gambaran populasi republik rakyat china dan indonesia
TRANSCRIPT
GAMBARAN POPULASI REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN INDONESIA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dinamika Kependudukan
Disusun Oleh :
Dwi Prasetyo Utomo 102110101103
Qorinatus Zahroh 102110101170
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2013
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................................... 2
Tujuan........................................................................................................ 2
GAMBARAN POPULASI RRC DAN INDONESIA.................................. 3
Gambaran Populasi dan Pengendalian Penduduk di RRC........................ 3
Gambaran Populasi dan Pengendalian Penduduk di Indonesia................. 9
KESIMPULAN............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
ii
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk pada suatu Negara atau wilayah selalu mengalami perubahan
atau dinamika penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran ‘fertilitas’, kematian
’mortalitas’, dan perpindahan penduduk ‘migrasi’ yang mempengaruhi komposisi
perubahan penduduknya mengalami perubahan-perubahan sepanjang masa. Perubahan
keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika penduduk ini
merupakan keseimbangan yang dinamis antara menambah atau mengurangi jumlah
penduduk secara terus menerus yang akan di pengaruhi faktor dinamika penduduk.
Dinamika perubahan penduduk fertilitas cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan
penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara akan tetapi
secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumah kematian yang terjadi pada golongan
umur tertentu dan migrasi ‘imigran’ (pendatang) akan menambah ‘emigran’(pindah)
akan mengurangi jumlah penduduk.
Di negara Republik Rakyat China dan Indonesia, laju pertumbuhan penduduk
pada tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan baik China
maupun Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Berdasarkan hasil sensus dunia, populasi penduduk dunia telah mencapai 7 miliar jiwa
pada tahun 2011. China masih berada pada posisi puncak sebagai negara berpenduduk
terbanyak didunia (1,3 miliar), disusul India (1,2 miliar jiwa), USA (0,3 miliar) dan
Indonesia (0,2 miliar) (Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia,
2011).
Pemerintah China dan Indonesia telah melakukan berbagai usaha sebagai upaya
mengendalikan kepadatan dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. China dikenal
dunia dengan kebijakan “Satu Anak” dalam mengurangi pertumbuhan penduduk yang
tinggi, sedangkan Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Indonesia (BKKBN) meluncurkan program “2 anak lebih baik”.
Usaha-usaha tersebut tentunya membuahkan hasil namun tetap menghasilkan
dampak jangka panjang. Banyak ahli mengatakan kebijakan satu anak China telah
melanggar HAM dan hak reproduksi wanita. Selain itu, dampak jangka panjang dari
kebijakan ini adalah ancaman penuaan populasi yang akan dihadapi pemerintah China,
2
dimana jumlah penduduk dengan lansia lebih besar daripada jumlah penduduk usia
produktif. Sebaliknya, Indonesia mempunyai dampak jangka panjang yang positif,
dimana jumlah penduduk usia muda dan usia produktif yang lebih besar dari pada
jumlah penduduk lansia. Hal ini yang oleh beberapa peneliti dikatakan Indonesia akan
memperoleh peluang bonus demografi pada tahun 2020-2030 (Departemen Statistik
Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, 2011). Namun, bonus demografi ini
memerlukan pengelolaan yang baik dalam mempersiapkan generasi unggul yang siap
bersaing dengan dunia.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap negara harus
melakukan usaha dan mengeluarkan kebijakan kependudukan yang memberikan
dampak positif baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, kebijakan
kependudukan yang dikeluarkan harus tetap memperhatikan hak asasi, harkat dan
martabat setiap manusia.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus penulis
adalah Bagaimana Gambaran Populasi dan Pengendalian Penduduk di Republik Rakyat
China dan Indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis kami adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran populasi yang terdapat di Republik Rakyat China dan
Indonesia
2. Mengetahui penyebab kepadatan penduduk yang terjadi di Republik Rakyat
China dan Indonesia
3. Mengetahui dampak kepadatan penduduk terhadap kelangsungan hidup bangsa
Republik Rakyat China dan Indonesia
4. Mengetahui solusi dan usaha yang pernah dilakukan serta akibat yang
ditimbulkannya baik oleh Republik Rakyat China maupun Indonesia dalam
upaya mengendalikan pertumbuhan dan kepadatan penduduk
3
GAMBARAN POPULASI DI CHINA DAN INDONESIA
Gambaran Populasi Dan Pengendalian Penduduk Di China
Kependudukan merupakan masalah yang selalu mengalami dinamika. Setiap
negara mempunyai permasalahan tersendiri terkait kependudukan. Permasalahan yang
banyak dialami beberapa negara di dunia adalah masalah overpopulasi atau kepadatan
penduduk.
Populasi penduduk dunia telah mencapai 7 miliar jiwa pada tahun 2011. China
masih berada pada posisi puncak sebagai negara berpenduduk terbanyak didunia (1,3
miliar), disusul India (1,2 miliar jiwa), USA (0,3 miliar) dan Indonesia (0,2 miliar).
Populasi tersebut akan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 10,1 miliar
jiwa pada tahun 2100. Peningkatan jumlah penduduk diperkirakan berasal 39 negara di
Afrika, sembila di Asia, enam di Oceania dan empat di Amerika Latin. Pada 2100,
populasi India sebanyak sebanyak 1,6 miliar diperkirakan akan melampaui China (0,9
miliar). Indonesai akan menampati posisi ke tujuh sebagai negara terbanyak di dunia
dengan total populasi sebanyak 0,6 miliar jiwa (Departemen Statistik Ekonomi dan
Moneter Bank Indonesia, 2011).
4
Demografi China dikenali lewat populasi yang besar dengan proporsi remaja
dan kanak-kanak yang relatif sedikit, akibat dari kebijakan satu anak yang ditentukan
oleh pemerintah Republik Rakyat China. Kebijakan-kebijakan kependudukan
diterapkan di China sejak tahun 1979 telah membantu mencegah beberapa juta
kelahiran.
China menjadi negara berpenduduk terbanyak di dunia selama berabad-abad.
Ketika China menjalankan sensus pertamanya sejak pasca-1949, yaitu pada 1953,
populasi China terhitung 582 juta jiwa, sedangkan pada sensus ke-5 pada tahun 2000,
populasi China berlipat dua, tepatnya 1,2 miliar jiwa.
Pada pertengahan dasawarsa 1950-an, pemerintah China memperkenalkan
sejumlah program dan kampanye keluarga berencana atau pengendalian penduduk,
dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Populasi China yang berkembang cepat
adalah persoalan kebijakan primer para pemimpin China pada pertengahan abad ke-20,
sehingga pada permulaan dasawarsa 1970-an, pemerintah menerapkan kebijakan satu
anak (diberlakukan sejak tahun 1979). Di bawah kebijakan ini, dengan perbedaan
panduan terhadap suku-suku minoritas, pasangan yang menikah secara resmi hanya
diizinkan memiliki satu anak. Hasil dari kebijakan ini, China berhasil mencapai
tujuannya, yakni tingkat kesuburan yang menurun dan relatif stabil. Pada tahun 1971
perempuan China rata-rata memiliki 5,4 anak, sedangkan pada tahun 2004 hanya 1,7
anak (wikipedia.com).
Dokumen penting tonggak sejarah Pemerintah China menyusun Program Aksi
family planning adalah memaksimalkan hasil Konferensi Internasional tentang
kependudukan dan Pembangunan di Kairo, tahun 1994 sebagai suatu kekuatan
mempengaruhi pengambil keputusan untuk melakukan perubahan yang fundamental,
merubah filosofi kependudukan dan keluarga dengan tiga alasan utama, yaitu (1) alasan
demografis, bahwa pertumbuhan penduduk mengurangi tingkat kesuburan dan
memperlambat pembangunan Negara (2) alasan kesehatan, yang berfokus pada
kesehatan ibu dan anak (3) hak asasi manusia bahwa individu dan pasangan memiliki
hak untuk memutuskan reproduksi, termasuk jumlah dan waktu kelahiran dan
disusunlah strategi program keluarga berencana dengan (Widyaiswara BKKBN, 2012):
5
1. Menetapkan prinsip-prinsip “penduduk adalah faktor utama dalam pembangunan
atau di Indonesia disebut pembangunan manusia seutuhnya, dengan mengedepankan
kepuasan pelanggan dan kontrol kualitas tanpa mengedepankan kuantitas. Aspek
sosial-ekonomi bergeser dari tradisional ke modern seperti pernikahan dini dan
kelahiran awal, ke pendewasaan perkawinan dan penundaan kelahiran, nilai anak
laki-laki dan perempuan dibuang jauh dan pertolongan persalinan diprioritaskan
sebagai dasar membentuk keluarga kecil bahagia, keluarga harmonis.
2. Hak asasi manusia dimaknai dengan mempromosikan keluarga berencana, dan
memberi perhatian khusus untuk melindungi hak-hak dasar 10 klien, yaitu hak atas
informasi, hak untuk memiliki akses ke layanan, hak untuk memilih, hak atas rasa
aman, hak atas privasi, hak untuk kerahasiaan, hak untuk martabat, hak untuk
kenyamanan, hak untuk terus menggunakan jasa dan hak untuk mengekspresikan.
3. Mempromosikan Kualitas kesehatan reproduksi. “Kualitas kesehatan reproduksi”
dikembangkan diseluruh kabupaten dan kecamatan sampai ke desa karena telah
dijadikan pusat kegiatan program KB karena langsung pada kebutuhan dasar
manusia untuk kesehatan reproduksi. Kekuatan kunci adalah penyediaan layanan
teknis dan merupakan inovasi petugas keluarga berencana China untuk menuju
situasi baru.
4. Menetapkan Mekanisme kerja yang komprehensif dan memperkuat reformasi
mekanisme operasional ini dilakukan dengan cara : Menetapkan payung hukum yang
menjadi landasan semua kebijakan operasional yakni “ satu anak dalam keluarga “
5. Menjaga kualitas pelayanan, kebijakan-driven solusi dan terpadu dalam rangka untuk
memperdalam reformasi yang telah mencapai keberhasilan awal. Kelompok
masyarakat diberikan keleluasaan untuk ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan
kegiatan KB karena urusan keluarga berencana harus transparan. Asosiasi keluarga
berencana dan LSM lainnya pada tingkat akar rumput diberikan peran penuh untuk
menerapkan aturan hukum dan pembelaan hak-hak hukum dan kepentingan
masyarakat .karena program keluarga berencana memfasilitasi peningkatan kualitas
hidup masyarakat.
6. Melakukan kajian strategis dan meningkatkan sistem jaminan sosial yang terkait
dengan kependudukan dan keluarga berencana. Beberapa tahun terakhir, pemerintah
6
China telah berupaya untuk menggabungkan pelaksanaan Program Aksi ICPD
dengan Tujuan Pembangunan Milenium PBB, mencoba untuk membuka visi baru
bagi penduduk sebagai potensi pembangunan melalui reformasi dan inovasi. Dengan
pemusatan pada tiga matra: Kekuatan pembangunan berpusat pada manusia,
pengembangan potensi penduduk, penguatan koordinasi dan berkelanjutan, tren
populasi penduduk hubungannya dengan ekonomi, penduduk dengan sumber daya
dan lingkungan; Melalui program pilot project ”pelatihan langsung pada keluarga,
promosi program peningkatan pendapatan” dengan slogan kelahiran lebih sedikit,
kemakmuran lebih cepat“
7. Mengembangkan kebijakan publik dan model layanan yang melibatkan pemerintah,
LSM dan organisasi swasta. Organisasi non-pemerintah yang memainkan peran
penting dalam kependudukan dan keluarga berencana .
Usaha yang dilakukan China tentunya membuahkan hasil dan China dikatakan
sebagai negara yang cukup pesat dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Namun, predikat negara dengan jumlah penduduk terbanyak belum bisa dilepas dari
China. China terus mengalami peningkatan penduduk dari tahun ke tahun. Kepadatan
penduduk lebih terpusat di kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing. Penduduk
perkotaan kini mencapai 51,27 persen dari keseluruhan penduduk China yang mencapai
hampir 1,35 milyar menurut Biro Statistik Nasional (NBS) (Johannes, 2012). Hal ini
terjadi karena petumbuhan ekonomi yang cukup pesat di China sehingga angka
urbanisasi baik oleh penduduk dalam maupun luar China juga meningkat.
7
Keterangan: warna merah = Pusat urbanisasi
Kuning = kota tua
Biru = Inner suburbs
Hijau = outer suburbs
Usaha pengendalian pertumbuhan penduduk melalui kebijakan “Satu Anak”
memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap populasi penduduk China. Hal ini
terbukti dengan penurunan jumlah kelahiran sesuai dengan penjelasan sebelumnya.
8
Akan tetapi, kebijakan ini mempunyai sisi negatif dengan beberapa dampak yang dapat
ditimbulkan.
Akibat dari kebijakan ini, selama puluhan tahun lamanya terjadi kasus
pengguguran secara sadis hingga mencapai 13 juta janin setiap tahunnya. Selama 31
tahun lamanya, sekitar 400 juta janin telah dibunuh.
Kebijakan tersebut juga secara serius menyebabkan terjadinya ketidak-
seimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di China, fenomena penuaan
usia masyarakat serta serangkaian masalah sosial lainnya pun bermunculan. Meskipun
masyarakat internasional terus mengecam bahwa kebijakan ini sangat bertentangan
dengan HAM, dan melanggar standar penerapan “kelahiran berencana” yang telah
diakui oleh dunia internasional, namun hingga saat ini para penguasa masih tetap
menolak untuk menghapus kebijakan tersebut.
Menurut angka statistik pemerintah, jumlah aborsi di China mencapai 13 juta
jiwa setiap tahunnya, dan menempati urutan pertama di seluruh dunia. Harian China
Daily yang mengutip penjelasan dari pekerja medis dan survei kedokteran mengatakan,
jika termasuk kasus aborsi yang belum tercatat atau kasus keguguran karena pengaruh
obat-obatan, maka angka keguguran tersebut pasti akan jauh lebih tinggi (Anonim,
2011).
Pasangan suami-istri yang membangkang aturan tersebut bakal didenda sebesar
gaji bulanan mereka selama beberapa tahun. Mereka juga tidak mendapatkan akses
pelayanan sosial. Dijebloskan ke penjara adalah ancaman serius dari otoritas. Anak
yang dilahirkan karena pelanggaran kebijakan disebut “anak haram” karena tidak
memiliki status hukum di China (Hayati, 2012).
Selain dampak yang ditimbulkan di atas, menurut standar internasional, 10 tahun
lalu populasi penduduk di China telah memasuki masyarakat usia tua, dan sekarang
semakin bertambah parah. Dari hasil sensus penduduk ke-6 pada 2011 ini menunjukkan
bahwa penduduk yang berusia 60 tahun ke atas mencapai 13,26% atau meningkat
2,93% dibandingkan pada 2000, dan di antaranya yang berusia di atas 65 tahun
mencapai 8,87% atau meningkat 1,91%. Sementara anak usia di bawah 14 tahun telah
menurun sebanyak 6,29% dibandingkan dengan jumlah total penduduk China.
9
Pusat Riset Masalah Internasional dan Strategi Amerika belum lama ini
menerbitkan laporan sensus penduduk yang diberi judul “Rambut Putih China: Analisa
Populasi dan Ekonomi Terhadap Kebijakan Jompo China”, memaparkan potensi
masalah yang akan terjadi akibat pertumbuhan sosial masyarakat dan ekonomi serta
peralihan komposisi populasi China, yang jika tidak dipersiapkan secara matang, maka
pada paruh akhir abad ini China diprediksi akan menghadapi masalah serius. Laporan
tersebut menyatakan bahwa pada 35 tahun lalu perbandingan jumlah anak-anak dengan
orang tua di China adalah 6:1, dan 35 tahun kemudian yakni sekarang ini, perbandingan
tersebut telah berubah drastis menjadi 1:2.
GAMBARAN POPULASI DAN PENGENDALIAN PENDUDUK DI INDONESIA
Gambaran populasi China telah banyak dijelaskan sebelumnya. Lalu bagaimana
dengan gambaran populasi Indonesia. Sesuai dengan jumlah penduduk dunia, jumlah
penduduk Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India dan Amerika
Serikat. Jumlah penduduk tersebut terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Sebagian besar jumlah penduduk tersebut terpusat di pulau Jawa sehingga
ketidakseimbangan distribusi penduduk pun terjadi.
10
Jumlah penduduk Indonesia
Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan
pembangunan baik fisik maupun non fisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan
untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari
daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga
daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.
Untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan program pepindahan penduduk
dari daerah padat ke daerah kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi. Sasaran
11
utama program transmigrasi semula adalah untuk mengurangi kelebihan penduduk di
Pulau Jawa.
Pemerintah Indonesia, selain program transmigrasi, telah berupaya untuk
mengendalikan permasalahan populasi penduduk Indonesia salah satunya adalah dengan
membentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan program unggulan
berupa Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana (KB) telah cukup dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Pada dasarnya tujuan gerakan KB nasional mencakup dua hal,
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Tujuan kuantitatif adalah menurunkan dan
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Sedangkan tujuan kualitatif adalah untuk
menciptakan atau mewujudkan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Slogan dan program unggulan KB ini adalah “2 anak cukup” kemudian
mengalami perubahan menjadi “2 anak lebih baik”. Jumlah dua anak diharapkan akan
menekan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di Indonesia dan menghasilkan
generasi unggul yang siap bersaing dengan dunia.
Penduduk Indonesia didominasi oleh usia muda. Berdasarkan kelompok usia,
penduduk Indonesia masih tergolong penduduk muda. Ini terlihat dari persentase
penduduk pada kelompok usia muda (0-14 tahun) sebesar 28,9%, menurun
dibandingkan kondisi sepuluh tahun sebelumnya sebesar 0,4%. Sementara persentase
12
kelompok usia tua (di atas 65 tahun) sebesar 5% meningkat dari kondisi 2000 sebesar
4,5% (Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, 2011)
Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :
1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh
sejumlah manusia produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan
kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
2) Aspek pemenuhan gizi.
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan
makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak
lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada
gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia muda (0 -5 tahun).
Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental (mental
retardation). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang.
3) Aspek Pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan
kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi
kurang mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yang
mengakibatkan pada kualitas pendidikan tersebut kurang
4) Lapangan Kerja
Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan
lapangan kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu
pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan
lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan.
Alternatif Pemecahan yang diperlukan :
a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.
b) Peningkatan masa pendidikan.
c) Penundaaan usia perkawinan
13
Tren peningkatan persentase juga terlihat pada kelompok usia produktif (15-64
tahun) sebesar 65% (2000) menjadi 66,1% (2010). Dengan melihat komposisi penduduk
Indonesia yang didominasi oleh kelompok usia muda, maka terlihat bahwa piramida
penduduk Indonesia tahun 2010 termasuk tipe expansive, yakni bagian tengah pramida
cembung dan bagian atas cenderung meruncing.
Indonesia diperkirakan mendapat bonus demografi pada 2020-2030. Sejalan
dengan perkembangan jumlah penduduk di atas, United Nations dalam laporan World
opulation Prospect memprediksi bahwa Indonesia akan mendapat bons demografi pada
periode 2020-2030 yang menguntungkan dari sisi pembangunan (Departemen Statistik
Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, 2011).
Kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sementara usia
muda semakin kecil dan usia lanjut belm banyak sering disebut dengan fenomena bonus
demografi (the window opportunity). Bonus demografi membawa dampak sosial–
ekonomi, melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi
pembangunan. Jumlah tenaga kerja produktif yang tinggi akan menjadi dasar untuk
meningkatkan produktivitas sekaligus memperbesar peluang tercapainya pasar di dalam
negeri.
Akan tetapi, bonus demografi ini harus dipersiapkan denan baik dan dikelola
dengan baik sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Usia
produktif yang tidak disertai dengan kemampuan cukup untuk besaing di dunia kerja
hanya akan meningkatkan jumlah pengangguran dan jumlah pekerja kasar di Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah harus mempersiapkan dan menggunakan peluang bonus
demografi ini sebaik-baikya. Bonus demografi juga mempunyai beberapa tantangan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pengendalian angka kelahiran
melalui program keleurga berencana
b. Kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia untuk bersaing di dunia
kerja dan pasar internasional
c. Tingginya biaya pendidikan mendorong brlum meratanya pendidikan yang dapat
dinikmati oleh penduduk Indonesia
d. Ketersediaan lapangan pekerjaan
14
KESIMPULAN
Berdasarkan dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi dunia semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Begitupun dengan Republik Rakyat China dan
Indonesia yang selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu, setiap
negara dengan permasalahan yang sama memerlukan suatu usaha pengendalian untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Salah satu contoh adalah kebijakan
satu anak China dan program Keluarga Berencana yang diluncurkan oleh pemerintah
Indonesia serta program transmigrasi.
Setiap kebijkan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menghasilkan dampak,
baik jangka panjang maupun jangka pendek. Akan tetapi, setiap kebijakan harus
berusaha mengambil kebijakan yang mendatangkan banyak keuntungan dan tetap
memperhatikan harkat dan martabat manusia sehingga tidak terjadi banyak pelanggaran
di kemudian hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia. 2011. Informasi
Kependudukan Indonesia. [serial online] www.bi.go.id/ [9 Februari 2013]
Wikipedia.com
Widyaiswara BKKBN. 2012. China Tercepat Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk.
[serial online] http://sgmendung.wordpress.com [9 Februari 2013]
Johannes. 2012. Urbanisasi Tinggi, Penduduk Perkotaan China Capai 51,27 %. [serial
online] http://jaringnews.com [9 Februari 2013]
Anonim. 2011. 31 Tahun Program 1 Anak Pkt, 400 Juta Janin Terbunuh. [serial
online] http://www.epochtimes.co.id [9 Februari 2013]
Hayati, Suci Dian. 2013. Dilema Kebijakan Satu Anak China. [serial online]
http://www.jurnas.com [9 Februari]