furosemide tugas

25
Furosemide A. PENDAHULUAN Dalam praktek sehari-hari, seorang dokter sangat sering meresepkan obat. Dokter yang baik adalah dokter yang mempunyai profesionalitas dan mampu meresepkan obat secara rasional. Definisi peresepan yang rasional itu sendiri menurut WHO adalah jika penderita mendapat obat- obatan sesuai dengan diagnosis penyakitnya, dosis dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien, serta biaya yang serendah mungkin yang dikeluarkan pasien maupun masyarakat untuk membeli obat. Jika menyimpang dari ketentuan diatas maka dikatakan tidak rasional. Pemberian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Syarat keputusan dokter yang rasional dalam farmakoterapi diantaranya: 1. Membuat diagnosis yang tepat 2. Memahami patofisiologis penyakit 3. Menelaah pilihan farmakoterapi 4. Memilih obat dan dosis yang khusus untuk pasien 5. Menentukan tujuan( hasil pengobatan) yang ingin dicapai 6. Memelihara hubungan terapetik dengan pasien

Upload: mahendra-yogi-semara

Post on 02-Jul-2015

4.607 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Furosemide tugas

Furosemide

A. PENDAHULUAN

Dalam praktek sehari-hari, seorang dokter sangat sering meresepkan obat.

Dokter yang baik adalah dokter yang mempunyai profesionalitas dan mampu

meresepkan obat secara rasional. Definisi peresepan yang rasional itu sendiri menurut

WHO adalah jika penderita mendapat obat-obatan sesuai dengan diagnosis

penyakitnya, dosis dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien,

serta biaya yang serendah mungkin yang dikeluarkan pasien maupun masyarakat

untuk membeli obat. Jika menyimpang dari ketentuan diatas maka dikatakan tidak

rasional. Pemberian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam

pelayanan kesehatan oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Syarat

keputusan dokter yang rasional dalam farmakoterapi diantaranya:

1. Membuat diagnosis yang tepat

2. Memahami patofisiologis penyakit

3. Menelaah pilihan farmakoterapi

4. Memilih obat dan dosis yang khusus untuk pasien

5. Menentukan tujuan( hasil pengobatan) yang ingin dicapai

6. Memelihara hubungan terapetik dengan pasien

Jika syarat tersebut sudah terpenuhi, barulah dapat dikatakan dokter yang rasional.

Dalam paper ini akan membahas mengenai obat furosemide secara lebih spesifik.

Mulai dari farmakokinetik, farmakodinamik, dosis obat, indikasi, kontraindikasi, efek

samping, interaksi obat, dan pengaruh obat pada ibu hamil.

Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke 16.

HgCl2 diperkenalkan Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa

sulfanilamide sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema

pada pasien payah jantung yaitu dengan meningkatkan eksresi Na+ . Diuretik modern

semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba

yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urin. Diuretik adalah obat yang

Page 2: Furosemide tugas

terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif namun memiliki efek samping yang

banyak pula.

Tujuan utama diuretik adalah mengurangi edema yaitu dengan cara mengurangi

volume ECF. Untuk mencapai ini, output NaCl harus lebih besar dari inputnya.

Furosemide adalah salah satu diuretik kuat (water pil) yang digunakan untuk

menghilangkan air dan garam dari tubuh.1 Diuretik kuat ini mengahambat reabsopsi

NaCl di bagian tebal ansa Henle bagian asendens.8 Karena kapasitas absorpsi NaCl

besar di segmen ini dan fakta bahwa diuresis tidak dibatasi oleh adanya asidosis

seperti penghambat karbonik anhidrase, obat-obat ini merupakan diuretik yang

tersedia paling efektif.8

Furosemide, digunakan untuk mengurangi retensi pembengkakan dan cairan yang

disebabkan oleh berbagai masalah medis, termasuk penyakit jantung atau hati.

Furosemide telah menjadi perawatan standar untuk gagal jantung selama beberapa

dekade.6 Selain dari tindakan utama diuretik nya, furosemide juga diduga memiliki

efek pada sistem kardiovaskular.6 Hal ini juga ditetapkan bahwa furosemide sendiri

merangsang pelepasan renin, sehingga meningkatkan tingkat angiotensin II serta

prostaglandin dari ginjal.6 Furosemide juga digunakan untuk mengobati tekanan

darah tinggi. Hal ini menyebabkan ginjal akan membuang air dan garam yang tidak

diperlukan dari tubuh ke dalam urin.2

Contoh Obat Furosemide 20 mg-GG

Page 3: Furosemide tugas

B. ISI DAN PEMBAHASAN

Diuretika adalah obat yang bekerja langsung pada ginjal dan meningkatkan

produksi urine dan garam natrium.9 Efek utama diuretika adalah mengurangi

reabsorpsi natrium dan klorida pada tubuli ginjal, sedangkan bertambahnya

pengeluaran air adalah akibat sekunder dari ekskresi garam tersebut.9 Mekanisme

yang meningkatkan produksi urine :

1. Meningkatkan aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, yaitu dengan

memberikan:

Derivat Xantin (teofilin, teobromin,kafein) bekerja dengan cara menstimulasi

jantung.9

Glikosida jantung (digoksin,digitoksin) bekerja dengan cara memperbaiki

kontraksi jantung.9

Dopamin mendilatasikan pembuluh darah ginjal dan juga dengan stimulasi

jantung.9

2. Meningkatkan tekanan osmotic dalam tubuli ginjal :

Diuretika osmotik adalah obat-obat diuretika yang diberikan secara suntikan,

kemudian akan difiltrasi oleh glomeruli, tetapi tidak direabsorpsi dari tubuli

ginjal sehingga akan meningkatkan tekanan osmotikdalam lumen tubuli.9

Misalnya, manitol dan urea.9

Dalam nefron, efek utama diuretika osmotic adalah pada tubuli proksimal,

dengan reabsorpsi pasif air dikurangi karena adanya substansi yang tidak bisa

diabsorpsi.9 Dengan banyaknya air dan filtrate tersebut, ini juga akan

mengurangi reabsorpsi natrium.9 Jadi efek utama diuretika osmotik adalah

meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan disertai penambahan ekskresi

natrium yang relatif sedikit.9

3. Menghambat reabsorpsi aktif tubuler :

Diuretika tiazid dan derivate-derivatnya : klortalidon, hidroklorotiazid,

bendroflumetiazid, hidroflumetiazid, indapamid, sipamid.9

Diuretika loop/high ceiling: furosemide, bumetanid, asam etakrinat.9

Diuretika hemat kalium : amilorid, triamteren.9

Page 4: Furosemide tugas

Penghambat karbonik anhidrase : asetazolamid.9

Diuretika merkurial : salirgan, dan mersalil.9

Antagonis aldosteron : spironolakton.9

Derivat xantin : teofilin, teobromin, kafein.9

Diuretik Kuat (Loop Diuretik)

Diuretik yang bertindak dalam lengkung Henle dapat menurunkan tekanan

darah namun kurang efektif dalam jangka panjang dari thiazides.5 Diuretik kuat

kebanyakan jangka waktu pendek tindakan (sekitar 6 jam), mengakibatkan diuresis

awal yang diikuti oleh periode antinatriuresis berlangsung hingga 18 jam per hari

ketika obat ini diberikan sehari sekali.5 Obat ini yang paling tepat untuk pengobatan

hipertensi yang rumit dengan tingkat filtrasi glomerulus berkurang (<30 hingga 40 ml

per menit per 1,73 m2 luas permukaan tubuh) atau dengan volume overload

(misalnya, pada gagal jantung kongestif atau nefrotik sindrom), pada pasien dengan

komplikasi seperti, diuretik loop memberikan natriuresis konsisten dan diuresis.5

Furosemide harus diberikan dua kali sehari, sedangkan torsemide adalah alternatif

yang lebih lama-bertindak yang dapat diberikan sekali sehari. 5

Macam-macam diuretika Bumetanid, furosemide, torsemid, dan asam

etakrinat merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada pars asendens ansa

Henle.10 Dibandingkan dengan semua kelas diuretik lain, obat ini memiliki efektivitas

yang tertinggi dalam memobilisasi Na+ dan Cl- dari tubuh. 10

Seperti penghambat karbonik anhidrase, furosemide dan bumetanid merupakan

derivat sulfonamid lain.8 Asam etakrinat yang secara kimiawi berbeda dengan

furosemide.8 Obat ini merupakan derivat asam fenoksiasetat yang mengandung keton

dan kelompok metilen.8 Kelompok metilen (berbayang) membentuk kombinasi

dengan kelompok sulfhidril bebas dari sistein. Kombinasi dengan sistein merupakan

bahan aktif dari obat tersebut.8

Page 5: Furosemide tugas

Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan dieliminasi melalui sekresi ginjal

dan filtrasi glomerulus.8 Respons diuretik secara cepat setelah pemberian intravena.

Lamanya efek bervariasi 2-3 jam.8 Waktu paruh tergantung fungsi ginjal.8 Karena

furosemid bekerja pada bagian luminal tubulus, respon diureik berhubungan secara

positif dengan sekresinya di urin.8 Gangguan sekresi dari bersihan obat ini mungkin

terjadi bila obat tersebut diberikan bersamaan dengan obat-obat seperti indometasin

dan probenesid, yang menghambat sekresi sekresi asam lemah ditubulus proksimal.8

Metabolit asam etakrinat dan furosemide telah diketahui, tetapi belum diketahui

apakah mempunyai aktivitas diuretik.8 Torsemid mempunyai waktu paruh dan masa

kerja yang lebih panjang dibandingkan furosemide dan bumetanid.8 Torsemid

mempunyai paling tidak satu bentuk metabolit aktif dengan waktu paruh yang lebih

panjang dari senyawa induk.8

Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan

Na+/K+/2Cl- di membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens.8 Dengan

menghambat pentranspor ini, diuretic tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga

mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur ulang K+.8

Potensial elektrik tersebut didapat dari reabsorpsi kation divalen di ansa Henle.8

Page 6: Furosemide tugas

Diuretik kuat, dengan menghilangkan potensial positif lumen menyebabkan

peningkatan ekskresi Mg2+ dan Ca2+.8 Penggunaan yang lama dapat menyebabkan

hipomagnesium yang bermakna pada beberapa jenis penderita.8 Karena Ca2+ secara

aktif diabsorpsi ditubulus distal konvultus, diuretik kuat secara umum tidak

menyebabkan hipokalsemia.8 Namun demikian, pada gangguan yang menyebabkan

hipokalsemia, ekskresi Ca2+ dapat ditingkatkan dengan pemberian kombinasi diuretik

kuat dan infus cairan garam.8 Efek ini bermakna besar pada penanganan

hiperkalsemia akut.8

Tambahan terhadap aktivitas diuretiknya, diuretik kuat mempunyai efek

langsung pada aliran darah yang melalui beberapa vascular bed .8 Mekanisme kerja

tersebut tidak dapat dijelaskan.8 Furosemide meningkatkan aliran darah ginjal dan

menyebabkan redistribusi aliran darah dalam korteks ginjal.8 Furosemide dan asam

etakrinat dapat juga mengurangi kongesti paru dan menurunkan tekanan ventrikel kiri

pada gagal jantung kongestif sebelum peningkatan keluaran urin dapat diukur, dan

pada penderita anefrik.8

Furosemide adalah diuretik kuat yang paling sering digunakan dibandingkan

dengan yang lain. Pengertian dari Furosemide itu sendiri adalah furosemide adalah

diuretik kuat (water pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari

tubuh.1 Di ginjal, garam (terdiri dari natrium dan klorida), air, dan molekul kecil

lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah dan masuk ke dalam tubulus

ginjal.1 Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni.1 Sebagian besar natrium,

klorida dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah sebelum cairan

disaring menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh.1 Furosemide bekerja dengan

menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam

tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis).1

Oleh karena itu, berhati-hati Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam,

dan diuresis berlangsung sekitar 6-8 jam.1 Tindakan awal setelah injeksi adalah lima

menit dan durasi diuresis adalah dua jam.1 Efek yang diuretik furosemide dapat

menyebabkan penurunan natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya pengawasan

medis diperlukan selama perawatan.1

Page 7: Furosemide tugas

Dosis dari Furosemide

Bentuk Dosis dan Kekuatannya

Solusi injeksi Solusi Oral Tablet

10mg/mL 10mg/mL 20mg

40mg/5mL 40mg

80mg

Dosis: awal yang biasa dosis oral untuk pengobatan edema pada orang dewasa adalah

20-80 mg sebagai dosis tunggal.1 Dosis yang sama atau peningkatan dosis dapat

diberikan 6-8 jam kemudian.1 Dosis dapat ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam

sampai efek yang diinginkan terjadi.1 Dosis yang efektif dapat diberikan sekali atau

dua kali sehari.1 Beberapa pasien mungkin memerlukan 600 mg setiap hari.1 Dosis

oral awal bagi anak-anak adalah 2 mg / kg.1 Dosis awal dapat ditingkatkan dengan 1-

2 mg / kg setiap 6 jam sampai efek yang diinginkan tercapai.1 Dosis lebih besar dari 6

mg / kg tidak dianjurkan.1 Dosis yang dianjurkan untuk mengobati hipertensi adalah

40 mg dua kali sehari.1 Nama dagang dari furosemide adalah Lasix.1

Manajemen overdosis

Dapat menggunakan garam fisiologik untuk mengganti volume, dapat menggunakan

dopamin atau norepinephrine untuk mengobati hipotensi, hentikan pengobatan jika

tidak ada gejala setelah 6 jam

Indikasi lain & Menggunakan

Digunakan ketika fungsi ginjal menurun

Farmakologi dari Furosemide

Half-Life: 30-120 min 3

Jangka waktu 3

Page 8: Furosemide tugas

I.V: 2 jam

PO: 6-8 jam

Permulaan 3

Efek awal: I.V: 2-5 min, PO: 30-60 min

Max berlaku: I.V: <15 menit, PO: 1-2 jam

Pengeluaran 3

Urine: 60-90%

Tinja (termasuk empedu): 13-18%

Informasi Lainnya 3

Absorpsi: PO: 60-80%

Bioavailabilitas: 60-70%

Pengikatan Protein: 91-99%

Vasodilatasi: 0,2 L / kg

Metabolisme: hati, sekitar 10%

Indikasi furosemide digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan

ginjal. Obat ini juga mengurangi bengkak / retensi cairan (edema) yang dapat

disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung kongestif, penyakit hati, atau penyakit

ginjal. Hal ini dapat membantu meningkatkan gejala seperti sesak napas.

Kontraindikasi pada pasien dengan anuria dan pada pasien dengan riwayat

hipersensitif terhadap furosemide.

Furosemide memiliki beberapa efek samping diantaranya:

a. Ototoksisitas : Pendengaran dapat terganggu oleh loop duretik terutama bila

digunakan bersama-sama dengan antibiotika aminoglikosida.10 Kerusakan permanen

dapat terjadi bila terapi dilanjutkan.10 Fungsi vestibular nampaknya kurang

dipengaruhi, tetapi dapat juga terganggu oleh terapi kombinasi10

Page 9: Furosemide tugas

b. Hiperurisemia : Furosemide dan asam etakrinat bersaing dengan asam urat untuk

sistem sekresi renal dan empedu, jadi menghambat sekresinya dan dengan demikian

menyebabkan munculnya serangan piral.10

c. Hipovolemia akut : Loop diuretic dapat menyebabkan pengurangan volume darah

yang cepat dan parah, dengan kemungkinan hipotensi, syok dan aritmia jantung.10

d. Kekurangan Kalium : Muatan Na+ besar yang terjadi di tubulus renalis rektus

menyebabkan pertukaran Na+ di tubulus dengan K+ dari sel dengan kemungkinan

menyebabkan hipokalemia.10 Hilangnya K+ dari sel dalam pertukaran H+

menyebabkan alkalosis hipokalemia.10 Pengurangan kalium dapat dicegah dengan

menggunakan diuretic hemat kalium diet dengan tambahan K+.10

e. Dehidrasi : Mengkonsumsi furosemide berlebihan dapat menyebabkan tubuh

kehilangan air dan mineral (termasuk kalium), kejang otot atau kelemahan,

kebingungan, pusing berat, mengantuk, mulut kering yang tidak biasa atau haus, mual

atau muntah, cepat / tidak beraturan detak jantung, penurunan jumlah urin yang tidak

biasa, pingsan, kejang-kejang.1

Furosemide memiliki interaksi dengan obat lain salah satunya: (* menunjukkan

berat):

* Amikasin: peningkatan risiko ototoxicity.7

Amitriptyline: peningkatan risiko hipotensi postural.7

Amfoterisin B: meningkatkan resiko hipokalemia.7

Karbamazepin: peningkatan risiko hiponatremia.7

Klorpromazin: efek hipotensi ditingkatkan.7

Cisplatin: peningkatan risiko nefrotoksisitas dan ototoxicity.7

Dexamethasone: antagonisme efek diuretic, peningkatan risiko hipokalemia.7

Diazepam: efek hipotensi ditingkatkan.7

* Digoxin: hipokalemia yang disebabkan oleh kenaikan furosemide toksisitas jantung

digoxin.7

* Enalapril: efek hipotensi ditingkatkan.7

Etanol: efek hipotensi ditingkatkan.7

* Gentamisin: peningkatan risiko ototoxicity.7

Page 10: Furosemide tugas

Halotan: efek hipotensi ditingkatkan.7

Hidroklorotiazida: peningkatan risiko hipokalemia.7

Hidrokortison: antagonisme efek diuretik, meningkatkan resiko hipokalemia.7

Ibuprofen: risiko nefrotoksisitas ibuprofen meningkat, antagonisme efek diuretik.7

Insulins: antagonisme efek hipoglikemik.7

Ketamin: efek hipotensi ditingkatkan.7

Lidocaine: tindakan lidocaine antagonized oleh hipokalemia yang disebabkan oleh

furosemide (interaksi

kecil kemungkinan bila digunakan secara topikal lidocaine).7

* Lithium: lithium mengurangi ekskresi (meningkat plasma lithium konsentrasi dan

risiko toksisitas).7

Nitrous oksida: efek hipotensi ditingkatkan.7

Prednisolone: antagonisme efek diuretik, peningkatan risiko hipokalemia.7

Propranolol: efek hipotensi ditingkatkan.7

Kinidina *: toksisitas jantung dari kinidina meningkat hipokalemia yang disebabkan

oleh furosemide.7

Salbutamol: peningkatan risiko hipokalemia dengan dosis tinggi salbutamol.7

* Streptomisin: peningkatan risiko ototoxicity.7

Thiopental: efek hipotensi ditingkatkan.7

* Vancomycin: peningkatan risiko ototoxicity.7

Furosemide adalah obat kehamilan Kategori C, yang berarti berpotensi

menimbulkan bahaya bagi anak anda yang belum lahir.4 US Food and Drug

Administration (FDA) menggunakan sistem kategori untuk mengklasifikasikan risiko

untuk janin bila obat tertentu diambil selama kehamilan.4 Kehamilan Kategori C

diberikan kepada obat yang menunjukkan efek samping untuk janin dalam penelitian

pada hewan, tetapi belum ada penelitian pada wanita hamil yang telah dilakukan.4

Sebuah kehamilan Kategori C masih dapat diberikan kepada wanita hamil jika

penyedia layanan kesehatan berpendapat bahwa manfaat bagi wanita itu lebih besar

daripada risiko yang mungkin untuk anak yang belum lahir.4

Page 11: Furosemide tugas

Dalam penelitian hewan, furosemide telah menyebabkan kematian yang tidak dapat

dijelaskan baik dari ibu dan bayi yang baru lahir.4 Penelitian terhadap hewan juga

menyarankan bahwa obat dapat menyebabkan cacat lahir dari ginjal atau sistem

kemih.4

Namun, penting untuk dicatat bahwa binatang tidak selalu merespon terhadap obat-

obatan dalam cara yang sama seperti manusia.4 Oleh karena itu, sebagaimana

disebutkan, furosemid dapat diberikan kepada wanita hamil jika penyedia layanan

kesehatan berkeyakinan bahwa manfaat yang lebih besar daripada risiko yang

mungkin.4 Umumnya, obat tersebut harus digunakan pada wanita hamil hanya bila

benar-benar diperlukan.4 Hal ini umumnya tidak dianjurkan untuk mengobati tekanan

darah tinggi selama kehamilan.4

Page 12: Furosemide tugas

C. Kesimpulan

Furosemide merupakan diuretic kuat (loop diuretic). Diuretika adalah obat yang

bekerja langsung pada ginjal dan meningkatkan produksi urine dan garam natrium.

Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan dieliminasi melalui sekresi ginjal dan

filtrasi glomerulus. Karena furosemid bekerja pada bagian luminal tubulus, respon

diureik berhubungan secara positif dengan sekresinya di urin. Metabolit furosemide

telah diketahui, tetapi belum diketahui apakah mempunyai aktivitas diuretik.

Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan

Na+/K+/2Cl- di membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens. Dengan

menghambat pentranspor ini, diuretic tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga

mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur ulang K+ .

Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari

cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam

output urin (diuresis). Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan

natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Indikasi furosemide digunakan untuk

mengobati tekanan darah tinggi. Menurunkan tekanan darah tinggi membantu

mencegah stroke, serangan jantung, dan ginjal. Obat ini juga mengurangi bengkak /

retensi cairan (edema) yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung

kongestif, penyakit hati, atau penyakit ginjal. Hal ini dapat membantu meningkatkan

gejala seperti sesak napas. Kontraindikasi pada pasien dengan anuria dan pada pasien

dengan riwayat hipersensitif terhadap furosemide. Dosis: awal yang biasa dosis oral

untuk pengobatan edema pada orang dewasa adalah 20-80 mg sebagai dosis tunggal.

Dosis yang sama atau peningkatan dosis dapat diberikan 6-8 jam kemudian. Dosis

dapat ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam sampai efek yang diinginkan terjadi.

Dosis yang efektif dapat diberikan sekali atau dua kali sehari. Dosis oral awal bagi

anak-anak adalah 2 mg / kg. Dosis awal dapat ditingkatkan dengan 1-2 mg / kg setiap

6 jam sampai efek yang diinginkan tercapai. Dosis lebih besar dari 6 mg / kg tidak

dianjurkan. Dosis yang dianjurkan untuk mengobati hipertensi adalah 40 mg dua kali

sehari. Farmakologi dari obat furosemide yaitu : Half-Life: 30-120 min,Jangka

waktu I.V: 2 jam PO: 6-8 jam,Permulaan Efek awal: I.V: 2-5 min, PO: 30-60 min

Page 13: Furosemide tugas

Max berlaku: I.V: <15 menit, PO: 1-2 jam, Pengeluaran Urine: 60-90% Tinja

(termasuk empedu): 13-18%, Informasi Lainnya Absorpsi: PO: 60-80%,

Bioavailabilitas: 60-70%, Pengikatan Protein: 91-99%, Vasodilatasi: 0,2 L / kg,

Metabolisme: hati, sekitar 10%. Efek samping yang umum dari furosemide termasuk

tekanan darah rendah, hipovolemia, hiperurisemia, dehidrasi dan penipisan elektrolit

(misalnya, natrium, kalium). Efek samping yang kurang umum termasuk penyakit

kuning, dering di telinga (tinnitus), kepekaan terhadap cahaya (ketakutan dipotret),

ruam, pankreatitis, mual, diare, sakit perut, dan pusing. Peningkatan gula darah dan

kadar asam urat juga dapat terjadi. Furosemide juga memiliki interaksi dengan obat

lain yang dapat menimbulkan efek. Salah satunya interaksi dengan obat Amikasin

sehingga meningkatkan risiko ototoxicity. Lalu ada lithium yang dapat mengurangi

ekskresi (meningkat plasma lithium konsentrasi dan risiko toksisitas). Pada ibu hamil,

Furosemide adalah obat kehamilan Kategori C, yang berarti berpotensi menimbulkan

bahaya bagi anak anda yang belum lahir. US Food and Drug Administration (FDA)

menggunakan sistem kategori untuk mengklasifikasikan risiko untuk janin bila obat

tertentu diambil selama kehamilan. Furosemid dapat diberikan kepada wanita hamil

jika penyedia layanan kesehatan berkeyakinan bahwa manfaat yang lebih besar

daripada risiko yang mungkin. Umumnya, obat tersebut harus digunakan pada wanita

hamil hanya bila benar-benar diperlukan. Hal ini umumnya tidak dianjurkan untuk

mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Page 14: Furosemide tugas

D. Saran

Dokter yang baik adalah dokter yang mampu menunjukkan profesionalismenya dan

mampu meresepkan obat yang rasional. Karena dalam fase akhir manajemen pasien

yang memerlukan terapi obat, ketidak rasionalan biasanya muncul yang

mencerminkan bahwa sikap dan tahapan manajemen dokter tersebut tidak rasional.

Dalam pemilihan obat sebagai contoh furosemide, dokter harus mampu menelaah

pilihan farmakoterapi, menentukan tujuan yang ingin dicapai, memahami patofisologi

penyakit, dan mampu memilih obat dan dosis yang tepat. Sehingga dokter mampu

dalam mendiagnosis pasien dengan tepat. Yang tak kalah penting adalah memelihara

hubungan terapetik dengan pasien. Untuk pasien, harus memberikan informasi

sejelas-jelasnya kepada dokter dan tidak mudah menerima sikap dokter yang tidak

rasional. Sebagai contoh, sebelum mengambil furosemide pasien wajib :

* Memberitahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap furosemid, obat-

obatan sulfa, atau obat lain.

* Memberitahu dokter dan apoteker apa resep dan nonprescription obat yang kita

pakai, terutama obat-obatan lain untuk tekanan darah tinggi, aspirin, kortikosteroid

(misalnya prednisone), digoxin (Lanoxin), indometasin (Indocin), lithium (Eskalith,

Lithobid), obat-obatan untuk diabetes, probenesid (Benemid), dan vitamin. Jika Anda

juga mengambil cholestyramine atau colestipol, bawalah setidaknya 1 jam setelah

minum furosemide.

* Memberi tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah menderita diabetes,

asam urat, atau penyakit ginjal atau hati.

* Memberi tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk menjadi

hamil, atau sedang menyusui. Jangan menyusui saat mengambil obat ini. Jika Anda

menjadi hamil saat mengambil furosemide, hubungi dokter Anda.

* Berencana untuk menghindari paparan yang tidak perlu atau lama terhadap sinar

matahari dan memakai pakaian pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya.

Furosemide dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.

Jika sudah seperti itu, maka konsep terapi rasional akan berjalan dengan baik.

Page 15: Furosemide tugas

Daftar Pustaka

1. Omudhome Ogbru, PharmD. 2009. Furosemide-Oral. Available at:

http://www.medicinenet.com/furosemide-oral/article.htm. Accessed on April 1st ,

2011

2. National Library of Medical. 2008. Furosemide. Available at:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682858.html. Accessed on

April 2nd, 2011

3. Medscape Reference. Furosemide. Available at:

http://reference.medscape.com/drug/lasix-furosemide-342423. Accessed on April 1st ,

2011

4. Kristi Monson PharmD, Arthur Schoenstadt MD. 2010. Furosemide. Available at :

http://hypertension.emedtv.com/furosemide/furosemide.html. Accessed on April 2nd,

2011

5. Michael E Ernst PharmD, Marvin Moser MD. 2009. Use of Diuretics in Patients

with Hypertension. N Engl J Med 2009; 361:2153-2164 November 26, 2009.

Available at : http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra0907219. Accessed on

April 2nd, 2011

6. Peter Pickkers MD, Tom P. J. Dormans MD, et al. 1997. Direct Vascular Effects

of Furosemide in Humans. American Heart Association, Inc 1997;96:1847-1852.

Available at : http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/96/6/1847?

maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&andorexacttitle=and&ando

rexacttitleabs=and&fulltext=furosemide&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRS

TINDEX=0&resourcetype=HWCIT. Accessed on : April 2nd, 2011

Page 16: Furosemide tugas

7. Siobhan Andrews BPharm GradDipPharmPrac, Noel Cranswick MBBS BMedSc

FRACP, et al. 2010. WHO Model Formulary for Children. Available at :

http://www.who.int/selection_medicines/list/WMFc_2010.pdf . Accessed on : April

6th, 2011

8. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6

. Penerbit Buku Kedokteran EGC

9. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Hal 151-152. Penerbit

Buku Kedokteran EGC

10. Mycek MJ PhD, Harvey RA PhD, Champe PC PhD. 2001. Farmakologi Ulasan

Bergambar. Edisi 2. Hal 230-231. Penerbit Widya Medika

Page 17: Furosemide tugas

Curiculum Vitae

Nama : I Putu Mahendra Yogi Semara

T.T.L : Denpasar, 24 Desember 1992

Universitas : Universitas Warmadewa Program Studi Pendidikan Dokter

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl. Gn Tangkuban Perahu II gg Belibis II no. 7 Denpasar

Telp./HP : (0361) 429724/ 085739372492

Email : [email protected]

Agama : Hindu

Hobby : Futsal, hiking, main playstation

Motto : Say no to give up