fanny efriana a 231 10 016
DESCRIPTION
KTITRANSCRIPT
-
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAHKULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYAANGKATAN 68 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014
UNIVERSITAS TADULAKO
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN OLEHGURU BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN MATEMATIKA
DENGAN GURU YANG BERLATAR BELAKANGNON-MATEMATIKA DI KELAS X IPS 1 DAN
X IPS 3 SMA NEGERI 5 PALU
KELURAHAN : TONDOKECAMATAN : MANTIKULOREKOTA : PALU
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratPelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya
Universitas Tadulako Angkatan 68 Semester GenapTahun Akademik 2013/2014
Disusun Oleh :
FANNY EFRIANASTB. A 231 10 016
PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATALEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO2014
-
HALAMAN PENGESAHAN
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN OLEHGURU BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN MATEMATIKA
DENGAN GURU YANG BERLATAR BELAKANG NON-MATEMATIKADI KELAS X IPS 1 DAN X IPS 3 SMA NEGERI 5 PALU
NAMA : FANNY EFRIANASTAMBUK : A 231 10 016PROGRAM STUDI : PEND. MATEMATIKAFAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANDESA/KELURAHAN : TONDOKECAMATAN : MANTIKULOREKABUPATEN/KOTA : PALULaporan Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui
Sesuai Saran-Saran Dosen Pembimbing
Palu, Mei 2014
Menyetujui,Dosen Pembimbing
Dr. H. Sudarman Bennu, M. PdNIP. 19571231 198601 1 004
Mengetahui,An. Kepala Pusat Pengembangan WilayahdanKuliah Kerja Nyata (P2WKKN)Universitas TadulakoSyachdin, SH., MH.
NIP. 19680302 200312 1 001
-
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Profesi Integral Angkatan 68 dan PPLT Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Tadulako yang belangsung dari tanggal 5 Maret s/d 10 Mei 2014
bertempat di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikolore, Kota Palu. Begitu
banyak pengalaman berharga yang didapatkan selama peneliti berada di lokasi,
bukan hanya ilmu yang selama ini didapatkan di bangku kuliah, namun peneliti
melihat dan merasakan bagaimana melakukan pengabdian kepada masyarakat dan
sekolah
Suka dan duka pun peneliti alami selama berada di lokasi, namun dengan
ucapan syukur Alhamdulillah dan berkat dukungan dan dorogan dari keluarga dan
semua pihak maka peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis ILmiah ini.
Pada kesempatan ini pula, secara tulus dan ikhlas peneliti ucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
partisipasinya baik langsung maupun tidak langsung sejak awal sampai pada
proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Tadulako.
2. Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako.
3. Panitia pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral
tematik posdaya Angkatan 68 dan PPLT Semester Genap Tahun 2013/2014.
-
iv
4. Bapak Dr. H. Sudarman Bennu, M. Pd sebagai Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah.
5. Bapak Prof. Hanafie sebagai Dosen Pembimbing PPLT.
6. Bapak Dr. H. Mustamin Idris, M. Si sebagai Dosen Pembimbing di sekolah.
7. Bapak Drs. Abdullah, MT sebagai dekan Fakultas MIPA.
8. Bapak Drs. Zikran Lingu Lembah sebagai Kepala SMA Negeri 5 Palu.
9. Ibu Mardiah Nuntung, S. Pd, M. Pd sebagai Guru Pamong
10. Seluruh Guru-Guru beserta Staf Tata Usaha dan siswa-siswa SMA Negeri 5
Palu.
11. Orang tua, kakak dan adikku, nenek, om dan juga tanteku, serta sepupuku Fuji
Astuti yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil selama
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral dan PPLT di
lokasi.
12. Teman-teman Mahasiswa PPLT baik selama di lokasi hingga kembali ke
Universitas Tadulako.
13. Keluarga besar Matematika khususnya teman-teman angkatan 2010 dan
Sahabat Spesial Arief Susanto terima kasih atas bantuan dan semangatnya.
14. Beserta seluruh pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah, yang dalam kesempatan ini tidak dapat
peneliti sebutkan namanya satu persatu.
Sebagai manusia, peneliti menyadari bahwa isi Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat
-
vmengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palu, Mei 2014
Peneliti
FANNY EFRIANA
A 231 10 016
-
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR . ................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 7
C. Maksud Dan Tujuan ...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
II. TINJAUAN TEORITIS
A. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor ..................................................9
B. Kelebihan Guru Berlatar Belakang Matematika ..........................10
C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika ...................................11
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ..................................14
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 24
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 24
D. Teknik dan Pengumpulan Data ..................................................... 25
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 25
-
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .............................................................................................. 28
B. Pembahasan .................................................................................. 29
V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 31
B. Saran ............................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis Ulangan Harian Kelas X IPS 1 dan X IPS 3
2. Dokumentasi Kegiatan
-
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena
dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan
mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi sehingga
mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya hasil belajar siswa
yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah.
Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan,
persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada
lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a)
Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
(b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan
berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas
penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan
dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
-
2(g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara
efektif.
Satu diantara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa
untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah,
dimana tidak bisa untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis
dan sistematis, karena strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam
setiap proses pembelajaran di dalam kelas.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan mata pelajaran-mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran
matematika untuk SMA memiliki sejumlah karakteristik tertentu, yaitu :
1. Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
tidak setiap objek abstrak adalah matematika. Sementara beberapa
matematikawan menganggap bahwa objek matematika itu konret dalam pikiran
mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika secara lebih tepat sebagai
-
3objek mental atau pikiran. Ada empat kajian matematika, yaitu fakta, operasi (atau
relasi), konsep, dan prinsip.
2. Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Simbol dan istilah yang telah disepakati
dalam matematikamaka pembahaan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan
dan dikomunikasikan.
3. Berpola pikir deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola
pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari
hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifa khusus.
4. Konsisten dalam sistemnya.
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem yang
berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang
lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat dipanang
lepas satu dengan yang lainnya.
5. Memiliki simbol yang kosong dari arti.
Di dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik yang berupa
huruf latin, huruf yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol
tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasanya disebt model
matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan,
-
4maupun fungsi. Selain itu ada pula model matematika yang berupa gambar seperti
bangun-bangun geometri, grafik, maupun diagram.
6. Konsisten Dalam Sistemnya.
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada yang saling terkait dan
ada yang saling lepas. Dalam satu sistem tidak boleh ada kontradiksi. Tetapi antar
sistem ada kemungkinan timbul kontradiksi.
Dalam belajar matematika perlu untuk menciptakan situasi-situasi di mana
siswa dapat aktif, kreatif dan responsif secara fisik pada sekitar. Untuk belajar
matematika siswa harus membangunnya untuk diri mereka. Hanya dapat
dilakukan dengan eksplorasi, membenarkan, menggambarkan, mendiskusikan,
menguraikan, menyelidiki, dan pemecahan masalah
Khusus untuk Matematika, dalam Pembelajaran sebaiknya dimulai dari
masalah yang kontekstual. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan
sempurna harus memahami berbagai langkah, metode dan model pembelajaran.
Sedangkan bagi siswa untuk dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai
kemampuan berpikir yang tinggi, dan didukung oleh peran guru yang mampu
membangkitkan semangat belajar bagi tiap karakter siswa.
Satu diantara penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah
siswa tidak memahami konsep-konsep matematika. Siswa yang menguasai secara
konsep matematika, akan memperoleh jalan untuk memecahkan persoalan
matematika. Sering kita temui dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami
kesulitan menyelesaikan soal matematika, terutama ketika menerapkan hitungan,
perkalian, pengurangan maupun pembagian. Hal ini disebabkan karena konsep
-
5urutan hitungan yang beruntun yang mendahulukan perkalian dan pembagian
setelah itu penjumlahan atau pengurangan tidak dipahami.
Kesalahan konsep suatu pengetahuan saat disampaikan guru kepada
siswanya bisa berakibat kesalahan pengertian dasar yang berkesinambungan
sehingga terbawa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ini karena matematika
adalah materi pembelajaran yang saling berkaitan dan berkesinambungan dengan
materi lain, sehingga untuk mempelajari salah satu topik di tingkat lanjutan harus
memiliki pengetahuan dasar atau pengetahuan prasyarat terlebih dahulu yaitu
penalaran yang dituangkan dalam pelajaran matematika.
Dilihat dari kompetensi dan kewenangan guru, banyak guru yang bukan
dari guru mata pelajaran yang ahli dibidangnya masing-masing, tidak berlatar
belakang pendidikan matematika, kurang menguasai inti materi yang diajarkan
disamping itu ketika mengajar kecenderungan dalam proses mengajar tidak fokus
pada metode untuk memahamkan konsep matematika tetapi condong memberi
materi atau mengcopy materi, realisasi dalam proses pembelajaran banyak
mencatat dan menghafal sebagai salah satu cara yang tepat sesuai dengan
kemampuan guru. Padahal menghafal adalah suatu kemampuan yang paling
rendah dalam taksonomi bloom, setidaknya siswa harus mulai diajak dalam
bernalar dan berpikir dan aplikasi pada taraf pertama kali menjumpai suatu materi
baru.
Jadi intinya guru mutlak harus menguasai substansi materi dan hal ini
tertuang dalam bentuk RPP tidak lupa juga metode dan strategi sudah harus
dipikirkan dalam rangka menamamkan nilai sesuai materi yang diajarkan, seperti
-
6matematika adalah nilai nalar dan pikir yang harus dominan dibanding
pengetahuan yang banyak sifat menghafal.
Pengajaran matematika oleh guru yang berlatar belakang matematika lebih
bisa mengembangkan kemampuan siswa dimulai dari masalah nyata. Disamping
itu, pembelajaran matematika juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan, menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah
pada siswa serta saling menghargai pendapat teman sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013. Pada pembelajaran ini guru yang berlatar belakang matematika
menyampaikan materi pelajaran sebagai salah satu strategi untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Disamping itu guru yang berlatar belakang matematika lebih mengusai
materi pelajaran dengan maksud memberikan dorongan kepada siswa agar
mengemukakan pendapat mereka, mengajak siswa berpikir dan sebagai bahan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Materi dan pertanyaan yang
dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh
antara guru dan siswa.
Oleh karena itu, keterampilan dan kelancaran menyampaikan materi dari
guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi materi maupun penyampaian
materi dan pertanyaan kepada siswa. Penguasaan materi dan teknik penyampaian
harus disertai keinginan dan kemampuan guru untuk mendengarkan dengan baik
dari siswa, dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan
kreativitas guru dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam
-
7pembelajaran merupakan satu diantara aspek yang menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan belajar dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang
mana hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Keaktifan guru berlatar belakang bidang studi tampak pada teknik
penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang
disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang
studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar
Belakang Pendidikan Matematika dengan Guru yang Berlatar Belakang
Non-Pendidikan Matematika di Kelas X IPS 1 dan X IPS 3 SMA Negeri 5
Palu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat
peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah: Adakah Perbedaan Hasil Belajar
Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar Belakang Pendidikan Matematika
dengan Guru yang Berlatar Belakang Non-Matematika di Kelas X IPS 1 dan X
IPS 3 SMA Negeri 5 Palu?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar Belakang
-
8Pendidikan Matematika dengan Guru yang Berlatar Belakang Non-Matematika di
Kelas X IPS 1 dan X IPS 3 SMA Negeri 5 Palu.
1.4 Manfaat
Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan :
1. Dapat bermanfaat bagi peneliti dalam memperkaya dan memperoleh
pengalaman serta keterampilan meneliti dan dapat memperluas wawasan.
2. Sebagai pengalaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam belajar matematika dan pelajaran yang lain, dengan
harapan siswa dapat lebih aktif.
3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi Matematika
terutama di SMA Negeri 5 Palu.
-
9BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Oemar Hamalik (1990:20) mengemukakan belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai pengalaman. Dalam buku metode belajar dan
kesulitan belajar dijelaskan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan
perubahan dalam diri seseorang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan.
Menurut Jaeng (2009 : 2) bahwa belajar adalah seluruh rangkaian
kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar (mandiri atau berinteraksi dengan
lingkungan/orang lain) yang mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa
penambahan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku yang sifatnya
relatif permanen.
Menurut Gerung (2011 : 1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh anak didik setelah melakukan kegiatan
belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampiln,
dan sikap yang terlihat dalam perubahan tingkah laku dan kemampuan yang
dimiliki oleh anak didik.
Ada tiga komponen hasil belajar yaitu kemampuan:
a) Hasil belajar Kognitif (Pengetahuan)
b) Hasil belajar Afektif (Sikap)
-
10
c) Hasil belajar Psikomotor (Keterampilan)
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Yang termasuk faktor internal
adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi
dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah
faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
pembelajaran).
Bloom (1982:11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas
pembelajaran. Jadi, dengan kata lain hasil belajar merupakan salah satu ukuran
berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh kegiatan belajar yang diwujudkan
melalui perubahan pada diri siswa yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu.
2.2 Kelebihan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Matematika dalam
Mengajar Pelajaran Matematika
Kelebihan guru berlatar belakang pendidikan (bidangnya sendiri, seperti
mengajar matematika) adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap
pelajaran yang disampaikan (demonstrator). Ada beberapa konteks guru sebagai
demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, menguasai
materi, memimpin, mengarahkan, mengawasi. Guru adalah komponen yang
sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru
bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin
bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasikan suatu strategi pembelajaran
-
11
akan tergantung pada kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam
menggunakan metode, teknik, taktik pembelajaran. Setiap guru memiliki
pengalaman (khususnya bidang studi), pengetahuan, kemampuan, gaya, dan
bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap
mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan
guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
peserta didik.
Dalam proses pembelajaran guru bidang studi (khususnya pelajaran
matematika) memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi
siswa yang diajarkan, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan
demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, dimana
keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau
kemampuan guru.
2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
1. Hakikat Pengajaran Matematika
Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh tim penyusun
kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa disebutkan bahwa
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.
Dalam buku Metodek Matematika, yang diterbitkan oleh Bagian Proyek
Pengembangan Mutu Pendidikan Guru Agama Islam disebutkan
bahwamatematika merupakan suatu pengetahuan yang di peroleh melalui belajar
-
12
baik yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan sebagainya
yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol- simbol tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapatlah
disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-
jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang
dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol.
Pengajaran matematika adalah proses membantu siswa mempelajari
matematika dengan menggunakan perencanaan yang tepat, mewujudkannya
sesuai kondisi yang tepat pula sehingga tercapai hasil yang memuaskan. Hasil
tersebut merupakan tujuan yang telah dirumuskan yang merupakan akibat dari
interaksi antara guru yang mengajar dan murid yang belajar matematika. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran matematika secara tuntas guru harus bisa
merencanakan pembelajaran dengan tepat, mewujudkannya dalam kondisi yang
tepat, metode mengajar yang tepat, serta didukung oleh media pembelajaran yang
tepat pula.
Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah
pedagogi secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari kongkret ke abstrak, dari
sederhana kekompleks, dari yang mudah kesulit dengan menggunakan berbagai
sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif
dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri
pengetahuannya. Dengan demikian, suatu rumus, konsep atau prinsip dalam
matematika, seyogyanya dapat ditemukan oleh peserta didik dengan bimbingan
-
13
guru. Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
kembali membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan
sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika. Masalah tak harus tertutup atau mempunyai solusi
tunggal, tetapi dapat terbuka atau dicoba diselesaikan dengan berbagai cara
misalnya dengan mengumpulkan dan menganalisis data, dengan metode coba-
coba atau dengan cara induktif dan deduktif.
2. Pengajaran Matematika
Dalam melaksanakan suatu proses belajar mengajar, sebaiknya setiap guru
melakukannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Kegiatan
mengajar yang dilakukan guru dengan pendekatan tertentu akan bermakna,
apabila materi yang disajikan kepada siswa dapat dimengerti oleh sebagian besar
siswa atau seluruh siswa. Harus dipahami, bahwa kadang-kadang guru dalam
mengajar, melakukan pendekatan dengan cara lain sedangkan siswa juga
melakukannya dengan pendekatan yang tidak diberikan oleh gurunya. Misalnya,
guru menyampaikan operasi penjumlahan dengan pendekatan garis bilangan,
tetapi siswa dapat melakukannya dengan pendekatan himpunan.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan sebaiknya dipahami setiap guru
dengan benar, sehingga pada saat mengajar guru mengetahui pendekatan mana
yang cocok dengan materi yang hendak diajarkan. Jika hal ini disadari oleh semua
guru, maka pendekatan mengajar itu menjadi sangat penting untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa
-
14
Dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru menguasai
pendekatan pembelajaran yang sedang digunakannya. Pada tulisan ini
dikemukakan berbagai pendekatan pembelajaran matematika di kelas yang biasa
digunakan guru. Dengan mengetahui berbagai informasi tentang pendekatan
Penguasaan pelaksanaan suatu pendekatan pembelajaran dapat diketahui jika guru
diberikan informasi tentang berbagai pendekatan npembelajaran yang digunakan.
Pada tulisan ini dibahas beberapa pendekatan yang sering digunakan guru dalam
proses pembelajaran matematika (Rahim, 2006)
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Keberhasilan belajar mengajar merupakan hal yang sangat diharapkan
guru dalam melaksanakan tugasnya, namun guru bukanlah satu-satunya faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:
Faktor tujuan, guru, peserta didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan
evaluasi dan suasana evaluasi1 Keberhasilan belajar mengajar merupakan hal
yang sangat diharapkan guru dalam melaksanakan tugasnya, namun guru
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar yaitu: Faktor tujuan, guru, peserta didik, kegiatan
pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi
-
15
1. Faktor Tujuan.
Tujuan adalah pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah
laku, kemampuan/kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses
pembelajaran. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh guru dan akan secara langsung berpengaruh pada kegiatan belajar
peserta didik. Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan belajar guna
mencapai tujuan, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan pengajaran guru
tidak searah maka tujuan pembelajaran akan gagal.
Menurut Arikunto Untuk mencapai hasil yang optimal, tujuan
pembelajaran khusus harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga bersifat sangat
khusus, hanya menunjukan satu pengetahuan atau ketrampilan saja. Berpusat
kepada siswa, artinya menunjuk langsung kepada kepentingan siswa, menunjuk
pada situasi tertentu dalam kondisi apa tujuan tersebut dapat tercapai serta
menunjuk pada tingkat atau nukuran yang telah ditentukan
Dari rumusan tujuan pembelajaran khusus diatas dapat dijabarkan kedalam
komponentujuan pembelajaran, menurut Sunhaji ada beberapa komponen-
komponen tujuan pembelajaran yaitu: Siswa atau perfomer, tingkah laku atau
perbuatan, kondisi dan kriteria.
a. Siswa atau Perfomer.
Siswa atau subjek belajar yang melakukan kegiatan belajar, perumusan
tujuan hendaknya menyebutkan secara jelas siapa yang akan menunjukan atau
mendemonstrasikan hasil belajar, yakni yang melakukan kegiatan belajar.
-
16
b. Tingkah laku atau perbuatan.
Perbuatan ini merupakan predikat dari subjek dan dinyatakan dengan kata
kerja operasional, perbuatan ini diharapkan terjadi apabila pelaku/subjek telah
melakukan suatu program pengajaran.
c. Kondisi.
Kondisi disini adalah syarat-syarat atau keadaan, suasana yang meliputi
perbuatan itu. Mungklin kita meminta anak agar perbuatan itu dapat dilakukan
dalam suasana atau kondisi tertentu menurut syarat-syarat tertentu. Komponen
kondisi ini memperjelas kedudukan suatu perbuatan atau memberi keterangan dan
dalam keadaan bagaimana, untuk pemenuhan syarat-syarat apa, dimana dan
bilamana dan seterusnya.
d. Kriteria.
Kondisi merupakan penjelasan dari suatu perbuatan, tetapi penjelasan itu
tidak final, artinya masih bisa dipertajam atau dipersempit, sehingga memperoleh
kepastian yang meyakinkan bahwa perbuatan tersebut benar-benar dapat diukur.
Kriteria merupakan keterangan dari komponen kondisi, sebagai tuntutan minimal
dan merupakan standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
Karena sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam setiap
kali belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan
pembelajaran. Akhirnya tujuan merupakan satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Faktor Pendidik.
-
17
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003, guru adalah tenaga
pendidik profesional yang bertugas, mendidik, mengajar, melatih, membimbing
dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah tenaga pendidik yang
berpengalaman dalam bidang profesinya yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan, kepada siswanya di sekolah. Dengan ilmu yang dimilikinya, guru
dapat menjadikannya siswa yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi yang baik.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang
kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek
yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan belajar mengajar untuk
mengantarkan siswa menjadi orang yang berimu pengetahuan dan berkepribadian
baik.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek
yang mempengaruhi kompetensi seseorang guru dibidang pendidikan dan
pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya di sekolah, karena dia sudah dibekali
dengan seperangkat teori sebagai pengabdiannya. Sedangkan guru yang tidak
berlatar belakang keguruan akan banyak menemukan masalah dikelas, karena
tidak memiliki bekal teori pendidikan dan keguruan. Berbagai permasalahan yang
dikemukakan diatas adalah merupakan aspek yang ikut mempengaruhi
keberhasilan belajar dan yang dihasilkan dapat bervariasi. Variasi itu dapat dilihat
dari tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru dalam setiap kali pertemuan.
-
18
Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan
belajar anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan
kepada anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih
yang terdapat pada anak.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses
belajar mengajar, menurut Lukmanul Hakim Tiga aspek yang mempengaruhi
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yaitu: kepribadian, pandangan
terhadap anak didik dan latar belakang guru.
a. Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan
ketika melaksanakan tugas didalam kelas.
b. Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk
individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial
akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan
berbeda.
c. Latar belakang guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan
seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang
ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan
bertambahnya pengalamannya.
3. Faktor Peserta Didik.
-
19
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah, orang tuanya
yang memasukkannya untuk didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan
di kemudian hari. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak, tetapi
dalam jumlah yang cukup besar. Anak dalam jumlah yang cukup besar itu tentu
saja dari latar belakang kehidupan sosial keluarga yang berlainan dan mempunyai
karakter yang berbeda pula. Kepribadian mereka ada yang pendiam, periang, suka
bicara, kreatif, manja. Intelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang
bervariasi, keadaan biologi merekapun berbeda. Karena itu, perbedaan anak pada
sekolah biologis, intelektual dan psikologis ini dapat mempengaruhi kegiatan
belajar mengajar.
Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi
pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap minat yang
berlainan. Biasanya pelajaran yang disenangi akan dipelajari dengan senang hati.
Sebaliknya, jika pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari sehingga tidak
heran bila isi dari pelajaran kurang dikuasai oleh siswa, akibatnya hasil ulangan
siswa tidak baik. Sederetan angka yang terdapat dibuku raport siswa adalah
buktinya dari keberhasilan proses belajar mengajar
4. Faktor Kegiatan Pengajaran.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan
pembelajaran oleh siswa, salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran
adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan
sendirinya, tetapi guru haarus dapat menciptakan pembelajaran yang
-
20
memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Pola
umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak
didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak
didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk
keberhasilan belajar mengajar yaitu:
a. Gaya mengajar guru
Menurut Muhammad Ali, ada empat macam gaya mengajar yaitu:
1) Gaya mengajar klasik,
2) Gaya mengajar teknologis,
3) Gaya mengajar personalisasi
4) Gaya mengajar interaksional
b. Pendekatan guru
1) Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan
perbedaannya
2) Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua
pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
c. Strategi penggunaan metode
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari satu metode
pengajaran misalnya penggunaan metode ceramah dengan metode tanya jawab.
Jarang guru menggunakan satu metode dalam melaksanakan pengajaran, hal ini
-
21
disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih
dari dua rumusan.
5. Faktor Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang
sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi.
Biasanya bahan dikemas dalam bentuk buku paket, untuk dikonsumsi anak didik.
Bila masa evaluasi tiba, semua bahan yang sudah diprogramkan dan harus sudah
selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan
item-item soal evaluasi.
Alat evaluasi yang digunakan biasanya dalam bentuk tes dan non tes. Non
tes bisa dalam bentuk pengamatan proses pembelajaran, sedangkan tes hasil
belajar menurut Asmawi Zainul Tes hasil belajar adalah alat ukur yang paling
banyak digunakan untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses belajar
mengajar atau pendidikan. Tes yang digunakan tidak hanya dalam bentuk soal
benar-salah atau true-fall dan pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi
dan essay. Masing-masing alat evaluasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Soal
objektif seperti pilihan ganda mempunyai kelebihan dapat menampung hampir
seluruh materi pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu
semester. Kelemahannya pada penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran
bersifat semu, suatu penguasaan yang masih bersifat samar, hal ini disebabkan
jawaban dari setiap soal sudah disiapkan alternatifnya, jika peserta didik tidak
mengetahui jawabannya maka ia akan memilih secara acak dan bisa saja jawaban
yang dipilihnya benar, meski ia tidak tahu.
-
22
Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap spekulasi pada anak
didik, sebab alat tes ini hanya bisa dijawab jika anak didik benar-benar menguasai
bahan pelajaran, jika tidak, kemungkinan besar anak didik tidak akan bisa
menjawab dengan benar. Kelemahan alat tes ini pada pembuatan soal yang tidak
memungkinkan untuk memuat semua bahan pelajaran dalam satu smester, untuk
dapat disuguhkan pada waktu ulangan. Begitu juga dalam hal penilaian, walaupun
ada standar penilaian, sikap objektifitas guru sangat berpengaruh dalam penilaian.
6. Faktor Suasana Evaluasi.
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam suasana
evaluasi adalah:
a. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.
b. Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.
c. Besar sedikitnya anak didik dalam kelas.
d. Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
e. Sikap pengawas yang berlebihan.
Semua hal tersebut mempengaruhi suasana evaluasi, pengelompokan anak
didik dalam jumlah besar, sangat mempengaruhi kenyamanan, begitu juga
pengacakan nomor tempat duduk, walaupun semua itu dimaksudkan untuk
kejujuran anak dalam mengikuti evaluasi, agar tidak ada kerja sama atau nyontek
bersama. Pengawas yang terlalu berlebihan dalam mengawasi siswapun demikian.
Akan tetapi pengawas yang cuek, membiarkan peserta didik bekerja sama dalam
mengerjakan soal evaluasi, atau membiarkan siswa menyontek akan berakibat
-
23
siswa malas belajar, dengan harapan dapat melakukannya lagi pada evaluasi
berikutnya (Mustolih, 2012).
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian
adalah SMA Negeri 5 Palu, Kelurahan Tondo , sedangkan waktu penelitian yaitu
Tanggal 5 Maret-5 Juni 2014.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kuantitatif,
Muhammad, (2001:120) menjelaskan bahwa: "Metode penelitian deskriptif
kuantitatif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan
yang sedang dihadapi pada situasi saat ini, dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif."
3. 3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2001:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 3
SMA Negeri 5 Palu tahun pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari kelas X IPS 1
dengan jumlah siswa 27 orang dan kelas X IPS 3 terdiri dari 30 Orang, dengan
jumlah siswa keseluruhan 57 orang. Mengingat populasi kurang dari 100 orang,
-
25
maka seluruhnya dijadikan sebagai subjek penelitian, sehingga penelitian ini
disebut penelitian populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan dua cara
pengumpulan data yaitu :
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap subjek penelitian untuk
memperoleh informasi pendukung penelitian. Observasi diharapkan dapat
menjadi instrumen klasifikasi terhadap masalah penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari
kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang
telah dikemukakan oleh para ahli terlebih dahulu. Mengikuti perkembangan
peneliti dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang
lebih luas mengenai topik yang dipilih.
c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai ulangan harian dan
tugas harian khususnya matematika yang dijadikan sampel dalam penelitian.
3. 5 Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian terkumpul semuanya, selanjutnya diolah dengan
menggunakan statistik sederhana, yaitu menghitung dari masing-masing dengan
rumus sebagai berikut:
(Hadi, 2001-268)SDbm
MyMxt
-
26
Keterangan :
t = RoHo
Mx = mean sampel x
My = mean sampel y
SDbm = standar kesalahan perbedaan mean
Untuk memperoleh nilai Mx dan My digunakan rumus :
Keterangan :
fx = Koefisien sampel x
fy = koefisien sampel y
n = sampel yang diselidiki
Untuk memperoleh nilai SD2Mx dan SD2My digunakan rumus :
MySDMxSDSDbm 22 Keterangan :
SD2Mx = varian mean sampel x
SD2My = varian mean sampel y
SD2x = varian sampel x
SD2y = varian sampel y
n = sampel yang diselidiki, (Hadi, 2001:270)
Untuk memperoleh nilai SD2x dan SD2y digunakan rumus :
xMn
fxxSD 2
22 dan yM
n
fyySD 22
2
Untuk memperoleh derajat kebebasan (db) digunakan rumus
n
fyMy n
fxMx
-
27
Db = Nx + Ny-2
Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan
ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-
tabel. Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai t-
tabel, (Hadi, 2001:338).
-
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO X IPS 1 (X) X IPS 3 (Y)
1 N fx Mx M2x SD2x n fy My M2y SD2y
2 27 2301 85,22 7262,4484 188833,89 30 2345 78,17 6110,5489 177190,28
(terlampir)
= 2301/27
= 85, 22
xMn
fxxSD 2
22
MySDMxSDSDbm 22
= 2345/30
= 78,17
yMn
fyySD 22
2
n
fxMx n
fyMy
-
29
= = 85,22 78,175472,06= 1,29 10= 1= 57 1 = 56
4.2 Pembahasan
Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan
ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-
tabel. Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai t-
tabel.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai t hitung sebesar 1,29 10dan dengan t tabel 2,02. Jadi nilai t hitung < t table hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas X IPS tidak dipengaruhi oleh guru berlatar
belakang pendidikan matematika dengan guru yang berlatar belakang non-
matematika.
Dari hasil penelitian menunjukkan walaupun hasil belajar matematika
siswa kelas X IPS 1 yang diajarkan oleh guru berlatar belakang pendidikan
matematika rata-rata mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
siswa kelas X IPS 3 yang diajarkan oleh guru yang berlatar belakang non
matematika. Namun perbedaan hasil belajarnya tidak terlalu jauh, Jadi
-
30
kemungkinan hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti.
-
31
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar oleh guru yang berlatar belakang pendidikan matematika dan non-
matematika tidak mempunyai perbedaan yang signifikan . Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung = 1,29 10 < t tabel = 2,02. Dengan kata lain Hipotesisalternative (Ha) ditolak.
5. 2 Saran
Dalam pembelajaran sebaiknya bukan hanya guru yang menjadi faktor
keberhasilan proses belajar mengajar. Tetapi ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, misalnya faktor peserta didik.
-
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.RINEKA CIPTA.
Gerung, j. N. (2012). Conseptual Learning and Learning Style( Kajiankonseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar). (Online),(Http://journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera5Zmiv7L6ep2ZJIvSZhtg1IT0GE.pdf, diakses pada 19 Mei 2014).
Hadi, S. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Mustolih. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BelajarMengajar. Lubklinggau : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS) BumiSilampari.(Online),( http://mustolihtansasa.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html, diakses 19 Mei 2014).
Jaeng, M. (2009). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Palu : UniversitasTadulako.
Oemar. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: CVTarsito.
Rahim, U. (2006). Pendekatan dalam Pengajaran Matematika. Kendari :Matematika FKIP Unhalu. (Online), Vol. 5, No 2,(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp04_karmtk.pdf, diakses 20 Mei2014).
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam Penetian Psikologi dan Pendidikan.Malang : UMM
-
ANALISIS ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Program : X / IPS 1
Semester : GenapTahun Pelajaran : 2013/2014
No Nama SiswaNomor/ Skor Soal JUMLAH
SKOR% SKOR
TERCAPAIKET
1/6 2/8 3/8 4/10 5/8 6/...
1. Andini Austika 6 8 8 10 8 40 100 Tuntas
2. Asdin 6 6 5 10 8 35 88 Tuntas
3. Abd. Samad 6 4 5 10 8 33 83 Tuntas
4. Arsita 6 8 8 8 8 38 95 Tuntas
5. Bella Safitri 6 8 5 8 5 32 80 Tuntas
6. Dian Agustina 6 4 8 10 8 36 90 Tuntas
7. Intan Mulia Rahma 6 8 5 10 8 37 93 Tuntas
8. Illa Faradilla 6 4 8 5 6 29 73 Tidak Tuntas
9. Laguslan 6 8 5 5 8 32 80 Tuntas
10. Moh. Husain 6 8 4 8 6 32 80 Tuntas
11. Moh. Nasrul 6 8 8 10 8 40 100 Tuntas
12. Moh. Fadhyl 6 4 8 8 6 32 80 Tuntas
13. Murti Astuti 6 4 8 5 8 31 78 Tuntas
14. Novita Barrang 6 8 8 10 6 38 95 Tuntas
15. Sugiarto Aris M. 6 6 8 8 8 36 90 Tuntas
16. Rabiah 6 8 4 10 6 34 85 Tuntas
17. Sri Luluan 6 8 8 10 4 36 90 Tuntas
18. Wiwin Putri A. 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas
19. Musbirah 6 8 4 10 4 32 80 Tuntas
20. Yunnisa K. 6 8 5 10 4 33 83 Tuntas
21. Sasqia Gustriyanti 6 8 5 5 8 32 80 Tuntas
-
22. Nur azizah 6 8 8 5 8 35 88 Tuntas
23. Windi Wulansari 6 8 4 10 4 32 80 Tuntas
24. Emil Karmila 6 8 8 5 8 35 88 Tuntas
25 Dylan 6 4 8 5 6 29 73 Tidak Tuntas
26. Nilla sari 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas
27. Dian Afriani 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas
-
ANALISIS ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Program : X / IPS 3
Semester : GenapTahun Pelajaran : 2013/2014
No Nama SiswaNomor/Skor Soal JUMLAH
SKOR% SKOR
TERCAPAIKET
1/15 2/20 3/20 4/25 5/20 6/...
1. Ayu Febriyanti 15 20 20 15 15 85 85 Tuntas
2. Defiyanti 15 20 15 20 5 75 75 Tidak Tuntas
3. Delfina 15 20 15 20 15 85 85 Tuntas
4. Dini Prastika 15 20 20 15 10 80 80 Tuntas
5. Dita Yuniar 15 20 10 20 15 80 80 Tuntas
6. Dwiki AndiPerdana
15 10 10 20 15 80 80 Tidak Tuntas
7. Ekha Bagus Bhakta 15 20 10 20 10 75 75 Tidak Tuntas
8. Elin Lestari 15 20 15 15 10 75 75 Tidak Tuntas
9. Gina Adriani P 15 20 20 15 10 80 80 Tuntas
10. Giska Ratna Dila 15 20 20 10 15 85 85 Tuntas
11. I Ketut Indra S 15 20 10 15 20 80 80 Tuntas
12. Ivan Prastyo 15 20 10 20 10 75 75 Tidak Tuntas
13. Kaiwa BungaAsmara
15 15 15 20 20 85 85 tuntas
14. Kalsum 15 20 15 10 20 80 80 Tuntas
15. Magri Wicaksono 15 15 20 15 15 80 80 Tuntas
16. Moh. Fachri 15 15 10 20 15 75 75 Tidak Tuntas
17. Moh. Fikri 15 15 15 20 15 80 80 Tuntas
18. Moh. Haikal 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas
19. Moh. Zaqwan 15 15 10 15 15 70 70 Tidak Tuntas
20. Muh. Angga Rais 15 20 20 10 15 80 80 Tuntas
-
21. Okto Riyanto Putra 15 15 15 10 10 65 65 Tidak Tuntas
22. Rahmawati 15 20 15 15 15 80 80 Tuntas
23. Siti Nurhaliza 15 20 20 15 5 75 75 Tidak Tuntas
24. Sugiman 15 15 10 15 20 75 75 Tidak Tuntas
25 Teguh Mulya F 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas
26. Tobiang 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas
27. Widya Wulandari 15 20 15 20 10 80 80 Tuntas
28. Wahyu JuliaAnanda
15 20 15 20 10 80 80 Tuntas
29. WawanDharmawan
15 15 15 15 15 75 75 Tidak Tuntas
30. Zatimatul Zahra 15 15 15 15 10 70 70 Tidak Tuntas
Sampul(1).pdfHALAMAN PENGESAHAN(1).pdfKata Pengantar (2).pdfDaftar Isi(1).pdfBAB I BAru.pdfLampiran(1).pdfANALISIS ULANGAN HARIAN.pdf