full page fax print - kemkes.go.id · lampiran 3.5 jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit...

345

Upload: others

Post on 31-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria
Page 2: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

PROFIL KESEHATAN INDONESIA

2008

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. JAKARTA

2009

351.770 212 Ind p

Page 3: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

TIM PENYUSUN

Pengarah Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Jenderal Depkes

Ketua dr. Untung Suseno S., MKes

Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes

Editor Hasnawati, SKM, MKes

Sugito, SKM, MKes Hary Purwanto, MKes, MMSi

Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes

Anggota, Sunaryadi, SKM, MKes; Fetty Ismandari, dr.; Nuning Kurniasih, SSi, Apt;

Farida Sibuea, SKM, MScPH; Evida V. Manullang, SSi; Marlina Indah Susanti, SKM; Supriyono Pangribowo, SKM; Dewi Roro Kumbini, SPd; Istiqomah, SS;

Sarijono; Sondang Tambunan; Maryati; B.B Sigit

Kontributor Badan Pusat Statistik; Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional;

Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal; Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat; Ditjen Bina Pelayanan Medik; Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;

Ditjen Bina Kefarmasian & Alkes; Badan Litbangkes; Badan PPSDMKes; Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Kepegawaian;

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan; Pusat Penanggulangan Krisis

Page 4: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 212 Ind p

Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2008. - - Jakarta : Departemen Kesehatan RI 2009 I. Judul 1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950 Telepon no: 62-21-5229590, 5221432 Fax no: 62-21-5203874 E-mail: [email protected] Web site: http://www.depkes.go.id

Page 5: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

i

“Profil Kesehatan Indonesia 2008” merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari kinerja Pusat Data dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan, maka tahun yang tercantum dalam judul profil kesehatan disamakan dengan tahun dari data dan informasi yang disajikan.

“Profil Kesehatan Indonesia 2008” ini selain memuat informasi seperti profil kesehatan sebelumnya, juga memuat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada tahun 2008. Penyajian dalam “Profil Kesehatan Indonesia 2008” ini masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul sehingga untuk beberapa indikator masih memuat data tahun 2007, termasuk kontribusi dari hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 yang diselenggarakan Balitbangkes Depkes. Beberapa data dan informasi tahun 2008 yang belum terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia 2008 ini akan disajikan dalam bentuk sajian lain selain Profil Kesehatan Indonesia.

“Profil Kesehatan Indonesia” dengan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar

dapat terbit lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan Indonesia 2008 ini akan diterbitkan dalam dua versi bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selain diterbitkan dalam bentuk cetakan, Profil Kesehatan Indonesia 2008 juga dapat diakses melalui internet; http://www.depkes.go.id.

Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Indonesia 2008” ini bermanfaat dalam mengisi

kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Jakarta, 2009

Kepala Pusat Data dan Informasi

Dr. Untung Suseno S., MKes NIP. 19581017 198403 1 004

KATA PENGANTAR

Page 6: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

ii

Page 7: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

iii

Saya menyambut gembira terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2008” yang lebih

cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini, akhirnya Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2008 dan menyusunnya dalam bentuk “Profil Kesehatan Indonesia 2008”.

Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan telah terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2008” ini, saya harapkan dapat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan yang didasari atas data dan informasi (evidence based) dan dapat digunakan pula sebagai salah satu bahan evaluasi program pembangunan kesehatan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Indonesia 2008” ini.

Jakarta, 2009

Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan

Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 19490929 197712 1 001

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL DEPKES

Page 8: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

iv

Page 9: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

v

KATA PENGANTAR i SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL iii DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I: PENDAHULUAN 1 BAB II: GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3 A. Keadaan Penduduk 3 B. Keadaan Ekonomi 6 C. Keadaan Pendidikan 10 D. Keadaan Lingkungan 12 E. Keadaan Perilaku Masyarakat 18 BAB III: SITUASI DERAJAT KESEHATAN 24 A. Mortalitas 24 B. Morbiditas 31

C. Status Gizi 67 BAB IV: SITUASI UPAYA KESEHATAN 73 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 73 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 90 C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 94 D. Perbaikan Gizi Masyarakat 114 E. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana 118 BAB V: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 120 A. Sarana Kesehatan 120 B. Tenaga Kesehatan 133 C. Pembiayaan Kesehatan 137

DAFTAR ISI

Page 10: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

vi

BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 140 A. Kependudukan 140 B. Derajat Kesehatan 149 C. Upaya Kesehatan 158 DAFTAR PUSTAKA 163 LAMPIRAN

***

Page 11: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

vii

Lampiran 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Menurut Provinsi Tahun

2007 - 2008 Lampiran 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut

Provinsi Tahun 2008 Lampiran 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu, Angka Beban

Tanggungan dan Provinsi Tahun 2008 Lampiran 2.4 Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2006

- 2008 Lampiran 2.5 Persentase Penduduk Buta Huruf Menurut Kelompok Umur Lampiran 2.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Provinsi Tahun 2004 - 2008 Lampiran 2.7 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Provinsi Tahun 2004 - 2008 Lampiran 2.8 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 2.8.a Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 2.8.b Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 2.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Rata - Rata Pemakaian Air Bersih

per Orang per Hari dan Provinsi, Riskesdas Tahun 2007 Lampiran 2.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik Air Minum per

Provinsi Tahun 2007 Lampiran 2.11 Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari

Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Tipe Daerah, Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.12 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar, Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.13 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.13.a Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.13.b Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Page 12: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

viii

Lampiran 2.14 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.14.a Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.14.b Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.15 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m2). Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.16 Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah, dan Jenis Lantai Terluas (m2) dan Provinsi, Tahun 2008

Lampiran 2.17 Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah, dan Jenis Dinding Terluas (m2) dan Provinsi, Tahun 2008

Lampiran 2.18 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang dialami dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.18.a Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang dialami dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.18.b Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang dialami dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.19 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.19a Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.19.b Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.20 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Menurut Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.21 Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Obat yang Digunakan, Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.22 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.22.a Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.22.b Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2008

Page 13: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

ix

Lampiran 2.23 Persentase Rumah Tangga yang Memenuhi Kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Baik Menurut Provinsi Riskesdas Tahun 2007

Lampiran 2.24 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Berperilaku Benar Dalam Buang Air Besar dan Cuci Tangan Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.25 Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok dan Provinsi, Tahun 2007

Lampiran 2.26 Prevalensi Perokok Saat Ini dan Rerata Jumlah Batang Rokok yang Dihisap Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 2.27 Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Usia Mulai Merokok Tiap Hari dan Provinsi, Tahun 2007

Lampiran 2.28 Prevalensi Peminum Alkohol 12 Bulan dan 1 Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Tahun 2007

Lampiran 2.29 Prevalensi Kurang Makan Buah dan Sayur Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.1 Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Harapan Hidup, Net Reproduction Rate, Angka Kelahiran Kasar, dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 3.2 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut Provinsi Tahun 2005 - 2007

Lampiran 3.3 Distribusi Pasien Rawat Jalan Menurut Bab ICD X di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2008

Lampiran 3.3.a Distribusi Pasien Rawat Jalan Menurut Bab ICD-X di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2007

Lampiran 3.4 Distribusi Pasien Rawat Inap Menurut Bab ICD-X di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2008

Lampiran 3.4.a Distribusi Pasien Rawat Inap Menurut Bab ICD-X di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2007

Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa-Bali Tahun 1997 - 2008

Lampiran 3.7 Hasil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru Tahun 2008 Lampiran 3.8 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin dan

Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.9 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur

(Tahun), Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.10 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus

Per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2008

Page 14: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

x

Lampiran 3.11 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS yang Menggunakan Napza Suntikan (IDU) Menurut Provinsi s.d 31 Desember 2008

Lampiran 3.12 Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.13 Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.14 Jumlah Kasus Baru Kusta dan Kecacatan Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.15 Prevalensi Frambusia Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.16 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 3.16.a Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 3.17 Jumlah Kasus Penyakit Campak dan Status Vaksinasi Campak Menurut

Kelompok Umur dan Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.18 Frekuensi dan Jumlah Kasus Pada KLB Campak Menurut Provinsi

Tahun 2005-2008 Lampiran 3.19 Jumlah Kasus AFP Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.20 Jumlah Kasus AFP Menurut Kriteria Klasifikasi Klinis dan Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 3.21 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2003 - 2008 Lampiran 3.22 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2003 - 2008

Lampiran 3.23 Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2005 - 2008

Lampiran 3.24 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2003 - 2008 Lampiran 3.25 Kepesertaan dan Jenis Kasus Kecelakaan Kerja (PT Jamsostek) Tahun

2008 Lampiran 3.26 Situasi Leptospirosis pada Manusia di Indonesia Tahun 2004 - 2008 Lampiran 3.27 Situasi Antraks pada Manusia di Indonesia Tahun 2004 - 2008 Lampiran 3.28 Situasi Pes pada Manusia di Indonesia Tahun 2008 Lampiran 3.29 Jumlah dan Presentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan

Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 3.30 Kasus Penyakit dapat dicegah dengan Imunisasi Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 3.31 Jumlah Kasus Hepatitis C (Hanya Data yang Positif) Tahun 2008 Lampiran 3.32 Persentase Balita Menurut Status Gizi (BB/U)* Per Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.33 Persentase Balita Menurut Status Gizi (TB/U)* Per Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.34 Persentase Balita Menurut Status Gizi (BB/ TB )* Per Provinsi Tahun

2007

Page 15: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

xi

Lampiran 3.35 Prevalensi Kurus dan Berat Badan Lebih Anak Umur 6 - 14 Tahun Menurut Jenis Kelamin per Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.36 Persentase Status Gizi Penduduk Dewasa (15 Tahun ke Atas) Menurut IMT Per Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.37 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15 - 45 Tahun Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.38 Persentase Berat Badan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.39 Prevalensi Frambusia Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.40 Rawat Jalan Jemaah Haji di Arab Saudi Berdasarkan Pola Penyakit

Tahun 2006 – 2008 Lampiran 3.41 Jumlah Haji Indonesia Pola Penyakit - Pemeriksaan Kesehatan di

Embarkasi Tahun 2006 - 2008 Lampiran 3.42 Rawat Jalan Jemaah Haji di Arab Saudi Berdasarkan Pola Penyakit

Tahun 2006 – 2008 Lampiran 3.43 Sebab Jemaah Haji Wafat di Arab Saudi Berdasarkan Pola Penyakit

Tahun 2006 – 2008 Lampiran 3.44 Jemaah Haji Indonesia Berdasarkan Jumlah Wafat per 1000 Jemaah

(Rate Wafat) Tahun 2008 Lampiran 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Dan K4, Persalinan ditolong Tenaga

Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.2 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama dan Provinsi

Tahun 2008 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.2.a Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama dan Provinsi

Tahun 2008 (Perkotaan) Lampiran 4.2.b Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama dan Provinsi

Tahun 2008 (Perdesaan) Lampiran 4.3 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Provinsi

Tahun 2008 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.3.a Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Provinsi

Tahun 2008 (Perkotaan) Lampiran 4.3.b Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Provinsi

(Perdesaan) Lampiran 4.4 Cakupan Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti, dan Penanganan

Komplikasi Ibu Hamil dan Neonatal Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.5 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke atas Yang Pernah Kawin dan

Jumlah Anak Yang Dilahirkan Hidup Menurut Provinsi Tahun 2008 (Perkotaan+Perdesaan)

Page 16: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

xii

Lampiran 4.5.a Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin dan Jumlah Anak yang dilahirkan Hidup Menurut Provinsi Tahun 2008 (Perkotaan)

Lampiran 4.5.b Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin dan Jumlah Anak yang dilahirkan Hidup Menurut Provinsi Tahun 2008 (Perdesaan)

Lampiran 4.6 Rata - Rata Jumlah Anak Lahir Hidup per Wanita Usia 15-49 Tahun Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2008

Lampiran 4.7 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Yang Sedang Menggunakan /Memakai Alat Kb Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi, Tahun 2008

Lampiran 4.8 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Pernah Menggunakan / Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi, Tahun 2008

Lampiran 4.9 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat / Cara KB yang sedang digunakan / dipakai dan Provinsi, Tahun 2008 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 4.9.a Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang sedang digunakan /dipakai dan Provinsi, Tahun 2008 (Perkotaan)

Lampiran 4.9.b Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang sedang digunakan /dipakai dan Provinsi, Tahun 2008 (Perdesaan)

Lampiran 4.10 Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 4.11 Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 4.12 Pencapaian Desa Universal Child Immunization (Uci) Menurut Provinsi Tahun 2006 - 2008

Lampiran 4.13 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2008* Lampiran 4.14 Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.15 Drop Out Cakupan Imunisasi DPT1 - Campak pada Bayi Menurut

Provinsi Tahun 2003 - 2008 Lampiran 4.16 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Provinsi,

Tipe Daerah dan Jenis Imunisasi, 2008 Lampiran 4.17 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.18 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut

Provinsi Tahun 2007

Page 17: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

xiii

Lampiran 4.19 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 4.20 Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 4.21 Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tahun 2008 Lampiran 4.22 Jumlah Masyarakat Miskin dan Tidak Mampu untuk Jaminan Kesehatan

Masyarakat Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.23 Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di RS/BKMM/BKIM/BKN/BP4

Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.24 Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut Jamkesmas

Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.25 Penanganan Penyalahgunaan Napza di Rumah Sakit Menurut

Kepemilikan Tahun 2007 Lampiran 4.26 Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan

Succes Rate (Sr) Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 4.27 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Menurut Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 4.28 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin "A" Tahun 2008 Lampiran 4.29 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Menurut Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 4.30 Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah disusui Menurut Lamanya

disusui Per Provinsi Tahun 2008 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.30.a Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah disusui Menurut Lamanya

disusui Per Provinsi Tahun 2008 (Perkotaan) Lampiran 4.30.b Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah disusui Menurut Lamanya

disusui Per Provinsi Tahun 2008 (Perdesaan) Lampiran 4.31 Rekapitulasi Kejadian Bencana Tahun 2008 Lampiran 5.1 Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Menurut Provinsi

Tahun 2004 - 2008 Lampiran 5.2 Jumlah Puskesmas Non Perawatan dan Puskesmas Perawatan Menurut

Provinsi Tahun 2004 - 2008 Lampiran 5.3 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2008 Lampiran 5.4 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola Dan Provinsi

Tahun 2008 Lampiran 5.5 Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Menurut Pengelola

Tahun 2004 - 2008 Lampiran 5.6 Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum Menurut Kelas Perawatan

dan Provinsi Tahun 2008

Page 18: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

xiv

Lampiran 5.7 Jumlah Rumah Sakit Umum Depkes/Pemda Menurut Kelas dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.8 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis Rumah Sakit Tahun 2004 - 2008

Lampiran 5.9 Jumlah Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.10 Jumlah Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.11 Jumlah Institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Menurut Jurusan dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.12 Jumlah Strata Akreditasi Jurusan/Program Studi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kumulatif sampai dengan Desember Tahun 2008

Lampiran 5.13 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.14 Jumlah Strata Akreditasi Institusi Non Poltekkes Kumulatif sampai Desember Tahun 2008

Lampiran 5.15 Jumlah Institusi Diknakes Non-Poltekkes Menurut Status Kepemilikan Kumulatif sampai dengan Desember Tahun 2008

Lampiran 5.16 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Hasil Pendataan Potensi Desa Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.17 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.18 Rasio Dokter, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan Terhadap Jumlah Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.19 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.20 Jumlah Tenaga Kesehatan dengan Status Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang Masih Aktif Menurut Provinsi Tahun 2008

Lampiran 5.21 Jumlah Alokasi dan Realisasi Anggaran Departemen Kesehatan Menurut Eselon I Tahun Anggaran 2008

Lampiran 5.22 Persentase Penduduk dengan Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Menurut Provinsi dan Tipe Daerah Tahun 2007

Lampiran 5.23 Persentase Penduduk dengan Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Menurutjenis Jaminan Kesehatan dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 6.1 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2008

Lampiran 6.2 Angka Kelahiran, Angka Kematian, dan Indeks Pembangunan Manusia di Negara-Negara ASEAN & SEARO

Page 19: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

xv

Lampiran 6.3 Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2006

Lampiran 6.4 Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2006/2007

Lampiran 6.5 Angka Estimasi HIV dan AIDS di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2007

Lampiran 6.6 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi di Negara-Negara ASEAN & SEARO

Lampiran 6.7 Perbandingan Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2007

Lampiran 6.8 Perbandingan Upaya Kesehatan di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2000-2008

Lampiran 6.9 Pembiayaan Kesehatan di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2006

***

Page 20: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

1

Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar

manusia mempunyai kemampuan di berbagai bidang, khususnya dalam bidang pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, berpengetahuan, dan memiliki kehidupan yang layak. Masing-masing dimensi direpresentasikan oleh indikator. Umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup; pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah; serta kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Semua indikator yang merepresentasikan ketiga dimensi pembangunan manusia ini terangkum dalam suatu nilai tunggal, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (human development index).

Sedangkan pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai urutan pertama dalam pembangunan kesehatan. Prioritas berikutnya adalah pelayanan kesehatan ba-gi masyarakat miskin, pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, penanggulangan gizi buruk, dan penanganan krisis kesehatan akibat bencana.

Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008 ini berupaya untuk menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya, serta perbandingan Indonesia dengan negara anggota ASEAN dan SEARO.

Profil Kesehatan Indonesia 2008 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu: Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2008 ini serta sistimatika penyajiannya.

Bab II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum, yang meliputi: kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik; serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.

Page 21: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

2

Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2008 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.

Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2008, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.

Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2008. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan, Angka Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis, angka estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.

***

Page 22: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

3

Indonesia terbentang antara 6o garis Lintang Utara sampai 11o garis Lintang Selatan, dan dari 97 o sampai 141o garis Bujur Timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, menurut data Bakosurtanal, jumlah pulau di Indonesia 17.508 (17.506 pulau setelah dikurangi Sipadan dan Ligitan). Jumlah pulau itu termasuk yang berada di muara dan tengah sungai, serta delta. Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

Secara administratif wilayah Indonesia pada tahun 2008 terbagi atas 33 provinsi, 495 kabupaten/kota (399 kabupaten dan 96 kota). Jika dibandingkan dengan jumlah kabupaten/kota yang ada pada tahun 2007, maka selama tahun 2008 telah terjadi pembentukan 30 kabupaten/kota baru. Pembagian wilayah Indonesia secara administratif pada tahun 2007 - 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2008 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. A. KEADAAN PENDUDUK

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2008 tercatat sebesar 228.523.342 jiwa terdiri dari 114.399.238 laki-laki dan 114.124.104 perempuan. Melalui estimasi BPS hasil SUPAS 2005 (estimasi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2008), kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut.

Page 23: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

4

GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2008

Secara nasional, dengan luas wilayah Indonesia 1.910.931,32 km2 maka tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 120 jiwa per km2. Tingkat kepadatan yang tinggi masih didominasi oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.774 jiwa per km2. Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke-2 dengan kepadatan 1.157 jiwa per km2. Provinsi dengan tingkat kepadatan tertinggi ke-3 yaitu DI Yogyakarta sebesar 1.107 jiwa per km2. Kepadatan penduduk terendah di Papua, yaitu hanya 6 jiwa per km2, Papua Barat merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke-2 yaitu sebesar 8 jiwa per km2, yang kemudian diikuti oleh Kalimantan Tengah dengan kepadatan 13 jiwa per km2.

Dari proyeksi jumlah penduduk dapat diketahui terdapat ketimpangan persebaran penduduk antar pulau yang nyata. Lebih dari separuh penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, yaitu sebesar 58,14%, dengan luas hanya 6,77% wilayah Indonesia. Selebihnya tersebar di Sumatera sebesar 21,36 %, Sulawesi 7,23%, Kalimantan 5,62%, Kepulauan Nusa Tenggara - Bali 5,43%, Papua dan Maluku

Sumber : Badan Pusat Statistik, Estimasi Penduduk Indonesia Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

Page 24: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

5

2,22%. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

GAMBAR 2.2

PERSENTASE PERSEBARAN PENDUDUK INDONESIA MENURUT KELOMPOK PULAU-PULAU BESAR TAHUN 2008

Sumber : Badan Pusat Statistik, Estimasi Penduduk Indonesia Tahun 2008, Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 tahun 2008.

Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,67%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 5,10%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 47,77%.

Provinsi dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur sebesar 60,44%, diikuti oleh Maluku sebesar 58,23%, dan Sulawesi Tenggara sebesar 58,00%. Sedangkan provinsi dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu DKI Jakarta sebesar 37,76%, diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar 38,12% dan Jawa Timur sebesar 40,36%. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur, provinsi, dan Angka Beban Tanggungan tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.3.

Page 25: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

6

GAMBAR 2.3 ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT PROVINSI

DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Badan Pusat Statistik, Estimasi Penduduk Indonesia Tahun 2008

B. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian Indonesia pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun 2007. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2008 mencapai Rp 2.082,1 triliun, sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp 1.963,1 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2008 naik sebesar Rp 1.004,7 triliun, yaitu dari Rp 3.949,3 triliun pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp 4.954,0 triliun pada tahun 2008.

Mengkaji kondisi perekonomian tentu saja tidak terlepas dari tingkat inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama periode Januari sampai Desember tahun 2008 telah terjadi inflasi sebesar 11,06%. Selama tahun 2008 kelompok bahan makanan memberi kontribusi terbesar pada inflasi sebesar 16,35%. Kelompok lainnya dalam tahun 2008 masing-masing kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang sebesar 10,92% pada inflasi nasional; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 12,53%, kelompok sandang 7,33%, kelompok kesehatan 7,96%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 6,66% dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 7,49%.

Selama tahun 2008, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 16,7%, diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih 10,9%, sektor keuangan, real estate dan jasa perumahan 8,2%, sektor konstruksi 7,3%, sektor

Page 26: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

7

perdagangan, hotel dan restoran 7,2%, sektor jasa-jasa 6,4%, sektor pertanian 4,8%, dan sektor industri pengolahan 3,7%, serta sektor pertambangan dan penggalian 0,5%. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5% yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1%.

Untuk mengetahui tingkat pengangguran, dilakukan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Sakernas merumuskan konsep pengangguran sebelum tahun 2001 sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Sejak tahun 2001 konsep pengangguran menjadi angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha (MP), tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan/putus asa (sebelumnya dikategorikan sebagai Bukan Angkatan Kerja) dan yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai Bekerja).

Persentase pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Pengangguran terbuka disini didefinisikan sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga, sehingga hanya orang yang temasuk angkatan kerja saja yang merupakan pengangguran terbuka.

Menurut Sakernas, definisi operasional Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan penganggur. Sementara Bekerja menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan itu termasuk juga kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Berdasarkan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 – 2008, tahun 2008 ada penurunan angka pengangguran, dengan bertambahnya lapangan kerja pada sektor jasa kemasyarakatan seperti jasa pertukangan, pembantu rumah tangga, transportasi, dan pertanian. Perkembangan angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran pada Agustus 2007 - Agustus 2008 adalah sebagai berikut.

TABEL 2.1

PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA

DAN PENGANGGURAN TERBUKA DI INDONESIA TAHUN 2007 - 2008 Tahun

Agustus 2007 (juta org) Agustus 2008 (juta org)

Jumlah Angkatan Kerja 109,94 111,95

Jumlah penduduk yang bekerja 99,93 102,55

Pengangguran terbuka 10.01 9,39

Persentase pengangguran terbuka (%) 9,11 8,39

Sumber: BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional 2007-2008

Page 27: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

8

Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

Unit terkecil daerah tertinggal yang digunakan dalam Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PPDT) adalah wilayah administrasi kabupaten. Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pada perhitungan 6 (enam) kriteria dasar yaitu: perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal (celah fiskal), aksesibilitas dan karakteristik daerah, serta berdasarkan kabupaten yang berada di daerah perbatasan antarnegara dan gugusan pulau-pulau kecil, daerah rawan bencana dan daerah rawan konflik.

Menurut data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, pada tahun 2006 -2008 jumlah kabupaten tertinggal mencapai 199 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tahun 2008 persentase daerah tertinggal adalah 40,2% dari 495 kabupaten/kota. Menurut jumlah kabupaten/kota yang tertinggal angka ini sedikit bertambah dibandingkan tahun 2005, yang menunjukkan jumlah 197 kabupaten tertinggal. Penambahan 2 kabupaten tersebut terdapat pada Provinsi Sumatera Barat yang pada tahun 2005 berjumlah 7 kabupaten kemudian bertambah menjadi 9 kabupaten. Provinsi dengan persentase kabupaten/kota tertinggal tertinggi adalah Sulawesi Barat, yaitu sebesar 100% (2006-2008), diikuti oleh Sulawesi Tengah yang sebesar 81,8% (2008) dan Bengkulu 80% (2008). Jumlah dan persentase kabupaten/kota tertinggal menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.4.

GAMBAR 2.4

PROVINSI DENGAN PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Tahun 2004-2009

Page 28: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

9

Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit-penyakit tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta betapa keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, penyakit kekurangan vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut, dan Beri-beri.

Pada bulan Maret 2007, jumlah penduduk miskin menurun menjadi 37,17 juta dari 39,3 juta penduduk miskin pada bulan Maret 2006. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan 2,13 juta penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang (16,6%), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta orang.

Selama periode Maret 2007 - Maret 2008, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,42 juta orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,79 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2008, sebagian besar (63,47%) penduduk miskin berada di daerah perdesaan.

Persentase penduduk miskin dari tahun 2004-2008 disajikan pada Gambar 2.4 berikut ini.

GAMBAR 2.5

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: BPS, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007 Press Release BPS 2008: Jumlah Kemiskinan.pdf

Page 29: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

10

C. KEADAAN PENDIDIKAN Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah

dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan. Komposisi penderita buta huruf di Indonesia beragam. Jumlah penduduk buta huruf di Indonesia tidak hanya dialami satu generasi, tetapi terdiri atas generasi muda dan tua.

Berdasarkan data BPS 2004-2008, persentase penduduk yang buta huruf cenderung menurun karena akses terhadap pendidikan meningkat dalam 5 tahun terakhir ini. Persentase terbesar penduduk yang buta huruf berada dalam kelompok umur lebih dari 45 tahun, diikuti kelompok umur kurang dari 15 tahun. Dengan demikian, pendidikan sebagai senjata utama penghapusan buta huruf itu senantiasa harus menyentuh baik generasi muda maupun generasi tuanya.

GAMBAR 2.6

PERSENTASE PENDUDUK YANG BUTA HURUF MENURUT KELOMPOK UMUR DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: BPS, www.bps.go.id

Tahun 2008 persentase tertinggi penduduk berumur 15-45 tahun ke atas yang

buta huruf pada tahun adalah Provinsi Papua (26,23%), diikuti Nusa Tenggara Barat (7,54%) dan Sulawesi Barat (6,70%). Persentase terendah adalah DKI Jakarta (0,07%), diikuti Sulawesi Utara (0,32%) dan Riau (0,47%). Persentase penduduk buta huruf menurut kelompok umur dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.5. Persentase penduduk berumur 15-45 tahun yang buta huruf menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini.

Page 30: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

11

GAMBAR 2.7 PERSENTASE PENDUDUK UMUR 15-45 TAHUN YANG BUTA HURUF

DI INDONESIA TAHUN 2008

Angka Partisipasi Kasar (APK) dari BPS dikategorikan menjadi 3 kelompok

umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat SLTA. Secara umum, APK setingkat SD sebesar 109,37%, SLTP 81,08% dan SLTA 57,51%. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah APK. Persentase angka partisipasi kasar menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6.

GAMBAR 2.8 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI KASAR DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: BPS, www.bps.go.id

Sumber: BPS, www.bps.go.id

Page 31: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

12

Berbeda dengan APK, Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya. Secara umum, APM setingkat SD sebesar 93,98%, SLTP 66,75% dan SLTA 44,22%. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah APM. Persentase angka partisipasi murni menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.7.

GAMBAR 2.9 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI MURNI DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: BPS, www.bps.go.id

D. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian

khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti; persentase rumah tangga terhadap akses air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air besar.

1. Akses Terhadap Air Minum

Berdasarkan data Susenas tahun 2008, BPS mengkategorikan sumber air minum yang digunakan rumah tangga menjadi 2 kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung, sumur terlindung, dan air hujan.

Page 32: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

13

Sedangkan sumber air minum tak terlindung terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan sumber lainnya.

Susenas tahun 2008 menyebutkan bahwa persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 94,20%, sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum tak terlindung sebesar 5,80%. Provinsi dengan persentase terbesar untuk rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu 99,62%, diikuti oleh Sulawesi Tengah sebesar 98,17% dan Maluku Utara sebesar 97,78%. Persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung yang paling rendah berada di Provinsi Bengkulu, yaitu sebesar 69,56%, diikuti oleh Lampung (82,33%) dan Kalimantan Tengah (83,62%).

Pada kelompok sumber air minum terlindung, sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki sumur terlindung dengan persentase 28,60%. Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum pompa menempati urutan ke-2 yaitu 17,06%, kemudian ledeng meteran (11,46%), mata air terlindung (8,73%), air isi ulang (7,16%), air kemasan (4,11%), ledeng eceran (3,57%), dan air hujan (2,65%). Sedangkan pada kelompok air minum tak terlindung, rumah tangga di Indonesia sebagian besar memanfaatkan sumur tak terlindung dengan persentase 9,48%, diikuti oleh mata air tak terlindung sebesar 4,05%, air sungai sebesar 2,75% dan lainnya sebesar 0,38%. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum, provinsi dan wilayah secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.8, 2.8.a, dan Lampiran 2.8.b.

GAMBAR 2.10

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DI INDONESIA TAHUN

2008

Sumber: BPS, Susenas Tahun 2008

Page 33: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

14

2. Pemakaian Air Bersih

Jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan higiene. Risiko kesehatan masyarakat pada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi. Definisi operasional berdasarkan Riskesdas tersebut menyebutkan rerata pemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tangga dalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Rerata pemakaian air individu dikelompokkan menjadi ‘<5 liter/orang/hari’, ‘5-19,9 liter/orang/hari’, ‘20-49,9 liter/orang/hari’, ’50-99,9 liter/orang/hari’ dan ‘≥100 liter/orang/hari’.

Hasil Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa secara nasional terdapat 16,2% rumah tangga yang masih rendah dalam pemakaian air bersih, terdiri dari 5,4% memakai air bersih kurang dari 5 liter/orang/hari dan 10,8% memakai air bersih 5-19,9 liter/orang/hari, sehingga mempunyai risiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan/penyakit. Adapun rumah tangga yang mempunyai akses dasar (minimal) sebesar 26,9%, akses menengah sebesar 25,3% dan akses optimal sebesar 31,6%.

Provinsi yang akses rumah tangga terhadap air bersih masih rendah (di atas 16,2%) antara lain Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sumatera Barat. Sedangkan provinsi yang mempunyai akses optimal yang tinggi adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Banten.

Persentase rumah tangga menurut rerata pemakaian air bersih per orang per hari dan provinsi secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.9.

3. Kualitas Fisik Air Minum

Kualitas fisik air minum baik jika air tersebut tidak keruh, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbusa. Riskesdas 2007 menunjukkan secara nasional persentase rumah tangga dengan air minum berkualitas fisik baik sebesar 86,0%. Ada 15 provinsi yang persentase kualitas fisik air minum yang baik yang ada di bawah persentase nasional, yang terendah adalah Kalimantan Tengah (58,6%).

Persentase rumah tangga menurut kualitas fisik air minum dan provinsi secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.10.

4. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan

Akhir Kotoran/Tinja Sumber air minum sering menjadi sumber pencemar pada penyakit water

borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan cubluk

Page 34: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

15

(kakus) lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotor lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya. Pada umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pengotor termasuk tempat penampungan akhir (TPA) kotoran/tinja tidak kurang dari 10 meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah sumber-sumber tersebut.

Susenas tahun 2008 juga menampilkan persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja terdekat. Data tersebut menyebutkan bahwa secara nasional sebanyak 51,88% rumah tangga memiliki jarak sumber air minum dari pompa/sumur/mata air terhadap tempat penampungan kotoran akhir/tinja > 10 meter. Sedangkan sebanyak 24,14 % memiliki jarak < 10 meter dan sisanya sebanyak 23,97% tidak tahu.

Pada rumah tangga yang memiliki jarak > 10 meter pada sumber air minumnya, persentase terbesar adalah DI Yogyakarta sebesar 71,73%, diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 66,00% dan Jambi 63,66%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Gorontalo sebesar 33,39% diikuti oleh Banten sebesar 34,35% dan Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 35,82%. Persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut tipe daerah, jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja/ terdekat dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.11.

GAMBAR 2.11 PROVINSI DENGAN PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN

JARAK SUMBER AIR MINUM KE TPA KOTORAN/TINJA >10 METER DI INDONESIATAHUN 2008

5. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Susenas tahun 2008 membagi rumah tangga berdasarkan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar yang terdiri atas milik sendiri, milik bersama, umum,

Sumber: BPS, Susenas Tahun 2008

Page 35: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

16

dan tidak ada. Secara nasional, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar sebesar 61,68%, rumah tangga yang memiliki bersama 13,38%, umum sebesar 3,79% dan tidak ada sebesar 21,14%.

Persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar di perkotaan dan perdesaan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Persentase di perkotaan sebesar 71,92%, sedangkan di perdesaan sebesar 52,00%. Provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar tertinggi adalah Kepulauan Riau sebesar 82,54% diikuti oleh Riau sebesar 81,88% dan Kalimantan Timur sebesar 77,03%. Sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar terendah terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 31,82% diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 37,76% dan Maluku Utara sebesar 44,21%. Persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar, tipe daerah dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.12.

GAMBAR 2.12 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

KEPEMILIKAN FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR DI INDONESIA TAHUN 2008

Rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa sebesar 74,67%,

cemplung/cubluk sebesar 13,19%, dan yang tidak pakai kloset sebesar 3,70%. Penggunaan jenis kloset leher angsa di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan. Sementara penggunaan jenis kloset cemplung/cubluk di perdesaan 5 kali lipat lebih banyak dibanding di perkotaan. Persentase rumah tangga menurut jenis kloset dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.13, 2.13.a dan Lampiran 2.13.b.

Berdasarkan tempat akhir pembuangan tinja, terlihat bahwa tangki septik (53,33%) merupakan tempat penampungan akhir tinja yang paling banyak digunakan rumah tangga, terutama di daerah perkotaan yang mencapai 72,29% sedangkan di daerah perdesaan sebesar 35,39%. Namun di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Lampung sebagian besar penduduknya memilih lubang tanah sebagai tempat

Sumber : BPS, Susenas Tahun 2008

Page 36: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

17

penampungan akhir tinja (51,33% dan 42,85%). Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir tinja dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.14, 2.14.a dan Lampiran 2.14.b. 6. Luas Lantai Pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun perdesaan berdampak negatif terhadap terhadap perbandingan antara jumlah luas lantai hunian terhadap penghuni dan berkurangnya ruang terbuka pada area pemukiman. Hal ini tentu saja memiliki implikasi terhadap status kesehatan masyarakat penduduk. Jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap jumlah koloni kuman. Kuman yang pada umumnya adalah penyebab penyakit menular saluran napas semakin banyak bila jumlah penghuni semakin banyak.

Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan diketahui juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak-anak. Anak-anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreatifitasnya. Dengan kata lain, rumah bila terlampau padat di samping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran napas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Susenas tahun 2008 menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga memiliki luas lantai 50-99 m2, sebesar 43,08%, diikuti oleh rumah tangga dengan luas lantai 20-49 m2, sebesar 34,60% dan rumah tangga dengan luas lantai 100-149 m2 sebesar 10,43%. Persentase rumah tangga menurut luas lantai tempat tinggal (m2), tipe daerah, dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.15. 7. Jenis Lantai

Apabila dilihat berdasarkan jenis lantai terluas yang ditempati, sebagian besar rumah tangga menempati rumah yang berlantai bukan tanah. Persentase penggunaan lantai “bukan tanah” di seluruh Indonesia sudah mencapai di atas 80%, dimana DKI Jakarta merupakan provinsi dengan lantai terluas yang tertinggi dengan persentase 98,20% dan Nusa Tenggara Timur merupakan yang terendah dengan persentase 58,99%. Bila dibandingkan menurut tipe daerah, rumah tangga di perkotaan yang lantai rumahnya bukan dari tanah lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga di perdesaan (94,10% berbanding 81,32%). Persentase rumah tangga menurut jenis lantai terluas, tipe daerah, dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.16. 8. Jenis Dinding

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat menurut penggunaan jenis dinding, yaitu berupa tembok, kayu, bambu atau lainnya. Secara nasional sebanyak 65,49% rumah tangga menggunakan dinding tembok, dengan persentase tertinggi di Bali (93,67%) dan terendah di Kalimantan Selatan (14,23%).

Page 37: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

18

Persentase rumah tangga menurut jenis dinding, tipe daerah, dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.17.

E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: persentase penduduk yang menderita sakit selama bulan referensi, persentase penduduk yang berobat jalan dan mengobati sendiri selama sebulan yang lalu, menurut tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan), persentase penduduk yang berobat jalan selama sebulan yang lalu menurut tempat/cara berobat. Indikator yang disajikan mengacu pada Susenas tahun 2008.

1. Penduduk yang Menderita Sakit selama Sebulan Referensi

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan penduduk adalah angka kesakitan. Berikut ini adalah tabel persentase penduduk yang menunjukkan distribusi penduduk menurut tipe daerah, jenis kelamin dan keluhan kesehatan dalam sebulan referensi tahun 2008.

Persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan secara nasional adalah 33,24%. Provinsi yang persentase penduduk yang mempunyai persentase keluhan kesehatan terbesar adalah Gorontalo 49,66%, Nusa Tenggara Timur 47,04% dan Kalimantan Selatan 40,19%.

Dari beberapa jenis keluhan kesehatan yang dialami ada 3 jenis keluhan yang paling banyak disampaikan dalam sebulan referensi pada tahun 2008, yaitu batuk (15,24%), pilek (14,83%) dan panas (11,56%). Menurut tipe daerah. persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingkan dengan perkotaan. Persentase rumah tangga menurut jenis keluhan kesehatan, tipe daerah, dan provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.18, 2.18.a dan Lampiran 2.18.b.

Penduduk yang sakit sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan sehari-hari selama sebulan yang lalu yaitu penduduk yang sakit kurang dari 4 hari mencapai 49,44% dan yang mengalami sakit antara 4-7 hari sebesar 35,25%. Persentase penduduk yang menderita sakit selama bulan referensi menurut provinsi dan jumlah hari sakit dapat dilihat pada Lampiran 2.19, 2.19.a dan Lampiran 2.19.b.

2. Upaya Penduduk dalam Pencarian Pengobatan

Susenas tahun 2008 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang memilih untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu ternyata lebih besar dibandingkan persentase penduduk yang berobat jalan.

Page 38: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

19

Sebanyak 65,59% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan referensi memilih untuk mengobati sendiri. Sedangkan yang memilih untuk berobat jalan hanya sebesar 44,37% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan referensi.

Dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan referensi dan memutuskan untuk berobat jalan sebagian besar berada di Provinsi Bali, yaitu 55,04% yang diikuti oleh Sumatera Barat 50,75% dan DKI Jakarta sebesar 50,71%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Sulawesi Tenggara sebesar 28,03%, Kalimantan Tengah sebesar 28,10%, dan Maluku sebesar 31,97%.

Dalam hal keputusan untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan referensi, Provinsi Maluku Utara menempati urutan teratas dengan persentase sebesar 81,64%, diikuti oleh Gorontalo sebesar 78,79% dan Kalimantan Selatan sebesar 78,01%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua sebesar 50,72%, Bali sebesar 51,85% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 55,68%. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.20.

Dari penduduk yang mengobati sendiri, 90,49% di antaranya menggunakan obat modern, 22,26% menggunakan obat tradisional dan 5,53% menggunakan jenis obat lainnya. Persentase penduduk yang mengobati sendiri selama bulan referensi menurut provinsi, jenis obat yang digunakan, dan tipe daerah tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.21. 3. Tempat Penduduk Berobat Jalan

Persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan referensi dan memutuskan untuk berobat jalan, dikelompokkan berdasarkan tempat berobat, yaitu Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Praktek Dokter, Puskesmas/Pustu (Puskesmas Pembantu), Praktek Nakes (tenaga kesehatan), Praktek Batra (Pengobatan Tradisional) dan Dukun. Menurut Susenas tahun 2008, tempat yang paling banyak dikunjungi adalah Puskesmas/Pustu yaitu sebesar 35,50%, diikuti oleh praktek Dokter sebesar 30,11%, dan Petugas Kesehatan sebesar 28,82%.

GAMBAR 2.13 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN

MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DI INDONESIA TAHUN 2008

Page 39: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

20

GAMBAR 2.14 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN KE PUSKESMAS/PUSTU

DI INDONESIA TAHUN 2008

Pada tahun 2008, tercatat provinsi dengan persentase penduduk yang berobat

jalan ke Puskesmas/Pustu terbesar adalah Papua Barat sebesar 73,83%, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 73,36% dan Papua 72,36%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terendah adalah Sumatera Utara sebesar 20,28%, diikuti oleh Jawa Timur sebesar 26,18% dan Riau sebesar 28,75%. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.22.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan Riskesdas 2007, persentase rumah tangga yang memenuhi

kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kategori baik secara

Sumber : BPS, Susenas Tahun 2008

Sumber : BPS, Susenas Tahun 2008

Page 40: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

21

nasional sebesar 38,7%. Provinsi yang memiliki persentase di atas 38,7% ada 5 provinsi yaitu DI Yogyakarta (58,2%), Bali (51,7%), Kalimantan Timur (49,8%), Jawa Tengah (47%) dan Sulawesi Utara (46,9%). Provinsi dengan persentase PHBS yang rendah adalah Papua (24,4%), Nusa Tenggara Timur (26,8%), Gorontalo (27,8%), Riau (28,1%) dan Sumatera Barat (28,2%).

Persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat yang baik menurut provinsi secara rinci disajikan pada Lampiran 2.23. 5. Perilaku Higienis

Perilaku higienis yang disurvey dalam Riskesdas tahun 2007 meliputi kebiasaan buang air besar (BAB) dan kebiasaan mencuci tangan. Perilaku BAB yang benar adalah bila penduduk melakukannya di jamban dan mencuci tangan yang benar adalah bila penduduk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi/anak dan setelah memegang unggas/binatang.

Data dari Riskesdas 2007 secara nasional menunjukkan 71,1% penduduk 10 tahun ke atas berperilaku benar dalam kebiasaan BAB, tetapi hanya 23,2% yang mempunyai kebiasaan cuci tangan yang baik. Provinsi yang mempunyai persentase tertinggi dalam perilaku higienis ini adalah DKI Jakarta yaitu 98,6% dalam perilaku BAB dan 44,7% dalam kebiasaan cuci tangan yang benar.

Provinsi yang persentasenya rendah dalam perilaku BAB ini adalah Sulawesi Barat (57,4%), Gorontalo (59,2%) dan Sumatera Barat (59,3%). Sedangkan provinsi yang persentasenya rendah dalam perilaku cuci tangan adalah Sumatera Barat (8,4%, Sumatera Utara (14,5%) dan Riau (14,6%).

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar dalam BAB dan cuci tangan yang baik menurut provinsi secara rinci disajikan pada Lampiran 2.24.

6. Perilaku Merokok

Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, persentase penduduk umur 10 tahun ke atas 23,7% merokok setiap hari, 5,5% merokok kadang-kadang, 3,0% adalah mantan perokok dan 67,8% bukan perokok.

GAMBAR 2.15 PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT

KEBIASAAN MEROKOK DI INDONESIA TAHUN 2008

Page 41: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

22

Sumber : Badan Litbangkes, Riskesdas Tahun 2007 Menurut karakteristik responden, persentase penduduk yang merokok setiap

hari yang nilainya cukup tinggi adalah pada kelompok umur produktif (25-64 tahun) dengan rentang antara 29% sampai 32%, di samping itu hampir separuh penduduk laki-laki yang merokok setiap hari (45,8%). Menurut tingkat pendidikan, persentase tertinggi penduduk yang merokok setiap hari adalah pada penduduk tamat SLTA.

GAMBAR 2.16 PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS

MENURUT KEBIASAAN MEROKOK DAN JENIS KELAMIN DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Badan Litbangkes, Riskesdas Tahun 2007

Prevalensi perokok saat ini yang terdiri dari perokok setiap hari dan perokok kadang-kadang adalah 29,2%. Prevalensi perokok tertinggi adalah di Provinsi Lampung (34,3%), Bengkulu (34,1%) dan Gorontalo (32,6%). Berdasarkan rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok saat ini adalah 12 batang per hari.

Page 42: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

23

Jumlah batang rokok yang dihisap per hari paling tinggi adalah di Nanggroe Aceh Darussalam (19 batang), Kepulauan Riau dan Bangka Belitung masing-masing 16 batang rokok.

Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kebiasaan merokok, jumlah rokok yang dihisap, usia mulai merokok dan provinsi secara rinci disajikan pada Lampiran 2.25, 2.26 dan Lampiran 2.27.

7. Perilaku Minum Minuman Beralkohol

Kebiasaan minum alkohol merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya risiko kesehatan. Berdasarkan Riskesdas 2007, secara nasional prevalensi penduduk umur 10 tahun ke atas yang minum minuman alkohol selama 12 bulan terakhir sebesar 4,6%, dan yang masih minum alkohol dalam 1 bulan terakhir sebesar 3,0%. Provinsi yang prevalensi minum alkoholnya termasuk tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (17,7%), Sulawesi Utara (17,4%) dan Gorontalo (12,3%).

Berdasarkan karakteristik umur peminum alkohol, prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir dan satu bulan terakhir mulai tinggi pada umur antara 15-24 tahun sebesar 5,5% dan 3,5%, kemudian meningkat menjadi 6,7% dan 4,3% pada umur 25-34 tahun, dan selanjutnya prevalensi menurun dengan bertambahnya umur. Menurut jenis kelamin, maka prevalensi peminum alkohol lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan. Menurut pendidikan, prevalensi peminum alkohol yang tinggi terdapat pada peminum yang berpendidikan tamat SLTP dan tamat SLTA.

Persentase penduduk umur 10 tahun ke atas menurut kebiasaan minum minuman alkohol dan provinsi secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.28.

8. Perilaku Kurang Makan Buah dan Sayur

Berdasarkan Riskesdas 2007, penduduk dikategorikan cukup konsumsi sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Secara nasional, persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang mempunyai kebiasaan kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%. Provinsi yang persentasenya tertinggi dalam kebiasaan kurang makan buah dan sayur adalah Riau (97,9%) dan Sumatera Barat (97,8%). Sedangkan yang terendah adalah Gorontalo (83,5%), DI Yogyakarta (86,1%) dan Lampung (87,7%).

Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kebiasaan makan buah dan sayur dan provinsi secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.29.

***

Page 43: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

24

Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Faktor-faktor ini berpengaruh pada kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi di masyarakat. Angka morbiditas, mortalitas dan status gizi dapat menggambarkan keadaan dan situasi derajat kesehatan masyarakat. Angka ini juga dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan. Situasi derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2008 dapat dilihat melalui keadaan morbiditas, mortalitas dan status gizi berikut ini. A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Berikut ini adalah angka kematian pada bayi, balita, ibu, angka kematian kasar, dan umur harapan hidup. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB.

GAMBAR 3.1 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

DI INDONESIA TAHUN 1991 S.D TAHUN 2007

Sumber: BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007

Page 44: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

25

Secara umum dari tahun ke tahun terjadi penurunan AKB. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 diperoleh estimasi AKB di Indonesia sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Perkembangan AKB hasil estimasi SDKI tahun 1991-2007 dapat dilihat pada Gambar 3.1 di atas. Perlu diperhatikan bahwa pengukuran angka kematian SDKI tersebut mengestimasikan Angka Kematian Bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei, misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumya yaitu tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.

Kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berperan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

AKB hasil SDKI tahun 2007 untuk masing-masing provinsi merupakan estimasi AKB dalam periode 10 tahun sebelum survei (1998-2007). AKB terendah dimiliki oleh Provinsi DI Yogyakarta sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kalimantan Timur serta Jawa Tengah sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Barat (74/1.000 kelahiran hidup), diikuti oleh Nusa Tenggara Barat (72/1.000 kelahiran hidup) dan Sulawesi Tengah (60/1.000 kelahiran hidup). Besarnya AKB per provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.2. Distribusi Angka Kematian Bayi menurut provinsi di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

GAMBAR 3.2 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Data mengenai kematian bayi dapat juga dilihat dari data kematian di Rumah sakit. Jumlah lahir mati dan jumlah lahir hidup di rumah sakit 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Page 45: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

26

TABEL 3.1 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN KELAHIRAN HIDUP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2007

Tahun Jumlah RSJumlah Lahir

MatiJumlah Kelahiran

Hidup di Rumah Sakit

2003 1,234 3,160 135,0942004 1,246 3,321 109,2972005 1,268 3,220 132,7452006 1,292 3,041 116,9912007 1,319 3,354 138,282

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI 2009

2. Angka Kematian Balita (AKABA) AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Nilai normatif AKABA > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 tinggi, 20-70 sedang dan < 20 rendah (Pedoman MDGs).

Angka Kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Dari hasil SDKI tahun 2007 diestimasikan AKABA untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup.

Gambaran perkembangan AKABA hasil SDKI tahun 1991 – 2007 disajikan pada Gambar 3.3 berikut ini, di mana tahun menunjukkan waktu pelaksanaan SDKI dan AKABA diestimasi untuk periode 5 tahun terakhir sebelum survei.

GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2007

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008

SDKI tahun 2007 dapat mengestimasi AKABA masing-masing provinsi untuk 10 tahun sebelum survei (1998-2007). Diperoleh hasil bahwa provinsi dengan AKABA tertinggi adalah Sulawesi Barat sebesar 96 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Maluku sebesar 93 per 1.000 kelahiran hidup dan Nusa Tenggara Barat sebesar 92 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKABA terendah dimiliki oleh Provinsi DI Yogyakarta sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 32 per 1000

Page 46: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

27

kelahiran hidup dan Kalimantan Tengah sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Besarnya AKABA per provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.4.

GAMBAR 3.4 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber : BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Rincian AKABA menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.1. 3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.

Angka Kematian Ibu bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada Gambar 3.5 berikut terlihat bahwa AKI dari hasil SDKI 1994-2007 menunjukkan kecenderungan penurunan. Tahun pada grafik menunjukkan tahun pelaksanaan survei.

Page 47: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

28

GAMBAR 3.5 ANGKA KEMATIAN IBU (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)

DI INDONESIA TAHUN 1994-2007

Sumber : Badan Pusat Statistik,2008

Sedangkan jumlah kematian ibu dan jumlah kelahiran hidup di rumah sakit pada tahun 2003- 2007 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

TABEL 3.2 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Tahun Jumlah Kematian Ibu

Jumlah Lahir Hidup

2003 153 135,0942004 956 109,2972005 116 132,7452006 237 116,9912007 170 138,2822008 505 139,086

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2009 4. Angka Kematian Kasar (AKK)

Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun.

Angka Kematian Kasar (AKK) yang diestimasikan berdasarkan hasil SUPAS 2005, menyebutkan bahwa AKK tahun 2007 sebesar 6,9 per 1.000 penduduk. Angka ini tidak berubah sejak tahun 2005.

Dalam Riskesdas 2007 didapatkan mortalitas satu tahun yang terkumpul dari 33 provinsi dalam kurun waktu tersebut sebanyak 4.552 kejadian kematian dari 258.488 rumah tangga responden. Dengan demikian angka kematian kasar adalah 4 per 1.000, yaitu 4.552 per 1.163.196 (=258.488 RT yang berhasil diwawancarai x 4,5 rata-rata jumlah ART). Tabel 3.3 memperlihatkan bahwa penyebab kematian utama untuk semua umur adalah stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), Hipertensi (6,8%) dan cedera (6,5%). Bila dibandingkan dengan hasil SKRT 1995 dan SKRT 2001, menurut empat (4) kelompok penyebab kematian, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dengan meningkatnya proporsi penyakit tidak menular, yang diikuti dengan transisi demografi.

Page 48: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

29

TABEL 3.3 POLA PENYEBAB KEMATIAN SEMUA UMUR

RISKESDAS 2007

No Penyebab Kematian Proporsi Kematian (%)

1 Strok 15.42 TB 7.53 Hipertensi 6.84 Cedera 6.55 Perinatal 6.06 Diabetes Mellitus 5.77 Tumor ganas 5.78 Penyakit hati 5.19 Penyakit jantung iskemik 5.1

10 Penyakit saluran nafas bawah 5.111 Penyakit jantung 4.612 Pneumonia 3.813 Diare 3.514 Ulkus lambung dan usus dua belas jari 1.715 Tifoid 1.616 Malaria 1.317 Meningitis Ensefalitis 0.818 Malformasi kongenital 0.619 Dengue 0.520 Tetanus 0.521 Septikemi 0.322 Malnutrisi 0.2

Sumber: Laporan Riskesdas 2007

Gambar 3.6 memperlihatkan bahwa proporsi penyakit menular di Indonesia dalam 12 tahun telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 28%, dan proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 42% menjadi 60%. Proporsi gangguan maternal/perinatal dalam 6 tahun terakhir tidak mengalami penurunan, sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam menanganinya.

GAMBAR 3.6 DISTRIBUSI KEMATIAN PADA SEMUA UMUR MENURUT KELOMPOK PENYAKIT

SKRT 1995-2001 DAN RISKESDAS 2007

Sumber: SKRT dan Laporan Riskesdas 2007

Page 49: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

30

Angka kematian di rumah sakit (Gross Death Rate) pada periode 2003 - 2007 berada pada kisaran 3,3 - 4,7% seperti dapat dilihat dalam Tabel 3.4.

TABEL 3.4 ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2001- 2008

Tahun Jumlah pasien keluar Jumlah Mati %

2003 2,270,657 81,943 3.612004 2,140,954 99,615 4.652005 2,561,106 85,567 3.342006 2,233,204 84,214 3.772007 2,687,996 94,700 3.522008 2,775,813 100,410 3.62

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2009 Tabel 3.5 dan 3.6 berikut menyebutkan 10 penyebab kematian terbanyak pada

penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2007 dan 2008.

TABEL 3.5. 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

1 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 21,830 11.022 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 14,323 2.523 Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal 9,822 11.894 Penyakit Sistem Napas 7,214 3.655 Penyakit Sistem Cerna 6,590 2.93

6 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 5,945 2.94

7 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 5,277 6.738 Neoplasma 4,585 4.829 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 4,557 3.75

10 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 3,967 2.60

Jumlah Pasien Mati CFR (%)No Golongan Sebab Sakit

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2009

Page 50: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

31

TABEL 3.6 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2008

1 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 23,163 11.062 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 16,769 2.893 Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal 9,108 9.744 Penyakit Sistem Napas 8,190 3.995 Penyakit Sistem Cerna 6,825 2.916 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 5,767 2.997 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 5,585 6.738 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 4,542 3.569 Neoplasma 4,332 4.70

10 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 4,238 2.80

CFR (%)No Golongan Sebab Sakit Pasien Mati

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik (data sementara yang diterima s.d. Agustus 2009) Pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 terlihat bahwa penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit baik pada tahun 2007 maupun 2008. Penyakit sirkulasi darah pada tahun 2007 menyebabkan kematian sebanyak 21.830 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 11,02% dan pada tahun 2008 menyebabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 11,06%. 5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Selain AKB dan AKI, Umur Harapan Hidup (UHH) juga digunakan untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik kabupaten/kota, provinsi, maupun negara. UHH juga menjadi salah satu indikator dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan Umur Harapan Hidup waktu lahir. Badan Pusat Statistik menyatakan UHH tahun 2007 sebesar 68,7, terdapat sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 68,5 dan tahun 2005 yang sebesar 68,1 tahun.

Provinsi dengan UHH tertinggi pada tahun 2007 adalah DI Yogyakarta, yaitu sebesar 73,1 yang diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 72,8 dan Sulawesi Utara sebesar 72,0 tahun. Sedangkan Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan UHH terendah, yaitu sebesar 61,2 tahun, yang diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 62,6 tahun dan Banten sebesar 64,5 tahun. Data lebih rinci menurut provinsi terdapat pada Lampiran 3.1.

B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit di dalam populasi, baik fatal maupun non-fatal. Angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai

Page 51: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

32

mortalitas yang rendah. Berikut ini akan disajikan mengenai pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit, penyakit menular, dan penyakit tidak menular . 1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit

Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2007 menurut bab ICD-10 menunjukkan pasien yang paling banyak berkunjung adalah pasien dengan penyebab ”faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan”, kemudian disusul dengan penyakit sistem pernapasan, gejala, tanda dan penemuan laboratorium, klinik abnormal YTK, penyakit sistem cerna, dan penyakit infeksi dan parasit tertentu, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini. Perincian jumlah pasien rawat jalan di rumah sakit menurut bab pada ICD-10 tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.3.a.

TABEL 3.7

POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2007

1 Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan 2,142,968 1.71

2 Penyakit Sistem Napas 1,762,200 1.01

3 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 1,246,455 1.87

4 Penyakit Sistem Cerna 1,195,670 1.02 5 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 1,143,694 1.08

6 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 955,081 1.85

7 Penyakit Mata dan Adneksa 723,844 1.01 8 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 545,482 1.01 9 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 529,743 2.09

10 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 500,640 1.79

Jumlah Kunjungan

Admission RateNo Golongan Sebab Sakit

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik 2009 Sedangkan untuk tahun 2008, pasien yang paling banyak berkunjung adalah pasien dengan penyakit sistem pernapasan, kemudian disusul dengan ”faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan”, penyakit sistem cerna, penyakit infeksi dan parasit tertentu, dan penyakit sistem sirkulasi darah seperti dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini. Perincian jumlah pasien rawat jalan di rumah sakit menurut bab pada ICD-10 tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.3.

Page 52: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

33

TABEL 3.8 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT TAHUN 2008

1 Penyakit Sistem Napas 469,067 1.86

2 Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan 463,664 1.91

3 Penyakit Sistem Cerna 360,247 1.684 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 344,635 1.955 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 324,656 2.84

6 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 211,419 1.46

7 Penyakit Mata dan Adneksa 181,210 1.768 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 180,926 3.999 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 175,132 2.98

10 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 168,123 1.41

Jumlah Kunjungan

Admission RateNo Golongan Sebab Sakit

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, 2009 Tabel 3.9 berikut menunjukkan pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2007 menurut ICD-10. Pasien rawat inap terbanyak adalah pasien dengan penyakit infeksi dan parasit tertentu, kemudian disusul pasien kehamilan, persalinan dan masa nifas. Akan tetapi kematian atau Case Fatality Rate (CFR) terbesar adalah kematian dari pasien dengan alasan kondisi tertentu yang bermula pada masa perinatal, kemudian disusul dengan pasien dari penyakit sistem sirkulasi darah. Perincian jumlah pasien rawat inap di rumah sakit menurut bab pada ICD-10 tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.4.a.

TABEL 3.9 DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD-X

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien Mati CFR (%)

1 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 568,981 14,323 2.522 Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas 335,221 887 0.263 Penyakit Sistem Cerna 225,212 6,590 2.93

4 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 202,100 5,945 2.94

5 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 198,180 21,830 11.026 Penyakit Sistem Napas 197,780 7,214 3.65

7 Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan 188,052 778 0.41

8 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 141,857 3,967 2.60

9 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 121,538 4,557 3.7510 Neoplasma 95,070 4,585 4.82

Sumber: Ditjen Yanmedik 2009

Pada tahun 2008, data yang terkumpul sampai dengan bulan Agustus 2009 menunjukkan pasien rawat inap terbanyak masih sama dengan tahun 2007 yaitu penyakit infeksi dan parasit tertentu, kemudian disusul pasien kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Page 53: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

34

Sedangkan CFR terbesar terjadi pada penyakit sistem sirkulasi darah disusul penyakit susunan saraf. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini dan Lampiran 3.4.

TABEL 3.10 DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD-X

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2008

1 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 209,347 23,163 11.062 Penyakit Susunan Syaraf 31,082 3,218 10.353 Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal 93,466 9,108 9.744 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 83,045 5,585 6.73

5 Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom 12,030 605 5.03

6 Neoplasma 92,110 4,332 4.707 Penyakit Sistem Napas 205,076 8,190 3.99

8 Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun 31,069 1,223 3.94

9 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 127,742 4,542 3.5610 Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas 63,707 2,046 3.21

Pasien Mati CFR (%)No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien

Baru

Sumber: Ditjen Yanmedik 2009

2. Penyakit Menular a. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (plasmodium) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi (vektor-borne disease). Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs). Kasus malaria di Indonesia secara umum menunjukkan kecenderungan menurun, namun masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat.

GAMBAR 3.7a ANNUAL PARASITE INSIDENCE MALARIA (‰)

DI JAWA BALI TAHUN 2000 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 54: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

35

GAMBAR 3.7b ANNUAL MALARIA INSIDENCE (‰)

DI LUAR JAWA BALI TAHUN 2000 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada Gambar 3.7a dan 3.7b dapat diketahui baik API maupun AMI menunjukkan kecenderungan penurunan selama periode 2000-2008. API tahun 2000 yang berada pada angka 0,81 per 1.000 penduduk terus turun hingga 0,15 per 1.000 penduduk pada tahun 2004. Angka ini meningkat menjadi 0,19 pada tahun 2006, untuk kemudian kembali turun hingga berada pada angka 0,16 per 1.000 penduduk pada tahun 2007 dan 2008. Kecenderungan penurunan juga ditunjukkan oleh AMI. Pada periode tahun 2000-2004 AMI cenderung menurun dari 31,09 menjadi 21,2 per 1.000 penduduk. Angka ini naik pada tahun 2005 menjadi 24,75, dan kemudian terus mengalami penurunan sampai pada tahun 2008 menjadi 16,82 per 1.000 penduduk.

Di provinsi luar Jawa dan Bali, AMI tertinggi adalah di Papua Barat, yaitu sebesar 167,47 per 1.000 penduduk, diikuti oleh NTT (104,10), Papua (84,74) dan Maluku Utara (51,42). Meskipun Papua Barat masih menjadi provinsi dengan AMI tertinggi pada tahun 2008, angka ini telah banyak mengalami penurunan dari AMI tahun 2007 yang sebesar 346,04 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk wilayah Jawa dan Bali, API tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur sebesar 0,71 per 1.000 penduduk diikuti Jawa Barat sebesar 0,58 per 1.000 penduduk. Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Banten dan DI Yogyakarta yaitu masing-masing sebesar 0,03 per 1.000 penduduk. Rincian API dan AMI menurut provinsi tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.5.

b. TB Paru

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit ini menyebar dan ditularkan melalui udara, ketika orang yang terinfeksi TB paru, batuk, bersin, berbicara atau meludah. Millenium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV dan AIDS.

Cakupan penemuan kasus TB paru menurut provinsi tahun 2008 yang tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Utara yakni 89,6% diikuti DKI Jakarta sebesar 85,5% dan Banten sebesar 78,6% dari angka perkiraan kasus menular TB Paru.

Page 55: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

36

GAMBAR 3.8

CAKUPAN PENEMUAN KASUS BARU TB BTA POSITIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009 Kasus TB dapat dikategorikan menjadi BTA Positif, BTA Negatif, relaps/kambuh dan ekstra paru. Perkembangan proporsi kasus TB menurut tipe/jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL 3.11 HASIL CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA TB TAHUN 2001-2008

% CDR Abs. % CDR Abs.

2001 269,078 30 80,723 20 53,780 2,822 31,377 1,727 89,7062002 259.97 40 103,988 29 76,230 3,731 72,219 3,008 155,1882003 241,104 50 120,552 38 92,516 4.07 77,102 3,974 177,6622004 248,877 60 149,326 54 128,981 4,429 76,981 4,267 214,6582005 233,115 70 163,181 68.1 158,640 4,446 85,373 6,142 5,360 259,9692006 231,645 70 162,152 75.7 175,320 4,227 91,029 7,013 1,884 277,5892007 232,358 70 162,651 69.12 160,617 3,915 102,630 8,048 26,492 275,2102008 228,485 70 161,539 72.82 166,376 3294 107,005 9,016 30,728 298,329

Tahun

Penemuan KasusBTA Pos

JumlahKambuhEstimasi

BTA Neg Rotgen Positive

Ekstra Paru

TB Anak All Cases

Target Realisasi

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Proporsi kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin di Indonesia pada tahun 2005 sampai tahun 2008 tidak banyak berubah, laki-laki berkisar 57-59% dan perempuan 40-43%.

Page 56: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

37

GAMBAR 3.9 PROPORSI KASUS BARU BTA POSITIF MENURUT JENIS KELAMIN

DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

c. HIV & AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus (retrovirus) yang menginfeksi sel-sel sistem imunologi sehingga merusak sistem kekebalan manusia. HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan penularan dari ibu ke anak yang dilahirkan atau disusui.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi kesehatan seseorang ketika HIV telah merusak sistem kekebalan terhadap penyakit.

Peningkatan kasus HIV dan AIDS terjadi setiap tahunnya. Sampai dengan Desember 2008, pengidap HIV positif yang terdeteksi adalah sebanyak 6.015 kasus. Sedangkan kumulatif kasus AIDS sebanyak 16.110 kasus atau terdapat tambahan 4.969 kasus baru selama tahun 2008. Kematian karena AIDS hingga tahun 2008 sebanyak 3.362 kematian.

Pada Gambar 3.10 dapat dilihat adanya peningkatan kasus baru dan kumulatif penderita AIDS yang terjadi sampai tahun 2008.

GAMBAR 3.10

JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN

DI INDONESIA TAHUN 2001 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 57: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

38

Kasus AIDS telah terdeteksi di 32 provinsi, hanya provinsi Sulawesi Barat yang belum tercatat adanya kasus AIDS. Jumlah kumulatif kasus AIDS dibandingkan jumlah penduduk (case rate) sebesar 7,12 per 100.000 penduduk, case rate tertinggi di provinsi Papua sebesar 129,35 per 100.000 penduduk.

Pada Gambar 3.11 terlihat bahwa provinsi dengan jumlah kasus AIDS terbanyak, secara berurutan dari yang tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua dan Bali.

GAMBAR 3.11

10 PROVINSI DI INDONESIA DENGAN KASUS AIDS TERBANYAK S.D 31 DESEMBER 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berdasarkan jenis kelamin, 74,9% penderita AIDS adalah laki-laki, 24,6%

perempuan dan 0,5% tidak tercatat jenis kelaminnya. Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar penderita AIDS berada pada usia produktif, yaitu kelompok umur 20-29 tahun sebesar 50,82% diikuti kelompok umur 30-39 tahun sebesar 29,36%.

Salah satu kelompok berisiko tinggi tertular HIV adalah penguna NAPZA suntik. Kasus AIDS pada pengguna NAPZA suntik menunjukkan peningkatan yang tajam pada periode tahun 2003-2006. Terjadi peningkatan sampai 13 kali lipat dari tahun 2003 yaitu sebesar 120 kasus, menjadi 1.517 kasus baru pada tahun 2006. Pada tahun 2007 dan tahun 2008 terjadi sedikit penurunan jumlah kasus baru AIDS pada pengguna NAPZA suntik, yaitu sebanyak 1.437 kasus baru pada tahun 2007 menjadi 1.255 kasus baru pada tahun 2008. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini.

Page 58: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

39

GAMBAR 3.12 JUMLAH KASUS AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI INDONESIA

S.D 31 DESEMBER 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berdasarkan jenis kelamin, 92% kasus AIDS pada pengguna NAPZA adalah laki-laki, 7% perempuan dan 1% tidak tercatat jenis kelaminnya. Berdasarkan umur, sebagian besar juga terjadi pada usia produktif yaitu usia 20-29 tahun (65,2%) dan usia 30-39 tahun (26,3%) seperti terlihat pada Gambar 3.13.

GAMBAR 3.13

PERSENTASE KUMULATIF KASUS AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK BERDASARKAN GOLONGAN UMUR

DI INDONESIA s.d. 31 DESEMBER 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan padanan istilah bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (selaput paru). Penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan adalah Pneumonia, karena pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian anak. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat

Page 59: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

40

disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus mendapat tata laksana sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Jumlah kasus ISPA di masyarakat diperkirakan sebanyak 10% dari populasi. Target cakupan program ISPA nasional pada Pneumonia Balita sebesar 76% dari perkiraan jumlah kasus, namun pada tahun 2008 cakupan penemuan kasus baru mencapai 18,81,% (laporan dari 26 provinsi).

Pada kasus Penumonia yang terjadi pada balita berdasarkan laporan 26 provinsi tiga provinsi dengan cakupan tertinggi berturut-turut adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 56,50%, Jawa Barat sebesar 42,50% dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 21,71%. Sedangkan cakupan terendah adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 1,81%, Kepulauan Riau sebesar 2,08%, dan NAD sebesar 4,56%. Data cakupan masing-masing provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.12. e. Kusta

Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, Kusta dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

Strategi Global WHO menetapkan indikator eliminasi Kusta adalah angka penemuan penderita (Newly Case Detection Rate, NCDR) yang menggantikan indikator utama sebelumnya yaitu angka penemuan penderita terdaftar (prevalensi rate < 1/10.000 penduduk).

Prevalensi penyakit Kusta di Indonesia sejak tahun 2000 – 2008 tidak banyak mengalami perubahan, hanya pada tahun 2008 ada penurunan sedikit dari tahun sebelumnya. Sedangkan persebarannya hampir terdapat di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus Kusta yang berbeda-beda. Jumlah kasus Kusta terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. (Lampiran 3.14)

NCDR penyakit Kusta di Indonesia sejak tahun 2005 hingga 2008 menunjukkan penurunan hingga menjadi 0,76 per 10.000 penduduk pada tahun 2008. NCDR tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat kemudian Provinsi Papua. Prevalensi dan NCDR per provinsi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Page 60: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

41

GAMBAR 3.14

PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA BARU DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI 2009 Jumlah kasus Kusta di Indonesia pada tahun 2008 adalah 17.441 kasus terdiri dari tipe PB 3.113 kasus dan tipe MB 14.328 kasus (Sumber Profil DitJen P2PL 2008).

Perkembangan jumlah penderita Kusta di Indonesia tahun 2003 - 2008 dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini.

TABEL 3.12 JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE

DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Tahun Jumlah Kasus Tipe PB Tipe MB NCDR (per 100.000 pddk)

2003 15,550 3,594 11,956 7.292004 16,572 3,615 12,957 7.802005 18,735 3,859 14,876 8.682006 18,300 3,550 14,750 8.352007 17,726 3,643 14,083 7.842008 17,441 3,113 14,328 7.60

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI 2009

Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta di Indonesia, salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilannya adalah angka proporsi cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak di antara kasus baru. Angka proporsi cacat tingkat II digunakan untuk menilai kinerja petugas dalam upaya penemuan kasus. Angka proporsi cacat tingkat II yang tinggi mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penemuan penderita yang dapat diakibatkan rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda dini penyakit kusta. Sedangkan indikator proporsi anak di antara kasus baru mampu merepresentasikan penularan kusta yang masih terjadi di masyarakat.

Page 61: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

42

GAMBAR 3.15 PROPORSI CACAT TINGKAT II DAN PROPORSI ANAK DI ANTARA

KASUS BARU DI INDONESIA TAHUN 2000-2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI 2009

Pada tahun 2008 angka kecacatan tingkat II di Indonesia mencapai 9,56% meningkat dari angka tahun 2007 yang sebesar 8,8%. Di samping terjadi peningkatan, angka ini masih berada di atas target indikator program, yaitu sebesar 5%. Provinsi yang tertinggi angka tingkat kecacatannya adalah Sumatera Utara (22,87%) kemudian Kalimantan Tengah (20,39%). Jumlah kasus baru dan kecacatan tingkat II menurut provinsi pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.14.

Proporsi penderita berumur 0-12 tahun pada tahun 2008 menunjukkan angka 11,3%, meningkat dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 10,2%. Tingginya proporsi penderita usia 0-12 tahun (di atas target indikator program sebesar 5%) menunjukkan masih adanya penularan Kusta pada masyarakat di Indonesia. Persentase Kusta tertinggi adalah Provinsi Riau, yaitu sebesar 25,12%.

f. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 1) Tetanus Neonatorum

Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bacillus Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Tetanus Neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir) merupakan penyakit Tetanus yang masih terjadi di negara berkembang yang disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.

Pada Tabel 3.13 terlihat bahwa pada tahun 2008 terjadi 165 kasus Tetanus Neonatorum dengan kematian sejumlah 91 kasus atau CFR 55%. Dari kasus Tetanus Neonatorum tersebut sebagian besar adalah bayi yang persalinannya ditolong oleh dukun bersalin.

Page 62: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

43

TABEL 3.13 JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM

DI 10 PROVINSI TAHUN 2008

Tenaga kesehatan

Dukun bersalin

Tidak diketahui

1 Banten 50 23 46 6.00 86.00 8.00

2 Jawa Barat 41 28 68 17.07 60.98 21.95

3 Sumatera Selatan 17 9 53 23.53 64.71 11.76

4 Jawa Timur 17 8 47 35.29 64.71 -

5 Riau 9 4 44 44.44 33.33 22.22

6 Lampung 9 6 67 33.33 66.67 -

7 Jawa Tengah 7 3 43 28.57 - 71.43

8 Sulawesi Tengah 7 5 71 28.57 57.14 14.29

9 Sumatera Barat 4 3 75 25.00 50.00 25.00

10 Sulawesi Selatan 4 2 50 0.00 100.00 - 165 91 55.15T o t a l

No Provinsi Total Kasus Meninggal CFR

% Penolong persalinan

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009 2) Campak

Campak atau Morbili merupakan penyakit infeksi yang akut dan sangat menular, dan sering terjadi pada anak–anak. Campak dapat menular secara langsung maupun tidak langsung melalui pernafasan yang terkontaminasi sekret orang yang terinfeksi, pada fase catarhall (ditandai dengan bintik bintik merah di kulit, demam, conjunctivitis, bronchitis).

Pada Tabel 3.14 berikut ini menunjukkan bahwa kasus Campak pada tahun 2008 paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu sebanyak 3.424 kasus, dengan tidak ada satu pun kasus terjadi pada orang yang telah divaksinasi. Data terinci menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.17.

TABEL 3.14 10 PROVINSI JUMLAH KASUS CAMPAK TERBANYAK DAN STATUS VAKSINASI

TAHUN 2008

No ProvinsiJumlah kasus

Kasus divaksinasi

% Kasus divaksinasi Meninggal

1 Jawa Barat 3424 0 0.0 02 Banten 1552 36 2.3 03 Jawa Tengah 1001 610 60.9 04 Sumatera Selatan 766 232 30.3 15 Jawa Timur 735 407 55.4 06 Sulawesi Selatan 711 202 28.4 07 Lampung 707 312 44.1 08 Nanggroe Aceh Darussalam 596 119 20.0 09 Sumatera Utara 542 143 26.4 0

10 DKI Jakarta 511 0 0.0 0 Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

Page 63: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

44

3) Difteri

Difteri adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan bagian atas yang ditandai dengan sakit leher, demam ringan, sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae.

Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri. Kuman ini amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan melalui saluran pernafasan. Tingkat kematian akibat Difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari.

TABEL 3.15

JUMLAH KASUS DIFTERI DAN STATUS VAKSINASI DI BEBERAPA PROVINSI TAHUN 2008

Vaksinasi Tidak Vaksinasi Total

1 Jawa Timur 35 28 632 Sumatera Selatan 19 42 613 Jawa Barat 0 33 334 Jawa Tengah 9 4 135 Papua 6 6 126 Sumatera Barat 5 4 97 Sulawesi Selatan 2 4 68 Banten 0 5 59 Kalimantan Tengah 1 4 510 Lampung 1 2 311 DKI Jakarta 0 3 312 Sumatera Utara 0 2 213 Kalimantan Selatan 2 0 214 DI Yogyakarta 1 0 115 Sulawesi Tenggara 1 0 1

82 137 219Indonesia

No ProvinsiJumlah Kasus

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

Pada Tabel 3.15 di atas terlihat bahwa kasus Difteri tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 63 kasus. Dari 63 kasus tersebut 35 kasus di antaranya adalah dari orang yang telah mendapat imunisasi. Peringkat berikutnya adalah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sebanyak 61 kasus dengan 19 kasus di antaranya adalah dari orang yang telah mendapat imunisasi.

4) Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, akan tetapi terutama pada anak usia di bawah tiga tahun (>50% dari semua kasus). Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam sistem percernaan. Gejala utamanya adalah demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Satu di antara 200 orang yang terinfeksi dapat menyebabkan

Page 64: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

45

kelumpuhan permanen dan biasanya pada kaki. Di antara semua kelumpuhan, 5%-10% meninggal karena otot-otot pernafasannya tidak dapat bergerak.

AFP adalah kondisi yang abnormal yang ditandai dengan melemahnya, lumpuhnya atau hilangnya kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma yang mempengaruhi syaraf yang berhubungan dengan otot. AFP ini sering juga dijelaskan sebagai tanda cepat munculnya serangan seperti pada penyakit Polio.

TABEL 3.16

10 PROVINSI DENGAN AFP RATE TERTINGGI TAHUN 2008

No Provinsi Jumlah Kasus AFP

AFP Rate / 100.000

penduduk

Non Polio AFP Rate / 100.000

penduduk

Persentase Spesimen Adekuat

1 Sulawesi Utara 27 4.91 4.91 81.4

2 DI Yogyakarta 29 4.83 4.67 86.2

3 Gorontalo 12 4.80 4.80 100

4 Bali 36 4.50 4.38 94.4

5 Kepulauan Riau 14 4.00 3.71 78.5

6 Sumatera Selatan 84 3.91 3.77 95.2

7 Kalimantan Timur 32 3.76 3.76 87.5

8 Nanggroe Aceh Darussalam 45 3.60 3.52 84.4

9 Lampung 79 3.59 3.55 83.5

10 Nusa Tenggara Timur 46 3.41 3.41 91.3 Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

Jumlah kasus AFP pada tahun 2008 di seluruh Indonesia sebanyak 1.683 kasus. Dari semua kasus AFP, yang tertinggi ratenya adalah di Sulawesi Utara sebesar 4,91 per 100.000 penduduk, namun bila melihat pada total kasus jumlah tertinggi terdapat di Sumatera Selatan, yaitu sebanyak 84 kasus kemudian Lampung dengan 79 kasus. Jumlah kasus AFP menurut provinsi pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.19. g. Penyakit Potensial KLB/Wabah

Ada beberapa penyakit yang berpotensi KLB/wabah yang sering terjadi di Indonesia, di antaranya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare dan Chikungunya. DBD banyak mengakibatkan kematian, demikian juga Diare, sementara Chikungunya sangat berdampak pada economic loss. 1) Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Umumnya menyerang anak di bawah umur 15 tahun, akan tetapi dapat juga menyerang orang dewasa.

Gambar 3.16 menunjukkan terjadinya penurunan Insidence Rate (IR) Demam Berdarah Dengue dari tahun 2007 ke tahun 2008, akan tetapi masih menunjukkan angka yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. IR yang menurun tahun 2008 diiringi dengan menurunnya Case Fatality Rate (CFR) juga, di mana CFR menurun dari 1,01% pada tahun 2007 menjadi 0,86% pada tahun 2008. Data terinci menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.22 dan 3.23.

Page 65: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

46

GAMBAR 3.16

INCIDENCE RATE DBD PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.17 CASE FATALITY RATE DBD

DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 2) Diare

Diare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Dikatakan Diare bila feses lebih berair dari biasanya. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Sementara diare yang berdarah didefinisikan sebagai disentri.

Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya KLB Diare di 15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian sebanyak 209 orang atau CFR sebesar 2,48%. Jumlah provinsi, jumlah kasus dan CFR dari KLB Diare pada tahun 2000 – 2008 dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini. Sedangkan jumlah penderita, meninggal dan CFR dalam KLB Diare menurut provinsi dari tahun 2003-2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.21.

TABEL 3.17 JUMLAH KASUS, CFR, DAN JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB DIARE

TAHUN 2000 – 2008

Tahun Jumlah Provinsi dengan KLB

Jumlah Kasus Meninggal CFR (%)

2000 16 5,680 109 1.922001 12 4,428 100 2.262002 15 5,789 94 1.622003 22 4,622 128 2.772004 17 3,314 53 1.602005 11 5,051 127 2.512006 16 13,451 291 2.162007 8 3,659 69 1.892008 15 8,443 209 2.48

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menyatakan prevalensi

nasional Diare klinis (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) adalah 9,0% dengan rentang 4,2 % - 18,9 %. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi Diare di atas prevalensi nasional, dengan prevalensi tertinggi terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan yang terendah di Provinsi DI Yogyakarta.

Page 66: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

47

GAMBAR 3.18 JUMLAH KASUS KLB DIARE DAN CFR DI INDONESIA TAHUN 2000-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 3) Chikungunya

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan virus Chik yang merupakan grup Arbovirus dari Alphavirus yang merupakan famili Togaviridae. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili (suatu daerah di Afrika) yang berarti “berjalan membungkuk”. Hal ini dimungkinkan karena penderitanya merasakan sakit sendi yang amat sangat sehingga kalau berdiri harus membungkuk menahan sakit. Penderita tidak bisa keluar rumah, sehingga tidak dapat melakukan aktifitas karena mengalami lumpuh sementara.

Demam Chikungunya dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval tertentu (10-20 tahun). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam Chikungunya antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.

Selama lima tahun terakhir (2004 - 2008), Demam Chikungunya menyebar di 11 provinsi (Sumatra Utara, Sumatra Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat) dengan jumlah kasus sebanyak 13.634 penderita tanpa kematian yang tersebar di 42 kabupaten/kota, 90 kecamatan dan 134 desa/kelurahan. Pada tahun 2008 dilaporkan terjadi di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat dan DI Yogyakarta dengan jumlah kasus sebanyak 2.608 penderita.

Page 67: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

48

TABEL 3.18 JUMLAH KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA

DI INDONESIA TAHUN 2008

P M Kecamatan Desa/Kel1 Jawa Barat Kab. Bogor 177 0 2 7

Kota Bandung 145 0Kota Cirebon 90 0Kota Tasikmalaya 10 0Kota Depok 10 0Kota Cimahi 12 0Kab. Karawang 102 0Kab. Sukabumi 211 0 Kab. Bandung 82 0Kab. Sumedang 43 0Kab. Cirebon 80 0Kab. Bandung Barat 30 0

2 DKI Jakarta 2 Kodya 149 0 3 3

3 DI Yogya Kota Yogyakarta 784 0 221925 0 5 32T o t a l

JumlahNo Provinsi Kab/Kota Jml Kasus

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI h. Rabies

Rabies adalah salah satu penyakit yang CFR-nya tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya terdapat virus Rabies.

Situasi yang berkaitan dengan Rabies di Indonesia sampai tahun 2008 dapat dilihat dalam Gambar 3.19. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kejadian gigitan rabies cenderung menurun sejak tahun 2005 sampai tahun 2007, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 dan bahkan melampaui kejadian gigitan yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Hal ini tentunya juga diikuti dengan meningkatnya pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).

GAMBAR 3.19 SITUASI RABIES DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

Page 68: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

49

Pada tahun 2008 dilaporkan jumlah spesimen positif Rabies pada hewan sebanyak 1.024 spesimen. Selama 6 tahun terakhir (2003-2008) jumlah kasus positif pada hewan bervariasi, meskipun pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2007 mengalami penurunan dari 1.396 kasus menjadi 1.024 kasus positif. Situasi Rabies menurut provinsi pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 3.28.

GAMBAR 3.20 JUMLAH SPESIMEN POSITIF RABIES PADA HEWAN

DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

i. Filariasis

Limphatic Filariasis adalah penyakit parasit dimana cacing filaria (Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan B. timori) menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Parasit ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, dan kemudian menjadi cacing dewasa dan hidup di jaringan limfe. Penyakit ini juga sering menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital, sebagai tanda tingkat lanjut dari penyakit. Penyakit ini juga sering disebut Elefantiasis, karena penderitanya sering mengalami bengkak di kaki yang sangat besar menyerupai kaki gajah. Orang yang terkena penyakit ini sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan mereka atau karena sebagian orang enggan berdekatan dengan mereka.

Bila melihat pada Gambar 3.21 di bawah ini maka terlihat bahwa jumlah penderita Filariasis yang dilaporkan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2008 dilaporkan terdapat 11.699 kasus Filariasis di Indonesia. Tiga provinsi dengan kasus terbanyak berturut-turut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Data jumlah penderita Filariasis menurut provinsi tahun 2003 – 2008 dapat dilihat di Lampiran 3.24.

Page 69: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

50

GAMBAR 3.21 JUMLAH PENDERITA FILARIASIS DI INDONESIA TAHUN 2002-2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI 2009 j. Frambusia

Frambusia adalah penyakit infeksi kronis yang sering terjadi di daerah tropis seperti Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Tengah, serta Kepulauan Pasifik. Penyakit ini mempunyai banyak nama seperti pian, parangi, paru, frambesia tropica. Biasanya kasus ini mulai terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun, dan insiden paling tinggi biasanya pada anak usia 6-10 tahun. Insiden pada laki-laki dan perempuan biasanya hampir sama.

Frambusia merupakan penyakit yang sangat jarang ditemukan. Penyakit ini berhubungan dengan hygiene/kebersihan perorangan dan ketersediaan air pada suatu area. Di Asia, saat ini Frambusia hanya ditemukan di Indonesia dan Timor Leste. Dalam hal pengobatan, Frambusia termasuk penyakit yang mudah diobati. Hanya dengan sekali penyuntikan dengan menggunakan Benzathine Penicillin, Frambusia dapat disembuhkan dengan mudah.

Pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 5.926 kasus Frambusia. Jumlah kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Penyakit Frambusia seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Namun, walaupun prevalensinya sudah di bawah 1% masih perlu mendapat perhatian khusus. Apabila kurang mendapat perhatian, maka dapat menimbulkan suatu fenomena yang disebut neglected disease, atau penyakit yang terabaikan.

GAMBAR 3.22 KASUS PENYAKIT FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 2004-2008

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI 2009

Page 70: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

51

Penyakit Frambusia ada yang menular dan tidak menular. Kasus Frambusia yang menular sebanyak 3.466 kasus, dan yang tidak menular 2.460 kasus. Jumlah kasus Frambusia menurut provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini.

TABEL 3.19

KASUS PENYAKIT FRAMBUSIA TAHUN 2008

Menular Tidak Menular

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 232 Sumatera Utara 0 0 0 283 Sumatera Barat 0 0 0 74 Sumatera Selatan 0 2 2 155 Lampung 0 0 0 106 Jawa Timur 17 2 19 77 Sulawesi Tengah 16 22 38 28 Sulawesi Tenggara 2 25 27 29 Nusa Tenggara Timur 2245 1950 4195 20

10 Maluku 795 237 1032 811 Papua 385 222 607 912 Banten 6 0 6 113 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 914 Bali 0 0 0 9

3466 2460

Notes DistrictFrambusia

T o t a l

NO Provinsi Total

Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, 2009

k. Antraks

Penyakit Antraks adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan oleh spora dari bakteri Bacillus anthracis. Spora Bacillus anthracis dapat bertahan hidup di lingkungan selama bertahun-tahun hingga mendapatkan host baru. Umumnya penyakit ini terjadi pada mamalia herbivora baik yang liar maupun peliharaan, meskipun dapat juga menyerang mamalia lain dan beberapa jenis unggas. Manusia dapat tertular Antraks melalui kontak langsung maupun tidak langsung atau mengkonsumsi binatang yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi bakteri/spora Antraks.

Sepanjang tahun 2008 dilaporkan 20 kasus Antraks pada manusia di Indonesia yaitu 18 kasus di Kabupaten Bogor dan 2 kasus di Kotamadya Jakarta Selatan, dengan Case Fatality Rate 0%. Sampai dengan tahun 2007 masih terdapat beberapa daerah endemis Antraks yaitu antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Perkembangan jumlah kasus dan kematian Antraks pada manusia dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 71: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

52

GAMBAR 3.23 JUMLAH KASUS & KEMATIAN ANTRAKS

PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

GAMBAR 3.24 CASE FATALITY RATE ANTRAKS PADA

MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

l. Pes

Penyakit pes (bubonic plaque) disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella pestis. Pes merupakan infeksi pada hewan pengerat liar, yang dikeluarkan dari satu hewan pengerat ke hewan lain dan kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia karena gigitan pinjal.

Surveilans aktif dan pasif terhadap binatang pengerat dan pinjalnya dilakukan secara rutin di 4 daerah fokus Pes yaitu Provinsi Jawa Tengah (Boyolali), Jawa Barat (Bandung), DI Yogyakarta (Sleman) dan Jawa Timur (Pasuruan). Pada tahun 2008 diperiksa 3.450 binatang pengerat, 416 di Sleman dan 3.034 di Pasuruan, didapatkan 2 hasil positif Pes. Kemudian juga dilakukan pemeriksaan terhadap 6 orang yang diduga Pes di Pasuruan dan didapatkan hasil positif 3 orang. Hasil pemeriksaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.27.

Untuk mengetahui keadaan kejadian Pes di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.25 di bawah ini. Terdapat beberapa daerah fokus Pes, dimana di daerah tersebut pernah ditemukan kejadian penyakit Pes yaitu DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Hasil survei rutin rodent Pes di daerah fokus pes menunjukkan adanya fluktuasi jumlah rodent yang diperiksa maupun jumlah rodent yang positif mengandung bakteri.

GAMBAR 3.25 HASIL SURVEILANS RUTIN RODENT PES DI DAERAH FOKUS PES

TAHUN 2003-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 2009

Page 72: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

53

Menurut data yang ada pada tahun 2008, terjadi penurunan yang sangat drastis dari kejadian gejala/mirip Pes pada manusia dibandingkan beberapa tahun sebelumnya seperti dapat dilihat pada Gambar 3.26 berikut ini.

GAMBAR 3.26 SITUASI PES PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2003-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

m. Kecacingan

Gambar di bawah ini menunjukan pada tahun 2008 terjadi penurunan prevalensi Kecacingan pada anak SD di daerah terpilih sebagai lokasi survei. Sedangkan pada tahun 2007 tidak dilaksanakan survei.

GAMBAR 3.27 DISTRIBUSI PREVALENSI KECACINGAN PADA ANAK SD

DI KABUPATEN TERPILIH TAHUN 2002 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Pada tahun 2008 pemeriksaan tinja dilaksanakan di 8 provinsi. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan prevalensi Kecacingan mempunyai rentang yang cukup lebar, yaitu antara 2,7 % di Sulawesi Utara sampai dengan 60,7 % di Banten seperti dapat dilihat pada Gambar 3.28 berikut ini.

Page 73: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

54

GAMBAR 3.28 DISTRIBUSI PREVALENSI KECACINGAN DI 8 PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 2009

Sedangkan distribusi prevalensi Kecacingan menurut jenis cacing pada anak SD di kabupaten terpilih di 27 provinsi tahun 2002 – 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 3.29

DISTRIBUSI PREVALENSI KECACINGAN MENURUT JENIS CACING PADA ANAK SD DI KABUPATEN TERPILIH DI 27 PROVINSI

TAHUN 2002-2008

Sumber: Profil Ditjen PP-PL, Depkes RI 2009 n. Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan umumnya ada di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan tinggi. Leptospirosis dapat menyebabkan gangguan pada berbagai bagian dari tubuh manusia. Binatang yang terinfeksi, termasuk binatang peliharaan dapat menularkan bakteri penyebab Leptospirosis melalui urinnya. Manusia dapat tertular Leptospirosis melalui kontak dengan air, tanah basah, atau tumbuhan yang terkontaminasi urin dari binatang yang terinfeksi.

Manifestasi klinis Leptospirosis dapat bervariasi dari gejala seperti flu biasa hingga gangguan yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian.

Leptospirosis dapat dicegah dengan mengurangi kontak dengan air dan lumpur yang kemungkinan telah terkontaminasi dengan urin binatang yang terinfeksi.

Page 74: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

55

Kasus penyakit Leptospirosis terutama dilaporkan pada daerah-daerah yang sering terjadi bencana banjir. Selama tahun 2003–2007, kasus Leptospirosis terbanyak adalah di DKI Jakarta bila dibandingkan dengan provinsi endemis Leptospirosis yang lain. Namun pada tahun 2008 kasus Leptospirosis terbanyak dilaporkan terjadi di DI Yogyakarta, yaitu sebanyak 125 kasus. Provinsi lain yang melaporkan kasus Leptospirosis pada tahun 2008 adalah Jawa Tengah 72 kasus, DKI Jakarta 37 kasus dan Jawa Timur 29 kasus.

Dibandingkan tahun 2007, terjadi penurunan jumlah kasus dari 666 kasus dengan 57 kematian menjadi 263 kasus dengan 16 kematian pada tahun 2008.

GAMBAR 3.30

SITUASI LEPTOSPIROSIS PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009 o. Avian Influenza (AI)

Avian Influenza atau flu burung adalah penyakit menular pada binatang yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1) yang umumnya menginfeksi unggas dan sedikit kemungkinan menginfeksi babi. Penyakit ini bisa menular kepada manusia dan dapat menimbulkan penyakit flu yang berakibat kematian.

Jumlah kasus baru konfirmasi Avian Influenza pada tahun 2008 menurun jika dibandingkan pada tahun 2007, yaitu dari 42 kasus pada tahun 2007 menjadi 20 kasus pada tahun 2008. Demikian juga terjadi penurunan angka kematian (CFR) dari 88,1% pada tahun 2007 menjadi 85% pada tahun 2008. Perkembangan kasus konfirmasi AI sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 3.31 di bawah ini.

Page 75: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

56

GAMBAR 3.31 SITUASI KASUS KONFIRM AI DI INDONESIA

TAHUN 2005 – 2008

Sumber: Profil Ditjen PP-PL, Depkes RI 2009

Pada Gambar 3.32 terlihat bahwa pada tahun 2008 tidak terjadi penambahan sebaran kasus konfirmasi AI. Perluasan daerah tertular AI pada manusia menurun jika dibandingkan dengan tahun 2007, sebanding juga dengan penurunan jumlah kasus konfirmasi pada tahun 2008.

GAMBAR 3.32 JUMLAH PROVINSI DAN KABUPATEN YANG BARU TERTULAR

FLU BURUNG PADA MANUSIA TAHUN 2005 – 2008

Sumber: Profil Ditjen PP-PL, Depkes RI 2009

Dari Tabel 3.21 dapat dilihat bahwa kasus konfirmasi AI terbanyak dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, kemudian secara berturut-turut adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jawa Timur, Riau. Provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan sampai dengan Desember 2008 sudah tidak dilaporkan adanya kasus konfirmasi pada manusia.

Page 76: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

57

TABEL 3.20 KASUS KONFIRM AI PER TAHUN DARI TAHUN 2005 – 2008

K M K M K M K M K M1 DKI 8 7 11 10 8 8 6 4 33 292 Banten 5 4 4 4 11 9 7 7 27 243 Jabar 3 2 22 18 5 4 4 4 34 284 Jateng 1 0 3 3 5 5 2 2 11 105 Jatim 0 0 5 3 2 1 7 46 Lampung 3 0 0 0 0 0 3 07 Sumbar 0 0 2 0 1 1 1 0 4 18 Sumut 0 0 7 6 1 1 8 79 Sulsel 0 0 1 1 0 0 1 1

10 Sumsel 0 0 0 0 1 1 1 111 Riau 0 0 0 0 6 5 6 512 Bali 0 0 0 0 2 2 2 2

20 13 55 45 42 37 20 17 137 112T o t a l

2007 2008 TotalNo Provinsi 2005 2006

Sumber : Profil Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Kasus konfirmasi AI terbanyak dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat, kemudian secara berturut-turut adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan pada tahun 2007 sudah tidak dilaporkan adanya kasus konfirmasi pada manusia. Perluasan daerah tertular pada manusia menurun jika dibandingkan dengan tahun 2006, sebanding juga dengan penurunan jumlah kasus konfirmasi pada tahun 2007.

GAMBAR 3.33

SEBARAN PENEMUAN KASUS AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA S.D TAHUN 2008

Sumber : Ditjen PP-PL, DepkesRI

Sejak ditemukan kasus pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, jumlah kasus konfirmasi pada laki-laki relatif sama dengan jumlah kasus pada perempuan.

Page 77: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

58

GAMBAR 3.34 KASUS KONFIRMASI AI MENURUT JENIS KELAMIN

DI INDONESIA TAHUN 2005-2008

Sumber : Profil Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Kasus konfirmasi AI yang terjadi pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 paling banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Persebaran jumlah kasus dan kematian karena AI pada tahun 2005 – 2008 dapat dilihat pada Gambar 3.35 berikut ini.

GAMBAR 3.35

KASUS KUMULATIF KONFIRM AI DAN KEMATIAN AVIAN INFLUENZA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005-2008

Sumber : Ditjen PP-PL, DepkesRI

Menurut riwayat kontak penderita AI sebanyak 48,91% mempunyai riwayat keterpaparan secara langsung dengan unggas sakit, unggas mati atau dengan produk unggas lainnya, 37,23% riwayat keterpaparan dengan lingkungan, 2,19% riwayat keterpaparan dengan pupuk, dan 11,68% kasus riwayat keterpaparannya tidak jelas.

Page 78: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

59

GAMBAR 3.36 KASUS KONFIRM AI MENURUT RIWAYAT KONTAK

DI INDONESIA TAHUN 2005-2007

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI p. Hepatitis C

Hepatitis C adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis C. Virus Hepatitis C menular melalui darah dan produk darah, antara lain melalui transfusi darah, pemakaian berulang jarum atau alat medis yang tidak steril, saling tukar alat suntik oleh pengguna NAPZA, tindik dan tato dengan alat yang tidak steril. Penularan dapat juga terjadi melalui hubungan seksual dan perinatal, namun hal ini jarang terjadi. Terjadinya infeksi tidak selalu ditandai adanya gejala akan tetapi sebagian besar orang yang terinfeksi menjadi hepatitis kronis, berjalan terus membentuk scar atau parut pada hati dan dapat menjadi sirosis hati maupun kanker hati yang biasanya muncul setelah beberapa tahun. Penyakit ini belum ada vaksin pencegahannya.

Departemen Kesehatan melaksanakan pendataan penyakit Hepatitis C tahap I di 11 provinsi pada bulan Oktober 2007, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Utara (Medan), Sumatera Selatan (Palembang), Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Surabaya), Sulawesi Selatan (Makasar), Sulawesi Utara (Manado), Bali (Denpasar) dan Kalimantan Barat (Pontianak), serta Papua (Jayapura). Pendataan tahap II melibatkan 10 provinsi dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2008 - 31 Maret 2009 meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Riau, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Banten, DI Yogyakarta dan NTB. Program ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran epidemiologi dan permasalahan penyakit Hepatitis C melalui pelaporan dari unit-unit yang terlibat.

Pada tahun 2008, dilaporkan adanya 7.235 kasus positif Hepatitis C dari 21 provinsi. Tiga provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur seperti tersaji pada Tabel 3.22 di bawah ini, sedangkan data terinci menurut golongan umur dapat dilihat pada Lampiran 3.30.

Page 79: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

60

TABEL 3.21 JUMLAH KASUS HEPATITIS C DI INDONESIA TAHUN 2008

No Provinsi Jumlah Kasus

1 DKI Jakarta 2,8102 Jawa Barat 9603 Jawa Timur 6214 Bali 5765 Sulawesi Selatan 5716 Jawa Tengah 4187 Sumatera Utara 2338 Sumatera Selatan 2269 Kalimantan Barat 195

10 Sulawesi Utara 11111 DI Yogyakarta 9112 Banten 8513 Riau 8114 Papua 6015 Sumatera Barat 4716 Lampung 4417 Kepulauan Riau 3918 Kalimantan Timur 2419 Nusa Tenggara Barat 2120 Kalimantan Selatan 1421 Jambi 8

7,235Indonesia Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI 3. Penyakit Tidak Menular

Pola penyebab kematian di Indonesia menunjukkan peningkatan proporsi kematian disebabkan penyakit tidak menular. Bila dibandingkan hasil SKRT 1995, SKRT 2001 dan Riskesdas 2007 terlihat proporsi kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat sedangkan proporsi penyakit menular telah menurun. Proporsi kematian akibat penyakit menular di Indonesia dalam 12 tahun telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 28%, dan proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 42% menjadi 60%. Menurut hasil Riskesdas 2007, stroke, hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya adalah penyakit tidak menular utama penyebab kematian.

TABEL 3.22 PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANTARA PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

TAHUN 1980-2001

1980 1986 1992 1995 2001Menular 69.49% 60.48% 50.72% 48.46% 44.57%Tidak Menular 25.41% 33.83% 43.60% 45.42% 48.53%

Jenis Penyakit

Tahun

Sumber: Laporan Riskesdas 2007 (dari SKRT 2003)

Page 80: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

61

a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Ruang lingkup pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah meliputi: hipertensi essensial, penyakit ginjal hipertensi, penyakit jantung hipertensi, stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner (PJK), kardiomiopati, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, dan infark miocard akut.

Angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah cenderung meningkat dan dapat menimbulkan kecacatan dan kematian. Sebagian besar kasus sebenarnya dapat dicegah dengan metode intervensi yang efektif dengan perubahan perilaku kesehatan dan penatalaksanaan yang tepat. Oleh karena itu pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah perlu mendapat perhatian di bidang kesehatan masyarakat. Di negara maju terjadi kecenderungan penurunan kasus penyakit jantung dan pembuluh darah dengan perbaikan gaya hidup dan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan. Sementara di negara berkembang terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang disebabkan gaya hidup, urbanisasi dan peningkatan usia lanjut.

1) Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/atau >90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII, 2003). Hipertensi berkontribusi secara substansial terhadap risiko penyakit lain antara lain jantung koroner, trombo-embolik, dan stroke dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan jantung, otak dan ginjal.

Hipertensi merupakan penyakit sirkulasi darah yang merupakan kasus terbanyak pada rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit. Hasil pencatatan dan pelaporan rumah sakit (SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit) menunjukkan kasus baru penyakit sistem sirkulasi darah terbanyak pada kunjungan rawat jalan maupun jumlah pasien keluar rawat inap dengan diagnosis penyakit Hipertensi tertinggi pada tahun 2007

Hasil Riskesdas 2007 prevalensi Hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi Hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). 2) Penyakit Jantung

Penyakit Jantung meliputi berbagai penyakit yang mengganggu fungsi jantung. Riskesdas 2007 mendata penyakit Jantung yang berdasarkan jawaban pertanyaan adanya riwayat didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan adanya gejala yang mengarah ke penyakit jantung kongenital, angina, aritmia dan dekompensasi kordis. Diperoleh hasil prevalensi penyakit Jantung di Indonesia berdasarkan wawancara sebesar 7,2%, berdasarkan riwayat didiagnosis tenaga kesehatan hanya ditemukan sebesar 0,9%. Cakupan kasus Jantung yang sudah didiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 12,5% dari semua responden yang mempunyai gejala subyektif menyerupai gejala penyakit Jantung.

Page 81: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

62

Hasil pencatatan dan pelaporan rumah sakit (SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit) menunjukkan jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan dan jumlah pasien rawat inap penyakit Jantung pada pada tahun 2007 sebagai berikut.

GAMBAR 3.37

JUMLAH PASIEN PENYAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen Yanmedik

Dari grafik di atas terlihat kasus terbanyak adalah penyakit Jantung Iskemik lainnya, jika ditambah kasus Infark Miokard Akut maka semakin jelas bahwa kasus terbanyak adalah kasus penyakit Jantung Iskemik atau yang biasanya lebih dikenal sebagai penyakit Jantung Koroner. Sedangkan Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada Infark Miokard Akut (13,49%), Gagal Jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%).

GAMBAR 3.38 CFR PENYAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen Yanmedik

Page 82: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

63

3) Penyakit Pembuluh Darah Otak

Penyakit pembuluh darah otak merupakan penyakit dengan kejadian, kecacatan dan kematian yang cukup tinggi. Stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak dengan jumlah pasien terbanyak pada rawat jalan (jumlah kasus baru) maupun rawat inap (jumlah pasien keluar) seperti tergambar pada grafik di bawah ini.

GAMBAR 3.39

JUMLAH PASIEN PENYAKIT PEMBULUH DARAH OTAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen Yanmedik

CFR penyakit pembuluh darah otak pada pasien rawat inap di rumah sakit juga tinggi berkisar 11,2% pada infark serebral hingga tertinggi 34,46% pada perdarahan intrakranial. Stroke tak menyebut perdarahan atau infark dan perdarahan intrakranial merupakan penyebab kematian terbanyak di rumah sakit pada tahun 2007 masing-masing 5,24% dan 3,99% dari seluruh kematian di rumah sakit. CFR dari penyakit pembuluh darah otak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 3.40 CFR PENYAKIT PEMBULUH DARAH OTAK DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen Yanmedik, 2009

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke di masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stroke tertinggi dijumpai di Nanggroe Aceh

Page 83: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

64

Darussalam (16,6‰ atau 16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8‰/ atau 3,8 per 1.000 penduduk).

b. Diabetes Melitus (DM)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau bisa disebutkan sebagai suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.

Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Menurut para pakar jumlah penderita atau penyandang DM dari tahun ke tahun meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat.

International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD-10) membagi DM menjadi lima kelompok, yaitu: 1. DM bergantung insulin (termasuk DM tipe 1) 2. DM tidak bergantung insulin (termasuk DM tipe 2) 3. DM berhubungan malnutrisi 4. DM YDT lainnya (DM yang ditentukan lainnya=Other specified DM) 5. DM YTT (DM yang tidak tentu= unspecified diabetes mellitus)

Jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan rumah sakit pada tahun 2007 adalah 28.095 kasus. Keseluruhan DM menyebabkan 4.162 kematian atau CFR sebesar 7,02%. Dari kelima jenis DM, DM YTT dan DM tidak bergantung insulin yang masuk dalam 50 peringkat utama penyebab kematian, rawat inap dan rawat jalan di RS di Indonesia selama tahun 2007. DM YTT merupakan 2,34% penyebab kematian, 1,21% penyebab rawat inap dan 0,89% kunjungan rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2007. Sedangkan DM tidak bergantung insulin merupakan 1,34% penyebab kematian, 0,56% penyebab rawat inap dan 0,48% kunjungan rawat jalan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 3.23 SITUASI PENYAKIT DM DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007

Jumlah % * Jumlah % * Jumlah % *DM YTT 2,178 2.34 35,513 1.21 79,016 0.89DM tidak bergantung 1,247 1.34 14,989 0.56 43,104 0.48

4,162

(CFR=7,38

56,378

Jenis DMKematian Rawat Inap Rawat Jalan

28.095 kasus baru

Semua DM

Ket: %* adalah persentase dari seluruh kematian atau dari seluruh pasien rawat inap atau dari seluruh kunjungan rawat jalan rumah sakit Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, 2009

Riskesdas 2007 melakukan wawancara dan pemeriksaan kadar glukosa darah pada sejumlah sampel usia 15 tahun ke atas di daerah perkotaan, dengan diagnosis DM

Page 84: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

65

menggunakan kriteria WHO 1999 dan American Diabetic Association 2003, yaitu kadar glukosa darah dua jam pembebanan < 140 mg/dl didiagnosis tidak DM, 140 - < 200 mg/dl Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan > 200 mg/dl Diabetes Mellitus (DM). Diperoleh hasil prevalensi total DM pada penduduk perkotaan (gabungan persentase responden yang sudah mengetahui bahwa dirinya menderita DM dan persentase responden yang baru terdiagnosis dalam Riskesdas) sebesar 5,7%, namun hanya 1,5% (kira-kira 26% dari total DM) yang telah mengetahui dirinya menderita DM sebelum pemeriksaan Riskesdas. Sedangkan prevalensi TGT diperoleh 10,2%. Prevalensi DM tertinggi terdapat di Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing-masing 11,1%), diikuti Riau (10,4 %) dan Nanggroe Aceh Darussalam (8,5%). Prevalensi DM terendah di Papua (1,7%), diikuti NTT (1,8%). Prevalensi TGT tertinggi di Papua Barat 157 (21,8%), diikuti Sulawesi Barat (17,6%), dan Sulawesi Utara (17,3%), sedangkan terendah di Jambi (4%), diikuti NTT (4,9%) .

Hasil Riskesdas 2007 tampaknya lebih rendah dibandingkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yang mendapatkan hasil prevalensi DM adalah 1.2%, tahun 2001 sebesar 7.5% dan tahun 2003 sebesar 14,7% di perkotaan dan 7.2% di perdesaan.

Jumlah pasien keluar rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan diagnosis DM tahun 2007 sebanyak 56.378 pasien dengan CFR 7,38%, sedangkan kasus baru pada rawat jalan sebanyak 28.095 kasus. c. Neoplasma/Tumor

Neoplasma atau tumor adalah pembengkakan atau luka yang terjadi karena pertumbuhan sel yang abnormal. Tumor bisa berupa benign, pre-malignant dan malignant. Tipe malignant inilah yang yang biasa disebut dengan kanker.

Data penyakit neoplasma/tumor ganas atau kanker diperoleh dari data pasien di rumah sakit. Data yang tersedia adalah data jumlah pasien keluar rawat inap dengan diagnosis kanker, jadi tidak menunjukkan jumlah kasus kanker yang dirawat. Meskipun data ini belum menunjukkan jumlah pasti penderita kanker, namun data ini dapat memberikan gambaran besaran masalah kanker di Indonesia.

Sepuluh peringkat utama penyakit neoplasma ganas pasien rawat inap di rumah sakit sejak tahun 2004 hingga tahun 2008 tidak banyak berubah. Tiga peringkat pertama adalah neoplasma ganas payudara disusul neoplasma ganas serviks uterus dan neoplama ganas hati dan saluran empedu intrahepatik. Neoplasma ganas colon yang pada tahun sebelumnya peringkat 8 menjadi peringkat 9 bertukar peringkat dengan neoplasma ganas daerah rektosigmoid rectum. Grafik 10 peringkat utama penyakit neoplasma ganas dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 85: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

66

GAMBAR 3.41 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT KANKER PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004-2007

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes

Riskesdas 2007 mendata responden yang pernah didiagnosis menderita tumor/kanker oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan jawaban responden, diperoleh hasil prevalensi nasional penyakit Tumor/Kanker adalah 0,43%, tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta (0,96%) dan terendah di Maluku (0,15%). 3. Morbiditas dan Mortalitas Jemaah Haji Profil Kesehatan tahun 2008 ini memberikan gambaran morbiditas dan mortalitas jemaah haji dalam penyelenggaraan kesehatan haji, dari mulai persiapan, keberangkatan sampai tiba kembali di tanah air. Beberapa data mengenai jemaah haji dapat dilihat dalam Gambar 3.42 dan 3.43 serta Lampiran 3.39; 3.40; 3.41; 3.42; dan Lampiran 3.43.

GAMBAR 3.42 JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI DI INDONESIA TAHUN 2006-2007

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 86: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

67

GAMBAR 3.43 JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI DI INDONESIA TAHUN 2006-2007

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

Dalam gambar 3.43 dan 3.44 dapat dilihat perbandingan jumlah jemaah haji non

resiko tinggi dan dan risiko tinggi.

GAMBAR 3.44 POLA PENYAKIT JEMAAH HAJI BERDASARKAN PEMERIKSAAN

KESEHATAN DI EMBARKASI DI INDONESIATAHUN 2007-2008

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI Pola penyakit jemaah haji pada tahun 2007 dan 2008, hampir menunjukkan pola yang sama, dimana penyakit Kardiovaskuler merupakan penyakit yang terbanyak tahun tersebut (Gambar 3.44). C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini. Data terakhir mengenai status gizi dikumpulkan dalam Riset Kesehatan Dasar tahun 2007.

Page 87: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

68

1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram

yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu (1) BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu), dan (2) BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, Malaria, dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

Riskesdas 2007, mendata berat badan bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir. Tidak semua bayi diketahui berat badan hasil penimbangan waktu baru lahir. Dari bayi yang diketahui berat badan hasil penimbangan waktu baru lahir, 11,5% lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram atau BBLR. Tiga provinsi dengan persentase BBLR tertinggi adalah Papua sebesar 27%, Papua Barat sebesar 23,8% dan NTT sebesar 20,3%. Tiga provinsi dengan BBLR terendah adalah Bali sebesar 5,8%, Sulawesi Barat sebesar 7,2% dan Jambi sebesar 7,5%. Jika dilihat dari jenis kelamin, persentase BBLR lebih tinggi pada bayi perempuan dibandingkan laki-laki yaitu masing-masing 13% dan 10% (Riskesdas, 2007)

Persentase BBLR hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 menunjukkan 7,6% bayi lahir dengan BBLR, dan Riskesdas 2007 seperti disebutkan di atas sebesar 11,5%. Meskipun metode surveinya berbeda, sehingga tidak dapat langsung dinilai adanya peningkatan BBLR, hal ini perlu mendapat perhatian.

TABEL 3.24

PROPORSI BAYI DENGAN BERAT LAHIR RENDAH TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003

1992-1997SDKI

2002 - 2003Riskesdas

2007

Nasional 7.7 7.6 11.50%Perkotaan 6.6Perdesaan 8.4Provinsi 3,6 - 15,6

Sumber: SDKI, Riskesdas 2007 2. Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2006.

Page 88: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

69

Berdasarkan indikator BB/U, disebut (a) gizi buruk jika Z-score < -3,0, (b) gizi kurang Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0, (c) gizi baik Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0, (d) gizi lebih Z-score >2,0. Berdasarkan indikator TB/U, disebut (a) sangat pendek jika Z-score < -3,0, (c) pendek Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0, (c) normal Z-score >=-2,0. Berdasarkan indikator BB/TB, disebut (a) sangat kurus jika Z-score < -3,0, (b) kurus Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0, (c) normal Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0, (d) gemuk Z-score >2,0.

Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi buruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.

Secara umum prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 5,4% dan gizi kurang 13,0% atau 18,4% untuk gizi buruk dan kurang. Bila dibandingkan dengan target pencapaian program perbaikan gizi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015 sebesar 20% dan target MDG untuk Indonesia sebesar 18,5%, maka secara nasional target-target tersebut sudah terlampaui.

Dari hasil Susenas dan SKRT 2003-2005 serta Riskesdas 2007, diperoleh gambaran perkembangan status gizi Balita seperti terlihat pada Gambar 3.45 berikut.

GAMBAR 3.45 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK

DAN GIZI LEBIH DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2007

Sumber: Susenas/Survei Garam Yodium Rumah Tangga, SKRT, Riset Kesehatan Dasar 2007

Meskipun target nasional tercapai, namun pencapaian tersebut belum merata di 33 provinsi. Persentase gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.31; 3.32; 3.33. Gambaran persentase balita status gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 89: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

70

GAMBAR 3.46 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK

MENURUT PROVINSI, TAHUN 2007

Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2007

Berdasarkan kelompok umur, persentase gizi buruk terbesar berdasarkan hasil Riskesdas 2007 adalah pada kelompok umur 0-5 bulan. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, gizi buruk pada laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan.

TABEL 3.25 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK

DAN GIZI LEBIH (BB/U) MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2007

Karakteristik Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

Kelompok umur (bulan)

0 – 5 6.5 8.2 76.7 8.76-Nov 4.8 8.1 82.2 4.9Dec-23 5 11.3 78.8 4.924-35 5.9 14.5 75.7 3.936-47 6.3 14.8 75.4 3.648-60 4.9 14.2 77.2 3.7

Jenis kelaminLaki-laki 5.8 13.3 76.3 4.6Perempuan 5 12.7 78.2 4

Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2007

Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang yang dipengaruhi kondisi-kondisi yang sifatnya kronis (akibat kondisi yang berlangsung dalam waktu lama). Masalah pendek pada balita secara nasional masih serius yaitu sebesar 36,8% dengan 18 provinsi menghadapi prevalensi pendek di atas angka nasional. Kondisi status gizi berdasarkan TB/U dapat dilihat pada Lampiran 3.32.

Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut (akibat keadaan yang berlangsung dalam waktu pendek). Indikator BB/TB juga digunakan sebagai indikator kegemukan. Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam

Page 90: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

71

manajemen gizi buruk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z-score < -3,0 SD. Prevalensi balita sangat kurus secara nasional masih cukup tinggi yaitu 6,2%. Besarnya masalah kurus (sangat kurus dan kurus) pada balita yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakt adalah jika prevalensi kurus > 5%. Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi kurus antara 10,1% - 15,0%, dan dianggap kritis bila prevalensi kurus sudah di atas 15,0% (UNHCR).

Secara nasional prevalensi kurus pada balita adalah 13,6%. Hal ini berarti bahwa masalah kurus di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Bahkan, dari 33 provinsi, 18 provinsi di antaranya masuk dalam kategori kritis (prevalensi kurus >15%), 12 provinsi pada kategori serius (prevalensi kurus antara 10-15%). Hanya 3 (tiga) provinsi yang tidak termasuk dalam kategori serius ataupun kritis adalah: Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Bali. Berdasarkan indikator BB/TB juga dapat dilihat prevalensi kegemukan di kalangan balita di Indonesia adalah 12,2%. Kondisi status gizi berdasarkan BB/TB dapat dilihat pada Lampiran 3.33.

3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5 cm.

Pada Riskesdas 2007, untuk menggambarkan adanya risiko KEK dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS, digunakan ambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD, yang sudah disesuaikan dengan umur. Jika LILA lebih kecil dari nilai rerata sesuai umur dikurangi 1 SD maka disebut berisiko KEK.

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi risiko KEK secara nasional sebesar 13,6%. Tiga provinsi dengan prevalensi risiko KEK tertinggi adalah NTT sebesar 24,6%, Papua 23,1% dan DIY 20,2%, sedangkan tiga provinsi dengan prevalensi risiko KEK terendah adalah Sulawesi Utara sebesar 5,8%, Sumatera Utara 7,9% dan Bengkulu 8,2%. Prevalensi risiko KEK wanita usia subur 10 provinsi tertinggi dapat dilihat pada Gambar 3.47 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.36.

Pada Riskesdas 2007 digunakan ambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD, yang sudah disesuaikan dengan umur. Jika LILA lebih kecil dari nilai rerata sesuai umur dikurangi 1 SD maka disebut berisiko KEK.

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi risiko KEK secara nasional sebesar 13,6%. Tiga provinsi dengan prevalensi risiko KEK tertinggi adalah NTT sebesar 24,6%, Papua 23,1% dan DIY 20,2%, sedangkan tiga provinsi dengan prevalensi risiko KEK terendah adalah Sulawesi Utara sebesar 5,8%, Sumatera Utara 7,9% dan Bengkulu 8,2%. Prevalensi risiko KEK wanita usia subur menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.47 dan Lampiran 3.36.

Page 91: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

72

GAMBAR 3.47 PREVALENSI RISIKO KEK PENDUDUK WANITA UMUR 15 - 45 TAHUN

DI 10 PROVINSI TERTINGGI TAHUN 2007

Sumber: Riskesdas 2007

Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2008.

***

Page 92: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

73

Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. Jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum terjangkau secara merata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat.

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama lima tahun terakhir, khususnya untuk tahun 2008. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan

Page 93: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

74

masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan terhadap ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, dan deteksi serta antisipasi dini kelainan janin.

Pelayanan antenatal meliputi 5 hal yang dikenal dengan istilah 5T, yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tablet tambah darah). Pada petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, pelayanan antenatal meliputi 7T, yaitu 5T yang tersebut di atas ditambah dengan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling) dan test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4.

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

Gambar 4.1 memperlihatkan peningkatan cakupan K1 dan K4 dari tahun 2004 sampai 2008. Peningkatan K4 pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun sebelumnya terlihat cukup tinggi. Jika pada tahun-tahun sebelumnya kenaikan hanya berkisar 0,1-2,5%, pada tahun 2008 terjadi peningkatan hampir 6% dibandingkan tahun 2007.

Page 94: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

75

GAMBAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL

DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Dari gambar tersebut juga dapat dilihat selisih yang terjadi antara cakupan K1

dan K4. Kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 semakin rendah. Jika pada tahun 2004 terjadi selisih antara cakupan K1 dan K4 sebesar 11% kemudian tahun 2006 menjadi 10% dan pada tahun 2008 semakin kecil, yaitu 6,61%. Hal itu berarti semakin rendah angka drop out K1-K4 nasional dengan kata lain semakin banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal diteruskan hingga kunjungan keempat pada trimester 3 sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Cakupan pelayanan K4 pada ibu hamil menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, 2009

Page 95: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

76

Berdasarkan cakupan K4 per provinsi pada tahun 2008, DKI Jakarta, Jawa

Barat, dan Sumatera Utara menempati peringkat 3 tertinggi yaitu masing-masing 95,78%, 95,78%, dan 94,53%. Sedangkan Papua (38,46%), Sulawesi Barat (64,02%), dan Maluku (64,02%) merupakan 3 provinsi dengan cakupan K4 terendah. Terjadi kesenjangan yang besar antara provinsi dengan cakupan K4 tertinggi (95,78) dan terendah (38,46%), walaupun dibandingkan dengan tahun 2007 keduanya mengalami peningkatan dengan cakupan tertinggi 93% dan terendah 25%.

Target K1 yang ingin dicapai di tiap provinsi pada tahun 2008 adalah 92,9% dan target K4 adalah 87%. Pada tahun 2008 hanya 36% (12 provinsi) yang berhasil mencapai target K1 dan sekitar 20% (7 provinsi) yang telah mencapai target K4 seperti pada gambar berikut ini.

GAMBAR 4.3a

PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

GAMBAR 4.3b PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Ditjen Binkesmas, 2009 Sumber: Ditjen Binkesmas, 2009

Gambar 4.3a dan 4.3b memperlihatkan provinsi-provinsi yang berhasil mencapai target K1 dan K4. Provinsi yang berhasil mencapai target K4 yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT.

Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Pada Gambar 4.4 cakupan K4 pada tahun 2008 sebesar 86,04%, namun pemberian 90 tablet besi hanya sebesar 48,14%. Ada kemungkinan sistem pelaporan ketiga variabel tersebut yang belum terpadu. Begitu pula dengan status imunisasi TT2 pada ibu hamil juga merupakan syarat kualitas pelayanan K4, akan tetapi seperti halnya Fe3, imunisasi cakupan TT2 masih lebih rendah dibandingkan dengan cakupan K4.

Page 96: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

77

GAMBAR 4.4

PERSENTASE CAKUPAN K4, Fe3 DAN STATUS IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, 2009

Rincian cakupan K1 dan K4 tahun 2008 menurut provinsi dapat dilihat pada

Lampiran 4.1. b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan

Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan

adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan.

Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu 1) pencegahan infeksi; 2) metode pertolongan persalinan yang sesuai standar; 3) merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi; dan 4) melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Gambar 4.5 memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2008 cakupan pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan di Indonesia telah mencapai lebih dari 80%.

Page 97: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

78

GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN

OLEH TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi terlihat pada

Gambar 4.6 berikut ini. GAMBAR 4.6

PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, 2009

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di antara 33 provinsi tertinggi dicapai oleh Bali (97,72%), DI Yogyakarta (94,45%), dan Kepulauan Riau (92,67%). Sedangkan 3 provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (45,47%), Maluku Utara (58,66%), dan Papua Barat (60,10%).

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2008, penolong kelahiran terakhir pada balita yang tertinggi adalah oleh bidan (53,96%), diikuti oleh dukun (30,27%), dan dokter (12,32%). Di daerah perkotaan sebagian besar penolong

Page 98: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

79

persalinan pertama pada ibu bersalin adalah bidan (64,26%), kemudian oleh dokter (20,71). Berbeda dengan di perdesaan di mana penolong kelahiran terakhir pada balita oleh dukun sebesar 42,75%, sedangkan di perkotaan hanya sebesar13,40%. Di perdesaan bidan dan dukun sama-sama diminati oleh ibu bersalin sebagai penolong persalinannya. Perbandingan persentase penolong persalinan di perkotaan dan di perdesaan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

TABEL 4.1 PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR

DAN TIPE DAERAH TAHUN 2008

Tipe Daerah Dokter Bidan Nakes Lain Dukun Famili Lainnya Perkotaan+Perdesaan 12,32 53,96 0,52 30,27 2,69 0,24

Perkotaan 20,71 64,25 0,39 13,40 1,12 0,13 Perdesaan 6,11 46,34 0,61 42,75 3,86 0,33

Sumber: BPS, Susenas 2008

Rincian persentase balita menurut penolong kelahiran terakhir menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.3. c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari; 2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi (KB1).

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan nifas adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, perawat dan bidan. Pelayanan yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus); 3) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam); dan 6) pelayanan KB pasca persalinan.

Gambar 4.7 berikut menyajikan persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A menurut provinsi.

Page 99: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

80

GAMBAR 4.7 PERSENTASE IBU NIFAS YANG MENDAPAT VITAMIN A

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber : Dit. Gizi, Ditjen Binkesmas, 2009

Pada tahun 2008, ibu nifas yang mendapat Vitamin A sebesar 58,57%. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Jawa Tengah (87,85%), Kepulauan Bangka Belitung (86,37%), dan Sumatera Selatan (83,91%). Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua Barat (13,01%), NTB (18,83%), dan Maluku (23,97%).

d. Kunjungan Neonatus

Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2).

Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian

Page 100: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

81

imunisasi); pemberian Vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) tahun 2003 - 2005 cenderung menurun namun pada tahun 2006 hingga 2008 cakupan KN2 selalu mencapai lebih dari 75%. Pada tahun 2008 cakupan KN2 sebesar 78,04%. Cakupan KN2 selama periode tahun 2003 – 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut ini.

GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)

DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu dan Dit.Kes.Anak, Binkesmas, Depkes RI

Tahun 2008 provinsi dengan cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) tertinggi

adalah DI Yogyakarta, Bali, dan Jawa Tengah. Sedangkan provinsi dengan cakupan KN2 terendah adalah Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Barat seperti terlihat pada Gambar 4.9 berikut ini.

Page 101: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

82

GAMBAR 4.9 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Dit. Bina Kes. Anak, Ditjen Binkesmas Depkes RI, 2009

Rincian mengenai cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi terdapat pada Lampiran 4.1.

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan

sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2008, persentase wanita berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin dengan jumlah anak yang dilahirkan hidup terbesar adalah 0-2 orang (49,72%) dan 3-5 orang (35,83%) untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Persentase wanita berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin yang memiliki anak yang dilahirkan hidup > 3 orang di perdesaan lebih banyak dibandingkan dengan di perkotaan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Data selengkapnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.5.

TABEL 4.2

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG PERNAH KAWIN DAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP TAHUN 2008

Jumlah Anak yang Dilahirkan Daerah

0-2 3-5 6-8 ≥9 Perkotaan 52,07 35,57 9,11 3,25

Perdesaan 47,65 36,06 12,03 4,27

Perkotaan+Perdesaan 49,72 35,83 10,65 3,79 Sumber : BPS, Susenas 2008

Page 102: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

83

Rata-rata jumlah anak lahir hidup per wanita umur 15 – 49 tahun adalah 1,77 dengan rincian: di perkotaan sebesar 1,57 dan di perdesaan sebesar 1,98. Data rata-rata jumlah anak lahir hidup per wanita umur 15 – 49 tahun menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.6.

Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan KB, serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang dan yang pernah menggunakan/memakai alat KB dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini.

GAMBAR 4.10 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG DAN YANG PERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB

TAHUN 2004-2008

Sumber : BPS, Susenas 2008

Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang

menggunakan/memakai alat KB menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2008 sebesar 56,62%, tidak banyak mengalami perkembangan sejak tahun 2004. Cakupan tertinggi dicapai oleh Provinsi Kalimantan Tengah (68,40%), Bengkulu (67,62%) dan Sulawesi Utara (65,19%). Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua Barat (26,69%), Papua (27,71%) dan Maluku (32,10%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.7.

Persentase wanita umur 15-49 tahun berstatus kawin menurut alat/cara KB yang sedang digunakan tahun 2008 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut ini. Pada tahun 2008 suntikan dan Pil KB masih banyak diminati sebagai alat KB oleh wanita umur 15-49 tahun berstatus kawin yaitu masing-masing sebesar 58,7% dan 23,9%.

Page 103: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

84

GAMBAR 4.11 PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN

MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN DI INDONESIA TAHUN 2004-2008

Sumber: BPS, Susenas

Berdasarkan alat/cara ber-KB menurut provinsi, alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR/IUD) banyak digunakan di Provinsi Bali dan DI Yogyakarta dengan persentase jauh di atas provinsi yang lain. Jika pemakaian AKDR nasional sebesar 7,1% maka di Bali dan DI Yogyakarta pemakaian AKDR masing-masing sebesar 35,35% dan 21,56%. Rincian menurut provinsi terdapat pada Lampiran 4.9.

Persentase tempat pelayanan peserta KB baru tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

GAMBAR 4.12 PERSENTASE TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB BARU

DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2008

Sumber : BKKBN

Page 104: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

85

Sesuai dengan data BKKBN, tempat pelayanan peserta KB baru pada tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak peserta KB baru yang memanfaatkan klinik KB pemerintah sebagai tempat pelayanan KB (61,51%). Selain klinik KB pemerintah, sebesar 31,01% peserta KB baru memanfaatkan bidan praktek swasta sebagai tempat pelayanan KB. Data lebih rinci menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.10.

3. Pelayanan Imunisasi Bayi, anak umur muda maupun orang dewasa sama-sama memiliki risiko

terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Influenza, Typhus, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko terlindungi adalah melalui imunisasi.

Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Campak.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi Imunisasi dasar pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio,

4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak. Imunisasi pada ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT dan imunisasi pada anak sekolah dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis Campak, dan 2 dosis TT.

Di antara penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan vaksin, Campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan Campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa

Page 105: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

86

tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi Campak sebesar 90%. Di seluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di antara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak).

Pada tahun 2008, Indonesia telah mencapai cakupan imunisasi Campak sebesar 90,5%. Dengan demikian Indonesia telah mampu mencapai target imunisasi Campak yang telah ditetapkan oleh WHO. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 89,8%.

Gambar 4.13 berikut ini adalah persentase cakupan imunisasi Campak menurut provinsi tahun 2008.

GAMBAR 4.13 PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Dari 33 provinsi di Indonesia, 14 provinsi mencapai cakupan imunisasi Campak ≥ 90%, 13 provinsi mencapai cakupan 80%-90%, dan 6 provinsi masih di bawah 80%. Cakupan tertinggi dicapai DKI Jakarta (104,3%), DI Yogyakarta (99,5%), dan Jawa Tengah (99,3%). Sedangkan cakupan terendah adalah Papua (58,6%), Maluku (68,7%), dan Nanggroe Aceh Darussalam (70%). Data mengenai cakupan imunisasi dasar pada bayi menurut provinsi terdapat pada Lampiran 4.13.

Menurut hasil Riskesdas 2007, pendidikan dan pengeluaran perkapita berhubungan dengan persentase anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar termasuk juga Campak. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga maka semakin tinggi pula anak mendapat imunisasi. Begitu pula dengan pengeluaran perkapita, bahwa semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi pula anak mendapat imunisasi dasar. Tabel 4.3 berikut ini menjelaskan hubungan tersebut.

Page 106: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

87

TABEL 4.3

PERSENTASE ANAK UMUR 12-23 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR MENURUT KARAKTERISTIK RESPONDEN, 2007

Jenis imunisasi Karakteristik responden BCG Polio DPT3 HB3 Campak

Tipe daerah Perkotaan 92,4 78,7 74,9 71 86,0 Perdesaan 83,5 66,2 63,1 57,3 78,8 Pendidikan Kepala Keluarga Tidak sekolah 78,6 61,9 54,0 50,5 71,6 Tidak tamat SD 79,3 62,4 59,1 53,7 74,1 Tamat SD 84,8 67,4 63,3 57,5 78,2 Tamat SMP 88,4 71,6 68,2 62,8 82,3 Tamat SMA 92,4 79,7 76,9 72,3 88,6 Tamat PT 95,7 82,6 81,8 75,9 93,1 Tingkat pengeluaran per kapita Kuintil 1 83,0 66,6 62,9 58,7 78,1 Kuintil 2 85,7 68,1 64,7 59,7 78,5 Kuintil 3 87,2 72,8 69,1 63,2 83,1 Kuintil 4 89,6 73,6 71,0 65,5 84,3 Kuintil 5 91,9 77,6 74,7 70,9 86,8

Sumber: Balitbangkes Depkes, Riskesdas 2007

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, WUS dan anak sekolah dasar. Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Standar pelayanan minimal menetapkan target 100% desa/kelurahan UCI pada tahun 2010 untuk setiap kabupaten/kota.

Gambar 4.14 berikut ini menggambarkan persentase desa/kelurahan UCI yang belum menunjukkan perkembangan yang signifikan selama lima tahun terakhir. Pencapaian tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu 76,23%. Tahun 2008 terdapat 74,02% desa/kelurahan UCI di Indonesia. Provinsi dengan pencapaian desa/ kelurahan UCI tertinggi pada tahun 2008 adalah Jawa Tengah (86,59%) dan terendah di Maluku Utara (49,22%). Namun pada tahun 2008 angka nasional tersebut diperoleh dari 20 provinsi yang menyampaikan laporan. Data lebih rinci mengenai pencapaian desa UCI menurut provinsi tahun 2006-2008 terdapat pada Lampiran 4.12.

Page 107: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

88

GAMBAR 4.14 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

DI INDONESIA TAHUN 2004-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Idealnya, seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal. Namun kenyataannya, sebagian anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Anak-anak inilah yang disebut dengan drop out imunisasi. Sebagai proksi bayi yang drop out digunakan imunisasi DPT1-Hb dan Campak sebagai dasar perhitungan. Imunisasi DPT1-Hb adalah jenis imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi. Sebaliknya, imunisasi Campak adalah imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi. Diasumsikan bayi yang mendapat imunisasi Campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Selama enam tahun terakhir, angka drop out nasional paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu 1,4%. Angka drop out di Indonesia tahun 2008 sebesar 5,4%, provinsi dengan angka drop out terendah adalah DI Yogyakarta (0%) dan tertinggi adalah Papua Barat (19,9%). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.15. Rincian tentang angka drop out menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.13.

Page 108: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

89

GAMBAR 4.15 ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1Hb - CAMPAK PADA BAYI

DI INDONESIA TAHUN 2003-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI a. Imunisasi pada Ibu Hamil

Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi (Tetanus Neonatorum) yang ditularkan melalui ibunya yang memang terinfeksi Tetanus atau pada saat persalinan. Tetanus merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia.

Akan tetapi masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih "jauh" dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkena Tetanus.

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi Tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi Tetanus Neonatorum dan maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata; dan 3) surveilans.

Bila ibu hamil terpapar oleh bakteri atau spora tersebut, maka si ibu berisiko terinfeksi. Infeksi juga bisa diperoleh dari pusar bayi baru lahir. Karena bakteri ini tumbuh melalui luka dan biasanya terjadi saat proses pemotongan tali pusat yang menggunakan alat-alat seperti gunting atau pisau yang tidak steril.

Para ibu yang sudah menerima vaksin selama masa kehamilan, sudah memberikan perlindungan untuk bayinya yang tentu saja akan mengurangi risiko terkena Tetanus. Perlindungan tersebut cukup untuk masa dua bulan setelah kelahiran di mana bayi akan mendapat imunisasi kombinasi sebagai bagian dari program rutin imunisasi pemerintah untuk mencegah Difteri, Batuk rejan, dan Tetanus setelahnya.

Page 109: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

90

Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4.

Dari Gambar 4.16 terlihat keadaan cakupan imunisasi TT2 selama enam tahun terakhir tidak mengalami perkembangan, bahkan cenderung menurun. Cakupan terendah terjadi pada tahun 2007. Tahun 2008 sebanyak 42,85% ibu hamil mendapatkan imunisasi TT2 dengan cakupan tertinggi dicapai Nusa Tenggara Barat dengan 80,89% dan terendah dicapai Kalimantan Timur dengan 4,08%.

GAMBAR 4.16 CAKUPAN TT2 PADA IBU HAMIL DI INDONESIA

TAHUN 2003-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Beberapa langkah yang perlu segera dilakukan adalah sosialisasi ke seluruh

petugas lapangan agar mengacu pada kriteria Ante Natal Care (ANC) berkualitas yang salah satunya dengan imunisasi TT dan semua sistem pencatatan dalam pelaksanaan imunisasi TT WUS termasuk ibu hamil memakai sistem pencatatan yang sama yaitu T1-T5. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain-lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI),

Page 110: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

91

persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal >48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).

Berdasarkan data Ditjen Pelayanan Medik, pemakaian tempat tidur BOR di rumah sakit selama empat tahun terakhir cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun belum mencapai angka ideal yang diharapkan (60-85%), yaitu berkisar antara 55% – 57%. Namun pada tahun 2007 pemakaian tempat tidur meningkat menjadi 65%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit telah mencapai angka ideal.

GAMBAR 4.17 PENCAPAIAN BOR DAN BTO RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2003-2007

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI Keterangan:

BOR = Bed Occupation Rate/persentase pemanfaatan tempat tidur BTO = Bed Turn Over/rata-rata tempat tidur dipakai

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali

tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Berdasarkan data yang sama, pada tahun 2007 angka BTO rumah sakit telah mencapai angka ideal, yaitu sebesar 44 kali. Perkembangan BOR dan BTO sejak tahun 2003 dapat dilihat pada Gambar 4.17.

TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Seperti halnya BOR dan BTO, pada tahun 2007 angka TOI rumah sakit di Indonesia telah mencapai angka ideal, yaitu terdapat selang waktu 2,9 hari tempat tidur tidak terisi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan tempat tidur di rumah sakit telah memenuhi standar.

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar dari rumah sakit. Nilai ideal GDR adalah < 45/1.000 pasien. Pada tahun 2007 angka GDR di Indonesia sebesar 48,7 kematian per 1.000 pasien keluar rumah sakit.

Page 111: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

92

NDR adalah angka kematian > 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25/1.000 pasien. NDR sejak tahun 2003 hingga 2007 berada di bawah 25, pada tahun 2007 sebesar 23,6. Dengan demikian NDR mencapai angka ideal.

LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari. Pada tahun 2007 LOS sebesar 5 hari. Gambar 4.18 memperlihatkan selama tahun 2003-2007 angka LOS belum mencapai angka ideal.

GAMBAR 4.18 PENCAPAIAN NDR, GDR DAN LOS RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2003-2007

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Keterangan: NDR = Net Death Rate (per 1.000 pasien keluar) GDR = Gross Death Rate (per 1.000 pasien keluar) LOS = Length of Stay rata-rata hari rawatan seorang pasien

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan 4 tahun, dan telah

Page 112: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

93

memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya yang disalurkan langsung ke puskesmas. Pelayanan kesehatan di rumah sakit dikelola Departemen Kesehatan dan pembayaran ke PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) langsung melalui kas negara.

Sejak tahun 2005 hingga 2008 sasaran Jamkesmas yaitu jumlah orang miskin dan hampir miskin terus bertambah kecuali pada tahun 2008 dengan jumlah sasaran sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 76,4 juta jiwa. Provinsi dengan jumlah sasaran terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Gambar 4.19 berikut ini menyajikan realisasi progrsm JPKM tahun 2005-2008.

GAMBAR 4.19 REALISASI PROGRAM JPKM

TAHUN 2005 – 2008

Sumber: Pusat PJK, Depkes RI

Dari 76,4 juta sasaran masyarakat miskin dan hampir miskin, 26,22 juta

memanfaatkan sarana kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang tidak lebih dari 7 juta jiwa. Mudahnya mendapatkan pelayanan Jamkesmas bisa jadi meningkatkan pemanfaatan pelayanan Jamkesmas oleh masyarakat miskin dan hampir miskin.

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jamkesmas terdiri dari pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Pemberi pelayanan kesehatan dasar Jamkesmas adalah seluruh puskesmas dan jaringannya (pustu, polindes/poskesdes, pusling) yang berjumlah 8.234 unit. Sedangkan pemberi pelayanan kesehatan Jamkesmas tingkat lanjut pada tahun 2008 berjumlah 920 dengan rincian sebagai berikut: 56% rumah sakit pemerintah, 7% rumah sakit TNI/POLRI, 33% rumah sakit swasta, dan 4% balai pengobatan seperti yang terlihat pada Gambar 4.20.

Page 113: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

94

GAMBAR 4.20

PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN JAMKESMAS TINGKAT LANJUT TAHUN 2008

Sumber: Pusat PJK, Depkes RI, 2009

Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur merupakan provinsi

dengan jumlah PPK tertinggi untuk pelayanan tingkat lanjut, yaitu masing-masing 140, 115, dan 80 PPK. Besarnya jumlah PPK di tiga provinsi tersebut juga disebabkan tingginya jumlah sasaran Jamkesmas. Jika di provinsi lain, jumlah anggota masyarakat miskin dan hampir miskin kurang dari 5 juta jiwa, bahkan beberapa di antaranya kurang dari 1 juta jiwa, namun di tiga provinsi tersebut mencapai lebih dari 10 juta jiwa.

C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

1. Pengendalian Penyakit Polio

Pada tahun 1988, sidang ke 41 WHA (World Health Assembly) yang dihadiri para menteri kesehatan dari negara-negara anggota WHO, telah menetapkan program eradikasi Polio secara global (global polio eradication initiative) yang ditujukan untuk mengeradikasi penyakit Polio pada tahun 2000. Kesepakatan ini diperkuat oleh sidang World Summit for Children pada tahun 1989, di mana Indonesia turut menandatangani kesepakatan tersebut. Eradikasi dalam hal ini bukan sekedar mencegah terjadinya penyakit Polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu menghentikan terjadinya transmisi virus Polio liar di seluruh dunia.

Pengertian Eradikasi Polio adalah apabila tidak ditemukan virus Polio liar indigenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan

Page 114: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

95

surveilans AFP yang sesuai standar sertifikasi. Dasar pemikiran Eradikasi Polio adalah:

1. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada manusia.

2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup di lingkungan.

3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektivitas > 90% dan mudah dalam pemberian.

4. Layak dilaksanakan secara operasional.

Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP yang disebabkan virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia dilaksanakan sejak pertengahan tahun 1995. Pencapaian kinerja sampai tahun 2002 berfluktuasi, namun sejak adanya tenaga khusus (surveillance officer) di tingkat provinsi, kinerja menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 2003 – 2008, secara nasional diperoleh gambaran seperti terlihat pada Gambar 4.21 berikut ini.

GAMBAR 4.21 PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT

DAN NON POLIO AFP RATE TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 115: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

96

Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio liar yang menyerang masyarakat. Gambar 4.21 menunjukkan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan.

Sejak tahun 2003, kinerja surveilans AFP terus mengalami peningkatan. WHO menetapkan target untuk non Polio AFP rate sebesar ≥ 2,5 per 100.000 anak umur < 15 tahun. Sedangkan untuk standar spesimen adekuat adalah >80%, artinya minimal 80% spesimen tinja penderita harus sesuai dengan persyaratan yaitu diambil ≤ 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0-8ºC sampai di laboratorium. Dengan demikian sejak tahun 2003 hingga 2008 spesimen adekuat telah sesuai standar WHO, kecuali pada tahun 2006 yaitu 79,10%.

Provinsi yang telah memenuhi target non polio AFP rate ≥ 2,5 per 100.000 anak umur < 15 tahun dan spesimen adekuat sesuai standar WHO sebanyak 18 provinsi. Provinsi-provinsi yang telah memenuhi standar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini.

GAMBAR 4.22

PENEMUAN KASUS AFP BERDASARKAN SPESIMEN ADEKUAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Tahun 2005, sistem surveilans AFP di Indonesia berhasil mendeteksi kasus

virus Polio liar impor dari negara di Timur Tengah. Tahun 2008, berdasarkan surveilans AFP kasus Polio liar sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia.

2. Pengendalian TB-Paru

Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah: 1) menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015; 2) menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990; 3) sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS

Page 116: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

97

(Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO); dan 4) sedikitnya 85% tercapai succes rate.

Pengembangan Program Pengendalian Penyakit TB Paru dengan strategi DOTS sampai tahun 2008 telah dilaksanakan di seluruh provinsi, di 462 kabupaten/kota yang ada. Secara kuantitatif, DOTS telah dilaksanakan di 8.088 puskesmas (94,7%) dari 8.548 puskesmas. Untuk pelaksanaan DOTS di Balai Pengobatan Penyakit Paru Provinsi (BP4)/ Rumah Sakit TB Paru (RSTP) sudah mencapai 41 BP4 dan RSTP (65%) dari 63 BP4 dan RSTP. Sedangkan untuk rumah sakit, sebanyak 563 (38,1%) dari 1.478 rumah sakit yang melaksanakan program DOTS. Pelaksanaan pengendalian penyakit TB Paru sampai tahun 2008 telah dapat menurunkan insidens kasus menular dari 130/100.000 penduduk (WHO-1995) menjadi 101/100.000 penduduk.

DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai angka 95%. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru.

Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen, yaitu: 1) Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh

menanggulangi TBC. 2) Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis. 3) Pengobatan TBC dengan paduan obat anti-TBC jangka pendek, diawasi secara

langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat). 4) Tersedianya paduan obat anti-TBC jangka pendek secara konsisten. 5) Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar.

Upaya Pemerintah dalam menanggulangi TBC, setiap tahunnya semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan setiap tahun.

Gambar 4.23 memperlihatkan persentase penemuan suspek terhadap jumlah perkiraan kasus TB Paru dan persentase TB Paru BTA+ terhadap suspek TB Paru selama tahun 2001-2008. Selama tahun 2001-2008 persentase penemuan suspek terhadap jumlah perkiraan kasus TB Paru tertinggi terjadi pada tahun 2003 dan terendah pada tahun 2001.

Page 117: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

98

GAMBAR 4.23

PROPORSI SUSPEK TERHADAP PERKIRAAN KASUS TB PARU DAN BTA POSITIF TERHADAP SUSPEK

TAHUN 2001-2008

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes

Menurut standar, persentase BTA+ diperkirakan 10% dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai yang ditoleransi antara 5-15%. Dengan demikian, sejak tahun 2001-2008 persentase BTA+ terhadap suspek masih dalam batas yang ditolerir. Berarti, petugas kesehatan mampu mendiagnosis kasus BTA+ sesuai standar.

Gambar 4.24 memperlihatkan kecenderungan angka penemuan kasus baru (Case Detection Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate). Selama tahun 2000-2008, angka CDR mengalami peningkatan yang berarti dari 20% pada tahun 2000 menjadi 72,82% pada tahun 2008. CDR tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 75,7%. Target dunia CDR sebesar 70%. Dengan demikian pada tahun 2006 dan tahun 2008 Indonesia telah mampu mencapai target tersebut, walaupun pada tahun 2007 sedikit menurun berada di bawah target.

Page 118: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

99

GAMBAR 4.24 PERSENTASE PENEMUAN KASUS BARU DAN

KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI INDONESIA TAHUN 2000-2008

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

Keberhasilan pengobatan TB paru ditentukan oleh kepatuhan dan keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Angka keberhasilan pengobatan semenjak 2000-2008 terlihat fluktuatif dengan kisaran 86% (pada tahun 2001 dan 2002) sampai 91% (pada tahun 2005 dan 2006). Namun semenjak tahun 2000, Indonesia telah mencapai target keberhasilan pengobatan (85%).

Berdasarkan standar WHO, angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru minimal 85%. Angka keberhasilan pengobatan penderita pada tahun 2008 mencapai 91,02%, dengan kisaran antara 60% (Papua) sampai 99% (Gorontalo). Gambar 4.27 memperlihatkan sebanyak 27 provinsi di Indonesia telah mencapai target.

GAMBAR 4.26 ANGKA KEBERHASILAN (SUCCESS RATE) PENGOBATAN PENDERITA TB PARU BTA+ PER PROVINSI TAHUN 2007

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

Page 119: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

100

3. Pengendalian Penyakit ISPA

ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. Antara 40% - 60% dari kunjungan di puskesmas adalah karena penyakit ISPA. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena Pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.

Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan Pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.

Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.

Secara nasional, angka cakupan penemuan penderita Pneumonia pada balita hingga saat ini masih belum mencapai target, seperti tampak pada Gambar 4.27 di bawah ini.

GAMBAR 4.27 CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA DI INDONESIA

TAHUN 2005 – 2008

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 120: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

101

Cakupan penemuan penderita Pneumonia tetap rendah sejak tahun 2005 hingga 2008, bahkan cenderung menurun. Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan penemuan Pneumonia balita di puskesmas yaitu: a. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS/Tatalaksana Standar ISPA di

puskesmas. b. Pembiayaan (logistik dan operasional) terbatas. c. Pembinaan (bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi) secara berjenjang masih

sangat kurang. d. ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak prioritas sedangkan masalah

ISPA merupakan masalah multisektoral. e. Gejala Pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan

yang tidak terlatih. Pada Gambar 4.28 memperlihatkan data cakupan penemuan Pneumonia pada

balita menurut provinsi belum ada yang mencapai target nasional yaitu 76%, tetapi ada provinsi yang dengan cakupan yang jauh lebih tinggi dari provinsi lainnya, yaitu NTB (56,60%) dan Jawa Barat (41,63%). Rata-rata cakupan secara nasional baru mencapai 19,19%.

GAMBAR 4.28 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA MENURUT PROVINSI

TAHUN 2008

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI, 2009

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan

Page 121: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

102

penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan sebagaimana terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

TABEL 4.4 PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS DI INDONESIA

TAHUN 2003 – 2008

Pengidap HIV Penderita AIDS Penderita AIDS Meninggal Tahun

Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif 2003 168 2.720 316 1.487 261 479 2004 649 3.369 1.195 2.682 361 740 2005 875 4.244 2.638 5.321 592 1.332 2006 986 5.230 2.873 8.194 539 1.871 2007 836 6.066 2.947 11.141 498 2.369 2008 4.969 16.110 993 3.362

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Case rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 31 Desember 2008 adalah 7,12 per 100.000 penduduk. Case rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua (129,35), Bali (33,75), dan DKI Jakarta (30,52). Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah ”window periods” yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut.

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia.

Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu: 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini dan pengobatan dini; dan 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Kegiatan PSN dilakukan dengan cara “3M”, yaitu: 1) menguras tempat-tempat penampungan air; 2) menutup tempat penampungan air; dan 3) mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air. Sedangkan pemeriksaan jentik berkala dilakukan oleh kader PKK dan juru pemantau jentik (Jumantik).

Page 122: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

103

Tabel 4.5 memperlihatkan pencapaian target indikator program P2DBD selama dua tahun terakhir, yaitu tahun 2007 sampai tahun 2008. Angka Bebas Jentik selama tahun 2007-2008 belum berhasil mencapai target (>95%). Begitu pula dengan persentase kejadian DBD yang ditangani sesuai standar, belum mencapai target (80%). Indikator pencapaian program P2DBD tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL 4.5 INDIKATOR PROGRAM P2DBD DAN PENCAPAIAN TARGET 2007-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sejak tahun 2004 telah diperkenalkan suatu metode komunikasi/

penyampaian informasi/pesan yang berdampak pada perubahan perilaku dalam pelaksanaan PSN melalui pendekatan sosial budaya setempat yaitu Metode Communication for Behavioral Impact (COMBI). Pada tahun 2007 pelaksanaan PSN dengan metode COMBI telah dilaksanakan di beberapa kota antara lain Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Padang dan Yogyakarta; sedangkan pada tahun 2008 dilaksanakan di 5 kota, yaitu Jakarta Selatan, Bandung, Tangerang, Semarang dan Surabaya. Kegiatan PSN dengan metode pendekatan COMBI tersebut menjadi salah satu prioritas kegiatan dalam program P2DBD di masa yang akan datang. 6. Pengendalian Penyakit Malaria

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Dari seluruh daerah, 73,6% merupakan daerah endemis Malaria dengan hampir separuh (45%) penduduk Indonesia berisiko tertular Malaria. Meningkatnya jumlah penderita Malaria dan terjadinya Kejadian Luar Biasa Malaria sangat berkaitan erat dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular malaria; 2) mobilitas penduduk yang cukup tinggi; 3) perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau; 4) krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang Malaria; 5) tidak efektifnya pengobatan karena terjadi Plasmodium falciparum resisten klorokuin dan meluasnya daerah resisten; dan 6) menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan Malaria secara terpadu.

2007 2008 INDIKATOR Target Realisasi Target Realisasi Persentase Rumah/ Bangunan Bebas Jentik (%)

> 95 84 > 95 82,6

Persentase Kejadian DBD ditangani sesuai Standard (%)

80 50 80 -

Angka Kesakitan DBD (per 100.000 pddk)

< 20 71,78 < 20 60,06

Angka Kematian DBD (%) < 1 1,01 < 1 0,86

Page 123: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

104

Eliminasi penyakit Malaria memiliki tujuan berikut: Tujuan Umum

• Pembebasan DKI Jakarta, Bali, Barelang Binkar: 2010 • Pembebasan Jawa, NAD, Kepulauan Riau: 2015 • Pembebasan Sumatera, NTB, Kalimantan, Sulawesi: 2020 • Pembebasan Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara: 2030

Tujuan Khusus2 1. Tahun 2010 jumlah desa dengan positif Malaria ≥ 5 per 1.000 penduduk

menurun 50%. 2. Tahun 2010 semua kabupaten/kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan

darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau. 3. Tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah melaksanakan intensifikasi dan

integrasi dalam pengendalian Malaria. Penduduk yang menggunakan cara pencegahan terhadap Malaria diketahui

berdasarkan survei penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi Malaria dengan kelambu. Pada tahun 2005 diketahui sebesar 1% dan pada tahun 2006 berdasarkan survei yang dilaksanakan di Alor, Sumba Barat, Flores Timur dan beberapa kabupaten di wilayah Sumatera rata-rata sebesar 24%. Bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai maka angka tersebut masih lebih kecil di mana pada tahun 2006 targetnya adalah sebesar 60%, sedangkan untuk tahun 2007 tidak dilakukan survey. Pada tahun 2008 berdasarkan survey yang dilakukan di NAD, Sumatera Utara (Kabupaten Nias dan Nias Selatan) serta di 5 provinsi wilayah timur diketahui bahwa persentase penduduk yang menggunakan kelambu yaitu pada balita rata-rata sebesar 86,7% dan pada ibu hamil sebesar 87,75%. Target dan realisasi persentase penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi Malaria selama tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut ini.

GAMBAR 4.29 PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN CARA PENCEGAHAN EFEKTIF

UNTUK MEMERANGI MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2005-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 124: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

105

Penderita Malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka Malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun.

Persentase penderita Malaria yang diobati sejak tahun 2003 hingga 2008 sebesar 100%, berarti semua penderita tersangka Malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana kesehatan diobati sesuai pengobatan standar. Realisasi pengobatan penderita tersangka Malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana kesehatan sudah mencapai target seperti yang diperlihatkan Gambar 4.30 berikut ini.

GAMBAR 4.30 TARGET DAN PERSENTASE PENGOBATAN MALARIA

TAHUN 2003 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium belum semua penderita klinis

Malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darahnya. Konfirmasi laboratorium 100% telah dilakukan di Jawa Bali. Secara keseluruhan di Indonesia selama periode tahun 2004 – 2008 persentase pemeriksaan sediaan darah dibandingkan kasus Malaria klinis mengalami peningkatan yang bermakna yaitu pada tahun 2004 sebesar 48% sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 71% seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.31 di bawah ini.

Page 125: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

106

GAMBAR 4.31 PENCAPAIAN KONFIRMASI LABORATORIUM/MIKROSKOP MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2004-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

7. Pengendalian Penyakit Kusta

Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit Kusta, digunakan angka proporsi cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat). Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukkan keterlambatan dalam penemuan kasus atau dengan kata lain kinerja petugas yang rendah dalam menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah.

Penderita cacat tingkat II selama tahun 2004-2007 relatif stabil (8,6%-8,7%), namun pada tahun 2008 terjadi sedikit kenaikan yaitu 9,6% seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.6. Proporsi cacat tingkat II hingga tahun 2008 belum mencapai target program (<5%). Hal ini berarti penularan masih terjadi di masyarakat dan kasus ditemukan terlambat sehingga pada saat penemuan penderita sudah mengalami cacat tingkat II.

TABEL 4.6 HASIL PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU (CDR)

DAN PENDERITA CACAT TINGKAT II DI INDONESIA TAHUN 2004 - 2008

Suspek Positif Tahun

PB MB CDR

Penderita Cacat Tingkat II (%)

2004 3.615 12.957 7,8 8,6

2005 4.056 15.639 8,9 8,72006 3.550 14.750 8,3 8,62007 3.643 14.083 7,8 8,6

2008 3.113 14.328 7,3 9,6 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller, CDR = Case Detection Rate

Page 126: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

107

8. Pengendalian Penyakit Filariasis

Di Indonesia penyakit Filariasis (penyakit kaki gajah) tersebar luas hampir di seluruh provinsi. Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem the year 2020” yang merupakan realisasi dari resolusi WHA (World Health Assembly) pada tahun 1997.

Program Eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu : a. Pengobatan massal (Mass Drug Administration/MDA) kepada semua penduduk

di kabupaten endemis Filariasis dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun, guna memutuskan rantai penularan.

b. Tatalaksana kasus klinis Filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Implementation Unit (IU) yang digunakan dalam program eliminasi Filariasis

sejak tahun 2005 adalah kabupaten/kota. Artinya satuan wilayah terkecil dalam program ini adalah kabupaten/kota, baik untuk penentuan endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah kabupaten/kota sudah endemis Filariasis, maka sasaran pengobatan massal adalah semua penduduk di kabupaten/kota tersebut. Semua penduduk harus minum obat, tetapi pengobatan untuk sementara ditunda bagi: anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis Filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus/kwashiorkor. Target dan pencapaian pengobatan massal Filariasis tahun 2003-2008 dapat dilihat pada Gambar 4.32 berikut ini.

GAMBAR 4.32 REALISASI PENATALAKSANAAN KASUS KLINIS FILARIASIS

DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Kegiatan penatalaksanaan kasus kronis Filariasis mulai tahun 2005–2008

terlihat adanya peningkatan. Pada tahun 2005 kasus kronis yang ditangani sebanyak 1.461 (21%), sedangkan pada tahun 2008 menjadi 4.695 kasus (40,13%). Diharapkan

Page 127: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

108

pada tahun-tahun selanjutnya kasus kronis Filariasis yang mendapat tatalaksana sesuai standar meningkat hingga mencapai target yaitu 90%.

Sejak tahun 2005 terjadi peningkatan persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pengobatan massal (MDA) setiap tahunnya, yaitu dari 13,25% kabupaten/kota di antara 234 kabupaten/kota endemis pada tahun 2005 menjadi 30,70% kabupaten kota yang melaksanakan pengobatan massal pada tahun 2008. Begitu pula dengan persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pengobatan massal seluas kabupaten/kota juga mengalami peningkatan pesat selama 4 tahun terakhir, dari 9,68% pada tahun 2005 menjadi 53,61% pada tahun 2008.

GAMBAR 4.33 PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS DI KABUPATEN/KOTA

TAHUN 2005-2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Belum semua kabupaten/kota yang dapat melakukan pengobatan massal

dengan sasaran seluruh penduduknya, disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karena besarnya biaya operasional yang harus disediakan serta belum semua pemerintah daerah mempunyai komitmen untuk melakukan pengobatan massal Filariasis tersebut. Padahal biaya operasional menjadi tanggung jawab pemerintah daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi, sedangkan pengadaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Oleh karena itu perlu diupayakan adanya koordinasi dan komitmen dari pemerintah daerah maupun pusat serta mengupayakan bantuan luar negeri untuk membantu daerah dalam penyediaan biaya operasional pengobatan massal. Jumlah pengobatan massal Filariasis dapat dilihat pada Gambar 4.34 berikut ini.

Page 128: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

109

GAMBAR 4.34 JUMLAH PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS

DI INDONESIA TAHUN 2004 - 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2008, target pengobatan massal adalah sekitar 29,7 juta penduduk,

sedangkan realisasinya adalah sekitar 12,3 juta (41,34%). Walaupun cakupan MDA terlihat meningkat namun jika dibandingkan dengan target yang juga terus meningkat setiap tahunnya, persentase pengobatan penduduk yang meminum obat Filariasis sejak tahun 2004 cenderung menurun yaitu dari 86,85% pada tahun 2004 menjadi 41,34% pada tahun 2008. 9. Pengendalian Penyakit Avian Influenza

Upaya pencegahan penularan Avian Influenza (AI) dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan beberapa tindakan seperti:

− Mencuci tangan dengan sabun cair pada air yang mengalir sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaan;

− Melaksanakan kebersihan lingkungan; − Melakukan kebersihan diri; − Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna

unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata khusus); − Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditata

laksana dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya;

− Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan; − Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan; − Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 80o Celcius

selama satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 64o Celcius selama lima menit.

Page 129: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

110

Dari Gambar 4.35 dapat dilihat bahwa sebanyak 28% penderita Avian Influenza berobat ke klinik swasta dan 18% ke bidan/mantri sebelum ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap baik sarana maupun prasarananya. Dengan demikian sosialisasi penatalaksanaan kasus yang meliputi identifikasi kasus dan rujukan kasus AI ke RS rujukan saat ini adalah prioritas program penatalaksanaan kasus AI.

GAMBAR 4.35 SARANA KESEHATAN PERTAMAKALI YANG DIKUNJUNGI

OLEH KASUS KONFIRMASI AI DI INDONESIA TAHUN 2005 - 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam Penguatan Surveilans Avian Influenza: 1. Pelatihan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB khususnya AI untuk Tim

Gerak Cepat (TGC) tingkat provinsi dan kabupaten/kota. a. TGC provinsi: sudah dilatih 28 provinsi (sebanyak 5 regional), dan 5 provinsi

yang tersisa akan dilatih pada awal tahun 2009. b. TGC kabupaten/kota: sudah dilatih sebanyak 345 kabupaten/kota, dan yang

lain sedang dalam proses pengusulan proposal pendanaan ke WHO. 2. Pertemuan review TGC provinsi sudah dilakukan sekali, untuk membahas

perkembangan TGC yang sudah dilatih. 3. Pelatihan District Surveillance Officer (DSO)/ petugas surveilans kabupaten/kota

untuk 90 kabupaten/kota di 9 provinsi, yaitu Banten, DI Yogyakarta, Bali, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. Masing-masing kabupaten/kota mempunyai 2 orang DSO yang bekerjasama dengan PDSR (Participatory District Surveillance and Response) dari sektor peternakan. DSO – PDSR ini merupakan focal point pelaksana surveilans integrasi AI di wilayah masing-masing, dengan harapan deteksi dini kasus dan berbagi informasi dapat ditingkatkan.

4. Pertemuan review DSO (Agustus 2008), yang dihadiri oleh DSO dan kasubdin/kasi untuk membahas permasalahan DSO di lapangan dan peningkatan kinerja DSO ke depan.

5. Assessment terhadap DSO dan TGC yang dilakukan oleh tim eksternal yaitu WHO. Assessment dilakukan di 6 provinsi dan 2 kabupaten/kota di masing-

Page 130: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

111

masing provinsi tersebut. Hasil dari assessment tersebut secara garis besar adalah bahwa TGC dan DSO sudah melakukan respon terhadap kasus-kasus AI, namun perlu ditingkatkan untuk penyakit potensial KLB lainnya. Juga diperlukan adanya perbaikan terhadap sistem manajemen data DSO, pelatihan penyegaran untuk DSO dan TGC.

6. Masing-masing provinsi pilot secara berkala juga melakukan pertemuan review DSO dan petugas teknis dari pusat (subdit surveilans) juga terlibat di dalam pertemuan tersebut. Pertemuan dimaksudkan untuk mereview kegiatan-kegiatan DSO, koordinasi dengan sektor peternakan dan berbagi informasi serta pengalaman antar DSO dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah di lapangan. Dalam pertemuan ini juga disampaikan umpan balik dari pusat maupun provinsi tentang laporan yang DSO kirimkan.

7. Penyelidikan epidemiologi terhadap kasus-kasus yang dianggap perlu dibantu penyelidikan oleh pusat, sekaligus on the job training.

8. Sosialisasi tentang surveilans AI integrasi pada pertemuan-pertemuan teknis di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

9. Beberapa analisis dari laporan DSO dan kinerja DSO. 10. Surveilans Vektor

Salah satu hal yang senantiasa harus diperhatikan dalam pengendalian vektor adalah monitoring resistensi vektor terhadap insektisida yang dipergunakan oleh berbagai kalangan, seperti instansi pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan kabupaten/kota dan jajarannya sebagai unit pelaksana kegiatan pengendalian vektor di lapangan. Di samping itu UPT pusat yang berada di daerah seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) termasuk salah satu instansi yang melakukan pengendalian vektor dan binatang pengganggu lainnya secara rutin.

Keberadaan perusahaan pest control yang jumlahnya cukup banyak baik yang terdaftar resmi maupun yang belum terdaftar, melakukan pengendalian vektor dan serangga pengganggu pada umumnya menggunakan insektisida sebagai metode yang paling sering dipergunakan untuk menurunkan populasi vektor.

Penggunaan insektisida rumah tangga merupakan permasalahan tersendiri yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Insektisida rumah tangga yang dijual bebas di pasaran serta penggunaannya di masyarakat yang tidak terpantau akan lebih mempercepat terjadinya resistensi.

Pengendalian vektor saat ini memang identik dengan penggunaan insektisida, meskipun upaya pengendalian dengan metode lain juga perlu dipertimbangkan. Dengan kondisi seperti itu, maka pengawasan atau monitoring terhadap penggunaan insektisida dan dampaknya perlu dilakukan agar hasilnya tetap efektif dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Page 131: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

112

A. Indikator Program Pengendalian Vektor

Pencapaian target indikator program pengendalian vektor sampai dengan tahun 2008 seperti terlihat pada Tabel 4.7. Masih banyak indikator yang belum mencapai target yang telah ditentukan. Ada beberapa faktor atau kendala yang bisa menjadi alasan. Pertama dari sisi pembiayaan yang sering tidak terealisasi sampai akhir tahun karena tidak dapat dicairkan, faktor kedua yaitu indikator tersebut bukan hanya menjadi tugas dan fungsi dari Subdit Pengendalian Vektor tetapi juga tugas dan tanggung jawab dari instansi lainnya (lintas program dan lintas sektor di pusat dan daerah).

TABEL 4.7 PENCAPAIAN PROGRAM SUBDIT PENGENDALIAN VEKTOR

PER JENIS INDIKATOR SAMPAI DENGAN TAHUN 2008 No Jenis Indikator Satuan Target Realisasi 1 Persentase kabupaten endemis (tertular) penyakit

bersumber binatang yang mempunyai tenaga teknis % 40 38,64

2 Persentase kabupaten yang melaksanakan kegiatan pemberantasan vector Malaria berdasarkan data vektor dan dinamika penularan Malaria

% 30 27,95

3 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan uji kerentanan vektor

% 60 35,68

4 Persentase provinsi yang melaksanakan pemetaan vektor Malaria

% 70 7,27

5 Persentase kabupaten/kota yang melakukan uji efikasi terhadap insektisida yang digunakan

% 5 2,73

6 Persentase kabupaten/kota endemis Malaria yang dilakukan evaluasi terhadap mutu pengendalian vektor

% 25 27,5

7 Persentase kab/kota endemis DBD yang dilakukan evaluasi terhadap mutu pengendalian vektor

% 25 27,5

8 Persentase kabupaten/kota yang positif jentik Aedes aegypty ( House Index/H I < 5%)

% 1,36

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI B. Insektisida

Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam cara/metode seperti pengendalian secara fisik, biologis, kimiawi, dan bentuk pengendalian vektor yang dianjurkan sekarang adalah pengendalian secara terpadu atau yang lebih dikenal dengan Integrated Vector Control.

Dalam kondisi tertentu jumlah populasi vektor meningkat tajam dan kasus meningkat secara signifikan. Perlu adanya upaya-upaya untuk menurunkan populasi vektor secara cepat dan penggunaan bahan insektisida merupakan pilihan yang tidak bisa dihindarkan. Berikut ini data insektisida yang disetujui WHO untuk pengendalian nyamuk dewasa dengan jenis yang terbatas untuk kurun waktu 15 tahun seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.

Page 132: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

113

TABEL 4.8 JENIS INSEKTISIDA YANG DISETUJUI WHO

UNTUK PENGENDALIAN NYAMUK

Tahun Jenis Insektisida

1940 - 45 DDT 1946 - 50 Lindane 1951 - 55 Malathion 1956 - 60 1961 - 65 Fenitrothion Propoxur 1966 - 70 Chlorpyrifos-methyl 1971 - 75 Pirimiphos-methyl Bendiocarb Permethrin 1976 - 80 Cypermetrin 1981 - 85 Alpha-cypermethrin Cyfluthrin Lambda-cyhalothrin Deltamethrin Bifenthrin 1986 - 90 Etofenprox

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Keterangan:

Organochlorines Carbamates

Organophosphates Pyrethroids C. Monitoring Resistensi

Penggunaan insektisida secara terus menerus di suatu wilayah tertentu akan dapat menyebabkan resistensi terhadap spesies sasaran. Untuk mencegah terjadinya resistensi vektor terhadap insektisida diperlukan kebijakan penggunaan insektisida sesuai dengan standar yang berlaku.

Untuk memastikan status kerentanan vektor perlu dilakukan pemantauan vektor di berbagai wilayah dengan institusi lain di bawah Departemen Kesehatan maupun perguruan tinggi. Berikut ini gambaran resistensi Aedes aegypti terhadap malathion 0,8 % di berbagai wilayah.

GAMBAR 4.36 RESISTENSI NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP MALATHION 0,8%

DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Page 133: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

114

Monitoring resistensi juga dilakukan terhadap vektor Malaria terhadap

beberapa jenis insektisida yang digunakan. Hasil uji resistensi beberapa spesies vektor Malaria terhadap Lamda cihalothrin, Bendiocarb 0,1 % dan Deltametrin sebagaimana terlihat pada Gambar 4.37 berikut ini.

GAMBAR 4.37 MONITORING RESISTENSI VEKTOR MALARIA

DI INDONESIA TAHUN 2007 - 2008

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan Vitamin A dan anemia gizi besi.

1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (esensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A dapat diperoleh tubuh melalui bahan makanan antara lain bayam, daun singkong, pepaya matang, ASI, bahan makanan yang diperkaya dengan Vitamin A, dan kapsul Vitamin A dosis tinggi.

Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih penting lagi Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A, bila terkena Diare, Campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak.

Dengan adanya bukti-bukti yang menunjukkan peranan Vitamin A dalam menurunkan angka kematian, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya

Page 134: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

115

Vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.

Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber Vitamin A melalui proses Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman dan berkelanjutan. Namun seringkali penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan fortifikasi Vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan Vitamin A saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi.

Kelompok sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi yaitu bayi, anak balita, dan ibu nifas. 1. Bayi

Kapsul Vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi (umur 6-11 bulan) baik sehat maupun sakit. Diberikan setiap 6 bulan secara serempak pada bulan Februari dan Agustus.

2. Anak Balita Kapsul Vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita (umur 1-4 tahun) baik sehat maupun sakit. Diberikan setiap 6 bulan secara serempak pada bulan Februari dan Agustus.

3. Ibu Nifas Kapsul Vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (nifas) sehingga bayinya akan memperoleh Vitamin A yang cukup melalui ASI. Diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.

Pemberian kapsul Vitamin A menurut sasaran tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut.

GAMBAR 4.38 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

MENURUT SASARAN DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI, 2009

Selain 3 kelompok di atas, ada kejadian tertentu yang harus segera diberikan

kapsul Vitamin A, yaitu:

Page 135: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

116

a. Xerophthalmia; dengan tanda-tanda buta senja, bercak putih (bercak bitot), mata keruh atau kering. Pemberian Vitamin A dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: • Saat ditemukan: segera diberi 1 (satu) kapsul Vitamin A 200.000 SI; • Hari berikutnya: 1 (satu) kapsul Vitamin A 200.000 SI; • 4 (empat) minggu berikutnya: 1 (satu) kapsul Vitamin A 200.000 SI.

b. Campak Anak yang menderita campak, segera diberi satu kapsul Vitamin A 200.000 SI. Untuk bayi diberi satu kapsul Vitamin A 100.000 SI.

2. Pemberian Tablet Besi

Anemia gizi merupakan masalah kesehatan yang ikut berperan sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktivitas kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh karena itu, penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah sejak Pembangunan Jangka Panjang I.

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)/Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 4.39. Terjadi penurunan yang signifikan terhadap persentase anemia pada ibu hamil, dari 73,3% pada tahun 1986 (SKRT) menjadi 24,5% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007).

GAMBAR 4.39 PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDERITA ANEMIA DI INDONESIA

TAHUN 1986-2007

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, dan Balitbangkes, Depkes RI

Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak, umumnya

digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 736a/Menkes/XI/1989, yaitu :

Page 136: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

117

− Hb laki-laki dewasa: >13 g/dl − Hb perempuan dewasa: >12 g/dl − Hb anak-anak: >11 g/dl − Hb ibu hamil: >11 g/dl

Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb-nya kurang dari nilai baku tersebut di atas.

Kurangnya asupan zat besi (Fe) yang adekuat mengakibatkan timbulnya penyakit anemia gizi. Gejala yang tampak jika kadar Hb di bawah 11 g/dl adalah pucat, lesu, letih, lemah dan terjadinya pendarahan.

Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah masih relatif tingginya prevalensi anemia ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi. Keadaan kekurangan besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak pada janin. Pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan, dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas.

Gambar 4.40 memperlihatkan kecenderungan cakupan pemberian Fe1 dan dan Fe3 sejak 2003 yang cenderung menurun pada tahun 2008.

GAMBAR 4.40 CAKUPAN PEMBERIAN Fe1 DAN Fe3 PADA IBU HAMIL

DI INDONESIA TAHUN 2003-2008

Sumber: Dit.Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Pada tahun 2008 cakupan pemberian Fe3 (90 tablet) sebesar 48% dengan

rentang antar provinsi 20% di Maluku sampai 86% di Kepulauan Bangka Belitung. Cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.41 berikut ini.

Page 137: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

118

GAMBAR 4.41 CAKUPAN PEMBERIAN FE3 PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI

TAHUN 2008

Sumber: Dit.Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes, 2009

Mengingat dampak anemia tersebut di atas yang dapat menurunkan kualitas

sumber daya manusia di Indonesia, maka perlu penanggulangan kekurangan zat besi pada ibu hamil dengan segera. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia mulai menerapkan suatu program penambahan zat besi sekitar dua puluh tahun yang lalu. Program ini dilaksanakan dengan harapan setiap ibu hamil secara teratur memeriksakan diri ke puskesmas atau posyandu selama masa kehamilannya. Tablet besi dibagikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil secara gratis. E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut; sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktivitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi.

Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes, sepanjang tahun 2008 tercatat 456 kali kejadian bencana yang mengakibatkan krisis kesehatan dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jenisnya pun beraneka ragam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kecelakaan industri dan konflik sosial. Beberapa di antaranya merupakan bencana besar yang menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan bahkan ribuan korban luka-luka serta adanya pengungsi.

Page 138: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

119

Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi dengan frekuensi 42% dari seluruh kejadian bencana. Jenis kejadian bencana lain yang juga sering terjadi berturut-turut yaitu tanah longsor (17%) dan angin puting beliung (14%). Frekuensi banjir yang tinggi terjadi pada bulan Januari-Maret dan November-Desember. Angka kematian tertinggi diakibatkan tanah longsor yaitu sebanyak 103 jiwa. Kemudian disusul akibat banjir yang menelan 58 korban meninggal.

Jumlah pengungsi tertinggi pada tahun 2008 diakibatkan oleh bencana banjir sebanyak 303.277 jiwa, banjir bandang 23.075 jiwa dan gempa bumi 10.747 jiwa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.30

Demikian gambaran mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2008.

***

Page 139: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

98

i

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang digambarkan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat penggerakan peran serta masyarakat; dan 3) pusat pelayanan kesehatan dasar.

Jumlah puskesmas di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2008 adalah sebanyak 8.548 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan 2.438 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 6.110 unit. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Dalam kurun waktu 2004 hingga 2008, rasio ini menunjukkan adanya peningkatan. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2004 sebesar 3,48, pada tahun 2008 meningkat menjadi 3,74, seperti terlihat pada Gambar 5.1 berikut ini.

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN

Page 140: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

99

GAMBAR 5.1 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004-2008

Sumber : Ditjen Bina Kesmas dan Pusdatin, Depkes RI

Rasio puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi menunjukkan gambaran bahwa rasio tertinggi pada tahun 2008 adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 13,15, sedangkan rasio terendah adalah Provinsi Banten, yaitu sebesar 2,02. Rasio puskesmas di tiap provinsi pada tahun 2008 terdapat pada Gambar 5.2. Sedangkan rincian jumlah dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi pada tahun 2008 terdapat pada Lampiran 5.1.

GAMBAR 5.2 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2008

Sumber : Ditjen Bina Kesmas dan Pusdatin, Depkes RI

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas, beberapa puskesmas non perawatan telah ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas perawatan. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2004 – 2008 telah terjadi peningkatan jumlah puskesmas perawatan dari 2.010 unit pada tahun 2004 menjadi 2.438 unit pada tahun 2008. Perkembangan jumlah puskesmas perawatan dan non perawatan pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Gambar 5.3. Rincian mengenai jumlah puskesmas non perawatan dan perawatan menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.2.

Page 141: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

100

GAMBAR 5.3 JUMLAH PUSKESMAS PERAWATAN DAN NON PERAWATAN

TAHUN 2004 – 2008

Sumber: Ditjen Bina Kesmas dan Pusdatin, Depkes RI

Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling dan polindes/poskesdes. Menurut hasil pendataan Potensi Desa oleh BPS, jumlah pustu pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 23.163 unit. Dengan demikian, maka rasio pustu terhadap puskesmas sebesar 2,7 pustu per puskesmas. Rincian jumlah pustu menurut provinsi pada tahun 2008 terdapat pada Lampiran 5.3.

2. Rumah Sakit

Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.372 unit, yang terdiri atas rumah sakit umum (RSU) berjumlah 1.080 unit dan rumah sakit khusus (RSK) berjumlah 292 unit. Rumah sakit tersebut dikelola oleh Departemen Kesehatan, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, TNI/POLRI, departemen lain/BUMN serta sektor swasta.

Bila melihat perkembangan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, maka terjadi peningkatan jumlah rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pada tahun 2004 terdapat 1.246 rumah sakit di Indonesia, jumlah ini naik 10,11% menjadi 1.372 unit pada tahun 2008.

Page 142: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

101

Tabel 5.1 berikut menampilkan perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun 2004 – 2008. Sedangkan jumlah seluruh rumah sakit pada tahun 2008 menurut pengelola dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.4.

TABEL 5.1

PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS) DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

No. Pengelola/Kepemilikan 2004 2005 2006 2007 2008

1 Departemen Kesehatan dan Pemerintah Provinsi/ Kab/Kota

435 452 464 477 509

2 TNI/POLRI 112 112 112 112 112

3 BUMN/Departemen Lain 78 78 78 78 78

4 Swasta 621 626 638 652 673

Jumlah 1.246 1.268 1.292 1.319 1.372 Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2004-2008) jumlah rumah sakit umum baik yang dikelola oleh institusi pemerintah maupun sektor swasta mengalami peningkatan, pada tahun 2004 terdapat 976 unit menjadi 1.080 unit pada tahun 2008. Jumlah rumah sakit umum di Indonesia menurut pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5. Perkembangan RSU di Indonesia selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini.

GAMBAR 5.4

PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Dari rumah sakit umum yang dikelola oleh Departemen Kesehatan, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menunjukkan bahwa sebagian besar tergolong RSU kelas C.

Page 143: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

102

Dari jumlah 432 RSU, terdapat 256 unit (59,26%) kelas C, 88 unit (20,37%) kelas D, 79 unit (18,29%) kelas B dan 8 unit (1,85%) kelas A. Gambar 5.5 berikut ini menjelaskan persentase RSU menurut kelas.

GAMBAR 5.5

PERSENTASE RUMAH SAKIT UMUM MILIK DEPARTEMEN KESEHATAN/PEMERINTAH DAERAH

MENURUT KELAS TAHUN 2008

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Terdapat 8 RSU milik Departemen Kesehatan dan pemerintah daerah yang termasuk kelas A, yang terdapat di 8 kota yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Informasi lebih rinci mengenai jumlah RSU yang dikelola oleh Departemen Kesehatan dan pemerintah daerah menurut kelas dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.7.

Jumlah rumah sakit khusus baik milik pemerintah maupun swasta dalam kurun waktu tahun 2004-2008 menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2004 terdapat 270 unit rumah sakit khusus, meningkat menjadi 292 pada tahun 2008. Perkembangan jumlah RSK selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.6 berikut ini.

Page 144: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

103

GAMBAR 5.6 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS

DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Sebagian besar rumah sakit khusus tersebut adalah RS Ibu dan Anak sebanyak 79 unit dan RS Bersalin sebanyak 57 unit, seperti dapat dilihat pada Gambar 5.7. Jumlah rumah sakit khusus beserta jumlah tempat tidurnya tahun 2004-2008 terdapat pada Lampiran 5.8.

GAMBAR 5.7

JENIS RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK) DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI Jumlah tempat tidur suatu rumah sakit dapat digunakan untuk menggambarkan

kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah tempat tidur pada rumah sakit umum dan rumah sakit khusus dalam

Page 145: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

104

5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Gambaran peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.8 di bawah ini.

GAMBAR 5.8

PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM (RSU) DAN RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK)

DI INDONESIA TAHUN 2004-2008

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Rasio jumlah tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk juga dapat

menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan rujukan. Rasio jumlah tempat tidur per 100.000 penduduk dari tahun 2004-2008 juga mengalami peningkatan, rasio pada tahun 2004 sebesar 60,92 naik menjadi 65,44 pada tahun 2008. Gambar 5.9 menampilkan jumlah tempat tidur dan rasio tempat tidur per 100.000 penduduk di rumah sakit pada tahun 2004-2008. Data mengenai jumlah tempat tidur pada rumah sakit umum dan rumah sakit khusus dapat dilihat pada Lampiran 5.5, Lampiran 5.6 dan Lampiran 5.8.

GAMBAR 5.9

JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004 – 2008

Page 146: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

105

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Proporsi tempat tidur di rumah sakit umum menurut kelas perawatan menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar adalah Kelas III, yaitu sebesar 44,4%, diikuti oleh Kelas II sebesar 23,6% dan Kelas I sebesar 11,9%. Selain tiga jenis kelas perawatan tersebut, terdapat kelas VIP sebesar 8,4% dan tanpa kelas sebesar 11,7%. Rincian mengenai jumlah dan persentase tempat tidur di RSU menurut jenis kelas perawatan dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.6.

Dalam upaya meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin dan hampir miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah melalui Departemen Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah telah memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di puskesmas dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jamkesmas. Jumlah penduduk yang ditanggung oleh program Jamkesmas pada tahun 2008 sebanyak 76.400.000 jiwa. Sedangkan jumlah tempat tidur kelas III di RSU sebanyak 57.147 tempat tidur. Dengan demikian, maka rasio jumlah tempat tidur kelas III di RSU terhadap jumlah peserta Jamkesmas adalah 75 tempat tidur per 100.000 peserta.

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan untuk melihat kemampuan ketersediaan obat dan alat kesehatan bagi masyarakat. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir terlihat adanya kecenderungan peningkatan jumlah sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.12 berikut ini. Jumlah sarana produksi bidang kefarmasian dan alat kesehatan menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.9.

GAMBAR 5.10 JUMLAH SARANA PRODUKSI BIDANG KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2004-2008

Page 147: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

106

Sumber: Ditjen Binfar & Alkes, Depkes RI

Jumlah sarana distribusi bidang kefarmasian dan alat kesehatan selama lima tahun terakhir (2004-2008) terdapat pada Gambar 5.11 berikut ini. Rincian menurut provinsi pada kurun waktu tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.10.

GAMBAR 5.11

JUMLAH SARANA DISTRIBUSI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 2004 -2008

Sumber: Ditjen Binfar & Alkes, Depkes RI

Page 148: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

107

4. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM di antaranya terdiri dari Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa) dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) di Desa Siaga, Toga (Tanaman Obat Keluarga), dan POD (Pos Obat Desa).

Salah satu jenis UKBM yang telah sejak lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat adalah Posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangnnya, posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Menurut pendataan Potensi Desa yang diselenggarakan oleh BPS, pada tahun 2008 terdapat 70.046 posyandu yang aktif, dengan demikian maka rasio terhadap desa/kelurahan sebesar 0,9 posyandu aktif per desa/kelurahan.

Keberadaan polindes dan poskesdes di desa-desa merupakan salah satu wujud upaya mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pelayanan kebidanan. Pelayanan yang diberikan polindes mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Data Podes menyebutkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 25.271 unit Polindes. Rasio Polindes terhadap desa secara nasional pada tahun 2008 sebesar 0,32. Rasio tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan rasio 0,66 diikuti oleh Kalimantan Barat sebesar 0,59 dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,53. Informasi selengkapnya mengenai rasio polindes menurut provinsi pada tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 5.12 berikut ini.

GAMBAR 5.12 RASIO POLINDES TERHADAP JUMLAH DESA TAHUN 2008

Page 149: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

108

Sumber: Potensi Desa, BPS, 2008 Sedangkan jumlah Poskesdes pada tahun 2008 sebesar 11.287 unit. Rasio

Poskesdes terhadap jumlah desa pada tahun 2008 sebesar 0,14. Rasio tertinggi terdapat pada Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jawa Timur sebesar 0,32, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 0,31. Gambar 5.13 berikut ini menyajikan rasio poskesdes menurut provinsi pada tahun 2008. Sedangkan data mengenai sarana kesehatan hasil pendataan Potensi Desa oleh BPS Tahun 2008 terdapat pada Lampiran 5.3.

GAMBAR 5.13 RASIO POSKESDES TERHADAP JUMLAH DESADI INDONESIA TAHUN 2008

Page 150: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

109

Sumber: Potensi Desa, BPS, 2008

5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan yang berkualitas pula. Departemen kesehatan merupakan institusi dari sektor pemerintah yang berperan di dalam penyediaan tenaga kesehatan yang berkualitas tersebut. Institusi yang mengelola pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) di lingkungan Departemen Kesehatan adalah institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes.

Jumlah institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2008 sebanyak 1.068 dengan rincian institusi Poltekkes sebanyak 214 dan institusi non Poltekkes sebanyak 854. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah 954 institusi yang terdiri dari Poltekkes sebanyak 208 dan Non Poltekkes sebanyak 746. Berdasarkan klasifikasi jenis program studi, institusi poltekkes terbanyak adalah program studi Keperawatan sebanyak 137 program studi (64,02%); Gizi sebanyak 26 program studi (12,15%) dan Kesehatan Masyarakat sebanyak 20 program studi (9,35%). Jumlah program studi pada institusi diknakes Poltekkes terdapat pada Gambar 5.14 berikut ini.

Page 151: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

110

GAMBAR 5.14 PROGRAM STUDI PADA INSTITUSI DIKNAKES POLTEKKES

DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Kesehatan, Depkes 2008

Pada institusi Diknakes non Poltekkes dari jumlah 854 insititusi, jurusan Keperawatan menempati jumlah terbanyak yaitu sebesar 640 (74,94%), diikuti oleh Kefarmasian berjumlah 97 (11,36%), dan Keteknisian Medis berjumlah 77 (9,02%). Gambar 5.15 berikut ini menunjukkan jumlah program studi pada institusi Diknakes non Poltekkes tahun 2008.

GAMBAR 5.15

JUMLAH PROGRAM STUDI PADA INSTITUSI DIKNAKES NON POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Kesehatan, Depkes 2008

Dalam rangka mengevaluasi perkembangan dari insititusi Diknakes Poltekkes, Departemen Kesehatan telah melakukan proses akreditasi. Hingga tahun 2008 terdapat 183 program studi yang telah terakreditasi dan 31 program studi belum terakreditasi. Dari seluruh program studi yang telah terakreditasi sebagian besar memiliki akreditasi B dengan jumlah 99 program studi (54,1%). Sedangkan program studi dengan akreditasi A

Page 152: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

111

sebanyak 77 program studi (42,08%) dan akreditasi C sebanyak 7 program studi (3,83%). Gambar 5.16 berikut ini menunjukkan persentase akreditasi program studi pada institusi Diknakes Poltekkes. Informasi selengkapnya mengenai jumlah dan persentase program studi poltekkes yang telah terakreditasi menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.12.

GAMBAR 5.16 PERSENTASE STRATA AKREDITASI

PROGRAM STUDI POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Kesehatan, Depkes 2008

Akreditasi juga dilakukan pada institusi Diknakes non Poltekkes. Jumlah institusi

yang telah terakreditasi sebanyak 538 institusi dan jumlah yang belum terakreditasi sebanyak 316 institusi. Dari jumlah yang sudah terakreditasi, terdapat 67 institusi (12,45%) dengan strata A, 424 institusi (78,81%) dengan strata B dan 47 institusi (8,74%) dengan strata C. Gambar 5.17 berikut ini menunjukkan persentase strata akreditasi institusi Diknakes non Poltekkes pada tahun 2008. Sedangkan informasi selengkapnya menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.14.

Page 153: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

112

GAMBAR 5.17 PERSENTASE STRATA AKREDITASI

INSTITUSI DIKNAKES NON POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Kesehatan, Depkes 2008

Jumlah institusi Diknakes non Poltekkes menurut status kepemilikan menunjukkan sebagian besar institusi dimiliki oleh swasta, yaitu sebesar 85,25%. Sedangkan kepemilikan oleh Pemerintah Daerah sebesar 11,24% dan TNI/POLRI sebesar 3,51%. Informasi lebih rinci mengenai jumlah dan persentase institusi Diknakes non Poltekkes menurut kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.15.

B. TENAGA KESEHATAN 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan

Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut pendataan Potensi Desa (Podes) oleh BPS pada tahun 2008, jumlah dokter di Indonesia sebanyak 44.759 orang, dengan rasio sebesar 19,59 dokter per 100.000 penduduk, dengan kisaran antara 10,36 – 53,89 dokter per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar 53,89 dokter per 100.000 penduduk, sedangkan yang terendah adalah Provinsi Lampung dengan rasio 10,36 dokter per 100.000 penduduk. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk di tiap provinsi pada tahun 2008 dijelaskan pada Gambar 5.18 berikut ini.

Page 154: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

113

GAMBAR 5.18

RASIO DOKTER TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Potensi Desa, BPS, 2008

Jumlah tenaga dokter gigi pada tahun 2008 sebanyak 7.649 orang dengan rasio sebesar 3,35 dokter gigi per 100.000 penduduk dengan kisaran antara 1,56 - 17,67 dokter gigi per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio tertinggi adalah Papua Barat sebesar 17,67 dokter gigi per 100.000 penduduk, sedangkan terendah adalah Sumatera Selatan dengan rasio 1,56 dokter gigi per 100.000 penduduk.

Hasil pendataan potensi desa menunjukkan bahwa jumlah bidan pada tahun 2008 sebanyak 98.074 orang, sehingga rasionya terhadap penduduk sebesar 42,92 bidan per 100.000 penduduk. Menurut Indikator Indonesia Sehat 2010, rasio bidan terhadap penduduk pada tahun 2010 diharapkan mencapai 100 bidan per 100.000 penduduk. Pada tahun 2008 terdapat 2 provinsi yang telah mencapai rasio 100 bidan per 100.000 penduduk, yaitu Papua Barat dan NAD. Pada pendataan yang sama, jumlah nakes lainnya /mantri kesehatan sebanyak 80.605 orang. Pada tahun yang sama tercatat dukun bayi sebanyak 155.470 orang. Jumlah dan rasio tenaga kesehatan hasil pendataan Podes oleh BPS tahun 2008 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.16. 2. Persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan a. SDM Kesehatan di Puskesmas

Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2008, terdapat 185.401 orang yang bertugas di puskesmas dengan rincian 157.030 tenaga kesehatan dan 28.371 tenaga non kesehatan. Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak

Page 155: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

114

11.865 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2007, yaitu sebanyak 11.701 orang. Bila dibandingkan antara jumlah puskesmas yang ada (8.548 puskesmas) dengan jumlah dokter, maka rasio dokter umum adalah 1,39 dokter umum per puskesmas. Rasio dokter umum terhadap jumlah puskesmas tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 3,05 dokter umum per puskesmas, diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar 2,43 dokter umum dan Bali sebesar 2,23 dokter umum per puskesmas. Rasio dokter umum di puskesmas terhadap jumlah puskesmas tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 5.19 berikut ini.

GAMBAR 5.19

RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Pusdatin, Depkes, 2008

Jumlah dokter gigi pada tahun 2008 sebanyak 5.278 orang. Bila dibandingkan dengan jumlah seluruh puskesmas maka dapat diartikan bahwa belum seluruh puskesmas memiliki dokter gigi.

Pada tahun 2008 terdapat 109 dokter spesialis yang bertugas di puskesmas, sebagian besar dokter spesialis tersebut berada di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah 63 orang (58%).

Jumlah perawat di seluruh puskesmas sebanyak 55.194 orang, sehingga rata-rata tiap puskesmas memiliki 6 - 7 orang perawat.

Jumlah masing-masing tenaga kesehatan di puskesmas dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini. Rincian jumlah tenaga kesehatan di puskesmas dapat dilihat pada Lampiran 5.17, sedangkan rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah puskesmas dapat dilihat pada Lampiran 5.18.

Page 156: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

115

GAMBAR 5.20 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Pusdatin, Depkes, 2008

Pada kelompok tenaga non kesehatan, sebagian besar berasal dari kelompok pegawai Tata Usaha sebanyak 9.617 orang dan pekarya sebanyak 8.006 orang. Data lebih rinci mengenai tenaga non kesehatan di puskesmas menurut jenis tenaga dan provinsi terdapat pada Lampiran 5.19. 3. SDM Kesehatan dengan Status Pegawai Tidak Tetap (PTT)

Tenaga kesehatan dengan status pegawai tidak tetap terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan bidan. Pada tahun 2008 terdapat 17.553 tenaga kesehatan PTT yang bertugas di wilayah sangat terpencil, terpencil dan biasa. Jumlah dokter umum PTT sebanyak 4.619 orang, dokter gigi berjumlah 1.502 orang, dan bidan berjumlah 11.432 orang. Sebagian besar tenaga kesehatan PTT berada di wilayah dengan kategori biasa sebanyak 9.109 orang, sedangkan yang bertugas di wilayah terpencil sebanyak 6.123 orang dan yang bertugas di wilayah sangat terpencil sebanyak 2.321 orang.

Provinsi dengan dokter umum PTT terbanyak adalah Sumatera Utara sebanyak 459 orang, diikuti oleh Jawa Tengah sebanyak 371 orang dan Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak 304 orang, sedangkan dokter gigi PTT terbanyak bertugas di Jawa Timur sebanyak 133 orang, diikuti oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 121 orang dan Jawa Tengah sebanyak 107 orang. Bidan PTT terbanyak bertugas di Sumatera Utara dengan jumlah 2.104 orang, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 1.783 orang dan Jawa Timur sebanyak 1.483 orang. Untuk Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2008 tidak terdapat tenaga kesehatan PTT. Gambar 5.21 berikut ini menampilkan jumlah tenaga kesehatan berstatus PTT pada tahun 2008. Data selengkapnya mengenai distribusi tenaga kesehatan PTT di seluruh provinsi dapat dilihat pada Lampiran.5.20.

GAMBAR 5.21

Page 157: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

116

JUMLAH TENAGA KESEHATAN PTT DI INDONESIA TAHUN 2008

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI, tahun 2009

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Berikut ini diuraikan anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk Departemen Kesehatan dan anggaran yang disediakan untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

1. Anggaran Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan pada tahun 2008 mengalokasikan anggaran sebesar Rp18.475.260.479.000 dengan jumlah realisasi sebesar Rp 15.885.074.513.113 (85,98%). Distribusi anggaran Departemen Kesehatan menurut unit kerja eselon I menunjukkan bahwa alokasi terbesar dimiliki oleh Ditjen Bina Pelayanan Medik dengan jumlah Rp 10.250.275.495.000 (55,48%), sedangkan alokasi terkecil adalah Inspektorat Jenderal sebesar Rp 103.743.900.000 (0,56%).

Realisasi anggaran tertinggi adalah Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan persentase penyerapan 94.91%. Sedangkan realisasi terendah adalah Inspektorat Jenderal sebesar 63.84%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat peningkatan alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan. Pada Tahun 2004 Departemen Kesehatan memiliki alokasi anggaran sebesar Rp 6,16 trilyun dengan realisasi Rp 5,2 trilyun (84,42%), jumlah tersebut meningkat pada tahun 2008 menjadi Rp 18,48 trilyun dengan realisasi Rp 15,89 trilyun (85,98%). Peningkatan tersebut dijelaskan dalam Gambar 5.22 di bawah ini. Sedangkan informasi selengkapnya tentang alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan tahun 2008 terdapat pada Lampiran 5.21.

Page 158: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

117

GAMBAR 5.22 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPKES

TAHUN 2004 – 2008

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

2. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Menurut data Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Departemen Kesehatan, pada tahun 2007 hanya 26,05% penduduk yang tercakup oleh jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan. Persentase penduduk yang memiliki jaminan pembiayaan kesehatan oleh program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPK MM), Kartu Sehat dan JPK Gakin Kartu Miskin dengan persentase 14,35%. Gambar 5.23 di bawah ini menyajikan persentase penduduk yang dilindungi oleh pembiayaan kesehatan masyarakat menurut sumber pembiyaan pada tahun 2007. Data mengenai persentase penduduk yang memiliki jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan menurut provinsi pada tahun 2007 terdapat pada Lampiran 5.22 dan Lampiran 5.23.

GAMBAR 5.23 PERSENTASE PENDUDUK YANG DILINDUNGI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT/

ASURANSI KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Depkes RI

Page 159: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

118

***

Page 160: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

140

ASEAN (Association of Southeast Asia Nations ) merupakan sebuah organisasi

geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional. Anggota ASEAN ada 10 negara yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja (Cambodia), Laos (Lao People's Democratic Republic), Malaysia, Myanmar, Singapura (Singapore), Thailand, dan Vietnam.

Berdasarkan pengelompokan negara menurut WHO, Indonesia termasuk dalam negara SEARO (South East Asia Region/SEARO) bersama 10 negara lainnya, yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara (Democratic People's Republic of Korea), India, Maladewa (Maldives), Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

Perbandingan antar negara, baik dengan negara-negara ASEAN maupun SEARO, dilakukan untuk melihat posisi Indonesia terhadap negara-negara lain dalam kawasan yang sama. Dalam bab ini akan dibahas perbandingan antara Indonesia dengan negara ASEAN dan SEARO dari aspek yang berhubungan dengan kesehatan yaitu aspek kependudukan, derajat kesehatan, dan upaya kesehatan.

A. KEPENDUDUKAN

Informasi tentang penduduk penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai sarana sekaligus pelaku pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui keadaan penduduk yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, angka beban tanggungan, dan angka kelahiran. 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut World Populations Data Sheet 2008, pada pertengahan tahun 2008, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN lainnya dengan jumlah penduduk 239,9 juta jiwa. Dengan wilayah negara terluas, Indonesia selalu menempati peringkat satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di ASEAN.

Page 161: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

141

Sedangkan Brunei Darussalam memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu sekitar 0,4 juta jiwa.

Jika di kawasan ASEAN, Indonesia menempati peringkat pertama dengan jumlah penduduk terbesar, di kawasan SEARO Indonesia menempati peringkat kedua setelah India (dengan jumlah penduduk 1.149,3 juta jiwa). Sedangkan 9 negara lainnya berpenduduk kurang dari 150 juta jiwa, bahkan terdapat 2 negara dengan jumlah penduduk 1 juta atau kurang, yaitu Bhutan (0,7 juta), dan Maladewa (0,3 juta). Jumlah penduduk di kawasan ASEAN dan SEARO dapat kita lihat pada Gambar 6.1.

GAMBAR 6.1 JUMLAH PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2008

Sumber: World Population Data Sheet, USAID, 2008

Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat di kawasan ASEAN yaitu 7.013 penduduk per km2. Angka tersebut jauh di atas negara anggota ASEAN lainnya.Kepadatan penduduk terendah di Laos yaitu 25 penduduk per km2.

Sedangkan di kawasan SEARO, walaupun memiliki jumlah penduduk terkecil, dengan luas wilayah yang juga kecil, Maladewa merupakan negara dengan kepadatan penduduk tertinggi di kawasan SEARO yaitu 1.040 jiwa per km2. Kepadatan penduduk terendah adalah Bhutan yaitu 14 jiwa per km2.

Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 126 jiwa per km2 . Bila dilihat dari tahun 2006-2008 kepadatan penduduk per km2 terus meningkat (tahun 2006 kepadaatannya 118 jiwa per km2 , tahun 2007 kepadaatannya 122 jiwa per km2). Indonesia di kawasan ASEAN berada pada peringkat ke lima terpadat. Sedangkan di kawasan SEARO, Indonesia menempati peringkat ke delapan terpadat (perikat ke empat terjarang) di antara 11 negara. Tingkat kepadatan penduduk negara-negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 6.2 di bawah ini.

Page 162: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

142

GAMBAR 6.2 KEPADATAN PENDUDUK DI NEGARA ASEAN & SEARO

(Jiwa per km2) TAHUN 2008

Sumber: World Population Data Sheet, USAID, 2008

2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk di segenap bidang kehidupan termasuk di bidang kesehatan. Indikator tersebut biasa dikenal dengan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi tiga faktor, yakni kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Laju pertumbuhan penduduk di negara-negara ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Gambar 6.3 di bawah ini.

Page 163: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

143

GAMBAR 6.3 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA

ASEAN & SEARO TAHUN 1990 - 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID Pada periode 1990-2007, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di antara negara

anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam dengan laju pertumbuhan penduduk 2,5%. Sedangkan Thailand merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu 1%.

Pada negara-negara SEARO selama periode 1990-2007 laju perumbuhan penduduk berkisar 0,7% dan 2,7%. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di negara Timor Leste dan terendah pada negara Korea Utara dan Sri Lanka. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,4. Bila dilihat dari kawasan ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-3 terendah untuk laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan bila dilihat dar kawasan SEARO, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan laju pertumbuhan penduduk dari 11 negara. Data kependudukan negara-negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 6.1. 3. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Salah satu indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang adalah Angka Beban Tanggungan (dependency ratio). Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif (kelompok umur 0-14 tahun) dan tidak produktif lagi (kelompok umur 65 tahun keatas).

Persentase penduduk menurut kelompok umur non produktif ( kelompok umur 0-14 tahun dan kelompok umur 65 tahun keatas) untuk keadaan tahun 2008, Laos merupakan negara yang terbesar untuk kelompok umur tersebut dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN yaitu 48% . Sebaliknya Singapura merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok umur non produktif terendah yaitu 28%.

Di antara negara-negara di kawasan SEARO, Timor Leste adalah negara dengan komposisi penduduk usia non produktif tertinggi yaitu 48%. Sebaliknya, negara dengan

Page 164: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

144

penduduk non produktif terendah di kawasan tersebut adalah Korea Utara yaitu 26%, yang dapat dilihat pada Gambar 6.4.

GAMBAR 6.4 KOMPOSISI PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2008

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID

Persentase penduduk non produktif yaitu kelompok umur 0 – 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas memberikan pengaruh terhadap rasio beban tanggungan (dependency ratio). Rasio beban tanggungan mengukur seberapa besar tanggung jawab sosial ekonomi yang ditanggung oleh kelompok umur pekerja/produktif yaitu penduduk yang berumur 15-64 tahun.

Dengan distribusi penduduk seperti yang telah digambarkan diatas, Laos merupakan negara dengan Angka Beban Tanggungan tertinggi yaitu 92% di kawasan ASEAN. Sedangkan Singapura merupakan negara dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu 39%.

Di kawasan SEARO, Timor Leste merupakan negara dengan Angka Beban Tanggungan tertinggi yaitu 92% sedangkan Korea Utara merupakan negara dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu 35%.

Sementara Indonesia memiliki Angka Beban Tanggungan yaitu 54%, hal tersebut berarti setiap 100 orang usia produktif di Indonesia menanggung 54 orang yang belum produktif dan yang dianggap tidak produktif lagi.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur serta besar angka beban tanggungan di negara-negara kawasan ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Lampiran 6.1.

4. Indeks Pembangunan Manusia

Human Development Index (HDI) merupakan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia: panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan rata-rata tamat sekolah di sekolah dasar, sekolah tingkat lanjutan dan perguruan tinggi) dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli, penghasilan).

Page 165: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

145

Berdasarkan standar internasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikategorikan sebagai berikut : kategori sangat tinggi, jika IPM > 0,900; kategori tinggi, jika IPM > 0,800 – 0,899; kategori sedang, jika IPM 0,500-0,799; dan kategori rendah, jika IPM < 0,500.

Menurut kategori tersebut di atas, pada tahun 2007 terdapat 2 (dua) negara anggota ASEAN masuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu Singapura dan Brunai Darussalam. Malaysia masuk dalam kategori tinggi, sedangkan 7 negara anggota ASEAN lainnya berada pada kategori sedang, termasuk Indonesia. Bila dilihat dari peringkat di negara ASEAN pada tahun yang sama, Singapura merupakan negara dengan peringkat IPM tertinggi yaitu pada peringkat ke-24 dan yang terendah adalah Myanmar dengan peringkat 138; sedangkan Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara.

IPM Indonesia pada tahun 2007 sebesar 0,734, bila dibandingkan dengan tahun 2006 IPM Indonesia meningkat (IPM 2006 adalah 0,729). Menurut Human Development Report (HDR) 2007/2008, pada tahun 2006 IPM Indonesia berada pada peringkat 109 dari 179 negara.

GAMBAR 6.5

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2007

Sumber: Human Development Report 2009

Pada tahun 2007 di kawasan SEARO, dari 11 negara (Korea Utara tidak ada data), tidak ada negara yang memiliki IPM dengan kategori sangat tinggi dan tinggi, 9 negara memiliki IPM dengan kategori sedang, dan satu negara yaitu Timor Leste masuk dalam kategori rendah. Data IPM negara-negara di kawasan ASEAN dan SEARO tahun 2006 - 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.

Page 166: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

146

5. Total Fertility Rate Total Fertility Rate (TFR) merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang

dilahirkan seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara dapat menunjukkan keberhasilan negara dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan program keluarga berencana yang dilaksanakan di negara tersebut.

Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, dan meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.

Angka Fertilitas Total atau Total Fertility Rate (TFR) dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan rendah terjadi ketika angka kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,2-3,9; dan kesuburan tinggi jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih.

Dengan menggunakan klasifikasi tersebut, maka pada tahun 2008 negara-negara yang termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita rendah adalah Singapura (1,4) dan Thailand (1,6). Sedangkan Laos merupakan satu-satunya negara anggota ASEAN yang termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita tinggi yaitu 4,3. Sedangkan Indonesia masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan wanita 2,6 yang berarti untuk setiap wanita di Indonesia rata-rata memiliki anak 2 sampai 3 orang selama masa suburnya.

Pada tahun 2007, diantara 11 negara SEARO, Thailand dan Korea Utara termasuk negara dengan Angka Fertilitas Total berkategori rendah. Indonesia, Myanmar, Maladewa,Sri Lanka, Bhutan, India, Bangladesh, dan Nepal masuk dalam kategori sedang. Sedangkan Timor Leste merupakan satu-satunya negara di SEARO yang masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 6,7. Besaran Angka Fertilitas Total di negara ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Gambar 6.6 berikut ini.

GAMBAR 6.6 ANGKA KESUBURAN WANITA DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Page 167: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

147

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Tingginya angka kelahiran kasar juga memberikan kontribusi pada persentase penduduk kelompok umur 0-14 tahun dan akhirnya memberi dampak pada Angka Beban Tanggungan. Negara yang memiliki Angka Fertilitas Total tinggi kemungkinan memiliki Angka Beban Tanggungan tinggi seperti yang terjadi pada Laos dan Timor Leste. Sementara negara yang memiliki Angka Fertilitas Total rendah memiliki kemungkinan Angka Beban Tanggungan yang rendah pula seperti terjadi pada Singapura dan Thailand. Data Angka Fertilitas Total di negara ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Lampiran 6.2. 6. Angka Kelahiran Kasar

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan menyebabkan bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi.

Angka Kelahiran Kasar pada tahun 2007 di negara-negara ASEAN dengan kisaran 11 sampai 34 per 1000 penduduk. Angka tertinggi, seperti tahun-tahun sebelumnya, terjadi di Laos dengan Angka Kelahiran Kasar 34 per 1000 penduduk dan diikuti oleh Kamboja yaitu 26 per 1000 penduduk. Sedangkan Singapura memiliki Angka Kelahiran Kasar terendah yaitu 11 kelahiran per 1.000 penduduk. Indonesia sendiri memiliki Angka Kelahiran Kasar sebesar 21 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.

Pada tahun 2007 kisaran angka kelahiran kasar di negara-negara SEARO antara 13 sampai 42 per 1000 penduduk. Terendah adalah Thailand (13) dan Korea Utara (16) sedangkan tertinggi Timor Leste (42) dan Bhutan (30).

Sementara di Indonesia terdapat 21 kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2007. Pada kawasan ASEAN Indonesia menempati peringkat ke-4 tertinggi sedangkan di kawasan SEARO menempati peringkat ke-6 tertinggi untuk angka kelahiran kasar.

GAMBAR 6.7

ANGKA KELAHIRAN KASAR DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID

Page 168: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

148

Gambar 6.7 memperlihatkan perbandingan angka kelahiran kasar negara-negara kawasan ASEAN dan SEARO. Data Angka Kelahiran Kasar di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.

7. Sosial Ekonomi Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendapatan Nasional Bruto perkapita (Gross National Income) terdiri dari sejumlah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara, beserta pendapatan yang diterima dari negara lain. Pendapatan Nasional Bruto perkapita tertinggi di antara negara anggota ASEAN (tidak termasuk Myanmar) adalah Brunai Darrusalam (US$ 49.900 perkapita) diikuti oleh Singapura (US$ 48.520 per kapita). Laos dan Kamboja merupakan negara dengan Pendapatan Nasional Bruto perkapita terendah yaitu masing-masing US$ 1.940 dan US$ 1.690. Sedangkan Indonesia memiliki pendapatan nasional bruto perkapita US$ 3.580. Pendapatan Nasional Bruto di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat di lihat pada Gambar 6.8 di bawah ini.

GAMBAR 6.8 PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID Dari sembilan negara di SEARO (2 negara tidak terdapat data), pendapatan nasional bruto perkapita tertinggi adalah Thailand yaitu sebesar US$ 7.800. Sedangkan negara lainnya memiliki Pendapatan Nasional Bruto perkapita kurang dari US$ 6000. Jika dibandingkan dengan 9 negara di SEARO, Indonesia berada di peringkat ke-5 tertinggi pendapatan nasional bruto per kapita.

Page 169: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

149

B. DERAJAT KESEHATAN

MORTALITAS

1. Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20; sedang 20-49; tinggi 50-99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1000 kelahiran hidup.

GAMBAR 6.9 ANGKA KEMATIAN BAYI DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Gambar 6.9 menunjukkan bahwa 5 negara ASEAN yaitu Singapura, Brunei

Darussalam, Malaysia,Vietnam dan Thailand termasuk negara dengan angka kematian bayi rendah. 2 negara yaitu Filipina dan Indonesia termasuk kelompok sedang. Sedangkan 3 negara lainnya masuk dalam kelompok negara yang memiliki angka kematian bayi tinggi. Tidak ada negara yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi (>100 per 1000 kelahiran hidup). Berdasarkan klasifikasi yang sama maka 2 negara di SEARO, yaitu Sri Lanka dan Thailand masuk dalam kategori negara dengan angka kematian bayi rendah, 5 kategori sedang dan sisanya, yaitu 4 termasuk kategori tinggi. Besaran angka kematian bayi di negara-negara ASEAN dan SEARO antara 2,4 dan 88. Indonesia memiliki angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 di antara 18 negara tersebut. Data Angka Kematian Bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2. 2. Angka Kematian Balita

Penurunan kasus kematian pada anak merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam tujuan pembangunan milenium. Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap

Maladewa

Page 170: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

150

penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi.

GAMBAR 6.10 ANGKA KEMATIAN BALITA DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Health Statistics 2009

Data yang didapat dari “World Health Statistics 2009” memperlihatkan perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita di antara negara-negara anggota ASEAN pada tahun 2007. Angka Kematian Balita terendah dicapai Singapura yaitu 3 kematian per 1000 kelahiran hidup sedangkan yang adalah dicapai Myanmar yaitu sebesar 113 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar negara ASEAN memiliki angka kematian balita kurang dari 50 per 1000 kelahiran hidup, hanya Myanmar, Kamboja, dan Laos yang memiliki angka kematian balita diatas 50 per 1000 kelahiran hidup.

Menurut sumber yang sama, Angka Kematian Balita di SEARO berkisar antara 7 sampai 113 per 1000 kelahiran hidup. Seperti di ASEAN, Myanmar merupakan negara dengan angka kematian balita tertinggi, sedangkan terendah adalah Thailand. Jika di ASEAN hanya terdapat 3 negara (dari 10 negara) dengan AKABA lebih dari 50 per 1000 kelahiran hidup, sebaliknya di SEARO hanya 4 negara dengan AKABA kurang dari 50.

Pada Gambar 6.10 terlihat bahwa negara-negara ASEAN memiliki Angka Kematian Balita relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara SEARO. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa sebagian besar kematian balita disebabkan oleh diare, pneumonia, dan malnutrisi. Hal itu berarti negara-negara ASEAN mungkin memiliki sanitasi dan keadaan ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara-negara SEARO.

Sementara di Indonesia terdapat 31 kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Pada kawasan ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4 tertinggi kematian balitanya, sedangkan pada Kawasan SEARO, Indonesia menempati peringkat ke-4 terendah kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Data Angka Kematian Balita di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.

Page 171: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

151

3. Angka Kematian Maternal

Berdasarkan klasifikasi angka kematian maternal dari WHO adalah sebagai berikut; <15 per 100.000 kelahiran hidup; 15-199 per 100.000; 200-499 per 100.000; 500-999 per 100.000; dan ≥1000 per 100.000.

GAMBAR 6.11 ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2005

Sumber: World Health Statistics 2008

Pada tahun 2005 hanya 2 negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam dan Singapura yang mencapai angka kematian maternal <15 masing-masing 13 dan 14 per 100.000 kelahiran hidup. Negara-negara dengan angka kematian maternal > 500 di ASEAN pun ada 2 negara yaitu Laos (660 per 100000 kelahiran hidup) dan Kamboja (540 per 100000 kelahiran hidup).

Pada tahun yang sama, negara-negara di SEARO tidak ada yang mencapai angka kematian maternal <15. Sekitar 55% memiliki angka kematian maternal 200-499 per 100.000 kelahiran hidup. Dan 18% memiliki angka kematian maternal >500, yaitu Nepal (830) dan Bangladesh (570).

Di antara kedua kawasan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-12 (dari 18 negara di ASEAN dan SEARO) untuk angka kematian maternal yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup. Data Angka Kematian Ibu di negara ASEAN dan SEARO tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 6.2. 4. Angka Kematian Kasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan.

Page 172: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

152

GAMBAR 6.12 ANGKA KEMATIAN KASAR DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID

Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2007 Laos dan Myanmar merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 10 per 1000 penduduk. Keadaan Angka Kematian Kasar di negara-negara kawasan SEARO, tidak berbeda jauh dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Timor Leste merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar tertinggi yaitu 11 per 1000 penduduk dan terendah adalah Maladewa (4 kematian per 1.000 penduduk).

Sementara di Indonesia terdapat 6 kematian per 1.000 penduduk. Di kawasan ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-5 tertinggi Angka Kematian Kasar sedangkan di kawasan SEARO , Indonesia menduduki peringkat ke-2 terendah. Data Angka Kematian Kasar di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2.

5. Usia Harapan Hidup

Usia Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Usia Harapan Hidup yang rendah di suatu negara harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Gambar 6.13 memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 di antara sepuluh negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan Usia Harapan Hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 81 tahun. Negara yang memiliki Usia Harapan Hidup waktu lahir terendah adalah Laos yaitu 61 tahun.

Page 173: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

153

GAMBAR 6.13 USIA HARAPAN HIDUP DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2008, USAID

Untuk kawasan SEARO, Maladewa merupakan negara dengan Usia Harapan Hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 73 tahun. Negara yang memiliki umur harapan hidup waktu lahir terendah adalah Timor Leste yaitu 60 tahun.

Di kawasan ASEAN Indonesia dengan harapan hidup waktu lahir 70 tahun menempati peringkat ke-6 tertinggi, sedangkan di kawasan SEARO menempati peringkat ke-5 tertinggi. Data Usia Harapan Hidup di negara ASEAN dan SEARO tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 6.2. MORBIDITAS

1. Prevalensi Tuberkulosis (TBC)

Data dari “World Health Statistics 2009” menunjukkan besarnya perbedaan prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk dan kematian yang berhubungan dengan tuberkulosis per 100.000 penduduk di negara-negara ASEAN dan SEARO. Angka prevalensi tuberkulosis pada tahun 2007 di negara-negara anggota ASEAN berkisar antara 27 sampai 664 per 100.000 penduduk. Kamboja merupakan negara dengan prevalensi Tuberkulosis tertinggi di ASEAN yaitu 664 per 100.000 penduduk. Sedangkan Singapura dan Brunei Darussalam memiliki prevalensi tuberkulosis di bawah 100 kasus per 100.000 penduduk yaitu masing-masing 27 dan 65 kasus per 100.000 ribu penduduk. Masih menurut sumber yang sama, kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2007 tertinggi terjadi di Kamboja yaitu 77 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus kematian akibat tuberkulosis terendah terjadi di Singapura dan Brunei Darussalam masing-masing 3 dan 7 kematian per 100.000 penduduk.

Page 174: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

154

GAMBAR 6.14 PREVALENSI DAN KEMATIAN AKIBAT TUBERKULOSIS

DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2007

Sumber: World Health Statistics 2009

Seperti halnya negara-negara di ASEAN, angka prevalensi tuberkulosis pada tahun 2007 di negara-negara SEARO memiliki kesenjangan yang cukup besar, berkisar antara 48 sampai 750 per 100.000 penduduk. Negara dengan prevalensi tuberkulosis tertinggi tahun 2007 adalah Timor Leste (750 per 100.000 penduduk) dan terendah adalah Maladewa (48 per 100.000 penduduk).

Sedangkan kematian akibat tuberkulosis di negara-negara kawasan SEARO berkisar antara 4 sampai 47 per 100.000 penduduk. Seperti angka prevalensi tuberkulosis, angka kematian tertinggi akibat tuberkulosis juga terjadi di Timor Leste yaitu 47 kematian per 100.000 penduduk. Begitu pula dengan angka terendah kematian akibat tuberkulosis terjadi di Maladewa (4 per 100.00 penduduk).

Di antara 18 negara di ASEAN dan SEARO, Indonesia dengan prevalensi 326 per 100000 penduduk berada pada urutan ke 6 tertinggi yang dapat dilihat pada Lampiran 6.4. 2. Avian Influenza

Kemunculan strain virus influenza yang baru pada manusia (strain H5N1) pertama kali terdeteksi di Hongkong. Akibatnya sebanyak 18 orang harus dirawat di rumah sakit, dan 6 diantaranya meninggal dunia. Ditemukan fakta pertama kali bahwa virus avian influenza dapat menular langsung dari unggas ke manusia. Sebelum tahun 1997, ilmuwan meyakini penularan virus influenza dari unggas ke manusia tidak terjadi secara langsung.

Avian influenza pertama kali masuk ke wilayah ASEAN pada tahun 2003 melalui Vietnam, 3 orang dinyatakan menderita penyakit tersebut dan seluruhnya meninggal. Sampai dengan akhir tahun 2008, 6 negara di wilayah ASEAN telah terinfeksi avian influenza yaitu Vietnam, Thailand, Indonesia, Laos, Myanmar dan Kamboja.

Page 175: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

155

GAMBAR 6.15 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA

DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2004-2008

Sumber: WHO, 2008 Gambar 6.15 memperlihatkan jumlah kasus dan kematian akibat avian influenza di wilayah ASEAN sejak tahun 2003 sampai 2008. Kasus pertama kali menyerang Vietnam dengan 3 korban yang keseluruhannya berakhir pada kematian. Tahun 2004 jumlah kasus meningkat menjadi 46 dengan 32 kematian. Pada tahun tersebut selain Vietnam, Thailand pun telah terinfeksi virus H5N1 ini. Akhir tahun 2005 jumlah penderita dan negara yang terinfeksi avian influenza terus bertambah, 90 orang menjadi korban. Namun kali ini jumlah kematian bisa ditekan, jika sebelumnya hampir 100% berakhir pada kematian, tahun 2005 dari 90 penderita 42,22% meninggal. Semenjak itu jumlah kasus avian influenza terus menurun, namun tidak dengan Angka Kematian (CFR). Pada tahun 2008 terdapat 31 kasus dari 3 negara di ASEAN dengan CFR 80,65%.

TABEL 6.1 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA

MENURUT NEGARA TAHUN 2004-2008

K M K M K M K M K M K M K MKamboja 0 0 0 0 4 4 2 2 1 1 1 0 8 7Laos 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 8 5 6 5 104 49Indonesia 0 0 0 0 20 13 55 45 42 37 24 20 141 115Myanmar 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 0 0 25 17ASEAN 3 3 46 32 90 38 60 50 54 45 31 25 281 183SEARO 0 0 17 12 25 15 58 48 43 37 24 20 167 132

2007 2008 Total2003NEGARA 2004 2005 2006

Sumber: WHO, 2008 Keterangan: K = Kasus M = Meninggal

Tabel 6.1 memperlihatkan bahwa Laos dan Myanmar mampu mengendalikan penyebaran virus avian influenza sehingga terjadi penurunan jumlah kasus avian influenza, bahkan pada tahun 2008 tidak ditemukan kasus. Penyakit flu burung mulai menyerang manusia di kawasan SEARO pada tahun 2004, yaitu di Thailand. Negara-negara di SEARO yang terjangkit flu burung sejak 2004 adalah

Page 176: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

156

negara-negara yang juga tergabung dalam ASEAN. Negara-negara tersebut adalah Thailand dan Indonesia. Pada tahun 2007, sejak pertama kalinya sejak empat tahun terakhir, 1 penduduk Myanmar terserang virus ini walaupun tidak mengakibatkan kematian dan kemudian pada tahun 2008 tidak ditemukan lagi penyakit flu burung. 3. POLIO Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa. Namun, diantara penyakit-penyakit tersebut terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Penyakit tersebut biasa disingkat dengan PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Penyakit-penyakit tersebut adalah Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, dan Polio.

TABEL 6.2 JUMLAH KASUS POLIO PER NEGARA

TAHUN 2004-2007

Sumber: Incidence Series Immunization, WHO, 2007

Sejak tahun 2001 kasus polio tidak ditemukan di negara-negara di ASEAN. Namun, pada tahun 2004 virus polio liar kembali menyerang penduduk di kawasan ASEAN. Dilaporkan terdapat 1 kasus ditemukan di Laos. Pada tahun 2005 jumlah kasus polio mencapai puncaknya, sebanyak 350 penduduk dari 2 negara di ASEAN yaitu Kamboja dan Indonesia terserang penyakit polio, 349 di antaranya terjadi di Indonesia. Tahun 2006 penularan penyakit polio mulai dapat dikendalikan, sehingga hanya ditemukan 4 penderita di kawasan ini, 2 penderita berasal dari Indonesia dan masing-masing 1 penderita berasal dari Kamboja dan Myanmar. Pada tahun 2007, di antara negara-negara anggota ASEAN, hanya Myanmar yang masih ditemukan kasus polio bahkan jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya ditemukan 1 kasus. Indonesia yang pada tahun 2005 terjadi kejadian luar biasa dengan ditemukannya 349 kasus polio mampu mengendalikan kejadian tersebut sehingga pada tahun 2007 tidak ditemukan lagi kasus polio.

NEGARA 2004 2005 2006 2007

Kamboja 0 1 1 0

Laos 1 0 0 0

Indonesia 0 349 2 0

Myanmar 0 0 1 15

Bangladesh 0 0 18 0

India 134 66 676 873

Nepal 0 4 5 5

ASEAN 1 350 4 15

SEARO 134 419 702 893

Page 177: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

157

GAMBAR 6.16 JUMLAH KASUS POLIO DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2004-2007

Sumber: WHO, 2007

Jika dibandingkan dengan kawasan ASEAN, jumlah seluruh kejadian polio di kawasan SEARO cukup tinggi sejak tahun 2002 dan tahun-tahun sebelumnya. Semenjak 2004 sampai 2006 jumlah kasus lambat laun kembali meningkat. Tingginya angka kejadian ini karena kontribusi jumlah kasus yang sangat besar oleh India yang merupakan salah satu dari 4 negara endemis polio. Pada tahun 2007 kejadian polio di SEARO sebesar 893 kasus, 98% di antaranya terjadi di India.

4. Tetanus Neonatorum Kasus tetanus banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Tetanus adalah salah satu penyakit menular dan paling berisiko mengakibatkan kematian. Tetanus pada bayi, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum, karena umumnya terjadi pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu bulan. Penyebabnya, spora Clostridium tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum di antara 8 negara ASEAN, tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia. Jumlah penderita di kedua negara tersebut melebihi 100 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus tetanus neonatorum terjadi di Kamboja, Indonesia justru berada di urutan ke-5. Sedangkan Singapura dan Thailand merupakan negara dengan kasus terendah, baik dari jumlah kasus maupun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Di Singapura dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum. Berdasarkan Incidence Series Immunization, pada tahun 2007 pada kawasan SEARO jumlah kasus tetanus neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus di negara lain di kawasan ASEAN, yaitu 937 kasus. Bila dibandingkan dengan jumlah kasus kedua dan ketiga terbesar di kawasan ini yaitu Bangladesh dan Indonesia masing-masing 206 dan 127 kasus.

Page 178: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

158

Sedangkan di Bhutan, Korea Utara, Maladewa dan Sri Lanka dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka angka kasus tertinggi terjadi di Timor Leste dan Bangladesh. India justru menempati urutan ke-5 angka kasus tetanus neonatorum tertinggi. Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi di negara-negara ASEAN dan SEARO tahun 2006 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.6.

C. UPAYA KESEHATAN

1. Cakupan Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian pada bayi dengan memberikan vaksin. Beberapa imunisasi yang wajib diberikan pada bayi adalah imunisasi polio, BCG, dan campak. BCG seringkali digunakan sebagai cerminan proporsi anak-anak yang dilindungi dari bentuk tuberkulosis yang parah selama 1 tahun pertama hidupnya, dan juga digunakan sebagai salah satu indikator akses ke pelayanan kesehatan. Selain BCG, vaksin lain yang wajib diberikan pada bayi adalah polio. Imunisasi polio merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio. Tidak seperti imunisasi BCG atau campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi polio membutuhkan 3 dosis. Maka untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan yang digunakan adalah polio3 yaitu ketika bayi telah mendapatkan imunisasi polio sebanyak 3 dosis (3 kali).

Di antara penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari 22 tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia tentang anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Di seluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi campak diberikan rata-rata umur 9-12 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di antara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak). Dengan demikian, diasumsikan bayi yang mendapatkan imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi lengkap. Berarti besarnya cakupan imunisasi campak juga menggambarkan besarnya cakupan bayi yang telah mendapat imunisasi lengkap. Jika dibandingkan dengan imunisasi lainnya pada gambar 6.17 cakupan imunisasi BCG pada bayi umumnya lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena jadwal pemberian imunisasi BCG yang relatif lebih awal dibandingkan dengan imunisasi yang lain—bahkan beberapa negara memberikan imunisasi BCG sesaat setelah bayi dilahirkan—sehingga bayi masih dalam pantauan petugas kesehatan. Pada tahun 2007 cakupan imunisasi BCG tertinggi di antara negara anggota ASEAN dicapai Thailand dan Malaysia 99% dan terendah Laos 56%. Di kawasan SEARO, 7 dari 11 negara mencapai cakupan imunisasi BCG 90%. Negara-negara tersebut adalah Thailand, Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, Maladewa, Indonesia dan Sri Lanka. Sedangkan Timor Leste merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG terendah yaitu 74%.

Page 179: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

159

GAMBAR 6.17 CAKUPAN BEBERAPA IMUNISASI DI NEGARA-NEGARA

ASEAN & SEARO TAHUN 2007

Sumber: WHO vaccine - preventable diseases: monitoring system 2007

Pada tahun 2007, 50% negara anggota ASEAN telah mencapai cakupan imunisasi polio 90%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Brunei Darussalam yaitu 99% dan terendah adalah Laos yaitu 46%. Menurut sumber yang sama, 55% negara di kawasan SEARO telah mencapai cakupan imunisasi polio3 90%. Cakupan imunisasi polio3 tertinggi adalah Korea Utara 99% dan terendah adalah India dengan 62%.

Pada tahun yang sama, 50% negara anggota ASEAN juga telah mencapai target imunisasi campak yaitu 90%. Negara-negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand. Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan imunisasi campak tertinggi yaitu 97%. Sedangkan yang terendah adalah Laos dengan cakupan campak sebesar 40%. Di kawasan SEARO, 5 dari 11 negara mencapai cakupan imunisasi Campak 90%. Negara-negara tersebut adalah Thailand, Bhutan, Korea Utara, Maladewa dan Sri Lanka. Sedangkan Timor Leste merupakan negara dengan cakupan imunisasi Campak terendah yaitu 63%.

Hampir di seluruh negara ASEAN dan SEARO imunisasi hepatitis merupakan imunisasi dasar yang diberikan pada bayi, namun tidak dengan yang terjadi India. Di India imunisasi hepatitis bukan merupakan imunisasi dasar, maka pada Lampiran 7 dapat dilihat hanya India negara dengan persentase bayi yang diberi imunisasi hepatitis3 6%, sedangkan negara-negara lain telah mencapai imunisasi tersebut di atas 50%, bahkan beberapa di antaranya telah melebihi 90%.

Sementara di Indonesia sebanyak 91% bayi telah mendapatkan imunisasi BCG, 83% mendapatkan imunisasi polio3, dan 80% mendapatkan imunisasi campak. Cakupan 5 imunisasi dasar di ASEAN dan SEARO lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.7.

2. Pengendalian TB Paru

WHO telah menetapkan target untuk temuan kasus TB Paru melalui strategi DOTS 70% dan angka kesembuhan 85%. Sementara pencapaian secara global di dunia kasus temuan TB Paru adalah 60% dan angka kesembuhan mencapai 84%. Hal tersebut berarti

Page 180: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

160

pencapaian kedua indikator tersebut belum mencapai target walaupun untuk angka kesembuhan hampir mencapai target.

Pada tahun 2007, 80% negara-negara ASEAN telah mencapai target penemuan penderita yang ditetapkan WHO yaitu 70%. Bahkan beberapa negara telah mencapai 100% yaitu Myanmar. Kamboja dan Indonesia yang belum mencapai target penemuan penderita penyakit paru yaitu 61% dan 68%.

Dari 11 negara-negara di kawasan SEARO hanya 36% negara yang sudah mencapai target penemuan penderita Tuberkulosis. Negara-negara tersebut adalah Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand. Penemuan penderita tuberkulosis terendah terdapat di Bhutan. Sedangkan penemuan kasus Tuberkulosis tertinggi adalah Myanmar yang telah mencapai 100%.

GAMBAR 6.18 PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI NEGARA ASEAN &

SEARO TAHUN 2006

GAMBAR 6.19 ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DI NEGARA ASEAN &

SEARO TAHUN 2005

Sumber: World Health Statistic 2008 Sumber: World Health Statistic 2008 Menurut sumber yang sama, pada tahun 2006 terdapat 50% negara di ASEAN dengan

angka kesembuhan mencapai target (85%). Indonesia termasuk salah satu negara yang mencapai target untuk angka kesembuhan ini, yaitu 91%. Brunei, Malaysia, Singapura, Myanmar dan Thailand termasuk negara yang belum mencapai target penyembuhan penderita. Angka kesembuhan tertinggi dicapai Kamboja dengan 93% dan terendah adalah Malaysia dengan 48%.

Pada Gambar 6.19 terlihat bahwa 63% negara di kawasan SEARO telah mencapai angka penyembuhan penderita. Tertinggi dicapai Bangladesh dengan angka penyembuhan masing-masing 92% dan terendah adalah Thailand dengan angka penyembuhan 77%.

Dari Gambar 6.18 dan 6.19 terlihat bahwa Indonesia telah mencapai target yang ditetapkan terhadap indikator case detection rate (angka penemuan penderita) dan succes rate (angka kesembuhan). Bahkan untuk angka kesembuhan, Indonesia mencapai angka kesuksesan tertinggi ke-2 di kawasan SEARO.

Page 181: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

161

3. Sumber Air Bersih dan Sanitasi Pada tahun 2006, di antara 10 negara anggota ASEAN (Brunai Darussalam tidak ada data), penduduk yang menggunakan sumber air bersih yang telah mencapai 80% atau lebih sebanyak 7 negara. Hanya Kamboja dan Laos dengan persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih kurang dari 80%. Persentase tertinggi dicapai Singapura yaitu 100% dan terendah Laos dengan 60%. Pada tahun yang sama, di antara negara-negara di kawasan SEARO hampir seluruh negara dengan penduduk yang menggunkakan sumber air bersih 80% atau lebih, kecuali Timor Leste dengan persentase sebesar 62%. Negara dengan persentase tertinggi adalah Korea Utara yaitu 100%.

GAMBAR 6. 20

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2006

Sumber: World Health Statistics 2009

Berdasarkan Gambar 6.20 di atas terlihat bahwa di antara negara-negara di ASEAN dan SEARO terdapat perbedaan persentase yang besar antar negara dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat tertinggi dan yang terendah dengan kisaran 27% dan 100%. Negara dengan cakupan 27% adalah Nepal dan negara dengan cakupan 100% adalah Singapura. Dibandingkan persentase penduduk yang menggunakan sumber air bersih, maka persentase penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat relatif rendah, masih terdapat 11 negara di kawasan ini dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat di bawah 80%. Persentase penduduk yang menggunakan sumber air bersih dan sarana sanitasi sehat di negara ASEAN dan SEARO tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 6.3.

4. Pelayanan Kesehatan Ibu Dari 10 anggota ASEAN (Brunai, Laos, Malaysia dan Singapura tidak ada data), Indonesia merupakan negara dengan persentase pemeriksaan ibu hamil (K4) tertinggi yaitu

Page 182: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

162

sebesar 81%. Sedangkan yang terendah tercatat di Kamboja yaitu sebesar 27%. Untuk kawasan SEARO cakupan pemeriksaaan ibu hamil (K4) tertinggi dicapai oleh Korea Utara yaitu sebesar 95%, diikuti oleh Maladewa (91%), dan yang terendah adalah Bangladesh sebesar 21 %. Cakupan pertolongan persalinan di negara-negara ASEAN bervariasi dengan cakupan tertinggi di Negara Singapura, Brunai Darussalam dan Malaysia masing-masing sebesar 100% dan yang terendah di Laos dengan cakupan 20%. Indonesia dengan cakupan K4 73% berada pada peringkat ke-6 dari 10 negara. Untuk kawasan SEARO cakupan K4 tertinggi dicapai oleh Sri Lanka yaitu sebesar 99% dan yang terendah di Bangladesh sebesar 18%. Persentase peserta KB aktif pada wanita suburdi negara-negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam dan Malaysia tidak ada data) yang tertinggi dicapai oleh Vietnam dengan cakupan sebesar 78%, dan yang terendah di Laos sebesar 32%. Indonesia dengan cakupan peserta KB aktif sebesar 61% berada pada peringkat ke-4 dari 10 negara ASEAN. Untuk negara-negara anggota SEARO cakupan peserta KB aktif tertinggi dicapai oleh Thailand sebesar 72% dan yang terendah di Timor Leste sebesar 10%.

***

Page 183: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

ASEAN. 2005. ASEAN Statistical Yearbook 2005. The Asean Secretariat, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta. ___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta. ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta. ___________. 2005. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta. ___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta. ___________. 2007. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2006. BPS, Jakarta. ___________. 2008. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2007. BPS, Jakarta. ___________. 2005. Beberapa Indikator Penting Sosial-Ekonomi Indonesia 2005. BPS,

Jakarta. ___________. 2007. Beberapa Indikator Penting mengenai Indonesia. BPS, Jakarta. ___________. 2007. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2007. BPS, Jakarta. ___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta. ___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta. ___________. 2006. Statistik Indonesia 2005/2006. BPS, Jakarta. ___________. 2007. Statistik Indonesia 2007. BPS, Jakarta. ___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta. ___________. 2008.. Pedoman Millenium Development Goals. BPS, Jakarta. ___________. 2008.. Press Release BPS 2008: Jumlah Kemiskinan. www.bps.go.id, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro International, 1998. Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 1997. Calverton, Maryland, USA.

DAFTAR PUSTAKA

Page 184: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. Calverton, Maryland, USA.

___________. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. Macro.

Calverton, Maryland, USA. Badan Pusat Statistik, BAPPENAS, UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia

Population Projection 2000 - 2025). BPS, Jakarta. Departemen Dalam Negeri. 2005. Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2005.

Depdagri, Jakarta. Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta. ___________. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS Indonesia Tahun

2007. Depkes, Jakarta. ___________. 2008. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

2008. Depkes, Jakarta. ___________. 2008. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2007.

Depkes, Jakarta. ___________.2008. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta. ___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta. ___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan.

Depkes, Jakarta. ___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan. Depkes, Jakarta. ___________. 2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas. Depkes, Jakarta. ___________. 2006. Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2006. Pusdiknakes, Depkes

RI, Jakarta. ___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan

Litbangkes, Depkes RI, Jakarta. ___________.2005. Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia, Dirjen PPPL

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Page 185: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

___________.2000. Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. ___________.1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan

Litbangkes, Jakarta. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI, 2007. Strategi Nasional

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2004-2009. Jakarta. USAID, 2008. The World Population Data Sheet. Population Reference Bureau. The United Nations Development Programme. 2008. Human Development Report

2007/2008. UNDP, New York. UNAIDS. 2008. 2008 Report on The Global AIDS Epidemic. UNAIDS/WHO. UNICEF. 2008. The State of the World’s Children 2008. UNICEF/WHO, New York. ___________. 2009. The State of the World’s Children 2009. UNICEF/WHO, New York. ___________. 2008. Incidence Series Immunization 2007. UNICEF/WHO, New York. ___________. 2008. Immunization Summary: The 2007 Edition. UNICEF/WHO, New York. WHO. 2008. World Health Statistics 2007. WHO Press, Geneva. ___________. World Health Statistics 2008. WHO Press, Geneva. ___________. 2008. WHO Vaccine – Preventable Diseases, Monitoring System. WHO, New

York.

***

Page 186: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.1 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  18  5  23  276  6,424 2  Sumatera Utara  25  8  33  417  5,855 3  Sumatera Barat  12  7  19  175  965 4  Riau  9  2  11  151  1,622 5  Jambi  9  2  11  128  1,346 6  Sumatera Selatan  11  4  15  217  3,122 7  Bengkulu  9  1  10  117  1,438 8  Lampung  12  2  14  204  2,365 9  Kepulauan Bangka Belitung  6  1  7  40  360 10  Kepulauan Riau  5  2  7  59  351 11  DKI Jakarta  1  5  6  44  267 12  Jawa Barat  17  9  26  620  5,877 13  Jawa Tengah  29  6  35  573  8,574 14  DI Yogyakarta  4  1  5  78  438 15  Jawa Timur  29  9  38  662  8,506 16  Banten  4  4  8  154  1,535 17  Bali  8  1  9  57  714 18  Nusa Tenggara Barat  8  2  10  116  917 19  Nusa Tenggara Timur  20  1  21  286  2,836 20  Kalimantan Barat  12  2  14  175  1,868 21  Kalimantan Tengah  13  1  14  120  1,510 22  Kalimantan Selatan  11  2  13  151  1,981 23  Kalimantan Timur  10  4  14  136  1,420 24  Sulawesi Utara  11  4  15  150  1,580 25  Sulawesi Tengah  10  1  11  147  1,733 26  Sulawesi Selatan  21  3  24  304  2,953 27  Sulawesi Tenggara  10  2  12  201  2,098 28  Gorontalo  5  1  6  66  619 29  Sulawesi Barat  5  0  5  66  602 30  Maluku  9  2  11  73  906 31  Maluku Utara  7  2  9  112  1,062 32  Papua Barat  9  1  10  136  1,286 33  Papua  28  1  29  368  3,416 

397  98  495  6,579  76,546 Sumber: BPS, 2009 

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

Kel. + Desa 

Indonesia 

No  Provinsi  Kabupaten 

Pembagian Wilayah 

Kota  Kab + Kota  Kecamatan

Page 187: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.2 

(1)  (2) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  57,956.00  2,136,055  2,157,860  4,293,915  74 2  Sumatera Utara  72,981.23  6,488,969  6,553,352  13,042,321  179 3  Sumatera Barat  42,012.89  2,346,332  2,416,771  4,763,103  113 4  Riau  87,023.66  2,735,840  2,453,318  5,189,158  60 5  Jambi  50,058.16  1,422,226  1,366,049  2,788,275  56 6  Sumatera Selatan  91,592.43  3,599,683  3,522,112  7,121,795  78 7  Bengkulu  19,919.33  835,230  806,688  1,641,918  82 8  Lampung  34,623.80  3,769,465  3,621,654  7,391,119  213 9  Kepulauan Bangka Belitung  16,424.06  592,621  529,905  1,122,526  68 10  Kepulauan Riau  8,201.72  709,795  743,282  1,453,077  177 11  DKI Jakarta  664.01  4,491,374  4,654,807  9,146,181  13,774 12  Jawa Barat  35,377.76  20,642,010  20,276,286  40,918,296  1,157 13  Jawa Tengah  32,800.69  16,192,277  16,434,109  32,626,386  995 14  DI Yogyakarta  3,133.15  1,740,799  1,727,706  3,468,505  1,107 15  Jawa Timur  47,799.75  18,393,133  18,701,708  37,094,841  776 16  Banten  9,662.92  4,848,788  4,753,659  9,602,447  994 17  Bali  5,780.06  1,773,812  1,742,183  3,515,995  608 18  Nusa Tenggara Barat  18,572.32  2,084,380  2,279,378  4,363,758  235 19  Nusa Tenggara Timur  48,718.10  2,256,643  2,277,674  4,534,317  93 20  Kalimantan Barat  147,307.00  2,146,971  2,102,141  4,249,112  29 21  Kalimantan Tengah  153,564.50  1,074,780  982,521  2,057,301  13 22  Kalimantan Selatan  38,744.23  1,727,815  1,718,821  3,446,636  89 23  Kalimantan Timur  204,534.34  1,618,194  1,476,480  3,094,674  15 24  Sulawesi Utara  13,851.64  1,124,738  1,083,276  2,208,014  159 25  Sulawesi Tengah  61,841.29  1,242,169  1,196,200  2,438,369  39 26  Sulawesi Selatan  46,717.48  3,761,801  4,043,223  7,805,024  167 27  Sulawesi Tenggara  38,067.70  1,023,756  1,051,221  2,074,977  55 28  Gorontalo  11,257.07  491,729  480,482  972,211  86 29  Sulawesi Barat  16,787.18  522,221  510,034  1,032,255  61 30  Maluku  46,914.03  670,130  650,625  1,320,755  28 31  Maluku Utara  31,982.50  485,709  473,892  959,601  30 32  Papua Barat  97,024.27  383,090  346,876  729,966  8 33  Papua  319,036.05  1,066,703  989,811  2,056,514  6 

1,910,931.32  114,399,238  114,124,104  228,523,342  120 Sumber:   (a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 tahun 2008, tanggal 31 Januari 2008 

(b) Badan Pusat Statistik: Estimasi Penduduk Sasaran Program Kesehatan, dari "Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 ­ 2011", Depkes RI, 2009. 

Indonesia 

(3)  (7) 

Jumlah Penduduk (Jiwa) [b] 

(4)  (5)  (6) 

Luas Wilayah (Km²) (a) 

Kepadatan Penduduk Per Km² 

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Laki­laki  Perempuan  Total

Page 188: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.3 

Perkotaan+Perdesaan 

Angka Beban 

0­14  15­64  65+  0­14  15­64  65+  0­14  15­64  65+  Tanggungan (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  676,701  1,380,497  78,857  2,136,055  652,798  1,404,605  100,457  2,157,860  1,329,499  2,785,102  179,314  4,293,915  54.17 

2  Sumatera Utara  2,106,300  4,153,105  229,564  6,488,969  2,040,699  4,232,699  279,954  6,553,352  4,146,999  8,385,804  509,518  13,042,321  55.53 

3  Sumatera Barat  736,000  1,499,001  111,331  2,346,332  710,099  1,553,402  153,270  17,590,501  1,446,099  3,052,403  264,601  4,763,103  56.04 

4  Riau  869,401  1,798,100  68,339  2,735,840  770,300  1,623,903  59,115  2,453,318  1,639,701  3,422,003  127,454  5,189,158  51.64 

5  Jambi  426,801  946,003  49,422  1,422,226  409,302  910,799  45,948  1,366,049  836,103  1,856,802  95,370  2,788,275  50.17 

6  Sumatera Selatan  1,105,800  2,369,201  124,682  3,599,683  1,053,801  2,331,602  136,709  3,522,112  2,159,601  4,700,803  261,391  7,121,795  51.50 

7  Bengkulu  249,600  557,098  28,532  835,230  236,699  540,600  29,389  806,688  486,299  1,097,698  57,921  1,641,918  49.58 

8  Lampung  1,092,500  2,518,996  157,969  3,769,465  1,062,301  2,404,595  154,758  3,621,654  2,154,801  4,923,591  312,727  7,391,119  50.12 

9  Kepulauan Bangka Belitung  162,200  406,399  24,022  592,621  146,702  360,399  22,804  529,905  308,902  766,798  46,826  1,122,526  46.39 

10  Kepulauan Riau  225,502  467,603  16,690  709,795  226,599  499,901  16,782  743,282  452,101  967,504  33,472  1,453,077  50.19 

11  DKI Jakarta  1,113,401  3,235,199  142,774  4,491,374  1,095,399  3,404,201  155,207  4,654,807  2,208,800  6,639,400  297,981  9,146,181  37.76 

12  Jawa Barat  5,740,800  13,945,502  955,708  20,642,010  5,541,602  13,736,902  997,782  20,276,286  11,282,402  27,682,404  1,953,490  40,918,296  47.81 

13  Jawa Tengah  4,220,899  10,954,800  1,016,578  16,192,277  4,026,199  11,114,798  1,293,112  16,434,109  8,247,098  22,069,598  2,309,690  32,626,386  47.83 

14  DI Yogyakarta  327,802  1,273,200  139,797  1,740,799  309,299  1,238,102  180,305  1,727,706  637,101  2,511,302  320,102  3,468,505  38.12 

15  Jawa Timur  4,100,301  13,143,501  1,149,331  18,393,133  3,911,499  13,284,702  1,505,507  18,701,708  8,011,800  26,428,203  2,654,838  37,094,841  40.36 

16  Banten  1,498,101  3,196,101  154,586  4,848,788  1,451,300  3,138,799  163,560  4,753,659  2,949,401  6,334,900  318,146  9,602,447  51.58 

17  Bali  422,502  1,246,104  105,206  1,773,812  401,400  1,217,000  123,783  1,742,183  823,902  2,463,104  228,989  3,515,995  42.75 

18  Nusa Tenggara Barat  687,600  1,318,699  78,081  2,084,380  687,700  1,499,100  92,578  2,279,378  1,375,300  2,817,799  170,659  4,363,758  54.86 

19  Nusa Tenggara Timur  767,400  1,389,003  100,240  2,256,643  730,899  1,437,198  109,577  2,277,674  1,498,299  2,826,201  209,817  4,534,317  60.44 

20  Kalimantan Barat  670,298  1,403,799  72,874  2,146,971  655,098  1,374,900  72,143  2,102,141  1,325,396  2,778,699  145,017  4,249,112  52.92 

21  Kalimantan Tengah  316,800  727,999  29,981  1,074,780  298,799  655,899  27,823  982,521  615,599  1,383,898  57,804  2,057,301  48.66 

22  Kalimantan Selatan  489,999  1,179,201  58,615  1,727,815  470,201  1,174,001  74,619  1,718,821  960,200  2,353,202  133,234  3,446,636  46.47 

23  Kalimantan Timur  460,201  1,118,501  39,492  1,618,194  439,200  997,900  39,380  1,476,480  899,401  2,116,401  78,872  3,094,674  46.22 

24  Sulawesi Utara  275,999  789,300  59,439  1,124,738  265,301  749,602  68,373  1,083,276  541,300  1,538,902  127,812  2,208,014  43.48 

25  Sulawesi Tengah  370,298  829,000  42,871  1,242.169  358,199  797,199  40,802  1,196,200  728,497  1,626,199  83,673  2,438,369  49.94 

26  Sulawesi Selatan  1,135,099  2,460,704  165,998  3,761,801  1,120,099  2,704,097  219,027  4,043,223  2,255,198  5,164,801  385,025  7,805,024  51.12 

27  Sulawesi Tenggara  347,400  645,503  30,853  1,023,756  347,598  667,802  35,821  1,051,221  694,998  1,313,305  66,674  2,074,977  58.00 

28  Gorontalo  147,600  326,200  17,929  491,729  137,601  322,704  20,177  480,482  285,201  648,904  38,106  972,211  49.82 

29  Sulawesi Barat  156,400  343,500  22,321  522,221  140,999  341,101  27,934  510,034  297,399  684,601  50,255  1,032,255  50.78 

30  Maluku  221,700  422,603  25,827  670,130  211,401  412,099  27,125  650,625  433,101  834,702  52,952  1,320,755  58.23 

31  Maluku Utara  163,100  308,500  14,109  485,709  158,401  300,102  15,389  473,892  321,501  608,602  29,498  959,601  57.67 

32  Papua Barat  117,601  259,006  6,483  383,090  112,597  230,300  3,979  346,876  230,198  489,306  10,462  729,966  49.18 

33  Papua  329,699  718,600  18,404  1,066,703  316,600  659,099  14,112  989,811  646,299  1,377,699  32,516  2,056,514  49.27 

31,731,805  77,330,528  5,336,905  113,158,311  30,496,691  77,320,112  6,307,301  129,297,834  62,228,496  154,650,640  11,644,206  228,523,342  47.77 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Kelompok Umur Jumlah 

Kelompok Umur Jumlah 

Indonesia 

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi 

Laki­laki  Perempuan  Laki­laki + Perempuan 

Kelompok Umur Jumlah

Page 189: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.4 

Jumlah Kab/Kota  Kabupaten Tertinggal  (%)  Jumlah Kab/Kota  Kabupaten Tertinggal  (%)  Jumlah Kab/Kota  Kabupaten Tertinggal  (%) (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  21  16  76.19  23  16  69.57  23  16  69.57 

2  Sumatera Utara  25  6  24.00  28  6  21.43  33  6  18.18 

3  Sumatera Barat  19  9  47.37  19  9  47.37  19  9  47.37 

4  Riau  11  2  18.18  11  2  18.18  11  2  18.18 

5  Jambi  10  2  20.00  10  2  20.00  11  2  18.18 

6  Sumatera Selatan  14  6  42.86  15  6  40.00  15  6  40.00 

7  Bengkulu  9  8  88.89  9  8  88.89  10  8  80.00 

8  Lampung  10  5  50.00  11  5  45.45  14  5  35.71 

9  Kepulauan Bangka Belitung  7  3  42.86  7  3  42.86  7  3  42.86 

10  Kepulauan Riau  6  1  16.67  6  1  16.67  7  1  14.29 

11  DKI Jakarta  6  0  0.00  6  0  0.00  6  0  0.00 

12  Jawa Barat  25  2  8.00  26  2  7.69  26  2  7.69 

13  Jawa Tengah  35  3  8.57  35  3  8.57  35  3  8.57 

14  DI Yogyakarta  5  2  40.00  5  2  40.00  5  2  40.00 

15  Jawa Timur  38  8  21.05  38  8  21.05  38  8  21.05 

16  Banten  6  2  33.33  7  2  28.57  8  2  25.00 

17  Bali  9  1  11.11  9  1  11.11  9  1  11.11 

18  Nusa Tenggara Barat  9  7  77.78  9  6  66.67  10  6  60.00 

19  Nusa Tenggara Timur  16  15  93.75  20  15  75.00  21  15  71.43 

20  Kalimantan Barat  12  9  75.00  14  10  71.43  14  10  71.43 

21  Kalimantan Tengah  14  7  50.00  14  7  50.00  14  7  50.00 

22  Kalimantan Selatan  13  0  0.00  13  2  15.38  13  2  15.38 

23  Kalimantan Timur  13  5  38.46  14  3  21.43  14  3  21.43 

24  Sulawesi Utara  9  2  22.22  13  2  15.38  15  2  13.33 

25  Sulawesi Tengah  10  9  90.00  10  9  90.00  11  9  81.82 

26  Sulawesi Selatan  23  13  56.52  23  13  56.52  24  13  54.17 

27  Sulawesi Tenggara  10  8  80.00  12  8  66.67  12  8  66.67 

28  Gorontalo  5  4  80.00  6  4  66.67  6  4  66.67 

29  Sulawesi Barat  5  5  100.00  5  5  100.00  5  5  100.00 

30  Maluku  8  7  87.50  9  7  77.78  11  7  63.64 

31  Maluku Utara  8  6  75.00  8  6  75.00  9  6  66.67 

32  Papua Barat  9  7  77.78  9  7  77.78  10  7  70.00 

33  Papua  20  19  95.00  21  19  90.48  29  19  65.52 

440  199  45.23  465  199  42.80  495  199  40.20 Sumber: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal 

JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2006 ­ 2008 

2008 2007 

Jumlah 

2006 No  Provinsi

Page 190: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.5 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  4.31  ­  5.73  5.49  4.06  1.39  ­  2.44  2.09  1.11  12.60  ­  14.81  14.48  11.71 

2  Sumatera Utara  3.36  3.61  3.39  3.27  2.96  1.21  1.68  1.57  1.51  0.81  9.25  8.74  7.90  7.41  7.85 

3  Sumatera Barat  4.27  4.02  4.12  3.90  3.34  1.53  1.53  1.50  1.76  0.83  10.07  8.94  9.43  7.97  7.99 

4  Riau  3.59  2.24  2.76  2.72  2.24  1.65  0.84  1.20  1.35  0.47  11.41  7.00  7.85  6.85  7.52 

5  Jambi  4.24  5.46  5.29  5.17  4.69  1.41  2.22  2.22  2.15  1.11  12.91  15.39  13.79  13.38  14.01 

6  Sumatera Selatan  4.31  4.37  3.41  3.34  2.95  1.66  1.79  1.11  1.40  0.86  11.99  11.45  9.29  8.05  8.00 

7  Bengkulu  5.79  6.53  6.31  6.09  5.40  1.96  2.44  2.42  2.36  1.20  18.48  18.62  17.08  15.76  16.15 

8  Lampung  6.92  7.15  7.16  6.87  6.37  1.89  2.13  2.12  2.33  0.97  20.20  19.29  19.64  17.15  18.08 

9  Kepulauan Bangka Belitung  6.49  4.56  5.14  5.13  4.66  2.97  2.31  2.09  2.59  1.61  15.96  10.77  12.99  11.46  12.00 

10  Kepulauan Riau  ­  4.03  4.71  4.33  4.19  ­  1.80  1.94  1.76  1.57  ­  13.08  15.34  15.12  12.60 

11  DKI Jakarta  1.69  1.68  1.77  1.24  1.30  0.47  0.65  0.62  0.38  0.07  5.40  5.00  5.22  3.63  4.71 

12  Jawa Barat  6.04  5.35  5.09  4.68  4.47  1.73  1.69  1.57  1.57  0.76  16.82  14.04  13.03  11.25  11.99 

13  Jawa Tengah  13.28  12.59  11.76  11.38  10.76  3.35  2.92  2.53  2.98  1.67  32.76  30.43  28.29  25.13  24.92 

14  DI Yogyakarta  14.22  13.28  13.57  12.22  10.54  2.21  2.10  2.29  1.53  0.72  34.51  31.28  31.34  28.76  24.87 

15  Jawa Timur  15.46  14.16  12.90  12.58  12.69  5.08  4.23  3.54  4.08  2.73  35.69  32.14  29.13  26.48  28.24 

16  Banten  6.02  4.37  4.99  4.76  4.79  2.20  1.45  1.74  2.06  1.02  19.58  14.06  14.99  12.94  15.15 

17  Bali  14.48  13.78  14.21  14.02  13.06  4.32  3.95  4.41  4.38  3.20  35.53  32.80  33.18  31.59  30.69 

18  Nusa Tenggara Barat  23.15  21.21  21.22  20.25  20.15  12.88  10.71  10.24  8.90  7.54  49.08  46.40  48.03  45.38  47.61 

19  Nusa Tenggara Timur  14.84  15.05  13.50  12.75  12.34  6.38  7.02  6.50  6.54  4.49  34.81  33.33  29.04  26.15  28.89 

20  Kalimantan Barat  11.82  12.34  11.01  10.60  11.48  4.85  5.23  4.69  5.02  3.78  32.21  31.80  27.71  24.22  29.83 

21  Kalimantan Tengah  3.77  2.50  3.65  3.36  2.73  0.87  0.83  1.38  1.46  0.71  13.76  8.11  10.74  8.89  8.33 

22  Kalimantan Selatan  5.24  5.53  6.10  5.95  4.92  2.09  2.29  2.70  2.36  0.98  14.36  14.45  14.85  15.22  14.54 

23  Kalimantan Timur  5.03  4.69  4.52  4.30  3.64  2.12  1.75  1.55  1.86  1.04  15.15  14.72  13.61  11.93  11.40 

24  Sulawesi Utara  0.85  1.13  1.01  1.05  0.85  0.41  0.57  0.60  0.69  0.32  1.82  2.23  1.79  1.74  1.83 

25  Sulawesi Tengah  5.59  6.07  5.19  5.14  4.32  2.58  3.01  2.51  2.89  1.63  14.74  15.24  12.61  11.37  11.34 

26  Sulawesi Selatan  15.51  15.40  14.30  13.76  13.47  6.90  7.17  6.07  6.49  4.97  35.60  34.64  32.87  29.49  31.34 

27  Sulawesi Tenggara  9.27  10.01  10.16  9.50  8.85  3.26  3.92  3.81  4.53  2.11  27.43  28.55  28.69  22.94  26.67 

28  Gorontalo  5.34  4.97  4.30  4.25  4.49  3.40  3.49  3.06  3.35  1.84  10.72  9.09  7.75  6.63  11.01 

29  Sulawesi Barat  ­  ­  14.10  13.60  12.69  ­  ­  7.57  7.52  6.70  ­  ­  31.57  29.91  28.82 

30  Maluku  2.22  3.84  3.50  3.15  2.69  0.89  2.15  2.21  1.92  1.17  5.92  8.29  6.98  6.19  6.29 

31  Maluku Utara  4.84  4.82  5.59  5.35  4.56  2.58  2.06  2.69  2.33  1.15  11.65  14.01  14.25  14.63  14.70 

32  Papua Barat  ­  ­  11.45  9.68  7.85  ­  ­  7.95  7.60  5.58  ­  ­  22.65  17.15  16.15 

33  Papua  25.78  28.42  30.99  24.94  27.53  22.96  26.59  29.41  22.99  26.23  38.03  37.11  38.52  32.93  32.94 

9.62  9.09  8.55  8.13  7.81  3.30  3.09  2.89  2.96  1.94  24.87  22.83  21.09  18.94  19.62 Sumber: www.bps.go.id 

2008 2004  2005 

15 ­ 44 

2006  2007  2008 

PERSENTASE PENDUDUK BUTA HURUF MENURUT KELOMPOK UMUR MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2008 

> 44 

2004  2005  2006 2006  2007  2008  2007 

Indonesia 

No  Provinsi < 15 

2004  2005

Page 191: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.6 

S D  S M P  S M A / Sederajat  S D  S M P  S M A / 

Sederajat  S D  S M P  S M A / Sederajat  S D  S M P  S M A / 

Sederajat  S D  S M P  S M A / Sederajat 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  108.84  95.87  75.28  ­  ­  ­  113.40  96.50  73.70  114.36  91.12  76.88  114.38  87.41  76.15 

2  Sumatera Utara  106.62  89.92  70.91  105.84  90.80  66.36  111.57  89.48  68.78  111.01  91.36  69.09  112.26  87.54  68.31 

3  Sumatera Barat  106.66  88.80  65.32  104.14  87.25  67.56  108.85  83.53  67.69  110.42  82.27  67.23  109.86  78.88  70.01 

4  Riau  108.52  87.54  59.05  106.21  91.11  59.89  110.00  89.88  63.18  110.97  87.70  65.25  112.34  83.57  67.09 

5  Jambi  109.29  85.04  54.04  107.27  84.60  48.18  113.35  81.47  51.51  112.01  79.94  56.88  110.51  77.76  57.41 

6  Sumatera Selatan  107.75  83.95  51.11  108.52  76.55  51.72  112.92  84.24  53.16  112.26  83.05  53.79  111.88  82.60  52.98 

7  Bengkulu  110.73  83.59  63.10  103.82  83.29  55.33  110.40  85.60  60.72  109.23  85.88  60.85  110.43  84.24  62.11 

8  Lampung  109.33  83.82  44.26  106.80  80.36  47.66  111.55  80.83  51.55  109.48  82.99  53.38  106.66  82.21  55.82 

9  Kepulauan Bangka Belitung  109.94  77.43  48.99  106.77  81.11  47.49  114.87  73.74  50.27  113.10  69.63  51.08  111.67  70.09  52.64 

10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  107.56  87.42  66.98  111.33  91.79  67.52  115.18  88.93  75.70  115.15  85.54  70.16 

11  DKI Jakarta  108.02  96.88  77.63  104.67  97.20  66.85  109.63  92.66  68.95  111.42  88.89  65.49  109.80  89.35  63.98 

12  Jawa Barat  104.67  75.19  46.42  100.69  74.44  42.85  107.52  75.13  51.07  107.26  80.29  46.69  105.97  80.60  46.35 

13  Jawa Tengah  108.14  85.21  52.69  107.01  82.21  53.17  111.00  82.11  54.54  112.29  83.23  54.83  109.76  82.29  56.98 

14  DI Yogyakarta  107.36  97.29  77.48  106.26  98.37  75.47  107.97  91.30  72.57  109.36  95.34  74.66  112.78  93.22  74.08 

15  Jawa Timur  107.79  84.77  53.77  107.15  82.43  54.04  109.26  86.19  58.14  110.00  84.49  60.81  109.70  84.56  61.32 

16  Banten  106.28  79.90  49.56  105.08  76.57  48.34  108.28  77.47  50.16  108.34  76.67  49.97  107.28  78.56  51.09 

17  Bali  109.31  88.01  67.23  102.97  86.13  64.37  110.45  85.01  67.33  111.26  77.92  70.77  110.29  78.10  70.44 

18  Nusa Tenggara Barat  102.69  73.51  47.49  101.18  79.60  50.16  107.19  83.58  54.87  108.20  83.60  56.17  105.75  82.32  62.24 

19  Nusa Tenggara Timur  111.64  63.43  39.31  107.48  58.41  35.82  114.12  65.39  44.65  110.63  65.42  48.13  108.42  62.50  51.87 

20  Kalimantan Barat  113.52  70.27  42.94  108.93  73.03  40.08  114.56  77.93  43.76  117.63  70.96  49.28  115.71  70.46  52.23 

21  Kalimantan Tengah  111.20  83.78  48.79  108.36  85.53  49.11  113.11  80.46  50.84  117.82  75.31  49.49  115.98  74.45  52.70 

22  Kalimantan Selatan  107.07  79.30  43.27  109.00  72.88  43.51  112.21  78.02  47.37  115.46  75.27  43.82  111.34  75.49  47.47 

23  Kalimantan Timur  109.29  90.49  69.96  105.42  90.31  63.65  111.45  83.41  71.54  111.43  91.27  70.57  110.95  87.53  69.89 

24  Sulawesi Utara  105.87  90.79  69.03  105.54  83.22  70.95  112.70  83.71  67.53  113.11  83.45  70.36  111.69  83.98  69.98 

25  Sulawesi Tengah  107.54  79.28  47.63  103.43  75.84  45.50  113.45  77.48  53.34  108.93  77.53  52.82  109.34  75.23  56.42 

26  Sulawesi Selatan  103.28  70.10  48.23  101.43  71.15  48.93  107.70  74.28  55.54  108.56  71.70  52.69  109.25  72.43  52.47 

27  Sulawesi Tenggara  105.90  83.40  51.47  105.41  83.08  56.33  109.25  91.40  57.58  109.66  82.53  59.14  113.34  77.16  59.78 

28  Gorontalo  102.41  64.43  37.92  98.50  63.06  43.09  111.20  65.68  46.48  110.35  64.05  50.60  108.89  63.93  52.80 

29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  106.06  68.90  44.41  109.93  63.79  41.80  106.83  59.46  43.52 

30  Maluku  110.22  89.62  74.57  106.93  94.58  70.74  112.24  96.96  70.05  115.34  87.56  77.88  112.96  82.80  79.66 

31  Maluku Utara  110.49  77.65  54.93  109.99  80.49  66.80  116.06  84.28  67.80  112.55  86.30  67.79  110.78  83.56  71.06 

32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  114.44  77.68  52.21  119.62  64.89  59.04  111.41  70.63  62.85 

33  Papua  104.64  71.07  42.29  91.06  69.20  54.90  98.83  71.87  49.41  101.01  71.28  50.14  99.42  63.72  54.10 

107.13  82.24  54.38  104.91  80.52  52.62  109.96  81.87  56.69  110.35  82.03  56.71  109.37  81.08  57.51 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2008 

No  Provinsi 2008 2004  2005  2006  2007

Page 192: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.7 

S D  S M P  S M A / Sederajat 

S D  S M P  S M A / Sederajat 

S D  S M P  S M A / Sederajat 

S D  S M P  S M A / Sederajat 

S D  S M P  S M A / Sederajat 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  95.88  79.98  62.04  ­  ­  ­  95.48  78.39  57.07  95.73  76.36  61.76  96.16  76.67  62.05 

2  Sumatera Utara  93.61  73.02  56.65  92.58  70.73  51.71  93.96  73.08  54.14  93.91  73.61  54.84  94.25  73.95  54.84 

3  Sumatera Barat  93.64  69.55  53.13  91.84  66.09  51.51  94.17  67.77  51.05  94.45  67.23  54.19  94.70  66.95  53.87 

4  Riau  94.64  69.65  47.73  93.86  71.00  47.10  94.72  72.93  49.43  94.80  69.96  51.43  95.24  69.70  50.08 

5  Jambi  93.46  65.69  42.24  92.33  62.72  36.09  94.36  65.32  40.95  93.88  65.77  44.24  94.17  65.60  44.08 

6  Sumatera Selatan  93.13  64.81  39.48  92.65  59.97  39.98  93.01  68.01  43.15  92.69  64.97  42.64  93.05  64.92  42.22 

7  Bengkulu  94.72  67.02  49.01  90.62  60.74  42.11  93.89  66.73  47.10  94.21  68.73  48.53  94.63  68.64  47.96 

8  Lampung  92.73  63.65  35.66  91.60  62.54  37.82  93.94  66.65  39.87  94.04  68.30  40.59  94.23  68.78  40.21 

9  Kepulauan Bangka Belitung  90.02  56.38  38.15  89.98  60.82  37.62  91.51  55.30  34.84  91.59  52.24  37.09  91.53  52.04  37.14 

10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  90.49  62.90  47.93  93.66  72.01  52.13  93.50  71.34  52.48  94.95  72.00  54.35 

11  DKI Jakarta  91.87  76.08  61.25  91.09  73.83  52.19  90.78  71.41  52.82  93.27  71.26  49.58  93.71  71.35  49.74 

12  Jawa Barat  93.41  61.74  37.18  89.49  58.27  33.15  94.21  62.13  37.84  94.16  66.90  37.88  94.09  67.21  37.28 

13  Jawa Tengah  93.32  67.82  41.67  93.39  66.32  41.09  94.05  67.67  42.36  94.78  68.84  43.81  95.12  69.14  43.51 

14  DI Yogyakarta  92.55  77.37  61.51  94.40  81.20  59.44  94.38  72.30  55.85  93.53  74.48  57.88  94.28  74.42  57.72 

15  Jawa Timur  93.71  67.10  41.94  93.17  64.78  42.40  94.20  70.28  46.35  94.45  69.02  47.60  94.53  68.90  47.02 

16  Banten  94.12  63.75  39.68  90.91  60.39  39.13  94.83  66.56  41.44  92.97  58.41  38.44  93.34  58.28  37.54 

17  Bali  93.48  69.37  54.11  91.57  69.01  50.57  93.33  70.15  53.54  94.43  66.63  55.64  94.82  67.03  55.04 

18  Nusa Tenggara Barat  92.42  61.70  38.63  90.91  65.41  40.03  94.50  69.62  43.58  94.09  70.65  47.98  94.36  70.51  48.45 

19  Nusa Tenggara Timur  90.79  43.26  28.27  88.07  38.67  25.42  91.58  47.23  30.97  91.59  49.48  33.64  91.67  49.56  33.51 

20  Kalimantan Barat  93.11  53.28  31.51  89.52  51.48  28.87  93.82  60.92  34.77  93.48  54.62  36.12  93.94  54.77  36.23 

21  Kalimantan Tengah  95.10  65.15  38.82  93.62  66.66  37.51  95.97  67.69  42.66  95.42  60.07  39.04  95.61  60.12  39.18 

22  Kalimantan Selatan  93.19  59.27  35.57  93.29  55.77  30.06  93.28  62.12  37.23  94.00  59.27  35.18  94.15  59.53  34.95 

23  Kalimantan Timur  92.87  70.20  52.42  91.16  67.09  46.73  92.86  64.00  50.41  93.23  71.14  52.68  93.59  71.19  53.94 

24  Sulawesi Utara  88.26  67.87  50.71  89.09  62.61  49.38  90.40  66.03  48.78  90.75  65.95  50.24  91.24  66.39  49.44 

25  Sulawesi Tengah  91.44  59.45  36.33  89.60  58.11  34.05  92.87  62.97  39.51  92.04  59.04  39.01  92.83  59.08  39.53 

26  Sulawesi Selatan  90.64  57.41  38.39  88.13  56.02  37.94  91.08  60.27  40.86  92.06  60.36  41.55  92.15  60.62  41.84 

27  Sulawesi Tenggara  90.18  64.02  40.17  90.57  62.12  43.16  92.26  72.42  47.28  93.64  65.77  47.26  94.24  65.95  47.56 

28  Gorontalo  88.85  49.27  28.12  82.62  45.01  30.89  90.48  52.31  34.47  90.18  52.16  37.70  90.44  52.35  37.43 

29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  91.67  55.19  32.35  92.17  52.21  33.03  92.90  51.72  33.74 

30  Maluku  90.92  68.06  56.39  89.39  68.14  52.53  92.24  76.86  55.66  93.45  70.08  59.21  93.77  70.01  59.60 

31  Maluku Utara  93.80  64.17  44.08  91.75  60.04  50.68  93.10  65.31  48.66  91.95  64.67  51.32  92.44  65.01  50.62 

32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  88.16  53.94  35.31  90.67  48.76  43.16  91.20  54.47  43.14 

33  Papua  85.21  47.78  30.39  72.56  44.21  38.50  78.11  47.36  33.36  80.92  48.60  35.66  82.90  48.56  35.23 

93.04  65.24  42.96  91.24  62.70  40.66  93.54  66.52  43.77  93.75  66.64  44.56  93.98  66.75  44.22 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2008 

No  Provinsi 2008 2004  2005  2006  2007

Page 193: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.8 

Air  Air  Ledeng  Ledeng  Sumur  Sumur  Mata Air  Mata Air 

Kemasan  Isi Ulang  Meteran  Eceran  Terlindung  Tak Terlindung  Terlindung  Tak Terlindung (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0.50  13.93  7.04  1.85  5.25  41.19  17.99  4.15  3.20  3.31  1.22  0.35  100.00 

2  Sumatera Utara  0.75  4.69  19.43  2.82  18.62  23.47  12.10  6.85  4.89  3.06  2.70  0.60  100.00 

3  Sumatera Barat  0.62  5.24  18.24  1.84  7.64  30.93  13.47  8.70  6.43  3.75  2.58  0.57  100.00 

4  Riau  1.09  18.62  1.88  0.28  8.86  27.83  13.68  0.79  0.66  2.25  23.87  0.17  100.00 

5  Jambi  1.31  5.56  15.82  1.23  2.33  30.05  19.62  2.82  0.70  6.76  13.50  0.28  100.00 

6  Sumatera Selatan  1.02  8.27  13.39  4.01  2.70  33.11  16.88  2.14  1.05  10.02  6.93  0.47  100.00 

7  Bengkulu  0.12  4.52  11.72  0.86  5.21  20.25  44.55  3.42  5.73  2.88  0.15  0.58  100.00 

8  Lampung  2.39  3.78  2.31  1.51  5.71  45.33  27.40  4.86  4.35  1.17  0.93  0.27  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  8.28  8.52  2.99  0.08  10.95  47.29  18.73  1.35  0.88  0.78  0.13  0.03  100.00 

10  Kepulauan Riau  2.19  21.41  13.41  5.17  1.92  27.10  20.46  5.39  1.16  0.20  1.50  0.10  100.00 

11  DKI Jakarta  24.37  24.64  17.73  7.56  23.43  1.28  0.18  0.17  ­  0.02  0.44  0.19  100.00 

12  Jawa Barat  4.57  8.01  7.53  3.30  26.70  26.04  8.06  9.10  5.59  0.53  0.23  0.34  100.00 

13  Jawa Tengah  1.57  2.52  10.69  4.15  16.30  39.97  7.38  12.35  3.61  0.79  0.45  0.21  100.00 

14  DI Yogyakarta  9.87  4.20  9.92  0.68  14.21  44.43  6.90  3.61  3.10  0.16  2.66  0.25  100.00 

15  Jawa Timur  4.55  4.93  10.78  4.06  22.00  34.18  4.91  10.97  2.37  0.23  0.36  0.66  100.00 

16  Banten  11.09  16.68  4.38  3.92  29.79  16.90  6.94  3.48  3.52  3.05  0.15  0.09  100.00 

17  Bali  12.94  8.18  29.80  0.86  6.06  13.81  1.64  16.84  3.87  1.70  3.72  0.59  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  3.78  3.51  11.16  2.46  9.99  40.99  9.61  12.70  5.33  0.28  0.10  0.09  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  0.17  0.84  14.10  2.73  1.52  18.51  9.73  28.46  16.14  4.90  2.42  0.48  100.00 

20  Kalimantan Barat  1.17  4.35  6.30  1.66  1.98  4.97  9.18  4.98  4.21  20.25  40.72  0.22  100.00 

21  Kalimantan Tengah  0.92  4.45  13.09  1.57  14.14  13.01  10.54  1.00  0.63  32.86  7.44  0.35  100.00 

22  Kalimantan Selatan  0.58  2.70  24.80  11.00  12.41  10.72  15.82  0.98  0.75  17.60  2.16  0.49  100.00 

23  Kalimantan Timur  1.70  14.49  37.57  6.59  4.84  6.00  7.23  2.12  1.13  9.91  7.78  0.65  100.00 

24  Sulawesi Utara  2.60  12.12  17.58  4.39  8.04  27.67  9.43  13.51  2.93  0.10  1.46  0.17  100.00 

25  Sulawesi Tengah  0.51  5.84  11.83  1.62  14.57  21.42  8.93  22.62  4.40  6.73  1.18  0.34  100.00 

26  Sulawesi Selatan  0.28  6.82  14.85  6.04  17.33  24.89  12.39  7.39  7.21  1.88  0.62  0.30  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  0.21  2.11  15.15  3.04  6.61  31.06  14.23  19.61  3.47  1.88  2.16  0.48  100.00 

28  Gorontalo  0.19  4.18  12.40  1.60  5.84  54.72  11.18  4.75  2.62  2.50  ­  0.02  100.00 

29  Sulawesi Barat  0.33  3.42  14.58  1.55  9.96  28.84  11.75  8.52  14.37  5.49  1.06  0.13  100.00 

30  Maluku  0.11  0.75  11.13  2.99  9.05  31.70  11.08  23.31  6.75  1.51  1.48  0.15  100.00 

31  Maluku Utara  0.15  2.26  17.47  2.03  1.65  39.54  17.34  5.66  2.12  6.69  4.74  0.35  100.00 

32  Papua Barat  2.89  11.32  7.10  5.22  3.11  10.06  8.91  8.03  13.55  15.73  13.02  1.05  100.00 

33  Papua  0.78  5.70  10.71  1.43  3.16  6.89  9.40  10.50  21.92  16.54  11.85  1.12  100.00 

4.11  7.16  11.46  3.57  17.06  28.60  9.48  8.73  4.05  2.75  2.65  0.38  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI. TAHUN 2008 Perkotaan+Perdesaan 

No  Provinsi  Air sungai  Air hujan  Lainnya  Jumlah 

Indonesia 

Pompa

Page 194: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.8.a 

Perkotaan Air  Air  Ledeng  Ledeng  Sumur  Sumur  Mata Air  Mata Air 

kemasan  Isi Ulang  Meteran  Eceran  Terlindung  Tak Terlindung  Terlindung  Tak Terlindung (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0.87  33.74  13.97  2.22  6.46  31.95  5.04  1.99  1.23  0.54  1.67  0.32  100.00 

2  Sumatera Utara  1.36  8.82  37.54  4.50  17.67  20.06  7.01  1.37  0.39  0.55  0.44  0.29  100.00 

3  Sumatera Barat  1.27  11.38  36.40  1.85  12.52  25.97  5.21  2.75  1.32  0.33  0.52  0.48  100.00 

4  Riau  1.95  31.93  2.89  0.48  13.08  24.71  4.55  0.43  0.15  0.21  19.56  0.08  100.00 

5  Jambi  3.22  9.99  29.12  2.73  3.07  22.33  7.56  1.59  0.38  0.84  19.10  0.08  100.00 

6  Sumatera Selatan  2.22  16.39  31.53  9.51  2.31  24.69  7.73  1.06  0.30  3.78  0.37  0.12  100.00 

7  Bengkulu  0.16  9.38  26.15  1.10  10.03  22.26  28.73  0.40  1.42  0.00  0.08  0.29  100.00 

8  Lampung  7.72  9.44  7.00  5.82  12.01  35.70  16.48  4.54  0.59  0.52  0.10  0.08  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  12.25  12.27  5.40  0.14  14.42  42.71  11.22  0.91  0.33  0.22  0.14  0.00  100.00 

10  Kepulauan Riau  4.07  38.13  20.29  3.05  1.57  22.98  5.84  2.11  0.14  0.12  1.58  0.10  100.00 

11  DKI Jakarta  24.37  24.64  17.73  7.56  23.43  1.28  0.18  0.17  0.00  0.02  0.44  0.19  100.00 

12  Jawa Barat  7.20  11.55  11.08  3.45  31.76  22.74  5.04  4.79  1.52  0.11  0.28  0.47  100.00 

13  Jawa Tengah  2.76  3.93  17.27  6.37  19.61  39.66  5.03  4.16  0.66  0.16  0.19  0.18  100.00 

14  DI Yogyakarta  15.27  6.54  7.76  0.14  17.31  47.93  3.95  0.78  0.06  ­  0.13  0.14  100.00 

15  Jawa Timur  8.41  7.99  16.38  6.12  23.85  28.75  2.44  5.06  0.43  0.01  0.36  0.19  100.00 

16  Banten  17.82  23.02  6.54  4.76  35.46  9.31  1.88  0.58  0.25  0.16  0.16  0.08  100.00 

17  Bali  20.79  13.18  29.52  0.65  8.84  14.60  0.85  8.64  0.75  0.83  1.26  0.08  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  6.12  6.74  18.88  3.61  9.12  37.77  5.73  6.73  5.12  0.10  0.09  0.00  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  0.81  3.66  54.32  4.46  2.54  22.88  4.99  3.96  1.25  0.07  0.17  0.88  100.00 

20  Kalimantan Barat  3.49  12.62  12.99  1.18  1.93  3.75  2.57  0.46  0.69  1.20  58.68  0.44  100.00 

21  Kalimantan Tengah  2.53  12.04  26.82  3.61  26.65  9.51  5.98  0.57  0.36  9.22  1.89  0.83  100.00 

22  Kalimantan Selatan  1.15  5.43  48.52  18.73  7.20  8.88  5.16  0.13  0.04  4.41  0.26  0.10  100.00 

23  Kalimantan Timur  2.46  18.92  51.54  9.07  3.79  3.16  2.25  0.92  0.10  1.98  5.19  0.62  100.00 

24  Sulawesi Utara  4.03  21.96  27.02  4.67  13.15  19.29  5.76  3.09  0.44  0.00  0.44  0.14  100.00 

25  Sulawesi Tengah  2.20  24.83  33.85  1.33  27.34  2.86  0.72  5.74  0.64  0.29  0.04  0.17  100.00 

26  Sulawesi Selatan  0.62  18.44  36.67  13.07  12.36  12.09  3.29  1.34  0.83  0.91  0.09  0.30  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  0.70  7.27  44.74  3.20  12.36  16.55  3.35  9.50  1.09  0.81  0.23  0.20  100.00 

28  Gorontalo  0.41  8.67  26.40  3.16  9.63  46.24  3.19  2.00  0.28  ­  ­  ­  100.00 

29  Sulawesi Barat  1.00  6.78  38.79  1.91  15.88  25.12  3.58  3.81  3.13  ­  ­  ­  100.00 

30  Maluku  0.37  2.52  36.31  5.80  18.86  19.19  5.80  7.75  2.93  0.09  0.10  0.28  100.00 

31  Maluku Utara  0.51  6.67  47.21  3.78  3.33  29.39  1.21  0.45  ­  ­  6.45  1.01  100.00 

32  Papua  4.80  28.69  23.52  4.74  5.45  13.12  3.30  3.11  0.43  0.44  11.52  0.88  100.00 

33  Papua Barat  2.45  16.02  41.64  2.71  7.99  10.63  5.12  4.39  0.42  2.94  4.72  0.96  100.00 

7.80  12.36  18.57  5.17  21.45  23.79  4.32  3.39  0.78  0.43  1.66  0.26  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Pompa  Jumlah 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI. TAHUN 2008 

No  Provinsi  Air sungai  Air hujan  Lainnya 

Indonesia

Page 195: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.8.b 

Perdesaan Air  Air  Ledeng  Ledeng  Sumur  Sumur  Mata Air  Mata Air 

kemasan  Isi Ulang  Meteran  Eceran  Terlindung  Tak Terlindung  Terlindung  Tak Terlindung (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0.36  5.92  4.24  1.71  4.77  44.93  23.23  5.02  3.99  4.43  1.04  0.37  100.00 

2  Sumatera Utara  0.22  1.17  3.94  1.39  19.44  26.40  16.46  11.54  8.74  5.21  4.62  0.87  100.00 

3  Sumatera Barat  0.29  2.03  8.74  1.83  5.09  33.51  17.78  11.81  9.10  5.54  3.66  0.62  100.00 

4  Riau  0.22  5.11  0.86  0.08  4.58  31.00  22.97  1.17  1.18  4.32  28.26  0.26  100.00 

5  Jambi  0.40  3.43  9.45  0.52  1.98  33.75  25.40  3.42  0.85  9.60  10.82  0.38  100.00 

6  Sumatera Selatan  0.26  3.15  1.97  0.55  2.95  38.42  22.65  2.82  1.53  13.96  11.07  0.70  100.00 

7  Bengkulu  0.10  1.90  3.94  0.73  2.60  19.17  53.09  5.06  8.06  4.44  0.19  0.73  100.00 

8  Lampung  0.75  2.04  0.87  0.19  3.77  48.29  30.76  4.95  5.50  1.37  1.18  0.32  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  4.64  5.08  0.78  0.03  7.78  51.49  25.60  1.75  1.38  1.29  0.12  0.05  100.00 

10  Kepulauan Riau  0.07  2.63  5.68  7.54  2.30  31.73  36.88  9.08  2.30  0.30  1.40  0.09  100.00 

11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  0.83  3.01  2.50  3.09  19.52  30.72  12.35  15.21  11.35  1.12  0.16  0.15  100.00 

13  Jawa Tengah  0.45  1.18  4.48  2.05  13.18  40.26  9.61  20.09  6.39  1.39  0.69  0.24  100.00 

14  DI Yogyakarta  0.13  ­  13.81  1.64  8.64  38.13  12.22  8.72  8.59  0.46  7.23  0.44  100.00 

15  Jawa Timur  0.86  2.00  5.42  2.08  20.22  39.38  7.28  16.62  4.23  0.45  0.36  1.11  100.00 

16  Banten  0.92  7.10  1.11  2.64  21.20  28.39  14.61  7.87  8.47  7.43  0.15  0.11  100.00 

17  Bali  2.22  1.36  30.17  1.14  2.28  12.73  2.70  28.03  8.14  2.88  7.07  1.28  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  2.09  1.19  5.60  1.63  10.62  43.30  12.41  17.00  5.48  0.41  0.11  0.15  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  0.04  0.23  5.37  2.36  1.29  17.56  10.76  33.78  19.37  5.95  2.91  0.39  100.00 

20  Kalimantan Barat  0.28  1.16  3.73  1.84  2.00  5.44  11.73  6.72  5.56  27.59  33.80  0.14  100.00 

21  Kalimantan Tengah  0.09  0.54  6.03  0.51  7.70  14.81  12.89  1.22  0.77  45.04  10.29  0.11  100.00 

22  Kalimantan Selatan  0.18  0.76  7.97  5.52  16.11  12.03  23.38  1.59  1.25  26.96  3.51  0.76  100.00 

23  Kalimantan Timur  0.45  7.19  14.59  2.50  6.56  10.68  15.44  4.09  2.82  22.95  12.04  0.70  100.00 

24  Sulawesi Utara  1.50  4.57  10.34  4.18  4.13  34.09  12.24  21.50  4.84  0.17  2.25  0.20  100.00 

25  Sulawesi Tengah  0.06  0.79  5.98  1.70  11.18  26.36  11.11  27.11  5.40  8.45  1.49  0.38  100.00 

26  Sulawesi Selatan  0.12  1.30  4.49  2.71  19.69  30.97  16.72  10.26  10.25  2.34  0.87  0.29  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  0.06  0.57  6.37  2.99  4.90  35.37  17.46  22.61  4.18  2.19  2.73  0.57  100.00 

28  Gorontalo  0.08  2.14  6.03  0.89  4.11  58.58  14.82  6.00  3.69  3.64  ­  0.03  100.00 

29  Sulawesi Barat  ­  1.74  2.43  1.37  6.98  30.71  15.84  10.89  20.00  8.24  1.59  0.20  100.00 

30  Maluku  0.02  0.12  2.24  1.99  5.58  36.11  12.94  28.81  8.10  2.01  1.97  0.11  100.00 

31  Maluku Utara  0.00  0.40  4.91  1.29  0.94  43.83  24.15  7.86  3.01  9.52  4.02  0.07  100.00 

32  Papua  2.33  6.19  2.25  5.37  2.41  9.16  10.57  9.49  17.42  20.25  13.46  1.11  100.00 

33  Papua Barat  0.29  2.69  1.69  1.06  1.75  5.80  10.65  12.29  28.19  20.50  13.93  1.17  100.00 

0.60  2.24  4.73  2.06  12.91  33.15  14.36  13.77  7.15  4.95  3.59  0.49  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Pompa  Jumlah 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI. TAHUN 2008 

Indonesia 

No  Provinsi  Air sungai  Air hujan  Lainnya

Page 196: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.9 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  13.5  7.2  20.6  25.9  32.7 2  Sumatera Utara  6.4  7.1  21.9  21.9  42.7 3  Sumatera Barat  32.6  12.6  15.8  14.2  24.7 4  Riau  32.0  11.6  10.5  14.0  31.9 5  Jambi  5.3  11.2  41.2  22.9  19.5 6  Sumatera Selatan  1.6  6.0  24.1  31.6  36.6 7  Bengkulu  1.1  8.5  41.1  13.8  35.6 8  Lampung  10.6  3.1  17.5  34.3  34.5 9  Kepulauan Bangka Belitung  0.6  4.7  22.0  30.6  42.0 10  Kepulauan Riau  23.0  8.1  9.6  36.5  22.9 11  DKI Jakarta  0.7  8.0  10.9  17.3  63.1 12  Jawa Barat  2.1  24.2  23.0  21.0  29.7 13  Jawa Tengah  0.4  6.0  23.2  30.3  40.1 14  DI Yogyakarta  0.3  3.0  13.0  28.2  55.5 15  Jawa Timur  0.3  7.0  40.0  21.0  31.6 16  Banten  0.4  4.6  21.1  23.5  50.3 17  Bali  0.8  6.7  47.8  33.6  11.2 18  Nusa Tenggara Barat  0.5  10.4  26.9  21.2  41.0 19  Nusa Tenggara Timur  4.7  32.9  31.9  19.1  11.4 20  Kalimantan Barat  1.9  8.2  31.7  28.2  29.9 21  Kalimantan Tengah  0.3  4.3  37.6  30.5  27.4 22  Kalimantan Selatan  0.3  2.4  27.6  36.1  33.7 23  Kalimantan Timur  0.6  2.8  16.2  41.2  39.2 24  Sulawesi Utara  1.2  9.1  17.6  27.7  44.4 25  Sulawesi Tengah  2.3  12.7  42.6  22.7  19.7 26  Sulawesi Selatan  0.1  13.7  29.1  32.7  24.5 27  Sulawesi Tenggara  15.3  8.4  26.4  32.4  17.5 28  Gorontalo  16.9  37.2  13.7  4.5  27.7 29  Sulawesi Barat  13.6  31.9  19.3  17.5  17.7 30  Maluku  1.6  15.2  31.1  23.5  28.6 31  Maluku Utara  0.2  9.1  43.8  29.4  17.5 32  Papua Barat  1.2  9.8  43.7  30.6  14.7 33  Papua  13.0  26.9  28.0  20.8  11.2 

5.4  10.8  26.9  25.3  31.6 Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

20 ­ 49,9  ≥ 100 

Indonesia 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT RERATA PEMAKAIAN AIR BERSIH PER ORANG PER HARI DAN PROVINSI, RISKESDAS TAHUN 2007 

No  Provinsi Rerata pemakaian air bersih per orang per hari (dalam liter) 

< 5  50 ­ 99,9 5 ­ 19,9

Page 197: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.10 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  17.2  4.8  12.5  7.0  1.8  75.2 2  Sumatera Utara  9.3  3.9  9.9  6.8  0.9  84.3 3  Sumatera Barat  7.6  3.3  6.0  2.6  1.5  90.3 4  Riau  9.1  3.5  9.6  5.0  1.3  84.9 5  Jambi  8.2  1.3  6.3  3.2  0.8  88.5 6  Sumatera Selatan  10.1  2.9  10.5  5.7  2.0  84.8 7  Bengkulu  4.7  1.4  2.0  1.8  0.5  93.0 8  Lampung  5.8  1.9  3.6  3.6  0.6  91.5 9  Kepulauan Bangka Belitung  1.7  1.9  2.6  2.6  0.7  95.3 10  Kepulauan Riau  6.4  3.2  6.8  4.2  1.9  88.5 11  DKI Jakarta  7.3  11.1  4.8  9.7  1.4  80.3 12  Jawa Barat  6.6  3.8  4.4  4.0  1.1  88.6 13  Jawa Tengah  7.4  1.9  3.5  3.1  0.6  89.2 14  DI Yogyakarta  3.4  1.7  2.8  1.4  0.4  95.0 15  Jawa Timur  3.7  1.9  2.5  2.8  0.7  92.9 16  Banten  9.9  4.0  6.0  7.4  1.4  82.7 17  Bali  3.0  1.1  4.1  3.7  0.3  92.5 18  Nusa Tenggara Barat  5.3  2.6  2.5  4.1  0.7  90.1 19  Nusa Tenggara Timur  11.7  2.3  4.5  6.2  1.5  84.8 20  Kalimantan Barat  12.5  2.2  10.5  3.8  0.8  82.5 21  Kalimantan Tengah  34.4  9.8  26.2  15.2  1.6  58.6 22  Kalimantan Selatan  22.4  6.6  17.0  10.9  1.6  71.6 23  Kalimantan Timur  15.9  5.8  11.2  6.8  1.7  79.2 24  Sulawesi Utara  6.7  1.0  5.1  3.4  0.7  90.4 25  Sulawesi Tengah  7.2  3.4  5.9  3.9  0.7  87.4 26  Sulawesi Selatan  6.4  2.6  4.0  3.1  0.8  90.2 27  Sulawesi Tenggara  10.5  1.6  6.1  7.7  0.4  81.9 28  Gorontalo  7.3  2.0  4.7  3.9  1.3  89.7 29  Sulawesi Barat  9.6  1.7  6.8  3.0  1.7  86.8 30  Maluku  8.5  0.9  3.9  3.9  0.5  87.0 31  Maluku Utara  8.4  1.2  6.9  11.0  0.8  80.4 32  Papua Barat  15.5  5.6  13.5  7.5  4.3  79.5 33  Papua  18.1  6.4  15.3  9.2  2.6  75.8 

9.3  3.2  6.8  5.0  1.1  86.0 Baik*) = Tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa dan tidak berbau Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT KUALITAS FISIK AIR MINUM PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Kualitas fisik air minum 

Keruh  Berbau  Berasa  Berbusa  Baik *) 

Indonesia 

Berwarna

Page 198: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.11 

<= 10 m  > 10 m  Tidak Tahu  Jumlah  <= 10 m  > 10 m  Tidak Tahu  Jumlah  <= 10 m  > 10 m  Tidak Tahu  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  41.38  39.84  18.77  100.00  27.52  34.89  37.59  100.00  30.12  35.82  34.07  100.00 2  Sumatera Utara  42.59  48.82  8.59  100.00  23.39  48.34  28.26  100.00  29.63  48.50  21.87  100.00 3  Sumatera Barat  30.33  50.02  19.66  100.00  24.77  47.92  27.31  100.00  26.13  48.43  25.44  100.00 4  Riau  39.97  47.84  12.19  100.00  30.23  52.81  16.96  100.00  34.30  50.73  14.97  100.00 5  Jambi  21.21  68.55  10.24  100.00  17.58  62.41  20.01  100.00  18.32  63.66  18.02  100.00 6  Sumatera Selatan  41.88  46.55  11.57  100.00  21.93  58.58  19.49  100.00  26.91  55.58  17.51  100.00 7  Bengkulu  47.05  38.76  14.19  100.00  22.48  49.21  28.31  100.00  29.32  46.30  24.38  100.00 8  Lampung  37.75  50.27  11.98  100.00  21.69  65.04  13.27  100.00  24.68  62.29  13.03  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  23.97  61.28  14.75  100.00  23.03  49.78  27.19  100.00  23.42  54.61  21.96  100.00 10  Kepulauan Riau  32.98  46.03  20.99  100.00  13.17  34.99  51.85  100.00  19.27  38.39  42.33  100.00 11  DKI Jakarta  40.42  54.17  5.41  100.00  ­  ­  ­  0.00  40.42  54.17  5.41  100.00 12  Jawa Barat  37.22  42.74  20.04  100.00  26.39  42.99  30.62  100.00  31.93  42.86  25.21  100.00 13  Jawa Tengah  26.13  53.65  20.22  100.00  15.11  58.38  26.51  100.00  19.76  56.38  23.86  100.00 14  DI Yogyakarta  23.86  70.02  6.12  100.00  15.07  74.55  10.37  100.00  20.55  71.73  7.72  100.00 15  Jawa Timur  24.24  59.69  16.07  100.00  13.90  60.93  25.16  100.00  18.02  60.44  21.55  100.00 16  Banten  45.83  37.13  17.04  100.00  23.35  31.86  44.79  100.00  33.95  34.35  31.71  100.00 17  Bali  25.52  58.59  15.89  100.00  10.82  60.76  28.42  100.00  17.58  59.76  22.65  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  24.94  36.57  38.50  100.00  15.62  44.27  40.11  100.00  18.82  41.62  39.55  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  36.39  53.89  9.72  100.00  9.41  55.22  35.37  100.00  11.71  55.11  33.18  100.00 20  Kalimantan Barat  32.77  44.50  22.73  100.00  17.65  51.76  30.59  100.00  19.21  51.01  29.78  100.00 21  Kalimantan Tengah  39.47  50.31  10.21  100.00  16.86  61.88  21.26  100.00  25.28  57.57  17.15  100.00 22  Kalimantan Selatan  30.94  60.88  8.18  100.00  13.21  67.43  19.36  100.00  17.08  66.00  16.92  100.00 23  Kalimantan Timur  28.76  47.59  23.65  100.00  16.92  60.63  22.45  100.00  20.45  56.75  22.81  100.00 24  Sulawesi Utara  31.07  51.79  17.15  100.00  31.49  40.16  28.35  100.00  31.37  43.58  25.05  100.00 25  Sulawesi Tengah  35.74  42.65  21.62  100.00  15.74  42.04  42.22  100.00  17.92  42.11  39.97  100.00 26  Sulawesi Selatan  32.59  48.59  18.82  100.00  16.25  51.93  31.83  100.00  18.52  51.46  30.02  100.00 27  Sulawesi Tenggara  21.08  64.47  14.45  100.00  13.32  59.03  27.66  100.00  14.33  59.74  25.93  100.00 28  Gorontalo  54.43  25.43  20.15  100.00  24.81  35.94  39.24  100.00  32.00  33.39  34.61  100.00 29  Sulawesi Barat  23.70  52.79  23.50  100.00  12.17  47.15  40.68  100.00  14.87  48.48  36.66  100.00 30  Maluku  22.50  58.11  19.39  100.00  16.52  47.30  36.18  100.00  17.56  49.18  33.26  100.00 31  Maluku Utara  37.70  46.18  16.12  100.00  28.14  43.04  28.82  100.00  29.61  43.52  26.87  100.00 32  Papua Barat  12.67  76.80  10.53  100.00  19.09  47.22  33.69  100.00  18.23  51.15  30.62  100.00 33  Papua  40.31  31.17  28.52  100.00  12.69  46.38  40.93  100.00  16.12  44.49  39.39  100.00 

32.27  50.40  17.33  100.00  19.06  52.81  28.13  100.00  24.14  51.88  23.97  100.00 Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER AIR MINUM DARI POMPA/SUMUR/MATA AIR MENURUT TIPE DAERAH, JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA TERDEKAT DAN PROVINSI 

TAHUN 2008 

No  Provinsi  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan

Page 199: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.12 

Sendiri  Bersama  Umum  Tidak Ada  Jumlah  Sendiri  Bersama  Umum  Tidak Ada  Jumlah  Sendiri  Bersama  Umum  Tidak Ada  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  78.19  10.62  3.68  7.51  100.00  47.10  7.05  10.06  35.79  100.00  56.05  8.08  8.22  27.64  100.00 

2  Sumatera Utara  87.65  7.89  1.66  2.80  100.00  60.03  5.64  6.06  28.28  100.00  72.76  6.67  4.03  16.53  100.00 

3  Sumatera Barat  72.11  14.71  3.08  10.10  100.00  40.24  13.76  7.76  38.23  100.00  51.18  14.09  6.16  28.57  100.00 

4  Riau  89.84  7.17  0.68  2.31  100.00  73.79  5.69  1.72  18.80  100.00  81.88  6.44  1.20  10.49  100.00 

5  Jambi  82.05  7.95  1.25  8.76  100.00  58.67  7.87  4.45  29.02  100.00  66.24  7.89  3.41  22.45  100.00 

6  Sumatera Selatan  79.82  11.24  2.42  6.52  100.00  52.92  9.97  5.69  31.41  100.00  63.31  10.46  4.43  21.79  100.00 

7  Bengkulu  78.76  14.18  1.65  5.42  100.00  51.67  7.46  3.19  37.68  100.00  61.16  9.82  2.65  26.37  100.00 

8  Lampung  74.40  13.11  2.19  10.31  100.00  68.90  13.72  1.33  16.06  100.00  70.19  13.58  1.53  14.70  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  81.15  6.14  2.76  9.96  100.00  52.35  4.27  3.02  40.36  100.00  66.11  5.16  2.89  25.83  100.00 

10  Kepulauan Riau  83.42  13.30  1.65  1.63  100.00  81.54  6.25  1.76  10.45  100.00  82.54  9.98  1.70  5.78  100.00 

11  DKI Jakarta  74.03  19.58  5.73  0.67  100.00  ­  ­  ­  ­  ­  74.03  19.58  5.73  0.67  100.00 

12  Jawa Barat  72.63  14.82  4.30  8.25  100.00  49.16  13.46  10.22  27.16  100.00  62.92  14.26  6.75  16.07  100.00 

13  Jawa Tengah  66.24  14.71  2.26  16.79  100.00  55.13  12.35  3.46  29.07  100.00  60.53  13.49  2.88  23.10  100.00 

14  DI Yogyakarta  58.45  31.18  0.70  9.67  100.00  78.68  15.25  0.53  5.55  100.00  65.67  25.49  0.64  8.20  100.00 

15  Jawa Timur  66.81  15.53  1.79  15.87  100.00  50.39  15.09  1.56  32.96  100.00  58.42  15.31  1.67  24.60  100.00 

16  Banten  74.35  16.09  2.35  7.21  100.00  34.92  6.10  3.81  55.17  100.00  58.66  12.12  2.93  26.30  100.00 

17  Bali  70.41  22.99  0.67  5.93  100.00  53.28  15.64  0.45  30.63  100.00  63.17  19.88  0.58  16.37  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  46.47  15.83  2.29  35.41  100.00  31.48  12.38  1.88  54.26  100.00  37.76  13.83  2.05  46.36  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  77.48  17.92  1.97  2.63  100.00  58.92  10.54  1.40  29.14  100.00  62.23  11.86  1.50  24.41  100.00 

20  Kalimantan Barat  87.25  7.12  1.25  4.38  100.00  47.66  6.04  3.81  42.49  100.00  58.67  6.34  3.10  31.90  100.00 

21  Kalimantan Tengah  72.53  14.93  5.39  7.16  100.00  43.38  16.87  10.73  29.01  100.00  53.29  16.21  8.91  21.58  100.00 

22  Kalimantan Selatan  73.29  15.28  5.19  6.24  100.00  48.12  14.88  7.12  29.88  100.00  58.56  15.05  6.32  20.07  100.00 

23  Kalimantan Timur  83.92  10.23  3.73  2.12  100.00  65.70  10.93  6.13  17.24  100.00  77.03  10.49  4.64  7.84  100.00 

24  Sulawesi Utara  69.82  22.87  1.80  5.51  100.00  56.87  15.24  2.98  24.91  100.00  62.49  18.55  2.47  16.49  100.00 

25  Sulawesi Tengah  75.68  11.55  4.74  8.03  100.00  43.91  7.83  3.70  44.56  100.00  50.58  8.61  3.92  36.89  100.00 

26  Sulawesi Selatan  73.15  17.60  1.57  7.67  100.00  51.10  9.13  1.66  38.10  100.00  58.20  11.86  1.63  28.31  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  70.73  18.65  3.70  6.91  100.00  54.41  7.55  2.23  35.81  100.00  58.15  10.09  2.57  29.19  100.00 

28  Gorontalo  53.70  17.71  9.42  19.18  100.00  21.85  13.41  10.32  54.42  100.00  31.82  14.75  10.04  43.39  100.00 

29  Sulawesi Barat  63.72  11.85  3.06  21.37  100.00  37.33  8.43  2.12  52.12  100.00  46.14  9.57  2.44  41.85  100.00 

30  Maluku  65.94  18.25  4.52  11.29  100.00  40.51  4.98  9.19  45.33  100.00  47.15  8.44  7.97  36.44  100.00 

31  Maluku Utara  70.52  20.60  3.19  5.68  100.00  33.09  12.68  18.21  36.02  100.00  44.21  15.03  13.75  27.01  100.00 

32  Papua Barat  71.43  18.60  8.31  1.66  100.00  36.31  18.45  13.87  31.37  100.00  44.32  18.48  12.60  24.60  100.00 

33  Papua  76.88  13.37  6.68  3.07  100.00  37.35  13.35  2.68  46.62  100.00  46.27  13.36  3.59  36.78  100.00 

71.92  15.18  2.93  9.97  100.00  52.00  11.69  4.61  31.71  100.00  61.68  13.38  3.79  21.14  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan 

Indonesia 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR, TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Perkotaan

Page 200: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.13 

Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  65.72  10.61  18.00  5.67  100.00 2  Sumatera Utara  69.44  9.30  16.87  4.39  100.00 3  Sumatera Barat  68.49  8.07  15.00  8.45  100.00 4  Riau  69.64  12.15  14.80  3.41  100.00 5  Jambi  65.49  9.06  18.54  6.91  100.00 6  Sumatera Selatan  57.95  11.05  25.39  5.60  100.00 7  Bengkulu  70.88  11.39  14.04  3.69  100.00 8  Lampung  59.77  6.32  31.96  1.95  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  84.97  5.96  7.33  1.73  100.00 10  Kepulauan Riau  58.05  6.73  29.31  5.92  100.00 11  DKI Jakarta  86.79  12.00  1.02  0.19  100.00 12  Jawa Barat  78.50  9.75  5.69  6.06  100.00 13  Jawa Tengah  77.26  6.14  14.45  2.15  100.00 14  DI Yogyakarta  85.41  2.33  12.08  0.18  100.00 15  Jawa Timur  72.78  6.68  19.15  1.39  100.00 16  Banten  89.03  4.66  4.85  1.46  100.00 17  Bali  95.89  2.67  0.93  0.50  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  88.25  7.75  1.92  2.08  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  44.21  24.03  25.41  6.35  100.00 20  Kalimantan Barat  70.86  11.59  11.82  5.73  100.00 21  Kalimantan Tengah  47.39  9.94  26.08  16.59  100.00 22  Kalimantan Selatan  68.06  7.01  13.93  11.00  100.00 23  Kalimantan Timur  74.91  9.24  11.78  4.07  100.00 24  Sulawesi Utara  83.05  11.26  3.92  1.77  100.00 25  Sulawesi Tengah  83.54  5.21  8.92  2.33  100.00 26  Sulawesi Selatan  79.54  7.77  11.00  1.70  100.00 27  Sulawesi Tenggara  69.61  7.32  20.69  2.38  100.00 28  Gorontalo  88.82  3.59  4.87  2.72  100.00 29  Sulawesi Barat  77.49  5.71  11.67  5.12  100.00 30  Maluku  80.15  8.21  7.64  4.00  100.00 31  Maluku Utara  85.19  6.13  6.02  2.67  100.00 32  Papua Barat  48.15  30.47  13.59  7.79  100.00 33  Papua  36.83  22.21  19.30  21.66  100.00 

74.67  8.44  13.19  3.70  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

Jumlah 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Leher angsa  "Plengsengan"  Cemplung/cubluk  Tidak pakai

Page 201: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.13.a 

Perkotaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  85.51  7.66  5.36  1.47  100.00 2  Sumatera Utara  83.71  8.11  6.68  1.51  100.00 3  Sumatera Barat  86.42  5.15  6.25  2.19  100.00 4  Riau  83.91  8.66  5.63  1.81  100.00 5  Jambi  77.57  9.05  10.82  2.56  100.00 6  Sumatera Selatan  82.29  9.57  6.84  1.30  100.00 7  Bengkulu  82.23  14.76  2.46  0.55  100.00 8  Lampung  83.89  6.19  8.57  1.34  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  86.06  7.21  6.11  0.62  100.00 10  Kepulauan Riau  87.16  7.04  4.98  0.83  100.00 11  DKI Jakarta  86.79  12.00  1.02  0.19  100.00 12  Jawa Barat  85.26  9.31  2.66  2.76  100.00 13  Jawa Tengah  87.58  5.09  6.33  1.00  100.00 14  DI Yogyakarta  96.90  1.24  1.63  0.23  100.00 15  Jawa Timur  86.28  5.55  7.51  0.66  100.00 16  Banten  93.04  3.44  3.08  0.44  100.00 17  Bali  96.44  2.55  0.81  0.19  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  90.05  7.99  1.17  0.79  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  80.37  14.25  4.26  1.11  100.00 20  Kalimantan Barat  89.35  5.00  4.08  1.58  100.00 21  Kalimantan Tengah  72.93  10.29  11.15  5.63  100.00 22  Kalimantan Selatan  81.91  4.25  8.85  4.99  100.00 23  Kalimantan Timur  82.06  8.54  7.86  1.55  100.00 24  Sulawesi Utara  85.08  12.13  1.79  1.00  100.00 25  Sulawesi Tengah  93.81  2.36  2.10  1.73  100.00 26  Sulawesi Selatan  91.65  5.37  2.33  0.65  100.00 27  Sulawesi Tenggara  91.01  6.52  1.94  0.53  100.00 28  Gorontalo  94.51  3.14  1.95  0.40  100.00 29  Sulawesi Barat  87.28  6.15  3.37  3.20  100.00 30  Maluku  88.96  5.27  3.21  2.55  100.00 31  Maluku Utara  91.70  3.92  2.78  1.60  100.00 32  Papua Barat  49.14  39.07  8.06  3.74  100.00 33  Papua  58.59  35.02  5.84  0.54  100.00 

86.49  7.44  4.65  1.41  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

Jumlah 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Leher angsa  "Plengsengan"  Cemplung/cubluk  Tidak pakai

Page 202: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.13.b 

Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  54.19  12.33  25.36  8.11  100.00 2  Sumatera Utara  52.91  10.67  28.68  7.74  100.00 3  Sumatera Barat  54.85  10.29  21.66  13.21  100.00 4  Riau  52.19  16.43  26.01  5.37  100.00 5  Jambi  58.05  9.06  23.30  9.59  100.00 6  Sumatera Selatan  37.06  12.33  41.32  9.29  100.00 7  Bengkulu  61.59  8.62  23.52  6.26  100.00 8  Lampung  51.85  6.36  39.63  2.15  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  83.46  4.24  9.02  3.27  100.00 10  Kepulauan Riau  22.13  6.34  59.33  12.20  100.00 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  66.43  10.54  11.09  11.94  100.00 13  Jawa Tengah  65.82  7.30  23.46  3.42  100.00 14  DI Yogyakarta  65.61  4.23  30.08  0.09  100.00 15  Jawa Timur  56.57  8.03  33.13  2.27  100.00 16  Banten  76.46  8.50  10.39  4.65  100.00 17  Bali  94.88  2.89  1.15  1.07  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  86.42  7.50  2.69  3.39  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  33.43  26.94  31.72  7.91  100.00 20  Kalimantan Barat  59.03  15.81  16.78  8.39  100.00 21  Kalimantan Tengah  30.19  9.71  36.14  23.96  100.00 22  Kalimantan Selatan  54.93  9.63  18.75  16.69  100.00 23  Kalimantan Timur  60.98  10.61  19.43  8.98  100.00 24  Sulawesi Utara  81.09  10.42  5.98  2.51  100.00 25  Sulawesi Tengah  79.01  6.47  11.93  2.60  100.00 26  Sulawesi Selatan  70.96  9.47  17.14  2.44  100.00 27  Sulawesi Tenggara  60.39  7.67  28.76  3.18  100.00 28  Gorontalo  84.23  3.94  7.23  4.59  100.00 29  Sulawesi Barat  69.43  5.36  18.51  6.71  100.00 30  Maluku  75.09  9.89  10.18  4.83  100.00 31  Maluku Utara  81.13  7.50  8.03  3.34  100.00 32  Papua Barat  47.73  26.83  15.94  9.50  100.00 33  Papua  25.30  15.43  26.42  32.84  100.00 

59.93  9.68  23.84  6.55  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

Jumlah 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Leher angsa  "Plengsengan"  Cemplung/cubluk  Tidak pakai

Page 203: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.14 

Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  48.82  1.66  18.42  18.04  10.37  2.69  100.00 

2  Sumatera Utara  58.75  0.79  12.31  18.29  5.21  4.64  100.00 

3  Sumatera Barat  41.27  15.32  26.20  11.97  1.42  3.83  100.00 

4  Riau  58.48  1.52  10.65  24.26  4.26  0.83  100.00 

5  Jambi  42.29  1.67  25.38  26.31  3.39  0.96  100.00 

6  Sumatera Selatan  44.92  2.22  22.55  24.74  4.22  1.35  100.00 

7  Bengkulu  34.99  1.28  22.07  33.11  5.77  2.78  100.00 

8  Lampung  40.61  3.42  10.85  42.85  1.47  0.80  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  63.82  0.94  2.65  9.90  19.95  2.74  100.00 

10  Kepulauan Riau  49.42  0.54  28.06  11.52  8.98  1.49  100.00 

11  DKI Jakarta  88.74  0.81  6.61  2.56  0.06  1.23  100.00 

12  Jawa Barat  53.70  13.94  21.76  7.94  1.44  1.22  100.00 

13  Jawa Tengah  54.09  4.81  19.60  18.36  2.05  1.08  100.00 

14  DI Yogyakarta  74.91  1.22  7.98  15.29  0.20  0.40  100.00 

15  Jawa Timur  51.41  1.13  20.78  22.38  3.73  0.58  100.00 

16  Banten  61.56  7.16  10.25  6.79  13.08  1.17  100.00 

17  Bali  79.46  0.62  6.38  2.43  10.60  0.51  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  46.63  2.53  29.74  4.93  15.00  1.17  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  22.06  0.43  0.44  51.33  18.76  6.98  100.00 

20  Kalimantan Barat  38.81  1.50  22.57  22.73  11.40  2.99  100.00 

21  Kalimantan Tengah  27.80  0.93  43.13  25.09  1.29  1.77  100.00 

22  Kalimantan Selatan  39.86  0.79  30.82  26.66  1.63  0.23  100.00 

23  Kalimantan Timur  58.59  0.82  15.94  22.10  1.98  0.58  100.00 

24  Sulawesi Utara  60.88  1.57  10.16  19.21  5.11  3.08  100.00 

25  Sulawesi Tengah  48.76  1.13  21.54  12.51  12.57  3.48  100.00 

26  Sulawesi Selatan  55.55  1.58  9.28  15.80  16.55  1.26  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  48.19  0.58  8.38  22.83  17.36  2.67  100.00 

28  Gorontalo  46.63  1.23  19.29  8.44  22.53  1.88  100.00 

29  Sulawesi Barat  42.50  0.54  21.26  14.50  19.63  1.58  100.00 

30  Maluku  47.66  0.83  9.55  9.13  29.69  3.14  100.00 

31  Maluku Utara  58.13  0.73  8.68  8.10  19.74  4.61  100.00 

32  Papua Barat  47.26  1.18  19.06  15.12  12.07  5.31  100.00 

33  Papua  29.42  1.16  4.95  27.87  23.39  13.21  100.00 

53.33  4.70  17.93  17.21  5.23  1.61  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Tangki/septik  Kolam/sawah  Sungai/danau/laut  Lainnya  Jumlah 

Indonesia 

Lobang tanah  Pantai/kebun

Page 204: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.14.a 

Perkotaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  79.36  1.48  5.80  8.80  2.48  2.08  100.00 

2  Sumatera Utara  82.98  0.62  5.24  8.37  0.64  2.15  100.00 

3  Sumatera Barat  70.10  7.08  9.96  7.55  1.32  3.99  100.00 

4  Riau  83.37  1.14  4.16  9.07  1.98  0.28  100.00 

5  Jambi  66.94  1.86  12.01  14.66  3.38  1.14  100.00 

6  Sumatera Selatan  77.75  1.79  9.04  10.39  0.19  0.86  100.00 

7  Bengkulu  59.27  1.11  7.31  28.77  0.34  3.19  100.00 

8  Lampung  69.10  3.72  11.44  13.79  0.72  1.24  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  79.68  0.87  2.37  8.30  7.39  1.37  100.00 

10  Kepulauan Riau  78.62  0.62  5.10  12.90  1.91  0.85  100.00 

11  DKI Jakarta  88.74  0.81  6.61  2.56  0.06  1.23  100.00 

12  Jawa Barat  62.99  6.89  22.35  5.68  0.42  1.67  100.00 

13  Jawa Tengah  68.32  2.44  17.31  10.40  0.96  0.57  100.00 

14  DI Yogyakarta  84.23  1.13  10.26  4.09  0.00  0.29  100.00 

15  Jawa Timur  69.19  0.82  16.60  12.06  1.05  0.28  100.00 

16  Banten  83.07  6.59  3.82  3.74  1.92  0.86  100.00 

17  Bali  90.22  0.73  4.26  1.87  2.54  0.37  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  58.33  2.53  28.54  4.07  6.03  0.50  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  53.24  0.54  0.59  43.02  2.10  0.51  100.00 

20  Kalimantan Barat  76.17  1.42  6.58  13.74  1.49  0.60  100.00 

21  Kalimantan Tengah  54.91  0.72  17.26  24.91  0.18  2.01  100.00 

22  Kalimantan Selatan  62.74  0.79  17.96  18.31  0.00  0.20  100.00 

23  Kalimantan Timur  74.19  0.85  9.65  13.88  1.24  0.19  100.00 

24  Sulawesi Utara  74.35  1.74  4.28  15.15  1.64  2.83  100.00 

25  Sulawesi Tengah  83.49  0.07  8.08  5.66  1.49  1.21  100.00 

26  Sulawesi Selatan  83.47  0.55  4.20  7.47  3.35  0.97  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  82.69  0.43  3.51  9.68  2.86  0.84  100.00 

28  Gorontalo  77.01  0.65  9.52  2.97  8.39  1.46  100.00 

29  Sulawesi Barat  70.40  0.00  9.62  4.43  14.71  0.84  100.00 

30  Maluku  76.51  0.58  8.08  4.92  8.51  1.40  100.00 

31  Maluku Utara  85.68  0.41  3.36  3.95  4.34  2.27  100.00 

32  Papua Barat  77.84  1.28  8.29  8.55  1.65  2.38  100.00 

33  Papua  78.85  1.29  4.17  13.34  2.14  0.21  100.00 

72.29  2.93  13.97  8.64  1.14  1.04  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

Lobang tanah  Pantai/kebun 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Tangki/septik  Kolam/sawah  Sungai/danau/laut  Lainnya  Jumlah

Page 205: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.14.b 

Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  36.47  1.73  23.53  21.78  13.56  2.93  100.00 

2  Sumatera Utara  38.03  0.94  18.36  26.78  9.13  6.76  100.00 

3  Sumatera Barat  26.20  19.62  34.68  14.28  1.47  3.75  100.00 

4  Riau  33.18  1.91  17.25  39.69  6.58  1.39  100.00 

5  Jambi  30.47  1.59  31.79  31.90  3.39  0.87  100.00 

6  Sumatera Selatan  24.24  2.50  31.06  33.78  6.77  1.66  100.00 

7  Bengkulu  21.88  1.37  30.04  35.45  8.70  2.56  100.00 

8  Lampung  31.85  3.32  10.67  51.78  1.71  0.67  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  49.30  1.00  2.90  11.36  31.44  4.00  100.00 

10  Kepulauan Riau  16.63  0.44  53.84  9.97  16.91  2.20  100.00 

11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  40.52  23.92  20.93  11.16  2.89  0.57  100.00 

13  Jawa Tengah  40.63  7.05  21.76  25.90  3.09  1.57  100.00 

14  DI Yogyakarta  58.13  1.38  3.87  35.46  0.57  0.59  100.00 

15  Jawa Timur  34.39  1.42  24.78  32.24  6.29  0.88  100.00 

16  Banten  29.02  8.02  19.96  11.40  29.95  1.64  100.00 

17  Bali  64.77  0.47  9.28  3.19  21.60  0.70  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  38.19  2.53  30.60  5.55  21.47  1.66  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  15.29  0.41  0.40  53.13  22.38  8.39  100.00 

20  Kalimantan Barat  24.42  1.53  28.73  26.19  15.22  3.91  100.00 

21  Kalimantan Tengah  13.83  1.03  56.45  25.19  1.86  1.65  100.00 

22  Kalimantan Selatan  23.63  0.79  39.95  32.58  2.79  0.26  100.00 

23  Kalimantan Timur  32.93  0.76  26.28  35.62  3.18  1.22  100.00 

24  Sulawesi Utara  50.55  1.44  14.66  22.31  7.77  3.26  100.00 

25  Sulawesi Tengah  39.53  1.42  25.12  14.34  15.52  4.08  100.00 

26  Sulawesi Selatan  42.28  2.07  11.69  19.76  22.81  1.39  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  37.95  0.62  9.82  26.74  21.66  3.21  100.00 

28  Gorontalo  32.78  1.50  23.75  10.93  28.97  2.07  100.00 

29  Sulawesi Barat  28.52  0.81  27.09  19.55  22.09  1.95  100.00 

30  Maluku  37.47  0.92  10.07  10.61  37.17  3.76  100.00 

31  Maluku Utara  46.49  0.87  10.93  9.86  26.25  5.60  100.00 

32  Papua Barat  38.24  1.14  22.24  17.06  15.15  6.17  100.00 

33  Papua  15.01  1.12  5.18  32.11  29.59  17.01  100.00 

35.39  6.37  21.67  25.32  9.09  2.15  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

Lobang tanah  Pantai/kebun 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Tangki/septik  Kolam/sawah  Sungai/danau/laut  Lainnya  Jumlah

Page 206: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.15 

<19  20­49  50­99  100­149  150+  Jumlah  <19  20­49  50­99  100­149  150+  Jumlah  <19  20­49  50­99  100­149  150+  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  4.00  41.71  35.78  10.80  7.71  100.00  3.15  57.49  32.26  5.04  2.06  100.00  3.39  52.94  33.28  6.70  3.69  100.00 

2  Sumatera Utara  2.90  33.07  44.91  12.17  6.96  100.00  3.47  48.96  41.55  4.66  1.36  100.00  3.21  41.63  43.10  8.12  3.94  100.00 

3  Sumatera Barat  6.75  30.87  37.78  14.50  10.10  100.00  4.34  42.34  42.97  7.75  2.59  100.00  5.17  38.40  41.19  10.07  5.17  100.00 

4  Riau  2.47  37.66  40.19  13.88  5.80  100.00  1.84  47.53  40.47  7.14  3.02  100.00  2.16  42.56  40.33  10.54  4.42  100.00 

5  Jambi  1.65  35.65  45.08  13.48  4.13  100.00  2.17  41.23  47.60  6.77  2.23  100.00  2.00  39.42  46.79  8.94  2.85  100.00 

6  Sumatera Selatan  7.32  48.85  32.60  7.08  4.14  100.00  4.76  49.13  40.90  3.77  1.44  100.00  5.75  49.03  37.69  5.05  2.49  100.00 

7  Bengkulu  7.69  37.81  37.22  10.69  6.59  100.00  3.48  55.15  37.18  2.57  1.61  100.00  4.96  49.07  37.20  5.42  3.36  100.00 

8  Lampung  4.60  29.02  51.71  8.82  5.84  100.00  1.40  28.00  58.80  9.13  2.67  100.00  2.15  28.24  57.13  9.06  3.41  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  1.63  41.79  44.16  8.47  3.95  100.00  1.19  46.60  42.09  7.66  2.47  100.00  1.40  44.30  43.08  8.04  3.18  100.00 

10  Kepulauan Riau  7.85  37.29  40.34  9.08  5.44  100.00  3.61  38.51  40.23  7.40  10.24  100.00  5.85  37.87  40.29  8.29  7.70  100.00 

11  DKI Jakarta  24.17  31.36  22.09  10.49  11.88  100.00  ­  ­  ­  ­  ­  ­  24.17  31.36  22.09  10.49  11.88  100.00 

12  Jawa Barat  8.29  35.03  39.37  10.76  6.54  100.00  2.83  50.38  39.93  5.26  1.60  100.00  6.03  41.38  39.60  8.49  4.50  100.00 

13  Jawa Tengah  3.00  17.99  52.19  15.70  11.11  100.00  0.58  14.85  56.29  17.60  10.67  100.00  1.76  16.38  54.30  16.68  10.88  100.00 

14  DI Yogyakarta  20.80  18.08  37.36  13.47  10.29  100.00  0.69  10.06  53.76  21.77  13.71  100.00  13.62  15.22  43.21  16.43  11.51  100.00 

15  Jawa Timur  6.52  26.27  47.50  12.25  7.47  100.00  1.43  25.98  51.94  13.64  7.01  100.00  3.92  26.12  49.77  12.96  7.23  100.00 

16  Banten  11.96  24.18  41.75  12.38  9.73  100.00  2.14  36.07  53.96  5.86  1.97  100.00  8.05  28.91  46.61  9.78  6.64  100.00 

17  Bali  18.36  25.71  32.69  13.51  9.74  100.00  5.41  45.81  38.91  6.90  2.98  100.00  12.88  34.21  35.32  10.71  6.88  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  14.09  54.35  22.25  5.60  3.71  100.00  9.02  63.14  24.71  2.32  0.81  100.00  11.14  59.46  23.68  3.69  2.02  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  11.94  44.53  31.80  7.40  4.33  100.00  5.71  67.33  23.93  2.47  0.55  100.00  6.82  63.26  25.34  3.35  1.23  100.00 

20  Kalimantan Barat  3.06  31.50  40.87  14.10  10.48  100.00  2.45  54.91  36.59  4.49  1.56  100.00  2.62  48.40  37.78  7.16  4.04  100.00 

21  Kalimantan Tengah  6.48  43.30  37.24  8.51  4.47  100.00  2.60  53.28  39.81  3.15  1.15  100.00  3.92  49.88  38.94  4.98  2.28  100.00 

22  Kalimantan Selatan  10.22  40.40  34.24  8.65  6.49  100.00  4.34  44.66  43.28  6.12  1.61  100.00  6.78  42.89  39.53  7.17  3.64  100.00 

23  Kalimantan Timur  7.35  40.48  34.26  9.68  8.23  100.00  1.58  44.40  43.61  7.41  3.00  100.00  5.17  41.96  37.79  8.82  6.25  100.00 

24  Sulawesi Utara  9.29  47.81  30.99  7.37  4.53  100.00  3.97  59.38  30.76  4.01  1.88  100.00  6.28  54.36  30.86  5.47  3.03  100.00 

25  Sulawesi Tengah  8.08  34.37  34.38  12.69  10.49  100.00  3.64  47.53  38.11  7.87  2.85  100.00  4.57  44.77  37.32  8.88  4.46  100.00 

26  Sulawesi Selatan  11.14  28.54  35.97  13.47  10.88  100.00  2.20  32.34  51.49  10.87  3.10  100.00  5.08  31.11  46.49  11.71  5.61  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  13.75  32.10  34.86  11.07  8.21  100.00  2.99  41.35  43.56  8.83  3.27  100.00  5.45  39.23  41.57  9.34  4.41  100.00 

28  Gorontalo  3.48  45.02  35.58  9.36  6.56  100.00  7.76  57.35  27.12  4.78  2.99  100.00  6.42  53.49  29.77  6.21  4.11  100.00 

29  Sulawesi Barat  1.83  28.13  51.25  11.47  7.32  100.00  6.32  48.80  38.04  5.39  1.44  100.00  4.82  41.90  42.45  7.42  3.41  100.00 

30  Maluku  7.91  46.12  35.23  7.26  3.48  100.00  1.99  50.88  41.01  5.13  0.99  100.00  3.54  49.64  39.50  5.68  1.64  100.00 

31  Maluku Utara  12.29  20.87  44.97  15.42  6.46  100.00  0.98  38.95  49.54  8.69  1.84  100.00  4.34  33.58  48.18  10.69  3.21  100.00 

32  Papua Barat  16.53  39.77  29.60  9.11  4.99  100.00  6.94  63.03  26.37  1.96  1.70  100.00  9.13  57.72  27.11  3.59  2.45  100.00 

33  Papua  13.24  50.42  25.25  6.29  4.80  100.00  37.08  52.57  8.98  1.16  0.20  100.00  31.70  52.09  12.65  2.32  1.24  100.00 

8.68  30.48  40.83  11.87  8.13  100.00  2.99  38.49  45.20  9.06  4.25  100.00  5.76  34.60  43.08  10.43  6.14  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M 2 ). TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Luas Lantai (m2) 

Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan/Perdesaan

Page 207: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.16 

Bukan tanah  Tanah  Jumlah  Bukan Tanah  Tanah  Jumlah  Bukan Tanah  Tanah  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  95.83  4.17  100.00  87.01  12.99  100.00  89.55  10.45  100.00 

2  Sumatera Utara  97.17  2.83  100.00  92.28  7.72  100.00  94.54  5.46  100.00 

3  Sumatera Barat  97.40  2.60  100.00  96.10  3.90  100.00  96.55  3.45  100.00 

4  Riau  98.41  1.59  100.00  96.38  3.62  100.00  97.41  2.59  100.00 

5  Jambi  97.93  2.07  100.00  92.94  7.06  100.00  94.56  5.44  100.00 

6  Sumatera Selatan  96.69  3.31  100.00  85.05  14.95  100.00  89.55  10.45  100.00 

7  Bengkulu  97.73  2.27  100.00  87.51  12.49  100.00  91.09  8.91  100.00 

8  Lampung  90.89  9.11  100.00  77.48  22.52  100.00  80.63  19.37  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  97.69  2.31  100.00  96.70  3.30  100.00  97.18  2.82  100.00 

10  Kepulauan Riau  95.03  4.97  100.00  94.49  5.51  100.00  94.78  5.22  100.00 

11  DKI Jakarta  98.20  1.80  100.00  ­  ­  ­  98.20  1.80  100.00 

12  Jawa Barat  96.28  3.72  100.00  91.73  8.27  100.00  94.39  5.61  100.00 

13  Jawa Tengah  85.94  14.06  100.00  62.58  37.42  100.00  73.93  26.07  100.00 

14  DI Yogyakarta  94.65  5.35  100.00  83.25  16.75  100.00  90.58  9.42  100.00 

15  Jawa Timur  91.76  8.24  100.00  69.71  30.29  100.00  80.49  19.51  100.00 

16  Banten  96.23  3.77  100.00  85.31  14.69  100.00  91.88  8.12  100.00 

17  Bali  97.03  2.97  100.00  91.22  8.78  100.00  94.58  5.42  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  91.13  8.87  100.00  85.88  14.12  100.00  88.08  11.92  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  92.01  7.99  100.00  51.82  48.18  100.00  58.99  41.01  100.00 

20  Kalimantan Barat  98.34  1.66  100.00  96.93  3.07  100.00  97.32  2.68  100.00 

21  Kalimantan Tengah  97.55  2.45  100.00  96.18  3.82  100.00  96.65  3.35  100.00 

22  Kalimantan Selatan  98.68  1.32  100.00  97.17  2.83  100.00  97.80  2.20  100.00 

23  Kalimantan Timur  96.99  3.01  100.00  95.32  4.68  100.00  96.36  3.64  100.00 

24  Sulawesi Utara  94.15  5.85  100.00  87.67  12.33  100.00  90.48  9.52  100.00 

25  Sulawesi Tengah  97.60  2.40  100.00  89.95  10.05  100.00  91.56  8.44  100.00 

26  Sulawesi Selatan  97.38  2.62  100.00  95.43  4.57  100.00  96.06  3.94  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  93.57  6.43  100.00  87.49  12.51  100.00  88.88  11.12  100.00 

28  Gorontalo  96.47  3.53  100.00  86.83  13.17  100.00  89.85  10.15  100.00 

29  Sulawesi Barat  94.91  5.09  100.00  90.92  9.08  100.00  92.26  7.74  100.00 

30  Maluku  96.50  3.50  100.00  80.07  19.93  100.00  84.36  15.64  100.00 

31  Maluku Utara  96.35  3.65  100.00  73.86  26.14  100.00  80.54  19.46  100.00 

32  Papua Barat  96.54  3.46  100.00  86.85  13.15  100.00  89.06  10.94  100.00 

33  Papua  95.40  4.60  100.00  70.62  29.38  100.00  76.21  23.79  100.00 

94.10  5.90  100.00  81.32  18.68  100.00  87.53  12.47  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TIPE DAERAH, DAN JENIS LANTAI TERLUAS (M 2 ) DAN PROVINSI, TAHUN 2008 

Perkotaan  Perdesaan No 

Perkotaan+Perdesaan Provinsi

Page 208: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.17 

Tembok  Kayu  Bambu  Lainnya  Jumlah  Tembok  Kayu  Bambu  Lainnya  Jumlah  Tembok  Kayu  Bambu  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  51.36  47.42  0.52  0.70  100.00  29.62  66.45  2.70  1.23  100.00  35.88  60.97  2.07  1.08  100.00 

2  Sumatera Utara  67.45  26.97  4.57  1.01  100.00  36.66  55.31  6.91  1.12  100.00  50.85  42.25  5.83  1.07  100.00 

3  Sumatera Barat  79.29  19.71  0.47  0.52  100.00  63.59  33.38  2.50  0.54  100.00  68.98  28.69  1.80  0.53  100.00 

4  Riau  64.04  34.86  0.09  1.02  100.00  35.45  63.29  0.43  0.84  100.00  49.86  48.96  0.26  0.93  100.00 

5  Jambi  58.16  41.28  0.10  0.46  100.00  45.57  53.29  0.58  0.57  100.00  49.65  49.39  0.42  0.53  100.00 

6  Sumatera Selatan  67.29  32.04  0.45  0.22  100.00  31.63  64.18  2.69  1.50  100.00  45.41  51.75  1.83  1.01  100.00 

7  Bengkulu  74.41  21.66  3.47  0.46  100.00  44.12  50.36  4.96  0.56  100.00  54.74  40.30  4.44  0.52  100.00 

8  Lampung  76.96  10.23  12.35  0.46  100.00  56.92  28.00  14.01  1.07  100.00  61.63  23.83  13.62  0.92  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  73.78  25.28  0.08  0.86  100.00  53.26  44.63  1.12  0.99  100.00  63.07  35.38  0.62  0.93  100.00 

10  Kepulauan Riau  78.45  20.70  0.17  0.68  100.00  19.24  79.75  0.40  0.62  100.00  50.56  48.51  0.28  0.65  100.00 

11  DKI Jakarta  91.31  7.37  0.31  1.01  100.00  ­  ­  ­  ­  ­  91.31  7.37  0.31  1.01  100.00 

12  Jawa Barat  88.02  2.56  9.15  0.26  100.00  61.35  4.63  33.70  0.33  100.00  76.99  3.42  19.31  0.29  100.00 

13  Jawa Tengah  82.20  11.81  5.74  0.26  100.00  56.57  31.10  11.71  0.62  100.00  69.03  21.72  8.81  0.44  100.00 

14  DI Yogyakarta  94.07  2.23  3.41  0.29  100.00  75.07  9.24  15.62  0.07  100.00  87.29  4.73  7.77  0.21  100.00 

15  Jawa Timur  88.55  4.62  6.41  0.42  100.00  67.57  16.58  14.97  0.87  100.00  77.83  10.73  10.78  0.65  100.00 

16  Banten  92.64  3.28  3.73  0.36  100.00  61.55  3.88  34.40  0.17  100.00  80.27  3.51  15.94  0.29  100.00 

17  Bali  95.97  1.60  2.16  0.28  100.00  90.55  2.45  6.81  0.19  100.00  93.67  1.96  4.13  0.24  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  80.08  4.91  14.84  0.17  100.00  57.47  15.62  26.41  0.51  100.00  66.94  11.13  21.57  0.36  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  59.11  7.73  15.90  17.26  100.00  21.28  10.64  43.66  24.42  100.00  28.03  10.12  38.71  23.14  100.00 

20  Kalimantan Barat  75.09  23.62  0.09  1.20  100.00  41.29  54.20  0.99  3.52  100.00  50.69  45.70  0.74  2.88  100.00 

21  Kalimantan Tengah  33.82  65.56  0.38  0.23  100.00  6.67  92.31  0.65  0.37  100.00  15.90  83.22  0.56  0.32  100.00 

22  Kalimantan Selatan  23.83  75.22  0.25  0.70  100.00  7.41  91.41  0.60  0.57  100.00  14.23  84.69  0.46  0.62  100.00 

23  Kalimantan Timur  42.68  56.82  0.22  0.27  100.00  12.46  86.55  0.44  0.55  100.00  31.26  68.06  0.30  0.38  100.00 

24  Sulawesi Utara  72.28  23.28  3.22  1.22  100.00  56.32  35.28  7.86  0.54  100.00  63.25  30.07  5.84  0.83  100.00 

25  Sulawesi Tengah  66.41  32.88  0.11  0.60  100.00  42.59  53.44  3.53  0.44  100.00  47.59  49.12  2.81  0.47  100.00 

26  Sulawesi Selatan  58.70  27.03  5.45  8.82  100.00  20.20  54.96  14.23  10.61  100.00  32.59  45.97  11.40  10.04  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  54.29  41.03  2.20  2.49  100.00  28.09  65.69  5.28  0.94  100.00  34.09  60.05  4.57  1.30  100.00 

28  Gorontalo  78.54  7.63  13.10  0.73  100.00  49.47  26.59  23.04  0.90  100.00  58.57  20.66  19.93  0.85  100.00 

29  Sulawesi Barat  39.57  44.25  4.75  11.43  100.00  21.77  67.54  6.90  3.78  100.00  27.71  59.76  6.18  6.34  100.00 

30  Maluku  71.87  24.89  1.07  2.17  100.00  65.30  25.67  2.79  6.23  100.00  67.02  25.47  2.34  5.17  100.00 

31  Maluku Utara  81.14  16.00  0.76  2.10  100.00  61.30  31.33  4.53  2.83  100.00  67.19  26.78  3.41  2.62  100.00 

32  Papua Barat  75.75  23.76  0.00  0.49  100.00  36.17  55.67  1.78  6.38  100.00  45.20  48.39  1.38  5.03  100.00 

33  Papua  73.27  25.77  0.55  0.41  100.00  10.52  80.23  0.79  8.46  100.00  24.69  67.93  0.74  6.64  100.00 

81.26  12.59  5.38  0.78  100.00  50.56  32.60  14.87  1.96  100.00  65.49  22.87  10.26  1.39  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TIPE DAERAH, DAN  JENIS DINDING TERLUAS (M 2 ) DAN PROVINSI, TAHUN 2008 

Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan+Perdesaan

Page 209: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.18 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  15.88  8.60  17.01  15.30  2.86  2.56  3.42  12.10  36.80 

2  Sumatera Utara  9.73  3.91  10.43  9.36  2.11  1.24  1.28  9.00  25.19 

3  Sumatera Barat  14.84  7.89  15.28  14.89  2.37  2.02  2.59  11.00  34.65 

4  Riau  12.97  6.52  14.74  14.19  1.87  1.55  2.46  8.28  30.35 

5  Jambi  9.06  4.39  10.66  10.00  1.39  1.35  1.54  8.78  25.77 

6  Sumatera Selatan  13.00  8.60  16.80  17.19  1.92  2.03  2.54  12.05  36.18 

7  Bengkulu  11.08  4.91  14.34  14.35  1.56  1.84  1.98  11.97  32.50 

8  Lampung  12.40  6.62  18.50  17.92  1.85  1.41  2.47  14.04  36.49 

9  Kepulauan Bangka Belitung  11.60  9.58  17.36  17.01  1.79  2.58  2.60  13.04  36.06 

10  Kepulauan Riau  13.04  5.18  15.26  14.55  1.20  1.38  1.53  8.48  29.81 

11  DKI Jakarta  11.86  5.99  19.02  18.33  1.88  1.45  1.51  12.93  37.83 

12  Jawa Barat  10.70  5.23  13.54  13.94  1.56  1.85  1.63  13.04  32.07 

13  Jawa Tengah  8.68  5.66  15.09  15.26  1.30  1.21  1.56  12.29  32.05 

14  DI Yogyakarta  8.29  5.34  19.48  19.34  1.00  1.51  2.01  13.52  39.10 

15  Jawa Timur  9.83  4.78  14.86  13.99  1.49  1.52  1.71  11.57  31.81 

16  Banten  11.98  7.62  16.37  15.87  1.64  1.89  2.10  14.44  37.01 

17  Bali  18.27  7.91  17.96  18.26  1.71  2.52  2.42  14.69  39.58 

18  Nusa Tenggara Barat  17.44  8.19  17.02  18.14  2.40  2.25  2.37  14.40  38.81 

19  Nusa Tenggara Timur  24.38  14.71  29.28  27.19  4.28  3.61  4.17  15.19  47.04 

20  Kalimantan Barat  13.44  8.79  16.05  14.87  2.26  2.29  2.54  10.87  33.92 

21  Kalimantan Tengah  9.21  5.31  12.05  11.44  1.86  1.69  1.99  6.33  26.04 

22  Kalimantan Selatan  13.08  7.41  18.23  16.99  2.53  2.03  2.68  12.51  40.19 

23  Kalimantan Timur  8.80  4.06  13.02  13.58  1.29  1.54  1.55  8.46  27.82 

24  Sulawesi Utara  17.20  8.38  19.72  18.38  2.34  1.76  3.48  11.61  38.43 

25  Sulawesi Tengah  16.97  9.16  15.92  14.51  2.79  2.88  3.61  13.26  39.65 

26  Sulawesi Selatan  10.33  5.31  10.22  9.59  1.64  1.69  1.65  9.81  28.56 

27  Sulawesi Tenggara  15.59  7.84  14.32  13.55  2.29  2.02  2.89  10.37  36.50 

28  Gorontalo  32.98  11.39  25.05  18.64  4.27  3.50  5.03  10.81  49.66 

29  Sulawesi Barat  15.78  10.80  14.56  14.27  3.31  1.90  3.26  11.49  36.39 

30  Maluku  14.97  7.15  18.43  15.92  2.53  2.30  2.88  10.49  34.47 

31  Maluku Utara  19.07  9.91  16.62  11.82  3.12  2.16  2.99  9.61  35.59 

32  Papua Barat  12.29  5.29  13.07  12.74  1.15  1.46  1.42  10.03  29.51 

33  Papua  12.25  6.43  16.02  14.96  2.86  1.98  3.33  9.51  31.81 

11.56  6.15  15.24  14.83  1.79  1.72  1.98  11.96  33.24 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

Keluhan Kesehatan 

Panas  Sakit Kepala  Batuk  Keluhan Lainnya 

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan 

Kesehatan 

Perkotaan + Perdesaan 

Pilek  Diare/ Buang­ Buang Air 

Asma/Nafas Sesak  Sakit Gigi

Page 210: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.18.a 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  12.03  6.33  13.30  12.67  1.84  1.49  2.80  10.58  31.57 

2  Sumatera Utara  9.23  3.38  9.91  8.61  1.78  0.89  0.97  8.16  23.81 

3  Sumatera Barat  12.43  5.75  13.87  12.99  1.55  1.31  1.64  8.96  29.17 

4  Riau  12.10  4.93  14.44  14.18  1.41  1.20  1.81  7.38  27.89 

5  Jambi  8.03  3.74  9.72  8.85  1.20  1.13  0.85  8.74  23.54 

6  Sumatera Selatan  15.05  10.16  21.22  21.30  1.74  2.17  2.72  13.86  41.26 

7  Bengkulu  11.20  3.81  15.85  16.11  1.71  1.95  1.36  12.12  32.99 

8  Lampung  14.86  7.90  21.91  21.13  2.13  1.59  3.00  15.35  41.34 

9  Kepulauan Bangka Belitung  11.41  9.09  16.96  17.00  1.53  2.13  2.26  13.12  36.24 

10  Kepulauan Riau  12.81  4.55  16.46  16.14  1.22  1.32  1.50  8.09  30.88 

11  DKI Jakarta  11.86  5.99  19.02  18.33  1.88  1.45  1.51  12.93  37.83 

12  Jawa Barat  9.66  4.47  13.03  13.27  1.45  1.65  1.39  11.89  30.12 

13  Jawa Tengah  8.18  5.03  14.66  14.74  1.19  1.04  1.36  12.21  31.18 

14  DI Yogyakarta  8.20  5.09  20.43  20.06  1.04  1.57  2.00  12.64  39.24 

15  Jawa Timur  9.32  4.32  15.36  14.56  1.47  1.34  1.44  11.28  31.79 

16  Banten  11.87  7.12  17.09  16.66  1.57  1.56  2.09  14.80  38.57 

17  Bali  17.36  7.86  17.88  18.39  1.63  2.13  2.32  13.45  38.34 

18  Nusa Tenggara Barat  17.79  7.91  17.00  18.36  2.06  1.92  2.57  13.19  38.22 

19  Nusa Tenggara Timur  16.44  7.46  26.07  27.87  2.14  2.20  2.78  13.24  41.89 

20  Kalimantan Barat  13.50  7.65  15.90  15.07  1.39  1.67  1.76  12.33  35.92 

21  Kalimantan Tengah  6.95  4.43  10.59  10.19  1.28  1.28  1.70  6.80  22.90 

22  Kalimantan Selatan  11.80  5.37  18.53  18.38  2.62  1.66  2.54  13.61  41.25 

23  Kalimantan Timur  7.68  3.72  12.39  13.00  1.08  1.15  1.25  8.48  26.85 

24  Sulawesi Utara  13.85  5.81  16.77  16.24  1.50  1.30  2.33  11.21  35.16 

25  Sulawesi Tengah  17.77  9.49  19.61  19.61  3.19  2.31  4.03  11.90  40.87 

26  Sulawesi Selatan  9.54  4.56  9.53  10.03  1.45  1.12  1.43  8.07  26.36 

27  Sulawesi Tenggara  15.34  7.61  16.67  17.10  2.32  1.66  2.71  11.32  38.38 

28  Gorontalo  23.60  6.95  16.58  11.35  2.89  2.43  3.05  10.99  41.46 

29  Sulawesi Barat  11.51  6.81  12.97  14.06  2.07  0.93  1.97  10.24  30.07 

30  Maluku  9.75  4.59  15.32  14.54  1.41  1.60  1.90  11.65  32.66 

31  Maluku Utara  14.08  8.45  12.82  10.43  1.96  1.17  2.78  11.28  32.16 

32  Papua Barat  16.20  8.55  17.42  16.67  1.78  1.92  2.16  12.36  37.82 

33  Papua  10.32  4.37  14.38  13.79  1.09  1.78  1.33  10.25  30.05 

10.54  5.28  15.12  14.89  1.54  1.44  1.63  11.68  32.47 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Keluhan Lainnya 

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan 

Kesehatan 

Perkotaan 

Pilek  Diare/ Buang­ Buang Air 

Asma/Nafas Sesak  Sakit Gigi 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

Keluhan Kesehatan 

Panas  Sakit Kepala  Batuk

Page 211: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.18.b 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  17.43  9.52  18.51  16.36  3.28  2.99  3.68  12.71  38.91 

2  Sumatera Utara  10.17  4.36  10.88  10.01  2.39  1.53  1.54  9.71  26.38 

3  Sumatera Barat  16.09  9.00  16.02  15.89  2.80  2.39  3.09  12.07  37.50 

4  Riau  13.85  8.14  15.04  14.19  2.34  1.91  3.12  9.20  32.86 

5  Jambi  9.56  4.70  11.11  10.55  1.48  1.45  1.87  8.80  26.84 

6  Sumatera Selatan  11.70  7.62  14.01  14.59  2.04  1.94  2.42  10.91  32.97 

7  Bengkulu  11.01  5.50  13.52  13.39  1.47  1.78  2.32  11.89  32.23 

8  Lampung  11.49  6.15  17.23  16.74  1.75  1.34  2.28  13.55  34.70 

9  Kepulauan Bangka Belitung  11.77  10.02  17.74  17.02  2.02  2.99  2.92  12.97  35.90 

10  Kepulauan Riau  13.30  5.88  13.91  12.78  1.17  1.45  1.57  8.92  28.61 

11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  12.17  6.30  14.26  14.88  1.72  2.12  1.96  14.69  34.85 

13  Jawa Tengah  9.14  6.25  15.50  15.75  1.41  1.36  1.76  12.36  32.88 

14  DI Yogyakarta  8.46  5.77  17.78  18.05  0.93  1.39  2.02  15.10  38.84 

15  Jawa Timur  10.32  5.22  14.38  13.45  1.51  1.69  1.97  11.86  31.83 

16  Banten  12.15  8.37  15.28  14.68  1.74  2.40  2.10  13.89  34.65 

17  Bali  19.51  7.99  18.07  18.08  1.81  3.05  2.55  16.39  41.26 

18  Nusa Tenggara Barat  17.19  8.40  17.04  17.99  2.64  2.49  2.23  15.27  39.24 

19  Nusa Tenggara Timur  26.12  16.29  29.99  27.04  4.75  3.92  4.48  15.61  48.17 

20  Kalimantan Barat  13.42  9.22  16.11  14.80  2.60  2.52  2.84  10.31  33.15 

21  Kalimantan Tengah  10.37  5.77  12.81  12.08  2.16  1.90  2.14  6.09  27.66 

22  Kalimantan Selatan  13.99  8.86  18.02  16.00  2.46  2.30  2.79  11.74  39.45 

23  Kalimantan Timur  10.64  4.62  14.05  14.54  1.64  2.18  2.05  8.42  29.42 

24  Sulawesi Utara  19.78  10.34  21.99  20.02  3.00  2.11  4.35  11.92  40.93 

25  Sulawesi Tengah  16.76  9.07  14.93  13.15  2.68  3.03  3.50  13.62  39.33 

26  Sulawesi Selatan  10.71  5.66  10.55  9.38  1.73  1.96  1.76  10.64  29.61 

27  Sulawesi Tenggara  15.67  7.91  13.62  12.49  2.28  2.13  2.94  10.08  35.94 

28  Gorontalo  37.25  13.41  28.91  21.96  4.89  3.99  5.93  10.73  53.40 

29  Sulawesi Barat  17.93  12.80  15.36  14.38  3.93  2.39  3.91  12.12  39.56 

30  Maluku  16.81  8.06  19.53  16.41  2.92  2.54  3.22  10.08  35.11 

31  Maluku Utara  21.18  10.54  18.22  12.41  3.61  2.58  3.07  8.90  37.03 

32  Papua Barat  11.14  4.33  11.78  11.58  0.96  1.33  1.20  9.34  27.05 

33  Papua  12.82  7.04  16.51  15.31  3.38  2.04  3.92  9.30  32.32 

12.52  6.96  15.34  14.77  2.02  1.99  2.31  12.22  33.95 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

Keluhan Kesehatan 

Panas  Sakit Kepala  Batuk  Keluhan Lainnya 

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan 

Kesehatan 

Perdesaan 

Pilek  Diare/ Buang­ Buang Air 

Asma/Nafas Sesak  Sakit Gigi

Page 212: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.19 

Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  51.70  35.91  5.65  3.10  3.64  100.00 

2  Sumatera Utara  48.93  33.69  5.76  3.90  7.72  100.00 

3  Sumatera Barat  46.70  35.37  5.77  6.03  6.12  100.00 

4  Riau  53.79  33.59  4.24  2.83  5.55  100.00 

5  Jambi  46.35  38.54  6.49  3.45  5.17  100.00 

6  Sumatera Selatan  51.73  35.27  5.76  3.50  3.73  100.00 

7  Bengkulu  48.24  38.06  5.96  3.25  4.49  100.00 

8  Lampung  49.82  35.75  5.16  5.08  4.19  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  54.44  31.82  5.23  3.45  5.07  100.00 

10  Kepulauan Riau  53.64  34.51  4.89  2.13  4.82  100.00 

11  DKI Jakarta  63.60  27.11  4.61  1.94  2.74  100.00 

12  Jawa Barat  44.48  37.62  7.92  4.04  5.94  100.00 

13  Jawa Tengah  54.45  31.32  4.78  3.36  6.10  100.00 

14  DI Yogyakarta  56.44  30.69  4.64  2.02  6.20  100.00 

15  Jawa Timur  48.39  34.54  6.26  3.64  7.18  100.00 

16  Banten  52.47  33.84  5.80  3.28  4.60  100.00 

17  Bali  57.30  29.46  5.89  2.32  5.03  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  41.71  41.00  7.86  3.09  6.33  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  41.49  43.50  8.71  2.58  3.71  100.00 

20  Kalimantan Barat  53.59  33.59  5.10  2.38  5.34  100.00 

21  Kalimantan Tengah  51.77  36.16  5.46  2.77  3.84  100.00 

22  Kalimantan Selatan  52.24  33.50  5.28  4.01  4.97  100.00 

23  Kalimantan Timur  50.08  37.91  4.81  2.80  4.39  100.00 

24  Sulawesi Utara  48.06  38.55  8.08  2.10  3.21  100.00 

25  Sulawesi Tengah  48.33  38.21  7.69  2.62  3.14  100.00 

26  Sulawesi Selatan  49.46  32.13  7.15  3.07  8.20  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  47.43  39.72  6.66  2.42  3.77  100.00 

28  Gorontalo  46.07  41.22  8.70  2.22  1.80  100.00 

29  Sulawesi Barat  45.26  38.17  7.77  3.27  5.53  100.00 

30  Maluku  42.39  41.24  8.41  2.81  5.16  100.00 

31  Maluku Utara  38.70  44.63  8.80  2.47  5.39  100.00 

32  Papua Barat  50.69  37.77  6.65  2.10  2.79  100.00 

33  Papua  44.32  42.86  8.56  2.25  2.01  100.00 

49.44  35.25  6.33  3.41  5.58  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

22 ­ 30 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JUMLAH HARI SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah hari sakit 

Jumlah <= 3  4 ­ 7  8 ­ 14  15 ­ 21

Page 213: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.19.a 

Perkotaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  55.04  33.41  4.62  2.88  4.05  100.00 2  Sumatera Utara  52.66  31.26  5.21  3.38  7.49  100.00 3  Sumatera Barat  53.22  32.23  4.34  4.44  5.77  100.00 4  Riau  59.95  28.59  2.62  2.57  6.28  100.00 5  Jambi  51.40  33.38  5.80  3.74  5.68  100.00 6  Sumatera Selatan  57.81  30.07  4.62  3.70  3.80  100.00 7  Bengkulu  50.15  37.39  5.74  3.29  3.43  100.00 8  Lampung  52.97  34.86  4.43  3.89  3.85  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  56.37  30.68  4.82  2.47  5.67  100.00 10  Kepulauan Riau  61.99  28.47  4.25  2.22  3.07  100.00 11  DKI Jakarta  63.60  27.11  4.61  1.94  2.74  100.00 12  Jawa Barat  47.44  36.72  7.44  3.10  5.29  100.00 13  Jawa Tengah  57.89  28.76  4.06  2.97  6.31  100.00 14  DI Yogyakarta  60.28  28.79  4.15  1.66  5.12  100.00 15  Jawa Timur  51.80  32.40  5.92  2.98  6.91  100.00 16  Banten  58.02  30.33  5.38  2.69  3.58  100.00 17  Bali  60.40  26.44  5.65  1.92  5.58  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  41.62  42.05  8.33  3.01  4.98  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  50.70  36.76  5.99  1.95  4.59  100.00 20  Kalimantan Barat  59.08  26.58  5.20  2.80  6.34  100.00 21  Kalimantan Tengah  50.50  35.04  6.14  2.93  5.39  100.00 22  Kalimantan Selatan  55.41  29.74  4.82  4.37  5.65  100.00 23  Kalimantan Timur  53.06  36.20  4.17  2.63  3.94  100.00 24  Sulawesi Utara  50.91  36.43  6.95  2.01  3.69  100.00 25  Sulawesi Tengah  53.78  35.76  5.33  2.28  2.85  100.00 26  Sulawesi Selatan  54.85  30.15  5.65  2.89  6.46  100.00 27  Sulawesi Tenggara  50.08  39.46  5.12  1.36  3.97  100.00 28  Gorontalo  50.33  39.36  7.01  0.69  2.60  100.00 29  Sulawesi Barat  44.63  36.14  7.11  4.50  7.61  100.00 30  Maluku  48.20  37.21  8.45  2.79  3.34  100.00 31  Maluku Utara  46.98  38.75  6.44  2.86  4.98  100.00 32  Papua Barat  46.45  41.42  6.96  2.08  3.08  100.00 33  Papua  44.65  44.12  6.82  1.98  2.42  100.00 

53.60  32.50  5.65  2.89  5.36  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

15 ­ 21 

Indonesia 

22 ­ 30 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JUMLAH HARI SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah hari sakit 

Jumlah <= 3  4 ­ 7  8 ­ 14

Page 214: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.19.b 

Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  50.60  36.73  5.99  3.18  3.50  100.00 

2  Sumatera Utara  46.30  35.42  6.14  4.26  7.88  100.00 

3  Sumatera Barat  44.20  36.58  6.32  6.64  6.25  100.00 

4  Riau  49.61  36.99  5.35  3.00  5.05  100.00 

5  Jambi  44.35  40.59  6.76  3.33  4.97  100.00 

6  Sumatera Selatan  48.11  38.37  6.45  3.39  3.69  100.00 

7  Bengkulu  47.33  38.38  6.06  3.24  4.99  100.00 

8  Lampung  48.55  36.10  5.45  5.57  4.33  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  52.52  32.95  5.64  4.41  4.47  100.00 

10  Kepulauan Riau  44.64  41.01  5.59  2.05  6.71  100.00 

11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  40.90  38.72  8.49  5.18  6.72  100.00 

13  Jawa Tengah  51.65  33.39  5.36  3.67  5.93  100.00 

14  DI Yogyakarta  50.52  33.63  5.40  2.57  7.87  100.00 

15  Jawa Timur  45.53  36.34  6.54  4.19  7.40  100.00 

16  Banten  45.23  38.43  6.35  4.05  5.94  100.00 

17  Bali  53.95  32.72  6.14  2.75  4.43  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  41.78  40.30  7.54  3.14  7.25  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  40.18  44.46  9.10  2.67  3.58  100.00 

20  Kalimantan Barat  51.82  35.85  5.07  2.25  5.02  100.00 

21  Kalimantan Tengah  52.24  36.58  5.21  2.70  3.27  100.00 

22  Kalimantan Selatan  50.32  35.78  5.56  3.80  4.55  100.00 

23  Kalimantan Timur  46.38  40.04  5.60  3.02  4.95  100.00 

24  Sulawesi Utara  46.36  39.80  8.75  2.16  2.93  100.00 

25  Sulawesi Tengah  47.11  38.76  8.22  2.70  3.21  100.00 

26  Sulawesi Selatan  47.32  32.91  7.75  3.13  8.89  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  46.76  39.78  7.05  2.69  3.72  100.00 

28  Gorontalo  44.77  41.78  9.21  2.69  1.56  100.00 

29  Sulawesi Barat  45.44  38.75  7.96  2.91  4.93  100.00 

30  Maluku  40.97  42.22  8.40  2.81  5.60  100.00 

31  Maluku Utara  36.26  46.37  9.50  2.36  5.52  100.00 

32  Papua Barat  52.29  36.38  6.53  2.11  2.68  100.00 

33  Papua  44.24  42.54  9.00  2.31  1.91  100.00 

46.30  37.32  6.84  3.80  5.74  100.00 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

15 ­ 21 

Indonesia 

22 ­ 30 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JUMLAH HARI SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah hari sakit 

Jumlah <= 3  4 ­ 7  8 ­ 14

Page 215: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.20 

Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan+ Perdesaan  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  46.79  50.54  49.61  63.25  68.19  66.97 

2  Sumatera Utara  45.70  42.91  44.12  66.74  66.78  66.76 

3  Sumatera Barat  55.62  48.77  50.75  57.57  62.41  61.01 

4  Riau  45.67  34.57  39.71  64.99  71.68  68.58 

5  Jambi  46.52  39.27  41.41  56.68  70.12  66.14 

6  Sumatera Selatan  41.17  34.76  37.59  72.60  72.62  72.62 

7  Bengkulu  46.30  38.68  41.41  61.53  66.07  64.45 

8  Lampung  45.70  42.02  43.14  64.85  70.64  68.87 

9  Kepulauan Bangka Belitung  44.18  42.34  43.22  73.17  71.79  72.45 

10  Kepulauan Riau  41.80  50.92  45.92  67.87  58.65  63.70 

11  DKI Jakarta  50.71  ­  50.71  59.62  ­  59.62 

12  Jawa Barat  50.86  47.14  49.19  66.23  71.76  68.71 

13  Jawa Tengah  46.64  43.48  44.97  61.52  63.26  62.44 

14  DI Yogyakarta  42.61  46.86  44.11  58.52  54.61  57.14 

15  Jawa Timur  44.48  44.92  44.70  62.72  63.73  63.24 

16  Banten  44.92  37.62  42.20  66.98  71.10  68.52 

17  Bali  53.59  56.88  55.04  52.77  50.70  51.85 

18  Nusa Tenggara Barat  45.17  48.01  46.84  62.26  63.90  63.22 

19  Nusa Tenggara Timur  41.85  50.45  49.08  60.67  54.73  55.68 

20  Kalimantan Barat  41.43  33.56  35.88  65.79  70.48  69.10 

21  Kalimantan Tengah  31.75  26.54  28.10  71.47  78.90  76.68 

22  Kalimantan Selatan  34.19  31.50  32.64  77.96  78.05  78.01 

23  Kalimantan Timur  42.31  41.18  41.85  63.19  64.77  63.82 

24  Sulawesi Utara  41.36  44.97  43.54  61.02  67.04  64.65 

25  Sulawesi Tengah  31.51  35.00  34.24  71.84  73.10  72.83 

26  Sulawesi Selatan  39.54  35.59  36.77  67.63  66.01  66.49 

27  Sulawesi Tenggara  32.65  26.55  28.03  68.93  77.42  75.37 

28  Gorontalo  52.88  37.69  41.66  65.46  83.50  78.79 

29  Sulawesi Barat  37.69  34.22  35.18  54.35  68.19  64.37 

30  Maluku  35.05  30.96  31.97  70.38  78.17  76.24 

31  Maluku Utara  33.94  31.92  32.46  76.05  83.69  81.64 

32  Papua Barat  31.87  41.86  38.94  67.11  58.70  61.16 

33  Papua  42.50  39.58  40.21  66.41  46.44  50.72 

46.35  42.59  44.37  64.04  66.97  65.59 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan  Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri No  Provinsi

Page 216: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.21 

Modern  Tradisional  Lainnya  Modern  Tradisional  Lainnya  Modern  Tradisional  Lainnya (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  91.17  20.31  6.41  88.69  39.31  6.49  89.27  34.88  6.47 

2  Sumatera Utara  89.30  16.85  5.90  88.12  23.41  4.53  88.64  20.56  5.12 

3  Sumatera Barat  85.98  23.21  4.55  80.38  40.53  5.85  81.91  35.81  5.50 

4  Riau  92.08  16.69  6.25  89.97  27.89  5.71  90.90  22.98  5.95 

5  Jambi  90.71  20.28  4.73  90.20  27.43  3.96  90.33  25.62  4.16 

6  Sumatera Selatan  94.60  16.94  5.39  89.18  30.87  8.62  91.57  24.72  7.20 

7  Bengkulu  91.31  21.21  2.70  87.34  29.83  6.35  88.69  26.89  5.10 

8  Lampung  92.56  16.42  8.11  90.90  21.28  9.14  91.38  19.88  8.84 

9  Kepulauan Bangka Belitung  94.67  14.02  4.85  93.66  22.28  7.20  94.15  18.28  6.06 

10  Kepulauan Riau  91.86  15.59  4.46  77.78  32.15  10.46  86.00  22.48  6.96 

11  DKI Jakarta  91.75  16.12  6.74  ­  ­  ­  91.75  16.12  6.74 

12  Jawa Barat  93.36  15.13  3.73  94.76  19.29  3.46  94.02  17.07  3.61 

13  Jawa Tengah  92.40  17.64  5.31  91.66  18.47  7.16  92.00  18.08  6.30 

14  DI Yogyakarta  90.16  14.24  4.78  84.77  25.64  9.76  88.33  18.10  6.47 

15  Jawa Timur  88.38  27.27  6.18  86.34  34.27  7.39  87.33  30.88  6.80 

16  Banten  94.62  13.06  2.49  93.05  21.53  5.65  94.01  16.33  3.71 

17  Bali  81.99  36.23  3.59  68.58  54.12  4.56  76.21  43.95  4.01 

18  Nusa Tenggara Barat  90.99  15.16  1.74  87.04  27.88  2.65  88.64  22.71  2.28 

19  Nusa Tenggara Timur  93.65  10.83  4.88  78.45  35.87  7.64  81.10  31.50  7.16 

20  Kalimantan Barat  93.74  19.84  3.83  90.57  26.04  8.81  91.46  24.30  7.42 

21  Kalimantan Tengah  91.30  17.62  6.32  91.45  20.41  8.40  91.41  19.64  7.82 

22  Kalimantan Selatan  96.68  9.31  2.84  95.81  14.75  4.46  96.18  12.43  3.77 

23  Kalimantan Timur  92.45  13.16  5.37  90.13  18.64  7.82  91.51  15.38  6.36 

24  Sulawesi Utara  93.20  9.93  5.80  93.00  15.30  6.63  93.08  13.29  6.32 

25  Sulawesi Tengah  92.37  11.37  3.03  90.58  17.45  6.27  90.96  16.15  5.58 

26  Sulawesi Selatan  93.99  13.08  3.20  88.86  28.01  3.60  90.41  23.50  3.48 

27  Sulawesi Tenggara  92.79  15.56  4.85  92.20  23.08  7.69  92.33  21.42  7.06 

28  Gorontalo  96.00  12.34  2.99  96.22  25.68  3.01  96.17  22.78  3.01 

29  Sulawesi Barat  94.94  13.26  2.68  86.43  26.08  3.97  88.41  23.09  3.67 

30  Maluku  93.60  12.03  3.15  89.63  29.75  3.13  90.53  25.70  3.13 

31  Maluku Utara  89.92  20.14  3.08  88.45  28.69  5.17  88.82  26.55  4.65 

32  Papua Barat  91.19  10.62  2.87  82.21  41.04  5.37  85.09  31.29  4.57 

33  Papua  92.84  17.64  3.55  60.21  58.83  8.83  69.38  47.26  7.35 

91.84  17.80  4.86  89.34  26.06  6.11  90.49  22.26  5.53 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN, TIPE DAERAH DAN PROVINSI 

TAHUN 2008 

No  Provinsi Jenis obat yang digunakan di perkotaan dan perdesaan Jenis obat yang digunakan di perkotaan  Jenis obat yang digunakan di perdesaan

Page 217: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.22 

Rumah Sakit Pemerintah  Rumah Sakit Swasta  Total RS  Praktek Dokter  Puskesmas/ Pustu  Petugas Kesehatan  Praktek Batra  Dukun Bersalin  Lainnya 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  10.69  4.14  14.83  17.67  45.30  34.64  2.52  0.74  4.35 

2  Sumatera Utara  4.45  6.45  10.90  24.88  20.28  42.70  3.11  0.35  4.64 

3  Sumatera Barat  7.25  2.38  9.63  15.72  37.77  36.65  5.78  0.13  3.55 

4  Riau  6.01  8.53  14.54  37.63  28.75  21.49  1.27  0.11  1.70 

5  Jambi  6.86  2.05  8.91  30.81  38.98  24.12  1.51  0.40  4.06 

6  Sumatera Selatan  4.92  3.67  8.59  25.04  35.51  31.57  1.43  0.34  3.72 

7  Bengkulu  5.28  1.69  6.96  28.25  35.14  32.67  2.01  0.05  3.01 

8  Lampung  2.85  2.36  5.21  22.89  28.82  46.40  1.97  0.03  2.01 

9  Kepulauan Bangka Belitung  7.50  5.79  13.29  30.67  39.27  21.74  1.92  0.10  2.39 

10  Kepulauan Riau  9.04  6.55  15.58  21.02  48.10  18.14  2.23  0.32  3.30 

11  DKI Jakarta  5.70  8.95  14.65  51.12  32.75  2.89  0.91  0.07  2.33 

12  Jawa Barat  4.38  3.76  8.14  36.63  35.56  24.60  1.57  0.14  2.06 

13  Jawa Tengah  4.06  2.64  6.70  31.34  32.70  33.24  1.73  0.16  1.94 

14  DI Yogyakarta  5.09  9.94  15.02  37.02  33.33  18.45  1.23  0.09  1.61 

15  Jawa Timur  4.42  3.49  7.90  27.57  26.18  41.44  2.00  0.27  2.69 

16  Banten  3.15  5.46  8.61  41.26  32.17  21.13  1.73  0.10  1.84 

17  Bali  4.72  2.05  6.77  43.41  23.78  30.53  1.97  0.10  1.51 

18  Nusa Tenggara Barat  2.62  0.37  3.00  26.84  39.67  30.47  8.86  0.05  1.47 

19  Nusa Tenggara Timur  4.76  2.42  7.18  9.70  73.36  8.61  0.39  0.18  5.50 

20  Kalimantan Barat  6.74  2.57  9.31  17.83  40.28  35.02  1.83  0.21  2.17 

21  Kalimantan Tengah  8.44  0.46  8.90  20.21  52.89  21.82  0.43  0.06  2.10 

22  Kalimantan Selatan  4.99  1.47  6.47  18.57  41.42  35.55  4.04  0.20  2.91 

23  Kalimantan Timur  7.85  6.61  14.47  30.05  43.51  14.12  0.37  0.03  1.93 

24  Sulawesi Utara  5.71  4.00  9.71  32.64  37.72  24.68  0.56  0.25  1.64 

25  Sulawesi Tengah  6.30  0.83  7.14  15.51  51.90  27.35  1.97  0.25  2.36 

26  Sulawesi Selatan  6.85  1.90  8.75  19.71  51.65  23.01  1.00  0.19  3.23 

27  Sulawesi Tenggara  8.26  1.80  10.05  16.61  59.53  14.88  3.20  0.44  3.48 

28  Gorontalo  2.88  0.30  3.18  27.84  49.24  23.80  0.39  0.11  1.46 

29  Sulawesi Barat  4.56  0.35  4.90  13.22  59.22  25.19  0.25  0.21  1.75 

30  Maluku  6.68  2.22  8.90  14.73  59.11  15.46  0.47  0.07  6.37 

31  Maluku Utara  9.35  2.98  12.33  14.73  59.92  15.79  0.60  0.35  2.79 

32  Papua Barat  9.08  2.33  11.41  13.99  73.83  2.63  0.20  0.10  2.70 

33  Papua  9.69  2.57  12.26  16.23  72.36  2.33  2.30  0.44  4.49 

4.91  3.80  8.71  30.11  35.50  28.82  1.97  0.19  2.56 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

No  Provinsi 

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Tempat/Cara Berobat Perkotaan+Perdesaan

Page 218: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.22.a 

Perkotaan 

Rumah Sakit Pemerintah  Rumah Sakit Swasta  Total RS  Praktek Dokter  Puskesmas/ Pustu  Petugas Kesehatan  Praktek Batra  Dukun Bersalin  Lainnya 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  15.08  4.78  19.86  28.34  31.88  26.13  1.65  0.17  2.32 

2  Sumatera Utara  4.61  9.59  14.20  36.97  17.44  30.24  2.93  0.28  3.74 

3  Sumatera Barat  10.74  4.37  15.11  21.33  38.57  27.36  2.87  0.09  2.70 

4  Riau  6.35  12.43  18.78  45.02  22.43  16.18  0.97  0.06  1.22 

5  Jambi  8.38  2.64  11.02  35.30  37.63  15.95  0.97  0.45  6.26 

6  Sumatera Selatan  6.43  5.77  12.20  37.24  36.95  14.11  1.37  0.13  3.99 

7  Bengkulu  7.47  2.91  10.37  36.30  36.16  21.09  2.05  0.13  2.50 

8  Lampung  5.09  3.02  8.10  31.59  32.85  30.84  1.99  0.00  1.75 

9  Kepulauan Bangka Belitung  10.82  8.40  19.22  35.64  32.16  16.87  1.72  0.08  2.50 

10  Kepulauan Riau  7.12  12.02  19.14  38.37  32.31  13.04  1.42  0.23  2.77 

11  DKI Jakarta  5.70  8.95  14.65  51.12  32.75  2.89  0.91  0.07  2.33 

12  Jawa Barat  5.49  5.59  11.08  41.69  36.24  15.66  1.56  0.09  1.86 

13  Jawa Tengah  5.09  3.44  8.53  36.09  36.86  22.28  1.76  0.15  1.99 

14  DI Yogyakarta  5.65  12.33  17.99  38.44  31.89  15.64  0.81  0.14  1.80 

15  Jawa Timur  6.30  5.44  11.74  35.20  27.35  29.00  1.97  0.35  2.89 

16  Banten  3.33  7.58  10.91  51.09  27.15  12.87  1.86  0.07  1.82 

17  Bali  5.71  2.85  8.56  51.28  20.69  23.01  2.02  0.16  1.75 

18  Nusa Tenggara Barat  4.36  0.82  5.18  31.20  40.76  24.25  8.08  0.00  0.93 

19  Nusa Tenggara Timur  16.17  3.46  19.63  32.19  41.92  8.73  0.85  0.06  3.60 

20  Kalimantan Barat  10.83  3.28  14.11  34.66  33.59  20.12  2.22  0.18  1.94 

21  Kalimantan Tengah  15.23  0.71  15.94  35.66  39.22  13.28  0.57  0.00  1.61 

22  Kalimantan Selatan  6.99  1.73  8.72  26.70  37.83  26.05  4.54  0.17  2.76 

23  Kalimantan Timur  8.97  8.85  17.82  39.24  34.63  10.82  0.34  0.00  0.86 

24  Sulawesi Utara  7.45  5.31  12.76  44.80  34.40  12.84  0.73  0.27  1.97 

25  Sulawesi Tengah  13.57  1.40  14.97  35.07  40.04  15.84  0.81  0.40  3.40 

26  Sulawesi Selatan  9.75  3.94  13.69  33.65  46.58  10.73  0.69  0.39  1.81 

27  Sulawesi Tenggara  14.58  4.18  18.76  33.32  47.53  6.16  1.69  0.77  3.18 

28  Gorontalo  2.89  0.64  3.53  32.43  53.37  13.36  0.10  0.00  1.43 

29  Sulawesi Barat  8.31  0.50  8.81  18.05  43.57  31.35  0.00  0.00  0.23 

30  Maluku  11.30  2.29  13.59  33.88  43.53  11.93  0.65  0.00  1.75 

31  Maluku Utara  17.22  4.98  22.20  39.70  35.11  8.49  0.79  0.70  1.67 

32  Papua Barat  13.76  4.92  18.69  37.11  43.26  4.14  0.00  0.00  2.44 

33  Papua  20.28  5.01  25.30  45.08  32.58  5.39  2.04  1.08  6.24 

6.16  5.81  11.97  39.77  32.85  18.51  1.77  0.16  2.26 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Tempat/Cara Berobat 

Indonesia 

No  Provinsi

Page 219: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.22.b 

Perdesaan 

Rumah Sakit Pemerintah  Rumah Sakit Swasta  Total RS  Praktek Dokter  Puskesmas/ Pustu  Petugas Kesehatan  Praktek Batra  Dukun Bersalin  Lainnya 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  9.35  3.95  13.30  14.43  49.38  37.23  2.79  0.91  4.96 

2  Sumatera Utara  4.33  3.86  8.18  14.93  22.62  52.93  3.27  0.41  5.39 

3  Sumatera Barat  5.63  1.46  7.09  13.12  37.40  40.95  7.12  0.14  3.95 

4  Riau  5.62  4.09  9.71  29.22  35.96  27.55  1.61  0.17  2.25 

5  Jambi  6.10  1.75  7.85  28.58  39.65  28.19  1.79  0.38  2.97 

6  Sumatera Selatan  3.52  1.70  5.21  13.62  34.16  47.92  1.49  0.54  3.47 

7  Bengkulu  3.82  0.87  4.69  22.89  34.45  40.38  1.98  0.00  3.35 

8  Lampung  1.78  2.04  3.82  18.72  26.89  53.85  1.96  0.04  2.13 

9  Kepulauan Bangka Belitung  4.30  3.27  7.57  25.88  46.13  26.43  2.12  0.12  2.28 

10  Kepulauan Riau  10.94  1.11  12.05  3.76  63.81  23.22  3.03  0.41  3.83 

11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  2.90  1.32  4.22  29.89  34.65  36.51  1.57  0.20  2.34 

13  Jawa Tengah  3.08  1.86  4.94  26.77  28.69  43.79  1.71  0.17  1.90 

14  DI Yogyakarta  4.15  5.97  10.12  34.68  35.71  23.09  1.94  0.00  1.30 

15  Jawa Timur  2.63  1.64  4.27  20.35  25.07  53.21  2.03  0.19  2.50 

16  Banten  2.79  1.18  3.97  21.51  42.26  37.74  1.46  0.15  1.88 

17  Bali  3.54  1.08  4.62  34.00  27.47  39.52  1.92  0.03  1.22 

18  Nusa Tenggara Barat  1.47  0.08  1.55  23.96  38.94  34.58  9.38  0.08  1.82 

19  Nusa Tenggara Timur  2.96  2.26  5.21  6.14  78.33  8.59  0.32  0.20  5.80 

20  Kalimantan Barat  4.64  2.21  6.84  9.17  43.73  42.68  1.62  0.22  2.29 

21  Kalimantan Tengah  4.98  0.33  5.31  12.33  59.86  26.18  0.37  0.09  2.35 

22  Kalimantan Selatan  3.38  1.27  4.65  12.02  44.31  43.21  3.64  0.22  3.03 

23  Kalimantan Timur  6.13  3.16  9.29  15.86  57.20  19.19  0.42  0.08  3.59 

24  Sulawesi Utara  4.66  3.21  7.87  25.27  39.73  31.86  0.45  0.24  1.44 

25  Sulawesi Tengah  4.50  0.69  5.19  10.64  54.85  30.22  2.26  0.22  2.11 

26  Sulawesi Selatan  5.49  0.94  6.44  13.16  54.03  28.78  1.15  0.09  3.90 

27  Sulawesi Tenggara  5.78  0.86  6.64  10.06  64.24  18.30  3.79  0.31  3.59 

28  Gorontalo  2.88  0.13  3.00  25.56  47.19  28.98  0.54  0.16  1.47 

29  Sulawesi Barat  2.98  0.28  3.26  11.19  65.79  22.60  0.36  0.30  2.39 

30  Maluku  4.96  2.20  7.15  7.61  64.91  16.77  0.41  0.10  8.09 

31  Maluku Utara  6.28  2.19  8.47  4.99  69.60  18.63  0.53  0.22  3.23 

32  Papua Barat  7.61  1.52  9.13  6.72  83.44  2.15  0.26  0.13  2.77 

33  Papua  6.58  1.86  8.44  7.77  84.03  1.43  2.37  0.25  3.98 

3.69  1.85  5.54  20.71  38.09  38.85  2.16  0.22  2.86 

Sumber: BPS, Susenas 2008 

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Tempat/Cara Berobat 

Indonesia 

No  Provinsi

Page 220: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.23 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  34.7  18  Nusa Tenggara Barat  34.1 

2  Sumatera Utara  41.3  19  Nusa Tenggara Timur  26.8 

3  Sumatera Barat  28.2  20  Kalimantan Barat  37.9 

4  Riau  28.1  21  Kalimantan Tengah  33 

5  Jambi  33.4  22  Kalimantan Selatan  40.6 

6  Sumatera Selatan  35.9  23  Kalimantan Timur  49.8 

7  Bengkulu  32.8  24  Sulawesi Utara  46.9 

8  Lampung  30.7  25  Sulawesi Tengah  34.9 

9  Kepulauan Bangka Belitung  47.8  26  Sulawesi Selatan  44 

10  Kepulauan Riau  32.4  27  Sulawesi Tenggara  33.3 

11  DKI Jakarta  42.4  28  Gorontalo  27.8 

12  Jawa Barat  37.6  29  Sulawesi Barat  28.8 

13  Jawa Tengah  47.0  30  Maluku  33.8 

14  DI Yogyakarta  58.2  31  Maluku Utara  29.3 

15  Jawa Timur  45.2  32  Papua Barat  33 

16  Banten  35.8  33  Papua  24.4 

17  Bali  51.7 

38.7 Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

Provinsi  Rumah Tangga dengan PHBS Baik 

Rumah Tangga dengan PHBS Baik 

Indonesia 

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMENUHI KRITERIA 

RISKESDAS TAHUN 2007 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAIK MENURUT PROVINSI 

No  Provinsi No

Page 221: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.24 

(1)  (2)  (3)  (4) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  61.6  16.0 2  Sumatera Utara  76.2  14.5 3  Sumatera Barat  59.3  8.4 4  Riau  80.0  14.6 5  Jambi  68.1  18.5 6  Sumatera Selatan  59.7  35.9 7  Bengkulu  71.8  15.4 8  Lampung  72.9  15.4 9  Kepulauan Bangka Belitung  73.3  20.6 10  Kepulauan Riau  84.0  29.3 11  DKI Jakarta  98.6  44.7 12  Jawa Barat  79.3  27.2 13  Jawa Tengah  68.2  25.1 14  DI Yogyakarta  89.3  32.8 15  Jawa Timur  68.7  26.3 16  Banten  67.4  24.0 17  Bali  82.6  30.6 18  Nusa Tenggara Barat  60.0  14.2 19  Nusa Tenggara Timur  81.1  20.0 20  Kalimantan Barat  72.7  23.3 21  Kalimantan Tengah  60.1  25.9 22  Kalimantan Selatan  69.9  17.9 23  Kalimantan Timur  83.2  29.0 24  Sulawesi Utara  86.2  36.5 25  Sulawesi Tengah  59.5  19.9 26  Sulawesi Selatan  73.0  20.8 27  Sulawesi Tenggara  65.7  24.9 28  Gorontalo  59.2  22.9 29  Sulawesi Barat  57.4  18.4 30  Maluku  63.2  43.1 31  Maluku Utara  72.9  32.8 32  Papua Barat  68.3  38.5 33  Papua  59.9  30.6 

71.1  23.2 * =  Perilaku benar dalam BAB bila BAB di jamban **=  Perilaku benar dalam cuci tangan bila cuci tangan memakai sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, dan 

setelah menceboki bayi/anak dan setelah memegang unggas/binatang 

Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

Indonesia 

TAHUN 2007 

PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS YANG BERPERILAKU BENAR DALAM BUANG AIR BESAR (BAB) DAN CUCI TANGAN MENURUT PROVINSI 

No  Provinsi  Berperilaku benar dalam hal BAB*  Berperilaku benar dalam hal cuci tangan**

Page 222: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.25 

Perokok  Perokok  Mantan  Bukan Setiap hari  Kadang­kadang  Perokok  Perokok 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  23  6.7  2.1  68.2 2  Sumatera Utara  23.3  5.5  2.2  68.9 3  Sumatera Barat  25.7  4.5  2.3  67.5 4  Riau  24.4  6  3.1  66.6 5  Jambi  24.5  5  2.5  68.1 6  Sumatera Selatan  25.4  6.3  2.7  65.6 7  Bengkulu  29.5  4.6  1.8  64 8  Lampung  28.8  5.6  2.5  63.2 9  Kepulauan Bangka Belitung  24.6  3.6  2.2  69.6 10  Kepulauan Riau  22.4  4.6  3.2  69.8 11  DKI Jakarta  20.8  7  5  67.2 12  Jawa Barat  26.6  5.8  3.5  64.1 13  Jawa Tengah  24.3  6.4  3.6  65.7 14  DI Yogyakarta  23.8  6  5.9  64.4 15  Jawa Timur  24.3  4.8  3.1  67.8 16  Banten  25.8  5.5  2.9  65.8 17  Bali  20.1  4.8  1.8  73.3 18  Nusa Tenggara Barat  25.2  4.9  1.9  68 19  Nusa Tenggara Timur  22.2  6.5  2  69.2 20  Kalimantan Barat  21.7  5.5  3.4  69.4 21  Kalimantan Tengah  23.1  5.8  4  67.1 22  Kalimantan Selatan  20.1  4.1  3.3  72.5 23  Kalimantan Timur  21.4  4.4  3.6  70.7 24  Sulawesi Utara  24.6  5.7  5  64.7 25  Sulawesi Tengah  24.6  6.1  3.9  65.4 26  Sulawesi Selatan  20.9  4.6  3  71.5 27  Sulawesi Tenggara  19.8  6.5  2.3  71.3 28  Gorontalo  27.1  5.5  2.5  64.8 29  Sulawesi Barat  20.1  5.3  3.1  71.6 30  Maluku  19.2  6.6  2.5  71.8 31  Maluku Utara  23.9  6.3  2.3  67.5 32  Papua Barat  19.5  7.4  1.8  71.3 33  Papua  22  5.8  2.4  69.8 

23.7  5.5  3  67.8 Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

Indonesia 

PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK DAN PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Perokok saat ini  Tidak Merokok

Page 223: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.26 

(1)  (2)  (3)  (4) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  29.7  18.5 2  Sumatera Utara  28.8  14.9 3  Sumatera Barat  30.2  14.1 4  Riau  30.4  16 5  Jambi  29.4  12 6  Sumatera Selatan  31.7  12.7 7  Bengkulu  34.1  13.3 8  Lampung  34.3  10.7 9  Kepulauan Bangka Belitung  28.2  15.5 10  Kepulauan Riau  27  14.9 11  DKI Jakarta  27.8  9.1 12  Jawa Barat  32.4  9.5 13  Jawa Tengah  30.7  8.9 14  DI Yogyakarta  29.8  9.8 15  Jawa Timur  29.1  9.9 16  Banten  31.2  10.4 17  Bali  24.9  8.5 18  Nusa Tenggara Barat  30.1  9.4 19  Nusa Tenggara Timur  28.7  11.5 20  Kalimantan Barat  27.2  12.8 21  Kalimantan Tengah  28.9  12.4 22  Kalimantan Selatan  24.2  13.4 23  Kalimantan Timur  25.7  13.1 24  Sulawesi Utara  30.3  11.9 25  Sulawesi Tengah  30.7  11.3 26  Sulawesi Selatan  25.5  13.4 27  Sulawesi Tenggara  26.4  13 28  Gorontalo  32.6  13.4 29  Sulawesi Barat  25.3  14.3 30  Maluku  25.8  10.1 31  Maluku Utara  30.2  10.4 32  Papua Barat  26.9  11.2 33  Papua  27.8  14 

29.2  12 

Sumber : Riskesdas Indinesia 2007 

Indonesia 

PREVALENSI PEROKOK SAAT INI DAN RERATA JUMLAH BATANG ROKOK YANG DIHISAP PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI 

TAHUN 2007 

No  Provinsi  Perokok saat ini  Rerata jumlah                            batang rokok/hari

Page 224: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.27 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0.0  6.8  30.6  17.4  3.4  2.5  39.4 2  Sumatera Utara  0.0  7.3  33.5  20.0  3.3  2.5  33.4 3  Sumatera Barat  0.0  13.6  40.0  13.8  3.1  1.9  27.5 4  Riau  0.0  9.3  37.5  14.3  2.3  1.7  34.8 5  Jambi  0.0  12.8  43.6  14.9  2.8  1.8  24.0 6  Sumatera Selatan  0.0  10.9  38.0  12.4  3.2  1.7  33.8 7  Bengkulu  0.0  10.6  36.8  11.4  2.4  1.8  37.1 8  Lampung  0.6  9.3  36.3  13.9  3.1  2.2  34.6 9  Kepulauan Bangka Belitung  0.0  12.2  46.5  15.1  3.5  3.2  19.5 10  Kepulauan Riau  0.0  9.3  44.7  14.3  2.9  1.9  26.9 11  DKI Jakarta  0.0  12.3  59.7  18.8  4.9  2.9  1.4 12  Jawa Barat  0.0  9.3  39.6  19.0  5.3  4.2  22.7 13  Jawa Tengah  0.0  10.8  34.9  18.4  6.4  5.0  24.4 14  DI Yogyakarta  0.0  12.6  39.3  16.5  4.8  5.1  21.6 15  Jawa Timur  0.0  10.1  36.3  17.0  6.0  3.9  26.7 16  Banten  0.0  10.6  35.4  12.9  2.9  2.0  36.2 17  Bali  0.0  4.6  36.0  17.4  5.6  7.3  29.1 18  Nusa Tenggara Barat  0.0  11.8  39.6  13.0  3.2  1.9  30.6 19  Nusa Tenggara Timur  0.4  5.4  28.3  18.1  6.7  4.8  36.2 20  Kalimantan Barat  0.0  8.0  33.0  14.8  3.6  2.5  38.1 21  Kalimantan Tengah  0.0  9.9  38.6  15.8  5.3  3.5  27.0 22  Kalimantan Selatan  0.0  12.8  36.8  17.5  5.0  3.4  24.4 23  Kalimantan Timur  0.0  8.2  36.7  17.1  3.9  2.7  31.4 24  Sulawesi Utara  0.2  7.0  44.1  17.7  4.4  2.5  24.1 25  Sulawesi Tengah  0.0  10.4  34.7  18.7  5.2  3.8  27.1 26  Sulawesi Selatan  0.8  10.0  32.2  15.4  4.4  2.7  34.5 27  Sulawesi Tenggara  0.0  8.0  26.4  13.9  3.3  1.6  46.9 28  Gorontalo  0.0  12.9  35.5  11.2  3.3  1.7  35.5 29  Sulawesi Barat  0.0  6.7  29.2  8.0  2.6  1.0  52.5 30  Maluku  0.3  5.8  39.2  18.6  4.2  3.3  28.6 31  Maluku Utara  1.4  6.4  35.6  18.4  5.2  3.5  29.5 32  Papua Barat  1.2  6.8  33.4  18.0  6.7  4.6  29.3 33  Papua  3.2  11.0  26.7  13.7  3.1  2.1  40.2 

0.1  9.6  36.3  16.3  4.4  3.2  30.0 Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

15 ­ 19  20 ­ 24  25 ­ 29  Tidak tahu 

Indonesia 

≥ 30 

PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT USIA MULAI MEROKOK TIAP HARI DAN PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Usia mulai merokok tiap hari (tahun) 

5  ­ 9  10 ­ 14

Page 225: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.28 

(1)  (2)  (3)  (4) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  1.5  0.4 2  Sumatera Utara  6.1  4.4 3  Sumatera Barat  1.5  0.7 4  Riau  3.4  1.3 5  Jambi  2.7  1.7 6  Sumatera Selatan  2.9  2.1 7  Bengkulu  2.8  1.8 8  Lampung  2.2  1.4 9  Kepulauan Bangka Belitung  4.4  2.5 10  Kepulauan Riau  5.9  3.7 11  DKI Jakarta  4  2.7 12  Jawa Barat  2.6  1.3 13  Jawa Tengah  2.2  1.1 14  DI Yogyakarta  3.2  1.7 15  Jawa Timur  1.9  1.0 16  Banten  1.6  0.9 17  Bali  6.4  4.6 18  Nusa Tenggara Barat  2  1.2 19  Nusa Tenggara Timur  17.7  13.5 20  Kalimantan Barat  8.8  4.8 21  Kalimantan Tengah  6.5  3.5 22  Kalimantan Selatan  1.2  0.5 23  Kalimantan Timur  3.4  1.7 24  Sulawesi Utara  17.4  14.9 25  Sulawesi Tengah  8.9  6.4 26  Sulawesi Selatan  5.9  3.9 27  Sulawesi Tenggara  7.7  5.8 28  Gorontalo  12.3  10.7 29  Sulawesi Barat  4  2.6 30  Maluku  8.2  5.0 31  Maluku Utara  7.4  4.4 32  Papua Barat  8.1  4.9 33  Papua  6.7  4.4 

4.6  3.0 Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

Indonesia 

PREVALENSI PEMINUM ALKOHOL 12 BULAN DAN 1 BULAN TERAKHIR MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi  Konsumsi alkohol 12 bulan terakhir 

Konsumsi alkohol 1 bulan terakhir

Page 226: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 2.29 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  95.9  18  Nusa Tenggara Barat  92.6 2  Sumatera Utara  94.4  19  Nusa Tenggara Timur  94.2 3  Sumatera Barat  97.8  20  Kalimantan Barat  94.9 4  Riau  97.9  21  Kalimantan Tengah  91.5 5  Jambi  93.4  22  Kalimantan Selatan  95.7 6  Sumatera Selatan  96.9  23  Kalimantan Timur  91.8 7  Bengkulu  92.1  24  Sulawesi Utara  91.2 8  Lampung  87.7  25  Sulawesi Tengah  91.5 9  Kepulauan Bangka Belitung  96.6  26  Sulawesi Selatan  93.7 10  Kepulauan Riau  96.4  27  Sulawesi Tenggara  92.9 11  DKI Jakarta  94.5  28  Gorontalo  83.5 12  Jawa Barat  96.4  29  Sulawesi Barat  96.4 13  Jawa Tengah  92  30  Maluku  96.5 14  DI Yogyakarta  86.1  31  Maluku Utara  96.1 15  Jawa Timur  90.1  32  Papua Barat  91.3 16  Banten  96.7  33  Papua  89.7 17  Bali  96.2 

93.6 *) Konsumsi makan buah dan sayur kurang dari 5 porsi/hari selama 7 hari dalam seminggu Sumber : Riskesdas Indonesia 2007 

PREVALENSI KURANG MAKAN BUAH DAN SAYUR PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI 

TAHUN 2007 

No  Provinsi  Kurang makan buah dan sayur*) 

Indonesia 

No  Provinsi  Kurang makan buah dan sayur*)

Page 227: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.1 

(1)  (2) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  25  45  68.4  1.180  23.0  2.410 2  Sumatera Utara  46  67  69.1  1.245  23.4  2.476 3  Sumatera Barat  47  62  68.8  1.225  22.3  2.460 4  Riau  37  47  71.0  1.174  23.2  2.360 5  Jambi  39  47  68.6  1.108  21.4  2.297 6  Sumatera Selatan  42  52  69.0  1.082  21.4  2.207 7  Bengkulu  46  65  69.2  1.080  21.4  2.212 8  Lampung  43  55  68.8  1.104  20.7  2.277 9  Kepulauan Bangka Belitung  39  46  68.5  1.081  20.1  2.200 10  Kepulauan Riau  43  58  69.6  1.180  26.9  2.360 11  DKI Jakarta  28  36  72.8  0.785  17.4  1.542 12  Jawa Barat  39  49  67.6  1.051  20.2  2.199 13  Jawa Tengah  26  32  70.9  0.995  17.5  2.022 14  DI Yogyakarta  19  22  73.1  0.667  12.4  1.388 15  Jawa Timur  35  45  68.9  0.796  14.5  1.668 16  Banten  46  58  64.5  1.075  21.7  2.290 17  Bali  34  38  70.6  0.841  14.8  1.688 18  Nusa Tenggara Barat  72  92  61.2  1.208  25.5  2.480 19  Nusa Tenggara Timur  57  80  66.7  1.439  26.5  2.866 20  Kalimantan Barat  46  59  66.1  1.228  23.6  2.465 21  Kalimantan Tengah  30  34  70.9  1.093  20.8  2.229 22  Kalimantan Selatan  58  75  62.6  1.031  20.5  2.179 23  Kalimantan Timur  26  38  70.6  1.102  20.9  2.240 24  Sulawesi Utara  35  43  72.0  0.936  16.3  1.913 25  Sulawesi Tengah  60  69  65.9  1.140  22.3  2.339 26  Sulawesi Selatan  41  53  69.4  1.117  21.9  2.291 27  Sulawesi Tenggara  41  62  67.2  1.353  26.6  2.667 28  Gorontalo  52  69  65.9  1.086  20.2  2.273 29  Sulawesi Barat  74  96  67.2  1.115  20.9  2.289 30  Maluku  59  93  66.6  1.329  24.6  2.714 31  Maluku Utara  51  74  65.1  1.270  24.0  2.657 32  Papua Barat  41  62  67.6  1.288  23.9  2.689 33  Papua  36  64  67.9  1.319  23.5  2.722 

34  44  68.7  1.045  19.8  2.177 Sumber: BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 

(Laporan Pendahuluan) 

* : Periode lima tahunan sebelum survei. AHH :BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2006­2007 

Indonesia 

Total (TFR) (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

(IMR) Angka Kelahiran Kasar 

(CBR) (AKABA)  (eo) 2007  (NRR) 

ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA HARAPAN HIDUP, NET REPRODUCTION RATE, ANGKA KELAHIRAN KASAR, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi E s t i m a s i 

*Angka Kematian Bayi  *Angka Kematian Balita  Angka Harapan Hidup  Net Reproduction Rate  Angka Fertilitas

Page 228: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.2 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  68.0  8.4  96.0  588.9  69.0  18  68.3  8.5  96.2  589.5  69.4  18  1.15  68.40  8.50  96.20  600.95  70.35  17  3.06 

2  Sumatera Utara  68.7  8.5  97.0  618.0  72.0  8  68.9  8.6  97.0  621.4  72.5  8  1.55  69.10  8.60  97.03  624.12  72.78  8  1.16 

3  Sumatera Barat  68.2  8.0  96.0  618.2  71.2  9  68.5  8.0  96.0  622.5  71.6  9  1.58  68.80  8.18  96.10  625.93  72.23  9  2.05 

4  Riau  70.7  8.4  97.8  623.2  73.6  3  70.8  8.4  97.8  625.0  73.8  3  0.69  71.00  8.40  97.80  634.11  74.63  3  3.12 

5  Jambi  68.1  7.5  96.0  620.8  71.0  11  68.5  7.6  96.0  621.7  71.3  10  1.17  68.60  7.63  96.00  622.99  71.46  12  0.61 

6  Sumatera Selatan  68.3  7.5  95.9  610.3  70.2  13  68.8  7.6  96.6  615.3  71.1  13  2.90  69.00  7.60  96.66  617.59  71.40  13  1.06 

7  Bengkulu  68.8  8.0  94.7  617.1  71.1  10  68.9  8.0  94.7  618.7  71.3  11  0.66  69.20  8.00  94.69  620.29  71.57  11  1.03 

8  Lampung  68.0  7.2  93.5  605.1  68.8  19  68.5  7.3  93.5  607.0  69.4  19  1.70  68.80  7.30  93.47  610.09  69.78  20  1.30 

9  Kepulauan Bangka Belitung  68.1  6.6  95.4  628.0  70.7  12  68.3  6.9  95.4  630.2  71.2  12  1.71  68.50  7.18  95.40  631.75  71.62  10  1.51 

10  Kepulauan Riau  69.5  8.1  96.0  621.9  72.2  7  69.6  8.4  96.0  625.5  72.8  7  2.02  69.60  8.94  96.00  631.94  73.68  6  3.27 

11  DKI Jakarta  72.5  10.6  98.3  619.5  76.1  1  72.6  10.8  98.4  619.9  76.3  1  1.08  72.80  10.80  98.76  620.78  76.59  1  1.11 

12  Jawa Barat  67.2  7.4  94.6  619.7  69.9  14  67.4  7.5  94.9  621.1  70.3  14  1.28  67.60  7.50  95.32  623.64  70.71  15  1.32 

13  Jawa Tengah  70.6  6.6  87.4  621.4  69.8  16  70.8  6.8  88.2  621.7  70.3  15  1.57  70.90  6.80  88.62  628.53  70.92  14  2.24 

14  DI Yogyakarta  72.9  8.4  86.7  638.0  73.5  4  73.0  8.5  86.7  638.8  73.7  4  0.76  73.10  8.59  87.78  639.88  74.15  4  1.72 

15  Jawa Timur  68.5  6.8  85.8  622.2  68.4  22  68.6  6.9  87.1  626.0  69.2  20  2.39  68.90  6.90  87.42  630.71  69.78  19  1.94 

16  Banten  64.0  8.0  95.6  619.2  68.8  20  64.3  8.1  95.6  620.0  69.1  21  0.98  64.50  8.10  95.60  621.00  69.29  23  0.60 

17  Bali  70.4  7.4  86.2  618.2  69.8  15  70.5  7.6  86.2  620.2  70.1  16  0.96  70.60  7.60  86.21  624.90  70.53  16  1.52 

18  Nusa Tenggara Barat  60.5  6.6  78.8  623.2  62.4  32  60.9  6.7  80.1  623.9  63.0  32  1.64  61.20  6.70  80.10  630.48  63.71  32  1.81 

19  Nusa Tenggara Timur  64.9  6.3  85.6  589.8  63.6  31  66.5  6.4  86.5  591.2  64.8  31  3.39  66.70  6.42  87.25  594.28  65.36  31  1.50 

20  Kalimantan Barat  65.2  6.6  89.0  609.6  66.2  28  66.0  6.7  89.0  613.9  67.1  28  2.58  66.10  6.70  89.40  617.90  67.53  29  1.37 

21  Kalimantan Tengah  70.7  7.9  97.5  623.6  73.2  5  70.8  8.0  97.5  624.4  73.4  5  0.68  70.90  8.00  97.50  624.79  73.49  7  0.34 

22  Kalimantan Selatan  62.1  7.3  95.3  622.7  67.4  26  62.4  7.4  95.3  623.8  67.7  26  0.94  62.60  7.40  95.26  625.80  68.01  26  0.82 

23  Kalimantan Timur  70.3  8.7  95.3  621.4  72.9  6  70.4  8.8  95.5  623.6  73.3  6  1.20  70.60  8.80  95.70  628.10  73.77  5  1.91 

24  Sulawesi Utara  71.7  8.8  99.3  616.1  74.2  2  71.8  8.8  99.3  616.9  74.4  2  0.62  72.00  8.80  99.30  619.39  74.68  2  1.20 

25  Sulawesi Tengah  65.4  7.6  94.9  610.3  68.5  21  65.6  7.7  94.9  613.2  68.8  22  1.19  65.90  7.73  94.94  616.98  69.34  22  1.57 

26  Sulawesi Selatan  68.7  7.0  84.6  616.8  68.1  23  69.2  7.2  85.7  618.3  68.8  23  2.35  69.40  7.23  86.24  625.23  69.62  21  2.59 

27  Sulawesi Tenggara  66.8  7.6  91.3  598.9  67.5  24  67.0  7.6  91.3  601.0  67.8  25  0.85  67.20  7.71  91.30  604.96  68.32  25  1.60 

28  Gorontalo  65.0  6.8  95.0  607.8  67.5  25  65.6  6.8  95.7  608.7  68.0  24  1.70  65.90  6.91  95.75  615.94  68.83  24  2.58 

29  Sulawesi Barat  66.4  6.0  83.4  616.3  65.7  29  67.0  6.3  85.9  619.4  67.1  29  3.90  67.20  6.51  86.40  622.90  67.72  28  1.99 

30  Maluku  66.2  8.5  98.0  597.3  69.2  17  66.6  8.6  98.0  599.3  69.7  17  1.46  66.80  8.60  98.00  601.26  69.96  18  0.87 

31  Maluku Utara  64.2  8.5  95.2  590.3  67.0  27  64.8  8.6  95.2  592.1  67.5  27  1.70  65.10  8.60  95.20  593.88  67.82  27  0.95 

32  Papua Barat  66.9  7.2  85.4  584.0  64.8  30  67.3  7.2  88.6  588.0  66.1  30  3.54  67.90  6.52  75.41  593.00  67.28  30  3.54 

33  Papua  67.3  6.2  74.9  585.2  62.1  33  67.6  6.3  75.4  589.3  62.8  33  1.77  67.60  7.65  90.32  592.07  63.41  33  1.76 

68.1  7.3  90.9  619.9  69.6  ­  68.5  7.4  91.5  621.3  70.1  ­  1.68  68.70  7.47  91.87  624.37  70.59  ­  1.64 

Sumber: Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia 2006 ­ 2007, 2009 

Indonesia 

No.  Provinsi Angka Harapan Hidup (tahun) 

2007 

IPM  Peringkat  IPM  Peringkat 

2006 

Angka Melek Huruf (%) 

Pengeluaran Riil / Kapita (Rp.000) 

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KOMPONEN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 ­ 2007 

Reduksi Short Fall 

2005 

IPM  Peringkat Angka Harapan Hidup (tahun) 

Rata­rata Lama Sekolah (tahun) 

Reduksi Short Fall Angka Melek Huruf 

(%) Pengeluaran Riil / Kapita (Rp.000) 

Angka Harapan Hidup (tahun) 

Rata­rata Lama Sekolah (tahun) 

Rata­rata Lama Sekolah (tahun) 

Angka Melek Huruf (%) 

Pengeluaran Riil / Kapita (Rp.000)

Page 229: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.3 

Laki­laki  Perempuan  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10) 

1  I  001 ­ 057,9  A 00­B 99  Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu  90,333  86,685  177,018  344,635  1.95 

2  II  058.0­096.9  C 00­D 48  Neoplasma  10,838  25,563  36,401  86,420  2.37 

3  III  097­100  D 50­D 89  Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun  2,511  3,263  5,774  12,558  2.17 

4  IV  101 ­ 111  E 00­E 90  Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik  19,505  25,863  45,368  180,926  3.99 

5  V  112­119.9  F 00­F 99  Gangguan Mental & Perilaku  9,670  7,605  17,275  61,954  3.59 

6  VI  120­129  G 00­G 99  Penyakit Susunan Syaraf  13,871  16,648  30,519  86,763  2.84 

7  VII  130 ­ 139,10  H 00­H 59  Penyakit Mata dan Adneksa  47,348  55,733  103,081  181,210  1.76 

8  VIII  140 ­ 142,9  H 60­H 95  Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus  27,348  26,971  54,319  91,361  1.68 

9  IX  143­164.9  I 00­I 99  Penyakit Sistem Sirkulasi Darah  55,941  58,437  114,378  324,656  2.84 

10  X  165.0­179.9  J 00­J 99  Penyakit Sistem Napas  126,538  126,060  252,598  469,067  1.86 

11  XI  180­197  K 00­K 93  Penyakit Sistem Cerna  97,152  117,247  214,399  360,247  1.68 

12  XII  198 ­ 199  L 00­L 99  Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan  28,112  36,445  64,557  115,100  1.78 

13  XIII  200,0 ­ 210  M 00­M 99 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat  24,994  33,751  58,745  175,132  2.98 

14  XIV  211 ­ 233  N 00­N 99  Penyakit Sistem Kemih Kelamin  23,941  44,213  68,154  129,271  1.90 

15  XV  234­244  O 00­O 99  Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas  ­  21,661  21,661  32,167  1.49 

16  XVI  245­253.9  P 00­P 96  Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal  1,848  1,645  3,493  4,341  1.24 

17  XVII  254­266.9  Q 00­Q 99  Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom  2,703  2,517  5,220  12,307  2.36 

18  XVIII  267­270.9  R 00­R 99  Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK  74,492  70,090  144,582  211,419  1.46 

19  XIX  271­289  S 00­T 98  Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya  75,264  43,643  118,907  168,123  1.41 

20  XX  299.0­306.13 V 00­Y 98  Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas  ­  #DIV/0! 

21  XXI  290.0­298  Z 00­Z 99  Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan  87,601  155,745  243,346  463,664  1.91 

820,010  959,785  1,779,795  3,511,321  1.97 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2009 (Data sementara dari rumah sakit yang telah melaporkan) Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar) 

Pasien Baru  Jumlah Kunjungan 

Admission Rate 

J u m l a h 

DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD­X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2008 

No  Bab  DTD  ICD­X  Golongan Sebab Sakit

Page 230: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.3.a 

Laki­laki  Perempuan  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10) 

1  I  001 ­ 057,9  A 00­B 99  Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu  524,770  558,462  1,083,232  1,143,694  1.06 

2  II  058.0­096.9  C 00­D 48  Neoplasma  59,227  110,226  169,453  172,413  1.02 

3  III  097­100  D 50­D 89  Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun  14,807  11,795  26,602  27,157  1.02 

4  IV  101 ­ 111  E 00­E 90  Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik  134,093  114,795  248,888  263,567  1.06 

5  V  112­119.9  F 00­F 99  Gangguan Mental & Perilaku  30,963  34,302  65,265  65,942  1.01 

6  VI  120­129  G 00­G 99  Penyakit Susunan Syaraf  87,277  78,353  165,630  167,093  1.01 

7  VII  130 ­ 139,10  H 00­H 59  Penyakit Mata dan Adneksa  383,813  338,082  721,895  723,844  1.00 

8  VIII  140 ­ 142,9  H 60­H 95  Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus  142,715  149,848  292,563  293,286  1.00 

9  IX  143­164.9  I 00­I 99  Penyakit Sistem Sirkulasi Darah  263,637  277,429  541,066  545,482  1.01 

10  X  165.0­179.9  J 00­J 99  Penyakit Sistem Napas  853,133  895,101  1,748,234  1,762,200  1.01 

11  XI  180­197  K 00­K 93  Penyakit Sistem Cerna  630,600  545,658  1,176,258  1,195,670  1.02 

12  XII  198 ­ 199  L 00­L 99  Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan  208,286  159,520  367,806  367,826  1.00 

13  XIII  200,0 ­ 210  M 00­M 99  Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat  46,440  232,914  279,354  500,640  1.79 

14  XIV  211 ­ 233  N 00­N 99  Penyakit Sistem Kemih Kelamin  74,957  178,764  253,721  529,743  2.09 

15  XV  234­244  O 00­O 99  Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas  66,586  66,586  111,465  1.67 

16  XVI  245­253.9  P 00­P 96  Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal  4,585  9,025  13,610  23,183  1.70 

17  XVII  254­266.9  Q 00­Q 99  Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom  5,326  15,903  21,229  36,135  1.70 

18  XVIII  267­270.9  R 00­R 99  Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK  46,478  620,401  666,879  1,246,455  1.87 

19  XIX  271­289  S 00­T 98  Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya  267,222  249,331  516,553  955,081  1.85 

20  XX  299.0­306.13  V 00­Y 98  Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas  127,757  198,336  326,093  360,752  1.11 

21  XXI  290.0­298  Z 00­Z 99  Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan  157,637  1,098,749  1,256,386  2,142,968  1.71 

4,063,723  5,943,580  10,007,303  12,634,596  1.26 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2007  5,941,558  10,005,281 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar) 

DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD­X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007 

No  Bab  DTD  ICD­X  Golongan Sebab Sakit Pasien Baru  Jumlah 

Kunjungan Admission 

Rate 

J u m l a h

Page 231: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.4 

Laki­laki  Perempuan  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10) 

1  I  001 ­ 057,9  A 00­B 99  Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu  309,524  269,733  579,257  16,769  2.89 

2  II  058.0­096.9  C 00­D 48  Neoplasma  30,596  61,514  92,110  4,332  4.70 

3  III  097­100  D 50­D 89  Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun  14,475  16,594  31,069  1,223  3.94 

4  IV  101 ­ 111  E 00­E 90  Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik  36,213  46,832  83,045  5,585  6.73 

5  V  112­119.9  F 00­F 99  Gangguan Mental & Perilaku  14,566  12,850  27,416  204  0.74 

6  VI  120­129  G 00­G 99  Penyakit Susunan Syaraf  16,376  14,706  31,082  3,218  10.35 

7  VII  130 ­ 139,10  H 00­H 59  Penyakit Mata dan Adneksa  18,488  17,258  35,746  123  0.34 

8  VIII  140 ­ 142,9  H 60­H 95  Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus  2,437  2,345  4,782  109  2.28 

9  IX  143­164.9  I 00­I 99  Penyakit Sistem Sirkulasi Darah  111,102  98,245  209,347  23,163  11.06 

10  X  165.0­179.9  J 00­J 99  Penyakit Sistem Napas  112,436  92,640  205,076  8,190  3.99 

11  XI  180­197  K 00­K 93  Penyakit Sistem Cerna  122,180  112,332  234,512  6,825  2.91 

12  XII  198 ­ 199  L 00­L 99  Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan  8,836  7,891  16,727  324  1.94 

13  XIII  200,0 ­ 210  M 00­M 99  Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat  13,425  13,472  26,897  605  2.25 

14  XIV  211 ­ 233  N 00­N 99  Penyakit Sistem Kemih Kelamin  63,922  63,820  127,742  4,542  3.56 

15  XV  234­244  O 00­O 99  Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas  ­  344,497  344,497  1,807  0.52 

16  XVI  245­253.9  P 00­P 96  Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal  48,103  45,363  93,466  9,108  9.74 

17  XVII  254­266.9  Q 00­Q 99  Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom  6,719  5,311  12,030  605  5.03 

18  XVIII 267­270.9  R 00­R 99  Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK  80,365  70,838  151,203  4,238  2.80 

19  XIX  271­289  S 00­T 98  Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya  125,995  66,819  192,814  5,767  2.99 

20  XX  299.0­306.13  V 00­Y 98  Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas  41,835  21,872  63,707  2,046  3.21 

21  XXI  290.0­298  Z 00­Z 99  Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan  89,223  124,065  213,288  1,627  0.76 

1,266,816  1,508,997  2,775,813  100,410 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2009 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar) 

Pasien Baru  Pasien Mati  CFR (%) 

J u m l a h 

DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD­X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2008 

No  Bab  DTD  ICD­X  Golongan Sebab Sakit

Page 232: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.4.a 

Laki­laki  Perempuan  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10) 

1  I  001 ­ 057,9  A 00­B 99  Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu  306,062  262,919  568,981  14,323  2.52 

2  II  058.0­096.9  C 00­D 48  Neoplasma  31,486  63,584  95,070  4,585  4.82 

3  III  097­100  D 50­D 89  Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun  12,975  15,262  28,237  1,112  3.94 

4  IV  101 ­ 111  E 00­E 90  Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik  34,350  44,098  78,448  5,277  6.73 

5  V  112­119.9  F 00­F 99  Gangguan Mental & Perilaku  13,536  11,879  25,415  145  0.57 

6  VI  120­129  G 00­G 99  Penyakit Susunan Syaraf  15,862  14,400  30,262  3,194  10.55 

7  VII  130 ­ 139,10  H 00­H 59  Penyakit Mata dan Adneksa  14,849  11,941  26,790  138  0.52 

8  VIII  140 ­ 142,9  H 60­H 95  Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus  2,315  2,224  4,539  9  0.20 

9  IX  143­164.9  I 00­I 99  Penyakit Sistem Sirkulasi Darah  106,019  92,161  198,180  21,830  11.02 

10  X  165.0­179.9  J 00­J 99  Penyakit Sistem Napas  107,941  89,839  197,780  7,214  3.65 

11  XI  180­197  K 00­K 93  Penyakit Sistem Cerna  118,026  107,186  225,212  6,590  2.93 

12  XII  198 ­ 199  L 00­L 99  Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan  8,365  7,538  15,903  258  1.62 

13  XIII  200,0 ­ 210  M 00­M 99  Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat  12,322  11,779  24,101  428  1.78 

14  XIV  211 ­ 233  N 00­N 99  Penyakit Sistem Kemih Kelamin  61,922  59,616  121,538  4,557  3.75 

15  XV  234­244  O 00­O 99  Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas  ­  335,221  335,221  887  0.26 

16  XVI  245­253.9  P 00­P 96  Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal  40,570  42,029  82,599  9,822  11.89 

17  XVII  254­266.9  Q 00­Q 99  Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom  6,569  5,270  11,839  673  5.68 

18  XVIII  267­270.9  R 00­R 99  Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK  78,112  66,745  144,857  3,967  2.74 

19  XIX  271­289  S 00­T 98  Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya  132,965  69,135  202,100  5,945  2.94 

20  XX  299.0­306.13  V 00­Y 98  Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas  56,720  29,152  85,872  2,970  3.46 

21  XXI  290.0­298  Z 00­Z 99  Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan  86,277  101,775  188,052  778  0.41 

1,247,243  1,443,753  2,690,996  94,702  3.52 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2008 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar) 

J u m l a h 

DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD­X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2007 

No  Bab  DTD  ICD­X  Golongan Sebab Sakit Pasien Baru 

Pasien Mati  CFR (%)

Page 233: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.5 

Populasi Beresiko 

Malaria Klinis  Malaria Positif (1)  (2)  (1)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  4,260,934  8,637  1,053  2.03 2  Sumatera Utara  8,995,264  73,275  2,274  8.15 3  Sumatera Barat  2,453,986  6,325  1,015  2.58 4  Riau  4,132,768  12,644  957  3.06 5  Jambi  2,843,135  51,401  6,028  18.08 6  Sumatera Selatan  5,350,075  29,212  2,389  5.46 7  Bengkulu  1,353,159  31,064  6,355  22.96 8  Lampung  6,295,088  17,566  2,108  2.79 9  Kepulauan Bangka Belitung  1,042,108  42,288  8,426  40.58 10  Kepulauan Riau  1,244,515  16,572  1,666  13.32 11  DKI Jakarta  NA  NA  NA  NA 12  Jawa Barat  1,093,568  42,924  636  0.58 13  Jawa Tengah  14,538,939  120,042  947  0.07 14  DI Yogyakarta  2,016,834  3,040  67  0.03 15  Jawa Timur  3,755,848  38,920  2,651  0.71 16  Banten  3,864,897  2,692  103  0.03 17  Bali  1,391,449  18,522  242  0.17 18  Nusa Tenggara Barat  4,421,385  96,621  21,564  21.85 19  Nusa Tenggara Timur  4,083,866  425,134  83,110  104.10 20  Kalimantan Barat  3,358,893  10,859  2,168  3.23 21  Kalimantan Tengah  1,764,556  19,784  4,470  11.21 22  Kalimantan Selatan  2,521,569  10,581  2,630  4.20 23  Kalimantan Timur  1,706,472  14,654  3,487  8.59 24  Sulawesi Utara  1,642,001  27,063  5,530  16.48 25  Sulawesi Tengah  2,536,473  45,164  6,486  17.81 26  Sulawesi Selatan  6,202,816  9,386  1,933  1.51 27  Sulawesi Tenggara  2,204,242  22,612  609  10.26 28  Gorontalo  765,841  10,674  3,160  13.94 29  Sulawesi Barat  685,561  8,213  391  11.98 30  Maluku  1,384,940  54,907  12,376  39.65 31  Maluku Utara  966,268  49,683  8,606  51.42 32  Papua  2,206,849  187,005  40,503  84.74 33  Papua Barat  701,435  117,466  32,337  167.47 

101,785,734  1,624,930  266,277  17.77  0.16 26,661,535  226,140  4,646  0.17 75,124,199  1,398,790  261,631  18.62 

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 Keterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali) 

AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali) 

Jawa Bali Luar Jawa Bali 

Indonesia 

JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah Penderita 

AMI  API

Page 234: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.6 

(1)  (2) 

1  DKI Jakarta  0.00  0.00  0.00  0.07  0.01  t.a.d  t.a.d  t.a.d  t.a.d  t.a.d  t.a.d  t.a.d 

2  Jawa Barat  0.04  0.07  0.04  0.03  0.02  t.a.d  t.a.d  0.16  0.96  0.52  0.37  0.58 

3  Jawa Tengah  0.32  0.65  1.06  1.74  1.46  t.a.d  t.a.d  0.51  0.06  0.13  0.12  0.07 

4  DI Yogyakarta  0.52  3.54  6.76  11.73  10.43  t.a.d  t.a.d  0.97  0.06  0.10  0.05  0.03 

5  Jawa Timur  0.04  0.03  0.05  0.17  0.12  t.a.d  t.a.d  0.08  0.47  0.18  0.18  0.71 

6  Banten  ­  ­  ­  ­  ­  t.a.d  t.a.d  t.a.d  0.00  0.02  0.05  0.17 

7  Bali  0.03  0.03  0.04  0.04  0.08  t.a.d  t.a.d  0.03  0.02  0.55  0.42  0.03 

0.12  0.30  0.52  0.81  0.62  0.47  0,22  0.15  0.15  0.19  0.16  0.16 

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Jawa­Bali 

(10)  (11)  (12) (7)  (8)  (9)  (13) (13) (3)  (4)  (5)  (6) 

2001  2002  2003  2004  2005  2006  2007  2008 

Ket : tad = tidak ada data 

ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA DI JAWA­BALI TAHUN 1997 ­  2008 

No  Provinsi Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk 

1997  1998  1999  2000

Page 235: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.7 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  6,870  3,828  2,831  41.2 2  Sumatera Utara  20,868  17,133  14,158  67.8 3  Sumatera Barat  7,621  5,403  3,701  48.6 4  Riau  8,303  3,478  2,205  26.6 5  Jambi  4,461  2,960  2,227  49.9 6  Sumatera Selatan  11,395  8,284  5,244  46.0 7  Bengkulu  2,627  1,598  1,276  48.6 8  Lampung  11,826  7,592  4,771  40.3 9  Kep. Bangka Belitung  1,735  1,210  958  55.2 10  Kep.Riau  2,325  1,500  685  29.5 11  DKI Jakarta  9,786  25,490  8,372  85.5 12  Jawa Barat  43,783  61,557  30,072  68.7 13  Jawa Tengah  34,910  35,951  16,752  48.0 14  DI Yogyakarta  2,220  2,461  1,141  51.4 15  Jawa Timur  39,691  39,113  23,655  59.6 16  Banten  10,275  17,896  8,080  78.6 17  Bali  2,250  3,159  1,434  63.7 18  Nusa Tenggara Barat  9,164  5,688  3,134  34.2 19  Nusa Tenggara Timur  9,522  5,315  3,360  35.3 20  Kalimantan Barat  8,923  5,558  4,189  46.9 21  Kalimantan Tengah  4,320  1,881  1,251  29.0 22  Kalimantan Selatan  7,238  4,990  3,164  43.7 23  Kalimantan Timur  6,499  3,829  2,088  32.1 24  Sulawesi Utara  4,637  4,858  4,155  89.6 25  Sulawesi Tengah  5,121  2,781  2,120  41.4 26  Sulawesi Selatan  16,391  8,303  6,170  37.6 27  Sulawesi Tenggara  4,358  2,724  2,312  53.1 28  Gorontalo  2,042  1,451  1,176  57.6 29  Sulawesi Barat  2,168  1,298  1,060  48.9 30  Maluku  2,773  2,279  1,109  40.0 31  Maluku Utara  2,015  981  540  26.8 32  Papua Barat  1,533  1,259  525  34.2 33  Papua  4,319  6,521  2,461  57.0 

228,485  298,329  166,376  72.82 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS PENYAKIT TB PARU TAHUN  2008 

No  Provinsi  Perkiraan Kasus Menular Cakupan Penemuan 

Semua Kasus  BTA Pos  Case Detection Rate (CDR) %

Page 236: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.8 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  1,870  66.91  925  33.09  2,795 2  Sumatera Utara  9,154  64.66  5,004  35.34  14,158 3  Sumatera Barat  2,389  64.62  1,308  35.38  3,697 4  Riau  1,347  64.05  756  35.95  2,103 5  Jambi  1,391  62.46  836  37.54  2,227 6  Sumatera Selatan  3,256  62.41  1,961  37.59  5,217 7  Bengkulu  779  64.01  438  35.99  1,217 8  Lampung  2,777  59.81  1,866  40.19  4,643 9  Kep. Bangka Belitung  620  64.65  339  35.35  959 10  Kep.Riau  378  63.00  222  37.00  600 11  DKI Jakarta  4,859  60.75  3,140  39.25  7,999 12  Jawa Barat  17,181  57.14  12,886  42.86  30,067 13  Jawa Tengah  8,456  54.54  7,047  45.46  15,503 14  DI Yogyakarta  641  56.28  498  43.72  1,139 15  Jawa Timur  12,477  55.00  10,209  45.00  22,686 16  Banten  4,367  57.69  3,203  42.31  7,570 17  Bali  846  59.12  585  40.88  1,431 18  Nusa Tenggara Barat  1,876  60.07  1,247  39.93  3,123 19  Nusa Tenggara Timur  1,623  53.55  1,408  46.45  3,031 20  Kalimantan Barat  2,326  63.80  1,320  36.20  3,646 21  Kalimantan Tengah  674  60.29  444  39.71  1,118 22  Kalimantan Selatan  1,941  61.48  1,216  38.52  3,157 23  Kalimantan Timur  1,212  61.21  768  38.79  1,980 24  Sulawesi Utara  2,457  61.30  1,551  38.70  4,008 25  Sulawesi Tengah  1,206  57.40  895  42.60  2,101 26  Sulawesi Selatan  3,576  57.96  2,594  42.04  6,170 27  Sulawesi Tenggara  1,363  58.95  949  41.05  2,312 28  Gorontalo  680  57.82  496  42.18  1,176 29  Sulawesi Barat  625  58.96  435  41.04  1,060 30  Maluku  487  52.76  436  47.24  923 31  Maluku Utara  274  62.84  162  37.16  436 32  Papua Barat  240  52.63  216  47.37  456 33  Papua  1,170  57.55  863  42.45  2,033 

94,518  58.80  66,223  41.20  160,741 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Jumlah  % 

Indonesia 

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi 

Jenis Kelamin Laki­laki  Perempuan 

Laki­laki+ Perempuan Jumlah  %

Page 237: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.9 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  13  12  214  166  374  206  370  166  387  153  336  158  176  64  1,870  925  2,795 

2  Sumatera Utara  86  84  1,157  905  1,867  1,085  2,035  1,085  2,073  940  1,385  652  551  253  9,154  5,004  14,158 

3  Sumatera Barat  10  19  365  274  514  280  391  247  482  239  375  157  252  92  2,389  1,308  3,697 

4  Riau  11  18  212  146  319  189  288  146  233  149  193  78  91  30  1,347  756  2,103 

5  Jambi  13  8  180  138  295  182  247  168  281  165  254  144  121  31  1,391  836  2,227 

6  Sumatera Selatan  30  25  462  322  694  453  626  402  668  411  508  265  268  83  3,256  1,961  5,217 

7  Bengkulu  7  10  82  80  149  101  168  82  169  91  146  56  58  18  779  438  1,217 

8  Lampung  39  40  355  302  565  428  511  323  494  306  451  263  362  204  2,777  1,866  4,643 

9  Kep. Bangka Belitung  7  3  80  66  129  78  125  69  141  65  93  39  45  19  620  339  959 

10  Kep.Riau  9  5  59  62  104  65  74  30  53  23  54  27  25  10  378  222  600 

11  DKI Jakarta  51  50  1,010  886  1,499  836  967  576  748  446  428  253  156  93  4,859  3,140  7,999 

12  Jawa Barat  183  194  3,373  3,169  4,539  3,447  3,327  2,510  2,755  1,944  2,074  1,168  930  454  17,181  12,886  30,067 

13  Jawa Tengah  49  97  1,361  1,452  1,860  1,659  1,598  1,380  1,578  1,209  1,303  913  707  337  8,456  7,047  15,503 

14  DI Yogyakarta  1  4  108  112  144  127  111  88  112  67  97  61  68  39  641  498  1,139 

15  Jawa Timur  106  125  1,646  1,880  2,447  2,219  2,372  2,061  2,646  1,972  2,314  1,481  946  471  12,477  10,209  22,686 

16  Banten  28  45  878  702  1,150  837  906  699  714  529  523  312  168  79  4,367  3,203  7,570 

17  Bali  2  2  109  86  211  139  143  108  129  114  169  90  83  46  846  585  1,431 

18  Nusa Tenggara Barat  14  6  249  203  376  272  354  251  410  265  361  217  112  33  1,876  1,247  3,123 

19  Nusa Tenggara Timur  21  24  258  246  338  323  255  227  280  262  281  208  190  118  1,623  1,408  3,031 

20  Kalimantan Barat  22  29  268  222  514  287  447  293  496  242  399  190  180  57  2,326  1,320  3,646 

21  Kalimantan Tengah  19  13  85  71  141  100  121  107  166  89  104  44  38  20  674  444  1,118 

22  Kalimantan Selatan  32  23  229  183  430  263  434  248  380  256  325  192  111  51  1,941  1,216  3,157 

23  Kalimantan Timur  14  11  203  162  278  179  217  153  196  145  200  93  104  25  1,212  768  1,980 

24  Sulawesi Utara  18  17  280  267  488  342  476  321  507  264  395  199  293  141  2,457  1,551  4,008 

25  Sulawesi Tengah  16  20  137  133  236  243  236  172  276  156  210  130  95  41  1,206  895  2,101 

26  Sulawesi Selatan  9  24  479  418  715  582  719  523  679  467  682  440  293  140  3,576  2,594  6,170 

27  Sulawesi Tenggara  4  12  205  211  306  206  283  190  228  155  245  134  92  41  1,363  949  2,312 

28  Gorontalo  3  6  100  98  127  106  150  96  142  90  106  73  52  27  680  496  1,176 

29  Sulawesi Barat  4  2  88  83  119  116  117  63  128  77  121  72  48  22  625  435  1,060 

30  Maluku  7  17  91  77  104  111  89  82  89  64  63  53  44  32  487  436  923 

31  Maluku Utara  3  5  47  37  69  42  50  38  46  21  39  17  20  2  274  162  436 

32  Papua Barat  6  6  55  55  66  73  41  34  40  26  20  13  12  9  240  216  456 

33  Papua  31  37  329  332  369  244  211  139  129  72  80  27  21  12  1,170  863  2,033 

868  993  14,754  13,546  21,536  15,820  18,459  13,077  17,855  11,474  14,334  8,219  6,712  3,094  94,518  66,223  160,741 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Total 

P  T 

Indonesia 

P  L  P  L L 

35 ­ 44 

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT KELOMPOK UMUR (TAHUN), JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi 

K e l o m p o k   U m u r   ( t a h u n) 0 ­ 14  > 65 

25 ­ 34 

15 ­ 24 

L  P  L  P  P P  L 

55 ­ 64 

45 ­ 54

Page 238: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.10 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  26  7  0.67 2  Sumatera Utara  487  95  3.95 3  Sumatera Barat  204  65  4.48 4  Riau  364  116  8.01 5  Jambi  106  30  3.93 6  Sumatera Selatan  153  31  2.25 7  Bengkulu  46  13  2.85 8  Lampung  143  42  2.00 9  Kep. Bangka Belitung  95  13  9.33 10  Kepulauan Riau  277  115  23.11 11  DKI Jakarta  2,781  419  30.52 12  Jawa Barat  2,888  544  7.38 13  Jawa Tengah  530  221  1.35 14  DI Yogyakarta  246  70  7.5 15  Jawa Timur  2,591  584  6.99 16  Banten  74  12  0.81 17  Bali  1,177  228  33.75 18  Nusa Tenggara Barat  80  47  1.92 19  Nusa Tenggara Timur  110  23  2.64 20  Kalimantan Barat  730  103  17.9 21  Kalimantan Tengah  9  2  0.47 22  Kalimantan Selatan  22  5  0.68 23  Kalimantan Timur  11  10  0.37 24  Sulawesi Utara  161  53  7.45 25  Sulawesi Tengah  8  4  0.34 26  Sulawesi Selatan  143  62  1.91 27  Sulawesi Tenggara  11  1  0.56 28  Gorontalo  3  1  0.33 29  Sulawesi Barat  0  0  0 30  Maluku  187  69  14.05 31  Maluku Utara  7  7  0.77 32  Papua Barat  58  19  10.24 33  Papua  2,382  351  129.35 

16,110  3,362  7.12 Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

J u m l a h 

JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS PER 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Meninggal Jumlah Kasus  Case Rate

Page 239: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.11 

Jumlah 

Kasus Kumulatif  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  26  7  26.9 2  Sumatera Utara  487  213  43.7 3  Sumatera Barat  204  147  72.1 4  Riau  364  97  26.6 5  Jambi  106  67  63.2 6  Sumatera Selatan  153  83  54.2 7  Bengkulu  46  28  60.9 8  Lampung  143  111  77.6 9  Kep. Bangka Belitung  95  36  37.9 10  Kep.Riau  277  22  7.9 11  DKI Jakarta  2,781  1,978  71.1 12  Jawa Barat  2,888  2,192  75.9 13  Jawa Tengah  530  126  23.8 14  DI Yogyakarta  246  119  48.4 15  Jawa Timur  2,591  878  33.9 16  Banten  74  55  74.3 17  Bali  1,177  234  19.9 18  Nusa Tenggara Barat  80  39  48.8 19  Nusa Tenggara Timur  110  11  10.0 20  Kalimantan Barat  730  124  17.0 21  Kalimantan Tengah  9  5  55.6 22  Kalimantan Selatan  22  9  40.9 23  Kalimantan Timur  11  4  36.4 24  Sulawesi Utara  161  39  24.2 25  Sulawesi Tengah  8  5  62.5 26  Sulawesi Selatan  143  91  63.6 27  Sulawesi Tenggara  11  1  9.1 28  Gorontalo  3  2  66.7 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­ 30  Maluku  187  79  42.2 31  Maluku Utara  7  2  28.6 32  Papua Barat  58  5  8.6 33  Papua  2,382  1  0.0 

16,110  6,810  42.3 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

J u m l a h 

JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU) MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2008 

No  Provinsi Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntik (IDU)

Page 240: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.12 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  417,777  41,778  647  1,257  1,904  4.56 2  Sumatera Utara  1,276,361  127,636  7,365  11,717  19,082  14.95 3  Sumatera Barat  469,776  46,978  2,584  7,112  9,696  20.64 4  Riau  518,900  51,890  2,062  4,507  6,569  12.66 5  Jambi  276,418  27,642  998  2,270  3,268  11.82 6  Sumatera Selatan  680,135  68,013  4,972  9,567  14,539  21.38 7  Bengkulu  175,372  17,537  ­  ­  ­  ­ 8  Lampung  728,666  72,867  3,836  11,601  15,437  21.19 9  Kep. Bangka Belitung  110,666  11,067  667  1,735  2,402  21.71 10  Kep.Riau  138,202  13,820  66  222  288  2.08 11  DKI Jakarta  896,168  89,617  3,589  8,321  11,910  13.29 12  Jawa Barat  3,912,714  391,271  58,728  107,568  166,296  42.50 13  Jawa Tengah  3,298,982  329,898  9,633  20,298  29,931  9.07 14  DI Yogyakarta  343,868  34,387  132  492  624  1.81 15  Jawa Timur  2,491,593  249,159  11,959  21,720  33,679  13.52 16  Banten  1,027,603  102,760  2,880  4,937  7,817  7.61 17  Bali  341,173  34,117  1,151  2,223  3,374  9.89 18  Nusa Tenggara Barat  553,451  55,345  13,173  18,096  31,269  56.50 19  Nusa Tenggara Timur  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 20  Kalimantan Barat  466,782  46,678  1,309  2,738  4,047  8.67 21  Kalimantan Tengah  200,361  20,036  532  1,016  1,548  7.73 22  Kalimantan Selatan  357,691  35,769  1,617  3,447  5,064  14.16 23  Kalimantan Timur  297,194  29,719  1,424  2,576  4,000  13.46 24  Sulawesi Utara  242,097  24,210  1,746  2,658  4,404  18.19 25  Sulawesi Tengah  243,771  24,377  1,421  2,285  3,706  15.20 26  Sulawesi Selatan  793,615  79,362  2,497  5,584  8,081  10.18 27  Sulawesi Tenggara  205,455  20,545  1,099  2,277  3,376  16.43 28  Gorontalo  91,975  9,198  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  101,460  10,146  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  130,506  13,051  ­  ­  ­  ­ 31  Maluku Utara  98,526  9,853  203  409  612  6.21 32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 33  Papua  ­  ­  ­  ­ 

20,887,256  2,088,726  136,290  256,633  392,923  18.81 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

1 ­ 4 Tahun  Jumlah  % 

Indonesia 

JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Jumlah Penduduk Usia Balita Wil. PKM Program 

Target Penemuan Pneumonia Balita (10%) 

Realisasi Penemuan Penderita Pneumonia Balita 

< 1 Tahun

Page 241: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.13 

Angka Prevalensi PB  MB  Jumlah  /10.000 Penduduk 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  113  484  597  1.41 2  Sumatera Utara  23  188  211  0.17 3  Sumatera Barat  15  99  114  0.25 4  Riau  27  175  202  0.42 5  Jambi  6  60  66  0.24 6  Sumatera Selatan  41  326  367  0.54 7  Bengkulu  3  13  16  0.09 8  Lampung  33  189  222  0.29 9  Kepulauan Bangka Belitung  14  45  59  0.55 10  Kepulauan Riau  8  20  28  0.26 11  DKI Jakarta  209  1,625  1,834  2.03 12  Jawa Barat  530  2,832  3,362  0.81 13  Jawa Tengah  167  1,702  1,869  0.58 14  DI Yogyakarta  9  86  95  0.28 15  Jawa Timur  574  5,463  6,037  1.62 16  Banten  92  499  591  0.64 17  Bali  8  132  140  0.42 18  Nusa Tenggara Barat  133  549  682  1.60 19  Nusa Tenggara Timur  65  428  493  1.18 20  Kalimantan Barat  42  238  280  0.68 21  Kalimantan Tengah  5  77  82  0.42 22  Kalimantan Selatan  35  378  413  1.26 23  Kalimantan Timur  24  222  246  0.84 24  Sulawesi Utara  67  417  484  2.15 25  Sulawesi Tengah  71  237  308  1.28 26  Sulawesi Selatan  188  1,229  1,417  1.86 27  Sulawesi Tenggara  35  262  297  1.42 28  Gorontalo  20  204  224  2.44 29  Sulawesi Barat  34  217  251  1.82 30  Maluku  54  379  433  3.02 31  Maluku Utara  113  532  645  6.66 32  Papua Barat  307  394  701  9.69 33  Papua  274  612  886  4.42 

3,339  20,313  23,652  1.05 14.12  85.88  100.00 

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 Ket:  PB= Pausi Basiler, MB= Multi Basiler 

Indonesia % 

SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi  Kasus Tercatat

Page 242: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.14 

Kasus  Kasus Total  MB  Cacat Tk.2  Anak  Wanita  Terdaftar  Kambuh  PB  MB 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  437  326  47  37  169  476  13  93  89 2  Sumatera Utara  188  167  43  26  73  205  1  89  91 3  Sumatera Barat  157  121  10  24  77  140  0  100  96 4  Riau  215  164  43  54  98  341  0  80  78 5  Jambi  95  69  11  6  23  108  1  90  69 6  Sumatera Selatan  280  244  37  36  112  307  8  69  85 7  Bengkulu  16  15  2  1  6  26  0  80  78 8  Lampung  151  125  21  6  38  234  0  68  77 9  Kepulauan Bangka Belitung  46  35  5  1  19  49  0  92  82 10  Kepulauan Riau  25  19  0  0  10  35  0  80  78 11  DKI Jakarta  891  759  9  73  250  860  5  88  75 12  Jawa Barat  1,743  1,509  206  184  546  2,260  0  91  80 13  Jawa Tengah  1,564  1,338  213  166  513  2,108  0  93  91 14  DI Yogyakarta  52  39  6  3  17  71  0  80  78 15  Jawa Timur  4,912  4,323  527  571  1,703  6,863  5  97  93 16  Banten  565  456  61  83  218  880  0  87  92 17  Bali  106  81  2  1  17  119  0  95  95 18  Nusa Tenggara Barat  270  201  7  29  95  274  0  90  88 19  Nusa Tenggara Timur  193  159  3  4  21  255  2  73  60 20  Kalimantan Barat  244  209  40  29  109  202  0  80  78 21  Kalimantan Tengah  103  98  21  5  30  103  0  67  95 22  Kalimantan Selatan  230  189  25  15  71  265  0  80  78 23  Kalimantan Timur  209  193  18  20  35  277  0  94  97 24  Sulawesi Utara  419  333  28  42  147  388  4  95  93 25  Sulawesi Tengah  328  254  31  22  131  320  0  82  97 26  Sulawesi Selatan  1,240  1,007  145  87  533  1,107  19  92  84 27  Sulawesi Tenggara  289  247  13  23  134  294  1  100  86 28  Gorontalo  197  147  14  29  78  236  0  100  87 29  Sulawesi Barat  216  143  10  14  77  229  5  79  98 30  Maluku  382  300  14  31  168  480  0  94  87 31  Maluku Utara  571  385  32  141  261  684  4  86  95 32  Papua Barat  353  194  7  81  151  479  10  90  66 33  Papua  754  479  17  143  273  863  11  79  81 

17,441  14,328  1,668  1,987  6,203  21,538  89  86.46  84.77 Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 Ket :  PB= Pausi Basiler, MB= Multi Basiler 

Indonesia 

JUMLAH KASUS BARU KUSTA  DAN KECACATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Jumlah Kasus Baru  RFT Rate (%)

Page 243: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.15 

Notes Infectius  Non Infectius  District 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  4,363,500  0  0  0  23 2  Sumatera Utara  12,914,600  0  0  0  28 3  Sumatera Barat  4,555,800  0  0  0  7 4  Riau  4,813,653 5  Jambi  2,784,271 6  Sumatera Selatan  7,019,964  0  2  2  15 7  Bengkulu  1,753,716 8  Lampung  7,804,587  0  0  0  10 9  Kepulauan Bangka Belitung  1,106,657 10  Kepulauan Riau 11  DKI Jakarta 12  Jawa Barat 13  Jawa Tengah 14  DI Yogyakarta  3,430,640 15  Jawa Timur  37,436,154  17  2  19  7 16  Banten  6  0  6  1 17  Bali  3,320,715  0  0  0  9 18  Nusa Tenggara Barat  4,257,306  0  0  0  9 19  Nusa Tenggara Timur  4,387,146  2245  1950  4195  20 20  Kalimantan Barat 21  Kalimantan Tengah 22  Kalimantan Selatan 23  Kalimantan Timur  2,936,388 24  Sulawesi Utara  3,287,185 25  Sulawesi Tengah  2,419,815  16  22  38  2 26  Sulawesi Selatan 27  Sulawesi Tenggara  2,143,000  2  25  27  2 28  Gorontalo  1,629,000 29  Sulawesi Barat 30  Maluku  9,551,402  795  237  1032  8 31  Maluku Utara 32  Papua Barat  748,159 33  Papua  2,213,997  385  222  607  9 

124,877,655  3,466  2,460  5,926  150 Indonesia 

PREVALENSI FRAMBUSIA MENURUT PROVINSI TAHUN  2008 

No  Provinsi  Populasi 2008 2008 

Total

Page 244: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009

Page 245: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.16 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  2  2  0  1  1  0  0  1  0  1  0  0  0  2  0 

2  Sumatera Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

3  Sumatera Barat  4  3  1  1  2  0  0  1  1  1  1  0  1  2  1 

4  Riau  9  4  1  3  1  2  2  2  1  4  2  1  3  3  2 

5  Jambi  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

6  Sumatera Selatan  17  9  2  7  0  7  1  2  0  13  2  1  3  11  2 

7  Bengkulu  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

8  Lampung  9  6  0  4  2  2  1  0  1  8  0  0  3  6  0 

9  Kepulauan Bangka Belitung  3  1  1  1  1  0  0  2  1  0  0  0  1  1  1 

10  Kepulauan Riau  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

11  DKI Jakarta  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

12  Jawa Barat  41  28  3  17  4  8  9  2  4  27  8  1  6  25  9 

13  Jawa Tengah  7  3  0  2  0  0  5  0  0  1  6  0  2  0  5 

14  DI Yogyakarta  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

15  Jawa Timur  17  8  0  13  3  1  0  3  8  0  6  1  5  11  0 

16  Banten  50  23  1  20  2  20  7  5  4  35  6  0  3  43  4 

17  Bali  1  1  0  1  0  0  0  1  0  0  0  0  0  1  0 

18  Nusa Tenggara Barat  2  0  0  2  0  0  0  1  0  1  0  0  1  1  0 

19  Nusa Tenggara Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

20  Kalimantan Barat  2  2  0  2  0  0  0  0  2  0  0  0  2  0  0 

21  Kalimantan Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

22  Kalimantan Selatan  3  2  0  1  1  1  0  1  0  2  0  0  1  1  1 

23  Kalimantan Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

24  Sulawesi Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

25  Sulawesi Tengah  7  5  1  2  3  0  1  0  2  4  1  0  2  4  1 

26  Sulawesi Selatan  4  2  0  2  0  0  2  0  1  3  0  0  0  4  0 

27  Sulawesi Tenggara  3  0  0  1  2  0  0  0  0  1  2  0  0  0  2 

28  Gorontalo  1  1  0  1  0  0  0  0  0  1  0  0  1  1  0 

29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

30  Maluku  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

31  Maluku Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

33  Papua  1  0  0  0  0  1  0  0  0  1  0  0  1  0  0 

183  100  10  81  22  42  28  21  25  103  34  4  35  116  28 

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 

Total 

Tidak Tahu  Dokter  Bidan/ Perawat Tidak Tahu  TT2  +  TT1  Tidak 

Diimunisasi 

JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DAN FAKTOR RISIKO MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Total Kasus  Meninggal 

Tidak Diketahui 

Faktor Risiko 

Pelayanan Antenatal Care  Status Imunisasi  Penolong Persalinan 

Dokter  Bidan/ Perawat 

Dukun Bersalin  Tidak Periksa  Dukun 

Bersalin

Page 246: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.16.a 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  10)  (11)  (12)  (13) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  0  0  0  2  0  0  2  0  1  1  0 2  Sumatera Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 3  Sumatera Barat  1  0  1  2  1  0  1  2  1  0  3 4  Riau  4  1  1  2  5  1  1  2  0  0  9 5  Jambi  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 6  Sumatera Selatan  2  12  3  0  4  10  2  1  16  0  1 7  Bengkulu  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 8  Lampung  3  4  2  0  5  2  1  1  9  0  0 9  Kepulauan Bangka Belitung  1  0  1  1  2  0  0  1  1  0  2 10  Kepulauan Riau  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 11  DKI Jakarta  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 12  Jawa Barat  7  1  24  9  26  4  2  9  25  7  9 13  Jawa Tengah  1  0  1  5  2  0  0  5  2  0  5 14  DI Yogyakarta  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 15  Jawa Timur  7  4  6  0  13  3  1  0  14  3  0 16  Banten  9  20  14  7  28  7  7  8  40  5  5 17  Bali  0  1  0  0  0  1  0  0  1  0  0 18  Nusa Tenggara Barat  1  0  1  0  1  0  1  0  2  0  0 19  Nusa Tenggara Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 20  Kalimantan Barat  1  1  0  0  1  1  0  0  2  0  0 21  Kalimantan Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 22  Kalimantan Selatan  0  3  0  0  3  0  0  0  3  0  0 23  Kalimantan Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 24  Sulawesi Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 25  Sulawesi Tengah  2  3  1  1  4  3  0  0  7  0  0 26  Sulawesi Selatan  2  0  1  1  3  0  0  1  3  0  1 27  Sulawesi Tenggara  0  0  0  3  0  0  1  2  1  0  2 28  Gorontalo  1  1  0  0  1  0  0  0  0  1  0 29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 30  Maluku  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 31  Maluku Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 33  Papua  0  1  0  0  0  0  0  1  1  0  0 

42  52  56  33  99  32  19  33  129  17  37 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Tidak Tahu Tidak Tahu  Gunting  Bambu  Lainnya 

Total 

Tidak Tahu  Ya  Tidak 

JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DAN FAKTOR RISIKO MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi 

Perawatan Tali Pusar  Pemotongan Tali Pusar  Perawatan Rumah Sakit 

Alkohol/ iodin  Tradisional  Lainnya

Page 247: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.17 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  77  12  254  67  172  29  56  9  37  2  0  596  119 2  Sumatera Utara  103  42  226  51  168  38  29  9  16  3  0  542  143 3  Sumatera Barat  37  13  80  40  112  61  67  22  130  11  0  426  147 4  Riau  62  16  132  35  147  23  69  9  65  3  0  475  86 5  Jambi  18  1  22  4  32  14  32  11  15  1  0  119  31 6  Sumatera Selatan  97  17  189  80  198  78  107  35  175  22  1  766  232 7  Bengkulu  9  5  14  12  11  10  6  3  10  1  0  50  31 8  Lampung  108  32  151  81  191  98  132  68  125  33  0  707  312 9  Kepulauan Bangka Belitung  12  3  10  7  9  4  9  5  5  3  0  45  22 10  Kepulauan Riau  45  3  93  17  128  14  85  20  97  4  0  448  58 11  DKI Jakarta  70  0  143  0  116  0  58  0  124  0  0  511  ­ 12  Jawa Barat  407  0  815  0  1,153  0  574  0  475  0  0  3,424  ­ 13  Jawa Tengah  117  57  276  216  318  206  112  63  178  68  0  1,001  610 14  DI Yogyakarta  22  21  17  16  50  45  24  24  58  30  0  171  136 15  Jawa Timur  137  75  208  137  171  92  99  45  120  58  0  735  407 16  Banten  158  1  378  12  552  21  228  1  236  1  0  1,552  36 17  Bali  6  3  28  7  22  0  4  4  1  1  0  61  15 18  Nusa Tenggara Barat  0  0  2  2  0  0  0  0  0  0  0  2  2 19  Nusa Tenggara Timur  1  1  8  9  4  5  8  2  0  0  0  21  17 20  Kalimantan Barat  22  0  76  15  133  28  70  54  173  0  0  474  97 21  Kalimantan Tengah  44  20  36  26  52  25  19  11  37  4  0  188  86 22  Kalimantan Selatan  43  23  70  38  45  24  37  12  29  6  0  224  103 23  Kalimantan Timur  3  2  2  2  5  3  10  0  4  0  0  24  7 24  Sulawesi Utara  4  1  26  4  27  13  8  4  12  3  0  77  25 25  Sulawesi Tengah  25  6  99  33  83  29  48  18  28  1  0  283  87 26  Sulawesi Selatan  138  21  216  97  143  43  76  22  138  19  0  711  202 27  Sulawesi Tenggara  1  0  8  0  13  0  10  0  9  0  0  41  ­ 28  Gorontalo  18  5  25  14  60  32  37  19  22  8  0  162  78 29  Sulawesi Barat  2  0  2  0  0  0  1  0  0  0  0  5  ­ 30  Maluku  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  ­  ­ 31  Maluku Utara  9  0  62  1  81  12  30  30  2  11  0  184  54 32  Papua Barat  11  2  8  1  3  0  1  0  5  0  0  28  3 33  Papua  11  4  38  7  15  3  2  2  4  0  0  70  16 

1,817  386  3,714  1,031  4,214  950  2,048  502  2,330  293  1  14,123  3,162 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Total 

Divaksinasi  Meninggal  Jumlah Kasus 

Jumlah Kasus 

Total 

Jumlah Kasus  Divaksinasi  Jumlah 

Kasus  Divaksinasi  Jumlah Kasus  Divaksinasi  Jumlah 

Kasus  Divaksinasi  Divaksinasi 

JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK DAN STATUS VAKSINASI CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No.  Provinsi 

Kasus Campak < 1 Tahun  1 ­ 4 Tahun  5 ­ 9 Tahun  10 ­ 14 Tahun  > 14 Tahun

Page 248: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.18 

Frekuensi  Total  Frekuensi  Total  Frekuensi  Total  Frekuensi  Total (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  ­  ­  ­  ­  1  36  9  165 2  Sumatera Utara  ­  ­  ­  ­  2  52  30  567 3  Sumatera Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  0  0 4  Riau  1  12  ­  ­  ­  ­  3  15 5  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  ­  ­  ­  11  52 6  Jambi  ­  ­  ­  ­  ­  ­  0  0 7  Bengkulu  1  13  ­  ­  ­  ­  0  0 8  Sumatera Selatan  ­  ­  1  19  2  10  2  42 9  Bangka Belitung  1  9  6  93  2  22  2  6 10  Lampung  1  115  4  125  2  42  1  9 11  Jakarta  ­  ­  3  78  ­  ­  0  0 12  Banten  ­  ­  ­  ­  ­  ­  11  119 13  Jawa Barat  33  664  28  348  11  103  5  46 14  Jawa Tengah  13  239  ­  ­  4  27  1  5 15  DI Yogyakarta  ­  ­  1  2  2  4  0  0 16  Jawa Timur  ­  ­  ­  ­  12  170  4  38 17  Kalimantan Barat  ­  ­  3  113  4  127  0  0 18  Kalimantan Tengah  ­  ­  ­  ­  4  216  0  0 19  Kalimantan Selatan  3  29  8  126  1  45  0  0 20  Kalimantan Timur  ­  ­  ­  ­  4  267  1  14 21  Sulawesi Utara  4  15  3  53  7  69  0  0 22  Gorontalo  ­  ­  3  106  22  354  2  40 23  Sulawesi Tengah  ­  ­  ­  ­  19  411  0  0 24  Sulawesi Selatan  7  242  17  320  7  156  3  51 25  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  1  126 26  Sulawesi Tenggara  ­  ­  ­  ­  3  199  2  18 27  Bali  ­  ­  ­  ­  2  47  0  0 28  Nusa Tenggara Barat  ­  ­  ­  ­  1  33  1  18 29  Nusa Tenggara Timur  2  1,773  ­  ­  ­  ­  0  0 30  Maluku  ­  ­  ­  ­  ­  ­  1  4 31  Maluku Utara  6  151  9  212  2  18  6  152 32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  0  0 33  Papua  ­  ­  ­  ­  ­  ­  0  0 

72  3,262  86  1,595  114  2,408  96  1,487 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

FREKUENSI DAN JUMLAH KASUS PADA KLB CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2005­2008 

2008 

Indonesia 

No  Provinsi 2005  2006  2007

Page 249: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.19 

No  Provinsi  Jumlah Kasus AFP  AFP Rate / 100.000 penduduk  Non Polio AFP Rate / 100.000 penduduk  % Spesimen Adekuat 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  45  3.60  3.52  84.4 2  Sumatera Utara  105  2.63  2.63  90.4 3  Sumatera Barat  37  2.74  2.67  81 4  Riau  61  3.39  3.28  86.8 5  Jambi  24  2.82  2.82  87.5 6  Sumatera Selatan  84  3.91  3.77  95.2 7  Bengkulu  17  3.40  3.40  88.2 8  Lampung  79  3.59  3.55  83.5 9  Kepulauan Bangka Belitung  8  3.20  3.20  87.5 10  Kepulauan Riau  14  4.00  3.71  78.5 11  DKI Jakarta  70  3.33  3.19  82.8 12  Jawa Barat  258  2.31  2.26  81 13  Jawa Tengah  187  2.29  2.26  82.8 14  DI Yogyakarta  29  4.83  4.67  86.2 15  Jawa Timur  206  2.69  2.63  76.2 16  Banten  68  2.23  2.13  72 17  Bali  36  4.50  4.38  94.4 18  Nusa Tenggara Barat  40  2.86  2.71  85 19  Nusa Tenggara Timur  46  3.41  3.41  91.3 20  Kalimantan Barat  32  2.29  2.21  71.8 21  Kalimantan Tengah  15  2.14  2.14  86.6 22  Kalimantan Selatan  23  2.42  2.32  95.6 23  Kalimantan Timur  32  3.76  3.76  87.5 24  Sulawesi Utara  27  4.91  4.91  81.4 25  Sulawesi Tengah  17  2.27  2.00  82.3 26  Sulawesi Selatan  52  2.31  2.13  86.5 27  Sulawesi Tenggara  19  2.53  2.53  84.2 28  Gorontalo  12  4.80  4.80  100 29  Sulawesi Barat  11  3.14  3.14  54.5 30  Maluku  8  2.00  2.00  87.5 31  Maluku Utara  8  2.67  2.33  87.5 32  Papua Barat  3  1.50  1.50  100 33  Papua  10  1.67  1.50  50 

1,683  2.75  2.68  83.3 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

JUMLAH KASUS AFP MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia

Page 250: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.20 

(1)  (2) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0  0  44 

2  Sumatera Utara  0  0  105 

3  Sumatera Barat  0  0  36 

4  Riau  0  0  59 

5  Jambi  0  0  24 

6  Sumatera Selatan  0  0  81 

7  Bengkulu  0  0  17 

8  Lampung  0  0  78 

9  Kepulauan Bangka Belitung  0  0  8 

10  Kepulauan Riau  0  0  13 

11  DKI Jakarta  0  0  67 

12  Jawa Barat  0  0  252 

13  Jawa Tengah  0  0  184 

14  DI Yogyakarta  0  0  28 

15  Jawa Timur  0  0  201 

16  Banten  0  0  65 

17  Bali  0  0  35 

18  Nusa Tenggara Barat  0  0  38 

19  Nusa Tenggara Timur  0  0  46 

20  Kalimantan Barat  0  0  31 

21  Kalimantan Tengah  0  0  15 

22  Kalimantan Selatan  0  0  22 

23  Kalimantan Timur  0  0  32 

24  Sulawesi Utara  0  0  27 

25  Sulawesi Tengah  0  0  15 

26  Sulawesi Selatan  0  0  48 

27  Sulawesi Tenggara  0  0  19 

28  Gorontalo  0  0  12 

29  Sulawesi Barat  0  0  11 

30  Maluku  0  0  8 

31  Maluku Utara  0  0  7 

32  Papua Barat  0  0  3 

33  Papua  0  0  9 

0  0  1,640 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Updating data sampai dengan Maret 2009 

JUMLAH KASUS AFP MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI KLINIS DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Klasifikasi Klinis 

Virus Polio Liar  Kompatibel  Bukan Polio 

Keterangan : * masih terdapat 43 kasus AFP yang belum diklasifikasi final oleh pokja ahli pusat Surveilens AFP 

(3)  (4)  (5) 

Indonesia

Page 251: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.21 

P  M  CFR  P  M  CFR  P  M  CFR  P  M  CFR  P  M  CFR  P  M  CFR (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  401  10  2.5  ­  ­  ­  267  6  2.2  163  5  3.1  ­  ­  ­  178  ­  ­ 

2  Sumatera Utara  67  2  3.0  ­  ­  ­  145  6  4.1  401  13  3.2  390  7  1.8  636  12  1.9 

3  Sumatera Barat  442  7  1.6  367  10  2.7  ­  ­  ­  40  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

4  Riau  113  5  4.4  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

5  Jambi  9  ­  ­  131  5  3.8  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

6  Sumatera Selatan  442  1  0.2  ­  ­  ­  95  1  1.1  46  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

7  Bengkulu  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  218  6  2.8  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

8  Lampung  20  1  5.0  133  7  5.3  95  2  2.1  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

9  Kepulauan Bangka Belitung  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

11  D K I  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

12  Jawa Barat  522  7  1.3  51  ­  ­  148  1  0.7  880  12  1.4  ­  ­  ­  380  2  0.5 

13  Jawa Tengah  53  4  7.5  137  4  2.9  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  216  1  0.5 

14  DI Yogyakarta  104  1  1.0  7  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

15  Jawa Timur  248  2  0.8  349  4  1.1  48  ­  0.0  226  1  0.4  1,468  8  0.5  362  9  2.5 

16  Banten  161  4  2.5  43  2  4.7  1,371  26  1.9  ­  ­  ­  1,057  3  0.3  ­  ­  ­ 

17  Bali  68  ­  ­  199  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  1,047  4  0.4 

18  Nusa Tenggara Barat  ­  ­  ­  15  ­  ­  ­  ­  ­  102  1  1.0  ­  ­  ­  814  1  0.1 

19  Nusa Tenggara Timur  456  8  1.8  ­  ­  ­  2,194  28  1.3  1,223  45  3.7  104  3  2.9  217  3  1.4 

20  Kalimantan Barat  ­  ­  256  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

21  Kalimantan Tengah  54  6  11.1  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  120  3  2.5  ­  ­  ­ 

22  Kalimantan Selatan  ­  ­  ­  373  7  1.9  ­  ­  ­  488  7  1.4  163  6  3.7  ­  ­  ­ 

23  Kalimantan Timur  352  17  4.8  325  1  0.3  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

24  Sulawesi Utara  53  2  3.8  139  ­  ­  ­  ­  ­  50  1  2.0  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

25  Sulawesi Tengah  129  11  8.5  378  5  1.3  69  13  18.8  269  7  2.6  66  11  16.7  106  2  1.9 

26  Sulawesi Selatan  595  34  5.7  42  8  19.0  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  41  1  2.4 

27  Sulawesi Tenggara  170  ­  369  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  293  5  1.7  584  13  2.2 

28  Gorontalo  125  125  100.0  ­  ­  ­  ­  ­  ­  177  12  6.8  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  20  3  15.0  ­  ­  ­  2,023  23  1.1 

30  Maluku  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  130  18  13.8 

31  Maluku Utara  ­  ­  ­  ­  ­  ­  133  7  5.3  133  6  4.5  ­  ­  ­  169  14  8.3 

32  Papua Barat  38  5  13.2  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

33  Papua  ­  ­  ­  ­  ­  ­  486  37  7.6  6,544  158  2.4  ­  ­  ­  1,540  106  6.9 

4,622  252  5.5  3,314  53  1.6  5,051  127  2.5  10,980  277  2.5  3,661  46  1.3  8,443  209  2.5 

Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

2007  2008 

P = Penderita,   M = Meninggal,  C = Case Fatelity Rate 

Indonesia 

KEJADIAN LUAR BIASA  (KLB)  DIARE 

TAHUN   2003 ­ 2008 

No  Provinsi 2003  2004  2005  2006

Page 252: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.22 

P  CFR  IR  P  CFR  IR  P  CFR  IR  P  M  CFR  IR  P  M  CFR  IR (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  252  4.37  5.43  629  1.59  14.86  758  1.98  19.43  1,569  13  0.83  38.92  2,436  1.31  54.76 

2  Sumatera Utara  1,093  2.20  8.79  3,657  1.80  30.75  2,125  1.60  16.86  3,990  34  0.85  31.66  4,454  1.10  34.49 

3  Sumatera Barat  514  0.97  12.11  1,154  1.99  25.89  1,067  1.22  23.87  2,189  24  1.10  48.05  1,907  0.58  42.67 

4  Riau  1,050  2.00  20.53  1,850  1.73  41.19  948  1.90  21.04  795  15  1.89  18.46  828  1.21  15.96 

5  Jambi  275  1.45  9.74  353  3.12  13.38  365  3.01  13.83  309  5  1.62  11.20  245  3.67  8.64 

6  Sumatera Selatan  1,270  1.34  16.06  1,621  0.56  18.38  2,272  0.09  32.48  3,480  13  0.37  48.17  2,360  0.13  34.75 

7  Bengkulu  204  0.98  13.25  61  3.28  3.60  129  0.78  7.61  274  7  2.55  15.62  339  0.29  19.39 

8  Lampung  908  1.54  13.51  736  1.63  10.54  1,402  1.00  20.08  4,470  23  0.51  64.01  4,807  0.83  68.83 

9  Kepulauan Bangka Belitung  53  ­  5.65  46  4.35  4.60  58  ­  5.80  145  2  1.38  13.67  34  0.00  3.07 

10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  746  3.49  57.58  969  2.89  74.79  950  11  1.16  73.33  1,724  1.28  133.07 

11  DKI Jakarta  20,510  0.43  260.08  23,466  0.34  296.87  24,932  0.16  316.17  31,836  86  0.27  392.64  28,361  0.09  317.09 

12  Jawa Barat  19,014  1.13  52.20  18,590  1.53  47.50  25,851  1.06  66.08  30,536  288  0.94  78.05  23,248  0.99  54.23 

13  Jawa Tengah  9,047  1.80  27.11  6,583  2.29  19.61  10,924  2.01  33.72  20,391  327  1.60  61.96  19,235  1.19  58.45 

14  DI Yogyakarta  2,206  1.41  66.89  971  1.24  29.44  2,184  1.05  66.22  2,462  26  1.06  74.65  2,119  0.99  61.72 

15  Jawa Timur  8,287  1.45  23.48  15,251  1.74  42.94  20,374  1.21  56.19  25,950  372  1.43  69.95  16,589  0.99  44.68 

16  Banten  2577  2.25  30.08  2,045  1.27  23.87  2,306  1.52  26.92  5,587  98  1.75  65.22  3,954  1.34  46.16 

17  Bali  1935  0.41  58.64  3,596  0.50  108.97  5,629  0.53  170.57  6,375  14  0.22  193.18  6,254  0.30  181.31 

18  Nusa Tenggara Barat  805  1.99  20.77  1,062  1.41  26.62  623  0.64  15.59  720  2  0.28  16.90  777  0.51  18.10 

19  Nusa Tenggara Timur  1381  3.11  35.00  735  1.36  17.75  251  1.20  6.36  518  11  2.12  13.13  279  2.87  7.07 

20  Kalimantan Barat  212  2.36  5.55  1,220  1.07  31.92  2,659  1.32  65.94  508  7  1.38  12.98  947  3.38  22.29 

21  Kalimantan Tengah  453  1.32  24.70  491  0.81  26.75  513  0.78  27.42  696  8  1.15  35.54  531  1.32  27.11 

22  Kalimantan Selatan  378  0.79  10.30  341  2.35  9.29  455  1.54  12.40  1,321  16  1.21  35.59  576  1.91  15.69 

23  Kalimantan Timur  2276  1.80  91.37  3,165  2.59  121.74  2,714  2.80  103.64  5,341  102  1.91  193.15  5,762  1.82  220.03 

24  Sulawesi Utara  225  4.89  10.56  1,926  1.35  119.89  1,290  1.47  59.62  1,865  24  1.29  86.15  1,430  1.12  63.58 

25  Sulawesi Tengah  293  3.41  13.06  780  1.00  31.73  492  2.24  20.01  1,338  17  1.27  54.02  1,389  1.22  55.25 

26  Sulawesi Selatan  3500  0.69  41.70  2,822  1.81  34.65  2,612  0.84  35.03  2,732  30  1.10  36.79  3,545  0.76  46.46 

27  Sulawesi Tenggara  266  0.75  13.89  758  2.90  39.25  95  3.16  4.73  944  7  0.74  48.20  1,006  0.89  46.21 

28  Gorontalo  14  ­  1.60  206  ­  23.50  302  0.66  32.90  236  4  1.69  25.71  172  2.33  18.74 

29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  27  2.00  2.66  31  3.23  3.06  2  0  ­  0.20  37  0.00  3.65 

30  Maluku  0  ­  ­  0  ­  ­  0  ­  ­  0  0  #DIV/0!  ­  ­  0.00  0.00 

31  Maluku Utara  74  9.46  8.71  24  4.17  2.65  138  2.90  16.09  275  7  2.55  29.22  250  2.80  25.25 

32  Papua Barat  ­  ­  ­  184  3.26  32.62  128  ­  22.69  208  2  0.96  28.76  510  0.39  90.41 

33  Papua  390  2.05  18.84  183  1.09  11.02  60  ­  3.55  103  4  3.88  6.09  228  0.44  13.47 

79,462  1.20  37.11  95,279  1.36  43.42  114,656  1.04  52.48  158,115  1,599  1.01  71.78  136,333  ­  0.86  60.06 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Ket : IR (Insidens) per 100.000 penduduk 

JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%),  DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2008 

Tahun 2008 

Indonesia 

No  Provinsi Tahun 2004  Tahun 2005  Tahun 2006  Tahun 2007

Page 253: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.23 

Jumlah  Jumlah  Jumlah Kab/Kota  Kab/Kota  Kab/Kota 2005/2006  2007  2008  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  21  23  23  12  57.1  15  71.4  15  65.2  17  73.91 

2  Sumatera Utara  25  28  28  17  68.0  19  76.0  20  71.4  22  78.57 

3  Sumatera Barat  19  19  19  10  52.6  12  63.2  15  78.9  17  89.47 

4  Riau  11  11  11  11  100.0  11  100.0  11  100.0  10  90.91 

5  Jambi  10  10  10  7  70.0  10  100.0  8  80.0  9  90 

6  Sumatera Selatan  14  15  15  9  64.3  9  64.3  12  80.0  9  60 

7  Bengkulu  9  9  9  3  33.3  7  77.8  9  100.0  9  100 

8  Lampung  10  11  11  10  100.0  10  100.0  10  90.9  10  90.91 

9  Kepulauan Bangka Belitung  7  7  7  6  85.7  5  71.4  7  100.0  6  85.71 

10  Kepulauan Riau  6  6  6  5  83.3  3  50.0  4  66.7  4  66.67 

11  DKI Jakarta  6  6  6  5  83.3  5  83.3  6  100.0  6  100 

12  Jawa Barat  25  26  26  25  100.0  25  100.0  25  96.2  26  100 

13  Jawa Tengah  35  35  35  35  100.0  35  100.0  35  100.0  35  100 

14  DI Yogyakarta  5  5  5  5  100.0  5  100.0  5  100.0  5  100 

15  Jawa Timur  38  38  38  38  100.0  38  100.0  38  100.0  38  100 

16  Banten  6  7  7  6  100.0  6  100.0  6  85.7  6  85.71 

17  Bali  9  9  3  9  100.0  9  100.0  9  100.0  9  300 

18  Nusa Tenggara Barat  9  9  9  9  100.0  8  88.9  8  88.9  8  88.89 

19  Nusa Tenggara Timur  16  20  18  7  43.8  1  6.3  5  25.0  5  27.78 

20  Kalimantan Barat  12  14  14  7  58.3  10  83.3  10  71.4  10  71.43 

21  Kalimantan Tengah  14  14  14  6  42.9  6  42.9  12  85.7  9  64.29 

22  Kalimantan Selatan  13  13  13  13  100.0  12  92.3  13  100.0  13  100 

23  Kalimantan Timur  13  14  13  12  92.3  13  100.0  13  92.9  13  100 

24  Sulawesi Utara  9  13  13  9  100.0  9  100.0  9  69.2  9  69.23 

25  Sulawesi Tengah  10  10  10  10  100.0  7  70.0  9  90.0  9  90 

26  Sulawesi Selatan  23  23  23  21  91.3  20  87.0  21  91.3  21  91.30 

27  Sulawesi Tenggara  10  12  12  6  60.0  5  50.0  7  58.3  3  25 

28  Gorontalo  5  6  6  5  100.0  5  100.0  5  83.3  6  100 

29  Sulawesi Barat  5  5  5  1  20.0  2  40.0  1  20.0  1  20 

30  Maluku  8  9  8  0  0.0  0  0.0  0  0.0  0  0 

31  Maluku Utara  8  8  8  3  37.5  3  37.5  6  75.0  4  50 

32  Papua Barat  9  9  9  4  44.4  2  22.2  3  33.3  0  0 

33  Papua  20  21  21  4  20.0  3  15.0  4  19.0  6  28.57 

440  465  455  330  75.0  330  75.0  361  77.6  355  78.02 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

2008 

Indonesia 

JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 ­ 2008 

No  Provinsi Tahun 

2005  2006  2007

Page 254: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.24 

2003  2004  2005  2006  2007  2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  1,940  1,940  2,318  2,359  2,359  2,359 2  Sumatera Utara  52  45  91  104  104  141 3  Sumatera Barat  32  32  88  231  274  274 4  Riau  267  267  529  532  532  532 5  Jambi  134  134  273  255  255  257 6  Sumatera Selatan  91  91  182  191  191  210 7  Bengkulu  67  71  71  94  94  94 8  Lampung  73  73  73  74  74  74 9  Kepulauan Bangka Belitung  37  37  122  151  207  207 10  Kepulauan Riau  ­  27  27  31  31  31 11  DKI Jakarta  12  12  12  53  53  53 12  Jawa Barat  156  156  306  252  265  404 13  Jawa Tengah  136  136  209  224  395  395 14  DI Yogyakarta  7  7  7  5  37  37 15  Jawa Timur  167  167  167  207  238  219 16  Banten  69  119  125  67  67  91 17  Bali  5  11  11  18  18  18 18  Nusa Tenggara Barat  62  62  62  62  69  71 19  Nusa Tenggara Timur  1,706  1,478  1,478  1,682  1,682  1,682 20  Kalimantan Barat  156  156  219  232  244  253 21  Kalimantan Tengah  123  118  118  202  226  225 22  Kalimantan Selatan  135  381  381  385  385  385 23  Kalimantan Timur  282  272  247  409  409  409 24  Sulawesi Utara  72  72  23  30  30  30 25  Sulawesi Tengah  115  329  376  451  451  451 26  Sulawesi Selatan  154  135  51  60  60  60 27  Sulawesi Tenggara  197  197  220  181  208  208 28  Gorontalo  14  14  82  224  224  224 29  Sulawesi Barat  ­  ­  58  92  92  96 30  Maluku  57  57  15  70  70  70 31  Maluku Utara  12  12  12  12  12  27 32  Papua Barat  ­  ­  254  355  985  985 33  Papua  390  390  36  1,132  1,132  1,127 

6,720  6,998  8,243  10,427  11,473  11,699 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

JUMLAH PENDERITA FILARIASIS MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2008 

Indonesia 

No  Provinsi T a h u n

Page 255: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.25 

K  M  K  M  K  M  K  M  K  M (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  0  0  0  0  49  0  0  0  0  0 2  Sumatera Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 3  Sumatera Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 4  Riau  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 5  Jambi  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 6  Sumatera Selatan  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 7  Bengkulu  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 8  Lampung  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 9  Kepulauan Bangka Belitung  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 10  Kepulauan Riau  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 11  DKI Jakarta  78  6  62  0  51  0  470  34  37  2 12  Jawa Barat  7  0  0  0  0  0  9  1  0  0 13  Jawa Tengah  40  10  34  10  35  9  70  8  72  9 14  DI Yogyakarta  20  1  8  2  0  0  3  1  125  1 15  Jawa Timur  3  0  1  0  1  0  65  5  29  4 16  Banten  0  0  0  0  0  0  34  3  0  0 17  Bali  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 18  Nusa Tenggara Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 19  Kalimantan Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 20  Kalimantan Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 21  Kalimantan Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 22  Kalimantan Selatan  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 23  Kalimantan Timur  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 24  Sulawesi Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 25  Sulawesi Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 26  Sulawesi Selatan  18  8  9  4  2  2  16  5  0  0 27  Sulawesi Tenggara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 28  Gorontalo  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 30  Maluku  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 31  Maluku Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 33  Papua  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

166  25  114  16  138  11  667  57  263  16 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

Keterangan : K= Kasus, M= Meninggal 

SITUASI LEPTOSPIROSIS PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2004 ­ 2008 

No  Provinsi T a h u n 

2004  2005  2006  2007  2008

Page 256: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.26 

Kasus  Diobati  Meninggal  Kasus  Diobati  Meninggal  Kasus  Diobati  Meninggal  Kasus  Diobati  Meninggal  Kasus  Diobati  Meninggal (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18) 

1  Jawa Barat  Kab. Bogor  69  69  6  0  0  0  0  0  0  18  18  0  18  18  0 

Kota Bogor  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

Kota Depok  0  0  0  0  0  0  8  7  1 

2  Jawa Tengah  Kab. Boyolali  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

Kota Semarang  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

3  Nusa Tenggara Timur  Kab. Sikka  0  0  0  28  28  1  0  0  0  34  34  0 

Kab. Ende  14  14  2  2  2  0  0  0  0  9  9  0 

Kab. Sumba Barat  13  8  5 

4  Nusa Tenggara Barat  Kab. Sumbawa  26  26  0  30  30  0  7  7  0 

Kab. Bima  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

5  Sulawesi selatan  Kota Makasar  0  0  0  15  15  0  0  0  0 

kab. Wajo  1  1  0  0  0  0 

6  DKI Jakarta  Kodya Jakarta Selatan  2  2  0 

109  109  8  76  76  1  15  14  1  74  69  5  20  20  0 

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

SITUASI ANTRAKS PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN  2004 ­ 2008 

No  Provinsi  Kab./Kota T  a  h  u  n 

2004  2005  2006  2007  2008 

J  u  m  l  a  h

Page 257: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.27 

F.1 Umum  F.1 Khusus Human  Rodent  Human  Rodent  Diperiksa  Positip  Rata2/Bln  Rata2/Bln 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam 2  Sumatera Utara 3  Sumatera Barat 4  Riau 5  Jambi 6  Sumatera Selatan 7  Bengkulu 8  Lampung 9  Kepulauan Bangka Belitung 10  Kepulauan Riau 11  DKI Jakarta 12  Jawa Barat 13  Jawa Tengah 14  DI Yogyakarta  Sleman  0  416  0  2 15  Jawa Timur  Pasuruan  6  3,034  3  0  93  0  2.11  2.04 16  Banten 17  Bali 18  Nusa Tenggara Barat 19  Nusa Tenggara Timur 20  Kalimantan Barat 21  Kalimantan Tengah 22  Kalimantan Selatan 23  Kalimantan Timur 24  Sulawesi Utara 25  Sulawesi Tengah 26  Sulawesi Selatan 27  Sulawesi Tenggara 28  Gorontalo 29  Sulawesi Barat 30  Maluku 31  Maluku Utara 32  Papua Barat 33  Papua 

6  3,450  3  2  93  0 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 Catatan : Flea Indeks Umum Baik < 2,  Flea Indeks Khusus Baik < 1 

Spesies Pool 

J  u  m  l  a  h 

SITUASI PES PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN  2008 

No  Provinsi  Kabupaten Jumlah Spesies Diperiksa  Hasil Spesies Positif

Page 258: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.28 

Jumlah KS Desa  Kecamatan  Seluruhnya  Terjangkit  %  GHPR  Diperiksa  Positif 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  32  22  18  269  248  ­  ­ 2  Sumatera Utara  42  40  23  2,660  2,073  7  4 3  Sumatera Barat  211  142  18  2,374  1,688  7  291 4  Riau  109  22  8  791  560  1  79 5  Jambi  59  44  10  480  382  ­  41 6  Sumatera Selatan  36  27  12  883  769  2  ­ 7  Bengkulu  26  13  9  353  265  4  1 8  Lampung  21  9  8  886  466  10  ­ 9  Kepulauan Bangka Belitung 10  Kepulauan Riau 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  8  8  2  651  489  3  8 13  Jawa Tengah  ­  ­  ­  13  ­  ­  ­ 14  DI Yogyakarta  ­  ­  ­  12  9  ­  ­ 15  Jawa Timur  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 16  Banten  3  2  1  110  50  ­  ­ 17  Bali  3  2  1  355  325  4  3 18  Nusa Tenggara Barat 19  Nusa Tenggara Timur  68  33  8  3,095  2,755  7  44 20  Kalimantan Barat  1  1  1  ­  ­  ­  ­ 21  Kalimantan Tengah  52  26  9  385  256  3  ­ 22  Kalimantan Selatan  81  41  11  165  125  4  10 23  Kalimantan Timur  19  23  9  197  131  ­  1 24  Sulawesi Utara  140  78  13  1,917  534  14  84 25  Sulawesi Tengah  40  19  11  391  246  5  30 26  Sulawesi Selatan  22  112  12  2,554  1,070  16  83 27  Sulawesi Tenggara  192  82  8  1,015  913  5  ­ 28  Gorontalo  121  41  5  238  107  1  ­ 29  Sulawesi Barat  7  7  2  101  85  1  18 30  Maluku  28  5  3  844  650  3  327 31  Maluku Utara  13  3  3  187  181  7 32  Papua Barat 33  Papua 

1,334  802  205  20,926  14,377  104  1,024 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

JUMLAH DAN PRESENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN  2008 

No  Provinsi Jumlah Daerah Tertular  Jumlah Kabupaten/Kota 

VAR  Lyssa Jumlah Spesies Hewan

Page 259: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.29 

Vaksinasi  Total  Frekuensi  Total  Des.08  Jan.09 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  119  596  9  165  2  0  0  0  0  0  0 2  Sumatera Utara  143  542  30  567  0  0  2  0  0  1  0 3  Sumatera Barat  147  426  0  0  4  5  9  0  0  0  0 4  Riau  86  475  3  15  9  0  0  0  0  0  0 5  Jambi  31  119  11  52  0  0  0  0  0  0  0 6  Sumatera Selatan  232  767  0  0  17  19  61  0  0  0  0 7  Bengkulu  31  49  0  0  0  0  0  0  0  0  0 8  Lampung  312  707  2  42  9  1  3  0  0  0  1 9  Kepulauan Bangka Belitung  22  45  2  6  3  1  0  0  0  0  0 10  Kepulauan Riau  58  448  1  9  0  0  0  0  0  0  0 11  DKI Jakarta  0  511  0  0  0  0  3  0  0  0  0 12  Jawa Barat  0  3,424  11  119  41  0  33  0  0  0  0 13  Jawa Tengah  610  1,001  5  46  7  9  13  0  0  0  1 14  DI Yogyakarta  136  171  1  5  0  1  1  0  0  0  2 15  Jawa Timur  407  735  0  0  17  35  63  0  0  0  0 16  Banten  36  1,552  4  38  50  0  5  0  0  0  1 17  Bali  15  61  0  0  1  0  0  0  0  0  0 18  Nusa Tenggara Barat  2  2  0  0  2  0  0  0  0  0  0 19  Nusa Tenggara Timur  17  22  0  0  0  0  0  0  0  0  0 20  Kalimantan Barat  97  483  1  14  2  0  0  0  0  0  0 21  Kalimantan Tengah  86  188  0  0  0  1  5  0  0  0  0 22  Kalimantan Selatan  103  217  2  40  3  2  2  0  0  0  0 23  Kalimantan Timur  7  24  0  0  0  0  0  0  0  0  0 24  Sulawesi Utara  25  77  3  51  0  0  0  0  0  0  0 25  Sulawesi Tengah  87  283  1  126  7  0  0  0  0  0  0 26  Sulawesi Selatan  202  711  2  18  4  2  6  0  0  0  0 27  Sulawesi Tenggara  0  41  0  0  3  1  1  0  0  0  0 28  Gorontalo  78  162  1  18  1  0  0  0  0  0  1 29  Sulawesi Barat  0  5  0  0  0  0  0  0  0  0  0 30  Maluku  0  0  1  4  0  0  0  0  0  0  0 31  Maluku Utara  54  184  6  152  0  0  0  0  0  0  2 32  Papua Barat  3  28  0  0  0  0  0  0  0  0  0 33  Papua  16  70  0  0  1  6  12  0  0  0  0 

3,162  14,126  96  1,487  183  83  219  0  0  1  8 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 Keterangan : * Laporan Survellans AFP dan PD3I 

** Laporan Survellans Terpadu Penyakit 

Indonesia 

Pertusis**  Hepatitis B ** Campak Dalam 

Rutin  KLB  2 Bulan Terakhir* Vaksinasi  Total 

KASUS PENYAKIT DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi 

Jumlah Kasus  Frekuensi KLB Campak* 

TN* Difteri*

Page 260: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.30 

0 ­ 9  10 ­ 19  20 ­ 29  30 ­ 39  40 ­ 49  50 ­ 59  60 ­ 69  70 ­ 79  80 ­ 89  90 ­ 99  > 99 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 2  Sumatera Utara  0  1  48  45  17  51  39  27  5  0  0 3  Sumatera Barat  1  3  17  16  5  3  2  0  0  0  0 4  Riau  0  7  41  22  8  2  0  0  1  0  0 5  Jambi  0  0  3  2  0  1  0  2  0  0  0 6  Sumatera Selatan  0  7  72  79  38  19  8  3  0  0  0 7  Bengkulu  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 8  Lampung  0  1  11  26  1  4  0  0  1  0  0 9  Kepulauan Bangka Belitung  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 10  Kepulauan Riau  0  1  16  14  5  3  0  0  0  0  0 11  DKI Jakarta  2  54  1,060  823  337  277  158  80  8  11  0 12  Jawa Barat  1  21  294  251  185  98  57  41  12  0  0 13  Jawa Tengah  3  28  92  114  83  50  30  17  1  0  0 14  DI Yogyakarta  1  4  30  14  8  10  10  10  4  0  0 15  Jawa Timur  1  26  176  144  99  96  41  34  3  1  0 16  Banten  0  0  27  26  15  8  6  3  0  0  0 17  Bali  1  4  190  199  71  53  37  16  4  1  0 18  Nusa Tenggara Barat  0  0  11  5  2  2  1  0  0  0  0 19  Nusa Tenggara Timur  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 20  Kalimantan Barat  0  8  93  51  18  8  10  6  1  0  0 21  Kalimantan Tengah 22  Kalimantan Selatan  0  1  2  5  4  2  0  0  0  0  0 23  Kalimantan Timur  0  2  11  4  5  2  0  0  0  0  0 24  Sulawesi Utara  0  2  29  28  16  17  15  4  0  0  0 25  Sulawesi Tengah 26  Sulawesi Selatan  3  15  251  124  36  42  59  30  11  0  0 27  Sulawesi Tenggara  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 28  Gorontalo  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 31  Maluku Utara  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 33  Papua  0  5  31  13  10  1  0  0  0  0  0 

13  190  2,505  2,005  963  749  473  273  51  13  0 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

JUMLAH KASUS HEPATITIS C TAHUN 2008 

No  Provinsi U   s   i   a

Page 261: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.31 

Gizi Buruk  Gizi Kurang  Gizi Baik  Gizi Lebih (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  10.7  15.8  69.3  4.2 2  Sumatera Utara  8.4  14.3  72.7  4.5 3  Sumatera Barat  5.9  14.3  77.0  2.8 4  Riau  7.5  13.9  73.3  5.3 5  Jambi  6.3  12.6  75.8  5.3 6  Sumatera Selatan  6.5  11.7  75.0  6.7 7  Bengkulu  4.8  11.9  77.2  6.0 8  Lampung  5.7  11.8  78.3  4.2 9  Kepulauan Bangka Belitung  4.6  13.7  76.4  5.4 10  Kepulauan Riau  3.0  9.4  81.5  6.1 11  DKI Jakarta  2.9  10.0  80.6  6.5 12  Jawa Barat  3.7  11.3  81.5  3.5 13  Jawa Tengah  4.0  12.0  80.4  3.6 14  DI Yogyakarta  2.4  8.5  85.0  4.0 15  Jawa Timur  4.8  12.6  78.0  4.5 16  Banten  4.4  12.2  79.9  3.4 17  Bali  3.2  8.2  83.9  4.7 18  Nusa Tenggara Barat  8.1  16.7  71.4  3.7 19  Nusa Tenggara Timur  9.4  24.2  64.4  2.0 20  Kalimantan Barat  8.5  14.0  72.5  5.0 21  Kalimantan Tengah  8.1  16.1  72.1  3.6 22  Kalimantan Selatan  8.4  18.2  70.4  3.0 23  Kalimantan Timur  6.2  13.1  75.3  5.4 24  Sulawesi Utara  4.3  11.5  80.7  3.6 25  Sulawesi Tengah  8.9  18.7  69.4  3.0 26  Sulawesi Selatan  5.1  12.5  73.1  9.3 27  Sulawesi Tenggara  6.8  15.9  73.6  3.6 28  Gorontalo  8.2  17.2  71.3  3.3 29  Sulawesi Barat  10.0  15.4  72.1  2.4 30  Maluku  9.3  18.5  67.3  4.9 31  Maluku Utara  6.7  16.1  74.3  3.0 32  Papua Barat  6.8  16.4  74.2  2.7 33  Papua  6.6  14.6  73.4  5.3 

5.4  13.0  77.2  4.3 *) BB/U= Berat Badan menurut Umur Sumber: Riskesdas tahun 2007 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI (BB/U)* PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Kategori Status Gizi BB/U

Page 262: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.32 

Sangat Pendek  Pendek  Normal (1)  (2)  (3)  (4)  (5) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  26.9  17.7  55.4 2  Sumatera Utara  25.2  17.9  56.9 3  Sumatera Barat  17.1  19.4  63.5 4  Riau  18.0  15.0  67.0 5  Jambi  20.1  16.3  63.6 6  Sumatera Selatan  28.1  16.6  55.3 7  Bengkulu  20.0  16.0  64.0 8  Lampung  22.6  16.1  61.3 9  Kepulauan Bangka Belitung  18.1  17.5  64.5 10  Kepulauan Riau  13.4  12.7  73.8 11  DKI Jakarta  13.7  13.0  73.3 12  Jawa Barat  15.7  19.7  64.5 13  Jawa Tengah  17.8  18.6  63.5 14  DI Yogyakarta  11.5  16.1  72.3 15  Jawa Timur  17.4  17.4  65.2 16  Banten  20.6  18.3  61.0 17  Bali  16.0  15.0  69.0 18  Nusa Tenggara Barat  23.8  19.9  56.3 19  Nusa Tenggara Timur  24.2  22.5  53.2 20  Kalimantan Barat  20.9  18.3  60.7 21  Kalimantan Tengah  23.5  19.3  57.3 22  Kalimantan Selatan  20.9  20.9  58.2 23  Kalimantan Timur  17.9  17.3  64.8 24  Sulawesi Utara  14.6  16.6  68.8 25  Sulawesi Tengah  19.8  20.5  59.6 26  Sulawesi Selatan  13.9  15.2  70.9 27  Sulawesi Tenggara  21.6  18.9  59.5 28  Gorontalo  19.7  20.2  60.1 29  Sulawesi Barat  27.1  17.4  55.5 30  Maluku  25.9  19.9  54.2 31  Maluku Utara  25.4  14.8  59.8 32  Papua Barat  19.7  19.7  60.6 33  Papua  20.2  17.4  62.3 

18.8  18.0  63.2 *) TB/U= Tinggi Badan menurut Umur Sumber: Riskesdas tahun 2007 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI (TB/U)* PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Kategori Status Gizi TB/U

Page 263: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.33 

Sangat Kurus  Kurus  Normal  Gemuk (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  9.2  9.1  66.5  15.2 2  Sumatera Utara  9.1  7.9  66.6  16.2 3  Sumatera Barat  7.6  7.7  74.8  9.9 4  Riau  12.2  9.9  62.6  15.3 5  Jambi  10.6  8.6  66.4  14.4 6  Sumatera Selatan  7.9  7.9  63.4  20.9 7  Bengkulu  7.3  6.9  71.4  14.4 8  Lampung  7.3  6.4  70.2  16.1 9  Kepulauan Bangka Belitung  4.8  6.0  78.5  10.7 10  Kepulauan Riau  5.4  8.1  76.2  10.3 11  DKI Jakarta  8.6  8.4  70.9  12.2 12  Jawa Barat  3.6  5.4  81.3  9.6 13  Jawa Tengah  4.7  7.1  76.8  11.4 14  DI Yogyakarta  3.8  5.2  78.5  12.5 15  Jawa Timur  5.8  7.9  73.8  12.5 16  Banten  6.6  7.5  70.3  15.6 17  Bali  4.4  5.6  76.9  13.1 18  Nusa Tenggara Barat  7.9  7.6  71.6  12.9 19  Nusa Tenggara Timur  9.5  10.5  73.0  7.0 20  Kalimantan Barat  8.1  9.3  68.7  13.9 21  Kalimantan Tengah  8.2  8.7  69.7  13.5 22  Kalimantan Selatan  7.8  8.5  73.8  9.9 23  Kalimantan Timur  7.2  8.7  69.8  14.2 24  Sulawesi Utara  3.9  6.3  78.9  10.9 25  Sulawesi Tengah  6.5  9.0  77.0  7.5 26  Sulawesi Selatan  5.7  8.0  75.9  10.4 27  Sulawesi Tenggara  5.4  9.2  74.9  10.4 28  Gorontalo  8.3  8.4  76.6  6.8 29  Sulawesi Barat  8.7  8.1  70.8  12.4 30  Maluku  7.5  9.7  68.4  14.5 31  Maluku Utara  3.8  11.1  72.3  12.8 32  Papua Barat  6.5  9.9  75.0  8.6 33  Papua  5.4  7.0  77.1  10.5 

6.2  7.4  74.1  12.2 *) BB/ TB= Berat Badan menurut Tinggi Sumber: Riskesdas tahun 2007 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI (BB/TB )* PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Kategori Status Gizi BB/TB

Page 264: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.34 

Kurus  BB­ Lebih  Kurus  BB­ Lebih (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  14.20  13.80  12.40  12.00 2  Sumatera Utara  12.40  14.90  9.70  11.80 3  Sumatera Barat  13.70  6.40  10.50  5.10 4  Riau  15.40  15.10  13.90  9.20 5  Jambi  13.40  12.00  13.70  7.50 6  Sumatera Selatan  14.90  16.00  13.80  11.00 7  Bengkulu  11.00  14.20  8.70  8.50 8  Lampung  12.60  11.60  11.10  8.30 9  Kepulauan Bangka Belitung  10.50  9.70  9.30  6.50 10  Kepulauan Riau  12.20  10.30  10.00  9.50 11  DKI Jakarta  14.90  12.00  10.60  8.40 12  Jawa Barat  10.90  7.40  8.30  4.60 13  Jawa Tengah  13.40  6.60  11.30  4.60 14  DI Yogyakarta  12.30  7.60  9.70  4.80 15  Jawa Timur  12.60  11.10  10.80  6.50 16  Banten  15.90  9.10  14.30  6.10 17  Bali  8.30  11.80  6.90  8.50 18  Nusa Tenggara Barat  17.10  9.30  10.70  6.30 19  Nusa Tenggara Timur  23.10  4.60  19.10  3.20 20  Kalimantan Barat  17.40  10.40  11.80  6.80 21  Kalimantan Tengah  16.90  9.70  15.20  6.30 22  Kalimantan Selatan  15.80  7.60  13.80  4.80 23  Kalimantan Timur  12.70  11.40  10.70  8.00 24  Sulawesi Utara  9.60  9.20  7.40  8.00 25  Sulawesi Tengah  12.20  5.60  9.80  4.00 26  Sulawesi Selatan  15.50  7.40  13.40  4.80 27  Sulawesi Tenggara  14.50  6.20  11.50  4.50 28  Gorontalo  13.10  6.10  10.40  3.50 29  Sulawesi Barat  12.20  7.50  11.90  6.20 30  Maluku  18.40  7.80  12.90  6.80 31  Maluku Utara  13.20  10.00  10.70  6.10 32  Papua Barat  12.80  6.20  9.20  4.20 33  Papua  10.90  12.70  7.40  9.80 

13.30  9.50  10.90  6.40 

Sumber: Riskesdas tahun 2007 

Indonesia 

PREVALENSI KURUS DAN BERAT BADAN LEBIH ANAK UMUR 6 ­ 14 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Laki ­ laki  Perempuan

Page 265: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.35 

Kurus  Normal  BB­ Lebih  Obese (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  13.60  69.80  7.90  8.70 

2  Sumatera Utara  9.30  69.90  10.70  10.20 

3  Sumatera Barat  15.90  67.80  7.90  8.40 

4  Riau  12.10  69.30  9.30  9.40 

5  Jambi  15.20  70.10  7.10  7.60 

6  Sumatera Selatan  14.90  73.60  6.50  4.90 

7  Bengkulu  12.30  72.50  7.40  7.80 

8  Lampung  14.70  70.30  7.70  7.30 

9  Kepulauan Bangka Belitung  11.70  66.20  10.40  11.80 

10  Kepulauan Riau  9.70  67.50  11.20  11.60 

11  DKI Jakarta  12.50  60.60  11.90  15.00 

12  Jawa Barat  14.60  63.30  9.30  12.80 

13  Jawa Tengah  17.00  65.90  8.00  9.00 

14  DI Yogyakarta  17.60  63.70  8.50  10.20 

15  Jawa Timur  15.10  64.50  9.10  11.30 

16  Banten  16.40  67.00  8.10  8.50 

17  Bali  11.80  68.80  9.40  10.00 

18  Nusa Tenggara Barat  17.90  68.20  6.70  7.10 

19  Nusa Tenggara Timur  23.10  66.70  5.10  5.10 

20  Kalimantan Barat  16.00  71.00  6.60  6.40 

21  Kalimantan Tengah  14.00  70.80  7.50  7.70 

22  Kalimantan Selatan  18.90  64.40  7.80  8.90 

23  Kalimantan Timur  9.80  66.70  11.60  11.90 

24  Sulawesi Utara  6.50  60.30  14.10  19.10 

25  Sulawesi Tengah  12.60  66.70  9.20  11.50 

26  Sulawesi Selatan  16.50  67.20  7.90  8.40 

27  Sulawesi Tenggara  13.70  71.20  7.20  7.90 

28  Gorontalo  11.40  62.30  11.20  15.10 

29  Sulawesi Barat  13.60  72.10  7.30  7.00 

30  Maluku  15.00  68.40  7.20  9.40 

31  Maluku Utara  10.60  64.90  10.10  14.30 

32  Papua Barat  12.80  64.20  9.60  13.40 

33  Papua  10.20  67.50  9.70  12.70 

14.80  66.10  8.80  10.30 

Sumber: Riskesdas tahun 2007 

Indonesia 

PERSENTASE STATUS GIZI PENDUDUK DEWASA (15 TAHUN KE ATAS) MENURUT INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PER PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

Page 266: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.36 

(1)  (2)  (3)  (1)  (2) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  12.30  18  Nusa Tenggara Barat  12.40 

2  Sumatera Utara  7.90  19  Nusa Tenggara Timur  24.60 

3  Sumatera Barat  10.80  20  Kalimantan Barat  10.80 

4  Riau  10.10  21  Kalimantan Tengah  12.20 

5  Jambi  9.40  22  Kalimantan Selatan  14.00 

6  Sumatera Selatan  12.10  23  Kalimantan Timur  11.20 

7  Bengkulu  8.20  24  Sulawesi Utara  5.80 

8  Lampung  10.90  25  Sulawesi Tengah  10.90 

9  Kepulauan Bangka Belitung  8.40  26  Sulawesi Selatan  12.50 

10  Kepulauan Riau  9.30  27  Sulawesi Tenggara  14.50 

11  DKI Jakarta  16.60  28  Gorontalo  9.00 

12  Jawa Barat  12.00  29  Sulawesi Barat  12.50 

13  Jawa Tengah  17.20  30  Maluku  15.10 

14  DI Yogyakarta  20.20  31  Maluku Utara  11.10 

15  Jawa Timur  15.90  32  Papua Barat  19.60 

16  Banten  12.60  33  Papua  23.10 

17  Bali  8.60 

13.60 

Sumber: Riskesdas tahun 2007 

PREVALENSI RISIKO KEK PENDUDUK WANITA UMUR 15 ­ 45 TAHUN MENURUT  PROVINSI TAHUN 2007 

Indonesia 

No  Provinsi  Risiko KEK ( % ) 

(3) 

No  Provinsi  Risiko KEK ( % )

Page 267: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.37 

< 2.500  2.500 ­ 3.999  >= 4.000 (1)  (2)  (3)  (4)  (5) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  11.5  82.7  5.8 2  Sumatera Utara  8.5  83.8  7.7 3  Sumatera Barat  8.3  82.3  9.4 4  Riau  7.6  84.9  7.6 5  Jambi  7.5  84.1  8.4 6  Sumatera Selatan  19.5  77.3  3.2 7  Bengkulu  8.9  83.6  7.5 8  Lampung  10.3  83.4  6.3 9  Kep. Bangka Belitung  13.5  80.7  5.8 10  Kepulauan Riau  8.0  88.9  3.0 11  DKI Jakarta  10.6  86.4  3.0 12  Jawa Barat  11.8  80.9  7.3 13  Jawa Tengah  9.8  84.5  5.7 14  DI Yogyakarta  14.9  85.1  0.0 15  Jawa Timur  10.2  85.6  4.2 16  Banten  17.5  78.8  3.7 17  Bali  5.8  88.1  6.2 18  Nusa Tenggara Barat  12.8  75.5  11.7 19  Nusa Tenggara Timur  20.3  74.0  5.7 20  Kalimantan Barat  16.6  80.6  2.8 21  Kalimantan Tengah  16.2  80.8  2.9 22  Kalimantan Selatan  12.4  82.0  5.5 23  Kalimantan Timur  11.5  84.0  4.5 24  Sulawesi Utara  7.9  83.5  8.7 25  Sulawesi Tengah  15.7  75.3  9.1 26  Sulawesi Selatan  14.5  77.1  8.4 27  Sulawesi Tenggara  11.1  78.7  10.2 28  Gorontalo  8.6  69.9  21.5 29  Sulawesi Barat  7.2  83.1  9.6 30  Maluku  15.7  74.5  9.8 31  Maluku Utara  10.3  87.2  2.6 32  Papua Barat  23.8  71.4  4.8 33  Papua  27.0  67.8  5.2 

11.5  82.2  6.3 Sumber : Riskesdas Indonesia Tahun 2007 

J u m l a h 

PERSENTASE BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR 12 BULAN TERAKHIR MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi  Berat badan bayi lahir (gram)

Page 268: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.38 

Notes Infectious  Non Infectious  District 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  4,363,500  0  0  0  23 2  Sumatera Utara  12,914,600  0  0  0  28 3  Sumatera Barat  4,555,800  0  0  0  7 4  Riau  4813653 5  Jambi  2,784,271 6  Sumatera Selatan  7,019,964  0  2  2  15 7  Bengkulu  1,753,716 8  Lampung  7,804,587  0  0  0  10 9  Kepulauan Bangka Belitung  1,106,657 10  Kepulauan Riau 11  DKI Jakarta 12  Jawa Barat 13  Jawa Tengah 14  DI Yogyakarta  3,430,640 15  Jawa Timur  37,436,154  17  2  19  7 16  Banten  6  0  6  1 17  Bali  3,320,715  0  0  0  9 18  Nusa Tenggara Barat  4,257,306  0  0  0  9 19  Nusa Tenggara Timur  4,387,146  2245  1950  4195  20 20  Kalimantan Barat 21  Kalimantan Tengah 22  Kalimantan Selatan 23  Kalimantan Timur  2,936,388 24  Sulawesi Utara  3,287,185 25  Sulawesi Tengah  2,419,815  16  22  38  2 26  Sulawesi Selatan 27  Sulawesi Tenggara  2,143,000  2  25  27  2 28  Gorontalo  1,629,000 29  Sulawesi Barat 30  Maluku  9,551,402  795  237  1032  8 31  Maluku Utara 32  Papua  2,213,997  385  222  607  9 33  Papua Barat  748,159 

124,877,655  3,466  2,460  5,926  150 Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

PREVALENSI FRAMBUSIA MENURUT PROVINSI TAHUN  2008 

No  Provinsi  Populasi 2008  2008  Total

Page 269: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.39 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Non Risiko Tinggi  150,476  73.3  126,181  65.2  125,396  65 

2  Risiko Tinggi  54,709  26.7  68,416  34.8  68,714  35 

Jumlah  205,185  100  191,822  100  194,110  100 

KONDISI KESEHATAN TAHUN 2006 ­ 2008 RAWAT JALAN JEMAAH HAJI DI ARAB SAUDI 

No  Kondisi Kesehatan Jemaah Haji  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah 

Sumber : Siskohat Kesehatan, 2008 

2006  2007  2008

Page 270: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.40 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Kardiovaskuler  27,389  25.4  1,515  20  2,269  22.9 

2  Saluran Pernapasan  31,517  29.3  1,444  19.1  1,967  19.8 

11  Lain­ lain  2,401  2.2  1,224  16.2  1,165  11.8 

3  Saluran Pencernaan  17,995  16.7  1,219  16.1  1,671  16.9 

4  Otot & Tulang  15,525  14.4  881  11.6  1,396  14.1 

8  Gangguan Lainya  ­  0  603  8  87  0.9 

6  Kulit, Subkutan  5,070  4.7  300  4  404  4.1 

5  Endokrin  5,680  5.3  275  3.6  829  8.4 

7  Saluran kemih  1,180  1.1  64  0.8  100  1.0 

10  Kebidanan/ kandungan  152  0.1  30  0.4  10  0.1 

9  Neuro­ psikiatri  597  0.6  15  0.2  15  0.6 

107,506  100  7,570  100  9,913  100 

Sumber : Laporan PPIH Bidang Kesehatan di Embarkasi Haji, 2009 

Jumlah 

JUMLAH HAJI INDONESIA POLA PENYAKIT ­  PEMERIKSAAN KESEHATAN DI EMBARKASI  TAHUN 2006 ­  2008 

No  Penyakit  2006  2007  2008

Page 271: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.41 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Saluran Pernapasan  141,447  61.5  143,505  67.2  116.467  58.2 

2  Saluran Pencernaan  22,209  9.7  18,945  8.9  20,268  10.1 

3  Otot & Tulang  25,836  11.2  28,904  13.5  24,295  12.2 

4  Penyakit Paru  ­  0  ­  0  ­  ­ 

5  Kardiovaskuler  21,984  9.6  23,544  11  22,921  11.5 

6  a. Penyakit Kulit  14,010  6.1  10,000  4.7  8,953  4.5 

b. Penyakit Gigi & Mulut  ­  0  150  0.1  ­  ­ 

c. Penyakit Mata Lainya  1,387  0.6  4,432  2.1  923  0.5 

d. Penyakit Saluran Air seni  1,774  0.8  1,980  0.9  1,159  0.6 

e. Penyakit Kebidanan & Kandungan  4  0  20  0  ­  ­ 

f. Trauma/ Fraktur  969  0.4  796  0.4  874  0.4 

7  Heat Stroke  ­  0  ­  0  ­  ­ 

8  Udara dingin  ­  0  ­  0  ­  ­ 

9  Kelainan Jiwa  237  0.1  637  0.3  264  0.1 

10  Operasi kescil  ­  0  ­  0  ­  ­ 

11  Lain­ lain  ­  0  11,148  5.2  3,853  1.9 

229,856  100  244,061  100  199,997  100 Sumber : Laporan PPIH Bidang Kesehatan di Embarkasi Haji, 2009 

Jumlah 

RAWAT JALAN JEMAAH HAJI DI ARAB SAUDI BERDASARKAN POLA PENYAKIT  TAHUN 2006 ­ 2008 

2006  2007  2008 No  Penyakit

Page 272: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.42 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Penyakit Menular  ­  0  ­  0  ­  ­ 

3  Nifas  191  29.5  148  32  126  28.3 

4  Saluran pencernaan  12  1.9  ­  0  2  0.4 

5  Neurologi  ­  0  31  6.7  6  1.3 

6  Neoplasma  9  1.4  11  2.4  6  1.3 

7  Endokrin/ Metabolik  17  2.6  1  0.2  2  0.4 

8  Darah Organ pembentuk  17  2.6  ­  0  ­  ­ 

9  Trauma / Injuris  7  1.1  1  0.2  4  0.9 

10  Saluran kemih  5  0.8  14  3  ­  ­ 

11  Infeksi dan parasit  5  0.8  ­  0  2  0.4 

12  Otot/ tulang  1  0.2  ­  0  ­  ­ 

13  Kelainan mental  1  0.2  ­  0  ­  ­ 

14  Lain­ lain  15  2.3  4  0.9  6  1.3 

647  100  462  100  446  100 Sumber : Laporan PPIH Bidang Kesehatan di Embarkasi Haji, 2009 

292  65.5 367  56.7  252  54.5 

Jumlah 

Gangguan kardiovaskuler/ pembuluh darah p. paru saluran napas 2 

SEBAB JEMAAH HAJI WAFAT DI ARAB SAUDI BERDASARKAN POLA PENYAKIT TAHUN 2006 ­ 2008 

No  Penyakit  2006  2007  2008

Page 273: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 3.43 

Laki­laki  Perempuan (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  < 40  1  2  3  0 

2  40  ­  49  16  9  25  0.3 

3  50  ­  59  49  39  88  1.55 

4  60  ­  69  107  59  166  5.05 

5  70 +  104  60  164  13.7 

TOTAL  277  169  446  0 

Rate/ 1000  262  190  0  0 

Sumber : Siskohat Kesehatan, 2008 

No 

JEMAAH HAJI INDONESIA BERDASARKAN JUMLAH WAFAT  PER 1.000  JEMAAH ( RATE WAFAT ) TAHUN 2008 

Golongan Umur 

Jenis Kelamin Total  Rate/1.000

Page 274: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.1 

Jumlah  K1  % K1  K4  % K4  Jumlah  Ditolong Nakes  % Ditolong Nakes 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  112,202  96,524  86.03  88,161  78.57  106,201  89,913  84.66  75.07 

2  Sumatera Utara  325,745  316,548  97.18  307,943  94.53  305,372  259,947  85.12  74.10 

3  Sumatera Barat  116,707  105,101  90.06  99,808  85.52  111,323  93,012  83.55  83.60 

4  Riau  143,234  134,439  93.86  122,494  85.52  136,530  105,086  76.97  80.97 

5  Jambi  74,754  68,910  92.18  62,500  83.61  69,985  60,125  85.91  80.59 

6  Sumatera Selatan  182,523  177,376  97.18  152,604  83.61  175,506  152,532  86.91  83.61 

7  Bengkulu  48,177  42,872  88.99  38,728  80.39  46,010  35,247  76.61  77.85 

8  Lampung  185,853  171,555  92.31  157,043  84.50  177,405  139,516  78.64  79.01 

9  Kepulauan Bangka Belitung  27,785  26,050  93.76  24,103  86.75  26,525  22,517  84.89  91.77 

10  Kepulauan Riau  42,074  38,279  90.98  33,345  79.25  39,325  36,441  92.67  85.46 

11  DKI Jakarta  209,790  209,790  100.00  200,935  95.78  201,090  175,431  87.24  92.75 

12  Jawa Barat  1,033,581  915,029  88.53  989,953  95.78  986,603  701,277  71.08  80.68 

13  Jawa Tengah  623,232  564,806  90.63  540,165  86.67  593,950  502,079  84.53  94.45 

14  DI Yogyakarta  48,519  48,173  99.29  45,506  93.79  47,068  44,456  94.45  111.47 

15  Jawa Timur  675,241  658,394  97.51  557,313  82.54  620,045  557,807  89.96  90.13 

16  Banten  248,029  237,195  95.63  187,773  75.71  224,605  161,030  71.69  81.11 

17  Bali  66,174  63,858  96.50  62,059  93.78  63,219  61,775  97.72  97.63 

18  Nusa Tenggara Barat  111,957  110,260  98.48  104,994  93.78  107,131  90,172  84.17  86.52 

19  Nusa Tenggara Timur  127,661  113,417  88.84  114,262  89.50  121,854  94,546  77.59  80.03 

20  Kalimantan Barat  106,815  98,029  91.77  72,413  67.79  101,891  76,913  75.49  76.75 

21  Kalimantan Tengah  58,006  51,428  88.66  48,867  84.24  53,856  40,055  74.37  78.45 

22  Kalimantan Selatan  81,696  74,375  91.04  63,652  77.91  77,564  63,705  82.13  86.44 

23  Kalimantan Timur  81,649  76,962  94.26  63,615  77.91  77,135  58,021  75.22  82.43 

24  Sulawesi Utara  50,912  45,589  89.54  38,313  75.25  47,186  34,695  73.53  58.64 

25  Sulawesi Tengah  59,902  50,885  84.95  43,993  73.44  59,641  47,316  79.33  83.28 

26  Sulawesi Selatan  174,766  171,935  98.38  145,443  83.22  183,803  138,995  75.62  73.39 

27  Sulawesi Tenggara  44,985  37,378  83.09  33,840  75.23  44,757  34,102  76.19  74.89 

28  Gorontalo  26,694  23,933  89.66  22,035  82.55  25,413  22,117  87.03  75.40 

29  Sulawesi Barat  27,798  23,768  85.50  17,796  64.02  19,255  12,625  65.57  53.23 

30  Maluku  36,287  32,488  89.53  23,231  64.02  34,437  23,813  69.15  68.33 

31  Maluku Utara  24,634  20,580  83.54  16,793  68.17  23,608  13,848  58.66  65.60 

32  Papua Barat  17,141  12,766  74.48  11,685  68.17  16,362  9,834  60.10  37.76 

33  Papua  45,928  36,692  79.89  17,664  38.46  43,840  19,935  45.47  33.79 

5,240,451  4,855,384  92.65  4,509,029  86.04  4,968,495  3,978,883  80.08  78.04 

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI 

Indonesia 

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4  PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Ibu Hamil  Ibu Bersalin 

% KN2

Page 275: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.2 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  8.96  69.04  0.44  19.97  1.45  0.13  100 

2  Sumatera Utara  10.26  73.15  0.53  12.28  3.33  0.45  100 

3  Sumatera Barat  14.66  70.46  0.51  13.57  0.55  0.14  100 

4  Riau  14.28  59.60  0.26  23.29  2.36  0.21  100 

5  Jambi  9.63  51.39  0.19  37.01  1.51  0.24  100 

6  Sumatera Selatan  11.93  57.09  0.34  29.92  0.63  0.10  100 

7  Bengkulu  9.34  65.71  0.08  23.02  1.53  0.29  100 

8  Lampung  7.58  60.44  0.44  29.79  1.32  0.26  100 

9  Kepulauan Bangka Belitung  9.87  61.21  1.04  25.78  1.85  0.26  100 

10  Kepulauan Riau  23.50  61.32  0.38  12.75  1.87  0.15  100 

11  DKI Jakarta  31.58  64.89  0.00  3.00  0.30  0.24  100 

12  Jawa Barat  11.70  48.48  0.33  38.81  0.56  0.12  100 

13  Jawa Tengah  14.52  63.44  0.29  21.14  0.52  0.07  100 

14  DI Yogyakarta  36.53  58.72  0.56  3.83  0.36  ­  100 

15  Jawa Timur  13.89  67.76  0.19  17.28  0.55  0.30  100 

16  Banten  14.35  45.19  0.07  39.81  0.49  0.09  100 

17  Bali  32.41  62.48  0.40  3.38  1.18  0.07  100 

18  Nusa Tenggara Barat  6.99  51.68  0.58  38.01  2.54  0.04  100 

19  Nusa Tenggara Timur  6.17  31.74  1.39  45.96  14.03  0.65  100 

20  Kalimantan Barat  5.88  45.62  0.76  44.27  2.95  0.40  100 

21  Kalimantan Tengah  4.75  46.81  0.79  46.42  0.84  0.36  100 

22  Kalimantan Selatan  9.17  58.37  0.39  30.67  1.01  0.40  100 

23  Kalimantan Timur  17.38  59.01  1.35  18.36  3.69  0.18  100 

24  Sulawesi Utara  29.73  47.26  1.39  19.74  1.67  0.19  100 

25  Sulawesi Tengah  8.74  34.99  1.00  48.28  6.48  0.47  100 

26  Sulawesi Selatan  10.87  46.14  0.57  34.35  7.57  0.42  100 

27  Sulawesi Tenggara  4.68  32.62  0.36  57.20  4.90  0.22  100 

28  Gorontalo  8.14  28.42  0.87  57.13  5.21  0.24  100 

29  Sulawesi Barat  2.02  22.06  0.63  67.34  7.28  0.62  100 

30  Maluku  7.33  33.42  0.28  57.41  1.31  0.25  100 

31  Maluku Utara  7.39  21.51  0.98  58.07  11.43  0.61  100 

32  Papua Barat  8.04  48.55  2.62  24.08  15.72  0.82  100 

33  Papua  8.38  31.20  3.66  17.27  38.27  1.16  100 

13.11  56.18  0.45  27.64  2.35  0.24  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Perkotaan + Perdesaan 

No  Provinsi Penolong  kelahiran pertama

Page 276: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.2.a 

Perkotaan 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  15.86  78.88  0.42  3.84  0.99  ­  100 2  Sumatera Utara  16.53  81.07  0.20  1.71  0.37  0.12  100 3  Sumatera Barat  25.60  71.37  0.44  2.27  0.05  0.08  100 4  Riau  20.64  66.95  0.16  8.97  3.02  0.25  100 5  Jambi  16.05  67.51  0.00  13.89  2.36  0.20  100 6  Sumatera Selatan  24.23  67.16  0.29  7.63  0.62  0.06  100 7  Bengkulu  15.46  80.97  0.00  3.00  0.57  ­  100 8  Lampung  11.83  78.02  0.03  9.44  0.34  0.19  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  14.53  74.62  1.96  7.01  1.88  ­  100 10  Kepulauan Riau  30.17  64.39  0.13  4.31  0.96  ­  100 11  DKI Jakarta  31.58  64.89  0.00  3.00  0.30  0.24  100 12  Jawa Barat  16.51  58.34  0.44  23.99  0.63  0.10  100 13  Jawa Tengah  19.43  68.59  0.26  11.24  0.47  0.01  100 14  DI Yogyakarta  45.73  51.21  0.47  2.32  0.27  ­  100 15  Jawa Timur  19.66  71.57  0.21  8.19  0.19  0.19  100 16  Banten  21.71  61.36  0.02  16.64  0.27  ­  100 17  Bali  39.47  57.59  0.53  1.89  0.42  ­  100 18  Nusa Tenggara Barat  10.88  62.02  0.65  25.66  0.79  ­  100 19  Nusa Tenggara Timur  19.86  52.54  2.02  20.35  4.43  0.79  100 20  Kalimantan Barat  12.75  70.34  0.54  14.34  1.75  0.12  100 21  Kalimantan Tengah  10.77  65.28  0.66  23.11  0.18  ­  100 22  Kalimantan Selatan  15.58  70.51  0.29  12.21  0.80  0.62  100 23  Kalimantan Timur  22.68  64.16  0.57  9.63  2.76  0.16  100 24  Sulawesi Utara  42.12  46.40  0.73  8.94  1.80  ­  100 25  Sulawesi Tengah  24.76  50.10  1.02  21.86  2.27  ­  100 26  Sulawesi Selatan  22.40  59.41  0.45  15.35  2.34  0.05  100 27  Sulawesi Tenggara  12.51  57.35  0.63  26.76  2.75  ­  100 28  Gorontalo  15.17  42.99  2.60  35.46  3.78  ­  100 29  Sulawesi Barat  2.88  38.98  0.53  56.28  1.33  ­  100 30  Maluku  20.12  43.80  0.60  34.80  0.34  0.34  100 31  Maluku Utara  19.61  39.63  1.10  27.46  12.19  ­  100 32  Papua Barat  18.05  60.44  4.37  8.95  6.47  0.91  100 33  Papua  19.89  62.65  6.19  4.93  5.93  0.19  100 

20.51  65.25  0.36  12.94  0.81  0.12  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Penolong  kelahiran pertama

Page 277: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.2.b 

Perdesaan 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  6.18  65.06  0.45  26.48  1.63  0.18  100 2  Sumatera Utara  5.61  67.28  0.77  20.12  5.52  0.70  100 3  Sumatera Barat  9.54  70.03  0.54  18.86  0.79  0.17  100 4  Riau  7.35  51.58  0.37  38.90  1.64  0.16  100 5  Jambi  6.35  43.17  0.28  48.80  1.07  0.26  100 6  Sumatera Selatan  4.43  50.96  0.37  43.48  0.63  0.12  100 7  Bengkulu  5.98  57.34  0.12  34.00  2.06  0.44  100 8  Lampung  6.07  54.19  0.58  37.03  1.67  0.28  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  6.23  50.72  0.32  40.44  1.83  0.46  100 10  Kepulauan Riau  14.75  57.29  0.70  23.84  3.07  0.34  100 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  4.67  34.03  0.17  60.52  0.46  0.15  100 13  Jawa Tengah  9.93  58.64  0.31  30.38  0.56  0.13  100 14  DI Yogyakarta  19.52  72.61  0.72  6.64  0.52  0.00  100 15  Jawa Timur  8.07  63.91  0.18  26.45  0.91  0.41  100 16  Banten  3.38  21.12  0.14  74.32  0.81  0.23  100 17  Bali  21.36  70.15  0.20  5.72  2.38  0.19  100 18  Nusa Tenggara Barat  4.25  44.40  0.52  46.72  3.77  0.08  100 19  Nusa Tenggara Timur  3.72  28.04  1.28  50.52  15.74  0.62  100 20  Kalimantan Barat  3.17  35.90  0.85  56.05  3.42  0.52  100 21  Kalimantan Tengah  1.66  37.30  0.86  58.42  1.17  0.54  100 22  Kalimantan Selatan  4.58  49.67  0.45  43.89  1.15  0.25  100 23  Kalimantan Timur  8.26  50.15  2.69  33.40  5.29  0.21  100 24  Sulawesi Utara  19.99  47.95  1.90  28.22  1.56  0.34  100 25  Sulawesi Tengah  5.03  31.49  1.00  54.42  7.46  0.58  100 26  Sulawesi Selatan  5.32  39.75  0.63  43.50  10.09  0.59  100 27  Sulawesi Tenggara  2.58  25.98  0.28  65.37  5.48  0.28  100 28  Gorontalo  4.86  21.64  0.06  67.21  5.87  0.35  100 29  Sulawesi Barat  1.69  15.66  0.66  71.52  9.53  0.85  100 30  Maluku  3.35  30.18  0.18  64.46  1.61  0.22  100 31  Maluku Utara  3.51  15.76  0.94  67.80  11.19  0.80  100 32  Papua Barat  5.20  45.17  2.13  28.38  18.34  0.79  100 33  Papua  4.67  21.08  2.85  21.24  48.67  1.47  100 

6.46  48.02  0.53  40.86  3.74  0.34  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Penolong  waktu  lahir

Page 278: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.3 

Perkotaan + Perdesaan 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  9.38  73.09  0.61  16.03  0.72  0.17  100 

2  Sumatera Utara  11.38  74.31  0.77  10.37  2.69  0.48  100 

3  Sumatera Barat  17.03  70.36  0.76  11.22  0.32  0.19  100 

4  Riau  15.62  63.60  0.54  19.04  0.95  0.25  100 

5  Jambi  9.85  58.63  0.73  29.44  1.00  0.30  100 

6  Sumatera Selatan  14.16  61.66  0.61  23.09  0.43  0.06  100 

7  Bengkulu  11.16  69.56  0.40  17.35  1.38  0.12  100 

8  Lampung  9.46  63.58  1.14  24.48  0.78  0.34  100 

9  Kepulauan Bangka Belitung  11.90  67.50  0.51  19.86  0.23  ­  100 

10  Kepulauan Riau  27.78  62.42  1.32  8.35  0.10  0.04  100 

11  DKI Jakarta  34.55  62.19  0.38  2.53  0.30  0.06  100 

12  Jawa Barat  13.17  52.05  0.51  33.70  0.40  0.14  100 

13  Jawa Tengah  17.02  67.62  0.24  14.79  0.22  0.07  100 

14  DI Yogyakarta  33.20  63.55  0.24  2.65  0.36  ­  100 

15  Jawa Timur  16.27  67.36  0.40  15.22  0.50  0.20  100 

16  Banten  15.71  47.64  0.19  35.74  0.58  0.14  100 

17  Bali  32.66  63.00  0.56  2.83  0.81  0.07  100 

18  Nusa Tenggara Barat  7.31  58.99  0.74  31.57  1.18  0.05  100 

19  Nusa Tenggara Timur  7.13  37.43  1.49  41.58  11.66  0.64  100 

20  Kalimantan Barat  7.30  51.93  1.91  35.84  2.47  0.44  100 

21  Kalimantan Tengah  5.77  51.32  1.95  38.38  1.81  0.33  100 

22  Kalimantan Selatan  11.11  63.92  0.73  22.75  1.23  0.22  100 

23  Kalimantan Timur  18.12  62.10  1.73  16.08  1.82  0.13  100 

24  Sulawesi Utara  29.12  50.98  2.10  15.17  2.19  0.33  100 

25  Sulawesi Tengah  10.09  46.63  1.65  36.29  4.96  0.35  100 

26  Sulawesi Selatan  11.54  51.31  0.64  31.71  4.27  0.44  100 

27  Sulawesi Tenggara  6.26  45.66  0.87  44.25  2.81  0.14  100 

28  Gorontalo  11.12  46.75  1.44  37.00  3.60  0.10  100 

29  Sulawesi Barat  2.87  35.70  1.12  54.16  5.38  0.63  100 

30  Maluku  8.04  36.25  0.46  53.73  1.28  0.25  100 

31  Maluku Utara  10.16  26.09  0.68  59.11  3.44  0.53  100 

32  Papua Barat  7.18  51.28  2.31  20.12  17.71  1.09  100 

33  Papua  9.28  32.96  4.63  16.15  35.70  1.22  100 

14.72  59.45  0.69  23.09  1.77  0.22  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Penolong  waktu  lahir

Page 279: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.3.a 

Perkotaan 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  16.32  80.12  0.56  2.97  0.02  ­  100 2  Sumatera Utara  17.83  79.36  0.26  2.11  0.32  0.12  100 3  Sumatera Barat  28.42  69.01  0.55  1.71  0.08  0.04  100 4  Riau  22.38  70.05  0.40  6.54  0.38  0.25  100 5  Jambi  15.32  69.28  0.20  14.23  0.97  ­  100 6  Sumatera Selatan  27.21  66.19  0.29  5.78  0.50  0.03  100 7  Bengkulu  18.65  77.69  0.20  2.90  0.57  0.00  100 8  Lampung  14.25  76.79  0.03  8.46  0.15  0.15  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  16.61  76.72  0.84  5.73  0.10  ­  100 10  Kepulauan Riau  37.40  61.44  0.31  0.80  0.04  ­  100 11  DKI Jakarta  34.55  62.19  0.38  2.53  0.30  0.06  100 12  Jawa Barat  18.24  58.88  0.62  21.69  0.39  0.15  100 13  Jawa Tengah  21.39  69.78  0.08  8.52  0.23  ­  100 14  DI Yogyakarta  40.12  58.40  0.00  1.20  0.27  ­  100 15  Jawa Timur  22.25  69.47  0.22  7.47  0.33  0.26  100 16  Banten  23.67  61.88  0.22  13.70  0.44  0.09  100 17  Bali  39.20  57.96  0.66  1.74  0.34  ­  100 18  Nusa Tenggara Barat  11.27  65.19  0.65  22.40  0.49  ­  100 19  Nusa Tenggara Timur  20.60  54.29  1.67  18.27  4.38  0.79  100 20  Kalimantan Barat  14.91  71.67  1.98  10.89  0.28  0.12  100 21  Kalimantan Tengah  12.19  65.82  2.89  17.72  1.38  ­  100 22  Kalimantan Selatan  18.75  69.40  0.56  10.40  0.80  ­  100 23  Kalimantan Timur  23.36  66.13  0.94  8.53  0.93  0.08  100 24  Sulawesi Utara  40.47  47.62  1.23  8.82  1.61  0.12  100 25  Sulawesi Tengah  30.21  47.98  1.13  18.07  2.61  ­  100 26  Sulawesi Selatan  22.85  60.47  0.34  15.02  1.26  0.05  100 27  Sulawesi Tenggara  14.91  59.64  1.42  22.51  1.52  ­  100 28  Gorontalo  20.62  48.29  2.20  21.31  7.57  ­  100 29  Sulawesi Barat  3.41  58.28  0.53  37.21  0.57  ­  100 30  Maluku  21.29  45.54  1.34  31.14  0.34  0.34  100 31  Maluku Utara  29.53  39.90  0.43  28.92  1.22  ­  100 32  Papua Barat  17.69  61.24  4.37  9.21  5.78  0.91  100 33  Papua  22.36  61.93  6.24  4.06  4.77  0.42  100 

22.36  65.31  0.48  11.19  0.51  0.12  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Penolong  waktu  lahir

Page 280: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.3.b 

Perdesaan 

Dokter  Bidan  Tenaga Medis Lain  D u k u n  Famili  Lainnya  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  6.57  70.24  0.63  21.30  1.01  0.24  100 2  Sumatera Utara  6.60  70.57  1.15  16.49  4.44  0.75  100 3  Sumatera Barat  11.69  71.00  0.86  15.67  0.43  0.26  100 4  Riau  8.26  56.57  0.68  32.67  1.57  0.25  100 5  Jambi  7.06  53.19  1.01  37.20  1.02  0.45  100 6  Sumatera Selatan  6.21  58.90  0.80  33.63  0.38  0.07  100 7  Bengkulu  7.06  65.10  0.52  25.27  1.82  0.19  100 8  Lampung  7.75  58.88  1.54  30.17  1.00  0.41  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  8.22  60.30  0.25  30.89  0.33  ­  100 10  Kepulauan Riau  15.14  63.71  2.63  18.26  0.17  0.09  100 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  5.73  42.05  0.36  51.29  0.41  0.12  100 13  Jawa Tengah  12.96  65.61  0.38  20.64  0.21  0.14  100 14  DI Yogyakarta  20.40  73.07  0.68  5.33  0.52  ­  100 15  Jawa Timur  10.24  65.24  0.59  23.03  0.66  0.15  100 16  Banten  3.85  26.42  0.14  68.56  0.79  0.23  100 17  Bali  22.42  70.90  0.40  4.54  1.56  0.19  100 18  Nusa Tenggara Barat  4.52  54.63  0.79  38.04  1.66  0.09  100 19  Nusa Tenggara Timur  4.73  34.43  1.46  45.73  12.96  0.62  100 20  Kalimantan Barat  4.30  44.16  1.88  45.66  3.34  0.57  100 21  Kalimantan Tengah  2.47  43.85  1.47  49.01  2.03  0.51  100 22  Kalimantan Selatan  5.65  60.00  0.85  31.59  1.54  0.37  100 23  Kalimantan Timur  9.09  55.16  3.11  29.07  3.35  0.22  100 24  Sulawesi Utara  20.20  53.61  2.79  20.16  2.64  0.48  100 25  Sulawesi Tengah  5.43  46.31  1.78  40.52  5.50  0.44  100 26  Sulawesi Selatan  6.10  46.90  0.78  39.74  5.72  0.63  100 27  Sulawesi Tenggara  3.93  41.90  0.73  50.08  3.15  0.17  100 28  Gorontalo  6.70  46.03  1.08  44.30  1.75  0.14  100 29  Sulawesi Barat  2.66  27.17  1.34  60.56  7.20  0.87  100 30  Maluku  3.92  33.35  0.18  60.76  1.57  0.22  100 31  Maluku Utara  4.00  21.70  0.75  68.71  4.15  0.70  100 32  Papua Barat  4.20  48.46  1.72  23.22  21.09  1.14  100 33  Papua  5.08  23.64  4.11  20.03  45.65  1.48  100 

7.85  54.17  0.88  33.80  2.90  0.32  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE BALITA MENURUT PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Penolong  waktu  lahir

Page 281: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.4 

Perkotaan+Perdesaan 

0  1  2  3  4  5  6  7  8  9  >=10  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  7.56  14.77  17.96  18.74  13.67  10.14  6.58  4.46  2.77  1.71  1.64  100 2  Sumatera Utara  5.65  12.93  16.78  17.14  14.36  10.60  7.27  5.13  3.73  2.59  3.83  100 3  Sumatera Barat  5.78  14.44  18.96  16.99  13.86  9.88  6.70  4.68  3.28  2.05  3.38  100 4  Riau  6.67  17.71  23.30  18.46  12.39  7.57  4.76  3.70  2.48  1.31  1.67  100 5  Jambi  6.91  19.23  23.57  18.11  11.04  7.20  4.80  3.60  2.06  1.27  2.21  100 6  Sumatera Selatan  6.17  17.65  21.05  17.09  12.54  8.11  5.44  4.29  3.09  1.67  2.90  100 7  Bengkulu  4.77  17.22  22.90  18.10  13.02  8.54  4.88  3.60  2.69  1.79  2.49  100 8  Lampung  5.43  19.61  21.41  16.34  11.06  7.95  6.00  4.28  3.01  1.90  3.00  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  6.39  20.53  24.12  16.57  11.09  6.48  4.38  3.59  2.53  1.55  2.76  100 10  Kepulauan Riau  8.70  20.30  24.57  17.78  12.53  5.15  3.29  3.16  2.80  0.84  0.89  100 11  DKI Jakarta  8.01  23.72  26.34  17.75  9.65  5.19  3.45  2.06  1.56  0.90  1.37  100 12  Jawa Barat  6.25  19.75  23.57  16.91  11.05  7.17  4.88  3.25  2.34  1.75  3.09  100 13  Jawa Tengah  5.85  19.08  25.01  17.83  11.05  7.44  4.88  3.49  2.29  1.38  1.71  100 14  DI Yogyakarta  5.84  23.05  28.07  18.06  10.08  5.89  3.83  2.35  1.48  0.71  0.64  100 15  Jawa Timur  7.49  23.17  27.07  17.18  9.62  5.81  3.63  2.40  1.58  0.94  1.11  100 16  Banten  7.06  19.59  21.94  16.03  10.78  6.91  5.17  3.96  2.38  2.00  4.17  100 17  Bali  5.68  19.14  31.57  19.08  10.13  5.68  3.12  2.02  1.53  0.81  1.25  100 18  Nusa Tenggara Barat  7.19  18.08  19.92  15.28  10.60  7.96  5.30  4.97  3.48  3.15  4.07  100 19  Nusa Tenggara Timur  5.84  14.02  16.38  16.33  14.21  10.99  7.83  5.63  3.83  2.26  2.67  100 20  Kalimantan Barat  6.72  17.86  20.73  18.02  12.87  8.94  4.93  3.39  2.65  1.69  2.20  100 21  Kalimantan Tengah  7.40  21.71  24.59  17.73  10.51  6.83  4.25  2.72  1.72  0.90  1.65  100 22  Kalimantan Selatan  8.14  21.30  23.17  15.68  10.86  6.67  4.83  3.08  2.31  1.36  2.60  100 23  Kalimantan Timur  7.38  21.88  25.74  18.33  11.09  5.93  3.94  2.22  1.22  0.92  1.33  100 24  Sulawesi Utara  6.69  20.99  29.44  19.68  10.05  5.08  3.31  2.10  0.95  0.80  0.91  100 25  Sulawesi Tengah  6.34  17.91  23.00  17.75  12.07  8.25  4.88  3.63  2.17  1.46  2.54  100 26  Sulawesi Selatan  7.72  15.55  19.08  16.34  12.66  9.17  6.64  4.64  3.44  2.05  2.69  100 27  Sulawesi Tenggara  6.49  15.09  19.26  16.67  12.66  9.54  7.00  4.86  3.32  2.20  2.92  100 28  Gorontalo  7.32  17.79  23.76  18.12  12.25  7.05  4.49  3.33  2.08  1.44  2.38  100 29  Sulawesi Barat  6.05  14.71  18.25  16.97  12.29  9.39  6.74  6.27  2.41  2.97  3.94  100 30  Maluku  6.41  15.11  16.78  17.39  14.21  9.88  7.59  4.80  2.99  2.25  2.58  100 31  Maluku Utara  6.50  16.58  18.80  18.44  13.91  8.85  5.68  4.45  2.68  1.53  2.59  100 32  Papua Barat  9.72  18.04  21.79  16.25  13.06  9.21  4.95  3.52  1.71  0.70  1.06  100 33  Papua  10.02  19.95  24.40  17.78  11.80  7.69  4.06  2.04  1.13  0.51  0.63  100 

6.64  19.48  23.61  17.25  11.22  7.35  4.90  3.42  2.33  1.53  2.27  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG PERNAH KAWIN  DAN  JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah anak yang dilahirkan hidup

Page 282: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.5.a 

Perkotaan 

0  1  2  3  4  5  6  7  8  9  >=10  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  8.04  14.95  19.20  21.77  13.89  9.05  4.95  4.01  1.58  1.34  1.22  100 2  Sumatera Utara  6.44  14.85  19.37  18.74  14.73  9.35  5.34  3.91  2.70  2.07  2.50  100 3  Sumatera Barat  6.56  13.77  20.63  18.84  13.84  8.55  6.46  3.48  2.42  2.19  3.27  100 4  Riau  7.15  18.40  23.21  19.02  12.55  7.22  4.32  3.61  2.25  1.12  1.16  100 5  Jambi  8.10  18.42  23.97  19.69  10.93  6.87  4.21  3.25  1.67  1.19  1.70  100 6  Sumatera Selatan  6.71  16.52  21.55  18.41  13.15  7.90  4.90  4.06  2.96  1.24  2.60  100 7  Bengkulu  5.14  16.94  21.28  19.27  15.14  7.82  3.75  2.96  2.61  1.79  3.30  100 8  Lampung  5.57  20.26  21.18  16.90  11.45  7.13  6.15  3.95  2.97  1.62  2.83  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  6.45  21.47  24.67  18.78  11.32  6.28  3.15  2.59  1.71  1.40  2.17  100 10  Kepulauan Riau  9.02  24.81  25.87  17.95  10.36  4.67  2.93  2.01  0.77  0.74  0.88  100 11  DKI Jakarta  8.01  23.72  26.34  17.75  9.65  5.19  3.45  2.06  1.56  0.90  1.37  100 12  Jawa Barat  5.95  20.03  24.70  17.28  11.15  6.87  4.62  2.86  2.08  1.46  3.00  100 13  Jawa Tengah  6.21  19.58  24.96  18.24  10.66  7.09  4.57  3.42  2.17  1.29  1.82  100 14  DI Yogyakarta  6.05  24.10  28.06  18.06  9.31  5.50  3.68  2.42  1.32  0.72  0.78  100 15  Jawa Timur  7.64  22.43  27.56  17.95  9.96  5.54  3.37  2.27  1.43  0.82  1.04  100 16  Banten  6.90  22.06  24.77  18.45  10.22  5.80  3.89  2.93  1.21  1.11  2.65  100 17  Bali  6.36  19.81  32.22  19.03  9.96  5.44  2.71  1.96  1.07  0.60  0.83  100 18  Nusa Tenggara Barat  7.58  18.38  20.79  15.60  10.15  7.81  5.37  5.02  2.67  3.15  3.47  100 19  Nusa Tenggara Timur  5.12  16.25  20.15  18.03  13.97  9.20  7.61  4.46  2.01  1.45  1.75  100 20  Kalimantan Barat  7.73  16.79  20.99  18.99  12.67  9.01  4.56  3.06  2.23  1.85  2.12  100 21  Kalimantan Tengah  8.00  22.33  25.89  17.60  9.73  5.68  4.22  2.42  1.54  1.12  1.49  100 22  Kalimantan Selatan  8.55  22.21  24.74  15.54  10.59  6.21  3.83  2.50  2.21  0.96  2.67  100 23  Kalimantan Timur  7.51  22.83  26.67  18.41  10.34  5.45  3.61  1.93  1.01  1.00  1.26  100 24  Sulawesi Utara  7.33  21.54  30.31  19.79  9.78  4.55  2.83  1.74  0.80  0.66  0.66  100 25  Sulawesi Tengah  6.39  22.30  25.81  17.77  10.10  6.33  4.59  2.51  1.66  1.13  1.42  100 26  Sulawesi Selatan  9.35  16.48  20.15  16.75  12.20  9.10  5.51  3.97  2.83  1.51  2.15  100 27  Sulawesi Tenggara  7.07  18.31  21.95  17.89  12.31  7.19  6.16  4.10  1.47  1.53  2.02  100 28  Gorontalo  7.65  18.27  25.46  19.74  12.18  6.27  3.40  2.48  1.72  0.86  1.96  100 29  Sulawesi Barat  6.86  16.16  15.95  14.66  11.28  9.75  6.68  7.67  1.30  4.04  5.65  100 30  Maluku  6.69  18.79  18.61  19.33  13.64  8.46  6.26  4.29  1.91  1.20  0.83  100 31  Maluku Utara  6.21  20.21  21.32  20.04  15.12  6.96  3.53  2.87  1.86  0.65  1.22  100 32  Papua Barat  9.02  21.42  22.45  17.27  11.51  7.27  4.12  1.95  1.82  1.07  2.10  100 33  Papua  8.19  23.61  24.01  16.97  12.28  6.59  3.87  1.86  1.32  0.53  0.77  100 

6.86  20.33  24.87  17.95  10.98  6.65  4.27  2.94  1.90  1.25  2.00  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG PERNAH KAWIN  DAN  JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah anak yang dilahirkan hidup

Page 283: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.5.b 

Perdesaan 

0  1  2  3  4  5  6  7  8  9  >=10  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  7.37  14.70  17.49  17.59  13.58  10.55  7.21  4.63  3.22  1.86  1.81  100 2  Sumatera Utara  4.98  11.30  14.58  15.78  14.05  11.66  8.91  6.16  4.60  3.02  4.96  100 3  Sumatera Barat  5.40  14.77  18.16  16.10  13.87  10.51  6.82  5.26  3.69  1.98  3.44  100 4  Riau  6.20  17.04  23.38  17.91  12.23  7.91  5.19  3.78  2.71  1.49  2.16  100 5  Jambi  6.37  19.61  23.38  17.38  11.09  7.35  5.07  3.77  2.25  1.30  2.44  100 6  Sumatera Selatan  5.84  18.33  20.75  16.30  12.17  8.24  5.76  4.43  3.17  1.92  3.07  100 7  Bengkulu  4.59  17.36  23.71  17.51  11.96  8.90  5.44  3.93  2.73  1.80  2.08  100 8  Lampung  5.39  19.39  21.49  16.14  10.93  8.23  5.95  4.40  3.03  2.00  3.06  100 9  Kepulauan Bangka Belitung  6.34  19.63  23.59  14.44  10.87  6.67  5.56  4.55  3.31  1.69  3.33  100 10  Kepulauan Riau  8.38  15.95  23.32  17.63  14.62  5.61  3.65  4.27  4.74  0.93  0.90  100 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  6.64  19.39  22.11  16.43  10.91  7.55  5.22  3.76  2.67  2.12  3.20  100 13  Jawa Tengah  5.52  18.64  25.06  17.48  11.39  7.75  5.15  3.55  2.39  1.46  1.61  100 14  DI Yogyakarta  5.53  21.50  28.08  18.06  11.21  6.48  4.06  2.25  1.71  0.71  0.43  100 15  Jawa Timur  7.36  23.82  26.63  16.49  9.33  6.04  3.87  2.51  1.71  1.06  1.18  100 16  Banten  7.29  15.91  17.71  12.42  11.63  8.57  7.07  5.49  4.13  3.34  6.43  100 17  Bali  4.83  18.29  30.76  19.13  10.35  5.98  3.63  2.10  2.11  1.06  1.77  100 18  Nusa Tenggara Barat  6.93  17.88  19.34  15.06  10.90  8.06  5.25  4.93  4.02  3.15  4.47  100 19  Nusa Tenggara Timur  5.98  13.60  15.67  16.02  14.26  11.33  7.87  5.85  4.17  2.41  2.84  100 20  Kalimantan Barat  6.35  18.25  20.64  17.67  12.95  8.91  5.07  3.51  2.80  1.63  2.23  100 21  Kalimantan Tengah  7.09  21.39  23.92  17.79  10.91  7.41  4.26  2.87  1.81  0.78  1.73  100 22  Kalimantan Selatan  7.86  20.67  22.08  15.79  11.04  7.00  5.52  3.49  2.37  1.64  2.55  100 23  Kalimantan Timur  7.17  20.34  24.22  18.20  12.32  6.72  4.50  2.70  1.57  0.81  1.45  100 24  Sulawesi Utara  6.19  20.56  28.78  19.60  10.26  5.48  3.68  2.37  1.06  0.91  1.10  100 25  Sulawesi Tengah  6.32  16.83  22.30  17.74  12.55  8.72  4.95  3.91  2.30  1.54  2.82  100 26  Sulawesi Selatan  7.02  15.16  18.63  16.16  12.86  9.21  7.13  4.93  3.71  2.28  2.93  100 27  Sulawesi Tenggara  6.33  14.21  18.53  16.34  12.75  10.18  7.23  5.06  3.82  2.38  3.16  100 28  Gorontalo  7.18  17.57  23.00  17.40  12.28  7.39  4.97  3.71  2.23  1.70  2.57  100 29  Sulawesi Barat  5.66  14.02  19.35  18.08  12.77  9.21  6.77  5.61  2.94  2.46  3.13  100 30  Maluku  6.32  13.88  16.18  16.74  14.40  10.35  8.04  4.97  3.35  2.60  3.17  100 31  Maluku Utara  6.62  15.06  17.74  17.77  13.41  9.64  6.58  5.11  3.02  1.90  3.16  100 32  Papua Barat  9.94  16.99  21.58  15.94  13.54  9.81  5.21  4.01  1.67  0.59  0.73  100 33  Papua  10.52  18.94  24.51  18.00  11.67  7.99  4.12  2.10  1.07  0.50  0.59  100 

6.44  18.72  22.49  16.64  11.44  7.97  5.45  3.85  2.72  1.77  2.50  100 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG PERNAH KAWIN  DAN  JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah anak yang dilahirkan hidup

Page 284: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.7 

No  Provinsi  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  45.29  41.20  42.40 2  Sumatera Utara  42.74  41.18  41.91 3  Sumatera Barat  47.38  47.29  47.32 4  Riau  48.19  56.45  52.41 5  Jambi  57.57  64.19  62.16 6  Sumatera Selatan  56.76  66.47  62.92 7  Bengkulu  63.87  69.50  67.62 8  Lampung  61.43  65.65  64.58 9  Kepulauan Bangka Belitung  62.53  65.85  64.30 10  Kepulauan Riau  50.32  55.94  53.07 11  DKI Jakarta  52.68  ­  52.68 12  Jawa Barat  61.43  59.27  60.51 13  Jawa Tengah  55.69  62.26  59.19 14  DI Yogyakarta  54.68  61.86  57.42 15  Jawa Timur  60.07  59.06  59.54 16  Banten  60.02  54.84  58.00 17  Bali  61.56  69.79  65.06 18  Nusa Tenggara Barat  54.32  52.19  53.07 19  Nusa Tenggara Timur  38.78  35.31  35.91 20  Kalimantan Barat  53.79  63.13  60.73 21  Kalimantan Tengah  65.47  69.88  68.40 22  Kalimantan Selatan  62.31  65.58  64.25 23  Kalimantan Timur  53.62  58.01  55.29 24  Sulawesi Utara  59.37  69.69  65.19 25  Sulawesi Tengah  50.44  57.22  55.91 26  Sulawesi Selatan  42.89  43.32  43.18 27  Sulawesi Tenggara  42.44  47.46  46.34 28  Gorontalo  54.31  61.58  59.54 29  Sulawesi Barat  41.05  46.97  45.23 30  Maluku  36.84  30.44  32.10 31  Maluku Utara  47.08  41.76  43.33 32  Papua Barat  35.13  24.24  26.69 33  Papua  35.77  25.69  27.71 

56.44  56.78  56.62 Sumber : BPS, Susenas 2008 

PROPORSI WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia

Page 285: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.6 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  1.59  1.84  1.76 2  Sumatera Utara  1.70  2.26  1.99 3  Sumatera Barat  1.59  2.10  1.92 4  Riau  1.63  2.01  1.81 5  Jambi  1.66  1.99  1.88 6  Sumatera Selatan  1.63  2.01  1.86 7  Bengkulu  1.71  2.07  1.93 8  Lampung  1.66  2.05  1.93 9  Kepulauan Bangka Belitung  1.59  2.01  1.81 10  Kepulauan Riau  1.20  1.88  1.50 11  DKI Jakarta  1.32  ­  1.32 12  Jawa Barat  1.69  2.08  1.84 13  Jawa Tengah  1.61  1.89  1.75 14  DI Yogyakarta  1.17  1.53  1.29 15  Jawa Timur  1.51  1.71  1.61 16  Banten  1.56  2.40  1.86 17  Bali  1.43  1.69  1.54 18  Nusa Tenggara Barat  1.78  1.91  1.85 19  Nusa Tenggara Timur  1.47  2.28  2.11 20  Kalimantan Barat  1.67  2.05  1.94 21  Kalimantan Tengah  1.55  1.87  1.76 22  Kalimantan Selatan  1.57  1.95  1.78 23  Kalimantan Timur  1.61  1.90  1.71 24  Sulawesi Utara  1.48  1.64  1.57 25  Sulawesi Tengah  1.47  2.12  1.97 26  Sulawesi Selatan  1.54  1.91  1.78 27  Sulawesi Tenggara  1.45  2.20  2.01 28  Gorontalo  1.59  1.97  1.85 29  Sulawesi Barat  1.65  2.30  2.07 30  Maluku  1.58  2.34  2.11 31  Maluku Utara  1.52  2.27  2.01 32  Papua Barat  1.58  2.10  1.97 33  Papua  1.63  2.03  1.93 

1.57  1.98  1.77 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

RATA ­ RATA  JUMLAH  ANAK LAHIR  HIDUP  PER  WANITA  USIA  15­49  TAHUN MENURUT  PROVINSI  DAN  TIPE  DAERAH TAHUN 2008 

No  Provinsi  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan

Page 286: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.8 

No  Provinsi  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  69.77  64.33  65.93 2  Sumatera Utara  67.31  61.95  64.46 3  Sumatera Barat  75.82  72.36  73.50 4  Riau  74.98  79.15  77.11 5  Jambi  81.11  83.78  82.97 6  Sumatera Selatan  79.38  83.04  81.70 7  Bengkulu  86.05  87.58  87.07 8  Lampung  84.11  86.12  85.61 9  Kepulauan Bangka Belitung  82.05  83.49  82.82 10  Kepulauan Riau  75.27  73.42  74.37 11  DKI Jakarta  77.78  ­  77.78 12  Jawa Barat  84.83  86.50  85.54 13  Jawa Tengah  79.42  83.82  81.76 14  DI Yogyakarta  74.73  81.74  77.40 15  Jawa Timur  80.80  79.89  80.32 16  Banten  81.29  80.28  80.90 17  Bali  82.48  87.19  84.48 18  Nusa Tenggara Barat  81.92  79.85  80.70 19  Nusa Tenggara Timur  64.64  58.28  59.38 20  Kalimantan Barat  79.05  82.38  81.53 21  Kalimantan Tengah  85.32  86.75  86.27 22  Kalimantan Selatan  85.47  86.15  85.87 23  Kalimantan Timur  80.00  79.85  79.94 24  Sulawesi Utara  85.94  90.85  88.71 25  Sulawesi Tengah  76.45  79.86  79.21 26  Sulawesi Selatan  65.29  66.02  65.79 27  Sulawesi Tenggara  68.18  72.92  71.87 28  Gorontalo  80.87  84.13  83.22 29  Sulawesi Barat  65.31  65.43  65.40 30  Maluku  65.94  47.71  52.45 31  Maluku Utara  72.06  64.23  66.54 32  Papua Barat  63.37  42.37  47.10 33  Papua  61.55  39.62  44.01 

79.71  78.83  79.25 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PROPORSI WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN / MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2008

Page 287: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.9 

MOW/  MOP/  Intravagina/  Alat/Cara Tubektomi  Vasektomi  tissue  Tradisional 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  1.16  0.62  2.30  67.00  0.90  26.13  0.54  ­  1.35  100.00 

2  Sumatera Utara  5.41  0.84  5.07  47.59  4.46  31.98  1.39  0.26  3.01  100.00 

3  Sumatera Barat  2.47  0.82  8.63  59.04  7.81  18.75  0.98  0.17  1.32  100.00 

4  Riau  1.99  0.85  4.10  60.46  2.89  26.77  1.34  0.25  1.35  100.00 

5  Jambi  1.11  0.65  3.03  60.03  4.38  30.01  0.41  0.05  0.33  100.00 

6  Sumatera Selatan  1.83  1.08  2.11  68.76  7.36  17.52  0.60  0.10  0.64  100.00 

7  Bengkulu  1.51  0.73  4.07  64.32  8.80  18.74  0.80  0.14  0.87  100.00 

8  Lampung  1.39  1.11  3.66  65.81  5.91  20.83  0.34  0.19  0.78  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  0.90  0.62  1.79  56.00  2.26  36.08  1.31  0.05  0.99  100.00 

10  Kepulauan Riau  0.82  0.56  5.54  48.76  2.07  39.05  1.03  0.05  2.11  100.00 

11  DKI Jakarta  2.35  0.61  11.85  56.67  2.51  23.43  1.34  0.17  1.07  100.00 

12  Jawa Barat  1.87  1.07  7.80  56.92  2.60  28.82  0.49  0.10  0.34  100.00 

13  Jawa Tengah  5.48  1.32  6.59  65.01  5.74  14.09  0.98  0.06  0.73  100.00 

14  DI Yogyakarta  4.73  0.81  21.56  48.00  4.71  13.67  3.20  0.29  3.02  100.00 

15  Jawa Timur  5.10  0.96  8.28  57.81  3.79  22.60  0.53  0.08  0.85  100.00 

16  Banten  1.83  0.68  5.03  68.93  3.16  18.99  0.97  ­  0.41  100.00 

17  Bali  5.20  1.33  35.35  42.39  0.98  12.58  0.95  0.17  1.05  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  1.80  0.76  8.26  66.91  7.64  13.95  0.30  0.07  0.32  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  1.73  1.06  8.74  62.72  5.88  15.65  0.27  ­  3.94  100.00 

20  Kalimantan Barat  1.50  0.45  1.93  64.32  1.36  28.91  0.45  ­  1.08  100.00 

21  Kalimantan Tengah  0.74  0.34  0.95  53.57  4.04  39.34  0.32  0.03  0.66  100.00 

22  Kalimantan Selatan  1.80  0.70  1.66  45.35  3.73  45.65  0.76  0.02  0.34  100.00 

23  Kalimantan Timur  1.25  0.62  6.38  46.94  2.82  40.14  1.02  0.19  0.65  100.00 

24  Sulawesi Utara  1.60  0.78  6.88  45.63  9.74  34.00  0.22  0.17  0.98  100.00 

25  Sulawesi Tengah  1.57  0.57  4.24  46.44  5.92  39.82  0.19  0.05  1.19  100.00 

26  Sulawesi Selatan  0.94  0.48  2.78  58.79  5.09  30.17  0.39  ­  1.35  100.00 

27  Sulawesi Tenggara  1.12  0.80  2.36  46.13  8.00  38.95  0.30  0.14  2.19  100.00 

28  Gorontalo  0.99  0.97  10.00  38.21  15.27  33.31  0.28  0.08  0.90  100.00 

29  Sulawesi Barat  1.13  0.11  2.81  51.74  4.51  38.41  0.19  ­  1.10  100.00 

30  Maluku  2.51  0.75  3.97  68.47  6.92  15.70  0.20  ­  1.48  100.00 

31  Maluku Utara  0.75  0.32  1.29  64.85  9.51  20.30  0.05  0.10  2.82  100.00 

32  Papua Barat  1.20  1.40  1.54  54.19  3.31  34.74  0.20  0.00  3.41  100.00 

33  Papua  0.94  0.45  2.77  34.67  4.27  16.98  0.57  0.21  39.14  100.00 3.12  0.94  7.07  58.74  4.27  23.95  0.73  0.10  1.08  100.00 

Sumber : BPS, Susenas 2008  ` 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT / CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN / DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2008 

Perkotaan+Perdesaan 

No  Provinsi Alat/cara KB yang dipakai 

AKDR/IUD  Suntikan  Susuk KB  Pil  Kondom  Jumlah 

Indonesia

Page 288: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.9.a 

MOW/  MOP/  Intravagina/  Alat/Cara Tubektomi  Vasektomi  tissue  Tradisional 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  2.05  0.73  5.31  61.32  0.62  27.77  0.88  0.00  1.32  100.00 2  Sumatera Utara  4.71  0.96  6.71  43.11  4.17  34.30  2.07  0.24  3.74  100.00 3  Sumatera Barat  4.33  1.14  16.18  49.93  4.24  20.30  1.34  0.32  2.20  100.00 4  Riau  3.51  1.29  7.02  58.94  2.72  21.51  2.24  0.33  2.44  100.00 5  Jambi  1.86  1.14  3.82  53.35  2.29  36.05  1.05  0.00  0.44  100.00 6  Sumatera Selatan  3.50  1.53  3.35  62.11  4.02  22.11  1.38  0.16  1.83  100.00 7  Bengkulu  2.13  0.80  7.94  55.28  7.36  22.41  1.86  0.37  1.84  100.00 8  Lampung  1.60  0.54  6.12  66.03  5.13  19.36  0.30  0.28  0.63  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  1.28  0.90  2.72  52.58  2.39  36.49  2.22  0.11  1.31  100.00 10  Kepulauan Riau  1.70  0.79  7.70  46.71  2.90  37.34  2.06  0.10  0.68  100.00 11  DKI Jakarta  2.35  0.61  11.85  56.67  2.51  23.43  1.34  0.17  1.07  100.00 12  Jawa Barat  2.10  0.98  11.14  52.70  2.20  29.44  0.79  0.11  0.54  100.00 13  Jawa Tengah  5.68  0.95  8.57  63.03  4.08  14.62  1.72  0.12  1.23  100.00 14  DI Yogyakarta  5.44  1.17  24.59  43.55  4.19  12.08  4.59  0.20  4.20  100.00 15  Jawa Timur  6.16  0.99  10.15  52.90  2.96  24.56  0.99  0.13  1.17  100.00 16  Banten  2.06  0.65  7.09  64.23  2.60  21.33  1.46  0.00  0.59  100.00 17  Bali  6.10  1.12  33.22  41.05  0.74  14.31  1.43  0.28  1.75  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  2.17  1.25  11.28  64.87  5.88  13.46  0.68  0.12  0.29  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  2.90  1.44  19.48  44.22  4.21  20.31  0.82  ­  6.62  100.00 20  Kalimantan Barat  2.71  0.41  5.07  53.60  1.07  33.26  1.52  ­  2.36  100.00 21  Kalimantan Tengah  1.11  0.36  1.27  52.18  2.09  41.26  0.85  0.04  0.85  100.00 22  Kalimantan Selatan  3.11  0.88  2.99  41.87  2.99  46.43  1.20  0.00  0.52  100.00 23  Kalimantan Timur  1.61  0.59  8.81  45.96  2.43  38.26  1.41  0.16  0.77  100.00 24  Sulawesi Utara  2.22  0.86  7.93  47.96  6.66  32.39  0.39  0.34  1.25  100.00 25  Sulawesi Tengah  1.95  0.58  8.25  43.98  2.86  39.32  0.97  ­  2.09  100.00 26  Sulawesi Selatan  1.22  0.26  5.95  56.82  3.05  30.15  0.65  ­  1.91  100.00 27  Sulawesi Tenggara  1.82  1.32  6.20  38.09  7.76  41.33  1.24  ­  2.25  100.00 28  Gorontalo  1.23  0.99  17.39  35.64  8.87  34.74  0.45  ­  0.69  100.00 29  Sulawesi Barat  2.53  0.00  4.01  57.41  4.32  29.80  ­  ­  1.93  100.00 30  Maluku  3.84  0.25  5.45  67.52  0.87  20.49  ­  ­  1.59  100.00 31  Maluku Utara  0.96  0.85  2.16  66.26  4.77  22.32  ­  ­  2.69  100.00 32  Papua Barat  0.68  2.83  4.40  56.57  2.67  30.68  0.68  ­  1.49  100.00 33  Papua  1.07  0.77  5.29  47.36  7.63  31.91  1.49  0.80  3.68  100.00 

3.65  0.92  9.96  54.92  3.07  24.89  1.25  0.13  1.21  100.00 Sumber : BPS, Susenas 2008  ` 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2008 

Perkotaan 

No  Provinsi Alat/Cara KB yang Dipakai 

AKDR/IUD  Suntikan  Susuk KB  Pil  Kondom  Jumlah 

Indonesia

Page 289: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.9.b 

MOW/  MOP/  Intravagina/  Alat/Cara Tubektomi  Vasektomi  tissue  Tradisional 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

16  Nanggroe Aceh Darussalam  0.76  0.56  0.91  69.61  1.03  25.37  0.39  ­  1.36  100.00 2  Sumatera Utara  6.04  0.74  3.57  51.68  4.72  29.86  0.76  0.28  2.34  100.00 3  Sumatera Barat  1.56  0.66  4.89  63.54  9.57  17.99  0.80  0.10  0.89  100.00 4  Riau  0.75  0.50  1.71  61.71  3.03  31.06  0.59  0.18  0.46  100.00 5  Jambi  0.81  0.45  2.71  62.67  5.22  27.62  0.16  0.07  0.29  100.00 6  Sumatera Selatan  1.00  0.86  1.50  72.04  9.01  15.26  0.22  0.07  0.05  100.00 7  Bengkulu  1.22  0.70  2.29  68.48  9.46  17.06  0.32  0.04  0.43  100.00 8  Lampung  1.32  1.29  2.87  65.74  6.16  21.29  0.35  0.16  0.82  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  0.58  0.39  1.02  58.84  2.15  35.75  0.56  ­  0.71  100.00 10  Kepulauan Riau  0.00  0.35  3.52  50.69  1.28  40.65  0.07  ­  3.45  100.00 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  1.56  1.19  3.11  62.85  3.15  27.94  0.06  0.08  0.06  100.00 13  Jawa Tengah  5.32  1.61  5.04  66.57  7.04  13.67  0.40  0.01  0.34  100.00 14  DI Yogyakarta  3.72  0.30  17.20  54.40  5.47  15.97  1.20  0.42  1.34  100.00 15  Jawa Timur  4.13  0.93  6.57  62.32  4.55  20.80  0.10  0.04  0.55  100.00 16  Banten  1.43  0.73  1.51  76.97  4.14  14.97  0.14  ­  0.10  100.00 17  Bali  4.12  1.57  37.90  44.00  1.26  10.52  0.37  0.04  0.21  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  1.53  0.40  6.05  68.40  8.93  14.31  0.01  0.03  0.34  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  1.46  0.97  6.28  66.97  6.26  14.58  0.15  ­  3.33  100.00 20  Kalimantan Barat  1.15  0.46  1.00  67.48  1.44  27.62  0.14  ­  0.70  100.00 21  Kalimantan Tengah  0.57  0.34  0.80  54.23  4.97  38.43  0.07  0.03  0.57  100.00 22  Kalimantan Selatan  0.95  0.58  0.79  47.61  4.21  45.15  0.47  0.03  0.21  100.00 23  Kalimantan Timur  0.70  0.66  2.71  48.41  3.40  42.97  0.45  0.23  0.46  100.00 24  Sulawesi Utara  1.19  0.73  6.19  44.10  11.77  35.05  0.11  0.06  0.80  100.00 25  Sulawesi Tengah  1.49  0.56  3.40  46.96  6.57  39.92  0.03  0.07  1.00  100.00 26  Sulawesi Selatan  0.81  0.58  1.33  59.69  6.04  30.19  0.28  0.00  1.09  100.00 27  Sulawesi Tenggara  0.94  0.67  1.38  48.19  8.06  38.34  0.06  0.18  2.18  100.00 28  Gorontalo  0.91  0.96  7.46  39.09  17.47  32.81  0.22  0.11  0.96  100.00 29  Sulawesi Barat  0.62  0.16  2.38  49.69  4.57  41.53  0.26  ­  0.80  100.00 30  Maluku  1.94  0.97  3.34  68.87  9.50  13.66  0.29  ­  1.43  100.00 31  Maluku Utara  0.65  0.08  0.88  64.19  11.76  19.34  0.08  0.15  2.89  100.00 32  Papua Barat  1.42  0.80  0.34  53.19  3.59  36.44  ­  ­  4.22  100.00 33  Papua  0.90  0.34  1.89  30.24  3.10  11.77  0.25  ­  51.51  100.00 

2.64  0.97  4.48  62.16  5.35  23.12  0.26  0.07  0.96  100.00 Sumber : BPS, Susenas 2008  ` 

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2008 

Perdesaan 

No  Provinsi Alat/Cara KB yang Dipakai 

AKDR/IUD  Suntikan  Susuk KB  Pil  Kondom  Jumlah 

Indonesia

Page 290: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.10 

IUD  %  MOW  %  MOP  %  Kondom  %  Implant  %  Suntikan  %  Pil  %  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  1,686  1.27  302  0.23  5  0.00  9,429  7.12  2,102  1.59  63,849  48.19  55,113  41.60  132,486 

2  Sumatera Utara  15,332  5.50  7,466  2.68  491  0.18  21,670  7.77  19,674  7.06  111,605  40.02  102,620  36.80  278,858 

3  Sumatera Barat  5,226  4.29  936  0.77  133  0.11  5,379  4.42  17,503  14.37  66,242  54.39  26,373  21.65  121,792 

4  Riau  2,165  1.45  566  0.38  10  0.01  4,173  2.79  8,511  5.69  82,550  55.15  51,701  34.54  149,676 

5  Jambi  1,904  1.67  204  0.18  58  0.05  2,490  2.18  9,484  8.30  61,600  53.92  38,511  33.71  114,251 

6  Sumatera Selatan  2,297  0.65  1,348  0.38  296  0.08  16,684  4.71  29,086  8.20  174,457  49.20  130,414  36.78  354,582 

7  Bengkulu  1,314  1.42  588  0.63  77  0.08  16,245  17.51  8,448  9.11  38,278  41.27  27,805  29.98  92,755 

8  Lampung  8,285  2.42  647  0.19  647  0.19  12,690  3.71  20,713  6.05  162,055  47.35  137,238  40.10  342,275 

9  Kepulauan Bangka Belitung  340  0.92  149  0.40  3  0.01  2,147  5.80  1,865  5.04  19,761  53.39  12,748  34.44  37,013 

10  Kepulauan Riau  732  2.23  59  0.18  21  0.06  2,481  7.54  1,116  3.39  15,801  48.04  12,681  38.55  32,891 

11  DKI Jakarta  25,203  7.42  1,565  0.46  820  0.24  7,894  2.32  9,682  2.85  179,967  52.96  114,702  33.75  339,833 

12  Jawa Barat  109,698  7.65  18,839  1.31  2,823  0.20  21,132  1.47  59,937  4.18  781,510  54.51  439,705  30.67  1,433,644 

13  Jawa Tengah  25,461  3.13  1,747  0.21  1,541  0.19  28,176  3.46  84,364  10.36  530,903  65.17  142,441  17.49  814,633 

14  DI Yogyakarta  6,967  8.49  1,510  1.84  258  0.31  2,250  2.74  3,576  4.36  23,863  29.09  43,608  53.16  82,032 

15  Jawa Timur  48,606  4.93  11,823  1.20  1,630  0.17  13,706  1.39  56,813  5.76  616,434  62.54  236,730  24.02  985,742 

16  Banten  6,316  2.58  1,072  0.44  222  0.09  4,691  1.92  1,407  0.58  143,715  58.75  87,185  35.64  244,608 

17  Bali  10,656  19.21  1,128  2.03  113  0.20  1,865  3.36  1,255  2.26  33,447  60.30  7,000  12.62  55,464 

18  Nusa Tenggara Barat  5,920  4.10  981  0.68  82  0.06  2,319  1.60  13,658  9.45  93,494  64.68  28,103  19.44  144,557 

19  Nusa Tenggara Timur  2,730  3.46  1,483  1.88  145  0.18  2,337  2.97  9,023  11.45  49,576  62.92  13,495  17.13  78,789 

20  Kalimantan Barat  1,664  1.54  591  0.55  58  0.05  2,647  2.45  3,904  3.61  57,169  52.87  42,101  38.93  108,134 

21  Kalimantan Tengah  326  0.48  256  0.38  58  0.09  1,633  2.43  4,569  6.79  35,826  53.25  24,617  36.59  67,285 

22  Kalimantan Selatan  1,235  1.05  1,680  1.43  46  0.04  3,213  2.73  5,766  4.90  55,932  47.55  49,765  42.30  117,637 

23  Kalimantan Timur  2,938  3.93  632  0.85  51  0.07  2,584  3.46  3,113  4.17  39,555  52.97  25,801  34.55  74,674 

24  Sulawesi Utara  3,262  4.43  600  0.81  444  0.60  3,053  4.15  7,777  10.56  36,320  49.32  22,181  30.12  73,637 

25  Sulawesi Tengah  1,241  1.91  408  0.63  151  0.23  1,957  3.02  5,262  8.11  29,549  45.54  26,319  40.56  64,887 

26  Sulawesi Selatan  3,777  1.49  1,680  0.66  45  0.02  16,684  6.59  18,773  7.41  118,563  46.81  93,790  37.03  253,312 

27  Sulawesi Tenggara  463  0.86  338  0.63  120  0.22  2,940  5.44  5,227  9.67  22,779  42.14  22,184  41.04  54,051 

28  Gorontalo  2,432  7.56  293  0.91  115  0.36  492  1.53  4,120  12.81  15,000  46.64  9,709  30.19  32,161 

29  Sulawesi Barat  256  0.91  117  0.42  19  0.07  2,270  8.07  2,303  8.19  12,754  45.34  10,411  37.01  28,130 

30  Maluku  432  0.95  318  0.70  35  0.08  3,689  8.09  4,627  10.15  21,511  47.19  14,974  32.85  45,586 

31  Maluku Utara  164  0.64  112  0.44  42  0.16  675  2.63  3,782  14.76  12,828  50.06  8,023  31.31  25,626 

32  Papua Barat  50  0.38  68  0.51  18  0.14  1,206  9.12  650  4.92  7,021  53.11  4,206  31.82  13,219 

33  Papua  241  0.96  508  2.03  11  0.04  2,410  9.63  2,136  8.54  13,415  53.61  6,303  25.19  25,024 

299,319  4.39  60,014  0.88  10,588  0.16  223,211  3.27  430,226  6.31  3,727,329  54.66  2,068,557  30.33  6,819,244 Sumber: BKKBN, 2009 

Indonesia 

HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi M e t o d a     K o n  t r a s e p s i

Page 291: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.11 

Peserta  %  Peserta  %  Peserta  %  Peserta  %  Peserta  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  91,732  69.24  5,655  4.27  3,122  2.36  31,974  24.13  132,483  100.00 2  Sumatera Utara  220,055  78.91  23,251  8.34  3,885  1.39  31,667  11.36  278,858  100.00 3  Sumatera Barat  79,713  78.46  802  0.79  1,967  1.94  19,110  18.81  101,592  100.00 4  Riau  77,263  51.62  1,641  1.10  4,248  2.84  66,524  44.45  149,676  100.00 5  Jambi  74,118  64.87  434  0.38  4,395  3.85  35,304  30.90  114,251  100.00 6  Sumatera Selatan  245,198  69.24  25,493  7.20  6,831  1.93  76,621  21.64  354,143  100.00 7  Bengkulu  58,039  72.37  439  0.55  2,037  2.54  19,685  24.54  80,200  100.00 8  Lampung  210,613  61.54  11,400  3.33  8,717  2.55  111,531  32.59  342,261  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  23,787  64.27  412  1.11  250  0.68  12,564  33.94  37,013  100.00 10  Kepulauan Riau  17,176  52.22  457  1.39  1,780  5.41  13,478  40.98  32,891  100.00 11  DKI Jakarta  125,116  36.82  18,320  5.39  36,559  10.76  159,839  47.03  339,834  100.00 12  Jawa Barat  812,696  57.49  101,359  7.17  30,458  2.15  469,131  33.19  1,413,644  100.00 13  Jawa Tengah  413,294  49.77  44,803  5.40  28,396  3.42  343,857  41.41  830,350  100.00 14  DI Yogyakarta  17,064  39.15  6,888  15.80  648  1.49  18,988  43.56  43,588  100.00 15  Jawa Timur  560,163  56.83  29,986  3.04  20,922  2.12  374,673  38.01  985,744  100.00 16  Banten  156,748  60.93  4,647  1.81  10,319  4.01  85,561  33.26  257,275  100.00 17  Bali  22,482  40.53  220  0.40  1,623  2.93  31,139  56.14  55,464  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  125,918  87.77  2,255  1.57  11  0.01  15,277  10.65  143,461  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  76,541  97.14  525  0.67  477  0.61  1,251  1.59  78,794  100.00 20  Kalimantan Barat  63,747  58.95  4,126  3.82  6,645  6.15  33,616  31.09  108,134  100.00 21  Kalimantan Tengah  52,433  77.93  2,549  3.79  712  1.06  11,586  17.22  67,280  100.00 22  Kalimantan Selatan  76,865  65.44  3,169  2.70  1,664  1.42  35,761  30.45  117,459  100.00 23  Kalimantan Timur  41,878  56.08  5,572  7.46  2,975  3.98  24,249  32.47  74,674  100.00 24  Sulawesi Utara  46,450  63.08  8,151  11.07  5,580  7.58  13,456  18.27  73,637  100.00 25  Sulawesi Tengah  58,953  90.84  2,141  3.30  364  0.56  3,439  5.30  64,897  100.00 26  Sulawesi Selatan  216,831  85.63  2,515  0.99  3,301  1.30  30,566  12.07  253,213  100.00 27  Sulawesi Tenggara  47,610  88.08  281  0.52  650  1.20  5,510  10.19  54,051  100.00 28  Gorontalo  25,250  78.51  1,548  4.81  473  1.47  4,890  15.20  32,161  100.00 29  Sulawesi Barat  32,450  87.40  45  0.12  320  0.86  4,314  11.62  37,129  100.00 30  Maluku  21,641  86.47  1,677  6.70  498  1.99  1,211  4.84  25,027  100.00 31  Maluku Utara  21,795  85.05  1,461  5.70  229  0.89  2,141  8.35  25,626  100.00 32  Papua Barat  12,231  92.53  183  1.38  59  0.45  745  5.64  13,218  100.00 33  Papua  21,641  86.48  1,677  6.70  495  1.98  1,211  4.84  25,024  100.00 

4,147,491  61.51  314,082  4.66  190,610  2.83  2,090,869  31.01  6,743,052  100.00 Sumber: BKKBN, 2009 

JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Klinik KB  Dokter Praktek Swasta  Bidan Praktek Swasta  Jumlah Pemerintah  Swasta 

Indonesia

Page 292: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.12 

Jumlah Desa  Desa UCI  %  Jumlah Desa  Desa UCI  %  Jumlah Desa  Desa UCI  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  6,199  5,316  85.76  6,199  5,316  85.76  ­  ­  ­ 2  Sumatera Utara  5,464  4,540  83.09  5,643  4,097  72.60  5,772  4,079  70.67 3  Sumatera Barat  2,787  2,210  79.30  3,127  2,273  72.69  3,380  2,297  67.96 4  Riau  1,424  1,178  82.72  1,508  1,082  71.75  1,559  1,171  75.11 5  Jambi  1,253  1,165  92.98  1,252  1,065  85.06  ­  ­  ­ 6  Sumatera Selatan  2,816  2,368  84.09  2,919  2,606  89.28  3,012  2,466  81.87 7  Bengkulu  1,286  936  72.78  1,295  926  71.51  1,397  1,103  78.95 8  Lampung  2,173  1,732  79.71  2,155  1,883  87.38  2,310  1,511  65.41 9  Kepulauan Bangka Belitung  321  265  82.55  321  269  83.80  339  298  87.91 10  Kepulauan Riau  200  176  88.00  291  176  60.48  317  222  70.03 11  DKI Jakarta  267  206  77.15  282  211  74.82  282  234  82.98 12  Jawa Barat  5,805  3,636  62.64  5,828  3,893  66.80  ­  ­  ­ 13  Jawa Tengah  8,052  6,564  81.52  8,569  7,167  83.64  8,560  7,412  86.59 14  DI Yogyakarta  438  404  92.24  438  428  97.72  438  371  84.70 15  Jawa Timur  8,441  5,525  65.45  6,359  5,305  83.43  ­  ­  ­ 16  Banten  1,543  938  60.79  1,481  881  59.49  1,504  875  58.18 17  Bali  693  688  99.28  702  702  100  ­  ­  ­ 18  Nusa Tenggara Barat  803  722  89.91  803  700  87.17  885  793  89.60 19  Nusa Tenggara Timur  2,729  2,278  83.47  2,745  2,318  84.44  ­  ­  ­ 20  Kalimantan Barat  1,514  1,107  73.12  1,603  1,223  76.29  1,520  1,057  69.54 21  Kalimantan Tengah  1,373  496  36.13  1,389  885  63.71  ­  ­  ­ 22  Kalimantan Selatan  2,172  1,557  71.69  1,962  1,269  64.68  ­  ­  ­ 23  Kalimantan Timur  1,345  1,073  79.78  1,345  1,106  82.23  ­  ­  ­ 24  Sulawesi Utara  1,288  990  76.86  1,082  717  66.27  ­  ­  ­ 25  Sulawesi Tengah  1,542  1,139  73.87  1,591  1,080  67.88  1,637  1,189  72.63 26  Sulawesi Selatan  2,866  2,268  79.13  2,866  2,369  82.66  2,898  2,370  81.78 27  Sulawesi Tenggara  1,624  1,424  87.68  1,709  1,405  82.21  1,939  1,015  52.35 28  Gorontalo  490  246  50.20  493  250  50.71  601  371  61.73 29  Sulawesi Barat  860  654  76.05  496  74  14.92  543  196  36.10 30  Maluku  957  586  61.23  1,048  726  69.27  ­  ­  ­ 31  Maluku Utara  720  280  38.89  827  451  54.53  967  476  49.22 32  Papua Barat  ­  ­  ­  1,221  448  36.69  ­  ­  ­ 33  Papua  2,434  361  14.83  1,606  874  54.42  ­  ­  ­ 

71,879  53,028  73.77  71,155  54,175  76.14  39,860  29,506  74.02 Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

Indonesia 

PENCAPAIAN DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI TAHUN 2006 ­ 2008 

No  Provinsi  Tahun 2006  Tahun 2007  Tahun 2008

Page 293: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.13 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20)  (21)  (22) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  107,209  85,457  79.7  86,555  80.7  82,779  77.2  76,723  71.6  94,638  88.3  87,563  81.7  81,860  76.4  77,563  72.3  75,135  70.1  13.2 

2  Sumatera Utara  318,623  299,617  94.0  302,320  94.9  289,852  91.0  286,109  89.8  310,678  97.5  296,959  93.2  290,368  91.1  285,658  89.7  289,052  90.7  4.4 

3  Sumatera Barat  106,599  94,907  89.0  95,637  89.7  94,510  88.7  90,601  85.0  99,627  93.5  94,467  88.6  90,532  84.9  86,505  81.1  88,193  82.7  7.8 

4  Riau  132,406  118,671  89.6  128,029  96.7  124,293  93.9  121,876  92.0  128,563  97.1  125,427  94.7  121,972  92.1  118,394  89.4  119,296  90.1  6.8 

5  Jambi  68,279  65,991  96.6  68,312  100.0  66,710  97.7  65,418  95.8  67,842  99.4  66,724  97.7  65,519  96.0  65,635  96.1  64,583  94.6  5.5 

6  Sumatera Selatan  171,818  160,851  93.6  163,209  95.0  158,701  92.4  156,994  91.4  166,343  96.8  162,415  94.5  159,977  93.1  156,675  91.2  155,557  90.5  4.7 

7  Bengkulu  40,783  37,971  93.1  37,817  92.7  36,965  90.6  35,731  87.6  39,296  96.4  37,368  91.6  35,936  88.1  34,301  84.1  35,966  88.2  4.9 

8  Lampung  174,794  147,637  84.5  153,657  87.9  150,575  86.1  149,336  85.4  155,634  89.0  151,808  86.8  149,954  85.8  147,063  84.1  149,510  85.5  2.7 

9  Kepulauan Bangka Belitung  25,259  23,418  92.7  23,962  94.9  23,487  93.0  22,557  89.3  24,032  95.1  23,589  93.4  22,827  90.4  22,525  89.2  22,210  87.9  7.3 

10  Kepulauan Riau  36,990  33,382  90.2  35,687  96.5  36,300  98.1  35,502  96.0  34,759  94.0  35,214  95.2  34,645  93.7  32,855  88.8  32,278  87.3  9.6 

11  DKI Jakarta  192,563  210,214  109.2  218,718  113.6  211,584  109.9  206,427  107.2  222,548  115.6  211,291  109.7  206,944  107.5  195,953  101.8  200,861  104.3  8.2 

12  Jawa Barat  939,620  819,577  87.2  866,852  92.3  840,212  89.4  825,534  87.9  887,447  94.4  851,802  90.7  833,199  88.7  815,329  86.8  825,984  87.9  4.7 

13  Jawa Tengah  580,171  602,470  103.8  594,711  102.5  582,218  100.4  579,613  99.9  612,877  105.6  588,812  101.5  582,332  100.4  576,847  99.4  575,860  99.3  3.2 

14  DI Yogyakarta  44,766  49,394  110.3  44,221  98.8  43,563  97.3  42,521  95.0  45,631  101.9  44,999  100.5  43,000  96.1  37,507  83.8  44,555  99.5  (0.8) 

15  Jawa Timur  610,279  611,965  100.3  615,502  100.9  607,188  99.5  597,787  98.0  628,116  102.9  613,854  100.6  604,509  99.1  592,878  97.1  589,007  96.5  4.3 

16  Banten  222,276  200,754  90.3  212,762  95.7  205,690  92.5  200,365  90.1  218,940  98.5  211,676  95.2  205,341  92.4  198,305  89.2  201,206  90.5  5.4 

17  Bali  60,166  62,027  103.1  62,697  104.2  60,667  100.8  60,917  101.2  63,565  105.6  62,063  103.2  61,681  102.5  61,001  101.4  55,932  93.0  10.8 

18  Nusa Tenggara Barat  105,282  95,527  90.7  101,883  96.8  99,608  94.6  101,383  96.3  95,390  90.6  101,331  96.2  99,461  94.5  100,973  95.9  98,737  93.8  3.1 

19  Nusa Tenggara Timur  117,418  90,074  76.7  98,579  84.0  94,477  80.5  87,698  74.7  103,839  88.4  96,686  82.3  90,288  76.9  82,569  70.3  87,122  74.2  11.6 

20  Kalimantan Barat  99,336  83,949  84.5  86,443  87.0  85,359  85.9  81,745  82.3  90,323  90.9  87,009  87.6  84,342  84.9  81,687  82.2  82,056  82.6  5.1 

21  Kalimantan Tengah  52,128  43,464  83.4  44,478  85.3  43,083  82.6  42,026  80.6  46,167  88.6  44,789  85.9  43,166  82.8  42,016  80.6  42,092  80.7  5.4 

22  Kalimantan Selatan  72,521  69,866  96.3  68,067  93.9  66,010  91.0  64,593  89.1  68,317  94.2  67,379  92.9  65,392  90.2  63,760  87.9  63,892  88.1  6.1 

23  Kalimantan Timur  76,140  71,272  93.6  73,423  96.4  73,472  96.5  71,573  94.0  73,635  96.7  72,656  95.4  69,036  90.7  67,128  88.2  67,670  88.9  7.8 

24  Sulawesi Utara  46,737  42,652  91.3  44,064  94.3  42,651  91.3  41,962  89.8  44,360  94.9  42,575  91.1  41,424  88.6  40,686  87.1  42,086  90.0  4.5 

25  Sulawesi Tengah  51,546  49,320  95.7  53,977  104.7  51,376  99.7  50,132  97.3  54,768  106.3  51,741  100.4  51,231  99.4  49,518  96.1  49,547  96.1  8.2 

26  Sulawesi Selatan  174,552  169,446  97.1  173,744  99.5  163,973  93.9  168,811  96.7  177,858  101.9  168,936  96.8  166,318  95.3  165,602  94.9  164,361  94.2  5.4 

27  Sulawesi Tenggara  54,824  51,096  93.2  51,920  94.7  50,578  92.3  48,752  88.9  53,370  97.3  51,646  94.2  49,951  91.1  48,512  88.5  48,581  88.6  6.4 

28  Gorontalo  23,745  22,826  96.1  22,444  94.5  22,277  93.8  21,976  92.6  23,596  99.4  22,309  94.0  21,552  90.8  21,900  92.2  20,857  87.8  7.1 

29  Sulawesi Barat  26,003  22,144  85.2  22,361  86.0  21,670  83.3  20,897  80.4  23,439  90.1  22,397  86.1  21,247  81.7  20,373  78.3  20,169  77.6  9.8 

30  Maluku  34,091  22,868  67.1  25,617  75.1  24,392  71.5  22,964  67.4  26,642  78.1  24,297  71.3  22,979  67.4  21,205  62.2  23,425  68.7  8.6 

31  Maluku Utara  22,554  19,443  86.2  20,450  90.7  19,619  87.0  18,057  80.1  20,851  92.4  19,921  88.3  18,296  81.1  17,236  76.4  17,614  78.1  13.9 

32  Papua Barat  18,079  16,672  92.2  18,940  104.8  17,147  94.8  14,935  82.6  17,779  98.3  16,622  91.9  14,431  79.8  13,278  73.4  15,170  83.9  19.9 

33  Papua  50,367  31,663  62.9  34,229  68.0  33,105  65.7  29,824  59.2  37,330  74.1  33,019  65.6  30,215  60.0  27,372  54.3  29,519  58.6  13.8 

4,857,924  4,526,585  93.2  4,651,267  95.7  4,524,091  93.1  4,441,339  91.4  4,758,200  97.9  4,589,344  94.5  4,479,925  92.2  4,368,809  89.9  4,398,083  90.5  5.4 

Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 Keterangan : * Telah menggunakan IPV bulan September 2007 

** Perhitungan persentase cakupan berdasarkan bulan terakhir laporan provinsi yang diterima oleh Subdit Imunisasi 

Campak DO 

Indonesia 

Polio1  Polio2  Polio3  Polio4 

CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008** 

No  Provinsi  Sasaran 

I m u n i s a s i     B a y i 

BCG  DPT/HB(1)  DPT/HB(2)  DPT/HB(3)

Page 294: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.14 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  107,209  27,558  25.70  11,646  10.86  39,204  36.57  86,555  80.73  82,779  77.21  76,723  71.56 

2  Sumatera Utara  318,623  139,629  43.82  0  ­  139,629  43.82  302,320  94.88  289,852  90.97  286,109  89.80 

3  Sumatera Barat  106,599  46,740  43.85  17,328  16.26  64,068  60.10  95,637  89.72  94,510  88.66  90,601  84.99 

4  Riau  132,406  57,407  43.36  20,702  15.64  78,109  58.99  128,029  96.69  124,293  93.87  121,876  92.05 

5  Jambi  68,279  36,836  53.95  13,394  19.62  50,230  73.57  68,312  100.05  66,710  97.70  65,418  95.81 

6  Sumatera Selatan  171,818  76,452  44.50  34,857  20.29  111,309  64.78  163,209  94.99  158,701  92.37  156,994  91.37 

7  Bengkulu  40,783  20,187  49.50  0  ­  20,187  49.50  37,817  92.73  36,965  90.64  35,731  87.61 

8  Lampung  174,794  94,743  54.20  0  ­  94,743  54.20  153,657  87.91  150,575  86.14  149,336  85.44 

9  Kepulauan Bangka Belitung  25259  15,276  60.48  714  2.83  15,990  63.30  23,962  94.87  23,487  92.98  22,557  89.30 

10  Kepulauan Riau  36,990  21,387  57.82  11,544  31.21  32,931  89.03  35,687  96.48  36,300  98.13  35,502  95.98 

11  DKI Jakarta  192,563  116,156  60.32  34,075  17.70  150,231  78.02  218,718  113.58  211,584  109.88  206,427  107.20 

12  Jawa Barat  939,620  587,815  62.56  60,385  6.43  648,200  68.99  866,852  92.26  840,212  89.42  825,534  87.86 

13  Jawa Tengah  580,171  508,221  87.60  0  ­  508,221  87.60  594,711  102.51  582,218  100.35  579,613  99.90 

14  DI Yogyakarta  44,766  41,207  92.05  5,584  12.47  46,791  104.52  44,221  98.78  43,563  97.31  42,521  94.99 

15  Jawa Timur  610,279  514,848  84.36  41,784  6.85  556,632  91.21  615,502  100.86  607,188  99.49  597,787  97.95 

16  Banten  222,276  135,735  61.07  18  0.01  135,753  61.07  212,762  95.72  205,690  92.54  200,365  90.14 

17  Bali  60,166  4,556  7.57  0  ­  4,556  7.57  62,697  104.21  60,667  100.83  60,917  101.25 

18  Nusa Tenggara Barat  105,282  80,950  76.89  8,387  7.97  89,337  84.85  101,883  96.77  99,608  94.61  101,383  96.30 

19  Nusa Tenggara Timur  117,418  33,287  28.35  0  ­  33,287  28.35  98,579  83.96  94,477  80.46  87,698  74.69 

20  Kalimantan Barat  99,336  32,669  32.89  10,681  10.75  43,350  43.64  86,443  87.02  85,359  85.93  81,745  82.29 

21  Kalimantan Tengah  52,128  10,003  19.19  24,458  46.92  34,461  66.11  44,478  85.32  43,083  82.65  42,026  80.62 

22  Kalimantan Selatan  72,521  28,153  38.82  11,445  15.78  39,598  54.60  68,067  93.86  66,010  91.02  64,593  89.07 

23  Kalimantan Timur  76,140  38,737  50.88  5,776  7.59  44,513  58.46  73,423  96.43  73,472  96.50  71,573  94.00 

24  Sulawesi Utara  46,737  20,241  43.31  5,809  12.43  26,050  55.74  44,064  94.28  42,651  91.26  41,962  89.78 

25  Sulawesi Tengah  51,546  22,250  43.17  5,699  11.06  27,949  54.22  53,977  104.72  51,376  99.67  50,132  97.26 

26  Sulawesi Selatan  174,552  100,664  57.67  0  ­  100,664  57.67  173,744  99.54  163,973  93.94  168,811  96.71 

27  Sulawesi Tenggara  54,824  21,864  39.88  0  ­  21,864  39.88  51,920  94.70  50,578  92.26  48,752  88.92 

28  Gorontalo  23,745  10,490  44.18  9,159  38.57  19,649  82.75  22,444  94.52  22,277  93.82  21,976  92.55 

29  Sulawesi Barat  26,003  7,831  30.12  243  0.93  8,074  31.05  22,361  85.99  21,670  83.34  20,897  80.36 

30  Maluku  34,091  2,307  6.77  5,937  17.42  8,244  24.18  25,617  75.14  24,392  71.55  22,964  67.36 

31  Maluku Utara  22,554  6,702  29.72  1,809  8.02  8,511  37.74  20,450  90.67  19,619  86.99  18,057  80.06 

32  Papua Barat  18,079  2,799  15.48  2,689  14.87  5,488  30.36  18,940  104.76  17,147  94.84  14,935  82.61 

33  Papua  50,367  11,555  22.94  5,794  11.50  17,349  34.45  34,229  67.96  33,105  65.73  29,824  59.21 4,857,924  2,875,255  59.19  349,917  7.20  3,225,172  66.39  4,651,267  95.75  4,524,091  93.13  4,441,339  91.42 

Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Sasaran Status Imunisasi 

HB0 < 7 HARI  HB0 (7 ­ 28) HARI  HB0 TOTAL  HEP. B1  HEP. B2  HEP. B3 

Indonesia

Page 295: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.15 

2003  2004  2005  2006  2007  2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  14.3  0.1  7.7  10.7  21.6  13.2 2  Sumatera Utara  8.1  7.6  (1.6)  ­  1.3  4.4 3  Sumatera Barat  11.6  9.7  7.9  9.9  15.0  7.8 4  Riau  5.3  5.7  (3.1)  2.0  7.2  6.8 5  Jambi  8.2  6.1  4.8  1.4  7.8  5.5 6  Sumatera Selatan  9.3  9.6  6.3  21.8  6.9  4.7 7  Bengkulu  10.1  20.0  5.4  3.2  17.8  4.9 8  Lampung  3.7  2.8  (2.5)  ­  (1.1)  2.7 9  Kepulauan Bangka Belitung  6.9  6.0  12.2  ­  4.0  7.3 10  Kepulauan Riau  ­  ­  17.1  ­  10.7  9.6 11  DKI Jakarta  10.2  11.4  6.4  23.0  0.6  8.2 12  Jawa Barat  5.3  3.7  (6.8)  21.5  5.7  4.7 13  Jawa Tengah  4.0  4.2  ­  4.0  4.3  3.2 14  DI Yogyakarta  3.8  2.5  8.8  0.4  (0.8)  (0.8) 15  Jawa Timur  7.1  5.0  1.7  4.8  5.9  4.3 16  Banten  4.0  3.1  (0.9)  15.1  1.4  5.4 17  Bali  7.1  4.8  0.2  8.5  4.5  10.8 18  Nusa Tenggara Barat  6.0  7.1  3.7  3.4  4.0  3.1 19  Nusa Tenggara Timur  18.8  5.9  ­0,8  ­  22.7  11.6 20  Kalimantan Barat  8.8  12.0  4.7  8.1  13.1  5.1 21  Kalimantan Tengah  9.4  0.2  5.7  1.7  3.3  5.4 22  Kalimantan Selatan  7.9  7.2  6.9  8.2  7.0  6.1 23  Kalimantan Timur  7.5  5.2  6.6  7.8  4.3  7.8 24  Sulawesi Utara  11.9  5.1  5.2  4.3  10.6  4.5 25  Sulawesi Tengah  16.3  10.1  7.6  9.8  11.0  8.2 26  Sulawesi Selatan  10.6  7.6  8.4  4.2  5.4 27  Sulawesi Tenggara  11.0  5.8  10.5  4.0  5.8  6.4 28  Gorontalo  18.4  10.9  11.8  11.1  6.8  7.1 29  Sulawesi Barat  ­  ­  22.3  15.8  (1.5)  9.8 30  Maluku  1.3  3.4  4.7  5.0  3.4  8.6 31  Maluku Utara  9.5  20.9  14.4  5.4  7.2  13.9 32  Papua Barat  ­  ­  ­  7.6  19.8  19.9 33  Papua  18.0  15.7  6.9  ­  21.6  13.8 

7.6  7.7  1.4  9.3  6.1  5.4 Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

DROP OUT  CAKUPAN IMUNISASI DPT1 ­ CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2008 

Indonesia 

No  Provinsi T a h u n

Page 296: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.16 

BCG  DPT  Polio  Campak  Hepatitis B  BCG  DPT  Polio  Campak  Hepatitis B  BCG  DPT  Polio  Campak  Hepatitis B (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  89.92  86.29  88.64  76.93  84.06  78.31  76.70  83.64  69.81  70.03  81.65  79.46  85.08  71.86  74.07 

2  Sumatera Utara  85.91  83.76  84.83  71.35  77.62  74.86  71.87  78.80  62.16  61.98  79.56  76.93  81.36  66.07  68.63 

3  Sumatera Barat  91.53  86.19  86.73  72.60  84.00  82.91  78.02  80.31  68.18  73.09  85.66  80.63  82.36  69.59  76.57 

4  Riau  90.93  87.28  87.68  75.48  81.73  82.36  80.08  80.87  70.08  73.35  86.83  83.84  84.42  72.89  77.72 

5  Jambi  89.83  84.94  83.93  74.72  80.37  86.32  82.75  82.60  73.12  75.48  87.51  83.49  83.05  73.66  77.13 

6  Sumatera Selatan  94.27  88.76  88.15  76.36  85.48  87.54  83.91  84.46  74.63  78.52  90.09  85.74  85.85  75.28  81.16 

7  Bengkulu  96.95  93.26  91.76  82.09  93.11  92.66  88.24  87.46  79.53  86.36  94.18  90.02  88.99  80.43  88.75 

8  Lampung  93.86  88.98  89.93  79.52  89.37  92.11  89.57  89.06  79.54  88.00  92.57  89.42  89.29  79.53  88.36 

9  Kepulauan Bangka Belitung  90.37  85.33  86.00  76.69  85.83  86.11  80.30  82.60  73.62  75.67  87.98  82.50  84.09  74.96  80.12 

10  Kepulauan Riau  93.55  89.88  89.27  78.74  87.16  87.95  86.39  88.48  77.13  85.25  91.13  88.37  88.93  78.04  86.33 

11  DKI Jakarta  94.70  91.34  91.28  76.86  89.72  ­  ­  ­  ­  ­  94.70  91.34  91.28  76.86  89.72 

12  Jawa Barat  94.16  89.79  90.00  78.78  87.17  88.26  83.97  87.73  72.50  77.48  91.77  87.43  89.08  76.23  83.24 

13  Jawa Tengah  96.87  92.00  91.50  80.48  89.89  95.76  90.77  91.06  80.14  88.29  96.30  91.36  91.27  80.30  89.06 

14  DI Yogyakarta  99.33  96.40  95.13  86.01  95.73  98.36  91.85  91.36  81.27  96.90  98.99  94.80  93.81  84.35  96.14 

15  Jawa Timur  95.27  90.96  90.81  80.83  89.91  89.52  85.69  86.23  75.20  80.52  92.41  88.34  88.53  78.03  85.23 

16  Banten  89.05  85.30  87.45  71.69  78.15  77.16  74.10  82.82  57.78  53.14  84.27  80.80  85.59  66.10  68.11 

17  Bali  97.68  92.94  91.12  83.04  94.85  97.76  91.33  91.86  83.08  93.91  97.72  92.31  91.41  83.05  94.48 

18  Nusa Tenggara Barat  96.80  91.98  90.86  82.00  91.94  94.38  88.71  89.83  78.98  88.90  95.38  90.06  90.26  80.23  90.16 

19  Nusa Tenggara Timur  96.42  91.90  92.05  82.81  89.30  89.02  86.75  87.25  78.48  81.42  90.14  87.53  87.98  79.14  82.61 

20  Kalimantan Barat  84.75  79.12  81.37  66.34  76.40  81.41  79.20  81.66  70.64  75.11  82.35  79.18  81.58  69.43  75.47 

21  Kalimantan Tengah  89.13  82.70  82.99  74.86  81.61  82.85  80.24  83.93  75.56  75.98  84.98  81.08  83.62  75.32  77.89 

22  Kalimantan Selatan  89.77  87.36  84.92  73.18  79.83  84.10  81.20  82.44  71.67  75.08  86.47  83.77  83.48  72.30  77.07 

23  Kalimantan Timur  94.50  89.54  88.69  80.35  88.30  91.73  89.14  88.54  78.64  83.84  93.48  89.39  88.64  79.72  86.66 

24  Sulawesi Utara  97.66  92.14  91.71  80.25  91.93  94.97  90.26  89.75  81.54  86.11  96.15  91.08  90.61  80.97  88.67 

25  Sulawesi Tengah  95.74  88.58  90.42  81.22  87.65  82.39  78.97  82.90  69.92  74.56  84.90  80.78  84.32  72.04  77.03 

26  Sulawesi Selatan  92.12  87.49  86.92  77.22  84.49  85.89  82.86  82.57  72.29  79.10  87.91  84.37  83.98  73.89  80.85 

27  Sulawesi Tenggara  90.75  88.22  87.79  78.11  87.18  87.78  84.54  85.90  77.27  84.02  88.41  85.31  86.30  77.45  84.69 

28  Gorontalo  93.28  90.98  89.26  78.62  86.30  88.39  85.62  87.07  77.31  83.20  89.94  87.33  87.77  77.73  84.18 

29  Sulawesi Barat  89.88  84.21  86.60  72.64  82.32  71.34  68.06  72.23  63.16  66.87  76.43  72.49  76.17  65.76  71.11 

30  Maluku  87.78  82.42  85.27  76.79  81.30  72.75  69.07  74.94  65.11  66.78  76.32  72.24  77.39  67.88  70.23 

31  Maluku Utara  92.20  90.06  90.98  86.72  89.16  77.62  73.70  79.94  67.07  69.20  81.13  77.65  82.60  71.81  74.01 

32  Papua Barat  91.38  87.13  89.09  75.88  84.48  89.89  83.69  83.54  71.50  74.02  90.22  84.45  84.76  72.47  76.33 

33  Papua  93.23  89.47  89.20  82.71  89.48  60.29  58.20  60.45  50.89  52.16  68.31  65.81  67.44  58.63  61.24 

93.59  89.37  89.46  78.02  86.79  86.66  82.99  85.14  73.03  77.72  89.94  86.01  87.19  75.39  82.02 Sumber : BPS, Statistik Kesra 2008 

Indonesia 

PERSENTASE  BALITA  YANG PERNAH MENDAPAT IMUNISASI MENURUT  PROVINSI, TIPE DAERAH DAN JENIS IMUNISASI, 2008 

No  Provinsi Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan

Page 297: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.17 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (6)  (7)  (6)  (7)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  112,680  53,819  47.76  48,819  43.33  15,010  13.32  10,270  9.11  6,042  5.36 2  Sumatera Utara  350,486  171,676  48.98  155,284  44.31  90,720  25.88  74,882  21.37  63,642  18.16 3  Sumatera Barat  115,825  41,329  35.68  38,172  32.96  17,170  14.82  14,368  12.40  10,644  9.19 4  Riau  145,647  53,934  37.03  50,217  34.48  25,742  17.67  21,018  14.43  19,109  13.12 5  Jambi  76,170  60,467  79.38  59,688  78.36  11,479  15.07  1,369  1.80  0  0.00 6  Sumatera Selatan  187,432  156,043  83.25  145,793  77.78  0  0.00  0  0.00  0  0.00 7  Bengkulu  43,383  29,774  68.63  27,299  62.93  0  0.00  0  0.00  0  0.00 8  Lampung  192,893  141,368  73.29  133,160  69.03  15,200  7.88  11,867  6.15  10,394  5.39 9  Kepulauan Bangka Belitung  27,785  20,680  74.43  18,830  67.77  2,083  7.50  1,116  4.02  688  2.48 10  Kepulauan Riau  35,708  27,078  75.83  22,757  63.73  3,778  10.58  2,600  7.28  2,316  6.49 11  DKI Jakarta  211,208  157,556  74.60  150,131  71.08  3,738  1.77  0  0.00  0  0.00 12  Jawa Barat  1,071,026  813,345  75.94  734,971  68.62  44,650  4.17  27,631  2.58  21,358  1.99 13  Jawa Tengah  1,226,192  275,899  22.50  260,617  21.25  89,983  7.34  82,676  6.74  65,523  5.34 14  DI Yogyakarta  72,457  22,649  31.26  15,537  21.44  12,011  16.58  7,848  10.83  5,944  8.20 15  Jawa Timur  308,450  65,408  21.21  67,703  21.95  78,467  25.44  92,997  30.15  88,877  28.81 16  Banten  243,769  197,662  81.09  180,863  74.19  6,554  2.69  6,554  2.69  4,449  1.83 17  Bali  66,121  2,886  4.36  2,903  4.39  5,541  8.38  35,428  53.58  40,018  60.52 18  Nusa Tenggara Barat  115,810  98,010  84.63  93,679  80.89  51,688  44.63  889  0.77  319  0.28 19  Nusa Tenggara Timur  123,311  39,797  32.27  35,696  28.95  35,078  28.45  31,158  25.27  45,813  37.15 20  Kalimantan Barat  291,942  29,941  10.26  32,848  11.25  0  0.00  0  0.00  0  0.00 21  Kalimantan Tengah  56,887  40,347  70.92  37,004  65.05  1,608  2.83  201  0.35  72  0.13 22  Kalimantan Selatan  79,724  58,537  73.42  52,497  65.85  1,446  1.81  402  0.50  442  0.55 23  Kalimantan Timur  562,325  25,891  4.60  22,927  4.08  12,672  2.25  8,623  1.53  6,275  1.12 24  Sulawesi Utara  50,951  36,141  70.93  33,575  65.90  5,852  11.49  3,490  6.85  965  1.89 25  Sulawesi Tengah  66,547  47,405  71.24  44,549  66.94  0  0.00  0  0.00  0  0.00 26  Sulawesi Selatan  188,417  147,513  78.29  125,684  66.71  0  0.00  0  0.00  0  0.00 27  Sulawesi Tenggara  60,306  21,546  35.73  19,383  32.14  9,413  15.61  8,638  14.32  8,759  14.52 28  Gorontalo  25,985  20,029  77.08  17,391  66.93  3,475  13.37  2,356  9.07  1,141  4.39 29  Sulawesi Barat  28,449  22,241  78.18  18,569  65.27  394  1.38  0  0.00  0  0.00 30  Maluku  22,419  5,746  25.63  4,617  20.59  143  0.64  88  0.39  79  0.35 31  Maluku Utara  24,697  16,070  65.07  13,673  55.36  2,440  9.88  1,512  6.12  1,436  5.81 32  Papua Barat  19,888  7,123  35.82  4,869  24.48  1,674  8.42  458  2.30  428  2.15 33  Papua  55,259  17,050  30.85  12,533  22.68  2,364  4.28  564  1.02  594  1.07 

6,260,149  2,924,960  46.72  2,682,238  42.85  550,373  8.79  449,003  7.17  405,327  6.47 Sumber  : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009 

TT3  TT4  TT5 

Indonesia 

CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN  2008 

No  Provinsi  Sasaran Ibu Hamil Diimunisasi 

TT1  TT2

Page 298: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.18 

No  Provinsi  Bed Occupancy Rate (BOR)  Length of Stay        (LOS)  Bed Turn Over 

(BTO) Turn Over Interval 

(TOI) Net Death Rate 

(NDR) Gross Death Rate 

(GDR) 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  79.0  5  56.3  1  23  49 2  Sumatera Utara  60.3  7  31.0  5  45  69 3  Sumatera Barat  58.9  6  35.4  4  32  57 4  Riau  62.7  4  54.8  2  22  48 5  Jambi  51.8  4  44.6  4  18  42 6  Sumatera Selatan  61.8  5  43.0  3  27  60 7  Bengkulu  44.6  4  37.2  5  23  44 8  Lampung  69.4  4  56.3  2  27  59 9  Kepulauan Bangka Belitung  53.3  3  61.4  3  20  56 10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 11  DKI Jakarta  77.4  6  50.0  2  29  49 12  Jawa Barat  67.5  6  41.9  3  21  54 13  Jawa Tengah  64.1  5  42.1  3  21  46 14  DI Yogyakarta  83.5  10  29.3  2  20  38 15  Jawa Timur  60.1  4  49.0  3  28  58 16  Banten  77.0  4  76.3  1  31  56 17  Bali  68.2  5  51.7  2  29  49 18  Nusa Tenggara Barat  66.7  4  56.5  2  21  49 19  Nusa Tenggara Timur  63.6  5  49.7  3  19  36 20  Kalimantan Barat  65.0  5  45.5  3  25  51 21  Kalimantan Tengah  56.2  5  41.2  4  18  39 22  Kalimantan Selatan  62.0  4  61.8  2  15  42 23  Kalimantan Timur  71.1  5  54.4  2  15  31 24  Sulawesi Utara  61.2  8  27.8  5  20  39 25  Sulawesi Tengah  63.4  5  44.9  3  13  32 26  Sulawesi Selatan  56.8  5  40.1  4  13  37 27  Sulawesi Tenggara  87.2  5  59.9  1  17  36 28  Gorontalo  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  40.0  6  24.1  9  23  32 31  Maluku Utara  98.1  14  24.7  ­  25  44 32  Papua Barat  55.7  4  49.2  3  11  27 33  Papua  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

64.8  5.3  44.1  2.9  23.6  48.7 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI, 2009 

INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

Indonesia

Page 299: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.19 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  40,872  2,094  42,966  216,898 2  Sumatera Utara  53,949  4,511  58,460  409,917 3  Sumatera Barat  68,342  4,110  72,452  433,937 4  Riau  57,101  2,904  60,005  247,034 5  Jambi  30,314  1,322  31,636  132,183 6  Sumatera Selatan  62,125  3,945  66,070  341,768 7  Bengkulu  15,620  724  16,344  70,531 8  Lampung  52,554  3,288  55,842  247,520 9  Kepulauan Bangka Belitung  5,915  350  6,265  19,560 10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  ­ 11  DKI Jakarta  141,955  7,275  149,230  831,501 12  Jawa Barat  174,615  9,914  184,529  1,071,334 13  Jawa Tengah  322,709  15,698  338,407  1,856,067 14  DI Yogyakarta  38,599  39,344  77,943  411,728 15  Jawa Timur  223,993  13,719  237,712  1,048,254 16  Banten  34,084  2,006  36,090  131,138 17  Bali  85,802  4,396  90,198  428,047 18  Nusa Tenggara Barat  40,645  2,072  42,717  181,641 19  Nusa Tenggara Timur  60,338  2,240  62,578  288,177 20  Kalimantan Barat  36,603  1,966  38,569  198,199 21  Kalimantan Tengah  21,452  862  22,314  109,656 22  Kalimantan Selatan  31,339  1,367  32,706  118,077 23  Kalimantan Timur  68,382  2,210  70,592  332,433 24  Sulawesi Utara  26,909  1,097  28,006  221,996 25  Sulawesi Tengah  32,065  1,056  33,121  168,398 26  Sulawesi Selatan  80,374  3,089  83,463  425,428 27  Sulawesi Tenggara  19,638  730  20,368  106,691 28  Gorontalo  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  11,793  396  12,189  72,927 31  Maluku Utara  3,780  172  3,952  56,532 32  Papua Barat  10,729  296  11,025  44,882 33  Papua  24,330  742  25,072  202,255 

1,876,926  133,895  2,010,821  10,424,709 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 

Indonesia 

Total Kunjungan Pasien Rawat Inap  Jumlah Hari Perawatan 

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

No  Provinsi  Pasien Keluar Hidup  Pasien Keluar Mati

Page 300: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.20 

No  Provinsi Tumpatan 

Gigi Tetap 

Tumpatan Gigi 

Sulung 

Pengobatan Pulpa/tumpatan Sementara 

Pencabutan Gigi Tetap 

Pencabutan Gigi 

Sulung 

Pengobatan Periodontal 

Pengobatan Abses 

Pembersihan Karang Gigi 

Prothese Lengkap 

Prothese Sebagian 

Prothese Cekat  Orthodonsi  Bedah Mulut 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  3,531  1,144  3,270  7,485  74,000  8,115  13,278  105,339  374  45  ­  ­  3,354 2  Sumatera Utara  1,487  25  2,379  4,108  940  1,982  830  1,890  6  17  ­  3  38 3  Sumatera Barat  3,039  879  7,397  5,205  1,646  2,127  1,666  858  2  ­  ­  ­  1,049 4  Riau  2,128  333  4,773  7,734  1,503  2,533  970  2,468  704  3  ­  ­  166 5  Jambi  422  135  1,084  2,411  735  811  570  247  11  52  8  2  225 6  Sumatera Selatan  3,759  806  3,301  4,911  2,807  3,127  1,827  293  51  46  ­  124  537 7  Bengkulu  1,607  289  718  1,649  668  145  333  152  2,569  28  ­  94  105 8  Lampung  1,258  117  1,784  3,057  880  1,386  934  200  3  120  ­  115  16 9  Kepulauan Bangka Belitung  86  1  17  503  166  37  90  18  ­  5  1  ­  ­ 10  Kepulauan Riau  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 11  DKI Jakarta  10,457  2,548  9,929  10,015  3,012  4,013  2,337  5,332  790  844  2,883  8,204  2,716 12  Jawa Barat  10,177  1,082  15,430  15,091  6,265  5,700  5,483  5,581  79  602  217  5,186  8,252 13  Jawa Tengah  11,522  1,536  15,678  21,056  7,363  16,378  5,813  4,633  151  321  57  664  3,658 14  DI Yogyakarta  1,450  57  1,390  1,728  629  1,884  583  498  5  42  1  529  207 15  Jawa Timur  8,439  1,199  13,040  16,589  7,082  7,588  5,678  3,081  150  109  11  341  1,350 16  Banten  996  216  1,315  2,134  611  951  266  256  57  45  ­  23  ­ 17  Bali  3,614  156  8,366  5,781  3,712  3,233  1,837  1,677  63  221  91  967  784 18  Nusa Tenggara Barat  933  101  2,397  1,463  1,097  1,650  1,668  602  27  115  1  352  64 19  Nusa Tenggara Timur  1,362  310  4,437  4,240  1,281  4,471  1,605  751  ­  73  37  ­  589 20  Kalimantan Barat  3,203  144  2,111  3,024  669  354  389  514  5  11  3  ­  40 21  Kalimantan Tengah  1,417  207  2,547  1,751  1,108  1,231  510  575  18  47  ­  3  392 22  Kalimantan Selatan  2,878  612  4,073  3,004  2,157  2,999  1,172  316  5  2  ­  5  147 23  Kalimantan Timur  3,352  226  3,234  3,344  1,199  3,124  1,041  706  225  27  142  11  432 24  Sulawesi Utara  838  66  1,191  1,485  474  1,366  423  187  ­  ­  ­  ­  ­ 25  Sulawesi Tengah  612  40  1,162  2,346  1,048  902  677  103  4  ­  ­  4  84 26  Sulawesi Selatan  4,095  638  7,940  5,989  2,566  4,934  1,977  935  98  73  ­  28  225 27  Sulawesi Tenggara  1,790  342  3,017  2,477  1,282  1,309  796  184  ­  ­  ­  ­  ­ 28  Gorontalo  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  96  1  283  424  144  41  67  49  ­  ­  ­  ­  ­ 31  Maluku Utara  10  12  256  28  164  36  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 32  Papua Barat  189  51  237  349  70  135  50  10  ­  ­  ­  ­  ­ 33  Papua  868  137  2,220  1,100  511  969  558  146  ­  ­  ­  ­  ­ 

85,615  13,410  124,976  140,481  125,789  83,531  53,428  137,601  5,397  2,848  3,452  16,655  24,430 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 

PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 

Indonesia

Page 301: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.21 

No  Provinsi  RJTP  RITP  Rujukan  Kunjungan Ibu Hamil (K4) 

Kunjungan Neonatus (KN2) 

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  3,096,227  38,063  60,601  46,840  38,343  30,177 2  Sumatera Utara  1,515,847  1,719  44,497  38,034  27,760  23,243 3  Sumatera Barat  394,456  2,927  15,248  9,477  6,807  5,721 4  Riau  461,739  3,996  9,235  16,024  10,890  9,771 5  Jambi  188,498  1,177  7,521  6,866  4,559  2,455 6  Sumatera Selatan  154,671  1,296  7,957  10,637  7,101  6,298 7  Bengkulu  202,477  1,408  10,871  9,843  6,483  5,452 8  Lampung  340,857  861  20,105  14,168  8,176  5,929 9  Kepulauan Bangka Belitung  8,674  19  338  74  8  9 10  Kepulauan Riau  148,174  2,541  6,565  7,413  5,330  4,915 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  2,898,742  26,091  167,232  95,067  73,713  64,313 13  Jawa Tengah  5,086,204  73,397  255,964  69,331  53,897  56,048 14  DI Yogyakarta  183,176  1,456  18,397  4,858  4,066  3,855 15  Jawa Timur  2,527,612  47,401  199,305  56,871  45,147  40,858 16  Banten  1,273,894  4,404  102,581  35,219  31,550  26,095 17  Bali  83,864  142  7,893  1,386  1,255  1,123 18  Nusa Tenggara Barat  434,581  24,846  15,245  18,316  19,917  16,754 19  Nusa Tenggara Timur  1,904,803  24,135  13,343  36,130  27,630  30,943 20  Kalimantan Barat  143,259  1,591  9,510  5,303  2,577  1,713 21  Kalimantan Tengah  165,527  1,358  4,087  6,555  6,278  5,222 22  Kalimantan Selatan  341,682  1,859  18,822  11,966  8,814  8,008 23  Kalimantan Timur  52,559  940  4,146  1,064  784  348 24  Sulawesi Utara  167,728  1,545  12,391  4,358  4,014  3,288 25  Sulawesi Tengah  583,068  679,197  8,510  9,914  7,564  4,114 26  Sulawesi Selatan  1,604,907  19,521  46,584  16,646  12,457  13,479 27  Sulawesi Tenggara  792,683  13,158  18,163  37,280  31,067  24,580 28  Gorontalo  56,004  417  2,490  930  1,394  1,375 29  Sulawesi Barat  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  78,443  542  1,294  2,181  2,105  1,089 31  Maluku Utara  153,818  1,239  1,740  5,309  4,270  3,470 32  Papua Barat  126,826  825  889  1,831  2,012  566 33  Papua  176,353  1,824  3,894  4,400  2,926  3,181 

25,347,353  979,895  1,095,418  584,291  458,894  404,392 Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Depkes RI Keterangan: RJTP = Rawat Jalan Tingkat Pertama 

RITP = Rawat Inap Tingkat Pertama 

JUMLAH KUNJUNGAN PESERTA JAMKESMAS DI PUSKESMAS TAHUN 2008 

Indonesia

Page 302: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.22 

(1)  (2) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  497,038  2,682,285 

2  Sumatera Utara  944,972  4,124,247 

3  Sumatera Barat  312,640  1,361,281 

4  Riau  293,707  1,230,911 

5  Jambi  199,738  784,842 

6  Sumatera Selatan  683,181  2,793,317 

7  Bengkulu  163,936  632,098 

8  Lampung  785,041  3,146,184 

9  Kepulauan Bangka Belitung  33,652  116,726 

10  Kepulauan Riau  73,679  277,589 

11  DKI Jakarta  160,480  675,718 

12  Jawa Barat  2,905,217  10,700,175 

13  Jawa Tengah  3,171,201  11,715,881 

14  DI Yogyakarta  275,110  942,129 

15  Jawa Timur  3,236,880  10,710,051 

16  Banten  702,049  2,910,506 

17  Bali  147,044  548,617 

18  Nusa Tenggara Barat  567,605  2,028,491 

19  Nusa Tenggara Timur  623,137  2,798,871 

20  Kalimantan Barat  360,905  1,584,451 

21  Kalimantan Tengah  197,473  763,556 

22  Kalimantan Selatan  245,948  843,837 

23  Kalimantan Timur  228,095  910,925 

24  Sulawesi Utara  127,295  485,084 

25  Sulawesi Tengah  211,373  851,027 

26  Sulawesi Selatan  594,966  2,449,737 

27  Sulawesi Tenggara  281,340  1,144,447 

28  Gorontalo  102,731  431,299 

29  Sulawesi Barat  111,902  473,817 

30  Maluku  182,841  840,680 

31  Maluku Utara  65,354  302,436 

32  Papua Barat  127,518  521,558 

33  Papua  486,857  1,943,517 

Anak­anak terlantar, Panti jompo dan masyarakat tidak memiliki KTP  2,673,710 19,100,905  76,400,000 

Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Depkes RI 

Tangga Miskin (4) 

JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU UNTUK JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

Jumlah Anggota Rumah 

Jumlah 

No  Provinsi Jumlah 

Rumah Tangga Miskin 

(3)

Page 303: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.23 

Jumlah  Rumah Sakit  Jumlah Rumah Sakit  Melapor  Kunjungan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  22  11  22,282  85,639  11,957  801 

2  Sumatera Utara  63  35  14,961  40,105  673  13 

3  Sumatera Barat  27  19  22,656  21,853  3,449  213 

4  Riau  14  6  100,715  35,896  1,778  ­ 

5  Jambi  13  9  8,565  8,864  1,982  44 

6  Sumatera Selatan  22  4  1,947  12,623  2,441  2 

7  Bengkulu  8  7  1,263  1,487  625  48 

8  Lampung  16  14  14,792  23,910  2,968  153 

9  Kepulauan Bangka Belitung  9  7  1,680  4,155  276  ­ 

10  Kepulauan Riau  10  5  3,144  7,392  382  7 

11  DKI Jakarta  35  15  2,855  13,426  580  10 

12  Jawa Barat  116  74  55,044  175,848  10,469  1,365 

13  Jawa Tengah  138  93  63,782  198,685  16,688  674 

14  DI Yogyakarta  27  20  4,345  11,014  1,211  3 

15  Jawa Timur  79  58  69,433  53,208  28,294  513 

16  Banten  13  6  1,121  2,387  703  ­ 

17  Bali  17  13  12,257  40,365  4,732  110 

18  Nusa Tenggara Barat  12  7  7,459  8,055  6,006  293 

19  Nusa Tenggara Timur  27  22  16,965  9,707  3,198  49 

20  Kalimantan Barat  29  18  8,355  7,669  1,822  6 

21  Kalimantan Tengah  14  9  11,136  8,002  3,939  ­ 

22  Kalimantan Selatan  16  12  5,487  6,336  3,206  19 

23  Kalimantan Timur  21  14  5,588  14,330  5,714  7 

24  Sulawesi Utara  20  2  6,090  7,388  1,511  2 

25  Sulawesi Tengah  15  9  3,395  4,371  1,485  85 

26  Sulawesi Selatan  48  32  12,509  34,474  8,867  549 

27  Sulawesi Tenggara  16  8  3,423  2,842  642  39 

28  Gorontalo  7  6  3,482  6,123  284  10 

29  Sulawesi Barat  4  3  2,209  3,620  1,237  258 

30  Maluku  15  2  2,728  4,720  1,672  134 

31  Maluku Utara  8  6  956  981  460  1 

32  Papua Barat  5  1  135  379  84  6 

33  Papua  16  8  4,897  10,728  3,839  1,058 902  555  495,656  866,582  133,174  6,472 

Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Depkes RI Keterangan: IGD = Instalansi Gawat Darurat 

ODC = One Day Care 

Indonesia 

No  Provinsi 

JUMLAH KUNJUNGAN PESERTA JAMKESMAS DI RS/BKMM/BKIM/BKM/BP4 MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjut 

Kunjungan Rawat Inap Tingkat Lanjut Kunjungan IGD  Kunjungan ODC

Page 304: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.24 

No  Provinsi  Rumah Sakit Pemerintah 

Rumah Sakit TNI/POLRI  Rumah Sakit Swasta  Balai Kesehatan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  20  2  1  1 2  Sumatera Utara  29  6  22  2 3  Sumatera Barat  19  2  3  2 4  Riau  12  1  1  0 5  Jambi  11  1  0  0 6  Sumatera Selatan  16  0  5  0 7  Bengkulu  10  0  0  0 8  Lampung  11  1  4  0 9  Kepulauan Bangka Belitung  7  0  1  0 10  Kepulauan Riau  6  0  4  0 11  DKI Jakarta  17  5  14  0 12  Jawa Barat  39  6  66  4 13  Jawa Tengah  52  4  73  11 14  DI Yogyakarta  6  1  18  1 15  Jawa Timur  56  4  16  4 16  Banten  7  0  6  0 17  Bali  12  1  4  1 18  Nusa Tenggara Barat  8  2  1  1 19  Nusa Tenggara Timur  14  1  11  0 20  Kalimantan Barat  15  4  7  3 21  Kalimantan Tengah  14  0  0  0 22  Kalimantan Selatan  15  1  0  0 23  Kalimantan Timur  15  3  2  1 24  Sulawesi Utara  8  3  10  1 25  Sulawesi Tengah  11  1  2  0 26  Sulawesi Selatan  28  6  10  4 27  Sulawesi Tenggara  10  0  6  0 28  Gorontalo  6  0  1  0 29  Sulawesi Barat  4  0  0  0 30  Maluku  9  4  3  1 31  Maluku Utara  6  0  1  0 32  Papua Barat  4  0  1  0 33  Papua  11  2  3  0 

508  61  296  37 Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Depkes RI 

JUMLAH PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUT JAMKESMAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia

Page 305: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.25 

Kuratif  Rehabilitatif  Aftercare  Kuratif  Rehabilitatif  Aftercare  Kuratif  Rehabilitatif  Aftercare  Kuratif  Rehabilitatif  Aftercare  Kuratif  Rehabilitatif  Aftercare (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Opiat  3,222  239  16  76  ­  ­  2,267  ­  ­  13  ­  ­  5,578  239  16 

a. Heroin  3,213  231  16  76.00  8  3,297  231  16 

b. Morfin  9  8  5  14  8  ­ 

c. Pethidin  91  91  ­  ­ 

d. Kodein  2,176  2,176  ­  ­ 

2  Kokain  ­  ­  ­ 

3  Kanabis/Ganja  84  16  4  100  4  ­ 

4  Lainnya  20  2  3  22  3  ­ 

NARKOTIKA  3,326  239  16  94  7  ­  2,267  ­  ­  13  ­  ­  5,700  246  16 

1  Amfetamin  89  15  ­  13  2  ­  ­  ­  12  476  ­  ­  578  17  12 

a. Methamfetamin (extacy)  35  1  9  2  12  450  494  3  12 

b. Shabu  54  14  4  26  84  14  ­ 

c. Lainnya  ­  ­  ­ 

2  Sedative  32  1  13  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  ­  32  1  13 

a. Barbiturat  13  ­  ­  13 

b. Benzodiazepin  32  1  32  1  ­ 

c. Lainnya  ­  ­  ­ 

3  Inhalan  4  4  ­  ­ 

4  Lainnya  31  13  18  8  4  53  8  13 

PSIKOTROPIKA  156  16  26  31  10  ­  ­  ­  12  480  ­  ­  667  26  38 

1  Alkohol  24  12  5  54  95  ­  ­ 

2  Lainnya  141  24  14  179  ­  ­ 

ZAT ADIKTIF LAINNYA  165  0  0  36  ­  ­  19  ­  ­  54  ­  ­  274  ­  ­ 

3,647  255  42  161  17  ­  2,286  ­  12  547  ­  ­  6641  272  54 Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2008 

Jumlah 

Jumlah 

PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2007 

No  Jenis NAPZA Depkes RI  Pemda Provinsi  Pemda Kab/Kota  Swasta

Page 306: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.26 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  2,551  2,060  80.75  252  9.88  90.63 2  Sumatera Utara  13,369  12,099  90.50  657  4.91  95.41 3  Sumatera Barat  3,660  2,851  77.90  407  11.12  89.02 4  Riau  2,403  1,463  60.88  487  20.27  81.15 5  Jambi  1,957  1,608  82.17  228  11.65  93.82 6  Sumatera Selatan  4,941  4,192  84.84  457  9.25  94.09 7  Bengkulu  1,333  1,228  92.12  72  5.40  97.52 8  Lampung  4,541  3,772  83.07  510  11.23  94.30 9  Kepulauan Bangka Belitung  821  726  88.43  17  2.07  90.50 10  Kepulauan Riau  774  504  65.12  243  31.40  96.51 11  DKI Jakarta  8,312  5,425  65.27  1,951  23.47  88.74 12  Jawa Barat  29,243  24,637  84.25  2,230  7.63  91.87 13  Jawa Tengah  16,481  13,895  84.31  1,035  6.28  90.59 14  DI Yogyakarta  1,139  897  78.75  48  4.21  82.97 15  Jawa Timur  22,945  18,584  80.99  1,748  7.62  88.61 16  Banten  7,853  6,899  87.85  619  7.88  95.73 17  Bali  1,362  1,000  73.42  181  13.29  86.71 18  Nusa Tenggara Barat  3,000  2,230  74.33  460  15.33  89.67 19  Nusa Tenggara Timur  3,276  2,586  78.94  369  11.26  90.20 20  Kalimantan Barat  3,936  3,466  88.06  225  5.72  93.78 21  Kalimantan Tengah  1,170  932  79.66  140  11.97  91.62 22  Kalimantan Selatan  3,200  2,717  84.91  185  5.78  90.69 23  Kalimantan Timur  1,889  1,254  66.38  299  15.83  82.21 24  Sulawesi Utara  3,753  3,373  89.87  268  7.14  97.02 25  Sulawesi Tengah  1,954  1,673  85.62  179  9.16  94.78 26  Sulawesi Selatan  6,336  5,343  84.33  282  4.45  88.78 27  Sulawesi Tenggara  2,231  1,635  73.29  491  22.01  95.29 28  Gorontalo  1,157  999  86.34  141  12.19  98.53 29  Sulawesi Barat  822  608  73.97  111  13.50  87.47 30  Maluku  1,104  715  64.76  258  23.37  88.13 31  Maluku Utara  601  329  54.74  162  26.96  81.70 32  Papua Barat  1,839  1,036  56.33  351  19.09  75.42 33  Papua  664  237  35.69  161  24.25  59.94 

160,617  130,973  81.54  15,224  9.48  91.02 Sumber: Ditjen PP dan PL, Depkes RI, 2008 

CAKUPAN  TB PARU BTA POSITIF, SEMBUH, PENGOBATAN LENGKAP DAN SUCCES RATE (SR) MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Cakupan TB BTA Positif 

Sembuh  Pengobatan Lengkap  SR % Jumlah  %  Jumlah  % 

Indonesia

Page 307: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.27 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  41,778  647  1,257  1,904  4.56 2  Sumatera Utara  127,636  7,365  11,717  19,082  14.95 3  Sumatera Barat  46,978  2,584  7,112  9,696  20.64 4  Riau  51,890  2,062  4,507  6,569  12.66 5  Jambi  27,642  998  2,270  3,268  11.82 6  Sumatera Selatan  68,013  4,972  9,567  14,539  21.38 7  Bengkulu  17,537  0.00 8  Lampung  72,867  3,836  11,601  15,437  21.19 9  Kepulauan Bangka Belitung  11,067  667  1,735  2,402  21.71 10  Kepulauan Riau  13,820  66  222  288  2.08 11  DKI Jakarta  89,617  3,589  8,321  11,910  13.29 12  Jawa Barat  399,417  58,728  107,568  166,296  41.63 13  Jawa Tengah  283,713  9,633  20,298  29,931  10.55 14  DI Yogyakarta  34,387  132  492  624  1.81 15  Jawa Timur  249,158  11,959  21,720  33,679  13.52 16  Banten  101,257  2,880  4,937  7,817  7.72 17  Bali  34,117  1,151  2,223  3,374  9.89 18  Nusa Tenggara Barat  55,345  13,173  18,096  31,269  56.50 19  Nusa Tenggara Timur  ­ 20  Kalimantan Barat  46,737  1,309  2,738  4,047  8.66 21  Kalimantan Tengah  20,036  532  1,016  1,548  7.73 22  Kalimantan Selatan  35,769  1,617  3,447  5,064  14.16 23  Kalimantan Timur  29,719  1,424  2,576  4,000  13.46 24  Sulawesi Utara  24,210  1,746  2,658  4,404  18.19 25  Sulawesi Tengah  24,377  1,421  2,285  3,706  15.20 26  Sulawesi Selatan  79,362  2,497  5,584  8,081  10.18 27  Sulawesi Tenggara  20,545  1,099  2,277  3,376  16.43 28  Gorontalo  9,198  ­  ­  ­  ­ 29  Sulawesi Barat  10,146  ­  ­  ­  ­ 30  Maluku  11,788  ­  ­  ­  ­ 31  Maluku Utara  9,853  203  409  612  6.21 32  Papua Barat  ­  ­  ­  ­  ­ 33  Papua  ­  ­  ­  ­  ­ 

2,047,977  136,290  256,633  392,923  19.19 Sumber: Ditjen PP dan PL, Depkes RI, 2009 

Pneumonia pada Balita < 1 th  1­4 th 

Indonesia 

Jumlah 

CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  % Target Penemuan

Page 308: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.28 

Februari  Agustus  Februari  Agustus  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  72,930  75,853  366,155  350,321  92,925  52,183  71.55  65,165  85.91  324,934  88.74  342,569  97.79  45,570  49.04 2  Sumatera Utara  207,333  235,439  1,029,136  1,105,995  211,947  157,046  75.75  301,658  128.13  784,070  76.19  833,653  75.38  123,711  58.37 3  Sumatera Barat  65,887  65,887  381,933  381,933  111,409  53,553  81.28  56,409  85.61  343,608  89.97  333,429  87.30  68,755  61.71 4  Riau  84,738  84,092  541,581  542,815  142,917  65,609  77.43  66,163  78.68  439,298  81.11  426,927  78.65  98,178  68.70 5  Jambi  44,644  48,260  244,894  257,272  85,428  33,382  74.77  43,204  89.52  207,408  84.69  216,944  84.32  28,235  33.05 6  Sumatera Selatan  142,050  140,948  684,377  695,493  172,757  106,082  74.68  115,202  81.73  575,179  84.04  578,466  83.17  119,191  83.91 7  Bengkulu  34,617  33,222  165,739  160,428  43,895  24,719  71.41  24,602  74.05  132,021  79.66  131,878  82.20  27,106  61.75 8  Lampung  151,497  151,658  703,296  719,224  178,222  102,158  67.43  108,332  71.43  379,066  53.90  462,989  64.37  102,049  57.26 9  Kepulauan Bangka Belitung  13,333  13,306  95,858  102,585  26,525  11,891  89.18  12,340  92.74  83,124  86.72  81,691  79.63  22,909  86.37 10  Kepulauan Riau  34,895  35,421  137,364  143,490  39,770  19,641  56.29  19,756  55.77  110,947  80.77  106,143  73.97  13,859  34.85 11  DKI Jakarta  80,148  80,148  611,241  611,241  165,303  58,798  73.36  58,064  72.45  418,343  68.44  364,281  59.60  50,018  30.26 12  Jawa Barat  462,363  462,363  3,126,133  3,126,133  1,011,570  449,544  97.23  424,205  91.75  2,814,626  90.04  2,841,539  90.90  487,473  48.19 13  Jawa Tengah  328,998  334,212  2,071,227  2,025,191  604,913  318,877  96.92  320,283  95.83  2,027,503  97.89  1,981,830  97.86  531,413  87.85 14  DI Yogyakarta  28,947  26,491  201,904  180,159  45,110  28,180  97.35  26,960  101.77  178,572  88.44  170,517  94.65  35,831  79.43 15  Jawa Timur  325,299  325,299  2,427,827  2,427,827  438,271  300,997  92.53  295,440  90.82  1,986,929  81.84  2,027,882  83.53  282,025  64.35 16  Banten  130,989  147,528  813,400  952,731  241,101  116,192  88.70  125,339  84.96  707,351  86.96  786,864  82.59  149,006  61.80 17  Bali  45,838  36,675  230,341  224,293  62,564  37,887  82.65  32,975  89.91  220,305  95.64  218,884  97.59  50,174  80.20 18  Nusa Tenggara Barat  58,097  60,954  392,107  386,741  104,988  54,458  93.74  58,794  96.46  362,920  92.56  358,475  92.69  19,767  18.83 19  Nusa Tenggara Timur  80,217  65,151  399,274  418,024  81,329  55,016  68.58  54,961  84.36  299,936  75.12  320,228  76.61  41,876  51.49 20  Kalimantan Barat  76,905  76,905  413,206  397,928  102,146  51,230  66.61  48,375  62.90  316,036  76.48  291,294  73.20  39,055  38.23 21  Kalimantan Tengah  35,107  35,527  231,273  233,807  53,255  20,051  57.11  19,016  53.53  134,573  58.19  139,627  59.72  29,911  56.17 22  Kalimantan Selatan  55,909  47,734  343,079  341,264  75,613  38,508  68.88  37,571  78.71  270,364  78.81  279,036  81.77  59,833  79.13 23  Kalimantan Timur  59,777  59,777  326,905  326,905  78,008  46,020  76.99  36,506  61.07  217,867  66.65  253,280  77.48  34,723  44.51 24  Sulawesi Utara  23,399  24,670  145,659  147,478  47,585  21,192  90.57  22,163  89.84  126,546  86.88  116,118  78.74  37,126  78.02 25  Sulawesi Tengah  44,016  45,326  254,208  235,301  42,901  37,374  84.91  40,262  88.83  222,250  87.43  205,146  87.18  33,639  78.41 26  Sulawesi Selatan  115,759  116,873  584,168  589,048  175,468  96,543  83.40  100,544  86.03  518,144  88.70  529,316  89.86  95,978  54.70 27  Sulawesi Tenggara  33,736  33,736  208,796  208,596  56,133  25,437  75.40  26,840  79.56  158,316  75.82  175,045  83.92  30,973  55.18 28  Gorontalo  14,970  14,939  82,473  83,152  24,791  12,620  84.30  12,254  82.03  66,683  80.85  71,670  86.19  18,954  76.46 29  Sulawesi Barat  19,518  19,067  79,550  74,658  20,882  15,417  78.99  12,982  68.09  66,228  83.25  60,319  80.79  7,313  35.02 30  Maluku  27,169  26,999  163,271  163,271  36,709  19,717  72.57  13,508  50.03  109,152  66.85  86,761  53.14  8,798  23.97 31  Maluku Utara  12,937  12,425  104,965  106,799  22,732  9,134  70.60  8,338  67.11  62,899  59.92  70,263  65.79  9,254  40.71 32  Papua Barat  11,616  11,616  66,867  66,867  25,720  5,506  47.40  4,542  39.10  17,220  25.75  31,784  47.53  3,346  13.01 33  Papua  45,424  45,424  184,396  184,396  49,486  25,117  55.29  25,087  55.23  70,281  38.11  69,683  37.79  30,562  61.76 

2,969,062  2,993,925  17,812,603  17,971,366  4,672,373  2,470,079  83.19  2,617,840  87.44  14,752,699  82.82  14,964,531  83.27  2,736,611  58.57 Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2009 

Ket : Provinsi yg belum lengkap data kabupatennya : Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua (16 Mei 2008) 

Anak Batita 

Indonesia 

Bayi Diberi Vitamin A Ibu Nifas diberi Vitamin A 

(6 ­ 11 bln)  (1 ­ 4 thn)  Februari  Agustus  Februari  Agustus Balita Diberi Vitamin A 

CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A TAHUN 2008 

No  Provinsi 

Jumlah  Jumlah 

Ibu Nifas 

Cakupan Vitamin A Bayi

Page 309: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.29 

Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  66,554  43,654  65.59  35,588  53.47 2  Sumatera Utara  330,311  217,754  65.92  180,934  54.78 3  Sumatera Barat  121,116  74,394  61.42  62,893  51.93 4  Riau  146,141  59,288  40.57  53,178  36.39 5  Jambi  74,348  31,753  42.71  29,227  39.31 6  Sumatera Selatan  153,544  106,463  69.34  82,970  54.04 7  Bengkulu  47,061  33,086  70.30  28,235  60.00 8  Lampung  1,969,516  518,160  26.31  463,759  23.55 9  Kepulauan Bangka Belitung  27,785  25,137  90.47  23,763  85.52 10  Kepulauan Riau  42,056  17,316  41.17  14,919  35.47 11  DKI Jakarta  173,176  112,044  64.70  98,619  56.95 12  Jawa Barat  1,033,581  772,658  74.76  666,677  64.50 13  Jawa Tengah  456,175  286,727  62.85  378,884  83.06 14  DI Yogyakarta  46,655  42,971  92.10  36,341  77.89 15  Jawa Timur  624,223  351,152  56.25  363,626  58.25 16  Banten  269,796  195,345  72.40  146,616  54.34 17  Bali  66,195  46,013  69.51  43,240  65.32 18  Nusa Tenggara Barat  115,987  93,739  80.82  84,576  72.92 19  Nusa Tenggara Timur  127,701  81,207  63.59  60,046  47.02 20  Kalimantan Barat  106,806  65,725  61.54  56,088  52.51 21  Kalimantan Tengah  58,197  14,769  25.38  12,824  22.04 22  Kalimantan Selatan  77,027  50,382  65.41  41,342  53.67 23  Kalimantan Timur  86,357  51,720  59.89  38,985  45.14 24  Sulawesi Utara  50,587  43,681  86.35  39,199  77.49 25  Sulawesi Tengah  46,292  39,539  85.41  35,776  77.28 26  Sulawesi Selatan  195,102  114,791  58.84  93,142  47.74 27  Sulawesi Tenggara  65,620  38,589  58.81  34,558  52.66 28  Gorontalo  26,181  24,163  92.29  18,737  71.57 29  Sulawesi Barat  27,798  17,918  64.46  11,440  41.15 30  Maluku  34,710  8,582  24.72  7,037  20.27 31  Maluku Utara  24,160  12,595  52.13  10,400  43.05 32  Papua Barat  11,619  6,905  59.43  5,017  43.18 33  Papua  55,771  20,720  37.15  15,862  28.44 

6,758,148  3,618,940  53.55  3,274,498  48.45 Sumber  : Dit. Gizi Kesehatan Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI 

Indonesia 

CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI (Fe) PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Jumlah Ibu Hamil Cakupan Fe Ibu Hamil 

Fe­1  Fe­3

Page 310: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.30 

Perkotaan + Perdesaan 

≤ 5  6 ­ 11  12 ­ 17  18 ­ 23  ≥ 24  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  3.75  5.24  18.21  35.08  37.72  100.00 2  Sumatera Utara  6.25  12.98  30.87  18.96  30.93  100.00 3  Sumatera Barat  3.24  6.12  17.89  27.64  45.11  100.00 4  Riau  8.07  8.66  19.66  19.18  44.43  100.00 5  Jambi  2.79  4.59  14.86  26.07  51.69  100.00 6  Bengkulu  3.17  5.30  16.13  20.59  54.80  100.00 7  Sumatera Selatan  2.08  4.70  16.09  30.75  46.38  100.00 8  Lampung  4.39  5.67  20.94  24.82  44.17  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  12.71  11.86  18.15  16.76  40.52  100.00 10  Kepulauan Riau  15.21  13.27  19.78  9.23  42.52  100.00 11  DKI Jakarta  12.37  12.11  21.91  14.93  38.68  100.00 12  Jawa Barat  4.12  5.24  13.59  22.41  54.65  100.00 13  Jawa Tengah  4.76  5.08  11.78  18.46  59.92  100.00 14  DI Yogyakarta  5.61  5.98  10.94  19.69  57.77  100.00 15  Jawa Timur  8.19  7.97  17.97  19.35  46.52  100.00 16  Banten  9.26  8.70  17.84  23.37  40.82  100.00 17  Bali  4.24  7.16  23.94  31.69  32.96  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  1.99  3.71  15.49  24.59  54.22  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  1.02  6.13  36.49  17.49  38.87  100.00 20  Kalimantan Barat  4.73  4.68  15.49  11.90  63.20  100.00 21  Kalimantan Tengah  3.76  4.49  17.93  16.22  57.59  100.00 22  Kalimantan Timur  7.94  5.87  10.36  18.44  57.39  100.00 23  Kalimantan Selatan  7.30  8.90  18.83  13.25  51.71  100.00 24  Sulawesi Utara  6.91  11.55  31.58  14.41  35.56  100.00 25  Sulawesi Tengah  3.83  9.54  21.27  12.81  52.56  100.00 26  Sulawesi Tenggara  3.83  9.40  31.33  18.31  37.14  100.00 27  Sulawesi Selatan  2.43  6.98  25.84  19.89  44.85  100.00 28  Gorontalo  3.87  8.78  25.38  11.50  50.47  100.00 29  Sulawesi Barat  1.89  7.88  27.51  19.00  43.73  100.00 30  Maluku  4.34  17.65  43.96  11.92  22.12  100.00 31  Maluku Utara  3.92  10.47  38.43  19.92  27.25  100.00 32  Papua Barat  2.24  21.09  29.45  16.00  31.21  100.00 33  Papua  4.95  11.97  27.80  17.14  38.15  100.00 

5.52  7.35  19.08  20.25  47.81  100.00 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI PER PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Lama disusui (bulan)

Page 311: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.30.a 

Perkotaan 

≤ 5  6 ­ 11  12 ­ 17  18 ­ 23  ≥ 24  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  4.77  7.63  21.21  31.29  35.09  100.00 

2  Sumatera Utara  10.01  14.90  30.26  15.36  29.47  100.00 

3  Sumatera Barat  3.16  8.62  15.34  23.54  49.34  100.00 

4  Riau  11.49  10.76  18.36  17.62  41.77  100.00 

5  Jambi  3.34  6.10  16.21  21.98  52.38  100.00 

6  Bengkulu  5.74  7.35  17.40  18.65  50.86  100.00 

7  Sumatera Selatan  3.05  6.23  16.81  35.95  37.96  100.00 

8  Lampung  8.95  6.13  25.59  19.81  39.51  100.00 

9  Kepulauan Bangka Belitung  15.24  16.12  19.07  13.72  35.85  100.00 

10  Kepulauan Riau  17.05  11.31  23.90  11.17  36.57  100.00 

11  DKI Jakarta  12.37  12.11  21.91  14.93  38.68  100.00 

12  Jawa Barat  5.08  6.64  14.07  21.97  52.24  100.00 

13  Jawa Tengah  6.16  6.86  12.92  17.05  57.01  100.00 

14  DI Yogyakarta  5.37  8.70  12.42  18.90  54.61  100.00 

15  Jawa Timur  11.08  9.50  17.74  15.77  45.91  100.00 

16  Banten  13.40  10.87  19.07  18.04  38.63  100.00 

17  Bali  5.96  8.10  22.54  29.05  34.35  100.00 

18  Nusa Tenggara Barat  2.94  3.47  11.42  27.74  54.42  100.00 

19  Nusa Tenggara Timur  3.91  11.33  33.05  15.63  36.07  100.00 

20  Kalimantan Barat  9.32  8.28  18.80  12.48  51.12  100.00 

21  Kalimantan Tengah  7.68  3.89  16.99  12.86  58.58  100.00 

22  Kalimantan Timur  14.34  8.53  10.61  15.38  51.14  100.00 

23  Kalimantan Selatan  8.68  9.61  18.04  11.60  52.06  100.00 

24  Sulawesi Utara  9.49  13.97  25.86  12.08  38.61  100.00 

25  Sulawesi Tengah  7.19  15.75  25.73  11.40  39.93  100.00 

26  Sulawesi Tenggara  6.45  11.86  29.54  14.52  37.63  100.00 

27  Sulawesi Selatan  4.61  9.45  26.40  11.26  48.27  100.00 

28  Gorontalo  5.13  11.53  26.43  10.42  46.49  100.00 

29  Sulawesi Barat  5.43  13.79  32.13  10.97  37.67  100.00 

30  Maluku  7.61  23.67  37.87  10.60  20.24  100.00 

31  Maluku Utara  8.88  10.28  39.47  16.77  24.61  100.00 

32  Papua Barat  5.66  19.37  29.20  6.13  39.64  100.00 

33  Papua  6.71  6.22  34.66  13.33  39.08  100.00 

8.08  8.94  18.25  18.25  46.49  100.00 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI PER PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Lama disusui (bulan)

Page 312: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.30.b 

Perdesaan 

≤ 5  6 ­ 11  12 ­ 17  18 ­ 23  ≥ 24  Jumlah (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  3.33  4.24  16.96  36.65  38.81  100.00 2  Sumatera Utara  3.77  11.71  31.27  21.34  31.90  100.00 3  Sumatera Barat  3.28  5.02  19.01  29.45  43.25  100.00 4  Riau  4.48  6.45  21.02  20.82  47.22  100.00 5  Jambi  2.52  3.84  14.19  28.10  51.34  100.00 6  Bengkulu  1.72  4.15  15.42  21.69  57.03  100.00 7  Sumatera Selatan  1.53  3.84  15.68  27.82  51.12  100.00 8  Lampung  2.92  5.52  19.44  26.44  45.68  100.00 9  Kepulauan Bangka Belitung  10.87  8.76  17.47  18.98  43.92  100.00 10  Kepulauan Riau  12.91  15.70  14.64  6.82  49.93  100.00 11  DKI Jakarta  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 12  Jawa Barat  2.71  3.18  12.88  23.06  58.17  100.00 13  Jawa Tengah  3.46  3.43  10.71  19.77  62.63  100.00 14  DI Yogyakarta  6.07  0.69  8.08  21.23  63.93  100.00 15  Jawa Timur  5.27  6.43  18.20  22.95  47.14  100.00 16  Banten  3.92  5.91  16.25  30.27  43.65  100.00 17  Bali  1.84  5.85  25.90  35.40  31.01  100.00 18  Nusa Tenggara Barat  1.27  3.89  18.53  22.24  54.07  100.00 19  Nusa Tenggara Timur  0.55  5.29  37.05  17.79  39.32  100.00 20  Kalimantan Barat  3.14  3.43  14.34  11.70  67.39  100.00 21  Kalimantan Tengah  2.02  4.76  18.35  17.72  57.15  100.00 22  Kalimantan Timur  3.99  4.23  10.20  20.33  61.24  100.00 23  Kalimantan Selatan  4.99  7.73  20.14  16.00  51.14  100.00 24  Sulawesi Utara  4.96  9.72  35.90  16.17  33.25  100.00 25  Sulawesi Tengah  3.08  8.17  20.28  13.12  55.34  100.00 26  Sulawesi Tenggara  2.58  8.23  32.17  20.11  36.91  100.00 27  Sulawesi Selatan  1.87  6.34  25.70  22.11  43.97  100.00 28  Gorontalo  3.36  7.68  24.95  11.94  52.07  100.00 29  Sulawesi Barat  0.77  6.01  26.05  21.53  45.64  100.00 30  Maluku  3.52  16.15  45.48  12.25  22.60  100.00 31  Maluku Utara  2.47  10.53  38.12  20.85  28.03  100.00 32  Papua Barat  1.41  21.51  29.52  18.39  29.17  100.00 33  Papua  4.47  13.54  25.92  18.17  37.90  100.00 

3.32  5.99  19.80  21.96  48.94  100.00 Sumber : BPS, Susenas 2008 

Indonesia 

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI PER PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi  Lama disusui (bulan)

Page 313: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 4.31 

Luka Berat/  Luka Ringan/ Rawat Inap  Rawat Jalan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Banjir  191  58  128  42,323  6  303,277 

2  Banjir Bandang  21  42  89  26,245  1  23,075 

3  Banjir disertai Tanah Longsor  11  17  11  811  ­  2,685 

4  Tanah Longsor  79  103  24  408  3  4,934 

5  10  5  1  5  ­  274 

6  Angin Kencang  15  3  9  12  ­  ­ 

7  Angin Puting Beliung  66  13  21  173  ­  570 

8  Gempa Bumi  11  14  51  779  ­  10,747 

9  Letusan Gunung Api  4  ­  ­  ­  ­  ­ 

10  Petir  2  7  1  4  ­  ­ 

11  KLB  34  58  2,223  2,207  ­  ­ 

12  Kecelakaan Industri  7  11  35  207  ­  ­ 

13  Kegagalan Teknologi  1  3  9  44  ­  ­ 

14  Ledakan Bom  1  2  1  ­  ­  ­ 

15  Konflik Sosial  3  1  12  3  0  3,000 

Jumlah  456  337  2,615  73,221  10  348,562 

Sumber  : Pusat Penanggulangan Krisis, Depkes RI, 2009 

Gelombang Pasang 

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA TAHUN 2008 

No  Jenis Bencana  Jumlah Provinsi J u m l a h   K o r b a n 

Pengungsi Meninggal  Hilang

Page 314: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.1 

2004  2005  2006  2007  2008  2004  2005  2006  2007  2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  240  266  274  311  301  6.15  6.60  6.73  7.36  7.01 

2  Sumatera Utara  423  426  445  463  495  3.43  3.42  3.52  3.61  3.80 

3  Sumatera Barat  210  214  224  228  227  4.62  4.69  4.84  4.85  4.77 

4  Riau  146  150  154  156  183  3.21  3.28  2.52  3.08  3.53 

5  Jambi  47  135  140  148  158  3.92  5.12  5.22  5.40  5.67 

6  Sumatera Selatan  132  242  249  259  278  4.89  3.57  3.61  3.69  3.90 

7  Bengkulu  250  113  126  140  142  3.68  7.29  8.04  8.66  8.65 

8  Lampung  113  224  235  248  253  7.02  3.15  3.26  3.40  3.42 

9  Kepulauan Bangka Belitung  222  47  47  51  50  3.10  4.50  4.37  4.61  4.45 

10  Kepulauan Riau  61  41  45  51  59  5.99  3.22  ­  3.66  4.06 

11  DKI Jakarta  329  335  342  341  351  3.61  3.78  3.82  3.76  3.84 

12  Jawa Barat  982  996  999  1,002  999  2.51  2.56  2.52  2.48  2.44 

13  Jawa Tengah  857  853  858  871  842  2.60  2.67  2.67  2.69  2.58 

14  DI Yogyakarta  117  117  117  117  120  3.57  3.50  3.45  3.41  3.46 

15  Jawa Timur  907  919  930  929  940  2.45  2.53  2.54  2.52  2.53 

16  Banten  172  173  177  180  194  1.88  1.92  1.92  1.91  2.02 

17  Bali  109  110  110  112  114  3.13  3.25  3.21  3.22  3.24 

18  Nusa Tenggara Barat  125  128  130  134  142  3.00  3.06  3.05  3.12  3.25 

19  Nusa Tenggara Timur  220  228  251  253  278  5.27  5.35  5.76  5.69  6.13 

20  Kalimantan Barat  195  207  205  211  224  4.78  5.11  4.98  5.05  5.27 

21  Kalimantan Tengah  132  134  154  163  169  6.94  7.00  7.95  8.04  8.21 

22  Kalimantan Selatan  193  192  201  204  214  5.95  5.85  6.01  6.01  6.21 

23  Kalimantan Timur  174  187  186  192  205  5.90  6.56  6.34  6.35  6.62 

24  Sulawesi Utara  114  119  130  142  144  5.28  5.59  6.02  6.49  6.52 

25  Sulawesi Tengah  135  139  144  145  144  5.81  6.06  6.13  6.05  5.91 

26  Sulawesi Selatan  333  347  362  374  395  4.45  4.09  4.20  4.86  5.06 

27  Sulawesi Tenggara  138  139  159  153  208  7.02  7.08  7.94  7.53  10.02 

28  Gorontalo  44  45  55  55  73  4.80  4.88  5.84  5.73  7.51 

29  Sulawesi Barat  50  50  62  66  70  5.17  ­  ­  6.49  6.78 

30  Maluku  103  109  125  142  153  7.74  8.71  9.83  10.91  11.58 

31  Maluku Utara  55  56  62  64  91  6.03  6.33  6.75  6.78  9.48 

32  Papua Barat  55  60  81  83  96  9.71  ­  ­  11.59  13.15 

33  Papua  167  168  236  246  236  9.07  6.67  8.87  2.05  11.48 

7,550  7,669  8,015  8,234  8,548  3.48  3.50  3.61  3.65  3.74 

Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI 

per 100.000 Penduduk 

Indonesia 

No  Provinsi Jumlah Puskesmas 

Rasio Puskesmas 

JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2008

Page 315: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.2 

2004  2005  2006  2007  2008  2004  2005  2006  2007  2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  158  177  189  186  235  82  89  85  125  66 

2  Sumatera Utara  326  328  300  341  351  97  98  145  122  144 

3  Sumatera Barat  147  150  143  144  159  63  64  81  84  68 

4  Riau  108  111  108  107  138  38  39  46  49  45 

5  Jambi  26  92  99  89  107  21  43  41  59  51 

6  Sumatera Selatan  94  167  173  173  201  38  75  76  86  77 

7  Bengkulu  179  89  92  105  107  71  24  34  35  35 

8  Lampung  88  193  196  168  216  25  31  39  80  37 

9  Kepulauan Bangka Belitung  193  33  30  32  36  29  14  17  19  14 

10  Kepulauan Riau  35  24  29  34  35  26  17  16  17  24 

11  DKI Jakarta  281  285  292  291  297  48  50  50  50  54 

12  Jawa Barat  850  864  857  852  859  132  132  142  150  140 

13  Jawa Tengah  622  635  617  602  610  235  218  241  269  232 

14  DI Yogyakarta  85  85  79  79  79  32  32  38  38  41 

15  Jawa Timur  612  609  594  564  548  295  310  336  365  392 

16  Banten  154  155  143  146  152  18  18  34  34  42 

17  Bali  89  87  88  89  90  20  23  22  23  24 

18  Nusa Tenggara Barat  97  82  86  76  56  28  46  44  58  86 

19  Nusa Tenggara Timur  160  156  127  142  209  60  72  124  111  69 

20  Kalimantan Barat  128  137  134  140  142  67  70  71  71  82 

21  Kalimantan Tengah  101  99  102  109  122  31  35  52  54  47 

22  Kalimantan Selatan  162  159  165  164  172  31  33  36  40  42 

23  Kalimantan Timur  107  117  99  110  109  67  70  87  82  96 

24  Sulawesi Utara  55  63  71  77  78  59  56  59  65  66 

25  Sulawesi Tengah  76  80  80  81  77  59  59  64  64  67 

26  Sulawesi Selatan  193  200  183  185  227  140  147  179  189  168 

27  Sulawesi Tenggara  103  94  107  105  145  35  45  52  48  63 

28  Gorontalo  30  31  38  37  56  14  14  17  18  17 

29  Sulawesi Barat  32  31  40  42  48  18  19  22  24  22 

30  Maluku  73  78  71  83  124  30  31  54  59  29 

31  Maluku Utara  40  39  31  34  64  15  17  31  30  27 

32  Papua Barat  32  38  40  50  70  23  22  41  33  26 

33  Papua  104  104  115  114  191  63  64  121  132  45 

5,540  5,592  5,518  5,551  6,110  2,010  2,077  2,497  2,683  2,438 Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI 

JUMLAH PUSKESMAS NON PERAWATAN DAN PUSKESMAS PERAWATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2008 

Indonesia 

No  Provinsi Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas Non Perawatan

Page 316: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.3 

No  Provinsi  Jumlah Desa  Pustu  Poskesdes  Polindes  Posyandu  Apotek Toko 

Khusus Obat/Jamu 

Rasio Poskesdes terhadap Desa 

Rasio Posyandu terhadap Desa 

Rasio Polindes terhadap Desa 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  6,629  843  83  1,951  4,824  162  325  0.01  0.73  0.29 2  Sumatera Utara  5,851  1,798  525  1,965  5,189  373  490  0.09  0.89  0.34 3  Sumatera Barat  967  573  138  449  913  114  205  0.14  0.94  0.46 4  Riau  1,636  806  258  314  1,585  136  239  0.16  0.97  0.19 5  Jambi  1,303  595  188  169  1,266  71  122  0.14  0.97  0.13 6  Sumatera Selatan  3,243  914  1,043  1,121  3,036  102  151  0.32  0.94  0.35 7  Bengkulu  1,378  457  132  217  1,326  57  69  0.10  0.96  0.16 8  Lampung  2,379  781  299  385  2,324  113  161  0.13  0.98  0.16 9  Kepulauan Bangka Belitung  361  156  90  193  343  27  45  0.25  0.95  0.53 10  Kepulauan Riau  340  200  54  151  322  56  82  0.16  0.95  0.44 11  DKI Jakarta  267  0  0  0  267  241  217  0.00  1.00  0.00 12  Jawa Barat  6,016  1,624  897  1,439  5,868  900  1,377  0.15  0.98  0.24 13  Jawa Tengah  8,635  1,881  2,717  3,597  8,570  893  976  0.31  0.99  0.42 14  DI Yogyakarta  438  310  113  73  438  119  120  0.26  1.00  0.17 15  Jawa Timur  8,541  2,253  2,738  5,644  8,494  876  3,073  0.32  0.99  0.66 16  Banten  1,520  263  84  130  1,501  190  324  0.06  0.99  0.09 17  Bali  722  452  36  154  712  125  84  0.05  0.99  0.21 18  Nusa Tenggara Barat  930  500  131  457  910  84  49  0.14  0.98  0.49 19  Nusa Tenggara Timur  3,086  954  128  1,406  2,788  65  29  0.04  0.90  0.46 20  Kalimantan Barat  1,960  768  117  1,164  1,662  51  123  0.06  0.85  0.59 21  Kalimantan Tengah  1,476  806  89  556  1,302  38  102  0.06  0.88  0.38 22  Kalimantan Selatan  2,007  597  257  736  1,958  68  199  0.13  0.98  0.37 23  Kalimantan Timur  1,421  673  30  152  1,264  91  193  0.02  0.89  0.11 24  Sulawesi Utara  1,592  439  91  259  1,474  75  71  0.06  0.93  0.16 25  Sulawesi Tengah  1,785  678  329  580  1,645  63  109  0.18  0.92  0.32 26  Sulawesi Selatan  2,972  1,265  283  611  2,915  228  306  0.10  0.98  0.21 27  Sulawesi Tenggara  2,124  496  132  250  1,952  38  105  0.06  0.92  0.12 28  Gorontalo  669  226  68  239  574  30  39  0.10  0.86  0.36 29  Sulawesi Barat  564  267  56  52  508  17  45  0.10  0.90  0.09 30  Maluku  924  384  72  139  837  30  31  0.08  0.91  0.15 31  Maluku Utara  1,199  203  44  205  981  25  18  0.04  0.82  0.17 32  Papua Barat  1,324  352  26  218  791  28  34  0.02  0.60  0.16 33  Papua  3,623  649  39  295  1,507  51  47  0.01  0.42  0.08 

77,882  23,163  11,287  25,271  70,046  5,537  9,560  0.14  0.90  0.32 Indonesia Sumber Data : BPS,Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2008 Diolah oleh Pusat Data dan Informasi, Depkes 

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2008

Page 317: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.4 

Depkes/Pemda  TNI/POLRI  Departemen Lain/BUMN  Swasta  Semua RS 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  20  2  22  3  0  3  3  0  3  5  2  7  31  4  35 

2  Sumatera Utara  31  5  36  7  0  7  17  1  18  63  6  69  118  12  130 

3  Sumatera Barat  16  2  18  3  0  3  1  0  1  9  10  19  29  12  41 

4  Riau  11  1  12  3  0  3  4  0  4  8  1  9  26  2  28 

5  Jambi  9  1  10  2  0  2  2  0  2  3  1  4  16  2  18 

6  Sumatera Selatan  14  4  18  2  0  2  5  0  5  7  2  9  28  6  34 

7  Bengkulu  8  1  9  1  0  1  0  0  0  1  0  1  10  1  11 

8  Lampung  9  1  10  1  0  1  0  0  0  9  2  11  19  3  22 

9  Kepulauan Bangka Belitung  4  1  5  0  0  0  0  0  0  2  0  2  6  1  7 

10  Kepulauan Riau  4  0  4  2  0  2  2  0  2  4  1  5  12  1  13 

11  DKI Jakarta  8  7  15  8  1  9  5  1  6  56  38  94  77  47  124 

12  Jawa Barat  31  8  39  12  0  12  6  1  7  55  31  86  104  40  144 

13  Jawa Tengah  42  8  50  8  0  8  3  0  3  80  41  121  133  49  182 

14  DI Yogyakarta  6  1  7  2  0  2  0  1  1  9  15  24  17  17  34 

15  Jawa Timur  48  8  56  19  1  20  13  2  15  58  22  80  138  33  171 

16  Banten  5  1  6  2  0  2  2  0  2  8  9  17  17  10  27 

17  Bali  9  2  11  2  0  2  0  0  0  17  4  21  28  6  34 

18  Nusa Tenggara Barat  7  3  10  1  0  1  0  0  0  2  0  2  10  3  13 

19  Nusa Tenggara Timur  15  0  15  2  0  2  0  0  0  8  1  9  25  1  26 

20  Kalimantan Barat  13  3  16  2  0  2  1  0  1  7  2  9  23  5  28 

21  Kalimantan Tengah  14  0  14  1  0  1  0  0  0  0  0  0  15  0  15 

22  Kalimantan Selatan  11  2  13  3  0  3  2  0  2  4  4  8  20  6  26 

23  Kalimantan Timur  14  2  16  3  0  3  2  0  2  9  1  10  28  3  31 

24  Sulawesi Utara  8  1  9  2  0  2  0  0  0  11  0  11  21  1  22 

25  Sulawesi Tengah  9  1  10  1  0  1  0  0  0  4  4  8  14  5  19 

26  Sulawesi Selatan  27  7  34  6  0  6  1  1  2  13  7  20  47  15  62 

27  Sulawesi Tenggara  7  1  8  2  0  2  1  0  1  3  1  4  13  2  15 

28  Gorontalo  3  1  4  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3  1  4 

29  Sulawesi Barat  1  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  1 

30  Maluku  8  1  9  3  0  3  0  0  0  6  1  7  17  2  19 

31  Maluku Utara  6  0  6  2  0  2  0  0  0  0  0  0  8  0  8 

32  Papua Barat  5  0  5  2  0  2  1  0  1  2  0  2  10  0  10 

33  Papua  9  2  11  3  0  3  0  0  0  4  0  4  16  2  18 

432  77  509  110  2  112  71  7  78  467  206  673  1080  292  1372 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 

RS Umum 

RS Khusus 

RS Umum 

RS Khusus 

RS Umum 

RS Khusus 

MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI TAHUN 2008 JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA 

Jumlah  Jumlah  Jumlah Jumlah RS Umum 

RS Khusus 

RS Umum 

RS Khusus 

Indonesia 

No  Provinsi Jumlah

Page 318: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.5 

Jumlah  Tempat Tidur  Jumlah  Tempat Tidur  Jumlah  Tempat Tidur  Jumlah  Tempat Tidur  Jumlah  Tempat Tidur (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  Departemen Kesehatan  13  8,505  13  8,483  13  8,784  13  8,777  13  9,044 

2  Pemerintah Provinsi  43  12,391  43  12,902  43  12,834  43  13,182  43  13,605 

3  Pemerintah Kab/Kota  305  31,959  322  33,896  334  35,375  345  37,575  375  41,285 

4  TNI/POLRI  110  10,761  110  10,814  110  10,842  110  10,836  110  10,907 

5  Departemen Lain / BUMN  71  6,537  71  6,827  71  6,880  71  6,851  71  6,643 

6  Swasta  434  42,487  436  43,364  441  43,789  451  45,074  467  47,266 

976  112,640  995  116,286  1,012  118,504  1,033  122,295  1,079  128,750 

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 

Jumlah 

No  Pengelola Tahun 2004 

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM  DAN TEMPAT TIDUR MENURUT PENGELOLA TAHUN 2004 ­ 2008 

Tahun 2005  Tahun 2006  Tahun 2007  Tahun 2008

Page 319: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.6 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  2,518  121  4.8  156  6.2  544  21.6  1,026  40.7  671  26.6 

2  Sumatera Utara  11,172  650  5.8  1,167  10.4  2,087  18.7  5,803  51.9  1,465  13.1 

3  Sumatera Barat  3,340  279  8.4  350  10.5  895  26.8  1,567  46.9  249  7.5 

4  R i a u  1,960  196  10.0  236  12.0  478  24.4  784  40.0  266  13.6 

5  J a m b i  1,294  145  11.2  148  11.4  232  17.9  530  41.0  239  18.5 

6  Sumatera Selatan  3,716  282  7.6  505  13.6  850  22.9  1,806  48.6  273  7.3 

7  Bengkulu  755  49  6.5  66  8.7  155  20.5  192  25.4  293  38.8 

8  Lampung  2,458  220  9.0  230  9.4  493  20.1  1,258  51.2  257  10.5 

9  Bangka Belitung  511  32  6.3  51  10.0  137  26.8  233  45.6  58  11.4 

10  Kepulauan Riau  1,329  82  6.2  193  14.5  271  20.4  652  49.1  131  9.9 

11  DKI Jakarta  13,852  1,812  13.1  1,893  13.7  3,360  24.3  5,519  39.8  1,268  9.2 

12  Jawa Barat  14,589  1,192  8.2  1,846  12.7  3,978  27.3  6,011  41.2  1,562  10.7 

13  Jawa Tengah  18,355  1,948  10.6  2,594  14.1  4,980  27.1  6,612  36.0  2,221  12.1 

14  D.I. Yogyakarta  2,835  258  9.1  398  14.0  807  28.5  1,115  39.3  257  9.1 

15  Jawa Timur  18,472  1,344  7.3  1,978  10.7  4,548  24.6  8,888  48.1  1,714  9.3 

16  Banten  2,186  149  6.8  343  15.7  577  26.4  921  42.1  196  9.0 

17  B a l i  3,174  449  14.1  486  15.3  750  23.6  1,163  36.6  326  10.3 

18  Nusa Tenggara Barat  1,080  71  6.6  142  13.1  214  19.8  564  52.2  89  8.2 

19  Nusa Tenggara Timur  2,188  123  5.6  281  12.8  436  19.9  1,061  48.5  287  13.1 

20  Kalimantan Barat  2,264  112  4.9  234  10.3  528  23.3  1,131  50.0  259  11.4 

21  Kalimantan Tengah  975  84  8.6  82  8.4  128  13.1  365  37.4  316  32.4 

22  Kalimantan Selatan  2,020  160  7.9  191  9.5  450  22.3  1,000  49.5  219  10.8 

23  Kalimantan Timur  3,056  263  8.6  293  9.6  625  20.5  1,217  39.8  658  21.5 

24  Sulawesi Utara  2,637  84  3.2  277  10.5  642  24.3  1,508  57.2  126  4.8 

25  Sulawesi Tengah  1,330  69  5.2  198  14.9  274  20.6  665  50.0  124  9.3 

26  Sulawesi Selatan  5,144  403  7.8  662  12.9  1,128  21.9  2,578  50.1  373  7.3 

27  Sulawesi Tenggara  867  46  5.3  105  12.1  137  15.8  415  47.9  164  18.9 

28  Gorontalo  400  35  8.8  24  6.0  81  20.3  204  51.0  56  14.0 

29  Sulawesi Barat  217  12  5.5  21  9.7  54  24.9  100  46.1  30  13.8 

30  Maluku  1,465  44  3.0  67  4.6  157  10.7  849  58.0  348  23.8 

31  Maluku Utara  479  20  4.2  20  4.2  57  11.9  171  35.7  211  44.1 

32  Papua Barat  686  53  7.7  22  3.2  66  9.6  445  64.9  100  14.6 

33  Papua  1,426  20  1.4  93  6.5  229  16.1  794  55.7  290  20.3 

128,750  10,807  8.4  15,352  11.9  30,348  23.6  57,147  44.4  15,096  11.7 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 

JUMLAH TEMPAT TIDUR DI RUMAH SAKIT UMUM 

Kelas Perawatan V I P  Kelas I  Kelas II  Kelas III  Tanpa Kelas 

MENURUT KELAS PERAWATAN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Indonesia 

Total Tempat Tidur No  Provinsi

Page 320: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.7 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  ­  2  11  7  20 2  Sumatera Utara  1  4  21  5  31 3  Sumatera Barat  ­  2  12  2  16 4  Riau  ­  1  7  3  11 5  Jambi  ­  1  7  1  9 6  Sumatera Selatan  ­  1  10  3  14 7  Bengkulu  ­  1  3  4  8 8  Lampung  ­  1  7  1  9 9  Kepulauan Bangka Belitung  ­  ­  3  1  4 10  Kepulauan Riau  ­  ­  4  ­  4 11  DKI Jakarta  1  6  1  ­  8 12  Jawa Barat  1  11  18  1  31 13  Jawa Tengah  1  16  24  1  42 14  DI Yogyakarta  1  1  4  ­  6 15  Jawa Timur  1  11  30  6  48 16  Banten  ­  2  3  ­  5 17  Bali  1  4  4  ­  9 18  Nusa Tenggara Barat  ­  1  6  ­  7 19  Nusa Tenggara Timur  ­  1  3  11  15 20  Kalimantan Barat  ­  1  8  4  13 21  Kalimantan Tengah  ­  1  5  8  14 22  Kalimantan Selatan  ­  1  9  1  11 23  Kalimantan Timur  ­  3  7  4  14 24  Sulawesi Utara  ­  1  4  3  8 25  Sulawesi Tengah  ­  2  6  1  9 26  Sulawesi Selatan  1  1  21  4  27 27  Sulawesi Tenggara  ­  1  5  1  7 28  Gorontalo  ­  ­  2  1  3 29  Sulawesi Barat  ­  1  ­  ­  1 30  Maluku  ­  ­  2  5  8 31  Maluku Utara  ­  ­  2  4  6 32  Papua Barat  ­  ­  3  2  5 33  Papua  ­  1  4  4  9 

8  79  256  88  432 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 2008 (per 1 September 2008) 

Indonesia 

Kelas A  Kelas B  Kelas C No  Provinsi  Kelas D  Total 

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DEPKES/PEMDA MENURUT KELAS DAN PROVINSI TAHUN 2008

Page 321: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.8 

RS  TT  RS  TT  RS  TT  RS  TT  RS  TT (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  RS Jiwa  51  8,535  51  8,527  51  8,630  51  8,726  51  8,781 

2  RS Kusta  22  2,248  22  2,446  22  2,137  22  2,133  22  2,168 

3  RS TP  9  751  9  766  9  718  10  757  11  782 

4  RS Mata  10  460  10  475  10  459  10  418  10  418 

5  RS OP  1  187  1  187  1  187  1  187  1  187 

6  RS Penyakit Infeksi  1  144  1  127  1  144  1  144  1  144 

7  RS Jantung  2  234  2  234  2  234  2  234  2  239 

8  RS Kanker  1  128  1  129  1  172  1  172  1  172 

9  RS Bersalin  55  2,439  56  2,533  57  2,458  57  2,635  57  2,577 

10  RS Ibu dan Anak  63  3,100  64  3,629  69  3,388  74  3,556  79  3,804 

11  RS Khusus Lainnya  55  1,365  56  1,427  57  1,420  57  1,450  57  1,516 

270  19,591  273  20,480  280  19,947  286  20,412  292  20,788 

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI  (per 1 September 2008) 

Jumlah 

No  Jenis Rumah Sakit 

JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 2004 ­ 2008 

Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2004  Tahun 2005  Tahun 2006

Page 322: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.9 

2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  1  2  0  0  0 

2  Sumatera Utara  10  10  10  2  2  3  78  78  78  4  6  9  19  22  26  39  39  41 

3  Sumatera Barat  0  0  2  0  0  0  5  11  11  0  1  1  2  2  3  5  6  15 

4  Kepulauan Riau  0  0  2  0  0  0  0  0  0  1  2  2  1  1  1  0  0  0 

5  Riau  0  0  0  0  0  0  4  4  4  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

6  Kepulauan Bangka Belitung  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0 

7  Jambi  1  1  1  0  0  0  4  4  0  0  0  2  2  2  1  1  2 

8  Bengkulu  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

9  Sumatera Selatan  1  0  1  2  2  2  4  5  6  1  1  1  2  2  3  1  1  2 

10  Lampung  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3  3  3  0  0  0 

11  Banten  26  30  30  6  0  6  35  43  47  6  9  15  44  56  76  38  38  38 

12  DKI Jakarta  34  22  22  7  7  7  74  28  28  22  29  37  76  84  103  99  99  20 

13  Jawa Barat  76  76  77  37  32  32  143  184  184  26  49  63  124  137  162  108  108  108 

14  Jawa Tengah  31  31  31  1  0  0  36  36  36  7  11  14  36  42  50  45  45  45 

15  DI Yogyakarta  1  1  1  0  0  0  39  42  42  2  3  3  2  2  3  8  8  8 

16  Jawa Timur  51  59  54  17  17  17  343  343  411  6  13  17  50  55  64  148  150  150 

17  Bali  1  1  1  0  0  0  6  13  13  0  0  0  0  0  0  2  2  5 

18  Nusa Tenggara Barat  0  0  0  0  0  0  9  9  9  1  1  2  0  0  0  0  0  0 

19  Nusa Tenggara Timur  0  0  0  0  0  0  1  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

20  Kalimantan Barat  0  0  0  0  0  0  9  9  9  0  0  0  2  2  2  0  0  0 

21  Kalimantan Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

22  Kalimantan Selatan  0  0  0  0  0  0  23  24  26  0  0  0  2  2  2  18  18  19 

23  Kalimantan Timur  0  0  0  0  0  0  11  11  15  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

24  Sulawesi Utara  0  0  0  0  0  0  8  8  9  0  0  0  2  2  3  0  0  0 

25  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

26  Sulawesi Tengah  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

27  Gorontalo  0  0  0  0  0  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

28  Sulawesi Selatan  1  0  0  0  0  0  1  8  10  0  0  0  1  1  1  0  0  0 

29  Sulawesi Tenggara  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

30  Maluku Utara  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

31  Maluku  0  0  0  0  0  0  4  4  6  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

33  Papua  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

233  231  232  72  60  67  837  862  951  76  125  164  369  416  507  512  515  453 

Sumber: Ditjen Yanfar dan Alkes, Depkes RI  2008 

TOTAL 

PROVINSI NO Industri Kosmetika Industri Farmasi  Industri Obat Tradisional (IOT)  Perbekalan Kesehatan dan Rumah 

Tangga (PKRT) Industri Kecil Obat Tradisional 

(IKOT)  Produksi Alat Kesehatan 

JUMLAH SARANA PRODUKSI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Page 323: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.10 

2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008  2006  2007  2008 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  38  58  51  124  119  170  540  534  576  0  0  0  98  98  99 

2  Sumatera Utara  110  110  103  386  386  769  259  259  738  6  10  13  0  0  128 

3  Sumatera Barat  76  71  74  190  193  296  360  361  482  0  0  0  101  101  57 

4  Kepulauan Riau  20  20  28  105  98  129  279  286  336  2  2  2  19  19  38 

5  Riau  82  44  81  269  269  313  606  290  328  2  2  3  195  195  235 

6  Kepulauan Bangka Belitung  6  6  10  46  46  62  72  72  79  1  2  2  28  28  30 

7  Jambi  45  31  47  119  121  151  141  137  167  0  0  0  85  85  44 

8  Bengkulu  14  17  17  46  77  96  90  104  95  0  0  0  1  64  72 

9  Sumatera Selatan  81  88  95  183  175  225  181  97  95  3  5  5  91  91  106 

10  Lampung  54  74  48  162  162  212  122  123  157  1  1  1  39  39  65 

11  Banten  62  34  79  426  137  137  9  9  9  14  25  31  12  12  12 

12  DKI Jakarta  310  521  279  1,234  807  1,162  493  349  732  326  435  499  268  268  268 

13  Jawa Barat  369  343  365  2,073  1,230  2,256  393  420  872  29  43  58  295  295  244 

14  Jawa Tengah  249  328  329  1,133  522  522  600  361  361  8  13  17  0  0  0 

15  DI Yogyakarta  50  55  42  113  123  355  58  43  52  2  3  4  28  28  96 

16  Jawa Timur  428  370  461  1,721  890  1,586  217  218  218  17  22  27  399  399  274 

17  Bali  72  81  81  336  179  383  104  104  159  0  2  3  52  52  109 

18  Nusa Tenggara Barat  32  31  38  128  34  162  118  100  102  0  0  0  6  6  92 

19  Nusa Tenggara Timur  27  27  27  88  39  103  160  81  183  0  0  0  99  99  153 

20  Kalimantan Barat  42  67  69  100  99  130  323  244  270  0  0  0  82  82  97 

21  Kalimantan Tengah  10  11  14  72  80  84  153  148  162  0  0  0  0  0  49 

22  Kalimantan Selatan  57  69  59  134  134  171  305  233  433  0  0  0  135  135  154 

23  Kalimantan Timur  45  45  52  197  197  263  308  315  300  0  0  0  80  80  111 

24  Sulawesi Utara  41  43  43  89  100  122  125  49  40  0  0  0  82  82  109 

25  Sulawesi Barat  0  0  1  29  29  28  50  33  33  0  0  0  0  0  8 

26  Sulawesi Tengah  23  31  23  75  41  124  110  112  112  0  0  0  35  35  102 

27  Gorontalo  4  5  5  34  36  55  42  42  41  0  0  0  14  41  25 

28  Sulawesi Selatan  79  123  134  418  210  468  398  451  436  1  2  2  59  59  150 

29  Sulawesi Tenggara  15  19  13  62  62  105  171  96  165  0  0  0  64  64  90 

30  Maluku Utara  3  3  6  34  34  34  25  25  25  0  0  0  12  12  64 

31  Maluku  15  15  18  47  47  60  94  80  125  0  0  0  32  32  62 

32  Papua Barat  9  13  13  57  57  71  45  45  44  0  0  0  2  2  2 

33  Papua  35  36  38  102  83  127  49  94  13  0  0  0  108  108  151 

2,503  2,789  2,743  10,332  6,816  10,931  7,000  5,915  7,940  412  567  667  2,521  2,611  3,296 

Sumber: Ditjen Yanfar dan Alkes, Depkes RI  2008 

JUMLAH SARANA DISTRIBUSI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

TOTAL 

NO  PROVINSI Pedagang Besar Farmasi  Toko Obat  Penyalur Alat Kesehatan (PAK)  Sub Penyalur Alat Kesehatan 

(PAK) Apotik

Page 324: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.11 

KESMAS  GIZI 

Kesehatan 

Gigi 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  3  3  1  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  9 

2  Sumatera Utara  1  3  1  1  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  9 

3  Sumatera Barat  2  2  1  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  7 

4  Riau  2  2  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  5 

5  Jambi  1  1  1  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  4 

6  Sumatera Selatan  3  1  1  1  0  0  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  8 

7  Bengkulu  2  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  4 

8  Lampung  2  2  1  0  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  8 

9  Kepulauan Bangka Belitung  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

10  Kepulauan Riau  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

11  DKI Jakarta  4  3  1  1  1  1  1  0  0  0  0  1  1  1  1  0  16 

12  Jawa Barat  5  6  2  0  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  16 

13  Jawa Tengah  6  4  1  0  0  1  1  1  1  1  1  0  0  2  0  1  20 

14  DI Yogyakarta  1  1  1  0  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  6 

15  Jawa Timur  7  6  1  0  0  2  1  0  0  0  0  1  1  0  0  0  19 

16  Banten  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

17  Bali  1  1  1  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  5 

18  Nusa Tenggara Barat  2  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  5 

19  Nusa Tenggara Timur  3  1  1  1  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  8 

20  Kalimantan Barat  1  1  1  0  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  6 

21  Kalimantan Tengah  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3 

22  Kalimantan Selatan  1  1  1  0  0  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  6 

23  Kalimantan Timur  1  2  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  4 

24  Sulawesi Utara  1  1  1  1  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  6 

25  Sulawesi Tengah  2  1  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  4 

26  Sulawesi Selatan  2  1  1  1  0  1  1  1  0  0  0  1  0  0  0  0  9 

27  Sulawesi Tenggara  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3 

28  Gorontalo  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3 

29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

30  Maluku  3  1  0  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  6 

31  Maluku Utara  1  1  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  3 

32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

33  Papua  7  2  0  0  0  1  2  0  0  0  0  0  0  0  0  0  12 

67  52  18  6  1  20  26  2  1  1  1  12  2  3  1  1  214 

31.3  24.3  8.4  2.8  0.5  9.3  12.1  0.9  0.5  0.5  0.5  5.6  0.9  1.4  0.5  0.5  100 

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan,Depkes 

Terapi Wicara  Akupunktur  Ortotik Prostetik 

Analis Kesehatan  Teknik Elektromedik 

Teknik     Radio Diagnostik 

Teknik Gigi 

TOTAL 

Keperawatan  Kebidanan 

No  Provinsi Kesehatan Lingkungan 

Okupasi Terapi Gizi  Fisioterapi 

TOTAL 

JUMLAH INSTITUSI POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES) MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Jurusan / Program Studi 

Farmasi 

KEPERAWATAN  KEFARMASIAN  KETEKNISIAN MEDIS KETERAPIAN FISIK 

Analis Farmasi & Makanan

Page 325: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Banda Aceh  9  1  14  6  85.71  0  0  7  77.78  2  22.22 

2  Medan  9  2  22  5  55.56  2  22.22  9  100  0  0 

3  Pekanbaru  5  0  0  2  100  0  0  2  40  3  60.00 

4  Padang  7  5  83  1  16.67  0  0  6  85.71  1  14.29 

5  Jambi  4  2  50  2  50  0  0  4  100  0  0 

6  Bengkulu  4  2  100  0  0  0  0  2  50  2  50.00 

7  Palembang  8  0  0  8  100  0  0  8  100  0  0 

8  Tanjung Karang  8  0  0  7  100  0  0  7  87.50  1  12.50 

9  Jakarta I  3  2  67  1  33.33  0  0  3  100  0  0 

10  Jakarta II  7  4  57  3  42.86  0  0  7  100  0  0 

11  Jakarta III  6  6  100  0  0  0  0  6  100  0  0 

12  Bandung  11  9  82  2  18.18  0  0  11  100  0  0 

13  Tasikmalaya  5  5  100  0  0  0  0  5  100  0  0 

14  Yogyakarta  6  4  67  2  33.33  0  0  6  100  0  0 

15  Semarang  13  9  82  2  18.18  0  0  11  84.62  2  15.38 

16  Surakarta  7  2  50  2  50  0  0  4  57.14  3  42.86 

17  Surabaya  12  7  58  5  41.67  0  0  12  100  0  0 

18  Malang  7  5  71  2  28.57  0  0  7  100  0  0 

19  Denpasar  5  2  40  3  60  0  0  5  100  0  0 

20  Mataram  5  3  60  2  40  0  0  5  100  0  0 

21  Kupang  8  0  0  7  100  0  0  7  87.50  1  12.50 

22  Pontianak  6  2  50  2  50  0  0  4  66.67  2  33.33 

23  Palangkaraya  3  0  0  2  100  0  0  2  66.67  1  33.33 

24  Samarinda  4  1  50  1  50  0  0  2  50  2  50.00 

25  Banjarmasin  6  3  50  3  50  0  0  6  100  0  0 

26  Palu  4  0  0  4  100  0  0  4  100  0  0 

27  Makassar  9  1  13  7  87.50  0  0  8  88.89  1  11.11 

28  Kendari  3  0  0  3  100  0  0  3  100  0  0 

29  Manado  6  0  0  4  100  0  0  4  66.67  2  33.33 

30  Gorontalo  3  0  0  0  0  3  100.00  3  100  0  0 

31  Ambon  6  0  0  4  66.67  2  33.33  6  100  0  0 

32  Ternate  3  0  0  2  100  0  0  2  66.67  1  33.33 

33  Jayapura  12  0  0  5  100  0  0  5  41.67  7  58.33 

214  77  42.08  99  54.10  7  3.83  183  85.51  31  14.49 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan,Depkes 

C Jumlah Jurusan/program Studi 

Jurusan Terakreditasi  Belum Terakreditasi 

Jumlah 

JUMLAH STRATA AKREDITASI JURUSAN/PROGRAM STUDI POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES) KUMULATIF SAMPAI DENGAN DESEMBER TAHUN 2008 

No  Poltekkes 

S t r a t a 

A  B

Page 326: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.13 

Kesmas  Gizi 

SPK 

SPRG 

AKPE

AKBID 

AKG 

SMF 

SMKF 

AKAFA

RMA 

AKFA

AKL 

AKZI 

AKFIS 

ATW

 

D­III A

KUPU

NTU

SMAK 

ATG

 

AAK 

ATR

ARO 

APIKES

 

ATE

D­I PT

TD 

D­III 

Kardiovaskuler 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20)  (21)  (22)  (23)  (24)  (25)  (26) 1  Nanggroe Aceh Darussalam  2  0  13  27  0  0  0  1  1  1  0  2  0  0  0  0  1  1  0  1  1  0  0  51 

2  Sumatera Utara  1  0  42  51  0  4  0  3  1  1  2  2  0  0  1  0  2  1  1  0  1  0  0  113 

3  Sumatera Barat  0  0  13  10  0  1  0  1  3  0  1  1  0  0  0  0  1  0  1  2  0  0  0  34 

4  Riau  0  0  7  18  0  1  0  1  1  0  0  1  0  0  1  0  1  0  0  1  0  0  0  32 

5  Jambi  0  0  7  5  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  14 

6  Sumatera Selatan  0  0  12  16  0  1  0  0  2  2  0  1  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  35 

7  Bengkulu  0  0  4  4  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  9 

8  Lampung  0  0  6  10  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  18 

9  Kepulauan Bangka Belitung  1  0  2  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  4 

10  Kepulauan Riau  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  3 

11  DKI Jakarta  1  2  35  25  0  7  0  2  2  1  2  2  1  0  2  1  0  1  2  2  1  1  1  91 

12  Jawa Barat  0  0  13  12  0  4  13  0  2  0  0  1  0  0  0  0  2  1  1  1  0  0  0  50 

13  Jawa Tengah  2  0  44  44  0  4  0  3  7  3  2  2  0  0  2  0  4  1  2  6  2  0  0  128 

14  DI Yogyakarta  0  0  5  2  0  1  0  0  2  1  0  0  0  0  0  0  1  1  0  2  0  1  0  16 

15  Jawa Timur  0  1  42  24  0  5  1  3  2  1  2  1  0  2  1  1  4  0  1  2  0  0  0  93 

16  Banten  0  0  5  10  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  16 

17  Bali  1  0  0  2  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  4 

18  Nusa Tenggara Barat  1  0  4  7  0  0  0  0  2  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  16 

19  Nusa Tenggara Timur  2  0  3  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  5 

20  Kalimantan Barat  0  0  6  3  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  10 

21  Kalimantan Tengah  0  0  3  2  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  7 

22  Kalimantan Selatan  0  0  6  6  0  1  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  14 

23  Kalimantan Timur  0  0  6  6  0  0  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  14 

24  Sulawesi Utara  0  0  4  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  5 

25  Sulawesi Tengah  0  0  5  0  0  0  0  0  2  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  7 

26  Sulawesi Selatan  1  1  24  13  0  1  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  1  1  0  1  1  0  0  46 

27  Sulawesi Tenggara  0  0  6  3  1  0  0  0  1  1  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  13 

28  Gorontalo  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

30  Maluku  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1 

31  Maluku Utara  0  0  0  2  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  2 

32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

33  Papua  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  0  1  0  1  0  0  0  0  0  0  3 

12  4  319  304  1  32  14  15  36  14  9  14  1  2  8  2  22  8  8  20  6  2  1  854 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Depkes 

MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI TAHUN 2008 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES) 

Keteknisian Medis Keterapian 

Jumlah 

Kefarmasian 

JUMLAH 

No  Provinsi 

Keperawatan

Page 327: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.14 

Jumlah 

Institusi 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  % (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  51  1  3.70  20  74.07  6  22.22  27  52.94  24  47.06 

2  Sumatera Utara  113  4  5.19  58  75.32  15  19.48  77  68.14  36  31.86 

3  Sumatera Barat  34  2  9.52  16  76  3  14.29  21  61.76  13  38.24 

4  Riau  32  1  7.14  13  92.86  0  0  14  43.75  18  56.25 

5  Jambi  14  0  0  9  100  0  0  9  64.29  5  35.71 

6  Sumatera Selatan  35  3  13.04  15  65.22  5  21.74  23  65.71  12  34.29 

7  Bengkulu  9  1  20  4  80  0  0  5  55.56  4  44.44 

8  Lampung  18  0  0  10  90.91  1  9.09  11  61.11  7  38.89 

9  Kepulauan Bangka Belitung  4  0  0  2  100  0  0  2  50  2  50 

10  Kepulauan Riau  3  0  0  0  0  0  0  0  0.00  3  100 

11  DKI Jakarta  91  6  8  68  90.67  1  1.33  75  82.42  16  17.58 

12  Jawa Barat  50  3  18.75  13  81.25  0  0  16  32  34  68 

13  Jawa Tengah  128  13  14.44  69  76.67  8  8.89  90  70.31  38  29.69 

14  DI Yogyakarta  16  1  11.11  8  88.89  0  0  9  56.25  7  43.75 

15  Jawa Timur  93  20  26.67  54  72  1  1.33  75  80.65  18  19.35 

16  Banten  16  1  20  4  80  0  0  5  31.25  11  68.75 

17  Bali  4  0  0  3  100  0  0  3  75  1  25 

18  Nusa Tenggara Barat  16  1  25  3  75  0  0  4  25  12  75 

19  Nusa Tenggara Timur  5  0  0  3  100  0  0  3  60  2  40 

20  Kalimantan Barat  10  2  25  6  75  0  0  8  80  2  20 

21  Kalimantan Tengah  7  0  0  3  100  0  0  3  42.86  4  57.14 

22  Kalimantan Selatan  14  4  40  6  60  0  0  10  71.43  4  28.57 

23  Kalimantan Timur  14  2  25  5  62.50  1  12.50  8  57.14  6  42.86 

24  Sulawesi Utara  5  0  0  4  80  1  20  5  100  0  0 

25  Sulawesi Tengah  7  1  14.29  5  71.43  1  14.29  7  100  0  0 

26  Sulawesi Selatan  46  1  5.26  14  73.68  4  21.05  19  41.30  27  58.70 

27  Sulawesi Tenggara  13  0  0  7  100  0  0  7  53.85  6  46.15 

28  Gorontalo  0  0  0  0  0  0  0  0  0.00  0  0.00 

29  Sulawesi Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0.00  0  0.00 

30  Maluku  1  0  0  1  100  0  0  1  100  0  0 

31  Maluku Utara  2  0  0  0  0  0  0  0  0.00  2  100 

32  Papua Barat  0  0  0  0  0  0  0  0  0.00  0  0.00 

33  Papua  3  0  0  1  100  0  0  1  33.33  2  66.67 

854  67  12.45  424  78.81  47  8.74  538  63  316  37 

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan,Depkes 

Jumlah 

No  Provinsi 

S t r a t a 

A  B  C  telah terakreditasi 

JUMLAH STRATA AKREDITASI INSTITUSI NON POLTEKKES KUMULATIF SAMPAI DESEMBER TAHUN 2008 

Belum Terakreditasi Institusi yang

Page 328: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.15 

(1)  (3)  (4)  (5)  (6) A  KEPERAWATAN 

1  Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)  3  5  4  12 2  Akademi Keperawatan (AKPER)  69  15  235  319 3  Akademi Kebidanan (AKBID)  17  1  286  304 4  Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG)  0  3  1  4 5  (AKG)  0  0  1  1 

89  24  527  640 B  KEFARMASIAN 

1  Sekolah Menengah Farmasi (SMF)  0  2  30  32 2  SMKF  0  0  14  14 3  Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA)  0  0  15  15 4  Akademi Farmasi (AKFAR)  2  1  33  36 

2  3  92  97 C  KESEHATAN MASYARAKAT 

1  Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL)  1  0  13  14 1  0  13  14 

D 1  Akademi Gizi (AKZI)  1  0  8  9 

1  0  8  9 E  KETERAPIAN FISIK 

1  Akademi Fisioterapi (AKFIS)  0  0  14  14 2  AOT  0  0  0  0 3  Akademi Terapi Wicara (ATW)  0  0  1  1 4  Akademi Akupunktur  0  0  2  2 

0  0  17  17 F  KETEKNISIAN MEDIS 

1  Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)  1  1  6  8 2  Akademi Analis Kesehatan (AAK)  2  0  20  22 3  Akademi Tekniker Gigi (ATG)  0  1  1  2 4  D­I Pendidikan Teknik Transfusi Darah (PTTD)  0  0  2  2 5  Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO)  0  0  8  8 6  Akademi Perekam Informasi Kesehatan (APIKES)  0  0  20  20 7  Akademi Teknik Elektromedik (ATEM)  0  1  5  6 8  Akademi Refraksionis Optisi (ARO)  0  0  8  8 9  Akademi Teknik Kardiovaskuler  0  0  1  1 

3  3  71  77 96  30  728  854 

11.24  3.51  85.25  100 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan,Depkes 

JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON­POLTEKKES MENURUT STATUS KEPEMILIKAN KUMULATIF SAMPAI DENGAN DESEMBER TAHUN 2008 

Total 

Sub Total 

Sub Total 

Sub Total 

Sub Total 

Sub Total 

Sub Total 

GIZI 

Jumlah 

(2) 

No.  Jenis Tenaga Kesehatan  Pemda  TNI / Polri  Swasta

Page 329: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Pria  Wanita  Jumlah  Dokter  Dokter Gigi  Bidan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  4,293,915  6,629  622  491  1,113  160  5,608  3,517  4,871  25.92  3.73  130.60 2  Sumatera Utara  13,042,321  5,851  1,788  1,096  2,884  503  10,191  5,112  6,469  22.11  3.86  78.14 3  Sumatera Barat  4,763,103  967  611  517  1,128  261  3,295  2,002  2,015  23.68  5.48  69.18 4  Riau  5,189,158  1,636  590  437  1,027  228  2,397  2,168  4,778  19.79  4.39  46.19 5  Jambi  2,788,275  1,303  297  217  514  98  1,679  1,149  4,124  18.43  3.51  60.22 6  Sumatera Selatan  7,121,795  3,243  572  453  1,025  111  4,064  2,408  7,012  14.39  1.56  57.06 7  Bengkulu  1,641,918  1,378  302  258  560  167  1,637  852  2,574  34.11  10.17  99.70 8  Lampung  7,391,119  2,379  461  305  766  131  3,035  1,990  6,397  10.36  1.77  41.06 9  Kepulauan Bangka Belitung  1,122,526  361  130  77  207  41  408  536  515  18.44  3.65  36.35 10  Kepulauan Riau  1,453,077  340  279  166  445  120  640  683  570  30.62  8.26  44.04 11  DKI Jakarta  9,146,181  267  2,180  1,302  3,482  529  1,209  228  270  38.07  5.78  13.22 12  Jawa Barat  40,918,296  6,016  3,847  2,206  6,053  901  10,406  7,536  17,510  14.79  2.20  25.43 13  Jawa Tengah  32,626,386  8,635  3,616  2,003  5,619  776  11,990  9,775  17,047  17.22  2.38  36.75 14  DI Yogyakarta  3,468,505  438  858  497  1,355  241  946  1,008  1,266  39.07  6.95  27.27 15  Jawa Timur  37,094,841  8,541  4,252  2,471  6,723  1,176  12,243  9,595  15,411  18.12  3.17  33.00 16  Banten  9,602,447  1,520  951  556  1,507  277  2,819  1,451  5,609  15.69  2.88  29.36 17  Bali  3,515,995  722  943  391  1,334  216  1,597  1,577  263  37.94  6.14  45.42 18  Nusa Tenggara Barat  4,363,758  930  339  164  503  100  1,149  1,937  3,965  11.53  2.29  26.33 19  Nusa Tenggara Timur  4,534,317  3,086  387  360  747  139  3,319  3,052  8,744  16.47  3.07  73.20 20  Kalimantan Barat  4,249,112  1,960  339  171  510  139  1,466  2,057  7,052  12.00  3.27  34.50 21  Kalimantan Tengah  2,057,301  1,476  227  178  405  85  1,256  1,657  3,908  19.69  4.13  61.05 22  Kalimantan Selatan  3,446,636  2,007  322  215  537  134  1,814  1,378  2,927  15.58  3.89  52.63 23  Kalimantan Timur  3,094,674  1,421  492  332  824  182  1,352  2,131  2,721  26.63  5.88  43.69 24  Sulawesi Utara  2,208,014  1,592  633  557  1,190  57  1,394  2,041  1,570  53.89  2.58  63.13 25  Sulawesi Tengah  2,438,369  1,785  244  198  442  54  1,827  1,777  3,345  18.13  2.21  74.93 26  Sulawesi Selatan  7,805,024  2,972  856  748  1,604  349  3,374  4,164  6,479  20.55  4.47  43.23 27  Sulawesi Tenggara  2,074,977  2,124  173  164  337  90  1,321  1,630  4,215  16.24  4.34  63.66 28  Gorontalo  972,211  669  107  123  230  32  433  557  1,355  23.66  3.29  44.54 29  Sulawesi Barat  1,032,255  564  85  106  191  51  437  613  1,634  18.50  4.94  42.33 30  Maluku  1,320,755  924  167  136  303  39  1,291  1,473  2,995  22.94  2.95  97.75 31  Maluku Utara  959,601  1,199  131  122  253  30  889  671  2,232  26.37  3.13  92.64 32  Papua Barat  729,966  3,623  198  184  382  129  829  1,260  1,537  52.33  17.67  113.57 33  Papua  2,056,514  1,324  339  220  559  103  1,759  2,620  4,090  27.18  5.01  85.53 

228,523,300  77,882  27,338  17,421  44,759  7,649  98,074  80,605  155,470  19.59  3.35  42.92 Sumber : Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2008, BPS Diolah oleh Pusat Data dan Informasi, Depkes 

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN HASIL PENDATAAN POTENSI DESA 

Lampiran 5.16 

Dokter Gigi  Bidan 

Nakes Lainnya Mantri 

Kesehatan 

Dokter 

Jumlah Penduduk  Dukun Bayi 

Rasio Per 100.000 Penduduk 

TOTAL 

No  Provinsi  Jumlah Desa

Page 330: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

JUMLAH TENAGA KESEHATAN 

Dokter Spesialis 

Dokter Umum 

Dokter Gigi  Perawat  Perawat 

Gigi 

Bidan (tidak 

termasuk Bidan di desa) 

Bidan di Desa /di 

Poskesdes 

Apoteker & S1 

Farmasi 

Asisten Apoteker 

Kefarmasi an 

Analis Farmasi 

Kesmas (S1) 

Kesmas (S2)  Sanitarian  Gizi  Keterapian 

Fisik Keteknisi an Medis  Jumlah 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18)  (19)  (20) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  3  362  72  2,291  126  1,986  1,235  3  80  36  64  146  1  366  229  4  149  7,153 

2  Sumatera Utara  1  920  383  4,295  102  5,123  1,003  3  142  185  60  122  1  321  326  1  213  13,201 

3  Sumatera Barat  4  306  167  1,569  162  1,707  447  8  165  46  54  125  5  213  167  2  133  5,280 

4  R i a u  3  369  165  1,649  38  1,040  124  2  40  43  12  19  0  118  93  0  75  3,790 

5  J a m b i  0  248  71  1,212  0  1,070  0  0  0  79  0  25  0  193  64  0  142  3,104 

6  Sumatera Selatan  8  365  104  2,157  181  1,703  486  10  130  30  93  214  12  285  193  0  46  6,017 

7  Bengkulu  0  246  75  1,089  114  1,124  473  7  76  0  6  63  3  83  67  5  24  3,455 

8  Lampung  1  278  114  1,642  172  1,237  640  8  56  0  40  95  4  238  137  0  30  4,692 

9  Bangka Belitung  0  88  29  534  29  229  94  1  15  13  9  31  12  33  19  0  10  1,146 

10  Kepulauan Riau  2  180  71  654  14  286  67  2  13  25  10  6  1  21  21  0  17  1,390 

11  DKI Jakarta  63  582  511  1,119  183  1,074  0  45  117  0  37  49  10  152  197  10  56  4,205 

12  Jawa Barat  5  1,241  758  5,063  376  2,955  1,766  7  155  122  70  605  17  604  437  33  242  14,456 

13  Jawa Tengah  8  1,708  690  5,149  755  6,406  1,763  28  502  0  174  330  22  706  638  26  186  19,091 

14  DI Yogyakarta  3  292  163  785  44  512  124  0  18  42  14  49  3  132  120  0  128  2,429 

15  Jawa Timur  5  1,301  736  5,152  136  6,576  128  25  218  136  98  140  2  1,161  1,597  1  209  17,621 

16  Banten  0  335  161  1,302  0  1,270  0  0  0  10  0  61  0  103  61  0  30  3,333 

17  B a l i  3  254  146  1,033  156  867  270  3  65  15  15  70  5  220  90  1  11  3,224 

18  Nusa Tenggara Barat  0  153  59  1,097  37  615  195  2  16  35  3  60  0  127  139  0  73  2,611 

19  Nusa Tenggara Timur  0  269  68  1,892  155  1,153  766  9  78  35  53  28  0  234  136  0  25  4,901 

20  Kalimantan Barat  0  210  71  1,674  55  1,009  0  1  10  28  17  15  0  196  126  0  121  3,533 

21  Kalimantan Tengah  0  149  41  1,050  70  683  131  7  13  6  14  10  0  84  61  0  28  2,347 

22  Kalimantan Selatan  0  295  78  1,269  14  1,272  77  2  7  137  0  73  0  290  182  0  150  3,846 

23  Kalimantan Timur  0  220  123  1,073  0  632  0  0  0  51  0  19  0  263  75  0  45  2,501 

24  Sulawesi Utara  0  232  21  957  57  384  148  1  36  3  3  11  1  140  57  0  1  2,052 

25  Sulawesi Tengah  0  173  47  1,406  11  1,318  7  0  11  20  0  80  0  262  64  0  22  3,421 

26  Sulawesi Selatan  0  455  215  2,483  47  1,381  273  4  24  47  27  316  2  388  286  0  205  6,153 

27  Sulawesi Tenggara  0  138  41  1,190  34  441  305  3  15  3  10  56  23  167  171  2  273  2,872 

28  Gorontalo  0  77  15  396  14  250  0  0  2  2  0  26  1  126  70  0  3  982 

29  Sulawesi Barat  0  67  22  523  6  154  81  4  8  2  4  40  3  46  42  4  19  1,025 

30  Maluku  0  35  3  488  5  297  79  1  1  0  2  7  0  83  46  0  13  1,060 

31  Maluku Utara  0  38  8  301  0  283  0  0  0  14  0  10  0  36  51  0  6  747 

32  Papua Barat  0  122  16  1,190  7  692  55  4  11  3  3  13  0  60  49  0  43  2,268 

33  Papua  0  157  34  1,510  7  967  56  2  5  16  43  41  0  89  95  0  102  3,124 

109  11,865  5,278  55,194  3,107  46,696  10,793  192  2,029  1,184  935  2,955  128  7,540  6,106  89  2,830  157,030 Sumber : Pusdatin, Depkes 2008 

TOTAL 

JUMLAH  TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2008 

Lampiran 5.17 

No  Provinsi

Page 331: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

No  Provinsi  Jumlah Puskesmas  Dokter Umum  Dokter Gigi  Perawat  Bidan  Rasio Dokter 

Umum  Rasio Dokter Gigi  Rasio Perawat  Rasio Bidan 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  301  362  72  2,291  3,221  1.20  0.24  7.61  10.70 2  Sumatera Utara  495  920  383  4,295  6,126  1.86  0.77  8.68  12.38 3  Sumatera Barat  227  306  167  1,569  2,154  1.35  0.74  6.91  9.49 4  R i a u  183  369  165  1,649  1,164  2.02  0.90  9.01  6.36 5  J a m b i  158  248  71  1,212  1,070  1.57  0.45  7.67  6.77 6  Sumatera Selatan  278  365  104  2,157  2,189  1.31  0.37  7.76  7.87 7  Bengkulu  142  246  75  1,089  1,597  1.73  0.53  7.67  11.25 8  Lampung  253  278  114  1,642  1,877  1.10  0.45  6.49  7.42 9  Bangka Belitung  50  88  29  534  323  1.76  0.58  10.68  6.46 10  Kepulauan Riau  59  180  71  654  353  3.05  1.20  11.08  5.98 11  DKI Jakarta  351  582  511  1,119  1,074  1.66  1.46  3.19  3.06 12  Jawa Barat  999  1,241  758  5,063  4,721  1.24  0.76  5.07  4.73 13  Jawa Tengah  842  1,708  690  5,149  8,169  2.03  0.82  6.12  9.70 14  DI Yogyakarta  120  292  163  785  636  2.43  1.36  6.54  5.30 15  Jawa Timur  940  1,301  736  5,152  6,704  1.38  0.78  5.48  7.13 16  Banten  194  335  161  1,302  1,270  1.73  0.83  6.71  6.55 17  B a l i  114  254  146  1,033  1,137  2.23  1.28  9.06  9.97 18  Nusa Tenggara Barat  142  153  59  1,097  810  1.08  0.42  7.73  5.70 19  Nusa Tenggara Timur  278  269  68  1,892  1,919  0.97  0.24  6.81  6.90 20  Kalimantan Barat  224  210  71  1,674  1,009  0.94  0.32  7.47  4.50 21  Kalimantan Tengah  169  149  41  1,050  814  0.88  0.24  6.21  4.82 22  Kalimantan Selatan  214  295  78  1,269  1,349  1.38  0.36  5.93  6.30 23  Kalimantan Timur  205  220  123  1,073  632  1.07  0.60  5.23  3.08 24  Sulawesi Utara  144  232  21  957  532  1.61  0.15  6.65  3.69 25  Sulawesi Tengah  144  173  47  1,406  1,325  1.20  0.33  9.76  9.20 26  Sulawesi Selatan  395  455  215  2,483  1,654  1.15  0.54  6.29  4.19 27  Sulawesi Tenggara  208  138  41  1,190  746  0.66  0.20  5.72  3.59 28  Gorontalo  73  77  15  396  250  1.05  0.21  5.42  3.42 29  Sulawesi Barat  70  67  22  523  235  0.96  0.31  7.47  3.36 30  Maluku  153  35  3  488  376  0.23  0.02  3.19  2.46 31  Maluku Utara  91  38  8  301  283  0.42  0.09  3.31  3.11 32  Papua Barat  96  122  16  1,190  747  1.27  0.17  12.40  7.78 33  Papua  236  157  34  1,510  1,023  0.67  0.14  6.40  4.33 

8,548  11,865  5,278  55,194  57,489  1.39  0.62  6.46  6.73 Sumber : Pusdatin, Depkes 2008 

TOTAL 

Lampiran 5.18 RASIO DOKTER, DOKTER GIGI, PERAWAT DAN BIDAN TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS 

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008

Page 332: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.19 

Jumlah Tenaga Non Kesehatan 

Pekarya  TU  Sopir  Keuangan  Tenaga Non Kesehatan Lain  Jumlah 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  243  81  25  32  102  483 

2  Sumatera Utara  261  304  1  12  126  704 

3  Sumatera Barat  258  100  91  22  165  636 

4  Riau  78  129  38  40  72  357 

5  Jambi  105  62  14  10  22  213 

6  Sumatera Selatan  343  276  16  20  181  836 

7  Bengkulu  213  110  33  73  99  528 

8  Lampung  247  121  50  141  164  723 

9  Kepulauan Bangka Belitung  86  67  35  22  45  255 

10  Kepulauan Riau  28  30  26  3  70  157 

11  DKI Jakarta  417  341  83  135  540  1,516 

12  Jawa Barat  665  840  97  239  607  2,448 

13  Jawa Tengah  1,409  1,701  547  944  2,143  6,744 

14  DI Yogyakarta  213  486  45  50  189  983 

15  Jawa Timur  991  3,093  406  480  1,001  5,971 

16  Banten  76  261  50  15  90  492 

17  Bali  173  93  67  24  246  603 

18  Nusa Tenggara Barat  139  122  32  16  112  421 

19  Nusa Tenggara Timur  345  143  99  23  37  647 

20  Kalimantan Barat  322  252  21  24  37  656 

21  Kalimantan Tengah  148  63  1  4  31  247 

22  Kalimantan Selatan  267  96  30  6  32  431 

23  Kalimantan Timur  150  288  23  1  42  504 

24  Sulawesi Utara  114  48  2  2  7  173 

25  Sulawesi Tengah  52  60  5  1  3  121 

26  Sulawesi Selatan  398  225  40  60  39  762 

27  Sulawesi Tenggara  43  63  12  17  37  172 

28  Gorontalo  43  13  7  3  6  72 

29  Sulawesi Barat  49  38  11  4  11  113 

30  Maluku  32  15  1  0  3  51 

31  Maluku Utara  13  12  1  6  26  58 

32  Papua Barat  15  37  3  14  27  96 

33  Papua  70  47  14  10  57  198 

8,006  9,617  1,926  2,453  6,369  28,371 Sumber : Pusdatin, Depkes 2008 

JUMLAH  TENAGA NON KESEHATAN DI PUSKESMAS MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2008 

TOTAL 

No  Provinsi

Page 333: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Biasa  Terpencil  Sangat Terpencil  Jumlah  Biasa  Terpencil  Sangat 

Terpencil  Jumlah  Biasa  Terpencil  Sangat Terpencil  Jumlah  Biasa  Terpencil  Sangat 

Terpencil  Jumlah 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17)  (18) 

1  Nanggroe Aceh Darussalam  35  123  146  304  3  22  48  73  110  1150  0  1,260  148  1295  194  1,637 

2  Sumatera Utara  191  195  73  459  41  47  16  104  954  1150  0  2,104  1186  1392  89  2,667 

3  Sumatera Barat  86  58  31  175  20  28  21  69  218  26  0  244  324  112  52  488 

4  Riau  74  91  28  193  16  41  14  71  183  335  0  518  273  467  42  782 

5  Jambi  52  87  61  200  1  10  35  46  41  210  0  251  94  307  96  497 

6  Sumatera Selatan  47  58  0  105  5  3  3  11  96  105  0  201  148  166  3  317 

7  Bengkulu  13  45  28  86  2  4  9  15  31  145  0  176  46  194  37  277 

8  Lampung  51  50  19  120  14  17  11  42  570  52  0  622  635  119  30  784 

9  Kep.Bangka Belitung  21  2  4  27  4  1  2  7  43  3  0  46  68  6  6  80 

10  Kepulauan Riau  14  28  15  57  2  14  14  30  19  82  0  101  35  124  29  188 

11  DKI Jakarta  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 

12  Jawa Barat  133  0  0  133  70  0  0  70  776  131  0  907  979  131  0  1,110 

13  Jawa Tengah  371  0  0  371  106  1  0  107  1779  4  0  1,783  2256  5  0  2,261 

14  DI Yogyakarta  59  0  0  59  36  0  0  36  102  0  0  102  197  0  0  197 

15  Jawa Timur  205  0  0  205  133  0  0  133  1446  37  0  1,483  1784  37  0  1,821 

16  Banten  70  0  0  70  23  0  0  23  219  146  0  365  312  146  0  458 

17  Bali  65  0  0  65  17  0  0  17  136  3  0  139  218  3  0  221 

18  Nusa Tenggara Barat  25  35  12  72  8  11  5  24  35  23  0  58  68  69  17  154 

19  Nusa Tenggara Timur  0  36  233  269  0  12  109  121  0  77  0  77  0  125  342  467 

20  Kalimantan Barat  3  45  92  140  0  3  44  47  0  104  0  104  3  152  136  291 

21  Kalimantan Tengah  0  48  49  97  0  4  29  33  0  45  0  45  0  97  78  175 

22  Kalimantan Selatan  10  86  69  165  0  13  42  55  1  170  0  171  11  269  111  391 

23  Kalimantan Timur  33  43  21  97  6  18  21  45  5  14  0  19  44  75  42  161 

24  Sulawesi Utara  9  61  44  114  1  3  10  14  1  31  0  32  11  95  54  160 

25  Sulawesi Tengah  0  37  76  113  0  1  15  16  0  108  0  108  0  146  91  237 

26  Sulawesi Tenggara  0  19  132  151  0  2  37  39  36  74  0  110  36  95  169  300 

27  Sulawesi Selatan  71  67  28  166  50  29  16  95  99  82  0  181  220  178  44  442 

28  Gorontalo  6  23  48  77  0  1  21  22  5  13  0  18  11  37  69  117 

29  Sulawesi Barat  0  8  79  87  0  3  33  36  0  61  0  61  0  72  112  184 

30  Maluku  0  9  144  153  0  3  49  52  0  99  0  99  0  111  193  304 

31  Maluku Utara  2  4  47  53  0  3  13  16  0  41  0  41  2  48  60  110 

32  Papua  0  24  121  145  0  3  17  20  0  1  0  1  0  28  138  166 

33  Papua Barat  0  16  75  91  0  1  12  13  0  5  0  5  0  22  87  109 

1,646  1,298  1,675  4,619  558  298  646  1,502  6,905  4,527  0  11,432  9,109  6,123  2,321  17,553 

Sumber : Biro Kepegawaian, Depkes 

Jumlah 

Lampiran 5.20 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) YANG MASIH AKTIF 

MENURUT PROVINSI TAHUN 2008 

No  Provinsi Jumlah Tenaga Dokter Umum  Dokter Gigi  Bidan

Page 334: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.21 

Alokasi  Realisasi  %  Alokasi  Realisasi  %  Alokasi  Realisasi  %  Alokasi  Realisasi  %  Alokasi  Realisasi  % 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Sekretariat Jenderal  1,199,003,521,000  846,190,717,383  70.57  795,360,754,000  591,357,748,526  74.35  650,608,199,000  619,149,457,606  95.16  128,413,350,000  73,920,002,489  57.56  2,773,385,824,000  2,130,617,926,004  76.82 

2  Inspektorat Jenderal  15,284,750,000  7,928,911,007  51.87  87,107,150,000  57,651,717,951  66.18  1,352,000,000  647,062,000  47.86  0  0  0  103,743,900,000  66,227,690,958  63.84 

3  Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat  57,339,447,000  45,632,386,770  79.58  559,104,075,000  297,260,516,729  53.17  321,774,909,000  140,887,018,816  43.78  945,617,178,000  839,315,144,314  88.76  1,883,835,609,000  1,323,095,066,629  70.23 

4  Ditjen Bina Pelayanan Medik  1,091,137,359,000  1,073,821,772,506  98.41  3,160,755,061,000  3,010,628,176,456  95.25  2,280,721,927,000  1,695,260,521,395  74.33  3,717,661,148,000  3,597,259,668,227  96.76  10,250,275,495,000  9,376,970,138,584  91.48 

5  Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan  166,766,613,000  136,826,478,396  82.05  288,958,216,000  229,671,754,266  79.48  325,343,786,000  272,338,857,706  83.71  70,616,457,000  53,942,281,541  76.39  851,685,072,000  692,779,371,909  81.34 

6  Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan  8,676,850,000  7,851,277,369  90.49  59,259,412,000  52,714,787,042  88.96  3,915,445,000  638,123,000  16.30  985,621,900,000  942,421,208,219  95.62  1,057,473,607,000  1,003,625,395,630  94.91 

7  Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan  61,341,404,000  50,812,595,586  82.84  199,355,301,000  136,302,628,041  68.37  68,880,234,000  64,381,613,040  93.47  0  0  0  329,576,939,000  251,496,836,667  76.31 

8  Badan Pusat Pemberdayaan SDM Kesehatan  379,702,159,000  353,543,921,636  93.11  424,138,006,000  303,879,700,640  71.65  272,651,405,000  255,213,229,237  93.60  148,792,463,000  127,625,235,219  85.77  1,225,284,033,000  1,040,262,086,732  84.90 

2,979,252,103,000  2,522,608,060,653  84.67  5,574,037,975,000  4,679,467,029,651  83.95  3,925,247,905,000  3,048,515,882,800  77.66  5,996,722,496,000  5,634,483,540,009  93.96  18,475,260,479,000  15,885,074,513,113  85.98 

Sumber : Biro Perencanaan dan Anggaran 

Jumlah 

JUMLAH ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPARTEMEN KESEHATAN MENURUT ESELON I TAHUN ANGGARAN 2008 

No  Eselon I Belanja Pegawai 

J u m l a h 

Belanja Barang  Belanja Moda  Belanja Bantuan Sosial

Page 335: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.22 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5) 1  Nangroe Aceh Darussalam  42,56  51,13  49,12 2  Sumatera Utara  23,70  20,96  22,17 3  Sumatera Barat  34,04  18,94  23,62 4  Riau  28,37  19,81  22,82 5  Jambi  29,55  15,32  19,40 6  Sumatera Selatan  31,18  17,00  21,91 7  Bengkulu  35,04  25,28  28,00 8  Lampung  31,15  19,17  21,84 9  Kepulauan Bangka Belitung  36,55  35,18  35,74 10  Kepulauan Riau  37,26  30,19  35,84 11  DKI Jakarta  22,01  0  22,01 12  Jawa Barat  26,55  20,58  23,75 13  Jawa Tengah  29,04  27,36  28,06 14  D.I. Yogyakarata  33,37  35,79  34,32 15  Jawa Timur  25,65  18,32  21,43 16  Banten  24,22  22,25  23,34 17  Bali  29,95  22,75  26,55 18  Nusa Tenggara Barat  466,5  29,27  35,85 19  Nusa Tenggara Timur  49,05  50,95  50,63 20  Kalimantan Barat  28,60  22,07  23,84 21  Kalimantan Tengah  22,59  18,98  20,04 22  Kalimantan Selatan  32,66  21,09  25,49 23  Kalimantan Timur  43,27  28,00  36,30 24  Sulawesi Utara  30,17  230,9  25,69 25  Sulawesi Tengah  37,81  25,27  27,85 26  Sulawesi Selatan  36,12  24,73  28,37 27  Sulawesi Tenggara  43,11  29,94  32,84 28  Gorontalo  39,46  31,81  33,86 29  Sulawesi Barat  28,13  39,84  38,07 30  Maluku  32,42  31,68  31,90 31  Maluku Utara  28,06  22,43  33,86 32  Papua Barat  39,42  38,87  39,02 33  Papua  42,24  57,10  52,40 

28,40  24,23  26,05 Sumber: Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Depkes RI 

PERSENTASE PENDUDUK  DENGAN JAMINAN PEMBIAYAAN/ASURANSI KESEHATAN MENURUT PROVINSI DAN TIPE DAERAH TAHUN 2007 

Indonesia 

No  Provinsi  Perkotaan  Perdesaan  Perkotaan + Perdesaan

Page 336: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 5.23 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 1  Nangroe Aceh Darussalam  8.20  1.54  37.58  0.90  0.44  0.11  0.88 2  Sumatera Utara  5.52  2.59  9.37  4.05  0.86  0.03  0.17 3  Sumatera Barat  9.47  0.53  11.03  1.55  0.68  0.05  0.56 4  Riau  5.04  3.60  7.04  3.67  3.15  0.60  0.54 5  Jambi  6.89  2.33  7.85  1.35  0.49  0.16  1.03 6  Sumatera Selatan  4.63  1.61  13.45  1.82  0.67  0.03  0.25 7  Bengkulu  8.68  0.74  17.16  0.99  0.68  0.03  0.22 8  Lampung  5.06  1.50  13.59  0.91  0.33  0.03  0.71 9  Kepulauan. Bangka Belitung  5.63  3.28  8.16  1.82  0.87  0.07  17.17 10  Kepulauan Riau  4.62  6.69  7.21  13.78  2.14  0.17  3.32 11  DKI Jakarta  6.16  5.83  2.76  5.35  2.76  0.11  0.33 12  Jawa Barat  5.31  2.40  12.47  2.89  0.81  0.12  0.34 13  Jawa Tengah  5.45  0.97  18.49  1.50  0.33  0.06  1.68 14  D.I. Yogyakarata  11.90  1.20  12.04  1.97  0.95  0.17  0.49 15  Jawa Timur  4.94  1.20  12.04  1.97  0.95  0.17  0.49 16  Banten  4.13  4.49  10.65  3.94  0.92  0.04  0.36 17  Bali  8.53  2.11  6.99  3.07  1.01  0.17  5.50 18  Nusa Tenggara Barat  5.67  0.52  26.61  0.60  0.26  0.03  2.64 19  Nusa Tenggara Timur  6.79  0.29  38.86  0.23  0.41  3.05  1.44 20  Kalimantan Barat  6.19  0.75  15.20  0.84  0.30  0.08  0.70 21  Kalimantan Tengah  7.50  0.93  10.29  0.70  0.27  0.08  0.38 22  Kalimantan Selatan  8.23  2.07  11.26  2.48  0.74  0.09  1.59 23  Kalimantan Timur  7.68  3.10  11.97  7.82  1.73  0.17  5.27 24  Sulawesi Utara  8.97  0.41  12.89  1.85  0.66  1.12  0.37 25  Sulawesi Tengah  7.08  0.32  18.77  0.70  0.81  0.22  0.26 26  Sulawesi Selatan  8.29  0.92  16.45  1.18  0.40  0.17  1.41 27  Sulawesi Tenggara  9.26  0.26  21.10  0.96  0.21  0.05  1.31 28  Gorontalo  7.40  0.23  24.85  0.81  0.10  0.06  0.58 29  Sulawesi Barat  5.54  0.46  18.30  0.53  0.31  0.32  14.49 30  Maluku  7.49  0.31  23.14  0.45  0.28  0.05  0.42 31  Maluku Utara  6.88  0.22  14.55  0.88  0.32  0.15  1.16 32  Papua Barat  7.42  1.30  39.37  2.09  1.00  0.25  1.93 33  Papua  7.98  1.15  26.05  0.93  0.54  0.33  2.55 

5.96  1.87  14.35  2.36  0.84  0.18  1.06 Sumber: Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Depkes RI 

Dana Sehat  JPKM/JPK Lainnya 

PERSENTASE PENDUDUK  DENGAN JAMINAN PEMBIAYAAN/ASURANSI KESEHATAN MENURUTJENIS JAMINAN KESEHATAN DAN PROVINSI TAHUN 2007 

JPK MM/Kartu Sehat/JPK Gakin Kartu Miskin 

JPK Jamsostek  Asuransi Kesehatan Swasta 

JUMLAH 

JPK/PNS Veteran Pensiun 

Penggunaan Biaya oleh Perusahaan 

Provinsi No

Page 337: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.1 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11) 

1  Brunei Darussalam  0.4  66  72  2.5  30  67  3  49  49,900 

2  Pilipina  90.5  302  63  2.1  35  61  4  64  3,700 

3  Kamboja  14.7  81  15  2.3  36  60  4  67  1,690 

4  Laos  5.9  25  27  2.1  44  52  4  92  1,940 

5  Malaysia  27.7  84  68  2.3  32  64  4  56  13,570 

6  Singapura  4.8  7,013  100  2.3  19  72  9  39  48,520 

7  Vietnam  86.2  260  27  1.6  26  67  7  49  2,550 

8  Indonesia  239.9  126  48  1.4  29  65  6  54  3,580 

9  Myanmar  49.2  73  31  1.1  27  67  6  49 

10  Thailand  66.1  129  36  1.0  22  71  7  41  7,880 

11  Bangladesh  147.3  1,023  24  2.0  34  62  4  61  1,340 

12  Bhutan  0.7  14  31  1.1  32  63  5  59  4,980 

13  India  1149.3  350  28  1.8  32  63  5  59  2,740 

14  Korea Utara  23.5  195  60  0.7  18  74  8  35  ­ 

15  Maladewa  0.3  1,040  27  2.0  32  63  5  59  5,040 

16  Nepal  27.0  183  17  2.3  37  59  4  69  1,040 

17  Sri Lanka  20.3  309  15  0.7  27  67  6  49  4,210 

18  Timor Leste  1.1  73  22  2.7  45  52  3  92  3,080 Sumber :  ­  World Population Data Sheet, USAID, 2008 

­ The State of The Worlds Children, 2009 : Laju pertumbuhan penduduk ­ World Health Statistics 2009, WHO: GNI PPP per kapita 

Angka Beban Tanggungan 

(%) 

GNI PPP per kapita (US$) Tahun 2007 

PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO 

No  Negara 

Laju Pertumbuhan Penduduk 1990­2007 

(%) 

TAHUN 2008 

Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) 

Kepadatan Penduduk (per Km²) 

Persentase Penduduk di 

Daerah Perkotaan 

Persentase Penduduk Usia 0­14 Tahun 

Persentase Penduduk Usia 15 ­ 64 Tahun 

Persentase Penduduk Usia 65 Tahun Ke 

Atas

Page 338: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.2 

L+P  L  P  L  P  L+P 2005 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16)  (17) 

1  Brunei Darussalam  30  0.919  30  0.920  75  72  77  2.0  19  3  7  10  8  9  13 

2  Filipina  105  0.747  105  0.751  69  66  72  3.3  26  5  25  33  23  28  230 

3  Kamboja  137  0.584  137  0.593  62  59  66  3.5  26  8  67  98  83  91  540 

4  Laos  133  0.613  132  0.619  61  59  63  4.5  34  10  70  74  66  70  660 

5  Malaysia  66  0.825  66  0.829  74  72  76  2.6  21  5  9  12  10  11  62 

6  Singapura  23  0.942  24  0.944  81  78  83  1.4  11  5  2.4  3  2  3  14 

7  Vietnam  116  0.72  115  0.725  73  71  75  2.1  17  5  16  16  14  15  150 

8  Indonesia  111  0.729  111  0.734  70  69  72  2.6  21  6  34  33  29  31  420 

9  Myanmar  138  0.584  138  0.586  61  58  64  2.2  19  10  70  124  101  113  380 

10  Thailand  86  0.783  87  0.78  72  68  75  1.6  13  8  16  7  7  7  110 

11  Bangladesh  146  0.535  148  0.543  63  62  64  2.7  24  7  52  64  57  61  570 

12  Bhutan  132  0.608  133  0.619  66  66  67  3.6  30  7  40  90  78  84  440 

13  India  134  0.604  134  0.612  65  65  66  2.8  24  8  57  67  77  72  450 

14  Korea Utara  ­  ­  ­  ­  71  68  73  2.0  16  7  21  57  53  55  370 

15  Maladewa  97  0.765  95  0.771  73  72  73  2.2  19  4  21  31  30  30  120 

16  Nepal  144  0.547  144  0.553  64  63  64  3.1  29  9  48  55  54  55  830 

17  Sri Lanka  102  0.755  102  0.759  71  67  75  2.4  19  7  15  24  17  21  58 

18  Timor Leste  162  0.484  162  0.489  60  59  61  6.7  42  11  88  110  83  97  380 

Sumber :  ­ World Population Data Sheet, USAID, 2008 ­ Human Development Report 2009: Indeks Pembangunan Manusia ­ World Health Statistics  2009 WHO: AKABA, Angka kematian maternal 

ANGKA KELAHIRAN, ANGKA KEMATIAN, DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 

Angka Kematian Maternal (per 100.000 

lahir hidup) 

Usia Harapan Hidup Waktu Lahir 

Angka Kematian Balita (AKABA) 

Indeks Pembangunan 

Manusia 

Total Fertility Rate (TFR) 

Angka Kelahiran Kasar 

per 1000 Penduduk 

Angka Kematian Kasar 

per 1000 Penduduk 

Angka Kematian Bayi 

(AKB) 

2007 

No  Negara 

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO 

2007 2007 

Peringkat IPM dunia 

Peringkat IPM dunia 

Indeks Pembangunan 

Manusia 

2006

Page 339: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.3 

Perkotaan  Perdesaan  Total  Perkotaan  Perdesaan  Total (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Brunei Darussalam  ­  ­  ­  ­  ­  ­ 

2  Filipina  96  88  93  81  72  78 

3  Kamboja  80  61  65  62  19  28 

4  Laos  86  53  60  87  38  48 

5  Malaysia  100  96  99  95  93  94 

6  Singapura  100  ­  100  100  ­  100 

7  Vietnam  98  90  92  88  56  65 

8  Indonesia  89  71  80  67  37  52 

9  Myanmar  80  80  80  85  81  82 

10  Thailand  99  97  98  95  96  96 

11  Bangladesh  85  78  80  48  32  36 

12  Bhutan  98  79  81  71  50  52 

13  India  96  86  89  52  18  28 

14  Korea Utara  100  100  100  ­  ­  ­ 

15  Maladewa  98  76  83  100  42  59 

16  Nepal  94  88  89  45  24  27 

17  Sri Lanka  98  79  82  89  86  86 

18  Timor Leste  77  56  62  64  32  41 Sumber : World Health Statistics 2009, WHO 

PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2006 

(%)                                                                          Penduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih 

(%)                                                                              Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat No  Negara

Page 340: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.4 

Case Detection Rate  Succes Rate 1990  2000  2007  2007  2006 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9) 

1  Brunei Darussalam  65  59  13  6  7  90  84 

2  Filipina  500  290  80  58  41  77  88 

3  Kamboja  664  495  105  80  77  61  93 

4  Laos  289  151  38  27  22  78  92 

5  Malaysia  121  103  21  16  13  80  48 

6  Singapura  27  27  6  4  3  96  84 

7  Vietnam  220  171  39  23  20  82  92 

8  Indonesia  326  270  90  61  37  68  91 

9  Myanmar  162  171  49  37  11  116  84 

10  Thailand  192  142  24  18  15  72  77 

11  Bangladesh  387  223  74  58  44  66  92 

12  Bhutan  363  246  17  9  43  45  89 

13  India  283  168  42  40  26  68  80 

14  Korea Utara  441  344  59  37  65  64  86 

15  Maladewa  48  47  8  6  4  92  91 

16  Nepal  240  389  51  28  22  66  88 

17  Sri Lanka  79  60  10  10  8  85  87 

18  Timor Leste  750  429  125  121  47  61  79 

Sumber : World Health Statistics 2009, WHO Keterangan : ­ CDR = Case Detection Rate (Penemuan kasus baru) 

­ SR  =  Succes Rate (Angka kesembuhan) 

No 

PERBANDINGAN DATA TUBERKULOSIS DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2006/2007 

Prevalensi TB Paru per 100.000 Penduduk 

Insidens TB Paru per 100.000 Penduduk 

Proporsi Kasus TB Paru melalui DOTS Kematian yang berhubungan dengan TB Paru per 100.000 Penduduk 

2007 

Negara

Page 341: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.5 

Estimasi  (estimasi rendah – estimasi tinggi)  Estimasi  (estimasi rendah – 

estimasi tinggi)  Estimasi  (estimasi rendah – estimasi tinggi)  Estimasi  (estimasi rendah – 

estimasi tinggi)  Estimasi  (estimasi rendah – estimasi tinggi) 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 

1  Brunei Darussalam  …  …  …  …  …  …  …  …  …  … 

2  Filipina  8,300  [ 6.000 ­ 11.000 ]  8,200  [ 5.900 ­ 11.000 ]  …  [ < 0.1 ]  2,200  [ 1.600 ­ 3.100 ]  < 200  [ <100 ­ <500 ] 

3  Kamboja  75,000  [ 67.000 ­ 84.000 ]  70,000  [ 63.000 ­ 80.000 ]  0.8  [ 0,7 ­ 0,9 ]  20,000  [ 17.000 ­ 23.000 ]  …  … 

4  Laos  5,500  [ 3.300 ­ 13.000 ]  5,400  [ 3.300 ­ 13.000 ]  0.2  [ 0,1 ­ 0,4 ]  1 300  [ <1.000 ­ 3.100 ]  <100  [ <200 ] 

5  Malaysia  80,000  [ 52.000 ­ 120.000 ]  79,000  [ 51.000 ­ 120.000]  0.5  [ 0,3 ­ 0,8 ]  21,000  [ 13.000 ­ 34.000 ]  3,100  [ 2.100 ­ 4.500 ] 

6  Singapura  4,200  [ 2.600 ­ 7.300 ]  4,100  [ 2.500 ­ 7.200 ]  0.2  [ 0,1 ­ 0,3 ]  1,200  [ <1.000 ­ 2.100]  < 200  [ <100 ­ <500 ] 

7  Vietnam  290,000  [ 180.000 ­ 470.000 ]  280,000  [ 170.000 ­ 470.000]  0.5  [ 0,3 ­ 0,9 ]  76,000  [ 46.000 ­ 120.000 ]  20,000  [ 12.000 ­ 33.000 ] 

8  Indonesia  270,000  [ 190.000 ­ 400.000 ]  270,000  [ 190.000 ­ 400.000 ]  0.2  [ 0,1 ­ 0,3 ]  54,000  [ 36.000 ­ 87.000 ]  8,700  [ 4.900 ­ 13.000 ] 

9  Myanmar  240,000  [ 160.000 ­ 370.000 ]  240,000  [ 150.000 ­ 360.000 ]  …  …  …  …  …  … 

10  Thailand  610,000  [ 410.000 ­ 880.000 ]  600,000  [ 400.000 ­ 860.00 ]  1.4  [ 0,9 ­ 2,1 ]  250,000  [ 170.000 ­ 360.000 ]  …  … 

11  Bangladesh  12,000  [ 7.700 ­ 19.000 ]  12,000  [ 7.600 ­ 19.000 ]  …  [ < 0,1 ]  2,000  [ 1.200 ­ 3.400 ]  < 500  [ <1000 ] 

12  Bhutan  < 500  [ <1000 ]  < 500  [ <1000 ]  0.1  [ < 0,1 ­ 0,2 ]  < 100  [ < 200 ]  …  [ <100 ] 

13  India  2,400,000  [ 1.800.000 ­ 3.200.000 ]  2,300,000[ 1.700.000 ­ 3.100.000 ]  0.3  [ 0,2 ­ 0,5 ]  880,000  [ 670.000 ­ 1.200.000 ]  …  … 

14  Korea Utara  …  [ <100 ]  …  [ <100 ]  …  [ < 0,1 ]  …  [ <100 ]  …  [ <100 ] 

15  Maladewa  …  [ <100 ]  …  [ <100 ]  …  [ < 0,1 ]  …  [ <100 ]  …  [ <100 ] 

16  Nepal  70,000  [ 50.000 ­ 99.000 ]  68,000  [ 49.000 ­ 97.000 ]  0.5  [ 0,4 ­ 0,7 ]  17,000  [ 12.000 ­ 25.000 ]  4,900  [ 3.400 ­ 7.300 ] 

17  Sri Lanka  3,800  [ 2.800 ­ 5.100 ]  3,700  [ 2.800 ­ 5.000 ]  …  [ < 0,1 ]  1,400  [ 1.000 ­ 1.800 ]  …  < 500 

18  Timor Leste  …  …  …  …  …  …  …  …  …  … 

Sumber: 2008 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO 

2. Kematian Akibat AIDS

ANGKA ESTIMASI HIV DAN AIDS DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

Dewasa dan Anak­anak  Dewasa (15+)  Dewasa (15–49) Rate (%)  Wanita (15+) No  Negara 

1. Angka Estimasi HIV 

Dewasa dan Anak­anak

TAHUN 2007

Page 342: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.6 

Tetanus 

Neonatorum (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8) 

1  Brunei Darussalam  ­  ­  ­  ­  ­  0 

2  Filipina  39  17  1,261  121  530  0 

3  Kamboja  5  561  242  50  394  0 

4  Laos  2  13  17  15  1678  0 

5  Malaysia  ­  ­  ­  ­  ­  0 

6  Singapura  0  38  0  0  15  0 

7  Vietnam  32  183  116  36  17  0 

8  Indonesia  183  ­  127  127  19,456  0 

9  Myanmar  5  13  259  49  1088  15 

10  Thailand  3  23  136  4  3,893  0 

11  Bangladesh  86  87  1,034  206  2,924  0 

12  Bhutan  0  0  ­  0  11  0 

13  India  3,354  70,729  7,005  937  36,900  873 

14  Korea Utara  0  1,250  0  0  ­  0 

15  Maladewa  0  0  0  0  20  0 

16  Nepal  44  879  155  32  1,415  5 

17  Sri Lanka  0  0  44  0  44  0 

18  Timor Leste  0  0  6  4  0  0 

269  848  2,158  402  27,071  15 

3,675  72,981  8,766  1,359  65,751  893 

Sumber : Incidence Series Immunization, WHO, 2007 

A  S  E  A  N 

S  E  A  R  O 

JUMLAH KASUS PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI 

TAHUN 2007 

Difteri  Tetanus No  Negara  Pertusis  Campak  Polio 

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

Page 343: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Lampiran 6.7 

No  Negara  BCG (%)  DPT3 (%)  Polio3 (%)  Campak (%)  Hepatitis B3 (%) 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Brunei Darussalam  96  99  99  97  99 

2  Filipina  90  87  87  92  88 

3  Kamboja  90  82  82  79  82 

4  Laos  56  50  46  40  ­ 

5  Malaysia  99  96  96  90  87 

6  Singapura  98  96  96  95  95 

7  Vietnam  94  92  92  83  67 

8  Indonesia  91  75  83  80  74 

9  Myanmar  89  86  84  81  85 

10  Thailand  99  98  98  96  96 

11  Bangladesh  97  90  96  88  90 

12  Bhutan  94  95  93  95  95 

13  India  85  62  62  67  6 

14  Korea Utara  96  92  99  99  ­ 

15  Maladewa  99  98  98  97  98 

16  Nepal  89  82  82  81  82 

17  Sri Lanka  99  98  98  98  98 

18  Timor Leste  74  70  70  63  – 

Sumber : WHO vaccine ­ preventable diseases: monitoring system, 2008 

PERBANDINGAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2007

Page 344: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

Persentase KB aktif pada WUS  Pemeriksaan antenatal (4 kali)  Persalinan oleh tenaga 

kesehatan Anak dengan ASI eksklusif (< 

6bulan) 

2008 (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 

1  Brunei Darussalam  ­  ­  100  ­ 

2  Filipina  51  70  60  33.5 

3  Kamboja  40  27  44  60 

4  Laos  32  ­  20  26.4 

5  Malaysia  ­  ­  100  ­ 

6  Singapura  62  ­  100  ­ 

7  Vietnam  78  29  88  16.9 

8  Indonesia  61  81  73  39.5 

9  Myanmar  37  66  57  11 

10  Thailand  72  74  97  5.4 

11  Bangladesh  56  21  18  37.4 

12  Bhutan  ­  ­  51  ­ 

13  India  56  37  47  46.4 

14  Korea Utara  69  95  97  65.1 

15  Maladewa  39  91  84  10.4 

16  Nepal  48  29  19  53 

17  Sri Lanka  68  ­  99  52.6 

18  Timor Leste  10  30  19  30.7 Sumber :  ­  World Health Statistics 2009, WHO 

­ World Population Data Sheet, USAID, 2008 : Persentase KB aktif 

2000 ­ 2008 

No  Negara 

Lampiran 6.8 PERBANDINGAN UPAYA KESEHATAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO 

TAHUN 2000 ­ 2008

Page 345: Full page fax print - kemkes.go.id · Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2008 Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria

No  Negara 

Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang 

Kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto 

Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap 

Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan 

Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap 

Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan 

Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran 

Pemerintah 

Pengeluaran per Kapita di Bidang Kesehatan Oleh 

Pemerintah             (PPP int. $) 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 

1  Brunei Darussalam  1.9  80.7  19.3  5.3  759 

2  Filipina  3.8  32.9  67.1  6.1  39 

3  Kamboja  5.9  26  74  10.8  25 

4  Laos  4  18.6  81  4  15 

5  Malaysia  4.3  44.6  55.4  7  242 

6  Singapura  3.3  33.1  66.9  6.7  509 

7  Vietnam  6.6  32.3  67.7  6.4  49 

8  Indonesia  215  50.5  49.5  6.2  42 

9  Myanmar  2.2  13.1  86.9  1.2  3 

10  Thailand  3.5  64.5  35.5  11.3  170 

11  Bangladesh  3.2  31.8  68.2  7  12 

12  Bhutan  3.5  72.1  27.9  7.6  101 

13  India  3.6  25  75  3.4  22 

14  Korea Utara  3.5  85.6  14.4  6  1 

15  Maladewa  8.1  79.7  20.3  9.2  336 

16  Nepal  5.1  30.5  69.5  9.2  16 

17  Sri Lanka  4.2  47.5  52.5  8.3  81 

18  Timor Leste  17.7  86  14  16.6  94 

Sumber :  World Health Statistics 2009, WHO 

PEMBIAYAAN  KESEHATAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2006 

Lampiran 6.9