fskt 3

4
PARADIGMA SAINS DI DUNIA ISLAM: ANALISIS RESPONS TERHADAP SAINS BARAT Paradigma? Merupakan sudut pandang atau jendela untuk memandang. Kesimpulan ilmiah seringkali sesuai dengan paradigma yang dimiliki seorang ilmuan. Thomas Khun mempertanyakan obyektivitas sains karena adanya paradigma yang berbeda pada ilmuan. Kesimpulan ilmiah sering berdasarkan paradigma yang dimiliki para ilmuan, sehingga tidak obyektif. Menurut Berger, para ilmuan harus membongkar tembok bagian depan untuk melihat apa yang terjadi di bagian belakang tembok itu. Bagi Berger, kenyataan sering terjadi tidak seperti yang tampak di permukaan (things are not what the seem). Tugas ilmuan adalah ”debunking motive,” yakni membongkar motif-motif yang dibungkus dengan pernyataan yang indah. Apa Sains? Ilmu Pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian dan eksperimen untuk mengetahui sifat dasar atau prinsip dari apa yang dikaji. Produk eksperimen yang bersifat empiris, observable, dan terukur. Proses pembuktian, baik terhadap benda mati maupun benda hidup. Knowledge

Upload: ananda-bibah

Post on 18-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sains dan teknologi

TRANSCRIPT

PARADIGMA SAINS DI DUNIA ISLAM: ANALISIS RESPONS TERHADAP SAINS BARATParadigma?Merupakan sudut pandang atau jendela untuk memandang. Kesimpulan ilmiah seringkali sesuai dengan paradigma yang dimiliki seorang ilmuan.Thomas Khun mempertanyakan obyektivitas sains karena adanya paradigma yang berbeda pada ilmuan. Kesimpulan ilmiah sering berdasarkan paradigma yang dimiliki para ilmuan, sehingga tidak obyektif. Menurut Berger, para ilmuan harus membongkar tembok bagian depan untuk melihat apa yang terjadi di bagian belakang tembok itu. Bagi Berger, kenyataan sering terjadi tidak seperti yang tampak di permukaan (things are not what the seem). Tugas ilmuan adalah debunking motive, yakni membongkar motif-motif yang dibungkus dengan pernyataan yang indah. Apa Sains?Ilmu Pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian dan eksperimen untuk mengetahui sifat dasar atau prinsip dari apa yang dikaji. Produk eksperimen yang bersifat empiris, observable, dan terukur. Proses pembuktian, baik terhadap benda mati maupun benda hidup. KnowledgePengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman secara sistematis, dan terstruktur dalam benak manusia. Pengetahuan yang di peroleh melalui proses berfikir yang dipengaruhi keyakinan atau keteguhan, otoritas, dan intuisiSains & Dominasi SekularismeSains yang bersifat fisik, empiris, observable, terukur, eksperimental telah menghilangkan nilai-nilai (religi). Sains mengakibatkan penolakan eksistensi Tuhan, penciptaan, dan melahirkan budaya material (duniawi). Merupakan pengaruh positivisme yang hanya mempercayai hal-hal yang bersifat empiris, menolak metafisik dan aspek ketuhanan. Banyak scientist yang atheis, seperti Darwin, Laplace, Freud, Durkheim, dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan terjadiya kepribadian terpecah (split personality).Tiga Paradigma Sains di Dunia IslamParadigma sains di dunia Islam merupakan reaksi terhadap sekularisme yang mendistorsi (menghilangkan) nilai-nilai religi. Sebagai reaksi terhadap sekularisme, maka di dunia Islam terdapat tiga paradigma sains, yaitu:(1) paradigma Islamisasi sainsTerdapat beberapa tokoh penggagas PIS, seperti Al-Faruqy, Syed Hossein Nasr, Naquib Alatas, dll.1. Ismail Raji Al-Faruqy mendirikan IIIT (the International Institute of Islamic Thought)2. PIS beranggapan bahwa sains modern tidak kompatibel (tidak cocok) dan bertentangan dengan Islam, bahkan mengarah pada penolakan eksistensi Tuhan;3. Menurut PIS, sains modern (yang diprakarsai Gallileo & Newton) akan menghancurkan struktur agama Islam, menghancurkan tauhid. Alatas: Tiga Metode Sains Menolak Eksistensi Tuhan1. Rasionalisme filossofis, hanya bersandar pada nalar, tanpa bantuan spiritual;2. Rasionalisme sekuler, hanya bersandar pada realitas indrawi, menyangkal otoritas dan intuisi, menolak wahyu;3. Empirisme filosofis, hanya menyandarkan seluruh ilmu pada fakta yang bersifat empiris. Kelemahan Paradigma Islamisasi SainsTidak Membedakan antara hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh keyakinan, dengan sains yang merupakan hasil observasi yang tidak terkait dengan keyakinan. Karena itu, terkesan bahwa semua yang datang dari Barat tidak kompatibel dengan Islam

(2) paradigma antroposentrisme, dan1. Sains bersifat universal, netral, lintas agama dan budaya;2. Sains semata-mata hasil pengamatan terhadap realitas empiris;3. Sains berbicara tentang fakta, hipotesis, teori, dan hukum;4. Tidak perlu dan tidak mungkin melakukan Islamisasi sains, sains tidak mungkin dibawa pada ideologi mana pun.

Pervez Amir Ali Hoodbhoy: Pseudo-scienceMembawa sains pada agama dan atau ideologi tertentu menimbulkan pseudo-science (hanya beranggapan sains). Lycenco (biologi sosialis) mengakibatkan kerugian besar perkebunan Soviet. Lycenco: pohon-pohon dari species yang sama, ditanam berdekatan memiliki solidaritas sosialis, tidak bersaing mempertahankan hidup. Kelemahan Paradigma AntroposentrismeTidak Membedakan antara sains yang netral (yang merupakan hasil eksperimen dan observasi ilmiah) dengan teori-teori hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh keyakinan,. Karena itu, terkesan bahwa semua teori ilmiah bersifat netral, sehingga menganggap tidak perlu Islamisasi sains. (3) paradigma integrasi.Muncul berbagai pemikiran di kalangan para ilmuan muslim untuk menyatukan kembali (reintegrasi) antara sains dengan agama, dengan asumsi bahwa: antara sains dengan agama bukan suatu hal yang terpisah melainkan merupakan satu kesatuan. Paradigma inilah yang kita perlu eksplorasi lebih lanjut.