gangguan tumbuh kembang.doc

37
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH DELAYED) GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH DELAYED) Konsep dasar A. Pengertian Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai janin hingga meninggal. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang usia manusia, akan tetapi perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anak-anak 0 tahun hingga 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas motorik halus dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang maupun lingkungan disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai dengan lingkungan tempat anak tumbuh. Sebagai contoh anak yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Jawa maka diharapkan anak bisa mendengar dan berkomunikasi dengan bahasa jawa. B. Perkembangan bahasa secara normal pada anak dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu: 1. Umur 1 tahun : dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan suara binatang, menyebutkan nama “papa”, “mama”. Dalam berbicara 25 % kata-katanya tidak jelas dan kedengarannya tidak biasa (unfimiliar). 2. Umur 2 tahun : dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan bahasa kurang-lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata “saya”, “milikku”. 50 % kata-kata konteksnya masih belum jelas. 3. Umur 3 tahun : berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75 % kata-kata dan kalimat jelas. 4. Umur 4-5 tahun ; memiliki 1500 - 2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar terutama yang berhubungan dengan

Upload: najiha-ghoniyah

Post on 18-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH DELAYED)

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH DELAYED)Konsep dasarA. PengertianPertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai janin hingga meninggal. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang usia manusia, akan tetapi perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anak-anak 0 tahun hingga 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas motorik halus dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang maupun lingkungan disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai dengan lingkungan tempat anak tumbuh. Sebagai contoh anak yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Jawa maka diharapkan anak bisa mendengar dan berkomunikasi dengan bahasa jawa. B. Perkembangan bahasa secara normal pada anak dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu:1. Umur 1 tahun: dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan suara binatang, menyebutkan nama papa, mama. Dalam berbicara 25 % kata-katanya tidak jelas dan kedengarannya tidak biasa (unfimiliar).2. Umur 2 tahun: dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan bahasa kurang-lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata saya, milikku. 50 % kata-kata konteksnya masih belum jelas.3. Umur 3 tahun : berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75 % kata-kata dan kalimat jelas.4. Umur 4-5 tahun ; memiliki 1500 - 2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan lengkap baik, kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100 % kata-kata sudah jelas dan beberapa ucapan masih belum sempurna.5. Umur 5 - 6 tahun ; memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan mengapa.C. Kegagalan yang sering ditemukan pada komunikasi selama perkembangan anak adalah:1. Kesalahan dalam bahasaa. Kesalahan dalam mengartikan suatu kata :b. Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimatc. Kesalahan bentuk kata2. Kegagalan bicaraa. Gagapb. Kekurangan dalam artikulasic. Kerusakan alat artikulasiD. Macam-macam kegagalan bicara yang sering ditemukan pada anak-anak adalah:1. Umur 2 tahun ; kesalahan dalam mengartikan kata-kata , kesulitan dalam mengikuti ucapan, gagal dalam berespon terhadap suara.2. Umur 3 tahun ; bicara yang tidak jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata, lebih banyak menggunakan vocal dibanding konsonan.3. Umur 5 tahun ; Struktur kata tidak benar.Asuhan Keperawatan PengkajianFokus pengkajian pada anak 2- 3 tahun yang mengalami gangguan bicara:1. Data Subyektif :a. Pada anak yang mengalami gangguan bahasa: Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ? Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ? Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ? Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan. Siapa yang mengasuh dirumah Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah Apakah pernah diajar mengucapkan kata-kata Apakah anak saudara mengalami kesulitan dalam menyususn kata-katab. Pada anak yang mengalami gangguan bicara : Apakah anak anda sering gagap dalam mengulang suatu kata Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ? Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ? Apa yang anda lakukan jika hal diatas ditemukan. ? Apakah anak anda pernah/sering mengilangkan bunyi dari suatu kata. Apakah anak anda sering menggunakan akata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang hampir sama dalam suatu kata ? Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ? Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ? Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi antenatal (rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak)2. Data obyektif : Kemampuan menggunakan kata kata Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara ). Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa Umur anak Kemampuan membuat kalimat Kemampuan mempertahankan kontak mata Kehilangan pendengaran (kerusakan indera pendengaran) Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi Gangguan fungsi neurologis.B. Diagnose keperawatan :Diagnose keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi:1. Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa2. Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi3. Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan gangguan pendengaran4. Gangguan komunikasi Sehubungan dengan hambatan bahasa5. Kecemasan orang tua Sehubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi 6. Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kecemasan7. Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.I. C. Tindakkan KeperawatanDiagnoseTindakanRasional

Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa

- Lakukan latihan komunikasi dengan memperhatikan perkembangan mental anak- Lakukan komunikasi secara komprehensif baik verbal maupun non verbal.- Berbicara sambil bermain dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.- Berikan lebih banyak kata meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.- Lakukan sekrening lanjutan dengan mengggunakan Denver Speech Test.- Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang berakibat penekanan fungsi mental anak.- Komunikasi yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata.- Bermain akan menigkatkan daya tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa lebih lama.Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan.Untuk mengetahui jenis dan beratnya gangguan serta keterlambatan dalam berbicara pada anak.

Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan gangguan pendengaran

- Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi dini dengan benda-benda atau dengan menggunakan bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi orang tua dalam berbicara.- Perhatikan kebersihan telinga anak- Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat bantu dengar

Agar stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan perlembangan mental anak yang didasarkan atas kemampuan penerimaan anak terhadap informasi yang diberikan- Ganguan pendengaran sering disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat adanya kotoran ditelinga.- Alat bantu dengar diharapkan mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga anak.

Gangguan komunikasi Sehubungan dengan hambatan bahasa

Gunakan bahasa yang sederhana dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.Gunakan verifikasi bahasa sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.- Untuk memudahkan pema-haman menghindari stress dan kebingungan anak yang akibat bahasa yang berubah-ubah.- Difersifikasi bahasa dapat diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel otak anak sudah mulai maksimal.

Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat tikulasi- Stimulasi bahasa dan latihn bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak anak.- Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk perbaikan alat-alat artikulasi. Untuk mengindari keter-lambatan perkembangan mental, bahasa maupun bicara ketika alat artikulasi sudah bisa diperbaiki. Perbaikan alat-alat artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.

Kecemasan orang tua Sehubungan dengan ketidakmampuan anak berbicara

- Gali kebiasaan komunikasi dan stimulasi orang tua terhadap anak.- Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya secara jelas, serta kemungkinan penanganan lanjutan, prognose serta lamanya tindakan atau pengobatan.- Untuk dapat menggali efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan oleh orang tua, untuk mengindari overlaping tindakan yang berakibat orang tua menjadi bosan. - Pengikutsertaan keluarga terhadap perawatan anak secara langsung akan mampu mengurangi tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan anaknya.

Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kecemasan- Hindari bicara pada saat kondisi bising.- Lakukan komunikasi dengan posisi lawan bicara setinggi badan anak.- Lakukan latihan bicara sambil bermain dengan mainan kesukaan anak.- Komunikasi tidak efektif sehingga anak menjadi irritabel.- Untuk meningkatkan pandangan mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa lebih nyaman.- Agar anak lebih tertarik dan tidak lekas bosan.

Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.- Lakukan observasi dan pemeriksaan fisik neurologi secara mendetail.- Kolaborasi pemeriksaan EEG- Untuk mengetahui kemungkinan posisi kelainan dalam otak.- Untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP anak.

TINJAUAN KASUS1. PENGKAJIANPengkajian dilakukan tanggal 9 Mei 2001 pk. 08.00 10.00 WIBA. IdentitasNama klien

: S. P.

Register : 10045067Umur

: 2 tahun 2 bulan

Jenis kelamin: Laki - Laki

Orang tua :

Ayah

IbuNama

:Luluk

LulukAgama

: Islam

IslamSuku bangsa:Jawa

JawaPendidikan: D-III

PTPekerjaan:Pegawai RSU

PNSAlamat:Kedung Sroko 111 telp. (031) 5937601B. Keluhan utama : anak umur 2,2 tahun belum bisa bicaraC. Riwayat keperawatan :S.P merupakan anak pertama dari pasangan Ayik ( 29 tahun) dan Enny (29 tahun). SP. Lahir di Rs Haji Surabaya tanggal 28 Agustus 1998. Lahir letak kepala dengan Vacum, dengan BB lahir 3350 gr, panjang badan lahir lupa. Selama mengandung S.P Ibu tidak pernah menderita penyakit dan tidak pula pernah mengkonsumsi makanan, obat atau jamu yang sembarangan. Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan secara teratur sebanyak 5 kali selama hamil di bidan. Selama hamil ibu mendapat TT 2 X. Sewaktu lahir anak baru menangis setelah satu menit, kemudian dirawat di RS Haji selama 3 hari karena menderita asfiksia sedang. Tidak ditemukan adanya kelaian fisik pada saat baru lahir terkecuali adanya capput succedaneum post vacum.Setelah dari RS anak tidak pernah menderita penyakit yang berat: Perkembangan motorik :Menurut Ibu perkembangan motorik anak normal seperti berikut:- Bisa mengangkat kepala pada umur 1 bulan- Menggerakkan kepala umur 2 bulan- Tengkurep umur 3 bulan- Duduk umu 8 bulan- Merangkak umur 9 bulan - Berdiri umur 10 bulan - Berjalan umur 14 bulan- Hingga sekarang anak masih perlu dibantu- Saat ini anak paling suka main mobil-mobilanPerkembangan bahasa:- Anak bisa tersenyum pada umur 1,5 bulan- Bisa mengucapkan papa umur 9 bulan- Dapat melakukan tindakan yang diperintahkan- Hingga kini anak hanya bisa bilang papa, mama, maem dan menangis jika minta sesuatu.- Jika mendengar kata-kata ibunya anak sering diam, jika banyak anak sering berpaling.- Orang tua sering sangat sulit menterjemahkan permintaan anak akrena anak tidak mampu mengungkapkan.- Perkembangan sosial :Anak diasuh sejak kecil oleh ibunya. Kedua orang tua harmonis dan sudah memberikan stimulasi dan latihan bahasa semaksimal mungkin, akan tetapi anak sering tidak mau memperhatikan. Anak senang diajak nonton TV terutama acara anak-anak, tetapi tidak mampu untuk menirukan kata-kata yang diucapkan oleh pengisi acara TV. Anak hanya bisa menari-nari. Anak tidak pernah mengenal rasa takut. Anak cepat merasa bosan dan cenderung cengeng. SP sekarang mempunyai seorang adik umur 1 tahun, sehingga perhatian ibu terhadap SP mulai berkurang. Bapak terlalu sibuk, sehingga dirumah SP banyak diasuh oleh neneknya (orang tuan ibu). Ibu sangat takut kalau terjadi sesuatu dengan anaknya sehingga anaknya bisu. Ibu banyak bertanya tentang kenapa anaknya bisa begini dan kalau berobat berapa lama ?.Perkembangan emosional anak :Saat ini anak sering cengeng, cepat bosan, sering marah kepada adiknya dan ibunya. Dirumah anak sering bermain sendiri, dan lebih suka main mobil-mobilan serta nonton TV. Pada saat diperiksa anak koperatif tetapi setelah beberapa lama anak menolak dan menangis.D. Pemeriksaan Fisik :Keadaan umum : Kesadaran anak kompos mentis, penampilan anak ceria, anak sulit memusatkan perhatian jika diajak bicara. Umur 2 tahun 8 bulan, BB : 11,5 kg, TB : 92 cm, LK : 46 cm, LD : 47 cm, LLK : 16,5 cm. Imunisasi lengkap dan sudah mendapat boster folio I.Data dari kepala ke kaki :a. Kepala: tulang kepala normal. Mata normal, konjunctiva merah muda, hidung normal, tidak ditemukan gangguan pernafasan, telinga normal tidak ada sumbatan, tidak ada kelainan pada pemeriksaan telinga. Mulut normal, gigi normal, nafsu makan baik, saraf-saraf kranialis normal.b. Leher : normal, tidak ditemukan pembesaran getah bening, maupun pembesaran tyroid. Tidak ada bendungan vena. Keringat (-)c. Dada : normal; dada simetris, gerakan simetris, RR : 20 X/mnt, N : 88 X/mnt, S : 36,9 derajat Celcius, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, retraksi (-). S1 dan S2 normal. Pembesaran jantung (-).d. Abdomen : normal ; peristaltik 5 X/mnt, turgor baik, distensi (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, sky bala (-), flatus +. Ascites (-). Keringat (+).e. Tulang belakang : normal ; spina bipida (-), tulang belakang intak, skoliosis (-), lordosis (-), kiposis (-). Kulit baik..f. Ektremitas : normal ; reflek fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot normal, udema (-), paresa (-), sensibilitas (+), motorik (+), keluhan nyeri (-). Polidaktili (-), simian line (-).g. Kelamin : tidak diperiksa karena anak menolak.E. Analisa data :Karakteristik DataEtiologiMasalah

Data subyektif :- Anak 2,8 tahun belum bisa berbicara, dirumah anak jarang diajar bicara oleh orang tua karena kesibukan masing dan anak sulit memusatkan perhatian. Saya baru menegetahui bahwa anak saya mengalami keterlambatan bicara dari teman saya. Apakah anak saya tidak bisu ?, berapa lama anak saya akan berobat. . Komunikasi dengan bahasa Indonesia dan jawa. Orang tua sering sulit menterjemahkan permintaan anak.Data obyektif :- Anak hanya bisa bilang papa pada umur 2 tahun 4 bulan.- Ibu bicara dengan bahasa jawa dan Indonesia.- Anak sulit diajak memusatkan perhatian pada suatu obyek. Ibu tampak gugup bila menjawab pertanyaan.- Anak baru pertama diperiksakan.Kurangnya informasiKurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, penanganan serta kemungkinan prognosenya.

Data Subyektif :- Data obyektif :- Anak pada awalnya kooperatif tetapi kemudian menangis jika diperiksa,Pemeriksaan yang lamaKecemasan anak

F. Diagnose keperawatan :1. Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan, serta lamanya pengobatan Sehubungan dengan kurangnya informasi2. Kecemasan pada anak Sehubungan dengan pemeriksaan yang lamaG. Rencana keperawatanHari/tanggalDiagnoseTujuanTindakanRasional

Rabu, 9 Mei 2001Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan, serta lamanya pengobatan Sehubungan dengan kurangnya informasi

Setelah diberikan tindakan selama 15 menit ibu tahu :-Keterlambatan bicara yang terjadi pada anaknya.- Ibu kooperatif.- Ibu bersedia melanjutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.- Ibu bersedia ikut serta merawat anak dirumah.- Jinaknya.- - HE tentang penyakit anak, kemungkinan penyebab, lama penanganan serta kemungkinan hasil penanganan.- Ibu diberi tahu tentang jenis pemeriksaan yang harus dilakukan untuk memastikan penyebab gangguan bicara poda anak, seperti lab, dan EEG.- Jelaskan tentang cara untuk mencegah kondisi anak lebih buruk dengan memberikan stimulasi secara terus menerus di rumah.- Ibu akan tahu dan dengan demikian akan menambah pengetahuan ibu yang pada ajhirnya dapat mengurangi kecemasan pada ibu.- Dengan penjelasan manfaat pemeriksaan untuk kepentingan anak, maka ibu akan lebih kooperatif.- Dengan stimulasi bahasa yang adekuat oleh orang tua dan keluarga diharapkan keterlambatan anak tidak tambah parah, sambil menunggu hasil pemeriksaan tamabahan.

Rabu, 9 Mei 2001Kecemasan pada anak Sehubungan dengan pemeriksaan yang lama

Setelah diberikan tindakan selama 20 menit anak tenang dan mau dilakukan pemeriksaan tanpa menangis.- Lakukan komunikasi dengan posisi wajah sejajar dengan anak.- Lakukan pemeriksaan sambil memberikan mainan yang ada di ruang tumbuh kembang.- Berikan kesempatan kepada anak untuk bermain dan mencoba alat-alat yang akan dipakai untuk memeriksa.-Untuk mening-katkan rasa percaya dan menarik per-hatian anak.- Untuk mengurangi trauma dan me-ningkatkan - Untuk mengurangi trauma sehingga anak lebih kooperatif.

H. Tindakan KeperawatanDXHariTgl/JamTindakanEvaluasiPerkembangan

1Rabu, 9 Mei 200109.00-019.15-Menjelaskan kepada ibu bahwa pemeriksaan anak agak lama dan tidak mungkin dilakukan hanya sekai saja.- He agar ibu teratur mengon-trolkan anaknya ke poli tumbang- Untuk program minggu depan berupa pemeriksaan EEG, dan Lab Darah- He agar ibu tetap melatih anaknya bicara di rumah, sambil menunggu hasil pemeriksaan secara keseluruhan- Sarankan ibu datang kembali hari Jumat, 11/5 2001.-Ibu mau mengerti- Ibu bersedia- Ibu bersedia- Ibu bersedia- Ibu bersedia

Tanggal 11/5/2001S = -O + ibu datang kembali untuk pemeriksaan EEG dan darah anaknya.A. Pengetahuan orang tua sudah bertambah.: P :-He tujuan pengambilan hasil lab.- Lakukan pro-sedur atraumatik dalam pengambilan darah anak-Berikan dukungan moral.

2Rabu, 9 Mei 2001Pk.09.00-09.25-Lakukan komu-nikasi dengan mu-ka sejajar anak.- Berikan mainan yang ada di ruang tumbang- Berikan anak memegang alat yang akan dipakai untuk memeriksa-Anak mau diperiksa dan tersenyum.-Anak ceria bermain- Anak kooperatif dan mau diperiksaRabu, 9 Mei 2001S : -O : anak mau diperiksa sambil bermain, tanpa menangisA : -P : Lanjutkan metode setiap akan melakukan tindakan.

a) DAFTAR PUSTAKACarpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th. Edition, Lippincott, Philadelpia, New York.Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and Practice , 5 th Edition, Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New York.Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book, Philadelpia.Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby Year Book, Philadelpia.Gangguan berbicara dan Bahasa Pada Anak

Diposkan oleh Rizki Kurniadi BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSejak dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak perhatian. Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering terdapat pada anak-anak. Perkembangan ucapan serta bahasa yang dapat diperlihatkan oleh seorang anak, merupakan petunjuk yang kelak penting untuk menetukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Anak yang berkembang dengan normal, dalam 4 tahun yang pertama dalam kehidupannya telah dapat mempelajari serta menguasai bagian terbesar dasar-dasar tata bahasa yang mengatur bahasa ibunya.

Periode yang amat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa telah sejak lama diterima orang sebagai periode yang terdapat sekitar usia 9-24 bulan. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator untuk perkembangan pada anak. Secara khas, seorang anak yang secara dini telah dapat berbicara serta berbicara dengan baik, kelak juga memperlihatkan prestasi yang baik dalam kemampuan kegiatan belajarnya dan seorang anak yang lambat dalam perkembangan ucapan serta bahasanya kelak mungkin memperlihatkan permasalahan di sekolah.

Menurut NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan pendengaran dan celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9 % pada anak dibawah umur 5 tahun dan 1,94% pada anak usia 5-14 tahun. Dari hasil evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah, angka kejadiannya 3,8 kali lebih tinggi dari yang berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini diperkirakan gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5% (Soetjiningsih, 1994). Kemudian berdasarkan data kunjungan pasien di Ruang Poli Tumbuh Kembang RSDK Semarang 6 bulan terakhir (Juni-November 2004) dimana 100 dari 250 jumlah kunjungan melakukan pemeriksaan DDST dan dari 100 ditemukan gangguan bahasa sebanyak 75% dari kasus yang lain seperti malnutrisi, retardasi mental dan ADHD (hiperaktif dan autisme).

Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin. Contohnya pada seorang anak yang tuli konduktif tetapi cerdas yang terlambat mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberikan kesempatan mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum usia 3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang dapat dimengerti. jelas dan terang telah hilang.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai pengelolaan dan deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler dengan harapan bahwa dengan dilakukannya skrining melalui DDST dapat diketahui secara lebih dini mengenai keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa. Sehingga dapat segera ditanggulangi dengan berbagai macam alternatif baik terapi bicara maupun pengobatan.

B. TujuanAdapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain :

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu mengelola dan melakukan deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu :

a. Menjelaskan perkembangan bicara dan bahasa yang normal pada anak usia todler

b. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia todler

c. Menjelaskan stimulasi dasar perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa anak usia todler

d. Menjelaskan pengertian gangguan perkembangan bicara dan bahasa anak usia todler

e. Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler

f. Menjelaskan tanda dan gejala terjadinya gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler

g. Menjelaskan penatalaksanaan anak usia todler dengan gangguan perkembangan bicara dan bahasa

h. Melakukan pengelolaan dan deteksi dini pada anak usia todler yang mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa

BAB IITINJAUAN TEORIA. Perkembangan anakPerkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih, 1994).

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak.

B. Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal pada ToddlerMenurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia toddler adalah sebagai berikut :

UmurBahasa Reseptif (Pasif)Bahasa Ekspresif (Aktif)

12 bulanReaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbalMengungkapkan kesadara tentang obyek yang telah akrab dan menyebut namanya

15 bulanMengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuhKata-kata yang benarterdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya.

18 bulanDapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab dengannya, jika obyek disebut namanyaLebih banyak menggunakan kata-kata daripada gerakan, untuk mengungkapkan keinginannya.

21 bulanAkan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan diatas meja)Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama berdiri)

24 bulanMengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit.Menyebut nama sendiri

Sedangkan Fusco (2002) mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia todlder antara lain :

a. 12 bulan

Anak berkata 3-5 buruf

Anak mengenal namanya sendiri

Memahami perintah sederhana

Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas

b. 18 bulan

Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.

Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya.

Dapat mengkombinasikan 2 suku kata

Anak senang meniru kegiatan dirumah

c. 24 bulan

Anak memahami perintah sederhana

Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku

Dapat berbicara rata-rata 3 kata

Bicara diakhiri dengan s

Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit

Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak meningkat 2 kata perhari.

d. 30 bulan

Kosakat meningkat menjadi 450 kata

Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang dikenalnya.

Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci

Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil

4. 3 tahun

Anak dapat menyebutkan nama warna

Anak cenderung senang bercerita

Dapat bercerita tentang cerita sederhana.

Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata.

Anak sering menyebut namanya dan jalan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa AnakTerdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak, yaitu:

1. Faktor Genetik

Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.

2. Faktor Lingkungan

Sosial Ekonomi Kurang

Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami keterlambatan dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.

Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.

Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

D. Stimulasi Dasar Perkembangan Bahasa pada Toddler

1. Usia 12 15 bulan

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bicaralah banyak-banyak kepada anak dan dorong agar ia mau bicara

Dengarkan dan jawab bila anak bicara pada kita

Perlihatkan dan bacakan buku-buku bergambar pada anak, beri kesempatan untuk menunjuk gambar yang kita sebut namanya

b. Membuat suara, misal dari kaleng atau kerincingan

c. Bicara, dengan menyebut benda yang diinginkan dan dilihat

d. Menyebut nama bagian tubuh yang telah diajarkan sebelumnya

e. Pembicaraan, dengan mengajarkan merangkaikan kalimat

2. Usia 15 18 bulan

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Tunjukkan dan bacakan buku kepada anak setiap hari

Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak

Bicara banyak-banyak pada anak dan jelaskan apa yang dilihat

Ajari anak untuk menggunakan kata dalam menyatakan keinginan

b. Bahasa, dengan meminta anak menceritakan kembali cerita atau gambar yang sudah dilihat

c. Main telpon, dengan permainan menelpon ayah atau nenek.

Menyebutkan nama, meminta anak menyebut barang yang akan dibeli bersama

3. Usia 18 24 tahun

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bernyanyilah dan ceritakan sajak untuk anak

Berbicaralah banyak-banyak pada anak dengan membacakan buku

Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan dilihatnya

b. Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat

c. Mengikuti petunjuk, dimulai dengan memberikan petunjuk atau perintah pada anak

d. Buku bergambar, minta anak menceritakan gambar-gamabr yang dilihat

4. Usia 2 3 tahun

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita membaca buku.

Dorong anak mau menceritakan kembali gamabr yang dilihat.

Bantu anak memilih TV dan menemaninya

b. Nama, ajari anak menyebut namanya

c. Cerita mengenai diri anak anada

d. Menyebut nama benda-benda

e. Menyatakan keadaan suatu benda

E. Pengertian Gangguan Bicara dan BahasaGangguan bicara dan bahasa merupakan suatu keterlambatan dalam berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat menolong anak dalam masalah bahasa. (Jeniffer Fusco, 2002)

Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995).

Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang diberikan; gerakan yang diperlihatkan anak untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan serta penetahuan tenatng lingkungan serta melalui permainan kreatif dan imajinatif. (Behrman, 1988)

F. Etiologi Gangguan berbicara dan Bahasa Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis dan lain sebagainya. Menurut Blager B.F (1981) membagi penyebab gangguan bicara dan bahasa adalah sebagai berikut :PenyebabEfek pada perkembangan bicara

1.Lingkungan

a. Sosial ekonomi kurang

b. Tekanan keluarga

c. Keluarga bisu

d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual

2.Emosi

a. Ibu yang tertekan

b. Gangguan serius pada orang tua

c. Gangguan serius pada anak

3.Masalah Pendengaran

a. Kongenital

b. Didapat

4.Perkembangan terlambat

a. Perkembangan lambat

b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam batas rata-rata

c. Retardasi mental

5.Cacat bawaan

a. Palatoshciziz

b. Sindrom Down

6.Kerusakan otak

a. Kelainan neuromuskular

b. Kelainan sensorimotor

c. Palsi serebral

d. Kelainan Persepsia. Terlambat

b. Gagap

c. Terlambat pemerolehan bahasa

d. Terlambat pemerolehan struktur bahasa

a. Terlambat pemerolehan bahasa

b. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa

c. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa

a. Terlambat/gangguan bicara yang permanen

b. Terlambat/gangguan bicara yang permanen

a. Terlambat bicara

b. Terlambat bicara

c. Pasti terlambat bicara

a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicaranya

b. Kemampuan bicaranya lebih rendah

a. Mempengaruhi kemmapuan mengisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartia

b. Mempengaruhi kemampuan mengisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi seperti dispraksia

c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartia dan dispraksia

d. Kesulitan membedakan suara, mengenal bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar disekolah.

Sedangkan Aram D.M (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini :

1. Lingkungan sosial anak

Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.

2. Sistem masukan/input

Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak deng otitis media kronik dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis, rubella, tolsoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia sensorik (terjadi kegagalan , integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia, autisme infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa juga akan berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang berat, demikian juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan tejadi gangguan artikulasi.

3. Sistem pusat bicara dan bahasa

Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, inteprestasi, formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retasrdasi mental, misalnya pada Sindrom Down.

4. Sistem Produksi

Sistem produksi suara seperti laring, hidung, struktur mulut dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut.

Menurut Jeniffer Fusco (2002) etiologi dari gangguan bahasa karena kehilangan pendengaran, infeksi kronik telinga, stroke atau trauma otak, syndroms, retardasi mental, riwayat injuri otak selama prenatal, intranatal dan postnatal, ketidakmampuan untuk memahami dan berbahasa, gangguan proses auditory, keterlambatan perkembangan pada bayi prematur, kelemahan atau gangguan motorik, gangguan proses sensory, dan gangguan otot. Dalam penelitiannya, Jeniffer Fusco menemukan bahwa keterlambatan lebih banyak dialami pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Fusco berpendapat bahwa secara umum laki-laki mempunyai kemampuan nonverbal yang lebih bagus dibandingkan dengan kemampuan verbal.

G. Klasifikasi dan Tanda Gejala Gangguan Bicara dan Bahasa

Menurut Rutter (dikutip dari Toback C), berdasarkan atas berat ringannya kelainan bahasa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

RinganKeterlambatan akuisi dari bunyi kata-kata, bahasa normal.Dislalia

SedangKeterlambatan lebih berat dari akuisi bunyi kata-kata dan perkembangan bahasa terlambatDisfasia ekspresif

BeratKeterlambatan lebih berat dari akuisisi dan bahasa, gangguan pemahaman bahasaDisfasia reseptif dan tuli perseptif

Sangat beratGangguan pada seluruh kemampuan bahasaTuli perseptif dan tuli sentral

Sedangkan Rapinda Allen (dikutip dari Klein, 1991) berdasar patofisologi membagi kelainan bahasa pada anak menjadi 6 sub tipe :

1. ) 2 Primer ekspresif

disfraksia verbal

anak mengerti sefala sesuatu yang dikatakan kepadanya, mereka lebih sering menunjuk daripada bicara

gangguan defisit produksi fonologi

anak bicara dengan kata-kata dan frase yang susah dimengerti bahkan pada orang-orang yang sering kontak dengannya sehingga menimbulkan rasa marah dan frustasi bagi si anak.

2. ) 2 Defisit represif dan ekspresif

gangguan campuran ekspresif represif

anak berbicara sulit dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak dari mereka yang autistik.

disfrasia verbal auditori agnosia

anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun kadang-kadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain dan miskin dalam artikulasi kata-kata.

3. ) 2 Defisit bahasa yang lebih berat

gangguan leksikal sintaksis

anak kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat bercakap-cakap. Mereka tidak gagap dan tidak menghindar untuk berbicara.

gangguan semantik pragmantik

Anak dapat berbicara lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai satu topik.

Aram D.M (1987) dan Towne (1983) gejala-gejala anak dengan gangguan bahasa adalah sebagai berikut :

1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.

2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.

3. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata jangan, da-da, dan sebagainya.

4. Pada usia 18 bulan tidak dapa menyebut sepuluh kata tunggal

5. Pada usia 2 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk, kemari, berdiri)

6. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh

7. Pada usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata-kata yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase

8. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri ari 2 buah kata.

9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganya

10. Pada usia 36 bulan belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana

11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana.

12. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban dan lain-lain)

H. Penatalaksanaan Klien dengan Gangguan Bicara dan bahasa Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak, akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan kelainan pada masa sekolah antara lain yang dengan menggunakan pemeriksaan DDST.

Parameter penilaian perkembangan dengan DDST Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :

a. Alat yang Digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.

Lembar formulir DDST

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.

b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).

Abnormal

- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Meragukan

- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Setelah terdeteksi terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka dapat dicarai penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak dengan gangguan fonologi biasaya prognosisnya lebih baik. Sedangkan gangguan bicara pada anak yang itelegensinya normal perkembangan bahasanya lebih baik daripada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak dengan gangguan yang multipel terutama dengan gangguan pemahaman, gangguan bicara ekspresif atau kemampuan naratif yang tidak berkembang pada usia 4 tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada usia 5,5 tahun.

Berikut ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa menurut Blager (1981) :

MasalahPenatalaksanaanRujukan

Lingkungan

a. Sosek rendah

b. Tekanan Keluarga

c. Keluarga bisu

d. Bahasa Bilingual Meningkatkan stimulasi

Mengurangi tekanan

Meningkatkan stimulasi

Menyederhanakan masukan bahasa

Kelompok BKB (Bina Keluarga dan Balita) atau kelompok bermain.

Konseling keluarga

Kelompok BKB

Ahli, terapi wicara

Emosi

a. Ibu yang tertekan

b. Gangguan serius pada keluarga

c. Gangguan serius Meningkatkan stimulasi

Meningkatkan status emosi anak

Meningkatkan status emosi anak Konseling, kelompok BKB/bermain

Psikoterapi

Psikoterapi

Masalah Pendengaran

a. Kongenital

b. Didapat Monitor dan obati kalau memungkinkan

Monitor dan obati kalu memungkinkan Audiologist/ahli THT

Audiologist/ahli THT

Perkembangan lambat

a. Dibawah rata-rata

b. Perkembangan terlambat

c. Retardasi mental

Meningkatkan stimulasi

Meningkatkan stimulasi

Maksimalkan potensi Ahli terapi wicara

Ahli terapi wicara

Program khusus

Cacat bawaan

a.Palatum sumbing

b. Sindrom Down

Monitor dan dioperasi

Monitor dan stimulasi Ahli terapi setelah operasi

Rujuk ke ahli terapi wicara, SLB C, monitor pendengarannya

Kerusakan otak

a.Kerusakan neuromuskular

b. Sensorimotor

c.Palsi Serebralis

d. Masalah persepsi Atasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak

Mengatasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak

Mengoptimalkan kemampuan fisik kogntitif dan bicara anak

Mengatasi masalah keterlambatan bicara Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli patologi wicara

Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli terapi wicara

Rujuk ke ahli rehabilitasi, ahli terapi wicara

Rujuk ke ahli patologi wicara , kelompok BKB

DAFTAR PUSTAKA1. Behrman, Richard E. (1988). Ilmu Kesehatan Anak : Nelson. Ed. 12. Jakarta : EGC

2. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC

3. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC.

4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC

6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

7. .,Modul NCHS WHO. Unpublished

8. DEPKES RI. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Ed. 10. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga

9. www.speechdelayed.com, Jeniffer Fusco , 2002, Fruequently Asked Question, Colombus, OH 43311