fetal distress, dkp,hamil postdate

59
PRESENTASI KASUS Oleh : Ayu Kusuma Dewi Erna Istanti Giant Nita Yuliani Irma Putri Damayanti G0001004 Pembimbing : dr. Soetrisno, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

Upload: christine-notoningtiyas-santoso

Post on 13-Aug-2015

148 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

PRESENTASI KASUS

Oleh :

Ayu Kusuma Dewi

Erna Istanti

Giant Nita Yuliani

Irma Putri Damayanti

G0001004

Pembimbing :

dr. Soetrisno, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2007

Page 2: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

ABSTRAK

Sebuah kasus fetal distress disebabkan hamil postdate persalinan kala 1

fase laten dengan riwayat sectio caesaria 7 tahun yang lalu pada G3P1A1, 33 tahun,

hamil 41 minggu kiriman bidan datang dengan keluhan kenceng-kenceng teratur

dirasakan sejak 3 jam yang lalu,gerakan janin masih dirasakan, air kawah keluar

sejak 2 jam yang lalu, lendir darah positif. Riwayat obstetrik buruk, janin tunggal,

DKP malpresentasi puncak kepala.Sectio caesaria dilakukan atas indikasi janin

yaitu fetal distress,disproporsi kepala panggul

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam persalinan, tetapi yang

tidak kalah penting adalah hubungan antara kepala janin dengan luasnya panggul

ibu. Bila hubungan ini tidak imbang, maka terjadilah disproporsi kepala panggul,

yang bila berat, persalinan tidak mungkin dilanjutkan per vaginam. Persalinan

dengan DKP dapat mengakibatkan bahaya bagi ibu maupun janinnya, sehingga

dewasa ini penatalaksanaan dengan seksio caesaria merupakan pilihan yang tepat

dan aman.

____________________________________________________________________

Kata kunci : Fetal distress, DKP,hamil postdate

1

Page 3: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

BAB I

PENDAHULUAN

Hidrosefalus adalah terjadinya peningkatan jumlah liquor cerebro spinal

(LCS). Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu situasi abnormal

dari akumulasi LCS yang menyebabkan pembesaran sistem ventrikular.

Hidrosefalus merupakan salah satu anomali kongenital yang insidens terjadinya

adalah 0,3-2,5 / 1000 kelahiran hidup. Janin dengan hidrosefalus dapat disertai

kelainan kongenital lainnya, 1/3 kasus biasanya disertai dengan spina bifida,

meningokel, dan ensefalokel.

Saat ini, USG merupakan suatu alat diagnosis yang dapat membantu

diagnosis fetal hidrosefalus dan pemeriksaan yang teliti dapat menentukan

prognosis hidrosefalusnya. Kehamilan dengan janin hidrosefalus merupakan

dilema bagi seorang dokter untuk memberikan konseling dan pilihan terapi bagi

orang tua bila sejak kehamilan dini kelainan ini terdiagnosis. Persalinan dengan

fetal hidrosefalus menimbulkan bahaya akibat disproporsi kepala panggul yang

dapat memperburuk prognosis ibu dan segala akibatnya.

Etiologi

1. Stenosis dari aquaduktus Silvii karena malformasi : hal ini terjadi pada

10% dari seluruh kasus hidrosefalus pada neonatus.

2. Malformasi Dandy-Walker : malformasi ini didapatkan 2-4% neonatus

dengan hidrosefalus.

3. Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan 2.

4. Agenesis foramen Monro.

5. Toxoplasmosis kongenital.

6. Sindroma Bickers-Adams : sindroma ini merupakan hidrosefalus “X-

linked” sebanyak 7% kasus yang terdapat pada laki-laki. Ditandai

dengan adanya stenosis pada aquaduktus Silvii, retardasi mental berat,

dan pada 50% kasus dengan deformitas adduksi-fleksi pada ibu jari.

2

Page 4: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Gawat janin atau secara umum disebut fetal distress perlu dibahas dan dirumuskan

dengan kompromi, karena sampai saat ini belum ada kesepakatan. Gawat janin

selama persalinan menunjukkan hipoksia janin pada saat kontraksi rahim. Tanpa

oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan

menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. Ada yang berpendapat

bahwa gawat janin memang benar terjadi berkaitan dengan asfiksia. Asfiksia baru

dapat ditentukan bila terdapat gejala neurologik atau skor APGAR kurang dari

tiga (Gulardi, 2004). Akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan

bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi

bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala

lanjut yang mungkin timbul (Asril, 1999). Gawat janin relatif cukup banyak ( 14,7

%) dan terutama terjadi pada persalinan. Sebaiknya sectio caesaria dilakukan bila

terjadi deselerasi lambat berulang, variabilitas yang abnormal (< 5/20 menit).

Kehamilan lewat waktu atau biasa disebut kehamilan postterm dapat

mengakibatkan kondisi yang tidak baik bagi janin, diduga adanya kadar kortisol

yang rendah pada janin, juga kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta

berhubungan dengan kehamilan lewat waktu. Kehamilan postterm ini

meningkatkan resiko kematian perinatal 3 kali lebih besar dibandingkan

kehamilan aterm. Kematian janin akibat kehamilan lewat waktu terjadi pada 30%

sebelum persalinan, 55% dalam persalinan dan 15% post natal. Induksi persalinan

bisa dilakukan asalkan kondisi janin cukup optimal.

Tanda postterm dapat dibagi dalam 3 stadium :

1. Stadium 1

Kulit menunjukkan kehilangan vernik kaseosa dan maserasi berupa

kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas

2. Stadium II

Gejala diatas disertai pewarnaan mekoneum (kehijauan) pada kulit.

3

Page 5: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

3. Stadium III

Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku,kulit dan tali pusat.

(sarwono 2006)

Keadaaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan

persalinan , tetapi yang tidak kalah penting adalah hubungan antara kepala janin

dengan panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luasnya

ukuran panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalopelvic atau tidak.

Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera <10 cm atau diameter

transversa < 12 cm.Pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala

tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini dapat mengakibatkan inersia

uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan cervik. Apabila dalam panggul

sempit pintu atas panggul tidak tertutup sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa

pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula tejadinya prolapsus funikuli.

Bahaya pada ibu :

1. Partus lama yang seringkali disertai pecahnya ketuban pada

pembukaaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi,asidosis serta infeksi

intrapartum

2. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan,

dapat timbul regangan, dan akan timbul ruptur uteri.

3. Dengan persalinan yang tidak maju karena disproporsi cefalopelvic,

jalan lahir pada suatu tempat akan mengalami tekanan yang lama antara

kepala janin dan tulang panggul . Hal itu akan menimbulkan gangguan

sirkulasi

Bahaya pada Janin

1. Partus lama dapat mengakibatkan kematian perinatal

2. Dengan adanya disproporsi sefalopelvic dapat terjadi perdarahan

intrakranial pada kepala janin.

3. Tekanan pada promontorium menyebabkan perlukaan pada jaringan

diatas tulang kepala janin

(sarwono 2006)

4

Page 6: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Fetal Distress

1. Definisi

Fetal distress adalah adanya suatu kelainan pada fetus akibat

gangguan oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali

pusat), sub akut (kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta

insufisiensi) (Bisher and Mackay, 1986).

2. EtiologiPenyebab dari fetal distress diantaranya :

a. Ibu : hipotensi atau syok yang disebabkan oleh apapun, penyakit

kardiovaskuler, anemia, penyakit pernafasan, malnutrisi, asidosis dan

dehidrasi.

b. Uterus : kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu lama, degenerasi

vaskuler.

c. Plasenta : degenerasi vaskuler, hipoplasi plasenta.

d. Tali pusat : kompresi tali pusat.

e. Fetus : infeksi, malformasi dan lain-lain.

2. Pembagian gawat janin

a. Gawat janin sebelum persalinan

Gawat janin sebelum persalinan biasanya merupakan gawat

janin yang bersifat kronik berkaitan dengan fungsi plasenta yang

menurun atau bayi sendiri yang sakit (Hariadi, 2004).

5

Page 7: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

1. Data subyektif dan obyektif

Gerakan janin menurun. Pasien mengalami kegagalan

dalam pertambahan berat badan dan uterus tidak bertambah besar.

Uterus yang lebih kecil daripada umur kehamilan yang

diperkirakan memberi kesan retardasi pertumbuhan intrauterin atau

oligohidramnion. Riwayat dari satu atau lebih faktor-faktor resiko

tinggi, masalah-masalah obstetri, persalinan prematur atau lahir

mati dapat memberikan kesan suatu peningkatan resiko gawat

janin.

2. Faktor predisposisi

Faktor-faktor resiko tinggi meliputi penyakit hipertensi,

diabetes mellitus, penyakit jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu,

anemia, dan lain-lain.

3. Data diagnostik tambahan

Pemantauan denyut jantung janin menyingkirkan gawat

janin sepenjang (a) denyut jantung dalam batas normal (b)

akselerasi sesuai dengan gerakan janin (c) tidak ada deselerasi

lanjut dengan adanya kontraksi uterus.

Ultrasonografi : Pengukuran diameter biparietal secara seri dapat

mengungkapkan bukti dini dari retardasi pertumbuhan

intrauterin. Gerakan pernafasan janin, aktifitas janin dan

volume cairan ketuban memberikan penilaian tambahan

6

Page 8: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

kesekatan janin. Oligihidramnion memberi kesan anomali

janin atau retardasi pertumbuhan.

4. Penatalaksanaan

Keputusan harus didasarkan pada evaluasi kesehatan janin

inutero dan maturitas janin. Bila pasien khawatir mengenai gerakan

janin yang menurun pemantauan denyut jantung janin atau

dimiringkan atau oksitosin challenge test sering memberika

ketenangan akan kesehatan janin. Jika janin imatur dan keadaan

insufisiensi plasenta kurang tegas, dinasehatkan untuk mengadakan

observasi tambahan. Sekali janin matur, kejadian insufisiensi

plasenta biasanya berarti bahwa kelahiran dianjurkan. Persalinan

dapat diinduksi jika servik dan presentasi janin menguntungkan.

Selama induksi denyut jantung janin harus dipantau secara teliti.

Dilakukan sectio secaria jika terjadi gawat janin, sectio sesaria juga

dipilih untuk kelahiran presentasi bokong atau jika pasien pernah

megalami operasi uterus sebelumnya.

b. Gawat janin selama persalinan

Gawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia janin.

Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan

variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi

uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam

laktat dengan pH janin yang menurun.

7

Page 9: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

1. Data subyektif dan obyektif

Gerakan janin yang menurun atau berlebihan menandakan

gawat janin. Tetapi biasanya tidak ada gejala-gejala subyektif.

Seringkali indikator gawat janin yang pertama adalah perubahan

dalam pola denyut jantung janin (bradikardia, takikardia, tidak

adanya variabilitas, atau deselerasi lanjut).

Hipotensi pada ibu, suhu tubuh yang meningkat atau

kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan

dapat menyebabkan asfiksia janin.

2. Faktor-faktor etiologi

a. Insufisiensi uteroplasental akut

1. aktivitas uterus berlebihan.

2. hipotensi ibu.

3. solutio plasenta.

4. plasenta previa dengan pendarahan.

b. Insufisiensi uteroplasental kronik

1. penyakit hipertensi.

2. diabetes mellitus.

3. isoimunisasi Rh.

4. postmaturitas atau dismaturitas

c. Kompresi tali pusat

8

Page 10: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

d. Anestesi blok paraservikal

3. Data diagnostik tambahan

Pemantauan denyut jantung janin : pencatatan denyut jantung janin

yang segera dan kontinu dalam hubungan dengan kontraksi uterus

memberika suatu penilaian kesehatan janin yang sangat membantu

dalam persalinan.

Indikasi-indikasi kemungkinan gawat janin adalah:

1. bradikardi : denyut jantung janin kurang dari 120 kali permenit.

2. takikardi : akselerasi denyut jantung janin yang memanjang (>

160) dapat dihubungkan dengan demam pada ibu sekunder

terhadap terhadap infeksi intrauterin. Prematuritas dan atropin

juga dihubungkan dengan denyut jantung dasar yang

meningkat.

3. variabilitas: denyut jantung dasar yang menurun, yang berarti

depresi sistem saraf otonom janin oleh mediksi ibui (atropin,

skopolamin, diazepam, fenobarbital, magnesium dan analgesik

narkotik).

4. pola deselerasi: Deselerasi lanjut menunjukan hipoksia janin

yang disebabkan oleh insufisiensi uteroplasental. Deselerasi

yang bervariasi tidak berhubungan dengan kontraksi uterus

adalah lebih sering dan muncul untuk menunjukan kompresi

sementara waktu saja dari pembuluh darah umbilikus.

Peringatan tentang peningkatan hipoksia janin adalah deselerasi

9

Page 11: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

lanjut, penurunan atau tiadanya variabilitas, bradikardia yang

menetap dan pola gelombang sinus.

4. Penatalaksanaan

Prinsip-prinsip umum

a. bebaskan setiap kompresi tali pusat.

b. perbaiki aliran darah uteroplasental.

c. menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau

terminasi kehamilan merupakan indikasi. Rencana kelahiran

didasarkan pada faktor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat

obstetri pasien, dan jalannya persalinan.

Langkah-langkah khusus :

a. posisi ibu diubah dari posisi terlentang menjadi miring, sebagai

usaha untuk memperbaiki aliran darah balik, curah jantung, dan

aliran darah uteroplasental. Perubahan dalam posis juga dapat

membebaskan kompresi tali pusat.

b. oksigen diberikan 6 liter/menit, sebagai usaha meningkatkan

penggantian oksigen fetomaternal.

c. oksitosin dihentikan karena kontraksi uterus akan mengganggu

sirkulasi darah keruang intervilli.

d. hipotensi dikoreksi dengan infus IV D5% dalam RL. Transfusi

darah dapat diindikasikan pada syok hemorragik.

10

Page 12: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

e. pemeriksaan pervaginan menyingkirkan prolaps tali pusat dan

menentukan perjalana persalinan. Elevasi kepala janin secara

lembut dapat merupakan suatu prosedur yang bermanfaat.

f. pengisapan mekoneum dari jalan nafasi bayi baru lahir

mengurangi resiko asfirasi mekoneum. Segera setelah kepala

bayi lahir, hidung dan mulut dibersikan dari mekoneum dengan

kateter penghisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus

dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk

menyingkirkan mekoneum dengan pipa endotrakeal

(Melfiawati, 1994).

B. Disproposi Kepala Panggul

1. Definisi

DKP adalah adanya ketidakseimbanngan antara luasnya

panggul ibu dengan besarnya kepala janin (S. Martohoesodo dan R.

Hariadi. 1999)

2. Etiologi

Kemungkinan penyebab dari DKP meliputi:

a. Bayi besar (disproposi absolut)

o Faktor hereditas

o postdate

o diabetes

o multiparitas

b. Presentasi abnormal (disproposi relatif)

Janin normal lahir dalam posisi occipito anterior Jika kepala

fleksi dengan baik kemudian kepala dalam posisi diameter

suboccipito bregmatika (9,5 cm ) dan akan mudah melewati

11

Page 13: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

panggul. Pada presentsi diameter tang lain akan menghasilkan

presentasi dengan diameter yang lebih besar (11.5 cm - 13.5 cm).

c. Panggul kecil

d. Kelainan bentuk panggul abnormal

e. Kelainan traktus genital

o cervix : kekakuan kongenital, parut pasca operasi

o vagina : septum kongenital

o Fibroid dapat menyebabkan obstruksi

(Merck, 2005)

3. Diagnosa

a. Anamnesis

o Riwayat bedah cesar atas indikasi DKP

o Riwayat trauma atau penyakit panggul

o Persalinan yang tidak maju.

b. Pemeriksaan Fisik

o Hamil aterm, kepala belum masuk panggul.

o Pemeriksaan panggul dalam → panggul sempit.

o Sudut Muller Kerr Monroe tumpul.

(SMF Obsgin RSDM, 2004)

Diagnosa dari DKP seringkali ketika perjalanan dari persalinan tidak

adekuat dan terapi medis seperti oksitosin tidak berhasil dicoba. DKP

sulit didiagnosa sebelum persalinan dimulai jika bayi diperkirakan

besar dan pangul ibu diketahui sempit. USG digunakan untuk

memperkirakan ukuran janin, meskipun tidak 100 % akurat dalam

menentukan berat badan janin. Pemeriksaan fisik khususnya

pengukuran pelvis seringkali lebih akurat dalam menentukan diagnosa

DKP. (Merck, 2005)

Untuk mengantisipasi adanya kecurigaan DKP bila terdapat :

a. Tinggi badan kurang dari 145 cm

b. Malnutrisi yang kronis

12

Page 14: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

c. Trauma yang menyebabkan fraktur pada panggul

d. Gangguan neuromuskular

e. Kyphoscoliosis

f. Riwayat obsterik jelek

4. Penatalaksanaan

a. DKP berat yang mengakibatkan persalinan macet → sectio

cesaria

b. DKP ringan → dapat dicoba partus percobaan

(SMF Obsgin RSDM, 2004)

C. Kehamilan Postdate

1. Definisi

Kehamilan post date adalah kehamilan yang telah melewati hari

perkiraan kelahiran, yaitu 280 hari, dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir.

2. Etiologi (Sarwono)

Tidak timbulnya his

rendahnya kadar kortisol bayi-> rentan stres-> tidak timbul his

kurangnya air ketuban

insufisiensi plasenta

2. Kriteria Diagnosis

Usia kehamilan telah melewati 280 hari.

Palpasi bagian-bagian janin lebih jelas karena

berkurangnya air ketuban.

Kemungkinan dijumpai abnormalitas denyut

jantung janin.

Pengapuran atau kalsifikasi placenta pada

pemeriksaan USG.

(Chrisdiono, 2004)

D. Hubungan antara hamil postdate dengan fetal distress

Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan

kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan

13

Page 15: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

dengan penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi

plasenta berkaitan dengan fetal distress dengan risiko 3 kali. Akibat dari

proses penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen akan

menurun disamping adanya spasme arteri spiralis. Kemampuan plasenta tua

untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkan kekurangan oksigen atau

iskhemi.Pada kehamilam umur 36 minggu, kalsium menumpuk dipermukaan

villi plasenta menghambat pertukaran zat makanan antara ibu dan

janin.Setelah kehamilan 42 minggu efisiensi plasenta lambat laun akan

berkurang dan tidak lagi mampu memberi suplai nutrisi bagi janin.

E.Hubungan antara disproporsi kepala panggul (DKP) dengan postdate

Janin postdate mungkin terus bertambah berat badannya sehingga bayi

tersebut luar biasa besar pada saat lahir.Janin yang terus tumbuh menunjukkan

bahwa fungsi plasenta tidak terganggu.Sekitar 20 persen janin akan terus

tumbuh hingga berat janin mencapai 9 pon atau lebih pada saat

persalinan.yang diikuti dengan peningkatan insiden dari sectio caesar karena

janin tidak bisa melewati jalan lahir

F. Hubungan antara disproporsi kepala panggul dengan fetal distress

Persalinan yang abnormal sering terjadi Apabila terdapat disproporsi

antar bagian presentasi janin dan jalan lahir dan ditandai oleh terlau lambatnya

kemajuan persalinan. Panggul sempit dan juga terjadi ketuban pecah lama

infeksi intra uterus, resiko janin dan ibu akan muncul infeksi intra partum

bukan saja merupakan penyulit yang serius pada ibu, tetapi juga merupakan

penyebab penting kematian janin dan neonatus.Hal ini disebabkan karena

bakteri pada cairan amnion menembus amnion dan invasi desidua serta

pembuluh korion, sehingga terjadi bakterimia pada ibu janin.Pneumonia janin,

akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius

lainnya.

14

Page 16: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

BAB IIISTATUS PENDERITA

A. ANAMNESIS

Tanggal 26 Januari 2007 jam 11.30 WIB

1. Identitas Penderita

Nama : Ny. Sumini

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Genengan RT 03 RW XII Mojosongo Surakarta

Status Perkawinan : Kawin

HPMT : 1 Mei 2006

HPL : 8 Februari 2007

UK : 36 minggu + 4 hari

Tanggal Masuk : 25 Januari 2007

No.CM : 823934

Berat badan : 50 Kg

Tinggi Badan : 150 cm

2. Keluhan Utama

Ingin melahirkan

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Datang seorang G1P0A0, 32 tahun, merasa hamil 9 bulan,.

Kenceng-kenceng teratur dirasakan sejak 2 jam yang lalu. Air kawah

sudah dirasakan keluar sejak 10 jam yang lalu.Lendir darah (+).Gerakan

janin masih dirasakan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

15

Page 17: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Riwayat sesak nafas : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Asma : Disangkal

Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal

Riwayat Minum Obat Selama Hamil : Disangkal

Riwayat Operasi : Operasi kelenjar belakang

telinga kanan dan kiri oleh

karena TBC,Operasi SC

DKP di Sragen 7thn yll

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Mondok : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Asma : Disangkal

Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal

6. Riwayat Fertilitas

Baik

7. Riwayat Obstetri

Penderita telah mempunyai seorang anak,Riw Sectio Caesaria krn

DKP,BB = 2600 gram,saat ini berusia 7 tahun. Anak yang kedua abortus

2 bulan dan tidak dikuret.

8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)

Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan.

9. Riwayat Haid

16

Page 18: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

- Menarche : 14 tahun

- Lama menstruasi : 6 hari

- Siklus menstruasi : 28 hari

10. Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali

11. Riwayat Keluarga Berencana

Menggunakan KB suntik selama 5 tahun.

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Interna

Keadaan Umum : Sedang, CM, Gizi cukup

Tanda Vital :

Tensi : 170/120 mmHg

Nadi : 82 x / menit

Respiratory Rate : 22 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Kepala : Mesocephal

Mata : Conjuctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

THT : Tonsil tidak membesar, Pharinx hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax : Gld. Mammae dalam batas normal, areola mammae

hiperpigmentasi (+)

Cor :

Inspeksi : IC tidak tampak

Palpasi : IC tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo :

17

Page 19: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Inspeksi : Pengembangan dada ka = ki

Palpasi : Fremitus raba dada ka = ki

Perkusi : Sonor/Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-)

Abdomen:

Inspeksi : Dinding perut > dinding dada

Stria gravidarum (+)

Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar

Perkusi : Tympani pada bawah processus xipoideus,redup pada

daerah uterus

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Genital : Lendir darah (+) ,air ketuban (+)

Ekstremitas : Oedema

- -

+ +

Akral dingin

- -

- -

2. Status Obstetri

Inspeksi

Kepala : Mesocephal

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Wajah : Kloasma gravidarum (+)

Thorax : Glandula mammae hipertrofi (+), aerola mammae

hiperpigmentasi (+)

Abdomen :

Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+)

18

Page 20: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), terapa janin tunggal, intra

uterin, memanjang, puka, preskep, kepala masuk

panggul < 1/3 bagian, TFU ... cm ~

TBJ janin I :2200 gram,

TBJ janin II: 2000 gram

HIS (+) 2x/10’/20”-30”/sedang.

Pemeriksaan Leopold

I : TFU setinggi .....cm, Teraba bagian lunak

kesan bokong

II : Di sebelah kanan teraba bagian keras, rata,

memanjang

III : teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala

IV : kepala masuk panggul

Perkusi : Tympani pada bawah processus xipoideus,redup

pada daerah uterus

Auskultasi : DJJ (+) I 12-13-12/13-12-13/12-13-12/reguler

II....................................

Genital eksterna : Vulva/uretra tidak ada kelainan, lendir darah (+),

peradangan (-), tumor (-)

Ekstremitas : Oedema

- -

+ +

akral dingin

- -

- -

19

Page 21: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Pemeriksaan Dalam :

VT : vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal,

portio lunak,mendatar Ø=2cm, preskep, kepala turun di HI

penunjuk belum dapat dinilai, kepala belum masuk

panggul, KK (-), AK (+), jernih, tidak berbau, STLD (+),

Nietrazin Test (

UPD : promontorium tidak teraba

linea terminalis teraba , 1/3 bagian

spina ischiadica tidak menonjol

arcus pubis > 90

sudut MKM tumpul

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium Darah tanggal 25 Januari 2007

Hemoglobin : 11,1 gr/dl

Hematokrit : 33,4 %

Antal Eritrosit : 4,69 x 103/uL

Antal Leukosit : 8,3 x 103/uL

Antal Trombosit : 184x 103/uL

Golongan Darah : B

GDS : 84mg/dL

Ureum : 27 mg/dL

Creatinin : 1,3 mg/dL

Na : 129 mmol/L

K : 4,1 mmol/L

Ion Ca : 1,27

HbS Ag : negatif

2. Ultrasonografi (USG) tanggal 25 Januari 2007:

Tampak janin ganda, intrauterin, preskep-preskep,DJJ (+),dgn biometri:

I. BPD : 82 II. BPD : 83

20

Page 22: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

FL : 65 FL : 65

AC : 278 AC : 280

EFBW : 2147 EFBW :1927

Plasenta berinsersi di fundus Grade II

Air ketuban kesan cukup

Tak tampak kelainan kongenital mayor

Kesimpulan : saat ini janin dalam keadaan baik

D. KESIMPULAN

Seorang G1P0A0, 32 tahun, UK 36+4 minggu, riwayat obstetri belum

diketahui,riwayat fertilitas baik,teraba janin ganda, intra uterin memanjang,

preskep-preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian. Nitrasin Test (+)

TJB I : 2200 gr,TJB II : 2000 gr, DJJ (+), regular, his (+) dalam

persalinan kala I fase laten dengan hipoalbuminemia.

E. DIAGNOSA AWAL

PEB, Gemelli, preskep-preskep,KPD ..... jam ..... pada primigravida h.

Preterm dalam persalinan kala I fase laten persalinan berlangsung 2 jam

dengan hipoalbuminemia.

F. PROGNOSA

.............

G. TERAPI

Mondok VK

O2 4-5 L/menit

Infus RL 20 tpm

Pasang DC balance cairan

Injeksi Vicillin 1gr/8jam

Transfusi albumin

Nifedipin 10 mg oral jika T ≥ 180 / 110

Obs 10 (awasi ketat tanda-tanda persalinan)

21

Page 23: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

NST (CST)

Usul Kala II diperingan dengan episiotomi lebar

Konsul neurologi Didapatkan HT, defisit neurologis belum jelas

Evaluasi 4 jam lagi (15.30)

Evaluasi tanggal 25 Januari 2007 pukul 15.30

Keadaan Umum : sedang, CM, Gizi cukup

Keluhan : Kenceng-kenceng

Tanda vital : T : 160/110

N: 88x/menit

Rr: 22x/menit

T : 37OC

Mata : Conjunctiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

Thorax : cor : dalam batas normal

Pulmo: dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan(-)

His (+) 2-3 x /10 menit/40-50 detik/kuat

DJJ (+) I :12-12-11/11-12-12/reg

DJJ (+) II : 11-11-12/11-11-12/reg

VT : V/U tenang, dinding vagina dalam batas normal , portio

lunak, mendatar, diameter 5 cm, KK(+) menonjol,

preskep,kepala turun di H II-III, UUK sulit dinilai AK (+)

jernih, STLD (+).

Dx : PEB, Gemelli,preskep-preskep, KPD........ jam pot.iinfected.

Padad primigravida h.preterm dp kalaI fase laten p.b 6 jam

hipoalbumin pada kala I fase laten pada pembukaan 6 +

hipoalbuminemia.

Tx :

- 10 Obs.

- O2 4-5 L/ menit

- Balance cairan

22

Page 24: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

- Nifedipin oral 10 mg bila T > 180/110

- Observasi ketat tanda-tanda impending

eklamsi

Evaluasi tanggal 25 Januari 2007 pukul 17.45

Keadaan Umum : sedang, CM, Gizi cukup

Keluhan : Kenceng-kenceng

Tanda vital : T : 170/100

N: 88x/menit

Rr: 22x/menit

T : 37,2OC

Mata : Conjunctiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

Thorax : cor : dalam batas normal

Pulmo: dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan(-)

His (+) 2-3 x /10 menit/40-50 detik/kuat

DJJ (+) I :12-12-11/11-12-12/reg

DJJ (+) II : 11-11-12/11-11-12/reg

VT : V/U tenang, dinding vagina dalam batas normal ,

portio tidak teraba,tidak lengkap, KK(-) menonjol,

preskep,kepala turun di H III, UUK di jam 12, AK

(+) jernih, ,STLD (+)

Dx : Kala II, PEB, gemwlli, preskep-preskep, KPD....

jam post infected pada primigravida h.preterm

dengan hipoalbuminemia

Tx : - siapkan VE

- Siapkan resusitasi bayi

Evaluasi tanggal 25 Januari 2007 pukul 17.55

Lahir bayi I : Jenis kelamin Laki-laki, 1800 g, PB : 45cm

AS : 7-8-9, dengan 2x tarikan ringan

23

Page 25: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Identifikasi janin II

VT : janin II,preskep, dengan tali pusat membumbng

DJJ 7-8-8/7-7-6/Fetal distress

Pukul 18.05

- Lahir bayi II : Laki-laki 1800 gr, PB: 45 cm

AS:3-4-5

Pukul 18.35

Plasenta

Lahir spontan,lengkap bentuk cakram , tipe monoamnion,monoplasenta, ukuran

20x20x3 cm

PTP : 50 cm,insersi :paraplasental

Lama persalinan

Kala I : 8 jam 15 menit Kala II : 100 cc

KalaII : 20 menit Kala III : 80 cc

Kala III: 30 menit Kala IV : 50 cc

Total : 9 Jam 5 menit Total 230 cc

Pukul 20.00

- Selesai jahit episiotomi

- Identifikasi perdarahan

Pukul 20.30

Perdarahan rembes (+)

Evaluasi Pukul 20.30

Keadaan Umum : lemah, somnolen, gizi cukup

Keluhan :

Tanda vital : T : 90/70

N: 120x/menit

Rr: 20x/menit

T : 36,8OC

Mata : Conjunctiva anemis (+/+) sklera ikterik (-/-)

24

Page 26: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Thorax : cor : dalam batas normal

Pulmo: dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan(-)

TFU 2 jari dari bawah pusat , lembek , kontraksi

kurang baik

Genital : Perdarahan pervaginam (+)

Dx : Atonia uteri

Tx : - O2 5L/menit

- Pasang IV 2 jalur RL 1fl+RL 1fl+sintodrip

20 tpm

- Injeksi Metergin 1 ampul (IM)

- Massage uterus

- Cytotex 3 tablet

- Sedia darah 2 kolf WB

Lab Cito : Hb : 4,8 gr/dL

Hct : 15,3 %

AL : 23,3x103

AT : 193x 103

Evaluasi Pukul 21.00

Keadaan Umum : jelek, gelisah

Keluhan :

Tanda vital : T : 90/60

N: 120x/menit

Rr: 24x/menit

T : 36,8OC

Mata : Conjunctiva anemis (+/+) sklera ikterik (-/-)

Thorax : cor : dalam batas normal

Pulmo: dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan(-)

TFU teraba, kontraksi uterus membaik

25

Page 27: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Genital : Perdarahan pervaginam (+) belum berkurang

Dx : Atonia uteri

Tx : - Infus 3 Jalur

- Transfusi 2 kolf WB

- Siapkan darah 4 kolf WB

Konsul dr.Supriyadi, Sp.OG advis :- atasi perdarahan

- pasang tampon padat pervaginam

Evaluasi Pukul 21.15

Eksplorasi jalan lahir

Inspekulo : V/U tampak keluar darah dari itroitus vagina, dinding vagina

tampak perdrahan di dinding anterior dan posterior, portio

utuh mecucu, tak tampak robekan, dinding vagina tampak

laserasi pada 1/3 distal depan dan dinding belakang vagina.

Dx : Syok, perdarahan postpartum dini e/c laserasi jalan lahir

dengan atonia uteri teratasi, post VE a/i ........

Tx : - Repasrasi jalan lahir

- O2 %L/mnt

- Resusitasi cairan IV 3 jalur

- Siapkan darah

- Balance cairan

Evaluasi pukul 00.00

Keadaan Umum : jelek, gelisah

Keluhan :

Tanda vital : T : 90/60

N: 120x/menit

Rr: 24x/menit

T : 36,7OC

Mata : Conjunctiva anemis (+/+) sklera ikterik (-/-)

Thorax : cor : dalam batas normal

26

Page 28: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Pulmo: dalam batas normal

Abdomen :

Genital : Perdarahan masih rembes

oleh karena pasien tidak kooperatif konsul konsulen jaga untuk

dilakukan eksplorasi di OK UGD. Acc : konsul anestesi : prinsip

setuju pengelolaan anestesi ASA IIe pada pasien tersebut dan

perawatan post OP di ICU dengan ventilator.

:

H. LAPORAN OPERASI

Out come :

Neonatus, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3000 gram, paanjang

badan 48 cm, lingkar kepala/ lingkar dada : 31/32 cm APGAR SCORE

5-6-7, Anus (+).

Diagnosa post operasi :

Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress DKP oleh karena

panggul sempit pd multigravida h.postdate d.p kala I fase laten p.b

2jam,dg riwayat SC 7 th yang lalu

I. FOLLOW UP

Tanggal 25 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Keluhan : Belum kentut

Tanda vital : T = 100/70 mmHg Respiratory Rate = 18x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,9 0C

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Thorax : Cor : dalam batas normal

27

Page 29: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Pulmo : dalam batas normal

Laktasi (-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,

luka operasi terutup verband.

Genital : Perdarahan (+)

Lochia (-)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 1

Terapi :

1. Balance cairan

2. Puasa sampai dengan peristaltik (+)

3. IVFD RL:D5 = 1:1 (16 tpm)

4. Injeksi Cefotaxim 1 gr/12jam

5. Infus drip Metronidazole 500 mg/8 jam

6. Injeksi Gentamycin 80 mg/8 jam

7. Injeksi Tramadol 1 ampul / 8 jam

8. Injeksi Alinamin F 1 ampul/ 8 jam

9. Injeksi Transamin 1 ampul/8 jam

10. Injeksi Vit C 1 ampul / 8 jam

11. Injeksi Vit B compleks 2 cc/ 24jam

Tanggal 26 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Keluhan : batuk(+), dahak tidak keluar,kentut (+)

Tanda vital : T = 110/80 mmHg Respiratory Rate = 20x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,8 0C

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

28

Page 30: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Laktasi (+)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,

luka operasi terutup verband, peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (+) sedikit

Lochia (-)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 2

Terapi :

1. Balance cairan

2. IVFD RL:D5 = 1:1 (16 tpm)

3. Injeksi Cefotaxim 1 gr/12jam

4. Infus drip Metronidazole 500 mcg/8 jam

5. Injeksi Gentamycin 80 mg/8 jam

6. Injeksi Tramadol 1 ampul / 8 jam

7. Injeksi Alinamin F 1 ampul/ 8 jam

8. Injeksi Transamin 1 ampul/8 jam

9. Injeksi Vit C 1 ampul / 8 jam

10. Injeksi Vit B compleks 2 cc/ 24 jam

11. usul ganti oral

Tanggal 27 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Tanda vital : T = 130/80 mmHg Respiratory Rate = 18x/menit

N = 82x/menit Suhu = 36,7 0C

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

Laktasi (+)

29

Page 31: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,

luka operasi terutup verband, peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (-)

Lochia (+)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 3

Terapi :

1. Pindah bangsal

2. Amoxicillin 3x1

3. Metronidazole 3x1

4. Vit C 3x1

5. Prednison 3x1

6. Sakaneuron 2x1

7. Medikasi

Tanggal 28 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Tanda vital : T = 120/80 mmHg Respiratory Rate = 20x/menit

N = 84x/menit Suhu = 36,5 0C

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

30

Page 32: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Laktasi (+)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusat-

SOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (-)

Lochia (+)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 4

Terapi :

1.Amoxicillin 3x1

2.Metronidazole 3x1

3.Vit C 3x1

4.Prednison 3x1

5.Sakaneuron 2x1

6.Medikasi

Tanggal 29 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Tanda vital : T = 120/90 mmHg Respiratory Rate = 20x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,5 0C

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

Laktasi (+)

31

Page 33: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusat-

SOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (-)

Lochia (+)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 5

Terapi :

1.Amoxicillin 3x1

2.Metronidazole 3x1

3.Vit C 3x1

4.Prednison 3x1

5.Sakaneuron 2x1

6.Medikasi

Tanggal 30 September 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Tanda vital : T = 120/80 mmHg Respiratory Rate = 20x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,7 0C

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

Laktasi (+)

32

Page 34: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusat-

SOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (-)

Lochia (+)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 6

Terapi :

1.Amoxicillin 3x1

2.Metronidazole 3x1

3.Vit C 3x1

4.Prednison 3x1

5.Sakaneuron 2x1

6.Medikasi

Tanggal 1 Oktober 2006

Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup

Tanda vital : T = 120/80 mmHg Respiratory Rate = 16x/menit

N = 68x/menit Suhu = 36,4 0C

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Thorax : Cor : dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal

33

Page 35: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Laktasi (+)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusat-

SOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)

Genital : Perdarahan (-)

Lochia (+)

Diagnosa : Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress, DKP

oleh karena panggul sempit pd multigravida h.postdate,

d.p kala I fase laten pb 2jam dg riwayat SC 7 th yang lalu

dph 7

Terapi :

1.Amoxicillin 3x1

2.Metronidazole 3x1

3.Vit C 3x1

4.Prednison 3x1

5.Sakaneuron 2x1

BAB IVANALISA KASUS

A. Analisa Status

Pada pembuatan status ini dijumpai beberapa kekurangan diantaranya

perlunya anamnesis yang lebih lanjut mengenai keteraturan ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan (ANC). Selain itu dalam status ini tidak dilakukan

pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan os born test

34

Page 36: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

Analisa Kasus Diagnosa

1. Fetal Distress

Indikasi-indikasi fetal distress adalah:

a) bradikardi

b) takikardi

c) variabilitas

d)pola deselerasi

e) Mekonium dalam cairan ketuban (masih kontroversi)

Pada kasus ini kriteria yang mendukung kearah fetal distress yaitu :

a) DJJ bradikardi irreguler (96 x/menit)

b)pada hasil CTG didapatkan deselerasi dini dan CST(+)

Fetal distress yang terjadi disebabkan karena kehamilan postdate yang

menyebabkan risiko terjadinya degenerasi vaskuler, hipoplasi pada

plasenta (insufisiensi plasenta) dan kompresi tali pusat, disertai adanya

infeksi intrapartum yang ditunjukkan dengan AL yang meningkat.

Hamil post date

Suatu kehamilan disebut hamil post date apabila setelah melewati

waktu hari perkiraan kelahiran, yaitu 280 hari, namun belum terjadi

persalinan.

Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :

Anamnesa : Didapatkan keterangan

HPMT : 10 Desember 2005

HPL : 17 September 2006

35

Page 37: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

UK : 41 minggu

Disproporsi Kepala Panggul

DKP adalah tidak adanya keseimbangan antara kapasitas jalan lahir

dan besarnya kepala janin. Penyebab pada kasus ini adalah faktor janin

yaitu presentasi kepala janin yang tidak normal.

Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :

a. Anamnesis :

Adanya riwayat SC 7 tahun yang lalu,TB = 145cm

b. Pemeriksaan Obstetri :

Ukuran panggul dalam kesan sempit ditunjukkan dengan

pemeriksaan dalam didapatkan promontorium teraba, linea

terminalis teraba >1/3 bagian, spina ischadica tidak menonjol,

arcus pubis <90 ۫ sudut MKM tumpul.

c. Setelah bayi lahir :

Tampak caput suksedaneum di daerah ubun-ubun besar, yang

menunjukkan kelainan presentasi janin, sehingga mengakibatkan

terjadinya ketidakseimbangan cephalopelvic.

B. Analisa Kasus Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk kasus ini dengan diagnosa fetal distress,

disproporsi kepala panggul oleh karena panggul sempit, pada multigravida

hamil postdate dalam persalinan kala 1 fase laten persalinan berlangsung 2

jam dengan riwayat Sectio Caesaria 7 tahun yang lalu adalah Re-SCTP

emergency. Pemilihan Re-SCTP sudah cukup tepat dikarenakan prognosis

persalinan ini adalah buruk.

1. Indikasi Ibu, karena adanya DKP yang dapat menyebabkan:

o Kelelahan ibu yang dapat menyebabkan bahaya pada ibu yaitu

dehidarasi, asidsosis, infeksi intrapartum

o Timbul regangan pada segmen bawah rahim dan pembentukan

lingkaran retraksi patologis yang disebut ruptur uteri iminens.

o Inersia uteri sekunder.

2. Indikasi Janin, adanya fetal distress dan DKP yang dapat menyebabkan :

36

Page 38: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

o Kematian perinatal.

o Prolaps funikuli

o Robekan pada tentorium cerebelli dan perdarahan intrakranial.

3. Indikasi Obstetri

o Adanya DKP dan riwayat SC

Sehingga penatalaksanaan pada kasus ini, SCTP adalah pilihan yang terbaik untuk

ibu maupun bayinya.

37

Page 39: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

BAB V SARAN

1. Edukasi kepada pasien mengenai

pengetahuan tentang penyakit, gejala, dan komplikasinya,

penatalaksanaannya.

2. .

38

Page 40: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB POGI, FKUI, Jakarta. Pp : 35-45

Allan, H., et all. 1994. Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis and Treatment. 8th edition. Appleton, Norwak, Connecticut.

Brandon dkk , 2002. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics 2nd edition The Johns Hopkins University Department By Lippincott Williams & Wilkins Publishers

Chrisdiono M. A. 2004. Kehamilan Postterm. Dalam : Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta. Pp: 32-33.

Cunningham, Mac Donald, Gant, Levono, Gilstrap, Hanskin, Clark. 1997. William‘s Obstretics 20th edition. Prentice-Hall International Inc. Pp : 773-818

James R., Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md. Haney, David N Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed:. Danforth By Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 9th edition.

Joy, Satu and Lyon, Deborah. 2005. Diagnosis of Abnormal Labor. http://www.emedicine.com/med/topic3488.htm

Merck. 2005. Problem in the First and Second Stage of Labor. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy. http://www.merck.com/mrkshared/mmanual/section18/chapter253/253g.jsp

Neville, dkk. 2001. Esential Obstetri dan Gynecologi. Hipokrates, Jakarta. Pp : 20-30

Price dan Wilson. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. EGC. Pp : 722-23

Repke JT, Johnson TR, Ludmir J. 2005. Diagnosis of Abnormal Labor. http://www.cgmh.org.tw/intr/intr5/c6700/OBGYN/f/web/Abnormal%20Labor/

Rustam Mochtar. 1998. Kelainan Pada Letak Kepala. Dalam : Sinopsis Obstetri Jilid 1. Editor: Delfi Lutan, EGC, Jakarta. Pp: 339-340.

39

Page 41: Fetal Distress, DKP,Hamil Postdate

S. Martohoesodo dan R. Hariadi. 1999. Distosia Karena Kelainan Letak dan Bentuk Janin. Dalam Wiknjosastro H, Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga Cetakan Kelima. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Pp : 597-598.

S. Martohoesodo dan R. Hariadi. 1999. Distosia Karena Kelainan Panggul. Dalam Wiknjosastro H, Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga Cetakan Kelima. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Pp : 641-645.

SMF Obsgin RSDM. 2004. Disproporsi Kepala Panggul. Dalam : Prosedur Tetap Pelayanan Profesi Kelompok Staf Medis Fungsional Obstetri & Ginekologi. RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Pp : 36-37.

40