gatroenterohepatologi
DESCRIPTION
Fasilitas Kesehatan Tingkat 1TRANSCRIPT
-
Penatalaksanaan dyspepsia pada Faskes Primer
Herry Purbayu
Divisi Gastroentero-Hepatologi, SMF Penyakit Dalam
RSUD Dr. Soetomo / FK Unair, Surabaya
-
Definisi dispepsia (Rome III)
Adanya satu keluhan atau lebih, sbb:
- Rasa penuh postprandial yg mengganggu
- Cepat kenyang
- Nyeri epigastrium
- Rasa terbakar di Epigastrium.
Disertai / tidak keluhan kembung, mual, atau muntah
1. Rome III. http://www.romecriteria.org/assets/pdf/19_RomeIII_apA_885-898.pdf 2. Longstreth GF, et al. http://www.uptodate.com/contents/approach-to-the-adult-with-dyspepsia
-
Prevalensi Dispepsia Di Masyarakat
Survey di Britania Raya (1996) melaporkan: Prevalensi dispepsia pada populasi umum sekitar 40%
pertahun. Lebih dari 50% pasien dispepsia tsb minum obat dan
22% berkonsultasi ke layanan primer. 1% dirujuk untuk dilakukan endoscopy.
Dari beberapa negara Asia dilaporkan 43-79,5% pasien dispepsia setelah di lakukan investigasi ternyata merupakan dispepsia fungsional.
1. Penston JG, et al. Alimentary Pharmacology & Ther,1996.
2. Simadibrata MK, et al. Konsensus nasional. 2014
-
Uninvestigated Dyspepsia ?
Uninvestigated dyspepsia adalah dispepsia akut / kronik yang belum pernah dilakukan pemeriksaan lebih jauh.
Uninvestigated dyspepsia lebih banyak dijumpai di layanan primer dari pada di layanan sekunder.
Sebagian besar pasien dispepsia dapat di terapi tanpa pemeriksaan lebih jauh karena merupakan dispepsia fungsional
1. Jones RH. Gut 2002 2. Simadibrata MK, et al. Konsensus nasional. 2014
-
Duggan A. http://www.studentozdoc.com.au/public/admin/HTT_Dyspepsia.pdf
-
Uninvestigated Dyspepsia Investigate? (Alarm sign)
Indikasi untuk merujuk pasien dispepsia berdasarkan adanya alarm signs / symptoms: Penurunan berat badan progresif
Dysphagia progresif.
Persistent/recurrent vomiting.
Perdarahan gastrointestinal (nyata/tersamar)
Anaemia defisiensi besi
Demam.
Massa Epigastrium.
Riwayat keluarga kanker lambung
Dispepsia awitan baru dengan usia > 45/55 tahun (?)
1. Simadibrata MK, et al. Konsensus nasional. 2014. 2. NICE Guideline. 2014. http://nice.org.uk/guidance/cg184
-
NICE Referral Guidelines for suspected cancer 2015
Recommend urgent upper endoscopy pada pasien berusia 55 tahun keatas dan penurunan berat badan, disertai salah satu gejala:
Nyeri perut atas
Reflux
Dyspepsia.
NICE guideline. 2015. http://nice.org.uk/guidance/ng12
-
NICE Referral Guidelines for suspected cancer 2015
Recommend non-urgent upper endoscopy pada pasien berusia 55 thn keatas disertai salah satu gejala:
treatment-resistant dyspepsia or
upper abdominal pain with low haemoglobin levels or
raised platelet count with any of the following: nausea, vomiting, weight loss, reflux dyspepsia, upper abdominal pain, or
nausea or vomiting with any of the following: weight loss, reflux dyspepsia, upper abdominal pain.
NICE guideline. 2015. http://nice.org.uk/guidance/ng12
-
Uninvestigated dyspepsia
Ax, PF: Penyebab dispepsia? Penyakit lain? Dx
Terapi (155 Dx)/ Rujuk
Alarm sign?
Ya
Terapi empiris (2-4 minggu)
Respons (+)?
Rujuk
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Rujuk
Observasi
Relaps
Algoritma penatalaksanan dispepsia di faskes primer
1. Simadibrata MK, et al. Konsensus nasional. 2014. 2. NICE Guideline. 2014. http://nice.org.uk/guidance/cg184
-
Uninvestigated dyspepsia
Ax, PF: Penyebab dispepsia? Penyakit lain? Dx (+)
Terapi (155 Dx)/Rujuk
Alarm sign?
Ya
Test & treat H. pylori (7-14 hari)
Respons (+)?
Rujuk
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Rujuk
Observasi
Bila ada fasilitas pemeriksaan H. pylori
Terapi empiris (2-4 minggu)
(Hp+&Tx +)
(Hp -)
(+)
(-)
Relaps
-
Diferensial diagnosis
Angina pectoris Asma bronkial Bronkitis akut Gastroenteritis Hepatitis akut Herpes Zoster Hiperemesis gravidarum Infark miokard Infeksi pada umbilikus Infeksi sistemik (DD, DT, dll) Keracunan/intoleransi makanan Kolesistitis Peritonitis Pneumonia Reflux gastroesofageal Tetanus
http://www.bpjs-kis.info/2015/09/daftar-penyakit-yang-ditanggung-bpjs.html
-
Pengobatan uninvestigated dyspepsia
Life style modification. Terapi empiris dgn PPI
PPI dosis penuh selama 2-4 minggu [Grade A] H. pylori test and treat
Hentikan PPI/H2RA dan antibiotika minimal 2 minggu sblm pemeriksaan H. Pylori (UBT, HpSA)
Bila hasil test H. pylori (+) terapi lini pertama H. pylori antara lain [Grade A]: PPI dosis stndard 2 x sehari 30 menit sebelum
makan. Amoxicillin 2 x 1 gram Klaritromisin 2 x 500 mg
-
Pengobatan uninvestigated dyspepsia
Apabila kumat:
Step-down PPI/on demand PPI therapy [Grade B].
Dapat dicoba H2RA bila respon terhadap PPI tidak adekuat.
-
Life style modification Makan dalam porsi yang wajar (tidak berlebih). Menurunkan berat badan bila obese. Berhenti merokok. Berhenti minum alkohol. Mengurangi / menganti / menghentikan NSAID /
Jamu. Menghindari makanan/minuman yg dirasa pasien
mentriger gejala dispepsia. Makan terakhir 3 jam sebelum tidur, dan minum
terakhir 2 jam sebelum tidur. Meninggikan tempat tidur bagian kepala 10-20
cm
-
Reviewing patient care (investigated dyspepsia)
Bila memerlukan obat untuk mengatasi gejala dispepsia dalam jangka panjang, dianjurkan untuk: - Pemeriksaan ulang tiap tahun. - Mengurangi dosisi obat atau menghentikan
obat (kecuali bila juga menggunakan obat lain yang memerlukan pendampingan PPI/H2RA).
Bila berrespon baik dianjurkan untuk kembali menggunakan antasida on demand
-
Ringkasan
Kasus dispepsia cukup banyak di masyarakat.
Sebagian besar kasus tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Alarm sign merupakan pedoman untuk merujuk pasien, disamping keggagalan terapi empirik dalam jangka waktu tertentu.
Bila tersedia fasilitas pemeriksaan H. Pylori di faskes primer, strategi test and treat sangat dianjurkan.
Life style modification dan review perawatan pasien berkontribusi dalam kesuksesan mengurangi kekambuhan.