimia sebesar Rp 17 triliun, dengan pangsa pasar sebesar 89,5 persen, sedangkan untuk obat alami jumlah permintaan sebesar Rp 2 triliun dengan jumlah pangsa pasar 10,5 persen. Tahun 2005 jumlah permintaan obat alami dan obat kimia meningkat, obat kimia meningkat menjadi Rp 21,3 triliun dan obat alami Rp 2,9 triliun, masing-masing untuk pangsa pasar tidak didapatkan. Pada Tahun 2010 diramalkan akan meningkat, untuk obat alami permintaan akan meningkat mencapai Rp 7,2 triliun dengan pangsa pasar 16,0 persen. Salah satu alasan yang memungkinkan adalah bahwa adanya perubahan kecendrungan mengkonsumsi obat alami dengan prinsip back to nature. Obat alami diproduksi oleh industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional. Menurut Permenkes RI NO. 246/Menkes/Per/V/1990, yang dimaksud dengan Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat tradisional dengan total aset di atas Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan bangunan. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan bangunan dalam Sefta (2008). Perkembangan Industri Obat Tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.

3

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Industri ObatTradisional (Perusahaan ) 40 66 77 79 87 93 98 105 108 112 Industri Kecil Obat Tradisional (Perusahaan) 508 517 559 608 722 855 899 907 952 1000 Total 548 583 636 687 809 948 997 1012 1060 1112

Sumber : Badan POM, 2005

Sejak tahun 1995 Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) mencatat jumlah Industri Obat Tradisional (IOT)sebanyak 40 perusahaan dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) ada 508 pengusaha. Perkembangan industri terus meningkat sampai pada pendataan pada tahun 2004 dimana IOT sebanyak 112 dan IKOT sebanyak 1000. Salah satu contoh tumbuhan yang dapat digunakan industri farmasi adalah tanaman Meniran (Phyllanthus niruri). Atas dasar prilaku masyarakat tradisional, perusahaan farmasi menggunakan bahan baku tumbuh-tumbuhan dan mengolahnya sedemikian rupa sehingga produknya berkualitas dan dikemas dalam bentuk yang praktis. Hal ini disesuaikan dengan prilaku masyarakat yang sudah modern yang menginginkan kualitas yang baik serta memperoleh kemudahan dan mengobati penyakit dan menjaga kesehatan manusia. Tanaman Meniran merupakan bahan baku dari Stimuno. Stimuno merupakan produk obat herbal atau sering disebut obat alami asli Indonesia yang terbuat dari ekstrak Meniran. Stimuno mengandung imunomodulator (IM), pengatur sistem imun tubuh. Melalui uji klinis pada manusia, prodini terbukti berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta aman dari bahan-bahan berbahaya, seperti bakteri, virus dan jamur. Stimuno

4

merupakan satu-satunya IM dengan standar fitofarmaka, sehingga aman digunakan dalam jangka panjang. Penggunaan Stimuno dapat bersama-sama dengan obat lain atau vitamin.

1.2. Perumusan Masalahan Stimuno mulai dipasarkan sejak 1999 oleh PT Dexa Medica. Saluran pemasarannya melalui resep dokter kemudian sejak 2005 Stimuno dipasarkan secara bebas Over the Counter (OTC). Tujuannya adalah untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Perusahaan yang memproduksi IM saat ini ada 10 perusahaan, namun produk IM yang paling diminati konsumen adalah Imboost, Imunos dan Stimuno. Ketiga produk IM tersebut Stimuno merupakan IM paling awal masuk ke pasaran bebas, kemudian disusul oleh IM lainnya. Produk Stimuno ditawarkan dalam dua bentuk kemasan. Bentuk sirup untuk anak-anak dalam botol ukuran 60 ml dan 100 ml, sedangkan bentuk kapsul untuk dewasa ukuran 1 kotak berisi 10 kapsul/blister. Diantara produk IM lainnya, Stimuno memiliki beberapa kelebihan. Stimuno sebagai produk yang pertama di Indonesia memperoleh sertifikat fitofarmaka dari BPOM. Dari segi harga, Stimuno lebih murah dibanding dengan IM lain karena terbuat dari bahan alami yang tersedia di Indonesia. Selain itu dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan efek pada kesehatan. Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat umum selama ini adalah melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal ini dilihat dari sedikitnya produk Stimuno yang ditawarkan di toko-toko obat karena permintaan yang kurang. Oleh karena itu masyarakat masih awam terhadap merek Stimuno dan berpengaruh pada permintaannya. Sehingga setiap promosi Stimuno lebih bersifat edukasi dengan tujuan agar masyarakat mengerti sistem imun dan selanjutnya membeli Stimuno. Stimuno menghadapi tantangan untuk masuk ke pasar OTC, apalagi untuk memenangkan persaingan. Biaya pemasaran sangat tinggi, selain itu sikap

5

konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek-merek yang biasa dipakai. Sementara para pedagang menginginkan keuntungan yang lebih baik. Ini membuat pasar OTC sangat kompetitif. Namun, Stimuno memiliki peluang besar di pasar OTC mengingat pasar obat jenis IM di Indonesia sangat potensial. Adapun target pasar yang dituju adalah golongan menengah ke atas. Pertimbangan tersebut berdasarkan kemampuan yang dimiliki masyarakat golongan menengah ke atas dalam mengakses informasi yang berkaitan tentang kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan serta pola hidup yang sehat. Dalam hal ini tidak hanya dilihat dari segi harga yang ditawarkan oleh Stimuno tapi cenderung karena masyarakat menengah ke atas, lebih peduli terhadap kualitas kesehatan. Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai tujuan perusahaan. Faktor penyediaan produk yang murah dan keunggulan lainnya tidak menjadikan permintaan produk Stimuno meningkat. Keinginan utama organisasi usaha dalam bidang pemasaran adalah mendapatkan keuntungan ekonomi dari bisnis yang dikelolanya. Cara pemasaran yang modern untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis adalah tidak hanya mengembangkan produk yang baik, namun menetapkan harga yang menarik dan menyediakan produknya bagi pelanggan sasaran, oleh karena itu analisis tentang strategi penting untuk dilakukan. Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah : 1. Bagaimana bauran pemasaran yang tepat untuk produk Stimuno? 2. Faktor-faktor lingkungan internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno ? 3. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno? 4. Bagaiman alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Stimuno? 5. Bagaimana alternatif prioritas strategi pemasaran Stimuno?

1.3. Tujuan penelitian Berdasarkan dari perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:

6

1. 2. 3. 4. 5.

Mendaftarkan dan menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk produk Stimuno Menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan Dexa Medica Menganalisis factor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan Dexa Medica Menentukan alternatif strategi yang tepat untuk Stimuno Menetukan alternatif perioritas strategi pemasaran untuk Stimuno

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis sebagai aplikasi dari teori yang diperoleh selama ini. 2. Bagi masyarakat akademik sebagai masukan untuk meneliti lebih lanjut mengenai Immunomodulator (IM) Stimuno. 3. Bagi perusahaan sebagai masukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat untuk produk Stimuno.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Baku Stimuno Bahan baku utama stimuno adalahTanaman meniran. Tanaman meniran (Phyllanthus niruri LINN) yang digunakan dalam Stimuno, memiliki klasifikasi sebagai berikut : Klasifikasi Botani tanaman meniran : Kingdom Division Subdivision Class Order Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotylae : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Phyllanthus LINN : Phyllanthus niruri LINN

Nama lokal dari Phyllanthus LINN ini adalah Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate). Phyllanthus niruri NN merupakan tanaman tahunan asli Indonesia dengan tinggi 30-50,cm. Batang berwarna hijau pucat, daun tunggal dan letaknya berseling, helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membuat permukaan bawah berbintik kelenjang. Mempunyai daun bersirip genap, setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang

8

mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Tanaman Meniran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni Meniran atau Phyllanthusurinaria Linn untuk yang batangnya berwarna hijau kemerahan, Phyllanthus niruri untuk yang batangnya berwarna pucat, termasuk dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Meniran Merah atau Memeniran. Tanaman Meniran memiliki sifat kimiawi antara lain lignan (Filantin, hipofilantin, nirantin, lintetratin), flavonoid (quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin, kaempferol-4, rhamnopynoside), alkaloid, triterpenoid, asam lemak (asam ricinoleat, asam linoleat, asam linolenat), vitamin C, kalium, damar, tanin, geraniin, phyllanthin dan hypophyllanthin. Efek farmakologi yang terdapat pada Meniran yakni astringent, peluruh air seni (menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat), penurun panas, anti aldosereductase hepatotoksik, anti bakteri terhadap Escherichiacoli, staphylococcus aureus, bacillus subtilis, hipoglikemik. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa agak asam dan sejuk.

Syarat Tumbuh Meniran merupakan tumbuhan daerah tropis yang tumbuh liar di hutanhutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Pada umumnya tidak dipelihara karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai antivirus, antibakteri, peluruh batu dan anti tumor. Perbanyakan tanaman menggunakan biji. Biji disemai dan dipindahkan. Pemeliharaan tanaman ini mudah, cukup air dengan penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Proses Ekstraksi Meniran Proses ekstraksi harus dilakukan dengan tepat untuk mendapatkan khasiat imunomodulasi dengan menghindari khasiat lain yang tidak diinginkan, seperti misalnya diuretik. Ekstrak Phyllanthus niruri L. di dalamnya mengandung

9

flavonoid terdiri dari quercetrin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin, nirurin; lignan yang terdiri dari phyllanthin, hypophyllanthin. Alkaloid yang diberi nama ent-norcecurinin. Juga terdapat lignan dan isolignan yang baru seperti lintetralin, isolintetralin, nirtetralin, nirphyllin. Ekstrak distandarisasi baik melalui standarisasi fitokimia (standarisasi kadar senyawa kimia) maupun standarisasi biologis (peningkatan indeks proliferasi limfosit T dan peningkatan IgM).

Proses Produksi Stimuno Daun-daun meniran yang telah di ekstraksi diformulasikan menjadi sediaan dalam kemasan yang layak, nyaman, serta praktis untuk dikonsumsi. Stimuno kemudian diproduksi dengan cara yang modern dipabrik farmasi Dexa Medica dengan standar nasional dan internasional. Meniran (Phylanthus niruri) sebagai bahan dasar Stimuno dibudidayakan dengan teknologi modern mengikuti standar GAP (Good Agriculture Practices) dan diproses mengikuti standar c-GMP (current-Good Manufacturing Practices) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sesuai standar industri farmasi. Hasil akhir dari olahan meniran tersebut adalah Stimuno sirup untuk anak dan Stimuno kapsul untuk dewasa. Stimuno mengandung formula dari komposisi tunggal yaitu ekstrak tanaman meniran. Ekstrak diambil dari bagian akar, daun, batang dan buah Phyllanthus niruri. Tiap 1 sendok takar (5 ml) sirup Stimuno mengandung 25 mg ekstrak Phyllanthus niruri dan setiap 1 kapsul Stimuno mengandung 50 mg ekstrak Phyllanthus niruri. Stimuno merupakan produk obat herbal mengandung imunomodulator (pengatur sistem imun tubuh). Melalui uji klinis pada manusia, Stimuno terbukti berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh serta aman dari bahan-bahan berbahaya seperti bakteri, virus, dan jamur. Stimuno aman digunakan untuk pemakaian jangka panjang dan dapat dikonsumsi bersama dengan obat atau vitamin. Oleh karena itu Stimuno memeperoleh dua award yakni Primaniyarta Award Kategori Pembangun Merek Terkenal dan BJ. Habibie Technology Award Kategori Teknologi dan Kesehatan. Hingga saat ini Stimuno telah diekspor ke Cambodia dan Vietnam.

10

2.2

Obat Tradisional

Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)

Gambar 1. Logo JamuSumber: www.stimuno.com

Jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat berdasarkan pengalaman dan belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiatnya. Bahanbahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktif. Misalnya rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang dan buah. Ada menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Selain itu jamu diproduksi oleh perusahaan besar seperti Sido Muncul, Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Pada perkembangan selanjutnya jamu dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul.

Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine)

Gambar 2. Logo Obat Herbal TerstandarSumber: www.stimuno.com

Herbal terstandar adalah bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah (penelitian praklinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Hingga saat ini sudah 17 jenis obat herbal terstandar sudah beredar di masyarakat.

11

Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)

Gambar 3. Logo FitofarmakaSumber: www.stimuno.com

Fitofarmaka adalah obat yang telah memnuhi persyaratan aman, klaim khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Karena telah melewati berbagai uji jamu fitofarmaka tidak termasuk katagori jamu biasa tetapi statusnya sama dengan obat konvensional yang sering diresepkan dokter. Karena bisa diresepkan dokter, maka jamu tersebut dapat digolongkan sebagai obat dan bisa disediakan diapotek dan rumah sakit. Perkembangan jamu fitofarmaka di Indonesia sangat lamban. Selama 12 tahun hingga kini, hanya lima produk jamu yang lolos uji fitofarmaka. Kelima jamu fitofarmaka itu adalah Stimuno (peningkat sistem imun), Nodiar (anti diare), Rheumaneer (pengurang nyeri), Tensigard Agromed (hipertensi) dan X-Gra (gairah seksual laki-laki). Kelima jamu fitofarmaka tersebut sudah masuk dalam cakupan asuransi.

Tahapan Uji Pada Obat Tradisional Untuk memperoleh logo tersebut terutama pada tahap fitofarmaka harus melakukan pengujian pada obat tradisional yang didaftarkan dari mulai uji laboratorium sampai dengan melakukan percobaan pada manusia. Uji laboratorium pada tanaman obat, di uji klinis bukan zat kimia yang terkandung di dalamnya melainkan ekstrak dari tanaman obat tersebut. Dalam ekstrak tanaman banyak mengandung zat kimia dengan berbagai sifat, tapi secara keseluruhan menciptakan efek farmakologi tertentu.Efek farmakologi ini yng diuji, jika satu zat aktif dipisahkan dari ekstrak tanaman dan di uji klinis sebagai obat, maka obat yang dihasilkan adalah obat kimia. Uji Pra Klinik, tujuan dari uji praklinik ini untuk memperkirakan dosis efektif dan memperkecil resiko penelitian pada manusia. Uji toksisitas atau uji sifat meracuni termasuk dalam uji pra klinik.

12

Uji Klinik dilakukan untuk memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian obat. Dalam pelaksanaannya uji klinik dibagi dalam empat fase menurut tujuan pengujiannya. Fase pertama, menguji suatu obat baru pada manusia sehat untuk mengetahui besar dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak menimbulkan efek samping yang serius. Fase kedua, diuji kepada penderita (pasien) bertujuan melihat manfaat efek farmakologik yang ditemukan pada fase satu untuk pengobatan. Fase ketiga, uji klinik ditujukan pada sejumlah penderita yang tidak terseleksi ketat dan dikerjakan oleh orang yang kurang ahli, sehingga menyerupai keadaa sebenarnya dalam penggunaan sehari-hari dimasyarakat. Fase keempat, disebut juga post marketing drug surveilence yaitu pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan mementukan pola penggunaan di masyarakat serta pola efektifitas dan keamannya pada penggunaan yang sebenarnya.

2.3 2.3.1

Tinjauan Studi Terdahulu Penelitian Mengenai Obat Tradisional Penelitian tentang strategi pengembangan agrowisata obat tradisional

dilakukan oleh Luther Masang (2006). Data yang digunakan data primer dan sekunder. Hasil analisisnya adalah faktor strategis internal yang menjadi kekuatan pengembangan usaha obat tradisional. Dalam Karmawati et al. (1996), kendala dalam pengembangan obat tradisional adalah pemasaran. Unit playanan kesehatan formal seperti Puskesmas, poliklinik atau rumah sakit masih enggan menggunakan obat tradisional karena dianggab sebagai produk inferior. Untuk mengatasi masalah ini dengan mengupayakan obat tradisional ke arah obat fitofarmaka, karena hanya dengan cara tersebut obat tradisional diterima di rumah sakit dan merekomendasikannya sebagai obat alternatif bagi pasien. Penelitian tentang Faktor Permintaan Obat Fitofarmaka di Bogor telah dilakukan oleh Irtiaman (2007). Analisis yang dipakai adalah tabulasi deskriptif dan analisis regresi berganda. Faktor yang mempengaruhi adalah jumlah obat

13

fitofarmaka yang beredar, jumlah pengeluaran untuk obat dalam sebulan, frekuensi konsumsi per hari dan sumber informasi yang didapat. Penelitian tentang strategi pemasaran Jamu Tradisional dilakukan oleh Kristanto (2006). Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE, dan analisis SWOT. Alternatif strategi SO yang dihasilkan yaitu mempertahankan iklim kerja yang kondusif, baik dengan sumberdaya manusia (SDM) perusahaan secara internal maupun eksternal. Stratego WO yang dihasilkan yaitu, mencari dan membina hubungan baik dengan distributor yang baru, sedangngan stategi ST perusahaan disarankan untuk mempertahankan harga jual perusahaan yang kompetetif dibanding dengan harga jual di pasaran. Strategi WT menghasilkan perusahaan sebaiknya melakukan promosi aktif baik kepada konsumen maupun distributor. Penelitian tentang Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional dilakukan oleh Sefta (2008). Analisis yang digunakan adalah IFE, EFE, IE, SWOT dan PHA. Hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan strategi. Strategi diurutkan menurut prioritas kepentingan, yaitu meningkatkan kualitas produk serta keterjaminan keamanan, meningkatkan inovasi yang mengarah kepada penambahan lini produk, menambah variasi produk dengan menggali kasiat tanaman obat lainnya, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar, meningkatkan promosi dan distribusi yang efektif dan efisien. Selanjutnya yaitu mempertahankan harga yang kompetetif dengan pesaing, memperbaiki sistem pembayaran, memperkuat merk dan melakukan risert pasar untuk mengetahui perkemabngan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing.

2.3.2

Penelitian Mengenai Pemasaran Anggororatri (2008) melakukan penelitian mengenai analisis dayasaing

dan strategi pemasaran susu kambing. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Hasil analisis Straegic Markeing plus 2000 menunjukkan perusahaan termasuk dalam tipe persaingan yaitu perusahaan yang mengikuti keinginan pasar (market driven company). Sartika (2008), melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran Brownis kukus Amanda dengan pendekatan proses hirarki. Hasil analisi PHA

14

terhadap bauran pemasaran menetapkan tujuan dengan mengurutkan berdasarkan prioritas kepentingan yaitu memperluas jaringan distribusi, meningkatkan pelayanan, strategi variasi rasa, garansi, dan tampilan. Zulhyardi (2007) melakukan penelitian pengenai analisis strategi promosi suplemen kesehatan Curtos. Analisis yang digunakan adalah Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil analisis tersebut bahwa faktor penyusun strategi promosi didasarkan pada pemilihan kendala yang dihadapi dibandingkan dengan pendukung ynag dimilikinya. Strategi alaternatif promosi adalah meningkatkan aktivitas promosi yang dilakukan pada waktu penelitian, menitikberatkan pada periklanan, hubungan masyarakat dan personal selling dan pemasaran langsung.

15

III.

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 3.1.1

Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian dan Konsep Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2005), dapat dibedakan secara sosial

dan manajerial. Secara sosial, pemasaran didefenisiskan sebagai proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan mencipatakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran secara manajerial adalah, pemasaran sebagai seni menjual produk. Namun proses penjualan tersebut bukan merupakan bagian penting dari pemasaran. Penjual hanya merupakan puncak dari pemasaran. Konsep pemasaran menurut Kotler (2005), menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomonikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasrana berdiri di atas empat pilar yaitu, pasara sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep ini lebih menekankan kepada kepuasan pelanggan. Pada awalnya perusahaan akan mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan keudian perusahaan akan mencari tahu produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Keuntungan justru diharpakan akan diperoleh dari kepuasan konsumen yang nantinya akan membeli dalam jumlah banyak, terus-menerus dan mungkin dngan harga yang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Pasar Sasaran

Kebutuhan Pelanggan

Pemasaran Terintegrasi

Laba melalui Kepuasan Pelanggan

Gambar 4. Konsep PemasaranSumber: Kotler dan Amstrong (2005)

16

3.1.2

Strategi Pemasaran Menurut Kotler (2005), strategi adalah suatu rencana permainan untuk

mencapai sasaran yang diinginkan oleh perusahaan atau suatu unit bisnis. Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui strategi yang tepat dari suatu organisasi. Tjiptono (2002) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga lingkup strategi pemasaran yang banyak dijadikan acuan yaitu marketing strategies, marketing elemen strategies, product-market entry strategies. Marketing strategies berfokus pada variabel-variabel pemasaran seperti segmentasi pasar, identifikasi dan seleksi pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran. Marketing elemen strategies meliputi unsur individual bauran pemasaran, misalnya strategi promosi push versus pull, strategi distribusi intensif, selectif atau eksklusif, dan strategi penetapan harga penetrasi versus skimming price. Sedangkan product-market entry strategies mencakup strategi mempertahankan pangsa pasar, memanen pangsa pasar atau pangsa pasar. Menurut Porter (2005), membangun strategi pemasaran merupakan usaha untuk merumuskan formula mengenai usaha kompetisi bisnis, target yang seharusnya dicapai dan kebijaksanaan yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Terdapat empat kunci utama yang perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi persaingan untuk mencapai kesuksesan, yaitu: (1) kekuatan dan kelemahan perusahaan, (2) nilai SDM sebagai pelaksana kunci, (3) peluang dan hambatan dalam industri, dan (4) masyarakat dan sosial.

A. Segmentasi Segmen pasar merupakan kelompok besar yang dapat diidentifikasikan dalam sebuah pasar. Perusahaan yang menetapkan segmented marketing menyadari bahwa pembeli berbeda-beda dalam keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian dan juga kebiasaan pembelian mereka. Konsumen yang menjadi bagian dari suatu segmen diasumsikan cukup serupa dalam keinginan dan kebutuhan mereka, namun tidak sama.

17

B. Identifikasi dan Seleksi Pasar Sasaran Tahap selanjutnya setelah melakuakan segmentasi pasar adalah memilih pasar sasaran. Pada pasar sasaran inilah seluruh usaha pemasaran diarahkan. Pemilihan pasar sasaran juga akan menentukan bagaimana mengalokasi sumberdaya perusahaan yang diarahkan untuk program pemasaran, setelah melakukan segmentasi maka pemasar dapat memilih target market yang sesuai dengan tahap segmentasi tersebut. Pemilihan pasar harus mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan dan pengalokasian sebaiknya dilakukan pada pasar yang memberikan keuntungan yang terbesar. Pemilihan pasar yang tidak baik merupakan pekerjaan yang sia-sia dan dapat merugikan perusahaan.

C. Penentuan Posisi (Positioning) Strategi positioning merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu merek pada bagian pasar dimana merek tersebut dapat diterima lebih baik daripada merek yang bersaing. Tujuan utama positioning adalah untuk menempatkan produk dipasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.

3.1.3

Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2005) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Berbagai variabel pemasaran dalam masing-masing P bauran pemasaran ditunjukkan pada Gambar 5.

A. Produk Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berupa uang atau jasa

18

dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dimakan atau dikonsumsi sehingga dapat mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. BAURAN PEMASARAN

Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Nama Merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan

Harga Daftar Harga Rabat/diskon Potongan harga khusus Perioda pembayaran Syarat kredit

Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Public relation Pemasaran langsung

Tempat Saluran pemasaran Cakupan pasar Penyortiran Lokasi Persediaan Transportasi

Gambar 5. Komponen Bauran Pemasaran Sumber: Kotler dan Amstrong (2005) Strategi produk didefinisikan sebagai strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan lebih unggul dari para pesaingnya. Penetapan promosi yang baik, penetapan harga yang sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada artinya bila produknya sendiri tidak sesuai dengan harapan konsumen. Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk, lini produk, merek, pengemasan dan pelabelan.

B. Harga Menurut Kotler dan Amstrong (2005), harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakan atas produk atau jasa. Harga juga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Selain itu, harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang

19

paling fleksibel. Hal ini karena harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri khas (feature) produk dan perjanjian distribusi. Penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan harga dengan baik. Kesalahan yang paling umum adalah penetapan harga yang terlalu berorientasi pada biaya, harga kurang sering direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar, harga ditetapkan secara independent dari bauran pemasaran lainnya dan bukan sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar serta harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen pasar dan saat pembelian. Faktor intenal dan eksternal perusahaan seperi yang terlihat pada Gambar 3 juga mempengaruhi keputusan dari harga. Faktor Internal Tujuan pemasaran Bauran pemasarn Biaya Pertimbangan lain Faktor Eksternal o Karakter pasar dan permintaan o Persaingan o Faktor lingkungan (perekonomian pemerintahan)

o o o o

Keputusan Penetapan harga

Gambar 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan HargaSumber : Kotler dan Amstrong (2005)

C. Distribusi Distribusi merupakan kegiatan yang dilakuakn pemasar perusahaan agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Suatu komoditi dikatakan sebagai suatu produk apabila ia berada pada tempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Tanpa pendistribusian yang jelas, pemasaran suatu produk belum dikatakan berhasil. Untuk mendapatkan sistem pemasaran yang strategis, selain merancang produk, menetapkan harga yang sesuai dan didukung suatu promosi yang baik, perusahaan juga harus mentapkan strategi distribusi yang tepat. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Ada beberapa saluran perantara yang bergerak dalam bidang distribusi antar lain agen, penyalur, distributor, pedagang besar dan pengecer. Secara umum, saluran pemasaran mempunyai fungsi yaitu, tempat

20

mendapatkan informasi, saran promosi dan komunikasi dengan konsumen, negoisasi dengan konsumen, distribusi fisik (pergudangan dan transportasi), menangani pembayaran pembelian dan pembiayaan.

D. Promosi Menurut Kotler (2005), promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengungatkan para pelanggan agar membeli produk tersebut. Perusahaan harus mengalokasikan anggaran promosi diantara lima alat promosi yaitu, periklanan, promosi penjualan, hubunga masyarakat dan publisitas, wiraniaga serta pemasaran langsung. Dalam industri yang sama, beebagai perusahaan dapat sangat berbeda dalam cara mengalokasikan anggaran promosi mereka. Setiap alat promosi memiliki karakteristik dan biaya tersendiri yang unik. o Periklanan Periklanan menurut Kotler (2005), adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk dan di sisi lain mampu mempercepat penjualan. Periklanan dapat secara efesien menjangkau berbagai pembeli yang tersbar geografis. o Promosi Penjualan Menurut Kotler (2005), promosi penjualan merupakan kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa teretntu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Promosi penjualan dapat berupa kupon, kontes atau undian, sample, tawaran pengembalian tunai atau rabat, garansi produk, percobaan gratis, harga premi dan sejenisnya. Perusahaan dapat menggunakan promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan cepat. o Hubungan Masyarakat dan Publisitas Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Alat utama hubungan masyarakat adalah publikasi, peristiwa, berita, pidato, kegiatan

21

pelayanan masyarakat dan media identitas. Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi sangat efektif. o Penjualan Personal Penjualan personal merupakan alat promosi yang paling efektif dalam hal biaya. Penjualan personal bermanfaat untuk membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. o Pemasaran Langsung Pemasaran langsung memiliki berbagai macam bentuk anatar lain, surat langsung, pemasaran jarak jauh, pemsaran elektronik dan sebagainya. Keunggulannya adalah pesan biasanya ditujuakan untuk orang tertentu, dapat dipersiapkan dengan cepat dan pesan dapat diubah tergantung dengan tanggapan orang tersebut. Strategi promosi antara produk satu dengan produk lainnya dapat berbeda. Hal ini sangat terkait dengan karakteristik produk yang dipasarkan. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya mengenal dan mendalami media promosi sebelum memilih strategi promosi yang akan digunakan. Dalam penetapan kebijakan promosi, perusahaan harus menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang tepat, waktu penyampaian promosi dan penetapan anggaran promosi.

3.1.4

Analisis Strategi Pemasaran Keberhasilan bagian pemasaran sangat ditentukan oleh banyak aspek, baik

didalam maupun di luar perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Selain itu, analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Aspek diluar perusahaan (eksternal), biasanya dibagi dalam dua pengelompokan utama. Kelompok pertama sering disebut dengan lingkungan makro, sedangkan kelompok kedua ada;ah lingkungan mikro. Elemen-elemen

22

yang ada di dalam lingkungan luar ini saling memberikan pengaruh satu sama lain. Selain itu, elemen-elemen tersebut juga saling berpadu dengan kondisi internal di dalam perusahaan. Pengaruh tersebut pada akhirnya juga berdampak pada usaha kita mendapatkan, memuaskan dan mempertahankan pelanggan.

3.1.4.1.Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari kondisi intern perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan terdiri atas kelemahan dan kekuatan perusahaan. Menurut David (2006), aspek internal yang dikaji merupakan aspek bidang fungsional meliputi, aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan oprasi, keuangan dan akuntansi serta penelitian dan pengembanagan.

3.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan lingkungan memiliki dampak besar bagi para pelaku lingkungan internal. Menurut Kotler dan Amstrong (2005), lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Para pelaku pasar harus memberi perhatian yang besar terhadap kecenderungan dan perkembangan lingkungan itu serta melakukan penyasuaian sewaktu-waktu atas strategi pemasaran mereka.

A. Lingkungan Makro Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan (forces) yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Meskipun pengaruhnya sering tidak langsung, namun biasanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnay sangat menetukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan makro adalah lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan hukum-politik dan lingkungan sosial budaya.

23

1. Lingkungan Demografis Aspek ini merupakan segala sesuatu yang terkait dengan populasi manusia, mulai dari jumlah, kepadatan, lokasi, usia dan kelompok usia, ras, gender, pekerjaan dan berbagai ukuran lainnya. Berbagai gejala yang terjadi pada aspek ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk dijadikan dasar dalam membuat strategi dan program pemasarannya. 2. Lingkungan Ekonomi Faktor ini penting dalam aktivitas pemasaran, seperti Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan masyarakat. Dengan pemahaman yang kuat pada aspek ini, perusahaan dapat memahami dan akhirnay dapat menyiasati peluang pemasaran yang ada. 3. Lingkungan Alam Lingkungan alam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, peningkatan biaya energi dan tingkat polusi, serta perubahan peran pemerintah dalam perlindungan lingkungan hidup. Citra perusahaan dan produk, bisa terpengaruh oleh sikap dan perhatian perusahaan akan lingkungan alam. 6. Lingkungan Teknologi Arena teknologi, para pemasar harus memperhitungkan percepatan perubahan teknologi, peluang inovasi, keragaman anggaran riset dan pengembangan, serta peningkatan peraturan pemerintah yang disebabkan oleh perubahan teknologi. Teknologi sangat penting dalam menetukan pola perilaku konsumen, selain itu memberikan keuntungan pada kemudahan operasi perusahaa, serta kemudahan pelayanan. Selain itu, teknologi juga berperan dalam mengembangkan produk-produk baru danmerai peluang baru. 7. Lingkungan Hukum-Politik Kondisi hukum dan politik dapat memberikan pengaruh meski sering kali tidak begitu nyata dirasakan. Lingkungan hukum dan politik sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik bisnis dan pada beragam kelompok yang mempunyai kepentingan khusus. bentuk- bentuk hukum, perundang-undangan, hingga badan atau instansi pemerintah yang mempengaruhi kinerja.

24

8. Lingkungan Sosial-Budaya Dalam arena sosial dan budaya, para pemasar harus memahami pandangan orang terhadap diri, sesama, organisasi, masyarakat, alam sekitar dan alam semesta. Perusahaan harus memasarkan produk yang terkait dengan nilai pasar dan nilai sekunder masyarakat. Selain itu, para pemasar harus memikirkan dan mencari solusi atas kebutuhan sub-kultur yang berbeda-beda dalam masyarakat.

B. Lingkungan Mikro Lingkungan mikro mencakup para pelaku dekat yang terlibat dalam memproduksi, menyalurkan dan memposisiskan tawaran. Menurut Kotler, yang termasuk pelaku utama dalam lingkungan mikro adalah pelanggan, pesaing, perantar pemasaran dan pemasok. Elemen-elemen dalam lingkungan mikro memiliki pengaruh langsung pada aktivitas pemasaran perusahaan. Pelanggan adalah individu dan rumah tangga yang membeli produk atau jasa untuk dikonsumsi untuk pribadi. Perusahaan perlu memahami profil pelanggan sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka secara tepat. Pesaing merupakan perusahaan lain yang menawarkan produk substitusinya. Perusahaan harus dapat memahami pola persaingan dalam industrinya agar dapat ters bertahan dan meningkatkan pertumbuhannya. Perantara pemasaran adalah perusahaan atau pihak yang membantu untuk mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang-barang kepada pembeli akhir, misalnya reseller (peritel dan wholeseller), perusahaan distribusi, agen jasa pemasaran (perusahaan riset, biro iklan, media dan konsultan) dan perantara jasa keuangan (bank, kredit, asuransi). Pemasok adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Pemasok memegang peranan yang penting dalam menjamin suksesnya pemasaran. Keterlambatan pasokan barang misalnya bahan baku untuk produksi akan memberi dampak terhadap pemenuhan pemesanan perusahaan.

25

3.1.5 Matriks SWOT Matriks Strengths-Weakness-Oppotunities-Threats (SWOT) adalah alat untuk mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu, SO (menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memafaatkan peluang eksternal), WO (memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal), ST (menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal) dan WT (pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal). Mencocokkan faktor internal dan eksternal kunci adalah bagian paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik. Dalam mencocokkan faktor tersebut tidak ada pencocokan yang terbaik. Menurut Kartajaya (1996), kekuatan dan kelemahan merupakan hasil dari komparasi antara perusahaan dengan pesaing. Sedangkan yang disebut dengan opportunity dan threat adalah kesempatan dan ancaman apapun yang akan mempengaruhi naik turunnya bisnis. Menurut Kartajaya (1996), unsur O dan T dalam analisa SWOT sangat erat kaitannya dengan konsep usership. Konsep ini terdiri dari tiga unsur yaitu user, uses dan usage. User adalah pemakai produk atau jasa perusahaan. Uses adalah jenis pemakaian, atau dipakai untuk apa saja atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan usage adalah frekwensi pemakaian sehubungan dengan uses. Perubahan apapun dilingkungan yang tidak punya pengaruh langsung terhadap usership, maka belum dapat dikatakan sebagai opportunity dan threat. Jadi analisis SWOT sangat erat hubungannya dengan CompanyCompetitor-Custamer dan Opportunity dan tentu mengamati perubahanperubahan dan dampak pada usership custamer.

3.1.6 Tahapan Perencanaan Strategis Matriks perencanaan strategi kuantitatif atau sering disebut dengan Quantitative Startegic Planning Matrix (QSPM) dirancang untuk mendapatkan daya tarik relative dari tindakan alternative yang layak. Teknik ini secara sasaran menunujkkan startegi alternative mana yang terbaik (David, 2006). QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi mengevaluasi strategi alternatif secara

26

objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang sudah dikenali sebelumnya. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi yang dapat diperiksa secara berurutan atau secara bersamaan. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif lainnya adalah alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinan terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Teknik ini memiliki keterbatasan yaitu memerlukan intuitive judgement yang baik dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik serta keputusan subyektif. Walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif. Keterbatasan lain dari matriks QSPM ini adalah konsep yang ditawarkan hanya dapat sebaik informasi yang diberikan dan analisis penjodohan yang mnejadi landasannya.

3.2

Kerangka Pemikiran Operasional PT. Dexa Medica merupakan salah satu perusahaan farmasi yang

memproduksi obat-obatan yang berbahan baku dari alam. Stimuno merupakan salah satu produk Dexa Medica yang berbahan dasar tanaman obat yakni Meniran (Phyllanthus niruri). Stimuno dipasarkan untuk pertama kalinya pada tahun 1999 melalui jalur ethical (resep dokter). Tahun 2005, Dexa Medica mulai memasarkan Stimuno ke pasaran bebas (OTC). Keberhasilan pemasaran sangat tergantung pada strategi mendekati konsumen. Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat umum selama ini melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal ini dilihat dari sedikitnya konsumen yang mengenal Stimuno sebagai penguat sistem imun. Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai tujuan perusahaan. Stimuno juga menghadapi tantangan untuk memasuki OTC karena memasuki OTC tidak hanya masalah komunikasi tetapi marketing action, positioning, target market, product, price, promotion dan distribution. Selain itu,

27

konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek yang biasa dipakai, sedangkan biaya untuk pemasaran sangat tinggi. Menyikapi hal tersebut, perlu dilakukan perumusan strategi pemasaran yang tepat dan bermanfaat. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang ada pada lingkungan pemasaran Stimuno baik internal maupun eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi Stimuno. Selain itu dilakukan juga analisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran. Hasil analisis dari lingkungan internal disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan analisis dari lingkungan eksternal disajikan dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE dan EFE kemudian dicocokkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran dengan matriks IE untuk mengetahui posisi Stimuno saat ini. Matriks IE menjadi salah satu dasar bagi penetapan strategi pada matriks SWOT. Dalam identifikasi faktor internal dan eksternal serta perumusan strategi, dibatasi hanya pada faktor yang mempengaruhi perusahaan secara nyata, serta perumusan strategi yang disarankan juga disesuaikan dengan kemampuan dan skala usaha perusahaan. Pendekatan analisis strategi pemasaran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang tidak membedakan skala usaha perusahaan, artinya strategi yang digunakan antara pemimpin pasar (leader) pengikut pasar (follower) dianggap sama. Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan diagaram alur pemikiran dari penelitian ini dalam Gambar 7.

28

Produk Stimuno menghadapi kondisi: o Masyarakat belum paham sistem imun o Permintaan belum sesuai target o Masyarakat loyal terhadapmerek lama o Persaingan

Analisis Lingkungan Internal Matriks IFE

Analisis Lingkungan Eksternal Matriks EFE

Penentuan posisi perusahaan dengan matriks IE

Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT

Penentuan urutan strategi prioritas Matrix (QSPM) Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional

29

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Dexa Medica, Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT. Dexa Medica merupakan perusahaan yang memproduksi Stimuno. Pengambilan data dilakukan mulai April sampai Mei 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara mendalam dan diskusi dengan pimpinan perusahaan sebanyak dua orang yakni manajer pemasaran dan direktur perusahaan. Selain itu kuisioner diberikan kepada pihak intern perusahaan untuk mendapatkan bobot (weight) dan peringkat (rating). Data sekunder yang diperoleh dari PT.Dexa Medica serta informasiinformasi lainnya berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari skripsi, tesis, buku-buku literatur lainnya dan internet.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif berdasarkan pendekatan konsep manajemen strategi pemasaran. Analisis kualitatif mengidentifikasikan faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Setelah itu dilakuakn analisis SWOT yang nantinya akan menghasil kan empat alternatif strategi yaitu, strategi SO, WO, ST dan WT. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks Internal-Eksternal (IE). Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi

30

peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam industri. Perumusan strategi pemasaran dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap pengumpulan data dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, tahap analisis dengan menggunakan IE dan SWOT. 4.3.1 Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dilakukan pengidentifikasian terhadap lingkungan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor penting yang berkaitan dengan pemasaran yaitu menggunakan matriks IFE dan EFE. Penyususnan matriks tersebut dilakukan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal. Dari matrik IFE dan EFE dapat diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi atau kurang mempengaruhi perusahaan dalam lingkungan internal maupun eksternal. A. Teknik Pembobotan Faktor internal dan eksternal perusahaan dibuat terlebih dahulu sebelum membuat matriks IFE dan EFE. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen dengan menggunakan metode Paired Comparison (David, 2006). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal perusahaan. Skala yang digunakan untuk pengisisan kolom adalah: Nilai 1: jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2: jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3: jika indikator lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk dari penilaian bobot dengan metode Paired Comparison untuk matriks IFE dapat dilihat pada tabel 6 dan matriks EFE pada Tabel 3.

31

Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal PerusahaanFaktor Strategi Internal A B C D ..... Total Sumber: David (2006) A B C D ...... Total

Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal PerusahaanFaktor Strategi Eksternal A B C D .... Total Sumber: David (2006) A B C D .... Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

ai =

xin

xii=1

Keterangan: ai : bobot variabel ke-i x1 : Nilai variabel ke-i untuk seluruh faktor horizontal i : 1, 2, 3...., n n : Jumlah variabel

B. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam David (2006) dapat dikembangkan dengan lima tahap, yaitu:

32

1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal. Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. 2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masingmasing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa menghiraukan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus 1,0. 3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi industri yang bersangkutan. Skala peringkat yang digunakan yaitu nilai 1= sangat lemah, nilai 2= lemah, nilai 3= kuat, nilai 4= sangat kuat. Skala 3dan 4 hanya untuk kekuatan sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan. 4. Mengalikan bobot faktor dengan rating, untuk memperoleh nilai pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5. Menjumlahkan nilai pembobotan untuk setiap variabel untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total skor untuk matriks IFE berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor ratarata adalah 2,5. Total skor lebih tinggi dri 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang cukup baik, sedangkan total skor yang lebih rendah dari 2,5 berarti perusahaan dalam keadaan lemah. Tabel 5. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)Faktor Internal Kekuatan 1 2 Kelemahan 1 2 Total Bobot Rating Bobot Rating (skor)

1,0

Sumber: David (2006)

33

C. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2006), matriks EFE membuat perencanaan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosail, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan, yaitu: 1. Tentukan faktor-faktor yang mnjadi peluang dan ancaman perusahaan atau disebut lingkungan eksternal perusahaan. Daftar peluang terlebih dahulu kemudian ancaman. 2. Memberikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa penting faktor tersebut menunjang keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapat bobot lebih besar dari ancaman. Tetapi ancaman dapat juga menerima bobot tertinggi jika sangat mengancam. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0. 3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kondisi perusahaan. Skala peringkat yang dugunakan yaitu dimana nilai 1= rendah, nilai 2= sedang, nilai 3= tinggi, nilai 4= sangat tinggi, respon superior. 4. Mengalikan bobot dengan rating, untuk memproleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5. Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi industri yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana industri tersebut tehadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor matriks EFE berkisar antara 1,0 (terendah) sampai 4,0 (tertinggi). Total skor 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghadapi ancaman yang ada dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki, sedangkan total skor 4 berarti bahwa perusahaan dapat bertahan dan tetap eksis dalam usahanya dengan semua peluang dan ancaman yang terjadi di dalam industri.

34

Tabel 6. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)Faktor Eksternal Peluang . Bobot Rating Bobot x rating (skor)

Ancaman . Total Sumber: David (2006)

1,0

4.3.2 Tahap Analisis Hasil dari analisis lingkungan pemasaran perusahaan yang dituangkan dalam matriks IFE dan EFE disajikan dalam bentuk matriks IE. Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam industri. Selain itu, matriks SWOT digunakan untuk menetapkan alternatif strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi. A. Matriks Internal Eksternal Matriks IE menggambarkan bagaimana posisi suatu unit bisnis strategis dalam suatu perusahaan. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu vertikal, skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan pengaruh eksternal yang rendah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan pengaruh eksternal yang sedang dan skor 3,00 sampai 4 menunjukkan pengaruh eksternal yang tinggi. Untuk su,bu horizontal, skor antar 1,00 sampai 1,99 menunjukkan pengaruh internal yang lemah, skor 2,00 sampai 3,00 menunjukkan pengaruh internal ratarata dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan pengaruh internal yang kuat. Total Rata-Rata Tertimbang IFEKuat3,00-4,00 4,00

Rata-rata2,00-2,99 3,00

Lemah1,00-1,99 2,00 1,00

I IV VII

II V VIIIGambar 8. Matriks Internal Eksternal Sumber : David (2006)

III VI IX

35

Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembang (growth and build). Strategi yang dapat mewakili antara lain strategi insentif (penetrasi pasar, perluasan pasar dan perluasan produk) dan strategi integratif (integrasi kedepan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal). Daerah kedua terdiri dari sel III, V dan VII dapat dikelola dengan strategi hold dan maintain. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi umum yang digunakan untuk divisi tipe ini. Daerah ketiga terdiri dari sel VI, VII, IX dengan menggunakan strategiharvest or divest (pengembangan produk akuisisi dan likuidasi). Gambar 8 menunjukkan matriks Internal-Eksternal.

B. Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyususn faktorfaktor strategis perusahaan.Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Ada delapan langkah yang terlibat dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu (1) menulis peluang eksternal perusahaan, (2) menuliskan ancaman eksternal perusahaan, (3) menuliskan kekuatan internal perusahaan, (5) mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang telah ditentukan, (6) mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi WO dalam sel yang telah ditentukan, (7) mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi ST dalam sel yang telah ditentukan, (8) mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman dan catat strategi WT dalam sel yang telah ditentukan. Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T (David, 2004): 1. Strategi S-O Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal perusahaan. Organisasi umumnya akan menjalankan strategi WO, ST atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO.

36

2. Strategi S-T Strategi enggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman eksrenal. Dalam penilaian strategi ini, perubahan memberikan gambaran kekuatan yang dimiliki diiringi dengan mengamati kemungkinan ancaman yang dihadapi dalam industri. 3. Strategi W-O Perusahaan menghadapi peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 4. Strategi W-T Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan atau memilih likuidasi. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Tujuan dari setiap perangkat pencocokan adalah menghasilakn alternatif strategi yang dapat dijalankan, bukan untuk memilih atau menetapkan alternatif strategi mana yang terbaik. Tabel 7. Matriks SWOTFaktor Internal Strenght (S) Weakness (W) Menentukan faktor-faktor Menentukan faktor-faktor kekuatan internal kelemahan internal

Eksternal Opportunities (O) Strategi S-O Menentukan faktor-faktor Menggunakan kekuatan peluang eksternal untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi S-T Menetukan faktor-faktor Menggunakan kekuatan ancaman eksternal untuk mengatasi ancaman Strategi W-O Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-T Meminimalkan kelemahan untukmenghundari ancaman

Sumber: David, 2006.

37

4.3.3 Tahap Pengambilan Keputusan Pembuatan peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, ada satu analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif yang layak. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM). Langkah-langkah dalam pembuatan QSPM menurut David (2006) adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal. 3. Evaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan. Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM. 4. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah nilai 1 = tidak menarik, nilai 2 = agak menarik, nilai 3 = cukup menarik, dan nilai 4 = sangat menarik. Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score). TAS ditetapkan sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik (TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin menarik strategi alternatif. 6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umumyang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi

38

keputusan strategis. Besar perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain. Matriks QSPM dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Matriks QSPMAlternatif Strategi Strategi 3 Strategi 1 Strategi 2 AS Faktor Eksternal: 1. Peluang 2. Ancaman Total Bobot Faktor Internal: 1. Kekuatan 2. Kelemahan Total Bobot Jumlah Total Daya Tarik Sumber : David (2006) TAS AS TAS AS TAS

Faktor-Faktor Kunci

Bobot

Keterangan: Nilai 1 = tidak menarik Nilai 2 = agak menarik Nilai 3 = cukup menarik Nilai 4 = sangat menarik AS TAS = Nilai Daya Tarik = Total Nilai Daya Tarik

39

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan PT Dexa Medica merupakan perusahaan farmasi swasta yang aktif memproduksi obat-obatan kimia dan bahan alami. Didirikian pada tahun 1969 di Palembang oleh Rudy Soetikno seorang anggota TNI AD asal Magelang lulusan ITB yang sedang bertugas di Palembang. Pada awalnya Dexa Medica mengemban misi idealis Rudy Soetikno, karena prihaermasuk prajurit semakin sulit tin melihat kota Palembang yang notabene sebagai ibukota provinsi, tetapi obat-obatan sangat langka. Selain itu sarana transportasi minim membuat masyarakat tmemperoleh oba-obatan. Sebagai lulusan jurusan Farmasi ITB, Rudy Soetikno tergerak menyediakan obat murah tapi bermutu tinggi. Obat-obatan yang diproduksi awalnya hanya memenuhi kebutuhan obat kalangan militer terutama TNI AD tempat Rudy bertugas. Jika ada kelebihan produksi, jangkauan pasarnya hanya sebatas Sumatra Selatan. Pada tahun 1970 produk Dexa Medica mulai dipasarkan lebih luas hingga keluar dari Sumatera Selatan,. Tahun 1975, Rudy Soetikno mengajukan pensiun dini dari dinas ketentaraan dan kemudian mulai mengembangkan perusahaan farmasi yang didirikannya. Pemasaran yang awalnya hanya mencukupi kebutuhan Pulau Sumatera dikembangkan ke seluruh Indonesia melalui Pulau Jawa. Infrastruktur farmasi masih terbatas pada tahun 1970-an, Dexa Medica sebagai perusahaan tunggal menangani segalanya. Mulai dari manufakturing, pemasaran dan distribusi. Pada thun 1980 pemerintah meluncurkan beleid yang mengharuskan produk farmasi didistribusikan oleh perusahaan yang berbeda, sehingga Dexa medica mendirikan anak perusahaan untuk menangani distribusi yakni AAM Awal berdirinya AAM hanya sebagai perpanjangan tangan perusahaan induk yakni PT Dexa Medica. Tugas AAM memperkenalkan dan menawarkan produk perusahaan induk kepada subdistributor sebanyak mungkin,tugas tersebut terus berlanjut meskipun kantor pemasaran pindah dari Palembang ke Jakarta.

40

Produk dari PT Dexa Medica merupakan produk farmasi atau obat-obatan. Pada tahun 1993, PT Dexa Medica mulai mengekspor produknya untuk pertama kalinyayakni ke negara Myanmar. Tujuan ekspor PT Dexa Medica saat ini mencapai 15 negara, diantaranya adalah Vietnam, Kamboja, Philipina, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Hongkong, Nigeria, Polandia dan negara-negara yang ada di benua Afrika dan Eropa. Produk yang diekspor PT Dexa Medica lebih dari 50 merek antara lain, Boska, Medixon, Rhinos SR, Vometa, Stimuno, Gluvas, Triacef, Remopain, Ceftum, Cefrin dan Vectrin. PT Dexa Medica memperoleh penghargaan Primaniyartha Kategori Pembangun Merek Global dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Oktober 2005. Penghargaan tersebut diperoleh karena PT Dexa Medica salah satu perusahaan non migas yang aktif melakukan ekspor. Adapun usaha yang dilakukan oleh PT Dexa Medica untuk membangun merek global antara lain melakuakn ekspor secara aktif sejak tahun 1993, melakuakn promosi di luar negeri, melaksanakan simposiuym di luar negeri, mengikuti misi dagang keluar negeri, memenuhi current Good Manufacturing Practice (cGMP) dan mengembangkan teknologi farmasi terkini (new drug delivery system-NDDS).

5.2 Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan atau organisasi harus memiliki tujuan yang ingindicapai. Untuk mencapainya, perusahaan harus memilki visi dan misi yang dikomunikasikan dan dikembangkan dengan baik kepada seluruh pihak di dalam perusahaan. PT Dexa Medica sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar memiliki visi dan misi sehingga sampai pada posisi saat ini.

Visi Sebuah perusahaan yang berbakti paling depan dalam menyediakan nilai tambah yang signifikan bagi kepentingan setiap pelanggan dan mitra usahanya dengan selalu bekerja giat secara efektif, efisien dan berkesinambungan demi kesehatan bagi semua di tingkat nasional, regional dan global.

41

Misi Melebarkan sayap dengan menciptakan produk berkualitras tinggi, sehingga dapatr dikenal dengan identitas yang baik dalam artian produk dan image yang baik adalah merupakan kesatuan yang harus berjalan beriringan.

5.3 Struktur Organisasi Organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang yang memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama sefektif mungkin guna mencapai tujuan. Struktur organisasi yang dimiliki PT Dexa Medica bersifat fungsional. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 7. Adapun uraian tugas dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi PT Dexa Medica, sebagai berikut : 1. Direktur a. Menetukan pengambilan keputusan terakhir untuk internal perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan. b. Menetukan dan menerapkan strategi, tujuan utama dan kebijakan pengembanagn usaha. c. Menyiakan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan d. Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan e. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang berada dibawah pimpinannya. f. Memberikan bimbingan dan pengarahan umum, saran-saran dan perintah kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing. g. Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk internal dan eksternal perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan. 2. Manajer Perencanaan Mengatur dan bertanggungjawab secara keseluruhan pada kegiatan yang dijalankan baik didalam maupun di luar perusahaan menyangkut pengolahan produk mulai dari kegiatan teknis, aktifitas pabrik dan hal-hal yang mendukung produksi serta produk yang dihasilkan, mengatur kegiatan produksi, mengatur

42

kegiatan planning production internal control, mengatur kegiatan personalia dan keadministrasian, ekspor impor dan logistic supervisor. 3. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pemasaran produksi, mempekenalkan produk kepada pelanggan, melaksanakan survei pasar atas produk, merencanakan dan menyelenggarakan semua kegiatan pemasaran dan penjualan hasil produksi, menyelenggarakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan pemasaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dngan pemasaran misalnya seminar-seminar pemasaran dan melakukan kegiatan promosi melalui media cetak dan elektronik. 4. Sekretaris Membantu plant manajer dalam hal teknis, administrasi aktivitas pebrik dan hal-hal yang mendukung produksi serta produk yang dihasilkan. 5. Kepala Produksi Mengatur semua kegiatan produksi mulai dari bahan baku sampai ke bagian produksi kemudian dilakukan proses produksi sampai dengan produk jadi. Kepala produksi bekerjasama dengan engeneering staf dan production supervisor mencakup seluruh kegiatan produksi dan quality control. 6. Planning Production Internal Control Merencanakan, mengatur dan mengatur seluruh kegiatan produksi mulai dari komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengolahan produksi dan bahan pendukung produksi lainya. 7. Personalia and Administrasi Supervisor Bertugas untuk program kegiatan kepegawaian. Bertugas dalam mengurus kegiatan perekrutan, penempatan, penilaian prestasi kerja dan pemberhentian karyawan. Bertugas mengatur kegiatan yang berkaitan dengan keuangan seperti biaya yang dikeluarkan dan yang digunakan. 8. Logistic Supervisor Bertanggung jawab dan melalukan dokumentasi yang baik terhadap stok barang masuk dan keluar dari areal perusahaan yang mendukung pengolahan dan pengiriman produk.

43

9. Finance Manager Mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan. Meminta laporan keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap anggaran keuangan tersebut. Bertindak sebagai penghubung kepada pihak ketiga, khususnya mengenai laporan pajak dan perbankkan, merencanakan sumbersumber keuangan, mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana, bertanggungjwab memberi informasi keuangan dan hasil produksi serta bertanggunag jawab atas kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. 10. Production Supervisor Menganalisa dan menjaga kualitas terhadap bahan baku dan bahan pendukung produksi hingga produk menghasilkan kualitas yang sesuai. Mengoperasikan mesin proses produksi dan mesin pendukung produksi serta mengendalikan tugasnya. 11. Enginering staf Menghitung anggaran perawatan mesin produksi secara keseluruhan dan mengendalikan efesiensi produksi. Merawat dan memperbaiki bangunan dan lingkungan pabrik secara keseluruhan. parameter operasi sesuai standart operating procedure. Production supervisor bekerja sama dengan engineering