gambaran pelaksanaan program pencegahan dan …

138
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS (P2-HIV DAN AIDS) DI PT. INDAH KIAT PULP & PAPER TBK TANGERANG MILL TAHUN 2015 LAPORAN MAGANG Oleh: Eka Ari Nuryanti NIM : 1112101000050 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN HIV/AIDS (P2-HIV DAN AIDS) DI PT. INDAH KIAT

PULP & PAPER TBK – TANGERANG MILL

TAHUN 2015

LAPORAN MAGANG

Oleh:

Eka Ari Nuryanti

NIM : 1112101000050

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Magang, 4 Januari – 12 Februari 2016

Eka Ari Nuryanti, NIM : 1112101000050

Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

(P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun

2015

xiv + 123 halaman + 12 tabel + 8 bagan + 3 gambar

ABSTRAK

HIV/AIDS merupakan permasalahan yang menimbulkan dampak negatif cukup

besar di tempat kerja. Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan

AIDS) adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan

menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS di tempat kerja. Program P2-HIV dan

AIDS merupakan program yang wajib dilaksanakan di tempat kerja. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill tahun 2015.

Gambaran pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS diperoleh melalui diskusi,

wawancara, observasi dan telaah dokumen. Data yang digunakan dalam menganalisis

pelaksanaan program terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dari wawancara dengan pemegang program P2-HIV dan AIDS, sedangkan data

sekunder diperoleh dari dokumen prosedur, kebijakan, PKB, rekapan kuesioner,

rekapitulasi hasil kegiatan program, dan proposal anggaran kegiatan P2-HIV dan

AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, diketahui terdapat beberapa pelaksanaan

program yang tidak sesuai dengan perencanaan dan ketentuan perundangan yang

berlaku. Dari beberapa masalah yang ada, dilakukan penentuan prioritas masalah dari

pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS. Prioritas masalah dalam pelaksanaan

program P2-HIV dan AIDS adalah pelaksanaan kegiatan VCT yang belum mencapai

target.

Setelah diketahui prioritas masalah, kemudian dilakukan analisis akar masalah

dari pelaksanaan kegiatan VCT yang belum mencapai target. Hasil analisis diketahui

bahwa akar masalah dari pelaksanaan kegiatan VCT yang belum mencapai target yaitu

pekerja malu ketahuan berperilaku berisiko atau pernah berperilaku berisiko terhadap

HIV/AIDS; mayoritas pekerja yang mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah

orang yang sama pada setiap kegiatannya; pengumuman kegiatan VCT tidak tersebar

merata kepada seluruh pekerja; tidak ada kewajiban bagi pekerja untuk mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS; dan tidak ada materi tentang VCT di dalam materi

sosialisasi HIV/AIDS.

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

ii

Rekomendasi diberikan pada setiap akar masalah. Rekomendasi yang diberikan

yaitu menambahkan materi terkait VCT di dalam materi sosialisasi dan brosur

HIV/AIDS; bagian Job Training menggilir pekerja agar seluruh pekerja mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS; seksi General Affair membuat kebijakan yang

mewajibkan pekerja mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS; dan bagian Job

Training menyebarkan pengumuman melalui media cetak dan media sosial pada setiap

seksi.

Kata Kunci : P2-HIV dan AIDS, Pencegahan, Penanggulangan

Daftar Bacaan : 49 Bacaan (1998-2016)

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Magang

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN HIV/AIDS (P2-HIV DAN AIDS) DI PT. INDAH KIAT

PULP & PAPER TBK – TANGERANG MILL

TAHUN 2015

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 29 Maret 2016

Mengetahui

Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan

Yuli Amran, SKM., MKM. Irmawan Afghani, ST., MM.

NIP.19800506 200801 2 015 NIK. 01109269

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 15 April 2016

Penguji I,

Yuli Amran, SKM., MKM.

NIP.19800506 200801 2 015

Penguji II,

Irmawan Afghani, ST., MM.

NIK. 01109269

Penguji III,

DR. Iting Shofwati, MKKK

NIP. 19760808 200604 2 001

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Eka Ari Nuryanti

Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 28 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Gg. H. Sadeng RT/RW 002/006 No. 50 Rempoa,

Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412

Telp : 0857 1612 7050

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. 2000 – 2006 : SD Negeri 08 Pondok Pinang Jakarta

2. 2006 – 2009 : SMP Negeri 87 Jakarta

3. 2009 – 2012 : SMA Negeri 87 Jakarta

4. 2012 – sekarang : Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDIDIKAN NON – FORMAL

Tahun 2013

1. Peserta Seminar Profesi Manajemen Pelayanan Kesehatan “Detik-Detik

Menyongsong JKN 2014 UIN Syahid Jakarta

2. Peserta Seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja “K3 RS” UIN Syahid Jakarta

3. Peserta Seminar Profesi Epidemiologi “Ribuan Anak Terancam HIV-AIDS, Let’s

Prevent Mother to Child Transmission” UIN Syahid Jakarta

4. Peserta Seminar Profesi Kesehatan Lingkungan “From Trash to Treasure” UIN

Syahid Jakarta

Tahun 2014

1. Peserta Seminar Profesi Gizi “Have Your Perfect Weight with a Proper Diet” UIN

Syahid Jakarta

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

vi

2. Peserta Seminar Profesi Manajemen Pelayanan Kesehatan “Apa Kabar Pelayanan

Kesehatan Menjelang Usia 1 Tahun JKN” UIN Syahid Jakarta

3. Peserta Seminar profesi K3 “Optimalisasi Pemenuhan Regulasi Prasarana

Perlintasan Kereta Api Demi Stabilisasi Transportasi Nasional” UIN Syahid

Jakarta

4. Peserta seminar profesi kesehatan lingkungan “Climate Change and Mosquitoes-

an inconvenient truth” UIN Syahid Jakarta

5. Peserta Seminar Nanisonal Kesehatan Masyarakat “Upaya Menghadapi

Tantangan Kesehatan Masyarakat Indonesia post MDGs : Healthy Environment”

6. Peserta Seminar Basic Safety Awareness & Contractor Safety Management

System

7. Peserta Pelatihan Research Training – Pelatihan Analisis Data Univariat dan

Bivariat

8. Peserta Pelatihan Research Training – Pelatihan Manajemen Data

9. Peserta Workshop Safety In The Process Industries

10. Peserta Workshop Ergonomics In The Work Place

11. Peserta Pelatihan dan Workshop Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) Berdasarkan OHSAS 18001:2007 & PP NO 50 tahun 2012

Tahun 2015

1. Peserta Workshop Management of Fire Safety

2. Peserta Workshop Risk Assessment in the Work Place

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Kepala Divisi Staff Pasukan II Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) SMP Negeri

87 Jakarta Periode 2007 – 2008

2. Sekretaris Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 87 Jakarta Periode

2008 – 2009

3. Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 87 Jakarta

Periode 2009 – 2010

4. Wakil Ketua Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) SMA Negeri 87 Jakarta

Periode 2010 – 2011

5. Bendahara Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 87 Jakarta Periode 2010 – 2011

6. Staff Divisi Keputrian Komisariat Dakwah (Komda) FKIK Periode 2012-2013

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

vii

7. Anggota Divisi Pengembangan Ekonomi KOMDA FKIK Periode 2013-2014

8. Sekretaris Departemen Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Periode 2012-2013

9. Bendahara 1 Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Kesehatan

Masyarakat Periode 2015

10. Staff Divisi OSH Science Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)

Periode 2015

11. Finance Manager Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3) Periode

2015 – 2016

KEPANITIAAN

1. Panitia Reven Cup SMA N. 87 Jakarta Tahun 2009

2. Ketua Alumni angkatan 24 Paskibra SMA N. 87 Periode 2012 – 2015

3. Anggota Divisi Pengembangan Ekonomi KOMDA FKIK Periode 2013 – 2014

4. Sekretaris Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan (OPAK)

Mahasiswa Baru FKIK Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Tahun 2013

5. Panitia Seminar Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia Go Ahead To Attack

Cigarette “Peran Mahasiswa Kesehatan dalam Dukungannya terhadap Aksesi

FCTC Untuk Indonesia Sehat” Tahun 2013

6. Tim Research Training FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

7. Ketua Pelaksana Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan

(OPAK) Mahasiswa Baru FKIK Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Tahun 2014

8. Panitia Pelatihan & Aplikasi Screening Prodi Kesehatan Masyarakat FKIK

Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Tahun 2014

9. Panitia Seminar Kewirausahaan Entrepeneur Festival tahun 2014

10. Divisi Games Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan

(OPAK) Mahasiswa Baru FKIK Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Tahun 2015

11. Tim Peneliti Seminar Profesi K3 “Peduli Keselamatan Berkendara : Aku dan Ojek

Online Tertib Berlalu Lintas” Tahun 2015

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta

alam yang berkah limpahan rahmat serta nikmat-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Gambaran Pelaksanaan Program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015”. Sholawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, serta para pecintanya hingga akhir kiamat kelak.

Banyak pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan

laporan magang ini, baik dalam bentuk moril maupun materil, untuk itu peneliti

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Kedua Orang Tua dan Adik yang senantiasa memberi doa, dukungan materil dan

moril, serta kasih sayang kepada Saya. Mereka adalah sumber motivasi dan alasan

mengapa Saya harus terus berjuang agar dapat membanggakan serta

membahagiakan mereka.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri S.KM, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Arianti, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat

beserta staf dan seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Dr. Iting Shofwati, S.T., M.KKK. selaku Dosen Penanggung Jawab

Peminatan K3 beserta seluruh Dosen Pengajar Mata Kuliah K3.

5. Ibu Yuli Amran, S.KM., M.KM. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing I Skripsi dan Pembimbing Fakultas Magang yang selalu

memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan dalam penyusunan laporan magang

ini.

6. Bapak Irmawan Afghani, S.T., M.M. selaku OHS Head PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill dan juga selaku Pembimbing Lapangan Magang

yang telah banyak memberikan ilmu, pengalaman, wawasan, motivasi, nasihat,

dan arahan yang luar biasa selama kegiatan magang dan penyusunan laporan

magang ini.

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

ix

7. Bapak Doni Gunawan selaku Occupational Health Officer PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill yang dengan sangat sabarnya membantu

memberikan informasi, pengalaman, wawasan, dan ilmu.

8. Pak Ahmad, Pak Noto, Mba Nadia, Bu Sri, Mba Karti, Mba Rani, Mba Efri, Pak

Satpam Loby, Mba Nola, dan seluruh karyawan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill yang telah banyak berbagi pengalaman, dukungan, dan ilmu

yang berkesan.

9. Agung Tri Setiadi, abang yang selalu membantu, memberikan semangat,

dukungan, doa, dan waktunya selama kegiatan magang dan dalam penyusunan

laporan magang ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang

banyak dan segala doa terbaik untuk abang.

10. Devina Koesnatasha Alvionita, Rahfita Ferdinah, dan Lilis Yuliarti teman

seperjuangan di tempat magang, teman-teman Katiguys 2012, dan teman

seangkatan, adik, dan kakak kelas Kesehatan Masyarakat. Terimakasih atas

kebersamaan, kekeluargaan, semangat, dukungan, kerjasama dan doanya, semoga

kelak sama-sama bertemu dalam keadaan yang lebih baik dan lebih sukses.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak.

Peneliti berharap agar seluruh kebaikan yang diberikan Allah SWT balas dengan

kebaikan yang tak terhingga. Aamiin.

Peneliti menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu besar harapan peneliti agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran

yang membangun untuk peneliti. Terakhir, peneliti berharap agar laporan magang ini

dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Jakarta, Maret 2016

Peneliti

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

x

DAFTAR ISI

Contents

ABSTRAK .................................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR ISTILAH .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

1. Tujuan Umum ....................................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 5

D. Manfaat ........................................................................................................ 6

1. Bagi Mahasiswa.................................................................................... 6

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ......................................... 6

3. Bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill .................. 6

BAB II ALUR DAN KEGIATAN HARIAN MAGANG ........................................... 8

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Magang .................................... 8

B. Alur Kegiatan Magang ................................................................................ 8

C. Realisasi Rencana Kegiatan Harian ........................................................... 10

D. Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang ............................................. 28

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 33

A. Gambaran PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill .............. 33

B. Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan

HIV/AIDS .................................................................................................. 39

C. Gambaran Aspek Budaya .......................................................................... 82

D. Identifikasi Masalah .................................................................................. 92

E. Prioritas Masalah ....................................................................................... 96

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

xi

F. Akar Masalah ........................................................................................... 101

G. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah ..................................................... 106

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 111

A. Simpulan .................................................................................................. 111

B. Saran ........................................................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 115

LAMPIRAN ............................................................................................................. 118

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Realisasi Rencana Kegiatan Harian Magang......................................... 10

Tabel 2.2 Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang.......................................... 28

Tabel 3.1 Perbandingan Kebijakan Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005......... 42

Tabel 3.2 Perbandingan Isi Materi Sosialisasi Sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005......................................................................... 46

Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan dalam Program P2-HIV dan AIDS di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun

2015.................................................................................................... 66

Tabel 3.4 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Brosur dan Kebijakan

HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Tahun 2015............................................................................................. 68

Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi HIV/AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015............................... 68

Tabel 3.6 Perencanaan Program P2-HIV dan AIDS PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015........................................... 71

Tabel 3.7 Perbandingan Evaluasi Program HIV/AIDS Berdasarkan

Kep.20/DJPPK/VI/2005......................................................................... 77

Tabel 3.8 Perilaku Berisiko Pekerja terhadap HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp

& Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015.......................................... 88

Tabel 3.9 Skor Penilaian dalam Metode Bryant................................................... 97

Tabel 3.10 Penentuan Prioritas Masalah Program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015......................... 99

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

xiii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

Bagan 2.1 Alur Kegiatan Magang........................................................................... 8

Bagan 3.1 Proses Penyediaan Bubur Kertas/Pulp (Stock Preparation).................. 34

Bagan 3.2 Proses Pembuatan Lembaran Kertas...................................................... 35

Bagan 3.3 Proses Paper Finishing – Converting.................................................... 36

Bagan 3.4 Struktur Organisasi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill......................................................................................................... 37

Bagan 3.5 Struktur OHS Unit PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill......................................................................................................... 38

Bagan 3.6 Struktur Tim Inti HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill Tahun 2015................................................................... 55

Bagan 3.7 Akar Masalah Menggunaan Diagram Tulang Ikan................................ 105

Gambar 3.1 Lokasi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill................ 33

Gambar 3.2 Konsep The Safety Triad........................................................................ 84

Gambar 3.3 Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Banten s.d. Bulan

September Tahun 2015............................................................... 85

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

xiv

DAFTAR ISTILAH

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

APD : Alat Pelindung Diri

ARV : Anti Retroviral Virus

CSR : Corporate Social Responsibility

HIRARC : Hazard Identification Risk Assessment Risk Control

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IBCA : Indonesian Business Coalition on AIDS

ILO : International Labour Organization

IMS : Infeksi Menular Seksual

IPO : Input Proses Output

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MDGs : Millenium Development Goals

ODHA : Orang Dengan HIV AIDS

OHS : Occupational Health and Safety

OHSAS : Occupational Health and Safety Assesment Series

P2-HIV dan AIDS : Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PEP : Post Exposur Prophylaxis

PKB : Perjanjian Kerja Bersama

RCA : Root Cause Analysis

SOP : Standard Operating Procedure

VCT : Voluntary Counselling and Testing

Waspada : Wajib Siaga Apar dan Hydrant

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HIV/AIDS merupakan masalah yang hingga kini belum dapat dihilangkan

di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan penyakit AIDS belum ditemukan obat

penyembuhnya dan jumlah penderitanya terus mengalami peningkatan. Tidak

hanya masalah bagi kesehatan, HIV/AIDS juga telah menjadi permasalahan bagi

pembangunan dan sosial. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis

virus yang menyerang sistem kekebalan dan perlahan-lahan melemahkan

kemampuan seseorang untuk melawan penyakit lain dengan memusnahkan sel-

sel penting yang berfungsi mengendalikan dan mendukung sistem kekebalan

tubuh manusia (Better Work Indonesia, 2012b). Kumpulan gejala penyakit yang

timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh tersebut disebut dengan AIDS

(Acquired Immunodeficiency Syndrome) (Azikin, 2009). Seseorang yang

terinfeksi HIV akan mengalami penyakit AIDS pada beberapa tahun yang akan

datang.

Dari seluruh negara yang ada di kawasan Asia, Indonesia merupakan negara

dengan peningkatan kasus HIV/AIDS tercepat. Selain itu, Indonesia merupakan

negara urutan ke-5 di Asia yang paling berisiko terjangkit HIV/AIDS (Anggarini,

2014). AIDS di Indonesia terus meningkat sejak dilaporkan pertama kali tahun

1987 (Luthfiana, 2012). Hingga kini HIV/AIDS telah berdampak di berbagai kota

dan penyebarannya semakin meluas. Seiring dengan terus bertambahnya kasus

HIV/AIDS, jumlah daerah yang melaporkan kasus AIDS juga semakin

bertambah. Pada tahun 2000, diketahui 16 provinsi melaporkan kasus AIDS,

kemudian pada tahun 2003 mengalami peningkatan menjadi 25 provinsi, dan pada

tahun 2006 terjadi peningkatan tajam yaitu sebanyak 32 dari 33 provinsi di

Indonesia sudah melaporkan adanya kasus AIDS (KPAN, 2007). HIV/AIDS

merupakan new emerging disease dan merupakan pandemi di seluruh kawasan

Indonesia (Paryati dkk., 2012).

Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2012

sebanyak 86.762, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS sampai dengan Juni

2012 sebanyak 32.103 kasus (Paryati dkk., 2012). Hingga bulan September 2013,

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

2

diketahui bahwa jumlah kumulatif kasus HIV yang telah dilaporkan mencapai

118.787 kasus yang tersebar di 33 provinsi dengan 348 kab/kota di Indonesia

(Sari, 2014). Kemudian hingga bulan September 2014, diketahui jumlah

kumulatif kasus HIV juga terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak 150.296

kasus dengan jumlah kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 kasus (Kemenkes,

2014). Provinsi Banten masuk ke dalam 15 besar provinsi dengan jumlah kasus

infeksi HIV terbanyak yaitu sebanyak 3.642 kasus (Kemenkes, 2014). Pada tahun

2015, diketahui jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS mencapai 3898 kasus dengan

kematian sebanyak 291 orang (KPA, 2016). Dari 8 kabupaten/kota yang ada di

Provinsi Banten, diketahui bahwa Kota Tangerang menduduki posisi pertama

kasus HIV/AIDS terbanyak disusul oleh Kabupaten Tangerang, Kabupaten

Serang, dan Kota Cilegon (KPA, 2016).

Tidak seperti penyakit lain, HIV/AIDS lebih banyak berdampak pada orang

dewasa. Di Indonesia persentase kumulatif kasus HIV paling banyak ditemukan

pada kelompok usia 25 – 49 tahun (73,4%), sementara pada kasus AIDS paling

banyak pada kelompok usia 30 – 39 tahun (39,5%) (Sari, 2014). Sebagian besar

kasus HIV/AIDS menyerang kelompok penduduk usia produktif atau dengan kata

lain yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi suatu negara. HIV/AIDS sangat mempengaruhi produktivitas dan

profitabilitas. Melihat kondisi tersebut, tempat kerja merupakan salah satu sektor

yang mengalami dampak negatif cukup besar dikarenakan tempat kerja

merupakan tempat dimana kelompok usia produktif mengalami rutinitas sehari-

hari dan melakukan kegiatan kerja guna menjalankan proses produksi di tempat

kerja.

Apabila kasus HIV/AIDS di tempat kerja tidak ditangani, maka akan

menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan perusahaan.

Dampak yang akan diterima tempat kerja jika kasus HIV/AIDS terus meluas pada

masyarakat pekerja yaitu seperti peningkatan biaya pengobatan, peningkatan

absensi, peningkatan hilangnya hari kerja, dan keseluruhan dampak tersebut akan

berimbas pada produktifitas, profitabilitas, dan mengancam kelangsungan tempat

kerja. Penanggulangan yang tepat membuat pekerja dengan HIV/AIDS dapat

terus bekerja dan menjalani kehidupan yang berkualitas dan produktif.

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

3

Menurut Kepmenakertrans Nomor Kep.68/MEN/IV/2004, pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah

penularan HIV dan menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS. Pelaksanaan

program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja bertujuan

agar dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja dari

risiko HIV/AIDS. Dalam Kepmenakertrans Nomor Kep.68/MEN/IV/2004

menyebutkan bahwa pemerintah, pengusaha, dan serikat dagang/buruh wajib

mencegah dan menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di tempat kerja. Dengan

demikian, pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di

tempat kerja harus melibatkan setiap elemen dan lintas sektoral serta mendapat

dukungan penuh dari tiap elemen dan sektor tersebut.

Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja. Adapun kewajiban yang tertera yaitu : (1)

mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS; (2) mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dengan cara menyebarluaskan informasi dan menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan; (3) memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh

dengan HIV/AIDS dari tindak dan perlakuan diskriminatif; dan (4) menerapkan

prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

standar yang berlaku. Oleh karena itu, pengusaha harus mengoptimalkan

pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat

kerja.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill merupakan perusahaan

dengan kegiatan utama memproduksi kertas dan merupakan salah satu dari

sembilan grup APP Mills, di mana delapan lainnya yaitu Pindo Deli Perawang,

Indah Kiat Serang, Lontar Papyrus, Pindo Deli Karawang, Indah Kiat Perawang,

Univenus Perawang, Tjiwi Kimia, dan Ekamas Fortuna. PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill mempunyai luas area sekitar 28 hektar, terletak di

Jalan Raya Serpong KM 8, Desa Pakulonan, Kecamatan Serpong, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten. Jumlah pekerja yang dimiliki ± 1.204 pekerja.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa Kabupaten Tangerang

menduduki posisi kedua dengan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS terbanyak di

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

4

Provinsi Banten. Hal tersebut menyebabkan pekerja di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill berada dalam keadaan rentan dan berisiko

HIV/AIDS. Dari seluruh perusahaan yang ada di Provinsi Banten, PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill termasuk salah satu dari tiga perusahaan

yang menerapkan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat

kerja. Pada tahun 2015, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

mendapatkan penghargaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

di tempat kerja kategori gold untuk kinerja program periode tahun 2014.

Menurut Kep.44/PPK/VIII/2012 menyebutkan bahwa masih banyak

perusahaan yang belum melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja. Adapun perusahaan yang telah melaksanakan program

ini juga masih belum berjalan secara intensif dan berkelanjutan. Kondisi tersebut

menyebabkan pekerja berada dalam situasi yang rentan atau berpotensi tertular

HIV. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan

HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill Tahun 2015”.

B. Rumusan masalah

HIV/AIDS merupakan permasalahan yang belum dapat terselesaikan di

seluruh dunia. HIV/AIDS diketahui paling banyak menyerang kelompok usia

produktif dengan rentang 25 – 39 tahun. Tempat kerja merupakan sektor yang

mendapatkan dampak negatif cukup besar. Hal ini dikarenakan tempat kerja

merupakan tempat dimana kelompok usia produktif mengalami rutinitas sehari-

hari dan melakukan kegiatan kerja guna menjalankan proses produksi. Dampak

yang akan ditimbulkan jika kasus HIV/AIDS terus meluas pada masyarakat

pekerja yaitu peningkatan biaya pengobatan, peningkatan absensi, peningkatan

hilangnya hari kerja, dan keseluruhan dampak tersebut akan berimbas pada

produktifitas, profitabilitas, dan mengancam kelangsungan tempat kerja. Melihat

permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja. Namun, dalam Kep.44/PPK/VIII/2012 menyebutkan

bahwa masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan program pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja. Adapun perusahaan yang telah

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

5

melaksanakan program ini juga masih belum berjalan secara intensif dan

berkelanjutan. Kondisi tersebut menyebabkan pekerja berada dalam situasi yang

rentan atau berpotensi tertular HIV. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan

dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pelaksanaan program Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill.

b. Diketahuinya gambaran pelaksanaan program Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp

& Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

c. Diketahuinya gambaran aspek budaya dalam pelaksanaan program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

d. Diketahuinya identifikasi masalah dalam pelaksanaan program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

e. Diketahuinya prioritas masalah dalam pelaksanaan program Pencegahan

dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

f. Diketahuinya akar masalah dalam pelaksanaan program Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp

& Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

g. Diketahuinya alternatif solusi pemecahan masalah dalam pelaksanaan

program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan

AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015.

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

6

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Mengetahui gambaran umum perusahaan di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill.

b. Mengetahui penerapan keilmuan K3 di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill.

c. Mendapatkan pengalaman mengaplikasikan berbagai teori keilmuan K3

di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

d. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi diri serta

adaptasi dunia kerja.

e. Mendapatkan pengetahuan terkait dengan tantangan profesi K3 dalam

menerapkan keilmuan K3 di tempat kerja.

f. Mendapatkan pengetahuan terkait pengelolaan SDM dalam upaya

mensukseskan penerapan K3 di tempat kerja.

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan

Tinggi yaitu : akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

b. Menjalin kerjasama yang baik antara Program Studi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill.

c. Sebagai sarana untuk membina mahasiswa agar dapat mengetahui

implementasi penerapan keilmuan K3 di tempat kerja.

d. Sebagai sarana meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan

melibatkan tenaga terampil di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill.

e. Membuka peluang baru sebagai rekomendasi tempat kunjungan

lapangan, magang, maupun skripsi bagi mahasiswa Kesehatan

Masyarakat khususnya peminatan K3.

3. Bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

a. Menjalin kerjasama yang baik antara PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

7

b. Sarana mendapatkan masukan dan rekomendasi positif yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program K3 khususnya

program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan

AIDS) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

8

BAB II

ALUR DAN KEGIATAN HARIAN MAGANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill yang beralamat di Jalan Raya Serpong KM 8, Desa Pakulonan,

Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kegiatan magang

berlangsung selama 26 hari kerja yang dimulai dari tanggal 4 Januari – 12 Februari

2016.

B. Alur Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan

dalam kegiatan magang dijelaskan dalam bagan alur kegiatan magang sebagai

berikut:

Bagan 2. 1 Alur Kegiatan Magang

Berikut adalah penjelasan alur kegiatan magang di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill.

Pra Kegiatan Magang

1. Pembuatan surat pengajuan kegiatan magang ke penanggung jawab

peminatan K3.

2. Pembuatan surat pengajuan kegiatan magang ke Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan.

3. Pengajuan surat magang ke Human Resources Departement PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

4. Penerimaan surat persetujuan magang dari Human Resources Departement

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Pra Kegiatan Magang

Pelaksanaan Kegiatan Magang

Pasca Kegiatan Magang

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

9

5. Penyerahan surat persetujuan magang ke Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

6. Menginformasikan penerimaan magang di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill kepada pembimbing fakultas.

Pelaksanaan Magang

1. Mengikuti orientasi magang dan orientasi K3 di hall room PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill oleh perwakilan Human Resources

Departement dan OHS Unit.

2. Perkenalan dengan OHS Head selaku pembimbing lapangan beserta

seluruh staf OHS Unit.

3. Penjelasan bagian-bagian dalam OHS Unit beserta pembagian tugas dan

kegiatan K3 yang ada di perusahaan.

4. Mendiskusikan jadwal pelaksanaan kegiatan magang dan kompetensi

magang dengan pembimbing lapangan.

5. Menyusun rencana kegiatan harian magang sesuai dengan kompetensi

magang dan jadwal OHS Unit/perusahaan.

6. Mengikuti serangkaian kegiatan dan mengerjakan tugas dari OHS

Unit/perusahaan.

7. Melakukan analisis situasi pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS.

8. Melakukan identifikasi masalah pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS.

9. Menentukan prioritas masalah pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS.

10. Menentukan akar masalah pada pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS.

11. Menentukan alternatif solusi pemecahan akar masalah pada pelaksanaan

program P2-HIV dan AIDS.

Pasca Kegiatan Magang

1. Mengevaluasi rencana kegiatan harian magang.

2. Membuat laporan magang.

3. Bimbingan dengan pembimbing fakultas dan pembimbing lapangan.

4. Mempresentasikan laporan magang melalui ujian magang di fakultas.

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

10

C. Realisasi Rencana Kegiatan Harian

Rencana kegiatan harian magang dibuat setelah mengetahui kegiatan OHS Unit dan perusahaan beserta waktu pelaksanaan

kegiatan tersebut. Rencana kegiatan harian magang dibuat selama pelaksanaan kegiatan magang (26 hari kerja) pada tanggal 4 Januari

– 12 Februari 2016. Setelah pelaksanaan kegiatan magang, dibuatlah realisasi kegiatan harian magang. Realisasi rencana kegiatan

harian magang disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Realisasi Rencana Kegiatan Harian

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Minggu I

Senin,

4 Januari 2016

Awal kehadiran 1. Penyambutan oleh bagian Human Resources.

2. Mengisi biodata diri mahasiswa magang.

3. Menyerahkan fotokopi KTM dan foto.

4. Mengetahui peraturan atau tata tertib bagi

mahasiswa magang.

1. Penyambutan oleh perwakilan dari bagian Human

Resources.

2. Mendapatkan orientasi magang oleh perwakilan

Human Resources Departement.

3. Telah mengisi seluruh formulir yang berisikan

data mahasiswa magang.

4. Telah menyerahkan fotokopi KTM dan foto.

5. Mengetahui peraturan-peraturan terkait hak dan

kewajiban mahasiswa magang.

Safety induction 1. Mengetahui gambaran bahaya yang terdapat

di perusahaan.

1. Mengetahui gambaran bahaya-bahaya yang

terdapat di perusahaan.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

11

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Mengetahui emergency plan / hal-hal yang

harus dilakukan ketika terjadi keadaan

darurat.

3. Mengetahui gambaran umum proses kerja di

perusahaan.

2. Mengetahui emergency plan / hal-hal yang harus

dilakukan ketika terjadi keadaan darurat, seperti

titik berkumpul, tanda alarm, dan jalur evakuasi

ketika ada keadaan darurat.

3. Mengetahui gambaran umum proses kerja (telah

diberikan dokumen berisi alur atau proses kerja)

di perusahaan.

4. Mengetahui peraturan-peraturan terkait K3 yang

wajib diketahui sebagai mahasiswa magang.

Perkenalan dengan

pembimbing lapangan

beserta seluruh staf OHS

Unit

1. Memperkenalkan diri dengan OHS Unit

Head dan seluruh staf OHS Unit.

2. Mengetahui pembimbing lapangan magang.

3. Mengetahui kegiatan K3 yang dapat

dilakukan di perusahaan.

4. Mengetahui jadwal kegiatan K3 pada bulan

Januari dan Februari tahun 2016.

1. Memperkenalkan diri dengan OHS Unit Head dan

seluruh staf OHS Unit.

2. Mengetahui OHS Unit Head sebagai pembimbing

lapangan magang.

3. Mengetahui pembagian tugas dalam OHS Unit.

4. Mengetahui gambaran umum program dan

kegiatan OHS Unit di perusahaan.

5. Mengetahui kegiatan K3 yang dapat dilakukan di

perusahaan.

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

12

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

6. Mengetahui dokumen yang dapat dilihat serta

aturan dalam meminta dokumen perusahaan

terkait program K3.

Melihat dokumen K3 di

perusahaan

1. Mengetahui program K3 yang terdapat di

perusahaan pada tahun 2015.

2. Mengetahui dokumen K3 yang ada di

perusahaan.

1. Mengetahui daftar program K3 yang terdapat di

perusahaan pada tahun 2015.

2. Mengetahui prosedur, kebijakan, formulir,

kuesioner, daftar hadir, HIRARC, inspeksi, dll.

3. Mencatat poin-poin penting terkait program,

pelaksanaan kegiatan, dan form HIRARC.

Menyusun rencana

kegiatan harian magang

1. Menyusun rencana kegiatan harian sesuai

dengan kompetensi magang dan jadwal OHS

Unit atau perusahaan.

2. Menentukan tanggal pencapaian rencana

kegiatan harian magang.

1. Menyusun rencana kegiatan harian sesuai dengan

kompetensi magang dan jadwal OHS Unit atau

perusahaan.

2. Menentukan tanggal pencapaian rencana kegiatan

harian magang.

Selasa,

5 Januari 2016

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Berkonsultasi dengan pembimbing lapangan

terkait program K3 perusahaan.

2. Mengetahui program K3 perusahaan.

3. Mengetahui program K3 perusahaan yang

dapat dijadikan topik laporan magang.

1. Berkonsultasi dengan pembimbing lapangan

terkait program K3 perusahaan.

2. Mengetahui program K3 perusahaan.

3. Mengetahui program K3 perusahaan yang dapat

dijadikan topik laporan magang.

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

13

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu menghitung jawaban dari kuesioner

P2K3 perusahaan.

2. Mampu mengerjakan rekap kuesioner mengenai

P2K3 perusahaan.

Analisis situasi program

K3 di perusahaan

1. Melihat dokumen – dokumen K3 yang ada di

perusahaan.

2. Mencatat hal-hal penting yang dapat menjadi

informasi untuk memilih program kerja yang

akan diangkat menjadi topik.

1. Melihat dokumen prosedur K3, formulir K3,

instruksi kerja, kebijakan, HIRARC, dan laporan

audit internal.

2. Mencatat hal-hal penting yang dapat menjadi

informasi untuk memilih program kerja yang

akan diangkat menjadi topik seperti program

kerja, prosedur yang dimiliki, dan kebijakan

terkait program K3 di perusahaan.

Diskusi dengan pemegang

program

1. Mengetahui program apa saja yang

dilaksanakan perusahaan pada tahun 2015.

2. Mengetahui ruang lingkup program yang ada

di perusahaan pada tahun 2015.

3. Mengetahui data-data terkait program yang

dimiliki perusahaan pada tahun 2015.

1. Mengetahui program kesehatan kerja apa saja

yang dilaksanakan perusahaan pada tahun 2015.

2. Mengetahui ruang lingkup program kesehatan

kerja yang ada di perusahaan pada tahun 2015.

3. Mengetahui data-data terkait program kesehatan

kerja yang dimiliki perusahaan pada tahun 2015.

Rabu,

6 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Membuat rekap absensi kebutuhan training P3K,

Hyperkes gangguan persyarafan dan fire brigade.

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

14

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Membuat persentase hasil kuesioner sosialisasi

training P2K3.

3. Membuat surat perawatan mesin.

Memilih program kerja

yang akan dijadikan topik

dalam laporan

1. Melihat kelengkapan data pada program K3.

2. Memilah program kerja yang akan dijadikan

topik.

1. Melanjutkan melihat kelengkapan data pada

program-program kesehatan kerja (prosedur,

perencanaan, implementasi, kebijakan, daftar

hadir).

2. Memilih program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS sebagai topik

laporan magang.

Diskusi dengan pemegang

program

1. Meminta izin kepada pemegang program

untuk mengambil topik mengenai program

yang berada di bawah tanggung jawab

pemegang program tersebut.

2. Mendapatkan izin untuk mengambil topik

mengenai program yang berada di bawah

tanggung jawab pemegang program tersebut.

1. Meminta izin kepada pemegang program

kesehatan kerja untuk mengambil topik

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

2. Mendapatkan izin untuk mengambil topik

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Mengkonsultasikan program yang ingin

dijadikan topik laporan magang.

1. Mengkonsultasikan program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS yang ingin dijadikan

topik laporan magang.

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

15

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Mendapatkan persetujuan untuk mengambil

topik terkait program yang telah dipilih

sebelumnya.

2. Mendapatkan persetujuan untuk mengambil

topik terkait program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS.

Kamis,

7 Januari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mengetahui proses produksi yang ada di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill.

2. Mengetahui cara melakukan inspeksi.

3. Mampu mengidentifikasi risiko pada area

produksi dan limbah.

1. Mengetahui proses produksi yang ada di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

2. Mengetahui cara melakukan inspeksi unsafe act

dan unsafe condition serta Alat Pelindung Diri

(APD).

3. Mampu mengidentifikasi risiko pada area

produksi dan limbah.

Bimbingan dengan

pembimbing fakultas

1. Mengkomunikasikan program yang ingin

diajukan untuk topik laporan magang.

2. Mendapatkan persetujuan untuk mengambil

topik terkait program yang telah dipilih dan

disetujui oleh pembimbing lapangan.

1. Mengkomunikasikan program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS yang ingin diajukan

untuk topik laporan magang.

2. Mendapatkan persetujuan untuk mengambil

topik terkait program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS.

Jumat,

8 Januari 2016

Meninggalkan tempat

magang

1. Mengikuti sosialisasi magang di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Mengikuti sosialisasi magang di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Minggu II

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

16

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Senin,

11 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap data pelaksanaan kegiatan K3

tahun 2015 dari bulan Januari sampai dengan

bulan Oktober.

2. Mampu menyusun dokumen OHSAS sesuai

dengan hasil revisi dan nomor dokumen OHSAS

di daftar isi.

Analisis situasi program 1. Berkonsultasi dengan pemegang program

terkait perencanaan program pada tahun

2015.

2. Melihat dokumen-dokumen terkait dengan

program.

3. Mencatat poin-poin penting terkait program.

1. Berkonsultasi dengan pemegang program P2-

HIV dan AIDS terkait perencanaan program P2-

HIV dan AIDS pada tahun 2015.

2. Melihat dokumen-dokumen terkait dengan

program P2-HIV dan AIDS.

3. Mencatat poin-poin penting terkait program P2-

HIV dan AIDS.

4. Merekap daftar hadir sosialisasi kebijakan, brosur

dan edukasi HIV/AIDS serta manfaat VCT

kepada pihak internal perusahaan dari tahun 2011

– 2015.

Selasa,

12 Januari 2016

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Mengetahui data atau dokumen yang dapat

diakses untuk penyusunan laporan.

1. Mengkonsultasikan data atau dokumen program

P2-HIV dan AIDS yang dibutuhkan dalam

penyusunan laporan magang.

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

17

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Mengetahui data atau dokumen yang dapat

diakses untuk penyusunan laporan.

Rabu,

13 Januari 2016

Analisis situasi program 1. Berkonsultasi dengan pemegang program

terkait perencanaan program pada tahun

2015.

2. Berkonsultasi dengan pemegang program

terkait aspek budaya pada pelaksanaan

program di perusahaan.

1. Berkonsultasi dengan pemegang program P2-

HIV dan AIDS terkait perencanaan program P2-

HIV dan AIDS pada tahun 2015.

2. Berkonsultasi dengan pemegang program P2-

HIV dan AIDS terkait aspek budaya pada

pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS yang

ada di perusahaan.

3. Memperoleh data kuesioner perilaku pekerja

yang berisiko terhadap HIV/AIDS.

4. Mendapatkan dokumen pengajuan penghargaan

program P2-HIV dan AIDS.

5. Merekap daftar hadir sosialisasi kebijakan, brosur

dan edukasi HIV/AIDS serta manfaat VCT

kepada pihak internal perusahaan dari tahun 2011

– 2015.

Kamis,

14 Januari 2016

Analisis situasi program 1. Berkonsultasi dengan pemegang program

terkait perencanaan program pada tahun

2015.

1. Berkonsultasi dengan pemegang program P2-

HIV dan AIDS terkait perlaksanaan program P2-

HIV dan AIDS tahun 2015.

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

18

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Membuat list pertanyaan tambahan untuk

mengetahui pelaksanaan program P2-HIV dan

AIDS tahun 2015.

3. Mengkomunikasikan hasil rekapan dan

menanyakan daftar hadir yang tidak ada.

4. Mencari daftar hadir absen training HIV/AIDS

yang tidak ada di bantex program P2-HIV dan

AIDS.

5. Merekap daftar hadir sosialisasi kebijakan, brosur

dan edukasi HIV/AIDS serta manfaat VCT

kepada pihak internal perusahaan dari tahun 2011

– 2015.

6. Merekap daftar hadir sosialisasi kebijakan, brosur

dan edukasi HIV/AIDS serta manfaat VCT

kepada pihak eksternal perusahaan dari tahun

2011 – 2015.

Jumat,

15 Januari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mengetahui kegiatan inspeksi forklift di

perusahaan.

1. Mengetahui pelaksanaan inspeksi forklift yang

dilakukan oleh OHS Unit dan Dinas Tenaga

Kerja Tangerang Selatan.

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

19

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap daftar hadir sosialisasi

kebijakan, brosur dan edukasi HIV/AIDS serta

manfaat VCT kepada pihak eksternal perusahaan

dari tahun 2011 – 2015.

2. Mampu merekap daftar hadir karyawan yang

mengikuti VCT dari tahun 2013 – 2015.

Minggu III

Senin,

18 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu mengumpulkan dokumen yang

dibutuhkan untuk usulan penghargaan program

P2-HIV & AIDS.

2. Mampu memeriksa kelengkapan berkas usulan

penghargaan program program P2-HIV & AIDS.

3. Mampu memilah dan memfotokopi seluruh

daftar hadir peserta sosialisasi dari tahun 2011 –

2015 serta daftar pekerja yang mengikuti VCT

dari tahun 2013 – 2015.

4. Mampu membuat kesimpulan kuesioner evaluasi

program P2-HIV & AIDS tahun 2015.

5. Mampu melengkapi daftar hadir peserta VCT

tahun 2013.

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

20

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

6. Mampu mengurutkan file atau berkas usulan

penghargaan program P2-HIV & AIDS.

7. Mampu mengisi rekapitulasi program P2-HIV &

AIDS tahun 2015.

8. Mampu mengkomunikasikan kelengkapan

dokumen program ke pemegang program

kesehatan.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Selasa,

19 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

2. Memeriksa kembali jumlah kegiatan pada

laporan bulanan unit K3 tahun 2015.

3. Mampu merevisi laporan bulanan unit K3 yang

masih terdapat kesalahan dalam jumlah.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Rabu,

20 Januari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mengetahui kegiatan inspeksi crane di

perusahaan. -

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

21

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Konsultasi terkait metode penentuan

prioritas masalah.

2. Mengetahui metode yang dapat digunakan di

perusahaan untuk menentukan prioritas

masalah.

1. Konsultasi terkait metode penentuan prioritas

masalah.

2. Mendapatkan instruksi untuk melakukan

penyebaran kuesioner skoring untuk menentukan

prioritas masalah.

Kamis,

21 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap atau menyortir data MCU

karyawan laki-laki dan perempuan yang memiliki

HB rendah.

2. Bersama pemegang program kesehatan kerja

mampu merekap data karyawan perempuan dan

laki-laki yang berhak menerima suplemen

tambah darah.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Jumat,

22 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu membuat info K3 untuk terbitan bulan

Februari 2016.

2. Mampu memilih tema untuk info K3 terbitan

Februari 2016.

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

22

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

3. Mampu mencari gambar relevan terkait dengan

tema safety is my life.

4. Mampu mencari bahan informasi bertemakan

safety is my life yang akan dimasukan dalam info

K3.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Minggu IV

Senin,

25 Januari 2016

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Mendiskusikan waktu untuk menentukan

prioritas masalah.

2. Mendapatkan izin untuk melakukan metode

penentuan prioritas masalah.

1. Mendiskusikan waktu penyebaran kuesioner

untuk menentukan prioritas masalah.

2. Mendapatkan izin untuk menyebarkan kuesioner

untuk menentukan prioritas masalah bersamaan

dengan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dan VCT

di perusahaan.

Diskusi dengan pemegang

program

1. Mendiskusikan metode penentuan prioritas

masalah.

1. Mendiskusikan penyebaran kuesioner untuk

menentukan prioritas masalah bersamaan dengan

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dan VCT di

perusahaan.

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

23

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

2. Mendapatkan izin untuk menyebarkan kuesioner

untuk menentukan prioritas masalah bersamaan

dengan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dan VCT

di perusahaan.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Selasa,

26 Januari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mengikuti kegiatan inspeksi bersama

Occupational Inspector ke dalam proses

industri.

2. Mengetahui cara melakukan inspeksi.

1. Mengikuti kegiatan inspeksi bersama

Occupational Inspector dan Security ke dalam

proses industri.

2. Mengetahui cara melakukan inspeksi.

3. Mengetahui kegiatan produksi dan mesin

produksi.

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap data pekerja yang memiliki

hemoglobin rendah.

2. Mampu merekap data tekanan darah pada pekerja

yang memiliki hemoglobin rendah.

Identifikasi masalah

program

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-

undangan yang berlaku.

1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan

perencanaan program serta perundang-undangan

yang berlaku.

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

24

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Rabu,

27 Januari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mampu melakukan pengukuran

pencahayaan lingkungan di area kerja

perusahaan.

2. Mengetahui pelaksanaan kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS dan VCT di perusahaan.

1. Melakukan pengukuran pencahayaan lingkungan

di area converting A, converting B, dan office.

2. Mencatat hasil pengukuran cahaya.

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu menghitung rata-rata pengukuran

pencahayaan.

Melakukan penentuan

prioritas masalah

1. Melakukan penentuan prioritas masalah. -

Kamis,

28 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap data tekanan darah dan

hemoglobin pekerja.

Menganalisis hasil

penentuan prioritas

masalah

1. Dianalisisnya hasil penentuan prioritas

masalah. -

Jumat,

29 Januari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu merekap data MCU abnormality pekerja.

Menganalisis hasil

penentuan prioritas

masalah

1. Dianalisisnya hasil penentuan prioritas

masalah.

2. Mengetahui prioritas masalah.

-

Minggu V

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

25

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Senin,

1 Februari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu menghitung beban kerja pekerja dengan

berbagai jenis pekerjaan di perusahaan.

Menentukan akar masalah 1. Mengetahui akar masalah dengan

mewawancarai pemegang program. -

Selasa,

2 Februari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu membuat daftar nama formulir-formulir

K3 perusahaan.

Menentukan akar masalah 1. Membuat analisis akar masalah.

2. Melihat dokumen-dokumen yang ada untuk

analisis akar masalah.

-

Rabu,

3 Februari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mampu mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan.

1. Menjadi peserta sosialisasi kebijakan, dan

sosialisasi HIV/AIDS.

2. Mengikuti tes HIV (VCT) di perusahaan.

Menentukan akar masalah 1. Membuat analisis akar masalah.

2. Melihat dokumen-dokumen yang ada untuk

analisis akar masalah.

-

Penentuan prioritas

masalah -

1. Membagikan kuesioner HIV/AIDS dan

kuesioner skoring prioritas masalah.

2. Memberikan penjelasan cara pengisian kuesioner

skoring prioritas masalah.

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

26

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

3. Mengumpulkan kuesioner HIV/AIDS dan

kuesioner skoring prioritas masalah.

Kamis,

4 Februari 2016

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Mampu membuat modul training dengan tema

safety awareness.

2. Mampu membuat daftar keterangan peralatan

klinik pengobatan K3.

Menentukan akar masalah 1. Membuat analisis akar masalah.

2. Melihat dokumen-dokumen yang ada untuk

analisis akar masalah.

-

Perhitungan hasil

kuesioner skoring

penentuan prioritas

masalah

-

1. Melakukan perhitungan hasil kuesioner skoring

penentuan prioritas masalah.

2. Mengetahui prioritas masalah pelaksanaan

program P2-HIV dan AIDS.

Perhitungan hasil

kuesioner HIV/AIDS -

1. Mampu melakukan perhitungan hasil kuesioner

HIV/AIDS.

2. Mampu menyimpulkan kuesioner HIV/AIDS.

Jumat,

5 Februari 2016

Menentukan akar masalah 1. Mengetahui akar masalah dengan

mewawancarai pemegang program.

1. Mengetahui akar masalah dengan mewawancarai

pemegang program.

Minggu VI

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

27

Hari, Tanggal Kegiatan Output yang Diharapkan Catatan Pencapaian Output

Selasa,

9 Februari 2016

Mengikuti kegiatan K3 di

perusahaan

1. Mengetahui pelaksanaan training Waspada

(Wajib APAR dan Hydrant).

2. Mengetahui cara penggunaan APAR dan

Hydrant secara praktik.

1. Mampu menjadi trainer materi penggunaan

APAR, fire hydrant, dan pengecekan APAR.

2. Mengetahui pelaksanaan training emergency

response plan.

3. Mengetahui cara penggunaan APAR secara

praktik.

4. Membantu merapihkan APAR dan hydrant ke

gudang setelah training.

Mengerjakan tugas K3 di

perusahaan

1. Mampu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan.

1. Membuat rekapitulasi ijin kerja bulan Januari dan

Februari tahun 2016.

12 Februari

2016

Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

1. Menyerahkan draft laporan magang.

2. Mendiskusikan waktu pengumpulan laporan

magang ke perusahaan.

3. Mendapatkan penilaian kinerja selama

magang pada form penilaian kinerja.

4. Mediskusikan waktu ujian magang.

1. Menyerahkan draft laporan magang.

2. Mendiskusikan waktu pengumpulan laporan

magang ke perusahaan.

3. Mendapatkan penilaian kinerja selama magang

pada form penilaian kinerja.

4. Mediskusikan waktu ujian magang.

Perpisahan 1. Perpisahan dengan bagian Human

Resources, Public Affair, General Affair

Manager, Public Affair Head, dan OHS Unit.

1. Perpisahan dengan bagian Human Resources,

Public Affair, General Affair Manager, Public

Affair Head, dan OHS Unit.

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

28

D. Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang

Setelah rencana kegiatan harian magang direalisasikan selama 26 hari kerja,

dilakukan evaluasi terhadap kegiatan magang yang tidak berjalan sesuai dengan

perencanaan. Berikut merupakan kegiatan yang tidak terlaksana beserta

keterangannya.

Tabel 2. 2 Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang

Minggu

ke- Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan

III Rabu,

20 Januari 2016

Mengikuti kegiatan

K3 di perusahaan

(kegiatan inspeksi

crane)

Tidak diikutinya kegiatan inspeksi crane

di perusahaan dikarenakan tempat

pelaksanaan inspeksi crane tidak

memungkinkan untuk mahasiswa

magang. Tempat pelaksanaan inspeksi

crane berada di ketinggian dengan tempat

yang sempit. Selain itu, kegiatan

dilaksanakan di unit produksi, sehingga

jika terlalu ramai orang yang mengikuti

kegiatan inspeksi maka dapat menganggu

lalu lintas forklift dan kegiatan produksi

lainnya, serta akan sangat berbahaya jika

pelaksanaan inspeksi diikuti oleh

mahasiswa magang.

IV Rabu,

27 Januari 2016

Mengikuti kegiatan

K3 di perusahaan

(VCT)

Tidak diikutinya kegiatan VCT di

perusahaan dikarenakan jadwal

pelaksanaan kegiatan VCT direschedule

oleh pemegang program. Pelaksanaan

kegiatan VCT direschedule karena pihak

Rumah Sakit Kodar memiliki kegiatan

mendadak yang harus didahulukan.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 27

Januari 2016 untuk mengganti kegiatan

tersebut yaitu mengikuti kegiatan K3 di

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

29

Minggu

ke- Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan

perusahaan, mengerjakan tugas K3 di

perusahaan, konsultasi dengan pemegang

program P2-HIV dan AIDS, dan

penyusunan laporan magang.

Rabu, 27

Januari 2016

Melakukan

penentuan prioritas

masalah

Tidak dilakukan penentuan prioritas

masalah dikarenakan pada perencanaan

sebelumnya kegiatan tersebut akan

dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

VCT di perusahaan. Kegiatan VCT yang

direschedulenya menyebabkan penentuan

prioritas dengan menggunakan kuesioner

skoring juga direschedule mengikuti

waktu pelaksanaan VCT. Kegiatan yang

dilakukan pada tanggal 27 Januari 2016

untuk mengganti kegiatan tersebut yaitu

mengikuti kegiatan K3 di perusahaan,

mengerjakan tugas K3 di perusahaan,

konsultasi dengan pemegang program P2-

HIV dan AIDS, dan penyusunan laporan

magang.

Kamis, 28

Januari 2016

Menganalisis hasil

penentuan prioritas

masalah

Tidak dilakukan analisis hasil penentuan

prioritas masalah dikarenakan

pelaksanaan penentuan prioritas dengan

menggunakan kuesioner skoring

direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 28

Januari 2016 untuk mengganti kegiatan

tersebut yaitu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan dan penyusunan laporan

magang.

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

30

Minggu

ke- Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan

Jumat, 29

Januari 2016

Menganalisis hasil

penentuan prioritas

masalah

Tidak dilakukan analisis hasil penentuan

prioritas masalah dikarenakan

pelaksanaan penentuan prioritas dengan

menggunakan kuesioner skoring

direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 29

Januari 2016 untuk mengganti kegiatan

tersebut yaitu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan, melengkapi data untuk

penyusunan laporan, bimbingan dengan

pembimbing lapangan, dan penyusunan

laporan magang.

V Senin, 1

Februari 2016

Menentukan akar

masalah

Tidak dilakukan analisis akar masalah

dikarenakan pelaksanaan penentuan

prioritas dengan menggunakan kuesioner

skoring direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 1

Februari 2016 untuk mengganti kegiatan

tersebut yaitu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan, merapihkan form skoring

untuk menentukan prioritas masalah, dan

penyusunan laporan magang.

Selasa, 2

Februari 2016

Menentukan akar

masalah

Tidak dilakukan analisis akar masalah

dikarenakan pelaksanaan penentuan

prioritas dengan menggunakan kuesioner

skoring direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 2

Februari 2016 untuk mengganti kegiatan

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

31

Minggu

ke- Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan

tersebut yaitu mengerjakan tugas K3 di

perusahaan dan penyusunan laporan

magang.

Rabu, 3

Februari 2016

Menentukan akar

masalah

Tidak dilakukan analisis akar masalah

dikarenakan pelaksanaan penentuan

prioritas dengan menggunakan kuesioner

skoring direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 3

Februari 2016 untuk mengganti kegiatan

tersebut yaitu bimbingan dengan

pembimbing lapangan, persiapan skoring

untuk penentuan prioritas masalah,

mengikuti kegiatan K3 di perusahaan,

penentuan prioritas masalah, melengkapi

data untuk penyusunan laporan, dan

penyusunan laporan magang.

Kamis, 4

Februari 2016

Menentukan akar

masalah

Tidak dilakukan analisis akar masalah

dikarenakan pelaksanaan penentuan

prioritas dengan menggunakan kuesioner

skoring direschedule mengikuti waktu

pelaksanaan VCT yang juga direschedule.

Kegiatan VCT dilaksanakan pada tanggal

3 Februari 2016, sehingga pada tanggal 4

Februari 2016 dilakukan kegiatan

mengerjakan tugas K3 di perusahaan,

perhitungan hasil kuesioner skoring

penentuan prioritas masalah, perhitungan

hasil kuesioner HIV/AIDS, dan

penyusunan laporan magang.

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

32

Minggu

ke- Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan

Selasa, 9

Februari 2016

Mengikuti kegiatan

K3 di perusahaan

(penggunaan hydrant

secara praktik)

Tidak diikutinya kegiatan praktik

penggunaan hydrant di perusahaan

dikarenakan pada saat pelaksanaan

training penggunaan hydrant hujan turun

cukup deras dalam waktu yang cukup

lama, sehingga pelaksanaan training

hanya dilakukan penggunaan APAR

secara praktik. Training penggunaan

APAR yang dilakukan yaitu jenis APAR

dry chemical dan CO2.

Kegiatan magang telah terlaksana selama 26 hari kerja dimulai pada tanggal

4 Januari sampai dengan 12 Februari 2016. Pada evaluasi realisasi rencana

kegiatan harian magang terdapat beberapa kegiatan yang tidak terlaksana sesuai

dengan perencanaan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak mengganggu

pelaksanaan kegiatan magang dan secara keseluruhan kompetensi magang yang

diinginkan telah tercapai.

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

33

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill didirikan pada tanggal

7 Desember 1976 oleh EKA Tjipta Widjaja. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill merupakan salah satu dari sembilan grup APP Mills, di mana

delapan lainnya yaitu Pindo Deli Perawang, Indah Kiat Serang, Lontar Papyrus,

Pindo Deli Karawang, Indah Kiat Perawang, Univenus Perawang, Tjiwi Kimia,

dan Ekamas Fortuna. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk memiliki tiga pabrik yang

terletak di lokasi yang berlainan, antara lain pabrik pulp dan kertas terintegrasi

yang berlokasi di Perawang (Provinsi Riau), pabrik kertas industri yang berlokasi

di Serang (Provinsi Banten), dan Pabrik kertas budaya yang terletak di Tangerang

(Provinsi Banten). PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill menempati

daerah seluas 28 hektar yang terletak di Jalan Raya Serpong KM 8, Desa

Pakulonan, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Sumber : Data Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill, 2016

Gambar 3. 1 Lokasi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Kegiatan utama yang dilakukan adalah memproduksi kertas yang berawal

dari pengolahan pulp kertas. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

memiliki pasar yang didominasi pasar ekspor dan merupakan pabrik kertas warna

terbesar se-Asia Tenggara. Produksi kertas di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill menggunakan 3 Paper Machine (PM) dengan kapasitas

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

34

produksi 87.000 ton per tahunnya. Proses produksi terdiri dari beberapa tahapan,

yaitu :

1. Proses Penyediaan Bubur Kertas/Pulp (Stock Preparation)

Proses produksi diawali dengan proses penguraian bahan baku yaitu

Needle Bleached Kraft Pulp (NBKP), Leaf Bleached Kraft Pulp (LBKP) dan

broke kertas sesuai warna produk menggunakan mesin pulper. Bahan baku

tersebut diuraikan dengan menambahkan air dan bahan kimia (CACl2, latekol,

kostik soda, dan defoamer) yang ditambahkan sesuai dengan spesifikasi

kertas. Setelah itu, dilakukan screening atau pemisahan long fibre dan short

fibre dan untuk menguraikan serat-serat yang menggumpal seperti plastik,

stereofoam dan kertas yang tidak dapat terurai. Selain itu, dilakukan proses

cleaning dimana kotoran-kotoran seperti kerikil, kawat, dan sebagainya

dipisahkan dengan menggunakan HC-Cleaner. Kertas yang telah bersih dari

kotoran tersebut kemudian diubah sifat fisik tanpa mengubah susunan kimia

dan juga memperluas permukaan serat sehingga dapat meningkatkan jumlah

ikatan antar seratnya. Pada akhir proses ini, dilakukan pencampuran antara

bubur pulp NBKP, LBKP, dan broke. Terkadang catonic starch (kanji) untuk

meningkatkan tensile strength, yakni daya tahan kertas terhadap daya tarik

yang bekerja di ujung kertas.

Sumber : Data Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Tahun 2016

Bagan 3. 1 Proses Penyediaan Bubur Kertas/Pulp (Stock Preparation)

2. Proses Pembuatan Lembaran Kertas

Pembuatan lembaran kertas diawali dengan proses head box, yaitu

pengaliran bubur kertas ke atas wire melalui head box agar garis air pada

pembentukan kertas tidak terlalu maju sehingga dapat menyebabkan kertas

lembab atau garis air terlalu mundur dan menyebabkan kertas menjadi retak.

Setelah itu air mulai dipisahkan dari buburan dengan dua cara, yaitu dengan

pengaruh gravitasi dan bantuan vacuum. Pada saat pemisahan baik secara

Pulping Screening Cleaning Refining Mixing

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

35

gravitasi maupun dengan vacuum ditambahkan flokulan dan koagulan untuk

mengikat serat yang halus. Air akan dikeluarkan dan dikonsilidasikan dari

lembaran yang basah sehingga dapat meningkatkan kekuatan, menghaluskan

dan memadatkan lembaran kertas dengan penekanan/pengeringan di antara

roll yang disebut dengan proses press part. Air yang tersisa kemudian akan

dikeringkan pada proses drying. Proses drying dilakukan dalam dua tahap

yakni drying I dan II. Lembaran kertas yang telah dikeringkan kemudian

masuk pada proses calendering dimana lembaran kertas tersebut akan

dilewatkan diantara roll untuk proses penekanan sehingga menghaluskan

permukaan kertas. Setelah itu, lembaran kertas tersebut akan digulung

menjadi jumbo roll pada spoll reel.

Sumber : Data Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Tahun 2016

Bagan 3. 2 Proses Pembuatan Lembaran Kertas

3. Proses Paper Finishing – Converting

Pada proses ini, kertas akan mengalami pemotongan sesuai dengan arah

mesin (slitting) dan penggulungan kembali kertas tanpa mengubah ukuranya

(rewinding). Setelah itu, kertas akan dilakukan penyortiran secara manual

oleh operator sortir, yang bertujuan untuk memisahkan lembaran kertas cacat

baik karena terjadi kesalahan di seksi PM misalnya wrinkle, concave, wavy,

dirty, calendar mark, streaking, shade var, hole, ataupun size press dan

kesalahan di seksi finishing seperti: wrinkle, size variation, dan off cut.

Setelah disortir, lembaran kertas dihitung dalam satuan rim (500/250 lembar)

untuk tiap kemasan oleh satu orang. Kertas yang telah disortir kemudian akan

dibungkus (packing) dalam bentuk roll dan lembaran besar. Namun, dalam

proses converting, kertas dalam bentuk roll akan diubah ukuranya sesuai

Head BoxWire /

DewateringPress Part

Drying

(I dan II)

Calendering Reeling

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

36

pesanan. Kertas akan dipotong pada proses cutting untuk mengubah ukuran

kertas menjadi lembaran kecil seperti ukuran A4, Folio, Letter, A4, B4, A3,

F4A, F4B, F4 dan sebagainya. Kemudian kertas tersebut akan dibungkus

menggunakan plastik BOPP. Setelah selesai, kemasan langsung ditempel

dengan label dan dikirim ke gudang produksi untuk selanjutnya dikirimkan

ke konsumen.

Sumber : Data Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Tahun 2016

Bagan 3. 3 Proses Paper Finishing – Converting

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill memprioritaskan

keselamatan dan kesehatan kerja, pencegahan pencemaran lingkungan, dan

pengendalian pemakaian sumber daya serta meningkatkan hubungan sosial

kemasyarakatan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aktivitas dan

menjadi tanggung jawab seluruh tingkat organisasi.

Struktur organisasi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

berbentuk struktur organisasi fungsional dimana pendelegasian tugas dan

tanggung jawab berjalan vertikal sesuai dengan tugas dan wewenang masing-

masing. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dipimpin oleh

seorang kepala pabrik, dibantu oleh Mill Manager Office, dan membawahi enam

departemen. Adapun struktur PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

yaitu sebagai berikut:

Cutting Sorting Packing Converting

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

37

Sumber : Data Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2016

Kepala Pabrik

Information Technology Bussiness Unit Paper Specialist MBOS

Mill Manager Office

Export Document

Dept. Sales & Marketing

Dept. Sales & Marketing

OHS Unit

Finance &

Accounting

Procurement

General Affair

Dept. Mill Service

Pallet Workshop

Gudang Material

HR

Mechanical,

Maintenance,

Manufacture

Electrical

Enginerring

Dept. Engineering

Gudang

Produksi

(Finish Good

Warehouse)

Logistic &

Delivery

PPIC

Dept. Bussiness

Research &

Development

(R&D)

Quality

Assurance (QA)

Environmental

Protection (EP)

Dept. Compliance

& Development

Finishing Sortir-

Packing

Finishing & Converting

Paper Machine

Stock

Preparation

Paper Production

Dept. Produksi

Finishing Cutter-

Rewinder

Converting

Bagan 3. 4 Struktur Organisasi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

38

Bagian K3 di perusahaan dinamakan OHS (Occupational Health & Safety)

Unit. OHS Unit sendiri berada di bawah naungan Mill Service Departement, Seksi

General Affair, dan Public Affair Division. OHS Unit beranggotakan lima orang

staf yang masing-masing terdiri dari satu orang OHS Head, Occupational Safety

Officer, Occupational Safety Inspector, Occupational Fire Prevention, dan

Occupational Health Officer. Adapun struktur OHS Unit di PT. Indah Kiat Pulp

& Paper Tbk – Tangerang Mill yaitu sebagai berikut :

Sumber : Data Profil OHS Unit Tahun 2016

Bagan 3. 5 Struktur OHS Unit PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill

Occupational Safety Officer berperan di bagian administrasi atau tata kelola

dokumen K3 serta training K3. Occupational Safety Inspector berperan di bagian

inspeksi K3 dan investigasi kecelakaan. Occupational Fire Prevention berperan

di bagian upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Occupational

Health Officer berperan di bagian kesehatan kerja dan klinik pengobatan

perusahaan. Masing-masing staf memegang peranan penting dalam pelaksanaan

seluruh kegiatan K3 yang berjalan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill.

Salah satu program kesehatan kerja yang dijalankan oleh PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill adalah program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS). Program tersebut dilaksanakan

karena pekerja di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill berisiko

tinggi tertular HIV/AIDS. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa

Provinsi Banten masuk ke dalam 15 besar provinsi dengan jumlah infeksi HIV

terbanyak. Kemudian PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Occupational

Safety

Officer

Occupational

Safety

Inspector

Occupational

Fire

Prevention

Occupational

Health

Officer

OHS Head

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

39

berlokasi di Kabupaten Tangerang dimana merupakan kabupaten dengan jumlah

kumulatif kasus HIV/AIDS tertinggi kedua di Provinsi Banten. Oleh karena itu,

perlu dilakukan upaya untuk mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja merupakan upaya yang

dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan menanggulangi dampak negatif

HIV/AIDS di tempat kerja. Program P2-HIV dan AIDS telah dilaksanakan sejak

tahun 2011 dan masih berjalan sampai sekarang. Program P2-HIV dan AIDS di

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dikelompokkan menjadi dua,

yakni program pencegahan dan penanggulangan. Di dalam masing-masing

program tersebut terdapat beberapa kegiatan, namun kegiatan pada program

penanggulangan belum dilaksanakan karena program tersebut dijalankan ketika

terdapat pekerja dengan HIV/AIDS di tempat kerja. Diketahui sampai dengan

tahun 2015 belum ada pekerja dengan HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill.

B. Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan

HIV/AIDS

Program P2-HIV dan AIDS merupakan program yang bertujuan untuk

mencegah penularan HIV dan menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS di

tempat kerja. Pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja diharapkan

dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja dari risiko

yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS.

Program ini telah dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang.

Pada tahun 2011 – 2012 program telah berjalan meskipun belum terdapat

kebijakan serta prosedur khusus terkait pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS. Namun, OHS Unit terus berupaya untuk meningkatkan pelaksanaan

program hingga pada tahun 2013 perusahaan telah memiliki kebijakan dan

prosedur P2-HIV dan AIDS. Kemudian pada tahun 2014 untuk pertama kalinya

perusahaan mendapatkan penghargaan P2-HIV dan AIDS di tempat kerja dengan

kategori silver yang diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dalam melaksanakan program P2-HIV dan

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

40

AIDS di tempat kerja pada periode tahun 2013. Di tahun berikutnya, OHS Unit

terus meningkatkan pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja

sehingga dapat meningkatkan prestasi menjadi kategori gold pada tahun 2015

untuk kinerja program periode tahun 2014. Melihat prestasi yang telah dicapai

pada periode sebelumnya, OHS Unit bertekad untuk terus meningkatkan

pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS agar dapat berjalan lebih optimal lagi.

Program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill terdiri dari program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Program tersebut, bila dilihat dari segi ilmu kesehatan masyarakat dapat

dikelompokan sesuai dengan tahapan pencegahan penyakit atau level of

prevention. Menurut Leavel dan Clark, dalam kesehatan masyarakat ada lima

tingkat pencegahan penyakit yaitu promosi kesehatan (health promotion),

perlindungan khusus (spesific protection), diagnosis dini dan pengobatan segera

(early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation),

dan rehabilitasi (rehabilitation) (Effendy, 1998). Namun, secara garis besar

program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill dikelompokkan menjadi dua, yaitu program pencegahan dan program

penanggulangan.

1. Program Pencegahan

Program pencegahan termasuk ke dalam pencegahan primer atau

pencegahan tingkat pertama yang dilakukan untuk mempertahankan orang

yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit

(Budiarto dan Anggraeni, 2002). Adapun program pencegahan yang dimiliki

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yaitu :

a. Sosialisasi Brosur dan Kebijakan HIV/AIDS kepada Pekerja

Sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS merupakan kegiatan

mensosialisasikan brosur dan kebijakan P2-HIV dan AIDS kepada

pekerja di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Tujuan

disosialisasikanya brosur dan kebijakan P2-HIV dan AIDS kepada

seluruh pekerja adalah agar seluruh pekerja mengetahui bahwa

perusahaan memiliki brosur dan kebijakan P2-HIV dan AIDS di tempat

kerja. Sesuai dengan Kep.68/MEN/IV/2004 dan

Kep.20/DJPPK/VI/2005, menyebutkan bahwa kebijakan harus

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

41

dikomunikasikan baik dengan penyebarluasan informasi, maupun

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill telah memiliki

kebijakan khusus terkait P2-HIV dan AIDS. Sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang menyebutkan bahwa pengurus/pengusaha

wajib mengembangkan kebijakan terkait P2-HIV dan AIDS di tempat

kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja atau secara tersendiri. Kebijakan P2-HIV dan AIDS yang

dimiliki PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yaitu

sebagai berikut :

1) Perusahaan mendukung kegiatan penyebarluasan informasi dan

sosialisasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS bagi karyawan, dan masyarakat sekitar perusahaan dan

setiap pekerja berhak untuk memperoleh informasi yang benar

tentang HIV/AIDS guna melindungi dirinya terhadap penularan

penyakit.

2) Sebagai upaya untuk mendukung upaya tersebut perusahaan

menetapkan sistem yang mengatur mengenai pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.

3) Perusahaan tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan berupa tes

HIV/AIDS baik bagi kepentingan seleksi karyawan maupun

promosi.

4) Perusahaan akan melindungi kerahasiaan setiap pekerja (ODHA),

kecuali bila ia membolehkan untuk diketahui statusnya oleh orang

lain. Hal ini untuk mencegah stigmatisasi, diskriminasi, dan

pelanggaran hak asasi manusia.

5) Perusahaan membentuk tim khusus HIV/AIDS dari kepengurusan

P2K3 di perusahaan P2K3 di perusahaan sebagai pelaksana program

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.

6) Perusahaan berkomitmen untuk terus-menerus mengevaluasi upaya

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja sesuai

dengan peraturan pemerintah dan persyaratan lainnya yang relevan.

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

42

Selain memiliki kebijakan khusus, kebijakan P2-HIV dan AIDS

juga telah dituangkan dalam PKB yang dimiliki oleh perusahaan.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan buku yang di dalamnya

berisikan perjanjian tertulis hasil perundingan yang diselenggarakan oleh

serikat pekerja dengan pengusaha, sebagai pedoman untuk mengatur dan

melindungi hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Pengembangan

kebijakan tentang upaya P2-HIV dan AIDS dapat dituangkan dalam PKB

yang dimiliki oleh perusahaan. Pasal dalam PKB yang memuat

komitmen tersebut berbunyi “Perusahaan bersama-sama serikat

pekerja mendukung program pencegahan penyakit HIV/AIDS,

penyalahgunaan obat obat terlarang di lingkungan perusahaan

dengan memasang peringatan-peringatan di lokasi yang strategis”.

Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 kebijakan dalam PKB

dikonsultasikan dengan wakil pekerja atau serikat pekerja. Pengusaha

bersama-sama serikat pekerja memasukkan prinsip-prinsip tentang

perlindungan dan pencegahan HIV/AIDS dalam PKB.

Kebijakan dapat bervariasi dalam hal panjang dan rinciannya,

tergantung pada jenis, ukuran, dan sumber daya perusahaan tersebut.

Namun, dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 memuai standar isi kebijakan

P2-HIV dan AIDS di tempat kerja. Kebijakan P2-HIV dan AIDS yang

dimiliki PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill masih

terdapat satu poin yang belum sesuai dengan peraturan tersebut. Adapun

isi kebijakan yang dimiliki PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill dibandingkan dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 adalah

sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Perbandingan Kebijakan Sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005

Isi Kebijakan Sesuai

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Isi Kebijakan Perusahaan Keterangan

Pernyataan komitmen

pengusaha/pengurus untuk

Perusahaan mendukung kegiatan

penyebarluasan informasi dan

sosialisasi tentang upaya pencegahan

Sesuai

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

43

Isi Kebijakan Sesuai

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Isi Kebijakan Perusahaan Keterangan

mendidik pekerja/buruh

tentang HIV/AIDS.

dan penanggulangan HIV/AIDS bagi

karyawan, dan masyarakat sekitar

perusahaan dan setiap pekerja berhak

untuk memperoleh informasi yang

benar tentang HIV/AIDS guna

melindungi dirinya terhadap

penularan penyakit.

Mengembangkan strategi

dan promosi program

pencegahan HIV/AIDS

untuk diselenggarakan di

tempat kerja.

Perusahaan berkomitmen untuk terus

– menerus mengevaluasi upaya

pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja sesuai

dengan peraturan pemerintah dan

persyaratan lainnya yang relevan.

Sesuai

Memberikan pendidikan

kepada pekerja/buruh untuk

meningkatkan pemahaman

akan HIV/AIDS, termasuk

cara pencegahan.

Perusahaan mendukung kegiatan

penyebarluasan informasi dan

sosialisasi tentang upaya pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS bagi

karyawan, dan masyarakat sekitar

perusahaan dan setiap pekerja berhak

untuk memperoleh informasi yang

benar tentang HIV/AIDS guna

melindungi dirinya terhadap

penularan penyakit.

Sesuai

Memberikan informasi

kepada para pekerja/buruh

mengenai di mana

pekerja/buruh dapat

memperoleh pelayanan

testing, konseling, dan

pelayanan yang dibutuhkan.

Perusahaan mendukung kegiatan

penyebarluasan informasi dan

sosialisasi tentang upaya pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS bagi

karyawan, dan masyarakat sekitar

perusahaan dan setiap pekerja berhak

untuk memperoleh informasi yang

benar tentang HIV/AIDS guna

Sesuai

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

44

Isi Kebijakan Sesuai

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Isi Kebijakan Perusahaan Keterangan

melindungi dirinya terhadap

penularan penyakit.

Dilarang mewajibkan tes

HIV/AIDS sebagai bagian

dari skrining untuk

rekrutmen, promosi,

kesempatan mendapatkan

pendidikan dan

kelangsungan status kerja.

Perusahaan tidak mensyaratkan

pemeriksaan kesehatan berupa tes

HIV/AIDS baik bagi kepentingan

seleksi karyawan maupun promosi.

Belum Sesuai

Ket :

Pada kebijakan hanya

tertulis komitmen

perusahaan tidak

mensyaratkan

pemeriksaan kesehatan

berupa tes HIV/AIDS

baik bagi kepentingan

seleksi karyawan

maupun promosi. Pada

kebijakan tidak

menyebutkan komitmen

pelarangan tes

HIV/AIDS sebagai

bagian dari kesempatan

mendapatkan

pendidikan dan

kelangsungan status

kerja.

Melarang segala bentuk

stigmatisasi dan terhadap

pekerja/buruh dengan

HIV/AIDS.

Perusahaan akan melindungi

kerahasiaan setiap pekerja (ODHA),

kecuali bila ia membolehkan untuk

diketahui statusnya oleh orang lain.

Hal ini untuk mencegah stigmatisasi,

diskriminasi, dan pelanggaran hak

asasi manusia.

Sesuai

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

45

Isi Kebijakan Sesuai

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Isi Kebijakan Perusahaan Keterangan

Menjaga kerahasiaan

identitas pekerja/buruh

dengan HIV/AIDS.

Perusahaan akan melindungi

kerahasiaan setiap pekerja (ODHA),

kecuali bila ia membolehkan untuk

diketahui statusnya oleh orang lain.

Hal ini untuk mencegah stigmatisasi,

diskriminasi, dan pelanggaran hak

asasi manusia.

Sesuai

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa terdapat satu poin

kebijakan belum sesuai dengan isi kebijakan menurut

Kep.20/DJPPK/VI/2005. Pada kebijakan perusahaan poin nomor tiga

yang berbunyi “Perusahaan tidak mensyaratkan pemeriksaan

kesehatan berupa tes HIV/AIDS baik bagi kepentingan seleksi

karyawan maupun promosi”, tidak menyebutkan komitmen pelarangan

tes HIV/AIDS sebagai bagian dari kesempatan mendapatkan pendidikan

dan kelangsungan status kerja.

Salah satu prinsip dari 10 prinsip Kaidah ILO tentang HIV/AIDS

dan Dunia Kerja menyebutkan bahwa infeksi HIV tidak boleh dijadikan

alasan pemutusan hubungan kerja. Seperti layaknya kondisi penyakit

lain, infeksi HIV tidak harus membuat seseorang kehilangan hak bekerja

sepanjang orang tersebut masih layak bekerja dan dapat dibenarkan

secara medis. Adanya komiten bahwa perusahaan untuk melarang tes

HIV/AIDS sebagai bagian dari kesempatan mendapatkan pendidikan dan

kelangsungan status kerja dapat melindungi pekerja dengan HIV/AIDS

agar tetap dapat bekerja selama masih layak bekerja dan dapat

dibenarkan secara medis.

Brosur digunakan sebagai media pendidikan atau edukasi

HIV/AIDS kepada pekerja. Media merupakan alat yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran

(Maulana, 2009). Panca indera yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke otak adalah mata (75 – 87%), sedangkan 13 – 25%

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

46

pengetahuan disalurkan melalui indera lainnya (Maulana, 2009). Dapat

disimpulkan bahwa penyampaian materi hanya dengan menggunakan

kata-kata saja kurang efektif. Oleh karena itu, adanya brosur sebagai

media dapat lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi

mengenai HIV/AIDS di tempat kerja.

b. Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pekerja

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS merupakan kegiatan

mensosialisasikan materi mengenai HIV/AIDS kepada pekerja.

Sosialisasi atau pelatihan merupakan cara perusahaan dalam

mengembangkan skill dan knowledge bagi pekerjanya (Pitra, 2013).

Pendidikan yang diberikan dalam pelatihan meliputi upaya P2-HIV dan

AIDS di tempat kerja. Sesuai dengan Kep.68/MEN/IV/2004 dan

Kep.20/DJPPK/VI/2005, menyebutkan bahwa pengusaha harus

melaksanakan pendidikan bagi pekerja secara berkesinambungan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada pekerja

adalah untuk memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pekerja

khususnya terkait materi HIV/AIDS yang disampaikan.

Bila dibandingkan dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005, materi yang

disampaikan pada saat sosialisasi HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill masih belum sesuai. Materi yang

disampaikan saat pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai (Pitra, 2013). Adapun isi materi sosialisasi bila dibandingkan

dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Perbandingan Isi Materi Sosialisasi Sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005

Isi Materi Sosialisasi

Menurut

Kep.20/DJPPK/VI/2005

Materi Sosialisasi PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill

Keterangan

Penjelasan tentang

HIV/AIDS

Pengertian HIV dan AIDS

Perjalanan infeksi HIV

Dunia Kerja yang Berisiko

terkena HIV

Sesuai

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

47

Isi Materi Sosialisasi

Menurut

Kep.20/DJPPK/VI/2005

Materi Sosialisasi PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill

Keterangan

Cara penularan

HIV/AIDS

Cara Penularan HIV

Rantai penularan HIV

Cairan tubuh mana yang

terdapat HIV

Hal-hal yang tidak dapat

menularkan HIV

Sesuai

Cara pencegahan

HIV/AIDS

Pencegahan HIV dan AIDS Sesuai

Infeksi Menular Seksual

(IMS) sebagai salah satu

faktor risiko terinfeksi

HIV/AIDS

-

Belum Ada

dalam Materi

Sosialisasi

Perusahaan

Layanan pengobatan

IMS -

Belum Ada

dalam Materi

Sosialisasi

Perusahaan

Testing dan konseling

HIV/AIDS -

Belum Ada

dalam Materi

Sosialisasi

Perusahaan

Pengobatan melalui

rujukan rumah sakit -

Belum Ada

dalam Materi

Sosialisasi

Perusahaan

Peraturan perundang-

undangan dan kaidah

ILO yang berkaitan

dengan program

HIV/AIDS di tempat

kerja

-

Belum Ada

dalam Materi

Sosialisasi

Perusahaan

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

48

Berdasarkan tabel diketahui bahwa terdapat lima poin materi

sosialisasi yang belum sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005. Lima

poin materi tersebut belum terdapat di dalam materi sosialisasi. Adapun

materi sosialisasi yang belum ada yaitu :

1) Infeksi Menular Seksual (IMS) sebagai salah satu faktor risiko

terinfeksi HIV/AIDS.

2) Layanan pengobatan IMS.

3) Testing dan konseling HIV/AIDS.

4) Pengobatan melalui rujukan rumah sakit.

5) Peraturan perundang-undangan dan kaidah ILO yang berkaitan

dengan program HIV/AIDS di tempat kerja.

Informasi yang diperoleh pekerja melalui sosialisasi sangat penting

untuk diketahui pekerja. Selain untuk menambah pengetahuannya

sendiri, pekerja yang telah mendapatkan pendidikan melalui sosialisasi

dapat menyebarluaskan informasi, mempengaruhi dan memantau

perilaku pekerja yang berisiko dan mendukung terciptanya tempat kerja

yang bebas dari HIV/AIDS.

c. Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pihak Eksternal

Sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak eksternal merupakan kegiatan

mensosialisasikan materi mengenai HIV/AIDS kepada pihak eksternal di

luar perusahaan atau dengan kata lain masyarakat. Pihak eksternal yang

menjadi sasaran sosialisasi diantaranya pelajar, anak karyawan di mess

IKPP, Posyandu, sekolah, tempat ibadah, lokalisasi, dll. Kegiatan ini

merupakan salah satu bentuk CSR perusahaan kepada masyarakat. CSR

merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian

keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia

(people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan

prosedur (procedure) yang tepat dan profesional (Said, 2015).

Pada tahun 2015, kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan di

Posbindu Merpati Kelurahan Pakulonan dan Posbindu Merpati Kampung

Margajaya. Namun, pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya,

tidak ditentukan siapa saja yang akan menjadi sasaran kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak eksternal. Hal tersebut membuat

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

49

pelaksanaan program tidak memiliki target sasaran yang jelas.

Perencanaan yang baik membutuhkan sasaran kegiatan yang jelas agar

dapat menyesesuaikan materi, metode, lokasi, sarana, dan prasarana yang

tepat dan sesuai bagi target sasaran yang telah ditentukan. Dengan

demikian, tujuan pelaksanaan program dapat tercapai dengan efektif dan

efisien.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada

pihak eksternal adalah untuk memberikan edukasi dan pengetahuan

kepada pihak eksternal khususnya terkait materi HIV/AIDS. Perusahaan

dapat mendidik pekerja mereka sendiri, perusahaan, dan lembaga

lainnya, serta masyarakat umum dengan berbagi pengalaman dan praktek

(Better Work Indonesia, 2012b). Dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 hanya

membahas mengenai materi minimal yang harus disampaikan kepada

pekerja. Adapun kegiatan P2-HIV dan AIDS pada masyarakat di luar

perusahaan atau tempat kerja tidak terdapat aturan secara khusus.

d. Pembagian Brosur kepada Stake Holder

Pembagian brosur kepada stake holder merupakan kegiatan

membagikan brosur HIV/AIDS disertai dengan penjelasan singkat

tentang isi brosur kepada stake holder di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill. Stake holder merupakan orang, kelompok, atau

organisasi yang berada di luar kendali yang berkecimpung di dalam

proyek (Thomsett, 2006). Stake holder meliputi pihak yang

berkepentingan yang dapat berasal dari internal maupun eksternal

perusahaan. Pembagian brosur kepada stake holder bertujuan agar stake

holder mengetahui bahwa perusahaan mempunyai brosur mengenai

HIV/AIDS. Selain itu, brosur dijadikan sebagai media untuk

memberikan edukasi kepada stake holder mengenai HIV/AIDS.

Pada tahun 2015, brosur telah dibagikan pada tamu, vendor,

supplier, rekanan perusahaan, kontraktor, mahasiswa magang, siswa

PKL, dan Disnaker. Brosur HIV/AIDS diberikan ketika stake holder

mengikuti orientasi K3.

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

50

e. Memfasilitasi Voluntary Counselling and Testing (VCT) kepada

Pekerja

Voluntary Counselling and Testing (VCT) merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk memfasilitasi Voluntary Counselling and Testing

(VCT) kepada pekerja yang ada di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill. VCT merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui

status HIV seseorang. Dalam VCT dilakukan suatu pembinaan dua arah

atau dialog yang berlangsung tidak terputus antara konselor dan kliennya

(Nursalam dan Kurniawati, 2007). Setelah dilakukan konseling,

dilanjutkan dengan pengambilan darah guna mengetahui dan

memastikan apakah seseorang telah terinfeksi virus HIV atau tidak. VCT

sangat penting untuk dilaksanakan kepada pekerja. VCT merupakan

salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke

seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan (Depkes, 2008).

Tujuan dilaksanakannya kegiatan VCT kepada pekerja adalah

untuk memfasilitasi pekerja yang ingin mengetahui status HIV-nya dan

untuk melakukan skrining terhadap pekerja dengan HIV/AIDS. Tujuan

tersebut telah sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang menyebutkan

bahwa tes HIV tidak boleh digunakan sebagai prasyarat suatu proses

rekrutmen atau kelanjutan status pekerja/buruh atau kewajiban

pemeriksaan kesehatan tenaga kerja serta untuk tujuan asuransi. Tes ini

bersifat sukarela atau dengan kata lain hanya dilakukan kepada pekerja

dengan keinginan sendiri untuk mengikuti tes HIV tersebut. Sesuai

dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang menyebutkan bahwa tes HIV

hanya dapat dilakukan terhadap pekerja atas dasar sukarela.

2. Program Penanggulangan

Program penanggulangan termasuk ke dalam pencegahan sekunder dan

tersier yang dilakukan untuk menghambat progresifitas penyakit,

menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan (Budiarto dan

Anggraeni, 2002). Adapun program penanggulangan yang dimiliki PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yaitu :

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

51

a. Memberikan Informasi tentang Layanan Pengobatan serta Testing

dan Konseling kepada Pekerja dengan HIV/AIDS

Memberikan Informasi tentang layanan pengobatan serta testing

dan konseling HIV/AIDS merupakan kegiatan pemberian informasi

berupa list informasi mengenai layanan pengobatan serta testing dan

konseling HIV/AIDS kepada pekerja dengan HIV/AIDS. Occupational

Health Officer akan memberikan alamat dimana pekerja bisa

mendapatkan layanan pengobatan serta testing dan konseling HIV/AIDS,

mengingat tidak semua rumah sakit atau Puskesmas dapat melakukan

VCT. Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang menyebutkan bahwa

cakupan pendidikan yang harus disampaikan kepada pekerja yaitu

informasi tentang layanan pengobatan IMS serta testing dan konseling

sukarela HIV/AIDS melalui Dinas Kesehatan dan pengobatan

HIV/AIDS melalui rujukan rumah sakit. Pengobatan dan dukungan yang

tepat dapat membuat pekerja dengan HIV/AIDS dapat terus bekerja serta

menjalani kehidupan yang berkualitas dan produktif (Better Work

Indonesia, 2012b).

Kegiatan ini bertujuan agar pekerja dengan HIV/AIDS dapat

mengetahui informasi dimana mereka bisa mendapatkan layanan

pengobatan serta testing dan konseling HIV/AIDS. Pekerja secara

pribadi dapat mengakses layanan pengobatan serta testing dan konseling

di luar perusahaan. Namun, kegiatan pemberian informasi tentang

layanan pengobatan serta testing dan konseling HIV/AIDS kepada

penderita belum dilakukan karena kegiatan ini akan dilaksanakan jika di

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill memiliki pekerja

dengan HIV/AIDS. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

sampai dengan tahun 2015 diketahui belum ada pekerja yang berstatus

positif HIV/AIDS.

b. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Pekerja dengan

HIV/AIDS

Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja dengan

HIV/AIDS merupakan kegiatan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)

khusus bagi pekerja dengan HIV/AIDS untuk menghindari penularan

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

52

HIV kepada pekerja lainnya. Menurut Permenaker Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, Alat Pelindung Diri

(APD) merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh

tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD wajib disediakan secara

cuma-cuma oleh perusahaan. Selain itu, pengusaha wajib menyediakan

APD yang memadai tanpa mengenakan biaya pada pekerja untuk

melindungi mereka dari bahaya di tempat kerja seperti bahan kimia,

kebisingan, polusi udara, benda tajam, kondisi basah, cedera pada mata,

atau luka bakar (Better Work Indonesia, 2012a). Dalam

Kep.20/DJPPK/VI/2005 turut menyebutkan bahwa APD yang sesuai

wajib disediakan untuk melindungi pekerja dari pajanan HIV/AIDS pada

pekerjaan yang berisiko terpajan HIV/AIDS.

Sebelum menentukan APD yang sesuai dengan HIV/AIDS, perlu

diketahui cara penularan HIV kepada seseorang. HIV dapat ditularkan

melalui darah, cairan semen, sekresi serviks/vagina, dan ASI. Oleh

karena itu, HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks baik homo

maupun heteroseksual, penggunaan jarum yang tercemar, kecelakaan

kerja, transfusi darah, donor organ, tindakan medis invasif, serta in utero,

perinatal, dan pemberian ASI dari ibu ke anak (Depkes, 2006). Pada

umumnya, penularan HIV di tempat kerja kepada pekerja terjadi karena

kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat membuat pekerja terluka dan

mengeluarkan darah. Darah pekerja yang positif HIV dapat menularkan

HIV jika darah tersebut masuk ke pembuluh darah, terkena luka yang

terbuka, masuk melalui mulut, hidung, atau mata pekerja lainnya

(Spiritia, 2014). Dalam Pedoman bersama ILO/WHO tentang Pelayanan

Kesehatan dan HIV/AIDS tahun 2005 menyebutkan bahwa alat

pelindung diri yang harus disediakan untuk pencegahan terhadap pajanan

darah atau cairan tubuh yaitu :

1) Berbagai perban tidak berpori dan kedap air untuk pekerja dengan

kulit yang lecet atau terluka.

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

53

2) Berbagai sarung tangan dengan berbagai ukuran, steril dan non-

steril, termasuk lateks berat, vinil, kulit kedap air, dan bahan-nahan

tahan tusukan lainnya.

3) Pelindung pernafasan yang tepat, termasuk masker.

4) Celemek plastik, gaun kedap air, pelindung mata, masker tahan

cairan, overal dan overboot.

APD tersebut merupakan salah satu komponen dari kewaspadaan

standar yang digunakan sebagai upaya untuk mengurangi risiko

penularan patogen dari darah dan cairan tubuh. Kemungkinan terjadinya

penularan infeksi yang sebenarnya dapat dihindari dapat meningkat jika

tidak mengikuti kewaspadaan standar tersebut (Depnakertrans, 2005).

Oleh karena itu, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

menyediakan APD khusus tersebut guna mengoptimalkan upaya

pencegahan terhadap pekerja dengan HIV/AIDS jika nantinya terdapat

pekerja dengan HIV/AIDS di perusahaan.

Jika terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan pekerja dengan

HIV/AIDS mengalami luka yang menimbulkan darah, maka dalam kotak

P3K juga sudah disediakan APD untuk pekerja maupun penolong. APD

tersebut merujuk pada standar isi kotak P3K yaitu sarung tangan dan

masker. Kegiatan menyediakan APD bagi pekerja dengan HIV/AIDS

belum dilakukan karena kegiatan ini akan dilaksanakan jika di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill memiliki pekerja dengan

HIV/AIDS. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill sampai

dengan tahun 2015 diketahui belum ada pekerja yang berstatus positif

HIV/AIDS.

c. Melakukan Rotasi Pekerjaan bagi Pekerja dengan HIV/AIDS

Rotasi Pekerjaan bagi Pekerja dengan HIV/AIDS merupakan

kegiatan rehabilitasi yang dilakukan dengan cara merotasi pekerja

dengan HIV/AIDS. Rotasi pekerjaan merupakan perpindahan pekerja

dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam satu unit kerja pada suatu

perusahaan (Ralona, 2006). Pekerja dengan HIV/AIDS akan dipindahkan

dari pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi kepada pekerjaan dengan

tingkat risiko yang lebih rendah.

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

54

Dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan bahwa pengendalian

risiko dapat dicapai dengan hirarki pengendalian risiko. Rotasi pekerjaan

dilakukan karena upaya eliminasi, substitusi, dan pengendalian teknis

tidak dapat dilakukan khusus untuk pekerja dengan HIV/AIDS. Upaya

pengendalian teknis sudah dilakukan pada beberapa mesin seperti

dengan pemberian safety guard dan barrier. Namun, pekerjaan tersebut

tetap memiliki risiko tinggi bagi pekerja dengan HIV/AIDS. Pekerja

dengan HIV/AIDS merupakan pekerja dengan keadaan unfit atau dengan

kata lain membutuhkan penyesuaian pekerjaan terhadap kondisi tersebut.

Tujuan dilakukannya rotasi pekerjaan adalah sebagai upaya fitness

to work pada pekerja dengan HIV/AIDS yang memiliki kebutuhan

khusus agar beban kerja dan risiko pekerjaanya sesuai dengan kondisi

pekerja tersebut. Selain itu, dengan melakukan rotasi kerja dapat

melindungi pekerja lain dari kemungkinan tertular HIV/AIDS. Namun,

kegiatan rotasi pekerjaan ini belum dilakukan karena kegiatan ini akan

dilaksanakan jika di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

memiliki pekerja dengan HIV/AIDS. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill sampai dengan tahun 2015 diketahui belum ada

pekerja yang berstatus positif HIV/AIDS.

Setelah mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, program P2-HIV

dan AIDS digambarkan dengan menggunakan pendekatan sistem melalui

komponen Input, Proses, Output (IPO) yang saling berkaitan dalam

pelaksanaanya. Gambaran program diperoleh berdasarkan data-data yang

tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari

wawancara dengan pemegang program P2-HIV dan AIDS, sedangkan data

sekunder diperoleh dari dokumen prosedur, kebijakan, PKB, rekapan kuesioner,

rekapitulasi hasil kegiatan program, dan proposal anggaran kegiatan P2-HIV dan

AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mill. Berikut adalah gambaran

program P2-HIV dan AIDS dengan menggunakan pendekatan komponen IPO.

1. Input

Komponen input dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS

mencakup seluruh sumber daya (resources), sarana, dan prasarana yang

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

55

digunakan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Komponen input

meliputi 6M+T yang terdiri dari Man, Money, Method, Market, Material,

Machine, dan Time. Adapun komponen input dalam program P2-HIV dan

AIDS adalah sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia (Man)

Program P2-HIV dan AIDS termasuk ke dalam program kesehatan

kerja yang dijalankan oleh Occupational Health Officer. Kegiatan yang

terdapat dalam program P2-HIV dan AIDS pada umumnya dilaksanakan

oleh OHS Unit PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Agar

penanganan terhadap pekerja dengan HIV/AIDS berjalan lebih optimal,

pada tahun 2015 dibentuklah tim inti dalam koordinator bidang program

P2-HIV dan AIDS yang terdiri atas bidang penyuluhan dan VCT, donor

darah, dan P3K. Bidang penyuluhan dan VCT serta donor darah dipegang

oleh Occupational Health Officer, sedangkan bidang P3K dipegang oleh

bagian klaim BPJS yang berlatar belakang pendidikan perawat sama

seperti Occupational Health Officer.

Sumber : Data Struktur P2K3 PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill Tahun 2015

Bagan 3. 6 Struktur Tim Inti HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

Pada kegiatan sosialisasi HIV/AIDS, instruktur atau trainer

kegiatan tersebut yaitu Occupational Health Officer atau dokter khusus

VCT yang telah menyepakati kegiatan kerja sama dengan perusahaan.

Occupational Health Officer sebelumnya telah mengikuti pelatihan

Korbid Program

P2-HIV & AIDS

dan Kesehatan

Bidang Donor

Darah

Bidang Penyuluhan

dan VCT Bidang P3K

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

56

standardisasi informasi dasar program HIV dan AIDS yang

diselenggarakan oleh IBCA (Indonesian Business Coalition on AIDS)

bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia.

Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan bahwa

instruktur yang menyampaikan materi harus sudah mengikuti pendidikan

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja. Trainer

haruslah orang yang profesional. Pekerja merupakan alat perusahaan

yang membutuhkan keterampilan, sehingga pekerja tidak akan terampil

jika trainer yang mengajar juga tidak qualified (Pitra, 2013). Dapat

disimpulkan bahwa kualisfikasi instruktur yang dimiliki oleh PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Pada beberapa kegiatan dilaksanakan bekerja sama dengan pihak

lain baik dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Dari pihak

internal, kegiatan bekerja sama dengan Divisi Public Affair dan kepala

seksi. Kegiatan yang bekerja sama dengan Divisi Public Affair adalah

kegiatan yang dijalankan untuk program CSR perusahaan (untuk MDGs.

6 : Combat HIV & AIDS, Malaria, and Other Diseases) yaitu kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS di Posbindu Merpati Kelurahan Pakulonan dan

Posbindu Merpati Kampung Margajaya. Kemudian kegiatan yang

bekerja sama dengan kepala seksi adalah kegiatan rotasi pekerjaan bagi

pekerja dengan HIV/AIDS. Sebelum merotasi pekerja dengan

HIV/AIDS, harus dilakukan koordinasi dengan kepala seksi karena akan

mempengaruhi pekerjaan dari tiap seksi yang bersangkutan.

Dari pihak eksternal kegiatan bekerja sama dengan rumah sakit dan

pihak lain yang telah menyepakati kegiatan kerjasama sebelumnya.

Kegiatan yang bekerja sama dengan pihak eksternal adalah kegiatan

VCT dan sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak eksternal. Pada tahun 2015,

kegiatan VCT bekerja sama dengan Rumah Sakit Usada Insani. Kegiatan

VCT harus dilaksanakan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus

sesuai dengan ketentuan dalam Kep.68/MEN/IV/2004. Kemudian pada

kegiatan sosialisasi ke pihak eksternal dilaksanakan bekerja sama dengan

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

57

Puskesmas dan Kader Posbindu. Dapat disimpulkan bahwa sumber daya

manusia dalam program P2- HIV dan AIDS telah sesuai dengan

perencanaan dan ketentuan yang berlaku.

b. Pendanaan (Money)

Pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS membutuhkan pendanaan

khusus. Pendanaan kegiatan masuk dalam anggaran OHS Unit dan pos

CSR (untuk MDGs. 6 : Combat HIV & AIDS, Malaria, and Other

Diseases). Anggaran dana diajukan melalui proposal anggaran khusus

program P2-HIV dan AIDS PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill. Tujuan dialokasikannya anggaran untuk pelaksanaan

program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja adalah agar upaya

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dapat lebih ditingkatkan

dan dapat berjalan lebih optimal lagi.

Anggaran dana yang telah dirancang digunakan untuk pendanaan

program pencegahan. Pada program pencegahan tersebut, dana

digunakan untuk mencetak brosur HIV/AIDS, spanduk, dan banner.

Selain itu, dana juga akan digunakan untuk konsumsi dan peralatan

kegiatan sosialisasi dan VCT. Pada kegiatan VCT, bahan-bahan yang

digunakan telah disediakan dan ditanggung sepenuhnya oleh Rumah

Sakit Usada Insani Karawaci.

Selain dari perusahaan, pendanaan juga berasal dari pihak eksternal

yang telah menyepakati kegiatan kerja sama sebelumnya. Pada tahun

2015 pendanaan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada Posbindu

Merpati Kelurahan Pakulonan dan Posbindu Merpati Kampung

Margajaya juga berasal dari dana pihak Puskesmas yang menaungi

Posbindu Merpati Kelurahan Pakulonan dan Posbindu Merpati Kampung

Margajaya.

c. Metode (Method)

Prosedur P2-HIV dan AIDS merupakan dokumen yang berisikan

langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Prosedur

digunakan sebagai acuan pelaksanaan program di tempat kerja. PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill telah memiliki prosedur P2-

HIV dan AIDS yang dibuat pada tahun 2013 dan disahkan tepatnya pada

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

58

18 Desember 2013. Prosedur P2-HIV dan AIDS belum pernah

mengalami revisi hingga tahun 2015. Prosedur P2-HIV dan AIDS

berisikan informasi umum, prosedur dan tanggung jawab, serta kondisi

khusus. Informasi umum yang terdapat dalam prosedur yaitu sebagai

berikut :

1) Karyawan yang melakukan tindakan P3K di tempat kerja wajib

menggunakan prinsip - prinsip kewaspadaan universal (pakai APD)

guna mencegah terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah.

2) Perusahaan tidak melakukan tes HIV kepada karyawan yang

bertentangan dengan prinsip VCT.

3) Karyawan yang ingin memeriksakan diri mengenai status HIV-nya

dapat berkoordinasi ke unit K3 untuk melakukan tes HIV/VCT.

4) Perusahaan akan membantu memfasilitasi kepada pihak-pihak

terkait jika ada karyawan yang akan melakukan VCT dan

merahasiakan status HIV karyawan untuk tidak dibuka kepada orang

lain kecuali atas persetujuan penderita.

5) Perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna

membantu karyawan mendapatkan pelayanan pengobatan yang

sesuai jika ada yang terdeteksi virus HIV.

Selain itu, di dalam prosedur juga memuat informasi dengan

kondisi khusus yaitu sebagai berikut :

1) Bagi karyawan yang tertular atau terinfeksi HIV/AIDS di tempat

kerja, dilakukan rujukan ke rumah sakit terkait dan mendapatkan

konseling tentang hubungan seks dengan aman sampai dengan 6

bulan pasca pajanan dan harus meminum obat PEP1-2 jam pajanan

sampai 36 jam pasca pajanan.

2) Dapat menginformasikan status HIV-nya kepada Unit

OHS/perusahaan, jika pekerjaan yang akan dilakukan menimbulkan

potensi resiko penularan terhadap karyawan lainnya.

3) Melakukan pekerjaan secara bertanggung jawab dengan mengambil

langkah-langkah sewajarnya untuk mencegah penularan HIV

kepada rekan kerjanya.

4) Melaksankan program theraphy ARV sesuai dosis yang diberikan.

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

59

5) Mematuhi semua instruksi dan prosedur pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS yang ditetapkan, termasuk penggunaan

APD (sarung tangan karet) dengan tujuan pencegahan penularan.

Prosedur P2-HIV dan AIDS telah dilaksanakan sesuai dengan yang

tertera dalam isi prosedur. Namun, isi prosedur mengenai kondisi khusus

belum dilakukan karena PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill belum memiliki pekerja dengan HIV/AIDS. Selain itu, diketahui isi

prosedur P2-HIV dan AIDS yang dimiliki PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill belum sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005. Isi

prosedur masih bersifat umum dan kurang terperinci. Prosedur P2-HIV

dan AIDS setidaknya berisikan :

1) Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian.

2) Pengawasan terhadap infeksi di tempat kerja.

3) Program gawat darurat dan pertolongan pertama.

d. Sasaran (Market)

Sasaran kegiatan dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS

terdiri dari dua jenis yaitu dari pihak internal dan eksternal. Dari pihak

internal, sasaran kegiatan adalah pekerja di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill. Dari pihak eksternal, sasaran kegiatan adalah

masyarakat, stake holder, Disnaker Kota Tangerang Selatan, Disnaker

Provinsi Banten, dll. Pada tahun 2015, terdapat sasaran beberapa

kegiatan yang tidak tercapai sesuai dengan perencanaan. Adapun

kegiatan beserta sasarannya yaitu sebagai berikut :

1) Sosialisasi Brosur dan Kebijakan HIV/AIDS kepada Pekerja

Kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

dilaksanakan dengan sasaran seluruh pekerja. Diharapkan seluruh

pekerja mengetahui isi brosur dan kebijakan HIV/AIDS yang

dimiliki oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Sesuai dengan Kep.68/MEN/IV/2004 dan Kep.20/DJPPK/VI/2005

menyebutkan bahwa kebijakan harus dikomunikasikan baik dengan

penyebarluasan informasi, maupun menyelenggarakan pendidikan

dan pelatihan.

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

60

Sosialisasi brosur maupun kebijakan HIV/AIDS pada tahun

2015 telah dilaksanakan. Namun, jumlah pekerja yang mengikuti

sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS tidak sesuai dengan

perencanaan dimana target sosialisasi brosur dan kebijakan adalah

seluruh pekerja.

Grafik 3. 1 Persentase Jumlah Pekerja dalam Kegiatan

Sosialisasi Brosur dan Kebijakan HIV/AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan grafik diketahui bahwa jumlah pekerja yang

mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

adalah 154 (13%) pekerja, sedangkan jumlah pekerja yang tidak

mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

adalah 1050 (87%) pekerja. Sosialisasi brosur dan kebijakan

HIV/AIDS dilaksanakan pada 154 pekerja dari total 1.204 pekerja

pada tahun 2015.

2) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pekerja

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dilaksanakan dengan sasaran

seluruh pekerja. Sosialisasi HIV/AIDS wajib dilaksanakan kepada

seluruh pekerja. Sesuai dengan Kep.68/MEN/IV/2004 dan

Mengikuti Sosialisasi

13%

Tidak Mengikuti

Sosialisasi

87%

Mengikuti Sosialisasi Tidak Mengikuti Sosialisasi

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

61

Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang menyebutkan bahwa pengusaha harus

melaksanakan pendidikan bagi pekerja/buruh secara

berkesinambungan.

Sosialisasi HIV/AIDS pada pekerja telah dilaksanakan di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Namun, jumlah

pekerja yang mengikuti sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

tidak sesuai dengan perencanaan dimana target sosialisasi adalah

seluruh pekerja.

Grafik 3. 2 Persentase Jumlah Pekerja dalam Kegiatan

Sosialisasi HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill Tahun 2015

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan grafik diketahui bahwa jumlah pekerja yang

mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah 154 (13%) pekerja,

sedangkan jumlah pekerja yang tidak mengikuti kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS adalah 1050 (87%) pekerja. Sosialisasi HIV/AIDS

dilaksanakan pada 154 pekerja dari total 1.204 pekerja pada tahun

2015.

Mengikuti Sosialisasi

13%

Tidak Mengikuti

Sosialisasi

87%

Mengikuti Sosialisasi Tidak Mengikuti Sosialisasi

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

62

3) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pihak Eksternal

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS juga dilaksanakan pada pihak

eksternal. Perusahaan dapat mendidik pekerja mereka sendiri,

perusahaan, dan lembaga lainnya, serta masyarakat umum dengan

berbagi pengalaman dan praktek (Better Work Indonesia, 2012b).

Pada tahun 2015, kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dilaksanakan di

Posbindu Merpati Kelurahan Pakulonan dan Posbindu Merpati

Kampung Margajaya.

4) Pembagian Brosur kepada Stake Holder

Selain kepada pekerja, brosur HIV/AIDS juga diberikan

kepada stake holder. Stake holder merupakan orang, kelompok, atau

organisasi yang berada di luar kendali yang berkecimpung di dalam

proyek (Thomsett, 2006). Stake holder dapat berasal dari dinas

pemerintahan seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, DPRD,

serta dinas swasta yang memiliki hubungan kerja dengan PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill seperti supplier, vendor,

rekanan perusahaan, kontraktor, dll.

Pada tahun 2015, brosur HIV/IDS telah dibagikan pada tamu,

vendor, supplier, rekanan perusahaan, kontraktor, mahasiswa

magang, siswa PKL, dan Disnaker. Brosur HIV/AIDS diberikan

ketika stake holder mengikuti orientasi K3. Setelah orientasi K3

dilaksanakan, kemudian dibagikan brosur dan diberikan penjelasan

mengenai isi brosur tersebut.

5) Memfasilitasi Voluntary Counselling and Testing (VCT) kepada

Pekerja

Kegiatan VCT ditujukan kepada pekerja di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Kegiatan ini bersifat sukarela

atau tidak dipaksakan. Pada tahun 2015, kegiatan VCT di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dilaksanakan sebanyak

satu kali. Namun, jumlah pekerja yang mengikuti VCT hanya 16

pekerja dari target 150 pekerja.

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

63

Grafik 3. 3 Persentase Jumlah Pekerja dalam Kegiatan VCT di

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun

2015

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan grafik diketahui bahwa jumlah pekerja yang

mengikuti VCT adalah 16 (11%) pekerja, sedangkan jumlah pekerja

yang tidak mengikuti VCT adalah 134 (89%) pekerja. Dapat

disimpulkan bahwa pekerja yang mengikuti VCT tidak mencapai

target.

6) Memberikan Informasi tentang Layanan Pengobatan serta

Testing dan Konseling kepada Pekerja dengan HIV/AIDS

Informasi tentang layanan pengobatan serta testing dan

konseling dalam bentuk list informasi akan diberikan kepada pekerja

dengan HIV/AIDS. Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang

menyebutkan bahwa cakupan pendidikan yang harus disampaikan

kepada pekerja yaitu informasi tentang layanan pengobatan IMS

serta testing dan konseling sukarela HIV/IDS melalui Dinas

Kesehatan dan pengobatan HIV/AIDS melalui rujukan rumah sakit.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill sampai

dengan tahun 2015 belum memiliki pekerja dengan HIV/AIDS,

sehingga kegiatan memberikan informasi tentang layanan

Mengikuti VCT

11%

Tidak Mengikuti VCT

89%

Mengikuti VCT Tidak Mengikuti VCT

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

64

pengobatan serta testing dan konseling kepada penderita HIV/AIDS

belum dilaksanakan.

7) Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Pekerja dengan

HIV/AIDS

APD khusus disediakan untuk menghindari risiko penularan

HIV/AIDS. Pekerja dengan HIV/AIDS akan diberikan APD khusus

sesuai dengan klasifikasi pekerjaannya. PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill sampai dengan tahun 2015 belum

memiliki pekerja dengan HIV/AIDS, sehingga kegiatan

menyediakan APD bagi pekerja dengan HIV/AIDS belum

dilaksanakan.

8) Melakukan Rotasi Pekerjaan bagi Pekerja dengan HIV/AIDS

Dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan bahwa

pengendalian risiko dapat dicapai dengan hirarki pengendalian

risiko. Upaya pengendalian dilakukan dengan melakukan rotasi

pekerjaan pada pekerja dengan HIV/AIDS. PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill sampai dengan tahun 2015 belum

memiliki pekerja dengan HIV/AIDS, sehingga kegiatan rehabilitasi

berupa rotasi pekerjaan kepada pekerja dengan HIV/AIDS belum

dilaksanakan.

e. Sarana/Bahan (Material)

Terdapat beberapa sarana/bahan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan program P2-HIV dan AIDS. Sarana/bahan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS yaitu sebagai

berikut :

1) Kebijakan P2-HIV dan AIDS

2) Prosedur P2-HIV dan AIDS

3) Materi sosialisasi HIV/AIDS

4) Brosur HIV/AIDS

5) Daftar hadir peserta

6) List informasi layanan pengobatan serta testing dan konseling

HIV/AIDS.

7) APD

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

65

8) Kuesioner Evaluasi

Bahan-bahan yang dimiliki tersebut secara umum sudah sesuai

dengan kegiatan dalam program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja.

Dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan terkait standar isi

kebijakan, prosedur, dan materi pendidikan HIV/AIDS di tempat kerja.

Pada analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa isi

kebijakan, prosedur, materi pendidikan HIV/AIDS masih belum sesuai

dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005.

f. Perlengkapan/Fasilitas (Machine)

Dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS tidak memerlukan

banyak perlengkapan atau fasilitas. Perlengkapan atau fasilitas yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan program diantaranya yaitu:

1) Kertas HVS

2) Komputer/Laptop

3) Printer

4) Alat tulis kantor

5) Ruangan

6) LCD

7) Layar LCD

8) Inform consent

9) Westafel dengan sabun dan air yang mengalir

10) Microphone

11) Tempat sampah barang terinfeksi

12) Tempat sampah barang tidak terinfeksi

Perlengkapan atau fasilitas yang dibutuhkan telah tersedia di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dan telah sesuai dengan

standar sarana dan prasarana dalam pedoman pelayanan HIV/AIDS

secara sukarela yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2008. Perlengkapan yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan VCT disediakan langsung oleh Rumah

Sakit Usada Insani Karawaci sebagai pelaksana VCT. Adapun

perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan VCT yaitu :

1) Tabung dan botol tempat penyimpanan darah

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

66

2) Stiker kode

3) Kapas alkohol

4) Cairan desinfektan

5) Sarung tangan karet

6) Apron plastik

7) Alat pengambilan darah

8) Plester

9) Reagen

g. Waktu Pelaksanaan (Time)

Masing-masing kegiatan dalam program P2-HIV dan AIDS

memiliki waktu pelaksanaan yang berbeda. Waktu pelaksanaan kegiatan

tersebut disesuaikan dengan kegiatan yang ada serta program K3 lain

yang dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

tahun 2015. Namun, pada pelaksanaanya diketahui terdapat beberapa

kegiatan yang tidak berjalan sesuai dengan perencanaan. Adapun waktu

pelaksanaan kegiatan dalam program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill tahun 2015 yaitu sebagai

berikut :

Tabel 3. 3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan dalam Program P2-HIV

dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

Tahun 2015

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sesuai / Tidak

Sesuai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Program Pencegahan

1 Sosialisasi Brosur dan

Kebijakan HIV/AIDS

kepada Pekerja

Tidak Sesuai

2 Sosialisasi HIV/AIDS

kepada Pekerja

Tidak Sesuai

3 Sosialisasi HIV/AIDS

kepada Pihak Eksternal

Tidak Sesuai

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

67

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sesuai / Tidak

Sesuai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 Pembagian Brosur

kepada Stake Holder

Sesuai

5 Memfasilitasi Voluntary

Counselling and Testing

(VCT) kepada Pekerja

Tidak Sesuai

Program Penanggulangan

1 Memberikan informasi

tentang layanan

pengobatan serta testing

dan konseling kepada

pekerja dengan

HIV/AIDS

Jika ada kasus HIV/AIDS di tempat

kerja

-

2 Menyediakan Alat

Pelindung Diri (APD)

bagi pekerja dengan

HIV/AIDS

Jika ada kasus HIV/AIDS di tempat

kerja

-

3 Melakukan rotasi

pekerjaan bagi pekerja

dengan HIV/AIDS

Jika ada kasus HIV/AIDS di tempat

kerja

-

1) Program Pencegahan

(a) Sosialisasi Brosur dan Kebijakan HIV/AIDS kepada

Pekerja

Kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan direncanakan

terlaksana setiap bulan, namun pada bulan Juni dan Oktober

tahun 2015 kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan tidak

dilaksanakan. Dapat disimpulkan kegiatan sosialisasi brosur dan

kebijakan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan.

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

68

Tabel 3. 4 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Brosur

dan Kebijakan HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

No. Bulan Jumlah Pekerja

1 Januari 10

2 Februari 29

3 Maret 17

4 April 16

5 Mei 8

6 Juni -

7 Juli 3

8 Agustus 10

9 September 22

10 Oktober -

11 November 17

12 Desember 22

Sumber : Data Primer, 2016

(b) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pekerja

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS direncanakan terlaksana

setiap bulan, namun pada bulan Juni dan Oktober tahun 2015

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS tidak dilaksanakan. Dapat

disimpulkan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS tidak berjalan

sesuai dengan perencanaan.

Tabel 3. 5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi

HIV/AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill Tahun 2015

No. Bulan Jumlah Pekerja

1 Januari 10

2 Februari 29

3 Maret 17

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

69

No. Bulan Jumlah Pekerja

4 April 16

5 Mei 8

6 Juni -

7 Juli 3

8 Agustus 10

9 September 22

10 Oktober -

11 November 17

12 Desember 22

Sumber : Data Primer, 2016

(c) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pihak Eksternal

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak eksternal

direncanakan terlaksana pada bulan Maret, Juni, September, dan

Desember. Namun, pada tahun 2015 kegiatan sosialisasi hanya

dilaksanakan satu kali pada bulan November tepatnya pada 27

November 2015. Dapat disimpulkan kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS kepada pihak eksternal tidak berjalan sesuai dengan

perencanaan.

(d) Pembagian Brosur HIV/AIDS kepada Stake Holder

Kegiatan pembagian brosur HIV/AIDS kepada stake

holder direncanakan tentatif dalam rentang bulan Januari hingga

Desember sesuai dengan kehadiran stake holder ke PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Diketahui pada tahun

2015 kegiatan pembagian brosur kepada stake holder telah

terlaksana sesuai rencana. Pembagian brosur dilaksanakan

ketika orientasi K3 dan dicatat dalam daftar hadir orientasi K3.

(e) Memfasilitasi Voluntary Counselling and Testing (VCT)

kepada Pekerja

Kegiatan VCT kepada pekerja direncanakan terlaksana

tiga kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret, Juli, dan

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

70

November tahun 2015. Diketahui pada tahun 2015 kegiatan

VCT kepada pekerja hanya terlaksana satu kali pada bulan

Maret, tepatnya pada tanggal 23 Maret 2015. Dapat disimpulkan

kegiatan VCT kepada pekerja tidak berjalan sesuai dengan

perencanaan.

2) Program Penanggulangan

(a) Memberikan Informasi tentang Layanan Pengobatan serta

Testing dan Konseling kepada Pekerja dengan HIV/AIDS

Kegiatan memberikan informasi tentang layanan

pengobatan serta testing dan konseling kepada pekerja dengan

HIV/AIDS direncanakan tentatif atau segera ketika status HIV

pekerja diketahui atau dilaporkan. Kegiatan tersebut akan

dilaksanakan jika di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill memiliki pekerja dengan HIV/AIDS. Kegiatan

ini belum dilaksanakan karena sampai dengan tahun 2015 di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill belum memiliki

pekerja dengan HIV/AIDS.

(b) Menyediakan Alat Pelindung Diri bagi Pekerja dengan

HIV/AIDS

Kegiatan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi

pekerja dengan HIV/AIDS direncanakan tentatif atau segera

ketika status HIV pekerja diketahui atau dilaporkan. Kegiatan

tersebut akan dilaksanakan jika di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill memiliki pekerja dengan HIV/AIDS.

Kegiatan ini belum dilaksanakan karena sampai dengan tahun

2015 di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

belum memiliki pekerja dengan HIV/AIDS.

(c) Melakukan Rehabilitasi berupa Rotasi Pekerjaan bagi

Pekerja dengan HIV/AIDS

Kegiatan rehabilitasi berupa rotasi pekerjaan bagi pekerja

dengan HIV/AIDS direncanakan tentatif atau segera ketika

status HIV pekerja diketahui atau dilaporkan. Kegiatan tersebut

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

71

akan dilaksanakan jika di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill memiliki pekerja dengan HIV/AIDS. Kegiatan

ini belum dilaksanakan karena sampai dengan tahun 2015 di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill belum memiliki

pekerja dengan HIV/AIDS.

2. Proses

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk

menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar

tujuan dapat tercapai (Hilabi, 2007). Pelaksanaan sebuah program akan

diawali dengan perencanaan. Perencanaan yang baik, akan menghasilkan

pelaksanaan dan dampak yang baik pula. Dalam perencanaan, akan

dilakukan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan

tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa

(Bastian, 2007). Dalam perencanaan akan menjawab pertanyaan 5W dan

1H (Hilabi, 2007). Pertanyaan 5W dan 1H terdiri dari What, Why, Where,

When, Who dan How.

Sebelum melaksanakan program P2-HIV dan AIDS di tempat

kerja, OHS Unit telah membuat perencanaan yang memuat jawaban dari

pertanyaan 5W dan 1H. Berikut adalah perencanaan program P2-HIV

dan AIDS :

Tabel 3. 6. Perencanaan Program P2-HIV dan AIDS PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

No Kegiatan Waktu Dokumen Keterangan

Program Pencegahan

1 Sosialisasi Brosur dan

Kebijakan HIV/AIDS

kepada Pekerja

Januari –

Desember

List nama

karyawan

penerima brosur

Pembuatan

brosur HIV

2 Sosialisasi HIV/AIDS

kepada Pekerja

Januari -

Desember

Daftar hadir

peserta

Edukasi

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

72

No Kegiatan Waktu Dokumen Keterangan

3 Sosialisasi HIV/AIDS

kepada Pihak Eksternal

Maret, Juni,

September, dan

Desember

Daftar hadir

peserta

Penyuluhan +

VCT

4 Pembagian Brosur kepada

Stake Holder

Januari -

Desember

List nama

penerima brosur

-

5 Memfasilitasi Voluntary

Counselling and Testing

(VCT) kepada Pekerja

Maret, Juli, dan

November

Daftar hadir

peserta

VCT terhadap

150 pekerja

Program Penanggulangan

1 Memberikan Informasi

tentang Layanan

Pengobatan serta Testing

dan Konseling kepada

Pekerja dengan HIV/AIDS

Jika ada kasus

HIV AIDS di

tempat kerja.

Pada saat

sosialisasi.

List daftar tempat

pelayanan

pengobatan HIV

AIDS

List informasi

layanan

pengobatan

HIV AIDS

2 Menyediakan Alat

Pelindung Diri (APD) bagi

Pekerja dengan HIV/AIDS

Jika ada kasus

HIV AIDS di

tempat kerja.

Daftar APD yang

digunakan

Sarung tangan

dan masker

3 Melakukan Rotasi

Pekerjaan bagi Pekerja

dengan HIV/AIDS

Jika ada kasus

HIV AIDS di

tempat kerja.

- -

Sumber : Data Program P2-HIV dan AIDS PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

Keterangan :

1) Kegiatan dilaksanakan oleh OHS Unit bekerja sama dengan pihak

internal dan eksternal.

2) Kegiatan dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill.

3) Kegiatan dilaksanaan sesuai dengan prosedur P2-HIV dan AIDS.

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

73

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan cara begaimana pekerjaan diatur dan

dialokasikan di antara para anggota sehingga tujuan dapat tercapai

(Herujito, 2001). Definisi lain menyebutkan bahwa pengorganisasian

yaitu sebagai cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di

antara anggota organisasi, sehingga organisasi diharapkan melaksanakan

fungsi penting untuk membantu ketidakmampuan anggota sebagai

individu dalam rangka mencapai tujuan yang sulit atau bahkan tidak

mungkin dicapai sendiri (Umar, 2003). OHS Unit telah melakukan

pengorganisasian dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS.

Pengorganisasian dilakukan dengan pengaturan dan pengalokasian

tanggung jawab pada tiap-tiap seksi dalam pelaksanaan program P2-HIV

dan AIDS. Tanggung jawab tiap-tiap seksi dalam pelaksanaan program

P2-HIV dan AIDS yaitu:

1) Seksi GA – OHS dan HR

a) Membuat program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

di tempat kerja.

b) Memberikan penjelasan atau sosialisasi tentang HIV/AIDS,

cara penularan, pencegahan, dan kebijakan melalui pemberian

training kepada karyawan.

c) Melakukan rehabilitasi berupa rotasi pekerjaan kepada

karyawan dengan HIV/AIDS untuk mengurangi dampak resiko

kecelakaan dan penularan kepada karyawan lainnya.

d) Memberikan informasi tentang layanan pengobatan IMS serta

testing dan konseling sukarela HIV/AIDS melalui Dinas

Kesehatan dan pengobatan HIV/AIDS melalui rujukan rumah

sakit setempat.

e) Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja dengan

HIV/AIDS dan petugas P3K (seperti sarung tangan).

f) Melakukan rujukan kepada rumah sakit terkait kepada

karyawan yang kemungkinan tertular virus HIV untuk diberikan

PEP.

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

74

g) Melaporkan pelaksanaan program HIV/AIDS di tempat kerja

kepada instansi pemerintah.

2) Ka. Seksi General Affairs

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan program HIV/AIDS di

perusahaan.

b) Memonitor, evaluasi, dan menjaga pelaksanaan program

HIV/AIDS di perusahaan.

3) Ka. Departemen Mill Service

a) Menetapkan kebijakan tentang perlindungan, pencegahan, dan

penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja dalam peraturan

perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

b) Bertanggung jawab dan berkomitmen untuk melaksanakan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

c) Bertanggung jawab dan berkomitmen untuk tidak mensyaratkan

pemeriksaan kesehatan berupa tes HIV/AIDS baik bagi

kepentingan seleksi karyawan ataupun promosi.

d) Membuat tim penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.

4) Seksi-Seksi

a) Mendaftarkan karyawan yang belum mengikuti training dan

sosialisasi HIV/AIDS yang diadakan Unit OHS.

b) Seksi terkait mendukung proses mutasi atau rotasi karyawan di

seksinya sesuai rekomendasi dari Unit OHS.

5) Kepala Pabrik

a) Menyediakan dan mensupport pengembangan sumber daya dan

fasilitas kesehatan di perusahaan.

Tanggung jawab tiap-tiap seksi dalam pelaksanaan program P2-

HIV dan AIDS telah sesuai dengan yang tertera dalam prosedur. Adapun

tanggung jawab terhadap pekerja HIV/AIDS belum dilakukan karena di

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill belum memiliki

pekerja dengan HIV/AIDS.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan upaya untuk menggerakkan orang-orang

agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

75

bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif

(Sukwiaty dkk., 2009). Program P2-HIV dan AIDS telah dilaksanakan

dari tahun 2011 sampai sekarang. Pada tahun 2011 – 2013 program

berjalan meskipun belum memiliki prosedur dan kebijakan khusus P2-

HIV dan AIDS. OHS Unit terus berupaya untuk meningkatkan

pelaksanaan program tersebut hingga pada tahun 2013 perusahaan telah

memiliki kebijakan dan prosedur P2-HIV dan AIDS.

Program P2-HIV dan AIDS telah mendapatkan dukungan penuh

dari manajemen PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kendala yang turut

menghambat pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS. Kendala tersebut

diantaranya pekerja yang tidak mau atau takut mengikuti VCT, pekerja

yang tidak hadir saat sosialisasi HIV/AIDS, dsb. Meskipun demikian,

OHS Unit terus berupaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan program

P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill

agar pelaksanaan program dapat berjalan lebih baik lagi.

d. Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi

(berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan kontinu

tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi

untuk penyempurnaan program itu selanjutnya (Kemendikbud, 2013).

Pengawasan terhadap pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS dilakukan

pada kegiatan yang sedang dilaksanakan dengan cara memperoleh

informasi secara regular untuk mengetahui apakah kegiatan terlaksana

sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengawasan dilakukan agar kendala dan dampak pelaksanaan program

dapat diketahui (Kemendikbud, 2013). Sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan bahwa pengusaha secara reguler

harus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya pengendalian

yang telah dilakukan dan mengambil tindakan penyempurnaan apabila

diperlukan.

Pengawasan juga dilakukan oleh Disnaker Kota Tangerang Selatan

dan Provinsi Banten. Pengawasan dilakukan dengan melihat laporan

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

76

pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk – Tangerang Mill yang disertakan dalam laporan P2K3. Pelaporan

program P2-HIV dan AIDS kepada Disnaker merupakan cara Disnaker

untuk memonitoring penyelenggaraan program P2-HIV dan AIDS di

tempat kerja. Monitoring atau pemantauan melalui pelaporan program

merupakan jenis pemantauan tidak langsung. Data dari pelaporan akan

dianalisa dan dievaluasi kemudian digunakan sebagai dasar untuk

menyusun program pengendalian. Disnaker akan memberikan masukan

dan arahan pengendalian jika terdapat kendala dalam pelaksanaan

program.

Pelaporan dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan) kepada

Disnaker Kota Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Pada tahun 2015,

pelaporan kepada Dinas Kota Tangerang Selatan mengalami

keterlambatan satu kali. Pelaporan yang direncanakan pada bulan

Oktober – Desember tahun 2015 mengalami keterlambatan sehingga

program dilaporkan pada bulan Januari tahun 2016.

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan

pengungkapan masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik

bagi peningkatan kualitas kinerja program (Kemendikbud, 2013).

Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui komponen program mana

yang berhasil atau tidak berhasil serta sebagai cara untuk koreksi atau

perbaikan yang berguna untuk pengambilan keputusan dan menentukan

arah kebijakan program di masa mendatang.

Evaluasi terhadap kebijakan P2-HIV dan AIDS wajib dilakukan di

tempat kerja. Sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan

bahwa pengusaha secara reguler harus melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap upaya pengendalian yang telah dilakukan dan

mengambil tindakan penyempurnaan apabila diperlukan.

Evaluasi terhadap kebijakan P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dilakukan dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada pekerja. Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai

tingkat pengetahuan, stigma dan diskriminasi, tingkat perubahan

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

77

perilaku, dan saran serta harapan pekerja terkait dengan program P2-HIV

dan AIDS di tempat kerja. Evaluasi kebijakan idealnya dilakukan untuk

mengetahui kekurangan dari pelaksanaan program selama satu tahun

sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan pada tahun berikutnya. Bila

dibandingkan dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 dapat disimpulkan bahwa

poin-poin yang digunakan dalam evaluasi program masih belum sesuai.

Adapun poin evaluasi bila dibandingkan dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005

adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 7 Perbandingan Evaluasi Program HIV/AIDS

Berdasarkan Kep.20/DJPPK/VI/2005

Poin-Poin Evaluasi Berdasarkan

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Keterangan

Efektivitas kebijakan dan prosedur

di tempat kerja. Belum Dilaksanakan

Tingkat pemenuhan persyaratan dan

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Sudah Dilaksanakan

Ket :

Ketentuan perundang-undangan

HIV/AIDS sudah sesuai dan tertera

dalam prosedur P2-HIV dan AIDS.

Efektivitas program penyebarluasan

informasi dan program pendidikan.

Sudah Dilaksanakan

Ket :

Penyebaran kuesioner untuk

mengevaluasi :

Tingkat pengetahuan

Larangan stigma dan

diskriminasi

Tingkat perubahan perilaku

Saran dan harapan pekerja

terhadap program HIV/AIDS.

Sebab-sebab pemajanan terhadap

risiko HIV/AIDS.

Sudah Dilaksanakan

Ket :

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

78

Poin-Poin Evaluasi Berdasarkan

Kep.20/DJPPK/VI/2005 Keterangan

Dilakukan bersamaan dengan

program HIRARC (Hazard

Identification Risk Assessment Risk

Control)

Evaluasi terhadap kasus kejadian

yang berpotensi penularan

HIV/AIDS.

Belum Dilaksanakan

Ket :

Belum dilaksanakan karena belum

terdapat pekerja dengan HIV/AIDS.

Efektivitas penanganan tindak lanjut

setelah pemajanan.

Belum Dilaksanakan

Ket :

Belum dilaksanakan karena belum

terdapat pekerja dengan HIV/AIDS.

Berdasarkan tabel diketahui bahwa terdapat satu poin yang terdapat

dalam evaluasi program yang belum sesuai dengan

Kep.20/DJPPK/VI/2005. Poin yang belum dilakukan evaluasi pada tahun

2015 yaitu efektivitas kebijakan dan prosedur di tempat kerja.

Evaluasi kebijakan program P2-HIV dan AIDS tidak berjalan

sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi

kebijakan mundur dari bulan Desember tahun 2015 menjadi bulan

Januari tahun 2016. Mundurnya evaluasi kebijakan dapat mengganggu

perencanaan dan pelaksanaan program di tahun 2016.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan target 150 pekerja yang

merupakan perwakilan dari tiap-tiap seksi. Jumlah 150 pekerja

ditentukan dengan menghitung 10% dari total pekerja di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Penentuan jumlah pekerja yang

mengisi kuesioner tersebut tidak dilakukan berdasarkan kaidah

perhitungan besar sampel. Hal tersebut menyebabkan hasil kuesioner

tidak dapat digeneralisir dalam populasi. Pengambilan sampel dapat

dilakukan agar dengan jumlah pekerja yang lebih sedikit sudah dapat

menggambarkan populasi. Namun, keadaan di populasi akan benar –

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

79

benar tergambarkan jika sampel yang diambil representatif atau mewakili

populasi yang diteliti (Chandra, 2006).

3. Output

Komponen output meliputi tujuan atau hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill. Pelaksanaan suatu program tentunya memiliki tujuan atau

hasil yang ingin dicapai. Sebelum menjelaskan hasil pelaksanaan program,

terlebih dahulu dijelaskan hasil pelaksanaan kegiatan yang terdapat dalam

program.

a. Program Pencegahan

1) Sosialisasi Brosur dan Kebijakan HIV/AIDS kepada Pekerja

Pada tahun 2015, sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

telah dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill. Tujuan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS adalah agar

seluruh pekerja mengetahui bahwa perusahaan memiliki brosur dan

kebijakan P2-HIV dan AIDS di tempat kerja. Namun, tujuan dari

pelaksanaan kegiatan tersebut tidak tercapai. Hal tersebut

dikarenakan belum semua pekerja mengikuti sosialisasi brosur dan

kebijakan, sehingga tidak seluruh pekerja mengetahui bahwa

perusahaan memiliki brosur dan kebijakan P2-HIV dan AIDS.

Pada tahun 2015, dari total 1.204 pekerja, hanya 154 (13%)

pekerja yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan

kebijakan HIV/AIDS, sedangkan jumlah pekerja yang tidak

mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

adalah 1050 (87%) pekerja. Hal ini juga didukung oleh hasil

penyebaran kuesioner evaluasi yang menyebutkan bahwa dari 127

orang yang diberikan kuesioner terdapat 14 (11%) pekerja yang

tidak mengetahui bahwa perusahaan memiliki kebijakan HIV/AIDS.

2) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pekerja

Sosialisasi HIV/AIDS telah dilaksanakan di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Tujuan sosialisasi HIV/AIDS

kepada seluruh pekerja adalah untuk memberikan edukasi dan

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

80

pengetahuan kepada seluruh pekerja khususnya terkait materi

HIV/AIDS. Namun, tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak

tercapai. Hal tersebut dikarenakan belum semua pekerja mengikuti

sosialisasi HIV/AIDS, sehingga tidak seluruh pekerja mengetahui isi

materi HIV/AIDS.

Pada tahun 2015, dari total 1.204 pekerja, hanya 154 (13%)

pekerja yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan

kebijakan HIV/AIDS, sedangkan jumlah pekerja yang tidak

mengikuti kegiatan sosialisasi brosur dan kebijakan HIV/AIDS

adalah 1050 (87%) pekerja. Meskipun demikian, dari hasil

penyebaran kuesioner evaluasi menyebutkan bahwa dari 127 orang

yang diberikan kuesioner diketahui bahwa tingkat pengetahuan

pekerja terkait HIV/AIDS tergolong dalam kategori baik dengan

persentase sebesar 73%.

3) Sosialisasi HIV/AIDS kepada Pihak Eksternal

Pada tahun 2015, sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal telah dilaksanakan di Posbindu Merpati Kelurahan

Pakulonan dan Posbindu Merpati Kampung Margajaya. Tujuan

sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak eksternal adalah untuk

memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pihak eksternal

khususnya terkait materi HIV/AIDS. Namun, tidak dapat diketahui

apakah tujuan pelaksanaan kegiatan tercapai atau tidak. Hal ini

dikarenakan tidak dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan

kepada masyarakat.

4) Pembagian Brosur kepada Stake Holder

Brosur HIV/AIDS telah diberikan kepada stake holder PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Tujuan pemberian

brosur HIV/AIDS adalah agar stake holder mengetahui bahwa

perusahaan mempunyai brosur mengenai HIV/AIDS dan

mengetahui isi dari brosur HIV/AIDS tersebut. Tujuan pelaksanaan

kegiatan tersebut telah tercapai. Hal ini didukung dengan telah

dibagikannya brosur dan diberikan penjelasan kepada stake holder

tersebut.

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

81

5) Memfasilitasi Voluntary Counselling and Testing (VCT) kepada

Pekerja

Kegiatan VCT telah dilaksanakan sebanyak satu kali di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill. Tujuan

dilaksanakannya kegiatan VCT kepada pekerja adalah untuk

memfasilitasi pekerja yang ingin mengetahui status HIV-nya dan

untuk melakukan skrining terhadap pekerja dengan HIV/AIDS.

Target pekerja yang mengikuti VCT adalah 150 pekerja. Namun,

pada tahun 2015 hanya 16 (11%) pekerja yang mengikuti VCT dan

sebanyak 134 (89%) pekerja tidak mengikuti VCT, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut belum

tercapai.

6) Memberikan Informasi tentang Layanan Pengobatan, Testing,

dan Konseling kepada Pekerja dengan HIV/AIDS

Kegiatan memberikan informasi tentang layanan pengobatan

serta testing dan konseling kepada pekerja dengan HIV/AIDS pada

tahun 2015 belum dilaksanakan, sehingga tidak dapat diukur

pencapaiannya.

7) Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Pekerja dengan

HIV/AIDS

Kegiatan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi

pekerja dengan HIV/AIDS pada tahun 2015 belum dilaksanakan,

sehingga tidak dapat diukur pencapaiannya.

8) Melakukan Rotasi Pekerjaan bagi Pekerja dengan HIV/AIDS

Kegiatan rotasi pekerjaan bagi pekerja dengan HIV/AIDS

pada tahun 2015 belum dilaksanakan, sehingga tidak dapat diukur

pencapaiannya.

Program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill memiliki tujuan utama untuk mencegah penularan HIV dan

menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS di tempat kerja. Tujuan tersebut

telah sesuai dengan KEP.68/MEN/IV/2004 yang menyebutkan bahwa P2-

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

82

HIV dan AIDS merupakan upaya yang bertujuan untuk mencegah dan

menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS.

Seperti yang telah diketahui bahwa HIV/AIDS memiliki dampak yang

begitu besar terhadap sektor industri. Dampak yang ditimbulkan diantaranya

meliputi dampak bagi kesehatan, sosial, dan ekonomi. Industri merupakan

sektor yang sangat penting dikarenakan HIV/AIDS akan sangat berdampak

pada kaum perempuan dan populasi dewasa usia kerja dimana kebanyakan

dari kelompok tersebut berada di dunia kerja.

Tujuan program yang telah terlaksana adalah mencegah pekerja

terkena HIV dan AIDS. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dimiliki PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yang menyatakan bahwa

sampai dengan tahun 2015 diketahui belum ada pekerja dengan HIV/AIDS.

Tujuan program untuk menanggulangi pekerja dengan HIV/AIDS belum

terlaksana dikarenakan belum ada pekerja yang diketahui positif HIV/AIDS.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill berkomitmen untuk terus

meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS

agar dapat terus melindungi pekerja dari bahaya penularan maupun dampak

negatif yang ditimbulkan HIV/AIDS di tempat kerja.

C. Gambaran Aspek Budaya

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari

buddhi (budi atau akal) (Noorkasiani dkk., 2009). Budaya adalah nilai – nilai,

sikap kepercayaan, dan perilaku yang dipunyai sekelompok orang atau organisasi

(Heni, 2011). Dengan kata lain, budaya terbentuk atas pemahaman dan nilai – nilai

yang dianut bersama oleh sekelompok orang atau organisasi. Nilai – nilai atau

pemahaman bersama yang dianut akan mengakar menjadi budaya yang akan

mempengaruhi seseorang untuk bertindak.

Dalam konteks keselamatan dan kesehatan kerja, konsep budaya juga

dikenal dengan istilah budaya sehat dan selamat (safety and health culture).

Budaya sehat dan selamat menggambarkan suatu perilaku yang mencerminkan

perilaku aman dan sehat oleh setiap anggotanya. Kondisi tersebut dapat tercapai

apabila setiap pekerja berperilaku kerja yang menghindarkan diri mereka dari

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, setiap usaha kesehatan dan

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

83

keselamatan kerja tidak lain merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka

mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja (Rahman, 2014). Budaya

keselamatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya organisasi.

Budaya keselamatan diciptakan oleh seluruh elemen organisasi mulai dari level

pengambil kebijakan, manajer, hingga level pekerja.

Di dunia kerja, aspek budaya dalam pelaksanaan program menggambarkan

suatu pemahaman, sikap, atau nilai-nilai bersama yang dipahami oleh pekerja

dalam pelaksanaan suatu program di tempat kerja. Salah satu program dalam

konteks keselamatan dan kesehatan kerja yaitu program kesehatan kerja. Program

kesehatan kerja menunjukkan kondisi pekerja yang bebas dari gangguan fisik,

mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Rahman,

2014).

Salah satu program kesehatan yang rutin dijalankan di PT. Indah Kiat Pulp

& Paper Tbk – Tangerang Mill adalah program Pencegahan dan Penanggulangan

HIV dan AIDS (P2-HIV dan AIDS). Menurut Kepmenakertrans Nomor

Kep.68/MEN/IV/2004, pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah

upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan menanggulangi

dampak negatif HIV/AIDS. Mempelajari aspek budaya terhadap pelaksanaan

program P2-HIV dan AIDS dapat membantu dalam memahami karakteristik

pekerja dan lingkungan kerja yang dapat mendukung pelaksanaan program.

Menurut Geller (2001) dalam teori yang disebut dengan “The Safety Triad”,

budaya aman dipengaruhi oleh tiga domain utama yang saling berhubungan satu

sama lain. Tiga domain utama tersebut terdiri dari faktor lingkungan

(environment), manusia (person), dan perilaku (behaviour). Adapun penjelasan

dari ketiga faktor tersebut yaitu sebagai berikut (Geller, 2001) :

1. Faktor lingkungan (environment), meliputi peralatan, perlengkapan, mesin,

penempatan fisik, prosedur, standar, dan temperatur.

2. Faktor manusia (person), meliputi sikap, pengetahuan, kemampuan,

keyakinan, dan kepribadian pekerja.

3. Faktor perilaku (behaviour), meliputi persetujuan, pelatihan, pengenalan,

komunikasi, kepedulian, dan praktek kerja yang aman dan praktek di tempat

kerja yang berisiko.

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

84

Sumber : Geller, (2001)

Gambar 3. 2 Konsep The Safety Triad

Aspek budaya dalam program P2-HIV dan AIDS akan digambarkan melalui

faktor-faktor dalam teori the safety triad yang saling berkaitan dan berkontribusi

dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS. Gambaran aspek budaya tersebut

dapat menjadi sumber informasi bagi identifikasi masalah, prioritas masalah atau

bahkan rekomendasi yang dapat berguna untuk pelaksanaan program P2-HIV dan

AIDS agar dapat terlaksana dengan lebih optimal.

1. Faktor Lingkungan (Environment)

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill terletak di

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Hingga tahun 2015, diketahui bahwa

Provinsi Banten masuk ke dalam 15 provinsi dengan kasus HIV/AIDS

terbanyak. Selain itu, Kabupaten Tangerang berada di posisi kedua dengan

jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS terbanyak di Provinsi Banten. Hal

tersebut menyebabkan perusahaan berada dilokasi yang rentan terhadap

penularan HIV.

Behaviour

Person Environment

Safety

Culture

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

85

Sumber : Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Banten, 2016

Gambar 3. 3 Jumlah Kumulatif Kasus HIV/AIDS di Provinsi Banten

s.d. Bulan September Tahun 2015

Demi mendukung terciptanya lingkungan kerja yang kondusif, PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill telah membuat kebijakan dan

prosedur P2-HIV AIDS. Tujuan dibuatnya kebijakan khusus P2-HIV dan

AIDS di tempat kerja adalah sebagai salah satu pengembangan langsung

komitmen PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill untuk menjaga

lingkungan kerja yang sehat dengan melindungi kesehatan fisik dan

emosional serta kesejahteraan semua pekerja di tempat kerja. Tujuan

dibuatnya prosedur P2-HIV dan AIDS adalah :

a. Perusahaan memiliki prosedur yang menjelaskan langkah-langkah

pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja.

b. Memutuskan rantai penularan HIV/AIDS di tempat kerja.

c. Meningkatkan kesadaran karyawan dengan HIV/AIDS akan pentingnya

theraphy untuk menunjang aktivitas kerja dan kekebalan tubuh.

d. Karyawan mampu menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan

Kerja khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di

tempat kerja.

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

86

Adanya kebijakan dan prosedur khusus P2-HIV dan AIDS diharapkan

dapat mendukung pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

2. Faktor Manusia (Person)

Setiap satu tahun sekali akan dilakukan penyebaran kuesioner untuk

mengukur tingkat pengetahuan pekerja terkait HIV/AIDS. Pada bulan Januari

tahun 2016 dilakukan penyebaran kuesioner pada 127 pekerja untuk

mengevaluasi program P2-HIV dan AIDS pada tahun 2015. Kuesioner

tersebut berisi pertanyaan seputar pengetahuan terkait HIV/AIDS, sikap

larangan stigma dan diskriminasi, dan perubahan perilaku pekerja terkait

HIV/AIDS di tempat kerja.

Grafik 3. 4 Pengetahuan, Sikap Larangan Stigma dan Diskriminasi,

dan Perubahan Perilaku Pekerja Terkait HIV/AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan grafik diketahui bahwa pengetahuan pekerja mengenai

HIV/AIDS tergolong dalam kategori baik dengan persentase sebesar 73%,

sikap larangan stigma dan diskriminasi pada pekerja dengan HIV/AIDS

tergolong ke dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 62%, dan

73%62%

80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pengetahuan

HIV/AIDS

Sikap Larangan

Stigma dan

Diskriminasi

Perubahan Perilaku

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

87

tingkat perubahan perilaku pekerja terkait HIV/AIDS tergolong dalam

kategori baik dengan persentase sebesar 80%.

Pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan pekerja yaitu terdiri

dari pertanyaan mengenai kebijakan, prosedur, tim, VCT, cara penularan,

faktor risiko, obat, riwayat alamiah penyakit, dan gejala HIV/AIDS. Dari tiga

poin yang di evaluasi, diketahui pada sikap larangan stigma dan diskriminasi

pada pekerja dengan HIV/AIDS masih tergolong ke dalam kategori cukup

dengan persentase sebesar 62%. Masih cukup tingginya sikap stigma dan

diskriminasi pekerja terhadap pekerja dengan HIV dan AIDS. Hal tersebut

bertentangan dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005 yang melarang segala bentuk

stigma dan diskriminasi terhadap pekerja dengan HIV/AIDS.

Stigma merupakan bentuk prasangka (prejudice) yang mendiskreditkan

atau menolak seseorang atau kelompok karena mereka dianggap berbeda

dengan diri kita atau kebanyakan orang (Ardhiyanti dkk., 2015). Kemudian

diskriminasi adalah suatu aksi atau tindakan terhadap prasangka (Ardhiyanti

dkk., 2015). Melihat hasil dari penyebaran kuesioner tersebut, pengusaha

harus melakukan upaya untuk meniadakan stigma dan diskriminasi terhadap

pekerja dengan HIV/AIDS. Tindakan disiplin dapat diberikan jika terdapat

pengusaha atau pekerja lain yang melakukan stigma dan diskriminasi dalam

bentuk apapun terhadap pekerja dengan HIV/AIDS, karena hal tersebut telah

melanggar hak asasi pekerja dengan HIV/AIDS.

Pekerja dengan HIV/AIDS berhak untuk terus bekerja selama mereka

mampu bekerja dan tidak menimbulkan bahaya terhadap diri sendiri, pekerja

lainnya, dan orang lain di tempat kerja. Identitas pekerja dengan HIV/AIDS

harus dijaga kerahasiaannya, namun pekerja/buruh dapat didorong untuk

menginformasikan kepada pengusaha terhadap status HIV mereka jika

pekerjaan yang akan dilakukan menimbulkan potensi risiko terhadap

penularan HIV.

Segala mitos dan persepsi negatif serta stigmatisasi dan diskriminasi

membuat pekerja dengan HIV/AIDS mendapat perlakukan buruk di tempat

kerja. Untuk mencegah hal tersebut, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk –

Tangerang Mill memiliki tagline “Jauhi Virusnya Bukan Orangnya”. Tagline

tersebut bertujuan untuk menciptakan budaya anti stigma dan diskriminasi

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

88

terhadap pekerja dengan HIV/AIDS. Tagline tersebut selalu ditekankan

ketika sosialisasi dan tertera dalam brosur P2-HIV dan AIDS dengan tujuan

untuk membentuk pola pikir pekerja agar tidak membedakan perlakuan

secara sosial terhadap pekerja dengan HIV/AIDS.

Selain itu, dengan adanya tagline tersebut juga diharapkan agar

nantinya pekerja tidak menjauhi atau bahkan memperlakukan pekerja dengan

HIV/AIDS secara negatif, melainkan turut memberikan dukungan positif agar

pekerja dengan HIV/AIDS tetap dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari

tanpa merasa takut. Pekerja juga diharapkan dapat memberikan dukungan

kepada pekerja dengan HIV/AIDS agar dapat bekerja sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan menghindarkan dirinya dari kemungkinan-

kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya sendiri dan pekerja lainnya.

Selain kuesioner evaluasi program P2-HIV dan AIDS, juga dilakukan

penyebaran kuesioner untuk mengetahui perilaku berisiko yang dimiliki oleh

pekerja. Penyebaran kuesioner dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS dan VCT. Adapun hasil dari penyebaran

kuesioner tersebut ditampilkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3. 8 Perilaku Berisiko Pekerja terhadap HIV/AIDS di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

No Item yang Ditanya Jawaban Total

Jawaban Persentase

1

Apakah Anda pernah terlibat dalam

penyalahgunaan Napza (Narkotika,

Psikotropika, Zat Adiktif) ?

1. Pernah 18 24%

2. Tidak

Pernah 56 76%

Total 100%

2

Selain pasangan tetap (istri atau suami),

apakah Anda pernah mempunyai

pasangan tidak tetap, seperti pacar,

selingkuhan, atau teman kencan

semalam ?

1. Pernah 49 66%

2. Tidak

Pernah 25 34%

Total 100%

3 1. Pernah 6 8%

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

89

No Item yang Ditanya Jawaban Total

Jawaban Persentase

Apakah Anda pernah melakukan

hubungan seksual baik dengan pacar

ataupun teman kencan semalam ?

2. Tidak

Pernah 68 92%

Total 100%

4

Apakah Anda pernah berhubungan

seks dengan pekerja seks baik wanita

atau pria ?

1. Pernah 5 7%

2. Tidak

Pernah 69 93%

Total 100%

5 Apakah Anda menggunakan kondom

ketika berhubungan seks ?

1. Selalu 11 15%

2. Kadang –

kadang 23 31%

3. Tidak

Pernah 30 41%

Total 86%

6

Berapa orang yang pernah

berhubungan seks dengan Anda ?

Hitunglah semua, apakah pacar,

selingkuhan, teman kencan atau

pekerja seks?

1. 1 orang 19 26%

2. Lebih dari

1 orang 21 28%

3. Tidak Ada 34 46%

Total 100%

7

Apakah Anda pernah mengenal /

mempunyai teman yang berperilaku

beresiko HIV ? Jika Ya, berapa orang ?

1. 1 orang 3 4%

2. Lebih dari

1 orang 3 4%

3. Tidak Ada 68 92%

Total 100%

8

Berapa persen (%) Anda meyakini

bahwa Anda adalah SATU –

SATUNYA orang yang pernah

berhubugan seks dengan pasangan

Anda ?

1. 100% 45 61%

2. 50% 6 8%

3. 10% 23 31%

Total 100%

9 1. Yakin 40 54%

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

90

No Item yang Ditanya Jawaban Total

Jawaban Persentase

Apakah Anda yakin 100% bahwa Anda

dan atau pasangan Anda bebas HIV ?

2. Ragu –

ragu 25 34%

3. Tidak

Yakin 9 12%

Total 100%

10 Menurut Anda, apakah Anda dan atau

pasangan perlu melakukan test HIV ?

1. Ya. 66 89%

2. Tidak 8 11%

Total 100%

Sumber : Data Evaluasi Program P2-HIV dan AIDS PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

Berdasarkan tabel diketahui bahwa (1) sebanyak 18 (24%) pekerja

pernah terlibat dalam penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat

Adiktif); (2) sebanyak 49 (66%) pekerja pernah mempunyai pasangan tidak

tetap, seperti pacar, selingkuhan, atau teman kencan semalam; (3) sebanyak

6 (8%) pekerja pernah melakukan hubungan seksual baik dengan pacar

ataupun teman kencan semalam; (4) sebanyak 5 (7%) pekerja pernah

berhubungan seks dengan pekerja seks baik wanita atau pria; (5) sebanyak 30

(41%) pekerja tidak menggunakan kondom ketika berhubungan seks; (6)

sebanyak 21 (28%) pekerja pernah berhubungan seks dengan lebih dari satu

orang (pacar, selingkuhan, teman kencan atau pekerja seks); (7) sebanyak 3

(4%) pekerja mengenal / mempunyai teman yang berperilaku beresiko HIV;

(8) sebanyak 23 (31%) pekerja meyakini 10% bahwa dirinya merupakan satu-

satunya orang yang pernah berhubugan seks dengan pasangannya; (9)

sebanyak 9 (12%) pekerja tidak yakin dan 25 (34%) pekerja ragu-ragu bahwa

dirinya dan pasangannya bebas HIV; dan (10) sebanyak 8 (11%) pekerja

merasa tidak perlu melakukan tes HIV.

Dapat disimpulkan bahwa beberapa pekerja di PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill memiliki faktor risiko untuk tertular HIV.

Selaras dengan penelitian-penelitian yang menyebutkan bahwa populasi

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

91

berisiko tinggi HIV/AIDS adalah pengguna napza suntik (penasun), wanita

pekerja seks (WPS), LSL (Laki-laki suka seks dengan laki-laki), dan waria

(Anggarini, 2014). Risiko penularan tidak hanya terbatas pada pekerja yang

berperilaku berisiko tersebut, melainkan juga pada pasangannya atau bahkan

anaknya. Tanpa upaya khusus, maka akan terjadi penularan HIV kepada anak

dan ibunya, dimana para ibu dapat tertular oleh suaminya.

3. Faktor Perilaku (Behaviour)

Salah satu kegiatan dalam program P2-HIV dan AIDS di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill adalah kegiatan sosialisasi brosur,

kebijakan, prosedur, dan materi terkait HIV/AIDS sebagai metode untuk

memberikan pelatihan atau edukasi bagi pekerja. Selain memberikan edukasi,

juga dilaksanakan konsultasi bagi pekerja sebagai cara pekerja untuk dapat

mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan HIV/AIDS di tempat

kerja. Kegiatan konsultasi dilakukan di klinik pengobatan PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill dengan waktu tentatif sesuai dengan

kebutuhan pekerja. Kegiatan konsultasi terhadap pekerja dengan HIV/AIDS

belum dilakukan karena di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang

Mill belum terdapat pekerja dengan HIV/AIDS. Mekipun demikian, kegiatan

konsultasi tetap dilaksanakan pada pekerja yang ingin menanyakan hal-hal

terkait HIV/AIDS seperti riwayatnya yang pernah berperilaku berisiko

terhadap penularan HIV, tes HIV, cara pencegahan, obat, dsb.

Upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki budaya keselamatan

dapat dilakukan dengan memperbaiki faktor orang, lingkungan, atau

perilakunya maupun kombinasi ketiganya (Widoretno, 2012). Untuk

meningkatkan dan memperbaiki budaya keselamatan, PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk – Tangerang Mill melakukan pendekatan berbasis orang (person

based approach) dengan melaksanakan sosialisasi kebijakan, brosur,

prosedur dan materi terkait HIV/AIDS pada pekerja. Pendekatan berbasis

orang (person based approach) dilakukan dengan melakukan pelatihan,

pendidikan, dan konsultasi (Widoretno, 2012).

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

92

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil analisis situasi yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat

beberapa permasalahan baik pada perencanaan maupun pelaksanaan program

pada tahun 2015. Dari identifikasi masalah yang ada didapatkan masalah dalam

pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yaitu sebagai berikut :

1. Isi kebijakan, prosedur, materi sosialisasi, dan kuesioner evaluasi belum

sesuai dengan ketentuan.

Dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 telah diatur standar isi kebijakan,

prosedur, dan materi sosialisasi HIV/AIDS di tempat kerja. Terdapat satu

poin kebijakan belum sesuai. Pada kebijakan perusahaan poin nomor 3 yang

berbunyi “Perusahaan tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan berupa

tes HIV/AIDS baik bagi kepentingan seleksi karyawan maupun promosi”

kurang menyebutkan komitmen pelarangan tes HIV/AIDS sebagai bagian

dari kesempatan mendapatkan pendidikan dan kelangsungan status kerja.

Kemudian, isi prosedur P2-HIV dan AIDS masih bersifat umum dan kurang

terperinci. Prosedur P2-HIV dan AIDS setidaknya berisikan :

a. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian.

b. Pengawasan terhadap infeksi di tempat kerja.

c. Program gawat darurat dan pertolongan pertama.

Pada materi sosialisasi HIV/AIDS terdapat 5 poin materi yang belum

terdapat di dalam materi sosialisasi, yaitu :

a. Infeksi Menular Seksual (IMS) sebagai salah satu faktor risiko terinfeksi

HIV/AIDS.

b. Layanan pengobatan IMS.

c. Testing dan konseling HIV/AIDS.

d. Pengobatan melalui rujukan rumah sakit.

e. Peraturan perundang-undangan dan kaidah ILO yang berkaitan dengan

program HIV/AIDS di tempat kerja.

Kuesioner evaluasi belum sesuai dengan Kep.20/DJPPK/VI/2005.

Terdapat satu poin yang terdapat dalam evaluasi program yang belum sesuai.

Adapun poin evaluasi yang belum terdapat dalam kuesioner yaitu efektivitas

kebijakan dan prosedur di tempat kerja.

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

93

2. Tidak dilakukan perhitungan besar sampel dalam penentuan target

pengisian kusioner evaluasi kebijakan P2-HIV dan AIDS.

Jumlah pekerja yang ditentukan untuk mengisi kuesioner evaluasi

program tidak berdasarkan indikator tertentu. Jumlah 150 karyawan diambil

dari 10% jumlah pekerja. Selain itu, penyebaran kuesioner tidak tersebar

merata pada masing-masing seksi yang ada. Hal tersebut menyebabkan hasil

analisis kuesioner tidak representatif atau tidak menggambarkan keadaan

pekerja yang sebenarnya.

Penentuan jumlah pekerja dengan perhitungan besar sampel sangat

penting dilakukan agar tujuan penyebaran kuesioner untuk mengevaluasi

program dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Selain itu, jika hasil

analisis kuesioner representatif, maka akan sangat berguna untuk

memperbaiki pelaksanaan program di waktu mendatang.

3. Pencapaian sasaran kegiatan sosialisasi brosur, kebijakan, dan materi

HIV/AIDS kepada pekerja tidak mencapai target.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi brosur, kebijakan, dan materi

HIV/AIDS dilakukan secara bersamaan, sehingga jumlah pekerja yang

mengikuti kegiatan tersebut sama. Jumlah sasaran kegiatan sosialisasi brosur,

kebijakan dan materi HIV/AIDS adalah seluruh pekerja. Namun, pada tahun

2015 jumlah pekerja yang mengikuti kegiatan tersebut tidak mencapai terget.

Dari total 1.204 pekerja yang ada di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill, hanya sebanyak 154 pekerja yang mengikuti kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS pada tahun 2015. Tidak tercapainya target sosialisasi

tersebut menyebabkan tidak tersampaikannya informasi kepada pekerja.

Selain itu, dengan tidak tercapainya target sosialisasi dapat menyebabkan

output pelaksanaan program tidak dapat tercapai karena minimnya

pengetahuan pekerja terkait upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja.

4. Pencapaian sasaran kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai

target.

Target pekerja yang mengikuti kegiatan VCT adalah 150 pekerja.

Namun, pada tahun 2015 jumlah pekerja yang mengikuti kegiatan VCT

adalah hanya sebanyak 16 pekerja. VCT sangat penting untuk dilaksanakan

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

94

kepada pekerja. VCT merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan

sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan.

Status HIV pekerja yang diketahui dengan segera dapat mempermudah

perusahaan untuk mencegah meluasnya permasalahan HIV/AIDS di tempat

kerja.

5. Tidak ditentukannya sasaran kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada

pihak eksternal pada perencanaan kegiatan.

Selain kepada pekerja, kegiatan sosialisasi juga dilaksanakan kepada

pihak eksternal. Namun, pada perencanaan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS

kepada pihak eksternal tidak ditentukan siapa saja yang akan menjadi target

dalam kegiatan. Hal tersebut membuat pelaksanaan kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS kepada pihak eksternal tidak memiliki target sasaran yang jelas.

Perencanaan yang baik membutuhkan target sasaran kegiatan yang jelas agar

dapat menyesesuaikan metode, lokasi, waktu, dana, pelaksana, sarana, dan

prasarana yang tepat dan sesuai bagi target sasaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, tujuan pelaksanaan program dapat tercapai dengan efektif

dan efisien.

6. Waktu pelaksanaan pelaporan program kepada Disnaker Kota Tangsel

tidak sesuai dengan perencanaan.

Pelaporan dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan) kepada dua

Disnaker, yaitu Disnaker Kota Tangerang Selatan dan Disnaker Provinsi

Banten. Pada tahun 2015, pelaporan kepada Dinas Kota Tangerang Selatan

mengalami keterlambatan satu kali. Pelaporan yang direncanakan pada bulan

Oktober – Desember mengalami keterlambatan sehingga program dilaporkan

pada bulan Januari tahun 2016. Pelaporan progam sangat penting

dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan arahan terkait dengan

hambatan dalam pelaksanaan program di tempat kerja. Pelaporan program

juga merupakan cara Disnaker untuk memonitoring penyelenggaraan

program. Setelah laporan dianalisa dan dievaluasi kemudian digunakan

sebagai dasar untuk menyusun program pengendalian.

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

95

7. Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi brosur, kebijakan, dan materi

HIV/AIDS tidak sesuai dengan perencanaan.

Pada tahun 2015, kegiatan sosialisasi HIV/AIDS direncanakan

terlaksana setiap bulan. Namun, pada pelaksanaanya, kegiatan sosialisasi

sempat tidak terlaksana pada bulan Juni dan Oktober. Kegiatan sosialisasi

penting untuk dilaksanakan. Kebijakan harus dikomunikasikan baik dengan

penyebarluasan informasi, maupun menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan. Waktu pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan

tersebut membuat pencapaian sasaran menjadi kurang optimal.

8. Waktu pelaksanaan kegiatan VCT kepada pekerja tidak sesuai dengan

perencanaan.

Pada tahun 2015, kegiatan VCT direncanakan terlaksana tiga kali

dalam setahun yaitu pada bulan Maret, Juli, dan November. Namun, pada

pelaksanaanya, kegiatan VCT hanya dilaksanakan satu kali pada bulan Maret,

tepatnya pada tanggal 23 Maret 2015. VCT sangat penting untuk

dilaksanakan karena merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan

sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan.

Waktu pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan tersebut

membuat pencapaian sasaran menjadi kurang optimal.

9. Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal tidak sesuai dengan perencanaan.

Pada tahun 2015, kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal direncanakan terlaksana empat kali dalam setahun yaitu pada bulan

Maret, Juni, September, dan Desember. Namun, pada pelaksanaanya,

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS hanya dilaksanakan satu kali pada bulan

November tepatnya pada 27 November 2015. Hal ini menyebabkan tujuan

perusahaan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum tidak

tersebar secara luas. Selain itu, tujuan untuk menciptakan lingkungan

kondusif terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada

masyarakat sekitar perusahaan menjadi tidak tercapai. Waktu pelaksanaan

kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan tersebut juga membuat

pencapaian sasaran menjadi kurang optimal.

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

96

10. Waktu pelaksanaan evaluasi kebijakan tidak sesuai dengan

perencanaan.

Pada tahun 2015, kegiatan evaluasi kebijakan direncanakan terlaksana

pada bulan Desember. Namun, pada pelaksanaanya, kegiatan evaluasi

kebijakan terlaksana pada bulan Januari tahun 2016. Evaluasi kegiatan sangat

penting untuk dilaksanakan tepat waktu. Hal ini dikarenakan evaluasi

dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari pelaksanaan program sehingga

dapat dilakukan upaya perbaikan pada tahun berikutnya.selain itu, dengan

terlambatnya pelaksanaan evaluasi program, maka perencanaan program

pada tahun mendatang juga akan mengalami keterlambatan.

E. Prioritas Masalah

Setelah diketahui permasalahan dalam pelaksanaan program, dilakukan

skoring untuk menentukan prioritas masalah. Metode yang digunakan dalam

menentukan prioritas masalah yaitu metode skoring dengan metode Bryant.

Metode Bryant dipilih karena kriteria yang ada pada metode Bryant dianggap

lebih mudah dipahami serta sesuai untuk menilai permasalahan yang ada.

Metode Bryant dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemberian skoring (1 =

paling minimal, sampai 5 = paling maksimal) oleh masing-masing tim penilai

berdasarkan beberapa kriteria dan dilanjutkan dengan menjumlahkan skor.

Kemudian nilai yang tertinggi merupakan masalah urutan pertama, urutan

selanjutnya disesuaikan dengan besarnya nilai prioritas masalah. Kriteria yang

digunakan dalam penilaian metode Bryant adalah sebagai berikut (Khulaila dkk.,

2012) :

1. P (Prevalence) atau Besar Masalah

Menggambarkan jumlah atau banyaknya kelompok pekerja yang

terkena dampak/masalah. Semakin besar masalah yang ditimbulkan, maka

semakin tinggi skor yang diberikan.

2. S (Seriousness) atau Keseriusan / Kegawatan Masalah

Menggambarkan keseriusan/ kegawatan masalah untuk segera

ditanggulangi. Semakin serius/gawat masalah, maka semakin tinggi skor

yang diberikan.

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

97

3. C (Community Concern) atau Perhatian / Kepentingan Pekerja dan

Manajemen

Menggambarkan perhatian atau kepentingan pekerja dan manajemen

terhadap masalah tersebut. Semakin tinggi tingkat kepentingannya semakin

tinggi skor yang diberikan.

4. M (Manageability) atau Ketersediaan Sumber Daya (Tenaga, Dana,

Sarana, dan Metode / Cara)

Menggambarkan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mengatasi masalah. Semakin tersedia sumber dayanya, semakin tinggi skor

yang diberikan.

Berikut ini merupakan kriteria skor penilaian dalam metode Bryant yang

digunakan untuk menentukan prioritas masalah program P2-HIV dan AIDS :

Tabel 3. 9 Skor Penilaian dalam Metode Bryant

Skor Deskripsi

1. Prevalence (Besar Masalah)

1 Sangat rendah. Masalah menimbulkan dampak yang sangat rendah bagi

pelaksanaan program.

2 Rendah. Masalah membuat pelaksanaan program sedikit terganggu.

3 Cukup tinggi. Masalah membuat pelaksanaan program cukup terganggu.

4 Tinggi. Masalah menghambat pelaksanaan program.

5 Sangat tinggi. Masalah membuat program tidak dapat dilaksanakan.

2. Seriousness (Keseriusan / Kegawatan Masalah)

1 Tidak Gawat. Masalah Tidak menimbulkan masalah yang berarti.

2 Agak Gawat. Sedikit menimbulkan masalah bagi pekerja dan manajemen.

3 Cukup Gawat. Masalah cukup menimbulkan masalah bagi pekerja dan

manajemen.

4 Gawat. Masalah menimbulkan masalah serius bagi pekerja dan manajemen.

5 Sangat Gawat. Masalah menimbulkan masalah yang sangat serius bagi pekerja

dan manajemen.

3. Community Concern (Perhatian / Kepentingan Pekerja dan Manajemen)

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

98

Skor Deskripsi

1 Tidak Peduli. Tidak merugikan pekerja dan manajemen, sehingga tidak perlu

dicari penyelesaian segera.

2 Kurang Peduli. Cukup merugikan pekerja dan manajemen, namun tidak

membutuhkan penyelesaian dengan segera.

3 Cukup Peduli. Masalah cukup merugikan pekerja dan manajemen, sehingga

perlu untuk diatasi dengan segera (hitungan bulan / satu tahun).

4 Peduli. Masalah merugikan pekerja dan manajemen, sehingga perlu untuk diatasi

dengan segera (hitungan minggu / bulan).

5 Sangat Peduli. Masalah merugikan pekerja dan manajemen, sehingga perlu untuk

diatasi dengan segera (hitungan hari).

4. Manageability (Ketersediaan Sumber Daya (Tenaga, Dana, Sarana, dan

Metode / Cara)

1 Tidak Mudah. Penanggulangan masalah tidak memungkinkan untuk dilakukan

oleh pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

masalah sangat tinggi.

2 Agak Mudah. Penanggulangan masalah mungkin dilakukan oleh pekerja dan

manajemen namun sulit. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah

tinggi.

3 Cukup Mudah. Penanggulangan masalah cukup memungkinkan untuk dilakukan

oleh pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

masalah cukup tinggi.

4 Mudah. Penanggulangan masalah sangat memungkinkan untuk dilaksanakan

oleh pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

masalah cukup rendah.

5 Sangat Mudah. Penanggulangan masalah mudah dilaksanakan oleh pekerja dan

manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah rendah.

Prioritas masalah diperoleh berdasarkan hasil diskusi dan pengisian form

skoring dengan Occupational Health Officer selaku pemegang program P2-HIV

dan AIDS. Berdasarkan pengelompokkan skor penilaian pada masing-masing

permasalahan yang ada, maka didapatkan total skor sebagai berikut :

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

99

Tabel 3. 10 Penentuan Prioritas Masalah Program P2-HIV dan AIDS di PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill Tahun 2015

No Masalah P S C M

Diisi oleh

Mahasiswa

Total Peringkat

1

Isi kebijakan, prosedur, materi

sosialisasi, dan kuesioner evaluasi

belum sesuai dengan ketentuan.

5 4 4 3 240 4

2

Tidak dilakukan perhitungan besar

sampel dalam penentuan target

pengisian kusioner evaluasi kebijakan

P2-HIV dan AIDS.

5 3 3 4 180 5

3

Pencapaian sasaran kegiatan

sosialisasi brosur, kebijakan, dan

materi HIV/AIDS kepada pekerja

tidak mencapai target.

5 4 5 4 400 2

4 Pencapaian sasaran kegiatan VCT

kepada pekerja tidak mencapai target. 5 5 5 4 500 1

5

Tidak ditentukannya sasaran kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal pada perencanaan kegiatan.

2 2 2 2 16 10

6

Waktu pelaksanaan kegiatan

pelaporan program kepada Disnaker

Kota Tangsel tidak sesuai dengan

perencanaan.

2 3 2 3 36 9

7

Waktu pelaksanaan kegiatan

sosialisasi brosur, kebijakan, dan

materi HIV/AIDS tidak sesuai dengan

perencanaan.

2 3 3 3 54 8

8

Waktu pelaksanaan kegiatan VCT

kepada pekerja tidak sesuai dengan

perencanaan.

3 4 2 5 120 6

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

100

No Masalah P S C M

Diisi oleh

Mahasiswa

Total Peringkat

9

Waktu pelaksanaan kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal tidak sesuai dengan

perencanaan.

4 2 3 3 72 7

10

Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi

kebijakan tidak sesuai dengan

perencanaan.

4 4 5 4 320 3

Berdasarkan total skor, maka dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah

dari pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS pada tahun 2015 adalah pencapaian

sasaran kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai target dengan total skor 500.

Terpilihnya kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai target

dikarenakan beberapa alasan. Layanan kesehatan yang pertama dalam pencegahan

penularan HIV adalah layanan VCT, dimana terdapat komponen penting dalam

pemberantasan HIV seperti pencegahan, perawatan, dan pengobatan. VCT

merupakan salah satu strategi pencegahan dan membantu setiap orang untuk

mendapatkan akses ke semua layanan, baik informasi, edukasi, terapi, atau

dukungan psikososial (Fibriana, 2013). Pelaksanaan VCT membuat kebutuhan

akan informasi akurat dan tepat waktu dapat dicapai, sehingga proses berpikir,

perasaan, dan perilaku dapat diarahkan kepada perilaku yang lebih sehat (Fibriana,

2013).

VCT juga merupakan upaya deteksi dini terhadap penyakit HIV/AIDS.

Pelaksanaan deteksi dini terhadap pekerja dapat membuat penanganan pekerja

dengan HIV/AIDS menjadi lebih optimal. Mengetahui status HIV sangat penting

utuk dilakukan. Pekerja yang mengetahui bahwa ia merupakan pekerja dengan

status HIV/AIDS negatif dapat termotivasi untuk tetap melindungi dirinya,

terutama jika dirinya memiliki risiko infeksi HIV yang cukup tinggi. Sementara

bagi pekerja yang berstatus positif HIV/AIDS, VCT tidak hanya memberikan

informasi rujukan kepada berbagai opsi dukungan, perawatan, dan pengobatan

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

101

yang tepat, namun juga memungkinkan diadopsinya langkah-langkah pencegahan

lainnya.

Diketahuinya status HIV positif akan menimbulkan motivasi untuk

mempraktekkan gaya hidup yang lebih sehat guna meningkatkan kesehatan dan

memperlambat perkembangan infeksi HIV menuju gejala-gejala lain termasuk

AIDS. VCT sangat penting untuk dilakukan, bukan hanya untuk mengetahui

status HIV pekerja, namun didalamnya juga terdapat dukungan untuk merubah

perilaku berisiko, perawatan, dan pengobatan bagi pekerja dengan HIV/AIDS

tersebut.

VCT tidak dapat dipaksakan kepada pekerja. Hal ini dikarenakan

pelaksanaan VCT bersifat sukarela atau dengan kata lain pekerja dengan

keinginannya sendiri untuk mengikuti VCT. Oleh karena itu, strategi untuk

mengoptimalkan target kegiatan VCT tidak bisa dilakukan melalui paksaan atau

kebijakan yang mengikat pekerja untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dibutuhkan

upaya-upaya yang tepat untuk dapat meningkatkan partisipasi pekerja agar

pekerja dengan keinginannya sendiri mau mengikuti VCT.

F. Akar Masalah

Setelah diketahuinya prioritas masalah, perlu dilakukan analisis akar

masalah untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut. Akar masalah tersebut

digunakan untuk menentukan rencana alternatif solusi atau rekomendasi.

Rencana alternatif solusi atau rekomendasi tersrbut kemudian akan digunakan

untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan akar masalah yang ada. Terdapat

banyak metode atau teknik penentuan akar masalah. Salah satu tekhnik penentuan

akar masalah yaitu Root Cause Analysis (RCA).

Root Cause Analysis (RCA) merupakan metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi berbagai faktor seperti alam, situasi dan kondisi, magnitude,

lokasi, manusia, waktu, dan lain sebagainya pada suatu kejadian guna menemukan

secara pasti awal kesalahan yang menjadi akar penyebab dari kegagalan sebuah

sistem. RCA memberikan petunjuk bagaimana mengidentifikasi penyebab

kegagalan sebuah sistem hingga berbagai level yang menjadi penyebab kritisnya

kondisi sistem. Teknik RCA menjelaskan secara detail keterkaitan hubungan yang

umumnya terjadi antara sistem dan sub sistem. Walaupun RCA memiliki banyak

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

102

variasi pendekatan, namun pada dasarnya prinsipnya tetap sama, yaitu menelaah

sedalam-dalamnya hingga ditemukan akar dari suatu masalah yang terjadi. RCA

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai tools, seperti analisa 5 whys,

fishbone (Ishikawa) diagram, diagram sebab-akibat, pareto chart, tier diagram

dan sebagainya (Meks, 2012).

Penentuan akar masalah dalam laporan ini menggunakan tools fishbone

diagram atau diagram tulang ikan. Disebut diagram tulang ikan karena bentuk

diagramnya seperti kerangka ikan (tulang-tulang ikan) (Kuswadi dan Mutiara,

2004). Tujuan pembuatan diagram ini yaitu untuk mencari faktor-faktor yang

mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah atau penyimpangan (sebagai

akibat dari sebab-sebab tersebut) (Kuswadi dan Mutiara, 2004). Permasalahan

digambarkan sebagai kepala ikan dan penyebabnya digambarkan sebagai tulang-

tulang ikan. Fishbone diagram merupakan salah satu tools yang digunakan untuk

menganalisis akar masalah dengan melihat beberapa faktor, yaitu :

1. Man

2. Material

3. Machine

4. Method

5. Management

Berdasarkan hasil skoring yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui

bahwa prioritas masalah pada program P2-HIV dan AIDS adalah pencapaian

sasaran kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai target dengan total skor 500.

Kemudian dilakukan diskusi dengan Occupational Health Officer untuk

mengetahui akar masalah dari pencapaian kegiatan VCT yang belum mencapai

target. Berdasarkan hasil diskusi tersebut diketahui bahwa akar masalah dari

masalah tersebut yaitu pekerja malu ketahuan berperilaku berisiko atau pernah

berperilaku berisiko terhadap HIV/AIDS; mayoritas pekerja yang mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah orang yang sama pada setiap kegiatannya;

pengumuman kegiatan VCT tidak tersebar merata kepada seluruh pekerja; tidak

ada kewajiban bagi pekerja untuk mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS; dan

tidak ada materi tentang VCT di dalam materi sosialisasi HIV/AIDS.

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

103

Pengumuman kegiatan VCT tidak tersebar merata kepada seluruh pekerja.

Pengumuman yang telah dibuat oleh Occupational Health Officer terkadang tidak

dicetak maupun ditempelkan pada mading info K3 yang terletak pada tiap seksi.

“Yaa informasi yang sudah Saya sampaikan terkadang hanya diterima.

Seharusnya kan pengumuman tersebut dicetak oleh bagian Job Training,

kemudian ditempel di mading info K3. Kamu lihat kan tuh di setiap seksi sudah

ada madingnya. Ya tapi begitu, pengumumannya tidak disampaikan secara

menyeluruh ya.”

Setelah itu, juga dilakukan observasi untuk melihat apakah pengumuman

sosialisasi dan VCT telah ditempel di mading info K3. Dari hasil observasi pada

beberapa mading info K3, diketahui hanya beberapa mading saja yang

menempelkan pengumuman sosialisasi dan VCT tersebut.

Akar masalah yang kedua yaitu tidak adanya kewajiban bagi pekerja untuk

mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS. Pekerja tidak memiliki kewajiban

untuk mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS. Hal tersebut membuat pekerja

merasa perlu untuk mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

“Tidak ada kewajiban ikut kegiatan sosialisasi dan juga VCT. Kalo VCT kan

memang tidak dapat dipaksakan ya, sesuai dengan undang – undang. Kalau

sosialisasi memang disini tidak diwajibkan harus ikut kegiatan itu.”

Pekerja malu ketahuan berperilaku berisiko atau pernah berperilaku berisiko

terhadap HIV/AIDS. Occupational Health Officer menerima konsultasi dengan

pekerja di klinik pengobatan. Dari hasil konsultasi tersebut dapat diketahui alasan

pekerja yang enggan mengikuti VCT. Pekerja enggan mengikuti kegiatan VCT

dikarenakan malu bila dirinya ketahuan berperilaku berisiko atau pernah

berperilaku berisiko HIV/AIDS.

“Yaa beberapa alesanya itu karena malu ketahuan ya. Nanti kalo dia ikut VCT

terus ketahuan oh dulunya pernah nyuntik nih, pernah jajan nih terus tersebar

ke pekerja lain. Atau yang sekarang berisiko, mereka juga malu ya kalau

ketahuan sedang menggunakan Narkoba suntik atau mungkin jajan itu. Mereka

yang seperti itu kan ga mungkin bilang ke yang lain, biasanya diam-diam.

Mereka pengen periksa tapi takut nanti hasilnya positif terus yang lain tau.”

Kurangnya pengetahuan pekerja tentang manfaat dan pentingnya mengikuti

VCT disebabkan karena tidak adanya materi mengenai VCT di dalam materi

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

104

sosialisasi HIV/AIDS. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil diskusi dengan

Occupational Health Officer.

“Memang belum ada ya materi tentang VCT. Mungkin mereka juga belum

memahami pentingnya VCT. Pekerja yang ikut sosialisasi saja juga belum ada

setengah dari jumlah pekerja. Jadi belum tau kenapa sih VCT penting buat dia.

Padahal kan kalau tahu lebih cepat itu lebih baik. Penanganannya bisa lebih

cepat supaya gejalanya bisa ditangani oleh dokter. Selama mengikuti

pengobatan, orang dengan HIV/AIDS kan masih dapat hidup produktif.”

Materi sosialisasi HIV/AIDS yang disampaikan diketahui belum memuat

materi tentang VCT. Materi sosialisasi yang disampaikan yaitu pengertian

HIV/AIDS; perjalanan infeksi HIV; dunia kerja yang berisiko terkena HIV; cara

penularan HIV; rantai penularan HIV; cairan tubuh mana yang terdapat HIV; dan

hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV. Hal tersebut membuat pekerja tidak

mengetahui betapa pentingnya VCT bagi dirinya.

Akar masalah lainnya yaitu mayoritas pekerja yang mengikuti kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS adalah orang yang sama pada setiap kegiatannya. Hal ini

dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Occupational Health Officer.

“Coba dilihat di daftar hadir, biasanya yang ikut orangnya ya rata-rata sama

kan? Itu-itu aja.”

Akar masalah telah diketahui dianalisis tersebut kemudian dikelompokkan

berdasarkan faktor yang ada dalam diagram tulang ikan. Adapun akar masalah

pencapaian sasaran kegiatan VCT kepada pekerja yang tidak mencapai target

digambarkan dalam diagram tulang ikan sebagai berikut :

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

105

Bagan 3. 7 Akar Masalah Menggunaan Diagram Tulang Ikan

Hasil identifikasi akar masalah pada pencapaian sasaran kegiatan VCT

kepada pekerja yang tidak mencapai target dikelompokkan ke dalam dua faktor

yaitu faktor management (proses) dan man (input). Bila dilihat dari faktor man

(sumber daya manusia), akar masalah yang diperoleh yaitu pekerja malu ketahuan

berperilaku berisiko atau pernah berperilaku berisiko terhadap HIV/AIDS dan

mayoritas pekerja yang mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah orang

yang sama pada setiap kegiatannya. Faktor sumber daya manusia di dalam

pendekatan sistem, masuk ke dalam komponen input. Kemudian, bila dilihat dari

faktor management (manajemen), akar masalah yang diperoleh yaitu

pengumuman kegiatan VCT yang tidak tersebar merata kepada seluruh pekerja;

tidak adanya kewajiban bagi pekerja untuk mengikuti kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS; dan tidak adanya materi tentang VCT di dalam materi sosialisasi

HIV/AIDS. Faktor manajemen di dalam pendekatan sistem, masuk ke dalam

komponen proses.

Tidak ada kewajiban bagi pekerja

untuk mengikuti kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS

Pekerja malu ketahuan

berperilaku berisiko atau

pernah berperilaku berisiko

terhadap HIV/AIDS

Mayoritas pekerja yang mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah

orang yang sama pada setiap

kegiatannya

Pengumuman kegiatan VCT

tidak tersebar merata kepada

seluruh pekerja

Tidak ada materi tentang

VCT di dalam materi

sosialisasi HIV/AIDS

Pencapaian sasaran

kegiatan VCT kepada

pekerja tidak

mencapai target

Man (Input)

Management (Proses)

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

106

G. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah

Pada hasil analisis akar masalah telah didapatkan beberapa akar masalah.

Kemudian ditentukan alternatif solusi pemecahan akar masalah. Adapun beberapa

alternatif solusi pemecahan akar masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi

akar masalah dijabarkan sebagai berikut :

1. Menambahkan materi terkait VCT di dalam materi sosialisasi dan

brosur HIV/AIDS.

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan untuk mengetahui

perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS pada pekerja diketahui bahwa masih

terdapat pekerja di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill yang

memiliki perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS. Dari hasil konsultasi pekerja

kepada Occupational Health Officer juga menyebutkan bahwa beberapa

pekerja pernah melakukan perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS. Pekerja

tersebut merasa malu jika nantinya ketahuan bahwa dirinya saat ini

berperilaku berisiko atau pernah berperilaku berisiko terhadap HIV/AIDS.

Selain itu, diketahui bahwa kurangnya pengetahuan pekerja mengenai

manfaat dan pentingnya VCT menyebabkan pekerja tidak mengikuti VCT.

Kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan oleh tidak adanya materi

tentang VCT di dalam materi sosialisasi HIV/AIDS. Oleh karena itu, perlu

dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan pekerja tentang

manfaat VCT. Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi masalah

tersebut yaitu dengan menambahkan materi terkait VCT di dalam materi

sosialisasi dan brosur HIV/AIDS.

Selama ini di dalam materi sosialisasi belum menjelaskan terkait VCT

di dalamnya. Di dalam Kep.20/DJPPK/VI/2005 menyebutkan bahwa salah

satu cakupan materi yang harus disampaikan dalam kegiatan pendidikan yaitu

materi mengenai testing dan konseling HIV/AIDS. Materi sosialisasi

HIV/AIDS harus memasukkan prinsip-prinsip VCT, dimana salah satu

prinsip VCT adalah saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas.

Kemudian dalam pedoman pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS juga

menyebutkan bahwa layanan harus bersifat profesional, menghargai hak dan

martabat semua klien dengan menjaga kerahasiaan semua informasi dan

semua informasi tertulis disimpan dalam tempat yang tidak dapat diakses

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

107

orang yang tidak berhak (Depkes, 2008). Dengan demikian pekerja tidak akan

merasa takut bahwa perilaku berisikonya akan tersebar dan diketahui oleh

orang lain. Kemudian perlu dimasukkannya materi mengenai manfaat VCT,

pentingnya VCT, bagaimana VCT dilaksanakan, prinsip VCT, dll. Hal

tersebut bertujuan agar pekerja dapat memahami urgensi dirinya mengikuti

VCT.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill telah memiliki

brosur HIV/AIDS. Di dalam brosur belum memuat poin mengenai VCT.

Brosur merupakan media yang dapat digunakan untuk memberikan edukasi

kepada pekerja. Media merupakan alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran (Maulana, 2009).

Penggunaan media dalam promosi kesehatan dapat dimanfaatkan dalam

proses penyaluran informasi. Panca indera yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke otak adalah mata (75 – 87%), sedangkan 13-25%

pengetahuan disalurkan melalui indera lainnya (Maulana, 2009). Dapat

disimpulkan bahwa penyampaian materi hanya dengan menggunakan kata-

kata saja kurang efektif. Oleh karena itu, adanya brosur sebagai media dapat

lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi mengenai

HIV/AIDS di tempat kerja.

2. Bagian Job Training menggilir pekerja agar seluruh pekerja mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS merupakan salah satu penyuluhan

kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan bimbingan dan/atau

masukan dalam mentransfer suatu pengetahuan dan/atau keterampilan agar

orang yang diberi penyuluhan mampu menggunakannya (Herman, 2007).

Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan

pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup

sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.

Pada tahun 2015, jumlah pekerja yang mengikuti VCT baru mencapai

154 pekerja dari total 1.204 pekerja. Bila dilihat dari daftar absensi, pekerja

yang dikirim untuk mengikuti kegiatan sosialisasi mayoritas adalah orang

yang sama dalam setiap kegiatannya. Untuk itu, perlu dilakukan penggiliran

atau pemerataan agar seluruh pekerja dapat mengikuti kegiatan sosialisasi.

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

108

Bagian Job Training harus menggilir pekerja agar pekerja yang belum pernah

mengikuti kegiatan sosialisasi menghadiri kegiatan sosialisasi tersebut tanpa

membatasi pekerja lain yang sudah pernah mengikuti sosialisasi untuk

kembali mengikuti kegiatan tersebut. Dengan demikian, informasi mengenai

pentingnya VCT dapat tersebar ke seluruh pekerja.

3. Seksi General Affair membuat kebijakan yang mewajibkan pekerja

mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

Mentransfer informasi mengenai manfaat dan pentingnya mengikuti

VCT dapat terlaksana jika pekerja mengikuti sosialisasi HIV/AIDS. Selama

ini banyak pekerja yang tidak mau mengikuti kegiatan sosialisasi meskipun

itu penting untuk dirinya. Perlu dibuat kebijakan yang mewajibkan pekerja

mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS, sehingga pekerja bisa memperoleh

pengetahuan mengenai manfaat dan pentingnya mengikuti VCT.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mendasari dan membentuk

perilaku seseorang (Utari, 2010). Partisipasi pekerja dalam mengikuti

kegiatan VCT dapat ditingkatkan, jika seluruh pekerja memahami manfaat

dan pentingnya VCT bagi dirinya.

4. Bagian Job Training menyebarkan pengumuman melalui media cetak

dan media sosial pada setiap seksi.

Salah satu penyebab mengapa pekerja tidak mengikuti kegiatan VCT

adalah karena pengumuman VCT tidak tersebar merata kepada seluruh

pekerja. Pengumuman adalah pemberitahuan atau informasi yang

disampaikan kepada orang banyak (umum) (Wiyanto dkk., 2005). Kegiatan

VCT biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

Pengumuman kegiatan sosialisasi dan VCT diberitahukan oleh Occupational

Health Officer melalui email kepada bagian Job Training di setiap seksi.

Namun, pengumuman sosialisasi tersebut tidak diteruskan atau dicetak

kepada seluruh pekerja, sehingga informasi tidak sampai kepada pekerja.

Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi akar masalah tersebut adalah

dengan bagian Job Training menyebarkan pengumuman melalui media cetak

dan media sosial pada setiap seksi.

Media cetak merupakan alat yang digunakan untuk menyebarkan

informasi dalam bentuk cetak. Media cetak meliputi suat kabar, jurnal

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

109

akademik, brosur, poster, dll. Beberapa keunggulan penggunaan media cetak

sebagai media informasi yaitu (Hanafi, 1986 dalam Setiadi dan Muhammad,

2012) :

1) Orang yang membaca dapat mengatur kecepatan membaca dan

mengamati informasi yang dianggap penting secara berulang.

2) Dapat memvisualisasikan infromasi yang dianggap penting secara

berulang.

3) Memiliki kemampuan dalam mengatasi selektivitas.

Salah satu media cetak yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan

pengumuman sosialisasi adalah poster. Poster merupakan bahan cetakan yang

berisikan gambar atau tulisan yang berbentuk lembaran berukuran A4 hingga

A2 dan biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi secara singkat

dan cepat (Setiadi dan Muhammad, 2012). Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam membuat poster yang baik yaitu (Setiadi dan Muhammad, 2012) :

1) Jelas (clear), pesan yang ingin disampaikan harus mudah dibaca oleh

pekerja.

2) Relevan (relevant), kata-kata yang digunakan berhubungan langsung

dengan inti informasi.

3) Padat (concise), seluruh kata yang digunakan dapat menjelaskan

informasi dengan cukup detail.

4) Menarik (appealing), desain poster dapat mengajak orang untuk

membaca.

5) Mudah dibaca (readable), poster cukup besar untuk dapat dibaca orang

yang sedang lewat.

Informasi dalam pengumuman dapat diketahui pekerja jika

pengumuman diletakkan di tempat yang strategis. Oleh karena itu, setelah

poster selesai dibuat, poster dicetak berwarna dan dipasang di mading info

K3 yang berada pada tiap-tiap seksi. Mading tersebut merupakan papan

pengumuman yang digunakan untuk memasang informasi bagi pekerja pada

tiap-tiap seksi.

Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk

jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

110

komunitas (Cendekiawan, 2015). Media sosial memiliki begitu banyak fungsi

dan manfaat. Fungsi media sosial yaitu (Hamid, 2014) :

1) Sebagai alat informasi. Orang bisa mencari informasi atau menerima

informasi dengan mudah.

2) Sebagai alat interaksi. Selain mendapatkan informasi, dapat juga

menanggapi informasi.

3) Sebagai alat partisipasi. Memudahkan orang untuk ikut serta mendukung

sebuah gerakan.

Media sosial menggunakan internet sebagai penghubung informasi.

Saat ini diketahui bahwa Informasi yang dicari melalui internet telah

menduduki nomor dua setelah televisi (Susrini, 2010). Data lembaga riset

internet world stars menyebutkan bahwa sampai dengan tahun 2008

pengguna internet (netter) dunia mencapai 1,56 miliar atau sekitar 23,3% dari

total populasi dunia (Susrini, 2010). Penyebaran informasi melalui media

sosial tentu merupakan cara yang sangat efektif dan efisien untuk dilakukan

di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill memiliki program

pemberian smartphone sekaligus subsidi pulsa sebesar Rp. 50.000 kepada

seluruh pekerjanya. Pulsa yang diberikan tersebut dapat dipergunakan untuk

membeli paket data internet. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan

informasi mengenai pengumuman sosialisasi HIV/AIDS dan VCT kepada

pekerja. Informasi dapat tersebar ke seluruh pekerja dengan mengirimkan

pengumuman sosialisasi HIV/AIDS dan VCT melalui grup WhatsApp atau

Line. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa tiap seksi telah

memiliki grup WhatsApp atau Line. Dengan demikian, bagian Job Training

dapat dengan mudah menyebarkan pengumuman sosialisasi HIV/AIDS dan

VCT kepada pekerja melalui grup tersebut.

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

111

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill merupakan pabrik kertas

warna terbesar di Asia Tenggara. Kegiatan utama yang dilakukan adalah

memproduksi kertas yang berawal dari pengolahan pulp kayu sampai dengan

kertas jadi dengan bermacam-macam ukuran sesuai dengan pesanan.

2. Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS)

merupakan salah satu program kesehatan kerja yang bertujuan untuk

mencegah penularan HIV dan menanggulangi dampak negatif HIV/AIDS

pada pekerja. Program P2-HIV dan AIDS dikelompokkan menjadi dua yaitu

program pencegahan dan penanggulangan. Pelaksanaan kegiatan dalam

program pencegahan masih terdapat beberapa permasalahan, sehingga

menyebabkan pelaksanaan program pencegahan menjadi belum optimal.

Kemudian, pelaksanaan kegiatan dalam program penanggulangan belum

dilaksanakan, hal tersebut dikarenakan sampai dengan tahun 2015 PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill belum memiliki pekerja dengan

HIV/AIDS.

3. Dilihat dari aspek budaya, diketahui bahwa PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

– Tangerang Mill berada di Kabupaten Tangerang dimana merupakan

kabupaten dengan jumlah kumulatif HIV/AIDS kedua terbanyak di Provinsi

Banten. Kemudian, diketahui bahwa terdapat beberapa pekerja yang

berperilaku berisiko atau pernah berperilaku berisiko terhadap HIV/AIDS.

Namun, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk – Tangerang Mill berusaha

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk upaya pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS dengan adanya tagline “jauhi virusnya bukan

orangnya”, prosedur, serta kebijakan perusahaan dalam upaya pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.

Page 127: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

112

4. Dalam pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

(P2-HIV dan AIDS) terdapat beberapa ketidaksesuaian antara perencanaan

dengan implementasi dan peraturan yang berlaku. Ketidaksesuaian tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Isi kebijakan, prosedur, materi sosialisasi, dan kuesioner evaluasi belum

sesuai dengan ketentuan.

b. Tidak dilakukan perhitungan besar sampel dalam penentuan target

pengisian kusioner evaluasi kebijakan P2-HIV dan AIDS.

c. Pencapaian sasaran kegiatan sosialisasi brosur, kebijakan, dan materi

HIV/AIDS kepada pekerja tidak mencapai target.

d. Pencapaian sasaran kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai target.

e. Tidak ditentukannya sasaran kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada

pihak eksternal pada perencanaan kegiatan.

f. Waktu pelaksanaan kegiatan pelaporan program kepada Disnaker Kota

Tangsel tidak sesuai dengan perencanaan.

g. Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi brosur, kebijakan, dan materi

HIV/AIDS tidak sesuai dengan perencanaan.

h. Waktu pelaksanaan kegiatan VCT kepada pekerja tidak sesuai dengan

perencanaan.

i. Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS kepada pihak

eksternal tidak sesuai dengan perencanaan.

j. Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi kebijakan tidak sesuai dengan

perencanaan.

5. Prioritas masalah dalam pelaksanaan program pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS (P2-HIV dan AIDS) adalah pencapaian sasaran

kegiatan VCT kepada pekerja tidak mencapai target dengan total skor 500.

6. Akar masalah yang terdapat dalam pencapaian sasaran kegiatan VCT kepada

pekerja tidak mencapai target yaitu :

a. Pekerja malu ketahuan berperilaku berisiko atau pernah berperilaku

berisiko terhadap HIV/AIDS.

b. Mayoritas pekerja yang mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS adalah

orang yang sama pada setiap kegiatannya.

Page 128: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

113

c. Pengumuman kegiatan VCT tidak tersebar merata kepada seluruh

pekerja.

d. Tidak ada kewajiban bagi pekerja untuk mengikuti kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS.

e. Tidak ada materi tentang VCT di dalam materi sosialisasi HIV/AIDS.

7. Alternatif solusi pemecahan masalah yang diberikan untuk mengatasi akar

masalah yaitu :

a. Menambahkan materi terkait VCT di dalam materi sosialisasi dan brosur

HIV/AIDS.

b. Bagian Job Training menggilir pekerja agar seluruh pekerja mengikuti

kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

c. Seksi General Affair membuat kebijakan yang mewajibkan pekerja

mengikuti kegiatan sosialisasi HIV/AIDS.

d. Bagian Job Training menyebarkan pengumuman melalui media cetak

dan media sosial pada setiap seksi.

B. Saran

Berdasarkan gambaran pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS yang telah

disampaikan di atas, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Seksi General Affair

a. Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program

P2-HIV dan AIDS.

b. Membuat kebijakan yang mewajibkan pekerja mengikuti kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS.

2. Bagi OHS Unit

a. Melaksanakan kegiatan yang ada dalam program P2-HIV dan AIDS

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Mengoptimalkan pencapaian sasaran target pada setiap kegiatan yang

ada dalam program P2-HIV dan AIDS.

c. Memberikan arahan kepada bagian Job Training agar mendiseminasikan

pengumuman kegiatan secara menyeluruh ke seluruh pekerja.

Page 129: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

114

d. Terus berupaya meningkatkan pemahaman pekerja akan pentingnya

upaya P2-HIV dan AIDS di tempat kerja.

e. Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program

P2-HIV dan AIDS.

f. Menyesuaikan isi kebijakan, prosedur, materi sosialisasi dan kuesioner

evaluasi kebijakan sesuai dengan peraturan HIV/AIDS yang berlaku.

3. Bagi Job Training

a. Menggilir pekerja agar seluruh pekerja mengikuti kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS.

b. Menyebarkan pengumuman sosialisasi HIV/AIDS dan VCT melalui

media cetak dan media sosial pada setiap seksi.

c. Mengoptimalkan pencapaian sasaran target pada setiap kegiatan

sosialisasi HIV/AIDS.

d. Terus mendorong pekerja agar mau mengikuti kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS dan VCT.

4. Bagi Pekerja

a. Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di

tempat kerja.

b. Mendukung pelaksanaan program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja.

c. Turut memberikan saran dan masukan bagi pelaksanaan program P2-

HIV dan AIDS di tempat kerja agar dapat berjalan lebih optimal lagi.

Page 130: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

115

DAFTAR PUSTAKA

KEP.20/DJPPK/VI/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

KEP.44/PPK/VIII/2012 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja.

KEP.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di

Tempat Kerja.

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Anggarini, I. G. A. A. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemeriksaan

VCT pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas II Melaya Kabupaten

Jembrana Provinsi Bali. Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo.

Ardhiyanti, Y., Lusiana, N. dan Megasari, K. 2015. Bahan Ajar AIDS pada Asuhan

Kebidanan, Yogyakarta, Deepublish.

Azikin, R. 2009. Implementasi Tugas-Tugas Pokok Komisi Penanggulangan

"Acquired Immune Deficiency Syndrome" (AIDS) Daerah (KPAD) Dalam

Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan Tahun 2009. Semarang:

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Bastian, I. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Better Work Indonesia 2012a. Panduan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan,

Jakarta, Better Work Indonesia.

Better Work Indonesia 2012b. Penanganan HIV & AIDS di Tempat Kerja - Pedoman

Untuk Perusahaan, Jakarta, Better Work Indonesia.

Budiarto, E. dan Anggraeni, D. 2002. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC.

Cendekiawan, A. B. 2015. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN

Sunan Kalijaga.

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta, EGC.

Depkes 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987 - 2006. Jakarta: Pusat Data

dan Infoemasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes 2008. Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing HIV/AIDS Secara Sukarela

(Voluntary Counseling And Testing). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jakarta.

Depnakertrans 2005. Pedoman bersama ILO/WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan

HIV/AIDS. Jakarta: Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja.

Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC.

Fibriana, A. I. 2013. Determinan Keikutsertaan Pelanggan Wanita Pekerja Seks (WPS)

dalam Program Voluntary Conselling and Testing (VCT). Kesehatan

Masyarakat, 8, 146-151.

Geller, E. S. 2001. The psychology of Safety Handbook, United States of Amerika,

Lewis Publisher.

Hamid, U. 2014. Teknologi dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, PT Bentang Pustaka.

Heni, Y. 2011. Improving Our Safety Culture - Cara Cerdas Membangun Budaya

Keselamatan yang Kokoh, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 131: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

116

Herujito, Y. M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta, PT Grasindo.

Hilabi, A. P. 2007. Ekonomi, Jakarta, Esis.

Kemendikbud 2013. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-

Program Pendidikan, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Kemenkes 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Khulaila, A., Utama, M. dan Sawitri, A. S. 2012. Analisis Kesehatan di Kota Mataram

Tahun 2011: Suatu Penerapan Bryant Method. Mataram: Program Studi

MAgister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.

KPA. 2016. Data Kasus HIV dan AIDS sampai dengan September 2015 [Online].

Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Banten. Tersedia:

http://kpaprovbanten.or.id/category/informasi-publik/data-kasus/.

KPAN 2007. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia

2007-2010. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

Kuswadi dan Mutiara, E. 2004. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk

Peningkatan Mutu Berbasis Komputer, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.

Luthfiana, Y. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Berisiko

HIV/AIDS pada Pekerja Bangunan di Proyek World Class University Tahun

2012. Depok: FKM Universitas Indonesia.

Maulana, H. D. J. 2009. Promosi Kesehatan, Jakarta, EGC.

Meks 2012. Mengidentifikasi Akar Masalah Dalam Sistem dan Proses dengan Metode

Root Cause Analysis (RCA).

Noorkasiani, Heryati dan Ismail, R. 2009. Sosiologi Keperawatan, Jakarta, EGC.

Nursalam dan Kurniawati, N. D. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS, Jakarta, Salemba Medika.

Paryati, T., Raksanagara, A. S. dan Afriandi, I. 2012. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) oleh Petugas Kesehatan : Kajian Literatur. Bandung: Universitas

Padjajaran Bandung.

Pitra, Y. D. 2013. Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi

terhadap Kinerja Pegawai Balai Proteksi Tanaman dan Perkebunan (BPT-BUN)

di Salatiga. Salatiga: FEB Universitas Dian Nuswantoro.

Rahman, N. 2014. Pengaruh Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap

Produktivitas Mekanik Alat Berat. INTEKNA.

Ralona 2006. Kamus Istilah Ekonomi Populer Jakarta, Gorga Media.

Said, A. L. 2015. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Governance,

Yogyakarta, Deepublish.

Sari, A. W. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil untuk

Memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014.

Jakarta: FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 132: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

117

Setiadi, I. dan Muhammad, F. I. 2012. Analisis Efektivitas Papan Pengumuman

sebagai Media Informasi Mahasiswa TPB STEI 2011. Bandung: STEI Institut

Teknologi Bandung.

Spiritia, Y. 2014. Profilaksis Pascapajanan. Jakarta: Yayasan Spiritia.

Sukwiaty, Jamal, S. dan Sukamto, S. 2009. Ekonomi, Jakarta, Yudhistira.

Susrini, N. K. 2010. Trik Jitu Google & Wikipedia, Jakarta, PT. Grasindo.

Thomsett, R. 2006. Radical Project Management, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Umar, H. 2003. Business an Introduction, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Utari, G. C. 2010. Hubungan pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan

mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan mengendara (safety

riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009. UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Widoretno, F. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bidan Dalam

Pencegahan Infeksi Saat Melakukan Pertolongan Persalinan di Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2012. Depok: FKM Universitas Indonesia.

Wiyanto, A., Sugiyarto dan Astuti, P. K. 2005. Mampu Berbahasa Indonesia, Jakarta,

PT Grasindo.

Page 133: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

118

LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Sosialisasi HIV/AIDS Sosialisasi HIV/AIDS kepada Karyawan

Sosialisasi HIV/AIDS di Masyarakat Induction Karyawan Baru

VCT bersama RS Usada Insani Mading Info K3

Brosur HIV/AIDS Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Page 134: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

119

LAMPIRAN II

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH PROGRAM P2-HIV DAN AIDS

Skor Deskripsi

1. Prevalence (Besar Masalah)

1 Sangat rendah. Masalah menimbulkan dampak yang sangat rendah bagi pelaksanaan

program.

2 Rendah. Masalah membuat pelaksanaan program sedikit terganggu.

3 Cukup tinggi. Masalah membuat pelaksanaan program cukup terganggu.

4 Tinggi. Masalah menghambat pelaksanaan program.

5 Sangat tinggi. Masalah membuat program tidak dapat dilaksanakan.

2. Seriousness (Keseriusan / Kegawatan Masalah)

1 Tidak Gawat. Masalah Tidak menimbulkan masalah yang berarti.

2 Agak Gawat. Sedikit menimbulkan masalah bagi pekerja dan manajemen.

3 Cukup Gawat. Masalah cukup menimbulkan masalah bagi pekerja dan manajemen.

4 Gawat. Masalah menimbulkan masalah serius bagi pekerja dan manajemen.

5 Sangat Gawat. Masalah menimbulkan masalah yang sangat serius bagi pekerja dan

manajemen.

3. Community Concern (Perhatian / Kepentingan Pekerja dan Manajemen)

1 Tidak Peduli. Tidak merugikan pekerja dan manajemen, sehingga tidak perlu dicari

penyelesaian segera.

2 Kurang Peduli. Cukup merugikan pekerja dan manajemen, namun tidak

membutuhkan penyelesaian dengan segera.

3 Cukup Peduli. Masalah cukup merugikan pekerja dan manajemen, sehingga perlu

untuk diatasi dengan segera (hitungan bulan / satu tahun).

4 Peduli. Masalah merugikan pekerja dan manajemen, sehingga perlu untuk diatasi

dengan segera (hitungan minggu / bulan).

5 Sangat Peduli. Masalah merugikan pekerja dan manajemen, sehingga perlu untuk

diatasi dengan segera (hitungan hari).

4. Manageability (Ketersediaan Sumber Daya (Tenaga, Dana, Sarana, dan Metode /

Cara)

1 Tidak Mudah. Penanggulangan masalah tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh

pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sangat

tinggi.

2 Agak Mudah. Penanggulangan masalah mungkin dilakukan oleh pekerja dan

manajemen namun sulit. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tinggi.

Page 135: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

120

Skor Deskripsi

3 Cukup Mudah. Penanggulangan masalah cukup memungkinkan untuk dilakukan oleh

pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah cukup

tinggi.

4 Mudah. Penanggulangan masalah sangat memungkinkan untuk dilaksanakan oleh

pekerja dan manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah cukup

rendah.

5 Sangat Mudah. Penanggulangan masalah mudah dilaksanakan oleh pekerja dan

manajemen. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah rendah.

Daftar Masalah Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

No Masalah P S C M Diisi oleh Mahasiswa

Total Peringkat

1 Isi kebijakan, prosedur, materi sosialisasi, dan

kuesioner evaluasi belum sesuai dengan

ketentuan.

2 Tidak dilakukan perhitungan besar sampel

dalam penentuan target pengisian kusioner

evaluasi kebijakan P2-HIV dan AIDS.

3 Pencapaian sasaran kegiatan sosialisasi brosur,

kebijakan, dan materi HIV/AIDS kepada

pekerja tidak mencapai target.

4 Pencapaian sasaran kegiatan VCT kepada

pekerja tidak mencapai target.

5 Tidak ditentukannya sasaran kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS kepada pihak eksternal pada

perencanaan kegiatan.

6 Waktu pelaksanaan kegiatan pelaporan program

kepada Disnaker Kota Tangsel tidak sesuai

dengan perencanaan.

7 Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi brosur,

kebijakan, dan materi HIV/AIDS tidak sesuai

dengan perencanaan.

8 Waktu pelaksanaan kegiatan VCT kepada

pekerja tidak sesuai dengan perencanaan.

9 Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi

HIV/AIDS kepada pihak eksternal tidak sesuai

dengan perencanaan.

10 Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi kebijakan

tidak sesuai dengan perencanaan.

Page 136: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

121

LAMPIRAN III

KUESIONER SURVEI KAP

KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICES TENTANG HIV DAN AIDS

Informed Consent: Survei ini SANGAT berguna untuk KEBERHASILAN pelaksanaan

program cerdas HIV AIDS di PT Indah Kiat Tangerang Mill. Oleh karena itu, kami

MENGHARAPKAN partisipasi Anda dengan mengisi kuesioner ini secara JUJUR.

Kuesioner ini bersifat SANGAT RAHASIA dan ANONIM (TANPA NAMA). Kuesioner ini

TIDAK menimbulkan konsekuensi apapun terhadap PEKERJAAN Anda.

IDENTITAS RESPONDEN ( X ) Jumlah Responden

1 Jenis kelamin : 1. Laki – laki ( ) 2.

Perempuan ( )

2 Umur : 1. < 21 tahun ( ) 2. 21 – 30 tahun ( ) 3. 31 – 40 tahun (

) 4. 41 – 50 tahun ( ) 5. >50 ( ) tahun.

3 Pendidikan Terakhir : 1. SD ( ) 2. SMP ( ) 3. SMA ( ) 4. D3 ( ) 5. S1 ( ) 6.

S2 ( )

4 Masa Kerja : 1. < 1 tahun ( ) 2. 1 – 5 tahun (

) 3. 6 – 10 tahun ( ) 4. > 10 tahun ( )

5 Jabatan : 1. Operator ( Lev 1 – 3 ) ( ) 2. Foreman ( Lev 4 – 5 ) ( ) 3.

Supervisor ( Lev 6 – 7 ) ( ) 4. Manager ( Level 8 up ) ( )

6 Status Perkawinan : 1. Menikah ( ) 2. Janda/Duda ( )

3. Single ( )

II. PERTANYAAN ( √ )

NO PERTANYAAN

PILIHAN JAWABAN

YA TIDAK

RAGU

-

RAGU

Con

to

h HIV AIDS adalah Penyakit yang menyerang sistem kekebalan

tubuh manusia. √

A. Pengetahuan tentang HIV AIDS

1 Apakah di perusahaan tempat Anda bekerja mempunyai

kebijakan dan Prosedur tentang Program P2HIV AIDS?

2

Apakah Anda pernah membaca prosedur terkait dengan

program P2-HIV AIDS yang telah di sosialisasikan dan

distribusikan ke seksi Anda ?

3 Apakah Anda tahu bahwasanya di perusahaan Anda memiliki

Tim P2-HIV AIDS ?

4 Apakah Anda mau dengan suka rela bergabung denganTim P2-

HIV AIDS di perusahaan Anda ?

5 Apakah Anda mau dengan suka rela memeriksakan status HIV

Anda saat ada kegiatan VCT di perusahaan ?

Page 137: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

122

6 Apakah mungkin seorang yang terlihat sehat mempunyai virus

HIV di dalam tubuhnya?

7 HIV dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk

8 Ibu dengan HIV akan selalu menularkan virus HIV kepada

anaknya

9

Resiko terinfeksi HIV AIDS semakin kecil bila seseorang

hanya berhubungan seks dengan satu orang yang tidak

terinfeksi HIV.

10 Penggunaan jarum suntik secara bergantian tidak meningkatkan

resiko terinfeksi HIV

11 Obat Anti Retro Viral (ARV) dapat membunuh virus HIV

secara cepat

12 Apakah di perusahaan tempat Anda bekerja mempunyai

kebijakan tentang HIV dan AIDS?

13 Virus HIV terdapat dalam : Darah, Cairan sperma, cairan

vagina dan air susu ibu.

14 Ketika tubuh terkena HIV, maka tubuh rentan terkena penyakit

lainnya.

15 Virus HIV membutuhkan waktu 5 – 10 tahun sampai

menunjukan gejala – gejala.

B. Larangan Stigma dan Diskriminasi terkait HIV dan AIDS

16

Apakah Anda mau berbagi ruangan, makan bersama, memakai

toilet bersama dan bekerja sama dengan karyawan dengan HIV

dan AIDS?

17

Apakah Anda setuju bila perusahaan melakukan skrining/ test

HIV kepada karyawan baru sebagai salah satu persyaratan

rekrutmen?

18 Apakah seorang karyawan yang positif HIV harus melaporkan

atasannya tentang status HIVnya?

19 Jika salah satu rekan kerja Anda positif HIV dan AIDS, apakah

Anda bersedia bekerja bersama dalam satu tim ?

20 Menurut Anda bila orang terinfeksi HIV AIDS hendaknya di

karantina.

21 Apakah menurut Anda, karyawan yang mengidap HIV

sebaiknya di berhentikan dari pekerjaannya

22 Apakah Anda tidak akan berteman dengan penderita HIV AIDS

walaupun ia teman dekat Anda.

C. Pertanyaan : Tingkat Perubahan Perilaku

23

Dalam 1tahun terakhir, berapa kali Anda telah mengikuti

sosialisasi informasi/penyuluhan tentang HIV dan AIDS di

tempat kerja?

Page 138: GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN …

123

24 Apakah Anda mempunyai pasangan seks yang tetap (seperti

suami atau istri atau pacar tetap)?

25

Selain pasangan tetap (suami, isteri, pacar tetap), Apakah Anda

memiliki pasangan TIDAK TETAP (Seperti: selingkuhan,

pacar tidak tetap, teman kencan, PSK dll)

26 Apakah Anda pernah melakukan hubungan seks dengan Selain

Pasangan sah ?

27 Apakah Anda pernah menggunakan Narkotika suntik

28 Apakah Anda pernah melakukan konseling dan test HIV secara

sukarela?

29 Apakah Anda merasa bahwa Anda dan atau pasangan Anda

perlu melakukan test HIV?

III. Saran dan Harapan Anda terhadap Program HIV AIDS