ganoderma boninense pat
DESCRIPTION
ganoderma yang menyerang tanaman sawitTRANSCRIPT
Informasi
Organisme Pengganggu Tanaman
Agus Susanto
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
Pat.Ganoderma boninense
TAKSONOMI
Dunia : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Agarimycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Pat.Ganoderma boninense
DISTRIBUSI DAN ARTI PENTING
Penyakit busuk pangkal batang (BPB)kelapa sawit pertama kali ditemukan padatahun 1915 di Zaire (Kongo) dan penyakitini dianggap tidak menimbulkan kerugianyang berarti (Turner, 1981). Kemudianpada tahun 1920 juga dilaporkan di AfrikaBarat. Selain di kedua negara tersebutselanjutnya, penyakit BPB juga dilaporkanada di negara Angola, Kamerun, Ghana,Nigeria, Zambia, San Tome, Principe,Tanzania, dan Zimbabwe (Aderungboye,1977). Di negara-negara Afrika ini, BPBbiasanya menyerang tanaman kelapa liar dihutan. Pada tahun 1931, penyakit BPBdilaporkan menyerang kelapa sawit diMalaysia pada tanaman berumur 25 tahundan tetap tanaman berumur 25 tahun dantetap dianggap penyakit tidak pentingsecara ekonomi. Tidak lama kemudiandilaporkan juga menyerang kelapa sawit diIndonesia. Di kedua negara ini kelapa sawitdibudidayakan secara besar-besaran serta
iklimnya cocok bagi perkembangan, sehingga perkembangan
penyakit BPB menjadi sangat pesat.Penyakit BPB juga muncul secara meratabaik di tanah daerah pantai maupun tanahdi daerah pedalaman. Di benua Asia,selain di kedua negara ini penyakit BPBjuga ditemukan di India (Sengupta1990) dan Thailand (Tummakate &Likhitekaraj,1998).
Penyakit BPB juga sudah ada di benuaAmerika dan pertama kali dilaporkan padatahun 1993 (Cabrales-Martinez & Pizarro,1993). Demikian juga telah dilaporkanberada di Honduras, meskipun kejadianpenyakitnya masih sangat rendah.Penyak i t BPB sudah mula i jugaberkembang di Papua New Guniea(Sanderson & Pilotti, 1997). Awalnya,penyakit diduga menyerangtanaman menghasilkan saja, dan secaraekonomi tidak berbahaya dengan kejadianpenyakitnya pada tanaman tersebut yaitu dibawah satu persen. Satu persenkehilangan hasil pada tanaman dapatdikompensasi dengan tanaman sehat disekitarnya yang menyerap lebih banyaksinar matahari. Namun, sejak beberapatahun terakhir, telah menjadisalah satu masalah paling serius dalambudidaya kelapa sawit terutama pada satuatau lebih dari dua generasi tanam. Selainitu, saat ini menjadi masalahserius pada kelapa sawit generasi tua.Kejadian penyakit berkorelasi
positif dengan generasi kebunkelapa sawit.
D e n g a n d e m i k i a n ,penyakit busuk pangkal batangmerupakan penyakit pentingyang menyebabkan kehilanganh a s i l s e c a r a l u a s p a d aperkebunan kelapa sawi t(Semangun, 1990; Treu, 1998;Susanto, 2009), terutama diIndonesia dan Malaysia (Turner,1981; Darmono, 1998). Dibeberapa perkebunan d iIndonesia, penyakit ini telah
Ganoderma
et al.,
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
menyebabkan kematian kelapa sawithingga 80% atau lebih dari populasi kelapasawit, dan hal tersebut menyebabkanpenurunan produk kelapa sawit per satuanluas (Susanto, 2002; Susanto et al., 2002).
Ada dua macam kerugian yangdisebabkan oleh , kerugianlangsung dan tidak langsung. Kerugianlangsung berhubungan dengan produksiyang rendah karena kematian tanaman,sedangkan kerugian tidak langsungberhubungan dengan penurunan beratbuah dari buah kelapa sawit.yang menyerang tanaman membuat beratbatang tanaman menjadi berkurang yangpada akhirnya membuat tanaman menjaditidak berbuah.
Gejala awal penyakit sulit dideteksikarena perkembangannya yang lambat dandikarenakan gejala eksternal berbedadengan gejala internal. Sangat mudahuntuk mengidentifikasi gejala di tanamandewasa atau saat telah membentuk tubuhbuah, konsekuensinya, penyakit jadi lebihsulit dikendalikan. Gejala utama penyakit
adalah terhambatnyapertumbuhan, warna daun menjadi hijaupucat dan busuk pada batang tanaman.Pada tanaman belum menghasilkan, gejalaawal ditandai dengan penguningantanaman atau daun terbawah diikutidengan nekrosis yang menyebar ke seluruhdaun. Pada tanaman dewasa, semuapelepah menjadi pucat, semua daun danpelepah mengering, daun tombak tidakmembuka (terjadinya akumulasi dauntombak) dan suatu saat tanaman akan mati(Purba, 1993).
Saat gejala pada tajuk muncul,biasanya setengah dari jaringan didalampangkal batang sudah mati oleh
. Sebagai tambahan, gejalainternal ditandai dengan busuk pangkalbatang muncul. Dalam jaringan yangbusuk, luka terlihat dari area berwarna
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
Gambar 1. Ganoderma boninense
1
Vol. P - 0001November 2011
PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWITJl. Brigjend Katamso No. 51, Medan 20158Tel : 061 7862477, Fax : 061 7862488
coklat muda diikuti dengan area gelapseperti bayangan pita, yang umumnyadisebut zona reaksi (Semangun, 1990).
Secara mikroskopik, gejala internaldari akar yang terserang samadengan batang yang terinfeksi. Jaringankorteks dari akar yang terinfeksi berubahmenjadi coklat sampai putih. Padaserangan lanjutan, jaringan korteksmenjadi rapuh dan mudah hancur. Jaringanstele akar terinfeksi menjadi hitam padaserangan berat (Rahayu, 1986). Hifaumumnya berada pada jaringan korteks,endodermis, perisel, xilem dan floem.Tanda lain dari penyakit ialah munculnyatubuh buah atau basidiokarp pada pangkalbatang kelapa sawit.
Tidak hanya di tanah mineral, di tanahgambu t pe rkembangan penyak i t
juga lebih cepat. Laju infeksiyang lebih cepat ini diduga akibat peranmekanisme lain penyebaranyang melalui basidiospora (Sanderson,2005; Sanderson 2000). Gejalapenyakit yang muncul di tanahgambut pun tidak hanya busuk pangkalbatang tetapi juga busuk pangkal atas( ) (Susanto 2008).
Penyebab BPB di Afrika Baratdiidentifikasi sebagai Karst,sedangkan di Nigeria diidentifikasi sebagai
, dan. (Nifor, 1978). Sedangkan
di Malaysia dilaporkan oleh Ho & Nawawi(1985) dan Lim (1992) yangmenyatakan bahwa ratusan tubuh buahyang dikumpulkan dari berbagai tempat diMalaysia, semuanya dalam spesies
. Di lain pihak peneliti lainyaitu Idris (2001) menyatakan bahwadi Malaysia penyebab penyakit BPB ada4 s p e s i e s y a i t u
, dan. Spesies adalah
spesies yang paling sering ditemukan,sedangkan hanya ditemukan ditanah pedalaman dataran tinggi dengancurah hujan yang tinggi. Abadi (1987)menyatakan bahwa penyebab BPB diIndonesia, adalah .Sedangkan Susanto & Huan (2010) selain
juga ditemukan diperkebunan kelapa sawit lahan gambut,serta patut diduga untuk daerah Papua
PENYEBAB PENYAKIT
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
et al.,Ganoderma
upper stem rot et al.,
G. lucidum
G. zonatum, G. encidum, G. colossusG. applanatum
et al.,
G. boninenseet al.,
G . b o n i n e n s e ,G. miniatocinctum, G. zonatumG. tornatum G. boninense
G. tornatum
G. boninense
G. boninense G. zonatum
ditemukan yang menyerangkelapa sawit (Susanto, 2011).
tergolong kedalam filum Basidiomycota dan familiGanodermataceae (Alexopoulus e
1996) . Jamurmempunyai basidiokarp yang sangatbervariasi ; ada yang dimidiate ataustipitate, ada yang bertangkai atau tidak,tumbuh horizontal atau vertikal, ada yangrata atau mengembung, dan ada yangterbentuk lingkaran konsentris. Basidiokarpdapat mencapai 17 cm, jari-jari 12 cmdengan tebal 2 cm (Treu 1998). Konveksatau permukaan atas licin seperti pernisdengan warna kehitaman sampai cokelat.D a l a m p e r t u m b u h a n n y a d a e r a hperbatasan akan berwarna oranye kuningserta putih pada ujungnya. Permukaan poriberwarna putih hingga krem dengankerapatan 4-5/mm. Tebal kutis 0,07 mm,biasanya dilapisi lapisan tipis oranye atauk u n i n g . K u t i s i n i m e n g a n d u n g
d a n p a d a u j u n gmengandung amyloid. Pori-
pori berbentuk bulat dengan diameter 90-380 (155) Basidiospora berbentuk ovoidhingga ellipsoid berwarna kecokelatandengan ukuran 13,5 (10,0) x 4,5 – 7 (5,9)
m yang bersifat bitunikatus (Holliday,1980).
Penyebaran penyakityang paling utama adalah dengan kontakantara akar tanaman sehat dan sakit.Penyebaran yang kedua mela lu ibasidiospora langsung ke tanaman kelapasawit, serta yang ketiga melalui inokulumsekunder yaitu basidiospora tumbuh padatunggul tanaman dan selanjutnya terjadikontak akar antara tanaman sehat dansumber inokulum tersebut. Pada saat inibanyak dilaporkan bahwa pada tanah yang
G. australe
Ganoderma boninense
ta l . , G. boninense
h y m e n o d e r m ahymenoderma
Ganoderma
EPIDEMI PENYAKIT
μ.
μ
Pengendalian secara kimiawi dapatdilakukan melalui penyemprotan herbisidaberbahan aktif glifosat 2-3 l/ha danmetsulfuron metil 100-150 mg/ha denganvolume semprot 400 liter (Priwiratama,2011). Pemanfaatan herbisida berbahanaktif 2,4D dan trychlopir juga dilaporkanefektif, tetapi aplikasinya harus dilakukansecara berulang (Pasaribu & Purba, 2006).
relatif miskin unsur hara cenderungmempunyai kejadian penyakityang lebih besar.
Basid iospora dibebaskan dandisebarkan paling banyak pada pukul22.00-06.00, sedangkan paling sedikitpada pukul 12.00-16.00 (Ho & Nawawi1986). Genty (1976) menyatakanbahwa serangga dapat membantupenyebaran penyakit ini, dan di masing-masing negara berbeda jenis serangganya.Di Columbia yang banyak berperan adalah
, di Malaysia adalah, sedangkan di Indonesia
yang berperan adalah dan. Vektor yang banyak diduga
ikut menyebarkan adalahternak sapi di perkebunan kelapa sawit.
Kebun yang banyak mempunyaitunggul karet, kelapa sawit, kelapa, atautanaman hutan lain akan cenderungmempunyai penyakit yang tinggi. Tunggul-tunggul itu berfungsi sebagai sumberinokulum potensial . Olehkarena itu disarankan pada waktu tanam
Ganoderma
et al.,
Sufetula diminutalisS. sunidesalis
S. nigrescenO. rhinoceros
Ganoderma
Ganoderma
Gambar 2. Gejala umum penyakit yaitu busuk pada pangkal batangGanoderma
2
Gambar 3. Gejala busuk pangkal atas
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Pat.Ganoderma boninense
ulang, sisa-sisa tanaman itu dimusnahkan.Pengolahan tanah sebelum tanam jugaberpengaruh pada penyakit ini.
Letak kebun tidak terlalu berpengaruhsebab penyakit ini banyak ditemui di daerahpantai maupun daerah pedalaman.Laporan awal menyebutkan bahwapenyakit BPB banyak terjadi pada daerahpantai (Khairudin, 1990), tetapi laporanterakhir menyebutkan bahwa BPB banyakterjadi di daerah pantai maupun daerahpedalaman. Demikian juga untuk jenistanah, laporan awal menyatakan bahwapenyakit BPB jarang ditemukan di tanahgambut (Turner, 1981) dan serangan beratbanyak terjadi pada tanah laterit (Benjamin& Chee 1995). Namun sekarang, serangan
dapat terjadi pada semua jenistanah antara lain: podsolik, hidromorfik,alluvial, dan tanah gambut.
Luka pada tanaman berperan sebagaititik mula atau membantu tempat masuknya
ke tanaman. Puspa & Purba(1987) melaporkan bahwa pelukaan akarsebelum inokulasi dapat meningkatkanserangan dari 23% menjadi 56,7%.
Substrat untuk jugasangat melimpah di perkebunan kelapasawit, sementara inang alternatif patogenpun juga sangat luas. Pada habitatalaminya di hutan, jamur ini dapatmenyerang tanaman berkayu. Selainmenyerang dan sp.,
dapat menyerang anggotapalem-paleman seperti
,dan spp. Di daerah pesisir, duaspesies palem-paleman, dikenal dengannibung ( ) danserdang ( ), jugaterserang penyakit. Telah dilaporkan jugabahwa dapat menyerang
dan Leguminoceae.
Sensus penyakit mutlakdiperlukan, tetapi mungkin sangat mahal.Di Indonesia, sensus normalnya dilakukanberdasarkan gejala dan idealnya harusdilakukan dua kali setahun. Akhir-akhir ini,sensus berdasarkan penginderaan jarakjauh telah dikembangkan
SENSUS KEJADIAN PENYAKIT
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
E. guineensis AlbiziaG. boninense
Cocos nucifera,Livistona subglobosa, Casuarina tolurosa
Areca
Oncosperma filamentosaLivistona cochichinensis
G. boninenseAcacia mangium
Ganoderma
meskipun
hasilnya sepertinya belum akurat.
PENGENDALIAN
A. Pembibitan
B. TBM
Sensus yang lebih baik untuk penyakitadalah dapat menggam-
barkan epidemiologi atau riwayat penyakit.Titik utama sensus adalahselalu membuat tanda pada kelapa sawitterinfeksi. Misalnya, gejala yang parahdapat diberikan tanda merah dan gejalaringan diberi tanda kuning.
aKP = --------- x 100 %
a + b
KP = Kejadian penyakita = Jumlah tanaman sakitb = Jumlah tanaman sehat
a. Menggunakan tanah bebasdengan cara mengayak tanah sebagaimedia tanam atau tandan kosong kelapasawit sebanyak 400 kg per lubang pertahun dan sebanyak 400gram per lubang.
a. Sanitasi tanaman terinfeksi dengan caramembuang bole dan akar mencacahdan membakar beserta bagian atastanaman
Ganoderma
Ganoderma
Ganoderma
Trichoderma
b. Menyisip tanaman dengan lubangtanam besar dengan ukuran panjang 3meter, lebar 3 meter dengan kedalaman0,8 meter. Pada lubang tanam diaplikasibahan organik atau tandan kosongkelapa sawit sebanyak 400 kg perlubang per tahun dansebanyak 400 gram per lubang.
a. Sanitasi tanaman terinfeksi dengan caramembuang bole dan akar mencacahdan membakar beserta bagian atastanaman. Membuat lubang sanitasi yangmengeluarkan bole dan akar terinfeksidengan ukuran 2 x 2 meter.
b. Apabila kejadian penyakit masih dibawah 5% dan untuk gejala penyakitdengan infeksi masih pada stadium awaldilakukan pembedahan dan pembum-bunan. Pembedahan dilakukan sampaibebas dari jaringan terinfeksi yang diikutiaplikasi fungisida serta agen antagonis
sebanyak 1 kg per pohon.Pembumbunan dilakukan denganukuran diameter atas 1,4 meter danbawah 2 meter dengan ketinggian 0,7meter.
c. Membuat parit isolasi secara individualatau kelompok. Parit isolasi individualdibuat dengan ukuran 4 x 4
Trichoderma
Trichoderma
C. TM
meter
3
Gambar 4. Beberapa inang selain kelapa sawitGanoderma
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Pat.Ganoderma boninense
dengan kedalaman 0,8 meter. Ukuranparit kelompok disesuaikan denganpenyebaran penyakit .
d. Apabila kejadian penyakit sudahmelebihi 30% perlu dilakukan replantingatau tanam ulang. Tanam ulangdilakukan dengan menggunakan sistemlubang tanam besar seperti pada pointTBM.
e. Penggunaan tanaman moderat tahanatau toleran pada setiap kegiatanpenanaman tanaman baru.
a. Apabila kejadian penyakit masih dibawah 5% dilakukan sanitasi tanamanterinfeksi seperti pada point TM
b. Apabila kejadian penyakit sudah di atas30% perlu dilakukan dengansistem lubang tanam besar seperti padapoint TBM yang diikuti sanitasi akar.
c. Penggunaan tanaman moderat tahanatau toleran pada setiap kegiatanpenanaman tanaman baru.
Ganoderma
replanting
D. REPLANTING
DAFTAR PUSTAKA
Abadi,A.L.1987.Biologi Patpadakelapasawit ( Jacq.) danpengaruhbeberapamikroba tanahantagonistik terhadappertumbuhannya.Disertasi.PPS IPB.Bogor. 147p.Aderungboye, F.O. 1977. Diseases of the oil palm. 23 (3): 305-326.Alexopoulus, C.J, Mims C.W, & Blackwell, M. 1996. Introductory mycology. 4th Edition. John Wiley & Sons, Canada.Benjamin M, Chee KH. 1995. Basal stem rot of oil palm-a serious problem on inland soils. MA . 19(1,3).Cabrales-Martinez, L.,& Pizarro, M.M. 1993. Estudio preliminary de la pudricion basal superior del estipe de la palma aceitera ( Jacq) causada por spp.
17 (1-2): 52-55.Darmono, T.W.1998. Development and survival of sp. in oil palm tissue. International Oil Palm Conference. Bali, Indonesia: Indonesian Oil Palm Research InstituteGenty, P., Mariau, D., & Desmier ,R.C. 1976. Infestation of the aerial roots of oil palm by caterpillars of the genus Walker (Lepidoptera: Pyralidae). 31(8-9): 365-370.Ho, Y.W., & Nawawi, A. 1985. Pat. from basal stem rot of oil palm ( ) in Peninsular Malaysia. 8 (3):425-428.Ho, Y.W., & Nawawi, A. 1986. Diurnal periodicity of spore discharge in Pat. from oil palm in Malaysia. 9(2).147-159.Holliday, P. 1980. Fungus diseases of tropical crops. Cambridge University Press. Cambridge. UK. 607 p.Idris, A.S, Arifin, D., Watt ,T.A, & Swinburne, T.R. 2001. Distribution of species of basal stem rot of oil palm in relation to the environmental conditions in Peninsular Malaysia. Proc. PIPOC 2001.
International Palm Oil Congress (Agriculture). Malaysia.Khairudin, H. 1990. Basal stem rot of oil palm: incidence, etiology, and control. Master ofAgriculture Science thesis. UPM. Malaysia.Lim, T.K, Chung, G.F., Ko, W.H. 1992. Basal stem rot of oil palm caused by . . 1 (3): 147-152.Nigerian Institute for Oil Palm Research (Nifor). 1978. 1977. Nigeria.Purba, R.Y., Puspa, W., & Suwandi. 1987. Pengaruh pemupukan hara makro terhadap perkembangan busuk pangkal batang ( sp.) pada kelapa sawit di kebun Adolina-Sumatera Utara. laporan
tahunan kerjasama penelitian P.P. Marihat-Biotrop tahun 1987.Purba,R.Y.1993. Busuk pangkal batang kelapa sawit ( Jacq.) yang disebabkan oleh dan manajemenpengendaliannya. Materi kuliah penyakit tanaman kelapa sawit pada kursus manajemen dasar perkebunan bidang tanaman di LPP Kampus Medan.
Puspa,W., & Purba, R.Y. 1987. Metode inokulasi untuk mengevaluasi serangan sp. pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) laporan tahunan kerjasama penelitian P.P. Marihat-Biotroptahun 1987.
Rahayu,G. 1986. Telaah histopatologi akar dan batang kelapa sawit ( ) yang terserang sp., Laporan Tahunan Kerjasama Penelitian P.P. Marihat-Biotrop tahun 1986.Sanderson, F. R. 2005.An insight into spore dispersal of on oil palm. Mycopathologia 159: 139-141.Sanderson, F.R., & Pilotti, C.A. 1997. basal stem rot: an enigma, or just time to think an old problem? Planter 73, 489-493.Sanderson, F. R., Pilotti,C.A. and Bridge, P. 2000. Basidiospores: the influence on our thinking regarding a mengendalikan strategy for basal stem rot of oil palm. CABI International, Wallingford.Semangun, H. 1990. Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 808 p.Sengupta, T.K., Verma, R.N., & Laskar, S. 1990. Diseases of oil palm in Tripura. Ind. . 3 (2): 39-41.Susanto,A. 2011. di perkebunan kelapa sawit dari waktu ke waktu. Simposium Nasional dan Lokakarya : Sebagai Patogen Penyakit Tanaman & Bahan Baku Obat Tradisional. Bogor. 2-
3 November 2011.Susanto,A. 2002. Kajian pengendalian hayati Pat. penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit. Disertasi IPB, BogorSusanto, A. 2009. Basal stem rot in Indonesia: Biology, economic importance, epidemiology, detection and control. In:
. 6 November 2009. Kuala Lumpur, Malaysia.Susanto, A., Ginting,P.A., Surianto, & Prasetyo, A.E. 2008. Pola penyebaran pada perkebunan kelapa sawit ( ) di lahan gambut: studi kasus di PTAnak Tasik Labuhan
Batu Sumatera Utara. 16: 135-146.Susanto,A. & Lim, K. H. 2010. Management of in mineral and peat soil in Indonesia. In:
. 31st May 2010. Yogyakarta, Indonesia.Susanto, A., M. Sinaga, R. Suseno, B. Tjahjono, & Sudharto. 2002. Status terkini penyakit busuk pangkal batang ( ) dan keragaman populasi agens biopengendalian pada berbagai
kebun kelapa sawit di Indonesia 21(1): 53-63.Treu, R. 1998. Macro fungi in oil palm plantations of South EastAsia. J. Gen. Mycol. Vol. 12. Part 1.10-14.Tummakate,A., & Likhitakaraj, S. 1998. The situation of on oil palm in Thailand. In. Holderness, M. (ed). Proc. 1st Int. Workshoop on Perennial Crop Diseases caused by , 28 November-
# December 1994. UPM, Serdang, Selangor Malaysia.Turner, P.D. 1981. Oil palm diseases and disorders. Oxford University Press. Oxford. 280 p.
Ganodermaboninense Elaeis guineensisPANS
PPS-NewletterElaeis guineensis Ganoderma Fitopatologia-Colombiana
GanodermaSufetula Oleagineaux
Ganoderma boninense Elaeis guineensis PertanikaGanoderma boninense Pertanika
Ganoderma
Ganoderma boninense Plant Pathol. BullFourteenth annual report
GanodermaElaeis guineensis Ganoderma
Ganoderma
Elaeis guineensis GanodermaGanoderma boninense
Ganoderma
J. Hill FarmGanoderma Ganoderma
Ganoderma boninenseProceedings of the International Workshop of Awareness, Detection and Control of Oil
Palm Devastating DiseasesGanoderma boninense Elaeis guineensis
Jurnal Penelitian Kelapa SawitGanoderma Proceedings of the Second International Seminar Oil Palm Diseases:Advances in Ganoderma Research and
ManagementGanoderma boninense
Jurnal Penelitian Pertanian Fak. Pertanian UISU
Ganoderma Ganoderma
4
c d
e f
c d
e f
Gambar 5. Berbagai teknik pengendalian , (a) Pembedahan; (b) Pembumbunan; (c) Sanitasibatang terinfeksi; (d) Sanitasi akar; (e) Parit isolasi; (f) Lubang tanam besar
Ganoderma
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Pat.Ganoderma boninense