Download - Materi Neraca dan Laporan Arus Kas
AKUNTANSI KEUANGAN I
Kegunaan dan Keterbatasan Neraca dan Laporan Arus Kas,
Klasifikasi Komponen Neraca dan Arus Kas, dan Penyusunan Neraca
dan Laporan Arus Kas
Kelompok 10
Nama Kelompok :
A.A. Gede Raka Plasa N. (0915351128)
Putu Teddy Arthawan (1215351003)
I Made Arya Putra Bharata (1215351018)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2014
KEGUNAAN DAN KETERBATASAN NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS
NERACA
Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para
akuntan adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas
bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga
sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada
suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian yang
seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya
yang dimiliki perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban
dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya
yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau
sisi kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun.
Seorang akuntan yang menyusun sebuah neraca yang tidak seimbang
mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan
melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka
neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas dimasa yang akan datang.
1. Kegunaan Neraca
Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca merupakan dasar
untuk menhitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur
modal perusahaan. Dalam hal ini neraca dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis likuiditas, solvensi dan fleksibilitas keuangan
perusahaan.
Likuiditas, menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakana
akan dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya
dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Kreditor
sangat berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek,
seperti ratio kas terhadap kewajiban jangka pendek, karena ratio
ini mengindikasikan apakah perusahaan akan memiliki sumber daya
untuk melunasi kewajiban lancarnya dan yang segera jatuh tempo.
Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk
mengevaluasi kemungkinan deviden tunai, atau pembelian kembali
saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, semakin kecil
resiko kegagalan perusahaan.
Solvensi, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar
hutang hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi
relative terhadap aktiva, maka perusahaan ini memiliki
solvabilitas (solvency) yang lebih rendah disbanding perusahaan
sejenis dengan hutang jagka panjang yang rendah. Solavabilitas
yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relatif lebih
beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar
kewajiban tetap ini.
Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas
mempengaruhi fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan
mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan
penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap
kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang
memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan,
mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali
untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh
tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat
fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui
periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan
peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum
semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko
kegagalan perusahaan.
2. Keterbatasan Neraca
Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat
pada biaya historis atau harga perolehan. Akibatnya, informasi
yang dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih
tinggi di satu sisi, namun disisi lain dikecam karena nilai wajar
saat ini yang lebih releven tidak dilaporkan.
Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan
berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat
suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban
garansi yang harus dicadangkan dan lain-lain.
Off-Balance-Sheet. Meningkatnya penggunaan dari pendanaan di
luar neraca (off-balance-sheet). Untuk menghindari pelaporan kewajiban
dalam jumlah yang besar pada neraca perusahaan. Salah satu
tantangan paling signifikan yang dihadapi profesi akuntansi
adalah keterbatasan laporan keuangan, misalnya neraca. Sejumlah
observasi menunjukkan bahwa para pemakai menentang penggantian
model akuntansi berdasar historis dengan akuntansi berdasar nilai
wajar. Akan tetapi, mereka menaganggap bahwa informasi nilai
wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta
untuk jenis industri tertentu.
LAPORAN ARUS KAS
Penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa
depan disajikan sebagai salah satu dari tiga tujuan dasar
pelaporan keuangan. Neraca, laporan laba-rugi, dan laporan
ekuitas pemegang saham masing-masing menyajikan, dalam batas-
batas tertentu dan terpisah-pisah, informasi mengenai arus kas
perusahaan selama suatu periode. Namun, tidak satu pun dari
ketiga laporan ini yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai
semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan
penggunaan kas selama suatu periode. Untuk memenuhi kebutuhan,
FASB mewajibkan entitas bisnis membuat laporan arus kas.
1. Kegunaan Laporan Arus Kas
Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang
menyangkut keberhasilan atau kegagalan perusahaan, namun kas
merupakan darah kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah
perusahaan tidak akan bertahan. Bagi perusahaan kecil dan baru
berkembang, arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting
demi kelangsungan hidup perusahaan. Bahkan perusahaan berukuran
menengah dan besar pun sangat peduli terhadap pengendalian arus
kas.
Kretidur akan memeriksa laporan arus kas dengan seksama
karena mereka mengkhawatirkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi pinjaman. Titik awal yang baik dalam pemeriksaannya
adalah menemukan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas
operasi. Jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi
tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi
untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari luar.
Sebaliknya, jika jumlah kas bersih yang dihasilkan oleh
aktivitas operasi rendah atau negatif, maka hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan kas
yang memadai secara internal dari operasinya, dan dengan
demikian, harus meminjam atau menerbitkan sekuritas ekuitas
untuk mendapatkan kas tambahan untuk membayar tagihannya.
Akibatnya, kreditor akan menggunakan laporan arus kas untuk
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Seberapa sukses perusahaan menghasilkan kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi?
b. Apa kecenderungan dalam arus kas bersih yang disediakan
oleh aktivitas operasi dari waktu ke waktu?
c. Apa penyebab utama munculnya arus kas negatif atau
positif yang disediakan oleh aktivitas operasi?
Perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi bias sangat substansial,
misalnya suatu perusahaan melaporkan angka laba bersih yang
tinggi tetapi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas
operasinya negatif. Akhirnya perusahaan ini mengajukan petisi
kebangkrutan.
Penyebab perbedaan antara laba bersih positif dengan kas
bersih negatif yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah
kenaikan yang substansial dalam piutang dan atau persediaan.
2. Keterbatasan Laporan Arus Kas
a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan
dalam cash flow hanya bersifat tunai.
b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin
kurang fleksibel.
c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun
eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi
estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya
akan terfokus pada budget kas, misalnya kondisi ekonomi
yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi
kewajibanya.
KLASIFIKASI KOMPONEN NERACA DAN ARUS KAS
KLASIFIKASI KOMPONEN NERACA
Neraca yang berklasifikasi mengelompokkan perkiraan-
perkiraan ke dalam subkategori untuk membantu pembaca mendapatkan
perspektif tentang posisi keuangan perusahaan dengan cepat.
Aktiva biasanya diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu aktiva
lancar dan tidak lancar. Kewajiban diklasifikasikan dalam hutang
jangka pendek (lancar) dan hutang jangka panjang. Bagi kebanyakan
perusahaan, lancar berarti tidak lebih dari satu tahun, sedang
tidak lancar berarti lebih dari satu tahun. Dengan demikian,
aktiva dan kewajiban lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat
digunakan dan kewajiban yang diharapkan dapat dibayar dalam waktu
tidak lebih dari satu tahun. Jika lebih dari satu tahun
diklasifikasikan sebagai tidak lancar atau jangka panjang.
Setelah aktiva dan kewajiban diklasifikasikan, selisihnya dapat
ditentukan. Selisih aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut
modal kerja (working capital). Modal kerja adalah cadangan likuid
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa depan.
Pengklasifikasian aktiva dan kewajiban menjadi dua kategori yaitu
lancar dan tidak lancar, kadangkala bersifat arbiter dan
subjektif. Para pemakai laporan keuangan dapat merancang aturan
pembagian kategori yang berbeda. Misalnya beberapa pemakai tidak
memasukkan persediaan ketika mengevaluasi posisi modal kerja
perusahaan. Pada dasarnya pemakai laporan keuangan memiliki
kebebasan untuk menyusun dengan cara yang mereka inginkan.
Walaupun terdapat unsur subjektivitas dalam klasifikasi lancar
dan tidak lancar, namun kepopulerannya sebagai indikator
likuiditas menunjukkan bahwa klasifikasi ini dapat memenuhi
kebutuhan para pemakai dalam pengambilan keputusan.
1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets), adalah kas dan aktiva lainnya
yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau
dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi,
tergantung mana yang lebih lama. Aktiva lancar disajikan dalam
neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos penting dari aktiva
lancar adalah kas (cash), investasi jangka pendek (short term
investment), piutang (account receivable), persediaan (inventory),
pembayaran dimuka (prepayment).
a. Kas (Cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Dimana kas
dilaporkan ? tergantung disposisi dari kas. Suatu kas yang
penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva
lancar, begitu juga kas yang penggunaannya dibatasi untuk
membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, Namun jika
pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain
pelunasan hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai
aktiva lancar, tapi sebagai aktiva lain-lain.
b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke
dalam tiga portfolio yang terpisah untuk tujuan penilaian
dan pelaporan. Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo
(held-to-maturity) dan sekuritas yang tersedia untuk dijual
(available-for-sale) dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
atau tidak lancar tergantung kondisinya, sedang semua
sekuritas diperdagangkan (trading) apakah itu sekuritas hutang
atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan
piutang seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang
tidak tertagih, jumlah dan sifat dari piutang non dagang,
serta setiap piutang yang didiskontokan atau digadaikan
sebagai jaminan harus diidentifikasi dengan jelas.
d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara
tepat, dasar penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya
dan harga pasar, serta metode penetapan harga yaitu FIFO
atau LIFO harus diungkapkan.
e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar
adalah pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang
akan diterima dalam waktu satu tahun atau siklus operasi,
tergantung mana yang lebih panjang.
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva yang tidak
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar
disajikan dalam kelompok yang berbeda-beda, seperti investasi
jangka panjang, property, pabrik dan peralatan, aktiva tidak
berwujud, dan aktiva lainnya.
a. Investasi Jangka Panjang. Investasi yang dimiliki untuk
tujuan jangka panjang seperti untuk memperoleh penghasilan
rutin laba, kendali atas kepemilikan perusahaan
dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas hutang atau ekuitas
yang dibeli untuk tujuan investasi dan tidak untuk dijual
dalam waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai investasi
jangka panjang.
b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment /
PPE), yang berwujud dan bersifat permanen (selain tanah)
digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok
Propert, Pabrik, dan Peralatan dan disajikan pada biaya
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Jika nilai
sekarang dari property berwujud lebih kecil dari biaya
perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan, maka
aktiva tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai
(impairment).
c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang
tidak memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai
tingkat ketidakpastian terkait dengan manfaat masa depannya.
Aktiva ini merupakan hak jangka panjang yang diperoleh
perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tidak
berwujud meliputi goodwill, hak patent, hak cipta, waralaba
(franchise), formula, merek dagang dan sebagainya.
d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang
tidak dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya.
Bentuk aktiva ini sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya
meliputi beban yang ditangguhkan seperti beban pajak yang
ditangguhkan yang terjadi akibat perhitungan laba kena pajak
melebihi laba yang dilaporkan pada periode tersebut, uang
muka kepada anak perusahaan dan lain-lain.
3. Kewajiban
Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka
pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban
jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban
diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan, maka
diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Hutang yang timbul dari
kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam waktu 12
bulan dapat diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang
tersebut akan dibayar dalam satu siklus operasi yang mungkin
lebih dari 12 bulan. Selain hutang usaha dan pinjaman jangka
pendek, kewajiban lancar juga terdiri dari beban-beban yang
masih harus dibayar.
4. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan
kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan
dilikuidasi dalam siklus operasi normal, melainkan akan dibayar
diluar tanggal waktu tersebut. Kewajiban jangka panjang
disajikan dalam beberapa kelompok seperti, hutang obligasi,
wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan,
kewajiban pensiun dan lain-lain. Secara umum kewajiban jangka
panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus,
seperti penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka
panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan,
seperti kewajiban pensiun, kewajiban pajak penghasilan yang
ditangguhkan.
c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu
kejadian di masa depan atau disebut kewajiban bersyarat
(contingent liabilities) seperti kewajiban garansi.
5. Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equity atau ekuitas
pemegang saham) adalah salah satu bagian yang paling sulit
dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari
perjanjian modal saham dan berbagai restiksi yang dikenakan
atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi negara
bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas
pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Modal Saham (Common Stock). Nilai pari atau ditetapkan atas
saham yang diterbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital). Kelebihan
jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning). Laba korporasi yang tidak
didistribusikan.
KLASIFIKASI KOMPONEN ARUS KAS
Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan
arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities)
adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba
bersih. Contoh : mencakup pembelian dan penjualan barang
dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities)
adalah kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva
tetap. Contoh : penjualan dan pembelian aktiva tetap,
seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas dari
transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan.
Contoh : penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas
melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3
jenis aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya
:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa
secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan
piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi,
misalnya :
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi
lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi:
hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga
untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya
operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan
fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh
perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima
dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan
sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi,
misalnya :
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga
jika ini merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya :
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan
memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut,
meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan
pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity
(sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang
jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan,
misalnya :
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan
kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa
guna pembiayaan.
PENYUSUNAN NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS
PENYUSUNAN NERACA
Neraca disusun dalam salah satu dari 2 bentuk, yaitu :
1. Neraca Bentuk StaffelNeraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan
menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengankolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan model jurnalumum. Atau secara jelas kami tampilkan gambar seperti ini :
2. Neraca Bentuk ScontroNeraca Bentuk Scontro adalah neraca yang memisahkan antara
aktiva dan pasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelahmenyeblah yang biasa kita lihat atau model dan bentuknya sepertiini :
Yang termasuk dalam aktiva adalah aset perusahaan sedangkanpasiva adalah kewajiban perusahaan baik pada pihak ketiga danpemilik modal. Kita melihat kedua bentuk neraca di atas hanyamemiliki perbedaan tipis yaitu sebelah menyebelah dan bersusunsaja. Tapi jumlah atau saldo neraca tetap sama.
PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 metode yang digunakan
yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas
bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk
kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai
arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain,
metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari
penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian
laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.
Dalam metode langsung laporan arus kas juga melaporkan arus
kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari
penerimaan kas operasi (misalnya : kas yang diterima dari
pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan
pengeluaran kas (misalnya : kas yang dibayarkan kepada pemasok
untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk
bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini
memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih
konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu,
metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan
informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh
dengan :
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-
pos lain dalam laporan laba rugi mengenai :
i. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang
dagang selama periode berjalan.
ii. Pos bukan kas lainnya.
iii. Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas
investasi dan pendanaan.
2. Metode Tidak Langsung
Dalam metode tidak langsung, pengaruh dari semua
penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan
semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba
bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan
dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran
kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan
kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan
perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari
aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang
usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak
yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing
yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang
belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi
konsolidasi / perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
(tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang
diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam
persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk
investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun
tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode
pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap
metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini
lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki
agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan
metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja
memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat
penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus
kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat
lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan
dalam penentuan laba/rugi yang menggunakan metode akrual basis,
dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian
atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai
metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang
terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang,
persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan
perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji,
sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan
jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu
hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan
pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.