farmakologim
DESCRIPTION
lllm,TRANSCRIPT
![Page 1: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
“GOUT”
OLEH:
KELOMPOK IVKELAS B
ZAKIYATUL MAHMUDAH (FIFI 12 064)SRI RAHAYU NINGSI (FIFI 12 068)WA ODE ARLINA MISNAENI (FIFI 12 069)DWI SYAHFITRAH (FIFI 12 073)SAVERIAN ANGELINA TEE (FIFI 12 075)LOLY SUBHIATY I. (FIFI 12 077)ISRA SULASMI (FIFI 12 080)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
![Page 2: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat, karunia, nikmat, serta inayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah farmakologi dasar yang bertema “GOUT” ini tanpa
hambatan yang berarti.Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
kewajiban penulis untuk membuat tugas makalah padamata kuliah farmakologi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna, dan
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis
untuk menjadi tambahan ilmu untuk lebih memahami mengenai GOUT dan segala
aspek yang ada di dalamnya.Aamiin.
Kendari, November 2013
Penulis
![Page 3: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN....................................................................
A. LATAR BELAKANG..........................................................B. RUMUSAN MASALAH......................................................C. TUJUAN.........................................................................
BAB II: PEMBAHASAN.....................................................................
A. PENGERTIAN................................................................B. KLASIFIKASI.................................................................C. FARMAKOLOGI..............................................................D. MANIFESTASI KLINIK....................................................E. PASTOFISIOLOGI..........................................................
BAB III: KESIMPULAN.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
![Page 4: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak
pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya
dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit
gout arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas
dan sesudah monopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui
pada usia 50-60 tahun.
Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah monopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum
mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin
juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut
mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan
stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari
kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit
maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat
terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan
gejala-gejala serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa
pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gout?
2. Bagaimana farmakologi Gout Artritis?
![Page 5: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Apa manifestasi klinik Gout?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout?
C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Pengertian penyakit Gout.
2. Farmakologi Gout.
3. Manifestasi klinik Gout
4. Patofisiologi penyakit Gout.
![Page 6: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit
kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler
yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam
urat (Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai
dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan
serangan akut (Hendarto Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium
dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden
penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali
lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan
bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit
gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga
terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
B. KLASIFIKASI
Menurut Ns. Arif Muttaqin, S.Kep (2008) klasifikasi gout dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat produksi/ sekresi
asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaitu produksi asam urat
yang berlebihan dan sekresi asam urat yang berkurang.
![Page 7: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/7.jpg)
C. FARMAKOLOGI
Gout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan penyakit
yang berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi karena
peningkatan sintesis prekursor purin asam urat atau penurunan eliminasi/pengeluaran
asam urat oleh ginjal, atau keduanya. Gout merupakan diagnosis klinis sedangkan
hiperurisemia adalah kondisi biokimia. Gout ditandai dengan episode arthritis akut
yang berulang, disebabkan oleh timbunan monosodium urat pada persendian dan
kartilago, dan pembentukan batu asam urat pada ginjal (nefrolitiasis). Hiperurisemia
yang berlangsung dalam periode lama merupakan kondisi yang diperlukan tetapi
tidak cukup untuk menyebabkan terjadinya gout. Berikut adalah uraian mengenai
penanganan gout akut dan kronis secara farmakologis. Juga akan dijelaskan gout
yang disebabkan oleh obat dan apa yang harus diberikan pada pasien yang menderita
gout. Penanganan menggunakan obat Penanganan gout biasanya dibagi menjadi
penanganan serangan akut dan penanganan hiperurisemia pada pasien artritis kronik.
Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
• Mengatasi serangan akut
• Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada
jaringan, terutama persendian
• Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik
Edukasi pasien dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan untuk
menjamin keberhasilan terapi gout. Menghindari faktorfaktor yang dapat memicu
serangan juga merupakan bagian yang penting dari strategi penatalaksanaan gout.
Faktor yang dapat memicu serangan gout.
Penyebab Penyakit Gout
Gout dapat terjadi karena over produksi asam urat atau karena ekskresinya
terganggu (tidak efisien). Untuk membedakan kedua hal di atas, dapat dilakukan
dengan menghitung banyaknya asam urat yang diekskresikan selama 24 jam. Jika
asam urat yang diekskresikan lebih dari 1000 mg/dl per hari, berarti over produksi,
tetapi jika kurang berarti ada gangguan ekskresi. Ini perlu diketahui karenba terkait
dengan strategi terapi.
Inflamasi terjadi karena adanya deposit asam urat yang merangsang
fagositosis. Makrofag (neutropil) masuk ke area yang banyak mengandung asam urat
![Page 8: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/8.jpg)
berada untuk melakukan fagositosis terhadap asam urat. Aktifitas fagositosis
menyebabkan peningkatan kadar asam laktat sehingga Ph di persendian turun,
penurunan Ph ini justru mengakibatkan pembentukkan kristal asam urat.
Strategi terapi ada bermacam-macam tergantung pada penyebabnya. Pada
umumnya digunakan lebih dari satu dari beberapa strategi berikut:
1. Mengurangi sintesis asam urat dengan pemberian alupurinol
2. Meningkatkan sekresi asam urat dengan zat urikosurik, seperti sulfipirazon dan
probenesid
3. Menghambat fagositosis dengan AINS dan kolkisin
4. Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung purin
Proses Sintesis Asam Urat :
![Page 9: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/9.jpg)
Obat-obat untuk GOUT
Ada tiga aspek untuk pengobatan asam urat dengan obat-obatan. Pertama,
penghilang rasa sakit seperti Acetaminophen (Paracetamol) atau analgesik lebih kuat
lainnya yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Kedua, agen antiinflamasi
seperti obat antiinflamatory drugs (NSAID’s), Colchicine, dan kortikosteroid,
digunakan untuk mengurangi peradangan sendi.
NSAID seperti Indometasin dan Naproxen berperan efektif sebagai obat
antiinflamasi untuk gout akut. Obat-obatan yang diminum dapat mengurangi
perlahan-lahan artritis. Efek samping yang umum dari NSAID termasuk iritasi
sistem pencernaan, ulserasi lambung dan usus, dan bahkan usus pendarahan. Orang-
orang yang memiliki riwayat alergi terhadap Aspirin atau polip hidung harus
menghindari NSAID’s karena resiko alergi yang intens (Anfilaksis). Colchicin untuk
gout diberikan melalui oral untuk mengurangi peradangan serta untuk mencegah
serangan artritis gout sambil mengoreksi hiperurisemia dengan obat-obatan seperti
Allopurinol atau Feboxostat. Untuk serangan akut, diberikan perjam atau setiap dua
jam sampai ada perbaikan yang signifikan dalam rasa sakit atau pasien
mengembangkan efek samping saluran cerna seperti diare berat. Untuk pencegahan,
obat diberikan sekali atau dua kali sehari. Efek samping lain yang umum dari
Colchicin termasuk mual dan muntah.
Kortikosteroid seperti Predinoson, sebagai agen antiinflamasi yang kuat
untuk mengobati gout akut. Prednison dapat diberikan secara oral, atau disuntikkan
langsung ke dalam sendi yang meradang. Kortikosteroid dapat diresepkan untuk
pasien dengan gangguan ginjal, hati, atau masalah pencernaan. Penggunaan jangka
panjang Kortikosteroid kronis tidak disarankan karena efek samping jangka panjang
yang serius.
Selain obat-obat untuk serangan gout, obat lain yang berfungsi
menurunkan asam urat juga harus diminum sebagai pengobatan jangka panjang.
Menurunkan kadar asam urat darah, mengurangi resiko serangan berulang dari
artritis, batu ginjal, dan penyakit ginjal, dan juga perlahan-lahan akan melarutkan
deposit Tophi yang keras. Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan asam urat
ada dua mekanisme yakni dengan meningkatkan ekskresi (pembuangan) asam urat
melalui ginjal atau dengan cara menurunkan produksi asam urat. Obat-obatan ini
umumnya tidak dimulai setelah peradangan artritis gout akut telah mereda karena
malah dapat memperburuk serangan akut.
![Page 10: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/10.jpg)
Probenesid (Benemid) dan Sulfinpyrazon (Anturane) adalah obat-obat
yang biasa digunakan menurunkan kadar asma urat darah dengan meningkatkan
ekskresi asam urat dalam urin. Karena obat ini dalam kasus yang jarang terjadidapat
menyebabkan batu ginjal, sehingga harus dihindari oleh pasien-pasien dengan
riwayat batu ginjal. Ketika minum obat ini haru disertai dengan minum air putih
yang banyak sehingga mempercepat keluarnya asam urat dari saluran kencing dan
mencegah pembentukkan batu ginjal.
Febuxostad (Uloric) telah disetujui oleh US Food and Drug
Adminstrasion (FDA) untuk pengelolaan kronis hiperurisemia dari gout pada tahun
2009. Febuxostad telah terbukti lebih efektif daripada Allopurinol dalam mencegah
serangan akut artritis gout dan efektif dalam menyusutkan deposit tophi asam urat
dalam jaringan seperti jari, siku, dan telinga. Karena Febuxostad tidak signifikan
dimetabolisme oleh ginjal, mungkin memiliki keunggulan dibandingkan Allopurinol
pada pasien dengan penyakit ginjal yang mendasarinya. Namun, sebelum minum
Febuxostad, pasien harus memeriksa dulu kadar asam urat dan tes fungsi hati secara
teratur.
Obat penurun asam urat seperti Allopurinol dan Febuxostad, umumnya
tidak dimulai pada pasien yang mengalami serangan akut gout. Obat-obat ini, ketika
dimulai lama serangan akut, benar-benar dapat memperburuk peradangan akut. Oleh
karena itu, obat penurun asam urat biasanya hanya diminum setelah ada solusi
lengkap dari serangan artritis akut, tetapi jika pasien sudah terlanjur minum obat ini,
mereka dipertahankan padadosis yang sama selama serangan akut. Pada beberapa
pasien, dosis rendah Colchicine dapat diberikan untuk mencegah pengendapan gout
akut.
Kolkisin: colchicines
Alkaloid ini diperoleh dari kembang dan biji tumbuhan, Cholchicum
autumnale (autumn crocus) yang berasal dari India, Afrika Utara dan Eropa.
![Page 11: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/11.jpg)
Kolkisin berkhasiat anti radang lemah dengan efek baik pada serangan akut dan
efeknya baru nyata setelah 12 jam. Tidak menurunkan kadar urat darah dan tidak
berdaya analgetis. Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan penghambatan sekresi
zat-zat chemotactic dan glikoprotein dari granulosit yang memegang peranan pada
rangkaian proses peradangan, hingga siklusnya dihentikan. Pengendapan urat
berkurang, karena pembentukkan laktat dan fagocytose dihambat. Disamping itu,
kolkisin juga berdaya antimitotis, yakni menghambat pembelahan sel atau mitosis,
tetapi sebagai obat kanker tidak efektif. Penggunaannya terutama untuk mengatasi
serangan akut (sebaiknya dalam 2 jam), tetapi juga pada terapi prefensi bersama
alokurinol atau urikosurika guna mencegah profokasi serangan (selama 6 minggu).
Profilaksis dengan kolkisin tunggal tidak dianjurkan berhubung kadar urat tetap
tinggi, dan penyakit dapat terus berlangsung. Zat ini tidak berguna untuk gejala
rema.
Resorpsinya dari usus cepat dan hampir lengkap, PP-nya 30%, plasma t1/2-
nya 30-60 menit. Kolkisin terutama menumpuk dalam lekosit, dimana masa
paruhnya panjang mencapai 60 jam.
Efek samping sering terjadi karena efeK terapeutisnya berdekatan efek
toksis dan berupa gangguan lambung usus. Pada penggunaan lama dapat terjadi
rambut rontok, neuritis, depresi sumsum tulang dan kerusakan ginjal. Bila timbul
gejala intoksikasi, penggunaaannya harus segera dihentikan. Wanita hamil dan
menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat ini.
Dosis pada serangan akut oral 1 mg, lalu 0,5 mg setiap 2 jam sampai
maksimal 8 mg atau timbul diare. Kur tidak boleh diulang dalam jangka waktu 3
hari. Profilaksis: 0,5-1,5 mg dalam hari setiap 2 hari.
Alopurinol : zyloric
Allopurinol menurunkan kadar asam urat dengan mencegah produksi asam
urat. Ini benar-benar menghalangi konversi metabolisme purin dari dalam makanan
![Page 12: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/12.jpg)
menjadi asam urat. Obat ini digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan fungsi
ginjal yang buruk karena dapat menyebabkan efek samping termasuk ruam parah
dan kerusakan hati.
Derifat pirimidin ini efektif sekali dalam menormalkan kadar urat dalam
darah dan kemih yang meningkat. Berdaya mengurangi sintesa urat atas dasar
persaingan substrat dengan zat-zat urin berlandasan enzim xanthinoxydase (XO).
Purin seperti hipoxanthin dan xanthin dirombak oleh XO menjadi asam urat tetapi
dengan adanya alopurinol, XO melakukan aktifitasnya terhadap obat ini sebagai
ganti purin. Akibatnya ialah perombakan hipoxanthin dikurangi dan sintesa urat
menurun dengan k.l. 50%. Kadar urat berangsur turun, tofi menyusut dan batu urat
tidak dibentuk lagi. Setelah 1 sampai 3 minggu, kadar urat mencapai nilai normal.
Resorpsinya dari usus baik (80%) dan cepat tidak terikat pada protein darah. Di
dalam hati, obat ini dioksidasi oleh XO menjadi oksipurinol aktif , yang terutama
diekskresi dengan kemih. Plasma t1/2 nya 2 -8 jam, dari oksipurinol melebihi 20 jam
berhubung adanya resorpsi kembali di tubuh. Efek samping agak sering terjadi,
terutama reaksi alergi kulit, gangguan lambung usus, nyeri kepala, pusing dan
rambut rontok. Ada kalanya timbul pula demam dan kelainan darah. Kerusakan hati
dan ginjal juga pernah terjadi.
Interaksi. Alopurinol menghambat enzim XO, maka perombakan zat-zat
yang diubah XO juga dirintangi, sehingga efeknya diperkuat . Contohnya adalah
antagonis purin azathiokprin dan merkaptopurin. Oleh karena itu, dosis sitostatika
perlu diturunkan sampai 25-30%. Daya kerja antikoagulansia dan klorpropamida
diperkuat. Kombinasi salisilat dan urikosurika diperbolehkan hanya dosisnya perlu
dinaikkan, karena ekskresi oksikurinol dipercepat oleh zat-zat tersebut.
Dosis: pada hiperurisemia 1 dd 100 mg p.c. , bila perlu dinaikkan setiap
minggu dengan 100 mg sampai maksimum 10 mg/kg per hari. Profilaksis dengan
sitostatika: 600 mg sehari dimulai 3 hari sebelum terapi.
Benzeromaron: narcaricin
Derifat benzoyrat ini berdaya urikosuris dengan jalan merintangi
penyerapan kembali urat di tubuli proksimal. Ekskresinya diperbanyak dan kadar
urat darah menurun. Tidak menimbulkan efek paradoksal pada dosis rendah.
![Page 13: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/13.jpg)
Kerjanya panjang, maka pada penggunaan lama dapat dihentikan selama 2- 3
minggu.
Resorpsinya hanya dari usus hanya untuk 50%, PP-nya 99% dan t1/2nya
12 -24 jam. Dalam hati obat ini dirombak menjadi metabolit-metabolit akif benzaron
dan brombensaron., yang untuk 90% lebih diekskresikan melalui empedu dan tinja.
Sisanya dikeluarkan lewat kemih sebagai glukoronida.
Efek sampingnya berupa gangguan usus, reaksi alergi kulit, nyeri kepala,
kolik ginjal, sering berkemih dan profokasi serangan encok. Over dose
mengakibatkan mual mengakibatkan mual dan muntah, hepatitis dan gangguan
fungsi ginjal.
Dosis: oral permula 1 dd 50 mg d.c., berangsur dinaikkan sampai maksimal
300 mg, -pemeliharaan 50-200mg sehari. Selama 6 minggu pertama bersama
kolkisisn atau NSAID guna prefensi serangan.
Probenesid: probenid, benemid
Derifat asam benzoate ini berdaya urikosuris pula dengan mekanisme sama
dengan benzbromaron. Probenesid tidak efektif terhadap serangan akut. Pada dosis
yang lebih rendah dari 500 mg perhari berefek paradoksal, yakni justru mengahmbat
ekskresi . Semula zat ini didasarkan berdasarkan khasaitnya dapat merintangi
ekskresi tubule dari penisilin, sehingga kadar darahnya meningkat dan efeknya
diperpanjang. Obat ini juga merintang ekskresi dari banyak obat lain, antara lain
sefarosporin (kecuali sefaloridin), eritromisin, sulfonamide, diuretika, thiasida dan
furosemida. Indometasin, naproxen dan PAS dosisnya sering kali harus diturunkan.
Reasopsinya di usus cepat dan tuntas efek urikosurisnya sudah dimulai
setelah 30 menit dan penghambatan ekskresi penisilin setelah 2 jam. PP-nya k.l.
![Page 14: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/14.jpg)
90%. Ekskresinya terutama sebagai metabolit melaui kemih. Plasma t1/2nya 4-17 jam
tergantung dosis.
Efek sampinya tidak begitu sering terjadi dan berupa gangguan lambung
usus, sakit kepala, reaksi alergi kulit, sering berkemih dan kolik ginjal. Juga dapat
terbentuk batu urat yang dapat dihindari dengan membuat kemih alkalis sampai pH
6,5. Jarang sekali menimbulkan kelainan darah dan nefritis.
Interaksi: Toksisitas MTX dapat meningkat hingga dosisnya hendaknya
diturunkan. Salisilat diatas 1,5 g per hari dapat mengurangi efeknya, maka jangan
digunakan selama terapi.
Dosis : oral 2 dd 250 mg d.c. selama 1 minggu, lalu 2 dd 500 mg, bila perlu
berangsur-angsur dinaikkan sampai maksimal 2 gram sehari. Untuk memperpanjang
daya kerja penisilin: 4 dd 500 mg, sebagai adjuvans pada gonore single dose 1 gram.
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID.
Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetisi dengan asam urat dan
dapat memperparah serangan akut gout. Sebagai alternatif, merupakan terapi lini
kedua, adalah kolkisin (colchicine). Keputusan memilih NSAID atau kolkisin
tergantung pada keadaan pasien, misalnya adanya penyakit penyerta lain/komorbid,
obat lain yang juga diberikan pada pasien pada saat yang sama, dan fungsi ginjal.
Tidak ada studi terkontrol yang membandingkan kolkisin dengan NSAID untuk
penanganan gout. Kolkisin mrupakan obat pilihan jika pasien juga menderita
penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang mendapat diuretik untuk
gagal jantung dan pasien yang mengalami toksisitas gastrointestinal, kecenderungan
perdarahan atau gangguan fungsi ginjal. Obat yang menurunkan kadar asam urat
serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak
boleh digunakan pada serangan akut. Pasien biasanya sudah mengalami
hiperurisemia selama bertahun‐tahun sehingga tidak ada perlunya memberikan terapi
segera untuk hiperurisemianya. Lagipula, obat‐obat tersebut dapat menyebabkan
mobilisasi simpanan asam urat ketika kadar asam urat dalam serum berkurang.
Mobilisasi asam urat ini akan memeprpanjang durasi serangan akut atau
menyebabkan serangan artritis lainnya. Namun, jika pasien sudah terstabilkan/
![Page 15: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/15.jpg)
menggunakan allopurinol pada saat terjadi serangan akut, allopurinol tetap terus
diberikan.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah (Ika Puspitasari,
2010)
1. Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama makin
memburuk.
2. Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang,
licin dan hangat.
3. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi
peningkatan denyut jantung.
4. Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti kapur.
5. Kadar asam urat dalam darah tinggi.
E. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat
yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh,
penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut
dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi
juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat
meningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan
menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
![Page 16: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/16.jpg)
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri
yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang
sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian
mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya
disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung
berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6
sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan
polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang
biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik
ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada
kartilago, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus.Tofi terbentuk di jari,
tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal
seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran,
eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.
![Page 17: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/17.jpg)
![Page 18: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/18.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam
urat.
2. Gout ditandai arthritis hiperurisemia, disebabkan oleh timbunan
monosodium urat pada persendian dan kartilago, dan pembentukan batu
asam urat pada ginjal (nefrolitiasis).
3. Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah Nyeri pada satu atau
beberapa sendi dimalam hari, kulit kemerahan hingga keunguan, Demam,
menggigil, Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti
kapur, dan Kadar asam urat dalam darah tinggi.
4. Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk
dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
respon inflamasi.
5. Contoh obat golongan anti gout yaitu Probenesid (Benemid), Sulfinpyrazon
(Anturane), Febuxostad (Uloric), Kolkisin (colchicines), Alopurinol
(zyloric), Benzeromaron (narcaricin), Probenesid (probenid), dan benemid.
B. SARAN
Adapun sara yang dapat kami berikan yaitu hendaknya para pembaca
lebih mencari beberapa literatur mengenai penyakit gout dan obat-obatnya,
sehingga pengetahuan tentang gout semakin luas.di samping itu diharapkan
makalah ini dapat menjadi acuan dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.
![Page 19: FARMAKOLOGIm](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022042522/55cf9ab7550346d033a30a23/html5/thumbnails/19.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : EGC.
http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg
http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_front.jpg
M. Wilkinson, Judith. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika
Piyatno, L. Batubara. 2007. Farmakologi Dasar. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 .Jakarta : EGC.
Puspitasari, Ika.2010. Jadi Dokter Untuk Diri Sendiri. Bandung:Miazan Utama
Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : EGC.