financial ratio analysis as a basis for the...
TRANSCRIPT
FINANCIAL RATIO ANALYSIS AS A BASIS FOR THE DETERMINATION OF SHARES IN CHOOSING A COMPANY (A CASE
STUDY IN PT Indosat Tbk and PT Telkom Tbk)
METTA NIRVANA LI
Undergraduate Program, Faculty of Economic, 2012
Keywords: financial ratios, reports, fundamental analysis
ABSTRACT
Investing in stocks requires analysis, not a few investors who suffered losses because first analyze a stock before buying it. The analysis used is of fundamental analysis using financial ratios, such as liquidity ratios, profitability ratios, leverage ratios, activity ratios and market ratios. This technique focuses on financial ratios, therefore the financial statements are very important information.
The purpose of this paper is to find out which company has the best financial performance using five ratios, the liquidity ratios, profitability ratios, leverage ratios, activity ratios, and the ratio of the market. Each ratio was represented by two formulas. The data used are the balance sheet and profit loss for the period December 31, 2006 until December 31, 2011.
Based on the calculation of financial ratios when compared internally and externally, companies with better financial performance is PT Telkom Tbk. Of the average value of the five financial ratios, PT Telkom Tbk has three values mean better financial ratios, the liquidity ratios, profitability ratios, and the ratio of activity. The average value of each ratio is 0.75 current ratio, quick ratio 0.73, 21% net profit margin and return on assets of 14%, fixed asset turnover of 0.91, total asset turnover of 0.68.
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM SUATU PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT
INDOSAT Tbk DAN PT TELKOM Tbk)
METTA NIRVANA LI
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Investasi dalam saham memerlukan analisis, tidak sedikit investor yang mengalami kerugian karena tidak terlebih dahulu menganalisa suatu saham sebelum membelinya. Analisis yang dipakai adalah analisis fundamental dengan menggunakan rasio keuangan, diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio pasar. Teknik ini menitik beratkan pada rasio keuangan, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perusahaan mana yang mempunyai kinerja keuangan terbaik dengan menggunakan lima rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Masing-masing rasio diwakili oleh dua rumus. Data yang digunakan adalah neraca dan laba rugi periode 31 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan dan setelah dibandingkan secara internal dan eksternal, perusahaan yang memiliki kinerja keuangan lebih baik adalah PT Telkom Tbk. Dari nilai rata-rata kelima rasio keuangan, PT Telkom Tbk memiliki tiga nilai rata-rata rasio keuangan yang lebih baik, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Nilai rata-rata masing-masing rasio adalah current ratio 0,75, quick ratio 0,73, net profit margin 21%, dan return on asset 14%, fixed asset turn over 0,91, total asset turn over 0.68.
Kata Kunci : Rasio Keuangan, Laporan, Analisis Fundamental
1. Pendahuluan
Dalam era Globalisasi sekarang ini, setiap negara harus dapat bersaing bila tidak ingin
tertinggal dari negara lain. Salah satu yang memegang peranan sangat penting dalam kemajuan
suatu negara adalah bidang ekonomi. Jika perekonomian suatu negara berjalan dengan baik,
maka akan memacu kemajuan di bidang lainnya. Indonesia salah satu negara berkembang di
Asia Tenggara yang terkena badai krisis ekonomi dan moneter, sangat merasakan dampaknya.
Inflasi tinggi, harga-harga melonjak naik, kegiatan ekonomi lesu dan hampir tidak ada yang
mendapatkan keuntungan. Akibatnya pemerintah kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Pasar modal adalah salah satu entitas bisnis yang paling kompleks. Pasar modal dalam
banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu Negara. Bahkan tidak jarang
keberadaan pasar modal kerap juga menjadi salah satu indicator untuk mengukur maju tidaknya
suatu tingkat perekonomian Negara. Tingkat perekonomian suatu Negara berbeda dengan
Negara lainnya. Hal ini tergantung dari kondisi Negara tersebut. Dikategorikan debagai Negara
yang sedang berkembang atau Negara yang sudah maju. Pasar modal kita mengenal berbagai
aktivitas baik itu seputar transaksi saham, kinerja perusahaan, harga saham, laba maupun
kebijakan deviden dan masih banyak lainnya.
Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan
suatu Negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang
kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Melalui pasar modal
dimungkinkan terciptanya usahawan yang dapat menggalang penyerahan dana jangka panjang
dari masyarakat untuk disalurkan kesektor-sektor produktif. Hal ini sejalan dengan fungsi pasar
modal yaitu meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria
pasarnya secara efesien yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam kegiatan investasi dipasar modal salah satu instrument yang dipergunakan adalah
saham. Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda bukti penyertaan atau partisipasi dalam modal suatu
perusahaan serta menunjukan hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut.
Semakin banyaknya perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal akan menimbulkan
berbagai kombinasi saham yang bisa di pilih oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal.
Berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya
pada satu jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang tinggi dari dana yang diinvestasikan.
Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk menanamkan harta ataupun modal
baik pada aktiva riil maupun aktiva finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan
maksud memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Investasi aktiva riil yaitu
investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud nyata seperti: emas, real estate dan
karya seni. Sedangkan, investasi aktiva financial yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-
sektor financial, seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana.
Investasi yang ditanamkan pada saham oleh investor tentunya mengharapkan keuntungan
atau return. Return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi, Return yang diharapkan
pada saham yaitu capital gain dan deviden. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh
investor dimana saham yang dimiliki mempunyai harga pasar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan harga perolehan saham tersebut, sedangkan Deviden adalah keuntungan dari suatu
perusahaan pada periode tertentu dan akan diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Deviden akan dibayarkan atau tidak, bagaimana sifat dan jumlah deviden merupakan
masalah yang ditentukan oleh dewan direksi. Jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan
laba sebagai deviden maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba yang ditahan tetapi tetap saja
mengingatkan kesejahteraan para pemegang saham. Informasi keuangan yang sangat menarik
perhatian para pemegang saham dan para calon investor, salah satunya adalah laba per lembar
saham. Oleh karena itu informasi tentang laba per lembar saham itu selalu dicantumkan dalam
berbagai laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, khususnya untuk laporan-laporan
yang ditujukan kepada pemegang saham dan masyarakat luas seperti halnya laporan keuangan.
Investasi dalam saham memerlukan analisis , tidak sedikit investor yang mengalami
kerugian karena tidak terlebih dahulu menganalisa suatu saham sebelum membelinya. Salah satu
analisis yang dipakai adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan metode
analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini menitik
beratkan pada rasio keuangan, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang
sangat penting, karena laporan keuangan menggambarkan aspek fundamental perusahaan yang
bersifat kuantitatif.
Analisis teknikal adalah suatu analisis yang mempelajari harga pasar yang menggunakan
alat bantu berupa grafik (chart), dengan tujuan untuk memprediksi harga dimasa mendatang.
Analisis fundamental investor dapat memproyeksikan dan menilai suatu perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan bagi investor. Oleh karena itu penganalisa harus mampu menyesuaikan
faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa mendatang yang
mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.
Dalam posisi keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-pos neraca dan
perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusuri sejarah suatu perusahaan dan
menilai posisi keuangannya saat ini, serta memungkinkan bagi manajer keuangan
memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan
demikian dapat mancari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana. Untuk melakukan
analisis fundamental, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-
aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam
neraca ataupun laporan laba rugi dan juga rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Neraca
adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal dari perusahaan pada suatu saat tertentu, dan
Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh suatu
perusahaan selama periode tertentu.
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan mengukur perbandingan-perbandingan antara
rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan suatu perusahaan.
Rasio-rasio yang digunakan adalah Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, yang terdiri
dari Current Ratio dan Quick Ratio. Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar, dan Quick Ratio adalah untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban dengan mengurangkan
persediaan yang dianggap kurang likuid. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur
seberapa besar efektivitas manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan dengan
kemampuan menciptakan keuntungan atau perlu ditambahkan mampu menciptakan nilai tambah
ekonomis perusahaan, yang terdiri dari Net Profit Margin dan Return On Asset. Net Profit
Margin adalah ukuran persentasi dari setiap sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan
pengeluaran, termasuk bunga dan pajak, dan Return On Asset adalah ukuran keseluruhan
keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil
atas investasi. Semakin tinggi hasil yang dihasilkan, semakin baik. Rasio Leverage adalah rasio
yang mengukur seberapa jauh atau besar perusahaan telah didanai atau dibiayai oleh utang, yang
terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio. Debt Ratio yaitu mengukur besarnya total
aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak
uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba, dan Debt to Equity Ratio
(DER) mengukur jumlah utang atau dana dari luar perusahaan terhadap modal sendiri. Rasio
Aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau
kas, yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over. Fixed Asset Turn Over
merupakan alat ukur efesiensi dimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya untuk
menghasilkan penjualan, dan Total Asset Turn Over menunjukan efesiensi dimana perusahaan
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran
aktiva, semakin efesien penggunaan aktiva tersebut. Rasio Pasar yang terdiri dari Earning Per
Share dan Book Value Per Share. Earning Per Share menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan
dari setiap lembar saham biasa, dan Book Value Per Share menunjukkan bagaimana penilaian
investor terhadap kinerja perusahaan. Teknik ini menitik beratkan pada rasio keuangan, oleh
karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting, karena laporan keuangan
menggambarkan aspek perusahaan yang bersifat kuantitatif.
Dengan melakukan analisis fundamental investor dapat memproyeksikan dan menilai suatu
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan bagi investor. Dari uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI
DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM SUATU PERUSAHAAN (STUDI
KASUS PADA PT. INDOSAT Tbk DAN PT. TELKOM Tbk) “.
2. Telaah Pustaka
2.1 Telaah Teori
2.1.1 Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak /
badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (http://www.idx.co.id:2007)
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas (PT). (Arief Habib, 2008:105).
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa saham adalah tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) atas suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas.
Ada dua jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu :
1. Saham biasa
Saham biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian
pendapatan tetap atau deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita oleh perusahaan. (http://www.organisasi.org:2007).
2. Saham preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat deviden
lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibandingkan pemegang saham biasa
seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha
sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran deviden preferen agar tidak
lengser. (http://www.organisasi.org:2007).
2.1.2 Keuntungan dan Kerugian berinvestasi Saham
Keuntungan :
a. Capital gain merupakan selisih dari harga beli dan harga jual. Dimana harga jual
lebih tinggi dari harga beli.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar
sekunder. (http://www.idx.co.id:2007).
b. Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal
dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. (http://www.idx.co.id:2007).
Kerugian :
a. Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana
investor menjual sahamnya pada saat harga jual lebih rendah dari harga beli.
b. Opportunity loss adalah kerugian yang berupa selisih dari suku bunga deposito
dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.
c. Kerugian pada saat perusahaan likuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari
harga beli saham.
2.1.3 Metode Analisis Saham
a. Analisis Fundamental
Analisis Fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan. Analisis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. (http://www.ipotindonesia.com:2008).
Analisis Fundamental adalah salah satu bentuk analisa investasi yang sering
digunakan untuk melakukan perkiraan harga saham, pergerakan mata uang
berdasarkan laporan keuangan perusahaan, tindakan koperasi, kondisi makro
ekonomi, saingan, bahkan manajemen perusahaan.
(http://www.indoanalyst.com:2010).
Dari kedua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis
fundamental adalah teknik untuk memperkirakan pergerakan harga saham dimana
yang akan datang berdasarkan data ekonomi dan kinerja perusahaan.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah suatu analisis yang mempelajari harga pasar yang
menggunakan alat bantu berupa grafik (chart), dengan tujuan untuk memprediksi
harga dimasa mendatang. (Arief Habib, 2008:166).
2.1.4 Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:135).
Dalam definisi laporan keuangan ini terdiri dari berbagai pendapat, diantaranya
adalah:
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut.
( http://id.wikipedia.org:2009).
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses
akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas
tersebut. (Ridwan dan Inge Barlian,2003:76).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan
adalah daftar laporan keuangan yang disusun pada akhir periode dan digunakan untuk
kepentingan perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2.1.5 Komponen Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba rugi yang
diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
b. Neraca
Neraca adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal dari perusahaan pada
suatu saat tertentu.
Kegunaan Neraca :
1. Menganalisis tentang likuidasi dan solvabilitas perusahaan yang berhubungan
dengan masalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya.
2. Menganalisis rentabilitas perusahaan yang berhubungan dengan masalah
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan
uasahanya.
3. Menganalisis perputaran modal kerja yang berhubungan dengan masalah
efektivitas dan efesiensi penggunaan modal.
4. Sebagai alat perbandingan pada setiap periode akuntansi, dan analisis sumber
dan penggunaan dana perusahaan. ( Hendra, 2009:199).
c. Laporan Perubahaan Modal
Laporan perubahaan modal adalah suatu laporan yang memberikan informasi
tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama periode tertentu
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:76).
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan sumber penerimaan dan pengeluaran suatu
perusahaan selama satu periode akuntansi.
Laporan arus kas disusun berdasarkan periode tertentu dan diklasifikasikan menurut
aktivanya. (Arief Habib, 2008:26).
2.1.6 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi laporan keuangan maupun
perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan
yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah dimana
perusahaan tersebut didomisili, buruh dan pihak lainnya lagi.
1. Pemilik perusahaan, sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang pimpinannya
diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan laporan tersebut
pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin
perusahaannya.
2. Manager atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui posisi keuangan
perusahaannya pada periode yang baru, akan dapat menyusun rencana yang lebih
baik, memperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaannya yang lebih tepat. Tetapi yang terpenting bagi manajemen adalah
bahwa laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk mempertanggung-jawabkan
kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan.
3. Para investor, bankers maupun para kreditur lainnnya sangat berkepentingan atau
memerlukan laporan keuangan peusahaan, karena investor, bankers, maupun
kreditur juga ikut serta dalam menanamkan modalnya berupa saham. Mereka ini
berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan
perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan
tersebut. Dari hasil analisis tersebut para investor, bankers, dan para kreditur
lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
4. Pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan
laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya
pajak yang harus ditanggung perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat
Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan tenaga kerja untuk dasar
perencanaan pemerintah. Buruh yang biasanya diwakili oleh organisasinya akan
berusahaan untuk memperoleh tingkat upah layak dan terselenggaranya jaminan
sosial yang lebih baik. (Munawir, 2007:2).
2.1.7 Rasio Keuangan
Kinerja perusahaan diukur dengan banyak indikator. Salah satunya adalah analisis
rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua atau lebih
data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka pada neraca dan laporan laba
rugi. Setiap rasio keuangan digunakan untuk analisis yang berbeda, bergantung pada
tujuan dan kepentingannya. Ada yang fokus pada operasional perusahaan, return,
investasi, pertumbuhan, dan ada pula pada utang. (Arief Habib, 2008:51).
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. (Hendra,
2009:199).
a. Net Working Capital, merupakan alat ukur likuiditas untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo.
b. Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar.
c. Cash Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan kas dan bank.
d. Quick Ratio, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban dengan mengurangkan persediaan yang dianggap kurang likuid.
(Hendra, 2009:200).
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar efektivitas
manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan dengan kemampuan
menciptakan keuntungan atau perlu ditambahkan mampu menciptakan nilai tambah
ekonomis perusahaan. (Hendra, 2009:199).
a. Gross Profit Margin adalah ukuran persentasi dari setiap sisa penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. (Ridwan dan Inge Barlian,
2003:144).
b. Operating Profit Margin adalah ukuran persentasi dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga
setelah pajak; atau laba bersih yang dihasilkan. (Ridwan dan Inge Barlian,
2003:145).
c. Net Profit Margin adalah ukuran persentasi dari setiap sisa penjualan sesudah
dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:145).
d. Return On Asset adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam
menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi.
Semakin tinggi hasil yang dihasilkan, semakin baik.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:145).
e. Return On Equity adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang
saham preferen maupun saham biasa) atas investasi diperusahaan. (Ridwan dan
Inge Barlian, 2003:146).
3. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa jauh atau besar
perusahaan telah didanai atau dibiayai oleh utang. (Hendra, 2009:199).
a. Debt Ratio yaitu mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai oleh kreditur
perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak uang kreditur yang
digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:140).
b. Debt to Equity Ratio (DER), rasio ini mengukur jumlah utang atau dana dari
luar perusahaan terhadap modal sendiri. (Hendra, 2009:199).
c. Time Interest Earned Ratio, rasio ini mengukur berapa kali kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban berupa bunga dari hasil laba sebelum
bunga dan pajak. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:142).
d. Fixed Payment Coperage Ratio, rasio ini mengukur berapa kali kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban tetapnya seperti bunga dan pajak
serta pembayaran sewa guna usaha.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:142).
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan
menjadi penjualan atau kas. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:135).
a. Inventory Turn Over, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menjual produknya dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan
jumlah persediaan yang dimiliki. (Hendra, 2009:203).
b. Receivable Turn Over, digunakan untuk memperkirakan berapa kali dalam satu
periode tertentu, jumlah arus kas masuk ke perusahaan yang diperoleh dari
piutang dagang. (Hendra, 2009:204).
c. Average Collection Period, adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan
untuk menagih piutang. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:137).
d. Average Payment Period adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk
membayar utang dagang. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:138).
e. Toal Asset Turn Over, menunjukan efesiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran
aktiva, semakin efesien penggunaan aktiva tersebut.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:139).
f. Fixed Asset Turn Over merupakan alat ukur efesiensi dimana perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan.
(Ridwan dan Inge Barlian, 2003:138).
5. Rasio Pasar
a. Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk mengukur jumlah uang dimana
investor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan.
Besarnya rasio ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi PER semakin besar juga
tingkat kepercayaan investor. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:146).
b. Book Value Per Share, menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap
kinerja perusahaan. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:147).
c. Market Book Ratio, digunakan untuk menilai seberapa jauh perusahaan dihargai
oleh pasar atau masyarakat investor.
( Arief Habib, 2008:62).
d. Earning Per Share, menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap
lembar saham biasa. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003:146).
2.2 Kajian Sejenis
Dalam sub bab ini penulis mengkaji penelitian ilmiah sejenis yang disusun oleh:
Muhammad Risza Maulana dan Ira Phajar Lestari (2009), UG Jurnal, “ANALISIS
FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
MEMILIH SAHAM SUATU PERUSAHAAN”.
Abstraksi: Analisis fundamental dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan
dengan menggunakan analisis laporan keuangan, atau yang lebih dikenal dengan rasio
keuangan. Dari hasil perhitungan rasio keuangan tersebut, maka dapat dilihat keadaan
kinerja keuangan suatu perusahaan, apakah sudah baik atau sebaliknya. Analisis laporan
keuangan dilakukan dengan mengukur perbandingan-perbandingan antara rasio-rasio yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan suatu perusahaan. Didalam
penulisan ilmiah ini penulis menggunakan empat rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio leverage, dan rasio pasar. Laporan keuangan yang digunakan adalah
neraca dan laporan laba rugi pada periode 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Masing-
masing rasio diwakili oleh 2 rumus untuk dapat mengambil kesimpulan dari hasil
perhitungan tersebut. Dari hasil perhitungan rasio-rasio tersebut dan setelah dibandingkan
secara internal dan eksternal PT Indosat Tbk lebih baik kinerjanya bila dilihat dari laporan
keuangannya. Dari hasil perbandingan tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
analisis fundamental sangant penting dilakukan untuk pengambilan keputusan seorang
investor membeli saham suatu perusahaan.
2.3 Alat Analisis
Adapun alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu:
a. Analisis Kualitatif
Dalam analisis kulaitatif penulis mencoba untuk menjelaskan hasil penelitian
yang telah dilakukan sehingga mudah untuk dianalisis dan mudah untuk dipahami oleh
pembaca dan pihak lain.
b. Analisis Kuantitatif
Untuk mengetahui berapa pengaruh analisis fundamental terhadap pengambilan
keputusan investasi maka analisis secara kuantitatif penulis menggunakan rasio
keuangan, yaitu:
1. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. ( Hendra, 2009:
199).
a. Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva
lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini, perusahaan dianggap semakin
mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑟𝑟 =aktiva lancarutang lancar
b. Quick Ratio
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relative cukup
likuid).
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑟𝑟 =aktiva lancar − persediaan
utang lancar
2. Ratio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar efektivitas
manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan dengan kemampuan
menciptakan keuntungan atau perlu dtambahkan dan mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis perusahaan. (Hendra, 2009: 199).
a. Net Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap sisa penjualan sesudah
dikurangin semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. (Ridwan
dan Inge Barlian, 2003: 145).
net profit margin =𝑙𝑙𝑟𝑟𝑙𝑙𝑟𝑟 𝑙𝑙𝑐𝑐𝑐𝑐𝑏𝑏𝑟𝑟ℎ 𝑏𝑏𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑙𝑙𝑟𝑟ℎ 𝑝𝑝𝑟𝑟𝑝𝑝𝑟𝑟𝑝𝑝
𝑝𝑝𝑐𝑐𝑐𝑐𝑝𝑝𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙𝑟𝑟𝑐𝑐𝑥𝑥 100%
b. Return On Asset (ROA) adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen
dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas
investasi. Semakin tinggi hasil yang dihasilkan maka semakin baik. (Ridwan
dan Inge Barlian, 2003: 145).
return on asset =𝑙𝑙𝑟𝑟𝑙𝑙𝑟𝑟 𝑙𝑙𝑐𝑐𝑐𝑐𝑏𝑏𝑟𝑟ℎ 𝑏𝑏𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑙𝑙𝑟𝑟ℎ 𝑝𝑝𝑟𝑟𝑝𝑝𝑟𝑟𝑝𝑝
𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙 𝑟𝑟𝑝𝑝𝑐𝑐𝑟𝑟𝑎𝑎𝑟𝑟𝑥𝑥 100%
3. Ratio Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa jauh atau besar perusahaan
telah didanai / dibiayai oleh utang. (Hendra, 2009: 199).
a. Debt Ratio mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai oleh kreditur
perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak uang kreditur yang
digunakana perusahaan untuk menghasilkan laba. (Ridwan dan Inge Barlian,
2003: 140).
debt ratio =𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑢𝑢 𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙 𝑟𝑟𝑝𝑝𝑐𝑐𝑟𝑟𝑎𝑎𝑟𝑟
𝑥𝑥 100%
b. Debt to Equity Ratio (DER) rasio ini mengukur jumlah utang atau dana dari luar
perusahaan terhadap modal sendiri. (Hendra, 2009: 199)
𝑑𝑑𝑐𝑐𝑙𝑙𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑟𝑟 𝑐𝑐𝑒𝑒𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑒𝑒 𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑟𝑟 =total utang jangka panjang
modal sendiri
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraaan
menjadi penjualan atau kas (Ridwan dan Inge Barlian, 2003: 135).
a. Total Fixed Asset Turn Over merupakan alat ukur efesiensi dimana perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan (Ridwan dan
Inge Barlian, 2003: 138).
𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙 𝑓𝑓𝑟𝑟𝑥𝑥𝑐𝑐𝑑𝑑 𝑟𝑟𝑏𝑏𝑏𝑏𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑐𝑐𝑐𝑐 =penjualan bersih
aktiva tetap bersih
b. Total Asset Turn Over menunjukan efesiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tingi perputaran
aktiva, semakin efesien penggunaan aktiva tersebut. (Ridwan dan Inge Barlian,
2003: 139).
𝑐𝑐𝑟𝑟𝑐𝑐𝑟𝑟𝑙𝑙 𝑟𝑟𝑏𝑏𝑏𝑏𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑐𝑐𝑐𝑐 =penjualan
total aktiva
5. Ratio Pasar
a. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan berapa besar
keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar
saham.
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 =laba besih setelah pajak− deviden saham preferen
total saham yang diterbitkan
b. Book Value Per Share Menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap
kinerja perusahaan. Rasio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan
terhadap nilai buku. (Ridwan dan Inge Barlian, 2003: 147).
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐸𝐸𝐸𝐸 =ekuitas saham biasa
jumlah lembar saham yang diterbitkan
c. Analisis Komparatif
Metode ini digunakan dalam menganalisis dan membandingkan rasio keuangan
yang meliputi dua jenis perbandingan, pertama analisis dapat dibandingkan rasio
sekarang dengan rasio yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama
(perbandingan internal), kedua perbandingan rasio peusahaan dengan perusahaan
lainnya yang sejenis.
3. Metode Penelitian
3.1 Objek Penelitian
Sebagai objek, penulis melakukan tinjauan rasio keuangan dengan laporan keuangan dari
dua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana perusahaan tersebut
adalah PT. Indosat Tbk dan PT. Telkom Tbk.
3.2 Data dan Variable yang digunakan
Data yang digunakan oleh perusahaan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan dari 2
perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia yaitu PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk.
Laporan keuangan yang digunakan adalah dalam bentuk neraca dan laporan laba-rugi per 31
Desember 2006 sampai 31 Desember 2011.
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah berupa rasio keuangan, karena dari rasio
keuangan dapat diperkirakan arah perusahaan. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan
unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi serta saldo laba dengan yang lainnya dapat
memberikan gambaran penilaian posisi perusahaan. Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio
likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio, rasio profitabilitas yang terdiri dari net
profit margin dan return on asset, rasio leverage yang terdiri dari debt ratio dan debt to equity
ratio, rasio aktivitas yang terdiri dari total fixed asset turn over dan total asset turn over, rasio
pasar yang terdiri dari earning per share dan book value per share.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data sekunder berupa peninjauan laporan keuangan per 31 Desember 2006 sampai 31
Desember 2011 yang telah dipublikasikan melalui annual report di BEI dan lainnya. Melalui
studi pustaka, buku-buku literatur yang relevan dengan penelitian ini dan pencarian di berbagai
situs internet.
3.4 Alat Analisis yang digunakan
Adapun alat analisis yang digunakan penulis yaitu:
a. Analisis Kualitatif
Dalam analisis kualitatif penulis mencoba untuk menjelaskan hasil penelitian yang telah
dilakukan sehingga mudah untuk dianalisis dan mudah untuk dipahami oleh pembaca dan
pihak lain.
b. Analisis Kuantitatif
Untuk mengetahui berapa pengaruh analisis rasio keuangan terhadap pengambilan
keputusan investasi maka analisis secara kuantitatif penulis menggunakan dua teori
pendekatan, rasio keuangan dan analisis penilaian saham, antara lain:
1. Rasio likuiditas
a. Current ratio
b. Quick ratio
2. Rasio profitabilitas
a. Net profit margin
b. Return on asset
3. Rasio leverage
a. Debt ratio
b. Debt to equity ratio
4. Rasio aktivitas
a. Total fixed asset turn over
b. Total asset turn over
5. Rasio pasar
a. Earning per sharre
b. Book value per share
C. Analisis Komperatif
Metode ini digunakan dalam menganalisis dan membandingakan rasio keuangan
yang meliputi dua jenis perbandingan, pertama analisis dapat membandingkan rasio
sekarang dengan rasio yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama
(perbandingan internal), kedua perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan
lainnya yang sejenis.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
4.1.1 Profil PT. Indosat Tbk
PT Indonesian Satelindo Corporation Tbk.(Indosat) didirikan sebagai Perusahaan
Penanam Modal Asing (PMA) di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi internasional di
Indonesia pada tahun 1967. Pada tahun 1980, Pemerintah Indonesia mengambil alih seluruh
saham kepemilikan asing di Indosat.Di tahun 1994, Indosat melaksanakan pencatatan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Surabaya dan New York, sebagai BUMN pertama yang
tercatat di Luar negeri.
Dari tahun 1969 hingga 1990, Indosat menyediakan jasa telekomunikasi internasional
switching dan non-switching, termasuk jasa telephone sambungan langsung internasional,
sambungan komunikasi data internasional, seperti sewa internasional dan jasa transmisi untuk
tayangan langsung internasional.
Di pertengahan tahun 90-an,Indosat memasuki bidang usaha telekomuniksi yang
bergerak dalam bidang seluler dan melalui akuisisi penuh di PT Satelindo serta pendirian PT
Indosat Multi Media Mobile (IM3), saat ini Indosat menjadi penyelenggara seluler terbesar ke-
2 di Indonesia.
Pada akhir tahun 2002, Pemerintah Indonesia Melakukan divestasi saham indosat yang
dimilikinya sebesar 41,94% kepada Singapore Technologies Telemedia (ST Telemedia)
melalui Indonesia Communications Limited (ICL). Dengan demikian, status Indosat kembali
menjadi perusahaan PMA kini sebagai penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi
terpadu.
Kegiatan usaha Indosat dilakukan secara terpadu oleh Indosat dan perusahaan-perusahaan
di dalam Indosat Group,dimana salah satunya adalah Indosat Mega Media (INdosaM2).
Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Indosat, IndosatM2 didirikan pada
tahun 1996, dan sejak tahun 2000 telah beroperasi penuh dibidang usaha Internet, Multimedia
dan pengembangan produk dan jasa berbasis internet lainnya. Untuk itulah IndosatM2
didukung operasional jaringan komunikasi data dengan kapasitas terbasar di Indonesia,
termasuk jaringan serat optic yang terhubung ke backbone internasional.
1. Visi PT. Indosat Tbk.
a. Menjadi penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi terpadu berfokua
seluler/nirkabel yang terkemuka didunia.
b. Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas didunia
c. Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa Telekomunikasi Internasional
d. Menjadi pemain Global dalam industry Telekomunikasi dunia
1. Misi PT. Indosat Tbk.
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan 100% saham PT.Indosat dari
The American Cable and Television Coorporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember
1980, Kemudian dirumuskan misi baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada
suatu pandangan untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara
yang bersih dan Sukses.
4.1.2 Profile PT. Telkom Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom Indonesia atau Telkom saja) (IDX: TLKM
LSE: TKID NYSE: TLK) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa
dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai
perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap
sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.
Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar 48,81%. Sebagian besar kepemilikan saham
publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam
negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Presiden direktur Telkom saat ini adalah Rinaldi Firmansyah yang menggantikan Arwin
Rasyid pada 28 Februari 2007.
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan
telegraf.Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober
1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang
menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg).[1] Pada tahun 2009 momen
bersejarah tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel).Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi
(PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk.
(Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada
tahun 1989, ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi,
yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran
Umum Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE)
dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di
Bursa Saham Tokyo.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan
Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi.Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia
melakukan diregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar
bebas.Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Tahun
2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari
implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan
penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat.
Sejak bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom baru") yang
ditandai dengan penggantian identitas perusahaan. Layanan Telkom menyediakan jasa
telepon tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa
telepon bergerak (mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya.
1. Visi PT. Telkom Tbk
Visi adalah menjadi perusahaan infocomm terkemuka dikawasan regional.
2. Misi PT. Telkom Tbk
Misi adalah menyediakan layanan infocomm terpadu dan lengkap dengan kualitas terbaik
dan harga kompetitif dan menjadi model pengelolaan korporasi terbaik Indonesia.
Sebelum melakukan investasi dalam saham, perlu dicermati laporan keuangan dari kedua
perusahaan untuk memilih perusahaan mana yang lebih baik.Maka dari itu analisis rasio
keuangan sangat tepat digunakan dalam memilih suatu perusahaan. Pertama kali penulis akan
membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun-tahun sebelumnya selama 5tahun berturut-
turut dalam satu perusahaan. Lalu yang kedua , penulis membandingkan rasio membandingkan
perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya yang sejenis untuk menentukan perusahaan yang
terbaik.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk, yaitu:
1. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2006
2. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2007
3. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2008
4. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2009
5. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2010
6. Neraca dan laporan laba rugi periode yang berakhir 31 desember 2011
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
Dengan tiga analisis penulis berusaha untuk menjelaskan hasil penelitian secara kuntitatif,
kualitatif dan komperatif. Adapun hasil penelitian itu akan dikombinasikan dengan ketiga
analisis tersebut.
4.2.1 Analisis Rasio Keuangan
A. PT Indosat Tbk
Rasio Keuangan
PT Indosat Tbk 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
CR 0,83 0,93 0,91 0,55 0,52 0,55 0,72 QR 0,82 0,91 0,89 0,54 0,51 0,54 0,70
NPM 12% 12% 10% 8% 3% 4% 8% ROA 4% 5% 4% 3% 1% 2% 3% DR 55% 63% 66% 67% 65% 64% 63%
DER 1,24 1,72 1,95 2,05 1,90 1,77 1,77 FAT 0,50 0,54 0,49 0,41 0,45 0,48 0,48 TAT 0,36 0,36 0,36 0,33 0,37 0,39 0,36 EPS 2,71 3,45 3,14 2,43 1,30 1,68 2,77 BVS 27,98 30,45 32,04 33,05 33,56 34,63 31,95
B. PT TelkomTbk
Rasio Keuangan
PT Telkom Tbk 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
CR 0,68 0,77 0,54 0,61 0,91 0,96 0,75 QR 0,67 0,76 0,52 0,59 0,89 0,92 0,73
NPM 21% 22% 17% 18% 23% 22% 21% ROA 15% 16% 12% 12% 16% 15% 14% DR 52% 48% 62% 60% 44% 41% 51%
DER 1,39 1,16 1,66 1,50 0,78 0,69 1,20 FAT 0,95 0,98 0,86 0,80 0,91 0,95 0,91 TAT 0,68 0,72 0,67 0,66 0,68 0,69 0,68 EPS 2,13 2,48 2,71 3,02 3,14 3,06 2,76 BVS 5,57 6,70 6,81 7,74 11,19 12,10 8,35
Keterangan tabel :
CR = Current Ratio
QR = Quick Ratio
FAT = Total Fixed Asset Turn Over
TAT = Total Asset Turn Over
DR = Debt Ratio
DER = Debt to Equity Ratio
NPM = Net Profit Margin
ROA = Return On Asset
EPS = Earning Per Share
BVS = Book Value Per Share
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan bab IV, penulis mengambil kesimpulan bahwa :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, dalam hal ini rasio-
rasio keuangan yang dipakai, serta melalui perbandingan internal maupun eksternal, PT
Telkom Tbk lebih baik kinerjanya bila dibandingkan dengan PT Indosat Tbk. Dari nilai
rata-rata kelima rasio keuangan yang digunakan, PT Telkom Tbk memiliki tiga nilai rata-
rata rasio keuangan yang lebih baik, yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Nilai rata-rata masing-masing rasio adalah current ratio 0,75, quick ratio 0,73, net profit
margin 21%, dan return on asset 14%, fixed asset turn over 0,91, total asset turn over 0.68.
Sedangkan PT Indosat Tbk hanya unggul dalam rasio leverage dan rasio pasar dengan nilai
debt ratio 63%, debt to equity ratio 1,77, earning per share 2,77, book value per share
31,45. Jadi, ini dapat diartikan bahwa PT Telkom Tbk layak dipilih dari pada PT Indosat
Tbk.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil perhitungan, analisis dan kesimpulan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca yaitu:
1. Pengukuran rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam
penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Rasio tersebut dibentuk dari
data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya, jadi investor harus
berhati-hati dalam penilaian keuangan perusahaan apakah suatu rasio tertentu baik
atau buruk dalam penilaian gabungan tentang suatu perusahaan, dari kesimpulan
rasio-rasio yang digunakan.
2. Dalam hal menganalisa setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dari perhitungan
tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua
hal inipun dipenuhi yaitu :
a. Adanya perbandingan dengan perusahaan yang sejenis
b. Adanya analisa kecenderungan dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
REFERENCES
Habib, Arief. 2008. Kiat Jitu Peramalan Saham Analisis dan Teknikal. Yogyakarta: Andi
Offset.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, Suaddan Eny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Raharja putra, Hendra S. 2009. Manajemn Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif
Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Sundjaja, Ridwan dan Inge Berlian. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Edisi ke Lima. Jakarta:
Literata Lintas Media.
S. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan ke Empat Belas. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Sugiyarso, G. Dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban, dan Modal, serta Pengukuran Kinerja Perusahaan). Media Pressindo, Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org.
http://www.idx.co.id.
http://www.ipotindonesia.com.