garlic sebagai antihiperlipidemia

Upload: vivi-fithriyah

Post on 13-Jul-2015

418 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

5/6/12

GARLIC SEBAGAI ANTIHIPERLIPIDEMIA

Oleh :Dwi OktariniClick to edit Master subtitle style

PENDAHULUAN

Tanaman bawang putih termasuk tanaman yang sangat menguntungkan di dalam pengolahan, baik dijadikan sebagai bumbu masakan maupun obatobatan. Kebanyakan bawang putih mempunyai khasiat yang vital bagi kesehatan dan merupakan tanaman yang dapat menunjang kehidupan manusia. Bawang putih dipercaya sebagai obat paling berkhasiat dan aman. Para ahli mengemukakan bahwa bawang putih merupakan tanaman tertua yang ditemukan dalam sejarah. Bawang putih telah dipakai selama bertahun-tahun untuk menyembuhkan disentri, TBC, dan flu. Sekarang, bawang putih banyak dipakai untuk hiperlipidemia dan hipertensi. Para ahli telah membuktikan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah pada penderita yang mengkonsumsinya secara teratur. Senyawa aktif dalam bawang putih, yaitu asam amino yang disebut alliin, akan diubah menjadi allicin dan metabolit aktif lainnya.

5/6/12

Bawang putih dipercaya menurunkan kadar lemak darah sehingga mengurangi resiko penyakit jantung, menurunkan hypertensi, meningkatkan daya tahan tubuh, menormalkan sirkulasi & kolesterol darah, menormalkan penglihatan rabun dekat, memperbaiki system pencernaan, mengurangi gejala reumatik, mengatasi kesemutan, de-toxifikasi racun & efektif sebagai anti-biotik, anti-bakteri, anti-jamur & keputihan. Manfaat bawang putih bagi orang awam:Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih memegang peranan sebagai tanaman apotek hidup yang sanggup berkiprah. Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat masakan menjadi beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar

5/6/12

Monografi Bawang Putih (Allium sativum L.)

5/6/12

5/6/12

a.

Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi bawang putih (Allium sativum L.) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis b. c. : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Liliales : Liliaceae : Allium : Allium sativum L. Nama Umum : Bawang Putih Nama Daerah (Lampung) pole

Sumatera :Bawang putih (Melayu), lasun (Aceh), dasun (Minangkabau), lasuna (Batak), bacong landak Jawa (Madura) : Bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa), babang

5/6/12

d. Deskripsi Habitus : Tumbuhan berumpun

Daun : Berwarna hijau, tunggal berupa roset berbetuk lanset, tepi rata, ujung runcing, beralur, lunak, panjang sampai 60 cm dengan lebar 1,5 cm, mengandung persediaan makanan yang dilapisi kulit daun sebagai pemasok umbi Bunga : Berwrna putih, majemuk, berbentuk payung, bertangkai panjang Akar : Bersiung dilapisi kulit tipis berwarna putih e. Kandungan Kimia Umbi lapisan bawang putih mengandung minyak atsiri,protein, lemak, kalsium, zat besi,vitamin C, vitamin A, B1 dan enzim alinase serta flavonoid. f. Khasiat

Kandungan Kimia Bawang Putih (Allium sativum L.)a. Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk. b. Enzim Alinase Alliin atau alin adalah senyawa sulfoksida dimana di alam banyak terdapat pada bawang putih. Alliin merupakan turunan dari sistein asam amino. Ketika bawang putih mentah dirajang atau dipotong kecil-kecil, enzim alinase akan mengubah alin menjadi alisitin yang menyebabkan bawang putih memiliki aroma dan rasa yang spesifik.

5/6/12

Bawang Putih secara empiris sebagai pengobatanPengetahuan tentang manfaat Allium sativum L. dalam pengobatan sudah ada sejak tahun 1550 sebelum masehi, dimana orang-orang Mesir menggunakan bawang putih untuk mengobati berbagai penyakit. Bawang putih (Allium sativum) telah digunakan sejak lama oleh masyarakat di berbagai peradaban sebagai bumbu masakan dan juga obat. Obat yang sedap disantap ini memiliki kandungan allicin (suatu antibiotik kuat), namun karena ketersediaan hayati yang rendah maka allicin tidak digunakan secara umum untuk pemakaian oral. Bawang putih dipercaya dapat menurunkan penumpukan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga mampu menurunkan risiko pengerasan pembuluh darah.

5/6/12

Cara Pemakaian secara empiris bawang putih sebagai pengobatan antihiperlipidemia Pertama :1. 2.

5/6/12

Bahan : 3 siung bawang putih. Cara membuat : bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan air secukupnya, Ialu disaring. Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari. Kedua :

3.

1. 2. 3.

Bahan : 2 siung bawang putih. Cara membuat : bawang putih dipanggang dengan api. Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

5/6/12

K nd ng G U bi lapis B a P a u an izi m aw ng utih p 100 g B n y g D t D a n er aha an apa im kaN U o. raian Kandungan gizi pe 10 g r 0

1

P rotein

4,50 g

2

K arboh idrat

23,1 0g

3

Lem ak

0,20 g

4

K alsiu m

42,0 g 0

5

F osfor

134,00 g

6

B esi

0,00 g 1

7

K alori

95,0 K al

8

V m A ita in

0S l

9

V m B ita in

0,00 022 g

10

V m C ita in

0,01 g 5

11

A ir

71,0 g 0

(S ber: K m um o posisi B aha

n M kanan, V m G i, D ke R a ita in, iz ep s I)

5/6/12

Kerangka Berpikir

Hiperlipidemia didefinisikan sebagai peningkatan setiap atau semua lipid dalam plasma, yang meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, peningkatan nilai VLDL (very low density lipoprotein), LDL (low densitylipoprotein), kilomikron, dan penurunan nilai HDL (high density lipoprotein).Kolesterol dan trigliserid,maupun LDL dapat teroksidasi, menyebabkan pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel-sel endotel. Kerusakanini akan mencetuskan reaksi inflamasi yang diduga akan berpengaruh terhadap perubahan kadar albumin plasma. Minyak atsiri dari bawang putih merupakan salah satu bahan herbal potensial yang sering digunakan belakangan ini. Kandungan kandungan di dalam minyak atsiri bawang putih, termasuk diantaranya diallyl disulphide (DADS), diduga mempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas. DADS dikenal sebagai anti kanker, anti trombotik, antiradang, penurun tekanan darah, dan dapat menurunkan kolesterol darah.

PERKEMBANGAN PENGUJIAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)A. 1)

5/6/12

Penelitian ilmiah mengenai perkembangan garlic di bidang kesehatan Pada tahun 1892, seorang ilmuwan Jerman bernama P. W. Semmler menemukan zat aktif utama penyebab bau pada bawang putih, yaitu dialil disulfida, setelah melakukan penyulingan beberapa kali terhadap preparat parutan bawang putih. Duapuluh tahun kemudian, ilmuwan Jerman lainnya, C. Rundquist, menemukan senyawa aliin, yang didapatkan dari hasil perendaman umbi lapis bawang putih kering dalam etil alkohol dan eter. Ia menemukan bahwa aliin melepaskan sifat bau bawang putih bila tercampur dengan suatu reaktor gula yang disebut larutan Fehling. Dr Motonori Fujiwara dari Universitas Kyoto dan Dr Taizo Matsukawa seorang ahli sintesa vitamin B1, melanjutkan percobaan yang dilakukan oleh Dr Stoll untuk membuat senyawa altiamin dan akhirnya berhasil mengekstraksi kristal-kristal alitiamin dari bawang putih

2)

3)

5/6/12

B)

Uji Praklinik Garlic

Prof Dr Elin Yulinah Sukandar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), menguji perpaduan kunyit dan bawang putih sebagai herbal penurun kadar lemak dan gula dalam darah. Guru besar Sekolah Farmasi itu meneliti selama 5 tahun dari 2004 - 2009. Hewan coba : mencit dan tikus. Perlakuan :)

tikus diinduksi dengan pakan yang mengandung kolestrol 1% Dengan kuning telur itik 5% Dengan lemak kambing 10% Dan dengan miyak kelapa 1% Tikus juga diberi minuman yang mengandung propiltiourasil 0,01%

) ) ) ) )

Disuntikan aloksan dua kali dengan selang waktu 4 minggu, dengan Dosis tiap suntikan masing-masing 75 mg/kg bobot tikus dan 37,5 mg/kg bobot tikus. Aloksan adalah senyawa yang dapat merusak sel beta pankreas sehingga meningkatkan kadar gula darah. Akibat perlakuan itu, tikus mengalami peningkatan kadar kolesterol total, glukosa, trigliserida, dan LDL (low density lipoprotein, kolesterol jahat) secara signifikan. Namun, kadar HDL (high density lipoprotein, kolesterol baik) tidak

5/6/12

Tikus tikus tersebut kemudian diberi :

200 mg ekstrak bawang putih 200 mg kunyit

400 mg kombinasi kedua bahan uji dengan dosis masing-masing 200 mg - semua per kg bobot tubuh tikus - setiap hari. Hasil : ketiga ekstrak itu menunjukkan aktivitas sebagai antihiperkolesterolemia dan antidiabetes sekaligus. Selain itu ekstrak itu juga menurunkan LDL tanpa mempengaruhi HDL.

Kombinasi kunyit dan bawang putih dengan dosis masing-masing 100 mg, lebih lama menurunkan kadar kolesterol, tetapi mampu menurunkan kadar glukosa darah.

Kesimpulan : Kunyit mengandung kurkuminoid yang berperan meningkatkan ekspresi HDL, meningkatkan lipoprotein lipase (enzim yang menghidrolisis atau memecah lemak dalam lipoprotein), dan menghambat absorbsi lemak di saluran cerna.

bawang putih mengandung aliin, alisin, dan metil sistein. Senyawa-senyawa itu berkhasiat menurunkan glukosa darah melalui penghambatan glikasi. Glikasi merupakan proses pengikatan glukosa ke molekul protein atau lemak tanpa kendali enzim sehingga

C) Uji toksisitas

Selain uji khasiat, Elin juga melakukan uji toksisitas akut, toksisitas subkronik, teratogenik (efek pada janin), serta efek pada fungsi-fungsi organ tubuh. Peraih juara kedua Kalbe Science Award itu menentukan LD50 atau dosis tunggal yang menyebabkan kematian separuh (50%) hewan uji.

5/6/12

D) Uji Klinis Garlic Elin juga melanjutkan penelitiannya hingga uji klinis. Ia memberikan kapsul berisi ekstrak kunyit dan bawang putih pada pasien diabetes dan atau hiperlipidemia. Uji klinis selama 2 tahun pada 100 pasien di Rumahsakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat.

E) Uji Farmakologi 1.

5/6/12

Anti Hiperlipidemia

Pemberian ekstrak air bawang putih 50 mg/100 mL secara per oral pada marmut jantan selama tujuh hari .

Setelah itu terjadi peningkatan kadar enzim lipase secara signifikan sebesar 9,165%. Peningkatan kadar enzim lipase tersebut menunjukan aktifitas antihiperlipidemia.

Enzim lipase adalah enzim yang mengkatabolisme trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak, kemudian asam lemak akan dioksidasi menjadi energi, air dan karbondioksida (Parmana, 2010).

Penelitian kemampuan bawang putih dalam menghambat sintesis kolesterol:

Dilakukan secara in vitro pada sel hepatoma tikus jantan galur Sparague-Dawley.

Kandungan kimia pada bawang putih yakni S-alil sistein (SAC) dengan dosis 0,61mmol/L, S-etil sistein (SEC) dengan dosis 0,58 mmol/L dan S-propil sistein (SPC) dengan dosis 0,72 mmol/L Enzim enzim tersebut mampu menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat aktivitas enzim 3-hidroxy-3-methylglutaryl coenzim A (HMG-CoA) reductase pada hati tikus.

2. Anti Trombosis

5/6/12

Perlakuan :

Pemberian bawang putih dengan dosis oral 200 mg/kg bb selama empat minggu pada tikus jantan galur Sprague-Dawley hiperlipidemia. Hasil :

Dengan dosis tersebut menunjukkan aktivitas antitrombosis.

Ditandai dengan perpanjangan prothrombin time (PT) dan activated partial prothrombin time (APTT) serta penurunan jumlah platelet secara signifikan. 3. Anti Platelet Perlakuan : Ekstrak air bawang putih yang diberikan secara per oral pada mencit jantan galur Swiss dengan dosis 100 mg/kg bb setiap hari selama 28 hari

Hasil :

meningkatkan waktu pendarahan dan menghambat agregasi platelet secara signifikan.

Perlakuan : Pemberian aged garlic exktract (AGE) dengan dosis 4800 mg sampai 7200mg per hari selama 44 minggu pada orang sehat.

Hasil :

Menurunkan adesi platelet pada kolagen.

BENTUK SEDIAAN & PRODUK GARLIC YANG BEREDARBawang putih yang tersedia di pasaran internasional tersedia dalam empat macam bentuk yaitu :1. 2. 3. 4.

5/6/12

minyak esensial bawang putih maserat minyak bawang putih serbuk bawang putih (yang dikenal sebagai Garlicin) dan aged garlic extract (AGE).

Produk garlic yang beredar1.

Garlic telah ditemui di Indonesia dalam bentuk produk jamu, contohnnya adalah Allium kapsul dengan no registrasi POM TR.043 332 261

2.

Garlic juga tersedia sebagai suplemen herbal dalam bentuk kapsul dan tablet yang telah banyak beredar dipasaran dengan berbagai merk seperti: Nutrilite Garlic with Licorice berbentuk tablet yang mudah dikonsumsi. Kandungan licorice-nya mampu mengurangi bau menyengat Garlic diakui sebagai bahan fitofarmaka dalam mencegah dan mengobati infeksi bakteri secara in vitro, terlihat dari zona bening yang dihasilkan bahwa ekstrak bawang putih efektif digunakan sebagai bahan antibakteri

5/6/12

3.

Keuntungan sediaan fitofarmaka garlic sebagai pengobatan :..

Pertama, menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. merupakan bahan ramah lingkungan, mudah hancur, dan tidak menimbulkan residu pada ikan dan manusia. bahan fitofarmaka mudah diperoleh tersedia cukup banyak.

. Kedua,

. Ketiga,

. Keempat,

5/6/12

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan oleh para peneliti pendahulu bahwa bawang putih mampu mengobati berbagai macam penyakit seperti diabetes, kolesterol, influenza, hipertensi dan juga sebagai obat luar seperti untuk mengobati kutu air, gigitan serangga, jerawat dan infeksi jamur. Hal ini didukung oleh hasil penelitian tentang daya antihiperlipidemia ekstrak bawang putih secara in vitro, dan diuji secara praklinis juga uji klinis tahap 2 oleh Prof.Dr.Elin Yulinah (ITB) yang terbukti berkhasiat sebagai antihiperlipidemia. Karena telah terbukti khasiat dan keamanannya, terdapat beberapa produk yang telah beredar di masyarakat, antara lain berupa jamu, suplemen herbal, bahkan fitofarmaka bawang putih.

5/6/12

DAFTAR PUSTAKA1.

Watanabe, Tadashi, D.Sc.,Penyembuhan dengan Terapi Bawang Putih, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999) Ditjen POM,Acuan Sediaan Herbal, (Jakarta:DepkesRI, 2000, Edisi Pertama) Suprapto Maat, DR, Drs., Apt., MS.,Obat Tradisional untuk Pengobatan Kanker, Makalah Seminar Penanggulangan Kanker Masa Kini, (Dipresentasikan di Grand Ballroom, Sheraton Hotel, Surabaya, 3 Nopember 2001) Saiful Bahri, Aznan Lelo, dkk, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, USU,Medan

2.

3.

4.

Thanks 4 ur attention

5/6/12