gen manusia : sumber keuntungan bagi industri

9
GEN MANUSIA: SUMBER KEUNTUNGAN BAGI INDUSTRI

Upload: andri-sofda

Post on 06-Jun-2015

1.099 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

GGEENN MMAANNUUSSIIAA:: SSUUMMBBEERR KKEEUUNNTTUUNNGGAANN

BBAAGGII IINNDDUUSSTTRRII

Page 2: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

Proyek Industri Gen Manusia Proyek Keanekaragaman Genom Manusia atau The Human Genome Diversity Project (HGDP) merupakan gagasan sebuah kelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Cavilla-Sforza yang pada tahun 1991, mengusulkan pembuatan peta variasi genetik manusia secara global. Tujuan proyek ini adalah mengambil contoh darah, jaringan tubuh, dan rambut dari sekitar 700 kelompok etnis untuk mendapatkan informasi rinci tentang sejarah asal-usul dan migrasi populasi manusia serta dasar genetik dari perbedaan kerentanan mereka terhadap penyakit tertentu.

1. Siapakah kita ? 2. Darimanakah asal kita? 3. Kemanakah kita menuju ?

Menurut seorang ahli Antropologi Andre’ Langanay, tujuan dari HGDP adalah membantu

menjawab pertanyaan 1 dan 2 di atas yang selalu dilontarkan oleh manusia.1 Dengan demikian, menurutnya mengutak-utik gen tidak hanya akan dapat menyelesaikan kelaparan dunia dan melepaskan kita dari kesakitan dan penyakit, tapi juga akan membantu kita memahami arti kehidupan.

Sel-sel semua makhluk hidup saat ini, tidak peduli dimana atau bagaimana mereka hidup, mengandung sekitar 100.000 gen yang sama. Secara kolektif, gen tersebut dikenal sebagai ‘genom manusia’, yang mengandung semua informasi yang membedakan kita dari spesies lain. Namun, beberapa gen manusia dinyatakan sebagai ‘polimorfik\’ karena berada dalam lebih dari satu bentuk sebagai allele

yang berbeda (lihat halaman asli 74). Perbedaan fisik (seperti warna rambut dan mata) yang membantu kita membedakan orang satu dengan yang lain adalah hasil dari polimorfisme genetik. Masing-masing dari kita, selain kembar identik, adalah individu unik, dikenal sebagai manusia tapi berbeda dari manusia lain.

Variasi genetik dalam manusia menunjukkan evolusi spesies kita, yang merupakan hasill kelangsungan hidup, hasil dari hilangnya berbagai bentuk gen, atau masuknya bentuk gen baru secara alami, dari generasi ke generasi. HGDP percaya bahwa ‘mempelajari variasi ini akan dapat memberikan banyak informasi tentang perkembangan spesies kita yang bila dikaitkan dengan temuan arkeologi, ilmu bahasa, sejarah, dan berbagai disiplin ilmu lain dapat mengarah pada gambaran yang lebih lengkap dan kaya tentang masa lalu kita, libel dari yang kita ketahui selama ini’.2 Selanjutnya dikatakan bahwa HGDP juga akan menyediakan data ilmiah yang dapat menegaskan dan mendukung sesuatu yang sebenarnya sudah jelas dalam studi populasi – yaitu bahwa dari segi ilmu hayat, tidak ada kejelasan definisi dan perbedaan yang jelas antar ras/suku bangsa. Dengan demikian, hal ini akan ‘melemahkan kepercayaan

Page 3: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

umum bahwa ada ras yang jelas-jelas berbeda, serta lebih lanjut memberikan sumbangan besar bagi penghapusan rasisme’. Secara biologis, yang ada hanyalah peningkatan (graduasi) secara kontinyu dari

satu populasi ke populasi lain.∗

Sumbangan besar ketiga yang diharapkan dari HGDP adalah memberikan informasi berhargai tentang faktor penyebab suatu penyakit. Penyebab penyakit sangat bervariasi di setiap populasi, tapi walaupun variasi ini dapat diterangkan oleh faktor lingkungan seperti iklim, parasit, atau pencemaran, tetapi faktor genetik juga diketahui mempunyai dampak besar dalam banyak kasus. Para ilmuwan percaya bahwa mempelajari perbedaan komposisi genetik pada masyarakat yang berbeda akan membantu mengembangkan cara yang lebih efektif dalam mengobati dan mencegah serangan penyakit. Dalam hal ini HGDP mengungkapkan pemahaman baru tentang penyakit keturunan, perkembangan kanker, dan proses penuaan.

Proyek ini kemudian dinaungi oleh Organisasi Genom Manusia atau The Human Genome

Organization (HUGO) dan Proyek Genom Manusia atau The Human Genome Project (HGP), cabang Eropa dan Amerika Serikat yang berambisi memetakan genom manusia melalui analisis genetika molekuler. Dalam beberapa hal HGDP dilihat sebagai perluasan dari HUGO dan HGP, karena dapat melengkapi kedua studi lain dengan membantu memberikan gambaran global tentang genom. Menururt Cavalli-Sforza “Book of Man (Buku Manusia)” akan menjadi dangkal bila ditulis tanpa pertimbangan tentang fakta yang telah diketahui, yaitu bahwa semua orang berbeda dari orang lain’.3

HGDP diperkirakan menelan biaya antara $ 23 juta dan $ 35 juta selama lima tahun, dengan sebagian besar biaya berasal dari HGP. Meskipun dana belum sepenuhnya dapat dipastikan tersedia, pengumpulan contoh sudah dapat dimulai. Cavalli-Sforza sangat ingin agar proyek dapat berjalan secepat mungkin, mengingat ancaman dan perlawanan masyarakat asli yang semakin membesar. Lingkup dan Strategi HGDP

Lebih dari 700 kelompok masyarakat asli dari seluruh dunia merupakan sasaran bagi pengumpulan contoh DNA pada pertemuan Lokakarya Kedua HGDP tahun 1992.4 Kelompok itu terdiri dari 165 dari Afrika, 212 dari Asia, 114 dari Amerika Selatan, 101 dari Oceania, 107 dari Amerika Utara, dan 23 dari Eropa. Di antara mereka adalah suku Yukaghir di Siberia (sekitar 100 orang yang masih hidup), Alcaluf

∗ Hingga baru-baru ini, studi mengenai variasi genetik mengandalkan penggunaan berbagai protein yang dikode untuk gen individu sebagai ‘penanda/marker’ guna menentukan perbedaan genetik antar individu dan populasi. Ini adalah cara mengenali golongan darah. Pada tahun 1980-an, para peneliti mengembangkan teknik untuk memungkinkan mereka memperluas kumpulan penanda sehingga mencakup tidak hanya gen, tapi juga rantai-rantai DNA manusia yang tidak mengkode protein. Hal ini mengarah pada penemuan ‘polimorfisme’. Kemajuan inilah yang memberikan inspirasi kepada Cavilla-Sforza untuk mengusulkan HGDP.

Page 4: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

di Chili Selatan (kurang dari 50 orang yang tersisa), Akuriyo di Amazon (50 orang yang masih hidup) dan Tench di Mikronesia (sekitar 80 orang yang tersisa).

Contoh hayati seperti darah, rambut, atau kerokan pipi akan dikumpulkan tanpa pencantuman nama dari tiap kelompok, bersama dengan data tentang sosio-demografi seperti jenis kelamin, umur, tempat lahir, tempat tinggal, dan informasi silsilah orang tua. Contoh akan diambil dari sekitar 25 sampai 150 orang untuk setiap populasi, tergantung pada ukuran kelompok; para peneliti mempunyai pemikiran jelas tentang berapa contoh yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa bahan yang dikirim ke tempat penyimpanan bahan di HGP dapat mewakili populasi sasaran. Pada awalnya diharapkan bahwa sebagian besar pengumpulan dan penangan contoh awal akan dilakukan oleh para peneliti lokal, untuk itu pusat pengumpulan regional perlu didirikan untuk penyimpanan dan analisis contoh yang masuk.

Ringkasan dokumen HGDP melaporkan bahwa ‘tidak semua wilayah di dunia mempunyai pengalaman dalam bidang teknik biologi molekuler dan genetik, dan bahwa beberapa negara dalam waktu dekat ini tidak akan mengembangkan keterampilan dalam teknologi “canggih” yang dibutuhkan untuk pemetaan dan pengurutan di HGDP. Namun kebutuhan teknologi yang lebih sederhana dari HGDP dapat dipenuhi oleh kebanyakan negara, mengingat adanya pelatihan staf dan bantuan teknis. Tim HGDP melihat hal ini sebagai ‘aspek yang paling menarik dari proyek ini’, dalam arti HGDP ‘menawarkan kesempatan unik pada seluruh negara untuk terlibat dalam….penciptaan genom global’.2

Namun menurut para kritikus proyek ini, ada bahaya besar yang tersembunyi karena sumberdaya yang digunakan untuk inisiatif padat modal seperti ini dengan mudah mengalihkan perhatian dari proyek kesehatan masyarakat ke komersialisasi produk. Beberapa pihak juga mempertanyakan alasan mengeluarkan dana sedemikian besar untuk HGDP, padahal ada banyak kebutuhan kesehatan yang jauh lebih mendesak di banyak negara lain. Untuk membela HGDP, pelaksana proyek Ken Weiss berdalih, ‘kami

peduli akan kesejahteraan masyarakat (asli). Tetapi sekelompok ahli genetika tidak dapat menyelamatkan

mereka. Hentikan penebangan di hutan hujan Amazon dan mereka akan terlindungi’.5 Menurutnya banyak ilmuwan pada proyek ini telah membantu mempublikasikan kesulitan masyarakat Yanomami, Brazil, yang populasinya menciut terus tahun-tahun terakhir ini akibat penambangan emas dan timah yang tak terkendali, yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan munculnya banyak penyakit.

Begitu contoh dibawa ke laboratorium, DNA akan diekstraksi dan disimpan untuk ‘penggunaan jangka panjang’. Untuk mendapatkan sumber DNA cadangan, sejumlah contoh darah akan diabadikan sebagai garis sel (semuanya turunan dari sel tunggal). Pada prinsipnya, DNA dapat dibuat hidup selama waktu tidak terbatas melalui seperangkat teknik yang dikenal sebagai reaksi berantai polimerase (PCR atau Polymerase Chain Reaction). Teknik ini bahkan dapat membuat DNA duplikat dari sel tunggal.

Page 5: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

Bahasa Baru Bioprospeksi Manusia Sejak awal pelaksana proyek menyadari bahwa rencana kegiatan mereka dapat menimbulkan

reaksi keras dari masyarakat asli dan masyarakat luas. Menurut dokumen hasil lokakarya kedua proyek ini, agar diterima masyarakat ‘pembuatan garis sel permanen perlu diterangkan dalam istilah yang mudah dimengerti, tetapi tidak mengurangi esensi yang sebenarnya. Isitilah “pembuatan garis sel permanen” dapat menimbulkan kesalahpahaman, karena itu diganti dengan istilah bahasa Inggris “immortalisasi” (pengabadian)..….’4. Namun banyak kelompok masyarakat asli telah menyadari bahwa menghindari penggunaan istilah demikian justru merupakan cara praktis untuk mengelabuhi dan menyembunyikan dampak negatif dari proyek itu.

Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa “tidak ada cara yang dapat diterima sepenuhnya untuk menyelamatkan populasi yang mengalami gangguan fisik dan menghadapi bahaya kepunahan”. Namun beberapa istilah seperti populasi ‘yang terancam’ dapat mempunyai beragam konotasi. Kritikus menyebut populasi ini sebagai ‘kantong-kantong dengan Kepentingan Sejarah’, karena mereka mewakili kelompok yang diambil spesimen-nya sebelum mereka menghilang dan menjadi ‘unit integral’, sehingga peran mereka dalam sejarah tetap dapat dilestarikan. Logika dan alasan di balik bahasa baru ini adalah salah satu aspek dari proyek yang ditentang keras oleh masyarakat asli (lihat halaman asli 145-8). Dokumen HGDP yang terbaru kemudian tidak lagi menggunakan istilah ini.

Kepentingan mempromosikan citra yang baik tentang HGDP dinyatakan dengan jelas dalam ringkasan dokumen.

“Banyak orang di dunia memiliki pemahaman terbatas tentang genetika manusia. Beberapa mengkhawatirkan konsekuensi dari penelitian genetik manusia, karena keterbatasan pemahaman mereka. Bagi para ilmuwan yang terlibat dalam HGDP, kekhawatiran ini nampak tidak beralasan atau bahkan tidak rasional…’, Walaupun demikian, ‘memasukkan program “kesadaran publik” di seluruh dunia ke dalam proyek dipandang sebagai sesuatu yang esensial guna mendidik masyarakat tentang tujuan, metode dan hasil HGDP”.2

Kotak 5.1: Bioprospeksi untuk gen manusia - kasus Guaymi

Gen masyarakat Indian Guaymi di Panama menjadi obyek bioprospeksi, karena suku tersebut mempunyai ketahanan terhadap virus penyebab leukaemia. Suatu penelitian dilakukan oleh Pusat pengendalian Penyakit pada Departemen Kesehatan serta Lembaga Kesehatan Nasional di AS. Mereka bekerjasama dengan ilmuwan Panama untuk mengkaji virus T-sel Lymphotropik pada manusia (HTLV) yang langka, dimana salah satunya (tipe II) diketahui merupakan penyebab leukemia T-sel (sel darah putih) pada orang dewasa dan penyakit syaraf. Tidak diketahui alasannya mengapa infeksi HTLV umum terjadi di antara masyarakat Guaymi dan masyarakat Indian lain di Amerika Utara dan Selatan.

Menurut penuturan Isidro Acosta Galindo, Presiden Kongres Umum Ngobe-Bugle (Guaymi), para dokter mendatangi masyarakat Pandila dalam kelompok kecil dan mulai mengumpulkan darah masyarakat asli, dengan mengatakan bahwa masyarakat menderita penyakit yang mematikan dan bahwa penelitian darah diperlukan untuk melihat bentuk cacatnya atau jenis

Page 6: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

penyakit apa yang diderita oleh mereka. Untuk menggantikan darah yang hilang, pada dokter memberikan sebuah pil kecil untuk menguatkan tubuh.

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan, satu dari tiga perempuan lokal penderita leukaemia ditemukan mempunyai kemampuan ketahanan yang luar biasa terhadap penyakit tersebut. Pada tahun 1990, sebuah garis sel AT yang terinfeksi HTLV II dikembangkan di AS dari darah yang disumbangkan oleh masyarakat asli tersebut, dan dimintakan patennya dari Depatemen Perdagangan AS, dan selanjutnya di seluruh dunia. Aplikasi paten dilakukan tanpa memberitahu kepada perempuan tersebut atau masyarakat Guaymi lain. Bahkan Pemerintah Panama sebagai kolaborator proyek tidak mengetahui hal ini.

Ketika rahasia ini terbuka, aplikasi paten serentak menimbulkan arus protes internasional. Galindo menyurati Menteri Perdagangan AS menuntut agar aplikasi paten ditarik kembali, dan agar Kantor Paten dan Merek Dagang menolaknya. Ia juga mengecam aplikasi paten tersebut pada pertemuan Sekretariat GATT dan Konvensi Keanekaragaman Hayati, dan mengatakan bahwa membuat ‘sel hidup…sebagai kepemilikan paten pribadi…bertentangan dengan tradisi dan hukum Guaymi’. Beberapa bulan kemudian, aplikasi paten ditarik, dengan alasan karena mahalnya biaya mendaftarkan paten tersebut. Bagaimanapun nampaknya protes internasional adalah alasan sebenarnya mengapa penarikan itu dilakukan.

Aplikasi paten serupa pernah dibuat untuk garis sel-T yang terinfeksi virus HTLV-I dari masyarakat asli di Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Dalam kasus PNG, contoh darah berasal dari seorang anggota suku Hagahai, sebuah kelompok dengan 260 orang pemburu dan peladang. Kelompok ini pertama kali dihubungi oleh petugas pemerintah pada misi tahun 1984.

Kotak 5.2: Bioprospeksi gen manusia di masyarakat Aeta

Masyarakat Aeta merupakan salah satu kelompok masyarakat asli dari Filipina tengah yang menjadi subyek kegiatan bioprospeksi. Para peneliti dari Roche Molecular Systems (RMS), anak perusahaan Hoffman-la Roche (salah satu produknya adalah multivitamin CDR, Redoxon), ingin mempelajari gen mereka untuk kemungkinan tujuan diagnostik dan potensi aplikasi terapetik (pengobatan) bagi sejumlah gangguan sistem kekebalan tubuh dan penyakit infeksi seperti malaria, kusta, dan kolera. Minat ini sangat sesuai dengan fokus penelitian RMS, sementara Hoffman-la Roche adalah pemimpin dalam pemasaran obat anti malaria.

Victoria Corpus dari Aliansi Rakyat Cordilla bercerita: “Masyarakat Aeta adalah masyarakat kuno dari Filipina. Mereka bertubuh kecil, berambut keriting, dan berkulit hitam. Para antropolog menyebut mereka sebagai “negroid pigmy”, dan diperkirakan merupakan salah satu masyarakat pertama yang mencapai wilayah Filipina melalui jalan darat. Mengingat mereka adalah pemburu dan peramu, mereka berkelana di hutan dan hingga sekarang tidak banyak bersentuhan dengan pihak luar, sehingga tetap “murni secara genetik”. Tidak adanya hubungan dengan dunia luar sebagian adalah akibat dari diskriminasi terhadap mereka karena mereka berpenampilan dan bertingkah laku berbeda. Pemerintah tidak pernah peduli tentang masyarakat Aeta. Mereka diusir ketika AS membangun pangkalan Angkatan Udara di padang perburuan mereka; penyakit, kemiskinan, dan akhirnya meletusnya Gunung Pinatubo tahun 1991 membunuh masyarakat ini’.

Pada awalnya para peneliti Roche Molecular Systems mendekati mereka dengan Misi Kesehatan Aloha di Hawaii tahun 1993. Melalui misi ini para peneliti Roche terlibat dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan bantuan darurat bagi korban letusan gunung Pinatubo. Ketika mengetahui bahwa setelah itu misi tidak akan kembali ke masyarakat Aeta dalam waktu dekat, maka pada bulan Mei 1994 para peneliti menemui Dr. Philip Camara di Pusat Kesehatan Makati, di Filipina. Peneliti Elizabeth Trachtenberg (dari Roche), dalam suratnya pada Camara, mengatakan bahwa dia mengetahui Camara secara berkala menemui suku Aeta dan suku Pygmy Indian lain. Elizabeth kemudian menawarkan apakah Camara dapat bekerjasama dalam pekerjaan ini. Ia juga menambahkan bahwa “kami mungkin dapat mengkontribusikan dana bagi proyek lain di wilayah tersebut atas nama anda”.8

Page 7: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

Dr. Camara menulis tanggapan ringkas yang menolak tawaran tersebut, sambil bertanya “Bagaimana mengendalikan teknologi? Siapa yang akan mendapatkan keuntungan dari teknologi ini? Ilmuwan akan bertanggung jawab pada siapa? Apakah implikasi etika dari studi penelitian genetik manusia?’ dan ‘Hak apakah yang dipunyai masyarakat asli atas struktur DNA mereka?”.9

Elizabeth kemudian membalas lagi surat tersebut dan mengatakan bahwa proyek penelitian ini diharapkan mampu menyingkap tabir struktur, evolusi, dan fungsi sistem kekebalan manusia serta menekankan pentingnya mempelajari kelompok masyarakat asli yang terisolasi yang susunan genetiknya belum tercampur perkawinan antar suku. Elizabeth menyatakan dengan tegas bahwa “ini adalah hibah NIH (lihat halaman asli 89) sehingga semua analisis yang dilakukan pada masyarakat asli bersifat amat rahasia”.10

Victoria Corpus tidak tahu apakah para peneliti akhirnya bertemu dengan masyarakat Aeta. Katanya: “Bagaimana kita bisa tahu? Dengan kedok bergabung dalam tim kesehatan, setiap orang dapat mengunjungi wilayah tersebut, mengambil beberapa contoh dan menghilang. Beberapa lembar uang dolar sudah cukup untuk membuat masyarakat setuju untuk diperiksa tanpa mengetahui alasannya”.

Kesepakatan berdasarkan informasi dini

Kelompok masyarakat asli mempunyai sistem nilai etika, keagamaan, dan moral yang kuat, dan hal ini amat penting untuk dihargai (lihat Bab 5.2). Dokumen HGDP mengakui bahwa populasi yang diambil contohnya harus ‘diberi informasi penuh sebelum ada kesepakatan atau persetujuan’. Persoalan keagamaan atau kebudayaan lain harus dilindungi. Namun asumsi ini bermanfaat hanya apabila kelompok masyarakat ‘memahami sepenuhnya arti praktis dari dampak penelitian, serta tujuannya’.4 Karena biasanya bahasa-bahasa yang digunakan membuka peluang bagi beragam interpretasi. Dalam program siaran TV baru-baru ini di Inggris, yang merekam kegiatan lapangan para peneliti HGDP di Colombia, kelompok masyarakat asli diberi penjelasan yang sangat terbatas tentang proyek. Dampak proyek tidak dijelaskan pada berbagai kelompok masyarakat dan diskusi tentang tujuan besar proyek terselubungi oleh keuntungan yang ditawarkan pada masyarakat, seperti akan dibangunnya klinik kesehatan darurat untuk mengobati masalah kesehatan yang mendesak bagi masyarakat sekitar, atau bujukan bahwa contoh darah yang diambil akan digunakan untuk menguji diabetes yang menyerang masyarakat.6 HGDP hanya memberikan sebagian kecil gambaran tentang proyek, dan ini berarti ia telah melanggar prinsipnya sendiri serta membohongi masyarakat.

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Dokumen awal HGDP sama sekali mengabaikan isu Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan versi selanjutnya hanya menyentuhnya sedikit serta mengatakan bahwa, ‘Walaupun sangat tidak mungkin, tetap

ada kemungkinan bahwa hasil HGDP dapat menuju pada produksi bahan farmasi atau produk lain yang

memberikan keuntungan komersial. Bila ada produk khusus yang dipatenkan, proyek harus menjamin

Page 8: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri

bahwa masyarakat yang diambil darahnya mendapatkan bagian dari keuntungan yang didapat dari

penjualan’.2

HGDP berdalih bahwa potensi keuntungan ekonomi dari proyek yang dilakukannya sangat rendah. Menurut RAFI di AS, paten untuk bahan genetik manusia telah diakui. Contoh darah yang dikumpulkan oleh HGDP akan disimpan pada American Type Culture Collection, dekat Washington D.C. Pada bulan November 1992, telah terkumpul 1094 garis sel manusia, lebih dari sepertiganya adalah subyek aplikasi paten.7 Selanjutnya RAFI menegaskan bahwa sumber dana utama untuk HGDP, yaitu HGP berasal dari Lembaga Kesehatan Nasional Pemerintah AS, yang sudah mengajukan aplikasi paten bagi bahan genetik manusia. Bioprospeksi gen manusia sudah menjadi kenyataan, dan banyak kelompok masyarakat asli mulai khawatir akan diperlakukan sebagai komoditi.

Keterlibatan industri dalam HGDP bersifat ambigu. Sementara pelaksana proyek gencar menekankan bahwa proyek ini tidak mempunyai ambisi komersial namun tak dapat ditutupi bahwa industri nampaknya terlibat erat dalam proyek. Para peneliti dari Roche Molecular Systems ikut bersama para peneliti HGDP dalam kegiatan lapangan di Colombia dan Equador, dan perusahaan tersebut sudah terlibat dalam beberapa kasus bioprospeksi gen manusia yang lain. Sebagai contoh, para peneliti ini telah beberapa kali berusaha mendapatkan akses pada masyarakat Aeta di Filipina, yang termasuk dalam daftar yang disarankan HGDP untuk diambil contohnya.

Referensi 1. Presentasi oleh Andre’ Langanay dari Universitas Geneva pada Konferensi ‘Patents, Genes and

Butterflies’ di Bern, Switzerland, Oktober 1994. Langanay baru-baru ini mengundurkan diri sebagai anggota komisi HGDP.

2. The Human Genome Diversity (HGD) Project - Summary Document (1994). 3. Dari artikel dalam Genomics, seperti dilaporkan dalam New Scientist, 29 May 1993. 4. Report of the Second Human Genome Diversity Workshop. Penn State University, 29-31 October 1992. 5. Lewin, R. (1993) Genes from a Disappearing World. New Scientist, May 29. 6. The Gene Hunters, Channel 4 Productions, 1994. 7. RAFI (1993). Patents, Indigenous People, and Human Genetic Diversity. RAFI Communique, May

19933. 8. Surat kepada Phillip Camara c/o the Makati Medical Centre dari Elizabeth Trachtenberg, Roche

Molecular Systems, 1 Maret 1993. 9. Surat kepada Dr. Elizabeth Trachtenberg, Roche Molecular Systems dari Phillip Camara, SASFI, 11

Juni 1994. 10. Jawaban kepada Phillip Camara dari Elizabeth Trachtenberg, 26 July 1994.

Page 9: Gen Manusia : Sumber Keuntungan Bagi Industri