faktor yang mempengaruhi implementasi …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · mtbs pada...

183
i FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PADA PETUGAS PELAKSANA DI PUSKESMAS KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Hotmi Umi Arifah NIM. 6411412166 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: tranngoc

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

i

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS )

PADA PETUGAS PELAKSANA DI PUSKESMAS

KABUPATEN BANJARNEGARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

Hotmi Umi Arifah

NIM. 6411412166

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

ii

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

Juni 2016

ABSTRAK

Hotmi Umi Arifah

Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada

Petugas Pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara

xvii + 113 halaman + 30 tabel + 2 gambar + 13 lampiran

Jumlah kematian balita di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 6,6 juta pada tahun

2012. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara (2014), angka kematian balita

13.90 per kelahiran hidup yang masih jauh dari target SPM bidang kesehatan yaitu 9.8

per kelahiran hidup. WHO mengembangkan cara untuk mencegah sebagian besar

penyebab kematian bayi dan balita melalui program Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS). Cakupan pelaksanaan MTBS di Kabupaten Banjarnegara belum memenuhi

target WHO . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan crosssectional.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi implementasi

MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor

sikap (p=0.010), masa kerja (p=0.001), pelatihan yang pernah diikuti tentang MTBS

(p=0.002), ketersediaan obat (p=0.037), alokasi dana (p=0.041) dan evaluasi oleh Kepala

Puskesmas (p=0.010). Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh terdiri dari faktor

pengetahuan (p=0.692), motivasi kerja (p=0.383), persepsi beban kerja (p=0.923),

ketersediaan peralatan (p=0.493), kepemimpinan Kepala Puskesmas (p=0.521), dan

supervisi oleh Dinas Kesehhatan Kabupaten (p=0.782).

Saran yang dapat disampaikan anatara lain, Dinas Kesehatan Kabupaten

Banjarnegara perlu meningkatkan pengawasan kelengkapan fasilitas pendukung

pelaksanaan MTBS seperti ketersediaan obat, serta perlu diadakan pelatihan bagi petugas

yang belum pernah mengikuti dan mendapatkan pelatihan. Puskemas diharapkan

meningkatkan kualitas pelayanan MTBS.

Kata Kunci : Implementasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit, Petugas Pelaksana.

Kepustakaan : (1992 - 2015)

Page 3: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

iii

Public Health Science Departement

Faculty of Sport Science

Semarang State University

June 2016

ABSTRACT

ABSTRACT

Hotmi Umi Arifah

Factors Affecting the Implementation of Integrated Management of Childhood Illness

(IMCI) among Staff in Public Health Center in Banjarnegara Regency.

xvii + 113 pages + 30 tables + 2 pictures + 13 enclosures

The number of under-five deaths in Indonesia is still high at 6.6 million in 2012.

Report from Banjarnegara District Health Office (2014) mentions in child mortality

13.90/live birth is still far from SPM target of health sector is 9.8 per live births. In 1992,

WHO develop a pretty effective way and can be done to prevent most causes of death of

infants and toddlers through the program "Integrated Management of Childhood Illness

(IMCI)". Coverage of IMCI in the District Banjaregara not meet the WHO target of 60%.

The purpose of this study was to determine the factors that affect the implementation of

IMCI in the executive officer at district health centers Banjaregara. This type of research

is explanatory research with cross sectional approach.

The conclusion of this study are the factors that affected the implementation of

IMCI on the executive officer in health centers Banjarnegara district consists of the

attitude factor (p = 0.010), age (p = 0.001), trainings have been followed IMCI (p =

0.002), the availability of drugs ( p = 0.037), the allocation of funds (p = 0.041) and

evaluation by the Head of Puskesmas (p = 0.010). While the factors that have no effect

consists of knowledge (p = 0.692), work motivation (p = 0.383), the perception of the

workload (p = 0.923), availability of equipment (p = 0493), the leadership of the Head of

health centers (p = 0521), and supervised by the District Health Office (p = 0782).

Suggestions can be delivered among other things, Banjarnegara District Health

Office needs to improve oversight of the completeness of supporting facilities such as

IMCI drug availability, as well as the need to hold training for officers who have not

completed and received training. Puskemas IMCI is expected to improve service quality.

Keywords : Implementation, Integrated Management of Childhood Illness,

Executive Officer,

Bibliography: (1992 - 2015)

Page 4: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

iv

Page 5: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.(QS.94:6)

Percaya bahwa hasil tak pernah mengkhianati usaha.

Bersyukurlah selalu karena Allah SWT memberikan apa yang kita

butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Persembahan :

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Alloh SWT,

skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibu (Susmirah) dan Almarhum Bapak (Saliman)

tercinta atas doa, cinta, kasih sayang, nasehat,

serta dukungan tulus yang tak pernah putus.

2. Kakak-kakakku dan keluarga besar atas doa dan

dukungan yang tulus.

3. Almamater Universitas Negeri Semarang,

khususnya Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Page 6: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya,

sehingga skripsi yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) pada Petugas Pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara” dapat terselesaikan. Penyelesaian skripsi ini

dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunya skripsi ini

atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan terima kasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang atas ijin

penelitian yang diberikan.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, atas persetujuan penelitian .

3. Pembimbing skripsi Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes atas arahan dan

bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Penguji I, Bapak Dr. Bambang Budi Raharjo,M.Si dan penguji II, Bapak

Irwan Budiono, S.KM, M.Kes atas saran, bimbingan, dan arahannya dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu

pengetahuan yang diberikan selama di bangku kuliah.

Page 7: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

vii

6. Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Staf Tata Usaha Jurusan

Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah membatu dalam segala urusan

administrasi dan perijinan penelitia.

7. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten

Banjarnegara atas ijin penelitian yang diberikan.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara atas ijin penelitian yang

diberikan.

9. Kepala Puskesmas tempat penelitian di Kabupaten Banjarnegara atas ijin

penelitian, bantuan yang diberikan.

10. Ibu (Susmirah) dan Almarhum Bapak (Saliman) tercinta atas seluruh doa,

dukungan, kasih sayang dan nasehat yang telah diberikan.

11. Kedua kakakku (Abdul Aziz Effendi dan Nahdiyanto Effendi) dan keluarga

besar atas segala doa, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan.

12. Teman-temanku yang telah membantu selama penyusunan skripsi hingga

penelitian di lapangan.

13. Teman-temanku peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan IKM

2012 atas penglaman, motivasi, bantuan dan dukungan selama penyusunan

skripsi ini.

14. Teman-temanku jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat 2012 atas penglaman,

motivasi, bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

15. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 8: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

viii

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Penulis tetap menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan, sehingga masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Semarang,01 Juni 2016

Penulis

Page 9: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ........................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 5

1.4 Manfaat ......................................................................................... 7

1.4.1 Bagi Puskesmas ..................................................................... 7

1.4.2 Bagi Pembaca ........................................................................ 7

1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat ............................ 7

1.5 Keaslian Penelitian ......................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 9

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat......................................................... 9

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu .......................................................... 9

1.6.3 Ruang Lingkup Materi .......................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1 Landasan Teori ............................................................................... 10

Page 10: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

x

2.1.1 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) .......................... 10

2.1.1.1 Pengertian MTBS ...................................................... 10

2.1.1.2 Tujuan MTBS ............................................................ 11

2.1.1.3 Strategi MTBS........................................................... 12

2.1.1.4 Indikator dan Sasaran MTBS .................................... 13

2.1.1.5 Langkah-langkah Pelaksanaan MTBS ...................... 14

2.1.1.6 Praktik MTBS di Puskesmas ..................................... 15

2.1.2 Konsep Puskesmas ............................................................... 16

2.1.2.1 Pengertian Puskesmas ............................................... 16

2.1.2.2 Fungsi Puskesmas ..................................................... 17

2.1.2.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas ......................... 18

2.1.2.4 Manajemen Puskesmas ............................................. 19

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi MTBS ............. 20

2.1.3.1 Pengetahuan .............................................................. 20

2.1.3.2 Sikap .......................................................................... 22

2.1.3.3 Motivasi Kerja ........................................................... 23

2.1.3.4 Masa Kerja ................................................................ 25

2.1.3.5 Persepsi Beban Kerja ................................................ 25

2.1.3.6 Ketersediaan Peralatan .............................................. 26

2.1.3.7 Ketersediaan Obat ..................................................... 27

2.1.3.8 Pelatihan .................................................................... 27

2.1.3.9 Kepemimpinan .......................................................... 29

2.1.3.10 Alokasi Dana ........................................................... 30

2.1.3.11 Supervisi .................................................................. 31

2.1.3.12 Evaluasi ................................................................... 31

2.2 Kerangka Teori .............................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 35

3.2 Variabel Penelitian. ....................................................................... 35

3.2.1 Variabel Bebas ...................................................................... 35

3.2.2 Variabel Terikat ..................................................................... 35

Page 11: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xi

3.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 36

3.3.1 Hipotesis Mayor .................................................................... 36

3.3.2 Hipotesis Minor ..................................................................... 36

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ................... 38

3.5 Jenis dan Rancangan Penelitan ...................................................... 43

3.6 Populasi dan Sampel ...................................................................... 43

3.6.1 Populasi ................................................................................. 43

3.6.2 Sampel ................................................................................... 43

3.7 Sumber Data ................................................................................... 45

3.7.1 Data primer............................................................................. 45

3.7.2 Data Sekunder ........................................................................ 45

3.8 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ..................... 45

3.8.1 Instrumen Penelitian .............................................................. 45

3.8.2 Teknik Pengambilan Data ...................................................... 50

3.9 Prosedur Penelitian......................................................................... 50

3.9.1 Tahap Pra Penelitian .............................................................. 50

3.9.2 Tahap Penelitian ..................................................................... 51

3.9.3 Tahap Analisis Data ............................................................... 51

3.10 Teknik Analisis Data .................................................................... 51

3.10.1 Pengolahan Data................................................................... 51

3.10.2 Analisis Data ........................................................................ 52

3.10.2.1 Analisis Univariat ................................................... 52

3.10.2.2 Analisis Bivariat ...................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 54

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 54

4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 56

4.2.1 Analisis Univariat ................................................................ 56

4.2.2 Analisis Bivariat .................................................................. 64

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 79

5.1 Pembahasan .................................................................................... 79

Page 12: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xii

5.1.1 Hubungan Antara Pengetahuan Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS ............................................................ 79

5.1.2 Hubungan Antara Sikap Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS ............................................................ 80

5.1.3 Hubungan Antara Motivasi Kerja Petugas Pelaksana

dengan Implementasi MTBS ............................................. 81

5.1.4 Hubungan Antara Masa Kerja Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS ......................................................... 82

5.1.5 Hubungan Antara Persepsi Beban Kerja Petugas

Pelaksana dengan Implementasi MTBS ............................ 83

5.1.6 Hubungan Antara Ketersediaan Peralatan Penduung

dengan Implementasi MTBS ............................................. 83

5.1.7 Hubungan Antara Ketersediaan Obat Pendukung dengan

Implementasi MTBS ......................................................... 85

5.1.8 Hubungan Antara Pelatihan Yang Pernah Diikuti dengan

Implementasi MTBS ......................................................... 86

5.1.9 Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas

dngan Implementasi MTBS ............................................... 87

5.1.10 Hubungan Antara Alokasi Dana dengan Implementasi

MTBS ................................................................................ 88

5.1.11 Hubungan Antara Supervisi Oleh Dinas Kesehatan

dengan Implementasi MTBS .......................................... 88

5.1.12 Hubungan Antara Evaluasi Oleh Kepala Puskesmas

dengan Implementasi MTBS .......................................... 89

5.2 Kelemhan/Keterbatasan Penelitian................................................. 90

5.2.1 Hambatan Penelitian ............................................................ 90

5.2.2 Kelemahan Penelitian ........................................................... 90

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 92

6.1 Simpulan ......................................................................................... 92

6.2 Saran ............................................................................................... 92

6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara .................. 92

Page 13: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xiii

6.2.2 Bagi Puskesmas .................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 14: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel..................... 38

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien ......... 53

Tabel 4.1 Struktur Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut Golongan

Umur Tahun 2011-2014 ............................................................... 55

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan ..................................... 57

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap ................................................ 57

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Motivasi Kerja ................................. 58

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Masa Kerja ....................................... 59

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Persepsi Beban Kerja ....................... 59

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Menurut Ketersediaan Peralatan..................... 60

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Menurut Ketersediaan Obat ............................ 60

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menurut Pelatihan .......................................... 61

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Menurut Kepemimpinan Kepala Puskesmas 62

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Menurut Alokasi Dana ................................. 62

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Menurut Supervisi Dinas Kesehatan ............ 63

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Menurut Evaluasi Kepala Puskesmas ........... 63

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Menurut Implementasi MTBS ...................... 64

Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dengan Implementasi MTBS............. 65

Page 15: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xv

Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Implementasi MTBS .............................. 66

Tabel 4.17 Hubungan Motivasi Kerja dengan Implementasi MTBS .............. 67

Tabel 4.18 Hubungan Masa Kerja dengan Implementasi MTBS .................. 68

Tabel 4.19 Hubungan Persepsi Beban Kerja dengan Implementasi MTBS .. 69

Tabel 4.20 Hubungan Ketersediaan Peralatan dengan Implementasi MTBS . 70

Tabel 4.21 Hubungan Ketersediaan Obat dengan Implementasi MTBS ........ 71

Tabel 4.22 Hubungan Pelatihan dengan Implementasi MTBS ....................... 72

Tabel 4.23 Hubungan Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Implementasi

MTBS ............................................................................................ 73

Tabel 4.24 Hubungan Alokasi Dana dengan Implementasi MTBS ............... 74

Tabel 4.25 Hubungan Supervisi dengan Implementasi MTBS ....................... 75

Tabel 4.26 Hubungan Evaluasi dengan Implementasi MTBS ........................ 76

Tabel 4.27 Rangkuman Analisis Bivariat ........................................................ 77

Page 16: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................. 34

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 35

Page 17: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing.............................................................. 98

Lampiran 2 Surat Uji Validitas dan Reliabilitas dari Fakultas ........................ 99

Lampiran 3 Surat Uji Validitas dan Reliabilitas dari Tempat Uji .................... 100

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ................................................ 101

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara ... 102

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari DINKES Kabupaten Banjarnegara ....... 103

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 104

Lampiran 8 Permohonan Sebagai Responden Penelitian................................. 105

Lampiran 9 Instrumen Penelitian ..................................................................... 106

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 117

Lampiran 11 Data Mentah Hasil Penelitian ..................................................... 124

Lampiran 12 Hasil Output Analisis Data Penelitian ........................................ 142

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 161

Page 18: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0 – 4 tahun 11

bulan, masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang

manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi penentu

perkembangan anak diperiode selanjutnya. Balita akan menjadi penentu masa

depan suatu bangsa dan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik dari

fisik, psikis maupun intelegensi, sehingga kesehatannya menjadi sangat penting

untuk diperhatikan .Lebih dari 12 juta anak di negara berkembang setiap

tahunnya meninggal sebelum usia lima tahun.(Depkes RI,2008)

Pada umumnya angka kematian balita dapat ditangani dengan perawatan

yang baik, sehingga perlu diselenggarakan upaya intervensi yang sistematis dan

efektif untuk menurunkan angka kematian balita melalui Manajemen Terpadu

Balita Sakit. Tahun 1992 WHO mengembangkan cara yang cukup efektif serta

dapat dikerjakan untuk mencegah sebagian besar penyebab kematian bayi dan

balita melalui program “Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)”

atau dikenal sebagai program Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) .WHO

dan UNICEF memperkenalkan satu set pedoman terpadu yang menjelaskan secara

dini penanganan penyakit-penyakit tersebut. Selanjutnya dikembangkan paket

pelatihan untuk melatih proses manajemen terpadu balita sakit kepada tenaga

kesehatan yang bertugas menangani anak sakit. Metode ini dikenal dengan

Manajemen Terpadu Balita Sakit . (Depkes RI,2008)

Page 19: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

2

MTBS merupakan pedoman terpadu yang menjelaskan secara rincian

penanganan penyakit yang banyak terjadi pada balita. Penanganan yang dilakukan

meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,

infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif serta preventif yang meliputi

imunisasi, pemberian vitamin A, dan konseling pemberian makan yang bertujuan

untuk menurunkan angka kematian balita dan menekan morbiditas penyakit.

(Depkes RI, 2008).

Menurut World Health Organization (WHO), bila tatalaksana ini dilakukan

dengan baik, akan mampu mencegah kematian balita akibat infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) hingga sebesar 60-80%, dan mencegah kematian akibat

diare sebesar 90%. Penerapan MTBS akan efektif jika ibu/ keluarga segera

membawa balita sakit ke petugas kesehatan yang terlatih serta mendapatkan

pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, pesan mengenai kapan ibu perlu mencari

pertolongan bila anak sakit merupakan bagian yang penting dalam MTBS

(Depkes RI, 2008).

Berdasarkan permenkes RI No.70 tahun 2013, MTBS juga

diselenggarakan dengan berbasis masyarakat, yaitu pendekatan pelayanan

kesehatan bayi dan anak balita terintegrasi dengan melibatkan masyarakat sesuai

standar Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).Tujuan penyelenggaraannya

yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan balita sakit di tingkat masyarakat pada

daerah yang sulit akses terhadap pelayanan kesehatan.

Di Indonesia menurut laporan United Nations Children’s Fund ( UNICEF )

(2013) jumlah kematian balita setiap tahun turun dari estimasi 12,6 juta pada

Page 20: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

3

tahun 1990 menjadi sekitar 6,6 juta pada tahun 2012, namun angka ini masih

cukup tinggi. Angka kematian balita Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar

11,85/1.000 kelahiran hidup, dengan wilayah tertinggi kedua yaitu Kabupaten

Banjarnegara dengan jumlah 19.5 per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2014 angka

kematian balita Provinsi Jawa Tengah yaitu 11.54% menurun dari tahun 2013

yaitu 11,80%. (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2015). Sedangkan angka kematian

balita di Kabupaten Banjarnegara tahun 2014 yaitu 13.90 per 1000 kelahiran

hidup. Angka tersebut menurun dari tahun sebelumnya tetapi masih cukup jauh

dari target SPM (Standar Pelayanan Minimum) bidang kesehatan Kabupaten

Banjarnegara yaitu 9.8 per 1000 kelahiran hidup.

Upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita di Indonesia menggunakan

indikator yang dapat menjadi ukuran, salah satunya yaitu pelayanan kesehatan

anak balita yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan anak

balita yang diberikan antara lain penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

badan minimal 8 kali setahun, pemberian vitamin A 2 kali setahun, stimulasi

deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang minimal 2 kali setahun serta

pelayanan balita sakit sesuai standar MTBS. (Kemenkes RI, 2013) Di Indonesia

cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 2013 yaitu sebesar 69,75% belum

memenuhi target renstra yaitu 83%. Sedangkan di provinsi jawa tengah cakupan

pelayanan kesehatan anak balita yaitu sebesar 76,12 % juga belum memenuhi

target renstra 83% tahun 2013. Untuk cakupan pelayanan kesehatan anak balita di

Kabupaten Banjarnegara berada diurutan kedua terendah di Jawa Tengah yaitu

sebesar 46,70% belum memenuhi target renstra 83% dan belum memenuhi target

Page 21: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

4

SPM bidang kesehatan Kabupaten Banjarnegara yaitu 100%. ( Kemenkes RI,

2013 )

Puskesmas dikatakan sudah menerapkan MTBS apabila memenuhi kriteria

melaksanakan/melakukan pendekatan MTBS minimal 60% dari jumlah

kunjungan balita sakit di puskesmas tersebut (Depkes RI,2008). Berdasarkan

survey pendahuluan didapatkan informasi bahwa pelaksanaan program MTBS di

Kabupaten Banjarnegara dimulai tahun 2005, tetapi tahun 2007 hingga 2012

tidak seluruh puskesmas aktif menjalankan MTBS. Cakupan pelaksanaan MTBS

tahun 2013 juga masih belum mencapai indikator 60% yaitu sebesar 55%.

Sedangkan laporan bulanan hasil pelaksanaan MTBS hanya 41,5% puskesmas

yang rutin melapor tahun 2013, dan 55% tahun 2014 ( Dinkes Kabupaten

Banjarnegara,2015)

Keberhasilan implementasi kegiatan MTBS memerlukan kemampuan

atau perilaku kerja yang baik dari petugas pelaksana di setiap puskesmas .

Perilaku kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam

diri dan juga faktor dari luar. Berdasarkan data diperoleh bahwa cakupan

pelaksanaan MTBS tahun 2013 dan 2014 masih belum mencapai indikator 60%,

serta ketaatan puskesmas dalam memberikan laporan bulanan hanya 41,5% tahun

2013 dan 55% tahun 2014, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi manajemen terpadu balita

sakit pada petugas pelaksana di puskesmas Kabupaten Banjarnegara, untuk

selanjutnya dapat dilakukan evaluasi agar dapat meningkatan program tersebut

agar dapat mencapai target dan membantu menurunkan angka kematian balita

Page 22: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

5

agar dapat mencapai target SPM bidang kesehatan di Kabupaten Banjarnegara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

dirumuskan suatu permasalahan yaitu, “ Faktor apa saja yang mempengaruhi

implementasi kegiatan MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara ?”.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi implementasi kegiatan MTBS pada petugas pelaksana di

Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan petugas MTBS

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.2 Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap petugas MTBS terhadap

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

1.2.2.3 Untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi kerja petugas MTBS

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.4 Untuk mengetahui pengaruh faktor masa kerja petugas MTBS

Page 23: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

6

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.5 Untuk mengetahui pengaruh faktor persepsi beban kerja petugas MTBS

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara

1.2.2.6 Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan peralatan pendukung

kegiatan MTBS di Puskesmas terhadap implementasi MTBS pada

petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.7 Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan obat di Puskesmas

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.8 Untuk mengetahui pengaruh faktor pelatihan yang pernah diikuti oleh

petugas MTBS terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana

di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.9 Untuk mengetahui pengaruh faktor kepemimpinan kepala puskesmas

terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.10 Untuk mengetahui pengaruh faktor alokasi dana MTBS dari Dinas

Kesehatan terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

1.2.2.11 Untuk mengetahui pengaruh faktor supervisi yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 24: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

7

1.2.2.12 Untuk mengetahui pengaruh faktor evaluasi yang dilakukan oleh kepala

puskesmas terhadap implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan guna

meningkatkan kinerja petugas dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat dan

sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap

balita sakit.

1.3.2 Manfaat bagi pembaca

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

pembaca tentang faktor yang mempengaruhi perilaku kerja petugas pelaksana

terhadap penerapan MTBS.

1.3.3 Manfaat bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya mengenai MTBS di wilayah lain.

Page 25: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

8

1.4 KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul

Penelitia

n

Nama

Peneliti

Tahun dan

Tempat

Penelitian

Rancangan

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1 Faktor

Yang

Berhubun

gan

Dengan

Implement

asi

Manajeme

n Terpadu

Balita

Sakit

(Mtbs)

Di

Puskesmas

Di Kota

Semarang

Tahun

2010

Agita

Maris

Nurhid

ayati

2010,

Puskesmas di

Kota

Semarang

Cross

sectional

Variabel

Terikat:pen

getahuan,si

kap,motiva

si,pelatihan

,kepemimpi

nan,alat,da

na,rapat

koordinasi,

sistem

pencatatan,

supervisi,e

valuasi

Variabel

Bebas:

Implement

asi MTBS

Ada

hubungan

antara

sikap,pelatih

an,kepemim

pinan,rapat

koordinasi,si

stem

pencatatan,e

valuasi

dengan

implementas

i MTBS,

Tidak ada

hubungan

antara

pengetahuan

,motivasi,ala

t,dana

dengan

implementas

i MTBS

2 Hubungan

Pengetahu

an Dan

Motivasi

Petugas

Kesehatan

Terhadap

Pelaksana

an

Manajeme

n Terpadu

Balita

Sakit Di

Wilayah

Kerja

Puskesmas

Langsa

Eva

Sulistia

ny,

Saiful

Oetama

2013,

Puskesmas

Langsa Lama

Cross

sectional

Variabel

Terikat:

Pengetahua

n dan

Motivasi

Petugas

Variabel

Bebas:

Pelaksaaan

MTBS

Tidak ada

hubungan

antara

pengetahuan

petugas

dengan

pelaksaan

MTBS, Ada

hubungan

antara

motivasi

petugas

dengan

pelaksanaan

MTBS

Page 26: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

9

Lama

Tahun

2013

3 Pengaruh

Pengetahu

an Sikap

dan

Motivasi

Trehadap

penatalaks

anaan

Manajeme

n Terpadu

Balita

Sakit(MT

BS) pada

Petugas

kesehatan

di

Puskesmas

kabupaten

Boyolali

Sri

Hastuti

2010,Puskes

mas

Kabupaten

Boyolali

Cross

sectional

Variabel

Terikat :

pengetahua

n,sikap,mot

ivasi

petugas

Variabel

Bebas :

Penatalaksa

naan

MTBS

Ada

pengaruh

antara

pengetahuan

, sikap, dan

motivasi

petugas

dengan

penatalaksan

aan MTBS

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah pada variabel bebas yang diteliti . Variabel yang berbeda

dengan penelitian terdahulu adalah , ketersediaan obat, masa kerja, dan persepsi

beban kerja.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas yang aktif melaksanakan

pelayanan MTBS di Kabupaten Banjarnegara.

Page 27: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

10

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016 .

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang dipaparkan adalah materi yang berkenaan dengan bidang Ilmu

Kesehatan Masyarakat yang mencakup tentang Administrasi Kebijakan

Kesehatan, terkait dengan masalah kebijakan pemerintah mengenai MTBS.

Page 28: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )

2.1.1.1 Pengertian MTBS

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of

Childhood Illness (IMCI) adalah pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam

tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan atau

balita yang dilaksanakan secara menyeluruh. MTBS merupakan suatu pendekatan

atau cara menatalaksana balita sakit. Upaya dalam pendekatan MTBS tergolong

lengkap untuk dapat mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan

kematian balita di Indonesia. Upaya yang dilaksanakan meliputi upaya preventif

( pencegahan penyakit ), perbaikan gizi, upaya promotif ( konseling ), dan upaya

kuratif ( pengobatan ) terhadap penyakit dan masalah yang sering terjadi pada

balita. ( Depkes RI, 2008 )

Manajemen Terpadu Balita Sakit di Indonesia merupakan bagian dari

primary health care atau pelayanan kesehatan primer. Keterkaitan peran dan

tanggung jawab antar petugas kesehatan di puskesmas, serta perlunya memahami

MTBS dan perannya untuk memperlancar penerapan MTBS. Persiapan yang perlu

dilakukan oleh setiap puskesmas yang akan mulai menerapkan MTBS dalam

pelayanan pada balita sakit meliputi diseminasi informasi MTBS kepada seluruh

petugas puskesmas, rencana penerapan MTBS di puskesmas, rencana penyiapan

obat dan alat yang akan digunakan dalam pelayanan MTBS, serta pencatatan dan

Page 29: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

11

pelaporan hasil pelayanan MTBS di puskesmas. (Depkes RI,2006)

MTBS merupakan sistem untuk mengklasifikasikan penyakit dan

pemberian pengobatan atau tindakan dengan panduan bagan alur MTBS. Bagan

alur MTBS memandu petugas kesehatan untuk mengenali gejala-gejala penyakit

balita, mengklasifikasikan penyakit tersebut, dan memberikan pengobatan atau

tindakan yang diperlukan. Intervensi inti dari MTBS adalah keterpaduan

tatalaksana kasus dari 5 penyebab utama dari kematian balita, antara lain ISPA,

diare, campak, malaria, dan malnutrisi, serta kondisi yang biasa

mengikutinya.(Depkes RI,2006)

2.1.1.2 Tujuan MTBS

MTBS bertujuan untuk mencegah dan mengobati penyakit-penyakit yang

banyak terjadi pada balita. Penyakit tersebut adalah penyakit yang menjadi

penyebab utama kematian balita antara lain, pneumonia, diare, malaria, campak

dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah

pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang

digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada balita.

Beberapa tujuan pelaksanaan MTBS, antara lain :

1. Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang terkait

penyakit tersering pada balita.

2. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan

anak.

Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 – 7

hari terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas

Page 30: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

12

(32,4 %), sepsis (12,0 %).Kematian neonatal 7– 29 hari disebabkan oleh sepsis

(20,5 %), malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %).Kematian bayi

terbanyak karena diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian balita

disebabkan diare (25,2 %), pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).MTBS

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan

fasilitas kesehatan dasar, yang pada gilirannya diharapkan mempercepat

penurunan angka kematian dan kesakitan bayi dan balita. (Depkes RI,2008)

2.1.1.3 Strategi MTBS

MTBS merupakan kombinasi perbaikan tatalaksana balita sakit (kuratif)

dengan aspek nutrisi, imunisasi (preventif dan promotif). Penyakit anak dipilih

yang merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan bayi dan anak balita.

Strategi pada MTBS memiliki tiga komponen, meliputi :

1. Komponen I : Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam

tatalaksana kasus balita sakit ( selain dokter, petugas kesehatan non dokter

juga dapat memeriksa dan menangani pasien dengan catatan sudah dilatih ).

Peningkatan keterampilan petugas kesehatan yang dimaksud yaitu antara lain

dengan peningkatan standar dan pedoman tatalaksana kasus, peningkatan

pelatihan petugas di fasilitas kesehatan primer, peningkatan peran MTBS

untuk pemberi pelayanan swasta serta menjaga kompetensi petugas kesehatan

yang terlatih.

2. Komponen II : Memperbaiki sistem kesehatan ( terutama di tingkat

kabupaten/kota ). Peningkatan sistem kesehatan dapat dilakukan dengan cara

perencanaan dan manajemen di tingkat kabupaten/kota, ketersediaan obat

Page 31: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

13

MTBS, peningkatan kualitas supervisi, alur rujukan dan pelayanan serta

peningkatan sistem informasi kesehatan.

3. Komponen III : Memperbaiki praktik keluarga dan masyarakat dalam

perawatan dirumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit

(meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat), atau yang dikenal

dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat ( MTBS-M ).

Strategi utama dari MTBS adalah pengelolaan masalah penyakit anak di

negara berkembang dengan fokus penting pada pencegahan kematian anak.

Strategi tersebut meliputi intervensi pada kegiatan preventif dan kuratif dengan

tujuan untuk memperbaiki pelayanan di sarana pelayanan kesehatan dan

pelayanan rumah. Implementasi MTBS merupakan gabungan antara tatalaksana

Manajemen Terpadu Balita Sakit serta pemecahan masalahnya pada tingkat distrik

dan sarana pelayanan kesehatan sekitarnya, petugas kesehatan serta anggota

masyarakat yang di layani. ( Depkes RI,2006 )

2.1.1.4 Indikator dan sasaran MTBS

Indikator keberhasilan MTBS adalah angka mortalitas dan morbiditas anak

balita menurun, juga cakupan neonatal dalam kunjungan rumah meningkat.

Sedangkan indikator prioritas MTBS yang digunakan dalam fasilitas pelayanan

dasar meliputi keterampilan petugas kesehatan, dukungan sistem kesehatan dalam

menjalankan MTBS dan kepuasan ibu balita atau pendamping balita .Sasaran

MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran

yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5

tahun (Depkes RI, 2008).

Page 32: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

14

2.1.1.5 Langkah-langkah pelaksanaan MTBS

Balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas

kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut algoritma

MTBS untuk melakukan penilaian atau pemeriksaan, yaitu dengan cara :

1. menanyakan kepada orang tua/ wali, apa saja keluhan-keluhan/ masalah anak

2. memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'.

3. mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya - jawab dan

pemeriksaan.

4. menentukan jenis tindakan/ pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi

pneumonia berat atau penyakit sangat berat akan dirujuk ke dokter

puskesmas, anak yang imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak

dengan masalah gizi akan dirujuk ke ruang konsultasi gizi, dst.

Tindakan yang dilakukan antara lain yaitu mengajari ibu cara pemberian

obat oral di rumah, mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah,

menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah,

seperti aturan penanganan diare di rumah, memberikan konseling bagi ibu

misalnya anjuran pemberian makanan selama anak sakit maupun dalam keadaan

sehat, serta menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.

(Depkes RI,2006)

2.1.1.6 Praktik MTBS di Puskesmas

Selain ketrampilan yang harus benar-benar dijaga oleh petugas dan pola

perawatan di rumah yang benar oleh ibu balita bagi bayi dan balitanya, program

MTBS juga memerlukan persiapan untuk penerapannya di Puskesmas.Penerapan

Page 33: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

15

kegiatan MTBS di Puskesmas meliputi :

1. Diseminasi informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas puskesmas

2. Persiapan penilaian dan penyiapan logistik, obat-obat dan alat yang

diperlukan dalam pemberian pelayanan

3. Persiapan / pengadaan formulir

4. Persiapan dan penilaian serta pengamatan terhadap alur pelayanan, sejak

penderita datang, mendapatkan pelayanan hingga konseling serta

5. Melaksanakan pengaturan dan penyesuaian dalam pemberian pelayanan.

6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan dan penerapan

pencatatan dan pelaporan untuk pelayanan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu dan Pondok Bersalin Desa/ PKD.

7. Penerapan MTBS di puskesmas dilaksanakan secara bertahap disesuaikan

dengan keadaan rawat jalan di tiap puskesmas.

Di beberapa puskesmas diadakan pemisahan khusus untuk poli MTBS

atau poli anak. Khusus penerapan pada bayi muda, penatalaksanaan bayi muda

lebih di titik beratkan pada saat petugas kesehatan (pada umumnya bidan di desa)

melakukan kunjungan neonatal yaitu 2 kali selama periode neonatal. Kunjungan

pertama dilaksanakan pada 7 hari pertama dan kunjungan kedua pada hari 8 - 28

hari. ( Depkes RI,2006 )

Pada pelayanan MTBS di puskesmas, petugas puskesmas ikut berperan

dalam menentukan kelancaran dan pelaksanaan langkah-langkah dari MTBS

tersebut. Oleh karena itu seluruh petugas puskesmas perlu memahami MTBS dan

perannya untuk memperlancar penerapan MTBS. Pada pelaksanaannya, petugas

Page 34: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

16

memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dan disesuaikan dengan

jumlah kunjungan balita yang sakit dan juga petugas kesehatan yang ada. Untuk

dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya maka, petugas harus

mengetahui tentang MTBS tersebut. Hal ini berkaitan dengan perilaku dari

petugas tersebut (Depkes RI, 2006).

2.1.2 Konsep Puskesmas

2.1.2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,

khususnya subsistem upaya kesehatan. Berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014

yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu suatu tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Sedangkan puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan

masyarakat.Pelayanan kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar selain

pangan dan juga pendidikan. Pelayanan kesehatan bukan salah monopoli rumah

sakit saja.Penduduk Indonesia yang jumlahnya melebihi 200 juta jiwa tidak

mungkin harus bergantung dari rumah sakit yang jumlahnya sedikit dan tidak

Page 35: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

17

merata penyebarannya. Puskesmas juga merupaakan satu kesatuan organisasi

kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembagan kesehatan masyarakat

dan membina peran serta masyarakat, disamping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh setiap puskesmas

berbeda-beda sesuai dengan tenaga dan fasilitas yang dimiliki. ( M.Fais,2009)

2.1.2.2 Fungsi Puskesmas

Berdasarkan Permenkes RI No.75 tahun 2014, puskesmas mempunyai

tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan

sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut puskesmas menyelenggarakan fungsi

yaitu :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

UKM atau Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Perseorangan atau UKP adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit

dan memulihkan kesehatan perseorangan.

Puskesmas juga memiliki fungsi lain menurut (M.Fais, 2009 ) yaitu :

Page 36: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

18

1. Sebagai pusat pembagunan kesehatan di wilayah kerjaya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjaya.

2.1.2.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Berdasarkan Permenkes RI No.75 tahun 2014, prinsip penyelenggaraan

puskesmas meliputi :

1. Prinsip paradigma sehat, yaitu puskesmas mendorong seluruh pemangku

kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi

resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Prinsip pertanggungjawaban wilayah, yaitu puskesmas menggerakkan

danbertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayahkerjanya.

3. Prinsip kemandirian masyarakat, yaitu Puskesmas mendorong kemandirian

hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4. Prinsip Pemerataan, yaitu puskesmas menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di

wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,

agama, budaya dan kepercayaan.

5. Prinsip teknologi tepat guna, yaitu puskesmas menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan

kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi

lingkungan.

Page 37: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

19

6. Prinsip keterpaduan dan kesinambungan, yaitu Puskesmas mengintegrasikan

dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program

danlintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan

manajemen Puskesmas.

2.1.2.4 Manajemen Puskesmas

Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

yang dimulai dari penentuan tujuan sampai pengawasan, dimana masing-masing

bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang diikuti berurutan

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. (Fathoni, 2012). Sedangkan

manajemen puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis tersebut dilaksanakan puskesmas dan membentuk

fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga fungsi manajemen puskesmas yang

dikenal, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta pengawasan dan

pertanggungjawaban. Seluruh fungsi tersebut harus dilaksanakan secara terkait

dan berkesinambungan di puskesmas. (Sulaeman, 2011)

Manajemen puskesmas diselenggarakan sebagai proses pencapaian tujuan,

penyelarasan tujuan organisasi dengan tujuan pegawai, pengelolaan dan

pemberdayaan suber daya puskesmas, pengambilan keputusan, pemecahan

masalah, kerjasama, serta pengelolaan lingkungan. Untuk mencapai tujuan

puskesmas yang efektif dan efisien pimpinan puskesmas harus melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen puskesmas secara terorganisasi, berurutan, dan

berkesinambungan. Fungsi manajemen yang digunakan diadaptasi dari fungsi

Page 38: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

20

manajemen yang dikemukakan oleh Terry, yaitu meliputi Planning (perencanaan),

Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggerakan pelaksanaan), Controlling

( pengawasan/pembimbingan ), dan Evaluating (penilaian). (Sulaeman, 2011)

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Implementasi MTBS

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan MTBS di puskesmas sangat didukung

oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor sumber daya manusia dalam hal

ini petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan ibu

dan anak khususnya menyangkut kegiatan MTBS. Pelaksanaan MTBS ini

terintegrasi dengan program-program kesehatan dasar lainnya, untuk itu perlu

dilakukan manajemen sumber daya manusia yang baik. Keberhasilan

implementasi MTBS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut

Notoatmodjo(2010) faktor yang mempengaruhi perilaku kerja seseorang yaitu

faktor internal ( pengetahuan, persepsi beban kerja, sikap, dan motivasi ) , dan

faktor eksternal yang terdiri dari fasilitas (ketersediaan peralatan, ketersediaan

obat, dan alokasi dana ), serta faktor lain meliputi masa kerja, pelatihan yang

pernah diiukti, kepemimpinan kepala puskessmas , supervisi dari Dinas Kesehatan

dan evaluasi oleh Kepala Puskesmas.

2.1.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu

berkenaan dengan hal tertentu ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,2010 ). Menurut

Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek. Pengetahuan

Page 39: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

21

merupakan doman yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung dan pengalaman orang

lain.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan awal pemicu dari tingkah

laku termasuk tingkah laku dalam bekerja. Pengetahuan yang baik tentang

pekerjaan akan membuat seseorang menguasai bidangnya. Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas/tingkatan, secara garis besar dapat dibagi

dalam 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa seseorang tahu apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan

menyebutkan. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang

bergizi.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) misalnya dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solvingcycle)

Page 40: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

22

di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dari suatu bentuk keseluruhan yang baru.Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria

yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden, kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2012).

2.1.3.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

Page 41: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

23

belum merupakan suatu tindakan atu aktivitas, tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap terdiri

dari berbagai tingkatan, yaitu : menerima atau receiving terhadap stimulus,

merespons atau responding, menghargai atau valuing, dan bertanggung jawab atau

responsible. (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Allport (1954) sikap terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu

kepercayaan,ide,dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan emosional terhadap

objek serta kecenderungan untuk bertindak. Pengukuran sikap dapat dilakukan

secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat atau petanyaann responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung

dapat dilaukan dengan pertanyaan - pertanyaan hipotesis, lalu ditanyakan

pendapat responden. (Notoatmodjo, 2012).

2.1.3.3 Motivasi kerja

Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi internal,kejiwaan,dan mental

manusia yang mendorong individu untuk berperilaku kerja guna mencapai

kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Motivasi juga dapat didefinisikan

sebagai kesiapan khusus seseorang untuk melakukan atau melanjutkan

serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran yang telah

ditetapkan. Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Motivasi kerja merupakan

sesuatu yang berasal dari internal individu yang menimbulkan dorongan atau

semangat bekerja keras. Motivasi sangat terkat dengan produktivitas, peningkatan

Page 42: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

24

motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan produktivitas dan sebaliknya.

(Fahmi,2014 )

Dorongan - dorongan yang ada pada diri seseorang mengarahkan

tercapainya tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku,

baik berupa aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan. Suatu motivasi

cenderung mengurangi kekutannya manakala tercapainya suatu kepuasan,

terhalangnya pencapaian kepuasan, perbedaan kognisi, frustasi, atau karena

kekuatan motivasinya bertambah. Motivasi seseorang tergatung pada kekuatan

dari motivasi itu sendiri. Dorongan yang menyebabkan mengapa sesorang itu

berusaha mencapai tujuannya baik sadar atau tidak sadar. Dorongan ini pula yag

menyebabkan seseorang itu berperilaku, yang dapat mengendalikan dan

memelihara kegiatan-kegiatan dan yang menetapkan arah umum yang harus

ditempuh oleh seseorang tersebut. (Thoha, 2012)

Motivasi kerja berperan menggerakan fungsi manajemen yaitu membuat

manusia untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara menggerakan arah

tertentu kepada tenaga kerja sampai pada tujuan yang telah ditentukan. Motivasi

merupakan daya dorong untuk bergerak, sehingga motivasi dapat dikatakan suatu

keadaan yang menggerakan atau mengarahakan seseorang untuk melaksanakan

suatu tindakan. Keberhasilan hasil motivasi seseorang dipengaruhi oleh sumber

daya yang dimiliki. Pencapaian tujuan motivasi kerja diharapkan menghasilkan

efektivitas, produktivitas, dan hasil kerja yang efisiensi baik bagi individu yang

bersangkutan maupun bagi organisasi. ( Fathoni,2012 )

Page 43: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

25

2.1.3.4 Masa kerja

Masa kerja atau yang sering disebut senioritas menunjukan hubungan

positif dengan produktifitas pekerjaan. Masa kerja yang diekspresikan sebagai

pengalaman kerja menjadi dasar pikiran yang baik terhadap produktifitas

karyawan. Perilaku di masa lalu adalah dasar perikiraan paling baik dari perilaku

di masa depan, hal ini terkait dengan lama atau konsisten seseorang terhadap

pekerjaannya. Semakin lama masa kerja petugas maka semakin terampil petugas

tersebut dalam melaksanakan tugasnya karena memiliki banyak pengalaman.

Masa kerja yang pendek dan lama memiliki pengaruh terhadap pengalaman

seorang karyawan. Semakin lama masa kerja seorang karyawan, maka

pengalaman yang dimiliki juga semakin matang. Dengan pengalaman yang

matang, karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik dibandingkan

karyawan dengan pengalaman yang kurang. (Fahmi,2014 )

2.1.3.5 Persepsi beban kerja

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dimana seorang

individu memilih, mengorganisasikan dan memberikan arti kepada stimulus

lingkungan. Ada beberapa subproses dalam persepsi, pertama yaitu stimulus atau

situasi yang hadir, selanjutnya yaitu registrasi, interpretasi, dan umpan balik.

Subproses tersebut dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Adapun faktor yang

dapat mempengaruhi persepsi seseorang yaitu psikologi, keluarga, dan

kebudayaan. ( Thoha, 2012 )

Menurut Siagian, sangat sukar memberikan definisi yang pasti tentang

persepsi, tetapi persepsi dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses

Page 44: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

26

melalui mana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan

sensorinya dalam usahanya memberikan sesuatu makna tertentu pada

lingkungannya. Interpretasi seseorang tersebut akan berpengaruh pada

perilakunya dan pada gilirannya menentukan faktor-faktor apa yang dipandangnya

sebagai faktor motivasional yang kuat. Seseorang dengan persepsi beban kerja

yang baik akan cenderung mempunyai motivasi kerja yang baik. (Faridah, 2009)

2.1.3.6 Ketersediaan peralatan

Sarana pendukung pelaksanaan MBTS dalam penelitian yang dilakukan

oleh Hidayati di Kabupaten Semarang terbukti mempengaruhi kejadian

pneumonia pada balita ( Hidayati,2011 ). Peralatan penunjang pemeriksaan balita

sakit yang digunakan dalam penerapan MTBS antara lain : timer ISPA atau arloji

dengan jarum detik, tensimeter dan manset anak, gelas, sendok, dan teko tempat

air matang dan bersih untuk membuat oralit, infuse set dengan wing needles,

semprit dan jarum suntik, timbangan bayi, termometer, kasa/ kapas, pipa lambung,

alat penumbuk obat, alat pengisap lendir, RDT (Rapid Diagnostic Test) untuk

malaria. Peralatan lain yang menunjang pelaksanaan MTBS yaitu :

1. Formulir tatalaksana MTBS yang digunakan dalam pemeriksaan MTBS

Penyiapan formulir tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

dan Kartu Nasihat Ibu (KNI) perlu dilakukan untuk memperlancar pelayanan.

Formulir tatalaksana MTBS digunakan oleh petugas dalam memberikan

pelayanan terhadap balita yang sakit.

2. Kartu Nasihat Ibu (KNI) yang digunakan dalam kegiatan MTBS

Kartu Nasehat Ibu (KNI) diberikan dengan tujuan agar ibu/ pengasuh

Page 45: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

27

mudah dalam mengingat konseling atau nasehat mengenai cara perawatan anak

dan pemberian obat di rumah sesuai dengan yang disampaikan oleh bidan/

petugas kesehatan di puskesmas. (Depkes RI, 2006)

2.1.3.7 Ketersediaan obat

Adapun obat-obatan yang digunakan dalam penanganan balita sakit adalah

obat yang sudah lazim ada dan telah termasuk dalam Daftar Obat Esensial

Nasional (DOEN). Obat-obat yang diperlukan adalah kotrimoksazol tablet dewasa

atau tablet atau sirup, sirup amoksilin atau tablet amoksilin, kaplet ampisilin,

kapsul tetrasiklin, tablet asam nalidiksat, tablet klorokuin, tablet primakuin, tablet

sulfaduksin pirimetamin (fansidar), tablet kina, diazepam suppositoria, suntikan

kloramfenikol, suntikan gentamisin, suntikan penisilin prokain, suntikan

ampisilin, suntikan kinin, suntikan fenobarbital, diazepam infeksi (5 mg dan 10

mg), tablet nistatin, tablet parasetamol atau sirup, tetrasiklin atau kloramfenikol

salep mata, gentian violet 1% (sebelum digunakan, harus diencerkan menjadi

0,25% atau 0,5% sesuai kebutuhan), sirup besi (sulfat ferosus) atau tablet besi,

vitamin A 200.000 IU dan 100.000 IU, tablet pirantel pamoat, aqua bides untuk

pelarut, oralit 200cc, cairan infuse: ringer laktat, dextrose 5% NaCl, alkohol 70%,

glycerin, povidone iodine. (Depkes RI,2006)

2.1.3.8 Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu kegiatan peningkatan kemampuan karyawan

dalam suatu institusi sehingga akan menghasilkan perubahan perilaku

pegawai/karyawan. Perubahan yang dimaksud yaitu berbentuk peningkatan

Page 46: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

28

kemampuan dan sasaran atas karyawan yang bersangkutan. Pelatihan dalam

pengembangan sumber daya manusia adalah suatu siklus yang harus terjadi secara

terus-menerus untuk mengantisipasi perubahan diluar organisasi tersebut

( Notoatmodjo,2010).

Program pelatihan dapat mempengaruhi perilaku kerja dalam dua cara.

Yang paling jelas adalah dengan langsung memperbaiki keterampilan yang

diperlukan untuk karyawan itu agar berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

Peningkatan kemampuan memperbaiki potensi karyawan itu untuk berkinerja

pada tingkat yang lebih tinggi. Apakah potensi tersebut bisa terealisasi sebagian

besar merupakan soal motivasi. Manfaat kedua adalah bahwa pelatihan itu

meningkatkan keefektifan diri seorang karyawan. Petugas yang baru saja ditunjuk

untuk melakukan suatu jenis kegiatan, jarang secara tepat sesuai kebutuhan,

mereka harus dilatih agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan efektif.

Karyawan dengan keefektifan diri yang tinggi mengandung harapan yang kuat

mengenai kemampuan mereka untuk sukses berkinerja dalam situasi baru. Tujuan

dari dilaksanakannya pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) secara

umum adalah mengajarkan proses manajemen kasus kepada perwat, bidan, dokter

dan tenaga kesehatan lain yang menangani balita sakit dan bayi muda di fasilitas

pelayanan kesehatan dasar. Pelatihan pada petugas MTBS juga akan

mempengaruhi pada ketepatan pemberian dosis obat pada balita sakit. Petugas

yang mengikuti pelatihan in-service dengan alat bantu kerja dan kunjungan tindak

lanjut dengan umpan balik 4-6 minggu setelah pelatihan memiliki ketepatan

pemberian dosis yang baik serta memiliki kualitas pelayanan yang baik saat

Page 47: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

29

melaksanakan MTBS ( Joseph,et al, 2006).

Upaya pelatihan harus dapat memberikan pengalaman belajar yang baik

bagi petugas. Pelatihan dapat meyakinan bahwa, :

a. Dalam mempelajari sesuatu yang mereka yakini, pasti mengandung manfaat.

b. Proses belajar dapat memberikan keterampilan, dan apabila keterampilan

tersebut semakin sering dipraktikkan, akan semakin tinggi tingkat

keterampilannya.

c. Keterampilan yang dipraktikkan dengan baik akan mendapat imbalan yang

setimpal sebagai umpan balik.

d. Imbalan yang diperoleh dapat berasal dari berbagai sumber.

Tujuan dari pelatihan ini yaitu dihasilkannya petugas kesehatan yang

terampil menangani bayi dan balita sakit dengan menggunakan tatalaksana

MTBS. Sasaran utama pelatihan MTBS ini adalah perawat dan bidan, akan tetapi

dokter puskesmas pun perlu terlatih MTBS agar dapat melakukan supervisi

penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas.( Notoatmodjo,2010 )

2.1.3.9 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi kerja organisasi karena kepemimpinan merupakan

aktifitas yang utama agar tujuan organisasi tercapai. Kepemimpinan adalah

bagaimana mendapat sesuatu yang sudah ditetapkan dalam organisasi dengan

memanfaatkan orang lain. Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji

secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan

mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang

Page 48: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

30

direncanakan. ( Fahmi, 2014 ). Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya

lebih efektif, ia harus mampu :

a. Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak membaca

b. Memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap permasalahan organisasi. Ia

harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan kerja yang dapat

menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin.

c. Menggerakkan (memotivasi) stafnya agar mereka mampu melaksanakan tugas

pokok organisasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya dan

tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas.

Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin dalam mendorong

pembentukan organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era globalisasi

kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi tinggi,

dan kompetensi itu bisa diperoleh jika pemimpin tersebut telah memiliki

pengalaman dan pengetahuan maksimal. Seorang pemimpin memiliki pengaruh

besar dalam mendorong peningkatan kinerja karyawan. Peningkatan kualitas kerja

bawahan memiliki pengaruh pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan

pengharapan. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahanya untuk

memiliki kompetensi dalam bekerja. Dalam menerapkan prosedur MTBS

komitmen pemimpin atau kepemimpinan kepala puskesmas dapat berupa

perhatian yang diberikan terhadap pelaksanaan implementasi MTBS. Perhatian

tersebut dapat diwujudkan melalui pengarahan dan evaluasi MTBS.(Fahmi, 2014)

2.1.3.10 Alokasi dana

Tidak ada dana khusus untuk pelaksanaan MTBS di puskesmas, sehingga

Page 49: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

31

Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Departemen

Kesehatan RI berusaha mengalokasikan dana untuk memenuhi sarana MTBS.

Sudah dijelaskan kepada pihak puskesmas bahwa hal tersebut tidak dapat

berlangsung terus menerus sehingga diharapkan puskesmas dapat sedikit demi

sedikit memenuhi kebutuhan sarana penunjang MTBS. Sarana yang sudah

tersedia antara lain tenaga paramedis, dan medis terlatih, alat bantu hitung napas,

kartu nasehat ibu, pencatatan formulir serta obat-obatan. (Depkes RI,2008)

2.1.3.11 Supervisi

Supervisi dapat merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan dalam bentuk on the job training. Supervisi harus dilaksanakan

pada setiap tingkatan dan di semua pelaksana,karena dimanapun petugas bekerja

akan tetap memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang

mereka temukan. Suatu umpan balik tentang penampilan kerja mereka harus

selalu diberikan untuk meningkatkan kinerja petugas. Supervisor harus memantau

pengawasan, memahami pengaruh yang berkembang dan menggunakan sumber

daya serta wewenang mereka untuk mempromosikan pengawasan dan menghapus

hambatan untuk pengawasan ( Alexander,et al, 2010 ).

2.1.3.12 Evaluasi

Menurut WHO, evaluasi adalah suatu cara yang sistematis untuk

memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sekarang serta untuk

meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi secara seksama

alternatif-alternatif tindakan yang akan datang. Ini menyangkut analisa yang kritis

Page 50: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

32

mengenai berbagai aspek pengembangan dan pelaksanaan suatu program dan

kegiatan-kegiatan yang membentuk program itu, relevansinya, rumusannya,

efisiensinya dan efektivitasnya, biayanya dan penerimaannya oleh semua pihak

yang terlibat. Evaluasi ditujukan untuk megetahui sejauh mana kegiatan pogram

berjalan dengan baik dan apakah tujuan program telah tercapai serta faktor apa

saja yang perlu mendapat perhatian khusus dan perbaikan untuk pengembangan

program selanjutnya. ( Notoatmodjo,2010 )

Pada umumnya evaluasi dilaksanakan terhadap program-program

pembangunan kesehatan khususnya evaluasi/ penilaian terhadap pembangunan

kesehatan di tingkat kabupaten/ dati II, rumah sakit pemerintah dengan instrumen

stratifikasi rumah sakit atau akreditasi rumah sakit swasta serta penilaian terhadap

puskesmas dengan instrumen sratifikasi puskesmas.Menurut Mubarak (2009),

evaluasi merupakan kegiatan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan

yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun tujuan dari evaluasi antara lain

sebagai berikut :

1. Membantu perencanaan di masa yang akan datang.

2. Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya.

3. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program , baik dari segiteknis

maupun administratif yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan.

4. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah

dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.

5. Mendapatkan dukungan dari sponsor (pemerintah atau swasta), berupa

dukungan moral maupun material.

Page 51: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

33

6. Motivator, jika program berhasil , maka akan memberikan kepuasan dan rasa

bangga kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat lagi.

Informasi dari hasil evaluasi dapat memberi kesempatan untuk melakukan

analisis lebih lanjut tentang pola pelaksanaan suatu program. Hasilnya dapat

dijadikan bahan bagi perencanaan untuk memperbaiki rancangan dasar program

baru. Evaluasi juga dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana dan

mengapa program tertentu berhasil, sedangkan program lain tidak. Dalam

implementasi program MTBS di puskesmas, evaluasi dilakukan oleh kepala

puskesmas untuk mengetahui bagaimana penerapan program yang dilakukan oleh

petugas pelaksana MTBS. ( Notoatmodjo,2010 )

Page 52: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

34

2.2 KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Depkes RI (2008), Notoatmodjo ( 2010 )

Faktor Eksternal,

Fasilitas yaitu :

Ketersediaan

perlatan

Ketersediaan obat

Aloksi dana

Faktor Eksternal :

Kepemimpinan

Supervisi

Pelatihan yang

pernah dikuti

Masa kerja

Evaluasi

Faktor Internal :

Pengetahuan

Persepsi beban

kerja

Sikap

Motivasi Kerja

Implementasi Manajemen Terpadu

Balita Sakit ( MTBS ) di Puskesmas

Perilaku Kerja Petugas MTBS

Page 53: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 VARIBEL PENELITIAN

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat ( Sugiyono,2009). Variabel bebas

dalam penelitian ini yaitu, pengetahuan, pelatihan yang pernah diikuti, masa

kerja, persepsi beban kerja, sikap, motivasi kerja, kepemimpinan, ketersediaan

peralatan, ketersediaan obat, alokasi dana, supervisi dan evaluasi.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

Variabel Bebas :

Pengetahuan

Pelatihan yang pernah dikuti

Masa kerja

Persepsi beban kerja

Sikap

Motivasi Kerja

Kepemimpinan

Ketersediaan perlatan

Ketersediaan obat

Aloksi dana

Supervisi

Evaluasi

Variabel Terikat :

Implementasi Kegiatan

Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS) pada

Petugas Pelaksana

Page 54: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

36

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2009). Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada

petugas pelaksana.

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN

3.3.1 Hipotesis Mayor

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2 Hipotesis Minor

3.3.2.1 Faktor pengetahuan petugas MTBS memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.2 Faktor sikap petugas MTBS memiliki pengaruh dalam implementasi

MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2.3 Faktor motivasi petugas MTBS memiliki pengaruh dalam implementasi

MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2.4 Faktor masa kerja petugas MTBS memiliki pengaruh dalam implementasi

MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2.5 Faktor persepsi beban kerja petugas MTBS memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.6 Faktor ketersediaan peralatan pendukung kegiatan MTBS memiliki

Page 55: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

37

pengaruh dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2.7 Faktor ketersediaan obat memiliki pengaruh dalam implementasi MTBS

pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2.8 Faktor pelatihan yang diikuti petugas MTBS memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.9 Faktor kepemimpinan kepala Puskesmas memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.10 Faktor alokasi dana untuk MTBS memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.11 Faktor supervisi oleh Dinas Kesehatan memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

3.3.2.12 Faktor evaluasi oleh kepala Puskesmas memiliki pengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Page 56: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

38

3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

N

o

Variabel Definisi

Opersional

Teknik

Pengukura

n

Instrume

n

Kategori Skala

1 Pengetahua

n

Pemahaman

petugas

kesehatan

dalam

penatalaksanaa

n MTBS,

meliputi tujuan

MTBS, alur

MTBS,

klasifikasi dan

penilaian

MTBS.

Wawancar

a

Kuesione

r

1.Kurang

baik (Nilai

<56%)

2.Cukup

(Nilai

56%-76%

) 3.Baik

(Nilai

76%-

100%)

(Arikunto

2006

dalam A

Wawan

2011)

Ordinal

Page 57: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

39

2 Sikap Reaksi atau

respon petugas

dalam

penatalaksanaan

MTBS, meliputi

sikap petugas

terhadap praktik

MTBS dan sikap

petugas saat

penatalaksanaan

MTBS.

Wawancar

a

Kuesione

r

1.Cukup ,j

ika total

scoring <

rerata.

2.Baik,

jika total

scoring ≥

rerata.

(Novitasar

i,2014)

Ordinal

N

o

Variabel Definisi

Opersional

Teknik

Pengukura

n

Instrume

n

Kategori Skala

3 Motivasi

Kerja

Suatu dorongan

kerja yang

timbul pada diri

petugas

pemegang

program MTBS

untuk

menerapkan

MTBS guna

mencapai

indikator

keberhasilan

program MTBS

Wawancar

a

Kuesione

r

Kategori

diperoleh

dari

total

scoring

jawaban

responden

kemudian

dicari

rerata :

1. Rendah

: 16-37

2. Sedang:

38-59

3. Tinggi :

60-80

(Azwar,

2008

dalam

Agita

2011)

Ordinal

Page 58: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

40

4 Masa Kerja Lama

responden

bekerja sebagai

petugas MTB

di pusksmas.

Wawancar

a

Kuesione

r

1.Sedang,

jika masa

kerja 1-5

tahun

2.Lama,

jika masa

kerja lebih

dari

5tahun

(Carina,A

goestin I

W, 2013 )

Ordinal

N

o

Variabel Definisi

Opersional

Teknik

Pengukura

n

Instrume

n

Kategori Skala

5

Persepsi

Beban

Kerja

Interpretasi

petugas MTBS

terhadap

keseluruhan

tugas

dan pekerjaan

yang

menjadi

tanggung

jawab di

puskesmas.

Wawancar

a

Kuesione

r

Kategori

diperoleh

dari

total

scoring

jawaban

responden

kemudian

dicari

rerata :

1. Rendah

: 0-2

2. Sedang:

3-5

3. Tinggi :

6-8

(Azwar,

2008

dalam

Agita

2011)

Ordinal

Page 59: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

41

6 Ketersediaa

n Peralatan

Seluruh

peralatan yang

digunakan untuk

kegiatan MTBS,

yang terdiri atas:

formulir MTBS

dan Kartu

Nasihat ibu,

serta logistik

(peralatan dan

obat yang

mendukung

dalam kegiatan

pemeriksaan.

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Tidak

Lengkap,

jika skor <

rerata

2.

Lengkap,

jika skor ≥

rerata

(Irianto,

2007

dalam

Agita

2011)

Nomina

l

N

o

Variabel Definisi

Opersional

Teknik

Pengukura

n

Instrume

n

Kategori Skala

7 Ketersediaa

n Obat

Seluruh obat

yang

dibutuhkan

untuk

mendukug

pelaksanaan

MTBS di

puskesmas.

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Tidak

Lengkap,

jika skor <

rerata

2.

Lengkap,

jika skor

≥rerata

(Irianto,

2007

dalam

Agita

2011)

Nomina

l

Page 60: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

42

8 Pelatihan Pelatihan

merupakan

proses atau cara

yang perlu

diikuti oleh

petugas terlebih

dahulu sebelum

melaksanakan

suatu jenis

kegiatan MTBS

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Pernah,

jika nilai

yang

didapatkan

dari

kuesioner

=1

2. Belum

Pernah,

jika nilai

yang

didapatkan

dari

kuesioner

=0

Nomina

l

9 Kepemimpi

nan

Kemampuan

seseorang

Kepala

Puskesmas

untuk

memberikan

pengaruh

kepada

perubahan

perilaku staffnya

baik secara

langsung

maupun tidak,

agar kegiatan

organisasi

terebut dapat

berjalan dengan

baik.

Wawancar

a

Kuesione

r

1.Cukup,

jika total

scoring

jawaban <

rerata

2. Baik,

jika total

coring

jawaban ≥

rerata.

(Novitasar

i,2014)

Ordinal

N

o

Variabel Definisi

Opersional

Teknik

Pengukura

n

Instrume

n

Kategori Skala

10 Alokasi

Dana

Dana dari Dinas

Kesehatan yang

digunakan untuk

pelaksanaa

kegiatan MTBS

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Ada, jika

nilai yang

didapatkan

dari

kuesioner

=1

2. Tidak

ada, jika

nilai yang

didapatkan

dari

kuesioner

=0

Nomina

l

Page 61: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

43

11 Supervisi Ada tidaknya

pembinaan,

bimbingan dan

pengawasan

pro-gram MTBS

yang dilakukan

oleh Dinkes

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Rendah,

jika skor <

rerata

2. Tinggi,

jika skor

≥rerata

(Irianto,

2007

dalam

Agita

2011)

Ordinal

12 Evaluasi Ada tidaknya

penilaian hasil

pelaksanaan

kegiatan

Manajemen

Terpadu Balita

Sakit (MTBS)

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Rendah,

jika skor <

rerata

2. Tinggi,

jika skor

≥rerata

(Irianto,

2007

dalam

Agita

2011)

Ordinal

13 Penatalaksa

naan MTBS

Penerapan dan

pelaksanaan

Manajemen

Terpadu Balita

Sakit (MTBS)

oleh petugas

pelaksana di

puskesmas.

Wawancar

a

Kuesione

r

1. Rendah,

jika skor <

rerata.

2. Tinggi,

jika skor

≥rerata

(Irianto,

2007

dalam

Agita

2011)

Ordinal

3.5 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian penjelasan ( explanatory

research) karena bersifat menjelaskan pengaruh antara variabel-varabel penelitian

dengan pengujiaan hipotesis. Pendekatan yang digunakan yatu pendekatan cross

Page 62: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

44

sectional atau potong lintang.

3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.6.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono,2009).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh petugas pelaksana MTBS di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam hal ini sampel berkaitan

dengan kegiatan MTBS (Sugiyono,2009). Sampel dalam penelitian ini yaitu

petugas MTBS di puskesmas yang aktif menjalankan program MTBS di

Kabupaten Banjarnegara. Sampel dihitung dengan menggunakan rumus untuk

sampel tunggal dengan hipotesis proporsi suatu populasi (Sudigdo, 2006 )

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

{ √( ( )) √( ( )) ( ( ))}

( )

Keterangan :

n : besar sampel

Page 63: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

45

Z1-α/2 : 1,96 (jika α : 5%)

Z1-β : 1,64 (jika β : 5%)

p1 : Proporsi paparan pada kelompok terpapar (a/a+b)

p2 : Proporsi paparan pada kelompok tidak terpapar (c/c+d)

Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel minimal yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

{ √( ( )) √( ( )) ( ( ))}

( )

{ √( ) √( ) ( )}

( )

* +

Besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian yaitu sejumlah 47.

3.7 SUMBER DATA

Sumber data penelitian dalam penelitian ini di dapatkan dari data primer

Page 64: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

46

dan data sekunder.

3.7.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan sendiri oleh

peneliti dari responden selama penelitian. Data primer diperoleh dari hasil

observasi, dokumentasi, dan wawancara secara langsung dengan menggunakan

lembar kuesioner . Pengisian kuesioner dilakukan dengan metode wawancara

terhadap responden. Kuesioner berisi pertanyaan yang sudah terdapat alternatif

jawabannya.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari orang lain

yang dalam penelitian ini berasal dari instansi-instansi kesehatan yaitu dari

Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas

Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.

3.8 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA

3.8.1 Instrumen Penelitian

. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data berdasarkan pertanyaan dan

pernyataan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dan menjadi kendala

implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas di

Kabupaten Banjarnegara.

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian jika sudah

Page 65: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

47

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus di

uji coba ” trial” lapangan.

1) Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut benar-

benar mengukur apa yang diukur. Kuesioner diujikan pada petugas pemegang

program MTBS di 8 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten

Magelang,yaitu Puskesmas Secang I, Pusskesmas Secang II, Puskesmas

Mertoyudan I, Puskesmas Kota Mungkid, Puskesmas Mungkid, Puskesmas

Muntilan II, Puskesmas Bandongan, dan Puskesmas Kaliangkrik dimana di

wilayah kerja tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan wilayah

Kabupaten Banjarnegara yaitu memiliki angka kematian balita yang hampir sama

sebesar 13.88% tahun 2014. Uji validitas yang digunakan yaitu korelasi pearson

product moment sehingga akan diperoleh koefisien korelasi atau r hitung pada

setiap soal per variabel. Instrumen atau soal dinyatakan valid, jika koefisien

korelasi atau r hitung lebih besar dari r tabel. (Sugiyono,2009)

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program

SPSS versi 16.00, dimana hasil akhirnya (r hitung) dibandingkan dengan nilai r

tabel product moment pearson, dimana untuk uji validitas dengan N = 24 dan taraf

signifikansi 5% diketahui bahwa nilai r tabel = 0,404. Jika r hitung > r tabel =

0,404, maka butir atau variabel pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Dari hasil perhitungan uji validitas seluruh jumlah soal yang berjumlah 58

butir soal, yang terdiri dari 9 butir soal untuk variabel pengetahuan petugas, 8

butir soal untuk variabel sikap petugas, 13 butir soal untu variabel motivasi kerja

Page 66: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

48

petugas, 1 butir soal untuk variabel masa kerja petugas, 5 butir soal untuk variabel

persepsi beban kerja petugas, 5 butir soal untuk variabel ketersediaan peralatan

dan obat, 2 butir soal untuk variabel pelatihan MTBS yang diikuti oleh petugas, 7

butir soal untuk variabel kepemimpinan kepala puskesmas, 1 butir soal untuk

variabel alokasi dana, 2 butir soal untuk variabel supervisi oleh Dias Kesehatan , 2

butir soal untuk variabel evaluasi oleh Kepala Puskesmas, 3 butir soal untuk

variabel implementasi MTBS.

Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan melalui program SPSS versi

16.00 diperoleh hasil 53 butir soal dinyatakan valid, dan 5 butir soal tidak valid

Soal yang tidak valid terdiri dari 1 butir soal untuk variabel pengetahuan petugas,

2 butir soal utuk variabel sikap petugas, 1 butir soal untuk variabel motivasi kerja

petugas dan 1 butir soal untuk variabel kepemimpinan Kepala Puskemas.

Sehingga dilakukan uji validitas kembali yaitu dengan menghilangkan 5 butir

soal yang tidak valid tersebut, dan dilakukan perhitungan uji validitas terhadap 53

butir soal kembali. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dari 53 butir soal

tersebut dengan menggunakan program SPSS versi 16.00, maka diperoleh

koefisien korelasi (rxy ) atau r hitung untuk variabel pengetahuan petugas pada

butir soal no.1 = 0,407, soal no.2 = 0,602, soal no.3 = 0,589, soal no.4 = 0,506,

soal no.5 = 0,539, soal no.6= 0,411, soal no.7 = 0,548, soal no.8 = 0,555. Pada

variabel sikap petugas diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1

= 0,723, soal no.2 = 0,664, soal no.3 = 0,747, soal no.4 = 0,468, soal no.5 = 0,443,

dan soal no.6 = 0,739. Pada variabel motivasi kerja petugas diperoleh koefisien

korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,525, dan soal no.2 = 0,611. soal no.3 =

Page 67: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

49

0,610, soal no.4 = 0,507, soal no.5 = 0,610, soal no.6 = 0,545, soal no.7 = 0,610,

soal no.8 = 0,565, soal no.9 = 0,685, dan soal no.10 = 0,612, soal no.11 = 0,727,

soal no.12 = 0,431. Pada variabel masa kerja petugas diperoleh koefisien korelasi

(r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,612. Pada variabel persepsi beban kerja

petugas diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk buti soal no.1 = 0,628, soal

no.2 = 0,579, soal no.3 = 0,600, soal no.4 = 0,500, dan soal no.5 = 0,646. Pada

variabel ketersediaan peralatan MTBS diperoleh koefisien korelasi (r hitung)

untuk butir soal no.1 = 0,541, soal no.2 = 0,683, dan soal no.3 = 0,541.

Pada variabel ketersediaan obat untuk pelaksanaan MTBS diperoleh

koefisien korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,541, dan soal no.2 = 0,635.

Pada variabel pelatihan yang pernah diikuti petugas MTBS diperoleh koefisien

korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,426 dan soal no.2 = 0,426. Pada

variabel kepemimpinan kepala puskesmas diperoleh koefisien korelasi (r hitung)

untuk butir soal no.1 = 0,633, soal no.2 = 0,682, soal no.3 = 0,410, soal no.4 =

0,648, soal no.5 = 0,560, dan soal no.6 = 0,465. Pada variabel alokasi dana dari

Dinas Kesehatan diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 =

0,698. Pada variabel pelaksanaan supervisi MTBS oleh Dinas Kesehatan

diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,548, dan soal no.2

= 0,509. Pada variabel pelaksanaan evaluasi MTBS oleh kepala puskesmas

terhadap pelaksanaan MTBS diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk butir

soal no.1 = 0,413, dan soal no.2 = 0,547. Pada variabel implementasi MTBS

diperoleh koefisien korelasi (r hitung) untuk butir soal no.1 = 0,788, soal no.2 =

0,884, dan soal no.3 = 0,748. Sehingga semua butir soal yang berjumlah 54

Page 68: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

50

pertanyaan dinyatakan valid, karena koefisien korelasi (r xy ) atau r hitung lebih

besar dari r tabel = 0,404.

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan . Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama. Seperti halnya dengan uji validitas, untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian ini reliabel atau tidak maka digunakan program komputer. Adapun

tolak ukur untuk mempresentasikan derajat reliabilitas adalah dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach. Apabila pengujian reliabilitas dengan

metode Alpha, maka nilai r hitung diwakili oleh Alpha. Jika Alpha hitung lebih

besar daripada r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka instrumen penelitian

tersebut dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabiitas 53 pertanyaan diperoleh

nilai Alpha (r hitung) pada variabel pengetahuan petugas sebesar 0,812, pada

variabel sikap petugas sebesar 0,841, pada variabel motivasi kerja petugas sebesar

0,883, pada variabel masa kerj sebesar 0,756, pada variabel persepsi beban kerja

petugas sebesar 0,804, pada variabel ketersedian peralatan dan obat sebesar 0,791,

pada variabel pelatihan sebesar 0,542, pada variabel kepemimpinan Kepala

Puskesmas sebesar 0,805, pada variabel alokasi dana sebesar 0,820, pada variabel

supervisi dan evaluasi sebesar 0,716 dan pada variabel implementasi sebesar

0,896. Nilai Alpha (r hitung) seluruh variabel yang terdiri dari 53 pertanyaan

Page 69: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

51

lebih besar dari r tabel ( 0,404 ) sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.

3.8.2 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Wawancara

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan

menggunakan lembar kuesioner yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang

berhubungan dengan variabel penelitian yang harus dijawab responden.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data

pendukung dari kegiatan penelitian yang berupa visual, yaitu : foto kegiatan

penelitian.

3.9 PROSEDUR PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

3.9.1 Tahap Pra Penelitian

1. Memilih masalah yang akan diteliti berbasiskan data

2. Mengurus perijinan dan melaksanakan studi pendahulun ke lapangan

3. Menyusun rancangan penelitian

4. Melakukan uji coba kuesioner

3.9.2 Tahap Penelitian

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

2. Memasuki lapangan dan melaksanakan penelitian yaitu dengan mewawancarai

responden sesuai dengan kuesioner yang telah dibuat.

Page 70: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

52

3.9.3 Tahap Analisis data

Melakukan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

penyusunan laporan.

3.10 TEKNIK ANALISIS DATA

3.10.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengn langkah sebagai berikut :

1. Editing

Jawaban yang telah diberi kode dilakukan pengecekan ulang terhadap jawaban

responden, apabila ada kesalahan maka jawaban tersebut harus dicek ulang pada

responden.

2. Koding

Jawaban responden yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner,

selanjutnya diberi kode untuk memudahkan pengolahan data.

3. Entry Data

Kegiatan memasukan data dengan menggunakan program computer.

4. Tabulasi

Kegiatan mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang akan diteliti

guna memudahkan analisis data. Tabulasi data yang dilakukan meliputi variabel

faktor yang berhubungan dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS).

5. Penyajian data dalam bentuk tabel ditribusi frekuensi dan deskriptif.

3.10.2 Analisis Data

Page 71: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

53

3.10.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel

penelitian dalam bentuk tabel untuk memberikan gambaran umum hasil

penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi MTBS pada

petugas pelaksana di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

3.10.2.2 Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan

digeneralisasikan dalam populasi. Analisis melalui variabel-variabel yang

diteliti dengan melihat pengaruh antara satu variabel bebas dan terikat.

Analisis menggunakan uji statistic chi-square, bila tidak memenuhi syarat uji

chi-square maka menggunakan uji fisher. Dasar pengambilan keputusan yang

dipakai adalah berdasarkan probabilitas. Adapun kriteria hubungan

berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan dengan

nilai kemaknaan, sebagai berikut :

1. Jika p < 0,05 = Ho ditolak, artinya kedua variabel “ada

pengaruh/hubungan”.

2. Jika p ≥ 0,05 = Ho diterima, artinya kedua variabel “tidak ada pengaruh/

hubungan”.

Sedangkan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat, maka dipakai koefisien korelasi yang dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Page 72: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

54

0,00-0,199 Sangat Lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2009 :18

Page 73: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Banjarnegara secara astronomi terletak diantara 7º.12’-7º.31’

Lintang Selatan dan 109º.29’-109º.45’.50” Bujur Timur. Dibatasi oleh 4

kabupaten di sebelah utara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, sebelah

timur Kabupaten Wonosobo, sebelah selatan Kabupaten Kebumen, dan sebelah

barat Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banjarnegara

terletak pada jarak 120 km ke arah barat dari Ibu Kota Propinsi.

Dengan luas wilayah kurang lebih 1,069.71 Km2 atau 106.970,997 Ha atau

sekitar 3,29% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah (3,25 juta Ha). Secara

administratif Kabupaten Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan, 266 desa, dan

12 kelurahan. Daerah yang terluas adalah Kecamatan Punggelan dengan luas

108,84 Km2 atau sekitar 10,1% dari luas total wilayah kerja Banjarnegara.

Sedangkan Kecamatan Purworejo Klampok merupakan wilayah paling kecil yaitu

hanya seluas 21.87 Km2 atau sekitar 1,6%. Berdasarkan bentuk tata alam dan

penyebaran geografis digolongkan menjadi daerah relief bergelombang dan curam

pada bagian utara, relief datar pada bagian tengah, dan relief curam pada bagian

selatan.

Jumlah penduduk di Kabupaten Banjarnegara berdasarkan rekapitulasi

data tahun 2014 adalah 1.006.832 jiwa, meningkat 1,26% dari tahun 2013.

Seiring naiknya jumlah penduduk, jumlah rumah tangga juga mengalami kenaikan

pada tahun 2013 sebesar 264.527 menjadi 265.121 tahun 2014. Distribusi

Page 74: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

55

penduduk menurut jenis kelamin dan umur di Kabupaten Banjarnegara tahun

2014, dengan jumlah penduduk total sebesar 1.006.852 jiwa, terdiri dari 505.876

laki-laki dan 500.956 perempuan. Struktur penduduk Kabupaten Banjarnegara

menurut golongan umur tahun 2011-2014 dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Struktur Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut Golongan Umur

Tahun 2011-2014

Golongan Umur

(Th Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

<1 16.151 16.358 16.314 16.182

1 – 4 58.823 39.143 66.449 64.248

5 – 14 181.901 178.573 183. 052 169.306

15 – 44 455.391 429.522 414.832 428.580

45 – 64 211.380 220.735 226.195 241.258

65 ke atas 62.709 71.578 87.395 87.258

Total 987.355 980.298 994.237 1.006.832

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut

kelompok umur dibawah 15 tahun menurun dari tahun sebelumnya, kelompok

umur produktif yaitu 15 tahun – 44 tahun dan 45 tahun – 64 tahun mengalami

peningkatan, sedangkan penduduk dengan umur lebih dari 65 tahun mengalami

penurunan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Banjarnegara tahun 2014 sebesar

Page 75: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

56

941,23/km2. Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yaitu kepadatan penduduk 929,42/km2.

Dinas Kabupaten Banjarnegara memiliki wilayah kerja puskesmas dengan

jumlah 35 puskesmas. Sedangkan untuk lokasi penelitian berjumlah 16

puskesmas. Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian terdiri dari Puskesmas

Susukan I, Puskesmas Klampok I, Puskesmas Mandiraja I, Puskesmas

Purwanegara I, Puskesmas Purwanegara II, Puskesmas Bawang I, Puskesmas

Banjarnegara I, Puskesmas Banjaregara II, Puskesmas Punggelan I, Puskesmas

Rakit I, Puskesmas Rakit II, Puskemas Wanadadi I, Puskesmas Wanadadi II,

Puskesmas Bajarmangu I, Puskesmas Madukara I, dan Puskesmas Madukara II.

Responden dalam penelitian ini adalah petugas pelaksana program

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Petugas pelaksana MTBS dalam satu

puskesmas diambil tiga orang petugas dan satu puskesmas dengan dua orang

petugas, sehingga berjumlah 47 orang petugas pelaksana program Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi

frekuensi dan presentase dari masing-masing variabel. Analisis univariat

dilakukan terhadap tiap variabel-variabel yang meliputi pengetahuan, pelatihan

yang pernah diikuti, masa kerja, persepsi beban kerja, sikap, motivasi kerja,

kepemimpinan, ketersediaan peralatan, ketersediaan obat, alokasi dana, supervisi,

evaluasi, dan implementasi MTBS.

Page 76: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

57

4.2.1.1 Pengetahuan Petugas Pelaksana MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data pengetahuan petugas tentang Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

1

2

Cukup

Baik

8

39

17

83

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.2 yang dikelompokkan menurut pengetahuan petugas

pelaksana MTBS menunjukan jumlah responden yang memiliki tingkat

pengetahuan cukup sejumlah 8 orang (17%) dan responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik sejumlah 39 orang (83%).

4.2.1.2 Sikap Petugas Pelaksana MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data sikap petugas yang dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap

No Sikap Frekuensi Presentase (%)

1

2

Cukup

Baik

28

19

59.6

40.4

Jumlah 47 100

Page 77: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

58

Berdasarkan tabel 4.3 yang dikelompokkan menurut sikap petugas

pelaksana MTBS menunjukan jumlah responden yang memiliki sikap dengan

kategori cukup sejumlah 28 orang (59.6%) dan responden yag memiliki sikap

dengan kategori baikbaik sejumlah 19 orang (40.4%)

4.2.1.3 Motivasi Kerja Petugas Pelaksana MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data motivasi kerja petugas yang dapat dilihat pada

tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Motivasi Kerja

No Motivasi Kerja Frekuensi Presentase (%)

1

2

Sedang

Tinggi

1

46

2.1

97.9

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.4 yang dikelompokkan menurut motivasi kerja

petugas pelaksana MTBS menunjukan jumlah responden yang memiliki motivasi

kerja dengan kategori sedang sejumlah 1 orang (2.1%) dan responden yang

memiliki motivasi kerja dengan kategori tinggi sejumlah 46 orang (97.9%).

4.2.1.4 Masa kerja Petugas Pelaksana MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data masa kerja petugas pelaksana kegiatan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas Kabupaten Banjarnegara

yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Page 78: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

59

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi Presentase (%)

1

2

Sedang

Lama

26

21

55.3

44.7

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.5 yang dikelompokkan menurut masa kerja petugas

pelaksana MTBS menunjukan jumlah responden yang memiliki masa kerja

sedang sejumlah 26 orang (55.3%) dan responden yag memiliki masa kerja lama

sejumlah 21 orang (44.7%).

4.2.1.5 Persepsi Beban Kerja Pelaksana MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data persepsi beban kerja petugas yang dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Persepsi Beban Kerja

No Persepsi Beban

Kerja Frekuensi Presentase (%)

1

2

Tinggi

Rendah

20

27

42.6

57.4

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.6 yang dikelompokkan menurut persepsi beban kerja

petugas pelaksana MTBS menunjukan jumlah responden yang memiliki persepsi

beban kerja tinggi sejumlah 20 orang (42.6%) dan responden yang memiliki

persepsi beban kerja rendah sejumlah 27 orang (57.4%).

Page 79: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

60

4.1.2.6 Ketersediaan Peralatan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan

MTBS yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Menurut Ketersediaan Peralatan

No Ketersediaan

Peralatan Frekuensi Presentase (%)

1

2

Tidak Lengkap

Lengkap

12

35

25.5

74.5

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.7 yang dikelompokkan menurut ketersediaan

peralatan pendukung pelaksanaan MTBS menunjukan jumlah responden yang

menyatakan ketersediaan peralatan tidak lengkap di puskesmas tempat bekerja

sejumlah 12 orang (25.2%) dan responden yang menyatakan ketersediaan

peralatan di puskesmas tempat bekerja lengkap sejumlah 35 orang (74.5%).

4.1.2.7 Ketersediaan Obat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data ketersediaan obat pendukung pelaksanaan MTBS

yang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Menurut Ketersediaan Obat

No Ketersediaan Obat Frekuensi Presentase (%)

1

2

Tidak Lengkap

Lengkap

26

21

55.3

44.7

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.8 yang dikelompokkan menurut ketersediaan obat

Page 80: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

61

pendukung pelaksanaan MTBS menunjukan jumlah responden yang menyatakan

ketersediaan obat tidak lengkap di puskesmas tempat bekerja sejumlah 26 orang

(55.3%) dan responden yang menyatakan ketersediaan obat di puskesmas tempat

bekerja lengkap sejumlah 21 orang (44.7%).

4.1.2.8 Pelatihan yang pernah dikuti petugas MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data keikutsertaan pelatihan MTBS oleh petugas yang

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menurut Pelatihan

No Pelatihan Frekuensi Presentase (%)

1

2

Belum Pernah

Pernah

30

17

63.8

36.2

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.9 yang dikelompokkan menurut pernah tidaknya

mengikuti pelatihan tentang MTBS menunjukan jumlah responden yang belum

pernah mengikuti pelatihan sejumlah 3 orang (63.8%) dan responden yang pernah

mengikuti pelatihan sejumlah 17 orang (36.2%).

4.1.2.9 Kepemimpinan Kepala Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data kepemimpinan Kepala Puskesmas di masing -

masing puskesmas tempat penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut

ini :

Page 81: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

62

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Menurut Kepemimpinan Kepala Puskesmas

No Kepemimpinan Frekuensi Presentase (%)

1

2

Cukup

Baik

13

34

27.7

72.3

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.10 yang dikelompokkan menurut kepemimpinan

Kepala Puskesmas menunjukan jumlah responden yang menyatakan

kepemimpinan Kepala Puskesmas tempat bekerja dengan kategori cukup

sejumlah 13 orang (27.7%) dan responden yag menyatakan kepemimpinan Kepala

Puskesmas tempat bekerja dengan kategori baik sejumlah 34 orang (72.3%).

4.2.1.10 Alokasi Dana

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data alokasi dana dari Dinas Kesehatan yang dapat

dilihat pada Tabel 4. 11 berikut ini :

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Menurut Alokasi Dana

No Alokasi Dana Frekuensi Presentase (%)

1

2

Tidak Ada

Ada

39

8

83

17

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.11 yang dikelompokkan menurut ada tidaknya alokasi

dana pelaksanaan MTBS menunjukan jumlah responden yang menyatakan tidak

adanya alokasi dana sejumlah 39 orang (83%) dan responden yang menyatakan

adanya alokasi dana sejumlah 8 orang (17%).

Page 82: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

63

4.2.1.11 Supervisi oleh Dinas Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data pelaksanaan supervisi MTBS oleh Dinas Kesehatan

yang dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Menurut Supervisi Dinas Kesehatan

No Supervisi Frekuensi Presentase (%)

1

2

Rendah

Tinggi

17

30

36.2

63.8

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.12 yang dikelompokkan menurut supervisi oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten menunjukan jumlah responden yang menyatakan

supervisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dengan kategori rendah sejumlah 17

orang (36.2%) dan responden yang menyatakan supervisi oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten dengan kategori tinggi sejumlah 30 orang (63.8%).

4.2.1.12 Evaluasi oleh Kepala Puskemas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data pelaksanaan evaluasi MTBS oleh Kepala

Puskesmas yang dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Menurut Evaluasi Kepala Puskesmas

No Evaluasi Frekuensi Presentase (%)

1

2

Rendah

Tinggi

28

19

59.6

40.4

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.13 yang dikelompokkan menurut evaluasi

Page 83: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

64

pelaksanaan MTBS oleh Kepala Puskesmas menunjukan jumlah responden yang

menyatakan evaluasi oleh Kepala Puskesmas tempat bekerja dengan katgeori

rendah sejumlah 28 orang (59.6%) dan responden yang menyatakan evaluasi

Kepala Puskesmas tempat bekerja dengan kategori tinggi sejumlah 19 orang

(40.4%).

4.2.1.13 Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden, maka

dapat diperoleh distribusi data implementasi MTBS yang dapat dilihat pada tabel

4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Menurut Implementasi MTBS

No Implementasi

MTBS Frekuensi Presentase (%)

1

2

Rendah

Tinggi

29

18

61.7

38.3

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.14 yang dikelompokkan menurut implementasi

MTBS menunjukan jumlah responden yang menyatakan implementasi MTBS di

puskesmas rendah sejumlah 29 orang (61.7%) dan responden yang menyatakan

implementasi MTBS di puskesmas tinggi sejumlah 18 orang (38.3%).

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri.

Analisis bivariat diperoleh dari data pengetahuan responden, sikap responden,

Page 84: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

65

motivasi kerja responden, masa kerja responden, persepsi beban kerja reponden,

ketersediaan peralatan pendukung MTBS , ketersediaan obat pendukung

pelaksanaan MTBS, keikutsertaan pelatihan MTBS, kepemimpinan Kepala

Puskesmas, supervisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dan evaluasi

MTBS oleh Kepala Puskesmas yang dihubungkan dengan implementasi kegiatan

MTBS di puskesmas di Kabupaten Banjarnegera. Uji statistik yang digunakan

yaitu Chi-Square menggunakan program SPSS for windows release 16.

Berdasarkan perhitungan uji statistik, diperoleh hasil analisis bivariat sebagai

berikut :

4.2.2.1 Hubungan atara pengetahuan petugas pelaksana dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara pengetahuan petugas dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.15 sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dengan Implementasi MTBS

Pengetahuan

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

0,692

Rendah Tiinggi

Jumlah

%

Jumlah % Jumlah %

Cukup

Baik

6

23

75

59

2

16

25

41

8

39

100

100

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.15 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 6 orang (75%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 23

orang (59%) memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan dari 18 responden

dengan implementasi MTBS yang tinggi 2 orang (25%) memiliki pengetahuan

Page 85: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

66

yang cukup dan 16 orang (41%) memiliki pengetahuan yang baik.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,692 yang berarti > 0,05, sehingga

Ha ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara pengetahuan

petugas pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten

Banjarnegara

4.2.2.2 Hubungan atara sikap petugas pelaksana dengan implementasi MTBS

Hubungan antara sikap petugas dengan implementasi Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.16 sebagai berikut :

Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Implementasi MTBS

Sikap

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Cukup 22 78.6 6 21.4 28 100

0.01

0.388 Baik 7 36.8 12 63.2 19 100

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.16 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 22 orang (78.6%) memiliki sikap dengan kategori cukup dan

7 orang (36.8%) memiliki sikap dengan kategori baik. Sedangkan dari 18

responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 6 orang (21.4%) memiliki

sikap dengan kategori cukup dan 12 orang (63.2%) memiliki sikap dengan

kategori baik

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,01 yang berarti < 0,05, sehingga

Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan antara sikap petugas

pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten

Page 86: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

67

Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.388 menunjukkan hubungan yang

lemah antara sikap petugas pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di

puskesmas di Kabupaten Banjaregara.

4.2.2.3 Hubungan atara motivasi kerja petugas pelaksana dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara motivasi kerja petugas dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.17 sebagai

berikut :

Tabel 4.17 Hubungan Motivasi Kerja dengan Implementasi MTBS

Motivasi

Kerja

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

0.383

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Sedang

Tinggi

0

29

0

63

1

17

100

37

1

46

100

100

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.17 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah seluruhnya 29 orang (63%) memiliki motivasi kerja dengan

kategori tinggi. Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi MTBS yang

tinggi 1 orang (100%) memiliki motivasi kerja dengan kategori sedang dan 17

orang (37%) memiliki motivasi kerja dengan kategori tinggi.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p= 0,383 yang berarti > 0,05, sehingga Ha

ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara motivasi kerja

petugas pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Page 87: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

68

4.2.2.4 Hubungan atara masa kerja petugas pelaksana dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara masa kerja petugas dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.18 sebagai berikut :

Tabel 4.18 Hubungan Masa Kerja dengan Implementasi MTBS

Masa Kerja

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Sedang 22 84.6 4 15.4 26 100

0.001

0.464 Lama 7 33.3 14 66.7 21 100

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.18 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 22 orang (84.6%) memiliki masa kerja dengan kategori

sedang dan 7 orang (33.3%) memiliki masa kerja dengan kategori lama.

Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 4 orang

(15.4%) memiliki masa kerja dengan kategori sedang dan 14 orang (66.7%)

memiliki masa kerja dengan kategori lama.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p= 0,001 yang berarti < 0,05, sehingga Ha

diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan antara masa kerja petugas

pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.464 menunjukkan hubungan yang

cukup kuat antara masa kerja petugas pelaksana MTBS dengan implementasi

MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 88: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

69

4.2.2.5 Hubungan atara persepsi beban kerja petugas pelaksana dengan

implementasi MTBS

Hubungan antara persepsi beban kerja petugas dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.19 sebagai

berikut :

Tabel 4.19 Hubungan Persepsi Beban Kerja dengan Implementasi MTBS

Persepsi

Beban

Kerja

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Tinggi

Rendah

13

16

65

59.3

7

11

35

40.7

20

27

100

100

0.923

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.19 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 13 orang (65%) memiliki persepsi beban kerja dengan

kategori tinggi dan 16 orang (59.3%) memiiki persepsi beban kerja dengan

kategori rendah . Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi MTBS yang

tinggi 7 orang (35%) memiliki persepsi beban kerja dengan kategori tinggi dan 11

orang (40.7%) memiliki persepsi beban kerja dengan kategori rendah.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0.923 yang berarti > 0,05,

sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara

persepsi beban kerja petugas pelaksana MTBS dengan implementasi MTBS di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

4.2.2.6 Hubungan atara ketersediaan peralatan pendukung dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS

Page 89: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

70

dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat

dalam tabel 4.20 sebagai berikut :

Tabel 4.20 Hubungan Ketersediaan Peralatan dengan Implemntasi MTBS

Ketersediaan

Peralatan

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Tidak

Lengkap

Lengkap

6

23

50

65.7

6

12

50

34.3

12

35

100

100

0.493

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.20 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 6 orang (50%) menyatakan ketersediaan peralatan

pendukung pelaksanaan MTBS tidak lengkap dan 23 orang (65.7%) menyatakan

ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS lengkap . Sedangkan dari

18 responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 6 orang (50%) menyatakan

ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS tidak lengkap dan 12 orang

(34.3%) menyatakan ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS

lengkap.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0.493 yang berarti > 0,05,

sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara

ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS dengan implementasi

MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

4.2.2.7 Hubungan atara ketersediaan obat dengan implementasi MTBS

Hubungan antara ketersediaan obat pendukung pelaksanaan MTBS

Page 90: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

71

dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat

dalam tabel 4.21 sebagai berikut :

Tabel 4.21 Hubungan Ketersediaan Obat dengan Implemntasi MTBS

Ketersediaan

Obat

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Tidak

Lengkap

Lengkap

20

9

76.9

42.9

6

12

23.1

57.1

26

21

100

100

0.037

0.329

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.21 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 20 orang (76.9%) menyatakan ketersediaan obat pendukung

pelaksanaan MTBS tidak lengkap dan 9 orang (42.9%) menyatakan ketersediaan

obat pendukung pelaksanaan MTBS lengkap. Sedangkan dari 18 responden

dengan implementasi MTBS yang tinggi 6 orang (23.1%) menyatakan

ketersediaan obat pendukung pelaksanaan MTBS tidak lengkap dan 12 orang

(57.1%) menyatakan ketersediaan obat pendukung pelaksanaan MTBS lengkap.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,037 yang berarti < 0,05,

sehingga Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan ketersediaan

obat pendukung pelaksanaan MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas

Kabupaten Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.329 menunjukkan

hubungan yang lemah antara ketersediaan obat pendukung pelaksnaan MTBS

dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 91: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

72

4.2.2.8 Hubungan atara pelatihan dengan implementasi MTBS

Hubungan antara keikutsertaan pelatihan MTBS oleh petugas dengan

implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel

4.22 sebagai berikut :

Tabel 4.22 Hubungan Pelatihan dengan Implemntasi MTBS

Pelatihan

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Belum

Pernah

Pernah

24

5

80

29.4

6

12

20

70.6

30

17

100

100

0.002

0.447

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.22 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 24 orang (80%) menyatakan belum pernah mengikuti

pelatihan dan 5 orang (29.4%) menyatakan pernah mengikuti pelatihan.

Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 6 orang

(20%) menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan dan 12 orang (70.6%)

menyatakan pernah mengikuti pelatihan.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,002 yang berarti < 0,05, sehingga

Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan antara keikutsertaan

pelatihan MTBS oleh petugas dengan implementasi MTBS di puskesmas

Kabupaten Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.447 menunjukkan

hubungan yang cukup kuat antara pelatihan yang pernah diikuti dengan

implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 92: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

73

4.2.2.9 Hubungan atara kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara kepemimpinan kepala puskesmas dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.23 sebagai

berikut :

Tabel 4.23 Hubungan Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Implementasi

MTBS

Kepemimpinan

Kepala

Puskesmas

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Cukup

Baik

7

22

53.8

64.7

6

12

46.2

35.3

13

34

100

100

0.521

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.23 menunjukan bahwa dari bahwa dari 29 responden dengan

implementasi MTBS yang rendah 7 orang (53.8%) menyatakan kepemimpinan

Kepala Puskesmas dengan kategori cukup dan 22 orang (64.7%) menyatakan

kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan kategori baik . Sedangkan dari 18

responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 6 orang (46.2%) menyatakan

kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan kategori cukup dan 12 orang (35.3%)

menyatakan kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan kategori baik.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0.521 yang berarti > 0,05,

sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara

kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan implementasi MTBS di puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

Page 93: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

74

4.2.2.10 Hubungan atara alokasi dana dengan implementasi MTBS

Hubungan antara alokasi dana dari dinas kesehatan dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat dalam tabel 4.24 sebagai

berikut :

Tabel 4.24 Hubungan Alokasi Dana dengan Implemntasi MTBS

Alokasi

Dana

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC

Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Tidak Ada

Ada

27

2

69.2

25

12

6

30.8

75

39

8

100

100

0.041

0.324

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.24 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 27 orang (69.2%) menyatakan tidak ada alokasi dana untuk

MTBS dan 2 orang (25%) menyatakan ada alokasi dana untuk MTBS. Sedangkan

dari 18 responden dengan implementasi MTBS yang tinggi 12 orang (30.8%)

menyatakan tidak ada alokasi dana untukk MTBS dan 6 orang (75%) menyatakan

ada alokasi dana untuk MTBS.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p= 0,041 yang berarti < 0,05, sehingga Ha

diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan antara alokasi dana untuk

pelaksanaan MTBS dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.324 menunjukkan hubungan yang

lemah antara alokasi dana untuk pelaksanaan MTBS dengan implementasi

MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 94: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

75

4.2.2.11 Hubungan atara supervisi oleh Dinas Kesehatan dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara pelaksanaan supervisi MTBS oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat

dilihat dalam tabel 4.25 sebagai berikut :

Tabel 4.25 Hubungan Supervisi dengan Implementasi MTBS

Alokasi Dana

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

Rendah Tinggi

Jumlah

%

Jumlah % Jumlah %

Rendah

Tinggi

12

17

57.1

65.4

9

9

42.9

36.7

21

30

100

100

0.782

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.25 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 12 orang (57.1%) menyatakan supervisi oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten rendah dan 17 orang (65.4%) menyatakan supervisi oleh

Dinas Kesehatan tinggi . Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi

MTBS yang tinggi 9 orang (42.9%) menyatakan supervisi oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten rendah dan 9 orang (34.6%) menyatakan supervisi oleh Dinas

Kesehatan tinggi.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0.782 yang berarti > 0,05,

sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui tidak ada hubungan antara

supervisi oleh Dinaas Kesehatan Kabupaten dengan implementasi MTBS di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 95: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

76

4.2.2.12 Hubungan atara evaluasi oleh Kepala Puskesmas dengan implementasi

MTBS

Hubungan antara pelaksanaan evaluasi MTBS oleh Kepala Puskesmas

dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat dilihat

dalam tabel 4.26 sebagai berikut :

Tabel 4.26 Hubungan Evaluasi dengan Implementasi MTBS

Evaluasi

Implementasi MTBS Total

Nilai

P

CC Rendah Tiinggi

Jumlah

% Jumlah % Jumlah %

Rendah

Tinggi

22

7

78.6

36.8

6

12

21.4

63.2

28

19

100

100

0. 01

0.388

Jumlah 29 61.7 18 38.3 47 100

Tabel 4.26 menunjukan bahwa dari 29 responden dengan implementasi

MTBS yang rendah 22 orang (78.6%) menyatakan evaluasi oleh Kepala

Puskesmas rendah dan 7 orang (36.8%) menyatakan evaluasi oleh Kepala

Puskesmas tinggi. Sedangkan dari 18 responden dengan implementasi MTBS

yang tinggi 6 orang (21.4%) menyatakan evaluasi oleh Kepala Puskesmas rendah

dan 12 orang (63.2%) menyatakan evaluasi oleh Kepala Puskesmas tinggi.

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,01 yang berarti < 0,05, sehingga

Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui ada hubungan antara evaluasi

program MTBS oleh Kepala Puskesmas dengan implementasi MTBS di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Koefisien Kontingensi (CC) = 0.388

menunjukkan hubungan yang lemah antara evaluasi program MTBS oleh Kepala

Puskesmas dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Page 96: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

77

4.2.2.13 Rangkuman Analisis Bivariat antara Variabel Bebas dengan

Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Hasil keseluruhan analisis bivariat antara variabel bebas dan variabel

terikat menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat dilihat dalam tabel 4.27

sebagai berikut :

Tabel 4.27 Rangkuman Analisis Bivariat

Variabel Bebas p value CC Keterangan

Pengetahuan Petugas 0,692 0.123 Tidak Ada Hubungan

Sikap Petugas 0.010 0.388 Ada Hubungan

Motivasi Kerja

Petugas 0.383 0.184 Tidak Ada Hubungan

Masa Kerja Petugas 0.001 0.464 Ada Hubungan

Persepsi Beban Kerja

Petugas 0.923 0.058 Tidak Ada Hubungan

Ketersediaan

Peralatan 0.493 0.140 Tidak Ada Hubungan

Ketersediaan Obat 0.037 0.329 Ada Hubungan

Pelatihan MTBS 0.002 0.447 Ada Hubungan

Kepemimpinan

Kepala Puskesmas 0.521 0.099 Tidak Ada Hubungan

Alokasi Dana 0.041 0.324 Ada Hubungan

Supervisi oleh Dinkes 0.782 0.084 Tidak Ada Hubungan

Evaluasi oleh Kepala

Puskesmas 0.010 0.388 Ada Hubungan

Berdasarkan tabel 4.27 dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang

berhubungan atau berpengaruh dengan implementasi MTBS yaitu sikap petugas,

masa kerja petugas, ketersediaan obat, pelatihan MTBS, alokasi dana dan evaluasi

oleh Kepala Puskesmas. Variabel bebas yang tidak berhubungan atau tidak

berpengaruh dengan implementasi MTBS yaitu pengetahuan petugas, motivasi

Page 97: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

78

kerja petugas, persepsi beban kerja petugas, ketersediaan peralatan,

kepemimpinan Kepala Puskesmas dan supervisi oleh Dinas Kesehatan.

Berdasarkan kerangka teori dapat dikatakan bahwa faktor internal yang

berpengaruh terhadap implementasi MTBS yaitu sikap petugas. Sedangkan faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap implementasi MTBS yaitu pelatihan yang

pernah diikuti, masa kerja, evaluasi oleh Kepala Puskesmas, dan fasilitas yang

terdiri dari ketersediaan obat serta alokasi dana.

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan atau keeratan pengaruh

antara variabel bebas dan variabel terikat, digunakan koefisien kontingensi (CC).

Nilai CC dari yang terkecil sampai terbesar menunjukkan hubungan lemah sampai

hubungan yang kuat. Variabel bebas yang memiliki hubungan atau pengaruh

lemah dengan implementasi MTBS yaitu sikap petugas, ketersediaan obat, alokasi

dana dan evaluasi oleh Kepala Puskesmas. Sedangkan variabel yang memiliki

hubungan atau pengaruh cukup kuat dengan implementasi MTBS yaitu masa

kerja petugas dan pelatihan MTBS.

Page 98: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

79

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Hubungan Antara Pengetahuan Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pengetahuan petugas pelaksana MTBS dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini

didasarkan pada hasil uji Fisher diperoleh nilai p value = 0,692. Nilai p value

lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan bahwa variabel pengetahuan

petugas tidak berpengaruh dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hasil penelitian ini sejalan dengan

(Novitasari, 2014) dimana hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan

yang bermakna antara variabel yang diuji, yaitu pengetahuan dengan perilaku

petugas kesehatan dalam penatalaksanaan MTBS diare p = 0.968.

Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2010). Adanya variasi pengetahuan menunjukkan pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: tingkat pendidikan,

informasi, budaya pengalaman, dan sosial ekonomi. Tidak adanya

hubungan/pengaruh antara pengetahuan dengan implementasi MTBS disebabkan

pengetahuan tidak selalu merubah pola pikir dan perilaku seseorang.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan ( Sri Hastuti, 2010) yang

menyatakan bahwa pengetahuan petugas kesehatan dalam penatalaksanaan

Page 99: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

80

MTBS diare sudah baik, pengetahuan ditekankan pada pemahaman bahwa metode

MTBS merupakan penatalaksanaan yang terintegrasi dengan program lain dan

dapat mempunyai lebih dari satu masalah penyakit . Hal ini berarti semakin tinggi

pengetahuan seseorang tentang materi MTBS akan semakin mudah dalam

menerapkan MTBS sesuai standar.

5.1.2 Hubungan Antara Sikap Petugas Pelaksana dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

sikap petugas pelaksana MTBS dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini didasarkan

pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0, 01. Nilai p value kurang

dari 0,05 sehingga Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel sikap

petugas berpengaruh dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana. Nilai

koefisien kontingensi diperoleh 0.388, yang berarti variabel sikap petugas

memiliki pengaruh yang lemah dalam implementasi MTBS di puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Agita M, 2010) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara sikap petugas dengan implementasi MTBS. Sikap

merupakan kesiapan bereaksi terhadap objek, terdiri dari berbagai tingkatan yaitu

menerima,,menghargai dan bertanggungjawab. (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan

penelitian (Mudrik, 2014) sikap memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja

petugas dalam pencapaian kegiatan MTBS di Puskesmas Kabupaten Halmahera

Selatan dengan nilai p=0.042. Hal ini menunjukan bahwa semakin positif sikap

Page 100: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

81

petugas maka semakin berpeluang untuk tercapainya kinerja atau sebaliknya

semakin negatif sikap petugas maka berpeluang untuk tidak tercapainya kinerja.

5.1.3 Hubungan Antara Motivasi Kerja Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara motivasi kerja petugas pelaksana MTBS dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini

didasarkan pada hasil uji Fisher diperoleh nilai p value = 0,383. Nilai p value

lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan bahwa variabel motivasi

kerja petugas tidak berpengaruh dalam implementasi MTBS di puskesmas

Kabupaten Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Agita M (2010) menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja petugas dengan implementasi

MTBS. Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan, dan sangat terkait dengan produktivitas

(Fahmi,2014 ). Oleh karena itu, untuk dapat menunjang program MTBS secara

baik, responden harus tetap dapat menumbuhkan akan pentingnya motivasi kerja.

Hal ini dikarenakan motivasi kerja dapat mengarahkan kepada perilaku yang

merefleksikan kinerja seseorang dalam suatu organisasi. Sehingga semakin baik

motivasi kerja seorang petugas, maka diharapkan semakin baik pula kinerja

petugas dalam menerapkan penatalaksanaan terhadap balita sakit dengan

melakukan pemeriksaan yang menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS).

Page 101: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

82

5.1.4 Hubungan Antara Masa Kerja Petugas Pelaksana dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

masa kerja petugas pelaksana MTBS dengan implementasi Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Semakin lama masa

kerja seseorang maka dalam menjalankan tugas sebagai pelaksana MTBS semakin

baik. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,

001. Nilai p value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai koefisien

kontingensi diperoleh 0.464, yang berarti variabel masa kerja petugas memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Tri Handayani (2012) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara masa kerja petugas dengan kinerja

petugas MTBS di puskesmas Kabupaten Kulon Progo. Hasil ini juga sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson (1996) yang menyatakan bahwa

masa kerja atau pengalaman akan mempengaruhi kinerja seseorang. Masa kerja

menjadi dasar pemikiran yang baik dan menunjukan hubungan yang positif

terhadap produktifitas karyawan. Semakin lama masa kerja seorang karyawan,

maka pengalaman yang dimiliki juga semakin matang. Masa kerja yang pendek

dan lama memiliki pengaruh terhadap pengalaman seorang karyawan. Dengan

pengalaman yang matang, karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih

baik dibandingkan karyawan dengan pengalaman yang kurang. (Fahmi,2014 )

Page 102: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

83

5.1.5 Hubungan Antara Persepsi Beban Kerja Petugas Pelaksana dengan

Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara persepsi beban kerja petugas pelaksana MTBS dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p

value = 0,923. Nilai p value lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan

bahwa variabel persepsi beban kerja petugas tidak berpengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Mudrik, 2014) yang menyatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas dalam

pencapaian kegiatan MTBS di Puskesmas Kabupaten Halmahera Selatan.

Persepsi beban kerja tidak berpengaruh atau memiliki hubungan dengn

implementasi MTBS kemungkinan dikarenakan persepsi seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu psikologi, keluarga, dan kebudayaan

(Thoha, 2012 ). Hal ini sejalan dengan penelitian (Faridah, 2009) yang

menyatakan bahwa seseorang dengan persepsi beban kerja yang baik akan

cenderung mempunyai motivasi kerja yang baik.

5.1.6 Hubungan Antara Ketersediaan Peralatan Pendukung dengan

Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara ketersediaan peralatan pendukung pelaksanaan MTBS dengan

Page 103: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

84

implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value

= 0,493 . Nilai p value lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan

bahwa variabel ketersediaan peralatan penduung tidak berpengaruh dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Agita M (2010) menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan antara ketersediaan perlaatan pendukung dengan

implementasi MTBS. Dimana sumber daya atau sarana untuk kegiatan MTBS

bukan merupakan barang atau alat bantu, karena sudah tercakup dalam sarana

esensial Puskesmas, kecuali untuk formulir tatalaksana MTBS dan Kartu Nasehat

Ibu (KNI) yang memerlukan penggandaan secara khusus. Menurut pendapat Azrul

Azwar yang menyatakan bahwa sarana (alat) merupakan suatu unsur dari

organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Sarana termasuk dalam salah satu unsur

dalam pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mencapai penyelenggaraan

pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, agar pelayanan menjadi bermutu maka

persyaratan ketersediaan sarana prasarana harus tetap terpenuhi.

Variabel ketersediaan peralatan tidak berpengaruh dalam implementasi

MTBS terjadi karena, sarana pendukung MTBS dimanfaatkan secara maksimal

oleh petugas untuk mendukung pemeriksaan yang dilakukan agar mendapatkan

hasil yang akurat. Sarana yang dimaksudkan disini adalah semua sarana dan

prasarana yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan kegiatan

Manajemen Terpadu Balita Sakit, yang terdiri atas : ruang MTBS, formulir

Page 104: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

85

MTBS dan kartu nasihat ibu, serta logistik (peralatan yang mendukung dalam

kegiatan pemeriksaan MTBS pada balita sakit, yang meliputi : thermometer,

stetoskop, dan timer ISPA atau arloji). Sarana tersebut hampir sama dengan sarana

yang dibutuhkan pada puskesmas atau poli pongobatan pada umumnya.

5.1.7 Hubungan Antara Ketersediaan Obat Pendukung dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

ketersediaan obat pendukung pelaksanaan MTBS dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas

Kabupaten Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh

nilai p value = 0, 037 . Nilai p value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai

koefisien kontingensi diperoleh 0.329, yang berarti variabel ketersediaan obat

memiliki pengaruh yang lemah dalam implementasi MTBS pada peugas

pelaksana di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan ( Firdaus, 2013 ) yang menyatakan

bahwa ketersediaan fasilitas pendukung MTBS menjadi salah satu faktor dalam

implementasi MTBS di Kabupaten Pasuruan. Belum semua puskesmas memiliki

sarana pendukung seperti ketersediaan obat – obatan sehingga program MTBS

berjalan tidak maksimal. Sering terjadi kekurangan beberapa jenis obat yang

dibutuhkan oleh balita sakit. Obat-obatan yang digunakan dalam penanganan

balita sakit adalah obat yang sudah lazim ada dan telah termasuk dalam Daftar

Obat Esensial Nasional (DOEN) ( Depkes RI, 2008 )

Page 105: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

86

5.1.8 Hubungan Antara Pelatihan Yang Pernah Diikuti dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pelatihan yang pernah diikuti tentang MTBS dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p

value = 0, 002 . Nilai p value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai

koefisien kontingensi diperoleh 0.447, yang berarti variabel pelatihan MTBS

yang pernah diikuti petugas memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Agita M, 2010) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara pelatihan yang pernah diikuti dengan

implementasi MTBS di puskesmas Kota Semarang. Penelitian (Firdaus, 2013)

juga menyatakan bahwa pelatihan merupakan faktor dalam implementasi MTBS

di puskesmas wilayah Kabupaten Pasuruan, dimana belum semua petugas

mendapatkan pelatihan MTBS.

Menurut ( Notoatmodjo,2010) pelatihan merupakan suatu kegiatan

peningkatan kemampuan karyawan dalam suatu institusi sehingga akan

menghasilkan perubahan perilaku pegawai/karyawan. Tujuan dari pelatihan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yaitu dihasilkannya petugas kesehatan

yang terampil menangani bayi dan balita sakit dengan menggunakan tatalaksana

MTBS. Sasaran utama pelatihan MTBS ini adalah perawat dan bidan, akan tetapi

Page 106: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

87

dokter puskesmas pun perlu terlatih MTBS agar dapat melakukan supervisi

penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas.

5.1.9 Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan

Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan implementasi Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini

didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,521 . Nilai p

value lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan bahwa variabel

kepemimpinan Kepala Puskesmas tidak berpengaruh dalam implementasi MTBS

pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas yang utama agar

tujuan organisasi tercapai ( Fahmi, 2014 ). Begitu juga dalam implementasi

program, kepemimpinan yang baik akan mendukung tercapainya tujuan dari

program tersebut. Tidak adanya hubungan atau pengaruh kepemimpinan dengan

implementasi MTBS dikarenakan kepemimpinan Kepala Puskesmas sudah baik,

hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian dimana 72.3% responden menyatakan

kepemimpinan Kepala Puskesmas baik. Sehingga variabel kepemimpinan tidak

menjadi kendala dalam implementasi MTBS. Menurut (Fahmi, 2014) seorang

pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja

karyawan. Peningkatan kualitas kerja bawahan memiliki pengaruh pada

penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan.

Page 107: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

88

5.1.10 Hubungan Antara Alokasi Dana dengan Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

alokasi dana MTBS dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini

didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0, 041 . Nilai p

value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai koefisien kontingensi

diperoleh 0.324, yang berarti variabel alokasi dana memiliki pengaruh yang lemah

dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Firdaus, 2013) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara alokasi dana dengan implementasi MTBS di

puskesmas Kabupaten Pasuruan. Belum adanya alokasi dana yang cukup serta

keterlambatan pancairan dana menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

implementasi MTBS sehingga puskesmas sementara menggunakan dana swadaya

untuk pelaksanaan MTBS. Depkes RI (2008) juga menyatkan bahwa tidak ada

dana khusus untuk pelaksanaan MTBS di puskesmas, Depkes hanya menyediakan

sarana antara lain tenaga paramedis, dan medis terlatih, alat bantu hitung napas,

kartu nasehat ibu, pencatatan formulir serta obat-obatan.

5.1.11 Hubungan Antara Supervisi Dinas Kesehatan dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara supervisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dengan implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas

Page 108: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

89

Kabupaten Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh

nilai p value = 0,782 . Nilai p value lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat

dikatakan bahwa variabel supervisi oleh Dinas Kesehatan tidak berpengaruh

dalam implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Sugi Purwati ,2010) yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara supervisi Dinas Kesehatan

dengan kinerja petugas pelaksana pelayanan program MTBS di Kabupaten

Banyumas. Supervisi merupakan hal yang penting dalam implementasi suatu

program, dengan adanya supervisi yang baik maka program dapat terpantau rutin,

sehingga dapat berjalan optimal dan mencapai tujuan. Tidak adanya pengaruh

supervisi terhadap implementasi MTBS dikarenakan aktifitas supervisi oleh Dias

Kesehatan Kabupaten Banjarngera sudah baik, hal ini ditunjukkan dari hasil

penelitian dimana 63.8 % responden menyatakan bahwa supervisi termasuk

dalam kategori tinggi. Dalam supervisi seorang supervisor harus memantau

pengawasan, memahami pengaruh yang berkembang dan menggunakan sumber

daya serta wewenang mereka untuk mempromosikan pengawasan dan menghapus

hambatan untuk pengawasan (Alexander,et al, 2010).

5.1.11 Hubungan Antara Evaluasi Kepala Puskesmas dengan Implementasi

MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

evaluasi oleh Kepala Puskesmas dengan implementasi Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten

Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value

Page 109: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

90

= 0, 01 . Nilai p value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai koefisien

kontingensi diperoleh 0.388, yang berarti variabel evaluasi oleh Kepala

Puskesmas memiliki pengaruh yang lemah dalam implementasi MTBS di

puskesmas Kabupaten Banjarnegara.

` Hasil penelitian ini sejalan dengan Agita M (2010) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara evaluasi oleh Kepala Puskesmas dengan implementasi

MTBS . Kepala puskesmas memegang peranan yang sangat penting dalam rangka

evaluasi pelaksanaan tatalaksana pemeriksaan terhadap balita sakit dengan

menggunakan pendekatan MTBS, hal itu dikarenakan Kepala Puskesmaslah yang

berhubungan langsung dengan petugas pelaksana. Evaluasi ini menyimpulkan

bahwa pelaksanaan MTBS telah berjalan bergantung pada petugas yang sudah

pernah dilatih. Kinerja petugas dalam pemeriksaan proses MTBS meliputi

kelengkapan pengisian formulir tatalaksana MTBS dan pembuatan klasifikasi

keluhan pada balita yang sakit.

5.2 Kelemahan/Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Hambatan Penelitian

Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi MTBS

pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara, tidak selalu

berjalan dengan lancar. Adapun kendala yang dihadapi yaitu, Peneliti mengalami

kesulitan dalam mencari alamat tempat penelitian karena luasnya wilayah

penelitian sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.

5.2.2 Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan adanya kerjasama, keseriusan maupun

Page 110: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

91

kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan. Sehingga memungkinkan

terjadinya bias dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan, responden yang

diteliti adalah petugas kesehatan, sehingga jawaban yang didapat cenderung

bersifat subyektif, karena dipengaruhi oleh ingatan, pengetahuan, dan sosial

responden saat wawancara dilaksanakan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk beberapa variabel ,

cenderung mempunyai pilihan alternatif jawaban yang hampir senada (mirip/

sama), sehingga dalam uji validitas keseluruhan soal terdapat 5 butir soal yang

tidak valid. Selain itu desain/ rancangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode crossectional, dimana data variabel bebas dan terikat diambil

bersamaan selama penelitian berlangsung. Sehingga hasil yang diperoleh hanya

mencerminkan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam

jangka waktu tersebut saja.

Page 111: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

92

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi

implementasi MTBS pada petugas pelaksana di puskesmas Kabupaten

Banjarnegara dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor yang mempengaruhi implementasi MTBS pada petugas pelaksana di

Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor sikap, masa kerja, pelatihan

yang pernah diikuti tentang MTBS, ketersediaan obat, alokasi dana dan evaluasi

oleh Kepala Puskesmas.

2. Faktor yang tidak mempengaruhi implementasi MTBS pada petugas pelaksana

di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor pengetahuan, motivasi

kerja, persepsi beban kerja, ketersediaan peralatan, kepemimpinan Kepala

Puskesmas, dan supervisi oleh Dinas Kesehhatan Kabupaten.

6.2 SARAN

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat

diberikan antara lain :

6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara

Perlunya peningkatan pengawasan terhadap kelengkapan fasilitas

pendukung pelaksanaan MTBS seperti ketersediaan obat, sehingga tidak terjadi

kekurangan atau ketidaklengkapan obat pendukung pelaksanaan MTBS. Serta

perlunya diadakan pelatihan bagi petugas yang belum pernah mengikuti dan

Page 112: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

93

mendapatkan pelatihan agar petugas dapat meningkatkan prestasi kerjanya dalam

implementasi MTBS.

6.2.2 Bagi Puskesmas

Diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

balita atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kepala Puskesmas perlu

meningkatkan evaluasi program yang berjalan khususnya MTBS. Sedangkan bagi

petugas pelaksana diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerjanya

agar dapat memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan pedoman MTBS.

Page 113: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

94

DAFTAR PUSTAKA

Alexander,et al. 2010. The rise and fall of supervision in a project designed to

strengthen supervision of Integrated Management of Childhood I llness in

Benin. Journal of Health Policy and Planning 2010;25:125–134

Agita Maris Nurhidayati. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas di Kota Semarang

Tahun 2010. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Agus Irianto, 2007, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

A.Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Depkes RI. 2008. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS).Direktorat Bina Kesehatan Anak. Jakarta

_____________. 2006. Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul 1 Pengantar.

Jakarta: Depkes RI

_____________ .2006, Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul 3 Menentukan

Tindakan Dan Memberi Pengobatan, Jakarta: DepKes RI.

____________ . 2006. Modul 7 MTBS : Pedoman Penerapan MTBS di

Puskesmas , Jakarta : Depkes RI

Dinkes Kabupaten Banjarnegara. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten

Banjarnegara. Banjarnegara

______________________________.2014. Buku Saku Dinas Kesehatan

Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara

Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2012 . Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2012, Semarang

Page 114: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

95

Dinkes Provinsi Jawa Tengah . 2013 . Data Dasar Puskesmas dan Rumah Sakit

Tahun 2013, Semarang

_________________________. 2015. Kebijakan Dan Strategi Dalam Akselerasi

Penurunan Aki Dan Akb Di Jawa Tengah. Semarang

Eva Sulistiyani, Saiful Oetama. 2013. Hubungan pengetahuan dan Motivasi

Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit

di Wilayah Kerja Puskesmas langsa Lama Tahun 2013. Jurnal. Politeknik

Kesehatan Kemenkes Aceh

Fahmi,Irham. 2014. Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi,dan Kasus. Bandung :

Penerbit Alfabeta

Faridah. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Motivasi

kerja Petugas Pelaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di

Puskesmas Kota Surabaya. Tesis. Universitas Diponegoro

Fathoni, Abdurrahmat. 2012. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta : Rineka Cipta.

Firdaus N, Sudiro & Atik M. 2013. Implementasi Program Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Wilayah Kabupaten Pasuruan. Jurnal

Manjemen Kesehatan Indonesia. Volume 01 No. 01 April 2013

Hidayati, A dan Bambang Wahyono. 2011. Pelayanan Puskesmas Berbasis

Manajemen Terpadu Balita Sakit Dengan Kejadian Pneumonia Balita.

Jurnal KEMAS 7 (1) (Juli 2011) Hal 35-40

Intan Wati,Carina A. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi

Pada Pedagang Makanan Di Sekitar Wisata Pantai Logending Kecamatan

Ayah Kabupaten Kebumen. Unnes Journal of Public Health 2 (4) (2013)

Joseph,et al. 2006. Effect of the Integrated Management of Childhood I llness

strategy on health care quality in Morocco. International Journal for Quality

in Health Care 2006; Volume 18, Number 2: pp. 134–144

Kemenkes RI. 2013. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi

Jawa Tengah. Ditjen Bina Gizi dan KIA. Jakarta

M.Fais S & Sitti Saleha. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

serta Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat

Teori dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika.

Page 115: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

96

Mudrik S, Indar & Marni. 2014. Determinan Kinerja Petugas Manajemen

Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kabupaten Halmahera Selatan.Skripsi.

Universitas Hasanuddin

Novitasari.2014. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku Petugas

Kesehatan dalam Penatalaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS) Diare di Puskesmas Kota Cilegon. Skripsi. UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

___________________.2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 tahun 2013 tentang MTBS-M.

Sri Hastuti. 2010. Pengaruh Pengetahuan Sikap dan Motivasi Terhadap

Penatalaksanaan Manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS) pada Petugas

Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Boyolali. Tesis, Universitas Sebelas

Maret

Sudigdo S, & Sofyan Ismael. 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis

Edisi Ke-2.Jakarta : CV Sagung Seto

Sugi Purwati. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Fasilitas,

Supervisi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Pelaksana Pelayanan

Program Mtbs (Manajemen Terpadu Balita Sakit) di Kabupaten Banyumas

Tahun 2010. Akademi YLPP Purwokerto

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Penerbit Alfabeta

Sulaeman, Endang S. 2011. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di

Puskesmas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Page 116: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

97

Tri Handayani. 2012. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja

Petugas MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit) di Puskesmas Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2012.Skripsi. Universitas Indonesia

Page 117: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

Lampiran

Page 118: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

98

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing

Page 119: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

99

Lampiran 2. Surat Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen dari Fakultas

Page 120: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

100

Lampiran 3. Surat Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen dari Tempat Uji

Page 121: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

101

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Page 122: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

102

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Tempat Penelitian (BAPEDA)

Page 123: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

103

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Tempat Penelitian (DINKES Banjarnegara)

Page 124: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

104

Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 125: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

105

Lampiran 8. Permohonan sebagai Respponden Penelitian

PERMOHONAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada

Yth : Responden Penelitian

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hotmi Umi Arifah

NIM : 6411412166

Status : Mahasiswa Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Bermaksud mengadakan penelitian tentang “Faktor Kendala Implementasi

Kegiatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ”. Penelitian ini tidak

menimbulkan akibat yang merugikan bagi Saudara sebagai responden dengan

berpartisipasi menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Untuk itu, saya

mengharapkan kesediaan Saudara secara sukarela untuk menjadi responden dalam

penelitian saya.

Atas bantuan dan kesediaan Saudara menjadi responden, saya ucapkan

terima kasih.

Peneliti

Hotmi Umi Arifah

Page 126: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

106

Lampiran 9. Insstrumen Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

“ Faktor Kendala Implementasi Kegiatan Manajemen Terpadu Balita Sakit

( MTBS ) di Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara”.

Kode Responden :

Tanggal wawancara :

Petunjuk Pengisian Kuesioner

a. Lengkapilah terlebih dahulu identitas diri Anda di tempat yang telah tersedia.

b. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan kemungkinan jawaban.

c. Untuk menentukan pilihan jawaban, berilah tanda silang (X) pada jawaban

yang Anda pilih atau beri tanda ( √ ) pada kolom ”S” untuk jawaban setuju

dan kolom ”TS” untuk jawaban tidak setuju.

d. Jawaban yang Anda berikan dijamin kerahasiannya.

A. Data Karakteristik Responden

1. Nama Responden : …………………………………

2. Umur : ………………………………….

3. Alamat : …………………………………

4. Jenis Kelamin : ………………………………….

5. Pendidikan Terakhir : ………………………………….

6. Jabatan/Status Kepegawaian : ………………………………….

7. Puskesmas tempat bekerja : ………………………………….

Page 127: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

107

B. Pengetahuan Petugas

1. Apakah tujuan dari program MTBS?

a. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

b. Untuk pengelolaan masalah penyakit pada anak balita

2. Apakah Anda selalu melakukan pencatatan dan pelaporan setelah

melaksanakan pelayanan MTBS?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah Anda melakukan rujukan bila ditemukan penderita dalam keadaan

memburuk?

a. Ya

b. Tidak

4. Klasifikasi apa sajakah yang termasuk dalam strategi kuratif MTBS?

a. Konseling gizi, Konseling pemberian ASI, dan Suplemen Vitamin A

b. Diare, Campak, dan Masalah gizi

5. Indikator keberhasilan dari program MTBS meliputi:

a. Angka mortalitas dan mobiditas menurun

b. Angka mortalitas dan mobiditas meningkat

6. Langkah-langkah apa sajakah dalam pelaksanaan MTBS?

a. Melakukan pemeriksaan terhadap balita sakit

b. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit

Page 128: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

108

7. Apakah tanda bahaya umum pada anak balita yang sakit?

a. Anak tidak bisa minum atau menetek, anak kejang, anak selalu

memuntahkan semuanya, anak letargis atau tidak sadar

b. Napas cepat, sudah berapa lama anak batuk atau sukar bernapas, tarikan

dinding dada kedalam, stridor pada anak yang tenang

8. Adakah keterkaitan MTBS dengan program lain di puskesmas?

a. Ya

b. Tidak ada

C. Sikap Petugas

No Pernyataan Sikap S TS

9 Saya merasa kesulitan untuk melakukan klasifikasi

penyakit pada bayi atau balita sakit sebagaimana sistem

pengklasifikasian pada MTBS

10.

Sebagai petugas pelaksana MTBS saya merasa

bertanggung jawab atas berlangsungnya Program ini

11.

Saya melaksanakan MTBS, sesuai dengan alur

pelaksanaan MTBS

12.

Saya selalu memberikan kartu nasehat ibu

13.

MTBS membutuhkan konsentrasi tersendiri, dan saya

mampu menjalankan dengan baik

14.

Potensi yang saya miliki kurang mendukung dalam

memperoleh prestasi kerja yang optimal

Page 129: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

109

D. Motivasi Kerja

No Pernyataan Motivasi Kerja S TS

15.

Sebagai pelaksana program MTBS, saya mengerjakan

tugas yang diberikan pimpinan sesuai target pencapaian

yang telah di tetapkan sebelumnya

16. Pada saat melaksanakan kegiatan MTBS, saya dan tim

MTBS selalu bekerjasama dengan baik

17.

Tugas dan tanggung jawab mengenai pelaksanaan

MTBS, telah disampaikan kepada saya pada saat akan

dimulainya penerapan MTBS di Puskesmas

18. Dalam perencanaan pencapaian MTBS, saya selalu

dilibatkan dalam rapat koordinasi dengan tim MTBS

19. Saya mendapatkan bimbingan dan arahan setiap saya

mendapati masalah terkait dengan pelaksanaan MTBS

20. Kerjasama team MTBS membuat saya dapat

melaksanakan program MTBS dengan baik

21.

Di Puskesmas ini, kerjasama terjalin dengan baik

diantara teman-teman sehingga mendorong saya bekerja

keras dalam penerapan MTBS

22. Saya merasa senang dan semangat dalam melakukan

pekerjaan ini

23. Saya tidak selalu menjalani tugas dengan SOP dalam

bekerja

24. Atasan sering memberikan pengarahan dalam

melaksanakan tugas

25. Penghargaan dapat memotivasi saya untuk bekerja

26.

Jika mempunyai loyalitas yang tinggi, pekerjaan apapun

pasti dapat terselesaikan

Page 130: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

110

E. Masa Kerja

27. Sudah berapa lama Anda bertugas menjadi pelaksana program MTBS di

Pusesmas ini ?

a. 1 – 5 tahun

b. Lebih dari 5 tahun

F. Persepsi Beban Kerja

28. Sebagai petugas pelaksana MTBS, apakah Anda merasa memiliki terlalu

banyak tugas dan memiliki terlalu sedikit waktu untuk mengerjakannya?

a. Ya

b. Tidak

29. Apakah Anda sering bekerja melebihi batas waktu kerja Anda?

a. Ya

b. Tidak

30. Apakah tugas tambahan menjadi beban tambahan bagi Anda?

a. Ya

b. Tidak

31. Apakah tanggung jawab yang dibebankan kepada Anda tidak sesuai dengan

kemampuan Anda untuk mengatasinya ?

a. Ya

b. Tidak

32. Apakah Anda merasa keberatan dengan semua tugas yang Anda pegang?

a. Ya

b. Tidak

Page 131: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

111

G. Ketersediaan Peralatan

33. Apakah alat pemeriksaan yang dibutuhkan untuk pelksanaan TBS di Pusesmas

ini selalu tersedia untuk balita sakit yang datang ?

a. Ya

b.Tidak

34. Apakah formulir tatalaksana MTBS selalu tersedia untuk setiap balita yang

ditangani dengan MTBS?

a. Ya

b.Tidak

35. Apakah kartu nasihat ibu (KNI) selalu tersedia bagi ibu/ pengantar dari balita

sakit yang datang?

a. Ya

b.Tidak

H. Ketersediaan Obat

36. Apakah obat-obatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan MTBS di Puskesmas

ini selalu tersedia untuk balita sakit yang datang?

a. Ya

b.Tidak

37. Apakah pernah terjadi kekurangan obat untuk balita sakit yang datang dalam

pelaksanaan MTBS di Puskesmas ini ?

a. Pernah

b. Tidak Pernah

Page 132: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

112

I. Pelatihan

38. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan mengenai MTBS?

a. Ya

b. Tidak

39. Apabila ada pelatihan, apakah Anda sering diikutsertakan?

a. Ya, selalu

b. Tidak selalu

J. Kepemimpinan Kepala Puskesmas

40.Apakah Kepala Puskesmas memberikan perhatian terhadap hasil kerja Anda

(misalnya dengan menanyakan perkembangan, kesulitan, hambatan dalam

pengelolaan data) ?

a. Ya

b. Kadang-Kadang

c. Tidak

41. Apakah Kepala Puskesmas selalu memonitoring dan mengevaluasi tugas atau

pekerjaan Anda ( bila hasil pekerjaan Anda dianggap tidak memuaskan atau

memuaskan ) ?

a. Ya

b. Kadang-Kadang

c. Tidak

42. Apakah Kepala Puskesmas bersikap ramah dan bijaksana ?

a. Ya

b. Kadang-Kadang

Page 133: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

113

c. Tidak

43. Apakah Kepala Puskesmas selalu mengikutsertakan Anda bila ada suatu

kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan Anda terkait dengan masalah

MTBS ?

a. Ya

b. Kadang-Kadang

c. Tidak

44. Apakah Kepala Puskesmas mau menerima usulan atau gagasan yang Anda

sampaikan ?

a. Ya

b. Kadang-Kadang

c. Tidak

45. Bagaimana respon Kepala Puskesmas terhadap setiap keluhan yang Anda

sampaikan ?

a. Menyimak dengan baik

b. Tidak begitu menyimak

c. Tidak Menyimak

K. Alokasi Dana

46. Adakah alokasi dana khusus untuk pelaksanaan MTBS di Puskesmas tempat

Anda bekerja?

a. Ya, ada

b. Tidak ada

Page 134: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

114

L. Supervisi Dinas Kesehatan

47. Di Puskesmas tempat Anda bekerja, apakah pernah dilakukan supervisi

menyangkut pembinaan dan pengawasan (meliputi pemantauan dan koordinasi)

program MTBS oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara ?

a. Ya

b. Tidak

48. Apakah supervisi tersebut dilaksanakan secara periodik (1 tahun 2X) ?

a. Ya

b. Tidak

M. Evaluasi

49. Apakah Kepala Puskesmas melakukan evaluasi pelaksanaan MTBS di

Puskesmas tempat Anda bekerja ?

a. Ya

b. Tidak

50. Apakah evaluasi tersebut dilakukan secara periodik (1 bulan sekali) ?

a. Ya

b. Tidak

N. Implementasi MTBS

51. Apakah pelayanan MTBS dilaksanakan setiap hari?

a. Ya

b. Tidak

Page 135: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

115

52. Apakah semua balita sakit yang datang dilayani dengan MTBS?

a. Ya

b. Tidak

53. Berapa persentase jumlah bailta yang ditangani dengan MTBS ?

a. < 60 %

b. ≥ 60 %

Page 136: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

116

Lampiran 10 . Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Variabel Pengetahuan Petugas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Soal1 5.75 5.500 .361 .809

Soal2 5.88 5.071 .436 .802

Soal3 5.96 4.563 .645 .775

Soal4 5.88 4.723 .645 .777

Soal5 6.04 4.650 .545 .789

Soal6 5.75 5.326 .500 .798

Soal7 6.04 4.824 .455 .802

Soal8 6.00 4.783 .495 .796

Soal9 6.04 4.650 .545 .789

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.800 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Soal2 4.96 4.476 .407 .793

Soal3 5.00 4.087 .602 .763

Soal4 4.92 4.254 .589 .767

Soal5 5.08 4.167 .506 .779

Soal6 4.79 4.694 .539 .782

Soal7 5.08 4.341 .411 .795

Soal8 5.04 4.129 .548 .772

Soal9 5.08 4.080 .555 .771

Page 137: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

117

2. Variabel Sikap Petugas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal10 2.04 3.172 .668 .670

Soal11 2.17 3.536 .567 .698

Soal12 2.21 3.563 .639 .692

Soal13 1.75 4.022 .108 .786

Soal14 2.12 3.592 .463 .714

Soal15 2.04 3.520 .435 .719

Soal16 2.08 3.123 .751 .655

Soal17 1.92 3.993 .122 .783

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.841 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Soal10 1.04 2.303 .723 .793

Soal11 1.17 2.580 .664 .808

Soal12 1.21 2.607 .747 .797

Soal14 1.13 2.723 .468 .843

Soal15 1.04 2.650 .443 .853

Soal16 1.08 2.341 .739 .789

Page 138: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

118

3. Variabel Motivasi Kerja Petugas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Soal18 3.08 9.819 .535 .859

Soal19 3.00 9.391 .609 .854

Soal20 3.12 9.853 .600 .856

Soal21 2.62 9.636 .443 .866

Soal22 3.12 9.853 .600 .856

Soal23 3.04 9.694 .532 .859

Soal24 2.75 10.196 .240 .880

Soal25 3.12 9.853 .600 .856

Soal26 3.12 9.940 .556 .858

Soal27 3.00 9.217 .680 .850

Soal28 2.96 9.346 .591 .856

Soal29 2.92 8.862 .748 .845

Soal30 3.12 10.201 .428 .864

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.883 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal18 2.54 9.042 .525 .877

Soal19 2.46 8.607 .611 .872

Soal20 2.58 9.036 .610 .873

Soal21 2.12 8.636 .507 .880

Soal22 2.58 9.036 .610 .873

Soal23 2.50 8.870 .545 .876

Page 139: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

119

Soal25 2.58 9.036 .610 .873

Soal26 2.58 9.123 .565 .875

Soal27 2.46 8.433 .685 .867

Soal28 2.42 8.514 .612 .872

Soal29 2.38 8.158 .727 .864

Soal30 2.58 9.384 .431 .881

4. Variabel Masa Kerja Petugas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.756 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal31 1.38 .332 .612 .a

total 1.54 .259 .612 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

5. Variabel Persepsi Beban Kerja Petugas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.804 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Soal32 1.46 1.911 .628 .753

Page 140: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

120

Soal33 1.58 2.080 .579 .769

Soal34 1.17 1.971 .600 .762

Soal35 1.50 2.087 .500 .794

Soal36 1.62 2.071 .646 .751

6. Variabel Ketersediaan Peralatan dan Obat Pendukung MTBS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.791 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Soal37 .83 1.536 .541 .764

Soal38 1.04 1.781 .683 .741

Soal39 .83 1.536 .541 .764

Soal40 .96 1.694 .541 .761

Soal41 .83 1.449 .635 .730

7. Variabel pelatihan yang pernah diikuti petugas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.542 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal42 .67 .232 .426 .a

Soal43 .92 .080 .426 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Page 141: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

121

8. Variabel Kepemimpinan Kepala Puskesmas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal44 15.21 4.607 .546 .759

Soal45 15.25 4.283 .594 .748

Soal46 15.00 4.957 .406 .783

Soal47 15.33 4.145 .693 .727

Soal48 15.17 4.319 .696 .730

Soal49 15.25 4.630 .355 .805

Soal50 14.79 5.303 .412 .784

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.805 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal44 12.79 3.216 .633 .758

Soal45 12.83 2.928 .682 .744

Soal46 12.58 3.645 .410 .806

Soal47 12.92 3.036 .648 .753

Soal48 12.75 3.326 .560 .775

Soal50 12.38 3.897 .465 .797

Page 142: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

122

9. Variabel Alokasi Dana

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.820 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal51 1.29 .216 .698 .a

total 1.46 .259 .698 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

10. Variabel Supervisi dan Evaluasi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.716 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal52 1.54 1.216 .548 .626

Soal53 1.46 1.303 .509 .651

Soal54 1.83 1.362 .413 .706

Soal55 1.67 1.188 .547 .627

Page 143: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

123

11. Variabel Implementasi MTBS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.896 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal56 .42 .601 .788 .867

Soal57 .38 .505 .884 .774

Soal58 .29 .476 .748 .913

Page 144: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

124

Lampiran 11. Data Mentah Hasil Penelitian

1. Variabel Pengetahuan

Kode Pertanyaan Total

Persentase Kategori

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 (%)

R1 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R3 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R4 1 1 0 0 1 1 1 1 6 0,75 Cukup

R5 1 1 0 0 1 1 1 1 6 0,75 Cukup

R6 1 1 0 0 1 1 1 1 6 0,75 Cukup

R7 1 1 1 0 1 0 1 1 6 0,75 Cukup

R8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R11 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R12 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R13 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R16 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R17 1 1 1 1 1 0 0 1 6 0,75 Cukup

R18 1 1 1 1 1 0 0 1 6 0,75 Cukup

R19 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R21 0 1 1 1 1 0 1 1 6 0,75 Cukup

R22 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R23 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R24 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R25 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R26 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

Page 145: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

125

Lanjutan

R28 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R29 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R31 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R32 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R33 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R34 1 1 1 0 1 1 1 1 8 100% Baik

R35 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R36 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R37 1 1 1 0 1 0 1 1 6 0,75 Cukup

R38 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R39 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

R40 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R41 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R42 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R43 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R44 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% Baik

R45 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R46 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5 % Baik

R47 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5 % Baik

2. Variabel Sikap

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P9 P10 P11 P12 P13 P14

R1 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R2 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R3 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R4 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R5 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R6 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R7 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R8 1 1 1 1 1 1 6 Baik

Page 146: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

126

Lanjutan

R9 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R10 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R11 0 1 1 1 1 1 5 Cukup

R12 1 0 1 1 1 0 4 Cukup

R13 0 1 1 1 1 0 4 Cukup

R14 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R15 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R16 0 0 1 0 1 1 3 Cukup

R17 1 0 1 0 1 1 4 Cukup

R18 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R19 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R20 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R21 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R22 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R23 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R24 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R25 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R26 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R27 1 1 0 1 1 0 4 Cukup

R28 1 1 0 0 1 0 3 Cukup

R29 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R30 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R31 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R32 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R33 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R34 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R35 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R36 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R37 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R38 0 1 1 1 1 0 4 Cukup

R39 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R40 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R41 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R42 1 1 1 1 1 0 5 Cukup

R43 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R44 1 1 1 0 1 1 5 Cukup

R45 1 1 1 1 1 1 6 Baik

R46 1 1 1 0 1 0 4 Cukup

R47 1 1 1 0 0 0 3 Cukup

Page 147: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

127

3. Variabel Motivasi Kerja

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26

R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tinggi

R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R7 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 Sedang

R8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 Tinggi

R9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 Tinggi

R10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 Tinggi

R11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9 Tinggi

R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 Tinggi

R13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 Tinggi

R14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 10 Tinggi

R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 Tinggi

R17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Tinggi

R18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 Tinggi

R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tinggi

R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tinggi

R21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Tinggi

R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Tinggi

R24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Tinggi

R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 Tinggi

R28 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 8 Tinggi

R29 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 Tinggi

R30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Tinggi

R32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tinggi

R34 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 Tinggi

R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

Page 148: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

128

Lanjutan

R37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tinggi

R38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10 Tinggi

R39 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Tinggi

R40 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 Tinggi

R41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

R46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tinggi

R47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

4. Variabel Masa Kerja

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P27

R1 1 1 Sedang

R2 1 1 Sedang

R3 1 1 Sedang

R4 2 2 Lama

R5 2 2 Lama

R6 2 2 Lama

R7 2 2 Lama

R8 2 2 Lama

R9 2 2 Lama

R10 1 1 Sedang

R11 1 1 Sedang

R12 1 1 Sedang

R13 1 1 Sedang

R14 1 1 Sedang

R15 1 1 Sedang

R16 1 1 Sedang

R17 2 2 Lama

R18 1 1 Sedang

R19 2 2 Lama

R20 2 2 Lama

R21 1 1 Sedang

R22 1 1 Sedang

R23 1 1 Sedang

Page 149: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

129

Lanjutan

R24 1 1 Sedang

R25 1 1 Sedang

R26 1 1 Sedang

R27 1 1 Sedang

R28 1 1 Sedang

R29 2 2 Lama

R30 2 2 Lama

R31 2 2 Lama

R32 1 1 Sedang

R33 2 2 Lama

R34 2 2 Lama

R35 2 2 Lama

R36 2 2 Lama

R37 1 1 Sedang

R38 1 1 Sedang

R39 2 2 Lama

R40 2 2 Lama

R41 1 1 Sedang

R42 1 1 Sedang

R43 ! 1 Sedang

R44 2 2 Lama

R45 2 2 Lama

R46 2 2 Lama

R47 1 1 Sedang

5. Variabel Persepsi Beban Kerja

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P28 P29 P30 P31 P32

R1 0 0 0 0 0 0 Rendah

R2 0 0 0 0 0 0 Rendah

R3 0 1 0 0 0 1 Rendah

R4 0 0 1 0 0 1 Rendah

R5 0 0 1 0 0 1 Rendah

R6 0 0 1 0 0 1 Rendah

R7 0 0 0 0 0 0 Rendah

R8 0 0 0 0 0 0 Rendah

R9 0 0 0 0 0 0 Rendah

R10 0 0 0 0 0 0 Rendah

Page 150: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

130

Lanjutan

R11 1 0 1 1 0 3 Tinggi

R12 0 1 1 1 0 3 Tinggi

R13 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R14 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R15 1 0 1 1 0 3 Tinggi

R16 0 1 0 0 0 1 Rendah

R17 0 0 0 0 0 0 Rendah

R18 0 1 1 1 0 3 Tinggi

R19 0 1 1 0 1 3 Tinggi

R20 0 0 0 0 0 0 Rendah

R21 0 0 0 0 0 0 Rendah

R22 0 1 1 0 1 3 Tinggi

R23 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R24 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R25 0 1 1 1 0 3 Tinggi

R26 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R27 1 1 1 1 1 5 Tinggi

R28 0 0 0 0 0 0 Rendah

R29 0 1 0 0 0 1 Rendah

R30 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R31 1 1 1 0 0 3 Tinggi

R32 0 0 0 0 0 0 Rendah

R33 0 1 0 0 0 1 Rendah

R34 0 0 1 0 0 1 Rendah

R35 0 0 1 0 0 1 Rendah

R36 0 1 0 0 0 1 Rendah

R37 0 0 0 0 0 0 Rendah

R38 1 0 0 0 0 1 Rendah

R39 1 1 1 1 1 5 Tinggi

R40 1 1 1 1 1 5 Tinggi

R41 1 1 1 1 1 5 Tinggi

R42 0 0 0 0 0 0 Rendah

R43 0 0 1 0 0 1 Rendah

R44 0 1 1 1 1 4 Tinggi

R45 0 0 0 0 0 0 Rendah

R46 0 0 1 0 0 1 Rendah

R47 1 1 1 1 0 4 Tinggi

Page 151: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

131

6. Variabel Ketersediaan Peralatan

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P33 P34 P35

R1 1 1 0 2 Lengkap

R2 1 1 0 2 Lengkap

R3 0 1 1 2 Lengkap

R4 1 1 0 2 Lengkap

R5 1 1 0 2 Lengkap

R6 1 1 0 2 Lengkap

R7 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R8 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R9 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R10 1 1 1 3 Lengkap

R11 1 1 1 3 Lengkap

R12 1 1 1 3 Lengkap

R13 1 1 0 2 Lengkap

R14 1 1 0 2 Lengkap

R15 1 1 0 2 Lengkap

R16 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R17 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R18 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R19 1 1 1 3 Lengkap

R20 1 1 0 2 Lengkap

R21 1 1 0 2 Lengkap

R22 0 1 1 2 Lengkap

R23 1 1 0 2 Lengkap

R24 1 1 0 2 Lengkap

R25 1 0 0 1 Tidak Lengkap

R26 1 0 0 1 Tidak Lengkap

R27 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R28 1 1 0 2 Lengkap

R29 1 1 0 2 Lengkap

R30 1 1 0 2 Lengkap

R31 1 1 0 2 Lengkap

R32 1 1 0 2 Lengkap

R33 1 1 0 2 Lengkap

R34 1 1 0 2 Lengkap

R35 1 1 0 2 Lengkap

R36 1 1 0 2 Lengkap

R37 1 1 0 2 Lengkap

Page 152: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

132

Lanjutan

R38 1 1 0 2 Lengkap

R39 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R40 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R41 0 0 0 0 Tidak Lengkap

R42 1 1 0 2 Lengkap

R43 1 1 1 3 Lengkap

R44 1 1 0 2 Lengkap

R45 1 1 0 2 Lengkap

R46 1 1 0 2 Lengkap

R47 1 1 0 2 Lengkap

7. Variabel Ketersediaan Obat

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P36 P37

R1 1 0 1 Tidak Lengkap

R2 1 0 1 Tidak Lengkap

R3 1 0 1 Tidak Lengkap

R4 1 1 2 Lengkap

R5 1 1 2 Lengkap

R6 1 1 2 Lengkap

R7 1 0 1 Tidak Lengkap

R8 1 0 1 Tidak Lengkap

R9 1 0 1 Tidak Lengkap

R10 1 0 1 Tidak Lengkap

R11 1 0 1 Tidak Lengkap

R12 1 0 1 Tidak Lengkap

R13 1 1 2 Lengkap

R14 1 1 2 Lengkap

R15 1 1 2 Lengkap

R16 1 0 1 Tidak Lengkap

R17 1 0 1 Tidak Lengkap

R18 1 0 1 Tidak Lengkap

R19 1 1 2 Lengkap

R20 1 1 2 Lengkap

R21 1 1 2 Lengkap

R22 1 1 2 Lengkap

R23 1 1 2 Lengkap

Page 153: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

133

Lanjutan

R24 1 1 2 Lengkap

R25 1 0 1 Tidak Lengkap

R26 1 0 1 Tidak Lengkap

R27 1 0 1 Tidak Lengkap

R28 1 0 1 Tidak Lengkap

R29 1 0 1 Tidak Lengkap

R30 1 0 1 Tidak Lengkap

R31 1 0 1 Tidak Lengkap

R32 1 0 1 Tidak Lengkap

R33 1 1 2 Lengkap

R34 1 1 2 Lengkap

R35 1 1 2 Lengkap

R36 1 0 1 Tidak Lengkap

R37 1 0 1 Tidak Lengkap

R38 1 0 1 Tidak Lengkap

R39 1 1 2 Lengkap

R40 1 1 2 Lengkap

R41 1 1 2 Lengkap

R42 1 0 1 Tidak Lengkap

R43 1 0 1 Tidak Lengkap

R44 1 0 1 Tidak Lengkap

R45 1 1 2 Lengkap

R46 1 1 2 Lengkap

R47 1 1 2 Lengkap

8. Variabel Pelatihan

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P38 P39

R1 1 0 1 Pernah

R2 1 0 1 Pernah

R3 1 0 1 Pernah

R4 0 0 0 Belum Pernah

R5 1 0 1 Pernah

R6 0 0 0 Belum Pernah

R7 0 0 0 Belum Pernah

R8 1 0 1 Pernah

R9 0 0 0 Belum Pernah

R10 1 0 1 Pernah

Page 154: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

134

Lanjutan

R11 1 0 1 Pernah

R12 1 0 1 Pernah

R13 1 0 1 Pernah

R14 0 0 0 Belum Pernah

R15 1 0 1 Pernah

R16 1 0 1 Pernah

R17 1 0 1 Pernah

R18 1 0 1 Pernah

R19 0 0 0 Belum Pernah

R20 1 0 1 Pernah

R21 0 0 0 Belum Pernah

R22 1 0 1 Pernah

R23 1 0 1 Pernah

R24 1 0 1 Pernah

R25 1 0 1 Pernah

R26 1 0 1 Pernah

R27 1 0 1 Pernah

R28 1 0 1 Pernah

R29 0 0 0 Belum Pernah

R30 0 0 0 Belum Pernah

R31 0 1 1 Pernah

R32 0 0 0 Belum Pernah

R33 0 0 0 Belum Pernah

R34 1 0 1 Pernah

R35 1 0 1 Pernah

R36 0 0 0 Belum Pernah

R37 1 0 1 Pernah

R38 1 0 1 Pernah

R39 0 0 0 Belum Pernah

R40 0 0 0 Belum Pernah

R41 1 0 1 Pernah

R42 1 0 1 Pernah

R43 1 0 1 Pernah

R44 1 0 1 Pernah

R45 0 0 0 Belum Pernah

R46 0 0 0 Belum Pernah

R47 0 0 0 Belum Pernah

Page 155: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

135

9. Variabel Kepemimpinan

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P40 P41 P42 P43 P44 P45

R1 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R2 2 2 3 2 2 3 14 Cukup

R3 2 2 2 3 2 3 14 Cukup

R4 2 3 3 3 3 3 17 Baik

R5 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R6 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R7 2 2 2 2 2 2 12 Cukup

R8 2 3 3 2 2 2 14 Cukup

R9 2 2 3 2 3 2 14 Cukup

R10 2 3 3 2 3 3 16 Baik

R11 3 3 3 2 2 3 16 Baik

R12 3 2 3 2 3 3 16 Baik

R13 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R14 3 2 2 3 2 3 12 Cukup

R15 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R16 2 3 3 3 3 3 17 Baik

R17 2 3 3 3 3 3 17 Baik

R18 2 3 2 2 2 3 14 Cukup

R19 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R20 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R21 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R22 2 3 2 2 3 3 15 Cukup

R23 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R24 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R25 3 3 2 3 2 3 16 Baik

R26 2 3 3 2 2 3 15 Cukup

R27 2 3 2 3 2 3 15 Cukup

R28 2 3 3 3 3 3 17 Baik

R29 3 2 3 3 3 3 17 Baik

R30 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R31 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R32 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R33 3 2 3 2 3 3 16 Baik

R34 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R35 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R36 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R37 3 3 3 3 3 3 18 Baik

Page 156: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

136

Lanjutan

R38 3 3 3 2 2 3 16 Baik

R39 1 2 3 1 2 3 12 Cukup

R40 1 2 3 1 2 3 12 Cukup

R41 2 2 3 2 3 3 15 Cukup

R42 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R43 3 2 3 3 2 3 16 Baik

R44 3 3 3 2 3 3 17 Baik

R45 3 3 3 3 3 3 18 Baik

R46 2 2 3 3 3 3 16 Baik

R47 2 2 3 3 3 3 16 Baik

10. Variabel Alokasi Dana

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P46

R1 0 0 Tidak Ada

R2 0 0 Tidak Ada

R3 0 0 Tidak Ada

R4 0 0 Tidak Ada

R5 0 0 Tidak Ada

R6 0 0 Tidak Ada

R7 0 0 Tidak Ada

R8 0 0 Tidak Ada

R9 0 0 Tidak Ada

R10 0 0 Tidak Ada

R11 0 0 Tidak Ada

R12 0 0 Tidak Ada

R13 1 1 Ada

R14 1 1 Ada

R15 0 0 Tidak Ada

R16 0 0 Tidak Ada

R17 0 0 Tidak Ada

R18 0 0 Tidak Ada

R19 1 1 Ada

R20 1 1 Ada

R21 1 1 Ada

R22 0 0 Tidak Ada

R23 0 0 Tidak Ada

R24 0 0 Tidak Ada

Page 157: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

137

Lanjutan

R25 0 0 Tidak Ada

R26 0 0 Tidak Ada

R27 0 0 Tidak Ada

R28 0 0 Tidak Ada

R29 0 0 Tidak Ada

R30 0 0 Tidak Ada

R31 0 0 Tidak Ada

R32 0 0 Tidak Ada

R33 0 0 Tidak Ada

R34 0 0 Tidak Ada

R35 0 0 Tidak Ada

R36 0 0 Tidak Ada

R37 0 0 Tidak Ada

R38 0 0 Tidak Ada

R39 1 1 Ada

R40 1 1 Ada

R41 1 1 Ada

R42 0 0 Tidak Ada

R43 0 0 Tidak Ada

R44 0 0 Tidak Ada

R45 0 0 Tidak Ada

R46 0 0 Tidak Ada

R47 0 0 Tidak Ada

11. Variabel Supervisi oleh Dinkes

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P47 P48

R1 1 1 2 Tinggi

R2 1 1 2 Tinggi

R3 1 1 2 Tinggi

R4 0 0 0 Rendah

R5 1 0 1 Tinggi

R6 1 0 1 Tinggi

R7 0 0 0 Rendah

R8 0 0 0 Rendah

R9 0 0 0 Rendah

R10 0 0 0 Rendah

Page 158: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

138

Lanjutan

R11 0 0 0 Rendah

R12 0 0 0 Rendah

R13 1 1 2 Tinggi

R14 1 1 2 Tinggi

R15 1 0 1 Tinggi

R16 0 0 0 Rendah

R17 1 1 2 Tinggi

R18 1 0 1 Tinggi

R19 1 1 2 Tinggi

R20 1 1 2 Tinggi

R21 1 1 2 Tinggi

R22 1 0 1 Tinggi

R23 1 0 1 Tinggi

R24 0 0 0 Rendah

R25 0 0 0 Rendah

R26 0 0 0 Rendah

R27 1 0 1 Tinggi

R28 1 0 1 Tinggi

R29 0 0 0 Rendah

R30 0 0 0 Rendah

R31 0 0 0 Rendah

R32 0 0 0 Rendah

R33 1 1 2 Tinggi

R34 1 1 2 Tinggi

R35 1 1 2 Tinggi

R36 1 1 2 Tinggi

R37 1 1 2 Tinggi

R38 1 1 2 Tinggi

R39 0 0 0 Rendah

R40 0 0 0 Rendah

R41 0 0 0 Rendah

R42 0 0 0 Rendah

R43 0 0 0 Rendah

R44 0 0 0 Rendah

R45 1 1 2 Tinggi

R46 1 1 2 Tinggi

R47 1 1 2 Tinggi

Page 159: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

139

12. Variabel Evaluasi oleh Kepala Puskemas

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P49 P50

R1 0 0 0 Rendah

R2 0 0 0 Rendah

R3 0 0 0 Rendah

R4 1 1 2 Tinggi

R5 1 1 2 Tinggi

R6 1 1 2 Tinggi

R7 0 0 0 Rendah

R8 0 0 0 Rendah

R9 0 0 0 Rendah

R10 1 0 1 Rendah

R11 1 0 1 Rendah

R12 0 0 1 Rendah

R13 0 0 0 Rendah

R14 0 0 0 Rendah

R15 1 1 2 Tinggi

R16 1 1 2 Tinggi

R17 1 1 2 Tinggi

R18 1 1 2 Tinggi

R19 1 1 2 Tinggi

R20 1 1 2 Tinggi

R21 1 1 2 Tinggi

R22 0 0 0 Rendah

R23 0 0 0 Rendah

R24 0 0 0 Rendah

R25 0 0 0 Rendah

R26 0 0 0 Rendah

R27 0 0 0 Rendah

R28 0 0 0 Rendah

R29 0 0 0 Rendah

R30 1 0 1 Rendah

R31 1 0 1 Rendah

R32 0 0 0 Rendah

R33 1 1 2 Tinggi

R34 1 1 2 Tinggi

R35 1 1 2 Tinggi

R36 1 0 1 Rendah

R37 1 0 1 Rendah

Page 160: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

140

Lanjutan

R38 1 0 1 Rendah

R39 1 1 2 Tinggi

R40 1 1 2 Tinggi

R41 1 1 2 Tinggi

R42 0 0 0 Rendah

R43 0 0 0 Rendah

R44 0 0 0 Rendah

R45 1 1 2 Tinggi

R46 1 1 2 Tinggi

R47 1 1 2 Tinggi

13. Variabel Implementasi MTBS

Kode Pertanyaan Total Kategori

Responden P51 P52 P53 R1 1 0 0 1 Rendah R2 1 0 0 1 Rendah R3 1 0 0 1 Rendah R4 1 1 1 3 Tinggi R5 1 1 1 3 Tinggi R6 1 1 1 3 Tinggi R7 1 1 1 3 Tinggi R8 1 1 1 3 Tinggi R9 1 1 1 3 Tinggi

R10 0 0 0 0 Rendah R11 0 0 0 0 Rendah R12 0 0 0 0 Rendah R13 1 0 0 1 Rendah R14 1 0 0 1 Rendah R15 1 0 0 1 Rendah R16 1 0 0 1 Rendah R17 1 0 0 1 Rendah R18 1 0 0 1 Rendah R19 1 1 1 3 Tinggi R20 1 1 1 3 Tinggi R21 1 1 1 3 Tinggi R22 1 0 0 1 Rendah R23 1 0 0 1 Rendah R24 1 0 0 1 Rendah

Page 161: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

141

Lanjutan

R25 1 0 0 1 Rendah

R26 1 0 0 1 Rendah

R27 0 0 0 0 Rendah

R28 0 0 0 0 Rendah

R29 0 0 0 0 Rendah

R30 1 1 1 3 Tinggi

R31 1 1 1 3 Tinggi

R32 1 1 1 3 Tinggi

R33 1 1 1 3 Tinggi

R34 1 1 1 3 Tinggi

R35 1 1 1 3 Tinggi

R36 1 0 0 1 Rendah

R37 1 0 0 1 Rendah

R38 1 0 0 1 Rendah

R39 1 1 1 3 Tinggi

R40 1 1 1 3 Tinggi

R41 1 1 1 3 Tinggi

R42 1 0 0 1 Rendah

R43 1 0 0 1 Rendah

R44 1 0 0 1 Rendah

R45 1 1 1 3 Tinggi

R46 1 1 1 3 Tinggi

R47 1 1 1 3 Tinggi

Page 162: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

142

Lampiran 12. Hasil Output Analisis Data Penelitian

1. Hasil Output Analisis Univariat

Pengetahuan petugas pelaksana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 8 17.0 17.0 17.0

Baik 39 83.0 83.0 100.0

Total 47 100.0 100.0

Sikap petugas pelaksana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 28 59.6 59.6 59.6

Baik 19 40.4 40.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Motivasi Kerja petugas pelaksana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sedang 1 2.1 2.1 2.1

Tinggi 46 97.9 97.9 100.0

Total 47 100.0 100.0

Masa Kerja petugas pelaksana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sedang 26 55.3 55.3 55.3

Lama 21 44.7 44.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

Persepsi beban kerja petugas pelaksana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 20 42.6 42.6 42.6

Rendah 27 57.4 57.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Page 163: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

143

Kelengkapan Alat MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Lengkap 12 25.5 25.5 25.5

Lengkap 35 74.5 74.5 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kelengkapan Obat MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Lengkap 26 55.3 55.3 55.3

Lengkap 21 44.7 44.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pelatihan MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Belum Pernah 30 63.8 63.8 63.8

Pernah 17 36.2 36.2 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kepemimpinan Kepala Puskesmas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 13 27.7 27.7 27.7

Baik 34 72.3 72.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

Ada Tidaknya Alokasi Dana MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 39 83.0 83.0 83.0

Ada 8 17.0 17.0 100.0

Total 47 100.0 100.0

Page 164: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

144

Supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 21 44.7 44.7 44.7

Tinggi 26 55.3 55.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

Evaluasi Kepala Puskesmas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 28 59.6 59.6 59.6

Tinggi 19 40.4 40.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Implementasi MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 29 61.7 61.7 61.7

Tinggi 18 38.3 38.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

Page 165: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

145

2. Hasil Output Analisis Bivariat

1. Crosstab Variabel Pengetahuan dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan petugas

pelaksana MTBS *

Implementasi MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Pengetahuan petugas pelaksana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Pengetahuan petugas

pelaksana MTBS

Cukup Count 6 2 8

Expected Count 4.9 3.1 8.0

% within Pengetahuan

petugas pelaksana MTBS 75.0% 25.0% 100.0%

Baik Count 23 16 39

Expected Count 24.1 14.9 39.0

% within Pengetahuan

petugas pelaksana MTBS 59.0% 41.0% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Pengetahuan

petugas pelaksana MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .721a 1 .396

Continuity Correctionb .203 1 .653

Likelihood Ratio .758 1 .384

Fisher's Exact Test .692 .334

Linear-by-Linear Association .706 1 .401

N of Valid Casesb 47

Page 166: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

146

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,06.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .123 .396

N of Valid Cases 47

2. Crosstab Variabel Sikap dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap petugas pelaksana

MTBS * Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Sikap petugas pelaksana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Sikap petugas pelaksana

MTBS

Cukup Count 22 6 28

Expected Count 17.3 10.7 28.0

% within Sikap petugas

pelaksana MTBS 78.6% 21.4% 100.0%

Baik Count 7 12 19

Expected Count 11.7 7.3 19.0

% within Sikap petugas

pelaksana MTBS 36.8% 63.2% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Sikap petugas

pelaksana MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Page 167: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

147

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.341a 1 .004

Continuity Correctionb 6.669 1 .010

Likelihood Ratio 8.453 1 .004

Fisher's Exact Test .006 .005

Linear-by-Linear Association 8.164 1 .004

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,28.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .388 .004

N of Valid Cases 47

3. Crosstab Variabel Motivasi Kerja dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Motivasi Kerja petugas

pelaksana MTBS *

Implementasi MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Motivasi Kerja petugas pelaksana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Motivasi Kerja petugas

pelaksana MTBS

Sedang Count 0 1 1

Expected Count .6 .4 1.0

% within Motivasi Kerja

petugas pelaksana MTBS .0% 100.0% 100.0%

Page 168: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

148

Tinggi Count 29 17 46

Expected Count 28.4 17.6 46.0

% within Motivasi Kerja

petugas pelaksana MTBS 63.0% 37.0% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Motivasi Kerja

petugas pelaksana MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.646a 1 .199

Continuity Correctionb .059 1 .808

Likelihood Ratio 1.955 1 .162

Fisher's Exact Test .383 .383

Linear-by-Linear Association 1.611 1 .204

N of Valid Casesb 47

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,38.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .184 .199

N of Valid Cases 47

4. Crosstab Variabel Masa Kerja dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Masa Kerja petugas

pelaksana MTBS *

Implementasi MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Page 169: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

149

Masa Kerja petugas pelaksana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Masa Kerja petugas

pelaksana MTBS

Sedang Count 22 4 26

Expected Count 16.0 10.0 26.0

% within Masa Kerja

petugas pelaksana MTBS 84.6% 15.4% 100.0%

Lama Count 7 14 21

Expected Count 13.0 8.0 21.0

% within Masa Kerja

petugas pelaksana MTBS 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Masa Kerja

petugas pelaksana MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.929a 1 .000

Continuity Correctionb 10.849 1 .001

Likelihood Ratio 13.499 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear

Association 12.654 1 .000

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .464 .000

N of Valid Cases 47

Page 170: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

150

5. Crosstab Variabel Persepsi Beban Kerja dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Persepsi beban kerja

petugas pelaksana MTBS *

Implementasi MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Persepsi beban kerja petugas pelaksana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Persepsi beban kerja

petugas pelaksana MTBS

Tinggi Count 13 7 20

Expected Count 12.3 7.7 20.0

% within Persepsi beban

kerja petugas pelaksana

MTBS

65.0% 35.0% 100.0%

Rendah Count 16 11 27

Expected Count 16.7 10.3 27.0

% within Persepsi beban

kerja petugas pelaksana

MTBS

59.3% 40.7% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Persepsi beban

kerja petugas pelaksana

MTBS

61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .160a 1 .689

Continuity Correctionb .009 1 .923

Likelihood Ratio .161 1 .688

Fisher's Exact Test .767 .463

Page 171: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

151

Linear-by-Linear Association .157 1 .692

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,66.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .058 .689

N of Valid Cases 47

6. Crosstab Variabel Ketersediaan Peralatan dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelengkapan Alat MTBS *

Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Kelengkapan Alat MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Kelengkapan Alat MTBS Tidak Lengkap Count 6 6 12

Expected Count 7.4 4.6 12.0

% within Kelengkapan Alat

MTBS 50.0% 50.0% 100.0%

Lengkap Count 23 12 35

Expected Count 21.6 13.4 35.0

% within Kelengkapan Alat

MTBS 65.7% 34.3% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Kelengkapan Alat

MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Page 172: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

152

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .934a 1 .334

Continuity Correctionb .387 1 .534

Likelihood Ratio .918 1 .338

Fisher's Exact Test .493 .265

Linear-by-Linear Association .914 1 .339

N of Valid Casesb 47

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,60.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .140 .334

N of Valid Cases 47

7. Crosstab Variabel Ketersediaan Obat dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelengkapan Obat MTBS

* Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Kelengkapan Obat MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Kelengkapan Obat

MTBS

Tidak Lengkap Count 20 6 26

Expected Count 16.0 10.0 26.0

% within Kelengkapan

Obat MTBS 76.9% 23.1% 100.0%

Lengkap Count 9 12 21

Page 173: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

153

Expected Count 13.0 8.0 21.0

% within Kelengkapan

Obat MTBS 42.9% 57.1% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Kelengkapan

Obat MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.705a 1 .017

Continuity Correctionb 4.355 1 .037

Likelihood Ratio 5.785 1 .016

Fisher's Exact Test .033 .018

Linear-by-Linear

Association 5.584 1 .018

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .329 .017

N of Valid Cases 47

8. Crosstab Variabel Pelatihan dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pelatihan MTBS *

Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Page 174: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

154

Pelatihan MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Pelatihan MTBS Belum Pernah Count 24 6 30

Expected Count 18.5 11.5 30.0

% within Pelatihan MTBS 80.0% 20.0% 100.0%

Pernah Count 5 12 17

Expected Count 10.5 6.5 17.0

% within Pelatihan MTBS 29.4% 70.6% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Pelatihan MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 11.752a 1 .001

Continuity Correctionb 9.708 1 .002

Likelihood Ratio 11.936 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.502 1 .001

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,51.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .447 .001

N of Valid Cases 47

Page 175: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

155

9. Crosstab Variabel Kepemimpinan dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepemimpinan Kepala

Puskesmas * Implementasi

MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Kepemimpinan Kepala Puskesmas * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Kepemimpinan Kepala

Puskesmas

Cukup Count 7 6 13

Expected Count 8.0 5.0 13.0

% within Kepemimpinan

Kepala Puskesmas 53.8% 46.2% 100.0%

Baik Count 22 12 34

Expected Count 21.0 13.0 34.0

% within Kepemimpinan

Kepala Puskesmas 64.7% 35.3% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Kepemimpinan

Kepala Puskesmas 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .469a 1 .493

Continuity Correctionb .122 1 .727

Likelihood Ratio .464 1 .496

Fisher's Exact Test .521 .360

Linear-by-Linear Association .459 1 .498

N of Valid Casesb 47

Page 176: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

156

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,98.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .099 .493

N of Valid Cases 47

10. Crosstab Variabel Alokasi Dana dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Ada Tidaknya Alokasi Dana

MTBS * Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Ada Tidaknya Alokasi Dana MTBS * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Ada Tidaknya Alokasi Dana

MTBS

Tidak Ada Count 27 12 39

Expected Count 24.1 14.9 39.0

% within Ada Tidaknya

Alokasi Dana MTBS 69.2% 30.8% 100.0%

Ada Count 2 6 8

Expected Count 4.9 3.1 8.0

% within Ada Tidaknya

Alokasi Dana MTBS 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Ada Tidaknya

Alokasi Dana MTBS 61.7% 38.3% 100.0%

Page 177: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

157

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.496a 1 .019

Continuity Correctionb 3.783 1 .052

Likelihood Ratio 5.415 1 .020

Fisher's Exact Test .041 .027

Linear-by-Linear Association 5.379 1 .020

N of Valid Casesb 47

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,06.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .324 .019

N of Valid Cases 47

11. Crosstab Vaariabel Supervisi dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Supervisi Dinas Kesehatan

Kabupaten * Implementasi

MTBS

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Supervisi Dinas Kesehatan

Kabupaten

Rendah Count 12 9 21

Expected Count 13.0 8.0 21.0

Page 178: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

158

% within Supervisi Dinas

Kesehatan Kabupaten 57.1% 42.9% 100.0%

Tinggi Count 17 9 26

Expected Count 16.0 10.0 26.0

% within Supervisi Dinas

Kesehatan Kabupaten 65.4% 34.6% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Supervisi Dinas

Kesehatan Kabupaten 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .334a 1 .563

Continuity Correctionb .076 1 .782

Likelihood Ratio .333 1 .564

Fisher's Exact Test .763 .391

Linear-by-Linear Association .327 1 .568

N of Valid Casesb 47

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .084 .563

N of Valid Cases 47

Page 179: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

159

12. Crosstab Variabel Evaluasi dengan Implementasi MTBS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Evaluasi Kepala Puskesmas

* Implementasi MTBS 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

Evaluasi Kepala Puskesmas * Implementasi MTBS Crosstabulation

Implementasi MTBS

Total Rendah Tinggi

Evaluasi Kepala Puskesmas Rendah Count 22 6 28

Expected Count 17.3 10.7 28.0

% within Evaluasi Kepala

Puskesmas 78.6% 21.4% 100.0%

Tinggi Count 7 12 19

Expected Count 11.7 7.3 19.0

% within Evaluasi Kepala

Puskesmas 36.8% 63.2% 100.0%

Total Count 29 18 47

Expected Count 29.0 18.0 47.0

% within Evaluasi Kepala

Puskesmas 61.7% 38.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.341a 1 .004

Continuity Correctionb 6.669 1 .010

Likelihood Ratio 8.453 1 .004

Fisher's Exact Test .006 .005

Linear-by-Linear Association 8.164 1 .004

N of Valid Casesb 47

Page 180: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

160

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,28.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .388 .004

N of Valid Cases 47

Page 181: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

161

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan salah satu responden (Puskesmas Klampok I)

Wawancara dengan salah satu responden (Puskesmas Purwonegoro I)

Page 182: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

162

Wawancara dengan salah satu responden (Puskesmas Purwonegoro II)

Wawancara dengan responden (Puskesmas Bawang I)

Page 183: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI …lib.unnes.ac.id/26244/1/6411412166.pdf · MTBS pada petugas pelaksana di Puksesmas Kabupaten Banjarnegara terdiri dari faktor ... JUDUL

163

( Peralatan untuk pelaksanaan MTBS)

(Timbangan dan pengukur tinggi badan untuk balita)