fix komunitas

58
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. 1

Upload: dwi-pratiwi

Post on 12-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yyyyyyyy

TRANSCRIPT

Page 1: Fix Komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk

menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam

rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal

mungkin. Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data,

analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan

tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit,

2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan

kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu

kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan

penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat

menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan

dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat

diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu

sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan

rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan

keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan

pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya

di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan

transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan pengetahuan

pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada

perbedaan studi budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam

perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya,

kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan

1

Page 2: Fix Komunitas

pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik pada

masyarakat.”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas?

2. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas.

b. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas di dalam

masyarakat.

D. MANFAAT PENULISAN

Terkait dengan tujuan maka makalah pembelajaran ini diharapkan dapat memberi

manfaat.

1. Dari segi akademis, merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya

dalam asuhan keperawatan komunitas dalam bidang Keperawatan Komunitas

I.

2. Dari segi praktis, makalah pembelajaran ini bermanfaaat bagi:

a. Bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar

Hasil makalah pembelajaran ini dapat menjadi masukkan bagi mahasiswa

Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar lainnya dalam asuhan

keperawatan komunitas.

2

Page 3: Fix Komunitas

b. Untuk Penulis

Hasil penulisan makalah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis

berikutnya, yang akan melakukan penulisan asuhan keperawatan

komunitas dalam bidang Keperawatan Komunitas I.

3

Page 4: Fix Komunitas

BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Definisi

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok

ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,

kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat

pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses

keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka

memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010).

B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

1. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

4

Page 5: Fix Komunitas

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;

2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;

3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;

4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;

5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan

secara mandiri (self care).

2. Fungsi keperawatan komunitas

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

C. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1. Proses kelompok (group process)

5

Page 6: Fix Komunitas

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar

dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,

media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan

sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar

masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan

sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan

penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang

bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas

penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan

masalah kesehatan melalui proses kelompok.

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori

dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan

tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan

kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun

WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika

tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan

masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya

mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih

cepat.

D. Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:

1. Sekolah atau Kampus

6

Page 7: Fix Komunitas

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan

pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.

Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan

untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan

misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan

rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan

kesehatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan kesehatan kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi

pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawat menjalankan

program yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi

jumlah kejadian kecelakaan kerja

b. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

c. Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja

d. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

dan pendidikan kesehatan.

e. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).

3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat

diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat

memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan

kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di

rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan,

kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang

kompeten.

4. Lingkungan kesehatan kerja lain

Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan

memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat

7

Page 8: Fix Komunitas

mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di

bidang pendidikan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain

sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat

ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

E. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat

maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir

bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka

miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup

sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan

seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara

kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan

profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan

konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan

pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas

dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan

komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.

Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan

komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan

meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,

2009).

8

Page 9: Fix Komunitas

F. Langkah-Langkah Proses Keperawatan

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI

Membagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2) Pengumpulan data, (3)

Rencana dan kegiatan, (4) serta Penilaian.

2. Freeman

Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (1) Membina hubungan

saling percaya dengan klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan tujuan bersama

keluarga dan orang terdekat klien, (4) Merencanakan tindakan bersama klien, (5)

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (6) Hasil evaluasi.

3. S.G Bailon

Membagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2) Perencanaan, (3)

Implementasi, dan (4) Evaluasi. Dari pendapat – pendapat dari para ahli tersebut

diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah – langkah

dalam proses keperawatan komunitas adalah :

(a)   Pengkajian

(b)   Diagnosis Keperawatan

(c)   Perencanaan

(d)   Pelaksanaan

(e)   Evaluasi atau penilaian

9

Page 10: Fix Komunitas

a. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang

menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun

spiritual dapat ditentukan.

Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,

pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan

masyarakat dan prioritas masalah.

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah

kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil

untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial

ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena

itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

a) Data Inti

(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas

dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum

mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas),

luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan

demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan

komunitas.

(2) Data Demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan,

ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan

komposisi keluarga.

10

Page 11: Fix Komunitas

(3) Vital Statistik

Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab

kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

b) Status Kesehatan Komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik

antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi.

Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok

umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di

masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit

menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah

ini:

(1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.

(2) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu

tubuh.

(3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir).

(4) Riwayat penyakit keluarga.

(5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :

Pola pemenuhan nutrisi

Pola pemenuhan cairan elektrolit

Pola istirahat tidur

Pola eliminasi

Pola aktivitas gerak

Pola pemenuhan kebersihan diri

(6) Status psikososial

(7) Status pertumbuhan dan perkembangan

(8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

(9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

(10) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi

yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa

11

Page 12: Fix Komunitas

resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam,

lemak dan purin.

c) Data lingkungan fisik

(1) Pemukiman

(a) Luas bangunan

(b) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion

(c) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen

(d) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes

(e) Dinding : tembok, kayu, bambu

(f) Lantai : semen, keramik, tanah

(g) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai

(h) Pencahayaan : kurang, baik

(i) Penerangan : kurang, baik

(j) Kebersihan : kurang, baik

(k) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik

(l) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik

(2) Sanitasi

(a) Penyediaan air bersih (MCK)

(b) Penyediaan air minum

(c) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan

bagaimana jarak dengan sumber air

(d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

(e) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana

cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya

(f) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan

(g) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry

(3) Fasilitas

(a) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain

12

Page 13: Fix Komunitas

(b) Pekarangan

(c) Sarana olahraga

(d) Taman, lapangan

(e) Ruang pertemuan

(f) Sarana hiburan

(g) Sarana ibadah

(4) Batas – batas wilayah

(5) Kondisi geografis

(6) Pelayanan kesehatan dan sosial

(a) Pelayanan kesehatan

Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)

Jumlah kunjungan

Sistem rujukan

(b) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)

Lokasi

Kepemilikan

Kecukupan

(c) Ekonomi

Jenis pekerjaan

Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan

Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan

Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia

d) Keamanan dan transportasi

(1) Keamanan

(a) System keamanan lingkungan

(b) Penanggulangan kebakaran

(c) Penanggulangan bencana

(d) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah

(2) Transportasi

13

Page 14: Fix Komunitas

(a) Kondisi jalan

(b) Jenis transportasi yang dimiliki

(c) Sarana transportasi yang ada

e) Politik dan pemerintahan

(1) Sistem pengorganisasian

(2) Struktur organisasi

(3) Kelompok organisasi dalam komunitas

(4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

f) Sistem komunikasi

(1) Sarana umum komunikasi

(2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

(3) Cara penyebaran informasi

g) Pendidikan

(1) Tingkat pendidikan komunitas

(2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)

(3) Jenis bahasa yang digunakan

h) Rekreasi

(1) Kebiasaan rekreasi

(2) Fasilitas tempat rekreasi

2) Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.

a) Data subyektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,

keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui

lisan.

14

Page 15: Fix Komunitas

b) Data obyektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

3) Sumber Data

a) Data primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat

kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas

berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

b) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,

catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).

4) Cara Pengumpulan Data

a) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab

antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang

berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan

ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh

pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa

dicatat dalam format proses keperawatan.

b) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,

psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat

dalam format proses keperawatan.

c) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang

diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang

dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosis keperawatan dengan

cara IPAP :

15

Page 16: Fix Komunitas

I : yaitu melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga

yang   sakit

P : yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba pada bagian

tubuh yang mengalami gangguan

A : yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi

tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas menggunakan stetoskop

sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus, suara

paru

P : yaitu cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari

telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.

5) Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara

sebagai berikut:

a) Klasifikasi data atau kategorisasi data

Cara mengkategorikan data :

(1) Karakteristik demografi

(2) Karakteristik geografi

(3) Karakteristik sosial ekonomi

(4) Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene 1988.

Community as  Client)

b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly

c) Tabulasi data

d) Interpretasi data

6) Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah

kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan analisis data :

a) Menetapkan kebutuhan community

16

Page 17: Fix Komunitas

b) Menetapkan kekuatan

c) Mengidentifikasi pola respon community

d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

7) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan

intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat

diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

8) Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :

a) Perhatian masyarakat

b) Prevalensi kejadian

c) Berat ringannya masalah

d) Kemungkinan masalah untuk diatasi

e) Tersedianya sumber daya masyarakat

f) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut

Abraham H. Maslow yaitu :

a) Keadaan yang mengancam kehidupan

b) Keadaan yang mengancam kesehatan

c) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

b. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik

yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada

saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul

kemudian. (American Nurses of Association ) jadi diagnosis keperawatan adalah

suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan

17

Page 18: Fix Komunitas

pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis

keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis

keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan

masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin terjadi (potensial). Diagnosis

keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1) Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi.

2) Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau

keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang

meliputi :

a) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

b) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social

c) Interaksi perilaku dan lingkungan

3) Symptom atau gejala :

a) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose

b) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

Dengan rumus PES

Rumus : DK = P + E + S

            DK : Diagnosis keperawatan

            P : Problem atau masalah

            E : Etiologi

            S : Symptom atau gejala

Dengan rumus PE

Rumus : DK = P + E

            DK : Diagnosis keperawatan

            P : Problem atau masalah

            E : Etiologi

Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen

tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

18

Page 19: Fix Komunitas

Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah

Sumber daya yang tersedia dari masyarakat

Partisipasi dan peran serta masyarakat

c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan

yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ

Keperawatan) jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan

yang disusun harus mencakup : 1) Perumusan tujuan, 2) Rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan, dan 3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian

tujuan.

1) Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut:

a) Berfokus pada masyarakat

b) Jelas dan singkat

c) Dapat diukur dan diobservasi

d) Realistic

e) Ada target waktu

f) Melibatkan peran serta masyarakat

Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang mencakup:

T = S + P + K.1 + K.2

Keterangan :

S : Subyek

P : Predikat

K.1 : Kondisi

K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

a) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan

19

Page 20: Fix Komunitas

b) Perilaku yang diharapkan berubah

c) S : Specific

d) M : Measurable atau dapat diukur

e) A : Attainable atau dapat dicapai

f) R : Relevant/Realistic atau sesuai

g) T : Time-Bound atau waktu tertentu

h) S : Sustainable atau berkelanjutan

Contoh :

Goal dan Tujuan

Nama komuniti :

Masalah :

Goal :

No Tanggal

ditetapkan

Tujuan Tanggal dicapai

(Anderson dan Mc. Farlane, 1988 : 265.)

2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat :

a) Identifikasi alternative tindakan keperawatan

b) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

c) Melibatkan peran serta masyarakat dalm menyusun perencanaan melalui

kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

d) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

e) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang

sangat dirasakan masyarakat

f) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai

20

Page 21: Fix Komunitas

g) Tindakan harus bersifat realistic

h) Disusun secara berurutan

3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan criteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai

berikut:

a) Menggunakan kata kerja yang tepat

b) Dapat dimodifikasikan

c) Bersifat spesifik

Siapa yang melakukan?

Apa yang dilakukan?

Di mana dilakukan?

Kapan dilakukan?

Bagaimana melakukan?

Frekuensi melakukan?

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang

telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan

masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini

melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip yang

umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan

komunitas:

1) Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa ( IMTAQ).

2) Integrated

Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi,

tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan azaz

kemitraan.

21

Page 22: Fix Komunitas

3) Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program

yang telah disusun.

4) Mampu dan  mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.

5) Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan

bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan

tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi focus adalah program

kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan parthnerships in

community. (Model for nursing parthnerships).

Prinsip lain yang perlu diperhatikan :

1) Berdasarkan respon masyarakat

2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat

3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta

lingkungannya

4) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

5) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara

esensial

6) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat

7) Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

1) Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan

pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya

22

Page 23: Fix Komunitas

2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam rangka

alih peran

3) Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan

e. Evaluasi Atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat

dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku

kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan

tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan

dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :

1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang

telah ditetapkan

2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai

dengan pelaksanaan

3) Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi

Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi

dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam

evaluasi  : 1) formatif dan sumatif, 2) input, proses, dan output.

Kegunaan evaluasi :

1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang

diberikan

2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan keperawatan yang

diberikan

3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki

atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan

23

Page 24: Fix Komunitas

Hasil evaluasi :

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi :

1) Tujuan tercapai

Apabial individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah menunjukkan

kemajuan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan

2) Tujuan tercapai sebagian

Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari

penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya

3) Tujuan tidak tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak menunjukkan

perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini

perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis,

diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor  yang lain tidak sesuai sehingga menjadi

penyebab tidak tercapainya tujuan 

24

Page 25: Fix Komunitas

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Data Inti

1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Lokasi daerah binaan komunitas adalah di Desa Dawan Kaler,

Kecamatan Dawan, yang terletak disebelah timur Kota Semarapura

dengan jarak 10 Km dan 42 Km dar Kota Denpasar. Dimana Desa

Dawan Kaler memiliki 4 dusun/banjar adat dari utara ke selatan

yaitu Dusun Kayehan, Dusun Pasekan, Dusun Metulis, dan Dusun

Sengguan.

Luas wilayah Desa Dawan Kaler:

25

Page 26: Fix Komunitas

2) Data Demografi

a) Berdasarkan usia

b) Berdasarkan jenis kelamin

Tahun Jenis Kelamin Jumlah KK Jumlah

PendudukLaki-laki Perempuan

2013 1437 1421 663 2858

2014 1449 1406 668 2855

c) Pekerjaan Penduduk

Penduduk Usia 15-54 tahun yang tidak bekerja sebanyak : 351

sedangkan yang usia produktif 1.651. Jadi, angka

pengangguran 21.26 %

26

Page 27: Fix Komunitas

d) Tingkat Pendapatan

Income Perkapita : 3.142.2016 atau penghasilan rumah tangga

perbulan: Rp. 261.851.

e) Tingkat Kesejahteraan

b. Status Kesehatan Komunitas

1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas:

a) Gangguan jiwa 4 orang

b) Gizi kurang 4

c) Gizi buruk 1

d) Pernikahan usia <18 tahun 3 pasangan

27

Page 28: Fix Komunitas

e) Kematian bayi 1

f) Hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu

lansia

g) Pemeriksaan gigi khusus tidak pernah dilakukan

h) Belum pernah ada sekrening kesehatan secara khusus

i) Pembuangan dan pengelolaan sampah belum optimal

j) Pertolongan persalinan oleh nakes belum optimal

k) Program UKS belum optimal

l) Target pemeriksaan kehamilan belum maksimal

2) UHH

Dari data, maka diperoleh Angka Harapan Hidup Desa Dawan

Kaler tahun 2013 yaitu 423/ 7 = 60,42 th dan pada tahun 2014

adalah 689,5/10 = 68,95 th

c. Pengkajian terhadap 8 subsistem:

1) Data lingkungan fisik

a) Pemukiman

28

Page 29: Fix Komunitas

(1) Bentuk bangunan:

(2) Jenis bangunan:

(3) Atap rumah:

(4) Dinding:

(5) Lantai:

(6) Ventilasi:

(7) Pencahayaan:

(8) Penerangan:

(9) Kebersihan:

(10) Pengaturan ruangan dan perabot:

(11) Kelengkapan alat rumah tangga:

b) Sanitasi

(1) Penyediaan air bersih (MCK)

(2) Penyediaan air minum

(3) Pengelolaan jamban

(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

(5) Pengelolaan sampah Polusi udara, air, tanah, atau

suaran/kebisingan

(6) Sumber polusi

c) Fasilitas

(1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain

(2) Pekarangan

29

Page 30: Fix Komunitas

(3) Sarana olahraga

(4) Taman, lapangan

(5) Ruang pertemuan

(6) Sarana hiburan

(7) Sarana ibadah

d) Batas – batas wilayah

e) Kondisi geografis

f) Pelayanan kesehatan dan sosial

g) Pelayanan kesehatan

(1) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)

(2) Jumlah kunjungan

(3) Sistem rujukan

f) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)

(1) Lokasi

(2) Kepemilikan

(3) Kecukupan

g) Ekonomi

(1) Jenis pekerjaan

(2) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan

(3) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan

30

Page 31: Fix Komunitas

(4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut

usia

h) Keamanan dan transportasi

(1) Keamanan

(2) System keamanan lingkungan

(3) Penanggulangan kebakaran

(4) Penanggulangan bencana

(5) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah

i) Transportasi

(1) Kondisi jalan

(2) Jenis transportasi yang dimiliki

(3) Sarana transportasi yang ada

j) Politik dan pemerintahan

(1) Sistem pengorganisasian

(2) Struktur organisasi

(3) Kelompok organisasi dalam komunitas

(4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

k) Sistem komunikasi

(1) Sarana umum komunikasi

(2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

(3) Cara penyebaran informasi

31

Page 32: Fix Komunitas

l) Pendidikan

(1) Tingkat pendidikan komunitas

(2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)

(3) Jenis bahasa yang digunakan

m) Rekreasi

(1) Kebiasaan rekreasi

(2) Fasilitas tempat rekreasi

2. Analisa Data

Data Diagnosa Keperawatan

DS: -

DO:

- Hanya ada 1 dari 4 banjar yang

menyelenggarakan Posbindu

lansia

- UHH pada tahun 2014 adalah

689,5/10 = 68,95 th

(berdasarkan BPS daerah

Klungkung UHH = 69,52)

Risiko penurunan status kesehatan

lansia di Desa Dawan Kaler

DS: -

DO:

- Ibu Hamil yang melakukan

pemeriksaan K1 dari 40 orang

hanya 34 orang (85%)

Risiko penurunan derajat kesehatan

ibu dan bayi di Desa Dawan Kaler

32

Page 33: Fix Komunitas

- Ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan K4 dari 40 orang

hanya 30 orang (75%)

- Ibu yang melakukan persalinan

yang dibantu oleh nakes dari 38

orang hanya 26 orang (68,4%)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko penurunan status kesehatan lansia di wilayah Desa Dawan Kaler

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat

tentang perubahan-perubahan pada lansia serta kurangnya informasi untuk

memelihara kesehatan fisik, mental, sosial dari lanjut usia ditandai dengan

hanya ada 1 dari 4 banjar yang menyelenggarakan Posbindu lansia dan

UHH pada tahun 2014 adalah 68,95 tahun.

2. Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi di Desa Dawan Kaler

berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang kesehatan ibu

selama hamil ditandai dengan:

- Ibu Hamil yang melakukan pemeriksaan K1 dari 40 orang hanya 34

orang (85%)

- Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan K4 dari 40 orang hanya 30

orang (75%)

- Ibu yang melakukan persalinan yang dibantu oleh nakes dari 38 orang

hanya 26 orang (68,4%)

33

Page 34: Fix Komunitas

PRIORITAS MASALAH

No Masalah Pentingnya

masalah untuk

dipecahkan

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Kemungkinan

perubahan positif

jika diatasi

0 = tidak ada

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Peningkatan

terhadap

kualitas hidup

bila masalah

diatasi

0 = tidak ada

1 = rendah

2 = sedang

3 = tinggi

Total

1. Risiko

penurunan

status

kesehatan

lansia di

Desa Dawan

Kaler

3 2 3 8

2. Risiko

penurunan

derajat

kesehatan

ibu dan bayi

di Desa

Dawan

Kaler

3 3 3 9

34

Page 35: Fix Komunitas

Jadi, dapat disimpulkan prioritas masalah di Desa Dawan Kaler yaitu:

1. Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan anak di Desa Dawan Kaler

2. Risiko penurunan status kesehatan lansia di Desa Dawan Kaler

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No.

Dx

Tujuan Rencana

Kegiatan

Standar

Evaluasi

Tempat Penanggung

jawab

1. Setelah diberikan

tindakan

keperawatan,

diharapkan tidak

terjadi penurunan

derajat kesehatan ibu

dan bayi di Desa

Kaler Dawan dengan

kriteria hasil:

1. Ibu hamil

mendapatkan

informasi masalah

kesehatan ibu,

perubahan-perubahan

yang terjadi pada ibu

selama hamil dan

perawatan terhadap

ibu hamil

2.Kader mampu

memotivasi dan

memberikan

penyuluhan pada ibu

1.Berikan

penyuluhan

kesehatan pada

ibu hamil

tentang

perubahan-

perubahan yang

terjadi pada ibu

hamil dan

perawatan pada

ibu hamil

2.Bimbing kader

dalam

memberikan

penyuluhan

dalam

pentingnya

perawatan

kesehatan ibu

hamil

3.Bentuk

posyandu ibu

1.Masyarakat

memahami

tentang materi

penyuluhan

yang diberikan

2.Kader ikut

serta dalam

penyuluhan,

kader dapat

menyebutkan

kembali materi

yang diberikan

3.70% ibu

hamil dan kader

mengikuti acara

pembentukan

posyandu ibu

hamil

4.70% ibu

hamil mengikuti

pemeriksaan

Balai

Banjar

Desa

Dawan

Kaler

Mahasiswa,

petugas

puskesmas,

dan kader

posyandu/pos

bindu di Desa

Dawan Kaler

35

Page 36: Fix Komunitas

hamil tentang

perawatan ibu hamil

3.Terbentuknya

posyandu ibu hamil

4.Ibu hamil dapat

melakukan

pemeriksaan

kehamilan sesuai

jadwal

hamil dan susun

rencana kegiatan

bersama kader

4.Laksanakan

pemeriksaan

fisik oleh tenaga

kesehatan

5.Catat

pemeriksaan

fisik ibu hamil di

buku KIA ibu

6.Rujuk ibu

hamil yang

mengalami

gangguan/resti

terhadap

kehamilannya ke

puskesmas untuk

mendapatkan

pengobatan

fisik ibu hamil

5.Pemeriksaan

fisik ibu hamil

tercatat dibuku

KIA oleh

kader/mahasisw

a

6.Ibu hamil

yang

mengalami

gangguan/resti

dirujuk ke

puskesmas

untuk

mendapatkan

pengobatan

2. Setelah diberikan

tindakan

keperawatan,

diharapkan tidak

terjadi penurunan

kesehatan lansia di

Desa Kaler Dawan

dengan kriteria hasil:

Masyarakat/lansia

mendapatkan

informasi masalah

1.Berikan

penyuluhan

kesehatan pada

masyarakat

lansia tentang

perubahan-

perubahan yang

terjadi pada

lansia dan

perawatan pada

lansia yang sakit

1.Masyarakat

memahami

tentang materi

penyuluhan

yang diberikan

2.Kader ikut

serta dalam

penyuluhan,

kader dapat

menyebutkan

kembali materi

Balai

Banjar

Desa

Dawan

Kaler

Mahasiswa,

petugas

puskesmas,

dan kader

posyandu/pos

bindu di Desa

Dawan Kaler

36

Page 37: Fix Komunitas

kesehatan lansia,

perubahan-

perubahan yang

terjadi pada lansia

dan perawatan

terhadap lansia

yang sakit

Kader mampu

memotivasi dan

memberikan

penyuluhan pada

keluarga yang

memiliki lansia

tentang perawatan

lansia

Terbentuknya

posbindu lansia

Lansia dapat

melakukan

pemeriksaan fisik

teratur

Kader mampu

mengisi KMS

lansia

2.Bimbing kader

dalam

memberikan

penyuluhan

dalam

pentingnya

perawatan

kesehatan lansia

3.Bentuk

posyandu lansia

dan susun

rencana kegiatan

bersama kader

4.Bimbing kader

dalam pengisian

KMS lansia

5.Laksanakan

pemeriksaan

fisik oleh tenaga

kesehatan

6.Catat

pemeriksaan

fisik lansia di

KMS lansia

7.Rujuk lansia

yang mengalami

gangguan

kesehatan ke

puskesmas untuk

mendapatkan

pengobatan

yang diberikan

3.70% lansia

dan kader

mengikuti acara

pembentukan

posyandu lansia

4.Terbentuknya

rencana

kegiatan dalam

1 tahun

5.70% lansia

mengikuti

pemeriksaan

fisik lansia

6.Pemeriksaan

fisik lansia

tercatat di KMS

oleh

kader/mahasisw

a

7.Lansia yang

mengalami

gangguan

kesehatan

dirujuk ke

puskesmas

untuk

mendapatkan

pengobatan

37

Page 38: Fix Komunitas

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu

keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan

masyarakat dan social (WHO, 1959). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi

dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu : Ilmu Keperawatan, Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial (Peran Serta Masyarakat).

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk

menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam

rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal

mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus

menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses

keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan

pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi proses keperawatan

komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis,

dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah

kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah –

langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan

penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan

keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005).

Proses Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama

tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan

keperawatan dan intervensi jika perlu.

Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh

intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien. Suatu pernyataan

evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu :

1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu.

38

Page 39: Fix Komunitas

2. Pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat

sehubungan dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan

klien.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya mampu memahami dan

mengaplikasikan tentang konsep keperawatan komunitas di masyarakat untuk

dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

39

Page 40: Fix Komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori

dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC

BPS Provinsi Bali. 2013. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2013. Dalam

(http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=615007&od=15&id=15). Diakses

tanggal 4 Maret 2015.

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :

Gosyen Publishing.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Henny, Achjar Komang Ayu. 2011. Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori dan

praktek. Jakarta : EGC

40