PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX
AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan
Subsektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-
2018)
SKRIPSI
Oleh :
ALDO PANIADI
20160100198
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX
AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan
Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-
2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh:
ALDO PANIADI
20160100198
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi
NIM : 20160100198
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,
dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan
Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
Usulan Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam pembuatan
Skripsi.
Tangerang, 28 September 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,
dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi
Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan
Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).
Disusun oleh,
Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi
NIM : 20160100198
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Skripsi ini kami setujui untuk dipertahankan di depan tim penguji Universitas
Buddhi Dharma sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Akuntansi (S.Ak).
Tangerang, 20 Desember 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak.
Kedudukan : Pembimbing
Menyatakan bahwa,
Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi
NIM : 20160100198
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,
dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi
Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan
Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).
Telah layak untuk mengikuti Sidang Skripsi.
Tangerang, 20 Desember 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi
NIM : 20160100198
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris
Independen, dan Profitabilitas Terhadap Tax
Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor
Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).
Telah dipertahankan dan dinyatakan LULUS pada Yudisium dalam Predikat
“DENGAN PUJIAN” oleh Tim Penguji pada hari Jumat, tanggal 17 Januari
2020.
Nama Penguji Tanda Tangan
Ketua Penguji : Etty Herijawati, S.E., M.M.
NIDN : 0416047001 ____________
Penguji I : Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si.
NIDN : 0427047303 ____________
Penguji II : Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0401016810 ____________
Dekan Fakultas Bisnis,
Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si. NIDN : 0427047303
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Dibuat oleh,
NIM : 20160100198
Nama : Aldo Paniadi
Jenjang Studi : Strata 1 (S1)
Jurusan : Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Universitas
Buddhi Dharma, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Komite Audit, Dewan
Komisaris Independen, dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi
Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan Subsektor
Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”.
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Universitas Buddhi
Dharma berhak menyimpan, mengalih media atau formatkan, mengelola dalam
pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan
Universitas Buddhi Dharma, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Tangerang, 20 Desember 2019
Penulis,
Aldo Paniadi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan original. Penelitian saya sendiri
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.
2. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis dengan
jelas dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Karya tulis, skripsi ini tidak terdapat (kebohongan) pemalsuan, seperti: buku,
artikel, jurnal, data sekunder, data responden, data kuesioner, pengelohan data,
dan pemalsuan tanda tangan dosen atau Ketua Jurusan atau Pembantu Ketua
Bidang Akademik atau Rektor Universitas Buddhi Dharma yang dibuktikan
dengan Keasliannya.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Buddhi Dharma.
Tangerang, 20 Desember 2019
Yang membuat pernyataan,
Aldo Paniadi
NIM : 20160100198
i
PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX
AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan
Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-
2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komite audit terhadap tax
avoidance, pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance,
pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance, serta pengaruh komite audit,
dewan komisaris independen dan profitabilitas secara simultan terhadap tax
avoidance..
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penentuan sampel penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 36
perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda dan diolah dengan menggunakan program SPSS
versi 24.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance, dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap tax avoidance, profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance, serta
komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Kata kunci : Tax Avoidance, Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,
Profitabilitas.
ii
THE EFFECTS OF AUDIT COMMITTEE, BOARD OF
INDEPENDENT COMMISSIONER, AND PROFITABILITY ON
TAX AVOIDANCE (Empirical study on food and beverage and automotive companies listed in
Indonesia Stock Exchange in 2016-2018)
ABSTRACT
The research aims to examine the effect of audit committee against tax
avoidance, the effect of board of independent commissioner against tax
avoidance, the effect of profitability against tax avoidance, and the effects of audit
committee, board of independent commissioner, and profitability against tax
avoidance simultaneously.
The research used food and beverage and automotive companies listed on
Indonesia Stock Exchange in 2016-2018 as the sample. The obtained samples
were 36 companies. The determination of the sample was using purposive
sampling method. The analysis technique used in this research was linear
regression analysis and processed by using SPSS program version 24.
The result of the research shows that audit committee does not have effect
on tax avoidance, board of independent commissioner has effect on tax
avoidance, profitability has effect on tax avoidance, and audit committee, board
of independent commissioner, and profitability simultaneously have effect on tax
avoidance.
Keywords : Tax Avoidance, Audit Committee, Board of Independent
Commissioner, Profitability.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun dengan
judul “Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan
Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan
Subsektor Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Serjana Akuntansi di Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak sedikit
halangan dan rintangan yang dilalui. Skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
senantiasa membantu penyusunan skripsi ini, diantaranya :
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA., selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Buddhi Dharma.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.
4. Bapak Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. selaku dosen
pembimbing yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, arahan,
iv
materi, nasehat, waktu serta semangat demi terwujudnya skripsi ini dengan
tepat waktu.
5. Seluruh dosen pengajar Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan
ilmu pengetahuan serta materi yang sangat berguna bagi penulis selama masa
kuliah.
6. Mama, papa, serta saudara-saudara yang selalu setia mendukung dan
mendampingi penulis dengan doa, nasehat, semangat, dan waktu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Candika Monalisa, Selvi Oktanovia, Derian Leo Naldo, Adi Surya Kencana,
Dennis Abednego Setiadi, Natasha, Friyanka Viryatama dan Mikha Cristin
selaku sahabat seperjuangan kuliah yang setia memberikan saran, nasehat,
dorongan, semangat serta kebersamaannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sella Ratna Sari, Raynaldi Ginantara, Irvan Septiawan, Septiyana Widya
Vimala, dan Shelvy Marcelyna selaku sahabat dekat penulis yang selalu setia
dalam memberikan semangat, dukungan, saran, waktu, doa, dan menemani
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan kerja PT. Subur Makmur Sentosa yang telah membantu
memberikan saran, nasehat, semangat serta dukungan untuk penulis dalam
menyusun skripsi ini.
10. Kepada semua teman-teman penulis dan pihak lain yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih karena telah banyak memberikan bantuan
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatassan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis sangat
menghargai kritik dan saran-saran yang bersifat membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik dan dapat menyempurnakan. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat bagi semua pihak serta
bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, dan akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
Tangerang, 20 Desember 2019
Aldo Paniadi
20160100198
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 14
A. Gambaran Umum Teori ........................................................................ 14
1. Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior) .... 14
2. Komite Audit ................................................................................... 15
vii
3. Dewan Komisaris Independen.......................................................... 16
4. Profitabilitas .................................................................................... 19
5. Tax Avoidance ................................................................................. 20
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 35
D. Perumusan Hipotesa ............................................................................. 35
1. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance ................................. 36
2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance ....... 37
3. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance ................................ 38
4. Pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan
profitabilitas secara simultan terhadap tax avoidance. ........................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 41
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 41
B. Objek Penelitian ................................................................................... 41
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 42
D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 42
1. Populasi ........................................................................................... 42
2. Sampel............................................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
1. Observasi ......................................................................................... 43
2. Literatur Pustaka .............................................................................. 43
3. Data Sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI)...................................... 44
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 44
1. Variabel Independen ........................................................................ 44
2. Variabel Dependen .......................................................................... 46
viii
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47
1. Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 47
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 48
3. Uji Statistik ...................................................................................... 52
4. Uji Hipotesa..................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 56
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................ 56
1. Komite Audit ................................................................................... 58
2. Dewan Komisaris Independen.......................................................... 60
3. Profitabilitas .................................................................................... 62
4. Tax Avoidance ................................................................................. 64
B. Analisis Hasil Penelitian ....................................................................... 66
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 66
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 70
C. Uji Statistik .......................................................................................... 78
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 78
2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 79
D. Uji Hipotesa ......................................................................................... 81
1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ................................... 81
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................... 83
E. Pembahasan ......................................................................................... 83
1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax Avoidance ............................ 84
2. Pengaruh DKI Terhadap Tax Avoidance .......................................... 85
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance ............................. 86
ix
4. Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan
Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance ................................................. 87
BAB V PENUTUP........................................................................................... 89
A. Kesimpulan .......................................................................................... 89
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 90
C. Saran .................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Tren Penerimaan Perpajakan .................................................. 2
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 35
Gambar IV.1 Hasil Uji Normal Probability Plot ........................................... 72
Gambar IV.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 77
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. 28
Tabel IV.1 Pemilihan Sampel .................................................................. 56
Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Sampel ...................................................... 57
Tabel IV.3 Tabel Jumlah Komite Audit ................................................... 59
Tabel IV.4 Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen ................... 60
Tabel IV.5 Tabel Perhitungan Profitabilitas ............................................. 63
Tabel IV.6 Tabel Perhitungan Tax Avoidance .......................................... 65
Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 67
Tabel IV.8 Hasil Uji Normalitas .............................................................. 71
Tabel IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................... 73
Tabel IV.10 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 75
Tabel IV.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 78
Tabel IV.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .......................................... 79
Tabel IV.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ....................................... 81
Tabel IV.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................... 83
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Sampel Perusahaan Penelitian
Lampiran II Tabel Data Keseluruhan
Lampiran III Tabel Jumlah Komite Audit
Lampiran IV Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen
Lampiran V Tabel Perhitungan Profitabilitas
Lampiran VI Tabel Perhitungan Tax Avoidance
Lampiran VII Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran VIII Hasil Uji Normalitas
Lampiran IX Hasil Uji Normal Probability Plot
Lampiran X Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran XI Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran XII Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran XIII Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran XIV Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Lampiran XV Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Lampiran XVI Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
APBN Republik Indonesia memerlukan pendapatan yang besar untuk
membiayai pembangunan yang merata di dalam negeri dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Pohan dalam
(Mahanani et al., 2017) dana pembangunan itu dapat diperoleh dari berbagai
sumber, pemerintah dan swasta, baik dari dalam negeri maupun dari manca
negara. Salah satu sumber dana tersebut berasal dari pajak. Pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan negara menyebabkan pemerintah melakukan
berbagai upaya dan membuat kebijakan yang mengatur perpajakan di
Indonesia dengan tujuan untuk memaksimalkan penerimaan pajak yang
diterima negara. Berikut ini merupakan grafik target dan realisasi penerimaan
pajak negara pada tahun 2009-2018 :
2
Gambar I.1
Tren Penerimaan Perpajakan (dalam triliun rupiah)
Sumber : Kementerian Keuangan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi penerimaan
pajak selalu meningkat per tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah semakin
memfokuskan dan menaruh perhatian yang khusus terhadap sektor
perpajakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembangunan negara menjadi
lebih baik dan berkesinambungan.
Bagi perusahaan pajak merupakan beban karena akan mengurangi laba
bersih atau pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Perbedaan yang
terjadi ini menyebabkan perusahaan cenderung dalam mencari cara untuk
mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan baik secara legal maupun illegal
(Ngadiman dan Puspitasari 2014). Hal tersebut yang menyebabkan
masyarakat bahkan perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax
avoidance) maupun penggelapan pajak (tax evasion). Menurut Pohan dalam
3
(Agustina dan Aris, 2017) tax avoidance (penghindaran pajak) adalah upaya
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak
karena dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar dan tidak
bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Sedangkan tax evasion adalah
perilaku melanggar undang- undang atau peraturan yang berlaku. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan
kewajiban perpajakannya, salah satunya antara lain corporate governance dan
profitabilitas.
Contoh kasus tax avoidance yang belum lama ini terjadi, yaitu lembaga
Tax Justice Network pada rabu (08/05/19) melaporkan bahwa perusahaan
tembakau milik British American Tobacco (BAT) telah melakukan
penghindaran pajak di Indonesia melalui PT. Bentoel Internasional
Investama. Sebagai dampaknya negara bisa menderita kerugian US$ 14 juta
per tahun. Bentoel menerima pinjaman dana dari Rothmans Far East BV di
Belanda, akan tetapi sesungguhnya dana tersebut sesungguhnya berasal dari
grup BAT lainnya, Pathway 4 yang berasal dari Jersey (Inggris). Pinjaman
dari Jersey tersebut ke Belanda diberikan dalam mata uang rupiah lalu
dijelaskan bahwa uang itu merupakan dana pinjaman yang dipinjamkan untuk
Bentoel. Bentoel harus membayar total bunga pinjaman sebesar Rp 2,25
triliun setara US$ 164 juta. Bunga ini akan dikurangkan dari penghasilan
kena pajak di Indonesia.
Pinjaman yang didapat dari Belanda tersebut seharusnya dikenakan
pajak sebesar 20%, namun karena terdapat perjanjian tax treaty dengan
4
Belanda pada saat itu sebesar 0%. Berdasarkan strategi tersebut, Indonesia
kehilangan pendapatan negara sebesar US$ 11 juta per tahun. Karena dari
utang US$ 164 juta, Indonesia harusnya bisa mengenakan pajak sebesar 20%
atau sebesar US$ 33 juta atau US$ 11 juta per tahunnya.
Berdasarkan kecenderungan perusahaan dalam melakukan
penghindaran pajak, maka diperlukan adanya suatu pengawasan terhadap
praktik penghindaran pajak agar cara yang dilakukan tidak akan melanggar
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dengan melalui
pengelolaan perusahaan yang baik corporate governance menjadi salah satu
langkah untuk mengawasi praktik manajemen pajak ataupun perencanaan
pajak agar mampu berjalan di bawah hukum yang berlaku.
Haruman dalam (Winata, 2014) menyatakan bahwa corporate
governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan
antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang ke depannya menentukan
arah kinerja perusahaan. Menurut Raharja dalam (Astuti, 2015) menyatakan
bahwa dalam corporate governance terdapat lima prinsip penting yaitu
independensi, transparansi, keadilan, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas.
Raharja dalam (Astuti, 2015) mengemukakan ada empat mekanisme
dalam corporate governance yang mampu mengurangi konflik suatu agensi,
yaitu dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan
kepemilikan institusional. Dalam penelitian ini berfokus pada dewan
komisaris independen dan komite audit yang merupakan salah satu bagian
dari mekanisme corporate governance. Corporate governance dapat
5
memastikan tata kelola perusahaan dalam perpajakan agar tetap berada dalam
area penghindaran pajak (tax avoidance) bukan penggelapan pajak (tax
evasion).
Dalam pratiknya, corporate governance memiliki beberapa peran yaitu
sebagai pengawas dari penghindaran pajak. Peran lain yang dimiliki oleh
corporate governance adalah sebagai penentu keputusan dalam penghindaran
pajak (tax avoidance). Corporate governance dianggao sebagai tata kelola
perusahaan yang mampu menentukan arah perusahaan.
Dewan komisaris independen dianggap berpengaruh terhadap tax
avoidance. Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam
menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi (UU No.
40 Tahun 2007). Dewan komisaris terdiri dari komisaris independen dan
komisaris non-independen. Komisaris independen bersifat sangat penting jika
perusahaan menetapkan corporate governance. Komisaris independen
memiliki tugas untuk mengawasi manajemen dalam menjalankan aktivitasnya
supaya tidak melanggar hukum. Komisaris independen juga memiliki fungsi
untuk mengawasi jalannya operaisonal perusahaan dan memastikan bahwa
perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik disclosure, transparasi,
kemandirian, dan praktik keadilan serta dalam pengambilan keputusan
termasuk dalam perpajakan (Hanum & Zulaikha, 2013).
Menurut Fadhilah dalam (Wardani, 2019) komite audit juga memiliki
fungsi untuk mengendalikan manajer agar meningkatkan laba perusahaan
dimana manajer suatu perusahaan yang ke depannya cenderung akan
6
menekan biaya pajaknya, hal tersebut yang akan menyebabkan manajemen
melakukan penghindaran pajak. Oleh karena itu, komite audit dapat
mencegah segala perilaku atau tindakan yang menyimpang termasuk yang
berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan.
Selain corporate governance terdapat faktor lain yang mempengaruhi
tax avoidance, yaitu profitabilitas. Profitabilitas adalah indikator kinerja
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba
yang dihasilkan (Putri dan Putra, 2017). Profitabilitas menunjukkan gambaran
mengenai kemampuan perusahaan dalam pengelolaan aset untuk
menghasilkan keuntungan atau laba. Profitabilitas juga menggambarkan
sejauh mana kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan
atau laba selama satu periode pada waktu tertentu. Sehingga apabila rasio
profitabilitas tinggi, maka menunjukkan adanya suatu bentuk efisiensi yang
kemungkinan dilakukan oleh pihak manajemen. Laba yang meningkat
mengakibatkan profitabilitas suatu perusahaan juga meningkat. Dengan
meningkatnya laba, mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayarkan
semakin tinggi atau dapat dikatakan adanya kemungkinan perusahaan
tersebut melakukan tindakan penghindaran pajak.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian serupa mengenai tax avoidance,
Wulandari (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas,
komite audit, kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan institusional,
ukuran dewan direksi, dan financial distress terhadap penghindaran pajak.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negative
7
terhadap penghindaran pajak, komite audit berpengaruh negatif penghindaran
pajak, komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak,
kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak,
ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, dan
financial distress berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
Zurianti, et al. (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh
profitabilitas dan corporate governance terhadap tax avoidance pada
perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zurianti, et al. menunjukan bahwa presentase dewan komisaris independen
dan komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan
profitabilitas, kepemilikan institusional dan kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Swingly dan Sukartha (2015) meneliti mengenai pengaruh karakter
eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, dan sales growth pada
tax avoidance. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa risiko
perusahaan yang merupakan proxy dari karakter eksekutif berpengaruh
terhadap tax avoidance. Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance. Total aset yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan pengujian variabel leverage
berpengaruh terhadap tax avoidance. Sales growth tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
8
Mahanani, et al. (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh
karakteristik perusahaan, sales growth, dan csr terhadap tax avoidance.
Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel umur perusahaan dan
komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, komisaris independen, sales growth, dan csr tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Berdasarkan pengertian-pengertian dan penelitian sebelumnya tersebut,
penulis tertarik untuk mengkaji serta menguji kembali seputar pengaruh dari
komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax
avoidance. Penulis akan membuat penelitian dengan judul “Pengaruh
Komite Audit, Dewan Komisaris Independen Dan Profitabilitas
Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor
Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diulas sebelumnya, maka penulis
mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat banyak perusahaan yang belum menyadari manfaat dari
implementasi corporate governance.
2. Rendahnya tingkat transparansi perusahaan dapat menimbulkan upaya
penghindaran pajak.
9
3. Keberadaan dan efektifitas dewan komisaris independen dan komite audit
menentukan usaha mencegah tindakan penghindaran pajak.
4. Rendahnya tingkat kepatuhan perpajakan di Indonesia yang merupakan
salah satu penyebab adanya praktik penghindaran pajak.
5. Perusahaan-perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dapat
menyebabkan kerugian bagi negara, karena pajak yang diterima negara
semakin kecil.
6. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi pajak yang
bersifat legal, kegiatan ini menyebabkan resiko bagi perusahaan antara lain
bisa berupa denda dan buruknya reputasi perusahaan di mata publik serta
mengurangi kas negara.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis hanya
merumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance?
2. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax
avoidance?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance?
4. Apakah komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas
secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance?
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulis melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari komite audit terhadap tax
avoidance.
2. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari dewan komisaris
independen terhadap tax avoidance.
3. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari profitabilitas terhadap tax
avoidance.
4. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari komite audit, dewan
komisaris independen, dan profitabilitas secara simultan terhadap tax
avoidance.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang dapat diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan dan menambah wawasan peneliti dan pembaca terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh komite audit, komisaris
independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance. Selain itu hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
11
perkembangan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama yaitu
pengaruh komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas
terhadap tax avoidance.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Pemerintah atau Regulator
Penelitian ini sangat diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
dalam mengevaluasi peraturan-peraturan yang sudah ada mengenai
perpajakan di Indonesia. Dengan maksud untuk memperkecil dan
mempersempit celah suatu perusahaan dalam melakukan
penghindaran pajak, baik secara legal maupun ilegal agar dapat
memaksimalkan potensi penerimaan pajak yang akan diterima negara.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan tax
avoidance agar berguna di kehidupan peneliti untuk masa kini dan
masa yang akan mendatang.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi maupun
pedoman untuk penelitian yang serupa di masa yang akan mendatang.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pembahasan serta pemahaman dan mendapatkan
gambaran di dalam penelitian ini, maka peneliti akan sajikan dengan
sistematikan penulisan sebagai berikut :
12
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab satu akan diuraikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab dua meliputi pembahasan seputar landasan teori-teori
yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh
Komite Audit, Dewan Komisaris Independen dan Profitabilitas
Terhadap Tax Avoidance” serta membahas tentang penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesa.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab tiga akan diuraikan mengenai jenis penelitian, objek
penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, operasionalisasi variable penelitian, dan
teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab empat akan membahas deskripsi data hasil penelitian
variabel independen dan dependen, analisis hasil penelitian,
pengujian statistik, pengujian hipotesa dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab lima merupakan bab terakhir dari skripsi yang akan
memberikan kesimpulan dari hasil evaluasi pembahasan yang
telah dilakukan. Peneliti juga akan menerangkan apa saja yang
13
menjadi keterbatasan dari penulisan skripsi ini dan memberikan
saran sebagai bahan analisis dan masukan yang mungkin dapat
bermanfaat bagi pihak lain yang membaca skripsi ini.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior)
Theory of Planned Behavior (TPB) dikemukakan oleh Ajzen dalam
(Nugraheni dan Purwanto, 2015) menjelaskan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku seorang wajib pajak patuh jika dilihat dari sisi
psikologis. Di dalam model TPB menyebutkan bahwa adanya niat
(intention) dapat mempengaruhi patuh atau tidak patuhnya seseorang
terhadap aturan perpajakan. Kesan yang terbentuk di dalam pola pikir
individu dapat mempengaruhi keyakinan dalam diri individu tersebut
sebelum melakukan suatu hal. Keyakinan akan hasil yang dia peroleh ini
kemudian berdampak pada patuh atau tidaknya individu tersebut dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
Wajib pajak yang begitu sadar akan pentingnya dalam membayar
pajak untuk penyelenggaraan negara, tentu saja akan memenuhi kewajiban
perpajakannya atau biasa disebut dengan behavioral beliefs. Dengan
memenuhi kewajiban perpajakan, wajib pajak tersebut menginginkan
adanya feedback atau timbal balik dari orang lain maupun lingkungan
sekitar yang akan memotivasi untuk tetap patuh terhadap peraturan
perpajakan. Melalui peningkatan kualitas pelayanan fiskus pajak, adanya
sosialisasi pajak, dan lain sebagainya dapat memotivasi wajib pajak agar
15
sadar dan menjadi patuh, hal ini biasanya dikenal dengan normative
beliefs. Sedangkan adanya sanksi pajak dapat digunakan sebagai alat
kontrol persepsi wajib pajak terhadap sanksi yang dapat diterima apabila
mereka tidak mematuhi kewajiban perpajakan disebut dengan control
beliefs.
Oleh karena itu, terdapat hubungan antara intention pihak agen
perusahaan (manajer) dengan sistem akuntansi yang diterapkan di
perusahaan agen tersebut. Banyak perusahaan yang melakukan praktik
penghindaran pajak (tax avoidance) dalam menggunakan serta
menerapkan sistem akuntansi di perusahaannya dengan tujuan untuk
memaksimalkan laba perusahaannya. Tingkah laku ini biasanya terjadi
karena adanya motif tertentu yang dimiliki oleh manajer perusahaan.
2. Komite Audit
Di dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-
29/PM/2004 terdapat Peraturan No. IX.1.5 yang mengemukakan bahwa
komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
Menurut Tugiman dalam (Destiana, 2014) yang dimaksud komite
audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok orang yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan
tugas-tugas bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.
16
Menurut (Savero, 2017) komite audit terdiri atas tiga orang dan
harus merupakan orang luar. Komite audit merupakan pihak yang bertugas
membantu komisaris dalam hal meningkatkan kualitas financial statement
dan peningkatan efektifitas audit internal dan eksternal. Komite audit
bertujuan untuk memantau serta mengawasi perilaku pihak manajemen
sehingga dapat meminimalisir kemugnkinan manajemen dalam melakukan
manipulasi data. Komite audit yang efektif dapat membantu menciptakan
keterbukaan dan kualitas pelaporan keuangan dan pengawasan internal
yang memadai (Pratama, 2015).
Berdasarkan definisi maupun pengertian di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa komite audit itu dibentuk oleh dewan komisaris
dalam rangka untuk membantu dewan komisaris melaksanakan tugas dan
fungsinya. Salah satu tugas komite audit yaitu membantu komisaris dalam
meningkatan kualitas suatu laporan keuangan dan efektifitas audit internal
maupun eksternal. Komite audit mempunyai tujuan untuk mengawasi
perilaku pihak manajemen sehingga mampu meminimalisir tindakan
manipulasi data.
3. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam
menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi (UU
No. 40 Tahun 2007). Dewan komisaris terdiri atas komisaris independen
maupun komisaris non-independen. Komisaris independen berfungsi
sebagai suatu penyeimbang dalam hal pengambilan keputusan oleh dewan
17
komisaris. Pengertian komisaris di dalam Pasal 1 ayat 5 UU No. 1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa komisaris
adalah organ suatu perseroan yang bertugas dalam melakukan pengawasan
secara umum atau khusus dan memberikan nasihat-nasihat kepada pihak
direksi dalam menjalankan perusahaan. Komisaris independen adalah
anggota dewan komisaris yang sama sekali tidak terafiliasi dengan
manajemen, pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris
lainnya, serta bebas dari hubungan bisnis maupun hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi tingkat independensinya.
Menurut (Agoes dan Ardana 2014, 110) pengertian komisaris
independen adalah :
“Komisaris dan direktur independen adalah seseorang yang
ditunjuk untuk mewakili pemegang saham independen (pemegang
saham minoritas) dan pihak yang ditunjuk tidak dalam kapasitas
mewakili pihak mana pun dan semata-mata ditunjuk berdasarkan
latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan kealian profesional
yang dimilikinya untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi
kepentingan perusahaan.”
Sedangkan (Effendi 2016, 26) berpendapat bahwa :
“Komisaris independen (independent commissioner) berfungsi
sebagai suatu kekuatan penyeimbang (conterveiling power) dalam
pengambilan keputusan dewan komisaris.”
18
Menurut Makhalena dalam (Firmansyah, et al., 2016) komisaris
independen merupakan lembaga pengawasan yang semata-mata bekerja
untuk kepentingan perseroan secara umum, dia tidak bertindak atas nama
pemegang saham, namun harus mempertahankan kepetingan perseroan
terhadap siapapun, serta mengawasi penegakan prinsip-prinsip GCG
dalam suatu perusahaan. Komisaris independen diukur dengan cara
membagi antara jumlah komisaris independen dengan jumlah seluruh
anggota dewan komisaris.
Menurut Boediono dalam (Dananjaya dan Ardiana, 2016) komposisi
dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang
berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui peran yang
dimilikinya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi anggota
dewan komisaris dapat mempengaruhi manajemen dalam menyusun
sebuah laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang
berkualitas. Semakin banyaknya jumlah dewan komisaris independen,
pengawasan yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan lebih ketat
serta objektif, sehingga kemungkinan kecurangan yang dapat dilakukan
oleh pihak manajer dalam memanipulasi laba dapat diminimalisir serta
perilaku manajemen laba dapat dihindari. Terkait dengan manajemen laba,
dewan komisaris independen tidak berkaitan secara langsung dengan
perusahaan yang mereka tangani, dikarenakan mereka secara langsung
bertugas untuk mengawasi tindakan maupun perilaku dari direksi
perusahaan tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun.
19
4. Profitabilitas
Profitabilitas adalah sebuah gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan dalam menghasilkan suatu laba dari pengelolaan asset-aset
yang dimiliki perusahaan tersebut, yang dihitung dengan return on assets
(ROA). Semakin tinggi ROA yang dihasilkan maka semakin besar pula
laba yang diperoleh perusahaan tersebut (Dewi dan Noviari, 2017). Rasio
tersebut merupakan rasio yang paling sering disoroti dalam kegiatan
menganalisa laporan keuangan karena dianggap mampu menunjukkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return on asset
(ROA) ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan pengelolaan aset yang
dimiliki.
Pengertian rasio profitabilitas menurut (Fahmi 2013, 116) adalah :
“Rasio profitabilitas adalah rasio yang mampu menunjukan
keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.
Investor yang bersifat potensial akan menganalisa dengan cermat
kelancaran sebuah perusahaan serta kemampuannya untuk
mendapatkan keuntungan.”
Hery (2013, 143) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio
yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Return on assets (ROA) juga diartikan sebagai salah satu
indikator atau penyebab yang mencerminkan kinerja dan performa suatu
keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA yang dihasilkan, maka
akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adapaun ROA memiliki
20
keterkaitan dengan laba bersih perusahaan serta pengenaan pajak atas
penghasilan untuk WP badan (Kurniasih dan Sari, 2013).
Anderson dan Reeb dalam (Prakosa, 2014) mengatakan bahwa
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih baik dan
perusahaan yang memiliki nilai kompensasi rugi fiskal yang lebih kecil
dapat dilihat dari nilai effective tax rate (ETR) yang lebih tinggi.
Sunyoto (2013, 113) menyatakan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dari usahanya.
Rasio profitabilitas menjadid sebuah bentuk penilaian terhadap performa
manajemen dalam mengelola harta perusahaan yang ditunjukan oleh
keuntungan yang dihasilkan. Prospek perusahaan yang baik akan menarik
investor untuk melakukan investasi dalam suatu perusahaan sehingga perlu
diadakan pengungkapan laporan keuangan yang lebih luas. (Putri dan
Putra, 2017).
5. Tax Avoidance
Pemerintah melalui DJP selalu memperbaharui peraturan-peraturan
perpajakan dalam meningkatkan penerimaan pajak. Disisi lain perusahaan
senantiasa berusaha agar menghemat dalam pembayaran pajaknya yang
dilakukan dengan cara yang tidak melanggar peraturan (legal) yaitu
penghindaraan pajak (tax avoidance) atau yang melanggar perusahaan
(illegal), yaitu penggelapan pajak (tax evasion).
Suandy dalam (Ma’ruf dan Mustikasari, 2018) menyatakan bahwa
penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu bentuk usaha mengurangi
21
pajak secara legal yang kemudian dilakukan dengan cara memanfaatkan
ketentuan dalam bidang perpajakan secara optimal seperti pengecualian
maupun pemotongan yang diperbolehkan seperti manfaat hal-hal yang
tidak diatur serta kelemahan didalam peraturan perpajakan yang sudah ada.
Sedangkan penggelapan pajak (tax evasion) adalah upaya mengurangi
biaya pajak yang dilakukan dengan cara-cara yang melanggar peraturan
perpajakan seperti menyajikan data-data palsu atau menyembunyikan data
yang sebenarnya. Tax evasion merupakan bentuk pelanggaran di bidang
perpajakan. Pelaku dari tax evasion dapat dikenakan sanksi baik secara
administratif maupun berupa sanksi pidana.
Penghindaran pajak seringkali dihubungkan dengan tax planning
dimana keduanya sama-sama menggunakan cara yang tidak melanggar
peraturan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban
perpajakan. Berbicara mengenai penghindaran pajak tentunya tidak lepas
dari pandangan karena tidak adanya hukum yang dilanggar, maka
penghindaran pajak seharusnya bebas dilakukan. Setiap orang memiliki
hak untuk mengurus kepentingannya masing-masing sebagaimana yang
dikehendaki dan selama tidak ada peraturan hukum yang dilanggar maka
para otoritas pajak tidak dapat melakukan intervensi, prinsip tersebut
dikutip dalam Putusan Pengadilan Pajak nomor
PUT.29050/PP/M.III/13/2011, dimana hakim berpendapat bahwa wajib
pajak bebas dalam mengatur transaksi yang dilakukan untuk mengurangi
22
beban pajaknya selama tidak melanggar undang- undang perpajakan
(Jasmine, 2017).
Adapun (Pohan 2017, 11) menyatakan bahwa :
“Tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan beban pajak dengan
cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada
transaksi yang bukan objek pajak”.
Menurut (Sumarsan 2015, 9) penghindaran pajak dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu:
a. Menahan Diri, yang dimaksud menahan diri yaitu WP tidak
melakukan transaksi atau sesuatu yang bisa dikenakan pajak.
b. Lokasi Terpencil, yaitu memindahkan domisili dari lokasi usaha
yang tarif pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya lebih rendah.
Komite urusan fiskal OECD (organization for economic cooperation
and development) dalam (Fadhilah, 2014) menyebutkan tiga ketentuan
dalam menentukan penghindaran perpajakan, yaitu :
a. Adanya unsur artifisial, yaitu dimana pengaturan yang seolah-olah
terdapat di dalamnya ternyata sebenarnya tidak, hal ini dilakukan
karena tidak adanya faktor pajak.
b. Memanfaatkan celah (loopholes) dari undang-undang untuk
menerapkan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perpajakan untuk
berbagai macam tujuan.
23
c. Para konsultan yang menunjukan cara untuk melakukan
penghindaran pajak dengan ketentuan kerahasiaan wajib pajak
terjaga.
James dan Nobes dalam (Suandy 2013, 5) membuat garis pemisah
antara penghindaran pajak (tax avoidance) dan penyelundupan pajak (tax
evasion). Penghindaran pajak menunjukan kepada adanya tiruan tax affairs
yang masih tetap ada di dalam ketentuan perpajakan (lawful), sedangkan
penyelundupan pajak berada di luar bidang perpajakan (unlawful).
Perencanaan pajak, penyelidikan pajak dan perlindungan pajak,
merupakan eufimisme dari penghindaran pajak.
Umumnya tax flight dikaitkan dengan perpajakan lintas batas (cross
border taxation). Pergeseran pajak biasanya ada di dalam pajak konsumsi
dengan cara memindahkan beban pajak ke depan (forward shifting) atau
memindahkan beban pajak ke belakang (backward shifting). Hal ini dapat
dikategorikan sebagai penghindaran pajak dalam pengertian lebih luas dari
sekedar menghemat pajak yang harus dibayar pihak lain seperti penjual
bersedia menanggung beban pajak atau debitur bersedia menanggung
potongan pajak atas bunga yang diterima kreditur (Istiani, 2016).
Dari pengertian-pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan salah satu cara
untuk mengurangi beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-
kelemahan di dalam undang-undang perpajakan yang berlaku, sehingga
cara tersebut tidak dapat dianggap ilegal, disebabkan masih ada dalam
24
lingkup peraturan perpajakan. Dan terdapat banyak cara dalam melakukan
pengukuran penghindaran pajak (tax avoidance), namun dalam penelitian
ini pengukuran tax avoidance diproksikan dengan effective tax rate (ETR)
dan tax avoidance yang diproksikan dengan ETR ini mengindikasi bahwa
semakin rendah nilai ETR maka semakin tinggi tingkat penghindaran
pajak.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Zurianti, et al. (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh
profitabilitas dan corporate governance terhadap tax avoidance pada
perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh profitabilitas dan corporate governance yang diproksikan dengan
kepemilikan institusional, presentase dewan komisaris independen, komite
audit, dan kualitas audit terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian yang dilakukan Zurianti, et al. menunjukan bahwa
presentase dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh
terhadap tax avoidance. Sedangkan profitabilitas, kepemilikan institusional
dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Mahanani, et al. (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh
karakteristik perusahaan, sales growth, dan csr terhadap tax avoidance.
Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel umur perusahaan dan
komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel ukuran
25
perusahaan, komisaris independen, sales growth, dan csr tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Putra dan Merkusiwati (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh
komisaris independen, leverage, size, dan capital intensity ratio terhadap tax
avoidance. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan komisaris
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance,
leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, size berpengaruh positif
terhadap tax avoidance, dan capital intensity ratio tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance.
Swingly dan Sukartha (2015) meneliti mengenai pengaruh karakter
eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, dan sales growth pada
tax avoidance. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa risiko
perusahaan yang merupakan proxy dari karakter eksekutif berpengaruh positif
terhadap tax avoidance. Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance. Total aset yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Sedangkan pengujian variabel
leverage membuktikan pengaruh negatif terhadap tax avoidance. Dan sales
growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Asri dan Suardana (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh
proporsi komisaris independen, komite audit, preferensi risiko eksekutif dan
ukuran perusahaan pada penghindaran pajak. Dalam hasil penelitiannya
tersebut membuktikan bahwa keberadaan komite audit, preferensi risiko
eksekutif dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
26
Sedangkan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Wulandari (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh
profitabilitas, komite audit, kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan
institusional, ukuran dewan direksi, dan financial distress terhadap
penghindaran pajak. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap penghindaran pajak, komite audit berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, komisaris independen berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, dan financial distress berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Hidayat (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas,
leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak. Dalam
penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak. Dan sedangkan leverage secara parsial tidak
berpengaruh terhadap penghindaraan pajak.
Huda (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate
governance, leverage dan karakteristik eksekutif terhadap tax avoidance.
Dalam penelitian tersebut menjelaskan variabel komite audit yang merupakan
proksi dari corporate governance tidak memiliki pengaruh signifikan dan
variabel kualitas audit yang juga merupakan proksi dari corporate
27
governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Pada
variabel leverage menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tax
avoidance. Dan pada variabel risiko audit yang merupakan proksi dari
karakteristik eksekutif menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap tax avoidance.
Maghfirah (2019) melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, dan kualitas audit terhadap tax
avoidance. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, dewan komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, kualitas audit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tax avoidance, kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
28
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun Penelitian
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
1
Evitya Zurianti,
Prima Aprilyani
Rambe, dan Asri
Eka Ratih (2018)
Dipublikasikan di
Repository
Universitas
Maritim Raja Ali
Haji
Pengaruh
Profitabilitas
dan Corporate
Governance
terhadap Tax
Avoidance
(Pada
Perusahaan
Sektor Industri
Barang dan
Konsumsi
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) Tahun
2013-2016
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
profitabilitas
dan corporate
governance.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu : tax
avoidance.
- Komisaris
Independen
memiliki
pengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Komite
Audit
memiliki
pengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Profitabilitas
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Kepemilikan
Institusional
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Kualitas
Audit tidak
memiliki
pengaruh
terhadap Tax
Avoidance
2 Mahanani, Pengaruh Variabel
Independen
dari penelitian
- Ukuran
perusahaan
tidak
29
Titisari, dan
Nurlaela (2017)
Dipublikasikan di
Seminar Nasional
IENACO 2017
karakteristik
perusahaan,
sales growth,
CSR terhadap
tax avoidance.
ini terdiri atas:
karakteristik
perusahaan,
sales growth,
CSR.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu : tax
avoidance.
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- Komisaris
independen
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- Sales growth
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- CSR tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- Umur
perusahaan
dan komite
audit
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
3 Cahyadi Putra
dan Merkusiwati
(2016)
Dipublikasikan di
Pengaruh
komisaris
independen,
leverage, size,
dan capital
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
komisaris
independen,
leverage, size,
dan capital
intensity ratio.
Variabel
- Komisaris
independen
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- Leverage
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
30
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana Vol 17
no 1, Oktober
2016
intensity ratio
terhadap tax
avoidance.
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu : tax
avoidance.
- Size
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
- Capital
intensity
ratio tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
4 Calvin Swingly
dan I Made
Sukartha (2015)
Dipublikasikan di
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana Vol 10
no 1
Pengaruh
karakter
eksekutif,
komite audit,
ukuran
perusahaan,
leverage, dan
sales growth
pada tax
avoidance.
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
karakter
eksekutif,
komite audit,
ukuran
perusahaan,
leverage, dan
sales growth.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu : tax
avoidance.
- Risiko
perusahaan
yang
merupakan
proxy dari
karakter
eksekutif
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
- Komite audit
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
- Total aset
yang
merupakan
proxy dari
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
31
- Leverage
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
- Sales growth
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
5 Ida Ayu Trisna
Yudi Asri dan
Ketut Alit
Suardana (2016)
Dipublikasikan di
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana Vol 16
no 1 Juli 2016
Pengaruh
proporsi
komisaris
independen,
komite audit,
preferensi
risiko
eksekutif dan
ukuran
perusahaan
pada
penghindaran
pajak.
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
proporsi
komisaris
independen,
komite audit,
preferensi
risiko
eksekutif dan
ukuran
perusahaan.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu :
penghindaran
pajak.
- Komite audit
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Preferensi
risiko
eksekutif
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Proporsi
komisaris
independen
tidak
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
6 Chantika Dyah
Putri Wulandari
(2018)
Pengaruh
profitabilitas,
komite audit,
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
profitabilitas,
komite audit,
- Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
32
Dipublikasikan di
Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam
Indonesia
kualitas audit,
komisaris
independen,
kepemilikan
institusional,
ukuran dewan
direksi, dan
financial
distress
terhadap
penghindaran
pajak
kualitas audit,
komisaris
independen,
kepemilikan
institusional,
ukuran dewan
direksi, dan
financial
distress.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu:
penghindaran
pajak.
- Komite audit
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Komisaris
Independen
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Ukuran
dewan
direksi
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Financial
distress
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
7 Wastam Wahyu
Hidayat (2018)
Dipublikasikan di
Jurnal Riset
Pengaruh
profitabilitas,
leverage, dan
pertumbuhan
penjualan
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
profitabilitas,
leverage, dan
pertumbuhan
penjualan.
Variabel
Dependen dari
- Profitabilitas
memiliki
pengaruh
terhadap
penghindaran
pajak.
- Pertumbuhan
penjualan
memiliki
pengaruh
33
Manajemen dan
Bisnis Fakultas
Ekonomi UNIAT
Vol 3 No 1
Februari 2018
ISSN:2527-7502
terhadap
penghindaran
pajak.
penelitian ini,
yaitu :
penghindaran
pajak.
terhadap
penghindaran
pajak.
- Leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
penghindaraa
n pajak.
8 Nailul Huda
(2017)
Dipublikasikan di
Jurnal Online
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi
Universitas Riau
Vol 14 No 1 April
2017
ISSN: 2355-6854
Pengaruh
corporate
governance,
leverage dan
karakteristik
eksekutif
terhadap tax
avoidance.
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
corporate
governance,
leverage, dan
karakter
eksekutif.
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu: tax
avoidance.
- Komite audit
yang
merupakan
proksi dari
corporate
governance
tidak
memiliki
pengaruh.
- Kualitas
audit yang
juga
merupakan
proksi dari
corporate
governance
memiliki
pengaruh
terhadap tax
avoidance.
- Leverage
memiliki
pengaruh
terhadap tax
avoidance.
34
- Risiko audit
yang
merupakan
proksi dari
karakteristik
eksekutif
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
9 Firda Reza
Maghfirah (2019)
Pengaruh
kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris
independen,
dan kualitas
audit terhadap
tax avoidance
Variabel
Independen
dari penelitian
ini terdiri atas:
kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris
independen,
dan kualitas
audit
Variabel
Dependen dari
penelitian ini,
yaitu: tax
avoidance.
- Kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Dewan
Komisaris
Independen
tidak
berpengaruh
terhadap Tax
Avoidance
- Kualitas
audit
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap Tax
Avoidance
Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang akan dibuat oleh peneliti merupakan bentuk replikasi
dari penelitian yang dilakukan oleh Zurianti, et al. (2018). Adapun yang
menjadi perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu :
1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel kualitas audit dan kepemilikan
institusional.
35
H1
H2
H3 H4
2. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan subsektor makanan dan
minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2018.
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan digambarkan mengenai pengaruh komite
audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance.
Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar II.1
Kerangka pemikiran
D. Perumusan Hipotesa
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan belum
Komite Audit
(X1)
Dewan Komisaris
Independen
(X2)
Profitabilitas
(X3)
Tax Avoidance
(Y)
36
terbukti kebenarannya, sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan
apakah hipotesis yang disampaikan benar atau tidak. Hipotesis yang akan
diuji dalam penelitian ini mengenai pengaruh komite audit, komisaris
independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance.
1. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance
Menurut Siallagan dan Machfoez dalam (Wulandari, 2018) komite
audit dibentuk oleh pihak dewan komisaris perusahaan, anggota komite
audit tersebut diangkat dan juga diberhentikan oleh pihak dewan
komisaris. Mereka bertugas untuk membantu memeriksa atau meneliti
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi direksi dalam
pengelolaan perusahaan. Tugas dari komite audit adalah membantu dewan
komisaris mengawasi kinerja perusahaan. Dengan kata lain komite audit
berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan
auditor eksternal. Komite audit juga berkaitan erat dengan penelaahan
terhadap resiko yang kemungkinan akan dihadapi perusahaan di masa
yang akan datang, serta ketaatan perusahaan terhadap peraturan. Komite
audit dapat mengurangi pengungkapan akuntansi yang tidak tepat sehingga
mampu mengurangi tindakan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
serta tindakan melanggar hukum lainnya. Semakin banyak anggota
kkomite audit maka kebijakan tax avoidance yang diterapkan akan
semakin rendah, akan tetapi jika jumlah komite audit semakin sedikit
maka kebijakan tax avoidance yang diterapkan perusahaan akan semakin
banyak.
37
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015)
diungkapkan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tax
avoidance. Sedangkan menurut Wulandari (2018), Mahanani, et al.
(2017), Asri dan Suardana (2016), dan Zurianti, et al. (2018) komite audit
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka
dapat disimpulkan hipotesa sebagai berikut :
H1 : Komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance
Menurut Putra dan Merkusiwati (2016) komisaris independen
melakukan pengawasan dan mengarahkan perusahaan berdasarkan aturan
yang ada. Komisaris Independen mengarahkan serta mengawasi supaya
tidak terjadi sebuah asimetri informasi yang sering terjadi antara prinsipal
dan agen. Komisaris Independen menengahi manajemen perusahaan dan
pemiliki perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan agar kebijakan
tersebut tidak melanggar hukum salah satunya yaitu penentuan kebijakan
yang berhubungan dengan pembayaran pajak.
Pengawasan ini dapat mengurangi masalah keagenan yang muncul
seperti sikap opportunistic pihak manajemen terhadap bonus, yaitu
manajemen berkepentingan untuk mengurangi beban pajak agar laba yang
diterima perusahaan lebih besar serta bonus yang diterima manajemen
lebih besar. Dengan pengawasan yang semakin besar, manajemen akan
38
berhati-hati dalam mengambil keputusan serta lebih transparan dalam
menjalankan perusahaan sehingga penghindaran pajak dapat diminimalisir.
(Wulandari, 2018).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahanani, et al. (2017),
Asri dan Suardana (2016) komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
oleh Putra dan Merkusiwati (2016), dan Zurianti, et al. (2018) komisaris
independen berpengaruh terhadap tax avoidance.
Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka
dapat disimpulkan hipotesa sebagai berikut :
H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax
avoidance.
3. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance
Menurut Dewi dan Noviari (2017) profitabilitas merupakan
gambaran performa dari keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dari aktiva yang dimiliki, yang dihitung menggunakan return
on assets (ROA). Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar pula
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk menempatkan posisi
dalam praktik tax planning untuk mengurangi jumlah kewajiban
perpajakan.
39
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018) ditemukan
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap tax avoidance.
Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka dapat
disimpulkan hipotesa sebagai berikut :
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance.
4. Pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas
secara simultan terhadap tax avoidance.
Komite audit sesuai perannya dapat membantu dewan komisaris agar
asimetri informasi tidak terjadi dengan melakukan monitoring serta
memberi pertimbangan kepada manajemen pada pengendalian intern yang
sedang berlangsung di dalam perusahaan. Komite audit juga berhubungan
dengan pemeriksaan terhadap resiko yang dihadapi perusahaan, serta
ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang sudah ditetapkan.
Dewan komisaris independen menengahi agen dan prinsipal dalam
mengambil kebijakan perusahaan agar tidak melanggar hukum salah
satunya yaitu dalam menentukan kebijakan perusahaan yang
berhubungan dengan pembayaran pajak. Baik dewan komisaris
independen maupun komite audit merupakan bagian dari corporate
governance yang memiliki salah satu prinsip transparasi. Keduanya dapat
mengurangi pengukuran dan pengungkapan akuntansi yang tidak tepat
sehingga akan mengurangi tindakan kecurangan oleh manajemen dan
40
tindakan melanggar hukum lainnya, tidak terkecuali kecurangan dalam
melakukan penghindaran pajak serta memanipulasi laba.
Profitabilitas diproksikan dengan ROA, semakin tinggi nilai ROA,
maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar
laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula pajak yang
harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
pengambilan keputusan manajer perusahaan dalam melakukan praktik
penghindaran pajak (tax avoidance).
Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan hipotesa sebagai
berikut :
H4 : Komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas
secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menggunakan
data yang berupa angka-angka yang diukur dalam skala numerik dan yang
diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang
menjadi objek penelitian.
Menurut (Sugiyono 2017, 8) metode penelitian kuantitatif adalah :
"Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan."
Pada penelitian ini peneliti meneliti pengaruh komite audit, dewan
komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman dan subsektor
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek penelitian adalah
laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur subsektor
makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2016-2018. Faktor - faktor yang di uji pengaruhnya
terhadap ETR (tax avoidance) terdiri dari 3 variabel bebas yaitu komite audit
42
(KA), dewan komisaris independen (DKI) dan profitabilitas (ROA). Laporan
keuangan dan laporan tahunan dikumpulkan dengan diunduh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder. Data sekunder merupakan sebuah data yang bersumber melalui
media perantara atau diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS), laporan, buku, jurnal, serta media perantara lainnya. Data-data dalam
penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id pada perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tempat
pengambilan data penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik penelitian
untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Waktu pengumpulan data dilaksanakan dari Oktober 2019 sampai dengan
selesainya penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor makanan dan
minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2016-2018. Seluruh data yang digunakan pada penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan
43
tahunan perusahaan subsektor makanan dan minuman dan subsektor yang
terdaftar di BEI tahun 2016-2018.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili
karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria
tertentu.
E. Teknik Pengumpulan Data
(Sugiyono, 2017) mendefinisikan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan dari
peneliltian adalah memperoleh data. Adapun macam - macam teknik
pengumpulan data, yaitu :
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2015, 204) observasi merupakan aktivitas penelitian
suatu objek. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan penelitian secara langsung di lapangan dengan sumber utama
data.
2. Literatur Pustaka
(Suwandi, 2017) mengatakan bahwa literatur berarti acuan yang digunakan
dalam berbagai kegiatan. Literatur juga memiliki pengertian sebagai
referensi untuk mendapatkan suatu informasi.
44
3. Data Sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sugiyono (2017, 137) mengatakan bahwa data sekunder adalah data yang
diperoleh tidak langsung dari sumber utama data, data bisa diperoleh dari
buku, jurnal maupun sumber lain yang berkaitan dengan data yang dicari
tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit, khususnya laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan laporan arus kas yang dipublikasikan oleh pihak Bursa
Efek Indonesia (BEI) di website resmi yaitu www.idx.co.id.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini dari studi
pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan membaca jurnal
dan artikel yang dijadikan referensi penelitian, serta melakukan pengolahan
data yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan, pencatatan, dan pengkajian data sekunder berhubungan dengan
variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mendominasi atau yang
menyebabkan suatu perubahan terhadap variabel dependen (terikat).
Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini sebagai berikut :
45
a. Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang beranggotakan sekurang-
kurangnya tiga orang. Tugas dan fungsi komite audit adalah
mengawasi tata kelola perusahaan dan mengawasi audit eksternal
atas laporan keuangan perusahaan. Komite audit dibentuk oleh
dewan komisaris sehingga komite audit bertanggung jawab kepada
dewan komisaris. Komite audit juga digambarkan sebagai
mekanisme monitoring yang dapat meningkatkan fungsi audit untuk
pelaporan eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini variabel komite
audit diukur menggunakan dan perhitungan KA, dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Rosalia dan Sapari (2017)
b. Dewan Komisaris Independen
Menurut Rachmad dalam (Istighfarin dan Wirawati, 2015) adapun
teknik pengukuran variabel dewan komisaris independen dapat
diperoleh dengan membagi jumlah dewan komisaris independen
dengan total anggota dewan komisaris. Dalam penelitian ini dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
KA = ∑ Komite Audit
46
Sumber : Istighfarin dan Wirawati (2015)
c. Profitabilitas
Menurut Dewi dan Noviari, (2017) profitabilitas merupakan
gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan return on assets
(ROA). Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Dalam penelitian ini
profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Rosalia & Sapari (2017)
2. Variabel Dependen
Variabel penelitian terdiri dari dua buah variabel yaitu, variabel
independen dan variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tax
avoidance.
Laba Bersih
Total Aset
Jumlah DKI
Total Dewan Komisaris
DKI =
ROA =
x 100%
47
Penghindaran pajak adalah salah satu cara menghindari pajak
secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan karena
memanfaatkan celah yang terdapat dalam peraturan perpajakan. Variabel
penghindaran pajak ini sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini
Penghindaran Pajak akan diukur menggunakan rasio effective tax rate
(ETR). Semakin kecil nilai ETR berarti penghindaran pajak oleh
perusahaan semakin besar dan begitu pula sebaliknya semakin besar nilai
ETR maka penghindaran pajaknya semakin kecil (Astuti dan Aryani,
2016). Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus ETR sebagai berikut :
Sumber : Putri (2018)
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisis
pengaruh tiap variabel independen dan dependen. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan program SPSS versi 24. Adapun pengujian yang dilakukan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk
dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean),
Pendapatan Sebelum Pajak
Beban Pajak Penghasilan ETR =
48
median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum
(Ghozali, 2013). Statistik deskriptif dapat menyajikan ukuran-ukuran
numerik yang sangat penting bagi data sampel yang dilakukan dengan
program SPSS (statistical product and service solution) versi 24.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan suatu uji kualitas data yang
dilakukan sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda. Uji
asumsi klasik bertujuan untuk menguji dan mengetahui kelayakan model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi kedua variabel yang ada, yaitu variabel bebas dan
terikat mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji statistik yang
digunakan adalah One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini
dilakukan untuk mendekati apakah residual terdistribusi normal atau
tidak. Uji One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan
membuat hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
49
Tingkat kepercayaan dalam uji Kulmogorov-Smirnov (K-S)
adalah 0,05 atau dasar pengembalian keputusan normal atau tidaknya
data yang akan diolah adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan dari uji K-S > 0,05 maka data residual
berdistribusi normal.
2. Jika nilai signifikan dari uji K-S < 0,05 maka data residual tidak
berdistribusi normal.
Dalam pengujian normalitas juga dapat melihat penyebaran
data yang ditunjukkan dalam grafik dan dinyatakan dengan titik.
Model regresi memenuhi syarat normalitas apabila penyebaran titik-
titik berada disekitar garis diagonal dalam grafik normal probability
plot.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.
Uji multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya
50
kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Dasar pengambilan keputusan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF dibawah 10,
maka tidak terjadi masalah multikolonieritas.
2. Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF diatas 10,
maka terjadi masalah multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada suatu korelasi. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013).
Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji
Durbin-Waston dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika DW terletak di antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.
51
3. Jika DW terletak di antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-
dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau adanya
keragu-raguan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dan
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Model regresi dengan
scatterplot yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
52
3. Uji Statistik
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukan bersarnya sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Priyatno,
2014). Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Priyatno (2014) analisis regresi linear dilakukan
untuk mengetahui pengaruh secara linier antara variabel independen
dengan variabel dependen, serta untuk memprediksi suatu nilai
variabel dependen berdasarkan nilai variabel dependen. Dalam
penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis regresi linear berganda yang diuji dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,05.
53
Model analisis regresi linear berganda ini dirumuskan sebagai
berikut :
ETR = 1KA 2DKI 3ROA+ e
Keterangan :
ETR : Effective Tax Rate
α : Konstanta
β1-3 : Koefisien regresi untuk setiap variabel x
KA : Komite Audit
DKI : Dewan Komisaris Independen
ROA : Profitabilitas
e : Standar Error
4. Uji Hipotesa
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara
parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen (Priyatno, 2014). Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel dengan menggunakan
bantuan program SPSS dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).
Pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada kriteria
pengambilan keputusan, sebagai berikut :
54
1. Jika nilai sig. < 0,05, maka Ho diterima, berarti variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
2. Jika nilai sig. > 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel
independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel
dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F atau ANOVA atau analisis varian adalah uji koefisien
regresi secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan (Priyatno, 2014).
Menurut (Ghozali 2016, 98) kriteria pengambilan keputusan
dalam pengujian statistik F yaitu apabila nilai F sig lebih besar dari
5% maka Ho dapat diterima. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, menyatakan bahwa semua variabel independen
secara signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis dengan uji statistik F menggunakan
kriteria sebagai berikut:
1. Ho di tolak dan Ha diterima apabila fhitung > ftabel atau nilai
signifikan < α = 5%. Hal ini menunjukan bahwa variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
55
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila fhitung < ftabel atau nilai
signifikan > α = 5%. Hal ini menunjukan bahwa variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penentuan sampel dari penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.
Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel jumlah sampel yang diperoleh
adalah 12 perusahaan, sehingga jumlah sampel total adalah 36 data selama 3
tahun periode penelitian. Ringkasan kriteria pemilihan sampel dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel IV.1
Pemilihan Sampel
No Kriteria Data
1 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang terdaftar di BEI selama tahun
2016-2018.
32
2 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang laporan keuangannya tidak
ditemukan di website www.idx.co.id selama tahun 2016-
2018.
(9)
3 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang tidak memiliki data mengenai
(2)
57
Sumber : BEI, data diolah (2019)
Tabel IV.2
Daftar Perusahaan Sampel
No Kode Nama Perusahaan Jenis Industri
1 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia,
Tbk.
Makanan dan Minuman
2 DLTA PT. Delta Djakrta Tbk. Makanan dan Minuman
3 ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
Makanan dan Minuman
4 INDF PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Makanan dan Minuman
komite audit, dewan komisaris independen dan
profitabilitas selama tahun 2016-2018.
4 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang tidak menyajikan laporan
keuangan dan laporan tahunan menggunakan mata uang
rupiah selama tahun 2016-2018.
(2)
5 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang mengalami kerugian selama
tahun 2016-2018.
(7)
Jumlah Sampel Per Tahun 12
Jumlah Data Selama Periode Penelitian (3 Tahun) 36
58
5 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk.
Makanan dan Minuman
6 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. Makanan dan Minuman
7 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk.
Makanan dan Minuman
8 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. Makanan dan Minuman
9 ASII PT. Astra International Tbk. Otomotif dan Komponen
10 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Otomotif dan Komponen
11 INDS PT. Indospring Tbk. Otomotif dan Komponen
12 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. Otomotif dan Komponen
Sumber : BEI, data diolah (2019)
1. Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan
komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan atau
penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam
pengelolaan perusahaan. Variabel komite audit diukur berdasarkan jumlah
komite audit dalam perusahaan yang dijadikan sampel. Adapun tabel
jumlah komite audit dalam penelitian ini sebagai berikut :
59
Tabel IV.3
Tabel Jumlah Komite Audit
KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 3 3 3
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 3 3 3
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3 3 3
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 3 3 3
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 3 3
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 3 3 3
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 3 3 3
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 3 3 3
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 4 4
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 3 3
INDS PT. Indospring Tbk. 3 3 3
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 3 3 3
Sumber : BEI, data diolah (2019)
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel komite audit pada tabel
4.4 diatas, nilai tertinggi untuk KA pada tahun 2016-2018 dimiliki oleh
PT. Astra International, Tbk. (ASII) dengan jumlah KA sebanyak 4 orang.
Sedangkan rata-rata perusahaan lain memiliki KA sebesar 3, yang
mengindikasikan rata-rata perusahaan lain tersebut memiliki jumlah
anggota komite audit sebanyak 3 orang. Hal ini berarti seluruh perusahaan
sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55/POJK.04/2015 pasal 4 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit yang menyebutkan bahwa komite audit paling sedikit
terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris independen
dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik.
60
2. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris independen mempunyai peranan yang sangat
penting di dalam suatu perusahaan karena mempunyai tugas untuk
mengawasi manajemen dalam menjalankan kegiatannya agar tidak
melanggar hukum. Dewan komisaris independen diukur berdasarkan
jumlah dewan komisaris independen dalam perusahaan yang dijadikan
sampel. Berikut merupakan tabel perhitungan dewan komisaris independen
dalam penelitian ini :
Tabel IV.4
Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen
KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 0,4000 0,4000 0,4000
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. 0,5000 0,5000 0,5000
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,3750 0,3750 0,3750
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,5714 0,5000 0,5000
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 0,4000 0,4000 0,4000
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333
SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,3333 0,3636 0,3000
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 0,3750 0,3750 0,3750
61
INDS PT. Indospring Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 0,3333 0,5000 0,5000
Rata-rata per tahun 0,3851 0,3956 0,3903
Sumber : BEI, data diolah (2019)
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel dewan komisaris
independen pada tabel 4.5 diatas, nilai tertinggi untuk DKI pada tahun
2016 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) dengan nilai
0,5714 (57,14%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA), PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
(ROTI), PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM), PT. Astra International Tbk.
(ASII), PT. Indospring Tbk. (INDS), dan PT. Selamat Sempurna Tbk.
(SMSM) dengan nilai 0,3333 (33,33%). Adapun nilai rata-rata DKI pada
tahun 2016 adalah sebesar 0,3851 (38,51%). Nilai tertinggi untuk DKI
pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
(ICBP), PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), dan PT. Selamat
Sempurna Tbk. (SMSM) dengan nilai 0,5000 (50%), sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA),
PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI), PT. Sekar Bumi Tbk.
(SKBM), dan PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,3333 (33,33%).
Adapun nilai rata-rata DKI pada tahun 2017 adalah sebesar 0,3956
(39,56%). Nilai tertinggi untuk DKI pada tahun 2018 dimiliki oleh
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk. (MLBI), dan PT. Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) dengan
62
nilai 0,5000 (50%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Astra
International Tbk. (ASII) dengan nilai 0,3000 (30%). Adapun nilai
rata-rata DKI pada tahun 2018 adalah sebesar 0,3903 (39,03%).
Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan sebagian besar perusahaan
sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor
33/POJK.04/2014 pasal 20 ayat 3 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik yang menyebutkan bahwa dewan
komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan komisaris, jumlah
komisaris independen wajib paling sedikit 33% (tiga puluh tiga persen)
dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Semakin besar porsi dewan
komisaris independen, maka semakin tinggi tingkat pengawasan terhadap
manajemen, sehingga semakin rendah praktik penghindaran pajak.
3. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Dalam penelitian ini
profitabilitas diproksikan dengan ROA (return on assets), dimana ROA
merupakan rasio untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian laba
dari aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Berikut merupakan tabel yang menyajikan hasil perhitungan profitabilitas
dalam penelitian ini :
63
Tabel IV.5
Tabel Perhitungan Profitabilitas
KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 0,17511 0,07713 0,07926
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 0,21248 0,20865 0,22194
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. 0,12564 0,11206 0,13556
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,06409 0,05851 0,05140
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,43170 0,52670 0,42388
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 0,10746 0,10934 0,10007
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,09583 0,02969 0,02894
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 0,02251 0,01595 0,00901
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,06989 0,07835 0,07941
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 0,03308 0,03711 0,04285
INDS PT. Indospring Tbk. 0,02000 0,04668 0,04459
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 0,22262 0,22718 0,22635
Rata-rata per tahun 0,13170 0,12728 0,12027
Sumber : BEI, data diolah (2019)
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA pada tabel 4.6 diatas, nilai tertinggi untuk ROA
pada tahun 2016 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI)
dengan nilai 0,43170 (43,17%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh
PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,02000 (2%). Adapun rata-rata
ROA yang dihasilkan per tahun 2016 adalah sebesar 0,13170 (13,17%).
Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) dengan nilai 0,52670 (52,67%),
sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM)
dengan nilai 0,01595 (1,60%). Adapun rata-rata ROA yang dihasilkan
per tahun 2017 adalah sebesar 0,12728 (12,73%). Nilai tertinggi untuk
64
ROA pada tahun 2018 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
(MLBI) dengan nilai 0,42388 (42,39%), sedangkan nilai terendah
dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM) dengan nilai 0,00901
(0,90%). Adapun rata-rata ROA yang dihasilkan per tahun 2018 adalah
sebesar 0,12027 (12,03%).
Nilai ROA yang dimiliki perusahaan sampel relatif rendah jika
dilihat dari rata-rata per tahun yang didapatkan. Hal tersebut menunjukan
bahwa kemampuan perusahaan sampel dalam menghasilkan laba
berdasarkan aset yang dimiliki masih belum maksimal.
4. Tax Avoidance
Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan karena
usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan, atau
meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh
Undang-Undang Pajak. Tax avoidance diukur dengan menggunakan proksi
ETR (effective tax rate). ETR memperlihatkan seberapa besar tingkat
penghindaran pajak yang dilakukan dalam suatu perusahaan. Dari
perhitungan yang didapat maka dapat disimpulan bahwa semakin rendah
nilai ETR maka memperlihatkan semakin tinggi praktik penghindaran
pajak yang dilakukan. Adapun tabel perhitungan ETR dalam penelitian ini
sebagai berikut :
65
Tabel IV.6
Tabel Perhitungan Tax Avoidance
KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
0,12641
0,24983
0,24916
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
0,22180
0,24183
0,23370
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
0,37396
0,31948
0,27704
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.
0,34295
0,34034
0,33371
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
0,25607
0,25727
0,26742
MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
0,24761
0,25421
0,26092
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
0,24265
0,27281
0,31971
SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.
0,26824
0,18515
0,23616
ASII PT. Astra Internasional Tbk.
0,17755
0,20657
0,21783
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
0,25502
0,20981
0,23058
INDS PT. Indospring Tbk.
0,17598
0,29126
0,19951
SMSM
PT. Selamat Sempurna
Tbk.
0,23708
0,22885
0,23551
Rata-rata per tahun
0,24378
0,25479
0,25510
Sumber : BEI, data diolah (2019)
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel tax avoidance yang
diproksikan dengan ETR (effective tax rate) pada tabel 4.3 diatas, nilai
tertinggi untuk ETR pada tahun 2016 dimiliki oleh PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dengan nilai 0,37396 (37,40%), sedangkan
nilai terendah dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA)
dengan nilai 0,12641 (12,64%). Adapun rata-rata ETR yang dihasilkan per
66
tahun 2016 adalah sebesar 0,24378 (24,38%). Nilai tertinggi untuk ETR
pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
dengan nilai 0,34034 (34,03%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT.
Sekar Bumi Tbk. (SKBM) dengan nilai 0,18515 (18,52%). Adapun rata-
rata ETR yang dihasilkan per tahun 2017 mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya dengan nominal 0,25479 (25,48%). Nilai tertinggi untuk
ETR pada tahun 2018 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
(INDF) dengan nilai 0,33371 (33,37%), sedangkan nilai terendah dimiliki
oleh PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,19951 (19,95%). Adapun
rata-rata ETR yang dihasilkan per tahun 2018 mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya dengan nominal 0,25510 (25,51%).
Nilai ETR yang dimiliki perusahaan sampel relatif rendah jika
dilihat dari rata-rata per tahun yang didapatkan. Semakin kecil nilai ETR
yang dimiliki oleh perusahaan berarti penghindaran pajak yang dilakukan
semakin besar.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat digunakan untuk melihat distribusi data
yang digunakan sebagai sampel. Adapun tujuan dari dilakukannya analisa
statistik deskriptif ini yaitu untuk memberikan gambaran (deskripsi)
mengenai suatu data agar data yang sudah disajikan agar menjadi mudah
dipahami serta informatif bagi orang yang membacanya. Dalam penelitian
67
ini, variabel dependen yang digunakan yaitu tax avoidance yang
diproksikan dengan effective tax rate (ETR), sedangkan variabel
independen yang digunakan adalah komite audit (KA), dewan komisaris
independen (DKI) dan profitabilitas yang diproksikan dengan ROA.
Analisa hasil uji statistik deskriptif ini memiliki tujuan untuk
memperlihatkan gambaran dan ukuran statistik terhadap masing-masing
variabel seperti nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi dan
sebagainya. Pada penelitian ini analisis deskriptif menggunakan SPSS
versi 24. Hasil uji deskriptif dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Tabel IV.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil diatas memperlihatkan deskriptif statistik dari
variabel KA, DKI, ROA dan ETR. Diketahui bahwa kolom N merupakan
jumlah data sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sejumlah
36, sesuai dengan banyaknya jumlah observasi yang terdapat di dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
68
Variabel komite audit (KA) memiliki nilai rata-rata sebesar
3,0833333 dan nilai standar deviasi sebesar 0,28030596. Nilai rata-rata
yang dihasilkan komite audit lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga
variabel komite audit layak untuk diuji. Nilai rata-rata komite audit yang
dimiliki perusahaan sampel sebesar 3,0833333 ini berarti perusahaan
sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55/POJK.04/2015 pasal 4 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang menyebutkan bahwa komite audit
paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari
komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik.
Variabel dewan komisaris independen (DKI) memiliki nilai rata-
rata sebesar 0,3903247 (39,03%), dan nilai standar deviasi sebesar
0,07037019 (7,04%). Nilai rata-rata yang dihasilkan dewan komisaris
independen lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini
menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga variabel dewan
komisaris independen layak untuk diuji. Nilai rata-rata dewan komisaris
independen yang dimiliki perusahaan sampel sebesar sebesar 0,3903247
(39,03%), berdasarkan hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa
sebagian besar perusahaan sampel mengikuti Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan nomor 33/POJK.04/2014 pasal 20 ayat 3 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik yang menyebutkan
bahwa dewan komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan
69
komisaris, jumlah komisaris independen wajib paling sedikit 33% (tiga
puluh tiga persen) dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris.
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA (return on
assets) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1264172 (12,64%) dan nilai
standar deviasi sebesar 0,12302405 (12,30%). Nilai rata-rata yang
dihasilkan profitabilitas lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga
variabel profitabilitas layak untuk diuji. Nilai ROA yang dimiliki
perusahaan sampel relatif rendah jika dilihat dari rata-rata per tahun yang
didapatkan. Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aset yang
dimiliki. Oleh karena itu, dapat dikatakan kemampuan perusahaan
sampel dalam menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimiliki masih
belum maksimal.
Variabel tax avoidance yang diproksikan dengan ETR (effective tax
rate) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2512217 (25,12%), dan nilai
standar deviasi sebesar 0,05141543 (5,14%). Nilai rata-rata yang
dihasilkan tax avoidance lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga
variabel tax avoidance layak untuk diuji. Nilai ETR yang dimiliki
perusahaan sampel relatif rendah jika dilihat dari rata-rata per tahun yang
70
didapatkan. Semakin kecil nilai ETR yang dimiliki oleh perusahaan
berarti penghindaran pajak yang dilakukan semakin besar.
2. Uji Asumsi Klasik
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian dari uji asumsi klasik
untuk menguji kelayakan atas model regresi, yang meliputi uji normalitas
data, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji dan
mengetahui apakah data dalam penelitian yang digunakan memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
71
Tabel IV.8
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S)
pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,200. nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dikarenakan lebih besar
dari 0,05 maka variabel-variabel tersebut memiliki distribusi normal
dan memenuhi persyaratan normalitas, sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual data berdistribusi normal.
Dalam pengujian normalitas juga dapat melihat penyebaran
data yang ditunjukkan dalam grafik dan dinyatakan dengan titik.
Model regresi memenuhi syarat normalitas apabila penyebaran titik-
titik berada disekitar garis diagonal dalam grafik normal probability
72
plot. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal
probability plot dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Gambar IV.1
Hasil Uji Normal Probability Plot
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Pada grafik normal probability plot diatas, dapat dilihat bahwa
sebaran titik-titiknya menyebar sekitar garis diagonal dan cenderung
dapat membentuk garis lurus, sebaran error juga masih ada di sekitar
garis diagonal. Hal ini menunjukan bahwa asumsi kenormalan tidak
dilanggar dan dapat dinyatakan lulus uji normalitas. Sehingga dapat
disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi
73
pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan
profitabilitas terhadap tax avoidance.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen.
Jika terjadi autokorelasi, berarti terdapat masalah multikolinieritas
antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value dan variance
inflaction factor (VIF) dari pengujian SPSS 24. Apabila tolerance
value > 0.1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Jadi
jika nilai VIF < 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel
independen masih bisa ditolerir. Berikut ini data hasil perhitungan
uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.9
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
74
Dari tabel tentang hasil uji multikolinieritas dapat diketahui,
variabel komite audit yang diproksikan dengan KA menunjukkan
nilai tolerance 0,931 > 0,10 dan nilai VIF 1,074 < 10, dan variabel
dewan komisaris independen yang diproksikan dengan DKI
menunjukkan nilai tolerance 0,468 > 0,10 dan nilai VIF 2,136 < 10,
dan variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
menunjukkan nilai tolerance 0,492 > 0,10 dan nilai VIF 2,033 < 10.
Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi oleh
karena itu persamaan regresi ini layak digunakan untuk analisis lebih
lanjut.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat suatu korelasi. Jika terjadi korelasi berarti
mengalami yang namanya masalah autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah model yang terbebas dari masalah autokorelasi. Untuk
mengetahui apakah model regresi terdeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka salah satu caranya dengan melakukan uji Durbin
Watson (DW). Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan
menggunakan uji Durbin-Waston dengan ketentuan sebagai berikut :
75
1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika DW terletak di antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika DW terletak di antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-
dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau adanya
keragu-raguan.
Berikut hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel IV.10
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin Watson sebesar
1,782, dengan jumlah sampel (n) = 36, dengan k = 3 diperoleh du =
1,6539 sehingga 4-du = 4 - 1,6539 = 2,3461. Dalam penelitian ini,
nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU), yaitu 1,6539 < 1,782 <
2,3461. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan pada model regresi
ini tidak terjadi masalah autokorelasi.
76
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
dan mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini menggunakan pengujian scatterplot
antara variabel dependen (SRESID) dan variabel independen
(ZPRED). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat pola scatterplot diagram. Hasil uji
heteroskedastisitas disajikan pada gambar berikut ini :
77
Gambar IV.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Dari gambar diatas dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak. Dan penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
Serta adanya penyebaran titik-titik dan tidak berpola. Dengan
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini
tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga
model regresi layak dipakai untuk memprediksi ETR.
78
C. Uji Statistik
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Hasil penelitian menggunakan program SPSS versi 24 didapatkan
nilai koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel IV.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji koefisien determinasi
didapatkan nilai adjusted R square (R2) sebesar 0,195 atau 19,5%. Nilai
tersebut dipengaruhi oleh variabel independen seperti komite audit,
dewan komisaris independen, dan profitabilitas terhadap variabel
dependen yaitu tax avoidance. Sedangkan sisanya sebesar 0,805 atau
80,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Sehingga dapat disimpulkan nilai R square yang mendekati 0 berarti
kemampuan variabel independen (komite audit, dewan komisaris
79
independen, dan profitabilitas) dalam menjelaskan variabel dependen
(tax avoidance) amat terbatas. Nilai yang mendekati 0 berarti variabel-
variabel independen belum mampu memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Dalam uji regresi linier berganda ini bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini juga
digunakan untuk menunjukkan arah hubungan antara komite audit,
dewan komisaris independen, dan profitabilitas dengan tax avoidance.
Berikut ini hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini :
Tabel IV.12
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Dari tabel tersebut dapat dibentuk persamaan regresi linier
berganda untuk penelitian ini, yaitu :
80
ETR = 0,223 - 0,038KA + 0,440DKI - 0,201ROA + e
Persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 0,223, nilai ini menunjukkan bahwa apabila
variabel bebas (komite audit, dewan komisaris independen, dan
profitabilitas) bernilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu tax
avoidance adalah sebesar 0,223.
2. Variabel komite audit memiliki nilai koefisien sebesar -0,038,
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan komite audit
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka ETR akan mengalami
penurunan sebesar 0,038, sehingga sisanya sebesar -0,962
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan variabel
dalam penelitian ini.
3. Variabel dewan komisaris independen memiliki nilai koefisien
sebesar 0,440, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap
dan dewan komisaris independen mengalami kenaikan sebesar 1
satuan, maka ETR akan mengalami kenaikan sebesar 0,440,
sehingga sisanya sebesar 0,560 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dan dijadikan variabel dalam penelitian ini.
4. Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien sebesar -0,201,
artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan
profitabilitas mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka ETR akan
mengalami penurunan sebesar 0,201, sehingga sisanya sebesar
81
-0,799 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan
variabel dalam penelitian ini.
D. Uji Hipotesa
1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
(komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas) secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (tax
avoidance). Dimana derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05.
Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. Dan apabila nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil
pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel IV.13
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
82
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat didapatkan kesimpulan
hipotesa sebagai berikut :
a. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance
Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada
tabel 4.13 pengujian variabel komite audit (KA) memiliki tingkat
signifikan 0,193 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa komite audit
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga hipotesa
pertama yang diajukan dalam penelitian ini (H1) ditolak.
b. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance
Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada
tabel 4.13 pengujian variabel dewan komisaris independen (DKI)
memiliki tingkat signifikan 0,010 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax
avoidance, sehingga hipotesa kedua yang diajukan dalam penelitian
ini (H2) diterima.
c. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance
Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada
tabel 4.13 pengujian variabel profitabilitas (ROA) memiliki tingkat
signifikan 0,034 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga hipotesa
ketiga yang diajukan dalam penelitian ini (H3) diterima.
83
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Dalam penelitian ini hasil uji signifikansi simultan dapat dilihat
pada tabel 4.14 berikut ini :
Tabel IV.14
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) didapatkan nilai
signifikan 0,019 < 0,05, maka hipotesa keempat yang diajukan dalam
penelitian ini (H4) diterima karena komite audit, dewan komisaris
independen, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax
avoidance.
E. Pembahasan
Dari hasil penelitian data yang diolah SPSS 24 dapat diketahui
pembahasan mengenai uji hipotesis t dan F, sebagai berikut :
84
1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax Avoidance
Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel
komite audit menunjukkan nilai signifikan 0,193 lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan dan minuman dan
subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018.
Hasil ini tentu berlawanan dengan hipotesa peneliti yang
menyatakan bahwa komite audit memiliki pengaruh terhadap tax
avoidance. Hal ini menunjukan bahwa kinerja komite audit tidak berjalan
dengan baik meskipun jumlah komite audit sudah sesuai dengan
peraturan OJK. Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit belum
maksimal sehingga masih terdapat celah (loopholes) bagi manajemen
untuk melakukan penghindaran pajak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
komite audit belum mampu merubah perilaku manajemen perusahaan
yang opportunistic.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Swingly dan Sukartha (2015) dan Huda (2017) yang menyatakan bahwa
komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, akan tetapi tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zurianti, et al. (2018),
85
Mahanani, et al. (2017), Asri dan Suardana (2016), dan Wulandari
(2018).
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Tax Avoidance
Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel dewan
komisaris independen menunjukkan nilai signifikan 0,010 lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan dan
minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2018.
Dewan komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris
yang tidak terafiliasi dengan manajemen, pemegang saham, dan anggota
dewan komisaris lainnya. (Fitria, 2015). Tugas dewan komisaris
independen dalam suatu perusahaan adalah melakukan pengawasan
terhadap manajemen perusahaan. Terkait dengan pengawasan yang
dilakukan tersebut, keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu
perusahaan dapat merubah perilaku manajemen yang opportunistic.
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris independen mampu
mengurangi kesempatan manajemen dalam melakukan praktik
penghindaran pajak.
86
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zurianti, et al. (2018) yang menyatakan bahwa dewan komisaris
independen berpengaruh negatif pada penghindaran pajak (tax
avoidance). Serta penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Merkusiwati
(2016) dan Wulandari (2018) yang menyatakan bahwa komisaris
independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Akan tetapi hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahanani, et al. (2017), Asri dan Suardana (2016), dan Maghfirah
(2019).
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance
Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel
profitabilitas yang diproksikan dengan ROA menunjukkan nilai
signifikan 0,034 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
H3 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan
dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018.
Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dihitung dengan
return on assets (ROA). Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar
juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh
oleh suatu perusahaan, maka semakin besar pula pajak penghasilan yang
87
harus dibayarkan. Kondisi ini dapat memicu perusahaan untuk
melakukan manipulasi laba agar biaya pajak penghasilan yang
dibayarkan lebih rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hidayat (2018) dan Wulandari (2018) yang menyatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Akan
tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Zurianti, et al. (2018).
4. Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan
Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance
Dari hasil uji signifikansi simultan (uji F) pada tabel 4.14 diatas
didapatkan nilai signifikan 0,019 lebih kecil dari 0,05, maka hasil yang
didapat H4 diterima karena komite audit, dewan komisaris independen,
dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.
Dewan komisaris independen menengahi agen dan prinsipal dalam
mengambil kebijakan perusahaan agar tidak melanggar hukum salah
satunya yaitu dalam menentukan kebijakan perusahaan yang
berhubungan dengan pembayaran pajak. Baik dewan komisaris
independen maupun komite audit merupakan bagian dari corporate
governance yang memiliki salah satu prinsip transparasi. Keduanya dapat
mengurangi pengukuran dan pengungkapan akuntansi yang tidak tepat
sehingga akan mengurangi tindakan kecurangan oleh manajemen dan
88
tindakan melanggar hukum lainnya, tidak terkecuali kecurangan dalam
melakukan penghindaran pajak serta memanipulasi laba.
Komite audit sesuai perannya dapat membantu dewan komisaris
agar asimetri informasi tidak terjadi dengan melakukan monitoring serta
memberi pertimbangan kepada manajemen pada pengendalian intern
yang sedang berlangsung di dalam perusahaan. Komite audit
berhubungan erat dengan kegiatan pemeriksaan terhadap resiko yang
kemungkinan akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang, serta
ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
Profitabilitas diproksikan dengan ROA, semakin tinggi nilai ROA,
maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar
laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula pajak yang
harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
pengambilan keputusan manajer perusahaan dalam melakukan praktik
penghindaran pajak (tax avoidance).
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas
secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap tax
avoidance.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh komite audit, dewan komisaris
independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance pada perusahaan
subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan 4
variabel yaitu komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas
sebagai variabel independen, sedangkan tax avoidance sebagai variabel
dependen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dan
menggunakan program SPSS versi 24. Data sampel yang digunakan sebanyak
12 perusahaan subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji hipotesa pertama (H1) dalam penelitian ini, variabel
komite audit (KA) menunjukan nilai signifikan 0,193 > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga
hipotesa pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak.
90
2. Berdasarkan hasil uji hipotesa kedua (H2) dalam penelitian ini, variabel
dewan komisaris independen (DKI) menunjukkan nilai signifikan
0,010 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax
avoidance, sehingga hipotesa kedua (H2) dalam penelitian ini diterima.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesa ketiga (H3) dalam penelitian ini, bahwa
variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA menunjukkan nilai
signifikan 0,034 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap tax
avoidance, sehingga hipotesa ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima.
4. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) dalam penelitian ini,
diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa komite audit, dewan komisaris independen,
dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance,
sehingga hipotesa keempat (H4) dapat diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian tentunya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 3 tahun.
91
2. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian hanya perusahaan
manufaktur subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif,
dengan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen, yaitu :
komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas.
4. Penelitian ini hanya menggunakan proksi ETR dalam menguji tax
avoidance.
C. Saran
Dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini,
maka peneliti menyimpulkan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :
1. Saran Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan teori dan pengetahuan tentang pengaruh komite audit,
dewan komisaris independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya, serta mampu memperkuat temuan dari penelitian-penelitian
sebelumnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mencari
sumber informasi lebih banyak serta menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda.
92
2. Saran Praktis
a. Bagi Regulator
Pemerintah diharapkan lebih memberikan perhatian khusus untuk
perusahaan yang memiliki total aset yang besar, karena hasil
penelitian ini menunjukkan ROA berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sehingga diharapkan pemerintah mampu meminimalkan celah
undang-undang demi mengoptimalkan pendapatan negara untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat lebih
komprehensif serta meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak,
sehingga mampu mempersempit celah yang dimanfaatkan perusahaan
untuk melakukan tax avoidance. Selain itu, pemerintah juga
diharapkan mampu memperbaiki peraturan perpajakan dengan
menerapkan sanksi yang tegas dan jelas terhadap perusahaan yang
melakukan kecurangan dalam praktik penghindaran pajak.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyimpulkan beberapa saran yang ditujukan bagi peneliti
selanjutnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah rentang waktu atau
periode penelitian untuk benar-benar dapat melihat perilaku
perusahaan terkait tingkat penghindaran pajak.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah sampel penelitian
agar mendapatkan hasil yang berbeda dari penelitian ini.
93
3. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah
variabel independen seperti kualitas audit, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan
lain sebagainya yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap
tax avoidance.
4. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mencoba
menggunakan proksi pengukuran tax avoidance yang berbeda
dari penelitian ini seperti CETR.
5. Peneliti selanjutnya dapat mengumpulkan data menggunakan
metode kuisioner, angket dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi.
Jakarta: Salemba Empat.
Agustina, Tika Nur dan Aris, Mochammad Abdul. 2017. "Tax
Avoidance: Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya." Peran Profesi
Akuntansi Dalam Penanggungan Korupsi ISSN 2460-0784.
Astuti, Elly. 2015. "Studi Literatur: Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan." Assets Jurnal Akuntansi dan Pendidikan 4(1).
Astuti, Titiek Puji dan Aryani, Y. Anni. 2016. "Tren Penghindaran Pajak
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2001-2014." Jurnal Akuntansi/Volume XX, No. 03, September 2016.
Dananjaya, Dewa Gede Yudha dan Ardiana, Putu Agus. 2016. "Pengaruh Dewan
Komisaris Independen Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kepemilikan
Institusional Pada Manajemen Laba." E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol. 15.2. Mei (2016): 1595-1622. ISSN: 2302-8556.
Destiana. 2014. "Pengaruh Kompetensi dan Independensi Komite Audit Terhadap
Pelaksanaan Good Corporate Governance." Skripsi Thesis, Universitas
Widyatama.
Dewi, Ni Luh Putu Puspita dan Noviari, Naniek. 2017. "Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Corporate Sosial Responsibility
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)." E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 21.1. ISSN: 2302-8556.
Effendi, Muh. Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance teori dan
implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Fadhilah, Rahmi. 2014. "Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax
Avoidance." Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, Vol. 2, No.1.
Fahmi, Irham. 2013. Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Firmansyah, R. Dudi Pratomo dan Siska Yudowati. 2016. "Pengaruh Komisaris
Independen dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba." e-Proceeding
of Management : Vol.3, No.2 Agustus 2016. ISSN: 2355-9357.
Fitria, Neneng. 2015. "Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan
Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan
dan Leverage Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Food and Beverages yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014)."
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7. Semarang: BP Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Hanum, Hashemi Rodhian dan Zulaikha. 2013. "Pengaruh Karakteristik Corporate
Governance Terhadap Effective Tax Rate (ETR)." Jurnal Akuntansi
Universitas Diponegoro, Vol. 2, No. 2. ISSN: 2337-3806.
Hery. 2013. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta: PT. Grasindo.
Istiani, Ariwi. 2016. "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran
Pajak." Undergraduate Thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Istighfarin, Diana dan Wirawati, Ni Gusti Putu. 2015. "Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Profitabilitas Pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.13. No.2
Nov. 2015. ISSN: 2302-8556.
Jasmine, Ulfa. 2017. "Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak." JOM Fekon
Vol.4 No.1(Februari) 2017.
Kurniasih, Tommy, dan Maria M. Ratna Sari. 2013. "Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi
Rugi Fiskal pada Tax Avoidance." Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No.
1, Februari 2013. ISSN: 1410-4628.
Magdalena, Marlina. 2018. "Positive Accounting Theory (PAT): Telaah Literatur
Dari Berbagai Perspektif." Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi.
Mahanani, A., Kartika Hendra Titisari dan Siti Nurlaela. 2017. "Pengaruh
Karakter Perusahaan, Sales Growth dan CSR Terhadap Tax Avoidance."
Seminar Nasional IENACO - 2017 ISSN: 2337 - 4349.
Ma'ruf, Mujahid dan Elia Mustikasari. 2018. "Pengaruh Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Pekerjaan Bebas Atas Tax Rate dan Penalty Rate Terhadap
Tax Evasion." Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 03, No.
01 (2018).
Ngadiman dan Puspitasari. 2014. "Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak." Jurnal
Akuntansi/Volume XVIII, No. 03, September 2014.
Nugraheni, Agustina Dewi dan Agus Purwanto. 2015. "Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada
Wajib Pajak di Kota Magelang." Diponegoro Journal Of Accounting
Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015. ISSN (Online): 2337-3806.
Pohan, Chairil Anwar. 2017. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Prakorsa, Kesit Bambang. 2014. "Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga
dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia."
Simposium Nasional Akuntansi XVII.
Pratama, Dendy Octavian. 2015. "Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan." Undergraduate
Thesis, Stie Perbanas Surabaya.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Putra, I Gst Ln Ngr Dwi Cahyadi dan Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryan. 2016.
"Pengaruh Komisaris Independen, Leverage, Size Dan Capital Intensity
Ratio Pada Tax Avoidance." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.17.1. Oktober (2016).
Putri, V. R. dan Putra, B. I. 2017. "Pengaruh Leverage, Profitability, Ukuran
Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax
Avoidance." Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 19, No. 1,
Juni 2017.
Putri, Vidiyanna Rizal. 2018. "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Effective Tax
Rate." Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 11, No. 1, Mei 2018.
Rosalia, Y., & Sapari. 2017. "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak." Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi Volume 6, Nomor 3, Maret 2017 ISSN : 2460-0585.
Savero, Daniel Oscar. 2017. "Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Integritas Laporan Keuangan." JOM Fekon Vol. 4 No.1.
Suandy, Early. 2013. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarsan, Thomas. 2015. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Indeks.
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Jakarta:
CAPS.
Suwandi. 2017. “Literasi abu-abu dalam perpustakaan.” Jurnal Iqra’ Volume 11
No.01.
Wardani, Dyah Ayu. 2019. "Pengaruh Komite Audit, Leverage, Return On Assets,
Ukuran Perusahaan dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance." Skripsi
Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Winata, Fenny. 2014. "Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance
Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013."
Tax & Accounting Review, Vol. 4, No. 1.
Wulandari, Chantika Dyah Putri. 2018. "Pengaruh Profitabilitas, Komite Audit,
Kualitas Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Dewan
Direksi Dan Financial Distress, Terhadap Penghindaran Pajak." Skripsi
Thesis, Universitas Islam Indonesia.
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Putusan Pengadilan Pajak No. PUT.29050/PP/M.III/13/2011.
Peraturan Nomor IX.1.5 dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor : Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.
UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat 5.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Pasal 4.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi
dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik Pasal 20 ayat 3.
www.idx.co.id
www.britama.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi:
Nama : Aldo Paniadi
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Desember 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jln. Dr. Sintanala No. 12 B, Kel. Karangsari, Kec.
Neglasari. Tangerang, Banten - 15121.
Nomor Telepon : 085959702647
Email : [email protected]
IPK Terakhir : 3.76
Riwayat Pendidikan:
TK : TK Dharma Widya
SD : SD Dharma Widya
SMP/MTS : SMP Dharma Widya
SMA/SMK/MA : SMK Dharma Widya
Universitas : Universitas Buddhi Dharma
Riwayat Pekerjaan:
Juni 2016 - Sekarang : PT. Subur Makmur Sentosa (Toserba Subur)
Tangerang, 20 Desember 2019
Aldo Paniadi
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
Jenis Industri
1 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia,
Tbk.
Makanan dan Minuman
2 DLTA PT. Delta Djakrta Tbk. Makanan dan Minuman
3 ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
Makanan dan Minuman
4 INDF PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Makanan dan Minuman
5 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk.
Makanan dan Minuman
6 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. Makanan dan Minuman
7 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk.
Makanan dan Minuman
8 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. Makanan dan Minuman
9 ASII PT. Astra International Tbk. Otomotif dan Komponen
10 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Otomotif dan Komponen
11 INDS PT. Indospring Tbk. Otomotif dan Komponen
12 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. Otomotif dan Komponen
Lampiran 1I
Tabel Data Keseluruhan
NO KODE
SAHAM TAHUN KA DKI ROA ETR
1 CEKA
2016 3 0,33333 0,17511 0,12641
2017 3 0,33333 0,07713 0,24983
2018 3 0,33333 0,07926 0,24916
2 DLTA
2016 3 0,40000 0,21248 0,22180
2017 3 0,40000 0,20865 0,24183
2018 3 0,40000 0,22194 0,23370
3 ICBP
2016 3 0,50000 0,12564 0,37396
2017 3 0,50000 0,11206 0,31948
2018 3 0,50000 0,13556 0,27704
4 INDF
2016 3 0,37500 0,06409 0,34295
2017 3 0,37500 0,05851 0,34034
2018 3 0,37500 0,05140 0,33371
5 MLBI
2016 3 0,57143 0,43170 0,25607
2017 3 0,50000 0,52670 0,25727
2018 3 0,50000 0,42388 0,26742
6 MYOR
2016 3 0,40000 0,10746 0,24761
2017 3 0,40000 0,10934 0,25421
2018 3 0,40000 0,10007 0,26092
7 ROTI
2016 3 0,33333 0,09583 0,24265
2017 3 0,33333 0,02969 0,27281
2018 3 0,33333 0,02894 0,31971
8 SKBM
2016 3 0,33333 0,02251 0,26824
2017 3 0,33333 0,01595 0,18515
2018 3 0,33333 0,00901 0,23616
9 ASII
2016 4 0,33333 0,06989 0,17755
2017 4 0,36364 0,07835 0,20657
2018 4 0,30000 0,07941 0,21783
10 AUTO
2016 3 0,37500 0,03308 0,25502
2017 3 0,37500 0,03711 0,20981
2018 3 0,37500 0,04285 0,23058
11 INDS
2016 3 0,33333 0,02000 0,17598
2017 3 0,33333 0,04668 0,29126
2018 3 0,33333 0,04459 0,19951
12 SMSM
2016 3 0,33333 0,22262 0,23708
2017 3 0,50000 0,22718 0,22885
2018 3 0,50000 0,22635 0,23551
Lampiran 1II
Tabel Jumlah Komite Audit
KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 3 3 3
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 3 3 3
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3 3 3
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 3 3 3
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 3 3
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 3 3 3
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 3 3 3
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 3 3 3
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 4 4
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 3 3
INDS PT. Indospring Tbk. 3 3 3
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 3 3 3
Lampiran IV
Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen
KODE NAMA PERUSAHAAN
2016
JUMLAH
DKI
JUMLAH
DK DKI
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk. 1 3 0,33333
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000
ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. 3 6 0,50000
INDF PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. 3 8 0,37500
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 4 7 0,57143
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk. 1 3 0,33333
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 12 0,33333
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500
INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 3 0,33333
KODE NAMA PERUSAHAAN
2017
JUMLAH
DKI
JUMLAH
DK DKI
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk. 1 3 0,33333
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000
ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. 3 6 0,50000
INDF PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. 3 8 0,37500
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 6 0,50000
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk. 1 3 0,33333
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 11 0,36364
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500
INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 2 0,50000
KODE NAMA PERUSAHAAN
2018
JUMLAH
DKI
JUMLAH
DK DKI
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk. 1 3 0,33333
DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000
ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. 3 6 0,50000
INDF PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. 3 8 0,37500
MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 6 0,50000
MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000
ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk. 1 3 0,33333
SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333
ASII PT. Astra Internasional Tbk. 3 10 0,30000
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500
INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333
SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 2 0,50000
Lampiran V
Tabel Perhitungan Profitabilitas
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2016
LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA
CEKA
PT. Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk.
249.697.013.626 1.425.964.152.418 0,17511
DLTA PT. Delta
Djakarta Tbk. 254.509.268.000 1.197.796.650.000 0,21248
ICBP
PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk.
3.631.301.000.000 28.901.948.000.000 0,12564
INDF
PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk.
5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,06409
MLBI
PT. Multi
Bintang
Indonesia Tbk.
982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,43170
MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,10746
ROTI
PT. Nippon
Indosari
Corpindo Tbk.
279.777.368.831 2.919.640.858.718 0,09583
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 22.545.456.050 1.001.657.012.004 0,02251
ASII
PT. Astra
Internasional Tbk.
18.302.000.000.000 261.855.000.000.000 0,06989
AUTO PT. Astra
Otoparts Tbk. 483.421.000.000 14.612.274.000.000 0,03308
INDS PT. Indospring
Tbk. 49.556.367.334 2.477.272.502.538 0,02000
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 502.000.000.000 2.255.000.000.000 0,22262
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2017
LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA
CEKA PT. Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk.
107.420.886.839 1.392.636.444.501 0,07713
DLTA PT. Delta
Djakarta Tbk. 279.772.635.000 1.340.842.765.000 0,20865
ICBP
PT. Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk.
3.543.173.000.000 31.619.514.000.000 0,11206
INDF PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk.
5.145.063.000.000 87.939.488.000.000 0,05851
MLBI
PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk.
1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,52670
MYOR PT. Mayora
Indah Tbk. 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,10934
ROTI PT. Nippon
Indosari
Corpindo Tbk.
135.364.021.139 4.559.573.709.411 0,02969
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 25.880.464.791 1.623.027.475.045 0,01595
ASII
PT. Astra
Internasional
Tbk.
23.165.000.000.000 295.646.000.000.000 0,07835
AUTO PT. Astra
Otoparts Tbk. 547.781.000.000 14.762.309.000.000 0,03711
INDS PT. Indospring
Tbk. 113.639.539.901 2.434.617.337.849 0,04668
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 555.000.000.000 2.443.000.000.000 0,22718
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2018
LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA
CEKA
PT. Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk.
92.649.656.775 1.168.956.042.706 0,07926
DLTA
PT. Delta
Djakarta Tbk.
338.129.985.000 1.523.517.170.000 0,22194
ICBP PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
4.658.781.000.000 34.367.153.000.000 0,13556
INDF PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk.
4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,05140
MLBI PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk.
1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,42388
MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,10007
ROTI
PT. Nippon
Indosari
Corpindo Tbk.
127.171.436.363 4.393.810.380.883 0,02894
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 15.954.632.472 1.771.365.972.009 0,00901
ASII
PT. Astra
Internasional Tbk.
27.372.000.000.000 344.711.000.000.000 0,07941
AUTO PT. Astra
Otoparts Tbk. 680.801.000.000 15.889.648.000.000 0,04285
INDS PT. Indospring
Tbk. 110.686.883.366 2.482.337.567.967 0,04459
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 634.000.000.000 2.801.000.000.000 0,22635
Lampiran VI
Tabel Perhitungan Tax Avoidance
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2016
BBN PJK
PENGH PEND SBLM PJK ETR
CEKA PT. Wilmar
Cahaya Indonesia
Tbk.
36.130.823.829 285.827.837.455 0,12641
DLTA PT. Delta Djakarta
Tbk. 72.538.386.000 327.047.654.000 0,22180
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur
Tbk.
1.357.953.000.000 3.631.301.000.000 0,37396
INDF PT. Indofood
Sukses Makmur
Tbk.
2.532.747.000.000 7.385.228.000.000 0,34295
MLBI PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk. 338.057.000.000 1.320.186.000.000 0,25607
MYOR PT. Mayora Indah
Tbk. 457.007.141.573 1.845.683.269.238 0,24761
ROTI PT. Nippon
Indosari Corpindo
Tbk.
89.639.472.867 369.416.841.698 0,24265
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 8.264.494.258 30.809.950.308 0,26824
ASII PT. Astra
Internasional Tbk. 3.951.000.000.000 22.253.000.000.000 0,17755
AUTO PT. Astra Otoparts
Tbk. 165.486.000.000 648.907.000.000 0,25502
INDS PT. Indospring
Tbk. 10.583.748.495 60.140.115.829 0,17598
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 156.000.000.000 658.000.000.000 0,23708
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2017
BBN PJK
PENGH PEND SBLM PJK ETR
CEKA
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk.
35.775.052.527 143.195.939.366 0,24983
DLTA PT. Delta Djakarta
Tbk. 89.240.218.000 369.012.853.000 0,24183
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk.
1.663.388.000.000 5.206.561.000.000 0,31948
INDF
PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk.
2.513.491.000.000 7.385.228.000.000 0,34034
MLBI PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk. 457.953.000.000 1.780.020.000.000 0,25727
MYOR PT. Mayora Indah
Tbk. 555.930.772.581 2.186.884.603.474 0,25421
ROTI
PT. Nippon
Indosari Corpindo Tbk.
50.783.313.391 186.147.334.530 0,27281
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 5.880.557.363 31.761.022.154 0,18515
ASII PT. Astra
Internasional Tbk. 6.031.000.000.000 29.196.000.000.000 0,20657
AUTO PT. Astra Otoparts
Tbk. 180.762.000.000 861.563.000.000 0,20981
INDS PT. Indospring
Tbk. 46.701.314.660 160.340.854.561 0,29126
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 165.000.000.000 721.000.000.000 0,22885
KODE NAMA
PERUSAHAAN
2018
BBN PJK
PENGH PEND SBLM PJK ETR
CEKA
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk.
30.745.155.584 123.394.812.359 0,24916
DLTA PT. Delta Djakarta
Tbk. 103.118.133.000 441.248.118.000 0,23370
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk.
1.786.004.000.000 6.446.785.000.000 0,27704
INDF PT. Indofood
Sukses Makmur 2.485.115.000.000 7.446.966.000.000 0,33371
MLBI PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk. 447.105.000.000 1.671.912.000.000 0,26742
MYOR PT. Mayora Indah
Tbk. 621.507.918.551 2.381.942.198.855 0,26092
ROTI
PT. Nippon
Indosari Corpindo
Tbk.
59.764.888.552 186.936.324.915 0,31971
SKBM PT. Sekar Bumi
TBk. 4.932.821.175 20.887.453.647 0,23616
ASII PT. Astra
Internasional Tbk. 7.623.000.000.000 34.995.000.000.000 0,21783
AUTO PT. Astra Otoparts
Tbk. 164.155.000.000 711.936.000.000 0,23058
INDS PT. Indospring
Tbk. 37.295.885.405 186.936.324.915 0,19951
SMSM PT. Selamat
Sempurna Tbk. 195.000.000.000 828.000.000.000 0,23551
Lampiran XIII
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran XIV
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Lampiran XV
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
1
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2016 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2016 Notes 2015
ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 20.679.220.743 2b,2r,4,32 10.820.166.513 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 151.368.707.677 2d,2r,5,32 89.004.428.852 Third parties Pihak berelasi 130.991.926.631 2c,2d,2r,12a,32 171.188.910.213 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 94.521 2r,6,32 15.642.366 Third parties Pihak berelasi 36.920.976 2c,2r,12b,32 960.981.121 Related parties Persediaan 556.574.980.730 2e,7 424.593.167.957 Inventories Pinjaman kepada pihak berelasi - 2c,2r,12d,32 237.095.000.000 Loan to a related party Uang muka pembelian 38.892.267.606 8 52.691.194.628 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 202.396.062.690 2m,16a 263.362.072.178 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 2.925.070.496 2f,9 3.287.510.517 Other current assets
Jumlah aset lancar 1.103.865.252.070 1.253.019.074.345 Total current assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 33.941.269.534 2m,16g - Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 70.189.553.666 2m,16a 9.504.248.879 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp199.281.408.783 Rp199,281,408,783 (2015: Rp178.473.645.540) 215.976.492.549 2g,11 221.003.080.305 (2015: Rp178,473,645,540) Aset tidak lancar lainnya 1.991.584.599 2r,10,12c,32 2.299.806.486 Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar 322.098.900.348 232.807.135.670 Total non-current assets
JUMLAH ASET 1.425.964.152.418 1.485.826.210.015 TOTAL ASSETS
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
2
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2016 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2016 Notes 2015
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 69.908.371.802 2r,13,32 26.442.405.284 Third parties Pihak berelasi 37.835.858.847 2c,2r,12e,32 59.482.001.635 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 17.402.137.798 2r,14,32 17.989.684.467 Third parties Pihak berelasi 1.371.091.594 2c,2r,12f,32 3.061.803.462 Related parties Uang muka penjualan 4.978.591.329 15 6.981.982.939 Sales advances Utang pajak 30.884.338.994 2m,16b 11.571.233.229 Taxes payable Beban akrual 16.542.057.582 2r,17,32 18.569.340.199 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 14.787.572.255 2r,20,32 17.117.054.043 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 309.700.000.000 2r,18,32 639.068.781.247 Short-term bank loans Utang dividen 798.746.875 2p,2r,19,32 798.746.875 Dividends payable Pinjaman dari pihak berelasi - 2c,2r,12g,32 15.388.267.872 Loans from related parties
Jumlah liabilitas jangka pendek 504.208.767.076 816.471.301.252 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 33.835.271.614 2i,20 24.216.604.614 benefit liabilities Liabilitas pajak tangguhan - neto - 2m,16g 5.244.789.797 Deferred tax liability - net
Jumlah liabilitas jangka panjang 33.835.271.614 29.461.394.411 Total non-current liabilities
JUMLAH LIABILITAS 538.044.038.690 845.932.695.663 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Modal saham - nilai nominal 2015: Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (8.049.706.698) 23 (6.379.292.448 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 7.280.025.067 23 6.780.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 629.986.801.450 380.789.787.824 Unappropriated
JUMLAH EKUITAS 887.920.113.728 639.893.514.352 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.425.964.152.418 1.485.826.210.015 AND EQUITY
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
3
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND
OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2016
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
Catatan/ 2016 Notes 2015
PENJUALAN NETO 4.115.541.761.173 2l,24 3.485.733.830.354 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.680.603.252.346) 2l,25 (3.186.844.410.552 ) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 434.938.508.827 298.889.419.802 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (72.368.779.720) 2l,26 (61.191.765.268 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (42.737.216.576) 2l,27 (41.743.723.416 ) expenses Rugi selisih kurs - neto (1.035.822.973) 2k (28.941.733.819 ) Loss on foreign exchange - net Laba penjualan aset tetap 70.156.251 2l,11 98.006.279 Gain on sale of fixed assets Lain-lain - neto (307.478.822) 2l,28 435.248.017 Others - net
Jumlah beban usaha (116.379.141.840) (131.343.968.207 ) Total operating expenses
LABA USAHA 318.559.366.987 167.545.451.595 OPERATING PROFIT
(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 5.943.400.249 2l,12h 9.711.242.205 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (37.831.922) (25.766.532 ) Final tax on interest income
Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 5.905.568.327 9.685.475.673 Interest income - net of final tax Beban bunga (38.637.097.859) 2l,12i (34.959.573.378 ) Interest expense
Beban lain-lain - neto (32.731.529.532) (25.274.097.705 ) Other expenses - net
LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 285.827.837.455 142.271.353.890 INCOME TAX
(BEBAN)/MANFAAT PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX (EXPENSE)/BENEFIT Kini (74.760.078.410) 2m,16a,16d (36.447.040.119 ) Current Tangguhan 38.629.254.581 2m,16d 725.133.209 Deferred
Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (36.130.823.829) (35.721.906.910 ) tax expense
LABA TAHUN BERJALAN 249.697.013.626 106.549.446.980 PROFIT FOR THE YEAR
Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti (2.227.219.000) 2i,20 (5.609.473.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait 556.804.750 2i,2m,16g 1.402.368.250 Related deferred tax
Jumlah kerugian komprehensif Total other comprehensive lainnya (1.670.414.250) (4.207.104.750) loss
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 248.026.599.376 102.342.342.230 INCOME FOR THE YEAR
Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 420 2n,29 179 Profit for the year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2016 and for the year then ended
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan
The Boards of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut.
The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2016 and 2015 are as follows.
31 Desember/December 31 2016 2015
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erry Tjuatja Ricky Hermanto Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Dewan Direksi Board of Directors Presiden Direktur Erik Erik President Director Direktur Tonny Muksim Tonny Muksim Director Direktur Jinnawati Jinnawati Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 5 tanggal 15 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2016 were based on Notarial Deed No. 5 dated June 15, 2016 of Dr. Franciscus Xavierius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 9 Juli 2015 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2015 were based on Notarial Deed No. 8 dated July 9, 2015 of Dr. Franciscus Xavierius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2016 and 2015 were as follows:
Komite Audit Audit Committe Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member
Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.
The Company’s key Management are Commisioners and Directors.
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Perusahaan mempunyai masing-masing 405 dan 412 karyawan tetap - tidak diaudit.
As of December 31, 2016 and 2015, the Company had 405 and 412 permanent employees - unaudited, respectively.
Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan
Completion and approval of financial statements
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Maret 2017.
The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Board of Directors of the Company on March 21, 2017.
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
1
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2017 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2017 Notes 2016
ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 12.814.873.232 2b,2r,4,32 20.679.220.743 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 224.844.132.712 2d,2r,5,32 151.368.707.677 Third parties Pihak berelasi 65.062.484.489 2c,2d,2r,12a,32 130.991.926.631 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 28.281.251 2r,6,32 94.521 Third parties Pihak berelasi - 2c,2r,12b,32 36.920.976 Related parties Persediaan - neto 415.268.436.704 2e,7 556.574.980.730 Inventories - net Uang muka pembelian 34.137.752.724 8 38.892.267.606 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 234.678.710.477 2m,16a 202.396.062.690 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 1.645.285.960 2f,9 2.925.070.496 Other current assets
Jumlah aset lancar 988.479.957.549 1.103.865.252.070 Total current assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 32.931.393.532 2m,16g 33.941.269.534 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 120.188.903.254 2m,16a 70.189.553.666 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp218.812.798.901 Rp218,812,798,901 (2016: Rp199.281.408.783) 212.312.805.803 2g,11 215.976.492.549 (2016: Rp199,281,408,783) Aset tidak lancar lainnya 38.723.384.363 2r,10, 32 1.991.584.599 Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar 404.156.486.952 322.098.900.348 Total non-current assets
JUMLAH ASET 1.392.636.444.501 1.425.964.152.418 TOTAL ASSETS
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
2
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2017 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2017 Notes 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 50.541.533.995 2r,13,32 69.908.371.802 Third parties Pihak berelasi 79.394.188.852 2c,2r,12c,32 37.835.858.847 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 19.573.601.555 2r,14,32 17.402.137.798 Third parties Pihak berelasi 1.804.728.990 2c,2r,12d,32 1.371.091.594 Related parties Uang muka penjualan 6.554.455.644 15 4.978.591.329 Sales advances Utang pajak 1.949.987.618 2m,16b 30.884.338.994 Taxes payable Beban akrual 12.204.771.091 2r,17,32 16.542.057.582 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 14.456.434.592 2i,2r,20,32 14.787.572.255 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 256.958.573.608 2r,18,32 309.700.000.000 Short-term bank loans Utang dividen 944.801.875 2p,2r,19,32 798.746.875 Dividends payable
Jumlah liabilitas jangka pendek 444.383.077.820 504.208.767.076 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 45.209.179.614 2i,20 33.835.271.614 benefit liabilities
JUMLAH LIABILITAS 489.592.257.434 538.044.038.690 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (11.096.520.198) 23 (8.049.706.698 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 7.530.025.067 23 7.280.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 647.907.688.289 629.986.801.450 Unappropriated
JUMLAH EKUITAS 903.044.187.067 887.920.113.728 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.392.636.444.501 1.425.964.152.418 AND EQUITY
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
3
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND
OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2017
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
Catatan/ 2017 Notes 2016
PENJUALAN NETO 4.257.738.486.908 2l,24 4.115.541.761.173 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.973.458.868.193) 2l,25 (3.680.603.252.346 ) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 284.279.618.715 434.938.508.827 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (72.724.361.949) 2l,26 (72.368.779.720 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (51.447.784.731) 2l,27 (42.737.216.576 ) expenses Rugi selisih kurs - neto (508.123.495) 2k,2l (1.035.822.973 ) Loss on foreign exchange - net Gain on derecognition Laba pelepasan aset tetap 293.261.113 2l,11 70.156.251 of fixed assets Lain-lain - neto 1.087.253.800 2l,28 (307.478.822 ) Others - net
Jumlah beban usaha (123.299.755.262) (116.379.141.840 ) Total operating expenses
LABA USAHA 160.979.863.453 318.559.366.987 OPERATING PROFIT
(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 235.965.923 2l,12e,12h 5.943.400.249 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (47.212.364) (37.831.922 ) Final tax on interest income
Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 188.753.559 5.905.568.327 Interest income - net of final tax Beban bunga (17.972.677.646) 2l,12f,12h (38.637.097.859 ) Interest expense
Beban lain-lain - neto (17.783.924.087) (32.731.529.532 ) Other expenses - net
LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 143.195.939.366 285.827.837.455 INCOME TAX
BEBAN PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX EXPENSE Kini (33.749.572.025) 2m,16d (74.760.078.410 ) Current Tangguhan (2.025.480.502) 2m,16d 38.629.254.581 Deferred
Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (35.775.052.527) (36.130.823.829 ) tax expense
LABA TAHUN BERJALAN 107.420.886.839 249.697.013.626 PROFIT FOR THE YEAR
Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti (4.062.418.000) 2i,20 (2.227.219.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait 1.015.604.500 2i,2m,16g 556.804.750 Related deferred tax
Jumlah kerugian komprehensif Total other comprehensive lainnya (3.046.813.500) (1.670.414.250) loss
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 104.374.073.339 248.026.599.376 INCOME FOR THE YEAR
Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 181 2n,29 420 Profit for the year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2017 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2017 and for the year then ended
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan
The Board of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut.
The composition of the Board of Commisioners and Directors as of December 31, 2017 and 2016 are as follows.
31 Desember/December 31
2017 2016
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erik Erry Tjuatja Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Direksi Directors Presiden Direktur Erry Tjuatja Erik President Director Direktur Tonny Muksim, S.E, MM. Tonny Muksim, S.E, MM. Director Direktur Hairuddin Halim Jinnawati Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 21 Juni 2017 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2017 were based on Notarial Deed No. 7 dated June 21, 2017 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 13 Juli 2016 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2016 were based on Notarial Deed No. 2 dated July 13, 2016 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2017 and 2016 were as follows:
Komite Audit Audit Committee Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member
Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.
The Company’s key Management are Commissioners and Directors.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Perusahaan mempunyai masing-masing 384 dan 405 karyawan tetap - tidak diaudit.
As of December 31, 2017 and 2016, the Company had 384 and 405 permanent employees - unaudited, respectively.
Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan Completion and approval of financial statements
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 7 Maret 2018.
The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Directors of the Company on March 7, 2018.
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
1
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2018 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2018 Notes 2017
ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 1.010.163.064 2b,2r,4,32 12.814.873.232 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 145.708.854.828 2d,2r,5,32 224.844.132.712 Third parties Pihak berelasi 144.237.416.391 2c,2d,2r,12a,32 65.062.484.489 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 3.918.884 2r,6,32 28.281.251 Third parties Persediaan - neto 332.754.905.703 2e,7 415.268.436.704 Inventories - net Uang muka pembelian 25.679.195.689 8 34.137.752.724 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 158.500.566.913 2m,16a 234.678.710.477 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 1.271.429.200 2f,9 1.645.285.960 Other current assets
Jumlah aset lancar 809.166.450.672 988.479.957.549 Total current assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 26.836.292.629 2m,16g 32.931.393.532 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 131.369.704.653 2m,16a 120.188.903.254 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp241.170.001.213 Rp241,170,001,213 (2017:Rp 218.812.798.901) 200.024.117.988 2g,11 212.312.805.803 (2017: Rp218,812,798,901) Aset tidak lancar lainnya 1.559.476.764 2r,10, 32 38.723.384.363 Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar 359.789.592.034 404.156.486.952 Total non-current assets
JUMLAH ASET 1.168.956.042.706 1.392.636.444.501 TOTAL ASSETS
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
2
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2018 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) 31 Desember/December 31
Catatan/ 2018 Notes 2017
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 37.801.283.119 2r,13,32 50.541.533.995 Third parties Pihak berelasi 32.772.323.953 2c,2r,12b,32 79.394.188.852 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 18.349.249.834 2r,14,32 19.573.601.555 Third parties Pihak berelasi 1.139.646.384 2c,2r,12c,32 1.804.728.990 Related parties Uang muka penjualan 13.259.423.792 15 6.554.455.644 Sales advances Utang pajak 15.398.067.378 2m,16b 1.949.987.618 Taxes payable Beban akrual 10.856.771.632 2r,17,32 12.204.771.091 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 18.126.886.581 2i,2r,20,32 14.456.434.592 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 9.543.521.202 2r,18,32 256.958.573.608 Short-term bank loans Utang dividen 1.008.418.375 2p,2r,19,32 944.801.875 Dividends payable
Jumlah liabilitas jangka pendek 158.255.592.250 444.383.077.820 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 34.052.874.614 2i,20 45.209.179.614 benefit liabilities
JUMLAH LIABILITAS 192.308.466.864 489.592.257.434 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (3.367.788.198) 23 (11.096.520.198 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 8.030.025.067 23 7.530.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 713.282.345.064 647.907.688.289 Unappropriated
JUMLAH EKUITAS 976.647.575.842 903.044.187.067 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.168.956.042.706 1.392.636.444.501 AND EQUITY
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
3
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND
OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2018
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
Catatan/ 2018 Notes 2017
PENJUALAN NETO 3.629.327.583.572 2l,24 4.257.738.486.908 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.354.976.550.553) 2l,25 (3.973.458.868.193 ) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 274.351.033.019 284.279.618.715 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (77.735.839.903) 2l,26 (72.724.361.949 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (62.839.760.948) 2l,27 (51.447.784.731 ) expenses Gain/(loss) on foreign Laba/(rugi) selisih kurs - neto 523.158.557 2k,2l (508.123.495 ) exchange - net Gain on sales Laba penjualan aset tetap 978.683.950 2l,11 293.261.113 of fixed assets Lain-lain - neto 1.562.361.087 2l,28 1.087.253.800 Others - net
Jumlah beban usaha (137.511.397.257) (123.299.755.262 ) Total operating expenses
LABA USAHA 136.839.635.762 160.979.863.453 OPERATING PROFIT
(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 85.822.820 2l 235.965.923 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (17.164.296) (47.212.364 ) Final tax on interest income
Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 68.658.524 188.753.559 Interest income - net of final tax Beban bunga (13.513.481.927) 2l (17.972.677.646 ) Interest expense
Beban lain-lain - neto (13.444.823.403) (17.783.924.087 ) Other expenses - net
LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 123.394.812.359 143.195.939.366 INCOME TAX
BEBAN PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX EXPENSE Kini (27.226.298.681) 2m,16d (33.749.572.025 ) Current Tangguhan (3.518.856.903) 2m,16d (2.025.480.502 ) Deferred
Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (30.745.155.584) (35.775.052.527 ) tax expense
LABA TAHUN BERJALAN 92.649.656.775 107.420.886.839 PROFIT FOR THE YEAR
Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti 10.304.976.000 2i,20 (4.062.418.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait (2.576.244.000) 2i,2m,16g 1.015.604.500 Related deferred tax
Jumlah laba/(rugi) Total other comprehensive komprehensif lainnya 7.728.732.000 (3.046.813.500) income/(loss)
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 100.378.388.775 104.374.073.339 INCOME FOR THE YEAR
Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 156 2n,29 181 Profit for the year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2018 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2018 and for the year then ended
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan
The Board of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut.
The composition of the Board of Commisioners and Directors as of December 31, 2018 and 2017 are as follows.
31 Desember/December 31
2018 2017
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erik Erik Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Direksi Directors Presiden Direktur Erry Tjuatja Erry Tjuatja President Director Direktur Tonny Muksim, S.E, MM. Tonny Muksim, S.E, MM. Director Direktur Hairuddin Halim Hairuddin Halim Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 11 tanggal 7 Juni 2018 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2018 were based on Notarial Deed No. 11 dated June 7, 2018 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 21 Juni 2017 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.
The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2017 were based on Notarial Deed No. 7 dated June 21, 2017 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.
Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2018 and 2017 were as follows:
Komite Audit Audit Committee Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member
Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.
The Company’s key Management are Commissioners and Directors.
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Perusahaan mempunyai masing-masing 390 dan 384 karyawan tetap - tidak diaudit.
As of December 31, 2018 and 2017, the Company had 390 and 384 permanent employees - unaudited, respectively.
Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan Completion and approval of financial statements
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 15 Maret 2019.
The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Directors of the Company on March 15, 2019.