gizi kelompok
DESCRIPTION
tugas giziTRANSCRIPT
Keseimbangan Nitrogen
Protein terdiri dari 16% nitrogen dan merupakan sumber nitrogen satu-satunya. Tubuh
berada dalam keseimbangan nitrogen ketika asupan dan haluaran nitrogen sama. Keseimbangan
nitrogen ada 2, yaitu:
1. Keseimbangan nitrogen positif
Keseimbangan nitrogen positif adalah ketika asupan nitrogen melebihi haluaran. Nitrogen
disimpan oleh tubuh untuk pembangunan, perbaikan, dan penempatan kembali jaringan tubuh.
Diburuhkan pada proses pertumbuhan, hamil normal, dan penyembuhan luka
2. Kesembangan nitrogen negatif
Keseimbangan protein negatif adalah ketika tubuh kehilangan banyak nitrogen dibanding
yang diperoleh. Keseimbangan nitrogen negatif dapat terjadi dalam keadaan infeksi, luka bakar,
kelaparan, demam, dan cedera.
Angka Kecukupan Protein
Kecukupan protein seseorang dipengaruhi oleh berat badan, usia (tahap pertumbuhan dan
perkembangan)dan mutu protein dalam pola konsumsi pangannya. Bayi dan anak-anak yang
berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat membutuhkan protein lebih
banyak perkilogram berat badannya dibanding orang dewasa (IOM, 2005).
10 Mutu protein makanan ditentukan salah satunya komposisi dan jumlah asam amino esensial.
Pangan hewani mengandung asam amino lebih lengkap dan banyak dibanding pangan nabati,
karena itu pangan hewani mempunyai mutu protein yang lebih baik dibandingkan pangan nabati
Disamping itu, mutu protein juga ditentukan oleh daya cerna protein tersebut, yang dapat
berbeda antar jenis pangan. Semakin lengkap komposisi dan jumlah asam amino esensial dan
semakin tinggi daya cerna protein suatu jenis pangan atau menu, maka semakin tinggi mutu
proteinnya. Demikian pula semakin rendah kandungan serat dan lembut tekstur suatu jenis
pangan sumber protein semakin baik mutu proteinnya.
Perhitungan kecukupan protein didasarkan pada kebutuhan protein per-kilogram berat badan
menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan hasil review yang dilakukan IOM (2005); demikian
pula untuk tambahan kecukupan protein bagi ibu menyusui (IOM, 2005), dengan data berat
badan rata-rata sehat penduduk Indonesia menurut kelompok umur dan jenis kelamin, seperti
halnya pada perhitungan AKE. Perhitungan kecukupan protein disesuaikan dengan rata-rata
berat badan sehat, serta dikoreksi dengan faktor koreksi mutu protein. Hasil analisis data
konsumsi pangan Susenas 2009 (BPS 2009) menunjukkan bahwa sekitar separoh konsumsi
protein penduduk Indonesia berasal dari serealia terutama beras yang menurut WHO (2007)
mutu protein beras (true digestability) adalah 75. Review yang dilakukan WHO (2007)
menunjukkan bahwa mutu protein diet penduduk Pilipina (yang pola pangan pokok nasi dan
lebih banyak makan daging, ikan dan susu dibanding penduduk Indonesia) adalah 88, dan
penduduk India (yang pola pangan pokok nasi dan banyak kacang-kacangan dan susu) adalah 78.
Oleh karena itu asumsi mutu protein diet penduduk Indonesia pada perhitungan AKG yang lalu
adalah 85 perlu disempurnakan dengan mutu protein 80. Ini artinya faktor koreksi mutu protein
pada AKG 2012 ini adalah 100/80 atau 1.3. Sedangkan faktor koreksi mutu protein bagi
perempuan hamil adalah 1.2 karena pada saat hamil menurut IOM (2005) terjadi efisiensi
penyerapan zat gizi termasuk protein sekitar 10%. Selain itu dengan mempertimbangkan bahwa
asam manio esensial pada diet usia anak dan remaja cenderung defisit, dan protein terutama
protein hewani turut berperan dalam pertumbuhan linear atau pencegahan stunting, maka koreksi
mutu protein 1.3 tidak diberlakukan pada anak dan remaja tetapi ditingkatkan menjadi 1.5.
Berikut rumus perhitungan kecukupan protein:
Kecukupan protein = (AKP x BB) x faktor koreksi mutu protein
Keterangan :
AKP = Angka kecukupan protein (g/kgBB/hari)
BB = Berat badan aktual (kg)
Faktor koreksi mutu protein umum = 1.3 bagi dewasa dan 1.5 bagi anak dan remaja
Faktor koreksi mutu protein Perempuan hamil = 1.2
Sumber Protein
Sumber protein ada dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Sumber makanan hewani
merupakan sumber makanan yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging,
ikan dan kerang. Protein hewani pada umumnya mempunyai asam amino yang paling sesuai
untuk kebutuhan manusia. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-
kacangan terutama kacang kedelai, tetapi terbatas dalam asam amino metionin.
Mutu Protein Beberapa Bahan Makanan
Bahan Makanan NB* NPU** PER*** Skor Kimia / Skor asam amino
TelurSusu Sapi
Ikan
Daging Sapi
Beras Tumbuk
Kacang tanah
Beras giling
Gandum utuh
Jagung
Kacang Kedelai
10093
76
74
86
55
64
65
72
73
62
9482
–
67
59
55
57
49
36
61
53
3,923,09
3,55
2,30
–
1,65
2,18
1,53
–
2,32
1,77
10095
71
69
67
65
57
53
49
47
42
Nilai Biologic (NB)
NB =Nitrogen ditahan
=N makanan – (N urin – N feses)
Nitrogen diabsorpsi N makanan – N feses
Net protein utilization (NPU)
NPU = NB x koefisien cerna
Protein efficiency ratio (PER)
PER =Penambahan Berat Badan (gram)
Konsumsi Protein (gram)
2.3 Kebutuhan Asam Amino dan Protein
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi protein yang diperlukan
untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan
dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Angka kecukupan Protein (AKP) orang
dewasa menurut hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan, berupa
protein patokan tinggi yaitu protein telur yang mempunyai mutu dan daya manfaat 100 %.
Keseimbangan nitrogen adalah apabila jumlah konsumsi nitrogen melalui makanan sama dengan
kehilangan nitrogen dari tubuh melalui urin, feses dan permukaan kulit.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
Akibat kekurangan protein:
1. Menyebabkan KWASHIOKOR pada anak-anak dibawah lima tahun. Kwashiokor
merupakan penyakit yang timbul setelah anak tidak minum ASI lagi dan hanya
memperoleh makanan yang rendah protein tinggi karbohidrat. Gejalanya adalah
pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah, edema pada perut, kaki, tangan,
anak apatis, tidak ada nafsu makan, suka merengek, kulit dan rambut mengalami
depigmentasi, kering dan pecah-pecah, terjadi perlemakan hati dan gangguan
psikomotorik.
2. Menyebabkan MARASMUS, yaitu penyakit kelaparan yang disebabkan oleh kekurangan
protein, bersamaan kekurangan energi pada bayi (dua belas bulan pertama). Gejalanya
adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit dan otot berkurang dan melemah,
tidak ada edema tetapi terjadi perubahan pada kulit, rambut, anak kelihatan seperti tua,
waspada dan lapar sering terjadi gangguan gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi,
infeksi saluran pernafasan, tuberculosis dan penyakit kronis lain.
Tabel Perbedaan antara Kwasiokor dan marasmus.
Gejala Kwasiokor Marasmus
Edema Ada Tidak ada
Hipoalbuminemia Ada, bisa jadi berat Ringan
Perlemakan Hati Ada Tidak ada
Kadar insulin Dipertahankan Rendah
Kadar kortisol Normal Tinggi
Penciutan otot Tidak ada atau ringan Bisa jadi berat
Lemak tubuh Berkurang Tidak ada
Akibat Kelebihan Protein:
1. Memberatkan ginjal dan hati memetabolisme dan mengeluarkan nitrogen.
2. Dapat menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum
darah, dan demam.
Almatsir, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama , 2005.
Hardinsyah dan Tambunan, V. (2004). Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Serat Makanan.
Dalam Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi. LIPI, Deptan, Bappenas,BPOM, BPS,
Menristek, PERGIZI PANGAN, PERSAGI dan PDGMI. Jakarta
Simorangkir, Murniaty. 2011. BIOKIMIA NUTRISI. Medan: Universitas Negeri Medan
Poedjiadi, Anna. 2007. DASAR-DASAR BIOKIMIA. Jakarta: Universitas Indonesia