global dan lokal

5

Click here to load reader

Upload: ula-izdihar-azizah

Post on 03-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Wasbang

TRANSCRIPT

Page 1: Global Dan Lokal

Global dan Lokal

A. Globalisasi dan Lokalisasi

Globalisasi, seperti yang sedang berjalan saat ini, hampir semata-mata hanya untuk

kepentingan ekonomi. Globalisasi berkisar pada integrasi perdagangan dan pasar keuangan

pada level global, dan menembus batas-batas nasional. Tujuan pemusatan pada ekonomi ini

yaitu untuk menyisihkan agenda-agenda internasional lainnya yang mewujudkan cita-cita

internasionalis sebelumnya dan yang mengemukakan bahwa gagasan untuk tinggal di ‘satu

dunia’ dimaksudkan sebagai agenda-agenda perdamaian dunia, keadilan sosial, hak asasi

manusia, perlindungan terhadap lingkungan, pendidikan, saling pengertian dan pertukaran

budaya. Dengan manifestasi globalisasi baru-baru ini, agenda-agenda lainnya dipandang

sebagai tidak sepenting dengan kebutuhan ekonomi global dengan pandangan implisit bahwa

jika ekonomi global dapat berjalan dengan baik, agenda-agenda lainnya juga akan mengikuti.

Hal ini merupakan variasi global dari rasionalisme ekonomi, atau fundamentalisme ekonomi

yang telah menjadi asumsi kebijakan inti oleh banyak pemerintahan nasional – gagasan yang

mendukung bahwa ekonomi harus menjadi prioritas pertama, dan kebutuhan lainnya menjadi

prioritas kedua.

Dominasi ekonomi global sangat penting dan memberi kesan bahwa pengalaman

globalisasi sangat berpihak dan membantu pihak yang kuat. Dominasi ini menegaskan bahwa

hak-hak negara besar untuk bergerak lebih leluasa dan melakukan apa saja untuk kepentingan

memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi orang kaya dan kuat, tetapi tidak

memberikan hak-hak serupa bagi mereka untuk melakukan hal yang sama (Burbach dkk.,

1997, Bauman, 1998). Orang kaya berbangga diri menyebut dirinya sebagai ‘warga dunia’,

tetapi kebanggaan tersebut hampir tidak berlaku untuk orang miskin, para pengungsi, para

pencari suaka dan para pekerja migran. Mereka ini berusaha mencari hak-hak mereka sebagai

‘warga dunia’ yang terabaikan. Globalisasi ekonomi belum diikuti dengan globalisasi

kewarganegaraan, dan terdapat reaksi menentang realisasi hak-hak kewarganegaraan global,

jika ada, dengan mengerasnya sikap-sikap terhadap para pengungsi, imigran dan minoritas

etnis.

Perlu diperhatikan bahwa kita sering terdorong untuk mencampuri ekonomi bangsa

lain (‘peluang-peluang investasi ke luar negeri’) dan menyambut bangsa lain yang ingin

mencampuri ekonomi kita (‘mendorong investasi asing dan mereduksi hambatan-hambatan

perdagangan’). Namun, ketika sampai pada persoalan hak asasi manusia, kedaulatan nasional

tiba-tiba menjadi sangat penting, dan kita diperingatkan untuk tidak melibatkan diri dalam

‘urusan internal’ negara lain dan didorong untuk peka dan waspada dan tidak pula menerima

pihak-pihak asing yang ingin mengkritik catatan hak asasi manusia negara kita sendiri. Ini

merupakan contoh yang jelas mengenai sifat globalisasi yang penuh ketimpangan, dan betapa

globalisasi ini sangat berpihak pada keuntungan namun tidak berpihak (kecuali bila secara

kebetulan) pada kepentingan prinsip-prinsip kelestarian ekologi, keadilan sosial dan hak asasi

manusia yang menjadi landasan dari buku ini.

Page 2: Global Dan Lokal

Satu cara yang berguna untuk memahami globalisasi, dengan implikasi-implikasi

yang signifikan untuk pengembangan masyarakat yaitu melalui gagasan Manuel Castells

tentang network society. Castells (1996,1997,1998) telah menjelaskan munculnya jaringan

kekuatan yang dapat berhubungan di luar batas-batas nasional, menghubungkan kepentingan-

kepentingan yang kuat di negara-negara yang berbeda. Jaringan kekuatan yang terus berubah

dan menegaskan tidak ada lokasi geografis atau politis. Misalnya, jaringan-jaringan kekuatan

tersebut mungkin menghubungkan kepentingan-kepentingan di London, Mumbai, Toronto,

Buenos Aires, Brisbane, Capetown, Cairo, Shanghai dan Chicago melalui komunikasi

elektronik.

Globalisasi ekonomi belum diikuti globalisasi kewarganegaraan, keadilan sosial, hak-

hak asasi manusia atau kesetaraan. Globalisasi ekonomi telah menghasilkan globalisasi

budaya. Pembebanan budaya global yang kadang dirujuk sebagai Mc Donaldisation atau

Disneyfication, telah menarik perhatian dari banyak komentator dan dapat disaksikan dalam

kehidupan sehari-hari. Orang-orang di belahan dunia yang berbeda memakai pakaian yang

sejenis, makan makanan yang serupa, menonton bioskop yang sama, mendengarkan musik

yang sama dan bermain game yang sama. Pemaksaan suatu budaya yang didasarkan pada

budaya konsumen Amerika yang mainstream tentu menjadi aspek penting dalam globalisasi

ekonomi yang menciptakan pasar global (Barber,1955). Akan jauh lebih mudah membuat dan

memasarkan produk jika seluruh dunia membelinya daripada jika produk tersebut harus

berubah menurut keragaman regional dan budaya, sehingga globalisasi budaya merupakan

kreasi pasar global untuk keuntungan kapitalis global. Ini memiliki efek penghancur terhadap

masyarakat lokal dan keragaman budaya, dan juga memiliki efek pengendali yang kuat: jika

kita ingin menjadi bagian dari ekonomi global, atau mengambil keuntungan dari network

society, maka sangat penting bagi kita untuk makan, minum, berpakaian, bekerja dan bermain

kurang lebih meliputi cara yang dipakai orang Amerika, dan yang lebih penting dari

semuanya berbicara bahasa Inggris. Karena budaya dan khususnya bahasa sangat penting

untuk memahami identitas seseorang, globalisasi budaya memiliki dampak yang besar

terhadap masyarakat dan identitas lokal di banyak belahan dunia.

Sudah ada banyak reaksi terhadap globalisasi, dalam bentuk manifestasi lokalisasi

yang beragam (Cox, 1997; Hines, 2000). Lokalisasi telah digerakkan oleh rasa frustasi

terhadap globalisasi dan dampaknya, dan perasaan bahwa globalisasi tidak memenuhi

kebutuhan masyarakat. Satu reaksi telah menjadi lokalisasi ekonomi. Ekonomi global

dipandang sebagai cara mengabaikan dan memarginalkan kebutuhan-kebutuhan lokal, dan

telah ada upaya-upaya untuk membangun alternatif lokal. Upaya ini meliputi koperasi,

membangun bisnis lokal yang melibatkan program-program penghasil pendapatan kelompok-

kelompok yang berdikari pada kaum perempuan dan memboikot multinasional. Bentuk lain

dari lokalisasi yaitu lokalisasi budaya – upaya untuk menanamkan kembali makna dan

vitalitas dalam tradisi-tradisi budaya lokal, penggunaan sumber daya lokal, memperingati

sejarah-sejarah lokal, menghidupkan kembali bahasa-bahasa lokal, mengadakan festival-

festival desa dan sebagainya. Pada akhirnya terdapat lokalisasi politik yang dengannya orang-

orang mencari bentuk alternatif politik didasarkan pada lokalitas untuk menjawab bentuk

perintah dari globalisasi.

Page 3: Global Dan Lokal

Bentuk lokalisasi ini sebagai respons dari globalisasi memuat ancaman dan peluang.

Ancamannya yaitu bahwa mereka akan menjadi eksklusif, sempit, reaksioner dan paroki yang

menghasilkan narsisme dan intoleransi (Kleymeyer, 1994). Menekankan budaya lokal dapat

juga menimbulkan rasisme dan pengucilan, dan terdapat peningkatan dalam hilangnya

toleransi di masyarakat. Pekerja sosial pada level lokal mungkin harus berhadapan dengan

manifestasi-manifestasi lokalisasi yang negatif sebagai konsekuensi dari ketidakamanan,

ketakutan, ketidakpercayaan, ketidakpastian dan persepsi tidak adanya relevansi dalam

struktur tradisional proses politik dan kekuasaan. Namun, lokalisasi dapat memberikan

peluang untuk pengembangan masyarakat yang lebih otonom, khususnya masyarakat yang

telah dikucilkan dari jaringan kekuasaan dan terpinggirkan oleh ekonomi global. Ketika nilai

saham dan investasi jatuh, dan tenaga kerja sulit didapat, rencana mata uang lokal yang dulu

terpinggirkan dapat menjadi alternatif, orang-orang yang tadinya kaya akan beralih pada cara

memberikan jaminan ekonomi. Ketika tidak ada biaya untuk sekolah swasta dan negeri, maka

sekolah berbasis masyarakat menjadi satu-satunya opsi yang dapat dijalankan. Ketika real-

estate kurang berguna, perumahan yang dibeli secara gotong royong sangat diperlukan.

Ketika krisis ekonomi tersebut belum segera berakhir di waktu mendatang, pemikiran tentang

kemungkinan dapat membantu masyarakat untuk menyadari bahwa struktur berbasis

masyarakat pada akhirnya lebih berkelanjutan, dan memiliki pondasi sosial yang lebih solid.

Oleh karena itu, globalisasi secara ironis juga menciptakan ruang untuk

pengembangan masyarakat. Dalam komunitas marginal, yang tersingkir dari manfaat

globalisasi, masyarakat diperlukan dan dijunjung tinggi, dan reaksi lokalisasi telah

menciptakan landasan yang subur untuk para pekerja masyarakat dan bangkitnya minat

pengembangan masyarakat.

B. Praktik Global dan Lokal

Daya dorong globalisasi dan reaksi atas lokalisasi menyatakan bahwa lokal dan global

menunjukkan bagian-bagian penting untuk perubahan dan praktik. Banyak keputusan penting

yang mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat dibuat pada level global: pada bursa

saham, pusat-pusat investasi dan pada forum-forum ekonomi global yang tercabut dari

realitas lokal (Bauman, 1998). Pemerintahan nasional memiliki sedikit kekuasaan untuk

mempengaruhi keputusan-keputusan ini dan sedikit otonomi untuk menerapkan kebijakan-

kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan-kepentingan ekonomi global, misalnya

keputusan untuk menutup pabrik manufaktur, menyebabkan ribuan pekerja kehilangan

pekerjaan dalam masyarakat lokal, dan pemerintah tidak dapat mengikuti kebijakan-

kebijakan yang akan dihadapkan pada masalah tersebut seperti memberikan perlindungan

tarif untuk industri, menginvestasikan dana publik yang besar dalam masyarakat atau

menyediakan lowongan kerja alternatif bagi pekerja.

Globalisasi dan lokalisasi telah menciptakan ruang untuk perubahan yang efektif, dan

dua level inilah yang harus menjadi fokus tindakan. Pengembangan masyarakat merupakan

sebuah strategi yang ditujukan pada perubahan di level lokal, dan seperti yang disebutkan di

atas, lokalisasi telah menciptakan ruang yang signifikan untuk pengembangan masyarakat.

Pada level lokal, kekuatan global dirasakan lebih lemah, dan masyarakat dapat melakukan

Page 4: Global Dan Lokal

sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi, di era globalisasi,

memusatkan pada level lokal saja tidak cukup. Motto think globally, act locally tidak lagi

memadai. Saat ini, diperlukan pemikiran dan tindakan secara global, dan sekaligus berpikir

dan bertindak secara lokal (Wallace, 1996). Analisis dan tindakan harus dilakukan pada

kedua level, dan kunci untuk pekerjaan sosial yang kreatif dan efektif yaitu dapat

menghubungkan global dan lokal dalam praktik sehari-hari.

Menghubungkan global dan lokal kemudian menjadi tantangan besar bagi

pengembangan masyarakat. Globalisasi yang berjalan saat ini dan sudah dijelaskan di atas,

dapat dicirikan sebagai globalisasi ‘dari atas’. Globalisasi ini memihak kepentingan

penguasa-penguasa kapitalis global dan bukan memihak kepentingan orang-orang bawah,

masyarakat dan mayoritas penduduk dunia. Globalisasi yang menekankan pada ekonomi

dengan mengorbankan persoalan-persoalan sosial dan lingkungan berarti bahwa banyak hal

yang secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat tidak diperhatikan. Hal ini tidak

demokratis dan secara langsung tidak memberikan partisipasi yang demokratis dalam

pembuatan keputusan yang penting. Sebaliknya, demokratisasi terjadi pada ‘globalisasi dari

bawah’ yang menerapkan sebuah bentuk globalisasi yang demokratis dan partisipatif, secara

langsung bersentuhan dengan masyarakat − termasuk kelangsungan ekologi, keadilan sosial

dan hak asasi manusia – dan berupaya memberdayakan bukan melemahkan masyarakat lokal.

Proses globalisasi dari bawah sudah terjadi dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Kelompok lingkungan lokal telah menggunakan internet untuk berbagi pengalaman,

mengumpulkan sumber daya dan tenaga ahli di seluruh dunia; dan tindakan perseorangan di

lingkungan lokal yang membeli barang-barang yang dapat didaur ulang memberi dampak

pada bagi hutan tadah hujan di belahan dunia lain, protes yang terus berlanjut untuk

menentang pertemuan penguasa-penguasa ekonomi global (seperti di Seattle tahun 1999,

Melbourne tahun 2000, Quebec tahun 2001, Edinburgh tahun 2005) menjadi sangat mungkin

disebabkan oleh kemampuan para aktivis untuk membuat jaringan secara global. Proses ini

memberi pengaruh secara global, yaitu sebagai proses yang mendorong lokal untuk

mempengaruhi global.

Pemanfaatan internet dan menghubungkan tempat-tempat lokal satu dengan yang

lainnya secara horisontal merupakan salah satu dari beberapa cara untuk mewujudkan

globalisasi dari bawah. Aktivitas lokal dapat juga menjadi mediasi kebijakan pemerintah

yang telah dibentuk oleh proses globalisasi. Hal ini dapat menjadi titik awal bagi masyarakat

lokal untuk membangun identitas sebagai warga global untuk mengidentifikasi proses-proses

kewarganegaraan yang mampu melibatkan mereka. Landcare Australia merupakan gerakan

dengan kesadaran global tentang efek-efek gradasi tanah di planet bumi. Gerakan ini

mencoba menghubungkan kelompok-kelompok masyarakat di tempat lokal apakah mereka

petani, nelayan, kelompok-kelompok masyarakat atau sekolah. Dalam hal ini kemitraan

dibangun dan persoalan-persoalan ekologi global diatasi di tempat-tempat lokal di Australia.

(Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Oleh

Jim Ife & Frank Tesoriero, September 2008, Pustakan Pelajar, Yogyakarta, hal 367-385).

Page 5: Global Dan Lokal

STUDI KASUS

Tindakan Lokal Menangani Krisi Global

Sungai Murray, yang mengalir melewati empat area di Australia dan merupakan

aliran air yang utama di daratan Australia, mengalami banyak permasalahan serius, termasuk

di antaranya tidak bisa lestarinya praktik agrikultur. Pengerukan sungai yang mahal biayanya,

sebagai akibat dari sedimentasi, perlu dilakukan agar mulut sungai tetap terbuka, dan agar air

bersih tidak terlalu banyak mengalir ke laut. Beberapa bendungan sudah dibangun agar air

laut tidak malah berbalik mengalir ke sungai itu. Isu sungai Murray hanyalah satu contoh dari

masalah air dan kelestariannya dalam skala yang lebih luas. Isu-isu air bukan hanya isu

ekologis. Air merupakan signifikansi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan.

River Murray Catchment Water Management Board bertanggung jawab dalam

pengaturan sungai dan mengatur keseimbangan ketegangan antara tuntutan sosial, ekonomi,

budaya dan lingkungan serta ketahanannya. Karena bervariasinya tuntutan yang dilakukan

oleh berbagai kelompok, masyarakat dan para pengguna sungai, pengurus sungai Murray

memberikan porsi besar bagi kelompok-kelompok ini untuk turut serta dalam proses

pengaturan sungai ini. Pengurus mempunyai struktur komite Rencana Tindakan Lokal (Local

Action Planning) (RTL) sebagai sarana untuk menjamin keterlibatan lokal dalam mencapai

tujuan pentingnya ekologi global. Para anggota komite ini adalah penduduk lokal, mereka

didukung dan didorong untuk berkolaborasi dengan kelompok masyarakat lainnya, termasuk

kelompok Landcare, untuk turut berkontribusi dalam membangun kelestarian sungai Murray.

Dukungan terhadap kelompok lokal, dalam konteks dana, telah menelan lebih dari 7 juta

Dolar yang berasal dari berbagai sumber. Para komite RTL melakukan penelitian pada isu-isu

penting yang dihadapi masyarakat dan berbagai proyek dan program untuk mengatasi isu-isu

tersebut. Beberapa isu khas yang dikerjakan oleh masyarakat lokal dalam program ini adalah

mengenai hilangnya dan menurunnya bio-diversitas pada tumbuh-tumbuhan asli; degradasi

tanah basah dan erosi yang terjadi di area-area bantaran sungai; degradasi anak sungai

sebagai akibat dari aktivitas agrikultur seperti invasi terusan air oleh padang rumput; efek air

dan erosi udara; minimnya fertilitas tanah dan keasaman air karena deforestasi dan berbagai

sebab lainnya.

Bagaimana praktik hubungan global-lokal yang dimainkan dalam kerja para komite RTL

dalam isu-isu yang dialamatkan di atas?

(Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Oleh

Jim Ife & Frank Tesoriero, September 2008, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 380).