fikri agen tb

14
PERKEMBANGBIAKAN MASSAL AGEN HAYATI Baiquni Al Fikri, 4442121258 Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRACT Pests and diseases in plants cultivation can reduce the productivity of the plant. Pests can be overcome by using pesticides, insecticides, and fungicides, but usually this treatment can result in damage to the environment. Natural enemies can help people in dealing with pests without harming the environment. Their natural enemies or predators in the food chain that environment will remain intact. The use of biological agents is the solution began to be excellent by utilizing natural enemies, especially the fungus Beauveria and trichoderma in which utilization is very effective for agricultural crops. Keywords: Biological Agents, natural enemies, Beauveria, Trichoderma sp. ABSTRAK Serangan hama dan penyakit yang ada pada tanaman budidaya dapat mengurangi produktivitas hasil dari tanaman tersebut. Hama tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pestisida, insektisida, maupun fungisida, 1

Upload: baiquni-al-fikri

Post on 08-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Agen Hayati

TRANSCRIPT

PERKEMBANGBIAKAN MASSAL AGEN HAYATIBaiquni Al Fikri, 4442121258Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ABSTRACTPests and diseases in plants cultivation can reduce the productivity of the plant. Pests can be overcome by using pesticides, insecticides, and fungicides, but usually this treatment can result in damage to the environment. Natural enemies can help people in dealing with pests without harming the environment. Their natural enemies or predators in the food chain that environment will remain intact. The use of biological agents is the solution began to be excellent by utilizing natural enemies, especially the fungus Beauveria and trichoderma in which utilization is very effective for agricultural crops.Keywords: Biological Agents, natural enemies, Beauveria, Trichoderma sp.ABSTRAK

Serangan hama dan penyakit yang ada pada tanaman budidaya dapat mengurangi produktivitas hasil dari tanaman tersebut. Hama tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pestisida, insektisida, maupun fungisida, namun biasanya penanganan ini dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Musuh alami dapat membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak lingkungan. Adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalanm lingkungan tersebut akan tetap terjaga. Penggunaan Agen hayati adalah solusi yang mulai menjadi primadona dengan memanfaatkan musuh alami terlebih pada jamur beauveria dan trichoderma yang dimana pemanfaatannya sangat efektif bagi tanaman pertanian.Kata Kunci: Agen Hayati, Musuh alami, Beauveria, Trichoderma, sp.PENDAHULUANKehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan dan kemajuan pertanian. perkembangan dan kemajuan pertanian akan memenuhi kebutuhan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memenuhi kebutuhan manusia perlu dilakukannya peningkatan produksi tanaman. Selain peningkatan produktivitas tanaman, pertanian juga harus mengahasilkan produk yang sehat bebas dari bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia.Usaha peningkatan kualitas dan kuantitas hasil tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara tersebut ialah melalui pemanfaatan agen hayati berupa cendawan dan bakteri.Bakteri dan cendawan yang dapat digunakan dalam menciptakan pertanian yang organik antara lain bakteri tricoderma dan beauveria. Pengendalian hama dan penyakit dalam pertanian organik yang memanfaatkan agen hayati dilakukan dengan musuh alami hama dan penyakit itu sendiri sehingga lebih ramah terhadap lingkungan serta tetap menjaga kelestarian dan keanekaragaman lingkungan.Penggunaan agens hayati dalam budidaya pertanian layak untuk dikembangkan secara masif mengingat fungsinya yang mengikuti keseimbangan ekosistem. Bakteri dilaporkan bisa menekan pertumbuhan patogen dalam tanah secara alamiah, beberapa genus yang banyak mendapat perhatian yaitu Agrobacterium, Bacillus, dan Pseudomonas (Natawigena, Hidayat. 1990).

Pengertian agens hayati menurut Enceng, Surachman (2007) adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Penggunaan agen hayati dalam bidang pertanian memberikan beberapa keuntungan antara lain :1.Meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia2.Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman3.Meminimalkan kerusakan dan pencemaran komponen-komponen ekosistem4.Meminimalkan biaya produksi pertanian5.Menghindari terjadinya ledakan dan kekebalan hama dan penyakitPertanian organik dengan memanfaatkan agen hayati memiliki prospek pengembangan yang sangat baik dalam pengembangannya. Hal ini didukung oleh tingginya permintaan dan trenkonsumen atas produk pertanian yang tidak mengandung residu oleh bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Pengendalian hama dan penyakit dalam pertanian organik yang memanfaatkan agen hayati dilakukan dengan musuh alami hama dan penyakit itu sendiri sehingga lebih ramah terhadap lingkungan serta tetap menjaga kelestarian dan keanekaragaman lingkungan.A. Tricodherma

Bakteri tricoderma dimanfaatkan sebagai agen hayati untuk merangsang pertumbuhan, merangsang penguraian bahan organik dalam tanah, dan mengaragonisis tanaman.Bakteri tricoderma didapat melalui alam dengan perlakukan pemancingan terlebih dahulu. Pemancingan dilakukan pada tanah-tanah yang belum pernah terkena pestisida atau bahan kimia lainnya. Pada tanah jenis gambut perlu dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang terlebih dahulu sebelum dilakukan pemancingan. Pemancingan bakteri tricoderma dilakukan dengan mengambil tanah pada daerah pemancingan yang disimpan dalam botol aquades kemudian tambahkan nasi pada bagian atas tanah tersebut.Campuran tanah dan nasi tersebut disembunyikan pada tempat yang aman dari gangguan serta terlindung dari bahaya air hujan. Biarkan selama 7 hari setelah itu diambil untuk dilakukan pembiakan dalam labour (Muhammad Taufik, 2008).Trichoderma spp. memiliki konidiofo bercabang cabang teratur, tidak membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam kelompokkelompok kecil terminal, kelompok konidium berwarna hijau biru (Enceng, Surachman. 2007). Trichoderma spp.juga berbentuk oval, dan memiliki sterigma atau phialid tunggal dan berkelompok (Wiryadiputra. 1995).

KoloniTrichoderma spp. Pada media agar pada awalnya terlihat berwarna putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauan lalu terlihat sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hijau (Wiryadiputra. 1995).B. Beauveria

Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang halus (hifa). Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu dia bersifat parasit terhadap serangga inangnya. Jamur ini umumnya ditemukan pada serangga yang hidup di dalam tanah, tetapi juga mampu menyerang serangga pada tanaman atau pohon (Nyoman, Ida. 1998).

Beauveria bassianamerupakan jamur entomopategonik. Beauveria bassianamerupakan salah satu musuh alami yang dianjurkan untuk mengendalikan wereng batang coklat pada tanaman padi. Menggunakan jamur B. bassiana sebagai biopestisida, tentu tidak mencemari dan merusak lingkungan seperti yang terjadi jika kita menggunakan pestisida kimia, walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif (Wiryadiputra. 1995).Enceng, Surachman. (2007) menyatakan bahwa pengendalian alamiah merupakan salah satu unsur dalam pengelolaan hama dan pengendalian biologis merupakan taktik yang dapat digunakan dalam perpaduan dengan taktik lain. Beberapa musuh alami hama adalah jamurBeuveria bassiana. Metarhizium anisopliae , Paecilomycessp. ,Verticilliumsp., danSpicariasp.. Jamur ini adalah jamur patogen serangga (entomopatogen) yang sekarang dipergunakan untuk mengendalikan serangga hama TUJUANAgar mahasiswa dapat mengetahui cara perbanyakan agen hayati yaitu Trichoderma sp. Dan Beuveria bassiana.

BAHAN DAN METODE

Pratikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2015 pukul 09.00 11.00 Wib yang dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beras, aquades, agen hayati Trichoderma, dan Beuveria bassiana, sedangkan alat yang digunakan adalah autoklaf, plastik, steples, sendok, alat tulis dan label.

Cara kerja pembiakan missal agen hayati ini dengan merendam media dalam air selama kurang lebih 30 menit, kemudian tiriskan hingga mencapai kadar air 45%. Kemas media tersebut dengan plastik tahan panas masing-masing berisi 40-50 gram. Sterilkan dengan uap panas sesuai dengan jenis peralata yang tersedia, kemudian dinginkan (menggunakan autoclave selama 1 jam atau dengan dandang selama 2x1 jam). Inokulasikan biakan murni yang berumur maksimum 7 hari (kurang lebih 0,5 cm2 media agar atau 1 sendok media padat) secara aseptic kedalam masing-masing kantong plastik. Inkubasikan pada suhu kamar (27oC) dan amati perkembangannya. Setelah biakan berumur 4 hari, lakukan perhitungan jumlah spora/konidiospora sampai berumur 14 hari. Lakukan tahapan tersebut untuk generasi yang lain.HASIL DAN PEMBAHASANNoJenis Agen HayatiKegagalanKeberhasilan% Keberhasilan

1Trichoderma sp1480 %

2Beuveria bassiana1480 %

Tabel 1. Presentase Keberhasilan Perbanyakan Agen Hayati Pada Kelas PHPT APada praktikum perbanyakan agen hayati yang bias kita sebut perbanyakan musuh alami yang di mana memanfaatkan pathogen dan cendawan guna dalam penerapan PHT yang berbasis ekologi yang terintegrasi. Perbanyakan yang telah di lakukan dapat menunjukan seberapa persen tingkat keberhasilan tumbuh dalam perbanyakan agen hayati ini, dikarenakan dalam praktikum ini ingin melihat tingkat keberhasilan dari masing- masing kelompok praktikan dalam melakukan perbanyakan tanaman. Sebelum melakukan pembahasan akan hasil yang dimana membahas factor- factor dalam tingkat keberhasilan yang mempengaruhi kegagalan dalam memperbanyak tricodherma dan beauveria ini. Pada kesempatan ini akan membahas terlebih dahulu macam macam keunggulan dan kelemahan metode dalam memperoleh perbanyakan agen hayati ini. Penggunaan agens hayati dalam upaya pengendalian OPT memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu:Kelebihan/ keuntungan : Selektif Organisme yang digunakan sudah ada di alam Organisme yang digunakan dapat mencari dan menemukan hama sasaran Dapat berkembang biak dan menyebar Hama tidak menjadi resisten, atau kalau terjadi sangat lambat Pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya. Tidak ada pengaruh samping yang buruk seperti pada penggunaan pestisida kimia.Kelemahan/ kekurangan : Pengendalian berjalan lambat Hasilnya tidak dapat diramalkan Memerlukan pengawasan tenaga ahli.Kemudian, setelah mengetahui dari kelebihan dan kekurangan pada penggunaan agen hayati dalam mengendalikan OPT di lapangan dan berikut adalah factor- factor yang mempengaruhi yang mempengaruhi pekembangan dan pertumbuhan dari jamur trichoderma dan beauveria yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembiakan pada praktikum ini sebagai berikut.

1. Suhu Dan Kelembaban

Pertumbuhan dan perkembangan jamur ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan antara lain suhu, sinar matahari, pH dan kelembaban (Djaya A.A, dkk. 2003). Suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi pertumbuhan jamur trichoderma dan beauveria terutama untuk pertumbuhan dan perkecambahan konidia serta patogenesitasnya. Batasan suhu untuk pertumbuhan jamur antara 5-35oC, pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 23-25oC. Konidia akan tumbuh dengan baik dan maksimum pada kelembaban 80-92 persen.2. Sinar Matahari

Perkembangan konidia jamur dapat terhambat apabila terkena sinar matahari secara langsung. Konidia tidak akan mampu berkecambah apabila terkena sinar matahari langsung selama satu minggu, sedangkan konidia yang terlindung dari sinar matahari mempunyai viabilitas yang tinggi meskipun disimpan lebih dari tiga minggu (Djaya A.A, dkk. 2003). Pada suhu 8oC konidia yang disimpan pada kondisi gelap selama 3-5 hari masih mampu berkecambah 90%, sedangkan pada keadaan terang hanya 50% (Djaya A.A, dkk. 2003).

3. Derajat Keasaman (pH)

Dalam beberapa penelitian pH media berpengaruh tehadap pertumbuhan jamur. Tingkat pH yang sesuai berkisar antara 3,3-8,5, sedangkan pertumbuhan optimal terjadi pada pH 6,5 (Djaya A.A, dkk. 2003).Pada praktikum kali ini bisa kita lihat bahwa kegagalan bisa di Tarik kesimpulannya bahwa tingkat kegagalan sangat di pengaruhi oleh kelembaban dan cahaya yang sangat berperan aktif pada jamur yang di biakan.SIMPULAN DAN SARAN

Praktikum kali ini yang berjudul pembiakan massal agen hayati, bisa kita lihat bahwa dalam pembiakan agen hayati trichoderma dan beauveria yang dimana di lakukan oleh mahasiswa agroekoteknologi pada kelas A yang mengambil mata kuliah PHPT, bahwa yang di praktikan dapat mengembangkan trichoderma dan beauveria dengan sangat baik karena memiliki hasil dengan data tingkat keberhasilan 80% pada praktikum kali ini. Beberapa factor bisa mempengaruhi dalam mempengaruhi praktikum ini, akan tetapi dengan tingkat ketelitian yang sangat baik dari pada mahasiswa yang melakukan praktikum Adapun saran pada praktikum kali ini untuk mahasiswa di pada praktikum yang sudah dilakukan untuk lebih hati-hati dan teliti lagi agar hasil yang terlihat pada koloni yang tampak bisa optimum, dan saat asisten lab menjelaskan agar mahasiswa dapat menyimak agar pada prakteknnya bisa lancar sesuai prosedur yang terdapat. DAFTAR PUSTAKADjaya A.A., Mulya R.B., Giyanto, dan Marsiah, 2003. Uji keefektifan mikroorganisme antagonis dan bahan organik terhadap layu fusarium (Fusarium oxysporum) pada tanaman tomat. Prosiding Kongres Nasional dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia.

Enceng, Surachman. 2007. Hama Tanaman, Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan. Kanisius. Jakarta.

Muhammad Taufik. 2008. Efektivitas Agens Antagonis Tricoderma Sp pada Berbagai Media Tumbuh Terhadap Penyakit Layu Tanaman Tomat. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan.

Natawigena, Hidayat. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. Armico: Bandung

Nyoman, Ida. 1998. Pengendalian Hama Terpadu. UGM Press : Yogyakarta

Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta

Wiryadiputra. 1995. Perbanyakan pada Jamur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lampiran1