fraktur_antebrachii
DESCRIPTION
FRAKTUR_ANTEBRACHIITRANSCRIPT
FRAKTUR ANTE BRACHII KUSMEDI PRIHARTO MD SpOT FICS FAPOA MKes
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II FRAKTUR ANTEBRACHII
Definisi 2
Anatomi dan Kinesiologi 2
Etiologi 3
Klasifikasi 3
Antebrachii Proksimal
a. Fraktur Kaput Radius 4
b. Fraktur Leher Radius 6
c. Fraktur Olekranon 7
d. Fraktur Monteggia 9
e. Dislokasi pada Siku 12
f. Dislokasi Kaput Radius 14
Antebrachii Media
a. Fraktur Radius dan Ulna 14
b. Fraktur satu tulang lengan bawah 16
Antebrachii Distal
a. Fraktur Radius Distal 18
b. Fraktur Galeazzi 21
c. Fraktur Colles 22
d. Fraktur Smith 24
e. Fraktur Radiokarpal
1. Fraktur Stiloid Radius 27
2. Fraktur Kominutif 27
3. Fraktur Barton 28
4. Fraktur Barton Dorsal 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I PENDAHULUAN
Fraktur antebrachii sering dijumpai, terutama pada trauma langsung. Fraktur
antebrachii diklasifikasikan dalam fraktur antebrachii proksimal, medial dan distal.
Dalam hal ini fraktur antebrachii distal lebih sering terjadi daripada fraktur antebrachii
yang lain. Fraktur radius dan ulna biasanya berhubungan dengan siku dan
pergelangan tangan.
Walaupun siku merupakan salah satu persendian yang stabil pada tubuh,
sering juga terjadi dislokasi pada siku dan fraktur. Dislokasi pada siku diklasifikasikan
menjadi dislokasi sederhana yang terdiri dari displacement dari radius atau ulna
secara langsung dalam hubungannya dengan bagian distal dari humerus. Fraktur
pada siku diklasifikasikan menjadi fraktur radius dan ulna. Fraktur terjadi tergantung
dari mekanisme cedera dan umur pesien. Fraktur radius lebih sering terjadi daripada
fraktur ulna.
Fraktur pada sepertiga tengah sering terjadi pada trauma langsung ataupun
kecelakaan lalu lintas. Tetapi sangat jarang terjadi fraktur pada satu tulang saja
karena adanya membrana interosea yang menghubungkan radius dan ulna. Fraktur
radius lebih sering terjadi daripada fraktur ulna, tetapi lebih sering terjadi fraktur
kedua tulang radius dan ulna.
Fraktur antebrachii distal lebih sering terjadi daripada fraktur antebrachii
proksimal dan media. Dengan memahami biomekanik dan penatalaksanaan
daripada fraktur antebrachii distal adalah penting, karena cedera ini tidak terbatas
pada populasi orang tua. Trauma dengan energi tinggi pada distal radius pada
dewasa muda menjadi lebih sering terjadi dan hasil fungsional jangka panjang tidak
jelas. Dengan pertambahan umur pasien yang meningkat aktif, cedera pada fraktur
antebrachii harus dievaluasi menyeluruh dan diterapi dengan adekuat.
BAB II FRAKTUR ANTEBRACHII
Definisi Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi
mungkin tak lebih dari suatu retakan, pengisutan, atau perimpitan korteks, biasanya
patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Bila patah tulang terjadi pada
tulang lengan bawah disebut fraktur antebrachii.
Anatomi dan Kinesiologi
Gamb. Radius Gamb. Ulna
Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang
diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal
oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang mengandung
fibrokartilago triangularis. Membrana interosea memperkuat hubungan ini sehingga
radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat.
Oleh karena itu patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi
atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi
sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut.
Di samping itu radius dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang, yaitu M.
supinator, M pronator teres, m pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi –
supinasi. Ketiga otot itu bersma dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan
ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi,
terutama pada radius.
Etiologi Fraktur dapat terjadi akibat :
1. Trauma tunggal
2. Tekanan yang berulang-ulang
3. Kelemahan abnormal pada tulang ( fraktur patologik )
Klasifikasi 1. Antebrachii Proksimal
a. Fraktur Kaput Radius
b. Fraktur Kollum Radius
c. Fraktur Olekranon
d. Fraktur Monteggia
e. Dislokasi pada siku
f. Dislokasi Kaput Radius
2. Antebrachii Media
a. Fraktur Radius dan Ulna
b. Fraktur Satu Tulang Lengan Bawah
3. Antebrachii Distal
a. Fraktur Radius Distal
b. Fraktur Galeazzi
c. Fraktur Colles
d. Fraktur Smith
e. Fraktur Radiokarpal
1. Fraktur Styloid Radius ( fraktur Supir )
2. Fraktur – subluksasi volar ( fraktur Barton )
3. Fraktur – subluksasi dorsal
1. Antebrachii Proksimal a. Fraktur Kaput Radius
Fraktur caput radius sering ditemukan pada orang dewasa, tetapi
hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak ( mungkin karena radius
proksimal terutama tulang rawan ). Biomekanik
Jatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa siku ke dalam
valgus dan menekan kaput radius pada kapitulum. Kaput radius dapat retak
atau pecah. Selain itu rawan sendi pada kapitulum mungkin memar atau
pecah, yang merupakan komplikasi yang penting.
Terdapat tiga jenis fraktur kaput radius menurut Mason’s, yaitu:
• Type I : fragmen patahannya tidak terdislokasi
• Type II : fragmen patahannya terdislokasi ke distal
• Type III : kaput radius remuk menjadi patah tulang kominutif
Gamb. Fraktur Kaput Radius berdasarkan Mason’s type I,II,III
Gambaran klinik Fraktur ini kadang-kadang terlewatkan, tetapi rotasi lengan bawah
dengan pembengkakan yang sering terbatas di lateral siku, nyeri tekan, nyeri
sumbu dan nyeri pada pergerakan memberi petunjuk diagnosisnya.
Gambaran Radiologi 1. Pecah vertikal pada caput radius
2. Satu fragmen di lateral kaput terpecah, dan bergeser ke distal
3. Kaput radius pecah menjadi beberapa fragmen ( kominutif )
Pergelangan tangan juga harus difoto dengan sinar X, untuk
menyingkirkan cedera yang bersamaan pada sendi radioulnaris distal.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan fraktur tergantung dari jenis fraktur dan usia pasien.
1. Pada retakan yang tak bergeser
Lengan dipertahankan dalam collar dan manset selama 3 minggu, fleksi
dan ekstensi aktif dapat dilakukan, tetapi rotasi harus dibiarkan pulih
sendiri.
2. Fragmen tunggal yang besar
Direkatkan kembali dengan kawat Kirschner.
3. Fraktur kominutif
Eksisi kaput radius. Bila disertai cedera lengan bawah atau gangguan
pada sendi radioulnaris distal, banyak terdapat migrasi radius ke
proksimal, pada kasus ini bila dieksisi kaput perlu diganti dengan prostesis
Silastik. Setelah operasi dianjurkan melakukan gerakan lebih awal.
Komplikasi
• Kekakuan sendi, dapat melibatkan siku dan sendi-sendi radioulnaris.
• Miositis osifikans.
b. Fraktur Leher Radius
Fraktur leher radius lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa
Biomekanik Jatuh pada tangan yang terentang, memaksa siku ke dalam valgus dan
mendorong kaput radius pada kapitulum.
Gambaran Klinik
• Nyeri pada siku
• Nyeri tekan pada kaput radius
• Nyeri bila tangan berotasi
Gambaran Radiologi Garis fraktur tampak melintang. Garis ini terletak tepat di bagian distal
diskus pertumbuhan atau pada pemisahan epifisis dengan fragmen batang
yang berbentuk segitiga. Fragmen proksimal miring ke distal, ke depan, dan
ke luar. Kadang-kadang ujung ulna mengalami fraktur.
Penatalaksanaan 1. Pada kemiringan kaput radius sampai 20 0
Lengan diistirahatkan dengan collar dan manset
2. Kemiringan kaput radius > 20 0
- Reduksi tertutup dengan lengan ditarik ke dalam ekstensi dan sedikit
varus.
- Reduksi terbuka, kemiringan kaput radius dikoreksi tetapi fiksasi
internal akan mengganggu.
Pada anak-anak caput radius jangan dieksisi, karena akan
mengganggu keselarasan pertumbuhan radius dan ulna.
Setelah operasi siku dibebat dalam fleksi 90 0 selama 1-2 minggu,
kemudian dilanjutkan dengan latihan gerak.
c. Fraktur Olekranon Biomekanik Dua jenis cedera yang ditemukan, menurut Colton :
1. Fraktur kominutif akibat pukulan langsung atau jatuh pada siku
2. Fraktur oblik, akibat traksi ketika pasien jatuh pada tangan saat otot
triseps berkontraksi.
Fraktur memasuki sendi siku, akan merusak kartilago artikular. Pada
fraktur melintang, aponeurosis triseps dapat tetap utuh, dalam hal ini fragmen-
fragmen fraktur tetap bersama-sama.
Gamb. Fraktur Olekranon ( Colton )
Klasifikasi menurut Horne and Tenzer : 1. Type I fraktur intraartikular yang transversal, atau ekstraartikular yang
oblik.
2. Type II fraktur oblik ataupun transversal yang meliputi sepertiga atau
lebih celah sigmoid.
3. Type III fraktur terutama pada seertiga distal dari celah sigmoid, yang
mungkin melibatkan prosesus coronoid.
Gambaran klinik Memar atau lecet pada siku menunjukkan fraktur kominutif, triseps utuh
dan siku dapat diekstensikan melawan gaya gravitasi. Pada fraktur melintang
mungkin terdapat celah antara dua fragmen proksimal dan distal olekranon
yang dapat diraba dan siku pasien tidak dapat berekstensi melawan tahanan.
Gambaran Radiologi Foto lateral yang diarahkan sebagaimana mestinya penting untuk
memperlihatkan fraktur secara terinci, disamping kerusakan sendi yang
berkaitan. Posisi kaput radius harus diperiksa, mungkin terdapat dislokasi
kaput radius.
Penatalaksanaan 1. Fraktur kominutif dengan triseps utuh harus diterapi sebagai memar.
Banyak dari penderita berusia tua dan mengalami osteoporosis, dan
imobilisasi siku akan mengakibatkan kekakuan. Lengan diistirahatkan
dalam kain gendongan selama 1 minggu.
2. Fraktur melintang tidak bergeser
Siku diimobilisasi dengan gips pada posisi fleksi sekitar 60 0 selama 2 –
3 minggu.
3. Fraktur melintang dengan pergeseran
Membebat lengan pada posisi yang lurus. Mekanisme ekstensor harus
diperbaiki dengan operasi. Fraktur direduksi dan ditahan dengan
sekrup panjang atau pemasangan kawat dengan tegangan ( tension
band wiring ). Bila fragmen sangat kecil, fragmen dpat dieksisi dan
triseps ditempelkan kembali pada ulna. Collar dapat dipakai selama 3
minggu.
Komplikasi
• Kekakuan sendi
• Non union
• Osteoartritis post traumatika
d. Fraktur Monteggia
Definisi Fraktur sepertiga bagian proksimal ulna dan dislokasi sendi radius ulna
proksimal.
Biomekanik
• Jatuh pada tangan, tubuh memuntir sehingga daya gerak mempronasi
lengan bawah
• Kaput radius dislokasi ke depan, 1/3 proksimal ulna patah dan melengkung
ke depan
• Hiperekstensi
Klasifikasi menurut Bado 1. Type I Angulasi ke anterior dari fraktur ulna dan dislokasi ke anterior
dari kaput radial
2. Type II Angulasi ke posterior dari fraktur ulna dan dislokasi ke posterior
dari kaput radial
3. Type III Fraktur metafisis proksimal ulna dan dislokasi ke lateral dari
kaput radial
4. Type IV Dislokasi ke anterior dari kaput radial dan fraktur kedua radius
dan ulna
Gamb. Fraktur Montegia ( Bado )
Gambaran Klinik 2 tipe :
1. Ekstensi
Gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi.
2. Fleksi
Gaya yang mendorong dari depan ke arah fleksi sehingga fragmen ulna
angulasi ke posterior
Deformitas ulna jelas, tetapi dislokasi kaput radius kadang tertutup akibat
pembengkakan. Suatu petunjuk yang berguna adalah nyeri dan nyeri tekan
pada sisi lateral siku.
Pergelangan tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada
tidaknya tanda-tanda cedera pada N. Radialis.
Gambaran Radiologi
• Fraktur 1/3 proksimal ulna dengan angulasi ke anterior, disertai dislokasi
anterior sendi radius ulna proksimal
• Fraktur 1/3 proksimal ulna dengan angulasi ke posterior, disertai dislokasi
posterior sendi radius ulna proksimal
• Dislokasi kaput radius bias disertai fraktur olekranon
Penatalaksanaan Petunjuk untuk keberhasilan terapi adalah memulihkan panjang ulna
yang mengalami fraktur, hanya setelah itu sendi yang berdislokasi dapat
sepenuhnya direduksi.
1. Reposisi tertutup
Tarikan lengan bawah ke distal, putar ke arah supinasi penuh, reduksi
kaput radius
2. Imobilisasi
Gips sirkuler di atas siku dengan posisi siku fleksi 900 dan posisi lengan
bawah supinasi penuh selama 6 minggu
3. Reposisi terbuka
Pemasangan fiksasi interna ( plate-screw )
Komplikasi
• Malunion
• Non union
• Sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan ulna
sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi.
• Cedera N. Radialis
e. Dislokasi Pada Siku Dislokasi pada siku agak lebih sering ditemukan pada orang dewasa
daripada anak-anak. Cedera biasanya digolongkan berdasarkan arah
pergeserannya. Tetapi, pada 90 % dislokasi siku, kompleks radioulna
bergeser ke posterior atau ke posterolateral, sering bersama-sama dengan
fraktur pada prosessus tulang yang menahan.
Biomekanik Dislokasi sendi siku merupakan dislokasi sendi humeroulnar dan
humeroradial. Biasanya terjadi dislokasi fragmen distal ke posterior dan lateral
terhadap fragmen proksimal. Dislokasi ini terjadi oleh karena trauma tidak
langsung, benturan pada tangan dan lengan bawah dengan siku dalam posisi
ekstensi disertai sedikit fleksi dan lengan atas terdorong ke arah volar dan
medial.
Gambaran Klinik Pasien menyangga lengan bawahnya dengan siku yang sedikit
berfleksi, nyeri spontan, nyeri sumbu. Kalau pembengkakan tidak hebat,
deformitas jelas terlihat. Pertanda tulang ( olekranon dan epikondilus ) bersifat
abnormal pada posisi ± 30 0.
Gambaran Radiologi 1. Dislokasi jelas terlihat
2. Mengetahui setiap fraktur yang menyertai
3. Memastikan bahwa sendi telah tereduksi pada koreksi dislokasi
Penatalaksanaan 1. Koreksi dislokasi
Siku difleksikan lebih jauh sementara itu prosesus olekranon didorong ke
depan dengan jempol. Kalau fleksi yang hamper penuh belum dapat
diperoleh, olekranon belum berada pada alur trokhlea.
2. lengan dipertahankan dalam collar dan manset dengan posisi siku fleksi >
90 0 selama 1-2 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan latihan gerak.
Komplikasi 1. Dini
a. Cedera A. Brachialis
b. Cedera N. Medianus atau N. Ulnaris
c. Fraktur yang berkaitan dengan dislokasi
1. Serpihan kecil koronoid.
2. Epikondilus medial yang mengalami avulsi dapat terjepit pada
sendi.
3. Kaput radius.
4. Prosesus olekranon.
5. Fraktur – dislokasi karena hantaman sisi
2. Lanjut a. Miositis osifikans
b. Perkapuran pada kapsul atau ligament
c. Dislokasi yang tidak direduksi
d. Dislokasi berulang
f. Dislokasi Kaput Radius Dislokasi kaput radius yang terisolasi jarang terjadi pada orang
dewasa. Bila ditemukan, harus curiga adanya fraktur ulna.
Gambaran Radiologi Kalau memperlihatkan radius proksimal berbentuk kubah, bukan datar,
dislokasinya telah berlangsung lama. Dislokasi ini dapat bersifat bawaan atau
berkaitan dengan ulna pendek.
Penatalaksanaan 1. Kalau keadaan ini ditemukan pasca trauma dan ulna normal, dislokasi
dapat direduksi dengan tekanan langsung pada kaput radius sementara
lengan bawah disupinasikan. Lengan dipertahankan dalam posisi supinasi
dalam gips selama 6 minggu.
2. Kalau bersamaan dengan perpendekan ulna, reduksi tidak dapat
dilakukan.
2. Antebrachii Media a. Fraktur Radius dan Ulna
Biomekanik Fraktur pada kedua batang tulang lengan bawah sering terjadi dalam
kecelakaan lalu lintas. Daya pemuntir ( biasanya jatuh pada tangan )
menimbulkan fraktur spiral dengan kedua tulang patah pada tingkat yang
berbeda. Pukulan langsung atau daya tekukan menyebabkan fraktur
melintang kedua tulang pada tingkat yang sama.
Deformitas rotasi tambahan dapat ditimbulkan oleh tarikan otot-otot
yang melekat pada radius. Perdarahan dan pembengkakan kompartemen otot
pada lengan bawah dapat menyebabkan gangguan peredaran darah.
Gambaran Klinik Sakit pada lengan bawahnya sehingga tidak mau menggerakkan
tangannya. Fraktur biasanya terlihat jelas, adanya deformitas di daerah yang
patah, tetapi nadi harus diraba dan tangan diperiksa untuk mencari ada
tidaknya defisit peredaran darah atau saraf.
Gambaran Radiologi Kedua tulang patah, baik secara melintang pada tingkat yang sama
atau secara oblik dengan fraktur radius biasanya pada tingkat yang lebih
tinggi.
Pada anak-anak, fraktur sering tidak lengkap ( greenstick ) dan hanya
berangulasi. Pada orang dewasa, pergeseran dapat terjadi pada setiap arah,
tumpang tindih, miring atau memuntir.
Penatalaksanaan 1. Pada anak – anak
Reduksi tertutup, fragmen dapat dipertahankan dalam gips dari aksila
sampai batang metacarpal, dengan posisi siku 90 0 dan lengan bawah
pada posisi netral selama 6 – 8 minggu.
2. Pada orang dewasa
Reduksi terbuka dan fiksasi internal, fragmen dipertahankn dengan plat
dan sekrup atau pen intramedula. Dilanjutkan dengan pemasangan gips
dari siku sampai batang metacarpal dengan siku fleksi 90 0 selama 6 - 8
minggu.
Komplikasi 1. Dini
a. Cedera saraf
b. Cedera A. Radialis atau A. Ulnaris
c. Sindroma kompartemen
2. Lanjut a. Delayed union dan non union
b. Malunion
c. Iatrogenik
b. Fraktur Satu Tulang Lengan Bawah
Fraktur pada radius saja atau ulna saja tidak biasa terjadi dan biasanya
disebabkan oleh pukulan langsung. Hal ini penting karena dua alasan :
1. Dislokasi yang menyertai mungkin tidak terdiagnosis, kalau hanya satu
tulang lengan bawah yang patah dan terdapat pergeseran, salah satu atau
sendi radioulnar pasti berdislokasi.
2. Non union cenderung untuk terjadi kecuali kalau disadari bahwa satu
tulang memerlukan waktu konsolidasi seperti yang diperlukan dua tulang.
Gambaran klinik Fraktur ulna mudah terlewatkan sekalipun dengan pemeriksaan
radiologi.
Gambaran Radiologi Fraktur mungkin terdapat di suatu tempat pada radius atau ulna. Garis
fraktur melintang dan pergeseran sedikit. Pada anak-anak, tulang yang utuh
kadang – kadang bengkok tanpa benar-benar patah ( Borden, 1975 ).
Penatalaksanaan 1. Fraktur radius dengan pergeseran berputar
Untuk mencapai reduksi lengan bawah biasanya perlu :
- Supinasi untuk fraktur 1/3 bagian atas
- Netral untuk fraktur 1/3 bagian tengah
- Pronasi untuk fraktur 1/3 bagian bawah
2. Fraktur radius yang terisolasi
Gips lengkap, mencakup siku dan sendi pergelangan tangan selama 8 –
12 minggu.
3. Fraktur ulna yang terisolasi
Penahan lengan bawah yang memungkinkan siku bebas biasanya
mencukupi ( Pollock, 1983 ).
Karena satu tulang utuh, ujung-ujung tulang yang patah mungkin sedikit
terpisah dan penyatuan cenderung berjalan lambat. Karena alas an ini banyak
ahli bedah lebih menyukai fiksasi internal untuk fraktur satu tulang. Meskipun
demikian tidak aman untuk mulai lagi kerja manual tanpa perlindungan bebat
di atas siku yang mencegah rotasi.
3. Antebrachii Distal a. Fraktur Radius Distal
Biomekanik Jatuh secara kompresi dengan posisi pergelangan tangan dorsofleksi.
Derajat kominutif adalah proporsional dengan energi yang diteruskan pada
tulang, dengan cedera energi tinggi menyebabkan lebih kominutif dan
meningkatkan kejadian fraktur yang kompleks.
Klasifikasi
• Umum 1. Fraktur Colles
2. Fraktur Smith
3. Fraktur Barton
• Modern ( terbaru ) 1. Klasifikasi Frykman
Type I Tidak memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna
Type II Fraktur distal radius dengan disertai fraktur styloid ulna
Type III Intrartikular fraktur, meliputi sendi radiokarpal, tidak
memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna
Type IV Intraartikular fraktur, meliputi sendi radiokarpal, disertai
fraktur styloid ulna
Type V Fraktur distal radius , meliputi sendi radioulnar, tidak
memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna
Type VI Fraktur distal radius, meliputi sendi radioulnar, disertai
fraktur styloid ulna
Type VII Frraktur distal radius, meliputi kedua sendi radiokarpal
dan radioulnar, tidak memiliki asosiasi dengan fraktur
styloid ulna
Type VIII Fraktur distal radius, meliputi kedua sendi radiokarpal dan
radioulnar, disertai dengan fraktur styloid ulna
2. Klasifikasi Melone
Terdiri dari subtype 4 bagian intraartikular fraktur
3. Klasifikasi AO /ASIF
Berdasarkan system ABC
Type A Ekstraartikular metafisis fraktur
A1 Isolated fraktur dari distal ulna
A2 Fraktur radius distal sederhana
A3 fraktur radius dengan impaksi metafisis
Type B Intraartikular rim fraktur
B1 Fraktur styloid radius
B2 Fraktur Barton dorsal
B3 Fraktur Barton Volar ( mirip dengan fraktur Smith type II )
Type C Intraartikular fraktur kompleks
C1 Fraktur metafisis dengan sendi radiokarpal
C2 Fraktur metafisis dengan artikular displacemen
C3 Fraktur metafisis dengan pergeseran diafisis – metafisis
Gamb. Fraktur radius distal ( Frykman )
Gamb. Fraktur radius distal ( AO / ASIF )
Gamb. Fraktur radius distal ( Melone’s )
b. Fraktur Galeazzi
Definisi Fraktur sepertiga bagian distal radius yang disertai dengan dislokasi
sendi radius ulna distal.
Biomekanik
• Jatuh dengan tangan terbuka, menahan badan
• Rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan barat badan
yang memberi gaya supinasi.
Gambaran Klinik
• Tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal
• Pergelangan tangan teraba tonjolan ujung distal ulna
• Pemeriksaan lesi N.ulnaris ( sering terjadi )
• Bila derajat dislokasi fragmen fraktur ringan, nyeri dan tegang pada daerah
fraktur saja, bila berat biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.
Gambaran Radiologi Fraktur 1/3 distal radius, melintang atau oblik yang pendek, dengan
angulasi atau tumpang tindih, dan disertai dengan dislokasi sendi radius ulna
distal.
Gamb. Fraktur Galeazzi
Penatalaksanaan Petunjuk penting adalah memulihkan panjang tulang yang mengalami
fraktur.
1. Reposisi dan imobilisasi
Gips di atas siku selama 6 minggu
2. Posisi netral untuk dislokasi sendi radius ulna distal, deviasi ulnar, fleksi
3. Reposisi terbuka
Pemasangan fiksasi interna ( plate-screw )
Komplikasi
• Sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan ulna
sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang.
• Delayed union dan non union
• Malunion
b. Fraktur Colles
Definisi = dinner fork deformity
= Fraktur melintang pada radius tepat di atas pergelangan tangan,
dengan pergeseran dorsal fragmen distal.
Gamb. Fraktur Colles
A. Patah tulang ekstensi ( Colles )
B. Fraktur radius distal umumnya juga menunjukkan disloksai ke radial
dan patah tulang prosessus stiloideus ulna
C. Reposisi fraktur Colles
Biomekanik
• Jatuh dengan tangan terbuka dan pronasi, sedangkan tubuh dan lengan
endorotasi
• Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah eksorotasi atau supinasi
• Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi
fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal.
Fraktur Colles sering digolongkan berdasarkan apakah prosessus
stiloideus ulna juga mengalami fraktur, apakah sendi radioulnar terlibat dan
apakah sendi radiokarpal terlibat ( Frykmann, 1967 ).
Gambaran Klinik
• Fraktur metafisis distal radius dengan jarak ± 2,5 cm dari permukaan sendi
distal radius
• Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior atau dorsal
• Subluksasi sendi radioulnar distal
• Avulsi prossesus stiloideus ulna
• Penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi ke depan
• Nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan
Gambaran Radiologi
• Fraktur melintang pada sambungan kortikokanselosa dan prosessus
stiloideus ulnar sering putus.
• Fragmen radius :
1. Bergeser dan miring ke belakang
2. Bergeser dan miring ke radial
3. Terimpaksi
• Fragmen distal kadang remuk dan kominutif
Penatalaksanaan 1. Tanpa dislokasi
- Imobilisasi : gips sirkular di bawah siku ± 4 minggu
2. Dengan dislokasi
- Reposisi tertutup, pada dorsofleksi fragmen distal, traksi, posisi tangan:
• Volar fleksi, deviasi ulna ( mengkoreksi deviasi radial )
• Diputar ke arah pronasio ( mengkoreksi supinasi )
• Imobilisasi ± 4-6 minggu
3. Fraktur kominutif berat dan tidak stabil
Fiksasi eksternal dengan pen proksimal yang menfiksasi radius dan pen
distal, sebaiknya menfiksasi dasar-dasar metacarpal kedua dan sepertiga.
Komplikasi 1. Dini
a. Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa
b. Cedera saraf
c. Distrofi refleks simpatetik
2. Lanjut a. malunion
b. Delayed union dan non union
c. Kekakuan pada bahu
d. Atrofi Sudeck
e. Ruptur tendon ( pada ekstensor polisis longus )
c. Fraktur Smith
Definisi = Reverse fraktur Colles
= Garden spade deformity
= Fraktur dislokasi ke arah anterior atau volar
Gamb. Atas : Fraktur Smith Gamb. A : Fraktur Smith
Gamb. Bawah : Fraktur Colles Gamb. B : Fraktur Barton
Biomekanik
• Jatuh dengan tangan menahan badan, posisi tangan volar fleksi pada
pergelangan tangan dan pronasi ( jatuh pada punggung tangan )
• Jatuh pada permukaan tangan sebelah dorsal menyebabkan dislokasi
fragmen distal ke arah volar
• Garis patah transversal, kadang-kadang intraartikular
Klasifikasi Thomas 1. Type I Ekstraartikular fraktur dengan sudut volar dan displacement dari
fragmen distal
2. Type II Intraartikular fraktur dengan volar dan displacement ke proksimal
dari fragmen distal bersamaan dengan karpal ( mirip fraktur
Barton )
3. Type III Ekstraartikular fraktur dengan volar displacement dari fragmen
distal dan karpal ( garis fraktur lebih oblik daripada type I )
Gambaran Klinik
• Penonjolan dorsal fragmen proksimal
• Fragmen distal di sisi volar pergelangan
• Deviasi tangan ke radial
Gambaran Radiologi
• Fraktur metafisis radius distal
• Rö Lat : fragmen distal bergeser dan miring ke anterior
Penatalaksanaan 1. Reposisi dengan posisi tangan dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, supinasi
maksimal (kebalikan posisi Colles)
2. Imobilisasi : gips di atas siku selama ± 4-6 minggu
d. Fraktur Radiokarpal Fraktur pada radius distal dapat memasuki sendi pergelangan tangan,
menyebabkan:
1. Fraktur osteoartikular yang sederhana
2. Fraktur osteoartikular kominutif
3. Fraktur subluksasi pada pergelangan tangan
Fraktur Stiloid Radius
Biomekanik Cedera ini disebabkan oleh deviasi radius secara paksa pada
pergelangan tangan dan dapat terjadi setelah jatuh, atau bila pegangan starter
menendang balik.
Gambaran Klinik Nyeri pada pergelangan tangan
Gambaran Radiologi Garis fraktur bersifat melintang, meluas ke lateral dari permukaan sendi
radius. Fragmen jauh lebih besar daripada stiloid radius, sering tidak
bergeser.
Penatalaksanaan 1. Kalau terdapat pergeseran
Fraktur perlu direduksi dan pergelangan tangan dipertahankan dalam
deviasi ulnar dengan slab gips yang mengelilingi bagian luar lengan bawah
yang membentang dari bawah siku sampai leher metacarpal.
2. Reduksi terbuka dengan fiksasi internal dengan kawat Kirschner.
Fraktur Kominutif
Biomekanik Jika radius bagian bawah tidak patah secara melintang di atas
pergelangan tangan seperti pada fraktur Colles, mungkin terdapat fraktur yang
berbentuk T pada sendi atau radius bagian bawah mungkin kominutif.
Penatalaksanaan
• Reduksi tertutup
Harus dilakukan upaya untuk memulihkan panjang dan penjajaran
( alignment ) lengan bawah. Reduksi ini terbaik dicapai dengan
ligamentotaksis ( traksi pada ligament 0 dengan fiksator luar selama 6 – 8
minggu.
Fraktur Subluksasi Volar ( Fraktur Barton )
Biomekanik Cedera ini yang kadang-kadang dikira fraktur Smith, berbeda dari
fraktur Smith dalam hal garis frakturnya. Karena fragmen kecil dan tidak
berpenyangga, fraktur bersifat tidak stabil.
Gambaran Radiologi
Garis fraktur bersifat oblik dari bibir volar radius sampai ke dalam sendi
pergelangan tangan, fragmen distal bergeser ke anterior, membawa serta
karpal ke anterior.
Penatalaksanaan
• Reduksi dengan fiksasi internal, dengan plat dinding penopang anterior
yang kecil.
Fraktur Subluksasi Dorsal
= Farktur Barton dorsal
Gambaran Radiologi Garis fraktur bersifat oblik pada bibir dorsal radius dan karpal terbawa
ke posterior.
Penatalaksanaan 1. Reduksi tertutup dan imobilisasi lengan bawah dengan gips selama 6
minggu.
2. Reduksi terbuka dan pemasangan plat bila fraktur bergeser lagi.
Komplikasi 1. Dini
a. Cedera yang berkaitan pada karpal
b. Pergeseran tulang
2. Lanjut a. Osteoartritis sekunder
DAFTAR PUSTAKA
1. Apley, A. Graham ; Solomon, Louis. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem
Apley ( Apley’s System of Orthopaedics and Fractures ), edisi 7. hal.303 –
317. Widya Medika. Jakarta.
2. Brinker, Mark R., M. D. Review of Orthopaedic Trauma. p. 261 – 300. W. B
saunders Company. Philadelphia.
3. Hansen, Sigvard T., Jr., M. D ; Swiontkoski, Marc F., M. D. Orthopaedic
Trauma Protocols. p. 107 – 142. Raven Press. New York.
4. Salter, Robert Bruce. Textbook of Disorders and Injuries of the
Muskuloskeletal System, 3rd edition. p. 513 – 579. Williams & Wilkins.
Philadelphia.
5. de Jong, Wim ; Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi. Hal 1169
– 1175. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1997.
6. Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Hal.519 – 526. Penerbit
Binarupa Aksara. Jakarta. 1995.
7. Forearms Fracture. http:// www.emedicine.com 2004