fatri nikendari

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN PEM ACHIEVEMEN UNTUK ME INGIN ( Studi P Semester Gena FAKULT i MBELAJARAN KOOPERATIF STAD (S NT DIVISION) BERBANTUAN MACROM ENINGKATKAN MOTIVASI BERPREST N TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SIS Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbo ap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 20 SKRIPSI Oleh FATRI NIKENDARI NIM : K3306017 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 STUDENT TEAM MEDIA FLASH TASI, RASA SWA on Kelas X-A 009/2010) KAN

Upload: aristiawan-aristiawan

Post on 15-Apr-2017

585 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PEM

ACHIEVEMEN

UNTUK MEN

INGIN

( Studi P

Semester Gena

FAKULT

i

EMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (ST

NT DIVISION) BERBANTUAN MACROME

ENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTA

IN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SIS

Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbo

nap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 20

SKRIPSI

Oleh

FATRI NIKENDARI

NIM : K3306017

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

STUDENT TEAM

MEDIA FLASH

TASI, RASA

ISWA

rbon Kelas X-A

2009/2010)

IKAN

Page 2: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI, RASA

INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

( Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A

Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010)

Oleh: FATRI NIKENDARI

K 3306017

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Haryono, M.Pd.NIP. 19520423 197603 1 002

Pembimbing II

Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si.NIP. 19721115 200604 2 001

Page 4: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 29 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. ....................

Sekretaris : Drs. Sulistyo Saputro, M.Si. .....................

Anggota I : Drs. Haryono, M.Pd. ....................

Anggota II : Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si. ......................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Fatri Nikendari. K3306017. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Division) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI, RASA INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA(Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Desember 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash, (2) meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Data diperoleh melalui wawancara dengan guru, observasi, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran kooperatif

STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dapat

meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon. Hal ini

dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I, motivasi

berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi sebesar 14,28%, tinggi sebesar

80%, dan rendah sebesar 5,71% yang kemudian meningkat pada siklus II, dengan

kriteria sangat tinggi sebesar 37,2% dan tinggi sebesar 62,8%. (2) metode

pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan

macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tetapi tidak

meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi pokok hidrokarbon. Hal ini dapat

dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I ketuntasan belajar

siswa sebesar 51,4% yang kemudian meningkat menjadi 82,8 % pada siklus II.

Untuk rasa ingin tahu siswa pada siklus I dengan kriteria sangat tinggi sebesar

5,71% tidak mengalami perubahan pada siklus II. Sedangkan untuk kriteria tinggi

Page 6: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

pada siklus I sebesar 77,14% meningkat menjadi 88,57% pada siklus II.

Untuk kriteria rendah sebesar 17,14% pada siklus I menjadi 5,71% pada siklus II.

Kata kunci: STAD, macromedia flash, motivasi berprestasi, rasa ingin tahu, prestasi belajar

Page 7: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Fatri Nikendari. K3306017. COOPERATIVE LEARNING USING STAD(Student Team Achievement Division) METHOD ASSISTED BY MACROMEDIA FLASH TO IMPROVE THE ACHIEVEMENT MOTIVATION, THE QURIOSITY, AND THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT (Study of Chemistry Learning in the Subject Matter of Hydrocarbon of Class X-A SEMESTER 2 of SMA Negeri 3 Cilacap in Academic Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education of Sebelas Maret University. December. 2010.

The aims of the research are (1) to improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash, (2) to improve the quriosity and the students’ achievement in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash.

The research was a Classroom Action Research that was held in two cycles. The cycles are started with preparation phase and execution phase of cycle consisting of action planning, action, observation, evaluation, and reflection. The research subject was the students of class X-A of SMA Negeri 3 Cilacap in academic year of 2009/2010. The data were obtained by observation, interview with teacher, test, questionnaire, and documentation. We use descriptive qualitative technique to analize the data.

The result of the research showed that (1) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the students’ motivation with a very high criteria was 14,28%, a high criteria was 80%, and a low criteria was 5,71% then it increased at cycle II where the students’ motivation with a very high criteria became 37,2% and a high criteria became 62,8% (2) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement of chemistry but it doesn’t for curiosity in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from the execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the mastery learning of students were 51,4% then became 82,8 % at cycle II. For curiosity aspect, at cycle I with very high criteria was 5,71% and it doesn’t change at cycle II. While, there was an increasing curiosity from 77,14% at cycle I became 88,57% at cycle II. For a low criteria, the curiosity at cycle I was 17,14% and it decreased to 5,71% at cycle II.

Keywords: STAD, macromedia flash, achievement motivation, curiosity, students’ achievement

Page 8: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure without losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasm

(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)

Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal wakilwakilwakilwakil, , , , ni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsir (Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)

Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah

usahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamu (writer)(writer)(writer)(writer)

Page 9: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan penuh Dengan penuh Dengan penuh Dengan penuh cintacintacintacinta, karya ini, karya ini, karya ini, karya ini kupersembahkan untukkupersembahkan untukkupersembahkan untukkupersembahkan untuk

� Ibu Ibu Ibu Ibu (Sri Handayani) (Sri Handayani) (Sri Handayani) (Sri Handayani) dan Bapakdan Bapakdan Bapakdan Bapak (Suyitno) (Suyitno) (Suyitno) (Suyitno)

tercinta tercinta tercinta tercinta yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk

dirikudirikudirikudiriku

� Adikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayang

yang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakak

� Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap

yang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warna----warni warni warni warni

kehidupankukehidupankukehidupankukehidupanku

� Keluarga besarKeluarga besarKeluarga besarKeluarga besar P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan

selalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatiku

� AlmamaterAlmamaterAlmamaterAlmamater tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas

Maret SurakartaMaret SurakartaMaret SurakartaMaret Surakarta

Page 10: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan

perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan

hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan P. MIPA yang telah

menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S., selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia

yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs.Haryono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Ibu Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang telah pula

memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga

memperlancar penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Surono, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Cilacap yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Umi Suprapti, S.Pd., selaku guru Kimia Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian.

Page 11: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 3 Cilacap yang telah banyak

membantu selama penulis melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X-A. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan yang terbaik, kasih sayang,

dan semangat bagi penulis.

11. Adikku tersayang yang senantiasa menjadi motivator.

12. Sahabat-sahabatku (Eka Handayani Hesti Ningrum, Septina Mardhiani, Nur Fausi

Kusumawati, Ika Nugraha Fitriana) untuk segala dukungan, persahabatan, dan

bantuannya.

13. Teman seperjuanganku di kost en_en (Niyar Candra Agustin, Santi Silfiana

Ashary, Rianita) terima kasih untuk semangat dan bantuan yang luar biasa.

14. Teman-teman pendidikan kimia ’06.

15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 12: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5

C. Perumusan Masalah ............................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

1. Belajar .............................................................................................. 8

a. Pengertian Belajar .................................................................... 8

b. Teori-teori Belajar .................................................................... 9

c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif......................................... .. 11

2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement

Division) .......................................................................................... 12

a. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................. 12

b. Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) ................................................................................... 15

Page 13: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Media Pembelajaran Macromedia Flash ......................................... 16

a. Pengertian Media Pembelajaran .............................................. 16

b. Manfaat Media Pembelajaran .................................................. 17

c. Ciri Media Pembelajaran ......................................................... 18

d. Pengelompokan Media Pembelajaran .................................. ... 18

e. Macromedia Flash ................................................................ .. 19

4. Motivasi Berprestasi ........................................................................ 19

5. Rasa Ingin Tahu ............................................................................... 21

6. Prestasi Belajar ................................................................................ 22

7. Materi Hidrokarbon ........................................................................ 23

a. Kekhasan Atom Karbon ........................................................... 23

b. Penggolongan Hidrokarbon ...................................................... 24

c. Alkana, Alkena, Alkuna ........................................................... 25

d. Keisomeran ............................................................................... 31

e. Sifat-sifat Hidrokarbon ............................................................. 34

f. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon ............................................. 36

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 37

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 38

D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 42

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 42

1. Waktu Penelitian ............................................................................. 42

2. Tempat Penelitian ............................................................................ 43

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 43

C. Metode Penelitian ................................................................................. 43

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 45

1. Data Penelitian ............................................................................... 45

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45

a. Pengamatan............................................................................... 45

b. Wawancara atau Diskusi .......................................................... 46

c. Angket ...................................................................................... 46

Page 14: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

d. Tes ............................................................................................ 46

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 46

1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 46

a. Silabus ...................................................................................... 46

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 46

2. Instrumen Penilaian ...................................................................... 47

a. Instrumen Penilaian Kognitif ................................................... 47

b. Instrumen Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin

Tahu.......................................................................................... 51

c. Angket Balikan Siswa terhadap Proses Belajar Mengajar ....... 54

d. Observasi Siswa dalam PBM ................................................... 54

F. Analisis Data ........................................................................................ 54

G. Pemeriksaan Validitas Data ................................................................. 55

H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 56

BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .................................. 59

A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................................... 59

B. Deskripsi Hasil Siklus I ........................................................................ 61

1. Tahap Perencanaan Tindakan I ...................................................... 61

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I....................................................... 62

3. Tahap Observasi Tindakan I ......................................................... 63

4. Tahap Refleksi Tindakan I ............................................................ 70

C. Deskripsi Hasil Siklus II ...................................................................... 75

1. Tahap Perencanaan Tindakan II .................................................... 75

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II ..................................................... 76

3. Tahap Observasi Tindakan II ......................................................... 76

4. Tahap Refleksi Tindakan II ............................................................ 79

D. Pembahasan ......................................................................................... 85

E. Hasil Tindakan ..................................................................................... 90

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 91

A. Simpulan ............................................................................................... 91

B. Implikasi ............................................................................................... 91

Page 15: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

C. Saran ..................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94

LAMPIRAN ..................................................................................................... 97

Page 16: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X ........................ 3

Tabel 2 Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif ...................................... 15

Tabel 3 Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson .......... 18

Tabel 4 Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1

sampai C10 .................................................................................... 26

Tabel 5 Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil ................................... 27

Tabel 6 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena ... 29

Tabel 7 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Alkuna .................. 30

Tabel 8 Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon ...................... 34

Tabel 9 Rancangan Waktu Penelitian ........................................................ 42

Tabel 10 Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II ............................... 45

Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal ............................................ 48

Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal ......................................... 49

Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal .............................. 50

Tabel 14 Rangkuman Hasil Uji IndeksKesukaran Soal ............................... 51

Tabel 15 Skor Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu ........... 51

Tabel 16 Kategorisasi Pengukuran Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin

Tahu Siswa ................................................................................... 51

Tabel 17 Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket ........................................ 53

Tabel 18 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket .................................... 54

Tabel 19 Nilai Ulangan Harian pada Kompetensi Dasar Sebelumnya ........ 60

Tabel 20 Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Pra Siklus .................. 61

Tabel 21 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I ...................... 64

Tabel 22 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3

Cilacap pada Siklus I ................................................................... 64

Tabel 23 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I .................................... 65

Tabel 24 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ............................................ 66

Tabel 25 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ............................. 67

Tabel 26 Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A

Page 17: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

SMA Negeri 3 Cilacap .................................................................................... 71

Tabel 27 Perbandingan Persentase Ketercapaian Motivasi Berprestasi dan

Rasa Ingin Tahu antara Pra Siklus dan Siklus I ............................................... 73

Tabel 28 Target Keberhasilan Siklus I ......................................................... 73

Tabel 29 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I .............................................. 74

Tabel 30 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

pada Siklus II .............................................................................. 76

Tabel 31 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II ..................... 77

Tabel 32 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus II .................................... 77

Tabel 33 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus II ........................................... 78

Tabel 34 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ........................... 79

Tabel 35 Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A

SMA Negeri 3 Cilacap .................................................................. 80

Tabel 36 Peningkatan Rata-rata Nilai Tes dari Siklus I dan Siklus II .......... 82

Tabel 37 Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

pada Siklus I dan siklus II ............................................................. 83

Tabel 38 Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada

Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 83

Tabel 39 Target Keberhasilan Siklus II ........................................................ 83

Tabel 40 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II ............................................. 84

Tabel 41 Rangkuman Nilai Tiap Kelompok ................................................ 88

Tabel 42 Rangkuman Hasil Penelitian ......................................................... 89

Page 18: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Ikatan Rantai Karbon .................................................................. 24

Gambar 2 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai............ 25

Gambar 3 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan ............. 25

Gambar 4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 40

Gambar 5 Skema Model Penelitian.............................................................. 44

Gambar 6 Skema Analisis Data ................................................................... 55

Gambar 7 Skema Pemeriksaan Validitas Data............................................. 56

Gambar 8 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I .............. 66

Gambar 9 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ..................... 67

Gambar 10 Diagram Pie Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ................. 67

Gambar 11 Grafik Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 72

Gambar 12 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus I ....................................... 73

Gambar 13 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I .......................... 74

Gambar 14 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siklus II ................................ 78

Gambar 15 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siklus II ....................................... 78

Gambar 16 Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .... 79

Gambar 17 Grafik Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 81

Gambar 18 Histogram Distribusi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......... 81

Gambar 19 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus II ………………………... 84

Gambar 20 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II …...…………... 85

Page 19: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ................................................................................... 97

Lampiran 2 Lesson Plan ............................................................................ 99

Lampiran 3 Lembar Wawancara ............................................................... 105

Lampiran 4 Angket Observasi Kesulitan Belajar Kimia ........................... 108

Lampiran 5 Analisis Hasil Perhitungan Angket Observasi Kesulitan

Belajar Kimia ........................................................................ 109

Lampiran 6 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2007/2008 .................... 110

Lampiran 7 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2008/2009 .................... 114

Lampiran 8 Daftar Nilai Kelas X-A .......................................................... 118

Lampiran 9 Dasar Pembentukan Kelompok .............................................. 120

Lampiran 10 Daftar Kelompok STAD Kelas X-A ..................................... 121

Lampiran 11 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus I .......................................... 122

Lampiran 12 Instrumen Tryout Kognitif Siklus I ........................................ 127

Lampiran 13 Kisi-kisi Tryout Angket Motivasi Berprestasi ....................... 136

Lampiran 14 Instrumen Angket Tryout Motivasi Berprestasi ..................... 142

Lampiran 15 Kisi-kisi Tryout Angket Rasa Ingin Tahu .............................. 145

Lampiran 16 Instrumen Angket Tryout Rasa Ingin Tahu ............................ 151

Lampiran 17 Analisis Tryout Kognitif Siklus I ........................................... 154

Lampiran 18 Analisis Tryout Angket Motivasi Berprestasi ........................ 155

Lampiran 19 Analisis Tryout Angket Rasa Ingin Tahu ............................... 157

Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus .................. 159

Lampiran 21 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus ............... 163

Lampiran 22 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus .................. 165

Lampiran 23 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ........................ 166

Lampiran 24 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ...................... 170

Lampiran 25 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ......................... 172

Lampiran 26 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus I ..................................... 173

Lampiran 27 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus I .................................... 177

Lampiran 28 Analisis Aspek Kognitif Siklus I............................................ 184

Page 20: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 29 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ...................... 187

Lampiran 30 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ................... 193

Lampiran 31 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ...................... 196

Lampiran 32 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ............................ 197

Lampiran 33 Instrumen Angket Rasa Ingin Siklus I ................................... 203

Lampiran 34 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ............................. 206

Lampiran 35 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus II ......................................... 207

Lampiran 36 Instrumen Tryout Kognitif Siklus II ....................................... 212

Lampiran 37 Analisis Tryout Kognitif Siklus II .......................................... 220

Lampiran 38 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus II.................................... 221

Lampiran 39 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus II .................................. 225

Lampiran 40 Analisis Aspek Kognitif Siklus II .......................................... 231

Lampiran 41 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus II .................... 234

Lampiran 42 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus II .................. 240

Lampiran 43 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus II ..................... 243

Lampiran 44 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ........................... 244

Lampiran 45 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ......................... 250

Lampiran 46 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ............................ 253

Lampiran 47 Soal Diskusi Siklus I .............................................................. 254

Lampiran 48 Soal Diskusi Siklus II ............................................................. 256

Lampiran 49 Soal Kuis Siklus I ................................................................... 257

Lampiran 50 Soal Kuis Siklus II ............................................................... 258

Lampiran 51 Nilai Kelompok ................................................................... .. 259

Lampiran 52 Absensi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap ............... 261

Lampiran 53 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar .................... . 262

Lampiran 54 Simpulan Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas X-A 263

Lampiran 55 Indikator Angket Tanggapan Balikan Siswa ......................... 265

Lampiran 56 Analisis Angket Balikan Siswa ........................................... .. 267

Lampiran 57 Kuesioner Tanggapan Siswa ............................................... .. 268

Lampiran 58 Analisis Kuesioner Tanggapan Siswa ................................. .. 270

Lampiran 59 Contoh Perhitungan............................................................... . 271

Page 21: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Lampiran 60 Dokumentasi Penelitian....................................................... 276

Lampiran 61 Macromedia Flash ............................................................... 280

Page 22: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu

bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang

bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat

terus-menerus. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan adalah dengan penyempurnaan sistem kurikulum yang

berkesinambungan. Kurikulum yang berlangsung saat ini adalah KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai penyempurnaan dari kurikulum

sebelumnya yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

KTSP mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan. Selain itu, dalam kurikulum ini, guru diberikan kesempatan untuk

mengembangkan indikator pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing

sekolah sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam memilih serta

mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikan di sekolah. Materi

yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan masing-

masing sekolah. Dengan kurikulum ini, maka guru sebagai pendidik harus bisa

memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya. KTSP

sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Artinya, kurikulum baru ini tetap memberikan tekanan pada

pengembangan kompetensi siswa. Oleh karena itu, pembelajarannya lebih

menekankan pada keaktifan siswa sehingga siswa mampu mencapai kompetensi

yang diharapkan.

Prinsip pengembangan KTSP antara lain: (1) Berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2)

Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh

dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang hayat, (7) Seimbang antara

kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Imam Hanafie, 2007).

Page 23: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan

menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem

mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu

pendidikan adalah faktor guru. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu

sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Mutu

pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM (Proses Belajar Mengajar)

yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi,

mutu pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM (Kunandar, 2009).

Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia

menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu

berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah satu mata

pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di

dalamnya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan

dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia.

Kesulitan siswa dalam memahami mata pelajaran kimia tidak terlepas

dari materi yang dipelajari dalam kimia lebih bersifat abstrak. Untuk itulah

diperlukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran kimia menjadi

lebih menarik dan menyenangkan. Dengan strategi pembelajaran yang tepat,

diharapkan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran kimia.

Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan. Siswa tidak boleh

lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran

aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak

sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator

yang kreatif.

SMA Negeri 3 Cilacap merupakan salah satu sekolah menengah di

Cilacap yang berstatus RSBI. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas

X, angket observasi kesulitan belajar, wawancara dengan guru kimia di sekolah

tersebut, serta data nilai ulangan kimia, dapat diidentifikasi permasalahan yang

ada. Interaksi dalam pembelajaran hendaknya terjadi dua arah sehingga

mencerminkan proses yang aktif baik guru maupun siswa. Akan tetapi, kenyataan

Page 24: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang ada menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas cenderung didominasi

oleh guru sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif.

Metode pembelajaran yang selama ini digunakan guru pada materi pokok

hidrokarbon adalah metode ceramah yang sering kali menyebabkan kejenuhan

bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan fasilitas yang

ada masih belum maksimal. Dengan adanya media berbasis komputer di setiap

kelas, masih sedikit guru yang mampu memanfaatkannya dalam proses

pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah,

dapat dilihat dari tabel nilai ulangan harian hidrokarbon tahun lalu berikut ini.

Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X Tahun Ajaran

Batas Tuntas

Jumlah Siswa % Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas Total 2007/2008 65 47 33 80 58,75 2008/2009 65 42 38 80 52,5

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, siswa

kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun ajaran 2009/2010 memiliki motivasi

berprestasi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari mudah puasnya siswa ketika

mendapat nilai yang cukup. Siswa merasa sudah aman apabila nilai mereka sudah

mencapai batas ketuntasan tanpa ada keinginan untuk meningkatkan prestasi

belajar mereka. Hal ini menyebabkan hasil belajar mereka menjadi kurang

maksimal. Dikarenakan motivasi berprestasi siswa masih rendah, maka

keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat

dari sedikitnya siswa yang bertanya saat pelajaran serta kurang aktifnya siswa

dalam proses belajar.

Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses

dan hasil belajar. Sebagai tindak lanjut guna mengatasi permasalahan yang ada,

maka perlu dilakukan penelitian tindakan yang berorientasi perbaikan kualitas

pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kasihani

Kasbolah (2001: 27), untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di

sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan, serta efisiensi pengelolaan

pendidikan, dapat dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan metode dan media

Page 25: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pembelajaran yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan dan meningkatkan keaktifkan siswa. Metode mengajar yang baik

yaitu metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi

siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, serta tujuan pembelajarannya.

Alternatif pemecahan untuk mengatasi berbagai masalah dalam

pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon salah satunya dengan

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. Upaya dalam meningkatkan

motivasi berprestasi, prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri 3

Cilacap dapat ditempuh dengan metode kooperatif STAD (Student Team

Achievement Division) berbantuan macromedia flash pada materi pokok

hidrokarbon. STAD (Student Team Achievement Division) merupakan metode

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok-

kelompok kecil. Kelebihan dengan metode STAD ini, yaitu (1) Siswa dapat saling

membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut

sehingga melatih kerjasama antar siswa; (2) Seluruh siswa menjadi lebih siap

dalam melaksanakan pembelajaran. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini

merupakan metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih

mudah dikendalikan dan diawasi. Sedangkan macromedia flash merupakan media

berbasis komputer yang dapat menjadi tutorial terprogram yang memberikan

informasi mengenai materi pelajaran serta memberikan umpan balik bagi jawaban

siswa atas pertanyaan yang muncul dari media tersebut. Dengan penggunaan

macromedia flash, diharapkan mampu mengefektifkan proses pembelajaran.

Selain itu, animasi-animasi yang ditampilkan diharapkan mampu merangsang

keingintahuan siswa serta menjadikan proses pembelajaran lebih menarik.

Pada penggunaan metode pembelajaran STAD (Student Team

Achievement Division), dapat dilengkapi dengan media elektronik, seperti halnya

macromedia flash. Menurut Hartiningsih (2006), pembelajaran dengan media

elektronik, baik guru maupun siswa sama-sama aktif melaksanakan peran masing-

masing menuju tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu keberhasilan siswa di

dalam belajar mengajar. Pemanfaatan media elektronik juga dapat mengatasi

Page 26: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kebosanan siswa yang biasanya hanya mendapat pelajaran kimia dengan metode

ceramah saja.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu bagi penulis

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan metode pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dalam

membantu siswa memahami materi pelajaran kimia pada materi pokok

pembelajaran hidrokarbon, sehingga perlu dilakukan suatu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang diadakan di SMA Negeri 3 Cilacap Kelas X-A semester genap

tahun ajaran 2009/2010. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus

tindakan. Pada siklus 1, siswa berkelompok dan memperhatikan presentasi guru

dengan macromedia flash di depan kelas. Sedangkan pada siklus 2, siswa

berkelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan 1 laptop untuk

mengoperasikan macromedia flash.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dimuka, agar penelitian ini lebih

terfokus dan terarah, maka dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kooperatif STAD berbantuan macromedia flash.

3. Materi Pelajaran

Materi pelajaran kimia dibatasi pada pokok bahasan hidrokarbon

terutama kekhasan atom karbon dan Alkana, Alkena, serta Alkuna.

4. Objek penelitian

Obyek penelitian meliputi :

a. Motivasi berprestasi siswa yang dikategorikan dalam motivasi sangat

tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Motivasi berprestasi siswa

dihitung menggunakan angket motivasi berprestasi.

Page 27: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Rasa ingin tahu siswa yang dikategorikan dalam rasa ingin tahu sangat

tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Rasa ingin tahu siswa dihitung

menggunakan angket rasa ingin tahu.

c. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah ketuntasan belajar siswa

pada aspek kognitif. Nilai aspek kognitif diperoleh dari tes siklus I dan

tes siklus II. .

d. Proses pembelajaran direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan

siklus II. Jika pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang

direncanakan yaitu motivasi berprestasi sebesar 30%, rasa ingin tahu

25% dan ketuntasan 65% maka dilanjutkan pada indikator keberhasilan

siklus II yaitu motivasi berprestasi sebesar 35%, rasa ingin tahu 30% dan

ketuntasan 75%.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah serta untuk

memperjelas permasalahan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi

berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon?

2. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu

dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon?

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peningkatan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon

dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash.

Page 28: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok

hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team

Achievement Division) berbantuan macromedia flash.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan

pengetahuan relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut:

a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran

Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta

dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan gaya pembelajaran yang

sebelumnya telah dilakukan oleh guru khususnya pada materi pokok hidrokarbon.

b. Manfaat bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya,

dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya.

c. Manfaat bagi Pengembangan Profesi Guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran,

sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta dapat

mengembangkan metode STAD ini pada konsep yang lain.

d. Manfaat bagi Siswa

Memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik serta dapat

meningkatkan keaktifannya dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok.

Page 29: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang

sebenarnya merupakan gejala belajar. Belajar dapat diartikan sebagai usaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Winkel (1996: 53) mengemukakan bahwa

belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap dimana perubahan-

perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap

hasil yang telah diperoleh.

Menurut pendapat Good dan Brophy dalam Ngalim Purwanto (2004: 85),

mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “Learning is the

development of new associations as a result of experience”. Good dan Brophy

mengemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat

dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami

belajar. Sehingga yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy

bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi

secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-

hubungan baru (new association).

Menurut Ngalim Purwanto (2004: 85) ada beberapa elemen yang

mencirikan pengertian belajar yaitu: (1) Belajar merupakan suatu perubahan

tingkah laku, (2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan

dan pengalaman, (3) Perubahan yang terjadi dalam belajar relatif mantap dan

merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang, (4) Tingkah laku

yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis.

Page 30: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dari berbagai definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

dilakukan seseorang baik secara individu maupun kelompok untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dan

latihan dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Teori-teori Belajar

1) Teori Belajar Kognitif

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu

berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah

bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata

dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan

dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur

kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori yang termasuk dalam teori belajar

kognitif, antara lain:

a) Teori Belajar Bruner

Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 103) menyarankan agar dalam

proses belajar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan

prinsip dan melakukan eksperimen–eksperimen yang memberi kesempatan siswa

untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri. Jadi siswa tidak menerima informasi

tetapi juga aktif dalam memperoleh informasi.

b) Teori Belajar Gagne

Gagne mengemukakan teori belajarnya yaitu bahwa belajar ialah suatu

proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,

dan tingkah laku. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, belajar terdiri dari

tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.

Kondisi eksternal terdiri diri delapan fase belajar, yaitu (1) fase motivasi,

(2) fase pengenalan, (3) fase perolehan, (4) fase retensi, (5) fase pemanggilan, (6)

fase generalisasi, (7) fase penampilan, (8) fase umpan balik. Kondisi internal

merupakan proses yang terjadi di dalam pikiran siswa. Sedangkan hasil belajar,

Gagne menyebutnya sebagai kemampuan-kemampuan (capabilities).

Page 31: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c) Teori Belajar Ausubel

Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.

Dimensi pertama berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian informasi

meliputi penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua berhubungan dengan cara

siswa mengaitkan informasi ke dalam struktur kognitif yang ada meliputi belajar

hafalan dan belajar bermakna.

d) Teori Belajar Piaget

Pengertian belajar menurut Jean Piaget yaitu belajar merupakan

pengembangan aspek kognitif sebagai bekal untuk dapat memecahkan persoalan

yang dihadapi siswa dalam kehidupannya dan untuk mengembangkan kehidupan

yang lebih baik. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi

empat, yaitu tahap sensori-motor (0-2 tahun), tahap pra-operasional(2-7 tahun),

tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasi formal (11 tahun- ke

atas)

2) Teori Konstruktivistik

Paul Suparno (1997: 63), dalam paham konstruktivisme menyatakan

bahwa peserta didik harus menemukan sendiri, menyimpan, mengecek, dan

mengorganisasikan suatu konsep (informasi) baru dengan konsep lama dan

merevisinya apabila tidak sesuai lagi. Pandangan konstruktivisme menyatakan

bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri

dalam belajar secara sadar dan pendidik dalam hal ini membimbing peserta didik

ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pandangan konstruktivistik sangat

berbeda dengan pandangan behavioristik maupun kognitif yang menekankan

bahwa pikiran peserta didik dapat dipetakan oleh seorang guru. Dalam

konstruktivistik, tujuan pembelajaran bukanlah mengajarkan informasi melainkan

untuk menciptakan situasi sehingga peserta didik dapat menginterpretasikan

informasi dalam pemahaman mereka sendiri.

Konstruktivistik menekankan belajar sebagai proses operatif, bukan

figuratif. Belajar operatif adalah belajar memperoleh dan menemukan struktur

pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam

situasi. Belajar operatif tidak hanya menekankan pada pengetahuan deklaratif

Page 32: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(pengetahuan tentang “apa”), namun juga pengetahuan struktural (pengetahuan

tentang “mengapa”) serta pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang

“bagaimana”). Belajar figuratif adalah belajar memperoleh pengetahuan dan

penambahan pengetahuan.

Konstruktivistik menekankan pada belajar autentik, bukan artifisial.

Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari

secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting

ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual.

Selain menekankan pada belajar operatif dan autentik, konstruktivisme

juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar

kolaboratif dan kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan

fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta

kelompok dan kelompok. Singkatnya, belajar adalah interaksi sosial. Secara

sosiologis, pembelajaran konstruktivisme menekankan pentingnya lingkungan

sosial dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam

belajar kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara

konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta

didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka

bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam

pencarian pemahaman bersama. Kata kunci belajar kolaboratif dan kooperatif

adalah purposeful talk yaitu percakapan yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik menelaah, mengelaborasi, mengakses, dan membangun

pengetahuannya di dalam konteks social (Agus Suprijono, 2009: 39-40).

c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif

Pada umumnya, prinsip-prinsip belajar kooperatif meliputi: (1) Adanya

perencanaan, yaitu pembentukkan kelompok-kelompok kecil, anggota dalam

kelompok dipilih secara heterogen yang bertujuan untuk saling membantu setiap

anggota sehingga tiap anggota mampu menguasai materi yang diajarkan; (2)

Pelaksanaan, dalam hal ini guru memberikan bimbingan belajar pada setiap

kelompok. Dalam proses belajar, diharapkan siswa aktif dan terlibat langsung

sehingga hasil belajar melekat dalam ingatan siswa. Tiap siswa bertanggung

Page 33: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

jawab secara individu untuk kemajuan kelompoknya; (3) Evaluasi, dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana penyerapan materi oleh siswa. Evaluasi dapat

dilakukan dengan tanya jawab maupun pemberian kuis.

2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi

transaksional yang bersifat timbal balik. Komunikasi transaksional adalah bentuk

komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang

terkait dalam proses pembelajaran (Robinson, 2005: 9.4). Kegiatan belajar dan

pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan

belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut,

sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk

dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal.

Metode secara harfiah berarti suatu cara yang teratur atau yang telah

difikirkan secara mendalam untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan oleh guru

untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sebagai cara yang telah direncanakan,

metode harus dapat dijadikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan

pembelajaran di samping komponen lainnya. Fungsi metode dalam pembelajaran

akan optimal apabila di dalam penggunaannya mampu memberikan kesenangan

dan kegembiraan bagi peserta didik. Hal ini dapat dicapai apabila setiap guru

dapat memilih metode yang tepat dengan tujuan, peserta didik, dan materi

pelajaran.

a. Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan pada

pemahaman konstruktivisme. Dalam teori konstruktivisme peserta didik harus

menemukan sendiri dan memecahkan informasi baru dengan aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Sesuai dengan disiplin

ilmu kimia dimana dalam hal ini perkembangan dalam dunia kimia sangat

dinamis maka kondisi seperti ini mutlak diperlukan. Pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

Page 34: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008: 35).

Menurut Anita Lie (2004: 41) dalam pembelajran kooperatif siswa

dikelompokkan secara heterogen dengan memperhatikan keanekaragaman jenis

kelamin, latar belakang sosio ekonomi, serta kemampuan akademis. Dalam

penelitian ini hanya akan memperhatikan faktor keanekaragaman gender dan

kemampuan akademis. Selanjutnya Slavin (2008: 10) menjelaskan bahwa

pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam

pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban individual dan

kesempatan sukses yang sama. Dalam kegiatan belajar individual cenderung

mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Menurut Arends (2001: 6-7) terdapat enam fase atau langkah utama yang

terlibat dalam pelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah:

(1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan

membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) Pada fase kedua diikuti oleh presentasi

informasi, biasanya dalam bentuk teks lebih disukai daripada bentuk ceramah, (3)

Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar, (4) Dalam

langkah berikutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk

menyelesaikan tugas-tugas interdependen, (5) Presentasi hasil akhir kelompok

atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa, dan (6) Memberi pengakuan

pada usaha kelompok maupun individu.

Menurut Anita Lie (2004: 31) untuk mencapai hasil maksimal lima unsur

model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: (1) Saling

ketergantungan positif , untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar

perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar

pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota

mengenai seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap angota

harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota

yang lain juga dapat berhasil, (2) Tanggung jawab perseorangan, unsur ini

Page 35: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan prosedur penelitian

dibuat menurut prosedur Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilannya adalah

persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya, (3) Tatap muka, setiap kelompok

harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan

interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih

baik daripada hasil pemikiran dari individu saja. Lebih jauh lagi hasil kerjasama

ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi

adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan

masing-masing, (4) Komunikasi antar anggota, unsur ini juga menghendaki agar

para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum

menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara

berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan

berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat

mereka, (5) Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu

khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerjasama kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.

Terdapat lebih dari sepuluh metode pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan. Masing-masing metode pembelajaran kooperatif atau tipe

pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pemilihan

metode untuk mengajar harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Untuk melihat dengan jelas perbandingan masing-masing metode pembelajaran

kooperatif berdasarkan kesesuaian materi pembelajaran dapat dilihat pada Tabel

2.

Page 36: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tabel 2. Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif Metode Kesesuaian materi STAD Materi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti

matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.

TGT Materi yang dapat dibuat permainan (game akademik) TAI Digunakan pada materi yang berkaitan dengan penguasaan

materi sebelumnya. CIRC Digunakan pada materi-materi yang bersifat narasi, yang

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan

GI Digunakan pada materi yang berhubungan dengan penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek.

Jigsaw Materi yang bersifat penjelasan terperinci, misalnya siswa diminta membaca bab, buku kecil ataupun materi lain biasanya bidang studi sosial, biografi, dan sebagainya.

Complex Instruction

Digunakan pada materi yang berorintasi penemuan, khususnya bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika, dan ilmu sosial.

b. Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)

STAD (Student Team Achievement Division) merupakan pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin. STAD merupakan salah

satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan

model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan kooperatif.

Metode pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran

langsung, dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam

pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan metode pembelajaran kooperatif,

metode STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam

belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri.

Secara umum terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali

Page 37: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga

memasukkan presentasi audiovisual.

2) Tim/kelompok

Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam

hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini

adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih

khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan

kuis dengan baik.

3) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi

dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya.

4) Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan

kepada siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih

giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

5) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

dilihat dari nilai rata-rata kuis masing-masing kelompok. Predikat penghargaan

yang akan diperoleh digolongkan menjadi tiga, yaitu Good Teams (Tim Baik),

Great Teams (Tim Hebat), dan Super Teams (Tim Istimewa).

3) Media Pembelajaran Macromedia Flash

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari kata Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang berarti perantara. Oleh karena itu, secara harfiah media diartikan

sebagai perantara atau pengantar pesan. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad

(2009: 3) mengemukakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar

Page 38: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli. Association of

Education and Communication Technology (AECT, 1977) memberi batasan

tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi. Heinich dalam Azhar (2009: 4)

mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara

sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka

media itu disebut media pembelajaran.

Sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan

bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran. Sedangkan menurut Dinje Borman

Rumumpuk dalam Robinson (2005: 7.4) menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah setiap alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai media

komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar

mengajar.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai dalam Azhar mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Page 39: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

petunjuk mengapa media digunakan dan apa yang dapat dilakukan oleh media

yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya, yaitu:

1) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time-lapse recording.

3) Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan

kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama

mengenai kejadian itu.

d. Pengelompokan Media Pembelajaran

Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

perkembangan teknologi dibagi menjadi dua yaitu media tradisional dan media

mutakhir. Anderson (1976) mengelompokan media menjadi 10 golongan sebagai

berikut:

Tabel 3. Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson No Golongan Contoh 1 Audio Kaset audio, CD, siaran radio 2 Cetak Buku pelajaran, modul, gambar, brosur 3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi, slide5 Proyeksi audio visual diam Film bingkai bersuara 6 Visual gerak Film bisu 7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, VCD, televisi 8 Objek fisik Benda nyata, model, specimen 9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran 10 Komputer CAI

Page 40: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

e. Macromedia Flash

Salah satu media berbasis komputer yang saat ini banyak digunakan yaitu

macromedia flash. Dalam hal ini, komputer berperan sebagai Computer Assisted

Learning (CAL). Ada dua model penggunaannya yaitu: (1) Model tutor

pengganti, dalam model ini siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang

diprogram untuk mereaksi terhadap respon-respon siswa, (2) Model laboratorium

simulasi, Dalam model ini komputer lebih merupakan sumber belajar. Situasi-

situasi praktis dapat dijadikan model pada komputer yang memungkinkan untuk

dipelajari (Oemar Hamalik, 1989: 68-73).

Macromedia flash merupakan sebuah program yang digunakan untuk

membuat animasi multimedia yang interaktif dan website yang dinamis.

Keunggulan macromedia flash antara lain adanya fasilitas timeline yang siap

digunakan untuk membuat game, presentasi multimedia, animator, pembuat

halaman web dan untuk pelajar maupun pengajar multimedia. Pembelajaran

dengan macromedia flash dapat membuat proses belajar mengajar lebih menarik

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa.

4. Motivasi Berprestasi

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Mc. Donald dalam

buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2001: 71) mengemukakan bahwa

motivasi dapat didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2)

dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada

ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan

merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau

pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan yaitu hal yang ingin dicapai oleh seorang

individu.

Dalam proses belajar mengajar, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar

Page 41: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar ini adalah aktivitas yang bersifat fisik

maupun mental. Paul B. Diedrich dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar (2010: 101) mengemukakan delapan macam aktivitas siswa dalam

proses belajar, yaitu: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening

activities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7)

Mental activities, dan (8) Emotional activities.

Emotional activities sebagai aktivitas dalam proses belajar meliputi

menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, bergairah, dan memiliki motivasi.

Salah satu faktor yang sangat menentukan prestasi belajar adalah motivasi untuk

berprestasi. Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis

(kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan

tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Sering dijumpai siswa yang memiliki

intelegensi tinggi namun prestasi belajarnya rendah dikarenakan kurang

mempunyai motivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu, motivasi berprestasi

siswa sebagai salah satu komponen dalam proses belajar perlu ditingkatkan untuk

memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi maka dia akan

berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan

untuk bekerja mendiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap

prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas

perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi

berprestasi yang tinggi pada umumya lebih berhasil dalam menjalankan tugas

dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

Tumbuhnya motivasi berprestasi siswa dibutuhkan tiga komponen peran yang

saling terkait, yakni peran siswa sendiri, peran guru, dan peran orang tua siswa

(Lundeto, 2008).

Alat ukur motivasi berprestasi berupa angket. Indikator yang ada

dijabarkan dalam instrumen dengan menggunakan alternatif jawaban berupa skala

sikap yang dikemukan oleh Likert. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan

Page 42: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering,

jarang, dan tidak pernah.

5. Rasa Ingin Tahu

Kualitas proses belajar yang baik akan berdampak pada kualitas hasil

belajar yang baik pula. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Gagne membagi hasil

belajar dalam lima kategori, yaitu (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual,

(c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) ketrampilan motorik. Sedangkan menurut

Bloom, taksonomi hasil belajar terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Peningkatan hasil belajar siswa dapat

ditandai antara lain dengan (a) peningkatan perasaan puas para siswa, (b)

peningkatan perasaan ingin tahu para siswa, (c) peningkatan jumlah, jenis

dan/atau mutu produk belajar yang dihasilkan siswa, (d) peningkatan prestasi

akademik konvensional, dan (e) penurunan frekuensi terjadinya miskonsepsi

terhadap materi belajar (Depdikbud, 1999: 55).

Proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Salah

satu hal yang menunjukkan adanya perubahan tingkah laku yaitu adanya rasa

ingin tahu dalam diri seorang siswa. Keingintahuan atau curiosity merupakan

salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa. Dengan

adanya rasa ingin tahu, siswa akan lebih aktif bertanya dan mencari tahu berbagai

hal yang belum dimengerti, khususnya berkaitan dengan materi pelajaran yang

diperoleh. Kegiatan yang dilakukannya dapat berupa bertanya langsung kepada

guru maupun rajin membaca buku untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan. Proses belajar yang mampu meningkatkan motivasi berprestasi siswa

akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa.

Rasa ingin tahu siswa dapat diukur menggunakan angket. Indikator yang ada

dijabarkan dalam instrumen dengan menggunakan alternatif jawaban berupa skala

sikap yang dikemukan oleh Likert. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan

Page 43: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering,

jarang, dan tidak pernah.

6. Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut

Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari

suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat

ditentukan dengn memberikan tes pada akhir pendidikan. Prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Menurut Winkel

(1991: 52) bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Prestasi belajar

mempunyai mempunyai fungsi yang penting selain sebagai indikator keberhasilan

belajar dalam mata pelajaran tertentu juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) prestasi

belajar mempunyai beberapa fungsi utama:

a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

peserta didik.

b. Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan.

c. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan

d. Dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik.

e. Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan

instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.

Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau

penilaian hasil belajar. Dari hasil penilaian hasil belajar tersebut dapat diperoleh

informasi sehingga guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan, ketepatan atau

keefektifan metode mengajar, mengetahui kedudukan siswa di kelas atau

kelompoknya. Jadi prestasi belajar memiliki peranan penting, prestasi belajar

dapat dijadikan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar mengajar

selanjutnya. Dengan demikinan proses akan terus menerus ditingkatkan untuk

Page 44: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memperoleh hasil yang optimal. Tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian

prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dalam

maupun faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa misalnya intelegensi,

sikap bakat, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar diri siswa

misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas yang ada, kondisi

lingkungan dan lain-lain.

7. Materi Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan materi pokok bidang studi kimia yang diberikan

kepada siswa SMA kelas X semester genap. Standar Kompetensi materi pokok ini

adalah meamahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan

senyawa makromolekul.

a. Kekhasan Atom Karbon

Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen

(H) dan karbon (C) sebagai penyusunnya. Keunikan atom karbon antara lain:

1) Dapat membentuk 4 ikatan kovalen

Oleh karena karbon mempunyai 4 elektron valensi, untuk mencapai

konfigurasi oktet, karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen. Unsur golongan lain

tidak dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak itu kecuali jika melebihi

konfigurasi oktet.

2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Atom-atom karbon dapat saling berikatan untuk membentuk rantai karbon

lurus, bercabang, dan melingkar. Selain itu, atom karbon juga berikatan dengan

unsur lain seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, halogen, dan beberapa

atom logam. Oleh karena itu, jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak.

Rantai Lurus Rantai Bercabang

Page 45: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Rantai Siklik

Gambar 1. Ikatan Rantai Karbon

Kemampuan karbon mengikat karbon lainnya, menyebabkan atom karbon

mempunyai empat macam kedudukan, yaitu :

1) Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya.

2) Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain.

3) Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lain.

4) Atom C kwartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lain.

Atom C sekunder

CH3

CH3 –C –CH2 –CH2 –CH –CH3

Atom C kuartener CH3 CH3 Atom C primer

Atom C tersier

b. Penggolongan Hidrokarbon

Hidrokarbon digolongkan berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis

ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke

dalam hidrokarbon alifatik, alisiklik, atau aromatik. Berdasarkan jenis ikatan

karbonnya, hidrokarbon alifatik dan alisiklik dibedakan atas jenuh dan tidak

jenuh.

Contoh:

Page 46: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Alifatik Alisiklik Aromatik

Gambar 2. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai

Berdasarkan jenis ikatannya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh dan tak

jenuh. Hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang semua ikatannya tunggal

sedangkan hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan

rangkap

(jenuh) (tak jenuh) (tak jenuh)

Gambar 3. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan

c. Alkana, Alkena, Alkuna

1) Alkana

a) Rumus Umum Alkana

Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan

rumus umum molekulnya CnH2n+2

b) Deret Homolog

Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan

sifat yang bermiripan disebut satu homolog. Alkana merupakan suatu homolog

Page 47: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 4. Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1 sampai C10 Jumlah atom C Rumus Struktur Nama

1 CH4 Metana 2 CH3CH3 Etana 3 CH3CH2CH3 Propana 4 CH3(CH2)2CH3 Butana 5 CH3(CH2)3CH3 Pentana 6 CH3(CH2)4CH3 Heksana 7 CH3(CH2)5CH3 Heptana 8 CH3(CH2)6CH3 Oktana 9 CH3(CH2)7CH3 Nonana

10 CH3(CH2)8CH3 Dekana (Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J., 1982: 89)

c) Tata Nama Alkana

IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) telah

merumuskan tata nama sistematis untuk senyawa karbon, termasuk alkana

1. Alkana rantai lurus

Contoh :

CH

HH

H

C

HH

C

H

H

C

H

H

C

H

H

Nama: n-pentana

2. Alkana rantai bercabang

Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang adalah sebagai berikut:

a) Nama alkana bercabang

Bagian pertama, dibagian depan yaitu nama cabang.

Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.

Contoh :

CH3 CH2 CH2 CH3CH

CH3

CH2

b) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau

lebih rantai terpanjang maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.

Induk diberi nama alkana bergantung pada panjang rantai.

Cabang

Induk

Page 48: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Contoh:

CH3 CH2 CH2 CH3CH

CH3

CH

CH2 CH3

(Benar, jumlah cabang = 2)

CH3 CH2 CH2 CH3CH

CH3

CH

CH2 CH3

(Salah, jumlah cabang = 1)

c) Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti

akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1 dan

dinyatakan dengan lambang R.

Tabel 5. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil Gugus Alkil Nama

CH3- Metil CH3 –CH2- Etil CH3 –CH2 –CH2- n-propil CH3 –CH- CH3

Isopropil

CH3 –CH2 –CH2 –CH3- n-butil atau butil CH3 –CH2 –CH- CH3

sek-butil (baca sekunder butil)

CH3 –CH –CH2- CH3

Isobutil

CH3

CH3 –C- CH3

ters-butil (baca tersier butil)

d) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu, rantai induk perlu

dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian

rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.

Page 49: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Contoh: 5CH3 –4CH2 –

3CH2 –2CH –1CH3

CH3

(cabang pada nomor 2)

Bukan: 1CH3 –

2CH2 –3CH2 –

4CH –5CH3

CH3

(cabang pada nomor 4)

e) Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, hal ini diawali dengan awalan di,

tri, tetra, penta, dan seterusnya.

Contoh: CH3

1 CH3 – 2CH2 – 3C – 4CH2 – 5CH3 3,3-dimetil pentana

CH3

f) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang

itu.

Contoh : etil ditulis lebih dahulu daripada metil (e mendahului m)

Isopropil ditulis lebih dahulu daripada metil (i mendahului m)

CH3

CH3 –CH2 –CH2 –C –CH –CH3 3-etil-3,4-dimetilheksana

CH3C2H5

g) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih

sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.

Contoh: 6CH3 -5CH2 -

4CH -3CH -2CH21CH3

CH3 C2H5

3-etil-4-metilheksana (benar)

1CH3 -2CH2 -

3CH -4CH -5CH2 -6CH3

CH3 C2H5

4-etil-3-metilheksana (salah)

Etil ditulis mendahului metil, oleh karena itu penomoran dimulai dari ujung kanan

sehingga etil mendapat nomor lebih kecil

Berdasarkan aturan-aturan tersebut, penamaan alkana bercabang dapat

dilakukan mengikuti tiga langkah sebagai berikut: (1) Memilih rantai induk, yaitu

Page 50: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak; (2) Penomoran, dimulai dari

salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil; (3) Penulisan nama,

dimulai dengan nama cabang (cabang-cabang) sesuai urutan abjad, kemudian

diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan

angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), antara

angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (-).

(Michael Purba, 2002: 113)

2) Alkena

a) Rumus Umum Alkena

Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap

–C = C – . Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang

mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus umum

alkena yaitu CnH2n. jika dibandingkan dengan rumus umum alkana, alkena

mengikat lebih sedikit atom H. Oleh karena itu, alkena disebut tidak jenuh.

Kekurangan atom H alkena ini terjadi karena pembentukan ikatan rangkap

karbon-karbon memerlukan 2 elektron lebih banyak daripada pembentukan ikatan

tunggal. Berikut ini beberapa rumus struktur dan nama dari senyawa alkena:

Tabel 6. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena Rumus Molekul Rumus Struktur Nama C2H4 H H

C = C H H

Etena

C3H6 H H H C = C –C H H H

Propena

C4H8

C4H8

H H H H C = C –C –C H H H H

H H H H –C –C = C –C –C –H H H

1-butena

2-butena

Page 51: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Tata Nama Alkena

1. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom

karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

2. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga

ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.

Contoh: 7CH3 –6CH2 –

5CH2 –4CH2 –

3C –CH2 –CH2 –CH3

CH

CH3

4. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari

atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil).

5. Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana.

Contoh: 6CH3 –5CH –4CH2 –

3CH = 2CH –1CH3

CH3

5-metil-2-heksena

3) Alkuna

a) Rumus Umum Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan

rangkap tiga –C = C –C. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut

alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap dan 1 ikatan rangkap tiga disebut

alkenuna. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-1. Berikut ini beberapa rumus

struktur dan nama senyawa alkuna

Tabel 7. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkuna Rumus Molekul Rumus Struktur Nama C2H2 H –C C –H Etuna

C3H4 H H –C C –C –H H

Propuna

Page 52: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 7. Lanjutan

Rumus Molekul Rumus Struktur Nama

C4H6 H H H –C –C C –C –H H H

2-butuna

C5H8 H H H H –C C –C –C –C –H H H H

1-pentuna

C5H8 H H H –C C –C – C –H CH3H

3-metil-1-butuna

b) Tata Nama Alkuna

1. Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti

akhiran ana menjadi una.

2. Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.

d. Keisomeran

Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur

atau rumus bangunnya disebut isomer (Yunani iso = sama, meros = bagian).

Dengan kata lain isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda strukturnya,

tetapi mempunyai rumus molekul yang sama.

1) Isomer Alkana

Alkana dengan jumlah atom C 1 sampai 3 tidak memiliki isomer. Jadi,

alkana yang mulai isomer adalah butana C4H10 dan seterusnya. Keisomeran

alkana mempunyai keisomeran kerangka, karena perbedaan struktur terletak pada

kerangka atom karbonnya. Makin banyak atom karbonnya, makin banyak pula

kemungkinan ”isomernya”. Perbedaan struktur molekul ini menyebabkan

perbedaan sifat masing-masing senyawa.

Ada dua kemungkinan struktur yang diperoleh dari senyawa butana yaitu:

Page 53: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

n-butana (td = -0,5oC)

Isobutana (td = -10°C)

2) Isomer Alkena

Keisomeran pada alkena dapat berupa keisomeran struktur (karena

perbedaan cara atom-atom saling berkaitan, apa mengikat apa). Pada alkena

isomer ini dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau perbedaan

kerangka atom karbon.

Contoh pada butena yang mempunyai 3 isomer, yaitu:

1-butena

2-butena

2-metil propena

Keisomeran pada alkena juga dapat berupa keisomeran ruang (karena

perbedaan susunan ruang atom-atom molekul). Keisomeran ini tergolong isomer

Page 54: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

geometris, karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap.

Pada 2-butena dikenal: cis-2-butena dan trans 2-butena. Keduanya memiliki

struktur sama tapi berbeda konfigurasinya (orientasi gugus-gugusnya). Pada cis-2-

butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap,

sedangkan pada trans-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang

bersebrangan. Isomer geometri pada 2-butena dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

cis-2-butena

trans-2-butena

3) Isomer Alkuna

Keisomeran alkuna tergolong keisomeran struktur, alkuna tidak

mempunyai keisomeran geometris. Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang

mempunyai 2 isomer, sebagai berikut:

1-butuna

2-butuna

e. Sifat-sifat Hidrokarbon

Page 55: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Sifat Fisik

a) Kelarutan

Pada umumnya, senyawa-senyawa hidrokarbon sukar atau kurang larut

dalam air atau pelarut polar tetapi mudah larut dalam pelarut non polar seperti

tetraklorometana. Sebagai contoh bensin (senyawa hidrokarbon dengan jumlah

atom C dari 5 sampai 12 tidak dapat larut dalam air.

Polimerisasi etena menghasilkan polietena

n ( ) n

b) Titik Didih dan Titik Lebur

Tabel 8. Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon Nama Rumus

Molekul Titik leleh

Titik didih

Fase pada 25°C

Jumlah isomer

struktur Metana Etana

Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana Dekana

Oktadekana

CH4

C2H6

C3H8

C4H10

C5H12

C6H14

C7H16

C8H18

C9H20

C10H22

C18H38

-182,5 -183,2 -187,7 -138,3 -129,7 -95,3 -90,6 -56,8 -53,6 -25,6 28,2

-161,5 -88,6 -42,1 -0,5 36,1 68,7 98,4

125,7 150,8 174

316,1

Gas Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair

Padat

1 1 1 2 3 5 9

18 35 75

60.523

Semakin besar masa molekul relatif alkana makin tinggi titik didih, titik

leleh, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar berwujud gas, suku berikutnya

berwujud cair dan suku tinggi mulai C18H38 berwujud zat padat.

Senyawa-senyawa hidrokarbon tak jenuh mempunyai titik didih lebih

rendah daripada senyawa hidrokarbon jenuh, meskipun jumlah atom C-nya sama.

Sebgai contoh, etana mempunyai titik didih -88,6°C sedangkan etena mempunyai

titik didih -104°C.

(Sunardi, 2007: 256-258)

CH2 CH2 CH2 CH2

Page 56: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Isomer hidrokarbon rantai bercabang mmepunyai titik didih lebih rendah

dibandingkan dengan hidrokarbon rantai lurus. Sebagai contoh, n-butana

mempunyai titik didih sebesar -0,5°C dan isobutana mempunyai titik didih

sebesar -10°C.

2) Sifat Kimia

Sifat-sifat kimia hidrokarbon seperti alkana, alkena dan alkuna dapat

mengalami reaksi-reaksi kimia dengan zat lain dan membentuk zat baru. Sebagai

contoh alkana yang merupakan parafin (sukar beraksi) dapat mengalami reaksi-

reaksi kimia seperti reaksi pembakaran, subtitusi dan perekahan (cracking),

sedangkan alkena dan alkuna dapat beraksi untuk membentuk senyawa lain

diantaranya melaui reaksi–reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.

Berikut ini beberapa contoh reaksi senyawa-senyawa hidrokarbon.

a) Reaksi alkana

1. Reaksi pembakaran

Misalnya pembakaran propana

C3H8 (g) + 5 O2 (g) bunga api 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)

2. Reaksi substitusi metana, umumnya metana disubstitusi oleh halogen sehingga

disebut reaksi halogenasi.

CH4 + Cl2 cahaya CH3Cl + HCl + produk lain

CH3CH2CH3 + Br2 cahaya Br + HBr + produk lain

CH3CHCH3

(Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J., 1982: 102)

3. Reaksi perekahan etana menghasilkan etena dan gas hidrogen yang digunakan

dalam industri.

C2H6 C2H4 + H2

b) Reaksi alkena

1. Reaksi pembakaran

Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Pembakaran

sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan air.

cracking

Page 57: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Reaksi pembakaran etena menghasilkan karbon dioksida dan air

C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O

2. Reaksi adisi

a) Misalnya propena dengan air untuk menghasilkan alkohol.

+ H2O

b) Reaksi adisi propena dengan HCl untuk menghasilkan 2-kloropropana

+ HCl

c) Polimerisasi etena menghasilkan polietena

n ( ) n

c) Reaksi alkuna

Reaksi antara etuna dengan gas hidrogen membentuk etana

C2H2 + 2 H2 C2H6

(Michael Purba, 2007: 226-229)

f. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon

1) Kegunaan Senyawa Alkana

Kegunaan senyawa alkana dalam kehidupan sehari-hari, antara lain

sebagai bahan bakar, pelumas (oli), bahan baku industri petrokimia, pelarut

organik, bahan baku alkohol dan asam cuka dan lain-lain. Senyawa-senyawa

alkana pada umumnya diperoleh hasil pengolahan minyak bumi dan gas alam.

2) Kegunaan Senyawa Alkena

Senyawa alkena disebut juga olefin, yang banyak digunakan dalam

industri petrokimia.

a. Sebagai contoh, polietilena digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.

b. Pembuatan karet sintetik

c. Pipa PVC

d. Etanol (industri alkohol)

CH2 CH2 CH3 CH2OH

CH3CH2 CH

CH2 CH2 CH2 CH2

CH3CH3 CHCl

Page 58: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Kegunaan Senyawa Alkuna

Senyawa alkuna seperti asetilena (etuna) digunakan dalam industri

misalnya untuk mengelas besi atau baja. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat

dibuat dari reaksi batu karbid dengan air.

CaC2 + H2O Ca(OH)2 + C2H2

(Michael Purba, 2007: 217)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Sa’adah Ridwan dan Kardiawaman

(2009: 6) dalam jurnalnya yang berjudul ”Action Research to Improve Student

Teacher’s Ability to Use Innovative Instruction in a Physics Classroom in

Indonesia” menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di

SLTPN 12 Bandung mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan

laboratorium.

Based on findings mentioned above we can conclude that the three-way conferences and clinical supervision increased these student teachers’ perfomance, particularly in conducting science laboratory activities for field experience program in SLPTN 12 Bandung, Indonesia. The implementaion of the three way conferences in the clinical supervision model and the observations and team teaching with the classroom teachers seemed sufficient to support students’ implementation of more innovative teaching techniques in physics.

Francis A.Adesoji dan Tunde L.Ibraheem (2009: 23) dalam jurnalnya

yang berjudul ”Effects of Student Teams-Achievement Division Strategy and

Mathematics Knowledge on Learning Outcomes in Chemical Kinetics”

menyatakan bahwa kemampuan seseorang dalam aljabar matematika sangat

berpengaruh terhadap kemampuannya dalam kinetika kimia. Pembelajaran dengan

metode kooperatif STAD juga mampu meningkatkan kemampuan dalam kinetika

kimia selain juga mampu meningkatkan sikap yang positif bagi diri sendiri, bagi

kelompoknya, dan dalam pembelajaran pada umumnya.

The superiority of STAD cooperative learning strategy over the conventional technique could be attributed to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer, adults, and learning in general.

Page 59: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Penelitian lain yang mendukung penggunaan media pembelajaran flash

seperti yang dikemukakan oleh Arif Kristanta (2007) dalam penelitiannya yang

berjudul ”Visualisasi Proses Fisika Non Visible dengan Menggunakan Program

Macromedia Flash sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang

Konsep Listrik Statis” menyatakan bahwa dengan penggunaan macromedia flash

untuk memahami konsep fisika yang abstrak, daya serap siswa meningkat hingga

71,13%. Selain itu, dengan penggunaan macromedia flash menjadikan

pembelajaran lebih efektif dalam hal penyajian materi.

C. Kerangka Pemikiran

1. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)

berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa

pada materi pokok hidrokarbon.

Motivasi berprestasi merupakan salah satu aktivitas belajar siswa yang

tergolong dalam emotional activities (Sardiman, 2010: 101). Motivasi berprestasi

merupakan faktor penting dalam keberhasilan belajar siswa. Sering dijumpai

siswa dengan tingkat intelegensi yang tinggi tetapi memiliki prestasi belajar yang

rendah dikarenakan kurangnya motivasi dalam diri siswa tersebut. Meningkatnya

motivasi berprestasi dalam diri siswa akan mendorong meningkatnya rasa ingin

tahu dan prestasi belajar siswa.

Upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat dilakukan dengan

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Kualitas proses belajar mengajar

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain metode pembelajaran dan

media pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan

dengan materi pelajaran dan kondisi siswa. STAD (Student Team Achievement

Division) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan cocok digunakan bagi guru yang baru memulai menerapkan

pembelajaran kooperatif. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok

secara heterogen untuk berdiskusi memecahkan suatu permasalahan yang ada.

Setiap individu mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya

Page 60: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan nilai-nilai individu mereka sehingga dapat memacu semangat mereka

untuk meningkatkan prestasi.

Penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Cilacap masih belum

maksimal. Tersedianya LCD di masing-masing kelas masih belum difungsikan

sebagaimana mestinya. Penggunaan macromedia flash dapat meminimalkan

waktu guru dalam menjelaskan serta animasi-animasi yang ada diharapkan dapat

mengurangi kebosanan siswa. Penggunaan macromedia flash diharapkan dapat

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga meningkatkan

antusias siswa. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran kooperatif

STAD (Student Team Achievemenet Division) berbantuan macromedia flash

diharapkan dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

2. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)

berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi

belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon.

Hasil belajar siswa merupakan indikator keberhasilan belajar siswa

dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Ngalim Purwanto (2004: 106), tinggi

rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar.

Kualitas proses belajar yang baik dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Materi hidrokarbon tergolong materi yang baru bagi siswa kelas X. Materi ini

memiliki karakteristik yaitu banyak konsep yang perlu dipahami sehingga perlu

banyak latihan soal. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang

mempermudah siswa memahami konsep dalam materi hidrokarbon. Pembelajaran

secara berkelompok dapat menjadi solusi karena dengan berkelompok siswa akan

saling bertukar pikiran dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.

Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan yaitu metode

kooperatif STAD (Student Team Achievement Division). Dengan metode

pembelajaran STAD diharapkan siswa menjadi lebih aktif berdiskusi dan bekerja

sama dalam kelompoknya. Mereka akan berusaha memahami materi secara

bersama-sama sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu

untuk memahami materi yang disampaikan. Dengan metode kooperatif ini

Page 61: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selain penggunaan metode kooperatif, penggunaan media pembelajaran

perlu juga diterapkan. Dalam penelitian ini digunakan macromedia flash.

Macromedia flash dapat digunakan sebagai tutor pengganti yang akan

menampilkan materi pelajaran dengan animasi-animasi yang mampu menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan dapat menambah

keingintahuan siswa. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia

flash diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa.

Skema kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4.

� � � ��

Gambar 4. Kerangka Berpikir

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Guru: metode ceramah, belum memanfaatkan media yang ada seperti komputer dalam pembelajaran kimia

Siswa: hasil belajar kimia rendah Motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa kurang

Menggunakan metode STAD dilengkapi

macromedia flash dalam pembelajaran kimia

SIKLUS 1Metode STAD dengan memanfaatkan macromedia flash secara berkelompok

SIKLUS 2Metode STAD dengan memanfaatkan macromedia flashsecara berkelompok (1kelompok, 1laptop)

Diduga melalui metode STAD dan dilengkapi macromedia flash dapat

meningkatkan motivasi berprestasi, rasa ingin tahu dan hasil belajar kognitif

materi hidrokarbon bagi siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada semester

genap tahun 2009/2010

Page 62: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

A. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat

dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi

berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon.

2. Penerapan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu

dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon.

Page 63: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010

yaitu pada bulan Februari-Agustus 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan

secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

Tabel 9. Rancangan Waktu Penelitian

Februari Maret April Mei Juni-

Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1-4

Observasi masalah pelajaran kimia

Penyusunan proposal penelitian Bab I, II, III

Pembimbingan proposal penelitian Bab I, II, III

Penyusunan instrumen penelitian

Pembimbingan instrumen penelitian

Seminar proposal

Uji coba instrumen

Analisis hasil uji coba

Pelaksanaan penelitian

Pengolahan data

Pembimbingan Bab IV, V

Kegiatan

Bulan

Page 64: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Cilacap, pada kelas X-A

semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X-A semester genap SMA Negeri 3

Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Objek penelitian ini adalah motivasi

berprestasi, rasa ingin tahu, prestasi belajar siswa, dan metode pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Division) yang dilengkapi macromedia flash.

C. Metode Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat praktis dengan tujuan utama

untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari

dialami oleh guru dan siswa dimana pelaksanaannya dilakukan dalam kawasan

kelas atau sekolah tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data langsung berasal dari

permasalahan yang dihadapi guru atau peneliti dan data deskriptif berupa kata-

kata atau kalimat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian deskriptif bertujuan

membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan

akan mempermudah dalam proses analisis. Solusi dari permasalahan tersebut

dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input dari lapangan

(Kasihani Kasbolah, 2001: 45).

Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penggunaan

metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan

macromedia flash. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus

dilakukan dengan empat aspek pokok yaitu penyusunan rencana, tindakan,

observasi, dan refleksi. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Page 65: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 5. Skema Model Penelitian

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I

Observasi I

Belum Terselesaikan

Observasi II Pelaksanaan Tindakan II

Perencanaan Tindakan II

Refleksi II

SIKLUS I

SIKLUS II

Masalah

Terselesaikan Belum Terselesaikan

Page 66: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berikut ini merupakan indikator keberhasilan Siklus I dan Siklus II yang

tertuang dalam Tabel 10.

Tabel 10. Indikator Keberhasilan Siklus I dan II Aspek yang

dinilai Cara Penilaian Target Siklus I

Target Siklus II

Motivasi berprestasi siswa

Dihitung dari:=

%100xsiswaseluruh

gisangattingibermotivassiswa

∑∑

30 %Motivasi sangat tinggi

35 %Motivasi sangat tinggi

Rasa Ingin Tahu siswa

Dihitung dari:

int

waseluruhsis

gisangattingahuankeingsiswa

∑∑=

25 %Keingintahuan sangat tinggi

30 %Keingintahuan sangat tinggi

Prestasi Belajar (aspek kognitif)

Dihitung dari:

%100xwaseluruhsis

ssiswatunta

∑∑=

65 %Tuntas

75 %Tuntas

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif

berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, dan

pemberian angket yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek

kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok

hidrokarbon berupa nilai (skor) yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan

berupa aspek kognitif melalui tes awal, tes kognitif siklus I, tes kognitif siklus II,

dan angket rasa ingin tahu baik siklus I maupun siklus II.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

a. Pengamatan

Page 67: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Wawancara atau diskusi

Wawancara atau diskusi oleh peneliti dan guru setelah melakukan

pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar-mengajar (KBM) dimaksudkan

untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran kimia dan untuk refleksi hasil siklus PTK.

c. Angket

Angket diberikan pada siswa untuk memperoleh data mengenai tanggapan

siswa tentang penerapan metode dan media pembelajaran yang diterapkan oleh

guru. Angket diberikan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisis

informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui ada tidaknya

peningkatan motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dalam proses

pembelajaran kimia materi pokok hidrokarbon.

d. Tes

Pemberian tes dipergunakan untuk memperoleh data tentang prestasi

belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu instrumen

pembelajaran dan instrumen penilaian.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang telah disusun

oleh sekolah yang diperoleh dari guru kimia sekolah yang bersangkutan dalam

penelitian.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan

dalam pelaksanaan PBM dapat terstruktur dengan baik.

Page 68: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

( )( )( ) ( ) ⎟⎠

⎞⎜⎝⎛ −⎟⎠⎞⎜⎝

⎛ −

−=

∑∑∑ ∑∑ ∑∑

2222 YYnXXn

YXXYnrxy

2. Instrumen Penilaian

a. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif. Adapun

langkah pembuatan tes terdiri dari:

1. Membuat kisi-kisi soal tes

2. Menyusun soal tes

3. Mengadakan uji coba tes (tryout)

Tes objektif tersebut terdiri dari 36 butir soal. Sebelum tes digunakan

untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang

baik yaitu dalam hal validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Uji

coba instrumen tes dilakukan pada siswa yang telah memperoleh pelajaran kimia

materi pokok Hidrokarbon.

1) Validitas Tes

Suatu alat ukur dikatakan valid bilamana alat ukur tersebut isinya sesuai

untuk mengukur objek yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji dalam

penelitian ini adalah validitas butir soal. Validitas butir soal dari suatu tes adalah

ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal.

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah

menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor item

Y = skor total

n = cacah subyek

Page 69: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keputusan uji : xyr > r

xyr ≤ r

Hasil uji validita

secara rinci dapat dilih

Tabel 11. Rangkuman

Variabel

Soal siklus I Soal siklus II

2) Reliabilitas Tes

Reliabilitas adala

sama, dalam waktu y

yang sama. Untuk me

rumus Kuder Richard

rtt = � ����� ���

Keterangan :

: koefisien rea

n : jumlah item

S : deviasi stand

p : indeks kesuk

q : 1-p

Kriteria reliabilitas ad

0,91 ─ 1,00

0,71 ─ 0,90

0,41 ─ 0,70

0,21 ─ 0,40

Negatif ─ 0,20

Hasil uji validita

secara rinci dapat dilih

kritikr item soal tersebut valid

kritikr item soal tersebut tidak valid

itas soal dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil

ilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.

an Hasil Uji Validitas Soal

Jumlah SoalKrite

Valid36 24 36 26

alah keajegan suatu tes apabila diteskan kepad

u yang berlainan atau kepada subyek tidak sa

menghitung koefisien realibilitas tes bentuk oby

rdson (KR 20) yaitu sebagai berikut :

� ∑ � ��

ealibilitas

ndar

ukaran

adalah sebagai berikut :

: Sangat Tinggi (ST)

: Tinggi (T)

: Cukup (C)

: Rendah (R)

: Sangat Rendah (SR)

(Mas

itas soal dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil u

ilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.

48

lid

il uji validas soal

iteriaDrop

12 10

pada subyek yang

sama pada waktu

byektif digunakan

asidjo, 1995: 233)

l uji validitas soal

Page 70: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal siklus I 36 0.978 Tinggi Soal siklus II 36 0,916 Tinggi

3) Taraf Pembeda Soal Suatu Item

Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban benar

dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa-siswa

yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item (Masidjo,

1995: 196). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok atas dan

bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).

ID = �����

��� ���� ��� � ���� ��������Keterangan :

ID : indeks diskriminasi

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari

siswa tergolong kelompok atas

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari

siswa tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas

atau bawah

NKA atau NKB x Skor maksimal : perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa

yang tergolong kelompok atas dan bawah yang

seharusnya diperoleh.

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

0,80 ─ 1,00 : Sangat Membedakan (SM)

0,60 ─ 0,79 : Lebih Membedakan (LM)

0,40 ─ 0,59 : Cukup Membedakan (CM)

0,20 ─ 0,39 : Kurang Membedakan (KM)

Negatif ─ 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)

Page 71: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(Masidjo, 1995: 198-201)

Hasil uji taraf pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil uji taraf

pembeda soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran SoalVariabel Jumlah Soal Kriteria

SM LM CM KM SKM Soal siklus I 36 0 0 4 9 23 Soal siklus II 36 0 0 7 15 14

4) Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks

yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil

perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang

seharusnya diperoleh dari suatu item.

IK = �

� � ���� ��������Keterangan : IK : indeks kesukaran B : jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu

item N : kelompok siswa skor maksimal : besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawabab benar dari

suatu item N x skor maksimal : jumlah jawaban yang benar yang harus diperoleh dari suatu

item

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,81 ─ 1,00 : Mudah Sekali (MS)

0,61 ─ 0,80 : Mudah (Md)

0,41 ─ 0,60 : Sedang/Cukup (Sd-C)

0,21 ─ 0,40 : Sukar (Sk)

0,00 ─ 0,20 : Sukar Sekali (SS)

(Masidjo, 1995: 189-192)

Page 72: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Hasil uji indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil uji

indeks kesukaran soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran

37.

Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran SoalVariabel Jumlah Soal Kriteria

MS Md Sd S SSSoal siklus I 36 19 9 4 0 4Soal siklus II 36 5 21 3 7 0

b. Instrumen Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu

Instrumen penilaian motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa berupa

angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus

menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket

berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Angket menggunakan

skala Likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak

Pernah. Skor penilaian disajikan dalam Tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15 . Skor Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Skor untuk aspek

yang dinilai Nilai (Pernyataan Positif) Nilai (Pernyataan Negatif)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

Jumlah item untuk angket motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu

sebanyak 40 item dengan skor total tertinggi yaitu 4x40 butir = 160 dan skor total

terendah yaitu 1x40 butir = 40. Penentuan kategori hasil pengukuran motivasi

berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Kategorisasi Pengukuran Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Siswa

No Skor Siswa Kategori 1. 128 sampai 160 Sangat Tinggi 2. 96 sampai 127 Tinggi 3. 64 sampai 95 Rendah 4. Kurang dari 64 Sangat Rendah

Page 73: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

( )( )( ) ( ) ⎟⎠

⎞⎜⎝⎛ −⎟⎠⎞⎜⎝

⎛ −

−=

∑∑∑ ∑∑ ∑∑

2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan Tabel 16:

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi adalah 0,8 x 160 = 128, dan batas

atasnya adalah 160.

2. Skor batas bawah kategori tinggi adalah 0,6 x 160 = 96, dan batas atasnya

adalah 127.

3. Skor batas bawah kategori rendah adalah 0,4 x 160 = 64, dan batas atasnya

adalah 95.

4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah adalah kurang dari 64.

(Depdiknas, 2003: 25)

1) Uji Validitas

Validitas instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep.

Validitas konstruksi adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu

tes atau alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes

atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes

tersebut.

Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson,

sebagai berikut:

Dengan :

xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor item

Y = skor total

n = cacah subyek

keputusan uji : > item soal tersebut valid

≤ item soal tersebut tidak valid

(Masidjo, 1995: 254)

xyr kritikr

xyr kritikr

Page 74: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Hasil uji validitas angket dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil uji validitas

angket secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19.

Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket

Variabel Jumlah SoalKriteria

Valid DropAngket Motivasi Berprestasi 40 28 12 Angket Rasa Ingin Tahu 40 35 5

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang

yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi

mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang

berlainan.

Untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang

relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek yang

sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki

gradualisasi penilaian digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari

reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut:

r11 = � ����� �1 � ∑ ��

�� �

Dengan :

11r : indeks reliabilitas instrument

n : banyaknya butir instrument

Σ σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 : varians total

! = ∑ �� "∑ �#

��

Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut :

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (SR)

0,71 – 0,90 : Tinggi (T)

0,41 – 0,70 : Cukup (C)

Page 75: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

0,21 – 0,40 : Rendah (R)

Negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 1995: 238)

Hasil uji validitas angket dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil uji validitas

angket secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19.

Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Motivasi Berprestasi 40 0.999 Tinggi Angket Rasa Ingin Tahu 40 0,998 Tinggi

c. Angket Balikan Siswa terhadap Proses Belajar Mengajar

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap metode belajar yang

diterapkan di kelas. Dari angket balikan ini dapat digunakan sebagai indikator

keberhasilan terhadap proses belajar. Sehingga angket ini dapat digunakan sebagai

salah satu sumber penentuan kualitas hasil belajar. Angket ini diisi siswa secara

langsung setelah seluruh proses belajar selesai dilaksanakan di dalam kelas.

d. Observasi Siswa dalam PBM

Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung.

F. Analisis Data

Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal

sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan

diolah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yang dimaksud yaitu

analisis deskriptif dengan persentase, setiap indikator dalam soal dihitung

persentasenya seberapa banyak siswa menjawab benar kemudian dideskripsikan..

Analisis deskriptis kualitatif memberikan gambaran sejelas-jelasnya tentang

proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta berhubungan dengan prestasi hasil

belajar siswa. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan

Huberman (1995: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Page 76: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data

dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan

informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik

dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis

data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi

secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaksi model dapat

dilihat dalam Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Skema Analisis Data

G. Pemeriksaan Validitas Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam

pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara

pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat

untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya.

Teknik yang diperlukan untuk memeriksa validitas data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

Pengumpulan Data

Simpulan dan Verifikasi

Sajian Data Reduksi Data

Page 77: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sebagai pembanding terhadap data itu, yaitu observasi. Teknik triangulasi yang

digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan

mengumpulkan data tetap dengan menggunakan metode pengumpulan data yang

berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan

data melalui teknik observasi, wawancara, angket, dan tes prestasi.

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat

dilihat dalam Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Skema Pemeriksaan Validitas Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam

Kasihani Kasboelah (2001: 63-65) yaitu berupa model spiral. Perencanaan

Kemmis menggunakan sistem spiral reflektif diri yang dimulai dengan rencana

tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah.

Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah

tersebut:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar

mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMA Negeri 3 Cilacap.

b. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

Data

Wawancara

Observasi

Tes/Angket

Sumber Data

Page 78: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa siklus tindakan kelas.

b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau

pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket berupa angket

motivasi berprestasi dan angket rasa ingin tahu maupun respon siswa

terhadap pembelajaran.

3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting)

Tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan

yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain

a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam

Rencana Pembelajaran.

b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi

langsung dan angket siswa.

c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa.

d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif

tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.

4. Tahap observasi dan evaluasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah:

a. Pengumpulan data.

b. Sumber data.

c. Critical friend dalam penelitian.

d. Analisis data.

Adapun langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun peneliti sendiri.

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend)

terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat-alat evaluasi.

Page 79: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.

c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

d. Kriteria keberhasilan tindakan.

5. Tahap refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan

analisis dapat dilakukan sebagai berikut:

a. menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.

b. mencocokkan pengamatan oleh guru pada lembar monitoring. Apabila hasil

pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa

aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi

komunikasi multi arah maka model pembelajaran yang dilaksanakan

dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang

ditandai dengan daya serap yang tinggi.

Berdasarkan hasil refleksi peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan

atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil

refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka

peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan

menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II) dalam proses pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang

bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi

pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Page 80: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Tahap persiapan dari penelitian ini yaitu melakukan observasi ke

sekolah. Observasi yang dilakukan berupa wawancara dengan guru mata

pelajaran, observasi kelas, serta penyebaran angket kesulitan belajar. Dari hasil

observasi kelas pada tanggal 8 dan 9 Februari 2010, diketahui bahwa selama ini

metode yang digunakan guru masih berupa metode ceramah. Guru banyak

memberikan penjelasan dan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang hanya

mendengarkan penjelasan dari guru menjadi jenuh saat belajar di kelas. Hal ini

mengakibatkan siswa cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidur-

tiduran di meja. Keadaan yang tidak kondusif ini menyebabkan konsentrasi siswa

dalam memahami materi pelajaran menjadi berkurang. Dampak selanjutnya yaitu

menurunnya prestasi belajar siswa.

SMA Negeri 3 Cilacap telah satu tahun menjadi rintisan sekolah bertaraf

internasional. Fasilitas belajar yang tersedia cukup memadai. Setiap kelas telah

tersedia LCD untuk menunjang pembelajaran di kelas agar lebih menarik. Hanya

saja untuk mata pelajaran kimia, guru belum memanfaatkan fasilitas yang ada.

Siswa hanya berpegang pada buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang

terkadang membuat siswa bosan karena tidak ada gambar bergeraknya. Siswa

yang merasa bosan dengan buku pegangannya, menjadi malas untuk

mempelajarinya. Akibatnya, siswa menjadi tidak paham materi pelajaran kimia.

Salah satu hal yang meresahkan guru yaitu tingginya nilai KKM untuk

mata pelajaran kimia yaitu 75. Dari beberapa nilai ulangan harian sebelumnya

(dapat dilihat pada Lampiran 8) hanya sedikit siswa yang mampu mencapai KKM.

Mata pelajaran kimia dianggap menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit bagi

siswa karena sifatnya yang abstrak dan umumnya mereka baru mengenal kimia di

sekolah menengah ini. Untuk itulah diperlukan strategi pembelajaran yang baru

untuk menumbuhkan motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu terhadap kimia.

Page 81: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Deskripsi nilai ulangan harian siswa kelas X-A dapat dilihat pada Tabel 19 di

bawah ini.

Tabel 19. Nilai Ulangan Harian pada Kompetensi Dasar Sebelumnya Kriteria UH KD 2 UH KD 3

Nilai terendah 21 40 Nilai tertinggi 83 85 Nilai rata-rata 49 67

% ketercapaian 11 48

Selama pembelajaran kimia di kelas X-A, guru merasakan bahwa

motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat

dari mudah puasnya siswa ketika mendapat prestasi yang sama dengan prestasi

kebanyakan teman-temannya. Siswa juga masih sedikit yang mengajukan

pertanyaan saat pembelajaran yang menandakan bahwa rasa ingin tahu siswa

masih rendah.

Motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat diukur dengan

menggunakan angket. Angket motivasi berprestasi pra siklus terdiri dari 24 item

dengan skor maksimum yaitu 96 dan skor minimum yaitu 24. Skor batas bawah

kategori sangat tinggi yaitu 0,8 x 96 = 77,dan skor batas atasnya yaitu 96. Skor

batas bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 96 = 58,dan skor batas atasnya yaitu 76.

Skor batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 96 = 39,dan skor batas atasnya yaitu

57. Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari

39.

Angket rasa ingin tahu pra siklus terdiri dari 22 item dengan skor

maksimum yaitu 88 dan skor minimum yaitu 22. Skor batas bawah kategori

sangat tinggi yaitu 0,8 x 88 = 71,dan skor batas atasnya yaitu 88. Skor batas

bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 88 = 53,dan skor batas atasnya yaitu 70. Skor

batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 88 = 35,dan skor batas atasnya yaitu 52.

Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari 35.

Adapun data mengenai motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa

pada awal pembelajaran (dapat dilihat pada Lampiran 22 dan 25) yang diukur

dengan angket dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 82: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 20. Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Pra Siklus Kriteria Motivasi Berprestasi Rasa Ingin Tahu

Sangat tinggi 5,7% 2,85% Tinggi 71,43% 65,7% Rendah 22,8% 31,43%

Sangat rendah 0% 0%

Dari hasil angket observasi kesulitan belajar yang diberikan kepada siswa

khususnya yang pernah menerima materi hidrokarbon (dapat dilihat pada

Lampiran 5) diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Sebesar 87,5% siswa tertarik mempelajari kimia

2. Sebesar 47,5% siswa tertarik mempelajari materi hidrokarbon

3. Sebesar 67,5% siswa menyatakan bahwa hidrokarbon merupakan materi kimia

yang sulit

4. Sebesar 57,5% siswa merasa bosan dengan metode ceramah yang selama ini

digunakan oleh guru

Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak

tertarik mempelajari hidrokarbon. Ketidaktertarikan tersebut dapat disebabkan

karena siswa bosan dengan metode ceramah dari guru maupun karena materinya

yang mereka anggap sulit. Beberapa kondisi pembelajaran tersebut apabila tidak

dicari solusinya akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena

itu, dicoba suatu tindakan yang berupa pembelajaran dengan metode STAD dan

menggunakan macromedia flash. Dengan pembelajaran STAD, diharapkan siswa

dapat saling berdiskusi memecahkan masalah secara kelompok kecil sehingga

masing-masing siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan. Sedangkan

penggunaan macromedia flash sebagai media pembelajaran diharapkan dapat

meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari hidrokarbon sehingga

motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat meningkat.

B. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan I

Perencanaan tindakan pada siklus 1 meliputi penyusunan instrumen-

instrumen antara lain: penyusunan RPP yang didasarkan pada silabus pelajaran

Page 83: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kimia pokok bahasan hidrokarbon, penyusunan penilaian kognitif, penyusunan

angket motivasi berprestasi dan angket rasa ingin tahu siswa, serta penyusunan

soal diskusi dan soal kuis. Berdasarkan silabus yang diperoleh dari guru kimia,

materi hidrokarbon mempunyai alokasi waktu 11 jam pelajaran. Oleh karena itu,

peneliti membuat satuan pembelajaran untuk siklus satu sebanyak 9 jam pelajaran.

Rencana pembelajaran disusun dengan penggunaan metode STAD yang

berbantuan macromedia flash.

Instrumen penilaian kognitif dan angket motivasi berprestasi serta rasa

ingin tahu, sebelum digunakan perlu diuji validitasnya. Instrumen tersebut

diujikan kepada siswa yang pernah menerima materi hidrokarbon. Dari 36 soal

kognitif yang diujikan, diperoleh 25 soal yang akan digunakan untuk tes penilaian

kognitif pada akhir siklus satu ini.

Pada perencanaan siklus I ini, peneliti meminta nilai ulangan tengah

semester siswa kelas X-A sebagai dasar pembagian kelompok. Jumlah siswa kelas

X-A sebanyak 35 orang. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang sehingga jumlah

kelompok sebanyak 7 kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu serangkaian kegiatan belajar

mengajar dengan berpedoman pada syntak metode pembelajaran STAD yang

terdapat pada Rencana Program Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran

diterapkan di kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada tanggal 12 April 2010.

Pada awal pelaksanaan siklus I, guru menjelaskan tentang sistem

pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menggunakan metode STAD (Student

Team Achievement Division). Guru juga memberitahukan pembagian kelompok

yang didasarkan heterogenitas nilai tengah semester. Masing-masing anggota

dalam kelompok bertanggung jawab terhadap kemajuan kelompoknya dan yang

utama yaitu dapat saling membantu dalam berdiskusi memahami materi yang

diajarkan sehingga pada akhirnya diharapkan setiap anggota kelompok paham

terhadap materi yang diajarkan.

Page 84: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 6 kali pertemuan dengan tiga kali

diskusi dan dua kali kuis individual. Pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan macromedia flash, yaitu media berbasis komputer yang berisi

uraian materi pelajaran yang dilengkapi animasi. Dalam pembelajaran, guru

melakukan presentasi tentang materi pelajaran. Selanjutnya diadakan diskusi

kelompok. Masing-masing kelompok mendapat lembar tugas yang sama untuk

didiskusikan penyelesaiannya. Setiap anggota kelompok saling membantu dalam

memahami materi yang didiskusikan. Setelah diskusi selesai, dilakukan

pembahasan mengenai soal diskusi. Siswa diperbolehkan mengerjakan di depan

kelas untuk kemudian ditanggapi oleh teman-temannya. Guru akan memberikan

penjelasan tentang soal diskusi tersebut untuk memantapkan jawaban dari siswa.

Pelaksanaan siklus I ini diakhiri dengan ujian siklus I untuk mengetahui

kemampuan akhir siswa setelah menerima pembelajaran.

3. Tahap Observasi Tindakan I

a. Kegiatan Siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada awal pembelajaran, siswa masih belum terbiasa dengan metode

pembelajaran STAD yang terlihat dari kebingungan beberapa siswa saat diadakan

diskusi kelompok. Pada diskusi yang pertama, hanya ada dua kelompok yang

semua anggotanya aktif. Belum ada pembagian tugas dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil diskusi mereka dimana hanya satu kelompok yang mampu

menyelesaikannya. Pada diskusi yang berikutnya, siswa sudah mulai terbiasa dan

mengerti apa yang harus mereka kerjakan sehingga pengkondisian siswa tidak

memerlukan waktu yang banyak. Siswa sudah cukup aktif berdiskusi dalam

kelompoknya dan bersama-sama mengerjakan soal diskusi. Tujuan dari belajar

dalam kelompok kecil pun telah tercapai dimana siswa yang telah paham terhadap

materi mengajarkan kepada teman-temannya yang masih kurang mengerti

sehingga semua anggota kelompok dapat menguasai materi tersebut. Hasil

observasi terhadap kegiatan kelompok dapat dilihat pada Tabel 21.

Page 85: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 21. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I

No Observasi Persentase Ketercapaian (%)

Pertemuan Rata-rata

II IV VI 1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerja

sama dalam mengerjakan tugas kelompok 28.5 57.1 57.1 47.5

2. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran

57.1 71.4 71.4 66.6

3. Semua siswa dalam kelompok bertanggung jawab terhadap bagian tugasnya masing-masing

28.5 57.1 57.1 47.5

4. Mengerjakan tugas tepat waktu 14.3 100 100 71.4

Hasil observasi mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran

dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah ini.

Tabel 22. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I

No Observasi Rata-rata ( %) 1. Ketidakhadiran siswa di kelas 1.4 2. Keterlambatan siswa masuk kelas 1.4 3. Siswa masih belajar materi pelajaran lain sewaktu guru

mengajar di kelas 0

4. Siswa mengerjakan PR atau tugas lain sewaktu guru mengajar

0

5. Siswa tidak mengerjakan PR atau tugas 0 6. Siswa bertanya mengenai materi pelajaran 5.2 7. Siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru

menerangkan. 4.2

8. Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis. 6.6

Jumlah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap sebanyak 35 siswa yang

terdiri dari 11 siswa putra dan 24 siswa putri. Dari segi kehadiran siswa di kelas,

dari pertemuan pertama hingga terakhir hanya ada 2 orang yang tidak dapat

mengikuti pelajaran dikarenakan sakit. Dalam hal kedisiplinan khususnya

ketepatan siswa masuk kelas, masih ada siswa yang kurang disiplin dikarenakan

jam pelajaran kimia dimulai setelah jam istirahat. Masih banyak siswa yang tidak

membawa buku pegangan kimia dengan alasan malas membawa karena berat.

Pada proses pembelajaran, masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan

guru. Kebanyakan mereka mengantuk dan tiduran di meja. Hal ini dikarenakan

Page 86: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

jam pelajaran kimia diajarkan setelah jam pelajaran olahraga sehingga sebagian

siswa merasa capek.

Dalam hal pengerjaan tugas dari guru, siswa kelas X-A SMA Negeri 3

Cilacap dapat dikategorikan sebagai siswa yang rajin. Hal ini dapat dilihat dari

tidak ada siswa yang tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru. Selain itu,

siswa tidak membagi konsentrasinya saat pelajaran kimia dengan pelajaran yang

lain. Keaktifan siswa meningkat pada setiap pertemuan yang dapat dilihat dari

jumlah siswa yang bertanya serta keberanian siswa dalam mengerjakan soal di

papan tulis.

1. Motivasi Berprestasi Siswa

Salah satu indikator dalam penelitian ini yaitu motivasi berprestasi siswa.

Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berprestasi yang ada dalam diri

siswa. Oleh karena motivasi ada dalam diri siswa, maka hal tersebut sangatlah

sulit untuk dilihat. Pengukuran motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan

angket motivasi berprestasi. Salah satu indikator pada angket motivasi berprestasi

yaitu menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Pada Tabel 22 dapat terlihat

bahwa siswa kelas X-A dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa motivasi

berprestasi siswa kelas X-A tinggi.

Angket motivasi berprestasi siklus I terdiri dari 40 item dengan skor

maksimum yaitu 160 dan skor minimum yaitu 40. Skor batas bawah kategori

sangat tinggi yaitu 0,8 x 160 = 128,dan skor batas atasnya yaitu 160. Skor batas

bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 160 = 96,dan skor batas atasnya yaitu 127. Skor

batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 160 = 64,dan skor batas atasnya yaitu 95.

Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari 64.

Adapun data-data mengenai motivasi berprestasi siswa pada siklus I dapat dilihat

pada Tabel 23 berikut ini.

Tabel 23. Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)

Motivasi Berprestasi

Sangat tinggi 5 14,28 Tinggi 28 80 Rendah 2 5,71

Sangat rendah 0 0

Page 87: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di bawah ini

yang diukur dengan an

Gambar 8. Diagram P

2. Rasa Ingin Tahu

Indikator lain

ingin tahu merupakan

terhadap materi pela

individu sehingga su

dilihat dari seberapa s

di kelas, dari pertem

meningkat. Hal ini m

Pengukuran rasa ingin

Angket rasa

maksimum yaitu 160

sangat tinggi yaitu 0,8

bawah kategori tinggi

batas bawah kategori

Sedangkan skor yang

Adapun data-data men

Tabel 24 berikut ini.

Tabel 24. Rasa Ingin TAspek yang dinilai Rasa Ingin Tahu

ini dapat dilihat diagram pie untuk motivasi b

angket motivasi berprestasi.

Pie Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I

hu Siswa

lainnya dalam penelitian ini yaitu rasa ingin ta

an keingintahuan siswa terhadap suatu hal, dal

elajaran kimia. Rasa ingin tahu juga terdapa

sulit untuk dilihat. Akan tetapi, rasa ingin ta

a sering siswa bertanya dalam pembelajaran. P

emuan pertama hingga terakhir, jumlah siswa

i menandakan bahwa rasa ingin tahu siswa ke

gin tahu siswa dilakukan dengan angket rasa ing

sa ingin tahu siswa siklus I terdiri dari 40 ite

60 dan skor minimum yaitu 40. Skor batas

0,8 x 160 = 128,dan skor batas atasnya yaitu

ggi yaitu 0,6 x 160 = 96,dan skor batas atasnya

ri rendah yaitu 0,4 x 160 = 64,dan skor batas a

ng tergolong pada kategori sangat rendah yaitu

engenai rasa ingin tahu siswa pada siklus I da

in Tahu Siswa pada Siklus IKriteria Jumlah siswa

Sangat tinggi 2 Tinggi 27 Rendah 6

Sangat rendah 0

������

���

��� �

66

i berprestasi siswa

tahu siswa. Rasa

dalam hal ini yaitu

pat di dalam diri

tahu siswa dapat

. Pada pengamatan

wa yang bertanya

kelas X-A tinggi.

ingin tahu.

item dengan skor

as bawah kategori

tu 160. Skor batas

ya yaitu 127. Skor

s atasnya yaitu 95.

itu kurang dari 64.

dapat dilihat pada

Persentase (%) 5,71

77,14 17,14

0

�� ������ ���

�� ���

�� ���

�� ������ ���

Page 88: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di bawah ini

X-A pada siklus I.

Gambar 9. Diagram P

3. Ketuntasan Belaj

Ketuntasan b

salah satu faktor yan

yang mencapai ketun

yang ditentukan sebe

keaktifan siswa dalam

terhadap materi yang

Negeri 3 Cilacap unt

ketuntasan belajar sisw

Tabel 25. Aspek KetuAspek Yang

Dinilai Ketuntasan Belajar

Di bawah in

siklus I.

Gambar 10. Diagram

ini dapat dilihat diagram pie untuk rasa ingin t

Pie Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I

lajar Siswa

n belajar siswa dalam mengikuti pelajaran ki

ang menentukan penelitian ini berhasil. Pada

untasan hanya 51,4 %. Persentase ini belum m

belumnya yaitu 65 %. Hal ini dapat disebab

lam diskusi kelompok sehingga siswa menjad

ng diajarkan. Dalam hal ini batas minimum ketu

untuk pelajaran kimia yaitu 75. Adapun data

siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 25 b

etuntasan Belajar Siswa pada Siklus ISiswa Yang Tuntas Jumlah Siswa

18 35

ini dapat dilihat diagram pie ketuntasan bela

m Pie Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

���

����

����� �

���������

67

n tahu siswa kelas

kimia merupakan

ada siklus I siswa

melampaui target

babkan kurangnya

jadi kurang faham

etuntasan di SMA

ta–data mengenai

berikut ini.

Persentase (%)

51,4

elajar siswa pada

�� ������ ���

�� ���

�� ���

�� ������ ���

�� ���

�������� ���

Page 89: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Kegiatan Guru

Berdasarkan observasi terhadap guru, secara umum sudah baik namun

masih perlu adanya perbaikan. Kegiatan yang masih kurang yaitu dalam hal

memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling solid dan berprestasi. Hal

ini dikarenakan keterbatasan waktu serta kondisi yang kurang memungkinkan

dalam pemberian penghargaan kepada siswa. Akan tetapi, guru selalu

memberikan pujian bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan. Hal ini

tentunya dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar kimia. Dalam hal

diskusi kelompok, guru telah beberapa kali mengingatkan siswa untuk aktif

berdiskusi dan menyelesaikan lembar diskusi. Namun, masih ada beberapa siswa

yang tetap pasif dalam kelompok. Dalam hal pemberian materi pelajaran, guru

telah mampu menjelaskan materi dengan baik serta selalu memberikan penekanan

pada hal-hal yang penting selama pelajaran. Guru selalu memberikan pertanyaan

dan latihan soal yang relevan dengan materi yang diajarkan sehingga mampu

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses pembelajaran, guru berusaha

menerapkan metode konstruktivistik meskipun belum sepenuhnya konstruktivistik

karena kondisi siswa sendiri yang belum terbiasa dengan metode tersebut.

Pada pertemuan pertama siklus I, guru membagi siswa ke dalam 7

kelompok dan menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan untuk

materi hidrokarbon. Pertemuan pertama yang hanya satu jam pelajaran ini

digunakan guru untuk menjelaskan kekhasan atom karbon, identifikasi unsur C,

H, dan O dalam senyawa karbon, serta membedakan atom C primer, sekunder,

tersier, dan kuartener. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan evaluasi

berupa pertanyaan kepada siswa. Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali

materi sebelumnya dan melanjutkan penjelasan mengenai klasifikasi senyawa

hidrokarbon dan tata nama senyawa hidrokarbon. Selanjutnya, guru membimbing

siswa untuk diskusi kelompok. Masing-masing kelompok mendapat lembar

diskusi yang sama. Pada saat diskusi, guru mengitari meja siswa untuk mengamati

proses diskusi. Guru selalu mengingatkan siswa untuk aktif dalam diskusi

sehingga mampu memahami materi yang diajarkan dan mampu mengerjakan soal

saat kuis maupun ulangan harian. Setelah diskusi kelompok selesai, guru

Page 90: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mengulas jawaban dari soal diskusi tersebut dengan memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mencoba mengerjakan di depan kelas kemudian membahasnya

bersama. Pertemuan kedua diakhiri dengan adanya kuis individual. Masing-

masing siswa mengerjakan kuis sesuai kemampuannya secara individu.

Pada pertemuaan ketiga, guru mengulang materi sebelumnya untuk

mengingatkan siswa yang dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai

hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan

strukturnya. Oleh karena hanya satu jam pelajaran, maka pertemuan ketiga tidak

dilakukan diskusi kelompok. Pada pertemuan keempat, guru menjelaskan tentang

isomer senyawa hidrokarbon. Pada pertemuan ini, diadakan diskusi yang kedua.

Siswa mulai terbiasa dengan proses pembelajaran ini sehingga siswa mulai aktif

berdiskusi. Sama halnya dengan diskusi yang pertama, setelah selesai diskusi

diadakan pembahasan dengan bimbingan guru sehingga siswa tidak salah konsep.

Pertemuan keempat ini diakhiri dengan kuis individual dan pengisian angket

motivasi berprestasi.

Pada pertemuan kelima, guru mengecek pemahaman siswa terhadap

materi sebelumnya dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan menunjuk

siswa untuk menjawab. Pada pertemuan ini, guru menjelaskan tentang sifat fisik

senyawa hidrokarbon. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi berupa tanya jawab.

Pada pertemuan keenam yang merupakan pertemuan terakhir dari siklus I, guru

menjelaskan tentang sifat kimia senyawa hidrokarbon. Pada pertemuan ini, guru

banyak memberikan latihan soal dikarenakan materi tentang sifat kimia senyawa

hidrokarbon tergolong materi yang cukup sulit bagi siswa.

Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan tes siklus I yang merupakan

penilaian aspek kognitif, dimana aspek kognitif bertujuan untuk mengetahui

pemahaman dan kemampuan siswa dalam menyerap materi hidrokarbon dan yang

disalurkan dalam penyelesaian soal tes. Selain penilaian aspek kognitif, dilakukan

juga penilaian rasa ingin tahu siswa, dimana penilaiannya menggunakan angket.

Hasil tes siklus I sebagai penentu apakah siklus pembelajaran berhenti atau harus

diulang lagi pada kegiatan pembelajaran siklus II, sebagai upaya perbaikan

pembelajaran. Tes pada siklus I ini, soal dibuat satu tipe dengan jumlah 25 soal

Page 91: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kognitif dan 40 soal untuk angket motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu.

Berdasarkan hasil tes siklus I 51.4 % siswa yang tuntas, hal ini menandakan

bahwa tes ini belum mencapai target yang diinginkan. Masih ada beberapa

indikator yang belum dapat dicapai oleh kebanyakan siswa. Indikator-indikator

inilah yang harus diulang kembali pada siklus II untuk meningkatkan persentase

ketuntasan prestasi belajar.

1. Tahap Refleksi Tindakan I

Pembelajaran pada tindakan I dilaksanakan agar siswa menguasai materi

pokok hidrokarbon. Pada siklus I, beberapa hal yang masih kurang diantaranya

siswa masih kurang aktif dalam diskusi kelompok dan siswa masih enggan

mengajukan pertanyaan. Kekurangaktifan siswa disebabkan karena siswa masih

perlu beradaptasi dengan anggota kelompoknya. Selain itu, terdapat faktor

internal dari diri siswa dimana siswa merasa kurang nyaman dengan teman satu

kelompok sehingga menjadi malas untuk berdiskusi.

Setelah pelaksanaan tindakan I selesai dilaksanakan, diadakan tes siklus I

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pokok hidrokarbon.

Hasil belajar siswa melalui tes siklus I dapat disajikan pada Lampiran 28.

Berdasarkan analisis hasil tes siklus I, indikator kompetensi yang telah mencapai

batas tuntas (persentase ketercapaian di atas 75%) sebanyak enam indikator yaitu

pada indikator satu, dua, tiga, empat, enam dan indikator delapan. Untuk dua

indikator yang lain belum mencapai batas tuntas. Indikator yang belum mencapai

batas tuntas yaitu memberi nama alkana, alkena, dan alkuna serta menentukan

isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans). Adapun rincian

hasil tes dari masing – masing indikator kompetensi pada siklus I dapat dilihat

pada Tabel 26 berikut ini.

Page 92: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 26. Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

NoIndikator Kompetensi

Nomor Soal

Persentase Ketercapaian (%)Setiap Soal

Setiap Indikator kompetensi

1. Mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon

1 82,8 82,8

2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon

2 82,8 82,8

3. Membedakan atom karbon C primer, sekunder, tersier, dan kuartener

3 4 9

20

88,5 88,5 77,1 71,4

81,3

4. Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya

6 11

88,5 82,8

85,6

5. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

5 7 8

10 12 15 24 25

82,8 88,5 54,3 88,5 68,5 82,8 17,1 80

70,3

6. Memahami hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya

21 22

62,8 91,4

77,1

7. Menentukan isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans)

13 14 19

97,1 74,3 20

63,8

8. Menuliskan reaksi sederhana dari alkana, alkena,dan alkuna (oksidasi,adisi,substitusi, dan eliminasi)

16 17 18 23

80 91,4 74,3 54,3

75

Rata-rata 74,8 77,3

Page 93: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun diagram hasil

Gambar 11. Grafik Ha

Berdasarkan

pada Lampiran 28 me

% atau sebanyak 18

mengikuti tes siklus I

nilai 75 dari persent

belajar dari penilaian

dari target yang diteta

Pada siklus

menunjukkan hasil y

kelas X-A, 5 siswa m

memiliki motivasi b

berprestasi yang rend

kelas X-A, 2 siswa me

rasa ingin tahu yang

Perbandingan persent

antara pra siklus dan s

��

��

��

��

��

��

��

����

������������������ ������

sil tes siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 11 be

Hasil Belajar Siklus I

an analisis tes siklus I materi pokok hidrokar

menunjukkan bahwa persentase ketuntasan ke

18 siswa yang mencapai ketuntasan dari

s I. Dimana standar ketuntasan batas minimal (

entase ketuntasan kelas tersebut, menunjukka

an aspek kognitif belum memenuhi 65% tuntas

etapkan pada siklus I.

us I, motivasi berprestasi dan rasa ingin ta

yang baik. Untuk aspek motivasi berprestasi

a memiliki motivasi berprestasi yang sangat t

berprestasi yang tinggi, dan 2 siswa me

ndah. Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu

memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, 27

ng tinggi, dan 6 siswa memiliki rasa ingin tah

entase ketercapaian motivasi berprestasi dan

n siklus I dapat dilihat dari Tabel 27 di bawah i

� � � �

���� �������

�����

����

��������������������

72

berikut ini.

karbon kelas X-A

kelas sebesar 51,4

ri 35 siswa yang

l (SKBM) dengan

kkan bahwa hasil

tas secara klasikal

tahu siswa telah

asi, dari 35 siswa

t tinggi, 28 siswa

emiliki motivasi

hu, dari 35 siswa

27 siswa memiliki

tahu yang rendah.

n rasa ingin tahu

h ini.

Page 94: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 27. PerbandingIngin Tahu

Kriteria Pra S

Sangat tinggi Tinggi Rendah

Sangat rendah

Berdasarkan

maka target keberhas

pada Tabel 28 berikut

Tabel 28. Target Kebe

No. Aspek yang

1. Motivasi berprsiswa

2. Rasa ingin tahu

3. Ketuntasan Bela

Data tersebut

Gambar 12. Histogram

��

��

��

��

��

���

����

��

������������������ ������

ingan Persentase Ketercapaian Motivasi Berprhu antara Pra Siklus dan Siklus I

Motivasi Berprestasi Rasa Ingra Siklus (%) Siklus I (%) Pra Siklus (%)

5,7 14,28 2,85 71,43 80 65,7 22,8 5,71 31,43

0 0 0

an indikator keberhasilan yang telah ditetapka

asilan dari kegiatan pembelajaran pada siklus

ut ini.

eberhasilan Siklus I

ng DinilaiSiklus 1

Target Ketercapaian(%)

rprestasi 30 % motivasi siswa sangat tinggi

14,28

ahu siswa 25 % rasa ingin tahu siswa sangat tinggi

5,71

elajar 65% tuntas 51,4

but dapat digambarkan dengan histogram sebag

ram Ketercapaian Hasil Siklus I

�������

�������

����� �� �!��� "��� ���� ���#�$��

��

�����

��

���

73

rprestasi dan Rasa

Ingin Tahu Siklus I (%)

5,71 77,14 17,14

0

kan pada siklus I,

lus I dapat dilihat

Kriteria Keberhasilan an

Belum Berhasil

Belum Berhasil

Belum Berhasil

agai berikut:

!�����

%��#���

Page 95: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jika ditinjau

siklus 1 dapat menca

dapat dilihat pada Tab

Tabel 29. Refleksi Ha

No. Aspek Penilaian

1. Motivasi berprestasi Siswa

2. Rasa ingin tahusiswa

3. Ketuntasan belajar

Berikut gam

Gambar 13. Histogram

Dalam tinda

kekurangan pada keg

1) Bagi Guru

a) Guru masih k

kelompok.

b) Guru masih ku

��

��

��

��

��

�����

������

������������������ ������

au dari kondisi awal yang ada maka hasil da

capai kenaikan dari kondisi awal siswa. Untuk

abel 29 berikut.

Hasil Pelaksanaan Siklus 1

Kondisi Awal Siklus 1

5,7% motivasi sangat tinggi

14,28 % motivasi

sangat tinggi

Motivassiswa m

hu 2,85% rasa ingin tahu

sangat tinggi

5,71% rasa ingin tahu

sangat tinggi

Rasa inmeningk

48% siswa yang tuntas

51,4% siswa yang tuntas

Ketuntasmeningk

ambar histogram refleksi hasil pelaksanaan siklu

ram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus 1

dakan pada siklus I masih banyak ditemuk

egiatan pembelajaran di antaranya:

kurang memotivasi siswa untuk bekerjasama

kurang dalam hal memberikan penghargaan kel

�����

������

����� �� �!��� "��� ���� �

��#�$��

���

��

�����

��

���

74

dari pembelajaran

tuk lebih jelasnya

Refleksi

asi berprestasi meningkat.

ingin tahu siswa gkat.

tasan belajar siswa gkat

klus I.

ukan kekurangan-

ma dalam diskusi

kelompok.

"� �����&'�#

%��#���

Page 96: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2) Bagi Siswa

a) Beberapa siswa masih kurang aktif berdiskusi dalam kelompoknya.

b) Hasil belajar siswa dari segi tes kognitif belum mencapai target ketuntasan

yang diharapkan.

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, masih perlu dilakukan

perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan II supaya target

dari aspek hasil belajar dapat terpenuhi sehingga kompetensi pembelajaran dapat

tercapai dengan baik. Selain mengupayakan untuk meningkatkan hasil belajar,

juga diupayakan untuk mempertahankan peningkatan proses belajar yang telah

tercapai dan diupayakan adanya peningkatan yang lebih tinggi dari target yang

sudah dicapai di siklus I.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan

untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II ini materi yang diberikan

adalah indikator yang belum tuntas pada siklus I. Tindakan pada siklus II lebih

difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala – kendala yang

terdapat pada siklus I. Adapun kendala yang ada pada siklus I antara lain, masih

ada siswa yang kurang aktif berdiskusi dalam kelompoknya serta masih ada siswa

yang enggan dan malu untuk bertanya. Pada siklus II, guru lebih memotivasi

siswa untuk aktif berdiskusi dalam kelompok. Guru menegaskan bahwa maksud

diadakannya diskusi kelompok adalah agar siswa saling membantu jika ada

kesulitan. Dengan demikian diharapkan semua anggota dalam kelompok menjadi

lebih aktif. Selain itu, guru juga mendorong siswa agar tidak malu untuk bertanya

jika ada materi pelajaran yang belum jelas.

Perencanaan tindakan II meliputi penyusunan instrumen pembelajaran

antara lain, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), soal diskusi,

soal kuis, soal tes siklus II, dan angket motivasi berprestasi serta angket rasa ingin

tahu siswa.

Page 97: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 27

April 2010 dan terdiri dari satu kali pertemuan. Pada proses pembelajaran guru

menekankan konsep – konsep pokok yang belum dipahami siswa dengan hasil

analisis dari refleksi pada tindakan I. Pada siklus II, masing-masing kelompok

mendengarkan penjelasan guru dengan mengoperasikan macromedia flash sendiri.

Guru menjelaskan tentang tata nama senyawa hidrokarbon dan keisomerannya.

Setelah itu, diadakan diskusi kelompok. Guru menekankan kepada siswa agar

lebih aktif berdiskusi serta menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi berupa kuis individual.

3. Tahap Observasi Tindakan II

a. Kegiatan Siswa

Jumlah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap adalah 35 orang. Pada

pembelajaran siklus II, siswa terlihat lebih aktif dan antusias. Mereka

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh dan langsung bertanya

jika ada hal yang belum jelas. Dalam diskusi, mereka semakin aktif bekerja sama.

Bagi beberapa siswa yang merasa malu bertanya saat guru menjelaskan di depan

kelas, mereka memanfaatkan kegiatan diskusi tersebut untuk bertanya kepada

teman kelompoknya yang sudah paham maupun bertanya kepada guru saat guru

berkeliling memantau tiap kelompok. Untuk simpulan hasil observasi tindakan

pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 30 di bawah ini.

Tabel 30. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus II

No Observasi Persentase (%)

1. Ketidakhadiran siswa di kelas. 0 2. Keterlambatan siswa masuk kelas. 0 3. Siswa masih belajar materi pelajaran lain sewaktu guru mengajar di 0

kelas 4. Siswa mengerjakan PR atau tugas lain sewaktu guru mengajar. 0 5. Siswa tidak mengerjakan PR atau tugas. 0 6. Siswa bertanya mengenai materi pelajaran. 8,57 7. Siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan. 0 8. Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis. 28,57

Page 98: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dalam diskusi kelompok, mereka terlihat semakin aktif. Siswa

memanfaatkan diskusi tersebut untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

kepada teman satu kelompok. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka malu

bertanya kepada guru sehingga mereka memilih bertanya kepada temannya.

Untuk simpulan hasil observasi kegiatan kelompok pada siklus II dapat dilihat

pada Tabel 31 di bawah ini.

Tabel 31. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II

No Observasi Persentase

Ketercapaian (%)

1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok

71.42

2. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran

71.42

3. Semua siswa dalam kelompok bertanggung jawab terhadap bagian tugasnya masing-masing

71.42

4. Mengerjakan tugas tepat waktu 100

1) Motivasi Berprestasi Siswa

Pada siklus II motivasi berprestasi siswa mengalami peningkatan yang

cukup baik. Pada siklus I, siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi sebanyak

14,28% dan meningkat menjadi 37,2% pada siklus II. Hasil pengamatan pada

siklus II dapat dilihat pada Tabel 32 di bawah ini.

Tabel 32. Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus IIAspek yang dinilai Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)

Motivasi Berprestasi

Sangat tinggi 13 37,2 Tinggi 22 62,8 Rendah 0 0

Sangat rendah 0 0

Di bawah ini dapat dilihat diagram pie untuk motivasi berprestasi siswa

yang diukur dengan angket motivasi berprestasi.

Page 99: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 14. Diagram

2) Rasa Ingin Tahu

Pada siklus I

siswa yang memiliki

pada siklus II menjad

yang rendah menjadi

siklus II. Adapun data

Tabel 33 di bawah ini

Tabel 33. Rasa Ingin TAspek yang

dinilai Rasa Ingin Tahu

Di bawah ini

siklus II.

Gambar 15. Diagram

��

m Pie Motivasi Berprestasi Siklus II

hu Siswa

s II rasa ingin tahu siswa mengalami peningkata

ki rasa ingin tahu yang tinggi sebesar 77,14%

jadi 88,57%, sedangkan siswa yang memiliki

di berkurang yaitu 17,14% pada siklus I menj

ata mengenai rasa ingin tahu pada siklus II da

ini.

in Tahu Siswa pada Siklus IIKriteria Jumlah siswa P

Sangat tinggi 2 Tinggi 31 Rendah 2

Sangat rendah 0

ini dapat dilihat diagram pie untuk rasa ingin

m Pie Rasa Ingin Tahu Siklus II

������

�����

� ��

���

����

����

78

atan. Pada siklus I

% dan meningkat

iki rasa ingin tahu

enjadi 5,71% pada

dapat dilihat pada

Persentase (%)

5,71 88,57 5,71

0

in tahu siswa pada

�� ������ ���

�� ���

�� ���

�� ������ ���

�� ������ ���

�� ���

�� ���

�� ������ ���

Page 100: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Ketuntasan Belaj

Pada siklus

kelompok dan prosen

82,8%.

Tabel 34. Aspek KetuAspek Yang

Dinilai Ketuntasan Belajar

Di bawah ini

pada proses belajar da

Gambar 16. Diagram

b. Kegiatan Guru

Berdasarkan

pada siklus II terliha

bimbingan kepada sis

Pembelajaran

macromedia flash pad

tindakan I. Berdasark

siklus II dapat disajika

lajar Siswa

s II siswa terlihat semakin aktif terutama pa

sentase ketuntasan siswa meningkat cukup sig

etuntasan Belajar Siswa pada Siklus IISiswa yang Tuntas Jumlah Siswa P

29 35

ini dapat dilihat diagram pie aspek ketuntasan b

dalam sistem pembelajaran.

m Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Sik

an hasil observasi pada proses pembelajaran,

ihat mengalami peningkatan. Guru lebih bany

siswa yang belum memahami materi

4. Tahap Refleksi Tindakan II

ran dengan penerapan metode STAD ya

pada tindakan II diperoleh hasil yang lebih bai

kan tes siklus II pada tanggal 3 Mei 2010 dip

jikan pada Tabel 35 berikut ini.

�����

����

79

pada saat diskusi

signifikan menjadi

Persentase (%)

82,8

n belajar siswa

Siklus II

an, kegiatan guru

nyak memberikan

yang berbantuan

baik dibandingkan

diperoleh hasil tes

�� ���

�������� ���

Page 101: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 35. Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap

NoIndikator Kompetensi Nomor

Soal

Persentase Ketercapaian (%)

Setiap Soal Setiap Indikator kompetensi

1. Mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon

1 77,1 77,1

2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon

2 97,1 97,1

3. Membedakan atom karbon C primer, sekunder, tersier, dan kuartener

31321

82,885,791,4

86,6

4. Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya

425

74,397,1

85,7

5. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

567

1014152223

6091,497,191,442,874,397,191,4

80,6

6. Memahami hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya

16 91,4 91,4

7. Menentukan isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans)

89

1718

94,362,857,194,3

77,1

8. Menuliskan reaksi sederhana dari alkana, alkena,dan alkuna (oksidasi,adisi,substitusi, dan eliminasi)

1112192024

94,368,657,162,894,3

75,4

Rata-rata 81,1 83,8

Jika dibandingkan dengan tindakan I, maka kemampuan siswa dalam

penguasaan konsep materi pokok hidrokarbon mengalami peningkatan yang

sangat baik. Hal ini terlihat dari rata – rata persentase ketercapaian setiap soal

sebesar 81,1%, sedangkan rata-rata persentase ketercapaian setiap indikator

kompetensi adalah 83,8%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa semua

Page 102: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

indikator kompetensi

Artinya semua indika

secara grafik ketercap

dapat dilihat pada Gam

Gambar 17. Grafik Ha

Dari hasil te

karena siswa yang tela

% dari 35 siswa yang

sudah mencapai targe

direncanakan hanya d

siklus II. Berdasarkan

histogram peningkata

siklus II sebagai berik

Gambar 18. Histogram

��

��

��

��

���

�������������

����� ������

��

��

��

��

���

������������������ ������

nsi telah mencapai persentase ketercapaian

ikator kompetensi telah mencapai batas ketu

capaian hasil belajar pada siklus 2 tiap indika

ambar 17 berikut.

Hasil Belajar Siklus II

tes siklus II, pembelajaran dapat dikatakan

telah mencapai ketuntasan sebanyak 29 siswa a

ang mengikuti tes siklus II. Jadi, pembelajaran

rget ketuntasan yang telah direncanakan. Pem

a dibatasi sampai siklus II maka pembelajaran

an hasil dari tes siklus I dan siklus II dapat diga

atan ketercapaian tiap indikator kompetensi pa

rikut.

ram Distribusi Hasil Belajar pada Siklus I dan S

� � � � �

��

������� �� ����

����

��

��������������������

� � � � �

��������������������

81

n di atas 75 %.

tuntasan. Adapun

ikator kompetensi

an cukup berhasil

a atau sebesar 82,8

ran pada siklus II

embelajaran yang

n dihentikan pada

igambarkan dalam

pada siklus I dan

n Siklus II

��

%��#���

%��#���

Page 103: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Dari gambar 18 di atas dapat terlihat bahwa dari delapan indikator

kompetensi, tujuh diantaranya mengalami peningkatan persentase ketercapaian.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya perkembangan yang cukup baik mengenai

kemampuan siswa pada penguasaan materi pokok hidrokarbon. Peningkatan juga

terjadi pada prestasi belajar siswa aspek kognitif, nilai rata-rata kelas sebesar 74,7

pada siklus I menjadi 81,1 pada siklus II. Dari kondisi ini dapat disimpulkan

bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa aspek kognitif dan ketuntasan belajar

pada siklus II meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Bila dibandingkan

dengan siklus I yang masih ada beberapa indikator soal yang belum dicapai

dengan maksimal namun pada siklus II ini sebagian besar siswa dapat

mengerjakan semua indikator soal dengan baik.

Sedangkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran

ditunjukkan dari hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata nilai

tes dari siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 36 berikut ini.

Tabel 36. Peningkatan Rata-rata Nilai Tes dari Siklus I dan Siklus II

KelompokRata – rata Nilai Tes

Peningkatan (%)Siklus I Siklus II

Metana 75,2 80,8 7,44Etana 74,4 84 12,9

Propana 72,8 78,4 7,69Butana 80 80,8 0,01Pentana 66,4 79,2 19,27Heksana 79,2 81,6 3,03Heptana 75,2 84 11,7

Rata –rata 74,74 81,25 8,86

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes dari siklus I ke

siklus II mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pemahaman siswa

terhadap materi hidrokarbon semakin baik. Siswa semakin aktif berdiskusi serta

tidak malu untuk bertanya baik kepada teman maupun guru hingga benar-benar

paham terhadap materi tersebut.

Pada aspek motivasi berprestasi, pada siklus II terjadi peningkatan untuk

siswa yang motivasinya sangat tinggi. Data motivasi berprestasi siswa pada siklus

I dan II dapat dilihat pada Tabel 37 di bawah ini.

Page 104: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 37. Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan Siklus II

Kriteria Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Persentase(%) Jumlah Siswa Persentase(%) Sangat Tinggi 5 14,28 13 37,2

Tinggi 28 80 22 62,8 Rendah 2 5,71 0 0

Sangat Rendah 0 0 0 0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

memiliki motivasi berprestasi sangat tinggi meningkat sebesar 22,92%. Dapat

terlihat pula saat diskusi kelompok siswa terlihat lebih aktif yang menandakan

keinginan belajar yang cukup tinggi dari siswa. Peningkatan motivasi berprestasi

siswa dibarengi pula dengan peningkatan rasa ingin tahu siswa. Data mengenai

rasa ingin tahu siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 38 di bawah ini.

Tabel 38. Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan Siklus II

Kriteria Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Persentase(%) Jumlah Siswa Persentase(%) Sangat Tinggi 2 5,71 2 5,71

Tinggi 27 77,14 31 88,57 Rendah 6 17,14 2 5,71

Sangat Rendah 0 0 0 0

Berdasarkan tabel di atas, rasa ingin tahu siswa meningkat pada siklus II.

Jika pada siklus I siswa yang rasa ingin tahunya rendah ada 6 orang, maka pada

siklus II siswa yang rasa ingin tahunya rendah hanya 2 orang. Hal ini dapat

terlihat dari semakin banyaknya siswa yang bertanya. Target keberhasilan pada

siklus II dapat dilihat pada Tabel 39 berikut ini.

Tabel 39. Target Keberhasilan Siklus II

No. Aspek yang Dinilai Siklus II

Kriteria Keberhasilan Target Ketercapaian

(%) 1. Motivasi berprestasi

siswa 35 % motivasi siswa sangat tinggi

37,2 Berhasil

2. Rasa ingin tahu siswa 30 % rasa ingin tahu siswa sangat tinggi

5,71 Kurang Berhasil

3. Ketuntasan belajar 75% tuntas 82,8 Berhasil

Page 105: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari keseluru

tahu siswa yang belum

tahu siswa dengan ka

rendah menurun. Da

peningkatan pada sikl

berikut ini.

Gambar 19. Histogram

Hasil refleksi

Tabel 40. Refleksi Ha

No. Aspek Penilaian

1. Motivasi berprestasi siswa

2. Rasa ingin tahu siswa

3. Ketuntasan belajar

Berikut ini gam

��

��

��

��

���

��

����

������������������ ������

uruhan target yang ada pada siklus II, hanya a

lum berhasil. Akan tetapi, jika dilihat pada Tab

kategori tinggi meningkat sebesar 11,43% sed

Dapat dikatakan bahwa rasa ingin tahu sis

iklus II ini. Data tersebut dapat digambarkan de

ram Ketercapaian Hasil Siklus II

ksi dari siklus II dapat dilihat pada Tabel 40 ber

Hasil Pelaksanaan Siklus II

Siklus I Siklus II

14,28% motivasi sangat tinggi

37,2 % motivasi sangat tinggi

Motivsiswa

u 5,71% rasa ingin tahu sangat

tinggi

77,14% rasa ingin tahu tinggi

5,71% rasa ingin tahu sangat tinggi

88,57% rasa ingin tahu tinggi

Rasa menin

51,4% siswa yang tuntas

82,8% siswa yang tuntas

Ketunsiswa

gambar histogram refleksi hasil pelaksanaan sik

��������

��������

����� �� �!��� "��� ���� �

(�#�$��

���

���

��

����

84

a aspek rasa ingin

abel 38, rasa ingin

edangkan kategori

siswa mengalami

dengan histogram

berikut ini.

Refleksi

tivasi berprestasiwa meningkat.

sa ingin tahu siswa ningkat.

tuntasan belajar wa meningkat

siklus II.

!�����

%��#���

Page 106: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 20. Histogram

Berdasarkan

Cilacap, terdapat perm

khususnya pada kelas

masih kurang yang d

yang masih rendah

diperolehnya. Bebera

pelajaran ilmu pen

pengetahuan sosial s

pembelajaran kimia.

metode ceramah. Ha

mid semester kelas X

Mata Pelajaran) untu

tuntas bahkan terkada

Permasalahan

dapat digunakan seba

ceramah serta peman

Cilacap merupakan

fasilitas pembelajara

laboratorium sebagai

��

��

��

��

���

��

����

��

���������������� ��������

ram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II

A. Pembahasan

an observasi awal dengan guru kimia di S

ermasalahan yang dirasakan guru dalam prose

las X-A. Guru merasakan bahwa motivasi b

dapat dilihat dari semangat siswa dalam pem

serta mudah puasnya siswa terhadap pres

erapa siswa menyatakan bahwa mereka t

engetahuan alam dan hendak mengambil

l sehingga mereka merasa tidak perlu terlal

a. Siswa yang lain menyatakan bahwa mereka

Hal ini berdampak pada nilai ulangan harian

X-A yang masih rendah. Dengan KKM (Krit

ntuk kimia yaitu 75, hanya 50% siswa yang

dang kurang dari itu.

han tersebut perlu segera dicari solusinya. Salah

ebagai solusi yaitu penggunaan metode pem

anfaatan media pembelajaran yang tersedia.

n Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (

ran yang tersedia cukup memadai. Tidak

ai tempat praktikum, tetapi juga tersedia med

��������

��������

����� �� �!��� "��� ���� �

��#�$��

�����

���

���

��

����

85

i SMA Negeri 3

oses pembelajaran

berprestasi siswa

embelajaran kimia

restasi yang telah

tidak menyukai

bil jurusan ilmu

lalu serius dalam

eka bosan dengan

n serta nilai ujian

riteria Ketuntasan

g mencapai batas

lah satu cara yang

mbelajaran selain

a. SMA Negeri 3

l (RSBI), dimana

k hanya tersedia

edia elektronik di

���#����

���#����

Page 107: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

setiap kelas yang dapat dimanfaatkan guru untuk menjadikan pembelajaran lebih

menarik. Untuk mata pelajaran kimia, guru belum sepenuhnya memanfaatkan

media yang ada. Guru masih mengandalkan metode ceramah serta buku paket dan

LKS sebagai pegangan siswa.

Dari permasalahan yang ada, dilakukan suatu tindakan untuk

memperbaiki pembelajaran kimia, yaitu dengan penerapan metode pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Division) serta penggunaan macromedia flash.

Metode STAD merupakan metode pembelajaran dengan kelompok kecil yang

heterogen. Dengan metode STAD diharapkan adanya kerja sama siswa dalam

mengerjakan soal diskusi serta memahami materi yang diajarkan. Siswa yang

merasa malu untuk bertanya kepada guru, dapat bertanya pada teman

kelompoknya yang lebih pandai sehingga semua siswa memahami materi.

Sedangkan penggunaan macromedia flash diharapkan mampu menarik minat

siswa dalam mempelajari kimia. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka

bosan membaca buku kimia yang banyak tulisannya dan merasa senang belajar

dengan macromedia flash karena banyak animasinya.

Tindakan yang dilakukan pada kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap terdiri

dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam waktu 9x45 menit, dan diakhiri

dengan adanya tes siklus I serta pengisian angket rasa ingin tahu siswa. Siklus II

dilaksanakan dalam waktu 2x45 menit, dan diakhiri dengan adanya tes siklus II

serta pengisian angket rasa ingin tahu siswa.

Pada awal pembelajaran, diadakan pembentukkan kelompok dimana

masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa secara heterogen. Dasar

pembagian kelompok yaitu nilai ulangan tengah semester. Selain pembentukkan

kelompok, guru juga menerangkan tentang metode pembelajaran yang akan

digunakan pada materi hidrokarbon. Guru menekankan agar siswa aktif berdiskusi

dalam kelompok sehingga mampu menguasai materi pelajaran.

Pada proses pembelajaran, guru melakukan presentasi kelas mengenai

materi hidrokarbon yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok serta kuis

individual. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap kemajuan

kelompoknya dengan cara saling kerja sama dalam berdiskusi dan memberikan

Page 108: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

hasil yang memuaskan dalam kuis individual serta tes siklus. Pada pertemuan

keempat, diadakan pengisian angket motivasi berprestasi di akhir pertemuan. Pada

akhir pembelajaran siklus I, diadakan tes siklus I serta pengisian angket rasa ingin

tahu. Dari hasil tes siklus I, siswa yang mencapai batas ketuntasan sebesar 51,4%.

Jumlah ini masih kurang dari target awal yaitu sebesar 65%. Untuk aspek

motivasi berprestasi, 14,28% siswa memiliki motivasi berprestasi sangat tinggi,

80% siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 5,71% siswa memiliki

motivasi berprestasi rendah. Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu, 5,71% siswa

memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi; 77,14% siswa memiliki rasa ingin tahu

tinggi; dan 17,14% siswa memiliki rasa ingin tahu rendah.

Dari hasil siklus I, masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk

memperbaiki pembelajaran agar ketuntasan siswa dapat memenuhi target yang

diharapkan. Oleh karena itu dilakukan serangkaian perencanaan untuk siklus II.

Pada siklus II, masing-masing kelompok mengoperasikan macromedia flash

secara langsung. Dengan begitu, diharapkan siswa semakin memahami terhadap

materi yang diajarkan. Pembelajaran pada siklus II lebih ditekankan pada

kompetensi yang belum tercapai.

Pada proses pembelajaran siklus II, guru mengingatkan siswa untuk lebih

aktif berdiskusi dan bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. Guru juga

memberikan bimbingan yang lebih terhadap siswa yang masih kurang paham.

Dari hasil observasi, terlihat bahwa siswa semakin aktif bertanya. Mereka saling

bekerja sama dalam mengerjakan soal diskusi serta berusaha untuk

memahaminya. Pada akhir pertemuan, diadakan pengisian angket motivasi

berprestasi dan pada akhir siklus II diadakan tes siklus II serta pengisian angket

rasa ingin tahu. Dari hasil tes siklus II, siswa yang mencapai batas ketuntasan

sebesar 82,8%. Hasil ini telah melebihi target yang diharapkan pada siklus II yaitu

75%. Untuk aspek motivasi berprestasi, 37,2% siswa memiliki motivasi

berprestasi sangat tinggi dan 62,8% siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi.

Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu, 5,71% siswa memiliki rasa ingin tahu

yang sangat tinggi, 88,57% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan 5,71%

siswa memiliki rasa ingin tahu yang rendah.

Page 109: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Pada akhir proses pembelajaran, siswa diminta untuk mengisi angket

balikan terhadap pembelajaran hidrokarbon. Tanggapan siswa terhadap metode

kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) sangat positif. Sebagian

besar siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran STAD (Student Team

Achievement Division) berbantuan macromedia flash membuat belajar menjadi

menarik dan tidak membosankan serta mendorong mereka lebih bersemangat

dalam mempelajari hidrokarbon. Untuk analisis angket balikan terhadap

pembelajaran hidrokarbon dapat dilihat pada Lampiran 56.

Dasar untuk menentukan tim yang akan mendapat penghargaan yaitu

skor yang diperoleh kelompok saat kuis individual, serta tes siklus I dan tes siklus

II. Untuk data mengenai peroleh skor tersebut dapat dilihat pada Lampiran 51.

Rangkuman peroleh skor tiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 41 berikut ini.

Tabel 41. Rangkuman Nilai Tiap Kelompok

Kelompok Nilai Rata-Rata

Peringkat Predikat Kuis Tes Siklus

Metana 70 78 5 Etana 70,3 79,2 4 Propana 67,6 75,6 6 Butana 71,07 80,4 2 Tim Hebat Pentana 67,08 72,8 7 Heksana 73,75 80,4 1 Tim Istimewa Heptana 71 79,6 3 Tim Baik

Berdasarkan perolehan skor kelompok, maka skor terbanyak diperoleh

oleh kelompok Heksana sehingga mendapat sebutan “Tim Istimewa”, skor

terbanyak kedua diperoleh oleh kelompok Butana sehingga mendapat sebutan

“Tim Hebat”, sedangkan skor terbanyak ketiga diperoleh oleh kelompok Heptana

sehingga mendapat sebutan “Tim Baik”.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini dapat dirangkum dalam Tabel 42

berikut ini.

Page 110: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 42. Rangkuman Hasil Penelitian

Aspek Kondisi Awal Siklus 1

Siklus 2 /

Kondisi

Akhir

Refleksi dari

Kondisi Awal

ke Kondisi

Akhir

Motivasi Berprestasi Siswa

Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru

Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 5,7% %.

Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru sedikit.

Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 14,28%.

Semua siswa memperhatikan penjelasan guru

Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 37,2%.

Dari kondisi awal ke kondisi akhir jumlah siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru semakin sedikit. Sedangkan motivasi berprestasi siswa meningkat sebesar 31,5%.

Rasa Ingin Tahu Siswa

Tidak ada siswa yang bertanya saat pelajaran

Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 2,85%, sedangkan yang tinggi 65,7%

Siswa mulai berani bertanya saat pelajaran

Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71%, sedangkan yang tinggi 77,14%

Siswa bertambah aktif bertanya saat pelajaran

Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71%, sedangkan yang tinggi 88,57%

Rasa ingin tahu siswa semakin meningkat dapat dilihat dari keberanian siswa bertanya saat pelajaran. Selain itu, rasa ingin tahu siswa meningkat sebesar 2,86%

Ketuntasan Belajar

Rata-rata kelas = 67

Nilai tertinggi = 85

Nilai terendah = 40 Ketuntasan belajar = 48%

Rata-rata kelas = 74,7

Nilai tertinggi = 92

Nilai terendah = 44 Ketuntasan belajar = 51,4%

Rata-rata kelas = 81,1

Nilai tertinggi = 92

Nilai terendah = 68 Ketuntasan belajar = 82,8%

Dari kondisi awal ke kondisi akhir rata-rata kelas meningkat sebesar 21,04%, dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 34,8%.

Page 111: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penelitian

penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan

macromedia flash dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian, kriteria

keberhasilan yang ditetapkan dapat terpenuhi yaitu dapat meningkatkan kualitas

proses belajar siswa yaitu motivasi berprestasi serta dapat meningkatkan kualitas

hasil belajar siswa yaitu prestasi belajar siswa dan rasa ingin tahu siswa.

D. Hasil Tindakan

Hasil tindakan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan

menerapkan metode STAD (Student Team Achievement Division) dilengkapi

macromedia flash pada materi Hidrokarbon siswa kelas X-A SMA Negeri 3

Cilacap, yaitu :

1. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)

dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa

kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap. Dari kondisi awal, motivasi berprestasi

sangat tinggi sebesar 5,7 % , tinggi sebesar 71,4 %, dan rendah sebesar 22,8%

ke kondisi akhir pada siklus II motivasi berprestasi sangat tinggi sebesar 37,2

%, tinggi sebesar 62,8 % dan rendah serta sangat rendah sebesar 0 %.

Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi meningkat sebesar 31,5 %.

2. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)

dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif

bagi siswa. Dari kondisi awal, ketuntasan belajar siswa sebesar 48 % ke

kondisi akhir 82,8 % meningkat sebesar 34,8 %.

3. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)

dilengkapi macromedia flash belum cukup mampu meningkatkan rasa ingin

tahu bagi siswa. Dari kondisi awal, rasa ingin tahu siswa sangat tinggi sebesar

2,85 % , tinggi sebesar 65,7 %, rendah 31,43 % dan rasa ingin tahu sangat

rendah 0 % ke kondisi akhir rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71 %, tinggi

sebesar 88,57 %, rendah sebesar 5,71 % dan sangat sendah 0 %. Rasa ingin

tahu siswa sangat tinggi hanya meningkat sebesar 2,86 %.

Page 112: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan yaitu:

1. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi

berprestasi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di SMA Negeri 3 Cilacap.

Hal ini dapat dilihat dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada

siklus I, motivasi berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi sebesar

14,28%, tinggi sebesar 80%, dan rendah sebesar 5,71%. Pada siklus II terjadi

peningkatan yaitu motivasi berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi

sebesar 37,2% dan kriteria tinggi sebesar 62,8%.

2. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)

berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

tetapi tidak meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada pokok bahasan

hidrokarbon di SMA Negeri 3 Cilacap. Hal ini dapat dilihat dari indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Untuk prestasi belajar siswa (ketuntasan

belajar) pada siklus I sebesar 51,4% meningkat menjadi 82,8%. Sedangkan

untuk rasa ingin tahu siswa pada siklus I dengan kriteria sangat tinggi sebesar

5,71% tidak mengalami perubahan pada siklus II, untuk kriteria tinggi pada

siklus I sebesar 77,14% meningkat menjadi 88,57% pada siklus II. Untuk

kriteria rendah sebesar 17,14% pada siklus I menjadi 5,71% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis.

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadakan

upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar

Page 113: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi

belajar kimia secara maksimal.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia

flash dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar kimia untuk meningkatkan

motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Guru

Guru hendaknya dapat menyajikan materi hidrokarbon menggunakan

metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)

berbantuan macromedia flash dengan baik, sehingga dapat meningkatkan

motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa.

2. Siswa

Siswa hendaknya dapat memberikan respon yang baik terhadap guru

dalam menyajikan materi hidrokarbon menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia

flash sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa.

3. Sekolah

Sekolah hendaknya dapat memberi masukan kepada guru kimia untuk

menggunakan metode yang bervariasi pada proses pembelajaran kimia khususnya

penggunaan metode STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan

macromedia flash pada materi hidrokarbon untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Page 114: Fatri nikendari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

4. Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya

dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan,

antara lain keaktifan siswa, minat, interaksi sosial, dan sebagainya.