guthrie 6

11
Teori belajar Edwin Ray Guthrie : Satu Hukum Belajar Sebagian besar teori belajar membahas bagaimana usaha untuk menentukan kaidah yang mengatur terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon. Dia mengusulkan satu hukum belajar atau law of contiguty (hukum kontiguitas), yang dinyatakan sebagai berikut: “Kombinasi stimuli yang mengiringi suatu gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadiannya berulang”. Dalam hal ini tidak ada bahasan tentang adanya penguatan atau efek menyenangkan. Hukum kontiguitas adalah jika Anda melakukan sesuatu dalam situasi tertentu, pada waktu yang lain saat Anda dalam situasi itu Anda cenderung akan melakukan hal yang sama. Kata “cenderung” dipakai disini karena perilaku subjek selalu bervariasi menurut kondisi. Perilaku akibat stimulus yang sama tidak dapat diprediksi dengan pasti karena ada stimulus lain dalam situasi keseluruhan sehingga hukum kontiguitas mungkin benar namun prediksi perilakunya selalu bersifat kemungkinan (probabilistik). Dalam publikasi terahirnya sebelum meninggal, Guthrie (1959) merevisi hukum kontiguitasnya menjadi, “Apa-apa yang dilihat akan menjadi sinyal untuk apa-apa yang dilakukan”. Guthrie mengakui begitu banyaknya jumlah stimuli yang dihadapi organisme pada satu waktu tertentu dan organisme tidak mungkin membentuk asosiasi dengan stimuli itu. Organisme akan merespon secara selekttif pada sebagian kecil dari stimuli yang dihadapinya, dan proporsi inilah yang akan diasosiasikan dengan respon. Contohnya : seorang mahasiswa yang telat masuk kuliah dia akan merasa gugup. Ketika dia masuk kedalam kelas dosen sedang mengajar dan didalam suasananya tenang dan serius sehingga ketika dia masuk dia akan merasa lebih gugup dan takut. Pada kesempatan lain ia telat masuk kelas, dengan perasaan gugup dia menuju ke kelas, ketika masuk kedalam kelas akan tetapi dosen belum hadir dan suasana kelas dalam kondisi santai sehingga perasaan gugupnya akan hilang. Belajar Satu Percobaan Berbeda dengan Thorndike,skinner,dan Hull yang berpedapat bahwa semakin sering suatu respon dibuatkan dalam situasi tertentu akan semakin besar kemungkinan respon itu akan dilakukan saat situasi akan

Upload: khamim-farianthedzz

Post on 01-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Guthrie 6

Teori belajar Edwin Ray Guthrie :

Satu Hukum Belajar

Sebagian besar teori belajar membahas bagaimana usaha untuk menentukan kaidah yang mengatur terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon. Dia mengusulkan satu hukum belajar atau law of contiguty (hukum kontiguitas), yang dinyatakan sebagai berikut: “Kombinasi stimuli yang mengiringi suatu gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadiannya berulang”. Dalam hal ini tidak ada bahasan tentang adanya penguatan atau efek menyenangkan. Hukum kontiguitas adalah jika Anda melakukan sesuatu dalam situasi tertentu, pada waktu yang lain saat Anda dalam situasi itu Anda cenderung akan melakukan hal yang sama. Kata “cenderung” dipakai disini karena perilaku subjek selalu bervariasi menurut kondisi. Perilaku akibat stimulus yang sama tidak dapat diprediksi dengan pasti karena ada stimulus lain dalam situasi keseluruhan sehingga hukum kontiguitas mungkin benar namun prediksi perilakunya selalu bersifat kemungkinan (probabilistik). Dalam publikasi terahirnya sebelum meninggal, Guthrie (1959) merevisi hukum kontiguitasnya menjadi, “Apa-apa yang dilihat akan menjadi sinyal untuk apa-apa yang dilakukan”. Guthrie mengakui begitu banyaknya jumlah stimuli yang dihadapi organisme pada satu waktu tertentu dan organisme tidak mungkin membentuk asosiasi dengan stimuli itu. Organisme akan merespon secara selekttif pada sebagian kecil dari stimuli yang dihadapinya, dan proporsi inilah yang akan diasosiasikan dengan respon.

Contohnya : seorang mahasiswa yang telat masuk kuliah dia akan merasa gugup. Ketika dia masuk kedalam kelas dosen sedang mengajar dan didalam suasananya tenang dan serius sehingga ketika dia masuk dia akan merasa lebih gugup dan takut. Pada kesempatan lain ia telat masuk kelas, dengan perasaan gugup dia menuju ke kelas, ketika masuk kedalam kelas akan tetapi dosen belum hadir dan suasana kelas dalam kondisi santai sehingga perasaan gugupnya akan hilang.

Belajar Satu Percobaan

Berbeda dengan Thorndike,skinner,dan Hull yang berpedapat bahwa semakin sering suatu respon dibuatkan dalam situasi tertentu akan semakin besar kemungkinan respon itu akan dilakukan saat situasi akan terjasi lagi. Namun,prinsip one-trial learnig (belajar suatu percobaan) dari Guthrie (1942) menolak hukum frekuensi sebagai prinsip belajar “Suatu pola stimulus mendapatkan kekuatan asosiatif penuh pada saat pertama kali dipasangkan dengan suatu respon”. Jadi menurut Guthrie, belajar adalah hasil dari kontiguitas antara satu pola stimulasi dengan satu respon, dan belajar akan lengkap (asosiatif penuh) hanya setelah penyandingan antara stimuli dan respon.

Prinsip Kebaruan

Prinsip kontiguitas dan belajar satu percobaan membutuhkan recency principle (prinsip kebaruan), yang menyatakan bahwa respon yang dilakukan terahir kali dihadapan seperangkat stimuli adalah respon yang akan dilakukan ketika kombinasi stimulus itu terjadi lagi diwaktu lain. Dengan kata lain, apapun yang kita lakukan terakhir kali dalam situasi tertentu akan cenderung kita lakukan lagi jika situasi itu kita jumpai lagi.

Page 2: Guthrie 6

Stimuli Yang Dihasilkan Oleh Gerakan

Movement-produced stimuli (stimuli yang dihasilkan oleh gerakan), yakni disebabkan oleh gerakan tubuh. Jika kita mendengar suara dan menengok kearah suara itu, misalnya, maka otot, tendon dan sendi bergabung membentuk stimuli yang berbeda dari stimuli eksternal yang menyebabkan kita menoleh. Fakta penting tentang stimuli yang disebabkan oleh gerakan ini adalh bahwa respon dapat dikondisikan ke stimuli semacam itu. Yakni, setelah satu respon dipicu oleh stimuli eksternal, tubuh itu sendiri menghasilkan stimulus untuk respon selanjutnya dan respon itu melengkapi stimulus untuk respon selanjutnya, dan seterusnya. Jadi, interval antara kejadian suatu stimulus eksternal dengan respon akhirnya diisi oleh stimuli yang dihasilkan oleh gerakan.

Contohnya : gerakan seperti mendengar atau menatap tidak akan muncul atau usai secepat kilat. Dibutuhkan waktu untuk itu. Gerakan itu, setelah dimulai, dipertahankan oleh stimuli. Ketika telepon berdering kita berdiri dan berjalan mendekati pesawat telepon. Sebelum kita sampai pada telepon, suara itu sudah tidak lagi bertindak sebagai stimulus. Kita tetap bergerak karena ada stimuli dari gerakan kita sendiri menuju pesawat telepon. Satu gerakan diikuti gerakan lainnya, lalu diikuti gerakan ketiga, keempat, dst. Gerakan kita membentuk sederetan kebiasaan yang sering sama. Gerakan-gerakan ini dan stimuli yang dihasilkan gerakan itu memungkinkan perluasan asosiasi atau pengkondisian.

Dari contoh diatas, dapat diuraikan bentuk stimuli dan responnya seperti berikut:

Stimulasi eksternal (telepon berderin) respon nyata (misalnya, berpaling kearah telepon) stimuli yang dihasilkan oleh gerakan respon nyata (misalnya, bangkit dari tempat duduk) stimuli yang dihasilkan gerakan respon nyata (misalnya, berjalan kearah telepon) stimuli yang dihasalkan gerakan respon nyata (misalnya, mengangkat telepon).

Mengapa Praktik Latihan Meningkatkan Performa ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Guthrie membedakan antara act (tindakan) dengan movement (gerakan). Gerakan adalah kontraksi otot; tindakan terdiri dari berbagai macam gerakan. Tidakan biasanya didefinisikan dalam term apa-apa yang dicapainya, yakni perubahan apa yang mereka lakukan dalam lingkungan. Sebagai contoh tindakan, Guthrie menyebut misalnya mengetik surat, makan pagi, dll.

Adapun untuk belajar tindakan membutuhkan praktik latihan. Belajar bertindak, yang berbeda dari gerakan, jelas membutuhkan praktik sebab ia mengharuskan gerakan yang tepat telah diasosiasikan dengan petunjuknya. Bahkan menurut Guthrie, tindakan sederhana seperti memegang raket membutuhkan beberapa gerakan berbeda sesuai jarak dan arah posisi subjek itu. Untuk itulah diperlukan sebuah latihan, karena dengan menguasai sebuah tindakan tidak menjamin pada saat waktu, jarak, dan posisi yang berbeda tindakan itu masih dapat dilakukan.

Page 3: Guthrie 6

Sifat Penguatan

Apa yang menggantikan kekuatan dalam teori Guthrie? Pada poin ini Gutrie menggunakan isu yang dibahas Thorndike, ketika satu respons menimbulkan keadaan yang memuaskan, maka selanjutnya terulangnya respons akan meningkat. Guthrie menganggap hukum efek tidak dibutuhkan. Menurut Guthrie, reinformance (penguatan) hanyalah aransemen mekanis, yang dianggap dapat dijelaskan dengan hukum belajaranya.

Gutrie menganggap, penguatan mengubah kondisi yang menstimulasi, dan karenanya mencegah terjadinya nonlearning. Misalnya, dalam kotak teka teki, hal yang dilakukan hewan sebelum menerima satu penguat adalah menggerakkan satu tuas atau menarik cincin, yang membuatanya bisa keluar dari kotak itu, dan seterusnya. Oleh karena itulah, Guthrie dan Horton mengatakan, menurut pendapat mereka tindakan yang dilakukan oleh kucing itu akan selalu sama, karena kucing itu menganggap itulah caranya membebaskan diri dari kotak. Oleh karena itu, tidak memungkinkan adanya respons baru yang dihubungkan dengan kotak tersebut.

Eksperimen Guthrie

Percobaan Guthrie bersama Horton menggunakan 800 ekor kucing yang dimasukkan dalam puzzle box. Dari ke 800 ekor kucing ini Guthrie mengamati pola respon yang terbentuk pada saat kucing dimasukkan di dalam puzzle box. Respon yang sejenis akan cenderung diulang oleh kucing-kucing tsb, misal : jika kucing A membuka dengan mencakar, maka saat kembali dimasukkan ke kotak, kucing A tersebut juga akan membuka dengan cakarnya. Demikian pula kucing B, membuka dengan menggigit pegangan pintu, maka pada saat dimasukkan ke dalam kotak, kucing B juga akan melakukan hal yang sama.

Kecenderungan untuk melakukan respon sejenis pada saat stimulus yang sama kembali disajikan oleh Guthrie disebut sebagai stereotype behavior.

Lupa

Menurut Guthrie, lupa disebabkan oleh munculnya respons alternatif dalam satu pola stimulus. Setelah pola stimulus menghasilkan respons alternatif, pola stimulus itu kemudian akan cenderung menghasilkan respons baru. Jadi menurut Guthrie, lupa pasti melibatkan proses belajar baru. Ini adalah bentuk retroactive inhibition (hambatan retroaktif) yang ekstrem, yakni fakta bahwa proses belajar lama diintervensi oleh proses belajar baru.

Untuk menunjukkan hambatan retroaktif, contohnya sebagai berikut: Seseorang yang belajar tugas A dan kemudian belajar tugas B lalu diuji untuk tugas A. satu orang lainnya belajar tugas A, tetapi tidak belajar tugas B, dan kemudian diuji pada tugas A. secara umum akan ditemukan bahwa orang pertama mengingat tugas A lebih sedikit ketimbang orang kedua. Jadi, tampak bahwa mempelajari hal baru (tugas B) telah mencampuri retensi dari apa yang dipelajari sebelumnya (tugas A).

Guthrie menerima bentuk hambatan retroaktif ektrim ini. Pendapatnya adalah bahwa setiap kali mempelajari hal yang baru, maka proses itu akan menghambat sesuatu yang lama. Dengan kata lain, lupa disebabkan oleh intervensi. Tak ada intervensi, maka lupa tidak akan terjadi.

Page 4: Guthrie 6

Cara Memutus Kebiasaan

Kebiasaan adalah respon yang menjadi diasosiasikan dengan sejumlah besar stimulus. Semakin banyak stimuli yang menimbulkan respon,semakin kuat kebiasaan,misalnya merokok,dapt menjadi kebiasaan yang kuat karena respon merokok terjadi dihadapn banyak sekali petunjuk(cue).setiap petunjuk yang muncul setiap kali seseorang merokok akan cenderung menimbulkan perilaku merokok lagi ketika petunjuk ditemuinya lagi.

Guthrie(1952)mengindikasikan bahwa kompleksitas kebiasaan ini dalam kutipan berikut: kesulitan utama dalam rangka menghindari kebiasaan buruk adalah kerena petunjuk yang baik sangat sulit ditemui,dan dalam banyak sistem kebiasaan buruk ada benyak sekali petunjuk pendukung kebiasaan itu.disetiap pengulangan akan menambah satu atau lebih petunjuk baru yang memunculkan perilaku yang buruk.

Guthrie mengemukakan tiga cara yang dapat dilakukan organisme untuk memberi respon,yaitu:

1.metode ambang

adalah dengan memperkenalkan stimulus lemah yang tidak menimbulkan respon dan kemudian pelan-pelan manaikkan intensitas stimulus itu,tetapi selalu berhati-hati agar berada dibawah “ambang batas”,respon.contohnya dalam psikoterapi,jika ahli terapi mencoba membantu pasien yang fobia tertentu,misalnya pasien sangat takut pada ibunya,si ahli terapi mungkin pertama-tama berbicara tentang orang pada umunya, kemudian berbicra tntang perempuan, dan kemudian perempuan yang mempunyai hubungan dengan si pasien dan dengan cara lain,pelan-pelan pembicaraan dibawa ke soal ibu,

2. metode kelelahan

Metode ini disebut fatigue method(metode kelelahan) adalah dengan cara penjinakan,contohnya untuk menghentikan kebiasaan anjing mengejar-ngejar ayam,anda cukup mengikatnya dan mengikat seekor ayam didekatnya tetapi dalam jarak yang tak mungkin digapai si anjing, dan lalu membiarkan anjing berusaha mengejar-ngejarnya. Saat anjing kelelahan maka dia tidak akan lagi berusaha mengejar ayam yang ada dihadapannya. Ayam itu kemudian menjadi petunjuk bagi anjing untuk melakukan sesuatu selain mengejar-ngajar.

3.metode respons yang tidak kompatibel

Dengan metode ini stimulu untuk respon yang tak di inginkan disajikan bersama stimuli lain yang menghasilkan respon yang tidak kompatibel dengan respon yang tidak di inginkan tersebut.misalnya seorang anak mendapat hadiah boneka panda,dan reaksi pertamakali melihat anak tersebut ketakutan dan menghindar.sebaliknya si ibu anak itu memberi kehangatan dan kenyamanan pada si anak.dengan menggunakan metode ini anda akan memasangkan ibu dan boneka panda diharapkan ibu akan menjadi stimulus dominan.reaksi anak terhadap ibu-boneka itu akan berupa relaksasi.setelah reaksi relaksasi muncul ketika ada boneka panda,maka boneka itu dapat dihadirkan sendirian,dan akan muncul relaksasi dalam diri anak.

Page 5: Guthrie 6

Pembelokkan Kebiasaan

Membelokkan atau menyimpangkan kebiasaan dilakukan dengan menghindari petunjuk yang menimbulkan perilaku yang tak diinginkan.jika anda mengumpulkan sejumlah besar pola prilaku yang tidak efektif atau menyebabkan kecemasan,hal yang terbaik yang bisa dilakukan adalah meninggalkan stiasi itu,dan menurut guthrie menyarankan agar anda pergi ke lingkungan baru yang memberi anda kesegaran baru.

Hukuman

Pendapat Guthrie tentang hukuman adalah sebagai berikut :

1. Hal penting mengenai hukuman adalah bukan rasa sakit yang ditimbulkannya, tetapi apa yang membuat organism itu berbuat.

2. Agar efektif hukuman harus menimbulkan perilsku yang tidak kompatibel dengan perilaku yang dihukumu justru memperkuat responsnya

3. Agar efektif hukuman harus diaplikasikan bersama dengan stimuli yang menimbulkam perilaku yang dihukum

4. Jika syarat 2 dan 3 tidak terpenuhi, hukuman tidak akan efektif atau justru memperkuat respons yang tidak diinginkan.

Jadi jika hukuman efektif, ia akan menyebakan organisme melakukan sesuatu selain perilaku yang dihukum saat stimuli yang menimbulkan perilaku yang dihukum itu masih ada. Dan respon ini tentu saja akan menyebabkan timbulnya asosiasi yang baru, dan ketika stimuli itu muncul lagi di waktu lain, mereka cenderung akan menimbulkan respons yang bisa diterima.

Fowlers dan Millers (1963) melatih tikus untuk menyeberangi suatu jalur guna mendapatkan makanan, subjek dalam kelompok control cukup lari begitu saja dan mendapatkan makanan. Subjek dalam kelompok eksperimental diberi setrum ringan di cakar depannya saat mereka menyentuh tempat makanan. Subjek dalam kelompok eksperimental kedua menerima setrum di kaki belakangnya saat mereka menyentuh makanan. Dibandingkan dengan subjek di kelompok control, subjek yang diestrum cakar depannya saat menyentuh makanan akan berlari lebih lambat dalam percobaan selanjutnya, sedangkan subjek yang disetrm kaki belakangnya berlari lebih cepat.

DORONGAN

Drives (dorongan) secara fisiolohis merupakan apa yang oleh Guthrie disebut maintaining stimuli (stimuli yang mempertahankan) yang menjaga organism tetap aktif sampai tujuan tercapai. Misalnya : rasa lapar menghasilkan stimuli internal yang terus ada sampai makanan dikonsumsi. Ketika makana diperoleh, maintaining stimuli akan hilang, dan karenanya mempertahankan respons terhadap makanan. Tatapi perlu ditekankan bahwa dorongan fisiologis ini hanya salah satu dari sumber stimuli yang mempertahankan, dan setiap sumber stimuli yang telah berlangsung baik secara internal maupun eksternal akan menghasilkan stimuli yang mempertahankan.

Page 6: Guthrie 6

NIAT

Respons yang dikondisikan ke mainting stimuli dinamakan intentions (niat),. Respond itu dinamakan niat karena maintaining stimulation dari dorongan biasanya berlangsung selama pada waktu tertentu (sampai dorongan berkurang). Jadi sekuensi perilaku yang mendahului respons yang mengurangi dorongan akan diulang ketika dorongan dengan stimuli terkaitnya muncul lagi. Sekuensi (urutan) perilaku yang diasosiasikan dengan maintaining stimuli saling terkait dan logis, dan karenanya dianggap bersifat intensional.

Misalnya : jika seseorang sedang lapardan ad roti dikantornya dia akan memakannya, tetapi jika dia lupa membawa bekal makan siang, dia akan berdiri dari kursi, mengenakan jaketnya, masuk ke mobil, mencari restoran, masuk restoran, memesan makanan dan seterusnya.

TRANSFER TRAINING

Saran Guthrie adalah selalu mempraktikkan perilaku yang persis sama yang akan diminta kita lakukan nanti, selain itu, kita harus melatihnya dalam kondisi ketika nanti kita diuji. Jika kita ingin menggunakan informai ini diluar situasi ujian, kita harus keluar dari kelas dan mengasosiasikan stimuli lain dengan perilaku kita yang dipicu oleh buku atau pelajaran dari dosen.

FORMALISASI TEORI GUTHRIE OLEH VOEKS

Ada tiga penjelasan mengenai kurangnya eksperimentasi Gathrie yaitu :

1. Bolles (1979) menunjukkan bahwa hal itu dikarenakan teori Guthrie meminimalkan peran dan motivasi dan penguatan.

2. Carrelson (1980) menunjukkan bahwa hal itu disebabkan pada waktu Guthrie masih diuniversitas Washington psikologi hanya diberikan pada tingkat sarjana,tesis dan pasca sarjana.

3. Seperti yang disadari oleh guthrie prinsip yang dinyatakan dalam term yang terlalu umum sehingga sulit di uji.

Ada empat postulat yang cukup meringkas dan mehrie yang dilakukannjadi contoh dari formalisasi teori Guthrie yang dilakukannya:

1. Principle of associationa. setiap pola stimulus yang pernah mengiringi satu respon dan muncul lebih awal setengah

detik atau kurang akan menjadi petunjuk langsung yang kuat untuk respons itub. ini adalah satu-satunya cara dimana pola stimulus yang bukan petunjuk untuk respons

tertentu dan menjadi petunjuk langsung untuk respons itu (voeks, 1950, h.342).2. Principle of postremity

a. suatu stimulus yang mengiringi atau mendahului dua atau lebih respons yang tidak kompatibel adalah stimulus yang dikondisikan hanya untuk respons terakhir yang diberikan saat stimulus itu masih ada.

Page 7: Guthrie 6

b. ini adalah satu-satunya cara dimana stimulus yang merupakan petunjuk untuk respons tertentu kini tidak lagi menjadi petunjuk bagi respons itu (voeks, 1950, h.344)

3. principle of respons probabilityProbabilitas dari kejadian respons tertentu, pada waktu tertentu merupakan suatu fungsi dari proporsi kehadiran stimuli yang merupakan petunjuk dari respons pada waktu itu.

4. Principle of dynamic situationsPola stimulus dari suatu situasi tidaklah statis tetapi dimodifikasi dari waktu ke waktu, karena ada perubahan dari respons yang diberi subyek, serta perubahan reaksi dan factor internal lainnya.

PENDAPAT GUTHRIE TENTANG PENDIDIKAN

Seperti Thorndike, Guthrie menyarankan proses pedidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respons apa yang harus dibuat untuk suatu stimuli. Bagi Guthrie Motivasi lebih tidak penting, yang diperlukan adalah siswa harus merespons dengan tepat dalam kehadiran stimuli tertentu. Latihan (praktik) adalah penting, karena latihan menimbulkan lebih banyak stimuli untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan. Karena pengalaman adalah unik, jadi seseorang harus belajar berulang-ulang kali. Seperti Thorndike, Guthrie percaya bahwa pendidikan formal seharusnya menyerupai situasi kehidupan nyata semirip mungkin, dengan kata lain guru Guthrian akan meminta siswanya melakukan atau mempelajari hal-hal yang kelak akan mereka lakukansaat mereka lulus. Seperti Thorndike, Guthrie mendukung program magang atau mentoringdan mendorong pendekatan pertukaran pelajar untuk pememperluas pengalaman belajar. Guthri terkadang menggunakan hukuman untuk mengatasi perilaku yang mengganggu, namun mereka menyadari bahwa agar hukuman bisa efektif, hukuman harus dipakai saat perilaku disruptif itu sedang terjadi.

EVALUASI TEORI GUTHRIE

KONTRIBUSI

Guthrie adalah unik dalam penegasannya bahwa belajar berasal dari kontiguitas antara stimuli dan respons. Pengulas teori belajar awal (Mueller dan Schoenfeld, 1954) menunjukkan pendekatan kontinguitas Guthrie yang sederhana dapat menjelaskan semua fenomena dasar yang dianalisis oleh skinner atau Hull. Meskipun teori Guthrie tidak memunculkan banyak riset dan kontroversi, namun teorinya menyediakan penjelasan alternative yang penting mengenai belajar. Selain itu, teorinya berfungsi sebagai pengingat bahwa suatu teori tidak harus sangat ruwet untuk menjelaskan perilaku yang kompleks.

Page 8: Guthrie 6

KRITIK

Ada daya tarik substansial di dalam pandangan yang dapat menjelaskan belajar pengindraan, belajar imbalan, pelenyapan dan lupa dengan prinsip yang sama. Tetapi kemudahan penjelasan inilah yang menyebabkan para ilmuwan meras tidak nyaman terhadap pandangan Guthrie.