gi2

10
183 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR K3 MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Pujiyono, Widiyatmoko Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas MuhammadiyahPurworejo. e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran group investigation, dan (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode oembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas X SMK Pancasila 1 Kutoarjo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang berusaha meningkatkan hasil belajar dan keaktivan belajar, suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru serta interaksi antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, adapun jumlah subyek adalah 28 siswa dengan tingkat kemampuan belajar K3 yang bervariasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan soal yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.Hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Pancasila kutoarjo menggunakan metode Group Investigation memperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 63,03 termasuk kategori cukup baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 73,75 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai adalah 78,75. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 10,72. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5. Dengan demikian dapat dibuktikan ada peningkatan dalam pembelajaran pada mata diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menggunakan metode Group Investigation pada siswa kelas X TKR SMK Pancasila kutoarjo. Kata kunci: hasil belajar, metode group investigation. PENDAHULUAN Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dan dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Prestasi yang baik akan sulit dicapai bila guru tidak memiliki kompetensi dalam pembelajaran. Hal yang terjadi materi yang disampaikan guru sulit diterima oleh siswa. Berdasarkan data hasil prasurvei nilai rata-rata hasil belajar K3 siswa kelas X TKR adalah 63,03 dan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMK Pancasila 1 Kutoarjo yaitu 75, ada sebanyak 11 siswa atau 39,29% dari 28 siswa, Sedangkan target yang diinginkan oleh sekolah untuk mata pelajaran K3, siswa

Upload: wulansucitra

Post on 26-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 183

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR K3 MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Pujiyono, Widiyatmoko

    Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas MuhammadiyahPurworejo. e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran group investigation, dan (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode oembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas X SMK Pancasila 1 Kutoarjo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang berusaha meningkatkan hasil belajar dan keaktivan belajar, suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru serta interaksi antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, adapun jumlah subyek adalah 28 siswa dengan tingkat kemampuan belajar K3 yang bervariasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan soal yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.Hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Pancasila kutoarjo menggunakan metode Group Investigation memperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 63,03 termasuk kategori cukup baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 73,75 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai adalah 78,75. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 10,72. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5. Dengan demikian dapat dibuktikan ada peningkatan dalam pembelajaran pada mata diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menggunakan metode Group Investigation pada siswa kelas X TKR SMK Pancasila kutoarjo. Kata kunci: hasil belajar, metode group investigation.

    PENDAHULUAN

    Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

    suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan prestasi belajar merupakan taraf

    keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dan dinyatakan dalam

    bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

    Prestasi yang baik akan sulit dicapai bila guru tidak memiliki kompetensi dalam

    pembelajaran. Hal yang terjadi materi yang disampaikan guru sulit diterima oleh siswa.

    Berdasarkan data hasil prasurvei nilai rata-rata hasil belajar K3 siswa kelas X TKR

    adalah 63,03 dan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

    ditetapkan di SMK Pancasila 1 Kutoarjo yaitu 75, ada sebanyak 11 siswa atau 39,29% dari

    28 siswa, Sedangkan target yang diinginkan oleh sekolah untuk mata pelajaran K3, siswa

  • 184

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    yang tuntas mencapai 75%, maka ketuntasan belajar siswa tersebut belum mencapai

    standar yang diharapkan sekolah.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang bermasalah, didapat keterangan

    bahwa mereka kurang mengerti materi pelajaran K3 yang disampaikan guru. Guru yang

    bersangkutan juga memberikan keterangan bahwa aktifitas siswa rata-rata 55%, dan

    dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ekspositori, yaitu

    pembelajaran yang dilakukan dengan guru menyampaikan materi pelajaran kemudian

    memberikan beberapa contoh soal dan latihan.

    Dalam pelaksanaannya guru kurang melibatkan siswa, seperti ketika guru

    memberikan contoh soal guru langsung memberikan jawaban, dan waktu siswa selesai

    mengerjakan latihan guru jarang membahas bersama siswa. Pembelajaran seperti ini

    menjadikan siswa kurang aktif dan siswa cenderung menerima materi pelajaran hanya

    dari guru saja. Ketika peneliti mencoba melihat langsung proses pembelajaran pada kelas

    yang bersangkutan, ternyata didapat kebanyakan siswa berbicara sendiri dan mengantuk.

    Metode Group Investigation adalah metode yang berorientasi pada siswa untuk

    berperan aktif serta menumbuhkan aktivitas siswa, baik secara individual maupun secara

    kelompok. Sedangkan peranan guru selain menyampaikan informasi mengenai pokok

    bahasan dan topik yang akan dibahas, juga lebih banyak memberikan stimulasi pada

    siswa, menentukan arah apa yang harus dilakukan siswa. Penerapan metode ini dapat

    menciptakan kondisi belajar siswa yang aktif, sehingga prestasi belajar siswa dapat

    meningkat. Penggunaan metode Group Investigation dalam proses pembelajaran

    diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dan hasil belajar K3 mereka akan meningkat.

    METODE PENELITIAN

    Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

    kelas (PTK), yaitu penelitian yang berusaha meningkatkan hasil belajar dan keaktivan

    belajar, suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru serta interaksi antara siswa

    dengan siswa, dan siswa dengan guru. Prosedur Penelitian menggunakan model PTK

    menurut Arikunto yang dikutip Wiyono (2007: 9) terdiri dari 4 tahap yaitu: 1)

    Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi.

  • 185

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SMK Pancasila 1 Kutoarjo, yang

    beralamatkan di Jalan. Mayjend. S. Parman Kutoarjo Purworejo, RT: 002, RW: 004, Desa:

    Bandung, Kecamatan: Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Sedangkan waktu penelitian

    dilaksanakan dari mulai bulan desember 2013 sampai bulan agustus 2014.

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR SMK Pancasila 1 Kutoarjo Tahun

    Pelajaran 2013/2014. Adapun jumlah subyek adalah 28 siswa dengan tingkat kemampuan

    belajar K3 yang bervariasi. Hasil belajar K3 siswa diperoleh dari nilai tes formatif yang

    diberikan selama penelitian pada setiap akhir siklus. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam interaksinya dalam pembelajaran selama

    penelitian berlangsung yang diukur dengan menggunakan lembar observasi. Instrumen

    yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perangkat tes dan lembar

    observasi aktivitas siswa. Sedangkan data-data hasil penelitian tindakan kelas

    dikumpulkan melalui observasi dan tes.

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan

    metode Group Investigation diambil data dari tes formatif pada setiap akhir siklus. Uji

    hipotesis pada penelitian ini mengunakan analisis univariant menurut Budiyono (2003:

    164) analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan

    variabel independen, perhitungan analisis univariant dibantu dengan spss 16.0, Adapun

    penetapan indikator aktivitas belajar dan penetapan indikator keberhasilan hasil belajar

    pada penelitian ini Lebih dari atau sama dengan 75% siswa melakukan lebih dari atau

    sama dengan 65 % aktivitas-aktivitas yang diteliti dan 75 % siswa memperoleh nilai hasil

    belajar lebih dari atau sama dengan 75.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    1. Data Hasil Penelitian

    Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh,

    meliputi hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua

    tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan

    nontes. Hasil tes mengacu pada nilai hasil tugas yang dicapai siswa. Untuk hasil nontes

    diperoleh dari hasil observasi, jurnal, dan dokumentasi. Hasil belajar siswa pada mata

  • 186

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    diklat K3 melalui metode Group Investigation meliputi tiga tahapan yaitu prasiklus, siklus

    I, dan siklus II.

    a. Prasiklus

    Hasil tes prasiklus adalah hasil belajar siswa pada mata diklat K3 sebelum

    dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes prasiklus dilakukan dengan tujuan

    untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Pancasila 1

    Kutoarjo tahun pelajaran 2013/2014. Tes prasiklus yang dilakukan adalah

    memberikan tugas kepada siswa. Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, 10 di

    antaranya atau sebesar 36,67% termasuk kategori cukup dengan nilai antara

    62-72. Sedangkan, kategori kurang dengan nilai 51- 61 dicapai oleh 18 siswa

    atau sebesar 63,33%. Sementara itu, tidak ada siswa yang berhasil mendapat

    nilai dalam kategori sangat baik. Prestasi belajar siswa pada mata diklat K3

    masih kurang, sehingga perlu peningkatan lagi agar hasil yang dicapai siswa

    lebih maksimal.

    b. Siklus I

    Hasil belajar siswa pada siklus I ini merupakan data awal setelah

    diterapkannya tindakan pembelajaran melalui metode Group Investigation.

    Adapun kriteria penilaian pada siklus I ini meliputi skor soal prestasi siswa

    secara klasikal mencapai nilai rata-rata 73,75. Rata-rata skor pada siklus I ini

    menunjukkan peningkatan sebesar 11,3 dibandingkan dengan rata-rata pada

    prasiklus. Dari 28 siswa, 1 siswa atau sebesar 3,33% yang berhasil meraih

    predikat sangat baik. Sementara itu, siswa yang meraih predikat baik sejumlah

    12 siswa atau sebesar 43,34% yaitu dengan nilai antara 73-83. Selanjutnya,

    sebanyak 15 siswa atau 53,33% berada pada kategori cukup.

    c. Siklus II

    Peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa setelah digunakan metode

    Group Investigation. Rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II ini

    sebesar 78,75 dan masuk kategori baik. Rata rata prestasi belajar siswa pada

    siklus II ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,7 dibandingkan dengan rata-

  • 187

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    rata prestasi belajar siswa pada siklus I dan 16,0 dibandingkan dengan rata-rata

    hasil belajar siswa pada prasiklus.

    Pada siklus II ini, siswa yang mengikuti proses pembelajaran pada mata

    diklat K3 sebanyak 28 dan tidak ada siswa yang absen. Nilai dengan kategori

    sangat baik dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 23,33%. Kategori baik sebanyak

    17 siswa atau sebesar 60,00%. Kategori cukup sebanyak 4 siswa atau sebesar

    16,67% dan untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak ada satu siswa pun

    yang mendapatkannya.

    2. Analisis Data

    a. Siklus 1

    Analisi data pada siklus I diambil setelah dilakukan penerapan metode

    pembelajaran Group Investigation. Data yang didapat berupa data hasil belajar

    K3 dan data hasil observasi keaktivan belajar siswa. Data tersebut dihitung

    menggunakan SPSS 16.0 dengan rumus Univariat. Data menunjukan Fhitung

    sebesar 377.253 dengan Sig. 0,000. Karena probabilitas telah ditentukan

    sebesar 5%, maka p < 0,05 atau dapat disebut data tersebut signifikan. Dan

    disimpulkan bahwa keaktivan belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar

    siswa.

    b. Siklus II

    Analisi data pada siklus II diambil setelah dilakukan Siklus I yang telah

    direfleksi dan dilakukan perbaikan-perbaikan pada kesalahan yang terjadi di

    Siklus I. Data yang didapat berupa data hasil belajar K3 dan data hasil observasi

    keaktivan belajar siswa Siklus I. Data tersebut dihitung menggunakan SPSS 16.0

    dengan rumus Univariat. Data menunjukan Fhitung sebesar 695,412 dengan Sig.

    0,000. Karena probabilitas telah ditentukan sebesar 5%, maka p < 0,05 atau

    dapat disebut data tersebut signifikan. Dan disimpulkan bahwa keaktivan

    belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

  • 188

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    3. Pembahasan

    Berdasarkan rekapitulasi data tes hasil belajar siswa pada mata diklat K3 dari

    prasiklus, siklus I, dan siklus II, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa pada setiap

    penilaian mata diklat K3 ada yang meningkat dan ada yang tetap. Hasil prasiklus

    menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63,03 dari rata-rata tersebut

    dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada diklat K3 dalam kategori cukup karena

    berada pada rentang nilai 62 - 72. Rata-rata tersebut berasal dari jumlah skor rata-rata

    masing-masing soal. Hasil belajar siswa pada mata diklat K3 berada pada kategori cukup.

    Namun, perlu ditingkatkan lagi pada siklus I peneliti menerapkan metode Group

    Investigation pada mata diklat K3 agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat meningkat

    dan mencapai ketuntasan.

    Hasil tes siklus I dengan hasil belajar rata-rata klasikal mencapai 73,75. Rata-rata

    tersebut diperoleh dari skor rata-rata tiap soal pada hasil belajar mata diklat K3. Dengan

    demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada setiap soal pada mata diklat

    K3 sudah banyak mengalami peningkatan sebesar 10,72 dari rata-rata hasil belajar

    prasiklus.Hasil belajar siswa pada siklus II didapat rata-rata sebesar 78,75. Pencapaian

    hasil belajar tersebut berarti sudah memenuhi target yang ditentukan oleh penulis.

    Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata Diklat K3

    Keterangan :

    1 : Prasiklus

    2 : Siklus I

    3 : Siklus II

    63.03571429 73.75 78.75

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Rerata Hasil Belajar

    Rerata Hasil Belajar

  • 189

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    Diterapkannya metode pembelajaran Group Investigation pada mata diklat K3

    kelas X TKR SMK Pancasila 1 Kutoarjo terbukti mampu meningkatkan efektivitas, dan

    efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Adanya penerapan metode Group

    Investigation ini dengan tujuan agar siswa mengalami proses pembelajaran yang tidak

    menjenuhkan. Penulis dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator

    dalam proses belajar-mengajar siswanya. Data peningkatan keaktivan belajar siswa dapat

    dilihat pada grafik dibawah ini:

    Gambar 2. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Pada Mata Diklat K3

    Peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat K3 ini diikuti pula dengan adanya

    perubahan perilaku siswa dari prasiklus sampai siklus II. Berdasarkan hasil nontes yaitu

    observasi, jurnal, dan dokumentasi pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa

    dalam mengikuti mata diklat K3 melalui metode Group Investigation kurang begitu

    memuaskan. Sebagian siswa masih menunjukkan perilaku yang negatif dalam mengikuti

    seluruh rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan

    beberapa siswa yang terlihat ramai dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya.

    Kondisi yang tergambar pada siklus I tersebut merupakan permasalahan yang

    harus dipecahkan untuk upaya perbaikan pada siklus II. Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) harus lebih matang dan diperbaharui lagi dari siklus I. Pada

    pembelajaran siklus II juga merupakan pertimbangan pendapat dari siswa yang tercantum

    pada jurnal, dan pengamatan guru. Dengan demikian, pembaharuan yang dilakukan

    diantaranya : penulis memberikan motivasi kepada siswa, yaitu dengan membuat suasana

    pembelajaran menjadi lebih santai sehingga siswa merasa senang untuk mengikuti

  • 190

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    pembelajaran; penulis memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan tugas

    yang diberikan; penulis memberikan perpanjangan waktu dalam mengerjakan tugas, agar

    hasil yang diperoleh siswa lebih baik.

    Hasil dari penerapan perbaikan-perbaikan pada siklus II ini ternyata berdampak

    positif dan cukup memuaskan. Berdasarkan hasil observasi siklus II tergambar suasana

    kelas yang lebih kondusif. Siswa tampak lebih siap dalam mengikuti pembelajaran dengan

    segala tugas yang diberikan penulis. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati pelajaran

    yang disampaikan penulis. Selain.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Pembelajaran mata diklat K3 melalui metode Group Investigation mempengaruhi

    perilaku belajar siswa dan siswa sangat antusias dan bersemangat dalam

    mengikuti pembelajaran mata diklat K3. Hal ini dapat dilihat dari data siklus I

    dalam aspek positif diperoleh 20 siswa atau sebesar 73,3% yang memperhatikan

    dan merespon dengan antusias. Pada aspek negatif diperoleh 6 siswa atau sebesar

    26,7% yang pasif mengikuti pembelajaran. Hasil observasi pada siklus II dalam

    aspek positif diperoleh 28 siswa atau sebesar 100% yang memperhatikan dan

    merespon dengan antusias. Pada aspek negatif tidak ada siswa yang pasif

    mengikuti pembelajaran.

    2. Hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Pancasila 1 Kutoarjo menggunakan metode

    Group Investigation memperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 63,03

    termasuk kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 73,75,

    dan termasuk dalam kategorikan baik. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai

    adalah 78,75. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 10,72. Peningkatan dari

    siklus I ke siklus II sebesar 5. Dengan demikian dapat dibuktikan ada peningkatan

    dalam pembelajaran pada mata diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    menggunakan metode Group Investigation pada siswa kelas X TKR SMK Pancasila 1

    Kutoarjo.

  • 191

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    Saran

    1. Metode Group Investigation hendaknya dijadikan salah satu alternatif dalam

    pembelajaran teori kejuruan karena penggunaan metode ini dapat menjadikan

    siswa mandiri, dan menjadikan siswa untuk belajar bertanggung jawab.

    2. Penggunaan metode Group Investigation berpeluang menjadikan suasana kelas

    menjadi gaduh dan ribut, hal ini disebabkan karena ego dari setiap siswa yang

    ingin mempertahankan hasil kerjanya dari siswa lain, jika hal ini terjadi dalam kelas

    maka tanamkan kepada siswa rasa percaya diri dan yakin terhadap hasil kerjanya

    sendiri. Berilah pengertian kepada siswa bahwa setiap tugas adalah tanggung

    jawab setiap siswa. Hal ini sangat penting dikarenakan untuk menghindari adanya

    perbedaan yang semakin jauh antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

    pandai ataupun malas, karena biasanya siswa yang malas hanya akan

    mengandalkan hasil kerja dari siswa yang pandai.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus Suprijono, 2009.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta

    : Pustaka Pelajar

    Ahmadi, Abu Dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT.

    Rineka Cipta.

    Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina

    Aksara.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Kepala Sekolah,

    Pengawas, dan Penilai. Universitas Negeri Yogyakarta. (Online). 2 Januari 2009.

    (Www.Geocities.Com/Zai_Abidin69/Mypage.Html).

    Budiyono, 2003. Statika Penelitian Pendidikan. Solo: Sebelas Maret University press

    Dimyati, Mujdiono, 2009. Belajar dan Aktivitas Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

    Rochiati Rochiati, 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

    Rosdakarya

    Sapriya, dkk, 2006. Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar, Bandung: Upi Press

    Slameto, 2010.Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka

    Cipta

    Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

  • 192

    Vol.05/No.02/Januari 2015

    Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ISSN: 2303-3738

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA

    Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Kencana

    http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-

    action-research/ - _ftn1