gambaran dukungan suami dalam proses inisiasi …repository.unjaya.ac.id/282/1/dika nanda...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES INISIASI MENYUSUI DINI DI BANGSAL VERLOS KAMER
(BERSALIN) RSUD WONOSARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal A.Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
DIKA NANDA RULIYANTI 1112208
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Wasyukurilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Dukungan Suami Dalam Proses IMD di
Bangsal bersalin RSUD Wonosari”. insyaallah bisa diselesaikan pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada
kesempatan ini dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-
tulusnya kepada :
1. Reni Merta Kusuma, M. Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Elvika Fit Ari shanty , S.ST, M.Kes selaku pembimbing peneliti yang telah
mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
mengarahkan dan memberi masukan dengan baik.
3. Haniek Farida, M.Si. Selaku dosen penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah, yang
sudah bersedia meluangkan waktunya.
4. RSUD Wonosari,Gunung Kidul Yogyakarta yang telah bersedia memberikan
izin untuk mengambil data dan tempat studi pendahuluan
5. Semua pihak yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2015
Peneliti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR ISI JUDUL............................................................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... LEMBAR PENGESAHAN........................................................................… PERNYATAAN............................................................................................. MOTTO.......................................................................................................... PERSEMBAHAN........................................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. INTISARI………………………………………………………………….. ABSTRACT………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... B. Rumusan Masalah.............................................................................. C. Tujuan Penelitian............................................................................... D. Manfaat............................................................................................. E. Keaslian Penelitian.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori.................................................................................... B. Kerangka Teori……………………………………………………. C. Kerangka Konsep………………………………………………….. D. Pertanyaan Penelitian……………………………………..………..
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian....................................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. C. Populasi dan Sampel Penelitian......................................................... D. Variabel Penelitian............................................................................ E. Definisi Operasional.......................................................................... F. Alat dan Metode Pengumpulan data................................................. G. Validitas dan Reliabilitas................................................................... H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data...................................... I. Etika penelitian……….…………………………………………..... J. Rencana Jalannya Penelitian .….………………….……...............
i ii iii iv v vi vii viii x xi xii xiii xiv 1 4 4 5 6 7 22 23 23 24 25 25 26 27 30 32 35 36 37
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian……………………………….……………………… B. Pembahasan……………………………….…….…………………… C. Keterbatasan Penelitian……………………………….…….……….
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………………… B. Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
38 45 49 50 51
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Definisi Oprasional........................................................................
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden……………………
25
44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka Teori ……………………………………………… 26 Gambar 2.2. Kerangka Konsep……………………………………………. 27
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 4. Pengantar Kuesioner
Lampiran 5. Pernyataan Kesediaan Responden
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
Lampiran 7. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 8. Lembar Konsultasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
INTISARI
GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PROSES INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUANG VERLOS KAMER (BERSALIN)
RSUD WONOSARI, GUNUNG KIDUL
Dika Nanda Ruliyanti1, Elfika Fit Ari Shanty2
Latar Belakang : Data dari Kemenkes 2014, menunjukkan pada tahun 2013 prevelansi ibu yang melakukan IMD sebanyak 34,5% dari total ibu melahirkan hidup. Resiko kematian bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut tidak disusui. Suami dapat mempengaruhi inisiasi dan mempertahankan menyusui bayi, meningkatkan percaya diri istri saat menyusui, dan durasi menyusui. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui dini (IMD) di RSUD Wonosasri, Gunung Kidul. Metode Penelitian : Metode penelitian deskriptif non analitic. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 responden. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan distribusi frekuensi relatif atau prosentase. Hasil Penelitian : Dukungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 23 orang (76,7%). Dukungan psikologi suami kategori mendukung sebanyak 25 orang (83,3%). Dukungan sosial kategori mendukung sebanyak 19 orang (63,3%). Dukungan informasi suami kategori mendukung sebanyak 22 orang (73,3%). Dukungan lingkungan suami kategori mendukung sebanyak 21 orang (70%). Kesimpulan : Dukungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung. Kata Kunci : dukungan, suami, inisiasi menyusu dini
1 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
ABSTRACT
THE OVERVIEW OF HUSBAND’S SUPPORT OF EARLY INITIATION BREASTFEEDING PROCESS ATREGIONAL VERLOS KAMER (PREGNANCY) HOSPITAL OF WONOSARI, GUNUNG KIDUL
Dika Nanda Ruliyanti1, Elfika Fit Ari Shanty2
Background: Data from Ministry of Health 2014, showed in year 2013 prevalence of mothers who did EBI as much 34,5% from total live maternal. The risk of infants’ mortality in 9 to 12 months old increase 40 % if those babies do not breastfeed. Husband can influence the initiation and defend to breastfeed the baby, increase the wife’s confidence when feeding, and breastfeed duration. Research Purpose: This I’m of the resert to know the husband’s support of Early Breastfeeding Initiation process at Regional General Hospital of Wonosari, Gunung Kidul Research Method: Research method is descriptive non analytic. Samples taken by accidental sampling technique, so obtain the number of samples as many 30 respondents. Instrument on this research is questioner and research result analyzed by relative frequency distribution or percentage. Research Result: Husband’s support of Early Breastfeeding Initiation process at Regional General Hospital of Wonosari, Gunung Kidul in support category as many 23 people (76,7%). Psychology support of husband in support category as many 25 people (83,3%). Social support in support category as many 19 people (63,3%). Information support of husband in support category as many 22 people (73,3%). Environment support of husband in support category as many 21 people (70%). Conclusion: Husband’s support on process of Early Breastfeeding Initiation at Regional General Hospital of Wonosari, Gunung Kidul in support category. Keywords: Support, Husband, Early Breastfeeding Initiation
1 Student of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan merupakan suatu seni
yang harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja
memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang
sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang
stabil, perkembangan spiritual yang positif serta perkembangan sosial yang
lebih baik (Roesli, 2008).
Pendekatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang sekarang dianjurkan
adalah dengan metode breast crawl di mana segera setelah bayi lahir ia
diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri puting
ibunya dan akhirnya mengisapnya tanpa bantuan. IMD dapat melatih motorik
bayi dan sebagai langkah awal untuk membentuk ikatan batin antara ibu dan
anak. Sebaiknya, bayi langsung diletakkan di dada ibu sebelum bayi
dibersihkan. Sentuhan dengan kulit mampu memberikan efek psikologis yang
kuat diantara keduanya. Untuk melakukan IMD, dibutuhkan waktu, kesabaran
serta dukungan dari keluarga. Bayi yang lahir dalam kondisi normal dengan
kelahiran tanpa operasi bisa menyusu kepada ibunya tanpa dibantu pada waktu
sekitar satu jam.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (early initiation) atau permulaan menyusui
dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir. Cara bayi
melakukan IMD dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
payudara, dalam waktu 1 jam bayi baru lahir segera dikeringkan dan
diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit ke kulit (Saleha, 2009).
Berdasarkan penelitian WHO (2000), dienam negara berkembang resiko
kematian bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut
tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini
meningkat menjadi 48% sekitar 40% kematian balita terjadi satu bulan
pertama kehidupan bayi. IMD dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari,
berarti IMD mengurangi kematian balita 8,8 % (Roesli, 2008).
Data dari Kemenkes 2014, menunjukkan pada tahun 2013 prevelansi ibu
yang melakukan IMD sebanyak 34,5% dari total ibu melahirkan hidup
(Kemenkes RI, 2014).
Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik
pemberian ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013 hanya 34,5% bayi yang memperoleh ASI
pada hari pertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%,
yang diberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4
sampai 5 bulan sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan
sebanyak 49%. Cakupan IMD di Yogyakarta pada tahun 2012 adalah 34%,
padahal target Indonesia Sehat 2015 sebesar 80% ibu pasca bersalin normal
melakukan IMD minimal satu jam setelah bayi lahir (Kemenkes, 2013).
Dukungan keluarga terutama suami merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan suami kepada istri. Bantuan dapat bersifat emosi, informasi,
instrumental, dan penilaian positif (Sari, 2010). Dukungan secara psikologis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
dari suami akan sangat membantu keberhasilan seorang ibu dalam pemberian
ASI (Evareny, 2009). Terdapat bukti kuat bahwa suami dapat mempengaruhi
inisiasi dan mempertahankan menyusui bayi, meningkatkan percaya diri istri
saat menyusui, dan durasi menyusui (Earle, 2002). Dukungan suami ini sendiri
termasuk dalam 10 langkah tatalaksana IMD bagi ibu melahirkan (Roesli,
2012).
Menurut data yang diperoleh peneliti pada studi pendahuluan yang di
laksanakan pada tanggal 12 Maret 2015 di RSUD Wonosasri,Gunung
Kidul.diperoleh data bahwa jumlah ibu melahirkan dari bulan Januari sampai
dengan 12 Maret 2015 sebanyak 180 ibu bersalin, sehingga rata-rata perbulan
dapat diketahui sekitar 60 (65%) ibu bersalin, dan hasil yang didapatkan
progam inisiasi menyusui dini rata-rata berhasil. Pada studi pendahuluan
tersebut peneliti melakukan wawancara terhadap 6 (0,6%) suami. Isi
wawancara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dukungan suami terhadap
proses IMD. Hasil wawancara menunjukkan 4 (0,4%) suami tidak begitu
memperhatikan bahkan cenderung tidak perduli mengenai IMD. Sedangkan, 2
(0,2%) suami menyatakan suaminya sangat menganjurkan untuk memberikan
IMD
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
tentang ”gambaran dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui dini
(IMD) di RSUD Wonosasri, Gunung Kidul”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian adalah
”Bagaimanakah gambaran dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui
dini (IMD) di RSUD Wonosasri, Gunung Kidul?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui gambaran dukungan suami terhadap proses inisiasi
menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dukungan psikologis suami terhadap proses inisasi
menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
b. Mengetahui dukungan sosial suami terhadap proses inisiasi menyusui
dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
c. Mengetahui dukungan informasi terhadap proses inisiasi menyusui dini
di RSUD Wonosari ,Gunung Kidul
d. Mengetahui dukungan lingkungan terhadap proses inisiasi menyusui
dini di RSUD Wonosari ,Gunung Kidul
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya
dalam ilmu kebidanan terutama tentang gambaran dukungan suami
terhadap proses inisiasi menyusui dini (IMD).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi STIKES A Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah refrensi pustaka serta sebagai saran memperkaya
ilmu kebidanan terutama tentang gambaran dukungan suami
terhadap proses inisiasi menyusui dini (IMD).
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan tentang gambaran dukungan suami
terhadap proses inisiasi menyusui dini (IMD).
c. Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan tentang ilmu pengetahuan tentang
gambaran dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui dini
(IMD).
d. Bagi orangtua
Dapat menanbah pengetahuan bahwa dukungan suami dalam
proses inisiasi menyusui dini (IMD) sangatlah penting.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama, Tahun dan Judul
Metode Penelitian
Hasil Persamaan Perbedaan
1 Rahayu, 2009. Hubungan status Gizi Ibu dengan keluarnya ASI (coloustrum) pada ibu menyusui di BPS Hj wahyuni Medoho Semarang
diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
Hasil dari penelitian ini adalah nilai p = 0,002 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status Gizi Ibu dengan keluarnya ASI pada ibu menyusui di BPS Hj. Wahyuni Medoho Semarang
Persamaan terdapat pada variabel yang diteliti yaitu tentang coloustrum. Perbedaan dengan penelitian terbaru terdapat pada tempat, populasi dan sampel penelitian
2 Nainggolan, 2009. Pengetahuan Ibu Primigravida Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan
deskriptif
Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu Primigravida Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan sebagian besar baik dengan prosentase 56 % dari total sampel
Persamaan terdapat pada variabel yang diteliti yaitu tentang ASI. Perbedaan dengan penelitian terbaru terdapat pada tempat, populasi dan sampel penelitian di sini menggunakan purposive sampel sedangkan sampel yang akan digunakan peneliti adalah accidental sampling
3 Mustika (2005). Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kolostrum pada Ibu Pasca Bersalin di Ruang Mawar I RSUD Dr. Moewardi Surakarta
deskriptif
Hasil faktor tingkat pengetahuan, promosi ASI, berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian kolostrum (p<0,05) sedangkan untuk promosi susu formula tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah meneliti tentang pengetahuan ibu tentang kolostrum dan teknik sampel yang digunakan accidental sampling. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah waktu, tempat penelitian, dan populasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari terletak di Kabupaten
Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah perbukitan
kapur / KARST atau yang lebih dikenal sebagai kawasan Gunung Seribu.
Kabupaten Gunungkidul masuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah timur
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Wonogiri dan Pacitan, sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Sleman, Sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Bantul sementara sebelah selatan dibatasi
oleh Samudera Indonesia, luas wilayah Kabupaten Gunungkidul secara
keseluruhan mencapai 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63% dari keseluruhan
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, RSUD Wonosari telah
mengalami beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana
dan prasarana rumah sakit hingga peningkatan jumlah sumber daya
manusianya. Selain itu juga mengalami peningkatan status rumah sakit,
dari type D menjadi type C pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 201/MENKES/SK/II/1993 tanggal 26
Februari 1993.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
Jumlah bidan di ruang nifas RSUD Wonosari sebanyak 25 orang.
Upaya yang diberikan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu nifas
dan keluarga mengenai ASI eksklusif adalah dengan mengadakan
konseling saat melakukan ANC, pembelian leaflet pentingnya ASI
eksklusif, dan poster-poster terkait manfaat ASI eksklusif.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah
berdasarkan umur. Distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan umur disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Suami
di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
Umur Frekuensi Persentase
18-40 Tahun
41-60 Tahun
19
11
63,3
36,7
Jumlah 30 100
Sumber: Hasil penelitian, 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa umur suami
di RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian besar adalah 18-40 tahun
yaitu sebanyak 19 orang (63,3%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
3. Dukungan Suami terhadap Proses Inisiasi Menyusui Dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul
Hasil pengukuran dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui
dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel sebagai
berikut:
a. Dukungan psikologi suami terhadap proses inisasi menyusui dini
Dukungan psikologi suami terhadap proses inisasi menyusui dini
di RSUD Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Psikologi Suami terhadap
Proses
Inisasi Menyusui Dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
Dukungan suami Frekuensi Prosentase (%)
Mendukung 25 83,3
Tidak mendukung 5 16,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2015.
Tabel 4.2 menunjukkan dukungan psikologi suami terhadap
proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
sebagian besar kategori mendukung sebanyak 25 orang (83,3%).
b. Dukungan sosial suami terhadap proses inisasi menyusui dini
Dukungan sosial suami terhadap proses inisasi menyusui dini di
RSUD Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Suami terhadap Proses
Inisasi Menyusui Dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
Dukungan suami Frekuensi Prosentase (%)
Mendukung 19 63,3
Tidak mendukung 11 36,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2015.
Tabel 4.3 menunjukkan dukungan sosial suami terhadap proses
inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian
besar kategori mendukung sebanyak 19 orang (63,3%).
c. Dukungan informasi suami terhadap proses inisasi menyusui dini
Dukungan informasi suami terhadap proses inisasi menyusui dini
di RSUD Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi Suami terhadap
Proses
Inisasi Menyusui Dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
Dukungan suami Frekuensi Prosentase (%)
Mendukung 22 73,3
Tidak mendukung 8 26,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2015.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
Tabel 4.4 menunjukkan dukungan informasi suami terhadap
proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
sebagian besar kategori mendukung sebanyak 22 orang (73,3%).
d. Dukungan lingkungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini
Dukungan lingkungan suami terhadap proses inisasi menyusui
dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dukungan Lingkungan Suami terhadap
Proses Inisasi Menyusui Dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
Dukungan suami Frekuensi Prosentase (%)
Mendukung 21 70,0
Tidak mendukung 9 30,0
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2015.
Tabel 4.5 menunjukkan dukungan lingkungan suami terhadap
proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul
sebagian besar kategori mendukung sebanyak 21 orang (70%).
e. Dukungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini
Dukungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Dukungan Psikologi Suami terhadap
Proses Inisasi Menyusui Dini di RSUD Wonosari, Gunung
Kidul
Dukungan suami Frekuensi Prosentase (%)
Mendukung 23 76,7
Tidak mendukung 7 23,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2015.
Tabel 4.6 menunjukkan dukungan suami terhadap proses inisasi
menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian besar
kategori mendukung sebanyak 23 orang (76,7%).
B. Pembahasan
1. Dukungan suami terhadap proses inisiasi menyusui dini
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang
termasuk dalam kategori mendukung sebanyak 23 orang (76,7%) dari 30
responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian responden
(suami) ikut berperan dalam keberhasilan ibu menyusui dini terutama
dengan hadir dan memberikan dukungan kepada ibu saat melahirkan dan
membangun percaya diri ibu agar mau dan mampu menyusui. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryani (2011) yang
menyimpulkan sebagian besar responden termasuk dalam kategori
mendukung ibu post partum dalam pelaksanaan IMD sebanyak 18 (60%)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
responden.
Dukungan suami akan mengakibatkan istri semakin paham dan
sadar, serta mau melaksanakan anjuran. Apabila ibu sudah mau mengikuti
anjuran maka ibu akan siap menyusui, yang akan meningkatkan
pencapaian ASI eksklusif. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2005)
bahwa dukungan merupakan upaya yang diberikan orang lain, baik moril
maupun materiil untuk memotivasi orang tersebut dalam melakukan
kegiatan.
Friedman (2010) menyatakan bahwa setiap orang membutuhkan
dukungan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik
dan empati, cinta, kepercayaan, dan perhatian. Dukungan sosial yang
diberikan keluarga akan sangat membantu lansia dalam menghadapi
kehidupan karena merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri namun
masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengarkan segala
keluhan, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapi, bahkan
mau membantu memecahkan masalah yang dihadapi
2. Dukungan psikologis suami terhadap proses inisiasi menyusui dini
Hasil penelitian menunjukkan dukungan psikologi suami terhadap
proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian
besar kategori mendukung sebanyak 25 orang (83,3%) dari 30 responden.
Dukungan psikologi yang paling banyak diberikan adalah suami merasa
aman apabila istri ada di dekatnya. Dukungan suami dipengaruhi oleh
faktor usia suami yang sebagian besar dalam kategori usia dewasa dini
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
antara 18-40 tahun. Menurut Setiadi (2008), dukungan dapat ditentukan
oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan,
dengan demikian setiap rentang usia memiliki pemahaman dan respon
terhadap kesehatan yang berbeda-beda.
Menurut Masbukin (2008) bentuk dari dukungan psikologi yaitu
mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang
bersangkutan. Dukungan secara psikologis dari suami akan sangat
membantu keberhasilan seorang ibu dalam pemberian ASI (Evareny,
2009). Terdapat bukti kuat bahwa suami dapat mempengaruhi inisiasi dan
mempertahankan menyusui bayi, meningkatkan percaya diri istri saat
menyusui, dan durasi menyusui (Earle, 2002). Hasil penelitian ini sejalan
dengan Hani (2014) yang menyimpulkan bahwa suami ibu primipara di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan sudah mampu memberikan rasa kasih
sayang dan perhatian yang baik kepada ibu menyusui.
3. Dukungan sosial suami terhadap proses inisiasi menyusui dini
Dukungan sosial suami terhadap proses inisasi menyusui dini di
RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian besar kategori mendukung
sebanyak 19 orang (63,3%) dari 30 responden. Banyaknya suami yang
memberikan dukungan social terhadap proses inisasi menyusu dini
dipengaruhi oleh faktor usia suami yang sebagian besar dalam kategori
usia dewasa dini antara 18-40 tahun. Menurut Stuart dan Laraia (2005),
usia mempengaruhi cara pandang individu dalam menyelesaikan masalah.
Bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan suami dapat berupa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
empati, kepedulian, perhatian, pujian, bantuan (jasa, waktu ataupun uang),
nasihat, petunjuk-petunjuk, saran, dan memberikan kesempatan kepada ibu
untuk mengikuti berbagai kegiatan kelompok untuk saling berbagi
kesenangan dan aktifitas (Saravino, 2006). Berbagai dukungan yang
diberikan suami ini akan efektif jika terjadi hubungan saling mendukung
antara suami dan istri.
Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang
kehadirannya selalu diharapkan ada di sisi ibu dan selalu siap memberi
bantuan. Dukungan yang suami berikan secara terus-menerus dapat
mempengaruhi keberhasilan ibu menyusui. Dykes (2003) dalam Zakiyah
(2012) menyatakan bahwa ibu membutuhkan dukungan emosional,
informasi, dan bantuan dari suami.
Keberhasilan menyusui sangat ditentukan oleh peran ayah karena
ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang
sangat dipengaruhi keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan
aktif dalam membentu ibu dalam memberikan ASI eksklusif dengan
memberikan dukungan-dukungan emosional dan bantuan-bantuan praktis
lainnya seperti mengganti popok, menyendawakan bayi
4. Dukungan informasi terhadap proses inisiasi menyusui dini
Dukungan informasi suami terhadap proses inisasi menyusui dini di
RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian besar kategori mendukung
sebanyak 22 orang (73,3%) dari 30 responden. Banyaknya suami yang
memberikan dukungan informasi terhadap proses inisasi menyusu dini
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
dipengaruhi oleh faktor informasi. Suami mendapatkan informasi tentang
inisasi menyusu dini dari berbagai media cetak maupun elektronik, buku-
buku kesehatan, dan konseling dari petugas kesehatan saat mengantar istri
melakukan ANC. Informasi yang diperoleh suami akan meningkatkan
pengetahuan suami terhadap proses inisiasi menyusu dini. Menurut Setiadi
(2008) kemampuan kognitif akan membantuk cara berfikir seseorang
termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan diri dan keluarganya.
Menurut Saravino (2006), dukungan informasi mencakup
memberikan nasihat, petunjuk-petunjuk serta saran-saran informasi atau
umpan balik. Bentuk dukungan informasi yang bisa ditunjukkan kepada
ibu menyusui adalah dengan memberikan informasi atau sumber informasi
kepada ibu mengenai ASI. Mayoritas ibu mengaku bahwa suami
mendapatkan informasi tersebut dari pelayanan kesehatan ataupun dari
media massa.
Dukungan informasi yang cukup disebabkan karena suami sibuk
bekerja dan masih menganggap bahwa urusan mengurus bayi dan
kesehatan bayi merupakan tanggung jawab ibu sehingga suami jarang
memberikan informasi atau mencari informasi mengenai hal ini, termasuk
tentang ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan Februhartanty (2008)
dalam penelitiannya di Jakarta, yang mengungkapkan bahwa kurang dari
50% suami masih menaruh perhatian mengenai pencarian informasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
tentang masalah pemberian ASI atau pemberian makanan pada bayi.
5. Dukungan lingkungan terhadap proses inisiasi menyusui dini
Dukungan lingkungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini
di RSUD Wonosari, Gunung Kidul sebagian besar kategori mendukung
sebanyak 21 orang (70%) dari 30 responden. Banyaknya suami yang
memberikan dukungan lingkungan terhadap proses inisasi menyusu dini
dipengaruhi oleh faktor informasi yaitu banyaknya media, seperti internet,
majalah kesehatan, surat kabar, internet dan buku-buku kesehatan yang
menginformasikan tentang pentingnya dukungan terhadap proses inisiasi
menyusu dini. Menurut Notoatmodjo (2010) sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang.
Dukungan lingkungan adalah bentuk dukungan yang diberikan
suami ketika ibu tidak bisa bekerja terlalu berat suami bisa membantu ibu
mengurus rumah tangga, perlakuan ini dapat menyebabkan perasaan
senang dalam diri istri, dan istri ahirnya menjadi lebih mudah
menyesuaikan diri (Dagun, 2008).
Bentuk dukungan lingkungan yang diberikan adalah seperti suami
membantu mengganti popok bayi, menggendong bayi jika bayi menangis,
dan mau membuatkan/mengambilkan makanan/minuman untuk ibu selagi
ibu menyusui bayinya. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
Februhartanty (2008) yang mengemukakan bahwa lebih dari 50% suami
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
lebih sering terlibat melakukan berbagai kegiatan pengasuhan bayi
dibandingkan dengan membantu urusan pekerjaan rumah tangga.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan
hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur dukungan suami dalam penelitian ini hanya
kuesioner tanpa dilengkapi dengan observasi dan wawancara, sehingga
informasi yang diperoleh tentang dukungan suami hanya terbatas pada
pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner.
2. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sehingga belum dapat
mewakili seluruh suami yang ada di RSUD Wonosari, Gunung Kidul.
3. Beberapa variabel tidak bisa dikontrol oleh peneliti
4. Di stupen hanya mengambil 6 sampel saja.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Dukungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD Wonosari,
Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 23 orang (76,7%).
2. Dukungan psikologi suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 25 orang (83,3%).
3. Dukungan sosial suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 19 orang (63,3%).
4. Dukungan informasi suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 22 orang (73,3%).
5. Dukungan lingkungan suami terhadap proses inisasi menyusui dini di RSUD
Wonosari, Gunung Kidul kategori mendukung sebanyak 21 orang (70%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai tambahan referensi bagi
mahasiswa Stikes Achmad Yani Yogyakarta yang berminat melakukan
penelitian tentang dukungan suami dalam proses inisiasi menyusu dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
2. Bagi peneliti
Peneliti menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi guna
memberikan penyuluhan kepada lingkungannya tentang dukungan suami
dalam proses inisiasi menyusi dini melalui bidan setempat dan untuk
mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya suami ibu nifas hendaknya lebih memberikan
perhatian kepada isteri, memberikan informasi atau sumber informasi kepada
ibu tentang ASI, dan bersedia membantu ibu nifas dalam mengurus rumah
tangga
4. Bagi orang tua
Orang tua hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang inisiasi menyusu
dini agar termotivasi untuk melakukan inisasi menyusu dini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA Alimu A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta
: Salemba Medika Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. EdisiRevisi V.
Jakarta :PT. Rineka Cipta. Arief.2008. informasi suaami.jakarta : permata bunda Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta :Banyu
Media Desi (2009). Karya tulis ilmiah : wonogiri Hector.2005, ilmu pengetahuan .jakarta: salemba Hurlock.E.2009 psikologi perkembangan . Jakarta .Permata bunda Kresnawan U.2009.Inisiasi Menyusui Dini.Bandung ;Permata Luluk.2005.ResikoPemberian MPASI Terlalu. Jakarta : salemba Musbikin,2008. Dukungan suami.Jakarta :Salemba Mustika.2005. faktor-faktor pemberian IMD. Surakarta Nadesul H. 2007. Makanan Sehat untuk Bayi. Jakarta: Puspa Swara Notoatmodjo S, 2012. Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Roesli u.2008.ASI EkskIusif, Jakarta : permata bunda Sjafani.2007. pentingnya inisiasi menyusui dini . Jakarta : Puspa Swara, Samsudin.2009. Gizi Ibudan Bayi: Peningkatan Mutu. Soejtiningsih.2007. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Soetjiningsih. (2007). ASI :Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC Sugiyono.2010. Statistika Untuk Kesehatan. Bandung: Alfabeta Suharyono.2008. Diari Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta.:RinekaCipta. Saravino.2006 . dukungan SosialJakarta :puspa swara
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Suari .2008 “ASI eksklusif “ Jakarta : Seri pertama Setiadi.(2008). Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha ilmu.