gambaran pengetahuan dan sikap tentang …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf ·...

22
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN PENYAKITNYA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan NersProgram Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi llmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: ZUFIKA ERMAWATI 060201039 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2011

Upload: duongcong

Post on 02-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN PENYAKITNYA PADA PENDERITA

DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi  Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners‐Program Studi Ilmu Keperawatan 

di Sekolah Tinggi llmu Kesehatan ‘Aisyiyah  Yogyakarta

Disusun oleh: ZUFIKA ERMAWATI

060201039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA 2011

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

THE ILLUSTRATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT DISEASE MANAGEMENT IN DIABETES MELLITUS PATIENTS

IN REGIONAL PUBLIC HOSPITALS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN PENYAKITNYA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

Zufika Ermawati 060201039

Oleh: Penguji I : Diyah Candra, S. Kep, Ners.

Tanggal : ..........................................

Tanda tangan : .............. ...........................

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN PENYAKITNYA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL 1 

 Zufika Ermawati 2, Diyah Candra 3 

 INTISARI

Latar belakang : Penyakit DM tidak dapat disembuhkan namun DM dapat dikendalikan. Pengendalian DM diantaranya melalui pengobatan dan pola makan serta pola hidup sehat. Dasar pengelolaan diabetes dikenal empat pilar utama pengelolaan yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap tentang pengelolaan penyakitnya pada penderita DM di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul tahun 2010. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober 2010 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pengambilan sampel dengan aksidental sampling diperoleh sampel sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan rumus prosentase. Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang pengelolaan DM dengan kategori rendah sebanyak 25 orang (83,3%). Mayoritas responden mempunyai sikap dengan kategori cukup tentang pengelolaan DM yaitu 20 orang (66,7%). Saran : Saran bagi rumah sakit agar mempunyai program penyuluhan secara berkala tentang pengetahuan mengenai DM terutama tentang pengelolaan penyakitnya secara mandiri.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, pengelolaan DM Kepustakaan : 24 buku (2000-2010), 12 internet Jumlah halaman : i-xiii, 81 halaman, 7 tabel, 8 gambar, 14 lampiran  

                                                            1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

THE ILLUSTRATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT DISEASE MANAGEMENT IN DIABETES MELLITUS PATIENTS

IN REGIONAL PUBLIC HOSPITALS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL1

Zufika Ermawati2, Diyah Candra 3

ABSTRACT

Background: The Diabetes Mellitus disease is incurable but diabetes mellitus can be controlled. The diabetes mellitus control them by medication, diet and healthy lifestyle. Basic management of diabetes are four main pillars of management are: counseling, meal planning, physical exercise, hypoglycemic drugs. Purpose Of Research: The purpose of this research is to obtain the knowledge and attitudes about disease management in patients with diabetes mellitus in Regional Publik Hospital of Panembahan Senopati Bantul 2010. Research Method : This research is a descriptive quantitative. The population was patients with diabetes mellitus in the middle October 2010 in Regional Publik Hospital (RSUD) of Panembahan Senopati Bantul. The samples obtained with sampling accidental sample of 30 respondents. Data collection using the questionnaires. Data analysis using the percentage formula. Result of research and conclusion: The research results showed that in general the majority of respondents have this level of knowledge about the management of diabetes with low category as many as 25 people (83.3%). The majority of respondents have enough attitude to the category of diabetes mellitus management of 20 persons (66.7%). Suggestions : For the hospital to have a regular counseling program on knowledge about diabetes mellitus, especially about their own disease management. Key words : knowledge, attitudes, management of diabetes mellitus Bibliography : 24 books (2000-2010), 12 website Number of pages : i-xiii, 81 pages, 7 tables, 8 pictur, 14 attachments 1 Title of Thesis 2 Student of STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta 3 Lecturer of STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah

suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena

adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolut

maupun relatif. Gejala klasik diabetes

adalah adanya rasa haus yang

berlebihan, sering kencing terutama

malam hari dan berat badan turun

dengan cepat. Disamping itu kadang-

kadang ada keluhan lemah, kesemutan

pada jari tangan dan kaki, cepat lapar,

gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah

seks menurun, dan luka sukar sembuh.

Serta komplikasi pada pasien dapat

terkena mata hingga buta atau

komplikasi yang lain seperti kaki busuk

(gangren), komplikasi pada ginjal,

jantung (Waspadji, 2007).

Dasar pengelolaan diabetes

dikenal empat pilar utama pengelolaan

yaitu: penyuluhan (edukasi),

perencanaan makan, latihan jasmani,

obat hipoglikemik. Secara umum,

pengelolaan diabetes dimulai dengan

perencanaan makan dan latihan jasmani

yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.

Selama perencanaan makan dan

latihan jasmani dapat mengendalikan

kadar gula darah maka pemberian obat

hipoglikemia belum diperlukan.

Penggunaan obat hipoglikemia

dilakukan apabila setelah melakukan

program diet dan latihan jasmani, kadar

glukosa darah masih belum terkendali

baik. penambahan obat hipoglikemik

oral (OHO) atau suntikan insulin harus

sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan

dekompensasi metabolik misalnya

ketoasidosis, stress berat, penurunan

berat badan dengan cepat, perlu segera

diberikan insulin (Waspadji, 2007).

Tujuan pengelolaan diabetes

dapat dibagi atas tujuan jangka pendek

dan tujuan jangka panjang. Tujuan

jangka pendek adalah hilangnya

berbagai keluhan/ gejala diabetes

sehingga pasien dapat menikmati

kehidupan yang sehat dan nyaman.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Tujuan jangka panjang adalah

tercegahnya berbagai komplikasi baik

pada pembuluh darah (mikroangiopati

dan makroangiopati) maupun pada

susunan saraf (neuropati) sehingga dapat

menekan angka morbiditas dan

mortalitas. Tujuan pengelolaan diabetes

tersebut dapat dicapai dengan senantiasa

mempertahankan kontrol metabolik

yang baik seperti dicerminkan oleh

normalnya kadar glukosa dan lemak

darah (Waspadji, 2007).

Untuk mencapai tujuan tersebut

dilakukan berbagai usaha untuk

memperbaiki metabolik yang terjadi

pada pasien DM, seperti kelainan kadar

glukosa darah, lipid maupun berbagai

kelainan yang juga berpengaruh pada

pencapaian tujuan jangka panjang

tersebut, seperti tekanan darah, dan berat

badan. Mekanisme dasar kelainan DM

tipe 2 adalah terdapatnya faktor genetik,

resistensi insulin dan insufisiensi sel

beta pankreas, maka cara-cara untuk

memperbaiki kelainan dasar tersebut

harus tercermin pada langkah

pengelolaan diabetes mellitus (Suyono,

S., 2005).

DM merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas. Selain itu,

diabetes juga mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam alokasi biaya untuk

pelayanan kesehatan. Prevalensi

penyakit DM telah mencapai tingkat

atau proporsi epidemik di beberapa

negara dan menjadi sebuah perhatian

yang penting dalam dunia kesehatan

(Debrytha, 2009).

Penyakit DM tidak menular tapi

lebih disebabkan oleh perubahan gaya

hidup, perubahan pola makan ke arah

tinggi karbohidrat, protein, lemak dan

rendah serat, rendahnya aktivitas fisik.

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu

kegiatan, zat, kondisi sebagai faktor

pencetus yang mempunyai pengaruh

terhadap terjadinya penyakit ini.

Kegiatan mengendalikan faktor risiko

DM antara lain dengan pendidikan

kesehatan mengenai DM kepada orang

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

yang sehat dan belum mempunyai faktor

DM; kelompok yang mempunyai faktor

risiko DM terutama penyandang baru;

perencana kebijakan kesehatan di

daerah; mengontrol berat badan dalam

batas normal sesuai berat badan dan

tinggi badan; pola makan/diet sehat

seimbang, aktifitas fisik yang teratur

terukur; deteksi dini; pemeriksaan kadar

gula darah. Upaya pemerintah adalah

dengan melakukan upaya promotif,

kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif,

dengan promosi gaya hidup sehat,

keluarga sadar gizi (kadarzi), konsumsi

sayur dan buah-buahan, penyuluhan

kesehatan. Upaya kuratif, mengaktifkan

klinik gizi di setiap Puskesmas melalui

konseling gizi (Syafei, 2010).

Melalui pengetahuan dan sikap

yang baik tentang pengelolaan diabetes

mellitus maka diharapkan klien DM

dapat meningkatkan kepatuhan dalam

melaksanakan pengelolaan diabetes

sehingga dapat termotivasi untuk

mengontrol kadar glukosa darahnya

serta dapat mengatasi komplikasi yang

lebih lanjut. Pengetahuan seseorang

terhadap suatu objek dapat dipengaruhi

oleh berbagai hal seperti tujuan

pengelolaan, dampak tidak mentaati

pengelolaan diabetes yang dikenal

dengan 4 pilar utama yaitu penyuluhan

(edukasi), perencanaan makan, latihan

jasmani, obat hipoglikemik. Sedangkan

sikap akan membentuk suatu

pemahaman dalam diri klien mengenai

pengelolaan. Dengan pemahaman itu

maka akan berubah menjadi suatu

keyakinan sehingga muncul suatu respon

emosional yaitu perasaan mendukung

dan perasaan tidak mendukung

(Heruhaidir, 2009).

Kurangnya pengetahuan dan sikap

warga masyarakat terhadap kesehatan

dan penyakit, mengakibatkan

masyarakat tidak berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai kesehatan

(Notoatmodjo, 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan gambaran pengetahuan

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

dan sikap tentang pengelolaan

penyakitnya pada penderita DM di

Rumah Sakit Umum Daerah

Panembahan Senopati Bantul tahun

2010.

Metode

Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif.

Rancangan penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran

pengetahuan dan sikap penderita DM

terhadap pengelolaan penyakitnya di

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Populasi penelitian ini adalah

seluruh penderita Diabetes Melitus yang

berkunjung pada awal bulan Oktober

2010 untuk melakukan pengobatan di

RSUD Panembahan Senopati Bantul

baik rawat inap maupun rawat jalan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan

aksidental sampling. Selama 2 minggu

penelitian didapatkan responden

berjumlah 30 orang. Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner. Analisa data menggunakan

rumus prosentase.

Hasil Penelitian

Karakteristik responden berdasarkan

umur

Gambar 4.1. Karakteristik responden

berdasarkan umur

Gambar 4.1. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

berumur antara 50-60 tahun yaitu 13

orang (43,3%) dan yang paling sedikit

berumur lebih dari 70 tahun yaitu 2

orang (6,7%).

Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin

Gambar 4.2. Karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin Gambar 4.2. memperlihatkan

bahwa responden dengan jenis kelamin

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

laki-laki dan perempuan mempunyai

porsi yang sama yaitu masing-masing

50% (15 orang).

Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan

Gambar 4.3. Karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.3. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)

dan karyawan swasta yaitu masing-

masing 9 orang (30%) sedangkan

responden yang paling sedikit bekerja

sebagai pensiunan dan PNS yaitu

masing-masing 1 orang (3,3%).

Karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan

Gambar 4.4. Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan

Gambar 4.4. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

berlatar belakang pendidikan SMA yaitu

10 orang (33,3%) dan yang paling

sedikit tidak lulus SD yaitu 1 orang

(3,3%).

Karakteristik responden berdasarkan

lama menderita penyakit DM

Gambar 4.5. Karakteristik responden berdasarkan lama menderita penyakit

DM Gambar 4.5. memperlihatkan

bahwa berdasarkan lama menderita

penyakit DM, responden yang menderita

DM kurang atau sama dengan 5 tahun

dan responden yang menderita penyakit

DM lebih dari 5 tahun mempunyai porsi

yang sama yaitu masing-masing 50%

(15 orang).

Tingkat pengetahuan responden

tentang pengelolaan DM

Gambar 4.6. Tingkat pengetahuan

responden tentang pengelolaan DM

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Gambar 4.6. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

mempunyai tingkat pengetahuan tentang

pengelolaan DM dengan kategori rendah

yaitu 25 orang (83,3%) sedangkan yang

paling sedikit mempunyai tingkat

pengetahuan sedang tentang pengelolaan

DM yaitu 5 orang (16,7%).

Jawaban responden terhadap kuesioner tingkat pengetahuan tentang

pengelolaan penyakitnya pada penderita DM

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Penyakitnya (DM) No. Pernyataan No

Item Jawaban responden Benar Salah

F % F % 1. Diet a. Jenis makanan 1 30 100 0 0 b. Pelaksanaan diet yang baik 2 30 100 0 0 2. Olah raga a. Intensitas 3 30 100 0 0 b. Waktu olah raga 4 6 20 24 80 c. Jenis olah raga 5

61029

33,3 96,7

20 1

66,73,3

Tabel 4.1. memperlihatkan

bahwa semua responden (100%)

mempunyai pengetahuan yang baik

tentang diet DM. Sedangkan untuk

pengetahuan responden mengenai olah

raga, seluruh responden (100%) dapat

menjawab benar mengenai intensitas

olah raga, namun sebagian besar

responden masih belum mengetahui atau

memahami mengenai waktu (80%) dan

jenis (66,7%) olah raga.

Sikap responden terhadap

pengelolaan DM

Gambar 4.7. Sikap responden terhadap

pengelolaan DM

Gambar 4.7. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

mempunyai sikap yang cukup baik

dalam pengelolaan DM yaitu 20 orang

(66,7%) sedangkan responden yang

paling sedikit mempunyai sikap yang

kurang dalam pengelolaan DM yaitu 10

orang (33,3%).

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Distribusi Sikap Responden Tentang Perencanaan Makan Terhadap

Pengelolaan Penyakitnya (DM)

Tabel 4.2. Distribusi Sikap Responden Tentang Perencanaan Makan Terhadap Pengelolaan

Penyakitnya (DM )

No. Pernyataan No.

Item F/U* Jawaban Responden

SS S E TS STS % % % % %

1. Jenis diet 1. F 0 0 0 50 50 2. U 10 36,7 26,7 26,7 0 3. U 3,3 20 30 43,3 3,3 4. U 0 0 46,7 53,3 0

2. Jadwal diet 5. F 0 33,3 56,7 10 0 6. F 0 26,7 63,3 10 0

3. Jumlah porsi 7. U 0 53,3 46,7 0 0 8. F 0 43,3 30 26,7 0 9. F 0 0 20 80 0 10. F 0 73,3 40 0 0 11. U 0 73,3 40 0 0 * F (Favorabel) U (Unfavorabel) Tabel 4.2. memperlihatkan

bahwa responden masih menjawab

kurang tepat untuk pernyataan mengenai

jenis diet. Hal ini tampak pada

pernyataan no 1-4, hampir semua

responden menjawab kurang tepat

dengan rentang jawaban benar antara 0-

3,3%.

Sikap mengenai jadwal dietpun

masih didapatkan data bahwa seluruh

responden (100%) menjawab kurang

tepat begitu juga sikap mengenai jumlah

porsi diet juga ditunjukkan dengan

seluruh responden (100%) menjawab

kurang tepat untuk pernyataan tersebut.

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Tabel 4.3. Distribusi Sikap Responden Tentang Latihan Jasmani Terhadap Pengelolaan

Penyakitnya Pada Penderita DM

No. Pernyataan No Item F/U*

Jawaban Responden SS S E TS STS % % % % %

1. Waktu 12. F 0 3,3 6,7 50 40 13. F 26,7 56,7 10 6,7 0 14. U 0 3,3 53,3 43,3 0 16. U 0 33,3 66,7 0 0

2. Parameter terhadap prosedur olahraga

15. U 0 0 16,7 83,3 0

17. U 0 0 13,3 86,7 0 18. F 0 30 66,7 3,3 0 19. F 33,3 63,3 3,3 0 0 20. F 3,3 30 40 20 0

* F (Favorabel) U (Unfavorabel)

Tabel 4.3. memperlihatkan

bahwa untuk pernyataan latihan jasmani

mengenai waktu seluruh responden

(100%) menunjukkan sikap yang kurang

tepat pada item pernyataan no 12, 14 dan

16.

Untuk pernyataan mengenai

parameter terhadap prosedur olah raga,

sebagian responden mempunyai (10%)

sikap yang tepat pada pernyataan no 19.

Sedangkan untuk 4 pernyataan lainnya,

seluruh responden masih menjawab

kurang tepat.

Tabel 4.4. Distribusi Sikap Responden Tentang Obat Hipoglikemia Terhadap Pengelolaan

Penyakitnya (DM )

No. Pernyataan No.Item F/U* Jawaban Responden SS S E TS STS % % % % %

1 Dosis 21 U 26,7 60 10 0 3,3 22 U 40 60 0 0 0 23 U 3,3 30 46,7 20 0 2 Waktu 24 U 0 16,7 50 33,3 0 25 U 0 10 33,3 43,3 0

Tabel 4.4. memperlihatkan

bahwa untuk pernyataan obat

hipoglikemia mengenai dosis, sebagian

besar responden (100%) menunjukkan

sikap kurang tepat. Hal ini tampak pada

jawaban responden pada item nomor 21-

23.

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Untuk pernyataan mengenai

waktu minum obat DM, seluruh

responden (100%) menunjukkan sikap

tidak tepat.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan

responden paling banyak berusia antara

50-60 tahun (43,3%), responden dengan

jenis kelamin laki-laki dan perempuan

mempunyai porsi yang sama yaitu

masing-masing 50% (15 orang) dan

bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)

dan karyawan swasta yaitu masing-

masing 9 orang (30%).

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden bekerja

sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan

karyawan swasta. Pekerjaan merupakan

aktifitas fisik yang dapat mempengaruhi

kejadian DM. Responden yang bekerja

sebagai ibu rumah tangga namun

menderita diabetes melitus dapat

disebabkan karena selain mengkonsumsi

makanan sehari-hari juga mengkonsumsi

makanan lain seperti menghabiskan sisa

makanan anaknya. Hal tersebut

menambah jumlah timbunan lemak

dalam tubuh yang menyebabkan

terjadinya obesitas. Obesitas yang tidak

dikendalikan dapat menjadi faktor

penyebab terjadinya diabetes melitus

pada seseorang sebagaimana diyatakan

oleh Suyono (2005) yang menyebutkan

bahwa salah satu faktor resiko terjadinya

penyakit diabetes melitus adalah

obesitas.

Responden yang bekerja sebagai

karyawan swasta dan menderita diabetes

melitus dapat disebabkan karena

terjadinya perubahan gaya hidup dalam

hal pola makan yaitu responden lebih

banyak mengkonsumsi makanan cepat

saji yang banyak mengandung kalori

namun rendah protein dan rendah serat.

Hal tersebut dapat terjadi karena

responden yang bekerja sebagai

karyawan swasta tidak memiliki

kesempatan untuk memasak sendiri

ataupun pulang ke rumah untuk

mengkonsumsi makanan yang lebih

baik. Perilaku tersebut semakin

ditunjang dengan penghasilan yang

memadai dan aktifitas fisik yang minim.

Menurut Mangoenprasodjo

(2005) aktivitas fisik merupakan gerak

tubuh terdiri dari semua hal yang

membuat kita bergerak dan dapat

membakar kalori tubuh. Aktivitas fisik

merupakan salah satu pilar pengelolaan

DM yang penting karena dapat

menurunkan kadar glukosa darah dan

mengurangi faktor resiko

kardiovaskuler. Penelitian Indriani

(2004) dalam Vivit (2009) menunjukkan

bahwa ada hubungan antara jenis

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

pekerjaan dan kadar glukosa. Jenis

aktifitas yang berbeda membutuhkan

kalori yang berbeda pula.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar (33,3%)

responden berpendidikan SMA. Menurut

Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah

upaya untuk memberikan pengetahuan,

sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang meningkat.

Seseorang yang mempunyai

tingkat pendidikan lebih tinggi akan

mempunyai tingkat pemahaman yang

lebih baik dibandingkan dengan

seseorang yang berpendidikan lebih

rendah. Hal tersebut menyebabkan orang

yang berpendidikan lebih tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih

tinggi tentang pengelolaan DM

dibandingkan dengan seseorang yang

berpendidikan lebih rendah. Pendidikan

terkait dengan pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang untuk melakukan

pencegahan atau pengelolaan penyakit

DM. Hal tersebut mempengaruhi

perilaku orang tersebut. Responden yang

berpendidikan SMA mempunyai peluang

yang lebih besar untuk mempunyai

pengetahuan pengelolaan DM yang lebih

baik dibandingkan responden yang

berpendidikan lebih rendah

(Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pendidikan SMA

merupakan tingkat pendidikan menengah

yang memberikan bekal yang cukup

kepada seseorang untuk memahami

informasi yang diterima sehingga

memberikan pemahaman yang cukup.

Hal tersebut akan mempengaruhi sikap

seseorang. Demikian juga seseorang

yang berpendidikan rendah seperti SD

akan memiliki pengetahuan dan sikap

yang kurang karena tingkat

pemahamannya yang kurang baik

(Galles dalam Atikah, 2006).

Notoatmodjo (2003) menyebutkan

bahwa tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang.

Seseorang akan berperilaku sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya,

sedangkan tingkat pengetahuan terkait

erat dengan tingkat pendidikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa responden yang menderita

penyakit DM kurang dari 5 tahun dan

yang lebih dari 5 tahun mempunyai porsi

yang sama. Lamanya seseorang

menderita DM mempengaruhi seseorang

dalam melakukan pengelolaan penyakit

DM. Seseorang yang telah lama

menderita penyakit DM mempunyai

pengalaman yang lebih banyak dalam

melakukan pengelolaan DM

dibandingkan dengan seseorang yang

baru menderita penyakit DM. Dengan

demikian seseorang yang lebih lama

menderita penyakit DM akan

mempunyai pengetahuan dan sikap yang

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

lebih baik dibandingkan dengan

seseorang yang baru menderita DM. Hal

ini disebabkan karena pengalaman

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

sikap seseorang sebagaimana dinyatakan

oleh Notoatmodjo (2003) yang

menyebutkan bahwa pengalaman adalah

sesuatu yang pernah dialami seseorang

akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang bersifat nonformal.

Pengetahuan akan mempengaruhi sikap

dan perilaku seseorang. Seseorang akan

bersikap dan berperilaku sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

Tingkat pengetahuan responden

tentang pengelolaan penyakitnya

Gambar 4.6. memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

mempunyai tingkat pengetahuan tentang

pengelolaan DM dengan kategori rendah

yaitu 25 orang (83,3%) sedangkan yang

paling sedikit mempunyai tingkat

pengetahuan sedang tentang pengelolaan

DM yaitu 5 orang (16,7%).

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa 9 responden (30%) yang

berpendidikan rendah dengan rincian 1

orang (3,3%) yang tidak lulus SD dan 8

orang (26,7%) berpendidikan SD.

Pendidikan SD merupakan tingkat

pendidikan dasar yang memberikan

informasi-informasi mendasarkan

tentang pengetahuan sehingga tergolong

sebagai tingkat pendidikan rendah.

Seseorang yang berpendidikan rendah

mempunyai tingkat pemahaman yang

mendasar dalam memahami suatu

informasi termasuk informasi tentang

pengelolaan DM. Hal tersebut

mempengaruhi tingkat pengetahuan

tentang pengelolaan DM. Seseorang

yang berpendidikan SD atau bahkan

tidak sekolah akan memiliki tingkat

pengetahuan rendah atau kurang

termasuk tingkat pengetahuan tentang

pengelolaan penyakit DM.

Penelitian ini menunjukkan 8

orang (26,7%) responden yang

berpendidikan SMP dan 10 orang

(33,3%) responden yang berpendidikan

SMA. Tingkat pendidikan SMP atau

SMA merupakan tingkat pendidikan

menengah yang memberikan dasar-dasar

pendidikan yang cukup untuk

memahami suatu informasi yang

diterima. Seseorang yang mempunyai

latar belakang pendidikan menengah

akan mempunyai pengetahuan yang

tergolong cukup sesuai dengan tingkat

kemampuannya dalam mencerna

informasi yang diterima, termasuk

pengetahuan tentang pengelolaan DM.

Penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat 3 orang (10%) responden

yang berpendidikan tinggi. Pendidikan

tinggi merupakan tingkat pendidikan

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

yang memberikan kemampuan kepada

seseorang untuk dapat melakukan

analisis terhadap informasi yang

diterima. Seseorang yang berpendidikan

tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang lebih baik dibandingkan orang

yang berpendidikan rendah atau

menengah karena memiliki kemampuan

untuk mencerna dan memahami

informasi yang diterima dengan lebih

baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hanya 5 orang (16,7%) yang

mempunyai pengetahuan dengan

kategori sedang tentang pengelolaan

DM. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa ternyata tingkat

pendidikan responden ada yang tidak

lulus SD (3,3%), SD (26,7%) , SMP

(26,7%), SMA (33,3%) dan PT (10%).

Hal ini tidak sesuai dengan teori,

seharusnya menurut Notoatmodjo

(2003), semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka tingkat

pengetahuan yang dimiliki orang

tersebut akan semakin tinggi pula.

Responden yang tidak lulus SD namun

memiliki tingkat pengetahuan tentang

pengelolaan DM dengan kategori sedang

dapat disebabkan karena responden

tersebut telah menderita DM lebih dari 5

tahun, sehingga mempunyai pengalaman

yang lebih banyak dalam melakukan

pengelolaan penyakit DM.

Pengalaman merupakan sesuatu

peristiwa yang pernah dialami oleh

seseorang. Semakin banyak pengalaman

yang dialami seseorang maka

pengetahuan yang dimiliki orang

tersebut akan semakin tinggi. Hal

tersebut terjadi karena pengalaman

memberikan informasi-informasi baru

yang selama ini belum diketahuinya.

Terkait dengan pengelolaan DM,

lamanya seseorang menderita DM

mempengaruhi seseorang dalam

melakukan pengelolaan penyakit DM.

Seseorang yang telah lama menderita

penyakit DM mempunyai pengalaman

yang lebih banyak dalam melakukan

pengelolaan DM dibandingkan dengan

seseorang yang baru menderita penyakit

DM. Dengan demikian seseorang yang

lebih lama menderita penyakit DM akan

mempunyai pengetahuan dan sikap yang

lebih baik dibandingkan dengan

seseorang yang baru menderita DM.

Selain itu 4 orang responden

yang mempunyai pengetahuan sedang

tentang DM namun berpendidikan

menengah dan tinggi juga mendapatkan

dukungan yang kurang dari keluarganya

dalam melakukan pengelolaan penyakit

DM. Dukungan yang kurang dapat

ditunjukkan dengan keengganan

keluarga untuk mencarikan informasi

tentang pengelolaan DM. Responden

yang kurang mendapatkan dukungan

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

informasional dari keluarganya

mempunyai kecenderungan untuk

memiliki tingkat pengetahuan yang

minim, termasuk tingkat pengetahuan

tentang pengelolaan penyakit DM.

Menurut Friedman (2008), dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap penderita

yang sakit. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Salah satu bentuk dukungan keluarga

adalah dukungan informasional.

Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa responden

mempunyai pengetahuan yang baik

tentang pengelolaan DM terutama

tentang diet makan, namun responden

masih belum memahami sepenuhnya

tentang olah raga sebagai salah satu cara

pengelolaan DM yang cukup penting.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Vivit Rayung Wulandari

S (2009) dengan judul “Hubungan

Aktivitas Fisik dan Kepatuhan Diet

dengan Kadar Gula Darah pada

Penderita Diabetes Melitus di Wilayah

Kerja Puskesmas Bantul 1 Yogyakarta”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

ada hubungan antara pengetahuan

dengan aktifias fisik dan kepatuhan diet

dengan kejadian DM pada penderita

DM. Hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan tentang aktifias fisik dan

kepatuhan diet mempengaruhi

pengelolaan penyakit DM. Hasil

penelitian ini dan penelitian sebelumnya

sesuai dengan teori yang dikemukan oleh

Green dalam Notoatmodjo (2003) yang

menyebutkan bahwa pengetahuan yang

dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tahapan yakni tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis,

dan penilaian kembali.

Menurut Waspadji dkk., (2007),

dasar pengelolaan diabetes dikenal

empat pilar utama pengelolaan yaitu:

penyuluhan (edukasi), perencanaan

makan, latihan jasmani, obat

hipoglikemik. Secara umum,

pengelolaan diabetes dimulai dengan

perencanaan makan dan latihan jasmani

yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.

Apabila setelah itu kadar glukosa darah

masih belum terkendali baik, perlu

ditambahkan obat hipoglikemik oral

(OHO) atau suntikan insulin sesuai

dengan indikasi. Dalam keadaan

dekompensasi metabolik misalnya

ketoasidosis, stress berat, penurunan

berat badan dengan cepat, perlu segera

diberikan insulin.

Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa responden belum

memahami sepenuhnya tentang olah

raga sebagai salah satu pengelolaan DM

yang penting terutama yang berkaitan

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

dengan waktu pelaksanaan olah raga.

Olah raga atau aktifitas fisik merupakan

salah satu faktor yang dapat digunakan

untuk mengendalikan kadar gula darah

dalam tubuh. Seseorang yang melakukan

aktifitas fisik secara teratur maka kadar

gula darah dalam tubuhnya dapat

disalurkan dalam bentuk tenaga sehingga

tidak tertimbum dan tidak berlebihan di

dalam tubuh. Responden yang belum

sepenuhnya mengetahui waktu olah raga

yang baik akan jarang melakukan olah

raga. Hal tersebut memicu peningkatan

kadar gula darah dalam tubuh.

Peningkatan kadar gula dalam tubuh

memicu timbulnya komplikasi dalam

tubuh termasuk terjadinya penyakit

diabetes melitus (DM).

Responden yang belum

mengetahui tentang waktu olah raga

sebagai salah satu faktor pengelolaan

DM dapat disebabkan karena di RSUD

Panembahan Senopati Bantul belum

diselenggarakan kegiatan yang berkaitan

dengan latihan jasmani untuk penderita

DM seperti senam DM atau olah raga

ringan lainnya. Menurut Waspadji

(2007), program latihan latihan jasmani

yang dapat dilakukan oleh penderita DM

adalah latihan aerobic secara teratur 3-4

kali/minggu @ 30 menit yang bersifat

CRIPE (continuous, rhythmic, interval,

progressive, endurance). Dalam

melaksanakan latihan aerobik

diusahakan tercapai denyut nadi 70-75%

denyut nadi maksimal (220-umur),

disesuaikan dengan kemampuan dan

kondisi penyakit penyerta. Sebagai

contoh olahraga ringan adalah berjalan

kaki biasa selama 30 menit, olahraga

sedang adalah berjalan cepat selama 20

menit dan olahraga berat misalnya

jogging (Waspadji, 2007).

Sikap responden terhadap

pengelolaan DM

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat 20 responden (66,7%)

yang memiliki sikap cukup baik terhadap

pengelolaan DM. Dari 20 orang tersebut,

5 orang (16,7%) diantaranya memiliki

pengetahuan dengan kategori sedang

tentang pengelolaan dan sisanya 15

orang (50%) memiliki pengetahuan

rendah tentang pengelolaan DM.

Responden yang memiliki sikap

yang cukup baik dan memiliki

pengetahuan baik tentang pengelolaan

DM menunjukkan bahwa pengetahuan

mempengaruhi sikap seseorang.

Seseorang yang memiliki pengetahuan

yang cukup baik tentang pengelolaan

DM mempunyai kecenderungan untuk

memiliki sikap yang tergolong cukup

baik terhadap pengelolaan DM. Menurut

Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

(perilaku) seseorang karena terbentuknya

perilaku baru dimulai dari pengetahuan

terhadap stimulus berupa materi atau

objek tentang pengelolaan diabetes

melitus sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subjek tersebut

dan selanjutnya menimbulkan respon

batin dalam bentuk sikap terhadap objek

yang diketahuinya, kemudian akhirnya

akan menimbulkan respon yang lebih

jauh yaitu berupa tindakan apakah

melaksanakan pengelolaan diabetes

melitus atau tidak melaksanakan

pengelolaan diabetes melitus.

Responden yang memiliki

pengetahuan rendah tentang pengelolaan

DM namun memiliki sikap yang cukup

baik dapat disebabkan karena faktor

lingkungan dan budaya. Menurut Boas

dalam Anne (2010), kebudayaan

mencakup seluruh manisfestasi

kebiasaan sosial dari suatu masyarakat.

Reaksi seorang individu yang timbul

karena pengaruh kebiasaan masyarakat

tempat tinggal dan hasil karya kegiatan

manusia sebagaimana ditentukan oleh

kebiasaan-kebiasaan itu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

pernyataan Azwar (2003) yang

menyebutkan bahwa sikap seseorang

dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,

kebudayaan, media massa dan lembaga

pendidikan. Sedangkan menurut Green

(dalam Notoatmodjo, 2005 : 60) bahwa

ada 3 faktor yang mempengaruhi

perilaku manusia dalam melakukan

suatu kegiatan yaitu faktor predisposisi

(pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, dan nilai-nilai), faktor

pendukung (ketersediaan lingkungan

fisik, sarana dan prasarana) dan faktor

pendorong/penguat (sikap dan perilaku

tenaga kesehatan).

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa meskipun secara keseluruhan

responden mempunyai sikap yang cukup

baik terhadap pengelolaan DM, namun

secara terinci responden memiliki sikap

yang kurang tepat untuk setiap

komponen pengelolaan DM seperti

perencanaan makan, latihan jasmani dan

obat hipoglikemia. Hal tersebut

disebabkan karena responden memahami

dalam satu masalah namun kurang

memahami dalam masalah yang lain

terkait dengan pengelolaan DM.

Responden memiliki sikap yang

kurang tepat dalam hal latihan jasmani

dapat disebabkan karena tidak adanya

seseorang yang mendorong responden

untuk melakukan aktifitas fisik seperti

senam DM ataupun jalan-jalan di sekitar

rumah. Adanya dorongan dari keluarga

untuk melakukan latihan jasmani

memberikan nilai tersendiri bagi

responden untuk melakukan latihan

jasmani. Hal tersebut menunjukkan

bahwa responden mendapatkan perhatian

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

dan dukungan dari keluarganya untuk

melakukan sesuatu.

Hal ini sesuai dengan pernyataan

Green (dalam Notoatmodjo, 2005 : 60)

yang menyebutkan bahwa faktor

pendorong/penguat (sikap dan perilaku

keluarga atau tenaga kesehatan)

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi sikap seseorang.

Responden memiliki sikap yang

kurang tepat dalam hal minum obat

hipoglikemia dapat disebabkan karena

responden tidak menyukai obat baik

berbentuk sirup atau kapsul. Sehingga

ketika meminum obat, tidak sesuai dosis

dan waktu yang dianjurkan.

Kemungkinan dalam meminum obat,

responden kurang memperhatikan waktu

dan dosis yang diminum sehingga

menimbulkan efek yang tidak diinginkan

seperti penyakit DM yang dialami tidak

berkurang. Hal tersebut dapat

disebabkan karena responden pernah

mempunyai pengalaman yang tidak

menyenangkan dalam meminum obat.

Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Azwar (2003) yang

menjelaskan bahwa pengalaman pribadi

yang dapat menjadi dasar pembentukan

sikap harus melalui kesan yang kuat. Hal

yang dialami akan membentuk dan

mempengaruhi penghargaan kita

terhadap stimulus sosial. Tanggapan dan

penghayatan seseorang mempunyai

pengalaman yang berkaitan dengan

obyek psikologis.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa responden mempunyai

pengetahuan yang tergolong rendah dan

mempunyai sikap yang tergolong cukup

terhadap pengelolaan penyakit DM.

Selama ini di RSUD Panembahan

Senopati Bantul belum pernah ada

fasilitas yang digunakan untuk

mengecek pengetahuan dan sikap pasien

terhadap pengelolaan penyakit DM

kecuali melalui penelitian-penelitian

yang dilakukan oleh mahasiswa

praktikan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut: 1) Hasil penelitian ini

didapatkan karakteristik responden

sebagai berikut berumur antara 50-60

tahun (43,3%), jenis kelamin laki-laki

dan perempuan mempunyai porsi yang

sama, masing-masing 50%, mempunyai

latar belakang pendidikan SMA (33,3%),

bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)

dan karyawan swasta yaitu masing-

masing 30% dan terdiagnosa DM kurang

dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun yaitu

masing-masing 50%. 2) Secara umum

responden mempunyai tingkat

pengetahuan tentang pengelolaan DM

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

dengan kategori rendah yaitu 25 orang

(83,3%). 3) Secara umum responden

mempunyai sikap yang cukup baik

dalam pengelolaan DM  yaitu  20  orang 

(66,7%). 

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat diberikan saran

kepada : 1) Bagi pihak rumah sakit untuk

dapat menyediakan fasilitas khusus yang

dapat digunakan untuk untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan

sikap penderita DM seperti menyediakan

fasilitas pendidikan dan pelayanan

senam DM bagi penderita DM. 2) Bagi

perawat rumah sakit agar mempunyai

program penyuluhan secara berkala

tentang pengetahuan mengenai DM

terutama tentang pengelolaan

penyakitnya secara mandiri. 3) Bagi

pasien dan keluarga agar menambah

pengetahuan tentang pengelolaan

penderita DM dan merubah sikap yang

salah terhadap pengelolaan penyakit

DM. Pengetahuan yang diperoleh supaya

direspon dengan baik sehingga

menumbuhkan sikap yang baik untuk

menerapkan pengetahuan tersebut.

Daftar Pustaka Anne, 2008, Habitus, Sebuah Teori

Budaya, http://www.anneahira.com/teori-budaya.htm, diakses tanggal 17 Februari 2011

Atikah, Relly Umi, 2006, Hubungan

Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Pola Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 4 – 24 Bulan Di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Tahun 2005, Karya Tulis Ilmiah, STIKES ‘Aisyiyah, tidak dipublikasikan.

Azwar, A. 2007, Sikap Manusia Teori

dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Debrytha, 2009, Diabetes Melitus

(prevalensi dan klasifikasinya) dalam http://debrythaayu.blogspot.com ,diakses tanggal 24 Oktober 2009.

Friedman, M.M. 2008. Keperawatan

Keluarga dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Heruhaidir, 2009, Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Klien dengan Diet Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2009, dalam http://one.indoskripsi.com, diakses tanggal 18 desember 2009.

Mangoenprasedjo, A Setiono, 2005,

Hidup Sehat dan Normal Dengan Diabetes, Think Fresh, Yogyakarta.

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/1292/1/naskah publikasi.pdf · penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Perilaku, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Suyono, S., 2005, Penatalaksanaan

Diabetes Melitus Terpadu, Cetakan Kelima, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Syafei, C., 2010, Pengendalian Faktor

Risiko Diabetes Mellitus, http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3709:pengendalian-faktor-risiko-diabetes-mellitus&catid=59:opini&Itemid=215

Waspadji, S. Sukardji, K dan Octarina,

M. 2007. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

Vivit, 2009, Hubungan Aktifitas Fisik

dan Kepatuhan Diet Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantul I Yogyakarta, SKRIPSI, STIKES AISYIYAH, Yogyakarta.