green tea dan gojek

4
Nadia Dwi Ayu / 21030114140119 INOVASI PRODUK GREEN TEA (TEH HIJAU) Green tea atau teh hijau sudah lama dikenal di Indonesia, namun baru dikonsumsi secara luas seiring meningkatnya popularitas masakan Jepang. Faktor penentu melejitnya reputasi teh hijau adalah hasil penelitian yang telah membuktikan kalau teh hijau memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan manusia, mulai dari sumber antioksidan alami, penambah daya ingat dan konsentrasi otak, hingga membakar kalori dan mendetoksifikasi tubuh dari racun. Di Jepang tradisi minum teh berasal dari Cina sekitar abad ke-6 Masehi. Pada zaman itu mulai diperkenalkan matcha (teh hijau dalam bentuk bubuk) berasal dari Tiongkok sebagai obat karena teh hijau dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana karena meluasnya kebiasaan minum teh. Di Indonesia tanaman teh pertama dibawa dan dikembangkan oleh penjajah Belanda hingga dapat diekspor ke negeri kincir tersebut. Seiring berkembangnya zaman, para pembuat makanan & minuman mulai memanfaatkan kelebihan matcha atau bubuk hijau yang memberi aroma nikmat green tea yang khas dan citarasa manis yang intens pada olahan makanannya sehingga semakin hari tingkat permintaan matcha pun menjadi semakin tinggi, bahkan bisa dikatakan kepopulerannya sangat meroket dalam dunia perkulineran.

Upload: anonymous-ossclzj

Post on 09-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Green Tea Dan Gojek

Nadia Dwi Ayu / 21030114140119

INOVASI PRODUK GREEN TEA (TEH HIJAU)

Green tea atau teh hijau sudah lama dikenal di Indonesia, namun baru dikonsumsi secara

luas seiring meningkatnya popularitas masakan Jepang. Faktor penentu melejitnya reputasi teh

hijau adalah hasil penelitian yang telah membuktikan kalau teh hijau memiliki banyak sekali

manfaat bagi kesehatan manusia, mulai dari sumber antioksidan alami, penambah daya ingat dan

konsentrasi otak, hingga membakar kalori dan mendetoksifikasi tubuh dari racun.

Di Jepang tradisi minum teh berasal dari Cina sekitar abad ke-6 Masehi. Pada zaman itu

mulai diperkenalkan matcha (teh hijau dalam bentuk bubuk) berasal dari Tiongkok sebagai obat

karena teh hijau dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di

mana-mana karena meluasnya kebiasaan minum teh. Di Indonesia tanaman teh pertama dibawa

dan dikembangkan oleh penjajah Belanda hingga dapat diekspor ke negeri kincir tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, para pembuat makanan & minuman mulai memanfaatkan

kelebihan matcha atau bubuk hijau yang memberi aroma nikmat green tea yang khas dan citarasa

manis yang intens pada olahan makanannya sehingga semakin hari tingkat permintaan matcha

pun menjadi semakin tinggi, bahkan bisa dikatakan kepopulerannya sangat meroket dalam dunia

perkulineran.

Berawal dari Jepang, trend green tea ini mulai masuk ke restoran kelas menengah ke atas

dengan harga yang tidak murah. Sedangkan di Indonesia Green Tea mulai booming sejak tahun

2012 di mana rasa green tea mulai mencuri perhatian. Hampir setiap tempat makan menyajikan

berbagai olahan makanan dan minuman dengan rasa green tea. Aromanya yang khas dan

biasanya dicampur dengan susu membuat rasa green tea ini menjadi pas dan membuat penyuka

makanan manis menjadi ketagihan.

Green tea masa kini terbuat dari matcha yang dicampur dengan gula. Rasanya akan lebih

manis ketika sampai ke mulut penikmatnya. Hal ini berbeda dengan green tea sesungguhnya

karena rasanya lebih sepat atau kelat. Berbagai olahan dari teh hijau sudah banyak dibuat, dari

mulai es krim, pudding, cake, minuman dan lain-lain. Trend makanan dengan bahan teh hijau

juga menjamur di berbagai daerah. Tidak banyak orang yang suka dengan rasa asli green tea dan

lebih suka rasa green tea artificial yang manis dan harum ini.

(https://indobubbletea.wordpress.com/2014/11/28/tentang-matcha-green-tea/)

Page 2: Green Tea Dan Gojek

Nadia Dwi Ayu / 21030114140119

INOVASI JASA GO-JEK

Kemacetan di kota metropolitan seperti Jakarta memang membuat sebagian orang memilih ojek. Namun di sisi lain, ojek belum memberikan pelayanan yang nyaman dan aman bagi masyarakat. Peluang itulah yang dilihat Nadiem makariem untuk mendirikan Go-jek. Perusahaan transportasi ojek yang memberikan sentuhan aman dan nyaman.

Awal mula beridirnya Go-jek

Awalnya Nadiem pun adalah pengguna ojek. Dari obrolannya dengan tukang ojek langganannya ia mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang ojek justru dihabiskan untuk menunggu penumpang dan menunggu giliran dengan tukang ojek lainnya. Di sisi lain ia pun menyadari bahwa ojek selama ini belum memberikan kenyamanan dan keamanan. Maka dari itulah ia bersama teman-temannya mendirikan Go-jek pada tahun 2011. Perusahaan ini menaungi para pengojek di berbagai wilayah Jakarta. Hingga kini sudah ada sekitar 1000 pengojek yang bekerja sama dengan perusahaannya.

Ojek Modern yang dipadukan dengan Teknologi dan Keamanan

Nadiem memadukan teknologi di usahanya ini dimana pelanggan bisa menggunakan aplikasi di smartphone untuk menggunakan layanan Go-jek. Selain itu ojeknya pun dilengkapi dengan GPS sehingga posisi ojek bisa dipantau melalui smartphone. Tarifnya pun bisa terukur dari seberapa jauh jarak yang ditempuh. Selain itu, cara pembayarannya pun menggunakan credit (My Wallet). Dari sisi keamanan, selain menggunakan teknologi tersebut, para pengojek di gojek sudah berpengalaman dan memiliki isin berkendara.

Layanan Go-Jek 

Selain memadukan teknologi, ternyata Nadiem pun memberikan inovasi yang berbeda dari segi layanan. Layanan Go-jek bukan hanya mengantar penumpang, tapi juga layanan antar barang dan juga layanan shoping bagi yang ingin berbelanja tanpa harus keluar rumah.

Berdasarkan tinjauan tersebut, Go-jek telah menjawab permasalahan yang ada pada moda transportasi yang dikenal dengan sebutan ojek. Adapun beberapa masalah umum tersebut yaitu:

1. Penetapan harga oleh ojek yang umumnya sepihak, terkadang terasa tidak rasional, misalnya menghitung komponen biaya kemacetan tanpa ukuran yang jelas;

2. Tidak memiliki SOP yang jelas dalam standar pelayanan dan standar keselamatan, misalnya: helm bagi pelanggan, masker bagi pelanggan dan sebagainya;

3. Tidak ada kepastian jadwal kerena seringkali tukang ojek mangkal tidak memiliki jadwal yang jelas waktunya; http://www.banguninspirasi.com/2015/06/kisah-sukses-pendiri-gojek-nadiem.html#ixzz3lwUbdvPh