garuda - berita & artikel tambahan

36
Ini Strategi Garuda Hadapi Kondisi Ekonomi yang Kurang Kondusif Sep 3 2014 • Berita Domestik • 1032 Views • No Comments Kondisi perekonomian yang kurang kondusif dalam beberapa waktu belakangan ini telah membuat sejumlah maskapai penerbangan, termasuk Garuda Indonesia, mengalami kerugian. Namun, perusahaan penerbangan plat merah itu berupaya membalikkan keadaan dengan menerapkan berbagai strategi. Presiden Direktur Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan seperti dilansir BeritaSatu, Selasa (2/9/2014), bahwa pihaknya sudah menyiapkan 12 strategi agar Garuda Indonesia kembali mendapatkan keuntungan. Strategi itu antara lain memperkuat rute penerbangan domestik dan internasional, menutup dan mengurangi rute penerbangan yang merugi, menunda rencana ekspansi penerbangan internasional, dan memperkuat kemitraan dengan aliansi SkyTeam. Selain itu, Emirsyah Satar menuturkan bahwa Garuda Indonesia perlu menyesuaikan kapasitas pesawat dengan pasar yang ada, yaitu dengan mempertahankan pesawat besar (widebody), mempercepat pensiunnya pesawat tua, dan menerapkan strategi pemasaran yang agresif. “Garuda juga akan mengoptimalkan pelayanan, meningkatkan produktivitas, menjaga komitmen sebagai maskapai full service, serta menjalankan bisnis secara berkesinambungan,” tegasnya. Menurut Emirsyah Satar, saat ini menjadi masa-masa yang sulit bagi maskapai penerbangan di Asia Pasifik, sedangkan industri penerbangan di Amerika Serikat dalam kondisi yang kuat karena dua tahun lalu sudah melakukan restrukturisasi. “Saya rasa, dalam beberapa tahun ke depan di Asia Pasifik juga akan kuat. Mungkin yang bisa ditempuh adalah konsolidasi operasional dan memperkuat modal,” ucapnya. Sumber: http://indo-aviation.com/2014/09/03/ini-strategi-garuda-hadapi-kondisi-ekonomi-yang-kurang-kondusif/

Upload: cahyaning-satyka

Post on 19-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MEjik

TRANSCRIPT

Page 1: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Ini Strategi Garuda Hadapi Kondisi Ekonomi yang Kurang Kondusif Sep 3 2014 • Berita Domestik • 1032 Views • No Comments

Kondisi perekonomian yang kurang kondusif dalam beberapa waktu belakangan ini telah

membuat sejumlah maskapai penerbangan, termasuk Garuda Indonesia, mengalami kerugian.

Namun, perusahaan penerbangan plat merah itu berupaya membalikkan keadaan dengan

menerapkan berbagai strategi.

Presiden Direktur Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan seperti dilansir BeritaSatu,

Selasa (2/9/2014), bahwa pihaknya sudah menyiapkan 12 strategi agar Garuda Indonesia

kembali mendapatkan keuntungan. Strategi itu antara lain memperkuat rute penerbangan

domestik dan internasional, menutup dan mengurangi rute penerbangan yang merugi,

menunda rencana ekspansi penerbangan internasional, dan memperkuat kemitraan

dengan aliansi SkyTeam.

Selain itu, Emirsyah Satar menuturkan bahwa Garuda Indonesia perlu menyesuaikan kapasitas

pesawat dengan pasar yang ada, yaitu dengan mempertahankan pesawat besar

(widebody), mempercepat pensiunnya pesawat tua, dan menerapkan strategi pemasaran

yang agresif. “Garuda juga akan mengoptimalkan pelayanan, meningkatkan produktivitas,

menjaga komitmen sebagai maskapai full service, serta menjalankan bisnis secara

berkesinambungan,” tegasnya.

Menurut Emirsyah Satar, saat ini menjadi masa-masa yang sulit bagi maskapai penerbangan di

Asia Pasifik, sedangkan industri penerbangan di Amerika Serikat dalam kondisi yang kuat

karena dua tahun lalu sudah melakukan restrukturisasi. “Saya rasa, dalam beberapa tahun ke

depan di Asia Pasifik juga akan kuat. Mungkin yang bisa ditempuh adalah konsolidasi

operasional dan memperkuat modal,” ucapnya.

Sumber: http://indo-aviation.com/2014/09/03/ini-strategi-garuda-hadapi-kondisi-ekonomi-yang-kurang-kondusif/

Page 2: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Pergantian Direksi:

Ini strategi Dirut baru Garuda Indonesia Oleh Annisa Aninditya Wibawa - Jumat, 12 Desember 2014 | 18:03 WIB

TANGERANG. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) baru saja mengganti susunan

direksi. Para direktur GIAA dipersempit, dari delapan orang jadi enam orang. Mantan Direktur

Utama Citilink, M. Arif Wibowo, terpilih menduduki kursi nomor satu GIAA. Dengan

pergantian ini, Garuda Indonesia berharap terbang tinggi.

Pasalnya, kinerja GIAA tampak berdarah-darah dalam beberapa tahun terakhir. Kuartal ketiga

2014, GIAA rugi US$ 219,54 juta. Nilai ini membengkak 1.362,62% dari US$ 15,01 juta dari

periode yang sama tahun sebelumnya.

Optimisme datang dari mantan Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar. Dia bilang, kinerja GIAA

akan bisa membaik tahun depan dan sudah bisa meraup untung. "Tahun ini turbulensi cukup

besar bagi industri maskapai," kata Arif, hari ini (12/12).

Untuk menguatkan otot GIAA, Arif punya tiga strategi prioritas. Pertama, ia akan membuat

GIAA jadi penghasil uang semaksimal mungkin. Menurutnya, ini bisa digenjot melalui berbagai

hal, mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), peralatan, dan lain-lain.

Kedua, ia akan merestrukturisasi biaya perseroan. Arif menyadari, stagnansi ekonomi akan

berpengaruh pada bisnis angkutan udara. Maka, ia akan berusaha menstabilkan kondisi keuangan

GIAA dengan memangkas biaya.

Ketiga, GIAA akan mengamankan pendanaan jangka pendek. Menurutnya, ia membutuhkan

pendanaan eksternal untuk jangka waktu 6 bulan sampai setahun ke depan. Namun, Arif masih

enggan menjelaskan skema apa yang akan pihaknya jajaki. "Metode banyak. Bisa refinancing

dan sebagainya," ucapnya.

Page 3: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

GIAA pun akan terus bermain di pasar domestik, regional, internasional. Arif memprediksi,

traffic penerbangan akan tumbuh 9%-10% di 2015. Ini didasari pada perekonomian Indonesia

yang diperkirakan tumbuh 5% sampai 5,5% tahun depan.

Penurunan harga minyak dunia belakangan ini bisa menjadi keuntungan bagi GIAA. Setiap

penurunan 1 sen harga minyak, GIAA bisa untung US$ 17 juta. Jika melihat penurunan harga

minyak yang sudah melorot 15 sen, maka GIAA bisa diuntungkan US$ 255 juta.

Meski begitu, GIAA masih menghadapi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Jika

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar terus melemah, ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi

perseroan.

Sumber: http://investasi.kontan.co.id/news/ini-strategi-dirut-baru-garuda-indonesia

SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke 20

Sebagai Anggota ke -20 mulai Maret 2014, Garuda Indonesia akan mampu menjadikan Aliansi

berkembang di wilayah Asia Pasifik sesuai rencana.

AMSTERDAM, 16 Desember 2013 – Aliansi maskapai penerbangan global SkyTeam akan

menyambut Garuda indonesia sebagai anggota ke-20 pada 5 Maret 2014. Garuda Indonesia,

maskapai nasional Indonesia, akan menjadi maskapai kedua di Asia Tenggara yang bergabung

dengan aliansi yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda, tersebut.

Masuknya Garuda Indonesia di SkyTeam akan mempermudah para pengguna jasa dari seluruh

dunia melakukan penerbangan ke Indonesia - yang merupakan salah satu pusat ekonomi terbesar

di Asia Tenggara. Saat ini Garuda Indonesia melayani penerbangan nonstop dari Jakarta ke tujuh

hub SkyTeam, yaitu Seoul, Guangzhou, Beijing, Shanghai, Taipei, dan Amsterdam.

"Jaringan rute penerbangan Garuda Indonesia yang luas di domestik dan jaringan penerbangan di

internasional yang semakin berkembang, akan berkontribusi menjadikan SkyTeam pada posisi

Page 4: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

sebagai aliansi #1 di di wilayah Asia yang sangat dinamis ini dan, sesuai rencana kami

menguatkan footprint global kami, hal tersebut akan menguatkan kehadiran kami di Asia

Tenggara dan Wilayah Asia Pacifik", kata Micahel Wisbrun, SkyTeam managing Director.

Garuda Indonesia saat ini telah dapat memenuhi persyaratan ketat untuk menjadi anggota sesuai

yang dipersyaratkan SkyTeam, termasuk implemntasi platform IT baru dan inisiatif – inisiatif

yang fokus pada peningkatan layanan kepada pelanggan. Kami sangat senang dapat menyambut

Garuda Indonesia di SkyTeam pada 5 Maret tahun depan untuk memenuhi harapan pengguna

jasa kami untuk memberikan mereka lebih banyak pilihan terbang ke Indonesia untuk bisnis dan

wisata," ujar Michael Wisbrun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar berterima kasih kepada SkyTeam dan seluruh

maskapai anggota SkyTeam atas dukungan yang terus diberikan sejak awal hingga saat ini.

Bergabungnya Garuda Indonesia di aliansi tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi

jangka panjang perusahaan yang sejalan dengan program "Quantum Leap 2011 – 2015". ".

Garuda Indonesia telah melaksanakan berbagai program transformasi untuk terus meningkatkan

layanan kepada pengguna jasa sekaligus secara aktif bekerja sama dengan SkyTeam selama

proses yang berlangsung.

"Bergabungnya Garuda Indonesia dalam aliansi global SkyTeam pada 5 Maret 2014 merupakan

salah satu milestone penting bagi perusahaan untuk menjadi "Global Player". Keanggotaan di

aliansi juga merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk terus mengembangkan jaringan

penerbangan internasionalnya sekaligus untuk meningkatkan layanan kepada para pengguna jasa

dengan menyediakan pilihan destinasi penerbangan yang lebih luas dan pengalaman terbang

yang lebih nyaman,” ujarnya.

Tentang SkyTeam

SkyTeam adalah aliansi maskapai penerbangan global yang menghadirkan akses ke jaringan

global yang lebih luas kepada para pengguna jasa dari maskapai penerbangan anggota melalui

lebih banyak pilihan destinasi, frekuensi, dan konektivitas. Pengguna jasa dapat memperoleh dan

me-redeem Frequent Flyer Miles di seluruh jaringan SkyTeam. Penerbangan yang dilayani oleh

seluruh anggota SkyTeam memungkinkan para pengguna jasa untuk dapat mengakses sebanyak

Page 5: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

525 lounge di seluruh dunia. Ke-19 anggota aliansi adalah Aeroflot, Aerolíneas Argentinas,

Aeroméxico, Air Europa, Air France, Alitalia, China Airlines, China Eastern, China Southern,

Czech Airlines, Delta Air Lines, Kenya Airways, KLM Royal Dutch Airlines, Korean Air,

Middle East Airlines, Saudia, TAROM, Vietnam Airlines, dan Xiamen Airlines. SkyTeam

menawarkan sebanyak 552 juta pelanggannya lebih dari 15.000 penerbangan setiap hari ke 1.000

destinasi yang tersebar di 187 negara.

Tentang Garuda Indonesia

Garuda Indonesia merupakan maskapai "flag carrier" yang melayani penerbangan ke 39 destinasi

domestik dan 20 destinasi internasional di Asia Tenggara, Timur Tengah, Asia Timur, Australia,

dan Eropa, melalui empat hub penerbangannya di Indonesia, yaitu Jakarta, Denpasar, Makassar,

dan Medan. Sejalan peningkatan kinerja di berbagai aspek dan peningkatan layanan yang

dilaksanakan, Garuda Indonesia meraih apresiasi dan penghargaan dari berbagai lembaga

nasional maupun internasional, di antaranya penghargaan "The World's Best Economy Class"

dari SkyTrax pada Juni 2013 dan penghargaan "Airline Terbaik di Kawasan Asia dan

Australasia" ("Best in Region: Asia and Australasia") dari "Airline Passenger Experience

Association (APEX)", pada September 2013.

Sumber: https://www.garuda-indonesia.com/sites/id/id/news-and-events/news/skyteam-umumkan-bergabungnya-

garuda-indonesia-sebagai-anggota-ke-20.page

Mampukah Garuda Salip Singapore Airlines? Sabtu, 9 Agustus 2014 | 12:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Makapai penerbangan BUMN, Garuda Indonesia terus menggeber

bisnisnya dengan melakukan berbagai strategi. Namun, Garuda memiliki pesaing yang sangat

kuat di region Asia tenggara, ya Singapore Airlines (SA).

Maskapai asal negeri singa tersebut saat ini masih menjadi yang terdepan dalam masalah

kapasitas produksi atau availability seat kilometres (ASK) di Asia Tenggara. Lantas apakah

Garuda mampu menyalip maskapai asal negeri singa tersebut dan menjadi yang terbaik di

regional Asia Tenggara?

Page 6: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar mengungkapkan beberapa data mengenai persaingan

dengan maskapai lain termasuk dengan Singapore Airline. Menurut dia, saat ini Garuda memiliki

AKS mencapai 63,5 miliar dollar AS.

Lalu bagaimana Singapore Airlines? Emir mengatakan, bahwa saat ini Singapore Airlines

memiliki ASK mencapai 120,4 miliar dollar AS atau dua kali lipat dari ASK Garuda saat ini.

“ASK kita saat ini 63,5 miliar dollar AS, Singapur 120,4 miliar dollar AS,” ujar pria berkaca

mata tersebut saat memaparkan keuangan Garuda Indonesia di Kantor Garuda Indonesia

Cengkareng, Tangerang, Jumat (8/8/2014).

Meskipun Garuda jauh tertinggal, namun Emir mengatakan bahwa saat ini Garuda sudah

melakukan berbagai strategi bisnis diantaranya terus mengembangkan jaringan bisnis,

penambahan pesawat baru dan pemanfaatan kerjasama dengan semua anggota Sky Team.

Keuntungan dari strategi bisnis yang dilakukan Garuda, kata Emir, baru akan dirasakan pada

tahun-tahun kedepan bukan untuk saat ini. Namun, jika harus menyalip Singapore Airline dalam

segi kapasitas produksi nampaknya akan sulit.

Pasalnya, saat berbagai strategi bisnis yang dilakukan Garuda itu berhasil pada tahun 2025

mendatang, Emir menyebutkan bahwa ASK Garuda baru akan mencapai 114,8 miliar dollar AS.

Itu artinya ASK Garuda pada tahun 2025 masih kalah dari ASK Singapore Airline pada saat ini

yang mencapai 120,4 miliar dollar AS. Bahkan dari segi equity, kata Emir, saat ini kekayaaan

Singapore Airlines sepuluh kali lipatnya Garuda Indonesia.

Sementara itu, jika melihat sepuluh maskapai terbaik dunia saat ini versi Skytarx, Garuda

menempati posisi ke tujuh terbaik dunia, masih kalah dengan Singapore Airlines yang berada di

posisi empat dunia. Dari segi armada, Garuda boleh sedikit berbangga. Maskapai nasional ini

mempunyai 150 pesawat, mengungguli Singapore Airlines "hanya" 139 unit. Oleh karena itu,

jika ingin menyalip Singapore Airlines dan menjadi yang terbaik di regional Asia Tenggara,

maka Garuda harus sangat bekerja keras mengejar ketertinggalannya.

Page 7: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Strategis bos Garuda Indonesia di tengah utang dan persaingan Reporter : Wisnoe Moerti | Sabtu, 13 Desember 2014 08:04

Merdeka.com - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) memutuskan menunjuk

Arif Wibowo menggantikan Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk. Tongkat estafet kepemimpinan Garuda Indonesia kini ada di tangan mantan Dirut

Citilink tersebut.

Menjadi nahkoda perusahaan maskapai besar tidak bisa disamakan saat dia memimpin Citilink.

Tugas berat dan segudang persoalan menunggu sentuhan tangan Arif. harus diakui, dia ditunjuk

menggantikan Emirsyah di saat kondisi Garuda Indonesia tengah dirundung awan hitam.

Garuda Indonesia mencatat, hingga kuartal III 2014 kerugian (comprehensive loss) USD 206,4

juta. Belum lagi masalah di industri penerbangan nasional yang sedang goyah di tengah

mahalnya harga avtur.

Sementara, dari sisi utang terus mengalami peningkatan, dari USD 800 juta saat 2006 menjadi

sekarang USD 1 miliar atau Rp 12,4 triliun.

"Saya tidak mau gegabah mengurusi Garuda Indonesia karena tantangan lebih besar ketimbang

mengurusi Citilink," ujar Arif di Kantor Garuda, Tangerang, Jumat (12/12). "Kasih waktu saya

seminggu untuk lebih detail menyelesaikan kinerja Garuda," katanya.

Tidak hanya dihadapkan pada persoalan internal perusahaan, Ketua INACA ini juga harus siap

dengan makin ketatnya persaingan industri penerbangan nasional. Dia menyebut tantangan

Garuda Indonesia adalah serbuan maskapai-maskapai asing.

"Daya tahan terhadap gempuran airlines asing yang masuk ke wilayah-wilayah regional

termasuk juga gempuran terhadap LCC di regional. Itu adalah ancaman-ancaman nyata yang

langsung masuk ke kita Garuda grup," ucapnya.

Page 8: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Apa saja strategi Arif menghadapi kondisi Garuda dan persaingan industri penerbangan di masa

depan?

1. Pangkas biaya operasional

Direktur utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang baru, Arif Wibowo sadar harus

menggerakkan mesin bisnis Garuda Indonesia agar lebih maksimal dalam menghadapi

persaingan.

"Mesin penghasil uang kita harus benar-benar berjalan maksimal dan revenue generatednya itu

bisa kita turunkan di berbagai hal. Misalnya mulai dari SDM, alat, sehingga mampu

menghasilkan pendapatan yang bagus," ungkapnya.

Mantan bos Citilink ini juga berencana merestrukturisasi biaya operasional Garuda. Biaya-biaya

yang sekiranya menambah beban perusahaan dipangkas sebagai strategi menghadapi

kemungkinan terjadi stagnasi dalam pertumbuhan industri penerbangan.

"Cost driver harus direstrukturisasi. Mengapa? Karena kita harus kompetitif ke depan. Tahun

depan, kita akan menghadapi stagnasi ekonomi. Bila kita lihat stagnasi ekonomi ini akan

berpengaruh bagi angkutan negara. Sehingga kita harus yakin cost kita harus kompetitif," papar

dia.

2. Kurangi kursi kelas bisnis

Direktur utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang baru, Arif Wibowo mengaku sudah

punya strategi untuk menekan potensi kerugian perusahaan. Rendahnya tingkat keterisian kelas

bisnis disebut-sebut menjadi salah satu potensi kerugian.

Menurut Arif, kursi kelas bisnis pesawat Garuda Indonesia tidak selalu terisi penuh. Karena itu

dia memilih memaksimalkan kelas ekonomi. Ini diyakini bisa memperkecil potensi kerugian,

sekaligus menggenjot pemasukan.

"Ada cost utilisasi pesawat. Kita lagi pertimbangkan reconfiguration (menata ulang) kursi kelas

bisnis dan kelas ekonomi," ujar Arif di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/12).

Menurut Arif, ditambahnya kursi kelas ekonomi akan menjadi peluang bagi Garuda Indonesia

menjaring penumpang.

"Beberapa tingkat isian kelas bisnis hanya separuh. Kita coba memperluas kelas ekonomi. Akan

turunkan per unitny. Artinya volume lebih besar sehingga cost per seat turun. Turunkan unit cost

Page 9: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

berikan peluang bertahan dari gempuran pesaing. Biaya murah, kok, artinya kita bertahan dari

pesaing," jelas dia.

3. Hemat anggaran

Direktur utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang baru, Arif Wibowo mengatakan, ada

beberapa langkah yang harus dilakukan Garuda untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik ke

depan.

"Pesan dari ibu, ada beberapa hal yang penting jadi kita harus memastikan ini Garuda segera

kondisinya semakin baik," ujar Arif di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/12).

Menurut dia, selama hampir 30 menit, Menteri BUMN menekankan kepadanya untuk Garuda

Indonesia dapat menghemat biaya operasional. Ini menjadi penting untuk mengurangi risiko

kerugian.

"Kita harus sadar bahwa meski 1 dolar pun harus kita hitung seberapa besar value added buat

perusahaan itu sendiri. Itu pesan yang paling lebih banyak di situ," jelas dia.

4. Tetap full service

Meski memaksimalkan kursi ekonomi, Garuda akan tetap menerapkan sistem full service bagi

penumpang. Baik penerbangan domestik maupun internasional. Menurutnya, strategi ini sebagai

bagian dari upaya menghadapi ketatnya persaingan di bisnis sektor penerbangan.

"Tapi yang paling penting adalah kita membangun Garuda sebagai sebuah grup holding

company untuk memastikan daya saing kita meningkat. kita akan sangat konsen kepada

penguatan cost structure kita itu harus punya level seminimum mungkin," ujar Direktur utama

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/strategis-bos-garuda-indonesia-di-tengah-utang-dan-persaingan.html

Natal dan Tahun Baru, Garuda siapkan 9.834 kursi tambahan Reporter : Moch Wahyudi | Senin, 15 Desember 2014 16:19

Page 10: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Merdeka.com - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia telah menyiapkan sebanyak

9.834 kursi tambahan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pada masa liburan

Natal dan Tahun Baru. Itu terdiri dari 5.804 kursi penerbangan domestik dan 4.030 kursi

penerbangan internasional.

Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan,

penambahan kursi dilaksanakan melalui dua cara. Yaitu, menambah frekuensi penerbangan

(penerbangan ekstra) dan mengoperasikan pesawat berkapasitas lebih besar selama 20 Desember

2014-9 Januari 2015.

"Khusus untuk penerbangan Jakarta-Singapura pergi pulang, selain dengan mengoperasikan

pesawat berbadan lebar, selama periode peak season tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan

sebanyak 6 penerbangan ekstra dengan menggunakan B737-800NG berkapasitas 162

penumpang selama periode 2-4 Januari 2014," katanya, dalam siaran pers, Senin (15/12).

Sedangkan untuk penerbangan internasional lainnya, lanjutnya, Garuda Indonesia

mengoperasikan pesawat berbadan lebar. Dari yang sebelumnya B737-800NG (kapasitas 162

kursi) menjadi A330-200 (kapasitas 222 kursi).

Itu untuk melayani rute Jakarta-Singapura pergi pulang (30 Desember 2014-4 Januari 2015),

Jakarta-Bangkok pp (25 Desember 2014-1 Januari 2015), dan Jakarta-Perth pp (20 Desember

2014-4 Januari 2015).

Kemudian, Garuda mengoperasikan pesawat berbadan lebar untuk rute domestik seperti Jakarta-

Medan pp (20 Desember 2014-9 Januari 2015), Jakarta-Denpasar pp (periode 27 Desember

2014-4 Januari 2015), dan Jakarta-Manado (23 Desember 2014).

"Untuk kenyamanan dan keamanan para penumpang, Garuda Indonesia mengimbau penumpang

untuk merencanakan perjalanan sedini mungkin," kata Pujobroto. "Para penumpang juga

diimbau untuk menggunakan fasilitas City Check-in di kantor-kantor penjualan Garuda

Indonesia atau Web Check-in untuk menghindari antrian panjang di konter check-in bandara."

Page 11: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/natal-dan-tahun-baru-garuda-siapkan-9834-kursi-tambahan.html

Strategi Garuda Indonesia hadapi maskapai baru Reporter : Harwanto Bimo Pratomo | Rabu, 2 Januari 2013 10:01

Merdeka.com - PT Garuda Indonesia menyiapkan strategi dalam menghadapi ketatnya

persaingan antar maskapai, khususnya munculnya dua maskapai baru yang melayani pasar full

service tahun ini. Manajemen berencana meningkatkan pelayanan pesawat dan post flight.

Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan layanan pre-in di

antaranya memperbanyak jaringan akses pemesanan dan pembelian tiket, mempermudah

pemesanan online serta bekerja sama dengan 16 bank.

"Kita juga memperbanyak tiketing office, peningkatan lounge dan terminal khusus Garuda di

berbagai bandara," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (1/1). Untuk pelayanan dalam

penerbangan, lanjutnya, Garuda mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan

menyediakan berbagai menu makan khas Indonesia. Sarana hiburan pendukung seperti audio dan

video juga dibenahi. "Kita juga akan membuka layanan first class dengan chef onboard,"

tuturnya.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan mobilisasi, Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru

termasuk tipe B 777-300ER. Selain itu perseroan juga bekerjasama dengan beberapa maskapai

internasional seperti Singapura, China atau Turkish Airlines. "Ini supaya jaringan penerbangan

kita semakin luas," imbuhnya.

Sebelumnya, pada tahun 2013 nanti setidaknya ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia

yang bergerak dalam penerbangan pelayanan penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia.

Salah satu maskapai tersebut adalah Batik Air. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari

Airlines. Batik Air ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2013.

Page 12: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam Air

adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan layanan

penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, Nam Air

merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu.

Nam Air ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya

akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk

melayani rute domestik.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/strategi-garuda-indonesia-hadapi-maskapai-baru.html

Sehatkan keuangan Garuda, Arif bakal pangkas biaya operasional Reporter : Novita Intan Sari | Jumat, 12 Desember 2014 13:58

Merdeka.com - Bos baru Garuda Indonesia Arif Wibowo memikul tugas berat untuk

menyelesaikan kewajiban yang belum dituntaskan Emirsyah Satar. Arif ditunjuk menggantikan

Emirsyah di saat kondisi Garuda Indonesia tengah dirundung awan hitam.

Garuda Indonesia mencatat, hingga kuartal III 2014 kerugian (comprehensive loss) USD 206,4

juta. Belum lagi masalah di industri penerbangan nasional yang sedang goyah di tengah

mahalnya harga avtur. "Kasih waktu saya seminggu untuk lebih detail menyelesaikan kinerja

Garuda," ujar Arif di Kantor Garuda, Tangerang, Jumat (12/12).

Arif menghadapi tantangan besar. Persaingan di sektor industri penerbangan semakin ketat.

Pertumbuhan angkutan udara disebut-sebut bisa mencapai 9-10 persen, dan akan berlanjut di

tahun depan.

"Nah, ini yang saya bilang ada strong headwin ke depan, sehingga harus kita perhatikan. Karena

tidak hanya fuel yang turun menjadikan satu indikasi positif, tetapi kita masih menghadapi

depresiasi Rupiah dan pertumbuhan ekonomi," jelas dia.

Page 13: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Untuk itu, Arif sadar harus menggerakkan mesin bisnis Garuda Indonesia agar lebih maksimal

dalam menghadapi persaingan. "Mesin penghasil uang kita harus benar-benar berjalan maksimal

dan revenue generatednya itu bisa kita turunkan di berbagai hal. Misalnya mulai dari SDM, alat,

sehingga mampu menghasilkan pendapatan yang bagus," ungkapnya.

Mantan bos Citilink ini juga berencana merestrukturisasi biaya operasional Garuda. Biaya-biaya

yang sekiranya menambah beban perusahaan dipangkas sebagai strategi menghadapi

kemungkinan terjadi stagnasi dalam pertumbuhan industri penerbangan.

"Cost driver harus direstrukturisasi. Mengapa? Karena kita harus kompetitif ke depan. Tahun

depan, kita akan menghadapi stagnasi ekonomi. Bila kita lihat stagnasi ekonomi ini akan

berpengaruh bagi angkutan negara. Sehingga kita harus yakin cost kita harus kompetitif," papar

dia.

Masih dalam kerangka penyehatan perusahaan, Arif menuturkan, keuangan Garuda harus aman

minimal untuk 6 bulan sampai 1 tahun ke depan. "Metodenya banyak bisa refinancing dan lain-

lain. Saya tidak bisa tahu kebutuhan financialnya. Ini yang harus menjadi prioritas saya dalam

waktu dekat ini" ucapnya.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/sehatkan-keuangan-garuda-arif-bakal-pangkas-biaya-operasional.html

Strategi Branding Garuda Menuju Maskapai Bintang 5 Posted on September 18, 2013 by Lila Intana

Dari 238 maskapai yang ada di dunia, hanya 23 maskapai yang masuk kategori bintang 4, salah

satu di antaranya adalah PT Garuda Indonesia Tbk. Sedangkan yang masuk kategori bintang 5

saat ini baru enam maskapai dan Garuda Indonesia ingin bergabung di dalamnya.

“Baru-baru ini SkyTrax menobatkan kami sebagai peringkat delapan World Best Airline. Kami

targetkan masuk bintang lima,” kata Emirsyah Satar, sang Dirut yang sukses me-rebranding

Garuda Indonesia.

Page 14: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Perjalanan transformasi Garuda hingga akhirnya melakukan rebranding sudah memasuki tahun

ke-9. Awalnya Garuda pernah terpuruk hingga nyaris bangkrut, kemudian bangkit dan mampu

mengeruk revenue US$ 3,5 bilion di tahun lalu.

“Di 2005 secara legally bangkrut. Merah semua. Hampir 12 tahun cuma tiga tahun untung. Kami

secara legally bangkrut. Brand Garuda saat itu tidak ada nilainya,” kata Emir.

Yang dilakukan Emir bersama jajaran manajemen dalam membangun kembali brand Garuda

pertama kali yakni merestrukturisasi utang, memperbaiki layanan dan memperkecil lini bisnis.

“Tahun pertama kami perkecil bisnis, tahun kedua kami rehabilitasi. Tahun ketiga dan keempat

kami melakukan turnaround, mulai dari membeli pesawat baru, invest di IT. Yang diperbarui

bukan pesawatnya saja, tapi kabin kru juga diperbarui. Kita sudah dapat persetujuan dari

Depnaker, kalau kabin kru pensiunnya 56 tahun, nanti ke depan 36 tahun sudah pensiun.”

Setelah berhasil melakukan turnaround, Garuda saat ini memasuki tahap rebranding. Strateginya

yakni menggandeng bintang iklan ternama seperti Liverpool, demi memperkenalkan brand di

mata internasional.

Maskapai pelat merah ini juga terus mengedepankan keunikan yang sulit ditiru oleh maskapai

internasional lainnya. “Yang membedakan brand Garuda adalah Indonesia itu sendiri. Gak

mungkin maskapai lain mengatakan mereka Indonesia banget. Keramahtamahan, diversity, food,

hospitality dan ornamennya, menginspirasi semua iklan Garuda,” katanya.

Belakangan, Garuda juga membuat terobosan fasilitas baru dengan menyediakan fasilitas WIFI

di atas pesawat dan layanan ‘jemput bola’ petugas imigrasi ke dalam pesawat demi

mempersingkat proses imigrasi.

“Kalau ada maskapai lain yang ingin meniru layanan jemput bola ini di negara asalnya, ya

silahkan, tapi kan proses imigrasi di negara lain tidak selama di Indonesia,” ujarnya.

Dengan berbagai usaha yang sudah dan akan terus dilakukan, Emir berharap Garuda Indonesia

pada tahun 2015-2016 sudah masuk ke dalam kategori maskapai bintang lima.

Page 15: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Sumber: http://swa.co.id/business-strategy/strategi-branding-garuda-menuju-maskapai-bintang-5

Skytrax nobatkan Garuda Indonesia maskapai bintang lima Reporter : Idris Rusadi Putra | Jumat, 12 Desember 2014 09:08

Merdeka.com - Lembaga pemeringkat penerbangan independen Skytrax, mengumumkan Garuda

Indonesia sebagai maskapai bintang lima (5-Star Airlines). Garuda berdampingan dengan

maskapai penerbangan internasional lainnya.

Seperti Singapore Airlines, Cathay Pacific Airways, Qatar Airways, Asiana Airlines, All Nippon

Airways (ANA), dan Hainan Airlines.

Prestasi ini merupakan persembahan terakhir Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar

sebelum keputusan pengunduran dirinya disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa (RUPSLB) hari ini, Jumat (12/12).

CEO Skytrax Edward Plaisted mengatakan pencapaian tersebut merupakan wujud dari berbagai

peningkatan yang dilaksanakan perusahaan secara konsisten hingga bertransformasi dari

maskapai yang tidak diakui di radar industri penerbangan dunia menjadi salah satu maskapai

terbaik dunia yang meraih predikat bintang lima.

"Pencapaian ini juga merefleksikan kerja keras maskapai tersebut dalam beberapa tahun terakhir,

dan kami pada hari ini dengan bangga mengumumkan bahwa mereka telah memenuhi standar

sebuah maskapai bintang lima," ucap Edward dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/12).

Pemeringkatan maskapai didasarkan pada penilaian menyeluruh terhadap produk dan layanan

Garuda Indonesia, baik ground service di bandara maupun inflight service dalam penerbangan

yang dilayani oleh maskapai tersebut.

Page 16: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

"Kami menemukan banyak hal penting pada fakta bahwa mayoritas penumpang melakukan

perjalanan dalam kelas Ekonomi. Hal tersebut menunjukkan kualitas dan konsistensi dari standar

yang dihadirkan Garuda Indonesia dalam pelayanannya, dan ini berkontribusi besar terhadap

hasil penilaian Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima."

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa penghargaan tersebut

menjadi salah satu milestone penting bagi perusahaan karena merupakan bentuk pengakuan

dunia terhadap transformasi dan berbagai peningkatan yang dilakukan Garuda Indonesia,

khususnya melalui program jangka panjang Quantum Leap 2011 2015.

"Keberhasilan Garuda Indonesia meraih predikat sebagai maskapai bintang lima merupakan

wujud dari komitmen serta hasil kerja keras seluruh karyawan Garuda Indonesia dalam

memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa. Kami juga mengucapkan terima kasih

atas dukungan yang diberikan oleh pengguna jasa sehingga Garuda Indonesia meraih predikat

prestisius sebagai maskapai bintang lima," ujar Emirsyah.

Menurut Emir, penilaian maskapai bintang lima tersebut juga mempertimbangkan rencana

peningkatan layanan yang akan dilaksanakan Garuda Indonesia pada tahun 2015, antara lain

rencana pemindahan operasional Garuda Indonesia ke Terminal 3 Bandara Internasional

Soekarno-Hatta, yang merupakan hub utama maskapai tersebut.

"Perpindahan tersebut tentunya akan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman

bagi para pengguna jasa Garuda Indonesia maupun maskapai anggota SkyTeam lain melalui

layanan transfer dan bandara yang terpadu serta fasilitas premium yang terus diperbaharui."

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/skytrax-nobatkan-garuda-indonesia-maskapai-bintang-lima.html

 

Perluas pasar, Garuda Indonesia gandeng Bank Mega Reporter : Novita Intan Sari | Kamis, 4 Desember 2014 11:15

Page 17: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Merdeka.com - Garuda Indonesia dan Bank menandatangani kesepakatan atau MoU

(Memorandum of Understanding) terkait pengembangan layanan pelanggan guna memberikan

kemudahan bagi pemegang kartu kredit Bank Mega. Melalui kerja sama ini, pemegang kartu

kredit Bank Mega dan pelanggan Garuda akan diuntungkan dengan mendapat keuntungan

tambahan.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan setiap pemegang kartu kredit Bank

Mega akan mendapatkan bonus GarudaMiles hingga 25 persen untuk penukaran Mega Reward

Point ke GarudaMiles mileage. Dengan kerja sama ini pemegang kartu kredit Bank Mega juga

bisa mendapat diskon hingga 20 persen untuk pembelian tiket kelas tertentu.

"Program monday online shopping diskon 5 persen untuk seluruh rute domestik dan

internasional," ujar Kostaman saat acara 'Penandatangan kerja sama Garuda Indonesia dan Bank

Mega ' di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (4/12). Selain itu, para pengguna jasa kedua

institusi ini juga dijanjikan akan segera mendapatkan tambahan manfaat lainnya melalui

peningkatan kerjasama yang saat ini sedang dieksplorasi oleh Bank Mega dan Garuda Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan pihaknya terus meningkatkan

layanan kepada para pengguna jasa. Salah satu caranya adalah dengan menjalin kerja sama

dengan Bank Mega. Menurut Emir, Garuda Indonesia dengan bank milik Chairul Tanjung ini

mempunyai segmen pasar yang sama.

"Ini merupakan suatu langkah pertama untuk kembangkan kerja sama perusahaan lainnya.

Menambah bisnis Garuda, juga banyak anak usaha yang bisa dikerjasamakan sehingga

memberikan nilai tambah apa lagi sama-sama perusahaan Tbk (listing di bursa saham),"

tutupnya.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/perluas-pasar-garuda-indonesia-gandeng-bank-mega.html

Permudah pembelian tiket, Garuda Indonesia gandeng 7-Eleven Reporter : Novita Intan Sari | Sabtu, 29 November 2014 10:36

Page 18: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Merdeka.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperlebar sayap bisnisnya guna

menggenjot laba. Kali ini perseroan menggandeng perusahaan ritel PT Modern Sevel Indonesia.

Dalam aksi korporasinya ini, Garuda Indonesia menambah layanan 24 jam kepada konsumen

terkait penyediaan layanan pembelian tiket perjalanan Garuda Indonesia dan anak usaha Garuda

Indonesia, Citilink serta pemilihan hotel-hotel di Indonesia maupun internasional.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Garuda Indonesia Erik Meijer mengatakan, sebagai

permulaan, kerja sama ini menggandeng lima outlet 7-Eleven.

"Kami terus melakukan inovasi untuk memberi layanan kepada para konsumen selama 24 jam.

Operasional penerbangan adalah dua puluh empat jam. Jadi kami harus memenuhi keinginan

konsumen," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Sabtu (29/11).

Direktur Aerotravel S Saptono dan Presdir PT Modern Sevel Indonesia Henri Honoris

menambahkan kerja sama ini diharapkan makin memaksimalkan keuntungan bagi pelanggan

kedua belah pihak.

"Pada tahap awal, lima outlet Sevel yang melayani pembelian tiket Garuda dan Citilink.

Selanjutnya dilakukan 144 outlet Sevel," papar Satono.

Sedangkan, selama tiga hari pada tanggal 28-30 November 2014, pembelian tiket Garuda dan

Citilink melalui outlet Sevel tersebut akan diberikan diskon.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/permudah-pembelian-tiket-garuda-indonesia-gandeng-7-eleven.html

 

 

 

 

Citibank-Garuda Indonesia luncurkan kartu kredit perjalanan Reporter : Novita Intan Sari | Kamis, 6 November 2014 12:08

Page 19: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Merdeka.com - Citibank Indonesia dan Garuda Indonesia meluncurkan kartu kredit perjalanan

pertama di Indonesia. Kartu kredit Garuda Indonesia Citi diklaim memiliki sejumlah keuntungan

ketimbang kartu sejenis lainnya.

"Dimana dapat menikmati 3 kali GarudaMiles untuk setiap transaksi Garuda Indonesia, hemat 5

persen untuk transaksi di Garuda Indonesia ticketing office, ekstra bagasi 20 kilogram," ujar

Executive Vice President Marketing and Sales Garuda Indonesia Erik Meijer saat peluncuran,

Jakarta, Kamis (6/11).

Dalam kerja sama itu, Menurut Erik, Garuda Indonesia dan Citibank menargetkan penambahan

nasabah 20 persen. Target itu dinilai wajar karena kartu kredit Garuda Indonesia City sudah

beredar sejak 2006.

"Peluncuran tambahan lebih besar dari launching pertama, kelebihan banyak, ini sudah ada

dipasaran selama delapan tahun, target nambah 20 persen, dan itu wajar karena dapat benefit,"

jelas dia. "Kami akan semakin meningkatkan fasilitas pada kartu kredit Garuda Indonesia Citi

dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah dan menengah atas," lanjutnya.

Sekedar gambaran, data Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah penumpang angkutan udara

domestik selama Januari-Agustus 2014 mencapai 38,5 juta orang. Naik 6,02 persen dibanding

periode sama tahun lalu sebesar 36,3 juta orang.

Selama periode tersebut, penumpang pesawat ke luar negeri mencapai jumlah tertinggi hingga 9

juta orang. Naik 4,95 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/citibank-garuda-indonesia-luncurkan-kartu-kredit-perjalanan.html

 

 

 

Turunnya harga minyak dunia tak mampu hemat operasional maskapai Reporter : Henny Rachma Sari | Kamis, 16 Oktober 2014 18:05

Page 20: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Merdeka.com - Turunnya harga minyak dunia rupanya tak membawa dampak besar terhadap

industri penerbangan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur PT Garuda Indonesia (Persero)

Emirsyah Satar.

Emir mengungkapkan, idealnya dengan adanya penurunan harga minyak dunia juga dibarengi

oleh penghematan terhadap biaya operasional perseroan. Khususnya dari harga avtur.

"Tetapi karena depresiasi nilai tukar Rupiah di atas 20 persen, ini menjadi tidak membantu," ujar

Emir di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (16/10).

Lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) saat ini malah menurunkan

kinerja keuangan Garuda. "Jadi dengan kondisi seperti ini malah lebih negatif," tandasnya.

Seperti diketahui, hari ini, harga minyak mentah dunia turun 1,55 poin atau 1,9 persen. Harga

jual minyak dunia tercatat di USD 80,25 per barel.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/turunnya-harga-minyak-dunia-tak-mampu-hemat-operasional-

maskapai.html

Tiap bulan Garuda Indonesia telan kerugian Rp 2,2 miliar Reporter : Idris Rusadi Putra | Kamis, 2 Oktober 2014 15:06

Merdeka.com - Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto,

membeberkan penyebab kerugian perseroan yang mencapai Rp 2,2 miliar per bulan akibat

penyatuan PSC atau airport tax dalam tiket. Kerugian ini disebabkan belum terintegrasinya

sistem kebandaraan Angkasa Pura secara internasional.

Pujo menjelaskan kerugian ini dialami Garuda jika ada penumpang yang harus multi leg stop

over. Maksudnya adalah penumpang yang dari luar negeri harus banyak pindah bandara atau

Page 21: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

transit.

"Misalnya penumpang dari Tokyo ke Denpasar. Mereka misalnya transit Jakarta, Yogyakarta

lalu Denpasar. Tokyo ke Jakarta ini sudah terbayar, Jakarta-Yogyakarta masih terbayar. Tapi

Yogyakarta ke Denpasar belum terbayar. Ini kita nombok. Ini karena sistem bandara Angkasa

Pura tidak pakai sistem internasional," jelas Pudjo di Gedung Mandiri, Jakarta, Kamis (2/10).

Jika sistem bandara Angkasa Pura masih seperti ini, Pujo menyebut Garuda belum mau

menyatukan PSC dalam tiket kembali. Angkasa Pura diminta membenahi diri terlebih dahulu

dengan bergabung dan mendaftarkan seluruh bandara yang bertaraf atau standar IATA.

"Garuda mulai itu 2012 dan sifatnya sementara. Tapi itu belum diberlakukan sistem internasional

standar IATA. Sedangkan, Garuda banyak penerbangan keluar negeri dan pelosok Indonesia

seperti Labuan Bajo, Banyuwangi. Kemarin kita nombok Rp 2,2 miliar," tegasnya.

Pujo sedikit menjelaskan sistem internasional standar IATA menggunakan teknologi GDS

(Global Distribution System). Melalui teknologi ini, penjualan tiket dari luar negeri sekalipun

terintegrasi dengan bandara kecil kelolaan Angkasa Pura. Namun, ini belum dilakukan Angkasa

Pura.

"Kalau semua sama pakai sistem IATA ke detect bandaranya. Kita sudah pakai itu tapi Angkasa

Pura belum," tutupnya.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/tiap-bulan-garuda-indonesia-telan-kerugian-rp-22-miliar.html

Industri Penerbangan di Indonesia By Kleopas Danang

Page 22: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Lima tahun yang lalu, reputasi industri penerbangan Indonesia berada di posisi yang

terpuruk. Pesawat-pesawat tanah air dilarang mendarat di seluruh daratan Amerika Serikat dan

Eropa sehingga mengakibatkan reputasi penerbangan Indonesia menurun begitu drastis.

Namun setelah tahun 2012, perubahan pun terjadi begitu dramatisnya. Relokasi basis

maskapai penerbangan AirAsia untuk pasar Asia Tenggara dari Kuala Lumpur ke Jakarta

merupakan salah satu contoh yang merefleksikan perkembangan yang sangat pesat industri

penerbangan di tanah air. Bersama dengan maskapai-maskapai lain seperti Lion Air yang

berbujet rendah dan Garuda Indonesia yang full service, AirAsia siap memanfaatkan pasar yang

tumbuh dengan pesat dan menguntungkan ini. Jumlah penumpang kian meroket, mulai dari

42,68 juta di tahun 2007 hingga lebih dari 66 juta di tahun tahun 2011, dan dengan pertumbuhan

kelas menengah yang kian pesat serta harga yang makin terjangkau, kebutuhan akan layanan jasa

penerbangan ke seluruh Indonesia akan terus meningkat dengan tajam.

Namun perlu digarisbawahi bahwa reputasi baik perusahaan penerbangan, khususnya

menyangkut keamanan, telah menjadi hambatan yang belum sepenuhnya hilang dalam beberapa

tahun belakangan ini. Penurunan reputasi tersebut pernah menoreh luka yang cukup dalam bagi

industri penerbangan Indonesia bahkan dalam skala global. Industri ini pernah mengalami

keterpurukan yang disebabkan oleh beberapa kecelakaan yang membuat tingkat kepercayaan

internasional begitu menurun. Hal ini juga membuat beberapa dampak negatif tambahan, seperti

Badan Penerbangan Sipil Federal AS (US Federal Aviation Administration – FAA) dan

European Comission yang menurunkan rating airline-oversight Indonesia ke kategori 2 di tahun

2007 yang mengakibatkan dilarangnya pesawat-pesawat Indonesia terbang dan mendarat di

seluruh AS maupun Eropa.

Akan tetapi para maskapai penerbangan dan regulator tanah air tak tinggal diam dalam

menyikapi larangan badan-badan internasional tersebut. Kementerian Perhubungan khususnya

telah melakukan beberapa usaha untuk mengembalikan reputasi industri penerbangan Indonesia.

Salah satunya adalah dengan memperkenalkan sistem baru yang lebih ketat untuk menilai tingkat

keamanan atau safety rating. Sistem keamanan ini terdiri dari tiga peringkat kategori

keselamatan, yakni Peringkat Satu yang mengindikasikan tidak ada masalah yang serius,

peringkat dua yang menyorot adanya masalah-masalah yang dapat diperbaiki dan Peringkat Tiga

yang yang memaksa pemberhentian operasi sebuah maskapai penerbangan. Saat pertama kali

Page 23: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

diterapkan, tidak ada satu pun penerbangan yang dapat meraih Peringkat Satu. Namun kini,

semua maskapai penerbangan Indonesia resmi berada di Peringkat Satu setelah menjalani

peningkatan mutu layanan, armada dan keselamatan.

Kementerian Perhubungan juga mendesak semua maskapai untuk mendapatkan

sertifikasi keselamatan penerbangan internasional dari IATA Operational Safety Audit guna

menilai semua manajemen operasional dan sistem pengawasan seiring dengan adanya pembelian

pesawat dari beberapa maskapai penerbangan untuk memperoleh kembali kepercayaan publik.

Eropa pun akhirnya mencabut larangan yang diberikan kepada maskapai-maskapai Indonesia,

termasuk Garuda Indonesia, Mandala Airlines dan Indonesia AirAsia. Seorang narasumber dari

Kementerian Perhubungan pun memastikan bahwa Garuda Indonesia akan kembali melayani

penerbangan ke Amerika Serikat di akhir tahun 2014.

Para maskapai penerbangan Indonesia pun kian melebarkan jangkauan bisnis mereka. Di

tahun 2010, sebagai contoh Garuda Indonesia menunjukkan sebuah strategi re-branding yang

begitu efektif mengenai identitas perusahaan yang dirancang ulang melalui peluncuran sebuah

konsep baru bertajuk “The Garuda Experience.” Hasilnya, Garuda berhasil menyabet

penghargaan “Most Improved Airline 2011” dan “World’s Best Regional Airline 2012” dari

Skytrax, sebuah lembaga independen pembuat peringkat penerbangan maskapai komersial yang

berkedudukan di London, Inggris.

Pada akhirnya, hanya masalah waktu bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara

yang memiliki industri penerbangan terbesar di dunia. Ekonomi yang kuat didukung dengan

perkembangan segmentasi kelas menengah akan terus memberi kontribusi yang signifikan bagi

pembentukan pasar penerbangan yang kuat, dengan tingkat keselamatan yang terus membaik

serta investasi di bidang infrastruktur yang akan mendorong seluruh potensi yang ada.

Sumber: http://webershandwick.co.id/the-fall-and-rise-of-aviation-in-indonesia-idn/

Industri Penerbangan Indonesia di Jalur Menurun Pingkan Palilingan, CNN Indonesia - Jumat, 19/09/2014 17:16 WIB

Page 24: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan jumlah penumpang pesawat di Indonesia dalam dua

tahun terakhir melambat. Hal tersebut tercermin dari data jumlah penumpang pesawat rute

domestik maupun internasional yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mencatat sepanjang 2013 lalu jumlah penumpang pesawat mencapai 68,66 juta, naik 3,41

persen dibandingkan jumlah penumpang pesawat sepanjang 2012 yaitu 66,40 juta. Sementara

sampai Juli 2014 jumlah penumpang pesawat tercatat 40,66 juta penumpang, naik 5,06 persen

dibandingkan periode yang sama di 2013 sebanyak 38,70 juta.

Jika ditelusuri lebih jauh lagi, persentase pertumbuhan jumlah penumpang tersebut turun drastis

jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mampu menembus angka dua digit per tahun.

Pada 2011, jumlah penumpang pesawat mampu tumbuh 16,74 persen menjadi 62,34 juta dari

sebelumnya di 2010 sebanyak 53,4 juta penumpang. Bahkan pertumbuhan jumlah penumpang di

2010 tersebut sempat mencatat rekor sebesar 22,42 persen, jika dibandingkan dengan jumlah

penumpang tahun 2009 yang sebanyak 43,62 juta.

Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanudin

mengakui belakangan ini terjadi penurunan tren pertumbuhan penumpang pesawat untuk rute

domestik maupun internasional. Tengku menuding perekonomian Indonesia yang tidak kunjung

membaik turut berpengaruh kepada menurunnya daya beli masyarakat terhadap tiket pesawat.

Menurut Tengku, maskapai nasional sudah memiliki rencana ekspansi membuka rute baru atau

menambah jumlah pesawat. "Namun jumlah penumpangnya tidak bertambah, tidak ada

permintaan dari pasar karena perekonomian masyarakat tidak baik. Jadi banyak maskapai yang

akhirnya menahan ekspansi dan itu berpengaruh ke pertumbuhan jumlah penumpang," kata

Tengku kepada CNN Indonesia.

Djoko Murjatmodjo, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan mengatakan industri

penerbangan nasional mengalami kesulitan dalam meningkatkan jumlah penumpang sejak 2013.

"Tahun lalu hanya naik lima persen, padahal sebelumnya bisa mencapai 15 persen. Rendahnya

pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah,

dan avtur yang tinggi jadi penyebab lesunya pertumbuhan industri penerbangan," kata Djoko.

Page 25: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20140919171615-92-3806/industri-penerbangan-indonesia-di-

jalur-menurun/

Maskapai Penerbangan jadi Driver

Pada kategori negara berkembang, industri penerbangan Indonesia masuk dalam kategori

tercepat di Asia, bahkan dunia. Sejak tahun 2008 sampai 2014, pertumbuhan jumlah penumpang

pesawat terbang mencapai 16%. Seiring pertumbuhan ekonomi dan naiknya jumlah konsumen

kelas menengah, pertumbuhan jumlah penumpang pesawat terbang pada tahun 2015 bisa

mencapai 20%. Pada tahun 2014 ini diperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang mencapai

lebih dari 100 juta jiwa. Melihat tingginya angka pertumbuhan jumlah penumpang ini membuat

para pakar berkeyakinan bahwa pada tahun 2021 jumlah penumpang pesawat terbang di

Indonesia akan mencapai angka 180 juta jiwa, seperti terlihat pada data di bawah ini.

Maskapai penerbangan (khususnya low cost carrier) adalah faktor pendorong tumbuhnya industri

traveling di tanah air. Meledaknya jumlah penumpang pesawat terbang tidak lepas dari peran

maskapai penerbangan murah alias LCC. Biangnya adalah Lion Air. Ini terlihat dari penguasaan

pasar dan pertumbuhan LCC Lion Air yang tumbuh secara mengagumkan. Sampai saat ini, Lion

Air adalah market leader maskapai penerbangan di Indonesia mengalahkan Garuda Indonesia,

Air Asia, dan lainnya. Apabila kita tinjau dari data grafik yang ada, Lion Air adalah maskapai

penerbangan yang pertumbuhannya sangat mengesankan sehingga menyalip posisi Garuda

Indonesia, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Page 26: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Oleh karena itu, tak heran apabila maskapai penerbangan Lion Air menjadi pelopor untuk

“menerbangkan” masyarakat Indonesia kemanapun dan kapanpun. Hampir semua rute

penerbangan dalam negeri dan beberapa tempat di luar negeri dilayani oleh maskapai

penerbangan ini. Hal ini sangat relevan dengan tagline maskapai penerbangan milik Rusdi

Kirana itu yakni “We Make People Fly”. Melihat data grafik pertumbuhan Lion Air dan

banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan Lion Air, maka tak berlebihan jika Lion

Air lah yang memungkinkan masyarakat Indonesia untuk bisa menjangkau kebutuhan

penerbangan.

Dengan melihat angka pertumbuhan jumlah penumpang pesawat terbang Indonesia saat ini dan

ke depan, tak berlebihan apabila semua pemain industri maskapai penerbangan berlomba-lomba

menambah armada pesawat dan memperluas rute penerbangan di pasar domestik dan

internasional. Hal ini tampak pada bos Lion Group Rusdi Kirana yang baru-baru ini memborong

pesawat Airbus dan Boeing untuk menambah jumlah armada. Rusdi Kirana memborong Airbus

sejumlah 234 pesawat senilai US$ 24 miliar dan 230 pesawat Boeing senilai US$ 21,7 miliar.

Fantastis. Dengan demikian, semakin banyak pesawat yang dibeli, maka semakin mudah

memperluas rute penerbangan domestik dan internasional.

Untuk kebutuhan traveling, pesawat menjadi solusi bagi kebutuhan kelas menengah. Mereka

enggan naik jenis transportasi lain yang kurang efektif dan efisien. Adanya pesawat terbang

murah, mereka bisa menjangkau ke berbagai rute yang diinginkan dengan harga terjangkau.

Page 27: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Umpamanya, untuk liburan ke Yogyakarta, Surabaya, Singapura, dll., kelas menengah cenderung

menggunakan pesawat terbang daripada naik bus atau kapal laut.

Sumber: http://inventure.co.id/c3000/era-kebangkitan-industri-traveling/

Profit Potensial Industri Travel di Indonesia Terdapat prospek profit yang potensial di industri travel Indonesia, yaitu berasal dari

sektor penjualan travel online. Berdasarkan data dari Euromonitor, diperkirakan penjualan

online travel akan meningkat cukup tinggi, dikarenakan area ini masih dalam tahap growing.

Walaupun masih banyak security dan fraud issues terhadap online transcation, namun saat ini

juga telah banyak pengembangan courier system yang dilengkapi dengan online tracking dan

waktu delivery yang reliable. Selain itu, juga sudah ada payment systems yang lebih baik,

dimana tidak hanya sekedar melakukan pembayaran melalui kartu kredit, namun juga dapat

melalui bank transfer dan cash on delivery. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan

konsumen terhadap transaksi online.

Dengan semakin banyaknya konsumen yang melakukan transaksi online, maka penjualan

online travel juga akan semakin meningkat. Berdasarkan data dari Euromonitor mengenai

penjualan online travel di Indonesia pada tahun 2008 hingga 2013 serta prediksi penjualan

online travel di Indonesia untuk tahun 2014 hingga 2018, terlihat bahwa terdapat tren yang

meningkat. Hal ini menandakan bahwa untuk saat ini dan ke depannya, online travel akan

menjadi sektor yang profitable dan potensial bagi para pelaku industri travel di Indonesia.

Sumber: Euromonitor International from official statistics, trade associations, trade press, company research,

trade interviews, trade sources

Page 28: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Sumber: Euromonitor International from official statistics, trade associations, trade press, company research,

trade interviews, trade sources

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa tiket pesawat terbang akan masih tetap menjadi

driver utama di penjualan online travel, lalu kemudian akomodasi ada di posisi kedua.

Kompetisi yang ketat di antara low cost carrier juga akan menimbulkan price wars, terutama

melalui periodic promotions. Karena kemudahan melakukan pembelian online serta

peningkatan familiarity konsumen Indonesia terhadap pembelian tiket pesawat secara online,

maka penjualan tiket low cost carrier secara online akan terus menjadi driver utama di industri

travel.

Industri Penerbangan yang Kian Kompetitif Senin, 08 April 2013 | 11:15

Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia.

Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah harus tegas

dan konsisten menegakkan aturan agar menciptakan kenyamanan dan persaingan sehat.

Konsumen diharapkan lebih untuk memilih penerbangan yang memberikan prioritas pada

keamanan dan pelayanan.

Page 29: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Sejak tahun 2000, peraturan pemerintah mengenai penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan.

Hal ini memunculkan banyak maskapai penerbangan baru di Indonesia. Tahun ini saja,

Kementerian Perhubungan mengeluarkan izin bagi empat maskapai, yakni Batik Air, Nam Air,

Jatayu, dan Kartika Airlines.

Menurut Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan keempat maskapai itu

beroperasi di kelas yang berbeda. Batik Air yang merupakan anak perusahaan Lion Air dan Nam

Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air akan bertarung di kelas full service bersama

dengan Garuda Indonesia. Sedangkan, Kartika dan Jatayu adalah maskapai lama yang akan

beroperasi kembali.

Hal itu tak terlepas dari Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan sekitar 17.000

pulau yang tersebar sepanjang khatulistiwa. Tak heran, transportasi udara menjadi andalan di

negeri ini.

Tak pelak kompetisi antarmaskapai pun berlangsung sengit. Banyak pihak menilai persaingan

untuk merebut penumpang di Tanah Air saat ini sudah cukup baik. Operator pun mengaku tidak

gentar menghadapi aksi ekspansi yang dilakukan maskapai lainnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tambang emas bagi maskapai di negara

dengan populasi terpadat nomor empat di dunia ini. Bisnis penerbangan pun terus melaju seiring

pertumbuhan ekonomi nasional yang masih bertahan di atas 6 persen. Kementerian

Perhubungan mencatat ada 420 rute yang belum diterbangi maskapai nasional. Dari 670 rute

yang tersedia, baru 250 rute yang diterbangi.

Kompetitif

Kementerian Perhubungan menegaskan setiap tahun selalu memonitor perkembangan bisnis

penerbangan. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menuturkan dunia penerbangan

sangat kompetitif. Bisnis ini padat modal, padat teknologi, dan padat karya. Sumber daya

manusia yang dibutuhkan bisnis ini juga harus mempunyai keterampilan khusus, sehingga harus

dibayar mahal.

Page 30: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

”Kondisi ini menjadi tantangan bagi manajemen perusahaan untuk memenangi pasar. Apalagi

sejak deregulasi penerbangan tahun 2000, tantangan semakin berat karena perusahaan kian

banyak,” kata Bambang beberapa waktu lalu di Jakarta.

Melihat tantangan yang sangat besar ini, Kementerian Perhubungan harus memastikan banyak

hal sebelum memberikan izin operasi kepada perusahaan penerbangan baru. ”Kami harus mampu

memastikan faktor keamanan, rencana bisnis, rasio awak, jumlah pesawat, dan sebagainya,”

jelasnya.

Dalam praktiknya, tantangan ini cukup berat. Banyak perusahaan yang berguguran karena tidak

mempunyai manajemen yang kuat. Salah satu contoh ialah PT Metro Batavia (Batavia Air) yang

dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat (PN Jakpus), setelah mengabulkan

permohonan pailit yang diajukan International Lease Finance Corporation (IFLC). Dengan

adanya putusan pailit dari pengadilan, seluruh aktivitas operasional maskapai penerbangan

Batavia Air berhenti beroperasi sejak 31 Januari 2013. Adapun data utang Batavia Air mencapai

Rp 1,25 triliun, antara lain Rp 95 miliar utang pada penumpang dan agen pemegang tiket, Rp

230 miliar utang bank, Rp 60 miliar utang pajak, Rp 140 miliar utang karyawan, dan Rp 500

miliar utang sewa pesawat.

Mantan Direktur Komersial Batavia Sukimo Sukarna mengakui masalah kompetisi merupakan

faktor penyebab pailit. “Armada kami sudah tua, jadi kami tidak bisa sepenuhnya menjual tiket

pada batas harga atas yang ditetapkan pemerintah, sementara maskapai lain memiliki pesawat

baru dan menetapkan harga yang lebih tinggi,” katanya.

Analis penerbangan Singapura di divisi Standard & Poor’s Capital IQ Shukor Yusof menilai

nantinya operator kecil akan semakin sulit mengikuti persaingan. “Kompetisi semakin intens dan

yang lemah akan tersingkirkan,” ujarnya.

Page 31: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Meski demikian, menurut penelitian kantor konsultan McKinsey & Co, potensi di Indonesia

sangat jelas. Pada 2030, sebanyak 90 juta orang lagi akan memasuki kelas konsumen lebih tinggi

dari negara lain.

Sementara itu, Analis Kepala Centre for Asia Pacific Aviation, Brendan Sobie mengatakan

meski satu operator kecil bangkrut, tidak berarti tidak akan ada pertumbuhan. “Pasar di

Indonesia sangat terbagi dan sangat kompetitif, sehingga jika jumlah maskapai berkurang satu

lagi, sebetulnya itu lebih sehat untuk industri ini,” ujarnya.

Data Kementerian Perhubungan menunjukkan ada 22 maskapai penerbangan komersial yang

aktif saat ini, tidak termasuk kargo dan pesawat carter. Maskapai yang dinilai paling cepat

tumbuh dan juga paling kompetitif di dunia adalah Lion Air, AirAsia Bhd dari Malaysia, Garuda

Indonesia dan Mandala Airlines (sebagian dimiliki Tiger Airways Ltd dari Singapura).

Pertumbuhan penumpang pesawat tahun ini dan tahun depan diprediksi berada di kisaran 15

persen sampai 18 persen. Tahun 2012, Kementerian Perhubungan memperkirakan total

penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional berjadwal sebanyak 72.472.054. Dari

jumlah tersebut, 63.625.129 merupakan penumpang domestik dan 8.846.925 penumpang

internasional.

Lion Air tercatat mengangkut jumlah penumpang paling tinggi, yakni 23,93 juta. Disusul Garuda

Indonesia 14,07 juta penumpang, Sriwijaya Air 8,1 juta penumpang, Batavia Air 6,01 juta

penumpang, dan Merpati Nusantara Airlines 2,11 juta penumpang.

Terus Tumbuh

Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers

Association/INACA) Tengku Burhanuddin meyakini industri penerbangan nasional akan terus

tumbuh dan sama sekali tidak terpengaruh krisis finansial yang terjadi di Eropa.

Pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 6 persen per tahun, sambungnya, bakal mendorong

daya beli masyarakat. Industri penerbangan akan tumbuh 2-2,5 kali dari pertumbuhan ekonomi.

Page 32: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

“Kami tak punya data pasti, tapi rata-rata penerbangan di kawasan Asia Pasifik juga tumbuh

sebesar itu. Indonesia tumbuh paling tinggi karena wilayahnya berupa kepulauan dan luas,”

jelasnya.

Pertumbuhan pasar angkutan udara di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, juga disadari Airbus.

Menurut Chief Operating Officer Customer Airbus John Leahy, pertumbuhan pasar jasa

angkutan penumpang udara di Asia Pasifik lebih tinggi dibanding rata-rata dunia. Hal itu

ditopang pertumbuhan bisnis low cost carrier (LCC) yang tumbuh 7 persen per tahun. “Jika

pertumbuhan pasar penerbangan di dunia mencapai dua kali lipat setiap 15 tahun, di Asia Pasifik,

pertumbuhan sebesar itu terjadi setiap 10 tahun,” jelasnya.

Saat ini, Leahy mengakui, Airbus mencatat order backlog (kekurangan pemenuhan permintaan)

mencapai 4.998 pesawat. Jumlah backlog terbesar tercatat untuk kawasan Asia Pasifik, yakni

mencapai 1.849 unit, atau 35 persen dari keseluruhan backlog. Bagi Airbus, Asia Pasifik

merupakan pasar utama. Sebab, kawasan ini mewakili 31 persen dari seluruh pesanan yang

diterima Airbus.

Menyangkut Indonesia, Leahy menilainya sebagai salah satu kunci pertumbuhan pasar angkutan

udara. Pasalnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih 240 juta orang atau terbesar keempat

di dunia dengan wilayah geografis berupa kepulauan.

“Dengan populasi sebanyak itu, baru 10 persen penduduk Indonesia yang bepergian dengan

pesawat komersial. Tentu ini peluang pasar yang sangat besar,” jelasnya.

Pengamat penerbangan Dudy Sudibyo menilai, kompetisi maskapai sekarang ini makin ramai

seiring kelas menengah Indonesia yang tumbuh sekitar 16 persen. Persaingan pun kini

diramaikan tak hanya dari sisi harga, namun juga kualitas.

“Tidak terlalu jor-joran seperti dulu. Awal tahun 2000-an banyak maskapai banting harga. Tapi,

sejak 2010 sudah berubah menjadi lebih dewasa, di mana penumpang juga memilih kualitas,

selain harga yang murah," ucapnya.

Page 33: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Menyangkut persaingan bisnis, khususnya antara Lion Air dan AirAsia, Dudy menyatakan hal

itu akan menjadi fenomena. Rusdi Kirana selaku pemilik Lion Air dan Tony Fernandes pemilik

AirAsia dinilainya memiliki otak bisnis yang bagus.

Seperti diketahui, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) memesan 234 pesawat Airbus jenis A320,

yang terdiri dari 109 tipe A320neo, 65 tipe A321neo, dan 60 tipe A320ceo. Transaksi ini

membuat Lion Air menjadi pelanggan baru terbesar Airbus dengan rekor pembelian 18,4 miliar

euro (USD 23,8 miliar) atau sekitar Rp 231,3 triliun.

Bahkan, pemesanan tersebut diresmikan dalam upacara khusus, Senin (18/3) di Istana Elysée

Paris dengan penandatanganan dokumen yang disaksikan Presiden Prancis Francois Hollande.

Aksi korporat yang dilakukan Lion Air tersebut, bagi Airbus merupakan kontrak tunggal terbesar

yang pernah diperoleh.

Sebelumnya, Lion Air membuat gebrakan melalui kontrak pemesanan 230 pesawat Boeing tipe

B737 MAX dan B737-900ER senilai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 210 triliun. Penandatanganan

itu juga disaksikan langsung Presiden AS Barack Obama, di Bali, November 2011.

Dengan kontrak tersebut, sejak berdiri pada tahun 2000 hingga sekarang, Lion telah memesan

727 unit pesawat. Saat ini, sekitar 100 pesawat yang dioperasikan. Maskapai itu menargetkan

memesan hingga 1.000 unit pesawat tahun 2027 Pesawat itu sendiri nantinya juga akan

dioperasikan untuk dua maskapai baru di Asia Pasifik.

Pekan lalu, pihaknya bekerja sama dengan National Aerospace & Defence Industries (Nadi) Sdn

Bhd (Malaysia) meluncurkan maskapai Malindo Airways yang berbasis di Malaysia. Tak hanya

itu, jika saat ini Lion fokus pada layanan penerbangan berbiaya murah, ke depan Lion mulai

merambah jasa penerbangan full service melalui Batik Air.

Atas ekspansi itu, Dudy Sudibyo menilai langkah Lion sudah pasti ingin menjadi pemain utama

di Indonesia juga Asia. Sementara itu, menjawab tantangan maskapai penerbangan AirAsia yang

Page 34: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

menantang Lion Air bersaing dalam bisnis maskapai berbiaya murah, Lion mengaku siap

bersaing. Lion Air sendiri menganggap tanpa ditantang, hal ini cepat atau lambat akan terjadi.

“Kami melihatnya bukan dalam konteks siapa melawan siapa, atau siapa menantang siapa, tetapi

di mana pun pasti ada kompetisi kalau ada pasar dan peluang. Bukan lihat siapa dan siapa, tetapi

kami siap dan sudah memperhitungkan semuanya,” ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.

Menurutnya, bisnis maskapai penerbangan berbiaya murah, masih ada pasar dan peluangnya,

sehingga kompetisi menjadi hal yang tidak terelakkan. “Jadi kami tidak melihat siapa pindah ke

mana, kami selalu fokus dengan strategi kami,” tambahnya. Sedangkan, dari sisi AirAsia

Indonesia, Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Dharmadi mengungkapkan pihaknya tengah

fokus berekspansi dan berinovasi.

“Sebagaimana yang bisa kita lihat bersama, industri penerbangan di Indonesia tengah bergairah.

Ini tentu merupakan hal yang positif, karena masyarakat Indonesia kini memiliki lebih banyak

pilihan penerbangan dengan harga yang terjangkau. Ketatnya persaingan mendorong kami,

pelaku bisnis, untuk tetap kompetitif, serta menghadirkan inovasi baru dan layanan yang prima,"

tuturnya.

Sedangkan kompetisi bagi maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk, dianggap oleh

Direktur Utama Emirsyah Satar merupakan tantangan tersendiri. Pihaknya akan terus mencari

inovasi agar bisa meraih hati penumpang. “Kompetisi merupakan hal yang bagus dan kami suka

berkompetisi. Kompetisi membuat inovasi maskapai berkembang. Tentu saja penumpang

mendapat manfaat yang jauh lebih besar hingga pada akhirnya mereka bisa memilih maskapai

yang akan diinginkan,” ungkapnya.

Menurut Emir, pasar penerbangan Indonesia saat ini sedang berkembang. Kompetisi di industri

tersebut juga tergolong sehat. Namun, bagi Garuda Indonesia, persaingan bukan hanya di

domestik, tapi juga regional dan internasional. Untuk itu, Garuda terus mendatangkan pesawat

hingga 2015 sesuai dengan ekspansi operasional perusahaan lewat Program Quantum Leap

2011-2015.

Page 35: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Program tersebut, antara lain, mencakup penambahan rute dan frekuensi penerbangan. Seiring

penambahan pesawat baru, serta melalui program efisiensi perusahaan dan peningkatan utilisasi

aset. Hingga 2015 Garuda Indonesia merencanakan akan menambah armada menjadi 154

pesawat yang terdiri dari B737-800NG untuk domestik dan regional, A330-300/200 untuk jarak

menengah dan sedang, dan B777-300ER untuk jarak jauh dengan rata-rata usia pesawat lima

tahun. Dengan demikian, persaingan antarmaskapai penerbangan di masa mendatang akan

semakin kompetitif.

Sumber: http://www.beritasatu.com/fokus/106479-industri-penerbangan-yang-kian-kompetitif.html

Mengapa Garuda Indonesia Selalu Merugi?

Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengungkapkan kerugian itu dipicu

oleh beberapa hal, di antaranya situasi ekonomi dunia yang belum pulih, kenaikan harga bahan

bakar minyak dan depresiasi nilai tukar rupiah hingga 20 persen, yang mempengaruhi biaya

operasional. Sejauh ini, sekitar 75 persen biaya operasional perusahaan dalam dollar AS.

Di sisi lain, pendapatan operasional sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 1,73 miliar

dollar AS atau setara Rp 19,89 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen dari

periode yang sama tahun lalu.

Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Garuda Indonesia, Pujobroto menambahkan, kenaikan

harga bahan bakar sangat mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Dengan layanan 600

penerbangan per hari, kebutuhan bahan bakar mencapai 1,8 miliar dollar AS per tahun.

Komposisi biaya tersebut mencapai 35-40 persen dari total biaya operasional.

Saat ini Garuda mengoperasikan 140 unit pesawat. Menurut rencana, tahun ini akan didatangkan

27 pesawat baru, yang terdiri dari 2 unit pesawat Boeing 777-300 Aircraft, 4 pesawat Airbus

A330, 12 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dan 6 pesawat

ATR 72-600.

Infrastruktur yang buruk

Page 36: Garuda - Berita & Artikel Tambahan

Emirsyah Satar juga menyampaikan bahwa buruknya infrastruktur bandara di Indonesia

menyebabkan perusahaan penerbangan pelat merah tersebut menderita kerugian hingga ratusan

miliar rupiah per tahun.

"Akibat antrean dan putar-putar (di udara sebelum mendarat) rata-rata 11 menit merugikan

Garuda Rp 344 miliar per tahun," katanya di Jakarta,

Emir menjelaskan penyebab antrean adalah pendeknya runway (landasan pacu) ditambah dengan

padatnya jumlah penerbangan di bandar udara. Akibatnya, pesawat terpaksa kehilangan avtur

secara sia-sia selama proses mengantre tersebut.

"Kerugiannya equivalent senilai Rp 344 miliar dari penambahan avtur yang kita beli," terangnya.

Terkait persoalan infrastruktur tersebut, Emir mengatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan

pemerintah untuk mencari solusi dari permasalahan ini.

"Kami sudah bertemu Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Mereka memahami dan

berencana memberikan solusi yang baik," pungkasnya.

Maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk sepanjang semester I-2014 membukukan kerugian

sebesar 211,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,43 triliun.