fotosintesis

30
1 Kata Pengantar Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan laporan hasil praktek ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PERCOBAAN ENGELMANN” yang kami sajikan berdasarkan percobaan. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Laporan ini memuat praktikum tentang “PERCOBAAN ENGELMANN” yaitu mengetahui apakah pengaruh intensitas cahaya, dan kadar CO 2 terhadap kecepatan fotosintesis. Walaupun laporan praktikum ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Biologi yaitu Bapak Bambang yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah. Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Laporan praktikum ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih. Surabaya, 7 September 2011

Upload: novicha-imaninsa

Post on 28-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fotosintesis

TRANSCRIPT

1

Kata PengantarSegala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya

menyelesaikan laporan hasil praktek ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PERCOBAAN ENGELMANN” yang kami sajikan berdasarkan percobaan. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya laporan praktikum ini dapat terselesaikan.

Laporan ini memuat praktikum tentang “PERCOBAAN ENGELMANN” yaitu mengetahui apakah pengaruh intensitas cahaya, dan kadar CO2 terhadap kecepatan fotosintesis. Walaupun laporan praktikum ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Biologi yaitu Bapak Bambang yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.

Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Laporan praktikum ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Terima kasih.

Surabaya, 7 September 2011

Penyusun

2

3

Daftar IsiHal

1. Kata pengantar………………………………………………………………... 12. Daftar isi………………………………………………………………………... 23. Bab I Pendahuluan................................................................................ 3

I. Latar belakang........................................................................ 3II. Masalah................................................................................... 4III. Tujuan.....................................................................................

4IV. Manfaat................................................................................... 4

4. Bab II Kajian Pustaka........................................................................... 5I. Landasan Teori....................................................................... 5II. Hipotesa.................................................................................. 12

5. Bab III Metodologi Penelitian................................................................13

I. Waktu dan Tempat Praktikum............................................... 13II. Variabel................................................................................... 13III. Definisi operasional variabel (bentuk-bentuk perlakuan)...... 13IV. Langkah Kerja........................................................................ 14

6.Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan........................................... 15I. Hasil Penelitian...................................................................... 17II. Pembahasan............................................................................ 19

7.Bab V Penutup..................................................................................... 21I. Kesimpulan............................................................................. 21II. Saran......................................................................................

218.Daftar Pustaka....................................................................................

22

4

Bab I PendahuluanI. Latar belakang

Pada hakikatnya setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati lebih teliti, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.

Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.

Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan bunga karang pada mesofil daun / daging daun. Pada sel – sel palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organella yaitu kloroplas.

Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya terjadi pada saat ada cahaya baik cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spectrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.

Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen. Untuk mengetahui kandungan glukosa sebenarnya dapat diketahui dengan percobaan Saat sedang untuk mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan menggunakan lidi yang membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi pada

5

kesempatan ini, yang akan kita lihat bukanlah kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila diberi perlakuan yang berbeda – beda terkait intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia.

II. Masalah

Apakah pengaruh intensitas cahaya, suhu rendah, dan kadar CO2 terhadap kecepatan fotosintesis?

III. Tujuan

Mengetahui apa pengaruh intesitas cahaya, suhu rendah, dan kadar CO2 terhadap kecepatan fotosintesis.

IV. Manfaat

Dapat mengetahui adanya proses fotosintesis pada tumbuhan.

Dapat membuktikan bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya dari klorofil dan menghasilkan oksigen.

Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.

6

Bab II kajian pustakaI. Landasan teori

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.

Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Dalam fotosintesis, energi kimia mengubah karbon dioksida menjadi gula dan berlangsung di stroma. Fotosintesis berlangsung di dalam kloroplas sel eukarotik. Di dalam organel tersebut, sekelompok pigmen pengabsorpsi energi cahaya matahari akan menggunakan energi tersebut dalam sintesis glukosa dari karbon dioksida dan air.

Glukosa tidak hanya memberikan satu simpanan ikatan energi kimia,

7

tetapi juga memberikan satu dasar molekuler untuk menghasilkan ribuan molekul lain yang diperlukan oleh tumbuhan. Oksigen dilepaskan sebagai hasil samping dari fotosintesis. Keseluruhan proses kimia dalam fotosintesis dapat disederhanakan menjadi persamaan reaksi sebagai berikut:

6CO2 + 12H2O + energi cahaya     –>     C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Fotosintesis bukan merupakan satu reaksi tunggal sebagaimana persamaan di atas. Lebih kurang 20 reaksi terjadi dalam fotosintesis, termasuk reaksi yang linier dan siklik. Ahli botani mengelompokkan 20 reaksi di dalam fotosintesis menjadi dua tingkatan umum, yaitu reaksi cahaya (reaksi terang) dan siklus Calvin (reaksi sintesis, reksi gelap)

a. Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada

8

membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:

2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2

Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:

2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)

Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:

Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)

Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:

4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH

Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut

9

Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

1. Fotofosforilasi

Siklik

Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I.

Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di P700 menjadi aktif karena rangsangan dari luar.elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron pada fotosistem P 700 ituRantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan

10

untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya lagi. Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.

2. Fotofosforilasi Nonsiklik

Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.

Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z". Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP. Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor,

11

dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:NADP+ + H+ + 2e- —> NADPHNADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.

b. Reaksi gelap

Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas.

Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson. Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

1. Fase fiksasiPada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil.6 molekul beratom C6 yang tidak stabil itu kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA).

12

Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat (PGA 1.3 biphosphat).

2. Fase reduksiKemudian, 1,3-bifosfogliserat direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C.

3. Fase sintesa2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6).

10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat.(RDP/RuBP)Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), RDP/RuBP kemudian kembali akan mengikat CO2 lagi

13

14

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahayaLaju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksidaSemakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. SuhuEnzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar airKekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhanPenelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

II. Hipotesa

Sebagaimana teori yang disampaikan di atas, hasil samping dari fotosintesis adalah oksigen. Oleh karena itu, hipotesis awal kelompok kami adalah oksigen dihasilkan selama proses fotosintesis serta intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosinesis.

15

Bab III metodologi penelitianI. Waktu dan tempat praktikum

Percobaan Engelmann di laksanakan pada waktu dan tempat berikut ini:Hari/Tanggal : Senin, 22 Agustus 2011Tempat : Lab. Biologi SMA Negeri 16 Surabaya

II. VariabelVariabel manipulasi: Intensitas cahayaVariabel respon : Jumlah gelembung yang terbentuk.Variabel control :

Ukuran beaker glassukuran corongukuran tabung reaksiposisi hydrila dalam corong

jenis tanaman yang digunakan pada tiap beaker glassjumlah hydrilla pada tiap beaker glass

16

kelebatan daun dan panjang hydrilla yang digunakan pada tiap beaker glass

volume dan jenis air pada beaker glasslama perlakuan percobaan pada tiap beaker glass

III. Definisi Operasional Variabel (Bentuk-bentuk Perlakuan)a. Variabel bebas (Intensitas Cahaya) :

Tanaman Hydrilla Verticulata pada :Tabung A : diletakkan pada ruangan dengan cahaya intensitas rendah (di dalam ruangan )Tabung B : diletakkan pada ruangan dengan intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung )Tabung C : diletakkan pada ruangan dengan intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung ) dan dengan kadar CO2 tinggi.

b. Variabel terikat (Banyak Gelembung) :Tanaman Hydrilla verticulata diamati banyak gelembung yang dihasilkan dalam jangka waktu tiap 5 menit.

c. Variabel kontrol (kadar air) :Diukur kadar air,posisi, jumlah, panjang,volume serta jenis tanaman Hydrilla verticulata. Lama perlakuan juga harus diukur.

IV. Alat dan bahan

No. Alat Jumlah Gambar

1.Beaker glass ukuran 1000mL

3 buah

17

2. Corong kaca 3 buah

3.Tabung reaksi kecil

3 buah

4. Silet/ cutter1 buah

-

5. stopwatch1 buah

-

6. Ember plastik1 buah

-

No. Bahan Jumlah Gambar

18

1. Hydrilla Secukupnya

2. Air PAM Secukupnya -

3. NaHCO3 Secukupnya -

V. Langkah kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan.b. Memotong Ganggang Spirogyra/Hydrilla sepanjang 8 cm. c. Memasukkan tanaman hydrilla secukupnya ke dalam corong.d. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.e. Memasukkan corong yang berisi tanaman hydrilla kedalam tabung A

dengan posisi terbalik, mulut corong berada di bagian bawah.f. Mengisi tabung tersebut dengan air. Pengisiannya dilakukan di dalam

ember supaya semua bagian gelas kimia, corong dan tabung reaksi berisi air.

g. Mengatur volume air yang berada dalam tabung piala 800 cc.h. Mengulangi langkah kerja seperti no. 2 sampai dengan no. 5 untuk

tabung B dan C.i. Memberi label pada masing masing alat (A,B dan C)

o Tabung A : diletakkan pada ruangan dengan cahaya intensitas rendah (di dalam ruangan )

o Tabung B : diletakkan pada ruangan dengan intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung )

o Tabung C : diletakkan pada ruangan dengan intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung ) dan dengan kadar CO2 tinggi. Pada tabung C taburi serbuk NaHCO3 sebanyak 1 sendok teh, diaduk sampai larut.

j. Mengamati pembentukan gelambung gas untuk setiap perlakuan.

19

k. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasanI. Hasil Penelitian

Tabung Perlakuan

Banyaknya GelembungKecepatan

20

A

Intensitas cahaya rendah (di dalam ruangan)

√ lambat

B

Intensitas cahaya tinggi (Dibawah sinar matahari)

√ cepat

C

Intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung ) dan kadar CO2

tinggi.

√ Sangat cepat

Gambar Hasil Percobaan

Tabung Perlakuan Gambar

21

A

Intensitas cahaya rendah (di dalam ruangan)

B

Intensitas cahaya tinggi (Dibawah sinar matahari)

C

Intensitas cahaya tinggi ( di bawah sinar matahari langsung ) dan kadar CO2 tinggi.

II. Pembahasan

Pada beaker glass A yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah, proses fotosintesisnya ternyata lambat (diketahui dari sedikitnya jumlah gelembung yang dihasilkan). Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh Hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi

Gelembung Udara

Gelembung Udara

22

untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.

Pada beaker glass B dengan kondisi normal, proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak beaker glass C. Hal ini disebabkan, walaupun keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.

Pada beaker glass C yang diberi serbuk NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, disamping itu beaker glass tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) mendapatkan hasil yang banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi). Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O

Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

2H2O(l) 4H+(aq) + O2 (g)Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari

penguraian air.

Yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah gelembung pada percobaan di atas adalah:a. Lama berlangsungnya fotosintesisSemakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin banyak gelembung gas oksigen yang dihasilkan karena proses potosintesis akan banyak menghasilkan gas oksigen seiring dengan lamanya waktu fotosintesis.b. Cahaya matahariBerdasarkan percobaan di atas, gelembung gas oksigen yang

23

dihasilkan di tempat yang kena sinar matahari akan menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak dibandingkan di tempat yang tidak kena sinar matahari.. Hal itu disebabkan karena dalam proses fotosintesis diperlukan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin mendapatkan cahaya maka semakin banyak air yang dipecah dan semakin banyak pula gas oksigen yang dihasilkan.

Bab V penutup

24

i. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Fotosintesis adalah suatu prosesmetabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan memakaikarbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuancahaya matahari dan klorofil.Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesisdihasilkan oksigen.Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.

ii. Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan, dilakukan pada pagi hari saat matahari mulai muncul agar didapat hasil yang akurat serta daun yang akan digunakan ditutupdengan sebaik – baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan.

Daftar pustaka

25

Ngatin Sri Baseri, 2010, Biologi Untuk SMA Kelas XII, Jakarta : Mapan.

www.mr-fabio2.blogspot.com

www.ichaberbagi.blogspot.com

www.ahmadanas92.blogspot.com

www.membuatblog.web.id

www.wikipedia.org

www.praktikumbiologi.blogspot.com

www.aneh-tapi-nyata.blogspot.com

www. 3.bp.blogspot.com