gerakan sayang ibu [gsi]

6
1 LO 7. Alan Budi Prasetia GERAKAN SAYANG IBU Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi. Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan salah satu upaya yang telah dilaksanakan dan menjadi gerakan nasional sejak tahun 1996 , namun dalam perkembangannya gerakan ini perlu ditingkatkan kembali baik kepedulian maupun tanggung jawab masyarakat, LSM, swasta dan pemerintah. A. Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena : 1. SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan. 2. Pembentukkan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari janin dalam kandungan, karena perkembangan otak terjadi selama hamil sampai dengan 5 tahun. 3. Kesehatan Ibu dan Anak faktor paling strategis untuk meningkatkan mutu SDM. 4. Angka Kematian Ibu ( AKI ) karena hamil, bersalin dan nifas di Indonesia tergolong tinggi diantara Negara ASEAN. 5. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia memberikan dampak negatif pada berbagai aspek. 6. Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu. 7. Angka Kematian Ibu karena melahirkan dan nifas ( AKI ) di KotaYogyakarta tahun 2007, yaitu: 4/4872.

Upload: alanbudiprasetia

Post on 19-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Alan Bp

TRANSCRIPT

Page 1: Gerakan Sayang Ibu [Gsi]

1LO 7.

Alan Budi Prasetia

GERAKAN SAYANG IBU

Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama

dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang

mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan

nifas serta penurunan angka kematian bayi.

  Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan salah satu upaya yang telah dilaksanakan dan menjadi

gerakan nasional sejak tahun 1996 , namun dalam perkembangannya gerakan ini perlu ditingkatkan

kembali baik kepedulian maupun tanggung jawab masyarakat, LSM, swasta dan pemerintah.

A. Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena :

1. SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan.

2. Pembentukkan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari janin dalam kandungan,

karena perkembangan otak terjadi selama hamil sampai dengan 5 tahun.

3. Kesehatan Ibu dan Anak faktor paling strategis untuk meningkatkan mutu SDM.

4. Angka Kematian Ibu ( AKI ) karena hamil, bersalin dan nifas di Indonesia tergolong tinggi

diantara Negara ASEAN.

5. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia memberikan dampak negatif pada berbagai aspek.

6. Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan

penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang

seorang ibu.

7. Angka Kematian Ibu karena melahirkan dan nifas ( AKI ) di KotaYogyakarta tahun 2007,

yaitu: 4/4872.

B. Dasar Pelaksanaan :

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984, tentang Pengesahan Konvensi Mengenai

Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.

2. Kesepakatan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Menteri Kesehatan,Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 12 Maret 2002.

C. 3 (tiga) unsur pokok GSI :

1. Gerakan Sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama

dengan pemerintah.

2. Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan dan perbaikan kualitas hidup

perempuan sebagai sumber daya manusia.

Page 2: Gerakan Sayang Ibu [Gsi]

2LO 7.

Alan Budi Prasetia

3. Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu karena

hamil, melahirkan dan nifas.

D. Tujuan gerakan sayang ibu :

1. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta menurunkan

angka kematian bayi.

2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai Penyakit menular Seksual

(PMS).

3. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai perawatan kehamilan,

proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI Ekslusif dan perawatan bayi.

4. Memantapkan komitmen dan dukungn terhadap Gerakan Sayang Ibu.

5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sector terkait terhadap upaya-upaya

penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu.

6. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengembangkan dan

membangun mekanisme rujukan sesuai dengan kondisi daerah.

7. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat dan swasta (LSM,

organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi) dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi dalam pengumpulan data ibu hamil, bersalin dan nifas di tingkat

kelurahan dan kecamatan.

8. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam

pelayanan kesehatan yang aman, ramah dan nyaman bagi ibu dan bayi.

9. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah budaya masyarakat yang merugikan

kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi yang dilahirkan.

10. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan ibu hamil, bersalin, nifas serta

perawatan bayi di setiap wilayah kelurahan dibawah koordinasi camat.

E. Ruang lingkup gerakan sayang ibu:

1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya penurunan angka

kematian ibu dan bayi.

2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri dan masyarakat mengenai hak-

hak Reproduksi dan Kesehatan Reproduksi.

3. Menghilagkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas hidup

perempuan.

Page 3: Gerakan Sayang Ibu [Gsi]

3LO 7.

Alan Budi Prasetia

F. Sasaran gerakan sayang ibu:

1. Langsung :

- Caten (Calon Penganten)

- Pasangan Usia Subur (PUS)

- Ibu hamil, bersalin dan nifas

- Ibu menyusui atau masa perawatan bayi

- Pria/Suami dan seluruh anggota keluarga

2. Tidak langsung :

- Sektor terkait

- Institusi kesehatan

- Institusi Masyarakat

- Tokoh masyarakat dan agama

- Kaum bapak/pria

- Media massa

G. Hambatan

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik dengan GSI ataupun Safe Motherhood

telah memungkinkan ditambahnya sarana dan prasarana untuk mengajak ibu hamil dan

melahirkan makin dekat pada pelayanan medis yang bermutu.

Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya, antara lain :

1. Secara Struktural

Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk

semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib yang harus dilaksanakan

berdasarkan SK (Surat Keputusan).

2. Secara Kultural

Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan

hanyalah persoalan wanita.

Page 4: Gerakan Sayang Ibu [Gsi]

4LO 7.

Alan Budi Prasetia

Setiap Daerah memiliki variasi alternatif pemecahan masalah yang berbeda-beda. Untuk itu

jenis-jenis intervensi yang dilakukan disesuaikan dengan sosial budaya, ekonomi dan tingkat

pendidikan keluarga dan masyarakat. Karena melalui GSI diharapkan akan dapat menekan angka

kematian ibu dan bayi, beberapa sebab kematian ibu dan bayi yang menonjol disebabkan oleh :

pendarahan, eklamsia (keracunan kehamilan), infeksi, penanganan abortus yang tidak aman dan partus

(Persalinan) yang lama. Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi juga disebabkan oleh adanya hal-hal

diluar medis seperti kurang adanya kesetaraan gender, nilai budaya di masyarakat yang merendahkan

perempuan. Masalah tersebut mengakibatkan rendahnya perhatian suami/laki-laki terhadap

masalah ibu melahirkan serta kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan bagi kesehatan diri

sendiri. Selanjutnya dikatakan bahwa GSI adalah gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu

dan bayi yang dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat, untuk lebih

meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis. Kesehatan

ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan anak, akan tetapi pada saat ini

kesehatan ibu dan anak khususnya bayi baru lahir,merupakan tugas bersama antara pemerintah,

masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan dan organisasi profesi.

Disamping itu strategi Pemerintah dalam meningkatkan percepatan penurunan angka kematian

ibu dan bayi ini juga dilakukan program advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi

bidan, LPM, PKK, PLKB, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pendataan ibu hamil serta

pengembangan rujukan oleh masyarakat serta peningkatan kualitas kesehatan kepada masyarakat.

Disamping ada “SIAGA” ( siap, antar, jaga ) oleh pemerintah juga telah dikembangkan P 4 K

(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang dimaksudkan untuk menuju

persalinan yang aman dan selamat bagi ibu. Selain itu juga untuk meringankan warga dalam hal

pembayaran, biaya persalinan tersebut dicicil melalui tabungan ibu bersalin (tabulin). Cicilan dibayar

sejak seorang ibu positif hamil sampai tiba saatnya melahirkan. Besar cicilan disesuaikan kemampuan

masing-masing keluarga. Diharapkan langkah – langkah tersebut merupakan langkah preventif untuk

menekan angka kematian ibu. Oleh sebab itu program Gerakan Sayang Ibu ,diharapkan menjadi

program untuk memperhatikan dan memprioritaskan peningkatan gizi pada ibu hamil. Harapannya

”Ibu Sehat, Anak Sehat, Bangsa Kuat“ dapat terwujud.

Refrensi :

1. Referensi: Abdul Bari Saifuddin, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, YBP-SP ,

Jakarta

2.