gambaran status kesehatan gingiva...

4
72 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292 Volume 3, No.3, September 2017 http://www.untb.ac.id/september-2017/ GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PASIEN ORTODONTI DI KLINIK RSGM FKG UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN 2017 Oleh : Wiwekowati 1 , I.D.G.Budijanana 2 , IGN Rizky Prayudi 3 1 Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Kedokteran Biomedik , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar 3 Mahasiwa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar E-mail : [email protected] ABSTRAK Keberhasilan perawatan ortodonsi ditentukan oleh kesehatan gingival. Perawatan ortodonti bisa dilakukan secara cekat maupun lepasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kesehatan ginggiva pada pasien yang memakai alat ortodonti lepasan di Klinik RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pasien ortodonti sebanyak 25 orang diambil dengan menggunakan metode total sampling, pada kunjungan bulan Mei 2017. Kriteria pasien adalah telah dilakukan perawatan minimal selama 6 bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva yang digunakan adalah Index Gingival dari Loe & Silness. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 32% kasus jenis gingivitis ringan, tidak terdapat kasus gingivitis jenis sedang maupun gingivitis berat. Kata kunci : status kesehatan gingiva, ortodonti, klinik RSGM FKG UNMAS Denpasar PENDAHULUAN Adalah penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi pasien pemakai alat ortodontik. Rendahnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan berdampak terhadap kesehatan jaringan periodontal. Bagaimanapun pada pasien pemakai alat ortodontik akan lebih mengalami kesulitan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan perawatan ortodontik ditentukan oleh kesehatan jaringan ginggiva. Pada saat beban mekanis diberikan pada gigi, tulang beserta jaringan periodontal menunjukkan perubahan. Beban mekanis mempengaruhi vaskularisasi jaringan periodontal dan aliran darah yang ada, hasil sintesis lokal,dan pelepasan berbagai molekul seperti neurotransmitter, sitokin, growth factor, colony stimulating factor, dan metabolit asam arakidonat. Pelepasan molekul menimbulkan respon seluler pada berbagai tipe sel pada gigi dan di sekitar gigi, yang menimbulkan aposisi dan resorpsi. Pada prinsipnya gerakan biomekanik ortodontik merupakan suatu proses inflamasi aseptik. Apabila kondisi dalam mulut tidak dijaga sehingga terjadi radang maka reaksi radang yang khronis dapat mengganggu osteogenesis pada remodeling tulang (Khrisnan dan Davidovitch, 2006; Andrade dkk., 2012; Nayak dkk, 2013) Kesuksesan perawatan ortodonti dipengaruhi oleh berbagai hal yakni adanya keterlibatan kesehatan jaringan periodontal, oral higiene, dan kekuatan mekanik ortodontik. Pengaruh yang merugikan seperti adanya rasa sakit (pain), discomfort, karies gigi, penyakit gingivitis dan periodontitis merupakan masalah pada perawatan ortodonti. Terdapat kenyataan bahwa kebutuhan perawatan ortodonti di Indonesia semakin meningkat, sedangkan angka prevalensi maloklusi di Indonesia masih tinggi dan menduduki peringkat ketiga setelah kasus karies gigi dan penyakit periodontal. Data yang ada menunjukkan bahwa angka prevalensi maloklusi di Bandung menurut Gan-Gan (1996) cit. Fajri dan Sutjiati (2013) berkisar antara 70,27% - 99,8%. Sedangkan menurut Wijanarko (1999), data derajat keparahan maloklusi siswa SMP di Jakarta usia 12-14 tahun mencapai 83,4%. Kemudian data penelitian Sinulingga (2010) menunjukkan bahwa 91,7% dari populasi remaja usia 12-15 tahun memerlukan perawatan ortodonsi; serta penelitian Wijayanti dkk (2014), pada subyek anak SD di Jakarta usia 9-11

Upload: trinhanh

Post on 14-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA …untb.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/14.GAMBARAN-STATUS...bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva

72 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292

Volume 3, No.3, September 2017 http://www.untb.ac.id/september-2017/

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PASIEN ORTODONTIDI KLINIK RSGM FKG UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2017

Oleh :

Wiwekowati1, I.D.G.Budijanana2, IGN Rizky Prayudi3

1Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Kedokteran Biomedik , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana2 Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar

3Mahasiwa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati DenpasarE-mail : [email protected]

ABSTRAKKeberhasilan perawatan ortodonsi ditentukan oleh kesehatan gingival. Perawatan ortodonti bisa

dilakukan secara cekat maupun lepasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambarankesehatan ginggiva pada pasien yang memakai alat ortodonti lepasan di Klinik RSGM FKG UniversitasMahasaraswati Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel pasien ortodonti sebanyak 25 orang diambil dengan menggunakan metode total sampling,pada kunjungan bulan Mei 2017. Kriteria pasien adalah telah dilakukan perawatan minimal selama 6bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva yang digunakanadalah Index Gingival dari Loe & Silness. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 32% kasus jenisgingivitis ringan, tidak terdapat kasus gingivitis jenis sedang maupun gingivitis berat.

Kata kunci : status kesehatan gingiva, ortodonti, klinik RSGM FKG UNMAS Denpasar

PENDAHULUAN

Adalah penting untuk menjaga kesehatan gigidan mulut bagi pasien pemakai alat ortodontik.Rendahnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutakan berdampak terhadap kesehatan jaringanperiodontal. Bagaimanapun pada pasien pemakaialat ortodontik akan lebih mengalami kesulitandalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.Keberhasilan perawatan ortodontik ditentukan olehkesehatan jaringan ginggiva.

Pada saat beban mekanis diberikan pada gigi,tulang beserta jaringan periodontal menunjukkanperubahan. Beban mekanis mempengaruhivaskularisasi jaringan periodontal dan aliran darahyang ada, hasil sintesis lokal,dan pelepasanberbagai molekul seperti neurotransmitter, sitokin,growth factor, colony stimulating factor, danmetabolit asam arakidonat. Pelepasan molekulmenimbulkan respon seluler pada berbagai tipe selpada gigi dan di sekitar gigi, yang menimbulkanaposisi dan resorpsi. Pada prinsipnya gerakanbiomekanik ortodontik merupakan suatu prosesinflamasi aseptik. Apabila kondisi dalam muluttidak dijaga sehingga terjadi radang maka reaksiradang yang khronis dapat menggangguosteogenesis pada remodeling tulang (Khrisnan dan

Davidovitch, 2006; Andrade dkk., 2012; Nayakdkk, 2013)

Kesuksesan perawatan ortodonti dipengaruhioleh berbagai hal yakni adanya keterlibatankesehatan jaringan periodontal, oral higiene, dankekuatan mekanik ortodontik. Pengaruh yangmerugikan seperti adanya rasa sakit (pain),discomfort, karies gigi, penyakit gingivitis danperiodontitis merupakan masalah pada perawatanortodonti. Terdapat kenyataan bahwa kebutuhanperawatan ortodonti di Indonesia semakinmeningkat, sedangkan angka prevalensi maloklusidi Indonesia masih tinggi dan menduduki peringkatketiga setelah kasus karies gigi dan penyakitperiodontal. Data yang ada menunjukkan bahwaangka prevalensi maloklusi di Bandung menurutGan-Gan (1996) cit. Fajri dan Sutjiati (2013)berkisar antara 70,27% - 99,8%. Sedangkanmenurut Wijanarko (1999), data derajat keparahanmaloklusi siswa SMP di Jakarta usia 12-14 tahunmencapai 83,4%. Kemudian data penelitianSinulingga (2010) menunjukkan bahwa 91,7% daripopulasi remaja usia 12-15 tahun memerlukanperawatan ortodonsi; serta penelitian Wijayanti dkk(2014), pada subyek anak SD di Jakarta usia 9-11

Page 2: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA …untb.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/14.GAMBARAN-STATUS...bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 73

http://www.untb.ac.id/september-2017/ Volume 3, No. 3, September 2017

tahun diperoleh 76,5% subyek membutuhkanperawatan ortodonti.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk itumencari data awal khususnya di kota Denpasaruntuk mendapatkan gambaran keadaan kesehatangingival pada pasien dengan alat ortodontiklepasan.

METODE PENELITIAN

Jenis rancangan penelitian cross sectional.Pelaksanaan pelitian dilakukan di klinik penelitianini adalah penelitian deskriptif, denganmenggunakan Ortodonti FKG UNMAS Denpasarpada kunjungan pasien bulan Mei 2017. Populasipenelitian ini adalah semua pasien ortodontik baiklaki maupun perempuan yang dirawat olehmahasiswa Program Profesi. Metode pengambilansampel adalah secara total sampling. Usia pasienyang diteliti mulai 13-25 tahun. Adapun pasienyang menjadi sampel penelitian ini minimal telahmemakai alat ortodonsi lepasan selama 6 bulan.Pada semua pasien, di awal perawatan telahdiberikan instruksi oral propilaksis.

Selanjutnya penilaian status ginggivadilakukan menggunakan metode Index Ginggivaldari Loe & Silness. Alat yang digunakan adalahperiodontal probe. Pemeriksaan dilakukan padagigi M1 kanan atas, I2 kanan atas, P1 kiri atas, M1kiri bawah, I2 kiri bawah, P1 kanan di empat areagingival pada masing-masing gigi (pada permukaanlabial/bukal, distal, mesial, dan lingual/palatal).Adapun rumus Indeks Ginggiva (Loe & Silness)adalah sebagai berikut : (Jeffrey dkk, 2011)

diperiksapermukaan xgigiIndeks

gingivalskorGinggivaIndeks

Skor Indeks Gingiva Kondisi Gingiva

0,1 - 1,0 gingivitis ringan

1,1 - 2,0 gingivitis sedang

2,1 - 3,0 gingivitis berat

(Jeffrey dkk, 2011)

HASIL DAN ANALISIS

Subyek penelitian pasien ortodontik yangmemakai alat lepasan yang datang ke KlinikRSGM FKG UNMAS pada bulan Mei 2014berjumlah 25 pasien. Berdasarkan karakteristikjenis kelamin jumlah subyek perempuan 15 pasien(60%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki10 pasien (40%). (diagram gambar 1).

Gambar 1. Distribusi rasio pasien ortodontikpemakai alat lepasan berdasarkan jeniskelamin di Klinik RSGM FKGUNMAS bulan Mei 2017

Pada penelitian Marcelina (2016) pada subyekpenelitian pemakaian alat ortodontik cekat anakSMA di Menado menunjukkan gambaran bahwapemakai alat ortodontik pada perempuan lebihbanyak dibandingkan dengan laki-laki (81%banding 19%). Demikian juga pada penelitianGalag dkk (2015), bahwa perbandingan pasienperempuan (SMA di Menado) dengan pasien laki-laki adalah 86% banding 14%. Pada penelitian ini60% banding 40%. Gambaran ini menunjukkanpola bahwa responden perempuan memilikikebutuhan yang lebih tinggi terhadap penampilanatau estetika. Perempuan lebih percaya diri ketikapenampilan gigi geliginya lebih rapi. Tetapi padapenelitian Nasir (2011) di suatu klinik di Islamabadmenunjukkan laki-laki lebih tinggi dibandingkanperempuan dengan perbandingan 25 dan 15. Tetapimetodologis pengambilan sampel dilakukan secaraberbeda, yaitu secara simple random sampling dari50 pasien yang datang ke klinik dan dilakukan dropout 10 pasien

Sedangkan karakteristik subyek penelitianberdasarkan usia dapat ditunjukkan pada diagramgambar 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa subyekpenelitian berada pada rentang usia 12-25 tahun.Usia yang paling banyak menjadi sampel berusia16 tahun dan 23 tahun tahun yaitu sebanyak 5pasien (20%).

Gambar 2. Distribusi subyek penelitian pasiendengan alat ortodensi lepasanberdasarkan usia yang berkunjung keklinik ortodnsi FKG Unmas bulan Mei2017

Pasien yang dilakukan perawatan ortodontik diKlinik Ortodontik RSGM FKG UniversitasMahasaraswati yang tercakup dalam penelitian ini

Page 3: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA …untb.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/14.GAMBARAN-STATUS...bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva

74 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292

Volume 3, No.3, September 2017 http://www.untb.ac.id/september-2017/

mulai umur 12-25 tahun, dengan paling banyaksampel umur 16 tahun dan 23 tahun. Sedangkanumur pasien 14 tahun dan 19 tahun tidak ada.

Distribusi status kesehatan gingival padapemakai alat ortodontik lepasan dibedakanberdasarkan kriteria Indeks Ginggiva dari Loe &Silness, adalah sebagai berikut : yaitu normal(sehat), inflamasi ringan, inflamasi sedang, daninflamasi berat seperti pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi status gingival pada pemakaialat lepasan pada pasien ortodontik diKlinik RSGM FKG UNMAS bulan Mei2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwasebagian besar sampel pemakai alat ortodontilepasan (68%) mempunyai status gingiva yangnormal. Sedangkan jumlah pasien yang mempunyaistatus gingival dengan inflamasi ringan sebanyak32% ; dan tidak terdapat pasien dengan statusgingival dengan inflamasi sedang dan berat.Penelitian Marchelina dkk (2016) pada pemakaialat ortodonti cekat anak SMA di Menado,sebanyak 83,87% menunjukkan inflamasi ringandan 16,13% menunjukkan terjadinya inflamasisedang, tetapi tidak terdapat inflamasi berat.Sedangkan penelitian Galag dkk (2015) pada anakSMA di Menado menunjukkan 30,5% denganstatus kesehatan gingival yang baik dan 69,44 %dengan status ginggiva dengan inflamasi sedang,tidak terdapat status ginggiva dengan inflamasiburuk.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwakesehatan gingival berhubungan dengan kebersihanmulut. Kebersihan mulut merupakan faktor pentingyang harus dijaga oleh pemakai alat ortodonti.Bagaimanapun dengan pemakaian alat ortodontiakan mempermudah timbulnya plak dan adanyakekuatan mekanis menjadikan predisposisiterjadinya inflamasi akut bahkan menjadi khronis.Inflamasi yang khronis dan merembet ke masalahperiodontitis akan jelas mempengaruhikeberhasilan dalam remodeling tulang (Andradedkk, 2012; Khrisnan and Davidovitch, 2006).Tetapi dengan perilaku yang benar dan disiplindalam pemeliharaan kesehatan mulut padaperawatan ortodontik maka timbulnya inflamasiakan ditekan. Pada penelitian ini pasienmenggunakan alat ortodontik lepasan dimanaresiko timbulnya plak lebih rendah dibandingkanalat ortodontik cekat, karena alat dapat dapat

dilepas dan dipasang oleh pasien sendiri ; dandapat segera dibersihkan. Sedangkan alat ortodonikcekat perlu pemeliharaan dengan sikat gigi yangkhusus, dental floss, dan scalling gigi yang rutin.

PENUTUP

Status kesehatan gingiva pada pemakai alatortodontik lepasan pada pasien yang berkunjung keKlinik RSGM FKG UNMAS Denpasar pada bulanMei 2017 sebagian besar (68%) menunjukkannormal dan 38% menunjukkan kondisi inflamasiringan dengan jumlah perempuan menunjukkanlebih besar dibandingkan pada laki-laki. Sebagaisaran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut denganpenelitian longitudinal dalam kurun waktu lebihpanjang, dan perlu dilakukan pula pada pasiendengan alat ortodonti cekat.

DAFTAR PUSTAKA

Andrade, I.J.R., Silvana, R.A.T., Paulo, E.A.S.2012. Inflammation and Tooth Movement :The Role of Cytokines, Chemokines, andGrowth Factors. Semin.Orthod. 18:257269

Fajri, L dan Sutjiati, R. 2013. KebutuhanPerawatan Ortodonsi Siswa Sekolah DasarSumbersari V Kecamatan SumbersariKabupaten Jember Dengan menggunakanIndeks Handy Capping malocclusionAssesment Record (HMAR).Stomatognatic. 10:1 (47-50)

Galag, C.A., Anadita, P.S., Waworuntu, O. 2015.Status Kebersihan Mulut Pada PenggunaAlat Ortodont Cekat Berdasarkan OralHygiene Index Simplified di SekolahMenengah atas Negeri 1 Manado. Jurnal e-Gigi. 3 (2) : 298-301

Jeffrey, A.D.. Avery, David, R., Mc.donald,Ralph, E. 2011. Dentistry for The Child-Adolescent, 9th Ed., India, Mosby, 376-380

Khrisnan, V, and Davidovitch, Z .2006. Cellular,Molecular and Tissue-Level Reactions toOrhodontic Force. Am.J.Orthod.Dentofac.Orthop. 129:469e.1-32

Marchelina, G.A.R., Anindita, P.S., Waworuntu,O.A. 2016. Status Kesehatan Gingiva PadaPengguna Alat Ortodontik Cekat di SMANegeri 1 Manado. Pharmacon. 5(1) : 150-157

Page 4: GAMBARAN STATUS KESEHATAN GINGIVA …untb.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/14.GAMBARAN-STATUS...bulan dan bersedia mengikuti penelitian ini. Instrumen pengukuran kesehatan gingiva

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 75

http://www.untb.ac.id/september-2017/ Volume 3, No. 3, September 2017

Nasir, N., Ali, S., Bashir, U., Ullah, U. 2011. Effectof Orthodontic Treatment on PeriodontalHealth. Pakistan Oral& Dent.J. 3 (1) :111-114

Nayak, B.N., Galil, K.A., Wiltshire, W., Lekic,P.C. 2013.Molecular Biology of rthodonticTooth Movement. Journal of Dentistry OralHealth. 1 : 1-6

Sinulingga, I.S. 2010. Kebutuhan PerawatanOrtodonsi pada Remaja Usia 12-15 TahunMenggunakan Indikator KebutuhanPerawatan Ortodonti (IKPO). Tesis.Jakarta: FKG UI

Wijanarko, A.G. 1999. Prevalensi Maloklusi padaRemaja Usia 12-14 Tahun pada SekolahMenengah Pertama di Jakarta. Tesis.Jakarta: UI

Wijayanti, P., Krisnawati, Ismah, N. 2014.Gambaran Maloklusi dan KebutuhanPerawatan Ortodonti Pada Anak Usia 9-11Tahun (Studi pendahuluan di SD At-Taufiq,Cempaka Putih, Jakarta). Jurnal PDGI. 63:1(25-29)