i
PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN
PEREMPUAN BERBASIS POTENSI ALAM LOKAL DI DESA BOGAK
KABUPATEN BATUBARA
OLEH:
Anita Syafitri (NIM 110901066 - Angkatan 2011)
Ahmad Yasser Efendi (NIM 110901051 – Angkatan 2011)
Ismi Andari (NIM 110901013 – Angkatan 2011)
Rini Hayati Herman (NIM 120305029 – Angkatan 2012)
Andika Fernando (NIM 130901051 – Angkatan 2013)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
ii
IDENTITAS PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
1. Judul : Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan
Keterampilan Perempuan Berbasis Potensi Alam Lokal
Di Desa Bogak Kabupaten Batubara
2. Tema : Kemiskinan
3. Organisasi Pelaksana : IMASI (Ikatan Mahasiswa Sosiologi)
4. Ketua Pelaksana
• Nama : Anita Syafitri
• NIM : 110901066
• Tahun Angkatan : 2011
• Jurusan : Sosiologi
• Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
• Alamat PT : Jl. Dr. T. Mansur No. 9 Padang Bulan Medan
• No Hp : 085760795739
• E-mail : [email protected]
5. Anggota 1
• Nama : Ahmad Yasser Efendi
• NIM : 110901051
• Jurusan : Sosiologi
• Perguruan Tinggi: Universitas Sumatera Utara
6. Anggota 2
• Nama : Ismi Andari
• NIM : 110901013
• Jurusan : Sosiologi
• Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
7. Anggota 3
• Nama : Rini Hayati Herman
• NIM : 120305029
• Jurusan : Ilmu dan Teknologi Pangan
• Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
8. Anggota 4
• Nama : Andika Fernando
• NIM : 130901051
• Jurusan : Sosiologi
• Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
9. Nama Penanggungjawab : Drs. Edward, M.SP
NIP : 195509211985031000
10. Nama Dosen Pendamping: Dra. Lina Sudarwati, M.Si
NIP / NIDN : 196603181989032001 / 0018036602
No. HP : 081375899552
E-Mail : [email protected]
11. Biaya yang diperlukanan : Rp. 49.782.500
Biaya yang diusulkan : Rp. 49.782.500
1
JUDUL
Judul kegiatan ini adalah PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI
PENINGKATAN KETERAMPILAN PEREMPUAN BERBASIS POTENSI
ALAM LOKAL DI DESA BOGAK KABUPATEN BATUBARA
LATAR BELAKANG MASALAH
Desa Bogak memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.974 orang. Jumlah
penduduk tersebut jika diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin adalah 2.478
laki-laki dan 2.495 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1251
KK. Berdasarkan data yang ditemukan di kantor kepala desa bahwa terdapat 579
KK penduduk miskin dan yang mendapat kartu sehat sebanyak 550 jiwa (Kantor
Kepala Desa, 2013).
Mayoritas pekerjaan penduduknya adalah nelayan dengan presentase 90%
dari total penduduk. Masyarakat tersebut mayoritas memiliki tingkat
kesejahteraan yang rendah dikarenakan perekonomian mereka sebagian besar
bergerak disektor nelayan yang pendapatannya dipengaruhi dari hasil
penangkapan ikan serta sangat dipengaruhi oleh keadaan alam. Hal ini dibuktikan
oleh data kependudukan desa tahun 2013 bahwa pendapatan perkapita masyarakat
setempat hanya mencapai rata-rata 35 ribu/hari. Tentu saja pendapatan tersebut
masih tergolong rendah jika harus memenuhi biaya kehidupan sehari-hari seperti
makan, pendidikan, serta biaya hidup lainnya. Sehingga pendidikan anak-anak
yang ada di desa tersebut sangat rendah, bahkan sebagian dari mereka harus putus
sekolah karena lebih mementingkan membantu orang tua mereka melaut untuk
mencari ikan daripada melanjutkan pendidikan. Hal ini dibuktikan dari hasil
penelitian Jeprianto (2012), bahwa sebesar 53% hanya berpendidikan SD, 23%
SMP, 18% SMA, 1% Perguruan Tinggi, dan 5% Tidak sekolah (Jeprianto
Manurung, 2012).
Penduduk laki-laki setiap harinya melaut mencari ikan, biasanya juga
dibantu oleh anak-anak mereka. Sedangkan perempuannya dirumah, bekerja di
ruang domestik walau ada sebagian juga bekerja di ruang publik seperti membuat
ikan asin dari hasil tangkapan yang tidak laku. Perempuan di sana juga
membentuk kelompok masyarakat, salah satunya adalah kelompok pengajian
perempuan yang bernama Khairunnisa. Kelompok tersebut berkumpul setiap hari
Kamis dengan melakukan kegiatan bersama untuk mengisi waktu luang. Kegiatan
yang mereka lakukan hanya sebatas berkumpul dan mengaji tanpa melakukan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang yang bernilai jual. Padahal selain
memiliki potensi laut, Desa Bogak juga memiliki potensi alam lokal lain seperti
hutan mangrove yang luas yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual
tinggi.
Hutan mangrove ini belum dimanfaatkan potensinya secara maksimal oleh
masyarakat setempat, padahal pohon mangrove memiliki buah sebagai potensi
lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan dan
minuman. Salah satunya adalah pengelolaan buah mangrove menjadi berbagai
macam makanan seperti buah nopah menjadi manisan dan agar-agar, buah perpat
menjadi jus (minuman) dan dodol, serta buah api-api menjadi donat dan bolu.
Selain buah mangrove, daun jeruju juga dapat dikelola menjadi kerupuk. Potensi
alam lokal selain dari tanaman mangrove juga dapat berasal dari kulit kepah.
Penduduk sekitar terkadang mencari kepah di pantai, kepah hasil penangkapan
2
tersebut dagingnya dijual sedangkan kulitnya dibuang begitu saja, padahal kulit
kepah tersebut memiliki bentuk yang menarik untuk dapat diolah menjadi
aksesoris serta souvenir-souvenir yang bernilai ekonomis tinggi.
Banyak potensi alam yang terdapat di Desa Bogak hanya saja masyarakat
di desa tersebut tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah
dan memanfaatkan potensi alam lokal di desa tersebut. Karena itu kami memilih
Desa Bogak sebagai desa binaan yang akan kami lakukan untuk memberikan
keterampilan dalam memanfaatkan potensi alam lokal agar dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat. Selain itu, nantinya kami juga akan membantu
memasarkan produk yang yang telah dihasilkan dengan cara membuat kios-kios
penjualan souvenir dari kulit kepah dan makanan minuman hasil olahan mangrove
di sekitar Pelabuhan Tanjung Tiram serta melakukan ekspansi keluar daerah.
Selain itu, alasan kami memilih Desa Boga dikarenakan desa tersebut merupakan
desa yang masih tertinggal padahal untuk akses menuju desa tersebut tergolong
mudah hanya dengan sekali menggunakan angkutan umum dari Kota Medan,
namun berdasarkan wawancara awal yang kami lakukan kepada Sektretaris Desa
Bogak bahwa desa tersebut belum pernah mendapatkan pemberdayaan
masyarakat dari pihak manapun. Sehingga dibutuhkan pemberdayaan masyarakat
berbasis pelatihan keterampilan guna meningkatkan kreatifitas serta pendapatan
masyarakat setempat sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan. Hal lain yang
menjadi pertimbangan kami untuk melakukan pemberdayaan di Desa Bogak,
kami bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan strategis jender. Selama
ini segala bentuk kebijakan yang berjalan adalah bias jender perempuan, sehingga
kaum perempuan di sana tidak mendapat keuntungan yang konkrit dari kebijakan
yang ada dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Oleh karena itu, pantaslah
kiranya jika dilakukan pemberdayaan perempuan dengan tahap awal satu
kelompok dan kemudian berkembang kepada kelompok-kelompok lain hingga
akhirnya pemberdayaan yang dilakukan dapat membuat masyarakat
memberdayakan dirinya sendiri.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami sadar bahwa masyarakat di
Desa Bogak kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara ini masih sangat
perlu untuk dilakukan pemberdayaan dengan melatih keterampilan kelompok
perempuan dalam hal memanfaatkan potensi alam lokal. Maka perumusan
masalah dalam kegiatan ini adalah “Pengentasan kemiskinan melalui pelatihan
keterampilan perempuan berbasis potensi alam lokal”.
TUJUAN
1. Meningkatkan kesadaran dan kreatifitas kelompok perempuan di Desa
Bogak tentang pemanfaatan potensi alam lokal.
2. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Desa Bogak.
3. Meningkatkan solidaritas kelompok perempuan di Desa Bogak
4. Memberdayakan kaum perempuan.
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
1. Masyarakat sadar dan kreatif dalam memanfaatkan potensi alam lokal.
2. Pendapatan ekonomi masyarakat meningkat secara bertahap.
3
3. Solidaritas antar masyarakat semakin kuat.
4. Kebutuhan praktis dan strategis perempuan terpenuhi.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Panduan pembuatan hasil dari pengelolaan pohon mangrove menjadi
produk pangan dan pengelolaan limbah hasil laut(kulit kerang, kulit
kepah) menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.
2. Pempublikasian tulisan ilmiah di artikel di koran dan Jurnal pemberdayaan
3. Pernyataan bahwa masyarakat bersedia bekerjasama dengan pengabdi
4. Poster hasil pelaksanaan program
KEGUNAAN
1. Membantu masyarakat dalam memecahkan masalah sosial ekonomi.
2. Membantu mewujudkan program pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan.
3. Menambah wawasan mahasiswa dalam hal pengabdian masyarakat.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Masyarakat Desa Bogak merupakan masyarakat etnis Melayu dengan
komposisi penduduk 65% suku Melayu sebagai suku asli Desa Bogak dan
selebihnya suku lain yang berstatus sebagai pendatang. Masyarakat setempat
masih kuat memegang nilai agama serta norma-norma sosial dalam masyarakat.
Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pesisir maka mayoritas penduduk laki-
lakinya bekerja sebagai nelayan yang mengandalkan hasil laut. Selain sebagai
nelayan mereka juga bekerja sebagai tukang ojek dimana kedua pekerjaan tersebut
secara bergantian mereka lakoni. Di desa ini terdapat kelompok masyarakat
seperti kelompok perempuan yang bernama Khairunnisa. Kelompok ini
berorientasi kepada kegiatan keagamaan serta kegiatan sosial yang berupa
pengajian dan serikat tolong menolong yang memiliki tujuan untuk membantu
sesama anggota dan membantu masyarakat sekitar.
Sebagai sebuah desa, Desa Bogak memiliki struktur pemerintahan, namun
berdasarkan wawancara awal dengan warga yang kami lakukan, pemerintah desa
tidak berperan aktif dalam pembangunan masyarakat di daerah tersebut. Upaya
pemerintah dalam membantu mengentaskan kemiskinan yang pernah dilakukan
adalah penyaluran Raskin melalui bulog, program keluarga harapan (PKH) dan
BLSM. Namun hal tersebut tidak berjalan seperti sebagaimana seharusnya.
Menurut Sekretasis Desa Bogak Bapak Iwan, Desa Bogak masih jauh dari
jangkauan upaya pengembangan masyarakat. Kelompok PKK yang ada tidak
berjalan, dan bantuan pemerintah sudah jarang mereka dapatkan sehingga
masyarakat setempat tidak dapat berkembang. Adapun kelompok mitra dalam
program ini adalah kelompok pengajian Khairunnisa yang beranggotakan
perempuan. Nantinya kelompok itu akan dibagi menjadi 5 kelompok kecil dan
diharapkan akan menjadi ujung tombak perekonomian di Desa Bogak.
Masyarakat setempat menggantungkan hidup dari hasil melaut, kegiatan
tersebut sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Pada saat cuaca buruk, kegiatan
melaut mereka harus dihentikan sehingga pendapatan mereka harus terhenti pula.
Terlebih hasil tangkapan laut mereka berupa ikan hanya dapat dijual langsung
dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Selain menjual hasil tangkapan secara
4
langsung, masyarakat setempat juga mengolah ikan-ikan tersebut menjadi ikan
asin yang dapat bertahan lama ketika tidak laku dijual dalam wujud ikan segar.
Namun hal tersebut masih belum mampu memberikan perubahan dampak
perekonomian mereka yang tergolong rendah. Padahal, jarak desa dengan
Pelabuhan Tanjung Tiram sangat dekat. Seharusnya, masyarakat dapat
memanfaatkan lokasi desa yang dekat dengan pelabuhan menjadi sebuah tempat
pemasaran produk dengan lebih mudah karena lalu lalang lintas pulau terjadi
disana. Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam hal mengelolah dan
memanfaatkan potensi alam lokal serta posisi yang sebenarnya cukup strategis
dalam hal pemasaran terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai hal
tersebut serta tidak pernahnya dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada
masyarakat setempat yang dinilai sangat penting agar perekonomian masyarakat
setempat meningkat.
METODE PELAKSANAAN
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi permasalahan sosial ekonomi masyarakat Desa Bogak
melalui kegiatan Need Assessment, yaitu dengan mendiskusikan apa yang
masyarakat butuhkan dan bagaimana pemenuhannya sesuai dengan kemampuan
pelaksana program.
2. Analisis Kebutuhan
Desa Bogak merupakan daerah padat penduduk dengan mayoritas ibu-ibu
rumah tangga tidak bekerja. Waktu senggang yang ada, tidak digunakan untuk
kegiatan yang menghasilkan dan bermanfaat secara ekonomis. Melalui program
pengentasan kemiskinan berbasis potensi alam, diharapkan dapat meningkatkan
kreatifitas serta kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kreatifitas yang diajarkan
dengan mengandalkan potensi alam lokal desa tersebut yang terhampar luas
namun belum pernah dioptimalkan oleh masyarakat setempat dengan alasan
kurangnya pengetahuan akan hal tersebut.
3. Penyusunan Program
Pelatihan Pembuatan Olahan Mangrove
Menjadi Makanan dan Minuman
Pembagian Menjadi Kelompok-
Kelompok Kecil
Pelatihan Pembuatan Aksesoris Dari
Kulit Kepah dan Kerang
Sosialisasi Kepada Kelompok
Perempuan Khairunnisa
5
4. Pelaksanaan Program Program yang akan dilaksanakan adalah memberikan pelatihan
keterampilan, dalam tahap ini yang menjadi target utama adalah kelompok
perempuan lokal yakni kelompok khairunnisa. Adapun pelatihan keterampilan
yang akan dilakukan adalah pemanfaatan pohon mangrove yang diolah menjadi
bahan pangan dan pengelolaan hasil laut seperti kulit kepah untuk dijadikan
aksesoris. Seperti halnya: a. Pembuatan dodol dari buah perpat. b. Pembuatan
manisan dari buah nipah. c. Pembuatan donat dari buah api-api. d. Pembuatan
sirup dari buah perpat. e. Pembuatan aksesoris (kalung dan bros) dari kulit kepah
dan kerang.
Setelah produk sudah dihasilkan, selanjutnya pengabdi akan membantu
untuk mengurus pelabelan hasil produk ataupun hak paten. Setelah itu melakukan
pemasaran. Dalam pemasaran hasil, pengabdi akan ikut membantu pemasaran
baik dalam daerah dengan membuka warung-warung atau kios-kios untuk tempat
pemasaran yang akan dibuat disekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Tiram yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari Desa Bogak, selain kedalam daerah juga akan
keluar daerah seperti ke Medan yang difokuskan pemasaran di Pajus atau Pajak
USU yang cukup terkenal sebagai pasar yang menjual pernak-pernik aksesoris di
Kota Medan.
Dalam pelaksaan kegiatan ini kami bekerjasama dengan beberapa pihak, yaitu:
1) Organisasi internal kampus yakni Ikatan Mahasiswa Sosiologi (IMASI)
FISIP USU.
Ikatan Mahasiswa Sosiologi memiliki peran sebagai organisasi yang
memantau terus perkembangan bina desa yang dilakukan oleh tim pengabdi
masyarakat di Desa Bogak.
2) Ikatan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) Pertanian USU.
Ikatan Mahasiswa ini memiliki peran sebagai organisasi yang membantu
untuk menganalisa potensi kandungan nutrisi produk olahan mangrove sebagai
Pengurusan Pelabelan Hasil Produksi
Atau Hak Paten
Evaluasi Program Bersama TIM
Masyarakat Desa Binaan
Monitoring Keberlanjutan Program
Kepada TIM Masyarakat Desa Binaan
Pembuatan Laporan Akhir
Pemasaran Produk Olahan
6
diversifikasi pangan, serta membantu untuk mengurus pelabelan hasil produk
yang dihasilkan nantinya.
3) Kelompok perempuan lokal di Desa Bogak yaitu Kelompok Perwiritan
Khairunnisa.
Kelompok perwiritan perempuan Khairunnisa memiliki peran sebagai
kelompok yang menjadi masyarakat tujuan pelatihan keterampilan yang dilakukan
oleh tim pengabdi.
4) Pemerintahan Desa Bogak.
Pemerintah Desa Bogak sebagai wadah yang menaungi terselenggaranya
proses pengabdian masyarakat yang dilakukan di daerah yang menjadi hak
otonom pemerintah daerah setempat.
5) Pemilik kios aksesoris di Pajak USU.
Pemilik kios aksesoris di Pajak USU menjadi sebuah wadah pemasaran
hasil-hasil karya aksesoris yang telah dibuat oleh kelompok perempuan
Khairunnisa.
5. Monitoring dan Evaluasi
Tahap monitoring dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan
dari pelaksanaan program. Sedangkan tahap evaluasi dilakukan untuk
mengevaluasi kekurangan dan hambatan dalam pelaksanaan program, sehingga
ketika terjadi hambatan dapat langsung dicari solusinya.
6. Lokakarya Hasil
Pada tahapan ini, akan dilaksanakan lokakarya untuk menunjukkan hasil
dari pelaksanaan program kegiatan bina desa oleh tim pengabdi. Lokakarya akan
dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
7. Pelaporan
Pada tahapan ini, dilakukan pembuatan laporan kegiatan sesuai dengan
hasil dan kemajuan yang dicapai selama melakukan pembinaan pada kelompok
perempuan Khairunnisa.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
JENIS KEGIATAN
BULAN KE-
I II III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Sosialisasi
Pembagian Kelompok Warga
Pelatihan 1
Pelatihan 2
Pengurusan Hak Paten
Pemasaran Produk
Evaluasi Kegiatan
Monitoring
Pelaporan
7
RANCANGAN BIAYA
Tabel 2. Usulan Biaya
No RENCANA ANGGARAN BELANJA BIAYA PERSENTASE
1. Biaya Bahan Habis Pakai Rp. 9.225.500 18.53 %
2. Biaya Peralatan Penunjang Rp. 15.905.000 31.95 %
3. Biaya Transportasi Rp. 9.500.000 19,08 %
4 Biaya Publikasi, Seminar Rp. 15.152.000 30.44 %
Total Keseluruhan Rp. 49.782.500 100%
RINCIAN BIAYA
Tabel 3. Biaya Bahan Habis Pakai
Uraian
Kegiatan
Volume
Kegiatan Kegunaan
Biaya satuan
per kegiatan
(RP)
Jumlah
Biaya (Rp)
Buah Nipah 60 tandan
Bahan baku manisan
nipah 20.000 1.200.000
Buah Perpat 50 Kg
Bahan Baku Dodol
dan Syuruf 20.000 1.000.000
Buah Api-Api 60 Kg Bahan Baku Donat 30.000 1.800.000
Gula Pasir 40 Kg Pemanis makanan 14.000 560.000
Gula Merah 40 Kg Pemanis makanan 14.500 580.000
Syrup Kurnia 20 Botol
Pembuatan Syrup 17.000 340.000
Garam
10
Bungkus Perasa Makanan 1.500 15.000
Tepung Pulut
20
Bungkus Pembuatan Dodol 7.000 140.000
Tepung Terigu 20 Kg Pembuatan Kerupuk 12.000 240.000
Margarin 4 Kaleng
Pembuatan donat 50.000 200.000
Minyak Goreng 20 Kg
Untuk menggoreng
donat 16.500 330.000
Telur 4 papan Pembuatan donat 32.000 128.000
Bawang Merah 10 Kg
Pembuatan kerupuk 40.000 400.000
Bawang Putih 5 Kg
Pembuatan Kerupuk 60.000 300.000
Udang Ebi
Kering 10 Kg
Pembuatan Kerupuk 16.000 160.000
Teri Nasi 10 Kg Pembuatan Kerupuk 60.000 600.000
Ceres
20
Bungkus Pembuatan donat 16.500 330.000
Kismis 5 Kg Pembuatan makanan 42.500 212.500
Pewarna
Makanan
5
bungkus Pembuatan Manisan 2.500 12.500
Abu Dapur
10
Bungkus
Perebusan buah api-
api 1.000 10.000
8
Sabun Cuci
Piring 5 Botol
Pembersihan perkakas 11.500 57.500
Gas 3 Kg x 10 Bahan Bakar Masak 15.000 150.000
Kulit Kepah 20 Kg Pembuatan Souvenir 20.000 400.000
Lem botol 20 buah
Pembuatan hiasan
dinding 3.000 60.000
TOTAL BIAYA HABIS PAKAI 9.225.500
Tabel 4. Biaya Peralatan Penunjang
Uraian
Kegiatan
Volume
Kegiatan Kegunaan
Biaya satuan
per kegiatan
(RP)
Jumlah
Biaya (Rp)
Pernis 3 Botol Pembuatan souvenir 40.000 120.000
Kertas Pasir
20
Lembar Pembuatan Souvenir 2.000 40.000
Lem
40
Batang Pembuatan souvenir 3.000 120.000
Kuali 4 buah Memasak 250.000 1.000.000
Panci 2 buah Merebus 80.000 160.000
Sendok goreng 5 set Memasak 150.000 750.000
Pisau 20 buah Memotong 15.000 300.000
Baskom 20 buah Wadah makanan 25.000 500.000
Saringan kelapa 10 buah Penyaring makanan 7.500 75.000
Toples besar 10 buah Wadah makanan 35.000 350.000
Blender 4 buah Alat pelumat 450.000 1.800.000
Parutan 10 buah Pemarut 15.000 150.000
Ampia 6 buah Pencetak kerupuk 250.000 1.500.000
Pisau pemotong
kerupuk 6 buah
Memotong adonan
kerupuk 25.000 150.000
Telenan 10 buah
Wadah pencetak
kerupuk 14.000 140.000
kompor gas 2 set Alat memasak 250.000 500.000
Gunting 10 buah pembuatan souvenir 10.000 100.000
Timbangan
makanan 1 buah
Untuk mengukur
bahan-bahan makanan 100.000 100.000
Gergaji 4 buah pembuatan souvenir 37.500 150.000
gun lem 10 buah pembuatan souvenir 35.000 350.000
Talam 10 buah
Peniris makanan yang
telah digoreng 25.000 250.000
Kuas 20 buah
Pembuatan hiasan
dinding 5.000 100.000
Steling 3 Buah Pemasaran 1.000.000 3.000.000
Akomodasi
kios Perlengkapan kios 3.000.000 3.000.000
Printer 1 Unit Managerial pasar 1.200.000 1.200.000
9
TOTAL BIAYA PERALATAN PENUNJANG 15.905.000
Tabel 5. Biaya Transportasi
No. Kota Tujuan Keperluan Hari
Jumlah
Biaya (Rp)
1 Desa bogak
Penjajakan dan
identifikasi lokasi 1 hari @ Rp.500.000 500.000
2 Desa bogak Sosialisasi 1 hari @ Rp.500.000 500.000
3 Desa bogak
Pelatuhan Makanan Tahap
1 1 hari @ Rp.500.000 500.000
4 Desa bogak Sosialisasi 1 hari @ Rp.500.000 500.000
5 Desa bogak
Pelatihan Makanan Tahap
2 1 hari @ Rp.500.000 500.000
6 Desa bogak
Pelatihan Makanan Tahap
3 1 hari @ Rp.500.000 500.000
7 Desa bogak
Pelatihan Makanan Tahap
4 1 hari @ Rp.500.000 500.000
8 Desa bogak
Pelatihan makanan tahap
5 1 hari @ Rp.500.000 500.000
9 Desa bogak
Pelatihan membuat
souvenir 2 hari @ Rp.500.000 1.000.000
10 Desa bogak
Pelatihan membuat
minuman 2 hari @ Rp.500.000 1.000.000
11 Medan Penentuan pasar 1 hari @ Rp.500.000 500.000
12 Medan Mengurus Perizinan Pasar 1 hari @ Rp.500.000 500.000
13 Medan
Mempersiapkan
akomodasi pasar 1 hari @ Rp.500.000 500.000
14 Desa bogak
Pengangkutan hasil
produksi
1 hari @
Rp.1.000.000 1.000.000
15 Desa bogak monitoring dan evaluasi 1 hari @ Rp.500.000 500.000
16 Medan monitoring dan evaluasi 1 hari @ Rp.500.000 500.000
TOTAL BIAYA TRANSPORTASI 9.500.000
Tabel 6. Biaya Publikasi, Seminar
No Nama Barang Volume
Kegiatan
Satua
n Kegunaan
Biaya
Satuan
Jumlah
Biaya (Rp)
1
Kertas HVS A4
80 gr 3 Rim
Print file
PHBD 35.000
105.000
2 Note book 3 Lusin
Catatan
Lapangan 20.000
60.000
3 Flash Disc 2 Buah
Back up data
dan laporan 75.000
150.000
4
Tinta Canon
Hitam 3 Botol
Laporan 40.000
120.000
10
5
Tinta Canon
warna 1 Botol
Print laporan
(gambar)
berwarna
150.000
150.000
6 Spidol Warna 1 Lusin FGD 75.000
75.000
7 Materai 3000 15 Buah
Lap
keuangan 3.000
45.000
8 Ball point 3 Lusin
Pengumpula
n data 33.000
99.000
9 Materai 6000 15 Buah
Lap
keuangan 6.000
90.000
10 Buku kwitansi 3 Buah
Transaksi
keuangan 22.500
67.500
11 Amplop 1 Kotak
Surat
menyurat 27.000
27.000
12 Map 30
Tempat
berkas 2.000
60.000
13
Cetak Foto
digital 200
Lemb
ar Dokumentasi 4.000
800.000
14 Staples 1 Kotak
Penjilid
kertas 5.500
5.500
15 Internet 3 Paket
Akses
publikasi
riset dan
teori
100.000
300.000
16
Publikasi
Artikel (Poster
dan Artikel
Ilmiah) 1
2.000.000
2.000.000
17
FGD dengan
warga 1
Snack dan
bahan
diskusi
3.000.000
3.000.000
18
Penggandaan
dan Cetak
Laporan 1
2.250.000
2.250.000
19
Konsumsi
relawan 3
5
orang
Konsumsi
pagi, siang,
dan malam
55.000
4.950.000
20
Konsumsi
Peserta FGD 1
50
orang
Snack dan
minuman 798.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 15.152.000
13
GAMBARAN PROGRAM YANG AKAN DITERAPKAN
Program yang akan diterapkan dalam kegiatan ini berupa pemberdayaan
masyarakat yang berbasis potensi alam. Dengan memanfaatkan potensi alam yang
ada, berupa tanaman mangrove dan buah laut. Hasil dari tanaman mangrove yang
diolah dari berbagai jenis seperti buah perpat, buah siapi-api, buah nipah, serta
buah laut seperti kepah dan kremis.
Pengolahan sumber daya alam tersebut akan melalui berbagai proses
belajar hingga akhirnya menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Kegiatan
ini bekerja sama dengan penduduk setempat serta khalayak umum yang juga
perduli dengan peningkatan kesejahteraan Desa Bogak. Secara umum, individu
yang berpartisipasi akan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
beberapa jenis kegiatan yang diusulkan oleh pengusul, yaitu: (1) Pembuatan dodol
dari buah perpat; (2) Pembuatan manisan dari buah nipah; (3) Pembuatan donat
dari buah api-api; (4) Pembuatan sirup dari buah perpat; (5) Pembuatan aksesoris
(kalung dan bros) dari kulit kepah dan kerang. Kelima kegiatan tersebut
diharapkan dapat menjadi produk andalan Desa Bogak untuk meningkatkan
kesejahteraan di desa tersebut.
Potensi alam yang selama ini tidak dimanfaatkan, melalui program ini
akan dikembangkan hingga akhirnya dapat memberdayakan masyarakat Desa
Bogak, khususnya kaum perempuan di desa tersebut. Peningkatan sumber daya
manusia perlu untuk ditingkatkan agar setiap individu dapat meningkatkan
kemandirian diri masing-masing tanpa bergantung pada hal-hal yang tidak pasti
dan sering kali merugikan. Dengan demikian, potensi alam yang ada, tidak
menjadi hal yang sia-sia dan tujuannya adalah mengentaskan kemiskinan dengan
memberdayakan masyarakat.