guru fisika yang profesional
DESCRIPTION
qqqTRANSCRIPT
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANGSalah satu masalah pendidikan yang dianggap belum pernah tuntas dan
karenanya pasti akan dihadapi pada adalah masalah mutu pendidikan. Ukuran
mutu pendidikan memang selalu berubah, sesuai dengan kondisi masyarakat serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu aspek yang dianggap
sangat berperan dalam menentukan mutu pendidikan adalah guru, karena guru
yang secara teratur dan terjadwal berdiri di depan kelas. Oleh karena itu, salah
satu usaha yang dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan guru. Mengingat betapa
pentingnya peran guru dalam peningkatan mutu pendidikan, pengkajian tentang
sosok guru yang diinginkan menjadi sangat relevan. Setiap orang yang peduli
terhadap dunia pendidikan tentu menginginkan agar guru dapat berbuat yang
terbaik bagi anak didiknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru merupakan salah
satu komponen pendidikan yang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan
kualitas murid. Bahkan dapat juga dikatakan jika guru dalam dalam proses
pembelajarannya sesuai dengan tugas profesi yang di embanbaik dalam disiplin
keilmuannya maupun dalam seni proses pembelajarannya, maka dapat
diprediksikan hasilnya-pun akan menjadi lebih baik.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, yang perlu dipersiapkan adalah
bagaimana mencetak seorang guru yang memiliki kapabilitas keilmuan yang
memadai dalam bidangnya, atau guru yang memiliki keluasan ilmu serta
kematangan profesional. Mencetak guru yang profesional ini dapat diartikan
sebagai usaha untuk menciptakan kualitas pendidikan atau mutu pendidikan
menjadi lebih baik. Walaupun banyak kendala-kendala yang harus dihadapi. Oleh
karena itu, guru harus mengikuti perkembangan informasi dunia pendidikan (jika
tidak mau dikatakan tertinggal). Kendala-kendala inilah yang merupakan tugas
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
2/30
2
berat bagi seorang pendidik di samping harus memiliki kapabilitas keilmuan yang
memadai juga seorang guru profesional harus memiliki seni dalam proses
pembelajaran sehingga apa yang disampaikan sesuai dengan konteks dan
zamannya.
II. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan profesi dan profesional?
2. Mengapa mutu guru rendah?
3. Apakah definisi guru yang profesional?
4. Bagaimana mencetak guru yang profesional?
5. Apa sebenarnya yang menjadi karakteristik guru profesional?
6. Bagaimanakah keprofesionalan pendidik dalam Bidang Studi Fisika?
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
3/30
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profesi dan Profesionala. Pengertian
Profesi sebagai kata benda berarti bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesional sebagai kata sifat
berarti memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Secara
etimologi, profesi berasal dari istilah bahasa Inggris profession atau
bahasa Latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan
mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu (Sudarwan
Danin, 2002:20). Mengutip pendapat Ornstein dan Levine, Soetjipto
(2004;15) mengemukakan bahwa profesi adalah memerlukan bidang
ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak
semua orang dapat melakukannya) dan memerlukan pelatihan khusus
dengan waktu yang panjang. Selanjutnya Nana Sudjana (Uzer Usman,2001:14) pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu
dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang pengertian
profesional, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa profesi
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki
pengalaman yang kaya dibidangnya.
b. Syarat-syarat Profesi
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahuan 1988
(Made Pidarta, 2000:266) menentukan syarat-syarat suatu pekerjaan
profesional sebagai berikut : (1) atas dasar panggilan hidup yang
dilakukan sepenuh waktu serta untuk jangka waktu yang lama, (2) telah
memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, (3) dilakukan menurut
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
4/30
4
teori, prinsip, prosedur, dan anggaan-anggapan dasar yang sudah baku
sebagai pedoman dalam melayani klien, (4) sebagai pengabdian kepada
masyarakat, bukan mencari keuntungan finansial, (5) memiliki
kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani klien, (6)
dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi, (7)
mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan (8)
pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan
Muchlas Samani dkk (2003:3-4) mengemukakan syarat-syarat profesi
meliputi: (1) memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan
masyarakat dimana profesi berada, (2) memerlukan keahlian dan
keterampilan tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat awam
pada umumnya, (3) keahlian yang diperlukan dikembangkan berdasarkan
disiplin ilmu yang jelas dan sistematik, (4) memerlukan pendidikan atau
pelatihan yang panjang, sebelum seseorang mampu memangku profesi
tersebut, (5) memiliki otonomi dalam membuat keputusan yang terkait
dengan ruang lingkup tugasnya, (6) memiliki kode etik jabatan yang
menjelaskan bagaimana profesi itu harus dilaksanakan oleh orang-orang
yang memegangnya, (7) memiliki organisasi profesi yang merupakan
tempat pemegang profesi berasosiasi dan mengembangkan profesi
tersebut.
Bila kita bandingkan persyaratan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli tersebut, dapatlah disimpulkan pernyataannya hampir sama
dan saling melengkapi. Dengan demikian bahwa persyaratan profesi yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pilihan terhadap jabatan itu didasari oleh motivasi yang kuat dan
merupakan panggilan hidup orang bersangkutan.
2. Telah memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang
bersifat dinamis dan terus berkembang.
3. Ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus tersebut diatas
diperoleh melalui studi dalam jangka waktu lama.
4. Punya otonomi dalam bertindak ketika melayani klien.
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
5/30
5
5. Mengabdi kepada masyarakat atau berorientasi kepada layanan
sosial, bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial semata.
6. Tidak mengadvertensikan keahliannya untuk mendapatkan klien.
7. Menjadi anggota organisi profesi.
8. Organisasi tersebut menentukan persyaratan penerimaan anggota,
memmbina profesi anggota, mengawasi prilaku anggota, memberi
sanksi, dan memperjuangkan kesejahteraan anggota.
9. Memiliki kode etik profesi.
10. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper yang diakui
oleh masyarakat.
11. Berhak mendapat imbalan yang layak.
Jika syarat tersebut diatas dijadikan acuan, sepertinya tidak semua jenis
pekerjaan atau jabatan dapat dikategorikan sebagai profesi
(www.myfortuner.wordpress.com)
B. Pendidik/GuruPada hakikatnya, pekerjaan guru dianggap sebagai pekerjaan yang
mulia, yang sangat berperan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka perlu ditekankan bahwa yang layak
menjadi guru adalah orang-orang pilihan yang mampu menjadi panutan bagi
anak didiknya. Akan tetapi masih banyak pendidik yang memiliki
kemampuan rendah dalam mengemban profesinya sebagai guru. Ada yang
menyatakan bahwa penyebab rendahnya kualitas guru pada saat ini, setidak-
tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
guru di Indonesia, yaitu :
Pertama,masalah kualitas/mutu guru. Kualitas guru kita, saat ini disinyalir
sangat memprihatinkan, karena masih banyak guru saat ini yang tidak
memiliki ijasah sarjana. Realitas semacam ini, pada akhirnya akan
mempengaruhi kualitas anak didik yang dihasilkan. Belum lagi masalah,
dimana seorang guru sering mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang
tidak jarang, bukan merupakancorn/inti dari pengetahuan yang
http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
6/30
6
dimilikinya, telah menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak
maksimal.
Kedua,jumlah guru yang masih kurang. Jumlah guru di Indonesia saat ini
masih dirasakan kurang, apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang
ada. Oleh sebab itu, jumlah murid per kelas dengan jumlah guru yag
tersedia saat ini, dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak
jarang satu raung kelas sering di isi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka
yang jauh dari ideal untuk sebuah proses belajar dan mengajar yang di
anggap efektif. Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak
didik untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal.
Ketiga, masalah distribusi guru. Masalah distribusi guru yang kurang
merata, merupakan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Di daerah-daerah terpencil, masing sering kita dengar adanya
kekurangan guru dalam suatu wilayah, baik karena alasan keamanan
maupun faktor-faktor lain, seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan guru
yang dianggap masih jauh yang diharapkan.
Keempat,masalah kesejahteraan guru. Sudah bukan menjadi rahasia
umum, bahwa tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat
memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih jauh dari
mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih berstatus sebagai guru bantu
atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah merangsang sebagian para
guru untuk mencari penghasilan tambahan, diluar dari tugas pokok mereka
sebagai pengajar, termasuk berbisnis dilingkungan sekolah dimana mereka
mengajar tenaga pendidik. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar,
dapat meningkatkan profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para
guru melakukan praktek bisnis di sekolah.
Dengan terpenuhinya masalah kekurangan guru berkualitas di daerah-
daerah dan kesejahteraan guru, diharapkan dapat memotivasi para guru dan
calon guru untuk meningkatkan kualitas keilmuan di bidangnya serta ilmu
dalam bidang kependidikan. Dengan adanya berbagai masalah dalam dunia
pendidikan memerlukan perhatian pemerintah untuk merealisasikan anggaran
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
7/30
7
pendidikan. Seperti kebijakan operasioanal pemerintah, yang lebih mengarah
pada kebijakan alokasi anggaran yang ditujukan bagi sektor pendidikan
nasional. UU No. 20 Tahun 2003, telah mengamanatkan untuk
mengalokasikan dana 20% dari APBN/APBD untuk sektor pendidikan.
Apabila alokasi pendidikan ini telah terlaksana, maka diharapkan kualitas
pendidikan dan kesejahteraan guru semakin lebih baik.
(http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)
Mengutip pemikiran Davis dan Margareth A. Thomas dalam
bukunyaEffective Schools and Effective Teachers,Suyanto dan Djihad
Hisyam (2000:29) mengemukakan tentang beberapa kemampuan guru yang
mencerminkan guru yang efektif, yaitu mencakup :
1. Kemampuan yang terkait dengan iklim kelas : memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk
menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;
memiliki hubungan baik dengan siswa;
secara tulus menerima dan memperhatikan siswa;
menunjukkan minat dan anthusias yang tinggi dalam mengajar;
mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas
dalam kelompok; melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan
merencanakan kegiatan pembelajaran;
mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk
berbicara dalam setiap diskusi; dan
meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.
2. Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen : memiliki kemampuan secara rutin untuk mengahadapi siswa yang
tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan,
dan mampu memberikan transisi dalam mengajar; serta
mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan
berfikir yang berbeda.
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
8/30
8
3. Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan(reinforcement) :
mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa;
mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang
lamban belajar;
mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang
memuaskan; dan
mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.
4. Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri : mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode
pengajaran; dan
mampu memanfaatkan perencanaan kelompok guru untuk
menciptakan metode pengajaran.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/)
Budaya sekolah memiliki bentuk-bentuk budaya tertentu dan salah
satunya adalah bentuk budaya guru yang menggambarkan tentang
karakeristik pola-pola hubungan guru di sekolah. Hargreaves (1992) telah
mengidentifikasi lima bentuk budaya guru, yaitu :Individualism,
Balkanization, Contrived Collegiality,Collaboration, danMoving Mosaic.
1. Individualism.Budaya dalam bentuk ini ditandai dengan adanya sebagian
besar guru bekerja secara sendiri-sendiri (soliter), mereka menjadi
tersisolasi dalam ruang kelasnya, dan hanya sedikit kolaborasi, sehingga
kesempatan pengembangan profesi melalui diskusi atausharing dengan
yang lain menjadi sangat terbatas.
2. Balkanization.Bentuk budaya yang kedua ini ditandai dengan adanya
sub-sub kelompok secara terpisah yang cenderung saling bersaing dan
lebih mementingkan kelompoknya daripada mementingkan sekolah
secara keseluruhan. Misalnya, hadirnya kelompok guru senior dan guru
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
9/30
9
junior atau kelompok-kelompok guru berdasarkan mata pelajaran. Pada
budaya ini, komunikasi jarang terjadi dan kurang adanya kesinambungan
dalam memantau perkembangan perilaku siswa, bahkan cenderung
mengabaikannya.
3. Contrived Collegiality.Bentuk budaya yang ketiga ini sudah terjadi
kolaborasi yang ditentukan oleh manajemen, misalnya menentukan
prosedur perencanaan bersama, konsultasi dan pengambilan keputusan,
serta pandangan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Bentuk budaya ini
sangat bermanfaat untuk masa-masa awal dalam membangun hubungan
kolaboratif para guru. Kendati demikian, pada buaya ini belum bisa
menjamin ketercapaian hasil, karena untuk membangun budaya
kolaboratif memang tidak bisa melalui paksaan.
4. Collaboration.Pada budaya inilah guru dapat memilih secara bebas dan
saling mendukung dengan didasari saling percaya dan keterbukaan.
Dalam budaya kolaboratif terdapat saling keterpaduan (intermixing)
antara kehidupan pribadi dengan tugas-tugas profesional, saling
menghargai, dan adanya toleransi atas perbedaan.
5. Moving Mosaic.Pada model ini sekolah sudah menunjukkankarakteristik seperti apa yang disampaikan oleh Senge (1990) tentang
learning organisation. Para guru sangat fleksibel dan adaptif, semua
guru mengambil peran, bekerja secara kolaboratif dan reflektif, serta
memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-
guru/)
Perubahan paradigma pendidikan yang cukup dramatis pada saat
sekarang ini, mau tidak mau menuntut para guru untuk dapat menyesuaikan
diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara yang
efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan
yang ada yaitu melalui belajar secara terus menerus. Dengan demikian,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
10/30
10
tuntutan untuk belajar tidak hanya terjadi pada siswa yang dibelajarkannya,
tetapi guru itu sendiri pun justru dituntut untuk senantiasa belajar tentang
bagaimana mengajar yang baik. Banyak cara yang bisa dilakukanguru untuk
belajar, diantaranya:
1. Guru belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya.
2. Guru belajar melalui interaksi dengan guru lain.
3. Guru belajar melalui ahli/konsultan.
4. Guru belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman.
5. Guru belajar melalui cara yang terpisah dari tugas profesionalnya.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/)
C. Keprofesionalan Pendidik/Gurua. Definisi Guru Profesional
Secara bahasa, profesional berasal dari bahasa Inggris (profession)
dan bahasa Belanda (professie)yang keduanya mengadopsi dari bahasa Latin
yaitu(professio)yang memiliki arti pengakuan atau pernyataan. Secara istilah
profesionalisme dapat dikatakan sebagai pernyataan atau pengakuan tentang
bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih. Seperti yang
diungkapkan oleh para ahli, bahwa kegaiatan atau pekerjaan dapat dikatakan
sebagai profesi apabila ia dilakukan untuk mencari nafkah dan sekaligus
dilakukan dengan tingkat keahlian yang cukup tinggi, dan profesi akan dapat
menghasilkan mutu produk yang baik apabila diiringi dengan etos kerja yang
mantap pula. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat dalam setiap
profesionalitas yang baik menurut etos kerjanya di antaranya:
1.Adanya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality).
2.Adanya keinginan untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan
pekerjaan.
3.Adanya keinginan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat melalui
karya profesionalnya.
Apabila ketiga sifat profesional itu tidak melekat pada seorang pekerja maka
ia tidak termasuk dalam katagori pekerja yang profesional.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
11/30
11
Definisi di atas mengandung makna setidaknya kata profesional
memiliki tiga ciri di antaranya:Pertama, mengandung unsur
pengabdian.Kedua, mengandung unsur idealisme.Ketiga, mengandung unsur
pengembangan. Maksud dari unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus
dikembangkan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat,
pelayanan itu dapat berupa pelayanan individual maupun kolektif. Maksud
dari unsur idealisme yaitu setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian
atau bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam
profesi itu mencakup pengertian pengabdian terhadap sesuatu yang luhur dan
idealis. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur pengembangan adalah setiap
bidang profesi mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja
yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus.
Ketiga makna kata profesional tersebut ternyata memiliki konsep
mengenai bidang yang berhubungan dengan pekerjaan. Jika profesionalisme
dianggap sebagai bidang pekerjaan maka sudah selayaknya memiliki etos
kerja yang baik. Bekerja harus menghasilkan kualitas yang bagus, unggul,
tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, ulet, rajin, cermat, teliti, sistematis
dan berpedoman pada dasar keilmuan tertentu.
Makna profesionalisme di atas secara jelas dapat dikatakan bahwa
kata profesional mengandung unsur-unsur yang erat dengan pekerjaan-
pekerjaan yang memiliki tantangan untuk selalu mengembangkan dan
meningkatkan kualitas mutu produk(output)dari pekerjaan itu sendiri.
Dengan selalu meng-updatekemampuan ilmu pengetahuannya dimaksudkan
produk dari pekerjaan itu dapat bersaing dengan produk-produk lain dalam
dunia pendidikan global.
Dalam buku Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Muhaimin:
2003) dijelaskan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki
komitmen terhadap profesionalitas yang dengan sendirinya di dalam diri
seorang guru tersebut melekat sifat-sifat yang mirip dengan ustadzyang
selalu mencerminkan segala aktifitasnya sebagai seorang
murobbiy,muallim,mursyid,mudarrisdan muaddib.
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
12/30
12
Yusuf Wibisono berpendapat bahwa guru profesional adalah guru
yang memiliki mental yang tangguh, rasa tanggung jawab kepada profesi,
anak didik dan tentunya Allah SWT. Mental yang tangguh, rasa
tanggungjawab merupakan motivasi utama seorang guru, dalam mengajar.
Karena mengajar bukan hanya sekedar proses mentransfer ilmu pengetahuan
semata, tetapi juga merupakan proses mendidik agar siswa berperilaku baik,
memberi contoh teladan, serta mau belajar dari anak didik agar hubungan
timbal balik antara kedua belah pihak menjadi sinergi positif dalam
membangun proses kegiatan belajar mengajar yang baik di sekolah. Maka
sudah sepantasnya bila seorang guru harus selalu mau belajar dan mau
memperbaiki segala kekurangannya.
Adapun konsekuensi apabila guru dipandang sebagai sebuah profesi
(pekerjaan), maka ada beberapa ketentuan yang harus di taatinya di
antaranya:
1. Setiap profesi yang dikembangkan harus memberikan layanan tertentu
kepada masyarakat.
2. Profesi bukan sekedar mata pencaharian tetapi mencakup pengertian,
pengabdian terhadap sesuatu.
3. Profesi mengandung makna yaitu mempunyai kewajiban untuk
menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara
terus menerus.
(http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-
meningkatkan-mutu-pendidikan/)
b. Pembentukan Guru Profesional
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru
merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian
terpenting dalam proses pembelajaran, baik di jalur pendidikan formal
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
13/30
13
maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas
pendidikan di Tanah Air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang
berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. Filsofi, sosial, budaya dalam
pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru
sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di
posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut
tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-
nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak
didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah
orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global.
Posisi guru yang merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran akan semakin terlihat ketika anak didik berada di ujung akhir
tahun pelajaran, setelah melakukan ujian nasional, maka akan dapat dilihat
kualitas anak didik pada masing-masing lembaga pendidikan. Ada yang
menunjukkan nilai baik ada pula yang menunjukkan nilai kurang baik. Nilai-
nilai tersebut merupakan cerminan dari kualitas pendidikan yang ada di
lembaga pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung. Perolehan nilai
siswa merupakan cerminan langsung dari tingkat keberhasilan para pendidik
dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, wajar apabila dikatakan guru
merupakan salah satu komponen pendidikan yang menentukan keberhasilan
murid dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan murid pada setiap proses pembelajaran merupakan
idaman atau cita-cita bagi setiap lembaga pendidikan. Guru merupakan
salah satu komponen pendidikan yang menentukan keberhasilan murid dalam
pembelajaran. Untuk menciptakan guru yang berkualitas maka lembaga
pendidikan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru dalam
proses pembelajaran. Di antara usaha untuk meningkatkan kualitas guru
antara lain:
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
14/30
14
1. Guru harus memeperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengalaman, pengembangan materi pelajaran dan berinteraksi
dengan peserta didik.
2. Guru harus sering mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri
oleh para guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan
pendidikan.
3. Guru juga di tuntut untuk membiasakan diri mengkomunikasikan hasil
penelitian yang telah ditemukan.
Keberadaan guru sebagai orang yang paling bertanggungjawab
dalam peningkatan mutu dunia pendidikan, tidak dapat disangkal lagi.
Profesionalisme guru merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-
tunda lagi. Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan yang semakin
ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang
memang benar benar-benar ahli di bidangnya, sesuai dengan kapasitas yang
dimilikinya agar setiap orang dapat berperan secara maksimal, termasuk guru
sebagai sebuah profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri.
Profesionalisme tidak hanya karena faktor tuntutan dari perkembangan jaman,
tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan bagi setiap individu
dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia. Profesionalisme juga
menuntut keseriusan dan kompetensi yang memadai, sehingga seseorang
dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas.
(http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)
Dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara
berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain :
1. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in service training.
Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu
yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
15/30
15
Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-
service atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan
pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih kepada evaluasi
performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta pelatihan.
2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.
Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah
ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi
guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan
profesionalisme dirinya. Selanjutnya untuk dapat memberikan kontribusi
kepada orang lain, guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan
artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan
profesionalisme guru yang bersangkutan maupun orang lain.
3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.
Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga
kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru.
Tujuan utama dari kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan
berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.
Partisipasi guru pada kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang
berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan
tanggung jawabnya.
4. Melakukan penelitian seperti PTK.
Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang
dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam
rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran
secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat
reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan
dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
16/30
16
Dalam hal ini guru diberdayakan untuk mengambil berbagai
prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika
proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak pada
peningkatan profesionalisme guru.
5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.
Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan
meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional
biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan
memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat
dengan masyarakat.
Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih
suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh
bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak
organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya.
6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah.
Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk
memperoleh pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika
berkomunikasi dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama.
Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan
berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama
berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program-program sekolah) dengan kepala sekolah, orang
tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional
dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannnya.
Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga
keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru
untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus
membuat perencanaan untuk mendapatkannya. Semakin guru terlibat
dalam prolehan informasi, maka guru semakin merasakan akuntabel, dan
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
17/30
17
semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk
mengembangkan dirinya.
(www.myfortuner.wordpress.com)
Selain cara yang tersebut di atas, Zainurie juga memiliki strategi/cara
yang dapat meningkatkan kualitas profesionalisme guru di antaranya:
Pertama; gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem penggajian guru
agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan
hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan
penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk
mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih
berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan
rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru
mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di
depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya
dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri
sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum
mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan
guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih
dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi
gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan
pasti akan lebih berhasil.
Kedua; kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangatmenyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus
dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan
kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu
disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat
dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan
http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
18/30
18
membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-
tugas rutin guru.
Ketiga; pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan
profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui
pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar
guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang
dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.
(http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)
c. Karakteristik Guru Profesional
Untuk mengetahui bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional
apabila memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang dapat diukur dan
diketahui dengan mudah. Pengetahuan tentang karakteristik guru profesional
dimaksudkan agar setiap orang dapat menilai, menelaah serta membedakan
guru profesional dengan guru yang belum profesional di bidangnya. Adanya
karakteristik guru profesional merupakan kunci dasar untuk mengukur
keahlian seorang guru apakah ia sudah memiliki sifat-sifat guru profesional
ataukah masih belum memilikinya. Pemaparan karakteristik guru profesional
ini menjadi salah satu tolok ukur bagi siapa saja yang mau menjadi guru
profesional.
Abudin Nata memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di
antaranya:
1. Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang materi yang
akan di ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk
menyampaikannya. Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan
pembelajaran sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
19/30
19
2. Guru profesional harus memiliki mental modern seperti: berpandangan
jauh ke depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis,
penuh percaya diri, terbuka, dan menghargai orang lain.
3. Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama,
bermoral, dan berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak
terpengaruh oleh adanya faham-faham kehidupan yang mengarah pada
sifat sekularistik.
Bertolak dari historis penelitian tentang efektifitas keberhasilan guru
dalam menjalankan tugas kependidikannya, Madley menemukan beberapa
asumsi keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Di antara karakteristik
keberhasilan guru yaitu:pertama, asumsi sukses guru tergantung pada
kepribadiaannya; kedua, asumsi sukses guru tergantung pada penguasaan
metode; ketiga, asumsi sukses guru tergantung pada frekuensi dan intensitas
aktivitas interaktif guru dengan siswa; keempat,asumsi bahwa apapun dasar
dan alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai tanda memiliki
wawasan, ada indikator penguasaan materi, ada indikataor penguasaan
strategi belajar mengajar, dan lainnya. Keempat asumsi karakteristik guru ini-
lah yang dijadikan pijakan Madley untuk menilai keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
Glickman (1981) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara
profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability)dan
motivasi (motivation). Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara
profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan
kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya
seseorang tidak akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi
salah satu di antara dua persyaratan di atas. Betapapun tinggi kemampuan
seseorang ia tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki
motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya betapapun tinggi motivasi kerja
seseorang ia tidak akan sempurna menyelesaikan tugas-tugasnya bila ia tidak
didukung oleh kemampuan.
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
20/30
20
Nurkholis berpendapat bahwa untuk menjadi guru profesional harus
memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Seorang guru profesional harus
menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih dibanding
pekerja lainnya. Maka untuk menjadi profesional, seseorang guru harus
memenuhi kualifikasi minimun, sertifikasi, serta memiliki etika profesi.
Persyaratan tertentu yang harus dimiliki sebagai guru profesional menurut
Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar ada delapan syarat
meliputi:
1. Memiliki bakat sebagai guru
2. Memiliki keahlian sebagai guru
3. Memiliki keahlian baik dan terintegrasi
4. Memiliki mental yang sehat
5. Berbadan sehat
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik
Delapan syarat ini-lah yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
mengemban tugasnya sebagai tenaga kependidikan yang profesional.
(http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)
D. Keprofesionalan Guru Bidang Studi FisikaPengajaran ilmu eksakta termasuk di dalamnya ilmu Fisika perlu
memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter dalam setiap pengajarnya.
Selama ini guru bidang eksakta termasuk guru Fisika hanya mengajarkan
ilmu fisika atau hitung-hitungannya saja kepada siswa. Mereka tidak pernah
atau kurang menyempatkan diri mengisi dengan muatan-muatan pendidikan
karakter dalam pembelajaran fisika tersebut. Hal tersebut disampaikan Prof
Nathan Hindarto, PhD kepada pers di Semarang, Kamis (25/11) usai
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
21/30
21
pengukunan dirinya oleh Rektor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmojo Msi
sebagai guru besar Ilmu Fisika pada FMIPA Universitas Negeri Semarang
(Unnes). Menurut Nathan, pada pembelajaran Fisika Modern sangat perlu
memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajarannya.
(http://www.fisikanet.lipi.go.id)
Hingga hari ini kalau kita tanya ke siswa SMA, pelajaran apa yang
paling sulit dan tidak anda sukai? Pasti mereka akan menjawab,
pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Tetapi Pelajaran Fisika sudah
pasti menjadi monster yang menakutkan mereka.
Mengapa pelajaran fisika menjadi sulit? Berikut ini beberapa faktor
yang mungkin menjadi penyebabnya:
1. Sarana belajar seperti buku teks fisika tidak memadai. Buku-buku
pelajaran fisika yang bagus masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah.
Beruntunglah sekolah-sekolah di perkotaan yang memilikiperpustakaan lengkap. Tetapi, semoga dengan adanya Buku Sekolah
Elektronik (BSE) yang disediakan Kemdiknas bisa mengatasi masalah
ini.
2. Gaya guru fisika dalam mengajar. Gaya mengajar guru disinyalir
juga banyak memberikan pengaruh terhadap kecintaan siswa kepada
pelajaran fisika. Banyak siswa tidak menyukai fisika hanya gara-gara
guru fisikanya dianggap tidak bisa mengajar. Ada guru fisika yang
ketika masuk kelas langsung menyodorkan segudang rumus-rumus
rumit yang tentu saja menjejali kepala siswa, padahal konsep materi
belum disampaikan dengan tepat. Atau guru fisika masih pelit memberi
motivasi akan penting dan bermanfaatnya mempelajari fisika. Ini
tantangan berat buat guru-guru fisika, bagaimana membuat dirinya
disukai oleh murid-muridnya.
3. Guru Fisika jarang melakukan praktikum. Fisika adalah bagian
tidak terpisahkan dari ilmu pengetahuan alam (IPA). Hakeket ilmu IPA
http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://www.fisikanet.lipi.go.id/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
22/30
22
itu sendiri adalah ilmu tentang alam yang memuat konsep, prinsip,
proses, dan produk. Melalui kegiatan ilmiah berupa percobaan, maka
siswa akan merasa terlibat dalam proses IPA itu sendiri. Dari proses itu
akan melahirkan produk berupa rumus-rumus, aksioma, hukum,
postulat, dan sejenisnya. Sementara, jika guru hanya mengajarkan
rumus, maka itu hanyalah produk. Tidak ada bedanya dengan ilmu
metematika. Kemalasan guru fisika untuk melakukan praktikum akan
semakin menjauhkan siswa dari menyukai fisika yang sebenarnya
penuh daya tarik.
4. Guru jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
Umumnya guru-guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini
dianggap paling mudah, murah, dan paling santai. Sejatinya agar
menarik siswa, beragam variasi mengajar harus dicoba oleh guru.
Diantaranya: metode ceramah, diskusi, cooperative learning sepertiJig
Saw, Think Pair Share, Snow Ball, demonstrasi, karya wisata,
portofolio, percobaan, dll. Memang tidak ada jaminan beragam metode
akan bisa meningkatkan hasil belajar. Tetapi menggunakan metode
ceramah an sich, seolah-olah guru adalah malaikat yang serba bisa dan
muridnya hanyalah seperti gelas kosong yang diisi begitu saja (teacher
centered). Padahal, untuk saat ini sudah saatnya siswa harus dilibatkan
dalam proses pembelajaran. Siswa justru harus aktif membangun
sendiri ilmu pengetahuannya, seperti dalam teori
belajarconstructivisme. Pola teacher center(berpusat kepada guru)
harus diubah menjadistudent center (berpusat kepada siswa).
5. Guru Fisika tidak menguasai komputer.(TBC = tidak bisa
computer). Komputer memang bukan segalanya dalam pembelajaran,
tetapi guru di zaman modern ini tentu saja sudah wajib menguasai
komputer. Dengan bantuan komputer, banyak materi fisika yang bisa
diajarkan dengan bantuan komputer (computer based learning). Saat ini
sudah mulai diperkenalkan animasi pembelajaran dari Pustekkom
Kemdiknas. Melalui website www.e-dukasi.net, dengan mudahnya para
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
23/30
23
guru bisa mengunduh animasi pembelajaran secara gratis. Di internet
saat ini, bertebaran materi fisika yang dipaket dalam bentuk animasi.
Penulis sendiri banyak dibantu oleh software PhET(Physics Education
Technology) buatan Universitas Coloradodi Amrik sana. Dengan
software ini, banyak materi abstrak di fisika bisa kita ajarkan dengan
mudah dan tentu saja sangat menarik. Setiap kali saya menggunakan
software ini, siswa saya selalu antusias memperhatikannya. Dalam hati
saya berfikir, murid saya sudah mulai menyukai fisika nih. Bukankah
itu kemauan kita sebagai pengajar.
6. Guru masih senang cara lama. Untuk belajar fisika diperlukan
inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Untuk level pemula, sebaiknya
guru fisika memberikan materi Fisika Gasing, karya Prof. Yohannes
Surya. Guru fisika perlu mencoba banyak media seperti kapur tulis,
papan white board, charta, peta konsep (mind map), komputer dengan
LCD, Zenius Pad, metode permainan, dll. Semua itu diharapkan bisa
mengaktifkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.
(http://edukasi.kompasiana.com/)
Ada tujuh kriteria yang harus dipedomani oleh setiap guru Fisika agar
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran Fisika
di kelas. Di antaranya sebagai berikut.
1. Waktu (time).
Usahakan peduli untuk tiba di kelas di awal waktu pembelajaran,
karena harus yakin bahwa papan tulis bersih dan dilengkapi dengan
peralatan untuk menulis. Selain itu perlu untuk mengecek segala yang
diperlukan dalam proses pembelajaran siap dan
berfungsi, misalnya mikrofon dan loudspeaker, proyektor untuk film atau
slide. Juga harus yakin bahwa peralatan untuk demonstrasi dirangkai
dengan pantas dan berfungsi. Jika harus membagikan hand out materi
tertulis untuk siswa, saat awal pembelajaran seperti inilah waktunya.
http://edukasi.kompasiana.com/http://edukasi.kompasiana.com/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
24/30
24
Biasanya waktu tiba lebih awal itu 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai dirasa cukup.
Jika telah merencanakan tiba di kelas lebih awal, namun
menemukan guru mata pelajaran sebelumnya masih mengajar, cobalah
mengatakan padanya betapa menyesalnya Anda, tetapi waktunya telah
habis dan Anda harus mengadakan beberapa persiapan. Jika Anda
membiarkannya, berarti kehilangan waktu yang
direncanakan dan kemungkinan hal itu akan terjadi lagi di lain
kesempatan. Jika Anda tegas, mungkin hal itu tidak akan terjadi lagi.
Apabila guru mata pelajaran sebelumnya ada di kelas namun hanya
bercakap-cakap dengan siswa, hal ini tidak menghalangi Anda untuk
mengerjakan persiapan-persiapan yang diperlukan pembelajaran di kelas
itu.
Menyelesaikan pembelajaran tepat pada waktunya adalah
penting, karena siswa membutuhkan jeda waktu / istirahat, setidaknya
merentangkan kaki dan tangannya atau untuk keperluan apapun lainnya.
Juga jangan melakukan kepada guru lain apa-apa yang kita tidak
suka jika hal itu juga menimpa kita.
Di lain hal jangan menghabiskan waktu untuk mengulang-ulang
pelajaran, kecuali untuk kepentingan klarifikasi. Memang benar bahwa
pengulanganadalah ibu dari semua pengetahuan,tetapi biarkan siswa-
siswa melakukan pengulangan ketika mereka mempelajari kembali
materi pelajaran.
2. Menulis di papan tulis (wri ting on the board).
Komunikasi tertulis dengan siswa seharusnya dilakukan
dalam rangka memberi kesempatan siswa untuk mencatat dan menggali
materi pelajaran. Para siswa harus melihat sebelum penglihatan
logisnya dan pengembangan matematis dari pelajaran, serta tidak hanya
memperoleh sepotong informasi. Hal itu sebaiknya dilakukan dengan
tulisan tangan di papan tulis (tidak masalah dengan memakai warna).
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
25/30
25
Gunakanlah potensi ruangan papan tulis dengan benar untuk urutan
tulisan, janganlaah melompat-lompat dalam ruang-ruang kosong tak
berurutan, yang akhirnya menyebabkan tidak mungkin bagi siswa untuk
mengikuti pelajaran. Sebaiknya bagilah papan tulis menjadi beberapa
ruang yang akan menjadi halaman tulisan dengan membuat garis vertikal
seperlunya. Jika papan tulis telah penuh mulailah kembali dari halaman
pertama papan tulis dengan menghapus seperlunya. Jika masih
memerlukan rumus yang hendak dihapus maka tulis kembali rumus itu
di tempat lain.
Janganlah memposisikan diri sehingga selalu menghalangi tulisan
di papan tulis, termasuk pada saat sedang menulispun dan janganlah
berbicara menghadap papan tulis, karena bisa jadi siswa tidak
mendengar kecuali guru memakai mikropon. Balikkanlah badan berputar
menghadapi audien bila menjelaskan apa saja yang Anda tulis.
3. Suara dan berisik (voice and noice).
Sangat alami menjumpai suara berisik dalam pembelajaran di
kelas. Di kelas ada pertanyaan, jawaban dan pertukaran
informasi diantara para siswa. Suara berisik itu seharusnya cukup
rendah dan justru tidak mencegah suara guru yang harus didengar oleh
audience. Cara pengatasannya bisa dengan mempertinggi suara guru atau
mengurangi keberisikan.
Mempertinggi suara guru dengan menggunakan mikrofon dan
loudspeaker adalah pemecahan yang tepat terutama untuk ruang kelas
besar dengaan banyak siswa. Sebaiknya mikrofon yang digunakan adalah
wireless/tanpa kabel penghubung. Mengurangi keberisikan siswa adalah
meminta audience tenang dan jangan memulai bicara sebelum benar-
benar tenang. Guru harus menggunakan ekspresi intonasi/feeling.
4. Partisipasi murid (participation of the student).
Dalam proses pembelajaran para siswa juga mengambil peran di
kelas, tidak hanya sebagai audience belajar pasif, tetapi juga aktif
menyampaiakan pertanyaan, berdiskusi dan berpartisipasi dalam
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
26/30
26
demonstrasi. Proses pembelajaran tidak lengkap tanpa dibolehkannya
dan siswa berkeinginan mengajukan pertanyaan. Biarkanlah siswa
bertanya pada saatnya dalam proses pembelajaran, guru dapat
mengisyaratkaan siswa untuk mulai bertanya, atau bila masih dalam alur
pembicaraan atau pemikiran, mintalah siswa menunggu sampai selesai
baru disilakan bertanya.
Setiap pertanyaan seharusnya diulang dengan jelas oleh guru
untuk audience. Ketika seorang siswa bertanya, Ia berhadapan muka
dengan guru bukan dengan teman-temannya, sehingga Ia tidak
didengar dengan baik oleh teman-temannya. Akan sangat sukar bagi
teman-temanya yang mendengar jawaban untuk memahaminya tanpa
tahu apa pertanyaannya. Dalam banyak hal suatu pertanyaan didengar
banyak orang, berikutnya tidak akan ditanyakan lagi.
Setiap pertanyaan harus ditanggapi dengan serius dan dijawab
dengaan penjelasan yang sejelas-jelasnya.
5. Kejelasan dan kesenangan (clari ty and fun).
Setiap topik yang menjadi pembelajaran sebaiknya disampaikan
dalam atmosfer kejelasan dan kesenangan dari para siswa. Setiap
pelaajaran dapat dibuat lebih atraktif dan menarik, jika guru bertanya dari
waktu ke waktu dengan pertanyaan yang menantang berdasar pemikiran
materi yang manadapat dijawab tanpa perhitungan.
Humor menolong untuk mengimprovisasikan atmosfer
pembelajaran. Kata-kata lucuatau pertanyaan lucu yang diulang dengan
keras oleh guru dapat membawa suasana relaks. Kelucuan yang
menyangkut materi pelajaran selalu bisa dihadirkan, atau dapat juga
menghadirkan anekdot lucu, asal tidak berlebihan.
6. Ulangan yang keras (exams sweat).
Buatlah ulangan yang terbaik yang para guru bisa lakukan namun
jangan semuanya pembuktian. Ulangan itu harus membuat setiap
siswa mengerti apa yang dimasalahkan dan mengetahui apa yang
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
27/30
27
seharusnya dilakukan, dalam arti siswa tahu kemampuannya untuk
memecahkan atau tidak masalah yang ditanyakan.
Bila guru telah menyiapkan kunci jawaban dan ingin
mengumumkannya, maka siswa harus diberitahu saat ulangan bahwa
kunci jawaban akan di pasang di papan pengumuman. Paling-paling
waktu diumumkan para siswaberkomentar wah terlambat.
7. Akhir yang menyenangkan (happy end).
Dalam mengelola kelas atau lab sebagai guru yang baik, guru harus
mampu membuat persiapan yang cermat, jangaan mentolerir kesalahan
sedikitpun. Hanya saat guru relaks. Ia dapat peduli untuk
mengimplementasikan teknik pembelajaran yang berbeda dan mengelola
kelas dengan suasana menyenangkaan, yang dapat meningkatkan
kemampuannya sebagai guru.
Sesudah mampu tampil di depan kelas dengan baik sebagai one-
man show, guru dapatmenulis naskah tentang pembelajaran atau
pengalaman keterampilan mengajarnya.Barangkali bersama
komite/musyawarah guru-guru meninjau dan mengevaluasi kurikulum
atau silabus.
(http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/)
Menurut Parangtopo, guru fisika yang bersikap baik (professional)
adalah guru yang mempunyai persyaratan:
1. Menguasai materi pelajaran dengan baik.
2. Mampu menyampaikan materi dengan baik.
3. Bertindak lugas dan tut wuri handayani.
4. Terbuka terhadap berbagai pertanyaan.
5. Siap membantu murid dalam menyelesaikan masalahnya dan menjunjung
tinggi disiplin.
(http://sma3-bdl.blogspot.com/Tinjauan-Singkat-dari-Profesionalisme-
Guru-Fisika)
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://d/.SMSTR%204/Profdik/tgs%204/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS_files/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS.htmhttp://d/.SMSTR%204/Profdik/tgs%204/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS_files/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS.htmhttp://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
28/30
28
BAB III
KESIMPULAN
1. Suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang
ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi
kepentingan umum. Atas dasar pengertian ini ternyata pekerjaan
profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi
memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan
profesinya.
2. Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan
profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Karena itu
diperlukan syarat-syarat diantaranya adanya motivasi yang kuat, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, pengabdian, memiliki kode etik, dan
berhak mendapatkan imbalan.
3. Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana dijelaskan
pada bagian terdahulu, maka dalam rangka pengembangan profesionalisme
guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara
lain berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training, membaca dan
menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya, berpartisipasi di dalam
kegiatan pertemuan ilmiah, melakukan penelitian seperti PTK, partisipasi
di dalam organisasi/komunitas profesional, kerjasama dengan tenaga
profesional lainnya di sekolah.
-
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
29/30
29
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/
http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-
meningkatkan-mutu-pendidikan/
http://edukasi.kompasiana.com/
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/
http://www.fisikanet.lipi.go.id
http://sma3-bdl.blogspot.com/Tinjauan-Singkat-dari-Profesionalisme-Guru-Fisika
www.myfortuner.wordpress.com
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://edukasi.kompasiana.com/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://edukasi.kompasiana.com/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/ -
5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional
30/30
30
KEPROFESIONALAN DI BIDANG PENDIDIKAN
GURU PROFESIONAL
Disusun untuk memenuhi tugas semester IV
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Dra. Rini Budiarti, M.Pd
Disusun oleh,
Nama : Gilang Anindita
NIM : K2310045
Pendidikan Fisika 2010 A
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012