gambaran pengembangan promosi pelayanan klinik...
TRANSCRIPT
GAMBARAN PENGEMBANGAN PROMOSI PELAYANAN KLINIK
EDUKASI DIABETES DAN PERAWATAN KAKI DIABETES DI RUMAH
SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (S.K.M)
OLEH :
Paramita Maulidah
NIM : 1112101000070
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
i
PERNYAT
AAN PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Maret 2017
Paramita Maulidah, NIM: 1112101000070
GAMBARAN PENGEMBANGAN PROMOSI PELAYANAN KLINIK
EDUKASI DIABETES DAN PERAWATAN KAKI DIABETES TAHUN 2017
xv+145 halaman, 4 tabel, 2 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi telah berdiri sejak tahun 2014 dengan jumlah kunjungan
pertama yaitu sebesar 128 kunjungan, namun pada tahun 2015 jumlah kunjungan
tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan (lebih dari 10%) yaitu menjadi
sebanyak 85 kunjungan dan kembali menurun sebanyak 68% pada tahun 2016 yaitu
menjadi 27 kunjungan. Padahal Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit
terbesar di rawat inap dan rawat jalan RSIJPK, yaitu sampai dengan September 2015
penyakit DM menempati peringkat ke-8 dengan jumlah kasus sebanyak 161 kasus
pada rawat inap, dan pada September 2016 menjadi peringkat pertama pada rawat
jalan dengan jumlah kasus sebesar 4991 kasus. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kunjungan adalah dengan melakukan promosi yang
lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan promosi Klinik
Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes yang dilakukan di RSIJPK.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan berupa wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan
pada penelitian ini terdiri dari manajer pemasaran, kepala urusan pengembagan
pasar, kepala urusan pencitraan dan penanggung jawab klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSIJPK belum memiliki strategi
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes, sehingga RSIJPK
belum memiliki acuan dalam menjalankan promosinya. Berdasarkan hal tersebut
maka terdapat permasalahan lain yang ditemukan di antaranya adalah pesan promosi
yang disampaikan oleh RSIJPK tidak sesuai dengan tujuan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes, RSIJPK juga tidak menentukan jumlah target
dan tingkat komunikasi sasarannya, jangkauan dan frekuensi dari media promosi
yang digunakan tidak memiliki target khusus, serta pengukuran terhadap hasil
promosi juga belum dilakukan oleh RSIJPK.
Kata Kunci: Promosi, Bauran Promosi, Komunikasi Pemasaran
Daftar Bacaan: 50 (1996-2016)
v
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HEALTH CARE MANAGEMENT DEPARTMENT
Undergraduate Thesis, March 2017 Paramita Maulidah, NIM: 1112101000070 THE DESCRIPTION OF DEVELOPMENT PROMOTION OF DIABETES
EDUCATION CLINICAL SERVICE AND THE TREATMENT OF
DIABETIC FOOT AT JAKARTA PONDOK KOPI ISLAMIC HOSPITAL
2017
xv+145 pages, 4 tables, 2 charts, 6 attachments
ABSTRACT
Clinical Education Diabetes and Foot Care Diabetes at the Islamic Hospital in
Jakarta, Pondok Kopi has been established since 2014 with the number of the first
visit, that is 128 visits, but in 2015 the number of visits has decreased significantly
(over 10%) which become as many as 85 visits and decreased by 68% in 2016,
namely to 27 visits. Besides, Diabetes became one of the biggest cause diseases in
the inpatient and outpatient RSIPJK until September 2015 Diabetes Mellitus is
ranked 8th by the number of cases as many as 161 cases of hospitalization, and in
September 2016 became the first rank in outpatients with the number of cases
amounting to 4991 cases. One effort that can be done to increase traffic is to do a
better promotion.
This study aims to determine the development promotion of Diabetes
Education Clinical Services and Foot Care Diabetes conducted in RSIJPK. This
research is a qualitative research. Data collection methods used in the form of in-
depth interviews, observation and study of the document. Informants in this study
consisted of marketing manager, chief market of development affairs, the head of
affairs in charge of imaging and clinical diabetes education and care of the diabetic
foot.
The results showed that RSIJPK doesn’t have yet promotion strategies of
diabetes education clinical and foot care diabetes, so RSIJPK doesn’t have yet a
reference in performing its promotion. Base on that result, there are another problem
such as promotion message from RSIJPK didn’t match with promotion goal diabetes
education clinic and diabetes foot care, RSIJPK not specify the number of targets and
the level of communication target, reach and frequency of promotional media used
do not have a specific target, and measurement of campaign results have not
performed by RSIJPK.
Keywords: Promotion, Promotion Mix, Marketing Communication
Reading List: 50 (1996-2016)
vi
RIWAYAT PENULIS
Nama : Paramita Maulidah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1995
Alamat : Jalan Flamboyan RT 004 RW 05 No. 42 B,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta,
11530.
Agama : Islam
No. Telp : 081294271030
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2012 – sekarang Peminatan Manajemen Pelayanan
Kesehatan, Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2009-2012 SMAN 16 Jakarta
2006-2009 SMPN 127 Jakarta
2000-2006 MI Ar-Raudhah
Pengalaman Kerja
Desember 2014 s.d Januari 2015 Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas
Pondok Pucung
vii
Februari 2016 s.d Maret 2016 Magang di Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pengembangan Promosi
Pelayanan Klinik Edukasi Diabetes Dan Perawatan Kaki Diabetes Di Rumah
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun 2017”. Shalawat serta salam tidak lupa
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW berserta istri, sahabat dan para
pengikutnya yang telah membawa umatnya dari dunia yang gelap ke dunia yang
terang benderang dengan ilmu pengetahuan yang diajarkannya. Penulisan skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarkat (SKM) pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sungguh Maha Sempurna itu Allah SWT, kekurangan dan kekhilafan terdapat
pada penulis maka dari itu penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lebih dari
ketidaksempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kokohnya skripsi ini. Di dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak
dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih penulis tuturkan secara ikhlas dan
penuh dengan kerendahan hati atas terselasaikannya proposal skripsi ini kepada :
1. Keluarga tercinta, yaitu kedua orang tua penulis, Bapak M. Arsyad, S.Ag dan Ibu
Maryati, kedua adik saya Hanna Rosuliyana dan M. Arya Gibran, serta seluruh
keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, karena atas do’a dan
dukungannya penulis dapat memperoleh dan menjalani pendidikan hingga ke
jenjang universitas.
2. Bapak dr. Yuli Paranpancha Satar, MARS, Ph.D selaku pembimbing I dan Ibu
Catur Rosidati, SKM, MKM selaku pembimbing II yang selalu siap memberikan
bimbingan dan pengarahan membangun dalam proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Febrianti, SP., M.Si selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan
nasihat dan semangat kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ix
5. Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Etty, Bapak Suyatman, dr. Rendy, Ibu Latifah yang telah membantu penulis
untuk mendapatkan data dan informasi serta studi pendahuluan untuk skripsi ini,
serta seluruh petugas terkait yang sudah membantu berjalan lancarnya proses
pengambilan data, dan Unit Diklat RSIJPK yang membantu perizinan saya dalam
melakukan penelitian di RSIJPK.
7. Sahabat-sahabat saya sejak semasa sekolah, Rizka Amalia, Nur Aini, Rachima
Savira, Monica Prasinthya, Bella Aprilia dan Dwihani Utari yang selalu
memberikan dukungan, semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, serta siap
menemani dan menghibur ketika dibutuhkan.
8. Sahabat-sahabat saya semasa kuliah, Erika Hidayanti, Nova Elyanti, Farras Putri
Arianti, Arina Muthia Nursani, Annisa Dwi Lestari, Atthina Ayu Mustika, Halida
Mutia, Vira Rahmayanti, Tantri Permadani, Ayu Fhyta dan Nuril Hidayah yang
selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini.
9. Rekan-rekan Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) dan Kesehatan
Masyarakat UIN Jakarta 2012 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu
oleh penulis. Terima kasih atas kebersamaan, kekeluargaan dan kerja samanya
selama ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses di kemudian hari.
10. Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMPS) 2014-2015
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan banyak hal tentang
organisasi.
11. Semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Jakarta, Maret 2017
Paramita Maulidah
x
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................................. v
RIWAYAT PENULIS ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xv
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 7
1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 7
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 9
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi ...................................... 9
1.5.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ........................................... 9
1.5.3 Bagi Peneliti ............................................................................................ 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 9
BAB II ........................................................................................................................ 11
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI............................................... 11
2.1 Promosi ............................................................................................................ 11
2.2.1 Tujuan Promosi ............................................................................................. 12
2.2.2 Bauran Promosi ............................................................................................. 16
2.2.3 Pengembangan Promosi ................................................................................ 29
2.2 Kerangka Teori ................................................................................................ 41
xi
BAB III ...................................................................................................................... 43
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ...................................................... 43
3.1 Kerangka Pikir ................................................................................................. 43
3.2 Definisi Istilah .................................................................................................. 45
BAB IV ...................................................................................................................... 47
METODOLOGI ......................................................................................................... 47
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 47
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 47
4.3 Informan Penelitian ......................................................................................... 47
4.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 48
4.5 Sumber Data .................................................................................................... 49
4.6 Pengumpulan Data........................................................................................... 49
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................................ 50
4.8 Triangulasi Data .............................................................................................. 51
BAB V ....................................................................................................................... 57
HASIL PENELITIAN ............................................................................................... 57
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi .......................... 57
5.2 Gambaran Umum Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes .... 60
5.3 Gambaran Identifikasi Sasaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 60
5.3 Gambaran Penentuan Tujuan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 64
5.4 Gambaran Perancangan Pesan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 66
5.5 Gambaran Saluran Komunikasi Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 69
5.6 Gambaran Penentuan Jumlah Anggaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 73
xii
5.7 Gambaran Penentuan Bauran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 75
5.8 Gambaran Pengukuran Hasil Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 77
BAB VI ...................................................................................................................... 79
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 79
6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 79
6.2 Gambaran Identifikasi Sasaran Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki
Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ................ 79
6.3 Gambaran Penentuan Tujuan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 82
6.4 Gambaran Perancangan Pesan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 83
6.5 Gambaran Saluran Komunikasi Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 86
6.6 Gambaran Penentuan Jumlah Anggaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017 ................................................................................................................ 90
6.7 Gambaran Penentuan Bauran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 92
6.8 Gambaran Pengukuran Hasil Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017 ........ 95
BAB VII ..................................................................................................................... 98
SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 98
7.1 Simpulan .......................................................................................................... 98
7.2 Saran .............................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 102
LAMPIRAN I .......................................................................................................... 111
INFORM CONCERN ........................................................................................... 111
IDENTITAS INFORMAN .................................................................................. 112
xiii
LAMPIRAN II ......................................................................................................... 113
Tata Cara Wawancara .......................................................................................... 113
Pedoman Wawancara ........................................................................................... 113
Pedoman Wawancara ........................................................................................... 116
Pedoman Wawancara ........................................................................................... 117
LAMPIRAN III ........................................................................................................ 118
Telaah Dokumen SPO Pemasaran ....................................................................... 118
Lampiran IV ............................................................................................................. 120
Matriks Wawancara, Observasi dan Telaah Dokumen ............................................ 120
LAMPIRAN V ......................................................................................................... 142
Surat Keterangan Penelitian ................................................................................. 142
LAMPIRAN VI ....................................................................................................... 144
Brosur ................................................................................................................... 144
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Istilah ........................................................................................... 45
Tabel 4.1 Informan Penelitian .................................................................................. 48
Tabel 4.2 Triangulasi Data ....................................................................................... 52
Tabel 5.1 Ketenagakerjaan di RSIJPK Tahun 2016 ............................................... 59
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 42
Bagan 3.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... 44
xv
DAFTAR SINGKATAN
Binkesmas : Bimbingan Kesehatan Masyarakat
DM : Diabetes Mellitus
GDP : Gula Darah Puasa
GDS : Gula Darah Sewaktu
Humas : Hubungan Masyarakat
IDF : International Diabetes Federation
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi
Persadia : Persatuan Diabetes
PERSI : Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
PR : Public Relation
PTM : Penyakit Tidak Menular
RAPB : Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
RS : Rumah Sakit
RSIJPK : Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
SDM : Sumber Daya Manusia
SOP : Standard Operational Procedure
TV : Televisi
WHO : World Health Oranization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM
yang menyita banyak perhatian adalah Diabetes Melitus (DM). Diabetes Mellitus
(DM) adalah suatu sindroma kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada
jaringan yg dituju. Diabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar gula/glukosa darah yang melebihi nilai normal. Nilai normal Gula
Darah Sewaktu (GDS)/tanpa puasa < 200 mg/dl; Gula Darah Puasa (GDP) < 126
mg/dl (Kemenkes RI).
World Health Organization (WHO) menyatakan jumlah kasus diabetes
telah meningkat hampir empat kali lipat di seluruh dunia sejak 1980 dari
108 juta menjadi 422 juta pada tahun 2014 terutama di negara berkembang
(Indriani, 2016). Berdasarkan estimasi terakhir International Diabetes
Federation (IDF), terdapat 382 juta orang penderita diabetes di dunia pada tahun
2013. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 jura di antaranya belum
terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa
di sadari dan tanpa pencegahan. Pada tahun 2035 jumlah diperkirakan akan
meningkat menjadi 592 juta orang. (Kemenkes RI, 2014).
Sample Registration Survey 2014 dalam Rafikasari (2016) mengungkapkan
bahwa diabetes telah diketahui sebagai penyakit pembunuh terbesar ke-3 di
Indonesia. IDF pada tahun 2013 menyaakan bahwa jumlah penderita diabetes di
2
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8,5 juta orang, hal ini membuat Indonesia
menjadi Negara dengan populasi penderita diabetes terbanyak di dunia pada
tahun 2013. Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) pada tahun 2014
menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai 9,1
juta orang, hal ini membuat peringkat Indonesia meningkat menjadi negara ke-5
dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia pada tahun 2014 (Madinah dan Deni,
2015).
Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan hal tersebut maka rumah sakit juga turut berperan dalam
menurunkan angka penderita penyakit DM yang dapat dilakukan dari segi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk merealisasikan hal tersebut,
RS Islam Jakarta Pondok Kopi memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap,
serta Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes.
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes dimiliki oleh Rumah
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSJPK) sejak tahun 2014 dengan jumlah
kunjungan pertama yaitu sebesar 128 kunjungan, namun pada tahun 2015 jumlah
kunjungan tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan (lebih dari 10%)
yaitu sebanyak 85 kunjungan dan kembali menurun sebanyak 68% pada tahun
2016 yaitu menjadi 27 kunjungan. Jumlah kunjungan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes diketahui merupakan salah satu jumlah kunjungan yang
3
rendah dan mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan klinik
lain di RSIJPK. Menurut pihak rumah sakit, Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes masih berpotensi untuk dikembangkan mengingat
kasus DM di RSIJPK juga merupakan salah satu penyakit terbesar di rawat inap
dan rawat jalan, yaitu pada rawat inap, penyakit DM menempati posisi ke-4 pada
tahun 2012 dan 2013, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu
menjadi di bawah peringkat 10 besar dan kembali meningkat hingga pada
september 2015 yaitu menjadi peringkat ke 8 dengan jumlah kasus sebanyak 161
kasus. Sedangkan pada rawat jalan, sepanjang tahun 2011-september 2015,
penyakit DM selalu menempati angka 5 besar, yaitu berada pada peringkat ke-2
pada tahun 2011 dan 2012 dan menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2013. Jumlah
kasus kembali meningkat pada tahun 2014 dengan jumah 3050 kasus dan berada
pada peringkat ke-4. Peningkatan terus berlanjut hingga pada September tahun
2015 dan September tahun 2016 kasus DM pada rawat jalan menempati
peringkat pertama yaitu dengan jumlah kasus sebesar 6978 kasus dan 4991 kasus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan adalah
dengan melakukan promosi yang lebih baik (Bagian Rekam Medis RSIPK).
Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran.
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang
menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya yang membujuk konsumen
sasaran agar membelinya (Kotler, 2002). Promosi rumah sakit adalah salah satu
bentuk dan pemasaran rumah sakit (hospital marketing), dengan cara
penyebarluasan informasi tentang jasa pelayanan rumah sakit serta kondisi rumah
sakit itu sendiri secara jujur, mendidik, informatif dan dapat membuat seseorang
4
memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan didapatkannya (PERSI,
2011).
Dahulu promosi rumah sakit masih dirasakan tabu karena kata promosi
tersebut dikonotasikan dengan arti membujuk serta mengarahkan seseorang agar
mengunjungi rumah sakit tertentu. Kegiatan promosi usaha kesehatan, seperti
rumah sakit dirasa tidak etis karena dianggap mengkomersilkan orang sakit dan
juga dianggap memanfaatkan ketidaktahuan pasien akibat keawamannya
(consumer ignorance). Namun kini, promosi usaha kesehatan bukan sesuatu yang
tabu untuk dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan karena pada dasarnya
pemasaran usaha kesehatan mengarah pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pasien dan bukan mengarah kepada komersialisasi pelayanan kesehatan dan
pemanfaatan consumer ignorance semata. Padahal sebagaimana yang telah kita
ketahui, promosi merupakan salah satu media yang sangat baik bila promosi
tersebut sesuai dengan kondisi sesungguhnya rumah sakit tersebut, jujur,
informatif, mendidik, dan dapat membuat seseorang lebih jelas dan memahami
tentang pelayanan kesehatan yang akan mereka dapatkan (PERSI, 2011;
Mughofir, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui bahwa 7 dari 10 pasien RSIJPK
tidak mengetahui bahwa terdapat klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes di RSIJPK, padahal dua di antaranya merupakan pasien DM yang
pernah melakukan kunjungan ke rawat jalan RSIJPK bagian penyakit dalam. Hal
ini menunjukkan bahwa klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
masih belum diketahui. Selain itu, RSIJPK belum memiliki strategi pemasaran
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes. Dengan adanya
5
promosi maka rumah sakit dapat mempengaruhi memperkenalkan dan
memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen, mendorong
pemilihan terhadap suatu produk, membujuk pelanggan untuk membeli atau
menggunakan suatu produk, serta menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap
suatu kebutuhan (Tjiptono, 2002), berdasarkan hal tersebut maka promosi
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan dari
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes. Untuk itu peneliti ingin
mendeskripsikan promosi berdasarkan tahapannya untuk mendapatkan
permasalahan pada pengelolaan dan pengembangan promosi melalui penelitian
yang berjudul “Gambaran Pengembangan Promosi Pelayanan Klinik
Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK) Tahun 2017”.
1.2 Rumusan Masalah
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes dimiliki oleh RS Islam
Jakarta Pondok Kopi sejak tahun 2014 dengan jumlah kunjungan pertama yaitu
sebesar 128 kunjungan, namun pada tahun 2015 jumlah kunjungan tersebut
mengalami penurunan yang cukup signifikan (lebih dari 10%) yaitu menjadi
sebanyak 85 kunjungan dan kembali menurun sebanyak 68% pada tahun 2016
yaitu menjadi 27 kunjungan. Jumlah kunjungan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes diketahui merupakan salah satu jumlah kunjungan yang
rendah dan mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan klinik
lain di RSIJPK. Menurut pihak rumah sakit, Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes masih berpotensi untuk dikembangkan yaitu salah
satunya dengan melakukan promosi yang lebih baik, mengingat kasus DM di RS
6
Islam Jakarta Pondok Kopi juga merupakan salah satu kasus terbanyak di rawat
inap dan rawat jalan. Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa
7 dari 10 pasien termasuk pasien DM yang pernah berkunjung ke poli umum dan
atau melakukan rawat inap di RSIJPK belum mengetahui bahwa terdapat Klinik
Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di RSIJPK. RSIJPK juga belum
memilik strategi promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
Atas dasar itu peneliti ingin mengetahui gambaran pengembangan promosi pada
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK) Tahun 2017.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, adapun pertanyaan penelitian yang
akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu :
1 Bagaimana gambaran sasaran promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi pada
tahun 2017?
2 Bagaimana gambaran tujuan promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi pada
tahun 2017?
3 Bagaimana gambaran rancangan pesan promosi pelayanan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
Kopi pada tahun 2017?
7
4 Bagaimana gambaran saluran komunikasi promosi pelayanan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
Kopi pada tahun 2017?
5 Bagaimana gambaran metode pemilihan anggaran promosi pelayanan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi pada tahun 2017?
6 Bagaimana gambaran bauran promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi pada
tahun 2017?
7 Bagaimana gambaran pengukuran hasil promosi pelayanan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
Kopi pada tahun 2017?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengembangan promosi pelayanan pada
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit
Islam Jakarta Pondok Kopi pada Tahun 2017.
1.4.2 Tujuan Khusus
1 Diketahuinya gambaran identifikasi sasaran promosi pelayanan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi pada tahun 2017.
8
2 Diketahuinya gambaran tujuan promosi pelayanan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi pada tahun 2017.
3 Diketahuinya gambaran rancangan pesan promosi pelayanan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi pada tahun 2017.
4 Diketahuinya gambaran saluran komunikasi promosi pelayanan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi pada tahun 2017.
5 Diketahuinya gambaran metode penentuan anggaran promosi
pelayanan klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi pada tahun 2017.
6 Diketahuinya gambaran bauran promosi pelayanan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi pada tahun 2017.
7 Diketahuinya gambaran pengukuran hasil promosi pelayanan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi pada tahun 2017.
9
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi rumah
sakit terkait permasalahan yang terjadi pada promosi klinik di RSIJPK.
Selain itu, dapat dijadikan bahan masukan bagi RSIJPK dalam
memperbaiki promosi klinik rumah sakit.
1.5.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan
masyarakat serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian lain dalam topik
promosi klinik di rumah sakit.
1.5.3 Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat
selama di bangku perkuliahan. Serta menambah pengetahuan dan
kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian terutama
penelitian terkait gambaran pengelolaan dan pengembangan klinik di rumah
sakit.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk melihat gambaran pengelolaan dan
pengembangan Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK) pada tahun 2017. Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswa peminatan manajemen pelayanan kesehatan program studi kesehatan
10
masayarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Rumah
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK), pada bulan November 2016 sampai
Januari 2017. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa data sekunder dan
data primer. Metode pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam
serta observasi, sedangkan pengumpulan data sekunder melalui telaah dokumen.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Promosi
Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran
suatu barang/jasa. Promosi bukan saja sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen, tetapi juga merupakan alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan. Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik
apapun bentuk rupanya atau sebesar apapun manfaatnya, jika tidak ada orang
yang mengetahui tentang keberadaannya, maka mustahil produk tersebut
dibeli/digunakan. Produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus jika
tidak dapat dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan berhasil di
pasar. Dibutuhkan sarana dan prasarana yang efektif agar informasi mengenai
hadirnya sebuah produk, dapat sampai kepada masyarakat atau konsumen.
Upaya untuk mengenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari
kegiatan promosi (Dharmmesta dan Irawan, 2003).
Menurut Tjiptono (2001), promosi pada hakekatnya adalah suatu
komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kotler (2002),
promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen
sasaran agar membelinya. Menurut Swastha (2002), promosi adalah arus
12
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan sesorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa promosi merupakan salah
satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering merupakan
proses yang berlanjut.
2.2.1 Tujuan Promosi
Tujuan promosi secara umum adalah untuk mempengaruhi suatu
konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan volume
penjualan suatu barang atau jasa dan meningkatkan laba perusahaan.
Dalam promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi atau
menyampaikan informasi, tetapi juga ingin dapat menciptakan
suasana/keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan
menggunakan produk.
Menurut Tjiptono (2000) tujuan promosi diantaranya adalah :
a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan
(category need).
b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu
produk kepada konsumen (brand awareness).
c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand puchase
intention).
13
e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (puchase
facilitation).
f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).
Menurut Shinta (2011), tujuan promosi secara lebih rinci adalah
sebagai berikut
1. Menginformasikan yaitu berupa :
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk.
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
baru.
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e. Menginformasikan jasa–jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f. Meluruskan kesan yang salah.
g. Mengurangi kekhawatiran dan ketakutan pembeli.
h. Membangun citra perusahaan.
Kegiatan promosi ditujukan untuk menginformasikan sasaran
yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat
informasi umumnya dilakukan pada tahap awal. Seseorang tidak
akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk
tersebut dan apa manfaat dari produk/jasa tersebut. Promosi yang
14
bersifat memberitahukan penting bagi konsumen karena dapat
membantu pengambilan keputusan untuk membeli (Dharmmesta
dan Irawan, 2001).
2. Membujuk pelanggan sasaran, yaitu untuk :
a. Membentuk pilihan merk.
b. Mengalihkan pilihan ke merk tertentu.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga.
Promosi yang bersifat membujuk kurang disenangi orang,
namun sekarang ini promosi yang bersifat membujuk banyak
digunakan. Promosi seperti ini diarahkan untuk mendorong
pembelian. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan
secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan
positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pengaruh
dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli (Dharmmesta
dan Irawan, 2001).
3. Mengingatkan, yang terdiri dari :
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
15
b. Mengingatkan pembeli akan tempat–tempat yang menjual
produk perusahaan.
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye
iklan.
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan.
Promosi yang bersifat mengingatkan, dilakukan untuk
mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu
dilakukan dalam kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk.
Ini berarti perusahaan berusaha untuk paling tidak
mempertahankan pembeli yang ada. Jadi secara singkat promosi
berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk
perusahaan, lalu memahaminya berubah sikap, menyukai, dan
yakin untuk membeli (Dharmmesta dan Irawan, 2001).
Menurut Stanley (1996) terdapat tujuh kriteria dalam menyusun
tujuan promosi:
1. Dibuat berdasarkan penelitian mengenai konsumen.
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan tujuan harus dapat
diukur.
3. Harus mengandung sasaran promosi yang jelas.
4. Harus ditulis secara jelas (dinyatakan dalam tulisan).
5. Harus dinyatakan dalam suatu istilah dimana promosi secara
realistik dapat mencapainya.
16
6. Dapat mendukung tujuan pemasaran secara keseluruhan.
7. Dipelajari kembali secara periodik untuk menentukan apakah
program promosi yang dilaksanakan saat ini sudah sesuai dengan
rencana atau perlu diubah.
2.2.2 Bauran Promosi
Bauran promosi merupakan salah satu bagian dari proses kegiatan
komunikasi, karena promosi dapat memberikan informasi dan
menyampaikan pesan kepada konsumen tentang keberadaan suatu produk
yang dapat memudahkan kebutuhannya yaitu meliputi bentuk produk,
kegunaan produk, mutu produk, harga serta tempat dimana produk tersebut
dapat dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu kegiatan promosi sangat
penting dalam manajemen pemasaran (Triady, 2012).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran promosi (promotion
mix) yang juga disebut sebagai bauran komunikasi pemasaran (marketing
counication mix) merupakan paduan spesifik hubungan masyarakat, iklan,
promosi penjualan, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung
yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan
secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. Definisi menurut
Stanton (1996), bauran promosi adalah satu aspek yang penting dalam
menuju pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses lanjut ini
disebabkan karena bauran promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan
selanjutnya dari perusahaan.
17
Menurut Dharmmesta (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam menentukan kombinasi yang dari variabel-variabel bauran promosi
antara lain :
a. Dana yang tersedia
Dana yang tersedia merupakan faktor penting dalam mempengaruhi
bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan
promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang
hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas.
b. Sifat Pasar
Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi
meliputi :
a) Luas pasar secara geografis
Perusahaan yang hanya mempunyai pasar lokal sering
mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan
yang memiliki pasar nasional atau internasional.
b) Konsentrasi pasar
Konsentrasi pasar dapat mempengaruhi strategi promosi yang
dilakukan perusahaan terhadap jumlah calon pembeli. Perusahaan
yang hanya memusatkan penjualannya pada suatu kelompok
pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda
dengan perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli.
18
c) Macam pembeli
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga
dipengaruhi oleh obyek atau sasaran dalam penjualannya.
c. Jenis Produk
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga
oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri.
d. Tahap dalam daur ulang produk (product life cycle).
Tahap-tahap dalam Product Life Cycle, dimulai dengan tahap
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, kejenuhan, dan berakhir dengan
tahap penurunan. Pada tahap perkenalan, penjual harus mendorong
untuk meningkatkan primary demand (permintaan untuk satu macam
produk) lebih dulu, dan bukanya selective demand (permintaan untuk
produk dengan merek tertentu). Jadi perusahaan harus menjual kepada
pembeli dengan mempromosikan produk tersebut secara umum sebelum
mempromosikan satu merek tertentu.
Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan
produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya
untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan
kemudian membeli produknya (Gitosudarmo, 2000). Menurut Kotler dan
Armstrong (2001) variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada
lima, yaitu :
19
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian
pesan yang non personal (tidak tertuju pada seseorang tertentu), baik
yang di suarakan (oral) ataupun visual dan di biayai secara terbuka
untuk suatu produk, jasa atau ide. Pesan yang disampaikan tersebut
disebut sebagai iklan yang bisa disiarkan melalui satu atau lebih media
dan dibiayai oleh pemasang iklan (Shinta, 2011).
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau
meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide dan kegiatan periklanan
sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun
banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang
(Dharmmesta, 2000). Tujuan periklanan menurut Kotler dan Armstrong
(2008) adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pasar
sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Adapun beberapa tujuan
lain periklanan adalah :
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain.
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga
penjualan atau salesman dalam jangka waktu tertentu.
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan
mencantumkan nama dan alamatnya.
d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
e. Memperkenalkan produk baru dan menambah penjualan industri.
20
Untuk mencapai sasaran, para pengiklan membutuhkan media.
Menurut Shinta (2011), secara umum media yang tersedia dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Media cetak
Media cetak merupakan media yang bersifat statis,
mengumumkan pesan dengan sejumlah kata, gambar, atau foto,
baik yang berwarna maupun hitam putih. Bentuk iklan dalam
bentuk media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display,
suplemen, pariwara maupun iklan layanan masyarakat.
b. Media elektronik
Media elektronik yaitu media dengan teknologi elektronik
dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk–
bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsoRSip,
iklan partisipasi (disalipkan ditengah–tengah film atau acara),
pengumuman acara/film, iklan layanan masyararakat, jingle,
sandiwara dan lain-lain.
c. Media luar ruang
Media luar ruang merupakan media iklan (biasanya
berukuran besar) yang dipasang ditempat terbuka seperti pinggir
jalan, dipusat keramaian atau di tempat–tempat khusus lainnya
seperti di bus kota, gedung, pagar tembok dan sebagainya. Jenis
21
media luar meliputi: spanduk, baleho, poster, billboard, transit
(panel bus), umbul– umbul dan lain–lain.
d. Media lini bawah
Media lini bawah merupakan media–media yang digunakan
untuk mengiklankan produk. Biasanya ada empat macam media
yang digunakan dalam media lini bawah, yaitu pameran, kalender,
point purchase, merchanizing scemes dan direct mail.
Menurut Dharmmesta (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam pemilihan media yang akan digunakan untuk periklanan adalah :
a. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan memberikan pengaruh dalam pemilihan
media. Misalnya perusahaan mengutamakan kecepatan sampainya
berita kepada masyarakat.
b. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas
pola distribusi produk, baik distribusi secara geografis maupun
distribusi pada segmen pasar yang dituju.
c. Keperluan Informasi
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu
disertai dengan gambar, tidak hanya dengan tulisan. Jadi,
informasi yang harus disampaikan dirangkai dengan gambar.
22
d. Waktu dan lokasi keputusan membeli dibuat
Faktor waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat
juga memberikan pengaruh dan pemilihan media yang digunakan.
e. Biaya periklanan
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana
yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan.
f. Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media
Pada umumnya perusahaan lebih condong untuk memilih
media yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan
memberikan bantuan promosi yang lebih besar. Kerjasama
tersebut dapat dilakukan secara terus menerus dengan memberikan
kesempatan pembayaran biaya periklanan kepada perusahaan
dalam jangka waktu yang lebih lama.
2. Penjualan Personal (Personal Selling)
Personal selling merupakan komunikasi langsung antara penjual
yang biasanya dilaksanakan oleh sales di bawah naungan manajer dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan, untuk membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka akan mencoba dan membelinya. Penjualan tatap muka
merupakan cara yang efektif untuk menanamkan pilihan pembeli,
keyakinan pembeli dan tindakan pembeli pada tingkat tertentu dalam
proses pembelian. Penjualan tatap muka ini mempunyai tiga kualitas,
23
yaitu: berhadapan langsung secara pribadi, keakraban dan tanggapan
dari pembeli (Shinta, 2011).
Metode ini mempunyai bersifat lebih fleksibel karena penjual dapat
mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya,
pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual
dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya.
Namun karena menggunakan barisan penjual yang relatif besar, maka
metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Di samping itu,
spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari.
Meskipun demikian, personal selling tetaplah penting dan biasanya
dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya.
Kegiatan personal selling menurut Gitosudarmo (2000) meliputi:
a. Door to door.
Kegiatan personal selling dengan menjual langsung dari
rumah ke rumah, dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan
menawarkan produknya langsung menemui konsumen.
b. Mail Order
Kegiatan personal selling dengan pesan melalui surat
menyurat, dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan
menjual produk melalui pesan surat menyurat.
c. Telephone Selling
24
Kegiatan personal selling dengan langsung melalui telepon,
dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan menjual
produknya melalui telepon
d. Direct Selling
Kegiatan personal selling dengan melakukan penjualan
langsung dengan face to face, dimana seorang penjual dari sebuah
perusahaan langsung menemui konsumen untuk menawarkan
produknya.
Tahap-tahap personal selling menurut Dharmmesta (2002) yaitu
:
a. Persiapan dalam penjualan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pertama ini adalah
mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan pengertian
tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju dan teknik
penjualan.
b. Penentuan lokasi pembeli potensial
Pada tahap ini membuat daftar tentang calon pembeli dan
pembeli potensial pada lokasi dan segmen yang telah ditentukan
sebelumnya.
25
c. Pendekatan pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, terlebih dahulu tenaga penjual
mengetahui berbagai informasi tentang calon pembeli seperti
kesukaan dan kebiasaan dalam melakukan pembelian maupun
tentang produk dan merek yang digunakannya. Hal ini akan
mempermudah bagi tenaga penjual dalam melakukan pendekatan
sebelum melakukan penjualan.
d. Melakukan penjualan
Kegiatan penjualan ini bermula dari usaha untuk menarik
perhatian calon konsumen dan kemudian berusaha mengetahui
daya tarik mereka dan akhirnya penjual melakukan kegiatan
penjualan kepada pembeli.
e. Pelayanan sesudah penjualan
Kegiatan pada tahap ini sering disebut dengan kegiatan
pelayanan purna jual. Kegiatan ini antara lain garansi, reparasi,
dan pengantaran barang.
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. (Kotler
dan Armstrong, 2008). Promosi penjualan dapat membantu mencapai
sejumlah sasaran, antara lain dapat mendorong percobaan produk baru,
26
dapat meningkatkan pembelian susulan, dapat membantu membangun
loyalitas pelanggan dengan menentukan pola pembelian merek secara
reguler, dan dapat memotivasi distributor dan tenaga penjualannya.
Sarana promosi penjualan utama menurut Kotler dan Armstrong
(2008) meliputi:
a. Sampel produk (sejumlah produk untuk dicoba)
b. Kupon (sertifikat yang memberikan penghematan kepada pembeli
ketika mereka membeli produk tertentu)
c. Pengembalian tunai (pengurangan harga terjadi setelah pembelian)
d. Harga khusus (disebut juga pengurangan harga, menawarkan
penghematan harga resmi produk kepada konsumen)
e. Premi (barang yang ditawarkan secara gratis atau pada harga
murah sebagai insentif untuk membeli produk)
f. Barang khusus iklan (disebut juga produk promosi, berupa pernak-
pernik yang bermanfaat yang dicetak dengan nama, lambang, atau
pesan pengiklan yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen)
g. Penghargaan dukungan (penghargaan tunai atau penghargaan lain
yang diberikan kepada pengguna rutin produk atau jasa
perusahaan tertentu)
27
h. Promosi titik pembelian (Point of purchase meliputi pajangan dan
demonstrasi di titik penjualan)
i. Kontes, undian serta permainan (kesempatan memenangkan
sesuatu seperti uang tunai, perjalanan, atau barang, lewat
keberuntungan atau suatu usaha).
4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Public Relations (PR) atau yang lebih dikenal dengan istilah
Hubungan Masyarakat (Humas) diartikan sebagai profesi yang
berhubungan dengan masyarakat. Seorang Public Relations harus
mampu menciptakan opini publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, public relations harus bisa
membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara
organisasi dengan masyarakat, serta memperoleh kepercayaan dari
masyarakat. Dalam hal ini masyarakat adalah mereka yang terlibat
mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), Public Relations ialah
membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untk
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian
tidak menyenangkan.
28
Menurut Saputra dan Nasrullah (2011), terdapat 4 (empat) peran
public relations, yaitu :
a. Sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi.
b. Membangun membina hubungan yang baik dengan masyarakat
sebagai target sasaran.
c. Peranan back up management.
d. Menciptakan citra organisasi.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah hubungan langsung
dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk
memperoleh respons langsung dan membangun hubungan pelanggan
yang langgeng dengan menggunakan surat langsung, telepon, televisi
respons langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi
secara langsung dengan konsumen tertentu. (Kotler dan Armstrong,
2008). Direct marketing merupakan sistem pemasaran yang bersifat
interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan tanggapan/respon terukur dan atau transaksi di sembarang
lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi langsung
ditujukan kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan
tersebut ditanggapi/direspon oleh konsumen yang bersangkutan (Shinta,
2011).
29
2.2.3 Pengembangan Promosi
Pemasaran yang modern membutuhkan lebih daripada hanya
mengembangkan suatu produk yang baik, memberi harga yang menarik,
dan membuat produk tersebut dapat dijangkau oleh sasaran. Pemasar juga
harus berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan saat ini dan
pelanggan potensial. Tiap perusahaan tidak dapat menghindari peranan
sebagai komunikator dan promotor. Perusahaan modern mengelola suatu
system komunikasi pemasaran yang efektif. Untuk berkomunikasi secara
efektifLangkah-langkah dalam mengembangkan iklan yang efektif,
perusahaan menyewa agen periklanan untuk merancang pengembangan
iklan yang efektif, spesialis promosi penjualan untuk merancang program
insentif pembelian, spesialis pemasaran langsung untuk membentuk
database dan berinteraksi dengan pelanggan dan calon pelanggan melalui
surat dan telepon, dan perusahaan hubungan masyarakat untuk memberikan
publisitas produk dan mengembangkan kesan perusahaan. Mereka melatih
tenaga penjualan mereka menjadi ramah dan berpengetahuan. Bagi
sebagian perusahaan, pertanyaannya bukan mengenai perlukah
berkomunikasi melainkan apa yang dikatakan, kepada siapa, dna berapa
sering. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2002) langkah-langkah
utama dalam mengembangkan program bauran promosi adalah:
1. Mengidentifikasi sasaran yang dituju
Sasaran yang dituju tersebut akan sangat mempengaruhi keputusan
pemasar tentang apa yang akan dikatakan, bagaimana mengatakannya,
30
kapan mengatakannya, dimana pesan tersebut akan disampaikan, dan
kepada siapa pesan tersebut akan disampaikan. Sasaran dapat diartikan
sebagai calon pembeli potensial atau para pengguna saat ini, orang yang
membuat keputusan membeli atau orang yang mempengaruhi
pembelian. Sasaran tersebut dapat terdiri dari individu, kelompok,
masyarakat tertentu, atau masyarakat umum.
Menurut Duncan (2005), terdapat pertanyaan penting yang harus
dijawab pada tahap penentuan audiens sasaran, yang jika hal jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan ini ketahui maka akan lebih mudah dalam
menentukan media yang paling sesuai dengan sifat atau karakteristik
sasaran. Pertanyaan tersebut yaitu:
Siapa yang menjadi audiens sasaran atau target audiens?
Dimanakah target audiens berada?
Berapa besar target audiens?
Berapa banyak tingkat konsumsi target audiens?
Bagaimanakah kinerja merek bersangkutan antara satu
wilayah pemasaran dengan wilayah pemasaran lainnya?
2. Menetapkan tujuan komunikasi
Pemasar harus menentukan tanggapan yang diharapkan dari sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanggapan yang diinginkan dapat
berupa tanggapan kognitif (cognitive), pengaruh (affective), atau
31
perilaku (behavioral), artinya pemasar mungkin ingin memasukan
sesuatu ke dalam pikiran konsumen, mengubah sikap konsumen, atau
mendorong konsumen untuk bertindak.
Menurut Rahmat (2004), tanggapan dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
a. Tanggapan kognitif (cognitive), terjadi bila ada perubahan pada
apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Respon
ini berkaitan dengan dengan tranmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan atau informasi. Menurut Kotler (2003), tahapan ini
adalah dimana konsumen baru akan menyadari keberadaan suatu
produk yang kemudian konsumen tersebut mulai mengetahui dan
mengerti fungsi dari produk tersebut. Tahapan ini meliputi :
Kesadaran (Awareness)
Apabila pasar sasaran belum mengenal suatu prduk,
maka perusahaan perlu melakukan promosi agar pasar
sasaran mengenal dan sadar bahwa produk tersebut ada.
Hal ini sangat diperlukan untuk mempromosikan produk-
produk baru.
Pengetahuan (Knowledge)
Bila pasar sasaran mengenal produk yang ditawarkan
tapi sedikit informasi yang diketahui oleh konsumen
mengenai produk tersebut. Maka perusahaan harus
membuat promosi yang lebih informative untuk
32
mengenalkan lebih dekat tentang produk tersebut kepada
konsumen.
b. Tanggapan pengaruh (affective), terjadi bila ada perubahan pada
apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Respon ini
ada hubungan dengan emosi, sikap, atau nilai. Menurut Kotler
(2003), tahapan ini adalah dimana konsumen mulai timbul
perasaan suka dan yakin akan produk yang disukai dan mulai
mengonsumsinya. Tahapan ini meliputi :
Kesukaan (Liking)
Apabila pasar sasaran sudah mengenal suatu prduk,
lalu bagaimana tanggapan mereka mengenai produk
tersebut? Apakah mereka berminat atau tidak terhadap
produk? Jika mereka suka dan berminat terhadap produk
maka pasar sasaran sudah memasuki tahap ke-3.
Pengetahuan (Knowledge)
Jika target sasaran menyukai produk namun tidak
menempatkan produk pada posisi utama dan masih
membandingkan dengan produk lain, maka konsumen
perlu preferensi terhadap produk untuk menempatkan
produk pada posisi yang penting dibandingkan dengan
produk lain.
Keyakinan (Conviction)
33
Bila pasar sasaran menempatkan produk di posisi
penting dan menjadikan sebagai produk pilihan namun
belum memiliki keyakinan yang pasti. Biasanya, jika
konsumen sudah yakin akan produk dan merasa puas
terhadap produk tersebut maka secara otomatis perusahaan
memperoleh promo gratis melalui komunikasi mulut ke
mulut yang dilakukan oleh konsumen.
c. Tanggapan perilaku (behavioral) merujuk pada perilaku nyata
yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
atau kebiasaan perilaku. Menurut Kotler (2003), tahapan ini
merupakan tahap akhir, dimana konsumen akan mulai melakukan
pembelian. Tahap ini meliputi :
Pembelian (Purchase)
Tahap ini adalah tahap akhir, dimana pada akhirnya
konsumen sudah mengenal dan mengetahui mengenai
suatu produk, kemudian berminat untuk menjadikan
produk sebagai pilihan dan membeli produk pada saat
yang tepat.
3. Merancang pesan
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari sasaran, pemasar
selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya sebuah pesan
harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
34
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakan
tindakan (action). Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2002),
ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam merancang pesan yaitu apa
yang harus dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara
logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis
(bentuk pesan) dan siapa yang akan mengatakannya (sumber pesan).
1. Isi Pesan
Isi pesan bisa terdiri dari 3 jenis yang berbeda, yaitu :
Rational
Pesan berisi tentang keunggulan produk dalam
memberikan manfaat tertentu. Misalnya pesan yang berisi
demo tentang kualitas produk, kehematan, value atau
performance.
Emotional
Isi pesan berusaha membangkitkan emosi negatif atau
positif yang akan memberikan dorongan untuk membeli.
Emosi negatif seperti rasa bersalah, takut, dan malu akan
mendorong orang untuk melakukan sesuatu (seperti
menggosok gigi, periksa gigi, check up) atau berhenti
melakukan sesuatu, misalnya merokok dan minum
minuman keras. Emosi yang positif seperti rasa humor,
35
sayang, bangga dan nyaman untuk mendorong orang untuk
membeli produk yang ditawarkan.
Moral
Isi pesan mengarahkan pikiran para konsumen tentang
apa yang benar dan apa yang patut. Pemasar dapat
memberikan dorongan-dorongan agar konsumen peduli
dan mendukung terhadap masalah-masalah sosial, seperti
kebersihan lingkungan, persamaan hak untuk wanita dan
bantuan untuk yang kurang mampu. Pesan yang
bertemakan tentang moral sangat jarang digunakan untuk
produk kebutuhan sehari-hari.
2. Struktur Pesan
Efektifitas pesan juga tergantung dari strukturnya.
Terdapat 3 jenis struktur pesan, yaitu :
Conclusion Drawing
Iklan yang terbaik adalah yang memberikan gambaran
kesimpulan dengan memberi pertanyaan dan membiarkan
penerima pesan membuat kesimpulannya masing-masing.
One-or two-sided arguments
Yaitu mengenai apakah pemasar harus memberikan
pujian-pujian akan keunggulan produk tersebut saja (one
36
sided) atau juga menyebutkan beberapa hal yang tidak
memuaskan (two sided).
Order of presentation
Dalam hal penyajian, apakah argumen yang paling
kuat akan diberikan di awal atau di akhir.
3. Bentuk Pesan
Pemasar harus membuat bentuk pesan yang baik.
Seperti dalam iklan (media cetak), harus diputuskan mengenai
headline, ilustrasi, dan warna. Untuk pesan di radio, pemasar
harus berhati-hati memilih kata-kata, kualitas suara dan vokal.
Pesan yang disampaikan lewat produk, yaitu melalui
kemasannya, pemasar harus memperhatikan mengenai warna,
tekstur, ukuran dan bentuk.
4. Sumber Pesan
Pesan yang disampaikan melalui sumber-sumber yang
menarik untuk mendapat perhatian dan berkesan. Pembuat
iklan dapat menggunakan selebritis sebagai juru bicara seperti
artis, olahragawan, atau model. Pesan yang disampaikan
melalui sumber pesan yang terpercaya akan lebih bersifat
persuasif. Faktor-faktor yang mendasari kredibilitas sumber
pesan adalah keahliannya (expertise), kepercayaan
37
(trustworthiness) dan mempunyai sifat menyenangkan
(likability).
4. Memilih saluran komunikasi
Pemasar harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk
menyampaikan pesan. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong
(2002), saluran komunikasi terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Personal
Melibatkan dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi
secara langsung. Komunikasi dapat dilakukan dengan tatap muka,
berbicara di hadapan audience, lewat telepon atau lewat surat.
2. Non personal
Pesan disampaikan tanpa kontak personal atau interaksi
perorangan, tapi lewat media, suasana dan peristiwa.
Media, terdiri dari media cetak (koran, majalah), media penyiaran
(radio, TV), media elektronik (audiotape, video) dan media display
(billboards, poster). Suasana adalah lingkungan, keadaan sekitar
yang membentuk kecenderungan konsumen untuk membeli produk.
Peristiwa adalah kejadian tertentu yang dirancang untuk
menyampaikan pesan tertentu kepada target audiens.
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong, langkah yang dilakukan
perusahaan dalam memilih dan menyeleksi media adalah :
38
a. Menentukan jangkauan, frekuensi dan dampak.
Pengaruh media terhadadesp kesadaran audiens tergantung kepada
:
Jangkauan, yaitu jumlah orang atau rumah tangga yang
melihat paparan media tertentu setidaknya sekali dalam satu
periode tertentu.
Frekuensi, yaitu rata-rata banyaknya orang atau rumah tangga
yang melihat paparan pesan tersebut dalam suatu periode
tertentu.
Dampak, yaitu nilai kualitatif dari suatu paparan melalui
media tertentu.
b. Memilih tipe media utama.
Perencana media membuat pilihan dari berbagai kategori
media dengan mempertimbangkan karakteristik yaitu:
Menyeleksi wahana media tertentu
Pada tahap ini perencana media harus mencari media yang
paling efektif, murah dan tepat sasaran diantara berbagai media
yang ada.
Menentukan waktu penayangan
39
Setelah menentukan media yang akan dipakai tahap
selanjutnya adalah menentukan jadwal penayangan agar tepat
sasaran.
5. Menentukan jumlah anggaran komunikasi pemasaran
Salah satu keputusan pemasaran yang tersulit adalah besar biaya
yang perlu dikeluarkan untuk promosi. Ada empat metode yang
digunakan untuk menyusun anggaran promosi menurut Philip Kotler
dan Gary Amstrong (2002), yaitu :
Metode sesuai kemampuan (affordable method), yaitu penetapan
anggaran promosi oleh pihak manajemen sampai batas yang
mampu ditanggung oleh perusahaan. Pada metode ini anggaran
disusun berdasarkan kesanggupan perusahaan untuk
mengeluarkan biayanya. Metode ini mengabaikan peran promosi
sebagai investasi yang memiliki dampak meningkatkan volume
penjualan dalam waktu dekat.
Metode persentase penjualan (percentage of sales method), yaitu
penetapan anggaran promosi sebesar persentase tertentu dari
penjualan sekarang atau yang akan datang atau sebagai pesentase
dari harga penjualan satuan. Terdapat tiga keuntungan dari metode
ini, yaitu pertama, pengeluaran promosi akan bervariasi sesuai
dengan kesanggupan perusahaan. Kedua, manajemen dapat
mengetahui hubungan antara biaya promosi, harga jual dan profit
per unit. Ketiga, dapat meningkatkan daya saing.
40
Metode keseimbangan persaingan (competitive-farity method),
yaitu penetapan anggaran promosi setara dengan yang dikeluarkan
pesaing. Pada metode ini anggaran disusun berdasarkan keinginan
perusahaan untuk tetap mempertahankan market share-nya karena
pengeluarkan dilakukan berdasarkan presentase sales seperti yang
dilakukan oleh pesaing.
Metode tujuan dan tugas (objective-and-task method), yaitu
penetapan anggaran promosi dengan (1) menetapkan tujuan
promosi yang spesifik, (2) menentukan tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan, (3) memperkirakan biaya
pelaksanaan tugas. Jumlah dari biaya ini menjadi anggaran
promosi yang diajukan.
6. Menentukan bauran promosi
Perusahaan harus mengalokasikan anggaran promosi diantara lima
alat promosi yaitu periklanan, penjualan personal, hubungan
masyarakat/publisitas, promosi penjualan, serta pemasaran langsung.
Setiap alat promosi memiliki karakteristiknya masing-masing.
7. Mengukur hasil promosi
Setelah menerapkan rencana promosi, pemasar juga harus mengukur
dampak pada sasaran. Kegiatan ini mencakup menanyakan kepada
sasaran apakah mereka mengenali atau mengingat pesan yang telah
disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal-hal apa saja yang
41
mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan tersebut, dan
sikap mereka yang sebelumnya dan yang sekarang atas produk dan
perusahaan itu. Pemasar harus juga mengumpulkan ukuran perilaku dan
tanggapan sasaran, seperti berapa kali orang membeli produk tersebut,
apakah mereka menyukainya, dan menceritakannya kepada orang lain.
2.2 Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan maka dapat dibuat
kerangka teori yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk
menggambarkan pengelolaan dan pengembangan promosi pada klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes. Pada penelitian ini, promosi digambarkan
berdasarkan langkah-langkah dalam mengelola dan mengembangkan program
bauran promosi menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2002), yaitu dimulai
dari mengidentifikasi sasaran, menetapkan tujuan komunikasi, merancang pesan
yang di dalamnya terdiri dari isi pesan, stuktur pesan, format pesan dan sumber
pesan. Kemudian memilih saluran komunikasi yang di dalamnya terdapat
jangkauan, frekuensi, dampak, tipe media dan jadwal penayangan. Kemudian
menentukan jumlah anggaran, menentukan bauran promosi, dan mengukur hasil
promosi. Berikut kerangka teori yang digunakan pada penelitian kali ini :
42
Sumber : Kotler dan Amstrong (2002)
Bagan 2.1 Kerangka Teori 1
Pengelolaan dan
Penembangan Promosi
1.
Mengidentifikasi
sasaran
7. Mengukur
hasil promosi
6. Menentukan
bauran promosi:
1. Periklanan
2. Penjualan
personal
3. Promosi
penjualan
4. Hubungan
masyarakat
5. Pemasaran
langsung
2. Menetapkan
tujuan
komunikasi
5. Menentukan
jumlah anggaran
4. Memilih
saluran
komunikasi:
1. Jangkauan
2. Frekuensi
3. Dampak
4. Tipe media
5. Jadwal
penayangan
3. Merancang
pesan:
1. Isi pesan
2. Stuktur pesan
3. Format pesan
4. Sumber pesan
43
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Pikir
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin menggambarkan promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di RS Islam Jakarta Pondok
Kopi tahun 2016. Dalam penjabarannya akan dilakukan dengan berdasarkan
langkah-langkah dalam mengelola dan mengembangkan program bauran promosi
menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2002), yaitu dimulai dari
mengidentifikasi sasaran, menetapkan tujuan komunikasi, merancang pesan yang
di dalamnya terdiri dari isi pesan, stuktur pesan, format pesan dan sumber pesan.
Kemudian memilih saluran komunikasi yang di dalamnya terdapat jangkauan,
frekuensi, dampak, tipe media dan jadwal penayangan. Kemudian memilih
metode penentuan jumlah anggaran, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan
penelitian dalam mendapatkan data jumlah anggaran yang digunakan oleh rumah
sakit, sehingga peneliti hanya dapat melihat metode yang digunakan dalam
penentuan jumlah anggaran. Langkah berikutnya adalah menentukan bauran
promosi, dan mengukur hasil promosi. Berikut kerangka pikir yang akan
digunakan dalam penelitian ini :
Bagan 3.1 Kerangka Pikir 1
Pengelolaan dan
Penembangan Promosi
1. Identifikasi
sasaran promosi
pelayanan
7. Pengukuran
hasil promosi
pelayanan
6. Penentuan
bauran promosi
pelayanan:
1. Periklanan
2. Penjualan
personal
3. Promosi
penjualan
4. Hubungan
masyarakat
5. Pemasaran
langsung
2. Penetapan
tujuan promosi
pelayanan
5. Penentuan
jumlah anggaran
promosi
pelayanan
4. Pemilihan
saluran promosi
pelayanan:
1. Jangkauan
2. Frekuensi
3. Dampak
4. Tipe media
5. Jadwal
penayangan
3. Perancangan
pesan promosi
pelayanan:
1. Isi pesan
2. Stuktur pesan
3. Format pesan
4. Sumber pesan
3.2 Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
No. Istilah Definisi Istilah
1.
Identifikasi sasaran
promosi pelayanan
Penetapan calon pembeli potensial atau para
pengguna saat ini, orang yang membuat
keputusan membeli atau orang yang
mempengaruhi pembelian. Dapat terdiri dari
individu, kelompok, masyarakat tertentu, atau
masyarakat umum (Kotler dan Amstrong, 2002)
2. Penetapan tujuan
promosi pelayanan
Proses menetapkan tujuan promosi pelayanan
melalui penetapan tanggapan yang diharapkan
dari sasaran, dapat berupa tanggapan kognitif
(cognitive), pengaruh (affective), atau perilaku
(behavioral) (Kotler dan Amstrong, 2002)
3. Perancangan pesan
promosi pelayanan
Pengembangan pesan promosi pelayanan yang
terdiri dari isi pesan, struktur pesan, format
pesan dan sumber pesan (Kotler dan Amstrong,
2002)
4. Pemilihan saluran
promosi pelayanan
Menentukan alat yang digunakan, jangkauan,
dampak, frekuensi dan jadwal penayangan pesan
untuk promosi pelayanan (Kotler dan Amstrong,
2002)
5. Penentuan jumlah
anggaran promosi
Metode yang digunakan dan cara penentuan
jumlah anggaran promosi klinik edukasi
46
pelayanan diabetes dan perawatan kaki diabetes
6. Penentuan bauran
promosi pelayanan
Menentukan proses kegiatan komunikasi yang
dilakukan kepada konsumen agar dapat
memberikan informasi dan menyampaikan
pesan tentang klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes (Triady, 2012)
7. Pengukuran hasil
promosi pelayanan
Menilai hasil promosi yang telah dilakukan dan
mengetahui cara menilai hasil promosi (KBBI)
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode ini dipilih dikarenakan sesuai dengan pengertiannya bahwa
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang secara khusus berfungsi untuk
menggali dan memahami makna yang berasal dari individu dan kelompok terkait
masalah sosial ataupun individu (Creswell, 2014). Pada penelitian ini akan
didapatkan informasi terkait gambaran pengelolaan serta pengembangan promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK Tahun 2017.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada November 2016 sampai Januari 2017 dan
dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK).
4.3 Informan Penelitian
Metode pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pemilihan sampel yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki terkait judul penelitian atau berdasarkan situasi masalah yang sedang
difokuskan untuk diteliti (Lapau, 2013). Oleh karena itu, karakteristik informan
yang dipilih dalam penelitian ini yaitu yang terlibat dalam proses pengelolaan
dan pengembangan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
di RSIJPK. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari
manajer pemasaran, kepala urusan pencitraan, kepala urusan pengembangan
48
pasar serta penanggung jawab program promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes. Berikut infomasi terkait informan yang ada pada
penelitian ini:
Tabel 4.1 Informan Penelitian
Kode
Informan
Usia
Pendidikan
Terakhir
Lama
Bekerja
Jabatan
R1 41 Tahun S1 23 tahun Manajer Pemasaran
R2 52 Tahun D3 32 Tahun Kepala Urusan
Pengembangan Pasar
R3 52 Tahun D3 31 Tahun Penanggung Jawab
Klinik Edukasi Diabetes
dan Perawatan Kaki
Diabetes
R4 29 Tahun Profesi
Dokter
2 Tahun Kepala Urusan
Pencitraan
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu pedoman
wawancara sebagai acuan dalam melakukan wawancara mendalam terkait
pengelolaan dan pengembangan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes di RSIJPK. Instrumen penelitian lainnya yang juga digunakan
dalam pengumpulan data yaitu pedoman observasi dan pedoman telaah dokumen.
Peneliti juga akan menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data seperti
perekam suara dan alat tulis.
49
4.5 Sumber Data
Pada penelitian ini akan digunakan dua jenis sumber data untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Kedua jenis sumber data tersebut terdiri dari :
1. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung oleh peneliti dari
objek penelitiannya. Data primer didapatkan dari hasil melakukan wawancara
mendalam dan observasi terkait dengan pengelolaan dan pengembanan
promosi.
2. Data sekunder merupakan data yang tidak didapatkan secara langsung oleh
peneliti melainkan data tersebut sudah ada dan merupakan data milik rumah
sakit. Bentuk dari data ini adalah dokumen yang mendukung penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari profil rumah sakit, data kepegawaian
rumah sakit, data jumlah kunjungan pasien, SPO Pemasaran, buku panduan
identitas dan data program pemasaran.
4.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Untuk variabel identifikasi
sasaran, cara ukur yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan alat ukur
pedoman wawancara. Untuk variabel penetapan tujuan, cara ukur yang
digunakan adalah wawancara mendalam dengan alat ukut pedoman wawancara.
Untuk variabel merancang pesan, cara ukur yang digunakan adalah wawancara
mendalam dan observasi dengan alat ukur pedoman wawancara dan pedoman
observasi. Untuk variabel memilih saluran komunikasi, cara ukur yang digunakan
adalah wawancara mendalam dan observasi dengan alat ukur pedoman
wawancara dan pedoman observasi. Untuk variabel menentukan jumlah
50
anggaran, cara ukur yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan alat
ukur pedoman wawancara. Untuk variabel menentukan bauran promosi, cara
ukur yang digunakan adalah wawancara mendalam, telaah dokumen dan
observasi dengan alat ukur pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen dan
pedoman observasi. Untuk variabel mengukur hasil promosi, cara ukur yang
digunakan adalah wawancara mendalam dan telaah dokumen dengan alat ukur
pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen. Wawancara mendalam
dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi lebih mendalam terkait
pengelolaan dan pengembangan promosi. Wawancara mendalam akan dilakukan
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK. Telaah dokumen
dilakukan untuk mendapatkan data pengelolaan dan pengembangan promosi
klinik melalui dokumen-dokumen yang tersedia di RSIJPK.
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan dari Miles & Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016). Berikut akan
dijabarkan langkah pengolahan data pada pendekatan tersebut :
1. Reduksi Data
Reduksi data pada penelitian ini yaitu proses pemilihan dan
pemusatan perhatian pada penyederhanaan data mentah yang didapatkan di
lapangan oleh peneliti. Data mentah yang didapatkan dari hasil wawancara,
maupun telaah dokumen akan dipilah dan digolongkan sesuai kerangka
konsep penelitian yaitu identifikasi sasaran, menetapkan tujuan komunikasi,
merancang pesan, memilih saluran komunikasi, metode penentuan jumlah
51
anggaran, menentukan bauran promosi, dan mengetahui hasil promosi yang
dilakukan oleh rumah sakit. Data mentah yang sekiranya tidak diperlukan
maka akan dibuang.
2. Penyajian Data
Data yang sudah direduksi sesuai kerangka konsep penelitian, selanjutnya
akan dijadikan uraian singkat dan disajikan kedalam sebuah matriks. Matriks
akan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang juga terbagi atas
identifikasi sasaran, menetapkan tujuan komunikasi, merancang pesan,
memilih saluran komunikasi, metode penentuan jumlah anggaran,
menentukan bauran promosi, dan mengetahui hasil promosi yang dilakukan
oleh rumah sakit. Data yang sekiranya dapat menjawab pertanyaan penelitian
akan diuraikan berdasarkan metode pengumpulan data baik itu informan
kunci, informan pendukung maupun hasil observasi dan telaah dokumen.
3. Penarikan kesimpulan
Pada tahapan ini peneliti akan menarik kesimpulan dari matriks yang telah
dibuat. Kesimpulan akan dibuat dengan cara meninjau kembali gagasan yang
sudah didapat dengan pemikiran ulang serta tinjauan ulang pada catatan di
lapangan. Gagasan yang telah didapat dari matriks akan ditinjau ulang oleh
peneliti dengan memperhatikan data yang tersaji pada matriks. Data
diverifikasi dengan membandingkan data hasil wawancara dan telaah
dokumen sehingga terbentuk kesimpulan yang valid.
4.8 Triangulasi Data
Strategi validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
melakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data
52
informasi dilakukan dengan memeriksa kembali data informasi yang didapatkan
dari berbagai sumber agar data informasi yang didapatkan akurat. Pada
penelitian ini triangulasi sumber data informasi dilakukan dengan
membandingkan data yang didapat dari informan kunci dengan informan
pendukung. Sedangkan untuk triangulasi metode dilakukan dengan
membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil telaah dokumen.
Telaah dokumen dilakukan terhadap dokumen yang dimiliki oleh rumah sakit
seperti profil rumah sakit, data kepegawaian rumah sakit, data jumlah kunjungan
pasien, dan data program pemasaran.
Tabel 4.2 Triangulasi Data
Informasi
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Telaah
Dokumen
Observasi
Informan
kunci
Informan
pendukung
Mengidentifikasi
sasaran
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
3. Penanggung
Jawab Klinik
Edukasi
Diabetes dan
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
1. Penanggung
Jawab Klinik
Edukasi Diabetes
dan Perawatan
Kaki Diabetes
53
Informasi
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Telaah
Dokumen
Observasi
Informan
kunci
Informan
pendukung
Perawatan Kaki
Diabetes
Menetapkan
tujuan
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
3. Kepala
Urusan
Pencitraan
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
Kepala Urusan
Pencitraan
Merancang
pesan
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
3. kepala urusan
pencitraan
4. Penanggung
Media yang
digunakan
dalam
menyampaikan
pesan
1. Kepala
Urusan
Pencitraan
2. Manajer
Pemasaran
1. Kepala Urusan
Pengembangan
Pasar
54
Informasi
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Telaah
Dokumen
Observasi
Informan
kunci
Informan
pendukung
Jawab Klinik
Edukasi
Diabetes dan
Perawatan Kaki
Diabetes
Memilih saluran
komunikasi
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Manajer
Pemasaran
3. Kepala
Urusan
Pencitraan
4. Penanggung
Jawab Klinik
Edukasi Diabetes
dan Perawatan
Kaki Diabetes
Saluran
komunikasi
yang
digunakan
1. Manajer
Pemasaran
2. Kepala
Urusan
Pencitraan
Kepala Urusan
Pengembangan
Pasar
Menentukan 1. Kepala 1. Kepala 1. Kepala Urusan
55
Informasi
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Telaah
Dokumen
Observasi
Informan
kunci
Informan
pendukung
jumlah anggaran Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Kepala
Urusan
Pencitraan
3. Manajer
Pemasaran
4. Penanggung
Jawab Klinik
Edukasi
Diabetes dan
Perawatan Kaki
Diabetes
Urusan
Pencitraan
2. Manajer
Pemasaran
Pengembangan
Pasar
2. Penanggung
Jawab Klinik
Edukasi Diabetes
dan Perawatan
Kaki Diabetes
Menentukan
bauran promosi
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Kepala
Urusan
SPO
Pemasaran
tentang
informasi
pelanggan
Radio, Media
Sosial
Manajer
Pemasaran
1. Kepala Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Kepala Urusan
Pencitraan
56
Informasi
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Telaah
Dokumen
Observasi
Informan
kunci
Informan
pendukung
Pencitraan
3. Manajer
pemasaran
Mengukur hasil
promosi
1. Kepala
Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Kepala
Urusan
Pencitraan
3. Manajer
pemasaran
SPO
Pemasaran
tentang
informasi
pelanggan
Manajer
Pemasaran
1. Kepala Urusan
Pengembangan
Pasar
2. Kepala Urusan
Pencitraan
57
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
RS Islam Jakarta Pondok Kopi adalah salah satu amal usaha Muhammadiyah
yang dibangun di atas tanah 17.682 m2 dengan luas bangunan 9.429 m2. RS Islam
Jakarta Pondok Kopi diresmikan pada tanggal 12 Desember 1986 (10 Rabiul
Awal 1407 H) oleh bapak R. Soeprapto, Gubernur DKI masa itu. Saat itu, RS
Islam Jakarta Pondok Kopi merupakan cabang dari RS Islam Jakarta Cempaka
Putih. Pada awal berdiri, RS Islam Jakarta Pondok Kopi bernama RS Islam
Cabang Klender yang kemudian berganti nama menjadi RS Islam Jakarta Timur
di tahun 1993 dan pada tahun 2004 RS Islam Jakarta berganti nama menjadi RS
Islam Jakarta Pondok Kopi dengan SK BP Yayasan Rumah Sakit Islam nomor
028/SK-YRSIJ/IV/2.a.2004. RS Islam Jakarta Pondok Kopi melakukan
pengelolaan rumah sakit secara amanah, profesional, berkualitas dan
akuntabilitas serta menjadikan rumah sakit sebagai perwujudan da'wah
persyarikatan dalam arti yang luas.
RS Islam Jakarta Pondok Kopi memberikan pelayanan secara komprehensif
mulai dari pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan
penunjang, layanan kesehatan promotif, konsultasi, klub kesehatan dan
bimbingan kerohanian. Status kepemilikan swasta keagamaan, beralamat di Jalan
Raya Pondok Kopi, 13460 Jakarta Timur. Telp. 021-8630654, 8610471.
Berbadan hukum yayasan No. 01 tanggal 2 juni 2009 akte notaris Elvina
Maisyarah, S.H, M.H sesuai SK Menkes RI No. C279-HT 03.02-Th 1999.
58
Seiring dengan perkembangannya, saat ini RS Islam Jakarta Pondok Kopi
telah memiliki Akreditasi 16 bidang pelayanan, sertifikat No.
YM.01.10/III/158/09, lulus sertifikasi ISO 9001 : 2008 No. AU05/2819 dan lulus
sertifikasi akreditasi KARS No. KARS_SERT/208/11/2016 dengan tingkat
paripurna, serta merupakan rumah sakit type B dengan pelayanan dokter spesilias
dan sub spesialis dengan kapasitas 234 tempat tidur.
RS Islam Jakarta Pondok Kopi melakukan penyelenggaraan kesehatan
dengan mewujudkan nilai "Bekerja sebagai Ibadah, Ihsan dalam
Pelayanan". Ihsan diwujudkan dengan melayani dengan ikhlas didukung sumber
daya insani dan fasilitas yang handal dengan membangun sinergi sebagai wujud
menunaikan amanah guna memberikan rasa nyaman bagi setiap pelanggan.
a. Visi
“Pada tahun 2025, RS Islam Jakarta Pondok Kopi sebagai Rumah Sakit
yang berkualitas dan menjadi kepercayaan masyarakat, yang peduli pada
kaum dhu’afa, dan pusat pengkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di
bidang kesehatan se-Jakarta dan sebagai pusat pendidikan kedokteran”.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional kepada seluruh
lapisan masyarakat secara adil dan ihsan.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan
mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar pelayanan
mampu bersaing di era globalisasi.
59
3. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian, dan pengembangan
manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya
insani yang memiliki kompetensi dan berakhlak mulia .
4. Mampu menyelenggarakan pendidikan kedokteran dan pengkaderan
bagi tenaga kesehatan lainnya.
c. Motto
Bekerja sebagai ibadah, ihsan dalam pelayanan.
d. Ketenagakerjaan
Berdasarkan data rekap pegawai RSIJPK tahun 2016 diketahui data
ketenagakerjaan RSIJPK adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Ketenagakerjaan di RSIJPK Tahun 2016 1
No Jenis Ketenagaan Jumlah
1. Tenaga Medis 118
2. Tenaga Keperawatan 294
3. Kefarmasian 63
4. Kesehatan Masyarakat 3
5. Gizi 4
6. Keteknisan Medis 41
7. Doktoral 7
8. Sarjana 25
9 Sarjana Muda 19
10 SMU Sederajat dan
Dibawahnya
249
60
Total 823
Sumber : Rekap Pegawai RSIJPK tahun 2016
5.2 Gambaran Umum Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes
Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi berdiri sejak tahun 2014, dengan tujuan untuk
memberikan edukasi terkait DM dan memberikan perawatan luka diabetes bagi
pasien DM khususnya di RSIJPK. Klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes merupakan salah satu klinik yang berada di bawah Unit Binkesmas
(Bimbingan Kesehatan Masyarakat). Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes saat ini belum memiliki ruangan sendiri, melainkan ruangan
masih menggunakan ruangan binkesmas dan memanfaatkan ruangan kosong.
5.3 Gambaran Identifikasi Sasaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Berdasarkan hasil wawancara, sasaran dilakukannya promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah pasien dan masyarakat yang
menderita DM, serta pasien dan masyarakat yang berpotensi terkena DM.
berikut kutipan wawancara dengan kepala urusan pengembangan pasar,
manajer pemasaran dan penanggung jawab klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes,
“Masyarakat umum yang berpotensi terkena gula, pasien yang berpotensi
terkena gula.”, (R2)
61
“Pelanggan RSIJPK, khususnya pasien atau masyarakat yang mempunyai
risiko terhadap DM, sasaran khususnya penderita DM.”, (R1)
Hal ini sesuai dengan sasaran dari klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes itu sendiri, yaitu pasien di rumah sakit khususnya pasien DM beserta
keluarganya. Berikut kutipan wawancara dengan penanggung jawab klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes,
“Sasaran utamanya pasien DM.”, (R3)
Berdasarkan hasil wawancara, sasaran promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes dilakukan dengan rapat koordinasi yang dilakukan
oleh unit pemasaran yang disesuaikan dengan sasaran dari klinik edukasi
diabetes dan perawaan kaki diabetes serta berkoordinasi dengan direktur
penunjang. Berikut kutipan wawancara dengan kepala urusan pengembangan
pasar, manajer pemasaran dan kepala urusan pencitraan,
“Biasanya kita berkoordinasi dengan unit-unit terkait, misalnya dari bagian
BINKESMAS (bimbingan kesehatan masyarakat), bersama pengambil
kebijakan, salah satunya dari direktur penunjang atau pelayanan klinik.”,
(R1)
“Biasanya kita kerjasama dengan BINKESMAS, tapi juga harus dapat
persetujuan dari direksi.”, (R2)
“kalo sasaran yang nentuin unit terkaitnya, kalo ini berarti dari marketing
sama BINKESMASnya.”,(R4)
Berdasarkan hasil wawancara RSIJPK belum menentukan jumlah pasti
yang akan dijadikan target sasaran. Selain itu, RSIJPK tidak mengetahui berapa
banyak tingkat konsumsi target sasaran. Hal ini karena RSIJPK masih memiliki
62
keterbatasan sumber daya, selain itu RSIJPK belum melakukan promosi secara
khusus tetapi masih bersamaan dengan program atau pelayanan lain. Dalam
membuat strategi pemasarannya, RSIJPK hanya membuat strategi dalam skala
besar, sehingga pelayanan lain mengacu pada grand strategy yang telah dibuat.
Berikut kutipan wawancaranya,
“belum ada target khusus jumlahnya berapa sih baru ke siapanya aja.”,(R1)
“kita gak ada target khusus.”,(R2)
“Targetnya paling pasien aja, atau paling daerah binaan. Jumlahnya belum
ada.”,(R3)
“kita buat grand strateginya kita ambil segmentasi yang besarnya, target
pasar yang besarnya, gitu. Jadi kita gak spesifik, jadi kita mengacu pada ini.
Karena kurang SDM, sementara kita kan juga harus jalan ke perusahaan”,
(R1)
“kita gak tahu ya soalnya kita gak melakukan identifikasi terhadap itu. Kita
terbatas kalau harus sampai tahu ke situ terlalu lama karena pekerjaan
banyak tapi orangnya sedikit, karena kerjanya juga banyak dan kita gak
fokus ke satu-satu produk gitu”,(R2)
Berdasarkan hasil wawancara RSIJPK tidak melakukan pengukuran terhadap
kinerja produk terhadap wilayan pemasaran. Hal ini karena RSIJPK memiliki
keterbatasan sumber daya manusia dan waktu. Berikut kutipan wawancara
dengan manajer pemasaran dan kepala urusan pengembangan pasar,
“kita gak ngelakuin itu, SDM nya terbatas, bisa habis waktu kalau sampai
gitu karena pekerjaannya juga banyak kan.”,(R1)
“kita gak ada kayak gitu.”,(R2)
63
Sasaran tersebut dipilih karena merupakan pangsa pasar dari klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK. Berikut kutipan
wawancaranya,
“kita melihat bahwa penderita DM memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
komplikasi, misalnya komplikasi luka DM, atau dia tidak mampu melakukan
pengendalian terhadap gula darahnya, sehingga kita mentarget mereka
sebagai pasien yang perlu edukasi, perlu informasi mendalam terkait dengan
DM nya tersebut, jadi memang sudah langsung mengarah kepada penderita-
penderita DM.”, (R1)
“kita melihat pangsa pasar kita”, (R2)
Terkait permasalahan yang sering dihadapi adalah ke arah mana sasaran
dari promosi akan dilakukan, karena penentuan tujuan harus searah dengan
sasaran agar tujuan dapat tercapai. Berikut kutipan wawancaranya,
“Yang sering menjadi kendala itu adalah sasaran edukasinya mau ke arah
mana, gitu aja. Kadang kita juga suka ada perdebatannya, sasarannya
edukasinya nih kita mau ambil di level mana, atau di penderita DM yang
mana gitu. Itu yang kadang terjadi gitu. Kemudian kadang kan kita juga
mempunyai komunitas diabetes. Nah itu apa kita terbatas pada komunitas
yang kita miliki ataukah kita akan luasan pasarnya mana yang akan menjadi
target. Itu yang kadang menjadi kendala ketika kita menetapkan tujuan.”,
(R1)
“Permasalahan gak begitu signifikan, gak begitu ada kalo cuma kalo
merumuskan-merumuskan aja. Dari sisi pelaksanaan yang justru ada, jadi
64
sumber daya kita kan tipis, cuma sedikit, kita kan efisiensi karena kita kan
rumah sakit swasta.”, (R2)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diketahui bahwa sasaran
dari klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah pasien dan
masyarakat yang menderita DM, serta pasien dan masyarakat yang berpotensi
terkena DM, dengan cara mengidentifikasi sasaran adalah dengan
menyesuaikan dengan sasaran dari klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes serta melakukan koordinasi dengan unit terkait dan direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Sasaran tersebut dipilih karena sasaran tersebut
merupakan pangsa pasar dari Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki
Diabetes di RSIJPK. Namun, RSIJPK belum menentukan jumlah target, tingkat
konsumsi target sasaran dan kinerja produk terhadap wilayah pemasaran, hal
ini karena RSIJPK belum melakukan promosi khusus klinik edukasi diabetes
dan perawatan kaki diabetes, melainkan promosi dilakukan secara keseluruhan
dengan pelayanan lain yang ada di rumah sakit, kurangnya SDM juga menjadi
salah satu penyebab RSIJPK tidak melakukan hal tersebut. Berdasarkan hal
tersebut maka RSIJPK menemukan permasalahan dalam melakukan
identifikasi sasarannya, yaitu ke arah mana sasaran dari promosi akan
dilakukan.
5.3 Gambaran Penentuan Tujuan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
Berdasarkan hasil wawancara, tanggapan yang diharapkan dari sasaran pada
pelaksanaan promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
65
diabetes adalah dapat menjadi pasien yang loyal bagi rumah sakit dan
mempromosikannya ke orang lain. Berikut kutipan wawancaranya,
“Yang diharapkan ya pasien mengerti tentang penyakit gula, siwtem
perawatan luka, sehingga tidak menimbulkan efek yang lebih jauh, terus
kedua ya kita berharap mereka jadi pasien kita yang loyal. Itu target
keduanya, target pertamanya ya tadi, pasien mengerti tentang penyakit gula
itu apa, risikonya apa, system perawatan yang terbaik seperti apa, mereka
harus tau, terutama itu. Nanti kalau mereka sudah tau, sudah mengerti,
sudah jadi pasien loyal, mereka juga bisa jadi sales promo kita.”, (R2)
“Kita berharap bahwa masyarakat bisa mengetahui lebih detail terkait
dengan penyakit DM dan mereka punya kesadaran terhadap kesehatannya
lebih baik lagi, selain itu kita berharap juga mereka bisa menjaga kondisi
kesehatannya.”, (R1)
Berdasarkan tanggapan tersebut, maka tujuan pelaksanaan promosi klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah untuk meningkatkan jumlah
kunjungan serta mengembangkan dan memperkuat pasar. Berikut adalah kutipan
wawacara dengan kepala urusan pengembangan pasar dan manajer pemasaran,
“Kita pingin mengembangkan pasar dan memperkuat pasar.”, (R2)
“Tujuannya tentunya untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke klinik
DM.”, (R1)
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer pemasaran dan kepala urusan
pengembangan pasar, tidak ada masalah yang ditemukan dalam penentuan tujuan
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes. Berikut kutipan
wawancaranya,
66
“kalo di tujuan sih gak ada ya”, (R1)
“permasalahan gak begitu ada ya”, (R2)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tujuan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah untuk meningkatkan jumlah
kunjungan serta mengembangkan dan memperkuat pasar. Tanggapan yang
diharapkan dari sasaran adalah dapat menjadi pasien yang loyal bagi rumah sakit
dan mempromosikannya ke orang lain.
5.4 Gambaran Perancangan Pesan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Pesan yang ingin disampaikan oleh RSIJPK dalam pelaksanaan promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes belum sesuai dengan tujuan
dari pelaksanaan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajemen pemasaran dan kepala urusan
pengembangan pasar, pesan yang ingin disampaikan pada promosi klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah edukasi ke masyarakat agar
masyarakat lebih mengetahui mengenai penyakit DM dan memiliki kesadaran
untuk menjaga kesehatannya. Berikut adalah kutipan wawancaranya,
“Pesan utama yang ingin disampaikan dalam promosi yang kita lakukan
adalah untuk penderita-penderita DM ini bisa menjaga kesehatannya,
melakukan pengendalian terhadap DM nya, kemudian mereka bisa check up
secara rutin sehingga mereka bisa menjaga kualitas kehidupan mereka bisa
lebih baik lagi.”, (R1)
67
“Pesannya adalah untuk edukasi kesehatan, bahwasanya DM itu berisiko,
efeknya itu seperti apa, pesannya ke masyarakat seperti itu, menyadarkan
masyarakat untuk hal itu.”, (R2)
“Kalau untuk sekarang masih mengenai bahaya, pencegahan, jadi orang tuh
kenal ini tuh kaki diabetes tuh ada risikonya gimana cara
pencegahannya.”,(R4)
Struktur penyampaian pesan di RSIJPK dibuat berdasarkan pesan yang
ada dari permintaan unit terkait dan berkoordinasi dengan humas serta
mengikuti buku panduan identitas. Berikut adalah kutipan wawancara dengan
manajer pemasaran, kepala urusan pengembangan pasar dan kepala urusan
pencitraan,
“Kalau strukturnya ya isinya pesan yang mau disampaikan nanti kita
diskusikan bersama dengan humas bagusnya gimana”,(R1)
“strukturnya ya isi pesannya aja nanti dibantu sama humas.”,(R2)
“struktur nanti kita diskusiin sama unit terkaitnya maunya gimana, terus kita
bikinin desainnya sesuai gak sama yang dimau.”(R4)
Format pesan di RSIJPK dibuat sesuai dengan desain dari humas, dimana
humas memiliki buku pedoman identitas yang digunakan sebagai acuan dalam
membuat desain. Berikut adalah kutipan wawancaranya,
“kalo format itu kita ada buku panduan identitasnya, jadi berpedoman dari
situ, tapi buku ini baru ada awal tahun 2016, jadi desain yang sebelum itu
masih belum berpedoman.”,(R1)
“format kita kasih ke humas karena dia ada buku pedomannya.”(R2)
“formatnya kan kita ada buku panduannya, jadi sesuain sama buku itu.”(R4)
68
Berdasarkan hasil observasi terhadap brosur yang digunakan oleh RSIJPK
dalam mempromosikan klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes, isi
brosur tersebut adalah sejarah, prestasi, master plan RSIJPK, visi dan misi
RSIJPK, fasilitas dan pelayanan yang ada di RSIJPK, prestasi hingga masterplan
RSIJPK. Brosur ini berwarna biru dengan bagian depan brosur menampakkan
para petinggi RSIJPK dan dokter, serta di dalamnya disertakan foto yang
berusaha menggambarkan keadaan dan pelayanan di RSIJPK. Brosur ini sudah
mengikuti aturan yang terdapat pada buku panduan identitas. Untuk jadwal
dokter hanya berupa tabel berwarna hitam putih yang berisikan nama dokter,
jenis pelayanan serta hari dan tanggal dokter tersebut melakukan praktik. Jadwal
dokter juga terdapat pada website yang juga digunakan oleh RSIJPK sebagai
media promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes, berdasarkan
hasil observasi diketahui bahwa tampilan website RSIJPK sudah mengikuti
buku panduan identitas yang berlaku di RSIJPK.
Permasalahan yang dihadapi terkait dengan perancangan pesan adalah
membuat pesan agar sampai pada maksud dan tujuan yang ingin dicapai namun
tetap mudah diingat. Hal ini merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan manajer pemasaran dan kepala urusan pengembangan pasar. Berikut
kutipan wawancaranya,
“Biasanya kita ingin membuat pesan yang simple tapi bisa langsung diingat,
gitu ya. Misalnya ketika pasien DM itukan sering bermasalah dalam hal
makan, bagaimana dia pengendalian makan, apa yang harus dilakukan,
pesan bagaimana harus mengendalikan insulin, nah terus pesan terkait
dengan bagaimana mempertahankan kondisinya, misalnya dengan
69
melakukan olahraga rutin, dsb itu biasanya kita terkendalnya bagaimana
bisa mengcreate pesan itu simple, pendek tapi bisa sampai pada maksud dan
tujuan.”, (R1)
“Yang jadi masalah itu bagaimana kita membuat kata-katanya untuk pesan
tersebut agar mudah dipahami dan diingat.”, (R2)
“Masalahnya sih mengenai ini ya, konsepnya tuh mengena gak, sesuai gak
apa yang diinginkan dari unitnya minta, misalnya kadang-kadang kan
konsepnya begini, desain dari kita seperti ini, kadang-kadang ada yang gak
cocok, kemudian proses pembuatannya juga.”(R4)
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa isi pesan yang ingin
disampaikan oleh RSIJPK adalah edukasi ke masyarakat agar masyarakat lebih
mengetahui mengenai penyakit DM dan memiliki kesadaran untuk menjaga
kesehatannya. Sedangkan stuktur dan format pesan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah menyesuaikan dengan permintaan
dari unit terkait dan buku panduan identitas yang berlaku di RSIJPK. Brosur yang
digunakan RSIJPK dalam melakukan promosi dan tampilan dari website RSIJPK
sudah mengikuti buku panduan identitas yang berlaku di RSIJPK, sedangkan
jadwal dokter hanya berupa tabel berwarna hitam putih yang berisikan nama
dokter, jenis pelayanan serta hari dan tanggal dokter tersebut melakukan praktik.
5.5 Gambaran Saluran Komunikasi Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Saluran komunikasi yang digunakan adalah media cetak seperti brosur dan
jadwal dokter serta website. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang
70
dilakukan oleh manajemen pemasaran dan kepala urusan pengembangan pasar,
berikut kutipan wawancaranya,
“Brosur, website, kita juga pake jadwal dokter karena kan juga ada di situ
ditulis klinik diabetes jadi orang juga jadi tahu kalo kita ada klinik
diabetes.”, (R1)
“Media cetak, brosur.”, (R2)
“kalau sekarang promosi sih ya, kalau TV belum ada promosinya.”(R4)
RSIJPK belum menentukan jangkauan promosi dan jumlah khusus frekuensi
saluran komunikasi yang digunakan untuk dilihat, tetapi diharapkan setiap orang
yang berkunjung ke rumah sakit dapat mengetahui terkait informasi tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan oleh manajer pemasaran
dan kepala urusan pengembangan pasar, berikut kutipan wawancaranya,
“Kita berharap setiap pasien yang datang itu mereka bisa terpapar
informasi bahwa kita memiliki klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes, berarti ini masuk ke dalam informasi layanan yang kita punya. Nah
informasi layanan yang kita punya inikan biasanya kita ada di brosur yang
ada di rumah sakit, ya minimal targetnya setiap ada pasien yang datang
mereka bisa tahu.”, (R1)
“Tidak ada jumlah khusus.”, (R2)
“Kita gak ada jumlah harus berapa gitu”, (R4)
Berdasarkan hasil wawancara, dampak yang ingin dicapai dari adanya
paparan media yang digunakan untuk promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes adalah pasien mengerti mengenai penyakit DM dan
71
adanya peningkatan jumlah kunjungan ke RSIJPK. Berikut kutipan
wawancaranya,
“Pasien mengerti tentang DM, kemudian meningkatkan jumlah kunjugan.”,
(R2)
“Tentunya ada kunjungan ke RS, pemeriksaan kesehatan, kemudian
kunjungan juga ke klinik DM, ya tentunya untuk meningkatkan kunjungan
pasien ya.”, (R1)
“pasien paham tentang DM ya, terus berkunjung ke klinik kita.”(R3)
Untuk jadwal penayangan, brosur dan jadwal dokter bersifat lifetime yang
artinya selalu ada dan digunakan sebagai informasi layanan rumah sakit bagi
pengunjung yang datang agar dapat selalu diakses oleh pasien karena diletakkan
di ruang tunggu dan customer service, serta dibawa pada saat melakukan
kunjungan perusahaan. Namun berdasarkan observasi, brosur yang dibuat secara
lifetime tidak diletakkan di rak brosur yang ada di dekat ruang tunggu pasien dan
customer service. Hal ini terlihat dari tidak adanya rak yang terisi. Berikut
kutipan wawancaranya,
“Brosur kita bawa kalau mau ke perusahaan.”, (R2)
“Biasanya kalau penayangan untuk brosur tergantung kebutuhan, ada yang
lifetime kita buat, kalau yang untuk informasi layanan kan selalu ada di dekat
ruang tunggu dan customer service, jadwal dokter juga.”, (R1)
“kita buat brosur biasanya kalau ada permintaan aja, biasanya sih kalau
dari merekanya habis baru mereka minta lagi.”(R4)
Permasalahan yang sering dihadapi adalah besarnya biaya untuk melakukan
promosi tersebut, disamping itu terdapat juga kendala dalam editing media cetak
72
yang memakan waktu cukup lama. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan oleh manajemen pemasaran dan kepala urusan pengembangan pasar,
berikut kutipan wawancaranya,
“Kalau masalah cetak mencetak itu biasanya kadang ada masalah editing
yang cukup lama, kadang juga biaya kan cukup mahal. Kalau di masalah
media elektronik itu biasanya kita ada masalah dengan cost, karena itu kan
high cost kan ya. Terus kurang tenaga kerja juga,”, (R1)
“Biasanya kita terkendala di biaya sih.”, (R2)
“kendala biasanya diediting kan agak lama nyesuain konsepnya.”,(R4)
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa saluran komunikasi yang
digunakan adalah brosur, jadwal dokter dan website dengan jadwal penayangan
adalah brosur bersifat lifetime yang artinya selalu ada dan digunakan sebagai
informasi layanan rumah sakit bagi pengunjung yang datang agar dapat selalu
diakses oleh pasien karena diletakkan di ruang tunggu dan customer service,
serta dibawa pada saat melakukan kunjungan perusahaan, pada website juga
terdapat jadwal dokter yang setiap harinya dapat diakses oleh semua orang.
RSIJPK. Namun berdasarkan observasi, brosur yang dibuat secara lifetime tidak
diletakkan di rak brosur yang ada di dekat ruang tunggu pasien dan customer
service. Dampak yang diharapkan dari pesan tersebut adalah pasien mengerti
mengenai penyakit DM dan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke RSIJPK.
RSIJPK belum menentukan jangkauan promosi dan jumlah khusus frekuensi
saluran komunikasi yang digunakan untuk dilihat.
73
5.6 Gambaran Penentuan Jumlah Anggaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes
dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes tidak memiliki
anggaran khusus, melankan diambil dari total jumlah anggaran unit marketing
secara keseluruhan. Namun, untuk biaya media cetak seperti leaflet dan brosur
merupakan anggaran dari humas. Hal ini berarti dalam perencanaannya
marketing berkoordinasi dengan humas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan oleh manajemen pemasaran, kepala urusan pencitraan,
penanggung jawab klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes dan
kepala urusan pengembangan pasar, berikut kutipan wawancaranya,
“Marketing, tapi kalo cetak brosur masuknya ke humas. Marketing dan
humas.”, (R1)
“Tidak ada anggaran promosi secara khusus, jadi anggarannya dari
anggaran marketing secara keseluruhan, kemudian dibagi berdasarkan
kebutuhan.”, (R2)
“brosur biayanya ada di sini, di humas, yang berhubungan dengan media
baik online atau bukan sumber dananya dari unit humas.”,(R4)
“biaya pembuatan brosur ada di humas.”,(R3)
Penentuan jumlah anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes dilakukan dengan mengajukan proposal kepada direksi atau
anggaran RAPB berdasarkan program kerja yang telah dibuat oleh unit,
kemudian setelah mendapat persetujuan dari direksi, dana akan keluar dan
74
kegiatan promosi langsung dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah dibuat.
Berikut kutipan wawancaranya,
“Biasanya kita ngajuin proposal dulu ke direksi atau mengajukan pada
anggaran RAPB sesuai dengan hitungan kita, kemudian diacc oleh bagian
anggaran nah itu baru deh dilakuin.”, (R1)
“tiap unit kan punya program kerja, jadi tiap unit menyiapkan program
kerja lalu diusulkan ke direksi, kalo direksi acc baru deh dana bisa
keluar.”(R2)
Permasalahan yang sering dihadapi terkait penentuan anggaran promosi
adalah keterbatasan dana, sehingga besaran dari anggaran tersebut perlu
diperhatikan, apakah memberikan dampak bagi pasien maupun rumah sakit. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh manajemen pemasaran
dan kepala urusan pengembangan pasar, berikut kutipan wawancaranya,
“Biasanya besarannya, dengan bagian keuangan. Terus gimana anggaran
yang besar itu bisa berefek pada pasien atau kepada kunjungan.”, (R1)
“Dari manajemen mintanya sedikit anggaran banyak kerja, jadi kendalanya
di situ, anggarannya terbatas.”,(R2)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa anggaran promosi klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes berasal dari unit humas, dengan
cara penentuan anggaran yaitu dilakukan dengan mengajukan proposal kepada
direksi atau anggaran RAPB berdasarkan program kerja yang telah dibuat oleh
unit, kemudian setelah mendapat persetujuan dari direksi, dana akan keluar dan
kegiatan promosi langsung dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah dibuat.
75
5.7 Gambaran Penentuan Bauran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
Berdasarkan hasil wawancara, bauran promosi yang digunakan adalah
periklanan, baik dengan menggunakan media cetak serta website. Untuk media
cetak dilakukan dengan menggunakan brosur dan jadwal dokter serta website.
Bauran promosi tersebut digunakan untuk memperluas jangkauan promosi kinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes serta menginformasikan kepada
pasien dan masyarakat mengenai penyakit DM. Berikut kutipan wawancaranya,
“Brosur, jadwal dokter, website,.”, (R1)
“Brosur, website”, (R2)
Bauran promosi tersebut dipilih berdasarkan anggaran dan waktu yang
dimiliki oleh rumah sakit, target sasaran, serta keterjangkauan dari media yang
dipilih tersebut cukup luas. Berikut adalah kutipan wawancara dengan
manajemen pemasaran dan kepala urusan pengembangan pasar.
“Karena jangkauannya luas. Contohnya seperti website lebih bisa update
cepat keuntungannya, dan bisa mengganti misalnya informasi ini sudah tidak
update lagi kita bisa langsung ganti atau editing secara cepat, kemudian
untuk website juga kan jangkauannya lebih besar ya, karena bisa di share,
baik lewat sosial media yang kita punya atau pun bisa di download oleh
masyarakat secara luas. Disamping itu kita juga nyesuain sama dana kita
sih”, (R1)
“Petimbangan pada waktu dan target audiensnya siapa, yang ditarget untuk
melihat informasi itu siapa saja gitu itukan jadi dasar juga buat kita, kayak
76
kalo misalnya sasarannya luas dan pangsa pasarnya luas mending kita
mainnya medianya TV karena kan costnya lebih tinggi tapi dia akan menjadi
lebih murah kalau yang melihatnya lebih banyakkan, nah tapi kalo memang
audiesnnya kecil misalnya hanya orang yang datang ke rumah sakit saja jadi
ya kita pake leaflet, brosur, jadi ya itu perhitungan biaya dalam menentukan
media mana yang dipilih selain dari target audiesnnya juga ya.”,(R2)
“karena brosur salah satu sarana yang efektif dan efisien, haranya juga gak
mahal.”(R4)
Hasil observasi menunjukkan bahwa RSIJPK memiliki social media berupa
facebook, instagram dan twitter, namun ketiga social media tersebut belum
dimanfaatkan dengan maksimal, hal ini terlihat dari post yang berada pada
masing-masing media sosial. Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui
bahwa terdapat SPO Informasi Pelanggan Melalui Elektronik yaitu informasi
melalui radio internal yang didalamnya terdapat kebijakan direksi tentang
publikasi dan promosi rumah sakit, namun saat ini sudah tidak aktif lagi karena
keterbatasan SDM.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bauran promosi yang
digunakan adalah brosur dan website. Bauran promosi tersebut dipilih
berdasarkan anggaran dan waktu yang dimiliki oleh rumah sakit, target sasaran,
serta keterjangkauan dari media yang dipilih tersebut cukup luas. RSIJPK
belum menggunakan media yang dimiliki dengan maksimal seperti radio dan
media sosial.
77
5.8 Gambaran Pengukuran Hasil Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
RSIJPK belum memiliki target khusus dalam melaksanakan promosi klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes. Sehingga pengukuran hanya
dilakukan dengan melihat jumlah kunjungan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan oleh manajemen pemasaran dan kepala urusan
pengembangan pasar, berikut kutipan wawancaranya,
“jadi ada kajian di kunjungan pasien, jadi dilihat berdasarkan jumlah
kunjungan pasien, atau kalau kita mau fokus bisa dimaping demografinya,
terbanyak dari mana, apa itu efek dari penyuluhan kita. Karena kita gak ada
waktunya”, (R2)
“belum ada target khusus, jadi melakukan efektifitas dalam brosur biasanya
yaitu ketika itu memang diterima pasien kemudian ya memang ada kunjungan
gitu. Jadi dilakuinnya ya evaluasi terhadap websitenya aja gitu, gak dampak ke
apakah kunjungan kliniknya naik atau engga gitu. Ya secara keseluruhan aja.
Karena belum sanggup kalau harus mengukur detail seperti itu, tenaganya
terbatas, waktunya juga terbatas karena pekerjaannya juga banyak”, (R1)
“kita belum ada pengukuran ya, soalnya masih lingkup internal aja, pasiennya
juga ya itu masih sedikit.”,(R4)
Berdasarkan hasil telaah dokumen, dilakukan evaluasi terhadap website RS,
hal ini terdapat pada SPO prosedur informasi website RS, yaitu evaluasi website
RS dilakukan setiap enam bulan yang meliputi jumlah pengunjung website,
78
menu/berita yang paling sering dibaca, lama kunjungan di website dan asal
kunjungan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa RSIJPK belum melakukan
pengukuran hasil promosi yang dilakukan. Melainkan promosi hanya dilakukan
pada website tanpa melihat dampaknya terhadap jumlah kunjungan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
79
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Pada saat penelitian ini dilakukan ditemukan keterbatasan peneliti dalam
menggali permasalahan terkait gambaran pengelolaan dan pengembangan
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK tahun
2017, diantaranya yaitu:
1. Peneliti tidak bisa mendapatkan izin untuk mengakses data anggaran
promosi rumah sakit, sehingga peneliti hanya meneliti terkait metode yang
digunakan dalam penentuan jumlah anggaran promosi.
6.2 Gambaran Identifikasi Sasaran Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan
Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun 2017
Sasaran yang dituju akan sangat mempengaruhi keputusan pemasar tentang
apa yang akan dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya,
dimana pesan tersebut akan disampaikan, dan kepada siapa pesan tersebut akan
disampaikan (Kotler dan Amstrong, 2002). Menurut Duncan (2005), dalam
mengidentifikasi sasaran, terdapat beberapa hal yang harus diketahui agar
media yang digunakan dapat disesuaikan dengan sifat dan karakteristik sasaran.
RSIJPK belum memiliki strategi promosi untuk mempromosikan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetesnya, sehingga sasaran promosi
klinik edukasi diabetes juga tidak dibuat secara tertulis. Hal pertama yang perlu
diketahui yaitu siapa yang menjadi sasaran. Sasaran promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah pasien di RSIJPK khususnya
pasien DM beserta keluarganya dan masyarakat umum, dimana hal ini sejalan
80
dengan klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK yang
sasarannya adalah pasien DM beserta keluarganya. Kotler dan Amstrong
(2002) juga menyatakan bahwa sasaran dapat diartikan sebagai calon pembeli
potensial, para pengguna saat ini, orang yang membuat keputusan membeli atau
orang yang mempengaruhi pembelian, yang dalam hal ini calon pembeli
potensial yang dimaksud adalah keluarga pasien khususnya pasien DM, dan
pengguna saat ini adalah pasien DM RSIJPK serta pasien klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes itu sendiri. Sasaran tersebut dapat terdiri
dari individu, kelompok, masyarakat tertentu, atau masyarakat umum.
Hal kedua yang perlu diketahui dalam mengidentifikasi sasaran yaitu di
mana target sasaran itu berada. Berdasarkan hasil wawancara maka diketahui
bahwa target sasaran klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
berada di RSIJPK dan di luar RSIJPK, hal ini diketahui dari sasaran promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes yang merupakan pasien
RSIJPK khususnya pasien DM beserta keluarganya dan masyarakat umum. Hal
ketiga yang perlu diketahui dalam mengidentifikasi sasaran yaitu berapa besar
target sasaran. Berdasarkan hasil wawancara maka diketahui bahwa dalam
perencanaannya RSIJPK belum menentukan jumlah yang pasti untuk dijadikan
target sasaran, Padahal menurut Widyo, jumlah target sasaran mempengaruhi
perencanaan media. Secara umum, semakin kecil target sasaran, maka pesan
yang disampaikan dapat dilakukan secara lebih personal dan lebih interaktif.
Misalnya jika target sasaran dari suatu kota dengan populasi 100.000 rumah
tangga adalah sebesar 5.000 rumah tangga, maka media yang mengirim pesan
langsung baik melalui surat maupun e-mail akan lebih cocok dibandingkan
81
menggunakan media massa. Namun jika target audiens adalah sebesar 50.000
maka penggunaan media massa akan lebih efektif.
Hal selanjutnya yang perlu diketahui dalam mengidentifikasi sasaran adalah
mengetahui tingkat konsumsi sasaran. RSIJPK juga tidak mengetahui berapa
banyak tingkat konsumsi target sasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti
(2010), menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempengaruhi hubungan
kausalitas antara sikap atas iklan dengan minat menggunakan suatu
produk/jasa. Hal terakhir yang perlu diketahui pada penentuan sasaran adalah
kinerja merek produk yang bersangkutan antara satu wilayah pemasaran
dengan wilayah pemasaran lainnya. RSIJPK juga tidak mengetahui hal ini.
Menurut Widyo, kinerja merek produk dan penerimaan masyarakat terhadap
produk sangat mempengaruhi pemilihan media dalam kegiatan periklanan. Jika
sebuah merek memiliki peluang yang cukup baik di suatu wilayah, maka akan
mempengaruhi pemilihan dan frekuensi pemakaian media.
Berdasarkan hasil wawancara RSIJPK tidak melakukan identifikasi
terhadap hal-hal tersebut karena promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes belum dilakukan secara khusus, melainkan masih dilakukan
berbarengan dengan program dan pelayanan lain. Dengan tidak melakukan
identifikasi terhadap jumlah target sasaran, tingkat konsumsi dan kinerja merek
di suatu wilayah, maka berdasarkan hasil wawancara, permasalahan yang
sering ditemui adalah mengetahui ke arah mana, level mana dan wilayah mana
sasaran edukasi dan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes tersebut.
82
Jadi, dalam melakukan identifikasi sasaran RSIJPK sudah menyesuaikan
dengan sasaran dari klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
Namun, RSIJPK belum melakukan identifikasi terhadap jumlah target sasaran,
tingkat konsumsi dan kinerja produk terhadap wilayah pemasaran, hal ini
menyebabkan RSIJPK mengalami kesulitan dalam menentukan arah, level dan
wilayah dari sasaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes.
6.3 Gambaran Penentuan Tujuan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Setelah sasaran diidentifikasi, pemasar harus mengetahui tujuan dari
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes beserta melalui
tanggapan yang diharapkan dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
RSIJPK belum memiliki strategi promosi untuk mempromosikan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetesnya, sehingga seperti sasaran, tujuan dari
promosi klinik edukasi diabetes juga tidak dibuat secara tertulis.
Tanggapan yang diharapkan dari sasaran yang telah ditentukan adalah
sasaran dapat menjadi pasien yang loyal bagi rumah sakit dan
mempromosikannya ke orang lain. Hal ini berarti tanggapan yang diharapkan
adalah berupa tanggapan perilaku yaitu menjadi pasien yang loyal bagi rumah
sakit dan mempromosikannya ke orang lain. Tanggapan perilaku yaitu merujuk
pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan atau
kebiasaan perilaku (Rahmat, 2004). Kotler (2003) menyatakan bahwa tanggapan
ini merupakan tahapan akhir dimana konsumen mulai melakukan pembelian,
83
yaitu konsumen akhirnya mengetahui mengenai suatu produk dan berminat
untuk menjadikan produk tersebut sebagai pilihan dan membeli produk tersebut
pada saat yang tepat.
Berdasarkan tanggapan tersebut, maka tujuan promosi secara umum adalah
untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil keputusan untuk
meningkatkan volume penjualan suatu barang atau jasa dan meningkatkan laba
perusahaan. Menurut Shinta (2011), tujuan promosi dapat dirinci yaitu untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa tujuan dari promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan klinik edukasi diabetes
dan perawatan kaki diabetes, serta mengembangkan dan memperkuat pasar. Hal
ini berarti tujuan dari promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes di RSIJPK adalah bersifat membujuk yaitu untuk membentuk pilihan
merk, mengalihkan pilihan ke merk tertentu dan mendorong pembeli untuk
belanja (Shinta, 2011), yaitu meningkatkan jumlah kunjungan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes serta mengembangkan dan memperkuat
pasar.
6.4 Gambaran Perancangan Pesan Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari sasaran, pemasar
selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Perancangan pesan merupakan
salah satu langkah yang menjadi kunci sukses tidaknya program komunikasi
pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya.
84
Sehingga sangat disarankan agar pemasar memahami dengan baik langkah yang
ketiga ini untuk mendukung terciptanya pesan yang efektif (Puryadani, 2012).
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2002), ada 4 hal yang harus
diperhatikan dalam merancang pesan yaitu apa yang harus dikatakan (isi pesan),
bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana
mengatakannya secara simbolis (bentuk pesan) dan siapa yang akan
mengatakannya (sumber pesan). Penelitian yang dilakukan oleh Ikawati (2011)
juga mengatakan bahwa isi pesan, format pesan dan struktur pesan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah isi pesan. Pemasar harus
memikirkan apa yang perlu dikatakan kepada audiens atau konsumen untuk
menghasilkan respons yang diinginkan. Pesan yang ingin disampaikan pada
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah pesan yang
ingin disampaikan pada promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes adalah edukasi ke masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui
mengenai penyakit DM dan memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya.
Hal ini tidak sesuai dengan tujuan dari promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes yaitu meningkatkan jumlah kunjungan klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes, serta mengembangkan dan memperkuat
pasar. Tujuan yang ingin disampaikan lebih mengajak sasaran untuk berkunjung
ke klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes, namun pesan yang ingin
disampaikan lebih bersifat edukasi mengenai DM dan bukan mengenai klinik
edukasi diabetes. Sehingga hal ini dianggap kurang sesuai. Dalam menentukan isi
pesan yang terbaik, pemasar perlu mencari daya tarik, tema, ide, atau usulan
85
penjualan yang unik. Pada brosur, pesan yang ditemui hanya berupa penyebutan
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes tanpa ada penjelasannya. Isi
pesan pada website juga menunjukkan bahwa tidak ada penjelasan mengenai
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes, pada website ditemukan
bahwa klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes hanya berupa jadwal
dokter klinik tersebut beroperasi. Padahal menurut Wicaksono (2013), website
dibuat untuk menginformasikan tentang seluk beluk sebuah produk. Diharapkan
dengan website yang berisi informasi tentang produk yang dijual akan
memberikan penjelasan pada calon konsumen agar membeli produk yang dijual.
Kotler dan Armstrong (2002) juga menyatakan bahwa dalam menentukan isi
pesan yang terbaik, pemasar perlu mencari daya tarik, tema, ide, atau usulan
penjualan yang unik. Dimana ada tiga tipe daya tarik yaitu rasional, emosional
dan moral.
Hal kedua yang perlu diperhatkan dalam perancangan pesan adalah struktur
pesan. Terdapat tiga jenis struktur pesan, yaitu conclusion drawing, one-or-two-
sided arguments, dan order of presentation. Berdasarkan observasi, stuktur pesan
yang digunakan oleh RSIJPK pada brosur dan website adalah conclusion
drawing dimana pesan yang ada hanya memberikan gambaran kesimpulan
dengan membiarkan penerima pesan membuat kesimpulannya masing-masing.
Hal selanjutnya yang perlu diperhatkan dalam perancangan pesan adalah
bentuk pesan. RSIJPK sudah memiliki buku panduan identitas. Buku panduan
identitas tersebut digunakan sebagai pedoman oleh unit humas RSIJPK dalam
membuat bentuk pesan. Brosur yang digunakan oleh RSIJPK dalam
mempromosikan layanannya sudah mengikuti buku panduan identitas, Namun,
86
pada brosur ini tidak ada tanggal publikasi, padahal PERSI (2011) dalam
Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit menyatakan bahwa semua promosi dalam
bentuk leaflet atau brosur harus mencantumkan tanggal publikasi.
Jadi, pada perancangan pesan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes masih belum sesuai dengan tujuan dari promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes. Pesan yang saat ini terdapat pada promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes masih belum
menggambarkan mengenai klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
Struktur dari pesan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
masih bersifat conclusion drawing yaitu dimana pesan yang ada hanya
memberikan gambaran kesimpulan dengan membiarkan penerima pesan
membuat kesimpulannya masing-masing, sehingga para penerima pesan tidak
dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari klinik edukasi diabetes dan
keuntungan serta manfaat yang digunakan jika berkunjung ke klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes.
6.5 Gambaran Saluran Komunikasi Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
Pemasar harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk
menyampaikan pesan. Gitosudarmo (2003) menyatakan bahwa ada dua jenis
komunikasi pemasaran yaitu komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal.
Komunikasi personal adalah komunikasi dengan kontak langsung antara pihak
penjual dengan pembeli atau pengusaha dengan konsumennya. Hubungan
tersebut dapat langsung antar pribadi dan kelompok, atau bisa juga melalui
87
telepon dan surat atau email. Komunikasi personal dapat lebih efektif karena
adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan
baliknya. Sedangkan komunikasi non personal adalah Komunikasi nonpersonal
adalah komunikasi yang membawa pesan tanpa melalui kontak pribadi.
Komunikasi nonpersonal meliputi media massa yang terdiri dari media cetak,
elektronik dan display, suasana dan kejadian. Berdasarkan hasil wawancara,
dalam melakukan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
RSIJPK hanya menggunakan komunikasi non personal yaitu media cetak dan
media elektronik serta website. Media cetak yang digunakan yaitu brosur. serta
website. Suasana adalah yang diciptakan untuk meningkatkan hasrat pembeli
atau mengkonsumsi suatu produk. Kejadian merupakan suatu peristiwa atau
suatu kesempatan yang sengaja dirancang untuk berkomunikasi dengan target
audiens atau target konsumen. RSIJPK memiliki event yang merupakan suatu
kesempatan untuk berkomunikasi dengan target audiensnya, yaitu kunjungan ke
perusahaan.
Untuk menentukan saluran komunikasi yang akan digunakan, maka ada
beberapa hal yang harus diketahui oleh pemasar. Pertama, jangkauan yaitu
jumlah orang atau rumah tangga yang melihat paparan media tertentu setidaknya
sekali dalam satu periode tertentu. Jangkauan dapat diidentifikasikan sebagai
jumlah audiens yang menyaksikan, mendengar, atau membaca suatu media massa
dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam suatu jumlah atau angka
absolute (absolute number) atau sebagian suatu fraksi (bagian) dari populasi
(Widyo). Konsep jangkauan telah digunakan secara luas sebagai salah satu alat
ukur dalam perencanaan media, namun indikator jangkauan masih merupakan
88
atau estimasi. Berdasarkan hasil wawancara ditunjukkan bahwa RSIJPK tidak
secara khusus menentapkan jangkauan atau jumlah khusus jumlah orang atau
rumah tangga yang melihat media yang ditentukan. Menurut Widyo, target
jangkauan merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan media karena dapat menunjukan apa yang diterima pemasang iklan
atas uang yang telah dikeluarkan untuk memasang iklan di media massa. Hal
berikutnya yang harus diketahui adalah frekuensi, yaitu jumlah waktu rata-rata
mereka yang terjangkau memiliki peluang terekspos oleh pesan dalam suatu
periode tertentu. Frekuensi adalah salah satu faktor penting agar suatu pesan
iklan mendapatkan perhatian audiens. Namun, berdasarkan hasil wawancara
ditunjukkan bahwa RSIJPK tidak secara khusus menentapkan frekuensi atau rata-
rata khusus jumlah orang atau rumah tangga yang melihat media yang
ditentukan. Pada dasarnya tidak ada patokan yang pasti mengenai frekuensi
penanyangan iklan.untuk menentukan berapa kali suatu iklan harus muncul pada
suatu media agar dapat menimbulkan efek jumlah frekuensi harus
dipertimbangkan (Widyo). Berdasarkan wawancara, kedua hal tersebut
disebabkan karena RSIJPK masih belum melaksanakan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes secara khusus, melainkan masih dilakukan
bersamaan dengan pelayanan dan program lain. Hal berikutnya yang harus
diketahui adalah dampak dari paparan media yang digunakan. Berdasarkan hasil
wawancara maka dampak yang diinginkan adalah pasien mengerti mengenai
penyakit DM dan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke RSIJPK.
Selain itu, pemasar juga harus mengetahui waktu penayangan media yang
tepat agar dapat tepat sasaran. Menurut Kotler dan Keller (2016), terdapat empat
89
metode penjadwalan yaitu penjadwalan berkelanjutan (continuity) yaitu mengacu
pada suatu pola penjadwalan iklan berkelanjutan (setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan), metode ini mengembangkan suatu pola penjadwalan yang tidak
terputus yaitu tanpa adanya suatu periode tanpa adanya iklan sama sekali. Kedua
ada penjadwalan dengan metode concentration yaitu menghabiskan seluruh biaya
iklan dalam satu periode. Metode ketiga adalah flighting yaitu tidak menerapkan
penjadwalan secara teratur ini berarti terdapat suatu periode dengan iklan ada
periode tanpa iklan sama sekali, pada waktu tertentu pemasangan iklan
mengeluarkan biaya besar untuk iklan sehingga frekuensi iklan menjadi tinggi
sedangkan periode lainnya tidak terdapat iklan. Terakhir yaitu penjadwalan
dengan metode pulsing merupakan kombinasi dari dua metode pertama.
Pada strategi ini suatu iklan muncul di media massa secara teratur namun pada
periode tertentu frekuensi iklan meningkat secara signifikan. RSIJPK
menggunakan metode continuity yaitu pada website, dan kombinasi pada brosur.
Berdasarkan hasil wawancara, brosur yang bersifat lifetime yang digunakan
sebagai informasi bagi pelanggan dan digunakan pada event tertentu, yaitu pada
saat kunjungan perusahaan. Namun berdasarkan hasil observasi ditemukan
bahwa brosur yang seharusnya bersifat lifetime dan digunakan sebagai informasi
bagi pelanggan yang seharusnya diletakkan di customer service dan ruang tunggu
pasien tidak diletakkan sebagaimana mestinya seperti jadwal dokter yang berada
pada bagian pendaftaran dan customer service yang juga digunakan sebagai
media promosi oleh RSIJPK, melainkan hanya disimpan di laci unit pemasaran
dan digunakan ketika kunjungan ke perusahaan.
90
Jadi, saluran komunikasi yang digunakan oleh RSIJPK dalam melaksanakan
promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes nonpersonal.
Namun RSIJPK belum mengetahui jangkauan dan frekuensi saluran komunikasi
tersebut. Selain itu, brosur yang bersifat lifetime dan digunakan sebagai informasi
bagi pelanggan yang seharusnya diletakkan di customer service dan ruang tunggu
pasien tidak diletakkan sebagaimana mestinya Jika kedua hal ini tidak dilakukan
dan tidak diketahui maka pesan yang ingin disampaikan oleh pemasar tidak dapat
tersampaikan ke sasaran, hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini juga akan mempengaruhi biaya yang akan
digunakan untuk melakukan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes.
6.6 Gambaran Penentuan Jumlah Anggaran Promosi Klinik Edukasi Diabetes
dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Anggaran promosi adalah sejumlah dana yang telah disisihkan untuk
membayar semua metode promosi dalam jangka tertentu. Anggaran promosi
merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun tidak ada standar yang pasti
mengenai seberapa besar pengeluaran untuk komunikasi atau promosi harus
dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi sangat bervariasi
tergantung pada produk dan situasi pasar. Ada empat metode yang digunakan
untuk menyusun anggaran promosi menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong
(2002), yaitu metode sesuai kemampuan, metode persentase penjualan, metode
keseimbangan persaingan dan metode tujuan tugas. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa anggaran media promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
91
kaki diabetes baik yang bersifat online maupun tidak berasal dari total jumlah
anggaran unit humas. Metode yang digunakan oleh RSIJPK dalam menentukan
anggaran promosi adalah metode tujuan dan tugas, yaitu penetapan anggaran
promosi dengan menetapkan tujuan promosi yang spesifik, menentukan tugas
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan memperkirakan biaya
pelaksanaan tugas, yang jumlah dari biaya tersebut menjadi anggaran promosi
yang diajukan. Dalam metode ini anggaran promosi dilakukan dengan
menetapkan tujuan-tujuan khusus bauran promosi yang digunakan, menentukan
tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh RSIJPK dimana
penentuan jumlah anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes di RSIJPK dilakukan dengan mengajukan proposal kepada direksi atau
anggaran RAPB berdasarkan program kerja yang telah dibuat oleh masing-
masing unit dan berisikan rincian biaya yang akan digunakan, kemudian setelah
mendapat persetujuan dari direksi, dana akan bisa digunakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
Karena jangkauan dan frekuensi promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes tidak diketahui, maka pencetakan brosur dilakukan
sesuai dengan permintaan, hal ini tentu kurang efektif karena jika sudah habis
namun pembagian brosur tersebut tidak sesuai dengan sasaran maka pesan yang
terkandung akan tidak tersampaikan, dan ketika brosur tersebut masih banyak
namun isi pesan yang terkandung sudah harus diperbarui, maka brosur tersebut
akan sia-sia. Hal ini tentu akan berpengaruh kepada anggaran promosi di
RSIJPK.
92
6.7 Gambaran Penentuan Bauran Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun
2017
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran promosi (promotion mix)
yang juga disebut sebagai bauran komunikasi pemasaran (marketing counication
mix) merupakan paduan spesifik hubungan masyarakat, iklan, promosi
penjualan, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan
perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan
membangun hubungan pelanggan. Definisi menurut Stanton (1996), bauran
promosi adalah satu aspek yang penting dalam menuju pemasaran dan sering
dikatakan sebagai proses lanjut ini disebabkan karena bauran promosi dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
Bauran promosi yang dilakukan oleh RSIJPK dalam mempromosikan
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah periklanan yaitu
dengan menggunakan media cetak dan website. Untuk media cetak dilakukan
dengan menggunakan brosur, serta website. Periklanan meliputi semua kegiatan
yang terlibat dalam penyajian pesan yang non personal (tidak tertuju pada
seseorang tertentu), baik yang di suarakan (oral) ataupun visual dan di biayai
secara terbuka untuk suatu produk, jasa atau ide yang ditransmisikan ke suatu
khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran,
majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan
umum. Dalam komunitas global baru, pesan-pesan periklanan dapat
ditransmisikan melalui media baru, khususnya internet. Pesan yang disampaikan
93
tersebut disebut sebagai iklan yang bisa disiarkan melalui satu atau lebih media
(Lee dan Johnson, 2004; Shinta, 2011).
Menurut Dharmmesta (2002), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penentuan bauran promosi, diantaranya dana yang tersedia, sifat
pasar, jenis produk dan tahap daur ulang produk. Menurut Dharmmesta (2002),
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan digunakan
untuk periklanan adalah tujuan periklanan, sirkulasi media, keperluan informasi,
waktu dan lokasi keputuan membeli dibuat dan kerjasama dan bantuan promosi
yang ditawarkan oleh media. Bauran promosi RSIJPK dipilih berdasarkan
anggaran yang dimiliki oleh rumah sakit serta keterjangkauan dari media yang
dipilih tersebut cukup luas seperti website. Website merupakan salah satu dari
banyak social media yang ada saat ini. Salah satu kunci manfaat dari website
dibandingkan dengan social media lainnya adalah lingkungan yang terkendali.
Konsumen dapat memilih untuk masuk ke dalam situs tersebut dengan mengklik
link atau secara tidak langsung melalui web link. Konsumen juga dapat memilih
tujuan dari lama waktunya di situs tersebut, dan mereka lebih terlibat dengan
proses dan pesan dari suatu brand (Wicaksono, 2013). Website mampu
mengakomodasi keinginan pengguna untuk berinteraksi secara interaktif dan
berpartisipasi pada hal yang diminati. Selain itu, website juga dianggap lebih
menguntungkan dari segi biaya, karena konten pada website dapat terus
diupdate secara langsung dan cepat. Dana yang tersedia merupakan faktor
penting dalam mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana
lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas (Dharmmesta,
94
2002). Periklanan dengan menggunakan media internet bersifat dinamis dan
interaktif serta dapat diperbarui kapan saja dengan biaya yang murah dan tepat
waktunya (Citrawati, 2014). Target sasaran juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi penentuan bauran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes di RSIJPK. Besaran, lingkup geografis dan tahap dalam proses
pembelian konsumen akan banyak mempengaruhi efektivitas komponen bauran
promosi (Shinta, 2011).
Berdasarkan hasil telaah dokumen ditemukan bahwa terdapat SPO Informasi
Pelanggan Melalui Media Elektronik yaitu melalui radio internal RS, namun
berdasarkan observasi tidak ada radio yang dijalankan oleh RSIJPK,
berdasarkan hasil wawancara radio sudah tidak aktif karena kurangnya SDM,
sehingga promosi digunakan dengan menggunakan media lain. Hal ini berarti
SPO yang berada di RSIJPK tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah sebuah petunjuk buku yang sifatnya
tertulis. SOP menurut pandangan Tambunan (2008) dalam Kilis (2015) adalah
pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional yang ada dalam suatu
organisasi yang digunakan untuk memastikan, bahwa semua keputusan dan
tindakan serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang di dalam organisasi berjalan secara efektif, konsisten, standard dan
sistematis.
Hasil observasi menunjukkan bahwa RSIJPK memiliki sosial media berupa
facebook, instagram dan twitter, namun ketiga social media tersebut belum
dimanfaatkan dengan maksimal, hal ini terlihat dari post yang berada pada
masing-masing media sosial. Penggunaan media sosial secara tepat berpotensi
95
meningkatkan minat kunjungan bagi para pengguna internet yang membaca
dan mengikuti media sosial tersebut (Hamzah, 2013).
6.8 Gambaran Pengukuran Hasil Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan
Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2017
Setelah menerapkan rencana promosi, pemasar juga harus mengukur
dampak pada sasaran. Bagi perusahaan, pengukuran penting untuk dilakukan
karena menyangkut konsumen sebagai asset bagi perusahaan. (Wicaksono,
2013). Mengukur efektivitas dari proses pemasaran merupakan kegiatan
menge'aluasi hasil dari kegiatan pemasaran. Proses tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah proses metode pemasaran yang dilakukan sudah tepat atau
tidak. Setelah itu, ukuran tersebut akan dijadikan perbaikan untuk program-
program yang akan datang. Menurut Kotler dan Amstrong (2002), kegiatan
ini mencakup menanyakan kepada sasaran apakah mereka mengenali atau
mengingat pesan yang telah disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal-
hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan
tersebut, dan sikap mereka yang sebelumnya dan yang sekarang atas produk
dan perusahaan itu. Pemasar harus juga mengumpulkan ukuran perilaku dan
tanggapan sasaran, seperti berapa kali orang membeli produk tersebut, apakah
mereka menyukainya, dan menceritakannya kepada orang lain. Menurut
Pratomo dan Hardianto (2008), pengukurannya efektivitas sebuah iklan dapat
dilakukan dengan dua pendekatan sesuai dengan tujuan iklan. Pertama ialah
tujuan pemasaran. Dari tujuan ini ada beberapa metode yang bisa diterapkan
96
yaitu peningkatan volume penjualan, peningkatan marketshare dan peningkatan
keuntungan. Tujuan yang kedua ialah komunikasi. Metode ini menilai seberapa
baik proses komunikasi tersampaikan dengan memanfaatkan model proses
respon. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa RSIJPK belum
melakukan pengukuran terhadap hasil promosi promosi klinik edukasi diabetes
dan perawatan kaki diabetes. Selama ini RSIJPK hanya melakukan evaluasi
terhadap media promosi secara umum. Setiap alat promosi mempunyai
pengukuran yang berbeda-beda. Tanpa dilakukan pengukuran efektivitas akan
sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak (Dharmmesta
dan Irawan, 1990 dalam Setiawati, 2006).
Pada SPO prosedur informasi website RS, yaitu evaluasi website RS
dilakukan setiap enam bulan yang meliputi jumlah pengunjung website,
menu/berita yang paling sering dibaca, lama kunjungan di website dan asal
kunjungan. Alamat website dari RSIJPK adalah rumahsakitislam.com. Saat ini
metode pengukuran ekeftivitas dari suatu social media yang digunakan oleh
perusahaan dalam melakukan pemasaran tidak ada metodenya. Alat ukur yang
umumnya dipakai oleh para pemasar terhadap social media adalah melihat
berapa jumlah follower dari akun twitter, berapa penambahan follower-nya,
berapa jumlah fans dari akun facebook, berapa yang aktif memberi komentar,
berapa jumlah kunjungan di suatu situs, dan lain-lain. (Wicaksono, 2013).
Berdasarkan pemaparan sebelumnya diketahui bahwa RSIJPK belum
memiliki target terhadap sasaran, frekuensi dan jangkauannya. Hal ini dapat
menyulitkan dalam melakukan pengukuran hasil promosi. Karena jika tidak ada
target akan tidak ada acuan dan perbandingan bagi hasil yang telah diperoleh.
97
Jadi, promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di
RSIJPK masih perlu lebih dikembangkan. Hal ini dilihat berdasarkan
permasalahan yang ditemui pada setiap tahapannya. RSIJPK belum memiliki
strategi promosi untuk mempromosikan klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes. Berdasarkan hal tersebut maka tidak adanya acuan bagi RSIJPK
dalam melakukan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
di RSIJPK, sehingga pelaksanaan promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes akan sulit untuk dilakukan dan belum sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
98
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. RSIJPK belum memiliki strategi promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes yang dibuat secara tertulis.
2. Sasaran dari promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
adalah pasien dan masyarakat yang menderita DM, serta pasien dan
masyarakat yang berpotensi terkena DM. Permasalahan yang ditemui pada
tahap ini adalah tidak dilakukan identifikasi terhadap jumlah target sasaran
yang diinginkan, jumlah tingkat konsumsi dari sasaran, serta kinerja produk
pada wilayah pemasaran.
3. Tujuan dari promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes, mengembangkan dan memperkuat pasar serta
memberikan edukasi kepada masyarakat.
4. Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam merancang pesan yaitu :
a) Isi pesan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes
belum sesuai dengan tujuan promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes.
b) Stuktur pesan yang digunakan oleh RSIJPK pada brosur adalah
conclusion drawing dimana pesan yang ada hanya memberikan
gambaran kesimpulan dengan membiarkan penerima pesan membuat
kesimpulannya masing-masing.
99
c) Bentuk pesan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes belum sepenuhnya mengikuti buku panduan identitas yang
berlaku di RSIJPK.
5. Promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes RSIJPK hanya
menggunakan komunikasi non personal yaitu media cetak dan website.
a) RSIJPK tidak secara khusus menentapkan jangkauan atau jumlah
khusus jumlah orang atau rumah tangga yang melihat media yang
ditentukan.
b) RSIJPK tidak secara khusus menentapkan frekuensi atau rata-rata
khusus jumlah orang atau rumah tangga yang melihat media yang
ditentukan.
c) Dampak yang diinginkan adalah pasien mengerti mengenai penyakit
DM dan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke RSIJPK.
d) Metode penjadwalan penyiaran RSIJPK menggunakan metode
continuity yaitu pada website dan jadwal dokter serta kombinasi pada
brosur.
6. Metode yang digunakan oleh RSIJPK dalam menentukan anggaran promosi
adalah metode tujuan dan tugas, yaitu penetapan anggaran promosi dengan
menetapkan tujuan promosi yang spesifik, menentukan tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan dan memperkirakan biaya pelaksanaan
tugas, yang jumlah dari biaya tersebut menjadi anggaran promosi yang
diajukan.
7. Bauran promosi yang dilakukan oleh RSIJPK dalam mempromosikan klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes adalah periklanan yaitu dengan
100
menggunakan media cetak dan website. Untuk media cetak dilakukan dengan
menggunakan brosur. Permasalahan yang ditemukan adalah tidak
dilaksanakannya SPO mengenai informasi melalui radio internal RS akibat
keterbatasan SDM dan social media belum digunakan secara maksimal.
8. RSIJPK belum melakukan pengukuran terhadap hasil promosi promosi klinik
edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes. Selama ini RSIJPK hanya
melakukan evaluasi terhadap media promosi secara umum.
7.2 Saran
1. Saran untuk rumah sakit
a. Rumah sakit memiliki strategi promosi untuk mempromosikan promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes yang dibuat secara
tertulis.
b. Rumah sakit sebaiknya melakukan identifikasi lebih lanjut terkait dengan
sasaran promosi termasuk terhadap jumlah target sasaran yang diinginkan
dan jumlah tingkat konsumsi dari sasaran serta kinerja pemasaran antar
wilayah pemasaran agar memudahkan dalam mengukur hasil promosi yang
telah dilaksanakan.
c. Perancangan pesan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes sebaiknya disesuaikan dengan sasaran dan tujuan dari promosi
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
d. Pesan klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes sebaiknya
ditambahkan penjelasan mengenai klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes beserta manfaat yang akan didapatkan jika melakukan
kunjungan ke klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes.
101
e. Pihak rumah sakit sebaiknya mengikuti buku panduan identitas serta
pedoman etika promosi rumah sakit dari PERSI dalam membuat media
promosi.
f. Rumah sakit seharusnya menentukan jangkauan dan frekuensi dari media
promosi yang akan digunakan agar pesan dapat tersampaikan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai serta memudahkan dalam
menentukan anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes dan proses pengukuran hasil promosi.
g. Rumah sakit sebaiknya meletakkan brosur terkait klinik edukasi diabetes
dan perawatan kaki diabetes di rak brosur yang terdapat pada customer
service dan ruang tunggu pasien.
h. Rumah sakit sebaiknya mengikuti SOP yang dimiliki oleh RSIJPK yaitu
mengaktifkan kembali radio internal dengan bekerja sama dengan pihak
ketiga.
i. Rumah sakit sebaiknya memaksimalkan pemanfaatan media sosial yang
telah dimiliki.
j. Rumah sakit sebaiknya melakukan pengukuran hasil promosi dengan
bertanya kepada pasien yang berkunjung atau dengan penggunaan angket
yang diberikan kepada pengunjung klinik.
2. Saran untuk penelitian selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan melihat dari sudut pandang lain terkait menurunnya jumlah
kunjungan di RSIJPK dan ketidaktahuan pasien mengenai klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes di RSIJPK.
102
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa
Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.
Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia: http://kbbi.web.id/. (29
September 2016)
Astuti, Dora Kusuma. 2010. Pengaruh Sikap Audiens atas Iklan Terhadap Minat
Membeli yang Dimoderasi oleh Tingkat Stres dan Tingkat Konsumsi Layanan
Mobile Communications. Skripsi Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik.
Universitas Atma Jaya Jogjakarta. (Online). Tersedia: http://e-
journal.uajy.ac.id/3231/ (03 februari 2017)
Citrawati, Yulia. 2014. PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
DALAM PEMILIHAN BAURAN PROMOSI PADA SALON MUSLIMAH
(STUDI KASUS HOUSE OF KHADIJAH, BOGOR). Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Online). Tersedia:
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/72574/1/H14yci.pdf (21
Januari 2017)
Crawford, John. 2000. Evaluation of Libraries and Information Services (Ed 2).
London: Aslib, the association for information management and information
management international.
Creswell, John W.2014. Research Design Pendekatan Metode Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran Edisi Keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
103
Dalimunthe, Femmy Indriany. 2009. ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN
KOMUNIKASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAMU
(OCCUPANT) UNTUK MEMILIH MENGINAP DI HOTEL TIARA MEDAN.
Tesis Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara: Medan. (Online).
Tersedia: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26276 (02 Februari
2017)
Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty.
Dharmessta, Basu Swastha dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Liberty.
Djaali, Mulyono Pudji dan Ramly. 2000. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Duncan, Tom. 2005. Principle Of Advertising and IMC, International Edition,
Second Edition. McGrawHill: New York.
Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Elearning Gunadarma. ANGGARAN DAN BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN.
Jakarta: Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab
%205.%20Anggaran%20dan%20Bauran%20Pemasaran.pdf (12 Januari
2017)
104
Elearning Gunadarma. Bauran Promosi. Jakarta :Universitas Gunadarma. (Online).
Tersedia:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab9_baur
anpromosi.pdf (31 Januari 2017)
Elearning Gunadarma. MERANCANG KOMUNIKASI PEMASARAN. Jakarta:
Universitas Gunadarma. (Online). Tersedia:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modul_komunikasi_pemasaran/3
_merancang_komunikasi_pemasaran.pdf (29 Januari 2017)
Gitosudarmo, Indriyo. 2008. Manajemen Pemasaran (Edisi Pertama). Yogyakarta:
BPFE.
Hamzah, Yeni Imaniar. (2013). POTENSI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA
PROMOSI INTERAKTIF BAGI PARIWISATA INDONESIA. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. 8 (3), 1-9. (Online).
Tersedia:
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/JKI%20Vol_8%20No_3%202013%20-
%20Potensi%20Media%20Sosial%20Sebagai%20Sarana%20Promosi%20Int
eraktif%20Bagi%20Pariwisata%20Indonesia.pdf (17 Februari 2017)
Herujito dan Yayat, M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Hidayat, Nanang Choirul. (2012). “STRATEGI MEMASARKAN PRODUK JASA”.
Jurnal Ilmiah Progressif. 9, (25), 112-140.
105
Ikawati, Corry Putri. 2011. ANALISIS PENGARUH PESAN IKLAN TEH
SARIWANGI DI TELEVISI SWASTA TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA IBU-IBU RUMAH TANGGA KOTA JEMBER.
Skripsi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.
(Online). Tersedia:
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/5386/Corry%20P.%2
0Ikawati.pdf?sequence=1 (06 Februari 201)
Indriani, Ririn. 2016. WHO: Penderita Diabetes di Dunia Capai 422 Juta Orang.
(Online). Tersedia: http://www.suara.com/health/2016/04/07/082912/who-
422-juta-orang-dewasa-menderita-diabetes (20 September 2016)
Kilis, Alfiano Patrik. 2015. PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR DALAM PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAH
KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO. Universitas Sam
Ratulangi: Manado. (Online). Tersedia:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/download/9688/9274 (26
Februari 2017)
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management. England:
Pearson Education.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prehallindo.
Kotler, Philip 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan
Pengendalian (Edisi VI, Jilid I). Diterjemahkan oleh: Jaka Wasana. Jakarta:
Erlangga.
106
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran (Jilid 1). Diterjemahkan oleh:
Benyamin Molan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lee, Monie dan Carla Johnson. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam
Perspektif Global. Jakarta: Kencana.
Madinah dan Deni Yuliansari. 2015. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Terbanyak
ke-5 di Dunia. (Online). Tersedia:
http://www.suara.com/health/2015/04/25/200000/jumlah-penderita-diabetes-
indonesia-terbanyak-ke-5-di-dunia (20 September 2016)
Mughofir, Ihwan. 2012. STRATEGI PROMOSI RUMAH SAKIT “JIH”
YOGYAKARTA TAHUN 2007-2010 UNTUK MENINGKATKAN
AWARENESS PASIEN PADA KELAS 1, KELAS 2, DAN KELAS 3. Skripsi
Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Neuman, W Laurance. 2011. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches, 7th edition. Diterjemahkan oleh : Edina T Sofia. Jakarta : Index.
Nurhadi. (2005). “PENTINGNYA PROMOSI DAN KUALITAS LAYANAN
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP LEMBAGA PENJUAL JASA”.
Jurnal Ilmu Manajemen. 2, (1), 56-64.
107
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). 2011. Pedoman Etika
Promosi Rumah Sakit. (Online). Tersedia:
http://www.pdpersi.co.id/kegiatan/etika_promosirs/. (13 September 2016)
Pratomo, Ilham Aji dan Dadaan Hardianto. (2008). “Faktor-Faktor Sistem Interaksi
Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online”. Jurnal SIstem Informasi. 4,
(1), 26-36.
Pusdatin Kemenkes RI. 2014. Waspada Diabetes, Eat well Live Well. (Online).
Tersedia:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf (28 Agustus 2016)
Rafikasari, Diana. 2016. Penderita Diabetes di Indonesia Ketujuh Terbesar di
Dunia. (Online). Tersedia:
https://lifestyle.sindonews.com/read/1101939/155/penderita-diabetes-di-
indonesia-ketujuh-terbesar-di-dunia-1460963840 (20 September 2016)
Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya:
Bandung.
Raziqien, dkk. 2014. Perencanaan dan Analisa Media-Media Periklanan &
Penggunaan Media Periklanan Tradisional. Makalah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Brawijaya: Malang. (Online). Tersedia:
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&c
ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiDroSuq-
rRAhVBr48KHa9RALcQFghYMAc&url=http%3A%2F%2Fsabilfeb.lecture.
108
ub.ac.id%2Ffiles%2F2014%2F04%2FPerencanaan-dan-Analisa-Media-
Media-Periklanan-
FIX.docx&usg=AFQjCNEr8yA63WJdwk5ACZuXSTinZggcRw&sig2=OSU
cGsJXsELaLL96v-GXKQ (31 Januari 2017)
Sari, Dewi Kemala. 2010. EVALUASI PEMANFAATAN SITUS CHEM-IS-TRY.ORG
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI OLEH MAHASISWA
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) USU. Skripsi Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
Setiawati, Bekti. 2006. PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK
“DWIJOYO” DI DESA PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB.
KENDAL. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
(Online). Tersedia: http://lib.unnes.ac.id/4044/1/8110.pdf (22 Februari 2017)
Siregar C. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori Dan Terapan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Suparto, Adikoesoemo. 1995. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
109
Tjiptono, Fandy. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Balai Penerbit Andi
Offset.
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Andi Offset.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
WHO. 2016. Global Report on Diabetes. (Online). Tersedia:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf.
(28 Agustus 2016)
Wicaksono, Kuspuji Catur Bagus. (2013). “MENGUKUR EFEKTIVITAS SOCIAL
MEDIA BAGI PERUSAHAAN”. BINUS BUSINESS REVIEW. Vol 4, 551-
564.
Widyo. Bacaan Kuliah. Promosi dan Periklanan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
(Online). Tersedia:
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c
ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjA2MiDvrPSAhWBu48KHQK9CDwQFggk
MAE&url=http%3A%2F%2Fwidyo.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2
Ffiles%2F44061%2FPERENCANAAN%2BMEDIA.doc&usg=AFQjCNGsU
cuqDZ1UOle7g1pKQEi7JB7A9Q&sig2=HMbh_0PUFPB2HmO_yRno1w
(22 Februari 2017)
110
.
LAMPIRAN
111
LAMPIRAN I
INFORM CONCERN
Gambaran pengembangan promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes di rumah sakit islam jakarta pondok kopi Tahun
(RSIJPK) Tahun 2017”.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya Paramita Maulidah, mahasiswa semester akhir Peminatan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian
sebagai tugas akhir yang berjudul “Gambaran pengembangan promosi pelayanan
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes di rumah sakit islam
jakarta pondok kopi (RSIJPK) Tahun 2017”.
Dengan ini peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini untuk menjadi informan yang memberikan
keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar dan jujur. Hasil informasi dan
keterangan yang diberikan nantinya akan dijadikan bahan masukan untuk promosi
klinik di rumah sakit. Peneliti juga memohon untuk merekam pembicaraan selama
proses wawancara berlangsung dan peneliti akan menjamin kerahasiaan isi informasi
yang diberikan dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Terima kasih atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I yang telah
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Peneliti,
Paramita Maulidah
112
IDENTITAS INFORMAN
Nama Informan :
No. Telepon :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan/Pekerjaan :
Lama Kerja :
Hari/Tanggal Wawancara :
Dengan ini saya bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian yang berjudul
“Gambaran pengembangan promosi pelayanan klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes di rumah sakit islam jakarta pondok kopi (RSIJPK)
Tahun 2017”.
Jakarta, __________2017
(……………………………….)
113
LAMPIRAN II
Tata Cara Wawancara
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan kesediaan untuk menjadi informan dengan meminta tanda tangan
pada persetujuan menjadi informan
3. Menanyakan nama informan
4. Meminta izin untuk merekam pembicaraan selama wawancara sedang
berlangsung
5. Memberikan pertanyaan dasar seperti umur, jabatan/pekerjaan, pendidikan
terakhir dan lama kerja
6. Mengajukan pertanyaan utama sesuai dengan pedoman wawancara
7. Mengucapkan terima kasih pada informan yang sudah berpartisipasi
8. Pemberian cindramata
Pedoman Wawancara
Untuk Manajer Pemasaran dan Kepala Urusan Pengembangan Pasar
1. Sasaran
a. Siapa sasaran dari pelaksanaan promosi klinik edukasi diabetes dan
perawatan kaki diabetes?
b. Bagaimana cara identifikasi sasaran pelaksanaan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes?
c. Berapa jumlah target sasaran klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes?
114
d. Berapa banyak tingkat konsumsi target sasaran?
e. Bagaimana kinerja merek produk bersangkutan antara wilayah pemasaran
yang satu dengan yang lain?
f. Bagaimana penentuan sasaran pelaksanaan promosi klinik edukasi diabetes
dan perawatan kaki diabetes?
g. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan penetapan
sasaran kegiatan promosi?
2. Tujuan
a. Apa tujuan pelaksanaan promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes?
b. Apa tanggapan yang diharapkan dari pelaksanaan promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan kaki diabetes?
c. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan tujuan
pelaksanaan kegiatan promosi?
3. Merancang Pesan
a. Apa pesan yang ingin disampaikan?
b. Bagaimana stuktur pesan yang akan disampaikan?
c. Bagaimana format pesan yang digunakan?
d. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan perancangan
pesan kegiatan promosi?
4. Memilih Saluran Komunikasi
a. Apa media yang akan digunakan?
b. Seberapa jauh paparan media yang ingin dijangkau?
115
c. Seberapa banyak frekuesi orang atau rumah tangga yang akan melihat media
tersebut?
d. Apa dampak yang ingin dicapai dari promosi tersebut?
e. Kapan jadwal penayangan yang tepat agar tepat sasaran?
f. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
saluran komunikasi dalam kegiatan promosi?
5. Memilih Metode Penentuan Jumlah Anggaran
a. Dari mana anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes berasal?
b. Bagaimana langkah-langkah dalam menentukan metode penentuan jumlah
anggaran?
c. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
metode penentuan jumlah anggaran?
6. Memilih Bauran Promosi
a. Bauran promosi apa yang dipilih dalam rangka melakukan promosi terhadap
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes? Mengapa?
b. Faktor apa yang mempengaruhi pemilihan bauran promosi?
7. Mengukur Hasil Promosi
a. Bagaimana pengukuran hasil promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes di RSIJPK?
b. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
bauran promosi?
116
Pedoman Wawancara
Kepala Urusan Pencitraan (HUMAS)
1. Merancang Pesan
a. Apa pesan yang ingin disampaikan?
b. Bagaimana stuktur pesan yang akan disampaikan?
c. Bagaimana format pesan yang digunakan?
d. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan perancangan
pesan kegiatan promosi?
2. Memilih Saluran Komunikasi
a. Apa media yang akan digunakan?
b. Seberapa jauh paparan media yang ingin dijangkau?
c. Seberapa banyak frekuesi orang atau rumah tangga yang akan melihat media
tersebut?
d. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
saluran komunikasi dalam kegiatan promosi?
3. Memilih Metode Penentuan Jumlah Anggaran
a. Dari mana anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes berasal?
b. Bagaimana langkah-langkah dalam menentukan metode penentuan jumlah
anggaran?
c. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
metode penentuan jumlah anggaran?
4. Memilih Bauran Promosi
117
a. Bauran promosi apa yang dipilih dalam rangka melakukan promosi terhadap
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes? Mengapa?
b. Faktor apa yang mempengaruhi pemilihan bauran promosi?
5. Mengukur Hasil Promosi
a. Bagaimana pengukuran hasil promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan
kaki diabetes di RSIJPK?
b. Permasalahan seperti apa yang sering dihadapi berkaitan dengan pemilihan
bauran promosi?
Pedoman Wawancara
Penanggung Jawab Klinik Edukasi Diabetes dan Perawata Kaki Diabetes
1. Sasaran
a. Siapa sasaran dari klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes?
b. Berapa jumlah target sasaran klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes?
2. Memilih Metode Penentuan Jumlah Anggaran
a. Dari mana anggaran promosi klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki
diabetes berasal?
3. Memilih Bauran Promosi
a. Bauran promosi apa yang dipilih dalam rangka melakukan promosi terhadap
klinik edukasi diabetes dan perawatan kaki diabetes? Mengapa?
118
LAMPIRAN III
Telaah Dokumen SPO Pemasaran
Telaah Dokumen SPO Pemasaran
No. Judul SPO Tanggal Terbit Keterangan
1. Prosedur Informasi Website RS 1 April 2014
Berisi mengenai pengertian, tujuan,
kebijakan dan prosedur
2.
Informasi Melalui Radio Internal
RS
1 April 2014
Berisi mengenai pengertian, tujuan,
kebijakan dan siaran yang ada pada radio
Observasi Media Promosi Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes
No. Jenis Media Keterangan
1. Brosur
Brosur mengenai RSIJPK berisi tentang sejarah, prestasi,
master plan RSIJPK, visi dan misi RSIJPK, fasilitas dan pelayanan
yang ada di RSIJPK, prestasi hingga masterplan RSIJPK. Brosur
119
No. Jenis Media Keterangan
ini berwarna biru dengan bagian depan brosur menampakkan para
petinggi RSIJPK dan dokter, serta di dalamnya disertakan foto
yang berusaha menggambarkan keadaan dan pelayanan di
RSIJPK.
2. Jadwal Dokter
Jadwal dokter hanya berupa tabel berwarna hitam putih yang
berisikan nama dokter, jenis pelayanan serta hari dan tanggal
dokter tersebut melakukan praktik.
3. Media Sosial (Facebook, Twitter, Instagram) Belum dimanfaatkan dengan baik Jarang update.
120
Lampiran IV
Matriks Wawancara, Observasi dan Telaah Dokumen
IDENTIFIKASI SASARAN
Pertanyaan R1 R2 R3 R4 Observasi
Telaah
Dokumen
Kesimpulan
Siapa sasaran
sasaran dari
pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes?
Pelanggan
RSIJPK,
khususnya pasien
atau masyarakat
yang mempunyai
risiko terhadap
DM, sasaran
khususnya
penderita DM.
Masyarakat
umum dan pasien
yang berpotensi
terkena DM.
- - - - Pasien dan
masyarakat umum
yang menderita
dan berpotensi
terkena DM.
Siapa sasaran
klinik edukasi
- - Pasien DM. - - - Pasien DM dan
keluarganya.
121
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes?
Bagaimana cara
identifikasi
sasaran
pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes?
Menyesuaikan
dengan sasaran
klinik edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes serta
berkoordinasi
dengan unit
terkait dan
direktur
penunjang untuk
disetujui.
Berkerja sama
dengan unit
terkait seperti
BINKESMAS
dengan
persetujuan
direksi.
- - - - Sasaran promosi
disesuaikan
dengan sasaran
dari klinik edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes demgan
persetujuan
direktur
penunjang.
Berapa jumlah Tidak ada jumlah Belum ada Belum ada - - - Belum ada jumlah
122
target sasaran
klinik edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes?
khusus. jumlah khusus. jumlah
khusus.
khusus
Berapa banyak
tingkat
konsumsi target
sasaran?
Tidak tahu karena
tidak membuat
strategi secara
detail, hanya
berdasarkan garis
besarnya saja,
selebihnya
mengacu pada
grand strategy
tersebut
Tidak tahu
karena tidak
dilakukan
identifikasi
akibat kurangnya
jumlah tenaga
kerja
dibandingkan
dengan pekerjaan
yang ada.
- - - - Tidak tahu karena
tidak dilakukan
identifikasi lanjut
akibat kurangnya
tenaga kerja dan
belum melakukan
promosi secara
khusus.
Bagaimana Tidak melakukan Tidak melakukan - - - - Tidak dilakukan
123
kinerja merek
produk
bersangkutan
antara wilayah
pemasaran yang
satu dengan
yang lain?
identifikasi hal
tersebut karena
keterbatasan SDM
dan waktu.
identifikasi hal
tersebut.
identifikasi hal
tersebut karena
keterbatasan SDM
dan waktu.
Bagaimana
penentuan
sasaran
pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes?
Berdasarkan
kemampuan dari
penderita DM
dalam
mengendalikan
gula darahnya
agar tidak terjadi
komplikasi.
Berdasarkan
pangsa pasar.
- - - - Berdasarkan
pangsa pasar dan
berdasarkab
kemampuan dari
penderita DM
dalam
mengendalikan
gula darahnya
agar tidak terjadi
124
komplikasi.
Permasalahan
seperti apa yang
sering dihadapi
berkaitan
dengan
penentuan
sasaran
pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes?
Penentuan sasaran
klinik edukasi
diabetes dan
edukasi diabetes,
mulai dari arah,
level hingga luas
dan wilayah
sasaran.
Tidak ada. - - - - Penentuan arah,
level, luas dan
wilayah sasaran
klinik edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes.
PENENTUAN TUJUAN
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan
125
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan
Apa tujuan
pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan kaki
diabetes?
- Mengembangkan
dan memperkuat
pasar.
- - - Meningkatkan jumlah
kunjungan serta
mengembangkan dan
memperkuat pasar.
Apa tanggapan
yang diharapkan
dari pelaksanaan
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan kaki
diabetes?
- Pasien mengerti
mengenai penyakit
DM, pasien
menjadi pasien
loyal dan sales
promo bagi rumah
sakit.
- - - Dapat menjadi pasien
yang loyal bagi rumah
sakit dan
mempromosikannya ke
orang lain
126
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan
Permasalahan
seperti apa yang
sering dihadapi
berkaitan dengan
tujuan pelaksanaan
kegiatan promosi?
Tidak ada Tidak ada - - - Tidak ada permasalahan
yang ditemui pada
penentuan tujuan
promosi klinik edukasi
diabetes dan perawatan
kaki diabetes.
PERANCANGAN PESAN
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi
Telaah
dokumen
Kesimpulam
Apa pesan yang ingin
disampaikan?
Penderita DM
menjaga
kesehatannya,
melakukan
Edukasi ke
masyarakat seperti
apa penyakit DM
beserta efeknya
Mengenai bahaya,
pencegahan,
masyarakat
mengetahui bahwa
Brosur pelayanan
rumah sakit secara
keseluruhan, pada
brosur tersebut
- Pesan yang ingin
disampaikan
adalah
mengedukasi
127
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi
Telaah
dokumen
Kesimpulam
pengendalian
terhadap penyakit
DM nya, dan
melakukan check
up secara rutin
sehingga dapat
menjaga kualitas
hidup yang lebih
baik.
dan menyadarkan
masyarakat terkait
hal tersebut.
DM ada risikonya. terdapat informasi
mengenai sejarah,
sumber daya, visi
dan misi RSIJPK,
fasilitas yang
terdapat di
RSIJPK, prestasi,
master plan
RSIJPK serta
pelayanan-
pelayanan yang
terdapat di
RSIJPK.
Pada website,
masyarakat
terkait dengan
penyakit DM.
128
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi
Telaah
dokumen
Kesimpulam
untuk klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes
hanya terdapat
pada menu jadwal
dokter.
Jadwal dokter juga
dicetak dan
digunakan sebagai
media promosi
oleh RSIJPK.
Bagaimana stuktur
pesan yang akan
Berdasarkan isi
pesan disesuaikan
Sturktur berupa isi
pesan
Unit terkait dengan
humas dan
Struktur terdiri
dari isi pesan yang
Struktur pesan di
RSIJPK berupa
129
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi
Telaah
dokumen
Kesimpulam
disampaikan?
dengan desain dari
humas dan buku
pedoman identitas.
berkoordinasi
dengan humas.
mengikuti buku
pedoman identitas.
ingin disampaikan
disertakan dengan
gambar namun
tidak pada semua
bagian
isi pesan yang
dilengkapi
dengan ilustrasi
atau foto yang
dilakukan bekerja
sama dengan
humas dan
disesuaikan
dengan buku
pedoman
identitas.
Bagaimana format
pesan yang akan
disampaikan?
Berpedoman
padabuku panduan
identitas.
Humas
berpedoman pada
buku panduan
Berpedoman pada
buku panduan
identitas, sebelum
Format pada
website dan brosur
pelayanan rumah
- Dilakukan oleh
humas dengan
berpedoman pada
130
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi
Telaah
dokumen
Kesimpulam
identitas. ada bukunya
pembuatan tidak
mengacu pada
apapun.
sakit secara
keseluruhan sudah
mengkuti buku
pedoman identitas.
buku panduan
identitas.
Permasalahan seperti
apa yang sering
dihadapi berkaitan
dengan perancangan
pesan promosi klinik
edukasi diabetes dan
perawatan kaki
diabetes?
Membuat pesan
yang simple tapi
mudah diingat.
Membuat kata-
kata pada pesan
agar mudah
dipahami.
Kesesuaian konsep
yang diminta dari
unit dengan yang
dibuatkan oleh
humas.
- - Membuat pesan
yang mudah
diingat dan
dipahami serta
kesesuaian
konsep yang
diinginkan
dengan yang
dibuatkan.
131
SALURAN KOMUNIKASI
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
Apa saja saluran
komunikasi
yang digunakan
dalam promosi
klinik edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes?
Brosur termasuk
jadwal dokter,
website.
Brosur, website. Brosur, TV
belum ada
iklan.
Brosur dan website. - Brosur, jadwal
dokter, website.
Seberapa
banyak
jangkauan dan
frekuesi orang
atau rumah
tangga yang
Setiap pasien
yang datang dapat
terpapar oleh
media yang
disediakan.
Tidak ada jumlah
khusus.
Tidak ada
jumlah
khusus
- - RSIJPK belum
memiliki jumlah
khusus dalam
menentukan
seberapa banyak
frekuensi orang
132
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
akan melihat
media tersebut?
atau rumah
tangga yang
melihat media
yang telah
disediakan,
namun RSIJPK
berharap setiap
pasien yang
datang dapat
terpapar oleh
media yang
telah
disediakan.
Apa dampak
yang ingin
Meningkatkan
jumlah
Pasien mengerti
mengenai penyakit
- - - .Pasien mengerti
mengenai
133
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
dicapai dari
promosi
tersebut?
kunjungan. DM dan
meningkatkan
jumlah kunjungan.
penyakit DM
dan
meningkatkan
jumlah
kunjungan.
Kapan jadwal
penayangan
yang tepat agar
tepat sasaran?
Brosur bersifat
lifetime dan
digunakan
sebagai layanan
informasi
pelanggan dan
jadwal dokter
baik dicetak
maupun di
website.
Brosur dibawa
ketika melakukan
penyuluhan.
Brosur
dibuat
ketika ada
permintaan
dari unit
terkait,
biasanya
diminta
karena
habis.
Brosur yang
seharusnya diletakkan
pada rak pasien
kosong.
- Brosur bersifat
lifetime dan
dibawa pada
saat kegiatan
tertentu seperti
berkunjung ke
perusahaan dan.
Namun brosur
yang bersifat
lifetime tidak
134
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
ditemukan pada
rak brosur di
customer
service dan
ruang tunggu.
Permasalahan
seperti apa yang
sering dihadapi
berkaitan
dengan
pemilihan
saluran
komunikasi
dalam kegiatan
promosi?
Waktu editing
yang cukup lama
dan biaya yang
cukup besar pada
media elektronik,
serta tenaga kerja
yang terbatas.
Biaya yang cukup
besar.
Waktu
editing yang
cukup lama.
- - Waktu editing
yang cukup
lama, biaya
yang cukup
besar dan
jumlah tenaga
yang terbatas.
135
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
PENENTUAN JUMLAH ANGGARAN
Pertanyaan R1 R2 R4 R3 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
Dari mana
anggaran
promosi klinik
edukasi
diabetes dan
perawatan
kaki diabetes
berasal?
Dari unit
pemasaran,
namun
anggaran
brosur terdapat
di unit humas.
Tidak ada
anggaran khusus,
anggaran diambil
dari anggaran
unit pemasaran
secara
keseluruhan.
Anggaran
yang
berhubungan
dengan
media baik
online atau
bukan
sumber dana
berasal dari
humas
Anggaran
brosur dari
humas.
- - Anggaran
berasal dari
unit
pemasaran,
namun
anggaran
brosur berasal
dari unit
humas
Bagaimana Proposal - Tiap unit - - - Proposal
136
Pertanyaan R1 R2 R4 R3 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
langkah-
langkah dalam
menentukan
metode
penentuan
jumlah
anggaran?
diajukan ke
direksi
berdasarkan
RAPB,
perhitungan
dilakukan oleh
unit kemudian
jika disetujui
oleh direksi
maka
dilaksanakan.
menyiapkan
program
kerja yang
kemudian
diusulkan ke
direksi, jika
direksi
sudah
menyetujui
maka dana
akan keluar.
diajukan ke
direksi
berdasarkan
RAPB,
perhitungan
dilakukan
oleh unit
berdasarkan
program kerja
yang dimiliki
oleh unit,
kemudian jika
disetujui oleh
direksi maka
dana akan
137
Pertanyaan R1 R2 R4 R3 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
keluar.
Permasalahan
seperti apa
yang sering
dihadapi
berkaitan
dengan
pemilihan
metode
penentuan
jumlah
anggaran?
Besaran dari
biaya,
persetujuan dari
direksi, dan
pemanfaatan
biaya tersebut
bagi RS.
Besaran biaya - - - Permasalahan
yang ditemui
adalah
besaran biaya
yang sedikit
namun bisa
memberikan
hasil yang
besar,
persetujuan
biaya yang
diajukan ke
direksi.
138
BAURAN PROMOSI
Pertanyaan R1 R2 R4 R3 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
Bauran promosi
apa yang dipilih
dalam rangka
melakukan
promosi
terhadap klinik
edukasi
diabetes dan
perawatan kaki
diabetes?
Mengapa?
Brosur, jadwal
dokter, website.
Brosur, website. Brosur,
website
hanya
berupa
jadwal
dokter.
Brosur. RSIJPK memiliki
sosial media
namun tidak
dimanfaatkan
dengan
maksimal.
Radio tidak lagi
aktif.
Terdapat SPO
Informasi Pelanggan
Melalui Elektronik
yaitu informasi
melalui radio
internal yang
didalamnya terdapat
kebijakan direksi
tentang publikasi dan
promosi rumah sakit
Brosur,
website
Faktor apa yang
mempengaruhi
pemilihan
Jangkauan
bauran promosi
Biaya dan waktu
bauran promosi
serta audiens
Efektif
dan efisien
salah
- - - Jangkauan,
biaya, waktu,
audiens
139
Pertanyaan R1 R2 R4 R3 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
bauran
promosi?
sasaran yang
akan dituju
satunya
dari segi
biaya
sasaran
PENGUKURAN HASIL PROMOSI
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
Bagaimana
pengukuran hasil
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes di
RSIJPK?
Mengapa?
Tidak ada
pengukuran hasil.
Evaluasi hanya
dilakukan secara
keseluruhan bagi
media tanpa
memperhatikan
dampak bagi
klinik. Karena
Hanya melihat
jumlah kunjungan
pasien, bisa juga
dimaping
demografinya.
Karena banyaknya
pekerjaan yang
dimiliki sehingga
tidak ada waktu
Belum ada
pengukuran
karena
lingkupnya
masih
internal dan
jumlah
pasien
masih
- Pada SPO prosedur
informasi website RS,
yaitu evaluasi website
RS dilakukan setiap
enam bulan yang
meliputi jumlah
pengunjung website,
menu/berita yang paling
sering dibaca, lama
Tidak ada
pengukuran
promosi klinik
edukasi diabetes
dan perawatan
kaki diabetes
yang dilakukan
oleh RSIJPK,
pengukuran
140
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
adanya
keterbatasan
waktu dan tenaga
kerja yang
dimiliki oleh
RSIJPK.
untuk melakukan
pengukuran hasil
promosi.
sedikit. kunjugan di website dan
asal kunjungan.
hanya dilihat
berdasarkan
jumlah
kunjungan,
namun tidak
memperhatikan
apakah kenaikan
atau penurunan
jumlah
kunjungan
berasal dari
promosi yang
telah dilakukan
atau bukan.
Evaluasi hanya
141
Pertanyaan R1 R2 R4 Observasi Telaah dokumen Kesimpulam
dilakukan secara
keseluruhan
bagi media
tanpa
memperhatikan
dampak bagi
klinik.
142
LAMPIRAN V
Surat Keterangan Penelitian
143
144
LAMPIRAN VI
Brosur
145