Transcript

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX

AVOIDANCE

(Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan

Subsektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-

2018)

SKRIPSI

Oleh :

ALDO PANIADI

20160100198

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX

AVOIDANCE

(Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan

Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-

2018)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh:

ALDO PANIADI

20160100198

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi

NIM : 20160100198

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,

dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris

Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan

Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2016-2018)

Usulan Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam pembuatan

Skripsi.

Tangerang, 28 September 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.

NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,

dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi

Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan

Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).

Disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi

NIM : 20160100198

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Skripsi ini kami setujui untuk dipertahankan di depan tim penguji Universitas

Buddhi Dharma sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Akuntansi (S.Ak).

Tangerang, 20 Desember 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak.

Kedudukan : Pembimbing

Menyatakan bahwa,

Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi

NIM : 20160100198

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,

dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi

Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan

Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).

Telah layak untuk mengikuti Sidang Skripsi.

Tangerang, 20 Desember 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.

NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Aldo Paniadi

NIM : 20160100198

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris

Independen, dan Profitabilitas Terhadap Tax

Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor

Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).

Telah dipertahankan dan dinyatakan LULUS pada Yudisium dalam Predikat

“DENGAN PUJIAN” oleh Tim Penguji pada hari Jumat, tanggal 17 Januari

2020.

Nama Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji : Etty Herijawati, S.E., M.M.

NIDN : 0416047001 ____________

Penguji I : Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si.

NIDN : 0427047303 ____________

Penguji II : Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.

NIDN : 0401016810 ____________

Dekan Fakultas Bisnis,

Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si. NIDN : 0427047303

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Dibuat oleh,

NIM : 20160100198

Nama : Aldo Paniadi

Jenjang Studi : Strata 1 (S1)

Jurusan : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Universitas

Buddhi Dharma, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free

Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Komite Audit, Dewan

Komisaris Independen, dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi

Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan Subsektor

Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”.

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Universitas Buddhi

Dharma berhak menyimpan, mengalih media atau formatkan, mengelola dalam

pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan

Universitas Buddhi Dharma, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya. Demikian pernyataan ini saya

buat dengan sebenarnya.

Tangerang, 20 Desember 2019

Penulis,

Aldo Paniadi

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan original. Penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.

2. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis dengan

jelas dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Karya tulis, skripsi ini tidak terdapat (kebohongan) pemalsuan, seperti: buku,

artikel, jurnal, data sekunder, data responden, data kuesioner, pengelohan data,

dan pemalsuan tanda tangan dosen atau Ketua Jurusan atau Pembantu Ketua

Bidang Akademik atau Rektor Universitas Buddhi Dharma yang dibuktikan

dengan Keasliannya.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya

peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

berlaku di Universitas Buddhi Dharma.

Tangerang, 20 Desember 2019

Yang membuat pernyataan,

Aldo Paniadi

NIM : 20160100198

i

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS

INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX

AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman dan

Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-

2018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komite audit terhadap tax

avoidance, pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance,

pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance, serta pengaruh komite audit,

dewan komisaris independen dan profitabilitas secara simultan terhadap tax

avoidance..

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penentuan sampel penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 36

perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda dan diolah dengan menggunakan program SPSS

versi 24.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance, dewan komisaris independen berpengaruh

terhadap tax avoidance, profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance, serta

komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas secara simultan

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Kata kunci : Tax Avoidance, Komite Audit, Dewan Komisaris Independen,

Profitabilitas.

ii

THE EFFECTS OF AUDIT COMMITTEE, BOARD OF

INDEPENDENT COMMISSIONER, AND PROFITABILITY ON

TAX AVOIDANCE (Empirical study on food and beverage and automotive companies listed in

Indonesia Stock Exchange in 2016-2018)

ABSTRACT

The research aims to examine the effect of audit committee against tax

avoidance, the effect of board of independent commissioner against tax

avoidance, the effect of profitability against tax avoidance, and the effects of audit

committee, board of independent commissioner, and profitability against tax

avoidance simultaneously.

The research used food and beverage and automotive companies listed on

Indonesia Stock Exchange in 2016-2018 as the sample. The obtained samples

were 36 companies. The determination of the sample was using purposive

sampling method. The analysis technique used in this research was linear

regression analysis and processed by using SPSS program version 24.

The result of the research shows that audit committee does not have effect

on tax avoidance, board of independent commissioner has effect on tax

avoidance, profitability has effect on tax avoidance, and audit committee, board

of independent commissioner, and profitability simultaneously have effect on tax

avoidance.

Keywords : Tax Avoidance, Audit Committee, Board of Independent

Commissioner, Profitability.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun dengan

judul “Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan

Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan

Subsektor Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Serjana Akuntansi di Universitas

Buddhi Dharma Tangerang.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak sedikit

halangan dan rintangan yang dilalui. Skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat

bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

senantiasa membantu penyusunan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA., selaku Rektor Universitas Buddhi

Dharma.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)

Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.

4. Bapak Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. selaku dosen

pembimbing yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, arahan,

iv

materi, nasehat, waktu serta semangat demi terwujudnya skripsi ini dengan

tepat waktu.

5. Seluruh dosen pengajar Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan

ilmu pengetahuan serta materi yang sangat berguna bagi penulis selama masa

kuliah.

6. Mama, papa, serta saudara-saudara yang selalu setia mendukung dan

mendampingi penulis dengan doa, nasehat, semangat, dan waktu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Candika Monalisa, Selvi Oktanovia, Derian Leo Naldo, Adi Surya Kencana,

Dennis Abednego Setiadi, Natasha, Friyanka Viryatama dan Mikha Cristin

selaku sahabat seperjuangan kuliah yang setia memberikan saran, nasehat,

dorongan, semangat serta kebersamaannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sella Ratna Sari, Raynaldi Ginantara, Irvan Septiawan, Septiyana Widya

Vimala, dan Shelvy Marcelyna selaku sahabat dekat penulis yang selalu setia

dalam memberikan semangat, dukungan, saran, waktu, doa, dan menemani

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Rekan-rekan kerja PT. Subur Makmur Sentosa yang telah membantu

memberikan saran, nasehat, semangat serta dukungan untuk penulis dalam

menyusun skripsi ini.

10. Kepada semua teman-teman penulis dan pihak lain yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih karena telah banyak memberikan bantuan

baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatassan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis sangat

menghargai kritik dan saran-saran yang bersifat membangun agar skripsi ini

menjadi lebih baik dan dapat menyempurnakan. Akhir kata, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat bagi semua pihak serta

bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, dan akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih.

Tangerang, 20 Desember 2019

Aldo Paniadi

20160100198

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 9

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 14

A. Gambaran Umum Teori ........................................................................ 14

1. Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior) .... 14

2. Komite Audit ................................................................................... 15

vii

3. Dewan Komisaris Independen.......................................................... 16

4. Profitabilitas .................................................................................... 19

5. Tax Avoidance ................................................................................. 20

B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 24

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 35

D. Perumusan Hipotesa ............................................................................. 35

1. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance ................................. 36

2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance ....... 37

3. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance ................................ 38

4. Pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan

profitabilitas secara simultan terhadap tax avoidance. ........................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 41

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 41

B. Objek Penelitian ................................................................................... 41

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 42

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 42

1. Populasi ........................................................................................... 42

2. Sampel............................................................................................. 43

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43

1. Observasi ......................................................................................... 43

2. Literatur Pustaka .............................................................................. 43

3. Data Sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI)...................................... 44

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 44

1. Variabel Independen ........................................................................ 44

2. Variabel Dependen .......................................................................... 46

viii

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47

1. Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 47

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 48

3. Uji Statistik ...................................................................................... 52

4. Uji Hipotesa..................................................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 56

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................ 56

1. Komite Audit ................................................................................... 58

2. Dewan Komisaris Independen.......................................................... 60

3. Profitabilitas .................................................................................... 62

4. Tax Avoidance ................................................................................. 64

B. Analisis Hasil Penelitian ....................................................................... 66

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 66

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 70

C. Uji Statistik .......................................................................................... 78

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 78

2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 79

D. Uji Hipotesa ......................................................................................... 81

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ................................... 81

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................... 83

E. Pembahasan ......................................................................................... 83

1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax Avoidance ............................ 84

2. Pengaruh DKI Terhadap Tax Avoidance .......................................... 85

3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance ............................. 86

ix

4. Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan

Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance ................................................. 87

BAB V PENUTUP........................................................................................... 89

A. Kesimpulan .......................................................................................... 89

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 90

C. Saran .................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Tren Penerimaan Perpajakan .................................................. 2

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 35

Gambar IV.1 Hasil Uji Normal Probability Plot ........................................... 72

Gambar IV.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 77

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. 28

Tabel IV.1 Pemilihan Sampel .................................................................. 56

Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Sampel ...................................................... 57

Tabel IV.3 Tabel Jumlah Komite Audit ................................................... 59

Tabel IV.4 Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen ................... 60

Tabel IV.5 Tabel Perhitungan Profitabilitas ............................................. 63

Tabel IV.6 Tabel Perhitungan Tax Avoidance .......................................... 65

Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 67

Tabel IV.8 Hasil Uji Normalitas .............................................................. 71

Tabel IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................... 73

Tabel IV.10 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 75

Tabel IV.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 78

Tabel IV.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .......................................... 79

Tabel IV.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ....................................... 81

Tabel IV.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................... 83

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Sampel Perusahaan Penelitian

Lampiran II Tabel Data Keseluruhan

Lampiran III Tabel Jumlah Komite Audit

Lampiran IV Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen

Lampiran V Tabel Perhitungan Profitabilitas

Lampiran VI Tabel Perhitungan Tax Avoidance

Lampiran VII Hasil Uji Statistik Deskriptif

Lampiran VIII Hasil Uji Normalitas

Lampiran IX Hasil Uji Normal Probability Plot

Lampiran X Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran XI Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran XII Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran XIII Hasil Uji Koefisien Determinasi

Lampiran XIV Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran XV Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Lampiran XVI Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

APBN Republik Indonesia memerlukan pendapatan yang besar untuk

membiayai pembangunan yang merata di dalam negeri dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Pohan dalam

(Mahanani et al., 2017) dana pembangunan itu dapat diperoleh dari berbagai

sumber, pemerintah dan swasta, baik dari dalam negeri maupun dari manca

negara. Salah satu sumber dana tersebut berasal dari pajak. Pajak merupakan

salah satu sumber penerimaan negara menyebabkan pemerintah melakukan

berbagai upaya dan membuat kebijakan yang mengatur perpajakan di

Indonesia dengan tujuan untuk memaksimalkan penerimaan pajak yang

diterima negara. Berikut ini merupakan grafik target dan realisasi penerimaan

pajak negara pada tahun 2009-2018 :

2

Gambar I.1

Tren Penerimaan Perpajakan (dalam triliun rupiah)

Sumber : Kementerian Keuangan

Berdasarkan grafik tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi penerimaan

pajak selalu meningkat per tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah semakin

memfokuskan dan menaruh perhatian yang khusus terhadap sektor

perpajakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembangunan negara menjadi

lebih baik dan berkesinambungan.

Bagi perusahaan pajak merupakan beban karena akan mengurangi laba

bersih atau pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Perbedaan yang

terjadi ini menyebabkan perusahaan cenderung dalam mencari cara untuk

mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan baik secara legal maupun illegal

(Ngadiman dan Puspitasari 2014). Hal tersebut yang menyebabkan

masyarakat bahkan perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax

avoidance) maupun penggelapan pajak (tax evasion). Menurut Pohan dalam

3

(Agustina dan Aris, 2017) tax avoidance (penghindaran pajak) adalah upaya

penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak

karena dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar dan tidak

bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Sedangkan tax evasion adalah

perilaku melanggar undang- undang atau peraturan yang berlaku. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan

kewajiban perpajakannya, salah satunya antara lain corporate governance dan

profitabilitas.

Contoh kasus tax avoidance yang belum lama ini terjadi, yaitu lembaga

Tax Justice Network pada rabu (08/05/19) melaporkan bahwa perusahaan

tembakau milik British American Tobacco (BAT) telah melakukan

penghindaran pajak di Indonesia melalui PT. Bentoel Internasional

Investama. Sebagai dampaknya negara bisa menderita kerugian US$ 14 juta

per tahun. Bentoel menerima pinjaman dana dari Rothmans Far East BV di

Belanda, akan tetapi sesungguhnya dana tersebut sesungguhnya berasal dari

grup BAT lainnya, Pathway 4 yang berasal dari Jersey (Inggris). Pinjaman

dari Jersey tersebut ke Belanda diberikan dalam mata uang rupiah lalu

dijelaskan bahwa uang itu merupakan dana pinjaman yang dipinjamkan untuk

Bentoel. Bentoel harus membayar total bunga pinjaman sebesar Rp 2,25

triliun setara US$ 164 juta. Bunga ini akan dikurangkan dari penghasilan

kena pajak di Indonesia.

Pinjaman yang didapat dari Belanda tersebut seharusnya dikenakan

pajak sebesar 20%, namun karena terdapat perjanjian tax treaty dengan

4

Belanda pada saat itu sebesar 0%. Berdasarkan strategi tersebut, Indonesia

kehilangan pendapatan negara sebesar US$ 11 juta per tahun. Karena dari

utang US$ 164 juta, Indonesia harusnya bisa mengenakan pajak sebesar 20%

atau sebesar US$ 33 juta atau US$ 11 juta per tahunnya.

Berdasarkan kecenderungan perusahaan dalam melakukan

penghindaran pajak, maka diperlukan adanya suatu pengawasan terhadap

praktik penghindaran pajak agar cara yang dilakukan tidak akan melanggar

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dengan melalui

pengelolaan perusahaan yang baik corporate governance menjadi salah satu

langkah untuk mengawasi praktik manajemen pajak ataupun perencanaan

pajak agar mampu berjalan di bawah hukum yang berlaku.

Haruman dalam (Winata, 2014) menyatakan bahwa corporate

governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan

antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang ke depannya menentukan

arah kinerja perusahaan. Menurut Raharja dalam (Astuti, 2015) menyatakan

bahwa dalam corporate governance terdapat lima prinsip penting yaitu

independensi, transparansi, keadilan, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas.

Raharja dalam (Astuti, 2015) mengemukakan ada empat mekanisme

dalam corporate governance yang mampu mengurangi konflik suatu agensi,

yaitu dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan

kepemilikan institusional. Dalam penelitian ini berfokus pada dewan

komisaris independen dan komite audit yang merupakan salah satu bagian

dari mekanisme corporate governance. Corporate governance dapat

5

memastikan tata kelola perusahaan dalam perpajakan agar tetap berada dalam

area penghindaran pajak (tax avoidance) bukan penggelapan pajak (tax

evasion).

Dalam pratiknya, corporate governance memiliki beberapa peran yaitu

sebagai pengawas dari penghindaran pajak. Peran lain yang dimiliki oleh

corporate governance adalah sebagai penentu keputusan dalam penghindaran

pajak (tax avoidance). Corporate governance dianggao sebagai tata kelola

perusahaan yang mampu menentukan arah perusahaan.

Dewan komisaris independen dianggap berpengaruh terhadap tax

avoidance. Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam

menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi (UU No.

40 Tahun 2007). Dewan komisaris terdiri dari komisaris independen dan

komisaris non-independen. Komisaris independen bersifat sangat penting jika

perusahaan menetapkan corporate governance. Komisaris independen

memiliki tugas untuk mengawasi manajemen dalam menjalankan aktivitasnya

supaya tidak melanggar hukum. Komisaris independen juga memiliki fungsi

untuk mengawasi jalannya operaisonal perusahaan dan memastikan bahwa

perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik disclosure, transparasi,

kemandirian, dan praktik keadilan serta dalam pengambilan keputusan

termasuk dalam perpajakan (Hanum & Zulaikha, 2013).

Menurut Fadhilah dalam (Wardani, 2019) komite audit juga memiliki

fungsi untuk mengendalikan manajer agar meningkatkan laba perusahaan

dimana manajer suatu perusahaan yang ke depannya cenderung akan

6

menekan biaya pajaknya, hal tersebut yang akan menyebabkan manajemen

melakukan penghindaran pajak. Oleh karena itu, komite audit dapat

mencegah segala perilaku atau tindakan yang menyimpang termasuk yang

berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan.

Selain corporate governance terdapat faktor lain yang mempengaruhi

tax avoidance, yaitu profitabilitas. Profitabilitas adalah indikator kinerja

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba

yang dihasilkan (Putri dan Putra, 2017). Profitabilitas menunjukkan gambaran

mengenai kemampuan perusahaan dalam pengelolaan aset untuk

menghasilkan keuntungan atau laba. Profitabilitas juga menggambarkan

sejauh mana kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan

atau laba selama satu periode pada waktu tertentu. Sehingga apabila rasio

profitabilitas tinggi, maka menunjukkan adanya suatu bentuk efisiensi yang

kemungkinan dilakukan oleh pihak manajemen. Laba yang meningkat

mengakibatkan profitabilitas suatu perusahaan juga meningkat. Dengan

meningkatnya laba, mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayarkan

semakin tinggi atau dapat dikatakan adanya kemungkinan perusahaan

tersebut melakukan tindakan penghindaran pajak.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian serupa mengenai tax avoidance,

Wulandari (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas,

komite audit, kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan institusional,

ukuran dewan direksi, dan financial distress terhadap penghindaran pajak.

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negative

7

terhadap penghindaran pajak, komite audit berpengaruh negatif penghindaran

pajak, komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak,

kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak,

ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, dan

financial distress berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Zurianti, et al. (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh

profitabilitas dan corporate governance terhadap tax avoidance pada

perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zurianti, et al. menunjukan bahwa presentase dewan komisaris independen

dan komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan

profitabilitas, kepemilikan institusional dan kualitas audit tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Swingly dan Sukartha (2015) meneliti mengenai pengaruh karakter

eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, dan sales growth pada

tax avoidance. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa risiko

perusahaan yang merupakan proxy dari karakter eksekutif berpengaruh

terhadap tax avoidance. Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance. Total aset yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan pengujian variabel leverage

berpengaruh terhadap tax avoidance. Sales growth tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

8

Mahanani, et al. (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh

karakteristik perusahaan, sales growth, dan csr terhadap tax avoidance.

Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel umur perusahaan dan

komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel ukuran

perusahaan, komisaris independen, sales growth, dan csr tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Berdasarkan pengertian-pengertian dan penelitian sebelumnya tersebut,

penulis tertarik untuk mengkaji serta menguji kembali seputar pengaruh dari

komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax

avoidance. Penulis akan membuat penelitian dengan judul “Pengaruh

Komite Audit, Dewan Komisaris Independen Dan Profitabilitas

Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor

Makanan dan Minuman dan Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diulas sebelumnya, maka penulis

mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat banyak perusahaan yang belum menyadari manfaat dari

implementasi corporate governance.

2. Rendahnya tingkat transparansi perusahaan dapat menimbulkan upaya

penghindaran pajak.

9

3. Keberadaan dan efektifitas dewan komisaris independen dan komite audit

menentukan usaha mencegah tindakan penghindaran pajak.

4. Rendahnya tingkat kepatuhan perpajakan di Indonesia yang merupakan

salah satu penyebab adanya praktik penghindaran pajak.

5. Perusahaan-perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dapat

menyebabkan kerugian bagi negara, karena pajak yang diterima negara

semakin kecil.

6. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi pajak yang

bersifat legal, kegiatan ini menyebabkan resiko bagi perusahaan antara lain

bisa berupa denda dan buruknya reputasi perusahaan di mata publik serta

mengurangi kas negara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis hanya

merumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance?

2. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax

avoidance?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance?

4. Apakah komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas

secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance?

10

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulis melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari komite audit terhadap tax

avoidance.

2. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari dewan komisaris

independen terhadap tax avoidance.

3. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari profitabilitas terhadap tax

avoidance.

4. Untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan dari komite audit, dewan

komisaris independen, dan profitabilitas secara simultan terhadap tax

avoidance.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang dapat diperoleh

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan dan menambah wawasan peneliti dan pembaca terhadap

permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh komite audit, komisaris

independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance. Selain itu hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

11

perkembangan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama yaitu

pengaruh komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas

terhadap tax avoidance.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Pemerintah atau Regulator

Penelitian ini sangat diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

dalam mengevaluasi peraturan-peraturan yang sudah ada mengenai

perpajakan di Indonesia. Dengan maksud untuk memperkecil dan

mempersempit celah suatu perusahaan dalam melakukan

penghindaran pajak, baik secara legal maupun ilegal agar dapat

memaksimalkan potensi penerimaan pajak yang akan diterima negara.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan tax

avoidance agar berguna di kehidupan peneliti untuk masa kini dan

masa yang akan mendatang.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi maupun

pedoman untuk penelitian yang serupa di masa yang akan mendatang.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan serta pemahaman dan mendapatkan

gambaran di dalam penelitian ini, maka peneliti akan sajikan dengan

sistematikan penulisan sebagai berikut :

12

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab satu akan diuraikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab dua meliputi pembahasan seputar landasan teori-teori

yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh

Komite Audit, Dewan Komisaris Independen dan Profitabilitas

Terhadap Tax Avoidance” serta membahas tentang penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesa.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab tiga akan diuraikan mengenai jenis penelitian, objek

penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, operasionalisasi variable penelitian, dan

teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab empat akan membahas deskripsi data hasil penelitian

variabel independen dan dependen, analisis hasil penelitian,

pengujian statistik, pengujian hipotesa dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab lima merupakan bab terakhir dari skripsi yang akan

memberikan kesimpulan dari hasil evaluasi pembahasan yang

telah dilakukan. Peneliti juga akan menerangkan apa saja yang

13

menjadi keterbatasan dari penulisan skripsi ini dan memberikan

saran sebagai bahan analisis dan masukan yang mungkin dapat

bermanfaat bagi pihak lain yang membaca skripsi ini.

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori

1. Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior)

Theory of Planned Behavior (TPB) dikemukakan oleh Ajzen dalam

(Nugraheni dan Purwanto, 2015) menjelaskan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku seorang wajib pajak patuh jika dilihat dari sisi

psikologis. Di dalam model TPB menyebutkan bahwa adanya niat

(intention) dapat mempengaruhi patuh atau tidak patuhnya seseorang

terhadap aturan perpajakan. Kesan yang terbentuk di dalam pola pikir

individu dapat mempengaruhi keyakinan dalam diri individu tersebut

sebelum melakukan suatu hal. Keyakinan akan hasil yang dia peroleh ini

kemudian berdampak pada patuh atau tidaknya individu tersebut dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya.

Wajib pajak yang begitu sadar akan pentingnya dalam membayar

pajak untuk penyelenggaraan negara, tentu saja akan memenuhi kewajiban

perpajakannya atau biasa disebut dengan behavioral beliefs. Dengan

memenuhi kewajiban perpajakan, wajib pajak tersebut menginginkan

adanya feedback atau timbal balik dari orang lain maupun lingkungan

sekitar yang akan memotivasi untuk tetap patuh terhadap peraturan

perpajakan. Melalui peningkatan kualitas pelayanan fiskus pajak, adanya

sosialisasi pajak, dan lain sebagainya dapat memotivasi wajib pajak agar

15

sadar dan menjadi patuh, hal ini biasanya dikenal dengan normative

beliefs. Sedangkan adanya sanksi pajak dapat digunakan sebagai alat

kontrol persepsi wajib pajak terhadap sanksi yang dapat diterima apabila

mereka tidak mematuhi kewajiban perpajakan disebut dengan control

beliefs.

Oleh karena itu, terdapat hubungan antara intention pihak agen

perusahaan (manajer) dengan sistem akuntansi yang diterapkan di

perusahaan agen tersebut. Banyak perusahaan yang melakukan praktik

penghindaran pajak (tax avoidance) dalam menggunakan serta

menerapkan sistem akuntansi di perusahaannya dengan tujuan untuk

memaksimalkan laba perusahaannya. Tingkah laku ini biasanya terjadi

karena adanya motif tertentu yang dimiliki oleh manajer perusahaan.

2. Komite Audit

Di dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-

29/PM/2004 terdapat Peraturan No. IX.1.5 yang mengemukakan bahwa

komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.

Menurut Tugiman dalam (Destiana, 2014) yang dimaksud komite

audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok orang yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan

tugas-tugas bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen.

16

Menurut (Savero, 2017) komite audit terdiri atas tiga orang dan

harus merupakan orang luar. Komite audit merupakan pihak yang bertugas

membantu komisaris dalam hal meningkatkan kualitas financial statement

dan peningkatan efektifitas audit internal dan eksternal. Komite audit

bertujuan untuk memantau serta mengawasi perilaku pihak manajemen

sehingga dapat meminimalisir kemugnkinan manajemen dalam melakukan

manipulasi data. Komite audit yang efektif dapat membantu menciptakan

keterbukaan dan kualitas pelaporan keuangan dan pengawasan internal

yang memadai (Pratama, 2015).

Berdasarkan definisi maupun pengertian di atas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa komite audit itu dibentuk oleh dewan komisaris

dalam rangka untuk membantu dewan komisaris melaksanakan tugas dan

fungsinya. Salah satu tugas komite audit yaitu membantu komisaris dalam

meningkatan kualitas suatu laporan keuangan dan efektifitas audit internal

maupun eksternal. Komite audit mempunyai tujuan untuk mengawasi

perilaku pihak manajemen sehingga mampu meminimalisir tindakan

manipulasi data.

3. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam

menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi (UU

No. 40 Tahun 2007). Dewan komisaris terdiri atas komisaris independen

maupun komisaris non-independen. Komisaris independen berfungsi

sebagai suatu penyeimbang dalam hal pengambilan keputusan oleh dewan

17

komisaris. Pengertian komisaris di dalam Pasal 1 ayat 5 UU No. 1 Tahun

1995 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa komisaris

adalah organ suatu perseroan yang bertugas dalam melakukan pengawasan

secara umum atau khusus dan memberikan nasihat-nasihat kepada pihak

direksi dalam menjalankan perusahaan. Komisaris independen adalah

anggota dewan komisaris yang sama sekali tidak terafiliasi dengan

manajemen, pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris

lainnya, serta bebas dari hubungan bisnis maupun hubungan lainnya yang

dapat mempengaruhi tingkat independensinya.

Menurut (Agoes dan Ardana 2014, 110) pengertian komisaris

independen adalah :

“Komisaris dan direktur independen adalah seseorang yang

ditunjuk untuk mewakili pemegang saham independen (pemegang

saham minoritas) dan pihak yang ditunjuk tidak dalam kapasitas

mewakili pihak mana pun dan semata-mata ditunjuk berdasarkan

latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan kealian profesional

yang dimilikinya untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi

kepentingan perusahaan.”

Sedangkan (Effendi 2016, 26) berpendapat bahwa :

“Komisaris independen (independent commissioner) berfungsi

sebagai suatu kekuatan penyeimbang (conterveiling power) dalam

pengambilan keputusan dewan komisaris.”

18

Menurut Makhalena dalam (Firmansyah, et al., 2016) komisaris

independen merupakan lembaga pengawasan yang semata-mata bekerja

untuk kepentingan perseroan secara umum, dia tidak bertindak atas nama

pemegang saham, namun harus mempertahankan kepetingan perseroan

terhadap siapapun, serta mengawasi penegakan prinsip-prinsip GCG

dalam suatu perusahaan. Komisaris independen diukur dengan cara

membagi antara jumlah komisaris independen dengan jumlah seluruh

anggota dewan komisaris.

Menurut Boediono dalam (Dananjaya dan Ardiana, 2016) komposisi

dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang

berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui peran yang

dimilikinya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi anggota

dewan komisaris dapat mempengaruhi manajemen dalam menyusun

sebuah laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang

berkualitas. Semakin banyaknya jumlah dewan komisaris independen,

pengawasan yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan lebih ketat

serta objektif, sehingga kemungkinan kecurangan yang dapat dilakukan

oleh pihak manajer dalam memanipulasi laba dapat diminimalisir serta

perilaku manajemen laba dapat dihindari. Terkait dengan manajemen laba,

dewan komisaris independen tidak berkaitan secara langsung dengan

perusahaan yang mereka tangani, dikarenakan mereka secara langsung

bertugas untuk mengawasi tindakan maupun perilaku dari direksi

perusahaan tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun.

19

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah sebuah gambaran kinerja keuangan suatu

perusahaan dalam menghasilkan suatu laba dari pengelolaan asset-aset

yang dimiliki perusahaan tersebut, yang dihitung dengan return on assets

(ROA). Semakin tinggi ROA yang dihasilkan maka semakin besar pula

laba yang diperoleh perusahaan tersebut (Dewi dan Noviari, 2017). Rasio

tersebut merupakan rasio yang paling sering disoroti dalam kegiatan

menganalisa laporan keuangan karena dianggap mampu menunjukkan

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return on asset

(ROA) ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan pengelolaan aset yang

dimiliki.

Pengertian rasio profitabilitas menurut (Fahmi 2013, 116) adalah :

“Rasio profitabilitas adalah rasio yang mampu menunjukan

keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.

Investor yang bersifat potensial akan menganalisa dengan cermat

kelancaran sebuah perusahaan serta kemampuannya untuk

mendapatkan keuntungan.”

Hery (2013, 143) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio

yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Return on assets (ROA) juga diartikan sebagai salah satu

indikator atau penyebab yang mencerminkan kinerja dan performa suatu

keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA yang dihasilkan, maka

akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adapaun ROA memiliki

20

keterkaitan dengan laba bersih perusahaan serta pengenaan pajak atas

penghasilan untuk WP badan (Kurniasih dan Sari, 2013).

Anderson dan Reeb dalam (Prakosa, 2014) mengatakan bahwa

perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih baik dan

perusahaan yang memiliki nilai kompensasi rugi fiskal yang lebih kecil

dapat dilihat dari nilai effective tax rate (ETR) yang lebih tinggi.

Sunyoto (2013, 113) menyatakan bahwa profitabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dari usahanya.

Rasio profitabilitas menjadid sebuah bentuk penilaian terhadap performa

manajemen dalam mengelola harta perusahaan yang ditunjukan oleh

keuntungan yang dihasilkan. Prospek perusahaan yang baik akan menarik

investor untuk melakukan investasi dalam suatu perusahaan sehingga perlu

diadakan pengungkapan laporan keuangan yang lebih luas. (Putri dan

Putra, 2017).

5. Tax Avoidance

Pemerintah melalui DJP selalu memperbaharui peraturan-peraturan

perpajakan dalam meningkatkan penerimaan pajak. Disisi lain perusahaan

senantiasa berusaha agar menghemat dalam pembayaran pajaknya yang

dilakukan dengan cara yang tidak melanggar peraturan (legal) yaitu

penghindaraan pajak (tax avoidance) atau yang melanggar perusahaan

(illegal), yaitu penggelapan pajak (tax evasion).

Suandy dalam (Ma’ruf dan Mustikasari, 2018) menyatakan bahwa

penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu bentuk usaha mengurangi

21

pajak secara legal yang kemudian dilakukan dengan cara memanfaatkan

ketentuan dalam bidang perpajakan secara optimal seperti pengecualian

maupun pemotongan yang diperbolehkan seperti manfaat hal-hal yang

tidak diatur serta kelemahan didalam peraturan perpajakan yang sudah ada.

Sedangkan penggelapan pajak (tax evasion) adalah upaya mengurangi

biaya pajak yang dilakukan dengan cara-cara yang melanggar peraturan

perpajakan seperti menyajikan data-data palsu atau menyembunyikan data

yang sebenarnya. Tax evasion merupakan bentuk pelanggaran di bidang

perpajakan. Pelaku dari tax evasion dapat dikenakan sanksi baik secara

administratif maupun berupa sanksi pidana.

Penghindaran pajak seringkali dihubungkan dengan tax planning

dimana keduanya sama-sama menggunakan cara yang tidak melanggar

peraturan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban

perpajakan. Berbicara mengenai penghindaran pajak tentunya tidak lepas

dari pandangan karena tidak adanya hukum yang dilanggar, maka

penghindaran pajak seharusnya bebas dilakukan. Setiap orang memiliki

hak untuk mengurus kepentingannya masing-masing sebagaimana yang

dikehendaki dan selama tidak ada peraturan hukum yang dilanggar maka

para otoritas pajak tidak dapat melakukan intervensi, prinsip tersebut

dikutip dalam Putusan Pengadilan Pajak nomor

PUT.29050/PP/M.III/13/2011, dimana hakim berpendapat bahwa wajib

pajak bebas dalam mengatur transaksi yang dilakukan untuk mengurangi

22

beban pajaknya selama tidak melanggar undang- undang perpajakan

(Jasmine, 2017).

Adapun (Pohan 2017, 11) menyatakan bahwa :

“Tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan beban pajak dengan

cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada

transaksi yang bukan objek pajak”.

Menurut (Sumarsan 2015, 9) penghindaran pajak dapat dilakukan

dengan 2 cara, yaitu:

a. Menahan Diri, yang dimaksud menahan diri yaitu WP tidak

melakukan transaksi atau sesuatu yang bisa dikenakan pajak.

b. Lokasi Terpencil, yaitu memindahkan domisili dari lokasi usaha

yang tarif pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya lebih rendah.

Komite urusan fiskal OECD (organization for economic cooperation

and development) dalam (Fadhilah, 2014) menyebutkan tiga ketentuan

dalam menentukan penghindaran perpajakan, yaitu :

a. Adanya unsur artifisial, yaitu dimana pengaturan yang seolah-olah

terdapat di dalamnya ternyata sebenarnya tidak, hal ini dilakukan

karena tidak adanya faktor pajak.

b. Memanfaatkan celah (loopholes) dari undang-undang untuk

menerapkan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perpajakan untuk

berbagai macam tujuan.

23

c. Para konsultan yang menunjukan cara untuk melakukan

penghindaran pajak dengan ketentuan kerahasiaan wajib pajak

terjaga.

James dan Nobes dalam (Suandy 2013, 5) membuat garis pemisah

antara penghindaran pajak (tax avoidance) dan penyelundupan pajak (tax

evasion). Penghindaran pajak menunjukan kepada adanya tiruan tax affairs

yang masih tetap ada di dalam ketentuan perpajakan (lawful), sedangkan

penyelundupan pajak berada di luar bidang perpajakan (unlawful).

Perencanaan pajak, penyelidikan pajak dan perlindungan pajak,

merupakan eufimisme dari penghindaran pajak.

Umumnya tax flight dikaitkan dengan perpajakan lintas batas (cross

border taxation). Pergeseran pajak biasanya ada di dalam pajak konsumsi

dengan cara memindahkan beban pajak ke depan (forward shifting) atau

memindahkan beban pajak ke belakang (backward shifting). Hal ini dapat

dikategorikan sebagai penghindaran pajak dalam pengertian lebih luas dari

sekedar menghemat pajak yang harus dibayar pihak lain seperti penjual

bersedia menanggung beban pajak atau debitur bersedia menanggung

potongan pajak atas bunga yang diterima kreditur (Istiani, 2016).

Dari pengertian-pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan salah satu cara

untuk mengurangi beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-

kelemahan di dalam undang-undang perpajakan yang berlaku, sehingga

cara tersebut tidak dapat dianggap ilegal, disebabkan masih ada dalam

24

lingkup peraturan perpajakan. Dan terdapat banyak cara dalam melakukan

pengukuran penghindaran pajak (tax avoidance), namun dalam penelitian

ini pengukuran tax avoidance diproksikan dengan effective tax rate (ETR)

dan tax avoidance yang diproksikan dengan ETR ini mengindikasi bahwa

semakin rendah nilai ETR maka semakin tinggi tingkat penghindaran

pajak.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Zurianti, et al. (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh

profitabilitas dan corporate governance terhadap tax avoidance pada

perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh profitabilitas dan corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan institusional, presentase dewan komisaris independen, komite

audit, dan kualitas audit terhadap tax avoidance.

Hasil penelitian yang dilakukan Zurianti, et al. menunjukan bahwa

presentase dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh

terhadap tax avoidance. Sedangkan profitabilitas, kepemilikan institusional

dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Mahanani, et al. (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh

karakteristik perusahaan, sales growth, dan csr terhadap tax avoidance.

Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel umur perusahaan dan

komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel ukuran

25

perusahaan, komisaris independen, sales growth, dan csr tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Putra dan Merkusiwati (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh

komisaris independen, leverage, size, dan capital intensity ratio terhadap tax

avoidance. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan komisaris

independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance,

leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, size berpengaruh positif

terhadap tax avoidance, dan capital intensity ratio tidak berpengaruh terhadap

tax avoidance.

Swingly dan Sukartha (2015) meneliti mengenai pengaruh karakter

eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, dan sales growth pada

tax avoidance. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa risiko

perusahaan yang merupakan proxy dari karakter eksekutif berpengaruh positif

terhadap tax avoidance. Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance. Total aset yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Sedangkan pengujian variabel

leverage membuktikan pengaruh negatif terhadap tax avoidance. Dan sales

growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Asri dan Suardana (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh

proporsi komisaris independen, komite audit, preferensi risiko eksekutif dan

ukuran perusahaan pada penghindaran pajak. Dalam hasil penelitiannya

tersebut membuktikan bahwa keberadaan komite audit, preferensi risiko

eksekutif dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

26

Sedangkan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Wulandari (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh

profitabilitas, komite audit, kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan

institusional, ukuran dewan direksi, dan financial distress terhadap

penghindaran pajak. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap penghindaran pajak, komite audit berpengaruh terhadap

penghindaran pajak, komisaris independen berpengaruh terhadap

penghindaran pajak, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

penghindaran pajak, ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap

penghindaran pajak, dan financial distress berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Hidayat (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas,

leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak. Dalam

penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh

terhadap penghindaran pajak. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh

terhadap penghindaran pajak. Dan sedangkan leverage secara parsial tidak

berpengaruh terhadap penghindaraan pajak.

Huda (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate

governance, leverage dan karakteristik eksekutif terhadap tax avoidance.

Dalam penelitian tersebut menjelaskan variabel komite audit yang merupakan

proksi dari corporate governance tidak memiliki pengaruh signifikan dan

variabel kualitas audit yang juga merupakan proksi dari corporate

27

governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Pada

variabel leverage menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tax

avoidance. Dan pada variabel risiko audit yang merupakan proksi dari

karakteristik eksekutif menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance.

Maghfirah (2019) melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, dan kualitas audit terhadap tax

avoidance. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, dewan komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, kualitas audit

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tax avoidance, kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan ukuran

perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

28

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1

Evitya Zurianti,

Prima Aprilyani

Rambe, dan Asri

Eka Ratih (2018)

Dipublikasikan di

Repository

Universitas

Maritim Raja Ali

Haji

Pengaruh

Profitabilitas

dan Corporate

Governance

terhadap Tax

Avoidance

(Pada

Perusahaan

Sektor Industri

Barang dan

Konsumsi

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

(BEI) Tahun

2013-2016

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

profitabilitas

dan corporate

governance.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu : tax

avoidance.

- Komisaris

Independen

memiliki

pengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Komite

Audit

memiliki

pengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Profitabilitas

tidak

memiliki

pengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Kepemilikan

Institusional

tidak

memiliki

pengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Kualitas

Audit tidak

memiliki

pengaruh

terhadap Tax

Avoidance

2 Mahanani, Pengaruh Variabel

Independen

dari penelitian

- Ukuran

perusahaan

tidak

29

Titisari, dan

Nurlaela (2017)

Dipublikasikan di

Seminar Nasional

IENACO 2017

karakteristik

perusahaan,

sales growth,

CSR terhadap

tax avoidance.

ini terdiri atas:

karakteristik

perusahaan,

sales growth,

CSR.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu : tax

avoidance.

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- Komisaris

independen

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- Sales growth

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- CSR tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- Umur

perusahaan

dan komite

audit

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

3 Cahyadi Putra

dan Merkusiwati

(2016)

Dipublikasikan di

Pengaruh

komisaris

independen,

leverage, size,

dan capital

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

komisaris

independen,

leverage, size,

dan capital

intensity ratio.

Variabel

- Komisaris

independen

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- Leverage

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

30

E-Jurnal

Akuntansi

Universitas

Udayana Vol 17

no 1, Oktober

2016

intensity ratio

terhadap tax

avoidance.

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu : tax

avoidance.

- Size

berpengaruh

terhadap tax

avoidance

- Capital

intensity

ratio tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

4 Calvin Swingly

dan I Made

Sukartha (2015)

Dipublikasikan di

E-Jurnal

Akuntansi

Universitas

Udayana Vol 10

no 1

Pengaruh

karakter

eksekutif,

komite audit,

ukuran

perusahaan,

leverage, dan

sales growth

pada tax

avoidance.

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

karakter

eksekutif,

komite audit,

ukuran

perusahaan,

leverage, dan

sales growth.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu : tax

avoidance.

- Risiko

perusahaan

yang

merupakan

proxy dari

karakter

eksekutif

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

- Komite audit

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

- Total aset

yang

merupakan

proxy dari

ukuran

perusahaan

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

31

- Leverage

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

- Sales growth

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

5 Ida Ayu Trisna

Yudi Asri dan

Ketut Alit

Suardana (2016)

Dipublikasikan di

E-Jurnal

Akuntansi

Universitas

Udayana Vol 16

no 1 Juli 2016

Pengaruh

proporsi

komisaris

independen,

komite audit,

preferensi

risiko

eksekutif dan

ukuran

perusahaan

pada

penghindaran

pajak.

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

proporsi

komisaris

independen,

komite audit,

preferensi

risiko

eksekutif dan

ukuran

perusahaan.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu :

penghindaran

pajak.

- Komite audit

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Preferensi

risiko

eksekutif

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Ukuran

perusahaan

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Proporsi

komisaris

independen

tidak

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

6 Chantika Dyah

Putri Wulandari

(2018)

Pengaruh

profitabilitas,

komite audit,

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

profitabilitas,

komite audit,

- Profitabilitas

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

32

Dipublikasikan di

Jurnal Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam

Indonesia

kualitas audit,

komisaris

independen,

kepemilikan

institusional,

ukuran dewan

direksi, dan

financial

distress

terhadap

penghindaran

pajak

kualitas audit,

komisaris

independen,

kepemilikan

institusional,

ukuran dewan

direksi, dan

financial

distress.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu:

penghindaran

pajak.

- Komite audit

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Komisaris

Independen

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Kepemilikan

Institusional

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Ukuran

dewan

direksi

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Financial

distress

berpengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

7 Wastam Wahyu

Hidayat (2018)

Dipublikasikan di

Jurnal Riset

Pengaruh

profitabilitas,

leverage, dan

pertumbuhan

penjualan

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

profitabilitas,

leverage, dan

pertumbuhan

penjualan.

Variabel

Dependen dari

- Profitabilitas

memiliki

pengaruh

terhadap

penghindaran

pajak.

- Pertumbuhan

penjualan

memiliki

pengaruh

33

Manajemen dan

Bisnis Fakultas

Ekonomi UNIAT

Vol 3 No 1

Februari 2018

ISSN:2527-7502

terhadap

penghindaran

pajak.

penelitian ini,

yaitu :

penghindaran

pajak.

terhadap

penghindaran

pajak.

- Leverage

tidak

berpengaruh

terhadap

penghindaraa

n pajak.

8 Nailul Huda

(2017)

Dipublikasikan di

Jurnal Online

Mahasiswa

Fakultas Ekonomi

Universitas Riau

Vol 14 No 1 April

2017

ISSN: 2355-6854

Pengaruh

corporate

governance,

leverage dan

karakteristik

eksekutif

terhadap tax

avoidance.

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

corporate

governance,

leverage, dan

karakter

eksekutif.

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu: tax

avoidance.

- Komite audit

yang

merupakan

proksi dari

corporate

governance

tidak

memiliki

pengaruh.

- Kualitas

audit yang

juga

merupakan

proksi dari

corporate

governance

memiliki

pengaruh

terhadap tax

avoidance.

- Leverage

memiliki

pengaruh

terhadap tax

avoidance.

34

- Risiko audit

yang

merupakan

proksi dari

karakteristik

eksekutif

tidak

berpengaruh

terhadap tax

avoidance.

9 Firda Reza

Maghfirah (2019)

Pengaruh

kepemilikan

institusional,

dewan

komisaris

independen,

dan kualitas

audit terhadap

tax avoidance

Variabel

Independen

dari penelitian

ini terdiri atas:

kepemilikan

institusional,

dewan

komisaris

independen,

dan kualitas

audit

Variabel

Dependen dari

penelitian ini,

yaitu: tax

avoidance.

- Kepemilikan

institusional

tidak

berpengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Dewan

Komisaris

Independen

tidak

berpengaruh

terhadap Tax

Avoidance

- Kualitas

audit

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap Tax

Avoidance

Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang akan dibuat oleh peneliti merupakan bentuk replikasi

dari penelitian yang dilakukan oleh Zurianti, et al. (2018). Adapun yang

menjadi perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu :

1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel kualitas audit dan kepemilikan

institusional.

35

H1

H2

H3 H4

2. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan subsektor makanan dan

minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2016-2018.

C. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan digambarkan mengenai pengaruh komite

audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance.

Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat pada

gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerangka pemikiran

D. Perumusan Hipotesa

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan belum

Komite Audit

(X1)

Dewan Komisaris

Independen

(X2)

Profitabilitas

(X3)

Tax Avoidance

(Y)

36

terbukti kebenarannya, sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan

apakah hipotesis yang disampaikan benar atau tidak. Hipotesis yang akan

diuji dalam penelitian ini mengenai pengaruh komite audit, komisaris

independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance.

1. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance

Menurut Siallagan dan Machfoez dalam (Wulandari, 2018) komite

audit dibentuk oleh pihak dewan komisaris perusahaan, anggota komite

audit tersebut diangkat dan juga diberhentikan oleh pihak dewan

komisaris. Mereka bertugas untuk membantu memeriksa atau meneliti

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi direksi dalam

pengelolaan perusahaan. Tugas dari komite audit adalah membantu dewan

komisaris mengawasi kinerja perusahaan. Dengan kata lain komite audit

berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan

auditor eksternal. Komite audit juga berkaitan erat dengan penelaahan

terhadap resiko yang kemungkinan akan dihadapi perusahaan di masa

yang akan datang, serta ketaatan perusahaan terhadap peraturan. Komite

audit dapat mengurangi pengungkapan akuntansi yang tidak tepat sehingga

mampu mengurangi tindakan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen

serta tindakan melanggar hukum lainnya. Semakin banyak anggota

kkomite audit maka kebijakan tax avoidance yang diterapkan akan

semakin rendah, akan tetapi jika jumlah komite audit semakin sedikit

maka kebijakan tax avoidance yang diterapkan perusahaan akan semakin

banyak.

37

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015)

diungkapkan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tax

avoidance. Sedangkan menurut Wulandari (2018), Mahanani, et al.

(2017), Asri dan Suardana (2016), dan Zurianti, et al. (2018) komite audit

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka

dapat disimpulkan hipotesa sebagai berikut :

H1 : Komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.

2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance

Menurut Putra dan Merkusiwati (2016) komisaris independen

melakukan pengawasan dan mengarahkan perusahaan berdasarkan aturan

yang ada. Komisaris Independen mengarahkan serta mengawasi supaya

tidak terjadi sebuah asimetri informasi yang sering terjadi antara prinsipal

dan agen. Komisaris Independen menengahi manajemen perusahaan dan

pemiliki perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan agar kebijakan

tersebut tidak melanggar hukum salah satunya yaitu penentuan kebijakan

yang berhubungan dengan pembayaran pajak.

Pengawasan ini dapat mengurangi masalah keagenan yang muncul

seperti sikap opportunistic pihak manajemen terhadap bonus, yaitu

manajemen berkepentingan untuk mengurangi beban pajak agar laba yang

diterima perusahaan lebih besar serta bonus yang diterima manajemen

lebih besar. Dengan pengawasan yang semakin besar, manajemen akan

38

berhati-hati dalam mengambil keputusan serta lebih transparan dalam

menjalankan perusahaan sehingga penghindaran pajak dapat diminimalisir.

(Wulandari, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahanani, et al. (2017),

Asri dan Suardana (2016) komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan

oleh Putra dan Merkusiwati (2016), dan Zurianti, et al. (2018) komisaris

independen berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka

dapat disimpulkan hipotesa sebagai berikut :

H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax

avoidance.

3. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance

Menurut Dewi dan Noviari (2017) profitabilitas merupakan

gambaran performa dari keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dari aktiva yang dimiliki, yang dihitung menggunakan return

on assets (ROA). Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar pula

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai

profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk menempatkan posisi

dalam praktik tax planning untuk mengurangi jumlah kewajiban

perpajakan.

39

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018) ditemukan

bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka dapat

disimpulkan hipotesa sebagai berikut :

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance.

4. Pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas

secara simultan terhadap tax avoidance.

Komite audit sesuai perannya dapat membantu dewan komisaris agar

asimetri informasi tidak terjadi dengan melakukan monitoring serta

memberi pertimbangan kepada manajemen pada pengendalian intern yang

sedang berlangsung di dalam perusahaan. Komite audit juga berhubungan

dengan pemeriksaan terhadap resiko yang dihadapi perusahaan, serta

ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang sudah ditetapkan.

Dewan komisaris independen menengahi agen dan prinsipal dalam

mengambil kebijakan perusahaan agar tidak melanggar hukum salah

satunya yaitu dalam menentukan kebijakan perusahaan yang

berhubungan dengan pembayaran pajak. Baik dewan komisaris

independen maupun komite audit merupakan bagian dari corporate

governance yang memiliki salah satu prinsip transparasi. Keduanya dapat

mengurangi pengukuran dan pengungkapan akuntansi yang tidak tepat

sehingga akan mengurangi tindakan kecurangan oleh manajemen dan

40

tindakan melanggar hukum lainnya, tidak terkecuali kecurangan dalam

melakukan penghindaran pajak serta memanipulasi laba.

Profitabilitas diproksikan dengan ROA, semakin tinggi nilai ROA,

maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar

laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula pajak yang

harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi

pengambilan keputusan manajer perusahaan dalam melakukan praktik

penghindaran pajak (tax avoidance).

Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan hipotesa sebagai

berikut :

H4 : Komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas

secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menggunakan

data yang berupa angka-angka yang diukur dalam skala numerik dan yang

diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang

menjadi objek penelitian.

Menurut (Sugiyono 2017, 8) metode penelitian kuantitatif adalah :

"Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan."

Pada penelitian ini peneliti meneliti pengaruh komite audit, dewan

komisaris independen dan profitabilitas terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman dan subsektor

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek penelitian adalah

laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur subsektor

makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2016-2018. Faktor - faktor yang di uji pengaruhnya

terhadap ETR (tax avoidance) terdiri dari 3 variabel bebas yaitu komite audit

42

(KA), dewan komisaris independen (DKI) dan profitabilitas (ROA). Laporan

keuangan dan laporan tahunan dikumpulkan dengan diunduh melalui situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder. Data sekunder merupakan sebuah data yang bersumber melalui

media perantara atau diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), laporan, buku, jurnal, serta media perantara lainnya. Data-data dalam

penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu

www.idx.co.id pada perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tempat

pengambilan data penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik penelitian

untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Waktu pengumpulan data dilaksanakan dari Oktober 2019 sampai dengan

selesainya penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor makanan dan

minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2016-2018. Seluruh data yang digunakan pada penelitian ini

merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan

43

tahunan perusahaan subsektor makanan dan minuman dan subsektor yang

terdaftar di BEI tahun 2016-2018.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili

karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria

tertentu.

E. Teknik Pengumpulan Data

(Sugiyono, 2017) mendefinisikan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan dari

peneliltian adalah memperoleh data. Adapun macam - macam teknik

pengumpulan data, yaitu :

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2015, 204) observasi merupakan aktivitas penelitian

suatu objek. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan penelitian secara langsung di lapangan dengan sumber utama

data.

2. Literatur Pustaka

(Suwandi, 2017) mengatakan bahwa literatur berarti acuan yang digunakan

dalam berbagai kegiatan. Literatur juga memiliki pengertian sebagai

referensi untuk mendapatkan suatu informasi.

44

3. Data Sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI)

Sugiyono (2017, 137) mengatakan bahwa data sekunder adalah data yang

diperoleh tidak langsung dari sumber utama data, data bisa diperoleh dari

buku, jurnal maupun sumber lain yang berkaitan dengan data yang dicari

tersebut.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari laporan

keuangan perusahaan yang telah diaudit, khususnya laporan posisi keuangan,

laporan laba rugi dan laporan arus kas yang dipublikasikan oleh pihak Bursa

Efek Indonesia (BEI) di website resmi yaitu www.idx.co.id.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini dari studi

pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan membaca jurnal

dan artikel yang dijadikan referensi penelitian, serta melakukan pengolahan

data yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan, pencatatan, dan pengkajian data sekunder berhubungan dengan

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mendominasi atau yang

menyebabkan suatu perubahan terhadap variabel dependen (terikat).

Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini sebagai berikut :

45

a. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang beranggotakan sekurang-

kurangnya tiga orang. Tugas dan fungsi komite audit adalah

mengawasi tata kelola perusahaan dan mengawasi audit eksternal

atas laporan keuangan perusahaan. Komite audit dibentuk oleh

dewan komisaris sehingga komite audit bertanggung jawab kepada

dewan komisaris. Komite audit juga digambarkan sebagai

mekanisme monitoring yang dapat meningkatkan fungsi audit untuk

pelaporan eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini variabel komite

audit diukur menggunakan dan perhitungan KA, dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Rosalia dan Sapari (2017)

b. Dewan Komisaris Independen

Menurut Rachmad dalam (Istighfarin dan Wirawati, 2015) adapun

teknik pengukuran variabel dewan komisaris independen dapat

diperoleh dengan membagi jumlah dewan komisaris independen

dengan total anggota dewan komisaris. Dalam penelitian ini dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

KA = ∑ Komite Audit

46

Sumber : Istighfarin dan Wirawati (2015)

c. Profitabilitas

Menurut Dewi dan Noviari, (2017) profitabilitas merupakan

gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba

dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan return on assets

(ROA). Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh

perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Dalam penelitian ini

profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Rosalia & Sapari (2017)

2. Variabel Dependen

Variabel penelitian terdiri dari dua buah variabel yaitu, variabel

independen dan variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tax

avoidance.

Laba Bersih

Total Aset

Jumlah DKI

Total Dewan Komisaris

DKI =

ROA =

x 100%

47

Penghindaran pajak adalah salah satu cara menghindari pajak

secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan karena

memanfaatkan celah yang terdapat dalam peraturan perpajakan. Variabel

penghindaran pajak ini sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini

Penghindaran Pajak akan diukur menggunakan rasio effective tax rate

(ETR). Semakin kecil nilai ETR berarti penghindaran pajak oleh

perusahaan semakin besar dan begitu pula sebaliknya semakin besar nilai

ETR maka penghindaran pajaknya semakin kecil (Astuti dan Aryani,

2016). Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus ETR sebagai berikut :

Sumber : Putri (2018)

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisis

pengaruh tiap variabel independen dan dependen. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan program SPSS versi 24. Adapun pengujian yang dilakukan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Pendapatan Sebelum Pajak

Beban Pajak Penghasilan ETR =

48

median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum

(Ghozali, 2013). Statistik deskriptif dapat menyajikan ukuran-ukuran

numerik yang sangat penting bagi data sampel yang dilakukan dengan

program SPSS (statistical product and service solution) versi 24.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan suatu uji kualitas data yang

dilakukan sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda. Uji

asumsi klasik bertujuan untuk menguji dan mengetahui kelayakan model

regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi kedua variabel yang ada, yaitu variabel bebas dan

terikat mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati

normal (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji statistik yang

digunakan adalah One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini

dilakukan untuk mendekati apakah residual terdistribusi normal atau

tidak. Uji One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan

membuat hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

49

Tingkat kepercayaan dalam uji Kulmogorov-Smirnov (K-S)

adalah 0,05 atau dasar pengembalian keputusan normal atau tidaknya

data yang akan diolah adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan dari uji K-S > 0,05 maka data residual

berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikan dari uji K-S < 0,05 maka data residual tidak

berdistribusi normal.

Dalam pengujian normalitas juga dapat melihat penyebaran

data yang ditunjukkan dalam grafik dan dinyatakan dengan titik.

Model regresi memenuhi syarat normalitas apabila penyebaran titik-

titik berada disekitar garis diagonal dalam grafik normal probability

plot.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.

Uji multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya

50

kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Dasar pengambilan keputusan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF dibawah 10,

maka tidak terjadi masalah multikolonieritas.

2. Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF diatas 10,

maka terjadi masalah multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada suatu korelasi. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2013).

Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji

Durbin-Waston dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka

hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika DW terletak di antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol

diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

51

3. Jika DW terletak di antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-

dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau adanya

keragu-raguan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dan

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Model regresi dengan

scatterplot yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

52

3. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukan bersarnya sumbangan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Priyatno,

2014). Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Priyatno (2014) analisis regresi linear dilakukan

untuk mengetahui pengaruh secara linier antara variabel independen

dengan variabel dependen, serta untuk memprediksi suatu nilai

variabel dependen berdasarkan nilai variabel dependen. Dalam

penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis regresi linear berganda yang diuji dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,05.

53

Model analisis regresi linear berganda ini dirumuskan sebagai

berikut :

ETR = 1KA 2DKI 3ROA+ e

Keterangan :

ETR : Effective Tax Rate

α : Konstanta

β1-3 : Koefisien regresi untuk setiap variabel x

KA : Komite Audit

DKI : Dewan Komisaris Independen

ROA : Profitabilitas

e : Standar Error

4. Uji Hipotesa

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara

parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen (Priyatno, 2014). Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel dengan menggunakan

bantuan program SPSS dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).

Pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada kriteria

pengambilan keputusan, sebagai berikut :

54

1. Jika nilai sig. < 0,05, maka Ho diterima, berarti variabel

independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

2. Jika nilai sig. > 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel

independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel

dependen.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F atau ANOVA atau analisis varian adalah uji koefisien

regresi secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan (Priyatno, 2014).

Menurut (Ghozali 2016, 98) kriteria pengambilan keputusan

dalam pengujian statistik F yaitu apabila nilai F sig lebih besar dari

5% maka Ho dapat diterima. Dengan kata lain kita menerima

hipotesis alternatif, menyatakan bahwa semua variabel independen

secara signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis dengan uji statistik F menggunakan

kriteria sebagai berikut:

1. Ho di tolak dan Ha diterima apabila fhitung > ftabel atau nilai

signifikan < α = 5%. Hal ini menunjukan bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen.

55

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila fhitung < ftabel atau nilai

signifikan > α = 5%. Hal ini menunjukan bahwa variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penentuan sampel dari penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.

Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel jumlah sampel yang diperoleh

adalah 12 perusahaan, sehingga jumlah sampel total adalah 36 data selama 3

tahun periode penelitian. Ringkasan kriteria pemilihan sampel dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel IV.1

Pemilihan Sampel

No Kriteria Data

1 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang terdaftar di BEI selama tahun

2016-2018.

32

2 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang laporan keuangannya tidak

ditemukan di website www.idx.co.id selama tahun 2016-

2018.

(9)

3 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang tidak memiliki data mengenai

(2)

57

Sumber : BEI, data diolah (2019)

Tabel IV.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Jenis Industri

1 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia,

Tbk.

Makanan dan Minuman

2 DLTA PT. Delta Djakrta Tbk. Makanan dan Minuman

3 ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk.

Makanan dan Minuman

4 INDF PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Makanan dan Minuman

komite audit, dewan komisaris independen dan

profitabilitas selama tahun 2016-2018.

4 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang tidak menyajikan laporan

keuangan dan laporan tahunan menggunakan mata uang

rupiah selama tahun 2016-2018.

(2)

5 Perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang mengalami kerugian selama

tahun 2016-2018.

(7)

Jumlah Sampel Per Tahun 12

Jumlah Data Selama Periode Penelitian (3 Tahun) 36

58

5 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia

Tbk.

Makanan dan Minuman

6 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. Makanan dan Minuman

7 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo

Tbk.

Makanan dan Minuman

8 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. Makanan dan Minuman

9 ASII PT. Astra International Tbk. Otomotif dan Komponen

10 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Otomotif dan Komponen

11 INDS PT. Indospring Tbk. Otomotif dan Komponen

12 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. Otomotif dan Komponen

Sumber : BEI, data diolah (2019)

1. Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan

komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan atau

penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam

pengelolaan perusahaan. Variabel komite audit diukur berdasarkan jumlah

komite audit dalam perusahaan yang dijadikan sampel. Adapun tabel

jumlah komite audit dalam penelitian ini sebagai berikut :

59

Tabel IV.3

Tabel Jumlah Komite Audit

KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 3 3 3

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 3 3 3

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3 3 3

INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 3 3 3

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 3 3

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 3 3 3

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 3 3 3

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 3 3 3

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 4 4

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 3 3

INDS PT. Indospring Tbk. 3 3 3

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 3 3 3

Sumber : BEI, data diolah (2019)

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel komite audit pada tabel

4.4 diatas, nilai tertinggi untuk KA pada tahun 2016-2018 dimiliki oleh

PT. Astra International, Tbk. (ASII) dengan jumlah KA sebanyak 4 orang.

Sedangkan rata-rata perusahaan lain memiliki KA sebesar 3, yang

mengindikasikan rata-rata perusahaan lain tersebut memiliki jumlah

anggota komite audit sebanyak 3 orang. Hal ini berarti seluruh perusahaan

sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55/POJK.04/2015 pasal 4 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit yang menyebutkan bahwa komite audit paling sedikit

terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris independen

dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik.

60

2. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen mempunyai peranan yang sangat

penting di dalam suatu perusahaan karena mempunyai tugas untuk

mengawasi manajemen dalam menjalankan kegiatannya agar tidak

melanggar hukum. Dewan komisaris independen diukur berdasarkan

jumlah dewan komisaris independen dalam perusahaan yang dijadikan

sampel. Berikut merupakan tabel perhitungan dewan komisaris independen

dalam penelitian ini :

Tabel IV.4

Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen

KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 0,4000 0,4000 0,4000

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 0,5000 0,5000 0,5000

INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,3750 0,3750 0,3750

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,5714 0,5000 0,5000

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 0,4000 0,4000 0,4000

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333

SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,3333 0,3636 0,3000

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 0,3750 0,3750 0,3750

61

INDS PT. Indospring Tbk. 0,3333 0,3333 0,3333

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 0,3333 0,5000 0,5000

Rata-rata per tahun 0,3851 0,3956 0,3903

Sumber : BEI, data diolah (2019)

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel dewan komisaris

independen pada tabel 4.5 diatas, nilai tertinggi untuk DKI pada tahun

2016 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) dengan nilai

0,5714 (57,14%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA), PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.

(ROTI), PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM), PT. Astra International Tbk.

(ASII), PT. Indospring Tbk. (INDS), dan PT. Selamat Sempurna Tbk.

(SMSM) dengan nilai 0,3333 (33,33%). Adapun nilai rata-rata DKI pada

tahun 2016 adalah sebesar 0,3851 (38,51%). Nilai tertinggi untuk DKI

pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

(ICBP), PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), dan PT. Selamat

Sempurna Tbk. (SMSM) dengan nilai 0,5000 (50%), sedangkan nilai

terendah dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA),

PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI), PT. Sekar Bumi Tbk.

(SKBM), dan PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,3333 (33,33%).

Adapun nilai rata-rata DKI pada tahun 2017 adalah sebesar 0,3956

(39,56%). Nilai tertinggi untuk DKI pada tahun 2018 dimiliki oleh

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk. (MLBI), dan PT. Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) dengan

62

nilai 0,5000 (50%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Astra

International Tbk. (ASII) dengan nilai 0,3000 (30%). Adapun nilai

rata-rata DKI pada tahun 2018 adalah sebesar 0,3903 (39,03%).

Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan sebagian besar perusahaan

sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor

33/POJK.04/2014 pasal 20 ayat 3 tentang Direksi dan Dewan Komisaris

Emiten atau Perusahaan Publik yang menyebutkan bahwa dewan

komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan komisaris, jumlah

komisaris independen wajib paling sedikit 33% (tiga puluh tiga persen)

dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Semakin besar porsi dewan

komisaris independen, maka semakin tinggi tingkat pengawasan terhadap

manajemen, sehingga semakin rendah praktik penghindaran pajak.

3. Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Dalam penelitian ini

profitabilitas diproksikan dengan ROA (return on assets), dimana ROA

merupakan rasio untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian laba

dari aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Berikut merupakan tabel yang menyajikan hasil perhitungan profitabilitas

dalam penelitian ini :

63

Tabel IV.5

Tabel Perhitungan Profitabilitas

KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 0,17511 0,07713 0,07926

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 0,21248 0,20865 0,22194

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 0,12564 0,11206 0,13556

INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,06409 0,05851 0,05140

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,43170 0,52670 0,42388

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 0,10746 0,10934 0,10007

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,09583 0,02969 0,02894

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 0,02251 0,01595 0,00901

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,06989 0,07835 0,07941

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 0,03308 0,03711 0,04285

INDS PT. Indospring Tbk. 0,02000 0,04668 0,04459

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 0,22262 0,22718 0,22635

Rata-rata per tahun 0,13170 0,12728 0,12027

Sumber : BEI, data diolah (2019)

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA pada tabel 4.6 diatas, nilai tertinggi untuk ROA

pada tahun 2016 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI)

dengan nilai 0,43170 (43,17%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh

PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,02000 (2%). Adapun rata-rata

ROA yang dihasilkan per tahun 2016 adalah sebesar 0,13170 (13,17%).

Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Multi

Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) dengan nilai 0,52670 (52,67%),

sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM)

dengan nilai 0,01595 (1,60%). Adapun rata-rata ROA yang dihasilkan

per tahun 2017 adalah sebesar 0,12728 (12,73%). Nilai tertinggi untuk

64

ROA pada tahun 2018 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

(MLBI) dengan nilai 0,42388 (42,39%), sedangkan nilai terendah

dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM) dengan nilai 0,00901

(0,90%). Adapun rata-rata ROA yang dihasilkan per tahun 2018 adalah

sebesar 0,12027 (12,03%).

Nilai ROA yang dimiliki perusahaan sampel relatif rendah jika

dilihat dari rata-rata per tahun yang didapatkan. Hal tersebut menunjukan

bahwa kemampuan perusahaan sampel dalam menghasilkan laba

berdasarkan aset yang dimiliki masih belum maksimal.

4. Tax Avoidance

Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan karena

usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan, atau

meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh

Undang-Undang Pajak. Tax avoidance diukur dengan menggunakan proksi

ETR (effective tax rate). ETR memperlihatkan seberapa besar tingkat

penghindaran pajak yang dilakukan dalam suatu perusahaan. Dari

perhitungan yang didapat maka dapat disimpulan bahwa semakin rendah

nilai ETR maka memperlihatkan semakin tinggi praktik penghindaran

pajak yang dilakukan. Adapun tabel perhitungan ETR dalam penelitian ini

sebagai berikut :

65

Tabel IV.6

Tabel Perhitungan Tax Avoidance

KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

0,12641

0,24983

0,24916

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.

0,22180

0,24183

0,23370

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

0,37396

0,31948

0,27704

INDF

PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk.

0,34295

0,34034

0,33371

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

0,25607

0,25727

0,26742

MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

0,24761

0,25421

0,26092

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.

0,24265

0,27281

0,31971

SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.

0,26824

0,18515

0,23616

ASII PT. Astra Internasional Tbk.

0,17755

0,20657

0,21783

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.

0,25502

0,20981

0,23058

INDS PT. Indospring Tbk.

0,17598

0,29126

0,19951

SMSM

PT. Selamat Sempurna

Tbk.

0,23708

0,22885

0,23551

Rata-rata per tahun

0,24378

0,25479

0,25510

Sumber : BEI, data diolah (2019)

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel tax avoidance yang

diproksikan dengan ETR (effective tax rate) pada tabel 4.3 diatas, nilai

tertinggi untuk ETR pada tahun 2016 dimiliki oleh PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dengan nilai 0,37396 (37,40%), sedangkan

nilai terendah dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA)

dengan nilai 0,12641 (12,64%). Adapun rata-rata ETR yang dihasilkan per

66

tahun 2016 adalah sebesar 0,24378 (24,38%). Nilai tertinggi untuk ETR

pada tahun 2017 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)

dengan nilai 0,34034 (34,03%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT.

Sekar Bumi Tbk. (SKBM) dengan nilai 0,18515 (18,52%). Adapun rata-

rata ETR yang dihasilkan per tahun 2017 mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya dengan nominal 0,25479 (25,48%). Nilai tertinggi untuk

ETR pada tahun 2018 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

(INDF) dengan nilai 0,33371 (33,37%), sedangkan nilai terendah dimiliki

oleh PT. Indospring Tbk. (INDS) dengan nilai 0,19951 (19,95%). Adapun

rata-rata ETR yang dihasilkan per tahun 2018 mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya dengan nominal 0,25510 (25,51%).

Nilai ETR yang dimiliki perusahaan sampel relatif rendah jika

dilihat dari rata-rata per tahun yang didapatkan. Semakin kecil nilai ETR

yang dimiliki oleh perusahaan berarti penghindaran pajak yang dilakukan

semakin besar.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dapat digunakan untuk melihat distribusi data

yang digunakan sebagai sampel. Adapun tujuan dari dilakukannya analisa

statistik deskriptif ini yaitu untuk memberikan gambaran (deskripsi)

mengenai suatu data agar data yang sudah disajikan agar menjadi mudah

dipahami serta informatif bagi orang yang membacanya. Dalam penelitian

67

ini, variabel dependen yang digunakan yaitu tax avoidance yang

diproksikan dengan effective tax rate (ETR), sedangkan variabel

independen yang digunakan adalah komite audit (KA), dewan komisaris

independen (DKI) dan profitabilitas yang diproksikan dengan ROA.

Analisa hasil uji statistik deskriptif ini memiliki tujuan untuk

memperlihatkan gambaran dan ukuran statistik terhadap masing-masing

variabel seperti nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi dan

sebagainya. Pada penelitian ini analisis deskriptif menggunakan SPSS

versi 24. Hasil uji deskriptif dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Tabel IV.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Berdasarkan hasil diatas memperlihatkan deskriptif statistik dari

variabel KA, DKI, ROA dan ETR. Diketahui bahwa kolom N merupakan

jumlah data sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sejumlah

36, sesuai dengan banyaknya jumlah observasi yang terdapat di dalam

penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

68

Variabel komite audit (KA) memiliki nilai rata-rata sebesar

3,0833333 dan nilai standar deviasi sebesar 0,28030596. Nilai rata-rata

yang dihasilkan komite audit lebih besar dibandingkan nilai standar

deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga

variabel komite audit layak untuk diuji. Nilai rata-rata komite audit yang

dimiliki perusahaan sampel sebesar 3,0833333 ini berarti perusahaan

sampel telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55/POJK.04/2015 pasal 4 tentang Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang menyebutkan bahwa komite audit

paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari

komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik.

Variabel dewan komisaris independen (DKI) memiliki nilai rata-

rata sebesar 0,3903247 (39,03%), dan nilai standar deviasi sebesar

0,07037019 (7,04%). Nilai rata-rata yang dihasilkan dewan komisaris

independen lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini

menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga variabel dewan

komisaris independen layak untuk diuji. Nilai rata-rata dewan komisaris

independen yang dimiliki perusahaan sampel sebesar sebesar 0,3903247

(39,03%), berdasarkan hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa

sebagian besar perusahaan sampel mengikuti Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan nomor 33/POJK.04/2014 pasal 20 ayat 3 tentang Direksi dan

Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik yang menyebutkan

bahwa dewan komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan

69

komisaris, jumlah komisaris independen wajib paling sedikit 33% (tiga

puluh tiga persen) dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris.

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA (return on

assets) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1264172 (12,64%) dan nilai

standar deviasi sebesar 0,12302405 (12,30%). Nilai rata-rata yang

dihasilkan profitabilitas lebih besar dibandingkan nilai standar

deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga

variabel profitabilitas layak untuk diuji. Nilai ROA yang dimiliki

perusahaan sampel relatif rendah jika dilihat dari rata-rata per tahun yang

didapatkan. Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aset yang

dimiliki. Oleh karena itu, dapat dikatakan kemampuan perusahaan

sampel dalam menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimiliki masih

belum maksimal.

Variabel tax avoidance yang diproksikan dengan ETR (effective tax

rate) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2512217 (25,12%), dan nilai

standar deviasi sebesar 0,05141543 (5,14%). Nilai rata-rata yang

dihasilkan tax avoidance lebih besar dibandingkan nilai standar

deviasinya. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data cukup baik, sehingga

variabel tax avoidance layak untuk diuji. Nilai ETR yang dimiliki

perusahaan sampel relatif rendah jika dilihat dari rata-rata per tahun yang

70

didapatkan. Semakin kecil nilai ETR yang dimiliki oleh perusahaan

berarti penghindaran pajak yang dilakukan semakin besar.

2. Uji Asumsi Klasik

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian dari uji asumsi klasik

untuk menguji kelayakan atas model regresi, yang meliputi uji normalitas

data, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji dan

mengetahui apakah data dalam penelitian yang digunakan memiliki

distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

71

Tabel IV.8

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S)

pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,200. nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dikarenakan lebih besar

dari 0,05 maka variabel-variabel tersebut memiliki distribusi normal

dan memenuhi persyaratan normalitas, sehingga dapat disimpulkan

bahwa residual data berdistribusi normal.

Dalam pengujian normalitas juga dapat melihat penyebaran

data yang ditunjukkan dalam grafik dan dinyatakan dengan titik.

Model regresi memenuhi syarat normalitas apabila penyebaran titik-

titik berada disekitar garis diagonal dalam grafik normal probability

72

plot. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal

probability plot dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Gambar IV.1

Hasil Uji Normal Probability Plot

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Pada grafik normal probability plot diatas, dapat dilihat bahwa

sebaran titik-titiknya menyebar sekitar garis diagonal dan cenderung

dapat membentuk garis lurus, sebaran error juga masih ada di sekitar

garis diagonal. Hal ini menunjukan bahwa asumsi kenormalan tidak

dilanggar dan dapat dinyatakan lulus uji normalitas. Sehingga dapat

disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi

73

pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, dan

profitabilitas terhadap tax avoidance.

b. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen.

Jika terjadi autokorelasi, berarti terdapat masalah multikolinieritas

antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value dan variance

inflaction factor (VIF) dari pengujian SPSS 24. Apabila tolerance

value > 0.1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Jadi

jika nilai VIF < 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

independen masih bisa ditolerir. Berikut ini data hasil perhitungan

uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.9

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

74

Dari tabel tentang hasil uji multikolinieritas dapat diketahui,

variabel komite audit yang diproksikan dengan KA menunjukkan

nilai tolerance 0,931 > 0,10 dan nilai VIF 1,074 < 10, dan variabel

dewan komisaris independen yang diproksikan dengan DKI

menunjukkan nilai tolerance 0,468 > 0,10 dan nilai VIF 2,136 < 10,

dan variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA

menunjukkan nilai tolerance 0,492 > 0,10 dan nilai VIF 2,033 < 10.

Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel

independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF

kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi oleh

karena itu persamaan regresi ini layak digunakan untuk analisis lebih

lanjut.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terdapat suatu korelasi. Jika terjadi korelasi berarti

mengalami yang namanya masalah autokorelasi. Model regresi yang

baik adalah model yang terbebas dari masalah autokorelasi. Untuk

mengetahui apakah model regresi terdeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi maka salah satu caranya dengan melakukan uji Durbin

Watson (DW). Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan

menggunakan uji Durbin-Waston dengan ketentuan sebagai berikut :

75

1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka

hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika DW terletak di antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol

diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika DW terletak di antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-

dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau adanya

keragu-raguan.

Berikut hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel IV.10

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin Watson sebesar

1,782, dengan jumlah sampel (n) = 36, dengan k = 3 diperoleh du =

1,6539 sehingga 4-du = 4 - 1,6539 = 2,3461. Dalam penelitian ini,

nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU), yaitu 1,6539 < 1,782 <

2,3461. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan pada model regresi

ini tidak terjadi masalah autokorelasi.

76

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

dan mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini menggunakan pengujian scatterplot

antara variabel dependen (SRESID) dan variabel independen

(ZPRED). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat pola scatterplot diagram. Hasil uji

heteroskedastisitas disajikan pada gambar berikut ini :

77

Gambar IV.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Dari gambar diatas dilihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak. Dan penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

Serta adanya penyebaran titik-titik dan tidak berpola. Dengan

demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini

tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga

model regresi layak dipakai untuk memprediksi ETR.

78

C. Uji Statistik

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Hasil penelitian menggunakan program SPSS versi 24 didapatkan

nilai koefisien determinasi sebagai berikut :

Tabel IV.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji koefisien determinasi

didapatkan nilai adjusted R square (R2) sebesar 0,195 atau 19,5%. Nilai

tersebut dipengaruhi oleh variabel independen seperti komite audit,

dewan komisaris independen, dan profitabilitas terhadap variabel

dependen yaitu tax avoidance. Sedangkan sisanya sebesar 0,805 atau

80,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini. Sehingga dapat disimpulkan nilai R square yang mendekati 0 berarti

kemampuan variabel independen (komite audit, dewan komisaris

79

independen, dan profitabilitas) dalam menjelaskan variabel dependen

(tax avoidance) amat terbatas. Nilai yang mendekati 0 berarti variabel-

variabel independen belum mampu memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dalam uji regresi linier berganda ini bertujuan untuk menguji

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini juga

digunakan untuk menunjukkan arah hubungan antara komite audit,

dewan komisaris independen, dan profitabilitas dengan tax avoidance.

Berikut ini hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut ini :

Tabel IV.12

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Dari tabel tersebut dapat dibentuk persamaan regresi linier

berganda untuk penelitian ini, yaitu :

80

ETR = 0,223 - 0,038KA + 0,440DKI - 0,201ROA + e

Persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 0,223, nilai ini menunjukkan bahwa apabila

variabel bebas (komite audit, dewan komisaris independen, dan

profitabilitas) bernilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu tax

avoidance adalah sebesar 0,223.

2. Variabel komite audit memiliki nilai koefisien sebesar -0,038,

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan komite audit

mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka ETR akan mengalami

penurunan sebesar 0,038, sehingga sisanya sebesar -0,962

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan variabel

dalam penelitian ini.

3. Variabel dewan komisaris independen memiliki nilai koefisien

sebesar 0,440, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap

dan dewan komisaris independen mengalami kenaikan sebesar 1

satuan, maka ETR akan mengalami kenaikan sebesar 0,440,

sehingga sisanya sebesar 0,560 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti dan dijadikan variabel dalam penelitian ini.

4. Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien sebesar -0,201,

artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan

profitabilitas mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka ETR akan

mengalami penurunan sebesar 0,201, sehingga sisanya sebesar

81

-0,799 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan

variabel dalam penelitian ini.

D. Uji Hipotesa

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

(komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas) secara

parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (tax

avoidance). Dimana derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05.

Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen. Dan apabila nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil

pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel IV.13

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

82

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat didapatkan kesimpulan

hipotesa sebagai berikut :

a. Pengaruh komite audit terhadap tax avoidance

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel 4.13 pengujian variabel komite audit (KA) memiliki tingkat

signifikan 0,193 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa komite audit

tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga hipotesa

pertama yang diajukan dalam penelitian ini (H1) ditolak.

b. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap tax avoidance

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel 4.13 pengujian variabel dewan komisaris independen (DKI)

memiliki tingkat signifikan 0,010 < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax

avoidance, sehingga hipotesa kedua yang diajukan dalam penelitian

ini (H2) diterima.

c. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel 4.13 pengujian variabel profitabilitas (ROA) memiliki tingkat

signifikan 0,034 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga hipotesa

ketiga yang diajukan dalam penelitian ini (H3) diterima.

83

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Dalam penelitian ini hasil uji signifikansi simultan dapat dilihat

pada tabel 4.14 berikut ini :

Tabel IV.14

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) didapatkan nilai

signifikan 0,019 < 0,05, maka hipotesa keempat yang diajukan dalam

penelitian ini (H4) diterima karena komite audit, dewan komisaris

independen, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax

avoidance.

E. Pembahasan

Dari hasil penelitian data yang diolah SPSS 24 dapat diketahui

pembahasan mengenai uji hipotesis t dan F, sebagai berikut :

84

1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax Avoidance

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel

komite audit menunjukkan nilai signifikan 0,193 lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap

tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan dan minuman dan

subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-

2018.

Hasil ini tentu berlawanan dengan hipotesa peneliti yang

menyatakan bahwa komite audit memiliki pengaruh terhadap tax

avoidance. Hal ini menunjukan bahwa kinerja komite audit tidak berjalan

dengan baik meskipun jumlah komite audit sudah sesuai dengan

peraturan OJK. Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit belum

maksimal sehingga masih terdapat celah (loopholes) bagi manajemen

untuk melakukan penghindaran pajak. Sehingga dapat dikatakan bahwa

komite audit belum mampu merubah perilaku manajemen perusahaan

yang opportunistic.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Swingly dan Sukartha (2015) dan Huda (2017) yang menyatakan bahwa

komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, akan tetapi tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zurianti, et al. (2018),

85

Mahanani, et al. (2017), Asri dan Suardana (2016), dan Wulandari

(2018).

2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Tax Avoidance

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel dewan

komisaris independen menunjukkan nilai signifikan 0,010 lebih kecil dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen berpengaruh

terhadap tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan dan

minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2016-2018.

Dewan komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris

yang tidak terafiliasi dengan manajemen, pemegang saham, dan anggota

dewan komisaris lainnya. (Fitria, 2015). Tugas dewan komisaris

independen dalam suatu perusahaan adalah melakukan pengawasan

terhadap manajemen perusahaan. Terkait dengan pengawasan yang

dilakukan tersebut, keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu

perusahaan dapat merubah perilaku manajemen yang opportunistic.

Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris independen mampu

mengurangi kesempatan manajemen dalam melakukan praktik

penghindaran pajak.

86

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zurianti, et al. (2018) yang menyatakan bahwa dewan komisaris

independen berpengaruh negatif pada penghindaran pajak (tax

avoidance). Serta penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Merkusiwati

(2016) dan Wulandari (2018) yang menyatakan bahwa komisaris

independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Akan tetapi hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mahanani, et al. (2017), Asri dan Suardana (2016), dan Maghfirah

(2019).

3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.13, variabel

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA menunjukkan nilai

signifikan 0,034 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

H3 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas

berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan subsektor makanan

dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dihitung dengan

return on assets (ROA). Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar

juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh

oleh suatu perusahaan, maka semakin besar pula pajak penghasilan yang

87

harus dibayarkan. Kondisi ini dapat memicu perusahaan untuk

melakukan manipulasi laba agar biaya pajak penghasilan yang

dibayarkan lebih rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hidayat (2018) dan Wulandari (2018) yang menyatakan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Akan

tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Zurianti, et al. (2018).

4. Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, dan

Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance

Dari hasil uji signifikansi simultan (uji F) pada tabel 4.14 diatas

didapatkan nilai signifikan 0,019 lebih kecil dari 0,05, maka hasil yang

didapat H4 diterima karena komite audit, dewan komisaris independen,

dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.

Dewan komisaris independen menengahi agen dan prinsipal dalam

mengambil kebijakan perusahaan agar tidak melanggar hukum salah

satunya yaitu dalam menentukan kebijakan perusahaan yang

berhubungan dengan pembayaran pajak. Baik dewan komisaris

independen maupun komite audit merupakan bagian dari corporate

governance yang memiliki salah satu prinsip transparasi. Keduanya dapat

mengurangi pengukuran dan pengungkapan akuntansi yang tidak tepat

sehingga akan mengurangi tindakan kecurangan oleh manajemen dan

88

tindakan melanggar hukum lainnya, tidak terkecuali kecurangan dalam

melakukan penghindaran pajak serta memanipulasi laba.

Komite audit sesuai perannya dapat membantu dewan komisaris

agar asimetri informasi tidak terjadi dengan melakukan monitoring serta

memberi pertimbangan kepada manajemen pada pengendalian intern

yang sedang berlangsung di dalam perusahaan. Komite audit

berhubungan erat dengan kegiatan pemeriksaan terhadap resiko yang

kemungkinan akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang, serta

ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang telah ditetapkan.

Profitabilitas diproksikan dengan ROA, semakin tinggi nilai ROA,

maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar

laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula pajak yang

harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi

pengambilan keputusan manajer perusahaan dalam melakukan praktik

penghindaran pajak (tax avoidance).

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas

secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap tax

avoidance.

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh komite audit, dewan komisaris

independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance pada perusahaan

subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan 4

variabel yaitu komite audit, dewan komisaris independen, dan profitabilitas

sebagai variabel independen, sedangkan tax avoidance sebagai variabel

dependen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dan

menggunakan program SPSS versi 24. Data sampel yang digunakan sebanyak

12 perusahaan subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji hipotesa pertama (H1) dalam penelitian ini, variabel

komite audit (KA) menunjukan nilai signifikan 0,193 > 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga

hipotesa pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak.

90

2. Berdasarkan hasil uji hipotesa kedua (H2) dalam penelitian ini, variabel

dewan komisaris independen (DKI) menunjukkan nilai signifikan

0,010 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax

avoidance, sehingga hipotesa kedua (H2) dalam penelitian ini diterima.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesa ketiga (H3) dalam penelitian ini, bahwa

variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA menunjukkan nilai

signifikan 0,034 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap tax

avoidance, sehingga hipotesa ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima.

4. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) dalam penelitian ini,

diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa komite audit, dewan komisaris independen,

dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance,

sehingga hipotesa keempat (H4) dapat diterima.

B. Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 3 tahun.

91

2. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian hanya perusahaan

manufaktur subsektor makanan dan minuman dan subsektor otomotif,

dengan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen, yaitu :

komite audit, dewan komisaris independen dan profitabilitas.

4. Penelitian ini hanya menggunakan proksi ETR dalam menguji tax

avoidance.

C. Saran

Dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini,

maka peneliti menyimpulkan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :

1. Saran Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan teori dan pengetahuan tentang pengaruh komite audit,

dewan komisaris independen, dan profitabilitas terhadap tax avoidance.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya, serta mampu memperkuat temuan dari penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mencari

sumber informasi lebih banyak serta menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda.

92

2. Saran Praktis

a. Bagi Regulator

Pemerintah diharapkan lebih memberikan perhatian khusus untuk

perusahaan yang memiliki total aset yang besar, karena hasil

penelitian ini menunjukkan ROA berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sehingga diharapkan pemerintah mampu meminimalkan celah

undang-undang demi mengoptimalkan pendapatan negara untuk

kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat lebih

komprehensif serta meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak,

sehingga mampu mempersempit celah yang dimanfaatkan perusahaan

untuk melakukan tax avoidance. Selain itu, pemerintah juga

diharapkan mampu memperbaiki peraturan perpajakan dengan

menerapkan sanksi yang tegas dan jelas terhadap perusahaan yang

melakukan kecurangan dalam praktik penghindaran pajak.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyimpulkan beberapa saran yang ditujukan bagi peneliti

selanjutnya, diantaranya sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah rentang waktu atau

periode penelitian untuk benar-benar dapat melihat perilaku

perusahaan terkait tingkat penghindaran pajak.

2. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah sampel penelitian

agar mendapatkan hasil yang berbeda dari penelitian ini.

93

3. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah

variabel independen seperti kualitas audit, kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan

lain sebagainya yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap

tax avoidance.

4. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mencoba

menggunakan proksi pengukuran tax avoidance yang berbeda

dari penelitian ini seperti CETR.

5. Peneliti selanjutnya dapat mengumpulkan data menggunakan

metode kuisioner, angket dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi.

Jakarta: Salemba Empat.

Agustina, Tika Nur dan Aris, Mochammad Abdul. 2017. "Tax

Avoidance: Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya." Peran Profesi

Akuntansi Dalam Penanggungan Korupsi ISSN 2460-0784.

Astuti, Elly. 2015. "Studi Literatur: Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Nilai Perusahaan." Assets Jurnal Akuntansi dan Pendidikan 4(1).

Astuti, Titiek Puji dan Aryani, Y. Anni. 2016. "Tren Penghindaran Pajak

Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2001-2014." Jurnal Akuntansi/Volume XX, No. 03, September 2016.

Dananjaya, Dewa Gede Yudha dan Ardiana, Putu Agus. 2016. "Pengaruh Dewan

Komisaris Independen Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kepemilikan

Institusional Pada Manajemen Laba." E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, Vol. 15.2. Mei (2016): 1595-1622. ISSN: 2302-8556.

Destiana. 2014. "Pengaruh Kompetensi dan Independensi Komite Audit Terhadap

Pelaksanaan Good Corporate Governance." Skripsi Thesis, Universitas

Widyatama.

Dewi, Ni Luh Putu Puspita dan Noviari, Naniek. 2017. "Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Corporate Sosial Responsibility

Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)." E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana Vol. 21.1. ISSN: 2302-8556.

Effendi, Muh. Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance teori dan

implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Fadhilah, Rahmi. 2014. "Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance." Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, Vol. 2, No.1.

Fahmi, Irham. 2013. Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Firmansyah, R. Dudi Pratomo dan Siska Yudowati. 2016. "Pengaruh Komisaris

Independen dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba." e-Proceeding

of Management : Vol.3, No.2 Agustus 2016. ISSN: 2355-9357.

Fitria, Neneng. 2015. "Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan

Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan

dan Leverage Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi

Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Food and Beverages yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014)."

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Edisi 7. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Hanum, Hashemi Rodhian dan Zulaikha. 2013. "Pengaruh Karakteristik Corporate

Governance Terhadap Effective Tax Rate (ETR)." Jurnal Akuntansi

Universitas Diponegoro, Vol. 2, No. 2. ISSN: 2337-3806.

Hery. 2013. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition.

Jakarta: PT. Grasindo.

Istiani, Ariwi. 2016. "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran

Pajak." Undergraduate Thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Istighfarin, Diana dan Wirawati, Ni Gusti Putu. 2015. "Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap Profitabilitas Pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN)." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.13. No.2

Nov. 2015. ISSN: 2302-8556.

Jasmine, Ulfa. 2017. "Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran

Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak." JOM Fekon

Vol.4 No.1(Februari) 2017.

Kurniasih, Tommy, dan Maria M. Ratna Sari. 2013. "Pengaruh Return On Assets,

Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi

Rugi Fiskal pada Tax Avoidance." Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No.

1, Februari 2013. ISSN: 1410-4628.

Magdalena, Marlina. 2018. "Positive Accounting Theory (PAT): Telaah Literatur

Dari Berbagai Perspektif." Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi.

Mahanani, A., Kartika Hendra Titisari dan Siti Nurlaela. 2017. "Pengaruh

Karakter Perusahaan, Sales Growth dan CSR Terhadap Tax Avoidance."

Seminar Nasional IENACO - 2017 ISSN: 2337 - 4349.

Ma'ruf, Mujahid dan Elia Mustikasari. 2018. "Pengaruh Persepsi Wajib Pajak

Orang Pribadi Pekerjaan Bebas Atas Tax Rate dan Penalty Rate Terhadap

Tax Evasion." Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 03, No.

01 (2018).

Ngadiman dan Puspitasari. 2014. "Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional

Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak." Jurnal

Akuntansi/Volume XVIII, No. 03, September 2014.

Nugraheni, Agustina Dewi dan Agus Purwanto. 2015. "Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada

Wajib Pajak di Kota Magelang." Diponegoro Journal Of Accounting

Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015. ISSN (Online): 2337-3806.

Pohan, Chairil Anwar. 2017. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak

dan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Prakorsa, Kesit Bambang. 2014. "Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga

dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia."

Simposium Nasional Akuntansi XVII.

Pratama, Dendy Octavian. 2015. "Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan." Undergraduate

Thesis, Stie Perbanas Surabaya.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Putra, I Gst Ln Ngr Dwi Cahyadi dan Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryan. 2016.

"Pengaruh Komisaris Independen, Leverage, Size Dan Capital Intensity

Ratio Pada Tax Avoidance." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Vol.17.1. Oktober (2016).

Putri, V. R. dan Putra, B. I. 2017. "Pengaruh Leverage, Profitability, Ukuran

Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax

Avoidance." Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 19, No. 1,

Juni 2017.

Putri, Vidiyanna Rizal. 2018. "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Effective Tax

Rate." Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 11, No. 1, Mei 2018.

Rosalia, Y., & Sapari. 2017. "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Corporate

Governance Terhadap Penghindaran Pajak." Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi Volume 6, Nomor 3, Maret 2017 ISSN : 2460-0585.

Savero, Daniel Oscar. 2017. "Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit,

Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Integritas Laporan Keuangan." JOM Fekon Vol. 4 No.1.

Suandy, Early. 2013. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumarsan, Thomas. 2015. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Indeks.

Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Jakarta:

CAPS.

Suwandi. 2017. “Literasi abu-abu dalam perpustakaan.” Jurnal Iqra’ Volume 11

No.01.

Wardani, Dyah Ayu. 2019. "Pengaruh Komite Audit, Leverage, Return On Assets,

Ukuran Perusahaan dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance." Skripsi

Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Winata, Fenny. 2014. "Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance

Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013."

Tax & Accounting Review, Vol. 4, No. 1.

Wulandari, Chantika Dyah Putri. 2018. "Pengaruh Profitabilitas, Komite Audit,

Kualitas Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Dewan

Direksi Dan Financial Distress, Terhadap Penghindaran Pajak." Skripsi

Thesis, Universitas Islam Indonesia.

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Putusan Pengadilan Pajak No. PUT.29050/PP/M.III/13/2011.

Peraturan Nomor IX.1.5 dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam

Nomor : Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Komite Audit.

UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat 5.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015 tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Pasal 4.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi

dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik Pasal 20 ayat 3.

www.idx.co.id

www.britama.com

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi:

Nama : Aldo Paniadi

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Desember 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Buddha

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Dr. Sintanala No. 12 B, Kel. Karangsari, Kec.

Neglasari. Tangerang, Banten - 15121.

Nomor Telepon : 085959702647

Email : [email protected]

IPK Terakhir : 3.76

Riwayat Pendidikan:

TK : TK Dharma Widya

SD : SD Dharma Widya

SMP/MTS : SMP Dharma Widya

SMA/SMK/MA : SMK Dharma Widya

Universitas : Universitas Buddhi Dharma

Riwayat Pekerjaan:

Juni 2016 - Sekarang : PT. Subur Makmur Sentosa (Toserba Subur)

Tangerang, 20 Desember 2019

Aldo Paniadi

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

Jenis Industri

1 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia,

Tbk.

Makanan dan Minuman

2 DLTA PT. Delta Djakrta Tbk. Makanan dan Minuman

3 ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk.

Makanan dan Minuman

4 INDF PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Makanan dan Minuman

5 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia

Tbk.

Makanan dan Minuman

6 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. Makanan dan Minuman

7 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo

Tbk.

Makanan dan Minuman

8 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. Makanan dan Minuman

9 ASII PT. Astra International Tbk. Otomotif dan Komponen

10 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. Otomotif dan Komponen

11 INDS PT. Indospring Tbk. Otomotif dan Komponen

12 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. Otomotif dan Komponen

Lampiran 1I

Tabel Data Keseluruhan

NO KODE

SAHAM TAHUN KA DKI ROA ETR

1 CEKA

2016 3 0,33333 0,17511 0,12641

2017 3 0,33333 0,07713 0,24983

2018 3 0,33333 0,07926 0,24916

2 DLTA

2016 3 0,40000 0,21248 0,22180

2017 3 0,40000 0,20865 0,24183

2018 3 0,40000 0,22194 0,23370

3 ICBP

2016 3 0,50000 0,12564 0,37396

2017 3 0,50000 0,11206 0,31948

2018 3 0,50000 0,13556 0,27704

4 INDF

2016 3 0,37500 0,06409 0,34295

2017 3 0,37500 0,05851 0,34034

2018 3 0,37500 0,05140 0,33371

5 MLBI

2016 3 0,57143 0,43170 0,25607

2017 3 0,50000 0,52670 0,25727

2018 3 0,50000 0,42388 0,26742

6 MYOR

2016 3 0,40000 0,10746 0,24761

2017 3 0,40000 0,10934 0,25421

2018 3 0,40000 0,10007 0,26092

7 ROTI

2016 3 0,33333 0,09583 0,24265

2017 3 0,33333 0,02969 0,27281

2018 3 0,33333 0,02894 0,31971

8 SKBM

2016 3 0,33333 0,02251 0,26824

2017 3 0,33333 0,01595 0,18515

2018 3 0,33333 0,00901 0,23616

9 ASII

2016 4 0,33333 0,06989 0,17755

2017 4 0,36364 0,07835 0,20657

2018 4 0,30000 0,07941 0,21783

10 AUTO

2016 3 0,37500 0,03308 0,25502

2017 3 0,37500 0,03711 0,20981

2018 3 0,37500 0,04285 0,23058

11 INDS

2016 3 0,33333 0,02000 0,17598

2017 3 0,33333 0,04668 0,29126

2018 3 0,33333 0,04459 0,19951

12 SMSM

2016 3 0,33333 0,22262 0,23708

2017 3 0,50000 0,22718 0,22885

2018 3 0,50000 0,22635 0,23551

Lampiran 1II

Tabel Jumlah Komite Audit

KODE NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 3 3 3

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 3 3 3

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3 3 3

INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 3 3 3

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 3 3

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 3 3 3

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 3 3 3

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 3 3 3

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 4 4

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 3 3

INDS PT. Indospring Tbk. 3 3 3

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 3 3 3

Lampiran IV

Tabel Perhitungan Dewan Komisaris Independen

KODE NAMA PERUSAHAAN

2016

JUMLAH

DKI

JUMLAH

DK DKI

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia

Tbk. 1 3 0,33333

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000

ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. 3 6 0,50000

INDF PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. 3 8 0,37500

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 4 7 0,57143

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo

Tbk. 1 3 0,33333

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 12 0,33333

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500

INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 3 0,33333

KODE NAMA PERUSAHAAN

2017

JUMLAH

DKI

JUMLAH

DK DKI

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia

Tbk. 1 3 0,33333

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000

ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. 3 6 0,50000

INDF PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. 3 8 0,37500

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 6 0,50000

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo

Tbk. 1 3 0,33333

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 4 11 0,36364

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500

INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 2 0,50000

KODE NAMA PERUSAHAAN

2018

JUMLAH

DKI

JUMLAH

DK DKI

CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia

Tbk. 1 3 0,33333

DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 2 5 0,40000

ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. 3 6 0,50000

INDF PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. 3 8 0,37500

MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 3 6 0,50000

MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 2 5 0,40000

ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo

Tbk. 1 3 0,33333

SKBM PT. Sekar Bumi TBk. 1 3 0,33333

ASII PT. Astra Internasional Tbk. 3 10 0,30000

AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 3 8 0,37500

INDS PT. Indospring Tbk. 1 3 0,33333

SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 1 2 0,50000

Lampiran V

Tabel Perhitungan Profitabilitas

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2016

LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA

CEKA

PT. Wilmar

Cahaya

Indonesia Tbk.

249.697.013.626 1.425.964.152.418 0,17511

DLTA PT. Delta

Djakarta Tbk. 254.509.268.000 1.197.796.650.000 0,21248

ICBP

PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk.

3.631.301.000.000 28.901.948.000.000 0,12564

INDF

PT. Indofood

Sukses Makmur

Tbk.

5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,06409

MLBI

PT. Multi

Bintang

Indonesia Tbk.

982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,43170

MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,10746

ROTI

PT. Nippon

Indosari

Corpindo Tbk.

279.777.368.831 2.919.640.858.718 0,09583

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 22.545.456.050 1.001.657.012.004 0,02251

ASII

PT. Astra

Internasional Tbk.

18.302.000.000.000 261.855.000.000.000 0,06989

AUTO PT. Astra

Otoparts Tbk. 483.421.000.000 14.612.274.000.000 0,03308

INDS PT. Indospring

Tbk. 49.556.367.334 2.477.272.502.538 0,02000

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 502.000.000.000 2.255.000.000.000 0,22262

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2017

LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA

CEKA PT. Wilmar

Cahaya

Indonesia Tbk.

107.420.886.839 1.392.636.444.501 0,07713

DLTA PT. Delta

Djakarta Tbk. 279.772.635.000 1.340.842.765.000 0,20865

ICBP

PT. Indofood

CBP Sukses

Makmur Tbk.

3.543.173.000.000 31.619.514.000.000 0,11206

INDF PT. Indofood

Sukses Makmur

Tbk.

5.145.063.000.000 87.939.488.000.000 0,05851

MLBI

PT. Multi

Bintang Indonesia Tbk.

1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,52670

MYOR PT. Mayora

Indah Tbk. 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,10934

ROTI PT. Nippon

Indosari

Corpindo Tbk.

135.364.021.139 4.559.573.709.411 0,02969

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 25.880.464.791 1.623.027.475.045 0,01595

ASII

PT. Astra

Internasional

Tbk.

23.165.000.000.000 295.646.000.000.000 0,07835

AUTO PT. Astra

Otoparts Tbk. 547.781.000.000 14.762.309.000.000 0,03711

INDS PT. Indospring

Tbk. 113.639.539.901 2.434.617.337.849 0,04668

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 555.000.000.000 2.443.000.000.000 0,22718

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2018

LABA BERSIH TOTAL ASSETS ROA

CEKA

PT. Wilmar

Cahaya

Indonesia Tbk.

92.649.656.775 1.168.956.042.706 0,07926

DLTA

PT. Delta

Djakarta Tbk.

338.129.985.000 1.523.517.170.000 0,22194

ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk.

4.658.781.000.000 34.367.153.000.000 0,13556

INDF PT. Indofood

Sukses Makmur

Tbk.

4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,05140

MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk.

1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,42388

MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,10007

ROTI

PT. Nippon

Indosari

Corpindo Tbk.

127.171.436.363 4.393.810.380.883 0,02894

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 15.954.632.472 1.771.365.972.009 0,00901

ASII

PT. Astra

Internasional Tbk.

27.372.000.000.000 344.711.000.000.000 0,07941

AUTO PT. Astra

Otoparts Tbk. 680.801.000.000 15.889.648.000.000 0,04285

INDS PT. Indospring

Tbk. 110.686.883.366 2.482.337.567.967 0,04459

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 634.000.000.000 2.801.000.000.000 0,22635

Lampiran VI

Tabel Perhitungan Tax Avoidance

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2016

BBN PJK

PENGH PEND SBLM PJK ETR

CEKA PT. Wilmar

Cahaya Indonesia

Tbk.

36.130.823.829 285.827.837.455 0,12641

DLTA PT. Delta Djakarta

Tbk. 72.538.386.000 327.047.654.000 0,22180

ICBP

PT. Indofood CBP

Sukses Makmur

Tbk.

1.357.953.000.000 3.631.301.000.000 0,37396

INDF PT. Indofood

Sukses Makmur

Tbk.

2.532.747.000.000 7.385.228.000.000 0,34295

MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk. 338.057.000.000 1.320.186.000.000 0,25607

MYOR PT. Mayora Indah

Tbk. 457.007.141.573 1.845.683.269.238 0,24761

ROTI PT. Nippon

Indosari Corpindo

Tbk.

89.639.472.867 369.416.841.698 0,24265

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 8.264.494.258 30.809.950.308 0,26824

ASII PT. Astra

Internasional Tbk. 3.951.000.000.000 22.253.000.000.000 0,17755

AUTO PT. Astra Otoparts

Tbk. 165.486.000.000 648.907.000.000 0,25502

INDS PT. Indospring

Tbk. 10.583.748.495 60.140.115.829 0,17598

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 156.000.000.000 658.000.000.000 0,23708

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2017

BBN PJK

PENGH PEND SBLM PJK ETR

CEKA

PT. Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk.

35.775.052.527 143.195.939.366 0,24983

DLTA PT. Delta Djakarta

Tbk. 89.240.218.000 369.012.853.000 0,24183

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk.

1.663.388.000.000 5.206.561.000.000 0,31948

INDF

PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk.

2.513.491.000.000 7.385.228.000.000 0,34034

MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk. 457.953.000.000 1.780.020.000.000 0,25727

MYOR PT. Mayora Indah

Tbk. 555.930.772.581 2.186.884.603.474 0,25421

ROTI

PT. Nippon

Indosari Corpindo Tbk.

50.783.313.391 186.147.334.530 0,27281

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 5.880.557.363 31.761.022.154 0,18515

ASII PT. Astra

Internasional Tbk. 6.031.000.000.000 29.196.000.000.000 0,20657

AUTO PT. Astra Otoparts

Tbk. 180.762.000.000 861.563.000.000 0,20981

INDS PT. Indospring

Tbk. 46.701.314.660 160.340.854.561 0,29126

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 165.000.000.000 721.000.000.000 0,22885

KODE NAMA

PERUSAHAAN

2018

BBN PJK

PENGH PEND SBLM PJK ETR

CEKA

PT. Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk.

30.745.155.584 123.394.812.359 0,24916

DLTA PT. Delta Djakarta

Tbk. 103.118.133.000 441.248.118.000 0,23370

ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk.

1.786.004.000.000 6.446.785.000.000 0,27704

INDF PT. Indofood

Sukses Makmur 2.485.115.000.000 7.446.966.000.000 0,33371

MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk. 447.105.000.000 1.671.912.000.000 0,26742

MYOR PT. Mayora Indah

Tbk. 621.507.918.551 2.381.942.198.855 0,26092

ROTI

PT. Nippon

Indosari Corpindo

Tbk.

59.764.888.552 186.936.324.915 0,31971

SKBM PT. Sekar Bumi

TBk. 4.932.821.175 20.887.453.647 0,23616

ASII PT. Astra

Internasional Tbk. 7.623.000.000.000 34.995.000.000.000 0,21783

AUTO PT. Astra Otoparts

Tbk. 164.155.000.000 711.936.000.000 0,23058

INDS PT. Indospring

Tbk. 37.295.885.405 186.936.324.915 0,19951

SMSM PT. Selamat

Sempurna Tbk. 195.000.000.000 828.000.000.000 0,23551

Lampiran VII

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Lampiran VIII

Hasil Uji Normalitas

Lampiran IX

Hasil Uji Normal Probability Plot

Lampiran X

Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran XI

Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran XII

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran XIII

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Lampiran XIV

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran XV

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Lampiran XVI

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

1

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2016 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2016 Notes 2015

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 20.679.220.743 2b,2r,4,32 10.820.166.513 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 151.368.707.677 2d,2r,5,32 89.004.428.852 Third parties Pihak berelasi 130.991.926.631 2c,2d,2r,12a,32 171.188.910.213 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 94.521 2r,6,32 15.642.366 Third parties Pihak berelasi 36.920.976 2c,2r,12b,32 960.981.121 Related parties Persediaan 556.574.980.730 2e,7 424.593.167.957 Inventories Pinjaman kepada pihak berelasi - 2c,2r,12d,32 237.095.000.000 Loan to a related party Uang muka pembelian 38.892.267.606 8 52.691.194.628 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 202.396.062.690 2m,16a 263.362.072.178 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 2.925.070.496 2f,9 3.287.510.517 Other current assets

Jumlah aset lancar 1.103.865.252.070 1.253.019.074.345 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 33.941.269.534 2m,16g - Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 70.189.553.666 2m,16a 9.504.248.879 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp199.281.408.783 Rp199,281,408,783 (2015: Rp178.473.645.540) 215.976.492.549 2g,11 221.003.080.305 (2015: Rp178,473,645,540) Aset tidak lancar lainnya 1.991.584.599 2r,10,12c,32 2.299.806.486 Other non-current assets

Jumlah aset tidak lancar 322.098.900.348 232.807.135.670 Total non-current assets

JUMLAH ASET 1.425.964.152.418 1.485.826.210.015 TOTAL ASSETS

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

2

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2016 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2016 Notes 2015

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 69.908.371.802 2r,13,32 26.442.405.284 Third parties Pihak berelasi 37.835.858.847 2c,2r,12e,32 59.482.001.635 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 17.402.137.798 2r,14,32 17.989.684.467 Third parties Pihak berelasi 1.371.091.594 2c,2r,12f,32 3.061.803.462 Related parties Uang muka penjualan 4.978.591.329 15 6.981.982.939 Sales advances Utang pajak 30.884.338.994 2m,16b 11.571.233.229 Taxes payable Beban akrual 16.542.057.582 2r,17,32 18.569.340.199 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 14.787.572.255 2r,20,32 17.117.054.043 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 309.700.000.000 2r,18,32 639.068.781.247 Short-term bank loans Utang dividen 798.746.875 2p,2r,19,32 798.746.875 Dividends payable Pinjaman dari pihak berelasi - 2c,2r,12g,32 15.388.267.872 Loans from related parties

Jumlah liabilitas jangka pendek 504.208.767.076 816.471.301.252 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 33.835.271.614 2i,20 24.216.604.614 benefit liabilities Liabilitas pajak tangguhan - neto - 2m,16g 5.244.789.797 Deferred tax liability - net

Jumlah liabilitas jangka panjang 33.835.271.614 29.461.394.411 Total non-current liabilities

JUMLAH LIABILITAS 538.044.038.690 845.932.695.663 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Modal saham - nilai nominal 2015: Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (8.049.706.698) 23 (6.379.292.448 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 7.280.025.067 23 6.780.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 629.986.801.450 380.789.787.824 Unappropriated

JUMLAH EKUITAS 887.920.113.728 639.893.514.352 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.425.964.152.418 1.485.826.210.015 AND EQUITY

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

3

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2016 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND

OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2016

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

Catatan/ 2016 Notes 2015

PENJUALAN NETO 4.115.541.761.173 2l,24 3.485.733.830.354 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.680.603.252.346) 2l,25 (3.186.844.410.552 ) COST OF GOODS SOLD

LABA BRUTO 434.938.508.827 298.889.419.802 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (72.368.779.720) 2l,26 (61.191.765.268 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (42.737.216.576) 2l,27 (41.743.723.416 ) expenses Rugi selisih kurs - neto (1.035.822.973) 2k (28.941.733.819 ) Loss on foreign exchange - net Laba penjualan aset tetap 70.156.251 2l,11 98.006.279 Gain on sale of fixed assets Lain-lain - neto (307.478.822) 2l,28 435.248.017 Others - net

Jumlah beban usaha (116.379.141.840) (131.343.968.207 ) Total operating expenses

LABA USAHA 318.559.366.987 167.545.451.595 OPERATING PROFIT

(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 5.943.400.249 2l,12h 9.711.242.205 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (37.831.922) (25.766.532 ) Final tax on interest income

Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 5.905.568.327 9.685.475.673 Interest income - net of final tax Beban bunga (38.637.097.859) 2l,12i (34.959.573.378 ) Interest expense

Beban lain-lain - neto (32.731.529.532) (25.274.097.705 ) Other expenses - net

LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 285.827.837.455 142.271.353.890 INCOME TAX

(BEBAN)/MANFAAT PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX (EXPENSE)/BENEFIT Kini (74.760.078.410) 2m,16a,16d (36.447.040.119 ) Current Tangguhan 38.629.254.581 2m,16d 725.133.209 Deferred

Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (36.130.823.829) (35.721.906.910 ) tax expense

LABA TAHUN BERJALAN 249.697.013.626 106.549.446.980 PROFIT FOR THE YEAR

Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti (2.227.219.000) 2i,20 (5.609.473.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait 556.804.750 2i,2m,16g 1.402.368.250 Related deferred tax

Jumlah kerugian komprehensif Total other comprehensive lainnya (1.670.414.250) (4.207.104.750) loss

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 248.026.599.376 102.342.342.230 INCOME FOR THE YEAR

Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 420 2n,29 179 Profit for the year

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan

untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2016 and for the year then ended

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan

The Boards of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut.

The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2016 and 2015 are as follows.

31 Desember/December 31 2016 2015

Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erry Tjuatja Ricky Hermanto Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Dewan Direksi Board of Directors Presiden Direktur Erik Erik President Director Direktur Tonny Muksim Tonny Muksim Director Direktur Jinnawati Jinnawati Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 5 tanggal 15 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2016 were based on Notarial Deed No. 5 dated June 15, 2016 of Dr. Franciscus Xavierius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 9 Juli 2015 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Boards of Commisioners and Directors as of December 31, 2015 were based on Notarial Deed No. 8 dated July 9, 2015 of Dr. Franciscus Xavierius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2016 and 2015 were as follows:

Komite Audit Audit Committe Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member

Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.

The Company’s key Management are Commisioners and Directors.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Perusahaan mempunyai masing-masing 405 dan 412 karyawan tetap - tidak diaudit.

As of December 31, 2016 and 2015, the Company had 405 and 412 permanent employees - unaudited, respectively.

Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan

Completion and approval of financial statements

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Maret 2017.

The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Board of Directors of the Company on March 21, 2017.

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

1

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2017 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2017 Notes 2016

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 12.814.873.232 2b,2r,4,32 20.679.220.743 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 224.844.132.712 2d,2r,5,32 151.368.707.677 Third parties Pihak berelasi 65.062.484.489 2c,2d,2r,12a,32 130.991.926.631 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 28.281.251 2r,6,32 94.521 Third parties Pihak berelasi - 2c,2r,12b,32 36.920.976 Related parties Persediaan - neto 415.268.436.704 2e,7 556.574.980.730 Inventories - net Uang muka pembelian 34.137.752.724 8 38.892.267.606 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 234.678.710.477 2m,16a 202.396.062.690 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 1.645.285.960 2f,9 2.925.070.496 Other current assets

Jumlah aset lancar 988.479.957.549 1.103.865.252.070 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 32.931.393.532 2m,16g 33.941.269.534 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 120.188.903.254 2m,16a 70.189.553.666 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp218.812.798.901 Rp218,812,798,901 (2016: Rp199.281.408.783) 212.312.805.803 2g,11 215.976.492.549 (2016: Rp199,281,408,783) Aset tidak lancar lainnya 38.723.384.363 2r,10, 32 1.991.584.599 Other non-current assets

Jumlah aset tidak lancar 404.156.486.952 322.098.900.348 Total non-current assets

JUMLAH ASET 1.392.636.444.501 1.425.964.152.418 TOTAL ASSETS

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

2

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2017 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2017 Notes 2016

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 50.541.533.995 2r,13,32 69.908.371.802 Third parties Pihak berelasi 79.394.188.852 2c,2r,12c,32 37.835.858.847 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 19.573.601.555 2r,14,32 17.402.137.798 Third parties Pihak berelasi 1.804.728.990 2c,2r,12d,32 1.371.091.594 Related parties Uang muka penjualan 6.554.455.644 15 4.978.591.329 Sales advances Utang pajak 1.949.987.618 2m,16b 30.884.338.994 Taxes payable Beban akrual 12.204.771.091 2r,17,32 16.542.057.582 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 14.456.434.592 2i,2r,20,32 14.787.572.255 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 256.958.573.608 2r,18,32 309.700.000.000 Short-term bank loans Utang dividen 944.801.875 2p,2r,19,32 798.746.875 Dividends payable

Jumlah liabilitas jangka pendek 444.383.077.820 504.208.767.076 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 45.209.179.614 2i,20 33.835.271.614 benefit liabilities

JUMLAH LIABILITAS 489.592.257.434 538.044.038.690 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (11.096.520.198) 23 (8.049.706.698 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 7.530.025.067 23 7.280.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 647.907.688.289 629.986.801.450 Unappropriated

JUMLAH EKUITAS 903.044.187.067 887.920.113.728 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.392.636.444.501 1.425.964.152.418 AND EQUITY

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

3

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND

OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2017

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

Catatan/ 2017 Notes 2016

PENJUALAN NETO 4.257.738.486.908 2l,24 4.115.541.761.173 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.973.458.868.193) 2l,25 (3.680.603.252.346 ) COST OF GOODS SOLD

LABA BRUTO 284.279.618.715 434.938.508.827 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (72.724.361.949) 2l,26 (72.368.779.720 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (51.447.784.731) 2l,27 (42.737.216.576 ) expenses Rugi selisih kurs - neto (508.123.495) 2k,2l (1.035.822.973 ) Loss on foreign exchange - net Gain on derecognition Laba pelepasan aset tetap 293.261.113 2l,11 70.156.251 of fixed assets Lain-lain - neto 1.087.253.800 2l,28 (307.478.822 ) Others - net

Jumlah beban usaha (123.299.755.262) (116.379.141.840 ) Total operating expenses

LABA USAHA 160.979.863.453 318.559.366.987 OPERATING PROFIT

(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 235.965.923 2l,12e,12h 5.943.400.249 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (47.212.364) (37.831.922 ) Final tax on interest income

Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 188.753.559 5.905.568.327 Interest income - net of final tax Beban bunga (17.972.677.646) 2l,12f,12h (38.637.097.859 ) Interest expense

Beban lain-lain - neto (17.783.924.087) (32.731.529.532 ) Other expenses - net

LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 143.195.939.366 285.827.837.455 INCOME TAX

BEBAN PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX EXPENSE Kini (33.749.572.025) 2m,16d (74.760.078.410 ) Current Tangguhan (2.025.480.502) 2m,16d 38.629.254.581 Deferred

Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (35.775.052.527) (36.130.823.829 ) tax expense

LABA TAHUN BERJALAN 107.420.886.839 249.697.013.626 PROFIT FOR THE YEAR

Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti (4.062.418.000) 2i,20 (2.227.219.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait 1.015.604.500 2i,2m,16g 556.804.750 Related deferred tax

Jumlah kerugian komprehensif Total other comprehensive lainnya (3.046.813.500) (1.670.414.250) loss

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 104.374.073.339 248.026.599.376 INCOME FOR THE YEAR

Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 181 2n,29 420 Profit for the year

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2017 dan

untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2017 and for the year then ended

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan

The Board of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut.

The composition of the Board of Commisioners and Directors as of December 31, 2017 and 2016 are as follows.

31 Desember/December 31

2017 2016

Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erik Erry Tjuatja Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Direksi Directors Presiden Direktur Erry Tjuatja Erik President Director Direktur Tonny Muksim, S.E, MM. Tonny Muksim, S.E, MM. Director Direktur Hairuddin Halim Jinnawati Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 21 Juni 2017 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2017 were based on Notarial Deed No. 7 dated June 21, 2017 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 13 Juli 2016 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2016 were based on Notarial Deed No. 2 dated July 13, 2016 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2017 and 2016 were as follows:

Komite Audit Audit Committee Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member

Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.

The Company’s key Management are Commissioners and Directors.

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Perusahaan mempunyai masing-masing 384 dan 405 karyawan tetap - tidak diaudit.

As of December 31, 2017 and 2016, the Company had 384 and 405 permanent employees - unaudited, respectively.

Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan Completion and approval of financial statements

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 7 Maret 2018.

The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Directors of the Company on March 7, 2018.

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

1

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2018 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2018 Notes 2017

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 1.010.163.064 2b,2r,4,32 12.814.873.232 Cash on hand and in banks Piutang usaha Trade receivables Pihak ketiga 145.708.854.828 2d,2r,5,32 224.844.132.712 Third parties Pihak berelasi 144.237.416.391 2c,2d,2r,12a,32 65.062.484.489 Related parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak ketiga 3.918.884 2r,6,32 28.281.251 Third parties Persediaan - neto 332.754.905.703 2e,7 415.268.436.704 Inventories - net Uang muka pembelian 25.679.195.689 8 34.137.752.724 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 158.500.566.913 2m,16a 234.678.710.477 Prepaid taxes Aset lancar lainnya 1.271.429.200 2f,9 1.645.285.960 Other current assets

Jumlah aset lancar 809.166.450.672 988.479.957.549 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - neto 26.836.292.629 2m,16g 32.931.393.532 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 131.369.704.653 2m,16a 120.188.903.254 Estimated claims for refundable tax Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp241.170.001.213 Rp241,170,001,213 (2017:Rp 218.812.798.901) 200.024.117.988 2g,11 212.312.805.803 (2017: Rp218,812,798,901) Aset tidak lancar lainnya 1.559.476.764 2r,10, 32 38.723.384.363 Other non-current assets

Jumlah aset tidak lancar 359.789.592.034 404.156.486.952 Total non-current assets

JUMLAH ASET 1.168.956.042.706 1.392.636.444.501 TOTAL ASSETS

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

2

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2018 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ 2018 Notes 2017

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade payables Pihak ketiga 37.801.283.119 2r,13,32 50.541.533.995 Third parties Pihak berelasi 32.772.323.953 2c,2r,12b,32 79.394.188.852 Related parties Utang lain-lain Other payables Pihak ketiga 18.349.249.834 2r,14,32 19.573.601.555 Third parties Pihak berelasi 1.139.646.384 2c,2r,12c,32 1.804.728.990 Related parties Uang muka penjualan 13.259.423.792 15 6.554.455.644 Sales advances Utang pajak 15.398.067.378 2m,16b 1.949.987.618 Taxes payable Beban akrual 10.856.771.632 2r,17,32 12.204.771.091 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee jangka pendek 18.126.886.581 2i,2r,20,32 14.456.434.592 benefit liabilities Pinjaman bank jangka pendek 9.543.521.202 2r,18,32 256.958.573.608 Short-term bank loans Utang dividen 1.008.418.375 2p,2r,19,32 944.801.875 Dividends payable

Jumlah liabilitas jangka pendek 158.255.592.250 444.383.077.820 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY Liabilitas imbalan kerja Long-term employee jangka panjang 34.052.874.614 2i,20 45.209.179.614 benefit liabilities

JUMLAH LIABILITAS 192.308.466.864 489.592.257.434 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Rp250 per saham Rp250 per share Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 21 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,22 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya (3.367.788.198) 23 (11.096.520.198 ) Other equity component Saldo laba Retained earnings Ditentukan Appropriated untuk cadangan umum 8.030.025.067 23 7.530.025.067 for general reserve Belum ditentukan penggunaannya 713.282.345.064 647.907.688.289 Unappropriated

JUMLAH EKUITAS 976.647.575.842 903.044.187.067 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 1.168.956.042.706 1.392.636.444.501 AND EQUITY

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

3

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND

OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the year ended December 31, 2018

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

Catatan/ 2018 Notes 2017

PENJUALAN NETO 3.629.327.583.572 2l,24 4.257.738.486.908 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN (3.354.976.550.553) 2l,25 (3.973.458.868.193 ) COST OF GOODS SOLD

LABA BRUTO 274.351.033.019 284.279.618.715 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Beban penjualan (77.735.839.903) 2l,26 (72.724.361.949 ) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (62.839.760.948) 2l,27 (51.447.784.731 ) expenses Gain/(loss) on foreign Laba/(rugi) selisih kurs - neto 523.158.557 2k,2l (508.123.495 ) exchange - net Gain on sales Laba penjualan aset tetap 978.683.950 2l,11 293.261.113 of fixed assets Lain-lain - neto 1.562.361.087 2l,28 1.087.253.800 Others - net

Jumlah beban usaha (137.511.397.257) (123.299.755.262 ) Total operating expenses

LABA USAHA 136.839.635.762 160.979.863.453 OPERATING PROFIT

(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN OTHER (EXPENSES)/INCOME Pendapatan bunga 85.822.820 2l 235.965.923 Interest income Pajak final atas pendapatan bunga (17.164.296) (47.212.364 ) Final tax on interest income

Pendapatan bunga - neto setelah dikurangi pajak final 68.658.524 188.753.559 Interest income - net of final tax Beban bunga (13.513.481.927) 2l (17.972.677.646 ) Interest expense

Beban lain-lain - neto (13.444.823.403) (17.783.924.087 ) Other expenses - net

LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE CORPORATE PENGHASILAN BADAN 123.394.812.359 143.195.939.366 INCOME TAX

BEBAN PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN TAX EXPENSE Kini (27.226.298.681) 2m,16d (33.749.572.025 ) Current Tangguhan (3.518.856.903) 2m,16d (2.025.480.502 ) Deferred

Jumlah beban pajak Total corporate income penghasilan badan (30.745.155.584) (35.775.052.527 ) tax expense

LABA TAHUN BERJALAN 92.649.656.775 107.420.886.839 PROFIT FOR THE YEAR

Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income: Pos-pos yang tidak akan Items that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined imbalan kerja manfaat pasti 10.304.976.000 2i,20 (4.062.418.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait (2.576.244.000) 2i,2m,16g 1.015.604.500 Related deferred tax

Jumlah laba/(rugi) Total other comprehensive komprehensif lainnya 7.728.732.000 (3.046.813.500) income/(loss)

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 100.378.388.775 104.374.073.339 INCOME FOR THE YEAR

Laba per saham dasar: Basic profit per share: Laba tahun berjalan 156 2n,29 181 Profit for the year

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2018 dan

untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2018 and for the year then ended

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan

The Board of Commissioners and Directors, the Audit Committee, and Employees

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut.

The composition of the Board of Commisioners and Directors as of December 31, 2018 and 2017 are as follows.

31 Desember/December 31

2018 2017

Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris Hendri Saksti Hendri Saksti President Commissioner Komisaris Erik Erik Commissioner Komisaris Independen Mayjend. (Purn) Drs. Mayjend. (Purn) Drs. Independent Commissioner Hendardji Soepandji, S.H. Hendardji Soepandji, S.H. Direksi Directors Presiden Direktur Erry Tjuatja Erry Tjuatja President Director Direktur Tonny Muksim, S.E, MM. Tonny Muksim, S.E, MM. Director Direktur Hairuddin Halim Hairuddin Halim Director Direktur Independen Johannes, S.H. Johannes, S.H. Independent Director

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 11 tanggal 7 Juni 2018 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2018 were based on Notarial Deed No. 11 dated June 7, 2018 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 21 Juni 2017 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

The composition of Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2017 were based on Notarial Deed No. 7 dated June 21, 2017 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notary in Jakarta.

Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2018 and 2017 were as follows:

Komite Audit Audit Committee Ketua Mayjend. (Purn) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. Chairman Anggota Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA. Member Anggota Beny Suharsono, S.E., MM. Member

Manajemen kunci Perusahaan meliputi Komisaris dan Direksi.

The Company’s key Management are Commissioners and Directors.

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Perusahaan mempunyai masing-masing 390 dan 384 karyawan tetap - tidak diaudit.

As of December 31, 2018 and 2017, the Company had 390 and 384 permanent employees - unaudited, respectively.

Penyelesaian dan persetujuan laporan keuangan Completion and approval of financial statements

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 15 Maret 2019.

The Company’s management is responsible for the preparation and fair presentation of these financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which were completed and authorized for issuance by the Directors of the Company on March 15, 2019.


Top Related