fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU
TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS
FATAHILLAH BERINGIN SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
ASRORINIM: 063111093
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
N a m a : AsroriN I M : 063111093
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU
TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTSFATAHILLAH BERINGIN SEMARANG
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal:
2 Juli 2010
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Semarang, 2 Juli 2010Dewan Penguji
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Ahwan Fanani, M.Ag. Hj. Tuti Qurrotul ‘Aini, M.SI.NIP. 19780930 200312 1001 NIP. 19721016 199703 2001
Penguji I, Penguji II,
Dr. Muslih, M.A. Dra. Ani Hidayati, M.Pd.NIP. 15027692 600000 1 000 NIP. 19611202 199303 2001
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M.Pd. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag.NIP. 196803141995031001 NIP. 196812121994031003
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 23 Juni 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdr. Asrori Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:
Nama : Asrori
NIM : 063111093
Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU
TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS
FATAHILLAH BERINGIN SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapatdimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M.Pd. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag.NIP. 196803141995031001 NIP. 196812121994031003
MOTTO
ÎŽóÇ yè ø9 $#urÇÊȨbÎ)z̀ » |¡SM}$#’ Å" s9AŽô£äzÇËÈžwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJ tã urÏM» ys Î=» ¢Á9 $#
(#öq|¹#uq s? urÈd,ys ø9 $$Î/(#öq|¹#uqs? urÎŽö9¢Á9 $$ Î/ÇÌÈ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecualiorang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehatisupaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al-Ashr)1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an danTterjemahannya, (Surabaya:Duta Ilmu, 2006), hlm. 913.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, Juni 2010
Deklarator
ASRORINIM: 063111093
ABSTRAK
Asrori (NIM. 063111093). Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadapKualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Skripsi SemarangFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kedisiplinan mengajar gurudi MTs Fatahillah Beringin Semarang. 2) Kualitas Pembelajaran di MTsFatahillah Beringin Semarang. 3) Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadapKualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menitik beratkanpada data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Penelitian inipopulasinya adalah seluruh guru MTs Fatahillah Beringin Semarang yangberjumlah 17 orang. Penelitian ini mengambil seluruh guru sebagai obyekpenelitian, oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi.Pengumpulan data dengan menggunakan instrument angket, metode wawancaradan observasi digunakan untuk mengetahui jumlah guru, dan melengkapi datayang diperoleh dari hasil angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisisstatistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresidan korelasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:
1. Kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang mempunyainilai taraf “baik” yang mempunyai rata-rata sebesar 79,2941 dan pada nilaidistribusi frekuensi terletak pada interval 76 – 81 yang mempunyai prosentase47,05%.
2. Kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang mempunyaikategori baik karena mempunyai nilai rata-rata sebesar 86,8235 dan padatable nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 86 – 91 yang mempunyaiprosentase 47,05%.
3. Terdapat pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajarandi MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung =7,96 yang lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi 5%= 4,45.Sedangkan persamaan garis regresinya adalah Y= 46,353 + 0,51x.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruhpositif antara Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap KualitasPembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Dari sini dapat disimpulkanbahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan akan menjadi bahaninformasi dan masukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa tenagapengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agarsenantiasa meningkatkan prestasi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga kita bisa menikmati
indahnya persahabatan di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat manusia.
Sudah semestinya terucap terimakasih kepada rektor IAIN Walisongo
Semarang (Prof. Dr. Abdul Jamil, MA), dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang (Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed), serta para karyawan perpustakaan di
Fakultas Tarbiyah, Institut, TPM, dan PERWIL yang selama ini menjadi teman
terbaik dalam mengais ilmu.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Drs. Wahyudi, M.Pd. sebagai
pembimbing I, dan Bapak Drs. Fatah Syukur, M.Ag. sebagai pembimbing II.
Akhirnya berkat kesabaran, keikhlasan dan ilmunya, skripsi ini dapat
terselesaikan. Kami ucapkan terimakasih kepada para dosen di lingkungan IAIN
Walisongo Semarang yang telah berjasa memberi bekal ilmu. Tidak lupa kepada
keluarga besar MTs Fatahillah Beringin Semarang yang telah memberi izin
penelitian, kami ucapkan terimakasih. Kepada semua pihak yang membantu
selesainya skripsi ini, kami ucapkan terimakasih.
Semarang, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4
D. Rumusan Masalah ................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kedisiplinan Mengajar........................................................... 6
1. Pengertian Kedisiplinan Mengajar.................................... 6
2. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan ....................................... 9
3. Macam-macam Kedisiplinan ............................................ 13
4. Indikator Kedisiplinan ..................................................... 14
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ............. 17
B. Guru .................................................................................... 20
1. Pengertian Guru .............................................................. 20
2. Peranan Guru ................................................................. 21
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ................................... 24
4. Profesionalisme Guru ..................................................... 25
C. Kualitas Pembelajaran .......................................................... 27
1. Pengertian Kualitas ......................................................... 27
2. Pengertian Pembelajaran ................................................. 28
3. Indikator Kualitas Pembelajaran ..................................... 31
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Pembelajaran .................................................................. 33
D. Pengaruh Kedisiplinan Mengajar Guru Terhadap Kualitas
Pembelajaran ........................................................................ 39
E. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................. 39
F. Hipotesis .............................................................................. 41
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .................................................................. 42
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 42
C. Variabel dan Indikator Penelitian ......................................... 42
D. Metode Penelitian ................................................................ 43
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 43
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Fatahillah Beringin Semarang .......... 48
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................. 52
C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 58
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 64
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 64
BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 66
B. Saran-saran .......................................................................... 67
C. Penutup ............................................................................... 67
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Mengajar Guru di MTs
Fatahillah Beringin Semarang .................................................. 53
Tabel II Hasil Angket Tentang Kualitas Pembelajaran ........................... 53
Tabel III Distribusi Frekuensi Skor Mean Kedisiplinan Mengajar Guru
di MTs Fatahillah Beringin Semarang........................................ 55
Tabel IV Nilai Distribusi Kedisiplinan Mengajar Guru di MTs
Fatahillah Beringin Semarang.................................................... 55
Tabel V Distribusi Frekuensi Skor Mean Kualitas Pembelajaran ............. 57
Tabel VI Nilai Distribusi Kualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah
Beringin Semarang .................................................................. 57
Tabel VII Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kedisiplinan Mengajar Guru
dan Kualitas Pembelajaran......................................................... 58
Tabel VIII Ringkasan Hasil Analisa Regresi ................................................. 63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin merupakan suatu sikap mental yang sangat penting dimiliki
oleh setiap individu. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
kehidupan, karena tanpa adanya kedisiplinan tersebut kemungkinan besar
tujuan yang dicapai tidak akan dapat terwujud atau mungkin dapat terwujud
namun tidak maksimal. Begitu pula dengan mengajar, dimana jika tidak
dengan disiplin maka pencapaian tujuan belajar tidak akan maksimal.2
Banyak guru yang beranggapan bahwa jika proses pembelajaran di
kelas telah selesai maka selesai pula tugasnya, bahkan tidak jarang pula
mereka mengabaikan tugasnya untuk mengajar. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut antara lain adalah Pertama, banyak yang
menjadi guru karena motif ekonomi, yang diperlukannya adalah upah dari
mengajar, kadang tidak ikhlas dengan gaji yang diterimanya, sehingga
berusaha mencari tambahan dengan mengorbankan tugas utamanya sebagai
pendidik, dan tidak mau tahu dengan tujuan pendidikan sebenarnya. Kedua,
banyak guru yang mempunyai latar belakang pendidikan bukan keguruan,
sehingga menyebabkan kurang faham dengan etika keguruan. Ketiga,
rendahnya sikap disiplin pribadi guru, kurangnya semangat dan rasa
tanggungjawab untuk melaksanakan tugas serta tidak adanya kecintaan
terhadap pekerjaan.3
Kedisiplinan seorang guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai
seorang pendidik memang merupakan tanggung jawab pribadi guru itu sendiri.
Sehingga sering kita jumpai fakta di lapangan bahwa ada guru yang sangat
disiplin dalam menjalankan tugasnya, begitu juga sebaliknya ada guru yang
malas tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya, bahkan ada guru yang baru
2Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, danKeluarga, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995), hlm. 141.
3 http://one.indoskripsi.com/node/5557, diakses tanggal 7 November 2009.
datang ke sekolah apabila akan menerima gaji. Dari fakta di atas jelaslah
bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan guru diperlukan tanggung jawab
yang penuh dalam diri seorang guru, selain itu juga sangat diperlukan peran
seorang kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan dan keputusan
tertinggi di sekolah.4
Sikap disiplin juga diajarkan dalam agama Islam dalam surat Al-
Baqarah ayat 110 :
(#qßJŠÏ%r&urno4qn=¢Á9 $#(#qè?#uäurno4qŸ2 ¨“9 $#4$ tBur(#qãBÏd‰s)è?/ ä3Å¡àÿR L{ô Ï̀iB9Žö•yzçnr߉ÅgrBy‰YÏã«! $#3¨b Î)
©! $#$yJ Î/šcqè=yJ ÷è s?׎•ÅÁt/ÇÊÊÉÈ
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa sajayang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala-Nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yangkamu kerjakan .
Menjalankan shalat tepat pada waktunya, pada hakikatnya juga
mengajarkan umat Islam untuk berdisiplin dan agar seseorang bisa disiplin
sangat diperlukan motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi tugas pedagogis dan
administratif. Tugas pedagogis adalah membantu, membimbing dan
memimpin siswa dalam realitas pembelajaran. Sedangkan tugas administratif
guru berkaitan dengan penyiapan administrasi dalam proses pembelajaran
seperti menyusun Silabus, Rencana Pembelajaran, Pengembangan
materi/bahan ajar, alat/instrumen penilaian, dan lainnya yang berupa
dokumen.
Di dalam mengelola pendidikan, telah terjadi pergeseran paradigma
dalam proses belajar-mengajar, yaitu dari paradigma pengajaran ke
paradigma pembelajaran. Pengajaran lebih cenderung guru aktif, sedangkan
siswa pasif sehingga keterlibatan siswa dalam belajar sangat rendah dan
siswa hanyalah sebagai objek, sementara guru aktif dan mendominasi seluruh
kegiatan belajar (teacher centered).
4 http://one.indoskripsi.com/node/10456, diakses tanggal 7 November 2009.5 Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1997), hlm. 36.
Dalam proses pembelajaran ideal harus terjadi Interaktif, Inspiratif,
Menyenangkan, Menantang, dan Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif
(student centered). Proses pembelajaran ditekankan agar dapat memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.6
Metode, model , dan strategi pembelajaran yang dilakukan guru harus
variatif, tidak terfokus pada satu atau dua jenis saja. Sebaik apapun suatu
pendekatan, model, atau metode yang digunakan tidak menjamin hasil
pembelajaran bagus, oleh karena itu sangat dianjurkan guru
mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode sesuai dengan karakter
materi pelajaran yang disajikan. Dalam hal ini model pembelajaran
kontekstual yaitu mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari. kiranya lebih tepat digunakan oleh guru. Model tersebut bertitik tolak
pada keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, sedangkan peran
guru lebih banyak sebagai fasilitator dan motivator.7
Selain itu, pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang
mendukung anak didik untuk dapat mengetahui bakat, minat, dan potensi
yang ada pada dirinya.8
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin meneliti tentang
pengaruh kedisiplinan mengajar Guru terhadap Kualitas Pembelajaran di
MTs Fatahillah Beringin Semarang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat penulis identifikasikan bahwa
kedisiplinan mengajar guru merupakan bagian dari tercapainya kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran tentunya diwujudkan dari kedisiplinan
mengajar guru. Kedisiplinan mengajar guru dipahami sebagai kesadaran dan
ketaatan guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
6 http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/, diakses tanggal 15 November 2009.7 http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/mengelola-proses-pembelajaran-ideal/,
diakses tanggal 15 November 2009.8 http://nasyahidah.multiply.com/journal/item/4, diakses tanggal 16 November 2009.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka
perlu diperjelas mengenai kata-kata dalam judul skripsi, yaitu:
1. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.9
2. Mengajar
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.10
3. Guru
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.11
4. Kualitas Pembelajaran
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.12
Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara
guru dan siswa atau juga antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa
yang dipelajari itu.13
Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu kondisi dinamis dalam proses interaktif antara guru dan peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta
memantapkan apa yang dipelajari.
9 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), Cet. VIII, hlm. 193.
10 JJ Hajibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1992), hlm.
11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), hlm. 127.
12 http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal 16November 2009.
13 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: Bina Aksara, 1989), hlm.102.
5. MTs Fatahillah Beringin Semarang
MTs Fatahillah Beringin Semarang merupakan suatu lembaga
pendidikan menengah (setingkat Sekolah Menengah Pertama) yang berciri
khas agama Islam dengan jenjang 3 tahun di bawah naungan Departemen
Agama yang terletak di Kelurahan Beringin Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang.
D. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan judul dan latar belakang yang penulis kemukakan
di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang diformulasikan dalam
bentuk pertanyaan yang nantinya akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu:
1. Bagaimana kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin
Semarang?
2. Bagaimana kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang?
3. Adakah pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang?
E. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi bagi kalangan pendidik tentang kedisiplinan
mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin
Semarang.
2. Dapat memberikan informasi bagi kalangan pendidik tentang kualitas
pembelajaran guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang.
3. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis dan sebagai informasi bagi
masyarakat tentang pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kedisiplinan Mengajar
1. Pengertian Kedisiplinan Mengajar
Disiplin berasal dari bahasa latin, disiplina yang menunjukkan
kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan
istilah dalam bahasa Inggris, discipline yang berarti mengikuti orang untuk
belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Istilah lainnya dalam
bahasa Inggris adalah discipline yang berarti tertib, taat atau
mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri dan kendali diri.14
Herry Clay Lindgren menjelaskan:
a. Discipline is punishment (Disiplin adalah hukuman)
b. Control by enforcing obedience or orderly conduct (Pengawasan
dalam melaksanakan ketaatan atau keteraturan tingkah laku)
c. Training that correct and strengthens (Latihan yang tepat dan kuat)15
Disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).16 Discipline is
employee self-control to meet organization standards and objectives.
Disiplin sesungguhnya adalah kendali bagi pelaksanaan kerjasama atau
“team work” agar berhasil.17
Secara konsepsional, Keith Davis mengemukakan, bahwa disiplin
adalah suatu pengawasan terhadap diri pribadi untuk memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan organisasi/lembaga untuk
mencapai tujuan. Bisa juga diartikan sebagai pengawasan terhadap diri
14 Tulus Tu’u, Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004),hlm.30.
15 Herry Clay Lindgren, Education Psychology in The Classroom, (New York: JohnWiley & Sons INC., 1972), hlm. 305.
16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2,hlm. 268.
17 R.A. Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalamPembangunan Nasional, (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), hlm. 288.
pribadi untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui/diterima
sebagai suatu tanggung jawab.18
Mengenai masalah kedisiplinan, Panji Anoraga mengambil suatu
kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu
mentaati tata tertib. Pada pengertian disiplin juga tersimpul dua faktor
yang penting yaitu faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan.19
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.20
Dari pengertian kedisiplinan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
kedisiplinan adalah ketaatan kepada peraturan dan norma yang berlaku
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan istilah mengajar diartikan sebagai penciptaan sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar,
sistem lingkungan ini terjadi dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang
di ajarkan guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada
hubungan sosial tertentu jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana
prasarana belajar mengajar yang tersedia.21
Mengajar merupakan tugas yang membutuhkan suatu perhatian
khusus bagi guru, karena dalam mengajar terdapat aspek-aspek psikologi
yang harus diketahui guru dalam mengajar, yaitu guru harus mampu
untuk:
a. Mengarahkan atau membimbing belajar
b. Mendorong murid-murid untuk belajar
c. Membantu murid-murid untuk mengembangkan sikap-sikap yang
diinginkan.
d. Memperbaiki dan menyempurnakan teknik-teknik mengajar
18 Ibid., hlm. 288.19 Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-2, hlm. 46.20 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Cet. VIII, hlm. 193.21 JJ Hajibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1992.
e. Mengakui dan mencapai kualitas pribadinya yang mendatangkan
keberhasilan mengajar.22
Menurut Muhibbin Syah mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,
menggapai, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.23
Menurut Prof. Drs. S. Nasution, M.A. Mengajar diartikan sebagai suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebagai upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar
mengajar siswa. Guru dalam hal ini membimbing dan tentunya tidak dapat
mengabaikan faktor atau komponen lain termasuk misalnya bagaimana
dirinya sendiri, keadaan siswa, media, metode dan sumber-sumber belajar
lainnya.24
Biggs (1991), seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi
konsep mengajar dalam tiga macam pengertian.
a. Pengertian kuantitatif, dalam hal ini mengajar merupakan penularan
pengetahuan. Guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya. Di luar itu perilaku belajar siswa jika tidak memadai atau
gagal mencapai hasil yang diharapkan, maka kesalahan ditimpakan
kepada mereka. jadi kegagalan, dianggap semata-mata karena siswa
sendiri yang kurang kemampuan, kurang motivasi, atau kurang
persiapan.
b. Pengertian institusional (yang menyangkut kelembagaan atau sekolah).
Dalam hal ini mengajar berarti penataan segala kemampuan mengajar
secara efisien. Guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda
bakat, kemampuan dan kebutuhannya. Pengertian ini jelas ideal karena
adanya perhatian yang memadai dari pihak guru terhadap kemampuan,
bakat dan kebutuhan siswanya.
22 L. Crow dan A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nurcahaya, 1989), hlm. 24.23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdkarya, 2000), hlm. 181.24 Ibid., hlm. 182-183
c. Pengertian kualitatif (yang menyangkut mutu hasil yang ideal). Dalam
hal ini mengajar berarti upaya membantu memudahkan kegiatan
belajar siswa. Guru berinteraksi dengan siswa sesuai konsep kualitatif,
yakni agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan
pemahamannya sendiri.25
Dari pengertian mengajar diatas, penulis simpulkan bahwa
mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.
Sedangkan kedisiplinan mengajar penulis simpulkan ketaatan kepada
peraturan dan norma yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan organisasi/lembaga yang memungkinkan terjadinya proses
belajar mengajar.
2. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan
a. Dasar-dasar Kedisiplinan
1) Dasar sosiologis
Sebagai makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri
maka manusia harus saling berinteraksi dengan sesama yaitu
sebagai makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan,
sehingga manusia harus berhubungan dengan manusia yang lain.
Selanjutnya apabila dipelajari tentang kehidupan sosial
manusia, maka tampak adanya kenyataan yang tidak dapat
diingkari.
a) Bahwa manusia individu atau kelompok berusaha sekeras-
kerasnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
mendapatkan jaminan keamanan dan jika mungkin mencapai
satu tingkat kemakmuran yang diinginkan.
25 Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV Rajawali,1990), cet. 3, hlm. 46-48
b) Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi
kelangsungan hidup dan keamanan, diperlukan adanya
ketertiban sosial dalam derajat yang tinggi.
c) Bahwa untuk mencapai derajat ketertiban sosial yang tinggi itu
diperlukan adanya satu tata-pengaturan sosial kultural serta
mekanisme yang dapat dipergunakan bagi pelaksanaan
pengaturan itu.26
2) Dasar psikologis
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam
rangka pembentukan dan pengembangan watak secara sehat.
Tujuannya ialah agar seseorang dapat secara kreatif dan dinamis
mengembangkan hidupnya.27
3) Dasar religius
Manusia sebagai makhluk yang berketuhanan memerlukan
interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya
sebagai makhluk ciptaannya.28
Islam sangat menganjurkan pemeluknya menerapkan
kesadaran sikap berdisiplin dalam berbagai aspek, baik dalam
beribadah, belajar maupun aspek kehidupan yang lainnya. Hal ini
dapat dilihat dalam beberapa bentuk ibadah yang sangat berkaitan
erat dengan disiplin yaitu :
a). Sembahyang lima waktu dalam waktu-waktu tertentu, tidak
boleh sebelum atau sesudahnya. Jadi di sini seseorang dilatih
berdisiplin menepati waktu, Allah berfirman dalam surat An-
Nisa’ ayat 103.
). :(
26 Harsojo, Pengantar Antropologi, (Jakarta : PT. Bina Cipta, tt), hlm. 242.27 Oemar Hamalik, Psikologi Manajemen Penuntun Bagi Pemimpin, (Bandung: Trigenda
Karya, 1993), hlm.12928 Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, Filsafat Dan
Pendidikan. (Jakarta : PT al-Husna Zikra, cet ke-3, 1995), hlm. 401.
Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban (fardhu) yangditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa’ : 103)29
b). Puasa dalam bulan ramadhan yaitu menahan makan dan minum
dari semenjak sebelum terbitnya fajar sampai terbenamnya
matahari. Di sini seseorang dilatih untuk melatih ketahanan
jasmani dan rohani atau apa yang disebut dalam istilah inggris
“strong will” atau kemauan yang keras.
c). Selain sembahyang fardhu dan puasa wajib ada berbagai
sembahyang sunnah dan puasa sunnah yang kalau diteliti bisa
membentuk disiplin yang kuat pada seseorang.30
Kedisiplinan di sini dikaitkan dengan mengajar guru yaitu
dapat membagi waktu dan melaksanakan apa yang telah
dijadwalkan secara tertib dan terus menerus.
b. Tujuan Kedisiplinan
Disiplin, diperlukan dalam pendidikan tentunya mempunyai
tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini akan dikutip beberapa pendapat
para ahli :
1) Al-Ghazali mengemukakan tujuan disiplin yaitu untuk
perkembangan pengendalian diri sendiri dan mengarahkan diri
sendiri.31
2) Zakiah Daradjat mengemukakan tujuan disiplin yaitu memperoleh
bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan perbuatan yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar di sekolah.32
Kedisiplinan penting diterapkan dan dilaksanakan karena
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap apa yang hendak
29 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1982), hlm.138.30 Hasan Langgulung, op.cit., hlm. 401.31 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pe;ajar Offset, 1998), hlm. 77.32 Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, ( Jakarta,
PT. Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 240.
dicapai. Charles Schaefer menyatakan bahwa ada 2 tujuan kedisiplinan
yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
1) Tujuan jangka pendek
Bertujuan untuk membuat seseorang terlatih dan terkontrol
dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang
pantas dan tidak pantas.
2) Tujuan jangka panjang
Bertujuan untuk perkembangan dan pengendalian diri
sendiri dan mengarahkan diri sendiri (self control and self
direction) yaitu melatih seseorang agar dapat mengarahkan diri
sendiri tanpa adanya pengaruh dan pengendalian dari luar.33
Menurut Elizabeth B. Hurlock, menyebutkan tujuan seluruh
disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa, hingga ia akan
sesuai dengan pesan-pesan yang ditetapkan kelompok budaya, tempat
individu itu diidentifikasikan.34 Sedangkan menurut Alex Sobur tujuan
dari disiplin secara menyeluruh adalah untuk membina seseorang agar
menguasai dirinya.35
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan
kedisiplinan adalah untuk membuat seseorang terlatih dan terkontrol,
sehingga memiliki kecakapan yang baik. Selain itu merupakan proses
pembentukan perilaku yang baik sehingga ia mencapai suatu pribadi
yang luhur, yang tercermin dalam kesesuaian perilaku dengan norma-
norma atau aturan-aturan yang ditetapkan.
33 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, (Jakarta: MitraUtama, 1994), hlm.3.
34 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Child Development terj. Med MeitasariTjandrasa. (Jakarta : Erlangga, 1978), hlm, 82.
35 Alex Sobur, Pendidikan Rumah Tangga, (Bandung : Angkasa, 1991), hlm. 32.
3. Macam-Macam Kedisiplinan
Menurut Santoso Sastropoetro, macam-macam kedisiplinan adalah
sebagai berikut:
a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan
baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan
adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.
b. Disiplin dalam Beribadah
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-
peraturan yang terdapat didalamnya.
c. Disiplin dalam Masyarakat
Disiplin bukan semata-mata untuk pegawai negeri, akan tetapi
seluruh warga masyarakat Indonesia dan yang berdiam di wilayah
negara Indonesia wajib pula melaksanakan dan menerapkan disiplin.
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pelaksanaan, partisipasi, gotong royong, kerja bakti atau
apapun bentuk kerjasama antara warga untuk mencapai tujuan lokal,
regional maupun nasional tidak akan dapat berjalan lancar bilamana
tidak ada disiplin.36
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan
diatas, disiplin menurut Muchdarsyah Sinungan juga terbagi menjadi:
a. Disiplin Diri Pribadi
Disiplin diri merupakan suatu ciri atau tanda kematangan
pribadi.37 Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan
Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
b. Disiplin Sosial
Setiap masyarakat yang hendak hidup tertib dan teratur
memerlukan sikap dan prilaku pada warganya berdisiplin. Seorang
warga masyarakat yang berdisiplin selalu bersikap dan berprilaku
36 R.A. Santoso Sastropoetro, op.cit., hlm. 286.37 Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara,
(Jakarta: Belantika, 2004), hlm. 119.
sesuai dengan ketentuan yang dianggap baik oleh masyarakat dan
mendukung pembangunan.38
c. Disiplin Nasional
Disiplin nasional adalah suatu kondisi yang merupakan
perwujudan sikap mental dan prilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek
kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan, peraturan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.39
Menurut Piet A. Sahertian, disiplin dibagi tiga macam yaitu:
a. Disiplin tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan,
menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian
yang terdidik.
b. Disiplin modern adalah pendidikan hanya menciptakan situasi yang
memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi
yang akrab, bebas dari takut sehingga manusia mengembangkan
kemampuan dirinya.
c. Disiplin liberal adalah disiplin yang diberikan sehingga seseorang
memiliki beberapa tanpa takut.40
4. Indikator Kedisiplinan
Menurut Ngalim Purwanto, indikator kedisiplinan adalah sebagai
berikut:41
a. Ketaatan terhadap peraturan
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam
mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau
karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau peraturan
kelas, gedung sekolah halaman dan lain-lain.
38 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas, Apa dan Bagaimana, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), hlm. 148
39 Ibid., hlm. 147.40 Piet A. Saehrtian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), 127.41 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 114-116.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja
dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga
memberi pengaruh penting terhadap belajarnya.42
Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban proses pendidikan,
biasanya menyusun tata tertib yang berisi peraturan-peraturan yang
harus ditaati oleh seluruh siswa. Di samping mentaati peraturan juga
harus memahami dan mentaati pola-pola kebudayaan yang berlaku.43
Dalam hal ini guru dianjurkan untuk mentaati peraturan-
peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan guru harus tahu apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada di sekolah.44
b. Keaktifan mengajar
Guru dianjurkan untuk aktif dalam mengajar di sekolah, di saat
mengajar tidak hanya berceramah saja melainkan harus aktif bertanya
maupun mengemukakan pendapatnya yang menyangkut materi yang
diajarkan.45
Pandangan siswa belajar secara aktif sangat dianjurkan dalam
pembelajaran. Aktivitas sesungguhnya bersumber dari dalam diri
siswa. Oleh karena itu, dalam usaha pembelajaran siswa perlu
disediakan lingkungan yang kondusif dan serasi, agar aktivitas tersebut
menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini guru bertindak
sebagai organisator bagi siswa dan mengajukan bahan pembelajaran
dengan kemasan yang menuntut keaktifan dan keterlibatan siswa.46
Di antara cara yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa
seoptimal mungkin dalam pembelajaran meliputi: keaktifan psikis dan
keaktifan fisik. Indikator utama yang menandai siswa aktif adalah
apabila siswa mengikuti proses pembelajaran langkah demi langkah
42 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. 1, hlm. 72.
43 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), hlm. 68.44 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 114.45 Ibid., hlm. 119.46 Anike Erlina Arundawati dan Hasbullah Huda, Beberapa Alternatif Pembelajaran di
Sekolah, (Malang: Bayu Media, 2003), hlm. 21.
secara psikis. Mereka aktif dalam proses tersebut walaupun mungkin
tidak diikuti dengan gerakan fisik dan pada akhirnya siswa menguasai
apa yang diajarkan secara sempurna. Akan tetapi keaktifan secara
psikis sulit untuk diamati.47
Sedangkan indikator fisik yang dapat diamati secara lahiriah
yang menandai keaktifan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran antara lain:
1) Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas tetapi terarah.
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, akan tetapi lebih banyak
memberikan rangsangan berfikir kepada siswa.
3) Guru mengadakan dan menguasakan sumber belajar bagi siswa.
4) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar
atau salah, tidak membuang, mengurangi atau menekan pendapat
siswa di depan siswa lain.48
c. Ketepatan waktu
Semua perbuatan memerlukan disiplin waktu, lebih-lebih tugas
pokok. Misalnya, masuk sekolah harus tepat waktu.49 Waktu sekolah
ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu
sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jadi memilih waktu sekolah
yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.50
Oleh karena itu, guru memegang kunci penentu sukses atau
tidaknya pendidikan. Dalam mengajar disiplin sangat diperlukan,
disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-
nyiakan waktu. Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya
47 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 145.
48 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992),hlm. 26.
49 Tabrani Yusuf, dkk., Pendidikan Agama Islam, Jilid 3, (Bandung: Angkasa, 1996),hlm. 35.
50 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, op.cit., hlm. 72.
disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua
tindakan dan perbuatan.51
Kedisiplinan adalah bentuk penjagaan dan pelanggengan tata
tertib. Misal, orang yang selalu menjaga dan memelihara aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, makan, tidur,
aktivitas, serta istirahat selalu dilakukan secara teratur, sesuai dengan
program dan waktu tertentu.52
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Sikap disiplin tidak terbentuk secara otomatis pada diri seseorang,
dan dalam pembentukannya banyak hal yang mempengaruhinya, baik
faktor intern maupun ekstern.
a. Faktor Intern
Yang dimaksud faktor intern yaitu faktor yang berada dalam
diri seseorang atau pembawaan dasar dalam diri seseorang. L. Crow
and A. Crow menyebutkan yang termasuk faktor pembawaan dasar
yang mempengaruhi disiplin adalah :
“Physical constitution, mental ability, emotional status, strength of
inner drives .53
“Keadaan fisik, kemampuan mental, keadaan emosi, kekuatan
dorongan dari dalam”.
Jadi faktor intern ini meliputi beberapa faktor diantaranya
adalah:
1) Faktor Fisik
Kondisi fisik yang sehat lebih menguntungkan daripada
kondisi fisik yang terganggu. Kondisi fisik guru yang sehat akan
membantu guru untuk berdisiplin dalam mengajar, karena
51 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),Cet. 1, hlm. 13.
52 Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,1992), hlm. 22.
53 Lester Crow and Crow, Human Development and Learning, (New York: AmericanBook Company, t.th.), hlm. 203.
kondisi fisik guru yang kurang sehat akan sangat mengganggu
guru dalam aktivitas mengajarnya.
2) Faktor Psikis
Faktor psikis yang mempengaruhi adalah:
a) Adanya keinginan guru untuk melaksanakan tugas mengajar
dengan sebaik-baiknya.
b) Adanya kebutuhan untuk memenuhi cara agar tugas
mengajarnya berhasil mengajar dengan baik, karena adanya
pemenuhan kebutuhan untuk berhasil mengajar dengan baik
akan mendorong guru untuk berdisiplin dalam melaksanakan
tugasnya.
c) Adanya inisiatif untuk selalu berusaha memperbaiki proses
mengajar, akan mendorong guru berdisiplin dalam
mengerjakan apa-apa yang menyangkut keberhasilannya
dalam mengajar.54
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu hal-hal yang ada di luar individu yang
merupakan rangsangan untuk membentuk atau bahkan mengubah
sikap.
Yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan. Dalam
kaitan ini dimungkinkan lingkungan guru itu berbeda, misalnya
kepala sekolah, siswa, rekan-rekan guru dan tata tertib sekolah.
1) Siswa
Siswa yang kreatif akan selalu menanyakan materi yang
belum dipahaminya kepada gurunya. Hal ini akan membuat
guru selalu berdisiplin dalam penguasaan materi pelajaran yang
akan disampaikan.
54 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramida,1994), Cet. 4, hlm. 23.
2) Rekan-rekan
Keadaan rekan-rekan guru dalam sekolah juga
berpengaruh terhadap kedisiplinan guru dalam mengajar,
misalnya rekan-rekan guru yang sering tidak masuk dalam
mengajar. Begitu juga sebaliknya, apabila rekan-rekan guru
berdisiplin dalam hal masuk mengajar, maka guru lain pun
akan rajin atau disiplin dalam mengajar.
3) Tata Tertib
Tata tertib sekolah yang wajib dipatuhi guru juga akan
membuat guru tersebut untuk berdisiplin dalam mengajar.
Tulus Tu’u menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi
dan membentuk disiplin seseorang yaitu: mengikuti dan mentaati
peraturan, kesadaran diri alat pendidikan dan hukuman. Tulus Tu’u
menyatakan bahwa alasan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi dan
membentuk disiplin adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.
b. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik
peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individu.
c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan
dan diajarkan.
d. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan
harapan.55
Faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan adalah minat. Minat
merupakan suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi,
perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan, prasangka,
55 Tulus Tu’u, op.cit., hlm.48
cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.56
B. Guru
1. Pengertian Guru
Pengertian guru, secara etimologi berarti orang yang pekerjaannya
(mata pencaharian, profesinya) mengajar.57 Sedangkan menurut
terminologi, guru mempunyai arti orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.58
Secara umum guru/pendidik adalah orang yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik adalah orang
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, baik
potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.59
Earl V Pullias and James D Young mengatakan:
The teacher is learned . He should know more than his student.However, he recognizes that he does not know everything, and heis mainly a learner. The teacher is an example to his students. Yet,he also makes mistakes, he is human. The teacher should beobjective, but the teacher-student relationship is so close that itoften may be difficult to be objective .60
Guru adalah pengajar, dia harus tahu lebih banyak daripada
muridnya. Akan tetapi, dia mengakui/sadar bahwa dia tidak mengetahui
sesuatu apapun, dan dia adalah seorang pengajar yang utama. Guru adalah
contoh bagi muridnya. Namun, dia juga membuat kesalahan, dia adalah
56 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, (Jakarta : CV. GhaliaIndonesia, 1994), hlm. 446.
57 Anton W. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),hlm. 228.
58 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 123.
59Al-Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritisdan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 41.
60 Earl V. Pullias and James D. Young, Teacher is Many Things, (USA: Fawcelt, 1968),hlm. 14.
manusia. Guru harus obyektif, tetapi hubungan antara guru dengan murid
mempunyai hubungan yang lebih dekat sehingga mungkin sulit objektif.
Guru atau pendidik ialah sekelompok sumber daya manusia, di
mana mereka memiliki tugas membimbing, mengajar dan melatih peserta
didik. Guru bukan hanya pemberi ilmu pengetahuan saja, akan tetapi dia
seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan siswa mampu
merencanakan, menganalisis serta menyimpulkan masalah yang
dihadapi.61
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
guru ialah orang yang memberi ilmu pengetahuan, contoh dan juga
bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa / peserta didik.
2. Peranan Guru
Pendidik adalah salah satu faktor yang penting dalam pendidikan,
terutama karena dia bertugas mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan
kepada peserta didik agar mereka mampu menyerap, menilai dan
mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajarinya.
Berkaitan dengan peranan guru, Djamarah mengemukakan bahwa
peranan guru itu sebagai:
a. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai
yang baik dan mana nilai yang buruk. Menilai dan mengoreksi semua
sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didik.
b. Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar anak didik. Memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang
baik.
61Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: QuantumTeaching, 2005), cet. ke-III, hlm. 7.
c. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
d. Organisator
Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun taat tertib sekolah, menyusun kalender akademik
dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.
e. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar.
f. Inisiator
Dalam peran ini, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
g. Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.
h. Pembimbing
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila
yang cakap. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang
pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan
menghormati dan menyayangi. Dan harus dipahami bahwa
pembimbing yang terdekat dengan murid adalah guru.
i. Demonstrator
Dalam peranan ini, guru harus berusaha membantu pemahaman
peserta didik terhadap pelajaran yang sukar dipahami dengan cara
memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis.62
62 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), hlm. 43-48.
j. Pengelola kelas
Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar tidak
membosankan dan memperlancar interaksi edukatif.63 Tujuan umum
pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas
untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai
hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.64
k. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai
bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun material. Dalam
memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan
tujuan, materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan
kemampuan siswa.
l. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pengajaran.
m. Evaluator
Yakni dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek
ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai
produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses jalannya
pengajaran. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan
pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta
ketepatan atau keefektifan metode mengajar.65
Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara pendidik mempunyai
peranan seperti berikut:
63 Ibid.64 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 10.65 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, hlm. 48.
a. Ing ngarso sung tulodho (jika di depan memberi contoh)
b. Ing madyo mangun karso (jika di tengah membangkitkan hasrat untuk
belajar).
c. Tut wuri handayani (jika ada di belakang memberi dorongan).66
Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat simpulkan bahwa
peran guru adalah sebagai teladan yang baik (Uswatun Hasanah), sebagai
mitra belajar yang baik bagi peserta didik dengan berbagai kompetensinya,
serta sebagai motivator, yakni mendorong anak didiknya bergairah atau
semangat dan aktif dalam belajar.
3. Tugas dan Tanggung jawab Guru
Tugas adalah aktivitas dan kewajiban seseorang dalam memainkan
peran tertentu. Tugas guru adalah segala aktivitas dan kewajiban yang
harus diinformasikan oleh guru dalam peranannya sebagai guru
(pengajar).67
Secara sederhana tugas guru adalah mengarahkan dan
membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya,
semakin mahir ketrampilannya dan semakin terbina dan berkembang
potensinya. Oleh karena itu seorang yang baik adalah guru yang mampu
melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan
mengajarnya mampu mengilhami murid-muridnya. Melalui kegiatan
mengajar yang dilakukan seorang guru mampu mendorong para siswa agar
mampu mengemukakan gagasan-gagasan yang besar dari murid-
muridnya.68
Selanjutnya, tugas pokok seorang guru dapat pula dibagi menjadi
dua, yaitu mendidik dan mengajar. Mengajar mengacu pada pemberian
pengetahuan (transfer of knowledge) dan melatih ketrampilan dalam
66 Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia, 1992), hlm. 36.
67 Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 23.68 Mujahid Damapoli, “Potret Guru Agama yang Profesional (Suatu Harapan Masa
Depan)”, Irfani, 2, 1, Juni, 2006, hlm. 2-3.
melakukan sesuatu, sedangkan mendidik mengacu pada upaya pembinaan
kepribadian dan karakter anak dengan nilai-nilai tertentu, sehingga nilai
tersebut mewarnai kehidupannya dalam bentuk perilaku dan pola hidup
sebagai manusia yang berakhlak.69
Tugas pokok seorang guru yaitu mendidik, mengajar dan melatih
peserta didik. Mendidik mengacu pada upaya pembinaan kepribadian anak
dengan nilai-nilai tertentu, sehingga nilai tersebut mewarnai kehidupannya
dalam bentuk perilaku dan pola hidup sebagai manusia yang berakhlak.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada peserta didik, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan dan meneruskannya untuk masa depan.70
Guru harus bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan
perbuatannya dalam membina jiwa dan watak peserta didik. Sehingga
tanggung jawab guru adalah untuk membentuk watak peserta didik agar
menjadi orang yang baik akhlaknya serta berguna bagi agama, nusa dan
bangsa di waktu yang akan datang.71
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan suatu
keahlian khusus, sehingga pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki keahlian tersebut. Untuk menjadi seorang guru
diperlukan keahlian-keahlian khusus. Apalagi seorang guru profesional
yang harus menguasai semua hal yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya perlu dibina dan
dikembangkan melalui pendidikan tertentu.72
4. Profesionalisme Guru
Profesional ialah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seorang dan menjadi sumber penghasilannya. Pekerjaan tersebut
memerlukan suatu keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memerlukan
69 Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm. 134.70 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 37.71 Ibid., hlm. 36.72 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, op.cit., hlm. 5.
pendidikan profesi.73 Kemampuan profesional guru sangatlah menentukan
kualitas pembelajaran, terutama dalam memberikan materi pembelajaran
kepada peserta didik secara efektif dan efisien.
Jadi profesionalisme guru ialah pandangan/paham yang
menganggap suatu pekerjaan sebagai profesi untuk meningkatkan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan keahlian yang dimiliki
dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya tersebut.
Menjadi seorang guru bukanlah suatu hal yang mudah seperti
anggapan sebagian orang. Hanya dengan bermodalkan materi, hal ini
belum dapat dikategorikan sebagai guru yang profesional, karena guru
profesional harus mempunyai berbagai keterampilan, kemampuan khusus
dan mencintai pekerjaannya.74
Kompetensi merupakan syarat kualifikasi persyaratan
profesionalisme guru. Kompetensi ialah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Guru yang profesional, harus memiliki empat kompetensi, yaitu
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik ini mencakup pemahaman,
pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, sistem evaluasi pembelajaran dan
menguasai ilmu.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini mencakup kemantapan pribadi dan akhlak
mulia, kedewasaan dan kearifan, serta kewibawaan dan keteladanan.
c. Kompetensi Profesional
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru berupa
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi
ini mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan
73 Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 3.74 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), cet.-I, hlm. 23.
silabus madrasah, metode pembelajaran, wawasan etika dan
pengembangan profesi.
d. Kompetensi Sosial
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk
berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru, orangtua atau wali dan
masyarakat sekitar.75
C. Kualitas Pembelajaran
1. Pengertian Kualitas
Istilah kualitas mula-mula digunakan oleh Plato dan Aristoteles
untuk menyatakan esensi suatu benda/hal dan merupakan atribut yang
membedakannya dengan benda/hal lainnya.76 Kualitas adalah tingkat baik
buruknya sesuatu.77 Kualitas diartikan tingkat baik buruknya sesuatu,
kadar, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan dan sebagainya).78
Kualitas adalah suatu nilai/suatu keadaan.79 Kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.80
Menurut Nurcholis MM, kualitas memiliki dua konsep yang
berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu
(barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan
sempurna. Dalam konsep relatif kualitas bukanlah tujuan akhir dari standar
yang ditentukan. Kualitas merupakan proses terstruktur yang membantu
seseorang menetapkan apakah sesuatu yang diharapkan tercapai dengan
memperbaiki setiap proses pendidikan.81 Secara substantif, kualitas
mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang menerangkan
75 Dwi Siswoyo, dkk., Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm. 120-122.76 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 37.77 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. 3, hlm. 533.78 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 553.79 Nurkholis MM, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm. 6780 http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal 16
November 2009.81 Nurkholis MM, op.cit., hlm. 67.
keadaan, sedangkan taraf menunjukkan kedudukan dalam skala. (Samsi,
1995).82
Pengertian kualitas dapat dilihat dari 2 segi yakni segi normatif dan
deskriptif.
a. Segi Normatif
Dari segi normatif, kualitas ditentukan berdasarkan
pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria
intrinsik kualitas pendidikan merupakan produk pendidikan yakni
manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal. Sedangkan kriteria
ekstrinsik pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga
kerja yang terlatih.
b. Segi Deskriptif
Dari segi deskriptif kualitas ditentukan berdasarkan keadaan
senyatanya, misal hasil tes prestasi belajar.83
Dari pengertian diatas penulis simpulkan kualitas adalah suatu
nilai/tingkat yang digunakan sebagai alat ukur atas produk akhir dari
standar yang telah ditentukan.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kata baru dalam konteks dunia
pendidikan di Indonesia. Sebelumnya lebih dikenal dengan istilah
pengajaran, atau belajar mengajar.84 Pembelajaran berasal dari kata belajar
yang artinya suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman ketrampilan dan nilai-sikap.
Kata pembelajaran banyak dipakai dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh psikologi Kognitif-
82 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan(Teori, Konsep dan Isu), (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 51.
83 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, op.cit., hlm. 33.84 Tim Redaksi Ma’arif Pers, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, (Semarang: PW
LP M3’arif NU Jawa Tengah, 2006), hlm. 3.
Holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dan kegiatan. Selain
itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang
diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari sesuatu lewat
berbagai macam media, sehingga semua itu mendorong terjadinya
perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, yang
semula sebagai sumber belajar menjadi fasilitator.85
Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara
guru dan siswa atau juga antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa
yang dipelajari itu.86 Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah
yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM)
atau kegiatan belajar mengajar (KBM).87
Sedangkan definisi pembelajaran menurut para ahli sebagai
berikut:
a. Menurut E. Mulyasa pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik.88
b. Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid berpendapat bahwa
pembelajaran adalah :
. 89
Adapun pembelajaran itu dibatasi dengan pengetahuan yangdisampaikan oleh guru dan hasilnya didapatkan oleh siswa danpengetahuan itu tidak selalu kuat karena kuatnyan ilmu itu ketika
85 Ngainun Naim dan Ahmad Patoni, Desain Pembelajaran PAl, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007), hlm. 69.
86 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: Bina Aksara, 1989), hlm.102.87 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 9.88 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rosdakarya Offset, 2003),
hlm. 100.89 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif, 1968), juz 1, hlm. 61.
digunakan dengan tindakan dan memberikan manfaat pada oranglain dalam kehidupannya dan perilakunya
c. Menurut Syaiful Sagala pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh murid.90
Dari pengertian pembelajaran di atas, penulis simpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Sedangkan Kualitas pembelajaran adalah suatu kondisi dinamis
dalam proses interaktif antara guru dan peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang
dipelajari.
Oleh karena itu, kualitas pembelajaran secara operasional dapat
diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pendidik,
siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem
pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal
sesuai dengan tuntutan kurikuler.91
Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004
menjelaskan bahwa kualitas pembelajaran/pembentukan kompetensi juga
dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses,
pembelajaran/pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya/sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental maupun sosial, dalam pembelajaran menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi semangat belajar yang besar dan percaya
pada diri sendiri.92
90 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, t.t), hlm. 61.91 http://www.scribd.com/doc/10957380/Peningkatan-Kualitas-Pembelajaran-2, diakses
tanggal 15 November 2009.92 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, op.cit., hlm.
131.
3. Indikator Kualitas Pembelajaran
Menurut Hamzah Uno indikator kualitas pembelajaran adalah
sebagai berikut:93
a. Pengorganisasian pembelajaran
Menurut Reigeluth (1983: 19) organizational strategy adalah
metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk
pengajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan lainnya
yang setingkat dengan itu. Delivery strategy adalah metode untuk
menyampaikan pengajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima
serta merespons masukan yang berasal dari siswa. Media pengajaran
merupakan bidang kajian utama dari strategi ini. Sedangkan
management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara
siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, variabel strategi
pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran.
Apa saja yang termasuk dalam strategi pengorganisasian?
Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu strategi
mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu pada metode untuk
pengorganisasian isi pengajaran yang berkisar pada satu konsep,
prosedur, atau prinsip. Sedangkan strategi makro mengacu pada
metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang melibatkan lebih
dari satu konsep, prosedur, atau prinsip strategi makro berurusan
dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan
rangkuman isi pengajaran (apakah itu konsep, prosedur, atau prinsip)
yang saling berkaitan.94
b. Penyampaian pembelajaran
Selain itu, strategi penyampaian isi pengajaran merupakan
komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pengajaran.
Sekurang-kurangnya ada 2 fungsi dari strategi ini, yaitu (1)
93 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 157.
94 Ibid., hlm. 154.
menyampaikan isi pengajaran kepada siswa, (2) menyediakan
informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan
unjuk kerja (seperti latihan tes).
Berdasarkan pengertiannya, dapat diketahui bahwa strategi ini
lebih menekankan pada peran media dalam pembelajaran.95 Secara
harfiah media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association
for education and communication technology (AECT) mendefinisikan
media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
mempengaruhi efektivitas program instruksional.96
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu
1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual,
3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan 4) media
hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.97
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara
lain:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan.
95 Ibid., hlm. 155.96 Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
hlm. 11.97 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Perss, 2009), hlm. 29.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.98
Dalam hubungan ini, paling tidak ada 5 cara dalam
mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi penyampaian:
(1) tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu, (2) tingkat
interaksi yang mampu ditimbulkannya, (3) tingkat kemampuan khusus
yang dimilikinya, (4) tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan
(5) tingkat biaya yang diperlukan (Degeng, 1989: 15).99
c. Pengelolaan pembelajaran
Terakhir yang termasuk dalam strategi pembelajaran adalah
strategi pengelolaan pengajaran yang merupakan komponen variabel
metode. Komponen ini berurusan dengan bagaimana menata interaksi
antara siswa dengan variabel-variabel metode pengajaran lainnya.
Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan
selama proses pengajaran. Paling tidak, ada 3 klasifikasi penting
variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan
kemajuan belajar siswa, dan motivasi.100
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran
Menurut M. Surya, kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: 1) tenaga kependidikan (guru dan staf), 2) bahan
pembelajaran, 3) sarana dan prasarana dan lingkungan.101
a. Tenaga Kependidikan
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
98 Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992),hlm. 2.
99 Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 155.100 Ibid., hlm. 155.101 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Maha Putra
Aditya, 2003), hlm. 116.
1) Tenaga struktural
Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yang
menempati jabatan eksekutif umum (pemimpin) yang bertanggung
jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan
pendidikan. Yang termasuk tenaga struktural ialah kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah meliputi wakil
kepala kurikulum, wakil kepala kesiswaan, wakil kepala sarana dan
prasarana, serta wakil kepala pelayanan khusus.
2) Tenaga Fungsional
Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang
menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis
kependidikan, yaitu guru, pembimbing/penyuluh (guru BP),
peneliti, pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan,
pengembang tes dan pustakawan.
3) Tenaga Teknis
Tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga
kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut
kecakapan teknis operasional atau teknis administratif, yaitu
laboran, teknisi sumber belajar, pelatih (olahraga), pelatih kesenian
dan keterampilan serta petugas tata usaha.102
b. Bahan Pembelajaran
Bahan yang diajarkan hendaknya sesuai dengan kondisi siswa
dan lingkungannya, sehingga memberikan makna dan faedah. Oleh
karena itu, perlu adanya pengembangan muatan lokal dan kurikulum.
Muatan lokal merupakan program pembelajaran yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya,
102 Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: JurusanAdministrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm.99-101.
serta kebutuhan daerah, dan wajib dipelajari oleh peserta didik di
daerah tersebut.103
Sehubungan dengan muatan lokal, satuan pendidikan dasar
dapat menambah mata ajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan
ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan dengan tidak
mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak
menyimpang dari tujuan pendidikan nasional.104
c. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pembelajaran,
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat dan media
pembelajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pembelajaran seperti halaman sekolah, taman sekolah, dan lain-lain.105
d. Faktor Lingkungan
Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah tidak dapat
dilepaskan dari lingkungan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu
pembelajaran akan banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, lingkungan tersebut
mencakup lingkungan alami dan sosial budaya. Lingkungan alami
yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya ditanami
pepohonan/tanaman yang dipelihara dengan baik. Bukan lingkungan
sekolah yang gersang, pengap, panas.
Oleh karena itu, pembangunan sekolah hendaknya berwawasan
lingkungan. Kesejukan dan ketenangan kelas merupakan kondisi
lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan proses pembelajaran,
sebaliknya lingkungan sekolah yang panas akan menghambat dan
103 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, (Jakarta: Gaya mediaPratama, 1999), hlm. 178.
104 J. Drost, Dari KBK Sampai MBS, (Jakarta: Kompas, 2005), hlm. 96.105 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 47.
mengurangi konsentrasi dan kenyamanan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.106
Lingkungan (sosial budaya) yang kondusif merupakan
lingkungan masyarakat yang dapat menunjang proses pembelajaran
secara efektif. Oleh karena itu kerjasama dengan pihak luar sekolah
harus selalu dibina. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan
dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk
memajukan sekolah juga akan baik. Agar terjadi hubungan dan
kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu
mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan.107
E. Mulyasa menambahkan faktor yang mempengaruhi kualitas
proses pembelajaran yaitu:
a. Keuangan dan pembiayaan
Keuangan dan pembiayaan merupakan suatu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan proses pembelajaran di sekolah.
Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah
memerlukan biaya, sumber keuangan dan pembiayaan. Secara garis
besar sumber biaya sekolah dapat dikelompokkan atas 3 sumber yaitu
pemerintah, orangtua/peserta didik dan masyarakat.108
b. Peningkatan Disiplin Sekolah
Disiplin sekolah dapat diartikan sebagai landasan tertulis di
mana guru, staf sekolah dan peserta didik yang tergantung dalam
sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan. Di sisi lain
sekolah bertujuan membentuk peserta didik menemukan jatidiri dan
106 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 144.107 Muhamad Surya, loc.cit.108 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, hlm.
47.
berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan
pembelajaran.109
Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi beberapa faktor, di
antaranya: 110
a. Aktivitas dan kreativitas guru.
b. Aktivitas dan kreativitas peserta didik.
c. Kompetensi dan profesional guru.
d. Lingkungan yang kreatif.
e. Pendayagunaan sumber belajar.
Sementara itu dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam,
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yaitu:111
a. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi/kemampuan seorang baik bersifat kuantitatif maupun
kualitatif.112 Sedangkan yang dimaksud kompetensi profesional adalah
guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan tentang subject matter
(bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis,
dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik mampu memilih
metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses
belajar mengajar.113
Kompetensi profesional merupakan salah satu dari kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru, di mana profesional ini tidak hanya
mengacu pada keterampilan teknis yakni memiliki kualitas mengajar
yang tinggi, akan tetapi makna yang lebih luas daripada itu yakni
mempunyai makna ahli (expert) tanggung jawab (responsibility) baik
109 Ibid., hlm. 105.110 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 7, hlm. 165.111 Depag RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen Binbaga, 2001), hlm.
80-81.112 Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 4.113 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), hlm. 239.
tanggung jawab intelektual maupun tanggung jawab moral serta
memiliki rasa kejawatan.114
b. Karakteristik Kelas
Karakteristik kelas terdiri atas:
1) Ukuran kelas
Ukuran kelas artinya sedikit jumlah peserta didik yang
belajar, jumlah peserta didik yang terlalu banyak dalam satu kelas
akan mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran, karena guru
tidak mungkin mengembangkan kegiatan belajar yang efisien
dalam situasi kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak.
2) Suasana belajar
Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang
pencapaian hasil belajar yang optimal, karena siswa memiliki
kebebasan untuk belajar, mengajukan pendapatnya dan lain-lain.
Apabila suasana belajar kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas
pada guru, hal ini akan menyebabkan peserta didik cemas dan
khawatir dan tidak akan menumbuhkan kreatifitas dalam belajar.
3) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia
Fasilitas dan sumber belajar merupakan faktor yang
menunjang kualitas pembelajaran. Sumber belajar di sini tidak
hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain seperti buku, alat
peraga, dan lain-lain. Oleh karena itu harus disediakan sumber
belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
c. Karakteristik Sekolah
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah,
perpustakaan sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, dan
sebagainya.
114 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm.29-30.
Penulis simpulkan faktor mempengaruhi kualitas pembelajaran
sangat beragam baik menyangkut guru, siswa, sarana, metode dan kondisi
pembelajaran.
D. Pengaruh Kedisiplinan Mengajar Guru Terhadap Kualitas Pembelajaran
Kedisiplinan mengajar merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh
setiap guru, baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah, karena
keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari sikap kedisiplinan. Akan tetapi
dalam berperilaku disiplin tidak semua guru dapat disiplin sesuai dengan
ketentuan. Hal ini tergantung pada kesadaran diri masing-masing guru.
Mengenai hubungan antara kedisiplinan mengajar guru dengan kualitas
pembelajaran bahwa dengan adanya kedisiplinan mengajar dari masing-
masing guru diharapkan nantinya kualitas pembelajaran meningkat. Dengan
adanya sikap kedisiplinan mengajar akan memberi dampak positif dalam
proses pembelajaran. Semakin tinggi kedisiplinan mengajar guru maka
kualitas pembelajaran akan meningkat.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Tinjauan pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap
penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada
sebelumnya. Rumusan dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan
yang ditulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan
penelitian.115
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pelengkap
terhadap penelitian yang sudah ada untuk dijadikan bahan perbandingan
sekaligus acuan dalam penelitian yang lain. Dengan melaksanakan telaah
terhadap bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, makalah, artikel di
media massa dan lain sebagainya, setidaknya sepanjang pengetahuan peneliti
115 Cik Hasan Basri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi(Bidang Ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 37.
terhadap beberapa buku dan skripsi-skripsi sebelumnya yang mengungkap
permasalahan di atas, yaitu:
Skripsi Rizqotun Ni’mah (3105292), Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, lulus tahun 2010, yang berjudul “Hubungan
Kedisiplinan Belajar dengan Hasil Belajar Praktek Shalat Siswa Kelas VIII di
SMP Negeri 2 Cepiring Kendal" hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan hasil belajar praktek
shalat. Artinya semakin tinggi kedisiplinan belajar, maka semakin baik pula
hasil belajar praktek shalat. Sebaliknya semakin rendah kedisiplinan belajar
maka semakin rendah pula hasil belajar praktek shalat.
Penelitian yang telah dilakukan di atas, merupakan penelitian yang
menekankan pada pengaruh kedisiplinan belajar dengan hasil belajar peserta
didik pada praktek shalat. Sedangkan pada skripsi ini lebih menitik beratkan
pada bagaimana pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran.
Skripsi Khusnul Khotimah (3101401), Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, lulus tahun 2007, dengan judul “Studi Tentang
Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Hasil
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh
guru telah banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu
proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
sehingga siswa dalam belajar tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan
dalam belajar mengajar. PAKEM dirancang agar dapat mengaktifkan siswa
untuk dapat mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Dalam proses pembelajaran inipun pendidik dituntut untuk
lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam memberikan materi.
Hendaknya pula guru mampu dalam menguasai materi yang akan disampaikan
dengan harapan agar siswa tidak merasa dianggap sebagai botol kosong yang
belum mempunyai isi, tetapi menghargai pengetahuan yang dimiliki dan juga
adanya pengetahuan terhadap potensi siswa itu sendiri.116
Penelitian yang telah dilakukan di atas, merupakan penelitian yang
menekankan pada penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) dalam pembelajaran. Sedangkan pada skripsi ini
lebih menitik beratkan pada bagaimana kualitas pembelajaran guru.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.117
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada pengaruh positif
antara kedisiplinan mengajar guru dengan kualitas pembelajaran.
116 Khusnul Khotimah (3101401) tentang “Studi Tentang Implementasi PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02Mertoyudan Magelang.” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007).
117 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 2002), hlm.64.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui kedisiplinan mengajar guru di MTs
Fatahillah Beringin Semarang.
2. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran guru di MTs Fatahillah Beringin
Semarang.
3. Untuk mengetahui tentang korelasi atau hubungan antara kedisiplinan
mengajar guru dengan kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin
Semarang.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data tentang pengaruh kedisiplinan mengajar guru
terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang, maka
penelitian ini dilakukan pada:
Tempat penelitian : MTs Fatahillah Beringin Semarang
Waktu penelitian : Tanggal 15 Januari sampai dengan 16 Februari 2010.
C. Variabel dan Indikator Penelitian
Objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
disebut variabel.118 Variabel penelitian ini ada dua yaitu kedisiplinan mengajar
guru merupakan variabel x dan kualitas pembelajaran sebagai variabel y.
Dua variabel tersebut ada beberapa indikatornya, yaitu:
1. Kedisiplinan mengajar guru (x) dengan indikator:119
a. Ketaatan terhadap peraturan
b. Keaktifan mengajar
118 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), ed. Revisi VI, hlm. 116.
119 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),hlm. 114-116.
c. Ketepatan waktu
2. Kualitas pembelajaran (y) dengan indikator:120
a. Pengorganisasian pembelajaran
b. Penyampaian pembelajaran
c. Pengelolaan pembelajaran
D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimen
yang mengarah pada korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitan yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan ada tidaknya
hubungan antara dua variabel atau lebih dan menentukan tingkat
hubungannya.121 Dan penelitian korelasi ini sifatnya searah.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian diperlukan adanya obyek yang akan menjadi sasaran
penelitian yang biasa disebut dengan populasi. Dengan kata lain, populasi
adalah jumlah keseluruhan dari satuan atau individu yang akan diteliti atau
yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.122 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs
Fatahillah Beringin Semarang yang berjumlah 17 orang.
Sampel adalah sebagian individu atau sebagian populasi yang
diteliti.123 Menurut Ibnu Hajar sampel adalah kelompok kecil individu yang
dilibatkan langsung data penelitian.124 Menurut pendapat Suharsimi Arikunto,
apabila obyeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga
merupkan penelitian populasi.125
120 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 155.
121 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya,(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003), Cet. 1, hlm. 166
122 Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Asvi Mahastya, 2001), hlm. 118.123 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), hlm. 109124 Ibnu Hajar, Dasar- dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 10.125 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 134.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan digunakan metode-metode
sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah kumpulan data mengenai hal-hal atau variabel
yang berbentuk catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya.126 Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan dokumen tentang guru, siswa,
struktur organisasi sekolah dan sebagainya.
2. Metode Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat tidak
langsung. Angket adalah sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden.127 Dalam pengertian lain angket merupakan ”suatu daftar
pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik
secara individu, atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu
seperti intervensi, keyakinan, minat dan perilaku.128 Adapun skor yang
diberikan pada lembar jawaban angket sesuai dengan perangkat pilihan
yaitu: alternatif jawaban A nilainya 5, alternatif jawaban B nilainya 4,
alternatif jawaban C nilainya 3, alternatif jawaban D nilainya 2. alternatif
jawaban E nilainya 1129. Melalui metode angket penulis gunakan untuk
memperoleh data tentang kedisiplinan mengajar guru dan kualitas
pembelajaran.
3. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara
sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama
mata) terhadap kejadian-kejadian yang ditangkap pada waktu kejadian itu
126 Ibid., hlm.231127 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm.219.128 Ibnu Hajar, op.cit, hlm.181129 Ahmad Tanzeh dan Suyitno, op. cit, hlm.34.
terjadi.130 Metode ini digunakan untuk mengetahui data lapangan tentang
situasi umum lokasi penelitian, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
MTs Fatahillah Beringin Semarang.
4. Interview
Metode interview adalah suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan sumber data.131 Metode ini digunakan untuk melengkapi
data yang diperoleh dari metode angket berupa data tentang kedisiplinan
mengajar guru dan kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin
Semarang.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Pada analisis pendahuluan Data yang diperoleh dari hasil
penyebaran angket pada responden. Data tersebut akan dimasukkan dalam
tabel persiapan yang diberi skor atau bobot nilai pada tiap alternatif
jawaban yang menjadi acuan dalam penelitian.
2. Analisis Uji Hipotesis
Apabila data-data yang diperlukan dalam penelitian telah diproses
sebagaimana pada tahap pendahuluan, tahap selanjutnya adalah data
tersebut dianalisis. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mengetahui
korelasi antara variabel X dan variabel Y. Analisis yang digunakan adalah
analisis regresi satu prediktor. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) yang
melalui teknik korelasi Momen Tangkar dan Pearson dengan rumus:
∑∑∑=
)()( 22 yx
xyrxy
132
130 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,1995), Cet 3, hlm.49
131 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, t.th.), hlm. 64132 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 4
b. Menguji signifikansi korelasi melalui uji "t" , dengan rumus:
212
rnrt−−
= Dengan db = n – 2.133
c. Mencari persamaan garis regresi (Y = aX + K). Sebelum mencari nilai
a dan K terlebih dahulu mencari skor deviasi, dengan cara berikut ini :
∑ ∑∑∑ −=N
YXXYxy
)()(
∑ ∑∑ −=NX
Xx2
22 )(
∑ ∑∑ −=NY
Yy2
22 )(
Sedangkan untuk mencari persamaan regresinya dengan
menggunakan rumus y = a + b x dan untuk mencari nilai a dan b
dengan rumus:
xbya −=
∑∑= 2x
xyb 134
d. Menentukan varian regresi dengan menggunakan rumus regresi
sederhana, berikut :135
SumberVariasi
Db JK RK Freg
KRegresi (reg)
et
1
∑∑
2
2)(xxy
res
res
dbJK
res
reg
RKRK
eResidu (res)
r
N – 2∑ ∑
∑−x
xyy
22 )(
res
res
dbJK
Total (T) N – 1Keterangan:
A : Bilangan Koefisien Prediktor
K : Bilangan Konstan
133 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, (Jakarta: PT. BumiAksara,2004), Cet,1,hlm.16
134 Sutrimo Hadi, op.cit, hlm. 4-5135 Ibid, hlm. 16
X : Nilai dari Penilaian Ranah Kedisiplinan Mengajar Guru
Y : Nilai dari Kualitas Pembelajaran
x2 : Nilai Kuadrat dari Penilaian Ranah Kedisiplinan Mengajar
Guru
y2 : Nilai Kuadrat dari Kualitas Pembelajaran
N : Jumlah sample
JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi
JKres : Jumlah Kuadrat Residu
RKreg : Rata- rata Kuadrat Regresi
RKres : Rata- rata Kuadrat Residu
3. Analisis Lanjut
Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi
regresi (F reg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifikansi 5 %
atau 1 % dengan kemungkinan:
a. Jika Freg > Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari
kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs
Fatahillah Beringin Semarang.
b. Jika Freg < Ft berarti hipotesis nonsignifikan artinya tidak ada pengaruh
dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di
MTs Fatahillah Beringin Semarang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Fatahillah Beringin Semarang
1. Sejarah Berdirinya MTs Fatahillah Beringin Semarang
Keberadaan MTs Fatahillah Beringin Semarang dilatarbelakangi
atas keprihatinan akan nasib dan masa depan anak-anak usia sekolah di
sekitar lokasi MTs, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan
formal. Kurangnya perhatian orangtua terhadap dunia pendidikan
menjadikan banyak anak yang putus sekolah. Sehingga setelah
menyelesaikan pendidikan di MI atau SD, sebagian besar dari mereka
tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya, SMP/MTs. Ironisnya untuk
anak-anak putri ada yang harus menikah di usia dini yang merupakan
kebiasaan pada saat itu. Walaupun ada sebagian yang melanjutkan ke
pendidikan non formal, pesantren.
Melihat kondisi tersebut, para pendiri MTs yang dipelopori oleh 5
tokoh masyarakat, yaitu Bapak Nashori, S.Pd.I., Bapak Nur Cholis,
S.Pd.I., Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, Bapak Sualim,
bermusyawarah untuk mendirikan sebuah MTs. Alhamdulillah niat baik
ini mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat, ulama dan orangtua
peserta didik. Kemudian maksud mulia ini selanjutnya ditindaklanjuti
dengan permohonan SK sebagai tanda legalitas ke Departemen Agama
Kota Semarang, dan pada tahun 1984 resmi berdiri sebuah MTs dengan
nama MTs Fatahillah di bawah naungan Yayasan Miftahul Huda.
Ketika pertama kali berdiri, MTs Fatahillah hanya memiliki 16
peserta didik, dengan gurunya adalah 5 tokoh pendiri. Dan pada tahun
1986/1987 meluluskan 12 peserta didik, karena 4 peserta didik lainnya
keluar sekolah. Pada saat itu lokasi MTs Fatahillah masih menjadi satu
atau menumpang dengan MI Miftahul Akhlaqiyah, sehingga peserta didik
MTs Fatahillah masuk siang. Selanjutnya untuk tenaga pengajar dibantu
oleh Bapak Ali Kasmiran, Bapak Suhari, Bapak Budi Hardjo, Bapak Ali
Sofwan, Bapak Purwadi.
Kepala Madrasah pertama kali adalah Bapak Nur Cholis, S.Pd.I.
Beliau memegang jabatan sejak tahun 1984 sampai tahun 1990. Pada
tahun 1990 MTs Fatahillah telah memiliki lokal dan gedung sendiri.
Selanjutnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan mulai pagi hari.
Adapun kepala MTs Fatahillah yang kedua adalah Bapak Achmad
Chalimin yang menjabat sejak tahun 1990 sampai tahun 1994/1995.
Kepala MTs Fatahillah yang ketiga adalah Bapak KH. Thohir Abdullah
Al-Hafidz, yang menjabat dari tahun 1995 sampai tahun 1998. Selanjutnya
tahun 1999 sampai tahun 2002 Ibu Qurrotul ‘Aini Al-Hafidzah yang juga
berprofesi sebagai dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
menjadi kepala MTs Fatahillah yang keempat. Pada tahun 2002/2003
jabatan kepala MTs Fatahillah vakum, dan yang ditunjuk menjadi Pj.S
(Pejabat Sementara) kepala MTs Fatahillah adalah Bapak Zainul Muttaqin,
S.Ag. Karena prestasinya baik dan grafik perkembangan MTs terus positif,
maka beliau ditetapkan menjadi kepala MTs Fatahillah. Pada tahun 2004
ada penambahan gedung baru untuk kelas VIII, IX A, dan IX B.
2. Visi dan Misi MTs Fatahillah Beringin Semarang
Adapun visi dari MTs Fatahillah Beringin Semarang ialah
terwujudnya anak didik yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah
serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan misi dari MTs Fatahillah Beringin Semarang ialah:
a. Mewujudkan anak didik yang mampu memadukan ilmu, iman dan
amal.
b. Membekali keterampilan siswa dengan ilmu dan pengetahuan yang ada
di madrasah.
c. Menanamkan nilai-nilai ajaran Islam ahlussunnah wal jama ah.
d. Membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.136
3. Struktur Organisasi MTs Fatahillah Beringin Semarang137
136 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Imam Murtasih, SHI pada tanggal 18 Januari2010.137 Data diambil dari dokumen MTs Fatahillah Beringin Semarang.
Yayasan Miftahul Huda Beringin
Kepala MadrasahH. Lukmanul Amin, Lc, M.Si
Komite
Tata UsahaPuput, S.Psi
Humas / SaprasSlamet Santoso, S.Si
KurikulumAbdul Rahim, S.Ag
KesiswaanImam Murtasih, SHI
BP/BKImam Murtasih, SHI
PustakawanZainul Muttaqin, S.Ag
Lab KomputerImam Murtasih, SHI
Lab IPASlamet Santoso, S.Si
Wali Kelas 7AHenny M., S.Pd
Wali Kelas 7BLuluk, S.Pd.I
Wali Kelas 8AGhomroni, S.Ag
Wali Kelas 8BZainul M., S.Ag
Wali Kelas 9ANur Cholis, S.Pd.I
Wali Kelas 9BM. Multazam, S.Pd.I
Siswa
4. Daftar Guru MTs Fatahillah Beringin Semarang Tahun Pelajaran
2009/2010138
NO NAMA PENDIDIKAN MENGAJAR1 Lukman Nur Amin, Lc.
M.SiS2 IAIN Bahasa Inggris
2 Zainul Muttaqin, S.Ag S1 UNISMA Aqidah Akhlak3 Nur Cholis, BA D2 IAIN WS Al-Qur’an Hadits,
Fiqh4 Chabibah, S.Pd S1 UNNES Matematika5 Ircham Nurhadi, S.Pd.I S1 IAIN WS Bahasa Jawa, Seni
Budaya6 Luluk Muhimatul A,
S.Pd.IS1 IAIN WS PPKn, Geografi
7 Imam Murtasih, SHI S1 IAIN SunanKalijaga
TIK, Matematika
8 Moh. Multazam, S.Pd.I S1 IAIN WS Sejarah, ke-NU-an9 Moh. Nur Syahid, S.Ag S1 IAIN WS SKI
10 Henny Mardhiyati, S.Pd S1 UNNES Ekonomi11 Slamet Santoso, S.Si. S1 UNDIP IPA Terpadu12 Hadi Suprayitno, S.Pd.I S1 IAIN Bahasa Indonesia13 Abdul Rahim, S.Ag S1 IAIN Bahasa Arab14 Saefuddin, S.Pd, M.Si S2 IAIN WS Bahasa Inggris15 Suratman, AH MA BTQ16 KH. Abdul Hakim, AH D2 BTQ, Bahasa
Arab17 Ghomroni, S.Ag. S1 IAIN Olahraga, Bahasa
Arab
138 Data diambil dari dokumen MTs Fatahillah Beringin Semarang.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Data Hasil Angket Kedisiplinan Mengajar Guru Dan Kualitas
Pembelajaran
Data tentang kedisiplinan mengajar guru MTs Fatahillah Beringin
Semarang diperoleh dari hasil angket yang telah diberikan kepada
responden yaitu seluruh guru yang berjumlah 17 orang.
Angket ini menggunakan tipe pilihan yang terdiri dari 40 item
pertanyaan yang masing-masing terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu
a, b, c, d dan e dengan skor 5, 4, 3, 2 dan 1.
Untuk memperoleh data mengenai pengaruh kedisiplinan mengajar
guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin
Semarang. Penulis menggunakan angket diberikan kepada seluruh guru
untuk diisi sesuai petunjuk yang ada pada angket secara langsung sebagai
responden yang berjumlah 17 orang.
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kedisiplinan mengajar terhadap kualitas pembelajaran, menggunakan tipe
pilihan yang terdiri dari 40 item pertanyaan, dengan rincian 20 item
pertanyaan untuk mengetahui data mengenai kedisiplinan mengajar guru
dan 20 item pertanyaan untuk mengetahui data tentang kualitas
pembelajaran, dan masing-masing butir pertanyaan terdiri dari 5 alternatif
jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah
dengan skor 5, 4, 3, 2, dan 1.
Berdasarkan ketentuan diatas, maka ini akan disajikan tabel hasil
angket kedisiplinan mengajar guru dan kualitas pembelajaran di MTs
Fatahillah Beringin Semarang.
Tabel I
Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Mengajar Guru
di MTs Fatahillah Beringin Semarang
JAWABAN NILAINO A B C D E A=5 B=4 C=3 D=2 E=1 JUMLAH
1 11 3 5 - 1 55 12 15 - 1 832 9 2 6 1 2 45 8 18 2 2 753 6 9 1 - 1 30 36 3 - 1 704 13 3 2 - - 65 12 6 - - 835 7 8 4 - 1 35 32 12 - 1 806 10 6 3 - 1 50 24 9 - 1 847 8 7 3 - 2 40 28 9 - 2 798 6 7 3 2 2 30 28 9 4 2 739 13 2 2 2 1 65 8 6 4 1 8410 9 8 2 - 1 45 32 6 - 1 8411 8 6 3 1 2 40 24 9 2 2 7712 10 3 6 - 1 50 12 18 - 1 8113 12 4 3 - 1 60 16 9 - 1 8614 8 7 2 2 1 40 28 6 4 1 7915 7 5 6 1 1 35 20 18 2 1 7616 9 3 6 1 1 45 12 18 2 1 7817 8 4 6 1 1 40 16 18 2 1 77
Tabel II
Hasil Angket Tentang Kualitas Pembelajaran
JAWABAN NILAINO A B C D E A=5 B=4 C=3 D=2 E=1 JUMLAH
1 17 1 1 - 1 85 4 3 - 1 932 7 12 1 - - 35 48 3 - - 863 9 6 3 2 1 45 24 9 4 1 834 7 9 5 1 1 35 36 15 2 1 895 10 7 2 - 1 50 28 6 - 1 856 13 4 2 - 1 65 16 6 - 1 887 15 3 1 - 1 75 12 3 - 1 918 11 5 3 - 1 55 20 9 - 1 859 14 4 1 1 - 70 16 3 2 - 9110 9 6 4 1 - 45 24 12 2 - 8311 8 6 4 1 2 40 24 12 2 2 8012 14 3 2 - 1 70 12 6 - 1 8913 16 2 1 - 1 80 8 3 - 1 9214 12 3 4 - 1 60 12 12 - 1 8515 9 5 5 1 45 20 15 - 1 81
16 13 4 1 2 - 65 16 3 4 - 8817 10 8 1 1 - 50 32 3 2 - 87
2. Data hasil angket tentang kedisiplinan mengajar guru (x)
Nilai kuantitatif kedisiplinan mengajar guru dapat diketahui dengan
cara menjumlahkan skor jawaban angket dari guru sesuai dengan frekuensi
jawaban. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, kemudian data
disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah
untuk membuat tabel distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mencari nilai tertinggi (H) adalah 86 dan nilai terendah (L)nya adalah
70.
b. Mencari banyaknya kelas interval dengan rumuskri =
Untuk menetapkan interval kelas harus melalui beberapa tahap
sebagai berikut :
a) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K = 1 + 3.3 log N
maka dapat diketahui :
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 (1,230448921)
= 1 + 4,060481439
= 5,060481439 dibulatkan menjadi 5
b) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R = H-L maka
diperoleh :
R = H – L
= 86 – 70
= 16
c) Menentukan interval kelas (i) dengan rumusKRi = sehingga
diperoleh :
i =5
16
= 3,2 dibulatkan menjadi 3
Maka diperoleh panjang kelas interval adalah 3 dan banyaknya
kelas interval adalah 5.
c. Menentukan mean atau nilai rata-rata (M) kedisiplinan mengajar
guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang.
Tabel IIIDistribusi Frekuensi Skor Mean Kedisiplinan Mengajar Guru
di MTs Fatahillah Beringin SemarangF X Fx Mean
85 – 87 1 86 8682 – 84 5 83 41579 – 81 4 80 32076 – 78 4 77 30873 – 75 2 74 14870 – 72 1 71 71
M =NFx∑
=17
1348
= 79,2941
17 1348
d. Menentukan kualifikasi kedisiplinan mengajar guru dan dengan
menentukan kelas yang dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik sekali,
baik dan cukup.
Tabel IV
Nilai Distribusi Kedisiplinan Mengajar Guru
di MTs Fatahillah Beringin Semarang
Interval f Prosentase Keterangan Kualitas
82 – 87 6 35,29% Baik Sekali
76 – 81 8 47,05% Baik Baik
70 – 75 3 17,64% Cukup
Dari tabel diatas dihasilkan nilai distribusi frekuensi
kedisiplinan mengajar guru yang telah dihitung meannya sebesar
79,2941. Maka dari itu terletak pada interval 76 – 81 yang
dikategorikan baik dan memperoleh prosentase sebesar 47,05% dari
jumlah responden.
3. Data mengenai kualitas pembelajaran (Y)
Untuk mengetahui nilai kuantitatif kualitas pembelajaran dengan
menjumlahkan skor jawaban angket dari guru sesuai dengan frekuensi
jawaban. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, kemudian data
disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah
untuk membuat tabel distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah (L) dari data tersebut,
maka diketahui nilai tertinggi (H) adalah 93 dan nilai terendah (L)nya
adalah 80.
b. Menetapkan interval kelas dengan rumuskri =
Untuk menetapkan interval kelas harus melalui tahap sebagai
berikut :
1) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K = 1 + 3.3 log N
maka akan diperoleh :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 (1,230448921)
= 1 + 4,060481439
= 5,060481439 dibulatkan menjadi 5
2) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R = H-L maka
diperoleh :
R = H – L
= 93 – 80
= 13
3) Menentukan interval kelas (i) dengan rumusKRi = sehingga
diperoleh :
i =KR
=5
13
= 2,6 dibulatkan menjadi 3
Maka diperoleh panjang kelas interval adalah 3 dan banyaknya
kelas interval adalah 5.
c. Menentukan mean nilai rata-rata (M) kualitas pembelajaran di MTs
Fatahillah Beringin Semarang
Tabel V
Distribusi Frekuensi Skor Mean Kualitas Pembelajaran
F X Fx Mean92 – 94 2 93 18689 – 91 4 90 36086 – 88 4 87 34883 – 85 5 84 42080 – 82 2 81 162
17 1476
M =NFx∑
=17
1476
= 86,8235
d. Menentukan kualifikasi kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah
Beringin Semarang dengan menentukan interval kelas yang
dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik sekali, baik dan cukup.
Tabel VI
Nilai Distribusi Kualitas Pembelajaran
di MTs Fatahillah Beringin Semarang
Interval f Prosentase Keterangan Kualitas
92 – 94 2 11,76% Baik Sekali
86 – 91 8 47,05% Baik Baik
80 – 85 7 41,17% Cukup
Dari tabel diatas dihasilkan nilai distribusi frekuensi kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang yang telah
dihitung meannya 86,8235, maka nilai itu terletak pada interval 86 –
91 yang dikategorikan baik dan memperoleh prosentase sebesar
47,05% dari jumlah responden.
C. Pengujian Hipotesis
Adanya analisis uji hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang
terkumpul, baik dari data hasil penelitian kedisiplinan mengajar guru (X)
maupun kualitas pembelajaran (Y) dengan tujuan untuk membuktikannya
menggunakan regresi dengan skor mentah.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis
adalah: 1) Mencari persamaan garis regresi, 2) Mencari korelasi antara kriteria
dan predictor, 3) Menguji korelasi melalui uji t, dan 4) Mengadakan
interpretasi terhadap korelasi dalam hal ini menguji signifikansi F regresi.
Sebelum sampai pada pengumpulan data terlebih dahulu akan
dikemukakan data tentang hasil penelitian kedisiplinan mengajar guru dan
kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang yang disajikan
dalam tabel.
Tabel VII
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kedisiplinan Mengajar Guru
dan Kualitas Pembelajaran
No X Y X 2 Y 2 XY1 2 3 4 5 61 83 93 6889 8649 77192 75 86 5625 7396 64503 70 83 4900 6889 58104 83 89 6889 7921 73875 80 85 6400 7225 68006 84 88 7056 7744 73927 79 91 6241 8281 71898 73 85 5329 7225 62059 84 91 7056 8281 764410 84 83 7056 6889 697211 77 80 5929 6400 616012 81 89 6561 7921 720913 86 92 7396 8464 791214 79 85 6241 7225 671515 76 81 5776 6561 615616 78 88 6084 7744 686417 77 87 5929 7569 6699Σ 1349 1476 107357 128384 117283
Dari tabel 7 dapat diketahui:
N = 17
∑ X = 1349
∑Y = 1476
2∑ X = 107357
2∑Y = 128384
Selanjutnya data-data yang telah dianalisis uji hipotesisnya.
1. Mencari persamaan regresi xbay +=
Persamaan garis regresi dicari melalui beberapa tahap, yaitu:
mencari skor analisis, mencari koefisiensi regresi (b) dan bilangan
konstanta (a).
a. Mencari skor deviasi
2∑ x =( )
NX
X2
2 ∑∑ −
= ( )17
13491073572
−
=17
1819801107357 −
= 107357 – 107047,12
= 309,8824
2∑ y =
( )NY
Y2
2 ∑∑ −
= ( )17
14761283842
−
=17
2178576128384 −
= 128384 – 128151,53
= 232,47
∑ xy =
( )( )N
YXXY ∑∑∑ −
= ( )( )17
14761349117283−
=17
1991124117283−
= 117283 – 117124,94
= 158,06
b. Mencari koefisien regresi (b) dan bilangan konstanta (a)
∑∑= 2x
xyb
8824,30906,158
=
= 0,51
xb-ya =
Nx
f ∑==
171349
=
= 79,35294
Ny
y ∑=
171476
=
= 86,82352
xb-ya =
= 86,82352 – (0,51)(79,35294)
= 86,82352 – 40,4699
= 46,353
Jadi persamaan garis regresinya adalah:
bxay +=
= 46,353 + 0,51x
2. Mencari korelasi antara Kriterium dan predictor
( )( )∑∑∑=
22xyx
xyr
y
( )( )47,2328824,30906,158
=
=36,72038
06,158
=40,26806,158
= 0,58
3. Menguji korelasi melalui uji dengan rumus2t
12-nrt
r−= , maka diperoleh:
7615,011558,0t h
−=
( )4883,0
87,358,0=
4883,02446,2
=
= 4,596
Setelah diadakan uji hipotesis melalui t hitung sebagaimana diatas,
maka hasil yang diperoleh kemudian di konsultasikan pada t tabel.
Diketahui bahwa t hitung (th) = 4,596 > tt (0.05) = 2,110 dan tt (0.01) =
2,898 sehingga pengaruh kedisiplinan mengajar guru signifikan.
4. Mencari signifikansi persamaan regresi dengan F regresi dengan rumus
res
regreg Rk
RkF = , dengan keterangan Freg adalah harga F regresi, Rkreg adalah
rerata kuadrat garis regresi dan Rkres adalah rerata kuadrat garis residu.
Sedangkan untuk menghitung dengan langkah-langkah dibawah ini, yang
telah diketahui ;
Σxy = 158,06
Σx2 = 309,8824
Σy2 = 232,47
reg
regreg db
JkRk =
( )309,8824158,06 2
=
309,882424982,96
=
= 80,62
1db =
reg
regreg db
JkRk =
180,62
=
= 80,62
res
resres db
JkRk =
( )∑ ∑
∑−= 2
2
2res x
xyyJk
( )309,8824158,0647,232
2
−=
309,882496,2498247,232 −=
= 232,47 – 80,6207
= 151,8673
2-Ndb =
= 17 – 2
= 15
res
resres db
JkRk =
15151,8673
=
= 10,1244
res
regreg Rk
RkF =
10,124480,62
=
= 7,96
Jadi Freg = 7,96
Tabel VIII
Ringkasan Hasil Analisa Regresi
F tSumber
Variasidb Jk Rk f
5 % 1 %
Regresi 1 80,62 80,62 7,86 4,45 8,40
Residu 15 151,87 10,12
Jumlah 16 232,49
Setelah diadakan analisis hipotesis, maka hasil yang diperoleh
kemudian dikonsultasikan dengan tabel Ft (0.05) dan ft (0.01), maka dapat
disimpulkan jika Freg > ft (0.05) dan ft (0.01) berarti signifikan, tetapi jika Freg < ft
(0.05) dan ft (0.01) berarti tidak signifikan. Dari hasil uji diperoleh Freg, 7,96
kemudian dikonsultasikan tabel Ft (0.05) = 4,45 dan ft (0.01) = 8,40, sehingga
diperoleh Freg = 7,86 > ft (0.05) ) = 4,45.
Dengan demikian, menunjukkan adanya pengaruh positif dari
kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah
Bringin Semarang.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, data mengenai kedisiplinan mengajar
guru tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean)
kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah
79,2941 yang terletak pada interval 76 – 81 dengan prosentase 47,05% dari
jumlah responden.
Sedangkan data mengenai kualitas pembelajaran juga tergolong baik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) kualitas pembelajaran guru
di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah 86,8235 yang terletak pada
interval 86 – 91 dengan prosentase 47,05% dari jumlah responden.
Hasil hipotesis dengan uji koefisien variabel menunjukkan adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini
ditunjukkan oleh harga Freg = 7,96 yang telah dikonsultasikan dengan tabel
pada signifikan 5% hasilnya adalah signifikan yaitu Freg = 7,96 > Ft (0,05%)
= 4,45.
Sedangkan hasil hipotesis dengan uji konstanta menunjukkan adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh
persamaan garis regresinya yaitu Y = 46,353 + 0,51x. Sehingga setelah
diadakan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi diketahui adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti tidak banyak kendala, meskipun
ada kendala itu hanya berskala kecil diantaranya:
1. Penelitian ini dilakukan di MTs Fatahillah Beringin Semarang khusus guru
yang berjumlah 17 orang, karena jumlah guru adalah 17 maka peneliti
mengambil semua guru untuk menjadi responden.
2. Keterbatasan biaya, biaya juga merupakan faktor penting dalam penelitian,
tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian.
Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan
mengalami kendala.
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian yang telah penulis
laksanakan dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh
kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs
Fatahillah Beringin Semarang , maka penulis perlu menekankan pada
kesimpulan skripsi ini.
Berdasarkan data hasil penelitian, data mengenai kedisiplinan
mengajar guru tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
(mean) kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang
adalah 79,2941 yang terletak pada interval 76 – 81 dengan prosentase 47,05%
dari jumlah responden.
Sedangkan data mengenai kualitas pembelajaran juga tergolong baik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) kualitas pembelajaran guru
di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah 86,8235 yang terletak pada
interval 86 – 91 dengan prosentase 47,05% dari jumlah responden.
Hasil hipotesis dengan uji koefisien variabel menunjukkan adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini
ditunjukkan oleh harga Freg = 7,96 yang telah dikonsultasikan dengan tabel
pada signifikan 5% hasilnya adalah signifikan yaitu Freg = 7,96 > Ft (0,05%)
= 4,45.
Sedangkan hasil hipotesis dengan uji konstanta menunjukkan adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh
persamaan garis regresinya yaitu Y = 46,353 + 0,51x. Sehingga setelah
diadakan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi diketahui adanya
pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas
pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.
B. Saran-saran
Bertolak dari hasil penelitian ini penulis kiranya dapat mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya para guru agar lebih disiplin dalam mengajar, sehingga cita-
cita yang telah dirumuskan oleh sekolah akan tercapai di masa mendatang.
Dalam hal ini ketaatan terhadap peraturan, kerajinan mengajar, keaktifan
mengajar dan ketepatan waktu sangat menentukan perilaku disiplin.
2. Bagi para guru, walaupun sudah menjadi kebiasaan seorang guru mengajar
setiap harinya, namun perlu kiranya ditingkatkan lagi kualitas
pembelajarannya dengan selalu bertumpu pada kualitas prilaku
pembelajaran pendidik, media pembelajaran, iklim pembelajaran dan
materi pembelajaran.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan hanya kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan iman, ilmu dan kekuatan,
sehingga penulisan skripsi yang sederhana ini dapat penulis selesaikan.
Kami tahu dan yakin bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Di
dalamnya terdapat kelemahan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak, terutama pecinta ilmu pengetahuan, sangatlah kami
harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Harapan yang tidak terlalu jauh
adalah manakala tulisan ini menjadi amal saleh dan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media,1992.
Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, t.th.
Al-Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. Ke-2.
Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan dan Manajemen BiayaPendidikan (Teori, Konsep dan Isu), Bandung: Alfabeta, 2004.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta: RinekaCipta, 1993.
_______, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006, ed. Revisi VI.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Perss, 2009.
Arundawati, Anike Erlina, dan Hasbullah Huda, Beberapa AlternatifPembelajaran di Sekolah, Malang: Bayu Media, 2003.
Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,2002.
Aziz, Sholih Abdul, dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris,Mesir: Darul Ma’arif, 1968, juz 1.
Bafadal, Ibrahim, Supervisi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Basri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan PenulisanSkripsi (Bidang Ilmu Agama Islam), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001.
Crow, L., dan A. Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nurcahaya, 1989.
_______, Human Development and Learning, New York: American BookCompany, t.th.
Damapoli, Mujahid, “Potret Guru Agama yang Profesional (Suatu Harapan MasaDepan)”, Irfani, 2, 1, Juni, 2006.
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1982.
_______, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Binbaga, 2001.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet.Ke-2.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta:Rineka Cipta, 2000.
_______, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 1.
Drost, J., Dari KBK Sampai MBS, Jakarta: Kompas, 2005.
Gunarsa, Singgih D., dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak,Remaja, dan Keluarga, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi, 2004.
Hajar, Ibnu, Dasar- dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Hajibuan, JJ, & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1992.
Hamalik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
_______, Psikologi Manajemen Penuntun Bagi Pemimpin, Bandung: TrigendaKarya, 1993.
Harsojo, Pengantar Antropologi, Jakarta : PT. Bina Cipta, tt.
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, Jakarta: PT. BumiAksara,2004, Cet,1.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: BumiAksara, 2006, Cet. VIII.
http://nasyahidah.multiply.com/journal/item/4, diakses tanggal 16 November2009.
http://one.indoskripsi.com/node/10456, diakses tanggal 7 November 2009.
http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/, diakses tanggal 15 November2009.
http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal16 November 2009.
Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak Child Development terj. MedMeitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga, 1978.
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, Jakarta: Gaya mediaPratama, 1999.
Idris, Zahara, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia, 1992.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:RaSAIL Media Group, 2008.
Khotimah, Khusnul, (3101401) tentang “Studi Tentang ImplementasiPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) PadaMata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Skripsi, Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007.
Langgulung, Hasan, Manusia Dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, FilsafatDan Pendidikan. Jakarta : PT al-Husna Zikra, cet ke-3, 1995.
Lindgren, Herry Clay, Education Psychology in The Classroom, New York: JohnWiley & Sons INC., 1972.
Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: Asvi Mahastya, 2001.
Moeliono, Anton W., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1993.
_______, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
_______, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif danMenyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 7.
Naim, Ngainun, dan Ahmad Patoni, Desain Pembelajaran PAl, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007.
Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bina Aksara, 1982.
_______, Sosiologi Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara, 1995.
Nata, Abuddin, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2005.
_______, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001.
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1983.
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat:Quantum Teaching, 2005, cet. ke-III.
Nurkholis MM, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Grasindo, 2003.
Prijodarminto, Soegeng, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Pradnya Paramida,1994, Cet. 4.
Pullias, Earl V., and James D. Young, Teacher is Many Things, USA: Fawcelt,1968.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007.
Rusn, Abidin Ibnu, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 1998.
Sahertian, Piet A., Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.
_______, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: UsahaNasional, 1994.
Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV Rajawali,1990, cet. 3.
Sastropoetro, R.A. Santoso, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalamPembangunan Nasional, Bandung: Penerbit Alumni, 1988.
Schaefer, Charles, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta:Mitra Utama, 1994.
Sinungan, Muchdarsyah, Produktivitas, Apa dan Bagaimana, Jakarta: BumiAksara, 2005.
Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006.
Siswoyo, Dwi, dkk., Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008.
Sobur, Alex, Pendidikan Rumah Tangga, Bandung : Angkasa, 1991.
Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1997.
Sudjana, Nana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: CV. Sinar Baru,1992.
_______, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 1995.
Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, Jakarta : CV. GhaliaIndonesia, 1994.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003, Cet. 1.
Sukmadinata, Nana Syaodi,h Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 1.
Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta: MahaPutra Aditya, 2003.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:Remaja Rosdkarya, 2000.
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: RemajaRosdakarya, 2002.
Tamin, Feisal, Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara,Jakarta: Belantika, 2004.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, Jakarta: JurusanAdministrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PendidikanIndonesia, 2003.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005.
Tim Redaksi Ma’arif Pers, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, Semarang:PW LP M3’arif NU Jawa Tengah, 2006.
Tu’u, Tulus, Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004.
Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20060.
Usman, M. Uzer, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. 1.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,1995, Cet 3.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: GaungPersada Press, 2006, cet.-I.
Yusuf, Tabrani, dkk., Pendidikan Agama Islam, Jilid 3, Bandung: Angkasa, 1996.
ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR BAPAK/IBU GURU
Petunjuk Umum
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu
jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada jawaban a, b, c, d atau e
2. Tujuan angket ini untuk mengetahui kedisiplinan belajar Bapak/Ibu guru.
3. Kejujuran sangat membantu dalam penelitian ini. Atas kesediaannya
diucapkan terima kasih.
NAMA :................................................
GURU MATA AJAR :.................................................
1. Apakah Bapak/Ibu guru datang ke sekolah tepat pada waktunya?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Apakah Bapak/Ibu guru minta izin kalau tidak bisa masuk sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
3. Apakah Bapak/Ibu guru memakai seragam lengkap setiap masuk sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
4. Apakah Bapak/Ibu guru mengikuti upacara dengan tertib dan hikmat?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Apabila siswa belum paham materi pembelajaran apakah Bapak/Ibu guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
6. Apabila waktu istirahat apakah Bapak/Ibu guru keluar lingkungan sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
7. Berkenaan pembelajaran di kelas apakah Bapak/Ibu guru hadir tepat waktu?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
8. Apabila Bapak/Ibu guru kesulitan menerangkan materi pembelajaran apakah
berkonsultasi dengan guru-guru lain?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
9. Apakah Bapak/Ibu guru mempelajari materi terlebih dahulu sebelum
di ajarkan ke siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Jika Bapak/Ibu guru tidak bisa datang ke sekolah apakah memberi tugas
tambahan siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Jika Bapak/Ibu guru berangkat ke sekolah dan ternyata terlambat, apakah
Bapak/Ibu guru berusaha untuk tidak terlambat lagi?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan tes siswa sesuai kalender sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
13. Apakah Bapak/Ibu guru mempelajari kembali materi yang telah diajarkan?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
14. Selesai ulangan harian apakah Bapak/Ibu guru mendiskusikan dengan guru-
guru lain tentang soal yang tidak bisa dikerjakan siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
15. Ketika proses pembelajaran telah selesai apakah Bapak/Ibu guru langsung
pulang ke rumah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
16. Apakah Bapak/Ibu guru membuat jadwal belajar?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
17. Apakah Bapak/Ibu guru tetap belajar setiap hari meskipun tidak ada jam
mengajar?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
18. Jika mengerjakan tugas apakah Bapak/Ibu guru mengerjakan tepat waktu yang
telah ditetapkan?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
19. Apakah Bapak/Ibu guru malas dalam melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
20. Apabila mengevaluasi hasil kerja siswa apakah Bapak/Ibu guru mengevaluasi
melalui kunci jawaban?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
ANGKET KUALITAS PEMBELAJARAN BAPAK/IBU GURU
Petunjuk Umum
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu
jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada jawaban a, b, c, d atau e.
2. Tujuan angket ini untuk mengetahui kualitas pembelajaran Bapak/Ibu guru.
3. Kejujuran sangat membantu dalam penelitian ini. Atas kesediaannya
diucapkan terima kasih.
NAMA :................................................
GURU MATA AJAR :.................................................
1. Apakah Bapak/Ibu guru membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap
pembelajaran dan profesi pendidik?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Apakah Bapak/Ibu guru mengemas dan menyajikan materi sesuai kebutuhan
siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
3. Apakah Bapak/Ibu guru memahami keunikan setiap siswa dengan segenap
kelebihan, kekurangan, dan kebutuhannya?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
4. Apakah Bapak/Ibu guru menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik
berorientasi pada siswa untuk membentuk kompetensi siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Apakah Bapak/Ibu guru mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan
sebagai kemampuan untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembangkan
kemampuannya secara mandiri?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
6. Apakah materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tujuan dan
kompetensi yang harus dikuasai siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
7. Apakah ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan
waktu yang tersedia?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
8. Apakah materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sistematis dan
kontekstual?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
9. Apakah materi yang diberikan kepada siswa dapat menampung partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran semaksimal mungkin?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Apakah materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-
pedagogis, dan praktis?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan LCD ketika menerangkan materi
pembelajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan PR kepada siswa untuk memperkaya
materi pembelajaran melalui penjelajahan internet?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
13. Apakah Bapak/Ibu guru memperkaya referensi materi pembelajaran dengan
buku-buku lain yang relevan di setiap pengajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
14. Apakah sambungan internet di sekolah bisa diakses guru untuk
memperlengkap materi pembelajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
15. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan pembelajaran memanfaatkan
lingkungan di sekitar sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
16. Apakah suasana kelas berjalan kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan
bermakna bagi siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
17. Apakah Bapak/Ibu guru memberi keteladanan kepada siswa dengan perilaku
sesuai dengan materi yang diajarkan?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
18. Apakah Bapak/Ibu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan minat dan bakat siswa?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
19. Apakah Bapak/Ibu guru merubah setting kelas untuk memudahkan siswa
memahami materi ajar?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
20. Apakah kondisi kelas dijaga kebersihannya guna memperlancar proses
pembelajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-
kadang
d. Pernah
e. Tidak pernah
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Imam Murtasih, SHI
Suasana pembelajaran di Lab. Komputer
Suasana pembelajaran di kelas
Suasana praktikum
Suasana belajar kelompok
Gedung MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang
PEDOMAN WAWANCARA
Dengan Kepala Sekolah MTs Fatahillah Bringin Semarang
1. Kapan berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?
2. Siapa pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang?
3. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?
4. Bagaimana struktur organisasi MTs Fatahillah Bringin Semarang?
5. Berapa jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang?
6. Berapa jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran
2009/2010?
HASIL WAWANCARA
1. Kapan berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?MTs Fatahillah Bringin Semarang berdiri pada tahun 1984.
2. Siapa pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang?Para pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang adalah Bapak Nashori, S.Pd.I.,Bapak Nur Cholis, S.Pd.I., Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, BapakSualim.
3. Di mana letak geografis MTs Fatahillah Bringin Semarang?• Sebelah barat berbatasan dengan tanah Pemkot• Sebelah utara berbatasan dengan SD Bringin 2• Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Faletehan• Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bringin
4. Bagaimana struktur organisasi MTs Fatahillah Bringin Semarang?
Yayasan Miftahul Huda Beringin
Kepala MadrasahH. Lukmanul Amin, Lc, M.Si
Komite
Tata UsahaPuput, S.Psi
Humas / SaprasSlamet Santoso, S.Si
KurikulumAbdul Rahim, S.Ag
KesiswaanImam Murtasih, SHI
BP/BKImam Murtasih, SHI
PustakawanZainul Muttaqin, S.Ag
Lab KomputerImam Murtasih, SHI
Lab IPASlamet Santoso, S.Si
Wali Kelas 7AHenny M., S.Pd
Wali Kelas 7BLuluk, S.Pd.I
Wali Kelas 8AGhomroni, S.Ag
Wali Kelas 8BZainul M., S.Ag
Wali Kelas 9ANur Cholis, S.Pd.I
Wali Kelas 9BM. Multazam, S.Pd.I
Siswa
5. Berapa jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang?Jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang sebanyak 17 orang.
6. Berapa jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran2009/2010?Jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran 2009/2010adalah sebagai berikut:a. Kelas I A = 31b. Kelas I B = 30c. Kelas II A = 33d. Kelas II B = 36e. Kelas III A = 25f. Kelas III B = 26 +Jumlah keseluruhan = 181 siswa