gelembung emisi negeri singa - ftp.unpad.ac.id filebut asap dari indonesia ke singapura yang...

1
14 | Pop Lingkungan SELASA, 16 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Clara Rondonuwu M ESKI tinggal di Singapura, nega- ra maju dengan infrastruktur ser- bateratur, Erik Velasco terlihat gundah. Saat menyampaikan materi- nya di sesi diskusi kualitas udara--acara dua tahunan Bet- ter Air Quality (BAQ) 2010 di Singapura, pekan lalu--periset National University of Singa- pore ini lebih antusias mena- nya kan: Apa benar kualitas udara Singapura betul-betul bersih? Berada di ‘Negeri Singa’ dan menghirup udara permukaan yang relatif lebih segar--terbe- bas dari bubungan asap knalpot Kota Jakarta--saya semula tidak mengerti kenapa dia bingung. Apalagi indeks standar po- lutan (PSI) negara tersebut tergolong baik, sekitar 96 di tahun 2008. Masih di bawah 101 yang merupakan ambang kategori tidak sehat, sedangkan 200 masuk kelas sangat tidak sehat dan di atas 300 termasuk ber bahaya. Tingkat polutan Apa benar kualitas udara Singapura betul-betul bersih? Gelembung Emisi Negeri Singa POLUSI SINGAPURA: Wisatawan berpose di depan maskot Singapura, Merlion, beberapa waktu lalu (kiri). Warga duduk di trotoar dengan latar belakang asap yang menutupi Singapura, beberapa waktu lalu. Pengambilan sampel pada 21 Oktober menunjukkan di wilayah tersebut konsentrasi partikel debu PM10 sempat berada pada PSI 108, alias pada level tidak sehat. Singapura juga termasuk mo- derat. Namun, buat Velasco, ternya- ta agak lain soalnya. Bagi dia, ada yang tak tampak pada data-data kualitas udara dari Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura tersebut. Yakni fakta bahwa negara tersebut menjadi pelabuhan laut tersibuk dengan perekono- mian yang direngkuh dari ke- majuan industri. Dalam sepekan, langit Sin- gapura disinggahi 4.340 pener- bangan yang akan melanjutkan perjalanan ke kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, daratan mu- ngil Singapura dipadati sekitar 1 juta kendaraan, yang menurut pengambilan sampel pada 21 Oktober menunjukkan kon- sentrasi partikel debu PM10 sempat berada pada PSI 108 alias pada level tidak sehat. Diperkirakan, kiriman ka- but asap dari Indonesia ke Singapura yang memuncak di saat bersamaan ikut memicu kenaikan konsentrasi pencemar tersebut. Namun, buat Velasco persoalannya bukan itu. Seluruh kepadatan industria- lisasi jelas ada efek yang besar buat Singapura dan kawasan sekitar. “Kita memperhitungkan bahwa emisi bio kimia dari kebakaran hutan Indonesia terbawa sampai Si nga pura ketika berembus angin dari selatan. Tetapi apa yang terjadi saat angin berembus dari arah berlawanan? Apa yang terjadi dengan emisi Singapura saat terbawa sampai Batam dan Su- matra?” kata Velasco berargu- mentasi. Inventarisasi emisi Kalau melihat emisi Singa- pura, gabungan dari sumber antropogenik dan bukan pem- ba karan, pada 2000, negara itu menduduki rangking 18 di du nia, sedangkan Indonesia rangking ketiga. “Namun lihatlah juga emisi per kapita Singapura yang jika dimasukkan dalam kategori kota (bukan negara) tergolong paling tinggi di dunia, khusus- nya untuk konsentrasi gas ru- mah kaca jenis SO2, CO, NOx, dan NHMC,” katanya. Velasco menambahkan, jejak karbon yang ditinggalkan Si- ngapura bahkan mendekati 20 ton per tahun per orang, nomor dua tertinggi setelah Hong Kong. Adapun Indonesia, tidak sampai 2,5 ton per tahun per orang. Adapun penyumbang emisi terbesar tak lain adalah sektor industri. Dari inventarisasi emisi se- pintas itu, satu hal yang juga luput dihitung adalah faktor kepadatan industri Singapura (berpenduduk 5 juta jiwa) yang industrialisasinya terkoneksi dengan Johor, Malaysia, (ber- penduduk 1,8 juta jiwa), dan Kepulauan Riau (berpenduduk 1 juta jiwa). Menurut Velasco, dalam konsep segitiga Sijori (Singa- pura, Johor, Riau), Singapura sudah bisa digolongkan ke kategori megacity. Jangan hanya disetarakan sebagai kota mene- ngah. “Sebab penghitungan beban lingkungannya akan berbeda,” katanya. Satu solusi mendesak untuk mengurai dampak persebaran polusi bagi ketiganya, tak lain adalah mengaktifkan jalinan riset kuat untuk mengupas dampak kimiawi dan sebaran polutan dari lonjakan emisi di segitiga Sijori. Data itu akan berharga, khususnya untuk mengantisipasi efek polusi tersebut bagi kesehatan organ pernapasan masyarakat. Dari data National Cancer Centre Singapore, kematian terkait kanker di negara itu da- lam 30 tahun terakhir mening- kat dari 15% ke 27%. Kanker paru-paru memimpin. (M-4) [email protected] REUTERS/VIVEK PRAKASH OLAH GRAFIS: EBET

Upload: vuongkhuong

Post on 27-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gelembung Emisi Negeri Singa - ftp.unpad.ac.id filebut asap dari Indonesia ke Singapura yang memuncak di ... Seluruh kepadatan industria-lisasi jelas ada efek yang besar ... emisi

14 | Pop Lingkungan SELASA, 16 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Clara Rondonuwu

MESKI tinggal di Singapura, nega-ra maju dengan infrastruktur ser-

ba teratur, Erik Velasco terlihat gundah.

Saat menyampaikan materi-nya di sesi diskusi kualitas uda ra--acara dua tahunan Bet-ter Air Quality (BAQ) 2010 di Singapura, pekan lalu--periset National University of Singa-pore ini lebih antusias mena-nya kan: Apa benar kualitas uda ra Singapura betul-betul ber sih?

Berada di ‘Negeri Singa’ dan menghirup udara permukaan yang relatif lebih segar--terbe-bas dari bubungan asap knalpot Kota Jakarta--saya semula tidak mengerti kenapa dia bingung.

Apalagi indeks standar po-lutan (PSI) negara tersebut ter golong baik, sekitar 96 di ta hun 2008. Masih di bawah 101 yang merupakan ambang kategori tidak sehat, sedangkan 200 masuk kelas sangat tidak sehat dan di atas 300 termasuk ber bahaya. Tingkat polutan

Apa benar kualitas udara Singapura betul-betul bersih?

Gelembung Emisi Negeri Singa

POLUSI SINGAPURA: Wisatawan berpose di depan maskot Singapura, Merlion, beberapa waktu lalu (kiri). Warga duduk di trotoar dengan latar belakang asap yang menutupi Singapura, beberapa waktu lalu. Pengambilan sampel pada 21 Oktober menunjukkan di wilayah tersebut konsentrasi partikel debu PM10 sempat berada pada PSI 108, alias pada level tidak sehat.

Singa pura juga termasuk mo-de rat.

Namun, buat Velasco, ternya-ta agak lain soalnya. Bagi dia, ada yang tak tampak pada data-data kualitas udara dari Ke menterian Lingkungan dan Sum ber Daya Air Singapura ter sebut.

Yakni fakta bahwa negara tersebut menjadi pelabuhan laut tersibuk dengan perekono-mian yang direngkuh dari ke-majuan industri.

Dalam sepekan, langit Sin-gapura disinggahi 4.340 pener-bangan yang akan melanjutkan perjalanan ke kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, daratan mu-ngil Singapura dipadati sekitar 1 juta kendaraan, yang me nu rut pengambilan sampel pa da 21 Oktober menunjukkan kon-sentrasi partikel debu PM10 sempat berada pada PSI 108 alias pada level tidak se hat.

Diperkirakan, kiriman ka-but asap dari Indonesia ke Singapura yang memuncak di saat bersamaan ikut memicu ke naikan konsentrasi pencemar ter sebut. Namun, buat Velasco per soalannya bukan itu.

Seluruh kepadatan industria-lisasi jelas ada efek yang besar

buat Singapura dan kawasan sekitar.

“Kita mem per hitungkan bahwa emisi bio kimia dari kebakaran hutan Indonesia terbawa sampai Si nga pura ketika berembus angin dari selatan. Tetapi apa yang terjadi saat angin berem bus dari arah berlawanan? Apa yang terjadi dengan emisi Singa pura saat terbawa sampai Ba tam dan Su-matra?” kata Velasco berargu-mentasi.

Inventarisasi emisiKalau melihat emisi Singa-

pura, gabungan dari sumber an tropogenik dan bukan pem-ba karan, pada 2000, negara itu menduduki rangking 18 di du nia, sedangkan Indonesia rangking ketiga.

“Namun lihatlah juga emisi per kapita Singapura yang jika dimasukkan dalam kategori kota (bukan negara) tergolong paling tinggi di dunia, khusus-nya untuk konsentrasi gas ru-mah kaca jenis SO2, CO, NOx, dan NHMC,” katanya.

Velasco menambahkan, jejak karbon yang ditinggalkan Si-nga pura bahkan mendekati 20 ton per tahun per orang, nomor dua tertinggi setelah Hong Kong. Adapun Indonesia, tidak sam pai 2,5 ton per tahun per orang. Adapun penyumbang emisi terbesar tak lain adalah

sek tor industri.Dari inventarisasi emisi se-

pin tas itu, satu hal yang juga luput dihitung adalah faktor kepadatan industri Singapura (berpenduduk 5 juta jiwa) yang industrialisasinya terkoneksi dengan Johor, Malaysia, (ber-penduduk 1,8 juta jiwa), dan Kepulauan Riau (berpenduduk

1 juta jiwa).Menurut Velasco, dalam

kon sep segitiga Sijori (Singa-pura, Johor, Riau), Singapura sudah bisa digolongkan ke kategori megacity. Jangan hanya dise tarakan sebagai kota mene-ngah. “Sebab penghitungan beban lingkungannya akan berbeda,” katanya.

Satu solusi mendesak untuk mengurai dampak persebaran polusi bagi ketiganya, tak lain adalah mengaktifkan jalinan riset kuat untuk mengupas dampak kimiawi dan sebaran polutan dari lonjakan emisi di segitiga Sijori. Data itu akan berharga, khususnya untuk mengantisipasi efek polusi

tersebut bagi kesehatan organ pernapasan masyarakat.

Dari data National Cancer Centre Singapore, kematian terkait kanker di negara itu da-lam 30 tahun terakhir mening-kat dari 15% ke 27%. Kanker paru-paru memimpin. (M-4)

[email protected]

REUTERS/VIVEK PRAKASH

OLAH GRAFIS: EBET